kacang tunggakfg
DESCRIPTION
m,m,TRANSCRIPT
MAKALAH RINGKASAN
Kelompok
1. Aris Masruro H0910014
2. Asiyatu Nurulaini H0910015
3. Atika Nur Syarifah H0910016
4. Azizah Kabisyah H0910018
5. Baskoro Aji Sujarwo H0910019
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
A. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara agraris yang mengutamakan produksi hasil
pertanian. Berbagai macam tanaman pertanian dapat tumbuh di Indonesia seperti
kacang-kacangan. Kacang-kacangan memiliki banyak nutrisi seperti protein tinggi
dan berbagai jenis vitamin. Namun pemanfaatan kacang-kacangan belum maksimal.
Masyarakat Indonesia masih mengolah kacang-kacangan sebagi sayuran. Padahal
manfaat kacang sangat besar bagi kesehatan manusia. Kacang-kacangan dapat
menyumbang banyak protein dan zat gizi lain bagi masyarakat di negara maju dan
negara berkembang. Karena kandungan seratnya tinggi, maka kacang-kacangan juga
dapat dijadikan sumber serat.
Kacang-kacangan termasuk famili Leguminosa atau disebut juga polongan
(berbunga kupu-kupu). Berbagai jenis kacang-kacangan yang telah banyak dikenal
adalah kacang kedelai (Glacine max), kacang hijau (Phaseolus radiatus), kacang jogo
atau kacang merah (Phaseolus vulgaris), kacang tunggak (Vigna unguiculata, L), dll.
Kacang-kacangan merupakan sumber utama protein nabati dan mempunyai daya guna
yang sangat luas. Kacang-kacangan juga merupakan sumber utama protein yang
penting. Berbagai jenis kacang-kacangan dapat dibedakan berdasarkan varietasnya
atau jenis namanya berdasarkan warna, bentuk, dan karakter fisiknya. Penentuan mutu
dapat ditentukan secara subjektif dan objektif.
B. Tinjauan Pustaka
Tanaman kacang tunggak (Vigna unguiculata, L) merupakan salah satu
tanaman kacang-kacangan yang mampu beradaptasi secara luas pada tanah marginal
dan berbagai ragam keadaan agro ekologi. Tanaman ini termasuk tanaman kacang-
kacangan yang memiliki umur relatif pendek sekitar 60 – 75 hari. Guna mendukung
program diversifikasi pangan dan sekaligus menyediakan sumber pangan yang
bergizi, maka potensi kacang-kacangan relatif besar karena kandungan protein yang
cukup tinggi, pengadaannya mudah dan relatif murah harganya dibandingkan dengan
sumber protein hewani (daging, telur maupun susu). Kandungan protein kacang
tunggak antara 18.3 – 35 %. Kacang tunggak juga kaya akan asam amino lisin, asam
aspartat dan glutamat (Sudiyono,
Kacang tunggak (Vigna unguiculata) adalah suatu bahan berpati dengan
kandungan protein cukup tinggi. Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) berasal dari
benua Afrika dan belum dapat dipastikan tempat tanaman ini untuk pertama kali
didomestikasi, tergolong dalam famili Leguminoceae, sub famili Papitionidae, genus
Vigna dan spesies unguiculata. Produksi biji kering kacang tunggak ditaksir 1,5
sampai 2 juta ton per tahun. Secara kimia biji kacang tunggak yang masak
mengandung protein rata-rata 23%, karbohidrat 60% dan minyak 2% (Susilo, 2007).
Kandungan protein pada tepung kacang tunggak cukup besar yaitu sekitas
25%. Adapun kandungan gizi kacang tunggak per 100 g yakni kalori 342kkal,
karbohidrat 60,58g, protein 24.05g dan lemak 2,15g. Adapun karakteristik tepung
kacang tunggak adalah sebagai berikut: berwarna putih kusam, tekstur halus dan
lembut, beraroma agak sedikit langu, dan memiliki rasa netral (Ningsih, 2013).
Sohun adalah suatu produk makanan kering yang dibuat dengan bentuk khas.
Sohun ini memiliki banyak nama lain yaitu mi transparan, mi pati, mi non-terigu, dan
“Mi Asia”. Mi non-protein ini terbuat dari berbagai macam sumber pati. Sohun
berwarna bening, bertekstur kenyal, dan memiliki permukaan yang licin setelah
mengalami perebusan. Sohun hampir tidak memiliki rasa, namun menyerap kaldu dan
rasa bahan-bahan lain yang dimasak bersamanya. Tanpa direndam air lebih dulu,
sohun bisa langsung digoreng hingga garing, dan dipakai sebagai alas atau penghias
makanan (Roisah, 2009).
