kabupaten tegal 2014 - kementerian kesehatan … · dinas kesehatan kabupaten tegal 2015. ii ......

120
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS KESEHATAN Jl. Raya Dr. Soetomo No. 1C Slawi Telp. 0283 491644 Fax 0283 491674 website: dinkeskabtegal.go.id email: [email protected] Kabupaten Tegal 2014

Upload: lekhanh

Post on 27-Aug-2018

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL

DINAS KESEHATAN Jl. Raya Dr. Soetomo No. 1C – Slawi Telp. 0283 491644 Fax 0283 491674

website: dinkeskabtegal.go.id email: [email protected]

Kabupaten Tegal 2014

Page 2: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

i

PROFIL KESEHATAN

Kabupaten Tegal Tahun 2014

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015

Page 3: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

ii

Buku ini diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Jalan dr. Sutomo No. 1 C, Slawi Telepon no: 0283-491644 Fax no: 0283-491674 e-mail: dinkes@tegalkab .go.id web site: http://www.dinkes.tegalkab.go.id

Page 4: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

iii

TIM PENYUSUN

Pengarah

dr. Hendadi Setiaji. M.Kes

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal

Penanggung Jawab Sri Yuniati, SH

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal

Ketua Edy Sucipto, SKM.M.Si

Kepala Sub Bag Perencanaan dan Keuangan

Penyusun(Editor) Lina Rahmawati, S.Kep, Ns.

Rizal Purnomo, SKM

Kontributor Bidang Kesehatan Keluarga, Bidang Pelayanan Kesehatan

Bidang Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit, Bidang Promosi Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan

Subag Perencanaan dan Keuangan; Subag Kepegawaian; Subag Umum; Seksi Pemberantasan Penyakit; Seksi Pencegahan Penyakit; Seksi Imunisasi; Seksi

Penyehatan Lingkungan, Seksi Pemberdayaan Masyarakat,

Seksi Promosi Kesehatan; Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat; Seksi Upaya Kesehatan Perorangan;

Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan; Seksi Kesehatan Ibu dan Lansia, Seksi Kesehatan anak dan Remaja

Seksi Gizi Masyarakat, UPTD Puskesmas, UPTD Gudang Farmasi; UPTD Laboratorium

Page 5: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

iv

UcapanTerimaKasih

Kami sampaikankepada :

dr. Titis Cahyaningsih, MMR, dr. Isriyati,

Muchtar Mawardi, SKM.MKes, Teguh Mulyadi, SKM, M.Si Istichomah, S.SiT. M.Kes, Henifah, SKM, Slamet Sukamto, S.Gz

Siti Aminah, S.ST, Indah Arumsari, AMd.Keb Moh. Insanudin, SKM, Toto Sugiarto, S.ST, Apt, Dra. Endang Puji H, MMR

Dedi Sutanto, SKM. M.Kes, Inayah, S.Kep, Moh. Farhamul Atfal Ari Dwi Cahyani, SKM. M.Kes, Kliwon Sutrisno, SKM, Yulia Prihastuti, SKM

Susliastuti, SKM, Bagus Johan Maulana, Eko Budi P. Prabowo P, SKM, Patriawati Narendra, SKM, Drs. Aris Wimbargo, Apt.

Edi Ismanto, SKM, Abdurachman, SKM, Nining Listyani, SKM Slamet, SKM, Siti Nur’aeny, SKM, Paramitha, SKM

Aripin, SIP, MM, Dwi Risdiyanto, AMKL, Dhimas Adiyasa Pramudya SE, Ratna Ika Kumala H, Chabibaeni

Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014

Copyrigh@2015

created by subag perencanaan dan keuangan email: [email protected]

Page 6: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

v

KATA PENGANTAR

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami

dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ini dengan

baik. Profil Kesehatan Kabupaten Tegal merupakan salah satu media

publikasi data dan informasi yang terkait dengan situasi dan kondisi

kesehatan yang relative komprehensif.

Sumber data Profil Kesehatan Kabupaten Tegal berasal dari Bidang,

Seksi dan Pelaksana Program di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, UPTD

Puskesmas, UPTD Gudang Farmasi, UPTD Labaoratorium serta institusi lain yang memiliki

data terkait bidang kesehatan seperti Rumah Sakit, Badan Pusat Statistik (BPS), Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PP dan KB), Dinas Pendidikan, Pemuda

dan Olahraraga (DIKPORA).

Data yang ditampilkan pada Profil Kesehatan Kabupaten Tegal dapat membantu

kita dalam membandingkan capaian pembangunan kesehatan antara satu Puskesmas dengan

Puskesmas lainnya, mengukur capaian pembangunan kesehatan di KabupatenTegal, serta

sebagai dasar untuk perencanaan program pembangunan kesehatan selanjutnya.

Terdapat perbedaan Profil Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2014

dibandingkan dengan Profil Kesehatan Kabupaten Tegal yang diterbitkan pada tahun-tahun

sebelumnya, yaitu perubahan sistematika bab. Pada Profil Kesehatan Kabupaten Tegal

terdahulu, sistematika bab secara berurutan terdiri dari ; Pendahuluan, Gambaran Umum,

Situasi Derajat Kesehatan, Upaya Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, dan Perbandingan

antara negara. Sedangkan pada Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 urutan bab terdiri

dari Demografi, Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan, Kesehatan

Keluarga (Kesehatan Ibu & Kesehatan Anak), serta Pengendalian Penyakit dan Kesehatan

Lingkungan.

Buku Profil Kesehatan Indonesia 2014 ini disajikan dalam bentuk cetakan dan

soft copy (CD) serta dapat diunduh di website www.dinkes.tegalkab.go.id. Semoga publikasi ini

dapat berguna bagi semua pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, akademisi, sector

swasta dan masyarakat serta berkontribusi secara positif bagi pembangunan kesehatan di

Kabupaten Tegal. Kritik dan saran kami harapkan sebagai penyempurnaan profil yang akan

datang.

Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil

Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ini, kami mengucapkan terimakasih.

Slawi, Juli 2015 Kepala Dinas Kesehatan

KabupatenTegal

Dr. HendadiSetiaji, M.Kes

Pembina UtamaMuda NIP. 19630530 198911 1001

Page 7: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

vi

DaftarIsi

halaman

Halaman Judul .......................................................................................................... i

Kata Pengantar .................................................................................................................. v

Daftar Isi ............................................................................................................................. vi

BAB I DEMOGRAFI ................................................................................................. 1

A. Keadaan Penduduk ........................................................................... 2

B. Keadaan Ekonomi .............................................................................. 5

C. Keadaan Pendidikan ......................................................................... 9

D. Indeks Pembangunan Manusia ..................................................... 11

BAB II SARANA KESEHATAN ............................................................................ 12

A. Pusat Kesehatan Masyarakat ........................................................ 12

B. Rumah Sakit ......................................................................................... 15

C. Sarana Kefarmasian dan Alat Kesehatan .................................. 18

D. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat .................... 20

E. Institusi Pendidikan Kesehatan Poltekkes ............................... 24

BAB III TENAGA KESEHATAN ............................................................................. 26

A. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan ......................................... 26

BAB IV PEMBIAYAAN KESEHATAN .................................................................. 39

A. Anggaran Dinas Kesehatan ............................................................ 39

B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Bidang ......................... 39

C. Jaminan Kesehatan Masyarakat ................................................... 40

D. Bantuan Operasional Kesehatan .................................................. 41

Page 8: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

vii

BAB V SITUASI DERAJAT KESEHATAN ......................................................... 43

A. Usia Harapan Hidup (UHH) ........................................................... 43

B. Angka Kematian (Mortalitas) ....................................................... 43

1. Angka Kematian Bayi (AKB) .................................................... 44

2. Angka Kematian Balita (AKABA) ............................................ 45

3. Angka Kematian Ibu (AKI) ........................................................ 46

BAB VI KESEHATAN KELUARGA ....................................................................... 49

A. Kesehatan Ibu........................................................................................ 49

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil ............................................. 50

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin ........................................ 54

3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas ............................................... 57

4. Pelayanan/Penanganan Komplikasi Kebidanan .............. 58

5. Pelayanan Keluarga Berencana............................................... 60

B. Kesehatan Anak .................................................................................... 62

1. Berat Badan Bayi Lahir............................................................... 62

2. Penanganan Komplikasi Neonatal ........................................ 64

3. Pelayanan Kesehatan Neonatus .............................................. 67

4. Pelayanan Kesehatan pada Bayi ............................................. 69

5. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif ......................................... 71

6. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A pada Balita ........ 74

7. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S) .......... 76

8. Imunisasi .......................................................................................... 78

9. Pelayanan Kesehatan pada Balita .......................................... 82

10. Pelayanan Kesehatan pada siswa SD dan setingkat ........ 84

C. Gizi Keluarga .......................................................................................... 86

BAB VII PENGENDALIAN PENYAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN...

A. Pengendalian Penyakit ...................................................................... 88

1. Penyakit Menular ......................................................................... 88

2. Penyakit Tidak Menular ............................................................. 100

Page 9: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

viii

B. Kesehatan Lingkungan ...................................................................... 104

1. Air Minum ........................................................................................ 104

2. Sanitasi Layak ................................................................................ 107

3. Pengawasan Tempat Tempat Umum .................................... 108

4. Institusi dibina Kesehatan Lingkungannya ........................ 109

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................110

LAMPIRAN

Page 10: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

1

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

DEMOGRAFI

Kabupaten Tegal secara geografis terletak pada koordinat

108o57’6”-109o21’30” BT dan 6o50’41” – 7o15’30” LS. Panjang garis pantai 30 km

dan panjang perbatasan darat dengan daerah lain adalah 27 Km. Wilayah

Kabupaten Tegal terdiri dari daratan seluas 87.878,56 ha dan lautan seluas 121,50

km2.

Wilayah daratan mempunyai kemiringan bervariasi, mulai dari

yang datar hingga yang sangat curam. Kemiringan lahan tipe datar/pesisir (0-20)

seluas 24.547,52 ha (Kecamatan Kramat, Suradadi dan Warureja), tipe

bergelombang/dataran (2-150) seluas 35.847,22 ha (Kecamatan Adiwerna,

Dukuhturi, Talang, Tarub, Pagerbarang, Dukuhwaru, Slawi, Lebaksiu, sebagian

wilayah Suradadi, Warureja, Kedungbanteng dan Pangkah), tipe curam/berbukit-

bukit (15-400) seluas 20.383,84 ha dan tipe sangat curam/pegunungan (>400)

seluas 7.099,97 ha (Kecamatan Jatinegara, Margasari, Balapulang, Bumijawa,

Bojong, sebagian Pangkah dan Kedungbanteng).

Kondisi dataran tersebut, di antaranya berupa wilayah hutan,

persawahan dan ladang yang cukup luas. Upaya menjaga kelestarian lingkungan

hidup terhadap lahan hutan sebagai daerah penyangga dalam kurun waktu 5

(lima) tahun terakhir memperlihatkan perkembangan yang mengkhawatirkan.

Tercatat pada tahun 2009 luas lahan hutan di Kabupaten Tegal seluas 21.258,41

ha dan pada tahun 2013 turun menjadi 20.963,20 ha.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1986 tentang

Perubahan Batas Wilayah Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, secara administratif

pada tahun 2013 wilayah Kabupaten Tegal terbagi menjadi 18 kecamatan, yaitu

Kecamatan Margasari, Bumijawa, Bojong, Balapulang, Pagerbarang, Lebaksiu,

Jatinegara, Kedungbanteng, Pangkah, Slawi, Dukuhwaru, Adiwerna, Dukuhturi,

Talang, Tarub, Kramat, Suradadi dan Warureja), 281 desa, 6 kelurahan, 1.404 RW

dan 6.746 RT, dengan batas batas wilayah Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Kota Tegal dan Laut Jawa

Sebelah selatan : Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas

Sebelah timur : Kabupaten Pemalang

Sebelah barat : Kabupaten Brebes

Page 11: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

2

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

A. KEADAAN PENDUDUK

Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal berdasarkan data dari Badan Pusat

Statistik Kabupaten Tegal menghitung estimasi penduduk dengan metode

geometrik. Metode ini menggunakan prinsip bahwa parameter dasar demografi

yaitu parameter fertilitas, mortalitas, dan migrasi per tahun tumbuh konstan.

Metode ini lebih mudah dilakukan dengan mengkaji pertumbuhan penduduk di

dua atau lebih titik waktu yang berbeda.

Hasil estimasi jumlah penduduk pada tahun 2014 sebesar 1.579.734 jiwa,

yang terdiri atas jumlah penduduk laki-laki sebesar 770.419 jiwa dan jumlah

penduduk perempuan 809.315 jiwa. Jumlah penduduk di Kabupaten Tegal

meningkat dengan relatif cepat. Diperlukan kebijakan untuk mengatur atau

membatasi jumlah kelahiran agar kelahiran dapat dikendalikan dan kesejahteraan

penduduk makin meningkat. Rasio jenis kelamin pada tahun 2014 sebesar 95,19.

Angka ini berarti bahwa terdapat 95 laki-laki diantara 100 perempuan.

Pada Tabel 2, berdasarkan hasil estimasi, jumlah penduduk tertinggi di

Kabupaten Tegal terdapat di Kecamatan Adiwerna dengan jumlah penduduk

sebesar 128.968 jiwa, Margasari sebesar 113.030 jiwa dan Kramat sebesar

110.412 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan

Kedungbanteng dengan jumlah penduduk sebesar 46.215 jiwa.

GAMBAR 1.1

PETA WILAYAH ADMINISTRATIF KABUPATEN TEGAL

Page 12: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

3

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Struktur penduduk di Kabupaten Tegal termasuk struktur penduduk

muda. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya jumlah penduduk usia muda yang

masih tinggi. Badan piramida besar, ini menunjukkan banyaknya penduduk usia

produktif terutama pada kelompok umur 25-29 tahun dan 30-34 tahun, baik laki-

laki maupun perempuan. Jumlah golongan penduduk usia tua juga cukup besar,

terutama perempuan. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia

harapan hidup, terutama perempuan. Kondisi ini menuntut kebijakan terhadap

penduduk usia tua. Bertambahnya jumlah penduduk tua dapat dimaknai sebagai

meningkatnya tingkat kesejahteraan, meningkatnya kondisi kesehatan tetapi juga

dapat dimaknai sebagai beban karena kelompok usia tua ini sudah tidak produktif

lagi. Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di

Kabupaten Tegal tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran Tabel 2.

Konsentrasi penduduk disuatu wilayah dapat dipelajari dengan

menggunakan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk menunjukkan rata-rata

jumlah penduduk per 1 kilometer persegi. Semakin besar angka kepadatan

penduduk menunjukkan bahwa semakin padat penduduk yang mendiami wilayah

tersebut. Kepadatan rata-rata penduduk di Kabupaten Tegal berdasarkan hasil

estimasi sebesar 1.798 penduduk per km2. Kepadatan penduduk berguna sebagai

acuan dalam rangka mewujudkan pemerataan dan persebaran penduduk.

Kepadatan penduduk menurut Kecamatan dapat dilihat pada Lampiran Tabel 1.

Gambar 1.2 Grafik Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan

Di Kabupaten Tegal Tahun 2014

Page 13: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

4

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Berdsasarkan gambar 1.2 dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk di

Kabupaten Tegal belum merata. Kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Tegal

terdapat di Kecamatan Dukuhturi sebesar 5.768 penduduk per km2, sedangkan

kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Kedungbanteng sebesar

527,45 penduduk per km2.

Untuk pemerataan penduduk di Kabupaten Tegal dapat digunakan cara,

antara lain : transmigrasi atau program memindahkan penduduk dari tempat yang

padat ke tempat yang jarang penduduknya baik dilakukan atas bantuan

pemerintah maupun keinginan diri sendiri; pemerataan lapangan kerja dengan

mengembangkan industri, terutama untuk provinsi yang berada di luar Pulau

Jawa; pengendalian jumlah penduduk dengan menurunkan jumlah kelahiran

melalui program keluarga berencana atau penundaan umur nikah pertama.

Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering

digunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah Angka Beban

Tanggungan atau Dependency Ratio. Angka Beban Tanggungan adalah angka yang

menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di

bawah 15 tahun dan umur 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang

termasuk umur produktif (umur 15–64 tahun). Secara kasar perbandingan angka

beban tanggungan menunjukkan dinamika beban tanggungan umur produktif

terhadap umur nonproduktif. Angka ini dapat digunakan sebagai indikator yang

secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi

persentase dependency ratio menunjukkan semakin tinggi beban yang harus

ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang

belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio

yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung

penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan

tidak produktif lagi.

Angka Beban Tanggungan penduduk Kabupaten Tegal pada tahun 2014

sebesar 59. Hal ini berarti bahwa 100 penduduk Kabupaten Tegal yang produktif,

di samping menanggung dirinya sendiri, juga menanggung 59 orang yang

belum/sudah tidak produktif lagi. Apabila dibandingkan antar jenis kelamin, maka

Angka Beban Tanggungan laki-laki lebih kecil jika dibandingkan dengan

perempuan. Pada tahun 2014, angka beban tanggungan laki-laki sebesar 57, yang

berarti bahwa 100 orang penduduk laki-laki yang produktif, di samping

menanggung dirinya sendiri, akan menanggung beban 57 penduduk laki-laki yang

Page 14: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

5

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

belum/sudah tidak produktif. Angka Beban tanggungan penduduk Kabupaten

Tegal dapat dilihat pada tabel berikut table 1.1:

TABEL 1.1 JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN TANGGUNGAN

MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF DAN NON PRODUKTIF DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

No Umur Jenis Kelamin Laki laki

dan Perempuan Laki-laki Perempuan

1 0-14 221.714 230.415 452.129

2 15-64 490.593 504.612 995.205

3 Diatas 65 58.112 74.288 132.400

Jumlah 770.419 809.315 1.579.734

Angka Beban Tanggungan 57 60 59

Sumber: Dinkes Kabupaten Tegal, 2014, Hasil Estimasi

Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat

perhatian yang serius. Program pembangunan, termasuk pembangunan dibidang

kesehatan, harus didasarkan pada dinamika kependudukan. Upaya pembangunan

di bidang kesehatan tercermin dalam program kesehatan melalui upaya promotif,

preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Pembangunan kesehatan merupakan salah

satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pencapaian derajat

kesehatan yang optimal bukan hanya menjadi tanggung jawab dari sektor

kesehatan saja, namun sektor terkait lainnya seperti sektor penididikan, sektor

ekonomi, sektor sosial dan pemerintahan juga memiliki peranan yang cukup besar.

Untuk mendukung upaya tersebut diperlukan ketersediaan data mengenai

penduduk sebagai sasaran program pembangunan kesehatan.

B. KEADAAN EKONOMI

Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam

menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara. Produk Domestik Bruto per

kapita merupakan Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku dibagi dengan

jumlah penduduk pertengahan tahun. Berdasarkan data BPS Kabupaten Tegal

dalam kurun waktu 2009–2013, Produk Domestik Bruto per kapita atas dasar

harga berlaku terus mengalami peningkatan, tahun 2009 sebesar Rp 23,9 juta,

tahun 2010 sebesar Rp 27,0 juta, tahun 2011 sebesar Rp 30,7 juta, tahun 2012

sebesar Rp 33,5 juta, dan tahun 2013 sebesar Rp 36,5 juta.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tegal pada tahun

Page 15: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

6

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

2012 (data 2013 masih dalam proses perhitungan) telah mencapai sebesar Rp.

9.802.454,69 juta.

Selama kurun waktu dua belas tahun, dari tahun 2000–2012 terjadi

kenaikan menurut harga berlaku sebesar 4,42 kali lipat (tahun 2000 sebesar

2.214,45 miliyar). Sedangkan pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh indeks

perkembangan atas dasar harga konstan tahun 2012 sebesar 1,80 kali lipat (tahun

2000 sebesar Rp 2.214,45 milyar meningkat menjadi Rp. 4.001,20 milyar pada

tahun 2012). Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) selama

tahun 2012 terjadi pertumbuhan menurut harga berlaku sebesar 11,41 persen

dengan inflasi harga produsen sebesar 5,86 persen. Untuk pertumbuhan menurut

harga konstan yang terjadi selama tahun 2012 sebesar 5,25 persen.

Pertumbuhan ekonomi menurut harga konstan pada tahun 2012 sebesar

(5,25 persen) tingkat percepatan pertumbuhannya lebih tajam dibandingkan

dengan pertumbuhan tahun 2011 sebelumnya (4,81 persen). Percepatan laju

pertumbuhan ini didominasi sektor Pertambangan dan Penggalian serta sektor

Keuangan, Persewaan, dan jasa perusahaan yang menanjak tajam 7,78 persen

seiring menggeliatnya perekonomian yang ditandai dengan perputaran uang yang

lebih cepat. Sektor Pengangkutan dan komunikasi juga mengalami percepatan

pertumbuhan yakni 7,45 persen.

Sektor Pertanian terutama produksi padi pada tahun 2012 kembali

mengalami percepatan pertumbuhan seiring membaiknya curah hujan yaitu

sebesar 2,41 persen dibanding tahun 2011 yang 1,02 persen. Sektor industri pada

tahun 2011 membukukan laju pertumbuhan sebesar positif 5,20 persen melaju

pelan pada tahun 2012 sebesar positif 5,28 persen. Sektor jasa-jasa membukukan

pertumbuhan positif 5,65 persen, naik jika dibandingkan tahun 2011 sebesar 4,65

persen. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal ditopang dari pertumbuhan

ekonomi 18 kecamatan yang ada di wilayah pemerintahan Kabupaten Tegal,

Kecamatan yang memberikan konstribusi pertumbuhan pada tahun 2012 memiliki

rentang pertumbuhan 3,38 persen (Kecamatan Pagerbarang) sampai 8,88 persen

(Kecamatan Adiwerna). Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal atas dasar harga

konstan sebesar 5,25 persen ini masih berada di bawah target rata-rata yaitu 5,72

persen dalam rangka mendukung perekonomian Jawa Tengah. Berikut disajikan

indikator ekonomi, khususnya mengenai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Tegal tahun 2010-2012 yang mencakup pertumbuhan sektoral,

struktur ekonomi, pendapatan perkapita, perkembangan dan indeks implisitnya.

Page 16: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

7

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Di bidang ketenagakerjaan, jumlah angkatan kerja Kabupaten Tegal terus

mengalami kenaikan. Tercatat pada tahun 2009 berjumlah 725.461 orang, tahun

2010: 739.994 orang, tahun 2011: 988.871 orang, tahun 2012 1.008.845 orang,

dan di tahun 2013 terdapat 1.008.971 orang. Mayoritas penduduk Kabupaten

Tegal masih bekerja di sektor pertanian dalam arti luas. Berdasarkan data yang

ada pada tahun 2012 sebanyak 140.420 orang (7,78%) yang menggeluti lapangan

kerja di sektor pertanian. Jumlah penduduk yang memilih sektor pertanian sebagai

lapangan kerjanya, selama 4 tahun terakhir ini cenderung mengalami penurunan

seiring dengan semakin berkurangnya lahan pertanian karena beralih fungsi.

