kajian-kasus-kontrol.pdf
TRANSCRIPT
![Page 1: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/1.jpg)
Etih SudarnikaLaboratorium Epidemiologi, FKH
IPB
![Page 2: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/2.jpg)
Merupakan satu di antara studiobservasional analitik yang dirancang untukmelihat hubungan asosiasi.
Desain ini dimulai denganmenetukan/menyeleksi populasipenderita/kasus dan populasipembandingnya (hewan yang tidakmenderita penyakit yang diteliti) yang disebut populasi kontrol
![Page 3: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/3.jpg)
Pada setiap kasus dan kontroldiselidiki/digali informasi tentang pajananatau faktor risiko tertentu
Arah penyakit adalah backward, yaitu daripenyakit menuju ke pajanan/determinan
![Page 4: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/4.jpg)
Mengidentifikasi faktor risiko suatupenyakit
Mengidentifikasi faktor penyembuhanpenyakit
Menguji efikasi hasil suatu pengobatan Menguji efikasi uji skrining/uji diagnostik Penelitian lapangan Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB)
![Page 5: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/5.jpg)
Kelebihan: Sesuai untuk penelitian penyakit yang langka Jangka waktu penelitian relatif singkat Menghemat tenaga Biaya penelitian relatif murah Sekaligus dapat menilai beberapa faktor risiko Menunjukkan risiko relatif yang memadai Menghindarkan faktor perubahan terapi Dapat menghindarkan kesukaran tindak lanjut Menghindarkan kesukaran akibat kebiasaan pasien
berganti dokter
![Page 6: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/6.jpg)
Kelemahan Tidak efisien untk menyelidiki paparan
(exposure) yang jarang Tidak bermanfaat untuk tujuan deskriptif Rentan terhadap bias seleksi karena info
tentang paparan dapat mempengaruhi seleksisubyek secara berbeda untuk kelompok kasusdan kelompok kontrol
Tidak tepat jika outcome penyakit lebih baikdiukur sebagai peubah kontinu
![Page 7: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/7.jpg)
Kelemahan (lanjutan) Informasi tentang paparan rentan terhadap
kesalahan pengukuran, khususnya apabiladikumpulkan secara retrospektif melaluiingatan (recall) atau catatan medik, karenadiukur setelah penyakitnya terjadi. Kesalahanpengukuran ini dapat menjurus kepada bias informasi, khususnya bila tingkat kesalahanpengukuran berbeda pada kasus dan kontrol.
![Page 8: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/8.jpg)
Kelemahan (lanjutan) Jika paparan yang diukur adalah paparan masa
sekarang, masalah yang dapat terjadi adalahbias temporal ambiguity.
![Page 9: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/9.jpg)
Registry based study Kasus didefinisikan terlebih dahulu, selanjutnya
dilakukan upaya untuk mencari satu atau lebihpopulasi (register) untuk mencari kasus yang dimaksud, dan dipilih secara acak kelompokkontrol . Register dapat merupakan fasilitasrumah sakit, RPH, BPPV, dll.
![Page 10: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/10.jpg)
Population-based case control Kasus dapat berasal dari rumah sakit/hasil
surveilans Dinas setempat/ BPPV, dsb., sedangkan kontrol berasal dari populasirujukan tempat kasus/kontrol.
![Page 11: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/11.jpg)
Nested case-control (cohort-based) Baik kasus maupun kontrol dipilih dari suatu
populasi kohort. Case-cohort atau case-based study
Kontrol dipilih secara acak dari populasi kohortpada awal penelitian. Sedangkan kasus adalahsubjek yang menderita outcome yang sedangditeliti selama jangka waktu penelitian. Jika adasubjek dari populasi kontrol yang mengalamioutcome,maka dimasukkan ke kelompok kasus.
![Page 12: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/12.jpg)
Kasus Sumber kasus:
Pasien rumah sakit/klinik hewan Laboratorium diagnostik BPPV Data surveilans Data kasus dari hasil survei sebelumnya Dll.
![Page 13: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/13.jpg)
Kasus dari rumah sakit/ klinik hewan belumtentu mewakili gambaran seluruh kasus dirumah sakit
Kasus bisa berupa prevalence (umumnyapada studi kasus kontrol dasar), atauincidence (biasanya pada studi nested case control atau case cohort)
![Page 14: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/14.jpg)
Populasi dasar dapat berupa: Populasi tertutup (closed population)
Populasi statis Populasi terbuka (open population)
Populasi dinamis
![Page 15: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/15.jpg)
Tidak terpengaruh status paparan Tidak harus mewakili seluruh populasi hewan sakit Definisi kasus jelas (kriteria diagnosis klinis atau
laboratosis, dll) Prosedur deteksi dan diagnostik kasus (juga
pelaporan kasus) tidak boleh dipengaruhi status paparan
Prosedur diagnostik menggunakan instrumen yang sahih dan reiabel
Dapat dipertimbangkan untuk melakukan restriksikasus untuk mencegah confounding.
