kajian keragaman kucing liar berdasarkan …digilib.unila.ac.id/32184/16/skripsi tanpa bab...

53
KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN KAMERA JEBAK DI RESORT BALIK BUKIT DAN BALAI KENCANA TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN (SKRIPSI) Oleh: ELEN FITRIA JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

Upload: hanguyet

Post on 20-Apr-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN KAMERA

JEBAK DI RESORT BALIK BUKIT DAN BALAI KENCANA TAMAN

NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN

(SKRIPSI)

Oleh:

ELEN FITRIA

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 2: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

ABSTRAK

KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN KAMERA

JEBAK DI RESORT BALIK BUKIT DAN BALAI KENCANA TAMAN

NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN

Elen Fitria

Kucing liar merupakan salah satu spesies kunci yang keberadaannya dapatmempengaruhi satwa lain. Kucing liar memiliki peran penting dalam menjagakeanekaragaman hayati dan kesetabilan ekosistem. Pengamatan kucing liar secaralangsung cukup sulit dilakukan dikarenakan spesiesnya yang bersifat elusif danmenghindari perjumpaan dengan manusia. Oleh karena itu dilakukan pengamatankucing liar menggunakan kamera jebak yang dapat menghasilkan data visual yangotentik dan akurat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keragaman jenis kucingliar serta hewan mangsa potensial kucing liar di Resort Balik Bukit dan BalaiKencana, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Penelitian dilakukandibawah program dan bekerjasama dengan WWF Indonesia Program SumateraBagian Selatan. Sebanyak 36 unit kamera jebak dipasang secara acak di 31 grid cellpada Resort Balik Bukit dan Balai Kencana, TNBBS. Data berupa foto dan videodipilah secara manual berdasarkan jenis hewan yang ditemukan dan diolahmenggunakan Aplikasi Advanced Renamer, Karen Directory Printer, Ms. Excel danArcGIS. Analisis data dilakukan secara dekriptif. Kucing liar (N=54) yangditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n=17), kucing emas (n=15),macan dahan (n=13), kucing batu (n=5), dan kucing congkok (n=4). Jenis hewanmangsa potensial kucing liar yang didapatkan adalah beruang madu, rusa sambar,kambing hutan, babi, kijang, kancil, beruk, musang, landak, tikus, sempidansumatera, kuau raja, dan biawak.

Kata kunci : Kucing liar, hewan mangsa potensial, kamera jebak, Taman NasionalBukit Barisan Selatan, Balik Bukit, Balai Kencana

Page 3: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN KAMERA

JEBAK DI RESORT BALIK BUKIT DAN BALAI KENCANA TAMAN

NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN

Oleh:

ELEN FITRIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 4: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas
Page 5: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas
Page 6: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

vi

RIWAYAT HIDUP

Elen Fitria dilahirkan pada tanggal 29 Januari 1998 di Jakarta sebagai anak kedua

dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak Hasmunisa Allam, S.E. dan Ibu Isti

Rohana.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal yang pertama pada tahun 2002 di

Taman Kanak-kanak (TK) Pertiwi Waylima. Kemudian melanjutkan pendidikan

Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2003 di SDN 1 Padang Manis, Sekolah Menengah

Pertama (SMP) pada tahun 2009 di SMPN 1 Gedong Tataan, dan Sekolah

Menengah Atas (SMA) pada tahun 2012 di SMAN 1 Gading Rejo. Pada tahun

2014 melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)

penulis diterima di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Jurusan Biologi, Universitas Lampung.

Pada tahun 2017, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Dono

Arum, Lampung Tengah dan Kerja Praktik di WWF Indonesia Program Sumatera

Bagian Selatan yang berada di Provinsi Lampung dengan judul Keragaman Jenis

Satwa Liar di Kawasan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman

Berdasarkan Kamera Jebak Menggunakan Metode Jim Sanderson.

Page 7: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

vi

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan

kemahasiswaan tingkat Jurusan, Fakultas, dan Universitas. Tahun 2014, penulis

bergabung di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila sebagai anggota Korps

Muda Bem (KMB), Birohmah Unila, dan Rohani Islam (ROIS) FMIPA Unila.

Pada tahun 2015, penulis menjadi Sekertaris Umum Gebyar Prestasi Mahasiswa

KMB X BEM Unila dan Bendahara Kementrian Pergerakan dan Pemberdayaan

Wanita (PPW) BEM Unila. Pada tahun 2016, penulis menjabat sebagai Sekertaris

Departemen Kajian Strategis BEM FMIPA Unila dan Sekretaris Ikatan

Mahasiswa Pesawaran.

Selain itu, selama perkuliahan juga aktif menjadi asisten di berbagai praktikum

biologi, yaitu Praktikum Biologi Umum (2015), Botani Ekonomi dan Etnobotani

(2016), Taksonomi Tumbuhan (2016), Ekologi Hewan Tanah (2016), Biologi

Konservasi (2016), Pencemaran Lingkungan (2018), dan Ekologi Umum (2018).

Pada tahun 2018, penulis melakukan penelitian skripsi yang bekerja sama serta di

bawah program WWF Indonesia Program Sumatera Bagian Selatan dan Balai

Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dengan judul Kajian Keragaman

Kucing Liar Berdasarkan Kamera Jebak di Resort Balik Bukit Dan Balai

Kencana, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Page 8: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

Motto

طلب العلم فریضة على كل مسلم ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”

(HR. Ibnu Majah: 224)

خیر الناس أنفعھم للناس “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”

(HR. Ahmad: 3289)

“Orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, yaitukepercayaan, cinta dan rasa hormat”

(Ali bin Abi Thalib)

إن هللا ال یغیر ما بقوم حتى یغیروا ما بأنفسھم “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang

mengubah apa apa yang pada diri mereka”(Ar-Ra'd: 11)

ال یكلف هللا نفسا إال وسعھا"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

(Al-Baqarah: 286)

Page 9: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atasrahmat dan karuniaNya yang telah memberikan kekuatan, membekali denganilmu, dan memperkenalkan dengan kasih sayang sehingga karya yang penuh cintaini dapat terselesaikan. Solawat serta salam semoga selalu terlimpah kepadaRasulullah Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam dan para sahabatnya.

Dengan rasa syukur dan bangga, ku persembahkan karya penuh cinta ini kepadaorang-orang yang sangat ku sayangi dan kasihi.

Kedua orangtua, Papa Muni dan Mama Rohana yang telah memberikan kasihsayang, ilmu, dukungan, waktu, dan doa yang selalu mengiringi setiap langkahkehidupanku. Terimakasih sudah hadir di kehidupan ini.

Saudara tersayang, Kak Manda, Bela dan Bili terimakasih atas nasihat, dukungan,dan doa yang selalu mengiringi disetiap waktu. Semoga kita dapat menjadiwanita sholihah berakhlak mulia yang berbakti kepada orangtua serta menjadisyafaat bagi Papa dan Mama di akhirat. Aamiin

Seluruh sahabat dan keluarga besarku, terimakasih atas semangat dan doa demikeberhasilanku.

Dunia Konservasi Hewan Liar, semoga populasi hewan liar dapat dipulihkan danterciptanya kehidupan yang stabil. Salam Lestari !!

Almamater Tercinta, Universitas Lampung

Indonesia Tanah Airku

Page 10: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilalamiin,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kajian Keragaman

Kucing Liar Berdasarkan Kamera Jebak di Resort Balik Bukit dan Balai

Kencana Taman Nasional Bukit Barisan Selatan” yang telah dilaksanakan

dibawah program dan bimbingan WWF Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua saya tercinta, Papa Hasmunisa Allam, S.E. dan Mama Isti

Rohana yang memberikan kasih sayang, kesabaran dan menjadi motivasi

terbesar untuk tegar dan kuat dalam menjalani kehidupan ini.

2. Ibu Dra. Elly Lestari Rustiati, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing 1 yang selalu

sabar membimbing, memberikan ilmu, serta meluangkan waktunya untuk

selalu memberikan dukungan, perhatian, kritik dan saran yang membangun

hingga menyelesaikan perkuliahan.

3. Bapak Yob Charles, M.Si., selaku Pembimbing II sekaligus Project Leader

WWF Indonesia Program Sumatera Bagian Selatan yang telah sabar

membimbing, mengarahkan, dan memberikan ilmunya selama penyusunan

skripsi.

Page 11: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Haryanto, M.S., selaku Dosen Pembahas yang

telah membimbing, memberikan masukan dan arahan, serta saran yang

membangun dalam proses penyelesaian skripsi.

5. Kak Irfan Nurarifin, S.Si., selaku Pembimbing Lapangan yang telah

membimbing dengan sabar, mengarahkan serta membantu penulis

menyelesaikan skripsi.

6. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

7. Ibu Dr. Endang Nurcahyani, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

8. Bapak Prof. Dr. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas lampung.

9. Bapak dan Ibu seluruh Dosen Jurusan Biologi F.MIPA Unila yang telah

memberikan ilmu dan pengalamannya yang sangat berharga selama masa

perkuliahan.

10. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung.

11. Bapak Ir. Agus Wahyudiono, selaku Kepala Balai Besar Taman Nasional

Bukit Barisan Selatan dan seluruf staf yang telah mengizinkan penulis untuk

melaksanakan penelitian.

12. Mba Ifat, Kak Beno, Mba Rara, Pak Sudi, Mas Edi, Mba Ade, dan seluruh

Staf WWF Indonesia Program Sumatera Bagian Selatan yang telah

membantu, membimbing, dan membagi ilmunya selama penulis

menyelesaikan skripsi.

Page 12: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

13. Tim Ranger WWF, Mba Sesil, dan Bang Riki yang telah membantu dan

berbagi ilmunya kepada penulis.

14. Keluarga tercinta, Kak Manda, Abang Ichan, Bela, Bili, dan Nayma yang

selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat untuk penulis.

15. Sahabat sampai surga, sahabat terbaik, Anisa Fathul Aziz, yang telah

memberikan semangat, dukungan, dan menemani penulis dalam keadaan suka

maupun duka. Love you my nisut.

16. Sahabat seperjuangan selama kuliah, Ahmad Afan Efendi, Lasmi Putri

Kinasih, Fanisha Restu Dikjayanti, Deni Wahyu Safitri, R.A. Maya Puspita,

Istiqomah, Nur Isfa’ni yang telah memberikan semangat dan dukungan yang

tiada henti kepada penulis.

17. Keluarga Lestari Foundation (Firda Nur Islami, Latifah Noor Zahrah, Tika

Novianasari, Dian Neli P., Khairul Ikhwan, Evi Kuriasari, Nafila Izazaya

Idrus, dan Elsa Virnarenata) yang telah memberikan semangat, ilmu, dan

mewarnai kehidupan perskripsian menjadi lebih bermakna.

18. Keluarga Organisasi, Korps Muda Bem (KMB) X Bem Unila, Kastrat Ketjeh

2016 Bem Fmipa Unila, Keluarga Mahasiswa Unila Pesawan (KMUP),

Kementrian Pergerakan Pemberdayaan Wanita (PPW) Bem Unila , Rohani

Islam (ROIS) Fmipa Unila, Birohmah Unila yang telah memberikan

pengalaman hidup yang belum pernah didapatkan seumur hidup dan

membentuk karakter kepemimpinan, kedewasaan, serta kekeluargaan.

19. Teman-teman seperjuangan Jurusan Biologi angkatan 2014 yang telah

memberikan kebersamaan dan kebahagiaan mulai dari awal perkuliahan

hingga selesai.

Page 13: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

20. Kakak-kakak dan adik-adik di Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung

yang telah memberikan banyak pembelajaran, ilmu, pengalaman, kritik dan

saran yang membangun.

21. Serta almamater tercinta Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penyusunan skripsi

ini dan jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT senantiasa

membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Aamiin...

Bandar Lampung, Juli 2018

Penulis,

Elen Fitria

Page 14: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian................................................................................ 4

C. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4

D. Kerangka Pikir.................................................................................... 5

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) ............................. 6

B. Kucing Liar......................................................................................... 8

1. Habitat Kucing Liar ...................................................................... 9

2. Karakteristik Kucing Liar............................................................. 10

3. Satwa Mangsa Kucing Liar ......................................................... 12

4. Kucing Liar di Sumatera .............................................................. 13

C. Kamera Jebak ..................................................................................... 20

III.METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................ 22

Page 15: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

B. Teknik Pemasangan Kamera Jebak di Lapangan ............................. 22

C. Desain Penelitian .............................................................................. 24

D. Pelaksanaan Penelitian...................................................................... 25

E. Analisis Data ..................................................................................... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Keragaman Jenis Kucing Liar di Resort Balik Bukit dan Balai Kencana,

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ............................................ 28

1. Kucing Liar Berdasarkan Ketinggian Habitat............................. 32

2. Aktivitas Harian Kucing Liar...................................................... 33

3. Hewan Mangsa Potensial ........................................................... 36

B. Keragaman Jenis Hewan di Resort Balik Bukit dan Balai Kencana, Taman

Nasional Bukit Barisan Selatan ........................................................ 39

C. Ancaman Terhadap Hewan Liar ...................................................... 51

D. Peranan Kucing Liar di Ekosistem .................................................. 53

V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan ........................................................................................... 55

B. Saran ................................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jenis hewan yang ditemukan di Resort Balik Bukit dan Balai Kencana,

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ...................................... 40

Page 17: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Taman nasional bukit barisan selatan ........................................ 7

Gambar 2. Kucing batu di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ............ 14

Gambar 3. Kucing bakau ............................................................................ 15

Gambar 4. Kucing congkok ........................................................................ 16

Gambar 5. Kucing hidung pesek ................................................................. 17

Gambar 6. Kucing emas di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan .......... 18

Gambar 7. Macan dahan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan .......... 19

Gambar 8. Harimau sumatera di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ... 19

Gambar 9. Resort Balik Bukit Dan Balai Kencana ..................................... 24

Gambar 10. Lokasi pemasangan kamera jebak di Resort Balik Bukit Dan Balai

Kencana ................................................................................... 25

Gambar 11. Lokasi kucing liar di Resort Balik Bukit dan Balai Kencana . 29

Gambar 12. Harimau sumatera di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan . 29

Gambar 13. Kucing emas di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ......... 30

Gambar 14. Macan dahan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ........ 30

Gambar 15. Kucing batu di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan........... 31

Gambar 16. Kucing congkok di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ... 31

Gambar 17. Kucing liar berdasarkan ketinggian habitat di Taman Nasional Bukit

Barisan Selatan ........................................................................ 32

Page 18: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

Gambar 18. Aktivitas harian kucing liar ..................................................... 34

Gambar 19. Biawak di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan .................. 41

Gambar 20. Sempidan sumatera di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan 42

Gambar 21. Kuau raja di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan............... 42

Gambar 22. Siamang di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ................ 43

Gambar 23. Beruk di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan..................... 44

Gambar 24. Landak di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ................. 45

Gambar 25. Babi hutan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ............. 46

Gambar 26. Kancil di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.................... 46

Gambar 27. Rusa di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ...................... 47

Gambar 28. Kijang di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.................... 48

Gambar 29. Tapir di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan...................... 48

Gambar 30. Musang belang di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan...... 49

Gambar 31. Beruang madu di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ....... 50

Gambar 32. Musang merah di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan....... 50

Gambar 33. Musang l.k. di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ........... 51

Gambar 34. Aktivitas manusia secara ilegal di Taman Nasional Bukit Barisan

Selatan...................................................................................... 52

Gambar 35. Waktu aktivitas manusia secara ilegal di Taman Nasional Bukit

Barisan Selatan ........................................................................ 52

Page 19: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) merupakan taman nasional

terbesar ketiga di Pulau Sumatera yang mempunyai luas daratan ± 355.511 ha dan

perairan ± 21.600 ha. Kawasan TNBBS terletak di ujung bagian selatan dari

deretan pegunungan Bukit Barisan Selatan sehingga kawasan ini memiliki

topografi yang beragam mulai dari 0 sampai 1964 m dpl. Taman Nasional Bukit

Barisan Selatan juga tersusun atas ekosistem yang cenderung masih lengkap,

yaitu ekosistem rawa, estuaria, hutan pantai, hutan hujan dataran rendah, hutan

hujan bukit, hutan hujan pegunungan bawah, dan hutan hujan pegunungan tinggi.

Keanekaragaman hayati tertinggi berada di ekosistem hutan hujan dataran rendah

(Balai TNBBS, 2017).

Salah satu kelompok spesies yang berperan penting dalam menjaga

keanekaragaman hayati dan kestabilan ekosistem adalah kucing liar (Berger,

1999; Crooks, 1999; Miller et al., 2001). Kucing merupakan predator besar

dan/atau predator puncak yang dapat menjadi spesies kunci, yaitu dapat

mempengaruhi keberadaan populasi hewan lain di habitat alaminya (Povey and

Spaulding, 2006).

Page 20: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

2

Aktifitas perburuan seperti pada harimau sebagai target utama untuk diambil

kulit, rambut dan bagian-bagian tubuh lainnya seperti tulang, gigi, dan cakar

merupakan salah satu ancaman terhadap kucing liar. Selain itu, kucing liar

dijadikan sebagai hewan peliharaan. Fragmentasi hutan dan kehilangan habitat

juga merupakan ancaman utama bagi kelangsungan hidup kucing liar di habitat

alaminya, serta menurunnya populasi hewan mangsa kucing liar (Nowell dan

Jackson, 1996). Ancaman tersebut akan menyebabkan populasi kucing liar terus

menurun.

