kadung mikir

6
Tim PKL STTD Bekasi telah melakukan perhitungan lalu lintas (traffic counting) 16 jam dan 24 jam di beberapa ruas jalan arteri primer kota Kediri dan melaporkan hasilnya dalam satuan mobil penumpang (smp). Satuan mobil penumpang menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 adalah satuan arus lalu lintas, dimana arus dari berbagai tipe kendaraan telah diubah menjadi kendaraan ringan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan ekivalen mobil penumpang (emp). Emp merupakan faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan mobil penumpang atau kendaraan ringan lainnya sehubungan dengan dampaknya pada perilaku lalu- lintas (untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan lainnya, emp = 1.0). Tipe kendaraan yang melewati suatu ruas jalan dapat dikelompokkan menjadi MC (Motorcycle), LV (Light Vehicle), HV (Heavy Vehicle) dan UM (Unmotored). Dengan demikian nilai smp yang dilaporkan pada tabel XXX mengandung nilai UM (Unmotored) yaitu kendaraan tidak bermotor seperti sepeda angin, becak, dokar dan sebagainya, dimana jenis kendaraan ini tidak memerlukan bahan bakar. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan jumlah dan jenis kendaraan bermotor di masing-masing ruas jalan, digunakan data traffic counting dari beberapa ruas jalan yang tersedia, yang dilaporkan sebagai nilai Lalu Lintas Harian (LHR). Sedangkan untuk ruas jalan yang datanya tidak tersedia, digunakan nilai perbandingan smp dan LHR dari ruas jalan yang berhubungan atau mempunyai karakteristik yang sama. Demikian juga dengan persentase jenis kendaraan yang melewati suatu ruas jalan,

Upload: harisaryono

Post on 06-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kadung mikir, sayang dibuang

TRANSCRIPT

Page 1: kadung mikir

Tim PKL STTD Bekasi telah melakukan perhitungan lalu lintas (traffic counting) 16 jam

dan 24 jam di beberapa ruas jalan arteri primer kota Kediri dan melaporkan hasilnya dalam

satuan mobil penumpang (smp). Satuan mobil penumpang menurut Manual Kapasitas Jalan

Indonesia (MKJI) 1997 adalah satuan arus lalu lintas, dimana arus dari berbagai tipe kendaraan

telah diubah menjadi kendaraan ringan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan

ekivalen mobil penumpang (emp). Emp merupakan faktor konversi berbagai jenis kendaraan

dibandingkan dengan mobil penumpang atau kendaraan ringan lainnya sehubungan dengan

dampaknya pada perilaku lalu- lintas (untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan lainnya,

emp = 1.0). Tipe kendaraan yang melewati suatu ruas jalan dapat dikelompokkan menjadi MC

(Motorcycle), LV (Light Vehicle), HV (Heavy Vehicle) dan UM (Unmotored). Dengan demikian

nilai smp yang dilaporkan pada tabel XXX mengandung nilai UM (Unmotored) yaitu kendaraan

tidak bermotor seperti sepeda angin, becak, dokar dan sebagainya, dimana jenis kendaraan ini

tidak memerlukan bahan bakar.

Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan jumlah dan jenis kendaraan bermotor di masing-

masing ruas jalan, digunakan data traffic counting dari beberapa ruas jalan yang tersedia, yang

dilaporkan sebagai nilai Lalu Lintas Harian (LHR). Sedangkan untuk ruas jalan yang datanya

tidak tersedia, digunakan nilai perbandingan smp dan LHR dari ruas jalan yang berhubungan

atau mempunyai karakteristik yang sama. Demikian juga dengan persentase jenis kendaraan

yang melewati suatu ruas jalan, digunakan data dari traffic counting bila tersedia, bila tidak

tersedia, digunakan nilai persentase ruas jalan lain yang berhubungan atau mempunyai

karakteristik yang sama.

Serapan CO2 berdasarkan jenis pohon

Pengurangan CO2 dari atmosfer pada hakekatnya adalah penyerapan CO2 oleh tumbuhan

melalui proses fotosintesis. Proses fotosintesis terjadi di daun yang berklorofil, pada daun

tersebut karbondioksida dan air dengan bantuan cahaya matahari melalui berbagai proses

metabolisme diubah menjadi gula, oksigen dan air. Selanjutnya hasil fotosintesis tersebut

diakumulasikan dalam bentuk bahan kering tumbuhan seperti kayu, buah, umbi dan lain-lain.

Laju fotosintesis antar jenis tumbuhan dan antar habitat berbeda. Tanaman yang tumbuh cepat

Page 2: kadung mikir

memiliki laju fotosintesis yang tinggi, tetapi tidak berarti bahwa tumbuhan dengan laju

fotosintesis tinggi selalu tumbuh cepat (N Hidayati, Reza, Juhaeti, & Mansur, 2011).

Perhitungan serapan CO2 menggunakan rumus Pentury diatas tidak mempertimbangkan

jenis pohon, padahal kemampuan serapan CO2 masing-masing jenis pohon berbeda. Untuk

mengakomodasi hal ini, dilakukan perhitungan serapan CO2 berdasarkan jenis pohon. Terdapat

lebih dari 130 jenis pohon yang telah dilakukan pengukuran laju serapan CO2 nya oleh peneliti

terdahulu (lampiran E), namun tidak semua jenis pohon yang ada di kota Kediri terdapat data

laju serapannya. Untuk jenis pohon yang tidak terdapat data laju serapannya, data laju serapan

diambil dari data laju serapan spesies dari jenis yang sama, dan bila masih tidak tersedia, data

laju serapan diambil dari laju serapan terendah dari jenis pohon yang ada di kota Kediri

Tabel 1. Laju Serapan CO2 Pohon di kota Kediri

No Nama Pohon Nama Latin

Laju Serapan CO2 (10-4

g.cm-2jam-1) Rujukan

1 2 3 4 51 Akasia Acacia auriculiformis A. 

