k14

14
A. Pengertian Suksesi Istilah suksesi digunakan pertama kali oleh Hult pada tahun 1885 dalam studi tentang perubahan pada komunitas. Dasar studi suksesi sendiri dicetuskan oleh Cowles pada tahun 1899, sedangkan prinsip- prinsip dan teori suksesi dikemukakan secara mendalam dan seksama oleh Clement pada masa setelah Clowes, yaitu tahun 1907.(Gopal dan Bharwaj, 1979). Secara harfiah suksesi berasal dari bahasa latin, -Succedere- yang berarti mengikuti. Sedangkan secara terminologi suksesi merupakan sebuah proses perkembangan teratur dari perkembangan suatu komunitas yang bersifat langsung dan dapat diprediksikan. Suksesi merupakan hasil dari modifikasi lingkungan fisik oleh komunitas yang menentukan rumus, skala perubahan dan batasan. (Baldocchi, tanpa tahun). Perubahan dalam komunitas yang terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan, berlangsung lambat, teratur dan terarah menuju kestabilan disebut dengan suksesi. Menurut Field Study Council (2009) suksesi adalah p roses ekologi dimana sebuah perubahan ekosistem dan berkembang dari waktu ke waktu. Banyak proses yang berbeda membentuk komunitas tumbuhan atau hewan dalam suatu ekosistem. Angin dapat meniup bibit ke daerah-daerah baru. Burung dapat membawa benih dari satu daerah ke daerah lain. Ketika sumber makanan yang tepat ada, populasi hewan baru dapat berkembang dalam ekosistem. Proses dimana masyarakat ditetapkan, mengembangkan dan perubahan ekosistem disebut suksesi (Discovery Education Science, 2010). Suksesi ekologi adalah konsep yang mendasar dalam ekologi, yang merujuk pada perubahan-perubahan berangkai dalam struktur dan komposisi suatu komunitas ekologi yang dapat diramalkan. Suksesi dapat terinisiasi oleh terbentuknya formasi baru suatu habitat yang sebelumnya tidak dihuni oleh mahluk hidup ataupun oleh adanya gangguan terhadap komunitas hayati yang telah ada sebelumnya oleh kebakaran, badai, maupun penebangan hutan (Sutomo, 2009) B. Faktor Penyebab Suksesi 1. Penyebab awal: Penyebab yang bertanggung jawab atas kerusakan habitat yang ada.Kejadian seperti itu terjadi karena faktor-faktor berikut: 1) Iklim Tumbuhan tidak akan dapat teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang- kadang membawa akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa keadaan yang tidak menguntungkan pada vegetasi. 2) Topografi

Upload: nur-istiqlalial-firdausi

Post on 04-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

A. Pengertian SuksesiIstilah suksesi digunakan pertama kali oleh Hult pada tahun 1885 dalam studi tentang perubahan pada komunitas. Dasar studi suksesi sendiri dicetuskan oleh Cowles pada tahun 1899, sedangkan prinsip-prinsip dan teori suksesi dikemukakan secara mendalam dan seksama oleh Clement pada masa setelah Clowes, yaitu tahun 1907.(Gopal dan Bharwaj, 1979).Secara harfiah suksesi berasal dari bahasa latin, -Succedere- yang berarti mengikuti. Sedangkan secara terminologi suksesi merupakan sebuah proses perkembangan teratur dari perkembangan suatu komunitas yang bersifat langsung dan dapat diprediksikan. Suksesi merupakan hasil dari modifikasi lingkungan fisik oleh komunitas yang menentukan rumus, skala perubahan dan batasan. (Baldocchi, tanpa tahun). Perubahan dalam komunitas yang terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan, berlangsung lambat, teratur dan terarah menuju kestabilan disebut dengan suksesi. Menurut Field Study Council (2009) suksesi adalah proses ekologi dimana sebuah perubahan ekosistem dan berkembang dari waktu ke waktu. Banyak proses yang berbeda membentuk komunitas tumbuhan atau hewan dalam suatu ekosistem. Angin dapat meniup bibit ke daerah-daerah baru. Burung dapat membawa benih dari satu daerah ke daerah lain. Ketika sumber makanan yang tepat ada, populasi hewan baru dapat berkembang dalam ekosistem. Proses dimana masyarakat ditetapkan, mengembangkan dan perubahan ekosistem disebut suksesi (Discovery Education Science, 2010).Suksesi ekologi adalah konsep yang mendasar dalam ekologi, yang merujuk pada perubahan-perubahan berangkai dalam struktur dan komposisi suatu komunitas ekologi yang dapat diramalkan. Suksesi dapat terinisiasi oleh terbentuknya formasi baru suatu habitat yang sebelumnya tidak dihuni oleh mahluk hidup ataupun oleh adanya gangguan terhadap komunitas hayati yang telah ada sebelumnya oleh kebakaran, badai, maupun penebangan hutan (Sutomo, 2009)

