kajian fiskal regional

31

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

EXECUTIVE SUMMARY

EXECUTIVE SUMMARY

Perekonomian Maluku Utara triwulan I-2019 tumbuh 7,65 persen (y-on-y),

melampaui target RPJMD sebesar 7,5 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong

oleh semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha

Industri pengolahan yang tumbuh sebesar 16,41 persen. Dari sisi pengeluaran,

pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor luar negeri yang tumbuh sebesar

21,17 persen. Operasional perusahaan pengolahan hasil tambang pasca

diberlakukannya relaksasi kebijakan ekspor minerba masih menjadi penggerak utama

pertumbuhan ekonomi Maluku Utara.

Sampai dengan triwulan I-2019, Provinsi Maluku Utara yang diwakili oleh Kota

Ternate mengalami inflasi sebesar 2,95 persen (y-on-y) atau di atas inflasi nasional

sebesar 2,48 persen (y-on-y). Telur, sayuran, bumbu-bumbuan, dan angkutan udara

menjadi komoditi penyumbang inflasi selama triwulan I-2019. Inflasi Kota Ternate

triwulan I-2019 lebih tinggi dari inflasi nasional dan tergolong tinggi di kawasan regional.

Namun, inflasi masih terjaga di bawah target RPJMD dan masih berada dalam ambang

batas target RKP 2019.

Inflasi yang relatif terjaga diikuti angka kemiskinan yang stagnan di kisaran level

6,6 persen. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) meningkat 32 basis

poin menjadi 5,09 persen dan di atas target RPJMD sebesar 4,13 persen. Tingginya

pertumbuhan pada beberapa sektor perekonomian terutama pada sektor industri

pengolahan dan perdagangan tidak berimbas terhadap penyerapan tenaga kerja pada

sektor tersebut. Tetapi, yang harus diperhatikan oleh Pemerintah Daerah adalah

momentum meningkatnya jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian sebesar 4,64

persen.

Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, Realisasi penerimaan

perpajakan juga mengalami peningkatan. Tercatat penerimaan pajak sampai dengan

triwulan I-2019 sebesar Rp355,94 miliar atau meningkat 15,04 persen dibanding periode

yang sama tahun 2018. Dari sisi belanja, realisasi Belanja Negara dan Transfer ke

Daerah tercatat Rp3,83 triliun atau meningkat 17,51 persen dari realisasi pada periode

yang sama tahun 2018 sebesar Rp3,26 triliun. Peningkatan terbesar terjadi pada belanja

pegawai dan belanja barang yang masing-masing meningkat hampir dua kali lipat dari

realisasi tahun triwulan I tahun 2018.

Realisasi Pendapatan Daerah triwulan I-2019 pada seluruh Pemerintah Daerah di

Maluku Utara tercatat sebesar Rp2,08 Triliun, turun dibanding periode tahun 2018

ii

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

EXECUTIVE SUMMARY

sebesar Rp2,41 Triliun. Pendapatan dari Transfer tercatat sebesar Rp1,89 Triliun atau

turun dibanding periode tahun 2018 sebesar Rp2,27 Triliun. Realisasi PAD selama

triwulan I tahun 2019 juga tercatat sebesar Rp42 Miliar, sangat rendah dibanding

penerimaan dari transfer Pemerintah Pusat. Hal tersebut menunjukkan bahwa APBD di

Maluku Utara masih bergantung pada transfer dari Pemerintah Pusat. Sejalan dengan

menurunnya pendapatan, realisasi belanja daerah tercatat Rp1,48 triliun atau lebih

rendah dari realisasi periode 2018 sebesar Rp1,53 triliun.

Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Pusat dan Daerah sampai dengan triwulan

I-2019 tercatat Rp473,47 Miliar, dengan 83,9 persennya adalah pendapatan Pemerintah

Pusat. Realisasi pendapatan tersebut lebih rendah dibanding tahun 2018 sebesar

Rp474,78 Miliar. Rasio penerimaan perpajakan terhadap PDRB turun 21 basis poin

menjadi 3,85 persen, sementara rasio PNBP terkoreksi 73 basis poin menjadi 0,75

persen. Sementara itu, belanja konsolidasian triwulan I-2019 mengalami kenaikan

menjadi Rp2,57 triliun dari periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp2,26 triliun.

Belanja konsolidasian menurut fungsinya memiliki korelasi positif dengan capaian

indikator makro seperti Angka Partisipasi Sekolah dan Indeks Pembangunan Manusia.

Selama triwulan I-2019, hal positif yang terpotret adalah meningkatnya

pertumbuhan sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan sebesar 7 persen dibanding

triwulan sebelumnya sebesar 4,13 persen. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

pada sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan antara lain meningkatnya produksi

sektor perikanan sepanjang triwulan I-2019. Untuk mendorong produk perikanan

terutama melalui ekspor langsung, dibutuhkan komitmen dari seluruh pihak. Kantor

Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Ternate, Bank Indonesia,

Pemerintah Daerah, dan Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan

Hasil Perikanan (SKIPM) bersama-sama mendorong peningkatan ekspor ikan. Upaya

yang dilakukan antara lain dengan melakukan pembinaan karantina ikan dan

kemudahan pengurusan izin dan dokumen bagi pelaku usaha.

iii

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

DAFTAR ISI

EXECUTIVE SUMMARY ……….………………………………………………............ i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………............ iii

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL …………………. 1

A. Produk Domestik Regional Bruto …………………………………………. 2

B. Inflasi …………………………………………………………………………. 4

C. Indikator Kesejahteraan ……………………………………………………. 5

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN …………………. 7

A. Pendapatan Negara ……………………………………………………..…. 8

B. Belanja Negara ……………………………………………………………... 11

C. Prognosis Realisasi APBN ………………………………………………… 12

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD …………………. 13

A. Pendapatan Daerah ……………………………………………………..…. 14

B. Belanja Daerah ……………………………………………………………... 17

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Triwulan IV 2019 ………. 18

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN

KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) ……………………………………….

19

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian …………………………. 19

B. Pendapatan Konsolidasian ………………………………………..………. 20

C. Belanja Konsolidasian ……………………………………………………… 22

V. BERITA/ ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH …………….…………..….……. 25

A. Ekspor Perikanan Meningkat, Pertumbuhan Sektor Produktif Melesat 25

B. Ekspor Langsung, Upaya Mendorong Pertumbuhan Sektor Perikanan 25

DAFTAR ISI

1

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

Perekonomian Maluku Utara triwulan I 2019 tumbuh 7,65 persen (y-on-y)

melampaui target RPJMD 7,5 persen. Inflasi tahun kalender selama triwulan I-2019

masih terjaga pada level 0,49 persen dari target RPJMD sebesar 3,21 persen. Ekspor

sampai dengan akhir triwulan I tercatat 2.250 ribu ton atau setara dengan US$169 juta.

Sementara tingkat pengangguran terbuka dan kemiskinan tercatat belum memenuhi

target, masing-masing tercatat sebesar 5,09 persen dan 6,62 persen.

Indikator

2017 2018 2019

RPJMD Capaian

Triw I RPJMD

Capaian Triw I

RPJMD Capaian

Triw I

Pertumbuhan Ekonomi (% y-on-y)

7,0 7,54 7,2 7,98 7,5 7,65

Inflasi (Tahun Kalender) 4,2 1,91 3,8 1,63 3,21 0,49

Ekspor (ribu ton)

30.994 27,87 33.872 2.041 36.749 2.250

US$31,49

juta

US$117 Juta

US$169

Juta

Pengangguran 4,59 4,81 4,36 4,65 4,13 5,09

Kemiskinan 4,84 6,41 4,14 6,64 3,44 6,62

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, Pemerintah Provinsi Maluku Utara

Meskipun pertumbuhan ekonomi dibanding triwulan I-2018 (y-on-y) meningkat,

perlu diwaspadai bahwa apabila dibanding triwulan IV-2018, pertumbuhan ekonomi

mengalami penurunan 0,73 persen (q-to-q). Selain itu, meningkatnya pertumbuhan

ekonomi (y-on-y) sangat ditopang oleh lapangan usaha pengolahan hasil tambang yang

memiliki kontribusi kecil pada pembentukan PDRB. Sementara itu, lapangan usaha yang

berkontribusi terbesar terhadap PDRB seperti pertanian dan perkebunan

pertumbuhannya relatif kecil. Pemerintah Daerah harus mengupayakan agresivitas

pertumbuhan lapangan usaha di sektor pertanian dan perkebunan untuk menjaga

pertumbuhan PDRB.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi diikuti oleh inflasi tahun kalender yang terjaga

pada level 0,49 persen. Hal tersebut mengindikasikan meningkatnya pendapatan riil

masyarakat selama triwulan I tahun 2019. Sementara itu, realisasi ekspor s.d triwulan I-

2019 sebesar 2.250 ribu ton atau setara dengan US$169,02 juta atau lebih tinggi dari

realisasi periode yang sama tahun 2018. Namun, realisasi tersebut masih jauh dari

target ekspor yang ditetapkan dalam RPJMD sebesar 36.749 ribu ton. Hal tersebut

memberikan gambaran bahwa penetapan target ekspor pada RPJMD belum realistis.

