kajian gaya hidup kaum muda penggemar coffee shop

148
KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP (Studi Kasus Pada Coffee Shop Starbucks” di Mall Botani Square Bogor) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: Nadiya Sahlatul Kholik NIM: 1113015000091 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR

COFFEE SHOP

(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

Nadiya Sahlatul Kholik

NIM: 1113015000091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 3: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 4: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 5: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 6: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 7: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

i

ABSTRAK

NADIYA SAHLATUL KHOLIK (1113015000091), “Kajian Gaya Hidup Kaum

Muda Penggemar Coffee Shop (Studi Kasus Pada Coffee Shop Starbucks di Mall

Botani Squre Bogor)” Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini menjelaskan tentang fenomena keberadaan coffee shop terhadap

gaya hidup kaum muda di Starbucks Mall Botani Square Bogor. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui fenomena gaya hidup kaum muda di coffee shop

Starbucks dengan pengukuran gaya hidup AIO (Activities, Interest, Opinion).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif deskriptif melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik

pengambilan purposive sampling. Pertimbangan dalam pengambilan sampel akan

ditentukan sesuai pada kualitas informasi partisipan yang tepat yaitu kaum muda

yang mengunjungi kedai Starbucks.

Hasil penelitian menunjukkan fenomena gaya hidup yang diciptakan melalui

Starbucks seperti adanya aktivitas nongkrong bersama teman, mengobrol, diskusi

mengenai pekerjaan, mengerjakan tugas kuliah dan tugas kantor. Serta hasil

penelitian menunjukkan adanya ketertarikan kaum muda terhadap Starbucks,

sehingga kaum muda sangat senang mengunjungi Coffee Shop Starbucks.

Fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa keberadaan Starbucks merupakan

salah satu gaya hidup kaum muda pada saat ini. Dimana Starbucks sudah menjadi

tempat untuk memfasilitasi kaum muda dalam melakukan aktivitas, minat serta

opini seseorang sehingga menciptakan gaya hidup kaum muda pada saat ini.

Kata Kunci: Coffee Shop, Gaya Hidup, Kaum Muda

Page 8: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

ii

ABSTRACT

NADIYA SAHLATUL KHOLIK (1113015000091), "Lifestyle Study of Coffee

Shop Enthusiasts (Case Study at Starbucks Mall Botani Square Bogor)". Thesis

Department of Social Science Education. Faculty of Tarbiyah and Teaching

Science, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.

This research explains about the phenomenon of coffee shop’s existence to the

lifestyle of young people in Starbucks Mall Botani Square Bogor. This study aims

to determine the phenomenon of the lifestyle of young people in Starbucks with

AIO lifestyle measurement (Activities, Interest, Opinion). The method of the

research is qualitative descriptive through observation, interview and

documentation. This research uses purposive sampling technique. Considerations

in sampling will be determined in accordance with the appropriate participant

information quality of young people who visit Starbucks stores.

Based on the results show that lifestyle’s phenomena created through Starbucks

such as hanging out with friends, talking, discussions about work, doing

university’s tasks and office tasks. As well as the results of research shows the

interest of young people to Starbucks. young people are very happy to visit

Starbucks. The phenomenon that occurs shows that the existence of Starbucks is

one of the lifestyle of young people at this time. Where Starbucks has become a

place that facilitates young people to engage in the activities, interests and

opinions of a person so as to create a youth lifestyle at this time.

Keywords: Coffee Shop, Lifestyle, Youth

Page 9: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji serta syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala

karunia dan rahmat-Nya yang tak terhitung berupa kasih sayang, nikmat Iman

dan Islam, serta kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan

judul “Kajian Gaya Hidup Kaum Muda Penggemar Coffee Shop (Studi

Kasus Pada Coffee Shop Starbucks di Mall Botani Squre Bogor)” Shalawat

dan salam semoga tercurahkan kepada sang suri tauladan umat, Baginda Alam

Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, serta para pengikutnya.

Proses penulisan Skripsi ini tentu saja banyak menemui hambatan dan

kendala. Semua itu tidak akan teratasi tanpa bantuan dan dukungan dari beberapa

pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terimakasih yang kepada :

1. Bapak Prof. Dr.Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

4. Dosen pembimbing I Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si., dan Dosen

Pembimbing II Cut Dhien Nourwahida, MA., yang dengan sabar, tulus dan

ikhlas telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Segenap dosen Pendidikan IPS yang telah memberikan ilmu pengetahuan

pada penulis selama menempuh Pendidikan di bangku kuliah.

6. Kepada Ayah dan Ibu (Ahmad Kholik SE dan Susanti) yang selalu

mendoakan, memotivasi serta terus memberikan kasih dan sayang selama

ini kepada penulis. Kepada adik saya Fauzan Sauqi Kholik dan Dinar

Mahardini Kholik yang selalu memberikan semangat dan dukungan. Serta

keluarga besar penulis yang selalu mendoakan dan memberikan semangat.

Page 10: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

iv

7. Kepada suami saya (Eriyanto) yang telah memberikan doa serta dukungan.

Serta teman-teman selama masa perkuliahan Teman-teman P.IPS angkatan

2013 seperjuangan yang telah berjuang bersama, saling bahu-membahu

saling memotivasi satu sama lain.

8. Manajer dan Staff Starbucks

Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu yang telh

membantu saya baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam

menyelesaikan penelitian ini.

Dalam penulisan laporan penelitian ini saya sangat menyadari masih

banyak kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu saya sangat membuka

hati dan menerima semua masukkan kritik atau saran yang bersifat membangun

demi perbaikan laporan penelitian ini. Saya berharap laporan penelitian ini dapat

menjadi salah satu acuan bagi peneliti lainnya dan bisa bermanfaat bagi kita

semua.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Jakarta, 19 Maret 2018

Penulis

Page 11: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .............................................................. 7

D. Perumusan Masalah ............................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ................................................................. 8

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................ 9

A. Landasan Teori ..................................................................... 9

1. Coffee`Shop ..................................................................... 9

a) Kopi .............................................................................. 9

b) Definisi Kopi ................................................................ 13

c) Sejarah Kopi ............................................................... 14

d) Konsep Coffee Shop Starbucks ..................................... 16

2. Gaya Hidup (Life Style) ..................................................... 18

a) Definisi Gaya Hidup .................................................... 18

b) Faktor yang mempengaruhi Gaya Hidup .................... 20

c) Bentuk-bentuk Gaya Hidup .......................................... 24

d) Dimensi Gaya Hidup dan Pengukuran Gaya Hidup ..... 27

3. Kaum Muda/Remaja .......................................................... 35

B. Penelitian Yang Relevan ...................................................... 36

C. Kerangka Berfikir................................................................... 39

Page 12: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

vi

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 42

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 42

B. Metodologi Penelitian .......................................................... 42

C. Situasi Sosial dan Sampel ...................................................... 43

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 44

E. Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................. 47

F. Teknik Analisis Data ............................................................ 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 50

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..................................... 50

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................... 52

C. Hasil Analisis Pembahasan .................................................. 72

D. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 76

A. Kesimpulan ............................................................................ 76

B. Saran ....................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 78

LAMPIRAN

Page 13: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dimensi Gaya Hidup ......................................................................... 29

Tabel 3.1 Pedoman Observasi ........................................................................... 45

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Pengunjung Starbucks ................................. 46

Tabel 3.3 Pedoman Dokumentasi ................................................................... 47

Page 14: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ........................................................................ 41

Gambar 4.1 Logo Starbucks ............................................................................ 50

Page 15: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 3 Surat Keterangan Starbucks

Lampiran 4 Pedoman Wawancara

Lampiran 5 Transkip Wawancara

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Starbucks Company Profile

Lampiran 8 Starbucks Company Recognation

Lampiran 9 Starbucks Company Timeline

Lampiran 10 Lembar Uji Referensi

Lampiran 11 Biodata Penulis

Page 16: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan majunya peradaban, kehidupan dan kebudayaan

masyarakat terus mengalami perubahan dan perkembangan yang seakan tidak

ada batasnya. Kemajuan dalam bidang ilmiah dan teknologi berkembang

dengan sangat pesat, manusia seolah sibuk beradaptasi pada tahap demi

tahap perubahan yang terjadi saat ini, karena perubahan mendorong manusia

untuk berfikir serta bertindak secara modern dan global. Gejala modernisasi

telah merambah seluruh aspek kehidupan manusia, maka tidak heran ruang

privat sulit dibedakan dengan ruang publik, tidak hanya soal perubahan

teknologi canggih yang bersifat materil tetapi gejala modernisasi sudah

sampai kepada tingkat gagasan atau ide yang bersifat non materil.1

Sederhananya modernisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

perubahan masyarakat tradisional yang bergerak menuju ke arah yang lebih

maju atau modern. Modernisasi juga suatu proses memperbarui pola perilaku

masyarakat, sehingga pola perilaku masyarakat dapat sesuai dengan kondisi

saat ini. Adapun ciri-ciri kemodernan yang diungkapkan oleh Kumar sebagai

berikut: pertama, individualisme, yang mana individu memegang peran yang

sangat besar dan menggantikan peran komunitas atau kelompok yang

dominan. Kedua, diferensiasi, yaitu sudah terjadinya perbedaan atau

spesialisasi dalam bidang pekerjaan sehingga seseorang akan terus berusaha

menunjukan potensi yang ada pada dirinya. Ketiga, rasionalitas atau

perhitungan, yaitu adanya ciri efisiensi dan pemikiran rasional dalam setiap

aspek kehidupan. Keempat, ekonomisme, yaitu adanya dominasi aktivitas

ekonomi, tujuan ekonomi, kriteria ekonomi, dan prestasi ekonomi pada

1 Nanang Matono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Postmodern, dan

Poskolonial edisi Revisi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada ) hal 171

Page 17: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

2

masyarakat. Kelima, Perkembangan, modernisasi cenderung mengalami

perubahan dalam memperluas jaringan atau jangkauannya modernisasi seperti

telah aspek pribadi individu yang mencakup keyakinan agama, perilaku

seksual, selera konsumsi, pola hiburan dan lainnya.2

Berdasarkan dari ciri-ciri tersebut dapat kita lihat fenomena perubahan

yang terjadi pada aspek budaya sudah mengalami marginalisasi, sehingga

budaya tradisional telah tergantikan dengan budaya modern yang datang dari

luar, maka dari itu identitas budaya tradisional mengalami pergeseran dan

lambat laun akan semakin memudar. Karena modernisasi tidak hanya melalui

proses yang panjang tetapi dapat terjadi dalam waktu yang sangat singkat.

Modernisasi dalam jangka waktu tertentu dapat menciptakan sebuah proses

yang dinamakan globalisasi, yang mana globalisasi merupakan suatu proses

penyatuan berbagai bentuk kelompok manusia menjadi satu, globalisasi

merupakan suatu penyebaran kebiasaan-kebiasaan yang mendunia, ekspansi

hubungan yang melintasi benua, organisasi kehidupan sosial pada skala

global, juga pertumbuhan kesadaran global bersama.3 artinya globalisasi

menuntut manusia untuk berperilaku yang sesuai dengan harapan masyarakat

dunia karena memang konsep modernisasi berjalan beriringan dengan

globalisasi dalam hal perubahan masyarakat. Dampak yang disebabkan oleh

globalisasi tidak hanya soal perubahan pola perilaku masyarakat saja, tetapi

ranah politik, ekonomi, teknologi dan sosial budaya sudah dipengaruhi oleh

arus globalisasi.

Globalisasi seolah memberi kesempatan kepada masyarakat untuk

menunjukan identitas diri dimata dunia, kerjasama antar negara gencar

dilakukan untuk sama-sama mencari keuntungan dari negara lain, perjanjian

pasar global terus diupayakan dengan tujuan untuk peningkatan ekonomi

suatu negara. Globalisasi dari sisi ini terlihat seperti sangat menjanjikan suatu

kemajuan dan perubahan, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa globalisasi juga

2 Ibid hal 174

3 Ibid hal 188

Page 18: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

3

membuka berbagai kesempatan budaya yang masuk dengan suatu perubahan

dan permasalahannya.

Persoalan mengenai globalisasi sudah melibatkan empat kekuatan besar

yang mempengaruhi perubahan masyarakat, Ohmae dalam Nanang Martono,

menyebutnya dengan istilah 4i, yaitu : investment (investasi modal), industry

(perkembangan industri), information technology dan individual consumer.4

Kita perhatikan pada keempat poin di atas merupakan aspek kebijakan

ekonomi yang sudah dipengaruhi oleh globalisasi, seperti contohnya setiap

produk dari berbagai negara bebas keluar masuk di negara-negara lain, yang

mengakibatkan penduduk dunia dibentuk menjadi individu yang konsumtif

karena dampak dari ekspansi pasar yang sangat besar dan luas.

Hal yang sudah dijelaskan di atas mempunyai dampak perubahan yang

sangat besar bagi masyarakat Indonesia. Selain perubahan mengenai individu

yang konsumtif, masyarakat kini dihadapkan pada permasalahan mengenai

leisure time (waktu luang). Kesibukan dan mobilitas yang tinggi, tuntutan

pekerjaan serta perubahan budaya yang terjadi itu membuat seseorang yang

tinggal di perkotaan mengalami kepenatan dalam menjalani rutinitas sehari-

harinya. Sehingga masyarakat perkotaan mulai mencari leisure time (waktu

luang) yang dapat melepaskan kepenatannya pada hal tertentu seperti

nongkrong dengan teman-teman, pergi ke mal, shopping, atau bersantai

dengan secangkir kopi di coffee shop.

Permasalahan leisure time memberikan perubahan terhadap gaya hidup

seseorang. Salah satunya adalah gaya hidup tentang budaya minum kopi.

Budaya meminum kopi pada zaman sekarang tidak hanya terletak pada

kebutuhan meminum kopi semata tetapi kopi sudah masuk kedalam ranah

gaya hidup dengan varian kopi sekaligus menawarkan tempat yang berkelas

sehingga harganya cenderung lebih mahal. Budaya meminum dan menikmati

kopi telah menjadi sebuah gaya hidup yang kekinian, terlebih jika berbicara

4 Ibid hal 191

Page 19: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

4

mengenai coffee shop yang sudah sangat terkenal di penjuru dunia adalah

Starbucks. Kedai kopi milik perusahaan Amerika Serikat ini mempunyai

konsep yang berbeda yaitu simpel, elegan dan prestige sosial bagi kaum

muda. Starbucks mempunyai strategi pasar yang sangat tepat, tidak dapat

dipungkiri kaum muda sangat tertarik untuk mengunjungi Starbucks ini.

Mengutip pernyataan Ira Arta, Proses mendunia ini telah banyak

mempengaruhi tatanan hidup masyarakat. Starbucks dikatakan sebagai usaha

yang berhubungan dengan lifestyle branding dimana adanya Starbucks,

membeli dan meminum kopi menjadi sebuah pengalaman yang berharga

untuk dilakukan. Kaum muda tidak mempersoalkan untuk membeli kopi

tersebut meskipun dengan harga yang relatif mahal. Hidup konsumtif mereka

lakukan demi sebuah trend dan gaya hidup yang kekinian. Dengan demikian,

Starbucks dapat dikatakan sebagai salah satu fenomena globalisasi dalam

aspek sosial budaya.5

Tidak hanya Starbucks, fenomena menjamurnya coffee shop pada saat ini

memang menarik untuk dibicarakan dimana coffee shop atau dapat kita

artikan dengan kedai kopi sudah mengalami pergeseran makna, tidak hanya

sekedar aktivitas jual beli minuman dan makanan saja seperti di warung kopi

biasa, tetapi kedai kopi disini menawarkan atmosfer yang berbeda dari sisi

fasilitas dan kenyamanan tempat. Bahkan coffee shop sudah bisa dikatakan

menjadi tempat ketiga setelah rumah dan kantor, maksudnya orang-orang

cenderung memilih coffee shop untuk bersantai dan tempat untuk

menghilangkan kepenatan, bahkan coffee shop tidak jarang dijadikan tempat

untuk sesuatu hal yang serius, seperti pertemuan dengan rekan bisnis. Maka

tidak heran kita dapat menemui sekumpulan kaum muda di coffee shop-coffee

shop sekitar kampus maupun kawasan perkantoran.

5 Ira arta, Globalisasi Ubah Gaya hidup Lewat Starbucks Coffee pada situs: https://www.kompasiana.com/iraarta/globalisasi-ubah-gaya-hidup-lewat-starbucks-coffee_57db9293cc92739342bbad59, diakses pada tanggal 11 Januari 2018 pukul 20:51

Page 20: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

5

Kaum muda merupakan salah satu objek pada penelitian ini, karena

kaum muda mempunyai ciri khas pola perilaku tertentu yang ingin

ditunjukkan setiap orang untuk menunjukkan identitas dirinya. Kehidupan

di perkotaan terutama di Jakarta, dimana dengan kecepatan mobilitas dan

tersedianya kemudahan dalam informasi dan hiburan menuntut kaum

muda untuk bisa lebih selektif dalam menerima pengaruh lingkungan yang

baik maupun buruk. Berbicara mengenai lingkungan dimana suatu

lingkungan dapat membentuk karakter dan kepribadian seseorang. Jika

kita bandingkan remaja yang tinggal di desa sangatlah berbeda dengan

remaja yang tinggal di wilayah perkotaan. Dari segi kebutuhan kaum

muda yang tinggal di perkotaan salah satunya adalah gaya hidup. Maka

tidak jarang rumah makan dan kafe menjadi tempat-tempat yang dituju

untuk memenuhi kebutuhan ini dalam rangka untuk mensosialisasikan diri

dengan pergualan teman sebayanya.

Tingginya antusiasme kaum muda terhadap coffee shop ini

menyebabkan tumbuhnya berbagai macam industri baru, termasuk di

dalamnya industri-industri bisnis yang muncul dari kreativitas dan

inovasi seseorang. Mulai dari kebutuhan akan makanan, minuman,

pakaian, alat tulis, transportasi, sampai kebutuhan yang ditujukan

hanya untuk pemenuhan keinginan diri semata. Belanja atau shopping

nampaknya sudah berkembang menjadi suatu cerminan gaya hidup pada

masyarakat kelas ekonomi tertentu. Maraknya tempat-tempat semacam

kafe peluang ini kemudian menciptakan manusia-manusia yang lebih

kreatif dalam berpikir dan berkarya. Kreativitas ini kemudian oleh

sebagian orang diterapkan dalam berbisnis. Banyak usaha-usaha yang

muncul akibat dari ide-ide kreatif yang kemudian berhasil menciptakan

pasarnya sendiri, ataupun tercetus ide usaha kreatif yang terinspirasi

dari hasil pengamatan terhadap perilaku orang lain.6

6 Elly Herlyana, Jurnal Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum Muda,

Thaqafiyyat Vol. 13,No.1, Juni 2012 hal 188

Page 21: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

6

Coffee shop atau kedai kopi identik dengan gaya hidup kaum muda yang

mana antusiasme dan penikmat coffee shop paling banyak dikunjungi oleh

kaum muda karena sering terlihat berkumpul dengan teman-temannya.

Melihat fenomena keberadaan coffee shop kaum muda seolah menjadikan

coffee shop sebagai tempat untuk dapat melakukan berbagai hal. Bisa untuk

sekedar mengobrol atau mengerjakan tugas bersama-sama, maupun hanya

untuk menghabiskan waktu berjam-jam bertukar fikiran dan informasi di

coffee shop. Melihat realitas yang terjadi pada fenomena coffee shop sebagai

gejala gaya hidup baru kaum muda, tentu saja banyak hal yang

melatarbelakangi kaum muda memilih coffee shop sebagai salah satu tempat

menghabiskan waktunya tetapi yang perlu di perhatikan adalah seberapa jauh

coffee shop ini berpengaruh terhadap pola pikir dan tingkah laku kaum muda

dan apakah mereka memperhitungkan pengeluarannya dalam membeli

minuman atau makanan jika mereka secara rutin datang ke coffee shop ini.

Jika berbicara dari sisi positif bahwa keberadaan coffee shop ini dapat

menjadi tempat yang nyaman untuk melakukan interaksi dan silaturahmi

kepada teman sebaya ataupun rekan bisnis sehingga kaum muda dapat

bertukar fikiran dan menemukan inspirasi didalamnya. Tetapi kita tidak boleh

menutup mata bahwa disisi lain bisa saja generasi muda yang diharapkan

menjadi generasi cerdas, produktif, inovatif, dan kritis justru terperangkap

dalam kebiasaan yang membuatnya tidak produktif. Karena seperti yang

telah dibahas sebelumnya bahwa kaum muda senang untuk menghabiskan

waktu di coffee shop tersebut sehingga membuat mereka lupa mengenai

kewajiban yang harus dilakukannya selain nongkrong dan bersantai ria

dengan teman. Mengingat gaya hidup adalah salah satu aspek yang

mempengaruhi pola pikir dan pola hidup yang terjadi dimasyarakat era

modern ini. Fenomena keberadaan coffee shop ini sangat penting untuk dikaji

karena coffee shop telah mengalami pergeseran makna, terlebih berkaitan

dengan gaya hidup minum kopi kaum muda pada zaman sekarang.

Page 22: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Perubahan budaya yang memberikan dampak terhadap gaya hidup kaum

muda.

2. Globalisasi mempengaruhi gaya hidup konsumtif kaum sehingga tingginya

antusiasme kaum muda dalam mengunjungi Coffee Shop.

3. Penggunaan leisure time kaum muda yang tidak produktif yang terjadi di

dalam Coffee Shop.

4. Pergeseran makna coffee shop yang menciptakan gaya hidup baru.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, karena melihat luasnya pembahasan

yang akan dibahas pada penelitian ini, untuk itu dibutuhkan spesikasi kajian

dalam hal-hal yang dilakukan agar pembahasan bisa lebih terfokus, maka

peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana gaya hidup kaum muda yang senang mengunjungi Coffee Shop

Starbucks.

2. Faktor-faktor pembentuk gaya hidup kaum muda yang senang

mengunjungi Coffee Shop Starbucks.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah serta pembatasan

masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka adapun rumusan masalahnya

sebagai berikut:

1. Bagaimana gaya hidup kaum muda yang terjadi di dalam Coffee Shop

Starbucks ?

2. Apa saja faktor pembentuk gaya hidup kaum muda penggemar Coffee

Shop?

Page 23: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

8

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Bagaimana gaya hidup kaum muda yang terjadi di dalam Coffee Shop

Starbucks

2. Faktor pembentuk gaya hidup kaum muda penggemar Coffee Shop

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil daripada penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

dan pengetahuan akademik pada pendidikan IPS khususnya sosiologi

dan antropologi yaitu tentang hal-hal yang berhubungan dengan

pengaruh keberadaan coffee shop terhadap gaya hidup (life style)

b. Bagi mahasiswa diharapkan dapat memberikan informasi dan

dijadikan bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih

mendalam tentang permasalahan terkait.

c. Bagi pemerintah diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

jenis usaha coffee shop sehingga dapat mendukung usaha tersebut dan

ikut andil dalam pengembangan perekonomian.

d. Masyarakat mendapat informasi coffee shop sehingga dapat

menginspirasi mengenai peluang usaha dibidang coffee shop.

2. Manfaat Praktis

a. Kaum muda mampu memanfaatkan keberadaan coffee shop dengan

sebaik-baiknya serta dapat meningkatkan kreativitas dan mampu

melihat peluang yang terinspirasi melalui coffee shop.

b. Bagi pendidik diharapkan penelitian ini dijadikan informasi mengenai

gaya hidup kaum muda pada saat ini, sehingga pendidik dapat

menyesuaikan dalam membimbing dan mendidik siswa.

c. Bagi peneliti lain diharapkan dapat menjadi sumber rujukan maupun

referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 24: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Coffee Shop

a. Kopi

Kopi merupakan jenis minuman yang sering dikonsumsi oleh

manusia, selain itu kopi memiliki khasiat bagi tubuh. Kopi memiliki

citarasa yang khas sehingga sangat digemari oleh masyarakat. Peningkatan

jumlah peminum kopi semakin tahunnya terus mengalami peningkatan dan

kemudian menimbulkan kebiasaan yang baru. Budaya meminum kopi

sudah ada sejak dulu dan sebelum lebih jauh menelusuri sejarah kopi ada

baiknya kita mulai dengan etimologi kata kopi itu sendiri. Menurut

Wiliam H. Ukers dalam bukunya All About Coffe kata kopi mulai masuk

ke dalam bahasa-bahasa Eropa sekitar tahun 1600-an. Kata tersebut

diadaptasi dari bahasa Arab qahwa. Atau mungkin tidak langsung dari

istilah Arab tetapi melalui istilah Turki kahveh.1

Di Arab istilah qahwa tidak ditujukan untuk nama tanaman tetapi

merujuk pada nama minuman. Malahan ada beberapa catatan yang

menyebutkan istilah tersebut awalnya merujuk pada salah satu jenis

minuman dari anggur (wine). Tidak ada keterangan yang jelas sejak kapan

mulai digunakan untuk menyebut minuman kopi. Tapi para ahli meyakini

kata qahwa memang digunakan untuk menyebut minuman yang terbuat

dari biji yang diseduh dengan air panas.2

Masih menurut Ukers, asal-usul kata kopi secara ilmiah mulai

dibicarakan dalam Symposium on The Etymology of The Word Coffee pada

tahun 1909. Dalam simposium ini secara umum kata kopi diyakini

1 William H. Ukers, All about coffee, ( New York: The Tea and Coffee Trade Journal Company) hal

1 2 Ibid

Page 25: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

10

merujuk pada istilah dalam bahasa arab qahwa, yang mengandung arti

kuat.3

Ada juga pihak yang menyangkal istilah kopi diambil dari bahasa

Arab. Menurut mereka istilah kopi berasal dari bahasa tempat tanaman

kopi berasal yakni Abyssinia. Diadaptasi dari kata kaffa nama sebuah kota

di daerah Shoa, di Selatan Barat Daya Abissynia. Namun anggapan ini

terbantahkan karena tidak didukung bukti kuat. Bukti lain menunjukkan di

kota tersebut buah kopi disebut dengan nama lain yakni bun. Dalam

catatan-catatan Arab bu atau bunn digunakan untuk menyebut biji kopi

bukan minuman.4

Dari bahasa Arab istilah qahwa diadaptasi ke dalam bahasa lainnya

seperti seperti bahasa Turki kahve, bahasa Belanda koffie, bahasa

Perancis cafe, bahasa Italia caffè, bahasa Inggris coffee, bahasa Cina kia-

fey, bahasa Jepang kehi, dan bahasa melayu kawa. Pada faktanya hampir

semua istilah untuk kopi di berbagai bahasa memiliki kesamaan bunyi

dengan istilah Arab.

Khusus untuk kasus Indonesia, besar kemungkinan kata kopi

diadaptasi dari istilah Arab melalui bahasa Belanda koffie. Dugaan yang

logis karena Belanda yang pertama kali membuka perkebunan kopi di

Indonesia. Tapi tidak menutup kemungkinan kata tersebut diadaptasi

langsung dari bahasa Arab atau Turki. Mengingat banyak pihak di

Indonesia yang memiliki hubungan dengan bangsa Arab sebelum orang-

orang Eropa datang.

