jurusan pendidikan agama islam fakultas...

115
”Efektivitas Penggunaan Metode Qiraati Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an yang Baik dan Benar” (Studi kasus di LPQ Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Disusun Oleh : TOTO PRIYANTO 106011000197 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Upload: dophuc

Post on 25-Aug-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

”Efektivitas Penggunaan Metode Qiraati Terhadap Kemampuan

Membaca Al-Qur’an yang Baik dan Benar”

(Studi kasus di LPQ Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Disusun Oleh :

TOTO PRIYANTO

106011000197

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

i

”Efektivitas Penggunaan Metode Qiraati Terhadap Kemampuan

Membaca Al-Qur’an yang Baik dan Benar”

(Studi kasus di LPQ Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Disusun Oleh :

TOTO PRIYANTO

106011000197

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

“EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE QIRAATI

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN YANG

BAIK DAN BENAR”

(Studi Kasus di LPQ Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

Toto Priyanto

NIM. 106011000197

Dibawah Bimbingan :

Abdul Ghofur, M.Ag

NIP. 19681209 199703 1 003

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Toto Priyanto

NIM : 106011000197

Jurusan/Fakultas : Pendidikan Agama Islam/Tarbiyah

Angkatan Tahun : 2006

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul:

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE QIRAATI TERHADAP

KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN YANG BAIK DAN BENAR

(Studi Kasus di LPQ Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama : Abdul Ghofur, M.Ag

NIP : 19681209 199703 1 003

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 10 Desember 2010

Yang menyatakan

Toto Priyanto

Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

iv

ABSTRAK

Efektivitas Penggunaan Metode Qiraati Terhadap Kemampuan

Membaca Al-Qur’an yang Baik dan Benar.

Taman Pendidikan Al-Qur’an merupakan Lembaga Pendidikan non formal

yang eksistensinya sangat besar dan memberikan sumbangsih yang berpengaruh terhadap pembekalan dan pengenalan nilai-nilai dasar ajaran agama Islam terutama dalam membaca Al-Qur’an serta pembentukan moral peserta didik.

Perkembangan Taman Pedidikan Al-Qur’an dirasa cukup pesat dan berkembang di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Sejarah perkembngan Taman

Pendidikan Al-Qur’an di Indonesia sudah cukup familiar di telinga masyarakat, berawal dari munculnya metode al-Baghdadi dari Baghdad, Irak sebagai metode yang pertama kali muncul dan berkembang di Indonesia dan dipakai hampir di

setiap Lembaga Pendidikan Al-Qur’an. Kurikulum yang diterapkan di Lembaga Pendidikan Al-Qur’an pada

umumnya mengacu pada pengetahuan dasar Islam, namun lebih menekankan pada aspek pembelajaran Al-Qur’an yang merupakan tujuan utamanya yaitu mencetak generasi Qur’ani yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, berkembang pula pemikiran, ide-ide dan gagasan baru. Dari situlah banyak

bermunculan metode-metode baru yang dipakai dalam pembelajaran Al-Qur’an yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat dan bertujuan mempermudah peserta didik dalam mempelajari bacaan Al-Qur’an.

Paska muncul dan berkembangnya metode al-Baghdadi di Indonesia, muncul pula metode-metode pembelajaran Al-Qur’an yang bertujuan sebagai

perbaikan dan penyempurna metode yang muncul sebelumnya serta disesuaikan dengan keadaan masyarakat tertentu.

Banyak sekali metode yang berkembang di Indonesia, dari sekian banyak

metode yang ada sudah barang tentu masing-masing mempunyai ciri khas serta kekurangan dan kelebihan.

Salah satu metode yang berkembang di Indonesia adalah Metode Qiraati yang muncul di Semarang pada tahun 1963 yang dicetuskan oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi yang pada waktu itu berprofesi sebagai guru ngaji dan pedagang.

Munculnya Metode Qiraati tidak secara tiba-tiba, melainkan melalui perjalanan yang cukup panjang yaitu melalui eksperimen, studi banding, dan silaturahmi ke

pesantren-pesantren yang dianggap maju dan berhasil dalam mengajarkan bacaan Al-Qura’an.

Seiring dengan berkembangnya zaman, pada saat sekarang Metode Qiraati

sudah berkembang di berbagai daerah di Indonesia terutama di lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, bahkan sampai ke luar negeri seperti

Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam.

Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Hadza min Fadhli Rabbi, puji dan syukur kehadirat Tuhan semesta

alam, Allah SWT yang telah mencurahkan rahamatnya

kepada kita semua

Tanpa kasih sayang-Mu penulis tidak mungkin menyelesaikan skripsi ini

Karya ilmiah ini ku hadiahkan untuk orang tuaku tercinta “Ibu

Waidah dan Bapak Kustoyo” yang tidak pernah henti -hentinya

mengurus dan selalu memberikan motivasi hingga akhirnya penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

Kakak ku Mba Rozanah, dan Adik-adik ku tercinta Yudianto &

Nur Azizah, serta keponakanku Hafidz & Zidan

yang selalu mendukung dan mendoakan penulis

Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan

Rahmat dan Hidayah-Nya untuk kita semua.

… Amiin

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah mencurahkan Taufik,

Hidayah, serta Inayahnya. Hanya kata ini yang patut penulis ucapkan sebagai rasa

syukur atas pertolongan Allah SWT. Sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini hingga akhir.

Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW. Semoga kita selaku umatnya mendapatkan syafa’atul ‘udma di

yaumil qiyamah nanti, amin.

Dengan penuh kerendahan hati, penulis sangat menyadari bahwa skripsi

yang penulis buat jauh dari kesempurnaan, namun berkat pertolongan Allah SWT,

kerja keras, serta motivasi dari berbagai pihak, hingga semua hambatan dapat

penulis lalui dan akhirnya dapat terselesaikan sesuai dengan yang direncanakan

walaupun jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu sepantasnyalah penulis

mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah

membantu.

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, serta

seluruh staf Fakultas Tarbiyah yang telah membantu secara administratif

sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Bahrissalim M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, dan Bapak

Sapiudin Siddiq M.Ag., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, serta

seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan terutama yang ada di

jurusan PAI yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang telah

membimbing dan memberikan ilmunya dengan ikhlas, semoga amal baik

bapak/ibu dosen mendapatkan pahala dari Allah SWT, amin.

3. Bapak Abdul Ghafur M.Ag., Dosen Pembimbing skripsi sekaligus sebagai

dosen penasehat akademik yang telah membimbing dan selalu memberikan

nasehat serta arahan kepada penulis sehingga mempermudah penulis dalam

menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan baik.

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

vii

4. Seluruh pegawai dan staf perpustakaan tarbiyah dan perpustakaan utama, yang

telah menfasilitasi penulis terutama dalam peminjaman buku, sehingga

mempermudah penulis dalam penyelesaian skripsi.

5. Kedua orangtuaku tercinta, ibunda Waidah dan ayahanda Kustoyo, ananda

hadiahkan skripsi ini sebagai rasa bakti ananda serta ucapan terima kasih yang

tidak terhingga atas jerih payah dan kesabarannya yang senantiasa mengurus

dan memberikan nasihat kepada ananda dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan, hingga ananda mampu menyelesaikan jenjang pendidikan yang

lebih tinggi. Tanpa bapak dan ibu berdua, mustahil ananda mampu

menyelesaikan skripsi ini. Hanya doa yang dapat ananda panjatkan, semoga

Allah membalas atas segala amal yang telah bapak dan ibu perbuat dengan

pahala yang berlipat ganda, amin.

6. Buat kakak ku, Mba Rozanah, adik-adikku, Yudianto dan Nur Azizah dan

keponakanku tersayang Zidan dan Hafidz yang telah memberikan motivasi

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

7. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pengelola, kepala lembaga, tata

usaha serta dewan asatidz/ah yang telah meluangkan waktunya serta membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

8. Terima kasih kepada teman-teman PAI, terutama kelas E yang telah menemani

penulis selama ± 3 tahun, serta bersama-sama mengukir kenangan dan

mewarnai hari-hari dengan penuh keceriaan.

9. Kepada sahabat-sahabatku, WG Collection: Uzang, Ayub, Surya, Jamil, Salaf,

Ocem, Suryadi, Jimi, Wahyu, Welly, Sule, Acak, Sarli, dan Acul yang selalu

berbagi kebersamaan baik suka maupun duka. Pengurus serta guru TPQ al

Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika, Maulana, Qosim, Ombi, Mimi, Bpk Mukti,

Subli, Eka, Syam, Rofik, Sri, Sugeng, Sugi, Ziah, Iim, Zuhri, Rina, dan Ruway

yang telah bersama-sama menghabiskan waktu sore dalam rangka mengajarkan

ilmu Al-Qur’an. Kawan-kawan IMPP (Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang),

dan HIKMAH (Himpunan Komunikasi Alumni Salafiyah).

Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL ..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .............................................. iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ................ 9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................. 11

BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................... 12

A. Metode Qiraati ......................................................................... 12

1. Pengertian Metode Qiraati ................................................ 12

2. Sejarah Metode Qiraati ...................................................... 15

3. Dasar Hukum ..................................................................... 16

4. Sistem Pengajaran Metode Qiraati...................................... 17

5. Isi buku Metode Qiraati ..................................................... 19

6. Tahapan dan Langkah-langkah Penerapan Metode Qiraati 23

B. Prinsip-prinsip Metode Mengajar dalam Al-Qur’an ............... 25

C. Macam-macam Metode Pembelajaran Al-Qur’an .................. 31

D. Membaca Al-Qur’an yang Baik dan Benar (Tartil) ................ 38

E. Efektivitas Pembelajaran Membaca Al-Qur’an ...................... 41

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Proses

Pembelajaran Membaca Al-Qur’an ......................................... 42

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

ix

G. Indikator Efektivitas dalam Pembelajaran Membaca Al-

Qur’an ...................................................................................... 43

H. Kerangka Berfikir .................................................................... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 48

A. Metodologi Penelitian ............................................................. 48

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 49

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 49

D. Populasi dan Sampel ................................................................. 49

E. Variabel Penelitian .................................................................... 50

F. Setting Penelitian ....................................................................... 50

G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 51

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data...................................... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 55

A. Gambaran Umum LPQ Masjid Fathullah ............................... 55

1. Sejarah Berdirinya ............................................................ 55

2. Visi, Misi, dan Moto ......................................................... 56

3. Letak Geografis ............................................................... 57

4. Keadaan Guru dan Murid ................................................. 57

5. Sarana dan Prasarana ........................................................ 59

6. Kegiatan Belajar Mengajar ............................................... 59

7. Struktur Organisasi ........................................................... 61

B. Analisis Hasil Penelitian ......................................................... 62

C. Usaha Peningkatan LPQ Masjid Fathullah ............................. 72

BAB V PENUTUP ................................................................................... 74

A. Kesimpulan .............................................................................. 74

B. Saran ........................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

x

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Isi Buku Metode Qiraati ....................................................... 19

2. Tabel 2 Data Guru LPQ Masjid Fathullah ........................................ 57

3. Tabel 3 Data Santri LPQ Masjid Fathullah ....................................... 58

4. Tabel 4 Sarana dan Prasarana LPQ Masjid Fathullah ....................... 59

5. Tabel 5 Peta Pendidikan LPQ Masjid Fathullah ............................... 60

6. Tabel 6 Daftar Nilai Hasil Test Santri LPQ Masjid Fathullah Kelas

Finishing ............................................................................... 67

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

xi

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Kantor LPQ Masjid Fathullah ..........................................

2. Gambar 2 Kegiatan Shalat Ashar Berjama’ah ..................................

3. Gambar 3 Kegiatan Klasikal Besar ...................................................

4. Gambar 4 Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Pra Qiraati ..............

5. Gambar 5 Kagiatan Belajar Mengajar di Kelas Qiraati 1 .................

6. Gambar 6 Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Qiraati 2 .................

7. Gambar 7 Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Qiraati 3 .................

8. Gambar 8 Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Qiraati 4 .................

9. Gambar 9 Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Qiraati 5 .................

10. Gambar 10 Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Qiraati 6&Juz 27.....

11. Gambar 11 Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Tadarus dan

Finishing ...........................................................................

12. Gambar 12 Kegiatan Belajar Jam Tambahan Kelas Finishing ...........

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pedoman Wawancara Pengelola

2. Daftar Pedoman Wawancara Kepala Lembaga

3. Daftar Pedoman Wawancara Wali Kelas Qiraati 3

4. Berita Hasil Wawancara Pengelola

5. Berita Hasil Wawancara Kepala Lembaga

6. Berita Wawancara Wali Kelas Qiraati 3

7. Berita Hasil Tes Baca Al-Qur’an Kelas Finishing

8. Berita Hasil Observasi di LPQ Masjid Fathullah

9. Surat Keterangan Pengajuan Proposal Skripsi

10. Surat Keterangan Izin Penelitian

11. Surat Keterangan Riset/Wawancara

12. Surat Keterangan Penelitian dari LPQ Masjid Fathullah

13. Pengesahan Panitia Ujian

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

1

BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

”Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam dan sebagai

pedoman hidup bagi setiap Muslim. Al-Qur’an bukan sekedar memuat

petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur

hubungan manusia dengan sesamanya (hablum mina Allah wa hablum minan-

Nas), bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.”1

Al-Qur’an merupakan Kalam/Firman Allah yang dijadikan sebagai

pedoman hidup dan petunjuk bagi umat Islam. Allah SWT telah berfirman

dalam surat al-Isra ayat 9, yang berbunyi:

:(٩ )االسزاء

“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan)

yang lurus dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang

mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka pahala

yang besar.”2

Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah dengan

perantara Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan

1 Choirudin Hadhiri, Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani Press,

2003), Cet. 1, h. 25. 2 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Semarang, CV. Toha Semarang, 1988), Edisi

Revisi, h. 45.

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

2

kepada umat manusia. Al-Qur’an dianjurkan untuk di baca, dipelajari,

dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena setiap sikap,

perbuatan dan ucapan manusia harus merujuk kepada Al-Qur’an, karena Al-

Qur’an sebagai pedoman hidup yang memberikan petunjuk bagi umat

manusia.

Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW. Ia menjadi cahaya petunjuk yang mengantarkan

pemeluknya memerangi kejumudan serta mengangkat realitas peradaban ke

tingkatan cahaya Rabbani.

“Perkembangan dunia saat ini berujung tombak sains dan teknologi

serta informasi global, kesemuanya telah merasuki lingkungan umat manusia

sampai kepada hal-hal yang sifatnya sangat pribadi. Para generasi muda telah

diobang-ambingkan oleh tawaran-tawaran yang berada di luar jangkauan

dirinya, sehingga mereka mudah tercerabut dari akar yang menumbuhkan

tradisi dan realitas kesehariannya.”3

Selain itu, “Al-Qur’an juga merupakan Firman Allah yang agung yang

dijadikan pedoman hidup oleh seluruh kaum muslimin. Membacanya bernilai

ibadah dan mengamalkannya merupakan kewajiban yang diperintahkan

dalam agama. Seorang muslim harus mampu membaca ayat-ayat Al-Qur’an

dengan baik sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.”4

Mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an merupakan suatu kewajiban

bagi umat manusia. Untuk dapat mengamalkan isi kandungan yang terdapat

di dalam Al-Qur’an setidaknya harus melalui beberapa tahapan yaitu (1)

membaca dengan baik dan benar, (2) menghafal, (3) mengetahui arti, (4)

memahami isi kandungan serta tafsirnya.

Menghafal Al-Qur’an boleh dikatakan sebagai langkah awal. ”Dalam

suatu proses penelitian besar yang dilakukan oleh para penghafal Al-Qur’an,

3

Ahmad Syarbasyi, Dimensi-dimensi Kesejatian Al-Qur’an, (Yogyakarta: Penerb it

Ababil. 1996), Cet. 1, h. 5. 4

Acep Lim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap. (Bandung: CV Penerbit

Diponogoro, 2007), Cet. 10, h. 5.

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

3

mempelajari dan memahami kandungan ilmu-ilmu Al-Qur’an, tentunya

setelah proses dasar membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.”5

Setiap Muslim diwajibkan agar membaca Al-Qur’an secara baik dan

benar sesuai dengan makharijul huruf dan kaidah ilmu tajwid, karena

mempelajari ilmu tajwid hukumnya fardhu kifayah, sedangkan membaca Al-

Qur’an dengan menggunakan ilmu tajwid adalah fardhu ’ain.

Untuk membaca Al-Qur’an secara baik dan benar, tentunya dibutuhkan

seorang pembimbing atau guru yang kompeten dalam membaca Al-Qur’an,

karena kualitas seorang guru akan berpengaruh terhadap kualitas bacaan

muridnya.

Karena Nabi Muhammad sendiri ketika menyuruh para sahabatnya

untuk membaca dan mengajarkan Al-Qur’an, beliau menyuruh kepada para

sahabat yang memang ahli dibidang membaca dan mengajarkan Al-Qur’an,

diantaranya adalah Abdullah bin Mas’ud, Salim Maulana abi Khudaifah,

Muad bin Jabal, dan Ubay bin Ka’ab.

Peranan guru Al-Qur’an dalam membaca sangatlah penting, karena

pada saat Nabi Muhammad mendapatkan wahyu yang pertama, Allah

memerintahkan kepada Malaikat Jibril untuk membimbingnya karena tanpa

bimbingan, Rasulullah akan mengalami kesulitan dalam memahami wahyu

yang diberikan oleh Allah SWT.

Begitu sangat pentingnya peranan seorang guru dalam mengajarkan

Al-Qur’an, sehingga Allah memberikan pujian yang terbaik kepada orang

yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an:

م القزآن وعلمه خيز كم مه تعل )رواه البخاري والتزمذي واحمذ وابوداود وابه ماجه(

5 Ahsin W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta, Bumi Aksara, 1994), Cet.

1, h. 19

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

4

”Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang belajar

membaca Al-Qur’an (mempelajari bacaan dan kandungannya) dan

mengajarkannya.”

(H.R. Bukhari, Tirmidzi, Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

”Tiada bacaan semacam Al-Qur’an yang dibaca oleh ratusan juta orang

yang tidak mengerti artinya dan atau tidak dapat menulis dengan aksaranya.

Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja, dan anak-

anak.”6

Pada realitanya banyak orang Islam yang hanya sekedar dapat

membaca saja tanpa memperhatikan hukum bacaan dalam membaca Al-

Qur’an, dimana keadaan ini tidak hanya terjadi dikalangan umat Islam yang

awam saja, selain itu para pelajar, kaum intelektual, bahkan tokoh agamapun

banyak diantara mereka yang belum dapat membaca Al-Qur’an dengan baik

dan benar. Hal ini cukup memprihatinkan, karena mereka merupakan generasi

penerus agama, bangsa, dan negara yang nantinya akan melanjutkan risalah

ajaran-ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

“Imam al-Ghozali berpendapat, bahwa ”Al-Qur’an adalah kitab yang

paling banyak dan paling kerap dibaca dan didengar orang seluruh dunia.

Setidak-tidaknya lima kali dalam sehari semalam umat Islam baik sebagai

pribadi maupun sebagai jamaah, selalu membaca ayat-ayat Al-Qur’an dalam

shalat mereka. Kadar pembacaan Al-Qur’an dikalangan Muslimin beraneka

ragam. Ada yang dapat membacanya dengan fasih sempurna, tetapi adapula

yang masih sederhana, bahkan ada yang terbelakang sekali.”7

Dengan demikian sebagai umat Islam, seharusnya berusaha untuk

mempelajari dan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, tidak hanya

sekedar, memahami, mengkaji serta mengamalkan isi Al-Qur’an dalam

kehidupan sehari-hari saja. Hal tersebut memang penting, namun alangkah

6 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Penerbit Mizan, 1996), Cet.

