jurusan pendidikan teknik mesin fakultas teknik...

25
1 LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Pelatihan Pengembangan dan Pengemasan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Guru-Guru SMK di Kecamatan Kintamani Oleh Gede Widayana, S.T.,M.T. 19730110200604 1 002/ (Ketua Pelaksan) Nyoman Arya Wigraha, S.T., M.T./19731205 200604 1 001 (Anggota) I Nyoman Pasek Nugraha, S.T.,M.T./19770721 200604 1 001 (Anggota) Agus Adiarta, S.T., M.T./ 196608181998021001(Anggota) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No. 238/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 5 Maret 2015 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015

Upload: vankien

Post on 04-May-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

LAPORAN AKHIR

PENERAPAN IPTEKS

Pelatihan Pengembangan dan Pengemasan Perangkat Pembelajaran

Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada

Guru-Guru SMK di Kecamatan Kintamani

Oleh

Gede Widayana, S.T.,M.T. 19730110200604 1 002/ (Ketua Pelaksan)

Nyoman Arya Wigraha, S.T., M.T./19731205 200604 1 001 (Anggota)

I Nyoman Pasek Nugraha, S.T.,M.T./19770721 200604 1 001 (Anggota)

Agus Adiarta, S.T., M.T./ 196608181998021001(Anggota)

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha

SPK No. 238/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 5 Maret 2015

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2015

2

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

1. Judul Program

: Pelatihan Pengembangan dan Pengemasan Perangkat

Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada

Guru-Guru SMK di Kecamatan Kintamani

2. Jenis Program : Rintisan

3. Bidang Kegiatan : Pendidikan

4. Identitas Pelaksana

a. Ketua

-Nama

-NIP

-NIDN

-Pangkat/Gol.

-Alamat Kantor

-Alamat Rumah

b. Anggota 1

-Nama

-NIP

-Pangkat/Gol.

-Alamat Kantor

-Alamat Rumah

c. Anggota 2

-Nama

-NIP

-Pangkat/Gol.

-Alamat Kantor

-Alamat Rumah

d. Anggota 3

-Nama

-NIP

-Pangkat/Gol.

-Alamat Kantor

-Alamat Rumah

5. Biaya Yang Diperlukan

6. Lama Kegiatan

: Gede Widayana,S.T.,M.T.

: 197301102006041002

: 0010017304

: Penata Muda / IIIa

: Jln. Udayana No. 12 C Singaraja

: Jl. Skip No. 18 Singaraja

: Nyoman Arya Wigraha,ST.,MT..

: 197312052006041001

: Penata Muda/IIIa

: Jln. Udayana No. 12 C Singaraja

: Jln. Acarya Graha 11 Singaraja

: I Nyoman Pasek Nugraha,ST.,MT.

: 197707212006041002

: Penata Muda/IIIb

: Jln. Udayana No. 12 C Singaraja

: Jl Akasia II no 9 Denpasar

: Agus Adiarta,ST.,MT.

: 196608181998021001

: Pembina/IVa

: Jln. Udayana No. 12 C Singaraja

: BTN. Bale Nuansa Indah Blok AC.9

Jln. Srikandi Gang Durian, Singaraja-Bali

: Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah)

: 7 Bulan

Mengetahui Singaraja, 1 Oktober 2015

Dekan FTK Undiksha Ketua Pelaksana,

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Secara geografis Kecamatan Kintamani merupakan Kecamatan terluas dari

empat kecamatan yang ada di Kabupaten Bangli. Kondisi daerah yang berbukit-bukit

dan jarak yang berjauhan antara desa yang satu dengan desa lainnya, membuat

daerah Kintamani mengalami angka putus sekolah yang paling tinggi di Kabupaten

Bangli. Di sisi lain, dari 14 Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di Bangli , 3

diantaranya berada di Kecamatan Kintamani. (Bangli dalam Angka, 2013).

Terbatasnya tenaga pendidik untuk sekolah menengah kejuruan selama ini diatasi

dengan cara merekrut guru kontrak atau guru honorer untuk mengajar pada sekolah-

sekolah yang kekurangan guru. Upaya ini, sampai saat ini terbukti mampu

memperkecil kesenjangan kebutuhan tenaga pengajar sekolah menengah kejuruan

yang ada di Kecamatan Kintamani. Walapun berbagai upaya telah dilakukan oleh

Pemerintah Kabupaten Bangli untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya

pendidikan menengah kejuruan di Kecamatan Kintamani, berbagai persoalan masih

terjadi.