Sejarah mencatat bahwa penemuan biji kopi sebagai minuman

yang sangat berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh orang

dari bangsa Ethiopia yang bernama Khaldi sekitar 300 M, yaitu seseorang

penggembala kambing. Suatu hari Khaldi mencermati bagaimana

kambing-kambing peliharaannya itu menjadi lebih bersemangat setelah

memakan buah-buah merah tanaman kopi. Setelah itu timbullah rasa

3 ibid

4 ibid

Page 26: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

11

penasaran yang mendorong Khaldi untuk mecoba biji-biji merah itu,

setelah ia mencobanya dan merasakan efeknya, ia menceritakan

pengalaman itu kepada orang lain. Lalu Khaldi mengumpulkan segenggam

biji kopi dan memberikannya kepada istrinya. Sang istri percaya bahwa

biji-biji itu ajaib, dan sang istri membawanya kesebuah biara dan

menceritakan keajaibannya tersebut. setelah mendengar cerita Khaldi,

kepala biara itu menyatakan bahwa biji-biji tersebut berasal dari setan dan

kepala biara itupun melemparnya kedalam api. Tak lama kemudian eroma

biji kopi memenuhi seluruh biara, dan para biarawan mulai memunguti

kembali biji-biji kopi tersebut sambil memukul-mukul biji kopi yang

masih berapi untuk mematikan apinya. Dari kejadian tersebut, tanpa

disengaja upaya tersebut malah membuat hancur biji-biji kopi tersebut.

karena itulah para biarawan memasukkan biji-biji kopi yang hancur itu ke

dalam kendi besar berisi air panas.5

Dan akhirnya pada malam itu, para biarawan meminum ramuan

panas biji-biji kopi yang pahit tersebut dan merasakan khasiatnya, seperti

hilangnya rasa kantuk dan letih. Dari peristiwa tersebutlah, kopi menjadi

minuman yang wajib bagi para biarawan dan khasiatnya mulai dikenal dari

mulut ke mulut.

Sekitar abad ke-5, biji-biji kopi dianggap penting di Afrika karena

kasiat stimulannya, sampai-sampai dijadikan mata uang. Kopi meluas ke

daerah Yaman, Arab dan Mesir serta mulai dibudidayakan sekitar abad 6.

Berdasarkan teks-teks peninggalan berbahsa Arab disebutkan mengenai

keberadaan minuman Ethiopia bernama bernama “Buna”, yang mirip

dengan bahasa Ethiopia untuk minuman kopi. Dan barulah pada abad ke

14, kopi sampai di Konstatinopel, dan kedai kopi pertama di dunia yang

bernama Kiva Han dibuka pada tahun 1475. Pada akhir abad ke-16 melalui

para pedagang, kopi pertama kali diperkenalkan ke negara-negara Eropa

dan menjadi barang dagangan yang sangat menjanjikan. Sejak itulah

5 Rudy Widjaja, Warung Tinggi Coffee : Kopi Legendaris Tertua di Indonesia, sejak 1878, (Jakarta:

PT Bhuana Ilmu Populer) hal 80

Page 27: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

12

kedai-kedai kopi mulai bermunculan dan menjadi populer, bahkan ada

lebih dari 3000 kedai kopi di Inggris pada abad ke-16. Konon katanya

selama dua abad berikutnya kedai kopi di London telah menjadi tempat

pertemuan bagi para seniman, penulis dan tokoh-tokoh masyarakat.6

Melihat tingginya permintaan terhadap minuman ini, ditambah

maraknya kedai-kedai kopi, negara-negara Eropa pun bersaing untuk

membuka perkebunan kopi di daerah jajahan masing-masing, pada tahun

1658, pemerintah Belanda mulai budi daya tanaman kopi di Sri Lanka.

Pada tahun 1696 Gubernur Belanda di Malabar mengirimkan bibit kopi

Yaman (Kopi Arabica) kepada Gubernur Belanda di Batavia. Namun

sayangnya bencana banjir menggagalkan pengiriman pertama tersebut.

lalu dilakukan pengiriman kedua pada tahun 1699.7

Pemerintah Belanda menindaklanjuti keberhasilan kiriman tersebut

dengan segera menanam Kopi Arabica di bagian Pulau Jawa, tepatnya di

Jakarta, dengan metode tanam paksa. Setelah sukses, perkebunan kopi

mulai diperluas kesebelah timur Pulau Jawa, selanjutnya Sulawesi,

Sumatera, Bali dan Papua. Berawal dari peristiwa inilah kopi mulai masuk

ke Indonesia, kopi yang ditanam di Jawa inilah yang kelak menjadi kopi

legendaris dunia, Java coffee. Kopi ini menjadi primadona kopi tingkat

dunia karena aroma dan cita rasanya yang eksotis. Java kemudian menjadi

sebutan kopi yang nikmat secara umum. Tanaman kopi arabica ini tumbuh

dengan baik. Pada 1711, panen pertama mendatangkan keuntungan besar

bagi pemerintah belanda. Namun sayang, tak lama kemudian muncul

wabah penyakit karat daun yang menyerang perkebunan kopi arabica saat

itu, sehingga pemerintah Belanda memutuskan untuk mendatangkan

tanaman kopi robusta asal Kongo, Afrika, pada 1990-an yang lebih tahan

terhadap hama dan penyakit.8

6 Ibid hal 81

7 Ibid 82

8 Rudy Widjaja, Warung Tinggi Coffee : Kopi Legendaris Tertua di Indonesia, sejak 1878, (Jakarta:

PT Bhuana Ilmu Populer) hal 82

Page 28: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

13

Kini seiring dengan perkembangan zaman, kopi tidak hanya

diminum demi khasiatnya saja, dan minum kopi juga bukan hanya

kebiasaan sebagian orang, melainkan sudah menjadi gaya hidup, terutama

di kota-kota besar. Bisa dikatakan kopi telah menyatu dan mendarah

daging dengan masyarakat.

b. Definisi Coffee Shop

Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa budaya minum kopi

sudah ada dari zaman dahulu. Banyak jenis kopi olahan diciptakan untuk

mengakomodir beragam selera yang muncul pada zaman ini, berbagai kafe

dan kedai kopi atau coffee shop pun menjamur dimana-mana. Semua itu

adalah jawaban atas munculnya seribu satu jenis pengopi, mulai dari

penikmat kopi sejati hingga penikmat kopi yang hanya ngopi demi

pergaulan saja.

Di Indonesia, usia penikmat kopi hampir tidak pandang usia

mulai dari remaja hingga orang dewasa bahkan manula, sehingga tidak

terhitung jumlahnya. Bagi mereka, kopi adalah konsumsi harian dan

merupakan bagian makanan dan minuman sehari-hari. Sehingga dengan

fenomena inilah banyak bermunculan coffee shop. Mungkin untuk

sebagian orang masih belum memahami apa itu coffee shop.

Kata kafe (dalam arti kedai kopi) berasal dari bahasa Perancis,

Cafe, yang artinya juga kopi. Kafe yang semula selalu di

pinggir jalan dan sederhana, sekarang, masuk ke dalam gedung

hotel berbintang atau mal, dengan berbagai nama. Salah satunya

adalah coffee shop yang sekarang praktis menjual makanan berat

juga, tapi juga melayani tamu yang memesan minuman dan

makanan kecil.9

Menurut kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa coffee shop

adalah suatu tempat yang menyediakan makanan dan minuman yang tidak

hanya sejenis kopi tetapi minuman penunjang lainnya. juga dilengkapi

dengan fasilitas yang dapat membuat orang nyaman seperti wifi, live

9 Elly Herlyana, Jurnal Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum Muda,

Thaqafiyyat Vol. 13,No.1, Juni 2012 hal 190

Page 29: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

14

music, televisi, buku bacaan juga dilengkapi dengan desain interior yang

nyaman dan santai.

Menurut Sahro, manajer Marketing Coffe Bean & Tea Leaf, saat

ini ada pergeseran, mereka yang biasa ngopi di hotel berbintang beralih

ke coffee shop. Hal ini dimungkinkan karena mereka ingin mencari

suasana baru yang tidak didapatkan di hotel. Di coffee shop lebih bebas,

suasananya dibuat seperti di rumah sendiri, kata Sahro.10

c. Sejarah Coffee Shop

Pada zaman sekarang Coffee Shop (Kedai Kopi) merupakan tempat

yang menarik untuk dikunjungi. Berbagai individu mempunyai berbagai

maksud dan tujuan untuk mengunjungi Coffee Shop, nyatanya Coffee Shop

sudah berkembang dari waktu ke waktu dan tidak hanya pada suatu tempat

tertentu saja, namun Coffee Shop sudah berkembang di seluruh penjuru

dunia. Adapun sejarah mencatat bahwa Coffee Shop pertama di dunia

terletak di negara Turki pada tahun 1475 yang bernama Kiva Han di kota

Konstatinopel (Istanbul). Kedai kopi ini diketahui menjadi coffee

shop pertama yang buka dan melayani pengunjungnya dengan kopi khas

Turki. Pada masa itu, kopi adalah unsur penting dalam kebudayaan Turki.

Warga Turki pada saat itu sangat menganggap penting minum kopi,

bahkan ada hukum yang mengatakan jika seorang suami tidak

memberikan pasokan kopi yang cukup untuk istrinya, maka istrinya

berhak menceraikan sang suami.11

Lalu Coffee Shop mulai memasuki kawasan Eropa pada tahun

1529. Minuman ini menjadi sangat disukai oleh masyarakat di Eropa

karena adanya ide untuk menyaring kopi dan memperhalus citra rasa

minuman kopi dengan susu dan gula. Pada masa itu, Kota Wina Austria

diserbu oleh tentara Turki. Dan para tentara ini meninggalkan banyak

10

Ibid hal 191 11

Mustika Treisna Yuliandri, Evolusi Kedai Kopi, diakses melalui situs https://majalah.ottencoffee.co.id/evolusi-kedai-kopi/ pada hari Selasa 11 April 2018, Pukul 09.00 WIB

Page 30: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

15

sekali pasokan kopi di Wina pada saat mereka melarikan diri dari Wina.

Adalah Franz Georg Kolschitzky yang mengklaim kopi-kopi tentara Turki

ini sebagai rampasan perang. Lalu Kolschitzky membuka sebuah kedai

kopi yang diketahui sebagai kedai kopi pertama di Eropa. Kolschitzky

ternyata dulu pernah tinggal di Turki dan dia merupakan satu-satunya

orang di Wina yang mengetahui betapa berharganya biji kopi mengingat

tidak popularnya kopi pada masa itu. Coffee Shop di Eropa semakin

popular dan berkembang bahkan mereka melakukan inovasi dengan tidak

hanya menjual secangkir kopi saja namun mereka mulai menjual makanan

pendamping kopi seperti kue-kue manis dan makanan lainnya. Penyebaran

kedai kopi semakin luas hingga sampai ke Inggris. Kedai kopi pertama di

Inggris dibuka pada 1652. Meskipun kedai kopi telah popular di Eropa,

inspirasi dibukanya kedai kopi di Inggris tetap berkiblat dari Turki.

Pedagang Inggris yang menjual barang-barang asal Turki (termasuk kopi)

ditinggakan oleh dua budaknya yang berniat membuka bisnis mereka.

sendiri. Dan sejak itu sebuah kedai kopi bernama “The Turk’s Head” lahir

di Inggris 12

Setelah Coffee Shop memasuki wilayah Eropa dan Inggris,

kemudian pada tahun 1792 Coffee Shop mulai memasuki kawasan

Amerika. Saat itu Amerika dijajah oleh Inggris dan pada saat itu jugalah

budaya Coffee Shop memasuki kawasan Amerika. Coffee Sop pertama di

Amerika bernama The Tontine Coffee House pada 1792 di New York

adalah lokasi awal dari New York Stock Exchange. Pada saat itu kedai

kopi masih menyajikan kopi biasa sampai datanglah sebuah jenis kopi

baru bernama espresso. Pada 1946, Gaggia menemukan mesin piston

espresso komersial yang jauh lebih mudah digunakan dari model

sebelumnya. The Gaggia Coffee Bar di Italia adalah lokasi pertama yang

12

ibid

Page 31: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

16

menggunakan mesin ini dan melayani penjualan kopi biasa dan juga

espresso. Di titik inilah kedai kopi modern akhirnya lahir.13

Tentu saja Coffee Shop pada zaman dahulu dan sekarang sangat

berbeda. Di Indonesia terdapat Coffee Shop tertua yang sudah berdiri pada

tahun 1878, yang didirikan oleh seorang laki-laki yang bernama Liauw

Tek Soen. Ia mendirikan sebuah kedai kopi di Jalan Moolen Vliet Oost

Batavia yang sekarang dikenal dengan sebutan nama Jalan Hayam Wuruk

Jakarta. Kedai kopi tua ini dinamakan Warung Tinggi. Ditempat inilah

pada masa itu orang-orang duduk santai sambill menikmati makanan

ringan dan secangkir kopi dengan mengangkat sebelah kaki. Ada carayang

unik dilakukan dalam meminum kopi, setelah kopi pesanan siap dimeja,

kopi yang masih mengepul-ngepul itu di tutup dengan piring tatakannya,

setalah menunggu sampai sebatang rokok habis dihisap, barulah dituang

ke tatakan, ditiup-tiup, kemudian diseruput, dengan begitu hampasnya

tidak ikut terminum. Seperti itulah uniknya cara meminum kopi yang

sangat nikmat pada zaman itu.14

d. Konsep Coffee shop Starbucks

Pada era modern saat ini, tak lengkap rasanya jika kita berbicara

mengenai Coffee Shop tanpa menyebutkan Starbucks sebagai salah satu

fenomena di industri kopi. Starbucks merupakan salah satu ritel terbesar

dalam sejarah untuk bisnis Coffee Shop dan juga Starbucks mempunyai

kekuatan strategi yang yang luar biasa dalam menjalankan bisnis Coffee

Shop nya, hal ini terbukti dengan gerai yang saat ini sudah tersebar ribuan

gerai diberbagai belahan dunia. Starbucks merupakan Coffee Shop yang

berasal dari Amerika Serikat.

Dilihat dari sisi segmentasi pasarnya, Starbucks membidik segmen

di Hotels, Grocery Stores, Sekolah, gedung perkantoran, Industries

13

Ibid 14

Rudy Widjaja, Warung Tinggi Coffee : Kopi Legendaris Tertua di Indonesia, sejak 1878, (Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer) hal 12-15

Page 32: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

17

Cafeteria, Aiport, dan Mall. Dalam hal pemilihan tempat Starbucks

berhasil dalam membaca keadaan pasar karena tempat-tempat yang sudah

disebutkan di atas merupakan tempat yang sangat strategis dan

berpotensial untuk dijadikan area bisnis.

Gerai Starbucks memang sudah tersebar di seluruh dunia, tetapi

jika kita perhatikan Starbucks menanamkan konsep yang sama pada

seluruh gerainya. Jika kita mengunjungi gerai di Indonesia, dapat

dipastikan konsepnya akan sama jika kita mengunjungi gerai Starbucks di

negara lain. Starbucks menawarkan konsep yang berkelas dan elegan,

sehingga para pengunjung sangat menikmati berkunjung ke Starbucks.

Dari segi produk yang ditawarkan un Starbucks mempunyai inovasi dalam

hal minuman kopi, Starbucks membuat berbagai macam macam produk

mulai dari minuman kopi maupun non kopi untuk menarik minat para non

peminum kopi dan mereka juga mengembangkan cake dan pastry sebagai

temanminum kopi dan teh.

Dalam hal iini kita tahu bahwa konsep serta karakteristik Coffee

shop kini telah jauh berbeda dan berubah. Coffee Shop saat ini tidk hanya

menjual kopi saja tetapi juga menjual suasana yang nyaman bagi para

penikmat kopi. Coffee shop didesain sedemikian rupa agar memberikan

kesan yang berbeda bagi para pengunjung, maka tidak heran hal ini

memicu para pengusaha untuk berlomba-lomba mengembangkan usaha

coffee shop. Para pengusaha beromba-lomba menjadikan Coffee Shop

sebagai tempat yang bergengsi dengan interior dan eksteriornya yang

mengagumkan. Sehingga coffee shop menjadi pilihan utama bagi para

kalangan yang ingin menikmati kopi dengan fasilitas yang benar-benar

bagus, tempat yang memiliki nama atau sudah dikenal secara umum, dan

bagi yang ingin menikmati kopi dalam ketenangan, maka coffee

shop merupakan pilihan yang tepat. Hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa

maraknya kemunculan coffee shop saat ini tidak terlepas dari pengaruh

gaya hidup kota besar yang menyuguhkan banyak kesenangan bagi para

Page 33: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

18

pencari hiburan dan menjadi tempat nongkrong favorit bagi kalangan

eksekutif muda di area perkantoran Jakarta, dan kini meluas di

kalangan remaja. Bahkan tidak ketinggalan coffee shop saat ini banyak

bermunculan di sekitar kawasan kampus sehingga menjadi tempat atau

pusat yang menarik untuk dikunjungi dan menghabiskan waktu luang oleh

mahasiswa. Pada dasarnya, coffee shop juga selalu dijadikan

tempat nongkrong bersama teman, terutama bagi para mahasiswa maupun

pekerja kantoran. Melepas penat di tempat yang indah dipandang dengan

suasana yang nyaman, akan menjadi alternative yang paling bagus.

Fenomena mendatangi atau mengunjungi Coffee Shop inilah yang

kemudian disebut sebagai bagian dari gaya hidup kaum muda di kota

besar.

.

2. Gaya Hidup (Life Style)

a. Definisi Gaya Hidup

Manusia adalah makhluk yang mempunyai peran ganda dalam

menjalani kehidupannya sehari-hari, yaitu sebagai makhluk individu dan

makhluk sosial.15

Dimana dalam berinteraksi dengan sekitar juga manusia

mempunyai hubungan secara vertikal yang berarti kepada Tuhannya dan

hubungan secara horizontal yang berarti terhadap sesama manusia di

lingkungan sosialnya. Maka dari itu manusia selalu mengalami perubahan,

baik itu perubahan pola fikir dan tingkah laku. Perubahan inilah yang

dapat kita sebut dengan gaya hidup.

Dalam perjalanan hidupnya manusia melewati beberapa proses

kehidupan yang dapat disebut proses sosial. Dimana proses sosial itu

merupakan cara-cara manusia berhubungan dengan individu maupun

kelompoknya yang saling mempengaruhi antara sosial dan politik, politik

dan ekonomi, ekonomi dan hukum dan seterusnya. Dari proses sosial ini

terjadi interaksi sosial, dimana pengertian interaksi sosial sendiri adalah

15

Rusmin Tumanggor dkk, Ilmu sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group) hal 58

Page 34: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

19

hubungan timbal balik yang terjadi antara individu dengan individu,

individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Hubungan

yang disebutkan bersifat dinamis. Karena hubungan yang dinamis inilah

manusia saling mempengaruhi satu sama lain dan hasil dari proses sosial

itu akan menciptakan kepribadian individu. Cara manusia menjalani

hidupnya tentu berbeda-beda, sebagaimana yang sering kita sebut sebagai

gaya hidup.

Menurut Solomon, “lifestyle can be describe in terms of shared

values or taste, especially as these are reflected in consumption

patterns.”16

Solomon menjelaskan bahwa gaya hidup merupakan suatu

nilai atau selera seseorang, khususnya yang terlihat pada pola konsumsi

seseorang. Ia berpendapat dari segi sisi ekonomi dimana gaya hidup

seseorang itu merupakan dasar bagaimana seseorang itu suka dalam

melakukan sesuatu, bagaimana seseorang itu menghabiskan waktu luang

mereka dan bagaimana seseorang itu memilih untuk menghabiskan

pendapatannya.

Dalam hal di atas Ia mengilustrasikan dua orang karyawan yang

sama-sama bekerja dan mempunyai pendapatan. Tetapi mustahil bagi

mereka mempunyai gaya hidup yang sama juga seperti pekerjaannya.

Dalam hal membuat keputusan, seseorang seringkali dipengaruhi oleh

faktor eksternal seperti kelas sosial dan lingkungan dimana Ia tinggal.

Maka dari itu Solomon menegaskan bahwa gaya hidup tergantung pada

selera seseorang dalam suatu hal.

Menurut Hawkins, Best, Coney gaya hidup adalah “lifesytyle is

defined simply as how one lives. one's lifestyle is a function of inherent

individual characteristic that have been shaped and formed trough social

interaction as one moves through the life cycle.17

Menurutnya gaya hidup

didefinisikan sebagaimana seseorang hidup. Gaya hidup seseorang

16

Michael R. Solomon, Consumer Behaviour: buying, having, and being edisi kedua, ( United State: Paramount publishing) hal 438 17

Hawkins, Roger J. Best, Kenneth A. Coney, Consumer Behaviour Implication for Marketing Strategy edisi keenam, ( United States: Case Studies ) hal 327

Page 35: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

20

merupakan fungsi karakteristik individu yang telah melekat dan terbentuk

melalui interaksi sosial saat seseorang menjalani suatu siklus

kehidupannya. Hawkins, Best, Coney juga menambahkan bahwa gaya

hidup juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah

budaya, nilai, demografi, subkultur, kelas sosial, kelompok referensi,

keluarga, karakteristik individu seperti motivasi, emosi, kepribadian,

individu, dan keluarga/rumah tangga semuanya memiliki gaya hidup.

Chaney berasumsi bahwa gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia

modern, dimana menurutnya siapapun yang hidup dalam masyarakat

modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk

menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Yang artinya

bahwa era modern saat ini sangat mempengaruhi manusia dalam hal

berperilaku dan bertindak yang pada akhirnya menciptakan gaya hidup

seseorang, maka dari itu gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang

membedakan antara satu orang dengan orang lain sehingga setiap orang

memiliki karakteristik pola perilaku yang khas.18

Sedangkan Gaya hidup menurut Kotler adalah pola kehidupan

orang yang bersangkutan di dunia ini sebagaimana tercermin dalam

kegiatan (activity), minat (interest), pendapat (opini). Gaya hidup

menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan

lingkungannya.19

Kotler juga berpendapat bahwa gaya hidup merupakan

keseluruhan perilaku manusia dalam bersosialisasi dengan lingkungan

sekitarnya. Kotler menambahkan bahwa seseorang yang berasal dari suatu

subkultur, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama tetapi mungkin

mempunyai gaya hidup yang berbeda-beda.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

gaya hidup merupakan hasil dari proses sosial atau interaksi manusia

dengan manusia lainnya. Dimana gaya hidup juga berbicara tentang

bagaimana seseorang menjalani pola hidupnya. Lingkungan sekitar bisa 18

David Chaney, Lifestyle : Sebuah Pengantar komprehensif, terj.Nuraeni, (Yogyakarta: Jala Sutra) hal 40 19

Philip Kotler, Dasar- Dasar Pemasaran jilid 1 edisi keenam, ( Jakarta: Intermedia ) hal 234

Page 36: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

21

jadi salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang sehingga

dapat terciptanya suatu identitas individu yang tidak sama dengan

individu lainnya. Gaya hidup berkaitan erat dengan bagaimana seseorang

menjalani pola kehidupannya (aktivitas) juga bagaimana ketertarikan

seseorang terhadap sesuatu (minat), dan persepsi seseorang pada suatu hal

atau fenomena (opini). Maka dari itulah gaya hidup dapat menciptakan

keunikan karakteristik seseorang dalam menjalani kehidupannya.

b. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup

Gaya hidup (Life Style) berbeda dengan cara hidup (Way Of

Life). Cara hidup ditampilkan dengan dengan ciri-ciri (norma, ritual, pola-

pola tatanan sosial dll), sementara gaya hidup diekspresikan melalui apa

yang dikenakan seseorang, apa yang ia konsumsi, dan bagaimana ia

bersikap atau berperilaku, ketika dihadapan orang lain. Dalam hal

karakteristik yang mempengaruhi perilaku konsumen ada beberapa faktor

yang mempengaruhi seseorang untuk memutuskan pembelian diantaranya

faktor kultural, sosial, pribadi dan psikologis. Tetapi jika kita melihat

faktor di atas pastilah juga ada keterkaitan dengan selera seseorang.

Dimana gaya hidup juga adalah hal yang berkaitan dengan selera

masyarakat atau seseorang terhadap sesuatu.

Menurut Arnould, Price, Zinkhan bahwa gaya hidup dipengaruhi

oleh banyak faktor seperti: Demographic, sosial class, reference group,

and family.20

Dan jika kita klasifikasikan ke dalam dua kategori, ada dua

faktror yang mempengaruhi gaya hidup, yaitu dari dalam diri individu

(internal) dan lingkungan luar (eksternal):

1) Faktor internal

a) Sikap

20

Erick Arnould, Linda Price, George Zinkhan, Consumer (New York : Mc-graw Companies ) hal 274

Page 37: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

22

Sikap adalah evaluasi, perasaan dan kecenderungan seseorang ynag relatif

konsisten terhadap suatu objek atau gagasan.21

berarti suatu keadaan jiwa

dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan

terhadap sesuatu. Melalui sikap, individu memberi respon positif atau

negatif terhadap gaya. Keadaan jiwa dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan,

kebudayaan dan lingkungan sosialnya. Hal ini sangat mempengaruhi

seseorang dalam menentuka sikap terhadap gaya apa atau perasaan seperti

apa yang akan diekspresikan dihadapan publik.

b) Pengalaman dan pengamatan

Pengalaman mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku.

Pengalaman diperoleh dari tindakan di masa lalu. Hasil dari pengalaman

sosial membentuk pandangan terhadap suatu objek. Seseorang tertarik

dengan suatu gaya hidup tertentu berdasarkan pengalaman dan

pengamatan.

c) Kepribadian

Kepribadian adalah ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang yang menentukan

dan mencerminakan bagaimana seseorang berespon terhadap

lingkungannya.22

Kepribadian mempengaruhi selera yang dipilih

seseorang, sehingga mempengaruhi pula bagaimana gaya hidupnya.

d) Konsep diri

Konsep diri sering disebut juga sebagai citra diri seseorang.23

Bagaimana

individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu

objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan

perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya.

e) Motif

Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekankan seseorang untuk

mengejar kepuasan.24

Jika seseorang mempunyai obsesi atau motif yang

21

Ibid hal 246 22

Leon Shiffman, Lesie L.Kanuk, Perilaku Konsumen, ( Jakarta: PT Indeks Grup Media) hal 107 23

Philip Kotler, Dasar- Dasar Pemasaran jilid 1 edisi keenam, ( Jakarta: Intermedia ) hal237 24

Ibid hal 238

Page 38: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

23

besar terhadap sesuatu maka bisa jadi akan dengan mudah membentuk

gaya hidup seseorang yang mengarah pada hedonisme.

f) Persepsi

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, merumuskan

dan menafsirkan informasi untuk menciptakan suatu gambar yang berarti

mengenai dunia.25

Tentu saja dalam hal ini persepsi seseorang sangat

mempengaruhi gaya hidup dimana suatu persepsi individu dengan yang

lainnya sangalah berbeda-beda.

