kajian bahasa, sastra, dan budaya arab

12
P-ISSN 2598-0637 E-ISSN 2621-5632 Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1 Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 392 KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB FENOMENA IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM FILM ANIMASI SALAHUDDIN AL AYYUBI PERSPEKTIF GRICE (KAJIAN PRAGMATIK) Ahmad Irfan Fauzi, Fadhel Haekal Al-Muhammady, dan Ahmad Maki UIN Maulana Malik Ibrahim Malang [email protected] ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tuturan yang mengandung implikatur percakapan dan sifat-sifatnya yang terdapat di setiap tuturan dalam film animasi Salahuddin al-Ayyubi episode 1 (satu) sampai 3 (tiga) yang menggunakan bahasa Arab, karena implikatur percakapan merupakan akibat pragmatis yang terkandung di dalam percakapan yang muncul akibat terjadinya pelanggaran terhadap prinsip percakapan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersifat deskriptif. adapun sumber data yang digunakan adalah film animasi Salahuddin al-Ayyubi episode 1 (satu) sampai 3 (tiga) dan buku-buku serta jurnal atau artikel yang berkaitan dengan teori implikatur percakapan berdasarkan perspektif Grice. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tonton dan teknik catat. Teknik validasi data, peneliti menggunakan uji kreadibilitas dengan meningkatkan ketekunan, triangulasi, dan diskusi dengan teman sejawat atau ahli. Sedangkan dalam teknik analisis data, peneliti menggunakan model analisis Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun hasil dari penelitian ini, terdapat 10 (sepuluh) percakapan yang mengandung implikatur dari episode 1 (satu) sampai 3 (tiga). Dari 10 (sepuluh) percakapan tersebut, selain memiliki tujuan yang disembunyikan penutur juga mengandung 4 (empat) sifat implikatur percakapan berdasarkan perspektif Grice, yaitu: daya batal ( cancebility), daya kemustahilan (defeasibility), daya pisah (detachability), dan daya hitung (calculability). KATA KUNCI: Implikatur, percakapan, Salahuddin. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari interaksi. Interaksi yang dilakukan manusia tidak lepas dari bahasa sebagai sarananya. Dalam proses interaksi ini manusia akan melakukan pertukaran informasi. Proses pertukaran informasi ini akan sangat mudah dilakukan ketika manusia benar-benar memahami bahasa sebagai sarana berinteraksi. Interaksi antara dua manusia atau lebih inilah yang dikenal sebagai percakapan. Percakapan merupakan proses interaksi secara lisan dan saling bertatap muka antara satu penutur atau lebih serta lebih dari sekedar bertukar informasi. Proses percakapan dan interaksi juga dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Seringkali percakapan dan interaksi antar dua penutur atau lebih ini tidak

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 392

KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB

FENOMENA IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM FILM

ANIMASI SALAHUDDIN AL AYYUBI PERSPEKTIF GRICE

(KAJIAN PRAGMATIK)

Ahmad Irfan Fauzi, Fadhel Haekal Al-Muhammady, dan Ahmad Maki

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

[email protected]

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tuturan yang mengandung implikatur percakapan dan sifat-sifatnya yang terdapat di setiap tuturan dalam film animasi Salahuddin al-Ayyubi episode 1 (satu) sampai 3 (tiga) yang menggunakan bahasa Arab, karena implikatur percakapan merupakan akibat pragmatis yang terkandung di dalam percakapan yang muncul akibat terjadinya pelanggaran terhadap prinsip percakapan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersifat deskriptif. adapun sumber data yang digunakan adalah film animasi Salahuddin al-Ayyubi episode 1 (satu) sampai 3 (tiga) dan buku-buku serta jurnal atau artikel yang berkaitan dengan teori implikatur percakapan berdasarkan perspektif Grice. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tonton dan teknik catat. Teknik validasi data, peneliti menggunakan uji kreadibilitas dengan meningkatkan ketekunan, triangulasi, dan diskusi dengan teman sejawat atau ahli. Sedangkan dalam teknik analisis data, peneliti menggunakan model analisis Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun hasil dari penelitian ini, terdapat 10 (sepuluh) percakapan yang mengandung implikatur dari episode 1 (satu) sampai 3 (tiga). Dari 10 (sepuluh) percakapan tersebut, selain memiliki tujuan yang disembunyikan penutur juga mengandung 4 (empat) sifat implikatur percakapan berdasarkan perspektif Grice, yaitu: daya batal (cancebility), daya kemustahilan (defeasibility), daya pisah (detachability), dan daya hitung (calculability). KATA KUNCI: Implikatur, percakapan, Salahuddin.

