kabupaten tegal 2.1. gambaran umum kabupaten tegal …eprints.undip.ac.id/61043/3/bab_ii.pdf ·...

33
43 BAB II PENGADUAN MASYARAKAT SIARAN “KABAR BUPATI” KABUPATEN TEGAL 2.1. Gambaran Umum Kabupaten Tegal 2.1.1. Kondisi Geografis Kabupaten Tegal Kabupaten Tegal, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Slawi, sekitar 14 km sebelah selatan Kota Tegal. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Tegal dan Laut Jawa di utara, Kabupaten Pemalang di timur, Kabupaten Banyumas di selatan, serta Kabupaten Brebes di selatan dan barat. Bagian utara wilayah Kabupaten Tegal merupakan dataran rendah, sedangkan di sebelah selatan merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Slamet (3.428 meter), gunung tertinggi di Jawa Tengah. 50 Di perbatasan dengan Kabupaten Pemalang, terdapat rangkaian perbukitan yang tidak terlalu terjal. Di antara sungai besar yang mengalir adalah Kali Gung dan Kali Erang, keduanya bermata air di hulu Gunung Slamet. Kabupaten Tegal beriklim tropis, dengan rata-rata curah hujan sepanjang tahun 2016 sebesar 184,27 mm. Kabupaten Tegal secara geografis terletak pada koordinat 108 o 57'6"- 109 o 21'30" Bujur Timur dan 6 o 50'41" - 7 o 15'30" Lintang Selatan dengan 50 Dikutip dari https://www.tegalkab.go.id/ diakses pada 15 September 2017 pukul 19.58 WIB

Upload: trinhkhanh

Post on 07-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

43

BAB II

PENGADUAN MASYARAKAT SIARAN “KABAR BUPATI”

KABUPATEN TEGAL

2.1. Gambaran Umum Kabupaten Tegal

2.1.1. Kondisi Geografis Kabupaten Tegal

Kabupaten Tegal, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.

Ibukotanya adalah Slawi, sekitar 14 km sebelah selatan Kota Tegal.

Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Tegal dan Laut Jawa di utara,

Kabupaten Pemalang di timur, Kabupaten Banyumas di selatan, serta

Kabupaten Brebes di selatan dan barat. Bagian utara wilayah Kabupaten

Tegal merupakan dataran rendah, sedangkan di sebelah selatan merupakan

pegunungan, dengan puncaknya Gunung Slamet (3.428 meter), gunung

tertinggi di Jawa Tengah.50

Di perbatasan dengan Kabupaten Pemalang,

terdapat rangkaian perbukitan yang tidak terlalu terjal. Di antara sungai besar

yang mengalir adalah Kali Gung dan Kali Erang, keduanya bermata air di

hulu Gunung Slamet. Kabupaten Tegal beriklim tropis, dengan rata-rata curah

hujan sepanjang tahun 2016 sebesar 184,27 mm.

Kabupaten Tegal secara geografis terletak pada koordinat 108o57'6"-

109o21'30" Bujur Timur dan 6

o50'41" - 7

o15'30" Lintang Selatan dengan

50

Dikutip dari https://www.tegalkab.go.id/ diakses pada 15 September 2017 pukul 19.58

WIB

44

panjang garis pantai 30 km dan panjang perbatasan darat dengan daerah lain

adalah 27 km. Wilayah Kabupaten Tegal terdiri atas daratan seluas 878,7 km2

dan lautan seluas 121,50 km2. Wilayah daratan mempunyai kemiringan

bervariasi, mulai dari yang datar hingga yang sangat curam. Kemiringan

lahan tipe datar/pesisir seluas 24.547,52 ha (Kecamatan Kramat, Suradadi dan

Warureja), tipe bergelombang/dataran seluas 35.847,22 ha (Kecamatan

Adiwerna, Dukuhturi, Talang, Tarub, Pagerbarang, Dukuhwaru, Slawi,

Lebaksiu, sebagian wilayah Suradadi, Warureja, Kedungbanteng dan

Pangkah), tipe curam/berbukit-bukit seluas 20.383,84 ha dan tipe sangat

curam/pegunungan seluas 7.099,97 ha (Kecamatan Jatinegara, Margasari,

Balapulang, Bumijawa, Bojong, sebagian Pangkah dan Kedungbanteng).51

Berawal dari terbitnya UU No 13 tahun 1950 tentang Pembentukan

Darah Tingkat II Kabupaten dan Kodya di Jawa Tengah, maka sejak tahun

1950 wilayah Tegal dibagi menjadi 2 daerah pemerintahan, yaitu Dati II

Kabupaten Tegal dan Dati II Kodya Tegal (sekarang Kabupaten Tegal dan

Kota Tegal). Kemudian terbit pula PP No 2 Tahun 1984 yang mengatur

tentang pemindahan ibukota Kabupaten, dari Tegal ke Slawi.52

Akhir tahun

2016, wilayah administrasi Kabupaten Tegal terdiri dari 18 wilayah

Kecamatan, dengan luas daratan masing-masing kecamatan, yaitu: Margasari

(86,84 km2), Bumijawa (88,55 km

2), Bojong (58,52 km

2), Balapulang (74,91

km2), Pagerbarang (43,00 km

2), Lebaksiu (40,95 km

2), Jatinegara (79,62

51

Dikutip dari https://www.tegalkab.go.id/page.php?id=8 diakses pada 15 September

2017 pukul 19.58 WIB 52

Bagian Humas Setda Kabupaten Tegal, Kabupaten Tegal Mimpi, Perspektif, dan

Harapan, Bagian Humas Setda Kabupaten Tegal, Tegal, 2010, hlm. 208.

45

km2), Kedungbanteng (87,62 km

2), Pangkah (35,51 km

2), Slawi (13,63 km

2),

Dukuhwaru (26,58 km2), Adiwerna (23,86 km

2), Dukuhturi (17,48 km

2),

Talang (18,37 km2), Tarub (26,82 km

2), Kramat (38,49 km

2), Suradadi (55,73

km2) serta Warureja (62,31 km

2). Pusat pemerintahan berada di Kecamatan

Slawi. Slawi dulunya merupakan kota kecamatan, yang kemudian

dikembangkan menjadi ibukota kabupaten yang sebelumnya berada di Kota

Tegal.53

Jarak antara Ibukota Kabupaten ke Ibukota kecamatan :

1. Slawi – Margasari : 23 km

2. Slawi – Bumijawa : 24 km

3. Slawi – Bojong : 20 km

4. Slawi – Balapulang : 12 km

5. Slawi – Pagerbarang : 14 km

6. Slawi – Lebaksiu Lor : 10 km

7. Slawi – Jatinegara : 18 km

8. Slawi – Kedungbanteng : 7 km

9. Slawi – Pangkah : 4 km

10. Slawi – Dukuhwaru : 5 km

11. Slawi – Adiwerna : 6 km

12. Slawi – Dukuhturi : 12 km

13. Slawi – Talang : 8 km

14. Slawi – Mindaka : 10 km

15. Slawi – Kramat : 23 km

53 Dikutip dari https://www.tegalkab.go.id/ diakses pada 15 September 2017 pukul 19.58

WIB

46

16. Slawi – Suradadi : 30 km

17. Slawi – Warureja : 42 km54

Gambar 2.1

Peta Administrasi Pemerintah Kabupaten Tegal

Sumber:http://www.tegalkab.go.id/imgcontent/map/peta_administrasi.jpg

Adapun mengenai daerah Tegal tentu kita semua tahu kalau daerah

Tegal sangat strategis, karena berada di jalur pantai utara (pantura) Jawa

Tengah, dan menjadi persimpangan jalur utama yang menghubungkan

pantura dengan kota-kota di bagian selatan dan juga timur Pulau Jawa.55

Kabupaten Tegal mempunyai letak yang sangat strategis pada jalan Semarang

- Tegal - Cirebon serta Semarang - Tegal - Purwokerto dan Cilacap dengan

fasilitas pelabuhan di Kota Tegal. Secara geografis, Kabupaten Tegal adalah

segitiga bermuda Jakarta-Yogyakarta-Surabaya, sebuah lintasan utama Jawa

54

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal, Kabupaten Tegal dalam Angka 2017, CV.