2) Faktor eksternal

a) Kelompok referensi

Kelompok referensi adalah individu atau kelompok yang memiliki

relevansi yang signifikan terhadap aspirasi, evaluasi atau perilaku

individu.26

Suatu kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau

tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Pengaruh-pengaruh

tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup

tertentu.

b) Keluarga

Keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam hal pembentukan

karakter seseorang. Keluarga juga lingkungan sosial pertama seseorang

sebelum memasuki dunia luar. Hal ini karena pola asuh orang tua akan

membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi

pola hidupnya.

c) Kelas sosial

Gaya hidup bisa terbentuk melalui kelas sosial. Dimana kelas sosial bisa

membedakan manusia dalam hal pergaulannya. Kelas sosial menentukan

berbedanya gaya hidup seseorang dalam hal apapun. Ada dua unsur pokok

dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan

25

Ibid hal 24-25 26

Michael R. Solomon, Consumer Behaviour: buying, having, and being edisi kedua, ( United State: Paramount publishing) hal 365

Page 39: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

24

dan peran. Hierarki kelas sosial masyarakat menentukan pilihan gaya

hidup.27

d) Kebudayaan

Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,

hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu

sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang

dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola

pikir, merasakan dan bertindak.

c. Bentuk-bentuk Gaya Hidup

Menurut Solomon dalam Della Aressa pembagian gaya hidup

dilihat dari segmentasi pasar, yaitu gaya hidup tradisional (traditional

lifestyle), Gaya hidup orientasi diri (self oriented life style), gaya hidup

konservatif ( conservative lifestyle ), dan gaya hidup hemat dan praktis

(frugal dan practical lifestyle).28

Menurut Chaney yang dikutip oleh Idy Subandy ada beberapa

bentuk gaya hidup, antara lain:

1) Industri Gaya Hidup

Dalam abad gaya hidup, penampilan adalah segalanya perhatian terhadap

urusan penampilan sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam sejarah.

penampilan-diri itu justru mengalami estetisisasi, estetisisasi kehidupan

sehari-hari dan bahkan tubuh/diri (body/self) pun justru mengalami

estetisisasi tubuh. Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi

sebuah proyek, benih penyemaian gaya hidup.29

Idy Subandi mengatakan

sebuah ungkapan yang cocok untuk menggambarkan era modern saat ini

kamu bergaya maka kamu ada. Itulah sebabnya industri gaya hidup untuk

sebagian besar adalah industri penampilan.

27

Leon Shiffman, Lesie L.Kanuk, Perilaku Konsumen, ( Jakarta: PT Indeks Grup Media) hal 330 28

Della Aresa, Skripsi Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase Intention” (Studi Pada Pengunjung 7 Eleven Tebet Saharjo), (Depok : Universitas Indonesia) 29

David Chaney, Lifestyle : Sebuah Pengantar komprehensif, terj.Nuraeni, (Yogyakarta: Jala Sutra) hal 15

Page 40: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

25

2) Iklan Gaya Hidup

Dalam masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan (korporasi), para

politisi, individu-individu semuanya terobsesi dengan citra. Di dalam era

globalisasi informasi seperti sekarang ini, yang berperan besar dalam

membentuk budaya citra (image culture) dan budaya cita rasa (taste

culture) adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang

kadang-kadang mempesona dan memabukkan.30

Dalam hal ini memang

tidak semua orang dapat terpengaruh secara langsung terhadap iklan

tersebut tetapi lambat laun iklan dapat mempengaruhi pola perilaku

seseorang alam hal menentukan sesuatu. Menurut Idy Subandy, Iklan

merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara halus (subtle)

arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga perlahan

tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat.

3) Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup

Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada kesimpulan bahwa

dalam budaya berbasis-selebriti (celebrity based-culture), para selebriti

membantu dalam pembentukan identitas dari para konsumen kontemporer.

Dalam budaya konsumen, identitas menjadi suatu sandaran aksesoris

fashion.31

Gaya yang dianut pada anak muda zaman sekarang kurang

lebihnya sudah dipengaruhi oleh selebrity (celebrity inspired identity). Ini

terlihat bagaimana seseorang mengikuti gaya hidup selebriti entah itu dari

cata berpakaiannya atau hal lain sebagainya.

4) Gaya Hidup Mandiri

Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada

sesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali

kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan kelebihan

dan kekurangan tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat untuk

menyusun strategi. Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan

30

Ibid hal 19 31

Ibid hal 20

Page 41: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

26

secara sadar dan memahami betuk setiap resiko yang akan terjadi serta

siap menanggung resiko dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya

hidup yang mandiri. Dengan gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme

tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk

menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan

inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut.

5) Gaya Hidup Hedonis

Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk

mencari kesenangan, seperti lebih banyak menghabiskan waktu di luar

rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang

membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi pust

perhatian.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk dari suatu

gaya hidup dapat berupa gaya hidup dari suatu penampilan, melalui media

iklan, modeling dari artis yang diidolakan, gaya hidup yang hanya

mengejar kenikmatan semata sampai dengan gaya hidup mandiri yang

menuntut penalaran dan tanggung jawab dalam pola perilakunya

Gaya hidup hedonis merupakan bentuk gaya hidup sudah

mencakup segala aspek, dan salah satu pola hidup yang aktivitasnya untuk

mencari kesenangan seperti lebih banyak menghabiskan waktu di rumah

adalah termasuk gaya hidup hedonis.

O’shaughnessy dalam jurnalnya mengatakan bahwa “Hedonism is

from the Greek hedone, which means pleasure, enjoyment or delight.”32

Hedonis berasal dari bahasa Yunani hedone yang artinya kesenangan,

kenikmatan dan bersenang-senang. Ia berasumsi bahwa hedonis

berpandangan pada kesenangan dan seluruh motivasi yang dilakukan

didasarkan pada prospek kesenangan. Lebih lanjut Solomon berpendapat

dalam (Della Aressa) bahwa gaya hidup adalah perilaku atau kebiasaan

32

John O'Shaughnessy, Nicholas Jackson O'Shaughnessy. European Journal of Marketing. Bradford: 2002.Vol.36 Iss. 5/6

Page 42: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

27

orang individu untuk menghabiskan waktunya hanya demi bersenang-

senang dengan dengan teman sepermainan dan ingin menjadi pusat

perhatian di lingkungannya.33

Jika kita lihat dari pemaparan di atas mengenai hedonis, dan dalam

perilaku hedonis kita bisa kaitkan dengan perilaku kaum muda zaman

sekarang dimana menurut Stanford Research Institute (SRI) dalam

Hawkin, Best dan Coney mengatakan bahwa karakteristik kaum muda

dalam kategori experiencers dicirikan sebagai individu yang antusias,

impulsif dan pemberontak. Dimana mereka juga sangat senang mencari hal

yang baru untuk dilakukan dan bahkan sangat beresiko untuk diri

mereka.34

Dan dikatakan juga jika kaum muda sangatlah senang

mengahabiskan uangnya untuk sesuatu seperti fashion, makanan, musik,

film dan kegiatan lainnya yang berdasarkan atas kesenangan.

Berbicara mengenai gaya hidup hedonis seseorang, maka

diperlukan pengukuran gaya hidup yang dapat diukur melalui 3 dimensi

gaya hidup yang terdiri dari Activities (Aktivitas), Interest ( Minat) dan

Opinion (Opini).

d. Dimensi Gaya Hidup dan Pengukuran Gaya Hidup

Gaya hidup seperti yang sudah digambarkan pada pemaparan di

atas merupakan pola hidup seseorang yang tercermin dalam kegiatan,

minat, dan pendapat. Dimana gaya hidup memotret interaksi seseorang

secara utuh dengan lingkungannya.35

Dalam hal pengukuran gaya hidup

kita dapat menggunakan Pyschograpic yang merupakan pengukuran gaya

hidup berdasarkan konsep AIO ( Activities, Interest, Opinion).

Menurut Plummer dalam jurnalnya yang berjudul The Concept of

Life Style Segmentation mengatakan bahwa “Lifestyle as used in life style

33

Della Aresa, Skripsi Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase Intention” (Studi Pada Pengunjung 7 Eleven Tebet Saharjo), (Depok : Universitas Indonesia) 34

Hawkins, Roger J. Best, Kenneth A. Coney, Consumer Behaviour Implication for Marketing Strategy edisi keenam, ( United States: Case Studies ) hal 335 35

Philip Kotler & Kevin L. Keller, Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1, ( Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama) hal 175

Page 43: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

28

segmentation research measures people’s activities in term of (1) how they

spend their time, (2) their interest, what they place importance on in theis

immediate surroundings, (3) their opinion in terms of their view of

themselves and the world around them.36

Yang artinya aktivitas yang

dilakukan terkait bagaimana mereka menghabiskan waktunya, juga

ketertarikan dan prioritas mereka, serta opini apa yang dianggap penting

bagi lingkungan sekitarnya. Hal yang dijelaskan Plummer menunjukan

bahwa dalam hal gaya hidup seseorang itu dipengaruhi oleh berbagai

macam aspek seperti bagaimana seseorang menjalani aktivitas sehari-

harinya, juga bagaimana seseorang mempunyai ketertarikan terhadap suatu

hal, dan bagaimana seseorang melihat sesuatu yang didasarkan atas sudut

pandang dirinya sendiri. Untuk mengetahui sejauh mana seseorang

berperilaku sesuai gaya hidupnya, maka kita dapat mengetahuinya

menggunakan pengukuran mengenai gaya hidup.

Pengukuran mengenai gaya hidup dapat diukur melalui ketiga

dimensi yang ada pada gaya hidup, diantaranya: Aktivitas, Minat, dan

Opini. Adapun indikator dari Aktivitas mencakup (pekerjaan, hobi,

kegiatan sosial, liburan, hiburan, keanggotaan club, komunitas, belanja

dan olahraga). Indikator minat mencakup (keluarga, rumah, pekerjaan,

komunitas, rekreasi, fashion, makanan, media, pencapaian). Sedangkan

indikator dari opini mencakup (diri sendiri, isu sosial, politik, bisnis,

ekonomi, pendidikan, produk, masa depan dan budaya).

36

Joseph T. Plummer, “The Concept of Life Style Segmentation”, Journal of Marketing, Vol 38 (

Januari 1974) pp. 33-37

Page 44: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

29

Berikut tabel yang menjelaskan dimensi gaya hidup yang terdiri

dari Aktivitas, Minat, dan Opini :

Tabel 2.1 Dimensi Gaya Hidup

Activities Interest Opinions

Work Family Themselves

Hobbies Home Social Issues

Social event Job Politics

Vacation Community Business

Entertainment Recreation Economics

Club membership Fashion Education

Community Food Product

Shopping Media Future

Sport Achievement culture Sumber : I. Hawkin, Rogers J. Best, Kenneth A. Coney, Consumer Behaviour

(Implication for Marketing Stategy) Sixth Edition.

a. Activities ( Aktivitas )

Manusia adalah mahluk hidup yang melakukan mobilitas sosial.

Mobilitas sosial semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Aktivitas sehari-hari sering kali berpindah dari satu tempat ke tempat

lainnya. Tidak hanya soal kebutuhan pekerjaan semata, aktivitas yang

dilakukan sering kali didasarkan pada perilaku gaya hidup seseorang.

Aktivitas yang dilakukan sangat berkaitan erat dengan pola hidup

seseorang yang dapat membentuk gaya hidup seseorang. Karena aktivitas

mencakup segala aspek tidak hanya soal pekerjaan tetapi dalam hal

rekreasi, hobi dan kegiatan sosial merupakan hal yang berkaitan dengan

aktivitas. Hal ini sesuai seperti apa yang dikatakan oleh Schiffman dan

Wisenblit bahwa “Time and Activity are being active and busy in one’s

job and life and expanding one’s horizons.37

Kehidupan kaum muda merupakan hal yang sangat menarik untuk

dibahas, walaupun mereka memiliki segudang aktifitas sehari-harinya.

Entah itu yang berkaitan dengan pekerjaan atau sekolahnya, tetapi mereka

37

Leon G. Shiffman and Joseph L.Wisenblit, Consumer Behaviour Eleventh Edition, (England : Person Education Limited )hal 313

Page 45: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

30

selalu punya waktu luang untuk sekedar bersantai di coffee shop, bahkan

mereka dengan senang hati meluangkan waktunya untuk menyalurkan

hobi mereka atau bahkan mereka rela mengorbankan waktu luangnya

untuk menikmati sebuah hiburan dan betemu dengan teman yang berada

dalam satu komunitas yang diikutinya.

Berikut indikator-indikator dari dimensi aktifitas yang terdiri dari:

hobi, hiburan dan belanja.

1. Hobi

Hobi merupakan suatu aktifitas yang didasarkan atas kesenangan

dan kegemaran seseorang. Dimana dalam hal ini seseorang dengan senang

hati meluangkan waktunya untuk memenuhi hobinya. Bahkan tidak

jarang sebagian orang justru rela mengeluarkan tenaga dan uang yang

banyak agak dapat memenuhi hobi tersebut. Hobi tidak sekedar aktifitas

semata tetapi seseorang meresa bahwa hobi itu dapat mengurangi rasa

penat dan stress akibat padatnya aktifitas yang dijalani sehari-hari.

2. Hiburan

Hiburan merupakan aktivitas yang semua orang sukai tetapi tak

jarang banyak orang yang tidak bisa dengan bebas menikmati hiburan

yang ada. Sama halnya seperti hobi, hiburan salah satu alternatif aktivitas

yang sangat menyenangkan dan dapat mengurangi kepenatan dan lelahnya

aktivitas sehari-hari. Hiburan dapat berupa seperti menonton live music di

coffee shop atau menonton film di bioskop.

3. Belanja

Setiap orang pasti pernah melakukan aktivitas belanja ini, tidak

hanya kaum muda bahkan aktivitas belanja dilakukan oleh seluruh

manusia dari semua umur. Belanja sangat berkaitan bagaimana seseorang

mengatur waktu dan keuangannya. Dalam konteks aktivitas belanja kaum

muda seringkali melakukan belanja yang diluar budget dan belanja bukan

kebutuhan primer si pelaku tetapi sudah belanja di luar kebutuhannya. Ini

menjadikan kaum muda memiliki gaya hidup hedonis.

Page 46: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

31

b. Interest (Minat)

Sebagai mahluk hidup tentunya sudah hal yang lumrah jika

manusia memiliki ketertarkan terhadap sesuatu. Dimana banyak manusia

menaruh minat atau ketertarikan dalam bidang tertentu. Tidak hanya soal

pekerjaan, dalam hal gaya hidup pun minat sangat mempengaruhi pola

hidup seseorang. Seperti yang dikatakan oleh Engel, Blacwell, dan

Miniard dalam Della Aresa menjelaskan bahwa minat mengacu pada

tingkat kegairahan yang disertai perhatian khusus maupun terus menerus

terhadap suatu objek, peristiwa, ataupun topik tertentu.38

Ini artinya

seseorang akan memiliki rasa senang dan perhatian khusus terhadap suatu

hal yang diminatinya. Sesuatu hal yang dilakukan ini dilakukan secara

terus menerus sehingga berawal dari minat seseorang akan tercipta minat

sosial. Minat sosial berasal dari potensi setiap orang, namun hal ini harus

dikembangkan sebelum dijadikansebagai gaya hidup yang bermanfaat.39

Dalam pengukuran gaya hidup dimensi minat mempunyai

beberapa indikator seperti keluarga, fashion, makanan, media, komunitas

dan lainnya seperti yang sudah di jelaskan pada tabel 2.1 Dimensi Gaya

Hidup.

Kehidupan kaum muda tidak lepas dari perilaku ingin menunjukan

identitas diri mereka, hal ini sangat berkaitan dengan indikator minat.

Biasanya kaum muda atau remaja mempunyai ketertarikan dalam hal

fashion yang sedang trend saat ini terutama perempuan. Tidak hanya soal

fashion, kaum muda juga sangat menggemari suasana makan yang

dilengkap dengan live music.

Berikut ini penjelasan mengenai indikator-indikator dari dimensi

minat yang terdiri dari Fashion, Makanan dan Media :

1. Fashion

38

Della Aresa, Skripsi Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase Intention” (Studi Pada Pengunjung 7 Eleven Tebet Saharjo), (Depok : Universitas Indonesia) 39

Jess Feist, Gregory J. Feist, Tomi-Ann Roberts, Teori Kepribadian Edisi Delapan ( Jakarta: Salmeba Yumanika) hal 84

Page 47: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

32

Seorang filsuf Yunani pernah berkata “know, first who you are and

then adorn your self accordingly. what is concidered fashionable, tasteful

or elegant varies across social strata”. Artinya kita harus tahu terlebih

dahulu siapa itu kita sehingga kita dapat memantaskan diri kita dengan hal

seperti fashion, rasa atau kelas sosial kita.40

Dari pemahaman di atas kaum

muda harus lebih mengkaji mengenai siapa dirinya terlebih dahulu

sebelum terjerumus oleh gaya hidup hedonis. Sehingga kaum muda tidak

menghabiskan uang dan waktunya untuk sesuatu yang kurang pantas untuk

dirinya.

2. Makanan

Tak perlu diragukan lagi manusia membutuhkan makanan dan

minuman untuk bertahan hidup. Tetapi hal yang menarik mengenai

makanan, dimana minat seseorang terhadap pilihan makan ataupun

minuman bisa dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang. Tidak semua orang

memakan makanan yang sama, namun pemilihan makanan dan minuman

telah dipengaruhi gaya hidup. Terbukti dalam mengunjungi sebuah kafe

atau coffee shop mereka mampu mengeluarkan uang yang banyak untuk

memenuhi kebutuhan makannya yang sudah sangat dipengaruhi gaya

hidup. Tak jarang kaum muda sengaja mengunjungi sebuah kafe atau

coffee shop bukan untuk mengisi perut mereka, tetapi mereka hanya

bertemu dengan rekanan bisnis atau teman bahkan tak jarang mereka

mengunjungi tempat itu hanya untuk menghilangkan kepenatan.

3. Media

Pada zaman modern saat ini, kehidupan kaum muda tidak lepas

dari pengaruh media. Perkembangan media elektronik khususnya sudah

mengalami perkembangan yang sangat cepat, kaum muda seolah tidak bisa

dipisahkan dari media elektronik dimana peran media elektronik yaitu

sebagai alat seseorang dalam menerima dan memberikan informasi serta

menunjang gaya hidup yang mereka jalani. Jika dilihat dari segi positif,

40

Leon G. Shiffman and Joseph L.Wisenblit, Consumer Behaviour Eleventh Edition, (England : Person Education Limited ), hal 286

Page 48: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

33

banyak manfaat yang bisa kita ambil dari pesatnya perkembangan media

ini seperti media sosial instagram yang berfungsi sebagai alat promosi

coffee shop untuk memperkenalkan tempat mereka kepada masyarakat.

Sehingga melalui media ini masyarakat dapat mengetahui keberadaan

coffee shop dan tertarik untuk mengunjunginya. Selain alat promosi media

sosial bisa jadi ajang aktualisasi diri kaum muda, kaum muda biasanya

sangat gemar untuk memposting atau memberikan informasi segudang

aktivitas yang mereka jalani. Maka dari itu media sangat mempengaruhi

gaya hidup seseorang. Ketertarikan seseorang terhadap sesuatu tidak lepas

dari bantuan media sebagai alat bantu mengenai informasi yang

dibutuhkan seseorang.

c. Opinions (Opini)

Opini menurut Webster’s New Collegiate Dictionary, adalah suatu

pandangan, keputusan, atau taksiran yang terbentuk di dalam pikiran

mengenai suatu persoalan tertentu.41

Opini berkaitan dengan sikap

seseorang, karena opini menurut Cutlip dan Center adalah ekspresi tentang

sikap atau masalah yang bersifat kontroversial, yang menimbulkan

pendapat berbeda-beda, sedangkan sikap merupakan kecenderungan untuk

memberikan respons terhadap suatu masalah atau situasi terentu.42

Dimensi Opini dapat diukur melalui bebrapa indikator diantaranya:

Opini diri sendiri, isu-isu sosial, politik, bisnis, ekonomi, pendidikan,

produk, masa depan serta budaya. Berikut ini penjelasan mengenai

indikator-indikator dari dimensi minat yang terdiri dari Opini Sendiri,

Pendidikan dan Budaya :

1. Opini Sendiri

Opini diri sendiri merupakan pandangan seseorang terhadap suatu

hal tertentu. Opini seseorang berbeda-beda tergantung dari sudut pandang

41

H. Frazier Moore, Public Relation: Principles, Cases, and Problems, terj. Lilawati Trimo dan Deddy Djamaludin Malik, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya ), hal 49 42

Alex Sobur, Psikologi Umum Edisi revisi, ( Bandung : CV Pustaka Setia), hal 322

Page 49: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

34

yang dilihat. Suatu opini dapat terbentuk melalui gaya hidup seseorang

dalam menjalani hidupnya.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan ujung tombak dalam segala hal. Pendidikan

sangat mempengaruhi karakter seseorang dalam melihat suatu masalah

atau gejala. Terutama pada kaum muda atau remaja, pendidikan sangat

diperlukan untuk menjadikan dasar seseorang dalam bertindak sehingga

tidak melakukan hal yang diluar batas nilai dan norma yang berlaku.

3. Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki

bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke

generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem

agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, karya seni,

dan bahasa. Sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan

dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya

diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi

dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-

perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya itu

merupakan cipta, rasa dan karsa suatu masyarakat, sedangkan kebudayaan

merupakan hasil dari cipta, rasa dan karsa masyarakat tersebut.43

Dengan

demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal

dan cara hidup atau gaya hidup yang selalu berubah dan berkembang dari

waktu ke waktu.

Dalam mengkaji mengenai gaya hidup, kita telah mengetahui

bahwa gaya hidup mempunyai tiga dimensi, yaitu aktivitas, minat dan

opini. Namun dalam hal penelitian tidak semua indikator yang terdapat

dalam dimensi tersebut dijadikan untuk indikator pernyataan penelitian.

Hal tersebut dikarenakan peneliti menyesuaikan dengan objek penelitian.

43

Rusmin Tumanggor dkk, Ilmu sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group) hal 26

Page 50: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

35

Maka dari itu dimensi yang digunakan untuk meneliti gaya hidup kaum

muda adalah sebagai berikut:

1. Activity (Aktivitas) menggunakan pengukuran gaya hidup melalui

indikator hobi, hiburan, dan belanja.

2. Interest (Minat) menggunakan pengukuran gaya hidup melalui

indikator fashion, makanan, dan media.

3. Opinion (Opini) menggunakan pengukuran gaya hidup melalui

indikator opini diri sendiri, pendidikan, dan budaya.

3. Kaum Muda / Remaja

Sejatinya manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan

dari waktu ke waktu. Dimana seseorang akan mengalami beberapa fase

kehidupan dari mulai masa kandungan, balita, anak-anak, remaja, dewasa

dan hingga manula.

Menurut Undang-Undang tentang Kepemudaan Pasal 1 No. 40

Tahun 2009 Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki

periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam

belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.44

Yang artinya berbicara tentang

kaum muda berarti sama dengan berbicara mengenai remaja. Istilahnya

mungkin berbeda tetapi dalam makna yang sama. Karena usia usia remaja

dimulai pada usia 16-22 tahun sedangkan usia dewasa dimulai usia 23-30

tahun. Sedangkan menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)sendiri

menetapkanusia 15-24 tahun sebagai usia pemuda (youth) dalam rangka

keputusan mereka untuk menetapkan tahun 1985 sebagai tahun pemuda

internasional.45

Menurut Derajad S. Widhyarto dalam jurnalnya yang berjudul

“Kebangkitan Kaum Muda dan Media Baru” mengatakan bahwa :

44

Undang-Undang No.40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, diakses melalui situs http://kemenpora.go.id/index/preview/perundangan/3, pada tanggal 26 November 2017 pada pukul 20.16 45

Sarliro W. Sarwono, Psikologi Remaja edisi revisi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada), hal 12

Page 51: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

36

Kata kaum muda mewakili kuantitas atau jumlah yang banyak,

kemudian subyek otonom (mampu mengambil keputusan dan

melakukannya sendiri maupun bersama), Kemudian mewakili juga

nilai dan budaya (pencipta maupun peraga nilai-budaya itu

sendiri). Merespon dari definisi tersebut kemudian kaum muda

mempunyai irisan dengan berbagai isu perubahan, kaum muda

menghadapi pertarungan nilai sosial, ekonomi, budaya, dan politik.

Pada saat yang sama terjadi tuntutan gaya hidup-budaya baru dan

kebebasan politik, mengingat secara sosial kaum muda

terkonstruksi dan dikontruksi oleh berbagai macam norma,

pengetahuan, nilai, status-peran dari lingkungan sosial yang

dinamis.46

Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa kaum muda

merupakan ujung tombak segala aspek. Ini dilihat dari penjelasan diatas

bahwa kaum muda dibangun dari berbagai macam norma, pengetahuan,

nilai dan lainnya. Yang artinya dalam pembetukan karakter kaum muda itu

di pengaruhi dari nilai, norma dan budaya yang berlaku di lingkungan

dimana seseorang tumbuh. Maka dari itu kaum muda sebagai generasi

perubahan sudah seharusnya memiliki pribadi yang kreatif, inovatif dan

produktif. Tidak seharusnya kaum muda hanyut dalam gemerlapnya dunia

yang membuat mereka lupa peran dan kewajiban seorang pemuda.

B. Penelitian yang relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Della Aresa, Universitas Indonesia. Dalam

Skripsinya yang berjudul “ Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase

Intention” (Studi Pada Pengunjung 7 Eleven Tebet Saharjo). Masalah

penelitian berkaitan dengan gaya hidup dalam mempengaruhi keputusan

pembelian seseorang, studi yang dilakukan di gerai 7 Eleven Tebet

Saharjo, dimana tempat ini sudah sangat populer di Jakarta. Ramainya

kaum muda mendatangi tempat ini tidak lepas dipengaruhi gaya hidup

hedonis. Metodologi penelitian yang dipakai adalah metode kuantitatif.

Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan terdapat pengaruh gaya hidup

46

Derajad S. Widhyarto, Kebangkitan Kaum Muda dan Media Baru, Jurnal Studi Pemuda Vol.3, No 2, September 2014, hal 142

Page 52: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

37

terhadap repurchase intention pada pengunjung 7 eleven Tebet Saharjo.

Melalui penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa kekuatan

hubungan antara variabel gaya hidup dengan variabel repurchase intention

kuat menuju sangat kuat.47

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rani Sartika, Universitas Maritim Raja Ali

Haji Tanjungpinang. Dalam Jurnalnya yang berjudul “Pergeseran Budaya

Ngopi Di Kalangan Generasi Muda Di Kota Tanjungpinang”. Masalah

penelitian mengenai bagaimana pergeseran budaya ngopi dikalangan

generasi muda kota Tanjungpinang terlebih di era modern sekarang ini.

Metodologi penelitian yang dipakai kualitatif deskriptif, dan data primer

diperoleh melalui wawancara pada pihak-pihak yang dipilih sebagai

sumber informasi. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

fungsi kedai kopi mengalami pergeseran dari nilai guna (use value)

mengarah pada nilai tanda (sign value). Semula orang pergi ke kedai kopi

guna mendapatkan secangkir kopi. Tapi kini telah bergeser ke arah

kepentingan yang lain seperti prestise, status sosial, tempat yang

romantis, hostspot-an, nonton bola, main game online dan sebagainya.

