kaitan sektor peternakan dengan perkembangan perekonomian indonesia
DESCRIPTION
Kaitan Sektor peternakanTRANSCRIPT
Kaitan Sektor Peternakan Dengan Perkembangan Perekonomian Indonesia
Peternakan tetap mempunyai prospek dan peluang yang baik untuk dikembangkan karena
didukung oleh kondisi Indonesia yang memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage)
dalam komponen biaya input untuk tenaga kerja yang relatif lebih murah dibandingkan negara
lain di ASEAN. Selain itu potensi dalam mengembangkan produksi jagung nasional dapat
mengurangi ketergantungan impor dan menurunkan biaya produksi, sehingga mampu
meningkatkan skala usaha yang optimal. Integrasi secara vertikal (vertical integration) juga
sudah mulai terlaksana dengan menerapkan pola-pola kemitraan (contract farming), dimana
peternak sudah banyak bergabung dengan perusahaan inti sehingga jumlah pemeliharaan
peternakan juga semakin meningkat dan mampu menjaga kualitas dari hasil komoditas
peternakan tersebut.
Penunjang Sektor Peternakan Dengan Perkembangan Perekonomian Indonesia
Komoditas peternakan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Hal ini didukung
oleh karakteristik produk yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Kondisi ini
menunjukkan bahwa Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi agrobisnis peternakan.
Beberapa peluang bisnis dalam mengembangkan agribisnis peternakan diantaranya
adalahpertama, jumlah penduduk Indonesia yang mencapai ± 220 juta jiwa merupakan
konsumen yang sangat besar, dan masih tetap bertumbuh sekitar 1,4 persen per tahun. Kedua,
kondisi geografis dan sumber daya alam yang mendukung usaha dan industri peternakan. Ketiga,
meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Keempat, jika pertumbuhan
ekonomi berjalan dengan baik, maka akan meningkatkan pendapatan per kapita yang kemudian
akan menaikkan daya beli masyarakat.
Hambatan Peternakan Bagi Perekonomian Indonesia
Bisnis peternakan mempunyai peranan yang besar terhadap perekonomian nasional, namun tidak
dapat dielakkan bahwa komoditas ini sering mengalami permasalahan-permasalahan yang
menghambat pengembangannya baik secara makro maupun mikro, diantaranya pertama, kurang
tersedianya bahan baku, sehingga Indonesia masih harus mengimpor yang menyebabkan biaya
produksi relatif tinggi. Kedua, iklim investasi (misalnya ekonomi biaya tinggi, proses perijinan
yang lama dan berbelit, kurangnya sarana dan prasarana jalan dan transportasi, tidak adanya
penegakan hukum yang ketat) belum kondusif bagi para investor. Ketiga, kenaikan harga BBM
yang menyebabkan meningkatnya biaya produksi hasil peternakan. Keempat, krisis finansial
global mengakibatkan adanya penurunan daya beli.Kelima, kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) yang relatif rendah. Keenam, keterbatasan modal sehingga menghambat pengembangan
usaha. Ketujuh, mewabahnya penyakit yang berkembang di beberapa daerah.