kajian empiris perbandingan kekuatan ujirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... ·...

53
KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJI D’AGOSTINO-PEARSON, UJI GEARY, DAN UJI JARQUE BERA DALAM MENDETEKSI KETIDAKNORMALAN DATA SKRIPSI A. Asfar Jaya 1113094000021 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/ 1440 H

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJI

D’AGOSTINO-PEARSON, UJI GEARY, DAN UJI JARQUE

BERA DALAM MENDETEKSI KETIDAKNORMALAN DATA

SKRIPSI

A. Asfar Jaya

1113094000021

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019 M/ 1440 H

Page 2: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJI

D’AGOSTINO-PEARSON, UJI GEARY, DAN UJI JARQUE

BERA DALAM MENDETEKSI KETIDAKNORMALAN DATA

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Sains dan Teknologi

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Matematika (S.Mat)

Oleh:

A. Asfar Jaya

1113094000021

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019 M/ 1440 H

Page 3: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama
Page 4: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama
Page 5: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama
Page 6: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk orang tua yang telah berjuang sepenuh hati

untuk melihat anaknya dapat menjadi seseorang yang bermanfaat suatu saat nanti,

Bapak H. Andi Sessu dan Ibu Hj. Sitti Sirariah

Page 7: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

v

MOTTO

“Allah tidak membebankan seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

(Q.S. 2:286)

Kuatkan akar, karena semakin tinggi tempatmu berada terpaan angin semakin

kencang.

-A. Asfar Jaya

Page 8: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

vi

ABSTRAK

A. Asfar Jaya, Kajian Empiris Perbandingan Kekuatan Uji D’Agostino-Pearson,

Uji Geary, Dan Uji Jarque Bera Dalam Mendeteksi Ketidaknormalan Data, di

bawah bimbingan Dr. Nina Fitriyati, M.Kom, dan Nurmaleni, M.Si.

Pada penelitian ini, akan dibandingkan kekuatan uji kenormalan menggunakan uji

D’Agostino-Pearson, Geary, dan Jarque Bera. Simulasi dilakukan 1000 kali

dengan data yang dibangkitkan dari distribusi simetris non normal (distribusi

Beta, Cauchy, dan T-Student) dan distribusi asimetris (distribusi Beta, Chi-square,

Gamma, dan Weibull). Hasil menunjukkan bahwa untuk sampel data berukuran

besar yang dibangkitkan dari distribusi simetris, uji Geary memiliki kekuatan

paling besar yaitu 96,01%, sedangkan untuk data yang dibangkitkan dari distribusi

asimetris, uji Jarque Bera memiliki kekuatan paling besar yaitu 86,44%. Untuk

sampel data berukuran kecil yang dibangkitkan dari distribusi simetris, uji Geary

memiliki kekuatan paling besar (yaitu 41,99%) dibandingkan dengan dua uji

lainnya.

Kata Kunci: Uji Kenormalan, Distribusi Asimetris, Distribusi Simetris

Page 9: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

vii

ABSTRACT

A. Asfar Jaya, An empirical power comparison D’Agostino-Pearson, Geary and

Jarque Bera test in detecting non-normality data, under the guidance of the Dr.

Nina Fitriyati, M.Kom, and Nurmaleni, M.Si.

In this study, we compared the strength of the normal test using the D 'Agostino-

Pearson, Geary, and Jarque Bera test. The number of simulations are 1000 times

with data generated from non-normal symmetrical distributions (Beta, Cauchy,

and T-Student distribution) and asymmetric distribution (Beta distribution, Chi-

square, Gamma, and Weibull distribution). The result shows that, for large

samples, the Geary test has the greatest strength of 96.01% for data generated by

symmetrical distributions and the Jarque Bera test has the greatest strength of

86.44% for data generated by asymmetric distribution. For the small data samples

generated from symmetrical distributions, the Geary test has the greatest strength

(ie 41.99%) compared to the other two tests.

Keywords: Normality Test, Asymmetric Distribution, Symmetric Distribution.

Page 10: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW, para sahabat, keluarga, serta muslimin dan muslimat. Semoga

kita mendapat syafaat oleh Nabi Muhammad di akhirat kelak. Aamiin.

Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan atas kerjasama dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka, M.Env Stud., selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Nina Fitriyati, M.Kom., selaku Ketua Program Studi Matematika,

dan Bapak Muhaza Liebenlito, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi

Matematika.

3. Ibu Dr. Nina Fitriyati, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu

Nurmaleni, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa

memberikan waktu, pengarahan dan saran-saran dalam penyelesaian

skripsi ini.

4. Bapak Mahmudi, M.Si., selaku Dosen Penguji I dan Ibu Madonna Y

Wijaya, M.Sc., selaku Dosen Penguji II yang bersedia meluangkan waktu,

untuk menguji penulis terhadap hasil skripsi.

5. Seluruh Ibu dan Bapak Dosen Program Studi Matematika yang telah

memberikan ilmu-ilmunya dan pengalaman yang bermanfaat.

6. Kedua orang tua penulis, Bapak Andi Sessu dan Ibu Sitti Sirariah, serta

kakak-kakak penulis, Arna Wisuda Ningsih, Asrar Sayidin, Anni Purnama,

Page 11: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

ix

Arsadi, dan Anjarwati yang tidak pernah bosan memberikan doa, kasih

sayang, semangat, dan dukungan moril maupun materil sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

7. Management Celerates, Pak Riza, Pak Risyad, Mas Yoga, Mba Lina, Mba

Hani yang selalu mengizinkan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8. Fadel, Fatma, Fauzan, Ossela, Kiki, Bagus, Naufal, Faruqi, Rahmi, Fifi,

Dhea, Rena, Rara, dan Dhiya yang mengingatkan dan sabar menghadapi

penulis.

9. Teman-teman Celerates yaitu Khoeria, Angga, Nina, Wiji, Lisna, Fauzi,

Erda, Wildan, Theo, Nugroho, Edo, Adam, Irfan, Widya dan Satrio yang

memberikan hiburan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh teman-teman Cypress Family Matematika angkatan 2013 yaitu

Uta, Nda, Ndi, Asfar, Aul, Angga, Panjul, Ady, Emin, Faiz, Andhika,

Sarah, Khoeria, Ayu, Dayinta, Yuniar, Elly, Irfi, Ainul, Lisna, Icyn, Sofi,

Imas, Mul, Ilva, Oot, Nadya, Putri, Alfi, dan Nunis yang memberikan

dorongan, candaan, dan bantuan yang tidak pernah hentinya selama kuliah.

11. Seluruh angkatan 2011, 2012, 2014, dan 2015 yang telah memberikan

pengalaman berorganisasi kepada penulis.

12. Fathimatuzzahroh yang telah memberikan semangat, dorongan, bantuan

dalam bentuk apapun dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tanpa

mengurangi rasa hormat, yang telah memberikan dorongan dan bantuan

sehingga skripsi ini terselesaikan.

Jakarta, Maret 2019

Penulis

Page 12: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

x

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 6

2.1 Kenormalan Univariat .............................................................................. 6

2.2 Uji Hipotesis ............................................................................................. 6

2.3 Uji Kenormalan Berdasarkan Uji Momen ................................................ 6

2.4 Uji D’Agostino-Pearson ........................................................................... 7

2.5 Uji Geary .................................................................................................. 8

2.6 Uji Jarque Bera ......................................................................................... 9

2.7 Distribusi Probabilitas Kontinu .............................................................. 10

2.7.1 Distribusi Beta ................................................................................. 10

2.7.2 Distribusi Cauchy ............................................................................ 10

2.7.3 Distribusi t-student .......................................................................... 11

2.7.4 Distribusi Chi-Square ...................................................................... 11

Page 13: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

xi

2.7.5 Distribusi Gamma ........................................................................... 11

2.7.6 Distribusi Weibull ........................................................................... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 13

3.1 Data Bangkitan ....................................................................................... 13

3.2 Metode Analisis ...................................................................................... 13

3.3 Alur Penelitian ........................................................................................ 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 16

4.1 Estimasi Kekuatan Terhadap Distribusi Simetris ................................... 16

4.1.1 Simulasi Terhadap Distribusi Simetris Sampel Kecil ..................... 17

4.1.2 Simulasi Terhadap. Distribusi Simetris Sampel Besar ................... 22

4.2 Estimasi Kekuatan Terhadap Distribusi Asimetris ................................ 25

4.2.1 Simulasi Terhadap Distribusi Asimetris Sampel Kecil ................... 26

4.2.2 Simulasi Terhadap Distribusi Asimetris Sampel Besar .................. 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 34

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 34

5.2 Saran ....................................................................................................... 34

REFERENSI ......................................................................................................... 35

Page 14: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kekuatan Uji terhadap Data Berdistribusi Beta Sampel Kecil ............. 16

Tabel 4.2 Kekuatan Uji terhadap Data Berdistribusi Cauchy Sampel Kecil ........ 16

Tabel 4.3 Kekuatan Uji terhadap Data Berdistribusi T-Student Sampel Kecil..... 17

Tabel 4.4 Rata-Rata Kekuatan terhadap Distribusi Pilihan Sampel Kecil ............ 18

Tabel 4.5 Rata-Rata Kekuatan untuk Distribusi Simetris Sampel Kecil .............. 18

Tabel 4.6 Kekuatan Uji terhadap Data Berdistribusi Simetris Sampel Besar ....... 19

Tabel 4.7 Rata-Rata Kekuatan terhadap Distribusi Pilihan Sampel Besar ........... 20

Tabel 4.8 Rata-Rata Kekuatan untuk Distribusi Simetris Sampel Besar .............. 21

Tabel 4.9 Kekuatan Uji terhadap Data Berdistribusi Asimetris Sampel Kecil ..... 23

Tabel 4.10 Rata-Rata Kekuatan terhadap Distribusi Asimetris Sampel Kecil ..... 24

Tabel 4.11 Rata-Rata Kekuatan untuk Distribusi Asimetris Sampel Kecil .......... 25

Tabel 4.12 Kekuatan Uji terhadap Data Berdistribusi Asimetris Sampel Besar .. 25

Tabel 4.13 Rata-Rata Kekuatan terhadap Distribusi Asimetris Sampel Besar ..... 27

Tabel 4.14 Rata-Rata Kekuatan untuk Distribusi Asimetris Sampel Besar .......... 27

Page 15: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Penelitian................................................................................... 13

Gambar 4.1 Plot Fungsi Kepadatan Distribusi Simetris yang Dipilih .................. 15

Gambar 4.2 Grafik Kekuatan untuk Data Distribusi Simetris Sampel Kecil ........ 18

Gambar 4.3 Grafik Kekuatan untuk Data Distribusi Simetris Sampel Besar ....... 21

Gambar 4.4 Plot Fungsi Kepadatan Distribusi Asimetris yang Dipilih ................ 23

Gambar 4.5 Grafik Kekuatan untuk Data Distribusi Asimetris Sampel Kecil ..... 25

Gambar 4.6 Grafik Kekuatan untuk Data Distribusi Asimetris Sampel Besar ..... 28

Page 16: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama
Page 17: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada kodratnya, kehidupan manusia tidak akan terlepas dari suatu masalah

(kesulitan). Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam ilmu pengetahuan

adalah bagaimana menginterpretasi data. Dan berhubungan dengan masalah

tersebut terdapat ayat yang menjelaskan untuk meyakinkan kita manusia agar

dapat menyelesaikan masalah tersebut. Ayat tersebut adalah terdapat pada

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah:6)

Bahkan ayat ini diulang hingga dua kali, yang artinya bahwa di balik setiap

permasalahan itu selalu diikuti oleh solusinya. Dan solusi untuk permasalahan

menginterpretasikan data adalah ilmu statistika.