Sehingga penelitian ini menemukan titik temunya. Pergeseran budaya

ngopi dan pola pergeseran budaya Ngopi di Kota Tanjungpinang sangat

jelas terasa di kedai kopi.48

3. Penelitian yang dilakukan oleh Mariena Putri Ajiwibani, Universitas

Negeri Surabaya. Dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Faktor

Internal dan Eksternal Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian (Studi

kasus pada konsumen D’Goda coffee Pazkul Sidoarjo). Masalah penelitian

berkaitan dengan sejauh mana faktor-faktor internal dan eksternal gaya

hidup mampu mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan

pembelian di D’Goda Coffee Pazkul Sidoarjo, dalam penelitian ini objek

47

Della Aresa, Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase Intention” (Studi Pada Pengunjung 7 Eleven Tebet Saharjo), Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Depok : Universitas Indonesia) Tahun 2012 48

Rani Sartika, Pergeseran Budaya Ngopi Di Kalangan Generasi Muda di Kota Tanjungpinang, (Tanjungpinang : Universitas Maritim Raja Ali Haji)

Page 53: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

38

penelitiannya adalah remaja yang sering mengunjungi D’Goda Coffee

Pazkul Sidoarjo. Metode penelitian yang digunakan adalah riset

konklusif, dengan menguji hipotesis. Adapun jenis penelitiannya adalah

kausal data yang diperoleh melalui analisis secara kuantitatif Hasil

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh gaya

hidup dan kelompok acuan terhadap keputusan pembelian pada konsumen

yang positif dan signifikan.49

4. Penelitian yang dilakukan oleh Elly Herlyana, Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam jurnalnya yang berjudul “ Fenomena

coffee shop sebagai Gejala Gaya Hidup Baru bagi Kaum Muda”. Masalah

penelitian berkaitan bagaimana menjamurnya coffee shop itu dijadikan

tempat kaum muda untuk nongkrong dan berkumpul bersama teman-

temannya sehingga menciptakan gejala gaya hidup yang baru bagi kaum

muda di daerah yogyakarta. Adapun metode penelitian berupa studi kajian

berdasarkan teori perkembangan dan akhlak Islam. Hasil penelitian yang

dilakukan menunjukan bahwa karakteristik remaja yang cenderung

impulsif, senang menjadi pusat perhatian, ikut-ikutan dan peka terhadap

inovasi-inovasi baru yang menjadi pendukung kecenderungan gaya hidup

hedonis. Gaya hidup seperti ini merupakan wujud ekspresi dari perilaku

eksperimental yang dimiliki remaja untuk mencoba sesuatu yang baru.

Gejala coffe shop sebagai gaya hidup di kalangan remaja disebabkan

banyak faktor baik psikologis maupun sosial. Sepanjang tidak

menjurus kepada hedonisme, gejala itu dapat dinilai sebagai suatu gejala

dan respon yang normal dari para remaja terhadap keadaan dan tuntutan

hasrat dirinya. Akhlak Islam amat penting dalam menjaga remaja agar

terhindar dari segala perilaku dan kecenderungan kepada hedonisme

yang merugikan.50

49

Meriena Putri Ajiwibawani, Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian, Universitas Negeri Surabaya 50

Elly Herlyana, Jurnal Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum Muda, Thaqafiyyat Vol. 13,No.1, Juni 2012 hal 190

Page 54: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

39

5. Penelitian yang dilakukan oleh Fidagta Khoironi , Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga. Dalam skripsinya yang berjudul “Ekspresi

Keberagaman Komunitas Warung Kopi”. Masalah penelitian berkaitan

dengan perkembangan ngopi sebagai gaya hidup yang membentuk

komunitas life style dan telah melahirkan sebuah subkultur baru:

Komunitas Warung Kopi (KWK) atau lebih spesifik komunitas

Blandongan dimana dalam penelitian ini akan diungkapkan bagaimana

komunitas warung kopi Blandongan itu terbentuk dan bagaimana kultur

Blandongan berpengaruh terhadap akualisasi religius komunitas di

dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif

kualitatif. Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa memang

adanya coffee shop atau kedai kopi dapat memberikan pengaruh terhadap

sosial ekonomi dan budaya, dimana pengaruh tersebut dapat terlihat coffee

shop bisa dijadikan tempat untuk menciptakan wahana solidaritas komunal

yang artinya merupakan salah satu tempat dalam menciptakan proses

sosail asosiatif seperti persaudaraan dan silaturahmi.51

C. Kerangka Berfikir

Tidak ada masyarakat yang tidak mengalami perubahan, sebab

kehidupan sosial bersifat sangat dinamis. Perubahan gaya hidup

merupakan bagian dari gejala kehidupan sosial, sehingga perubahan gaya

hidup merupakan gejala sosial yang normal. Perubahan gaya hidup tidak

dapat dipandang hanya dari satu sisi, sebab perubahan ini mengakibatkan

perubahan di sektor-sektor lain. Ini berarti perubahan mencakup segala

aspek termasuk perubahan gaya hidup dari masa ke masa. Gejala

perubahan itu dapat dilihat dari sistem nilai maupun norma yang pada saat

ini berlaku tetapi pada saat yang lain tidak berlaku, atau suatu perubahan

yang tidak lagi sesuai dengan tuntunan zaman pada saat ini.

51

Fidagta Khoironi, Ekspresi Keberagaman Komunitas Warung Kopi ( Ananlisis Profil Komunitas Warung Kopi Blandongan di Yogyakarta),Skripsi Fakultas Ushuluddin ( Yogyakarta : Universitas Islam negeri Sunan Kalijaga ) Tahun 2009

Page 55: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

40

Modernisasi yang terjadi pada saat ini telah mempengaruhi

bagaimana cara seseorang berperilaku. Pola perilaku diatur sedemikian

rupa agar sesuai dengan gaya hidup yang sedang trend saat ini. Tak jarang

untuk sebagian anak muda gaya hidup dianggap kebutuhan yang harus di

penuhi untuk menunjukkan identitas mereka dan sebagai cara untuk

mengaktualisasikan diri mereka di lingkungan sosial. Gaya hidup sudah

mencakup segala aspek, pola hidup mengalami perubahan dari sisi

aktivitas misalnya seseorang senang untuk lebih banyak menghabiskan

waktu dirumah atau sekedar berkumpul dengan teman sepermainan. Gaya

hidup seperti ini sangat terlihat pada kehidupan kaum muda, kaum muda

biasanya sangat senang untuk nongkrong atau kumpul bersama dengan

teman di coffee shop. Sehingga coffee shop tidak hanya tempat untuk jual

beli kopi saja, tetapi sudah berubah menjadi tempat ketiga kaum muda

untuk menghabiskan waktunya. Coffee shop dianggap tempat yang

mempunyai kelas tersendiri dengan menawarkan atmosfer yang nyaman

dilengkapi live music, wifi dan fasilitas lain yang dapat membuat kaum

muda betah berlama-lama ditempat itu. Coffee shop yang terkenal

mempunyai kelas berbeda yaitu “Starbucks”. Siapa orang yang tak kenal

dengan coffee shop ini. Bahkan Starbucks sudah sangat mendunia, tidak

hanya di Indonesia saja negara lain pun ikut merasakan pengaruh coffee

shop ini terhadap gaya hidup mereka.

Gaya hidup seseorang dapat di ukur melalui tiga dimensi yaitu : aktivitas,

minat dan opini. Masing-masing dimensi mempunyai indikator yang

berbeda-beda untuk mengukur gaya hidup seseorang. Dimana aktivitas

yang dimaksud mengacu pada bagaimana seseorang menghabiskan

waktunya di coffee shop, minat yang dimaksud mengacu pada ketertarikan

seseorang terhadap sesuatu dan yang terakhir adalah opini yang mengacu

pada bagaimana kaum muda berpendapat mengenai hal atau sesuatu yang

terjadi.

Page 56: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

41

Maka dari itu penjelasan di atas persoalan yang akan saya teliti

merujuk kepada perubahan yang disebabkan dengan munculnya coffee

shop terhadap pola prilaku gaya hidup kaum muda.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merumuskan bagan

kerangka berfikir sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Coffee Shop Gaya Hidup Kaum

Muda

Dimensi Gaya Hidup:

1. Aktivitas

2. Minat

3. Opini

Page 57: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dipilih untuk lapangan penelitian adalah coffee shop

Starbucks Botani Square Bogor. Waktu penelitian Mei 2017 s/d Februari

2018

B. Metode Penelitian

Penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode

penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Lincoln dan Guba dalam buku

pedoman penulisan skripsi, pendekatan kualitatif disebut sebagai

Naturalistik Inquiry. Dikarenakan penggunaan pendekatan metode ini

dilakukan dengan cara pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan

dalam latar/setting alamiah, artinya tanpa memanipulasi subjek yang

diteliti.1

Menurut pendapat Cresswell mendefinisikan:

Metode penelitian kualitatif sebagai suatu pendekataan atau

penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu

gejala sentral. Untuk mengerti gejala sentral tersebut

peneliti mewawancarai peserta penelitian atau pastisipan

dengan mengajukan pertanyaan umum dan agak luas.

Informasi yang disampaikan oleh partisipan kemudian

dikumpulkan. Informasi tersebut biasanya berupa teks atau

kata yang kemudian dianalisis dapat berupa gambaran atau

deskripsi dan juga dapat berbentuk tema.2

Melalui pendekatan kualitatif, peneliti berusaha mengamati orang

dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan subjek penelitian,

berusaha memahami tafsiran mereka dengan program tertentu. Peneliti

juga berusaha melihat fenomena di lingkungan penelitan, dan berusaha

memahami dan memberi makna pda rangkaian peristiwa yang dilihat dan

1 Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, hal 61

2 J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, ( Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia 2010), hal 6

42

Page 58: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

43

didengarnya.3 Diantara metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif

adalah metode deskriptif. Menurut bugin metode deskriptif bertujuan

untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau

berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi

objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai

suatu ciri karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi,

situasi, ataupun fenomena tertentu.4

Dilihat dari pokok permaslaahan yang diteliti, penelitian ini

termasuk sebuah studi kasus yang berkaitan dengan fenomena coffee shop

terhadap gaya hidup kaum muda. Melalui metode tersebut, penulis

bertujuan untuk melihat fenomena keberadaan coffee shop terhadap gaya

hidup kaum muda.

C. Situasi Sosial dan Sampel

1. Situasi Sosial

Menurut Spradley, Situasi Sosial terdiri atas tiga elemen yaitu:

tempat (place), pelaku (Actors), dan aktivitas (Activity). Dan dapat

dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui apa yang

terjadi di dalamnya.5

Situasi sosial dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung

Coffee Shop Starbucks di Mall Botani Square Bogor.

2. Sampel

Bagian dari dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel bagi metode kualitatif sifatnya purposive

artinya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Purposive sampling

tidak menetapkan pada jumlah atau keterwakilan, tetapi lebih kepada

kualitas informasi, kredibilitas dan kekayaan informasi yang dimiliki

informan atau partisipan. Maka dari itu penulis menggunakan teknik

pengambilan purposive sampling. Pertimbangan dalam pengambilan

3 Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, hal 62

4 Ibid hal 63

5 Sugiyono, metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2011) hal 215

Page 59: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

44

sampel akan ditentukan sesesuai pada kualitas informasi partisipan yang

tepat yaitu kaum muda yang mengunjungi kedai Starbucks. 10 kaum

muda telah dipilih dengan kriteria umur 17-25 tahun wanita dan pria,

yang memiliki latar belakang profesi yang berbeda-beda juga kaum

muda yang memiliki kriteria frekuensi datang ke Starbucks minimal

seminggu sekali.6

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data, penulis menggunakan 4 (empat ) cara

antara lain:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan terjun

langsung ke tempat penelitian, data yang diobservasi dapat berupa

gambaran tentang sikap, perilaku, tindakan keseluruhan interaksi antar

manusia. Data observasi juga dapat berupa interaksi dalam suatu

organisasi atau pengalaman para anggota dalam berorganisasi.7

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi terstruktur,

dimana observasi terstruktur merupakan observasi yang telah

dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan

dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti

telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati.8

Observasi yang dilakukan peneliti dilakukan secara langsung untuk

mengamati keadaan serta aktivitas yang dilakukan pengunjung Coffee

Shop Starbucks.

6 J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, ( Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia 2010), hal 118 7 Ibid hal 112

8 Sugiyono, metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Op, Cit hal 146.

Page 60: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

45

Tabel 3.1

Pedoman Observasi

No Observasi yang

dilakukan Keterangan

1. Aktivitas yang dilakukan

kaum muda di Coffee Shop - Observasi ini dilakukan untuk

mengamati keadaan serta

aktivitas yang dilakukan di

dalam Coffee Shop Starbucks

yang sering dikunjungi oleh

kaum muda.

- Observasi dilakukan pada hari

dan jam yang berbeda-beda.

2. Wawancara

Wawancara sebagai tehnik pengumpulan data untuk mendapatkan

informasi langsung dari informan yang tidak didapatkan dari

observasi. Oleh karena itu peneliti harus mengajukan pertanyaan

kepada partisipan. Pertanyaan yang diajukan sangat penting untuk

menangkap persepsi, pikiran, pendapat, perasaan orang tentang suatu

gejala, peristiwa, fakta atau realita. Wawancara dapat dilakukan

dengan bertatap muka langsung di tempat penelitian.9

Wawancara pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara

terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh. Dalam wawancara terstruktur,

peneliti telah menyiapkan pertanyaan yan sama dan peneliti

mencatatnya.10

Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada para pengunjung

Coffee Shop Starbucks. Wawancara ini dilakukan kepada 10

pengunjung Coffee Shop Starbucks yang memiliki perbedaan latar

9 J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, Op. Cit 116

10 Sugiyono, metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Op.Cit hal 138

Page 61: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

46

belakang profesi serta kaum muda pengunjung Starbucks berusia 17-

25 tahun.

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara Pengunjung Starbucks

1 Mengapa anda datang ke Starbucks ?

2 Dengan siapa anda datang ke

Starbucks?

3 Apa yang anda lakukan di Starbucks?

4 Seberapa lama biasanya anda

menghabiskan waktu di Starbucks?

5 Seberapa sering anda datang ke

Starbucks dalam satu minggu ?

6 Pada jam berapa biasanya datang ke

Starbucks?

7 Bagaimana anda mengatur waktu untuk

datang ke Starbucks ?

8

Makanan atau minuman seperti apa

yang biasanya anda pesan di Starbucks?

Apa alasannya?

9

Apakah anda keberatan mengeluarkan

uang untuk membeli makanan atau

minuman di Starbucks?

10

Apakah anda senang mempublikasikan

keberadaan atau aktivitas anda di media

sosial? apa alasannya?

11

Apakah menurut anda mendatangi

Starbucks merupakan suatu prestige

sosial?

12

Apakah menurut anda mendatangi

Starbucks merupakan sebuah gaya

hidup kaum muda pada zaman

sekarang?

13 Aktivitas seperti apa yang anda lakukan

untuk menghabiskan waktu luang anda?

14

Bagaimana pendapat anda jika

seseorang menghabiskan waktu luang

dengan mengunjungi coffee shop?

15 Bagaimana pendapat anda terkait

budaya nongkrong kaum muda saat ini?

16 Menurut anda apa hal positif dan

negatifnya budaya nongkrong saat ini?

Page 62: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

47

17 Bagaimana menurut anda mengenai

gaya hidup kaum muda saat ini?

18 Bagaimana menurut anda mengenai

perkembangan fashion saat ini?

19 Apakah perkembangan fashion saat ini

dipengaruhi oleh globalisasi?

20 Apakah anda mengikuti trend fashion

saat ini?

21

Bagaimana style fashion anda ketika

mengunjungi coffee shop atau tempat

ramai lainnya?

4. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang disajikan berupa gambar yang

menggambarkan langsung tempat penelitian atau dokumen berupa

material yang tertulis. Dokumen dapat berupa memorabilia dan

korespondensi, atau berupa audiovisual.11

Tabel 3.3

Pedoman Dokumentasi

No Dokumen Keterangan

1. Starbucks Company Profile √

2. Starbucks Company Timeline √

3. Starbucks Company Recognation √

4 Dokumentasi suasana dan aktivitas

pengunjunng Starbucks √

E. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan dengan triangulasi.

Teknik triangulasi merupakan pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Menurut Denzin yang dikutip oleh

Lexy membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik

11

J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, Op.Cit 111

Page 63: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

48

pemerikasaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, penyidik, dan

teori. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Triangulasi dengan sumber

Dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek

kembali tingkat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

hal itu dapat dicapai dengan cara: (1) membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa

yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang

dikatakan orang mengenai situasi penelitian dengan apa yang

dikatakannya setiap waktu; (4) membandingkan keadaan dan

perspektif seseorang dengan berbagai pendapat orang lain; (5)

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

2. Triangulasi dengan metode

Triangulasi metode ini menggunakan dua strategi, yaitu: (1)

pengecekan tingkat kepercayaan penemuan hasil penelitian

beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan tingkat

kepercayaan beberapa sumber data engan metode yang sama.

3. Triangulasi dengan penyidik

Teknik triangulasi ini memanfaatkan peneliti atau pengamat

lainnya untuk keperluan pengecekan kembali tingkat kepercayaan

data.

4. Triangulasi dengan teori

Dilakukan dengan cara menguraikan pola, hubungan, dan

menyertakan penjelasanyang muncul dari analisis, maka penting

sekali untuk mencari tema atau penjelasan perbandingan.12

12

Lexy J. Moleog, Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya) hal 330-332

Page 64: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

49

F. Teknik Analisis data

Menurut Sugiyono, secara umum proses analisis datanya

mencakup: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),

verification (conclusion drawing) Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, mimilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penring, dicari tema dan

pokoknya. Dengan demikian data yang telah direduksi dapat

memberikan gambaran yang jelas dan dapat memepermudah

peneliti.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah melakukan reduksi data, kemudian langkah selanjutnya

adalah penyajian data. Dimana penyajian data dapat dilakukan

dengan menggunakan bentuk urainan singkat, bagan, hubungan

antar kategori, flowchart dan sejeninsnya.

3. Verification (Conclusion Drawing)

Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data yang berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahaop awal telah

didukung bukti-bukti yang valid, maka kesimpulan yang

ditemukan merupakan kesimpulan yang kredibel.13

13

Sugiyono, metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Op.Cit hal 247-252

Page 65: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Starbucks

Gambar 4.1

Logo Starbucks

Starbucks merupakan perusahaan kedai kopi terbesar di dunia yang

berasal dari Amerika Serikat. Dengan membawa misi to inspire and

nurture the human spirit – one person, one cup, and one neighborhood at

a time1 (menginspirasi dan memelihara jiwa manusia satu orang, satu

cangkir dan satu lingkungan pada satu waktu) membuat Starbucks tumbuh

menjadi perusahaan kopi raksasa di dunia. Sistem marketing Starbucks

memang sudah tidak diragukan lagi mengingat keunikan konsep serta cita

rasa kopi yang ditawarkan mampu menjadikan Starbucks sebagai coffee

shop yang paling diminati masyarakat dunia. Terbukti dengan banyaknya

kedai Starbucks yang mencapai lebih dari 17 ribu kedai di penjuru dunia.

Starbucks didirikan pada 1971 oleh tiga orang rekanan. Jerry Baldwin

(guru Bahasa Inggris), Zev Siegl (guru sejarah), dan Gordon Bowker

1 Starbucks Company Profile, The Starbucks Story, diakses pada

https://www.starbucks.com/about-us/company-information/starbucks-company-profile pada tanggal 8 Februari 2018 Pukul 21.00

Page 66: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

51

(penulis). Mereka membuka kedai kopi pertamanya yang terletak di Pike

Place Market kota Seattle Washington. Pada awalnya Starbucks hanya

menjual biji kopi dan kopi giling. Dan satu dekade kemudian, yaitu pada

tahun 1982, Howard Schultz bergabung dan memegang peran sebagai

Direktur Operasional Ritel dan Pemasaran.2

Pada tahun 1982, Howard pergi mengunjungi negara Itali,

kemudian ia tertarik dengan popularitas dari Espresso Bar yang berada di

Milan dan ia menemukan peluang yang bagus untuk mengembangkan

budaya coffee shop yang serupa di Seattle. Setelah mendapatkan inspirasi

mengenai konsep coffee shop,lalu ia mencoba mengaplikasikan konsep

tersebut pada Starbucks, sehingga Ia berhasil membuat Starbucks Caffe

Latte yang pertama. Tentunya keberhasilan inilah yang menjadi suatu

permulaan Howard mendirikan perusahaan Starbucks pada tahun 1985.3

Seiring berjalannya waktu Starbucks membuka kedai bandara

pertama yang berlisensi pda tahun 1991 di ea-Tac International Airport,

Seattle. Amerika. Saat itu Starbucks telah mempunyai 116 gerai di seluruh

Amerika. Memasuki era millenium Starbucks telah melakukan perluasan

pemasaran di banyak negara, hal ini ditandai pada tahun 1997-1999

Starbucks telah mulai membuka kedainya di banyak negara diantaranya:

Malaysia, Selandia Baru, Thailand, Taiwan, Inggris, Cina, Kuwait,

Lebanon, dan Korea Selatan. dan jumlah kedai yang tersebar pada saat itu

sudah mencapai 2500 kedai. Improvisasi menu mulai dilakukan di tahun

1995. Mereka menambahkan minuman perpaduan kopi, serta

memperkenalkan es krim yang mereka buat sendiri. Selang setahun,

Starbucks mulai memperluas jaringannya melewati Amerika Utara.

Mereka menyeberang ke benua Asia. Negara yang menjadi tujuan

2 Kopidewa, “Sejarah Starbucks yang Menjadi Raksasa Dunia”, diakses dari

http://kopidewa.com/cerita-kopi/sejarah-kedai-kopi/sejarah-starbucks/ , pada tanggal 8 Februari 2017 Pukul 21.20 WIB 3 Starbucks Company Profile, The Starbucks Story, Op.Cit.

Page 67: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

52

pertamanya adalah Jepang dan Singapura.4 Pada 17 Mei 2002 Starbucks

Indonesia membuka toko pertamanya di Plaza Indonesia. Sampai dengan

Januari 2018, Starbucks Coffee Indonesia sekarang berada di 320 lokasi

berbeda di sekitar kota-kota besar (22 kota).

Pada penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian pada

kedai Starbucks di salah satu Mall di Kota Bogor.

2. Visi dan Misi Starbucks

a. Misi

To inspire and nurture the human spirit— one person, one cup and

one neighborhood at a time.

b. Visi

With our partners, our coffee and our customers at our core, we live

these values:

- Creating a culture of warmth and belonging, where everyone is

welcome.

- Acting with courage, challenging the status quo and finding new

ways to grow our company and each other.

- Being present, connecting with transparency, dignity and respect.

- Delivering our very best in all we do, holding ourselves

accountable for results.

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Gaya hidup kaum muda yang terjadi di dalam Coffee Shop

Starbucks

Peneliti melakukan observasi di salah satu Starbucks di kota Bogor

pada bulan Februari 2018. Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi

terstruktur, dimana observasi terstruktur merupakan observasi yang telah

4 Kopidewa, “Sejarah Starbucks yang Menjadi Raksasa Dunia”, Op.Cit.

Page 68: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

53

dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan

dimana tempatnya.

Observasi ini dilakukan pada jam dan hari yang berbeda-beda,

peneliti mengunjungi Starbucks selama berjam-jam dan mengamati secara

seksama mengenai aktivitas yang terjadi di dalam Starbucks. Selama

proses observasi peneliti berusaha untuk ikut berinteraksi dengan

pengunjung Starbucks, Sehingga peneliti berhasil mengidentifikasi

aktivitas gaya hidup kaum muda yang terjadi di Starbucks, dimana pada

setiap sore menjelang malam jumlah pengunjung Starbucks jauh lebih

banyak dibandingkan pada siang hari, kecuali pada saat akhir pekan

pengunjung Starbucks akan lebih ramai dibandingkan pada saat weekdays.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh

peneliti di Starbucks kota Bogor, berikut ini akan dipaparkan secara jelas

mengenai hasil wawancara dan peneliti selama melakukan kegiatan

penelitian di Starbucks Kota Bogor.

Gaya hidup menurut Kotler adalah pola kehidupan orang yang

bersangkutan di dunia ini sebagaimana tercermin dalam kegiatan

(activity), minat (interest), pendapat (opini). Gaya hidup menggambarkan

keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Kotler juga berpendapat bahwa gaya hidup merupakan keseluruhan

perilaku manusia dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.5

Dalam hal penelitian ini, peneliti telah mengamati aktivitas yang dilakukan

pengunjung di Starbucks, juga peneliti melakukan pendekatan untuk

mengetahui ketertarikan seseorang terhadap sesuatu juga ikut berinteraksi

dengan pengunjung sehingga peneliti dapat mengetahui mengenai

pandangan seseorang terhadap fenomena Coffee Shop Starbucks.

a) Activities (Aktivitas)

Manusia adalah mahluk hidup yang melakukan mobilitas sosial.

Mobilitas sosial semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

5 Philip Kotler, Dasar- Dasar Pemasaran jilid 1 edisi keenam, ( Jakarta: Intermedia ) hal 234

Page 69: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

54

Aktivitas sehari-hari sering kali berpindah dari satu tempat ke tempat

lainnya. Tidak hanya soal kebutuhan pekerjaan semata, aktivitas yang

dilakukan sering kali didasarkan pada perilaku gaya hidup seseorang.

Kehidupan kaum muda merupakan hal yang sangat menarik untuk

dibahas, walaupun mereka memiliki segudang aktivitas sehari-harinya.

Entah itu yang berkaitan dengan pekerjaan atau sekolahnya, tetapi mereka

selalu punya waktu luang untuk sekedar bersantai di coffee shop. Maka

dari itu Informan Starbucks mempunyai alasan mengapa mereka sangat

senang mengunjungi Starbucks, seperti yang di katakan oleh Adit seorang

karyawan mengungkapkan bahwa:

“Sebenarnya kalau menurut saya, saya datang ke Starbucks bukan

cuman karena kopinya tapi memang suasana Starbucks itu coffee

shop paling tepat aja untuk minum kopi sambil santai dibanding

coffee shop yang lain.”6

Hal serupa diungkapkan oleh Amel bahwa Starbucks mempunyai

tempat yang cozy, seperti pemaparan berikut:

“Karena saya suka aja nongkrong disini, selain kopi-kopinya enak,

suasana tempatnya juga cozy gitu.”7

Selanjutnya Faris menjelaskan hal yang sama sebagai berikut:

“Datang kesini emang udah biasa sih, basiclly tempatnya nyaman

aja trus kopi disini tuh enak banget punya ciri khas.”8

Hal lain juga disampaikan oleh Syifa, ia merasa Starbucks

mempunyai pelayanan yang baik, seperti yang diungkapkan berikut ini:

“Saya suka datang ke Starbucks soalnya enak aja datang kesini,

servis nya bagus gitu. Selain itu starbucks itu Coffee Shop untuk

kalangan menengah keatas makanya suasananya itu enak untuk

6 Hasil wawancara dengan Adit selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul

10.00 WIB 7 Hasil Wawancara dengan Amel selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul

16.30 WIB 8 Hasil Wawancara dengan Faris selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018 pukul

16.00 WIB

Page 70: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

55

jadi tempat nongkrong sama teman-teman. Jadi fasilitas sama

harga itu memang sebanding.”9

Handoyo mengungkapkan bahwa Starbucks merupakan tempat

yang tepat untuk nongkrong, seperti penjelasannya berikut:

“Kita tau kan kalau kopi di Starbucks ini emang rasanya enak

ditambah lagi tempatnya juga enak buat nongkrong, buat ngobrol-

ngobrol sama teman juga enak.”10

Panji pun menambahkan bahwa Starbucks mempunyai fasilitas

yang baik seperti pemaparannya berikut:

“Tempatnya nyaman dan fasilitasnya juga mendukung, jadi kayak

suasana tempatnya enak, ada wifi juga.”11

Bunga juga menambahkan suasana Starbucks membuat orang lain

merasa betah untuk berlama-lama, seperti yang dipaparkan:

”Starbucks tempatnya nyaman banget buat ngobrol, suasanya itu

bikin betah orang kalau datang kesini.”12

Kita tahu bahwa Starbucks memang Coffee Shop yang sudah

sangat terkenal tak hanya di Indonesia, tetapi di negara lain pun Starbucks

memang sudah memiliki prestasi yang cukup bagus, seperti yang

disampaikan oleh Fadli:

“Karena saya penikmat kopi, dan menurut saya Starbucks kan

tempatnya sudah terkenal juga jadi asik aja kalau datang kesini.”13

Dari pemaparan di atas mengenai kesenangan mereka mengunjungi

Starbucks, dapat disimpulkan bahwa Starbucks yang merupakan salah satu

9 Hasil Wawancara dengan Syifa selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul

15.20 WIB 10

Hasil Wawancara dengan Handoyo selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018 pukul 14.00 WIB 11

Hasil Wawancara dengan Panji selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 18.00 WIB 12

Hasil Wawancara dengan Bunga selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 15.00 WIB 13

Hasil Wawancara dengan Fadli selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul 19.00 WIB

Page 71: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

56

Coffee Shop terkenal di dunia adalah tempat yang tepat untuk minum kopi,

tetapi tidak hanya mengenai rasa kopi yang mempunyai khasnya tetapi

Starbucks juga menawarkan kenyamanan tempat bagi para

pengunjungnya. Dilihat dari segi fasilitas, Starbucks memang mempunyai

sambungan internet wi-fi yang bisa dengan bebas digunakan pengunjung

sehingga pengunjung dapat leluasa mengakses internet ataupun

menyelesaikan tugas kuliah dan kantornya di Starbucks. Di samping itu

pelayanan yang ramah dan baik terhadap konsumen membuat Coffee Shop

ini menjadi semakin diminati oleh masyarakat khususnya kaum muda.