Disinyalir mereka beralih profesi ke sektor perdagangan, industri dan sektor

lainnya. Terbukti jumlah penduduk yang berprofesi di sektor perdagangan pada

tahun 2012 sebanyak 160.441 orang (8,89%). Sektor lainnya yang cukup diminati

masyarakat adalah sektor industri pengolahan, dan sektor jasa kemasyarakatan

yang masing-masing ditekuni oleh 112.244 orang (6,22 %) dan 74.532 orang (4,13

%).

Disadari bahwa bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tegal masih

menyisakan berbagai persoalan, diantaranya masalah pengangguran. Jumlah

pengangguran selama kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami fluktuasi.

Tercatat pada tahun 2009 terdapat 187.682 pengangguran, dan di tahun 2010

jumlahnya mengalami peningkatan menjadi 302.990 orang, sedangkan di tahun

2011 turun menjadi 187.686 orang. Dengan semakin meningkatnya jumlah

angkatan kerja, Pemerintah Kabupaten Tegal terus mendorong terbukanya

lapangan kerja dan investasi yang selama ini belum menunjukkan pertumbuhan

yang signifikan. Upaya penempatan TKI di luar negeri pun dilakukan. Jumlah TKI

selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 terdapat 330 orang TKI. Di

tahun 2010 naik menjadi 461, dan di tahun 2011 naik menjadi 490 orang,

sementara di tahun 2012 turun menjadi 472 orang. Hal penting lainnya terkait

dengan ketenagakerjaan adalah Upah Minimum Regional (UMR). Dari tahun ke

tahun UMR di Kabupaten Tegal terus mengalami peningkatan (rata-rata per tahun

sebesar 9%). Pada tahun 2009 UMR sebesar Rp. 640.000,- dan pada tahun 2010,

2011, 2012 naik menjadi Rp. 685.000,-; Rp 725.000,- dan Rp. 780.000,-.

Persoalan besar bagi semua daerah adalah menurunkan angka

kemiskinan. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tegal dalam kurun waktu 4

tahun (2009-2012) menunjukkan tren positif/menurun, tercatat pada tahun 2010

sebanyak 189.687 jiwa ((13,98 %), tahun 2011 kembali turun hingga angka

Page 17: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

8

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

182.542 jiwa (13,11%), kemudian tahun 2012 turun lagi menjadi 161.116 jiwa

(7,31%). Batasan/garis keluarga/seseorang (garis kemiskinan) disebut miskin di

wilayah Pedesaan pada tahun 2009 adalah Rp. 187.048,- tahun 2011 naik menjadi

Rp. 204.093,- dan pada tahun 2012 kembali naik menjadi Rp. 222.700,-.

Besarnya pendapatan yang diterima rumah tangga dapat

menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun data pendapatan yang

akurat sulit diperoleh, sehingga dilakukan pendekatan melalui data pengeluaran

rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga yang terdiri dari pengeluaran makanan

dan bukan makanan dapat menggambarkan bagaimana penduduk mengalokasikan

kebutuhan rumah tangganya. Walaupun harga antar daerah berbeda, namun nilai

pengeluaran rumah tangga masih dapat menunjukkan perbedaan tingkat

kesejahteraan penduduk antar kecamatan khususnya dilihat dari segi ekonomi.

Pengukuran kemiskinan dari BPS menggunakan konsep memenuhi

kebutuhan dasar (basic need approach). Kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi

dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak hak

dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang

bermartabat. Distribusi pendapatan merupakan salah satu aspek kemiskinan yang

perlu dilihat karena pada dasarnya merupakan ukuran kemiskinan relatif. Karena

data pendapatan sulit diperoleh, pengukuran distribusi pendapatan selama ini

didekati dengan menggunakan data pengeluaran.

Kemiskinan dipahami sebagai ketidakmampuan ekonomi penduduk

untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan maupun non makanan yang diukur

dari pengeluaran. Pengukuran kemiskinan dilakukan dengan cara menetapkan

nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan maupun untuk non

makanan yang harus dipenuhi seseorang untuk hidup secara layak. Nilai standar

kebutuhan minimum tersebut digunakan sebagai garis pembatas untuk

memisahkan antara penduduk miskin dan tidak miskin. Garis pembatas tersebut

yang sering disebut dengan garis kemiskinan. Kategori penduduk miskin adalah

penduduk dengan tingkat pengeluaran per kapita per bulan kurang dari garis

kemiskinan.

Masalah kemiskinan bukan hanya sekedar jumlah dan persentase

penduduk miskin saja, ada dimensi lain yang perlu diperhatikan yaitu tingkat

kedalaman dan keparahan kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan, merupakan

ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin

terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata

Page 18: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

9

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan

memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk

miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran

diantara penduduk miskin.

C. KEADAAN PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam

mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Pendidikan berkontribusi

terhadap perubahan perilaku masyarakat. Pendidikan menjadi pelopor utama

dalam rangka penyiapan sumber daya manusia dan merupakan salah satu aspek

pembangunan yang merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan

pembangunan nasional. Untuk peningkatan peran pendidikan dalam

pembangunan, maka kualitas pendidikan harus ditingkatkan salah satunya dengan

meningkatkan rata-rata lama sekolah.

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan

kecerdasan dan keterampilan manusia. Peningkatan mutu pendidikan harus terus

diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada

penduduk untuk mengenyam pendidikan, hingga pada peningkatan kualitas dan

kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki

seseorang merupakan indikator pokok kualitas pendidikan formal. Semakin tinggi

ijazah/STTB yang dimiliki oleh rata-rata penduduk suatu negara semakin tinggi

taraf intelektualitas negara tersebut.

Analisis tentang kondisi pendidikan di Kabupaten Tegal dapat

menggunakan dua indikator partisipasi sekolah, yaitu Angka Partisipasi Kasar

(APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Kedua ukuran tersebut mengukur

partisipasi penduduk usia sekolah oleh sektor pendidikan. Perbedaan di antara

keduanya adalah penggunaan kelompok usia "standar" di setiap jenjang

pendidikan. Usia standar yang dimaksud adalah rentang usia yang dianjurkan

pemerintah dan umum dipakai untuk setiap jenjang pendidikan.

APK adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah

di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang

berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK menunjukkan tingkat

partisipasi penduduk secara umum di suatu jenjang pendidikan. Angka ini

merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap

penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. Hasil perhitungan

APK ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu

Page 19: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

10

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu. Semakin tinggi APK

menunjukkan semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang

pendidikan pada suatu wilayah.

APK membagi jumlah siswa dengan tingkat pendidikan tanpa

menggunakan batasan kelompok umur. Hal ini memungkinkan nilai APK yang

melebihi 100%. Kondisi ini sering terjadi pada jenjang pendidikan SD/MI. Nilai

diatas 100% ini terjadi karena terdapat penduduk dengan umur dibawah 7 tahun

yang sudah bersekolah ditingkat sekolah dasar, atau penduduk yang berusia lebih

dari 12 tahun yang masih bersekolah pada tingkat SD/MI.

Angka Partisipasi Sekolah pada tingkat Pendidikan Dasar di Kabupaten

Tegal dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir (2009-2013) adalah sebagai

berikut: 109%, 109,20%, 110,30%, 113,80%, dan 93,80%; sedangkan pada tingkat

Pendidikan Menengah masih relatif rendah, sebagaimana tercatat dalam data

tahun 2009-2013 yaitu 48,20%, 47,10%, 52,40%, 78,50% dan 56,7%.

Berdasarkan data tersebut diketahui nilai APK untuk SD/MI melebihi 100%,

sedangkan untuk pendidikan SMP/MTs dan SMA/ SMK/MA lebih rendah dari nilai

APK SD.

Nilai APK ini kurang bagus untuk mencerminkan kondisi pendidikan,

karena memasukkan semua penduduk dalam jenjang pendidikan tanpa dibatasi

dengan kelompok umur yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Sehingga

diperlukan indikator yang lebih mencerminkan partisipasi sekolah, yaitu APM.

APM didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa kelompok

usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang

sesuai dengan usianya. Indikator APM ini digunakan untuk mengetahui banyaknya

anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai

dengan usianya. Semakin tinggi APM menandakan semakin banyak anak usia

sekolah yang bersekolah di suatu daerah. Jika dibandingkan APK, APM merupakan

indikator pendidikan yang lebih baik karena memperhitungjkan juga partisipasi

penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan

standar tersebut.

APM membagi jumlah siswa dengan jenjang pendidikan dengan

menggunakan batasan kelompok umur. Kondisi ini tidak memungkinkan nilai APM

yang melebihi 100%, sehingga nilai APM lebih rendah jika dibandingkan dengan

nilai APK. APM pada jenjang SD/MI dari data 2009-2013 menunjukkan tren yang

positif, berturut-turut yaitu: 96,72%; 97,38%; 97,11%; 96,64% dan 94,64%. APM

Page 20: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

11

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

pada jenjang SMP/MTs berturut-turut fluktuatif, yaitu sebesar: 89,31%; 89,45%;

89,48%; 88,95 dan 88,95%.

D. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan suatu

ukuran standar pembangunan manusia yaitu indeks pembangunan manusia (IPM)

atau Human Development Index (HDI). Indeks ini dibentuk berdasarkan empat

indikator, yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah

dan kemampuan daya beli. Indikator angka harapan hidup merepresentasikan

dimensi umur panjang dan sehat. Selanjutnya, angka melek huruf dan rata-rata

lama sekolah mencerminkan capaian pembangunan di bidang pendidikan.

Sedangkan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah

kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita

sebagai pendekatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup lebih layak.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Tegal menunjukkan

perkembangan yang positif dalam kurun waktu 3 tahun (2009-2012), tercatat

pada tahun 2009 adalah 69,54 dan pada tahun 2009 terjadi peningkatan kembali

hingga angka 70,08 dan IPM tahun 2011 adalah 70,59 serta tahun 2012 sebesar

71,09 dengan indikator penentu IPM yaitu angka melek huruf dari tahun 2009-

2013 berturut-turut yaitu (89,09% ; 89,21% ; 89,26% ; 89,47% dan 95,68%).

Keseriusan Pemerintah dalam meningkatkan pendidikan dasar dapat dilihat dari

Angka Rata-rata Lama Sekolah dari tahun 2009-2013 menunjukkan tren yang

positif, berturut-turut adalah (6,24 ; 6,42 ; 6,56 ; 6,60 ; dan 6,84 tahun). Sedangkan

Angka Harapan Hidup juga menunjukkan tren positif tahun 2009 yaitu 68,49

tahun, di tahun 2011-2012 yaitu 68,79 tahun dan tahun 2013 naik menjadi 69,12

tahun. Sementara Indeks Daya Beli pada tahun 2009-2013 berturut-turut terdapat

peningkatan yaitu : Rp. 634.240,-; Rp. 637.090,- dan Rp 639.950,- (data 2012 dan

2013 belum ada).

Page 21: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

12

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

SARANA KESEHATAN

Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberadaan

sarana kesehatan. Sarana kesehatan yang diulas pada pada bagian ini terdiri dari

fasilitas pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan kesehatan milik pemerintah

yang menghasilkan tenaga kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan yang dibahas pada

bagian ini terdiri dari : puskesmas, Rumah Sakit, dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM).

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa

fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif,

maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau

masyarakat.

A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 Tahun 2004 tentang

Kebijakan Dasar Puskesmas mendefinisikan puskesmas adalah Unit Pelaksana

Teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Pembangunan

kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pembangunan berwawasan

kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan

masyarakat primer, dan pusat pelayanan kesehatan perorangan primer,

puskesmas berkewajiban memberikan upaya kesehatan wajib dan upaya

kesehatan pengembangan.

Upaya kesehatan wajib terdiri dari:

1. Upaya promosi kesehatan

2. Upaya kesehatan lingkungan

3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana

4. Upaya perbaikan gizi

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

Page 22: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

13

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

6. Upaya pengobatan

Jumlah puskesmas di Kabupaten Tegal sampai dengan Desember 2014

sebanyak 29 unit. Jumlah tersebut terdiri dari 21 unit puskesmas non rawat inap

dan 8 unit puskesmas rawat inap. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2012

yaitu sebanyak 6 unit. Peningkatan jumlah puskesmas tidak mengindikasikan

secara langsung seberapa baik keberadaan puskesmas mampu memenuhi

kebutuhan pelayanan kesehatan primer di masyarakat. Indikator yang mampu

menggambarkan secara kasar tercukupinya kebutuhan pelayanan kesehatan

primer oleh puskesmas adalah rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk.

Bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja Puskesmas, dengan

sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000

penduduk per Puskesmas, maka rasio jumlah Puskesmas per 30.000 penduduk di

Kabupaten Tegal pada tahun 2014 sebesar 0,55. Sama dengan rasio pada tahun

2013. Rasio puskesmas per 30.000 penduduk menurut kecamatan menunjukkan

bahwa rasio tertinggi pada tahun 2014 adalah di Puskesmas Kecamatan Bojong

yaitu sebesar 0,80 sedangkan rasio terendah adalah Kecamatan Bumijawa yaitu

sebesar 0,30. Gambaran rasio puskesmas menurut Kecamatan pada tahun 2014

terdapat pada Gambar 2.1.

GAMBAR 2.1 GRAFIK RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK

MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Sekretariat Dinkes Kabupaten Tegal, 2014

Page 23: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

14

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Seluruh kecamatan memiliki rasio puskesmas yang rendah. Hal ini

disebabkan karena jumlah dan kepadatan populasi yang tinggi. Jika dilihat dari

rasio terhadap jumlah penduduk, memang seluruh provinsi di Jawa memiliki

angka yang rendah. Namun dalam hal keberadaan pelayanan kesehatan dasar,

Kabupaten Tegal memiliki kondisi baik yang berasal dari penyedia sektor swasta.

Kondisi seperti ini sebetulnya tetap harus diperhatikan. Meskipun kebutuhan

pelayanan kesehatan dasar dapat dipenuhi oleh sektor swasta, suatu wilayah tetap

membutuhkan entitas yang berperan sebagai penanggung jawab upaya kesehatan

masyarakat.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan

dasar, puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan

kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan perorangan yang diberikan terdiri

dari pelayanan rawat jalan dan rawat inap untuk puskesmas tertentu jika dianggap

diperlukan. Meskipun pelayanan kesehatan masyarakat merupakan inti dari

puskesmas, pelayanan kesehatan perorangan juga menjadi perhatian dari

Pemerintah.

GAMBAR 2.2 GRAFIK PERKEMBANGAN PUSKEMAS RAWAT INAP DAN NON RAWAT INAP

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes, 2014

Pada gambar di atas diketahui bahwa jumlah puskesmas non rawat inap

menurun dari 23 unit pada tahun 2009 menjadi 18 unit pada tahun 2014. Hal ini

dapat disebabkan karena adanya perubahan status dari puskesmas non rawat inap

menjadi puskesmas rawat inap. Peningkatan jumlah juga terjadi pada puskesmas

rawat inap yaitu dari 6 unit pada tahun 2009 menjadi 11 unit pada tahun 2014.

Page 24: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

15

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Selain enam upaya kesehatan wajib yang harus diberikan, puskesmas juga

menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan. Salah satu upaya kesehatan

pengembangan puskesmas di Kabupaten Tegal berupa pelayanan obstetrik dan

neonatal emergensi dasar (PONED) dan pengembangan puskesmas mampu

persalinan. Upaya kesehatan ini dilakukan untuk mendekatkan akses masyarakat

kepada pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar. Akses

masyarakat yang semakin mudah terhadap pelayanan kegawatdaruratan

diharapkan dapat berkontribusi kepada penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB).

Badan kesehatan dunia (WHO) menargetkan agar minimal terdapat 4

Puskesmas PONED di tiap kabupaten/kota. Sampai dengan tahun 2014 jumlah

kumulatif Puskesmas PONED sebanyak 11 unit dan Puskesmas mampu

pertolongan persalinan sebanyak 4 unit. Terdapat 8 puskesmas yang telah

memenuhi syarat minimial tersebut. Angka ini meningkat dibandingkan tahun

2012 sebesar 4 puskesmas.

Konsep rawat inap yang digunakan dalam Puskesmas PONED berbeda

dengan konsep yang digunakan puskesmas rawat inap. Konsep rawat inap pada

Puskesmas PONED adalah perawatan inap kepada pasien pasca tindakan

emergensi (one day care). Dengan demikian, puskesmas non rawat inap yang

memiliki tempat tidur dan mampu melakukan tindakan emergensi obstetri dan

neonatal dasar, dapat menyelenggarakan PONED.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal menetapkan indikator

persentase puskesmas rawat inap yang mampu PONED pada tahun 2013 dengan

target sebesar 90%. Jumlah puskesmas rawat inap yang telah mampu PONED

pada tahun 2014 sebanyak 11 puskesmas dengan persentase sebesar 95,86%.

Angka ini telah memenuhi target 90% pada tahun 2013.

B. RUMAH SAKIT

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat juga diperlukan

upaya kuratif dan rehabilitatif selain upaya promotif dan preventif. Upaya

kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui rumah

sakit yang juga berfungsi sebagai penyedia pelayanan kesehatan rujukan.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang

Perizinan Rumah Sakit mengelompokkan rumah sakit berdasarkan kepemilikan,

Page 25: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

16

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

yaitu rumah sakit public dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik adalah rumah

sakit yang dikelola Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Hukum yang

bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola

oleh bahan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau

persero.

1. Jumlah dan Jenis Rumah Sakit

Rumah sakit publik di Kabupaten Tegal dikelola oleh Pemerintah

Kabupaten Tegal, TNI/Polri, serta swasta non profit (organisasi keagamaan dan

organisasi sosial). Jumlah rumah sakit publik di Kabupaten Tegal sampai

dengan tahun 2014 sebanyak 3 unit, yang terdiri atas Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) berjumlah 2 unit dan Rumah Sakit Tentara (RSK) berjumlah 1

unit.. Berbeda dengan rumah sakit publik, rumah sakit privat dikelola oleh

swasta (perorangan, perusahaan dan swasta lainnya). Pada tahun 2013

terdapat 4 unit rumah sakit swasta di Kabupaten Tegal yang terdiri dari 3 unit

RSU dan 1 unit RS Khusus KIA. Jumlah rumah sakit publik maupun privat

relative tidak berubah pada kurun waktu 2012 sampai dengan 2014 seperti

yang disajikan pada tabel berikut:

TABEL 2.1 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT MENURUT KEPEMILIKAN

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2011- 2014

No Pengelola/

Kepemilikan 2011 2012 2013 2014

1. Pemerintah Kabupaten Tegal

2 2 2 2

2. TNI/ Polri 1 1 1 1

3. Swasta 3 4 4 4

Jumlah 6 7 7 7

Sumber: Bidang Yankes, Dinkes 2014

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

mengelompokkan rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan

menjadi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah

rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan

jenis penyakit. Adapun rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang

memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit

tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau

kekhususan lainnya. Jumlah rumah sakit umum adalah 6 unit dan rumah sakit

Page 26: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

17

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

khusus 1 unit pada tahun 2014. Jumlah tersebut sama dengan tahun 2013.

Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan rujukan dan perorangan di suatu wilayah dapat dilihat dari rasio

tempat tidur terhadap 1.000 penduduk. Rasio tempat tidur di rumah sakit di

Kabupaten Tegal pada tahun 2014 adalah 0,49 per 1.000 penduduk. Rasio ini

lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 0,41 per 1.000 penduduk. Rasio

tempat tidur di rumah sakit di Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan

tahun 2014 ditampilkan pada gambar berikut.

GAMBAR 2.3 GRAFIK RASIO TEMPAT TIDUR DI RUMAH SAKIT PER 1.000 PENDUDUK

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2010-2014

Berdasarkan gambar 2.2, dapat dilihat secara keseluruhan di

Kabupaten Tegal pada tahun 2013 maka jumlah tempat tidur belum mencukupi,

karena rasio kurang dari 1 tempat tidur per 1.000 penduduk.

2. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emegensi Komprehensif (PONEK)

Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif adalah

upaya yang dilakukan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka

kematian Anak. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kematian ibu dan

kematian anak banyak terjadi di Rumah Sakit. Rumah Sakit berkontribusi

terhadap 40-70% Angka Kematian Ibu, persalinan di rumah berkontribusi

sebesar 20-35%, dan persalinan yang terjadi di perjalanan sebesar 10-18%

(Lancet, 2005). Dengan melihat fakta tersebut maka dapat dikatakan bahwa

Page 27: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

18

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

dibutuhkan adanya upaya penurunan AKI yang difokuskan di rumah sakit.

Salah satu program kesehatan yang dilaksanakan untuk menurunkan

kematian ibu adalah implementasi Pelayanan Obstetrik dan Neonatal

Emergensi Komprehensif (PONEK). Jumlah Rumah Sakit PONEK sampai dengan

tahun 2013 sebanyak 5 unit. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2012

yang sebesar 4 unit rumah sakit melaksanakan PONEK.

C. SARANA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

1. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

Ketersediaan farmasi dan alat kesehatan memiliki peran yang signifikan

dalam pelayanan kesehatan. Akses masyarakat terhadap obat khususnya obat

esensial merupakan salah satu hak asasi manusia. Dengan demikian penyediaan

obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan institusi pelayanan

kesehatan baik publik maupun privat. Sebagai komoditi khusus, semua obat

yang beredar harus terjamin keamanan, khasiat dan mutunya agar dapat

memberikan manfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu salah satu upaya yang

dilakukan untuk menjamin mutu obat hingga diterima konsumen adalah

menyediakan sarana penyimpanan obat dan alat kesehatan yang dapat menjaga

keamanan secara fisik serta dapat mempertahankan kualitas obat di samping

tenaga pengelola yang terlatih.

Salah satu kebijakan pelaksanaan dalam Program Obat dan Perbekalan

Kesehatan adalah pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan

untuk menjamin keamanan, khasiat, dan mutu sediaan farmasi dan alat

kesehatan. Hal ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang

disebabkan oleh penyalahgunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan atau

penggunaan yang salah/tidak tepat serta tidak memenuhi mutu keamanan dan

pemanfaatan yang dilakukan sejak proses produksi, distribusi hingga

penggunaannya di masyarakat. Cakupan sarana produksi bidang kefarmasian

dan alat kesehatan menggambarkan tingkat ketersediaan sarana pelayanan

kesehatan yang melakukan upaya produksi di bidang kefarmasian dan alat

kesehatan. Yang termasuk sarana produksi di bidang kefarmasian dan alat

kesehatan antara lain Industri Farmasi, Industri Obat Tradisional (IOT),

Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA), Industri Kosmetika, Usaha Kecil Obat

Tradisional (UKOT), Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), Produksi Alat

Kesehatan Produksi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), dan Industri

Kosmetika.

Page 28: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

19

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Sarana produksi dan distribusi di Kabupaten Tegal masih menunjukkan

adanya ketimpangan dalam hal persebaran jumlah. Ketersediaan ini terkait

dengan sumberdaya yang dimiliki dan kebutuhan pada wilayah setempat.

