kajian ekonomi dan keuangan regional provinsi … · misi bank indonesia 1. mencapai dan memelihara...

92
Vol. 4 No. 2 TRIWULANAN April - Juni 2018 (terbit Agustus 2018) Triwulan II 2018 ISSN 2460 - 490424 e-ISSN 2460 - 598427 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2018

Upload: duongxuyen

Post on 21-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

Vol. 4 No. 2 TRIWULANAN April - Juni 2018

(terbit Agustus 2018) Triwulan II 2018

ISSN 2460 - 490424 e-ISSN 2460 - 598427

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2018

Page 2: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

i

Dasar Hukum Bank Indonesia

Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan

independensinya diatur dengan undang-undang.

~UUD 1945 Pasal 23 D~

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia.

~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~

Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan Pemerintah dan

atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-undang ini.

~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 2~

Visi Bank Indonesia

Menjadi bank sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik

diantara negara emerging markets.

Misi Bank Indonesia

1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan

bauran kebijakan Bank Indonesia.

2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank

Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.

3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem

pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis

lain.

4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi

struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.

5. Memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi, termasuk

infrastruktur, melalui akselerasi pendalaman pasar keuangan.

6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat

daerah.

7. Memperkuat peran internasional, organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem

informasi Bank Indonesia.

Page 3: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

ii

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

1.

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Papua

dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Papua pada bulan Februari, Mei, Agustus,

dan November. Sebelum dipublikasikan, materi Kajian ini telah

terlebih dahulu dikompilasi melalui mekanisme kerja internal

Bank Indonesia untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam

mengambil kebijakan moneter, sistem pembayaran, serta

pengawasan perbankan dan sistem keuangan secara

makroprudensial. Publikasi ini berfungsi sebagai media untuk

menyampaikan penjelasan kepada para pemangku

kepentingan dan publik di daerah mengenai perkembangan

kondisi terkini, prospek perekonomian, serta isu yang

berkembang dan perlu dicermati.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 9

Jayapura 99111

T +62 967 534 581

F +62 967 535 201

ISSN 2460 - 490424

e-ISSN 2460 - 598427

Salinan elektronis publikasi ini dapat diunduh melalui situs

https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/papua/Default.aspx

Untuk mendapatkan salinan elektronis publikasi ini pada kesempatan pertama,

silakan mengirimkan surel ke [email protected] dengan subyek

“Publikasi KEKR Papua” serta mencantumkan nama, instansi, dan jabatan.

Page 4: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

iii

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Dewan Redaksi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Papua

Penanggung Jawab : Joko Supratikto (Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua)

Pemimpin Redaksi : Fauzan (Kepala Tim Asesmen Ekonomi dan Keuangan)

Mitra Bestari : Ronny Widijarto Purubaskoro (Peneliti Ekonomi Departemen Regional III Kantor Pusat BI)

Erwin Syafii (Peneliti Departemen Regional III Kantor Pusat BI)

Frida Yunita Sinurat (Peneliti Departemen Regional III Kantor Pusat BI)

Evy Marya Deswita Siburian (Analis / Departemen Regional III Kantor Pusat BI)

Penyunting : Muhammad Azkaenza (Analis / Manajer Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Penulis : Muhammad Azkaenza (Analis / Manajer Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Widi Januar Pratama (Analis Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Melia Santa Nova (Program Calon Staf)

Kontributor : Inrayanto Ariandos Simbolon (Analis / Manajer Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan Keuangan)

Galih Budi Utomo (Analis / Manajer Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM)

Gariska (Analis / Manajer Fungsi Analisis Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah serta Keuangan Inklusif dan Perlindungan Konsumen)

Suparjo (Kasir Unit Pengelolaan Uang Rupiah)

Willy Togi (Analis Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan Keuangan)

I Gusti Agung Bagus Artayasa (Analis Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM)

Luki Riyaningrum (Analis Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan)

Hizkia Perangin Angin (Analis Fungsi Perizinan dan Pengawasan Sistem Pembayaran)

Monika Randalinggi (Pelaksana Yunior Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan Keuangan)

Page 5: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

1

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

KATA PENGANTAR

Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas rahmat dan berkat-Nya, Kajian

Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Papua Periode Agustus 2018 ini dapat terbit tepat

waktu. Di tengah upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, kajian yang meliputi analisis

makroekonomi daerah, perbankan, sistem pembayaran, ketenagakerjaan, dan keuangan daerah

menjadi penting terutama bagi pemerintah, dunia usaha, dan kalangan akademisi, maupun

masyarakat luas.

Penyusunan kajian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu melalui Kata

Pengantar ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

terbitnya Kajian ini. Semoga kerja sama yang telah terjalin baik tersebut tetap dapat terpelihara

di masa mendatang. Akhirnya, besar harapan kami agar Kajian pada triwulan ini bermanfaat bagi

semua pihak dalam memahami kondisi perekonomian Papua.

Jayapura, Agustus 2018

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI PAPUA

Joko Supratikto

Page 6: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

2

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 2

DAFTAR GRAFIK ..................................................................................................................... 5

DAFTAR TABEL ....................................................................................................................... 8

TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI PROVINSI PAPUA ........................................................... 9

A. Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi .................................................................................... 9

B. Perbankan .......................................................................................................................10

C. Sistem Pembayaran .........................................................................................................11

RINGKASAN EKSEKUTIF .........................................................................................................12

BAB I PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI DAERAH ...............................................................15

1.1 Kondisi Umum ..............................................................................................................16

1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran ........................................................................17

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga .....................................................................................17

1.2.2 Konsumsi Pemerintah ..........................................................................................19

1.2.3 Net Ekspor ...........................................................................................................20

1.2.4 Investasi ..............................................................................................................23

1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi LU ........................................................................................24

1.3.1 Pertambangan dan Penggalian .............................................................................24

1.3.2 Konstruksi ...........................................................................................................26

1.3.3 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ...................................................................27

1.3.4 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor .......................28

BOKS I: FESTIVAL KOPI PAPUA: PERTAMA DI TIMUR INDONESIA .............................................30

BAB II KEUANGAN PEMERINTAH ............................................................................................33

2.1 Realisasi APBN Papua .....................................................................................................34

2.1.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua ........................................................................35

2.1.2 Realisasi Belanja APBN Papua ...............................................................................35

2.2 Realisasi APBD Papua .....................................................................................................36

2.2.1 Realisasi Pendapatan APBD Papua ........................................................................36

2.2.2 Realisasi Belanja APBD Papua ...............................................................................37

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH .............................................................................39

3.1 Inflasi Umum .................................................................................................................40

3.2 Perkembangan Inflasi Berdasarkan Kelompok Komoditas ................................................43

3.2.1 Kelompok Bahan Makanan ..................................................................................44

3.2.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau ...................................45

3.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar .......................................46

Page 7: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

3

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

3.2.4 Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan ............................................47

3.3 Inflasi Spasial .................................................................................................................48

3.3.1 Perkembangan Inflasi Kota Jayapura .....................................................................48

3.3.2 Perkembangan Inflasi Kabupaten Merauke ..........................................................49

3.4 Pengendalian Inflasi Papua .............................................................................................50

BOKS II PENGENDALIAN INFLASI JELANG HARI RAYA IDUL FITRI 1439 H .................................51

BAB IV STABILITAS SISTEM KEUANGAN ..................................................................................54

4.1 Ketahanan Sektor Korporasi...........................................................................................55

4.1.1 Sumber Kerentanan Korporasi ..............................................................................55

4.1.2 Exposure Perbankan Sektor Korporasi ...................................................................58

4.2 Asesmen Sektor Rumah Tangga .....................................................................................60

4.2.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga ...........................................................60

4.2.2 Kinerja Keuangan Rumah Tangga.........................................................................62

4.2.3 Exposure Perbankan dalam Rumah Tangga ...........................................................63

4.3 Akses Keuangan UMKM ................................................................................................65

BAB V PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH ........66

5.1 SISTEM PEMBAYARAN ...................................................................................................67

5.1.1 Transaksi SKNBI ...................................................................................................67

5.1.2 Transaksi BI-RTGS ................................................................................................67

5.2 PENGELOLAAN UANG RUPIAH .......................................................................................68

5.2.1 Penyediaan Uang Layak Edar ................................................................................68

5.2.2 Uang Tidak Layak Edar .........................................................................................68

5.2.3 Temuan Uang Tidak Asli .....................................................................................69

5.2.4 Kewajiban Penggunaan Uang Rupiah ...................................................................69

5.2.4 Kewajiban Penggunaan Uang Rupiah ...................................................................69

BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ................................................................71

6.1 KETENAGAKERJAAN .....................................................................................................72

6.1.1 Tenaga Kerja .......................................................................................................72

6.1.2 Pengangguran .....................................................................................................73

6.2 KESEJAHTERAAN ...........................................................................................................74

6.2.1 Kemiskinan dan Kesenjangan ...............................................................................74

6.2.2 Kesejahteraan Petani ............................................................................................75

BAB VII PROSPEK EKONOMI DAERAH .....................................................................................77

7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi .....................................................................................78

7.1.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV 2018 .................................................78

7.1.2 Prospek Pertumbuhan Ekonomi 2018 ...................................................................79

7.2 Prospek Inflasi ...............................................................................................................80

7.2.1 Prospek Inflasi 2018 .............................................................................................80

Page 8: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

4

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

LAMPIRAN TABEL ..................................................................................................................83

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Papua Atas Dasar Harga Konstan 2010 .....84

Tabel 2. Impor Luar Negeri Nonmigas Provinsi Papua ............................................................84

Tabel 3. Ekspor Luar Negeri Nonmigas Provinsi Papua ...........................................................85

Tabel 4. Penyaluran Kredit Perbankan Nasional (Lokasi Proyek di Provinsi Papua) ...................86

DAFTAR ISTILAH ....................................................................................................................87

Page 9: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

5

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Papua dan Nasional. ...........................................................16

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Dengan dan Tanpa Tambang ..............................................16

Grafik 1.3 Indeks Tendensi Konsumen ....................................................................................18

Grafik 1.4 Indeks Keyakinan Konsumen ..................................................................................18

Grafik 1.5 Kredit Konsumsi ....................................................................................................18

Grafik 1.6 Impor Konsumsi ....................................................................................................18

Grafik 1.7 Indeks Ekspektasi Konsumen ..................................................................................19

Grafik 1.8 Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen .....................................................................19

Grafik 1.9 Konsumsi Pemerintah ............................................................................................19

Grafik 1.10 Realisasi Belanja Pemerintah .................................................................................19

Grafik 1.11 Perkembangan Ekspor Luar Negeri .......................................................................21

Grafik 1.12 Tujuan Ekspor Luar Negeri Provinsi Papua .............................................................21

Grafik 1.13 Perkembangan Impor Papua ................................................................................22

Grafik 1.14 Impor Berdasarkan Jenis.......................................................................................22

Grafik 1.15 Negara Asal Impor ...............................................................................................22

Grafik 1.16 Perkembangan Bongkar-Muat..............................................................................22

Grafik 1.17 Perkembangan PDRB Investasi Papua....................................................................23

Grafik 1.18 Perkembangan PMA-PMDN Papua .......................................................................23

Grafik 1.19 Perkembangan Kredit Investasi .............................................................................23

Grafik 1.20 Perkembangan Nilai Tukar ...................................................................................23

Grafik 1.21 Perkembangan PDRB Sisi Lapangan Usaha ............................................................25

Grafik 1.22 Perkembangan Produksi Hasil Tambang Papua .....................................................26

Grafik 1.23 Perkembangan Penjualan Hasil Tambang Papua ...................................................26

Grafik 1.24 Perkembangan Harga Tembaga dan Emas Dunia ..................................................26

Grafik 1.25 Proyeksi Produksi Tambang Emas dan Tembaga Papua .........................................26

Grafik 1.26 Perkembangan PDRB Konstruksi ...........................................................................27

Grafik 1.27 Perkembangan Belanja Modal Pemerintah ............................................................27

Grafik 1.28 Konsumsi Semen Papua .......................................................................................27

Grafik 1.29 Kredit Konstruksi .................................................................................................27

Grafik 1.30 Perkembangan PDRB dan SKDU Pertanian ............................................................28

Grafik 1.31 Perkembangan Kredit Pertanian ...........................................................................28

Grafik 1.32 Indeks Pembelian Durable Goods .........................................................................29

Grafik 1.33 Perkembangan Kredit Perdagangan .....................................................................29

Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan APBN Papua Tw II 2018 ..................................34

Grafik 2.2 Struktur Pendapatan APBN Papua Berdasarkan Jenis Tw II 2018 ..............................34

Page 10: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

6

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja APBN Papua Tw II 2018 ........................................34

Grafik 2.4 Struktur Belanja APBN Papua Berdasarkan Jenis Tw II 2018 .....................................34

Grafik 2.5 Realisasi Pendapatan APBD Papua Tw II terhadap Pagu ...........................................37

Grafik 2.6 Struktur Realisasi Pendapatan APBD Papua Tw II 2018 ............................................37

Grafik 2.7 Realisasi Belanja APBD Papua Tw II terhadap Pagu ..................................................37

Grafik 2.8 Struktur Realisasi Belanja APBD Papua Tw II 2018 ...................................................38

Grafik 3.1 Curah Hujan Papua 2018 .......................................................................................41

Grafik 3.2 Tinggi Gelombang Mei 2018 .................................................................................41

Grafik 3.3 Prakiraan Curah Hujan Agustus 2018 .....................................................................43

Grafik 3.4 Prakiraan Curah Hujan September 2018 .................................................................43

Grafik 3.5 Perkembangan Harga Komoditas Utama ................................................................44

Grafik 3.6 Inflasi Tahun Kalender Kelompok Bahan Makanan Terbesar ....................................44

Grafik 3.7 Perkembangan Ekspektasi Harga 3 Bulanan ............................................................46

Grafik 3.8 Perkembangan Ekspektasi Harga 3 Bulanan ............................................................46

Grafik 3.9 Inflasi Angkutan Udara ..........................................................................................47

Grafik 4.1 Kinerja Korporasi Berdasarkan Liaison.....................................................................55

Grafik 4.2 Perkembangan Likuiditas, Rentabilitas, dan Rentabili ...............................................57

Grafik 4.3 % Likuiditas Korporasi per Sektor ...........................................................................58

Grafik 4.4 % Rentabilitas Korporasi per Sektor .......................................................................58

Grafik 4.5 Perkembangan DPK, Kredit, dan NPL ......................................................................58

Grafik 4.6 Pertumbuhan Kredit Korporasi per Sektor ...............................................................59

Grafik 4.7 % Proporsi Kredit per Sektor ..................................................................................59

Grafik 4.8 % Proporsi Kredit Berdasar ....................................................................................59

Grafik 4.9 Perkembangan NPL per Sektor ...............................................................................59

Grafik 4.10 Kinerja Kredit dan NPL Berdasar Penggunaan .......................................................60

Grafik 4.11 Perkembangan DPK .............................................................................................60

Grafik 4.12 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen ........................................................60

Grafik 4.13 Perkembangan Indikator SK Lainnya .....................................................................60

Grafik 4.14 Alokasi Pengeluaran Masyarakat ..........................................................................61

Grafik 4.15 Alokasi Penggunaan Pengeluaran Berdasarkan Tingkat Pengeluaran per Bulan ......62

Grafik 4.16 Pertumbuhan DPK, Kredit, dan NPL Rumah Tangga ..............................................63

Grafik 4.17 % Proporsi dan Perkembangan DPK Rumah Tangga .............................................63

Grafik 4.18 % Proporsi Kredit Rumah Tangga ........................................................................63

Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga .....................................................................63

Grafik 4.20 Perkembangan NPL Rumah Tangga ......................................................................64

Grafik 4.21 Perkembangan Kredit UMKM dan Non UMKM .....................................................64

Grafik 4.22 Kredit UMKM Berdasarkan Penggunaan ...............................................................64

Grafik 4.23 Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Lapangan Usaha .................................64

Page 11: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

7

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi SKNBI 2014-2018 ............................................................67

Grafik 5.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS 2016-2018 .........................................................67

Grafik 5.3 Aliran Uang Kartal Melalui KPw BI Papua ................................................................68

Grafik 5.4 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) di Papua .......................68

Grafik 6.1 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama .................................72

Grafik 6.2 Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama .........72

Grafik 7.1 Realisasi dan Evaluasi Penjualan Komoditas Tambang Papua ...................................78

Grafik 7.2 Estimasi Penjualan Komoditas Tambang 2018 ........................................................78

Grafik 7.3 Perkembangan Ekspektasi Masyarakat ....................................................................81

Grafik 7.4 Perkiraan Harga 3, 6 dan 12 Bulan Yang Akan Datang ...........................................81

Page 12: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

8

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Papua ....................................................................................16

Tabel 1.2 Perkembangan PDRB Papua Sisi Pengeluaran (yoy) ...................................................17

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua Triwulan II 2018 ..................................................34

Tabel 2.2 Realisasi Belanja APBN Papua Triwulan II 2018 .........................................................35

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan APBD Papua Triwulan II 2018 ..................................................36

Tabel 2.4 Realisasi Belanja APBD Papua Triwulan I 2018 ..........................................................36

Tabel 3.1 % Perkembangan Inflasi Papua (yoy) .......................................................................40

Tabel 3.2 Perkembangan Inflasi Papua Berdasarkan Kelompok Komoditas (yoy) .......................41

Tabel 3.3 % Penyummbang Inflasi Bulanan (mtm) ..................................................................42

Tabel 3.4 Komoditas Penyumbang Utama Inflasi Kota Jayapura (yoy).......................................48

Tabel 3.5 Komoditas Penyumbang Utama Inflasi Kabupaten Merauke (yoy) .............................49

Tabel 3.6 Pengendalian Inflasi Papua Triwulan II 2018 .............................................................50

Tabel 4.1 Alokasi Utang dan Tabungan Masyarakat ................................................................62

Tabel 5.1 Frekuensi Pelaksanaan Kas Keliling Dalam dan Luar Kota Papua ...............................69

Tabel 7.1 Perkiraan Harga Komoditas Dunia ...........................................................................79

Page 13: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

9

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI

PROVINSI PAPUA A. Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

2016 2016 2017

I II III IV Total I II III IV Total I IIPertumbuhan Ekonomi (%, yoy) (0,72) (5,17) 20,44 21,41 9,21 3,36 4,91 3,40 4,78 4,64 28,93 24,68

Menurut Penggunaan

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,56 6,54 6,17 5,14 5,84 5,16 6,55 7,53 5,69 5,43 5,60 7,54

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 8,24 5,56 5,39 6,93 6,52 7,07 9,17 9,69 13,54 9,95 9,26 10,26

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2,61 5,31 0,92 0,05 2,08 0,13 1,37 7,70 6,86 4,20 3,46 29,84

Pembentukan Modal Tetap Bruto 6,75 6,78 5,37 7,01 6,47 6,78 5,78 4,69 5,06 5,41 1,09 4,90

Perubahan Inventori 89,81 5,11 84,62 448,18 23,51 (408,68) (643,38) 4.913,50 (2.767,70) (75,25) (245,62) (275,25)

Ekspor Luar Negeri (2,27) (38,88) (3,05) 96,07 6,74 (8,78) 50,78 (44,45) 2,51 (5,49) 159,01 47,29

Impor Luar Negeri (4,59) 35,79 (12,55) 3,16 4,64 (26,48) (41,30) (32,84) (40,07) (36,03) 13,89 10,96

Net Ekspor Antar Daerah (281,23) (16,02) (189,40) 167,61 (488,92) 78,35 (675,39) (10,23) 74,65 (47,85) 135,94 57,04

Menurut Kategori Lapangan Usaha

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,18 3,69 0,02 2,05 2,21 1,35 1,83 2,93 5,71 3,98 7,01 3,81

Pertambangan dan Penggalian (10,50) (20,80) 40,77 44,50 13,15 0,36 6,75 2,67 3,28 3,90 66,19 56,03

Industri Pengolahan 6,98 1,12 4,94 5,15 4,51 4,56 6,55 6,07 7,81 6,46 6,88 6,39

Pengadaan Listrik, Gas 27,14 12,81 8,53 1,86 11,86 1,21 0,94 8,14 6,45 4,11 6,19 7,40

Pengadaan Air 3,70 3,77 2,59 3,45 3,37 4,96 5,13 6,77 8,57 6,38 10,08 6,36

Konstruksi 4,71 7,00 12,13 10,93 8,81 9,42 3,84 2,99 5,99 5,18 0,09 5,67

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2,54 6,96 9,51 8,39 6,91 5,32 5,46 5,69 6,56 6,24 7,81 6,61

Transportasi dan Pergudangan 4,30 8,08 9,73 10,08 8,13 4,97 5,32 5,52 5,84 5,98 11,12 12,94

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,09 8,15 6,83 6,09 6,54 5,35 5,91 6,20 6,61 6,04 6,03 5,63

Informasi dan Komunikasi 6,28 2,95 4,18 0,64 3,42 6,59 5,32 6,92 9,04 6,99 1,04 2,50

Jasa Keuangan 3,60 16,39 (0,01) 6,03 6,08 2,79 5,00 0,89 1,02 2,61 2,01 5,06

Real Estate 5,42 5,86 8,30 8,35 7,02 3,83 4,41 6,06 6,26 5,60 9,98 6,44

Jasa Perusahaan 5,80 6,20 5,42 5,37 5,68 5,43 5,39 5,56 6,62 5,77 5,95 5,29

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 13,91 10,86 9,88 4,98 9,64 4,42 1,86 1,82 5,78 4,36 2,57 5,91

Jasa Pendidikan 6,24 10,66 9,48 5,20 7,83 4,93 5,01 5,01 5,62 5,55 2,90 5,10

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,91 13,05 10,35 3,60 8,08 4,64 4,73 4,15 6,32 5,20 3,10 5,04

Jasa lainnya 6,06 9,19 7,03 3,83 6,43 4,30 5,22 6,38 6,44 5,62 5,06 5,98

Pertumbuhan Ekonomi Nasional (%, yoy) 4,92 5,18 5,01 4,94 5,02 5,01 5,01 5,06 5,19 5,07 5,06 5,27

Inflasi Papua (% yoy) 3,76 5,23 4,72 3,26 3,26 3,89 3,10 1,43 2,11 2,11 3,16 4,09

Kota

Jayapura 3,81 5,24 4,21 4,13 4,13 3,16 2,58 1,73 2,41 2,41 4,18 4,42

Merauke 3,62 5,19 6,14 0,83 0,83 5,93 4,58 0,57 1,25 1,25 0,44 3,22

Disagregasi Komponen

Inflasi Inti (Core Inflation ) 4,49 4,47 5,70 4,00 3,50 3,11 2,76 2,12 2,31 2,31 2,24 2,15

Harga Pangan Bergejolak (Volatile Food ) 0,66 3,58 11,60 8,13 1,86 5,92 (1,68) (1,70) (2,05) (2,05) 2,79 8,57

Harga Yang Diatur Pemerintah (Administered Prices ) 6,81 10,99 11,60 5,76 6,24 3,69 10,46 3,86 7,04 7,04 7,27 3,14

Kelompok Komoditas

Bahan Makanan 4,78 8,36 6,84 2,68 2,68 6,58 (0,41) (1,16) (1,36) (1,36) 3,42 9,69

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 4,62 4,35 6,74 7,10 7,10 6,47 6,17 3,75 4,24 4,24 3,76 4,47

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 2,53 1,67 2,80 2,26 2,26 3,18 4,35 3,49 3,26 3,26 1,43 0,78

Sandang 2,43 3,14 3,05 1,03 1,03 1,86 0,95 0,60 1,19 1,19 1,32 1,06

Kesehatan 4,19 3,29 3,06 2,29 2,29 1,41 1,32 0,67 0,87 0,87 0,59 0,96

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 2,63 2,62 0,78 0,59 0,59 1,64 1,81 2,48 2,50 2,50 1,71 1,53

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 4,20 8,66 5,73 6,67 6,67 1,72 6,11 1,07 4,15 4,15 6,02 3,21

Indikator2017 2018

Page 14: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

10

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

B. Perbankan

I II III IV I II III IV I II

Total Asset (Rp miliar) 47.139 52.589 53.135 47.785 47.791 55.057 55.058 50.129 52.888 52.418

DPK (Rp miliar) 35.890 39.107 39.197 37.813 35.924 39.606 40.174 38.653 39.706 39.944

Giro (Rp miliar) 11.988 13.781 13.246 9.327 10.864 13.782 14.334 8.606 13.109 12.239

Tabungan (Rp miliar) 15.703 16.308 16.537 20.264 16.884 17.093 17.194 21.288 17.676 18.299

Deposito (Rp miliar) 8.200 9.018 9.414 8.222 8.176 8.731 8.646 8.760 8.921 9.405

Penyaluran Kredit Lokasi Proyek di Papua (Rp miliar) 22.798 24.061 24.279 24.946 24.681 25.183 25.912 27.309 27.078 28.135

Oleh Kantor Bank di Prov. Papua 20.511 21.695 22.199 22.855 22.427 25.653 3.631 28.883 26.516 27.066

Oleh Kantor Bank Luar Prov. Papua 2.287 2.366 2.080 2.091 2.254 (470) 22.281 (1.574) 562 1.069

Kredit Penggunaan (Rp miliar) 22.798 24.061 24.279 24.946 24.681 25.183 25.912 27.309 27.078 28.135

Modal Kerja 9.027 9.698 9.035 9.078 8.803 9.269 9.501 9.869 9.042 9.596

Investasi 3.018 3.207 3.778 3.768 3.813 3.711 3.891 4.397 4.765 5.056

Konsumsi 10.753 11.156 11.465 12.100 12.065 12.203 12.520 13.043 13.271 13.483

Kredit Sektoral (Rp miliar) 22.798 24.061 24.279 24.946 24.681 25.183 25.912 27.309 27.078 28.135

1. Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan 1.085 1.146 1.134 1.162 1.179 1.044 1.055 1.509 1.740 1.792

2. Perikanan 58 58 59 61 55 62 60 68 73 77

3. Pertambangan dan Penggalian 61 59 44 42 57 47 53 55 43 52

4. Industri Pengolahan 350 364 355 335 355 365 364 404 354 297

5. Penyediaan Listrik, Gas dan Air 39 40 46 32 28 46 48 52 42 43

6. Konstruksi 1.123 1.494 1.637 1.527 1.262 1.377 1.556 1.384 1.127 1.426

7. Perdagangan 5.869 6.230 6.300 6.345 6.419 6.533 6.560 6.533 6.472 6.975

8. Penyediaan Akomodasi, Makanan dan Minuman 713 735 752 774 786 794 780 774 778 727

9. Transportasi dan komunikasi 679 677 707 676 708 730 980 1.087 901 1.081

10. Perantara Keuangan 667 678 303 294 302 637 628 697 575 609

11. Real Estate dan Usaha Persewaan 416 453 473 485 482 465 455 464 620 649

12. Adm. Pemerintahan 17 1 38 82 62 41 21 406 226 159

13. Jasa Pendidikan 13 11 12 7 7 8 8 7 5 5

14. Jasa Kesehatan 33 39 40 41 37 44 47 78 65 67

15. Jasa Masyarakat 837 817 817 755 691 643 643 619 510 520

16. Jasa Perorangan 37 45 44 43 45 44 51 51 50 50

17. Badan Internasional - 0 - 113 86 51 40 33 24 -

18. Rumah Tangga Bukan Lapangan Usaha dan lainnya 10.800 11.216 11.517 12.171 12.119 12.251 12.564 13.086 13.475 13.607

Kredit UMKM 8.584 9.027 8.941 10.583 10.291 10.187 10.251 10.347 9.858 10.381

Kredit Rumah Tangga 10.223 10.405 10.540 11.827 11.874 12.167 12.483 12.989 13.219 13.427

KPR 1.846 1.958 2.025 2.275 2.375 2.491 2.569 2.653 2.768 2.921

KKB 183 189 197 196 195 198 214 227 247 258

Perlengkapan 7 10 10 16 16 78 116 142 195 211

RT. Multiguna 6.659 6.745 6.743 4.871 5.224 6.517 6.933 7.623 7.947 8.198

Lainnya 1.527 1.502 1.564 4.469 4.064 3.755 3.522 3.229 2.674 2.393

Non Performing Loan (Rp miliar) 1.124 1.219 1.237 1.057 1.223 1.162 1.354 1.393 1.202 1.224

NPL Ratio (%) 4,93 5,07 5,10 4,24 4,95 4,61 5,23 5,10 4,44 4,35

LDR 63,52 61,53 61,94 65,97 68,70 63,58 64,50 70,65 68,20 70,44

Suku Bunga Simpanan Tertimbang (% per tahun)

Kantor Bank di Provinsi Papua 3,31 3,16 3,30 2,67 2,88 2,89 2,89 2,67 2,60 2,56

Nasional 4,21 3,93 3,97 3,64 3,69 3,62 3,65 3,37 3,34 3,25

Suku Bunga Kredit Tertimbang (% per tahun)

Kantor Bank di Provinsi Papua 12,76 12,65 12,52 12,33 12,28 12,32 12,24 12,00 10,23 11,57

Nasional 12,74 12,66 12,54 12,25 12,21 12,36 12,24 12,00 11,78 10,08

Jumlah Rekening (dalam ribu)

Rekening Dana Pihak Ketiga

Papua 1.835 1.898 2.008 2.071 2.146 2.282 2.404 2.579 2.644 2.744

Nasional 178.087 183.459 194.287 199.403 212.484 228.977 240.871 299.914 286.891 281.089

Rekening Kredit

Papua 223 227 229 231 238 238 237 238 244 208

Nasional 41.440 41.454 41.290 41.862 42.294 42.954 42.893 42.515 42.793 43.509

201820172016Provinsi Papua

Page 15: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

11

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

C. Sistem Pembayaran

I II III IV I II III IV I II

Pengelolaan Uang (Kartal) Rupiah

Inflow (Rp miliar) 2.417 813 1.566 918 2.394 1.298 1.520 1.578 4.009 1.604

Outflow (Rp miliar) 513 2.995 2.015 4.373 562 3.213 1.936 4.834 806 3.638

Pemusnahan UTLE (Rp miliar) 537 249 142 104 366 64 234 129 514 50

Kliring

Total

Nominal (Rp miliar) 3.989 4.501 3.406 3.871 3.050 2.562 2.718 3.097 2.788 2.544

Volume (lembar) 72.319 83.853 78.073 86.988 79.942 75.560 81.443 87.818 80.218 75.558

1. Kliring Kredit

Nominal (Rp miliar) 2.701 3.293 2.102 2.238 1.803 1.729 1.810 2.157 1.872 1.717

Volume (lembar) 47.396 59.053 53.400 61.479 55.447 54.769 59.438 65.668 59.367 56.179

2. Kliring Debit

Nominal (Rp miliar) 1.288 1.208 1.303 1.634 1.246 833 907 940 916 827

Volume (lembar) 24.923 24.800 24.673 25.509 24.495 20.791 22.005 22.150 20.851 19.379

2.1 Kliring Debit Penyerahan

Nominal (Rp miliar) 1.326 1.233 1.340 1.709 1.298 859 927 956 929 846

Volume (lembar) 25.336 25.288 25.069 25.783 24.865 21.388 22.423 22.469 21.147 19.855

2.2 Kliring Debit Pengembalian

Nominal (Rp miliar) 38 25 36 76 52 26 20 15 13 19

Volume (lembar) 413 488 396 274 370 597 418 319 296 476

Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement

Outflow (from)

Nominal (Rp miliar) 1.094 1.121 1.141 2.152 1.278 1.251 1.736 2.826 2.405 2.209

Volume (lembar) 584 568 1.349 1.906 1.574 1.713 1.931 2.368 2.471 2.112

Indikator Sistem Pembayaran201820172016

Page 16: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

12

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan Makroekonomi Daerah

Kinerja perekonomian Papua pada triwulan II 2018 menurun dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan II 2018 tumbuh sebesar 24,68% (yoy),

lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 26,08% (yoy). Pertumbuhan ini

berada di atas pertumbuhan nasional sebesar 5,27% (yoy) dan menjadi pertumbuhan ekonomi

tertinggi di Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan I dan II 2018 mengalami pertumbuhan yang

signifikan terutama disebabkan oleh puncak produksi pertambangan bijih tembaga di Papua. Dari

sisi permintaan, konsumsi rumah tangga masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi

Papua pada triwulan II 2018. Selain itu, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan

terpantau turut mengalami kenaikan kinerja seiring dengan stabilnya curah hujan di Papua.