Pada bagian selanjutnya setelah kita mengetahui beberapa

pemaparan informan mengenai kesenangan mereka mengunjungi

Starbucks. Tentunya ada aktivitas yang dilakukan informan selama

berjam-jam di Starbucks entah itu seorang diri, teman-teman, maupun

rekan bisnisnya di Starbucks. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa

informan mengenai aktivitas yang dilakukan selama berjam-jam di

Starbucks sebagai berikut:

Syifa memaparkan mengenai apa yang dilakukan selama berada di

Starbucks dan biasanya berapa lama Syifa menghabiskan waktu di

Starbucks seperti berikut ini:

”Kalau sendiri biasanya main laptop aja, dan kalau sama teman-

teman ya ngobrol aja, kadang suka diskusi masalah tugas juga.

Wifi-an gratis juga kan jadinya makin betah ada disini. Saya

datang kesini lumayan sering, karena kan kampus saya dekat

banget dengan Starbucks, jadi kalau lag ga ada kerjaan atau kelas

di kampus biasanya langsung datang kesini sama teman-teman.

Tergantung sih, kalau misalnya waktunya lagi senggang banget

saya bisa seharian ada disini kan ada wifi juga jadi bisa 3-4 jam lah

disini. Biasanya sih sama teman ya, misalnya kita suka gak punya

tujuan setelah pulang dari kampus, akhirnya kita pergi ke

Starbucks. Tapi kalau sendirian pun saya sering datang kesini.”14

14

Hasil Wawancara dengan Syifa selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul 15.20 WIB

Page 72: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

57

Hal serupa disampaikan oleh Ivan, bahwa ia sering mengerjakan

tugas kuliahnya di Starbucks. Seperti apa yang dijelaskannya sebagai

berikut:

“Ya selain minum kopi, kalau disini sih ngobrol-ngobrol, kalau ada

tugas kuliah ya kerjain disini. Kesini sih biasanya seminggu dua

kali, ya kalau sebulan bisa delapan sampai sepuluh kali. Biasanya

kalau disini bisa satu jam dan saya pernah tuh paling lama disini

sampai empat jam. Biasanya sih kalau kesini sama teman atau

pacar saya.”15

Lalu Faris memaparkan mengenai apa yang dilakukan selama

berada di Starbucks dan biasanya berapa lama Faris menghabiskan waktu

di Starbucks seperti berikut ini:

“Ya ngobrol aja bareng temen, nongkrong-nongkrong sama teman,

suka ngobrolin banyak hal, dan biasanya kalau lagi ada tugas saya

suka ngerjain disini, karena memang nyaman aja buat ngerjain

tugas dari pada di perpustakaan, kalau disini pikiran saya lebih

imajinatif dan bisa dapat banyak inspirasi. Seminggu sih biasanya

3 kali kesini. Biasanya ngabisin waktu 3 jam atau lebih sih.

Biasanya datengnya sama teman, sama keluarga juga suka tapi

seringnya sama teman.”16

Selanjutnya Handoyo juga mengungkapkan mengenai apa yang

dilakukan selama berada di Starbucks dan biasanya berapa lama Handoyo

menghabiskan waktu di Starbucks seperti berikut ini:

“Ya biasalah anak muda paling cuman ngobrol aja, sharing-sharing

gitu. Ga tentu juga kalau kesini, kadang kalau sudah janjian sama

teman kan suka lupa waktu gitu. Gak terlalu sering sih karena kan

kalau sekarang teman-teman yang lain juga lagi sibuk, jadi kalau

janjian aja sama teman pasti kesini. Kita-kita seminggu sekali aja.

Paling lama sih 4 jam. Kalau lebih enak sih pasti sama teman-

teman. Dan emang seringnya sama teman.”17

Panji juga mengungkapkan mengenai apa yang dilakukan selama

berada di Starbucks dan biasanya berapa lama Panji menghabiskan waktu

di Starbucks seperti berikut ini:

15

Hasil Wawancara dengan Ivan selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 17.00 WIB 16

Hasil Wawancara dengan Faris selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018 pukul 16.00 WIB 17

Hasil Wawancara dengan Handoyo selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018 pukul 14.00 WIB

Page 73: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

58

“Nongkrong aja biar suasana hatinya gak jenuh. Sekali seminggu

atau dua kali seminggu sempetin waktu kesini. Biasanya sih satu

sampai dua jam. Biasanya sama teman atau pacar saya.”18

Hal lain disampaikan oleh Adit, Ia lebih senang datang ke

Starbucks sendiri, seperti yang diungkapkannya berikut ini:

“Yang pastinya minum kopi ya, menikmati kopi sambil santai gitu.

Karena Starbucks itu tempatnya nyaman banget jadi kadang bisa

lupa waktu sampai berjam-jam. Kalau saya kesini at least semingu

itu satu sampai dua kali sih. Saya lebih suka sendiri, karena emang

suasana disini lebih tenang jadi enak aja buat kerjaan.”19

Berbeda dengan Adit, Fadli mengungkapkan mengenai apa yang

dilakukan selama berada di Starbucks dan biasanya berapa lama Fadli

menghabiskan waktu di Starbucks seperti berikut ini:

“Kayak biasa aja, nongkrong-nongkrong minum kopi, ketawa

bareng sambil melepas penat. minimal seminggu sekali, atau

seminggu dua kali. Paling lama 4 jam sih. Ya biasanya kalau kesini

bareng teman-teman lah, hang out disini sekalian kopdar.”20

Amel menambahkan mengenai apa yang dilakukan selama berada

di Starbucks dan biasanya berapa lama Amel menghabiskan waktu di

Starbucks seperti berikut ini:

“Nongkrong aja atau juga sambil ngerjain kerjaan kantor biar ga

terlalu bosan gitu. Mungkin dalam seminggu bisa 3-4 kali. Kadang

juga cuman beli aja minum aja terus langsung pergi lagi.

Nongkrong disini bisa sampe tiga sampai empat jam sih. Biasanya

sama teman-teman. Tapi kalau ada spare waktu sendiri atau lagi

galau kan.”21

Selanjutnya Bunga memaparkan mengenai apa yang dilakukan

selama berada di Starbucks dan biasanya berapa lama Bunga

menghabiskan waktu di Starbucks seperti berikut ini:

18

Hasil Wawancara dengan Panji selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 18.00 WIB 19

Hasil wawancara dengan Adit selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 10.00 WIB 20

Hasil Wawancara dengan Fadli selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul 19.00 WIB 21

Hasil Wawancara dengan Amel selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 16.30 WIB

Page 74: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

59

“Ngobrol-ngobrol aja sama teman sambil minum kopi. Tergantung

sih, kalau misalnya waktunya lagi senggang banget saya bisa

seharian ada disini kan ada wifi juga jadi bisa 3-4 jam lah disini.

Gak terlalu sering juga, paling seminggu sekali aja, karena ngopi

gak harus datang kesini. Bisa bikin di rumah walaupun rasanya

memang beda banget. Biasanya sama teman aja sih, karena kalau

sendirian kurang seru.”22

Berbeda dengan yang lain, Rahman menyampaikan bahwa tidak

banyak aktivitas yang dilakukan dan ia tidak terlalu berlama-lama di

Starbucks, seperti apa yang diungkapkannya sebagai berikut:

“Ngopi aja, sama ngobrol-ngobrol biasa. Semaunya saya aja kesini,

kalau lagi mau ya pasti datang kesini. Gak lama, paling satu

sampai dua jam aja, abis gitu balik lagi ke kantor. Berdua dengan

teman kantor.”23

Dari pemaparan para informan yang berkunjung ke Starbucks di

atas dapat disimpulkan bahwa mereka sangat menikmati aktivitas di

Starbucks. Hal ini terbukti dari kesenangan mereka datang ke Starbucks

dalam satu minggu itu bisa berulang kali. Tidak hanya untuk membeli dan

meminum secangkir kopi saja tetapi banyak hal yang dilakukan seperti

nongkrong, ngobrol, diskusi mengenai pekerjaan, bahkan Starbucks sudah

menjadi tempat kedua untuk mengerjakan tugas kuliah ataupun kantor.

Maka dari itu tak jarang dari mereka menghabiskan waktu yang sangat

lama bahkan berjam-jam selama berada di Starbucks. Mereka rata-rata

bisa menghabiskan waktu hingga dua sampai tiga jam lebih untuk sekedar

nongkrong atau mengobrol bersama teman, rekan bisnis, keluarga maupun

pasangan.

Dalam hal di atas jika kita hubungkan bahwa memang pada

dasarnya kaum muda sangat menyukai sebuah hiburan. Yang mana

Hiburan merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan tidak hanya bagi

kaum muda tetapi bagi semua orang. Dan mereka berpendapat bahwa

22

Hasil Wawancara dengan Bunga selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 15.00 WIB 23

Hasil Wawancara dengan Rahman selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 14.00 WIB

Page 75: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

60

dengan mengunjungi Starbucks merupakan salah satu alternatif aktivitas

yang menyenangkan serta dapat mengurangi kepenatan dan lelahnya

aktivitas sehari-hari. Karena Starbucks mempunyai aroma kopi yang khas

sehingga membuat fikiran terasa lebih tenang dan santai.

b) Interest (Minat)

Pada bagian ini peneliti akan membahas mengenai ketertarikan

informan terhadap sesuatu yang berkaitan dengan gaya hidup yang

mencakup makanan dan minuman yang digemari di Starbucks, fashion

informan ketika datang ke Starbucks, serta pengaktualisasian diri informan

yang ditujukkan melalui media sosial.

Sebagai mahluk hidup tentunya sudah hal yang lumrah jika

manusia memiliki ketertarkan terhadap sesuatu. Dimana banyak manusia

menaruh minat atau ketertarikan dalam bidang tertentu. Tidak hanya soal

pekerjaan, dalam hal gaya hidup pun minat sangat mempengaruhi pola

hidup seseorang. Seperti yang dikatakan oleh Engel, Blacwell, dan

Miniard dalam Della Aresa menjelaskan bahwa minat mengacu pada

tingkat kegairahan yang disertai perhatian khusus maupun terus menerus

terhadap suatu objek, peristiwa, ataupun topik tertentu.24

Ini artinya

seseorang akan memiliki rasa senang dan perhatian khusus terhadap suatu

hal yang diminatinya atau yang disukainya.

Dalam hal ini setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara

sehingga dapat diketahui bahwa para pengunjung sangat menyukai

minuman dan makanan di Starbucks bahkan mereka tidak keberatan untuk

mengeluarkan uang untuk membeli minuman dan makanan yang mereka

sukai di Starbucks, lalu dalam segi hal berpakaian, peneliti menemukan

banyak diantara pengunjung yang berpakaian sangat santai dan casual,

tapi tidak sedikit pula yang berpakaian rapi dan formal. Tidak hanya

24

Della Aresa, Skripsi Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase Intention” (Studi Pada Pengunjung 7 Eleven Tebet Saharjo), (Depok : Universitas Indonesia)

Page 76: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

61

peneliti melakukan observasi dan wawancara mengenai cara mereka

mengunakan media sosial sehari-hari. Banyak diantara informan yang

diwawancara mengatakan bahwa mereka tidak selalu mempublikasikan

mengenai aktivitas sehari-hari dan mereka hanya mempublikasikan

aktivitas pada momen terpenting saja. Untuk mengetahui lebih jelas

berikut pemaparan para informan sebagai berikut:

Adit menjelaskan mengenai minuman yang Ia sukai di Starbucks :

“Kalau ke Starbucks saya gak suka pesan makan, dan kalau

minuman saya sukanya pesan Frappucino atau Machiato. Saya gak

keberatan ya, karena memang kopi disini itu worth it banget.

Apalagi ngopi sambil ada wifi jadi kan lebih enak.”25

Kita bisa mengetahui pernyataan Adit di atas, bahwa Ia jarang

memesan makanan di Starbucks, tetapi Ia sangat menyukai minuman

seperti frappucino dan Adit tidak keberatan untuk mengeluarkan uang,

karena menurutnya rasa kopi di Starbucks itu memang worth it.

Hal serupa diutarakan oleh Fadli yang juga jarang memesan

makanan sebagai berikut:

“Saya beli makanan jarang, kalau minuman biasanya black coffee

gitu. Lumayan agak mahal kalau dibandingin sama kopi-kopi

biasa. Tapi kan sesuai sama rasa dan tempatnya juga”26

Lalu hal yang sama dipaparkan oleh Amel sebagai berikut:

“Kalau makanan jarang beli, karena saya kurang suka makanan

manis gitu, tapi kalau minuman biasanya saya suka pesan yang

vanilla atau green tea. Enggak keberatan sih, kan saya suka jadi

biasa aja.”27

Bunga juga memaparkan sebagai berikut:

25

Hasil wawancara dengan Adit selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 10.00 WIB 26

Hasil Wawancara dengan Fadli selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul 19.00 WIB 27

Hasil Wawancara dengan Amel selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 16.30 WIB

Page 77: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

62

“Biasanya suka pesan minuman kopi kayak cappucino atau

caramel macchiato. saya tidak merasa keberatan karena memang

Starbucks rasanya juga beda jadi sesuai dengan harga”28

Faris menambahkan bahwa memang Starbucks mempunyai

perbandingan mengenai harga kopi di Starbucks memang cenderung lebih

mahal tetapi Ia melihat dari segi kenyamanan tempat yang ditawarkan oleh

starbucks itu sangat beda dan berkelas seperti pemaparannya sebagai

berikut:

”Kalau makanan saya jarang pesan, tapi kalau minum saya pasti

pesan, misalnya saya suka yang baru nih ada green tea dan

cappucino latte. Engga sih, karena kalau kita compare sama coffee

shop yang biasa memang lebih mahal harganya, tapi kita lihat dari

segi kenyamanan dan kelas yang ditawarkan itu beda. Kalau disini

menikmati kopinya itu lebih enak karena suasananya”29

Berbeda dengan Ivan, Ia senang untuk memesan kue-kue di

Starbucks dan Ivan mempunyai budget khusus untuk mengunjungi

Starbucks dan membeli kopi, seperti pemaparannya berikut ini:

“Makanan sih biasanya kue-kue gitu aja, paling juga donat terus

kalau minum saya sukanya cappucino. Kadang saya juga suka

makan dessertnya. Kalau saya sih enggak keberatan ya, karena

saya punya budget khusus ya, jadi ga ganggu keuangan yang

lain.”30

Lain halnya dengan Syifa, Ia mengungkapkan bahwa kadang ia

berfikir bahwa memang membeli minuman dan makanan dapat membuat

hidup boros, tetapi karena rasa senang terhadap kopi dan hobinya

nongkrong, itu membuat Ia merasa tidak keberatan mengeluarkan uang

untuk mengunjungi Starbucks. Berikut pemaparan Syifa:

“Kalau makanan sih jarang saya pesan, saya lebih sering pesan

kopi. Saya suka pesan cappucino. Ya kadang-kadang sih saya suka

28

Hasil Wawancara dengan Bunga selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 15.00 WIB 29

Hasil Wawancara dengan Faris selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018 pukul 16.00 WIB 30

Hasil Wawancara dengan Ivan selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 17.00 WIB

Page 78: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

63

mikir terlalu boros kalau datang kesini tapi karena memang senang

terus hobi nongkrong, ya jadi biasa aja sih sekarang ga merasa

keberatan untuk mengeluarkan uang untuk minum disini.”31

Dalam pemaparan hasil wawancara para informan di atas, dapat

kita simpulkan bahwa mereka tidak mempersoalkan uang yang

dikeluarkan untuk membeli minuman dan makanan di Starbucks. Karena

hal itu sangat sesuai dengan apa yang bisa mereka inginkan dan sukai,

seperti rasa kopi yang nikmat dan kesenangan kenyamanan suasana di

Starbucks. Sehingga mereka merasa puas dan senang dengan hal itu. Maka

dari itu mereka tidak mengkhawatirkan soal budget yang harus

dikeluarkan.

c) Opinion (Opini)

Pada bagian ini peneliti akan membahas mengenai opini atau

pendapat seseorang terhadap suatu fenomena yang sedang terjadi di

Masyarakat. Opini sangatlah berkaitan dengan sikap seseorang, karena

opini menurut Cutlip dan Center adalah ekspresi tentang sikap atau

masalah yang bersifat kontroversial, yang menimbulkan pendapat berbeda-

beda, sedangkan sikap merupakan kecenderungan untuk memberikan

respons terhadap suatu masalah atau situasi terentu.

Dalam hal ini peneliti telah melakukan observasi dan wawancara

mengenai budaya yang terjadi di Starbucks, dimana peneliti menemukan

adanya budaya nongkrong di kalangan anak muda. Tidak hanya pada

Starbucks tetapi kemunculan kedia-kedai kopi baru ini telah menciptakan

suatu fenomena yang baru di masyarakat yaitu adanya budaya nongkrong

kaum muda. Kita telah membahas sebelumnya mengenai kesenangan serta

aktivitas para informan di Starbucks, dan hasil wawancara menunjukan

bahwa kaum muda senang nongkrong di Starbucks.

31

Hasil Wawancara dengan Syifa selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul 15.20 WIB

Page 79: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

64

Pandangan seseorang terhadap budaya nongkrong tentu saja

berbeda-beda, ada yang menganggap itu hal yang wajar tetapi adapun yang

berpendapat bahwa nongkrong hanya untuk membuang waktu saja. Maka

dari itu dalam permasalahan di atas peneliti telah melakukan wawancara

yang berkaitan dengan opini para kaum muda mengenai budaya

nongkrong serta dampak positif dan negatif budaya nongkrong.

Berikut akan dipaparkan mengenai hasil wawancara mengenai

opini budaya nongkrong serta dampak positif dan negatifnya pada zaman

sekarang:

Adit mengungkapkan mengenai budaya nongkrong kaum muda:

“Sebenarnya budaya nongkrong itu kalau dilakukan diwaktu yang

tepat, dengan budget yang tepat, maksudnya masih dalam batas

yang wajar sesuai kemampuan kita itu adalah hal yang wajar aja.

Kecuali kalau nongkrong cuman buat gaya-gayaan biar dikata gaul

aja itu ga masuk akal yah. Positifnya banyak, kayak bisa

silaturahmi gitu. Ya negatifnya juga ada kayak pengeluaran bisa

lebih banyak.”32

Dari penjelasan Adit, dapat kita lihat bahwa budaya nongkrong

merupakan suatu hal yang jika dalam hal waktu dan tempatnya itu tepat

sesuai dengan kemampuan seseorang, lalu ia memberikan penjelasan

mengenai budaya nongkrong dapat menjadi suatu wadah bersilaturahmi.

Sama halnya seperti yang dikatakan fadli bahwa hal yang wajar

jika nongkrong itu dilakukan di tempat yang jelas dan mempunyai tujuan

yang baik, berikut pemaparan fadli:

“Menurut saya kalau nongkrongnya di tempat yang jelas, ada

tujuan yang bisa diambil itu sih hal yang bagus. Yang penting

nongkrongnya harus tahu waktu. Positifnya, mungkin nongkrong

32

Hasil wawancara dengan Adit selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 10.00 WIB

Page 80: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

65

juga bisa jadi kegiatan yang bisa bikin stres hilang, kalau

negatifnya nongkrong bikin boros kadang juga lupa waktu.”33

Faris menambahkan bahwa budaya nongkrong sudah menjadi

aktivitas bagi kaum muda seperti apa yang dijelaskan sebagai berikut:

“Menurut saya pribadi budaya nongkrong itu sudah menjadi bagian

aktivitas anak muda zaman sekarang ya apalagi yang tinggal di

kota-kota besar. Karena budaya nongkrong itu kita bisa

menemukan banyak hal dari nongkrong itu seperti misalnya kita

bisa menemukan ide-ide baru, dan saya lihat banyak anak muda

yang sukses itu berawal dari nongkrong, karena misalnya

seseorang lagi nongkrong dengan teman komunitasnya kemudian

mereka saling bertukar fikiran dan akhirnya mengerjakan suatu

project baru sehingga mereka berkomitmen membangun suatu

bisnis baru. Itu salah satu contoh anak muda sukses yang awalnya

ide mereka muncul pada saat nongkrong. Kalau menurut saya

positifnya itu kita bisa bertemu dengan orang baru, misalnya temen

kita itu membawa temennya lagi ke tempat nongkrong, yang

awalnya tidak kenal akhirnya kenal. Dan kita bisa juga ngerjain

tugas disini karena menurut saya nongkrong itu tidak hanya sitting,

talking dan doing nothing. Dan sisi negatifnya mungkin kita lebih

suka di luar rumah, jadi intensitas bertemu dengan keluarga

sedikit.”34

Hasil wawancara faris memaparkan bahwa nongkrong akan

memberikan dampak yang besar bagi kita, ia berpendapat bahwa

nongkrong dapat memberikan ide baru, sehingga kita dapat terinspirasi

dari banyak hal yang membuat kita dapat berfikir lebih kreatif lagi. Karena

menurutnya nongkrong seharusnya tidak hanya sitting, talking, dan doing

nothing.

Hal ini serupa dengan pernyataan Ivan yang menganggp

nongkrong memang hal yang harus dilakukan, karena dapat membuat

fikiran lebih luas, berikut pemaparannya:

33

Hasil Wawancara dengan Fadli selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul 19.00 WIB 34

Hasil Wawancara dengan Faris selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018 pukul 16.00 WIB

Page 81: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

66

“Nongkrong adalah hal yang wajar dilakukan untuk anak muda

tapi kalau zaman sekarang kan bukan cuma kaum muda saja, orang

tua pun banyak yang memang masih suka nongkrong-nongkrong

gitu. karena menurut saya nongkrong juga perlu dilakukan ya, biar

fikiran kita juga lebih luas. Tergantung kaum mudanya ya

menanggapi nongkrong itu sendiri, apakah nongkrong itu dalam

hal yang produktif atau malah sebaliknya yang cenderung

menjurus ke arah yang negatif.”35

Bunga pun memaparkan hal yang sama dengan Ivan, bahwa jika

budaya nongktong itu memberikan hal yang membuat produktif, maka

nongkrong merupakan aktivitas yang baik, berikut pemaparan Bunga:

“Kalau nongkrong itu memberikan hal yang baik, maka budaya

nongkrong itu merupakan suatu aktivitas yang bisa membuat

seseorang produktif, tetapi kalau nongkrong membawa hal yang

buruk maka aktivitas itu merupakan hal yang sia-sia saja. Jadi

kaum muda harus bisa memposisikan diri mereka.”36

Dari berbagai hasil wawancara di atas mengenai budaya nongkrong

dapat disimpulkan bahwa budaya nongkrong merupakan aktivitas yang

wajar untuk dilakukan oleh kaum muda, dengan catatan bahwa budaya

nongkrong yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan kapasitas

kemampuan seseorang seperti budget, tempat dan waktunya. Terlebih lagi

nongkrong dapat berubah menjadi suatu aktivitas yang produktif jika kita

mampu melihat peluang dan inspirasi ketika nongkrong. Menurut hasil

wawancara di atas pun kita dapat menyimpulkan bahwa budaya

nongkrong juga dapat menjadi hal yang positif jika memiliki tujuan yang

jelas, seperti wadah untuk bersilaturahmi sehingga kita dapat bertukar

fikiran dan membuat pemikiran kita jauh lebih luas dan kreatif. Namun

kita harus berhati-hati bahwa nongkrong juga dapat menjerumuskan kita

ke dalam keadaan yang membuat kita kurang mampu memanfaatkan

35

Hasil Wawancara dengan Ivan selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 17.00 WIB 36

Hasil Wawancara dengan Bunga selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 15.00 WIB

Page 82: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

67

waktu dengan baik. Karena kita lebih sering nongkrong di luar rumah

sehingga kita lupa akan kewajiban lain yang harus dijalani.

3. Faktor yang membentuk gaya hidup kaum muda penggemar Coffee

Shop

Pada bagian ini peneliti akan membahas mengenai faktor-faktor yang

membentuk gaya hidup. Menurut Chaney yang dikutip oleh Idy Subandy ada

beberapa bentuk gaya hidup, Yaitu industri gaya hidup, iklan gaya hidup,

public relation dan jurnalisme, gaya hidup mandiri, gaya hidup hedonism.

Tetapi dalam hal ini peneliti hanya akan membahas tiga faktor pembentuk

gaya hidup saja (industri gaya hidup, iklan gaya hidup, public relation dan

jurnalisme). Berikut pemaparan mengenai bentuk-bentuk gaya hidup yang

terjadi sesuai dengan enomena yang ditemukan oleh peneliti

a. Industri Gaya Hidup

Pada era modern saat ini penampilan merupakan hal yang penting,

dimana orangorang saling berlomba-lomba untuk menunjukan identitas

dirinya melalui fashion. Penampilan memang bukanlah hal yang utama

tetapi seringkali dijadikan sebagai bahan penilaian yang pertama.

Penampilan pula terkadang menunjukkan kelas sosial seseorang. Idy

Subandi mengatakan sebuah ungkapan yang cocok untuk menggambarkan

era modern saat ini kamu bergaya maka kamu ada. Dalam hal ini

kesesuaian penampilan dihadapan publik sangatlah penting, dimana kita

harus pintar menyesuaikan fashion kita dengan keadaan sekitar. Begitu

pula yang terjadi dengan kaum muda yang berkunjung ke Coffee Shop

Starbucks. Mereka sangat mampu menyesuaikan penampilan mereka pada

saat datang ke coffee Shop. Mereka cenderung berpenampilan Casual dan

Simple seperti Hasil wawancara mengetahui bahwa berpakaian santai dan

casual sangat mereka sukai untuk mengunjungi Starbucks. Seperti

pemaparan beberapa informan sebagai berikut:

Faris mengungkapkan sebagai berikut:

Page 83: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

68

“Saya selalu pakai celana jeans, karena saya memang lebih suka di

jeans dan atasannya cukup pakai kaos saja atau kemeja.”37

Handoyo memaparkan bahwa yang terpenting nyaman seperti yang

dijelaskannya sebagai berikut:

“Saya pakai baju yang pasti tidak berlebihan, simpel aja tapi

nyaman.”38

Adit pun menyampaikan hal yang serupa sebagai berikut:

“Saya datang kesini pakai baju yang santai aja, yang gak ribet

casual aja gitu.”39

Berbeda dengan apa yang diungkapkan Adit, syifa cenderung

sangat memperhatikan penampilan kemanapun ia pergi. Berikut

pemaparannya:

“Kalau saya memang orangnya sangat memperhatikan penampilan

ya, jadi kemanapun mau pergi harus rapi, karena biar enak

dilihat.”40

Lain halnya dengan apa yang diungkapkan Ivan, Ivan

mengungkapkan bahwa ia berpakaian sesuai dengan suasana hatinya.