B. Faktor Penyebab Suksesi1. Penyebab awal:Penyebab yang bertanggung jawab atas kerusakan habitat yang ada.Kejadian seperti itu terjadi karena faktor-faktor berikut:1) IklimTumbuhan tidak akan dapat teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa keadaan yang tidak menguntungkan pada vegetasi.2) TopografiSuksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain :a. ErosiErosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan akhirnya proses suksesi dimulai.b. Pengendapan (denudasi)Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan sehingga menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat tersebut.3) BiotikPemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang penggembalaan, hutan yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali dari awal atau bila rusak berat berganti vegetasi.

2. Penyebab Melanjutkan:Penyebab yang bertanggung jawab atas perubahan populasi fitur daerah pergeseran.Faktor-faktor tersebut adalah Migrasi untuk keselamatan terhadap luar agregasi. Migrasi karena industrialisasi dan urbanisasi. Sebagai langkah reaksioner terhadap masalah-masalah lokal. Perasaan kompetisi3. Stabilisasi PenyebabPenyebab yang membawa stabilitas ke masyarakat.Faktor-faktor tersebut adalah Kesuburan tanah Kondisi iklim daerah Kelimpahan ketersediaan mineral (yourarticlelibrary,2015)

C. Macam-Macam SuksesiProses suksesi akan terus berlangsung sampai tercapai titik klimaks, yaitu kondisi dimana komunitas mencapai titik keseimbangan. Menurut konsep terkini seksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioneer oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sesuai dengan lingkungannya. Suksesi ekologi, proses dimana struktur komunitas biologis berkembang dari waktu ke waktu. Dua jenis suksesi-primer dan sekunder-telah dibedakan. Suksesi primer terjadi pada dasarnya tak bernyawa daerah-daerah di mana tanah tidak mampu mempertahankan hidup akibat faktor-faktor seperti aliran lava, bukit pasir yang baru terbentuk, atau batu yang tersisa dari gletser mundur. Suksesi sekunder terjadi di daerah di mana masyarakat yang sebelumnya ada telah dihapus; itu ditandai oleh gangguan skala kecil yang tidak menghilangkan semua kehidupan dan nutrisi dari lingkungan (Discovery Education Science, 2010).

1. Suksesi PrimerSuksesi terjadi karena ekosistem mengalami gangguan yang sangat berat sehingga komunitas yang ada hilang atau rusak total. Misalnya peristiwa tsunami, letusan gunung berapi, aktivitas pertambangan, dan lain-lain.

Karakteristik suksesi primer adalah sebagai berikut:1. Pada umumnya hanya tedapat sedikit tanah atau hanya terdapat tanah yang tidak sebenarnya, yaitu struktur substrat dan substansi komponen organik lainnya. Sebagian besar spesies tidak dapat bertahan hidup dalam keadaan seperti ini kecuali setelah ada perkembangan substansi tanah. Oleh karena itu, kunci dari suksesi primer adalah bagaimana awal mula tumbuhan yang tinggal di suatu daerah dapat mempengaruhi perkembangan tanah di daerah tersebut. 2. Propagules (terutama biji dan spora) yang ada pada suatu tempat berinteraksi atau tidak berinteraksi dengan populasi asli tempat tersebut. Dalam suksesi primer ini kompetisi tidak terjadi sama sekali atau terjadi tetapi dalam skala kecil. Herbivor bisa saja tereduksi secara drastis. 3. Berdasarkan skala spasial dari gangguan yang menginisiasi suksesi, lingkungan fisik (misal: temperatur pada permukaan tanah) dapat menjadi sangat variatif dan lebih ekstrim pada suksesi primer dibanding pada suksesi sekunder. (Gurevith et al, 2006)Sedangkan menurut (Baldocchi, tanpa tahun) karakteistik suksesi primer adalah1. Dispersal, yaitu adanya pembubaran suatu komunitas tertentu dari suatu lingkungan tertentu. dispersal ini disebabkan oleh adanya disturbansi. 2. Kolonisasi dan rekruitmen3. Pembentukan

Skema Gambar Suksesi Primer

Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan.Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karna aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya.Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan subur.Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh.Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya.Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terus mengadakan pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh.Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu.