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari interaksi. Interaksi

yang dilakukan manusia tidak lepas dari bahasa sebagai sarananya. Dalam proses

interaksi ini manusia akan melakukan pertukaran informasi. Proses pertukaran

informasi ini akan sangat mudah dilakukan ketika manusia benar-benar memahami

bahasa sebagai sarana berinteraksi.

Interaksi antara dua manusia atau lebih inilah yang dikenal sebagai

percakapan. Percakapan merupakan proses interaksi secara lisan dan saling bertatap

muka antara satu penutur atau lebih serta lebih dari sekedar bertukar informasi.

Proses percakapan dan interaksi juga dapat dilakukan secara langsung atau tidak

langsung. Seringkali percakapan dan interaksi antar dua penutur atau lebih ini tidak

Page 2: KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 393

menyampaikan maksud secara langsung. Sehingga membuat pendengar

membutuhkan waktu untuk memahami tuturan yang disampaikan oleh penutur.

Para linguis merasa kebingungan saat mencari maksud tuturan berdasarka

linguistik struktural. Kebingungan ini memicu munculnya ilmu baru yang

menjawab ketidakmampuan linguistik struktural dalam mencari maksud tuturan

yang tersembunyi. Pragmatik merupakan cabang ilmu baru yang muncul di awal

tahun 1960-an. Kajian pragmatik menjelaskan hal-hal yang tidak terdapat pada

sudut pandang linguistik struktural. Seringkali tuturan tidak memiliki makna asli,

namun memiliki makna tersembunyi di baliknya. Maka pragmatik merupakan teori

yang tepat untuk mengkaji hal tersebut. Pragmatik adalah teori yang mengkaji

hubungan fungsi ujaran dan bentuk kalimat yang mengungkapkan ujaran (Rustanto,

2015, h. 4).

Implikatur merupakan bagian dari pragmatik, digunakan untuk menangkap

maksud yang tersembunyi di dalam komunikasi antara penutur dan lawan bicaranya

(Setiawati, 2018, h. 73). Adakalanya sebuah implikatur dapat ditangkap melalui

percakapan antara penutur dan lawan bicaranya, adakalanya dapat ditangkap

implikatur pada tuturan pada satu pihak.

Grice membagi implikatur menjadi dua macam: percakapan dan konvensional

(Rahardi, 2003, h. 85). Implikatur muncul disebabkan pelanggaran dari beberapa

maksim. Implikatur konvensional muncul pada makna atau maksud yang bersifat

konvensional dan tidak beracuan pada suatu percakapan dan konteks percakapan.

Prinsip dasa dari implikatur konvensional ini tidak harus terjadi di dalam

percakapan. Implikatur konvensional dituturkan dengan kata-kata khusus serta

menghasilkan maksud yang tersirat memiliki makna tersembunyi di dalamnya yang

disampaikan bersamaan dengan tuturan diungkapkan (Yule, 2014, h. 78).

Objek kajian implikatur dapat ditemui pada segala macam tuturan di dalam

kehidupann sehari-hari, karya sastra dan film yang terjadi proses percakapan di

dalamnya. Animasi Salahuddin Al-Ayyubi merupakan salah satu contohnya, yang

akan menjadi objek kajian ini. Dalam film animasi Salahuddin Al-Ayyubi yang

menggunakan bahasa Arab fusha ini seringkali menggunakan kata kiasan yang khas

disampaikan oleh masyarakat Arab umumnya. Animasi ini pernah di tampilkan di

salah satu stasiun TV lokal Indonesia pada tahun 2013 yaitu, Izah TV. Kemudian

animasi ini diupload kembali oleh salah satu akun youtube bernama Abu Giyas.

