pemetaan jalur evakuasi tsunami dengan...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
-
PEMETAAN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DENGAN METODE NETWORK
ANALYSIS (STUDI KASUS: KABUPATEN LAMPUNG SELATAN)
Indrianinda Nugraha 23116117
Dr. Ir. Dudung Muhally Hakim, M.Sc., Lea Kristi Agustina, S.T., M.Eng.,
Institut Teknologi Sumatera
ABSTRAK
Bencana tsunami merupakan bencana yang bersifat destruktif dan menimbulkan banyak
kerugian terutama jika magnitude ketinggian tsunami yang terjadi cukup besar. Pada 22
Desember 2018 telah terjadi tsunami di kawasan Selat Sunda akibat erupsi Gunung Anak
Krakatau, erupsi ini memicu terjadinya longsoran material yang menimbulkan gelombang
tinggi (tsunami) yang menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung. Berdasarkan data
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan, dampak terparah terjadi
di tiga kecamatan yakni Kalianda, Sidomulyo, dan Katibung. Salah satu langkah mitigasi
yang dapat dilakukan adalah dengan cara membuat peta digital jalur evakuasi tsunami.
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan peta digital jalur evakuasi tsunami di Kabupaten
Lampung Selatan dan menentukan posisi shelter sebagai tempat evakuasi sementara di
Kabupaten Lampung Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode
network analysis. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan jalur evakuasi dari 15 titik awal
atau beresiko tinggi menuju 13 shelter tempat evakuasi sementara yang tersebar di
Kecamatan Katibung, Kecamatan Sidomulyo, dan Kecamatan Kalianda. Di Kecamatan
Katibung terdapat 5 shelter yaitu masjid An Nur Tarahan, Masjid Jami' Al Barkah Pulau
Pasir, Masjid Babussalam Rangai Tri Tunggal, Masjid Nurul Iman Tarahan, Masjid Al
Mubarokah Tarahan. Di Kecamatan Sidomulyo terdapat 2 shelter yaitu Mushola Al
Muhajirin Labuhan dan Mushola Al Hidayah Suak. Di Kecamatan Kalianda terdapat 6
shelter yaitu Masjid Al Amin, Masjid Al Jihad, Masjid Nurul Ikhlas Way Urang, SMP Negeri
1 Kalianda, Masjid Al-Falah Way Urang, dan SMA YPI Kalianda.
Kata kunci: Tsunami, Jalur Evakuasi, Shelter, Network Analysis
ABSTRACT
Tsunami disasters are destructive in nature and cause many losses, especially if the
magnitude of the tsunami heights is large enough. On December 22, 2018 there was a
tsunami in the Sunda Strait area due to the eruption of Mount Anak Krakatau, this eruption
triggered a material avalanche which caused high waves (tsunami) that hit the coastal areas
of Banten and Lampung. Based on data from the South Lampung Regional Disaster
Management Agency (BPBD), the worst impacts occurred in three sub-districts, namely
Kalianda, Sidomulyo, and Katibung. One of the mitigation steps that can be taken is by
making a digital map of tsunami evacuation routes. The purpose of this study was to produce
a digital map of the tsunami evacuation route in South Lampung Regency and determine the
position of the shelter as a temporary evacuation site in South Lampung Regency. The
method used in this research is the network analysis method. Based on the research results, it
mailto:[email protected]://id.wikipedia.org/wiki/Bantenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Lampung
-
was found that evacuation routes from 15 starting points or high risk to 13 temporary
evacuation shelters scattered in Katibung District, Sidomulyo District, and Kalianda District.
In Katibung District there are 5 shelters, namely An Nur Tarahan mosque, Jami 'Al Barkah
Pulau Pasir Mosque, Babussalam Rangai Tri Tunggal Mosque, Nurul Iman Tarahan
Mosque, Al Mubarokah Tarahan Mosque. In Sidomulyo District, there are 2 shelters, namely
the Al Muhajirin Labuhan Mosque and the Al Hidayah Suak Mosque. In Kalianda
Subdistrict, there are 6 shelters, namely Al Amin Mosque, Al Jihad Mosque, Way Urang
Nurul Ikhlas Mosque, Kalianda 1 Junior High School, Way Urang Al-Falah Mosque, and
Kalianda YPI Senior High School.