Kucing liar yang terdapat di Indonesia adalah harimau sumatera (Panthera tigris

sumatrae), kucing merah (Felis badia), macan dahan (Neofelis diardi), kucing

emas (Catopuma temminckii), kucing hidung pesek (Prionailurus planiceps),

kucing bakau (Prionailurus viverrinus), kucing batu (Pardofelis marmorata),

macan tutul/kumbang (Panthera pardus), dan kucing congkok (Prionailurus

bengalensis). Spesies kucing tersebut dilindungi berdasarkan Undang-Undang

No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem dan

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

dan Satwa (Sunarto, 2009).

International Union for Conservation of Nature (IUCN), lembaga internasional

yang menekankan programnya dalam bidang konservasi sumber daya alam, telah

menetapkan status konservasi harimau sumatera sebagai salah satu hewan

berstatus critically endangered (CR) dan menempatkannya dalam daftar spesies

Page 21: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

3

yang terancam punah (Species Red List) (IUCN, 2006). Kucing merah bestatus

endangered (EN), macan dahan berstatus vulnerable (VU), kucing emas berstatus

near threatened (NT), kucing hidung pesek berstatus endangered (EN), kucing

bakau berstatus vulnerable (VU), kucing batu berstatus near threatened (NT),

macan tutul/kumbang berstatus vulnerable (VU), dan kucing congkok berstatus

least concern (LC) (IUCN, 2018).

Data kucing liar diperlukan karena pentingnya peranan kucing liar di habitat

alaminya. Namun, pengamatan secara langsung cukup sulit dikarenakan spesies

yang bersifat elusif, sekretif, dan menghindari perjumpaan dengan manusia

(Griffiths and Van Schaik, 1993). Hal tersebut mengakibatkan sulitnya

mengetahui populasi, distribusi spesies, kemelimpahan relatif, pola aktivitas serta

okupansinya secara langsung (Silveira et al., 2003).

Seiring dengan perkembangan teknologi, penggunaan kamera jebak dalam survei

dan pemantauan hewan liar semakin banyak digunakan. Pengetahuan mengenai

keanekaragaman spesies dan deteksi terhadap mamalia yang bersifat elusif dan

sekretif dengan densitas yang rendah, semakin meningkat (Azlan dan Sharma,

2002; Azlan et al., 2003; Kawanishi and Sunquist, 2003). Kamera jebak dapat

dipasang pada lokasi yang diinginkan sesuai dengan tanda keberadaan hewan.

Kamera ini dapat merekam keberadaan hewan secara otomatis termasuk

perilakunya dan menghasilkan data visual, baik berupa foto ataupun video. Foto

dan video yang dihasilkan lebih otentik dan relatif akurat serta dapat

dipertanggung jawabkan (Sunarto et al., 2013; Wibisono and MacCarthy, 2010).

Page 22: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

4

Penggunaan kamera jebak telah banyak digunakan untuk memperoleh informasi

mengenai kucing liar di habitat alaminya. di antaranya estimasi populasi (Franklin

et al., 1999; O’Brien et al., 2003; Wibisono dkk., 2011; Sunarto et al., 2013),

karakteristik ekologi dan interaksi antar spesies kucing liar di Sumatera bagian

tengah (Sunarto, 2011), tumpang tindih pola aktivitas harian kucing liar di

Kerinci Seblat (Ridout and Linkie, 2009), dan distribusi, ekologi, perilaku spesies

kucing liar di Taman Nasional Way Kambas (Subagyo dkk., 2013).

Belum banyak yang mengetahui informasi keberadaan kucing liar di TNBBS.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kehidupan kucing

liar serta hewan mangsa potensial kucing liar di habitatnya. Penelitian tentang

keberadaan kucing liar di Resort Balik Bukit dan Balai Kencana telah dilakukan

sebagai lokasi pemantauan badak sumatera oleh WWF Lampung.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keragaman jenis kucing liar serta hewan

mangsa potensial kucing liar di Resort Balik Bukit dan Balai Kencana, TNBBS.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini menghasilkan informasi keragaman jenis dan habitat kucing liar

serta hewan mangsa potensialnya di Resort Balai Kencana dan Balik Bukit,

TNBBS. Informasi ini diharapkan dapat digunakan sebagai sebagai salah satu

Page 23: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

5

acuan dalam menyusun rencana konservasi yang efektif bagi kucing liar dan

pengelolaan populasi hewan liar di Indonesia khususnya di kawasan TNBBS.

D. Kerangka Pikir

Kucing liar merupakan spesies hewan yang dilindungi oleh pemerintah

berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya

Alam dan Ekosistem dan dalam Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang

Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Hewan. Adapun spesies kucing liar yang ada di

Indonesia antara lain harimau sumatera, kucing merah, macan dahan, kucing emas,

kucing hidung pesek, kucing bakau, kucing batu, macan tutul/kumbang, dan

kucing congkok. Menurut Subagyo (2013) terdapat 4 spesies kucing liar yang

terdapat di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) yaitu harimau sumatera,

kucing congkok, macan dahan, dan kucing batu.

Informasi mengenai kucing liar di Resort Balik Bukit dan Balai Kencana, TNBBS

masih sedikit, sehingga memiliki urgensi tinggi untuk diketahui informasi

ekologinya serta kemelimpahan hewan mangsa kucing liar di resort tersebut.

Penelitian dengan menggunakan kamera jebak ini dilakukan untuk memperoleh

informasi mengenai kucing liar di habitatnya. Informasi yang didapatkan dapat

digunakan sebagai dasar dalam menyusun rencana konservasi kucing liar di

TNBBS.

Page 24: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) adalah kawasan pelestarian

alam yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Kawasan ini

membentang dari ujung selatan Provinsi Lampung mengikuti pegunungan

Bukit Barisan sampai ke Provinsi Bengkulu sebelah utara (Gambar 1). Secara

geografis, TNBBS terletak antara 4°33’− 5°57’ LS, 103°23’−104°43’ BT dan

berada di 2 provinsi, yakni Provinsi Lampung dan Provinsi Bengkulu. Luas

daratan yang dimiliki TNBBS adalah ± 355.511 ha dan luas perairan ± 21.600

ha. Adapun fungsi kawasan TNBBS sebagai kawasan perlindungan sistem

penyangga kehidupan, kawasan pengawetan keanekaragaman jenis hidupan

liar dan ekosistemnya serta sebagai kawasan pemanfaatan secara lestari

potensi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya (TNBBS, 2017).

Kawasan TNBBS memiliki topografi yang beragam yakni 0-600 m dpl untuk

daerah pantai, ketinggian lebih dari 1.000 m dpl di daerah berbukit yang

terdapat di bagian selatan kawasan pegunungan Bukit Barisan Selatan,

kemudian ketinggian 1.000 – 2.000 m dpl di bagian tengah dan bagian utara

TNBBS. Kondisi lapangan di bagian timur kawasan TNBBS mempunyai

kemiringan yang sedang (20-40%), kemiringan terjal (>80%) terdapat di

Page 25: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

7

Gambar 1. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (Dikutip dari WWF

Lampung)

bagian utara kawasan, sedangkan bagian barat dan selatan relatif datar (3-5%)

(TNBBS, 2017).

Keragaman hayati yang tinggi menjadikan TNBBS memiliki hampir sebagian

besar hewan khas Pulau Sumatera dengan 122 jenis mamalia termasuk 7 jenis

primata, 450 jenis burung, 123 jenis reptil dan amfibi, 221 jenis serangga, 7

jenis moluska, 2 jenis krustasea serta 53 jenis ikan. Adapun mamalia besar

penghuni kawasan ini adalah badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis),

gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau sumatera (Panthera

tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), rusa sambar (Rusa unicolor), kancil

(Tragulus javanicus), kerbau liar (Bubalus bubalis), kijang (Muntiacus

muntjak), kambing hutan (Capricorn sumatrensis), ajak (Cuon alpinus),

beruang madu (Helarctos malayanus). Dari kelompok primata terdapat

Page 26: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

8

siamang (Symphalangus syndactylus), owa (Hylobates agilis), monyet ekor

panjang (Macaca fascicularis), beruk (Macaca nemestrina), lutung (Presbytis

cristata) dan simpai (Presbytis melalophos) (TNBBS, 2017). Menurut Red

Data Book IUCN terdapat 6 jenis hewan mamalia yang terancam, masing-

masing adalah gajah sumatra, badak sumatra, harimau sumatera, tapir,

beruang madu dan ajag ( TNBBS, 2017).

