kajian aspek manajemen pada rencana pendirian dan

12
Syafri Amir, Kajian Aspek Manajemen pada Rencana.......... 228 KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN OPERASIONAL TERMINAL AGRIBISNIS KOTA PAYAKUMBUH Syafri Amir 1) ABSTRACTS The study was conducted from November to December 2013, as a continuation of the study of the financial and economic plan of the establishment and operation of Terminal Agribusiness Payakumbuh . Management analysis carried out on the basis of principles of effectiveness, efficiency, and synchronization with existing regulations, to produce an operational strategy recommendations the Payakumbuh agribusiness terminal management policy for 10 years. The study recommends that in order to run effectively and efficiently, the Payakumbuh Agribusiness Terminal operationalized with three institutional management models applied in stages . The first phase ( pilot phase ), the management carried out by the Department of Agriculture is in the structure of local government with the establishment of the Regional Technical Implementation Unit. The second stage (development and stabilization phase), the management through the establishment of the business of professional staff assisted by the Board of Trustees. The third stage ( independent phase), through the management of the Joint Company. Key word : agribusiness terminal, human resources, manajemen model, pilot phase, development and stabilization phase, independent phase , duties and function. PENDAHULUAN Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2010- 2014 dinyatakan bahwa salah satu prioritas pembangunan nasional Indonesia adalah peningkatan ketahanan pangan untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Sehubungan dengan hal tersebut maka sasaran agribisnis diarahkan kepada investasi, pembiayaan, dan subsidi dengan sasaran berkembangnya sistem agribisnis yang mampu menyediakan produk buah, sayuran dan biofarmaka lainnya yang cukup, bermutu, dan aman dikonsumsi. Selanjutnya dalam RPJM Propinsi Sumatera Barat tahun 2010-2015 juga dipertegas lagi bahwa rencana pengembangan budidaya pertanian tanaman pangan dan agribisnis diarahkan untuk pemanfaatan secara intensif lahan- lahan yang belum dimanfaatkan dan tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota dalam Provinsi Sumatera Barat. Sejalan dengan itu, dalam RPJM Kota Payakumbuh tahun 2012-2017 dinyatakan lagi bahwa potensi pertanian tanaman pangan dan agribisnis di wilayah Kota Payakumbuh beraneka ragam, dan tersebar di seluruh kecamatan serta merupakan komoditas unggulan yang sangat prospektif untuk dikembangkan, terutama untuk komoditas agribisnis, disamping untuk memenuhi kebutuhan lokal juga telah dipasarkan ke luar provinsi Sumatera Barat. Komoditas agribisnis utama kota Payakumbuh tersebut adalah sayur-sayuran, produk perkebunan, produk peternakan, dan perikanan darat. Permasalahan yang masih dihadapi oleh petani Kota Payakumbuh, baik petani komoditi agribisnis (sayur dan buah) 1) Staf Pengajar Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Upload: hanhi

Post on 12-Jan-2017

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN

Syafri Amir, Kajian Aspek Manajemen pada Rencana..........

228

KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN

OPERASIONAL TERMINAL AGRIBISNIS KOTA PAYAKUMBUH

Syafri Amir1)

ABSTRACTS

The study was conducted from November to December 2013, as a continuation of the study of the

financial and economic plan of the establishment and operation of Terminal Agribusiness

Payakumbuh . Management analysis carried out on the basis of principles of effectiveness, efficiency,

and synchronization with existing regulations, to produce an operational strategy recommendations

the Payakumbuh agribusiness terminal management policy for 10 years. The study recommends that

in order to run effectively and efficiently, the Payakumbuh Agribusiness Terminal operationalized

with three institutional management models applied in stages . The first phase ( pilot phase ), the

management carried out by the Department of Agriculture is in the structure of local government with

the establishment of the Regional Technical Implementation Unit. The second stage (development and

stabilization phase), the management through the establishment of the business of professional staff

assisted by the Board of Trustees. The third stage ( independent phase), through the management of

the Joint Company.

Key word : agribusiness terminal, human resources, manajemen model, pilot phase, development and

stabilization phase, independent phase , duties and function.