Tingginya pertumbuhan ekonomi belum mampu menekan angka kemiskinan dan

kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja masih sedikit. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa perekonomian yang ditopang sektor pengolahan baru dinikmati

oleh sebagian kecil kelompok. Hal tersebut harus dijadikan momentum oleh Pemerintah

Daerah untuk mengurangi penduduk miskin dan ketimpangan pendapatan. Upaya yang

Tabel 1.1 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Provinsi

Maluku Utara

2

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

dilakukan antara lain melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan faktor produksi

dengan mendorong investasi pada sektor padat karya dan penetapan kebijakan

pembangunan inklusif.

A. Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Maluku Utara atas dasar harga

berlaku (ADHB) pada triwulan I-2019 mencapai Rp9.575,5 miliar dan atas dasar harga

konstan 2010 (ADHK) mencapai Rp6.470,3 miliar. Ekonomi Maluku Utara triwulan I-

2019 dibanding triwulan I-2018 (y-on-y) tumbuh 7,65. persen. Namun, dibanding triwulan

sebelumnya sebelumnya (q-to-q), ekonomi menurun 0,73 persen. Dari sisi produksi,

penurunan (q-to-q) disebabkan oleh kontraksi yang terjadi pada beberapa lapangan

usaha. Sementara dari sisi Pengeluaran disebabkan oleh kontraksi pada Komponen

Pembentukan Modal Tetap Bruto (minus 43,70 persen) dan Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah (minus 39,20 persen).

Sumber : BPS dan BPS Prov Malut (diolah)

Secara y-on-y, sejak Tahun 2017,

pertumbuhan ekonomi Maluku Utara

senantiasa terjaga di kisaran 7 persen,

lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi

nasional di kisaran 5 persen. Dari sisi

lapangan usaha, pertumbuhan

didukung oleh semua lapangan usaha,

tertinggi pada Industri Pengolahan.

Tingginya pertumbuhan industri pengolahan dimulai pasca beroperasinya smelter

pada akhir tahun 2016. Pertumbuhan pada lapangan usaha industri pengolahan di masa

yang akan datang dipengaruhi oleh pertumbuhan pembangunan smelter dan kebijakan

5,095,64 5,56

6,54

7,546,96

7,788,3 7,98

7,31

8,17 7,92 7,65

4,92 5,18 5,02 4,94 5,01 5,01 5,06 5,19 5,06 5,27 5,17 5,17 5,07

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I

2016 2017 2018 2019

PDRB ADHB Maluku Utara (Miliar) PDRB ADHK Maluku Utara (Miliar)

% Pertumbuhan PDRB Maluku Utara % Pertumbuhan PDB Nasional

16,41 12,93 10,79

-3

2

7

12

17

Industri Pengolahan

Perdagangan Besar dan

Eceran

Jasa Lainnya

Grafik 1.1 Perkembangan PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan

(y-on-y)

Miliar %

Grafik 1.2 Pertumbuhan tertinggi menurut lapangan usaha

Sumber: BPS Provinsi Malut (diolah)

3

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

mineral oleh Pemerintah Pusat. Meskipun pertumbuhan smelter relatif stagnan, tetapi

pertumbuhan industri pengolahan diprediksi akan tetap tumbuh. Hal tersebut

dipengaruhi relaksasi kebijakan ekspor yang memperkenankan ekspor mineral dengan

kadar lebih rendah dari hasil pengolahan smelter.

Sumber: BPS Provinsi Malut (diolah)

Dari struktur pembentuk PDRB, industri pengolahan hanya menyumbang 7,81

persen. Kondisi tersebut menguatkan indikasi pertumbuhan ekonomi masih baru

dirasakan oleh sekelompok kecil lapangan usaha di Maluku Utara. Sementara itu, sektor

yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDRB, pertanian, tercatat tumbuh

sebesar 7 persen. Hal tersebut merupakan kabar positif mengingat pada periode-

periode sebelumnya pertumbuhan sektor pertanian berkisar pada angka 3-4 persen.

Fundamental ekonomi regional akan lebih kuat apabila sumber pertumbuhan ditopang

oleh lapangan usaha yang memberikan kontribusi tinggi terhadap pembentukan PDRB.

Dari sisi pengeluaran,

pertumbuhan ekonomi triwulan I-

2019 (y-on-y) terjadi hampir pada

semua komponen. Pertumbuhan

tertinggi terjadi pada Ekspor Luar

Negeri sebesar 27,17 persen (yoy).

Berdasarkan struktur pembentukan

PDRB, Konsumsi Rumah Tangga

masih menjadi penopang utama

PDRB Malut.

0,07

0,09

0,11

0,31

0,44

0,77

2,06

2,95

3,57

3,23

6,12

6,72

7,81

10,24

15,03

18,01

22,48

8,18

10,15

4,95

5,70

7,39

10,79

6,68

0,48

1,34

8,21

5,29

8,43

16,41

7,13

12,93

7,00

Pengadaan Air

Listrik dan Gas

Real Estate

Jasa Perusahaan

Akomodasi

Jasa Lainnya

Jasa Kesehatan

Jasa Keuangan

Jasa Pendidikan

Infokom

Transportasi

Konstruksi

Industri Pengolahan

Pertambangan

Adm Pemerintahan

Perdagangan

Pertanian

Konsumsi RT; 54,15

PengeluaranPemerintah;

22,93

Pengeluaran LNPRT; 1,43

PMTB; 21,32

Ekspor LN; 27,17

Perubahan Inventori;

1,54

Impor LN; 9,29

Net EksporAntar

Daerah; 16,18

Other; 27,01

Grafik 1.3 Struktur dan Pertumbuhan PDRB Triwulan I 2019 Maluku Utara menurut Lapangan

Usaha

Grafik 1.4 Struktur PDRB menurut jenis pengeluaran

Sumber: BPS Provinsi Malut (diolah)

Struktur PDRB Pertumbuhan PDRB Per sektor

4

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

Rendahnya net ekspor antar daerah menunjukkan bahwa perekonomian Maluku Utara

sangat bergantung kepada pasokan produk dan jasa dari luar daerah.

B. Inflasi

Sampai dengan triwulan I-2019, Provinsi Maluku Utara yang diwakili oleh Kota

Ternate mengalami inflasi sebesar 2,95 persen (y-on-y) atau di atas inflasi nasional

sebesar 2,48 persen (y-on-y). Inflasi bulanan selama triwulan I-2019 tertinggi terjadi

pada bulan Januari sebesar 0,76 persen. Deflasi yang terjadi pada bulan Februari dan

Maret menjadikan inflasi tahun kalender selama triwulan I-2019 terjaga pada level 0,49

persen.

Sumber: BPS Provinsi Malut (diolah)

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi selama triwulan I-2019 terjadi di hampir

seluruh kelompok pengeluaran dengan nilai yang rendah. Penyumbang inflasi terbesar

terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan yang mencatatkan inflasi sebesar 5,71

persen selama triwulan I-2019. Sub kelompok lainnya yang meyumbang inflasi selama

triwulan I-2019 adalah Telur, Susu, dan Hasil-hasilnya sebesar 4,79 persen.

Inflasi kota ternate triwulan I-

2019 lebih tinggi dari inflasi

nasional dan tergolong tinggi di

kawasan regional. Namun, inflasi

masih terjaga di bawah target

RPJMD dan masih berada dalam

ambang batas target RKP 2019.