3, hal. 3 7 Syaifu llah Mahyudi, Permata Al-Qur’an, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), Cet. 1,

hal. 5.

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

5

lebih sempurnanya lagi jika dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan

benar. Hal inilah yang disadari oleh beberapa tokoh agama dan masyarakat

yang salah satunya adalah KH. Dachlan Salim Zarkasyi, pria kelahiran

semarang, 28 Agustus 1928 dan wafat 20 Januari 2001 sebagai pencetus

Metode Qiraati.

Usaha memberantas buta huruf Al-Qur.an, sudah mulai disadari oleh

pemerintah dan sebagian masyarakat kita. Berbagai upaya yang dilakukan

oleh Pemerintah daerah, para tokoh masyarakat dan pemuka agama tersebut,

diantaranya lahirlah Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (TKQ) Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPA/TPQ) Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ),

dan Perda Banten dan Aceh yang mensyaratkan bahwa siswa harus bisa

membaca Al-Qur’an sebelum lulus SD.

Taman Pendidikan Al-Qur’an atau Lembaga Pendidikan Al-Qur’an

merupakan lembaga pendidikan luar sekolah (non formal) jenis keagamaan.

Muatan pengajaran TKQ/TPA/LPQ lebih menekankan aspek keagamaan

dengan mengacu pada sumber utamanya, yaitu Al-Qur’an dan Hadits.

Pertumbuhan dan perkembangan TKQ/TPA/LPQ cukup pesat dan

semarak di seluruh tanah air. ”Berdasarkan hasil penelitian dari badan

LITBANG Departemen Agama RI tahun 1990, bahwa perkembangan TPA

dan LPQ dari tahun 1995 ke tahun 2000 mencapai 30 %, yaitu pada tahun

1998 jumlah TPA yang terdaftar di Departemen Agama sebanyak 40.000

buah, pada tahun 2000 jumlah TPA diseluruh Indonesia meningkat menjadi

41.600 buah.”8

Hal ini sebagai indikasi adanya sambutan dan dukungan yang cukup

baik dari masyarakat dan adanya kepedulian umat dalam upaya pewarisan

dan penanaman nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan. Bagi generasi

mendatang keberadaan dan pertumbuhan unit-unit pendidikan non formal

jenis keagamaan itu pun cukup strategis untuk menunjang dan membantu

anak dalam meraih prestasi belajar di pendidikan formal.

TKQ/TPA/TPQ/LPQ mempunyai pengaruh yang besar terhadap pendidikan

8 Hasan Muarif dan Ambari, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Ichthiar Baru, 1996)

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

6

keagamaan anak dalam upaya memberikan pembekalan dasar dan motivasi

belajar anak untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi

guna meraih prestasi dan mewujudkan cita-cita, juga harapan orang tua,

agama dan bangsa.

Demikian pula TKQ/TPA/TPQ/LPQ yang kini mulai marak tersebar,

berbagai metode pun digunakan dalam mencetak generasi Muslim Qur’ani

yang berilmu dan berakhlaqul karimah dengan pemahaman dan pengamalan

al-Qur’an sebagai pedoman hidup.

Untuk merangsang minat belajar sekaligus mempermudah belajar

membaca Al-Qur’an khususnya bagi anak-anak, diperlukan metode yang

tepat, efektif dan efisien. Penggunaan metode yang tepat dan efektif dalam

proses belajar mengajar di lembaga-lembaga pendidikan, baik formal maupun

non formal merupakan salah satu faktor pendukung tercapainya tujuan KBM

(Kegiatan Belajar Mengajar) yang optimal, di samping guru yang profesional

dan adanya sarana dan prasarana yang menunjang proses KBM tersebut.

Seiring dengan adanya kemajuan di bidang pendidikan dan pengajaran

serta kebutuhan akan tercapainya tujuan KBM yang sesuai dengan kurikulum

yang digunakan, berbagai upaya yang dilakukan oleh individu maupun

lembaga- lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan, sehingga

bermunculan metode-metode baru yang digunakan di lembaga pendidikan

baik formal maupun non formal.

Diantara metode yang sering digunakan di TKQ/TPA/TPQ/LPQ,

adalah: Metode Qiraati, Baghdadiyah, al-Barqy, Iqra, Aba Ta Tsa, al-Ummi,

al-Itqan, al-Bayan, al-Islah, Arkoun, dan lain sebagainya. Berbagai metode

tersebut yang digunakan di lembaga- lembaga pengajaran Al-Qur’an seperti

TKQ/TPA/TPQ/LPQ tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan.

Munculnya metode-metode tersebut didasari oleh perbedaan latar belakang

dan tuntutan masyarakat yang mengharapkan anak-anak mereka mampu

membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid dalam

waktu yang tidak terlalu lama.

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

7

Dari berbagai metode yang sudah berkembang terutama di Indonesia,

metode Qiraati merupakan metode yang cukup lama, dimana sejarah metode

pembelajaran Al-Qur’an yang pertama kali berkembang di Indonesia yaitu

metode Baghdadiyah, sedangkan metode Qiraati muncul setelah itu yang di

pelopori oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi yang menganggap pembelajaran

Al-Qur’an di Indonesia dinilai cukup lamban dan anak belum dapat membaca

Al-Qur’an dengan baik dan benar.

Metode Qiraati disusun oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi pada tanggal

1 Juli tahun 1986. H.M Nur Shodiq Achrom (sebagai penyusun didalam

bukunya “Sistem Qoidah Qiro’ati” Ngembul, Kalipare), metode ini ialah

membaca Al-Qur’an yang langsung memasukan dan mempraktekan bacaan

tartil sesuai dengan qaidah ilmu tajwid. Sistem pendidikan dan pengajaran

Metode Qiraati ini melalui sistem pendidikan berpusat pada murid (Student

Centre) dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak

secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).

Meskipun dalam pembelajaran, metode bukan segala-galanya, akan

tetapi metode mempunyai peranan penting dalam pencapaian keberhasilan

siswa.

Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung kepada dua faktor utama,

yakni faktor yang datang dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari

luar diri siswa atau faktor lingkungan, sebagai mana dijelaskan oleh Nana

Sudjana sebagai berikut :

”Keberhasilan seorang siswa dalam belajar bergantung kepada dua

faktor, yakni faktor yang datang dari dalam diri siswa, dan faktor yang datang

dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa

erat kaitannya dengan psikologi, mencakup minat dan motivasi. Sedangkan

faktor yang datang dari luar meliputi lingkungan dan sarana prasarana,

kurikulum, guru, teknik (metode) mengajar serta fasilitas pendukung

lainnya.”9

9 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Argesindo,

1995), Cet. 3, h. 39

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

8

Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas tentang

Metode Qiraati dengan judul: “Efektivitas Penggunaan Metode Qiraati

Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an yang Baik dan Benar”.

Alasan penulis memilih judul tersebut adalah:

1. Metode Qiraati adalah Metode Pembelajaran Al-Qur’an yang langsung

mempraktekan bacaan tajwid dalam membaca Al-Qur’an.

2. Penulis ingin mengetehui lebih jauh efektivitas Metode Qiraati dalam

pembelajaran Al-Qur’an.

3. Organisasi Metode Qiraati yang yang terstruktur dari mulai

koordinator pusat, wilayah, sampai kecamatan dan lembaga.

4. Metode Qiraati sudah berkembang tidak hanya di pendidikan non

formal saja, melainkan sudah berkembang pula di pedidikan formal

baik negeri maupun swasta.

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

9

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak,

menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dengan judul

penelitian, masalah atau variabel yang akan diteliti terkait dengan latar

belakang masalah tersebut di atas, maka masalah yang berkaitan dengan

pembelajaran Al-Qur’an dan efektivitas metode pembelajaran Al-Qur’an

dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Minimnya penguasaan guru terhadap metode pembelajaran Al-

Qur’an.

b. Kurang memadainya sarana dan prasarana yang mendukung

terlaksananya program pembelajaran Al-Qur’an.

c. Metode pembelajaran Al-Qur’an yang digunakan kurang menarik dan

tidak sesuai dengan perkembangan psikologi peserta didik.

d. Metode pembelajaran Al-Qur’an kurang praktis, sehingga materi

pembelajaran Al-Qur’an sulit diingat dan dipahami oleh peserta didik.

e. Sistem pengajaran Al-Qur’an kurang baik dan belum mampu

menciptakan suasana belajar yang kondusif.

f. Masih rendahnya prestasi peserta didik dalam membaca Al-Qur’an

serta masih banyak peserta didik yang belum mampu membaca Al-

Qur’an dengan baik dan benar.

g. Kurikulum Lembaga Pendidikan Al-Qur’an kurang memadai dan

bersifat parsial.

h. Ketidaksadaran masyarakat akan pentingnya belajar Al-Qur’an.

2. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi permasalahan sebagai

berikut:

a. Proses pelaksanakan dan penggunaan Metode Qiraati di LPQ Masjid

Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

10

b. Adapun yang dijadikan objek penelitian ini adalah: Guru dan Santri

LPQ Masjid Fathullah kelas finishing .

c. Hasil dari penggunaan metode Qiraati.

Adapun yang dimaksud dengan Metode Qiraati disini adalah salah

satu metode yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an dengan

menggunakan sistem klasikal, individual, dan peraga serta menekankan pada

aspek bacaan Al-Qur’an secara baik dan benar.