PENDAHULUAN

Dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional tahun 2010-

2014 dinyatakan bahwa salah satu prioritas

pembangunan nasional Indonesia adalah

peningkatan ketahanan pangan untuk

mewujudkan kemandirian pangan,

peningkatan daya saing produk pertanian,

peningkatan pendapatan petani, serta

kelestarian lingkungan dan sumber daya

alam. Sehubungan dengan hal tersebut

maka sasaran agribisnis diarahkan kepada

investasi, pembiayaan, dan subsidi dengan

sasaran berkembangnya sistem agribisnis

yang mampu menyediakan produk buah,

sayuran dan biofarmaka lainnya yang

cukup, bermutu, dan aman dikonsumsi.

Selanjutnya dalam RPJM Propinsi

Sumatera Barat tahun 2010-2015 juga

dipertegas lagi bahwa rencana

pengembangan budidaya pertanian

tanaman pangan dan agribisnis diarahkan

untuk pemanfaatan secara intensif lahan-

lahan yang belum dimanfaatkan dan

tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota

dalam Provinsi Sumatera Barat.

Sejalan dengan itu, dalam RPJM

Kota Payakumbuh tahun 2012-2017

dinyatakan lagi bahwa potensi pertanian

tanaman pangan dan agribisnis di wilayah

Kota Payakumbuh beraneka ragam, dan

tersebar di seluruh kecamatan serta

merupakan komoditas unggulan yang

sangat prospektif untuk dikembangkan,

terutama untuk komoditas agribisnis,

disamping untuk memenuhi kebutuhan

lokal juga telah dipasarkan ke luar provinsi

Sumatera Barat. Komoditas agribisnis

utama kota Payakumbuh tersebut adalah

sayur-sayuran, produk perkebunan, produk

peternakan, dan perikanan darat.

Permasalahan yang masih dihadapi

oleh petani Kota Payakumbuh, baik petani

komoditi agribisnis (sayur dan buah)

1) Staf Pengajar Budidaya Tanaman Perkebunan

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Page 2: KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN

JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014

229

maupun petani perkebunan dan peternakan

serta perikanan, adalah ketidak pastian

harga di tingkat petani. Selama ini petani

menerima harga pasar yang kadang naik /

menguntungkan petani, kadang turun /

merugikan petani. Ada kalanya harga yang

diterima petani memang mencerminkan

harga pasar, namun sering kali juga petani

menerima harga yang tidak mewakili

harga pasar, terutama untuk komoditi-

komoditi yang mudah rusak seperti sayur-

sayuran dan buah-buahan.

Untuk mengatasi permasalahan

tersebut, keberadaan Terminal Agribisnis

(TA) di Kota Payakumbuh diharapkan

mampu memberi solusi dengan

memberikan fasilitas perdagangan untuk

komoditi-komoditi pertanian, baik pangan,

hortikultura, perkebunan maupun

peternakan, baik komoditi yang berasal

dari Kota Payakumbuh maupun daerah-

daerah hinterland-nya. Diharapkan

keberadaan TA di Kota Payakumbuh dapat

meningkatkan kegiatan perekonomian

wilayah Kota Payakumbuh dan sekitarnya

yang akan berimbas pada peningkatan

kesejahteraan petani, memacu peningkatan

produksi di tingkat petani, meningkatkan

PAD Kota Payakumbuh, serta bisa

menjadi Pusat Logistik Pertanian (PLP)

Sumatera Barat.

Beberapa TA yang sudah dibangun

di Sumatera Barat ataupun di provinsi lain

banyak menemui kegagalan dalam

operasionalnya. Hal ini disebabkan

tatakelola yang tidak bisa berjalan secara

efektif dan efisien, sehingga pada

kenyataannya banyak TA dengan

bangunan fisik yang megah tetapi tidak

berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk itu pada studi bisnis plan TA kota

Payakumbuh ini, disamping kajian

ekonomi dan finansial, perlu juga

dilakukan kajian terhadap aspek

manajemen.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan sejak

bulan November sampai Desember 2013

dalam rangka penyusunan Bisnis Plan

Terminal Agribisnis Kota Payakumbuh.

Pada saat penelitian dilakukan, beberapa

prasarana utama (fisik) TA sudah mulai

dibangun. Pengumpulan data (survey)

dilakukan dengan Stratified Purpoussive

Sampling Methode untuk data primer dari

instansi terkait, beberapa informasi TA di

daerah lain, dan Sub TA yang sudah

berjalan di Kota Payakumbuh. Selanjutnya

data dilengkapi dengan pengambilan data

sekunder melalui diskusi dengan beberapa

pihak yang relevan, dan kajian kajian

Pustaka.