Secara faktual permasalahan prinsip yang dialami oleh para guru sekolah

menengah kejuruan di Kecamatan Kintamani saat ini adalah berkaitan dengan

kemampuan untuk mengimplementasikan kurikulum tahun 2013 sesuai dengan

pitrahnya. Para guru mengakui, perubahan kurkulum yang sedemikian cepat dari

kurikulum 2004, kurikulum tingkat satuan pendidikan (2006) dan kurikulum tahun

2013 membuat guru sekolah menengah kejuruan di Kecamatan Kintamani

“kebingungan”. Sedangkan pelatihan yang dilaksanakan oleh instansi terkait baru

hanya menyentuh level kepala sekolah saja dan itupun belum merata. Implikasinya,

para guru sekolah menengah kejuruan yang ada di Kecamatan Kintamani sampai saat

ini belum “memahami” hakekat kurikulum 2013, pengembangan dan pengemasan

rencana pelaksanaan pembelajarannya (RPP), model pembelajaran dan

pengembangan model evaluasinya. Menurut Budiningsih (2004: 96) salah satu

modal dasar dalam melaksanakan proses pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan

peserta didik dan tujuan pendidikan adalah dengan mengembangkan kurikulum

melalui perangkat pembelajaran yang akan digunakan guru. Dengan perangkat

4

pembelajaran para guru akan memahami arah pengembanan dan tujuan serta target

pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Di sisi lain dengan

pemberlakukan desentralisasi kurikulum guru tidak lagi hanya sebagai pelaksana

kurikulum tetapi juga sebagai pelaksana dan pengembang kurikulum sehingga guru

merupakan life curriculum (Sayodih, 1997: 23). Sebagai kurikulum hidup tentunya

berhasil tidaknya kurikulum sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam

mengembangkan kurikulum melalui perangkat pembelajaran yang secara riil akan

digunakan oleh guru dalam melangsungkan proses pembelajaran.

Pemberlakuan kurikulum tahun 2013 untuk jenjang SD, SLTP , SMU/SMK

mulai tahun 2013 (percontohan) dan rencananya digunakan secara nasional tahun

2015 merupakan tantangan tersendiri yang dihadapi oleh kalangan guru SMK di

Kecamatan Kintamani. Pemberlakuan kurikulum tahun 2013 ini menuntut sejumlah

perubahan pola pikir dan pendekatan pembelajaran pada tiap jenjang. Di sisi lain,

para guru belum dipersiapkan secara matang untuk menyongsong pemberlakuan

kurikulum tahun 2013, baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Para

guru belum memiliki pemahaman yang memadai tentang esensi, jiwa, prosedur,

pelaksanaan dan target utama maupun iringan dari kurikulum 2013 pada jenjang

sekolah menengah kejuruan. Ada empat kemampuan dasar yang secara substantif

minimal dikuasai oleh guru dalam melaksanakan kurikulum tahun 2013 secara

“normal”, yaitu: (1) perubahan pola pembelajaran, yaitu pola pembelajaran terpadu

menuju pada pola pembelajaran tematik. (2) inovasi pendekatan dan/atau model

pembelajaran agar sejalan dengan tujuan kurikulum tahun 2013, khususnya yang

menyangkut pendekatan saintifiknya (mengamati, menanya, mengolah, menyajikan,

menyimpulkan dan mencipta); (3) strategi penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang sejalan dengan perubahan kurikulum tahun 2013; dan (4)

pengembangan model evaluasi yang bersifat penilaian proses (Dokumen Kurikulum

Tahun 20013). Keempat kemampuan tersebut, merupakan salah satu kunci

keberhasilan guru dalam melaksanakan kurikulum tahun 2013 dalam konteks

instruksional.

5

1.2 Analisis Situasi

Kota pendidikan merupakan impian dan tujuan dari beberapa kabupaten yang

ada di Bali. Kondisi ini disebabkan karena, Bali memiliki potensi yang memadai

untuk mengembangkan kota pendidikan, mengingat kondisi alam dan masyarakatnya

yang dikenal kohesif. Bangli merupakan salah satu kabupaten yang ingin

mengembangkan diri menjadi kota pendidikan dan kota kesehatan. Salah satu misi

utama Kabupaten Bangli adalah menjadikan Bangli sebagai center of excellent dalam

bidang pendidikan. Tujuan pengembangan kota pendidikan ini sangat didukung

dengan letak geografis yang sangat mudah dijangkau dari semua Kabupaten yang ada

di Bali, kondisi alamnya yang sejuk, masih banyak lahan kosong yang bisa

dimanfaatkan untuk membangun sarana pendidikan, masih minimnya

pengembangan industri yang membuat kota menjadi nyaman dan didukung oleh

masyarakat yang adaptif (Suastika, 2006). Upaya merealisasikan kota pendidikan

yang berbasis ke-Hinduan telah dilakukan oleh Pemda Bangli dengan

mengembangkan lembaga pendidikan mulai dari jenjang taman kanak-kanak (TK)

sampai perguruan tinggi (PT) yang kesemuanya diarahkan pada orientasi dan

akomodasi nilai-nilai Hindu dalam pembelajarannya.