Kondisi ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam kebijakan untuk

mengembangkan jumlah sarana produksi dan distribusi kefarmasian dan alat

kesehatan di Kabupaten Tegal, sehingga terjadi pemerataan jumlah sarana

tersebut di seluruh Kabupaten Tegal. Selain itu, hal ini bertujuan untuk

membuka akses terhadap keterjangkauan masyarakat terhadap sarana

kesehatan.

2. Ketersediaan Vaksin

Dalam upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan obat dalam jenis yang

lengkap, jumlah yang cukup, terjamin khasiatnya, aman, efektif dan bermutu

dengan harga terjangkau serta mudah diakses adalah sasaran yang harus

dicapai. Kementerian Kesehatan telah menetapkan indikator rencana strategis

tahun 2010-2014 terkait program kefarmasian dan alat kesehatan, yaitu

meningkatnya sediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi standar dan

terjangkau oleh masyarakat. Indikator tercapainya sasaran hasil tersebut pada

tahun 2014 yaitu persentase ketersediaan obat dan vaksin sebesar 100%.

Dalam rangka mencapai target tersebut, salah satu kegiatan yang dilakukan

adalah peningkatan ketersediaan obat esensial generik di sarana pelayanan

kesehatan dasar.

Pemantauan ketersediaan obat digunakan untuk mengetahui kondisi

tingkat ketersediaan obat di berbagai unit sarana kesehatan seperti Instalasi

Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) dan puskesmas. Kegiatan ini dilakukan untuk

mendukung pemerintah pusat dan daerah dalam rangka menentukan langkah-

langkah kebijakan yang akan diambil di masa yang akan datang. Di era otonomi

daerah, pengelolaan obat merupakan salah satu kewenangan yang diserahkan

ke kabupaten/kota, akibatnya sulit bagi pemerintah pusat untuk mengetahui

kondisi ketersediaan obat di seluruh Indonesia. Dengan tidak adanya laporan

secara periodik yang dikirim oleh provinsi, maka relatif sulit bagi pemerintah

pusat untuk menentukan langkah langkah yang harus dilakukan. Adanya data

ketersediaan obat di provinsi atau kabupaten/kota akan mempermudah

penyusunan prioritas bantuan maupun intervensi program di masa yang akan

datang.

Untuk mendapatkan gambaran ketersediaan obat dan vaksin di

Page 29: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

20

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Indonesia, dilakukan pemantauan ketersediaan obat dan vaksin. Obat yang

dipantau ketersediaannya merupakan obat indikator yang digunakan untuk

pelayanan kesehatan dasar dan obat yang mendukung pelaksanaan program

kesehatan. Jumlah item obat yang dipantau adalah 144 item obat dan vaksin

yang terdiri dari 135 item obat untuk pelayanan kesehatan dasar dan 9 jenis

vaksin untuk imunisasi dasar.

Indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin tahun 2013 memiliki

target sebesar 95%, dari data dan perhitungan yang dilakukan oleh Ditjen

Binfar dan Alkes didapatkan persentase ketersediaan rata-rata nasional pada

tahun 2013 sebesar 96,93%. Dengan demikian apabila dibandingkan dengan

target tahun 2013, maka capaian kinerja indikator persentase ketersediaan

obat dan vaksin tersebut adalah sebesar 102,03%.

D. UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT

Pembangunan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya juga memerlukan peran masyarakat. Melalui

konsep Upaya KesehatanBersumberdaya Masyarakat (UKBM), masyarakat

berperan serta aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Bentuk UKBM

antara lain Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes),

dan desa/kelurahan siaga aktif.

Desa/kelurahan Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatan

Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai

pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan

kegawatdaruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan

pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya

menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Terdapat 287 Desa/kelurahan Siaga Aktif dengan persentase sebesar

100%. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, Desa/kelurahan Siaga Aktif

terbagi menjadi empat strata, yaitu pratama, madya, purnama, dan mandiri.

Secara persentase jumlah desa/kelurahan siaga aktif di Kabupaten Tegal pada

tahun 2014 sebagai berikut:

Page 30: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

21

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

GAMBAR 2.4 GRAFIK PERSENTASE DESA SIAGA AKTIF BERDASARKAN STRATA

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Bidang PKPL Dinas Kesehatan, 2014

Jenis UKBM lainnya adalah Poskesdes, yaitu UKBM yang dibentuk di desa

untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa sehingga

mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan

utama poskesdes yaitu pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa berupa

pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu menyusui, pelayanan

kesehatan anak, pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans penyakit,

surveilans gizi, surveilans perilaku berisiko, surveilans lingkungan dan masalah

kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan serta kesiapsiagaan

terhadap bencana. Jumlah poskesdes yang beroperasi pada tahun 2014 sebanyak

210 unit.

Pada gambar 2.5 dapat diketahui bahwa wilayah Puskesmas di Kabupaten

Tegal dengan jumlah poskesedes terbanyak adalah Puskesmas Bumijawa dengan

jumlah sebanyak 16 unit dan Puskesmas Pangkah 14 unit. Puskesmas dengan

jumlah Poskesdes paling sedikit adalah Puskesmas Pagerbarang sebanyak 2 unit.

Distribusi Poskesdes di Kabupaten Tegal pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

GAMBAR 2.5 GRAFIK JUMLAH POSKESDES BERDASARKAN WILAYAH PUSKESMAS

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Page 31: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

22

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Sumber: Seksi Pemberdayaan, Dinkes Kab.Tegal, 2014

UKBM lainnya yang memiliki peran signifikan dalam pemberdayaan

masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah posyandu.

Posyandu dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,

untuk memberdayakan danmemberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat terutama ibu, bayi dan

anak balita. Posyandu memiliki 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak,

keluarga berencana, imunisasi, gizi serta pencegahan dan penanggulangan diare.

Jumlah Posyandu yang tercatat 1.518 posyandu di Dinas Kesehatan Kabupaten

Tegal pada tahun 2014 di Kabupaten Tegal. Dari jumlah tersebut, semua posyandu

aktif melaksanakan kegiatan secara rutin. Persentase jumlah posyandu

berdasarkan strata makan jumlah posyandu pratama sebanyak 4%, madya

sebanyak 14%, purnama sebanyak 62%, dan mandiri sebanyak 20%.

Page 32: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

23

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

GAMBAR 2.6 GRAFIK PERSENTASE JUMLAH POSYANDU

BERDASARKAN STRATA POSYANDU DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Seksi Pemberdayaan, Dinkes Kab.Tegal, 2014

Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi adalah

posyandu mandiri dan proporsi terendah adalah posyandu pratama. Dengan

demikian diperlukan upaya intensif untuk meningkatkan jumlah posyandu

mandiri. Dalam menjalankan fungsinya, perlu diketahui rasio kecukupan posyandu

terhadap masyarakat yang ada. Pada tahun 2014, rasio posyandu terhadap jumlah

desa/kelurahan adalah 5,29. Pada tingkat kabupaten, rasio posyandu terhadap

jumlah desa/keluarahan telah mencukupi yaitu lebih dari satu. Gambaran rasio

posyandu terhadap jumlah desa/kelurahan berdasarkan wilayah Puskesmas di

Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut:

Page 33: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

24

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

2,33

8,60

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00

Bangun Galih

Talang

Pangkah

Danasari

Penusupan

Tarub

Kesambi

Jatinegara

Kedungbanteng

Bumijawa

Adiwerna

Balapulang

Dukuhwaru

Slawi

Suradadi

GAMBAR 2.6. GRAFIK RASIO POSYANDU TERHADAP JUMLAH DESA/KELURAHAN

BERDASARKAN WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Seksi Pemberdayaan, Dinkes Kab.Tegal, 2014

Gambar di atas menunjukkan bahwa Puskesmas Suradadi memiliki rasio

tertinggi sebesar 8,60. sedangkan Puskesmas Bangun Galih memiliki rasio

posyandu terendah yaitu sebesar 2,33. Pemberdayaan masyarakat di bidang

kesehatan juga memerlukan peran serta kader dan tokoh masyarakat/agama.

E. INSTITUSI PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN POLTEKES

1. Jumlah Poltekes

Pembangunan kesehatan berkelanjutan membutuhkan tenaga kesehatan

yang memadai baik dari segi jenis, jumlah maupun kualitas. Untuk

menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas tentu saja dibutuhkan proses

pendidikan yang berkualitas pula. Dinas Kesehatan Republik Indonesia

merupakan institusi dari sektor pemerintah yang berperan di dalam

Page 34: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

25

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

penyediaan tenaga kesehatan yang berkualitas tersebut. Institusi pendidikan

tenaga kesehatan selain tenaga medis terdiri dari Politeknik Kesehatan

(Poltekkes) dan Non Politeknik Kesehatan (Non Poltekkes). Dinas Kesehatan

melakukan pembinaan terhadap institusi Poltekkes. Sampai dengan Desember

2013, terdapat 3 Poltekkes di Kabupaten Tegal yang terdiri dari program studi

strata S1 sebanyak 2 jurusan/program studi, dan strata Diploma III terdiri dari

3 jurusan/program studi.

Jurusan/program studi terbanyak adalah keperawatan dengan jumlah 2

pada Diploma III dan 1 pada S1 . Jurusan/program studi keperawatan terdiri

dari S1 keperawatan, kebidanan, dan profesi keperawatan. Jurusan/program

studi farmasi terdiri S1 Kefarmasian memilki jumlah terendah yaitu 1 program

studi pada S1 Kefarmasian.

2. Lulusan

Peserta didik yang telah selesai menempuh pendidikan akan menjadi

lulusan Poltekkes. Jumlah lulusan pada tahun 2013 adalah sebanyak 22.797

orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2012 yaitu sebanyak 21.630

orang. Sesuai dengan jumlah peserta didik yang memiliki jumlah terbesar dari

program studi keperawatan, hal serupa juga terjadi pada jumlah lulusan dengan

jumlah lulusan terbanyak adalah program studi keperawatan sebanyak 15.781

orang atau 69,22% dari total lulusan.

Page 35: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

26

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

TENAGA KESEHATAN

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal

21 menyebutkan bahwa pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,

pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka

penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun

2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional dijelaskan bahwa untuk melaksanakan upaya

kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia

kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya serta terdistribusi

secara adil dan merata.

Sumber daya manusia kesehatan yang disajikan pada bab ini lebih diutamakan

pada kelompok tenaga kesehatan. Dalam Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 1996

tentang Tenaga Kesehatan memutuskan bahwa tenaga kesehatan terdiri dari tenaga

medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga

gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisian medis.

Gambaran mengenai jumlah, jenis, dan kualitas, serta penyebaran tenaga

kesehatan di seluruh wilayah Indonesia dilakukan dengan cara pengumpulan data pada

sarana pelayanan kesehatan baik di wilayah dinas kesehatan kabupaten/kota maupun

dinas kesehatan provinsi. Pengumpulan data tenaga kesehatan meliputi tenaga

kesehatan yang berstatus PNS pusat, PNS daerah, Pegawai Tidak Tetap (PTT),

TNI/POLRI, dan swasta. Metode pengumpulan data yang digunakan melalui mekanisme

pemutakhiran data secara berjenjang mulai dari dinas kesehatan kabupaten/kota,

dinas kesehatan provinsi dan secara nasional dikelola oleh Badan Pengembangan dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan PPSDMK) Kementerian

Kesehatan RI melalui Sistem Informasi SDMK.

A. JUMLAH DAN RASIO TENAGA KESEHATAN

Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan

kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan

di masyarakat. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan

untuk melakukan upaya kesehatan.

Page 36: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

27

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Pendataan tenaga kesehatan yang dilakukan oleh Bagian Kepegawain

Sekretariat Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dan Bagian Perijinan Dinas Kesehatan

menggunakan pendekatan tenaga kesehatan yang melaksanakan tugas sesuai

dengan fungsinya. Berdasarkan pendekatan tersebut, pada tahun 2013 jumlah SDM

Kesehatan yang tercatat sebanyak 3.095 orang yang terdiri atas 2.159 tenaga

kesehatan dan 939 tenaga non kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri atas 233 tenaga

medis (dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi), 881 perawat, 712 bidan, 349

tenaga farmasi, dan 273 tenaga kesehatan lainnya.

Pendataan tenaga kesehatan yang dilakukan oleh Bidang Pelayanan

Kesehatan dan Subag Kepegawaian Dinas Kesehatan menggunakan pendekatan

jumlah dokter/ dokter spesialis, dokter gigi/gigi/dokter gigi spesialis yang

mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR). Rincian lengkap mengenai rekapitulasi

sumber daya manusia kesehatan menurut jenis tenaga dapat dilihat pada Lampiran

3.1.

Menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004, yang dimaksud dengan

dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi

spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun

di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

1. Dokter Spesialis

Jumlah Dokter Spesialis di Kabupaten Tegal pada tahun 2014

sebanyak 57 orang. Rasio Dokter Ahli per 100.000 penduduk sebesar 3,61

dimana masih jauh dari target Indonesia Sehat dan standar dari WHO sebesar 6

per 100.000 penduduk.

Berdasarkan hitungan rasio jumlah penduduk dan memperhatikan

kondisi geografis Kabupaten Tegal maka dengan jumlah spesialis sebanyak 57

orang belum mencukupi kebutuhan, disamping itu masih ada Rumah Sakit

Umum Daerah yang membutuhkan 4 (empat) pelayanan spesialis dasar karena

sampai saat ini hanya ada 1 tenaga dokter spesialis/ahli dasar yang

memberikan pelayanan di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal itupun masih

sebagai tenaga harian lepas.

2. Dokter Umum

Jumlah dokter umum di Kabupaten Tegal pada tahun 2014 tercatat

sebanyak 138 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 50 orang berada di

Puskesmas dan 88 orang berada di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan

Page 37: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

28

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

lainnya. Rasio dokter umum per 100.000 penduduk di Kabupaten Tegal pada

tahun 2014 sebesar 8,74. Rasio tersebut masih di bawah target Indonesia Sehat

dan standar dari WHO sebesar 40 per 100.000 penduduk.

Rasio Dokter Umum terhadap jumlah penduduk di Kabupaten Tegal

tahun 2013 menurut wilayah Puskesmas dapat dilihat pada gambar 3.1.

GAMBAR 3.1 GRAFIK RASIO DOKTER UMUM TERHADAP JUMLAH PENDUDUK

BERDASARKAN PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Puskesmas dengan rasio dokter umum terhadap 100.000 penduduk

tertinggi terdapat di Puskesmas Danasari sebesar 7,8. Rasio dokter umum per

100.000 penduduk terendah terdapat di Puskemas Kesamiran sebesar 0.

3. Dokter Gigi

Jumlah dokter gigi di Kabupaten Tegal pada tahun 2013 tercatat

sebanyak 36 dan jumlah dokter gigi spesialis sebanyak 2 orang. Rasio dokter

gigi per 100.000 penduduk sebesar 2,41 dokter gigi per 100.000 penduduk.

Page 38: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

29

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Rasio tersebut masih di bawah target Indonesia Sehat dan standar dari WHO

sebesar 11 per 100.000. Jumlah dokter gigi di Puskesmas Kabupaten Tegal

tahun 2014 sebanyak 19 orang, Persebaran dan kebutuhan dokter Gigi di

Puskesmas Kabupaten Tegal dapat dan rincian lengkap mengenai jumlah tenaga

dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis yang mempunyai

STR terlampir.

4. Tenaga Keperawatan

a. Perawat

Perawat dapat menyelenggarakan praktik di fasilitas pelayanan

kesehatan di luar praktik mandiri dan atau praktik mandiri. Perawat yang dapat

menyelenggarakan praktik mandiri harus berpendidikan minimal Diploma III

Keperawatan dan wajib memiliki Surat Ijin Praktek Perawat adalah (SIPP) yang

hanya diberikan pada satu tempat praktek. SIPP berlaku selama Surat Tanda

Registrasi (STR) masih berlaku. STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh

pemerintah kepada tenaga kesehatan yang memiliki sertifikat kompetensi

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Jumlah Tenaga Perawat di Kabupaten Tegal yang tercatat pada tahun

2014 sebanyak 881 orang. Tenaga keperawatan yang bekerja di Puskesmas

sebanyak 235 orang (baik tenga PNS maupun PTT/THL ). Jika dibandingkan

dengan jumlah Puskesmas sebanyak 29 Puskesmas maka rata-rata per

Puskesmas sebesar 8,1. Hal ini berarti belum sesuai standar yang ada dalam

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 tentang

Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Provinsi,

Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit bahwa untuk kategori Puskesmas

Perkotaan maka harus memiliki minimal 12 orang tenaga perawat sedangkan

Puskesmas pedesaan minimal 8 orang tenaga perawat.

Persebaran tenaga perawat tidak merata di fasilitas kesehatan

khususnya di Puskesmas. Gambaran distribusi tenaga perawat di Kabupaten

Tegal menurut fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:

Page 39: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

30

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

GAMBAR 3.3 PERSEBARAN TENAGA PERAWAT MENURUT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Rasio Tenaga Keperawatan per 100.000 penduduk di Kabupaten Tegal

sebesar 55,77. Angka ini masih di bawah target Indonesia Sehat dan standar

dari WHO yaitu sebesar 117,5 per 100.000 penduduk. Rasio perawat terhadap

jumlah penduduk menurut wilayah Puskesmas pada tahun 2014 terlihat pada

Gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2 RASIO PERAWAT TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MENURUT WILAYAH

PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Page 40: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

31

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Puskesmas dengan rasio perawat tertinggi terdapat di Puskesmas

Balapulang sebesar 60,78 perawat per 100.000 penduduk. Puskesmas dengan

rasio perawat terendah terdapat di Puskesmas Adiwerna sebesar 5,58 perawat

per 100.000 penduduk,.

b. Bidan

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/MENKES/

SK/III/ tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan. Bidan adalah seorang

perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui oleh pemerintah dan

organisasi profesi di wilayah negara Republik Indonesia serta memiliki

kompetensi dan kualifikasi untuk di register, sertifikasi dan atau secara sah

mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab dan

akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan

dukungan, asuhan dan nasihat selama hamil, masa kehamilan dan masa nifas,

memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan

kepada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,

promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, akses

bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan

kegawatdaruratan.

Jumlah bidan di Kabupaten Tegal pada tahun 2014 tercatat sebanyak

712 orang. Terdiri atas tenaga kebidanan yang bekerja di Puskesmas sebanyak

561 orang (79%), di Rumah Sakit sebanyak 113 orang (16%) dan di fasilitas

sarana kesehatan lainnya sebanyak 38 orang (5%).

GAMBAR 3.4 PERSEBARAN TENAGA BIDAN BERDASARKAN SARANA KESEHATAN

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Page 41: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

32

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Rasio bidan terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2014 sebesar

45,07. Puskesmas dengan rasio bidan terhadap penduduk tertinggi tertinggi

terdapat di Puskesmas Balapulang sebesar 54,59 bidan per 100.000 penduduk,

Bangungalih sebesar 50,56 bidan per 100.000 penduduk, dan Kesamiran

sebesar 46,37 bidan per 100.000 penduduk. Rasio bidan terhadap penduduk

terendah terdapat di Puskesmas Kesambi sebesar 21,42 bidan per 100.000

penduduk. Gambaran rasio bidan terhadap jumlah penduduk menurut

Kabupaten Tegal pada tahun 2014 terlihat pada Gambar 3.5.

GAMBAR 3.5 RASIO BIDAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN WILAYAH

PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

5. Tenaga Kefarmasian

Tenaga Kefarmasian terdiri dari Apoteker, S-1 Farmasi, D-III Farmasi,

dan Asisten Apoteker. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun

2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, yang dimaksud dengan tenaga

kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian yang terdiri

dari Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Apoteker adalah sarjana farmasi

Page 42: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

33

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan

apoteker. Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker

dalam menjalani pekerjaan kefarmasian yang terdiri dari sarjana farmasi, ahli

madya farmasi, analis farmasi dan tenaga menengah farmasi/asisten apoteker.

Jumlah tenaga kefarmasian di Kabupaten Tegal yang tercatat pada tahun

2013 adalah 284 orang, yang tersebar di rumah sakit sebanyak 85 orang (24%),

, Puskesmas 18 orang (5%), sarana kesehatan lain 246 orang (71%).

Persebaran tenaga kefarmasian di Kabupaten Tegal dapat dilihat pada gambar

grafik berikut:

GAMBAR 3.6

DISTRIBUSI TENAGA KEFARMASIAN BERDASARKAN SARANA KESEHATAN DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

6. Tenaga Kesehatan Masyarakat

Tenaga kesehatan masyarakat merupakan bagian dari sumberdaya

manusia yang sangat penting perannya dalam pembangunan kesehatan. Dalam

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Pembangunan kesehatan dengan paradigma

sehat merupakan upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dalam

menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya

pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1996 yang

dimaksud dengan tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiologi

kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluh kesehatan,

administrator kesehatan, dan sanitarian.

Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Tegal pada tahun

Page 43: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

34

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

2013 adalah 58 orang. Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat per 100.000

penduduk sebesar 3.67. Rasio tersebut masih di bawah target Indonesia Sehat

dan standar dari WHO sebesar 40 per 100.000 penduduk.

Distribusi 58 orang tenaga Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Tegal

berdasarkan sarana kesehatan atau tempat bekerja adalah Puskesmas sebanyak

47 orang (81%) dan Rumah Sakit sebanyak 11 orang (19%),.

GAMBAR 3.7 PERSEBARAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT

BERDASARKAN SARANA KESEHATAN DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Dari jumlah tenaga Kesehatan Masyarakat yang bekerja di Puskesmas

sebanyak 47 orang. Dibandingkan dengan jumlah Puskesmas sebanyak 29

Puskesmas, maka rata-rata per Puskesmas adalah 1,62. Hal ini berarti sebagian

Puskemas belum memenuhi standar dari Kepmenkes nomor

81/Menkes/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM

Kesehatan di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit, yaitu

masing-masing Puskemas harus memiliki tenaga kesehatan masyarakat

minimal 2 orang.

7. Nutrisionis

Tenaga Nutrisionis terdiri dari lulusan D-IV/S-1 Gizi, D-III Gizi, dan D-1

Gizi. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

374/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Gizi yang dimaksud dengan

profesi Nutrisionisi adalah suatu pekerjaan di bidang gizi yang dilaksanakan

Page 44: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

35

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

berdasarkan suatu keilmuan, memiliki kompetensi yang diperoleh melalui

pendidikan yang berjenjang, mempunyai kode etik dan bersifat melayani. Ahli

Gizi adalah profesi khusus, orang yang mengabdikan diri dibidang gizi serta

memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui suatu pendidikan

khususnya dibidang gizi. Pendidikan Gizi dapat ditempuh melalui jalur akademi

strata I dan diploma.