Sehingga akan banyak ditemui bentuk implikatur yang akan sulit dipahami

maksudnya bagi orang-orang yang baru belajar dan memahami bahasa Arab.

Penelitian mengenai implikatur percakapan bukan penelitian yang baru,

adapun penelitian sebelumnya yang menggunakan teori yang serupa atau objeknya.

Hikmah Wahyuningsih, Zainal Rafli. Implikatur Percakapan Dalam Stand

Up Comedy 4. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan serta

menggambarkan bentuk implikatur, dengan subfokus jenis implikatur, sifat

implikatur, dan maksim kerja sama. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

Page 3: KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 394

deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini berupa cuplikan video Stand Up

Comedy di awal tahun 2012an. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tuturan yang disampaikan oleh salah satu komika yaitu Abdur. Hasil penelitian ini

bahwa terdapat terdapat dua jenis implikatur yaitu implikatur percakapan dan

implikatur konvensional, tiga sifat implikatur, yaitu sifat daya batal, daya pisah, dan

daya kalkulabilitas, serta maksim kerja sama, maksim kuantitatif, maksim

kualitatif, maksim cara, dan maksim relevansi (Wahyuningsih, 2017, h. 139).

Kd. Nita Kristina, I N. Martha, Md. Sri Indriani. Implikatur Dalam Wacana

“Bang Podjok” Bali Post: Kajian Teori Grice. Tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan jenis implikatur dalam wacana “Bang Podjok” Bali Post dan

maksud implikatur dalam wacana “Bang Podjok” Bali Post. Metode dalam

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian adalah menggunakan metode dokumentasi dan simak. Berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis implikatur yang dikemukakan oleh

Grice terdapat dalam “Bang Podjok” Bali Post, yakni implikatur konvensional dan

implikatur percakapan. Dari 50 wacana “Bang Podjok” Bali Post, muncul jenis

implikatur konvensional sebanyak 16 wacana (32%) dan jenis implikatur

percakapan sebanyak 34 wacana (68%) (Kristina, 2015, h. 1).

Dwi Budiyanto.Penyimpangan Implikatur Percakapan Dalam Humor-

Humor Gus Dur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk

pelanggaran implikatur ucapan dalam wacana humor Gus Dur. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi teknik pustaka, teknik baca

markah, dan teknik catat.Sumber data dari penelitian ini adalah koleksi humor Gus

Dur pada okezone.com dan gusdur.net. Data dianalisis dengan menggunakan teknik

deskriptif melibatkan tabulasi, kategorisasi, dan inferensi. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa efek humor dalam humor Gus Dur dibuat melalui

pemanfaatan pelanggaran implikatur ucapan. Dalam prinsip koperasi ada

pelanggaran dari maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara. Di prinsip

kesopanan, ada pelanggaran dari prinsip kedermawanan, persetujuan, dan

kesederhanaan (Budiyanto, 2009, h. 105).

Berdasarkan pemaparan di atas, dan juga ditinjau dari kajian terdahulu

bahwa penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya, sehingga dalam penelitian

ini, peneliti mengangkat judul “Fenomena Implikatur Percakapan dalam Film

Animasi Salahuddin Al-Ayyubi Berdasarkan Perspektif Grice (Kajian Pragmatik).

Metode Penelitian

Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif.

Penelitian ini disebut kulitatif deskriptif karena dalam penelitian ini

mendeskripsikan tentang implikatur percakapan dalam animasi Salahuddin al-

Ayyubi. Data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar

yang memiliki arti yang lebih nyata daripada sekadar sajian angka atau frekuen.

Untuk menggambarkan mengapa ada fenomena itu terjadi (Suryana, 2010, h. 34).