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana melakukan pembelajaran

dengan mengumpulkan, mengatur, meringkas, menganalisis, dan menggambarkan

kesimpulan dari data. Metode statistika dibedakan menjadi statistika deskriptif

dan statistik inferensi: Pembagian tersebut didasarkan proses yang dilakukan

terhadap data. Statistika deskriptif adalah metode yang menjelaskan bagaimana

teknik-teknik pengumpulan dan peringkasan data sehingga mendapatkan

informasi yang penting dari data tersebut. Statistika inferensi adalah metode yang

mengeneralisasi hasil dari sampel menuju populasi, kekuatan estimasi dan uji

hipotesis, menentukan hubungan antara variabel, dan membuat prediksi [1].

Berdasarkan parameter untuk keperluan inferensi, statistika dibagi menjadi

statsitika parametrik dan statistika nonparametrik [2]. Statistika parametrik

digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi

yang berdistribusi normal. Sedangkan statistik non-parametris, digunakan untuk

menganalisis data nominal dan ordinal dari populasi yang bebas distribusi [3].

Page 18: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

2

Asumsi kenormalan dibutuhkan untuk kebanyakan prosedur statistik [4].

Beberapa statistik parametrik terdapat teori-teori yang dapat digunakan

berdasarkan asumsi-asumsi tertentu [5]. Dalam menganalisis statistik parametrik,

salah satu asumsinya adalah populasi sampel harus diperoleh dari data yang

berdistribusi normal atau mendekati distribusi normal [1]. Jika asumsi kenormalan

dilanggar, interpretasi dan inferensi mungkin tidak dapat diandalkan atau tidak

valid [6].

Untuk memeriksa kenormalan ada beberapa cara metode statistik yang

digunakan. Cara termudah dengan quartile-quartile plot (Q-Q plot) atau histogram

dari data dan memeriksa bentuknya (jika berbentuk lonceng, maka data normal).

Selain menggunakan cara visualisasi/grafik untuk menguji kenormalan juga bisa

menggunakan uji statistik [1].

Uji statistik adalah proses ilustrasi pembuatan keputusan. Uji kenormalan

adalah uji hipotesis yang mengharapkan keputusan populasi sampel berasal dari

distribusi normal. Dalam uji statistik terdapat hipotesis nol (H0) dan hipotesis

alternative (Ha), di mana hipotesis nol adalah hipotesis yang menjadi dasar

perhatian dalam pengujian [7].

Dalam uji hipotesis terdapat dua jenis kekeliruan dalam penarikan kesimpulan.

Kesalahan jenis pertama adalah kesalahan pada saat menolak hipotesis nol ketika

hipotesis nol benar dan kesalahan jenis kedua adalah kesalahan pada saat

menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis

pertama disimbolkan α, sedangkan probabilitas kesalahan jenis kedua sama

dengan β. Kemudian probabilitas untuk menerima H0 ketika H0 benar adalah 1- α

dan nilai untuk menolak H0 ketika H0 salah adalah 1- β yang disebut juga sebagai

kekuatan uji [8].

Kekuatan uji atau 1- β adalah merupakan nilai atau perhitungan dari analisis

sensifitas dari uji yang dilakukan. Analisis sensitifitas dalam hal ini adalah

menghitung seberapa banyak penolakan hipotesis nol yang terjadi. Analisis

sensifitas yang biasa dilakukan adalah dengan melakukan simulasi.

Uji kenormalan memiliki formulasi yang berbeda-beda berdasarkan

karakteristik distribusi normal yang akan diuji, sehingga uji statistik ini di bagi

Page 19: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

3

menjadi beberapa kelompok yaitu uji kenormalan berdasarkan fungsi distribusi

empiris, uji kenormalan berdasarkan uji momen, uji kenormalan berdasarkan uji

regresi dan korelasi, dan uji statistik berdasarkan uji khusus lainnya [9].

Setiap distribusi data memiliki momen ketiga dan keempat atau yang biasa

disebut skewness dan kurtosis. D’Agostino dan Belanger [10] merekomendasikan

uji kenormalan yang dilakukan berdasarkan skewness dan kurtosis adalah yang

terbaik dan terkuat. Skewness dan kurtosis pun dapat digunakan untuk

menjelaskan sebuah distribusi simetris atau tidak. Distribusi dapat dikatakan

simetris juga skewness atau moment ketiganya (√𝑏1) bernilai sama dengan 0. Uji

kenormalan yang dilakukan berdasarkan skewness dan kurtosis disebut juga uji

kenormalan berdasarkan uji momen.

Pada tahun 1990, D’Agostino dan Belanger [10] melakukan penelitian untuk

memperoleh sebuah uji kenormalan yang sangat kuat. Pada penelitian tersebut uji

kenormalan didapatkan dengan menggabungkan uji skewness dan kurtosis, yang

disebut juga uji D’Agostino-Pearson. Uji D’Agostino-Pearson diklaim sebagai uji

yang kuat dan informatif. Kemudian tahun 2002 Cho dan Im [11] melakukan

penelitian untuk uji kenormalan menggunakan skewness dan kurtosis yang pada

tahun 1935, 1936, dan 1947 sudah diperlajari lebih dahulu oleh R.C Geary. Dari

penelitian tersebut didapatkan bahwa dengan berdasarkan skewness dan kurtosis

uji Geary adalah uji yang lebih stabil pada sampel kecil. Kemudian Thewald dan

Buning [12] pada tahun 2007 melakukan perbandingan uji Jarque-Bera terhadap

kompetitornya dan menghasilkan uji Jarque-Bera memiliki perilaku yang sangat

baik terhadap data berdistribusi simetris dengan ekor yang panjang dan

kemiringan yang sedikit.

Berdasarkan hal di atas, peneliti tertarik untuk membandingkan ketiga uji

tersebut yaitu uji D’Agostino-Pearson, uji Geary, dan uji Jarque-Bera. Dimana

perbandingan ini akan dilakukan dengan menggunakan simulasi dan data yang

dibangkitkan berdasarkan metode monte carlo.

.

Page 20: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti akan membahas

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil kekuatan uji D’Agostino-Pearson, Geary, Jarque Bera

terhadap data yang dibangkitkan?

2. Kekuatan uji mana yang terkuat untuk distribusi simetris dan asimetris

untuk ketiga metode?

3. Kekuatan uji mana yang terkuat untuk distribusi simetris dengan ukuran

kecil untuk ketiga metode?

1.3 Batasan Masalah

Untuk mempermudah dan menyederhanakan dalam pembahasan, peneliti

membatasi masalah sebagai berikut:

1. Sampel yang akan dibangkitkan adalah sampel berdistribusi simetris dan

asimetris dengan jumlah sampel kecil (n=10,15,20,25) dan sampel besar

(n=50,100,500,1000)

2. Distribusi data yang akan dibangkitkan untuk distribusi simetris sampel

kecil adalah data dengan distribusi Beta(0,1;0,1), (0,2;0,2), (0,3;0,3), (0.5;

0.5), (1;1), (1,1;1,1), (1,3;1,3), (1,7;1,7), (1,9;1,9) dan (2;2), distribusi

Cauchy(0;0,7), (0;0,9), (0;1), (0;1,4) dan (0;2), serta distribusi t-student(6),

(9), (12), (13), (17), (19) dan (20)

3. Distribusi data yang akan dibangkitkan untuk distribusi simetris sampel

besar adalah data dengan distribusi Beta(0.5; 0.5) dan (1;1), distribusi

Cauchy(0;0,5) dan (0;1), serta distribusi t-student(1) dan (4)

4. Distribusi data yang akan dibangkitkan untuk distribusi asimetris adalah

data dengan distribusi Beta(2;1) dan (2;5), distribusi Chi-square(2) dan

(10), distribusi Gamma(2;2) dan (5;1), serta distribusi Weibull(0,5;1) dan

(3;4).

5. Taraf signifikansi (α) = 5% dan jumlah simulasi yang dilakukan sebanyak

1000 kali.

Page 21: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

5

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui di antara uji DAP, Geary, JB terhadap data yang

dibangkitkan manakah yang terkuat.

2. Untuk mengetahui kekuatan uji yang terkuat untuk distribusi simetris dan

asimetris.

3. Untuk mengetahui kekuatan uji yang terkuat untuk distribusi simetris

dengan ukuran sampel kecil.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk mendapatkan uji terbaik atau terkuat

berdasarkan uji momennya terhadap suatu distribusi dengan parameter yang

ditentukan. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk menemukan uji

kenormalan berdasarkan uji momen yang mewakili uji untuk distribusi bersampel

kecil.

Page 22: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kenormalan Univariat

Hampir semua prosedur statistik, dan lebih khusus statistik inferensi

mengasumsikan sampel harus berdistribusi normal [13]. Kebanyakan metode

parametrik mengandalkan asumsi kenormalan. Hasil yang diperoleh dari metode

parametrik lebih kuat dibandingkan lawannya yaitu metode non-parametrik.