Kajian Bisnis Plan Terminal

Agribisnis Kota Payakumbuh pada aspek

manajemen mempunyai ruang lingkup

sebagai rencana pengelolaan Terminal

Agribisnis yang mencerminkan strategi

kebijakan dalam bentuk program dan

kegiatan di wilayah perencanaan dalam

kurun waktu 10 (sepuluh) tahun dan

sejalan dengan perencanaan pembangunan

jangka menengah Kota Payakumbuh.

Sektor pertanian yang dimaksud dalam

kajian ini bidang penyediaan barang

dan/atau jasa bidang pertanian, meliputi:

Pertanian Pangan, Hortikultura,

Perkebunan, Peternakan dan Perikanan.

Analisis yang dilakukan adalah

Aspek Manajemen yang meliputi kajian

strategi pentahapan model pengelolaan,

aspek kelembagaan, dan aspek kebutuhan

dan pembinaan sumberdaya manusia.

Analisis dilakukan terhadap logika-logika

prinsip efektifitas dan singkronisasi

dengan regulasi yang ada, sehingga pada

akhirnya dapat memberikan rekomendasi

atau arahan tentang model penerapan

pengelolaan serta kelembagaan TA yang

efektif.

Page 3: KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN

Syafri Amir, Kajian Aspek Manajemen pada Rencana..........

230

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Aspek Manajemen

1.1. Struktur Organisasi Kelembagaan

Pengelola

Terdapat 3 (tiga) model kelembagaan yang

akan diterapkan untuk pengelola secara

bertahap, yaitu : (1) Lembaga/dinas-dinas

(Dinas/UPTD) yang ada di dalam struktur

Pemerintahan Kota Payakumbuh, disajikan

pada Gambar 1; (2) Badan Pengelola

dibentuk oleh Walikota beranggotakan

beberapa tenaga ahli profesional dibantu

dewan pengawas (termasuk auditor

internal) dari Pemda dan Staf Ahli dari

Perguruan Tinggi, disajikan pada Gambar

2; (3) Perusahaan Bersama (Pemerintah,

BUMD, dan masyarakat), disajikan pada

Gambar 3.

1.2. Uraian Tugas Pokok Organsasi

Kelembagaan Pengelola

Pada tahap pertama (tiga tahun

pertama) Pengelola TA ditangani oleh

aparat pemerintah daerah setara Eselon III

yang berperan sebagai Koordinator

Pelaksana Pengelolaan TA yang

mengkoordinasikan semua program lintas

sektor dalam rangka mewujudkan TA

sesuai dengan visi dan misi TA. Tahap tiga

tahun pertama (2014-2016) merupakan

tahap inisiasi/rintisan dan konsolidasi,

mulai dari persiapan, sosialisasi,

membangun kesepahaman,

mengkondisikan masyarakat, menata

sistem dan meningkatkan produksi,

memfasilitasi penyuluhan dan pelatihan

agribisnis kepada masyarakat, dan

mempersiapkan pembangunan dan

pengembangan infrastruktur TA.

Tupoksinya, yang antara lain meliputi:

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai

dengan lingkup tugasnya;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan

dan pelayanan umum sesuai dengan

lingkup tugasnya;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas

sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

oleh bupati/walikota sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Gambar 1. Struktur Organisasi Lembaga Pengelola Terminal Agribisnis Luak

Limopuluah (Kota Payakumbuh & Kabupaten Limapuluh Kota) Tahap Tiga

Tahun Pertama (Pola 1)

Page 4: KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN

JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014

231

Gambar 2. Struktur Organisasi Badan Pengelola Terminal Agribisnis (BPTA) Kota

Payakumbuh Tahap Tiga Tahun Kedua (Pola 2).

Gambar 3. Struktur Organisasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pengelola Terminal

Agribisnis Luak Limopuluah (Kota Payakumbuh & Kabupaten Limapuluh

Kota) Tahap Tiga Tahun Keempat (Pola 3)

BUMD

GM

(General Manager)

Manajer SDM

Manajer Keuangan

Manajer Produksi

Manajer Pemasaran

STAF AHLI

Dewan Pengawas

Page 5: KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN

Syafri Amir, Kajian Aspek Manajemen pada Rencana..........