LPQ yang penulis maksud adalah Lembaga Pendidikan Al-Qur’an

sederajat dengan TKQ/TPA/TPQ yang mengajarkan anak didik mulai dari

membaca Al-Qur’an, hafalan surat-surat pendek, doa-doa harian, bacaan dan

praktek shalat. Akan tetapi dalam penulisan skripsi ini penulis hanya

membatasi pada tingkat efektivitas dalam penggunakan metode Qiraati

terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik dan benar.

Mengenai istilah efektivitas yang dimaksud penulis ialah tercapainya

tujuan dan target dari pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an dengan Metode

Qiraati dalam waktu kurang lebih dua tahun dengan hasil anak mampu

membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar pembatasan di atas, penulis mebuat rumusan

masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Metode

Qiraati di LPQ Masjid Fathullah?

b. Apakah Metode Qiraati efektif diterapkan dalam pembelajaran Al-

Qur’an di LPQ Masjid Fathullah?

c. Apakah penerapan metode Qiraati dapat membuat santri LPQ Masjid

Fathullah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar

(Mujawwad-Murattal)?

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

11

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui lebih dalam proses penerapan Metode Qiraati

dalam pembelajaran Al-Qur’an.

b. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan Metode Qiraati.

c. Untuk mengetahi efektivitas metode Qiraati dalam pembelajaran Al-

Qur’an.

d. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar strata satu (S.1) di

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan PAI.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kajian ini sangat berguna untuk:

1. Menjadi bahan acuan bagi praktisi pendidikan khususnya bagi para

pengajar di Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (TKQ/TPA/TPQ/LPQ)

untuk memilih metode yang lebih efektif dalam pembelajaran Al-

Qur’an.

2. Kajian ini dapat dijadikan acuan atau referensi dalam meningkatkan

belajar Al-Qur’an di kalangan anak-anak.

3. Untuk menambah wawasan para Guru Al-Qur’an baik lembaga formal

maupun non formal, serta masyarakat umumnya dalam rangka

memberantas buta huruf Al-Qur’an di Indonesia.

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Metode Qiraati

1. Pengertian Metode Qiraati

Metode merupakan salah satu cara yang digunakan dalam

melaksanakan suatu kegiatan yang nantinya akan membantu terlaksanannya

kegiatan dengan hasil yang baik dan maksimal. Dalam dunia penddidikan,

metode mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam kegiatan

pembelajaran sehingga tercipta suasana yang kondusif baik di dalam maupun

di luar kelas.

Dalam kegiatan pembelajaran, metode juga membantu seorang guru

dalam menyampaikan materi serta mempermudah peserta didik dalam

menerimanya.

Pengertian metode menurut arti Etimologi sebagaimana termaktub

dalam buku sosiologi suatu pengantar yang mengartikan metode (method)

adalah: “Cara Kerja.”1

Sedangkan secara Semantik, “metodologi berarti ilmu pengetahuan

yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai

suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien.”2

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di jelaskan, bahwa Metode

adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar

tercapai sesuai yang dikehendaki; “Cara kerja yang bersistem untuk

1 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995),

Cet. 20, h. 48 2 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Da’wah Islamiyah , (Surabaya: PT. Bina Ilmu),

1979, h. 90

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

13

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

ditentukan.3

Dalam hal ini metode dapat dikatakan sebagai suatu cara teratur dan

sistematis dalam melaksanakan suatu pekerjaan guna mencapai tujuan yang

diinginkan yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil yang efektif dan

efisien.

Kata metode dapat diartikan dengan kata “metodologi, yang secara

ringkas berarti pembahasan tentang metode atau metode-metode.”4

Dengan kata lain metodologi adalah: “ilmu tentang metode-metode

yang mengkaji/membahas mengenai bermacam-macam metode mengajar,

tentang keunggulan dan kelemahannya, lebih tepat/serasi untuk penyajian

pelajaran apa, bagaimana penerapannya dan sebagainya.”5

Banyak macam jenis metode tersebut, disebabkan oleh karena metode

tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor berikut:

1. Tujuan yang berbeda-beda dari masing-masing bidang studi.

2. Perbedaan latar belakang dan kemampuan masing-masing anak didik atau

murid.

3. Perbedaan orientasi, sifat dan kepribadian atau kemampuan dari masing-

masing guru.

4. Faktor situasi dan kondisi, dimana proses pendidikan dan pengajaran

berlangsung. Termasuk dalam hal ini jenis lembaga pendidikan dan faktor

geografis yang berbeda-beda.

5. Tersedianya fasilitas pengajaran yang berbeda-beda, baik secara kualitas

maupun kuantitasnya.6

3 Frista Artmanda W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Lintas Media Jombang

4 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1997), Cet. 3, h. 12. 5 Tayar Yusuf&Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), Cet. 1, h. 1-2 6 Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama , ( Surabaya, 1983), h. 80.

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

14

Dalam penerapan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran,

setidaknya memperhatikan beberapa faktor sebagai seperti: tujuan masing-

masing bidang studi, latar belakang kemampuan peserta didik, orientasi serata

kepribadian dan kemampuan guru, situasi dan kondisi serta fasilitas

pengajaran.

Dari berbagai macam pengertian metode di atas, dapat disimpulkan

bahwa metode adalah suatu cara yang disusun secara sistematis dalam rangka

mempermudah proses penyampaian materi pelajaran dari seorang guru

kepada peserta didik agar materi tersebut dapat dipahami dengan cepat dan

mudah.

Sedangkan Qiraati artinya “Bacaanku” secara bahasa arab merupakan

kata dasar atau masdar. Masdar yang disandarkan pada Ya Mutakalim,

artinya bacaanku.

Secara ilmu nahwu, dapat menakdirkan atau dapat menyembunyikan.

Contoh: (1) Iqra Qiraati artinya: “bacalah bacaanku”, (2) Itba‟ Qiraati:

“Ikutilah Bacaanku”.

Dapat juga diartikan khobar dari mubtada yang disembunyikan seperti

hadzihi qiraati (inilah bacaanku), dan dapat juga dijadikan mubtada,

khobarnya dibuang seperti qiroati hadzihi (bacaanku, ini bukunya). Mengapa

bacaanku? Dan mengapa bukan bacaan kita? Bacaanku mempunyai arti,

sudah saya gurukan, sudah saya ijazahkan pada beberapa ahli Al-Qur‟an.7

Meskipun Qiraati berarti bacaanku, namun secara lebih jelasnya bahwa

Qiraati merupakan nama salah satu metode membaca Al-Qur‟an yang tujuann

utamanya sama dengan metode-metode yang lain, namun ciri khas metode ini

adalah lebih menekankan kepada bacaan.

Dari pengertian metode dan Qiraati di atas dapat disimpulkan, bahwa

Metode Qiraati adalah suatu cara yang teratur dan sistematis dalam proses

pembelajaran Al-Qur‟an yang menekankan pada aspek bacaan dan

7Abu Bakar Dachlan, Pak Dachlan Pembaharu dan Bapak Al-Qur’an, (Semarang:

Yayasan Pendidikan Al-Qur‟an Raudhatul Mujawwidin), Cet. 1, h. 61-62

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

15

disampaikan dengan sistem klasikal dan individual yang nantinya akan

dihasilkan kemampuan membaca Al-Qur‟an secara baik dan benar.

2. Sejarah Metode Qiraati

Berawal dari ketidakpuasan dan prihatin melihat proses belajar

mengajar Al-Qur‟an di madrasah, mushala, masjid dan lembaga masyarakat

muslim yang pada umumnya belum dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik

dan benar, Almarhum KH. Dachlan Salim Zarkasyi tergugah untuk

melakukan pengamatan dan mengkaji secara seksama lembaga-lembaga

pembelajaran Al-Qur‟an dimana ternyata metode yang dipergunakan oleh

para guru dan pembimbing Al-Qur‟an dinilai lamban, ditambah sebagian guru

ngaji (Ustadz) yang masih asal-asalan mengajarkan Al-Qur‟an sehingga yang

diperoleh kurang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

Hal itulah yang mendorong Almarhum KH. Dachlan Salim Zarkasyi

pada tahun 1963 memulai menyusun metode baca tulis Al-Qur‟an yang

sangat praktis. Berkat Inayah Allah beliau telah menyusun 10 jilid yang

dikemas sangat sederhana. Almarhum KH. Dachlan Salim Zarkasyi dalam

perjalanan menyusun metode baca tulis Al-Qur‟an sering melakukan Studi

Banding keberbagai pesantren dan madrasah Al-Qur‟an hingga beliau sampai

ke Pesantren Sedayu Gresik Jawa Timur (tepatnya pada bulan Mei 1986)

yang pada saat itu dipimpin oleh Almukarram KH. Muhammad.

KH. Dachlan Salim Zarkasyi tertarik untuk melakukan Studi Banding

sekaligus bersilaturahmi ke Pesantren Sedayu Gresik, karena TK Al-Qur‟an

balitanya (4-6 tahun), yang dirintis oleh KH. Muhammad sejak tahun 1965

dengan jumlah muridnya 1300 siswa yang datang dari berbagai kepulauan

yang ada di Indonesia. Maka dapat disimpulkan TK Al-Qur‟an Sedayu adalah

TK Al-Qur‟an pertama di Indonesia bahkan di dunia.

Sebulan setelah silaturahmi ke Pesantren Sedayu Gresik tepatnya pada

tanggal 1 Juli 1986, KH. Dachlan Salim Zarkasyi mencoba membuka TK Al-

Qur‟an yang sekaligus mempraktekan dan mengujikan metode yang

disusunnya sendiri dengan target rencana 4 tahun seluruh muridnya akan

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

16

khatam Al-Qur‟an. Berkat Inayah Allah SWT., diluar dugaan dalam

perjalanan 7 bulan ada beberapa siswa yang telah mampu membaca beberapa

ayat Al Quran, serta dalam jangka waktu 2 tahun telah mengkhatamkan Al-

Qur‟an dan mampu membaca dengan baik dan benar (Mujawwad Murattal).