Bagaimanapun, agar inferensi menjadi valid maka asumsi kenormalan haruslah

terpenuhi [14].

Uji tentang kenormalan dimulai pada awal 1900 oleh Karl Pearson [15].

Selanjutnya beberapa dekade kemudian banyak peneliti mengembangkan statistik

uji untuk uji kenormalan [13]. Hipotesis uji kenormalan yang digunakan untuk

hipotesis nol (H0) sampel data berasal dari distribusi normal dan untuk hipotesis

alternatif (Ha) sampel data tidak berasal dari distribusi normal.

2.2 Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan metode statistik yang menggunakan data sampel

untuk mengevaluasi hipotesis mengenai populasi [16]. Hipotesis yang dirumuskan

dengan harapan akan ditolak membawa penggunaan istilah hipotesis nol. Istilah

itu telah digunakan pada sembarang hipotesis yang ingin diuji dan dilambangkan

dengan H0. Penolakan H0 mengakibatkan penerimaan suatu hipotesis alternatif,

yang dilambangkan dengan Ha [17].

Definisi I. Hipotesis nol (H0) menyatakan bahwa dalam populasi secara umum

tidak ada perubahan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan. Dalam konteks

suatu eksperimen H0 memprediksi variabel bebas (perlakuan) yang tidak

mempunyai efek terhadap variabel terikat dalam populasi [16].

2.3 Uji Kenormalan Berdasarkan Uji Momen

Uji kenormalan berdasarkan uji momen termasuk ke dalam uji kenormalan

univariate dan merupakan turunan dan pencocokan dari momen ketiga dan

Page 23: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

7

keempat dari distribusi N(0,1) yang sama dengan 0 dan 3. Karena itu,

penyimpangan dari normalitas dapat dihitung menggunakan sampel momen, yaitu

koefisien skewness dan kurtosis.

√𝑏1 = 𝑛−1 ∑ ((𝑥𝑖−�̅�)

𝑠)3

𝑛𝑖=1 (1)

𝑏2 = 𝑛−1 ∑ ((𝑥𝑖−�̅�

𝑠)4

𝑛𝑖=1 (2)

Uji kenormalan yang berdasarkan momen ketiga dan keempat dapat

memberikan informasi tambahan tentang ketidaknormalan dengan nilai skewness

dan kurtosis [13].

2.4 Uji D’Agostino-Pearson

D’Agostino dan Pearson [18] menggabungkan dua uji statistik momen ketiga

dan keempat yaitu skewness (√𝑏1) dan kurtosis (𝑏2). Yang disajikan pada uji

statistik 𝐾2, berikut adalah uji statistik D’Agostino-Pearson 𝐾2:

𝐾2 = 𝑍2(√𝑏1) + 𝑍2(𝑏2) (3)

Dimana 𝑍2(√𝑏1) pendekatan normal terhadap √𝑏1:

𝑍(√𝑏1) = 𝛿 ln (𝑌

𝛼+ {(

𝑌

𝛼)2

+ 1}2

) (4)

Dengan Y, 𝛿, dan 𝛼 diperoleh dari:

𝑌 = √𝑏1 {(𝑛 + 1)(𝑛 + 3)

6(𝑛 − 2)}1/2

𝛽2(√𝑏1) = 3(𝑛2 + 27𝑛 − 70)(𝑛 + 1)(𝑛 + 3)

(𝑛 − 2)(𝑛 + 5)(𝑛 + 7)(𝑛 + 9)

𝑊2 = −1 + {2(𝛽2(√𝑏1) − 1)}1/2

𝛿 = 1/√ln𝑊

Dan

𝛼 = {2

𝑊2 − 1}1/2

Page 24: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

8

Kemudian untuk 𝑍2(𝑏2) adalah pendekatan normal terhadap 𝑏2:

𝑍2(𝑏2) =

(

(1 −2

9𝐴) −

[ 1 −

2𝐴

1 + 𝑥√ 2𝐴 − 4]

13

)

/√2/(9𝐴)

Dengan A dan x diperoleh dari:

𝐸(𝑏2) =3(𝑛−1)

𝑛+1 dan 𝑣𝑎𝑟(𝑏2) =

24𝑛(𝑛−2)(𝑛−3)

(𝑛+1)2(𝑛+3)(𝑛+5)

𝑥 = (𝑏2 − 𝐸(𝑏2))/√𝑣𝑎𝑟(𝑏2)

√𝛽1(𝑏2) =6(𝑛2 − 5𝑛 + 2)

(𝑛 + 7)(𝑛 + 9)√

6(𝑛 + 3)(𝑛 + 5)

𝑛(𝑛 − 2)(𝑛 − 3)

𝐴 = 6 + 8

√𝛽1(𝑏2)[

2

√𝛽1(𝑏2)+ √(1 +

4

𝛽1(𝑏2))]

Hipotesis nol akan ditolak jika nilai uji statistik K2 lebih besar daripada nilai

Tabel Chi-square dengan hipotesis nol adalah data berasal dari distribusi normal.

Nilai uji statistik K2 mengikuti nilai Tabel Chi-square dengan derajat kebebasan 2

disimbolkan dengan 𝑋𝛼2(2).

2.5 Uji Geary

Bonnet dan Seier [19] pada tahun 2002 mengusulkan dua Uji Omnibus

menggunakan momen Geary, yaitu:

𝐺𝑤2 = [𝑍(√𝑏1)]

2 + (𝑍𝑤)2

dan

𝐺𝑤2∗ = [𝑎(√𝑏1)]

2 + (𝑍𝑤)2

Dengan 𝑍(√𝑏1) telah dibahas pada persamaan (4), 𝑎 = 𝑛/ [(𝑛 − 2)√6

𝑛+1] dan

𝑍𝑤 = (𝑛 + 2)1 2⁄ (�̂� − 3) 3,54⁄

Page 25: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

9

Dimana �̂� diperoleh dari:

�̂� = 𝑛−1 ∑ |𝑥𝑖 − �̅�|𝑛

𝑖=1

�̂� = 𝑛−1 ∑ (𝑥𝑖 − �̅�)2𝑛

𝑖=1

�̂� = 13,29(𝑙𝑛�̂� − 𝑙𝑛�̂�)

Hipotesis nol akan ditolak jika statistik uji |𝑍2| > 𝑍𝛼/2.

Cho dan Im [11] (2002) melakukan modifikasi statistik Geary dengan

mengambil momen sampel pertama dan kedua smj, yaitu:

𝑠𝑚𝑗 = (1 𝑛⁄ )∑ |𝑠𝑔𝑛(𝑥 − �̅�)(𝑥 − �̅�)𝑗|,𝑛𝑖=1

untuk 𝑗 = 1, 2, 3, … akan diperoleh statistik uji berikut:

𝐺 = 𝑛[(𝑎1−(2 𝜋⁄ )1 2⁄ )2

(1−(3 𝜋⁄ ))+

𝑎22

(3−(8 𝜋⁄ ))] (5)

dengan 𝑎𝑗 = 𝑠𝑚𝑗 �̂�𝑗⁄ , 𝑗 = 1, 2, … dan 𝑠𝑔𝑛(𝑥 − �̅�) adalah sign dari (𝑥 − �̅�) yang

dapat dinyatakan sebagai

𝑠𝑔𝑛(𝑥 − �̅�) = {

−1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 (𝑥 − �̅�) < 0

0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 (𝑥 − �̅�) = 0

1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 (𝑥 − �̅�) > 0

Hipotesis nol akan ditolak jika nilai uji statistik G lebih besar daripada nilai

Tabel Chi-square dengan hipotesis nol adalah data berasal dari distribusi normal.

Nilai uji statistik G mengikuti nilai Tabel Chi-square dengan derajat kebebasan 2

disimbolkan dengan 𝑋𝛼2(2) [11].

2.6 Uji Jarque Bera

Uji Jarque-Bera adalah uji yang sangat popular untuk uji goodness of fit pada

bidang ekonomi [20]. Diketahui dari penelitian Jarque dan Bera (1987) [21]

statistik uji merupakan pendekatan pengujian menggunakan skewness (√𝑏1) dan

kurtosis (𝑏2). Statistik ujinya disimbolkan dengan JB dan formulasi statisk uji JB:

𝐽𝐵 =𝑛

6((√𝑏1)

2+

(𝑏2−3)2

4) (6)

Page 26: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

10

Statistik JB secara asimtotis berdistribusi Chi-square dengan derajat kebebasan

2 atau 𝑋𝛼2(2). Hipotesis nol akan ditolak jika nilai statistik JB lebih besar daripada

nilai Tabel Chi-square dengan derajat kebebasan 2 atau 𝑋𝛼2(2) dengan hipotesis

nol adalah data berasal dari distribusi normal.

2.7 Distribusi Probabilitas Kontinu

Distribusi probabilitas bagi peubah acak kontinu tidak dapat disajikan dalam

bentuk Tabel, akan tetapi distribusinya dapat dinyatakan dalam persamaan yang

merupakan fungsi nilai-nilai peubah acak kontinu dan dapat diGambarkan dalam

bentuk kurva [22]. Pada penelitian ini, distribusi yang digunakan adalah distribusi

Beta, Cauchy, t-student, Chi-square, Gamma, dan Weibull.

2.7.1 Distribusi Beta

Sebuah peubah acak dikatakan berdistribusi Beta, jika fungsi kepadatannya

adalah:

𝑓(𝑥) = {

𝑥𝛼−1(1 − 𝑥)𝛽−1

𝐵(𝛼, 𝛽), 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 0 < 𝑥 < 1

0, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎

Dimana 𝐵(𝛼, 𝛽) adalah fungsi Beta:

𝐵(𝛼, 𝛽) = Γ(α + β)

Γ(α)Γ(β)

Jika α, β positif, rata-rata dan variansi adalah:

𝜇 =𝛼

𝛼 + 𝛽, 𝜎2 =

𝛼𝛽

(𝛼 + 𝛽)2(𝛼 + 𝛽 + 1)

Untuk α = β grafik fungsi kepadatan akan membentuk grafik simetris dan khusus

untuk α = β = 1 akan menjadi distribusi U(0,1) [23].