232

Tabel 1. Matriks pentahapan model manajemen pengelolaan TA Kota Payakumbuh 10 tahun

(2014-2025)

Waktu

Tahap

Tahun Perencanaan (2014-2025) TATITA-1

(2014-2016) TATITA-2

(2017-2019) TATITA-3

(2020-2022) TATITA-4

(2023-2025)

1.Rintisan/Konsolidasi

Pola (1) dengan menempatkan

UPTD/Koordinator Lintas Dinas/Sektor

2. Pengembangan Dibentuk Pola (2)

Badan Pengelola dengan Dewan Pengawas dari

Birokrat (PNS)

3. Pemantapan

4. Mandiri Dibentuk Pola (3)

PT. Bersama

Pada tahap 3 (tiga) tahun kedua dan

ketiga, sesuai dengan tingkat

perkembangan yang diharapkan, kemudian

dibentuk Lembaga baru yang secara

khusus tupoksinya fokus pada upaya

percepatan perwujudan pengembangan TA

Kota Payakumbuh. Dalam pelaksanaan

tugasnya Lembaga Pengelola ini

mempunyai fungsi:

a. Penggalian dan pendayagunaan

sumberdaya badan usaha swasta dan

Masyarakat;

b. Penjaringan aspirasi masyarakat dan

badan usaha swasta TA;

c. Pengembangan informasi TA;

d. Pemberian pertimbangan kepada

walikota dalam kebijakan operasional,

implementasi kebijakan, dan

pemberdayaan masyarakat; dan

e. Perumusan dan pemberian

rekomendasi terhadap perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendalian

pembangunan, serta isu-isu strategis

kawasan perkotaan.

Anggota Lembaga Pengelola paling

sedikit berjumlah 5 (lima) orang dan

paling banyak berjumlah 7 (tujuh) orang

profesional yang terdiri atas: (a) pakar/ahli

di bidang pengelolaan TA; dan/atau (b)

unsur Masyarakat pemerhati TA.

Keanggotaan Lembaga Pengelola tidak

berasal dari pegawai negeri sipil, anggota

Kepolisian Negara Republik

Indonesia/Tentara Nasional Indonesia, dan

anggota partai politik. Masa jabatan

anggota Lembaga Pengelola selama 5

(lima) tahun dan dapat dipilih kembali

untuk 1 (satu) periode masa jabatan.

Lembaga Pengelola dalam pelaksanaan

tugasnya dibantu oleh sekretariat Lembaga

Pengelola yang dibentuk oleh walikota.

Sekretariat Lembaga Pengelola

mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan administrasi

kesekretariatan Lembaga Pengelola;

dan

b. Penyelenggaraan administrasi

keuangan Lembaga Pengelola.

Sekretariat Lembaga Pengelola

dipimpin oleh sekretaris Lembaga

Pengelola. Sekretaris Lembaga Pengelola

secara teknis operasional berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada pimpinan

Lembaga Pengelola dan secara

administratif bertanggung jawab kepada

sekretaris daerah melalui asisten yang

membidangi ekonomi dan pembangunan.

Struktur organisasi dan eselonering

Page 6: KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN

JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014

233

sekretariat Lembaga Pengelola ditetapkan

Menteri dengan persetujuan menteri yang

membidangi urusan pendayagunaan

aparatur negara.

Pada Tatita ke-4 sesuai dengan

tingkat perkembangan yang diharapkan,

lembaga pengelola TA kemudian dapat

menjadi PT. Bersama dengan struktur

organisasinya seperti Gambar 3.

Prinsip-prinsip Pengelolaan dengan

Perusahan bersama antara lain:

1) UUD 45 Ps 33: SDA dikuasai Negara,

ekonomi bersama, utk sebesar-besar

kemakmuran rakyat – prinsip

“inklusif” dan “adil”.

2) Stake holders sesuai “peran” dan

“hak”: pemerintah/pemda menguasai

SDA, fiskal, perizinan, dan sediakan

sarpras, swasta memiliki keahlian,

pekerja memiliki hak aset negara

Masy/ulayat memiliki hak aset negara

3) PT bersama terapkan kebijakan

“inklusif” dan “adil”, sesuai arahan

Presiden RI, dengan prinsip “stake

holders menjadi “share holders”.