C. Pembahasan
Sohun biasanya terbuat pati beras, pati umbi, dan pati kacang-kacangan,
sampai sekarang pun masih digunakan sebagai bahan baku pembuatan mi non-terigu
ini. Salah satu pati kacang-kacangan yang dapat digunakan sebagai bahan baku sohun
adalah pati dari kacang tunggak. Menurut Susila Santosa dll (2002 ) bahwa proses
pembuatan sohun dari pati kacang tunggak adalah sebagai berikut :
Biji kacang tunggak dibersihkan dan direndam dalam air selama 2-4 jam,
kemudian ditiriskan, digiling dan dihancurkan menggunakan waring blender dengan
penambahan air pada rasio kacang tunggak dan air 1:4. Suspensi yang dihasilkan
disaring. Filtrat ditampung dan dikumpulkan dalam suatu wadah, sedang ampas dari
penyaringan pertama dikembalikan ke dalam waring blender dan dihancurkan lagi
dengan menambahkan air dengan rasio tetap 1:4. Suspensi yang dihasilkan disaring.
FiItrat ditampung dan dikumpulkan menjadi satu dengan filtrat pertama (I), sehingga
terdapat filtrat I+ II.Selanjutnya dilakukan hal yang sarna sehingga didapatkan filtrat
I+ II+ Ill.
Ekstraksi dengan waring blender dilakukan selama 2-3menit. Kumpulan filtrat
I+ II+ III diendapkan selama 12 jam pada suhu 4°C, kemudian dilakukan pemisahan
antara larutan dan endapan dengan cara penuangan perlahan-lahan. Hasil endapan
dikeringkan dalam oven blower pada suhu kurang dari 40°C, selama 18 jam. Hasil
endapan yang sudah kering adalah pati yang berwarna putih. Ekstraksi dan isolasi
juga dilakukan dengan menggunakan larutan ekstraksi NaOH 0,05%. Untuk proses
yang lebih jelasnya dapat dilihat pada skema gambar.1 proses ekstraksi dan isolasi biji
kacang tunggak berikut ini
- Direndam air berlebihan 2-4 jam- Penambahan air 1:4- Digiling dalam waring blender- Dengan kecepatan tinggi- Selama 2-3 menit-
- Diendamkan selama 12 jam- Larutan dipisahkan perlahan-lahan- Dikeringkan 40oC selama 18 jam
Gambar 1. Proses ekstraksi dan isolasi biji kacang tunggak
Proses pengolahan pati kacang tunggak menjadi sohun dilakukan dengan
metode Santosa (1991) yang dimodifikasi. Pati kacang tunggak dipersiapkan dalam
wadah gelas beker ditambah air dengan rasio 1:3, kemudian diaduk sampai rata
sehingga terjadi suspensi. Suspensi dalam gelas beker dipanaskan dalam air mendidih
Biji Kacang Tunggak
Suspensi
Filtrat I
Filtrat II
Filtrat III
Ampas I
Ampas II
Ampas III
Filtrat I + II + III
Pati
sampai adonan menjadi kental. Adonan kental yang panas ini dicetak dengan alat
berbentuk silinder tertutup, dasamya berlubang dalam ukuran tertentu. Kemudian,
adonan ditekan secara teratur, sehingga keluar sohun yang berbentuk benang-benang
berukuran kecil. Selanjutnya sohun dianginkan dan dikeringkan dengan sinar
matahari, kemudian dikemas dalam plastik.
Menurut Jae Wook Yoon et all (2010) dalam pembuatan sohun dari pati
kacang tunggak ini perlu menggunakan campuran dari tepung komposit lain agar
sohun yang dihasilkan lebih baik. Proses pembuatan sohun pati kacang tunggak
sebagai berikut :
Jumlah pati yang digunakan dicampur dengan tepung ubi jalar dan campuran
didispersikan dalam air (40%, db). Bubur dipanaskan pada 65oC selama 6 menit
dengan pengadukan mekanik kemudian dituangkan dengan hati-hati ke piring kaca
berbingkai dengan strip logam (1.5mmhigh). Piring-piring itu ditempatkan di
perebusan, dimasak selama 2 menit dan didinginkan pada suhu kamar. Pasta pati
ditempatkan pada suhu 4oC selama 48 jam dan dipotong menjadi helai sohun (2 mm
lebar) dengan rol pemotong. Helai mie/sohun dikeringkan pada suhu kamar selama 24
jam. Pati kacang tunggak menunjukkan pita protein pada 105, 72, 60, 56, 54, 32, 30
dan 20 kDa dengan band-band kecil tambahan. Protein biji kacang tunggak terdiri dari
globulin dengan berat molekul 65, 60, 59, dan 50 kDa dan Albumin dengan berat
molekul 99,, 91 32 dan 30 kDa, tergantung pada kelarutannya.
