kajian 4 - sunnah puasa - ringkas.doc

3
MARHABAN YA RAMADHAN Bagian Keempat Para pembaca yang semoga selalu mendapatkan hidayah dan taufk Allah Ta’ala. Pada pembahasan ketiga lalu, kita telah mempelajari bersama mengenai syarat dan rukun puasa. Pada edisi kali ini, Buletin At Tauhid insya Allah akan menyajikan mengenai sunnah dan hal-hal yang harus ditinggalkan ketika puasa. Semoga tulisan ini dapat menunjuki kita bagaimana mengisi hari-hari dengan amalan ibadah di bulan yang kemuliaan ini. Sunnah Puasa dan Adabnya [1] Sahur Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan dan menganjurkan kepada orang yang hendak berpuasa agar makan sahur. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Barangsiapa ingin berpuasa, maka hendaklah dia bersahur .! "#$. Ahmad. %ikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani karena memiliki banyak sya&ahid. 'iha Shohihul Jami’ ( Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan demikian karena di dalamnya terdapat keberkahan. %ari pembantu $asulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam )Anas bin *alik radhiyallahu ‘anhu- berkata bah&a $asulullah shallallahu ‘alaihi wa sall bersabda,Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.! "#$. Bukhari dan *uslim( Sahur inilah pembeda antara puasa +ahudi-Nashrani "Ahlul itab( dengan umat ini. %ari Amr bin Ash radhiyallahu‘anhu, $asulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Perbedaan antara puasa kita (umat slam! dan puasa ahlul kitab terletak pada makan sahur .! "#$. *uslim( $asulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk meninggalkan sahur, di mana beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Sahur adalah makanan yang penu berkah. "leh karena itu, #anganlah kalian meninggalkannya sekalipun hanya dengan minum seteguk air. $arena sesungguhnya %llah dan para malaikat bershalawat kepada orang&orang yang makan sahur.' "#$. Ahmad. %ikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ ( %an sangat dianjurkan untuk mengakhirkan &aktu sahur hingga menjelang ajar. #al ini dapat dilihat dalam hadits Anas dari /aid bin Tsabit bah&asanya beliau pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri untuk menunaikan shalat. emudian Anas berkata,! Berapa lama #arak antara ad an dan sahur kalian)' emudian /aid berkata,!Sekitar *+ ayat !. "#$. Bukhari dan *uslim( [2] Menyegeraan berbua *enyegerakan berbuka akan mendatangkan kebaikan. $asulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.! "#$. Bukhari dan *uslim( *enyegerakan berbuka juga berarti seseorang konsisten dalam menjalankan sunnah Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam. $asulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, matku akan senantiasa berada di atas sunnahku selama tidak menunggu mun-ulnya bintang untuk berbuka puasa.! "#$. 0bnu #ibban dan 0bnu hu1aimah. %ikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Targib wa Tarhib(. %an inilah yang ditiru oleh Syi’ah a/dhah , mereka meniru +ahudi dan Nashrani dalam berbuka