Seperti yang dipaparkan sebagai berikut:

“Ya biasa sih kalau saya tetap rapi tapi tidak formal, jadi gak ada

style khusus jadi bagaimana mood saya aja.”41

Fadli mengungkapkan hal yang sama sebagai berikut:

“Pakaiannya santai aja. Gak ada pakaian khusus.”42

37

Hasil Wawancara dengan Faris selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018 pukul 16.00 WIB 38

Hasil Wawancara dengan Handoyo selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018 pukul 14.00 WIB 39

Hasil wawancara dengan Adit selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 10.00 WIB 40

Hasil Wawancara dengan Syifa selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul 15.20 WIB 41

Hasil Wawancara dengan Ivan selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 17.00 WIB 42

Hasil Wawancara dengan Fadli selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul 19.00 WIB

Page 84: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

69

Dari hasil wawancara beberapa informan di atas mengenai gaya

berpakaian ketika mengunjungi Starbucks dapat disimpulkan bahwa, para

informan sangat senang berpakaian dengan santai dan casual sehingga

berpakaian seperti itu membuat mereka nyaman sehingga tidak membuat

mereka merasa risih ketika nongkrong dan berlama-lama di Starbucks.

b. Iklan gaya Hidup

Setelah pemaparan diatas mengenai gaya berpakaian kaum muda

saat mengunjungi Starbucks, tentu saja dalam hal berpakaian mereka

mempunyai selera masing-masing dalam menentukan fashion mereka,

tetapi tidak menutup kemungkinan hal tersebut dilatar belakangi oleh citra

Starbucks yang mempunyai kesan simple dan cozy suasananya. Sehingga

kaum muda lebih memilih berpenampilan santai dan casual. Juga

Starbucks mempunyai prestige tersendiri seperti pemaparan Bunga

sebagai berikut:

“Iya, karena dari harga dan suasananya aja memang sudah beda

sekali. Starbucks punya gengsi tersendiri untuk kalangan tertentu.

Karena brand Starbucks kan memang sudah banyak di negara lain.

jadi prestigenya sangat berbeda.”43

Fadli mengungkapkan hal yang sama sebagai berikut:

“Iya sedikitnya ada rasa gengsi yang beda sama kedai kopi

biasa.”44

Handoyo pun memaparkan hal yang sama bahwa Starbucsks mempunyai

prestige sendiri:

“Iya memang Starbucks punya prestige tersendiri, ini kelihatan dari

suasana tempat yang membuat orang betah.”45

Dari pemaparan beberapa informan diatas dapat disimpulkan

bahwa memang Starbucks mempunya prestige sosial yang bisa terlihat

dari harga dan suasana yang di tawarkan.

43

Hasil Wawancara dengan Bunga selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 15.00 WIB 44

Hasil Wawancara dengan Fadli selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul 19.00 WIB 45

Hasil Wawancara dengan Handoyo selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018 pukul 14.00 WIB

Page 85: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

70

c. Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup

Kemudahan dan kecepatan teknologi saat ini telah mempengaruhi

manusia dalam hal bertindak dan berperilaku. Pada pembahasan

selanjutnya, menurut penelitian yang telah dilakukan mengenai sejauh

mana seseorang senang mempublikasikan aktivitasnya di media sosial,

kita mengetahui bahwa pada saat ini manusia sudah sangat ketergantungan

dengan adanya media sosial. Media sosial tidak hanya sebuah hiburan saja,

tetapi media sosial sudah menjadi alat yang sangat penting untuk

menemani setiap aktivitas seseorang. Dari hasil wawancara yang telah

dilakukan, mengetahui bahwa informan sering menggunakan media sosial

untuk mempublikasikan suatu aktivitas tertentu, bukan berarti setiap

aktivias yang biasa harus selalu dipublikasikan, tetapi mereka senang

mempublikasikan aktivitas pada momen-momen tertentu saja. Seperti

hasil wawancara beberapa informan berikut ini:

Adit mengungkapkan bahwa ia salah satu orang yang memang

senang mempublikasikan aktivitas di media sosial, seperti penjelasannya

sebagai berikut:

“Kalau saya termasuk orang yang memang suka sih

mempublikasikan kegiatan tertentu. Tapi kalau kegiatan yang

memang rutinitas biasa, saya ga pernah upload.”

Hal serupa diungkapkan oleh Faris yang mengatakan bahwa Ia

sering mengupload kegiatan di salah satu media sosial instagram. Seperti

apa yang dijelaskan Faris sebagai berikut ini:

“Iya sering, biasanya sih aku upload di Instagram, apalagi kalau

perginya smaa temen pasti aku snapgram.”46

Berbeda dengan Faris, Bunga menyampaikan ia hanya memposting

sesuatu yang ia sukai saja dan ia senang menggunakan media sosial untuk

mengetahui informasi berita terkini. Seperti pemaparannya berikut ini:

“Saya posting hal yang saya suka aja, misalnya pada acara penting

tertentu, kalau untuk sehari-hari saya jarang posting, tapi setiap

46

Hasil Wawancara dengan Faris selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018 pukul 16.00 WIB

Page 86: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

71

hari saya selalu melihat media sosial untuk mengetahui berita

terkini.”47

Selanjutnya Syifa mengungkapkan hal yang berbeda sebagai

berikut:

“Awalnya sering ngeposting via aplikasi Path biar keliatan anak

gaul gitu, tapi lama-lama merasa bosan juga, jadi kalau sekarang

sudah jarang sih.”48

Dari hasil wawancara di atas Syifa menjelaskan bahwa ia pada

awalnya sering menggunakan media sosial Path, tetapi muncul perasaan

bosan dan membuat ia jarang untuk menggunakannya lagi. Amel

menambahkan bahwa ia pun jarang mempublikasikan mengenai kegiatan

sehari-sehari tetapi jika kegiatan itu kumpul bersama teman-teman maka ia

akan mempublikasikannya. Seperti pemaparannya sebagai berikut ini:

“Kalau publikasikan sih jarang, paling kalau sesekali meet up sama

teman baru saya publikasikan.”49

Hal senada pun disampaikan oleh Fadli, berikut pemaparannya:

“Kalau aktivitas sehari-hari gak telalu saya publikasikan, karena

sibuk kerja juga. Tapi kalau lagi kopdar sama teman biasanya saya

suka upload di media sosial.”50

Fadli menjelaskan bahwa jika untuk kegiatan sehari-hari ia tidak

terlalu mempublikasikannya karena sibuknya jam kerja. Tetapi jika sedang

hang out bersama teman-teman, ia pun akan mempublikasikan kegiatan

tersebut di media sosial.

Dari beberapa hasil wawancara yang telah dilakukan dengan para

informan di Starbucks mengenai kesenangan mempublikasikan aktivitas

harian di media sosial, peneliti menemukan bahwa kaum muda senang

47

Hasil Wawancara dengan Bunga selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 15.00 WIB 48

Hasil Wawancara dengan Syifa selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul 15.20 WIB 49

Hasil Wawancara dengan Amel selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul 16.30 WIB 50

Hasil Wawancara dengan Fadli selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul 19.00 WIB

Page 87: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

72

memakai media sosial. Dalam artian mereka tidak selalu harus

mempublikasikan aktivitas di media sosial kecuali untuk pada momen-

momen tertentu saja. Juga media sosial sangat membantu dan

mempermudah kita dalam mendapatkan informasi berita terkini.

C. Hasil Analisis Pembahasan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Starbucks Mall Botani Square

di Kota Bogor, peneliti menemukan hasil mengenai fenomena gaya hidup

kaum muda di Starbucks, yang mencakup mengenai aktivitas yang

dilakukan kaum muda di Starbucks, ketertarikan kaum muda terhadap

suatu hal dan sudut pandang kaum muda terhadap fenomena budaya

nongkrong saat ini. Seperti yang dikatakan Plummer dalam jurnalnya yang

berjudul The Concept of Life Style Segmentation mengatakan bahwa

“Lifestyle as used in life style segmentation research measures people’s

activities in term of (1) how they spend their time, (2) their interest, what

they place importance on in theis immediate surroundings, (3) their

opinion in terms of their view of themselves and the world around them.51

Yang artinya aktivitas yang dilakukan terkait bagaimana mereka

menghabiskan waktunya, juga ketertarikan dan prioritas mereka, serta

opini apa yang dianggap penting bagi lingkungan sekitarnya. Hal ini

terlihat pada kesenangan kaum muda untuk mendatangi Coffee Shop

Starbucks, yang menarik adalah kaum muda datang ke Starbucks tidak

hanya untuk membeli kopi dan langsung meninggalkan tempat begitu saja,

tetapi mereka melakukan aktivitas lain seperti, nongkrong, ngobrol

berjam-jam dengan teman ataupun pasangan, mengerjakan tugas kuliah

dan kantor dan bahkan bertemu rekan bisnis di Starbucks. Tentu ini suatu

hal yang sangat menarik dimana bermula dari ngobrol santai dan

nongkrong telah menciptakan suatu gaya hidup baru pada zaman sekarang.

Minum kopi tak lagi sesederhana pada zaman dahulu yang hanya dengan

51

Joseph T. Plummer, “The Concept of Life Style Segmentation‖, Journal of Marketing, Vol 38 (

Januari 1974) pp. 33-37

Page 88: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

73

secangkir kopi panas saja, tetapi Starbucks telah membuat perubahan yang

sangat berdampak besar bagi hidup gaya hidup kaum muda. Tidak hanya

menjual minuman dan makanan layaklah tempat biasa lainnya, tetapi

Starbucks juga telah berhasil menjual atmosfer kenyamanan tempat serta

service yang baik kepada para pelanggan. Maka dari itu tidak heran jika

kita melihat banyaknya orang yang senang berlama-lama menghabiskan

waktu di Starbucks. Mengenai fenomena yang terjadi pada zaman

sekarang yang dilihat dari sudut pandang sosiologi, C. Wright Mills

mengatakan melalui tiga kata yaitu ―The sociological Imagination‖ yang

merupakan suatu syarat untuk kita agar kita dapat lepas dari rutinitas

harian kita sehingga kita mampu melihat sesuatu ataupun peluang yang

baru. Hal ini sesuai dengan apa yang peneliti temukan selama proses

observasi dan wawancara kepada para pengunjung Starbucks.

1. Aktivitas di Starbucks sebagai gaya hidup kaum muda

Hasil penelitian menunjukakan bahwa kaum muda sangat

menikmati suasana di Starbucks. Hal ini terbukti dari kesenangan mereka

datang ke Starbucks dalam satu minggu itu bisa berulang kali. Tidak hanya

untuk membeli dan meminum secangkir kopi saja tetapi banyak hal yang

dilakukan seperti nongkrong, ngobrol, diskusi mengenai pekerjaan, bahkan

Starbucks sudah menjadi tempat kedua untuk mengerjakan tugas kuliah

ataupun kantor. Maka dari itu tak jarang dari mereka menghabiskan waktu

yang sangat lama bahkan berjam-jam selama berada di Starbucks.

Mendatangi Starbucks juga merupakan suatu hiburan mereka berpendapat

bahwa dengan mengunjungi Starbucks merupakan salah satu alternatif

aktivitas yang menyenangkan serta dapat mengurangi kepenatan dan

lelahnya aktivitas sehari-hari.

Karena aktivitas mencakup segala aspek tidak hanya soal pekerjaan

tetapi dalam hal rekreasi, hobi dan kegiatan sosial merupakan hal yang

berkaitan dengan aktivitas. Hal ini sesuai seperti apa yang dikatakan oleh

Page 89: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

74

Schiffman dan Wisenblit bahwa “Time and Activity are being active and

busy in one’s job and life and expanding one’s horizons.52

2. Ketertarikan kaum muda terhadap Starbucks

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti menemukan

bahwa Starbucks mempunyai daya tarik tersendiri bagi kaum muda, tidak

hanya soal kenyamanan tempat yang ditawarkan namun mengenai rasa

kopi yang disediakan pun sangatlah khas, juga hal yang terpenting kita

menemukan suatu poin bahwa kopi tidak hanya untuk sebuah refreshment

semata, lebih daripada itu kopi telah memiliki simbol nilai tersendiri

sebagai bagian dari aktivitas sosial seseorang. sehingga para informan

berpendapat bahwa karena rasa suka terhadap kopi Starbucks, membuat

aktivitas minum kopi menjadi suatu rutinitas yang harus dijalani. Maka

dari itu mereka tidak pernah merasa bosan untuk datang ke Starbucks. Ini

terbukti seperti hasil wawanacara yang telah dijelaskan di atas, bahwa

kaum muda sangat menyukai minuman dan makanan di Starbucks bahkan

mereka tidak keberatan untuk mengeluarkan uang untuk membeli

minuman dan makanan yang mereka sukai di Starbucks.

3. Budaya nongkrong kaum muda

Budaya dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal dan

cara hidup atau gaya hidup yang selalu berubah dan berkembang dari

waktu ke waktu, pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian yang telah

dilakukan peneliti yang menunjukkan bahwa budaya nongkrong

berkembang begitu cepat. Kaum muda sudah menganggap budaya

nongkrong menjadi suatu aktivitas yang sangat wajar untuk dilakukan.

Dalam hal ini Starbucks pun telah berhasil melihat fenomena nongkrong

kaum muda dengan tepat, terbukti starbucks sudah memfasilitasi hobi

kaum muda untuk nongkrong dengan menawarkan suasana tempat yang

nyaman dan didukung dengan sambungan internet yang baik.

52

Leon G. Shiffman and Joseph L.Wisenblit, Consumer Behaviour Eleventh Edition, (England : Person Education Limited )hal 313

Page 90: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

75

Hasil penelitian sesuai dengan menurut Stanford Research Institute

(SRI) dalam Hawkin, Best dan Coney mengatakan bahwa karakteristik

kaum muda dalam kategori experiencers dicirikan sebagai individu yang

antusias, impulsif dan pemberontak. Dimana mereka juga sangat senang

mencari hal yang baru untuk dilakukan dan bahkan sangat beresiko untuk

diri mereka.53

Dan dikatakan juga jika kaum muda tidak hanya senang

dengan aktivitas nongrong tetapi kaum muda juga sangatlah senang

mengahabiskan uangnya untuk sesuatu seperti fashion, makanan, musik,

film dan kegiatan lainnya yang berdasarkan atas kesenangan.

4. Faktor pembentuk gaya hidup

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang

membentuk gaya hidup kaum muda. Diantaranya kaum muda mempunyai

persepsi bahwa Starbucks memiliki sebuah prestige sosial, sehingga kaum

muda sudah menjadikan Starbucks sebagai gaya hidupnya. Selain itu

dalam era modern saat ini fashion merupakan suatu hal utama dalam

pengaktualisasian diri dihadapan publik dan juga media sosial. Maka dari

itu dengan gaya hidup kaum muda seringkali terbentuk atas pengaruh

industri gaya hidup, iklan gaya hidup dan public relation.

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, tentunya penulis menghadapi

berbagai macam kendala dan keterbatan. Adapun kendala yang dihadapi

berupa sulitnya untuk mendapatkan informasi mengenai data jumlah

pengunjung setiap harinya. Juga pihak manajemen Starbucks tidak bisa

dimintai keterangan mengenai informasi-informasi yang berkaitan dnegan

penelitian. Karena menurutnya data tersebut merupakan data privasi

perusahaan. Sehingga penulis berusaha mencari data lain untuk

melengkapi penelitian ini.

53

Hawkins, Roger J. Best, Kenneth A. Coney, Consumer Behaviour Implication for Marketing Strategy edisi keenam, ( United States: Case Studies ) hal 335

Page 91: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

76

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Starbucks di Kota Bogor,

peneliti menemukan hasil mengenai fenomena gaya hidup kaum muda di

Starbucks. Kaum muda senang menghabiskan waktu di coffee shop

Starbucks dimana aktivitas yang menunjukkan suatu gaya hidup (lifestyle)

kaum muda pun sangat beragam dilakukan di tempat tersebut. Peneliti

menemukan adanya aktivitas seperti nongkrong (hang out) bersama teman,

mengobrol, diskusi mengenai pekerjaan, mengerjakan tugas kuliah dan

tugas kantor.

Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa kaum muda

sangat senang nongkrong di Starbucks, hal ini merupakan bukti adanya

ketertarikan tidak hanya terhadap rasa kopi Starbucks yang khas tetapi

lebih dari itu Starbucks memiliki daya tarik lain, seperti nyamannya

tempat serta fasilitas yang disediakan membuat kaum muda sangat senang

berlama-lama di Starbucks.

Selanjutnya dalam hasil penelitian ditemukan fenomena nongkrong

kaum muda pada saat ini, Kaum muda sudah menganggap bahwa budaya

nongkrong menjadi suatu aktivitas kebiasaan yang bernilai untuk

dilakukan. Bahkan nongkrong sudah menjadi wadah atau tempat untuk

mengaktualisasikan diri pada ruang publik. Terlepas dari itu budaya

nongkrong memiliki dampak yang positif maupun negatif untuk kaum

muda saat ini, tetapi dalam melihat fenomena tersebut dapat kita ambil sisi

positif yang khususnya bagi para peserta didik, budaya nongkrong dapat

memberikan suatu ruang berfikir dan bergaul secara luas yang sesuai

dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat serta mendorong

seseorang untuk lebih kreatif sehingga dapat memicu seseorang untuk

melakukan sosialisasi yang baik dengan lingkungan sekitar.

Page 92: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

77

Faktor yang membentuk gaya hidup kaum muda. Diantaranya

kaum muda mempunyai persepsi bahwa Starbucks memiliki sebuah

prestige sosial, sehingga kaum muda sudah menjadikan Starbucks sebagai

gaya hidupnya. Selain itu dalam era modern saat ini fashion merupakan

suatu hal utama dalam pengaktualisasian diri dihadapan publik dan juga

media sosial.

Fenomena yang telah dibahas menunjukkan bahwa Starbucks

sudah menjadi bagian dari gaya hidup kaum muda pada saat ini. Dimana

Starbucks mampu memfasilitasi kaum muda untuk melakukan aktivitas,

kesenangan maupun hiburan serta persepsi kaum muda yang pada

akhirnya dapat menciptakan gaya hidup kaum muda pada saat ini.

B. SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, peneliti mengajukan

beberapa saran diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi kaum muda hendaknya selalu dapat memanfaatkan waktu dengan

sebaik-baiknya dan berusaha menjadi pribadi yang produktif. Sehingga

gaya hidup kita dapat lebih positif.

2. Bagi kaum muda semoga dengan adanya coffee shop Starbucks dapat

sebuah menjadi inspirasi sehingga kaum muda dapat berfikir secara

kreatif.

3. Bagi pemilik Coffee Shop agar dapat memudahkan untuk seseorang untuk

melakukan penelitian ilmiah. Sehingga dapat mengembangkan

pengetahuan masyarakat mengenai Coffee Shop.

4. Bagi sekolah dan guru berharap memberikan arahan terkait budaya

nongkrong yang dapat memberikan dampak yang positif maupun negatif

bagi kehidupan remaja.

Page 93: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

78

Daftar Pustaka

Buku:

Arnould, Eric., Linda Price dan George Zinkhan 1st edition. Consumers. New

York: Mc.Graw-Hill, Inc. Byron J. Finch. 2002

Chaney, David. Lifestyle : Sebuah Pengantar komprehensif. terj.Nuraeni.

Yogyakarta: JalaSutra. 2009

Feist, Jess., Feist, Gregory J. dan Roberts, Tomi-Ann. Teori Kepribadian Edisi

Delapan. Jakarta: Salmeba Yumanika. 2017

Frazier, H Moore. Public Relation: Principles, Cases, and Problems, terj.

Lilawati Trimo dan Deddy Djamaludin Malik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 1987

Hawkins, Roger J. Best, Kenneth A. Coney. Consumer Behaviour Implication for

Marketing Strategy edisi keenam. United States: Case Studies

Kotler, Philip dan Keller, Kevin L. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1.

Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama. 2008

Kotler, Philip. Dasar-Dasar Pemasaran jilid 1 edisi keenam. Jakarta:

Intermedia.1994

Matono, Nanang. Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern,

Postmodern, dan Poskolonial edisi Revisi. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada. 2016

Moleog, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya)

FITK. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.

Raco, J.R. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya.

Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. 2010

Page 94: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

79

Sarwono, Sarliro W. Psikologi Remaja edisi revisi. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada. 2016

Shiffman, Leon dan Kanuk, Lesie L. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Indeks

Grup Media. 2015

Shiffman, Leon G. Wisenblit, Joseph L. Consumer Behaviour Eleventh Edition.

England : Person Education Limited. 2014

Sobur, Alex. Psikologi Umum Edisi revisi. Bandung: CV Pustaka Setia. 2016

Solomon, Michael R. Consumer Behaviour: buying, having, and being edisi

kedua. United State: Paramount publishing.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

2011

Tumanggor, Rusmin dkk. Ilmu sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group. 2012

Widjaja, Rudy. Warung Tinggi Coffee: Kopi Legendaris Tertua di Indonesia,

sejak 1878. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. 2015

Skripsi:

Aresa, Della. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase Intention” (Studi Pada

Pengunjung 7 Eleven Tebet Saharjo). Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik. Depok : Universitas Indonesia. 2012

Khoironi, Fidagta. Ekspresi Keberagaman Komunitas Warung Kopi (Ananlisis

Profil Komunitas Warung Kopi Blandongan di Yogyakarta). Skripsi

Fakultas Ushuluddin Yogyakarta: Universitas Islam negeri Sunan

Kalijaga. 2009

Meriena Putri Ajiwibawani. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal gaya Hidup

Terhadap Keputusan Pembelian. Universitas Negeri Surabaya. 2015

Page 95: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

80

Jurnal:

Derajad S. Widhyarto, Kebangkitan Kaum Muda dan Media Baru, Jurnal Studi

Pemuda Vol.3, No 2, September 2014, hal 142

Herlyana,Elly. Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum

Muda, Thaqafiyyat Vol. 13,No.1. Juni 2012

O'Shaughnessy, John, Nicholas Jackson O'Shaughnessy. “Marketing the Consume

Society and Hedonism. European Journal of Marketing. Bradford: Vol.36

Iss. 5/6. 2002

Plummer, Joseph T. “The Concept of Life Style Segmentation”. Journal of

Marketing, Vol 38 ( Januari 1974) pp. 33-37

Sartika, Rani. Pergeseran Budaya Ngopi Di Kalangan Generasi Muda di Kota

Tanjungpinang. Tanjungpinang : Universitas Maritim Raja Ali Haji

Ukers, William H. All about coffee. New York: The Tea and Coffee Trade

Journal Company

Internet:

Arta, Ira. Globalisasi Ubah Gaya hidup Lewat Starbucks Coffee.

www.kompasiana.com, 11 Januari 2018

Kopidewa, “Sejarah Starbucks yang Menjadi Raksasa Dunia”,

www.kopidewa.com, 8 Februari 2017

Starbucks Company Profile. The Starbucks Story. www.Starbucks.com, 8

Februari 2018

Undang-Undang No.40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, kemenpora.go.id, 26

November 2017

Yulindra, T Mustika. Evolusi Kedai Kopi. majalah.ottencoffee.co.id. 11 April

2018

Page 96: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 97: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 98: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 99: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 100: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 101: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 102: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 103: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

PEDOMAN WAWANCARA PENGARUH KEBERADAAN COFFEE SHOP

TERHADAP GAYA HIDUP KAUM MUDA

(STUDI KASUS PADA STARBUCKS DI MALL BOTANI SQUARE BOGOR)

Pelaksana Wawancara:

1. Hari/tanggal :

2. Jam :

3. Tempat :

4. Nama Informan :

5. Profesi :

Pertanyaan-pertanyaan

1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?

2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?

3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?

4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?

5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?

6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?

7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks ?

8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa

alasannya?

9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di

Starbucks?

10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media

sosial? apa alasannya?

11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?

12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum

muda pada zaman sekarang?

13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?

14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan

mengunjungi coffee shop?

15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?

16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?

17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?

Page 104: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?

19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?

20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?

21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai

lainnya?

Page 105: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 106: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

TRANSKIP WAWANCARA

KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:

1. Hari/tanggal : Sabtu, 3 Februari 2018

2. Jam : 10.00 WIB

3. Tempat : Starbucks

4. Nama Informan : Adit

5. Profesi : Karyawan

Pertanyaan-pertanyaan

1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?

Sebenarnya kalau menurut saya, saya datang ke Starbucks bukan cuman karena

kopinya tapi memang suasana Starbucks itu coffee shop paling tepat aja untuk minum

kopi sambil santai dibanding coffee shop yang lain.

2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?

Saya lebih suka sendiri, karena emang suasana disini lebih tenang jadi enak aja buat

kerjaan.

3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?

Yang pastinya minum kopi ya, menikmati kopi sambil santai gitu.

4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?

Karena Starbucks itu tempatnya nyaman banget jadi kadang bisa lupa waktu sampai

berjam-jam.

5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?

Kalau saya kesini at least semingu itu satu sampai dua kali sih.

6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?

Kalau ngopi sih enaknya paling tepat pagi, karena kerjaan saya kan bisa walk for

home gitu. Jadi biasanya pagi kesini.

7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks?

Gak ada waktu khusus untuk ngatur waktunya karena memang sesuai aja sama ajam

kerja.

8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa

alasannya?

Page 107: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Kalau ke Starbucks saya gak suka pesan makan, dan kalau minuman saya sukanya

pesan Frappucino atau Machiato.

9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di

Starbucks?

Saya gak keberatan ya, karena memang kopi disini itu worth it banget. Apalagi ngopi

sambil ada wifi jadi kan lebih enak.

10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media

sosial? apa alasannya?

Kalau saya termasuk orang yang memang suka sih mempublikasikan kegiatan

tertentu. Tapi kalau kegiatan yang memang rutinitas biasa, saya ga pernah upload.

11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?

Menurut saya untuk sebagian orang mungkin Starbucks suatu prestige sosial. Tapi

ada juga yanng memang menganggap bahwa Starbucks itu sudah hal yang biasa.

12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum

muda pada zaman sekarang?

Menurut saya memang Starbucks itu lambat laun bisa jadi suatu kebiasaan, karena

memang kopi kan bikin ketagihan ya kopi itu sudah menjadi sebuah keharusan. Jadi

kalau ada orang contohnya kaak saya yang memang sudah cocok banget sama kopi di

Starbucks, ya pasti saya akan datang terus kesini.

13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?

Kalau dulu saya suka mengisi waktu luang untuk nonton drama korea, atau nonton

film. Tapikalau sekarang lebih suka menghabiskan waktu luang untuk ketemu sama

teman atau datang ke event tertentu.

