k3l pd migas

Upload: andhika-penta-pratama

Post on 03-Mar-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

HSE

TRANSCRIPT

Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam yang amat bermanfaat dan amat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia di dunia. Hampir semua aspek kehidupan manusia berhubungan dengannya. perkembangan industri migas sangat besar di Indonesia. Potensi sumber daya minyak dan gas bumi tersebut merupakan faktor dominan dalam strategi pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Indonesia hingga saat ini masih memiliki tingkat keselamatan kerja yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang telah sadar betapa penting regulasi dan peraturan tentang k3 ini untuk diterapkan. Penerapan K3 di sektor migas bahkan jauh lebih ketat dibanding industri-industri lainuntuk pengelolaan minyak dan gas bumi tersebut diperlukan SDM yang kompeten. Guna mendorong dan merealisasikan SDM yang kompeten tersebut harus dipersiapkan dan dirancang secara sistematis antara lain dalam hal sistem diklat dan perangkat-perangkat pendukungnya. Dengan demikian akan dihasilkan SDM yang handal untuk mengelola kekayaan migas secara profesional. Melalui penyiapan SDM yang memiliki kualifikasi dan kompetensi terstandar maka bangsa Indonesia akan survive dalam menghadapi era kompetisi dan perdagangan bebas.Resiko Bahaya Kilang MinyakSecara umum bahaya yang timbul pada kilang minyak terdiri dari :1. Jenis Pekerjaan, berhubungan dengan bahaya mekanik dan bahan kimia2. Crude Oil, berhubungan dengan bahaya uap gas, cairan yang mudah meledak, keracunan sulfur.3. Cuaca, misalnya petir4. Penyebab utama kecelakaan adalah :5. Kondisi tidak aman (unsafe condition)6. Hal ini berkaitan dengan mesin / alat kerja seperti mesin yang rusak ataupun tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu kondisi tidak aman juga dapat berupa kondisi lingkungan kerja yang kurang mendukung, seperti penerangan yang kurang, keadaan bising, kebersihan maupun instalasi yang kurang baik. Kondisi tidak aman juga dapat diakibatkan oleh metode / proses produksi yang kurang baik.7. Tindakan tidak aman (unsafe action)8. Tindakan tidak aman ini lebih berkaitan terhadap personal pekerja, antara lain : menggunakan peralatan yang kurang baik, sembrono dalam bekerja, tidak menggunakan alat pelindung diri maupun menjalan sesuatu tanpa wewenang.9. Kelemahan sistem manajemen10. Kelemahan sistem manajemen ini seringkali terkait dengan sistem prosedur kerja yang tidak jelas ataupun tidak adanya standar yang dapat menjadi acuan bagi pekerja dalam melakukan kegiatan kerja nya.11. Dari penyebab kecelakaan di atas, tentunya akan berpengaruh pula pada lingkungan kerja dan lingkungan hidup sekitarnya. Bagi para pekerja sendiri tentunya akan berakibat cedera jika kecelakaan yang terjadi sangat fatal, sedangkan bagi lingkungan hidup akan terjadi gangguan keseimbangan ekosistem bahkan penurunan kualitas lingkungan hidup. Penurunan kualitas lingkungan ini biasanya disebabkan oleh adanya bahan sisa proses produksi yang masih mengandung zat kimia berbahaya. Zat kimia berbahaya ini tidak hanya terjadi akibat dari kecelakaan industri, namun bahkan lebih sering sebagai akibat dari sistem pengolahan limbah industri yang tidak baik.12. Bahan bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi juga harus diberikan informasi mengenai :1. Informasi bahan singkat :Informasi singkat mengenai jenis bahan, wujud, manfaat serta bahaya-bahaya utamanya. Dari informasi singkat dan label bahaya, secara cepat bisa dipahami kehati-hatian dalam menangani bahan kimia tersebut.2. Sifat-sifat bahaya :3. Bahaya kesehatan :Bahaya terhadap kesehatan dinyatakan dalam bahaya jangka pendek (akut) dan jangka panjang (kronis). NAB (Nilai Ambang Batas) diberikan dalam satuan mg/m3 atau ppm. Beberapa data berkaitan dengan bahaya kesehatan juga diberikan, yakni : LD-50 (lethal doses) : dosis yang berakibat fatal terhadap 50 persen binatang percobaan mati. LC-50 (lethal concentration) : konsentrasi yang berakibat fatal terhadap 50 persen binatang percobaan. IDLH (immediately dangerous to life and health) : pemaparan yang berbahaya terhadap kehidupan dan kesehatan.1. Bahaya kebakaran :Ini termasuk kategori bahan mudah terbakar, dapat dibakar, tidak dapat dibakar atau membakar bahan lain. Kemudahan zat untuk terbakar ditentukan oleh : Titik nyala : suhu terendah dimana uap zat dapat dinyalakan. Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi uap gas yang dapat dinyalakan. Konsentrasi uap zat terendah yang masih dapat dibakar disebut LFL (low flammable limit) dan konsentrasi tertinggi yang masih dapat dinyalakan disebut UFL (upper flammable limit). Sifat kemudahan membakar bahan lain ditentukan oleh kekuatan oksidasinya. Titik bakar : suhu dimana zat terbakar sendirinya.2. Bahaya Reaktivitas :Sifat bahaya akibat ketidakstabilan atau kemudahan terurai, bereaksi dengan zat lain atau terpolimerisasi yang bersifat eksotermik sehingga eksplosif. Atau reaktivitasnya terhadap gas lain menghasilkan gas beracun.3. Sifat-sifat fisika :Sifat-sifat fisika merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sifat bahaya suatu bahan.4. Keselamatan dan pengamanan :Diberikan langkah-langkah keselamatan dan pengamanan :1. Penanganan dan penyimpanan : usaha keselamatan yang dilakukan apabila bekerja dengan atau menyimpan bahan.2. Tumpahan dan kebocoran : usaha pengamanan apabila terjadi bahan tertumpah atau bocor.3. Alat pelindung diri : terhadap pernafasan, muka, mata dan kulit sebagai usaha untuk mengurangi keterpaan bahan.4. Pertolongan pertama : karena penghirupan uap / gas, terkena mata dan kulit atau tertelan.5. Pemadaman api : alat pemadam api ringan yang dapat dipakai untuk memadamkan api yang belum terlalu besar dan cara penanggulangan apabila sudah membesar.6. Informasi lingkungan :Menjelaskan bahaya terhadap lingkungan dan bagaimana menangani limbah atau buangan bhan kimia baik berupa padat, cair maupun gas. Termasuk di dalamnya cara pemusnahan.Pencegahan Dan Pengendalian Bahaya Pada Kilang Minyak1. Mengurangi faktor resiko kebakaran dari sumber, misalnya hubungan listrik. Pencegahan ini harus dilengkapi dengan peralatan pemadam kebakaran yang memadai.2. Penanggulangan kedaruratan termasuk fasilitas komunikasi dan medis3. Pengawasan kesehatan dan mempertahankan personal hygiene yang baik disamping pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat, termasuk penyediaan fasilitas pencegahan keracunan dan pengadaan pertolongan pernafasan.4. Mematuhi peratran K3

Pengaturan Keselamatan pada kegiatan lepas pantaiUsaha untuk menjaga keselamatan dan kesehatan lingkungan terutama yang berkaitan dengan bahan bahan kimia berbahaya pada eksplorasi lepas pantai dilakukan mulai dari persiapan personal yang menggunakan bahan kimia tersebut hingga perlakuan pada bahan kimia selama proses produksiHal pertama yang perlu dilakukan :1. Gunakan peralatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas atau pakaian khusus penambang2. Gunakan helm proyek3. Gunakan sepatu proyekBekerja aman dengan bahan kimia :1. Hindari kontak langsung dengan bahan Kimia.2. Hindari mengisap langsung uap bahan Kimia.3. Dilarang mencicipi atau mencium bahan Kimia kecuali ada perintah khusus.4. Bahan Kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau gatal).Manajemen Resiko Pertambangan adalah suatu proses interaksi yang digunakan oleh perusahaan pertambangan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menanggulangi bahaya di tempat kerja guna mengurangi resiko bahaya seperti kebakaran, ledakan, tertimbun longsoran tanah, gas beracun, suhu yang ekstrem,dll. Jadi, manajemen resiko merupakan suatu alat yang bila digunakan secara benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang aman,bebas dari ancaman bahaya di tempat kerja.Adapun faktor resiko lain yang sering dijumpai pada perusahaan pertambangan atau pengilangan minyak adalah sebagai berikut : LedakanLedakan dapat menimbulkan tekanan udara yang sangat tinggi disertai dengan nyala api. Setelah itu akan diikuti dengan kepulan asap yang berwarna hitam. Ledakan merambat pada lobang turbulensi udara akan semakin dahsyat dan dapat menimbulkan kerusakan yang fatal KebakaranBila akumulasi gas-gas yang tertahan dalam eksplorasi lepas pantai mengalami suatu getaran hebat, yang diakibatkan oleh berbagai hal, seperti gerakan roda-roda mesin, tiupan angin dari kompresor dan sejenisnya, sehingga gas itu terangkat ke udara (beterbangan) dan kemudian membentuk awan gas dalam kondisi batas ledak (explosive limit) dan ketika itu ada sulutan api, maka akan terjadi ledakan yang diiringi oleh kebakaran Badai pada area eksplorasiCuaca pada kegiatan eksplorasi lepas pantai sangat menentukan berjalanya suatu proses penambangan. Dimana pada saat cuaca buruk dapat menimbulkan badai pada areal disekitar eksplorasi .Pengelolaan Risiko menempati peran penting dalam organisasi kami karena fungsi ini mendorong budaya risiko yang disiplin dan menciptakan transparansi dengan menyediakan dasar manajemen yang baik untuk menetapkan profil risiko yang sesuai.. Selain itu, melalui budaya manajemen risiko proaktif dan penggunaan sarana kuantitatif dan kualitatif yang modern, kami berupaya meminimalkan potensi terhadap kemungkinan risiko yang tidak diharapkan dalam operasional. Pengendalian risiko diperlukan untuk mengamankan pekerja dari bahaya yang ada di tempat kerja sesuai dengan persyaratan kerja Peran penilaian risiko dalam kegiatan pengelolaan diterima dengan baik di banyak industri. Pendekatan ini ditandai dengan empat tahap proses pengelolaan risiko manajemen risiko adalah sebagai berikut :1. Identifikasi risiko adalah mengidentifikasi bahaya dan situasi yang berpotensi menimbulkan bahaya atau kerugian (kadang-kadang disebut kejadian yang tidak diinginkan).2. Analisis resiko adalah menganalisis besarnya risiko yang mungkin timbul dari peristiwa yang tidak diinginkan.3. Pengendalian risiko ialah memutuskan langkah yang tepat untuk mengurangi atau mengendalikan risiko yang tidak dapat diterima.4. Menerapkan dan memelihara kontrol tindakan adalah menerapkan kontrol dan memastikan mereka efektif.Manajemen resiko pertambangan dimulai dengan melaksanakan identifikasi bahaya untuk mengetahui faktor dan potensi bahaya yang ada yang hasilnya nanti sebagai bahan untuk dianalisa, pelaksanaan identifikasi bahaya dimulai dengan membuatStandart Operational Procedure(SOP). Kemudian sebagai langkah analisa dilakukanlah observasi dan inspeksi. Setelah dianalisa,tindakan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah evaluasi resiko untuk menilai seberapa besar tingkat resikonya yang selanjutnya untuk dilakukan kontrol atau pengendalian resiko. Kegiatan pengendalian resiko ini ditandai dengan menyediakan alat deteksi, penyediaan APD, pemasangan rambu-rambu dan penunjukan personel yang bertanggung jawab sebagai pengawas. Setelah dilakukan pengendalian resiko untuk tindakan pengawasan adalah dengan melakukan monitoring dan peninjauan ulang bahaya atau resiko.Secara umum manfaat Manajemen Resiko pada perusahaan pertambangan adalah sebagai berikut :1. Menimalkan kerugian yang lebih besar2. Meningkatkan kepercayaan pelanggan dan pemerintah kepada perusahaan3. Meningkatkan kepercayaan karyawan kepada perusahaan guna menghindari berbagai kecelakaan kerja pada tambang minyak, terutama dalam bentuk ledakan perlu dilakukan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan ledakan ini harus dilakukan oleh segenap pihak yang terkait dengan pekerjaan pada tambang tersebut. Beberapa hal yang perlu dipelajari dalam rangka pencegahan ledakan adalah seperti