Keywords: Tsunami, Evacuation Route, Shelter, Network Analysis
PENDAHULUAN
Pada saat ini pemanfaatan teknologi
Sistem Informasi Geografis (SIG) di
Indonesia makin meningkat baik di
kalangan pemerintah, akademisi, swasta,
maupun lingkungan lainnya. Adanya
perkembangan teknologi digital yang
sangat pesat, terutama computer graphic,
yang membuat teknologi SIG makin
canggih sehingga penggunaannya makin
meluas. Teknologi SIG yang berbasis
teknologi digital ini umumnya banyak
digunakan sebagai alat bantu (tools) untuk
melakukan analisis spasial dalam upaya
memperoleh informasi untuk mendukung
berbagai pengambilan keputusan.
Seperti telah dijelaskan di atas, SIG
sebagai alat bantu untuk mendukung
dalam pengambilan dan penetapan
keputusan dapat dimanfaatkan dalam
berbagai kegiatan termasuk dalam
melakukan analisis spasial pada semua
fase siklus bencana. Secara tidak langsung
SIG sebagai suatu sistem/perangkat dapat
dimanfaatkan sebagai upaya untuk
melindungi kehidupan, kepemilikan, dan
infrastuktur yang kritis terhadap bencana.
Penerapannya dapat berupa analisis
kerentanan, kajian multi bencana alam,
rencana evakuasi dan perencanaan tempat
pengungsian, pembuatan skenario
penanganan bencana yang tepat sasaran,
melakukan kajian kerusakan akibat
bencana, dan pemodelan-pemodelan serta
berbagai simulasi lainnya.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) bencana adalah peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan
baik oleh faktor alam, non-alam maupun
faktor manusia. Ketiga kategori bencana
tersebut dapat menimbulkan korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
-
Indonesia dikenal sebagai salah satu
negara yang rawan bencana, antara lain
bencana tsunami. Bencana tsunami
merupakan bencana yang bersifat
destruktif dan menimbulkan banyak
kerugian terutama apabila magnitude
ketinggian tsunami yang terjadi cukup
besar. Pada 22 Desember 2018 telah
terjadi tsunami di kawasan Selat Sunda
akibat erupsi Gunung Anak Krakatau.
Erupsi ini memicu terjadinya longsoran
material ke kedalaman laut yang
menimbulkan gelombang tinggi (tsunami)
yang menghantam daerah pesisir Banten
dan Lampung .
Berdasarkan data dari BNPB tsunami Selat
Sunda cukup banyak memakan korban dan
kerusakan di lima kabupaten yaitu
Pandeglang, Serang, Lampung Selatan,
Pesawaran, dan Tanggamus. Dan
berdasarkan data Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Lampung
Selatan, dampak terparah terjadi di tiga
kecamatan yakni Kalianda, Sidomulyo,
dan Katibung. Berdasarkan peristiwa
tsunami yang melanda ke tiga kecamatan
tersebut kiranya perlu dipikirkan suatu
sistem mitigasi bencana tsunami sebagai
upaya/tindakan preventif untuk
meminimalkan dampak negatif bencana
tsunami seandainya terjadi lagi. Salah satu
langkah mitigasi yang dapat dilakukan
adalah dengan cara membuat peta digital
jalur evakuasi tsunami dan juga shelter
pengungsian.
Jalur evakuasi seperti yang dijelaskan di
atas diharapkan akan memudahkan
masyarakat untuk melakukan
penyelamatan dari bencana tsunami secara
tertib, tidak sporadik, di masa yang akan
datang seandainya kejadian tsunami
berulang. Masyarakat dapat dengan mudah
pergi ke tempat evakuasi (shelter)
melewati jalan yang tepat berpedoman
pada peta jalur evakuasi yang sudah
dibuat. Dengan demikian diharapkan
resiko jatuhnya korban jiwa dapat
diminimalisir.
Seperti halnya jalur evakuasi, keberadaan
atau posisi shelter juga harus didefinisikan
dan dibuat berdasarkan ketentuan yang
dikeluarkan oleh BPBD. Jalur evakuasi ini
memiliki fungsi yang sangat penting untuk
Kabupaten Lampung Selatan dengan
pertimbangan bahwa Kabupaten Lampung
Selatan menjadi salah satu daerah dengan
dampak terparah akibat tsunami Selat
Sunda pada tahun 2018.