B. Kucing Liar

Kucing liar termasuk ke dalam Famili Felidae yang masuk ke dalam Ordo

Carnivora. Menurut Wozencraft (1993) terdapat 8 genus dan 37 jenis kucing

di dunia (Macdonald et al., 2010; O’Brien, 2007). Sembilan jenis di antaranya

berada di Indonesia, yaitu harimau sumatera (Panthera tigris sumatrensis),

kucing merah (Felis badia), macan dahan (Neofelis diardi), kucing emas

(Catopuma temminckii), kucing hidung pesek (Prionailurus planiceps),

kucing bakau (Prionailurus viverrinus), kucing batu (Pardofelis marmorata),

macan tutul/kumbang (Panthera pardus), dan kucing congkok (Prionailurus

bengalensis). Kucing liar yang berada di Pulau Sumatera yaitu harimau

sumatera, macan dahan, kucing emas, kucing hidung pesek, kucing batu, dan

kucing congkok (Pusparini dkk., 2014; Nowell and Jackson, 1996; Sunquist

and Sunquist, 2002).

Page 27: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

9

1. Habitat Kucing Liar

Habitat merupakan tempat yang digunakan sebagai tempat hidup dan

berkembang biaknya hewan liar (Alikodra, 2002). Habitat juga memiliki

peran dan fungsi dalam penyediaan pakan, air, dan pelindung bagi hewan

liar dari segala bentuk ancaman dan bahaya (Subagyo, 2013). Wilayah

jelajah hewan liar merupakan seluruh wilayah yang dijelajahi dalam

pemenuhan kebutuhan hidupnya. Teritori merupakan wilayah yang

dipertahankan dengan aktif seperti tempat tidur dan tempat bersarang

(Delany, 1982).

Banyak dari jenis kucing menempati habitat yang beragam. Jenis tersebut

juga terkadang berada pada rentang wilayah padang pasir sampai hutan

tropis. Hal ini membutuhkan adaptasi yang tinggi yang merupakan

karakteristik dari semua jenis kucing. Semua Felidae mengandalkan

lingkungan fisik untuk berhasil menangkap mangsanya yang merupakan

hal utama dalam menjaga kelangsungan hidupnya (Bothma, 1998).

Terdapat komponen utama penyusun kebutuhan kucing liar yaitu

ketersediaan air, hewan mangsa dan naungan. Naungan digunakan

sebagai tempat untuk berburu dan menghabiskan pakan hasil buruannya

dengan cara bersembunyi di semak. Menurut Alikodra (1990), naungan

terbagi menjadi dua bagian yaitu thermal cover (teduhan) dan hiding cover

(lindungan). Teduhan adalah tempat perlindungan terhadap sengatan

panas matahari, sedangkan lindungan adalah tempat perlindungan dari

serangan atau ancaman bahaya predator.

Page 28: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

10

Menurut Griffith (1994) keanekaragaman dan kepadatan hewan mangsa di

hutan lebih tinggi pada daerah dengan ketinggian 100 hingga 600 m dpl

dibandingkan dengan hutan yang ketinggiannya ketinggian 600 hingga

1700 m dpl. Semakin tinggi letak geografis habitat hutannya maka

semakin semakin kecil variasi vegetasinya yang juga berpengaruh

terhadap kepadatan dan keanekaragaman hewan mangsanya. Keberadaan

hutan dataran rendah sangat penting untuk mendukung biomasa hewan

unggulata besar seperti babi, rusa sambar, dan kijang sebagai hewan

mangsa. Selain itu, sebaran hewan mangsa juga biasa ditemukan di daerah

yang dekat perairan, seperti sungai. Menurut Hutajulu (2007) bahwa

sungai sebagai tempat berkumpulnya hewan di hutan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya

2. Karakteristik Kucing Liar

Kucing memiliki tubuh yang relatif pendek namun sangat kuat dan lentur

dengan tulang punggung fleksibel sehingga tubuhnya dapat memutar.

Kombinasi tersebut menghasilkan gerakan yang cepat, tangkas, dan kuat.

Semua kucing berjalan di atas jari kakinya yang disebut digitigrade,

memiliki alas yang lembut pada jari kaki dan bantalan pada kakinya

sebagai penopang berat tubuh (Sunquist and Sunquist, 2002).

Kucing juga memiliki penciuman dan pendengaran yang tajam, mereka

mampu mendengar suara dengan frekuensi tinggi yang tidak dapat

didengar oleh manusia (frekuensi 60 kHz) sehingga dapat mendengar

pekikan ultrasonik bangsa rodensia (RED, 2003). Selain itu, kucing juga

Page 29: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

11

memiliki kemampuan untuk memutarkan daun telinganya sehingga

mampu mendengarkan suara dari berbagai arah tanpa harus memutar dan

menggerakkan kepala. Pada indra penciuman, kucing memiliki alat

khusus yaitu organ vomeronasal atau organ jacobson yang membantunya

mendeteksi bau. Namun, penciumannya tidak digunakan untuk berburu

namun lebih digunakan untuk berinteraksi terhadap sesamanya (Povey and

Spaulding, 2006). Indera penglihatan kucing dilengkapi dengan tapetum

lucidum yaitu lapisan yang terletak tepat di belakang retina, atau pada

beberapa jenis terletak di dalam retina. Lapisan ini merefleksikan cahaya

yang masuk melalui retina, sehingga menambah jumlah cahaya yang

masuk ke dalam sel fotoreseptor. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan

melihat dalam kondisi gelap, sehingga kucing tetap dapat melihat dalam

kondisi lingkungan gelap (Turner and Bateson, 2000).

Gigi pada kucing memiliki spesifikasi dan fungsi yang berbeda-beda, gigi

seri digunakan untuk menjepit dan menggigit, gigi taring digunakan untuk

menikam dan melancarkan gigitan untuk membunuh mangsa, dan gigi

geraham digunakan untuk untuk mengiris dan memotong mangsa (Done et

al., 2009).

Ekor pada kucing sebagian besar berukuran kurang lebih sepertiga

sampai

setengah dari panjang badannya. Fungsi ekor pada beberapa jenis seperti

macan dahan dan kucing batu digunakan sebagai alat keseimbangan

bergerak di atas pohon. Kemudian pada jenis Uncia uncia, Puma cocolor

dan Acinonyx jubatus, ekornya digunakan sebagai alat bantu untuk

Page 30: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

12

bergerak di daerah terjal yang dapat memberikan gerakan cepat saat

mengejar mangsa. Pada kucing bob (Lynx rufus) dan lynx tidak memiliki

ekor (Sunquist and Sunquist, 2002).

Kemampuan berburu yang dimiliki kucing adalah mampu membuntuti dan

mendekati mangsa tanpa diketahui dan sedikit pergerakan (Povey and

Spaulding, 2006). Cakar digunakan dalam berburu, yakni untuk menahan

dan mengunci pergerakan mangsa yang kemudian dibunuh menggunakan

giginya. Apabila cakar tidak sedang digunakan, cakar dimasukkan ke

dalam telapak kaki, hal ini menyebabkan kucing tidak menghasilkan suara

saat berjalan maupun mengikuti mangsanya (Sunquist and Sunquist,

2002).

3. Mangsa Kucing Liar

Kucing liar merupakan hewan karnivora yang memangsa hewan dengan

ukuran maksimum mangsanya berhubungan dengan ukuran tubuhnya

(Schaller, 1967), jumlah pakan yang dimakan sebanyak kurang lebih

seperlima dari berat tubuhnya. Jenis mangsa kucing liar yang biasa

ditemukan di hutan seperti kijang, babi, dan rusa sambar merupakan

mangsa kucing berukuran besar. Beruk dan cecah merupakan mangsa

potensial kucing berukuran sedang. Sedangkan kancil, monyet ekor

panjang, delimukan zamrud (Chalcophaps indica), kuau raja (Argusianus

argus), puyuh mahkota (Rollulus roulroul), tupai tanah (Tupaia tana) dan

tekukur (Streptopelia chinensis) merupakan mangsa kucing berukuran

Page 31: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

13

kecil (Subagyo, 2016). Jenis hewan mangsa tersebut merupakan jenis

yang umum dijumpai di Sumatera (O’Brien et al., 2003; Hutajulu, 2007;

Sunarto, 2011) maupun daratan Asia (Giman et al., 2007; Gray and Phan,

2011; Kitamura et al., 2010; Cheyne and Mac Donald, 2011).