Romo Tegal, Tegal, 2017, hlm. 4 – 5. 55

Bagian Humas Setda Kabupaten Tegal, op. cit., hlm. 214.

47

yang amat strategis dalam lalu lintas ekonomi.56

Lalu lintas ekonomi ini

sendiri dapat berjalan dengan lebih cepat seiring dengan difungsikannya Tol

Trans Jawa di tahun 2018, yang mana Kabupaten Tegal juga dilalui oleh

proyek nasional tersebut. Selain itu, isu pendirian bandar udara di Kabupaten

Tegal terus menyeruak di setiap tahunnya, mengingat angka mobilisasi

masyarakat Kabupaten Tegal tergolong tinggi. Potensi ini tentu tidak dimiliki

oleh kabupaten/kota lainnya.

2.1.2. Kondisi Demografis Kabupaten Tegal

Sumber utama data kependudukan adalah sensus penduduk yang

dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Sensus penduduk telah

dilaksanakan sebanyak enam kali sejak Indonesia merdeka, yaitu tahun 1961,

1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010.57

Di dalam sensus penduduk, pencacahan

dilakukan terhadap seluruh penduduk yang berdomisili di wilayah teritorial

Indonesia termasuk warga negara asing kecuali anggota korps diplomatik

negara sahabat beserta keluarganya. Untuk tahun yang tidak dilaksanakan

sensus penduduk, data kependudukan diperoleh dari hasil proyeksi penduduk.

Proyeksi penduduk merupakan suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan

pada asumsi dari komponen-komponen perubahan penduduk, yaitu kelahiran,

kematian, dan migrasi. Berikut jumlah penduduk menurut kelompok umur

dan jenis kelamin di Kabupaten Tegal Tahun 2016.

56

Ibid., hlm. 191. 57

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal, op. cit., hlm. 65.

48

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten

Tegal Tahun 2016

Kelompok

Umur

Age Group

Jenis Kelamin/Sex

Laki-laki

Male

Perempuan

Female

Jumlah

Total

(1) (2) (3) (4)

0 – 4 65 636 61 723 127 359

5 – 9 66 809 63 229 130 038

10 – 14 68 000 64 020 132 020

15 – 19 64 291 58 691 122 982

20 – 24 57 046 55 395 112 441

25 – 29 53 555 53 590 107 145

30 – 34 52 076 54 750 106 826

35 – 39 52 147 53 469 105 616

40 – 44 46 370 47 465 93 835

45 – 49 42 323 44 917 87 240

50 – 54 39 679 43 147 82 826

55 – 59 34 642 36 228 70 870

60 – 64 27 817 27 911 55 728

65 – 69 16 306 19 524 35 830

70 – 74 11 245 15 415 26 660

75+ 12 571 19 399 31 970

2016 710 513 718 873 1 429 386

2015 708 301 716 590 1 424 891

2014 705 958 714 148 1 420 106

Sumber : Kabupaten Tegal dalam Angka 2017

Penduduk Kabupaten Tegal berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016

sebanyak 1.429.386 jiwa yang terdiri atas 710.513 jiwa penduduk laki-laki

dan 718.873 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan jumlah

penduduk tahun 2015, penduduk Kabupaten Tegal mengalami pertumbuhan

sebesar 4495 jiwa. Dilihat dari segi kelompok umur, jumlah penduduk

terbanyak ada pada rentang usia 10 – 14 tahun dengan populasi 132.020, dan

kelompok umur dengan populasi terendah adalah pada kelompok usia 70 – 74

49

tahun dengan populasi 26.660. Berikut jumlah penduduk dan laju

pertumbuhan penduduk menurut kecamatan tahun 2014, 2015, dan 2016.

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di

Kabupaten Tegal 2014, 2015, dan 2016

Kecamatan

Subdistrict

Jumlah Penduduk

Population

Laju

Pertumbuhan

Penduduk

per

Tahun/Annua

l Population

Growth Rate

(%)

2014 2015 2016

2014

-

2015

2015

-

2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

010 Margasari 95 513 95 685 95 838 0,18 0,16

020 Bumijawa 84 264 84 415 84 549 0,18 0,16

030 Bojong 61 878 61 981 62 072 0,17 0,15

040 Balapulang 81 773 81 915 82 040 0,17 0,15

050 Pagerbarang 52 517 52 606 52 684 0,17 0,15

060 Lebaksiu 83 713 83 843 83 952 0,16 0,13

070 Jatinegara 53 979 54 063 54 133 0,16 0,13

080 Kedungbanteng 40 432 40 387 40 440 0,16 0,13

090 Pangkah 100 421 100 753 101 064 0,33 0,31

100 Slawi 70 888 71 348 71 795 0,65 0,63

110 Dukuhwaru 59 218 59 453 59 677 0,40 0,38

120 Adiwerna 119 410 119 595 119 751 0,15 0,13

130 Dukuhturi 88 775 88 912 89 029 0,15 0,13

140 Talang 99 988 100 780 101 558 0,79 0,77

150 Tarub 77 610 77 945 78 266 0,43 0,41

160 Kramat 108 303 109 453 110 591 1,06 1,04

170 Suradadi 81 391 81 518 81 623 0,16 0,13

180 Warureja 60 141 60 239 60 324 0,16 0,14

Jumlah/Total 1 420 106 1 424 891 1 429 386 0,34 0,32

Sumber : Kabupaten Tegal dalam Angka 2017

Dengan jumlah penduduk 1.429.891 jiwa pada tahun 2016, Kabupaten

Tegal memiliki laju pertumbuhan sebesar 0,32 % pada tahun 2015 – 2016.

Tiga kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi pada tahun 2014 hingga

50

2016 adalah Kecamatan Adiwerna, Kecamatan Kramat, dan Kecamatan

Pangkah. Kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi, yaitu Kecamatan

Adiwerna pada tahun 2014 – 2016 mencatatkan jumlah penduduk sejumlah

119.410 jiwa (2014), 119.595 jiwa (2015), dan 119.751 jiwa (2016) dengan

laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,15 % (2014 – 2015) dan 0,13 % (2015

– 2016). Sedangkan untuk tiga kecamatan dengan jumlah penduduk terendah

pada tahun 2014 hingga 2016 adalah Kecamatan Kedungbanteng, Kecamatan

Pagerbarang, dan Kecamatan Jatinegara. Kecamatan dengan jumlah

penduduk terendah, yaitu Kecamatan Kedungbanteng pada tahun 2014 –

2016 memiliki jumlah penduduk 40.432 jiwa (2014), 40.387 jiwa (2015), dan

40.440 jiwa (2016) dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,16 % (2014

– 2015) dan 0,13 % (2015 – 2016).

Ibukota Kabupaten Tegal, yaitu Kecamatan Slawi pada tahun 2014 –

2016 memiliki laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,65 % (2014 – 2015) dan

0,63 % (2015 – 2016). Sedangkan untuk kecamatan dengan jarak paling jauh

(42 km) dari ibukota kabupaten, yaitu Kecamatan Warureja pada tahun 2014

– 2016 memiliki laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,16 % (2014 – 2015)

dan 0,14 % (2015 – 2016). Untuk melihat distribusi dan kepadatan penduduk

dapat dilihat tabel berikut.