Memasuki triwulan III 2018, kinerja perekonomian Papua mengalami penurunan. Penurunan

kinerja perekonomian Papua pada triwulan III 2018 disebabkan oleh mulai menurunnya produksi

hasil pertambangan dan penggalian di Papua sejalan dengan masa transisi pertambangan terbuka

ke pertambangan bawah tanah. Namun demikian, terdapat beberapa lapangan usaha yang

mendorong pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan III 2018 yaitu lapangan usaha konstruksi

dan administrasi pemerintahan. Lapangan usaha konstruksi meningkat sejalan dengan

peningkatan realisasi belanja pemerintah yang sesuai dengan pola historisnya yang selalu

meningkat pada triwulan III dan IV. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga diperkirakan

mengalami penurunan sejalan dengan minimnya momen perayaan hari besar keagamaan.

Sementara itu, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan diperkirakan meningkat

dibandingkan dengan triwulan II 2018 didorong oleh kondisi cuaca yang mulai membaik dan

periode panen.

Keuangan Pemerintah

Realisasi APBN di lingkup Provinsi Papua pada triwulan II 2018 mengalami penurunan pada pos

pendapatan dan peningkatan pada pos belanja apabila dibandingkan dengan periode yang sama

tahun 2017. Pada triwulan II 2018, sumber pendapatan terbesar berasal dari Pajak Perdagangan

Internasional dan realisasi belanja terbesar berasal dari belanja pegawai.

Realisasi APBD Provinsi Papua pada triwulan II 2018 mengalami penurunan di kedua pos baik

pendapatan maupun belanja. Penurunan komponen secara signifikan terjadi pada Belanja Bagi

Hasil Pajak Daerah kepada Kabupaten/Kota.

Page 17: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

13

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Perkembangan Inflasi Daerah

Tekanan inflasi Papua pada triwulan II 2018 mencapai 4,09% (yoy) mengalami kenaikan

dibanding dengan triwulan I 2018 sebesar 3,16% (yoy) dan lebih tinggi dibanding inflasi Nasional

sebesar 3,4% (yoy). Kenaikan tersebut terutama akibat tingginya permintaan masyarakat

terhadap barang dan jasa pada hari raya Idul Fitri 1439H.

Mencermati risiko peningkatan harga di Papua, Bank Indonesia bersama pemerintah daerah

berkoordinasi dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi Daerah melaksanakan berbagai kegiatan

guna menjaga kestabilan harga di Papua.

Stabilitas Sistem Keuangan Daerah

Kinerja keuangan sektor korporasi dan rumah tangga pada triwulan II 2018 terjaga dengan baik

dan menjadi penopang stabilitas keuangan daerah secara umum di Papua. Hal ini menunjukan

adanya perbaikan kualitas kredit untuk kedua sektor. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua menunjukkan bahwa

kondisi keuangan korporasi pada triwulan II 2018 secara umum masih relatif terjaga. Aspek

likuiditas dan rentabilitas pada triwulan II 2018 masih dalam kondisi yang relatif positif, meskipun

lebih rendah dari triwulan sebelumnya.

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

Perkembangan transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia di Papua pada triwulan II 2018

menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, baik secara volume maupun nominal.

Transaksi melalui sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement pada triwulan II 2018 juga

tercatat menurun secara nominal dan volume dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya.Sementara itu, aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua menunjukan posisi net outflow pada triwulan II 2018 sebesar Rp2.034 miliar. Pada triwulan

ini posisi net outflow disebabkan oleh besarnya permintaan uang kartal untuk pencairan dana

kampung di hampir seluruh kabupaten di Papua.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Perkembangan kondisi kesejahteraan masyarakat Papua cenderung membaik dan jumlah

penduduk miskin di Papua menurun dari 27,76% menjadi 27,74% dengan tingkat ketimpangan

pengeluaran penduduk Papua juga mengindikasikan arah perbaikan dari 0,398 menjadi 0,384.

Hal ini salah satunya diindikasikan dari Tingkat Pengangguran Terbuka di Papua yang tercatat

mengalami penurunan menjadi 2,91% pada periode Februari 2018. Secara umum, kesejahteraan

masyarakat Papua cenderung membaik dan persentase jumlah penduduk miskin menurun

dengan tingkat kesenjangan juga mengindikasikan ke arah yang lebih baik. Sementara itu, Nilai

Tukar Petani Papua mengimplikasikan terjadinya defisit sampai akhir triwulan II 2018 dengan

Page 18: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

14

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

indeks sebesar 91,47. Nilai tersebut mengindikasikan kenaikan indeks pendapatan petani belum

dapat mengimbangi kenaikan indeks biaya yang harus dibayar.

Prospek Ekonomi Daerah

Perekonomian Papua pada triwulan IV 2018 diperkirakan mengalami penurunan yang terutama

disebabkan terbatasnya kinerja pertambangan. Pertumbuhan ekonomi Papua pada periode

tersebut diproyeksikan berada pada kisaran (-10,22)% - (-10,42)% (yoy), lebih rendah dibanding

dengan perkiraan pertumbuhan triwulan III 2018 yang berkisar 5,31%-5,71% (yoy). Secara

agregat, perekonomian Papua pada tahun 2018 berpotensi tumbuh lebih tinggi dari tahun 2017.

Kenaikan kuota ekspor pada tahun 2018 dan puncak produksi pertambangan terbuka Grasberg

diperkirakan akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Papua. Pertumbuhan

ekonomi diperkirakan berada pada kisaran 9,36% - 9,76% (yoy) lebih tinggi dibanding dengan

2017 yang sebesar 4,64% (yoy).

Untuk keseluruhan tahun 2018, inflasi Papua diperkirakan mengalami kenaikan dibanding

dengan tahun 2017. Perkiraan inflasi Papua pada tahun 2018 berkisar 5,24%-5,64% (yoy) naik

dari inflasi tahun 2017 yang sebesar 2,1% (yoy).

Page 19: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

15

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

BAB I PERKEMBANGAN

MAKROEKONOMI DAERAH

Kinerja perekonomian Papua pada triwulan II 2018 menurun dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan II 2018 tumbuh

sebesar 24,68% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

26,08% (yoy). Pertumbuhan ini berada di atas pertumbuhan nasional sebesar 5,27%

(yoy) dan menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia.

Page 20: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

16

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

1.1 Kondisi Umum

Realisasi Triwulan II 2018

Pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan II

2018 melambat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Secara tahunan,

pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan II

2018 sebesar 24,68% (yoy) melambat

dibandingkan dengan triwulan I 2018 sebesar

26,08% (yoy). Namun demikian,

pertumbuhan tersebut masih lebih tinggi

dibandingkan dengan pertumbuhan nasional

yang sebesar 5,27% (yoy) (Tabel 1.1).

Meski melambat, pertumbuhan ekonomi

Papua masih berada pada level yang cukup

tinggi. Kemudian, jika tanpa

memperhitungkan kinerja lapangan usaha

(LU) pertambangan dan penggalian,

perekonomian Papua mampu tumbuh sebesar

5,82% (yoy) lebih tinggi dari triwulan I 2018

sebesar 4,80% (yoy).

Dari sisi pengeluaran, peningkatan konsumsi

rumah tangga dan investasi mampu menahan

perlambatan lebih dalam ditengah

pertumbuhan ekspor yang lebih rendah.

Kinerja konsumsi rumah tangga tumbuh

sebesar 7,54% (yoy) pada triwulan II 2018

meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar

5,60% (yoy). Kemudian, investasi tumbuh

29,84% (yoy).

Dari sisi LU, kinerja ekonomi ditopang oleh LU

pertanian, kehutanan dan perikanan ditengah

melambatnya LU pertambangan dan

penggalian. LU pertanian, kehutanan dan

perikanan tumbuh sebesar 7,54% (yoy)

terutama ditopang oleh peningkatan produksi

tanaman pangan. LU pertambangan dan

penggalian tercatat tumbuh melambat dari

Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Papua

Sumber : BPS, diolah

I II III IV I II

30.825,17 33.919,16 40.206,82 43.872,48 38.864,20 42.289,94

20.140,85 21.178,97 21.921,03 23.408,72 21.107,56 22.411,97

3,72 6,25 3,87 4,78 26,08 24,68

-26,38 10,04 18,54 9,12 -11,42 8,81

5,07 4,56 4,89 6,13 4,80 5,82

-8,69 5,15 3,50 6,79 -9,83 6,18

5,01 5,01 5,06 5,19 5,06 5,27

20182017

Pertumbuhan PDRB Nasional (yoy )

Uraian

Pertumbuhan PDRB (qtq )

Pertumbuhan PDRB Tanpa Tambang (yoy )

Pertumbuhan PDRB Tanpa Tambang (qtq )

PDRB (Rp. Miliar)

PDRB Tanpa Tambang (Rp. Miliar)

Pertumbuhan PDRB (yoy )

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Papua dan

Nasional.

Sumber : Bank Indonesia, diolah.

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Dengan dan Tanpa

Tambang

Sumber : BPS, diolah.

4,0

4,2

4,4

4,6

4,8

5,0

5,2

-10

0

10

20

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018

PDRB Papua (setahun) PDRB Papua PDB Indonesia - Sk. Kanan

% yoy % yoy

1,82

13,27

1,76

13,19

(0,72)

(5,17)

20,44 21,41

2,99 4,88

3,40 4,78

26,08 24,68

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018

Pertumbuhan PDRB PDRB Nontambang (% yoy)

% yoy

Page 21: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

17

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

66,19% (yoy) pada triwulan sebelumnya

menjadi 56,03% (yoy) seiring dengan

penurunan produksi tambang utama.

Tracking Triwulan III 2018

Pada triwulan III 2018 pertumbuhan ekonomi

Papua diperkirakan kembali mengalami

perlambatan dan berada dikisaran 5,3 - 5,7%

(yoy). Dari sisi pengeluaran, perlambatan

ekonomi disebabkan oleh normalisasi

permintaan pasca berakhirnya periode hari

besar keagamaan nasional (HBKN).

Kemudian, dari sisi LU, penurunan kinerja

pertambangan ditengarai akan menyebabkan

perlambatan tersebut. Namun demikian,

perlambatan pertumbuhan ekonomi yang

lebih dalam akan tertahan oleh baiknya

kinerja LU pertanian, kehutanan, dan

perikanan.

1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran

Dilihat dari strukturnya, perekonomian Papua

masih didominasi oleh konsumsi rumah

tangga dengan pangsa mencapai 43,6%

terhadap seluruh perekonomian Provinsi

Papua. Sementara pangsa terbesar kedua

adalah ekspor luar negeri sebesar 30% disusul

oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

dan konsumsi pemerintah dengan pangsa

masing-masing sebesar 27,44% dan 22,43%.

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Realisasi Triwulan II 2018

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada

triwulan II 2018 sebesar 7,54% (yoy)

meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya sebesar 5,60% (yoy).

Peningkatan konsumsi rumah tangga tersebut

didorong oleh momen perayaan hari raya Idul

Fitri. Berdasarkan komponen penyusunnya,

pertumbuhan konsumsi rumah tangga

bersumber dari konsumsi makanan dan

minuman yang tumbuh meningkat dari

5,92% (yoy) pada triwulan sebelumnya

menjadi 10,03% (yoy) (Tabel 1.2). Kemudian,

terjadi peningkatan pada konsumsi pakaian

dan alas kaki serta konsumsi transportasi dan

komunikasi yang tumbuh masing-masing

sebesar 8,03% (yoy) dan 7,74% (yoy).

Peningkatan konsumsi rumah tangga juga

terkonfirmasi dari peningkatan Indeks

Tendensi Konsumen (ITK) yang mengalami

peningkatan dari 97,95 menjadi 119,32

(Grafik 1.3). Peningkatan tersebut

memberikan informasi bahwa berdasarkan

persepsi masyarakat secara umum, kondisi

perekonomian mengalami peningkatan. Hal

yang sama juga terkonfirmasi dari Survei

Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank

Indonesia. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Tabel 1.2 Perkembangan PDRB Papua Sisi Pengeluaran (yoy)

Sumber : BPS, diolah

2018

I II III IV I II

Makanan dan Minuman selain Restoran 5,86 5,70 5,56 5,59 5,67 5,92 10,03

Pakaian dan Alas Kaki 5,17 4,74 6,59 5,45 5,50 6,99 8,03

Perumahan dan Perlengkapan RT 4,79 5,53 7,45 5,61 5,86 5,40 4,13

Kesehatan dan Pendidikan 3,27 2,73 2,63 4,15 3,20 4,82 3,53

Transportasi dan Komunikasi 4,08 3,98 5,82 7,19 5,30 6,38 7,74

Restoran dan Hotel 4,02 5,12 4,32 3,36 4,20 4,16 2,90

Lainnya 6,58 5,32 6,59 6,95 6,37 2,27 1,04

Komponen Konsumsi RT2017

2017

Page 22: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

18

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Papua naik dari 125,56 pada triwulan I 2018

menjadi 131,22 pada triwulan II 2018 yang

mencerminkan keyakinan masyarakat

terhadap perekonomian yang membaik

(Grafik 1.4).

Kemudian, indikator lain yang dapat

digunakan untuk melihat konsumsi

masyarakat adalah kredit konsumsi yang pada

triwulan II 2018 tumbuh sebesar 10,49% (yoy)

meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar

10% (yoy) (Grafik 1.5). Secara lebih detil,

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit

Kendaraan Bermotor (KKB) mengalami

peningkatan pertumbuhan dari 16,5% (yoy)

dan 16,9% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi

17,3% (yoy) dan 30% (yoy) pada triwulan II

2018. Meskipun, kredit multiguna mengalami

perlambatan pertumbuhan dari 52,12% (yoy)

pada triwulan I 2018 menjadi 25,79% (yoy)

pada triwulan II 2018. Hal tersebut

menandakan bahwa konsumsi masyarakat

yang meningkat salah satunya dilakukan

melalui pembiayaan berupa kredit konsumsi.

Di sisi lain, impor konsumsi mengalami

penurunan dari 21,78% (yoy) pada triwulan I

2018 menjadi 15,58% (yoy) pada triwulan II

2018 (Grafik 1.6). Secara umum, penurunan

pertumbuhan impor konsumsi pada triwulan

II 2018 lebih disebabkan oleh base effect pada

periode yang sama tahun sebelumnya. Impor

konsumsi pada triwulan II 2018 didorong oleh

impor makanan dan minuman dan bahan

bakar menjelang perayaan hari raya Idul Fitri.

Tracking Triwulan III 2018

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada

triwulan III 2018 diperkirakan melambat

dibandingkan dengan triwulan II 2018.

Grafik 1.3 Indeks Tendensi Konsumen

Sumber : Bank Indonesia, diolah.

Grafik 1.4 Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 1.5 Kredit Konsumsi

Sumber : Bank Indonesia, diolah.

Grafik 1.6 Impor Konsumsi

Sumber : BPS, diolah.

60

70

80

90

100

110

120

130

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

ITK

Pendapatan RT

Pengaruh Inflasi thdp. Konsumsi

Garis 100

Optimistis---------------Pesimistis

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Penghasilan Saat Ini

Garis 100

Optimistis

Pesimistis

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Kredit KonsumsiPertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

-80

-60

-40

-20

0

20

40

0

1

2

3

4

5

6

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Nilai Impor Konsumsi

Pertumbuhan [sk. kanan]

juta USD % yoy

Page 23: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

19

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Minimnya momen perayaan HKBN dan

kegiatan lainnya menyebabkan kegiatan

konsumsi rumah tangga diperkirakan

menurun. Hal tersebut juga terlihat dari

perkiraan ITK. Pada triwulan III 2018, ITK

diperkirakan sebesar 98,89 menurun dari

triwulan II sebesar 119,32, menandakan

tendensi konsumsi yang akan lebih rendah

pada triwulan III 2018.

1.2.2 Konsumsi Pemerintah

Realisasi Triwulan II 2018

Pada triwulan II 2018, konsumsi pemerintah

tumbuh sebesar 29,84% (yoy) tumbuh

signifikan dibandingkan dengan triwulan I

2018 sebesar 3,46% (yoy) (Grafik 1.9).

Peningkatan kinerja konsumsi pemerintah

sejalan dengan pola historisnya dengan

puncak realisasi pada triwulan IV. Kinerja

konsumsi pemerintah tercermin dari

meningkatnya realisasi belanja pemerintah

daerah dalam APBD Papua sebesar 16,98%

(yoy). Dilihat berdasarkan posturnya, belanja

tersebut didominasi oleh Belanja Bantuan

Kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota/Pemerintah

Kampung Dan Partai Politik untuk persiapan

pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah

(Pilkada) provinsi dan 7 kabupaten .

Dilihat dari sisi pertumbuhan, realisasi

tertinggi terjadi pada Belanja Pegawai yang

tumbuh sebesar 35,20% (yoy) dan Belanja

Modal yang tumbuh sebesar 102,43% (yoy).

Sementara itu, pos belanja lainnya mengalami

penurunan, terutama pada pos Bagi Hasil

Pajak dan Belanja Hibah yang masing-masing

turun sebesar -89,77% (yoy) dan -59,56%

(yoy). Penurunan tersebut disebabkan oleh

Grafik 1.7 Indeks Ekspektasi Konsumen

Sumber : Bank Indonesia, diolah.

Grafik 1.8 Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen

Sumber : BPS, diolah.

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN ( IEK ) Indeks Kegiatan Usaha garis 100

Optimistis-------------

Pesimistis

80

90

100

110

120

130

140

I II III IV I II III IV I II IIIp

2016 2017 2018

ITK

Pendapatan RT

Grafik 1.9 Konsumsi Pemerintah

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 1.10 Realisasi Belanja Pemerintah

Sumber : BPKAD Provinsi Papua, diolah.

3,46

29,84

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Konsumsi Pemerintah PertumbuhanRp milyar

561,80

31,03

170,79

11,07

1114,13

4,0041,55

454,99

3,34 0,00

415,52

68,84

422,38

108,16

1442,62

0,0054,27

622,98

1,65 0,00

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

BelanjaPegawai

BelanjaSubsidi

danBansos

BelanjaHibah

BelanjaBagi Hasil

Pajak

BelanjaBantuan

Keuangan

BelanjaTidak

Terduga

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaModal

Asetlainnya

Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung

Realiasasi Belanja APBD Tw II 2018 Realisasi Belanja APBD Tw II 2017Rp milyar

Page 24: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

20

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

alokasi belanja yang fokus pada

penyelenggaraan Pilkada serentak.

Sementara itu, dari sisi belanja APBN pada

triwulan II 2018 tumbuh sebesar 7,64% (yoy)

meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar

3,40% (yoy). Sementara itu dilihat dari

strukturnya, belanja pemerintah dari sisi APBN

didominasi oleh Belanja Pegawai dan Belanja

Modal masing-masing sebesar 34,84% (yoy)

dan 33,99% (yoy).

Tracking Triwulan III 2018

Pada triwulan III 2018, konsumsi pemerintah

diperkirakan tumbuh tinggi sejalan dengan

pola historisnya. Di samping itu, berakhirnya

periode Pilkada serentak diperkirakan akan

meningkatkan kinerja konsumsi pemerintah

khususnya dalam pelaksanaan pembangunan

proyek - proyek strategis pemerintah daerah

Papua. Proyek strategis Papua yang menjadi

prioritas pengembangan antara lain adalah

pembangunan jalan trans-Papua dan

pembangunan infrastruktur pendukung PON

XX yang akan dilaksanakan pada 2020 di

Provinsi Papua.

1.2.3 Net Ekspor

Realisasi Triwulan II 2018

Pertumbuhan ekspor pada triwulan II 2018

tercatat masih cukup tinggi meski melambat

dibanding dengan triwulan sebelumnya.

Perlambatan tersebut terutama bersumber

dari ekspor luar negeri yang tumbuh 97,06%

dari 275,95% (yoy) pada triwulan sebelumnya

(Grafik 1.11).

Ekspor luar negeri yang tumbuh melambat

disebabkan oleh base effect dimana pada

tahun 2017 ekspor luar negeri memiliki nilai

terendah dan secara bertahap terus

meningkat hingga nilai tertinggi tercapai pada

triwulan IV. Ekspor luar negeri di Papua sangat

bergantung dengan kinerja dari LU

pertambangan dan penggalian yang

mayoritas hasil produksinya di ekspor ke luar

negeri.yang secara historis ekspor luar negeri

memiliki nilai yang terendah pada triwulan I

dan kemudian secara bertahap meninilai

ekspor konsentrat tembaga dan emas yang

menurun dibanding dengan triwulan

sebelumnya. Ekspor konsentrat tembaga dan

emas pada triwulan laporan tercatat tumbuh

sebesar 102,69% (yoy) melambat dibanding

dengan triwulan sebelumnya yang mencapai

301,56% (yoy).

Meski melambat, pertumbuhan ekspor

tambang Papua masih cukup tinggi.

Pertumbuhan tinggi tersebut didorong oleh

produksi konsentrat tembaga dan emas yang

meningkat signifikan.

Sementara itu, ekspor nontambang Papua

pada triwulan II 2018 tumbuh sebesar

27,19% (yoy) sedikit melambat dari triwulan I

2018 sebesar 29,95% (yoy). Kinerja ekspor

nontambang khususnya berasal dari ekspor

hasil hutan.

Dilihat dari tujuan ekspornya, komoditas

ekspor Papua mayoritas di kirim ke Tiongkok

dengan pangsa mencapai 35,77% yang

terdiri dari 99% bijih logam dan sisanya

merupakan kayu olahan. Kemudian, tujuan

ekspor terbesar lainnya adalah Jepang dan

Korea Selatan dengan pangsa masing-masing

sebesar 33,10% dan 12,34%. Kebutuhan

Page 25: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

21

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

bijih logam khususnya tembaga untuk industri

elektronik di Tiongkok, Jepang dan Korea

Selatan menyebabkan tingginya pangsa

ekspor negara-negara tersebut.

Kemudian, dari sisi net ekspor antardaerah

tumbuh sebesar 57,04% (yoy) melambat dari

triwulan I 2018 sebesar 135,94% (yoy). Secara

umum net ekspor antardaerah Papua

didorong oleh ekspor konsentrat tembaga

dari Kabupaten Mimika ke PT Smelting di

Gresik, Jawa Timur yang merupakan tempat

pemurnian dan pengolahan konsentrat dan

bijih logam khususnya tembaga.

Sementara itu, impor luar negeri Papua pada

triwulan II 2018 tumbuh sebesar 4,42% (yoy)

melambat dari triwulan I 2018 sebesar

10,96% (yoy) (Grafik 1.14). Berdasarkan

pangsanya, impor luar negeri Papua

didominasi oleh impor bahan baku penolong

dengan pangsa sebesar 96,01%. Sementara

itu, impor lainnya terdiri dari impor barang

modal dan impor konsumsi dengan pangsa

masing-masing sebesar 2,58% dan 1,41%.

Sementara itu, impor barang modal

mengalami penurunan sebesar -66,91% (yoy)

lebih dalam dari triwulan sebelumnya yang

terkontraksi sebesar -18,89% (yoy).

Penurunan tersebut akibat adanya penurunan

aktivitas pembangunan tambang bawah

tanah yang masih menunggu kepastian

proses divestasi dan perpanjangan izin usaha

pertambangan khusus.

Pada triwulan II 2018 impor bahan baku

penolong tumbuh sebesar 44,35% (yoy)

meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar

17,70% (yoy). Peningkatan impor bahan baku

sejalan dengan mulai meningkatnya kegiatan

pembangunan tambang bawah tanah

perusahaan tambang terbesar di Papua. Di

samping itu, kegiatan konstruksi proyek-

proyek strategis juga sudah mulai

dilaksanakan sehingga mendorong

peningkatan impor bahan baku penolong.

Kemudian impor konsumsi pada triwulan II

2018 tumbuh sebesar 4,42% (yoy) melambat

dari triwulan sebelumnya sebesar 10,96%

(yoy). Impor konsumsi pada triwulan II 2018

didorong oleh momen perayaan puasa dan

Idul Fitri sehingga meningkatkan konsumsi

masyarakat terhadap barang dan jasa

khususnya makanan dan pakaian.

Di lihat dari asal negaranya, impor luar negeri

Papua didominasi oleh Australia dengan

Grafik 1.11 Perkembangan Ekspor Luar Negeri

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 1.12 Tujuan Ekspor Luar Negeri Provinsi Papua

Sumber : BPS, diolah.

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

350

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Nilai ekspor Nontambang

Nilai ekspor pertambangan

Pertumbuhan ekspor tambang [sk. kanan]

USD juta % yoy

33%

11%36%

6%

12%

1% 1%

Jepang

India

Tiongkok

Filipina

Korea Selatan

Amerika Serikat

Arab Saudi

Page 26: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

22

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

pangsa sebesar 45,05% dan Singapura

dengan pangsa sebesar 34,07% (Grafik 1.15).