Skema: Proses suksesi primer

Gambar Suksesi primer pada Pulau Anak Krakatau

Perubahan yang terjadi selam proses suksesi :1. Perkembangan sifat substrat/tanah2. Pertambahan kepadatan komunitas3. Peningkatan pemanfaatan SDL4. Perubahan iklim mikro5. Komunitas menjadi lebih kompleks

2. Suksesi sekunder Terjadi pada ekosistem yang mengalami kerusakan tetapi tidak total, masih ada yang tersisa. Apabila dalam suatu ekosistem alami mengalami gangguan, baik secara alami ataupun buatan (karena manusia), dan gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme yang ada sehingga dalam ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan lama masih ada. Suksesi sekunder memainkan peran penting dalam mendorong struktur masyarakat dalam komunitas alami, namun bagaimana dinamika suksesi bervariasi dengan konteks lingkungan umumnya tidak diketahui. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja. Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus.

Gambar : Suksesi sekunder karena penebangan hutan

Gambar : Suksesi sekunder karena kebakaran hutan

Contoh dari suksesi sekunder misalnya setelah terjadi bencana kebakaran. Kebakaran sering kali terjadi seiring dengan datangnya musim kering atau yang dikenal juga dengan musim kemarau. Kebakaran dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor baik yang disebabakan oleh kesalahan manusia maupun faktor kondisi alam, kebakaran yang terjadi karena gejala alam sering terjadi di musim kemarau dengan suhu panas yang tinggi memudahkan bahan organik kering mudah terbakar jika tersulut dengan api, bencana kebakaran pun lebih banyak menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi setelahnya dan bahkan menimbulkan kerugian material. Kebakaran tidak hanya terjadi di pemukinaan masyarakat, kebakaran hutan juga sering kali terjadi di sebagian wilayah Indonesia, bencana ini dapat melenyapkan ekosistem didalamnya. Tidak hanya hilangnya vegetasi hutan, kerusakan habitat satwa dan sumber pakannnya juga mengakibatkan mereka harus bergerak ke habitat lain.Kebakaran pada tahun 2006 yang terjadi kawasan Taman Nasional Tanjung Puting menghabiskan hampir 1/5 kawasan SPTN III, Resort Tanjung Harapan daerah Beguruh yang sebagian besar vegetasinya hutan rawa gambut. Selain didaerah Beguruh kebakaran sering terjadi di SPTN I, Resort Pondok Ambung yang berbatasan dengan perkebunan sawit. Kebakaran yang terjadi dibelakang Stasiun Penelitian Pondok Ambung satu tahun yang lalu, tepatnya tanggal 20 Februari 2008 menyebabkan hilangnya vegetasi yang ada di sana, bencana yang menyebabkan hilangnya vegetasi seluas 6,6 ha yang terjadi akibat dari kelalaian manusia yang didukung dengan kondisi cuaca.Kebakaran yang terjadi dapat dikendalikan dan api berhasil dipadamkan dengan kerjasama oleh berbagai pihak yang terkait dalam kurun waktu 5 jam, dalam proses pemadaman kendala yang dihadapi terkait dengan peralatan yang digunakan untuk pemadaman api. Dengan berjalannya waktu, hutan yang telah habis terbakar tersebut secara perlahan akan terjadi proses suksesi sekunder dimana jenis-jenis vegetasi pioneer akan tumbuh menggantikan vegetasi sebelumnya yang telah musnah, seiring dengan tumbuhnya vegetasi pioner ini menggundang satwaliar seperti rusa untuk datang dan memakan daun muda dan rumput yang terdapat disana. Proses suksesi akan terjadi bertahun-tahun untuk mengembalikankondisi hutan dengan tumbuh jenis-jenis yang toleran terhadap cahaya.

Suksesi primer dan sekunder baik membuat campuran terus berubah dari spesies dalam masyarakat sebagai gangguan intensitas yang berbeda, ukuran, dan frekuensi mengubah lanskap. Perkembangan berurutan spesies selama suksesi, bagaimanapun, adalah tidak acak. Pada setiap tahap spesies tertentu telah berevolusi sejarah kehidupan untuk mengeksploitasi kondisi khusus dari masyarakat. Situasi ini membebankan urutan sebagian diprediksi perubahan dalam komposisi spesies komunitas selama suksesi. Awalnya hanya sejumlah kecil spesies dari habitat sekitarnya mampu berkembang dalam habitat yang terganggu. Sebagai spesies tanaman yang baru memegang, mereka memodifikasi habitat dengan mengubah hal-hal seperti jumlah teduh di tanah atau komposisi mineral tanah. Perubahan ini memungkinkan spesies lain yang lebih cocok untuk habitat ini dimodifikasi untuk berhasil spesies tua. Spesies baru yang digantikan, pada gilirannya, oleh spesies masih baru. Sebuah suksesi serupa spesies hewan terjadi, dan interaksi antara tanaman, hewan, dan lingkungan mempengaruhi pola dan laju perubahan suksesi (Thompson, 2014).