0,47 1,41 5,71 1,06 0,71 0,27 4,79 0,93 1,18 0,38 1,88 0,41

Apr 183,54

Mei 183,75

Juni 183,91

1,88

Agsts 183,15

Sep 183,67 Okt 18

3,26

Nov 184,64 Des 18

4,12

Jan 194,23 Feb 19

3,61 Mar 192,95

3,41 3,23 3,12

Jul 183,18

3,22,88

3,16 3,23 3,132,82 2,57 2,48

0

1

2

3

4

5

6

Inflasi per Sub Kelompok Inflasi (y-on-y)Kota Ternate

Inflasi (y-on-y)Nasional

2,95 5,1 2,33 2,46 3,870

2

4

6

Ternate Jayapura Sorong Manado Ambon

% Grafik 1.5 Perkembangan Inflasi (y-on-y) dan inflasi tahun kalender per sub

kelompok

RPJMD 3,21

RKP 3,5 + 1

RKP 3,5 - 1

Grafik 1.6 Perbandingan tingkat inflasi regional

%

Sumber: BPS Provinsi Malut (diolah)

5

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

Meskipun angka inflasi relatif terkendali, tetapi ketergantungan terhadap barang dan

jasa dari luar daerah yang ditunjukkan rendahnya net ekspor antar daerah, harus

menjadi perhatian. Pemerintah daerah dan Tim Pengendali Inflasi Daerah harus

mengambil langkah antisipasi pengendalian inflasi Daerah. Salah satunya melalui

stimulus terhadap pelaku usaha yang menghasilkan produk bahan makanan seperti

komoditi pertanian dan hortikultura yang selama ini dipasok dari daerah lain.

C. Indikator Kesejahteraan

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2019 tercatat sebesar 5,09

persen atau naik 32 basis poin dibanding TPT Februari 2018. Angkatan kerja pada

Februari 2019 yaitu sebanyak 544,9 ribu orang, turun sebanyak 43,0 ribu orang

dibandingkan Februari 2018 (587,9 ribu orang). Sejalan dengan penurunan jumlah

angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami penurunan

dibanding periode sebelumnya.

Sumber: BPS dan BPS Provinsi Malut (diolah)

Tingginya pertumbuhan pada beberapa sektor perekonomian terutama pada sektor

industri pengolahan dan perdagangan tidak berimbas terhadap penyerapan tenaga kerja

pada sektor tersebut. Dengan pertumbuhan sebesar 16,41 persen, jumlah

tenaga kerja pada sektor industri

pengolahan justru menurun 23,19 persen.

Hal yang sama juga terjadi pada sektor

perdagangan yang tumbuh 12,93 persen

tetapi penyerapan tenaga kerja pada

sektor tersebut menurun sebesar 20,21

persen. Peningkatan jumlah tenaga kerja

5,295,56

6,05

3,43 4,01

4,825,33

4,654,77

5,09

5,94 5,816,18

5,50 5,615,33 5,50

5,13 5,34 5,01

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

0

100

200

300

400

500

600

700

Agt 2014 Feb 2015 Agt 2015 Feb 2016 Agt 2016 Feb 2017 Agt 2017 Feb 2018 Agt 2018 Feb 2019

jumlah angkatan kerja jumlah penduduk bekerja TPT Maluku Utara TPT Nasional

16,41

-0,82

712,93

6,68

-23,19

-15,75

4,64

-20,21

12,03

-30

-20

-10

0

10

20

Pe

ngo

lah

an

Pe

rtam

ban

gan

Pe

rtan

ian

Pe

rdag

anga

n

Jasa

Kes

ehat

an

Pertumbuhan Perkembangan Tenaga Kerja

Ribuan %

Grafik 1.7 Perkembangan

Ketenagakerjaan

%

Sumber: BPS Provinsi Malut (diolah)

Grafik 1.8 Petumbuhan ekonomi dan pertumbuhan tenaga kerja per sektor

6

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

tercatat pada sektor pertanian yang merupakan sektor terbesar dalam struktur PDRB

Maluku Utara. Kenaikan jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian tercatat sebesar

4,64 persen. Momentum ini harus dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah, mengingat

sektor pertanian merupakan sektor unggulan yang berkontribusi terbesar pada

penciptaan PDRB. Apabila sektor pertanian mampu tumbuh dan menyerap tenaga kerja

dengan jumlah besar, maka fundamental perekonomian Maluku Utara akan semakin

kokoh dan stabil.

Sementara itu, angka kemiskinan

relatif stagnan dibanding periode sebelumnya

di kisaran 6,6 persen. Angka kemiskinan

sejak dua tahun terakhir mengalami tren

meningkat. Faktor-faktor penyebab kenaikan

tingkat kemiskinan adalah, rendahnya nilai

tukar petani (NTP), dan inflasi selama periode

semester II-2018. Kenaikan jumlah penduduk

miskin terjadi di perkotaan yang meningkat 51

basis poin dibanding periode sebelumnya. Sementara itu, angka kemiskinan di

perdesaan meningkat 3 basis poin dari periode sebelumnya. Pemerintah Daerah perlu

mengevaluasi program-program yang telah dilaksanakan, terutama terkait program

pengendalian inflasi daerah, program beras sejahtera, dan peningkatan pembangunan

sektor pertanian dan perkebunan.

Tren meningkatnya kemiskinan linier

dengan ketimpangan pendapatan di

perdesaan yang meningkat 11 basis poin

menjadi 0,277. Sementara itu, ketimpangan

pendapatan di perkotaan turun 20 basis poin.

Secara total, ketimpangan pendapatan di

Maluku Utara yang diukur dengan Gini Ratio

mengalami kenaikan sebesar 8 basis poin

dan menjadi 0,336. Angka ketimpangan terse-

but masih dalam kategori rendah dibanding daerah lain di Indonesia. Begitu pula dengan

distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah di Maluku Utara, tercatat

sebesar 20,10 persen dan termasuk pada kategori ketimpangan rendah. Pemanfaatan

dana desa yang dipercepat sejak awal tahun dan optimalisasi penggunaannya untuk

program padat karya berpengaruh pada turunnya ketimpangan di Perdesaan.

76,4 76,47

78,28

81,46 81,93

6,41 6,356,44

6,64 6,62

6

6,2

6,4

6,6

6,8

7

72747678808284

Sep

16

Mar

17

Sep

17

Mar

18

Sep

18

Jumlah Persentase

0,2510,265

0,2770,266

0,277

0,326 0,3220,338 0,345

0,3080,309 0,3170,33 0,328

0,336

0,384

0,2

0,3

0,4

Sep

16

Mar

17

Sep

17

Mar

18

Sep

18

Pedesaan Perkotaan

Total Nasional

Sumber: BPS Provinsi Malut (diolah)

% Ribu jiwa Grafik 1.9 Pekembangan kemiskinan Maluku Utara

Sumber: BPS dan BPS Provinsi Malut (diolah)

Grafik 1.10 Pekembangan Gini Ratio

7

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Selama triwulan I-2019, realisasi pendapatan negara di Provinsi Maluku Utara

mencapai 18,7 persen dari target, lebih rendah 2,7 persen dibanding periode yang

sama tahun 2018. Belanja negara pun terealisasi 24.67 persen dari pagu atau lebih

tinggi 2,1 persen dibanding realisasi pada periode yang sama tahun 2018.

Uraian Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A. PENDAPATAN NEGARA

1.589,33 273,68 1.744,09 374,84 2.257,35 422,13

I.

PENERIMAAN DALAM NEGERI

1.589,33 273,68 1.744,09 374,84 2.257,35 422,13

1. Penerimaan Pajak

1.469,50 207,68 1.652,15 309,38 2.117,10 355,94

2. PNBP 119,84 66,01 91,94 65,46 140,25 66,189

II. HIBAH - - - - - -

B. BELANJA NEGARA 14.624,30 3.029,61 14.448,92 3.260,89 15.535,35 3.831,81

I.

BELANJA PEMERINTAH PUSAT

4.918,01 668,30 4.441,68 770,72 4.739,10 1.139,33

1. Belanja Pegawai

1.266,73 229,56 1.216,32 242,39 1.234,23 460,84

2. Belanja Barang 1.798,74 205,02 1.636,48 252,26 1.819,19 507,21

3. Belanja Modal 1.834,59 233,72 1.576,33 276,03 1.672,33 168,62

4. Belanja Bantuan Sosial

17,96 - 12,55 0,04 13,35 2,66

5. Belanja Lain-lain

- - - - - -

II.