Impor dari Australia terutama merupakan

makanan olahan, hasil industri lainnya, bahan

kimia, buah-buahan serta hasil pertanian

lainnya. Sementara itu, impor dari Singapura

terutama merupakan alat listrik, ukur dan

fotografi; barang dari logam serta makanan

olahan. Kedekatan geografis antara Australia

dengan Papua menyebabkan sebagaian besar

impor luar negeri Papua berasal dari Australia.

Sementara itu, dilihat dari arus pergerakan

barang di Papua, bongkar barang tumbuh

sebesar 7,06% (yoy) meningkat dari triwulan

sebelumnya yang terkontraksi sebesar -10,8%

(yoy). Sementara itu, muat barang

terkontraksi sebesar -0,55% (yoy) menurun

dari triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 16,38% (yoy) (Grafik 1.16). Seperti

telah dijelaskan sebelumnya, peningkatan

bongkar barang di pelabuhan di Papua

disebabkan oleh peningkatan permintaan

barang masyarakat menjelang perayaan hari

raya Idul Fitri.

Grafik 1.13 Perkembangan Impor Papua

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 1.14 Impor Berdasarkan Jenis

Sumber : Bea Cukai, diolah.

Grafik 1.15 Negara Asal Impor

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 1.16 Perkembangan Bongkar-Muat

Sumber : BPS, diolah.

8,83 2,33

-80

-60

-40

-20

0

20

40

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Impor Nonmigas

Impor Barang Modal dan Antara

Pertumbuhan Nonmigas [sk. kanan]

USD juta % yoy

10,964,42

-80

-60

-40

-20

0

20

40

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Konsumsi Bahan Baku Penolong Modal Pertumbuhan Impor

34,07

4,38

0,01

9,01

0,10

45,05

0,01

7,37Singapura

Jepang

Tiongkok

USA

Kanada

Australia

Jerman

Lainnya -200

0

200

400

600

800

1000

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

I II III IV I II

2017 2018

Total Muat Barang Total Bongkar Barang g Muat Barang g Bongkar Barang

% yoyton

Page 27: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

23

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Masih tingginya kinerja ekspor, ditengah

impor yang relatif rendah, menyebabkan net

ekspor Papua positif dan tumbuh tinggi. Net

ekspor Papua pada triwulan II 2018 tercatat

sebesar Rp5,77 triliun atau tumbuh sebesar

60,41% (yoy).

Tracking Triwulan III 2018

Net Ekspor Papua pada triwulan III 2018

diperkirakan tetap tumbuh positif. Kinerja

ekspor luar negeri diperkirakan tumbuh tinggi

sejalan dengan masih tingginya produksi hasil

tambang Papua. Sampai dengan bulan Juli

2018, ekspor Papua mencapai 2,61 miliar

dolar AS, tumbuh sebesar 165,67% (yoy).

Sementara itu impor Papua diperkirakan

tumbuh moderat sejalan dengan pelaksanaan

pembangunan infrastruktur strategis di Papua

dan juga pembangunan tambang bawah

tanah.

1.2.4 Investasi

Realisasi Triwulan II 2018

Investasi Papua pada triwulan II 2018 tumbuh

sebesar 36,09% (yoy) tumbuh signifikan

dibandingkan triwulan I 2018 yang menurun

sebesar -7,95% (yoy) (Grafik 1.17).

Pertumbuhan investasi tersebut mampu

menahan perlambatan pertumbuhan

ekonomi yang lebih dalam. Pertumbuhan

investasi pada triwulan II 2018 terutama

didorong oleh peningkatan PMTB yang

memiliki pangsa sebesar 85,66%. Secara

umum, pertumbuhan investasi Papua pada

triwulan II 2018 didorong oleh pembangunan

tambang bawah tanah perusahaan tambang

terbesar di Papua.

Dilihat dari asal aliran dananya, Investasi

Papua pada triwulan II 2018 sebagian besar

bersumber dari penanaman modal asing

(PMA) sebesar 255,5 miliar dolar AS (Grafik

1.18). Meskipun PMA Papua pada triwulan II

Grafik 1.17 Perkembangan PDRB Investasi Papua

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 1.18 Perkembangan PMA-PMDN Papua

Sumber : Bea Cukai, diolah.

Grafik 1.19 Perkembangan Kredit Investasi

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 1.20 Perkembangan Nilai Tukar

Sumber : BPS, diolah.

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

-4000

-2000

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Pembentukan Modal Tetap BrutoPerubahan InventoriPertumbuhan Investasi

Rp milyar % yoy

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

900.000

1.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018

PMA (USD ribu) PMDN (Rp. Juta)

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Kredit Investasi Pertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

13,2

13,3

13,4

13,5

13,6

13,7

13,8

13,9

14,0

14,1

14,2

14,3

14,4

14,5

14,6

9,7

9,9

10,1

10,3

10,5

10,7

10,9

03-Jan

-17

30-M

ar-17

07-Ju

l-17

04-O

ct-17

30-D

ec-17

27-M

ar-18

Ribu RupiahRibu Rupiah

AUD/IDR USD/IDR [sk. Kanan]

Page 28: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

24

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

2018 terkontraksi sebesar -6,76% (yoy), hal

ini merupakan perbaikan kontraksi yang

terjadi pada triwulan sebelumnya sebesar -

37,77% (yoy). Jika dilihat lebih detil, pangsa

PMA di Papua paling besar, mencapai

83,88%, merupakan sektor pertambangan.

Hal ini sejalan dengan proyek pembangunan

tambang bawah tanah yang sedang

dikerjakan oleh perusahaan tambang terbesar

di Papua. Kemudian, penanaman modal

lainnya ada pada sektor industri kayu dan

sektor tanaman pangan dan perkebunan

dengan pangsa masing-masing sebesar

6,58% dan 4,09%.

Sementara itu, penanaman modal dalam

negeri (PMDN) Papua pada triwulan II 2018

mencapai Rp52,7 miliar. PMDN pada triwulan

II 2018 tumbuh signifikan sebesar 65,46%

(yoy) meningkat dari triwulan I 2018 yang

terkontraksi sebesar -99,46% (yoy). Jika

dilihat lebih rinci, PMDN Papua terbesar

terdapat pada sektor tanaman pangan dan

perkebunan dengan pangsa mencapai

68,93% dan sektor perdagangan dengan

pangsa sebesar 28,60%.

Kemudian indikator lain yang menunjukan

pertumbuhan investasi yaitu perkembangan

kredit investasi. Pada triwulan II 2018, kredit

investasi Papua tumbuh sebesar 36,36% (yoy)

lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan

sebelumnya sebesar 24,96% (yoy) (Grafik

1.19)

Tracking Triwulan III 2018

Pada triwulan III 2018, investasi Papua

diperkirakan mengalami peningkatan. Hal ini

sejalan dengan pelaksanaan pembangunan

tambang bawah tanah perusahaan tambang

terbesar di Papua. Berdasarkan informasi yang

diperoleh, tambang bawah tanah ditargetkan

selesai pada triwulan II 2019 seiring dengan

transisi dari pertambangan terbuka Grasberg

ke pertambangan bawah tanah. Di samping

itu, mulai meningkatnya pembangunan

proyek-proyek strategis pemerintah terutama

pembangunan infrastruktur penunjang PON

XX akan meningkatkan investasi Papua pada

triwulan III 2018.

1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi LU

1.3.1 Pertambangan dan Penggalian

Realisasi Triwulan II 2018

Kinerja LU pertambangan dan penggalian

pada triwulan II 2018 mengalami perlambatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,

namun masih dalam tingkat pertumbuhan

yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi LU

Page 29: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

25

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

pertambangan dan penggalian pada triwulan

II 2018 mencapai 56,03% (yoy) lebih rendah

dari triwulan I 2018 yang tumbuh sebesar

66,19% (yoy).

Kenaikan kinerja LU pertambangan dan

penggalian tidak terlepas dari peningkatan

kinerja perusahaan tambang terbesar di

Papua. Pada triwulan II 2018 produksi

konsentrat tembaga mencapai 347 juta

pounds atau tumbuh sebesar 74,37% (yoy)

lebih rendah dari pertumbuhan triwulan I

2018 yang tumbuh sebesar 100,65% (yoy)

(Grafik 1.22). Sementara itu, produksi emas

mencapai 740 ribu ounces atau tumbuh

sebesar 112,64% (yoy) lebih rendah dari

pertumbuhan triwulan I 2018 sebesar

156,47% (yoy) (Grafik 1.22). Memasuki fase

akhir penambangan terbuka Grasberg yang

mengandung kandungan konsentrat

tembaga dan emas dengan kadar yang tinggi

menyebabkan produksi hasil tambang

meningkat secara signifikan.

Dari sisi penjualan, penjualan tembaga

tumbuh sebesar 27,94% (yoy) melambat

dibaningkan dengan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 155,20% (yoy).

Sementara itu, penjualan emas tumbuh

sebesar 57,14% (yoy) melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 240,68% (yoy). (Grafik

1.23). Secara umum, peningkatan penjualan

yang sangat tinggi salah satunya disebabkan

oleh penambahan kuota ekspor dari 1,1 juta

ton pada tahun 2017 menjadi 1,2 juta ton

pada tahun 2018. Selain itu, akan berakhirnya

Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)

sementara sampai dengan 31 Agustus 2018

menjadi faktor utama peningkatan kinerja

sektor pertambangan. Kemudian, tingginya

harga komoditas tembaga dan emas menjadi

insentif untuk meningkatkan penjualan.

Tracking Triwulan III 2018

Pada triwulan III 2018 kinerja LU

pertambangan dan penggalian diperkirakan

Grafik 1.21 Perkembangan PDRB Sisi Lapangan Usaha

Sumber : BPS, diolah

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

(8.000)

2.000

12.000

22.000

32.000

42.000

52.000

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Lainnya Adm. Pemerintahan dan Jaminan SosialTransportasi dan Pergudangan Perdagangan dan ReparasiKonstruksi Pertambangan dan PenggalianPertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertumbuhan Ekonomi [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

Page 30: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

26

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

tumbuh melambat dibandingkan dengan

triwulan II 2018. Dimulainya masa transisi

pertambangan terbuka Grasberg ke

pertambangan bawah tanah diperkirakan

akan sedikit mengurangi produksi konsentrat

tembaga dan emas. Di samping itu, memasuki

bulan Juli 2018, tren harga komoditas dunia

termasuk harga emas dan tembaga

mengalami penurunan.

Harga emas dunia pada awal triwulan III 2018

mencapai 1.244,46 dolar AS per ounces,

menurun sebesar -2,81% dibandingkan

dengan akhir triwulan II 2018 sebesar 1.280,4

dolar AS per ounces. Sementara itu, harga

tembaga juga mengalami kontraksi pada awal

triwulan III 2018 mencapai 287,38 dolar AS

per pounds terkontraksi sebesar -8,98%

dibandingkan dengan triwulan II 2018 yang

mencapai 315,74 dolar AS per pounds (Grafik

1.25).

1.3.2 Konstruksi

Realisasi Triwulan II 2018

Pada triwulan II 2018, LU konstruksi tumbuh

sebesar 5,67% (yoy) lebih tinggi dari

pertumbuhan triwulan I 2018 sebesar 0,09%

(yoy) (Grafik 1.26). Pertumbuhan LU

konstruksi sejalan dengan pola historisnya

yang terus meningkat setiap triwulannya. Di

samping itu, LU konstruksi secara umum

sejalan dengan pola konsumsi pemerintah

yang tercermin dalam realisasi belanja

pemerintah. Pada triwulan II 2018, Belanja

Modal pemerintah daerah Papua meningkat

secara signifikan dari Rp0,08 miliar menjadi

Rp334,45 miliar (Grafik 1.27).

Dengan demikian, salah satu bentuk realisasi

belanja pemerintah yaitu dalam

pembangunan infrastruktur strategis seperti

pembangunan jalan trans Papua dan

Grafik 1.22 Perkembangan Produksi Hasil

Tambang Papua

Sumber : fcx.com, diolah.

Grafik 1.23 Perkembangan Penjualan Hasil Tambang Papua

Sumber : fcx.com, diolah.

Grafik 1.24 Perkembangan Harga Tembaga dan Emas Dunia

Sumber : World Bank, diolah.

Grafik 1.25 Proyeksi Produksi Tambang Emas dan Tembaga Papua

Sumber : fcx.com, diolah.

-100

-50

0

50

100

150

200

0

100

200

300

400

500

600

700

800

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018

Produksi Konsentrat Tembaga (Cu) Produksi Konsentrat Emas (Au)

Pertumbuhan Tembaga [sk. kanan] Pertumbuhan Emas [sk. kanan]

Cu: juta poundAu: ribu ounce

% yoy

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

0

100

200

300

400

500

600

700

800

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018Penjualan Konsentrat Tembaga (Cu) Penjualan Konsentrat Emas (Au)Pertumbuhan Cu [sk. kanan] Pertumbuhan Au [sk. kanan]

Cu: juta poundAu: ribu ounce

% yoy

1100

1150

1200

1250

1300

1350

200

220

240

260

280

300

320

340

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7

2017 2018

Harga Tembaga (USD/pound) Harga Emas (USD/oz) sk. Kanan

11,15

0,56

0,8

1,4 1,41,54

2,4

0,750,9

1,6

1,9

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

2017 2018p 2019p 2020p 2021p 2022p

Tembaga (milyar pounds) Emas (juta ounces)

Page 31: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

27

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

infrastruktur pendukung PON XX. Kemudian,

peningkatan konstruksi juga tercermin dari

progress pembangunan infrastruktur di Papua

per tanggal 30 Juni 2018 yang telah mencapai

31,25%. Progres tersebut meningkat

signifikan dibandingkan dengan progres pada

pertengahan April 2018 yang baru mencapai

8,06%.1

Kemudian peningkatan konsumsi semen juga

mengindikasikan peningkatan LU konstruksi.

Pada triwulan II 2018 konsumsi semen

diperkirakan tumbuh sebesar 44,01% (yoy)

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan I yang terkontraksi

sebesar -15,85% (yoy) (Grafik 1.28).

Sementara itu, indikator lainnya yang juga

mendukung pertumbuhan LU konstruksi

adalah peningkatan penyaluran kredit

konstruksi. Pada triwulan II 2018 penyaluran

1Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

kredit konstruksi tumbuh sebesar 3,51% (yoy)

meningkat dari triwulan sebelumnya yang

terkontraksi sebesar -10,67% (yoy) (Grafik

1.29). Peningkatan penyaluran kredit

konstruksi dan konsumsi semen sejalan

dengan mulai dilaksanakannya pembangunan

infrastruktur strategis pemerintah dan juga

pembangunan tambang bawah tanah.

Tracking Triwulan III 2018

Pada triwulan III 2018 LU konstruksi

diperkirakan tumbuh lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan II 2018.

Meningkatnya konsumsi pemerintah dan

percepatan pembangunan tambang bawah

tanah untuk mengejar target diperkirakan

menjadi pendorong utama.

1.3.3 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Realisasi Triwulan II 2018

Grafik 1.26 Perkembangan PDRB Konstruksi

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 1.27 Perkembangan Belanja Modal Pemerintah

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 1.28 Konsumsi Semen Papua

Sumber: Kementrian Perindustrian, diolah.

Grafik 1.29 Kredit Konstruksi

Sumber: Bank Indonesia, diolah.

0

2

4

6

8

10

12

14

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Konstruksi Pertumbuhan KonstruksiRp milyar % yoy

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

- Belanja Modal Pertumbuhan Konstruksi (sb. kanan)

Rp miliar % yoy

-40

-20

0

20

40

60

80

-

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

I II III IV I II III IV I II p

2016 2017 2018

Penjualan Semen Pertumbuhan [sk. kanan]

ribu ton %, yoy

-20

-10

0

10

20

30

40

50

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Kredit Konstruksi Pertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

Page 32: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

28

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Kinerja pertumbuhan LU pertanian,

kehutanan, dan perikanan pada triwulan II

2018 sebesar 3,81% (yoy) tumbuh melambat

dibandingkan dengan triwulan I 2018 yang

tumbuh sebesar 7,01% (yoy) (Grafik 1.30).

Perlambatan LU pertanian, kehutanan, dan

perikanan pada triwulan II 2018 juga

terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) yang dilaksanakan oleh Bank

Indonesia yang menunjukkan bahwa saldo

bersih tertimbang pada triwulan II 2018

berada di tingkat 3,5% (yoy), lebih rendah

dibanding dengan periode yang sama tahun

2017 yang tumbuh sebesar 4,52% (yoy).

Curah hujan dan gelombang tinggi

menyebabkan produksi pertanian dan juga

perikanan menjadi tidak optimal. Hal tersebut

juga yang menjadi salah satu penyebab

tingginya harga beberapa komoditas

pertanian dan perikanan di Papua.

Sementara itu, indikator pertumbuhan lainnya

yaitu penyaluran kredit pertanian mengalami

peningkatan pertumbuhan. Pada triwulan II

2018, penyaluran kredit LU pertanian,

kehutanan, dan perikanan tumbuh signifikan

sebesar 62,1% (yoy) lebih tinggi dari triwulan

I 2018 yang tumbuh sebesar 41% (yoy)

(Grafik 1.31). Namun peningkatan

pertumbuuhan kredit ini diperkirakan baru

akan berdampak pada kinerja LU pertanian,

kehutanan, dan perikanan pada periode

berikutnya.

Tracking Triwulan III 2018

Pada triwulan III 2018 LU pertanian perikanan

dan kehutanan diperkirakan tumbuh lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan II 2018.

Mulai kondusifnya cuaca dan curah hujan di

Papua diperkirakan dapat mendorong

produksi pertanian dan perikanan pada

triwulan III 2018. Di samping itu mulai

masuknya panen raya beberapa komoditas

pertanian seperti Padi di Merauke dan Nabire

juga diperkirakan menjadi pendorong

pertumbuhan LU pertanian, perikanan dan

kehutanan.

1.3.4 Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Realisasi Triwulan II 2018

LU perdagangan besar dan eceran, reparasi

mobil dan sepeda motor pada triwulan II 2018

mengalami perlambatan pertumbuhan

dibandingkan dengan triwulan I 2018.

Grafik 1.30 Perkembangan PDRB dan SKDU Pertanian

Sumber : BPS dan Bank Indonesia, diolah.

Grafik 1.31 Perkembangan Kredit Pertanian

Sumber : Bank Indonesia, diolah.

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

PDRB Pertanian (yoy) Pertanian%

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

2.000

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Kredit Sektor Pertanian Pertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

Page 33: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

29

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Pertumbuhan LU perdagangan besar dan

eceran, reparasi mobil dan sepeda motor

tumbuh sebesar 6,6% (yoy) lebih rendah dari

triwulan II 2017 yang tumbuh sebesar 7,8%

(yoy).

Namun demikian, perlambatan pertumbuhan

LU perdagangan besar dan eceran, reparasi

mobil dan sepeda motor berlawanan dengan

hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Hasil

SKDU menunjukkan saldo bersih tertimbang

dari responden terhadap realisasi usaha pada

triwulan II 2018 mencapai 3,08%, naik dari

triwulan sebelumnya yang berada di level -

0,44%. Sejalan dengan kondisi tersebut, hasil

SK pada triwulan II 2018 juga mengalami

peningkatan. Indeks pembelian barang tahan

lama pada periode laporan sebesar 123,33

lebih tinggi dari triwulan I 2018 yang sebesar

94,67 (Grafik 1.25).

Sementara itu, dilihat dari penyaluran kredit

pada sektor perdagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor juga

menunjukan peningkatan pertumbuhan pada

triwulan II 2018. Kredit sektor perdagangan

besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda

motor sebesar Rp6,98 triliun atau tumbuh

sebesar 6,76% (yoy) lebih tinggi dari

pertumbuhan triwulan I 2018 yang sebesar

0,82% (yoy) (Grafik 1.26). Secara umum

peningkatan kinerja perdagangan besar dan

eceran, reparasi mobil dan sepeda motor pada

triwulan II 2018 disebabkan oleh naiknya

permintaan masyarakat akibat adanya

momen hari raya Idul Fitri 1439 H.

Perlambatan pertumbuhan LU perdagangan

besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda

motor namun disertai dengan peningkatan

indikator seperti hasil SKDU, SK dan

penyaluran kredit diperkirakan sejalan dengan

adanya perlambatan ekspor Papua pada

triwulan II 2018 yang mencerminkan

perdagangan Papua secara umum.

Tracking Triwulan III 2018

Kinerja LU perdagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor pada

triwulan III 2018 diperkirakan melambat

dibanding dengan triwulan II 2018.

Rendahnya permintaan masyarakat dengan

berakhirnya bulan Ramadhan dan Hari Raya

Idul Fitri 1439 H diperkirakan menjadi faktor

penyebab melambatnya pertumbuhan LU

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil

dan sepeda motor.

Grafik 1.32 Indeks Pembelian Durable Goods

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 1.33 Perkembangan Kredit Perdagangan

Sumber : BPS, diolah

70

80

90

100

110

120

130

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2016 2017 2018

Optimistis

Pesimistis

-10

-5

0

5

10

15

20

5.4

5.6

5.8

6

6.2

6.4

6.6

6.8

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Series1 Series2

Rp triliun % yoy

Page 34: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

30

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Provinsi Papua memiliki potensi besar

terhadap pengembangan komoditas kopi

dan sagu, selain memiliki lahan yang luas

untuk pengembangan kedua komoditas

tersebut, kondisi geografis Provinsi Papua

yang beragam menjadi salah satu

pendukung hal tersebut. Oleh karena itu

Pemerintah Provinsi Papua telah

menetapkan kopi dan sagu sebagai

komoditas unggulan dari Provinsi Papua.

Untuk meningkatkan daya saing dari kedua

komoditas tersebut berbagai upaya telah

dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Papua

seperti melaksanakan studi banding ke

Provinsi Kepulauan Riau untuk belajar

pengolahan sagu, melaksanakan Focus

Group Discussion antar instansi untuk

membahas roadmap pengembangan

komoditas kopi dan sagu di Papua,

melaksanakan Festival Sagu Papua hingga

membuat kebijakan yang mewajibkan

tersedianya makanan khas Papua yang

terbuat dari olahan sagu dan kopi Papua.

Dalam rangka mendukung program

Pemerintah Provinsi Papua dan

meningkatkan daya saing komoditas kopi,

Bank Indonesia Provinsi Papua, Bank

Pembangunan Daerah (BPD) Papua, Bank

Mandiri dan PT Freeport Indonesia

menyelenggarakan Festival Kopi Papua

2018.

BOKS I: FESTIVAL KOPI PAPUA: PERTAMA DI

TIMUR INDONESIA

Gambar 1 Pembukaan Festival Kopi Papua 2018

Page 35: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

31

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Bank Indonesia Provinsi Papua selaku

inisiator kegiatan ini mengharapkan dengan

diselenggarakannya Festival Kopi Papua

2018 dapat meningkatkan kualitas kopi

Papua, menjembatani petani kopi lokal

dengan pelaku usaha kopi dan perbankan

serta menciptakan budaya minum kopi di

masyarakat Papua. Dengan demikian

kesejahteraan petani kopi Papua dapat

meningkat dan pelaku usaha penyajian kopi

baik kafe, restoran, hotel, roasting house di

Papua jumlahnya semakin bertambah.

Festival Kopi Papua 2018 diselenggarakan

selama 2 hari yaitu pada tanggal 3-4

Agustus 2018 bertempat di halaman kantor

Bank Indonesia Provinsi Papua. Rangkaian

acara Festival Kopi Papua 2018 meliputi

Expo/pameran, workshop, lelang kopi dan

lomba-lomba. Animo masyarakat Papua

terhadap Festival Kopi Papua 2018 yang

juga merupakan festival kopi pertama di

Papua terbilang cukup tinggi, terlihat dari

25 stand yang disediakan oleh panitia

seluruhnya terisi penuh baik oleh petani

kopi Papua binaan ataupun kedai-kedai kopi

yang ada di Papua. Seluruh petani kopi yang

berpartisipasi merupakan binaan dari

Pemerintah Provinsi Papua, Bank Mandiri,

BPD Papua dan PT Freeport Indonesia.

Mereka berasal dari Kabupaten-Kabupaten

penghasil kopi yaitu Kabupaten

Pegunungan Bintang, Kabupaten

Jayawijaya, Kabupaten Lanny jaya,

Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Mimika dan

Kabupaten Kepulauan Yapen. Sedangkan

untuk kedai-kedai kopi yang berpartisipasi

tidak hanya berasal dari Kota Jayapura saja

tetapi juga berasal dari kota-kota lain di

Papua seperti Nabire, Merauke, Timika dan

Manokwari. Total transaksi yang terjadi

selama 2 hari penyelenggaraan Festival Kopi

Papua 2018 mencapai Rp265.275.600.

Selain expo/pameran dilaksanakan juga

workshop/diskusi dalam dua sesi, workshop

sesi pertama mengangkat topik

“Pengembangan Kopi Papua” dengan

narasumber yaitu Ketua Dewan Kopi

Nasional, Bpk. Anton Apriyantono,

Gubernur Papua Bpk. Soedarmo, ahli kopi

dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Bpk.

Surip Mawardi dan Pelaku usaha kopi Bpk.

Piter Tan. Pada diskusi ini dibahas

bagaimana cara meningkatkan kualitas kopi

Papua, perlakuan kopi paska panen dan

Gambar 2 Juri Kompetisi Latte Art Gambar 3 Petani Peserta Lelang Kopi

Page 36: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

32

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

peran pemerintah dalam rantai proses kopi

Papua. Sedangkan workshop atau diskusi

pada sesi kedua mengangkat topik “How to

Manage Coffee Shop” dengan narasumber

Tanamera Coffee, yang merupakan kedai

kopi asal Jogja yang dikenal karena kopi-

kopi yang dijualnya banyak mendapatkan

penghargaan internasional.

Rangkaian acara yang tidak kalah

menariknya adalah pelaksanaan Kompetisi

latte art, lomba fotografi serta lelang kopi.

Kompetisi latte art diikuti oleh 26 barista

yang berasal dari Jayapura, Merauke, Nabire

dan Timika serta hadir sebagai juri adalah

Evani Jesslyn (Q Grader dan pemilik Strada

Coffee Semarang), Muhammad Aga (juara

Indonesia Barista Championship 2018 dan

pemilik Coffee Smith) dan Piter Tan (Q

Grader dan pemilik Pit’s Corner). Sedangkan

untuk lelang kopi, kopi yang berasal dari

Tiom, Lanny jaya berhasil memecahkan

rekor harga kopi nasional termahal di

Indonesia yaitu Rp5.300.000/kg. harga ini

jauh lebih mahal dibandingkan rekor harga

kopi nasional sebelumnya yang dipegang

oleh kopi dari Gunung Puntang seharga

Rp2.000.000/kg. Lelang kopi diikuti oleh 6

petani kopi sebagai berikut:

Kopi dari daerah Kurulu Wamena

dengan jenis kopi Arabika terjual

seharga Rp350.000/kg

Kopi dari daerah Timika dengan jenis

kopi Arabika terjual seharga

Rp650.000/kg

Kopi dari daerah Kiwirok Oksibil dengan

jenis kopi Arabika terjual seharga

Rp300.000/kg

Kopi dari daerah Tiom Lanny dengan

jenis kopi Arabika terjual seharga

Rp5.300.000/kg

Kopi dari daerah Ambaidiru Kepulauan

Yapen dengan jenis kopi Robusta terjual

seharga Rp1.125.000/kg

Kopi dari daerah Walesi Wamena

dengan jenis kopi Arabika terjual

seharga Rp650.000/kg

Melihat besarnya animo dan apresiasi

masyarakat Papua terhadap Festival Kopi

Papua 2018, Bank Indonesia Provinsi Papua

berharap Festival Kopi Papua ini dapat

dijadikan event pariwisata tahunan

sekaligus ajang mempromosikan kopi Papua

kepada seluruh masyarakat Indonesia

maupun masyarakat Internasional. Selain itu

diharapkan dengan dilaksanakannya

Festival kopi Papua mampu meningkatkan

daya saing kopi Papua terhadap kopi-kopi

nasional yang telah lebih dulu terkena.

Page 37: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

33

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

BAB II KEUANGAN PEMERINTAH

Realisasi APBN di lingkup Provinsi Papua pada triwulan II 2018 mengalami penurunan pada

pos pendapatan dan peningkatan pada pos belanja apabila dibandingkan dengan periode

yang sama tahun 2017. Pada triwulan II 2018 sumber pendapatan terbesar berasal dari Pajak

Perdagangan Internasional sedangkan realisasi belanja terbesar berasal dari Belanja Pegawai.