14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan

mengunjungi coffee shop?

Ya itu gak maslah sih, karena jujur aja wangi kopi itu memang bikin fikiran lebih

rileks aja. Jadi fikiran kita bisa fresh lagi.

15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?

Sebenarnya budaya nongkrong itu kalau dilakukan diwaktu yang tepat, dengan budget

yang tepat, maksudnya masih dalam batas yang wajar sesuai kemampuan kita itu

adalah hal yang wajar aja. Kecuali kalau nongkrong cuman buat gaya-gayaan biar

dikata gaul aja itu ga masuk akal yah.

16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?

Page 108: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Positifnya banyak, kayak bisa silaturahmi gitu. Ya negatifnya juga ada kayak

pengeluaran bisa lebih banyak.

17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?

18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?

Perkembangan fashion sama cepat perkembangannya dengan yang lain.

19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?

Pasti, karena perkembangan zaman sangat mempengaruhi dunia fashion.

20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?

Saya gak mengikuti trend karena apa yang saya rasa nyaman itu yang saya pakai.

21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai

lainnya?

Saya datang kesini pakai baju yang santai aja, casual gitu.

Page 109: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

TRANSKIP WAWANCARA

KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:

1. Hari/tanggal : Sabtu 3 Februari 2018

2. Jam : 16.30 WIB

3. Tempat : Starbucks

4. Nama Informan : Amel

5. Profesi : Karyawan

Pertanyaan-pertanyaan

1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?

Karena saya suka aja nongkrong disini, selain kopi-kopinya enak, suasana tempatnya

juga cozy gitu.

2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?

Biasanya sama teman-teman. Tapi kalau ada spare waktu sendiri atau lagi galau kan

datang kesini juga kan bisa sendiri aja.

3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?

Nongkrong aja atau juga sambil ngerjain kerjaan kantor biar ga terlalu bosan gitu.

4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?

Nongkrong disini bisa sampe tiga sampai empat jam sih.

5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?

Ga tentu sih, mungkin dalam seminggu bisa 3-4 kali. Kadang juga cuman beli aja

minum aja terus langsung pergi lagi.

6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?

Kalau kesini biasanya pulang kerja, sore-sore sekitar jam 5.

7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks?

Ga perlu diatur sih, ya sesuka saya aja.

8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa

alasannya?

Kalau makanan jarang beli,karena saya kurang suka makanan manis gitu, tapi kalau

minuman biasanya saya suka pesan yang vanilla atau green tea

Page 110: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di

Starbucks?

Enggak keberatan sih, kan saya suka jadi biasa aja.

10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media

sosial? apa alasannya?

Kalau publikasikan sih jarang, paling kalau sesekali meet up sama teman baru saya

publikasikan.

11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?

Menurut saya biasa aja sih, karena kan Starbucks itu memang kesenangan pribadi

saya aja. Kan kalo prestige bukan cuman Starbucks aja.

12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum

muda pada zaman sekarang?

Iya mungkin bisa aja sih menunjukkan sebuah gaya hidup anak muda zaman

sekarang. Karena mereka menganggap Starbucks itu salah satu tempat yang hits.

13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?

Kalau ada waktu luang saya biasanya pergi sama keluarga atau sama teman.

14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan

mengunjungi coffee shop?

Menurut pendapat saya, kenapa mereka menghabiskan waktu di Coffee Shop mungkin

itu salah satu alternatif orang-orang zaman sekarang untuk menghilangkan rasa stress

atau lelahnya seharian di ruangkantor. Jadi mereka merasa kalau ada waktu luang ya

itu saatnya waktu untuk dirinya sendiri.

15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?

16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?

Menurut saya hal negatifnya itu banyak anak-anak remaja yang suka nongkrong tapi

ga jelas arah tujuannya yang akhirnya Cuma buang-buang waktu bahkan itu bisa

gangu sekolah mereka karena nongkrong terlalu malam. Hal positinya juga banyak

sih, nongkrong juga bisa jadi tempat yang bisa membuat kita punya peluang untuk

menemukan hal yang baru.

17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?

18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?

Kalau fashion saat ini memenag sudah banyak ya, tapi saya lebih perhatin tentang

trend hijab sekarang, menurut saya hijab zaman sekarang itu bagus banget, jadi

Page 111: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

banyak perempuan-perempuan yang berhijab itu tampil lebih modis dan gak

ketinggalan zaman.

19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?

Pastinya ada kaitannya ya, mungkin ada pengaruhnya dari globalisasi, para desainer

fashion saat ini banyak melihat dari sisi culture orang luar negeri. Jadi para desainer

Indonesia dapat inspirasi dari hal itu.

20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?

Iya kadang saya juga suka untuk mengikuti fashion yang lagi ngehits itu seperti apa.

Biar tampilan saya lebih menarik lagi.

21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai

lainnya?

Yang penting pakaiannya gak aneh aja, sewajarnya aja ko.

Page 112: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

TRANSKIP WAWANCARA

KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:

1. Hari/tanggal : Sabtu, 3 Februari 2018

2. Jam : 15.00 WIB

3. Tempat : Starbucks

4. Nama Informan : Bunga

5. Profesi : Mahasiswa

Pertanyaan-pertanyaan

1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?

Starbucks tempatnya nyaman banget buat ngobrol, suasanya itu bikin betah orang

kalau datang kesini.

2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?

Biasanya sama teman aja sih, karena kalau sendirian kurang seru.

3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?

Ngobrol-ngobrol aja sama teman sambil minum kopi.

4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?

Tergantung sih, kalau misalnya waktunya lagi senggang banget saya bisa seharian ada

disini kan ada wifi juga jadi bisa 3-4 jam lah disini.

5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?

Gak terlalu sering juga, paling seminggu sekali aja, karena ngopi gak harus datang

kesini. Bisa bikin dirumah walaupun rasanya memang beda banget.

6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?

Biasanya sore sampai malam kira-kira jam 8

7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks ?

Gampang kok, kan kesini itu setelah selesai kegiatan. Sore/malam

8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa

alasannya?

Biasanya suka pesan minuman kopi kayak cappucino atau caramel macchiato

9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di

Starbucks?

Page 113: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

saya tidak merasa keberatan karena memang Starbucks rasanya juga beda jadi sesuai

dengan harga.

10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media

sosial? apa alasannya?

Saya posting hal yang saya suka aja, misalnya pada acara penting tertentu, kalau

untuk sehari-hari saya jarang posting, tapi setiap hari saya selalu melihat media sosial

untuk mengetahui berita terkini.

11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?

Iya, karena dari harga dan suasananya aja memang sudah beda sekali. Starbucks

punya gengsi tersendiri untuk kalangan tertentu. Karena brand Starbucks kan memang

sudah banyak di negara lain. jadi prestigenya sangat berbeda.

12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum

muda pada zaman sekarang?

Bagi orang-orang yang memang suka kopi, mungkin Starbucks itu sudah menjadi

suatu gaya hidup seseorang, misalnya aja orang kantoran ketika jam istirahat, mereka

tidak hanya mencari makanan saja tetapi kopi itu sudah menjadi suatu kewajiban.

Apalagi Starbucks juga biasanya buka di dalam perkantoran.

13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?

Kalau untuk saat ini karena saya juga sedang susun skripsi jadi waktu luangnya

ngerjain skripsi aja, dan kadang suka merasa bosan kalau mengerjakan di kost-an saya

suka kerjain disini. Atau saya suka nonton drama juga.

14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan

mengunjungi coffee shop?

Itu kembali lagi kepada individu masing-masing, kalau cara mereka datang ke

Starbucks itu untuk memenuhi sebuah hobi nongkrong atau minum kopi dan dapat

mengilangkan rasa suntuk, ya berarti itu hal yang sngat wajar.

15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?

Kalau nongkrong itu memberikan hal yang baik, maka budaya nongkrong itu

merupakan suatu aktivitas yang bisa membuat seseorang produktif, tetapi kalau

nongkrong membawa hal yang buruk maka aktivitas itu merupakan hal yang sia-sia

saja. Jadi kaum muda harus bisa memposisikan diri mereka.

16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?

Positifnya nongkrong bisa jadi hal yang baik, seperti silaturahmi dengan teman atau

berdiskusi dengan teman. Jadi mereka nongkrong itu tidak hanya untuk menghabiskan

Page 114: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

waktu sia-sia aja, apalagi zaman sekarang orang kantoran melakukan rapat itu tidak

hanya di ruang tertutup saja, tapi sesekali meraka rapat di tempat yang lebih santai

coffee shop. Kalau negatifnya seseorang bisa jadi lupa waktu karena sudah terlalu

asyik dengan nongkrong.

17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?

Gaya hidupnya sudah sangat berbeda, apalagi anak SMA zaman sekarag mereka

cenderung lebih boros tanpa memikirkan uang yang orang tua mereka kasih. Kita bisa

lihat dari Handphone aja mereka rata-rata memakai yang mahal.

18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?

Menurut saya fashion saat ini leih bagus ya, apalagi untuk wanita yang berhijab,

pilihan modelnya makin banyak dan modern. Kita bisa lihat wanita yang memakai

hijab Syar’i bisa kelihatan lebih modis dalam berpakaian dan tetap sesuai aturan

agama.

19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?

Pastinya sangat dipengaruhi oleh globalisasi, karena desainer Indonesia sudah punya

prestasi di dunia, buktinya banyak desainer Indonesia bisa masuk di ajak New York

Fashion Week. Itu berarti Indonesia punya Fashion yang patut diperhitungkan.

20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?

Saya biasa aja sih, gak terlalu mengikuti trend fashion sekarang, saya berpakaian

sesuai kenyamanan aja.

21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai

lainnya?

Ya pastinya rapi karena kita pergi ke tempat banyak orang.

Page 115: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 116: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

TRANSKIP WAWANCARA PENGARUH KEBERADAAN COFFEE SHOP

TERHADAP GAYA HIDUP KAUM MUDA

(STUDI KASUS PADA STARBUCKS DI MALL BOTANI SQUARE BOGOR)

Pelaksana Wawancara:

1. Hari/tanggal : Rabu, 7 februari 2018

2. Jam : 19.00 WIB

3. Tempat : Starbucks

4. Nama Informan : Fadli

5. Profesi : Karyawan

Pertanyaan-pertanyaan

1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?

Karena saya penikmat kopi, dan menurut saya Starbucks kan tempatnya sudah

terkenal juga jadi asik aja kalau datang kesini.

2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?

Ya biasanya kalau kesini bareng teman-teman lah, hang out disini sekalian kopdar.

3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?

Kayak biasa aja, nongkrong-nongkrong minum kopi, ketawa bareng sambil melepas

penat.

4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?

Paling lama 4 jam sih.

5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu?

Mungkin seminggu minimal sekali, atau seminggu dua kali.

6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?

Kalau kesini biasanya sore atau malem setelah pulang kerja. Jadi gak bentrok sama

waktu kerja.

7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks?

Cara ngaturnya kalau kesini setelah pulang kerja kalau lagi weekdays, kecuali

datangnya weekend.

8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa

alasannya?

Saya beli makanan jarang, kalau minuman biasanya black coffee gitu.

Page 117: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di

Starbucks?

Lumayan agak mahal kalau dibandingin sama kopi-kopi biasa. Tapi kan sesuai sama

rasa dan tempatnya juga.

10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media

sosial? apa alasannya?

Kalau aktivitas sehari-hari gak telalu saya publikasikan, karena sibuk kerja juga. Tapi

kalau lagi kopdar sama teman biasanya saya suka upload di media sosial.

11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?

Iya sedikitnya ada rasa gengsi yang beda sama kedai kopi biasa.

12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum

muda pada zaman sekarang?

Menurut saya memang iya sih datang ke tempat kayak gini itu sudah jadi gaya hidup

anak-anak muda zaman sekarang.malah gak cuman anak muda aja, tapi orang tua juga

kayaknya banyak yang senang dan sengaja datang ke Starbucks.

13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?

Cara saya buat menghabiskan waktu luang, biasanya kumpul sama keluarga. Karena

kan selama lima hari ini kerja terus. Jadi kalau ada wkatu luang bisa pergi sama

keluarga atau teman.

14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan

mengunjungi coffee shop?

Kalau datang ke Coffee Shop cuman untuk melamun sendirian gak ada tujuan itu hal

yang bodoh ya, seharusnya bisa memanfaatkan waktu luang dengan sebaik-baiknya.

15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?

Menurut saya kalau nongkrongnya di tempat yang jelas, ada tujuan yang bisa diambil

itu sih hal yang bagus. Yang penting nongkrongnya harus tahu waktu.

16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?

Positifnya, mungkin nongkrong juga bisa jadi kegiatan yang bisa bikin strees hilang,

kalau negatifnya nongkrong bikin boros kadang juga lupa waktu.

17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?

Gaya hidup kaum muda sekarang itu kayaknya lebih menyeramkan, lebih bebas aja

gitu. Banyak hal yang harusnya belum dilakukan diusia yang masih remaja tapi

zaman sekarang malah hal itu sudah jadi hal yang biasa.

18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?

Page 118: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Fashion saat ini jauh lebih maju, mungkin karena memang zamannya sudah modern.

19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?

Iya pasti ada pengaruhnya globalisasi,

20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?

Enggak saya orangnya lebih simpel aja, gak mau ribet.

21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai

lainnya?

Pakaiannya santai aja. Gak ada pakaian khusus.

Page 119: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

TRANSKIP WAWANCARA

KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:

1. Hari/tanggal : Jum’at, 9 Februari 2018

2. Jam : 16.00 WIB

3. Tempat : Starbucks

4. Nama Informan : Faris

5. Profesi : Mahasiswa/ Model

Pertanyaan-pertanyaan

1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?

Datang kesini emang udah biasa sih, basiclly tempatnya nyaman aja trus kopi disini

tuh enak banget punya ciri khas.

2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?

Biasanya datengnya sama teman, sama keluarga juga suka tapi seringnya sama teman.

3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?

Ya ngobrol aja bareng temen, nongkrong-nongkrong sama teman, suka ngobrolin

banyak hal, dan biasanya kalau lagi ada tugas saya suka ngerjain disini, karena

memang nyaman aja buat ngerjain tugas dari pada di perpustakaan, kalau disini

pikiran saya lebih imajinatif dan bisa dapat banyak inspirasi.

4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?

Biasanya ngabisin waktu 3 jam atau lebih sih.

5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?

Seminggu sih biasanya 3 kali kesini.

6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?

Biasanya sore sih, setelah selesei kegiatan di kampus atau kegiatan lainnya.

7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks?

Bagi saya karena saya suka banget kopi dan kopi itu udah jadi kayak wajib banget,

dan saya ngaturnya itu gampang aja, karena saya kesini setelah melakukan kegiatan

rutinitas harian. Jadi kegiatan kita sudah selesei dan hobi minum kopi juga bisa kita

lakukan. Menurut saya sore itu waktu yang sangat perfect sekali untuk menikmati

kopi.

Page 120: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa

alasannya?

Kalau makanan saya jarang pesan, tapi kalau minum saya pasti pesan, misalnya saya

suka yang baru nih ada green tea dan cappucino latte.

9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di

Starbucks?

Engga sih, karena kalau kita compare sama coffee shop yang biasa memang lebih

mahal harganya, tapi kita lihat dari segi kenyamanan dan kelas yang ditawarkan itu

beda. Kalau disini menikmati kopinya itu lebih enak karena suasananya.

10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media

sosial? apa alasannya?

Iya sering, biasanya sih aku upload di Instagram, apalagi kalau perginya sama teman

pasti aku snapgram.

11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?

Menurut saya iya, karena pengunjung starbucks itu banyak dari kalangan menengah

keatas, banyak orang yang meeting disini sama temen bisnisnya atau berdiskusi

masalah pekerjaan. Jadi menurut saya tempat ini sangat punya prestige sosial yang

cukup tinggi.

12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum

muda pada zaman sekarang?

Menurut saya sendiri Starbucks sudah menjadi gaya hidup untuk sebagian orang yang

memang untuk pecinta kopi. sama aja datang ke starbucks itu untuk memenuhi

kebutuhan hobi minum kopi.

13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?

Kalau saya suka nongkrong-nongkrong bareng teman aja, atau saya lebih suka ngisi

waktu luang untuk mnegerjakan suatu project tertentu.

14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan

mengunjungi coffee shop?

Itu tergantung individunya aja, masalah suka menghabiskan waktu luang di Coffee

Shop itu hak mereka ya.

15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?

Menurut saya pribadi budaya nongkrong itu sudah menjadi bagian aktivitas anak

muda zaman sekarang ya apalagi yang tinggal di kota-kota besar. Karena budaya

nongkrong itu kita bisa menemukan banyak hal dari nongkrong itu seperti misalnya

Page 121: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

kita bisa menemukan ide-ide baru, dan saya lihat banyak anak muda yang sukses itu

berawal dari nongkrong, karena misalnya seseorang lagi nongkrong dengan teman

komunitasnya kemudian mereka saling bertukar fikiran dan akhirnya mengerjakan

suatu project baru sehingga mereka berkomitmen membangun suatu bisnis baru. Itu

salah satu contoh anak muda sukses yang awalnya ide mereka muncul pada saat

nongkrong.

16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?

Kalau menurut saya positifnya itu kita bisa bertemu dengan orang baru, misalnya

temen kita itu membawa temennya lagi ke tempat nongkrong, yang awalnya tidak

kenal akhirnya kenal. Dan kita bisa juga ngerjain tugas disini karena menurut saya

nongkrong itu tidak hanya sitting, talking dan doing nothing. Dan sisi negatifnya

mungkin kita lebih suka di luar rumah, jadi intensitas bertemu dengan keluarga

sedikit.

17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?

Gaya hidup muda saat ini terlihat lebih hedonis ya, karena begini jika kita ingin

masuk kepada suatu ruang lingkup atau kalangan tertentu otomatis kita harus ikut

terjun ke gaya hidup tersebut. Dan menurut saya orang zaman itu lebih takut tidak

diakui daripada dia tidak harus melakukan gaya hidup itu yang artinya menjalani gaya

hidup yang diluar kebiasaan itu gampang yang terpenting seseorang tiu dapat

pengakuan dari kelompok tertentu. Karena ya memang gaya hidup itu berkasta.

18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?

Perkembangan fashion saat ini itu memang sangat pesat sekali ya, apalagi Indonesia

sudah menjadi pusat trend busana muslim di dunia. Karena banyak desainer Indonesia

yang bikin baju muslim modern dan tiu salah satu kemajuan yang sangat baik.

19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?

Pastinya ada pengaruh globalisasi, pengaruhnya juga bisa dari barat karena tak segan-

segan mereka berpenampilan terbuka ditempat umum dan itu kurang sesuai sama

budaya Indonesia, tetapi banyak juga fashion muslim yang lambat laun sudah modern

mengikuti perkembangan zaman.

20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?

Iya, saya salah satu orang yang suka mengikuti trend fashion saat ini, karena selain

kuliah saya juga kerja dibidang entertainment yang mengharuskan up to date

mengenai fashion.

Page 122: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai

lainnya?

Saya selalu pakai celana jeans, karena saya memang lebih suka di jeans dan atasannya

cukup pakai kaos saja atau kemeja.

Page 123: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

TRANSKIP WAWANCARA

KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:

1. Hari/tanggal : 6 Februari 2018

2. Jam : 14.00 WIB

3. Tempat : Starbucks

4. Nama Informan : Handoyo

5. Profesi : Mahasiswa

Pertanyaan-pertanyaan

1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?

Kita tau kan kalau kopi di Starbucks ini emang rasanya enak ditambah lagi tempatnya

juga enak buat nongkrong, buat ngobrol-ngobrol sama teman juga enak.

2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?

Kalau lebih enak sih pasti sama teman-teman. Dan emang seringnya sama teman.

3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?

Ya biasalah anak muda paling cuman ngobrol aja, sharing-sharing gitu.

4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?

Ga tentu, kadang kalau sudah janjian sama teman kan suka lupa waktu gitu. Paling

lama sih 4 jam.

5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?

Gak terlalu sering sih karena kan kalau sekarang teman-teman yang lain juga lagi

sibuk, jadi kalau janjian aja sama teman pasti kesini. Kita-kita seminggu sekali aja.

6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?

Kalau kesini sih lebih suka siang, jadi selesai makan siang langsung ngopi kan enak.

7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks ?

Kalau lagi senggang diusahakan sih datang kesini, soalnya kan saya pecinta kopi, jadi

ngopi lebih enak ngopi memang ditempat yang mendukung gini. Maksudnya kayak

Starbucks nyaman banget buat ngopi sambil santai disini.

8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa

alasannya?

Page 124: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Jarang pesen makan sih, karena disini paling kue-kue gitu aja, jadi biasanya pesan

kopi aja.

9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di

Starbucks?

Gak keberatan ko, karena harga sesuai dengan rasa.

10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media

sosial? apa alasannya?

Saya jarang main sosial media, jadi jarang juga posting foto atau apapun di media

sosial

11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?

Iya memang Starbucks punya prestige tersendiri, ini kelihatan dari suasana tempat

yang membuat orang betah.

12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum

muda pada zaman sekarang?

Menurut saya kaum muda yang sudah punya penghasilan Starbucks sudah menjadi

gaya hidup. Tetapi untuk pelajar menurut saya belum menjaadi gaya hidup, karena

dari segi harga Starbucks memang sedikit lebih mahal dibandingkan dengan

minuman-minuman yang biasa.

13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?

Biasanya kalau lagi ada waktu luang, saya suka olahraga bulu tangkis, dan selesai

main bulutangkis biasanya ngopi sambil ngobrol-ngobrol dengan teman-teman.

14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan

mengunjungi coffee shop?

Menurut saya itu hal yang sangat lumrah, karena orang datang ke Starbucks tidak

hanya minum atau membeli kopi saja, tapi banyak juga mereka datang ke Starbucks

pada waktu Istirahat kantor buat ketemu sama teman atau rekan bisnis.

15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?

Menurut saya kalau nongkrong-nongrong saja tanpa ada hal yang bisa diambil itu sia-

sia, tapi kalau sekalian ngobrol-ngobrol hal yang berkualitas itu baik.

16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?

Positifnya mungkin bisa jadi ajang silaturahmi dengan teman, kalau negatifnya anak

muda cenderung menghabiskan waktu hanya dengan nongkrong-nongkrong di luar

rumah.

17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?

Page 125: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Gaya hidupnya cenderung lebih hedonis ya terus juga kurang memanfaatkan kualitas

waktu dan apalagi sekarang banyak tempat belanja online, itu membuat seseorang

bisa jadi lebih konsumtif.

18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?

Fashion sangat berkembang dengan sangat pesat, kelihatan dari desain-desainnya

semakin beragam.

19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?

Pastinya ada, karena teknologi memudahkan kita untuk mencari informasi tentang

apapun termasuk fashion, otomatis desainer indonesia banyak melihat dan mendapat

inspirasi dari desainer atau rancangan orang luar negeri.

20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?

Saya biasa aja sih, kalau lagi trend fashionnya sesuai dengan selera saya, saya pasti

pakai dan beli tetapi kalau tidak sesuai dengan selera, saya tidak akan pakai.

21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai

lainnya?

Saya pakai baju yang pasti tidak berlebihan, simpel aja tapi nyaman.

Page 126: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 127: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

TRANSKIP WAWANCARA

KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:

1. Hari/tanggal : Sabtu, 3 Februari 2018

2. Jam : 17.00 WIB

3. Tempat : Starbucks

4. Nama Informan : Ivan

5. Profesi : Mahasiswa

Pertanyaan-pertanyaan

1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?

Saya ingin minum kopi tentunya sambil ngobrol-ngobrol sama teman, terkadang juga

ngerjain tugas kuliah karena tempatnya yang nyaman.

2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?

Biasanya sih kalau kesini sama teman atau pacar saya.

3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?

Ya selain minum kopi, kalau disini sih ngobrol-ngobrol, kalau ada tugas kuliah ya

kerjain disini.

4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?

Kesini sih biasanya seminggu dua kali, ya kalau sebulan bisa delapan sampai sepuluh

kali.

5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?

Biasanya kalau disini bisa satu jam dan saya pernah tuh paling lama disini sampai

empat jam.

6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?

Biasanya sih kalau datang kesini sore atau malam pada saat weekday ya, setelah

selesai kegiatan kampus.

7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks?

Terus kalau ngaturnya sih disela-sela waktu kosong ya, kan kalau sore sudah kosong

ga ada kegiatan , kadang mampir kesini sebentar.

8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa

alasannya?

Page 128: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Makanan sih biasanya kue-kue gitu aja, paling juga donat terus kalau minum saya

sukanya cappucino. Kadang saya juga suka makan dessertnya.

9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di

Starbucks?

Kalau saya sih enggak keberatan ya, karena saya punya budget khusus ya, jadi ga

ganggu keuangan yang lain.

10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media

sosial? apa alasannya?

Ya, kalau saya gak terlalu sering ya upload ini itu di media sosial, tapi kalau ada

informasi-informasi penting baru saya posting di media sosial.

11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?

Ya bisa dibilang punya prestige sosia sendiri ya, mungkin karena dari tempatnya yang

bagus, alat-alat pembuatan kopinya juga yang sudah canggih, jadi ngebuat rasa

kopinya juga beda.

12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum

muda pada zaman sekarang?

Ya kalau menurut saya Kopi itu bukan lagi sebuah kebutuhan tetapi sudah menjadi

gaya hidup, jadi otomatis Starbucks juga sudah menjadi gaya hidup anak muda zaman

sekarang.

13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?

Aktivitas waktu luang, biasanya saya isi dengan kumpul bersama keluarga kayak suka

makan-makan, atau saya biasanya main game.

14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan

mengunjungi coffee shop?

Menurut saya itu ga masalah ya, selagi melakukan hal yang positif dan tidak

merugikan orang lain sih itu gak masalah.

15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?

Nongkrong adalah hal yang wajar dilakukan untuk anak muda tapi kalau zaman

sekarang kan bukan cuma kaum muda saja, orang tua pun banyak yang memang

masih suka nongkrong-nongkrong gitu. karena menurut saya nongkrong juga perlu

dilakukan ya, biar fikiran kita juga lebih luas.

16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?

Page 129: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Tergantung kaum mudanya ya menanggapi nongkrong itu sendiri, apakah nongkrong

itu dalam hal yang produktif atau malah sebaliknya yang cenderung menjurus ke arah

yang negatif.

17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?

18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?

Kalau saya lihat perkembangan fashion saat ini itu sangat luar biasa ya, sangat kreatif

dan inovatif dalam hal model baju.

19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?

Ya pastinya ada pengaruh dari globalisasi ya.

20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?

Kalau saat ini saya punya gaya fashion tersendiri.

21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai

lainnya?

Ya biasa sih kalau saya tetap rapi tapi tidak formal, jadi gak ada style khusus jadi

bagaimana mood saya aja.

Page 130: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

TRANSKIP WAWANCARA

KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:

1. Hari/tanggal : Sabtu, 3 Februari 2018

2. Jam : 18.00 WIB

3. Tempat : Starbucks

4. Nama Informan : Panji

5. Profesi : Karyawan

Pertanyaan-pertanyaan

1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?

Tempanya nyaman dan fasilitasnya juga mendukung, jadi kayak suasana tempatnya

enak, ada wifi juga.

2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?

Biasanya sama teman atau pacar saya

3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?

Nongkrong aja biar suasana hatinya gak jenuh.

4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?

Sekali seminggu atau dua kali seminggu sempetin waktu kesini.

5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu?

Biasanya sih satu sampai dua jam.