4) Dengan “bagi hasil adil” sbg saham

tertulis dalam Akta PT, masing2 utk

swasta, pekerja, masy/ulayat, pemda

provinsi, dan kota, misalnya 20%.

1.3. Sumber Daya Manusia

A. Personil Organisasi Pengelola

Uraian tugas dan fungsipelaku

atau pelaksana organisasi pengelolaan TA

Kota Payakumbuh dari fase awal sampai

fase akhir selama 10 tahun disajikan pada

Tabel 2.

Tabel 2. Matriks strategi rencana pelaksana pengelolaan TA dan rincian uraian Tupoksi.

HIERAR

KI UNSUR PELAKU RINCIAN TUPOKSI

TINGKAT

PEMBI-

NA

UNSUR PEMERINTAH PUSAT

a. Kementerian Kordinator Bidang

Ekonomi, dan Keuangan ;

b. Kementerian Dalam

Negeri

c. Kementerian Pertanian,

Kehutanan dan Kelautan

d. Badan Pembangunan

Nasional (BAPENAS)

e. Kementerian Pekerjaan Umum

f. Badan Pertanahan Nasional

Regulasi dan kebijakan pengelolaan dan

pembangunan sistem agribisnis;

Pengaturan teknis Perencanaan pengelolaan dan

pembangunan sistem agribisnis;

Pembinaan teknis dalam penyelenggaraan

pembangunan sistem agribisnis;

Dukungan APBN dalam alokasi pendanaan bagi

pengelolaan dan pembangunan infrastruktur

penyelenggaraan pembangunan sistem agribisnis.

UNSUR PEMERINTAH

PROPINSI

- Kepala Bidang Pengembangan

Ekonomi

Pembinaan teknis dan fasilitasi dalam

mengkoordinasikan penyelenggaraan pembangunan

sistem agribisnis ;

- Dinas Pekerjaan Umum

- Dinas Perdagangan

- Dinas Perindutrian

Fasilitasi dalam menstimulasi pendanaan multi

sumber, baik dari Pemerintah Pusat maupun dari

Pemerintah Daerah;

Pembinaan teknis dan bantuan teknis dalam

pengembangan infrastruktur ;

Memfasilitasi penyelesaian konflik kepentingan yang

terjadi di tingkat pemerintah daerah dan

Page 7: KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN

Syafri Amir, Kajian Aspek Manajemen pada Rencana..........

234

HIERAR

KI UNSUR PELAKU RINCIAN TUPOKSI

permasalahannya yang bersifat khusus dan strategis;

Memberi bantuan teknis pengembangan sarana dan

prasarana kepada pengelola Terminal Agribisnis;

Dukungan APBD Provinsi Sumbar dalam alokasi

pendanaan bagi pembangunan sistem agribisnis.

TTNGKA

T PENGE-

LOLA

UNSUR KELOMPOK

TINGKAT PENYELENGGARA

- WALIKOTA PAYAKUMBUH

SEBAGAI DEWAN PEMBINA

DAERAH

Dukungan APBD Kota Payakumbuh dalam alokasi

pendanaan bagi pembangunan sistem agribisnis dan

pengembangan Terminal Agribisnis;

Dukungan Apek legalisasi Perencanaan Pembangunan

Sistem Agribisnis dan pengembangan Terminal

Agribisnis berupa penerbitan SK Walikota dan MoU;

Dukungan dan fasilitasi dalam penetapan Forum

Pengelola Pengembangan Terminal Agribisnis;

Pembinaan teknis dalam perencanaan pembangunan

sistem agribisnis dan pengembangan Terminal

Agribisnis ;

Pembinaan teknis dalam pelaksanaan pembangunan

sistem agribisnis dan pengembangan Terminal

Agribisnis;

Pembinaan teknis dalam pengawasan dan

pengendalian pembangunan sistem agribisnis dan

pengembangan Terminal Agribisnis.