Cunn. ex Benth.0.917 (Ardiansyah, 2009)

2 Angsana Pterocarpus indicus Willd. 1.210 (Ardiansyah, 2009)3 Asam Belanda Pithecellobium dulce 

(Roxb.) Benth.1.440 (Dahlan, 2007)

4 asam jawa Tamarindus indica L. 0.600 (Ardiansyah, 2009)5 belimbing Averrhoa carambola L 0.550 Serapan  terendah6 Beringin Ficus benjamina L. 0.550 (Ardiansyah, 2009)7 Bintaro Cerbera odollam Gaertn. 1.726 (Ardiansyah, 2009)8 Biola Cantik Ficus lyrata Warb. 1.490 Disamakan dengan 

Terminalia catappa9 Dadap Merah Erythrina crista-galli L. 1.640 (Ardiansyah, 2009)10 Duwet Syzygium cumini (L.) Skeels 1.284 (N Hidayati et al., 2011)11 Flamboyan Delonix regia 2.510 (Ardiansyah, 2009)12 Glodog Polyalthia longifolia Sonn. 0.901 (Nuri Hidayati, Mansur, & 

Juhaeti, 2013)13 Glodog Tiang Polyalthia longifolia Sonn. 0.901 (Nuri Hidayati et al., 2013)14 jambu air Eugenia aquea Burm.F 1.310 Disamakan dengan 

Sysgium Aquelum15 Jambu Biji Psidium guajava L. 1.370 (N Hidayati et al., 2011)

No Nama Pohon Nama Latin

Laju Serapan CO2 (10-4

g.cm-2jam-1) Rujukan

1 2 3 4 516 Jarak Jatropha curcas L. 0.550  Serapan terendah17 Jati Tectona grandis L.f. 1.965 (Ardiansyah, 2009)

Page 3: kadung mikir

18 Jeruk Pecel Citrus aurantifolia (Christm.) Swing

0.550  Serapan terendah

19 Johar Cassia siamea Lamk 2.920 (Ardiansyah, 2009)20 Kedondong Spondias dulcis Forst. 0.550  Serapan terendah21 Kelengkeng Euphoria longana (Lour.) 

Steud.1.510 (N Hidayati et al., 2011)

22 Kenanga Cananga odorata (Lamk.) Hook.

1.580 (Ardiansyah, 2009)

23 Kere Payung Filicium decipiens 2.800 (Ardiansyah, 2009)24 Kersen Muntingia calabura L. 1.842 (Iqbal, Hermawan, & 

Dahlan, 2015)25 Ketapang Terminalia catappa L. 1.490 (Ardiansyah, 2009)26 Ketapang 

KencanaTerminalia mantaly 1.490 Disamakan dengan 

Terminalia catappa27 Kupu-kupu Bauhinia purpurea 2.056 (Iqbal et al., 2015)28 Mahoni Swietenia mahagoni (L.) 

Jacq.0.611 (Ardiansyah, 2009)

29 Mangga Mangifera indica L. 1.717 (N Hidayati et al., 2011)30 Matoa Pometia pinnata J.R.& 

G.Forst2.125 (N Hidayati et al., 2011)

31 Melinjo Gnetum gnemon L. 3.410 (Ardiansyah, 2009)32 Mengkudu Morinda citrifolia L. 1.300 (N Hidayati et al., 2011)33 Mentaos Wrightia pubescens 0.550  Serapan terendah34 Nangka Artocarpus

heterophyllus Lam4.434 (Ardiansyah, 2009)

35 Palem Roystonea regia 0.550 Serapan terendah 36 Petai Parkia speciosa Hassk 0.550 Serapan terendah 37 Pule Alstonia

macrophylla Wall.Ex G.Don1.932 Disamakan dengan 

alstonia scholaris38 Salam Syzygium polyanthum Wigh 

Walp1.595 (N Hidayati et al., 2011)

39 Sawo Kecik Manilkara kauki 3.330 (Ardiansyah, 2009)40 Sepatu Dea Spatodea adenophylla 1.249 (Ardiansyah, 2009)

No Nama Pohon Nama Latin

Laju Serapan CO2 (10-4

g.cm-2jam-1) Rujukan

1 2 3 4 541 srikaya gundul Annona reticulata L 0.570 Disamakan dengan annona 

muricata42 Sukun Artocarpus communis Forst 0.55 Serapan terendah43 Tabe Puya Tabebuia argentea 0.550  Serapan terendah44 Tanjung Mimusops elengi L. 3.239 (Ardiansyah, 2009)45 Trembesi Samanea saman (Jacq.) 

Merr.1.190 (Ardiansyah, 2009)

46 Waru Hibiscus tiliaceus L. 0.55  Serapan terendah

Page 4: kadung mikir

Untuk mengkonversi laju serapan CO2 ke dalam satuan kg.m-2.hari-1, nilai diatas dikalikan

dengan 120, dimana diasumsikan satu hari sama dengan 12 jam, karena matahari rata-rata

bersinar selama 12 jam perhari, dari jam 5.30 pagi sampai dengan jam 5.30 sore. Untuk

menghitung serapan CO2 dengan metode citra IKONOS dan Google Earth Pro, persentase

pohon pada masing-masing ruas jalan mengikuti persentase luas tajuk tiap jenis pohon pada ruas

jalan tersebut. Hasil perhitungan ditampilkan dalam tabel XXX.