TK Al-Qur‟an yang dipimpinnya makin dikenal keberbagai pelosok

karena keberhasilan mendidik siswa-siswinya. Dari keberhasilan inilah

banyak yang melakukan Studi Banding dan meminta petunjuk cara

mengajarkan metode yang diciptakannya. KH. Dachlan Salim Zarkasyi secara

terus-menerus melakukan evaluasi dan meminta penilaian dari para Kyai Al-

Qur‟an atas motode yang diciptakannya.

Atas usul dari Ustadz A. Juned dan Ustadz Syukri Taufiq, metode ini

diberi istilah dengan nama "QIRAATI" dibaca "QIROATI" yang artinya

BACAANKU (pada saat itu ada sepuluh jilid).

Memperhatikan perjalanan sejarah penyusunan Metode Qiraati,

tampaknya KH. Dachlan Salim Zarkasyi sangat didukung oleh para kyai

ummul Qur‟an, walaupun menurut penuturannya beliau ini bukanlah santri

namun kehidupannya salalu dekat dengan para kyai sehingga tampak

tawadhu, mukhtish dan berwibawa.

Atas restu para Kyai, Metode Qiraati selanjutnya menyebar luas dan

digunakan sebagai materi dasar dalam pengajaran baca tulis Al-Qur‟an di

masjid, madrasah, TKA, TPA, TPQ, Pesantren dan Sekolah Umum.”8

3. Dasar Hukum

a. Surat al-Qiyamah/75, Ayat 16-18

. .

:(٧١- ٧١ )القيامت

8 http://www.gokkri.com/2010/01/sejarah-qiroati.html

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

17

“Jangan kamu gerakan lidahmu (dalam membaca Al-Qur’an) karena

terburu-buru. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah

mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)

membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya, maka

ikutilah bacaannya itu.”

Maksud dari ayat di atas ialah Nabi Muhammad dilarang oleh Allah

menirukan bacaan Malaikat Jibril as. Kalimat-demi kalimat sebelum Malaikat

Jibril membacakannya agar Nabi Muhammad dapat membaca Al-Qur‟an

dengan baik dan benar serta dapat menghafalkan ayat yang diturunkan oleh

Allah SWT.

b. Surat al-Qomar/54, Ayat 17

:(٧١ )القمر

“Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur’an (bagi manusia)

untuk jadi pengajaran. Adakah orang yang mengambil pengajaran

(dari padanya)? "

Ayat ini merupakan janji Allah yang ditawarkan kepada manusia,

bahwa Allah telah memudahkan bagi manusia yang mau belajar membaca Al-

Qur‟an.

4. Sistem Pengajaran Metode Qiraati

a. Klasikal

Kegiatan klasikal dibedakan menjadi 2, yaitu klasikal besar dan

klasikal individual.

1) Klasikal Besar

Sebelum santri atau peserta didik masuk ke dalam kelasnya

masing-masing, mereka berkumpul di aula atau diluar kelas untuk

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

18

membaca doa kemudian dilanjutkan dengan membaca materi penunjang

sesuai dengan jadwal. Hal ini dilaksanakan selama ± 30 menit.

Adapun materi penunjang yang dibaca pada kegiatan klasikal

besar adalah surat-surat pendek (adhuha s/d an-Nash), doa-doa harian

(dari bangun tidur sampai tidur kembali), dan bacaan sekitar shalat.

2) Klasikal Peraga

Klasikal peraga ialah pembelajaran Al-Qur‟an yang

dilaksanakan di kelas dengan menggunakan alat peraga, yaitu guru

menerangkan materi pokok yang berada di dalam alat perega kemudian

santri membaca secara bersama-sama, sewaktu-waktu guru menyuruh

salah satu santri untuk membaca sendiri sementara santri yang lain

menyimak dan mengoreksi.

b. Kegiatan Pembelajaran di Kelas

Setelah kegiatan klasikal besar selesai, semua murid masuk ke

kelasnya masing-masing untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di

kelas selama ± 30 menit dengan sistem pembelajaran sebagai berikut:

1) Klasikal peraga awal (15 Menit Pertama)

Pada kegiatan ini, seorang guru mengajarkan kepada santri

dengan menggunakan alat peraga dengan cara guru menerangkan dan

memberikan contoh pokok bahasan yang bergaris bawah yang berada di

peraga tanpa dieja kemudian anak mengikutinya, setelah itu anak

membaca materi yang ada di bawah pokok bahasan secara bersama-sama

dan sewaktu-waktu guru menunjuk salah satu murid untuk membaca

sendiri sementara yang lainnya memperhatikan bacaan dari temannya

dengan cara tidak dituntun (daktun).

2) Individual (30 Menit)

Kegiatan individual dilaksanakan setelah para santri belajar

dengan menggunakan alat peraga. Pelaksanaan kegiatan ini yaitu, santri

membaca jilid/ buku Qiraati di depan guru secara bergantian sementara

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

19

yang lainnya diberi tugas menulis atau membaca sendiri halaman yang

akan dibaca di depan guru sebagai persiapan.

3) Klasikal Peraga Akhir (15 Menit Akhir)

Yaitu pembelajaran dengan menggunakan peraga untuk yang

kedua kalinya. Pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan

klasikal peraga awal, perbedaannya hanya pada pembacaan halaman

peraga. Kalau pada klasikal peraga awal, guru mengajarkan materi

peraga dari halaman pertama sampai terakhir (± lima halaman),

sedangkan pada pelaksanaan klasikal peraga akhir, pengajaran Al-Qur‟an

dengan peraga dari halaman terakhir sampai awal sesuai dengan materi

peraga yang dibaca pada klasikal peraga awal.

Adapun inti dari pembelajaran Al-Qur‟an Metode Qiraati adalah

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga, hal ini dirasa sangat

efektif karena pada pelaksanaan klasikal peraga, santri akan lebih

semangat belajar sebab dituntut untuk membaca secara

serempak/bersama-sama, kemudian pada saat guru menunjuk salah satu

santri untuk membaca peraga, secara tidak langsung guru melatih agar

anak mempunyai sifat pemberani untuk membaca sendiri sementara guru

dan murid yang lainnya mendengarkan dan mengoreksi bacaannya.

5. Isi Buku Metode Qiraati

Pertama kali muncul, buku Qiraati terdiri dari 10 jilid kemudian

mengalami dua kali revisi hingga sekarang buku Qiraati terdiri dari 6 jilid.

TABEL I

ISI BUKU METODE QIRAATI

NO JILID/

KELAS MATERI MISI TERGET

1. PRA TK

(41 Pokok

Huruf Hijaiyah

berharakat fathah

Memberantas bacaan

yang kurang jelas 40 hari

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

20

Bahasan) dengan mulut terbuka

2.

1

(39 Pokok

Bahasan)

1. Huruf Hijaiyah

berharakat fathah

2. Bunyi huruf

hijaiyah asli

3. Huruf sambung

Memberantas bacaan

yang kurang jelas

(nggremeng) dengan

mulut terbuka

A: 45 hari

B: 40 hari

C: 28 hari

3.

II

(13 Pokok

Bahasan):

Halaman 1, 6, 11,

13, 16, 20, 23, 24,

28, 29, 33, 36, 40

1. Mad Thabi‟i

2. Harakat

3. Fathah Panjang

(fathah berdiri

yang dibaca

panjang)

4. Angka 1-99

5. Huruf س، ب، م د

6. Ta‟ Marbuthah ( ت

(= ـة = ة

1. Meberantas bacaan

yang kurang jelas

(nggremeng)

dengan mulut

terbuka

2. Meberantas bacaan

yang asal-asalan,

dengan membaca

harakat

dengan benar

A: 30 hari

B: 45 hari

4.

III

(13 Pokok

Bahasan):

Halaman 1, 2, 4,

6, 10, 15, 19, 26,

28, 31, 35, 38, 41

1. Mad Shilat

Qashirah

2. Al Qamariah

3. Huruf berharakat

sukun

4. Idzhar Syafawi

5. Layyin

6. Hukum “Ra”

Tafkhim dan

Tarqiq

7. Huruf : ع+ ء

8. Angka 21- 976

Memberantas bacaan

yang tawallud

(ndlewer)

A: 30 hari

B: 45 hari

1. Ikhfa ( / ن )

2. Ahruf Al

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

21

5.

IV

(14 Pokok

Bahasan):

Halaman 1, 5, 7,

10, 12, 13, 16, 18,

19, 23, 25, 30, 32,

36, 39.

Muqatha‟ah

3. Mad Wajib

Muttasil

4. Mad Jaiz Munfasil

5. Huruf: خ-ح -ش -س

6. Huruf bertasydid

7. Tanda sukun ( )

8. Al Syamsiyah

9. Huruf wawu yang

tidak dibaca

10. Idgham Mimi

11. Ghunnah

12. Idgham Bighunnah

(bertemu dengan

mim)

13. Idgham bila

ghunnah

Memberantas bacaan

yang tidak bertajwid

A: 38 hari

B: 33 hari

6.

V

(18 Pokok

Bahasan):

Halaman 1, 3, 4,

6, 7, 8, 11, 12, 14,

16, 18, 20, 23, 24,

26, 28, 34, 38.

1. Idgham Bighunnah

(yang bertemu

dengan و dan ى )

2. Waqaf

3. Mad „Arid Lis

sukun

4. Mad „Iwadh

5. Tanda tasydid (

)

6. Huruf : ث-هـ-غ

7. Lafdzhu Jalalah

8. Iqlab

9. Ikhfa Syafawi

10. Qalqalah

Memberantas bacaan

yang tidak bertajwid

dan tartil

A: 36 hari

B: 21 hari

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

22

11. Idzhar Syafawi

12. Mad Lazim

Mutsaqal Kalimi

7. JUZ 27

1. Tanaffus

2. Ibtida wan

Nihayah

3. Kelancaran

Memberantas bacaan

yang tidak bertajwid

dan tidak tartil

30 hari

8.

