kajian naskah babad bedhahing mangir -...

200
BABAD BEDHAHING MANGIR KAJIAN NASKAH

Upload: phamtuyen

Post on 30-Apr-2019

439 views

Category:

Documents


41 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

BABAD BEDHAHING MANGIR

KAJIAN NASKAH

Page 2: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

KAJIAN NASKAH

BABAD BEDHAHING MANGIR

Penanggung Jawab:

Much. Guntari, S.H.

Tim Pengkaji:

Djoko Dwiyanto

Bugiswanto

H. Pardiyono

Program Kegiatan Pengkajian Koleksi

MUSEUM NEGERI SONOBUDOYO

DINAS KEBUDAYAAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2013

Page 3: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

Sesuai dengan Program Kerja dan Kegiatan yang telah disusun oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Sonobudoyo, maka pada tahun anggaran 2013 ini Pengkajian Benda Koleksi Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta diarahkan pada koleksi filologika, khususnya Babad Bedhahing Mangir dan Serat Kawruh Kalang. Naskah Babad Bedhahing Mangir dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan dan memfasilitasi bagi pengguna sumber belajar di Museum Negeri Sonobudoyo, baik pelajar-mahasiswa maupun peneliti pada umumnya tentang tokoh sejarah yang pernah ikut mengisi panggung sejarah di wilayah Yogyakarta. Sumber sejarah berbasis naskah Babad sangat perlu dilakukan, karena selain dapat memberikan tambahan wawasan dan warna pembahasan terhadap topik atau pokok bahasan suatu peristiwa sejarah, juga karena semakin langkanya pengkaji naskah-naskah babad sejarah. Oleh karena itu, pengkajian Babad Mangir ini selain bernilai akademik,

Pengantar

Babad Bedhahing Mangir | 3

Page 4: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

khususnya bidang kajian filologi, juga diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat pemerhati dan berfungsi sebagai informasi serta publikasi kekayaan budaya yang dimiliki oleh Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sementara itu, Serat Kawruh Kalang yang dikaji oleh Tim lain, diharapkan dapat dijadikan referensi dan bahan pertimbangan dalam upaya pelestarian tinggalan arsitektur tradisional melalui pengetahuan tentang arsitektur tradisional. Secara praktis hasil kajian Serat Kawruh Kalang ini dapat mendukung rencana penerbitan Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Pola Arsitektur Bangunan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan demikian, hasil kajian kedua naskah ini memilki manfaat pengembangan ilmu dan sekaligus fungsi praktis. Sesuai pula dengan program kegiatan, pada saat yang bersamaan, Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta juga sedang mempersiapkan sebuah produksi film semi dokumenter tentang Tokoh Ki Ageng Mangir Wanabaya, sehingga hasil kajian Babad Bedhahing Mangir diharapkan juga dapat menambah referensi dalam penulisan naskah cerita film yang akan diproduksi. Selama ini, kisah tentang tokoh Ki Ageng Mangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008), sehingga narasinya perlu pengayaan dari sumber lain, yaitu Babad Bedhahing Mangir koleksi Museum Sonobudoyo.

Setelah dilakukan pengkajian terhadap Babad Bedhahing Mangir, ternyata terdapat kisah tentang Ki Ageng Mangir Wanabaya yang berguru kepada Seh Malaya. Oleh karena itu, pada masa yang akan datang perlu dilakukan kegiatan pengkajian terhadap kisah berbagai naskah karya sastra yang berisi tentang kisah Seh Malaya ini.

Yogyakarta, 30 Agustus 2013

Tim Pegkaji

4 | Museum Sonobudoyo

Page 5: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

PENGANTAR .................................................................................. 3

BAB I

DESKRIPSI NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR 9

BAB II

PENGKAJIAN ISI BABAD BEDHAHING MANGIR .................. 13

A. Rangkuman Isi Naskah Babad Bedhahing Mangir

B. Latar Belakang Penulisan Naskah Babad Bedhahing Mangir

C. Penokohan Ki Ageng Mangir Wanabaya

D. Nilai-nilai Budaya yang terkandung dalam Babad Bedhahing

Mangir

BAB III

KESIMPULAN ................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN:

1. Transliterasi Babad Bedhahing Mangir

2. Foto Naskah Babad Bedhahing Mangir

..........

...................................................................... 35

........................ 37

........................ 107

Daftar Isi

Babad Bedhahing Mangir | 5

Page 6: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 7: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

1. Judul Naskah : Babad Bedhahing Mangir

2. Tempat Penyimpanan : Ruang Koleksi Naskah

3. Judul : Babad Bedhahing Mangir

4. Penulisan judul Teks : Babad Mataram

5. Nama Penulis : -6. Tarikh penulisan : -7. Tempat penulisan : -

8. Pemrakarsa Penulisan : -9. Tarikh Penyalinan :

Awal Abad 2010. Tempat Penyalinan :

Surakarta11. Nama penyalin : -

12. Pemrakarsa Penyalin : Paku Buwana IX

13. Tujuan penyalinan : Untuk menunjukkan peristiwa yang terjadi

BAB I

Deskripsi Naskah Serat Babad

Bedhahing Mangir

Babad Bedhahing Mangir | 7

Page 8: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

pada waktu yang telah berlalu14. Keadaan Naskah :

Cukup baik tetapi banyak kertas yang terkena asam dan halaman yang sudah rapuh

15. Penjilidan : Kendor

16. Kertas : Folio bergaris

17. Warna kertas : Kecoklatan

18. Jenis Bahan Sampul Naskah Teks Serat Babad Mangir: Kertas Karton

19. Jumlah Baris Setiap Halaman : 17 baris

20. Tebal Naskah : 1 cm

21. Ukuran sampul naskah : 21 x 34

22. Ukuran halaman : 21 x 33,5

23. Ukuran Teks : 13,5 x 23,5

24. Isi Naskah : Peristiwa tertumpasnya Ki Wanabaya oleh

Panembahan Senapati25. Jenis Naskah :

Sejarah26. Bentuk teks :

Puisi / Tembang Macapat27. Jenis Huruf :

Bata sarimbag28. Jumlah pupuh :

11 Pupuh1. Pupuh Dandhanggula

2. Pupuh Pocung3. Pupuh Sinom

8 | Museum Sonobudoyo

Page 9: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

4. Pupuh Kinanthi5. Pupuh Pangkur

6. Pupuh Maskumambang7. Pupuh Gambuh

8. Pupuh Mijil9. Pupuh Gambuh

10. Pupuh Asmaradana11. Pupuh Darma

29. Penomoran Halaman : Asli memakai angka Arab

30. Karakteristik Huruf Teks: Banyak tulisan yang tembus

31. Warna Tinta : Hitam

32. Bahasa Teks Serat Babad Mangir : Bahasa Jawa dan sering diselipkan kata-kata Jawa Kuna dan Arab.

Pembagian Halaman Serat Babad Mangir: Halaman ganjil di sebelah kiri dan halaman genap di sebelah kanan.

33. Tulisan : Tintanya banyak asam sehingga tulisan tembus

34. Letak Teks : Lembar sisi kanan untuk halaman genap

dan sisi kiri untuk halaman ganjil 35. Jumlah Halaman Teks Babad Mangir :

Halaman yang ditulisi: ii , 1 – 9836. Tanda Air/Cap Kertas : -

37. Wedana renggan (Hiasan gambar): - 38. Teks Babad Mangir Koleksi Sonobudoyo:

terdapat dua teks Babad Mangir1. Babad Bedhahing Mangir kode Koleksi MSB S 55 / PBA 16

2. Cerita Babad Mangir kode koleksi: MSB. F 18 / PBB 17

Isi Cerita Babad Mangir: Berawal dari keturunan Brawijaya IV

berakhir terjadinya pusaka Tombak Baru Kuping

Babad Bedhahing Mangir | 9

Page 10: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 11: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

A. Rangkuman Isi Naskah Babad Bedhahing MangirDengan pupuh Dhandhanggula kisah Kyai Ageng Mangir

dimulai. Di dalam pupuh ini diceritakan kisah pada jaman Mataram.

Sudah menjadi kenyataan bahwa pada zaman dahulu, yaitu zaman Mataran, ada seorang pemuda ksatria, bernama Kyai Ageng Wanabaya, tinggal di Desa Mangir, yang masih termasuk wilayah daerah Mataram. Kyai Ageng Wanabaya mempunyai senjata tombak bernama Kyai Barukuping yang mempunyai kekuatan luar biasa. Senjata yang ampuh ini menyebabkan Kyai Ageng Wanabaya merasa tidak perlu memberi penghormatan kepada Panembahan Senapati, raja di Mataram.

Sudah banyak sahabat kanan-kirinya mengingatkan kepada Kyai Ageng Wanabaya agar memberikan penghormatan kepada Panembahan Senopati di Mataram, supaya masyarakat di Mangir dapat hidup tenteram dan damai. Daerah kanan-kiri

BAB II

Pengkajian Isi

Babad Bedhahing Mangir

Babad Bedhahing Mangir | 11

Page 12: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

Desa Mangir telah tunduk kepada Mataram dan apalagi Mangir lebih kecil daerahnya dibanding Mataram.

Kyai Ageng Wanabaya berpendapat bahwa daerah Mangir bukan milik kerajaan Mataram tetapi milik Tuhan dan ini tanah leluhur dari orang tua kami. Kyai Ageng Wanabaya tidak mau tunduk kepada sesama manusia, sehingga sahabat-sahabatnya heran kenapa tidak memikirkan kesejahteraan masyarakatnya.

Sudah tiba waktunya, Kyai Ageng Wanabaya meninggalkan keduniawian pindah kedunia kapanditan. Kekuasaannya diserahkan kepada anaknya yang kemudian bernama Kyai Ageng Wanabaya, seperti nama orang tuanya. Tabiat anaknya juga seperti orang tuanya bahkan melebihi, menuruti kehendaknya sendiri, sombong, angkuh bahkan berani menentang Mataram.

Pada waktu itu Panembahan Senapati berkuasa di kerajaan Mataram, resah memikirkan Kyai Ageng Wanabaya yang tidak patuh dan mempunyai tombak Barukuping yang sangat sakti. Di dalam suatu rapat paripurna Adipati Mandaraka memberikan masukan agar Kyai Ageng Wanabaya tidak diserbu tetapi melalui pendekatan diplomasi dengan dibujuk saja.

Di dalam tembang Pocung Panembahan Senopati menerima masukan dari Adipati Mandaraka. Dari hasil musyawarah akhirnya diputuskan agar R.Ay. Pambayun yang diberi tugas untuk melaksanakan siasat yang telah diatur oleh para pembesar di Mataram. Siasat yang akan dijalankan dengan cara mengamen wayang di daerah Mangir. R.Ay. Pambayun dan teman-teman disuruh menggunakan nama samaran.

R.Ay. Pambayun patuh kepada perintah orang tuanya. Sebelum berangkat menuju Mangir, Panembahan Senopati berpesan, agar nanti setelah bertemu dengan Kyai Ageng Wanabaya :

1. Jangan selalu menuruti kehendaknya Kyai Ageng Wanabaya.

12 | Museum Sonobudoyo

Page 13: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

2. Bujuklah Kyai Ageng Wanabaya agar bersedia menghadap Panembahan Senopati.

3. Setelah bersedia menuruti permintaanmu, layanilah Kyai Ageng Wanabaya sebaik-baiknya.

4. Kemudian carilah tombak Barukuping sampai ketemu dan usapkaplah dengan pakaian dalammu sampai tiga kali.

Setelah pesan-pesan itu disampaikan, Panembahan Senopati kemudian menceritakan asal-usul tombak Barukuping.

Secara ringkas cerita itu adalah sebagai berikut. Pada suatu waktu ada seorang gadis/endang hamil atas perbuatan seorang pendeta/guru. Setelah lahir berupa ular. Setelah besar ular menanyakan siapa ayahnya. Dijawab oleh Endang bahwa ayahnya bertapa di puncak gunung. Ular pergi ke puncak gunung, dan bertemu dengan sang Pendeta. Sang Pendeta tidak mengakui kalau itu anaknya. Dia mau menerima jika naga dapat melingkari puncak Gunung.

Di dalam tembang Kinanthi, diceritakan bahwa kurang selangkah lagi dapat bertemu antara kepala dengan ekor. Agar kepala dengan ekor dapat bertemu, maka lidah naga disuruh menjulurkan. Setelah menjulur lidah naga dipotong oleh Sang Pandita. Lidah naga oleh Sang Pandita ditaruh di atas pohon, lalu menjadi mata tombak dan tangkainya. Jadilah tombak Barukuping dan seketika itu Sang Pendeta menghilang.

Selanjutnya R.Ay. Pambayun dan rombongan berangkat mengamen. Panembahan Senopati mengumumkan bahwa putri Pambayun pergi meninggalkan kerajaan. Siapa yang dapat menemukan akan dijadikan menantu dan diangkat menjadi Adipati jika laki-laki.

Di dalam tembang Pangkur, R.Ay. Pambayun dan rombongan meninggalkan kerajaan sampailah di Gunung Sewu. Di gunung ini masyarakat baru menyelenggarakan bersih desa, sehingga banyak yang mananggap wayang. Dari mulut ke mulut terdengarlah oleh Kyai Ageng Wanabaya bahwa pertunjukan wayang orang yang mengamen bagus dan sindennya cantik.

Babad Bedhahing Mangir | 13

Page 14: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

Kyai Ageng Wanabaya menginginkan menanggap wayang. Melihat permainan yang bagus dan sinden yang cantik, Kyai Ageng Wanabaya akhirnya jatuh cinta kepada sang sinden.

Setelah itu bertemulah Kyai Ageng Wanabaya dengan R.Ay. Pambayun. Dalam kesempatan ini digunakan oleh R.Ay. Pambayun untuk mencari tombak Barukuping (Baruklinting). Setelah tombak diketemukan, maka pesan Panembahan Senopati dilaksanakan. Beberapa lama kemudian Pambayun berterus terang kepada Kyai Ageng Wanabaya bahwa sebetulnya ia adalah anak Raja di Mataram.

Di dalam Pupuh Mijil, dikisahkan bahwa Kyai Ageng Wanabaya merasa terjebak, tetapi R.Ay. Pambayun dapat menghibur dengan berkata semua dosa Kyai Ageng Wanabaya saya yang menanggung. Dahulu pernah diumumkan bahwa putri raja Mataram pergi. Siapa yang dapat menemukan akan dijadikan menantu dan diangkat menjadi putra Adipati. Raja Mataram akan senang, karena:

1. Mempunyai anak menantu yang terkenal di Jawa2. Anak menantu keturunan pendeta terkenal3. Prajurit yang gagah perkasa4. Mempunyai sejata yang hebat.Setelah mendengar perkataan R.Ay. Pambayun, Kyai

Ageng Wanabaya ingin menepati janji ketika jatuh cinta kepada R.Ay. Pambayun, yaitu ingin menghadap raja Mataram. Pambayun semakin leluasa berada di Mangir dan lama-kelamaan dapat menemukan tempat penyimpanan tombak Barukuping. Pada kesempatan ini dipergunakan untuk mengusap senjata tombak Barukuping tiga kali, dengan pakaian dalamnya.

Selanjutnya di dalam Pupuh Gambuh diceritakan bahwa dhalang dan niyaganya ternyata juga berpura-pura. Ki Dhalang aslinya berasal dari Kediri. Pergi dari Kediri karena terjadi peperangan. Dhalang bertemu dengan Pambayun di hutan dan baru mengetahui jika Pambayun anak raja Mataram setelah bertemu dengan Kyai Ageng Wanabaya.

14 | Museum Sonobudoyo

Page 15: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

Di dalam Pupuh Asmaradana diceritakan bahwa Kyai Ageng Wanabaya yang sudah beristri R.Ay. Pambayun ingin berangkat ke Mataram menghadap dan mengantar istrinya. Dhalang dan segenap niyaga ikut mengiringinya. Setelah mengetahui hal ini, niyaga Sandimurcita memberitahu Adipati Martalaya bahwa Kyai Ageng Wanabaya sudah dapat dibujuk dan ingin menghadap Panembahan Senopati, maka semua prajurit disiapkan. Kyai Ageng Wanabaya berangkat ke Mataram bersama 20 prajurit yang membawa tombak Barukuping.

Di kerajaan Mataram semua hal telah dipersiapkan. Sandiguna menghadap sang raja dan melaporkan Kyai Ageng Wanabaya ingin menghadap Kanjeng Panembahan Senopati. Kyai Ageng Wanabaya menyampaikan salam taklim, Pambayun sudah menjadi istri Kyai Ageng Wanabaya, dan Kanjeng Panembahan Senopati mengijinkan Kyai Ageng Wanabaya menghantarkan putrinya dan menyerahkan hasil bumi Mangir.

Selanjutnya Kanjeng Panembahan Senopati menerima semuanya dan merasa senang dapat mempunyai menantu yang gagah perkasa. Suasana ini lah yang ditunggu-tunggu dan semua peristiwa yang lalu telah dimaafkan.

Kemudian Adipati Mandaraka dan prajurit lainnya disuruh menjemput di Bantul.

Di dalam Pupuh Durma diceritakan ketika Kyai Ageng Wanabaya sampai di Bantul disambut suka cita. Tumenggung Wiraguna memberitahukan bahwa setelah sampai di Mataram Kyai Ageng Wanabaya akan disambut layaknya pengantin. Dengan demikian Kyai Ageng Wanabaya akan lama tinggal di Mataram. Oleh karena itu, prajurit Mangir tidak ikut ke Mataram, sebaiknya kembali ke Mangir. Sampai di Mataram Kyai Ageng Wanabaya dan Pambayun digandeng masuk ke kraton, dikawal oleh P. Mangkubumi dan P. Singasari. Kyai Ageng Wanabaya dan istri disambut dengan suatu pesta yang sangat meriah. Setelah beberapa saat P. Mangkubumi mengumumkan bahwa Kyai Ageng Wanabaya diangkat menjadi Adipati membawahi daerah Kedu dan Begelen. Adipati Wanabaya dinobatkan

Babad Bedhahing Mangir | 15

Page 16: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

dengan sebuah pesta pora yang meriah.Seperti biasanya, Kanjeng Panembahan Senopati dihadap

para pembesar dan prajurit. Kali ini Kanjeng Panembahan Senopati meletakkan tombak Kyai Pleret di atas batu tempat duduk dan di bawah pahanya. Ketika itu, Adipati Wanabaya menghadap dan ingin mencium lutut Kanjeng Panembahan Senopati. Bersamaan itu lah nafsu amarah Kanjeng Panembahan Senopati kemudian tumbuh. Tombak Kyai Pleret yang berada di bawah paha kemudian dihujamkan ke dada Kyai Ageng Wanabaya. Selanjutnya Kyai Ageng Wanabaya ingin menubruk Kanjeng Panembahan Senopati, tetapi dapat dihindari dan akhirnya jatuh terkena batu dan kemudian kepalanya diinjak oleh Kanjeng Panembahan Senopati dan Kyai Ageng Wanabaya tewas seketika. Setelah itu bumi Mangir dibagi menjadi tujuh bagian dan dibagikan kepada prajurit-prajurit yang telah berjasa membinasakan Kyai Ageng Wanabaya. (Koleksi Museum Sonobudoyo: MSB S 55 / PBA 16).