D. Proses SuksesiMenurut Baldocchi (tanpa tahun), urutan dinamis dari vegetasi dimulai dari kondisi awal yang seimbang yang selanjutnya terdapat gangguan, kolonisasi, pemulihan, kompetisi, suksesi (primer, sekunder, gap-succession), dan terakhir kondisi klimaks atau kondisi baru yang stabil.Gurevith et al, (2006) meyatakan bahwasanya para pakar ekologi mengasumsikan suksesi sebagai perkembangan teratur dari komunitas seral (pre-klimaks) yang mengarah pada kondisi klimaks yang stabil. Fenomena suksesi mulai marak diperbincangkan pada tahun 1950an. Suksesi terjadi dalam jangka waktu yang sangat lama, bisa berdekade-dekade dan bahkan berabad-abad. Proses suksesi yang utuh dalam suatu komunitas tunggal tidak mungkin dapat diamati sehingga studi dilakukan pada chronosequence. Suksesi dimulai ketika terdapat gejala disturbansi di alam, yang menghilangkan semua atau sebagian dari komunitas yang di ikuti dengan tumbuhnya atau menetapnya tumbuhan baru.Gambar 1. Skema suksesi

Proses suksesi dapat terjadi melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :1. KolonisasiTahap awal dari suksesi adalah kolonisasi, selama tahap tersebut habitat yang kosong dipenuhi oleh oragisme organisme. Kolonisasi ini memerlukan :a) Organisme tersebut sampai dilokasib) Organisme tersebut menjadi mantap disana. Kemampuan organisme untuk sampai pada suatu tempat tergantung pada kemampuan dispersal individu tersebut dan isolasi yang ada pada daerah tersebut.2. Modifikasi TempatDari tahap kolonisasi, organisme organisme yang berdiam di daerah itu akan mengubah sifat sifat tempat tersebut. Koloni awal dari suksesi primer pada daerah terestial biasanya adalah mikroorganisme mikroorganisme tanah seperti misalnya lichenes (lumut kerak) yang memperbanyak koloni permulaan dari bebatuan vulkanik. Organisme ini akan mempengaruhi sifat sifat batuan yang didiami.3. Variabilitas RuangTahap berikutnya yaitu modifikasi ruang merupakan peningkatan variablitas ruang (spasial) habitat. Contohnya adalahDryas drummndiiadalah tanaman pembentuk hutan yang terpenting pada suksesi awal di Alaska. Tumbuhan ini menghasilkan gradien sifat tanah. Bahan organik tanah bervariasi pada bagian tengah hutan dan pada bagian tepi hutan. Penutupan vegetasi umumnya berpengaruh pada perbaikan temperatur, cahaya dan evaporasi. Oleh karena itu,transpirasi hutan akan cenderung menciptakan kelembapan internal yang tinggi, kehilangan air dari organisme yang ada dihutan mungkin akan berkurang. Temperatur udara akan lebih rendah dalam tegakan suksesi yang lebih tua (Pradana, tanpa tahun).

Selain itu, Clements (1974) membedakan 6 sub komponen dalam proses suksesi yaitu :1. Nudasi : terbukanya lahan, bersih dari vegetasi2. Migrasi : tersebarnya biji3. Eksesis : proses perkecambahan, pertumbuhan dan reproduksi4. Kompetisi : adanya pergantian spesies5. Reaksi : perubahan habitat karena aktivitas spesies6. Klimaks : komunitas stabilProses suksesi sangat beragam, tergantung kondisi lingkungan. Proses suksesi pada daerah hangat, lembab, dan subur dapat berlangsung selama seratus tahun. Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :1. Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan.2. Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu.3. Kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut.4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora. dan benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam proses perkecambahan.5. Jenis substrat baru yang terbentuk.6. Sifat sifat jenis tumbuhanSuksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan misalnya di danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini disebut eutrofik.Telah dijelaskan bahwa akhir suksesi adalah terbentuknya suatu komunitas klimaks. Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis komunitas klimaks sebagai berikut :1. Hidroser yaitu sukses yang terbentuk di ekosistem air tawar.2. Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau3. Xeroser yaitu suksesi yang terbentuk di daerah gurun.Menurut Field Study Council (2009) dalam suksesi tahap berikut dapat dikenali:1. Bentuk masyarakat peloporPenjajah pertama cenderung spesies tertentu ganggang, lumut dan lumut.Ini adalah produsen, membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis.Mereka juga mampu bertahan hidup tanpa tanah, mengambil garam air hujan dan mineral melalui seluruh permukaan tubuh mereka.