Persebaran tenaga Nutrisionisi menurut sarana kesehatan sebagaian

besar di Puskesmas yaitu 28 orang (64%) dan Rumah Sakit sebanyak 16 orang

(36%). Berdasarkan sarana kesehatan maka distribusi tenaga gizi dapat dirinci

sebagai berikut :

DIAGRAM 3.8 PERSEBARAN TENAGA GIZI BERDASARKAN SARANA KESEHATAN

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Jumlah Tenaga Gizi yang dimiliki Puskesmas di Kabupaten Tegal

sebanyak 28 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah Puskesmas, maka rata-

rata Puskesmas mempunyai 1 orang tenaga gizi. Rasio Tenaga Gizi per 100.000

penduduk di Kabupaten Tegal sebesar 2,79. Rasio tersebut masih di bawah

target Indonesia Sehat dan standar dari WHO sebesar 22 per 100.000

penduduk.

8. Tenaga Keterapian Fisik

Tenaga keterapian fisik terdiri dari tenaga fisioterapi, terapi okupasi,

terapi wicara dan akupunturis. Jumlah tenaga keterapian fisik di Kabupaten

Tegal pada tahun 2013 sebanyak 15 orang, yang terdiri dari Diploma III

Fisioterapi 14 orang (93,3%) dan DipIoma III Terapi Wicara1 orang (6,7%).

Sebagian besar tenaga keterapian fisik bekerja di Rumah Sakit, sedangkan

Page 45: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

36

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

semua Puskesmas di Kabupaten Tegal tidak ada yang memiliki tenaga

ketarapian fisik.

a. Fisioterapis

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada

individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan

memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dan

menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan

(fisik, elektro terapetis dan mekanis), pelatihan dan komunikasi.

Menurut Kepmenkes RI nomor: 376/Menkes/SK/III/2007 tentang

Standar Profesi Fisioterapi yang dimaksud Fisioterapis adalah seseorang

yang telah lulus pendidikan formal fisioterapi dan kepadanya diberikan

kewenangan tertulis untuk melakukan tindakan fisioterapi atas keilmuan

dan kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Jumlah tenaga fisioterapi di Kabupaten Tegal pada tahun 2014

sebanyak 14 orang dan semuanya berada di Rumah Sakit. Semua puskesmas

yang ada di Kabupaten Tegal tidak memiliki tenaga fisioterapi.

b. Terapi Wicara

Menurut Kepmenkes RI nomor: 867/Menkes/SK/III/2004 tentang

Registrasi dan Praktek Terapis Wicara yang dimaksud Terapis wicara adalah

seseorang yang telah lulus pendidikan terapis wicara baik di dalam maupun

luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jumlah tenaga terapis wicara di Kabupaten Tegal pada tahun 2014

sebanyak 1 orang dan a berada di Rumah Sakit. Semua puskesmas yang ada

di Kabupaten Tegal tidak memiliki tenaga terapis wicara.

c. Tenaga Keteknisan Medis

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 yang dimaksud

tenaga keteknisian medis terdiri dari radiografer, radioterapis, teknisi gigi,

teknisi elektromedik, analis kesehatan, refraksionis optisien, ortotik

prostetik, teknisi transfusi, dan perekam medis.

Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Kabupaten Tegal pada tahun

2014 adalah 110 orang. Yang terdiri dari Radiografer sebanyak 24 orang

(17%), Teknisi Elektromedis 3 orang (2%), Analis Kesehatan 83 orang

(61%), Refraksionis optisien 1 orang (1%), Rekam Medis 24 orang (18%),

dan teknisi transfusi darah 1 orang (1%).

Page 46: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

37

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

DIAGRAM 3.9 PERSEBARAN TENAGA KETEKNISIAN MEDIS BERDASARKAN

JENIS TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Persebaran tenaga keteknisian medis menurut sarana kesehatan diketahui

bahwa tenaga keteknisian medis sebagian besar bekerja di Rumah Sakit

sebanyak 98 orang (63%), Puskesmas 38 orang (25%), dan Sarkes lain 18 orang

(12%).

Berdasarkan sarana kesehatan maka distribusi tenaga keteknisian medis

dapat dirinci sebagai berikut:

DIAGRAM 3.10 PERSEBARAN TENAGA KETEKNISIAN MEDIS BERDASARKAN SARANA

KESEHATAN DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Rasio Tenaga Teknisi Medis per 100.000 penduduk sebesar 9,75.

Kebutuhan tenaga tersebut diatas masih kurang dilihat dari kuantitas, setiap

puskesmas khususnya puskesmas rawat inap harus memiliki minimal 1 orang

Page 47: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

38

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

tenaga keteknisian medis sesuai dengan jenis tenaga radiografer, analis

kesehatan, teknisi elektromedis, ahli radiovaskuler, ahli transfusi darah, analis

kesehatan, teknisi laboartorium, refraksi optisi, ortotik prostetik dan perekam

medis.

Secara umum jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Tegal masih belum

tercukupi sesuai dengan indikator Indonesia Sehat maupun Indikator dari WHO.

Namun Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota) telah berusaha mencukupi

kebutuhan tenaganya. Usaha yang dilakukan berupa pengangkatan tenaga baru

seperti CPNS, PHL maupun PTT.

9. Tenaga Non Kesehatan di Pelayanan Kesehatan

Tenaga non kesehatan merupakan tenaga non teknis pendukung

administrasi pelayanan kesehatan, di Puskesmas, Rumah Sakit, UPTD Kesehatan,

Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan dan Dinas Kesehatan. Jumlah tenaga non

kesehatan di Kabupaten Tegal pada tahun 2014 sebanyak 1264 orang baik PNS

maupun Non PNS. Tenaga non kesehatan terdistribusi di Dinas Kesehatan

sebanyak 60 orang (5%), Puskesmas sebanyak 210 orang (17%), Rumah Sakit

sebanyak 665 orang (52%), Sarkes lain 231 orang (18% ), dan Institusi

Pendidikan Tenaga Kesehatan sebanyak 98 orang (8%). Distribusi tenaga non

kesehatan di sarana kesehatan Kabupaten Tegal yang tercatat pada tahun 2014

secara rinci disajikan pada diagram sebagai berikut:

GAMBAR 3.11 PERSEBARAN TENAGA NON KESEHATAN BERDASARKAN

SARANA KESEHATAN DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Page 48: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

39

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

PEMBIAYAAN KESEHATAN

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan memerlukan

komponen pembiyaan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

menyebutkan bahwa pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan

pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi,

teralokasi secara adil, dan termanfaatkan. Pembiayaan kesehatan terdiri dari

pembiayaan bersumber pemerintah dan pembiayaan bersumber masyarakat.

A. ANGGARAN DINAS KESEHATAN

Alokasi anggaran kesehatan yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Tegal pada tahun 2014 sebesar Rp. 144.221.327.000,-. Terdiri dari dana Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah sebanyak Rp 139.510.977.000,- (termasuk belanja gaji

pegawai) dan APBN untuk kegiatan yang dibiayai dari Dana Tugas Pembantuan (TP)

Bidang Kesehatan sebanyak Rp 4.710.350.000,- diluar dana pendampingan. Dana

TP tersebut terserap sebanyak Rp 4.498.991.670 atau sebesar 95,51 %.

Sesuai Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang telah disusun untuk tahun 2014

terdapat 3 sasaran strategis. Dilaksanakan dalam 15 progam 107 kegiatan yang

harus dicapai dan atau dilaksanakan dengan dukungan anggaran DPA-SKPD Tahun

2014.

Pencapaian kinerja input atau realisasi anggaran program/kegiatan Dinas

Kesehatan Kabupaten Tegal diluar belanja gaji pegawai pada tahun 2013 adalah

sebesar 91.21 persen dari total pagu anggaran Dinas Kesehatan Rp 36.302.300.000

atau sebesar Rp 33.436.686.221 (Tiga puluh tiga miliar empat ratus tiga puluh

enam juta enam ratus delapan puluh enam ribu duaratus dua puluh satu rupiah).

Capaian tersebut meningkat (7,14%) jika dibandingkan dengan capaian kinerja

input 2012 yang mencapai 84,07%. Capaian kinerja input tertinggi adalah pada

Sekretariat yaitu sebesar 90.33%, sedangkan capaian kinerja input terendah pada

Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi yaitu sebesar 86.19%

B. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BIDANG KESEHATAN

Pembiayaan kesehatan harus mampu menjamin kesinambungan jumlah

yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan

berdaya guna sehingga pembangunan kesehatan demi meningkatkan derajat

Page 49: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

40

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terlaksana. Sumber pembiayaan

kesehatan berasal dari pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, swasta, dan

sumber lain.

Sesuai Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,

anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota memiliki alokasi

minimal sepuluh persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

di luar gaji (belanja pegawai). Persentase anggaran kesehatan Pemerintah Daerah

terhadap total APBD di Kabupaten Tegal sebesar 8,99% atau Rp 174.794.598.842

dari total APBD sebesar Rp 1.943.960.373.000,- (angka tersebut merupakan

anggaran kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan, RSUD dr. Soeselo dan RSUD

Suradadi). Persentase anggaran kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal

terhadap total APBD di atas termasuk dengan gaji pegawai. Data dan informasi lebih

rinci mengenai APBD provinsi pada tahun 2014 terdapat pada Lampiran Tabel 82.

C. JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

Sampai dengan Desember 2014, terdapat 48% penduduk yang tercatat

memiliki jaminan kesehatan. Persentasenya turun dibandingkan tahun 2013, yaitu

sebesar 41,9% dari jumlah penduduk.

Salah satu program jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh

pemerintah adalah Jamkesmas. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

diselenggarakan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan

terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajat

kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Jamkesmas

diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian

bayi dan balita, serta menurunkan angka kelahiran di samping dapat terlayaninya

kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin. Program ini telah memberikan

banyak manfaat bagi peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin

dan hampir miskin di puskesmas dan jaringannya, pelayanan kesehatan di rumah

sakit serta memberikan perlindungan finansial dari pengeluaran kesehatan akibat

sakit.

Penduduk yang menjadi sasaran program Jamkesmas adalah tetap sejak

tahun 2008, yaitu sebanyak 76,4 juta jiwa yang terdiri dari masyarakat sangat

miskin, miskin dan tidak mampu. Jumlah tersebut terdiri atas 660.939 jiwa

kepesertaan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Tegal dan selebihnya adalah

peserta di luar SK Bupati Tegal yang berjumlah 36.639 jiwa. Kepesertaan di luar SK

Page 50: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

41

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Bupati Tegal terdiri dari gelandangan, pengemis, anak terlantar, panti sosial,

penghuni rutan/lapas, korban bencana pasca tanggap darurat, peserta program

keluarga harapan (PKH), dan penderita thalasemia mayor yang dijamin dengan

pembiayaan kesehatan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).

Cakupan program Jamkesmas terdiri dari pelayanan kesehatan dasar di

puskesmas dan pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit. Kunjungan di

pelayanan kesehatan di Puskesmas terdiri dari Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)

dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP). Kunjungan di pelayanan kesehatan di

Rumah Sakit terdiri dari Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat

Lanjut (RITL).

Pada tahun 2014, terdapat 314.440 kunjungan masyarakat miskin di

pelayanan kesehatan tingkat pertama, yang terdiri dari 305.930 kunjungan peserta

jamkesmas dan 8.510 kunjugan peserta Jamkesda. Dari jumlah tersebut, sebanyak

46.861 orang (14,9%) dirujuk ke pelayanan kesehatan tingkat lanjut, terdiri dari

45.903 orang peserta Jamkesmas dan 958 orang peserta Jamkesda.

D. BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan bantuan dana dari

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI dalam membantu pemerintahan

kabupaten/kota untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan

masyarakat melalui kegiatan Puskesmas untuk mendukung tercapainya target

Millennium Development Goals (MDGs) bidang kesehatan tahun 2015. Selain itu

diharapkan dengan bantuan ini dapat meningkatkan kualitas manajemen

Puskesmas, terutama dalam perencanaan tingkat Puskesmas dan lokakarya mini

Puskesmas, meningkatkan upaya untuk menggerakkan potensi masyarakat dalam

meningkatkan derajat kesehatannya, dan meningkatkan cakupan pelayanan

kesehatan yang bersifat promotif dan preventif yang dilakukan oleh Puskesmas dan

jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu.

Pemanfaatan dana BOK difokuskan pada beberapa upaya kesehatan

promotif dan preventif meliputi KIA, KB, imunisasi, perbaikan gizi masyarakat,

promosi kesehatan, kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit, dan upaya

kesehatan lain sesuai risiko dan masalah utama kesehatan di wilayah setempat

dengan tetap mengacu pada pencapaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Kesehatan serta target MDGs Bidang Kesehatan tahun 2015.

Page 51: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

42

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Pada proses pelaksanaan, penyaluran dana BOK melalui Tugas

Pembantuan telah dilakukan berbagai upaya penyempurnaan. Realisasi

pemanfaatan dana BOK pada tahun 2014 sebesar Rp 4.710.350.000,- diluar dana

pendampingan. Anggaran tersebut terserap sebanyak Rp 4.498.991.670 atau

sebesar 95,51%. Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang

sebesar 98,75%.

BOK merupakan salah satu program strategis Kementerian Kesehatan RI

disamping Jamkesmasl sehingga terus diupayakan perbaikan agar BOK

dimanfaatkan dengan optimal oleh Puskesmas. Dinas kesehatan provinsi sebagai

perpanjangan tangan Kementerian Kesehatan juga memiliki peran serta yaitu

melakukan pembinaan dan evaluasi pelaksanaan BOK di kabupaten/kota. Dengan

kehadiran BOK diharapkan petugas kesehatan/kader kesehatan tidak lagi

mengalami kendala dalam melakukan kegiatan untuk mendekatkan akses pada

masyarakat. Hal penting yang perlu dipahami, BOK bukan merupakan dana utama

penyelenggaraan upaya kesehatan di kabupaten/kota, namun hanya dana tambahan

yang bersifat bantuan sehingga tidak dapat menjawab semua permasalahan

kesehatan. Sumber pembiayaan kesehatan yang utama tetap harus disediakan oleh

pemerintah daerah kabupaten/kota.

Page 52: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

43

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Menurut UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang dimaksud dengan

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

keadaan kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya.

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor

tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan

ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor

ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya.

Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin melalui angka

morbiditas, mortalitas dan status gizi. Pada bab berikut ini situasi derajat kesehatan di

Indonesia digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita

(AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas beberapa penyakit serta

status Gizi Masyarakat.

A. USIA HARAPAN HIDUP

Target pencapaian Umur Harapan Hidup (UHH) Waktu Lahir di Kabupaten

Tegal pada Tahun 2012 adalah 71 tahun. Umur harapan hidup di Kabupaten Tegal

cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Usia Harapan Hidup pada Tahun pada tahun

2010 adalah 68,79 tahun, sedangkan UHH pada tahun 2011 adalah 69,08 tahun dan

pada tahun 2012 adalah 69,38 tahun. Peningkatan UHH ini dipengaruhi oleh

multifaktor, antara lain faktor kesehatan menjadi salah satu yang berperan penting

didalamnya. Peran faktor kesehatan ditunjukkan dari semakin menurunnya angka

kematian, perbaikan sistem pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi di masyarakat.

B. MORTALITAS

Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan

tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit

maupun sebab lainnya. Angka kematian yang disajikan pada bab ini yaitu AKB, AKABA,

AKI, dan Angka Kematian Kasar.

Page 53: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

44

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

1. ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) dapat didefinisikan sebagai banyaknya bayi yang

meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran

hidup pada tahun yang sama.

AKB merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat

kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam

rangka menurunkan AKB.

Kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Tegal dalam kurun

lima tahun terakhir cenderung fluktuatif. AKB tahun 2014 yaitu sebesar 9,6 per 1000

kelahiran hidup (299 kematian bayi dari 27.270 kelahiran hidup). Lebih tinggi jika

dibandingkan dengan AKB tahun 2013 yaitu sebesar 8,9 per 1000 kelahiran hidup (256

kematian bayi dari 28.643 kelahiran hidup). Bila dibandingkan dengan AKB dua tahun

sebelumnya juga mengalami kenaikan, dengan AKB tahun 2012 sebesar 8,4 per 1000

kelahiran hidup (221 kematian bayi dari 27.252 kelahiran hidup). AKB tahun 2011

yaitu sebesar 5,8 per 1000 kelahiran hidup (188 kematian bayi dari 25.955 kelahiran

hidup). AKB tahun 2010 yaitu sebesar 7,5 per 1000 kelahiran hidup (209 kematian bayi

dari 27.645 kelahiran hidup).

GRAFIK 5.1 ANGKA KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN TEGAL

TAHUN 2010 – 2014

Apabila dibandingkan dengan target dalam Indikator Indonesia Sehat tahun

2015 sebesar 32/1.000 kelahiran hidup, maka AKB di Kabupaten Tegal tahun 2009

sampai dengan tahun 2013 sudah melampaui target, demikian juga bila dibandingkan

2010 2011 2012 2013 2014

AKB 7,5 5,8 8,4 8,9 9,6

Page 54: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

45

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG’s ke-4 tahun 2015 yaitu 17/1.000

kelahiran hidup.

Selama kurun lima tahun AKB mengalami kenaikan, upaya untuk

meminimalkan kejadian kematian bayi perlu terus ditingkatkan sehingga AKB bisa

semakin menurun pada tahun-tahun mendatang. Secara rinci AKB di Kabupaten Tegal

dalam kurun lima tahun adalah sebagai berikut:

GRAFIK 5.2 JUMLAH KEMATIAN BAYI MENURUT PUSKESMAS

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Kasus kematian bayi terjadi hampir di semua wilayah Puskesmas di Kabupaten

Tegal. Puskesmas dengan kasus kematian bayi tertinggi yaitu di wilayah Puskesmas

Bumijawa dengan 26 kasus. Berbagai faktor dapat menyebabkan peningkatan kematian

bayi, diantaranya pemerataan pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Hal ini

disebabkan kematian bayi sangat dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan. Selain itu,

perbaikan kondisi ekonomi yang tercermin dengan pendapatan masyarakat yang

meningkat juga dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi yang berdampak pada daya

tahan terhadap infeksi penyakit.

2. ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA)

Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang meninggal

sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran

hidup. AKABA merepresentasikan peluang terjadinya kematian pada fase antara

kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. AKABA dapat pula menggambarkan tingkat

permasalahan kesehatan anak balita, tingkat pelayanan KIA/Posyandu, tingkat

keberhasilan program KIA/Posyandu, dan kondisi sanitasi lingkungan.

Page 55: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

46

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

AKABA di Kabupaten Tegal pada tahun 2014 yaitu sebesar 10,7 per 1000

kelahiran hidup (299 kematian balita dari 27.270 kelahiran hidup), meningkat jika

dibandingkan AKB tahun 2013 yaitu sebesar 9,6 per 1000 kelahiran hidup (274

kematian balita dari 28.643 kelahiran hidup), sebesar 8,9 per 1000 kelahiran hidup

(243 kematian balita dari 27.252 kelahiran hidup) pada tahun 2012, sebesar 8,4 per

1000 kelahiran hidup (217 kematian balita dari 25.955 kelahiran hidup) pada tahun

2011, dan sebesar 6,3 per 1000 kelahiran hidup (174 kematian balita dari 27.645

kelahiran hidup) pada tahun 2010.

Pencapain AKABA Tahun 2014 belum memenuhi target renstra Dinas

Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2009-2014. Namun demikian apabila dibandingkan

dengan indikator nilai normatif AKABA Millenium Development Goals (MDGs) yang

menetapkan yaitu sangat tinggi dengan nilai >140, tinggi dengan nilai 71-140, sedang

dengan nilai 20-70 dan rendah dengan nilai < 20, maka AKABA di Kabupaten Tegal

termasuk dalam kategori rendah yaitu 10,7.

Kecenderungan AKABA di Kabupaten Tegal dalam waktu lima tahun terakhir

dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

GRAFIK 5.3 ANGKA KEMATIAN BALITA DI KABUPATEN TEGAL

TAHUN 2010 – 2014

3. ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dalam

menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI dapat menggambarkan jumlah wanita

yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan

atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama

Page 56: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

47

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa

memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.

AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan

kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan

pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan

pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor

kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa

kehamilan, persalinan, dan nifas.

AKI di Kabupaten Tegal dalam empat tahun terakhir telah mengalami fluktuasi

yaitu sebesar 173 per 100.000 kelahiran hidup (47 kematian ibu maternal dari 27.095

kelahiran hidup) pada tahun 2014. Lebih tinggi dibandingkan tahun 146,6 per 100.000

kelahiran hidup (42 kematian ibu maternal dari 28.643 kelahiran hidup) pada tahun

2013. Lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar 145,4 per 100.000 kelahiran

hidup (39 kematian ibu maternal dari 27.912 kelahiran hidup), dan lebih rendah jika

dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sebesar 196,5 per 100.000 kelahiran hidup (51

kematian ibu maternal dari 25.955 kelahiran hidup). AKI tahun 2010 sebesar 97,66 per

100.000 kelahiran hidup (27 kematian ibu maternal dari 27.645 kelahiran hidup).

Kecenderungan AKI dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut:

GRAFIK 5.4 ANGKA KEMATIAN IBU DI KABUPATEN TEGAL

TAHUN 2010 – 2014

Jika dibandingkan dengan target MDGs maka angka tersebut jauh dari target

yaitu 132 pada tahun 2015 sehingga memerlukan kerja keras semua lintas sektor dan

stake holder pembangunan bidang kesehatan, AKI tersebut juga masih lebih tinggi atau

belum memenuhi target Indikator Indonesia Sehat 2010 sebesar 150 per 100.000

kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan Restra Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal

Page 57: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

48

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

2009-2014 masih perlu ekstra kerja keras karena masih jauh dari target yang

diharapkan yaitu 102 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014.

Penyebaran kasus kematian ibu di Kabupaten Tegal pada tahun 2014 terjadi

pada beberapa wilayah kerja Puskesmas, dengan jumlah kasus terbanyak dilaporkan

terjadi di Puskesmas Kramat 5 kasus. Penyebaran kematian ibu dapat dilihat pada

grafik di bawah ini.

GRAFIK 5.4 DISTRIBUSI KEMATIAN IBU MENURUT PUSKESMAS

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Berbagai upaya memang telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi

baru lahir, bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa,

pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu

dan Anak (Buku KIA) dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal

Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas perawatan dan Pelayanan Obstetri Neonatal

Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit.

Page 58: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

49

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

KESEHATAN KELUARGA

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari sekelompok orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan biasanya memiliki hubungan darah atau perkawinan, dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mempengaruhi status kesehatan diantara anggotanya.

Diantara fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat yaitu memenuhi kebutuhan

gizi dan merawat serta melindungi kesehatan para anggotanya. Anak dan ibu

merupakan dua anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan. Penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja

upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. Hal tersebut disebabkan Angka

Kematian Ibu dan Anak merupakan dua indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas

pelayanan kesehatan. Kualitas fasilitas pelayanan kesehatan yang dimaksud termasuk

aksesibilitas terhadap fasilitas pelayanan kesehatan itu sendiri.

A. KESEHATAN IBU

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar

359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi apalagi jika

dibandingkan dengan negara–negara tetangga.