Kabupaten Bangli terdiri dari empat kecamatan, yaitu Susut, Bangli,

Tembuku dan Kintamani. Kecamatan Kintamani memiliki wilayah teritorial yang

paling luas dengan kondisi daerah pegunungan. Kondisi ini meyebabkan sampai saat

ini masyarakat Kintamani belum mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan

secara maksimal sebagaimana layaknya daerah-daerah lainnya. Berdasarkan data

yang ada di Biro Statistik Kabupaten Bangli, saat ini terdapat 14 sekolah menengah

kejuruan (SMK) yang tersebar di 4 kecamatan, yaitu kecamatan Bangli, Susut,

Tembuku, dan Kintamani (Bangli dalam Angka, 2013). Dari 14 sekolah menengah

kejuruan yang ada di kabupaten Bangli , untuk Kecamatan Kintamani jumlah SMK

yang ada adalah 3 buah . Sedangkan jumlah guru yang mengajar di SMU/SMK yang

ada di kabupaten Bangli adalah sebanyak 425 orang guru.

Dilihat dari kualifikasi akademik guru SMK yang ada di Kecamatan

Kintamani rata-rata telah bergelar S1 (sarjana). Untuk meningkatkan kualifikasi

akademik guru dan keterampilannya, Pemda Bangli telah melakukan berbagai

upaya, seperti membantu studi lanjut pada guru yang belum sarjana, mengadakan

6

pelatihan, seminar, dan kegiatan ilmiah lainnya. Hal ini disebabkan karena guru

merupakan motor utama penggerak kemajuan pendidikan. Pada kurikulum tahun

2013, guru memegang peran yang sangat strategis, sebagai perancang, pelaksana dan

sebagai evaluator bagi kemajuan siswa (Materi Pelatihan Kurikulum Tahun 2013).

Surapranata (2004 : 1) yang mengatakan bahwa kurikulum, proses pembelajaran dan

evaluasi merupakan tiga dimensi dari sekian dimensi yang sangat penting dalam

pendidikan yang harus dilaksanakan oleh guru. Kurikulum merupakan penjabaran

tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran yang mesti

diterjemahkan oleh guru (life curriculum). Proses pembelajaran merupakan upaya

yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum.

Sedangkan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menilai berhasil

tidaknya proses pembelajaran.

1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi dan kondisi empiris di atas, maka permasalahan

yang dialami oleh guru-guru sekolah menengah kejuruan di Kecamatan Kintamani

adalah: belum dipahaminya hakekat kurikulum tahun 2013, kurangnya kemampuan

dan keterampilan guru dalam menterjemahkan visi dan misi kurikulum tahun 2013,

karena belum adanya pelatihan yang memadai, kurangnya kemampuan guru dalam

mengembangkan dan mengemas rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

kurikulum tahun 2013 dan kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan

model evaluasi yang sejalan dengan kurikulum tahun 2013. Berdasarkan identifikasi

permasalahan tersebut, maka permasalahan pokok yang hendak dicarikan solusi

dalam pengabdian masyarakat ini adalah: “Bagaimanakah caranya meningkatkan

wawasan dan keterampilan guru-guru SMK di Kecamatan Kintamani dalam

mengembangkan dan mengemas perangkat pembelajaran sesuai dengan kurikulum

2013?”.

.

7

1.4 Tujuan Kegiatan

Berdasarkan letar belakang dan analisis situasi sebagaimana yang dipaparkan

di atas, maka tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan wawasan

dan keterampilan guru-guru SMK di Kecamatan Kintamani dalam memahami

kurikulum tahun 2013 dan pengembangan serta pengemasan perangkat pembelajaran

sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013. Sehingga, para guru

SMK yang ada di Kecamatan Kintamani memiliki kesiapan dan kemampuan yang

memadai dalam mengimplementasikan kurikulum tahun 2013 sesuai dengan

fitrahnya.