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

9.706,28 2.361,31 10.007,24 2.490,18 10.796,25 2.692,48

1. Transfer ke Daerah

8.873,88 2.361,31 9.221,02 2.332,93 9.904,64 2.526,95

a. Dana Perimbangan

8.763,04 2.298,39 9.085,52 2.286,43 9.764,99 2.457,12

1) Dana Alokasi Umum

6.180,28 2.028,24 6.356,37 2.105,04 6.548,96 2.167,16

2) Dana Bagi Hasil

410,75 118,53 424,24 72,10 482,75 79,80

3) Dana Alokasi Khusus

2.172,01 151,62 2.304,91 109,29 2.733,28 140,33

b. Dana Otonomi Khusus

- - - - - -

c. Dana Keistimewaan Yogyakarta

- - - - - -

d. Dana Transfer Lainnya (DID)

110,84 62,92 135,50 46,50 139,65 69,83

2. Dana Desa 832,41 - 786,23 157,25 891,60 165,53

C. SURPLUS DEFISIT (13.034,97) (2.755,93) (12.704,83) (2.886,05) (13.278) (3.409,68)

Sumber: Perpres Rincian TKDD Tahun 2019, KPP Pratama Ternate, KPP Pratama Tobelo, dan Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah)

Tabel 2.1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Maluku Utara Periode Triwulan I Tahun 2017 s.d. Tahun 2019 (dalam

miliar rupiah)

8

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Persentase realisasi penerimaan perpajakan terhadap target tercatat 1,91

persen lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2018. Hal tersebut sejalan

dengan sejalan dengan perlambatan perekonomian Maluku Utara triwulan I-2019 yang

tumbuh 7,65 persen (y-o-y), lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi triwulan 1-2018

yang tumbuh 7,98. Dari sisi belanja, terjadi peningkatan realisasi pada semua jenis

belanja pemerintah pusat, terutama jenis belanja bantuan sosial yang terealisasi 19,61

persen lebih tinggi dibanding tahun 2018. Penyaluran transfer ke daerah dan dana

desa juga lebih tinggi dibanding tahun 2018, baik secara nominal maupun wqalaupun

dalam tingkat persentase realisasinya lebih rendah. Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa kebijakan belanja pemerintah di Maluku Utara telah sejalan dengan program

penguatan infrastruktur dan pembangunan daerah.

A. Pendapatan Negara

1. Penerimaan Perpajakan

Realisasi penerimaan perpajakan di Maluku Utara selama triwulan I-2019

mencapai Rp355,94 miliar, terdiri atas penerimaan pajak dalam negeri

Rp267,58 miliar dan pajak perdagangan internasional Rp88,36 miliar.

a) Pajak Penghasilan (PPh)

Penerimaan PPh selama triwulan I-2019 sebesar 160,49 miliar, lebih tinggi

dibanding realisasi periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp132,76 miliar.

Terhadap keseluruhan penerimaan perpajakan di Maluku Utara, penerimaan

PPh tersebut memberi kontribusi sebesar 45,09 persen. Kenaikan PPh

tersebut sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja,

terutama pekerja formal.

b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Penerimaan PPN selama triwulan I-2019 mencapai Rp100,82 miliar, lebih

tinggi dari periode yang sama tahun 2018 (Rp63,075 miliar). Terhadap

keseluruhan penerimaan perpajakan di Maluku Utara, penerimaan PPN

tersebut memberi kontribusi sebesar 28,32 persen.

Lokasi Triwulan I-2017

(Rp) Triwulan I-2018

(Rp) Triwulan I-2019

(Rp)

TERNATE 85.585.603.818 59.493.878.012 63.075.977.864

HALMAHERA UTARA

15.000.000 35.468.259.284 36.703.734.996

Sumber: Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah)

Tabel 2.2 Realisasi Penerimaan PPN (MAP 41121x) Per Lokasi Kabupaten/ Kota Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2017 s.d. Tahun

2019

9

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Kenaikan PPN pada periode triwulan I-2019 terjadi seiring dengan

perekonomian yang tumbuh positif pada semua sektor usaha, terutama

industri pengolahan akibat pembangunan smelter. Selain itu, terjadi pula

kenaikan pada volume konsumsi barang/jasa, seperti bahan makanan. Data

BPS menunjukkan bahwa industri pengolahan tumbuh 14,11 persen (y-o-y)

dan indeks tendensi konsumen juga naik dengan nilai indeks 102,37.

c) Pajak Bumi dan Bangunan

Penerimaan PBB mencapai Rp2,78 miliar pada tahun 2019, seluruhnya

merupakan Pendapatan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara. Sebagian

besar penerimaan tersebut terpusat di Kab. Kepulauan Sula dan Kab.

Halmahera Timur.

d) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Penerimaan PPnBM (MAP 41122x) selama triwulan I-2018 hanya sebesar

Rp1,04 miliar, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2018 yang

mencapai Rp10.469.723 juta. Sebagian besar penerimaan tersebut masih

terpusat di Halmahera Utara yang merupakan pusat perekonomian Maluku

Utara.

Lokasi Triwulan I-2017

(Rp) Triwulan I-2018

(Rp) Triwulan I-2019

(Rp)

TERNATE 134.328.014 10.469.723 2.068.873

HALMAHERA UTARA - 3.886.364 1.040.057.477

Sumber: Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah)

e. Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional dan Cukai

Realisasi penerimaan dari pajak perdagangan internasional mencapai

Rp88,36 miliar, meningkat 16,29 persen dibanding periode yang sama tahun

2018. Seluruhnya penerimaan tersebut tercatat sebagai penerimaan di Kota

Ternate dan 91,73 persen merupakan pendapatan bea keluar.

Jenis Triwulan I-2017

(Rp) Triwulan I-2018

(Rp) Triwulan I-2019

(Rp)

Pendapatan Bea Masuk 1.174.221.000 1.799.239.000 7.291.664.000

Pendapatan Bea Keluar 90.909.091 74.144.214.090 81.055.629.000

Pabean Lainnya - 39.303.000 13.908.000

Sumber: Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah)

Tabel 2.4 Realisasi Penerimaan PPnBM (MAP 41122x) Per Lokasi Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2017

s.d. 2019

Tabel 2.3 Realisasi Penerimaan PPnBM (MAP 41122x) Per Lokasi Kabupaten/ Kota Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2017

s.d. 2019

10

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Peningkatan pendapatan bea keluar didorong oleh pesatnya pertumbuhan

ekspor luar negeri. Data BPS menunjukkan bahwa ekspor luar negeri pada

triwulan I-2018 tumbuh hingga sebesar 44,93 persen (y-o-y).

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

Realisasi PNBP selama triwulan I-2019 mencapai Rp66,18 miliar. Seluruh

PNBP yang diterima merupakan Pendapatan PNBP Lainnya (425xxx).

Ketiadaan penerimaan PNBP dari sumber daya alam (SDA) terjadi karena

PNBP SDA disetor dan dicatat sebagai penerimaan Bagian Anggaran

Bendahara Umum Negara (BA BUN). Penerimaan PNBP di Maluku Utara

didominasi oleh Pendapatan Uang Pendidikan (425412) dan Pendapatan Jasa

Kebandarudaraan (425516).

a) Penerimaan Pendapatan Uang Pendidikan

Penerimaan berupa Pendapatan Biaya Pendidikan selama triwulan I-2019

mencapai Rp24,23 miliar dan seluruhnya di Kota Ternate. Penerimaan

tersebut lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2018 (Rp4,37 miliar).

Pendapatan Uang Pendidikan umumnya meningkat di triwulan I dan triwulan

III. Penerimaan yang cenderung lebih tinggi di periode tersebut seiring dengan

periode pembayaran uang semester kuliah pada bulan Februari dan Agustus.

b) Pendapatan Jasa Kebandarudaraan

Pendapatan Jasa Kebandarudaraan selama triwulan I-2019 mencapai Rp6,29

miliar. Sejalan dengan aktivitas bandar udara yang terkonsentrasi di Ternate,

penerimaan di Kota Ternate menjadi yang tertinggi dibanding kabupaten/ kota

lain di Maluku Utara (88,95 persen).