Sejak tahun 1990 upaya strategis yang dilakukan dalam upaya menekan Angka

Kematian Ibu (AKI) adalah dengan pendekatan safe motherhood, dengan menganggap

bahwa setiap kehamilan mengandung risiko, walaupun kondisi kesehatan ibu sebelum

dan selama kehamilan dalam keadaan baik. Di Indonesia Safe Motherhood initiative

ditindaklanjuti dengan peluncuran Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996 oleh Presiden

yang melibatkan berbagi sector pemerintahan di samping sektor kesehatan. Salah satu

program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah kematian ibu adalah

penempatan bidan di tingkat desa secara besar-besaran yang bertujuan untuk

mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat. Di

tahun 2000, Kementerian Kesehatan RI memperkuat strategi intervensi sektor

kesehatan untuk mengatasi kematian ibu dengan mencanangkan strategi Making

Pregnancy Safer. Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program

Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka

kematian ibu dan neonatal sebesar 25%.

Page 59: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

50

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Program ini dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian

ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,

Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi-provinsi tersebut

dikarenakan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di Indonesia berasal dari

enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunkan angka kematian ibu di enam

provinsi tersebut diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia

secara signifikan.

Khusus di Provinsi Jawa Tengah Program EMAS dilaksanakan di dua

Kabupaten, yaitu Kabupaten Tegal dan Kabupaten Banyumas. Upaya penurunan angka

kematian ibu dan angka kematian neonatal melalui program EMAS dilakukan dengan

cara:

1) Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir

minimal di rumah sakit (PONEK) dan Puskesmas mampu PONED.

2) Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan

Rumah Sakit.

Selain itu pemerintah bersama masyarakat juga bertanggung jawab untuk

menjamin bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang

berkualitas. Mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

terlatih, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan

rujukan jika terjadi komplikasi, dan memperoleh cuti hamil dan melahirkan serta akses

terhadap keluarga berencana. Di samping itu, pentingnya melakukan intervensi lebih

ke hulu yakni kepada kelompok remaja dan dewasa muda dalam upaya percepatan

penurunan AKI.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan

antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu

minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal 1 kali

pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu - lahir). Standar waktu pelayanan tersebut

dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa

deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.

Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas, yaitu :

a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;

b. Pengukuran tekanan darah;

c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA);

Page 60: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

51

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

d. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);

e. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid

sesuai status imunisasi;

f. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;

g. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);

h. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling,

termasuk keluarga berencana);

i. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),

pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah

dilakukan sebelumnya); dan

j. Tatalaksana kasus.

Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan

indicator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah

memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan

jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun.

Sedangkan Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan

antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan,

dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu

tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu

hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga

kesehatan. Gambaran capaian pelayanan K1 dan K4 di Kabupaten Tegal pada tahun

2007 – 2014 secara dapat dilihat sebagai berikut:

GAMBAR 6.1 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU K1 DAN K4

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2007-2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Page 61: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

52

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Pada gambar 6.1 di atas terlihat bahwa cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil

K1 dan K4 mengalami fluktuasi. Cakupan K1 dan K4 yang mengalami kenaikan tersebut

menunjukkan semakin baiknya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu

hamil yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Dari gambar tersebut juga dapat dilihat

bahwa cakupan K1 dari tahun ke tahun relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan

cakupan K4. Cakupan K1 selalu mengalami peningkatan, kecuali di tahun 2011 dan

2012, kemudian meningkat lagi menjadi 97,12% pada tahun 2013. Hal itu berbeda

dengan cakupan K4 yang pernah mengalami kenaikan dari 85,67% pada 2007 menjadi

85,04% pada 2008, kemudian setelah itu mengalami peningkatan yang cukup

signifikan menjadi 89,73% di tahun 2009, kemudian di tahun berikutnya mengalami

penurunan menjadi 84,69%. Setelah mengalami kenaikan, cakupan K4 kembali

menurun pada 2012 (89,2%) dan tahun 2013 (86,58%) dari pada tahun 2011 (92,2%).

Pada tahun 2014 cakupan K4 kembali naik menjadi 91,3%.

Indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2014

belum dapat mencapai target Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan tahun yang

sama, yakni sebesar 95%. Meski demikian, terdapat 9 Puskesmas telah mencapai target

cakupan K4 sebesar 95%. Puskesmas tersebut antara lain Puskesmas Adiwerna

(107,05%), Puskesmas Pagiyanten (104,91%), Puskesmas Margasari (101,87%),

Puskesmas Bangun Galih (98,84%), Puskesmas Tarub (97,51%), Puskesmas

Pagerbarang (96,7%), Puskesmas Suradadi (96,31), Puskesmas Talang (95,93%), dan

Puskesmas Kupu (95,71%). Sementara Puskesmas dengan cakupan K4 lebih dari 80%

dan kurang dari 95% sebanyak 19 puskesmas. Puskesmas dengan cakupan K4 kurang

dari 80% adalah Puskesmas Bumijawa. Gambaran cakupan pelayanan K4 ibu hamil di

Puskesmas Kabupaten Tegal pada tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 6.2.

Page 62: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

53

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

GAMBAR 6.2 CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4 MENURUT WILAYAH PUSKESMAS

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Pada gambar 6.2 dapat diketahui bahwa terdapat satu Puskesmas yang

memiliki cakupan pelayanan ibu hamil K4 paling rendah, yakni Puskesmas Bumijawa

(73,80%).

Berbagai program dan kegiatan telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan untuk

semakin mendekatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat

hingga ke pelosok desa, termasuk untuk meningkatkan cakupan pelayanan antenatal.

Terdapat 29 Puskesmas di Kabupaten Tegal. Dengan demikian rasio Puskesmas

terhadap 30.000 penduduk 0,55, belum melampaui rasio ideal 1:30.000 penduduk.

Demikian pula dengan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti

Poskesdes dan Posyandu. Sampai dengan tahun 2014, tercatat terdapat 210 Poskesdes

yang beroperasi dan 1.518 Posyandu di Kabupaten Tegal.

Upaya meningkatkan cakupan pelayanan antenatal juga makin diperkuat

dengan adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010. BOK dapat

dimanfaatkan untuk kegiatan luar gedung, seperti pendataan, pelayanan di Posyandu,

kunjungan rumah, sweeping kasus drop out, pelaksanaan kelas ibu hamil serta

penguatan kemitraan bidan dan dukun. Sementara itu Jampersal mendukung paket

pelayanan antenatal, termasuk yang dilakukan pada saat kunjungan rumah atau

sweeping, baik pada kehamilan normal maupun kehamilan dengan risiko tinggi.

Semakin kuatnya kerja sama dan sinergi berbagai program yang dilakukan oleh

Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat termasuk sektor swasta diharapkan

dapat mendorong tercapainya target cakupan pelayanan antenatal.

Page 63: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

54

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar

setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis

kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta diupayakan

dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada

kala I sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin

diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih

(Cakupan Pn). Indikator ini memperlihatkan diantaranya tingkat kemampuan

pemerintah dalam menyediakan pelayanan persalinan berkualitas yang ditolong oleh

tenaga kesehatan terlatih.

Dari gambar 6.3 dapat diketahui bahwa secara umum cakupan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Tegal mengalami fluktuasi. Cakupan

Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan selalu mengalami peningkatan, kecuali di

tahun 2009, 2012, dan 2014. Cakupan secara pelayanan ibu bersalin oleh tenaga

kesehatan pada tahun 2014 adalah sebesar 93,7%, dimana angka ini telah dapat

memenuhi target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2014 yakni sebesar

90%.

GAMBAR 6.3 CAKUPAN PELAYANAN IBU BERSALIN DI KABUPATEN TEGAL

TAHUN 2007-2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Sebagian besar Puskesmas (24 puskesmas) telah dapat mencapai target renstra

tersebut, dan selebihnya yakni sebanyak 5 puskesmas belum dapat mencapai target.

Tiga Puskesmas dengan cakupan tertinggi adalah Pagiyanten (112,7%), Jatibogor

(112,5%), dan Balapulang (103,7%). Sedangkan tiga Puskesmas dengan cakupan

terendah adalah Puskesmas Jatinegara (83,5%), Bojong (77%), dan Bumijawa (76%).

Page 64: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

55

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Selengkapnya tentang cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di

Kabupaten Tegal menurut Puskesmas tahun 2014 disajikan pada gambar 6.4.

GAMBAR 6.4 CAKUPAN PELAYANAN IBU BERSALIN MENURUT PUSKESMAS

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2007-2014

Analisis kematian ibu yang dilakukan Bidang Kesehatan Keluarga Dinas

Kesehatan Kabupaten Tegal pada tahun 2014 membuktikan bahwa kematian ibu

terkait erat dengan penolong persalinan dan tempat/fasilitas persalinan. Persalinan

yang ditolong tenaga kesehatan terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko

kematian ibu. Demikian pula dengan tempat/fasilitas. Jika persalinan dilakukan di

fasilitas pelayanan kesehatan, juga akan semakin menekan risiko kematian ibu.

Dinas Kesehatan tetap konsisten dalam menerapkan kebijakan bahwa seluruh

persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan dan didorong untuk dilakukan di

fasilitas pelayanan kesehatan. Kebijakan Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK)

Bidang Kesehatan menggariskan bahwa pembangunan Puskesmas harus satu paket

dengan rumah dinas tenaga kesehatan. Demikian pula dengan pembangunan Poskesdes

yang harus bisa sekaligus menjadi rumah tinggal bagi bidan di desa. Dengan disediakan

rumah tinggal, maka tenaga kesehatan termasuk bidan akan siaga di tempat tugasnya

dan dapat memberikan pertolongan persalinan setiap saat.

Page 65: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

56

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Untuk daerah dengan akses sulit, kebijakan Kementerian Kesehatan adalah

dengan mengembangkan program Kemitraan Bidan dan Dukun serta Rumah Tunggu

Kelahiran. Para dukun diupayakan bermitra dengan bidan dengan hak dan kewajiban

yang jelas. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan tidak lagi dikerjakan

oleh dukun, namun dirujuk ke bidan. Bagi ibu hamil yang di daerah tempat tinggalnya

tidak ada bidan atau jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan, maka menjelang hari

taksiran persalinan diupayakan sudah berada di dekat fasilitas pelayanan kesehatan,

yaitu di Rumah Tunggu Kelahiran. Rumah Tunggu Kelahiran tersebut dapat berupa

rumah tunggu khusus maupun di rumah sanak saudara yang dekat dengan fasilitas

pelayanan kesehatan.

GAMBAR 6.5

CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4 DAN CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATANDI KABUPATEN TEGAL

TAHUN 2007-2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Dari gambar 6.5 dapat dilihat bahwa meski cakupan pelayanan ibu hamil K4

mengalami penurunan, namun cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

mengalami kenaikan. Persentasenya bahkan melebihi cakupan K4. Hal ini menjadi

tantangan tersendiri bagi Pemerintah. Pelayanan antenatal memiliki peranan yang

sangat penting, di antaranya agar dapat dilakukan deteksi dan tata laksana dini

komplikasi yang dapat timbul pada saat persalinan. Apabila seorang ibu datang

langsung untuk bersalin di tenaga kesehatan tanpa adanya riwayat pelayanan antenatal

sebelumnya, maka faktor risiko dan kemungkinan komplikasi saat persalinan akan

lebih sulit diantisipasi.

Page 66: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

57

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan.

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai

standar. Dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali sesuai jadwal yang dianjurkan,

yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke-4 sampai dengan

hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca

persalinan. Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi :

a. Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu);

b. Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);

c. Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;

d. Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif;

e. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

f. Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi

baru lahir, termasuk keluarga berencana;

g. Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.

Keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator cakupan

pelayanan kesehatan ibu nifas (Cakupan KF3). Indikator ini menilai kemampuan

negara dalam menyediakan pelayanan kesehatan ibu nifas yang berkualitas sesuai

standar.

GAMBAR 6.6 CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS (KF3)

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2007-2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa capaian cakupan kunjungan nifas

(KF3) di Kabupaten Tegal dalam kurun waktu 8 tahun terakhir mengalami fluktuasi.

Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat termasuk sektor swasta.

Page 67: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

58

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Program penempatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk bidan terus dilaksanakan.

Selain itu, dengan diluncurkannya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun

2010, Puskesmas, Poskesdes, dan Posyandu lebih terbantu dalam mengintensifkan

implementasi upaya kesehatan termasuk di dalamnya pelayanan kesehatan ibu nifas, di

antaranya kegiatan sweeping atau kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas

pelayanan kesehatan. Data dan informasi terkait pelayanan kesehatan ibu nifas

disajikan pada lampiran tabel 29.

4. Pelayanan/Penanganan Komplikasi Kebidanan

Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas

dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk

penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin,

yang tidak disebabkan oleh trauma/kecelakaan. Pencegahan dan penanganan

komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan

untuk mendapatkan perlindungan/pencegahan dan penanganan definitif sesuai

standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.

Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencegahan dan

penanganan komplikasi kebidanan adalah cakupan penanganan komplikasi kebidanan

(Cakupan PK). Indikator ini mengukur kemampuan negara dalam menyelenggarakan

pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil, bersalin, nifas) dengan

komplikasi. Capaian indikator penanganan komplikasi kebidanan di Indonesia dari

tahun 2007 hingga tahun 2014 disajikan pada gambar berikut.

GAMBAR 6.7 CAKUPAN PELAYANAN/PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2007-2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Page 68: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

59

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Pada gambar 6.7 di atas dapat diketahui bahwa secara umum, cakupan

penanganan komplikasi kebidanan di Kabupaten Tegal selama kurun waktu 8 tahun

terakhir cukup stabil, meski pada tahun 2011 dan 2012 sempat mengalami penurunan.

Cakupan penanganan komplikasi kebidanan pada tahun 2014 ialah 118,6%. Gambar

6.7 juga menunjukkan bahwa angka cakupan penanganan komplikasi kebidanan

melebihi 100%. Hal ini dimungkinkan karena jumlah sasaran yang digunakan adalah

perkiraan, yakni diperkirakan pada kurun waktu 1 tahun sebanyak 20% dari jumlah

sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja akan mengalami komplikasi kebidanan.

Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar

komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila : 1) ibu segera mencari pertolongan ke

tenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai,

antara lain penggunaan partograf untuk memantau perkembangan persalinan, dan

pelaksanaan manajemen aktif kala III (MAK III) untuk mencegah perdarahan

pascasalin; 3) tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi; 4)

apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama

dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan; 5) proses

rujukan efektif; dan 6) pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna.

Terdapat tiga jenis area intervensi yang dilakukan untuk menurunkan angka

kematian dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui : 1) peningkatan pelayanan

antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai;

2) pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil,

pelayanan pasca persalinan dan kelahiran; serta 3) pelayanan emergensi obstetrik dan

neonatal dasar (PONED) dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau.

Upaya terobosan dalam penurunan AKI dan AKB di Indonesia salah satunya

melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang

menitikberatkan fokus totalitas monitoring yang menjadi salah satu upaya deteksi dini,

menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil serta menyediakan akses dan pelayanan

kegawatdaruratan obstetric dan neonatal dasar di tingkat Puskesmas (PONED) dan

pelayanan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal komprehensif di Rumah Sakit

(PONEK). Dalam implementasinya, P4K merupakan salah satu unsur dari Desa Siaga.

P4K mulai diperkenalkan pada tahun 2007. Sampai dengan tahun 2013, tercatat 66.629

(86%) desa/kelurahan telah melaksanakannya. . Pelaksanaan P4K di desa-desa

tersebut perlu dipastikan agar mampu membantu keluarga dalam membuat

perencanaan persalinan yang baik dan meningkatkan kesiap-siagaan keluarga dalam

Page 69: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

60

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas agar dapat mengambil

tindakan yang tepat.

Sesuai Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014,

ditargetkan pada akhir tahun 2014 di setiap kabupaten/kota terdapat minimal 11

(sebelas) Puskesmas rawat inap mampu PONED dan 1 (satu) Rumah Sakit

Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan PONEK. Melalui pengelolaan pelayanan

PONED dan PONEK, Puskesmas dan Rumah Sakit diharapkan bisa menjadi institusi

terdepan dimana kasus komplikasi dan rujukan dapat diatasi dengan cepat dan tepat.

Selain itu dilakukan pula kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP), yang

merupakan upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu pelayanan

kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui pembahasan kasus kematian ibu atau bayi

baru lahir sejak di level masyarakat sampai di level fasilitas pelayanan kesehatan.

Kendala yang timbul dalam upaya penyelamatan ibu pada saat terjadi

kegawatdaruratan maternal dan bayi baru lahir akan dapat menghasilkan suatu

rekomendasi intervensi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan

bayi di masa mendatang. Data dan informasi terkait pelayanan/penanganan komplikasi

maternal disajikan pada lampiran Tabel 33.

5. Pelayanan Keluarga Berencana

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk

mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan

(di bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan

terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun). Keluarga berencana (KB) merupakan

salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan,

dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi,

pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan

kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak,

serta kapan akan berhenti mempunyai anak.

Baik suami maupun istri memiliki hak yang sama untuk menetapkan berapa

jumlah anak yang akan dimiliki dan kapan akan memiliki anak. Melalui tahapan

konseling pelayanan KB, pasangan usia subur (PUS) dapat menentukan pilihan

kontrasepsi sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya berdasarkan informasi yang

telah mereka pahami, termasuk keuntungan dan kerugian, risiko metode kontrasepsi

dari petugas kesehatan.

Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah

kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah Pasangan Usia

Page 70: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

61

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Subur (PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang

berada pada kisaran usia 15-49 tahun.

GAMBAR 6.8 PRESENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT METODE KONTRASEPSI

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Dari gambar 6.8 dapat dilihat bahwa metode kontrasepsi yang paling banyak

digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntikan (63,4%) dan terbanyak ke dua adalah

Implan (12,3%). Sedangkan metode kontrasepsi yang paling sedikit dipilih oleh peserta

KB aktif adalah kondom sebanyak 0,9%.

Sedangkan pada peserta KB baru, persentase metode kontrasepsi yang

terbanyak digunakan adalah suntikan, yakni sebesar 72,6%. Metode terbanyak ke dua

adalah implan, sebesar 11,8%. Metode yang paling sedikit dipilih oleh para peserta KB

baru adalah metode operasi pria (MOP) sebanyak 0,3%, kemudian kondom (1,1%) dan

metode operasi wanita (MOW) sebanyak 2,3%. Gambaran mengenai persentase

peserta KB baru menurut metode kontrasepsi tahun 2014 selengkapnya dapat dilihat

pada gambar 6.9.

GAMBAR 6.9 PRESENTASE PESERTA KB BARU MENURUT METODE KONTRASEPSI

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Page 71: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

62

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

B. KESEHATAN ANAK

Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk

mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta

untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Upaya pemeliharaan kesehatan

anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan

sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan

untuk mampu menurunkan angka kematian anak. Indikator angka kematian yang

berhubungan anak adalah Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi

(AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA).

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012, angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1000

kelahiran hidup menurun dari 20 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2007 dan 23 per

1000 kelahiran hidup berdasarkan hasil SDKI 2012.

Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari)

menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 56%

kematian bayi. Untuk mencapai target penurunan AKB pada MDG 2015 yaitu sebesar

23 per 1000 kelahiran hidup maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi

baru lahir (neonatal) menjadi prioritas utama. Komitmen global dalam MDGs

menetapkan target terkait kematian anak yaitu menurunkan angka kematian anak

hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015.

Data dan informasi yang akan disajikan berikut ini menerangkan berbagai

indicator kesehatan anak yang meliputi prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR),

penanganan komplikasi neonatal, kunjungan neonatal, pelayanan kesehatan bayi,

inisiasi menyusu dini, pemberian ASI eksklusif, pemberian vitamin A, penimbangan

balita di Posyandu, imunisasi dasar, pelayanan kesehatan balita, pelayanan kesehatan

pada siswa SD/setingkat, pelayanan kesehatan peduli remaja, pelayanan kesehatan

pada kasus kekerasan anak, dan pelayanan kesehatan anak terlantar dan anak jalanan

di panti.

1. Berat Badan Bayi Lahir

Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di timbang dalam waktu satu jam

pertama setelah lahir. Hubungan antara waktu kelahiran dengan umur kehamilan,

kelahiran bayi dapat dikelompokan: bayi kurang bulan (prematur), yaitu bayi yang

dilahirkan dengan masa gestasi (kehamilan) < 37 minggu (<259 hari). Bayi cukup

bulan, bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara 37-42 minggu (259 - 293 hari);

Page 72: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

63

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

dan bayi lebih bulan, bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu (>294

hari).

Berkaitan dengan berat badan bayi lahir, bayi dapat dikelompokkan

berdasarkan berat lahirnya: yaitu bayi berat lahir rendah (BBLR), yaitu berat lahir

<2500 gram, bayi berat lahir sedang, yaitu berat lahir antara 2500-3999 gram, dan

berat badan lebih, yaitu berat lahir ≥4000 gram. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah

bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Sejak tahun

1961 WHO telah mengganti istilah prematuritas dengan Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat kurang dari 2500 gram

pada waktu lahir bayi prematur. Persentase balita (0-59 bulan) menurut berat badan

lahir rendah menurut Puskesmas tahun 2014 disajikan pada lampiran 6.10.

GAMBAR 6.10 PERSENTASE BERAT BAYI LAHIR RENDAH

MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Page 73: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

64

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa persentase balita (0-59 bulan)

dengan BBLR tertinggi terdapat di Puskesmas Dukuhturi (21,2%) dan terendah di

Puskesmas Kalibakung (0,2%).

Masalah pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) terutama pada prematur

terjadi karena ketidakmatangan sistem organ pada bayi tersebut. Bayi berat lahir

rendah mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi dan mudah

terserang komplikasi. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan pada

sistem pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular, hematologi, gastrointestinal,

ginjal, termoregulasi.

2. Penanganan Komplikasi Neonatal

Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau

kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia,

ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat

lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun

yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen

Terpadu Bayi Muda (MTBM).

Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi

berat lahir rendah dan infeksi (Riskesdas, 2007). Komplikasi ini sebetulnya dapat

dicegah dan ditangani. Namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan,

kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang belum

berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi dini dan kesadaran orang tua untuk

mencari pertolongan kesehatan.

Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap neonatal

sakit dan atau neonatal dengan kelainan atau komplikasi/ kegawatdaruratan yang

mendapat pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan atau

perawat) terlatih baik di rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana

pelayanan kesehatan rujukan.

Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai dengan standar MTBM, manajemen

Asfiksia Bayi Baru Lahir, manajemen Bayi Berat Lahir Rendah, pedoman pelayanan

neonatal essensial di tingkat pelayanan kesehatan dasar, PONED, PONEK atau standar

operasional pelayanan lainnya. Pada gambar 6.11 berikut disajikan gambaran cakupan

penanganan neonatal dengan komplikasi menurut Puskesmas di Kabupaten Tegal pada

tahun 2014.