1.5 Manfaat Kegiatan

Berdasarkan tujuan program pengabdian masyarakat di atas, maka secara

realistik implementasi pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat

pembelajaran pada guru-guru SMK di Kecamatan Kintamani sesuai dengan tuntutan

dan kebutuhan kurikulum tahun 2013 diharapkan dapat bermanfaat bagi :

(a) Pemerintah Kabupaten Bangli, khususnya Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten

Bangli, program ini dapat membantu merealisasikan salah satu program yang

telah disusun dalam rencana pembangunan pendidikan Kabupaten Bangli,

khususnya pada jenjang SMK, yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan

guru dalam memahami kurikulum tahun 2013 dan pengembangan serta

pengemasan perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan

kurikulum tahun 2013 yang akan diberlakukan secara nasional.

(b) Guru-guru SMK di Kecamatan Kintamani, program ini sangat bermanfaat

dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam memahami

kurikulum tahun 2013 dan mengembangkan serta mengemas perangkat

pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013.

(c) Bagi siswa SMK di Kecamatan Kintamani, program pelatihan peningkatan

pengetahuan dan keterampilan guru dalam memahami kurikulum tahun 2013

dan mengembangkan dan mengemas perangkat pembelajaran sesuai dengan

tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013 ini dapat lebih meningkatkan

kompetensi guru yang pada akhirnya dapat mempermudah siswa dalam

proses pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran sebagai mana yang

8

telah ditetapkan kurikulum 2013 (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan

dan keterampilan).

1.6 Khalayak Sasaran Strategis

Khalayak sasaran strategis dalam kegiatan ini adalah para guru SMK di

Kecamatan Kintamani, sebagai kecamatan terluas dan paling banyak memiliki

sekolah dasar. Di sisi lain, di Kecamatan Kintamani adalah daerah yang paling

banyak angka putus sekolahnya. Berdasarkan rasional tersebut, maka sasaran yang

dipilih dan dipandang cukup visibel dan prediktif bagi penyebarluasan informasi atau

hasil dari kegiatan ini kedepannya. Di sisi lain kegiatan ini memiliki keterkaitan yang

sangat mutualis dengan berbagai pihak, antara lain: (1) Kepala Sub Dinas Pendidikan

Dasar dan Menengah Kabupaten Bangli, (2) Kepala Kantor Cabang Pendidikan

Nasional Dinas Diknas Kabupaten Bangli, (3) kepala sekolah dasar di Kecamata

Kintamani, dan (4) komite SMU/SMK yang gurunya menjadi sasaran antara yang

strategis dalam pelaksanaan program pengabdian ini. Semua fihak di atas, akan

memperoleh manfaat yang sangat esesial dan aplikatif dalam kaitannya dengan

upaya perbaikan kinerja guru dan kompetensi siswa.

9

BAB II

METODE PELAKSAAN

2.1. Kerangka Pemecahan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan di lokasi rencana

program ini akan dilaksanakan, diperoleh kesimpulan bahwa ada seperangkat

permasalahan yang saat ini dihadapi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bangli,

khususnya menyangkut pemberlakuan kurikulum tahun 2013, yaitu belum

dipahaminya hakekat kurikulum tahun 2013 oleh sebagian besar guru SMK yang

ada di Kecamatan Kintamani, kurangnya kemampuan dan keterampilan guru dalam

menterjemahkan visi dan misi kurikulum tahun 2013, karena belum adanya

pelatihan yang memadai, kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan

rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kurikulum tahun 2013, belum

dimilikinya kemampuan mengembangkan model-model pembelajaran dan

kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan model evaluasi yang sejalan

dengan kurikulum tahun 2013. Padahal kurikulum tahun 2013 secara serentak harus

telah dilaksanakan mulai tahun pelajaran 2015/2016. Salah satu alternatif yang

dipandang cukup visibel untuk dilakukan adalah dengan melaksanakan pelatihan

peningkatan wawasan dan keterampilan guru-guru SMK di Kecamatan Kintamani

dalam memahami kurikulum tahun 2013 dan mengembangkan serta mengemas

perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun

2013. Melalui program ini, guru diharapkan memperoleh “sesuatu” yang baru dan

dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengimplementasikan kurikulum tahun 2013.

2.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan

Program ini merupakan program yang bersifat terminal dalam rangka

peningkatan wawasan dan keterampilan guru-guru SMK di Kecamatan Kintamani

dalam memahami kurikulum tahun 2013 dan mengembangkan serta mengemas

perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013

dengan sistem jemput bola. Untuk kepentingan pencapaian tujuan program ini, maka

rancangan yang dipandang sesuai untuk dikembangkan adalah “RRA dan PRA”