Terkait dengan pembuatan peta jalur
evakuasi kebencanaan khususnya tsunami
beserta penentuan posisi shelter seperti
yang diuraikan di atas, pada penelitian ini
digunakan teknologi SIG yang merupakan
salah satu alat bantu (software) untuk
membuat model informasi spasial sebagai
https://id.wikipedia.org/wiki/Bantenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Lampung
-
langkah awal dalam melaksanakan
program mitigasi bencana dengan metode
Network Analysis.
a. Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG)
merupakan sistem berbasis komputer yang
digunakan untuk menyimpan dan
memanipulasi informasi geografis. SIG
dirancang untuk mengumpulkan,
menyimpan, serta menganalisis objek-
objek dan fenomena- fenomena yang
mengetengahkan lokasi geografis sebagai
karakteristik yang penting atau kritis untuk
dianalisis. Secara implementatif SIG
merupakan sistem komputer yang
memiliki empat kemampuan dalam
menangani data yang bereferensi geografis
yaitu masukan, keluaran, manajemen data
(penyimpanan dan pemanggilan data),
manipulasi data dan analisis.
Proses Overlay
Overlay adalah operasi spasial pada SIG
yang menggabungkan sejumlah layer yang
memiliki tema yang berbeda untuk
menghasilkan layer baru yang sesuai
dengan tujuan kenapa analisis spasial
dilakukan. Proses overlay menghasilkan
peta komposit dengan menggabungkan
geometri dan atribut set data masukan.
Semua perangkat lunak SIG yang berbayar
maupun yang open source menyediakan
tools untuk melakukan proses overlay baik
untuk data dengan format vektor maupun
raster.
Di dalam SIG terdapat beberapa
geoprocessing tool untuk melakukan
analisis spasial untuk setiap kasus yang
akan dipecahkan. Berikut ini beberapa
geoprocessing tool yang ada:
1. Buffer adalah proses analisis
spasial untuk membuat poligon
dengan jarak tertentu di sekitar
unsur titik, garis, atau poligon.
2. Clip adalah proses analisis spasial
menggunakan poligon satu layer
untuk memotong poligon layer
lainnya.
3. Merge adalah proses analisis
spasial di mana unsur dari berbagai
sumber input layer yang sama
digabungkan menjadi satu dan
menghasilkan output baru. Input
layer dapat berupa titik, garis, atau
poligon.
4. Dissolve adalah proses analisis
spasial di mana unsur layer baru
dibuat dengan cara
menggabungkan poligon, garis
yang berdekatan yang memiliki
atribut yang sama.
5. Intersect adalah proses analisis
spasial untuk memilih bagian
manapun dari layer yang
berpotongan dengan satu atau
-
beberapa layer lainnya. Bagian
layer yang overlap dan
berpotongan akan menjadi bagian
dari output.
6. Union adalah proses analisis
spasial di mana unsur dari dua atau
lebih layer digabungkan menjadi
satu layer komposit. Layer
gabungan mencakup data dari
semua layer input yang berarti
bahwa poligon yang overlap dan
yang tidak overlap dimasukkan ke
dalam layer baru.
7. Erase adalah proses analisis spasial
di mana kelas unsur output dibuat
dengan menyalin bagian dari unsur
input yang berada di luar batas
unsur erase.
8. Append adalah proses analisis
spasial menambahkan unsur ke
layer yang digunakan untuk
memperbarui atau mengubah data
set yang ada.
9. Spatial join adalah proses analisis
spasial yang menggabungkan data
dari satu tabel atribut layer unsur
yang lain. Spatial join dimulai
dengan memilih unsur target dan
membandingkannya dengan layer
unsur lainnya.
10. Relate/join adalah proses analisis
spasial dimana pendefinisian
hubungan antara dua tabel
berdasarkan bidang yang sama
tetapi tidak menambahkan atribut
satu ke yang lain.
b. Jalur Evakuasi
Jalur evakuasi adalah jalan atau lintasan
yang dirancang dan disepakati bersama
yang dapat dipergunakan untuk evakuasi.