Lumut pada permukaan batu baruSpesies perintis harus individu hardy mungkin untuk dapat memasang dengan kondisi ekstrim misalnya rentang kelembaban besar. Memutar lumut(Syntrichia ruralis)adalah lumut yang sering merupakan bagian dari komunitas perintis di dinding, genteng dan berbatu dan tanah berpasir.Ini menunjukkan karakteristik sebagai berikut. Thread-seperti struktur (rhizoids) jangkar tunas ke permukaan habitat. Garam air dan mineral dapat diserap di atas permukaan seluruh tubuh karena tidak ada kutikula lilin. Lumut memiliki bentuk pertumbuhan bantal atau rumput yang membantu untuk menahan air antara tunas. Tunas memutar karena mereka kering memperlambat kehilangan air. Lumut juga mampu mentolerir pengeringan parah namun pulih dengan segera di kamar mandi pertama hujan.2. Perubahan terjadi pada habitatSpesies perintis mulai berdampak pada situs. Makanan hadir bagi konsumen dan pengurai yang kini tiba. Tanah mulai terbentuk sebagai sisa-sisa mati tanaman dan hewan menumpuk dan dipecah oleh pengurai. Air diadakan di habitat baik di organisme hidup sendiri dan di dalam tanah.3. Tanaman Vaskular (Pakis, Sekutu Mereka Dan Tanaman Biji) MenjajahTanaman ini memiliki penutup lilin (kutikula) yang melindungi mereka dari kehilangan air.Mereka harus mendapatkan sebagian besar dari air dan garam-garam mineral mereka dari tanah.Ini diangkut melalui tubuh tanaman dengan sistem vaskular. Setelah tanah telah membentuk tanaman ini mulai membangun diri menyebabkan perubahan selanjutnya ke habitat. Kondisi menjadi tidak cocok untuk perintis, yang hilang sebagai hasilnya.

4. Semak dan pohon tibaTanaman berkayu yang lebih besar seperti semak dan pohon membutuhkan lebih banyak tanah dari tanaman non-kayu kecil dan juga tumbuh jauh lebih lambat, sehingga mereka biasanya muncul pada tahap selanjutnya dari suksesi.

5. Sebuah bentuk komunitas klimaks Jika dibiarkan cukup lama masyarakat yang lebih atau kurang stabil dapat berkembang.Hal ini dikenal sebagai komunitas klimaks.Sebuah contoh yang baik adalah hutan hujan tropis yang tidak terganggu.Sayangnya di seluruh dunia manusia secara bertahap menghancurkan komunitas ini dan, karena mereka mengambil waktu yang sangat lama untuk mengembangkan (sering ratusan tahun), komunitas tersebut menjadi semakin langkaDua fitur lain merupakan ciri khas dari suksesi - kuantitas (biomassa) dan berbagai (keanekaragaman hayati) dari organisme meningkat sebagai hasil suksesi. Beberapa spesies dapat mentolerir kondisi lingkungan pada tahap pelopor tetapi sebagai suksesi terus kondisi ekologi menjadi kurang ekstrim dan lebih habitat berkembang sehingga berbagai besar dan jumlah organisme yang mampu menjajah.Ketika semak dan pohon mulai tiba peningkatan biomassa menjadi sangat terlihat.Keanekaragaman hayati tertinggi tidak selalu pada tahap komunitas klimaks.Misalnya di hutan yew padat, yang membentuk sebuah komunitas klimaks pada bagian-bagian Downs Utara, bahan kimia beracun pada daun dan intensitas cahaya yang rendah berarti bahwa jumlah spesies dalam jenis hutan relatif rendah.