51

Tabel 2.3

Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Tegal

Tahun 2016

Kecamatan

Subdistrict

Persentase Penduduk

Percentage of Total

Population

Kepadatan Penduduk

per km2

Population Density

per sq.km

(1) (2) (3)

010 Margasari 6,70 1104

020 Bumijawa 5,92 955

030 Bojong 4,34 1061

040 Balapulang 5,74 1095

050 Pagerbarang 3,69 1225

060 Lebaksiu 5,87 2050

070 Jatinegara 3,79 680

080 Kedungbanteng 2,83 462

090 Pangkah 7,07 2846

100 Slawi 5,02 5267

110 Dukuhwaru 4,18 2245

120 Adiwerna 8,38 5019

130 Dukuhturi 6,23 5093

140 Talang 7,11 5528

150 Tarub 5,48 2918

160 Kramat 7,74 2873

170 Suradadi 5,71 1465

180 Warureja 4,22 968

Jumlah/Total 100 1627

Sumber : Kabupaten Tegal dalam Angka 2017

Kepadatan penduduk di Kabupaten Tegal tahun 2016 mencapai 1.627

jiwa/km2. Kepadatan penduduk di 18 kecamatan cukup beragam, meskipun

Kecamatan Adiwerna memiliki persentase penduduk tertinggi, namun

kepadatan penduduknya bukanlah yang tertinggi, yaitu sebesar 5.019

jiwa/km2. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi didapati di

Kecamatan Talang dengan kepadatan sebesar 5.528 jiwa/km2 dan terendah di

Kecamatan Kedungbanteng sebesar 462 jiwa/km2. Aspek kepadatan

52

penduduk ini tidak lepas dari kondisi geografis Kabupaten Tegal, utamanya

dalam hal luas wilayah per kecamatan. Kecamatan Talang dengan luas

wilayah 18,37 km2 memiliki jumlah penduduk sejumlah 101.558 jiwa,

sedangkan Kecamatan Kedungbanteng dengan luas wilayah 87,62 km2

jumlah penduduknya 40.440 jiwa.

Secara umum, pembicaraan tentang Kabupaten Tegal, tak akan lepas

dari dua hal, yakni pertanian dan industri. Masyarakat Kabupaten Tegal

masih sering diyakini oleh sebagian masyarakat lokal maupun masyarakat

wilayah yang lain sebagai kelompok masyarakat pedagang, industri, petani,

dan sebagian kecil nelayan.58

Dalam sektor pertanian, produksi pertanian

terbesar Kabupaten Tegal adalah padi dengan 394.023 ton pada tahun 2016.

Sedangkan industri yang banyak digeluti oleh masyarakat Kabupaten Tegal

adalah industri logam yang tercatat pada tahun 2016 terdapat 22 unit usaha.

Meskipun Kabupaten Tegal dikenal sebagai produsen teh, luas perkebunan

teh di Kabupaten Tegal hanya 162,93 ha sehingga produksinya hanya 35,06

ton pada tahun 2016. Ini menunjukkan bahwa perusahaaan/pabrikan teh yang

ada di Kab. Tegal pemasok tehnya diambil dari daerah lain. Di luar ikon

„Jepangnya Indonesia‟ yang telah puluhan tahun dilekatkan dengan daerah

ini, masyarakatnya sendiri tersebar luas di seantero nusantara. Sebutlah

investasi warung Tegal yang tersebar di kota-kota besar.59

58

Bagian Humas Setda Kabupaten Tegal, op. cit., hlm. 278. 59

Ibid., hlm. 191.

53

2.2. Gambaran Pengaduan Masyarakat Kabupaten Tegal

Pengaduan masyarakat adalah bentuk penerapan pengawasan yang

dilakukan oleh masyarakat kepada aparatur pemerintah, berupa sumbang

pikiran, saran, gagasan, atau keluhan/pengaduan yang bersifat membangun.60

Manfaat pengaduan masyarakat, antara lain sebagai :

1. pelaksanaan fungsi pengawasan oleh masyarakat sebagai pengawas

eksternal dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan;

2. alat kontrol yang efektif dan sarana penyeimbang bagi penyelenggara

untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja penyelenggaraan fungsi

pemerintahan, sekaligus langkah awal dalam perbaikan kinerja;

3. sumber informasi yang bermanfaat bagi penyelenggara untuk melakukan

perbaikan tata kelola penyelenggaraan fungsi pemerintahan sesuai

dengan harapan, aspirasi dan keinginan masyarakat.61

Pengelolaan pengaduan masyarakat Kabupaten Tegal dituangkan ke

dalam Peraturan Bupati Tegal Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pedoman

Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Tegal yang ditetapkan pada tanggal 21 Januari 2015. Mengacu pada Perbup

tersebut, substansi pengaduan masyarakat terdiri dari : Substansi pengaduan

masyarakat berkadar pengawasan; dan Substansi pengaduan masyarakat yang

tidak berkadar pengawasan.62

60

Lihat Pasal 1 butir 11, Peraturan Bupati Tegal Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pedoman

Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal 61

Lihat Pasal 5, Peraturan Bupati Tegal Nomor 10 Tahun 2015 62

Lihat Pasal 8, Peraturan Bupati Tegal Nomor 10 Tahun 2015

54

2.2.1. Peraturan Bupati Tegal Nomor 10 Tahun 2015

Peraturan Bupati Tegal Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pedoman

Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Tegal dimaksudkan sebagai : panduan bagi seluruh SKPD di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Tegal dalam pengelolaan pengaduan masyarakat, dan

panduan dalam melakukan koordinasi antar SKPD di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Tegal dalam pengelolaan pengaduan masyarakat.63

Pengaduan

masyarakat dapat disampaikan secara : Langsung atau secara lisan melalui

temu muka atau tatap muka, baik kepada Bupati dan/atau Kepala SKPD

maupun melalui pejabat/petugas pengelola pengaduan; Tidak langsung

melalui surat atau media lainnya, seperti melalui surat, sambungan telepon

yang disediakan khusus untuk menerima pengaduan, email atau media

informasi lainnya.64

Pengaduan masyarakat secara tidak langsung

sebagaimana dimaksud di atas, dapat disampaikan melalui sarana sebagai

berikut :

1. Kotak pengaduan/kotak saran di masing-masing SKPD;

2. Line-telepon (0283) 491764 - 491765 extention 131;

3. Web-site : www.tegalkab.go.id menu “Warga Mengadu”;

4. Media cetak pada kolom “Suara Warga”;

5. Media elektronik : LPPL Radio Slawi Ayu FM pada acara “Kabar

Bupati”;

63

Lihat Pasal 2, Peraturan Bupati Tegal No. 10 Tahun 2015 64

Lihat Pasal 9, Peraturan Bupati Tegal No. 10 Tahun 2015

55

6. SMS gateway nomor : 08154800404065

Dengan sarana yang berbeda-beda, maka pengelola keenam sarana

pengaduan masyarakat Kabupaten Tegal pun berbeda-beda. Pengelola

pengaduan masyarakat Kabupaten Tegal adalah :

1. Bagian Humas, menangani pengaduan masyarakat berupa pengaduan

langsung atau secara lisan melalui temu muka atau tatap muka kepada

Bupati, pengaduan melalui surat, sambungan telepon (line-telepon) yang

disediakan khusus untuk menerima pengaduan;

2. Dishubkominfo, menangani pengaduan masyarakat melalui web-site dan

media cetak;

3. Masing-masing SKPD, menangani pengaduan langsung atau secara lisan

melalui temu muka atau tatap muka dengan Kepala SKPD maupun kotak

pengaduan/kotak saran di masing-masing SKPD serta sebagai pemberi

tanggapan atas pengaduan masyarakat;

4. LPPL Radio Slawi Ayu FM, menangani pengaduan masyarakat yang

melalui media elektronik Radio Slawi Ayu FM dan sms gateway.66

65

Lihat Pasal 10, Peraturan Bupati Tegal No. 10 Tahun 2015 66

Lihat Pasal 11 ayat 1, Peraturan Bupati Tegal No. 10 Tahun 2015

56

Gambar 2.2

Mekanisme Penanganan Pengaduan Masyarakat

Sumber : Peraturan Bupati Tegal Nomor 10 Tahun 2015

Berdasarkan Peraturan Bupati Tegal Nomor 10 Tahun 2015,

mekanisme penanganan pengaduan masyarakat Kabupaten Tegal :

1. Masyarakat menyampaikan pengaduan melalui pengelola pengaduan atau

langsung kepada Bupati atau instansi terlapor langsung

2. Oleh Bupati disampaikan ke SKPD/instansi yang berwenang menangani,

sedangkan oleh pengelola pengaduan disampaikan kepada SKPD/instansi

terkait, sedangkan SKPD terlapor yang menerima pengaduan langsung,

pengaduan dapat ditangani oleh SKPD/instansi tersebut.