Sebagai contoh, dalam sebuah proyek
konstruksi, jalur evakuasi sangatlah
penting untuk mengevakuasi para pekerja
ke tempat aman apabila di dalam proyek
tersebut terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Untuk itu, rambu-rambu jalur
evakuasi akan dipasang di seluruh area
proyek.
Analisis spasial yang terkait dengan suatu
network analysis (analisis sistem jaringan)
adalah analisis spasial mengenai
pergerakan atau perpindahan suatu sumber
daya (resources) dari suatu lokasi ke lokasi
yang lainnya. Pergerakan atau perpindahan
berproses terutama melalui unsur-unsur
geografis buatan manusia (man-made)
yang membentuk jaringan (arc/garis dan
node/titik) yang saling terhubung satu
sama lainnya (seperti sungai, jalan, pipa,
kabel, jaringan komunikasi, dan
sejenisnya).
Dalam kaitannya dengan perencanaan jalur
evakuasi tsunami, diantara beberapa tools
network analysis yang tersedia, Closest
facility analysis yang digunakan dalam
-
penelitian ini. Closest facility analysis
difungsikan untuk menentukan shelter
tempat evakuasi yang paling dekat sesuai
dengan persyaratan. Setelah menemukan
shelter terdekat, maka ekstensi ini
sekaligus juga dapat menampilkan rute
yang terbaik untuk menuju shelter
tersebut. Tools lain yang digunakan dalam
perencanaan jalur evakuasi tsunami yaitu
Service Area Analysis yang difungsikan
untuk proses analisis luas jangkauan tiap
shelter.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Data/peta batas administrasi
didapatkan dari BIG skala
1:50.000 tahun 2019.
b. Peta rawan tsunami
Kabupaten Lampung Selatan
didapatkan dari BPBD
Provinsi Lampung tahun
2019.
c. Data jaringan jalan didapatkan
dari BIG skala 1:50.000 tahun
2019.
d. Data permukiman didapatkan
dari BIG skala 1:50.000 tahun
2019.
e. Data kontur didapatkan dari
DEMNas BIG tahun 2019.
f. Data bangunan pendidikan
dan sarana ibadah didapatkan
dari BIG skala 1:50.000 tahun
2019.
2. Sistem Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan terdiri
dari perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software).
Perangkat keras yang digunakan
antara lain:
a. Laptop
Digunakan untuk proses
pengolahan data dan penulisan
laporan Tugas Akhir.
b. GPS Hanheld
Digunakan untuk penentuan
posisi dengan koordinat dalam
pelaksanaan validasi lapangan.
c. Printer
Digunakan untuk mencetak
laporan Tugas Akhir dan
keperluan lainnya terkait
keperluan Tugas Akhir.
Sedangkan perangkat lunak (software)
yang digunakan antara lain:
(a) Arcmap 10.3.1
ArcMap 10.3.1 digunakan pada
saat proses pengolahan data,
pembuatan peta, dan layouting
peta.
(b) Microsoft Office Excel 2010
-
Microsoft Excel 2010 digunakan
untuk membuat tabel dan
mengolah data.
(c) Microsoft Office Word 2010
Microsoft Word 2010 digunakan
untuk menulis serta menyusun
laporan penelitian Tugas Akhir.
Diagram Alir Pengolahan
Gambar 1. Diagram Pengolahan
Tahapan Pengolahan Data
Adapun tahap pengolahan data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pengolahan Data Rawan Tsunami
Peta rawan tsunami yang didapatkan dari
BPBD Provinsi Lampung dalam format
JPG. Untuk keperluan penelitian kemudian
dikonversi ke dalam format SHP dengan
cara melakukan digitasi peta rawan
bencana.
b. Pengolahan Data Kontur
Peta kontur yang diperlukan dibuat dari
DEMNas BIG dengan format raster
dengan cara extract by mask dengan batas
administrasi Kabupaten Lampung Selatan.