Page 4: KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 395

Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami, mencari makna dibalik data,

untuk menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris sensual, empiris logis, dan

empiris logis (Kuntjojo, 2009, h. 15).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

sumber data primer dan sumber data sekunder (Surachman, 1990, h. 160-163).

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Teknik tonton dan Teknik

catat. Menurut Galo, pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi

yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Rustanto, 2015. h. 57).

Validasi berarti memberikan deskripsi, keterangan, informasi yang adil dan

jujur. Memvalidasi hasil penelitian berarti peneliti menentukan akurasi dan

kredibilitas hasil melalui strategi tepat (Raco, 2010, h. 133-134). Sedangkan

menurut Thomas, validasi diartikan sebagai tingkat, derajat kepercayaan terhadap

data hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti (Rustanto, 2015, h. 17).

Dalam penelitian ini, teknik validasi data peneliti akan menggunakan uji

kreadibilitas dengan tiga tahap, yaitu: meningkatkan ketekunan, triangulasi, dan

diskusi dengan teman ahli atau sejawat.

Teknik analisis data adalah aktivitas identifikasi satuan bahasa dari

sumbernya untuk dikelompokkan berdasarkan persoalan pada penelitian. Subroto

menambahkan bahwa menganalisis adalah menguarai atau memilah bedakan unsur

yang membentuk satuan lingua (Muhammad, 2014, h. 171). Data-data yang

terkumpul pada penelitian ini akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif

dengan model analisis data menurut Miles dan Huberman. Miles dan Huberman

mengemukakan tiga tahapan yang harus dilakukan dalam menganalisis data

penelitian kualitatif, yaitu: reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.

Implikatur

Implikatur secara bahasa diambil dari kata ‘to imply’ yang memiliki makna

menyatakan suatu hal secara tidak langsung. Adapun secara etimologis, berarti

membungkus atau menyembunyikan maksud dengan tujuan tertentu (Nugraheni,

2011, h. 188). Dalam beberapa kejadian, adakalanya maksud dari sebuah tuturan

tidak ditampakkan secara langsung. Misalnya, seorang anak yang bertanya kepada

ayahnya saat berada di toko mainan

“Apakah ayah membawa uang?”

Dalam ucapan anak tersebut, memiliki maksud untuk meminta ayah membelikan

mainan. Sehingga implikatur yang merupakan bagian dari pragmatik yang

digunakan untuk menangkap maksud yang tersembunyi di dalam komunikasi antara

penutur dan lawan bicaranya menjadi objek yang menarik untuk dikaji (Setiawati,

2018, h. 73). Adakalanya sebuah implikatur dapat ditangkap melalui percakapan

antara penutur dan lawan bicaranya, adakalanya dapat ditangkap implikatur pada

tuturan pada satu pihak.

Page 5: KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 396

Menurut Brown dan Yule, implikatur merupakan istilah yang digunakan

untuk mengartikan dan menerangkan apa yang diucapkan oleh penutur. Akan tetapi

tuturan tersebut memiliki makna yang berbeda dengan tuturan yang secara harfiah

atau disebut juga yang dituturkan tidak sesuai denga kejadian yang terjadi (Rahardi,

2003, h. 74). Contoh kata yang termasuk implikatur konvensional yaitu kata

“tetapi” yang bermakna kebalikan atau bertolak belakang dan juga kata “bahkan”

yang juga bermakna bertolak dari apa yang diharapkan dalam kalimat (peristiwa)

itu.

d) Marry menyarankan warna hitam, tetapi saya pilih warna putih.

e) Bahkan john datang ke pesta itu dan dia bahkan membantu merapikan setelah

itu.

Dalam mengidentifikasi implikatur, dapat dipahami melalui konteks ujaran

yang disampaikan. Diperlukan pemahaman dan pengetahuan untuk dapat

menganalisa sebuah ujaran yang dikaitkan atau dihubungkan dengan konteks

(Rani, 2004, h. 181). Sehingga seorang pendengar dapat menangkap maksud yang

ingin disampaikan penutur dengan tepat. Hal ini akan sangat sulit bagi orang-orang

yang baru belajar bahasa.