Lokasi Realisasi (Rp)

KOTA TERNATE 5.595.338.303

KAB. HALMAHERA SELATAN 179.922.975

KAB. HALMAHERA TIMUR 157.914.700

KAB. HALMAHERA UTARA 164.057.337

KAB. KEPULAUAN SULA 57.449.250

KAB. PULAU MOROTAI 135.442.160

Sumber: Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah)

3. Pendapatan Hibah

Selama triwulan I 2018, tidak terdapat pendapatan hibah yang dicatat di wilayah

Maluku Utara. Hibah yang diterima instansi pemerintah pusat tercatat sebagai

pendapatan Bendahara Umum Negara (DJPPR).

Tabel 2.5 Realisasi Pendapatan Jasa Kebandarudaraan per Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I

Tahun 2019

11

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

B. Belanja Negara

1. Belanja Pemerintah Pusat

Realisasi belanja pemerintah pusat di Maluku Utara selama triwulan I-2019

mencapai Rp1.139,33 miliar, meningkat 6,69 persen dibanding periode yang

sama tahun 2018. Kenaikan belanja tertinggi terjadi pada belanja pegawai yang

mencapai 17,41 persen berbeda dengan tren tahun 2017-2018, realisasi

belanja pegawai didominasi oleh empat belanja sebagai berikut.

Uraian Pagu Triwulan I-

2019 (Rp) Realisasi I-2018 (Rp)

Persentase Realisasi

Belanja Barang Operasional Lainnya 199.138.096.000 75.715.704.259 38.02%

Beban Perjalanan Dinas 213.833.886.000 69.274.721.994 32.40%

Honor Output Kegiatan 106.272.922.000 46.176.667.330 43.45%

Belanja Bahan 115.045.570.000 38.786.803.356 33.71%

Sumber: Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah)

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Sumber: Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah)

Realisasi dana transfer ke daerah dan dana desa selama triwulan I-2019

mencapai Rp2,69 triliun, meningkat 0,06 persen dibanding tahun 2018.

3. Pengelolaan BLU

Hingga saat ini, di Maluku Utara belum ada instansi pemerintah pusat yang

menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU.

4. Manajemen Investasi Pusat

a) Penerusan Pinjaman

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

1) Dana AlokasiUmum

2) Dana Bagi Hasil 3) Dana AlokasiKhusus

d. Dana TransferLainnya (DID)

2. Dana Desa

Pagu 2017 Realisasi 2017 Pagu 2018 Realisasi 2018 Pagu 2019 Realisasi 2019

Grafik 2.2 Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2017

s.d. 2019

Tabel 2.6 Perkembangan Komponen Utama Realisasi Belanja

Triwulan I

12

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Sejak tahun 2018, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara

sudah tidak lagi menatausahakan penerusan pinjaman yang sumber

pembiayaannya berasal dari Rekening Pembangunan Daerah (RPD).

b) Kredit Program

Berdasarkan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP), realisasi penyaluran

KUR di wilayah Maluku Utara selama triwulan I-2019 mencapai Rp71,22

miliar yang terdiri dari KUR Mikro, KUR ritel, dan Ultramikro. Sektor

perdagangan besar dan eceran mendominasi penyaluran KUR sebesar 62%

persen dari total penyaluran KUR wilayah Maluku Utara. Sementara itu,

penyaluran KUR sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan hanya

mencapai 11,79%. Hal tersebut menunjukkan bahwa realisasi penyerapan

KUR belum menyentuh sektor-sektor unggulan seperti pertanian, kehutanan,

dan perikanan, yang merupakan basis ekonomi masyarakat Maluku Utara.

Berdasarkan wilayah, sebagian besar KUR tersalur di wilayah Kota Ternate

(31,53 persen) dan Kabupaten Halmahera Selatan (14,70 persen).

Kabupaten Pulau Morotai merupakan wilayah dengan tingkat penyaluran

KUR dan jumlah debitur terendah, yakni hanya Rp1,9 miliar dan 81 debitur.

C. Prognosis Realisasi APBN

Berdasarkan data selama kurun waktu 2015–2018, dan kebijakan fiskal yang

diterapkan pada tahun 2019, APBN di Maluku Utara diperkirakan terealisasi

sebagai berikut:

Uraian Pagu

Realisasi Triwulan I Perkiraan Realisasi

s.d. Triwulan IV

Rp % thd Pagu

Rp % thd Pagu

Pendapatan Negara

2.257,35 422,13 18,70% 2.178,57 96,51%

Belanja Negara 15.535,35 3.831,81 24,67% 15.498,23 97,83% Sumber : KFR Maluku Utara Tahun 2015, 2016, 2017, Kanwil DJPb Maluku Utara (diolah).

Tabel 2.7

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Maluku Utara s.d. Triwulan IV Tahun 2019 (dalam

miliar rupiah)

13

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Perkembangan realisasi APBD agregat dari seluruh pemerintah daerah di Maluku

Utara hingga Triwulan I 2019 adalah sebagai berikut :

Uraian Triw I 2017 Triw I 2018 Triw I 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

PENDAPATAN 11.253 2.310 11.535 2.411 12.414 2.088

PAD 964 116 999 109 1.155 42

Pajak Daerah 497 55 376 68 486 27

Retribusi Daerah 195 32 153 23 114 7

Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah Yang Dipisahkan 8 - 13 - 10 -

Lain-Lain PAD yang Sah 264 29 457 18 543 8

Pendapatan Transfer 9.747 2.137 10.271 2.274 9.974 1.890

Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan

8.717 2.051 9.213 2.070

9.718

1.878

Transfer Pemerintah Pusat -

Lainnya 893 67 887 204 256 12

Transfer Pemerintah Provinsi 137 19 171 - 176 12

Transfer Bantuan Keuangan - - - - 80 -

Lain-lain pendapatan daerah

yang sah 542 57 265 28 1.540 167

Pendapatan Hibah 284 14 151 5 205 -

Pendapatan Dana Darurat 12 - - - - -

Pendapatan Lainnya 246 43 114 23 162 27

JUMLAH PENDAPATAN 11.253 2.310 11.535 2.411 12.414 2.088

BELANJA 10.121 1.288 10.726 1.320 12.951 1.369

Belanja Pegawai 3.701 604 3.626 619 3.938 656

Belanja Barang 2.716 333 3.168 336 3.133 304

Belanja Bunga 11 2 13 4 33 2

Belanja Subsidi 13 1 8 0,1 2 -

Belanja Hibah 431 72 678 207 376 54

Belanja Bantuan Sosial 30 5 47 8 47 5

Belanja Modal 3.201 269 3.166 145 3.900 224

Belanja Tidak Terduga 19 2 20 1 25 1

TRANSFER PEMERINTAH

DAERAH 1.442 81 1.416 214 1.494 120

Transfer/Bagi Hasil Pendapatan 120 22 137 40 134 42

Transfer Bantuan Keuangan 1.322 59 1.279 174 1.360 77

JUMLAH BELANJA DAN

TRANSFER 11.563 1.369 12.142 1.534 14.445 1.489

SURPLUS/DEFISIT (310) 941 (607) 877 (537) 719

Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov. Maluku Utara

Tabel 3.1 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara s.d. Akhir Triwulan I Tahun 2017, Tahun 2018, dan Tahun 2019 (dalam

miliar Rp)

14

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Realisasi pendapatan daerah hingga akhir triwulan I 2019 mencapai 16,82 persen dari

total estimasi pendapatan tahun 2019. Capaian tersebut menurun sebesar 13,39

persen dari realisasi pendapatan tahun sebelumnya. Penurunan tersebut sejatinya

belum menggambarkan perbaikan kinerja pemda dalam meraup penerimaan daerah

karena lebih dipicu oleh menurunnya transfer DAU dan DAK dengan total Rp193 miliar.

Sementara belanja daerah meningkat tipis 3,71% dari periode yang sama tahun

sebelumnya. Dengan tingkat penyerapan yang baru mencapai 16,83 persen, kinerja

pemda perlu ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

A. Pendapatan Daerah

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Realisasi PAD di Maluku Utara pada Triwulan I 2019 tercatat mencapai 3,70

persen dari total estimasi tahun 2019. Kontribusinya terhadap total penerimaan

hanya sebesar 2,05 persen. Menunjukkan tingkat kemandirian fiskal pemda di

Maluku Utara masih rendah, sehingga pemda diharapkan lebih kreatif dalam

menggali sumber-sumber PAD. Berdasarkan komponen pembentuknya, pajak

daerah berkontribusi sebesar 64,10 persen, retribusi daerah 16,80 persen, serta

penerimaan dari lain-lain PAD yang sah sebesar 19,10 persen. Sementara

penerimaan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, tercatat

nihil.

a) Penerimaan Pajak Daerah

Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov. Maluku Utara

Realisasi pajak daerah mencapai 5,63 persen dari target yang ditetapkan, turun

60,29 persen dari tahun lalu. Penurunan tersebut disebabkan karena penerimaan

Provinsi dari pajak kendaraan bermotor yang tidak tercapture dalam grafik diatas.