2.7.2 Distribusi Cauchy

Sebuah peubah acak X dikatakan berdistribusi Cauchy, jika fungsi kepadatannya

adalah:

𝑓(𝑥) = 𝑎

𝜋(𝑥2 + 𝑎2), 𝑎 > 0,−∞ < 𝑥 < ∞

Page 27: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

11

Fungsi kepadatan ini simetris pada sekitar x = 0 sehingga mediannya adalah 0.

Namun, rata-rata, variansi, dan momennya tidak ada serta demikian pula untuk

fungsi pembangkit momennya [23].

2.7.3 Distribusi t-student

Sebuah peubah acak dikatakan berdistribusi t-student, jika fungsi kepadatan

adalah:

𝑓(𝑡) = Γ (

𝑣 + 12 )

√𝑣𝜋Γ (𝑣2)

(1 +𝑡2

𝑣)

−(𝑣+1)/2

, −∞ < 𝑡 < ∞

Dengan v adalah derajat kebebasan. Jika v besar (𝑣 ≥ 30), grafik f(t) mendekati

kurva distribusi normal standar [23].

2.7.4 Distribusi Chi-square

Fungsi kepadatan distribusi Chi-square, dengan v adalah derajat kebebasannya

didefinisikan sebagai berikut:

𝑓(𝑥) = {

1

2𝑣2Γ(

v2)

𝑥(𝑣2)−1𝑒−𝑥/2, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 > 0

0, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 ≤ 0

2.7.5 Distribusi Gamma

Sebuah peubah acak X dikatakan berdistribusi Gamma, jika fungsi kepadatannya

adalah:

𝑓(𝑥) = {𝑥𝛼−1𝑒−𝑥/𝛽

𝛽𝛼Γ(𝛼), 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 > 0

0, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 ≤ 0

Dimana Γ(𝛼) adalah fungsi Gamma. Rata-rata dan variansinya adalah:

𝜇 = 𝛼𝛽, 𝜎2 = 𝛼𝛽2

Fungsi pembangkit momen dan fungsi karakteristiknya adalah:

𝑀(𝑡) = (1 − 𝛽𝑡)−𝛼, Φ(𝜔) = (1 − 𝛽𝑖𝜔)−𝛼

Page 28: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

12

2.7.6 Distribusi Weibull

Fungsi kepadatan peluang distribusi Weibull sebagai berikut:

𝑓(𝑥) = {𝑎𝑏𝑥𝑏−1𝑒−𝑎𝑥𝑏, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 > 0

0 , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 ≤ 0

Untuk rata-rata dan variansi sebagai berikut:

𝜇 = 𝑎−1𝑏Γ(1 +

1

b) 𝑑𝑎𝑛 𝜎2 = 𝑎−2/𝑏Γ [(1 +

2

b) − Γ2 (1 +

1

𝑏)]

Page 29: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

13

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini berupa studi literatur. Metode yang digunakan adalah dengan

mempelajari karya ilmiah, jurnal, dan buku yang sudah ada yang berhubungan

pada pembahasan penelitian ini.

3.1 Data Bangkitan

Karena penelitian ini berupa studi literatur maka data yang akan digunakan

berupa data bangkitan acak. Data bangkitan acak ini telah tersedia pada beberapa

program matematika (built in). Pada penelitian ini langkah-langkah yang akan

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan banyak simulasi (pengulangan)

2. Menentukan jumlah sampel untuk setiap distribusinya

3. Menentukan distribusi apa saja yang akan dibangkitkan

4. Menentukan masing-masing parameter untuk setiap distribusi

5. Menghitung skewness data guna mengetahui distribusi yang dibangkitkan

termasuk ke dalam distribusi simetri atau asimetris.

6. Setelah menentukan distribusi dan parameter data yang akan dibangkitkan,

data akan dibangkitkan berulang kali sebanyak simulasi yang akan

dilakukan.

3.2 Metode Analisis

Proses analasis data yang dilakukan sama dengan analasis kesensitifan

terhadap sebuah uji kenormalan guna mendeteksi ketidaknormalan data. Berikut

adalah langkah-langkah proses analisis kekuatan uji kenormalan:

1. Menguji kenormalan pada masing-masing data bangkitan untuk ketiga

metode dengan prosedur pengujian sebagai berikut:

a. Hipotesis

𝐻0 : sampel acak berasal dari populasi berdistribusi normal

Page 30: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

14

𝐻𝑎 : sampel acak tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

b. Tingkat signifikansi (α)

c. Daerah kritis

𝑋𝛼2(2)

d. Statistik uji

Statistik uji D’Agostino-Pearson menggunakan persamaan (3).

Statistik uji Geary menggunakan persamaan (4).

Statistik uji Jarque Bera menggunakan persamaan (5).

e. Kesimpulan

H0 ditolak jika nilai uji statistik > 𝑋𝛼2(2)

2. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan sebanyak penentuan simulasi,

hitung jumlah H0 yang ditolak

3. Membandingkan jumlah H0 dari ketiga uji kenormalan.

Page 31: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

15

3.3 Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Menghitung jumlah 𝐻0

yang ditolak

Untuk data berdistribusi simetris sampel besar dibangkitkan

distribusi Beta(0.5; 0.5) dan (1;1), distribusi Cauchy(0;0,5) dan (0;1),

serta distribusi t-student(1) dan (4) dan data berdistribusi asimetris

dibangkitkan bilangan acak berdistribusi Beta(2;1), Beta(2;5), Chi-

square(2), Chi-square(4), Gamma(2;2), Gamma(5;1), Weibull(2,3),

Weibull(1,0.5), dan Weibull(1,2) sebanyak 1000 kali untuk setiap

ukuran sampel

Menghitung persentase

menolak 𝐻0

Membuat Tabel & grafik antara n dan

persentase menolak 𝐻0 untuk masing-

masing distribusi

Menentukan banyaknya

simulasi (1000)

Menentukan banyak sampel (n) untuk setiap

bilangan acak yang dibangkitkan (10, 15,

20, 25, 50, 100, 500, 1000)

Uji kenormalan pada masing-masing bangkitan

bilangan acak dengan 𝛼 = 5%

Kesimpulan dengan

membandingkan ketiga

metode uji kenormalan

Untuk data berdistribusi simetris sampel kecil

dibangkitkan bilangan acak berdistribusi distribusi

Beta(0,1;0,1), (0,2;0,2), (0,3;0,3), (0.5; 0.5), (1;1),

(1,1;1,1), (1,3;1,3), (1,7;1,7), (1,9;1,9) dan (2;2), distribusi

Cauchy(0;0,7), (0;0,9), (0;1), (0;1,4) dan (0;2), serta

distribusi t-student(6), (9), (12), (13), (17), (19) dan (20)

sebanyak 1000 kali untuk setiap banyak sampel

Mulai

Page 32: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil dari simulasi pengujian kenormalan

untuk distribusi simetris sampel kecil dan besar serta distribusi asimetris sampel

kecil dan besar dengan pengulangan sebanyak 1000 kali.

4.1 Estimasi Kekuatan Terhadap Distribusi Simetris

Distribusi simetris adalah dimana rata-rata, median, dan modus bertepatan

dengan satu sama lain dengan kedua bagian distribusi adalah bayangan cermin

satu sama lain atau dapat dikatakan distribusi yang dimana fungsi kepadatan

distribusi tersebut ketika digambarkan grafiknya akan membentuk suatu kurva

yang simetris, namun tidak selalu berbentuk simetris. Dalam hal ini, akan

dilakukan simulasi guna mengestimasi kekuatan uji D’Agostino-Pearson, uji

Geary, dan uji Jarque-Bera terhadap distribusi simetris. Distribusi simetris yang

dipilih untuk digunakan dalam simulasi ini adalah distribusi Beta, Cauchy, dan t-

student. Dimana parameter distribusi Beta (0,1;0,1), (0,2;0,2), (0,3;0,3), (0.5; 0.5),

(1;1), (1,1;1,1), (1,3;1,3), (1,7;1,7), (1,9;1,9) dan (2;2), distribusi Cauchy (0;0,7),

(0;0,9), (0;1), (0;1,4) dan (0;2), serta distribusi t-student (6), (9), (12), (13), (17),

(19) dan (20). Pemilihan parameter distribusi ini didasari oleh pemenuhan syarat

sehingga menjadi satu distribusi simetris. Berikut contoh plot fungsi kepadatannya

dari beberapa distribusi dan parameter yang simetris.

Page 33: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

17

Gambar 4.1 Plot Fungsi Kepadatan Distribusi Simetris yang Dipilih

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat distribusi Beta, Cauchy, dan t-

student dengan parameter yang sudah ditentukan sebagian besar membentuk

kurva yang simetris layaknnya distribusi normal, namun distribusi Beta, Cauchy,

dan t-student adalah distribusi non-normal.

4.1.1 Simulasi Terhadap Distribusi Simetris Sampel Kecil

Simulasi ini akan menggunakan distribusi bersifat simetris dengan masing-

masing distribusi menggunakan dua parameter yang berbeda-beda, yaitu distribusi

Beta dengan parameter (0,1;0,1), (0,2;0,2), (0,3;0,3), (0.5; 0.5), (1;1), (1,1;1,1),

(1,3;1,3), (1,7;1,7), (1,9;1,9) dan (2;2), distribusi Cauchy dengan parameter

(0;0,7), (0;0,9), (0;1), (0;1,4) dan (0;2), serta distribusi t-student dengan derajat

kebebasan 6, 9, 12, 13, 17, 19, dan 20. Pemilihan parameter di atas berdasarkan

nilai skewness pada Tabel 4.1, 4.2, dan 4.3. Dikarenakan simulasi terhadap

sampel kecil atau n < 30, peneliti memilih jumlah sampel yaitu 10, 15, 20, dan 25.

Page 34: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

18

Simulasi ini dilakukan dengan melakukan prosedur uji statistik terhadap data

dari beberapa distribusi yang dibangkitkan dan dilakukan sebanyak 1000 kali.