Implikatur Percakapan

Grice membagi implikatur menjadi dua macam: percakapan dan

konvensional (Rahardi, 2003, h. 85). Implikatur muncul disebabkan pelanggaran

dari beberapa maksim. Implikatur percakapan adalah implikasi pragmatis yang

terdapat di dalam percakapan yang timbul sebagai akibat terjadinya pelanggaran

prinsip percakapan (Rustanto, 2015, h. 82). Sejalan dengan batasan tentang

implikasi pragmatis, implikatur percakapan itu adalah proporsi atau ‘pernyataan’

implikatif, yaitu apa yang mungkin diartikan, disiratkan, atau dimaksudkan oleh

penutur yang berbeda dari apa yang sebenarnya dikatakan oleh Grice di dalam suatu

percakapan. Sebagaimana yang menjadi fokus utama kajian ini yang berfokus pada

implikatur yang terdapat pada percakapan tanpa menyentuh aspek konvensional

yang muncul pada tuturan.

Penggunaan implikatur percakapan seringkali digunakan untuk

memberikan pertimbangan saran yang ditujukan pada lawan bicara. Penggunaan

implikatur merupakan bukti bahwa komunikasi memiliki dorongan untuk

memenuhi beberapa tujuan; tujuan pribadi dan tujuan sosial. Tujuan pribadi

merupakan tujuan yang disampaikan dalam tuturan dengan harapan mendapat

sesuatu dari mitra tutur. Tujuan sosial merupakan tujuan yang disampaikan dalam

tuturan dengan harapan mampu menjaga hubungan antara penutur dan mitra

tuturnya agar komunikasi tetap berjalan lancer (Fitriyani, 2016, h. 55).

Grice juga menjelaskan bahwa implikatur-implikatur itu dapat dibedakan

dengan melihat pada sifat-sifat berikut: daya batal(cancebility), daya

kemustahilan(defeasibility), daya pisah(detachability), daya hitung(calculability)

(Louise, 2007, h. 20).

Page 6: KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 397

Daya batal pada implikatur percakapan dapat digambarkan melalui contoh

berikut:

A: Apakah kau akan pergi malam ini?

B: Aku akan pergi jika tugas-tugasku telah selesai.

Pada perckapan di atas menunjukkan bahwa implikatur percakapan dapat

menimbulkan daya batal. Si ‘B’ akan membatalkan kepergiannya jika tugasnya

belum selesai (Louise, 2007, h. 20).

Hasil dan Pembahasan

Implikatur percakapan adalah implikasi pragmatis yang terdapat di dalam

percakapan yang timbul sebagai akibat terjadinya pelanggaran prinsip percakapan.

Untuk mengetahui makna dari tuturan yang memiliki implikatur pada sebuah

percakapan, akan sangat bergantung pada pemahaman konteks pada sebagian alur

cerita atau bahkan seluruhnya. Berikut adalah data dari implikatur percakapan

dalam video animasi Salahuddin Al-Ayyubi yang pernah ditayangkan pada salah

satu program TV lokal Indonesia, Izah TV. Adapun bentuk implikatur percakapan

tersebut dipaparkan oleh peneliti dalam tabel berikut ini:

Episode Jumlah

1 4

2 2

3 4

Setelah melihat animasi Salahuddin Al Ayyubi pada episode 1 sampai 3

dengan masing-masing durasi per video 25 menit, ditemukan total 10 percakapan

yang mengandung implikatur. Sebagaiman definisi yang telah dipaparkan

sebelumnya bahwa implikatur percakapan merupakan tuturan yang tidak memiliki

makna sebenarnya serta sangat bergantung kepada konteks.

Setelah peneliti menemukan 10 percakapan yang mengandung implikatur

pada animasi Salahuddin Al Ayyubi. Peneliti mencoba mengurai maksud tuturan

yang terjadi antara penutur dan lawan bicaranya sebagaimana perspektif Grice

sebagaimana berikut:

Episode 1

Tuturan 1

: "أريد أن آتي معكما" صلاح الدن : " عندما تصبح أكبر السن، يا أخي" شهين

(Izah tv ep. 1, 00:05:17)

Page 7: KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 398

Pada tuturan di atas, ditemukan tuturan antara penutur dan lawan bicaranya.