Menurut Hong Zhuo Tan, et all (2009), proses pembuatan sohun adalah
sebagai berikut:
1. Dropping methods
Sekitar 5% dari pati dimasak dalam air dengan menggunakan double boiler untuk
mempersiapkan pasta pati dan digunakan sebagai pengikat adonan. Gelatinized pati
(pasta pati) ini dimasak kemudian dicampur dengan 95% dari pati dan air untuk
memberikan kadar air 50% dalam adonan dan kemudian dicampur dan diaduk sebesar
100 r / min sekitar 10 menit menggunakan blender untuk mendistribusikan air secara
merata dan untuk mendapatkan bola halus (adonan pati) yang tidak tidak menempel
pada tangan.
a. Membuat adonan tepung
Pembuatan dan kualitas adonan pati merupakan langkah penting dalam pengolahan
mie pati/sohun. Hal yang harus diperhatikan adalah kelembaban dari pasta pati,
tingkat pengadukan dan suhu dalam adonan tepung.
b. Memasak mie pati/sohun
Setelah diperoleh adonan pati yang tidak menempel pada tangan, adonan tepung
diekstrusi menggunakan pipet ke dalam air mendidih selama 30 s hingga menjadi
gelatinisasi pati. Adonan dimasukkan ke air mendidih dan dimasak hingga adonan
melayang ke permukaan air karena terjadi perubahan berat jenis. Granula pati
mentah memiliki berat jenis sekitar 1,5 dan granula pati menyerap lebih banyak
air sehingga akan mengapung.
c. Pendinginan mie pati/sohun
Untaian pati yang telah dimasak ditransfer ke dalam air dingin dan dikeringkan.
Untai dipisahkan dan digantung agar kering, disimpan pada suhu 4oC selama 2
jam dan suhu 10oC semalaman.
d. Pengeringan mie pati/sohun
Setelah helai pati di retrograsi dengan pendinginan. Retograsi bertanggung jawab
atas kestabilitas untai pati dan kapasitas untuk bertahan pada suhu didih. Untaian
pati dikeringkan pada suhu 40oC di pengering konveksi dan didinginkan pada
suhu kamar sebelum akhirnya dikemas.
2. Cutting methods
Bubur pati dimasak di belt baja yang pindah ke ruang uap. Pati digelatinisasi
kemudian dengan cepat dingin dan pindah dari belt dalam semacam elastis sheet.
Lembar pati selanjutnya disimpan di lemari es dan kemudian dipotong menjadi helai
mie tipis yang kemudian dikeringkan di udara yang oven. Proses non-pembekuan
sederhana dan biaya efektif dan baik untuk tegak helai memproduksi dibandingkan
dengan konvensional metode (droping). Namun, mie dari proses ini sering rendah
dalam tekstur dan kualitas setelah memasak dibandingkan dengan mie diproduksi
dengan pembekuan.
D. Kesimpulan
1. Pembuatan sohun pada jurnal pertama yaitu dengan membuat pati kacang tunggak
dulu kemudian diolah menjadi sohun.
2. Pembuatan sohun pada jurnal kedua yaitu pati kacang tunggak yang sudah ada
ditambah dengan tepung komposit pada proses pembuatannya.
3. Pembuatan sohun pada jurnal ketiga dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu
dropping methods dan cutting methods.
Daftar Pustaka
Ningsih, Ayu dan Any Sutiadiningsih. 2013. Pengaruh Bentuk Dan Proporsi Singkong (Tepung Dan Puree) Dengan Tepung Kacang Tunggak Terhadap Hasil Jadi Beras Dan Nasi Cacow. Ejournal Boga Vol.2 No.1 hal 198-210
Roisah. 2009. Produksi Dan Karakterisasi Sohun Dari Pati Ganyong (Canna Edulis Ker). Skripsi Institut Pertanian Bogor. Bogor
Santosa, B.A Susila, dkk. 2002. Ekstraksi, Isolasi dan Hasil Olah Pati Kacang Tunggak (Vigna ungguiculata L, Walp). Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol.21 No.1
Sudiyono, . 2004. Teknologi Pengendalian Osmosis Untuk Memperkaya Vitamin Dalam Pembuatan Kecap Asin Kecambah Kacang Tunggak. Jurnal Ilmiah Widya Agrika Vol.2 No.2 hal 117-125
Susilo, D.U.M dan Fenny Imelda. 2007. Pembuat Cake Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) dengan Pencampuran Tepung Gandum. Jurnal Belian Vol.6 No.1 hal 1-5
Tan, Hhong Zhuo, et all. 2009. Starch Noodles: History, Classification, Materials, Processing, Structure, Nutrition, Quality Evaluating And Improving. Journal Research International Vol.42 page 551-576
Yoon, Jae Wook, et all. 2010. Identification Of Botanical Origin Of Starches By SDS-PAGE Analysis Of Starch Granule-Associated Proteins. Journal of Cereal Science Vol. 52 page 321-326