![Page 16: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/16.jpg)
Mewakili base population atau study base yang sama (mewakili populasi asal kasus), sehingga bila pada populasi asal tersebutmuncul penyakit maka akan dapattertangkap dalam studi kita sebagai kasus.
Kontrol biasanya dipilih secara acak
![Page 17: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/17.jpg)
Sumber kontrol: Pasien penderita penyakit lain di rumah sakit
(hospital-based control) Hewan lain yang di farm yang sama atau lokasi
yang sama Farm lain yang dekat dengan farm kasus Farm lain yang ada di wilayah kasus
(population-based control)
![Page 18: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/18.jpg)
Teknik sampling untuk pemilihan kontrolpada longitudinal case-control: Density sampling: satu atau beberapa non-kasus
dipilih secara acak selama masa pengamatanlongitudinal ketika setiap kasus barumuncul/didiagnosis
Cumulative sampling: semua kontrol dipilihsecara acak di akhir pengamatan setelah semuakasus diidentifikasi
![Page 19: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/19.jpg)
Case-base/case-cohort sampling: Semuakontrol dipilih secara acak dari fixed base population pada awal pengamatan. Cara inimerupakan bentuk khusus dari nested case control study yang disebut case-base/case-cohort study
Jumlah kontrol dapat 1 sampai paling banyak 5 kali jumlah kasus.
Dapat berpadanan (matching) atau tidakberpadanan (unmatching)
![Page 20: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/20.jpg)
Besarannya harus mencukupi untukmenghindari kesalahan tipe I (α) dankesalahan tipe II (β). (1- β) kuasa uji
Kesimpulan Penelitian
KesimpulanBenar
Benar Salah
H0 benar Tepat (1-α) Salah jenis I (α)
H0 salah Salah jenis II (β)
Tepat (1-β)
![Page 21: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/21.jpg)
Jenis kasus kontrol: apakah berpadanan atau tidakberpadanan
Besarnya α yang dikehendaki Arah pengujian, apakah satu arah atau dua arah Besarnya β yang dikehendaki Prakiraan odds ratio P0 , yaitu prakiraan proporsi kontrol yang terpapar
faktor risiko yang diteliti Perbandingan jumlah kasus terhadap jumlah kontrol Perkiraan jumlah calon subjek yang nonrespons
![Page 22: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/22.jpg)
Studi kasus kontrol tidak berpadanan
R = Prakiraan odds ratiop0 = Proporsi kontrol yang terpapar faktor risikop1 = p0R[1+p0(R-1)]
= ½ (p0+ p1)= 1-
201
2
)()(2
ppZZqp
n−+
= βα
pq p
![Page 23: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/23.jpg)
Keterangan:n = Ukuran contoh yang diperlukan dari
rumus ukuran contoh dengan kontroltunggal
c = Jumlah kontrol per kasus
cncn
2)1(' +
=
cncn
2)1(' +
=
![Page 24: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/24.jpg)
Jumlah kasus pada penelitian sedikit, dansebaliknya jumlah kontrol banyak
Mempersingkat waktu penelitian Ukuran populasi sasaran penelitian terbatas
![Page 25: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/25.jpg)
fqnonresponsfaktor
−==
11
Untuk mengantisipasi efek non respons, maka ukuran contoh yang diperlukan harusdikalikan dengan faktor nonrespons
f = proporsi non respons
![Page 26: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/26.jpg)
Tahap analisis dasar Dimulai dengan tahap deskriptif dan kemudian
dilanjutkan dengan tahap analitik. Tahap analisis dasar dimulai dengan analisis
bivariat dan kemudian analisis multivariat. Deskriptif
Dibuat tabel kontingensi yang bertujuan untukmengetahui komparabilitas kasus dan kontrol yang berkaitan dengan faktor risiko.
Kajian deskriptif dipakai untuk mencari peubah-peubahyang mungkin berasosiasi dengan outcome.
Untuk mempermudah analisis dan konsistensi: Outcome kolom Faktor risiko baris
![Page 27: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/27.jpg)
Perbandingan kasus dan kontrol Uji statistika χ2
Jika p < 0.25 dapat dipertimbangkan sebagaifaktor risiko pada analisis lebih lanjut (sebagaifaktor kandidat)
![Page 28: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/28.jpg)
kontrol
kasus
oddsoddsOR =)(ψ
Kasus Kontrol
Exposure (+) a bExposure (-) c d
n1 n2
dbcaOR
//)( =ψ
![Page 29: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/29.jpg)
Metode Woolf:
Selang kepercayaan (1-α)100% untuk ln(ψ):
dcba1111)var(ln +++=ψ
dcbaz 1111)ln( 2/ +++± αψ
![Page 30: KAJIAN-KASUS-KONTROL.pdf](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051819/54dcfa6d4a7959d8258b45d4/html5/thumbnails/30.jpg)
Jadi selang kepercayaan (1-α)100% untuk ψ: Batas bawah:
Batas atas:
[ ]dcbaze /1/1/1/1ln +++− αψ
[ ]dcbaze /1/1/1/1ln ++++ αψ
[ ]dcbaze /1/1/1/1ln +++− αψ