VI

(10 Pokok

Bahasan):

Halaman 1, 5, 8,

12, 15, 18, 19, 21,

22.9

Idzhar Halqi

Memberantas bacaan

yang tidak bertajwid

dan tidak tartil

24 hari

9.

TADARUS

Al-Qur‟an

(Juz 1-10)

1. Fashahah

a. Mura‟atul Huruf

b. Mura‟atul

Harakat

c. Mura‟atus

Shifat

d. Volume

2. Tartil

a. Mura‟atut

Tajwid

b. Mura‟atul

Kalimah

c. Waqaf-Ibtida

d. Tanaffus

e. Kelancaran

90 hari

Al-Qur‟an&Gharib

(Juz 11-20)

Al-Qur‟an&Tajwid

(Juz 21-30)

1. Al-Qur‟an Pengulangan dan

9 Dachlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an, (Semarang:

Yayasan Pendidikan Al-Qur‟an Raudhatul Mujawwidin, 1990), Jilid 1-6.

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

23

10. FINISHING 2. Gharib

3. Tajwid

4. Materi Tambahan

(cheking hafalan)

pemantapan bacaan

Al-Qur‟an, materi

Gharib dan Tajwid,

serta materi tambahan

dalam rangka

persiapan Imtihan

Akhir Santri (IMTAS)

6. Tahapan dan Langkah-langkah Penerapan Metode Qiraati

Dalam pelaksanaan pembelajaran, tentunya menggunakan beberapa

tahapan dan langkah-langkah agar pelaksanaan pembelajaran disesuaikan

dengan tingkat dan kemampuan peserta didik.

Adapun tahapan dan langkah-langkah penerapan Metode Qiraati

adalah sebagai berikut:

a. Pra Qiraati

Kelas Pra Qiraati atau yang biasa disebut Pra TK, dikhususkan

untuk anak-anak yang berusia di bawah 4 tahun (Play Group). Kegiatan

pembelajaran di kelas Pra TK, diawali dengan nyanyian dan tepuk

Islami, hal ini bertujuan untuk menarik perhatian anak agar kegiatan

belajar mengajar terlihat menyenangkan. Setelah itu guru mengenalkan

huruf-huruf hijaiyah dengan menggunakan alat peraga yang berbentuk

kertas kotak dan bertuliskan huruf hijaiyah dengan cara guru

memperlihatkan satu, dua atau tiga huruf tanpa mengurai dengan bacaan

secara cepat, tepat, lancar, dan benar. Kemudian santri megikuti bacaan

guru dengan serempak, sesekali guru menyuruh salah satu santri untuk

membaca sendiri. Setelah pembelajaran dengan peraga selesai, santri

membaca Jilid/ Buku Qiraati satu-persatu secara bergantian, sementara

yang lainnya diberi tugas mewarnai atau merangkai titik-titik menjadi

huruf hijaiyah yang sudah dipersiapkan oleh guru.

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

24

Setelah semua murid membaca jilid secara bergiliran, diakhir

pembelajaran guru mengajarkan materi penunjang yaitu surat-surat

pendek, doa-doa harian, dan bacaan sekitar shalat yang disesuaikan

dengan jadwal dan dilaksanakan secara bersama-sama, kemudian ditutup

dengan membaca doa dan guru memberikan nasihat.

b. Jilid 1-6

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada kelas jlid 1-6 dibagi

menjadi 3 tahap, yaitu tahap pertama murid belajar membaca Al-Qur‟an

dengan menggunakan alat peraga selama 15 menit (peraga awal). Tahap

kedua, santri membaca Jilid/Buku Qiraati satu-persatu (individual)

selama 30 menit, sementari santri yang lainnya menulis. Tahap ketiga,

santri membaca peraga untuk kedua kalinya (peraga akhir) selama 15

menit, kemudian diakhir pembelajaran guru dan murid menutup kegiatan

belajar-mengajar dengan membaca surat al-Asr dan doa kafarotul

majelis, kemudian guru memberikan nasehat.

c. Al-Qur‟an

Pada kelas Al-Qur‟an dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu

tingkatan Tadarus (Juz 1-10), tingkatan Tadarus Gharib (Juz 11-20), dan

Tadarus Tajwid (Juz 21-30). Adapun pelaksanaan pembelajarannya

dibagi menjadi 4 tahap:

1) Guru mengajarkan santri dengan alat peraga gharib kemudian

menguraikan materi yang ada diperaga.

2) Murid membaca tadarus Al-Qur‟an sementara guru menyimak dan

membanarkan bacaan yang salah kemudian menyuruh untuk

diulang/disempurnakan.

3) Santri membaca buku gharib/tajwid satu persatu, sementara santri

yang lainnya membaca dan menghafal materi gharib/tajwid secara

individual sebagai persiapan.

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

25

4) Guru mengajarkan santri dengan peraga untuk kedua kalinya, setelah

selesai guru dan murid menutup kegiatan pembelajaran dengan

membaca doa dan memberikan nasehat.

d. Finishing

Kelas Finishing terdiri dari santri yang sudah menghatamkan

Al-Qur‟an sampai 30 juz dan sudah menguasai materi gharib dan tajwid,

serta materi penunjang/tambahan. Kegiatan pembelajaran pada kelas

finishing sifatnya adalah ricek dan penyempurnaan materi-materi yang

sudah disampaikan sebelumya, hal ini bertujuan agar santri tidak lupa

dan sebagai persiapan dalam menghadapi Imtihan Akhir Santri (IMTAS).

B. Prinsip-prinsip Metode Mengajar dalam Al-Qur’an

Allah SWT telah menganugrahkan kepada umat Islam kitab suci Al-

Qur‟an yang lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi seluruh aspek

kehidupan dan bersifat universal dan sebagai pendidik pertama, Nabi

Muhammad SAW pada awal pertumbuhan Islam telah menjadikan Al-Qur‟an

sebagai dasar pendidikan Islam disamping sunnah beliau sendiri.

“Abd al-Rahman al-Nahlawi mencoba menggali prinsip-prinsip

metode mengajar dalam Al-Qur‟an. Dan hasil penggaliannya itu, ia temukan

berbagai metode dalam Al-Qur‟an yang dapat mengubah perasaan dalam

rangka menanamkan rasa iman dan cinta kepada Allah SWT. Rasa nikmatnya

beribadah, rasa hormat kepada orang tua dan sebagainya.”10

a. Metode Qur‟ani

Adapun prinsip metode mengajar Qur‟ani menurut Alnahlawi

adalah sebagai berikut:

1) Metode Hiwar Qur‟ani dan Nabawi

Hiwar adalah percakapan antara dua orang atau lebih melalui

tanya-jawab mengenai sebuah topik yang mengarah kepada suatu

tujuan.

10

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Cet.

4, h. 216

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

26

Hiwar mempunyai dampak yang sangat dalam terhadap jiwa,

pendengar atau pembaca yang mengikuti topik percakapan secara

seksama dan penuh perhatian.

Menurut Alnahlawi, dalam Al-Qur‟an dan sunah Nabi SAW

terdapat berbagai jenis hiwar seperti:

a) Hiwar Khitabi atau Ta‟abudi merupakan dialog yang diambil dari

dialog antara Tuhan dan hambanya.

b) Hiwar Washfi ialah dialog antara tuhan dengan malaikat atau

makhluk ghaib lainnya.

c) Hiwar Qishasi terdapat dalam Al-Qur‟an, yang baik berbentuk

maupun rangkaian ceritanya sangat jelas, maupun bagian dari

ushlub kisah Al-Qur‟an.

d) Hiwar Jadali bertujuan untuk memantapkan hujjah (alasan)

e) Hiwar Nabawi adalah hiwar yang dilakukan oleh Nabi dalam

mendidik sahabat-sahabatnya.

2) Metode Kisah Qur‟ani dan Nabawi

“Metode kisah Qur‟ani bukanlah hanya semata kisah atau

semata-mata seni yang indah, kisah Qur‟ani juga merupakan suatu

cara Tuhan mendidik umat agar beriman kepadan-Nya. Sedangkan

kisah Nabawi menjelaskan tentang pentingnya keikhlasan dalam

beramal, menganjurkan bersedekah dan mensyukuri nikmat Allah.”11

3) Metode Amtsal

“Di dalam Al-Qur‟an banyak sekali terdapat ayat-ayat dalam

bentuk amtsal (perumpamaan) dalam rangka mendidik umatnya.”12

Misalnya firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah, ayat 17:

(٧١ بقرة:)ال

11

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam..., h. 217-221 12

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam..., h. 223-224

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

27

“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan

api, Maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah

hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan

mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.”

4) Metode Keteladanan

Dalam metode keteladanan ini, Allah SWT mengutus Nabi

Muhammad SAW agar menjadi teladan bagi seluruh umat dalam

merealisasikan sebuah sistem pendidikan Islam.

Sedangkan dalam contoh yang lain yaitu, seorang siswa

cenderung meneladani gurunya dan menjadikannya sebagai contoh

identifikasi dalam segala hal, sebab secara psikologis anak adalah seorang

peniru yang ulung.

5) Metode Ibrah dan Mau‟idzah

Ibrah adalah suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia

untuk mengetahui intisari sesuatu perkara yang disaksikan, diperhatikan,

diinduksi, ditimbang-timbang, diukur, dan diputuskan oleh manusia secara

nalar, sehingga kesimpulannya dapat mempengaruhi hati menjadi tunduk

kepadanya, lalu hal itu mendorongnya kepada perilaku berfikir dan sosial

yang sesuai.