3. Pengaduan masyarakat yang ditujukan kepada instansi di luar pemda

disampaikan kepada instansi yang berwenang sesuai dengan substansi

Tanggapan

Tanggapan

Tanggapan

Tan

ggap

an

Pengaduan

BUPATI TEGAL

MASYARAKAT

(PELAPOR)

SKPD/INSTANSI

PEMERINTAH

PENGELOLA

PENGADUAN

57

permasalahannya, apabila dianggap strategis dan lintas sektoral dapat

dibentuk tim gabungan dari instansi terkait.

4. Dari SKPD/instansi memberikan tanggapan atas pengaduan secara

langsung kepada masyarakat sebagai pelapor yang mempunyai identitas

jelas atau lewat pengelola pengaduan serta menyampaikan tanggapan

kepada Bupati sebagai laporan.

5. Tanggapan yang berupa hasil penanganan pengaduan masyarakat yang

diterima Bupati atau pengelola pengaduan dari SKPD/instansi dapat

disampaikan kepada masyarakat sebagai pelapor yang mempunyai

identitas jelas.67

Peraturan Bupati ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1999 tentang

Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan

Negara. Peran serta masyarakat adalah peran aktif masyarakat untuk ikut serta

mewujudkan Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari korupsi,

kolusi, dan nepotisme, yang dilaksankaan dengan menaati norma hukum,

moral, dan sosial yang berlaku dalam masyarakat. Peran serta masyarakat

dalam penyelenggara negara untuk mewujudkan Penyelenggara Negara yang

bersih dilaksanakan dalam bentuk :

1. hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi mengenai

penyelenggaraan negara;

67

Lihat Lampiran III, Peraturan Bupati Tegal No. 10 Tahun 2015

58

2. hak untuk memperoleh pelayanan yang sama dan adil dari Penyelenggara

Negara;

3. hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab

terhadap kebijakan Penyelenggara Negara; dan

4. hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal :

1) melaksanakan haknya sebagaimana dimaksud di atas;

2) diminta hadir dalam proses penyelidikan, penyidikan dan di sidang

pengadilan sebagai saksi pelapor, saksi, atau saksi ahli, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemberian

informasi sebagai hak masyarakat sebagaimana dimaksud di atas dapat

disampaikan secara tertulis kepada instansi terkait atau Komisi

Pemeriksa.68

Pemberian informasi sebagaimana dimaksud di atas harus disertai data

yang jelas sekurang-kurangnya mengenai :

1. nama dan alamat pemberi informasi dengan melampirkan fotokopi Kartu

Tanda Penduduk atau identitas diri yang lain;

2. keterangan mengenai fakta dan tempat kejadian yang diinformasikan;

dan

3. dokumen atau keterangan lain yang dapat dijadikan alat bukti.69

68

Lihat Pasal 2 ayat 1, Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Negara 69

Lihat Pasal 2 ayat 2, Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999

59

2.2.2. Pengaduan Berkadar Pengawasan

Pengaduan berkadar pengawasan adalah pengaduan yang berisi

informasi adanya indikasi terjadinya penyimpangan atau penyalahgunaan

wewenang yang dilakukan oleh aparatur, sehingga mengakibatkan kerugian

masyarakat/negara/daerah.70

Aparatur Pemerintah adalah organisasi kerja

yang sebagian besar bertugas melayani kepentingan umum atau masyarakat.

Oleh karena itu aparatur pemerintah selalu mendapat perhatian dan sorotan

dari berbagai pihak di lingkungan masyarakat, baik yang langsung maupun

tidak langsung dilayani oleh suatu organisasi/unit kerja tertentu. Perhatian

dan sorotan yang dapat disampaikan dalam berbagai bentuk dan cara itu,

merupakan masukan yang dapat dipergunakan dalam kegiatan pengawasan

melekat. Fungsi pengendalian melalui pengawasan melekat harus terbuka

terhadap pengawasan masyarakat, yang harus dikembangkan sebagai

penunjang pengawasan fungsional. Dari pengawasan masyarakat pimpinan

aparatur pemerintahan memperoleh masukan yang setelah diteliti dapat

dipergunakan untuk menilai apakah jajaran yang dipimpinnya telah

melaksanakan misi melayani dan mengayomi masyarakat dengan sebaik-

baiknya, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.71

2.2.3. Pengaduan Tidak Berkadar Pengawasan

Pengaduan tidak berkadar pengawasan adalah pengaduan masyarakat

yang berisi informasi berupa sumbang saran, kritik konstruktif, permintaan

70

Lihat Pasal 1 butir 14, Peraturan Bupati Tegal No. 10 Tahun 2015 71

Dion P. Sihotang, Pengawasan Melekat di Lingkungan Aparatur Pemerintah, Penerbit

Erlangga, Jakarta, 1995, hlm. 82.

60

sumbangan, dan lain sebagainya, sehingga bermanfaat bagi perbaikan

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat.72

Saran dan

gagasan dalam rangka membantu aparatur pemerintah mengatasi berbagai

masalah yang dihadapi. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa objek pengaduan tidak menyasar aparatur pemerintah, melainkan hasil

kerja dari aparatur pemerintah tersebut seperti perbaikan infrastruktur,

pelengkapan sarana prasarana, penerimaan masukan, dll. Sesuai dengan

pengertian di atas, masyarakat juga dapat meminta sumbangan atau

pertolongan, yang mana sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 68

Tahun 1999, maka pengadu harus menyertakan identitas dirinya agar

sumbangan atau pertolongan dapat sampai kepada pengadu. Lain halnya

dengan aduan yang bentuknya sumbang saran dan kritik konstruktif, tanpa

harus menyertakan identitas pengadu, aduan tetap dapat ditindaklanjuti,

namun tetap identitas ataupun lokasi terlapor harus diberitahukan karena

aduan mengenai infrastruktur sifatnya mungkin yang mengadu hanya satu

tapi yang merasakan banyak pihak.

2.3. Profil Pengaduan Masyarakat Siaran “Kabar Bupati” Kabupaten Tegal

Penyiaran Radio adalah media komunikasi massa dengar, yang

menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan

terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.73

LPPL

Kabupaten Tegal Radio SLAWI AYU FM mempunyai tugas pokok

72

Lihat Pasal 1 butir 15, Peraturan Bupati Tegal No. 10 Tahun 2015 73

Lihat Pasal 1 butir 7, Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 13 Tahun 2012 tentang

Lembaga Penyiaran Publik Lokal Kabupaten Tegal

61

penyebaran informasi timbal balik antara Pemerintah Daerah dengan

masyarakat serta antar masyarakat.74

Acara Kabar Bupatiku (KABUKU)

adalah acara talkshow yang digagas dan disiarkan langsung oleh LPPL

(Lembaga Penyiaran Publik Lokal) Kabupaten Tegal Radio Slawi Ayu FM

dengan narasumber utama Bupati Tegal, Enthus Susmono. Acara ini

diselenggarakan setiap hari Senin mulai jam 08.00 s.d 10.00 bertempat di

OPD dan kantor lembaga vertikal maupun non pemerintah seperti PMI,

Kantor Kementerian Agama, PDAM, dll yang telah melakukan konfirmasi

terkait kesiapannya. Acara ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan

berkomunikasi, menyampaian informasi, menerima kritik, saran, masukan,

himbauan dan juga apresiasi antara Bupati beserta jajarannya dengan

masyarakat ataupun sebaliknya dari masyarakat kepada Pemerintah.