- KOORDINATOR : BAPEDA

(Bid. Pengembangan Ekonomi

dan Infrastruktur )

Mengkoordinasikan unit pelaksanaan pembangunan

sistem agribisnis dan pengembangan Terminal

Agribisnis dengan instansi-instansi terkait baik di

Tingkat Pusat, Provinsi maupun di Tingkat

Pemerintah Daerah;

Memberikan usulan kebutuhan program-program

pendukung melalui pengalokasian dana APBD Kota

guna menunjang pelaksanaan pembangunan sistem

agribisnis dan pengembangan Terminal Agribisnis

secara berkelanjutan;

Monitoring progres kegiatan secara berkala terutama

yang menyangkut aspek : Penyediaan Sar-Pras, Aspek

legalitas program, penyelesaian batas wilayah

pengembangan kawasan startegis dan

mengembangkan pola-pola kerjasama dengan Badan

Usaha Daerah;

Menjembatani kepentingan Pemerintah Daerah

dengan Unit Pengelola Teknis Daerah untuk

menciptakan kesinambungan dan keselarasan

pelaksanaan program;

Bersama-sama dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah

mengembangkan pola-pola subsidi yang mungkin

dapat dilakukan bagi pengelolaan dan pembangunan

sistem agribisnis serta pengembangan Terminal

Agribisnis.

Page 8: KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN

JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014

235

HIERAR

KI UNSUR PELAKU RINCIAN TUPOKSI

- SATUAN KERJA

PEMERINTAH DAERAH

Melakukan koordinasi terutama dengan Kelompok

Kerja Pelaksana dalam setiap kegiatan Pengembangan

Pengelolaan Pembangunan Sistem Agribisnis dan

Pengembangan Terminal Agribisnis;

Melakukan pengendalian pengelolaan pembangunan

sistem agribisnis dan pengembangan Terminal

Agribisnis serta secara rutin melaporkannya pada

Koordinator Kelompok Kerja pelaksana;

Melakukan perencanaan dalam pengembangan usaha

lokal berdasarkan komoditas unggulan, melalui

kegiatan pelatihan, pembinaan dan pendampingan;

Mengusahakan bentuk kerjasama antara petani yang

tergabung dalam kelembagaan Poktan/Gapoktan/STA

untuk melakukan kontrak kerjasama dengan

perusahaan yang terkait komoditas unggulannya;

Melaksanakan pembangunan dengan mengikuti

ketentuan teknis perencanaan Pembangunan Sistem

Agribisnis dan Pengembangan Terminal Agribisnis

yang telah ditetapkan.

- UNSUR KELOMPOK

TINGKAT PELAKSANA

- POKTAN/GAPOKTAN/STA

Melakukan koordinasi dengan Forum Pengelola

Pembangunan Sistem Agribisnis dan Pengembangan

Terminal Agribisnis serta Poktan/Gapoktan/STA;

Melaksanakan Revitalisasi Pembangunan Sistem

Agribisnis dan pengembangan Terminal Agribisnis

sesuai dengan komoditas unggulan yang

dikembangkan dan yang dimilkinya;

Menyiapkan Lembaga Induk berupa Badan Promosi

& Investasi Daerah yang bekerjasama dengan

Poktan/Gapoktan/STA di Daerah, khususnya di sentra

kawasan pengembangan agribisnis.

- BADAN PROMOSI &

INVESTASI DAERAH

- POKTAN/GAPOKTAN/STA

Melaksanakan Pengembangan Promosi & Investasi

Sistem Agribisnis dan pengembangan Terminal

Agribisnis sebagai Produk Keunggulan Daerah;

Menerapkan Sistem Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah;

Berorientasi pada layanan Produk & Investasi bagi

peningkatan profit dan kesejahteraan masyarakat.

B. Pengembangan Kapasitas Pelaku

Organisasi

Pembentukan Badan Promosi &

Investasi (BP) Daerah bertujuan untuk

mengelola pengembangan sistem

agribisnis daerah, khususnya bagi

pengembangan Terminal Agribisnis.

Sistem Manajemen BP daerah

direkomendasikan menggunakan sistem

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum (PK_BLU), sistem ini

memungkinkan manajemen BP akan lebih

fleksibel dalam menjalankan kegiatan

usahanya. Salah satu Fleksibilitas sistem

Page 9: KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN

Syafri Amir, Kajian Aspek Manajemen pada Rencana..........

236

PK-BLU terkait dengan peningkatan

kebutuhan SDM, Manajemen BP dapat

menempatkan tenaga profesional (swasta)

pada jabatan strategis jajaran manajemen

BP, misalnya Manajer Promosi atau

Manajer Investasi dari kalangan

profesional. Salah satu kewajiban dalam

sistem manajemen BLU, Jabatan yang

harus dijabat oleh Pegawai Negeri Sipil

(PNS) adalah jabatan Kuasa Pengguna

Anggaran PK-BLU.