B. Latar Belakang Penulisan Naskah Babad Bedhahing MangirMuseum Negeri Sonobudoyo menyimpan beratus-ratus

koleksi naskah tulisan tangan, berbahasa Jawa, Jawa Kuna, Bali, dan Bahasa Sunda. Secara ringkas informasi tentang koleksi naskah Museum Sonobudoyo adalah sebagai berikut.

1. Koleksi naskah dengan kode PB, yaitu naskah yang dahulu dimiliki oleh Panti Budoyo, yaitu sebuah yayasan yang didirikan pada tahun 1930 untuk membantu dalam pelestarian tradisi kesusastraan Jawa dengan jalan membeli naskah dari berbagai tempat di pulau Jawa dan Madura.

2. Koleksi naskah dengan kode SK, yaitu koleksi naskah yang dahulu pernah digunakan sebagai sumber-sumber penelitian dan dikumpulkan oleh Java Instituut.

3. Koleksi naskah dengan kode SB, yaitu naskah koleksi Museum Sonobudoyo yang dikumpulkan oleh museum sendiri, baik sebelum negara Republik Indonesia

16 | Museum Sonobudoyo

Page 17: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

merdeka maupun setelah merdeka.4. Naskah-naskah lontar koleksi Java Instituut. Koleksi ini

kebanyakan berasal dari pulau Bali, Jawa timur bagian utara, dan Jawa timur bagian timur, dengan bahasa Jawa kuna, Bali, dan Jawa.

Di antara sekian banyak naskah yang dimiliki oleh Museum Sonobudoyo, terdapat naskah Babad Bedhahing Mangir sebanyak dua eksemplar, yang pertama dengan huruf Jawa dan berbahasa Jawa, berbentuk tembang macapat dengan kode MSB S. 55. Naskah ini kondisinya sudah rapuh dan sangat riskan (mengandung banyak risiko) jika dilakukan pembacaan, karena huruf-hurufnya mulai rontok dimakan usia. Naskah Babad Bedhahing Mangir ini pernah ditransliterasi oleh Yacobus Mulyadi pada tahun 1982, tetapi transliterasi ini dianggap kurang tepat/akurat karena banyak terjadi penulisan dan pemenggalan kata yang tidak taat asas dan kurang tepat, sehingga sering terjadi lakuna atau peloncatan penulisan. Naskah Babad Bedhahing Mangir yang kedua dengan kode MSB F. 18 / PBB 17 diberi judul naskah Sorosilah Empu. Naskah ini terdiri atas beberapa judul, salah satunya adalah Babad Bedhahing Mangir.

Di dalam Kajian ini dipilih Naskah Babad Bedhahing Mangir dengan kode MSB S. 55 dengan maksud agar dapat mewujudkan pelestarian naskah, sekaligus pendokumentasian isi dan makna yang terkandung dalam naskah itu. Pada gilirannya, sesuai dengan program kegiatan Museum Negeri Sonobudoyo, seluruh naskah yang tersimpan di dalam koleksi museum ini dapat menjadi sumber belajar bagi para pemerhati di bidang kebudayaan, khususnya khasanah sastra Jawa.

C. Penokohan Ki Ageng Mangir WanabayaDi antara mitos yang berkembang di kalangan

masyarakat Jawa di wilayah budaya Jawa terkait dengan tokoh-

Babad Bedhahing Mangir | 17

Page 18: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

tokoh yang berperan dalam panggung sejarah Kerajaan Mataram, maka tokoh Ki Ageng Mangir dikesankan sebagai tokoh yang antagonis. Tokoh ini hidup sezaman dengan Panembahan Senapati, pendiri Kerajaan Mataram (1470–1601M). Di dalam mitos itu dikisahkan bahwa Ki Ageng Mangir, nama yang lebih populer daripada Ki Ageng Wanabaya dari Mangir, adalah tokoh “pambalela” terhadap kekuasaan Kerajaan Mataram, yang sekaligus menjalin percintaan dengan putri kerajaan yang bernama Putri Pembayun (putri sulung raja). Oleh karena itu, kemudian diciptakan siasat penaklukan / penangkapan terhadap Ki Ageng Mangir dengan menggunakan umpan Putri Pembayun. Pada akhirnya, setelah wafat Ki Ageng Mangir juga dimakamkan di kompleks makam raja-raja Mataram, tetapi dalam posisi separuh badan (bagian dada dan kepala) berada di kawasan makam dan separuh badan lainnya di luar pagar makam.

Namun demikian, secara kronologis sebenarnya tokoh Ki Ageng Mangir Wanabaya dapat dibagi dalam tiga fase atau periode, yaitu periode pertama pasca Kerajaan Majapahit atau bersamaan dengan berdirinya Kerajaan Demak Bintara (sekitar 1478 M). Periode Kedua saat babad alas Mangir dan menjadi cikal bakal Dusun Mangir, dan periode ketiga saat mempertahankan 'kemerdekaan' Perdikan Mangir hingga harus berhadapan dengan penguasa Mataram, yaitu Panembahan Senapati.

1. Periode awal Ki Ageng Mangir WanabayaKisah ini dimulai dengan petualangan Ki Ageng

Megatsari yang memulai perjalanan dari wilayah Dander Gunungkidul, setelah kedua orangtuanya meninggal dunia. Ia mendapat wangsit agar pergi menuju Mangir, suatu wilayah yang terletak di pinggir Sungai Progo. Secara genealogis sebenarnya ia masih keturunan Raja Brawijaya V dari Majapahit. Bumi Mataram dituju sebagai tempat 'lelana' salah satu keturunan raja Majapahit pada saat yang bersamaan ketika Raden Patah mendirikan Kerajaan Bintara Demak. Menurut

18 | Museum Sonobudoyo

Page 19: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

Babad Tanah Jawi, pasca keruntuhan Kerajaan Majapahit, Sunan Kalijaga telah menjadi guru dari para tokoh yang mendukung berdirinya Kerajaan Demak Bintoro, di antaranya Ki Ageng Sela, Ki Ageng Ngenis, dan anak cucunya Ki Ageng Penjawi, Ki Ageng Pemanahan, dan Mas Karebet yang berasal dari Tingkir yang kelak dikenal dengan Sultan Hadiwijaya. Demikian pula di wiayah selatan Pulau Jawa juga ada tokoh bernama Ki Ageng Mangir Wanabaya yang berguru kepada Sunan Kalijaga dan memperoleh pusaka Kiai Baru Kuping.

Selanjutnya dikisahkan, ketika konflik para tokoh Islam dengan para pembesar Kerajaan Majapahit, Sunan Kalijaga telah mengambil kebijakan untuk melerainya. Di antaranya Pageran Sendang Sedayu diungsikan ke arah selatan bernama bumi Mataram (dekat Mangir), Adipati Terung dipersilakan menyeberang ke Demak Bintoro dengan pengatar surat dari Sunan Kudus, dan Prabu Brawijaya V diungsikan secara diam-diam ke tempat yang dirahasiakan (Raharjo, 2002: halaman 30). Sebelum diungsikan Prabu Brawijaya memang telah menerima 'wangsit' yang mengisyaratkan bahwa sudah sampai waktunya, sesuai janjinya, ia akan segera digantikan oleh putranya sendiri yang bernama Dipati Nataraja (Raden Patah) yang didukung oleh para Wali. Oleh karena itu, ketika ia meninggalkan Kerajaan Majapahit hanya meninggalkan Permaisuri Dyah Ratu Andarawati yang telah memeluk agama Islam.

Beberapa saat setelah Prabu Brawijaya V meninggalkan kerajaan, Adipati Natapraja mengunjungi kerajaan Majapahit untuk menghadap ayahandanya, terutama untuk menyelesaikan kesalahpahaman dengan saudaranya (Adipati Terung). Tetapi, ternyata kedatangannya disambut sukacita dan bahkan diikuti dengan 'boyongan kedaton' dari Majapahit ke Demak Bintoro. Dalam boyongan itu tidak hanya barang-barang berharga dan bahan banguan untuk melengkapi bangunan Masjid Demak, tetapi juga Permaisuri Dyah Ayu Andarawati ikut serta ke Demak Bintoro dan akhirnya diperistri oleh Sunan Kudus hingga wafatnya.

Babad Bedhahing Mangir | 19

Page 20: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

Beberapa saat setelah berdirinya Kerajaan Islam Demak Bintoro, maka para Wali kemudian mulai dengan menyebar ilmu pengetahuan agama atau “mbabar pangawikan”. Di antara para pengikut para Wali ini adalah tokoh-tokoh atau pemuka wilayah yang pernah hidup pada masa Kerajaan Majapahit. Para tokoh pada masa Kerajaan Majapahit disebut dengan Akuwu, sehingga mereka berdomisili di Pakuwon. Gelar atau sebutan yang mereka sandang adalah Ki Ageng. Ketika para Wali menyebarkan ilmu agama Islam, maka para Ki Ageng ini juga ikut bangkit sebagai agen-agen penyebaran agama Islam dengan cara mengembara. Para Ki Ageng ini ketika mengembara akhirnya menempati daerah-daerah yang subur dan pernah menjadi pemukiman masyarakat masa Kerajaan Mataram Kuna. Di antara Ki Ageng yang membuka kembali wilayah bagian barat Bengawan Solo adalah Ki Ageng Pemanahan yang mendukung penuh pendirian Kerajaan Mataram Islam oleh Panembahan Senopati. Selain itu juga ada nama Ki Ageng Mangir yang menempati wilayah lain di tepi Sungai Progo dan berdekatan dengan Samudra Indonesia. Ki Ageng Mangir yang bernama asli Pangeran Megatsari (putra Prabu Brawijaya V) inilah yang kemudian dikenal sebagai cikal bakal Dusun Mangir.

2. Babad Alas dan Cikal Bakal Dusun MangirKisah tumbuh dan berdirinya Dusun Mangir dimulai

dengan pelarian dua orang penting dari Majapahit, yaitu Sendang Sedayu dan Adipati Terung. Ketika itu dalam perjalanan mengembara mereka diberi bantuan oleh Ki Angeng Mangir Megatsari. Perjalanan Sendang Sedayu ke Bumi Mataram kemudian disusul oleh Adipati Terung, setelah menyesali perbuatannya. Begitu mendalam penyesalannya sehingga dia sempat mengganti nama dengan Panembahan Bodo, karena menganggap perbuatannya yang bodoh itu. Tokoh ini kemudian mendirikan Masjid dan Pesantren di Desa Pawijenan (sekarang bernama Pijenan, Wijirejo, Pandak, Bantul). Identifikasi tinggalan Panembahan Bodo ini berupa kompleks makam Sewu dan

20 | Museum Sonobudoyo

Page 21: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

Masjid Kauman yang terletak di Desa Wijirejo. Di antara tokoh yang dimakamkan di kompleks ini adalah Raden Trenggono putra Adipati Terung.

Di antara ratusan putra dan putri Prabu Brawijaya V, terdapat dua nama yang terkait dengan wilayah Mangir. Putra nomor 43 menurut Babad Tanah Jawi bernama Raden Jaka Balud tidak lain adalah Ki Ageng Megatsari yang kelak bernama Ki Ageng Mangir I yang menempuh perjalanan ke Bumi Mataram dan menjadi salah satu murid Sunan Kalijaga. Nama lain adalah putra nomor 26 bernama Raden Bondansurati yang memiliki putra bernama Raden Jaka Umbul atau Raden Jaka Wanabaya. Tokoh ini dalam perjalanan waktu diambil menantu oleh Ki Ageng Mangir I (Ki Ageng Megatsari) dan meneruskan pembangunan Desa Mangir dengan nama Ki Ageng Mangir II (Ki Ageng Mangir Wanabaya). Tokoh ini lah yang kemudian mengembangkan Desa Mangir yang telah dirintis oleh cikal-bakalnya.

Daerah Mangir meskipun berdiri hampir bersamaan dengan Kerajaan Islam Bintoro Demak, karena para tokohnya sama-sama pelarian dari Kerajaan Majapahit, tetapi hampir tidak pernah menjalin komunikasi dengan pusat kerajaan itu hingga zaman Kerajaan Pajang di pedalaman. Oleh karena itu, penguasa Desa Mangir dan segenap penduduknya seolah-olah benar-benar menikmati suasana kenyamanan dan ketenteraman sebagai daerah yang merdeka/otonom. Ki Ageng Mangir berbeda dengan para Ki Ageng yang hidup di sekitar pusat kekuasaan dan terlibat dalam lingkaran kekuasaan. Bahkan para Ki Ageng ini ada yang berhasil menurunkan penguasa-penguasa besar karena berhasil menghimpun wilayah yang lebih luas, sumber perekonomian yang lebih banyak, dan membangun pusat-pusat pemerintahan. Di antara mereka antara lain adalah Mas Karebet (Sultan Hadiwijaya) dan Danang Sutawijaya (Panembahan Senapati) (Raharjo, dkk., 2008: hlm. 63).

Babad Bedhahing Mangir | 21

Page 22: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

3. Mempertahanan Kedaulatan Mangir WanabayaPada masa peralihan dari Kerajaan Pajang menjadi

Kerajaan Mataram, maka Panembahan Senopati sebagai penguasa baru tidak bersedia menempati kerajaan di Pajang, tetapi lebih senang tinggal di Mataram. Demikian juga dalam hal penggunaan gelar, dia lebih suka menggunakan gelar Panembahan daripada Sunan, sehingga ia bergelar Panembahan Senopati Ing Ngalaga Ing Mataram (Raharjo, ed. dkk., 2008: hlm. 102). Gelar Panembahan memiliki arti yang lebih luas daripada Sunan, yaitu selain sebagai pemimpin ia juga seorang guru dan panutan masyarakat.

Pada masa awal Kerajaan Mataram, situasi politik juga mempengaruhi suasana hubungan antara pusat dan daerah. Pemerintah Pusat yang kala itu di bawah Pemerintah Kompeni Belanda, lebih memusatkan perhatian terhadap pusat-pusat kekuasaan tradisional sebagai penguasa daerah, yaitu kerajaan-kerajaan di seluruh wilayah nusantara. Oleh karena itu, hubungan antara pusat kekuasaan lokal (kerajaan) dengan unit-unit kekuasaan di daerah jarang dipublikasikan secara luas. Salah satu sejarah lokal yang tidak terlalu diperhatikan khalayak adalah hubungan antara Kerajaan Mataram dengan penguasa di sekitarnya, termasuk penguasa daerah Mangir.

Secara ringkas dikisahkan bahwa pada saat memerintah di Kerajaan Mataram, Panembahan Senopati sudah mendengar bahwa di wilayah Bumi Mangir yang letaknya tidak terlalu jauh dari Kerajaan Mataram, seseorang bernama Ki Ageng Mangir Wanabaya telah berkuasa dan tidak mau tunduk kepada kekuasaan Mataram (Raharjo, ed. dkk., 2008, hlm. 103). Beberapa alasan yang digunakan untuk tidak mau tunduk antara lain alasan keyakinan atau kepercayaan, mempertahankan tanah atau wilayah yang telah dirintis oleh leluhurnya, dan merasa lebih dahulu berkuasa di suatu wilayah yang independen atau merdeka.

Sebenarnya Panembahan Senopati pernah memiliki pengalaman dalam diplomasi untuk menundukkan penguasa

22 | Museum Sonobudoyo

Page 23: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

wilayah yang dianggap 'membangkang' atau mbalelo, yaitu ketika Arya Penangsang, Adipati Jipang Panolan, yang tidak bersedia tunduk kepada kekuasaan Kerajaan Pajang. Cara yang dilakukan pada saat itu adalah dengan kekerasan atau perang. Tetapi, dia menginginkan bahwa upaya diplomasi yang akan dilakukan terhadap Ki Ageng Mangir Wanabaya berbeda, harus lebih manusiawi dan berbudaya. Pada akhirnya, Panembahan Senopati mengutus putri kesayangannya, yaitu Putri Pembayun (putri sulung) untuk menyelesaikan sikap Ki Ageng Mangir Wanabaya.

Proses perundingan akhirnya dilakukan dengan pendekatan diplomasi budaya, yaitu dengan mengirimkan misi kesenian ke wilayah Desa Mangir. Misi perdamaian itu dilakukan dengan penyamaran para punggawa sebagai seniman. Adipati Martalaya berperan sebagai dhalang Sandiguna disertai Putri Pembayun yang berperan sebagai Waranggana dan dikawal seorang Bupati Wanita bernama Nyai Adirasa. Sebagai penabuh gamelan adalah Ki Sandisasmita dan Ki Suradipa sebagai penabuh kendang. Rombongan kesenian ini, ketika telah tiba di Dusun Mangir, akhirnya melakukan pergelaran atau 'ngamen' bersamaan dengan penyelenggaraan acara 'merti dusun'.

Secara ringkas dikisahkan bahwa Ki Ageng Mangir Wanabaya IV yang memang masih perjaka terpikat pada kecantikan Sang Waranggana yang duduk di belakang Ki Dhalang Sandiguna. Setelah pergelaran Wayang selesai, maka rombongan dijamu di rumah Ki Ageng Mangir Wanabaya. Benih-benih cinta antara Ki Ageng Mangir Wanabaya dengan Sang Waranggana (Putri Pembayun) yang tumbuh ketika itu berujung pada pernikahan. Setelah direstui oleh kedua orangtuanya, maka Sang Waranggana akhirnya menjadi Nyai Ageng Mangir Wanabaya. Dengan peristiwa pernikahan itu, maka secara politis sesungguhnya Bumi Mangir sudah menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Mataram. Tetapi, sikap Ki Ageng Mangir Wanabaya yang dilandasi oleh keyakinan belum

Page 24: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

bersedia tunduk kepada kekuasaan Kerajaan Mataram.Di dalam perjalanan waktu, akhirnya Ki Ageng Mangir

Wanabaya mengetahui bahwa isterinya adalah Sekar Kedaton Kerajaan Mataram. Ia merasa bahwa tidak pernah tunduk kepada penguasa Mataram, tetapi kenapa dapat menjadi menantunya? Dengan berpegang teguh pada harga diri dan pesan leluhurnya agar menjaga kemandirian Desa Mangir, maka Ki Ageng Mangir Wanabaya sempat ragu-ragu untuk mengambil sikap. Dia benar-benar berada di persimpangan jalan, antara mengemban amanah leluhur untuk mempertahankan kemandirian Desa Mangir dengan besarnya benih cinta yang tertambat pada gadis yang bernama Putri Pembayun. Pada akhirnya, Ki Ageng Mangir meyakini bahwa peristiwa ini memang sudah suratan takdir Illahi. Buah cintanya ternyata juga telah berwujud benih yang bersemi di dalam kandungan sang isteri, Putri Pembayun atau Nyai Ageng Mangir Wanabaya. Bujuk rayu sang isteri agar segera menghadap ayahandanya di Kerajaan Mataram sangat menyulitkan posisi Ki Ageng Mangir Wanabaya. Akhirnya ia telah menyiapkan diri untuk menghadapi ayah mertuanya, Panembahan Senopati di Kerajaan Mataram.