Jenis hewan mangsa potensial seperti babi, beruk, monyet ekor panjang,

rusa sambar, dan kijang merupakan hewan yang biasa dimangsa oleh

harimau sumatera (Franklin et al., 1999; Subagyo, 2013). Jenis tersebut

juga bisa menjadi hewan mangsa bagi macan dahan dan kucing yang

berukuran hampir sama (Subagyo, 2013). Ngoprasert et al. (2012)

menyatakan bahwa macan dahan dan kucing congkok biasa ditemukan di

habitat yang sama dengan babi dan kijang. Analisis feses oleh Grassman

(2009) menunjukkan bahwa kijang merupakan hewan mangsa dari macan

dahan. Hewan mangsa yang berukuran lebih kecil, seperti burung, tikus

dan ayam hutan bisa menjadi hewan mangsa bagi kucing liar yang

berukuran lebih kecil, seperti kucing congkok dan kucing batu (Nowell

and Jackson, 1996).

4. Kucing Liar di Sumatera

Kucing batu (Pardofelis marmorata) - Near Treathtened

Kucing batu memiliki tubuh yang sama seperti macan dahan, namun

lebih coklat dan terdapat corak yang samar pada panggulnya (Gambar

2). Warna tubuhnya kuning kecoklatan dengan rambut yang tebal dan

lembut. Terdapat garis hitam di kepala, leher, dan punggung. Ekor

panjang dan tebal. Dagu dan bawah bibir berwarna putih dan

Page 32: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

14

Gambar 2. Kucing batu di Taman Nasioanal Bukit Barisan Selatan

(WWF, 2016)

kekuningan. Kucing batu memiliki selaput pada jari kakinya.

Tengkoraknya tinggi dan bulat. Hidup nokturnal dan arboreal,

mangsanya berupa serangga, kadal, ular, burung, dan mamalia kecil

seperti tikus dan tupai (Lekagul and McNeely, 1988).

Kucing bakau ( Prionailurus bengalensis) - Vulnerable

Kucing bakau memliki tubuh yang berwarna abu-abu dengan bintik

hitam di panggul tubuh dengan panjang kurang dari 25 mm (Gambar

3). Kucing bakau tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara

termasuk Indonesia (Pulau Sumatra dan Jawa), India Selatan,

Srilangka, dan Thailand. Kucing bakau menyukai hidup di daerah

perairan sepanjang tepi sungai dan hutan bakau. Ukuran tubuhnya 57-

78 cm dengan panjang ekor 20-30 cm dan berat mencapai 5-16 kg.

Rambutnya berwarna abu-abu hijau zaitun dengan pola totol yang

membentuk garis membujur di sepanjang tubuh.

Page 33: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

15

Gambar 3. Kucing bakau (Didokumentasikan oleh Terry Whittaker,

2018)

Kucing ini merupakan hewan nokturnal yang pandai berenang bahkan

mampu menyelam untuk menangkap mangsa. Mangsa dari kucing ini

adalah ikan, tikus, burung, dan hewan air bertubuh lunak (Lekagul and

McNeely, 1988).

Kucing congkok ( Prionailurus bengalensis) - Least Concern

Kucing congkok memiliki totol hitam di punggung dan pinggul,

ukurannya lebih dari 25 mm, rambutnya kecil dan tipis, pada bagian

atas tubuhnya berwarna emas cerah hingga kecoklatan, dan bagian

bawahnya berwarna putih (Gambar 4). Garis hitam berjumlah 4-5 di

kepala di antara dua telinga, sampai ke tubuh bagian tengah.

Kucing ini tersebar di China, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan

Palawan. Kucing congkok bersifat toleran terhadap manusia dan

sering ditemukan di dekat pemukiman. Biasa dijumpai memanjat

Page 34: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

16

Gambar 4. Kucing congkok ( Didokumentasikan oleh Daniel Heuclin,

2018)

pohon dan berada di gua untuk mencari kelelawar, burung, dan ular

(Lekagul and McNeely, 1988). Selain itu, kucing congkok dapat hidup

pada berbagai tipe habitat dan lebih toleran terhadap daerah terganggu

(Nowell and Jackson, 1996; Sunquist and Sunquist 2002) juga dapat

beradaptasi dengan baik di perkebunan sawit (Silmi et al., 2013). Jenis

mangsa kucing congkok mudah ditemukan dan melimpah pada

berbagai habitat (Grassman et al., 2005; Rajaratnam et al., 2007;

Austin et al., 2007).

Kucing hidung pesek (Prionailurus planiceps) - Endengared

Kucing ini berukuran hampir sama dengan kucing domestik, memiliki

tubuh kecil dengan ekor yang pendek sekitar seperempat dari tubuhnya

(Gambar 5). Memiliki kepala yang agak panjang dan datar. Kucing

Page 35: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

17

Gambar 5. Kucing hidung pesek ( Didokumentasikan oleh Jim

Sanderson, 2018)

ini menyukai air, dapat ditemukan di perairan, terkadang mencuci

mangsanya di air seperti rakun. Kucing ini tersebar di Thailand,

Malaysia, dan Indonesia (Sumatera dan Borneo) (Lekagul and

McNeely, 1988).

Kucing emas (Catopuma temminckii) - Near Trathtened

Warna rambut kucing ini adalah emas sampai abu-abu kecoklatan

dengan bagian bawah yang lebih terang. Pada tubuhnya tidak terdapat

corak dan garis, tetapi di rambutnya terdapat corak yang menyerupai

garis dengan garis yang agak samar (Gambar 6) (Lekagul and

McNeely, 1988).

Kucing emas terdapat di daerah yang kering, hutan hujan tropis, dan

habitat yang lebih terbuka dari Tibet ke Nepal, China, Burma,

Page 36: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

18

Gambar 6. Kucing emas di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

(WWF, 2016)

Thailand, Malaysia dan Indonesia (Sumatera). Hidup teresetrial dan

memanjat pohon apabila terdesak. Dengan ukuran tubuhnya yang

relatif agak besar, kucing emas mampu memangsa berbagai burung,

tikus besar, reptil, kambing, domba, rusa sambar muda hingga anak

kerbau (Lekagul and McNeely, 1988).

Macan dahan sumatera (Neofelis diardi) - Vulnerable

Macan dahan merupakan jenis kucing liar dengan ukuran tubuh sedang

(Gambar 7). Macan dahan yang berkerabat dekat dengan macan dahan

asia (neofelis nebulosa) ini terdiri atas dua subjenis yakni subjenis

Sumatera (Neofelis diardi diardi) dan Kalimantan (Neofelis diardi

borneensis). Kucing ini bersifat elusif (tidak suka menampakkan diri)

dan berpenampilan kriptik (mudah tersamarkan dengan lingkungan

sekitarnya) (Lekagul and McNeely, 1988).

Page 37: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

19

Gambar 7. Macan dahan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

(WWF, 2016)

Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) – Critical Endangerd

Harimau sumatera merupakan kucing terbesar yang memiliki loreng

hitam pada tubuhnya, warna tubuhnya adalah kuning kecoklatan

(Gambar 8).

Gambar 8. Harimau sumatera di Taman Nasional Bukit Barisan

Selatan (WWF, 2018)

Daerah bawah dagunya berwarna putih, area pada mata putih dengan

corak hitam memiliki ekor yang tebal. Harimau menyukai air dan

Page 38: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

20

dapat berenang, dan menghabiskan waktu beberapa jam dalam sehari

untuk berendam. Harimau biasa berburu pada pagi hari. Mangsa

harimau sumatera dari ikan hingga babi dan rusa sambar. Harimau

memiliki penciuman yang sangat baik (Lekagul and McNeely, 1988).

C. Kamera Jebak

Kamera jebak merupakan suatu alat dan sistem untuk memantau hewan liar

secara efektif dan efisisen dalam upaya mendukung upaya konservasi hewan

liar (Karant and Nicolas, 2001). Teknologi kamera jebak telah banyak

memberikan kemudahan dalam pemantauan berbagai jenis hewan liar di

Indonesia. Penggunaan kamera jebak dalam pemantauan hewan liar di

Indonesia pertama kali digunakan oleh Griffiths (1994) di Taman Nasional

Gunung Leuser, Sumatera Utara. Penggunaan kamera jebak dalam memantau

keberadaan hewan liar yang biasanya sangat menghindari kontak dengan

kehadiran manusia menunjukkan efektifitas tinggi (Novarino et al., 2007).

Adanya sensor infra merah dalam kamera sebagai pendeteksi panas dan gerak

dari suatu objek, jadi setiap ada objek yang hidup melintas di depan kamera

tersebut, maka kamera secara otomatis akan merekam gambar dan/atau

mengambil rekaman objek di depannya.

