kadar air kadar abu
DESCRIPTION
wTRANSCRIPT
![Page 1: Kadar Air KADAr Abu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9215550346f57b936187/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM
APLIKASI TEKNIK LABORATORIUM
PENENTUAN KADAR AIR DAN KADAR ABU PADA BAHAN PANGAN
NAMA : A.ASRIL BADANI
NIM : G31113507
KELOMPOk : III ( TIGA )
ASISTEN : NURFAIDAH
LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN PENGAWASAN MUTU PANGAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
![Page 2: Kadar Air KADAr Abu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9215550346f57b936187/html5/thumbnails/2.jpg)
A. Latar Belakang
Berbagai jenis makanan yang sering dikonsumsi sehari-hari terdiri dari
berbagai macam kandungan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Seperti
karbohidrat, protein, mineral, lemak, dan vitamin. Kelima komponen tersebut
harus ada dalam tubuh manusia untuk mencukupi gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh setiap harinya.
Jenis makanan yang dikonsumsi sebagian besar mengandung air yang
berlebihan. Terdapat jumlah kandungan air yang berbeda pada setiap bahan
pangan dan hal itu dapat ditentukan dengan berbagai metode dan prinsip.
Selain kadar air, kadar abu juga merupakan satu hal yang penting dalam
suatu bahan pangan.
Kadar air dan kadar abu merupakan dua hal yang sangat penting yang
harus diketahui pada suatu bahan pangan untuk mengetahui baik tidaknya
bahan pangan tersebut untuk di konsumsi, baik atau tidaknya bahan pangan
tersebut untuk diolah, dan baik tidaknya bahan tersebut untuk di konsumsi
oleh masyarakat. Penjelasan tersebut dianggap penting untuk dilakukannya
praktikm mengenai kadar air dan abu.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum agar dapat
memahami dan mempraktekkan teknik-teknik penentuan kadar air dan
kadar abu dengan berbagai metode.
![Page 3: Kadar Air KADAr Abu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9215550346f57b936187/html5/thumbnails/3.jpg)
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilakukannya praktikum Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kadar air dalam bahan pangan.
2. Untuk mengetahui kadar abu dalam bahan pangan.
3. Untuk mengetahui prinsip penentuan kadar air dalam metode
oven.
4. Untuk mengetahui prinsip penentuan kadar abu pada bahan
pangan metode tanur.
![Page 4: Kadar Air KADAr Abu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9215550346f57b936187/html5/thumbnails/4.jpg)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. TEMPE
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji
kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis
kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh.
stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Secara umum, tempe berwarna
putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji
kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-
komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan
aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam. Tempe
banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum
vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe
sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di
banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di
sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul
Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau
memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan
kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan
milik umum karena galur-galur ragi tempe unggul dapat didaftarkan hak
patennya sehingga penggunaannya dilindungi undang-undang.
Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak
banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya
enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein,
![Page 5: Kadar Air KADAr Abu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9215550346f57b936187/html5/thumbnails/5.jpg)
lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di
dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu,
tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari
bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua
umur. Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas,
sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya
penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus,
kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri
penyebab diare, penurun kolesterol darah, serta pencegah dari penyakit
jantung, hipertensi, dan lain-lain (Anonim, 2012 ).
B. ROTI MANIS
Roti adalah sejenis mertabak. Bahan dasar utama roti adalah
tepung terigu dan air yang difermentasikan oleh ragi, tetapi ada juga yang
tidak menggunakan ragi. Namun kemajuan teknologi manusia membuat
roti diolah dengan berbagai bahan seperti garam, minyak, mentega,
ataupun telur untuk menambahkan kadar protein di dalamnya sehingga
didapat tekstur dan rasa tertentu. Roti juga termasuk jenis makanan
pokok di banyak negara Barat. Roti adalah bahan dasar pizza dan lapisan
luar roti lapis (Anonim,2012a).
C. CUMI – CUMI
D. PERMEN
E. KADAR AIR
F. Kadar Air
Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda,
seperti tanah (yang disebut juga kelembaban tanah), bebatuan, bahan
![Page 6: Kadar Air KADAr Abu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9215550346f57b936187/html5/thumbnails/6.jpg)
pertanian, dan sebagainya. Kadar air digunakan secara luas dalam bidang
ilmiah dan teknik dan diekspresikan dalam rasio, dari 0 (kering total) hingga
nilai jenuh air di mana semua pori terisi air. Nilainya bisa secara
volumetrik ataupun gravimetrik (massa), basis basah maupun basis
kering (Chan, 2010).