Setelah didapatkan hasil extract by mask
membuat kontur dengan pilih ArcToolbox
> 3D Analyst Tools > Raster Surface >
Contour. Kontur dibuat dengan interval 10
meter, karena untuk penentuan titik
beresiko tinggi atau titik awal ditentukan
berdasarkan ketinggian yang kurang dari
10 meter diatas permukaan laut.
c. Penentuan Titik Beresiko Tinggi
atau Titik Awal
Penentuan titik beresiko tinggi ini
dilakukan overlay dengan metode intersect
peta rawan tsunami, peta kontur dengan
interval 10 meter, jaringan jalan, dan peta
permukiman.
d. Penentuan Jalur Evakuasi Tsunami
Penentuan jalur evakuasi tsunami
dilakukan dengan metode network
analysis, Dalam hal ini tools network
analysis yang di gunakan adalah closest
facility analysis dan service area analysis.
Closest facility analysis difungsikan untuk
menentukan shelter tempat evakuasi yang
paling dekat sesuai dengan persyaratan.
-
Setelah menemukan shelter terdekat, maka
ekstensi ini sekaligus juga dapat
menampilkan rute yang terbaik untuk
menuju shelter tersebut. Service Area
Analysis yang difungsikan untuk proses
analisis luas jangkauan tiap shelter.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Rawan Tsunami
Peta rawan tsunami didapatkan dari BPBD
Kabupaten Lampung Selatan dalam format
JPG yang kemudian dikonversi menjadi
format SHP dengan mendigitasi peta
tersebut. Pada peta rawan bencana ini
terdapat tiga kelas rawan yaitu rendah,
sedang, dan tinggi.
Gambar 2. Peta Rawan Bencana
Kabupaten Lampung Selatan
b. Jaringan Jalan
Data jaringan jalan diperoleh dari BIG
dengan jenis tema jalan, jalan kolektor,
jalan lain, jalan setapak, dan jalan lokal.
Gambar 3. Peta Jaringan Jalan Kabupaten
Lampung Selatan
c. Permukiman
Data permukiman didapatkan dari BIG.
Gambar 4. Peta Permukiman Kabupaten
Lampung Selatan
d. Kontur
Kontur dibuat dari DEMNas BIG dengan
interval 10 meter, kontur dibuat dengan
interval 10 meter dengan tujuan untuk
menentukan titik beresiko tinggi atau titik
awal dari jalur evakuasi, kriteria titik
beresiko tinggi yaitu berada dibawah 10
mdpl.
-
Gambar 5. Peta Kontur Kabupaten
Lampung Selatan
e. Bangunan Sarana Ibadah dan
Pendidikan
Data bangunan darana ibadah dan
pendidikan didapatkan dari BIG, dari hasil
yang ada terdapat banyak fasilitas sarana
ibadah dan pendidikan di Lampung
Selatan.
Gambar 6. Peta Bangunan Sarana Ibadah
dan Pendidikan Kabupaten Lampung
Selatan
f. Jalur Evakuasi Tsunami
Penelitian ini menggunakan data yaitu
rawan tsunami, jaringan jalan,
permukiman, kontur, bangunan sarana
ibadah dan pendidikan. Penentuan jalur
evakuasi tsunami dilakukan dengan
metode network analysis, network analysis
merupakan metode dalam proses
penentuan jalur evakuasi menuju shelter
evakuasi yang telah ditentukan.
Kecamatan Katibung
Kecamatan Katibung terdapat 6 titik
beresiko tinggi menuju 5 shelter tempat
evakuasi sementara dapat dilihat pada
Gambar. Pada titik 1 terlihat berada di
daerah dengan tingkat kerawanan yang
tinggi dengan menggunakan metode
network analysis didapatkanlah jalur
evakuasi menuju shelter tempat evakuasi
sementara yaitu Masjid An Nur Tarahan,
dengan panjang jalur dari titik 1 menuju
shelter adalah 604,482 meter.
Gambar 7. Peta Jalur Evakuasi
Tsunami Kecamatan Katibung
Kabupaten Lampung Selatan
Kecamatan Sidomulyo
Kecamatan Sidomulyo terdapat 2 titik
beresiko tinggi menuju 2 shelter tempat
evakuasi sementara, dapat dilihat pada
-
Gambar. Pada titik 7 terlihat berada di
daerah dengan tingkat kerawanan yang
tinggi dengan menggunakan metode
network analysis didapatkanlah jalur
evakuasi menuju shelter tempat evakuasi
sementara yaitu Mushola Al Muhajirin
Labuhan, dengan panjang jalur dari titik 7
menuju shelter adalah 516,591 meter.