Sedangkan mau‟idzah (peringatan) adalah yang memberi nasihat

hendaknya berulang kali sehingga orang yang dinasehati itu tergerak untuk

mengikuti nasihat tersebut.

6) Metode Targhib dan Tarhib

“Targhib ialah janji terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat

yang disertai bujukan. Tarhib ialah ancaman karena dosa yang

dilakukan.”13

Targhib bertujuan agar orang mematuhi aturan Allah, demikian

pula dengan tarhib, akan tetapi targhib lebih menekankan agar melakukan

kebaikan, sedangkan tarhib lebih menekankan untuk menjauhi kejahatan.

13

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam..., h. 227

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

28

Disamping berbagai metode Qur‟ani tersebut di atas, Al-Qur‟an

juga mengemukakan prinsip-prinsip tentang bahasa yang dipergunakan

dalam proses pembelajaran. Al-Qur‟an menuntun kita agar selalu

menggunakan bahasa yang indah, lemah lembut, jelas, tegas, dan

menyentuh jiwa.

b. Bahasa Qur‟ani

Adapun bahasa yang seharusnya dipakai dalam proses

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Qaulun Ma‟rufun

Merupakan ucapan yang indah, baik lagi pantas dalam tujuan

kebaikan, tidak mengandung kemungkaran, kekejian dan tidak

bertentangan dari ketentuan Allah SWT.

Firman Allah dalam Q.S. an-Nisa ayat 8:

) : ٨ النساء)

“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim

dan orang miskin, Maka berilah mereka dari harta itu

(sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang

baik.”

2) Qaulan Kariman

Merupakan ucapan yang mulia, lembut, bermanfaat dan baik

dengan menjaga adab sopan santun, ketenangan dan kemulian. Dalam

proses pembelajaran, kata-kata yang mulia sebagai salah satu cara yang

harus dilakukan oleh seorang guru dalam memberikan penghargaan

kepada siswa.

Firman Allah dalam Q.S. al-Isra ayat 23:

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

29

:(٣٢ )االسراء

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada

ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di

antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut

dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu

mengatakan kepada keduanya perkataan "Ah" dan janganlah

kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka

perkataan yang mulia.”

3) Qaulan Maisuran

Merupakan tutur kata yang mudah dipahami, ringan, berisi

penghargaan sebagai penawar hati. Dalam hal ini seorang guru harus

menyampaikan materi kepada peserta didik dengan bahasa yang ringan,

jelas, dan mudah dipahami oleh peserta didik.

Firman Allah Q.S. al-Isra ayat 28:

:(٣٨ )االسراء

“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh

rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, Maka Katakanlah

kepada mereka Ucapan yang pantas.”

4) Qaulan Layyinan

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

30

Merupakan perkataan dengan kalimat yang simpatik, halus,

mudah dicerna dan ramah agar berbekas di jiwa dan berkesan serta

bermanfaat.

Firman Allah Q.S. Thaha ayat 44:

(٤٤ )طه:

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata

yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut.”

5) Qaulan Balighan

Merupakan perkataan yang membekas di dalam hati sebelumnya

tertutup hingga menimbulkan kesadaran yang mendalam. Jadi bahasa yang

digunakan adalah bahasa yang mengesankan membekas di hati sehingga

peserta didik dapat menerima kebenaran dan merubah tingkah lakunya

kepada jalan yang diridhai Allah SWT.

Firman Allah dalam Q.S. an-Nisa ayat 63:

:(١٢ )النساء

“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa

yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari

mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada

mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.”

6) Qaulan Sadidan

Merupakan perkataan yang benar dan segala sesuatu yang baik.

Firman Allah dalam Q.S. al-Ahzab ayat 70:

(١٧ :)االحزاب

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

31

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada

Allah dan Katakanlah perkataan yang benar.

C. Macam-macam Metode Pembelajaran Al-Qur’an

Dalam proses pembelajaran, metode mempunyai peranan sangat

penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Dibawah ini akan

disebutkan beberapa metode pembelajaran Al-Qur‟an yang berkembang di

Indonesia14, sebagai berikut:

a. Metode Al-Baghdadi

Metode Al-Baghdadi atau yang sering dikenal dengan baghdadiyah

adalah metode yang pertama kali muncul dan merupakan metode tertua di

Indenesia yang berasal dari baghdad, irak. Metode ini tersusun (tarkibiyah),

maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan dan

merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan sebutan metode

alif, ba’, ta’.

1) Cara pembelajaran metode ini adalah:

a) Hafalan

b) Eja

c) Modul

d) Tidak variatif

e) Pemberian contoh yang absolute

2) Kelebihan dan kekurangan metode al-Baghdadi

a) Kelebihan

i. Santri akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan

materi, santri sudah hafal huruf-huruf hijaiyah.

14 http://www.wahdah.or.id/wis/images/stories/Metode%20baca%20tulis%20al-

Qur‟an.pdf

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

32

ii. Santri yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi

selanjutnya karena tidak menunggu orang lain.

b) Kekurangan

i. Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf

hijaiyah dahulu dan harus dieja.

ii. Santri kurang aktif karena harus mengikuti guru dalam membaca.

iii. Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja.

2. Metode Qiraati

Metode Qiraati disusun oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi pada tahun

1986 bertepatan pada tanggal 1 Juli. H.M Nur Shodiq Achrom (sebagai

penyusun didalam bukunya “Sistem Qoidah Qiro’ati” Ngembul, Kalipare),

metode ini ialah membaca Al-Qur‟an yang langsung memasukan dan

mempraktekan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Sistem

pendidikan dan pengajaran metode Qiraati ini melalui sistem pendidikan

berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh

bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).

Santri/anak didik dapat naik kelas/jilid berikutnya dengan syarat:

1. Sudah menguasai materi/paket pelajaran yang diberikan di kelas

2. Lulus tes yang telah diujikan oleh sekolah/TPA

a. Prinsip-prinsip Dasar Qiraati

1) Prinsip-prinsip yang di pegang oleh guru/ustadz yaitu:

i. Tiwasgas (teliti, waspada dan tegas)

ii. Daktun (tidak boleh menuntun)

2) Prinsip-prinsip yang harus dipegang santri/anak didik:

i. CBSA : Cara Belajar Santri Aktif

ii. LCTB : Lancar, Cepat, Tepat, dan Benar

b. Visi, Misi dan Ciri-ciri Metode Qiraati

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

33

Dalam suatu metode pembelajaran membaca Al-Qur‟an, tentunya

mempunyai Visi, Misi, dan Moto, tidak terkecuaili Metode Qiraati sebagai

berikut:15

1) Visi Qira‟ati

Membudayakan membaca al-Qur‟an dengan tartil.

2) Misi Qira‟ati

i. Mengadakan pendidikan al-Qur‟an untuk menjaga, memelihara

kehormatan dan kesesuaian al-Qur‟an dari segi bacaan yang

tartil.

ii. Menyebarkan ilmu dengan memberi ujian memakai buku

Qira‟ati hanya bagi lembaga-lembaga/guru-guru yang taat,

patuh, amanah dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan

oleh koordinator.

iii. Mengingatkan para guru agar berhati-hati jika mengajarkan al-

Qur‟an.

iv. Mengadakan pembinaan para guru/calon guru untuk

meningkatkan kualitas pendidikan pengajar-an al-Qur‟an.

v. Mengadakan Tashih untuk calon guru dengan obyektif.

vi. Mengadakan bimbingan metodologi bagi calon guru yang lulus

tashih.

vii. Mengadakan tadarus bagi para guru ditingkat lembaga atau

MMQ yang diadakan oleh kordinator.

viii. Menunjuk/memilih koordinator, kepada sekolah dan para guru

yang amanah/profesional dan berakhlakul karimah.

ix. Memotivasi para koordinator, kepada sekolah dan para guru

senantiasa mohan petunjuk dan per-tolongan kepada Allah demi

kemajuan lembaga-nya dan mencari keridhaan-Nya.

c. Ciri-ciri Qiraati

1) Tidak dijual secara bebas

15

http://qiraati.wordpress.com/2009/11/12/pesan-pesan-kh-dachlan-salim-zarkasyi/

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

34

2) Guru-guru lewat tashih dan pembinaan

3) Kelas TKQ/TPQ dalam disiplin yang sama

d. Strategi Mengajar dalam Qiraati

Dalam mengajar Al-Qur‟an dikenal beberapa macam stategi, yaitu:

1) Strategi Mengajar Umum (Global)

i. Individu atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu.

ii. Klasikal Individu yaitu sebagian waktu digunakan guru/ustadz

untuk menerangkan pokok pelajaran secara klasikal.

iii. Klasikal baca simak yaitu strategi ini digunakan untuk

mengajarkan membaca dan menyimak bacaan Al-Qur‟an orang

lain.

2) Strategi Mengajar Khusus (Detil)

Strategi ini agar berjalan dengan baik maka perlu di perhatikan

syarat-syaratnya, karena strategi ini mengajarkannya secara khusus atau

detil.

e. Tahapan dalam mengajarkan Metode Qiraati ada I sampai VI yaitu:

1) Jilid I

Jilid I adalah kunci keberhasilan dalam belajar membaca Al-

Qur‟an. Apabila Jilid I lancar pada jilid selanjutnya akan lancar pula,

guru harus memperhatikan kecepatan santri.

2) Jilid II

Jilid II adalah lanjutan dari Jilid I yang disini telah terpenuhi

target Jilid I.

3) Jilid III

Jilid III adalah setiap pokok bahasan lebih ditekankan pada

bacaan panjang (huruf mad).

4) Jilid IV

Jilid ini merupakan kunci keberhasilan dalam bacaan tartil dan

bertajwid.

5) Jilid V

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

35

Jilid V ini lanjutan dari Jilid IV. Disini diharapkan santri sudah

harus mampu membaca dengan baik dan benar.