Ki Ageng Mangir Wanabaya akhirnya memenuhi permintaan isterinya untuk segera menghadap mertuanya di kerajaan Mataram. Ia tetap berbekal harga diri dan martabat Bumi Mangir yang dilambangkan dengan membawa senjata tombak pusaka Kiai Barukuping (Baruklinting). Di lain pihak, persiapan yang diadakan di kerajaan Mataram untuk menyambut kedatangan Ki Ageng Mangir Wanabaya adalah sebagaimana layaknya upacara 'ngunduh mantu'. Namun demikian, skenario pertemuan itu ternyata telah diatur sedemikian rupa. Rombongan Ki Ageng Mangir yang jumlahnya sangat banyak ketika memasuki wilayah Kedaton dihentikan di Bangsal Pacaosan. Mereka dijamu dengan makan-minum sepuasnya, sehingga hanya kedua mempelai yang diperkenankan memasuki lingkungan dalam istana. Pada saat

24 | Museum Sonobudoyo

Page 25: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

itulah dikisahkan terjadnya musibah, yaitu tewasnya Ki Ageng Mangir di tangan mertuanya sendiri, yaitu Panembahan Senopati. Sejak itulah kisah tentang 'pambalela' atau pembangkangan oleh penguasa daerah Mangir telah berakhir.

D. Nilai-nilai Budaya yang terkandung dalam Babad Bedhahing Mangir

Sebagaiamana diketahui, setiap karya sastra yang ditulis pasti memiliki maksud dan tujuan agar dapat dibaca oleh generasi berikutnya. Oleh karena itu, naskah karya sastra, lebih-lebih karya sastra klasik, mengandung beranekaragam jenisnya, antara lain berupa suluk, ajaran moral, dan kesenian. Demikian pula naskah Babad Bedhahing Mangir, meskipun tokoh yang diceritakan dikenal umum melalui narasi-narasi sejarah sebagai tokoh antagonis atau 'pambalela', tetapi dalam pengkajian ini ternyata juga dapat dijumpai nilai-nilai budaya yang patut untuk disebarluaskan. Nilai-nilai itu antara lain adalah sebagai berikut.

1. Perjuangan yang dilakukan oleh Ki Ageng Mangir yang diilhami dan didukung oleh para Wali pada hakikatnya adalah penanda terjadinya perubahan budaya, terutama berkembangnya pengaruh budaya Islam dengan berdirinya kerajaan Bintara Demak.

2. Perjalanan petualangan Ki Ageng Mangir mulai dari Majapahit, singgah ke DenderGunung kidul, hingga mengembangkan Desa Mangir hakikatnya adalah 'ngudikawruh' memburu ilmu rasa spiritual dan kanuragan. Olah rasa diperoleh atas bimbingan para Wali hingga mencapai kesempurnaan spiritual (karomah), sedangkan olah kanuragan disimbolisasi dengan proses terbentuknya pusaka Baruklinting (Barukuping).

3. Makna yang terkandung dalam pusaka Barukuping adalah bahwa lidah dan teliga seseorang sebagai sarana mengangkat derajat hidupnya, yaitu dengan perkataan yang bijaksana dan pendengaran yang tajam terhadap

Page 26: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

lingkungannya.4. Sebagai penerus dinasti Ki Ageng Mangir, maka dalam

mengemban amanah nenek moyangnya dalam membangun Desa Mangir tidak diperkenankan mengumbar hawa nafsu kekuasaan dan agar hidup dengan corak gotong-royong, karena agama Islam tidak membedakan sesama manusia kecuali amal baiknya serta iman dan takwanya. Oleh karena itu, Ki Ageng Mangir Wanabaya sangat terkenal santun dan menjadi panutan. (Raharjo, ed. dkk., 2008, hlm. 100-101).

26 | Museum Sonobudoyo

Page 27: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

Secara fisik kondisi Serat Babad Bedahing Mangir meskipun sudah rapuh tetapi masih dapat dilacak bentuk hurufnya sebelum aus sama sekali, sehingga mendesak untuk segera dilakukan pengkajian. Upaya pengkajian dengan melakukan alih aksara pernah dilakukan pada tahun 1982 oleh Yacobus Mulyadi, tetapi hasilnya belum menggembirakan, terutama karena kurang lengkap dan meloncat-loncat. Pengkajian ini selain difokuskan pada isi dan arti penting naskah Babad Bedhahing Mangir, sekaligus juga dilakukan revisi dan/atau pembetulan pembacaan pada naskah aslinya. Hasil pembacaan ulang, jika memungkinkan, akan disertakan sebagai lampiran dalam pengkajian ini.

Seperti disebut di muka, bahwa tokoh Ki Ageng Mangir Wanabaya yang dalam narasi sejarah selama ini sering dikesankan sebagai tokoh antagonis atau “pambalela”, ternyata melalui naskah Babad Bedhahing Mangir ini juga ditemukan

BAB III

Kesimpulan

Page 28: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

beberapa ajaran moral yang cukup penting sebagai suatu nilai budaya. Ki Ageng Mangir Wanabaya merupakan tokoh pemuda yang aktif, setia, dan patuh pada janji. Hal ini dapat diketahui ketika Ki Ageng Mangir Wanabaya jatuh cinta kepada Rara Pembayun. Pada saat itu Ki Ageng Mangir Wanabaya berjanji akan bersedia menghadap Panembahan Senapati, jika Rara Pambayun bersedia menjadi istri Ki Ageng Mangir Wanabaya.

Selain itu, banyak nasihat yang telah dijalankan oleh Ki Ageng Mangir Wanabaya walaupun dengan cara yang amat susah dan berat. Misalnya, ketika harus bertapa di Gua Langse selama empat puluh hari empat puluh malam, kemudian bertapa di Gunung Mangir, dan juga bertapa di Gunung Merapi. Bentuk perjuangan dengan bertapa itu menunjukkan betapa gigih dan patuhnya pada nasihat para leluhurnya, jika akan memperoleh hasil seperti yang dicita-citakannya. Salah satu ajaran moral yang pantas dilakukan pengkajian lebih lanjut adalah dalam pembentukan watak Ki Ageng Mangir Wanabaya yang gigih dan pemberani melalui pendidikan dari Seh Malaya, terutama dalam hal sarengat (syariah), tarekat, hakekat, dan makripat (ma'rifat). Demikian lengkapnya tahapan ajaran dalam sufisme ini, maka perlu pengkajian lebih lanjut terhadap Naskah Seh Malaya meliputi siapa sebenarnya tokoh Seh Malaya dan apa saja Ajaran dari Seh Malaya.

Page 29: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

Mulyadi, Yacobus, 1982, BABAD BEDHAHING MANGIR, (Alih Aksara), Yogyakarta: Museum Sonobudoyo (belum diterbitkan).

Raharjo, M. Daim, ed. dkk., 2008, KI AGENG MANGIR. Cikal Bakal Desa Tertua di Bantul, Team Projotamansari, Yogyakarta: Yayasan Projo Tamansari, Bantul (Pengantar: Prof. Dr. Damardjati Supadjar).

Naskah Koleksi Museum Sonobudoyo:

1. Babad Bedhahing Mangir kode koleksi:MSB S 55 / PBA 162. Cerita Babad Mangir kode koleksi: MSB. F 18 / PBB 17

Pustaka Acuan

Page 30: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 31: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

LAMPIRAN 1:

Transliterasi Babad Bedhahing Mangir

YACOBUS MULYADI, BAMuseum Sonobudoyo

1982

Page 32: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

BABAD BĚDAHING MANGIR

Bahasa : Jawa těmbangHuruf : Jawa – tulisan tanganHalaman : 98 halamanUkuran : 21 x 32 CmIsi singkat : Kisah jatuhnya Mangir yang dipimpin

oleh Kyai Agěng Mangir Wanabaya kepada kerajaan Mataram yang dipimpin Paněmbahan Senopati. Dilukiskan pula para prajurit Mataram yang menyamar sebagai dhalang wayang purwa, dengan pesinden Kanjěng Ratu Pěmbayun.

Alih aksara : Yacobus Mulyadi, BABulan : Septemběr 1982Tempat naskah :Perpustakaan Museum Sonobudoyo Yogyakarta.Nomor naskah : PB. A 16

-----------------“Linut pupuh, kluwak mudha lirya pucung, gatinya manědah, akěn wastaning kinteki, pwa kawastanan

wilapa Babad Mantaram”I. Pupuh Dhandhanggula

1. (k.k.1) Wuryaning kang gita ya linuting/, pupuh kanga ran sěkar Madura / angatakken ing tatyane / kala jaman karuhun / kawastani jaman Měntawis / mangka děksaneng nata / rěke kang giněmu / kusuma krida mumudya ing / Pangeran kang kwaseng sakalir / de pudya kramaning sang //

Page 33: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

2. Sinatriya kang wus taling srěnggi / Kyai Agěng Wanabaya wisma / ing tanah Mangir namane / darwa wasiyat wujud / lěmbing dhapurnya barukuping / kamantyan ugora nira / ing kasiyatipun / lirnya sru gěng dayanira / marma Kyai Agěng lot Ngěndělakěn maring / dayaning watangira //

3. Sruning ngěndělakěn jayeng kyai / Barukuping Kya Agěng tyasira / ti harda ing sudirane / satěmah taman ayun / niwa maring prajěng Mantawis / tar srědha rineh narpa / marma gung mběguguk / ngutha waton lociteng tyas / pan kawawa němbadabi guna tuwin / kasěktennya sang nata //

4. Dupyanta wus prapta wau nggoning / andana ring ngina padha sira / (k.k.2) kadang wangsa habiture / kělayan byakteng kalbu / mrayogekkěn supadya kyai / Agěng niwa mring srindra / amurih rahayu / awita kanan keringnya / ing tlatah Mangir mwus sami / sumeng mamring nararya//

5. Samya atur bulu běkti tuwin / glondhong pangarěng arěng minangka / pracihna saksi takluke / myang tanah kang gung agung / ugi dhampun sumiwi / angiděp mring pamasa / wus trang ya dyan kantun / kyagěng pribadi ingkang / dereng ngidhěpi sing akarya westhi ing / paduka nareswara //

6. Nguniweh ing tanah Mangir ngriki / langkung cilik myang sasidyanira / kalěbět jajhan prajěng / Mataram naminipun / parande paran tekang dineya wani / lan paran den andělna / sarwa kasor samu / kawisira měngsah raja / ing Mataram den parilukitaneki / katěpangan ngrangsang sang sarswa.

Page 34: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

7. Lawan cebol anggayuh dik-ědik / paran marginira wignya jaya / Kya Agěng wěngis sabdane / sun tan sotah mangulun / lan (k.k.3) jatmik mrig inastuti / dene tanah ngong paya / dudu darweng ratu / yeku kagunganing Allah / marma ingsun ngukuhi tanah ngong awit / pusaka sing sudarma //

8. Sudarmengsun kang wus ngalami lalis / sarta ingsun darwa upateng tyas / tar srědha ngulun lan maneh / tar srěda nistawengsun / mring sasama samaning ngurip / nanging sun darwa pasang / giri toh kalamun / anya manus kang kěconggah / anadahaning lungiting lawung ngong kyai / Barukuping punika //

9. Ywan wus tuhunya nora kan kwati / lire tan tumama ingsun watang / lah eyang uga iya městhi yen / dyan dasih sartaninpun / mangarcana kocapa dupi / pra kadang wandananya / wusing samya rungu / waluyan yayah mangkana / sarwi gawok dene těka boya mikir / Gusti kang mrih raharja //

10. Kok mung tansah bek kumlungkung budi / ngěndělakěn dayaning lěmbingnya / riněngket ponang tatyane / Kyagěng tandya murut / maring těpět lokadon sukci /yata mangkya angata / atmajanya jalu / ri kang gumantya wisuda / (k.k.4) apěparap tunggak sěmi kang sudarma / Kyagěng Wanabaya//

11. Měnggah adat watak wantu tuwin / kamulungkungnya wus mlěk lan yayahnya / mandar nglangkungi arsane / těksih samadya sěpuh / listyeng citra branyak kapati / angkuh Kya Agěng dahat / kiněringan mawus / ngantos sasra kang wus němbah / mring kyagěng ri ratri tan anggopgyaning / nuruti arsayeng tyas //

Page 35: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

12. Ngabotohan sapaungglianing / tan kacrita něnggih paroncenya mung kapinet sagaine / dene Kyagěng wau / ugyan dhugaling kang sudarmi / tatansah subar sumbar / numbari sang Prabu / yeka Kanjěng Paněmbahan / Senapati Ngalaga narpeng Mantawis / datan mimring tandhing prang //

13. Nyata tit kang wus kaling srěnggi / mangka gantya těkang gumupita / ing radya Mantaram rěki / ingkang mandhiri praja / sinatriya rěmběsing manis / trahing handana tirta / sru něstapanipun / kondang kaprawirannira / wasistha ring ngandulaga yaya kadi . rahaden Danajaya //

14. (k.k.5) Pamadyaning Pandhawa sěsilih / Kanjěng Paněmbahan Senapatya / Ngalaga nujwa siniweng / wadya tantra sawěgung / ngrěnggěp kapraboning narpati / lěnggah ing singasana / rukma kang pinantut / patut pinatik sěsotya / munggweng siti srěngga kang niwaneng ngarsi / pra weka lan mangsendra //

15. Dyan dipati Mandaraka ugi / wontěn ngarso gyanira s u m e w a / i r a n g t u m i p a l a l i n g e / p a m a n Manadarakengsun / minta gusti antalir pundit / prakawis Wanabaya / pambelanipun / paranta priyogi sigra / den lurung gita tandya giněcěk jurit / tinumpěsan sanuwa //

16. Dya dipati Mandaraka aris / aturrira kula nun sang srenda / ing paduka wau ingeng / tan nayogayani asru / tan sadu rumiyin awit / ing tanah Mangir radian / langkung alitipun / nging dados undring nata / baya kenging payayan dineya gampil / kang dadya darunanya //

Page 36: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

17. Wanabaya darwa pusakadi / warni among dhapur barukarna / (k.6) kalangkung ampuhe / myang gěng dayanipun / wit sing wěceng jěng Sunan Kali / jaga umaring kita / ngatěn sabdanipun / yen sipati Mandaraka / wrina anta yen si Wanabaya bumi / nanging darbe pusaka //

18. Rupa tumbak dhapur Barukuping / maagara kasiyatira / lire lwih gěde dayane / singa kataman tamtu / lastra nir kukupan marmi / saking pandriya kula / prayogi binujuk / měrdu kintunya diyan / mawus kěni lěmbing wau sampun městhi / tar wontěn wabyah driya //

19. Muhung katun sakarseng sang mulki / kenging kintu derarsa misesa / mring Wanabaya sisipe / ugěr tan tilar kukum / adiling kang wus kawrat tulis / yeka anggěr pradata / dalěm sang ngaluhur / kula mung manadukara / lan umiring wau sang senapati / rum wahyaning acncana //

20. Yen měkatěn paman lan ta gusti / rumiyin mrih harjatining laksa / ywa karya nisthi kaprabon / lang nanging kang ngantyantuk / kardi yata dyan adipati / Mandaraka sandika / ing ngatur (k.7) anipun / dyan nabda maring pangeran / Mangkubumi mayang pangeran Singasari / lan pangeran Widura //

21. Para rěmbug para ingsun tari / tri pangeran turnya mung sumangga / sapangreh paduka ndherek / kintut swaleng kalbu / prapteng laya tamangguming sri / dyan wontěn kěparěnging karsa adi / sang suji duryatnata //

22. Kang sangkaya linurugěn jurit / ngong isbatkěn amisaya makswa / ngudyaning sajroihing we / kěniya jitanipun / wayanira maksih awěning / sang narpa garjiteng tyas /

Page 37: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

wusing srěngěn atur / dyan mesěm sarwi ngandika / re ya paman wus tanggap aturirěki / nanging dipun saranta //

-----------------II. Pupuh Pocung

Sang aprabu jěngkar mucung mring kadhkaton / ginarěběg para / biyada kang ngampil ampil / pacarendra wusnya prapta dhatulaya //

1. Tata lungguh / ingayap paramengrum / (k.k.8) kang cakět niwannya / kanjěng ratu swarni aji / sang sri titeng ngunandika jroning nala //

2. Pan radyeku / pangundarasaning kalbu / ature si paman / Manadaraka městhi arsi / tun turuti karana manjing istiyar //

3. Istiyaryu / yuwananing prajaningsun kalbu / sigěg kasbut srěngga / Abitapani Panjawi / siti běntar sumawa sapagělaran //

4. Bibaran wus / sěsowangan sami mantuk / ring pantyeng pribadya / pribadi yata winarni / ratrinia sang rendra nimbali wadya //

5. Waduprabu / bupatyendah sinambat rum / nyai Adisara / ngatěn pangandikeng aji / Adisara sira mendra anubuta //

6. Těkang gupuh / timbalana pamaningsun / paman adipatya / Manadaraka dipun kěrid / salaksanta witanya pakaryan gatya //

Page 38: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

7. Ki Tuměnggung / Adisara aturipun / sandika gya mentar / Mandaraka sampun prapti / wus kapanggya lan dipati Mandaraka //

8. Tanbya matur / dhawuhakěn timbalan prabu / sang dipati turnya / sandika dyan (k.k.9) samilaksi / tamaning nursita denyaning sopana //

9. Pranata sampun / ngabyantaraning sang mulku / sang prabu ngandika / paman anturanta enjing / wau inggong mung badhe anut kewala //

10. Aturipun / sang dipati kula nuwun / ya dyan padukendra / wus kaparěng putrid aji / Raden ajěng Pěmbayun kewala ugkang //

11. Kinen nglurug / Martalaya kang tut pungkur / angiras ruměksa / harjantenya sang su putrid / lan inagya dadi dhalang ringgit purwa//

