k 29 etika berorganisasi
TRANSCRIPT
Etika berorganisasi
Organisasi
• Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengoordinasikan suatu usaha individu atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
• Organisasi juga dapat dipandang sebagai koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi berdasarkan hierarki otoritas dan tanggung jawab.
• Dengan demikian, organisasi dapat dipandang sebagai entitas sosial yang terkoordinasi dengan batas-batas yang relatif dapat diidentifikasi dan relatif berfungsi secara kontinyu untuk mencapai tujuan bersama.
Etika Organisasi
• pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu dan kelompok dalam organisasi,
• yang akan membentuk budaya organisasi
• yang sejalan dengan tujuan, visi, dan misi organisasi
• Etika organisasi biasanya tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan organisasi.
• Kode etik atau yang sejenis tumbuh dari misi, visi, strategi, dan nilai-nilai organisasi.
• Kode etik organisasi yang dipikirkan dengan seksama dan efektif berfungsi sebagai pedoman dalam pengambilan setiap keputusan organisasi yang etik dengan menyeimbangkan semua kepentingan yang beragam.
• Kode etik atau norma berperilaku haruslah menjadi pedoman dalam praktik aktual setiap kegiatan keseharian organisasi
• penerapannya secara konsisten didorong oleh pimpinan organisasi.
• Pimpinan harus menunjukkan perilaku yang dapat diteladani.
• Tidak ada toleransi atas perilaku yang tidak etik dalam organisasi.
• Perbuatan tidak etik yang dilakukan oleh pimpinan dapat dipandang sebagai pembolehan untuk melakukan hal yang sama di level bawah.
• Pimpinan senior perlu menjunjung tinggi standar perilaku yang tinggi sebelum mereka menuntut hal yang sama kepada bawahan.
• Pimpinan yang berkomitmen tinggi : – tidak mentoleransi perilaku yang tidak etik di kalangan
rekan sejawat dan secara aktif berusaha menjadi model bagi standar kejujuran, keterbukaan, dan keandalan
• Itu sebabnya, sangat besar manfaatnya bagi setiap organisasi mengumumkan kode etiknya secara terbuka sehingga dapat diketahui oleh setiap orang.
Prinsip Etika Berorganisasi
Berdasarkan atas asas :
• keindahan,
• persamaan,
• kebaikan,
• keadilan,
• kebebasan,
• dan kebenaran.
Asas Keindahan
• Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan.
• Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya.
• Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.
Asas Persamaan
• Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama,
• sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya.
• Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskriminatif atas dasar apapun.
Asas Kebaikan
• Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
• Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya.
• Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya.
Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan
untuk menciptakan kebaikan bagi masyarakat.
Asas Keadilan
• Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh.
• Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
Asas Kebebasan
• Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri.
• Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain.
Setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan
yang semena-mena kepada orang lain.
• Untuk itu kebebasan individu disini diartikan sebagai:– kemampuan untuk berbuat sesuatu atau
menentukan pilihan– kemampuan yang memungkinkan manusia
untuk melaksanakan pilihannya tersebut– kemampuan untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya.
Asas Kebenaran
• Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional.
• Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat.
Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum
dapat dibuktikan.
DIMENSI ETIKA DALAM ORGANISASI
• Nilai-nilai yang berlaku dalam suatu organisasi secara konseptual telah dikembangkan sejak munculnya teori tentang organisasi
• Teori organisasi :– Teori Birokrasi– Teori Manajemen organisasi– Teori manajemen keilmuan
Birokrasi
• Menurut teori ini, ciri organisasi yang ideal yang sekaligus menjadi nilai-nilai perilaku / etika yang harus dianut oleh setiap anggota organisasi adalah:– adanya pembagian kerja– hierarki wewenang yang jelas– prosedur seleksi yang formal– aturan dan prosedur kerja yang rinci, serta– hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan
pribadi
Pola hubungan kaku dan formal
• Teori birokrasi menempatkan setiap anggota organisasi dalam suatu hierarki struktur yang jelas,
• setiap pekerjaan harus diselesaikan berdasarkan prsedur dan aturan kerja yang telah ditetapkan, dan
• Setiap orang terikat secara ketat dengan aturan-aturan tersebut.
• Selain itu, hubungan antarindividu dalam organisasi dan dengan lingkungan di dalam organisasi hanya dibatasi dalam hubungan pekerjaan sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam model organisasi ini pola perilaku yang berkembang bersifat sangat kaku dan formal.
Manajemen Organisasi
• Prinsip-prinsip ini cukup banyak diadopsi oleh para pimpinan organisasi, baik publik maupun swasta.