Gambar 8. Peta Jalur Evakuasi Tsunami
Kecamatan Sidomulyo Kabupaten
Lampung Selatan
Kecamatan Kalianda
Kecamatan Kalianda terdapat 7 titik
beresiko tinggi menuju 6 shelter tempat
evakuasi sementara, dapat dilihat pada
Gambar. Pada titik 11 terlihat berada di
daerah dengan tingkat kerawanan yang
tinggi dengan menggunakan metode
network analysis didapatkanlah jalur
evakuasi menuju shelter tempat evakuasi
sementara yaitu Masjid Al Jihad, dengan
panjang jalur dari titik 11 menuju shelter
adalah 906,675 meter.
Gambar 9. Peta Jalur Evakuasi Tsunami
Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung
Selatan
g. Validasi Lapangan
Validasi dilakukan dengan men-survey
waktu yang dibutuhkan dari titik awal
menuju shelter tempat evakuasi sementara,
dan juga melihat kondisi shelter tempat
evakuasi sementara. Dari validasi yang
telah dilakukan didapatkan 15 titik awal
menuju 13 shelter terdekat, adapun rincian
nama jalan jalur evakuasi beserta waktu
yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel.
-
Tabel 1. Validasi Lapangan
KESIMPULAN
Jalur evakuasi tsunami di Kabupaten
Lampung Selatan terdapat di 15 titik
dengan kriteria beresiko tinggi menuju ke
13 shelter tempat evakuasi sementara.
Shelter-shelter ini tersebar di Kecamatan
Katibung, Kecamatan Sidomulyo, dan
Kecamatan Kalianda. Adapun jalur
evakuasi di Kecamatan Katibung posisinya
berada di jalan lintas Sumatera, panjang
jalur evakuasi di Kecamatan Katibung
yang terjauh adalah 622,077 meter dan
yang terdekat adalah 504,855 meter. Jalur
evakuasi di Kecamatan Sidomulyo berada
di jalan Raya Suak, panjang jalur evakuasi
di Kecamatan Sidomulyo yang terjauh
adalah 543,727 meter dan yang terdekat
adalah 516,591 meter. Jalur evakuasi di
Kecamatan Kalianda berada di jalan desa
Merak Belantung, jalan Lautan Raja
Ketang, jalan Kusuma Bangsa, jalan
Makam Pahlawan Lama, dan jalan Serma
M. Tamimi Rahman, panjang jalur
evakuasi di Kecamatan Kalianda yang
terjauh adalah 906,675 meter dan yang
terdekat adalah 546, 280 meter.
Di Kecamatan Katibung terdapat 5 shelter
yaitu masjid An Nur Tarahan, Masjid Jami'
Al Barkah Pulau Pasir, Masjid Babussalam
Rangai Tri Tunggal, Masjid Nurul Iman
Tarahan, Masjid Al Mubarokah Tarahan.
Di Kecamatan Sidomulyo terdapat 2
shelter yaitu Mushola Al Muhajirin
Labuhan dan Mushola Al Hidayah Suak.
Di Kecamatan Kalianda terdapat 6 shelter
yaitu Masjid Al Amin, Masjid Al Jihad,
Masjid Nurul Ikhlas Way Urang, SMP
Negeri 1 Kalianda, Masjid Al-Falah Way
Urang, dan SMA YPI Kalianda.
DAFTAR PUSTAKA
A. S. S. M. L. S. S. Nia Rahmadhani,
"Analisis Aksesibilitas Shelter
Evakuasi Tsunami di Kota Padang
Berbasis Sistem Informasi
Geografis," 2012.
BNPB, "Definisi Bencana," [Online].
Available:
https://bnpb.go.id/definisi-bencana.
B. K. L. Selatan, Dokumen Penyusunan
Peta Jalur Evakuasi Wilayah II,
Lampung Selatan, 2018.
E. Irwansyah, Sistem Informasi Geografis:
Prinsip Dasar dan Pengembangan
Aplikasi, Yogyakarta: Digibooks,
2013.