Page 74: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

65

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

GAMBAR 6.11 CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Capaian penanganan neonatal dengan komplikasi mengalami peningkatan dari

tahun 2013 yang sebesar 85,75% menjadi 92,56% pada tahun 2014. Meskipun terjadi

peningkatan capaian, namun masih terdapat disparitas yang cukup besar antar

Puskesmas. Capaian tertinggi diperoleh Puskesmas Pangkah yang mencapai 243%

diikuti oleh Adiwerna sebesar 194,16%, dan Bumijawa sebesar 170,08%. Capaian

terendah terdapat di Puskesmas Kramat sebesar 23,47%.

3. Pelayanan Kesehatan Neonatus

Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari, dimana

terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi di luar

rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga

usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan

kesehatan paling tinggi. Pada usia yang rentan ini, berbagai masalah kesehatan bisa

muncul. Tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan

Page 75: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

66

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

dilakukan untuk mengendalikan risiko pada kelompok ini diantaranya dengan

mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas

kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada

kunjungan bayi baru lahir.

Masalah utama penyebab kematian pada bayi dan balita adalah pada masa

neonatus (bayi baru lahir umur 0-28 hari). Menurut hasil Riskesdas 2007 menunjukkan

bahwa 78,5% dari kematian neonatal terjadi pada umur 0-6 hari. Komplikasi yang

menjadi penyebab kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah dan

infeksi.

Dengan melihat adanya risiko kematian yang tinggi dan berbagai serangan

komplikasi pada minggu pertama, maka setiap bayi baru lahir harus mendapatkan

pemeriksaan sesuai standar lebih sering (minimal 2 kali) dalam minggu pertama.

Langkah ini dilakukan untuk menemukan secara dini jika terdapat penyakit atau tanda

bahaya pada neonatus sehingga pertolongan dapat segera diberikan untuk mencegah

penyakit bertambah berat yang dapat menyebabkan kematian. Kunjungan neonatus

merupakan salah satu intervensi untuk menurunkan kematian bayi baru lahir.

Terkait hal tersebut, pada tahun 2008 ditetapkan perubahan kebijakan dalam

pelaksanaan kunjungan neonatal, dari 2 kali yaitu satu kali pada minggu pertama dan

satu kali pada 8-28 hari, menjadi 3 kali yaitu dua kali pada minggu pertama dan satu

kali pada 8 – 28 hari. Dengan demikian, jadwal kunjungan neonatal yang dilaksanakan

saat ini adalah pada umur 6-48 jam, umur 3-7 hari dan umur 8-28 hari. Indikator ini

mengukur kemampuan manajemen program Kesehatan Ibu Anak (KIA) dalam

menyelenggarakan pelayanan neonatal yang komprehensif.

Kunjungan neonatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi

baru lahir (umur 6 jam - 48 jam) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang

ditangani sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan

kesehatan. Pelayanan yang diberikan saat kunjungan neonatal adalah pemeriksaan

sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi

baru lahir termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali pusat. Pada kunjungan neonatal

pertama (KN1), bayi baru lahir mendapatkan vitamin K1 injeksi dan imunisasi hepatitis

B0 bila belum diberikan pada saat lahir. Cakupan indikator kunjungan neonatal

pertama menurut puskesmas digambarkan pada gambar 6.12.

Page 76: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

67

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

GAMBAR 6.12 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1)

MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Selain KN1, indikator yang menggambarkan pelayanan kesehatan bagi neonatal

adalah KN lengkap yang mengharuskan agar setiap bayi baru lahir memperoleh

pelayanan Kunjungan Neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-

7 hari, 1 kali pada 8-28 hari sesuai standar di satu wilayah kerja pada satu tahun.

Page 77: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

68

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Capaian Kunjungan Neonatal Lengkap di Kabupaten Tegal pada tahun 2014

sebesar 99,4%. Capaian ini telah memenuhi target program tahun 2014 sebesar 90%.

Semua puskesmas telah mencapai target KN lengkap. Gambaran cakupan kunjungan

KN lengkap menurut puskesmas di kabupaten Tegal terdapat pada gambar 6.15 berikut

ini.

GAMBAR 6.13

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP (KN LENGKAP) MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Pada gambar di atas terlihat bahwa pencapaian indikator KN lengkap cukup

baik, yang dapat dilihat dari capaian yang cukup tinggi di sebagian besar Puskesmas.

Semua Puskesmas telah mencapai target Renstra Dinas Kesehatan tahun 2014, yaitu

90%. Capaian tertinggi terdapat di Puskesmas Pagiyanten sebesar 112,3%, diikuti oleh

Page 78: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

69

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Margasari sebesar 110,3%, dan Jatibogor sebesar 109,3%. Sedangkan Puskesmas

dengan capaian terendah adalah Suradadi yaitu sebesar 90,2%.

Capaian KN lengkap secara kumulatif di tingkat Kabupaten mengalami

peningkatan dibandingkan tahun 2013, yaitu dari 95,72% menjadi 99,4% pada tahun

2014.. Gambar berikut menampilkan cakupan KN lengkap dari tahun 2009 sampai

dengan tahun 2014.

GAMBAR 6.14

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP (KN LENGKAP) DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2009 – 2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Cakupan KN lengkap cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Namun

demikian Cakupan KN Lengkap ini mengalami penurunan dari 99,09 pada tahun 2011

menjadi 92,20% pada tahun 2012. Kemudian cakupan KN lengkap menunjukkan

kecenderungan peningkatan seiring dengan pemberlakuannya kebijakan KN lengkap

tahun 2008 yang mensyaratkan 3 kali kunjungan diimplementasikan.

4. Pelayanan Kesehatan pada Bayi

Bayi juga merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap gangguan

kesehatan maupun serangan penyakit. Kesehatan bayi dan balita harus dipantau untuk

memastikan kesehatan mereka selalu dalam kondisi optimal. Pelayanan kesehatan bayi

termasuk salah satu dari beberapa indikator yang bisa menjadi ukuran keberhasilan

upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita. Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan

pada bayi usia 29 hari sampai dengan 11 bulan dengan memberikan pelayanan

kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

Page 79: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

70

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

klinis kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali, yaitu pada 29 hari – 2

bulan, 3 – 5 bulan, 6 – 8 bulan dan 9 – 12 bulan sesuai standar di satu wilayah kerja

pada kurun waktu tertentu.

Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian imunisasi

dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini

Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian vitamin A pada bayi, dan penyuluhan

perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI Eksklusif, pemberian makanan

pendamping ASI (MP ASI) dan lain-lain.

Gambaran capaian indikator ini di 29 Puskesmas menunjukkan bahwa sebagian

besar Puskesmas telah memenuhi target Renstra tahun 2014 seperti yang disajikan

pada gambar berikut ini:

GAMBAR 6.15 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT PUSKESMAS

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Page 80: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

71

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Pada gambar 5.14 di atas dapat dilihat bahwa terdapat 19 Puskesmas (65,52%)

dengan capaian melebihi 90%. Puskesmas Kramat memiliki capaian tertinggi sebesar

147,14% diikuti oleh Lebaksiu sebesar 146,43% dan Kaladawa sebesar 139,97%.

Puskesmas Tarub memiliki capaian terendah sebesar 36,59% diikuti oleh Pagiyanten

sebesar 65,42%, dan Bumijawa sebesar 68,65%.

5. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif

Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi

secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui

anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping

ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.

Page 81: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

72

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih,

protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan

perkembangan anak secara optimal serta melindungi terhadap penyakit. Gambaran

pemberian ASI eksklusif menurut puskesmas disajikan pada gambar berikut ini.

GAMBAR 6.16 CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN

MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Permasalahan terkait pencapaian cakupan ASI Eksklusif antara lain:

a. Pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi 0-6 bulan yg tidak ada

masalah medis

b. Masih banyaknya perusahaan yang mempekerjakan perempuan tidak memberi

Page 82: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

73

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

kesempatan bagi ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan untuk melaksanakan pemberian

ASI secara eksklusif. Hal ini terbukti dengan belum tersedianya ruang laktasi dan

perangkat pendukungnya

c. Masih banyak tenaga kesehatan ditingkat layanan yang belum peduli atau belum

berpihak pada pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif, yaitu masih

mendorong untuk memberi susu formula pada bayi 0-6 bulan.

d. Masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI

e. Belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait

pemberian ASI, dan belum semua rumah sakit melaksanakan 10 Langkah

MenujuKeberhasilan Menyusui (LMKM).

Upaya yang dilakukan dalam memecahkan masalah tersebut yaitu:

a. Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian

ASI Eksklusif

b. Melakukan pelatihan konseling menyusui dan konseling Makanan Pendamping ASI

(MP-ASI). Sampai tahun 2012 telah dilakukan pelatihan konseling menyusui

kepada 3.929 orang dan MP-ASI sebanyak 416 orang.

c. Melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM), yaitu:

1) Membuat kebijakan tertulis tentang menyusui dan dikomunikasikan kepada

semua staf pelayanan kesehatan ;

2) Melatih semua staf pelayanan dalam keterampilan menerapkan kebijakan

menyusui tersebut;

3) Menginformasikan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan manajemen

menyusui;

4) Membantu ibu menyusui dini dalam 30 menit pertama persalinan;

5) Membantu ibu cara menyusui dan mempertahankan menyusui meskipun ibu

dipisah dari bayinya;

6) Memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis;

7) Menerapkan rawat gabung ibu dengan bayinya sepanjang waktu (24 jam);

8) Menganjurkan menyusui sesuai permintaan bayi;

9) Tidak memberi dot kepada bayi

10) Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk ibu

kepada kelompok tersebut setelah keluar dari sarana pelayanan;

d. Sosialisasi dan kampanye ASI Eksklusif

e. KIE melalui media cetak dan elektronik

f. Mengembangkan Strategi Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif

Page 83: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

74

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

g. Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap perilaku menyusui melalui

peraturan perundang-undangan dan kebijakan atau PP

h. Penguatan sarana pelayanan kesehatan (RS/RSIA, Puskesmas perawatan, klinik

bersalin) dalam menerapkan 10 LMKM

i. Peningkatan komitmen dan kapasitas stakeholder dalam meningkatan,

melindungi, dan mendukung pemberian ASI

j. Pemberdayaan ibu, keluarga, dan masyarakat dalam praktek pemberian ASI

k. Menjamin terlaksananya strategi pemberian ASI

l. Pengembangan peraturan perundangan-undangan dan kebijakan atau PP

m. Pelaksanaan revitalisasi RS dan sarana pelayanan kesehatan sayang bayi

n. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan

o. Pemberdayaan ibu, bapak, dan keluarga, serta masyarakat

p. Perlindungan pekerja perempuan

q. Bekerjasama dengan lintas sektor terkait dalam pengawasan pemasaran susu

formula dan produk makanan bayi sesuai standar produk makanan (codex

alimentarius)

r. Advokasi dan promosi peningkatan pemberian ASI

6. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita Usia 6-59 Bulan

Sampai dengan usia enam bulan, ASI merupakan sumber utama vitamin A jika

ibu memiliki vitamin A yang cukup berasal dari makanan atau suplemen. Anak yang

berusia enam bulan sampai lima tahun dapat memperoleh vitamin A dari berbagai

makanan seperti hati, telur, ikan, minyak sawit merah, mangga dan papaya, jeruk, ubi,

sayur daun berwarna hijau dan wortel.

Anak memerlukan vitamin A untuk membantu melawan penyakit, melindungi

penglihatan mereka, serta mengurangi risiko meninggal. Anak yang kekurangan

vitamin A kurang mampu melawan berbagai potensi penyakit yang fatal dan berisiko

rabun senja. Oleh karena itu dilakukan pemberian kapsul vitamin A dalam rangka

mencegah dan menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A (KVA) pada balita.

Cakupan yang tinggi dari pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk

mengatasi masalah KVA pada masyarakat.

Di beberapa negara dimana kekurangan vitamin A telah terjadi secara luas, dan

anak sering meninggal karena diare dan campak, vitamin A dalam bentuk kapsul dosis

tinggi dibagikan dua kali dalam setahun kepada anak usia enam bulan hingga lima

tahun. Diare dan campak dapat menguras vitamin A dari tubuh anak. Anak yang

Page 84: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

75

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

menderita diare atau campak, atau menderita kurang gizi harus diobati dengan

suplemen vitamin A dosis tinggi yang bisa diperoleh dari petugas kesehatan terlatih.

Masalah vitamin A pada balita secara klinis bukan lagi masalah kesehatan

masyarakat (prevalensi xeropthalmia < 0,5%). Hasil studi masalah gizi mikro di 10 kota

pada 10 provinsi tahun 2006, diperoleh prevalensi xeropthalmia pada balita 0,13%,

sedangkan hasil survey vitamin A pada tahun 1992 menunjukkan prevalensi

xeropthalmia sebesar 0,33%.

Namun demikian KVA subklinis, yaitu tingkat yang belum menampakkan gejala

nyata, masih ada pada kelompok balita. KVA tingkat subklinis ini hanya dapat diketahui

dengan memeriksa kadar vitamin A dalam darah di laboratorium. Selain itu, sebaran

cakupan pemberian vitamin A pada balita menurut puskesmas sudah mencapai

97,76%. Namun demikian kegiatan pemberian vitamin A pada balita masih perlu

dilanjutkan, karena bukan hanya untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan,

namun lebih penting lagi, vitamin A meningkatkan kelangsungan hidup, kesehatan dan

pertumbuhan anak. Pemberian kapsul vitamin A dilakukan terhadap bayi (6-11 bulan)

dengan dosis 100.000 SI, anak balita (12-59 bulan) dengan dosis 200.000 SI, dan ibu

nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh

vitamin A yang cukup melalui ASI. Pemberian Kapsul Vitamin A diberikan secara

serentak setiap bulan Februari dan Agustus pada balita usia 6-59 bulan.

Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita usia 6-59 bulan di Kabupaten

Tegal tahun 2014 mencapai 98,29%. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2013

yang mencapai 97,76%. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk meningkatkan

cakupan pemberian kapsul vitamin A. Upaya tersebut antara lain melalui peningkatan

integrasi pelayanan kesehatan anak, sweeping pada daerah yang cakupannya masih

rendah dan kampanye pemberian kapsul vitamin A. Cakupan pemberian kapsul vitamin

A menurut puskesmas ditampilkan pada gambar 6.17.

Page 85: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

76

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

GAMBAR 6.17 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA 6-59 BULAN MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Bidang Kesga, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Terdapat empat puskesmas yang telah mencapai target renstra tahun 2014

(100%), yaitu puskesmas Kramat, Tarub, Kaladawa, dan Penusupan. Cakupan terendah

adalah Puskesmas Kupu sebesar 93,14%.

7. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu

Sejak lahir sampai dengan usia lima tahun, anak seharusnya ditimbang secara

teratur mengetahui pertumbuhannya. Cara ini dapat membantu untuk mengetahui

lebih awal tentang gangguan pertumbuhan, sehingga segera dapat diambil tindakan

tepat secepat mungkin. Hasil penimbangan, dapat mengetahui apakah seorang anak

terlalu cepat bertambah berat badannya dibandingkan usianya atau tidak bertambah

berat badannya. Untuk itu memerlukan pemeriksaan berat badan anak lebih lanjut

terkait dengan tinggi badannya, yang dapat menentukan apakah seorang anak

mempunyai berat badan berlebih/kurang.

Page 86: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

77

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Kegiatan penimbangan balita di Posyandu menjadi salah satu indikator yang

ditetapkan pada Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2010-2014. Indikator ini berkaitan

dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar

khususnya imunisasi, serta penanganan prevalensi gizi kurang pada balita. Dengan

cakupan penimbangan balita yang tinggi, diharapkan semakin tinggi pula cakupan

vitamin A, cakupan imunisasi, dan semakin rendah prevalensi gizi kurang. Gambaran

cakupan penimbangan balita di posyandu masing masing Puskesma ditampilkan pada

gambar 6.18 berikut.

GAMBAR 6.18 CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU

MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber; Bidang Kesga dan Gizi, Dinkes Kab. Tegal, 2014

Page 87: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

78

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Cakupan penimbangan balita di posyandu di Kabupaten Tegal pada tahun 2014

sebesar 78,9%. Cakupan ini lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang sebesar

80,4%. Capaian pada tahun 2014 telah memenuhi target Renstra 2014 sebesar 90%.

Hanya puskesmas Dukuhwaru yang mencapai target tersebut. Capaian terendah

terdapat di Puskesmas Margasari sebesar 61%.

Setiap anak harus memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS) yang terdapat dalam

buku KIA agar dapat dipantau pertumbuhannya. Dengan KMS terlihat apakah anak

tumbuh dengan baik sesuai usianya. KMS diberikan pada orang tua pada saat

kunjungan balita ke Posyandu. Maka kunjungan balita ke Posyandu sangat berkaitan

dengan indikator D/S.

Namun demikian terdapat beberapa kendala yang dihadapi terkait dengan

kunjungan balita ke posyandu. Permasalahan tersebut antara lain : dana operasional

dan sarana prasarana untuk menggerakkan kegiatan Posyandu, tingkat pengetahuan

kader dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling,

tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat terhadap manfaat Posyandu, serta

pelaksanaan pembinaan kader. Data dan informasi tentang penimbangan balita di

posyandu pada tahun 2014 terdapat pada lampiran table 47.

8. Imunisasi

Setiap tahun lebih 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai penyakit

yang sesungguhnya dapat dicegah dengan imunisasi. Beberapa penyakit menular yang

termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain:

Difteri, Tetanus, Hepatitis B, radang selaput otak, radang paru-paru, pertusis, dan polio.

Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya

tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian.

Proses perjalanan penyakit diawali ketika virus/ bakteri/ protozoa/ jamur,

masuk ke dalam tubuh. Setiap makhluk hidup yang masuk ke dalam tubuh manusia

akan dianggap benda asing oleh tubuh atau yang disebut dengan antigen. Secara

alamiah sistem kekebalan tubuh akan membentuk zat anti yang disebut antibodi untuk

melumpuhkan antigen. Pada saat pertama kali antibodi “berinteraksi” dengan antigen,

respon yang diberikan tidak terlalu kuat. Hal ini disebabkan antibodi belum

“mengenali” antigen. Pada interaksi antibodi-antigen yang ke-2 dan seterusnya, sistem

kekebalan tubuh sudah memiliki “memori” untuk mengenali antigen yang masuk ke

dalam tubuh, sehingga antibodi yang terbentuk lebih banyak dan dalam waktu yang

lebih cepat.

Page 88: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

79

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Proses pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah disebut

imunisasi alamiah. Sedangkan program imunisasi melalui pemberian vaksin adalah

upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi dalam

upaya melawan penyakit dengan melumpuhkan “antigen” yang telah dilemahkan yang

berasal dari vaksin. Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia

terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya sakit ringan.

Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk

terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada populasi yang

dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia

subur, dan ibu hamil.

a. Imunisasi Dasar pada Bayi

Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah

Dengan Imunisasi (PD3I). Seorang anak diimunisasi dengan vaksin yang disuntikkan

atau diteteskan melalui mulut. Pada beberapa negara hepatitis masih menjadi masalah.

Sepuluh dari 100 orang akan menderita hepatitis sepanjang hidupnya jika tidak diberi

vaksin hepatitis B. Sampai dengan seperempat dari jumlah anak yang menderita

hepatitis B dapat berkembang menjadi kondisi penyakit hati yang serius, seperti

kanker hati. Disamping itu wajib diberikan imunisasi hepatitis B segera setelah bayi

lahir untuk mencegah penularan virus hepatitis dari ibu kepada anaknya.

Imunisasi BCG dapat melindungi anak dari penyakit tuberculosis. Imunisasi

DPT dapat mencegah penyakit diptheri, pertusis dan tetanus. Diptheri menyebabkan

infeksi saluran pernafasan atas, yang dalam beberapa kasus dapat menyebabkan

kesulitan bernafas bahkan kematian. Tetanus menyebabkan kekakuan otot dan

kekejangan otot yang menyakitkan dan dapat mengakibatkan kematian. Pertusis atau

batuk rejan mempengaruhi saluran pernafasan dana dapat menyebabkan batuk hingga

delapan minggu.

Semua anak perlu mendapatkan imunisasi polio. Tanda-tanda polio adalah

tungkai tiba tiba lumpuh dan sulit untuk bergerak. Dari 200 anak yang terinfeksi polio,

maka satu orang akan menjadi cacat sepanjang hidupnya.

Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran program imunisasi, setiap

bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap (LIL) yang terdiri dari : 1 dosis

BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak. Dari kelima

imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan imunisasi yang

Page 89: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

80

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

mendapat perhatian lebih yang dibuktikan dengan komitmen Indonesia pada lingkup

ASEAN dan SEARO untuk mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90%.

Hal ini terkait dengan realita bahwa campak adalah salah satu penyebab utama

kematian pada balita. Dengan demikian pencegahan campak memiliki peran signifikan

dalam penurunan angka kematian balita.

GAMBAR 6.19 CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK MENURUT PUSKESMAS

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Seksi Imunisasi, Bidang P2P Dinkes Kab. Tegal, 2014

Kabupaten Tegal memiliki cakupan imunisasi campak pada tahun 2014 sebesar

99,3%. Capaian tersebut telah memenuhi target 95% yang menjadi komitmen target

pada rencana strategis Dinas Kesehatan. Cakupan pada tahun 2014 mengalami sedikit

kenaikan dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 99,2%. Pada tingkat Puskesmas,

terdapat 22 puskesmas yang telah berhasil mencapai target 95% seperti yang disajikan

pada gambar 6.20 berikut.

Pada gambar 6.19 di atas dapat diketahui bahwa Puskesmas Tarub memiliki

capaian tertinggi sebesar 116,4% diikuti oleh Balapulang sebesar 108,6% dan

Page 90: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

81

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Kesamiran sebesar 105,8%. Sedangkan Puskesmas dengan cakupan terendah adalah

Puskesmas Bojong sebesar 90,8%.

Program imunisasi pada bayi mengharapkan agar setiap bayi mendapatkan

kelima jenis imunisasi dasar lengkap. Keberhasilan seorang bayi dalam mendapatkan 5

jenis imunisasi dasar tersebut diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap.

Capaian indikator ini di Kabupaten Tegal pada tahun 2014 sebesar 98,3%. Angka ini

belum memenuhi target Renstra pada tahun 2014 yang sebesar 100%.

Tiga puskesmas dengan capaian imunisasi dasar lengkap pada bayi yang

tertinggi pada tahun 2014 adalah di Puskesmas Tarub sebesar 114,6%, diikuti oleh

Balapulang sebesar 108,1%, dan Kesamiran sebesar 105,8%. Sedangkan tiga

puskesmas dengan capaian terendah adalah Puskesmas Jatinegara sebesar 86,4%. Data

dan informasi terkait imunisasi dasar pada bayi yang dirinci menurut puskesmas tahun

2014 terdapat pada lampiran table 44.