Di samping itu, realisasi APBD Papua pada triwulan II 2018 mengalami penurunan di kedua

pos baik pendapatan maupun belanja. Penurunan komponen secara signifikan terjadi pada

Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah kepada Kabupaten/Kota.

Page 38: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

34

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

2.1 Realisasi APBN Papua

Realisasi APBN di lingkup Provinsi Papua pada

triwulan II 2018 mengalami penurunan pada

pos pendapatan sedangkan pos belanja

mengalami peningkatan dibandingkan

dengan periode yang sama tahun 2017.

Pada tahun 2018, realisasi belanja APBN

diperkirakan akan lebih baik dari tahun

sebelumnya karena didukung dengan

penyempurnaan mekanisme penyaluran serta

pemerintah daerah yang telah memiliki

pengetahuan memadai dalam pengelolaan

dana dimaksud, sehingga diproyeksikan

belanja APBN pada tahun 2018 dapat

terealisasi lebih baik mencapai 96,2%

dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar

92%.

Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan APBN

Papua Tw II 2018

Sumber: Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan, diolah

Grafik 2.2 Struktur Pendapatan APBN Papua Berdasarkan Jenis Tw II 2018

Sumber : BPS, diolah

2,351.43

694.84

280.89

1,191.65

1,310.38

134.82

Pajak Dalam Negeri

Pajak Perdagangan Internasional

Penerimaan Negara Bukan Pajak

II 2018 II 2017

45%50%

5%

Pajak Dalam Negeri Pajak Perdagangan Internasional Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua Triwulan II 2018

Sumber: Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan, diolah

Detail Pendapatan APBN

II 2017 II 2018

Pajak Dalam Negeri 2.351 1.192 -49,3 45,2

Pajak Perdagangan Internasional 695 1.310 88,6 49,7

Penerimaan Negara Bukan Pajak 281 135 -52 6,2

Total 3.327 2.637 -20,7 100

Struktur

(%)

Realisasi (Rp Miliar) Year-on-

Year (%)

Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja APBN

Papua Tw II 2018

Sumber: Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan, diolah

Grafik 2.4 Struktur Belanja APBN Papua Berdasarkan Jenis Tw II 2018

Sumber: Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan, diolah

Page 39: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

35

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

2.1.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua

Secara nominal realisasi pendapatan APBN di

lingkup Provinsi Papua triwulan II 2018

mengalami penurunan dibandingkan dengan

periode yang sama tahun 2017, realisasi pos

pendapatan APBN dari Rp3,33 triliun menjadi

sebesar Rp2,64 triliun atau turun 20,7%

(yoy).

Berdasarkan jenisnya, struktur pendapatan

Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan tersebut

terutama didorong oleh Belanja Barang, yang

meningkat dari Rp722 miliar menjadi Rp875

miliar atau tumbuh 21,2% (yoy)

dibandingkan dengan periode yang sama

pada tahun 2017. Pos belanja lainnya

mencatatkan penurunan sebesar 7,3% (yoy)

untuk Belanja Modal. Bila dibandingkan

dengan total pagu, realisasi belanja pada

triwulan II 2018 sebesar 19,4%. Realisasi ini

lebih rendah dibandingkan dengan periode

yang sama tahun 2017 sebesar 28,7%.

Disamping itu, transfer dana ke daerah yang

terdiri dari penyaluran dana alokasi khusus

pada triwulan II 2018 berbeda dengan

struktur pendapatan pada periode yang sama

tahun 2017. Perbedaan ini terlihat pada

pendapatan untuk Pajak Perdagangan

Internasional yang meningkat 88,6% (yoy)

atau menjadi sebesar Rp1,31 triliun, lebih

tinggi dibandingkan dengan Pajak Dalam

Negeri sebesar Rp1,19 triliun. Peningkatan

Pajak Perdagangan Internasional disebabkan

oleh meningkatnya pendapatan bea keluar

seiring dengan meningkatnya ekspor hasil

pertambangan di Provinsi Papua

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun sebelumnya. Sedangkan, penurunan

terjadi pada Penerimaan Negara Bukan Pajak

menurun sebesar 53% (yoy) menjadi Rp135

miliar dan Pajak Dalam Negeri menurun

sebesar 49,3% (yoy) menjadi Rp1,19 triliun

pada triwulan II 2018 dibandingkan dengan

periode yang sama tahun 2017. Penurunan

disebabkan oleh pendapatan Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) yang turun signifikan pada

triwulan II 2018.

2.1.2 Realisasi Belanja APBN Papua

Pada triwulan II 2018 realisasi belanja APBN

mengalami peningkatan dibanding dengan

triliun menjadi sebesar Rp2,81 triliun atau

tumbuh sebesar 7,6% (yoy). Berdasarkan

jenisnya, pertumbuhan tersebut terutama

didorong oleh Belanja Barang, yang

meningkat dari Rp722 miliar menjadi Rp875

miliar atau tumbuh 21,2% (yoy)

dibandingkan dengan periode yang sama

Tabel 2.2 Realisasi Belanja APBN Papua Triwulan II 2018

Sumber: Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan, diolah

Struktur

II 2017 II 2018 (%)

Belanja Pegawai 859 980 14,0 34,8

Belanja Barang 722 875 21,2 31,1

Belanja Modal 1.031 956 -7,3 34

Belanja Bansos 1 2 194,8 0,1

Total Belanja 2.612 2.812 7,6 100

Belanja APBNRealisasi (Rp Miliar) Year-on-Year

(%)

Page 40: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

36

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

pada tahun 2017. Pos belanja lainnya

mencatatkan penurunan sebesar 7,3% (yoy)

untuk Belanja Modal. Bila dibandingkan

dengan total pagu, realisasi belanja pada

triwulan II 2018 sebesar 19,4%. Realisasi ini

lebih rendah dibandingkan dengan periode

yang sama tahun 2017 sebesar 28,7%.

Disamping itu, transfer dana ke daerah yang

terdiri dari penyaluran dana alokasi khusus

2.2 Realisasi APBD Papua

Realisasi APBD Papua pada triwulan II 2018

untuk kedua pos baik pendapatan maupun

belanja mengalami penurunan dibanding

dengan periode yang sama tahun 2017.

2.2.1 Realisasi Pendapatan APBD Papua

Dengan adanya penyempurnaan mekanisme

penyaluran yang terdiri dari mekanisme

pembuatan proposal dan pelaporan

pemakaian dana untuk penyaluran dana

alokasi umum dan khusus menyebabkan

penurunan pada pos pendapatan dana

perimbangan APBD Papua pada triwulan II

2018. Meskipun demikian, penyempurnaan

mekanisme dimaksud diharapkan dapat

mempermudah proses penyaluran sehingga

realisasi pendapatan dana perimbangan

APBD Papua 2018 dapat dilakukan dengan

lebih optimal.

Pendapatan pemerintah Papua pada triwulan

II 2018 turun sebesar 1,4% (yoy)

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun 2017. Penurunan realisasi ini

disebabkan oleh dana Lain-lain PAD yang Sah

yang tidak optimal terealisasi yaitu turun

57,8% (yoy) dengan realisasi Rp67 triliun

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan APBD Papua Triwulan II 2018

Sumber: Badan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah (BPKAD)

2017 2018 II 2017 II 2018 II 2017 II 2018

Pendapatan Asli Daerah 1.308 1.009 424 417 32,4% 41,4% -1,6

Pajak daerah 1.030 761 232 320 22,5% 42,1% 37,9

Retribusi daerah 83 119 33 30 39,3% 25,1% -8,6

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 53 54 0 0 0,0% 0,0% 18,4

Lain-lain PAD yang sah 142 75 159 67 112,2% 89,2% -57,8

Dana Perimbangan 4.419 4.554 2.168 2.168 49,1% 47,6% 0,0

Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 606 761 340 285 56,0% 37,4% -16,1

Dana Alokasi Umum 2.570 2.570 1.456 1.468 56,7% 57,1% 0,8

Dana Alokasi Khusus 1.243 1.222 372 415 30,0% 34,0% 11,6

Lain - Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 8.241 7.986 2.474 2.411 30,0% 30,2% -2,5

Pendapatan Hibah 1 6 0 0 35,0% 4,0% 40,0

Dana Otonomi Khusus 5.616 5.580 1.685 1.686 30,0% 30,2% 0,1

Dana Tambahan Infrastruktur 2.625 2.400 788 720 30,0% 30,0% -8,6

Lain - Lain Pendapatan Daerah Lainnya - - 1 4 0,0% 0,0% 0,0

TOTAL 13.969 13.549 5.066 4.997 36,3% 36,9% -1,4

Year-on-Year (%)KOMPONEN PENDAPATAN DAERAHPagu (Rp Miliar) Realisasi (Rp Miliar) Realisasi (%)

Tabel 2.4 Realisasi Belanja APBD Papua Triwulan I 2018

Sumber: Badan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah (BPKAD)

2017 2018 II 2017 II 2018 II 2017 II 2018

Belanja Tidak Langsung 8.072 8.920 2.458 1.893 30 21 (23,0)

Belanja Pegawai 1.358 1.510 416 562 31 37 35,2

Belanja Subsidi dan Bantuan Sosial 132 185 69 31 52 17 (54,9)

Belanja Hibah 1.089 2.196 422 171 39 8 (59,6)

Belanja Bagi Hasil Pajak daerah kepada kabupaten/Kota 384 387 108 11 28 3 (89,8)

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/

Kota/Pemerintah Kampung dan Partai Politik5.094 4.628 1.443 1.114 28 24 (22,8)

Belanja Tidak Terduga 15 14 - 4 - 29

Belanja Langsung 7.012 5.172 679 500 10 10 (26,4)

Belanja Pegawai 279 216 54 42 19 19 (23,4)

Belanja Barang dan Jasa 3.203 2.524 623 455 19 18 (27,0)

Belanja Modal 3.530 2.432 2 3 0 0 102,4

Aset lainnya - - - - - - -

TOTAL 15.084 14.092 3.136 2.393 21 17 (23,7)

Realisasi (%)KOMPONEN BELANJA DAERAH

Pagu (Rp Miliar) Realisasi (Rp Miliar) Year-on-Year

(%)

Page 41: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

37

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun 2017.

Berdasarkan jenisnya, pos pendapatan yang

mengalami penurunan berasal dari pos dana

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak yang

turun 16,1% (yoy). Di sisi lain, Pendapatan

Asli Daerah mengalami penurunan 1,6%

(yoy), sedangkan Pajak Daerah mengalami

peningkatan sebesar 37,9% (yoy) menjadi

Rp320 miliar pada triwulan II 2018.

2.2.2 Realisasi Belanja APBD Papua

Realisasi belanja pemerintah Provinsi Papua

pada triwulan II 2018 mengalami penurunan

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun 2017. Pada triwulan II 2018 belanja

Papua turun 23,7% (yoy) menjadi Rp2,39

triliun dari sebelumnya Rp3,14 triliun pada

periode yang sama tahun 2017. Penurunan

terbesar berasal dari penurunan Belanja

Langsung yang turun 26,4% (yoy) sedangkan

belanja tidak langsung menurun 23% (yoy).

Berdasarkan posnya, penurunan Belanja

Tidak Langsung pada triwulan II 2018

didominasi belanja bagi hasil pajak daerah

kepada kabupaten/kota yang menurun

89,8% (yoy). Selain itu, pos Belanja Hibah

dan Belanja Subsidi dan Bansos turut

menurun 59,6% (yoy) dan 54,9% (yoy).

Peningkatan belanja tidak langsung di

pemerintah Provinsi Papua yang mengalami

peningkatan adalah pada pos Belanja

Pegawai sebesar 35,2% (yoy).

Grafik 2.5 Realisasi Pendapatan APBD Papua Tw II

terhadap Pagu

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, diolah

Grafik 2.6 Struktur Realisasi Pendapatan APBD Papua Tw II

2018

sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), diolah

Grafik 2.7 Realisasi Belanja APBD Papua Tw II terhadap Pagu

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)

Page 42: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

38

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Sementara itu, realisasi belanja langsung

tercatat turun 26,4% (yoy) menjadi Rp500

miliar dengan persentase realisasi 9,7%.

Penurunan realisasi belanja langsung

terutama disebabkan oleh turunnya belanja

barang dan jasa 27% (yoy).

Grafik 2.8 Struktur Realisasi Belanja APBD Papua Tw

II 2018

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), diolah

Page 43: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

39

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI

DAERAH Tekanan inflasi Papua pada triwulan II 2018 mencapai 4,09% (yoy) mengalami

kenaikan dibanding dengan triwulan I 2018 sebesar 3,16% (yoy) dan lebih tinggi

dibanding inflasi Nasional sebesar 3,4% (yoy). Kenaikan tersebut terutama akibat

tingginya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa pada hari raya Idul Fitri

1439H.

Mencermati risiko peningkatan harga di Papua, Bank Indonesia bersama pemerintah

daerah berkoordinasi dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi Daerah melaksanakan

berbagai kegiatan guna melaksanakan pengendalian harga di Papua.

Page 44: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

40

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

3.1 Inflasi Umum

Tekanan inflasi Papua secara tahunan pada

triwulan II 2018 lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya.

Realisasi Triwulan II 2018

Pada triwulan II 2018, inflasi Papua mencapai

4,09% (yoy) meningkat jika dibandingkan

dengan tekanan inflasi triwulan I 2018 sebesar

3,16% (yoy) (Tabel 3.1).

Kenaikan tersebut terutama akibat tingginya

permintaan masyarakat terhadap barang dan

jasa pada hari raya Idul Fitri 1439H. Di sisi lain,

inflasi nasional mengalami penurunan dari

3,40% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi

3,12% (yoy) pada triwulan II 2018.

Dilihat dari jenisnya, kenaikan inflasi tertinggi

terjadi pada kelompok bahan makanan. Inflasi

tahunan kelompok bahan makanan mencapai

9,69% (yoy) meningkat signifikan dari

triwulan I 2018 yang mengalami inflasi

sebesar 3,42% (yoy) (Tabel 3.2).

Sementara itu, secara tahun kalender,

perkembangan inflasi kelompok bahan

makanan meningkat signifikan mencapai

11,38% (ytd). Secara umum, kenaikan inflasi

kelompok bahan makanan disebabkan oleh

kondisi cuaca yang tidak menentu disertai

dengan curah hujan yang tinggi.

Berdasarkan informasi dari Badan

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

(BMKG), curah hujan di Provinsi Papua yang

terekam oleh stasiun pengamat cuaca selama

triwulan II 2018 rata-rata mencapai

202,67mm (Grafik 3.1). Sementara itu, tinggi

gelombang di perairan utara Jayapura dan

Laut Arafura selama triwulan II 2018 berkisar

antara 1-2,5m (Grafik 3.2). Kondisi cuaca dan

gelombang yang tinggi menyebabkan kinerja

nelayan dalam melaut terhambat, akibatnya

pasokan ikan-ikan laut menjadi terbatas

sehingga harga ikan laut di dua kota Inflasi

Papua yaitu Kota Jayapura dan Kabupaten

Merauke meningkat secara signifikan.

Kelompok komoditas lainnya yang juga

mengalami peningkatan inflasi yang relatif

tinggi adalah kelompok makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau. Inflasi

kelompok ini pada triwulan II 2018 mencapai

4,47% (yoy) lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang sebesar

3,76% (yoy). Kenaikan inflasi kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

dipicu oleh meningkatnya konsumsi

Tabel 3.1 % Perkembangan Inflasi Papua (yoy)

Sumber: BPS, diolah

I II III IV I II III IV I II

Nasional 4,45 3,45 3,07 3,02 3,61 4,37 3,72 3,61 3,40 3,12

Papua 3,76 5,22 4,72 3,26 3,89 3,10 1,43 2,11 3,16 4,09

Jayapura 3,81 5,24 4,21 4,13 3,16 2,57 1,73 2,41 4,18 4,42

Merauke 3,62 5,19 6,14 0,82 5,93 4,58 0,57 1,25 0,44 3,22

Provinsi20182016 2017

Page 45: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

41

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

masyarakat pada saat perayaan Idul Fitri

1439H.

Pada sisi lain, inflasi kelompok komoditas

transportasi, komunikasi dan jasa keuangan

menurun dibandingkan dengan inflasi

triwulan sebelumnya. Pada triwulan II 2018

inflasi kelompok komoditas transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,21%

(yoy) lebih rendah dari triwulan I 2018 sebesar

6,02% (yoy). Secara tahun kalender, inflasi

kelompok transportasi, komunikasi dan jasa

keuangan sampai dengan triwulan II 2018

mencapai 3,90% (ytd). Menurunya inflasi

tahunan kelompok komoditas transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan secara umum

lebih disebabkan oleh base effect akibat

tingginya kenaikan indeks harga konsumen

(IHK) pada periode yang sama tahun 2017. Di

sisi lain, inflasi kelompok ini terutama dipicu

oleh melonjaknya permintaan masyarakat

terhadap jasa transportasi khususnya

angkutan udara seiring dengan hari raya Idul

Fitri 1439H dimana terdapat fenomena mudik

masyarakat.

Sementara itu, kelompok komoditas lainnya

mengalami inflasi dalam level yang normal.

Kelompok komoditas yang mengalami

tekanan inflasi terendah adalah kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

yaitu sebesar 0,78% (yoy) jauh lebih rendah

dari triwulan sebelumnya yang sebesar 1,43%

(yoy). Minimnya gejolak inflasi pada kelompok

komoditas tersebut ditopang oleh tidak

Tabel 3.2 Perkembangan Inflasi Papua Berdasarkan Kelompok Komoditas (yoy)

Sumber: BPS, diolah

I II III IV I II III IV I II

Bahan Makanan 4,78 8,36 6,84 2,68 6,58 (0,41) (1,16) (1,36) 3,42 9,69

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 4,62 4,35 6,74 7,10 6,47 6,17 3,75 4,24 3,76 4,47

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 2,53 1,67 2,80 2,26 3,18 4,35 3,49 3,26 1,43 0,78

Sandang 2,43 3,14 3,05 1,03 1,86 0,95 0,60 1,19 1,32 1,06

Kesehatan 4,19 3,29 3,06 2,29 1,41 1,32 0,67 0,87 0,59 0,96

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 2,63 2,62 0,78 0,59 1,64 1,81 2,48 2,50 1,71 1,53

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 4,20 8,66 5,73 6,67 1,72 6,11 1,07 4,15 6,02 3,21

UMUM 3,76 5,23 4,72 3,26 3,89 3,10 1,43 2,11 3,16 4,09

201820172016Kelompok Komoditas

Grafik 3.1 Curah Hujan Papua 2018

Sumber: Kementerian Pertanian, diolah

Grafik 3.2 Tinggi Gelombang Mei 2018

Sumber: BMKG

256,59

221,68206,41

156,01

240,76

211,23

0

50

100

150

200

250

300

Januari Februari Maret April Mei Juni

mm

Page 46: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

42

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

adanya perubahan harga bahan bakar minyak

sepanjang periode laporan.

Perkembangan Inflasi Bulanan

Secara umum, perkembangan inflasi Papua

pada triwulan II 2018 mengalami peningkatan

setiap bulannya.

Pada Bulan April 2018, inflasi Papua mencapai

0,31% (mtm), lebih rendah dibandingkan

dengan Bulan Maret 2018 sebesar 1,57%

(mtm). Penurunan inflasi pada Bulan April

2018 terutama disebabkan oleh inflasi

kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau serta kelompok bahan makanan

yang memberikan andil masing-masing

sebesar 0,09% (mtm) dan 0,04% (mtm).

Sementara itu, komoditas yang memberikan

sumbangan inflasi terbesar adalah ikan

kembung, bawang merah dan kacang

panjang dengan sumbangan masing-masing

sebesar 0,11% (mtm); 0,08% (mtm) dan

0,06% (mtm). Peningkatan inflasi pada Bulan

April 2018 disebabkan oleh kondisi cuaca

dengan intensitas hujan dan gelombang laut

yang tinggi sehingga hasil tangkapan ikan dan

panen petani menjadi kurang optimal.

Kemudian perkembangan inflasi pada Bulan

Mei 2018 mengalami inflasi sebesar 0,79%

(mtm) meningkat dibandingkan dengan Bulan

April 2018. Peningkatan inflasi Pada Bulan

Mei 2018, terutama disebabkan oleh

peningkatan tarif angkutan udara seiring

dengan hari raya Idul Fitri yang jatuh pada

Bulan Juni 2018.

Kemudian pada Bulan Juni 2018, inflasi Papua

mencapai 0,93% (mtm), meningkat dari

bulan Mei 2018. Peningkatan inflasi pada

Bulan Juni 2018 dipicu oleh meningkatnya

tariff angkutan udara sejalan dengan

tingginya permintaan angkutan udara. Di

samping itu, terjadi lonjakan permintaan pada

komoditas bumbu-bumbuan seiring dengan

naiknya permintaan

Tracking Inflasi Triwulan III 2018

Perkembangan inflasi Papua pada triwulan III

2018 diperkirakan menurun dibandingkan

dengan triwulan II 2018. Inflasi pada triwulan

III 2018 diperkirakan berkisar 3,75 - 4,15%

(yoy). Tekanan inflasi kelompok makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau serta

pendidikan, rekreasi dan olah raga

diperkirakan menjadi penyumbang utama

Tabel 3.3 % Penyummbang Inflasi Bulanan (mtm)

Sumber: BPS, diolah

Komoditas Andil (%, mtm) Komoditas Andil (%, mtm) Komoditas Andil (%, mtm)

Ikan Kembung 0,11 Angkutan Udara 0,36 Angkutan Udara 1,05

Bawang Merah 0,08 Ekor Kuning 0,21 Cabai Rawit 0,15

Kacang Panjang 0,06 Ikan Kembung 0,19 Daun Singkong 0,10

Rokok Putih 0,05 Bawang Merah 0,11 Cabai Merah 0,08

Angkutan Udara 0,04 Cabai Merah 0,05 Sewa Rumah 0,07

Komoditas Andil (%, mtm) Komoditas Andil (%, mtm) Komoditas Andil (%, mtm)

Ekor Kuning -0,10 Kangkung -0,08 Ikan Kembung -0,16

Cabai Merah -0,04 Cabai Rawit -0,06 Ekor Kuning -0,05

Daging Ayam Ras -0,03 Daging Sapi -0,04 Ikan Mumar -0,04

Mujair -0,03 Bayam -0,04 Udang Basah -0,03

Udang Basah -0,02 Mujair -0,03 Ketimun -0,02

April Mei Juni

INFLASI

DEFLASI

April Mei Juni

Page 47: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

43

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

inflasi pada triwulan III 2018 yang bersumber

dari kenaikan tarif sekolah dan perlengkapan

sekolah seiring memasuki tahun ajaran baru.

Selanjutnya, kelompok transpor, komunikasi

dan jasa keuangan juga diperkirakan naik

terutama pada tarif angkutan udara seiring

dengan arus balik masyarakat pasca perayaan

Idul Fitri dan arus balik libur sekolah pada

pertengahan Juli 2018. Kelompok bahan

makanan juga diperkirakan meningkat meski

tidak setinggi triwulan sebelumnya.

Berdasarkan informasi dari BMKG, pada

triwulan III 2018 curah hujan Papua

diperkirakan rendah (Grafik 3.3 dan 3.4).

Realisasi Juli 2018

Pada bulan Juli 2018, Papua mengalami

deflasi sebesar -0,07% (mtm) atau secara

tahunan sebesar 5,32% (yoy). Jika dilihat

secara tahun kalender, inflasi Papua mencapai

4,00% (ytd). Deflasi Papua pada bulan Juli

2018 disebabkan oleh deflasi kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan

dengan sumbangan sebesar -0,78% (mtm).

Penurunan harga kelompok tersebut

disebabkan oleh normalisasi tarif angkutan

udara selepas tingginya permintaan pada

periode perayaan hari raya Idul Fitri 1439H.

Di sisi lain, terjadi peningkatan pada kelompok

bahan makanan dan perumahan, air, listrik,

gas dan bahan bakar dengan sumbangan

masing-masing sebesar 0,41% (mtm) dan

0,21% (mtm) menahan deflasi yang lebih

dalam. Peningkatan inflasi kelompok bahan

makanan disebabkan oleh tinggi gelombang

yang masih belum kondusif bagi nelayan.

Secara spasial, kedua kota inflasi Papua

mengalami tingkat inflasi yang berbeda arah.

Kota Jayapura mengalami inflasi sebesar

0,04% (mtm) sedangkan Kab. Merauke

mengalami deflasi sebesar -0,39% (mtm).

3.2 Perkembangan Inflasi Berdasarkan

Kelompok Komoditas

Pada triwulan II 2018, kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan memberikan

sumbangan inflasi terbesar di Papua.

Grafik 3.3 Prakiraan Curah Hujan Agustus 2018

Sumber: BMKG

Grafik 3.4 Prakiraan Curah Hujan September 2018

Sumber: BMKG

Page 48: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

44

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

3.2.1 Kelompok Bahan Makanan

Realisasi Triwulan II 2018

Inflasi kelompok bahan makanan pada

triwulan II 2018 sebesar 9,69% (yoy)

meningkat signifikan dibandingkan dengan

triwulan I 2018 sebesar 3,42% (yoy).

Sementara itu, secara tahun kalender, inflasi

kelompok bahan makanan mencapai 11,38%

(ytd). Secara umum, peningkatan inflasi

kelompok bahan makanan disebabkan oleh

curah hujan yang tinggi dan gelombang laut

yang tidak ideal sehingga menyebabkan

pasokan ikan dan bahan pangan menjadi

terbatas.

Jika dilihat perkembangannya setiap bulan,

inflasi kelompok bahan makanan mengalami

kenaikan yang signifikan. Pada bulan April

2018, inflasi kelompok bahan makanan

sebesar 3,91% (yoy) masih dalam tingkat

yang normal. Namun setelah itu, pada bulan

Mei 2018 inflasi kelompok ini meningkat lebih

dari 2 kali lipat menjadi 8,19% (yoy) dan terus

meningkat pada bulan Juni 2018 menjadi

10,28% (yoy).

Dilihat dari komoditas penyusunnya,

penyumbang utama inflasi kelompok bahan

makanan adalah kelompok ikan segar. Pada

triwulan II 2018, ikan ekor kuning, ikan

cakalang dan ikan kembung selalu menjadi

penyumbang inflasi setiap bulannya dengan

sumbangan masing-masing sebesar 1,18%

(yoy); 0,55% (yoy) dan 0,20% (yoy) (Tabel

3.6). Peningkatan harga komodotas ikan

secara umum dipicu oleh terbatasnya pasokan

ikan dari nelayan. Tingginya gelombang di

perairan Utara Jayapura dan perairan Arafura

menyebabkan nelayan terkadang tidak bisa

melaut sehingga hasil tangkapan ikan menjadi

minim. Berdasarkan informasi dari BMKG,

pada bulan Mei 2018 tinggi gelombang di

perairan Papua berkisar antara 0-3 m,

sedangkan pada bulan Juni 2018 berkisar

antara 0-2,5 m. Gelombang yang tinggi

disertai dengan peralatan tangkap nelayan

yang sebagian besar merupakan kapal

tradisional menyebabkan nelayan tidak bisa

melaut. Hasilnya, pasokan yang terbatas

menyebabkan harga ikan meningkat secara

signifikan.

Sementara itu, komoditas lainnya yang

memberikan sumbangan tertinggi inflasi

kelompok bahan makanan adalah cabai rawit

dan beras dengan sumbangan masing-masing

Grafik 3.5 Perkembangan Harga Komoditas Utama

Sumber: BPS, diolah.

Grafik 3.6 Inflasi Tahun Kalender Kelompok Bahan Makanan Terbesar

Sumber: BPS, diolah.

-

20

40

60

80

100

120

140

Jul

Agu

Sep

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agu

Sep

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2016 2017 2018

Beras Daging Ayam Bawang Merah Cabai Rawit

ribu Rp/Kg

75,49

63,88 63,47

43,64

35,78 35,5330,74 30,55

24,4721,96

0

10

20

30

40

50

60

70

80

% ytd

Page 49: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

45

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

sebesar 0,33% (yoy) dan 0,19% (yoy).