Hal tersebut mengingat belum dilaporkannya pajak kendaraan bermotor selama

triwulan I 2019 oleh pemerintah provinsi Maluku Utara. Sementara untuk jenis

pajak kabupaten/kota, sumbangsih terbesar berasal dari pajak penerangan jalan

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

Rp

. Ju

ta

Prov. Malut

Halteng

Ternate

Halbar

Haltim

Halsel

Halut

Kep.Sula

Tidore

Morotai

Taliabu

Grafik 3.1 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/ Kota Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2019

(dalam juta Rp)

15

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

yang meningkat 40,15 persen. Hal ini tidak lepas juga dari program PT. PLN

yang berjanji akan menerangi seluruh desa di Maluku Utara pada tahun 2019 ini.

Dipastikan jenis pajak ini akan terus meningkat, karena investasi listrik di wilayah

timur membutuhkan dua sampai 3 miliar setiap desanya.

b) Penerimaan Retribusi Daerah

Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov. Maluku Utara

Penerimaan retribusi daerah hingga triwulan I 2019 mencapai 6,26 persen dari

target yang ditetapkan. Realisasinya menurun hingga 68,75 persen sebagai

imbas penerapan PPK-BLUD pada beberapa Rumah Sakit di Maluku Utara yang

selama ini menyumbang retribusi layanan kesehatan terbesar di Maluku Utara.

Pencatatan pendapatannya oleh Pemprov Maluku Utara tidak lagi sebagai

retribusi tapi masuk pada pos lain-lain PAD yang sah. Namun demikian,

penerimaan layanan kesehatan masih menjadi peyumbang terbesar hingga

40,32 persen dari total retribusi, mengingat belum semua RSUD berstatus BLUD.

c) Lain-Lain PAD yang Sah

Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov. Maluku Utara

Capaiannya mencapai 1,50 persen dari estimasi dan menjadi penyumbang

terendah PAD. Penerimaan terbesar dari jenis ini disumbang dari Lain-lain PAD

yang Sah Lainnya dan Penerimaan Jasa Giro.

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

Rp

. Ju

ta

Prov. Malut

Halteng

Ternate

Halbar

Haltim

Halsel

Halut

Kep.Sula

Tidore

Morotai

Taliabu

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

Rp

. Ju

ta

Prov. Malut

Halteng

Ternate

Halbar

Haltim

Halsel

Halut

Kep.Sula

Tidore

Morotai

Taliabu

Grafik 3.2 Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten/ Kota Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2019 (dalam juta Rp)

Grafik 3.3 Realisasi Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2019 (dalam jutaan Rp)

16

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

2. Pendapatan Transfer

Realisasi pendapatan transfer di Maluku Utara hingga triwulan I 2019 mencapai

18,54%. Terjadi peningkatan 3,60 persen dari tahun lalu dengan proporsi

terbesar untuk DAU mencapai 86,18 persen. Kabupaten Halmahera Selatan

menjadi daerah dengan pendapatan transfer terbesar karena wilayahnya yang

terluas dengan jumlah penduduk dan desa terbanyak di Maluku Utara.

Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov. Maluku Utara

Prosentase kenaikan terbesar terjadi pada DAK yang meningkat 12,58%. Adanya

kebijakan pemerintah melalui PMK 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan TKDD,

mendorong pemda lebih disiplin dalam penyaluran DAK Fisik dengan

memperhitungkan kinerja penyerapan dan capaian output. Rasio pendapatan

transfer terhadap total pendapatan sendiri mencapai 94,46 persen. Artinya

tingkat ketergantungan pemda di Maluku Utara terhadap pemerintah pusat masih

cukup tinggi. Hanya pemda tetap perlu mewaspadai sifat transfer DAU yang

dinamis, tergantung penerimaan netto dalam negeri. Sehingga sudah semestinya

pemda bekerja keras untuk mendongkrak pendapatan daerah.

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Realisasi penerimaan ini menjadi komponen pendapatan dengan sumbangsih

paling minim sebesar 16,62 persen atau mencapai Rp27 miliar. Kontribusi

terbesar berasal dari pendapatan lain-lain mencapai 16,61 persen dan tercatat

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

Rp

. Mili

ar

Pagu Realisasi

Grafik 3.4 Realisasi Dana Transfer Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2019 (dalam Miliar Rp)

Ternate,Malut Post- Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Ternate Faruk Albar akan melakukan evaluasi PAD setiap bulan (14/3/2019), untuk memastikan progres Pendapatan Asli Daerah (PAD) sesuai target yang ditetapkan.Evaluasi yang dilakukan setiap triwulan dianggap tidak efektif, maka dari itu akan dilakukansetiap bulan agar realisasinya lebih maksimal.Selain melakukan evaluasi, Faruk Albar akan rutin melakukan penagihan untuk mencegah masalah kebocoran PAD di lapangan. Dia meminta petugas yang melakukan penagihan retribusi untuk tidak “bermain”. Jika ditemukan dia memastikan akan memberikan sanksi tegas. “Kalau honorer langsung dipecat. Saya berharap petugas yang ditempatkan di lapangan jangan main-main,” jelasnya. Meski pengelolaan PAD baru sampai Maret, Kadishub mengaku optimis, realisasi PAD Dinas Perhubungan dapat sesuai target.

17

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

terbesar pada Kabupaten Kepulauan Sula. Penerimaan tersebut sebesar

Rp14,75 miliar. Penerimaan yang lainnya berasal dari Hibah sebesar Rp11,86

juta hanya dari Provinsi Maluku Utara saja.

B. Belanja Daerah

1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal

Realisasi belanja daerah hingga triwulan I 2019 cenderung konsumtif karena

didominasi oleh belanja aparatur yang telah terserap sebesar 29,25 persen.

Kontribusinya terhadap total belanja daerah mencapai 47,91 persen.

Rasionalisasi belanja pegawai perlu dilakukan pemda untuk menyediakan ruang

fiskal yang lebih memadai bagi belanja publik.

Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov. Maluku Utara

Untuk belanja barang penyerapannya mencapai 9,70 persen. Jenis belanja ini

tergolong kurang produktif karena realisasi terbesar lebih dialokasikan untuk

belanja perjalanan dinas dengan proporsi hingga 37,35 persen atau Rp113,56

miliar serta untuk belanja makan dan minum sebesar Rp32,26 miliar. Pemda

diharapkan lebih proaktif melakukan efisiensi dengan selektif dalam perjalanan

dinas serta mengurangi kegiatan konsinyering yang tidak perlu.

Sementara belanja modal yang diharapkan dapat memberikan multiplier effect di

Maluku Utara, baru terserap 5,75 persen. Realisasinya bahkan naik 54,48 persen

dari kinerja tahun lalu. Hal tersebut disebabkan masih banyak pekerjaan yang

belum selesai proses tender pada sejumlah pemda. Selain itu, belum

tersalurkannya DAK Fisik yang mengakibatkan belum terlaksananya proyek-

proyek yang bersumber dari belanja modal di Maluku Utara. Akibatnya

penyerapan belanja modalnya adalah yang terendah se-Maluku Utara, baru

mencapai 0,03 %.

29,25%

9,70%

5,75%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Rp

.Mili

ar

Pagu

Realisasi

Persentase

Grafik 3.5 Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2019

18

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

2. Belanja Daerah Berdasarkan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota

Tingkat penyerapan belanja tertinggi terdapat di Maluku Utara mencapai 13,64

persen, yang ditopang capaian pendapatan yang juga tertinggi di Kota Tidore

Kepulauan mencapai 13,31 persen. Sementara Kabupaten Pulau Taliabu

menjadi daerah dengan tingkat penyerapan paling rendah, mencapai 4,39

persen. Hal ini akibat masih banyak belanja yang realisasinya nol. Masih terdapat

juga Dana Desa yang belum tersalurkan atau terlambat salur.

Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov. Maluku Utara

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Triwulan IV 2019

Melihat kinerja APBD dalam tiga tahun terakhir dan capaiannya hingga triwulan I

2019, realisasi pendapatan daerah hingga akhir tahun 2019 diperkirakan mencapai

Rp12.143 triliun dari target pendapatan. Sementara realisasi belanja daerah

diperkirakan mencapai 85,73 persen dari target yang akan ditetapkan atau

mencapai Rp10 triliun. Dengan demikian, melihat kecenderungan capaian tahun-

tahun sebelumnya, kemungkinan terjadi surplus di angka Rp95 miliar.

Uraian Pagu

Realisasi s.d. Triwulan I Perkiraan Realisasi

s.d. Triwulan IV

Rp % Realisasi Terhadap

Pagu Rp

% Perkiraan Realisasi

Terhadap Pagu

Pendapatan Daerah

12.415 2.089 16,83 12.143 90,69

Belanja Daerah 12.952 1.370 10,58 10.051 88,73

Surplus/Defisit (537) 719 (133,90) 95 6,79 Sumber : LRA Kab/Kota/Prov. Maluku Utara

-

1.000

2.000

3.000

Rp

. Mili

ar

Pagu Realisasi

Grafik 3.6 Pagu dan Realisasi Belanja Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I Tahun 2019 (dalam miliar Rp)

Tabel 3.2 Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara s.d. Akhir Triwulan IV Tahun 2019 (dalam miliar

Rp)

19

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang

disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dengan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian dalam periode tertentu.

Pada tingkat wilayah, Kanwil Ditjen Perbendaharaan menyusun LKPK Tingkat

Wilayah yang mengonsolidasikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat

Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah

kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

Uraian Triwulan I 2019 Triwulan I

2018 Triwulan I

2017

Pusat Daerah Konsolidasi Kenaikan Konsolidasi Konsolidasi

Pendapatan Negara

397,26 1.772,44 473,47 -0,28% 474,78 379,92

Pendapatan Perpajakan

342,44 26,25 368,69 6,36% 346,65 227,06

PNBP 54,82 17,22 72,04 -75,16% 126,19 151,84

Hibah - - -

1,95 -

Transfer* 1.669,20** 1.701,94* 32,74 -580,61% 222,83 1,01

Belanja Negara 3.207,61 1.037,83 2.576,23 13,66% 2.266,59 2.063,10

Belanja Pemerintah

611,06 982,77 1.593,83 -31,31% 2092,89 2.056,16

Transfer* 2.596,54 55,06 982,40 465,61% 173,69 6,94

Surplus/ (Defisit)

-2.810,35 734,61 -

1.289,69 -28,02% -1791,81 -1.683,18

Pembiayaan - -16,67 -16,67 -33,43% -25,05 - 20,26

Penerimaan Pembiayaan Daerah

- - - - 0,00 0,19

Pengeluaran Pembiayaan Daerah

- 16,67 16,67 - 50,23% 25,05 20,45

Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran

-2.810,35 717,93 - 1.273,01 - 29,93% - 1816,86 - 1.703,44

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara (diolah)

*) Seluruh Pengeluaran Transfer pemerintah pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah

Daerah.

**) Penyesuaian terhadap pengakuan belanja transfer pada pemerintah pusat yang merupakan

Pendapatan BA 099.05

Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Maluku Utara s.d. Tw-I Tahun 2019 (dalam milyar rupiah)

20

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan Pemerintahan Umum (General Government Revenue) atau

Pendapatan Konsolidasian Tingkat Wilayah adalah konsolidasian antara seluruh

pendapatan pemerintah pusat dan pemerintah daerah suatu wilayah dalam satu

periode pelaporan yang sama, dan telah dilakukan eliminasi atas akun-akun

resiprokal (berelasi).

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pendapatan pemerintah konsolidasian terdiri dari penerimaan perpajakan,

PNBP, hibah dan transfer dana bantuan ke desa. Total pendapatan

konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah pada triwulan I tahun

2019 adalah sebesar Rp473,47 miliar. Pendapatan tersebut 83,90 persen

merupakan pendapatan Pemerintah Pusat dan 14,89% persen adalah

pendapatan Pemerintah Daerah. Pendapatan Pemerintah Pusat tersebut

selanjutnya akan didistribusikan kepada Pemerintah Daerah berupa dana

transfer.

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara (diolah)

Pada triwulan I tahun 2019 pendapatan konsolidasian didominasi pendapatan

perpajakan konsolidasian sebesar 77,87 persen atau Rp368,69 miliar.

Pendapatan perpajakan konsolidasian sebesar 92,88 persen merupakan

penerimaan perpajakan pemerintah pusat dan sisanya sebesar 7,12 persen

merupakan penerimaan perpajakan pemerintah daerah. Sedangkan

perbandingan PNBP konsolidasian terhadap total pendapatan konsolidasian

sebesar 15,22 persen atau sebesar Rp72,04 miliar. PNBP pemerintah pusat

Triwulan ITahun 2019

Triwulan ITahun 2018

Triwulan ITahun 2017

Transfer 32,74 222,83 1,01

Hibah - 1,95 0

PNBP 72,04 126,19 151,84

Pendapatan Perpajakan 368,69 346,65 227,06

-

100,00

200,00

300,00

400,00

500,00

600,00

700,00

800,00

mili

ar r

up

iah

Pendapatan Perpajakan PNBP Hibah Transfer

Grafik 4.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Maluku Tw-I Tahun 2017

s.d. 2019

21

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

menyumbang 76,09 persen dari total PNBP Konsolidasian sedangkan PNBP

pemerintah daerah menyumbang 23,90 persen. Sedangkan Penerimaan

Transfer sebesar Rp32,74 miliar atau 6,91 persen dari total pendapatan

konsolidasian.

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara (diolah)

2. Analisis Perubahan

Sampai dengan triwulan I 2019, pendapatan konsolidasian tercatat sebesar

Rp473,47 miliar atau turun 0,28 persen dibanding pendapatan konsolidasian

pada periode yang sama tahun 2018. Pada triwulan I tahun 2019 penerimaan

perpajakan konsolidasian mencapai Rp368,69 miliar mengalami kenaikan

sebesar 6,36 persen dari tahun sebelumnya. Penerimaan perpajakan ini terdiri

dari penerimaan perpajakan dalam negeri sebesar Rp280,33 miliar dan

penerimaan perpajakan internasional Rp88,36 miliar. Sebesar 90,64 persen

dari Penerimaan Perpajakan Dalam Negeri tersebut merupakan penerimaan

Pemerintah Pusat dan sisanya sebesar 9,36 persen merupakan penerimaan

Pemerintah Daerah. Sedangkan Penerimaan Perpajakan Internasional

seluruhnya merupakan penerimaan Pemerintah Pusat.

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara (diolah)

-

100,00

200,00

300,00

400,00

PendapatanPerpajakan

PNBP Hibah Transfer

Mili

ar R

up

iah

Axis Title

Pempus Pemda

-

100,00

200,00

300,00

1. Pajak Dalam Negeri 2. Pajak Perdagangan Internasional

mili

ar r

up

iah

Axis Title

Pempus Pemda

Grafik 4.2 Perbandingan Penerimaaan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Konsolidasian Provinsi Maluku Utara s.d. Tw-I 2019

Grafik 4.3

Perbandingan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Perpajakan Konsolidasian Provinsi Maluku Utara Tw-I 2019

22

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap kenaikan realisasi pendapatan konsolidasian

Pertumbuhan ekonomi yang positif, secara alami akan menaikkan penerimaan

sektor perpajakan. Selain perpajakan, kenaikan produksi dari lapangan usaha

sektor SDA dan sumber lainnya juga akan mempengaruhi pendapatan dari

sektor PNBP. Perekonomian Maluku Utara yang senantiasa tumbuh di atas

rata-rata pertumbuhan nasional mengisyaratkan bahwa potensi pendapatan

konsolidasian di Maluku Utara akan tumbuh relatif lebih besar dibanding rata-

rata nasional.

Uraian Triwulan I 2017 Triwulan I 2018 Triwulan I 2019

Realisasi Rasio Realisasi Rasio Realisasi Rasio

Penerimaan Perpajakan

227,06 2,97% 346,65 4,06% 368,69 3,85%

PNBP 151,84 1,99% 126,19 1,48% 72,04 0,75%

Total 378,90 4,96% 472,84 5,54%

473,47 4,94%

PDRB/Pertumbuhan Ekonomi (harga berlaku*)

7.639,0

8.536,9

9.575,5

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara dan BPS Malut (diolah)

Selama triwulan I 2019, PDRB Provinsi Maluku Utara mencapai Rp9.575,5

miliar atau mengalami laju pertumbuhan sebesar 7,65% (y-on-y). Sejalan

dengan perekonomian yang tumbuh, rasio pendapatan konsolidasian terhadap

PDRB juga mengalami kenaikan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa

pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada Provinsi Maluku Utara memiliki

korelasi positif dengan pendapatan konsolidasian di Maluku Utara.