12. Kalawan pun / Jayasupanta tuměnggung / sami ruměksa sang / wae ladenipun nyai Adisara natap gěnder karyanira//

13. Sun tuměnggung / Bocor juru nabuh kěmpul / juru pangěndhangnya / ngrangkěp gerong pun Saradi / pa tuměnggung de tuměnggung Saradula //

14. Karyanipun / nabuh kěnong ngrangkěp nabuh / gangsa Kyai Surak / de kěmpul wau prayogi / pusakendra Kyai Becak wit kapinta //

15. Sawabipun/ murih widada rahayu / nir laksita sandya / (k.k.10) upayaning sang dyah městhi / kědah dipun akěna siwayeng dhalang //

Page 39: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

16. Irang mulku / kamantyanastaning kalbu / tanggap sandi sědya / ning kang paman sang adipati / risaksana ing mring Adisara //

17. Dhawuh prabu / He Adisara sun tuduh / tibalana enggal / si Martalaya lawan si / Jayasupanta lawan si Saradipa //

18. Myang si Saradu / lan Si Bocor away katun / nyai Adisara / tur sandika sigra mijil / ung puraya amanggihi prasahaya //

19. Wus kěpangguh / ln para sahayanipu / wau ingkang samya / katimbalan sandya nyai / Adisara dhawuhakěn timbala nata //

20. Sami sahur / pěksi sandika turipu / gya sarěng laksana / tandya lir denya neng margi /sawus prapta pura ngarseng nararya //

21. Linging prabu / heh sira sapunggaweng sun /padha laksitaa / sun tuduh maring ing Mangir / lakya sandya upaya away pěpeka //

22. Dipun sayuk / sanggya ywa sawaleng kayun / lěkas ta kang widya / rapět aywa madal sumbi / yen ta nganti (k.k.11) kasapda kalaksanira //

23. Tanduh těmtu / běbaya gara tiněmu / marma dipun padha / masang prasitining ngati /reh padha rungsite sumarmaning wang //

24. Asru masung / pangestu utawaninpun / sasanti mudyanta / ingkang ginupi sakalir / aparinga widada

Page 40: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

karyeng laksanta //

25. De karsengsun / Martalaya su lih juluk / ya si sandiguna / Jayasupanta sun ělih / aranira iya si Sandipratma //

26. Si Bocor sun / ělih aran si Sandimur / sita saradipa / sun ělih si Sandi bangkit / Sarandula sun ělih Sandiwignya //

27. Si tuměnggung / Adisara aranipun / sun ělih Sandi lěbda / kang linuh ngatarya sami /sandika myang nastuti dhawuh sri nata //

----------

III. Pupuh Sinom

1. Irang inanstuti lingnya / umaring sira nyi Adi / sara ngatěn sabdeng nata / He Adisara den gidih / timbalana si nini / putriningsun kusumaningrum / rum arumning kadatyan /dyan ajěng Pěmbayun awit / ana karya kang gati nyi Adisara //

2. (k.k.12) Tur sandika wisat enggal / sing ngarsendra sarwi sruni / dera neng ngěnu wus prapta / ngabyantaraning sang putri / adan matur nun gusti / ulun dinuta kěng prabu / paduka tinimbalan / wontěn akaryan kang gati / sang juwita magsul sandika dyan laksa //

3. Tan kantun nyi Adisara / tatyan wus prapti / ngabyantaraning rama / sang dyah rinangkul nyai / dening rama sang aji / elot kinswa kang ěmbun / prabu ing rum sarkara / he nini woting tyas mami / marma sira sun timali udaniya //

4. Anta sun craka marang / ing tanah Mangir ngupadi /

Page 41: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

tumbal srananing dyeng wang / kang supandyanya basuki / lan supandyaya mami / widada měngku kaprabon / dene wujuding tumbal / watang dhapur Barukuping / ye ka darwa pusaka si Wanabaya //

5. Krana wus kacětheng wěca / wěceng eyang sunan Kali / jaga mring sun lan ing paya / dhawuhe he kaki aji / sireku den udani / mawus pinasthi dening hu / lěmbinge Wanabaya / ing Mangi městhi dadi / pusakendra nuswa (k.k.13) jawa salaminya //

6. De kěnane mau watang / městhi kudu kok sranani / němpuh madalkěn wěkendyah / nini Pěmbayun wawangi / sira ywa nganggya isin / mina rudasta ing manus / puluh-puluh lakyanta / wus městhi mangkono kuwi / de layane siwa Wanabaya kang dadya //

7. Jalaran saking lawung ta / kyai Pleret marma nini / laksanana pangreh re yang / nirnakna sangga runggining / tyasta sun tuněn kyehning / titahing Hyang amung katun / sadharma lumaksana / kacrita sag rětna dupi / myarsa dhawuh ing rama kang lir mangkana //

8. Kuměpyar dhěg-dhěg trataban / ing wardaya těmah nganti / nulya tribaning kang waspa / carcosan drěs lir wrěsthi / pangunandikeng galih / tan kayaa rama prabu / těka wong maksih Kenya / kinen němah wiring sisin / kaya paran linge wongsamarcapada //

9. Pamengsun tan satutinya / těmtu němu salak sarik / wit wani ngěnirkěn prentah / ing narendra sasat wani / welingkěn lagyeng wisthi /marma nadyan těkeng layu / městhi ingsun tan sědya / angikět dinyata (k.14) dupi / wus mangkana pangandika ning driya //

Page 42: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

10. Daksina maturing rama / pukulun kanjěng rama ji / ulun sandka lumaksa / anginiya minta idi / sang sri ingarum manis / dhuh dhuh nini yitmaningsun / prsasat sira mulwa / anjunjung kaprbin mami / nir pindhanya nini mungguh panrimeng wang //

11. Kunaniyan wus kapanggya /ing besuk sireku nini / kalawan si Wanabaya / wěkasingsun away nganti / sir gělěm nuruti / karon rah kalamun wurung / si Wanabaya darwa / pratignya arsa sumiwi / marang ingsun poma ywa nganti kalepyan //

12. Ywan wus sanggup sumewa / iku turut Tanya nuli / anjaba saka punika / ya den kalimpe lungiting / watang usapěn tuwin / ujunging rěrangkěpanmu /ambal kaping tri lawan / měgěnga uswa nirěki / matěka aji guna lir punika //

13. Sang dyah kawisik karnanya / dening kang rama sang mulki /sakala wus widagda / wusnya palěstha sang aji / adan wawarta nini / sira mrina purwaninpun / kadadehaning watang / rika tang ran Barukuping / (k.15) duk samananya nga dwijawara juga //

14. Carěm rah pada endhangnya /sang endhang nulya garbini / těkeng mangsa murya warga / sarpa gung dirga tan sipi / tulusnya gěgilaning / wus kridita ngakak nyěmbur / wisarada mala mandya / krura yarda gěgětěri / luminira sang endang arsa lumajar //

15. Saking sruning kětěring tyas / wasana sang sarpa angling / anglěnděsi angling nora / kung anut paduka uni / ywa nganggya mung mrin wingrin / ulun paya arsa matur / sintěn sudarma kita / sang endang mau aririh / iya kulup jatine sudarmanira //

Page 43: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

16. Pucaking ancala paya / ana sujanmi těteki / yaiku sudarmanira / sang naga uměsat ěgipih / wus prapteng ngarseng rěsi / sang tapa atata nya arum / heh pujanggěrsa paran / anta prapta ngěrsa mami / sang taksaka sajarwa jati turira //

17. Mangkana linga turira / pukulun wartining uni / paduka nitiramba / sang wiku sugal dera ngling / andupa rayen mami / darwa inya lir sireku / karana ingsun janma / aměsthi susunu janmi / ngěndi ana sujana susuta sarpa //

18. Kocapa sang naga wusnya / myar (k.16) sa ling nge mahamuni / mangkana mau saksana / mangkrak krodha sru mawredi / murdanya amandhiri / suryanira pethitipun / uga mandiri ngantya / prasasat anggayuh dhikdhik / swara ngakak tutuknya nimbus wisarda //

19. Tiarda dus ling wardaya /dupyanta němpuh sang rěsi / sang tapa kagyat dyan nabda / mengkene sabdeng sang reksi / heh aa apa dipunririh / racuten tiwikramamu / pyarsakna unjaring wang / sang taksaka nulya ririh / ing kurdane puwara mangsul sandika //

20. Sang sidha yogi delingnya / heh sarpa sira den uning / ingsun duwe sayembara / yen sira wignya nglekeri / meru iki kag nganti / temu elang tegesipun / utawa gagathukan / pehtit iku sira městhi / ingsun aku kinaya / yata sang sarpa //

-----------------

Page 44: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

IV. Pupuh Kinanthi

1. Katgandheng tyas gya tumurun / acanthi trusthaing ati / dupi wus prapta papanya / sarwa tandya anglengkeri / pan weh wau temu gelag / gathuke mung kurang kědhik //

2. Kirang mekatěn ling wuwus / heh tansaha kurang kědhik / watara kurang sajangkah / Manawa sira tan bang (k.17) kit / nětěpi sayembarang wang / heh městhi ingsun tan sudi //

3. Ngaku atma mring sireku / sang naga dupi miyarsi / wicaraning sang pandhita / ngetog kawil pusaneki / ameletken jiwananya / ngantya gathuke pethit //

4. Sang maharsi dupyan dulu / lěkasing ula tumuli / amusthi badhamanira / kinarya mancas ilating / taksaka nganti tigas / pancing sang naga ngemasi //

5. Sadhuk ilat naga mau / kapinet dening sang rěsi / winor lan badhamanira / dinok ing ngarsanirěki / anulya sinidhikara / těkabul pamintaneki //

6. Saduk dyan mancala wujud / tumbak dhapus Barukuping / tandya den planggrang kelana / ing wrěksa kocap sang rěsi / mukswa mangalam mardawa / yata ing salami lami //

7. Kaprenah lěluhuripun / lan si Wanabaya iki / pribadhinya amartapa / ning patilasaning rěsi / kang wus sun carita ngarsa / dupi wus mangsa kalaning //

8. Nugrahaning Ywang dhumawuh / anyaswara saking gaib / magkana ujaring swara / heh kalupeten tumuli /

Page 45: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

watang kang neng ngarsanira / de (k.18) wrěksa ngisoring lěmbing //

9. Anggonen landeyanipun / pepetrinen kan premati / den wewekan ywa pěpeka / sang tapa aturirěki / mangkene aturanira / dhuh swara pundit warnaning //

10. Watang dalah wrěksa wau / ing ngabyantaraning ngon sunyi / swara ngene wau Tanya / lah wus kariya basuki / alasing swara byar kwuryan / sang tapa umeksi lěmbing //

11. Mlaggrang neng trengganing kayu / cahya sumunar nelahi / glising tatya dyan ginawa / waluya mring wismaneki / dupi wus prapta wismanya / adadira ngiyasani //

12. Landheyan lěmbing tinrap wus / rěngkěting tatya wus dadi / wiwit mukswa wanapaya / sang tapa den pakeringi / dening sujanma tumrapa / si Wanabaya saiki //

13. Wus lěmbing caritaningsun / masalahe Barukuping / samangke sira den sigra / angědiya warnaneki / sandika turnya sang rětna / gya lengser ngarseng sang mulki //

14. Kondur mring madenya laju / amurwani ngadi warni / wusnya palěstha waluya / mring ngarseyab sri bupati / dyan rinangkul rungayanya / nerantara den kuswani //

15. (k.19) Kang ěmbun dening sang prabu / lahuwis mangkata nini / ingsun sung pudya mantrarja / laksanta sun srahken maning / pangeraning sagung alam / nun rama langkung kapundhi //

Page 46: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

16. Heh sira sabirtyaningsun / padha mangkata saiki / sun sung pangestu laksanta / ingsun serahken utawi / wayang purwa binangkitna / lěbdanya turaya sami //

17. Nun sandika sartanipun / sruha lingga murteng patik / sabdendra suta mapaya / saryanya rabul ngalamin / mugi ambangkitnya lěbda / karyengong sigra puniki //

18. Rěngkěting tatya pangkat wus / kuneng kang samya lumaris / mangkya gantya winursita / sang sri sapengkering siwi / kalawah sata pratiwendra / kang sami laksita sandi //

19. Upaya wau sang prabu / dyan dhawuh mring dyan dipati / Mandaraka he ta paman / andika dhawuhken maring / pra pramadyaning wadyeng wang / kinen dhedhemitan baris //

20. Anjampangi laksanipun / nini putri kan mring Mangir / den remit ywa kawistara / sarta den prayitneng westhi / lan ondhangna tyang saradya / Mantaram te kengnya nagri //

21. Jejering wara warengsun / sangsaya samya den udani / ling murcane putri ning wang / nini Pěmbayun sing buri /sun adegken sayembara / sintěn sintěna kang bangkit //

22. Amanggihken wus těmtu / sun pek siwi byan dal wiring / sun dhaupken lan putreng wang / dadiya kang jatukrami / lan sun wisuda dadya / adipati neng Mantawis //

23. Sampat pangandikang prabu / sang adipati gya mijil / enjangnya dyan macak ondhang / ondhanging dhawuh

Page 47: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

sang aji / glising tatya wus warata / ondhang ondhang wau maring //

24. Ina manus wewengkonipun / ing radya Mantaram nganti / tumraping ing liyan praja / dupi wus sami miyarsi / sami aguringda praja / tarlen mung metnya graheng sri //

25. Beneh beneh lěkasipun / datan winursiteng tulis / lan dyahken luring caritab / maluya sang adipati / Mandaraka dyan mamatah / mring para kang anjampangi //

26. Glising tatya kalaksanan wus / wau kang para jampangi / sami anastuti dhawah / nihan kan wus kaling srěnggi / andyahken ruruting kata / angata sri nara (k.21) pati //

27. Elot sandeyaning kalbu / angraosaken sang putri / sruning sandeyeng tyas nudyat / duh kita daksi angganti / limut baksana anendra / da tansah mudya semedi //

28. Nyipta uwusta meng sambu / gembleng wusta ananunggil / dyan antuk cipta sasmita / angrungnya swara dumeling / wusta kimprabu luwara / gyamera wusnya semedi //

29. Wit wus kinandha dening hu / wekasta Pěmbayun nini / mesthu lamun lěbda karya / angling swara sang baji / umatnya saking sasana / umuwitan awewasti //

30. Mring kanjěng sang sri prabu / he yayi ujaring wangsitmasalahe atmajanta / nini Pěmbayun wus městhi / lěbda karti prameswara / aturnya sukuring Widhi //

31. Nahenta kangkaling luhur / nyarita sang raja putri / lan

Page 48: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

pralan lut laksanira / dupi wus wanci byar enjing / kintěn ganti sasat prapta / dwawaleng seketheng nagri //

32. Dyan sami kenděl sadarum / neng witana ngriku kang wis / saraya papan toyanya / dalah mardangga utawi / ringgit carma munggwih kothak / myang balicong sarta kělir //

33. Sang dyah lukar (k.22) kawaca wus / anamu kula sanggyaning / pra anglut ugi mangkana / wusnya pahestya dyan sami / lumaksana reroyongan / nagari sampun kawuri.

-----------------V. Pupuh Pangkur

Wus mendra walaksanira / saking radya dupi prapta madyaning / wana rarayuan / kasoren ing ngriku wiwitan agung / dadya dahat ayomira / angleh waya mili wening //

1. Mina mina akeh kawuryan / sami manggut sědya ngupaya bukti / leliwenran salahipun / esthiya tur inang krama / harjatiring sang wae lala pranglut / sartesmumimungsung sasmita / ya dyan městhi lěbda kardi //

2. Kyeh kaga kagambara / ngupa boga kleperan nyucuk wohing / taru taru ngriku myang para anglut / saryěsmu mang sung sasmita / lamun těmtu lěbda kardi //

3. Kyeh sabowana sesaba / met baksana sabawanira asri / esthanya tur mangkrama yu / umaring sang juwita / awam para umuring sumawa(k.23) nestu / sung sasmita kunadyan / wus nemtoken lěbda kardi //

Page 49: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

4. Mekaring kyeh mring puspita / angungaskenganda nda narik minging / esthanya tur mangkyya wau / aturing sang dyah lawan / pra pendherek kinasuma manepsu / tur sasmita kunadiyan / amestheken lěbda kardi //

5. Riněngket ponang caritab / langkung kathah yenta winorneng tulis / Měnggahing reroncemipun / parikramanya kirang / papan maksih langkung kathah kang giněmu / paya ing mangkya gupita / anya waduling gong siki //

6. Nama ki Reksasaraba / pribadhinya wektyeku andalěming / nyalemong darunanipun / pribadhinya kanukswan / mora mardu kangtengga kono ing ngriku / měkatěn wicaranira / duh gustyamba sang sri putri //

7. Kawula matur riwikan / ylun paya ingkang tengga wana ngriki / wasta kawula pun pikun / dadya kami wredanya / nora widyaling wono ngriki kang tunggu / maemengong lumarap sowan / gatinya atur utami //

8. Yen wus pinasthi dening Ywang / laksa tuwan wus těmtu lěbda kardi kocapa dupi wus matur / mangkana singra geblag / kejet (k.24) kejet reksasara wau / dupi wus oncating nuksma / ki Reksasarataeling //

9. Wus waluyaning sabenya / tandya tata susialning kang uwis / nila běntar mangleyang genu / sang dyah wiwit sing pura / amung sisir waras sabentu kang eluh / nimba sru drěsling truh mangsa / kasapta candraning warni //

10. Kacandra yayah tar paya / pancen nyata sang rětna listyeng warni / amargi kiswanya wus / dirgaling king kumbanya / wan moesta sandene larapanipun / aldekan methak suryanya / dwi imba nalengkung jait //

Page 50: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

11. Idepnya tumengeng tawang / dwi loncana bunder kinclong kang lathi / dhames uwang nyangkal putung / kang dwi narna lir pendah / krupuk terung nasi kebangir tur turut / pasung dene astanira / lir laras denta dene dwi //

12. Padhanya gamaparan denta / dene ayanya sumeh dedegirěkin / pidegsa satuhunipun / sang waela punika / pancen kresna sarkara ing reh nir wantu / kamantyan kepama dadya / pitasěmunwilis kendhik //

13. Saking dupi lot taruna / citranira mindhak listya nirěki / (k.25) awit mindhak cahyanipun / ngujwala lir purnama / marma ngatěn kanudyat jrenihing kalbu / nirantara nular ing ywang / dadyan tuk cahyaning widhi //

14. Minangka nugraha gyanya / lot udrasa mring usadalěm batin / nihan kang kasěbut luhur / ing mangke kang kawarna / sandi lěbda anabdaning rowangipun / kang peparab Sandiguna / je gra jan wilaning giri //

15. Punika pundi namanya / inggih onten namane ponangwukir / kade yweng ngong argo sewu / ananging yen aketug / kintěn kula langkung ping sasra ping sewu / dadya nama pwa kinarya / pangarar aran kintuming //