Peningkatan inflasi kedua komoditas ini

terutama disebabkan oleh faktor lonjakan

permintaan menjelang hari raya Idul Fitri

1439H. Harga cabai rawit mengalami

kenaikan yang cukup signifikan. Berdasarkan

data dari Pusat Informasi Harga Pangan

Strategis (PIHPS), harga cabai rawit di Papua

rata-rata mencapai Rp50-70 ribu per kilogram

pada triwulan II 2018 meningkat dari triwulan

I 2018 yang berkisar antara Rp30-50 ribu per

kilogram (Grafik 3.5). Sementara itu,

berdasarkan informasi dari Perum Bulog Divre

Papua dan Papua Barat stok beras Papua

mencapai 44.000 ton dan dapat mencukupi

kebutuhan masyarakat selama periode puasa

dan Idul Fitri. Dengan demikian, peningkatan

harga tersebut disebabkan oleh adanya shock

permintaan masyarakat.

Jika dilihat secara keseluruhan peningkatan

inflasi kelompok bahan makanan secara

tahun kalender, ikan ekor kuning, cabai rawit

dan cabai merah yang mengalami kenaikan

tertinggi yaitu masing-masing sebesar 75,5%

(ytd); 63,9% (ytd) dan 63,5% (ytd) (Grafik

3.6).

Tracking Triwulan III 2018

Tekanan inflasi kelompok bahan makanan

pada triwulan III 2018 diperkirakan menurun

dibandingkan dengan triwulan II 2018. Inflasi

kelompok bahan makanan diperkirakan

berkisar antara 5,0-5,4% (yoy). Penurunan

tekanan inflasi kelompok bahan makanan

pada triwulan III 2018 didorong oleh mulai

menurunnya curah hujan sejalan dengan

mulai masuknya periode kemarau di Papua

sehingga pasokan komoditas bahan makanan

dapat terjaga.

Namun demikian, kondisi cuaca yang tidak

menentu dapat menyebabkan ganguan

pasokan terutama terhadap komoditas

pertanian. Di samping itu, gangguan produksi

di daerah-daerah pemasok seperti Surabaya,

Makassar dan beberapa wilayah di Pulau Jawa

dapat meningkatkan tekanan inflasi di Papua

karena beberapa komoditas masih di pasok

dari daerah-daerah tersebut.

3.2.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman,

Rokok dan Tembakau

Inflasi kelompok makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau pada triwulan II 2018

mengalami inflasi sebesar 4,47% (yoy) lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2018

yang sebesar 3,76% (yoy).

Inflasi kelompok makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau terutama disumbang

oleh rokok kretek filter dan rokok putih

dengan seumbangan masing-masing sebesar

0,10% (yoy). Peningkatan tarif rokok secara

tahunan terutama disebabkan oleh kenaikan

cukai rokok yang telah berjalan sejak 1 Januari

2018 sebesar 10,04%.

Selain itu, peningkatan inflasi kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

disumbang oleh kue kering berminyak dan

makanan ringan dengan sumbangan masing-

masing sebesar 0,06% (yoy). Inflasi komoditas

kue kering dan makanan ringan dipicu oleh

peningkatan permintaan menjelang perayaan

Idul Fitri 1439H.

Page 50: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

46

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Di sisi lain terdapat beberapa komoditas yang

mengalami deflasi. Komoditas utama yang

mengalami deflasi pada triwulan II 2018

adalah gula pasir dengan sumbangan sebesar

-0,05% (yoy). Deflasi komoditas gula pada

triwulan II 2018 di sebabkan oleh adanya

operasi pasar yang dilkukan oleh Bulog

Provinsi Papua untuk menyediakan gula

menjelang perayaan Idul Fitri 1439H sehingga

pasokan gula menjadi tercukupi.

Sementara itu, dilihat dari perkembangan

hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia,

ekspektasi peningkatan harga makanan pada

triwulan II 2018 sebesar 187,84 meningkat

dari triwulan I 2018 yang sebesar 184,06. Hal

tersebut sejalan dengan ekspektasi

masyarakat terhadap peningkatan harga

makanan menjelang hari raya Idul Fitri 1439H.

Tracking Triwulan III 2018

Pada triwulan III 2018, inflasi kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

diperkirakan menurun dibandingkan dengan

triwulan II 2018. Minimnya momen perayaan

hari besar keagamaan diperkirakan akan

menurunkan ekspektasi dan konsumsi

masyarakat pada triwulan III 2018.

3.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik,

Gas dan Bahan Bakar

Inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas

dan bahan bakar pada triwulan II 2018

mencapai 0,78% (yoy), lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan I 2018 yang

mengalami inflasi sebesar 1,43% (yoy).

Penurunan inflasi kelompok perumahan, air,

listrik, gas dan bahan bakar terutama

disumbang oleh deflasi komoditas semen,

batu bata dan kayu lapis dengan sumbangan

masing-masing sebesar -0,03% (yoy); -0,01%

(yoy) dan -0,01% (yoy). Penurunan bahan-

bahan bangunan pada triwulan II 2018,

khususnya semen didorong oleh upaya yang

dilakukan oleh pemerintah bersama dengan

bumn untuk menurunkan harga semen agar

bisa mendekati harga di Pulau Jawa. Dengan

demikian, harga semen dapat ditekan lebih

rendah lagi.

Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas yang

memberikan sumbangan inflasi pada triwulan

II 2018 yaitu sewa rumah dan besi beton

Grafik 3.7 Perkembangan Ekspektasi Harga 3 Bulanan

Sumber: BPS, diolah.

Grafik 3.8 Perkembangan Ekspektasi Harga 3 Bulanan

Sumber: BPS, diolah.

184,71171,43

184,06191,89 193,75

187,84

0

50

100

150

200

250

Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 Mei-18 Jun-18

Makanan Nonmakanan Energi Perumahan Jasa

13400

13600

13800

14000

14200

14400

14600

02-A

pr-1

8

05-A

pr-1

8

10-A

pr-1

8

13-A

pr-1

8

18-A

pr-1

8

23-A

pr-1

8

26-A

pr-1

8

2-M

ei-1

8

7-M

ei-1

8

11-M

ei-1

8

16-M

ei-1

8

21-M

ei-1

8

24-M

ei-1

8

30-M

ei-1

8

05-J

un-1

8

08-J

un-1

8

21-J

un-1

8

26-J

un-1

8

29-J

un-1

8

Kurs Tengah

Rp

Page 51: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

47

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

dengan sumbangan masing-masing sebesar

0,07% (yoy) dan 0,03% (yoy). Peningkatan

tarif sewa rumah terutama dipicu oleh

terbatasnya unit rumah yang disewa ditengah

tingginya permintaan sewa rumah terutama

menjelang periode libur panjang setelah

perayaan Idul Fitri. Sementara itu,

peningkatan harga besi beton disebabkan

oleh terbatasnya pasokan akibat tidak adanya

produksi lokal besi beton di Papua dan harus

mendatangkan dari luar wilayah.

Tracking Triwulan III 2018

Memasuki triwulan III 2018, inflasi kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

diperkirakan menurun dibandingkan triwulan

II 2018. Tidak adanya wacana peningkatan

tariff dasar listrik dan bahan bakar menjadi

peredam inflasi kelompok ini pada triwulan III

2018.

3.2.4 Kelompok Transpor, Komunikasi dan

Jasa Keuangan

Realisasi Triwulan II 2018

Inflasi kelompok transpor, komunikasi dan

jasa keuangan secara tahunan pada triwulan

II 2018 mencapai 3,21% (yoy) menurun dari

triwulan I 2018 sebesar 6,02% (yoy). Secara

umum, inflasi kelompok transpor, komunikasi

dan jasa keuangan pada triwulan II 2018

dipicu oleh tekanan permintaan masyarakat

terhadap angkutan udara menjelang periode

Hari Raya Idul Fitri 1439H dengan angkutan

udara memiliki sumbangan sebesar 0,20%

(yoy).

Adanya fenomena “mudik” yaitu pulang ke

kampung halaman untuk merayakan hari raya

Idul Fitri memang rutin dilaksanakan setiap

tahun. Namun demikian, keterbatasan

frekuensi penerbangan dan jam operasional

bandar udara menyebabkan terbatasnya

jadwal penerbangan dan tiket angkutan

udara dari dan menuju wilayah Papua. Bandar

udara Sentani di Jayapura, sebagai bandar

udara terbesar dan penghubung utama di

wilayah Papua hanya beroperasi sampai

dengan pukul 17.00 WIT sehingga jumlah

penerbangan tidak bisa di tambah lagi.

Dengan demikian, pada saat momen hari

besar keagamaan inflasi angkutan udara

selalu menjadi penyumbang terbesar.

Kemudian, komoditas lainnya yang

memberikan sumbangan terbesar terhadap

inflasi kelompok transport, komunikasi dan

jasa keuangan adalah mobil. Pada triwulan II

2018, mobil memberikan sumbangan sebesar

0,13% (yoy). Peningkatan harga mobil secara

tahunan disebabkan oleh peningkatan biaya

operasional tahunan yang disebabkan oleh

peningkatan harga bahan baku serta adanya

depresiasi nilai tukar sehingga setiap tahun

harganya terus naik.

Grafik 3.9 Inflasi Angkutan Udara

Sumber: BPS, diolah.

-15

-5

5

15

25

35

45

55

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2016 2017 2018

Inflasi tanpa angkutan udara Umum Inflasi Angkutan Udara (Sk. Kanan)

% yoy % yoy

Page 52: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

48

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Tracking Triwulan III 2018

Inflasi kelompok transpor, komunikasi dan

jasa keuangan pada triwulan III 2018

diperkirakan lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan II 2018. Minimnya momen

perayaan hari besar keagamaan dan hari libur

panjang menyebabkan menurunnya

permintaan masyarakat terhadap jasa

angkutan udara dan moda transportasi

lainnya. Namun demikian, momen arus balik

dan mulai masuknya tahun ajaran baru

sekolah diperkirakan akan menjadi pemicu

naiknya inflasi angkutan udara.

3.3 Inflasi Spasial

Pada triwulan II 2018, kedua kota inflasi di

Papua mengalami inflasi yang searah dan

menunjukan kenaikan dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya.

3.3.1 Perkembangan Inflasi Kota Jayapura

Perkembangan inflasi Kota Jayapura pada

triwulan II 2018 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan triwulan I 2018. Inflasi

Kota Jayapura sebesar 4,42% (yoy) meningkat

dari triwulan sebelumnya sebesar 4,18%

(yoy). Secara tahun kalender, inflasi Kota

Jayapura mencapai 3,88% (ytd) dan secara

triwulanan meningkat sebesar 1,82% (qtq).

Dilihat berdasarkan kelompok komoditasnya,

kelompok inflasi yang mengalami

peningkatan tertinggi adalah kelompok

bahan makanan yang memberikan

sumbangan inflasi sebesar 3,14% (yoy).

Peningkatan inflasi kelompok bahan makanan

disebabkan oleh gelombang tinggi yang

menyebabkan nelayan tidak bisa melaut

sehingga pasokan ikan laut menjadi terbatas.

Hal tersebut yang kemudian menjadi pemicu

naiknya inflasi kelompok bahan makanan

secara signifikan. Sementara itu, kelompok

lainnya yang memberikan sumbangan

terbesar adalah kelompok makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau dan

kelompok transpor, komunikasi dan jasa

keuangan dengan sumbangan masing-

masing sebesar 0,62% (yoy) dan 0,42% (yoy).

Kemudian, dilihat dari komoditas

penyumbangnya, komoditas utama

penyumbang inflasi Kota Jayapura pada

triwulan II 2018 adalah ikan ekor kuning, ikan

Tabel 3.4 Komoditas Penyumbang Utama Inflasi Kota Jayapura (yoy)

Sumber: BPS, diolah

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Ekor Kuning 1,01 Ekor Kuning 2,23 Ekor Kuning 1,95

Angkutan Udara 0,88 Angkutan Udara 0,61 Cakalang/Sisik 0,92

Cakalang/Sisik 0,45 Cakalang/Sisik 0,58 Cabai Rawit 0,37

Ikan Mumar 0,34 Ikan Mumar 0,32 Mobil 0,24

Mobil 0,25 Mobil 0,25 Tomat Sayur 0,23

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Cabai Rawit -0,22 Bawang Putih -0,12 Bawang Putih -0,12

Bawang Merah -0,12 Bawang Merah -0,09 Bawang Merah -0,08

Gula Pasir -0,09 Gula Pasir -0,08 Gula Pasir -0,07

Tahu Mentah -0,06 Wortel -0,04 Semen -0,04

Cabai Merah -0,05 Semen -0,04 Wortel -0,03

April Mei Juni

INFLASI

April Mei Juni

DEFLASI

Page 53: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

49

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

cakalang dan cabai rawit dengan sumbangan

masing-masing sebesar 1,95% (yoy); 0,92%

(yoy) dan 0,37% (yoy) (Tabel 3.4).

Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas yang

memberikan sumbangan deflasi pada

triwulan II 2018 yaitu bawang putih, bawang

merah dan gula pasir dengan sumbangan

masing-masing sebesar -0,12% (yoy); -0,08%

(yoy) dan -0,07% (yoy).

3.3.2 Perkembangan Inflasi Kabupaten

Merauke

Perkembangan inflasi Kab. Merauke pada

triwulan II 2018 mengalami kenaikan

dibandingkan dengan triwulan I 2018. Inflasi

Kab. Merauke pada triwulan II 2018 sebesar

3,22% (yoy) meningkat dari triwulan

sebelumnya sebesar 0,44% (yoy). Secara

tahun kalender, inflasi Kab. Merauke

mencapai 4,20% (ytd) dan secara triwulanan

meningkat sebesar 2,69% (qtq).

Dilihat dari kelompok komoditasnya,

kelompok bahan makanan dan kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan

menjadi pendorong utama inflasi Kab.

Merauke pada triwulan II 2018. Kelompok

bahan makanan memberikan sumbangan

inflasi sebesar 1,51% (yoy) meningkat dari

triwulan sebelumnya yang membrikan

sumbangan deflasi sebesar -0,56% (yoy).

Sementara itu, kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan memberikan

sumbangan inflasi sebesar 0,83% (yoy)

meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar

0,07% (yoy).

Sementara itu, dilihat dari komoditas

penyumbangnya, inflasi Kab. Merauke pada

triwulan II 2018 terutama disebabkan oleh

Ikan mujair, angkutan udara dan ikan

kembung dengan sumbangan masing-masing

sebesar 0,98% (yoy); 0,82% (yoy) dan 0,81%

(yoy). Peningkatan tarif angkutan udara

sejalan dengan tingginya permintaan

masyarakat terhadap angkutan udara

menjelang periode libur hari raya Idul Fitri

1439H.

Di sisi alin, terdapat beberapa komoditas yang

memberikan sumbangan deflasi pada

triwulan II 2018 yaitu bawang putih, bayam

Tabel 3.5 Komoditas Penyumbang Utama Inflasi Kabupaten Merauke (yoy)

Sumber: BPS, diolah

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Ikan Kembung 0,95 Ikan Kembung 2,37 Mujair 0,98

Beras 0,45 Beras 0,39 Angkutan Udara 0,82

Daging Ayam Ras 0,36 Daging Ayam Ras 0,34 Ikan Kembung 0,81

Rokok Putih 0,30 Ketimun 0,31 Cabai Merah 0,38

Rokok Kretek Filter 0,27 Rokok Putih 0,30 Cabai Rawit 0,32

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Angkutan Udara -0,24 Bayam -0,23 Bawang Putih -0,30

Mujair -0,15 Bawang Putih -0,21 Bayam -0,19

Udang Basah -0,14 Kangkung -0,15 Udang Basah -0,14

Kacang Panjang -0,14 Mujair -0,12 Kacang Panjang -0,13

Cabai Merah -0,12 Cabai Merah -0,10 Kangkung -0,11

April Mei Juni

INFLASI

April Mei Juni

DEFLASI

Page 54: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

50

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

dan udang basah dengan sumbangan

masing-masing sebesar -0,30% (yoy); -0,19%

(yoy) dan -0,14% (yoy) (Tabel 3.5). Penurunan

harga bawang putih didorong oleh pasokan

bawang putih yang membaik pasca adanya

gagal panen di wilayah Jawa Timur sehingga

mengganggu pasokan di Merauke.

3.4 Pengendalian Inflasi Papua

Bank Indonesia bersama dengan Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) secara

berkala melakukan pengendalian inflasi di

daerah guna mencapai kestabilan harga

barang dan Jasa. Sampai dengan triwulan II

2018 telah terbentuk TPID di seluruh

Kota/Kabupaten di Provinsi Papua yaitu

sebanyak 29 TPID Kota/Kabupaten dan 1 TPID

Provinsi sehingga secara total terdapat 30

TPID di Provinsi Papua.

Selama triwulan II 2018, telah dilakukan

berbagai kegiatan pengendalian inflasi baik

ditingkat daerah maupun ditingkat provinsi

terutama untuk mengantisipasi kenaikan

harga barang dan jasa menjelang hari raya

Idul Fitri pada bulan Juni 2018.

Adapun beberapa kegiatan pengendalian

inflasi pada triwulan II 2018 dapat dilihat pada

Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Pengendalian Inflasi Papua Triwulan II

2018

No Waktu Lokasi Kegiatan

1 11 April 2018 Kota Jayapura Rapat TPID tingkat Kota Jayapura

2 13 April 2018 Kab. Biak Numfor Focus Group Discussion pembentukan

klaster ikan tangkap di Kab. Biak

3 17 April 2018 Kab. Merauke High Level Meeting TPID Kab.

Merauke

4 17 April 2018 Kab. Merauke Pembentukan Klaster cabai dan padi

5 17 April 2018 Kota Jayapura High Level Meeting TPID Kota

Jayapura.

6 25 Mei 2018 Kota Jayapura Rapat Koordinasi Persiapan Menjelang

Lebaran

7 28 Mei 2018 Kota Jayapura Rapat Teknis TPID Kota Jayapura

Menjelang Lebaran

8 30 Mei 2018 Kota Jayapura Rapat Teknis TPID Provinsi Papua

Menjelang Lebaran

9 31 Mei 2018 Kota Jayapura Sidak Pasar

10 Mei 2018 Kab. Nabire Pelatihan Klaster Padi dan Penanaman

Padi Organik

11 7 Juni 2018 Kota Jayapura Sidak Pasar

12 6-9 Juni 2018 Kota Jayapura Pelaksanaan kegiatan pasar murah

Page 55: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

51

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Bagaikan fenomena yang sudah lazim bahwa

di Indonesia khususnya pada saat menjelang

hari raya keagamaan khususnya pada saat

bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri

serta Hari Raya Natal dan Tahun Baru sering

diikuti dengan gejolak inflasi yang cukup

tinggi pada komoditas sembilan bahan pokok

(Sembako). Terjadinya kenaikan harga barang

tersebut bisa dikarenakan faktor besarnya

permintaan yang tidak diimbangi dengan

penawaran sehingga menyebabkan terjadinya

kelangkaan barang kebutuhan masyarakat,

bisa juga karena naiknya daya beli masyarakat

sehingga harga barang menjadi tidak

terkendali. Banyaknya orang bersedekah,

mengeluarkan zakat serta Tunjangan Hari

Raya (THR) dan tingginya angka mudik,

merupakan pemicu inflasi di Indonesia.

Untuk mengantisipasi lonjakan inflasi di Papua

jelang hari raya Idul Fitri 1439 H, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

bersama TPID Provinsi Papua dan TPID Kota

Jayapura telah menggelar rapat-rapat

koordinasi dan rapat teknis untuk

mensinergikan pelaksanaan kegiatan-

kegiatan pengendalian inflasi seperti Pasar

Murah, Operasi Pasar dan Sidak Pasar yang

diinisiasi oleh masing-masing OPD/instansi

terkait.

Penyelenggaraan Pasar Murah Idul Fitr 1439 H

yang dilaksanakan di Taman Imbi Kota

Jayapura pada tanggal 6 – 8 Juni 2018,

BOKS II PENGENDALIAN INFLASI JELANG HARI

RAYA IDUL FITRI 1439 H

Page 56: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

52

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

merupakan salah satu kegiatan pengendalian

inflasi yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Papua berkolaborasi

dengan TPID Provinsi Papua dan TPID Kota

Jayapura dengan menghadirkan 25

petani/produsen binaan masing-masing

OPD/Instansi terkait. Adapun komoditas yang

diperdagangkan antara lain sembako, sayur-

mayur, ikan air asin dan tawar, daging sapi,

daging ayam ras, telur dan makanan olahan.

Tujuan dari kegiatan Pasar Murah itu sendiri

adalah untuk memenuhi kebutuhan

konsumen dengan harga yang lebih

terjangkau, karena pasokan barang

didatangkan langsung dari petani/produsen

sehingga dapat memangkas rantai pasok/

jalur distribusi. Sekaligus sebagai sarana untuk

promosi komoditas binaan kepada

masyarakat.

Dalam penyelenggaraan Pasar Murah Idul Fitri

1439 H tersebut diberlakukan pembayaran

dengan mekanisme non tunai untuk semua

transaksi penjualan/pembelian dengan

menggandeng perbankan di Kota Jayapura.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat terhadap penggunaan

instrumen non tunai dan sebagai ajang

edukasi serta sosialisasi mengenai Gerakan

Nasional Non Tunai (GNNT).

Berdasarkan data transaksi selama pasar

murah, penyelenggaraan Pasar Murah Idul

Fitri 1439 H berhasil menjaring 2.118 transaksi

secara non tunai dengan omset penjualan

sebesar Rp227.463.964,00. Tidak hanya

menggelar pasar murah, Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Papua bekerjasama

dengan Perbankan Kota Jayapura juga

membuka layanan penukaran uang melalui

Mobil Kas Keliling, mengingat animo

masyarakat dalam menukarkan uang ke

pecahan kecil menjelang Lebaran sangat

besar setiap tahunnya.

Selain penyelenggaraan Pasar Murah Idul Fitri

1439 H oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Papua, instansi/OPD terkait

yang tergabung sebagai anggota TPID Provinsi

Papua dan TPID Kota Jayapura juga

mengadakan kegiatan Operasi Pasar (OP) dan

Pasar Murah seperti Bulog yang secara rutin

melaksanakan OP di pasar tradisional dan

sentra keramaian setiap minggu menjelang

dan pada saat bulan suci Ramadhan, demikian

halnya dengan Disperindagkop Kota Jayapura

yang juga melaksanakan Pasar Murah pada

minggu kedua bulan Ramadhan dan Operasi

Pasar pada satu minggu sebelum Lebaran.

Adapun untuk mengawasi gejolak harga dan

kecukupan stok bahan pangan, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

bersama TPID Provinsi Papua yang dipimpin

oleh Staf Ahli Gubernur Ibu Ani Rumbiak dan

TPID Kota Jayapura yang dipimpin oleh

Walikota Jayapura, Bpk. Drs. Benhur Tomi

Mano, MM berkolaborasi dengan Satgas

Pangan Polda Papua melaksanakan Sidak ke

pasar-pasar tradisional maupun pasar modern

guna melihat secara langsung harga dan stok

pangan di lapangan serta mengawasi

kemungkinan adanya penimbunan-

penimbunan pada distributor besar di Kota

Jayapura.

Dampak pelaksanaan kegiatan pengendalian

inflasi di Papua jelang Idul Fitri 1439 H berupa

Page 57: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

53

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Pasar Murah, Operasi Pasar dan Sidak yang

telah dilaksanakan oleh Bank Indonesia dan

TPID Provinsi Papua dan Kota Jayapura, sangat

positif terhadap pegendalian laju inflasi di

Papua. Berdasarkan data BPS tercatat inflasi

bulan Juni 2018 di Papua pada kelompok

bahan makanan mengalami inflasi sebesar

0,14% (mtm) menurun dari triwulan I 2018

sebesar 5,47% (mtm). Sementara itu, secara

spasial penyumbang deflasi kelompok bahan

makanan di Jayapura adalah komoditas ikan

ekor kuning, daging sapi dan bawang putih

dengan sumbangan masing-masing sebesar -

0,07% (mtm), -0,01% (mtm) dan -0,008%

(mtm). Hal ini merupakan keberhasilan dalam

membentuk ekspektasi masyarakat terhadap

harga barang di Papua jelang Idul Fitri 1439 H.

Page 58: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

54

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

BAB IV STABILITAS SISTEM KEUANGAN

Kinerja keuangan sektor korporasi dan rumah tangga pada triwulan II 2018

terjaga dengan baik dan menjadi penopang stabilitas keuangan daerah secara

umum di Papua. Hal ini ditunjukkan dengan perbaikan kualitas kredit untuk

kedua sektor. Dari sisi sektor korporasi, asesmen menilai bahwa kinerja sektor

korporasi pada triwulan II 2018 masih terjaga.

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua menunjukkan bahwa kondisi

keuangan korporasi pada triwulan II 2018 secara umum masih relatif terjaga.

Aspek likuiditas dan rentabilitas pada triwulan laporan masih dalam kondisi

yang relatif positif, meskipun lebih rendah dari triwulan sebelumnya.

Page 59: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

55

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

4.1 Ketahanan Sektor Korporasi

4.1.1 Sumber Kerentanan Korporasi

Memasuki triwulan II 2018, terdapat tiga faktor

yang mempengaruhi kerentanan korporasi

Papua, yaitu (i) tingginya kinerja sektor

pertambangan dan penggalian; (ii) tingginya

permintaan pada saat bulan Ramadhan dan

perayaan Idul Fitri; (iii) rendahnya belanja

pemerintah daerah. Terkait dengan sektor

pertambangan dan penggalian, pada triwulan

II 2018 kinerja salah satu perusahaan tambang

terbesar di Papua terus stabil mulai dari akhir

tahun 2017 dengan tingkat produksi yang

tinggi. Kemudian, dari sisi konsumsi rumah

tangga, peningkatan permintaan pada saat

bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri

menjadi salah satu penopang kinerja korporasi

terutama untuk sektor Perdagangan dan

sektor Angkutan. Namun demikian, libur yang

relatif panjang pada saat perayaan Idul Fitri

mengurangi kegiatan operasional swasta dan

pemerintah sehingga turut menahan kinerja

korporasi dan realisasi pendapatan dan belanja

pemerintah yang terkontraksi mencapai -

23,7% (yoy) dibandingkan dengan periode

yang sama tahun 2017. Di samping itu,

ketidakpastian kondisi sosial politik di Provinsi

Papua pada saat pelaksanaan Pilkada serentak

2018 turut menahan realisasi anggaran

pemerintah, namun hal ini merupakan dampak

sesaat menjelang Pilkada. Dengan

terlaksananya Pilkada yang aman, damai, dan

lancar diperkirakan akan meningkatkan

belanja pemerintah pada triwulan III 2018.

Berdasarkan hasil liaison triwulan II 2018,

menunjukkan kinerja dunia usaha wilayah

Provinsi Papua cenderung mengalami

peningkatan (Grafik 4.1). Hal tersebut

tercermin dari meningkatnya penjualan

domestik di triwulan I 2018. Peningkatan

penjualan domestik hampir terjadi di semua

sektor yaitu sektor perdagangan besar dan

eceran, pergudangan dan jasa penunjang

angkutan, kehutanan dan penebangan kayu,

dan penyediaan akomodasi perhotelan.

Peningkatan tersebut sejalan dengan persiapan

penyelanggaraan PON 2020 di Provinsi Papua,

membaiknya jalur distribusi barang, faktor

cuaca yang mendukung penyelenggaraan

kegiatan produksi, serta meningkatnya

Grafik 4.1 Kinerja Korporasi Berdasarkan Liaison

Sumber: Liaison Bank Indonesia Papua, diolah

0,29

0,71

1,29

-0,14

0,71

0,140 0

-1,5

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

PenjualanDomestik

Utilisasi Investasi Harga Jual Tenaga Kerja Upah Biaya Bahan Baku Biaya Energi

QII 2017 s.d. QII 2018Likert Scale

Page 60: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

56

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

kebutuhan masyarakat menjelang hari raya

Idul Fitri.

Di sisi lain kapasitas utilisasi perusahaan berada

pada kondisi yang stabil dan cenderung

meningkat terutama pada sektor perdagangan

besar dan eceran. Peningkatan kapasitas dan

efisiensi pada sektor transportasi dan

pergudangan turut meningkatkan likert scale

untuk kapasitas utilisasi. Namun demikian,

sektor konstruksimengalami penurunan

permintaan domestik karena keterlambatan

pelaksanaan proyek - proyek startegis. Sampai

dengan bulan Agustus 2018, realisasi

anggaran infrastruktur di Dinas PUPR Papua

masih 0%. Selain itu investasi yang dilakukan

menyebabkan peningkatan kapasitas utilisasi

(alat berat), namun demikian dalam

pelaksanaanya penggunaan alat berat tersebut

masih belum maksimal.