Kamera jebak mampu merekam berbagai informasi hewan liar, seperti jenis

hewan, keadaan fisik, pergerakan hewan, waktu perjumpaan dan

lingkungannya. Selain itu, kamera jebak mampu mengetahui suhu lokasi

pemasangan, jarak perpindahan hewan pada sudut tangkap kamera. Hasil

Page 39: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

21

gambar dan video dari kamera jebak dapat digunakan sebagai perhitungan

kasar dari kelimpahan relatif, perkiraan dari jumlah populasi minimum suatu

jenis berdasarkan pada pengenalan secara individual atau perkiraan dari

kelimpahan (Maddox et al., 2004).

Page 40: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

22

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada Maret – April 2018 berdasarkan data

kamera jebak di bawah program dan bekerjasama dengan WWF Indonesia

Program Sumatera Bagian Selatan di Resort Balik Bukit dan Balai Kencana,

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Resort Balik Bukit dan

Balai Kencana merupakan resort tipe A, yaitu resort yang memiliki tutupan

lahan yang cukup lengkap (TNBBS, 2017). Kedua resort tersebut didominasi

oleh hutan lahan kering primer, selain itu terdapat pula hutan lahan kering

sekunder, lahan pertanian bercampur dengan semak, serta semak belukar (Peta

KBRI, 2014; Balai TNBBS, 2015) (Gambar 9). Kedua resort ini memiliki

curah hujan 3000 – 3500 mm per tahun dan iklim bertipe A (basah) dengan

lebih dari 9 bulan basah pertahun (Balai TNBBS, 2017). Adapun luas wilayah

dari Resort Balik Bukit adalah 28126 Ha sedangkan Resort Balai Kencana

memiliki luas lahan 19814 Ha.

B. Teknik Pemasangan Kamera Jebak di Lapangan

1. Kamera dipasang dengan mengikatnya pada batang pohon setinggi 120-

150 cm dari dasar tanah.

2. Jarak kamera dengan obyek berkisar antara 5 hingga 8 meter.

Page 41: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

23

3. Besaran sudut antara arah kamera dengan obyek adalah 45 derajat. Hal ini

untuk mendapatkan hasil rekaman yang lebih lama, sehingga diharapkan

obyek dapat dilihat dari berbagai sisi tubuhnya.

4. Intensitas cahaya pada kamera juga perlu diperhatikan untuk mendapatkan

gambar yang baik. Sebaiknya kamera dipasang lebih diarahkan ke arah

utara-selatan yang bukan merupakan sudut dari terbit dan terbenamnya

matahari.

5. Mempertimbangkan keamanan kamera, seperti faktor manusia, cuaca,

kondisi hutan, dan gangguan hewan.

6. Mengoprasikan kerja kamera :

a. Kamera jebak diatur untuk mengambil obyek dalam bentuk video

dalam durasi 30 detik.

b. Interval waktu antarvideo adalah tiga detik.

c. Stamp Date diatur dalam keadaan aktif untuk memunculkan data

waktu perekaman pada setiap video.

d. Exposure diatur untuk mengambil tiga exposure dalam sekali picu.

7. Setelah kamera aktif, dilakukan uji coba dalam pengambilan gambar.

Pengujian ini dilakukan dengan cara salah satu anggota tim lapangan

WWF untuk memperagakan hewan di depan kamera kemudian dilihat

hasil yang didapatkan dari uji tersebut.

8. Menulis Informasi kamera dan kondisi habitat lokasi pemasangan kamera

pada buku lapangan.

(Sunarto et al., 2014)

Page 42: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

24

Gambar 9. Resort Balik Bukit dan Balai Kencana (Dikutip dari WWF

Lampung)

C. Desain Penelitian

Input dan analisis data kamera jebak menggunakan kamera bertipe Bushnell

HD dilakukan berdasarkan data kamera jebak WWF periode 3 tahun 2016 -

2017. Pemasangan kamera jebak dilakukan untuk program pemantauan badak

sumatera (Dicecorhinus sumatera) pada Agustus 2016 – Febuari 2017 yang

pelaksanaannya dilaksanakan oleh tim WWF. Kamera jebak yang dipasang

sebanyak 36 unit dalam 31 grid cell (Gambar 10). Grid cell adalah luasan

wilayah yang dibuat berukuran 2 x 2 km2 pada peta virtual (maya) dengan

bantuan program ArcGIS. Kamera jebak diatur untuk memotret hewan dalam

bentuk video.

Page 43: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

25

Gambar 10. Lokasi pemasangan kamera jebak di Resort Balik Bukit dan

Balai Kencana (Dikutip dari WWF Lampung)

Pemasangan kamera jebak menggunakan Random Sampling artinya kamera

jebak dipasang secara acak pada grid cell tersebut. Pemasangan dilakukan

pada jalur hewan yang diduga berpotensi sebagai lintasan badak sumatera.

Pemilihan lokasi pemasangan kamera jebak berdasarkan dari tanda-tanda

sekunder hewan seperti kotoran, bekas pakan, cakaran, dan jejak.

D. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yakni:

1. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan dilakukan dengan survei langsung di Resort Balik

Bukit dan Balai Kencana. Survei di Resort Balai Kencana dilakukan pada

tanggal 16 - 23 Agustus 2017, sedangkan survei di Resort Balik Bukit

Page 44: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

26

dilaksanakan pada 10 - 14 November 2017. Survei ini dilakukan untuk

mengenal area penelitian, seperti kondisi habitat, tutupan lahan, kerapatan

tumbuhan, dan tanda-tanda keberadaan hewan.

2. Pengumpulan data

Adapun jenis data yang dikumpulkan meliputi:

a. Hasil kamera jebak berupa video yang diperoleh dari kamera jebak

b. Informasi kamera jebak, seperti waktu pemasangan dan pengambilan

kamera jebak, ketinggian kamera dari permukaan tanah, dan kondisi

kamera.

c. Informasi kondisi habitat (koordinat dan ketinggian), kondisi fisik

(topografi, tanah, ada/tidaknya kubangan dan sumber air) berdasarkan

kajian literatur .

Informasi pada point b dan c didapatkan dari buku kamera jebak yang diisi

oleh tim lapangan WWF.

3. Pengolahan data

Data kamera jebak dipisahkan dipisahkan dalam folder berdasarkan grid

cell, waktu periode pemasangan kamera jebak, kode kamera jebak dan

kode kartu memori. Kemudian dilakukan pemilahan video hasil kamera

jebak berdasarkan jenis hewan yang teridentifikasi.

Setelah dilakukan pemilahan, data video hasil kamera jebak diubah

namanya menggunakan Aplikasi Advanced Renamer. Nama data tersebut

berubah menjadi

Page 45: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

27

“1010-53-36aOCC03C019M00058ParmarEK0000120160803203828.

AVI”. Nama tersebut mengandung informasi grid cell(1010-53-36a),

waktu periode pemasangan kamera jebak (OCC03), id kamera jebak

(C019), id kartu memori (M00058), jenis hewan (Parmar, yang merupakan

singkatan dari nama ilmiah kucing batu (Pardofelis marmorata) dari 3

huruf pertama “Par” diambil dari nama genus, sedangkan 3 huruf terakhir

“mar”diambil dari nama spesiesnya ), nama video (EK00001), tahun

(2016), bulan (08), tanggal (03), jam (20), menit (38), detik (28), dan

format file (.AVI). Nama-nama data tersebut dicetak dalam bentuk .pdf

menggunakan Aplikasi Karen Directory Printer. Kemudian, dilakukan

input kedalam Ms. Excel untuk mempermudah dalam membaca data.

E. Analisis Data

Analisis data dilakukan menggunakan data yang sudah diinput kedalam

Ms.Excel, data tersebut pilah lagi hanya untuk spesies kucing liar saja. Data

kucing liar yang didapatkan telah disusun berdasarkan waktu dan lokasi

terpotretnya kucing liar pada kamera jebak, serta habitatnya. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari setiap kucing liar yang

terpotret. Keberadaan hewan mangsa kucing liar juga telah dianalisis untuk

mengetahui hewan mangsa potensial dari kucing liar.

Page 46: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

55

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dapat di peroleh adalah sebagai berikut:

1. Kucing liar yang ditemukan sebanyak lima jenis, yaitu harimau sumatera

(n=17), kucing emas (n=15), macan dahan (n=13), kucing batu (n=5), dan

kucing congkok (n= 4).

2. Jenis hewan mangsa potensial kucing liar adalah beruang madu (n=9), rusa

sambar (n=52), kambing hutan (n=3), babi hutan (n=106), kijang (n=356),

kancil (n=2), beruk (346), musang (n=67), landak (n=52), tikus (n=4),

sempidan sumatera (n=8), kuau raja (n=18), dan biawak (n=1).

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

adalah perlu dilakukannya penelitian lanjutan mengenai kucing emas dan

jumlah individu dari setiap populasi kucing liar di Resort Balik Bukit dan

Balai Kencana, Taman Nasioanal Bukit Barisan Selatan.