16. De sěmune sanggung arga / pwa dineya tambahing wau ardi / tursina ngatěn karsseng hu / paya sing kintěn kita / pribadi nging kilapebeh sisipinipun / re Hyang mung walahu alam / maha de gabing widhi //

17. He graja ing Mangir tanah / paran taksih mandrab wasa king mriki / e inggih onten yen sampun / marga sing wanapaya / dyan ngaragancang wukir gera srěnggi

Page 51: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

ngayun / punika yen sampun mandhap / mring jurang terbis tur sungil //

18. De yen wus mentasing jurang / wau (k.26) tandya ngacik tanah Mangir / mung sing kintěn kintěnipun / sarehning Wanapaya / dahat wera utawa parbata wau / langkung rungit sopananya / rancaking laksa tri ari //

19. Lantri rstri maning yata / kowarkala sang sri putri Matawis / radu lilih tikbranipun / karana miantura / den lilipur kalayan krama widyarum / sartes mula tur wiyata / dening nyaim lěbda sandi //

20. Puwara harsa ngandika / he nini sun kataran minta drawi / wusing palěstha sang ayu / lan para umiringnya / andyahaken gyanira sami lelaku / tandya angragancang sarwa / prapta pucak rarywan maning //

21. Risang endra putri karsa / laksana nanging amung telas kědhik / dyan linarap rahanglut / wusnya sampat samuwa / dera sami baksana wau sang ayu / lan pra pandherek dyan mangkat / sing ngriku andyahken laksi //

22. Sigra tumurun ing jurang /sru rekaos laksana sami awit / ti harda kyeh curunipun / myang dahat licinira / laksanira sami rerambatan sulur / yeka oyoting kakayawan / enggal (k.27) ing carita sami //

23. Sampun mentas saking jurang / lah ing ngriku agancik tanah Mangir / rarywan jmaning sababipun / kapalang ing narpada / nuju paseng we peres / santer kalangkung / ywa kang bongsen theng enthengan / nadyan bangsa wreting kentir //

---------------

Page 52: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

VI. Pupuh Maskumambang

Kacarios gyan ganeng teping kali / ngriku wau dahat / kesangsaya margi sangking / neng bulak sru ngenthak enthak //

1. Mamrih wisma kinarya ngaub tan oleh / wit ngriku tan annya / sujanma ingkang papanti / lan amet taru kang gora //

2. Tarwig angsal kamangka duk wekdal kuwi / Sang Hyang kahardenya / nyorotaken benterirěki / kadi nabi benternya //

3. Arsan dentya nyambarang numpak giyo Mangir / ngupaya tan angsal / sebab ing ngriku slaminya / tan ante sinabeng palwa //

4. Katgandheng tyas sandiguna sigra musthi / Kyai Becak tinatap / kinarya tandha punapi / lěbda karya paran baya //

5. Wanti wanti gyanya natap nging tan muni / mung pek pek kewala / katatya pra anglut dupi / marwin Kyai Becak tan munya //

6. Sami (k.28) dahat sungkaweng tyas cipteng ati / yeng ingsun tan lěbda / karya lekeng těkeng lalis /dhata kang sami nglocita //

7. Mangkya ngatari sang srendra putri rehning / sru trenyuh tyas ngantya /wig mular mring upa denging / ubras saha nudrat rasa //

8. Enges dahat nikmatnya sumrambah maring /

Page 53: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

sarendhuning raga / patoking nikmat anarik / tan rasa dhatan rumangsa //

9. Penininhhanya lir dene yen nuju guling / dhatan pasupena / paran paran nging sajati / nya supena nanging uga //

10. Tan supena yen wus ngatěna manehi / bawur pradikanya / tan wontěn kawula gusti / krana wus nunggal kahanan //

11. Saduk wontěn cipta sasmita ing gaib / dhatan titeng srěngga / sang narpa putri tumuli /dhawuh mring nyi Sandi lěbda //

12. Yeta nini sira anatapa genti / Sandika dyan natap / munya ngangkang nengendhik dik / kocapa ponang narpada //

13. Wayanira surut sarěng lan unaning / kyai Becak sakala / jrenihnya kantun sakaki / dadya kěni sinabrangan //

14. Mangkya genu prahanglut dupi manoni / mring suruting tirta / narapada ing dalěm batin / sru kacaryan nging wus duga //

15. Ya dyan paya (k.29) kramatnya sang endra putri / ayata titeng běntar / bumi para putri tuwin / pra pandherek sami nabrang //

16. Sawusira sami ument asing kali / dupi laksanira / wus prapteng dhusun kang radi / rame kathah kang pepantya //

17. Sami raryan sopangu gatinya amring / beber gendhingira

Page 54: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

/ kenaha yuda rerawin / kocapa pranara desa //

18. Dupi myarsa pradangga munya rerangin / gendhing pangkur sandya / sigra sigra aningali / ngantos kathah kang umiyat //

19. Lah ing riku kapasang yogya wit saking / matyang sami awilan / arsa wilijěngan bersih / dhusun yayah sabenira //

20. Marmi kami wredheng dhusun ngriku nuli / ling mring kyai dhalang / kisanak yen anta sami / dhanganing tyas kula arsa //

21. Nanggap laminira sahari saratri / wau yen kyai dhalang / prayogi den sami laksi / mring wismanya kami wredha //

22. Ratrinira tandya kalaksanan ngringgit rengketireng kata / tetep sahari saratri / sawěg ngaso katri dina //

23. Lan tri dalu dyan sami gya maning / dening liya desa / laminya ugi sahari / saratri kawuwusa //

24. Kyai dhalang (k.30) lan sahayanya kapati / larisira dhata / ing mangkya ganti winarni / Kyai Agěng Wanabaya //

25. Ingkang meksih mangunen tyasing ati / lan kadi wangsanya / utawi kan para dasih / samadyaning andrawina //

26. Sang myang gusti bab ringgit carma sing nagri / Mantaram agantya / kapyarsa sening Kiyai / Agěng ing daksina nira //

Page 55: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

27. Kyai Agěng tatanya parameng tining / wayang carma sangka / nagar Mantaram sami / matur mekatěn aturnya //

28. Nun Kyai Agěng dhalangipun prata maring / carita deneta / niyaganya sami wasis / myang inggitnya elok elok //

29. Sarta madikanya runtut laras neki / wah kula sru eram / lumeksi mring dhalang siwi / yugendyah sulityeng warna //

30. Mawa cahya ngjwala lir sita resmi / de sru eram kula / těka tan menter sakědhik / kědhik kalan sudarman //

31. Ki tan mugi ing batos bangsaning putri / apes apesna / paya banayeng adipati / keplajar sing prajanira //

32. Wit dhayanya dyah dening rěrěmpon jurit / saba medal paya / para ing mancanagari / sami (k.31) andon yudasmara //

33. Kyai Agěng sawusnya myarsa aturling / mangkana dyan nabda / lah undangěn dipun gipih / dhalang lan saandhaanira //

34. Kang liningan dyan mendra sampun kapanggih / lan ki dhalang lawan / sahayanya yata nuli / anglingaken mring ki dhalang //

35. Prapta kula denuta kiyai / Agěng sampeyan lan / sahayanta den timbali / kerita salampah kita //

36. Waluyanya kyai dhalang inggih awi / sandika dyan samya / umangkat sarěngan laksi / dupi prapta

Page 56: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

suyasanya //

37. Kyai Agěng kasiran pinuju linggih / wontěn ing pandhapa / dupi wrin dhalang tanapi / kancanya dyan ing ngancaran //

38. Tumameng pandhapa sawusira sami / atata susila / kyai Agěng sung mangkrami / harjanti ring samuwa //

39. Atur kaga sami wangsul nun kapundhi / dyan sami ajak kembul bugendra di tuwin / kyai Agěng samadyanira //

40. Kembul wau Kyai Agěng sabaya maring / ki dhalang mangkana / kakang sintěn sinambat sih / sarta ing pundi wismanta //

41. Waluyanya ki dhalang kula puniki / kyai Agěng seradya / (k.32) Kědhiri asal ngong nguni / lumuring sang adipatya //

42. Ing Kědhiri suwita nateng Měntawis / dupi sasědaya / gusti kula sang adipati / kasa ngsaya sat mahamba //

43. Arsan dasin mring sang prabu tan den tampi / arso wangsul maring / ing Kědhiri boten wani / awit ing wekdal punika //

44. Dahat resah sebab ing mancanagari / sami rěrěmpon pring / miwah nagari Kědhiri / wus kajogan dening mengsah //

45. Marma kula ngantos němpuh wirang isin / paya sing byaktyarsa / sung nipkah mring ibnuswari / gangsaring pangupaboga //

Page 57: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

46. Wus tri warsa laminya punika saking / ngong srananinmbarang / ringgit kacarma anganti / widada těkeng samangkya //

47. De yen kyai Agěng ndangu nama kami / ingkang sudi ngundang / pun Sandiguna kyai / Agěng maring atatanya //

48. Yeta kakang sahayanta swa puniki / nora liyan paran / taksih wangsanta pribadhi / ki dhalang waluyanira //

49. Inggih paya mendra pamendra maksih / wangseng ngong priyangga / sanggya kacarinta kyai / agěngjroning wawan sabda //

50. (k.33) Lan ki dhalang ngarti karsa dalěm batin / ěndi atmeng dhalang / wanodyendah těkeng dadi / ojating sa Mangir tana //

51. Dene těka tan kaya adera dadi / puspa lanteng janma / manira sělak kepati / kěpencut mring citranira //

52. Baya lagi ana sababe kangguling / dene mboya melwa / yahya marene iki / sawusnya gagas mangkana //

53. Dyan ling maring ki dhalang manawi / sarjuning tyas mangkya / ratri waluya amaning parlunya anta sun tanggap //

54. Wangsulanya ki dhalang inggih prayogi / dyan sami pamitan / wangsul mring kuwunirěki / kawuwus saratrinira //

55. Kalaksanan pantyasanira kiyai / Agěng anggěmira / ringgitan yata mangkyang ling / Kyai Agěng dupi umyat

Page 58: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

//

56. Mring sěwayang dhalang wae endah kang wis / kacariteng srěngga / tan koběr ngraosakěn ringgit / kang krameng tyas mung sang rětna //

57. Pan měkatěn panglocitaning tyas neki / těměn kang parwata / pancen nyata listyeng warni / ingsun durung nate umyat //

58. Wong wanita kang listya kaya (k.34) wong iki / boya panukmannya / de wiratih jaman nguni / dening běběja martamnya //

59. Mring wisměngsun parlu kapanggya lan mami / poma cěcolowa / sadurunge maring mami / sabagya ngong mangargya //

60. Pasti lamun gěningsun magěgya sami / lan katamyan dewa / tur bathara pruwitaning / para apsari lan apsara //

61. Iya iku kang jějuluk Hyang praměsthi / Guru duk samana / duh putri mustikěng putri / dasihta pun Wanabaya //

62. Mintaksama paran kyah ning sisip kami / yen paminta kula gusti tar krasa ngaksami/ ngong sandika pinidana //

63. Wus sidinya tyang sisip dipun ukumi / sing nging pamiteng wang / ywa gusti ngukum mring mami / ukuměn nging mring pribadyan //

64. Neng tilamrumi sawawi gusti sapunika / kintu ngudubillah / himinasssitonirojim / ingsun iki lir wong

Page 59: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

jawal //

65. Kacarita dupyanta Kyai Agěng mawis / yatna kang mangkana / dyan manjing wisma dupyenjing / wancidungkap ringgit bibar //

66. Meh ywa sangking panti (k.35) anyakěti kělir / dupi wus bibaran / Kyai Agěng wacana maring ki dhalang ngatěn lingira //

67. Yeta kakang sahayanta kinen sami / ngaso ring pondhokan / karuhun lanta pribadi / kantuněng ngriki pinarak //

68. Manirarsa mědar Gusti mring sirěki / wanita mankena / kapyarsa dening len jenmi / ki dhalang mesěm jroning tyas //

69. Wit wis tanggap mring karsanir kyai / Agěng wau yanya / linggih sandhing nadyan angling / mring para sahayanta //

70. Anta papadhingin ngaso mring panti / pamondhokan para / kang nanggap ling mangsul linggih / sing riku dyan pamit mentar //

71. Datan mangkya manyatur Kyai Agěng tuwin / ki dhalang sawusnya / kantun priyangga kiyai / Agěng murwani wacana //

72. Anoraga mawa manuara krami / amamalat krama / měkatěn denira angling / kakang yen pinujweng karsa //

73. Depayanta waca sun pinta dadi / jatukraměngwang / tětěpa dadosa swami / kasidyan kula punika //

Page 60: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

74. Dereng nate nambut (k.36) silaning akrami / dadya kita paya / jejaka wredha sumarmi / ngantos lalu dereng krama //

75. Darunanya rasing tyas ngong dahat linggih / umaring waleha / kok dupi manoni maring / wehanta sarwa kreteng krama //

76. Marwa anděr matur mring kakang puniki / baya wus karyeng hyang / siwinta jodho lan mami / wasana sru paminteng wang //

77. Marang kakang mudyan dhak aras nglenggani / waluyeng ki dhalang / inggih sumangga anunging / ngong tarosipun sutamba //

78. Dhingin awit nguni wus karěp ngong tari / nambu silěng krama / maluya dereng kadugi / těksih rěměn amor angga //

79. Ngantos kahana amba ananging cobi / mbok yun karseng sukma / paduka mawus pinasthi / dadya jodho wehamba //

80. Ki dhalang wus pamit mring pakuwoněki / ringkěsing carita / nata putri sampun keri / dene ki dhalang wus prapta //

81. Ing pantyanya Kyai Agěng sang dyah nuli / den pratista kenya / madendah jroning wadari / kaputren mung rising wisma //

-----------------

Page 61: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

VII. Pupuh Gambuh

(k.37) Glising tatya sang ayu / Kyai Agěng sampun těpang wuwus / kacarita ratriya ringgitan maning / kyai Agěng mempen tan mětu / sing kamar manggung karongron //

1. Lot nandukěn pangungrum / mamara aminteng kalbu / saya ratri sangkin ngangsěg dereng ngungkih / mring lunturing sih sang ayu / karsa pindhah sing ngriku nggon //

2. Mring kamar tilamipun / Kyai Agěng sang ayu / tan lěnggana wit jro tyas ngandhut wadi / mangkono ciptaning kalbu / ngěndi baya denya kongkon //

3. Lěmbing kyai Baru / kuping kene sunyasup tan mranggul / bok manawa neng kamar tilaming kyai / Agěng marwa ingsun arus / nurut ngalih kene nggon //

4. Sawussira sang ayu / angloncita lir měkatěn wau / dyan ngandika mrik kyai Agěng inggih kyai / Agěng sakarsanta Ulun / tamtu mung anut kemawon //

5. Kyai Agěng trus theng kalbu / dyan mandhiri bujanya sang ayu / ingkang kanabden asta kinanthi majing / mring (k.38) kamar praremanipun / kyai Agěng kang wus kacrios //

6. Ing arso dupi sampun / manjing kamar dwaranya ting sup / sang putri sinambut munggah jiněmrik / ing wayah ambangun turut / ing dyatmika ngupas lot //

7. Mring ungwanya kyai Baru / kuping dupi trus trang pandulu / ywan cěketing tilam wontěn watang siki /

Page 62: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

nganyir neng plangkan pradyan byur / ngulěsan pethak kinawot //

8. Nuturkěn lěkasipun / Kyai Agěng ing salaminipun / ya dyanendra těmtu nyaketi kiyai / baru (k.39) kuping marmanipun / dinok cakět lan paturon //

9. Dadya nggenya sang ayu / ingkang uwus kasěbut ing luhur / wastu sipya margi linggih paya kyai / Braukuping nangkyang gěnu / kang sarimbit neng paturon //

10. Kyai Agěng titir ngungrum /pan měkatěn wah ywaning pangungrum / duh gustyamba kang byaktaruning putri / ywan sredheng tyas ngon ngulun / ngalam angalir ngekel ngayom //

11. Mring wětyěku pun ulun / yen inam nyata pakarya nambut / ing pakarya lir dene kraměng tyang sih / taksih pami sababipun / sawěg ragaswara elot //

12. Ywan tatan minulyantuk / usada kang cěspleng mbok kalamun / kawulantaka lajěngn / mangalam lalis / marma gustyambenggal asung / wau sadaděpur ingong //

13. Ywan wus ning mala wau / yajati lir sabanipun wastu / tandya tapak ing karya sihing tyang dasih / sapang rekta ulun mestu / nandyan rapuh těkeng layon //

14. Wong darwo kiyas lamun / těmtu tanya wignyaraskěn ulun / kějawi mung dewataning wědyarina / inggih paduka puniku / ri (k.40) něngkět ponang cariyos //

15. Wit karalayěng lamun / tinuturakěn jaumbab

Page 63: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

pangungrum / wusnya mgatěn sang endyah ling arum manis / mangkana wuryaning wuwus / kyai Agěng anta dipun croh //

16. Ywan sajatining ulun / dede wěkěng dhalang tahunipun / ibunya kang mandhiri naroeng Mantawis / marmenong ngatos tumurtur / dhalang ngatěn luring crios //

17. Purwayengong binatun / nambut silěng krama tinětěr sru / ingong lumuh kapati kang awit saking / sih rěměn lamban sang ulun / něnggih paya supaměnggong //

18. Tan sipi bendunipun / ngong tinundhung medra sing kadhatun / la kalunta lunta laksitěg ngong dupi / prapta madyaning wanagung / sědyarsa manganyut tuwoh //

19. Datan nendra tar muluk / dumandakan sato wana tamu / rikang galak tan purun mangsa ring mami / mandar mandarwa sadarum (k.41) nayangěs muku mel mringgong //

20. Dupi wus sapta dalu / lan sapta ri gyaning ngong neng ngriku / wanci lingsir ratri ngong kapraptan jami / amradipta cahyanipun / pangandikanira alon //

21. Nini imb agupuh / saking kene sinawus tinamtu / kapranggul myang dhalang lan sahayaněki / sira dyan ingambil sunu / dene ki dhalang lan linyok //

22. Ingong anyatanipun / titenana kariya rahayu / sangka umyat dyan murcita tan kaeksi / dupyěng jing ngong sigra mětu / sing ngriku těměn kapanggoh //

23. Dhalang sakancanipun / linging dhalang mringong e ta

Page 64: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

gěndhuk / dera nabda saryěs mumirong ing mami / kawistarěng netranipun / kados kintu ngong siněnggoh //

24. Mbok samidya kang tunggu / wana ngriku andayakěn lingipun / dhalang mring wang makatěn anta puniki / paran bangseng ngong satuhu / apta bangseng marduwong //