6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?

Setelah jam pulang kerja saya, sehabis magrib seringnya

7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks?

Pintar-pintar kita aja ngatur waktunya, kalau lagi lebur kerja ya berarti gak datang

kesini.

8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa

alasannya?

Kalau makanan saya pesan kue-kue gitu aja, kalau minuman ya pastinya kopi.

9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di

Starbucks?

Menurut saya gak masalah sih kalau mengeluarkan uang untuk minum kopi disini.

Page 131: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media

sosial? apa alasannya?

Kadang-kadang aja saya upload di media sosial.

11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?

Menurut saya iya pasti ada prestige sosial, karena kan memang kalau orang Indonesia

itu selalu menganggap lebih berkelas sama produk luar negeri. Starbucks kan produk

luar.

12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum

muda pada zaman sekarang?

Karena sekarang kedai kopi kayak gini sudah banyak banget, bukan cuman Starbucks,

jadi Starbucks bisa jadi salah satu tempat yang membentuk gaya hidup anak muda.

13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?

`biasanya istirahat aja atau main futsal.

14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan

mengunjungi coffee shop?

Menurut saya itu gak maslaah, itu hak setiap orang untuk datang ke Coffee Shop.

15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?

Menuru saya itu hal yang biasa, karena anak muda memang lagi senang-senangnya

main, nongkrong atau ari hal-hal yang baru.

16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?

Positifnya nonkrong itu bisa membuat kita jadi orang yang gampang bergaul.

Negatifnya mungkin bisa membuang-buang waktu saja. Tapi itu tergantung juga

nongkrongnya itu ada tujuannya apa enggak.

17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?

Gaya hidup anak muda sekarang kurang punya simpati sama orang lain, kayak lebih

asik sama gadgetnya masing-masing.

18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?

Trend fashion sekarang bagus banget ya apalagi kalau fashion untuk perempuan.

banyak desainer muda yang kreatif-kreatif juga buat bikin baju.

19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?

Iya ada pengaruhnya. Misalnya ide kita muncul setelah lihat fashion di negara lain

melalui internet atau secara langsung.

20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?

Kadang saya suka mengikuti.

Page 132: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai

lainnya?

Pakaiannya yang santai dan nyaman aja.

Page 133: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

TRANSKIP WAWANCARA

KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:

1. Hari/tanggal : Sabtu, 3 Februari 2018

2. Jam : 14.00 WIB

3. Tempat : Starbucks

4. Nama Informan : Rahman

5. Profesi : Karyawan

Pertanyaan-pertanyaan

1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?

Ya karena saya mau minum kopi sambil nunggu jam kantor masuk

2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?

Berdua dengan teman kantor.

3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?

Ngopi aja, sama ngobrol-ngobrol biasa.

4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?

Gak lama, paling satu sampai dua jam aja, abis gitu balik lagi ke kantor

5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?

Semaunya saya aja kesini, kalau lagi mau ya pasti datang kesini

6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?

Jam istirahat kantor pas zuhur

7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks?

Kalau lagi ada waktu dan mau datang kesini aja sih.

8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa

alasannya?

Biasanya Black coffee aja, kalau makan saya jarang disini.

9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di

Starbucks?

Enggak sih biasa aja, karena rasa kan ga pernah bohong. Jadi sesuai lah

10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media

sosial? apa alasannya?

Page 134: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Saya bukan tipe orang yang harus upload sana upload sini, jadi kalau ada momen-

momen tertentu aja.

11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?

Menurut saya, untuk orang yang sudah sering datang kesini sih prestigenya ga terlalu

high ya, tapi kalau untuk orang yang mungkin jarang kesini, bisa jadi Starbucks itu

punya prestige sendiri untuk mereka.

12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum

muda pada zaman sekarang?

Gaya hidup bukan starbuck aja ya, tapi mungkin adanya Starbucks itu bisa membuat

gaya hidup seseorang terbentuk, misalnya aja kalau orang yang belum penah ke

Starbuck, terus dia sewaktu-waktu datang ke Starbucks dan akhirnya ketagihan sama

kopi, suasananya yang asik disini yang pada akhirnya seseorang itu datang terus ke

Starbucks. Itu kan jadi hobi,jadi gaya hidup baru juga.

13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?

Biasanya sih futsal, abis futsal nongkrong sama teman-teman.

14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan

mengunjungi coffee shop?

Ya menurut saya itu biasa aja ya, selagi dia bisa atur waktu kerjaan atau sekolah

dengan nongkrong atau pergi ke Coffee Shop , ya kan nongkrong atau pergi ke tempat

coffee shop juga bisa buat menghilangkan stress karena kerjaan.

15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?

Budaya nongkrong zaman sekarang memang lagi hits banget ya, soalnya di Bogor

sudah banyak tempat-tempat Coffee Shop atau tempat-tempat yang asik buat

nongkrong, contohnya aja lapagan Sempur sekarang sudah jauh lebih rapi sudah

kekinian banget, jadi orang-orang suka nongkrong kayak tempat-tempat gitu.

Ibaratnya nongkrong zaman sekarang itu sudah di fasilitasi.

16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?

Menurut saya, positif atau negatifnya itu tergantung orang, kalau buat saya positifnya

itu kita bisa ketemu sama teman, ngobrol tentang hal yang baru itu juga kan bisa

nambah wawasan kita, tapi positifnya mungkin lebih boros aja karena kalau

nongkrong gitu kita pasti keluar rumah, beli bensin, beli makan atau minum. Kalau

terlalu sering ya itu bisa bikin boros.

17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?

Page 135: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Gaya hidup anak muda sekarang itu lebih kayak ketergantungan banget sama media

sosial, jadi media sosial itu bisa jadi memberikan dampak yang positif, tapi kalau

anak muda sekarang kurang cerdas, yang ada mereka akan terhanyut sama hal-hal

negatif.

18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?

Fashion sekarang itu macam-macam, desainernya juga kreatif-kreatif banget, jadi

kalau pakai baju jaman sekarang itu gak bikin bosan.

19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?

Iyalah pastinya, karena zaman sekarang semuanya itu sudah dipengaruhi globalisasi,

gak hanya fashion aja, makanan media, atau apapun itu semua sudah dipengaruhi

globalisasi.

20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?

Tidak, karena saya pakai baju yang sesuai sama kenyamanan saya aja.

21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai

lainnya?

Kalau kesini pada saat jam kerja berarti saya pakai baju kantor, saya pakai yang biasa

aja gimana maunya saya.

Page 136: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

TRANSKIP WAWANCARA

KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:

1. Hari/tanggal : Rabu, 7 Februari 2018

2. Jam : 15.20 WIB

3. Tempat : Starbucks

4. Nama Informan : Syifa Fauziyah

5. Profesi : Mahasiswi

Pertanyaan-pertanyaan

1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?

Saya suka datang ke Starbucks soalnya enak aja datang kesini, servicenya bagus gitu.

Selain itu starbucks itu Coffee Shop untuk kalangan menengah keatas makanya

suasananya itu enak untuk jadi tempat nongkrong sama teman-teman. Jadi fasilitas

sama harga itu memang sebanding.

2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?

Biasanya sih sama teman ya,misalnya kita suka gak punya tujuan setelah pulang dari

kampus, akhirnya kita pergi ke Starbucks. Tapi kalau sendirian pun saya sering

datang kesini.

3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?

Kalau sendiri biasanya main laptop aja, dan kalau sama teman-teman ya ngobrol aja,

kadang suka diskusi masalah tugas juga. Wifi-an gratis juga kan jadinya makin betah

ada disini.

4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?

Tergantung sih, kalau misalnya waktunya lagi senggang banget saya bisa seharian ada

disini kan ada wifi juga jadi bisa 3-4 jam lah disini.

5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?

Saya datang kesini lumayan sering, karena kan kampus saya dekat banget dengan

Starbucks, jadi kalau lag ga ada kerjaan atau kelas di kampus biasanya langsung

datang kesini sama teman-teman.

6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?

Page 137: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Gak tentu juga datang kesini jam berapa, ya enak sih biasanya sore setelah pulang

kuliah.

7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks ?

Ga susah ko, karena kesini itu biasanya setelah pulang kuliah. Dan kadang saya suka

kesini malam soalnya saya ngekost di dekat sini. Jadi kalau malem bisa datang kesini

juga.

8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa

alasannya?

Kalau makanan sih jarang saya pesan, saya lebih sering pesan kopi. Saya suka pesan

cappucino

9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di

Starbucks?

Ya kadang-kadang sih saya suka mikir terlalu boros kalau datang kesini tapi karena

memang senang terus hobi nongkrong, ya jadi biasa aja sih sekarang ga merasa

keberatan untuk mengeluarkan uang untuk minum disini.

10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media

sosial? apa alasannya?

Awalnya sering ngeposting via aplikasi Path biar keliatan anak gaul gitu, tapi lama-

lama merasa bosan juga, jadi kalau sekarang sudah jarang sih.

11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?

Gak terlalu bergengsi juga sih, tapi kalau orang tahu kita datang ke Starbucks kan

biasanya anggapannya beda, karena memang di Starbucks kan minum kopi gak cukup

sepuluh ribu aja. Jadi lumayan juga sih ada prestige sosialnya.

12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum

muda pada zaman sekarang?

Kalau menurut saya memang starbucks itu sudah menjadi bagian gaya hidup kaum

muda. Apalagi ini lokasinya itu di Mall dan di dekat kampus jadi yang datang kesini

banyak mahasiswa dan orang kerja. Jadi minum kopi di Starbucks itu sudah menjadi

suatu kebiasan untuk sebagian orang.

13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?

Saya orangnya lebih senang di luar sih, karena memang saya ngekost, jadi kalau di

kost-an itu bosan banget. Jadi biasanya ngisi waktu luangnya kadang nongkrong,

nonton, makan sama teman-teman sambil nunggu kelas selanjutnya dimulai.

Page 138: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan

mengunjungi coffee shop?

Menurut saya itu biasa aja , karenamereka datang kesini juga bukan hanya nongkrong

aja, tapi ada kepentingan lainnya. Ketemu sama teman kerja atau ngerjain tugas disini.

Jadi selain itu mungkin mereka juga hobi nongkrong kayak saya, jadi datang kesini itu

bisa jadi tempat buat nurunin stress atau rasa penat. Jadi itu hal yang lumrah kalau ada

orang yang menghabiskan waktu luang disini.

15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?

Menurut saya bedanya itu mungkin kalau zaman dulu itu nongkrong di warung kopi

biasa dan sebelum di bogor ini banyak mall mungkin nongrkrong di tempat-tempat

biasa aja. Tapi kalau sekarang kan banyak coffe shop juga jadi mereka biasanya

nongkrong-nongkrong ditempat yang lebih nyaman buat diskusi hal-hal yang baik dan

kan itu bagus juga jadi kita banyak dapat inspirasi.

16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?

Pasti ada positf dna negatifnya, contoh positifnya itu kita jadi sering ketemu teman

untuk sharing masalah tugas atau diskusi tentang masalah kuliah. Negatifnya kita jadi

bisa lupa waktu seharian di Starbucks karena terlalu nyaman tempatnya.

17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?

Menurut saya gaya hidup zaman muda sekarang itu anak muda itu sangat senang

menunjukkan identitas mereka ke publik, jadi mereka bisa dilihat orang itu sebagai

anak gaul anak yang mengikuti berita ter-update. Makanya banyak banget anak muda

yang nongkrong itu untuk nunjukkin bahwa kelas sosialnya itu beda loh dengan kelas

sosial yang lain. makanya anak muda kadang sangat senang memposting kegiatan

mereka, seolah-olah mereka itu kayak lagi nge-branding diri dia ke publik.

18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?

Menurut saya kalau lihat fashion saat ini lebih mengikuti gaya ketimuran ya, awalnya

kan mengikuti gaya barat yang lebih terbuka gitu pakaiannya tapi untuk saat ini kita

bisa dilihat sekarang wanita berhijab sudah banyak. Apalagi kaum muda itu gampang

dipengaruhi oleh orang kan, sekarang banyak selebgram berhijab yang pakaiannya

modis dan itu diikuti oleh kaum muda.

19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?

Pastinya sangat dipengaruhi oleh globalisasi, misalnya baju ala tukri atau timur tengah

lagi trend banget di Indonesia, model baju Abaya banyak diminati oleh masyarakat.

Page 139: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Dan itu membuktikan bahwa fashion juga bisa dipengaruhi oleh globalisasi. karena

sekarang ini bnayk juga brand luar negeri yang masuk ke Indonesia.

20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?

Iya, saya salah satu orang yang mengikuti trend fashion saat ini.

21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai

lainnya?

Kalau saya memang orangnya sangat memperhatikan penampilan ya, jadi kemanapun

mau pergi harus rapi, karena biar enak dilihat.

Page 140: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
Page 141: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Starbucks Company Profile

* Includes Starbucks Coffee and Teavana retail locations

The Starbucks Story Our story began in 1971. Back then we were a roaster and retailer of whole bean and ground coffee, tea and spices with a single store in Seattle’s Pike Place Market. Today, we are privileged to connect with millions of customers every day in 76 markets.

Folklore Starbucks is named after the f irst mate in Herman Melville’s “Moby Dick.” Our logo is also inspired by the sea – featuring a twin-tailed siren from Greek mythology.

Starbucks Mission Our mission: to inspire and nurture the human spirit – one person, one cup and one neighborhood at a t ime.

Our Coffee We’ve always believed in serving the best coffee possible. It's our goal for all of our coffee to be grown under the highest standards of quality, using ethical sourcing pract ices. Our coffee buyers personally travel to coffee farms in Lat in America, Africa and Asia to select high-quality beans. And our master roasters bring out the balance and rich flavor of the beans through the signature Starbucks Roast.

Our Stores Our stores are a neighborhood gathering place for meeting friends and family. Our customers enjoy quality service, an inviting atmosphere and an exceptional beverage in more than 28,000 stores and two immersive Starbucks Reserve™ Roastery locations. Total stores: 28,039* (as of Dec. 31, 2017)

Andorra, Argentina, Aruba, Australia, Austria, Azerbaijan, Bahamas, Bahrain, Belgium, Bolivia, Brazil, Brunei, Bulgaria, Cambodia, Canada, Chile, China, Colombia, Costa Rica, Curacao, Cyprus, Czech Republic, Denmark, Egypt, El Salvador, Finland, France, Germany, Greece, Guatemala, Hong Kong/Macau, Hungary, India, Indonesia, Ireland, Japan, Jamaica, Jordan, Kazakhstan, Kuwait, Lebanon, Luxembourg, Malaysia, Mexico, Monaco, Morocco, Netherlands, New Zealand, Norway, Oman, Panama, Peru, Philippines, Poland, Portugal, Puerto Rico, Qatar, Romania, Russia, Saudi Arabia, Singapore, Slovakia, South Africa, South Korea, Spain, Sweden, Switzerland, Taiwan, Thailand, Trinidad and Tobago, Turkey, United Arab Emirates, United Kingdom, United States and Vietnam.

Our Partners We offer some of the finest coffees in the world, grown, prepared and served by the finest people. Our employees, who we call partners, are at the heart of the Starbucks Experience. We believe in treat ing our partners with respect and dignity. We are proud to offer comprehensive health coverage for eligible full- and part-t ime partners; equity in the company through Bean Stock; and the opportunity for eligible U.S. partners to earn bachelor’s degrees with full tuit ion reimbursement through the Starbucks College Achievement Plan.

January 2018

Page 142: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Starbucks Company Profile

© 2018 STARBUCKS COFFEE COMPANY. ALL RIGHTS RESERVED.

Our Products Starbucks offers a range of exceptional products that customers enjoy in our stores, at home, and on the go.

Coffee: More than 30 blends and single-origin premium coffees.

Handcrafted Beverages: Fresh-brewed coffee, hot and iced espresso beverages, Starbucks® Cold Brew slow-steeped coffee, Frappuccino® coffee and non-coffee blended beverages, Starbucks Refreshers® beverages, smoothies and teas.

Merchandise: Coffee- and tea-brewing equipment, Verismo® System by Starbucks, mugs and accessories, packaged goods and gifts.

Fresh Food: Baked pastries, sandwiches, salads, protein boxes and bowls, oatmeal, yogurt parfaits and fruit cups.

Consumer Products • Coffee and Tea: Whole-bean and ground coffee (Starbucks and Seattle’s Best Coffee brands), Starbucks VIA®

Instant, Starbucks® Coffee K-Cup® pods, Starbucks® and Teavana® Verismo® pods.

• Ready-to-Drink (RTD): Starbucks® bottled Frappuccino® coffee drinks, Starbucks Discoveries® chilled cup coffees, Starbucks Discoveries Iced Café Favorites®, Starbucks Iced Coffee, Starbucks Doubleshot® espresso drinks, Starbucks Doubleshot® Energy Coffee drinks; Starbucks® Bottled Cold Brew; Starbucks Refreshers® beverages, Evolution Fresh™ bottled juices, Teavana® bottled craft iced teas.

Brand Portfolio Starbucks Coffee, Seattle’s Best Coffee, Teavana, Evolution Fresh and Ethos Water. Investor Information • Starbucks went public on June 26, 1992 at a price of $17 per share (or $0.27 per share, adjusted for subsequent

stock splits) and closed trading that f irst day at $21.50 per share.

• Starbucks was incorporated under the laws of the State of Washington, in Olympia, Wash., on Nov. 4, 1985.

• Starbucks Corporat ion's common stock is listed on NASDAQ, under the trading symbol SBUX.

Being a Responsible Company We have always believed Starbucks can – and should – have a positive impact on the communities we serve. One person, one cup and one neighborhood at a time. It is our vision that together we will elevate our partners, customers, suppliers and neighbors to create positive change. We focus in four areas where our commitment and scale can make the biggest impact: • Making coffee the world’s first sustainable agricultural product by doing our part to improve the lives of 1 million

people in coffee communities around the world.

• Building and operating the world’s largest green retail business, minimizing our environmental footprint and inspiring others to do the same.

• Investing in pathways to opportunity through education, training and employment.

• Strengthening communities by welcoming all and creating impact on issues that matter.

Page 143: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Starbucks Company Recognition 

© 2011 STARBUCKS COFFEE COMPANY. ALL RIGHTS RESERVED. 

  Since the beginning, Starbucks has been a different kind of company. One that is dedicated to inspiring and nurturing the human spirit. Committed to serving the finest coffee, creating an exceptional customer experience, and being a great place to work. We are grateful to our partners (employees) for making us the company that we are. And we are honored to be acknowledged for their efforts.   Here are some of our recent awards and recognition.  

“No. 1 Best Coffee,” Fast Food and Quick Refreshment categories Zagat’s Survey of National Chain Restaurants – 2009‐2010    “No. 1 Most Popular Quick Refreshment Chain” Zagat’s Survey of National Chain Restaurants – 2009‐2010    One of the “World’s Most Ethical Companies” Ethisphere – 2007‐2010 

 “Most Ethical Company, European Coffee Industry” Allegra Strategies – 2009‐2010   “Best Coffee House, Germany” Deutschland Institute for Service Quality – 2010   One of the “100 Best Corporate Citizens” Corporate Responsibility Officer/Business Ethics – 2000‐2010  One of the “Global 100 Most Sustainable Corporations in the World” Corporate Knights – 2010  

 One of “The 100 Best Companies to Work For” FORTUNE – 1998–2000, 2002–2010  One of the “Most Admired Companies in America” FORTUNE – 2003–2010   One of the “Best Places to Work for LGBT Equality” The Human Rights Campaign – 2009‐2010 

 

Page 144: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

                          Starbucks Company Timeline 

© 2011 STARBUCKS COFFEE COMPANY. ALL RIGHTS RESERVED. 

 1971   Starbucks opens first store in Seattle’s Pike Place Market.  

1982  Howard Schultz joins Starbucks as director of retail operations and marketing. Starbucks begins providing coffee to fine restaurants and espresso bars. 

 

1983   Howard travels to Italy, where he’s impressed with the popularity of espresso bars in Milan. He sees the potential to develop a similar coffeehouse culture in Seattle. 

 

1984   Howard convinces the founders of Starbucks to test the coffeehouse concept in downtown Seattle, where the first Starbucks® Caffè Latte is served. This successful experiment is the genesis for a company that Schultz founds in 1985.  

 

1985  Howard founds Il Giornale, offering brewed coffee and espresso beverages made from Starbucks® coffee beans. 

 

1987   Il Giornale acquires Starbucks assets with the backing of local investors and changes its name to Starbucks Corporation. Opens in Chicago and Vancouver, Canada.  

  Total stores*: 17  

1988   Offers full health benefits to eligible full‐ and part‐time employees.  

  Total stores: 33  

1989    Total stores: 55  

1990   Starbucks expands headquarters in Seattle.  

  Total stores: 84  

1991    Becomes the first privately owned U.S. company to offer a stock option program that includes part‐time employees.  

  Opens first licensed airport store at Seattle’s Sea‐Tac International Airport.  

   Total stores: 116  

1992   Completes initial public offering (IPO), with common stock being traded on the NASDAQ National Market under the trading symbol SBUX.  

  Total stores: 165  

1993  Opens roasting plant in Kent, Wash.  

  Announces first two‐for‐one stock split.  

  Total stores: 272 

1994  Total stores: 425  1995   Begins serving Frappuccino® blended beverages.  

  Introduces Starbucks® super‐premium ice cream.  

  Announces second two‐for‐one stock split.  

  Opens roasting facility in York, Pa.  

  Total stores: 677  

1996   Begins selling bottled Frappuccino® coffee drink through North American Coffee Partnership (Starbucks and Pepsi‐Cola North America).  

  Opens stores in: Japan (first store outside of North America) and Singapore.  

  Total stores: 1,015  

1997   Establishes The Starbucks Foundation, benefiting local literacy programs.  

   Opens stores in: the Philippines.  

  Total stores: 1,412  

1998  Acquires Tazo, a tea company based in Portland, Ore. 

  Extends the Starbucks brand into grocery channels across the U.S.  

Launches Starbucks.com.  

Opens stores in: Malaysia, New Zealand, Taiwan, Thailand and U.K.  

Total stores: 1,886  

1999   Partners with Conservation International to promote sustainable coffee‐growing practices.  

Acquires Hear Music, a San Francisco–based music company.  

Announces third two‐for‐one stock split.  

Opens stores in: China, Kuwait, Lebanon and South Korea.  

Total stores: 2,498  

2000  Howard Schultz transitions to chairman and chief global strategist, Orin Smith promoted to president and chief executive officer.  

Establishes licensing agreement with TransFair USA to sell Fairtrade certified coffee in U.S. and Canada.  

Opens stores in: Australia, Bahrain, Hong Kong, Qatar, Saudi Arabia and United Arab Emirates. 

Total stores: 3,501  

Page 145: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Starbucks Company Timeline 

2001   Introduces ethical coffee‐sourcing guidelines developed in partnership with Conservation International.  

Introduces the Starbucks Card, an innovative stored‐value card for customers to use and reload.  

Announces fourth two‐for‐one stock split.  

Opens stores in: Austria and Switzerland.  

Total stores: 4,709  

2002   Starbucks enters into licensing agreements with national Fair Trade organizations to sell Fairtrade certified coffee in the countries where Starbucks does business.  

Establishes Starbucks Coffee Trading Company (SCTC) in Lausanne, Switzerland. 

   Opens stores in: Germany, Greece, Indonesia, Mexico Oman, Puerto Rico and Spain. 

Total stores: 5,886  

2003   Acquires Seattle Coffee Company, which includes Seattle’s Best Coffee and Torrefazione Italia coffee brands.  

Opens roasting facility in Carson Valley, Nev., and Amsterdam, Netherlands.  

Opens stores in: Chile, Cyprus, Peru and Turkey.  

Total stores: 7,225  

2004   Opens first Farmer Support Center in San Jose, Costa Rica. 

Releases Ray Charles, Genius Loves Company CD through a collaboration with Concord Records. 

Introduces Starbucks Coffee Master Program . 

Opens stores in: France. 

Total stores: 8,569  

2005   Jim Donald becomes president and chief executive officer to replace retiring Orin Smith. 

Acquires Ethos Water.  

Announces fifth two‐for‐one stock split. 

Opens stores in: Bahamas, Ireland and Jordan.  

Total stores: 10,241  

2006  Launches the industry’s first paper beverage cup containing post‐consumer recycled f iber, saving more than 75,000 trees each year. 

Opens stores in: Brazil and Egypt.  

Total stores: 12,440 

2007   Eliminates all artificial trans fat and makes 2 percent milk the new standard for espresso beverages in all U.S. stores as part of commitment to health and wellness. 

Opens stores in: Romania and Russia.  

Total stores: 15,011 

 

2008  Chairman Howard Schultz returns as chief executive officer.  

Acquires Coffee Equipment Company and its Clover® brewing system. 

Launches My Starbucks Idea, Starbucks first online community. 

Announces Starbucks™ Shared Planet™, the company’s long‐term commitment to conducting business responsibly. Expands partnership with Conservation International for work on ethical sourcing and climate change. 

Launches Pike Place RoastTM **, which quickly becomes Starbucks top‐selling coffee . 

Opens stores in: Argentina, Bulgaria, Czech Republic and Portugal. 

Total stores: 16,680  

 

2009   Launches Starbucks VIA™ Ready Brew Coffee. 

  Opens East Africa Farmer Support Center in Kigali, Rwanda. 

Starbucks partners with (RED)™ to help save lives in Africa.  

Starbucks named on of the most engaged brand in social media. Launches myStarbucks and Starbucks Card iPhone apps and Starbucks Card Mobile payment. 

Opens stores in: Poland and Aruba. 

Total stores: 16,635 

 

2010   Expands digital offerings for customers with free unlimited Wi‐Fi, Starbucks Digital Network in U.S. stores. 

Seattle’s Best Coffee reinvents business strategy to extend brand’s reach. 

Expands coffee offerings with ultra‐premium Starbucks Reserve™ line and Starbucks® Natural Fusions, the first nationally‐branded naturally‐flavored packaged coffee 

Announces first Asia Farmer Support Center in Yunnan Province, China.  

Opens stores in: Hungary and El Salvador. 

Total stores: 16,858 

 

*   All store counts reflect end of fiscal year for company‐owned stores ** (Pike Place is a trademark of the Pike Place Market PDA, used under license). 

© 2011 STARBUCKS COFFEE COMPANY. ALL RIGHTS RESERVED. 

Page 146: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Dokumentasi Penelitian

Rahman, Karyawan

Ivan, Mahasiswa

Amel Karyawan

Bunga, Mahasiswa

Page 147: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

Panji, karyawan

Adit, Karyawan

Faris, Mahasiswa

Handoyo, Mahasiswa

Syifa, mahasiswa

Page 148: KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP

BIODATA PENULIS

Nadiya Sahlatul Kholik, putri pertama dari

tiga bersaudara pasangan bapak Ahmad Kholik,

SE dan Ibu Susanti. Lahir di Bogor, 20 Februari

1995. Penulis berdomisili di Bogor yang

beralamatkan jalan kapten yusuf no 9 Rt 02/02

kp. Tamansari, Kel. Tamansari Ciapus-

Batugede, Jawa Barat. Penulis yang berdarah

asli Sunda ini telah menempuh pendidikan di SDN Pasireurih 04 (2000-2006),

SMP Rimba Teruna Bogor (2006-2009), Al-Hamidiyah Islamic School (2009-

2010) kemudian melanjutkan studi di Ummul Qura Islamic Boarding School

(2010-2013). Dan penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

konsentrasi Sosiologi pada tahun 2013.