Kegiatan investasi mengalami peningkatan

pada triwulan II 2018. Peningkatan investasi

dan permintaan domestik turut mempengaruhi

peningkatan kebutuhan atas jumlah tenaga

kerja perusahaan pada triwulan II 2018.

Antisipasi peningkatan permintaan menjelang

hari raya Idul Fitri mendorong sektor

perdagangan besar dan eceran melakukan

penambahan tenaga kerja.

Secara umum komponen biaya pada triwulan

berjalan mengalami penurunan yaitu di

komponen biaya energi dan biaya bahan baku.

Pada sisi lain, komponen biaya tenaga kerja

masih mengalami peningkatan, khususnya

pada sektor perdagangan besar dan eceran.

Suplai yang terbatas ditengah permintaan yang

tinggi, ditengarai menyebabkan biaya tenaga

kerja lebih tinggi.

Harga jual pada triwulan II 2018 secara umum

relatif stabil, bahkan terdapat beberapa sektor

yang mengalami penurunan dikarenakan

semakin efisiennya pelaksanaan pengiriman

barang, serta persaingan yang semakin ketat

antar pelaku usaha.

Penjualan Domestik dan Investasi

Hasil liaison menunjukkan penjualan domestik

triwulan II 2018 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan triwulan I 2018 maupun

periode yang sama pada tahun lalu.

Peningkatan penjualan domestik terindikasi

dari likert scale penjualan domestik pada

triwulan II 2018 sebesar 0,29 lebih tinggi

dibandingkan dengan likert scale -1,11 pada

triwulan I 2018 dan likert scale 0,00 pada

triwulan II 2017. Diperoleh informasi bahwa

peningkatan permintaan domestik dipengaruhi

oleh meningkatnya pembangunan di Provinsi

Papua, mulai stabilnya pengiriman barang dari

luar Provinsi Papua, dan mulai meningkatnya

konsumsi masyarakat dalam rangka

menyambut hari raya Idul Fitri.

Namun demikian, terjadi penurunan

dibeberapa sektor, seperti sektor jasa lainnya,

perdagangan dan konstruksi di beberapa

Kabupaten di Provinsi Papua. Penurunan sektor

perdagangan khususnya yang terkait layanan

tiket dan perjalanan, disebabkan oleh

meningkatnya penggunaan aplikasi online

untuk pemesanan tiket dan travel. Pada sektor

Konstruksi disebabkan pembangunan Provinsi

Papua masih terfokus pada pembangunan

untuk menyambut PON 2020.

Kegiatan investasi pada triwulan II 2018

mengalami peningkatan dengan likert scale

1,29 lebih tinggi dibandingkan likert scale 0,44

Page 61: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

57

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

pada triwulan I 2018. Peningkatan investasi

terjadi pada beberapa sektor, antara lain sektor

pergudangan dan jasa penunjang angkutan,

pos dan kurir dan sektor perdagangan besar

dan eceran, bukan mobil dan sepeda motor.

Meskipun demikian, terdapat faktor yang

menahan investasi pada triwulan II 2018 yaitu

berkurangnya dan terlambatnya pelaksanaan

proyek.

Biaya dan Harga Jual

Secara umum biaya produksi triwulan II 2018

mulai stabil dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Pada triwulan II 2018 biaya energi

berada pada posisi yang stabil dari triwulan

sebelumnya, yang semula dengan likert scale

sebesar 2,00 menjadi 0,00 pada triwulan II

2018. Hal tersebut seiring dengan telah

stabilnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di

Provinsi Papua.

Namun demikian terjadi kenaikan pada

komponen biaya tenaga kerja dari likert scale -

1,00 pada triwulan I 2018 menjadi 0,14 pada

triwulan II 2018. Peningkatan tersebut

disebabkan oleh penyesuaian upah tenaga

kerja dengan standar acuan upah provinsi

Papua yang meningkat sebesar 8,71%.

Harga jual pada triwulan II 2018 mengalami

penurunan dengan likert scale -0,14

dibandingkan dengan triwulan I 2018 sebesar

0,67. Hal tersebut sejalan dengan penurunan

margin usaha dengan likert scale -0,14 lebih

rendah dari triwulan sebelumnya.

Harga jual pada triwulan II 2018 secara umum

relatif mengalami penurunan karena

persaingan usaha yang semakin ketat,

terutama dengan meningkatnya transaksi dan

pelaksanaan lelang yang dilakukan secara

online.

Sektor usaha dengan margin yang tergerus

adalah sektor perdagangan besar dan eceran,

bukan mobil dan sepeda motor, terutama

dengan masuknya pusat belanja modern di

Kota Jayapura yang menerapkan satu harga

berlaku secara nasional pada mayoritas barang

yang dijual.

Kondisi Keuangan

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang

dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Papua menunjukkan bahwa

kondisi keuangan korporasi pada triwulan II

2018 secara umum masih relatif terjaga. Aspek

likuiditas dan rentabilitas pada triwulan II 2018

masih dalam kondisi yang relatif positif,

meskipun lebih rendah dari triwulan

sebelumnya. Sementara di sisi lain, komponen

akses kredit mengalami penurunan lebih dalam

dari triwulan I 2018 meskipun secara tahunan

masih lebih tinggi dari periode yang sama

tahun sebelumnya (Grafik 4.2).

Grafik 4.2 Perkembangan Likuiditas, Rentabilitas,

dan Rentabili

Sumber: SKDU Bank Indonesia Papua, diolah

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

II III IV I II III IV I II

2017 2018

Likuiditas korporasi Rentabilitas korporasi Akses Kredit

% SBT

Page 62: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

58

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Dari sisi likuiditas, 71,1% korporasi

menyatakan bahwa pada triwulan II 2018

kondisi likuiditas perusahaan masih stabil.

Sementara itu, kenaikan tingkat likuiditas

terutama terjadi pada pelaku usaha di sektor

Jasa, dimana 83,3% pelaku usaha menyatakan

bahwa likuiditas perusahaan mengalami

kenaikan (Grafik 4.3).

Dari sisi rentabilitas, 75,6% korporasi

menyatakan bahwa laba yang dihasilkan

melalui pemanfaatan aset/modal pada triwulan

II 2018 relatif stabil. Penurunan tingkat

rentabilitas terutama terjadi pada korporasi di

sektor jasa yang dinyatakan oleh 17%

responden , meskipun 33% pada sektor ini

menyatakan kenaikan rentabilitas

dibandingkan dengan triwulan I 2018 (Grafik

4.4). Peningkatan laba terutama terjadi pada

pelaku usaha industri hotel dan angkutan yang

disebabkan oleh peningkatan permintaan

dalam rangka libur panjang pada saat perayaan

Idul Fitri.

4.1.2 Exposure Perbankan Sektor Korporasi

Kinerja perbankan di sektor korporasi Papua

pada triwulan II 2018 relatif stabil dengan

kecenderungan terus membaik (Grafik 4.5).

Kondisi tersebut tercermin dari beberapa

indikator kinerja utama perbankan di sektor

korporasi, yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK)

korporasi berada pada kondisi yang stabil,

meningkatnya kredit, dan terus menurunnya

Non-performing Loan (NPL).

Pada triwulan II 2018, pertumbuhan DPK

korporasi berada pada kondisi yang stabil

dengan sedikit penurunan menjadi 14,8% dari

15,7% pada triwulan sebelumnya sebagai

akibat dari tingginya konsumsi pada saat

perayaan Idul Fitri. Komposisi giro menjadi

komponen yang lebih dominan lagi pada

triwulan II 2018 dengan pangsa hampir

mencapai 70%, naik 11,5% dari triwulan I

2018. Sementara penempatan dana pada

komponen tabungan dan deposito di triwulan

II 2018 masing – masing sebesar 20,7% dan

Grafik 4.5 Perkembangan DPK, Kredit, dan NPL

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

18%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

DPK (yoy) Kredit (yoy) NPL (sb.kanan)

yoy NPL

Grafik 4.3 % Likuiditas Korporasi per Sektor

Sumber: SKDU Bank Indonesia Papua, diolah

0% 20% 40% 60% 80% 100%

LGA

Bangunan

Perdagangan

Hotel

Angkutan

Jasa

Naik Stabil Turun

Grafik 4.4 % Rentabilitas Korporasi per Sektor

Sumber: SKDU Bank Indonesia Papua, diolah

0% 20% 40% 60% 80% 100%

LGA

Bangunan

Perdagangan

Hotel

Angkutan

Jasa

Naik Stabil Turun

Page 63: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

59

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

11,8%. Dalam perkembangannya, DPK

tumbuh melambat sebesar 14,8% (yoy)

dibandingkan dengan triwulan I 2018 sebesar

15,7% (yoy). Adapun, giro tumbuh sebesar

35,1% (yoy) sedangkan tabungan dan

deposito mengalami kontraksi sebesar -8,2%

(yoy) dan 19% (yoy) pada triwulan II 2018.

Kemudian, jika pada triwulan sebelumnya

penurunan NPL disertai dengan penurunan

kredit, pada triwulan II 2018 perbaikan terus

terjadi pada kualitas kredit yang ditandai

dengan penurunan NPL secara konsisten

menjadi 4,99%, berada di bawah 5%

sebagaimana ketentuan Bank Indonesia untuk

salah satu kategori perbankan yang sehat. Hal

ini turut diiringi dengan kredit yang mengalami

peningkatan menjadi 1,44% dari triwulan

sebelumnya terkontraksi mencapai -3,65%.

Pertumbuhan kredit tertinggi secara tahunan

dialami sektor transportasi, komunikasi, dan

pergudangan sebesar 26,5% (yoy) dan sektor

pertanian sebesar 11,2% (yoy) (Grafik 4.6).

Dari sisi penyaluran kredit korporasi, tercatat

mayoritas kredit korporasi disalurkan ke sektor

perdagangan, konstruksi, dan pertanian,

masing-masing mencapai 31,8%, 17,5% dan

15% (Grafik 4.7).

Tren penurunan NPL dari awal tahun 2018

merupakan indikasi berhasilnya perbankan di

Provinsi Papua dalam melaksanakan perbaikan

manajemen dan merupakan sinyal positif

perbaikan ekonomi di Papua secara kontinyu

Grafik 4.6 Pertumbuhan Kredit Korporasi per

Sektor

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.7 % Proporsi Kredit per Sektor

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

-70%

-45%

-20%

5%

30%

55%

80%

105%

130%

155%

180%

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Pertanian Konstruksi Perdagangan TransKomGud Jasa Masy

yoy

15%

17,5%

31,8%

8,6%

3,4%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I 2016 II 2016 III 2016 IV 2016 I 2017 II 2017 III 2017 IV 2017 I 2018 II 2018

Pertanian Konstruksi Perdagangan TransKomGud Jasa Masy

Grafik 4.8 % Proporsi Kredit Berdasar

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.9 Perkembangan NPL per Sektor

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

61,2%

38,5%

0,4%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I 2016 II 2016 III 2016 IV 2016 I 2017 II 2017 III 2017 IV 2017 I 2018 II 2018

Modal Kerja Investasi Konsumsi

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

Pertanian Konstruksi Perdagangan TransKomGud Jasa Masy

I 2016 II 2016 III 2016 IV 2016 I 2017 II 2017 III 2017 IV 2017 I 2018

Page 64: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

60

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

dari sisi korporasi, apalagi hal ini diiringi

dengan tumbuhnya kredit.

Dari sisi penggunaan, tidak terdapat

perubahan struktur penyaluran kredit, dimana

lebih dari 60% kredit korporasi yang disalurkan

digunakan untuk modal kerja dan lebih dari

30% untuk kredit investasi (Grafik 4.8).

Penyaluran kredit korporasi untuk modal kerja

pada triwulan II 2018 tidak banyak berubah

terkontraksi sebesar -4,0% (yoy) sedikit

membaik dibandingkan dengan triwulan I

2018 yang terkontraksi sebesar -4,8% (yoy).

Sementara itu, kredit investasi mengalami

pertumbuhan yang signifikan mencapai

sebesar 11,5% (yoy) membaik dibandingkan

dengan triwulan I 2018 yang terkontraksi

sebesar -1,2% (yoy).

Kualitas kredit berdasarkan jenisnya telah

mengalami perbaikan yang signifikan terutama

NPL kredit investasi sebesar 0,7% dan NPL

kredit modal kerja sebesar 7,7% pada triwulan

II 2018 dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang masing – masing sebesar

1,1% dan 8,5% (Grafik 4.10).

4.2 Asesmen Sektor Rumah Tangga

4.2.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah

Tangga

Pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan II

2018 secara tahunan tumbuh melambat bila

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Hal ini disebabkan oleh dampak melambatnya

pertumbuhan sektor pertambangan dan

penggalian yang memiliki pangsa hingga 47%

PDRB Papua. Dilihat dari sisi permintaan,

Grafik 4.10 Kinerja Kredit dan NPL Berdasar

Penggunaan

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.11 Perkembangan DPK

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

g Modal Kerja (sb.kanan) g Investasi (sb.kanan) NPL Modal Kerja NPL Investasi

yoy

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018Giro (sb.kanan) Tabungan (sb.kanan) Deposito (sb.kanan)

g Giro g Tabungan g Deposito

yoy Pangsa

Grafik 4.12 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.13 Perkembangan Indikator SK Lainnya

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

100

105

110

115

120

125

130

135

140

145

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160

I II III IV I II III 10 11 IV I II I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018 2016 2017 2018

Ekspektasi EkonomiKondisi Ekonomi Saat Ini

Pe

sim

isO

pti

mis

Indeks

Indeks Penghasilan KonsumenIndeks Konsumsi Barang Tahan LamaIndeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Indeks Penghasilan Konsumen (Ekspektasi)Indeks Kegiatan UsahaIndeks Ketersediaan Lapangan Kerja (Ekspektasi)

Page 65: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

61

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

perlambatan pertumbuhan yang terjadi pada

pertambangan turut terjadi pada ekspor luar

negeri. Meskipun begitu, rumah tangga tidak

memiliki korelasi yang kuat dengan sektor

pertambangan dan penggalian. Hal ini

disebabkan oleh dampak yang diperoleh sektor

rumah tangga dari kinerja sektor

pertambangan dan penggalian hanya berupa

pendapatan dari tenaga kerja pertambangan

yang memiliki pangsa kurang dari 7%

angkatan kerja Papua. Bahkan, PDRB dari sisi

permintaan, konsumsi rumah tangga

mengalami peningkatan pertumbuhan yang

terindikasi disebabkan oleh momen perayaan

Idul Fitri.

Dua faktor yang mempengaruhi kerentanan

sektor rumah tangga, yaitu pendapatan dan

tingkat konsumsi. Pendapatan dari lapangan

pekerjaan utama berupa pertanian,

perkebunan, kehutanan, perburuan, dan

perikanan; industri; perdagangan termasuk

akomodasi dan makan minum; serta jasa – jasa

mengalami peningkatan yang cukup signifikan

dengan adanya perayaan Idul Fitri

Berdasarkan hasil SK pada triwulan II 2018

yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Papua dapat diketahui

bahwa tingkat keyakinan masyarakat terhadap

kondisi perekonomian berada pada tingkat

yang optimis dengan kecenderungan

meningkat dengan adanya bulan Ramadhan

dan perayaan Idul Fitri.

Optimisme tersebut dapat dilihat dari

terjadinya peningkatan indeks keyakinan

konsumen (IKK) menjadi 131,2 pada triwulan II

2018 dari 125,6 pada triwulan sebelumnya.

Indeks ini merupakan rata – rata dari dua

indeks yaitu (i) indeks ekspektasi konsumen

(IEK) yang menunjukkan ekspektasi masyarakat

terhadap kondisi ekonomi kedepan masih

terjaga dan semakin tinggi pada triwulan II

2018 sebesar 140,2 dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang mencapai 130,2;

dan (ii) indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE)

yang turut meningkat menjadi 122,2 pada

triwulan II 2018 dari 120,9 pada triwulan

sebelumnya (Grafik 4.12).

Optimisme masyarakat pada triwulan II 2018

ditunjukkan dengan indeks kondisi ekonomi

saat ini (IKE) yang mengalami peningkatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Dengan datangnya bulan Ramadhan dan

momen perayaan Idul Fitri menjadi salah satu

faktor tingginya optimisme masyarakat.

Grafik 4.14 Alokasi Pengeluaran Masyarakat

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

52,6 58,4

50,2 51,1

4,7 12,9 26,9

16,0

22,1 28,7 22,9

32,9

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Konsumsi Cicilan pinjaman Tabungan

Page 66: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

62

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Kondisi tersebut didorong oleh naiknya

persepsi masyarakat terhadap penghasilan,

kegiatan usaha, dan ketersediaan lapangan

kerja 6 bulan mendatang dibandingkan

dengan saat ini (Grafik 4.13).

Dari sisi pengeluaran, dapat diketahui bahwa

hingga triwulan II 2018 tidak terdapat

perubahan struktur alokasi pengeluaran,

dimana komponen konsumsi masih

mendominasi dengan pangsa sebesar 51,1%

(Grafik 4.14).

Berdasarkan tingkat pengeluaran per bulan

dapat diketahui bahwa pada triwulan II 2018,

seluruh tingkatan pengeluaran memiliki alokasi

konsumsi memiliki rata – rata 51,1% dengan

rentang 40 – 56,7%, alokasi tabungan

memiliki rata – rata 32,9% dengan rentang

28,9 – 50%, dan pembayaran cicilan memiliki

rata – rata 16% dengan rentang 10 – 25% dari

total pengeluaran (Grafik 4.15).

4.2.2 Kinerja Keuangan Rumah Tangga

Grafik 4.15 Alokasi Penggunaan Pengeluaran

Berdasarkan Tingkat Pengeluaran per Bulan

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Konsumsi

Cicilan/Pinjaman

Tabungan

Konsumsi

Cicilan/Pinjaman

Tabungan

Konsumsi

Cicilan/Pinjaman

Tabungan

Konsumsi

Cicilan/Pinjaman

Tabungan

Konsumsi

Cicilan/Pinjaman

Tabungan

II 20

17III

201

7IV

201

7I 2

018

II 20

18

Rp1 - 2 jt Rp2,1 - 3 jt Rp3,1 - 4 jt Rp4,1 - 5 jt Rp5,1-6 jt Rp6,1-7jt Rp7,1-8 jt >Rp8 jt

Tabel 4.1 Alokasi Utang dan Tabungan Masyarakat

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

0-1

0%

10%

-20%

20%

-30%

>30%

0-1

0%

10%

-20%

20%

-30%

>30%

Rp1 - 2 jt 17,3% 4,7% 3,8% 2,0% 4,0% 4,7% 6,9% 12,2%

Rp2,1 - 3 jt 16,4% 10,4% 7,1% 4,2% 6,0% 11,1% 12,4% 8,7%

Rp3,1 - 4 jt 12,9% 4,4% 5,6% 3,3% 5,1% 6,4% 8,7% 6,0%

Rp4,1 - 5 jt 4,0% 0,7% 1,3% 1,3% 1,6% 0,9% 1,6% 3,3%

Rp5,1-6 jt 0,0% 0,0% 0,0% 0,2% 0,2% 0,0% 0,0% 0,0%

Rp6,1-7 jt 0,0% 0,0% 0,0% 0,2% 0,2% 0,0% 0,0% 0,0%

Rp7,1-8 jt 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

>Rp8 jt 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

Total 50,7% 20,2% 17,8% 11,3% 17,1% 23,1% 29,6% 30,2%

Rp1 - 2 jt 16,0% 4,4% 2,9% 4,0% 4,9% 5,1% 7,8% 9,6%

Rp2,1 - 3 jt 17,8% 10,7% 8,0% 2,9% 4,7% 8,7% 14,7% 11,3%

Rp3,1 - 4 jt 12,2% 7,1% 6,2% 1,6% 4,4% 6,0% 7,1% 9,6%

Rp4,1 - 5 jt 2,7% 0,7% 1,6% 0,9% 0,9% 0,4% 1,1% 3,3%

Rp5,1-6 jt 0,2% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,2%

Rp6,1-7 jt 0,0% 0,0% 0,2% 0,0% 0,0% 0,0% 0,2% 0,0%

Rp7,1-8 jt 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

>Rp8 jt 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

Total 48,9% 22,9% 18,9% 9,3% 14,9% 20,2% 30,9% 34,0%

II 2018

I 2018

Tabungan

Periode Pengeluaran/bln

Debt Service Ratio (DSR)

Page 67: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

63

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Pada triwulan II 2018, pengelolaan keuangan

rumah tangga stabil jika dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Pangsa alokasi tabungan

di atas 10% dari pengeluaran masih dominan

dengan pangsa sebesar 85,1% dari seluruh

responden, meningkat dibanding dengan

triwulan sebelumnya sebesar 82,9% (Tabel

4.1). Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa

masyarakat terus menjaga prinsip kehati –

hatian.

Dilihat dari perilaku berutang masyarakat

dengan membandingkan utang dan

pendapatan atau debt service ratio (DSR)

diperoleh data jumlah masyarakat yang

memiliki DSR lebih besar dari 30% mengalami

penurunan menjadi 9,3% pada triwulan II

2018 dibanding dengan triwulan sebelumnya

sebesar 11,3% yang mengindikasikan bahwa

secara umum terjadi penurunan risiko

keuangan.

4.2.3 Exposure Perbankan dalam Rumah

Tangga

Perkembangan indikator perbankan di sektor

rumah tangga pada triwulan II 2018 berada

pada kondisi yang relatif stabil dengan

kecenderungan menurun. Kondisi tersebut

tercermin dari beberapa indikator kinerja

utama perbankan, dimana DPK rumah tangga

secara signifikan mengalami kontraksi menjadi

-1,06% (yoy) yang merupakan kontraksi

terendah semenjak tahun 2015. Sedangkan

kredit tumbuh melambat menjadi 10,36%

(yoy), hal ini diikuti juga dengan penurunan

NPL menjadi 3,17% (Grafik 4.16).

Grafik 4.16 Pertumbuhan DPK, Kredit, dan NPL

Rumah Tangga

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.17 % Proporsi dan Perkembangan DPK Rumah

Tangga

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

1,0%

1,5%

2,0%

2,5%

3,0%

3,5%

4,0%

4,5%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

DPK Kredit NPL (sb.kanan)

yoy NPL

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Giro Tabungan Deposito

gGiro gTabungan gDeposito

growth

Grafik 4.18 % Proporsi Kredit Rumah Tangga

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

18% 18,82% 19,22% 19,24% 20,00% 20,47% 20,58% 20,42% 20,94% 21,75%

2% 1,81% 1,87% 1,65% 1,64% 1,63% 1,71% 1,75% 1,87% 1,92%

65% 64,83% 63,98%

41,18% 44,00% 46,40% 48,56% 51,87% 55,49% 56,94%

15% 14,44% 14,84%

37,79% 34,23% 30,86% 28,22% 24,86% 20,23% 17,82%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

KPR KKB Perlengkapan RT. Multiguna Lainnya

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

-0,5%

0,0%

0,5%

1,0%

1,5%

2,0%

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

KPR KKB RT. Multiguna Lainnya

yoy

Page 68: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

64

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Dari sisi penghimpunan dana, DPK rumah

tangga di Papua pada triwulan II 2018 secara

umum mengalami penurunan. Berdasarkan

komponennya, tabungan memiliki pangsa

yang dominan dalam DPK rumah tangga yaitu

sebesar 70,4% yang tumbuh 3,1% (yoy).

Kinerja deposito mengalami pertumbuhan

sebesar 1,3% (yoy) lebih lambat dibandingkan

dengan triwulan I 2018 yang tumbuh sebesar

5,6% (yoy). Sebaliknya, komponen giro terus

mengalami kontraksi dari triwulan I 2018

sebesar -51,78% (yoy) dan triwulan II 2018

sebesar -51,82% (yoy). Kondisi tersebut

mengindikasikan bahwa masyarakat tidak

terlalu sensitif terhadap perbedaan suku

bunga, cenderung memilih instrumen

penempatan dana yang lebih mudah dicairkan,

dan memiliki frekuensi dan nilai transaksi yang

minim sehingga hanya sebagian kecil yang

menggunakan rekening giro (Grafik 4.17).

Dari sisi kredit, terlihat bahwa pangsa kredit

multiguna, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan

kredit lainnya pada triwulan II 2018 masih

mendominasi proporsi kredit rumah tangga

(Grafik 4.18). Dari ketiga jenis kredit rumah

tangga tersebut, hanya KPR yang tumbuh lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2018.

Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa

kebijakan pelonggaran LTV1 mendorong

kinerja penyaluran KPR. Pertumbuhan kredit

yang melambat lebih disebabkan oleh base

effect pada nilai outstanding kredit yang

Grafik 4.22 Kredit UMKM Berdasarkan Penggunaan

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.23 Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Lapangan Usaha

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018

Rp Triliun

Modal kerja Investasi

g Modal kerja (sb. kanan) g Investasi (sb. kanan)

yoy

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018

Rp Triliun

Pertanian Konstruksi Perdagangan Akomodasi, makanan

Transpor, komunikasi Jasa Masyarakat g Pertanian g Konstruksi

g Perdagangan g Akomodasi, makanan g Transpor, komunikasi g Jasa Masyarakat

yoy

Grafik 4.20 Perkembangan NPL Rumah Tangga

Sumber: Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.21 Perkembangan Kredit UMKM dan Non

UMKM

Sumber: Laporan Bank Umum, diolah

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

KKB Perlengkapan RT. Multiguna Lainnya

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018

NonUMKM UMKM

1 loan to value (LTV) adalah angka rasio antara nilai kredit yang dapat diberikan oleh bank terhadap nilai agunan pada saat awal pemberian kredit

Page 69: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

65

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

disalurkan. Hal ini dapat disebabkan oleh

meningkatnya daya beli masyarakat sehingga

terjadi pelunasan kredit yang turut terlihat

pada melambatnya pertumbuhan DPK.

Dari sisi kualitas penyaluran kredit, mayoritas

kredit rumah tangga memiliki kualitas yang

terjaga, tercermin dari tingkat NPL yang berada

di bawah 5%. Di sisi lain, kualitas kredit lainnya

(meskipun naik) dan kredit perlengkapan

masih pada tingkat yang melebihi batas

ketentuan Bank Indonesia yaitu 5%, dimana

masing – masing sebesar 7,94% dan 7,78%.

Ke depan, kenaikan NPL pada kredit lainnya

(pangsa 14%) dan kredit perlengkapan

(pangsa 2%) perlu diwaspadai mengingat

kredit ini merupakan kredit konsumsi yang non

lapangan usaha sehingga penggunaannya

tidak diketahui secara jelas.

4.3 Akses Keuangan UMKM

Pada triwulan II 2018, tercatat penyaluran

kredit UMKM mencapai Rp10,38 triliun,

tumbuh sebesar 1,90% (yoy) dibandingkan

dengan periode yang sama pada tahun 2017

setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi

sebesar -4,21% (yoy). Berdasarkan

penggunaannya, kredit UMKM di Papua

72,68% digunakan untuk modal kerja dan

27,32% untuk investasi (Grafik 4.22).

Secara sektoral, peningkatan penyaluran kredit

UMKM terutama disebabkan oleh

pertumbuhan kredit di sektor perdagangan

sebesar 15,11% (yoy) jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I

2018 sebesar 1,04% (yoy).

Sementara itu, terjadi perbaikan penyaluran

kredit pada sektor konstruksi dan jasa

masyarakat walaupun masih terkontraksi

masing-masing sebesar -2,33% (yoy) dan -

11,62% (yoy) berbanding dengan kontraksi

pada triwulan I 2018 yang masing-masing

sebesar -20,81% (yoy) dan -19,36% (yoy).

Di sisi lain, terjadi penurunan penyaluran kredit

umkm pada sektor pertanian, akomodasi

makan-minum serta transportasi dan

komunikasi yang terkontraksi masing-masing

sebesar -37,05% (yoy); -12,51% (yoy) dan -

11,62% (yoy).

Dari sisi risiko kredit, secara umum NPL kredit

UMKM mengalami peningkatan dan masih

berada di atas ketentuan Bank Indonesia (5%).

Tercatat NPL kredit UMKM pada triwulan II

2018 sebesar 8,08% meningkat dari triwulan

sebelumnya sebesar 7,04%.

Secara sektoral, peningkatan risiko kredit

UMKM terutama terdapat pada pada sektor

akomodasi makan minum dengan tingkat NPL

mencapai 22,54% yang meningkat dari

triwulan sebelumnya sebesar 20,97%. Selain

itu terjadi peningkatan NPL pada sektor

perdagangan sebesar 5,28%, dari triwulan

sebelumnya sebesar 3,90%.