(rural rapid appraisal dan participant rapid appraisal). Di dalam pelaksanaannya,

program ini akan mengacu pada pola sinergis antara tenaga pakar dari Undiksha

dengan kalangan birokrasi dan administrasi Pengkab. Bangli, khususnya Kasubdin

10

Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Bangli. Di

sisi lain, program ini juga diarahkan pada terciptanya iklim kerjasama yag

kolaboratif dan demokratis dalam dimensi mutualis antara dunia perguruan tinggi

dengan masyarakat secara luas di bawah koordinasi pemerintah Kabupaten setempat,

khususnya dalam rangka peningkatan kinerja dan profesionalisme guru-guru SMK di

Kecamatan Kintamani secara cepat namun berkualitas bagi kepentingan

pembangunan pendidikan di Kabupaten Bangli. Berdasarkan rasional tersebut, maka

program ini merupakan sebuah langkah inovatif dalam kaitannya dengan dharma

ketiga perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Program ini

dirancang sebagai bentuk jawaban dan antisipasi dari berbagai permasalahan

menyangkut kualitas dan kinerja guru SD di Kecamatan Kintamani, yang saat ini

tengah berkonsentrasi pada pembangunan berbagai institusi pendidikan dan tenaga

kependidikan di berbagai pelosok wilayahnya. Berangkat dari rasional tersebut, maka

program ini akan dilaksanakan dengan sistim jemput bola, dimana tim pelaksana

akan menyelenggarakan program peningkatan wawasan dan keterampilan guru-guru

SMK di Kecamatan Kintamani dalam memahami kurikulum tahun 2013 dan

mengembangkan silabus serta rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013 pada guru-guru SMK yang

membutuhkan, yaitu di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli dengan

mendatangkan para pakar dan praktisi pendidikan yang berkualifikasi secara standar

di bidang kurikulum SMK. Model pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan secara

langsung (tatap muka) sebagaimana layaknya sistim perkualiahan.

Lama pelaksanaan kegiatan adalah 7 (tujuh) bulan yang dimulai dari tahap

pengajuan proposal, perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi dengan

melibatkan tiga puluh orang guru sekolah menengah kejuruan yang mengajar di

Kecamatan Kintamani, dimana setiap wilayah (wilayah utara, selatan, barat dan

timur) akan diwakili oleh 7-8 orang guru, sehingga pesertanya sebanyak 30 orang

guru. Pada akhir program setiap peserta akan diberikan sertifikat sebagai tanda bukti

partisipasi mereka dalam kegiatan ini. Melalui program ini, diharapkan para guru

sekolah menengah kejuruan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang

memadai tentang kurikulum tahun 2013 serta kemampuan mengembangkan dan

11

mengemas perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum

tahun 2013.

2.3. Rancangan Evaluasi

Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka

akan dilakukan evaluasi minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi proses, evaluasi akhir,

dan evaluasi tindak lanjut. Kegiatan evaluasi ini akan melibatkan tutor/pakar dari

Undiksha Singaraja. Kriteria dan indikator pencapaian tujuan dan tolak ukur yang

digunakan untuk menjastifikasi tingkat keberhasilan kegiatan dapat diuraikan pada

tabel berikut.

Tabel. 01. Indikator Pencapaian Program

No Jenis Data Sumber

Data

Indikator Kriteria

Keberhasilan

Instrumen

1. Pengetahuan dan

Keterampilan guru

dalam

mengembangkan dan

mengemas perangkat

pembelajaran sesuai

dengan kurikulum

tahun 2013

Guru SMK

di

Kecamatan

Kintamani

Pengetahuan

dan

keterampilan

guru

Terjadi

perubahan

yang positif

terhadap

pengetahuan

dan

keterampilan

guru

Tes

Obyektif

2. Keterampilan guru

dalam

mengembangkan dan

mengemas perangkat

pembelajaran sesuai

dengan kurikulum

tahun 2013

Guru SMK

di

Kecamatan

Kintamani

Pengetahuan

dan

keterampilan

guru

Terjadi

perubahan

yang positif

terhadap

keterampilan

guru

Pedoman

wawancara

dan format

observasi

3. Kemampuan dan

keterampilan guru

dalam

mempraktekkan

perangkat

pembelajaran sesuai

dengan kurikulum

tahun 2013

Guru SMK

di

Kecamatan

Kintamani

Pengetahuan

dan

keterampilan

guru

Terjadi

perubahan

yang positif

terhadap

kemampuan

dan

keterampilan

guru

Pedoman

wawancara

dan format

observasi

Pada kegiatan pelatihan ini, guru SMK di Kecamatan Kintamani akan dilibatkan

secara kolaboratif dari awal sampai akhir kegiatan. Guru SMK akan dilibatkan

12

dalam merencanakan program, penjadwalan kegiatan, ikut serta dalam pelatihan

sampai pada tahap uji coba produk pelatihan. Untuk uji coba produk hasil pelatihan