Setelah melakukan pengujian seperti di atas, estimasi kekuatan uji dengan

menghitung seberapa banyak hipotesis nol atau H0 tertolak dimana H0 tersebut

adalah data berasal dari distribusi normal kemudian dibagi dengan sebanyak 1000

kali. Setelah dilakukan simulasi sebanyak 1000 kali untuk mendeteksi

ketidaknormalan distribusi-distribusi yang terpilih digunakan uji statistik

D’Agostino-Pearson, Geary, Jarque Bera dengan taraf signifikansi 0.05 atau 5%

diperoleh hasil seperti Tabel 4.1, 4.2, dan 4.3.

Tabel 4.1: Kekuatan Uji terhadap Data Berdistibusi Beta Simetris Sampel Kecil

Parameter Skewness

(√𝑏1)

n = 10 (%) n = 15 (%) n = 20 (%) n = 25 (%)

DAP G JB DAP G JB DAP G JB DAP G JB

(0,1;0,1) 0,06 52,8 68,8 9,3 83,2 86,9 3,7 92,2 96 3,9 97,7 98,3 15

(0,2;0,2) -0,05 32,8 54,4 5,2 66,1 80,8 3,1 85,9 91,6 2,9 94,7 96,3 4,7

(0,3;0,3) -0,03 20,3 43,9 4,8 49,2 69,7 2,6 76,6 85,8 0,9 90,4 92,6 1,2

(0,5;0,5) 0,01 8,8 33,8 2,3 25,9 51,8 1,2 49,8 66,3 1,1 71,7 78,7 0,6

(1;1) -0,04 2,8 18,9 1,7 6,3 26,1 1,2 14,7 35,7 0,3 23,7 45 0,1

(1,1;1,1) -0,03 2,2 15,6 1,8 6 21,9 0,3 10,4 31 0,5 22,8 35,6 0,2

(1,3;1,3) 0,05 2,5 12,4 1,6 3,8 19,6 0,6 8,5 23,3 0,5 14,9 32,6 0,2

(1,7;1,7) -0,00 2,2 11,1 1,1 2,9 14,5 1,2 5,6 17,6 0,1 9,1 23,6 0,3

(1,9;1,9) 0,01 2,7 10,1 2,1 2,3 13 0,4 4,1 15,1 0,4 7,2 19,8 0,5

(2;2) -0,00 2 10,1 2,1 2,9 12,8 0,9 3,9 13,6 0,4 4,2 20,5 0,3

Tabel 4.1 menampilkan hasil kekuatan pengujian kenormalan ketiga metode

untuk distribusi Beta simetris dengan 10 parameter yang berbeda. Dari Tabel 4.1

diperoleh bahwa uji Geary memiliki kekuatan yang lebih baik dari dua uji lainnya

untuk setiap parameter. Kekuatan uji Geary terus meningkat untuk sampel yang

semakin besar.

Kemudian untuk kekuatan uji ketiga metode terhadap distribusi Cauchy

simetris akan ditampilkan pada Tabel 4.2. Pada Tabel 4.2 distribusi Cauchy

simetris ini terdapat 5 parameter.

Page 35: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

19

Tabel 4.2: Kekuatan Uji terhadap Data Berdistibusi Cauchy Simetris Sampel

Kecil

Parameter Skewness

(√𝑏1)

n = 10 (%) n = 15 (%) n = 20 (%) n = 25 (%)

DAP G JB DAP G JB DAP G JB DAP G JB

(0;0,7) 0,2 61,4 47,2 59,3 75,1 76,1 77,6 85,2 88 86,4 88,7 93,9 90,2

(0;0,9) -0,09 60,5 50 62,2 76,2 76,6 74,9 85,6 87,5 84,7 90,6 94 91,8

(0;1) -0,00 59,7 46,6 57,9 78 73,6 76 85,6 88,6 87,3 90,1 94,6 91,7

(0;1,4) 0,23 58,6 47,8 58,4 76 73 76,1 84,5 87,2 86 92,2 94,3 92,2

(0;2) 0,12 62,3 48,8 55,1 75,5 75,6 75,6 87,4 86,9 87,7 91,1 93,9 92

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa distribusi Cauchy untuk n=10 dan 15 uji

yang terkuat berturut-turut adalah uji D’Agostino-Pearson dan uji Jarque Bera

yang mencapai kekuatan melebihi 60%, namun uji Geary juga memiliki kekuatan

yang tidak berselisih jauh dengan dua uji tersebut. Dan untuk n=20 dan 25 uji

Geary menjadi yang terkuat dengan kekuatannya telah melebihi 85% yang

menunjukkan bahwa uji Geary baik dalam mendeteksi ketidaknormalan.

Dan hasil kekuatan dari ketiga metode uji kenormalan untuk distribusi t-

student simetris akan ditampilkan pada Tabel 4.3. Untuk distribusi t-student ini

telah dipilih 7 derajat bebas yang membuat distribusi t-student menjadi simetris.

Tabel 4.3: Kekuatan Uji terhadap Data Berdistibusi t-student Simetris Sampel

Kecil

DB Skewness

(√𝑏1)

n = 10 (%) n = 15 (%) n = 20 (%) n = 25 (%)

DAP G JB DAP G JB DAP G JB DAP G JB

6 -0,04 11,6 5,6 10,6 16,7 11,2 16,3 18,6 13,6 17,9 22,6 18,7 22,8

9 -0,09 11,6 4,1 10 10,3 7 10,8 13,9 7,7 13,1 16,7 12,4 15

12 0,06 7,4 4,2 8,9 11,3 6,5 11,3 11 9,1 9 14,6 7,2 12,4

13 0,13 7,1 2,8 6,9 10,7 6,2 9,8 10 6,3 10,4 12,1 8,3 12,1

17 0,05 8,2 2,3 7,6 8,5 5,6 8 9,6 6,2 8,8 10,9 6,7 9

19 -0,08 7,7 2,4 5,3 8,6 5,4 9,5 7,7 5,7 8,2 10,2 6,5 10,5

20 0,04 7,3 3,1 6,9 7,2 3,6 6,6 10,2 4,6 7 11 6 7,8

Pada Tabel 4.3 ketiga metode uji kenormalan memiliki kekuatan yang sangat

kecil untuk mendeteksi ketidaknormalan. Untuk distribusi t-student dengan

derajat kebebasan yang ditentukan, uji Geary menjadi yang terlemah dari dua uji

lainnya. Dan untuk uji D’Agostino-Pearson dan uji Jarque Bera dapat dikatakan

Page 36: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

20

memiliki kekuatan yang hampir sama untuk setiap derajat kebebasan dan jumlah

sampel yang ditentukan. Walaupun adanya uji terbaik dari salah satu uji yang ada

terhadap distribusi t-student, namun ketiga uji tersebut tidak cocok terhadap

distribusi t-student karena kekuatan < 20.

Hasil di atas telah menunjukkan kekuatan dari setiap metode uji kenormalan

untuk setiap distribusi dengan parameter yang berbeda-beda, dan setiap banyak

sampel. Untuk distribusi Beta semua sampel dan parameter uji Geary

mendominasi dua uji lainnya. Kemudian distribusi Cauchy untuk jumlah sampel

10 dan 15 berturut-turut uji D’Agostino-Pearson dan uji Jarque Bera memiliki

kekuatan yang lebih baik dari uji Geary, namun selisih kekuatan uji Geary dengan

dua uji lainnya tidak jauh. Sedangkan untuk jumlah sampel 20 dan 25 uji Geary

lebih kuat dari dua uji lainnya. Dan untuk distribusi t-student kekuatan uji Geary

tidak memiliki kekuatan yang lebih baik dibandingkan dua uji lainnya untuk

setiap derajat kebebasan dan jumlah sampel. Dari penjelasan di atas penulis

tertarik untuk melihat kekuatan uji untuk setiap n (banyak sampel) yang

ditampilkan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Grafik Kekuatan untuk Data Distribusi Simetris Sampel Kecil

Gambar 4.2 menunjukkan ketiga uji kenormalan untuk setiap n (banyak

sampel). Kekuatan uji dari grafik di atas diperoleh dengan menghitung rataan

kekuatan uji untuk semua distribusi pada setiap n (banyak sampel). Terlihat jelas

bahwa uji Geary untuk setiap n lebih baik dari dua uji lainnya. Dan ketiga uji

0

20

40

60

80

100

10 15 20 25

Distribusi Simetris Sampel Kecil

DAP G JB

Page 37: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

21

kenormalan tersebut menunjukkan peningkatan kekuatan dengan bertambahnya

banyak sampel.

Berdasarkan grafik di atas, peneliti juga bermaksud untuk mengestimasi

kekuatan ketiga uji statistik untuk setiap distribusi dengan mengabaikan parameter

dan sampel yang telah dipilih. Berikutnya akan ditampilkan pada Tabel 4.4

kekuatan tiga uji kenormalan terhadap distribusi Beta, Cauchy, dan t-student

dengan menghitung rata-rata dari Tabel 4.1, 4.2, dan 4.3.

Tabel 4.4 Rata-Rata Kekuatan Uji Kenormalan terhadap Setiap Distribusi Pilihan

Sampel Kecil

Distribusi DAP (%) G (%) JB (%)

Beta 30,5 43,02 2,21

Cauchy 78,2 76,21 78,2

t-student 11,2 6,75 10,4

Melihat apa yang telah ditampilkan Tabel 4.4, untuk distribusi Beta simetris

sampel kecil besar kekuatan terkuat dalam mendeteksi ketidaknormalan sebesar

43,02 yang diraih oleh uji Geary. Kemudian untuk distribusi Cauchy uji

D’Agostino-Pearson dan uji Jarque Bera memiliki kekuatan yang sama yaitu 78,2,

namun uji Geary memiliki kekuatan sebesar 76,21 yang menunjukkan selisih

kekuatan tidak begitu jauh dan t-student sampel kecil kekuatan terkuat terdapat

pada uji D’Agostino-Pearson dengan kekuatan sebesar 11,2.

Selain itu juga peneliti tertarik untuk menampilkan kekuatan ketiga uji

statistik yang dibahas dengan menghitung rata-rata kekuatan setiap uji untuk

semua distribusi pada Tabel 4.5. Berikut adalah Tabel kekuatan uji statistik yang

dibahas untuk distribusi simetris sampel kecil.