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat
kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum
teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering
dapat lebih dari 100 persen. Kadar air merupakan pemegang. peranan
penting, kecuali temperatur maka aktivitas air mempunyai tempat tersendiri
dalam proses pembusukan dan ketengikan. Kerusakan bahan makanan
pada umumnya merupakan proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau
kombinasi antara ketiganya. Berlangsungnya ketiga proses tersebut
memerlukan air dimana kini telah diketahui bahwa hanya air bebas yang
dapat membantu berlangsungnya proses tersebut (Chan, 2012).
Berat bahan kering adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan
beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan). Pada proses
pengeringan air yang terkandung dalam bahan tidak dapat seluruhnya
diuapkan (Chan, 2010).
G. KADAR ABU
Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau
mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri
dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-
unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu.
![Page 7: Kadar Air KADAr Abu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9215550346f57b936187/html5/thumbnails/7.jpg)
Kadar abu tersebut dapat menunjukan total mineral dalam suatu bahan
pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar
tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai kadar
abu (Astuti, 2012).
Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral dapat
terbentuk sebagai senyawa yang kompleks yang bersifat organik. Apabila
akan ditentukan jumlah mineralnya dalam bentuk aslinya adalah sangat
sulit. Oleh karenanya biasanya dilakukan dengan menentukan sisa
pembakaran garam mineral tersebut yang dikenal dengan pengabuan.
Komponen mineral dalam suatu bahan sangat bervariasi baik macam
maupun jumlahnya (Astuti, 2012).
H. PENENTUAN KADAR AIR METODE OVEN
Analisa kadar air dalam bahan pangan penting untuk bahan pangan
segar dan olahan. Analisa sering menjadi tidak sederhana karena air dalam
bahan pangan berada dalam bentuk terikat secara fisik atau kimia dengan
komponen bahan pangan lainnya. Hal ini mengakibatkan sulit memperoleh
ketelitian analisis yang tinggi sehingga berkembanglah berbagai
metode analisis air. Salah satu metode untuk menganalisis kadar air adalah
dengan menggunakan metode gravimetri atau pengeringan dengan
oven (Anton, 1989).
Analisis kadar air metode oven (SNI 01-2891-1992) menggunakan
prinsip pengeringan sampel dalam oven udara pada suhu 100-1050C sampai
diperoleh berat konstan.
![Page 8: Kadar Air KADAr Abu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9215550346f57b936187/html5/thumbnails/8.jpg)
I. PENENTUAN KADAR ABU METODE TANUR
Pengukuran kadar abu bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan
mineral yang terdapat dalam bubuk buah mahkota dewa. Abu adalah zat
anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Penentuan kadar abu
berhubungan erat dengan kandungan mineral yang terdapat dalam suatu
bahan, kemurnian serta kebersihan suatu bahan yang
dihasilkan (Fajar, 2011).
Prinsip dari pengabuan cara langsung yaitu dengan mengoksidasi
semua zat organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500 – 600 oC dan
kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses
pembakaran tersebut. menurut Sudarmaji (1996) pengabuan dilakukan
melalui 2 tahap yaitu Pemanasan pada suhu 300 oC yang dilakukan
dengan maksud untuk dapat melindungi kandungan bahan yang bersifat
volatil dan bahan berlemak hingga kandungan asam hilang (Fajar, 2011).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Aplikasi Teknologi Laboratorium mengenai Penentuan
Kadar Air dan Kadar Abu yang dilakasanakan pada hari Kamis
![Page 9: Kadar Air KADAr Abu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9215550346f57b936187/html5/thumbnails/9.jpg)
Rabu, 15 Oktober 2014, pukul 08:00 – 10.40 WITA di Laboratorium Kimia
Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi
Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
- cawan - desikator
- oven - tanur
- pisau
- timbangan Analitik
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini :
- brownis
- roti manis
- cumi - cumi
- tempe
- permen jelly
- aluminium foil
C. Prosedur Parktikum
Prosedur yang digunakan pada praktikum ini adalah:
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah:
Tabel 04, hasil praktikum Penentuan kadar air dan kadar abu
![Page 10: Kadar Air KADAr Abu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9215550346f57b936187/html5/thumbnails/10.jpg)
No. Bahan Kadar air ( % ) Kadar abu ( % )1. Brownis 26,89 1,3842. Tempe 59,001 0,966 3. Roti manis 25,553 1,311 4. Permen jelly 9,016 0,2396
5. Cumi – Cumi 86,122 0,66
Sumber : Data sekunder praktikum Aflikasi Teknik Laboratorium, 2014
B. PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Roti. http://id.wikipedia.org/wiki/Roti. Diakses Pada Tanggal 19 Oktober 2014 Makassar.
Anonim, 2012. Tempe. id.wikipedia.org/wiki/Tempe. Diakses Pada Tanggal 19 Oktober 2014 Makassar.
![Page 11: Kadar Air KADAr Abu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/55cf9215550346f57b936187/html5/thumbnails/11.jpg)