Page 47: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

56

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, H. S. 1990. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat

Jenderal Pendidikan tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati.IPB.

Bogor.

Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Satwa liar Jilid I. Yayasan Penerbit Fakultas

Kehutanan IPB. Bogor.

Austin, S.C., M.E. Tewes, L.I. Grassman, & N.J. Silvy. 2007. Ecology and

conservation of leopard cat (Prionailurus bengalensis) and clouded

leopard (Neofelis nebulosa) in Khao Yai National Park. Thailand. Acta

Zoologica Sinica 53(1): 1–14

Azlan, M. J. dan S.K.Sharma. 2002. First Record Of Melanistic Tapir In

Peninsular Malaysia. Journal of Wildlife and Parks.20:123.

Azlan, M.J. 2009. The use of camera trap in Malaysian rainforests. Journal of

Tropical Biology and Conservation 5: 81–86

Azlan, M.J., L. Engkamat and Munan. 2003. Bornean Bay Cat Photograph And

Sighting. Cat News.39:2.

Berger J. 1999. Anthropogenic Extinction Of Top Carnivores And Interspecific

Animal Behaviour: Implications Of The Rapid Decoupling Of A Web

Involving Wolves, Bears, Moose, And Ravens. Proceedings of the Royal

Society of London.B 266:2261-2267.

Bothma, J. D. P.. 1998. Carnivore Ecology in Arid Lands. Springer.Verlag Berlin

Heidelberg.

Cheyne, M.S and Mac Donald, W.D. 2011. Wild felid diversity and activity

patterns in Sabangau peat-swamp forest, Indonesian Borneo. Oryx 45(1),

119-124 doi:10.1017/ S003060531000133X.

Crooks, K.R. dan M.E. Soulé. 1999. Mesopredator Release And Avifaunal

Extinctions In A Fragmented System. Nature.400:563-566.

Departemen Kehutanan. 2007. Data Strategis Kehutanan. Departemen

Kehutanan. Jakarta.

Page 48: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

57

Dinata, Y., dan Jito Sugardjito. 2008. Keberadaan Harimau Sumatera (Panthera

tigris sumatrae Pocock, 1929) dan Hewan Mangsanya di Berbagai Tipe

Habitat Hutan di Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera. Jurnal

Biodiversitas. 7(3): 222-226.

Franklin, N., Bastoni, Sriyanto, D.Siswomartono, J. Manangsang& R.L. Tilson.

1999. Last of the Indonesian Tiger: a caude for optimism pp 130-147 in J.

Seidensticker, S.Cristie, & P. Jackson (eds). 1999. Riding the tiger: tiger

conservation in human-dominated lanscape. Cambridge University Press.

Cambridge, UK.

Giman, B., R. Stuebing, N. Megum, W.J. Mcshea and C.M. Stewart. 2007. A

camera trapping inventory for mammals in a mixed use planted forest in

Sarawak. Raffles Bulletin of Zoology. 55(1):209-215

Grassman, L.I. Tewes, M.E. Silvy, N.J. Kreetiyutanont. 2005b. Ecology of three

sympatric felids in a mixed evergreen forest in north-central Thailand.

Journal of Mammalogy 86(1): 29–38.

Grassmann, L. 2009. Clouded Leopard: the living sabertooth. Cat News: 23-28

Gray, T.N.E and C. Phan. 2011. Habitat preferences and activity pattern of the

larger mammal community in Phnom Prich Wildlife Sanctuary, Cambodia.

The Raffles Bulletin of Zoology 59(2):311-318

Griffith, M. 1994. Population Density of Sumatran Tiger in Gunung Leuser

National Park in Tilsen, R et al., (eds) : Sumatran Tiger Population and

Habitat Viability Analysis Report. Pp. 93-102.IUCN/SSC Conservation

Breeding Specialist Group. Apple Valley MN.

Griffiths, M. dan C. P. Van Schaik, 1993. The Impact Of Human Traffic On The

Abundance And Activity Patterns Of Sumatran Rain Forest Mammals.

Conservation Biology.7(3): 623–626

Haidar A.I, dkk. 2017. Panduan Pemantauan Populasi Harimau Sumatera.

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta.

Hearn, A.J., J. Ross, D. Pamin, H. Bernard, L. Hunter & D.W. Macdonald. 2013.

Insights into the spatial and temporal ecology of the sunda clouded leopard

(Neofelis diardi). Raffles Bulletin of Zoology 61(2): 871–875

Holden, J. 2001. Small cats in Kerinci Seblat National Park, Sumatra, Indonesia:

Evidence collected through photo-trapping. CatNews 35: 11–14

Hutajulu, B. Sunarto. Klenzendorf, S. Supriatna, J. Budiman, A. and Yahya, A.

(2007).Study on the ecological characteristics of clouded leopard in Riau,

Sumatra. In: J. Hughes and M. Mercer (eds.) Felid Biology and

Conservation: Programme and Abstracts: An International Conference,

17–20 September 2007, Oxford. Oxford University, Wildlife

Page 49: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

58

IUCN. 2018. Diakses pada tanggal 12 Februari 2018, 10.00 WIB

<www.iucnredlist.org>

Jinping, Yu. 2010. Leopard cat, Prionailurus bengalensisis. Cat News 5: 26–29

Junaidi, Rizaldi, dan Novarinol, W. 2012. Inventarisasi Jenis-jenis Mamalia di

Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi (HPPB) Universitas Andalas

dengan Menggunakan Camera Trap. Jurnal Biologi Universitas Andalas 1:

27 - 34

Karanth, K. U dan J. D. Nichols.2000. Ecologycal Status and Conservation of

Tigers in India. Final Technical Report to The Division of International

Conservation. United States.

Kawanishi, K and M.E. Sunquist. 2003. Conservation Status Of Tiger In

Peninsular Malaysia. Biological Conservation 120:329-344

Kitamura, S. S.T.Aree, S. Madsri and P. Poonswad. 2010. Mammals diversity and

conservation in a small isolated forest of southern Thailand. The Raffles

Bulletin of Zoology. 58(1):145-156.

Ladyfandela, Nindy. 2017. Kehadiran Kucing Liar (Carnivora: Felidae) Di

Kawasan Suaka Alam Malampah, Sumatera Barat. Skripsi. Universitas

Andalas.

Lekagul, B., J.A. McNeely. 1988. Mammal of Thailand. Dharashunta Press.

Thailand. xv + 873 pp.

Lucherini, M., J.I. Reppucci, R.S. Walker, M.L. Villalba, A. Wurstten, G.

Galliardo, A. Iriarte, R. Villalobos & P. Perovic. 2009. Activity pattern

segregation of carnivores in the high Andes. Journal of Mammalogy 90(6):

1404–1409

Lynam, A.J., K.E. Jenks, N. Tantipisanuh, W. Chutipong, D. Ngoprasert, G.A.

Gale, R. Steinmetz, R. Sukmasuang, N. Bhumpakhan, L.I. Grassman, P.

Cutter, S. Kitamura, D.H. Reed, M.C. Bakeer, W. McShea, N. Songsasen,

& P. Leimgruber. 2013. Terrestrial activity pattern of wild cats from

camera-trapping. The Raffles Bulletin of Zoology 61(1):407–415

Macdonald, D.W., A.J. Loveridedan K. Nowell. 2010. Dramatic Personae: an

introduction to the wild felids pp 3-58 in Macdonald and A.J. Loveridae

(eds). 2010. Biology and Conservation of Wild Felids. Oxford University

Press. Oxford.

Maddox WT, Ashby FG. 2004. Dissociating explicit and procedural-learning

based systems of perceptual category learning. Behav. Pro-cess. 66:309–

32

Page 50: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

59

Mangas, J.G., J. Lozano, S. Cabezas-Díaz, dan E. Virgós. 2008. Thepriority value

of scrubland habitats for carnivore conservation in Mediterranean

ecosystems. Biodivers Conserv. 17:43–51

McCarthy, J.L., H.T. Wibisono, K.P. McCarthy, T.K. Fuller &. N. Andayani.

2015. Assesing the distribution and habitat use of four felids species in

Bukit Barisan Selatan National Park, Sumatra, Indonesia. Global Ecology

and Conservation 3:210–221

Miller, B., D. Foreman, C.M. del Rio, R. Noss, M. Philips, R. Reading, M.E.

Soule, J. Terborgh & L. Wilcox. 2001. The importance of large carnivores

to healthy ecosystem. Endangered Species UPDATE 18(5): 202-210

Mohamed, A., H. Samejima & A. Wilting. 2009. Record of five Bornean cat

species from Deramakot Forest Reserve in Sabah, Malaysia. CAT news

51:12–15

Novarino, W., S. N. Kamilah, A. Nugroho, M. N. Janra, M. Silmidan M.