• Prinsip-prinsip ini bahkan ditemukan juga dalam organisasi yang dikelola secara birokratis.
• Prinsip-prinsip tersebut adalah– pembagian kerja, – wewenang, – disiplin, – kesatuan perintah (komando),– koordinasi, – mendahulukan kepentingan organisasi,– remunerasi,– sentralisasi versus desentralisasi, – inisiatif, dan – kesetiakawanan kelompok.
• Pembagian kerja– Pembagian kerja yang sangat spesifik dapat
meningkatkan kinerja dengan cara membuat para pekerja lebih produktif.
– Para spesialis dipandang akan sangat mahir dengan spesialisasinya karena hanya melakukan bagian tertentu dari suatu pekerjaan.
• Wewenang– Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, setiap
anggota harus diberi kewenangan tertentu seimbang dengan tugas yang dipikulnya.
– Selanjutnya setiap wewenang yang diberikan harus diikuti dengan tanggung jawab yang seimbang pula
• Disiplin– Para pegawai harus menaati dan menghormati
peraturan yang mengatur organisasi. – Disiplin yang baik merupakan hasil dari
kepemimpinan yang efektif, saling pengertian yang jelas antara pimpinan dan para pegawai tentang peraturan organisasi, serta
– penerapan sanksi yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan tersebut.
• Kesatuan Perintah– Setiap pegawai hanya menerima perintah dari satu
orang atasan. – Tidak boleh terjadi ada dua nakhoda dalam satu
kapal.
• Koordinasi– Pimpinan harus sanggup menyelaraskan aktivitas
bawahan ke arah tujuan yang ditetapkan.
• Mendahulukan kepentingan organisasi– Kepentingan organisasi lebih diutamakan ketimbang
kepentingan perseorangan.
• Remunerasi/Pengupahan yang Wajar– Para pegawai harus digaji sesuai dengan kinerja yang
mereka tunjukkan. – Ini yang sekarang diacu sebagai penghargaan
berbasis kinerja (performance based reward).
• Sentralisasi Versus Desentralisasi– Dalam pengambilan keputusan perlu dipilih cara yang paling
menguntungkan, karena sentralisasi dan desentralisasi masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan.
• Inisiatif– Organisasi hidup dalam lingkungan masyarakat yang selalu
berkembang dan bersaing dengan organisasi lainnya. – Agar dapat bertahan hidup dan berkembang, organisasi harus
membuka diri dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut.
– Untuk itu, diperlukan inisiatif untuk melakukan inovasi. – Pimpinan harus memiliki inisiatif dan mampu menciptakan iklim
yang memungkinkan munculnya berbagai inisiatif baru yang inovatif.
– Dalam menghadapi situasi yang bersifat rutin pun inisiatif tetap diperlukan.
• Kesetiakawanan kelompok– Pimpinan harus mampu menggalang rasa
kesetiakawanan (Esprit de corps) antar anggota organisasi sehingga mereka memiliki semangat sebagai satu tim yang solid.
– Perasaan ini sangat penting karena hal tersebut akan menimbulkan kekuatan dan semangat kelompok, kebanggaan terhadap organisasi, dan kesetiaan anggota kepada organisasi.
Manajemen Keilmuan• Prinsip ini berkenaan dengan gerakan perubahan
sikap/perilaku dari dua pihak yang terlibat langsung dalam organisasi yaitu pegawai (buruh) dan pemilik (majikan).
• Prinsip prinsip yang terkandung dalam manajemen keilmuan antara lain:– pedoman kerja atau aturan kerja yang disusun berdasarkan
hasil penelitian– Para pegawai harus dipilah secara keilmuan yang didasarkan
atas penelitian terhadap bakat dan keahlian yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan
– Pembinaan hubungan kerja sama yang baik antara pimpinan dan pegawai
– Adanya tanggung jawab bersama antara pimpinan dan pegawai dalam pelaksanaan tugas.
– Kinerja pegawai dihargai sesuai dengan tingkat produktivitas yang ditunjukkan
Pembentukan Etika Organisasi
Kayu yang baik tidak tumbuh dengan mudahSemakin kencang anginnya, semakin kuat
pohonnya
J.Willard Marriott
KEBIASAANBELAJAR DAN MEMPERTAHANKAN VISI
Belajar: Percaya Diri, Itulah Kuncinya:
Taburlah pemikiran maka Anda akan menuai tindakan;Taburlah tindakan dan Anda akan menuai kebiasaan;Taburlah kebiasaan dan Anda akan menuai karakter;Taburlah karakter dan Anda akan menuai masa depan.
Ralph Waldo Emerson