Menurut Mc. Kinsey (dalam

Lukiastuti, 2011), struktur organisasi

sebagai suatu bangunan sistem harus

mampu menjelaskan siapa harus

memimpin dan siapa saja yang dipimpin,

serta harus mampu menjelaskan

pembagian tugas serta wewenang diantara

seluruh pelaku dalam organisasi.

Pola Seleksi dan Rekrutmen

pegawai Badan Pengelola, dapat memakai

cara seperti yang dilakukan perusahaan

swasta. Maka dalam merencanakan

pengadaan SDM dan rencana peningkatan

kapasitas SDM perlu disesuaikan dengan

kebutuhan pengelolaan terminal agribisnis

tersebut seperti disajikan pada Tabel 2.

Tabel 3. Rencana pengadaan SDM TA pada tiap tahapan model pengelolaan

UNSUR PELAKU TAHAP- 1

TAHAP- 2 TAHAP- 3 TAHAP- 4 2014 2015 2016

Forum Pengelola

SKPD 5 5 5

STA 10 15 30

Badan Pengelola 10 11 9

Direktur BPTA 1 1

Kepala Divisi Adm &

Keuangan 1 1

Kepala Divisi Produksi &

Pemasaran 1 1

Staf Divisi 4 4

General Manajer 1

Manajer Keuangan 1

Manajer SDM 1

Manajer Produksi 1

Manajer Pemasaran 1

Staf Manajemen 1 2 2

Staf Ahli 2 2 2

Kegiatan pembentukan lembaga

BP dirintis di awal tahun 2014 dan

peningkatan kelembagaan BP dilakukan

secara bertahap tiap tahunnya. Beberapa

kegiatan dalam peningkatan kapasitas

kelembagaan BP, yaitu :

1) Pada Tahun 2014 dirintis kajian

pembentukan lembaga BP oleh Forum

Pengelola Pengembangan Terminal

Agribisnis (TA).

2) Pada Tahun 2015 BP bentukan Forum

Pengelola dengan dukungan dana

APBD serta dukungan jaringan

kelompok petani atau Gapoktan serta

sub terminal agribisnis (STA) daerah;

3) Pada Tahun 2016, melalui Forum

Pengelola TA, melakukan kajian

penerapan Pola Keuangan Badan

Page 10: KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN

JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014

237

Layanan Umum (PK-BLU) pada

manajemen BP TA.

4) Pada Tahun 2017 diharapkan BP

sudah dapat menerapkan sistem PK-

BLU, sehingga dapat menerapkan

fleksibilitas keuangan di lingkungan

pemerintahan.

2. Pembiayaan Kelembagaan

Pengelola

Beberapa kegiatan bagi peningkatan

kapasitas organisasi, perlu dilakukan

variasi kegiatan berupa pelatihan teknis,

pembekalan wawasan, fasilitasi

kemudahan kredit/ pinjaman modal usaha,

dan peningkatan kemampuan usaha. Biaya

peningkatan SDM ini akan meningkat

setiap 3 tahun. Biaya peningkatan

kapasitas organisasi dan SDM ini, awalnya

didapat dari APBN (pemerintah pusat)

atau APBD Provinsi, dan pada tahap

selanjutnya diharapkan pendanaan tersebut

diatas dapat didapat dari hasil pengelolaan

dana bergulir oleh BP dengan menerapkan

sistem pengelolaan keuangan Badan

Layanan Umum (BLU) pada

pengembangan usaha dengan kelompok

tani / Gapoktan dan sub terminal agribisnis

(STA).

Pola Keuangan BLU, salah satu sistem

anggaran keuangan di lingkungan

pemerintah yang dapat dikelola selama

tiga sampai lima tahun berdasarkan

Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang

dipertanggung-jawabkan ke Walikota dan

Dewan Pengawas, meliputi Kementerian

Keuangan & Dalam Negeri.