Masyarakat diberi kesempatan menanyakan atau menyampaikan keluhan

langsung kepada Bupati, baik melalui SMS ataupun telepon dan langsung

dijawab atau ditanggapi oleh Bupati beserta jajarannya.

Tema setiap Senin disesuaikan dengan situasi, kondisi, isu hangat,

keluhan, dan laporan masyarakat yang paling banyak masuk ke SMS Lapor

Bupati yang dikelola oleh Humas Pemkab Tegal. Misal : Tahun ajaran baru

isu yang hangat adalah „pungutan sekolah, rayonisasi pendaftaran, pembelian

seragam, buku dll‟. Karena itu pelaksanaan KABUKU diselenggarakan di

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Selain Bupati sebagai narasumber utama,

Kepala Dinas, Kantor, lembaga yang menjadi tuan rumah juga menjadi

74

Lihat Pasal 6, Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 13 Tahun 2012

62

narasumber pendamping. Misal : Ketika Kabupaten Tegal menerima Piala

Adipura, KABUKU diselenggarakan di Dinas Lingkungan Hidup,

narasumber pendamping yang diundang antara lain Camat Slawi, Dinas

Kawasan Pemukiman, Perumahan, Tata Ruang, Pertamanan, dan Pertanahan;

Dinas Pekerjaan Umum; dan Dinas Pasar.

2.3.1. Latar Belakang

Marshall McLuhan mengatakan bahwa media itu “The Extension of

Man” (media itu perluasan manusia). Bisa dikatakan media adalah

kepanjangan tangan dari manusia, apa yang diinginkan oleh manusia dapat

diperpanjang jangkauannya oleh media, terlebih lagi oleh media hibrida yang

dapat menerobos ruang dan waktu untuk dapat mengaksesnya.75

Pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah tidak akan berhasil tanpa

dukungan dan partisipasi masyarakat. Dukungan masyarakat akan terwujud

apabila pemerintah daerah mampu secara transparan memberikan informasi

kepada masyarakat tentang pembangunan-pembangunan yang telah, sedang

maupun pembangunan yang akan dilaksanakan.76

Latar belakang

diadakannya siaran “Kabar Bupatiku (KABUKU)” dijelaskan sebagai berikut.

“Yang melatarbelakangi Pemerintah Daerah memiliki Lembaga

Penyiaran Publik Lokal (LPPL). Salah satu fungsi kami adalah informasi,

hiburan, dan pendidikan. Ini menjadi media untuk menginformasikan dan

mendidik masyarakat. Pak Bupati ingin transparan dan masyarakat mengerti

seluruhnya tanpa harus bertemu secara langsung, sehingga kami buka ruang

75

Belinda Devi Larasati Siswanto dan Frida Zulivia Abraham, Peran Humas Pemerintah

sebagai Fasilitator Komunikasi pada Biro Humas Pemprov Kalimantan Selatan, Jurnal

Penelitian Komunikasi, Vol. 19 No. 1, 2016, hlm. 56. 76

Yantos, Peranan Lembaga Penyiaran Publik Lokal dalam Mendukung Pemerintah

Daerah, Jurnal Risalah, Vol. 26 No. 2, 2015, hlm. 94.

63

seminggu sekali di acara live Kabar Bupatiku yang dapat didengar

dimanapun, kapanpun, bagi masyarakat bisa menyampaikan kritik, saran, dan

aduan kepada Pak Bupati untuk bisa ditindaklanjuti. Utamanya memudahkan

orang untuk ketemu langsung, meskipun hanya kewat telepon, SMS, atau

datang langsung pada saat acara KABUKU. Biasanya kan kalo ingin ketemu

Pak Bupati harus menggunakan surat hanya untuk menyampaikan aduan

harus menungu sebulan, dua bulan, dst.77

“Kabar Bupatiku ini di-launching 2015 awal, tepatnya tanggal 26

Januari 2015. Saat itu Pak Bupati baru menjabat sebagai Bupati, kebetulan

Pak Bupati ini orangnya kan seniman, dalang, sehingga dalam menyampaikan

ke masyarakat mempunyai trik atau cara tersendiri, beliau selalu ingin dekat

dengan masyarakatnya. Yang kedua, meniru kota-kota lain. Kalau boleh saya

sebutkan, saat itu Bupati Kebumen mencanangkan good governance, clear

and clean governance, pemerintahan yang bersih itu kan yang mencanangkan

beliau, bahkan beliau pernah diwawancarai oleh VoA dan ada acara yang

sama namanya Halo Bupati atau apa itu sarananya melalui telepon. Dari situ

saya mencoba, mengapa tidak diadopsi aja di Kabupaten Tegal, Bupatinya

kan merakyat dan kalo menjawab kan tidak saklek, mungkin kan anda juga

sudah pernah mendengar. Jadi jawabannya Pak Bupati kocak, halus,

menggunakan kiasan-kiasan dan tidak langsung pada pertanyaan, lalu

kemudian dijawab oleh entah Kepala Dinas atau yang bersangkutan, sehingga

jawaban tersebut dapat diterima dengan senang hati. Itu kami usulkan Halo

Bupati, tapi Pak Bupati kurang berkenan akhirnya hadir Kabar Bupatiku.

Yang membuat judul Kabar Bupatiku memang Pak Bupati. Dari awal

memang Kabar Bupatiku, dari Pak Bupati sendiri memang menghendaki itu,

kalo dari Slawi FM menghendaki Halo Bupati tapi Pak Bupati kurang

berkenan dan meminta Kabar Bupatiku saja.78

Siaran “Kabar Bupatiku (KABUKU)” dilatarbelakangi oleh Pemerintah

Kabupaten Tegal memiliki Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) yang

berfungsi memberikan informasi dan hiburan, dan memfasilitasi masyarakat

dengan membuka ruang interaksi antara Bupati dan masyarakat. Selain itu,

berbarengan dengan pergantian Bupati Tegal, maka latar belakang Bupati

(Enthus Susmono) yang merupakan seorang dalang turut mendukung

77

Wawancara dengan Kusnianto, S.E., S.IP Direktur Utama LPPL Kabupaten Tegal

Radio Slawi Ayu FM pada tanggal 12 Oktober 2017 pukul 09.00 WIB di LPPL

Kabupaten Tegal Radio Slawi Ayu FM 78

Wawancara dengan Sri Wibowo Pembawa Acara “Kabar Bupatiku” Lembaga

Penyiaran Publik Lokal Radio Slawi Ayu FM pada tanggal 13 Oktober 2017 pukul 10.00

WIB di Diskominfo Kabupaten Tegal

64

diselenggarakannya siaran “Kabar Bupatiku (KABUKU)” yang mengambil

role model dari “Halo Bupati” milik Pemerintah Kabupaten Kebumen.

2.3.2. Usia Siaran

Usia siaran berkaitan sudah berapa lama suatu program atau acara,

dalam hal ini siaran “Kabar Bupatiku”, sudah mengudara termasuk sejarah

siarannya yang dimulai dari siaran perdana hingga tulisan ini dibuat. Usia

siaran juga dapat menggambarkan kematangan dari sebuah program dan

perubahan-perubahan apa saja yang dilakukan untuk menyesuaikan keinginan

pasar, dalam hal ini masyarakat Kabupaten Tegal.