pengetahuan dasar-dasar terjadinya ledakan, membahas:1. Gas-gas yang mudah terbakar/meledak2. Karakteristik gas3. Sumber pemicu kebakaran/ledakan4. Metoda eliminasi penyebab ledakan, antara lain: Pengukuran konsentrasi gas Pengontrolan sistem ventilasi tambang Pengaliran gas (gas drainage) Penggunaan alat ukur gas Penyiraman air (sprinkling water) Pengontrolan sumber-sumber api penyebab kebakaran dan ledakan Teknik pencegahan ledakan tambang1. Penyiraman air (water sprinkling)2. Pemakaian alat-alat pencegahan standar. Fasilitas pencegahan penyebaran kebakaran dan ledakan, antara lain:1. Lokalisasi kilang minyak2. Pengaliran air ke lokasi potensi kebakaran atau ledakan3. Tindakan pencegahan kerusakan akibat kebakaran dan ledakan:1. Pemisahan rute (jalur) ventilasi2. Evakuasi, proteksi diri, sistem peringatan dini, dan penyelamatan secara tim.5. Pelatihan K3 bagi semua pekerja sesuai dengan bidang kerja dan produk masing masing, termasuk didalamnyaemergency drill.2.9 Tanggapan Terhadap Keselamatan Kerja Pada Kilang MinyakSetiap individu cenderung untuk melihat dan memahami dunia dan lingkungan sekitarnya sesuai dengan cara pandang individu itu sendiri. Tindakan dan reaksi individu tersebut berdasarkan persepsinya, bukan atas dasar kenyataan obyektif. Persepsi pekerja terhadap K3 dapat berupa persepsi positif ataupun persepsi negatif. Persepsi positif terjadi jika pekerja merasa bahwa K3 dapat memberikan kenyamanan, ketenangan, kesehatan dan keamanan. Sedangkan persepsi negatif terjadi karena program K3 tidak dapat memberikan rasa nyaman, tenteram, tenang dan aman pada pekerja. Persepsi merupakan suatu proses untuk mengatur dan menginterpretasikan sensor informasi yang masuk kedalam tubuh (Halonen dan Santrock, 1999) atau persepsi merupakan suatu rangkaian proses pengenalan, pengorganisasian dan pengartian stimulus yang ada dilingkungan (Sternberg, 1999). Berdasarkan keadaan tersebut, maka diperlukan suatu kontrol bahaya yang dapat mendefinisikan bahaya secara objektif bagi seluruh pekerja di kilang minyak. Pengontrolan bahaya ini meliputi kegiatan internal kilang minyak maupun kegiatan eksternal/lapangan kilang minyak.Kontrol bahaya tersebut meliputi :1. House keeping yang memadai2. Penyediaan alat keselamatan dan alat pelindung diri (APD)3. Perawatan mesin dan instalasi kilang minyak2.10 Dampak LingkunganProses yang terjadi pada kilang minyak tentunya akan menghasilkan limbah. Adapun jenis limbah yang dihasilkan dari kilang minyak berupa : Ceceran minyak yang terakumulasi dalam kurun waktu relatif lama Limbah kimia hasil cracking crude oil Limbah gas Air sisa produksi Limbah domestikDengan adanya jenis limbah tersebut, maka fisik lingkungan disekitarnya akan beresiko mengalami pencemaran. Beberapa penanganan yang dilakukan untuk mencegah dan memperbaiki pencemaran yang telah terjadi adalah sebagai berikut : Revegetasi alam, identifikasi lahan yang selanjutnya ditentukan prioritas lahan dan jenis tanaman yang ditanam kembali dilahan tersebut Rehabilitasi lahan tercemar Flaring gas sisa, dalam proses kilang minyak terdapat gas yang tidak bernilai ekonomis sehingga harus dikelola agar tidak mencemari lingkungan.2.11 Pencegahan KecelakaanSetelah melihat proses yang terjadi pada suatu kilanh minak dan potensi bahaya yang terjadi pada kilang minyak, maka secara keseluruhan pencegahan kecelakaan yang diperlukan adalah :1. Peraturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan perencanaan industri2. Standarisasi, baik dalam perlakuan bahan baku industri, pengadaan alat pengamanan, maupun dari hasil limbah yang dihasilkan agar tidak mengganggu kualitas lingkungan3. Dilakukan pelatihan dan tindakan persuasif bagi pengusaha dan pekerja sehingga diharapkan dapat lebih berhati hati dalam melakukan pekerjaan terutama yang menggunakan peralatan ataupun bahan kimia yang dapat membahayakan diri sendiri maupun lingkungan