ini akan dilakukan pada salah satu sekolah yang ada di wilayah Kintamani . Uji coba

ini merupakan validasi dari keterampilan guru SMk dalam membuat silabus dan

RPP sesuai dengan kurikulum 2013 dan mengimplementasikannya dalam praktek

pembelajaran dikelas. Pelibatan guru SMK yang dilakukan secara penuh ini

diharapkan dapat memberikan seperangkat pengatahuan dan keterampilan yang

lengkap kepada guru dalam memahami, merancang dan mempraktekkan silabus dan

RPP sesuai dengan kurikulum 2013. Sehingga hasil akhir dari pelatihan ini bagai

para guru SMK adalah keterampilan membuat, mengembangkan dan mempraktekkan

silabus dan RPP, serta cara pengembangan dan sosialisasi pada guru-guru SMK

lainnya.

13

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh para guru sekolah menengah

kejuruan di Kecamatan Kintamani, maka program pengabdian masyarakat ini

dilakukan dalam bentuk pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat

pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 pada Guru-Guru SMK di Kecamatan

Kintamani. Pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran

sesuai sesuai kurikulum 2013 dilakukan pada bulan Juni 2015 di SMP I Kintamani

dengan mendatangkan tim pakar dari Undiksha Singraja khususnya pakar

pendidikan guru Sekolah Menengah Kejuruan. Pelatihan pengembangan dan

pengemasan perangkat pembelajaran, sangat membantu guru-guru sekolah menengah

kejuruan dalam membuat dalam mengembangan dan mengemas perangkat

pembelajaran yang akan digunakan di sekolah-sekolah mereka.

Pelaksanaan pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat

pembelajaran sesuai kurikulum 2013 pada guru-guru SMK di Kecamatan Kintamani

dimulai dari: (1) rasional kurikulum 2013, (2) elemen perubahan kurikulum 2013, (3)

pendekatan dan model evaluasi dalam kurikulum 2013, dan (4) pengembangan dan

pengemasan perangkat pembelajaran sesuai kurikulum 2013. Rasional kurikulum

2013 adalah tantangan yang bersifat internal dan tantangan yang bersifat eksternal

yang akan dihadapi bangsa Indonesia di masa mendatang. Tantangan internal, dilihat

dari angka pertumbuhan penduduk Indonesia yang akan mencapai puncaknya pada

angka penduduk produktif di tahun 2045, sehingga mesti dipersiapkan dari saat ini.

Tantangan berikutnya secara internal adalah masalah semakin menurunnya moralitas

masyarakat yang ditunjukkan dengan berbagai pristiwa dan penyimpangan terhadap

nilai-nilai Pancasila. Kondisi ini perlu direspon dengan menyesuaikan kurikulum

agar siap menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Secara prinsip

perubahan kurikulum 2013 terletak pada: (1) kompetensi lulusan, yaitu adanya upaya

peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek

kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan, (2) kedudukan mata pelajaran

yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran

dikembangkan dari kompetensi, (3) pendekatan, yaitu untuk SMK vokasional, (4)

struktur kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu (isi), untuk SMK terjadi

14

penambahan jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan (6 program keahlian,

40 bidang keahlian, 121 kompetensi keahlian), (5) proses pembelajaran, yaitu

standar proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi

dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan,

dan Mencipta, belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan

sekolah dan masyarakat, guru bukan satu-satunya sumber belajar, sikap tidak

diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan, (6) penilaian hasil belajar

menggunakan penilaian berbasis kompetensi, pergeseran dari penilain melalui tes

(mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian

otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

berdasarkan proses dan hasil], memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu

pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor

ideal (maksimal), penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti

dan SKL, dan mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai

instrumen utama penilaian, dan (7) ekstrakurikuler yaitu adanta ekstra wajib dan

pilihan (Badan Pengembangan SDM dan Penjamin Mutu Pendidikan, 2013).

Dengan diterapkannya kurikulum 2013, maka setiap sekolah mesti mampu

merancang dan menggunakan perangkat pembelajaran. Sementara menurut Standar

Nasional Pendidikan (2013: 3) pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagaimana

diamanatkan UU No. 20 Tahun 2003 yaitu Berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab dapat tercapai melalui pencapaian empat

kompetensi inti. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi

Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh

peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan

tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama

yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian

hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur

pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur

15

pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan

organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar

adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang

pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu

terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari

peserta didik. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling

terkait, yaitu: (1) sikap spiritual yang mencakup beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, (2) sikap sosial yang mencakup berakhlak mulia, sehat, mandiri,

dan demokratis, (3) berilmu, dan (4) yang mencakup kecakapan dan keterampilan.