“Kami mulai 26 Januari 2015, waktu itu siaran perdana di sini (studio),

lalu kami memiliki mobil sehingga siaran selanjutnya dilakukan di rumah

dinas Bupati. Siaran perdana itu belum ada temanya, kami memberitahukan

bahwa kami membuka acara Kabar Bupatiku, masyarakat ingin bertanya dan

berkeluh kesah silahkan di situ. Alasan pemilihan hari Senin adalah

melaporkan apa kegiatan Bupati seminggu sebelumnya dan memberitahukan

apa yang akan dilakukan Bupati pada minggu tersebut, misalkan beliau ingin

menyampaikan bahwa besok Selasa ada Musrebangdes dll.79

“Dari 2015, pertama 26 Januari 2015 pada waktu itu memang kami

niatkan di studio, hanya saja jadwal beliau padat sehingga tidak bisa tepat

waktu, sehingga beliau memerintahkan untuk ke dinas-dinas. Di studio itu 2

atau 3 kali kalo nggak salah, dua kali di studio itu yang hadir hanya Bupati

saja, ketiga di rumah dinas Bupati, kemudian di Dikpora waktu itu. Pada

awalnya kan hanya evaluasi seminggu yang lalu, kemudian apa yang akan

dikerjakan seminggu yang akan datang, niat awalnya seperti itu. Pada

pelaksanaanya ternyata tidak bisa seperti itu, pertanyaan masyarakat

berkembang banyak mengarah ke beberapa dinas, akhirnya terus kita

temakan. Mulai ada tema di edisi yang ke-4 di Dikpora itu sudah mulai ada

79

Wawancara dengan Kusnianto, S.E., S.IP Direktur Utama LPPL Kabupaten Tegal

Radio Slawi Ayu FM pada tanggal 12 Oktober 2017 pukul 09.00 WIB di LPPL

Kabupaten Tegal Radio Slawi Ayu FM

65

tema, saat itu temanya tentang BOS atau guru yang ingin diangkat menjadi

PNS.80

Dengan siaran perdana yang dilakukan pada 26 Januari 2015, maka usia

siaran “Kabar Bupatiku” adalah 2 tahun 11 bulan. Acara “Kabar Bupatiku”

berakhir pada 5 Desember 2017 karena Kabupaten Tegal akan menggelar

Pilkada Serentak 2018 dimana LPPL harus bersifat netral sehingga semua

program acara yang berkaitan dengan Kepala Daerah, dalam hal ini Bupati

Tegal, dihentikan atau dialihkan ke program acara lain. Terkait dengan

padatnya kegiatan Bupati Tegal dan berkembangnya pertanyaan dari

masyarakat, maka siaran “Kabar Bupatiku (KABUKU)” yang tadinya

dilaksanakan di studio Slawi FM, kemudian dialihkan ke instansi-instansi

terkait sesuai dengan tema.

2.3.3. Pendanaan Siaran

Pembiayaan LPPL Kabupaten Tegal Radio SLAWI AYU FM dan alat

kelengkapannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

dan harus ditopang dari sumber pembiayaan lain yang sah.81

Sumber

pembiayaan lain yang sah sebagaimana dimaksud di atas meliputi : siaran

iklan sesuai peraturan perundang–undangan yang berlaku; dan usaha lain

yang sah dan tidak mengikat. Penerimaan yang berasal dari sumber

pembiayaan lain merupakan penerimaan Daerah yang dikelola secara

langsung dan transparan oleh LPPL Kabupaten Tegal Radio SLAWI AYU

80

Wawancara dengan Sri Wibowo Pembawa Acara “Kabar Bupatiku” Lembaga

Penyiaran Publik Lokal Radio Slawi Ayu FM pada tanggal 13 Oktober 2017 pukul 10.00

WIB di Diskominfo Kabupaten Tegal 81

Lihat Pasal 20 ayat 1, Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 13 Tahun 2012

66

FM, dan dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan LPPL Kabupaten

Tegal Radio SLAWI AYU FM sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku.82

“Dananya, satu kami dari radio hanya menyiapkan kru dan BBM untuk

menuju lokasi. Kalo snack dan minum kan itu inisiatif dari dinas yang

ketempatan. Ya kami saling mengisi. Tidak ada dana khusus, mulai dari

persiapan hingga pelaksanaan kerja bakti lah.83

Sehingga penyelenggaraan acara “Kabar Bupatiku (KABUKU)” secara

praktis didanai oleh 2 pihak, yaitu instansi penyelenggara KABUKU, berupa

makanan dan minuman, dan LPPL Kabupaten Tegal Radio Slawi Ayu FM,

yang pembiayaannya bersumber dari APBD Kabupaten Tegal dan sumber

pembiayaan lain yang sah.

2.3.4. Aset Siaran

Aset siaran berbicara mengenai segala hak yang diperoleh Slawi FM

sebagai LPPL Kabupaten Tegal, yang dipergunakan sebaik-baiknya untuk

kepentingan siaran pengaduan masyarakat “Kabar Bupatiku”.

“Pengelolaan aset yang jelas kami dokumentasikan di komputer dan

harddisk eksternal. Pengadaan OB Van salah satunya karena KABUKU, tapi

kan kami memiliki banyak siaran live, seperti pengajian, 17an, dll. Fungsi

rutinnya untuk siaran KABUKU.84

“Aset KABUKU hanya OB Van dan handphone, kalo perawatannya

kan itu dari pihak radio, anggarannya juga dari radio. Pulsa handphone juga

82

Lihat Pasal 20 ayat 3, Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 13 Tahun 2012 83

Wawancara dengan Kusnianto, S.E., S.IP Direktur Utama LPPL Kabupaten Tegal

Radio Slawi Ayu FM pada tanggal 12 Oktober 2017 pukul 09.00 WIB di LPPL

Kabupaten Tegal Radio Slawi Ayu FM 84

Wawancara dengan Kusnianto, S.E., S.IP Direktur Utama LPPL Kabupaten Tegal

Radio Slawi Ayu FM pada tanggal 12 Oktober 2017 pukul 09.00 WIB di LPPL

Kabupaten Tegal Radio Slawi Ayu FM

67

bisa pake yang pasca bayar. Jadi praktis kecil lah biayanya, hanya biaya HP

dll ikut radio semuanya.85

Berdasarkan pengalaman penulis selama magang di Radio Slawi FM,

maka aset yang digunakan untuk siaran “Kabar Bupatiku” diantaranya adalah

OB Van, Laptop, HP, 2 speaker, 4 microphone, mixer, antena pemancar, dan

kamera (milik Diskominfo Kabupaten Tegal). Yang secara praktis menjadi

aset khusus KABUKU hanyalah handphone, hal ini dikarenakan HP tersebut

dikhususkan untuk menerima aduan “Kabar Bupatiku” via SMS yang

dibacakan oleh host saat siaran dilaksanakan. Maka aset yang digunakan

untuk siaran “Kabar Bupatiku” tidak lain merupakan aset LPPL Kabupaten

Tegal Radio Slawi Ayu FM.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2012, aset LPPL

Kabupaten Tegal Radio SLAWI AYU FM yang berasal dari Pemerintah

Daerah dan/atau diperoleh dari anggaran yang bersumber dari Pemerintah

Daerah, merupakan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan dan berstatus

sebagai inventaris barang milik Daerah.86

Aset LPPL Kabupaten Tegal Radio

SLAWI AYU FM yang tidak berasal dari Pemerintah daerah, dan/ atau dibeli

dari dana yang berasal bukan dari Pemerintah daerah, merupakan kekayaan

LPPL dan dikelola sepenuhnya oleh Kabupaten Tegal Radio SLAWI AYU

FM.87

85

Wawancara dengan Sri Wibowo Pembawa Acara “Kabar Bupatiku” Lembaga

Penyiaran Publik Lokal Radio Slawi Ayu FM pada tanggal 13 Oktober 2017 pukul 10.00