25. Yen sira nyata manus (k.42) ngong sru ngungun de pribadi purun / aneng kene wah sira iki pawestri / nunggal janma tuhu / kang tiněmu lan kyan tenggong //

26. Kapi dahat yun ngrungu / wau yen ngong ngate linggih ulun / wastu janmi pinangkengong sing Kědhiri / kaplajar kasangsaya sru / nguni recang wong lan ěmbok //

27. Laksenggong lawan biyug / dupi prapta ling Madiyun ngrik / sawěg aru ara wit rěrěmpon jurit / sru ning giyuh ngong ambiyung / dene wong antan karaos //

28. De lentar ngong sing dunung / ing Kědhiri ing daruanipun / ugi aru ara wit rěrěmpon jurit / pancen ing mangsa puniku / pra ing manca praja ayon //

29. Sami rěrěmpon pupuh / nuting harda myang biraměng kalbu / ing wasana akarya erening tyas mring / janasak rad Jawi sangung / wondene laksita ningrong //

30. Prapta ing ngriki amung / sědya karsa amangnyut tuwuh / (k.43) dupi wus tlas tur ingong dhalang sigra ling / he rara yen sira sarju / ning tyas sun pek siwi pupon //

31. Ulun mangsul sru nuwun / sakayunta ngong umiring

Page 65: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

kintu / dhalang mangsuli ya gěndhuk payo laksi / inggih ing wangsulan ulun / enggal ponang cariyos //

32. Ngantos prapta puniku / ing ngarsanta dene yen pukulun / wus nyanggemi mring ngong badyarsa sumiwi / maring kanjěng rama prabu karsanta těmtu kalakon //

33. Anyorang mring anggěng sun / ya dyan anta tan nyanggemi tamtu / tar kalaksan anywa maring diri mami / sang rětna panabdanipun / sarwi mahywaken kan elok //

-----------------

VIII. Pupuh Mijil

Kacarita Kyai Agěng sawusing / myarsa ling mangkono / lěgěng ing tyas těmah jěgreg bae / sapandurating bisu tarwing ling / pan lociteng ati / lah kětanggor ingsun //

1. (k.44) Mangka sang sri mungsuh ingsun yěkti / wus lama sru melok / datar srědha niwiling samangke / yenta ingsun anganti sumiwi / menthi den lalisi / tanah ngong pinundhut //

2. Saměsthinya den jarah sakalir / wadone binoyong / samulanya ginawěng mring prajěng / Mantaram mangkone ku wus městhi / kocapa sang dewi / wrin liring sang sěmu //

3. Ning kyai Agěng angemu wiyadi / tatandya nabda lon / pan mekatěn rehe pan dělinge / dhuh Kyai Agěng ywa sandiyeng galih / babasan dosaneki / manira kang nanggung //

Page 66: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

4. Ya den wontěn běndunya ramaji / nanging kiraning ngong / wus němtokkěn tan dados dukane / awit inggong myarso kan pawarti / samen dreng sun saking / puros marěng dangu //

5. Jer ramendra macak ondhang wradin / mring sanggya parawong / pan měkatěn kang ondhang ungěle / pengět iki nawalengsun sang sri / kang (k.45) mandhiri aji / ing radya Mantarum //

6. dhumawuha mring sanggya pra janmi / kang kalbu měngko ngong / awiyos sun mangsung udani yen / putriningsun murca saking puri /pudya kramaněki / dyan ajěng Pěmbayun //

7. Sadengah wong priya ingkang bangkit / němoke si dhenok / pasihi lamun sun dhaupken ling re / umanjinga dadi jatukrami / lan sung pangkat dadi / dipatyeng Mantarum //

8. Wusnya mawarta ngatěn tumuli / ling maring sang sinom / Kyai Agěng kintěn kula dhewe / rama prabu sru astaming galih / dharwa mantu kang lir / lan ta sababipun //

9. Kang sapisan lanta bangsa trahing / nungswa Jawi kasong / kang kaping dwi tra pandhita leweh / kang kaping tri prakosweng ngajurit / ping catur dar wani / wasiyat linangkung //

10. Něnggih paya Kyai Barukuping / saking kiraning ngong / ramendra sru krangsitan angsale / atma byanda kang (k.46 yayah sirěki / katatya kiyai / Agěng wusnya ngrungu //

Page 67: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

11. Sabdeng sangdyah kang mangkono nuli / ngudaraseng batos / sanggyasidik sabdeng sang dyah kiye / sangkin maneh yen sun mring sang putri / wasis momong yěkti / sinisihan sang prabu //

12. Pasthi lamun tan ana tumandhing / mungguh sihing katong / kang maring sun yata ing sawuse / ngangěn angěn kang mekatěn kyai / Agěng dyan nabda ris / mekatěn ligipun //

13. Dhuh dhuh gusti gustine pun patik / lahir batin yěktos / saha ing tan ayu myang tarkine / mangkyěng ngong sang ngemba pyarsa niwi / ing ramanta sang sri / yayah mara sěpuh //

14. Dening kula nging dereng kalahir / sawěg wontěn batos / sang dyah nabda paranta ling těmbe / pakěnira tan madayeng janji / Kyai Agěng maluyi / tan watak yen ulun //

15. Amaeca ing janji kang kadi / pandhakwan talingong / (k.47) sajeg tumitah pan dereng nate / anglincati kang wus kula angling / yata sang dyah sajake / wus karso nglanggati sědyaneki / dyan pinondhong ririh / ginulingken laju //

16. Kang mangkana lěga rasing galih / Kyai Agěng kacrios / wrining sěmu ywa sang dyah sajake / wus karso nglanggati sědyaneki / dyan pinodhong ririh / ginulingkěn laju //

17. Wanti wanti kinuswakang pipi / parang jajanya lot / ginu wětah ciněcěp lathine / wus kaleson sang dyah tanpa mosik / mukintu lumiri / sěkarsaning kakung //

Page 68: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

18. Sang priya sangkide rama ngungkih / wastranya sang sinom / kawasesa rangkěpane / sang priya yun andyakken kang kapti / sangdyah anglanggati / datan miwal kayun //

19. Glising tatya wus woraksa sang dwi /sampatnya sang karo / sami anglir siram smanitane / těmah sami marlupa dupi wis / rereh sawatawis / dyan sami mring pungkur //

20. Manjing mardawa (k.48) yatan dyo sami / siram gěntos gěntos / kinosokan sampat sangkliye / mah ywa saking ngriku maring panti / kawala dyan sami ngědi raganipun //

21. Ngrasuk gondro wina amrik minggring / wus palěstha miyos / saking ngriku lan waluya maneh / maring sana tilamnya kiyai / Agěng wusnya prapti / ling ngriku tinutup //

22. Swara nira dyan umapan sang dwi / sareyan kacriyos / sang rětna tan sagěd sagěd sare / awit sědanya dereng kadugěn / ngring piyapi guling / Kyai Agěng tinutur //

23. Saka mantyan suka nirěng galih / dene ta sang sinom / wus nimbangi sih katrěsnane / sruning suka wewekanya anis / kajenihan sandi / upaya tan wěruh //

24. Lan tan rasa rumangsa sakědhik / kědhika ing batos / ya den arsa němahi tahane / kang jalaran awit (k.49) saking sandi / upya mangkyang ngling / kyai Agěng dupi wus //

25. Mapan sareyan trus pulěs guling / ngorok sěnggor

Page 69: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

sěnggor / kocap sang dyah kat gat driyane / mangah mangah měrpěki kiyai Baru kuping sarwi / matěg ajinipun //

26. Lir kang uwus kacaritěng srěnggi / ulěsnya kan waos / dyan binuka dalah warangkane / lungiting watang den usap kaping / katri lang ujunging / rěrangkěpannipun //

27. Wusnya sampat gyanira ngresapi / wau ponang waos / sigrang ngakak lan anibakake / kang wisarda drěs lir pendah wrěsthi / gupuh sang sudewi / matěg ajinipun //

28. Sanduk ponang wisarada kang mijil / kang drěs yayah jawoh / wus sirna king tan ana labete / sang dyah gipih ponang lěmbing nuli / den ulěsi maning / wrangkanya tinrap wus //

29. Dyan waluya maring tilam sari / mapan sare alon / pan sung ngangkah ywa karya gitane / (k.50) Kya Agěng kang sih pulěs guling / anityas taksih / ngorok sěnggur //

-----------------

IX. Pupuh Gambuh

Tan tinutur katrinya sangka dwinipun / patrapnya gyanira guling / kang ki nata enjangipun / sampun sami wungu sang dwi / tandya kanthen bujo miyos //

1. Saking ngriku neng panti baksana ngunjuk / wedang atanapi bukti / sarapan dupi wus rampung / Kyai Agěng maring pandhapi / gatinya manggihi dhayoh //

Page 70: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

2. Něnggih paya ki dhalang saka bumi pu / wusnya sami tata linggih / kya Agěng mesěm nabden rum / kakang Sandiguna mugi anta prasaja kemawon //

3. Bab sang putri punapi yogyanta tuhu / paranta dede ki sandi / guna ling waluyanipun / waleh punapa Kiyai / Agěng paya suta pupon //

4. Dyan ngong mangguh neng madyeng wana duk dangu / katanya (k.50) priyangga saking / saking Kadhiri sababipun / ngantos nilar ponang panti / ling ngrika sawěg rěrěmpon //

5. Ngalaga wah ing Kadhiri kajěng wus / dening ira jayeng jurit / dadya raryes tri puniku / nama kapalajar saking / prajanya yata kacriyos //

6. Kyai Agěng ambisiki karnanipun / ki dhalang denira angling / mekatěn kakang sun sung wruh / duk wau ratu kutha ring / sang dyah wus bedhah dening ngong //

7. Wusnya mantun dhisik kaya sru gumuyu / nyekakak lan ngěntrok wentis / kendělnya guna ywa muwus / kakang sang wae amawas / sawe satuhu maring ngong //

8. Kuna wilan priyangga nyawěkěng prabu / yeka gustyang ngong pribadi / kang ngadhaton ing Mantarum / ki dhalang sakancaneki / dupi myarsa ing mangkono //

9. Samimapi api gita samya jumbul / pating polongo kang lathi / ki dhalang wasananipun / Kya Agěng (k.52) kula tan ngimpi / tan ngrempelu yen sang sinom //

Page 71: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

10. Ywa kita kang mekatěn ing wadinipun / kula tan nyana kapati / ya dyan sang dyah putri prabu / kang ngadhaton in Mantawis / wisma mekatěn městhi ngong //

11. Taman sutra ngambil sunu masthi laju / ngong turkěn ring narpati / saiba nungraheng prabu / kang dhumawah maring mami / apinya pinangkat dados //

12. Abdi dalěm demang dhalang sinung lungguh / siti panca laos kardi /nging bab lalakyan sang ayu / wus městhi ngatěn puniki /wosipun kodrating manon //

13. Sang rětna wus tinamtu dadya kang jatu / kramanta punika kyai / Agěng parikramanipun / paduka nama nětěpi / thenguk thěnguk němu kěnong //

14. Ngong kaliput kirang timbalan kang wujud / němu kěnong pari krami / kěnong kirang garanipun / pantiya ngong sawěg saking / kang sapisan putri katong //

15. (k.53) Kang kaping dwi wae citranya ayu / kaping tri subyěng laki / kaping catur supana nung / marma wus sidhitna mami / wau punika němu ngong //

16. Paranta wus padha nyonhongi kancengsun / paněmuning sun puniki / kang liningan saur manuk / inggih wus samnya nyondhongi / pamanggyantiku tan linyok //

17. Lirnya těměn ki dhalang amanthuk manthuk / sarya ngling iki kiyai / Agěng dahat begjanipun / nganti nir pipindjaneki / tan kěnidhen merěken wong //

18. Lendhinatur nanging tunggal raksanipun / těgasih ingong miyarsi / kunadiyan irang mulku / tur ngudi

Page 72: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

ngupaya janmi / rikang pra kaswěng palugon //

19. Karsěng prabu yun sinrah bang bang lum lum / mring praja Mantaram tuwi / sabawah wěwěngknipun / ananging nganti sapriki / mungsuh sopangunggyengong //

20. Durung antuk kok dillah karsaning hu / (k.54) Kyai Agěng iki dadi / susutya dadalěm prabu / kapasang yoga kapati / dadya wus běgyěng sang kawong //

21. Yen kanjěng sang sri lan kyagěng liripun / sung karo wau puniki / ngong maluya kang sun wuwus / bab seje catur ananging /nunggil rasa wit mangkono //

22. Yen kalaksan kya gěng den srahi banglum / luming radya dadi kuwi / kya agěng arane tumpuk / undhunging kabegjaněki / sayaning pipindhan yěktos //

23. Kyai Agěng saktlasing dhalang gyanipun / wawan wacana tumuli / gumulya ngakak asru / saryanya angěntrog wentis / lan astanya kěplok kěplok //

24. Tuwin mojar mekatěn sidhi sadarum / kakang sabda ta puniki / dwi dene kanjěng sang mulku / těmtu tan angsal ngupadi / narakong prakoswěng pupoh //

25. Amedhar rasa wiraning rat wus tamtu / datar manggih jang (k.55) kep kalih / městhi mung satunggal ingsun / igkang prakoswěng ngajurit / gyanira mojar mangkono //

26. Sarwi těbah pranaja mukya malatu / netran dhik paoning lathi /kuměbut anglir satuhu / wontěn lawanannya jurit / dyanya mandhiri angato //

Page 73: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

27. Nahen ling kanidhitanya ngasta wau / sumanya nagarněki / salaute pasilanipun / para pratiwaning aji / kanggya dhambul astakaron //

28. Dyang ling ngumbulakěn manginggil srumusuk / sasat anggayuh wiyati / dhawahnya tinampen pupu / sea sumyur glěpung dadi samyeram nora kan tumon //

29. Dhahar gupuh ngrarepa ngatěn turipun / dhuh sampun sampun kiyai / Agěng kula sakanca wus / sami pracaya sayěkti / reh kadibyan kang mangkono //

30. Kyai Agěng wus lilih arsaning kalbu / dyan wangsul linggih lan (k.56) maning / wusnya sami tata lungguh kyai Agěng mesěm nabda ris / kang kalamun anta condhong //

-----------------

X. Pupuh Asmaradana

Kadarpeng tyas ngong wignarik / wulangan arsa niwendra / ngaturaken putrinya len / pwaturken linajiwita / myang kaatur bulu bektya / pametyeng Mangir bumyengsun / sumanggěng karsa sang narpa //

1. Ki dhalang waluyaneki / Kyai Agěng ngong bihardo / condhong karsan tri wiyose / kula sakanca ing benjang masthi tumuntur riri / nanging sapunikanipun / pěnět rumiyin nyaraka //

2. Umarig radyěng Mantawis / angaturkěn asta wanro / yen těkeng pwa yen ing kaweng / kaparěng lantar saniwa / ngaturken putri narpa / lan atur wulu pamětu /

Page 74: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

pametyeng Mangir bumenta //

3. Deka sang kaya lumaris / kula la pěrpat paduka / sintěn ingkang kinarsakake / nging ywa ngantos (k.57) kathah kathah / mindhak akarya gita / něnggih kapirěng sang prabu / lan kelancaran kewala //

4. Jawabnya Kya Agěng inggih / ngong wusnya waweni kakang / pamanggyan ta marma mangke / sayogya ngintu dyan pangkat / ki dhalang waluyanya / nggih sandika pangikětipun / kacarita dyan tata tata //

5. Kya Agěng tandya ngundhangi / nara kang den puhi sanggya / kiněn samapta pirantos / kadosta joli jempana / lan sangung upacara / sang prabu ni putri kakung / glising tatya wus saměkta //

6. Kya Agěng dyan malběng panti / waworta maring sang rětna / dereng saniwa sang rajěng / sang dyah lumirig kewala / ing dyatmika kamantyan / entyar měngtyas wit yun pangguh / kalawan yayah rěnanya //

7. Margi wus oneng kapati / kuneng kya Agěng lan sang dyah / mangkya gantya winiraos / dhalang lan sahayantra / kang lamen (k.58) neng pěndhapa / ki dhalang sigra anuduh / dwi kancanya kang paparap //

8. Sandi pratama utawi / Sandi murcita inagya / umatur mring sang pamane / nanging laksa dhědhě mitan / jujuging Handarakan / neng ngěnu datan gěněmya / wus prapta ing Mandarakan //

9. Wus panggih sang adipati / Mandaraka sawusira / tata susila sanggyane / sang dipati manembrama / mangkya mau maring sang / dwi cundhoko aturipun / tilar

Page 75: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

sapanuwun kula //

10. Dyan matur kang sinambat sih / Sandimurcita mangkana / kya lurah kula kinengken / dening praja adipatya / Martalaya tur wikan / Kya Agěng Wanabaya wus / kěni kapikut ing sandya //

11. Upaya de sang Sri putri / kalawan kula sakanca / samyarja sihing reng Manon / lan tan kirang saniskara / de Kya Agěng ta myarsa / sumiwi maring sang (k.59) prabu / ing mangkya wus tata tata //

12. Lingira sang adipati / paya sun irit sumewa / maring kanjěng sang pamase / glising tatya sampun pangkat / tan kalir neng sopana / prapta parasmara wus / niwa ngabyantareng srindra //

13. Mandaraka adipati / matur ring sang naradipa / pukulun sumarma ningong / sumiwi paya gatinya / angirit niwanira / abdi dalěm pun tuměnggung / Bocor lan pun Saradula //

14. Kadwinya sami tinuding /dening abdi padukendra / pun Martalaya wiyose /sami atur sěmbah běktya / kaping dwi tur uninga / pun Wanabaya mangkya / wus kěni kapikut ing sadya //

15. Upaya de mangkya mawis / tata tata sar sumewa / ri paduka sang pamase / atma pun Martalaya / cumadhong karseng narpadi / sang dipati lingipun / paman andika dhawuhna //

16. Mring sanggyaning wadya mami kiněn (k.60) samya ngalaga / nging dhědhěmitan kemawon / sang adipati tur sandika sang prabu dyan anabda / mring Saradula

Page 76: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

Tuměnggung / lan Tuměnggung Bocor mangka //

17. Noleh sira karo sami / paran raharja turira / pangestu dalěm sangkawěng / kapundhi wontěn ing kumba / sang sri maning sabdanya / paran yu nini Pěmbayun / lan sahayanta lan pan sadaya //

18. Nuwun sing pangastu aji / putri dalěm lan pra kanca / sami ayu s adayane / Ki Bocor lan Saradula warahěn Martalaya / dipun darana ling kalbu / sun anganti carakanya //

19. Si Wanabaya yen uwis / bakal ana karsaning wang / wus padha baliya age mring tanah Mangir bakya dyan / kawadha kalaksan / dening Wanabaya nuwun / Sandika dyan sami medal //