Tabel 4.5 Rata-Rata Kekuatan untuk Distribusi Simetris Sampel Kecil

Uji Kenormalan Kekuatan (%)

DAP 39,95

G 41,99

JB 30,27

Page 38: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

22

Dari Tabel 4.5 di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga uji statistik yang

dibahas belum ada yang memiliki kekuatan di atas 80% dalam mendeteksi

ketidaknormalan terhadap distribusi simetris sampel kecil. Namun, dari tiga uji

statistik yang dibahas uji Geary memiliki kekuatan yang terbaik sebesar 41,99.

4.1.2 Simulasi Terhadap Distribusi Simetris Sampel Besar

Simulasi ini tetap menggunakan distribusi simetris dan parameter yang sama

dengan sebelumnya, tetapi menggunakan sampel yang besar atau n > 30. Jumlah n

yang dipilih peneliti untuk menjadi acuan adalah 50, 100, 500, dan 1000. Sebab

diadakannya pemilihan sampel besar guna mengetahui kekuatan tiga uji statistik

yang dibahas terhadap data yang tergambar sifat data tersebut. Dengan kondisi

data yang bersampel besar seharusnya estimasi kekuatan dari uji statistik yang

dibahas lebih baik dari sampel kecil. Dalam hal ini, peneliti akan menampilkan

kembali hasil simulasi untuk distribusi simetris sampel besar pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6: Kekuatan Uji terhadap Data Berdistibusi Simetris Sampel Besar

Distribusi n = 50 (%) n = 100 (%) n = 500 (%) n = 1000 (%)

DAP G JB DAP G JB DAP G JB DAP G JB

Beta (0,5;0,5) 99,2 98,4 39 52,38 100 99 52,38 100 100 52,38 100 100

(1;1) 79,1 75,3 0,7 99,6 96,3 72,9 100 100 100 100 100 100

Cauchy (0;0,5) 99,1 99,8 99,6 100 100 100 100 100 100 100 100 100

(0;1) 98,9 99,9 99,5 100 100 100 100 100 100 100 100 100

t-student 1 99,2 100 99,7 99,9 100 100 100 100 100 100 100 100

4 52,6 55,1 54,2 73,1 79,6 79,1 100 100 100 100 100 100

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa estimasi kekuatan untuk setiap distribusi

dengan parameter yang dipilih untuk setiap n-nya rata-rata kekuatannya di atas

80%, yang menandakan ketiga uji tersebut baik dalam mendeteksi

ketidaknormalan pada data yang dipilih. Namun, peneliti ingin mencari kekuatan

yang terbaik dari ketiga uji tersebut untuk setiap distribusi simetris yang dipilih.

Distribusi Beta dengan parameter (0,5;0,5) kembali diungguli uji Geary untuk

n = 100, 500, 1000, tetapi untuk n = 500 dan 1000 uji Geary ditemani oleh uji

Page 39: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

23

Jarque Bera dengan kekuatan 100. Dan untuk n = 50 uji D’Agostino-Pearson

menjadi yang terkuat dengan kekuatan sebesar 99,2. Kemudian untuk parameter

(1;1) dengan n = 500 dan 1000 ketiga uji memiliki kekuatan yang sama dan

terkuat sebesar 100, untuk n= 50 dan 100 uji D’Agostino-Pearson menjadi yang

terkuat dengan kekuatan 79,1 dan 99, 6.

Selanjutnya distribusi Cauchy dengan parameter (0;0,5) dan (0;1) ketiga uji

memiliki kekuatan yang sangat signifikan dalam mendeteksi ketidaknormalan

data yang berdistribusi Cauchy sampel besar. Untuk parameter (0;0,5) dan n = 50

uji Jarque Bera menjadi terkuat dengan kekuatan 99,6, kemudian untuk parameter

(0;1) n = 50 uji Geary menjadi terkuat dengan kekuatan 99,9. Dan untuk n = 100,

500 dan 1000 ketiga uji ini memiliki kekuatan yang sama untuk semua parameter

yang dipilih yaitu sebesar 100.

Terakhir distribusi t-student dengan derajat kebebasan = 1, untuk semua n uji

terbaik mencapai 100. Untuk n = 50 adalah uji Geary, kemudian n = 100 uji Geary

dan Jarque Bera yang terkuat. Dan n = 500 dan 1000 ketiga uji yang dibahas

mencapai kekuatan maksimal. Sedangkan t-student derajat kebebasan = 4, n= 500

dan 1000 ketiga uji yang dibahas mencapai kekuatan maksimal dan untuk n = 50

dan 100 uji Geary menjadi yang terkuat dengan kekuatan masing-masing 55,1 dan

79,6. Selain itu, dibawah ini akan dijelaskan kekuatan uji untuk setiap n (banyak

sampel) dengan mengabaikan distribusi yang ada melalui Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Grafik Kekuatan untuk Data Distribusi Simetris Sampel Besar

Pada Gambar 4.3 terlihat bahwa kekuatan tiga uji yang dibahas meningkat

dengan bertambahnya banyak sampel. Dan ketiga uji tersebut untuk sampel besar

0

20

40

60

80

100

50 100 500 1000

Distribusi Simetris Sampel Besar

DAP G JB

Page 40: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

24

memiliki kekuatan di atas 50%. Serta terlihat juga bahwa uji Geary untuk n = 50

sampai n = 1000, selalu memiliki kekuatan yang terkuat dari dua uji lainnya.

Berdasarkan pembahasan di atas, secara umum telah dapat dilihat hasil

simulasi dalam mengestimasi kekuatan uji statistik yang dibahas. Kemudian,

peneliti bermaksud akan mengestimasi kekuatan dengan menghitung rata-rata dari

Tabel 4.6 setiap distribusi simetris sampel besar dengan mengabaikan parameter

dan jumlah sampel yang dipilih. Rata-rata kekuatan untuk setiap distribusi

simetris sampel besar yang dipilih akan ditampilkan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7: Rata-Rata Kekuatan Uji Kenormalan terhadap Setiap Distribusi Pilihan

Sampel Besar

Distribusi DAP (%) G (%) JB (%)

Beta 79,38 96,25 76,45

Cauchy 99,75 99,96 99,88

t-student 90,6 91,83 91,62

Pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa uji Geary adalah yang terkuat dari dua

uji lainnya untuk tiga distribusi simetris yang dipilih dalam sampel besar.

Kekuatan uji Geary untuk distribusi di atas berturut-turut adalah 96,25, 99,96, dan

91,83.

Dari Tabel 4.7 peneliti akan menghitung rata-rata guna mengetahui kekuatan

tiga uji statistik yang dibahas terhadap distribusi simetris sampel besar. Rata-rata

tersebut akan ditampilkan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8: Rata-Rata Kekuatan Uji terhadap Distribusi Simetris Sampel Besar

Uji Statistik Kekuatan (%)

DAP 89,91

G 96,01

JB 89,32

Dari Tabel 4.8 di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga uji statistik yang

dibahas memiliki kekuatan di atas 80% dalam mendeteksi ketidaknormalan

Page 41: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

25

terhadap distribusi simetris sampel besar. Namun, dari tiga uji statistik yang

dibahas uji Geary memiliki kekuatan yang terbaik sebesar 96,01.

4.2 Estimasi Kekuatan Terhadap Distribusi Asimetris

Distribusi asimetris adalah saat dimana rata-rata data tidak bertepatan dengan

puncak distribusi, dan salah satu ‘ekor’ distribusi lebih panjang dari yang lain atau

biasa dikenal dengan distribusi miring positif ataupun distribusi miring negatif.

Dalam hal ini akan dilakukan simulasi yang berdasarkan simulasi monte carlo

dengan data bangkitan secara acak. Data yang dibangkitkan akan

ditransformasikan ke dalam suatu distribusi yang dipilih. Distribusi yang dipilih

adalah distribusi Beta, Chi-square, Gamma, dan Weibull dengan parameter yang

sudah ditentukan juga sehingga dapat menjadi distribusi asimetris. Untuk

parameter distribusi Beta yang dipilih adalah (2;1) dan (2;5), kemudian parameter

distribusi Gamma (2;2) dan (5;1), dan parameter distribusi Weibull adalah (0,5;1)

dan (3;4), serta untuk distribusi Chi-square derajat kebebasan yang dipilih adalah

2 dan 10. Estimasi kekuatan terhadap distribusi asimetris dibagi menjadi dua

bagian yaitu, estimasi kekuatan uji D’Agostino-Pearson, uji Geary, dan uji Jarque

Bera terhadap distribusi asimetris bersampel kecil (n<30) dan estimasi kekuatan

uji D’Agostino-Pearson, uji Geary, dan uji Jarque Bera terhadap distribusi

asimetris bersampel besar (n >= 30). Berikut adalah gambar plot fungsi kepadatan

untuk setiap distribusi asimetris dan parameter yang dipilih.

Page 42: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

26

Gambar 4.4 Plot Fungsi Kepadatan Distribusi Asimetris yang Dipilih

Gambar 4.4 telah menampilkan plot fungsi kepadatan dari distribusi Beta

dengan parameter (2;1) dan (2;5) tidak terlihat simetris begitupun distribusi Chi-

square, Gamma, dan Weibull dengan parameter yang dipilih tidak berbentuk

simetris sama sekali.

4.2.1 Simulasi Terhadap Distribusi Asimetris Sampel Kecil

Simulasi ini menggunakan data yang dibangkitkan secara acak kemudian

ditransformasi menjadi suatu distribusi asimetris dengan parameter yang dipilih.

Distribusi yang dipilih untuk kasus ini adalah distribusi Beta dengan parameter

(2;1) dan (2;5), distribusi Chi-square dengan derajat kebebasan 2 dan 10,

distribusi Gamma (2;2) dan (5;1), serta distribusi Weibull berparameter (0,5;1)

dan (3;4). Kali ini fokus peneliti untuk mengestimasi kekuatan uji D’Agostino-

Pearson, uji Geary, dan Uji Jarque Bera terhadap sampel yang kecil (n<30) yaitu

10, 15, 20, dan 25.