No Jalur Evakuasi Menuju Shelter Tujuan Waktu yang dibutuhkan Kecamatan
1. Titik 1 Jalan Lintas Sumatera Masjid An Nur Tarahan 9 menit Katibung
2. Titik 2 Jalan Lintas Sumatera Masjid Jami' Al Barkah Pulau Pasir 10 menit Katibung
3. Titik 3 Jalan Lintas Sumatera Masjid Babussalam Rangai Tri Tunggal 8 menit Katibung
4. Titik 4 Jalan Lintas Sumatera Masjid Nurul Iman Tarahan 7 menit Katibung
5. Titik 5 Jalan Lintas Sumatera Masjid Nurul Iman Tarahan 7 menit Katibung
6. Titik 6 Jalan Lintas Sumatera Masjid Al Mubarokah Tarahan 9 menit Katibung
7. Titik 7 Jalan Raya Suak Mushola Al Muhajirin Labuhan 8 menit Sidomulyo
8. Titik 8 Jalan Raya Suak Mushola Al Hidayah Suak 8 menit Sidomulyo
9. Titik 9 Jalan Desa Merak Belantung Masjid Al Amin 12 menit Kalianda
10. Titik 10 Jalan Desa Merak Belantung Masjid Al Amin 10 menit Kalianda
11. Titik 11 Jalan Desa Merak Belantung Masjid Al Jihad 13 menit Kalianda
12. Titik 12 Jalan Lautan Raja Ketang Masjid Nurul Ikhlas Way Urang 7 menit Kalianda
13. Titik 13 Jalan Kusuma Bangsa SMP Negeri 1 Kalianda 7 menit Kalianda
14. Titik 14 Jalan Makam Pahlawan Lama Masjid Al-Falah Way Urang 9 menit Kalianda
15. Titik 15 Jalan Serma M. Tamimi Rahman SMA YPI Kalianda 7 menit Kalianda
-
P. Setiawan, "Sistem Informasi
Geografis," 12 12 2020. [Online].
Available:https://www.gurupendidi
kan.co.id/pengertian-sistem-
informasi-geografis/.
Guntara, "Pengertian Overlay Dalam
Sistem Informasi Geografi,"
[Online]. Available:
https://www.guntara.com/2013/01/
pengertian-overlay-dalam-
sistem.html.
G. Geography, "The Power of Spatial
Analysis: Patterns in Geography,"
03 01 2021. [Online]. Available:
https://gisgeography.com/spatial-
analysis/.
S. Nanin Trianawati Sugito, Tsunami,
Bandung: Pendidikan Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia,
2008.
B. P. K. Badung, "Segala hal tentang
tsunami," [Online]. Available:
https://badungkab.go.id/.
"Kerawanan, Resiko, dan Penanggulangan
Bencana Alam di Wilayah,"
[Online]. Available:
https://openjicareport.jica.go.jp/pdf
/11928884_02.pdf.
BNPB, Modul Penyusunan Kajian Resiko
Bencana Tsunami, 2018.
R. J. Safety, "Pengertian dan Penerapan
Jalur Evakuasi," [Online].
Available:
https://rianjayasafety.com/.
B. S. Nasional, SNI Rambu Evakuasi
Tsunami, Jakarta, 2011.
UMS, "Pendahuluan," [Online]. Available:
http://eprints.ums.ac.id/30691/2/B
AB_I.pdf.
K. S. R. Indonesia, Panduan Shelter Untuk
Kemanusiaan, 2018.
B. P. S. K. L. Selatan, Kabupaten
Lampung Selatan Dalam Angka
2019, Lampung Selatan, 2019.
D. C. Karya, "Review Rencana
Pembangunan Infrastruktur Jangka
Menengah Kabupaten Lampung
Selatan," [Online]. Available:
http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sip
pa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm
/DOCRPIJM_1504161077Bab_2_
Profil_Kabupaten_Lampung_Selat
an.pdf.
B. NTB, Tutorial Arcgis10 Tingkat Dasar.
D. K. F. A. Gaudensia, "Pemetaan Jalur
Evakuasi Tsunami dengan Metode
Network Analisis (Studi Kasus :
Kota Maumere)," Teknik Geodesi,
Fakultas Teknik sipil dan
Perencanaan, Institut Teknologi
Nasional Malang, 2017.
H. Lukito, "Pembangunan Database
Jaringan Jalan Berbasis Geospasial
di Kabupaten Bengkalis," Prodi
Teknik Lingkungan UPN "Veteran"
Yogyakarta, 2012.
https://badungkab.go.id/