20. Pasilanya sing ngarsa ji / kyata tita kang lumaksa / mangkya sang prabu kacrios / dhawuh mring sang (k.61) adipatya / Mandaraka ligira / paman den prayitněng kewuh / ngong nglěbět ana ing jaba

21. Aturnya sang adipati / Mandaraka nun sandika / dyan madal paslianya age / sing ngarsendra tan winarna / wus prapta wus prapta pantyasnya / angabari sang prabu / nudhuh nimbali garwendra //

22. Glising carita wus prapti / prameswari ngarseng raka / sang srindra madupi linge /yayi lan tandaniya / ature Martalaya / Wanabaya wus kapikut / saking reh sandi upaya //

23. Mangkya wus mirantiya arsi / sumewa maring manira / dening wekas kanguniweh / para kang tumut tur sanggya / harjanti sihing sukma / sang prameswari

Page 77: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

turipun / sru sukurira mring Allah //

24. Nahen sang sri lan kang smawi / gantya těkang winursita / sang cundhaka sakalihe / wus prapta ing Mangir tanah / wus panggya adipatya / Martalaya dyan alutur / aken ngganira dinuta //

25. (k.62) Puwa nadya antanapi / wasana katur sadaya / sang Adipati dělinge / ya wus yayi sakaronya / yen mangkono karsendra / sun tamtu amung lumintu / kuneng ingkang sami wawan //

26. Ling mangkya gantya amarni / antaya Kya Agěng Wana / baya ki dhalang kadherek / akěn janma cacah / dwi dasa sampun pangkat / sing ngriku baya tinutur / duneng marga wus prapta //

27. Ing radya Mantaram sami / njujug soring ringin kěmbar / sayěstha lir nara pepe / sigěg kang pepe ing mangkya / sang nararya katataya / nuju siniwakěng sunu / wandawa lan wadya tantra //

28. Pepak samuwa kang nangkil / kadi dene sabanira / sang mulki pandherek ngantos / imbalan ling paran paran / kasělak uningnya dyan / ing sasěring wringin kurung / wontěn manus pepe tandya //

29. (k.63) Nyundaha wadyendra kaswi / inagya mariksa paran / niti punika tyang pepe / dur caraka tur sandika / madal pasilanira / sing byantarang sang Sri laju / laksitanya sampun prapta //

30. Pratistheng pepe sujanmi / sang duta ambah wacana / dhawuhkěn pandangu kanggěng / tumuju ring rikang dadya / pramukeng pepe nara / apan mekatěn lingipun /

Page 78: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

anta dinangu sang nata //

31. Naman tamyang kisma něki / lan paran sědyanta deta / pepe punika ature / ngong wasta pun Sandiguna / minangken ngong sing tanah / Mangir deta sědya ulun / jwa wontěn lelah sang nata //

32. Kularsa niwa ngarsa ji / atinya ngong cinundhaka / dening Kya Agěng parabe / Wanabaya Mangir Tanah / wontěn parlu kang kědah / katur sang prabu dupi wus / batih turnya (k.64) Sandiguna //

33. Sang caraka wangsul gipih / wus prapta ngantyanta rendra / dyan munjuk Měnggah ature / sami kintu lan a t u r n y a n / S a n d i g u n a w a u p w a / i r a n g mulkundhawuhipun / lah marěnggal timbalana //

34. Nuwun sandika dyan laksi / dwi duta wau wus prapta / ungganira nara pepe / glising tatya Sandiguna / lan kancanya wus samya / kěrid dening duta laju / sumaweng ngabyantarendra //

35. Wusnya sami tata linggih / markelu konjěm mring kisma / sang Srindra wacan alon / heh sira mukyaning dhuta / umatur rama ring wang / paran parlunta tinuduh / dening jěběng Wanabaya //

36. Nuwun jirih kawuka sang sri /sowan kawula dinuta / dening patikbra wastane / pun kya Agěng wanabaya / wisma ing Mangir tanah / kang sapisan kinen ngatur / aken sembah sungkemira //

37. (k.65) Kang kaping kalih tur uning / putri dalěm pudya krama / dyan ajěng Pambayun mangke / wontěn tanah Mangir unggyan / pantyasing kawulendra / Kya Agěng

Page 79: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

pun / anjawi saking punika //

38. Ywan padhukendra nglilani / kya Agěng bodyarsa niwa / parlu ngaturakěn sang sinom / lan atur laya satmaka / sarta tur bulu běktya / de sangking Mangir keh ipun / denira arsa sumewa //

39. Ing benjang ari respati / nandura ngarsa punika / wastana atur sanggyane / mung cumodhong karsa nata / heh dhuta aturira / minangka aturanipun / jěběng Wanabaya dera //

40. Atur sembah pangaběkti / sun tarima kasih lawan / dera atur udani yen / putringsun aneng kana / iku kapasang yogya / dengong bakal darwa mantu / wonga dhewe tur prakosya //

41. Ing nga (k.66) dilaga maning / si Jěběng arso sumewa / parlu ngaturakěn si dhenok / nguniweh tur bulu běktya / dwi dene tur paralaya / jiwita kang mangkeneku / sun diarda ngarso arso//

42. Gyanira arsa sumiwi / saka pangangkahnya benjang / kěmis lěgi ngarěp kiye / ingsun wus nglilani sarta / warahěn jěběng aywa / sarwa tidha tidheng kalbu / krana sangkyeh ning sasipya //

43. Sanggya wus sun kubur sami / lire wus ingsun aksama / wus padha baliya age / sahur kayatur sandika / dyan lengser sing ngarsendra / tamu dupi laksanipun / wus mimba saking bacira //

44. Laksanya gancangan sami / nihan kang sami lumaksa / gantya sang prabu kacrios / dhawuh mring sang adipatya / Mandaraka e paman / si Alap alap Tuměnggung / lan

Page 80: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

Tuměnggung Wiraguna //

45. Sapanekar nira (k.67) sami / methuk aněng Bantul desa / adhimas pangran karone / Mangkubumi lan ariynya / Singasari paparab / kairinga pra Tuměnggung / majěga měthuk kalana //

46. Ingsun dimara lan maning / kaurung urung bupatya / Mancanagara saparo / kami saparo tugur ana / ing Pancabiti sarta / para puta santanengsun / dalah sapanekarira //

47. Wanabaya yen den iring / dening wadya akehira / padha prihen bali kabeh / nging tur ta mring Wanabaya / kang mardu sadhut ywa / nganti karsasing kalbu / ywan kěni sandi upaya //

48. Paman anta tugura ing / Kamandhungan de manira / Tuměnggung pandhapa kemawon / wus pakastha sabděng narpa / sang sdipati turnya / sandika dyan dhawuh / rangcaging tatya wus sampat //

49. Ing lendra jěngkar (k.68) kondur kondur angenya pura / sigěg kangenya puri / gantya ngatapara / kang sěwaka samuwa / wus bibar sami waluyi / ring wismanira / priyangga pribadhi //

-----------------

XI. Pupuh Durma

1. Mangkyang genu enjangnya para pangeran / tanapi pra bupati / dalah apnekarnya / kang lumaksa ayahan / nira irang inastuti / měthuk wus samya / pangkat datan winarni //

Page 81: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

2. Neng sopana wus prapta pundi dunungnya / dhewe dhewe kang mawis / dinawuhkěn ngarso / wau kang wus katatya / nihan mangkya kang winarni / sang adipatya / Mandaraka utawi //

3. Para weka lang wangsendra saryab para / bupati jroning nagri / myang Mancanagara / dalah sapaněkarnya / wus sumiwi tugur sami / kuněng kang samya / tugur mangkya amarni //

4. Ing bacira tinutan kyeh ning pradangga / rontek .......(k.rusak) umbul dadi / denya nuju bakda (k.69) / mulut srining bacira / nihan kang wus kaling srěnggi / ganti amarna / dhalang sakancaněki //

5. Sampun prapta ing tanah Mangir wus panggya / Kya Agěng dyan wawarta / rahira dinuta / purwa madyan wusana / wus katur sadaya titi / sasampatira / dhalang dera wawarti //

6. Kyai Agěng dyan nehem utamanggyannya / lan konjěm mring pratiwi / sasampunya tandya / angling mekatěn kakang / sanggya sabdendra ngong pundhi / wontěn ing kumba / dadya jimat paripih //

7. Lah tan kakang wus tamtu angkat kula / benjang ari respati / madu ngarsa paya / inggi Kya Agěng kula / kamantyan anayongyani / gancaring tatya / Kya Agěng myang sang Putri //

8. Anprajenměng ngriku kěrig lampit sigra / wancěnjang bidhal neki / kang lumakyang ngarsa / pra bekěl jejer nyapta / tlas bekěl den samběti / para kepala (k.70) tlasing kepala nuli //

Page 82: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

9. Sinambětan upacaranya sang rětna / kampil para estri / amaneka warna / dyan joli swanitinya / irangina yapa putri / kanan keringnya / kaurung urung dening //

10. Pra pratinggi mantri watang ligan cacah / dwi dasa janma sisih / wurinya sang endyah / kyai Agěng wahana / swaminda den palanani / ěběg ěběgan / ngudhangkrang den songsongi //

11. Wurinira upacaranya winaha / dening pra magěrsari / dhalang sakancanya / wontěn kering nghaswa / kang ngampil kya Barukuping / neng kanan kuda / pra kuli aměkasi //

12. Samua janmi běběkta amanca warna / wontěn ingkang angindhit / miwah ingkang mundhak / myang mikul lan nyangking myang / nyunggi kathah yen winarni / patrěpnya dera / kaběktan wau (k.71) sami //

13. De běběktan wau punika warnanya / ugi manca warni / kadosta danamyang / raja brana kalawan / wastra atanapi / bangsa baksana / lan keh bubuk myang gěndhis //

14. Sampun lepas laksanya tan ginupita / dera anabrang kali / lan ngragancang sarswa / myang tumurun ring jurang / dupi wus prapta madyaning / wana Ararywan / munggěng tětarup panti //

15. Saking kajang kang kinarya wau pantya / balunganira deling / denya lěrěp ngantya dwi rarti lan dwi dina / risaksana pangkat maning / dupi wus surya / sing wanen ngriku wiwit //

Page 83: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

16. Ngancik kikising radya Mantaram taman / kaling denya neng margi / gancanging carita / ing Bantul sampuna prapta / kocapa sang dwi bupati / Alap alap lan / wiraguna dya sami //

17. (k.72) Měthukakěn kalawan pranata darma / sung inastuti putri / mandhap sing wiwana / dyan tumameng pantyasa / sasinggrahan ngriku kyai Agěng ugi dyan / mandhap saking swaniti //

18. Ingancaran dening sangha dwi bupatya / tumama ing pandhapi / wusnya sami tata / susila samuanya / dyan bage binage ganti / bab karaharjan / sawusnya sampat sami //

19. Bogandra wina samadyeng boyaendra / winaye kawawiri / dyan Tuměnggung alap / alap wacana maring / Kya Agěng benda angling / ramanti narpa / sang pangestu basuki //

20. Kyai Agěng amběking sarwi maluya / inggih paman sabděng sri / ngong pundhi ing murda / dadosa kang jějimat / paripih ana rawung ling / kang putra krama / Wiraguna ing kyai //

21. Agěng ngatěn sabdanya karsengsang ngendra / anger yen sampun prapti ing praja pradyarsa / kawiwaha lir sila / ning pangantyan (k.73) den bawahi / binayang karya / ing purantara mawi //

22. Bojana geng Měnggah saking kintěn kula / paduka badhe lami / wontěn purasmara / tambah maning sang nata / tilar dahoneng ring siwi / yeka garwanta / wit wus kamatan panggih //

Page 84: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

23. Marwa kita anggěr darwa pamrayoga / dashita kinen tengga tanah Mangir / bok andyaruna / rehing antarma riki //

24. Ya dyan anta wontěn wisma těmtu taman / andya kang wanuh wani / balik antayersa / lami tilar wisma ywan / lan dya ling kang wanuh wani / manira darwa / walang driya sakědhik //

25. Kyai Agěng maluya sidhi sabdanta / dyan nabda mring pradasih / lahbocah ngong anta / yoga padha baliya / tungguwa wisma den sami / inong běbaya / saur pěksi nun inggih //

26. (k.74) Sandika dyan sami wangsul samuanya / mawus dhatěr winuwi / andyahkěn critanya / rikang sami bojana / wau ingkang aněng panti / Bantul sanggrahan / wusnya palěstha sami //

27. Samkat saking ngriku andugekkěn laksa / dera sami neng margi / datan winursita / glising tatya wus prapta / ing Sudimara kang nami / katatya risang / pangeran Mangkubumi //

28. Lan antenya kang pudya krama pangeran / Singasari tanapi / kang para bupatya / dalah panekarira / sami methuk luwar panti / yeka suyasa / sanggrahan ngriku dupi //

29. Sampun mandhap sang rětna saking puspaka / Kya Agěng ugi mawis / mandhap sing swandana / kang pradangga tinatap / kěbo giro raning gěndhing / swaranya umyang / suwuk gantya muni //

30. Mardangga kang munggeng empering pandhapa / ra

Page 85: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

gendhing pisang bali / mawi sinindhenan / dening dyah langenswara / binarung gerongan dening / (k.75) pra among raras / priya sadasa janmi //

31. Sabawanya ngěrangin punang pradangga / runtut wiramaněki / kěndho kěncěngira / sidhyaning ririh sora / turut saniskara neki / kabarung lawan / baledesindeněki //

32. Swara arum manis de pambarungira / gěronging para janmi / mong raras araras / rempeng tibeng wirama / karya lam laming pamyarsi / ning pra myarsa / kang wontěn ngriku sami //

33. De gerongan wau paya surasanya / tur mangkrama umaring / ira pinangantyan / priyendah praptanya lan / sasanti mudyan dha widhi / amidadakna / gyanira palakrami //

34. Ngranahana tumuju lan tinihapna / lir udyěng parikrami / kaken ninen ngantya / amin amin kinabula / niyat mangkya amaluyi / driteng sang endyah / myang Kya Agěng sawusing //

35. Mandhap saking swandana sang juwita dyan / kinanthi kanan kering / dening (k.76) dwi pangeran / Mangkubumi arinya / Singasari malběng panti / sawusnya tata / susila kang wawangi //

36. Pangeran Mangkubumi sung pambagya sarwa / rawat waspa derangling / pěgat pěgat krana / kadelwan kayarannya / sang endyah wělas kapati / mangkana lingnya / nini padha basuki //

37. Sang dyah mangsul ugi sarwi rawat waspa / pěgat pěgat

Page 86: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

maluyi / mekatěn tutira / inggih rama barkahta / ulun ginanjar basuki / ring Mahesa / Pangeran Singasari //

38. Sung mangkya mangi sarwi něnggah waspa / pěgat pěgat dera ngling / wit ugi kayatnan / layarannya sang rětna / tilar dawelas sirěki / ngatěn sabdanya / nini padha harjanti //

39. Waluyanya sang dyah maksih nenggah waspa / pěgat pěgat tur neki / mangkana turira / inggih rama barkahta / saking nungrahaning Widhi / ulun ginanjar / ulun praptěng samangkin //

40. Sigěgta (k.77) tri priyagung wau kang samya / něnggah waspa nirěki / gantya angupita / risang panganten priya / wusnya mandhap sing swaniti / dyan ingancaran / sumama ing pandhapi //

41. Dening risang tuwangganeng pra bupatya / yeka rikang wewangi / dyan Tuměnggung Alap / alap wusnya sanyata / susila samuwa sami / paran bupatya / mangarsa ganti ganti //

42. Ring ngarsanya Kya Agěng tur panakrama / Kya Agěng mansul linggih / tur nuwun mring juga / juganya kang bupatya / data kang wontěn pandhapi / ing mangkya marna / kang wontěn jroning pati //

43. Sang Pangeran Mangkubumi lan arinya / pangeran Singasari / wus pamitan marang / sang kusumarsa mimba / mring pandhapa sang sudewi / matur sumangga / dyan sami mring pandhapi //

44. Dupi sang dwi pangeran laksanya prapta / ing pringgitan kiyai / Agěng lawan para / bupati myang samuwa / para

Page 87: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

panekar dyan sami / urmat sadaya / wusnya sang (k.78) pangeran kalih //

45. Sami lěnggah para kang urmat samuwa / wangsul pasilaneki / wusnya sami tata / susila sang pangeran / Mangkubumi nambromo ring / kya Agěng lingnya / ngatěn jěběng sirěki //

46. Paran padha raharja tur waluyanya / kalingga murděng patik / sabda padukamba / raharja sihing Sukma / sang Pangeran Singasari / dyan sumarma / nabda ngatěn denya ngling //

47. Jaběng sira paran padha karaharjan / Kya Agěng mangsul inggih / kalingga kumbaba / sabda paduka kita / ginanjar ring Hyang basuki / sugata mahya / presman lan wedang kopi //

48. Dyan katungka srutu lumados sira / sawusnya samya ndrawi / dyan sami ses wusnya / purna gantya katungka / drawinan maneka warni / lumadosira / wusira sami milih //

49. Pranata kang kinarsa wusing palěstha / Pangeran Mangkubumi / mandhiri lan arinya / sisanira (k.79) pangeran / tumutur samya mandhiri / Kya Agěng sarta / ingkang para bupati //

50. Pra panekar sami umrat ngapurancang / Pangeran Mangkubumi / wacan mangkana / esagung pra bupatya / pradhaestranana sangking / kersaning praja / maeswara amangkin //

51. Jěběng Wanabaya kawisudha dadya / adipatyeng Mantawis / mangka Senapatya / rananggya sinung

Page 88: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

parap / Wanabaya adipati / lan kasinungan / Kědu Pagělěn bumi //

52. Sahur kaga nuwun sandika aturnya / myang sami anastuti / lan manadukara / ring karsěng ing nararya / sang Pangeran Mangkubumi / ngatěn delingnya / ke Jěběng adipati //

53. Wanabaya lah payika sanggapana / nugraheng graja sang sri / rupa upacara / kaprabon adipatya / Wanabaya adipati / waluyanira / kaěmbun nugraheng sri //

54. Denya mangsul sawi aněkěm kumbanya / lakonjěm mring pratiwi / (k.80) dyan denge ngek němbah / sung sun satwikanira / sasampunya purneng gati / erang pangeran / Mangkubumi lan ari //

55. Sang pangeran singasari wangsul lěnggah / samuwa ugi sami / waluya susila / sawusira palěstha / gyan nyawangsul sami linggih / sang adipatya / Wanabaya mangesti //

56. Ring ngarsěng san pangeran Mangkubumi nguswa / padanya dupi mawis / sampat gantya nguswa / padenirang pangeran / Singasari sapurnaning / wangsul susila / ripasila nirěki //