Konteks yang terdapat pada bagian ini adalah perang yang terjadi saat Salahuddin

Al Ayyubi masih usia anak-anak. Salahuddin mengutarakan keinginannya untuk

ikut berperang. Namun, kakaknya (Sahin) tidak memperbolehkan dengan

menuturkan, “ketika engkau beranjak dewasa, wahai saudaraku.”

Jika melihat dari tuturan Salahuddin Al Ayyubi kepada kakaknya, jawaban

yang seharusnya dilontarkan kakaknya adalah “boleh” atau “tidak boleh.” Namun,

dengan tujuan memberikan daya batal (cancebility). Daya batal ini ditunjukkan

melalui syarat yang dituturkan oleh kakaknya, yaitu: “Saat kau beranjak dewasa.”

Saat syarat terpenuhi, maka daya batal akan dapat dihilangkan. Dalam tuturan

kakaknya juga terkandung tujuan pribadi yaitu agar adiknya (Salahuddin) selamat

dan tidak ikut dalam berperang.

Tuturan 2

: " لا أريد أن أموت " طارق : " نحن لن نموت أو ربما " صلاح الدين

(Izah tv ep. 1, 00:05:59)

Pada tuturan di atas, Thoriq dan Salahuddin berlari di tengah-tengah kota

yang sedang diserang. Thoriq sangat ketakutan, namun Salahuddin meyakinkan

bahwa mereka tidak akan mati. Namun, kata “أو ربما” yang diucapkan Salahuddin

merupakan pelanggaran terhadap prinsip percakapan yang menjadikan tuturan

Salahuddin menggambarkan ketidakyakinan terhadap apa yang Salahuddin

tuturkan serta mengandung daya kemustahilan (defeasibility) sebagaiman yang ada

pada teori implikatur percakapan perspektif Grice.

Tuturan 3

: " و أين صديقك المتبور؟ " عمر نجد عملا " : " طارق؟ إذا كنا سنرحل فعلينا أن صلاح الدين

(Izah tv ep. 1, 00:09:38)

Pada tuturan di atas, Salahuddin menjawab Umar dengan tuturan, “Jika kita

ingin bepergian maka kita harus menemukan pekerjaan.” Respon yang diberikan

Salahuddin merupakan jawaban tidak langsung yang yang bermakna bahwa Thoriq

sedang mencari pekerjaan. Meskipun tidak secara jelas menyembunyikan maksud

tuturan, namun jawaban Salahuddin atas pertanyaan Umar merupakan pelanggaran

terhadap prinsip percakapan yang menjadi pengertian dari implikatur percakapan

perspektif Grice.

Page 8: KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 399

Tuturan 4

: " مذا عني أنا لا يمكن أن تتركا ني " مصطفى : " قلت نحن براغيت في مهب الريخ " صلاح الدين

(Izah tv ep. 1, 00:19:29)

Pada tuturan diatas, konteks cerita berisi tentang Musthofa, Salahuddin, dan

Thoriq terjebak di sebuah gudang yang terbakar dalam keadaan terikat. Kemudian,

Salahuddin dan Thoriq mampu melepaskan diri dan Musthofa meminta mereka

berdua untuk melepaskannya. Salahuddin menanggapi tuturan Musthofa dengan

mengulang kalimat penghinaan Musthofa saat menolak mereka berdua bekerja

padanya.

Tuturan Salahuddin merupakan implikatur percakapan yang memliki tujuan

pribadi agar Musthofa mau menerima mereka berdua bekerja. Hal ini sangat sesuai

dengan teori implikatur percakapan perspektif Grice.