Keempat kelompok itu menjadi acuan dari kompetensi dasar dan harus

dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi

yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak

langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang

pengetahuan(Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).

Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: (1)

mengamati; (2) menanya; (3) mengumpulkan informasi; (4) mengasosiasi; dan (5)

mengkomunikasikan. Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam

berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

LANGKAH

PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG

DIKEMBANGKAN

Mengamati Membaca, mendengar,

menyimak, melihat (tanpa atau

dengan alat)

Melatih kesungguhan,

ketelitian, mencari informasi

Menanya Mengajukan pertanyaan tentang

informasi yang tidak dipahami

dari apa yang diamati atau

pertanyaan untuk mendapatkan

informasi tambahan tentang apa

yang diamati

Mengembangkan kreativitas,

rasa ingin tahu, kemampuan

merumuskan pertanyaan untuk

membentuk pikiran kritis yang

perlu

Mengumpulkan informasi/

eksperimen

- melakukan eksperimen

- membaca sumber lain selain

buku teks

- mengamati objek/ kejadian/

- aktivitas

- wawancara dengan nara

sumber

Mengembangkan sikap teliti,

jujur,sopan, menghargai

pendapat orang lain,

kemampuan berkomunikasi,

menerapkan kemampuan

mengumpulkan informasi

melalui berbagai cara yang

dipelajari, mengembangkan

kebiasaan belajar dan belajar

sepanjang hayat.

Mengasosiasikan/

mengolah informasi

- mengolah informasi yang

sudah dikumpulkan baik

Mengembangkan sikap jujur,

teliti, disiplin, taat aturan, kerja

keras, kemampuan menerapkan

16

terbatas dari hasil kegiatan

mengumpulkan/eksperimen

mau pun hasil dari kegiatan

mengamati dan kegiatan

mengumpulkan informasi.

- Pengolahan informasi yang

dikumpulkan dari yang bersifat

menambah keluasan dan

kedalaman sampai kepada

pengolahan informasi yang

bersifat mencari solusi dari

berbagai sumber yang memiliki

pendapat yang berbeda sampai

kepada yang bertentangan

prosedur dan kemampuan

berpikir induktif serta deduktif

dalam menyimpulkan .

Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil

pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara

lisan, tertulis, atau media

lainnya

Mengembangkan sikap jujur,

teliti, toleransi, kemampuan

berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat

dengan

Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu

perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana

pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema

tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran,

dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran,

KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode

pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan

pembelajaran; dan (7) penilaian. Setiap guru di setiap satuan pendidikan

berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut. Pengembangan

RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan

maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan

pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara

berkelompok. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau

secara bersama-sama melalui musyawarah guru MATA pelajaran (MGMP) di dalam

suatu sekolah tertentu difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior

yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru

secara berkelompok melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan

dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.

17

Berkenaan dengan kewenangan tersebut, maka guru dapat melakukan

pengembangan RPP. Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP

adalah sebagai berikut: (1) RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum

dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam

bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran, (2)

RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus

dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat,

motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan

khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan

peserta didik, (3) mendorong partisipasi aktif peserta didik, (4) sesuai dengan tujuan

Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri

dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat

pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu,

kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar

dan kebiasaan belajar, (5) mengembangkan budaya membaca dan menulis, (6) proses

pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,

pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan, (7)

memberikan umpan balik dan tindak lanjut, (8) RPP memuat rancangan program

pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. Pemberian

pembelajaran remedi dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian

dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat

teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta

didik, (9) keterkaitan dan keterpaduan, (10) RPP disusun dengan memperhatikan

keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman

belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan

lintas matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya, (11)

menerapkan teknologi informasi dan komunikasi, dan (12) RPP disusun dengan

mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara

terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Berdasarkan pada rasional pengembangan RPP tersebut maka RPP paling

sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode

18

pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Komponen-komponen tersebut

secara oprasional diwujudkan dalam bentuk format berikut:

Sekolah :

Matapelajaran :

Kelas/Semester :

Materi Pokok :

Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti (KI)

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1. _____________ (KD pada KI-1)

2. _____________ (KD pada KI-2)

3. _____________ (KD pada KI-3)

Indikator: __________________

4. _____________ (KD pada KI-4)

Indikator: __________________

C. Tujuan Pembelajaran

D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)

E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media

2. Alat/Bahan

3. Sumber Belajar

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Kesatu:

a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)

b. Kegiatan Inti (...menit)

19

c. Penutup (…menit)

2. Pertemuan Kedua:

a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)

b. Kegiatan Inti (...menit)

c. Penutup (…menit), dan seterusnya.