57. Sang pangeran Mangkubumi ngasta gělas / pangeran Singasari / ngasta gělas uga / lumiring sanggya samya / wusnya ngasta gělas sami / irang pangeran / Mangkubumi nabda ris //

58. Lah pwandra wimangka sang sasanti karya / mring jěběng adipati / Wanabaya gyannya / tanggap nugraheng suksma / liri punika (k.81) / iplap dyan surak

Page 89: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

sami //

59. Balam balam antri gumuruh swaranya sakendělira gyaning / sami maru dosta / gyan dwawi peperangan / sampat mardangu dyan muni / gěndhing winastan / kěbo giro swaratri //

60. Sasuwuknya gantakang musnya pradangga / kang neng ngemper pěndhapi / gěndhingnya winastan / subakastawa mawa / den sindheni atanapi / giněrong nudyat / karaos ngěsing widhi //

61. De gěronganira wau suryasanya / amujarja umaring / risang adipatya / Wanabaya gyanira / tanggap nungrahaning widhi / lumantaring sang / suniwin puniki //

62. Lan rinekseng widhi dhusta salaminya / Min Amin sabul ngalamin / mudyantha ngabulna / pamitěng amba para / among raras sadayaněki / kuněng ing mangkya / warna pradangga dupi //

63. Wusnya cukdyan adyan sami abojana / sarwimyat tledhek gyaning / mataya gambyongan / gěndhing ta boyong mawa (k.82) / giněrongan de surasaning / wau gěrongan / nyata ambaring widhi //

64. Sasamapating bojana wangsul lěnggahanan / taledhek maksih ngibing / kendělnya wibaksa / Mangkubumi pageran / ondhang sutarsa lumaris / menggaling tatya / wus rampung bidhal nuli //

65. Kang pradangga munya gěndhing winastan / kěbo giro swaratri / suwuk gantya rikang / munya punang mardangga / kang munggěng emper pěndhapi /

Page 90: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

gěndhing winastan / ladrang sridhen sindheni //

66. Myang giněrong dene surasěng gěrongan / lumirikěn basuki / deraning sopana / ngantya prapteng puraya / risang pinangantyan kalih / jalu wanita minsra minrabul ngalamim //

67. Ngabulna pamitěng ngong pramong raras / nihan gantya winarni / kang lumakyeng ngarsa / mangka pucuking laksa / pra bupati mancanagari / dalah rehira / katata (k.83) tharik tharik //

68. Pra bupati sami wahana swamindha / pacaranya ka ampil / dening pra kapědhak munggeng sawurinira / tělasing para bupati / mancanegara / dyan sang pangeran kalih //

69. Sang pangeran Mangkubumi lan antenya / sang pangeran Singasari / ugi nitik aswa / kinarung kering kanan / upacaranya kaampil dening wadunya / kang pangkat wajar ngampil //

70. Kanan kering kaurung urug wadyanya / kapědhakan niděsi / sisih satělasnya / wadyanya dwi pangeran / kasambětan swanitining / sang kusumeng dyah / kanan keringnya joli //

71. Kapit apit pra jajar amandhi watang / ligan panca dasisih / wuringin jěmpana / uapcareng sang rětna / kaampil para pawestri / satělasira / dyan irang adipati //

72. Wanabaya wahana kudaden alap / dening pra prepat mandhi / lěmbing ligan cacah / dwi edas kering kanan / kang ngampil Kya Barukuping / neng kanan (k.84) aswa dhalang sakancaněki //

Page 91: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

73. Munggweng kering kuda ingkang munggweng wuntat / pra prepat ingkang ngampil / upacaranya sang / dipati Wanabaya / satělasnya kang nyamběti / sang dwi bupatya / alap alap utawi //

74. Dyan Tuměnggung Wiraguna wingking kuda / nira sang dwi bupati / upacaranira / kaampil kapědhaknya / tělasnya dipun samběti / kang pra bupatya / pamajěngan kang mungg wing //

75. Wurinira sagung ingkang upacara / wau pra bupati / kaampil dening / pra kapědhaknya / pribadi dekang měkasasi / mardang garikang / biněkětěn para kuli //

76. Těkang titir tinatap turut sopana / sigěg kang sami laksi / mangkya gantyang ngata / wiwit saking udyana / ngantya tumrap (k.85) pa ing puri / sangsěpnyěng marna / gora jějěl apipit //

77. Para jana jal westri kang sami umyat / prasasat saman kěni / kawilising kyehnya / data para umiyat / mangkyang gěnu sang siniwi / lunggyěng pandhapa / maharja yayah kadi //

78. Ywan padinan lingnya tan ngrěnggěp karjan / susilanira munggwing / sela kumalasa / Kyai Pleret watang / lěgan dinok sor ing wěntis / tumumpang sela / kumalasa tan kěksi //

79. Kang kisteng tyas muhung denearsa marwasa / ringira adipati / Wanabaya nging ta / ing wahya dahat datan / kawistara sing wisa mingit / marma sumutan / ngarti keng tyasnya sami //

Page 92: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

80. Kuneng sang sri gantya ri kang winursita / malunya critaneki / pra kang lumaksana ing piněrak tatyanya / mung met gampiling pangrujit / wus sami (k.86) prapta / bacira mangkya ngangling //

81. Sanggyaning kang pradangga tandya tinatap / peparěngan swa ratri / gumuruh lir yayah / butulken kendhanganya / karnanira pra miyarsi / kumlabetira / umbul umbul utawi //

82. Rontek rontek sami mracima samuha / kumlebetira kadi / dene sung sasmita / mekatěn sasmitanya / he sira sang adipati / Wanabayanggal / waluyaa ring panti //

83. Pantyasan ta priyangga ing Mangir tanah / krana ywan anta nganti / tumrap teng puraya / městhi tumekeng tiwas / lire tiwas yitma neki / bakal pisah lan / raganira dene yit //

84. Manta mangalam mardawa dene ta / raganta maksih wunggwěng / ing alam donya pwa / dadi těgěsě ara/ antaka sawusnya batih / pamangsitara / kenděl kumlebet neki //

85. Aken mupus sing kodrat awit kodrat lan / wiradat (k.87) wus pinasthi / lire wus kinodrat / dening kang karya kodrat / yekang angodrat pribadi / ing kodratira / dhawak tan lan mung Widhi //

86. Data tekang kayang ling srěnggi punika / mangkya gantya winuni / tandyahkěn wartanya / maluya mrih turutnya / ing tatya dupi wus prapti / bacira sanggya / mandhap saking swaniti //

87. Lumaksa tan ewah tataning laksa / amung sang narpa

Page 93: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

putri / rikata tan mandhap / saking wimana nira / sapraptaning pancaniti / sang adipatya / Wanabaya tundhuk ring //

88. Sang pangeran katri kang pinudya krama / juminaha tanapi / lěpasana lawan / Widura sawusira / Wanabaya adipati / nguswa padeng sang / wau pangeran katri //

89. Sang pangeran katri sung panakramarja / mangsul sang adipati / Wanabaya dahat / kalingga ling kumbamba / sang pangeran Juminah ling / kakang dipatya / Wanabaya ywan swawi //

90. Lan karsa (k.88) nta sarehning antarsa lama / neng pura maha dharmi / wadyanta kang taman / nut ngampil upacara / parentahana waluyi / ring Mangir tanah / wit neng kene ner kardi //

91. Sang adipati Wanabaya tur sandika / dyan mring sanggyeng / dasih / těkang datan / milwa / angambil upacara / ngaten ling heh sang gyaning / wadyeng wang rikang / tan milwa ampil ampil //

92. Sira padha waluya atunggu wisma / poma den yitneng wěsthi / kang tampi ing turnya / sandika tandya bidhal / wus dhatan winarněng tulis / mangkya maluya / andyahkěn kang pawarti //

93. Wusnya purneng gati samnya nruskěn laksa / ing Kamandhungan prapti / kaling sung adipatya / Mandaraka umampag / mandhap sing joli sang putri / ngraup pradeng sang / Mandaraka dipati //

94. Rawat waspa manca udrasa kadwi (k.89) nya / wist katatangyeng ngati / sasigěgnya dera / sami maca

Page 94: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

udarasa / sang putri laju mring puri / ginarběg para / wae la wus tan den ling //

95. Mangkyang ngata sang dipati Wanabaya / nguswa padeng sang adi / pati Mandaraka / sasampatnya gyanira / nguswa pada sang dipati Wanabayeng gal / ing ngatag kinen manjing //

96. Pura dening sang dipati Mandaraka / kerit dera kang kadwi / pangeran kang wawangya / Mangkubumi kalawan / Singasari wus lastari / tumaweng pura / ing ngabyantarěng sang //

97. Kuneng kang wus katatyěng ngarsa sang narpa / Maluya sang dipati / Mandaraka nabda / ring jana Mangir kanang / ngampil Kyai Barukuping / lan sahayanya / samuha kinen sami //

98. Anariya dyan sami sinuba suba / binujana měnuhi / anělaskěn karsa / tyang Mangir sruning astam / (k.90) sunggya tan dimpe manawi / gustinya prapta / bilahi těkeng pati //

99. Sigěg gěntya ing mangkya kang winursita / maluya tatyaneki / irang adipatya / Wanabaya sinabdan / dening sri ing panakrami sapraptanira / paran padha basuki //

100. Aturipun tiharda kalingga murda / timbalan dalěm sang sri / ing wěktyěku sira / sang adipati wana / baya morteng tyas sirěki / myat netyeng Srindra / sakmitan ngěmu runtik //

101. Angikamyat sěmu sumeh netyeng nata dadya sang adipati / Wanabaya nyipta / ing tyasnya iki nata / mirid

Page 95: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

netya lan sabdaning / pranyata srědha / angaku mantu mami //

102. Marma dahat tanyana sang dipatya / Wanabaya ing galih / ywan badhyarsa němah / layarda siya siya / saking wase (k.91) seng narpati / yata sang srindra / sabdanira rummanis //

103. Sarwi mesěm yeta kulup adipatya / Wanabaya sareh ning / anta mawus dadya weka byandengsun sarta / sira sun wisudha dadi / dipati mangka / gedhih manggaleng jurit //

104. Bok yen tembe ana kang mampang maring wang / sum wus srah ing sireki / sakarsanto mangsa / bodhowa sun tan wikan / daruna bang bang lum luming / radya sira kang / murba misesa kaki //

105. Wauta sang adipati Wanabaya / duk myarsa sabděng sang sri / kang aneng mangkana / manis trikonjem kisma / tumenga satwika maning / dyan tur prasetya / mekatěn atur neki //

106. Dhuh dhuh sang sri kang tuhu umandhita / aywa sabdeng yeng galih / ywan sun Wanabaya / taksih prawita sarta / tkasih ngrěnggěp watang (k.92) kami / kanang winastan / Kiyai Barukuping //

107. Aněmtokkěn wus tamtu tanomkěn mampang / dhumatěng padhuka ji / malah mandhar wignya / ngělun rat kintěn kita / sang sri angandika aris / sru sru tarima / prasětyanira kaki //

108. Lah wus payo anguswa ajěngku ningwang / matur sandika nuli / sang dipati Wana / baya seleh katganya /

Page 96: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

nistu majěng nguswa nuli / ing jěngku narpa / sajrěnihnya ngaběkti //

109. Wau risang adipati Wanabaya / kocapa sri bupati / bangun běndhunira / jajabang winga winga / ngetog kasantineki / Kya Pleret watang / neng ngasta wus kapusthi //

110. Dyan kinembing ngaken ing prenajanya sang / Wanabaya dipati Kaprajaya kagyat / jo arsa nubruk nata / sang sri ngendhani mangereng / kajlungupira / Wanabaya dipati //

111. Kumbanira katatap sela (k.94) kumlasa / trangginas sri nututi jěngkunya sarosa / dineya mlepet sirah / ira risang adipati / Wanabaya lan / sela kumlasa dadi //

112. Kumba pěcah dhěkok kang sela kumlasa / tatu murda utawi / dhěkok tatu swendan / nyai yang adipatya / Wanabaya byakta sakti / naging kodratnya / mawus masthi ngemasi //

113. Dekang wiradatnya kodratira / layanya sang dipati / Wanabaya sangka / kyai paleret watang / kang nandukěn sri bupati / sapiturutnya / yekang upaya sandi //

114. Dadya trangnya kodrat lan wiradat mapan / mawus kinodrat tarwik / ewah wardinira / wus těmtu nirantara / titir tumrap samukawis / byakta ing běntar / andyakakěn turuting //

115. Ponang tatya angken punika kocapa / sira sang Adipati / Wanabaya (k.95) muncrat / lundiranya sing murda / lan sing pranajanya mili / dhepami sela / kumlasa dyan

Page 97: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

ngemasi //

116. Sawagilang gumilang dahat měmela / kocapa sang siniwi / asru sumbar / magkana pandělingnya / tiharda lěgat tyas mami / de klilip ingwang / ing saměngko wus anis //

117. Gya dhawuh mring wadyěndra ponang kunarpa / ina gya mětak nuli / ning badhe astana / kang kagěm sang pamasa / benjing yen wus těkeng janji / kondur mring rahmad / tollah lirya ngěmasi //

118. Dhědhěmitan luměbět wara butulan / kaprenah wuri puri / kang rěmit ywa ngantya / kacurnan dening janma / Mangir yata kang nanggap ling / sahur kukila / nuwun sandika sami //

119. Tandya lami tumandang anambut karya / glising tatya ramping / rampung pametaknya / kuneng kang kocap purna / ing mangkya gantya kang den eling / sang mahesawara / manabda mring kang rayi //

120. (k.95) Sang pangeran Mangkubumi lingging nata / yayi mas den agipih / wrahěn pamanta / si paman adipatya / Mandaraka karsa mami / si adipatya / Wanabaya sarimbit //

121. Rehning ingsun diharda oneng marmanya / durung ingsun kilani / waluya mring tanah / Mangir menggal menggalan / kireng sun ana sarasih / gyanira ana / kaendran marma mangkin //

122. Pamanira agnya nun mamarah marang / wong Mangir kinen sami / mulih besuk ya dyan / mawus ganěp sacandra / iku padha kinen bali / měthuk gustinya /

Page 98: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

lensing punika yayi //

123. Barukuping lan kabeh kang upacara / umanjingna mring mring puri / dene kunadiyan / wing Mangir mawus mentar / sing kono paman du gipih / lan pra wadyeng wang / kan mentas ingsun tuding //

124. Andhawuken timbalendra sarentesnya, wauta sang dipati / mandaraka turnya / sandika tambya dhawah / umaring samudya Mangir / lir dhawuh narpo / tiyang Mangir saur peksi.

125. Aturira sami sandika dyan manembah / pareng mintarireki / wus lepas lampahnya / wus taman winursita / malunya caritaneki ing sri mangantya / kyai barukuping.

126. Marang Mangir kinen marengna samuha / barěnga lan sirěki / sampat sabděng narpa / sang pangeran tur sandika (k.96) / mangenjali lengser nuli / sing ngarsěng raka / prapteng ing sri manganti //

127. Lan sangunging kang upacara tinampan / dening parendyah puri / wus malběng puraya / wustaman ginupita / ing mangkya těkang winarni / irang pangeran / Mangkubumi utawi //

128. Ingkang paran sang dipati Mandaraka / nguniweh wadya ji / kang saking dinuta / dhumatěng Mangir tanah / wus sami (k.97) praptěng ngarsa ji / wusnya satata / denira sami linggih //

129. Sang sri nabda paman ing mangkya karsěng wang / tanah Mangir pinarjit / kaporowa sapta / kang saduman mring sira / kang sat andika dum ring / para wdyeng wang /

Page 99: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

wong sat kang sing ngong tuding //

130. Dhatěng Mangir mangka pituwas gyanira / pra samnya lěbda kardi / dwi dene minangka / tandha panarima ning wang / Mandaraka sang adipati / matur sandika / dyan ling ming sat bupati //

131. Lir de sang sri sat bupati atur kaga / sembah nuwun kapundhi / pasih lan narendra / risang dipati Manda / raka turnya ugi sami / lan sahayanya / wau esat bupati //

132. Sang sri jěngkar malběng pura sewaka kang / bibar malujěng panti / sira dhawak dhawak / mawus taman winarna / wiwit punika nagari / Mantaram dahat / keringngan mringnya lian nagari //

133. Jamanipun duk wedal paya winastan / (k.98) aněnggih kala sěkti / mantlasing pangripta / candra kantaka ping sat / dulkangidah sita rěsmi / warse he angka / nistu sila ring dhiri //

134. Hyang katandhan aměngong sinandi reke / adi rokma loka cili / jro garbeng nara myang / Sinuwun Pakubuwana / kang kaping nawa nagari / ing Surakarta / kalěrěs buyutněki //

--------o--------

Tamat alih aksara , pada :Yogyakarta, Septemběr 1982.

YACOBUS MULYADI BA

Page 100: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 101: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

LAMPIRAN 2:

Naskah

Koleksi Museum Sonobudoyo

Babad Bedhahing Mangir

Kode Koleksi MSB S 55 / PBA 16

Page 102: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

102 | Museum Sonobudoyo

Page 103: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

Babad Bedhahing Mangir | 103

Page 104: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

104 | Museum Sonobudoyo

Page 105: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

Babad Bedhahing Mangir | 105

Page 106: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

106 | Museum Sonobudoyo

Page 107: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

Babad Bedhahing Mangir | 107

Page 108: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

108 | Museum Sonobudoyo

Page 109: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

Babad Bedhahing Mangir | 109

Page 110: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

110 | Museum Sonobudoyo

Page 111: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 112: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 113: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 114: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 115: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),

121

Page 116: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 117: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 118: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 119: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 120: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 121: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 122: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 123: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 124: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 125: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 126: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 127: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 128: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 129: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 130: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 131: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 132: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 133: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 134: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 135: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 136: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 137: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 138: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 139: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 140: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 141: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 142: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 143: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 144: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 145: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 146: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 147: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 148: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 149: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 150: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 151: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 152: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 153: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 154: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 155: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 156: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 157: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 158: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 159: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 160: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 161: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 162: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 163: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 164: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 165: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 166: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 167: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 168: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 169: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 170: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 171: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 172: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 173: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 174: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 175: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 176: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 177: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 178: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 179: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 180: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 181: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 182: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 183: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 184: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 185: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 186: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 187: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 188: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 189: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 190: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 191: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 192: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 193: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 194: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 195: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 196: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 197: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 198: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 199: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),
Page 200: KAJIAN NASKAH BABAD BEDHAHING MANGIR - …sonobudoyo.com/public/file/publication/b1811-Isi-Buku-Babad-Mangir.pdfMangir bertumpu pada naskah Babad Tanah Jawi (Raharjo, ed. dkk., 2008),