E. Dampak Negatif Dan Positif Dari Suksesi

Dampak Negatif :1. Berbagai tumbuhan liar akan hidup atau tumbuh dan mengubah semua karakteristika dari vegetasi asalnya.2. Penurunan kadar zat hara dari tanah, misalnya akibat degradasi habitat. 3. Suatu komunitas tumbuhan akibat adanya longsor, banjir, letusan gunung berapi dan atau pengaruh kegiatan manusia akan mengalami gangguan atau kerusakan yang parah. Mengakibatkan tanah gersang, kehilangan nutrisi organik, permukaan sangat terbuka dan kondisinya belum menunjang kehidupan di atasnya.Dampak Positif : 1. Terjadinya suksesi proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil, Komunitas menjadi lebih kompleks.2. Bagi Tumbuhan pioner, tumbuhan ini akan menciptakan kondisi lingkungan tertentu yang memberikan kemungkinan untuk hidup tumbuhan lainnya. Koloni tumbuhan pionir ini akan menghasilkan proses pembentukan lapisan tanah memecah batuan dengan akarnya dan membebaskan materi organic ketika terjadi pelapukan dari tumbuhan yang mati.

Kesimpulan:

1. Suksesi adalah proses ekologi dimana sebuah perubahan ekosistem dan berkembang dari waktu ke waktu.2. Suksesi ada dua macam, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi primer terjadi karena ekosistem mengalami gangguan yang sangat berat sehingga komunitas yang ada hilang atau rusak total. Sedangkan suksesi sekunder terjadi pada ekosistem yang mengalami kerusakan tetapi tidak total, masih ada yang tersisa. Dalam beberapa lingkungan, suksesi mencapai klimaks, yang menghasilkan sebuah komunitas yang stabil didominasi oleh sejumlah kecil spesies menonjol.3. Suksesi terjadi melalui beberapa tahapan, antara lain: Kolonisasi Modifikasi Tempat Variabilitas Ruang4. Ada 3 mekanisme yang memungkinkan sebuah suksesi dapat terjadi, yaitu memfasilitasi, menghambat, dan toleransi5. Suksesi memberikan dampak positif dan negative bagi vegetasi yang ada.

Daftar Rujukan

Baldocchi, Dennis.___. Ecosystem Succession: Who/What is Where and When. Berkeley: University of California.Crain, Caitlin Mullan, Albertson, Lindsey K., and Bertness, Mark D. 2008. SECONDARY SUCCESSION DYNAMICS IN ESTUARINE MARSHES ACROSS LANDSCAPE-SCALE SALINITY GRADIENTS. Ecology 89:28892899.(Online) (http://www.esajournals.org/doi/abs/10.1890/07-1527.1, diakses 2 Maret 2015 )Discovery Education Science, 2010. (Primary and Secondary Succession. (Online) (https://powersource.pearsonschoolsystems.com/repository/schoolnet/isee/pdf/S1_Primary_and_Secondary_Succession_D.pdf, diakses 2 Maret 2015 )Field Study Council, 2009. Disturbance and Succession. (Online), (http://www.field-studies-council.org/urbaneco/urbaneco/introduction/succession.htm, diakses 2 Maret 2015 )Gurevitch, Jessica., Samuel M. Scheier., Gordon A. Fox. 2006. The Ecology of Plants Second Edition. China: Sinauer Associates, Inc.Pradana, P. Yusni.____.Suksesi.(Online), (https://www.academia.edu/7948002/45799711-SUKSESI, diakses 06 Maret 2015)Sutomo.2009. Kondisi Vegetasi Dan Panduan Inisiasi Restorasi Ekosistem Hutan di Bekas Areal Kebakaran Bukit Pohen Cagar Alam Batukahu Bali (Suatu Kajian Pustaka). Jurnal Biologi XIII (2) : 45 50.(Online), (http://ojs.unud.ac.id/index.php/BIO/article/download/582/385, diakses 06 Maret 2015)Thompson,John N. , 2014.Ecological Succession. (Online), (http://www.britannica.com/EBchecked/topic/178264/ecological-succession, diakses 2 Maret 2015 )Walker, L.R and F. S Chapin III. 1987. Interactions among processes controlling successional change. Oikos 50:131-135White, P.S. and S. T. A. Pickett. 1985. Natural Disturbance and Patch Dyamics: an introduction. Orlando: Academic Press.Wilson, D. S. 1980. The Natural Selection of Populations and Communities. Benjamin/Cummings Publ. Co., Menlo Park, CA.Your Article Library, 2015.Ecological Succession Charachteristic. (Online), (http://www.yourarticlelibrary.com/ecology/ecological-succession-characteristics-types-and-causes-of-ecological-succession/12287/, diakses 06 Maret 2015)