Page 43: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

27

Simulasi yang dilakukan adalah melakukan pengujian untuk mendeteksi

ketidaknormalan dari data yang dibangkitkan secara acak dengan berdistribusi

asimetris. Simulasi ini guna mengestimasi kekuatan uji D’Agostino-Pearson, uji

Geary, dan Uji Jarque Bera dengan menghitung seberapa banyak terjadinya

hipotesis nol atau H0 tertolak dan akan dibagi seberapa banyak simulasi yang

dilakukan. Simulasi akan dilakukan sebanyak 1000 kali. Penolakan H0 terjadi

ketika nilai p-value kurang dari taraf signifikansi. Taraf signifikansi yang dipilih

untuk simulasi ini adalah sebesar 5% atau 0,05. Setelah melakukan prosedur

pengujian kenormalan dan diulang sebanyak 1000 kali didapatkan hasil kekuatan

tiga uji yang dibahas sebagai berikut.

Tabel 4.9: Kekuatan Uji terhadap Data Berdistibusi Asimetris Sampel Kecil

Distribusi n = 10 (%) n = 15 (%) n = 20 (%) n = 25 (%)

DAP G JB DAP G JB DAP G JB DAP G JB

Beta (2;1) 8,1 10,5 1,1 8,8 14,3 2,1 10,4 20,8 3 15,3 21,7 3,8

(2;5) 7,7 9,1 100 9,4 9 100 10,8 9,3 100 13,2 11,5 100

Chi-

square

2 33,6 9 13,7 47,8 14,3 31,9 59,7 20,6 48,5 69,3 24,8 59,5

10 14,7 3,7 4,3 17 5 10 20,4 6,2 12,7 26,7 9,1 18,7

Gamma (2;2) 21,6 6,1 7,4 30,9 9,2 17,7 39,6 12,5 27,8 45,8 13,2 35,2

(5;1) 12,2 3,4 3,3 18,2 6,3 7,8 21,2 8,1 14,7 27,5 9,1 18,1

Weibull (0,5;1) 70 29,4 41,4 86,7 42,9 78,3 94,3 60,8 91,6 98,1 73,2 96,3

(3;4) 3,5 2,8 2,2 4,2 3,4 4,1 4 3,4 7,2 4,3 4 9,2

Tabel 4.9 telah menampilkan hasil dari simulasi untuk estimasi kekuatan uji

statistik yang dibahas. Terlihat bahwa ketiga uji yang dibahas memiliki kekuatan

yang berbeda-beda untuk setiap distribusi dengan parameter yang dipilih.

Distribusi Beta dengan parameter (2;1), uji Geary menjadi yang terkuat untuk

setiap n yang dipilih dengan kekuatan berturut-turut adalah 10,5, 14,3, 20,8, 21,7.

Dan untuk parameter (2;5) Jarque Bera mencapai kekuatan maksimal untuk setiap

n yang dipilih.

Kemudian distribusi Chi-square dan Gamma hanya ada satu uji kenormalan

yang terkuat dalam mendeteksi ketidaknormalan untuk kedua parameter yang

Page 44: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

28

ditentukan. Uji kenormalan tersebut adalah uji D’Agostino-Pearson, walaupun uji

D’Agostino-Pearson menjadi yang terkuat terhadap distribusi Chi-square tidak

ada nilai kekuatannya yang mencapai 80%. Begitupun kekuatan uji D’Agostino-

Pearson terhadap distribusi Gamma nilai kekuatannya tidak ada yang mencapai

50%.

Dan untuk distribusi Weibull dengan parameter (0,5;1), uji D’Agostino-

Pearson menjadi yang terkuat untuk mendeteksi ketidaknormalan dari distribusi

ini. Kali ini uji D’Agostino-Pearson menunjukkan kekuatannya sebagai yang

terkuat dengan kekuatan untuk n berturut-turut adalah 70, 86,7, 94,3 dan 98,1.

Kemudian untuk parameter (3;4) ketiga uji yang dibahas tidak ada yang mencapai

kekuatan sebesar 10. Di sisi lain, terdapat grafik distribusi asimetris sampel kecil

yang membahas kekuatan untuk setiap data berdistribusi asimetris sampel kecil.

Gambar 4.5 Grafik Kekuatan untuk Data Distribusi Asimetris Sampel Kecil

Gambar 4.5 menjelaskan tentang kekuatan ketiga uji terhadap distribusi

asimetris sampel kecil yang diperoleh dengan menghitung rataan kekuatan uji

untuk semua distribusi pada setiap sampelnya. Ketiga uji yang dibahas untuk

distribusi asimetris sampel kecil kekuatannya tidak ada yang mencapai 50%,

namun kekuatannya terus meningkat dengan bertambahnya banyak sampel. Dan

uji Jarque Bera untuk setiap n (banyak sampel) selalu memiliki kekuatan yang

lebih baik dari dua uji lainnya.

0

20

40

60

80

100

10 15 20 25

Distribusi Asimetris Sampel Kecil

DAP G JB

Page 45: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

29

Peneliti juga akan menghitung rata-rata kekuatan tiga uji yang dibahas guna

mengetahui kekuatan uji untuk setiap distribusi asimetris yang dipilih dengan

mengabaikan parameter dan jumlah sampel yang ditentukan. Kekuatan untuk

bagian ini akan ditampilkan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10: Rata-Rata Kekuatan Uji Kenormalan terhadap Distribusi

Asimetris Sampel Kecil

Distribusi DAP (%) G (%) JB (%)

Beta 10,46 13,27 51,25

Chi-square 36,15 11,58 24,91

Gamma 27,12 8,48 16,5

Weibull 45,63 27,48 41,28

Tabel 4.10 menunjukkan untuk distribusi Beta yang bersifat asimetris

bersampel kecil uji Jarque Bera dengan kekuatan sebesar 51,52 dan untuk tiga

distribusi lainnya hanya ada satu uji yang terkuat, yaitu uji D’Agostino-Pearson,

namun nilai kekuatannya tidak ada yang melebihi 50%.

Selain itu juga peneliti tertarik untuk mengetahui kekuatan untuk tiga uji

statistik yang dibahas terhadap distribusi asimetris sampel kecil. Untuk

mengetahui kekuatan uji, peneliti akan menghitung rata-rata nilai kekuatan uji

dengan mengabaikan distribusi yang dipilih. Hasil dari perhitungan rata-rata di

atas akan ditampilkan pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11: Rata-Rata Kekuatan Uji terhadap Distribusi Asimetris Sampel Kecil

Uji Statistik Kekuatan (%)

DAP 29,84

G 15,20

JB 33,48

Dari Tabel 9 diketahui bahwa tiga uji yang dibahas memiliki kekuatan

kurang dari 50%. Namun, jika ketiga uji statistik yang dibahas ingin dibandingkan

Page 46: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

30

uji Jarque Beralah menjadi yang terkuat dari dua uji lainnya dengan kekuatan

sebesar 33,48.

4.2.2 Simulasi Terhadap Distribusi Asimetris Sampel Besar

Prosedur simulasi yang digunakan untuk mengestimasi kekuatan uji

D’Agostino-Pearson, uji Geary, dan Uji Jarque Bera sama seperti subbab

sebelumnya. Data yang dibangkitkan pun berdistribusi sama dengan sebelumnya.

Namun, yang membedakan adalah jumlah sampel atau n-nya. Jumlah sampel yang

digunakan ini adalah sampel besar atau n >= 30 dan peneliti memilih beberapa

jumlah sampel adalah 50, 100, 500, dan 1000. Dan berikut adalah hasil estimasi

kekuatan secara umum untuk distribusi asimetris yang telah dipilih sebelumnya.

Tabel 4.12: Kekuatan Uji terhadap Data Berdistibusi Asimetris Sampel Besar

Distribusi n = 50 (%) n = 100 (%) n = 500 (%) n = 1000 (%)

DAP G JB DAP G JB DAP G JB DAP G JB

Beta (2;1) 35,5 36,2 8,3 93,3 61,7 73,2 100 99,6 100 100 100 100

(2;5) 24,5 13,1 100 61,5 22,6 100 100 54,3 100 100 82,4 100

Chi-

square

2 96,3 43 96 100 59,8 100 100 99,2 100 100 100 100

10 48,5 10,3 43,3 79,6 16,4 79,2 100 37,7 100 100 57,3 100

Gamma (2;2) 82,6 24 75,7 99,2 36,4 99,1 100 82,1 100 100 96,7 100

(5;1) 48,1 13,2 42,1 79,6 16,3 77,4 100 37,8 100 100 55,4 100

Weibull (0,5;1) 100 94 100 100 99,7 100 49,3 100 100 100 100 100

(3;4) 6,9 4,4 20,2 9 4,3 51,8 100 1,5 100 85,9 1,1 100

Tabel 4.12 menunjukkan hasil kekuatan uji D’Agostino-Pearson, uji Geary,

dan uji Jarque Bera dari simulasi yang telah dilakukan. Dapat dilihat secara umum

bahwa uji Geary memiliki kekuatan yang kurang baik atau dengan kata lain uji

D’Agostino-Pearson dan uji Jarque Bera lebih mendominasi dalam mendeteksi

ketidaknormalan terhadap distribusi asimetris sampel besar.

Distribusi Beta dengan parameter (2;1) untuk n = 10 uji Geary menjadi yang

terkuat, tetapi kekuatannya hanya sebesar 36,2, kemudian untuk n = 100, 500, dan

1000 uji D’Agostino-Pearson menjadi yang terbaik, namun khusus n = 500 dan

1000 uji D’Agostino-Pearson ditemani uji Jarque Bera dengan kekuatan yang

mencapai nilai maksimal. Dan untuk parameter (2;5) uji Jarque Bera menjadi

Page 47: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

31

yang terkuat untuk setiap n dan untuk n = 500 dan 1000 uji Jarque Bera ditemani

uji D’Agostino-Pearson dengan kekuatan maksimal.

Kemudian distribusi Chi-square dengan derajat kebebasan 2 dan 10 untuk

setiap n uji D’Agostino-Pearson menjadi yang terkuat. Dan untuk n = 100 dengan

derajat kebebasan 2 uji D’ Agostino-Pearson ditemani uji Jarque Bera dengan

kekuatan maksimal dan begitu pun untuk setiap derajat kebebasan untuk n = 500.

Kemudian untuk n = 100 dengan derajat kebebasan 2 ketiga uji sama kuat dengan

kekuatan maksimal.

Untuk distribusi Gamma uji terkuat adalah uji D’Agostino-Pearson untuk

setiap parameter dan n yang ditentukan. Dan khusus untuk n = 500 dan 100 uji

D’Agostino-Pearson kembali lagi ditemani oleh uji Jarque Bera dengan kekuatan

yang maksimal.