Episode 2

Tuturan 1

جميعا هنا": " سوف نموت مصطفى : " و من جهة أخرى" طارق

(Izah tv ep. 2, 00:06:05)

Pada tuturan diatas, Thoriq bersiap-siap untuk memanah musuh namun

Musthofa ketakutan dan meragukan Thoriq. Tuturan yang dituturkan keduanya

menggambarkan adanya daya hitung (calculabilaty) di mana Thoriq meyakinkan

Musthofa bahwa dia akan berhasil memanah musuh jika mengarahkan anak

panahnya ke arah lain.

Tuturan 2

: " أين كنت؟ " صلاح الدين : " أ لم تسمع بدخول البطلي؟ " دنكن

(Izah tv ep. 2. 00:19:54)

Pada tuturan diatas, Salahuddin bertanya kepada Dankin karena dia telat

untuk menyelamatkan Salahuddin. Jawaban Dankin memiliki daya pisah

(detachability) dengan memasukkan tujuan pribadi. Dankin bermaksud untuk

Page 9: KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 400

menutupi kesalahannya saat akan melepaskan kuda dari kandang serta menjaga

agar Salahuddin tidak marah atas kesalahan yang dia perbuat.

Episode 3

Tuturan 1

: " إن تكنت من إيصالنا سالمين فسأكون شاكرا" صلاح الدين : " و هذا هو الشاكي الثاني يصدر أوامره" دنكن

(Izah tv ep. 3, 00:01:31)

Pada tuturan diatas, Salahuddin menuturkan bahwa jika perjalanan mereka

selamat sampai tujuan ia akan benar-benar berterima kasih. Dankin membalas

tuturan Salahuddin dengan “ini dia pengadu kedua yang melontarkan perintahnya.”

Terdapat implikatur pada percakapan Salahuddin dan Dankin, dimana Dankin

menanggapi tuturan Salahuddin dengan maksud agar Salahuddin bisa diam, karena

sebelum Salahuddin bertutur, Thoriq juga telah meminta hal yang serupa.

Tuturan 2

: " هل تريد أن تتبعهم يا سيدي؟" الجيش : " هل من أسئلة غبية أخرى؟" رجنلد

(Izah tv ep. 3, 00:05:27)

Pada tuturan di atas. Jenderal Riznadi menendang prajuritnya ke laut dan

menjawab pertanyaannya dengan tuturan yang mengandung pertanyaan juga.

Maksud pada tuturan yang disampaikan jenderal Riznaldi adalah bahwa pertanyaan

dari prajuritnya tersebut tidak memerlukan jawaban dan cukup dilakukan,

meskipun maksud dari prajuritnya adalah meyakinkan diri apakah mengejar kapal

lawan harus dilakukan atau tidak.

Tuturan 3

: " يجب أن نعود إلى الشاطئ " صلاح الدين علينا سهامهم": " طبعا..نعود إلى من يطالقون القبطان سينا

(Izah tv ep. 3, 00:07:29)

Pada tuturan diatas yang mengandung implikatur percakapan di episode

ketiga, kapten Sina menjawab tuturan Salahuddin dengan tuturan yang

mengandung daya batal (cancebility). Yaitu, dengan kata “طبعا” yang bermakna

Page 10: KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 401

“tentu”, kemudian melanjutkan tuturan dengan fakta yang ada di pelabuhan yang

tidak memungkinkan mereka untuk kembali ke Pelabuhan.

Tuturan 4

: " أ نهرب في الظلام يا قبطان؟ " صلاح الدين : " العبد في التفكير و الرب في التدبير " القبطان سينا

(Izah tv ep. 3, 00:12:50)

Tuturan diatas yang mengandung implikatur percakapan pada episode

ketiga. Kapten Sina menjawab pertanyaan Salahuddin dengan tuturan, “Hamba

hanya berfikir, dan Rabb yang mengatur.” Dimana tuturan kapten Sina ini memiliki

maksud untuk membuat Salahuddin tenang dan menyerahkan semua kepada Allah.

Tuturan yang disampaikan kapten Sina ini melanggar prinsip percakapan dimana

kata “أ” yang bermakna “apakah” menuntut jawaban “iya” atau “tidak”.

Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian terhadap animasi Salahuddin al Ayyubi dari

episode 1 sampai 3. Telah ditemukan 10 percakapan yang mengandung implikatur

menurut perspekti Grice. Serta telah diurai maksud dari tuturan yang terdapat pada

10 percakapan yang mengandung implikatur tersebut.

Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua tuturan yang terjadi dalam

percakapan mengandung atau menggunakan implikatur. Implikatur hanya akan

digunakan jika penutur memiliki tujuan tertentu sebagaimana yang sudah tercantum

pada pembahasan sebelumnya. Hal ini juga sesuai dengan teori implikatur

percakapan perspektif Grice. Di mana implikatur merupakan tuturan yang tidak

memiliki makna sebenarnya, melanggar prinsip percakapan serta memiliki tujuan

tertentu yang disembunyikan oleh penutur.

Saran

Berdasarkan pemaparan dan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki

dalam penyusunan makalah penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih jauh

dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat

penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya penulis akan lebih detail atau rinci

dalam menjelaskan dengan sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

Besar harapan penulis, penelitian ini bisa dikaji lebih lanjut lagi oleh para pembaca

nantinya.

Page 11: KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 402

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, Dwi. (2009). Penyimpangan Implikatur Percakapan Dalam Humor-

Humor Gus Dur. Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Yogyakarta.

Jurnal LITERA, Volume 8, Nomor 2. Hlm. 105-117.

Cummings, Louise. 2007. Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djamal. (2017). Paradigma Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Fitriyani, Dwi (2016). Implikatur Percakapan Mahasiswa STKIP Muhammadiyah

Pringsewu Lampung. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP

Muhammadiyah: Lampung. Jurnal PESONA Volume 2 No. 1. Hlm. 53- 62

Hikmah, Wahyuningsih. Zainal, Rafli.(2017). Implikatur Percakapan Dalam Stand

Up Comedy 4. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Universitas1 Negeri Jakarta.

BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16. Nomor 2.

Hlm. 139-153.

Kuntjojo.(2009), Metodelogi Penelitian, Kediri: Universitas Nusantara PGRI.

Muhammad. (2014). Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Nita Kristina, Kd.Martha, I N. Sri Indriani, Md.(2015).Implikatur Dalam Wacana

“Bang Podjok” Bali Post: Kajian Teori Grice. Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. e-Journal Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol. 3. Nomor. 1.

Nugraheni, Yunita (2011). Implikatur Percakapan Tokoh Wanita Dan Tokoh Laki-

Laki Dalam Film Harry Potter And The Goblet Of Fire. Semarang: UNIMUS.

Jurnal LENSA VOL. 1 no. 2. Hlm. 183-193.

Setiawati, Eti. Heni Dewi Arista. 2018. Piranti Pemahaman Komunikasi dalam

Wacana Interaksional (Kajian Pragmatik). Malang: UB Press.

Raco. (2010). Metode Penelititian Kualitatif. Jakarta: Grasido.

Rahardi, Kunjana. (2009). Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Malang:

Gelora Aksara Pratama.

Rani, Abdul, dkk. (2004). Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam

Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.

Rahardi, Kunjana. (2003). Berkenalana dengan Ilmu Bahasa Pragmatik . Malang:

Dioma.

Rustanto, Bambang. (2015). Penelitian Kualitatif Pekerjaan Sosial. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sangidu, (2004). Metodologi Penelitian Sastra, Pendekatan Teori dan Kiat .

Yogyakarta, UGM.

Surachman.(1990), Dasar dan Teknik: Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung,

Sinar Harapan.

Page 12: KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0

P-ISSN 2598-0637

E-ISSN 2621-5632

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 403

Suryana, (2010). Metodologi Penelitian Model Praktis Kuantitatif dan Kualitatif,

Bandung, UPI.

Winarni, Endang Widi. (2018). Teori dan Praktik Penelitian Kuantitaitf, Kualitatif,

PTK, R& D. Jakarta: Bumi Aksara.

Yule, George. (2014). Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.