WIB di Diskominfo Kabupaten Tegal 86

Lihat Pasal 21 ayat 1, Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 13 Tahun 2012 87

Lihat Pasal 22, Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 13 Tahun 2012

68

2.3.5. Daerah Cakupan Penyiaran

Daerah cakupan penyiaran LPPL Kabupaten Tegal Radio Slawi Ayu

FM adalah :

1. Utara : Kab. Tegal bagian utara (Kec. Adiwerna, Talang, Dukuhturi)

Kota Tegal

2. Selatan : Kab. Tegal bagian selatan (Kec. Lebaksiu, Balapulang,

Margasari, Bojong, Bumijawa)

3. Barat : Kab. Tegal bagian Barat (Kec. Dukuhwaru, Pagerbarang), Kab.

Brebes

4. Timur : Kab. Tegal bagian Timur (Kec. Pangkah, Tarub, Kramat,

Suradadi, Warureja, Kedungbanteng, Jatinegara), Kab.

Pemalang88

Gambar 2.3

Jangkauan LPPL Kabupaten Tegal Radio Slawi Ayu FM

Sumber : https://slawifm.com/2017/07/05/peta-jangkauan/

88

Dikutip dari https://slawifm.com/2017/07/05/peta-jangkauan/ diakses pada 20

September 2017 pukul 13.00 WIB

69

Estimasi Jumlah Pendengar Radio Slawi 99,3 FM adalah sebesar

250.000 jiwa dengan profil pendengar pria 55% dan wanita 45%. Sedangkan

dari segi usia, pendengar terbanyak berasal dari kelompok usia 25-35 tahun.

Dari profesi yang digeluti, swasta menjadi profesi yang dominan menjadi

pendengar, yaitu sebesar 40%. Berdasarkan jenjang pendidikan, pendengar

terbanyak secara berurutan berpendidikan SLTA, Sarjana, SLTP, dan SD.89

2.3.6. Proses Pemroduksian Siaran

Penyiaran intinya adalah proses penyampaian pesan melalui media

massa elektronik kepada khalayak dalam hal ini penyiaran Televisi dan Radio

sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi tentang kebijakan dan

program-program pembangunan yang dijalankan pemerintah daerah agar

sistem pemerintahan daerah dapat berjalan secara lebih efisien.90

Dalam

konsep penyiaran, masyarakat masih bisa secara interaktif memberikan

masukan, saran, harapan dan kritikan kepada pemerintah daerah sehingga

keberadaan TV dan Radio pemerintah daerah dapat meningkatkan hubungan

antara pemerintah dengan masyarakat dan pihak-pihak lainnya.91

Selain itu,

dalam rangka mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan negara, Penyelenggara Negara diwajibkan untuk

89

Dikutip dari https://slawifm.com/format-station/ diakses pada 20 September 2017 pukul

13.00 WIB 90

Yantos, op. cit., hlm. 96. 91

Ibid., hlm. 96.

70

memberikan jawaban atau keterangan sesuai dengan tugas dan fungsinya

masing-masing.92

Siaran “Kabar Bupatiku” sebagai siaran lapangan, yang mana

dilakukan di luar studio, memerlukan beberapa perlengkapan untuk

melakukan siaran luar. Secara teknis, setelah tempat telah dipersiapkan oleh

OPD dan peralatan telah disiapkan oleh Slawi FM, maka pembawa acara dan

crew lapangan dari Slawi FM menghubungi terlebih dahulu penyiar yang ada

di studio terkait kesiapan dan hal teknis lainnya sebelum siaran “Kabar

Bupatiku” mengudara. Setelah didapat konfirmasi tersebut, penyiar di studio

dapat membuka acara “Kabar Bupatiku” dan sedikit berbincang-bincang

dengan pembawa acara “Kabar Bupatiku” sebelum masuk kepada tema yang

diangkat pada hari itu. Pembicaraan dimulai dengan membicarakan tema

yang telah disepakati bersama, dimana pembawa acara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tema tersebut kemudian

dijawab oleh OPD dan OPD dapat pula menyampaikan program-program

yang akan atau sedang dilaksanakan oleh OPD tersebut.

Siaran “Kabar Bupatiku” dijalankan secara fleksibel, artinya apabila di

tengah-tengah pembicaraan ada telepon atau SMS dari pengadu, maka

pembawa acara akan langsung memberi kesempatan kepada pengadu tersebut

atau langsung membacakan SMS aduan tersebut. Pengadu dapat mengadukan

masalah apapun, jika ingin langsung ditanggapi maka sesuaikan aduan yang

ingin diadukan dengan tema yang sudah diumumkan pada hari Jumat. Jika

92

Lihat Penjelasan Umum, Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999

71

pertanyaan sesuai dengan tema KABUKU pada saat itu maka akan langsung

dijawab oleh Bupati, secara umum, Kepala Dinas, secara khusus, dan Kepala

Bidang, secara mendetail. Jika pertanyaan yang diajukan tidak sesuai dengan

tema KABUKU pada saat itu, maka pertanyaan itu akan disalurkan kepada

instansi terkait ataupun disampaikan pada saat KABUKU digelar pada

instansi tersebut.

2.3.7. Pemangku Kepentingan (Stakeholder)

Pemangku kepentingan atau stakeholder berkaitan dengan pihak-pihak

yang terlibat dalam pelaksanaan acara “Kabar Bupatiku”, baik dalam level

teknis hingga pengisi acara atau narasumber. Seluruh stakeholder dalam

siaran “Kabar Bupatiku” selain bertugas memastikan siaran dapat berjalan

dengan baik, juga pengaduan dari masyarakat dapat ditampung, disampaikan,

hingga mendapat tanggapan.

“Pak Bupati itu kebijakan umum, teknis tentu dinas yang terkait, lebih

sub teknis lagi itu yang paling bawah. Pak Bupati hanya meminta mereka

untuk mengusulkan terkait dananya berapa, lebarnya, waktunya berapa lama.

Karena Kepala Dinas sifatnya masih umum, sedangkan masyarakat kan

inginnya jawaban yang detail sehingga kepala bidang dilibatkan.93

“Awalnya jika Pak Bupati berhalangan hadir didisposisikan kepada Bu

Wakil, ketika dua-duanya berhalangan hadir disposisi ke Sekda, ketika Sekda

tidak bisa hadir nanti disposisinya ke staff ahli atau asisten atau jika mereka

semua tidak bisa hadir maka Kepala Dinas. Terkadang jika beliau tidak bisa

hadir, beliau minta ditelepon jika beliau memang siap untuk memberikan

jawaban. Tidak menutup kemungkinan kan acara KABUKU jam 10 selesai,

sementara SMS dari masyarakat baru masuk jam 10.15 masih ada Kepala

Dinas, Bupati, itu kami sampaikan secara langsung. Jadi kita forward SMS-

93

Wawancara dengan Kusnianto, S.E., S.IP Direktur Utama LPPL Kabupaten Tegal

Radio Slawi Ayu FM pada tanggal 12 Oktober 2017 pukul 09.00 WIB di LPPL

Kabupaten Tegal Radio Slawi Ayu FM

72

nya atau kita sampaikan secara lisan. Jadi jika di luar acara KABUKU tetap

akan kita sampaikan, jadi ketika ketemu, kan tidak harus dengan Kepala

Dinas ya, bisa staff dll kita sampaikan “mbak/pak ini ada SMS ini tolong

disampaikan dan ditanggapi ini nomernya”. Kita seringnya ke staffnya,

Kepala Dinas jika sangat-sangat penting saja. Staffnya itu yang saya kenal

saja, misalkan kenalnya bagian TU ya disampaikan ke orang tersebut.