C. BELANJA KONSOLIDASIAN

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Realisasi belanja konsolidasian sampai dengan triwulan I 2019 mencapai

Rp1.593,83 miliar. Realisasi belanja pemerintah pusat didominasi oleh belanja

barang yang mencapai 45,88 persen dari total belanja diikuti belanja pegawai

dan modal masing-masing 43,38 dan 10,74 persen. Sebaliknya, realisasi

belanja pemerintah daerah sebesar 46,83 persen digunakan untuk belanja

pegawai atau tertinggi dibanding belanja lain. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa ruang fiskal di maluku utara masih terbebani oleh kewajiban pemerintah

daerah untuk membayar gaji dan tunjangan para aparatur sipil negara.

Seluruh realisasi jenis belanja pemerintah pusat di Maluku Utara sampai

dengan triwulan I 2019 lebih rendah dibanding realiasi belanja pemerintah

Tabel 4.2 Tabel Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda di wilayah Provinsi Maluku Utara Tw-I 2017 s.d. 2019 miliar

rupiah)

23

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

daerah. Hal tersebut disebabkan jumlah instansi vertikal pemerintah pusat yang

berada di Maluku Utara lebih sedikit dibanding jumlah seluruh SKPD yang

terdapat di Maluku Utara. Namun, perlu menjadi perhatian bahwa realisasi

belanja pemerintah daerah masih didominasi untuk pengeluaran belanja

pegawai. Pemerintah daerah perlu mencontoh pola realisasi belanja

pemerintah pusat yang didominasi belanja modal. Hal tersebut harus segera

dilaksanakan, mengingat belanja modal merupakan katalisator perekonomian

dan mampu memberikan manfaat jangka panjang.

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara (diolah)

2. Analisis Perubahan

Komposisi belanja konsolidasian triwulan I 2019 mengalami penurunan pada

belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal dibandingkan komposisi

pada periode yang sama tahun 2018.

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara (diolah)

Hal ini disebabkan oleh diberlakukannya efisiensi atas alokasi belanja tersebut

pada pemerintah daerah. Sedangkan alokasi belanja pemerintah pusat

mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan. Proporsi belanja yang

26

5,0

8

28

0,3

3

65

,65

- - - - - -

46

0,2

1

28

0,8

5

21

4,8

8

2,6

0

0,0

8

14

,58

6,8

2

2,7

7

-

Pempus Pemda

41%

30%

25%

0,03%

0,04% 4% 0,4%0%

BelanjaPegawaiBelanjaBarangBelanja Modal

PembayaranBunga UtangSubsidi

Hibah

46%

35%

18%

0%0% 1% 0% 0%

0%Pegawai

Barang

Modal

PembayaranBunga UtangSubsidi

Hibah2019

Grafik 4.5 Diagram Komposisi Belanja Konsolidasian Maluku Utara Triwulan I

2018 dan 2019

2018

24

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

mengalami peningkatan terjadi pada jenis pembayaran bunga utang, hibah,

belanja bantuan sosial dan belanja lain-lain.

3. Analisis dampak kebijakan fiskal kepada indikator ekonomi regional

Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah yang tertuang dalam alokasi

anggaran dimaksudkan untuk mempengaruhi perekonomian, yaitu dalam hal ini

untuk mempengaruhi permintaan agregat dan redistribusi pertumbuhan. Untuk

itu, dalam magnitude tertentu, sepatutnya kebijakan fiskal memberi dampak

kepada perekonomian regional. Demikian pula halnya kebijakan fiskal

seharusnya memiliki arah dan fokus yang sejalan dengan pertumbuhan

ekonomi regional yang diharapkan. Singkatnya, harus ada keterkaitan atau

dampak antara anggaran pemerintah dengan kondisi perekonomian regional

yang ditunjukkan oleh indikator-indikator ekonomi makro (regional) seperti

PDRB, indikator demografis, indikator kesejahteraan maupun indikator sektoral.

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara (diolah)

Belanja fungsi pendidikan dengan porsi 13,62 persen memiliki hubungan positif

dengan indikator pendidikan berupa pertumbuhan Angka Partisipasi Murni dan

Angka Partisipasi Kasar. Belanja fungsi ekonomi dengan porsi 12,39 persen

memiliki hubungan positif dengan indikator kemiskinan berupa pertumbuhan

jumlah dan persentase penduduk miskin namun memiliki hubungan negatif

dengan pertumbuhan indeks keparahan dan kedalaman kemiskinan. Belanja

fungsi kesehatan dengan porsi 7,73 persen memiliki hubungan positif dengan

indikator kesehatan berupa pertumbuhan jumlah fasilitas kesehatan namun

memiliki hubungan negatif dengan pertumbuhan tenaga kesehatan.

32,83%

3,44%

11,33%

12,39%

2,91%

12,15%

7,73%

0,77%

1,66%

13,62%

1,17%

0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00%

Pelayanan Umum

Pertahanan

Ketertiban dan Keamanan

Ekonomi

Lingkungan Hidup

Perumahan dan Fasilitas Umum

Kesehatan

Pariwisata

Agama

Pendidikan

Perlindungan SosialGrafik 4.7 Diagram Komposisi Belanja Konsolidasian per fungsi Triwulan I

2019

25

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019

BERITA/ ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

V. BERITA/ ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

Bahasan berita/ isu fiskal regional terpilih mengulas upaya atas ketiadaan ekspor

langsung komoditas perikanan dan pertanian Maluku Utara ke luar negeri secara

langsung.

A. Ekspor Perikanan Meningkat, Pertumbuhan Sektor Produktif Melesat

Selama triwulan I-2019, hal positif

yang terpotret adalah meningkatnya

pertumbuhan sektor pertanian,

perkebunan, dan perikanan. Faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan pada

sektor pertanian, perkebunan, dan

perikanan antara lain meningkatnya

produksi sektor perikanan sepanjang

triwulan I-2019. Dianugerahi perairan

Sumber: BPS Provinsi Malut (diolah)

yang kaya akan jenis ikan, Maluku Utara tercatat tidak memiliki ekspor ikan ke luar

negeri. Ekspor ikan Maluku Utara dilakukan melalui daerah lain, sehingga tercatat

sebagai ekspor daerah lain. Produksi ikan Maluku Utara saat ini diekspor melalui

pelabuhan di Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Bali.

B. Ekspor Langsung, Upaya Mendorong Pertumbuhan Sektor Perikanan

Ketiadaan ekspor langsung komoditi perikanan di Maluku Utara merupakan

sebuah ironi mengingat Maluku Utara memiliki perairan luas dan ikan yang berlimpah.

Kondisi tersebut disebabkan berbagai permasalahan meliputi keterbatasan sarana

prasarana atau infrastruktur, ketidaksiapan sumber daya manusia dan sebagainya.

Untuk mendorong ekspor langsung terutama produk perikanan, diperlukan sinergi dari

seluruh pihak.

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Ternate

bekerjasama dengan Bank Indonesia dan Pemda berkomitmen mendorong ekspor

langsung1. Salah satu komitmen KPPBC adalah membuka layanan ekspor 24 jam 7

hari dan bebas pungli. Tak hanya KPPBC, Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu

dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) juga mendorong ekspor langsung hasil

perikanan terutama komoditi lobster2. Upaya yang dilakukan SKIPM antara lain dengan

melakukan pembinaan karantina ikan dan kemudahan pengurusan izin dan dokumen

bagi pelaku usaha.

1 Harian Malut Post edisi 21 Maret 2019 2 Harian Malut Post edisi 26 Maret 2019

47,5 75,6 147 198,7

2,763,64 4,13

7

0

3

6

9

0

50

100

150

200

Q2 2018 Q3 2018 Q4 2018 Q1 2019

Ekspor Ikan (Ton) Pertumbuhan SektorPertanian dan Perikanan

Ton %Grafik 5.1 Perkembangani Pertumbuhan Sektor Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan dengan Ekspor

Hasil Perikanan