Upload: anjukladang

Post on 04-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

(MARHABAN YA RAMADHANBagian KeempatPara pembaca yang semoga selalu mendapatkan hidayah dan taufik Allah Taala. Pada pembahasan ketiga lalu, kita telah mempelajari bersama mengenai syarat dan rukun puasa. Pada edisi kali ini, Buletin At Tauhid insya Allah akan menyajikan materi mengenai sunnah dan hal-hal yang harus ditinggalkan ketika puasa. Semoga tulisan ini dapat menunjuki kita bagaimana mengisi hari-hari dengan amalan ibadah di bulan yang kemuliaan ini.Sunnah Puasa dan Adabnya[1] SahurNabi kita shallallahu alaihi wa sallam telah memerintahkan dan menganjurkan kepada orang yang hendak berpuasa agar makan sahur. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Barangsiapa ingin berpuasa, maka hendaklah dia bersahur. (HR. Ahmad. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani karena memiliki banyak syawahid. Lihat Shohihul Jami)Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan demikian karena di dalamnya terdapat keberkahan. Dari pembantu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam Anas bin Malik radhiyallahu anhu- berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah. (HR. Bukhari dan Muslim)Sahur inilah pembeda antara puasa Yahudi-Nashrani (Ahlul Kitab) dengan umat ini. Dari Amr bin Ash radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Perbedaan antara puasa kita (umat Islam) dan puasa ahlul kitab terletak pada makan sahur. (HR. Muslim)Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang untuk meninggalkan sahur, di mana beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Sahur adalah makanan yang penuh berkah. Oleh karena itu, janganlah kalian meninggalkannya sekalipun hanya dengan minum seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur. (HR. Ahmad. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami)Dan sangat dianjurkan untuk mengakhirkan waktu sahur hingga menjelang fajar. Hal ini dapat dilihat dalam hadits Anas dari Zaid bin Tsabit bahwasanya beliau pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam, kemudian beliau shallallahu alaihi wa sallam berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas berkata,Berapa lama jarak antara adzan dan sahur kalian? Kemudian Zaid berkata,Sekitar 50 ayat. (HR. Bukhari dan Muslim)[2] Menyegerakan berbukaMenyegerakan berbuka akan mendatangkan kebaikan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka. (HR. Bukhari dan Muslim)Menyegerakan berbuka juga berarti seseorang konsisten dalam menjalankan sunnah Nabinya shallallahu alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Umatku akan senantiasa berada di atas sunnahku selama tidak menunggu munculnya bintang untuk berbuka puasa. (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Targib wa Tarhib). Dan inilah yang ditiru oleh Syiah Rafidhah, mereka meniru Yahudi dan Nashrani dalam berbuka puasa yaitu baru berbuka ketika munculnya bintang. Semoga Allah melindungi kita dari kesesatan mereka. (Lihat Shifat Shoum Nabi, hal. 63)Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum menunaikan shalat maghrib dan bukanlah menunggu hingga shalat maghrib selesai dikerjakan. Inilah contoh dan akhlaq dari suri tauladan kita shallallahu alaihi wa sallam. Sebagaimana Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata,Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada rothb, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan meminum air putih. (HR. Abu Daud, dikatakan hasan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dhoif Sunan Abu Daud). Hadits ini menunjukkan bahwa ketika berbuka dianjurkan berbuka dengan kurma (rothb atau tamr) sebagaimana yang beliau shallallahu alaihi wa sallam lakukan. [3] Berdoa ketika berbukaPerlu diketahui bersama bahwa doa ketika berbuka adalah salah satu doa yang mustajab dan tidak akan ditolak. Maka berdoalah dengan penuh keyakinan bahwa doamu akan dikabulkan. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak : [1] Pemimpin yang adil, [2] Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, [3] Doa orang yang terdzolimi. (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Ibnu Majah. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dhoif Sunan Tirmidzi)Doa ketika berbuka adalah sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu anhuma bahwa dulu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca : Dzahabadh dhomau wabtallatil uruqu wa tsabatal ajru insya Allah (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah) (HR. Abu Daud. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dhoif Sunan Abi Daud)[4] Memberi makan orang berbuka

Para pembaca sekalian, beri makanlah kepada orang yang berpuasa karena ini akan mendatangkan pahala dan kebaikan yang melimpah ruah. Lihatlah apa yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sabdakan,Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga. (HR. Tirmidzi dan dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dhoif Sunan Tirmidzi)[5] Memperbanyak ibadah di bulan RamadhanDi antara petunjuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah memperbanyak berbagai macam ibadah di bulan Ramadhan. Jibril alaihis sallam biasa membacakan Al Quran kepada beliau shallallahu alaihi wa sallam di bulan Ramadhan. Dan apabila Jibril menemui Nabi shallallahu alaihi wa sallam, terlihat bahwa beliau shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling suka memberi bagaikan hembusan angin. Beliau shallallahu alaihi wa sallam adalah sebaik-baik manusia yang paling banyak bersedekah, berbuat ihsan (kebaikan), membaca Al Quran, shalat, dzikir dan itikaf. (Zadul Maad, II/29, Ibnul Qayyim, , Mawqiul Islam-Maktabah Syamilah)Hal-hal yang Harus Ditinggalkan Ketika PuasaOrang yang berpuasa bukanlah hanya menaha rasa lapar, haus dan hawa nafsu, namun juga harus menahan diri dari perbuatan dosa, kata-kata kotor dan tidak bermanfaat. Perbuatan dosa yang harus ditinggalkan adalah dusta. Setiap muslim diperintahkan untuk menjauhi perkataan dusta ini setiap saat dan lebih-lebih pada bulan Ramadhan. Perhatikanlah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan yang haram, maka Allah tidak butuh pada makan dan minum yang dia tinggalkan. (HR. Bukhari)Dan hendaklah dijauhi pula kata-kata kotor dan tidak bermafaat. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Puasa itu bukan hanya makan dan minum saja, tetapi pusa itu (menahan diri) pula dari perkataan yang tidak bermanfaat dan keji (porno). Oleh karena itu, jika ada seseorang mencacimu dan berbuat usil kepadamu, maka katakanlah kepadanya,Sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa. (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban. Dan dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Targib wa Tarhib) Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ala nabiyyina Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wa sallam. [Disusun oleh Muhammad Abduh Tuasikal dan dimurojaah oleh Ustadz Aris Munandar]