GAMBAR 6.20 CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Seksi Imunisasi, Bidang P2P Dinkes Kab. Tegal, 2014

Page 91: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

82

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

b. Universal Child Immunization (UCI)

Indikator lain yang diukur untuk menilai keberhasilan pelaksanaan imunisasi

adalah Universal Child Immunization atau yang biasa disingkat UCI. UCI adalah

gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada

di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Target UCI pada

Renstra Dinas Kesehatan tahun 2014 adalah sebesar 100%. Pada tahun 2014 semua

puskesmas yang telah mencapai persentase desa UCI sebesar 100% atau 287

desa/kelurahan telah mencapai presentase UCI.

Imunisasi dasar pada bayi seharusnya diberikan pada anak sesuai dengan

umurnya. Pada kondisi ini, diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara

optimal. Namun demikian, pada kondisi tertentu beberapa bayi tidak mendapatkan

imunisasi dasar secara lengkap. Kelompok inilah yang disebut dengan drop out (DO)

imunisasi. Bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1 pada awal pemberian

imunisasi, namun tidak mendapatkan imunisasi campak, disebut Drop Out Rate

DPT/HB1- Campak. Indikator ini diperoleh dengan menghitung selisih penurunan

cakupan imunisasi campak terhadap cakupan imunisasi DPT/HB1.

Drop Out Rate imunisasi DPT/HB1-Campak pada tahun 2014 sebesar 5,14%.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 0,55%. DO rate DPT/HB1-

campak diharapkan agar tidak melebihi 5%. Pada tahun 2014 terdapat 19 puskesmas

dengan DO rate ≤ 5%. Data dan informasi lebih rinci mengenai drop out rate cakupan

imunisasi pada tahun 2014 DPT/HB1-campak tahun 2014 terdapat pada lampiran

table 39.

9. Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Kehidupan anak, usia dibawah lima tahun merupakan bagian yang sangat

penting. Usia tersebut merupakan landasan yang membentuk masa depan kesehatan,

kebahagiaan, pertumbuhan, perkembangan, dan hasil pembelajaran anak di sekolah,

keluarga, masyarakat dan kehidupan secara umum.

Kesehatan bayi dan balita harus dipantau untuk memastikan kesehatan mereka

selalu dalam kondisi optimal. Untuk itu dipakai indikator-indikator yang bisa menjadi

ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita, salah satu

diantaranya adalah pelayanan kesehatan anak balita. Adapun batasan anak balita

adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12 sampai dengan 59 bulan.

Pelayanan kesehatan pada anak balita dilakukan oleh tenaga kesehatan dan

memperoleh :

Page 92: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

83

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

a. Pelayanan Pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun (Penimbangan

berat

badan dan pengukuran tinggi badan minimal 8 kali dalam setahun).

b. Pemberian vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan Februari dan

Agustus

c. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita minimal 2 kali

dalam setahun.

d. Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS).

Capaian Indikator pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 2014 sebesar

75,9%, yang berarti belum memenuhi target Renstra pada tahun 2014 yang sebesar

90%. Capaian indikator ini juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013

yang sebesar 101,1%. Tidak ada puskesmas yang mencapai target sebesar 90% seperti

yang terlihat pada gambar berikut. Data dan informasi menurut provinsi terkait upaya

pelayanan kesehatan anak balita disajikan pada lampiran table 43.

GAMBAR 6.21 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA

MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Seksi Anak, Bidang Kesga Dinkes Kab. Tegal, 2014

Page 93: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

84

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

10. Pelayanan Kesehatan pada Siswa SD dan setingkat

Mulai masuk sekolah merupakan hal penting bagi tahap perkembangan anak.

Banyak masalah kesehatan terjadi pada anak usia sekolah, seperti misalnya

pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan

baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun, karies gigi, kecacingan, kelainan

refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Pelayanan kesehatan pada anak

termasuk pula intervensi pada anak usia sekolah.

Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan

program kesehatan, karena selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan

sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Sasaran dari

pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/ sederajat kelas 1. Pemeriksaan

kesehatan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga lainnya yang terlatih

(guru UKS/UKSG dan dokter kecil). Tenaga kesehatan disini adalah tenaga medis,

tenaga keperawatan atau petugas puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga

pelaksana UKS/ UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru yang ditunjuk

sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS. Dokter

kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5

SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.

Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tentang kebersihan dan kesehatan gigi

bisa dilaksanakan sedini mungkin. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan

pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada

khususnya dan kesehatan tubuh serta lingkungan pada umumnya.

Upaya kesehatan pada kelompok ini yang dilakukan melalui penjaringan

kesehatan terhadap murid SD/MI kelas 1 juga menjadi salah satu indikator yang

dievaluasi keberhasilannya melalui Renstra Kementerian Kesehatan. Kegiatan

penjaringan kesehatan selain untuk mengetahui secara dini masalah-masalah

kesehatan anak sekolah sehingga dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk

mencegah keadaan yang lebih buruk, juga untuk memperoleh data atau informasi

dalam menilai perkembangan kesehatan anak sekolah, maupun untuk dijadikan

pertimbangan dalam menyusun perencanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS).

Kegiatan penjaringan kesehatan ini terdiri dari :

a. Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku)

b. Pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri

c. Pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran)

Page 94: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

85

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

d. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut

e. Pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan kecacingan

f. Pengukuran kebugaran jasmani dan deteksi dini masalah mental emosional.

Penjaringan kesehatan dinilai dengan menghitung persentase SD/MI yang

melakukan penjaringan kesehatan terhadap seluruh SD/MI yang menjadi sasaran

penjaringan. Cakupan SD atau sederajat yang melaksanakan penjaringan kesehatan

untuk siswa kelas 1 pada tahun 2014 di Kabupaten Tegal yang sebesar 97,3%

mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 dengan cakupan sebesar 95,9%.

Capaian tersebut belum memenuhi target Renstra 2014 yang sebesar 100%.

Berdasarkan gambar 5.20 diketahui bahwa ada 11 puskesmas belum

memenuhi target 95% dan 18 puskesmas yang telah mencapai target Renstra 2013.

Ada empat puskesmas dengan capaian 100%, yakni puskesmas Dukuhturi,

Kedungbanteng, Kalibakung dan Margasari. Kemudian diikuti oleh Puskesmas Talang

sebesar 99,7%, Lebaksiu sebesar 99,2%, dan Dukuhwaru sebesar 99,1%. Sedangkan

capaian terendah terdapat di Puskesmas Danasari sebesar 86,1%, diikuti oleh

Kaladawa sebesar 87,9%, dan Jatibogor dengan cakupan sebesar 91,2%.

Masih adanya puskesmas yang belum memenuhi target Renstra Dinas

Kesehatan dapat disebabkan oleh beberapa masalah. Masalah utama yang sering

ditemukan di daerah adalah kurangnya tenaga di Puskesmas sedangkan jumlah SD/MI

cukup banyak, sehingga untuk melaksanakan penjaringan kesehatan membutuhkan

waktu lebih lama. Selain itu juga manajemen pelaporan belum terintegrasi dengan baik.

Walaupun kegiatan penjaringan kesehatan telah dilaksanakan di Puskesmas namun

pengelola program UKS di Puskesmas berada pada struktur organisasi yang berbeda

sehingga menjadi penyebab koordinasi pencatatan dan pelaporan tidak berjalan

dengan baik.

Page 95: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

86

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

GAMBAR 6.22 CAKUPAN PENJARINGAN SISWA SD/MI SETINGKATMENURUT PUSKESMAS

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Seksi Pemberdayaan Masyarakat, Bidang PKPL, Dinkes 2014

C. GIZI KELURAGA

Setiap tahun lebih dari sepertiga kematian anak di dunia berkaitan dengan

masalah kurang gizi, yang dapat melemahkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Ibu

yang mengalami kekurangan gizi pada saat hamil, atau anaknya mengalami kekurangan

gizi pada usia 2 tahun pertama, pertumbuhan serta perkembangan fisik dan mentalnya

akan lambat.

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai pencapaiannya dalam MDGs adalah

status gizi balita. Status gizi anak balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB)

dan tinggi badan (TB). Variabel umur, BB dan TB ini disajikan dalam bentuk tiga

indikator antropometri, yaitu: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan

menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Indikator

status gizi berdasarkan indeks BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum.

Page 96: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

87

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis

ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan.

Dengan kata lain, berat badan yang rendah dapat disebabkan karena pendek (masalah

gizi kronis) atau sedang menderita diare atau penyakit infeksi lain (masalah gizi akut).

Menurut Laporan Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, pada tahun

2013, terdapat 4,66% balita kekurangan gizi yang terdiri dari 4,5% balita berstatus gizi

kurang dan 0,16% berstatus gizi buruk. Capaian gizi buruk mendapat perawatan

sebesar 100%.

Indikator gizi yang lain yaitu tinggi badan menurut umur (TB/U) memberikan

indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang

berlangsung lama. Misalnya: kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat, dan pola

asuh/pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan yang

mengakibatkan anak menjadi pendek. Indikator status gizi berdasarkan indeks BB/TB

memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang

terjadi dalam waktu yang tidak lama (singkat). Misalnya: terjadi wabah penyakit dan

kekurangan makan (kelaparan) yang mengakibatkan anak menjadi kurus.

Indikator BB/TB dan IMT/U dapat digunakan untuk identifikasi kurus dan

gemuk. Masalah kurus dan gemuk pada umur dini dapat berakibat pada risiko berbagai

penyakit degenerative pada saat dewasa.

Page 97: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

88

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

PENGENDALIAN PENYAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN Bab 7 berisi pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan.

Data mengenai pengendalian penyakit terdiri atas penyakit menular dan penyakit tidak

menular. Penyakit menular meliputi penyakit menular langsung dan penyakit yang

ditularkan melalui binatang. Situasi penyakit, baik kesakitan maupun kematian,

merupakan indikator dalam menilai derajat kesehatan suatu masyarakat.

A. PENGENDALIAN PENYAKIT

Selain membahas pengendalian penyakit yang menjadi prioritas

pembangunan kesehatan nasional, pada subbab ini juga dibahas pengendalian

penyakit di daerah tropis yang salah satunya disebabkan oleh nyamuk, juga

neglected disease seperti filariasis.

1. Penyakit Menular

a. Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui

droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis.

Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur

dengan case notification rate (CNR) dan prevalensi (didefinisikan sebagai

jumlah kasus tuberkulosis pada suatu titik waktu tertentu) dan

mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian akibat

tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu).

1) Kasus Baru BTA Positif

Pada tahun 2014 ditemukan jumlah kasus baru BTA positif (BTA+)

sebanyak 944 kasus, menurun bila dibandingkan kasus baru BTA+ yang

ditemukan tahun 2013 yang sebesar 1.135 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang

dilaporkan terdapat di Puskesmas dengan jumlah penduduk yang besar yaitu

Adiwerna, Bumijawa, dan Kalibakung. Menurut jenis kelamin, kasus BTA+ pada

laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Pada masing-masing puskesmas di

Kabupaten Tegal kasus BTA+ lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan

perempuan. Kecuali di puskesmas Bumijawa, Adiwerma, Dukuhturi, Talang, dan

Bangungalih. Disparitas paling tinggi antara laki-laki dan perempuan terjadi di

Page 98: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

89

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Puskesmas Pangkah, kasus pada laki-laki tiga kali lipat dari kasus pada

perempuan.

GAMBAR 7.1 JUMLAH KASUS TB BTA (+) MENURUT PUSKESMAS

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Seksi P2 Pemberantasan, Dinkes Kab.Tegal, 2014

Perkiraan jumlah penderita baru TB Paru BTA (+) di Kabupaten Tegal

sebanyak 1.690 penderita. Jumlah penderita TB Paru baru BTA (+) yang

ditemukan pada tahun 2014 sebanyak 944 orang maka didapatkan angka

cakupan penemuan penderita TB Paru baru (+) atau Case Detection Rate (CDR)

sebesar 55,9%. Angka pencapaian CDR di Kabupaten Tegal tahun 2014 tidak

mencapai target renstra Dinas Kesehatan tahun 2014 sebesar 80%,

Hal itu mengindikasikan pentingnya prioritas dan kerja keras untuk

menemukan kasus BTA+. Namun hanya 2 puskesmas puskesmas telah

mencapai target tersebut, yaitu puskesmas Kalibakung (125,8%) dan Adiwerna

Page 99: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

90

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

(90%). Puskesmas Bangun Galih merupakan puskesmas dengan proporsi

pasien penderita TB Paru baru BTA+ di antara seluruh kasus yang terendah.

GAMBAR 7.2 CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT PUSKESMAS

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Seksi P2 Pemberantasan, Dinkes Kab.Tegal, 2014

Angka penemuan TB Paru (CDR) merupakan salah satu indikator

keberhasilan program TB Paru di Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Semakin

rendah angka penemuan ini berarti semakin banyak kasus TB Paru yang belum

terdeteksi dan belum terobati sehingga dapat menjadi sumber penularan bagi

lingkungan sekitar para penderita tersebut. Oleh karena itu perlu adanya

peningkatan upaya penemuan kasus secara aktif oleh petugas kesehatan. Selain

itu pengembangan PPM (public private mix) dalam penanggulangan TB dengan

melibatkan, dokter praktek swasta, LSM, dan masyarakat.

Page 100: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

91

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

2) Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate)

Salah satu upaya untuk mengendalikan TB yaitu dengan pengobatan.

Indikator yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu angka

keberhasilan pengobatan (success rate). Angka keberhasilan pengobatan ini

dibentuk dari angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap.

Evaluasi pengobatan pada penderita TB pau BTA (+) dilakukan melalui

pemeriksaan dahak mikroskopis pada akhir fase intensif satu bulan sebelum

akhir pengobatan dan pada akhir pengobatan dengan hasil pemeriksaan negatif.

Dinyatakan sembuh bila hasil pemeriksaan dahak pada akhir pengobatan

ditambah minimal satu kali pemeriksaan sebelumnya (sesudah fase awal atau

satu bulan sebelum akhir pengobatan) hasilnya negatif. Target angka

kesembuhan (cure rate) yang harus dicapai minimal 85% dan angka

keberhasilan pengobatan (sukses rate) : 90%. Berikut ini digambarkan angka

kesembuhan dan keberhasilan pengobatan tahun 2004-2014.

GAMBAR 7.3 ANGKA KESEMBUHAN DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB PARU MENURUT

PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Seksi P2 Pemberantasan, Bidang P2P Dinkes Kab. Tegal, 2014

Pada Gambar 7.3 terlihat perkembangan angka keberhasilan

pengobatan tahun 2004-2014. Pada tahun 2014 angka keberhasilan

pengobatan sebesar 94,72%. WHO menetapkan standar angka keberhasilan

pengobatan sebesar 85%. Dengan demikian pada tahun 2014, Kabupaten Tegak

telah mencapai standar tersebut. Sementara Dinas Kesehatan menetapkan

target Renstra minimal 90% untuk angka keberhasilan pengobatan pada tahun

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Cure Rate 92,5 88,6 90,3 87,6 89,1 88,4 87,2 85,9 85,5 89,8 88,45

Success Rate 92,5 92,4 92,4 90,7 92,9 93,1 92,7 89,9 89,8 91,6 94,7

Page 101: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

92

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

2014. Berdasarkan hal tersebut, capaian angka keberhasilan pengobatan tahun

20143 juga telah memenuhi target Renstra.

Angka kesembuhan tahun 2014 di Kabupaten Tegal sebesar: 88,45%

dengan perincian angka kesembuhan di puskesmas : 91,58% dan Rumah Sakit :

54%. Sedangkan angka keberhasilan pengobatan sebesar: 92.45% dengan

perincian puskesmas: 94% dan Rumah Sakit 81,65%. Masih rendahnya angka

kesembuhan di RS dikarenakan pasien default (menghentikan pengobatan

sebelum waktunya) yaitu sebesar 17%. Tingginya angka default dan belum

terlibatnya Dokter praktek swasta dalan penanggulangan TB dengan strategi

DOTS berpotensi timbulnya MDR (multidrug resisten).

b. HIV & AIDS

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi

Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.

Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan

tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.

Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan

sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui

melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing (VCT),

sero survey, dan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).

Perkembangan HIV positif sampai tahun 2014 disajikan pada Gambar

7.4 berikut ini.

GAMBAR 7.4 JUMLAH KASUS BARU HIV POSITIVE DAN AIDS

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Page 102: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

93

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Kasus HIV dan AIDS dalam empat tahun terakhir (2010-2014)

cenderung meningkat. Perkembangan jumlah kasus baru HIV positif pada tahun

2014 kembali mengalami peningkatan secara signifikan. Kasus terbanyak pada

kelompok risiko tinggi yaitu WPS dan pasangan risiko tinggi, dengan usia

antara 35-45 tahun.

c. Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman pneumococcus,

staphylococcus, streptococcus, dan virus. Gejala penyakit pneumonia yaitu

menggigil, demam, sakit kepala, batuk, mengeluarkan dahak, dan sesak napas.

Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2

tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki masalah

kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini

yaitu dengan meningkatkan penemuan pneumonia pada balita. Perkiraan kasus

pneumonia pada balita di suatu wilayah sebesar 10% dari jumlah balita di

wilayah tersebut. Berikut ini gambaran penemuan peneumonia pada balita

tahun 2010-2014.

GAMBAR 7.5 CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN PNEUMONIA PADA BALITA

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2010-2014

Sumber : Bidang P2P, Dinkes Kab.Tegal 2014

Sampai dengan tahun 2014, angka cakupan penemuan dan

penanganan pneumonia pada balita tidak mengalami perkembangan berarti

yaitu berkisar antara 50%-58%. Selama beberapa tahun terakhir cakupan

penemuan pneumonia tidak pernah mencapai target nasional, termasuk target

tahun 2014 yang sebesar 80%.

Page 103: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

94

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

d. Kusta

Penyakit Kusta disebut juga sebagai penyakit Lepra atau penyakit

Hansen disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini mengalami

proses pembelahan cukup lama antara 2–3 minggu. Daya tahan hidup kuman

kusta mencapai 9 hari di luar tubuh manusia. Kuman kusta memiliki masa

inkubasi 2–5 tahun bahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5 tahun.

Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi

progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak,

dan mata.

Selama periode 2009-2014, angka penemuan kasus baru kusta pada

tahun 2014 meningkat menjadi sebesar 1,5 per 100.000 penduduk. Sedangkan

angka prevalensi kusta 1,51 per 10.000 penduduk dan belum mencapai target

renstra < 1,5 per 10.000 penduduk (< 15 per 100.000 penduduk).

GAMBAR 7.6 ANGKA PREVALENSI DAN ANGKA PENEMUAN KASUS BARU KUSTA (NCDR) DI

KABUPATEN TEGAL TAHUN 2010-2014

Sumber : Bidang P2P, Dinkes Kab.Tegal 2014

Berdasarkan bebannya, kusta dibagi menjadi 2 kelompok yaitu beban

kusta tinggi (high burden) dan beban kusta rendah (low burden). Provinsi

disebut high burden jika NCDR (new case detection rate: angka penemuan

kasus baru)> 10 per 100.000 penduduk dan atau jumlah kasus baru lebih dari

1.000, sedangkan low burden jika NCDR < 10 per 100.000 penduduk dan atau

jumlah kasus baru kurang dari 1.000 kasus.

Kabupaten Tegal merupakan salah satu dari 9 kabupaten/kota di

Propinsi Jawa Tengah yang mempunyai kasus kusta tinggi (high endemic),

karena prevalence rate lebih dari 1/10.000 penduduk dan CDR lebih dari

Page 104: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

95

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

5/100.000 penduduk. Kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan high endemic

lainnya adalah Kabupaten Brebes, Pekalongan, Pemalang, Blora, Rembang, Kota

Pekalongan, Jepara, Grobogan, Pati, Kudus dan Demak.

Pada tahun 2014 dilaporkan 234 kasus baru kusta, sama dengan tahun

2013. Sebesar 183 kasus di antaranya merupakan tipe Multi Basiler, sedangkan

51 kasus merupakan penderita kusta tipe Pausi basiler.

Persentase penderita kusta selesai berobat (RFT), kusta type PB

(Pausi Basiler) pada tahun 2014 sebesar 178,9% meningkat dibandingkan

tahun 2013 sebesar 100%. Sedangkan RFT kusta type MB ( Multi Basiler) pada

tahun 2014 sebesar 0%, menurun dibandingkan dengan pada tahun 2013

sebesar 87.73%. Angka ini belum mencapai target renstra 90%. Evaluasi RFT

ini pada penderita baru kusta yang diobati tahun 2014 untuk kusta PB dan

tahun 2013 pada kusta type MB, karena pengobatan kusta memerlukan waktu 6

– 12 bulan. Target angka RFT berdasarkan SPM 2010 adalah > 90% agar dapat

memutuskan rantai penularan penyakit kusta.

Upaya yang dilakukan untuk mencapai eliminasi kusta (prevalensi

kurang 1 per 10.000 penduduk ) antara lain : 1) Penemuan penderita secara

aktif melalui kegiatan kampanye eliminasi kusta (LEC), 2) Peningkatan

ketrampilan petugas puskesmas dalam menemukan penderita kusta sedini

mungkin, 3) Peningkatkan kesadaran masyarakat dengan menghilangkan

stigma yang ada di masyarakat.

Pengendalian kasus kusta antara lain dengan meningkatkan deteksi

kasus sejak dini. Indikator yang digunakan untuk menunjukkan keberhasilan

dalam mendeteksi kasus baru kusta yaitu angka cacat tingkat dua (II). Angka

cacat tingkat II tahun 2014 adalah 0,2 per 10.000 penduduk. Sedangkan

persentase cacat tingkat II (dari seluruh jumlah kasus baru kusta) pada tahun

2014 sebesar 14,1%, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang sebesar

11,97 per 10.000 penduduk. Berikut grafik persentase cacat tingkat II selama

sepuluh tahun terakhir.

Page 105: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

96

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

GAMBAR 7.7 PERSENTASE CACAT TINGKAT II PENDERITA KUSTA

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2004 - 2014

Sumber: Bidang P2P Dinkes Kab. Tegal, 2014

Puskesmas dengan persentase cacat tingkat II tertinggi pada tahun

2014 yaitu Puskesmas Bojong sebesar 100%, Jatibogor, disusul Kalibakung

sebesar 66,67%, dan Kesamiran 50%. Hal itu menunjukkan kemampuan

mendeteksi kasus baru kusta di ketiga puskesmas tersebut masih rendah.

GAMBAR 7.8 PERSENTASE CACAT TINGKAT II PENDERITA KUSTA MENURUT PUSKESMAS

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Page 106: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

97

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

e. Diare

Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga

merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian.

Menurut hasil Riskesdas 2007, Diare merupakan penyebab kematian nomor

satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan pada golongan

semua umur merupakanpenyebab kematianyang ke empat (13,2%).