Di sisi lain terdapat sektor yang mengalami

penurunan tingkat NPL walaupun masih

berada diatas batas yang ditentukan oleh Bank

Indonesia. Sektor tersebut yaitu kredit

konstruksi dari 19,53% pada triwulan I 2018

menjadi 16,80% pada triwulan II 2018 dan

kredit jasa masyarakat dengan tingkat NPL

sebesar 24,14% yang menurun dari

sebelumnya sebesar 25,19%.

Page 70: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

66

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

BAB V PENYELENGGARAAN SISTEM

PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN

UANG RUPIAH

Perkembangan transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Papua pada triwulan

II 2018 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya, baik secara volume dan nominal. Transaksi

melalui Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) pada triwulan laporan juga

tercatat menurun dibandingkan triwulan sebelumnya, baik secara volume dan nominal.

Sementara itu, aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi

Papua menunjukan posisi net outflow pada triwulan II 2018 sebesar Rp2.034 miliar. Pada

triwulan ini posisi net outflow disebabkan oleh besarnya permintaan uang kartal untuk

pencairan dana kampung di hampir seluruh kabupaten di Provinsi Papua.

Page 71: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

67

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

5.1 SISTEM PEMBAYARAN

Perkembangan transaksi nontunai di Papua

cenderung mengalami penurunan

dibandingkan dengan triwulan I 2018. Pada

triwulan II 2018, terjadi penurunan secara

volume maupun nominal transaksi yang

dilakukan melalui SKNBI dengan nilai Rp2,54

triliun dan volume 75.558 lembar warkat.

Jumlah tersebut menurun dibanding dengan

triwulan sebelumnya yang mencatatkan nilai

sebesar Rp2,78 triliun dengan volume 80.218

lembar warkat. Bila dibandingkan dengan

periode yang sama tahun lalu, volume

transaksi SKNBI mengalami penurunan 0,70%

(yoy) sedangkan nilai transaksi mengalami

penurunan sebesar 0,0026% (yoy). Hal ini

sejalan dengan tren penggunaan Cek dan

Bilyet Giro yang semakin menurun di

Indonesia.

5.1.1 Transaksi SKNBI

Secara spasial, penatausahaan transaksi kliring

di provinsi Papua masih diakomodasi dari dua

wilayah yaitu kota Jayapura dan kabupaten

Biak. Proporsi transaksi kliring masih

didominasi oleh pemenuhan dari kota

Jayapura sebesar 70% terhadap keseluruhan

nominal transaksi kliring, sementara dari

kabupaten Biak hanya mengakomodasi

sebesar 9%. Berdasarkan nominalnya,

transaksi kliring di Kota Jayapura mencapai

Rp1,77 triliun sedangkan di Kabupaten Biak

hanya sebesar Rp237 miliar. Sementara

apabila dilihat dari fisik penukaran warkat, di

Kabupaten Biak sepanjang triwulan II 2018

sebanyak 2.756 lembar warkat yang

ditukarkan atau jauh lebih rendah

dibandingkan dengan kota Jayapura yang

mencapai 58.697 lembar warkat. Hal ini

sejalan dengan pemberlakukan ketentuan

yang membatasi nominal transaksi yang

dilakukan melalui SKNBI yaitu maksimal

sebesar Rp500 juta per transaksi.

5.1.2 Transaksi BI-RTGS

Transaksi yang dilakukan melalui Sistem BI-

RTGS di provinsi Papua pada triwulan II 2018

mengalami penurunan dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Jumlah nominal yang

ditransaksikan melalui Sistem BI-RTGS selama

triwulan II 2018 sebesar Rp2,21 triliun, naik

76,58% (yoy) lebih tinggi dari triwulan yang

sama pada tahun sebelumnya. Namun jumlah

ini menurun dibandingkan dengan transaksi

triwulan I 2018 yang sebesar Rp2,40 triliun.

Volume transaksi yang terjadi pada triwulan II

2018 sebanyak 2.112 transaksi, meningkat

23,29% (yoy) lebih tinggi dari triwulan yang

sama pada tahun sebelumnya. Peningkatan

transaksi secara nominal dibanding dengan

triwulan yang sama pada tahun sebelumnya

yang dilakukan melalui Sistem BI-RTGS sejalan

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi SKNBI 2014-

2018 Grafik 5.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS

2016-2018

Page 72: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

68

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

dengan meningkatnya pertumbuhan

perekonomian Provinsi Papua.

5.2 PENGELOLAAN UANG RUPIAH

5.2.1 Penyediaan Uang Layak Edar

Aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan

Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Papua

menunjukan posisi net outflow pada triwulan

II 2018 sebesar Rp2.034miliar. Posisi net

outflow tersebut menggambarkan besarnya

uang yang keluar dari sistem pembayaran

pada triwulan II 2018. Sesuai dengan pola

historis, aliran uang kartal melalui Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

pada triwulan II setiap tahunnya menunjukkan

posisi net outflow, tidak terkecuali pada

triwulan II 2018. Hal ini disebabkan karena

besarnya permintaan perbankan di Provinsi

Papua atas uang kartal untuk pencairan dana

kampung yang hampir serentak dilakukan di

seluruh kabupaten di Provinsi Papua.

Bila dilihat lebih lanjut, net outflow uang dari

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua pada triwulan II 2018 bersumber dari

uang masuk sebesar Rp1,6 triliun, lebih sedikit

dibandingkan uang keluar yang tercatat

sebesar Rp3,6 triliun. Dibandingkan dengan

kondisi net outflow di triwulan II tahun 2017,

kondisi pada triwulan II 2018 lebih tinggi.

5.2.2 Uang Tidak Layak Edar

Sementara itu, jumlah Uang Tidak Layak Edar

(UTLE) yang dimusnahkan di Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

pada triwulan laporan sebesar Rp50,48 miliar,

turun 0,02% (yoy) dibandingkan dengan

triwulan yang sama pada tahun lalu yang

mencapai Rp64,35 miliar. Pemusnahan UTLE

tersebut merupakan bagian dari kebijakan

Clean Money Policy, yaitu upaya Bank

Indonesia untuk menjaga kualitas uang yang

beredar di tengah masyarakat. Berkaitan

dengan hal tersebut secara rutin Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

melakukan pemusnahan UTLE menggunakan

prinsip good governance. Selain melakukan

pemusnahan UTLE, Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Papua juga melaksanakan

kebijakan kas keliling yang terdiri dari kas

keliling dalam kota yang rutin diadakan 2 kali

seminggu di 4 tempat di Kota Jayapura, serta

kas keliling luar kota yang dilakukan diseluruh

kabupaten Provinsi Papua.

Selama triwulan II 2018, kegiatan kas keliling

yang dilaksanakan oleh KPwBI Provinsi Papua

mengalami penurunan. Selama triwulan II

2017 kas keliling dilakukan sebanyak 45 kali

sedangkan pada triwulan II 2018 kas keliling

yang dilaksanakan sebanyak 32 kali.

Selain dalam bentuk kas keliling, distribusi

uang di luar Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Papua Papua juga dilakukan dalam

Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.3 Aliran Uang Kartal Melalui KPw BI Papua Grafik 5.4 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak

Layak Edar (UTLE) di Papua

Page 73: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

69

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

bentuk kas titipan. Hingga triwulan II 2018,

KPwBI Provinsi Papua telah membuka 7 (tujuh)

lokasi kas titipan, yakni di Kota Sorong,

Kabupaten Merauke, Kabupaten Mimika,

Kabupaten Biak, Kabupaten Jayawijaya,

Kabupaten Kepulauan Yapen, dan Kabupaten

Nabire. Tujuan pembentukan kas titipan

adalah untuk melayani tingginya kebutuhan

uang layak edar di Provinsi Papua.

5.2.3 Temuan Uang Tidak Asli

Jumlah temuan uang palsu (UPAL) di Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

Papua yang berasal dari laporan bank maupun

laporan dari masyarakat, menunjukan

penurunan yang signifikan dari triwulan

sebelumnya, pada triwulan sebelumnya

tercatat sebanyak 27 lembar, menjadi 1

lembar. KPwBI provinsi Papua terus berupaya

untuk menekan peredaran UPAL di

masyarakat, diantaranya dengan

menyelenggarakan sosialisasi ciri-ciri keaslian

uang rupiah kepada masyarakat luas di

beberapa kabupaten/kota di Provinsi Papua.

Sepanjang triwulan II tahun 2018, tercatat

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua Papua telah melakukan 2 kali

pelaksanaan sosialisasi.

5.2.4 Kewajiban Penggunaan Uang Rupiah

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua Papua terus melakukan upaya untuk

menegakkan UU no. 7 tahun 2011 tentang

Mata uang dan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

No. 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban

Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia, khususnya di

wilayah perbatasan RI-PNG yang sampai

dengan triwulan II 2018 masih terdapat

beberapa daerah perbatasan yang

menggunakan Kina Panua New Guinea untuk

transaksi yang dilakukan di wilayah NKRI.

Upaya sosialisasi terus dilakukan, baik yang

dilaksanakan secara mandiri oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

Papua maupun bekerja sama dengan berbagai

stakeholder terkait. Selain itu, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

Papua telah membentuk Satuan Tugas

Pengawal (Satgaswal) Kewajiban Penggunaan

Uang Rupiah di Wilayah NKRI, Perbatasan RI –

PNG. Melalui pembentukan Satgaswal,

diharapkan penegakkan kewajiban

penggunaan rupiah dapat dilaksanakan

dengan lebih efektif.

5.2.4 Kewajiban Penggunaan Uang Rupiah

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua Papua terus melakukan upaya untuk

menegakkan UU no. 7 tahun 2011 tentang

Mata uang dan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

No. 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban

Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia, khususnya di

wilayah perbatasan RI-PNG yang sampai

dengan triwulan II 2018 masih terdapat

beberapa daerah perbatasan yang

Tabel 5.1 Frekuensi Pelaksanaan Kas Keliling Dalam dan Luar Kota Papua

Sumber: Bank Indonesia, diolah.

2018

I II III IV I II III IV I II

Dalam Kota 27 27 38 39 49 35 37 44 42 32

Luar Kota 12 15 18 21 7 10 6 3 2 -

TOTAL 39 42 56 60 56 45 43 47 44 32

Kas Keliling2016 2017

Page 74: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

70

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

menggunakan Kina Panua New Guinea untuk

transaksi yang dilakukan di wilayah NKRI.

Upaya sosialisasi terus dilakukan, baik yang

dilaksanakan secara mandiri oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

Papua maupun bekerja sama dengan berbagai

stakeholder terkait. Selain itu, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

Papua telah membentuk Satuan Tugas

Pengawal (Satgaswal) Kewajiban Penggunaan

Uang Rupiah di Wilayah NKRI, Perbatasan RI –

PNG. Melalui pembentukan Satgaswal,

diharapkan penegakkan kewajiban

penggunaan rupiah dapat dilaksanakan

dengan lebih efektif

Page 75: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

71

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN

KESEJAHTERAAN

Perkembangan kondisi kesejahteraan masyarakat Papua cenderung membaik dan

jumlah penduduk miskin di Papua menurun dari 27,76% menjadi 27,74% dengan

tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Papua juga mengindikasikan arah

perbaikan dari 0,398 menjadi 0,384. Hal ini salah satunya diindikasikan dari

Tingkat Pengangguran Terbuka di Papua yang tercatat mengalami penurunan

menjadi 2,91% pada periode Februari 2018. Secara umum, kesejahteraan

masyarakat Papua cenderung membaik dan persentase jumlah penduduk miskin

menurun dengan tingkat kesenjangan juga mengindikasikan ke arah yang lebih

baik. Sementara itu, Nilai Tukar Petani Papua mengimplikasikan terjadinya defisit

sampai akhir triwulan II 2018 dengan indeks sebesar 91,47. Nilai tersebut

mengindikasikan kenaikan indeks pendapatan petani belum dapat mengimbangi

kenaikan indeks biaya yang harus dibayar.

Page 76: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

72

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

6.1 KETENAGAKERJAAN

6.1.1 Tenaga Kerja

Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Papua

pada periode Februari 2018 menunjukkan

kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan

periode Agustus 2017. Pada periode Februari

2018 jumlah angkatan kerja di Papua

mengalami peningkatan dibandingkan

dengan periode sebelumnya, hal ini sejalan

dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja

dan penurunan Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) di Papua. TPT di Papua pada

periode Februari 2018 sebesar 2,91% lebih

rendah dibanding dengan periode Agustus

2017 sebesar 3,62%. Tingkat pengangguran

di Papua masih relatif lebih rendah dibanding

dengan tingkat penggangguran nasional yaitu

sebesar 5,13%.

Sampai saat ini, tidak banyak perubahan

dalam transformasi struktural perekonomian

Papua terkait ketenagakerjaan, mayoritas

penduduk Papua bekerja pada lapangan

usaha pertanian, perkebunan, kehutanan,

perburuan dan perikanan dengan jumlah

persentase 67,35%. Kemudian, sebagian

besar lainnya bekerja di sektor jasa

kemasyarakatan, sosial, dan perorangan

dengan jumlah persentase 14,25%. Selain itu,

dapat dilihat dari sisi pertumbuhan lapangan

usaha bahwa adanya perkembangan positif

dari sektor industri pengolahan. Apabila dilihat

dari pertumbuhan lapangan usahanya, porsi

pekerja dari sektor industri pengolahan lebih

tinggi dibandingkan dengan sektor ekstraktif.

Sektor industri pengolahan mengalami

pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 16,46%

(yoy), dan diikuti oleh lapangan usaha

pertanian, perkebuhan, kehutanan perburuan

dan perikanan yang tumbuh sebesar 6,18%

(yoy), hal tersebut sejalan dengan masuknya

musim panen beberapa komoditas pertanian

seperti beras, sayur-sayuran dan ubi-ubian di

beberapa kabupaten serta tinggi gelombang

laut yang ideal sehingga banyak nelayan yang

mulai melaut lagi. Selanjutnya, diikuti oleh

lapangan usaha Jasa Kemasyarakatan, sosial

dan perorangan yang juga tumbuh sebesar

3,68%(yoy).

Apabila dilihat dari hasil data SKDU yang

dilakukan oleh Bank Indonesia di Papua pada

Triwulan II 2018. Berdasarkan hasil survei

bahwa penyerapan tenaga kerja lapangan

usaha perdagangan, hotel dan restoran

mengalami peningkatan signifikan sedangkan

untuk sektor industri pada triwulan I 2018

mengalami penurunan -3,44% (yoy). Disisi lain

penyerapan tenaga kerja lapangan usaha

keuangan, persewaan dan komunikasi

mengalami peningkatan sebesar 0,93% (yoy).

Grafik 6.1 Penduduk yang Bekerja Menurut

Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber : BPS, diolah

Grafik 6.2 Pertumbuhan Penyerapan Tenaga

Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber : BPS, diolah

Page 77: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

73

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Berdasarkan bidang pekerjaannya lebih dari

78% penduduk yang bekerja hanya di sektor

informal dan 33% diantaranya merupakan

pekerja keluarga atau tidak dibayar dan jika

dilihat dari lama waktu bekerjanya penduduk

yang bekerja penuh 58% sedangkan 42%

bekerja tidak penuh waktu.

Grafik 6.3 Penyerapan Tenaga Kerja Pertanian

berdasarkan SKDU Sumber : BPS, diolah

Grafik 6.4 Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Sumber : BPS, diolah

Grafik 6.5 Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja

Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka

Menurut Tingkat Pendidikan Sumber : BPS, diolah

6.1.2 Pengangguran

Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran

terbuka (TPT) di Papua pada periode Februari

2018 mengalami penurunan dibandingkan

dengan periode Agustus 2017. Persentase

tingkat TPT pada periode Agustus 3,62%

sedangkan pada periode Februari sebesar

2,91%. Perkembangan yang perlu dicermati

bahwa tingkat pengangguran angkatan kerja

berpendidikan Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) mengalami penurunan cukup tajam

yaitu mencapai 2,32% lebih rendah

dibandingkan dengan periode yang sama

pada tahun sebelumnya yaitu sebesar

10,63%, hal ini disebabkan karena lulusan

SMK lebih memiliki keterampilan teknis

sehingga semakin banyak diserap oleh pasar

tenaga kerja. Persentase penurunan juga

terjadi pada kelompok SD kebawah dan

Pendidikan Universitas masing-masing

mengalami penurunan sebesar 1,13% dan

1,07%. Sementara itu TPT yang mengalami

kenaikan hanya terjadi pada Pendidikan

Diploma yaitu sebesar 3,55%

mengindikasikan bahwa pekerjaan yang

seharusnya diisi oleh lulusan Diploma cukup

Page 78: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

74

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

diisi oleh lulusan SMK, sehingga mempersulit

lulusan Diploma untuk bersaing di pasar

tenaga kerja. Sebaliknya TPT terendah ada

pada tingkat Pendidikan Sekolah Dasar yaitu

sebesar 1,27%, hal ini diakibatkan oleh

sebagian besar tenaga kerja pada pendidikan

ini bekerja pada lapangan usaha informal yang

tidak memerlukan kualifikasi pendidikan yang

tinggi.

6.2 KESEJAHTERAAN

Secara umum kesejahteraan masyarakat

Papua cenderung membaik dan jumlah

penduduk miskin mengalami penurunan.

Tingkat kesenjangan menunjukan

kecenderung menurun dan berada di bawah

nilai rata-rata nasional. Kemudian dilihat dari

garis kemiskinan juga mengalami peningkatan

yang cukup signifikan. Di sisi lain penurunan

terjadi pada NTP yang menandakan terjadinya

penurunan kesejahteraan petani di Papua.

6.2.1 Kemiskinan dan Kesenjangan

Secara umum tingkat kemiskinan di Papua,

menunjukkan kecenderungan menurun,

meskipun standar Garis Kemiskinan (GK) yang

ditetapkan terus naik. Hal tersebut dapat

dilihat dari jumlah penduduk miskin di Papua

mengalami penurunan dari 27,76% pada

September 2017 menjadi 27,74% pada Maret

2018 (Grafik 6.7). namun masih jauh berada

di atas tingkat kemiskinan nasional sebesar

9,82%. Kemudian, dari tingkat kesenjangan

pendapatan dapat dilihat dari indeks Gini

Grafik 6.7 Jumlah Penduduk Miskin

Sumber : BPS, diolah

Grafik 6.9 Perkembangan Indeks Kedalaman

dan Keparahan Kemiskinan Sumber : BPS, diolah

Grafik 6.8 Perkembangan Garis Kemiskinan

di Provinsi Papua Sumber : BPS, diolah

Grafik 6.10 Perkembangan Index Gini Papua

Sumber : BPS, diolah

Page 79: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

75

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

menunjukkan terjadinya penurunan dilihat

dari nilai gini 0,397 pada periode Maret 2017

menjadi 0,384 pada periode Maret 2018, akan

tetapi secara berurut nilai Gini Provinsi Papua

masih berada di atas rata-rata Nasional

sebesar 0,391. Memahami persoalan

kemiskinan tidak dapat dilihat hanya satu sisi

yaitu dari sisi persentase penduduk miskin

karena itu belum bisa menggambarkan

seberapa miskin penduduk tersebut.

Diperlukan beberapa indeks untuk

mendukung analisa kemiskinan yaitu

kesenjangan antara pengeluaran rata-rata

penduduk miskin dengan GK yang

ditunjukkan oleh Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) yaitu sejauh mana individu

berada di bawah garis kemiskinan dihitung

dari beda rata-rata pengeluaran penduduk

miskin terhadap garis kemiskinan.

Kesenjangan antara pengeluaran rata-rata

penduduk miskin dengan GK yang

ditunjukkan oleh Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) mengalami penurunan

mencapai 6,73 dibandingkan degan periode

yang sama tahun sebelumnya mencapai 7,49.

Di sisi lain untuk GK Papua dari Rp464.056

pada periode Maret 2017 menjadi Rp499.643

pada periode September 2017, nilai tersebut

jauh lebih tinggi dari rata-rata GK nasional

sebesar Rp 401.220. Hal tersebut

menandakan biaya hidup minimal di Provinsi

Papua terus mengalami peningkatan.

Jika dilihat dari pembagiannya, GK makanan

Papua jauh lebih tinggi dari GK nonmakanan,

artinya biaya hidup makanan merupakan biaya

terbesar yang harus dibayar oleh masyarakat

Papua. Jika diihat dari data GK kota lebih

tinggi dibanding dengan GK Desa. GK Kota

sebesar Rp542.542 sedangkan GK Desa

sebesar Rp482.000

6.2.2 Kesejahteraan Petani

Unsur penting yang dijadikan sebagai

indikator kesejahteraan petani adalah

perbandingan indeks harga yang diterima

petani terhadap harga dibayar petani (dalam

persentase) merupakan salah satu indikator

untuk melihat kemampuan atau daya beli

petani. Salah satu alat yang digunakan untuk

mengukur kesejahteraan petani yang sering

digunakan adalah Nilai Tukar Petani (NTP),

semakin tinggi NTP, semakin baik daya beli

petani terhadap produk konsumsi dan ìnput

Grafik 6.11 Perkembangan Nilai Tukar

Petani Sumber : BPS, diolah

Grafik 6.12 Perbandingan NTP Papua dengan

NTP Nasional Sumber : BPS, diolah

Page 80: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

76

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

produksi tersebut, dan berarti secara relatif

lebih sejahtera.

Petani yang dimaksud dalam konsep

NTP dari BPS adalah petani yang berusaha di

sub sektor tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan rakyat, peternak, serta petani ikan

budidaya usaha ternak besar, ternak kecil,

unggas, dan hasil peternakan, serta petani

nelayan yang mencakup petani budidaya ikan

dan nelayan penangkapan.

Berdasarkan data BPS yang rilis bulan

Agustus 2018, NTP di Provinsi Papua turun

0,19% dengan indeks NTP Papua sebesar

91,47. Penurunan terjadi karena indeks harga

diterima petani lebih kecil dari indeks harga

yang harus dibayar petani. Berdasarkan

pemantauan harga pedesaan di beberapa

daerah Papua penurunan indeks NTP

disebabkan oleh perubahan indeks harga yang

diterima petani sebesar 0,01% lebih kecil dari

perubahan indeks harga yang dibayar petani

yang mengalami kenaikan angka indeks

sebesar 0,21% sehingga menyebabkan daya

beli petani menurun.

Page 81: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

77

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

BAB VII PROSPEK EKONOMI DAERAH

Perekonomian Papua pada triwulan IV 2018 diperkirakan mengalami penurunan yang

terutama disebabkan terbatasnya kinerja pertambangan. Pertumbuhan ekonomi

Papua pada periode tersebut diproyeksikan berada pada kisaran (-10,22)% -

(-10,42)% (yoy), lebih rendah dibanding perkiraan pertumbuhan triwulan III 2018

yang berkisar 5,31%-5,71% (yoy).

Secara agregat, perekonomian Papua pada tahun 2018 berpotensi tumbuh lebih

tinggi dari tahun 2017. Kenaikan kuota ekspor pada tahun 2018 dan puncak produksi

pertambangan terbuka Grasberg diperkirakan akan menjadi faktor pendorong

pertumbuhan ekonomi Papua. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada pada

kisaran 9,36% - 9,76% (yoy) lebih tinggi dibanding dengan 2017 yang sebesar 4,64%

(yoy).

Untuk keseluruhan tahun 2018, inflasi Papua diperkirakan mengalami kenaikan

dibanding dengan tahun 2017. Perkiraan inflasi Papua pada tahun 2018 berkisar

5,24%-5,64% (yoy) naik dari inflasi tahun 2017 yang sebesar 2,1% (yoy).

Page 82: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

78

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi

7.1.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi

Triwulan IV 2018

Perekonomian Papua pada triwulan IV 2018

diperkirakan mengalami penurunan yang

terutama disebabkan terbatasnya kinerja

pertambangan. Pertumbuhan ekonomi

Papua pada periode tersebut diproyeksikan

berada pada kisaran (-10,22)% - (-10,42)%

(yoy), lebih rendah dibanding dengan

perkiraan pertumbuhan triwulan III 2018

yang berkisar 5,31% - 5,71% (yoy).

Dari sisi permintaan, penurunan ekspor luar

negeri diperkirakan menjadi faktor utama

penurunan pertumbuhan ekonomi Papua

pada triwulan IV 2018. Tingginya kinerja

ekspor luar negeri pada triwulan I dan II

2018, khususnya komoditas tembaga dan

emas menyebabkan kinerja ekspor pada

triwulan IV 2018 harus disesuaikan.

Pasalnya, terdapat kuota ekspor konsentrat

tembaga dari 1,1 juta ton pada tahun 2017

menjadi 1,2 juta ton pada tahun 2018.

Sementara itu, sampai dengan triwulan II

2018 kuota ekspor telah mencapai sekitar

57,75%. Dengan mengasumsikan kinerja

ekspor pada triwulan III 2018 masih sama

seperti triwulan I dan II 2018, maka

diperkirakan terjadi kontraksi yang cukup

dalam pada triwulan IV 2018 akibat base

effect triwulan IV 2017 yang tinggi.

Kemudian, faktor lainnya yang menahan

pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan

IV 2018 adalah tingginya impor luar negeri.

Tingginya aktivitas pembangunan tambang

bawah tanah dan juga pembangunan

berbagai proyek strategis pemerintah

menyebabkan tingginya kebutuhan impor

bahan baku penolong dan juga impor alat

dan mesin.

Di sisi lain, konsumsi rumah tangga dan

konsumsi pemerintah diperkirakan

mengalami kenaikan yang cukup tinggi yang

akan menahan kontraksi yang lebih dalam.

Adanya momen perayaan Natal dan tahun

konsumsi pemerintah sesuai dengan pola

historisnya puncak realisasi belanja terjadi

pada triwulan IV 2018. Kemudian, investasi

juga diperkirakan meningkat sejalan dengan

pelaksanaan pembangunan tambang bawah

Grafik 7.1 Realisasi dan Evaluasi Penjualan

Komoditas Tambang Papua

Sumber : Freeport, diolah.

Grafik 7.2 Estimasi Penjualan Komoditas Tambang 2018

Sumber : Freeport, diolah.

48.000

50.000

52.000

54.000

56.000

58.000

60.000

62.000

64.000

66.000

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

2015 2016 2017 2018** 2019** 2020** 2021** 2022**

Tembaga [Target]

Tembaga [Riil]

Emas [Target]

Cu: juta poundAu: juta ounce

Rp milyar

0

200

400

600

800

1000

1200

I II III IV

2018p

Tembaga (juta pounds) Emas (ribu ounce)

Page 83: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

79

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

tanah perusahaan tambang terbesar di

Papua. baru diperkirakan dapat

meningkatkan konsumsi masyarakat Papua.

Sementara itu,

Dari sisi lapangan usaha, kinerja

pertambangan diperkirakan mengalami

penurunan dibanding dengan triwulan III

2018. Belum adanya kepastian

perpanjangan izin usaha pertambangan

khusus diperkirakan menjadi faktor penahan

pertumbuhan sektor pertambangan. Di

samping itu, mulai memasukinya masa

transisi dari pertambangan terbuka Grasberg

ke pertambangan bawah tanah diperkirakan

turut mengurangi produksi hasil tambang

Papua. Di sisi lain, harga komoditas tembaga

diperkirakan naik pada triwulan IV 2018

sehingga dapat menjadi risiko positif

pertumbuhan ekonomi Papua. Sementara

itu, lapangan usaha administrasi pemerintah

diperkirakan mengalami perlambatan

disebabkan oleh base effect triwulan IV 2017

yang cukup tinggi.

Di sisi lain terdapat beberapa lapangan

usaha yang mengalami peningkatan

pertumbuhan pada triwulan IV 2018.

Lapangan usaha pertanian, perikanan dan

kehutanan diperkirakan meningkat pada

triwulan IV 2018. Kondisi cuaca yang

kondusif dan masuknya periode panen raya

diperkirakan mendorong pertumbuhan

lapangan usaha pertanian. Lapangan usaha

konstruksi diperkirakan tumbuh lebih tinggi

sejalan dengan puncak realisasi belanja

pemerintah dan target penyelesaian proyek

pada tahun anggaran 2018. Sementara itu,

lapangan usaha perdagangan besar dan

eceran, dan reparasi mobil dan sepeda

motor diperkirakan tumbuh lebih tinggi

dibandingkan triwulan III 2018 sejalan

dengan memasukinya periode perayaan

Natal dan tahun baru sehingga

meningkatkan konsumsi rumah tangga.