H. Penilaian

1. Jenis/teknik penilaian

2. Bentuk instrumen dan instrumen

3. Pedoman penskoran

20

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat pada guru- guru SMK di

kecamatan Kintamani kami dapat menyimpulkan beberapa hal , yaitu :

1. Masih banyak guru-guru SMK di Kecamatan Kintamani

kemampuannya kurang dalam mengembangkan dan mengemas

rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kurikulum tahun

2013. Disamping itu juga guru-guru SMK di Kecamatan Kintamani

belum memiliki kemampuan mengembangkan model pembelajaran

yang sesuai dengan tuntutan serta kebutuhan kurikulum 2013. Serta

kurangnya kemampuan guru-guru SMK dalam mengembangkan

model evaluasi yang sejalan dengan kurikulum tahun 2013.

2. Dari hasil pelaksanaan pelatihan pengembangan dan pengemasan

perangkat pembelajaran berdasar kurikulum 2013 kepada guru-guru

SMK di Kecamatan Kintamani oleh tim pakar dari Undiksha

Singaraja, para guru SMK mulai bisa menyusun dan mengemas

perangkat pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013. Hal ini dapat

diketahui dari hasil pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat

pembelajaran sesuai kurikulum 2013 yang mereka buat. Para guru-

guru SMK juga merasa tidak canggung dan kawatir lagi bila mereka

harus menerapkan kurikulum 2013 karena telah mampu membuat

perangkat pembelajaran. Para guru juga mendapatkan manfaat dari

hasil pelatihan ini, yaitu (1) mereka mendapatkan informasi yang jelas

dan lengkap mengenai hakekat kurikulum 2013, karena selama ini

mereka belum mengetahui secara pasti apa hakekat kurikulum 2013,

dan (2) para guru memperoleh gambaran yang jelas bagaimana cara dan

strategi pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran sesuai

kurikulum 2013. Guru-guru SMK juga mengakui telah terjadi

peningkatan wawasan dan keterampilan mereka dalam memahami

kurikulum tahun 2013 dan pengembangan serta pengemasan perangkat

pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun

21

2013. Sehingga, para guru SMK yang ada di Kecamatan Kintamani

memiliki kesiapan dan kemampuan yang memadai dalam

mengimplementasikan kurikulum tahun 2013 sesuai dengan fitrahnya

4.2. Saran

Berdasarkan pelatihan yang telah dilaksanakan pada guru SMK di

Kecamatan Kintamani, ada beberapa saran yang layak dipertimbangkan, yaitu :

1. Bagi guru-guru SMK di Kecamatan Kintamani sepatutnya terus melatih

dan mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi agar mampu memberikan keterampilan yang memadai

pada siswa.

2. Bagi Dinas Pendidikan setempat, agar diusahakan memperbanyak

program-program pelatihan bagi para guru SMK yang mengajar,

sehingga kemampuan dan keterampilan mereka memadai untuk

mengembangkan perangkat pembelajar, mondel pembelajar, dan

model evaluasi sesuai dengan kurikulum 2013

22

13. Daftar Pustaka

Budiningsih, A. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta

Pemerintah Kabupaten Bangli. (2013). Bangli dalam Angka. Bangli: Pemda Bangli

Djohar. (2003). Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah

Kejuruan. (Disertasi, tidak diterbitkan). Bandung: PPS UPI.

Hasan. (1992). An Evaluation of the 1975 General Senior Secondary Social Studies

Curriculum Implementation in Bandung Municipality. Disertasi Doctor

dari Macquary University. Tidak diterbitkan.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Standar Nasional Pendidikan.

Jakarta: BPP

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Kurikulum

2013. Jakarta: Kemendiknas

Lasmawan, W. (2010). Menelisik Pendidikan IPS dalam Perspektif Kontekstual-

Empirik. Singaraja: Mediakom Indonesia Press Bali.

MaLaughin. (1987). Implementing of ESEA Title I. New York: Columbia University.

Miller, J. and Wayne S. (1985). Curriculum: Perspective and Practice. New York:

Longman.

Nana, S. (2005). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek Tahun: Bandung:

Rosdakarya

Surapranata. (2006). Penilaian Portofolio. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung :

PT. Remaja Rosdakarya.

Suastika. (2006). Strategi Kebijakan Mewujudkan Singaraja Sebagai Kota

Pendidikan (Laporan Penelitian). Singaraja: Undiksha

23

LAMPIRAN

24

25