Kasus diare ditemukan dan ditangani di kabupaten Tegal tahun 2014

mencapai 172,5%. Angka ini sudah memenuhi target SPM dan Renstra Dinas

Kesehatan Kabupaten Tegal yaitu 100%. Incidence Rate diare Kabupaten Tegal

tahun 2014 sebesar 214 per 1000 penduduk. Sedangkan Case Fatality Rate

diare pada tahun 2014 sebesar 0,05 per 1000 penduduk, melampaui target

tahun 2014, yatitu 1 per 1000 penduduk.

f. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

PD3I adalah penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi,

seperti Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Polio, Campak dan

Hepatitis B. Dalam upaya untuk membebaskan Indonesia dari penyakit

tersebut, diperlukan komitmen global untuk menekan turunnya angka

kesakitan dan kematian yang lebih banyak dikenal dengan Eradikasi Polio

(ERAPO), Reduksi Campak (Redcam) dan Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN).

Dinas Kesehatan saat ini telah melaksanakan Program Surveilans Integrasi

PD3I, yaitu pengamatan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi (Difteri, Tetanus Neonatorum, dan Campak).

Jumlah kasus PD3I yang dilaporkan selama 3 tahun terakhir

menunjukkan bahwa tidak ada kejadian kasus PD3I. Pada tahun 2013 penyakit

menular Difteri, Pertusis, Tetanus dan Polio dan Hepatitis B tidak ditemukan

kasus. Jumlah kasus Campak di Kabupaten Tegal tahun 2014 sebanyak 25

kasus, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebanyak 21

kasus.

g. Demam Berdara Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui

gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedis albopictus.

Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh

kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku

masyarakat.

Page 107: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

98

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Jumlah penderita DBD di Kabupaten Tegal yang dilaporkan pada tahun

2014 sebanyak 526 kasus dengan jumlah kematian 23 orang. Angka kesakitan

sebesar 33,3 per 100.000 penduduk dan angka kematian sebesar 4,4%. Terjadi

peningkatan jumlah kasus pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 yang

sebesar 243 kasus dengan IR 17,5. Target Renstra Dinas Kesehatan untuk angka

kesakitan DBD pada tahun 2014 sebesar ≤ 20 per 100.000 penduduk, dengan

demikian belum mencapai target Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2014. Berikut

tren kasus DBD selama kurun waktu tahun 2004-2014.

GAMBAR 7.9 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2004-2014

Gambaran angka kesakitan DBD menurut puskesmas tahun 2014

dapat dilihat pada Gambar 7.10. Pada tahun 2013 terdapat sebanyak 20

puskesmas yang telah mencapai target 2013. Puskesmas dengan IR DBD

tertinggi tahun 2013 yaitu Slawi sebesar 6,5, Dukuhwaru sebesar 3,6 dan

Lebaksiu sebesar 2,9 per 100.000 penduduk.

Kematian akibat DBD dikategorikan tinggi jika CFR > 2%. Dengan

demikian pada tahun 2013 terdapat sebelas puskesmas yang memiliki CFR

tinggi yaitu Puskesmas Dukuhturi (25,0%), Pangkah (25,0%), Kramat (12,5%)

dan Puskesmas Talang (11,1%). Pada puskesmas tersebut masih perlu upaya

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas dan

kuantitas SDM kesehatan di rumah sakit dan puskesmas (dokter, perawat, dan

lain-lain) termasuk peningkatan sarana-sarana penunjang diagnostik dan

penatalaksanaan bagi penderita di sarana-sarana pelayanan kesehatan. Data

dan informasi lengkap terlampir pada table 16.

Page 108: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

99

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Salah satu indikator yang digunakan untuk upaya pengendalian

penyakit DBD yaitu angka bebas jentik. Tahun 2014 angka bebas jentik di

Kabupaten Tegal sebesar 84,5%, belum mencapai target yaitu ≥ 95%.

Pada tahun 2013 angka bebas jentik yang terlaporkan di Kabupaten

Tegal sebesar 39,32%. Sampai tahun 2013 angka bebas jentik belum mencapai

target nasional yang sebesar 95%. Belum semua puskesmas melaporkan angka

bebas jentik. Informasi lebih rinci menurut puskesmas terkait dengan penyakit

DBD dapat dilihat pada Lampiran tabel 63.

GAMBAR 7.10 ANGKA KESAKITAN DBD MENURUT PUSKESMAS

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2005-2014

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Tegal, 2014

h. Filariasis

Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing

filaria, yang terdiri dari tiga spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi

dan Brugia timori. Penyakit inimenginfeksi jaringan limfe (getah bening).

Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria

dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing

dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan

di kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ genital.

Page 109: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

100

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Pada tahun 2014 dilaporkan sebanyak 11 kasus filariasis yang ada di

wilayah Puskesmas Balapulang, Pagerbarang, Lebaksiu, Jatinegara, Pangkah,

Pagiyanten, Talang Tarub, dan Bangun Galih masing-masing 1 kasus, dan dua

kasus di Puskesmas Warurejo.

Filariasis dapat dicegah dan diobati dengan melaksanakan Pemberian

Obat Massal Pencegahan (POMP) filariasis selama lima tahun berturut-turut

sehingga diperlukan komitmen pemerintah daerah dalam menyediakan biaya

operasional POMP selama minimal lima tahun berturut- turut yang menjadi

tanggung jawab pemerintah daerah. Sedangkan tanggung jawab pemerintah

pusat yaitu menyediakan obat.

i. Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit

Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia,

ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina, dapat menyerang semua

orang baik laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi,

anak-anak dan orang dewasa.

Jumlah kasus klinis malaria di Kabupaten Tegal tahun 2014 tercatat 14

kasus dan semuanya positif malaria. Kasus tersebut merupakan kasus import.

Jika dibandingkan tahun 2013 kasus malaria impor ini meningkat (kasus

malaria 2013: 7 kasus). Angka kesakitan malaria tahun 2014 sebesar 0,63 per

1.000 penduduk berisiko, dengan demikian sudah melampaui target Indonesia

Sehat 2010 sebesar 5 per 1.000 penduduk.

Bentuk pelayanan yang diberikan terhadap penderita malaria adalah

pemeriksaan darah dan pengobatan. Pemeriksaan darah dilakukan terhadap

penderita klinis, sedangkan pengobatan dilakukan terhadap penderita klinis

maupun yang positif malaria. Pemeriksaan darah dilakukan untuk menegakkan

diagnosa. Seorang penderita klinis baru dinyatakan positif malaria apabila

sediaan darah yang diperiksa terdapat plasmodium. Selain dilakukan

pemeriksaan darah, semua penderita klinis memperoleh pengobatan klinis,

sedangkan penderita positif diberikan pengobatan radikal. Sehingga cakupan

pengobatan malaria di Kabupaten Tegal selalu mencapai 100% dan mencapai

target SPM 2010.

2. Penyakit Tidak Menular

Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke,

kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta

Page 110: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

101

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

penyakit kronik lainnya merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia

dengan membunuh 36 juta jiwa per tahun (WHO, 2010). Di Indonesia sendiri,

penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam

waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat. Hal

tersebut menjadi beban ganda dalam pelayanan kesehatan, sekaligus tantangan

yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.

Peningkatan PTM berdampak negatif pada ekonomi dan produktivitas

bangsa. Pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama dan memerlukan

biaya besar. Beberapa jenis PTM merupakan penyakit kronik dan/atau

katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya.

Selain itu, salah satu dampak PTM adalah terjadinya kecacatan termasuk

kecacatan permanen.

Berbagai faktor risiko PTM antara lain ialah: merokok dan

keterpaparan terhadap asap rokok, minum minuman beralkohol, diet/pola

makan, gaya hidup, kegemukan, obat-obatan, dan riwayat keluarga (keturunan).

Prinsip upaya pencegahan tetap lebih baik dari pengobatan. Upaya pencegahan

penyakit tidak menular lebih ditujukan kepada faktor risiko yang telah

diidentifikasi. Kementerian Kesehatan telah mengembangkan program

pengendalian PTM sejak tahun 2005.

Upaya pengendalian faktor risiko PTM yang telah dilakukan berupa

promosi Perilaku Bersih dan Sehat serta pengendalian masalah tembakau.

Beberapa Pemerintah Daerah telah menerbitkan peraturan terkait Kawasan

Tanpa Rokok (KTR) dan membentuk Aliansi Walikota/Bupati dalam

Pengendalian Tembakau dan Penyakit Tidak Menular. Sedangkan untuk

pengaturan makanan berisiko, ke depan akan dibuat regulasi antara lain

tentang gula, garam dan lemak dalam makanan yang dijual bebas. Upaya

pengendalian PTM tidak akan berhasil jika hanya dilakukan oleh Kementerian

Kesehatan tanpa dukungan seluruh jajaran lintas sektor, baik pemerintah,

swasta, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, bahkan seluruh lapisan

masyarakat.

Beberapa kegiatan yang telah dikembangkan oleh Kementerian

Kesehatan dalam upayanya untuk mengendalikan penyakit tidak menular pada

tahun 2013 adalah sebagai berikut.

Page 111: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

102

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

a. Posbindu PTM

Kegiatan yang mulai dikembangkan pada tahun 2011 ini merupakan

salah satu wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini,

monitoring dan tindak lanjut dini terhadap faktor risiko PTM secara terpadu

dan terintegrasi dengan kegiatan rutin di masyarakat, seperti di lingkungan

tempat tinggal dalam wadah desa/kelurahan siaga aktif. Selain itu, kegiatan

tersebut pada saat ini telah dikembangkan pada kelompok khusus seperti di

Perusahaan Outobus (PO), kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH), sekolah,

dan tempat kerja.

b. Meningkatkan Upaya Pengendalian PTM di Puskemas

Pada tahun 2013 setiap kabupaten/kota minimal memiliki satu

puskesmas dengan program unggulan pelayanan PTM yang dilengkapi dengan

sumber daya manusia yang terlatih PTM, fasilitas, dan peralatan untuk

penatalaksanaan kasus PTM. Upaya tersebut antara lain peningkatan promosi

kesehatan (health promotion) yang dilakukan melalui gaya hidup sehat,

melaksanakan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM dan Pandu PTM,

dan atau layanan khusus PTM lainnya (jantung, stroke, Cedera, Tisan, skrining

Thalasemia, SLE, kanker anak, layanan upaya berhenti merokok, diet, aktivitas

fisik, stres, Tisan, PAL, IVA + CBE, rehabilitasi dan atau paliatif PTM).

c. Pengendalian Tembakau

Pengendalian tembakau di Indonesia merupakan salah satu upaya

pengendalian factor risiko PTM, guna menurunkan prevalensi penyakit tidak

menular, beberapa upaya yang telah dikembangkan adalah:

1) Pengembangan kawasan tanpa rokok

2) Upaya berhenti rokok di Fasyankes Primer

3) Kebijakan pengendalian rokok

4) Jajak pendapat masyarakat mengenai penerapan larangan total iklan,

promosi dan sponsorship rokok.

d. Upaya Pengendalian Kecelakaan Lalu Lintas pada Situasi Mudik

Pada musim mudik Hari Raya Idul Fitri tahun 2013, Kemenkes RI

menerbitkan Buku Monitoring Evaluasi Kesehatan Pengemudi yang digunakan

untuk mengamati perkembangan kesehatan para pengemudi angkutan umum.

Penyakit tidak menular mempunyai dampak negatif sangat besar

karena merupakan penyakit kronis. Apabila seseorang menderita penyakit

tidak menular, berbagai tingkatan produktivitas menjadi terganggu. Penderita

Page 112: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

103

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

ini menjadi serba terbatas aktivitasnya, karena menyesuaikan diri dengan jenis

dan gradasi dari penyakit tidak menular yang dideritanya. Hal ini berlangsung

dalam waktu yang relatif lama dan tidak diketahui kapan sembuhnya karena

memang secara medis penyakit tidak menular tidak bisa disembuhkan tetapi

hanya bisa dikendalikan. Yang harus mendapatkan perhatian lebih adalah

bahwa penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian tertinggi

dibanding dengan penyakit menular.

Jumlah kasus penyakit tidak menular di Kabupaten Tegal yang

dilaporkan pada tahun tahun 2014 sebanyak 16.048, sedangkan jenis penyakit

tidak menular di Kabupaten Tegal pada tahun 2014 adalah sebagai berikut :

GAMBAR 7.11 DISTRIBUSI PENYAKIT TIDAK MENULAR

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Seksi Pengamatan P2. Dinkes kab Tegal 2014

Selama 3 tahun terakhir jenis penyakit tidak menular yang paling

banyak terjadi di Kabupaten Tegal adalah hipertensi essensial. Disusul

kemudian asma brochial (16,59%) dan Diabetes Mellitus Non Insulin

Dependent (8,85&).

Ruang lingkup pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Page 113: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

104

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

(PJPD) yang menjadi tanggung jawab Sub Direktorat Penyakit Jantung Dan

Pembuluh Darah, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan meliputi hipertensi essensial, penyakit ginjal hipertensi, penyakit

jantung hipertensi, stroke, gagal jantung, Penyakit Jantung Koroner (PJK),

kardiomipathy, penyakit jantung rheumatic, penyakit jantung bawaan, dan

infark miocard akut.

B. KESEHATAN LINGKUNGAN

Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,

menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu

keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat

menjamin keadaan sehat dari manusia. Menurut WHO, ruang lingkup kesehatan

lingkungan diantaranya meliputi penyediaan air minum serta pengelolaan air

buangan dan pengendalian pencemaran.

1. Air Minum

Komitmen pemerintah terhadap Millenium Development Goals (MDGs)

yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup dengan menurunkan target hingga

setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum

layak dan sanitasi dasar hingga 2015.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/

PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang

melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum. Penyelenggara air minum dapat berasal

dari badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha

swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat, dan/atau individual yang

melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum. Tidak semua air dapat

diminum, syarat-syarat kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan dimaksud, diantaranya adalah sebagai berikut :

- Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna;

- Parameter Mikrobiologi E Coli dan total Bakteri Kolifrom, kadar maksimum yang

di perbolehkan 0 jumlah per 100 ml sampel;

- Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan

(maks 500 mg/l), pH 6,5-8,5;

- Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air);

- Dan parameter tambahan lainnya.

Salah satu parameter air minum adalah parameter fisik. Parameter fisik

Page 114: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

105

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

yang harus dipenuhi pada air minum yaitu harus jernih, tidak berbau, tidak berasa

dan tidak berwarna. Selain itu, air minum tidak menimbulkan endapan. Jika air yang

kita konsumsi menyimpang dari hal ini, maka sangat mungkin air telah tercemar.

Secara umum, kualitas fisik air minum di Indonesia termasuk dalam kategori baik

(tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa tidak berbusa dan tidak berbau) sebesar

94,1%. Rincian lengkap tentang proporsi rumah tangga berdasarkan kualitas fisik

air minum dapat dilihat pada Lampiran 6.39.

Pembahasan air minum meliputi, proporsi rumah tangga berdasarkan jenis

sumber air minum, proporsi rumah tangga berdasarkan kualitas fisik air minum,

proporsi rumah tangga berdasarkan pengolahan air minum sebelum diminum,

proporsi rumah tangga berdasarkan cara pengolahan air minum sebelum diminum,

dan proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air minum

berdasarkan kriteria JMP WHO-INICEF 2006.

GAMBAR 7.12 PROPORSI RUMAH TANGGA BERDASARKAN SUMBER AIR MINUM

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan, Dinkes Kab.Tegal 2014

Gambar 7.12 menunjukkan bahwa proporsi rumah tangga berdasarkan

jenis sumber air minum di Kabupaten Tegal terbesar pada sumur gali terlindung

sebesar 80%, kemudian sumur pompa tangan sebesar 19,2% dan air ledeng sebesar

14,8%. Air yang layak diminum, mempunyai standar tertentu yaitu telah memenuhi

persyaratan fisik, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu

kesatuan. Jadi apabila ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air

tesebut tidak layak untuk diminum. Agar air layak untuk diminum maka diperlukan

pengolahan air sebelum diminum.

Page 115: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

106

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

GAMBAR 7.13 CAKUPAN PENDUDUK TERHADAP AKSES AIR MINUM MEMENUHI SYARAT

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2009-2014

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan, Dinkes Kab.Tegal 2014

Gambar 7.14 menunjukan bahwa akses penduduk terhadap air minum dari

tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 mengalami fluktuasi dan masih di bawah

target nasional. Upaya untuk dapat meningkatkan akses air minum dan kualitas air

minum yang layak terus menerus dilakukan, akan tetapi masih banyak kendala

dalam pencapaiannya. Kendala tersebut antara lain :

a) Adanya kecenderungan meningkatnya penggunaan air kemasan dan isi ulang

sebagai sumber air minum, sementara itu air kemasan dan isi ulang tidak

termasuk sebagai sumber air minum layak. Hal ini terjadi disebabkan oleh

pendataan yang dilakukan saat ini hanya memotret akses terhadap sumber air

yang digunakan untuk minum, belum memperhitungkan kondisi rumah tangga

yang memiliki lebih dari satu sumber air yang layak untuk diminum;

b) Penyediaan infrastruktur air minum yang ada belum dapat mengimbangi laju

pertumbuhan penduduk, maupun faktor urbanisasi dan peningkatan konsumsi;

c) Untuk penyediaan air minum perpipaan, beberapa permasalahan pada tingkat

operator air minum yaitu minimnya biaya operasional dan pemeliharaan,

rendahnya tarif, terbatasnya SDM yang kompeten dan pengelolaan yang kurang

efisien;

d) Terdapat kerusakan di berbagai sarana air minum yang dipakai di masyarakat,

termasuk sumber air minum bukan jaringan perpipaan (BJP) yang tidak

terlindungi yang mencapai 10,54%.

Page 116: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

107

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

2. Sanitasi Layak

Akses terhadap sanitasi layak merupakan salah satu fondasi inti dari

masyarakat yang sehat. Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang

menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan

yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan

berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas

lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat,

meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa penyakit.

a. Sarana Sanitasi Dasar

Pembuangan kotoran baik sampah, air limbah dan tinja yang tidak

memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan rendahnya kualitas air, serta

dapat juga menimbulkan penyakit menular di masyarakat. Oleh karena itu,

sarana sanitasi dasar berupa jamban, tempat sampah, tempat pengelolaan air

limbah dan tempat penyediaan air bersih perlu dimiliki oleh setiap keluarga

maupun lingkungan pemukiman. Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki

oleh keluarga meliputi jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah.

Jumlah penduduk dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) sebanyak 877.905

orang (56,54%).

b. Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi

sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah

haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk

meningkatkan produktivitas. Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko penularan berbagai jenis

penyakit khususnya penyakit berbasis lingkungan seperti Demam Berdarah

Dengue, Malaria, Flu Burung, dan lain-lain.

Rumah sehat diartikan sebagai bangunan rumah tinggal yang memenuhi

syarat kesehatan, yaitu rumah memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih,

tempat pembuangan limbah, tempat pembuangan sampah, ventilasi rumah yang

baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari

tanah. Gambaran lengkap cakupan rumah tinggal yang memenuhi syarat

kesehatan tahun 2009 – 2014 adalah sebagi berikut:

Page 117: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

108

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

GAMBAR 7.14 CAKUPAN RUMAH MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2009-2014

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan, Dinkes Kab.Tegal 2014

Berdasarkan data bidang penyehatan lingkungan dan promosi

kesehatan, pada tahun 2014 dari 309.437 rumah yang ada di Kabupaten Tegal

jumlah rumah diperiksa yang telah memenuhi syarat rumah sehat sebanyak

104.887 (33,9%) rumah. Data dan informasi yang lebih rinci terlampir pada

lampiran tabel 64 dan 65.

3. Pengawasan Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)

Tempat-tempat umum adalah tempat kegiatan bagi umum yang

dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta atau perorangan yang langsung

digunakan oleh masyarakat. Pengawasan sanitasi tempat umum bertujuan untuk

mewujudkan kondisi tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan agar

masyarakat pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit

serta tidak menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat sekitar.

Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum meliputi sarana wisata, sarana

ibadah, sarana transportasi, sarana ekonomi, dan sosial. Sarana wisata, meliputi :

hotel, usaha rekreasi, hiburan umum dan gedung pertemuan/gedung

pertunjukan. Sarana ibadah, meliputi: masjid/mushola, gereja, klenteng, pura,

wihara. Sarana transportasi, meliputi : terminal, stasiun dan pelabuhan. Sarana

Ekonomi dan Sosial, meliputi : pasar, pusat pembelanjaan, apotik, sarana/panti

sosial, sarana pendidikan dan sarana kesehatan.

Page 118: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

109

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

Tempat pengelolaan makanan adalah suatu bangunan menetap beserta

karyawan dan peralatannya yang digunakan untuk membuat dan menjual

makanan bagi konsumen; seperti restoran, rumah makan, kantin, warung kopi,

tempat penjualan minuman dingin, pabrik makanan minuman sederhana dan

lain-lain.

Tempat pengelolaan makanan mempunyai risiko besar dalam penularan

penyakit karena jumlah konsumen relatif banyak dalam waktu bersamaan. Oleh

karena itu perlu teknologi dan metode yang tepat untuk pembinaan dan

pengawasannya.

Tempat-tempat umum dan Pengelolaan Makanan meliputi hotel,

restoran/rumah makan, pasar dan TUPM lainnya. Cakupan pengawasan tempat

tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan tahun 2014 meliputi hotel

sebesar 100% cakupan ini lebih tinggi dibandingkan cakupan dengan tahun 2013

sebesar 85,71%. Sarana pendidikan sebesar 78,2%, dan sarana kesehatan

sebesar 100%. Restoran/rumah makan sebesar 71,8%, lebih tinggi dibandingkan

dengan tahun 2013 sebesar 71,62%. Data dan informasi secara rinci terlampir

pada lampiran tabel 67.

4. Institusi dibina Kesehatan Lingkungannya

Institusi yang dibina kesehatan lingkungannya meliputi institusi

pendidikan, kesehatan, tempat ibadah, kantor dan sarana lain yang dititik

beratkan pada aspek higiene sarana sanitasi yang erat kaitannya dengan kondisi

fisik bangunan institusi tersebut. Kegiatan yang dilakukan adalah pengendalian

faktor resiko lingkungan institusi dan pembinaan kesehatan lingkungan institusi.

Cakupan institusi yang dibina kesehatan lingkungannya sesuai dengan

laporan pada tahun 2012 sebesar 86,3% meningkat jika dibandinngkan dengan

cakupan tahun 20121 yaitu sebesar 85,4%,4%. Berdasarkan jenis institusinya

maka prosentase institusi yang diberikan pembinaan kesehatan lingkungan

adalah sebagai berikut sarana kesehatan (90,9%), instalasi pengelolaan air

minum (99,1%), sarana pendidikan (67,9%), sarana ibadah (100%) dan

perkantoran (78,5%) dan sarana lainnya (18,8%).

Page 119: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

110

Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2014

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2011. Hasil Sensus Penduduk 2010, Data Agregat Per Provinsi. BPS, Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Indonesia 2013. BPS, Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Indonesia 2014. BPS, Jakarta. Kementerian Kesehatan RI. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan. Kementerian Kesehatan RI,Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas 2007. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas 2013. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas Dalam Angka 2013. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Page 120: Kabupaten Tegal 2014 - Kementerian Kesehatan … · DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL 2015. ii ... Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tegal 2014 ... Kota Tegal dan Laut Jawa

Copyright2015

[email protected]