Sebaiknya memang di masing-masing dinas memiliki Humas yang melayani,

kalo sekarang kan nggak ada. Jarang dinas yang memiliki bagian Humas

tersendiri, sehingga seringnya aduan larinya langsung ke Kepala Dinas atau

kabid-kabidnya. Seharusnya kan ada staff khusus yang memberi jawaban dan

mengelola itu.94

Pemangku kepentingan atau stakeholders dalam acara “Kabar

Bupatiku” dalam lingkup teknis adalah crew lapangan “Kabar Bupatiku” dan

penyiar di studio. Sedangkan dalam lingkup acara, stakeholders-nya adalah

pembawa acara “Kabar Bupatiku”, Bupati dan/atau Wakil Bupati dan/atau

Sekretaris Daerah, dan Kepala OPD beserta jajarannya sesuai dengan tema

yang telah dikonfirmasi. Jajaran di bawah Kepala OPD tidak selalu “dibawa”,

karena jika KABUKU digelar di suatu instansi namun tema yang diangkat

melibatkan banyak instansi maka dari instansi yang menjadi tamu tersebut

yang datang adalah Kepala OPDnya. Jajaran di bawah Kepala OPD, seperti

Kepala Bidang, Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian, hampir pasti dilibatkan

jika OPD tersebut menjadi instansi penyelenggara KABUKU pada minggu

tersebut. Tidak menutup kemungkinan jajaran di bawah Kepala OPD turut

“dibawa” meskipun OPD tersebut hanya bertindak sebagai tamu, karena

pelibatan jajaran dibawah Kepala OPD ini tergantung butuh/tidaknya Kepala

OPD untuk mengajak serta jajarannya.

94

Wawancara dengan Sri Wibowo Pembawa Acara “Kabar Bupatiku” Lembaga

Penyiaran Publik Lokal Radio Slawi Ayu FM pada tanggal 13 Oktober 2017 pukul 10.00

WIB di Diskominfo Kabupaten Tegal

73

2.3.8. Kendala Siaran

Kendala siaran adalah berbagai macam hambatan yang mengganggu

jalannya sebuah siaran atau program, yang dapat berakibat siaran atau

program tersebut tidak dapat berjalan sesuai dengan perencanaan. Kendala

siaran dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Kendala Teknis

Kendala teknis adalah permasalahan praktis yang muncul ketika siaran

“Kabar Bupatiku” sedang berlangsung (live) sehingga berdampak pada siaran

pengaduan tidak dapat tersiar sebagaimana direncanakan.

“Sebenarnya mudah ya, mungkin mereka pake HP, nomor kami kan

telepon rumah, ini untuk mendapatkan akses ke mixer siaran. Ini kan perlu

teknologi yang terhubung dengan mixer sehingga bisa didengar masyarakat

luas. Mungkin mereka merasa mahal atau apa saya tidak tahu. Masalah sering

berdengung, dari segi teknis kami sebetulnya sudah siap, tapi mungkin ada

kabel yang nyambungnya kurang bener. Kalo dari posisi kami clear, tapi

yang namanya gangguan telepon kan juga bisa berasal dari penelpon. Kalo

dari kami, kami sudah mempersiapkan untuk dapat menerima secara clear,

mungkin ada gangguan dari pihak luar atau gangguan di lokasi itu. Kami kan

tidak bisa menyiapkan mereka.95

“Hambatan mengadu via telepon mungkin karena masyarakat takut,

takut ketahuan suaranya. Kemudian faktor malu, mungkin tidak biasa

berkomunikasi dengan Pak Bupati. Yang telepon ini kan rata-rata sudah

pernah telepon ke radio jadi sudah terbiasa, atau paling tidak mereka

perangkat atau tokoh masyarakat yang sudah terbiasa berkomunikasi

sehingga tidak canggung, tapi kalo orang baru pertama kali pasti

menyampaikannya beda. Selain itu karena kita ini menggunakan telepon

kantor ya jadi kadang-kadang pulsa masyarakat habis sebelum sampai ke

permasalahan yang ingin diadukan. Ini memang susah ya mas, karena

berdengung itu kan akibat feedback ya, masyarakat penelpon kan pasti

mendengarkan radio nah ini yang menjadi kendala. Demikian juga sebaliknya

95

Wawancara dengan Kusnianto, S.E., S.IP Direktur Utama LPPL Kabupaten Tegal

Radio Slawi Ayu FM pada tanggal 12 Oktober 2017 pukul 09.00 WIB di LPPL

Kabupaten Tegal Radio Slawi Ayu FM

74

apabila audio di lapangan terlalu besar juga menjadi kendala. Memang

kendalanya kalo melalui telepon seperti itu, kadang juga jernih sekali, ini

tergantung operatornya juga ya.96

Secara teknis, kendala yang dihadapi siaran “Kabar Bupatiku

(KABUKU)” adalah gangguan pengaduan via telepon, yang mungkin tidak

clear/berdengung, biaya telepon yang harus ditanggung pengadu mahal, serta

rasa percaya diri untuk mengadu via telepon. Kendala teknis ini dapat

menyebabkan aduan masyarakat tidak dapat tersampaikan dan menurunkan

minat masyarakat untuk mengadu.

2. Kendala Non-Teknis

Kendala non-teknis adalah hambatan yang sifatnya di luar acara “Kabar

Bupatiku” (di luar jam siaran), dimana masalah-masalah ini di luar kuasa

Slawi FM sebagai pengelola siaran “Kabar Bupatiku”.

“Kendalanya kami ini bukan dinas, radio hanya media saja, yang

kadang-kadang masyarakat tidak tahu kan aduannya sudah disampaikan

belum, kok tidak ada tanggapannya. Jadi misalkan gini, saluran air di Slawi

Kulon ada yang jebol, ini sudah disampaikan berkali-kali melalui berbagai

media, baik KABUKU, koran dll tapi ini tidak ada tanggapan OPD pada

waktu itu, ini yang menjadi kendala. Masyarakat mendengarkan kemudian

mengadu sekali tapi tidak mendengarkan jawabannya, kemudian besoknya

bertanya kembali sehingga dobel, dobel, dan dobel ini kendalanya. Dalam hal

penerusan kepada OPD kami terkendala keterbatasan contact person yang

kami miliki, kemudian terkendala waktu/kesempatan bagi kami untuk

menyampaikan, terkadang begini mas, masyarakat itu tidak mau tahu

sehingga SMS jam berapapun sehingga ada kemungkinan terlewat, karena

yang pasti dibacakan ya yang SMS pada saat acara itu.97

96

Wawancara dengan Sri Wibowo Pembawa Acara “Kabar Bupatiku” Lembaga

Penyiaran Publik Lokal Radio Slawi Ayu FM pada tanggal 13 Oktober 2017 pukul 10.00

WIB di Diskominfo Kabupaten Tegal 97

Wawancara dengan Sri Wibowo Pembawa Acara “Kabar Bupatiku” Lembaga

Penyiaran Publik Lokal Radio Slawi Ayu FM pada tanggal 13 Oktober 2017 pukul 10.00

WIB di Diskominfo Kabupaten Tegal

75

Di luar aspek teknis, siaran “Kabar Bupatiku (KABUKU)” juga

mengalami beberapa kendala, diantaranya adalah Slawi FM tidak memiliki

power untuk “menagih” tindak lanjut kepada OPD, pengaduan yang berulang,

keterbatasan contact person yang dimiliki pembawa acara, dan kemungkinan

SMS aduan terlewat tidak dibacakan.