7.1.2 Prospek Pertumbuhan Ekonomi

2018

Secara agregat, perekonomian Papua pada

tahun 2018 berpotensi tumbuh lebih tinggi

dari tahun 2017. Kenaikan kuota ekspor

pada tahun 2018 dan puncak produksi

pertambangan terbuka Grasberg

diperkirakan akan menjadi faktor pendorong

pertumbuhan ekonomi Papua. Pertumbuhan

ekonomi diperkirakan berada pada kisaran

9,36% - 9,76% (yoy) lebih tinggi dibanding

dengan 2017 yang sebesar 4,64% (yoy).

Tabel 7.1 Perkiraan Harga Komoditas Dunia

Sumber: IMF dan World Bank, diolah

I II III IV I II III IV

Batubara (USD/mt) 87 84 82 81 82 79 78 76

Tembaga (USD/mt) 5.935,4 5.952,2 5.966,0 5.975,0 5.935,4 5.952,2 5.966,0 5.975,0

Nikel (USD/mt) 10.664,8 10.725,9 10.785,7 10.844,3 9.281,8 9.335,0 9.387,0 9.438,0

World Bank

2018pKomoditas

IMF

2018p

Page 84: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

80

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Selain itu, apabila proses negosiasi

perpanjangan izin usaha pertambangan

khusus berjalan dengan baik dan divestasi

saham perusahaan tambang terbesar Papua

kepada pemerintah Republik Indonesia

berjalan dengan lancar, maka perekonomian

Papua secara umum berpotensi terakselerasi

lebih tinggi.

Dari sisi permintaan, ekspor luar negeri

diperkirakan memiliki pengaruh dominan

dalam perekonomian. Kementerian ESDM

pada Februari 2018 telah menerbitkan

rekomendasi kenaikan kuota ekspor

konsentrat tembaga dari 1,1 juta ton pada

tahun 2017 menjadi 1,2 juta ton pada tahun

2018. Selain itu, berdasarkan perkiraan

konsesus dari IMF dan World Bank, harga

komoditas tembaga pada tahun 2018

diperkirakan mengalami kenaikan seiring

pasokan tembaga dunia yang menipis.

Kinerja konsumsi rumah tangga pada tahun

2018 diperkirakan lebih tinggi dari tahun

2017. Kenaikan UMP sebesar 9,39% (yoy)

menjadi salah satu faktor yang menjaga

tingkat konsumsi masyarakat ditengah

kecenderungan kenaikan inflasi pada tahun

2018.

Proses eksplorasi tambang bawah tanah

yang direncanakan dimulai sejak awal tahun

2018 akan menjadi faktor pendorong kinerja

investasi pada 2018 selain percepatan

pembangunan beberapa proyek strategis

yang sebelumnya telah berjalan yang

meliputi pembangunan jalan trans-Papua

dan infrastruktur PON XX di Papua.

Dari sisi lapangan usaha, kenaikan target

penjualan hasil tambang pada tahun 2018

menjadi salah satu indikator optimisme

pelaku usaha tambang dominan di Papua

terhadap kondisi usaha pada tahun 2018.

Tercatat, target penjualan untuk tembaga

dan emas naik 15% dan 60% (yoy)

dibandingkan dengan tahun 2017.

Permintaan di pasar global yang diperkirakan

meningkat juga menjadi faktor pendorong

kinerja produksi pertambangan.

Sementara itu, kinerja konstruksi juga

diperkirakan mengalami kenaikan yang

didorong oleh rencana eksplorasi tambang

bawah tanah dan percepatan realisasi

proyek PON 2020. Kondisi tersebut juga

akan memberikan pengaruh positif terhadap

kinerja lapangan usaha administrasi

pemerintahan. Selain itu, pelaksanaan

Pilkada pada 2018 juga semakin

memperkuat tendensi peningkatan kinerja

pada lapangan usaha administrasi

pemerintahan.

7.2 Prospek Inflasi

7.2.1 Prospek Inflasi 2018

Untuk keseluruhan tahun 2018, inflasi Papua

diperkirakan mengalami kenaikan dibanding

dengan tahun 2017. Perkiraan inflasi Papua

pada tahun 2018 berkisar 5,24%-5,64%

(yoy) naik dari inflasi tahun 2017 yang

sebesar 2,1% (yoy).

Page 85: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

81

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Inflasi kelompok komoditas bahan

makanan pada tahun 2018 diperkirakan

mengalami kenaikan yang disebabkan

pengaruh rendahnya indeks harga pada

mayoritas komoditas di tahun 2017 (base

effect) disertai peningkatan harga-harga

khususnya kelompok ikan akibat rendahnya

produksi tangkapan dan budidaya ikan

sehubungan dengan cuaca yang kurang

kondusif. Sementara itu, kenaikan Upah

Minimal Provinsi yang memicu lonjakan

ekspektasi inflasi dalam jangka pendek juga

menjadi faktor pendorong . Di sisi lain,

peningkatan tarif bahan bakar minyak jenis

pertalite sebesar Rp300 sejak 20 Januari

2018 diperkirakan tidak berdampak

signifikan seperti penyesuaian tarif listrik dan

biaya perpanjangan STNK yang dilakukan

pada tahun 2017.

Secara umum, berbagai kebijakan

pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah dalam hal percepatan realisasi

pembangunan infrastruktur distribusi dan

pengendalian harga (BBM satu harga, HET

beras, semen satu harga, dll) diperkirakan

masih dapat menjadi peredam tekanan

kenaikan inflasi ke depan.

Berbagai upaya tersebut diperkuat juga oleh

pembentukan TPID yang saat ini telah

melingkupi seluruh kabupaten/kota di

Papua. Hingga bulan Juni 2018, tercatat

telah terbentuk 29 TPID di tingkat

kabupaten/kota dan 1 TPID di tingkat

provinsi, sehingga telah terbentuk TPID

diseluruh wilayah kabupaten/kota di Provinsi

Papua. Pembentukan TPID tersebut

membuat upaya koordinasi dan sinergi

program kebijakan pengendalian inflasi

menjadi lebih optimal dan tepat sasaran.

Dalam upaya mengendalikan inflasi ke

depan, beberapa hal yang perlu ditempuh

oleh TPID diantaranya adalah

(a) Penambahan kapasitas dan

kualitas pergudangan untuk

mengantisipasi perubahan cuaca

dan menjaga pasokan.

Grafik 7.3 Perkembangan Ekspektasi Masyarakat

Sumber : Survei Bank Indonesia, diolah.

Grafik 7.4 Perkiraan Harga 3, 6 dan 12 Bulan

Yang Akan Datang

Sumber : Survei Bank Indonesia, diolah.

100

110

120

130

140

150

160

170

180

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Perkiraan inflasi 3 bulan yang akan datang

Perkiraan pengeluaran 3 bulan ke depan

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

200

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Perkiraan harga 3 bulan Perkiraan harga 6 bulan Perkiraan harga 12 bulan

Page 86: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

82

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

(b) Pembentukan sentra produksi

dan penguatan akses petani

terhadap teknologi, pasar, dan

permodalan.

(c) Mendorong optimalisasi waktu

operasional Bandara di Papua.

(d) Melakukan realisasi kerjasama

perdagangan dengan daerah

pemasok maupun produsen.

(e) Secara rutin menginformasikan

ketersediaan pasokan barang

untuk mengelola ekspektasi

masyarakat terhadap harga, dan;

(f) Melakukan kegiatan rutin

pengendalian harga seperti pasar

murah, operasi pasar dan

inspeksi.

Page 87: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

83

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

LAMPIRAN TABEL

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Papua Atas Dasar Harga Konstan

2010

Tabel 2. Impor Luar Negeri Nonmigas Provinsi Papua

Tabel 3. Ekspor Luar Negeri Nonmigas Provinsi Papua

Tabel 4. Penyaluran Kredit Perbankan Nasional (Lokasi Proyek di Provinsi Papua)

Page 88: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

84

Agustus 2018 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Papua Atas Dasar Harga Konstan 2010

(dalam miliar rupiah)

Tabel 2. Impor Luar Negeri Nonmigas Provinsi Papua

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTOMENURUT PENGGUNAAN I II III IV Total I II III IV Total I II

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 13.641,7 13.956,8 14.359,5 14.764,7 56.722,7 14.346,2 14.674,9 15.175,9 15.605,4 59.802,4 15.149,5 15.780,9

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 543,5 544,5 563,9 598,8 2.250,7 582,0 594,4 618,6 679,9 2.474,8 632,8 644,2

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5.993,2 6.172,3 6.218,3 7.360,8 25.744,7 6.006,4 6.256,8 6.697,2 7.866,0 26.826,5 6.214,0 8.124,0

Pembentukan Modal Tetap Bruto 9.021,7 9.289,3 9.516,8 9.996,4 37.824,2 9.631,9 9.773,0 9.963,3 10.501,9 39.870,1 9.737,3 10.251,6

Perubahan Inventori (74,5) 188,8 (46,8) 96,2 163,8 366,4 (979,1) 3.219,8 (2.566,5) 40,5 (533,5) 1.715,9

Ekspor Luar Negeri 3.597,3 4.313,0 7.884,4 9.542,3 25.337,1 3.281,6 6.503,4 4.379,7 9.781,5 23.946,3 8.499,8 9.578,6

Impor Luar Negeri 1.862,2 2.793,5 2.162,9 2.490,4 9.309,1 1.370,7 1.639,7 1.452,6 1.492,4 5.955,4 1.561,1 1.819,5

Net Ekspor Antardaerah (1.140,3) 251,5 2.373,8 2.002,0 3.487,0 (2.018,6) (1.264,4) 1.604,9 3.496,6 1.818,5 725,4 (1.985,7)

MENURUT KATEGORI LAPANGAN USAHAPertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.669,3 3.853,4 3.841,3 4.094,0 15.457,9 3.776,0 3.976,1 3.992,6 4.327,7 16.072,4 4.040,6 4.127,6

Pertambangan dan Penggalian 10.551,2 11.667,8 17.808,1 19.813,2 59.840,4 10.684,3 12.740,2 18.285,8 20.463,8 62.174,1 17.756,6 19.878,0

Industri Pengolahan 672,6 670,6 673,2 693,9 2.710,3 701,5 717,9 717,9 748,1 2.885,4 749,8 763,8

Pengadaan Listrik, Gas 11,6 11,9 11,5 11,7 46,7 11,7 12,0 12,4 12,4 48,6 12,5 12,9

Pengadaan Air 18,3 18,5 18,8 19,1 74,6 19,2 19,4 20,0 20,8 79,4 21,1 20,7

Konstruksi 3.471,5 3.721,5 3.960,5 4.264,1 15.417,5 3.713,0 3.869,5 4.113,6 4.519,4 16.215,5 3.716,3 4.089,1

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2.593,0 2.738,8 2.859,7 3.010,6 11.202,1 2.751,1 2.904,2 3.038,0 3.208,2 11.901,6 2.966,0 3.096,3

Transportasi dan Pergudangan 1.366,9 1.447,6 1.515,3 1.624,1 5.953,9 1.446,9 1.533,6 1.610,5 1.719,0 6.310,0 1.607,8 1.731,9

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 221,1 231,8 238,6 253,8 945,3 232,9 245,5 253,4 270,6 1.002,4 247,0 259,3

Informasi dan Komunikasi 1.181,1 1.230,8 1.258,4 1.282,6 4.952,9 1.258,9 1.296,3 1.345,6 1.398,5 5.299,3 1.272,0 1.328,7

Jasa Keuangan 497,4 487,1 508,1 524,4 2.017,0 515,5 511,4 512,9 529,8 2.069,6 525,9 537,3

Real Estate 788,1 818,0 840,6 882,2 3.329,0 822,5 860,2 895,2 937,5 3.515,4 904,6 915,6

Jasa Perusahaan 361,9 389,3 401,5 414,6 1.567,3 381,6 410,3 423,8 442,0 1.657,7 404,3 432,0

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.798,7 3.029,4 3.124,0 3.257,7 12.209,8 2.922,7 3.131,9 3.241,3 3.446,0 12.741,8 2.997,7 3.316,9

Jasa Pendidikan 675,8 718,2 737,0 772,6 2.903,5 710,3 758,3 780,1 816,0 3.064,7 730,9 797,0

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 497,8 532,6 544,8 562,2 2.137,4 518,0 558,2 574,6 597,8 2.248,6 534,1 586,4

Jasa lainnya 344,2 355,5 365,7 390,1 1.455,5 359,0 374,1 389,0 415,2 1.537,2 377,1 396,5

TOTAL 29.720,4 31.922,8 38.707,1 41.870,8 142.221,1 30.825,2 33.919,2 40.206,8 43.872,5 148.823,6 39.741,7 42.289,9

20182016 2017

I II III IV I II III IV I II III IV I II

IMPOR

Nilai Impor Nonmigas (juta USD) 115,1 122,3 177,5 174,11 121,5 164,5 143,9 151,48 77,3 88,1 75,3 61,62 85,8 91,99

Nilai Impor Konsumsi 2,8 3,9 4,2 7,0 3,2 3,9 3,4 5,1 3,0 1,5 1,2 2,2 3,7 1,8

Nilai Impor Bahan Baku dan Penolong 89,6 97,0 142,8 127,3 94,5 130,9 111,1 113,3 58,8 55,4 47,8 51,2 69,2 79,9

Nilai Impor Barang Modal 23,2 21,8 30,9 40,5 24,3 30,4 30,0 33,9 16,0 31,2 26,4 8,3 12,9 10,3

Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 13,4 22,3 17,2 65,2 17,6 28,0 18,7 22,4 10,1 11,2 11,7 11,6 15,5 20,8

Volume Impor Konsumsi 0,3 0,6 0,4 0,5 0,5 0,6 0,5 0,7 0,5 0,3 0,1 0,4 0,3 0,3

Volume Impor Bahan Baku dan Penolong 11,2 19,9 15,0 62,3 15,9 25,5 16,7 19,7 8,9 9,3 10,2 10,8 13,4 20,0

Volume Impor Barang Modal 2,0 1,9 1,9 2,5 1,3 2,1 1,6 2,2 0,9 1,6 1,4 0,5 1,9 0,5

2018201720162015RINCIAN

Page 89: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

85

Agustus 2018 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

Tabel 3. Ekspor Luar Negeri Nonmigas Provinsi Papua

I II III IV I II III IV I II III IV I II

EKSPOR

Nilai Ekspor (juta USD) 349,1 608,3 557,5 358,1 226,5 367,6 627,1 689,9 278,1 596,6 409,2 1132,4 1.066,8 1212,9

KPBC Jayapura 0,1 0,1 0,0 0,5 0,1 0,1 0,3 0,7 1,3 3,6 0,9 1,4 0,8 1,1

KPBC Merauke 18,4 19,6 11,7 13,5 10,8 12,5 10,3 9,2 10,5 10,5 11,2 11,7 11,2 13,4

KPBC Amamapare 318,4 575,7 595,6 345,1 271,7 352,3 613,4 670,8 259,0 586,0 395,6 1109,6 1.037,4 1182,7

KPBC Biak 16,9 18,5 13,2 6,1 11,4 11,8 11,6 15,4 13,0 13,6 9,8 17,7 17,3 15,7

KPBC Nabire - - - 0,0 - - - 0,0 - - - 0,0 - 0,0

Volume Ekspor (ribu ton) 204,6 335,4 370,8 246,3 232,9 277,9 382,4 361,4 154,3 285,4 198,9 468,4 371,8 418,3

KPBC Jayapura 0,1 0,1 0,0 0,2 0,0 0,0 0,1 0,4 1,1 2,0 0,8 2,4 0,5 1,1

KPBC Merauke 19,2 20,9 12,8 15,1 12,5 15,4 13,2 12,6 14,4 14,2 14,1 14,2 13,4 15,7

KPBC Amamapare 165,0 291,7 337,6 221,0 199,4 241,0 351,0 323,0 115,1 244,7 169,2 425,6 337,3 383,6

KPBC Biak 20,4 22,7 20,3 10,0 21,0 21,4 18,1 25,5 23,7 24,6 14,8 26,2 20,7 17,9

KPBC Nabire - - - 0,0 - - - 0,0 - - - 0,0 - 0,0

Total Komoditas (juta USD) 349,1 608,3 557,5 358,1 226,5 367,6 627,1 689,9 278,1 596,6 409,2 1132,4 1.066,8 1212,9

Kayu Olahan 30,8 32,7 20,0 12,6 9,0 15,3 13,8 19,2 20,0 14,3 15,3 24,6 28,6 29,7

Bijih Tembaga 318,3 575,5 537,6 326,6 217,5 352,3 613,4 670,7 258,1 581,3 393,9 1107,8 1.036,6 1182,1

Negara Tujuan Ekspor (juta USD) 353,9 614,0 620,5 365,2 293,8 376,7 635,5 696,0 283,7 613,7 417,5 1.140,4 1.066,8 1.212,9

Amerika Serikat 7,1 7,2 0,0 - - 0,0 3,9 3,9 - 0,1 4,9 11,8 13,1 11,4

Kayu Olahan 7,1 7,2 - - - - 3,9 3,8 - - 4,9 11,8 13,1 11,4

Bijih Tembaga - - - - - - - - - - - - - -

Filipina - 45,8 68,3 69,2 60,6 68,8 76,0 53,6 - 82,7 111,0 187,6 78,8 59,1

Kayu Olahan - - - - - - - - - - - - - -

Bijih Tembaga - 45,8 68,3 69,2 60,6 68,8 76,0 53,6 - 82,7 111,0 187,6 78,8 59,1

India 196,5 206,7 227,5 147,5 25,9 48,9 221,6 186,5 132,3 182,1 85,8 258,0 118,6 111,1

Kayu Olahan - - - - - - - - - - - - - -

Bijih Tembaga 196,5 206,7 227,5 147,5 25,9 48,9 221,6 186,5 132,3 182,1 85,8 258,0 118,6 111,1

Jepang 33,7 154,3 154,5 60,6 56,1 103,3 102,0 227,7 57,3 113,5 134,8 320,3 319,8 338,2

Kayu Olahan - - - - - - - - - - - - - -

Bijih Tembaga 33,7 154,3 154,5 60,6 56,1 103,3 102,0 227,7 57,3 113,5 134,8 320,3 319,8 338,2

RRT 88,2 105,5 67,9 49,2 43,7 88,5 144,2 184,0 68,9 131,9 40,3 213,1 210,9 365,4

Kayu Olahan - - - - - - - - 0,4 0,8 0,2 0,5 0,0 0,5

Bijih Tembaga 88,2 105,5 67,9 49,2 43,7 88,5 144,2 184,0 68,5 130,2 40,1 212,6 210,9 364,9

Arab Saudi 23,7 23,4 14,3 12,6 7,8 8,9 6,1 6,2 13,1 9,1 7,4 8,1 7,1 10,4

Kayu Olahan 23,7 23,4 14,3 12,6 7,8 8,9 6,1 6,2 13,1 9,1 7,4 8,1 7,1 10,4

Bijih Tembaga - - - - - - - - - - - - - -

Korea Selatan - 65,5 25,0 18,8 32,5 49,1 73,4 28,1 6,4 77,2 25,1 133,5 94,5 126,1

Kayu Olahan - 2,2 5,7 1,58 1,2 6,5 3,8 9,22 6,4 4,4 2,8 4,18 2,2 4,1

Bijih Tembaga - 63,4 19,3 17,26 31,2 42,7 69,5 18,92 - 72,8 22,3 129,33 92,3 121,99

2018201720162015RINCIAN

Page 90: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

86

Agustus 2018 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

Tabel 4. Penyaluran Kredit Perbankan Nasional (Lokasi Proyek di Provinsi Papua)

I II III IV I II III IV I II III IV I II

Menurut Penggunaan

Modal Kerja 7.609 8.237 9.407 9.575 9.027 9.698 9.035 9.078 8.803 9.269 9.501 9.869 9.042 9.596

Investasi 3.632 3.927 2.825 3.030 3.018 3.207 3.778 3.768 3.813 3.711 3.891 4.397 4.765 5.056

Konsumsi 9.905 10.154 10.445 10.611 10.753 11.156 11.465 12.100 12.065 12.203 12.520 13.043 13.271 13.483

Menurut Sektor Lapangan Usaha

1. Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan 843 1.035 828 1.081 1.085 1.146 1.134 1.162 1.179 1.044 1.055 1.509 1.740 1.792

2. Perikanan 47 49 40 56 58 58 59 61 55 62 60 68 73 77

3. Pertambangan dan Penggalian 79 81 30 43 61 59 44 42 57 47 53 55 43 52

4. Industri Pengolahan 309 297 154 354 350 364 355 335 355 365 364 404 354 297

5. Penyediaan Listrik, Gas dan Air 41 51 27 42 39 40 46 32 28 46 48 52 42 43

6. Konstruksi 1.264 1.523 1.139 1.559 1.123 1.494 1.637 1.527 1.262 1.377 1.556 1.384 1.127 1.426

7. Perdagangan 5.072 5.394 6.587 5.862 5.869 6.230 6.300 6.345 6.419 6.533 6.560 6.533 6.472 6.975

8. Penyediaan Akomodasi, Makanan dan Minuman 682 712 404 708 713 735 752 774 786 794 780 774 778 727

9. Transportasi dan komunikasi 702 683 538 657 679 677 707 676 708 730 980 1.087 901 1.081

10. Perantara Keuangan 541 695 609 728 667 678 303 294 302 637 628 697 575 609

11. Real Estate dan Usaha Persewaan 425 422 376 429 416 453 473 485 482 465 455 464 620 649

12. Adm. Pemerintahan 37 2 1 66 17 1 38 82 62 41 21 406 226 159

13. Jasa Pendidikan 13 17 11 15 13 11 12 7 7 8 8 7 5 5

14. Jasa Kesehatan 29 35 30 36 33 39 40 41 37 44 47 78 65 67

15. Jasa Masyarakat 1.080 1.066 1.388 875 837 817 817 755 691 643 643 619 510 520

16. Jasa Perorangan 26 28 31 39 37 45 44 43 45 44 51 51 50 50

17. Badan Internasional - - 0 - - 0 - 113 86 51 40 33 24 -

18. Rumah Tangga Bukan Lapangan Usaha dan lainnya 9.956 10.228 10.485 10.667 10.800 11.216 11.517 12.171 12.119 12.251 12.564 13.086 13.475 13.607

TOTAL 21.146 22.318 22.677 23.217 22.798 24.061 24.279 24.946 24.681 25.183 25.912 27.309 27.078 28.135

2018URAIAN

2015 2016 2017

Page 91: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

87

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

DAFTAR ISTILAH Base Effect

efek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan

yang cukup besar sebagai akibat dari nilai

level variabel yang dijadikan dasar

perhitungan/perbandingan mempunyai nilai

yang rendah/tinggi.

Bank Indonesia-Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS)

sistem transfer dana elektronik yang

penyelesaian setiap transaksinya dilakukan

dalam waktu seketika. BI-RTGS termasuk

dalam kategori Systemically Important

Payment System (SIPS).

Dana Pihak Ketiga (DPK)

adalah simpanan pihak ketiga bukan bank

yang terdiri dari giro, tabungan dan

simpanan berjangka.

Debt to Service Ratio (DSR)

rasio utang terhadap pendapatan yang

mencerminkan kemampuan

individu/korporasi/negara untuk

menyelesaikan kewajiban membayar

hutang.

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

mencakup keyakinan konsumen mengenai

ekspektasi konsumen terhadap kondisi

perekonomian 6 bulan yang akan datang

dibanding saat ini, meliputi ekspektasi

penghasilan, kondisi (dunia usaha) ekonomi

Indonesia secara umum dan ketersediaan

lapangan kerja.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

merupakan rata – rata sederhana dari Indeks

Ekonomi Saat ini dan Indeks Ekspektasi

Konsumen

Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE)

mencakup keyakinan konsumen mengenai

penghasilan saat ini, ketepatan waktu untuk

melakukan pembelian barang tahan lama

(durable goods), dan ketersediaan lapangan

kerja, dengan membandingkan antara

kondisi saat ini dan 6 bulan yang lalu

Inflasi Administered Prices

merupakan inflasi komponen harga yang

diatur pemerintah. Inflasi yang dominan

dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa

kebijakan harga pemerintah, seperti harga

BBM, tarif listrik, tarif angkutan, dll

Inflasi IHK

perubahan harga barang dan jasa dalam

satu periode, yang diukur dengan

perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK).

Inflasi Inti

merupakan komponen inflasi yang

cenderung menetap atau persisten

(persistent component) di dalam pergerakan

inflasi dan dipengaruhi oleh faktor

fundamental, seperti (1)interaksi permintaan

– penawaran; (2)lingkuangan eksternal: nilai

tukar, harga komoditi internasional, inflasi

mitra dagang; dan (3)ekspektasi inflasi dari

pedagang dan konsumen.

Inflasi Volatile Food

merupakan inflasi komponen bergejolak.

Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh

shocks (kejutan) dalam kelomok bahan

makanan seperti panen, gangguan alam,

atau faktor perkembangan harga komoditas

pangan domestik maupun perkembangan

harga komoditas pangan internasional

Inflow

adalah aliran masuk uang kartal ke Bank

Indonesia.

Kontraksi

kondisi dimana pertumbuhan benilai

negatif.

Liaison

kegiatan pengumpulan data/statistik dan

informasi yang dilakukan secara periodik

melalui wawancara langsung/tidak langsung

kepada pelaku usaha/institusi lainnya

mengenai perkembangan dan arah kegiatan

usaha dengan cara yang sitematis dan

didokumentasikan dalam bentuk laporan

dan likert scale.

Page 92: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan

88

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Agustus 2018

Likert Scale

alat statistik untuk menilai variable/indicator

dengan skala -5 hingga 5. Metode ini

disusun dengan mengacu pada pelaksanaan

di Reserve Bank of Australia (RBA).

Likuiditas

posisi uang atau kas perusahaan yang

mencerminkan kemampuan untuk

memenuhi kewajiban tepat pada waktunya.

Loan to Value (LTV)

rasio antara nilai kredit/pembiayaan yang

dapat diberikan oleh bank terhadap nilai

agunan berupa properti pada saat

pemberian kredit/pembiayaan berdasarkan

harga penilaian terakhir.

Month to month (mtm)

perubahan nilai pada bulan bersangkutan

dibandingkan bulan sebelumnya.

Net Inflow

uang yang diedarkan inflow lebih besar dari

outflow.

Non Performing Loan (NPL)

rasio pembiayaan atau kredit macet

terhadap total penyaluran pembiayaan atau

kredit oleh bank, baik dalam rupiah dan

valas. Kriteria NPL adalah (1) kurang lancar,

(2) diragukan, dan (3) macet.

Outflow

adalah aliran keluar uang kartal dari Bank

Indonesia.

Pasar Uang Antar Bank (PUAB)

kegiatan pinjam meminjam dana jangka

pendek (dalam satuan malam) antar bank

yang dilakukan melalui jaringan komunikasi

elektronis.

Quarter to Quarter (qtq)

perubahan nilai pada triwulan bersangkutan

dibandingkan triwulan sebelumnya

Rentabilitas

kemampuan dari suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba melalui pemanfaatan

aset/modal.

Repo

transaksi penjualan instrumen keuangan

antara dua belah pihak dengan perjanjian

dimana pada tanggal yang telah ditentukan

akan dilaksanakan pembelian kembali atas

instrumen yang sama dengan harga

tertentu.

Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Kegiatan

Dunia Usaha

merupakan indikator dini (leading indicator)

yang dihasilkan dari Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU). SBT Kegiatan Dunia Usha

mengindikasikan kondisi perkembangan

kegiatan ekonomi di sektor riil secara

triwulanan dengan memperhitungkan selisih

jumlah jawaban “Positif” dengan jawaban

“Negatif” dari tiap sektor. Selisih tersebut

kemudian dikalikan bobot tiap sektor.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

(SKNBI)

sistem transfer dana elektronik yag meliputi

kliring debet dan kliting kredit yang

penyelesaian setiap transaksinya dilakukan

secara nasional.

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

merupakan survei triwulanan yang bertujuan

untuk mendapatkan indikator pertumbuhan

ekonomi dari sisi penawaran secara

triwulanan

Survei Konsumen (SK)

merupakan survei bulanan untuk

mengetahui keyakinan konsumen mengenai

kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi

terhadap kondisi 6 bulan mendatang.

Year on Year (yoy)

sering disebut perubahan tahunan, adalah

perubahan nilai pada bulan bersangkutan

dibandingkan bulan yang sama tahun

sebelumnya.

Year to Date (ytd)

sering disebut perubahan kumulatif, adalah

perubahan nilai pada bulan bersangkutan

dibandingkan bulan Desember tahun

sebelumnya