Terakhir untuk distribusi Weibull uji statistik yang terkuat untuk setiap n

dengan parameter (0,5;1) mencapai kekuatan maksimal yaitu sebesar 100%.

Kemudian untuk n = 50 dan 100, uji D’Agostino-Pearson dan uji Jarque Bera

menjadi yang terkuat. Untuk n = 500 uji Geary dan Jarque Bera menjadi yang

terkuat. Dan n = 1000 ketiga uji memiliki kekuatan yang sama. Kemudian untuk

parameter (3;4) untuk setiap n uji Jarque Bera yang terkuat dengan kekuatan

berturut-turut adalah 20,2, 51,8, 100, dan 100. Tetapikhusus n = 500 uji Jarque

Bera memiliki kekuatan yang sama dengan uji D’Agostino-pearson. Selain itu,

peneliti akan membahas distribusi asimetris sampel besar yang menggambarkan

kekuatan uji untuk setiap n sampel besar seperti Gambar 4.6.

0

20

40

60

80

100

50 100 500 1000

Distribusi Asimetris Sampel Besar

DAP G JB

Page 48: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

32

Gambar 4.6 Grafik Kekuatan untuk Data Distribusi Asimetris Sampel Besar

Gambar 4.6 merupakan kekuatan uji yang diperoleh dengan menghitung

rataan Tabel 4.12 untuk setiap n dengan mengabaikan distribusi yang ada. Dari

grafik di atas terlihat bahwa uji Jarque Bera untuk setiap n menjadi yang terkuat.

Untuk melihat estimasi kekuatan yang lebih khusus lagi, peneliti akan

menghitung rata-rata kekuatan dari Tabel 4.12 dengan mengabaikan parameter

dan n yang sudah ditentukan sebelumnya. Berikut adalah hasil dari rata-rata

kekuatan uji statistik yang dibahas yang ditampilkan pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13: Rata-Rata Kekuatan Uji Kenormalan terhadap Distribusi Asimetris

Sampel Besar

Distribusi DAP (%) G (%) JB (%)

Beta 76,85 58,73 85,18

Chi-

square 90,55 52,96 89,81

Gamma 88,68 45,23 86,78

Weibull 68,88 50,62 84

Tabel 4.13 di atas telah menunjukkan bahwa kekuatan uji statistik yang

terkuat memiliki kekuatan lebih dari 80%. Uji D’Agostino-Pearson adalah yang

terkuat untuk mendeteksi ketidaknormalan distribusi Chi-square dan Gamma

dengan kekuatan berturut-turut adalah 90,55 dan 88,68. Dan uji Jarque Bera

adalah yang terkuat untuk mendeteksi ketidaknormalan dari distribusi Beta dan

Weibull dengan kekuatan berturut-turut adalah 85,18 dan 84. Sementara untuk uji

Geary tampaknya tidak cukup kuat dibandingkan dua uji lainnya dalam

mendeteksi ketidaknormalan untuk distribusi asimetris sampel besar.

Kemudian guna mengetahui uji terbaik dalam mendeteksi ketidaknormalan

terhadap distribusi asimetris sampel besar. Peneliti akan menghitung kembali rata-

rata pada Tabel 4.13 dengan mengabaikan distribusi yang sudah ditentukan. Hasil

rata-rata kekuatan uji statistik ini akan diperlihatkan pada Tabel 4.14.

Page 49: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

33

Tabel 4.14: Rata-Rata Kekuatan Uji terhadap Distribusi Asimetris Sampel Besar

Uji Statistik Kekuatan (%)

DAP 81,24

G 51,89

JB 86,44

Dari Tabel 4.14 dapat kita lihat dari tiga uji kenormalan statistik yang

dibahas, uji Geary hanya memiliki sekitar 50% kekuatan dalam mendeteksi

ketidaknormalan distribusi asimetris sampel besar. Dan untuk uji D’Agostino-

Pearson dan uji Jarque Bera memiliki kekuatan yang hampir sama, namun uji

D’Agostino-Pearson lebih baik daripada uji Jarque Bera dengan kekuatan sebesar

86,44 dalam mendeteksi kenormalan setelah melakukan simulasi sebanyak 1000

kali.

Page 50: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

34

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

1. Uji D’Agostino-Pearson cukup kuat dalam mendeteksi ketidaknormalan

data untuk ukuran sampel yang besar yang dibangkitkan dari distribusi

Chi-square (kekuatan 90,55%) dan Gamma (kekuatan 88,68%). Uji Geary

kuat dalam mendeteksi ketidaknormalan data untuk ukuran sampel besar

yang dibangkitkan dari distribusi simetris (kekuatan rata-rata 96,01%). Uji

Jarque Bera kuat dalam mendeteksi data untuk ukuran sampel besar yang

dibangkitkan dari distribusi Beta asimetris (kekuatan 85,18%) dan Weibull

(kekuatan 84%). Ketiga metode ini tidak cocok Untuk mendeteksi

ketidaknormalan pada data yang dibangkitkan dari distribusi lainnya.

2. Untuk data yang dibangkitkan dari distribusi simetris dengan ukuran

sampel kecil uji Geary memiliki kekuatan 41,99% sedangkan untuk ukuran

sampel yang besar memiliki kekuatan 96,01%. Untuk data yang

dibangkitkan dari distribusi asimetris dengan ukuran sampel kecil uji

Jarque Bera memiliki kekuatan 33,48% sedangkan untuk ukuran sampel

yang besar memiliki kekuatan 86,44%.

3. Khususkan untuk sampel ukuran kecil yang dibangkitkan dari distribusi

simetris, uji Geary memiliki kekuatan paling besar (yaitu 41,99%)

dibandingkan dengan dua uji lainnya.

5.2 Saran

Untuk melanjutkan penelitian ini, peneliti menyarankan untuk

membandingkan uji kenormalan untuk setiap kategori dengan jumlah distribusi

yang lebih banyak dan parameter yang lebih beragam.

Page 51: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

35

REFERENSI

[1] A.-G. Bulman, in Elememtary Statistics Edisi ke-6, New York, McGraw-Hill,

2007.

[2] S. Santoso, Statistik Parametrik, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010.

[3] P. D. Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung: CV ALFABETA, 2006.

[4] N. Razali dan Y. Wah, "Power Comparisons of Some Selected Normality

Tests," Proceedings of the Regional Conference on Statistical Science 2010

(RCSS'10), pp. 126-138, 2010.

[5] P. D. H. A. Irianto, Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya.

Edisi ke-4, Jakarta, Prenadamedia Group, 2004, p. 156.

[6] P. Hun Myoung Park, "Univariate Analysis and Normality Test Using SAS,

STATA, and SPSS," tersedia di

https://scholarworks.iu.edu/dspace/handle/2022/19742, vol. 1, 2008.

[7] R. Johnson, "Elementary Statistic Edisi ke-4," USA, PWS Publishers, 1984,

p. 262.

[8] R. L. Lieber, "Statistical Significance and Stastical Power in Hypothesis

Testing," Journal of Orthopaedic Reseach, vol. 8, no. 2, pp. 304-209, 1990.

[9] X. Romão, R. Delgado dan A. Costa, "An Empirical Power Comparison of

Univariate Goodness-of-Ft Tests for Normality," Journal of Statistical

Computation and Simulation, vol. 80, no. 5, pp. 525-591, 2010.

[10] D. Ralph B, A. Belanger dan J. Ralph B. D’Agostino, "A Suggestion for

Using Powerful and Informative Tests of Normality," The American

Statistician, vol. 44, no. 4, pp. 316-321, 1990.

[11] D. W. Cho and K. S. Im, "A Test of Normality Using Geary’s Skewness and

Kurtosis Statistics," tersedia di

https://www.trc.bus.ucf.edu/cdn/economics/workingpapers/2002-32.pdf, 2002

diakses pada 17 Februari 2018.

Page 52: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

36

[12] T. Thadewald dan H. Buning, "Jarque–Bera Test and Its Competitors for

Testing Normality – A Power Comparison," Journal of Applied Statistics,

vol. 34, no. 1, pp. 87-105, 2007.

[13] I. W. Sumarjaya, "Uji Kenormalan Univariat: Suatu Kajian Pustaka," Jurnal

Matematika, vol. 1, no. 1, pp. 21-30, 2010.

[14] F. B. Oppong dan S. Y. Agbedra, "Assessing Univariate and Multivariate

Normality, A Guide for Non-Statisticians," Mathematical Theory and

Modeling, vol. 6, no. 2, pp. 26-33, 2016.

[15] B. Yazici dan S. Asma, "A Comparison of Various Tests of Normality,"

Journal of Statistical Computation and Simulation, vol. 77, no. 2, pp. 175-

183, 2007.

[16] F. J. Gravetter dan L. B. Wallnau, Pengantar Statistika Sosial, Jakarta:

Salemba Humanika, 2014.

[17] R. E. Walpole, Pengantar Statistika Edisi ke-3, Jakarta: Gramedia, 1998.

[18] R. D'Agostino dan E. S. Pearson, "Tests for Departure from Normality.

Empirical Results for The Distributions of b2 and √(b1)," Biometrika, vol.

60, no. 3, p. 613, 1973.

[19] D. G. Bonetta dan E. Seier, "A Test of Normality with High Uniform Power,"

Computational Statistics and Data Analysis, vol. 40, no. 3, pp. 435-445,

2002.

[20] F. A. Sherwani dan R. A. Khan, "Power Comparison of Various Normality

Tests," Pakistan Journal of Statistics and Operation Research, vol. 11, no. 3,

pp. 331-345, 2015.

[21] C. M. Jarque dan A. K. Bera, "A Test for Normality of Observations and

Regression Residuals," International Statistical Review/ Revue Internationale

de Statistique, vol. 55, no. 2, pp. 163-172, 1987.

[22] Y. Wibisono, Metode Statistika, Yogyakarta: Gajah Mada University, 2005.

[23] M. R. Spiegel, Probability and Statistics, Singapore: McGraw-Hill Book

Company, 1975.

Page 53: KAJIAN EMPIRIS PERBANDINGAN KEKUATAN UJIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menerima hipotesis nol ketika hipotesis nol salah. Probabilitas kesalahan jenis pertama

37