3. Aspek Kelayakan Hukum

Dasar Hukum dari Penyusunan Bisnis Plan

Terminal Agribisnis adalah:

1) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

2006 tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun

2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

4609) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor

38 Tahun 2008 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

4855);

2) Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun

2008 tentang Investasi Pemerintah

sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 49 tahun

2011 tentang Perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 1 tahun 2008

tentang Investasi Pemerintah;

3) Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah sebagaimana yang telah

diubah dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

4) Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 7 tahun 2006

Tentang Persyaratan Administratif

Dalam Rangka Pengusulan dan

Penetapan Satuan Kerja Instansi

Pemerintah untuk Menetapkan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum;

5) Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Barang

Milik Daerah;

6) Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 52 Tahun

2012 Tentang Pedoman Pengelolaan

Investasi Pemerintah Daerah;

7) Peraturan Daerah Kota Payakumbuh

Nomor 5 tahun 2007 tentang

Ketertiban Umum;

Page 11: KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN

Syafri Amir, Kajian Aspek Manajemen pada Rencana..........

238

8) Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2010

tentang Pokok-pokok Pengelolaan

Keuangan Daerah;

9) Peraturan Daerah Kota Payakumbuh

Nomor 1 Tahun 2012 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah

Kota Payakumbuh Tahun 2010-2030

(Lembaran Daerah Kota Payakumbuh

Tahun 2012 Nomor 01);

10) Peraturan Daerah Kota Payakumbuh

Nomor 6 Tahun 2012 Tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kota Payakumbuh Tahun

Anggaran 2013 (Lembaran Daerah

Kota Payakumbuh Tahun 2012 Nomor

6);

11) Peraturan Daerah Kota Payakumbuh

Nomor 7 Tahun 2012 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah Kota Payakumbuh

Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah

Kota Payakumbuh Tahun 2012 Nomor

7);

12) Peraturan Walikota Payakumbuh

Nomor 58 Tahun 2012 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Walikota

Nomor 49 Tahun 2012 tentang

Penetapan Standar Biaya Kota

Payakumbuh Tahun Anggaran 2013

(Berita Daerah Kota Payakumbuh

Tahun 2012 Nomor 58);

KESIMPULAN

Dari kajian rencana operasional Terminal

Agribisnis Kota Payakumbuh pada aspek

manajemen pengelolaan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Untuk dapat berjalan secara efektif,

model manajemen pengelolaan TA

harus dikembangkan bertahap sesuai

dengan perkembangan peningkatan

modal dan skala bisnis.

2. Pada periode awal operasional TA

Kota Payakumbuh, aspek manajemen

pengelolaan yang perlu ditekankan

adalah persiapan-persiapan kearah

pemantapan sistem yang meliputi

tahap inisiasi/rintisan dan konsolidasi,

mulai dari persiapan, sosialisasi,

membangun kesepahaman,

mengkondisikan masyarakat, menata

sistem.

3. Pemerintah Daerah diharapkan

memberikan dukungan yang penuh

terhadap Terminal Agribisnis ini,

dalam bentuk support manajemen dan

finansial atau dengan dukungan

peraturan-peraturan.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. 2011. Strategic Management–

Sustainable Competitive Advantages.

Penerbit Lembaga Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Biro Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh

Kota. 2012. Kabupaten Kabupaten

Lima Puluh Kota Dalam Angka. BPS

Kab. Lima Puluh Kota, Sumatera

Barat.

Biro Pusat Statistik Kota Payakumbuh.

2012. Payakumbuh Dalam Angka.

BPS Kota Payakumbuh, Sumatera

Barat.

Kotler, P. 1996. Manajemen Pemasaran –

Analisis, Perencanaan, Implementasi

dan Pengendalian. Terjemahan Edisi

ke-6. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Lukiastuti, F dan Hamdani, M. 2011.

Manajemen Strategik Dalam

Organisasi. Penerbit ; CAPS

Yogyakarta.

Nataatmijaya, I. 2010. Modul 4

Kewirausahaan. Kolaborasi Asosiasi

Politeknik Indonesia (ASPI),

Page 12: KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN

JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014

239

NUFFIC, FACET, CINOP dan ILO

dalam kegiatan Entrepreneurial Skill

Development Program (ESDP).

Purnomo, S.H dan Zulkieflimansyah.

1999. Manajemen Strategi. Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Univ.

Indonesia.

Sumarni, M dan Soeprihanto, J. 1998.

Pengantar Bisnis. Edisi ke-5. Penerbit

Liberty. Yogyakarta.