Syafrie.2007. Kehadiran Mamalia pada Sesapan (Salt lick) Di Hutan

Lindung Taratak, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Biota 12 (2)

: 100-107.

Nowell, K. dan P. Jackson. 1996. Status Survey and Conservation Action Plan of

Wild Cats. IUCN/SSC Cat Specialist Group. Gland, Switzerland. pp xxiv

+ 383.

O’Brien, T. Wibisono, H. Kinnaird, M. 2003. Crouching tigers, hidden prey:

sumatran tiger and prey populations in a tropical forest landscape. Animal

Conservation 6: 131–139.

O‟Brien, S.J. dan Johnson, W.E.. 2007. The Evolution of Cats. Scientific

American, Inc.

Payne J., C.M. Francis, K. Phillipps & S.N. Kartikasari. 2000. Panduan lapangan

mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak dan Brunei Darussalam. The

Sabah Society dan Wildlife Conservation Society bekerjasama dengan

WWF Malaysia. Jakarta: xv + 386 hlm.

Povey, K dan W. Spaulding. 2006. Wild Cat of Southeast Asia: An Educator’s

Guide. Point Defiance Zoo dan Aquarium/WildAid. Thailand. Pp. 108.

Pusparini, W., H.T. Wibisono, G. V. Reddy, Tarmizidan P. Bharata. 2014. Cat

News Spesial Issue 8. Small and Medium Sized Cats in Gunung Leuser

National Park, Sumatera, Indonesia. Non-Panthera Cats in Southeast Asia.

Putri, R.A.A. 2017. Keanekaragaman Jenis Felidae Menggunakan Kamera Jebak

di Resort Pemerihan-Way Haru, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Skripsi. Fakultas Kehutanan. Intitut Pertanian Bogor. Bogor

Page 51: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

60

Rajaratnam, R., M. Sunquist, L. Rajaratnam & L. Ambu. 2007. Diet and habitat

selection of the leopard cat (Prionailurus bengalensis) in agricultural

landscape in Sabah, Malaysian Borneo. Journal of Tropical Ecology 23:

209–217

Redaksi Ensiklopedi Indonesia (RED).2003. Ensiklopedi Indonesia Seri Fauna.

Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi.

Reed. 2012. Occurence of three felids across a network of protected areas in

Thailand: prey, intraguild, and habitat associations. Biotropica. 44(6):

810–817.

Ridout, M.S & M. Linkie. 2009. Estimating overlap of daily activity patterns from

camera trap data. Journal of Agricultural, Biological, and Environmental

Statistics 14:322-337

Sanderson, J,. Sunarto, A. Wilting, C. Driscoll, R. Lorica, J. Ross, A. Hearn, S.

Mujkherjee, J.A. Khan, B. Habib, & L. Grassman, L. 2008. Prionailurus

bengalensis. In: IUCN. 2010. IUCN Red List of Threatened Species.

Version 2010.3. http://www.iucnredlist.org. 21 Oktober 2010, pukul.

08:27 WIB.

Sanderson, J. and Grant, H.. 2013. Automatic data Organization, Stroge, and

Analysis of Camera trap Pictures. Indonesian Natural History.1 (1) : 11-

19.

Schaller, G.B. 1967. The Deer and the Tiger: A Study of Wildlife in India.

University of Chicago Press, Illinois. 370 pp.

Silmi, M., S. Mislan, Anggara & B. Dahlen. 2013. Using leopard cats

(Prionailurus bengalensis) as biological pest control of rats in a palm oil

plantation. Journal of Indonesian Natural History 1(1): 31–6.

Silmi, M., S. Mislan, Anggara & B. Dahlen. 2013. Using leopard cats

(Prionailurus bengalensis) as biological pest control of rats in a palm oil

plantation. Journal of Indonesian Natural History 1(1): 31–6.

Silveira, L., A.T.A. Jacomo and J.A.F.Diniz-Filho. 2003. Camera trap, line

transect cencus and track surveys: a comparative evaluation. Biological

Conservation 114:351-355

Sriyanto. 2003. Kajian mangsa harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae,

Pocock 1929) di Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Tesis. Program

Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Indonesia.

Subagyo, A., M. Yunus, Sumianto, J. Supriatna, N. Andayani, A. Mardiastuti, L.

Sjahfirdi, Yasman dan Sunarto. 2013. Survei dan Monitoring Kucing Liar

(Carnivora:Felidae) di Taman Nasional Way Kambas, Lampung,

Indonesia. Seminar Nasional Sains dan Teknologi V. Lembaga Penelitian

Universitas Lampung.

Page 52: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

61

Subagyo, Agus. 2016. Ekologi Dan Konservasi Felidae Di Taman Nasional Way

Kambas, Sumatra, Indonesia. Disertasi. Universitas Indonesia. Depok.

Indonesia

Sunarto, M.J. Kelly, S. Klenzendorf, M.R.Vaughan, Zulfahmi, M.B. Hutajulu and

K. Parakkasi. 2013. Threatened predator on the equator: multi-point

abundance estimates of the tiger Pantheratigris in central Sumatra. Oryx

47(2):211-220

Sunarto, S., M.J. Kelly, K. Parakkasi & M.B. Hutajulu. 2015. Cat coexistence in

central Sumatra: ecological characteristics, spatial and temporal overlap,

and implications for management. Journal of Zoology 296(2): 104–115

Sunarto. 2011. Ecology and restoration of Sumatran tigers in forest and plantation

landscape. Dissertation. Faculty of the Virginia Polytechnic Institute dan

State University. Virginia.

Sunquist, M dan F. Sunquist. 2002. Wild Cat of the World. The University of

Chicago Press Ltd. London.University of Chicago Press, Chicago.

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). 2017. Diakses pada tanggal 15

Oktober 2017, 10.00 WIB. <htpps://www.tnbbs.org>

Tim Monitoring Badak Indonesia. 2014. Panduan Survei dan Monitoring Badak

Sumatera: Teknik Okupansi, Kamera Otomatis, dan Analisis DNA.

Kementrian Kehutanan. Jakarta.

Turner, D. C., and P. P. G. Bateson. 2000. The Domestic Cat: the Biology of its

Behaviour. Cambridge University Press, Cambridge, U.K.

Van Strien N. J. 1996. The Mammal Fauna Of The Gunung Leuser National Park.

In Leuser: A Sumatran Sanctuary. Van Schaik C. P. dan Supriatna J.

(Eds). Yayasan Bina Sains Hayati Indonesia, Depok, Indonesia, pp. 132-

202.

Wibisono, H.T. and J. Maccarthy. 2010. Melanistic marbled cat from Bukit

Barisan Selatan National Park, Sumatra, Indonesia. Cat News 52:9-10

Wibisono, H.T., M. Linkie, G.Guillera-Arroita, J.A. Smith, Sunarto, W.Pusparini,

Asriadi, P. Baroto, N. Brickle, Y. Dinata, E. Gemita, D. Gunaryadi, I.A.

Haidir, Herwansyah, I. Karina, D. Kiswayadi, D. Kristiantono, H.

Kurniawan, J.J. Lahoz-Monfort, N.Leader-Williams, T. Maddox,

D.J.Martyr, Maryati, A. Nugroho, K. Parakkasi, D. Priatna, E.

Ramadiyanta, W.S. Ramono, G.V. Reddy, E.J.J. Rood, D.Y. Saputra, A.

Sarimudi, A. Salampessy, E. Septayuda, T. Suhartono, A.Sumantri, Susilo,

I. Tanjung, Tarmizi, K. Yulianto, M. Yunus, Zulfahmi. 2011. Population

status of a cryptic top predator: an island-wide assesment of tiger in

Sumatran rainforests. PloS ONE 6(11):1-6

Page 53: KAJIAN KERAGAMAN KUCING LIAR BERDASARKAN …digilib.unila.ac.id/32184/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ditemukan sebanyak 5 jenis, yaitu harimau sumatera (n =17), kucing emas

62

Wilcox. 2001. The Importance of Large Carnivores to Healthy Ecosystem.

Endangered Species UPDATE 18(5): 202-210.

World Wildlife Fund (WWF). 2017. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2017, 10.00

WIB. <htpps://www.wwf.or.id>

World Wildlife Fund (WWF). 2016. Buku Data Video Trap – Badak Sumatera.

WWF BBS. Lampung.

Wozencraft, W. C. (1993). Order Carnivora. 1206 pp. En: Wilson, D. E. y Reeder,

D. A. M. (Eds.). Mammal Species of the World: A Taxonomic and

Geographic Reference. Smithsonian Institution Press.