6) Jilid VI

Jilid ini adalah jilid yang terakhir yang kemudian dilanjutkan

dengan pelajaran Juz 27.

Jilid I sampai jilid VI mempunyai target yang harus dicapai

sehingga disini guru harus lebih sering melatih peserta didik agar target-

target itu tercapai.

f. Kelebihan dan kekurangan Metode Qiraati

1) Kelebihannya :

a) Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa

membaca Al-Qur‟an secara tajwid. Karena belajar ilmu tajwid itu

hukumnya fardlu kifayah sedangkan membaca Al-Qur‟an dengan

tajwidnya itu fardlu ain.

b) Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan murid.

c) Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib.

d) Jika santri sudah lulus 6 Jilid beserta ghoribnya, maka ditest

bacaannya kemudian setelah itu santri mendapatkan syahadah jika

lulus test.

2) Kekurangannya:

Bagi yang tidak lancar lulusnya juga akan lama karena metode

ini lulusnya tidak ditentukan oleh bulan/tahun, melainkan kemampuan

membaca seseorang.

3. Metode Iqra

Metode Iqra adalah suatu Metode membaca Al-Qur‟an yang

menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan Iqra

terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap

sampai pada tingkatan yang sempurna.

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

36

Metode Iqra ini disusun oleh Ustadz As‟ad Humam yang berdomisili

di Yogyakarta. Kitab Iqra dari keenam jilid tersebut di tambah satu jilid lagi

yang berisi tentang doa-doa. Dalam setiap jilid terdapat petunjuk

pembelajarannya dengan maksud memudahkan setiap orang yang belajar

maupun yang mengajar Al-Qur‟an.

Metode Iqra ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang

bermacam-macam, karena ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-

Qur‟an dengan fasih). Bacaan langsung tanpa di eja. Artinya tidak

diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif

(CBSA) dan lebih bersifat individual.

a. Kelebihan dan Kekurangan Metode Iqra

1) Kelebihan

a) Menggunakan Metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif

melainkan santri yang dituntut aktif.

b) Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara

bersama), prifat (penyimakan secara individual), maupun cara

eksistensi (santri yang lebih tinggi jilidnya dapat menyimak

bacaan temannya yang berjilid rendah).

c) Komunikatif artinya jika santri mampu membaca dengan baik dan

benar guru dapat memberikan sanjungan, perhatian dan

penghargaan.

d) Bila ada santri yang sama tingkat pelajarannya, boleh dengan

sistem tadarrus, secara bergilir membaca sekitar dua baris sedang

lainnya menyimak.

e) Bukunya mudah di dapat di toko-toko.

2) Kekurangan

a) Bacaan-bacaan tajwid tidak dikenalkan sejak dini.

b) Tidak ada media belajar

c) Tidak dianjurkan menggunakan irama murottal.

4. An-Nahdliyah

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

37

Metode An-Nahdliyah adalah salah satu metode membaca Al-Qur‟an

yang muncul di daerah Tulungagung, Jawa Timur. Metode ini disusun oleh

sebuah lembaga pendidikan Ma‟arif Cabang Tulungagung. Karena metode ini

merupakan metode pengembangan dari metode Al-Baghdadi maka materi

pembelajaran Al-Qur‟an tidak jauh berbeda dengan Metode Qiraati dan Iqra.

Dan perlu diketahui bahwa pembelajaran metode ini lebih ditekankan pada

kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya

pembelajaran Al-Qur‟an pada metode ini lebih menekankan pada kode

“Ketukan”.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, metode ini mempunyai dua

program yang harus diselesaikan oleh para santri, yaitu:

a. Program buku paket yaitu program awal sebagai dasar pembekalan

untuk mengenal dan memahami serta mempraktekan membaca Al-

Qur‟an.

b. Program sorogan Al-Qur‟an yaitu progam lanjutan sebagai aplikasi

praktis untuk mengantarkan santri mampu membaca Al-Qur‟an sampai

khatam.

Dalam metode ini buku paketnya tidak dijual bebas bagi yang ingin

menggunakannya atau ingin menjadi guru pada metode ini harus sudah

mengikuti penataran calon guru metode An-Nahdliyah.

Dalam program sorogan Al-Qur‟an ini santri akan diajarkan

bagaimana cara-cara membaca Al-Qur‟an yang sesuai dengan sistem bacaan

dalam membaca Al-Qur‟an. Dimana santri langsung praktek membaca Al-

Qur‟an besar. Disini santri akan diperkenalkan beberapa sistem bacaan, yaitu

tartil, tahqiq, dan taghani.

5. Metode Jibril

Terminology (istilah) Metode Jibril yang digunakan sebagai nama dari

pembelajaran Al-Qur‟an yang diterapkan di PIQ Singosari Malang, adalah di

latar belakangi perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. untuk

mengikuti bacaan Al-Qur‟an yang telah diwahyukan melalui Malaikat Jibril.

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

38

Menurut KH. M. Bashori Alwi (dalam Taufiqurrahman) sebagai pencetus

Metode Jibril, bahwa teknik dasar Metode Jibril bermula dengan membaca

satu ayat atau lanjutan ayat atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang-

orang yang mengaji. Sehingga mereka dapat menirukan bacaan guru dengan

pas. Metode Jibril terdapat 2 tahap yaitu tahqiq dan tartil.

D. Membaca Al-Qur’an yang Baik dan Benar (Tartil)

1. Pengertian Membaca Al-Qur’an yang Baik dan Benar (Tartil)

Dalam ilmu bacaanAl-Qur‟an, dapat dikatakan bahwa membaca tartil

adalah membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, makhorijul

huruf, dan sifatul huruf. Jadi dalam hirarki membaca Al-Qur‟an, tartil

menduduki tingkat paling tinggi karena dikatakan orang yang membaca

dengan tartil berarti dia sudah menguasai tajwid dan makhorijul huruf serta

sifatul huruf.

Adapun tingkatan bacaan yang diakui oleh Ulama Qiraat ada empat

tingkatan:

a. At Tartil, yaitu bacaan lambat dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmu

tajwid dan mentadabburkan. Allah berfirman dalam Al-Qur‟an:

… (٤ :المزمل)

“Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.”

b. At Tarqiq, yaitu bacaan yang lebih lambat dari pada tartil, yang lazim

digunakan untuk mengajarkan Al-Qur‟an dengan sempurna.

c. Al Hard, yaitu bacaan yang dilakukan dengan cepat tetapi

mempraktekan tajwidnya.

d. At Tadwir, yaitu bacaan yang tidak telalu cepat dan tidak terlalu lambat,

pertengahan antara al hard dan at tartil.16

2. Langkah-langkah Membaca Tartil

16

Abdul Aziz Abdul Rauf, Pedoman Tahsin Al-Qur’an, (Jakarta, Dzilal Press, 1997), Cet.

6, h. 8-9.

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

39

Ada beberapa tahap membaca secara tartil, yaitu dengan menguasai

ilmu tajwid dan makharijul huruf (fasohah) terlebih dahulu.

a. Tajwid

Lafadz tajwid menurut bahasa artinya membaguskan, sedangkan

menurut istilah ialah mengeluarkan huruf dari tempat keluarnya dengan

memberikan haknya dan mustahiknya.

Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu

bersamanya, seperti sifat al-jahr, isti‟la, istifal, dan lain sebagainya.

Sedangkan yang dimaksud dengan mustahik huruf adalah sifat yang

nampak sewaktu-waktu seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa dan lain

sebagainya.17

b. Makharijul Huruf

Makhraj di tinjau dari morfologi berasal dari fiil madhi Kha Ra Ja

yang artinya keluar. Sedangkan menurut istilah makhraj adalah Suatu

nama tempat yang padanya huruf dibentuk (diucapkan).

Dengan demikian, makhraj huruf adalah tempat keluarnya huruf

pada waktu huruf tersebut dibunyikan.

Ketika membaca al-Qur‟an, setiap huruf harus dibunyikan sesuai

makhraj hurufnya. Kesalahan dalam mengucapkan huruf atau makhraj

bacaan yang tengah dibaca. Dalam kondisi tertentu, kesalahan ini bahkan

dapat menyebabkan kekafiran manakala seseorang melakukannya dengan

sengaja dan sadar.

Untuk mengetahui makhraj suatu huruf, hendaklah huruf tersebut

disukunkan atau ditasydidkan, kemudian tambahkan satu huruf hidup

dibelakangnya, lalu bacalah! Tatkala suara tertahan, maka tampaklah

makhraj huruf dari huruf yang bersangkutan.

Terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama tentang

pembagian makhraj huruf. Imam Syibaweh dan Asy-Syatibi berpendapat

17

Abdul Aziz Abdul Rauf, Pedoman Tahsin Al-Qur’an,… h. 5.

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

40

bahwa makhraj huruf terbagi atas 16 makahraj, sementara menurut Imam

al-Fara‟ terbagi atas 14 makhraj.

Namun, pendapat yang paling masyhur dalam perkara ini adalah

yang menyatakan bahwa makhraj huruf terbagai atas 17 makhraj. Imam

Khalil bin Ahmad menjelaskan bahwa pendapat inilah yang banyak

dipegang oleh para qari–termasuk Imam Jazari–seta para ahli nahwu.

Selanjutnya 17 makhraj ini diklasifikasikan ke dalam lima tempat

(Maudli). Lima tempat inilah yang merupakan letak makhraj dari setiap

huruf.18

Lima tempat yang dimaksudkan dalam mahkrijul huruf ialah:

1) Al-Jauf, ialah makhraj huruf yamg terletak pada rongga mulut. Dari

tempat ini muncul satu makhraj.

2) Al-Halaq, ialah makhraj huruf yang terletak pda tenggorokan. Dari

tempat ini muncul tiga makhraj.

3) Al-Lisan, ialah makhraj huruf yang teretak pada lidah. Dari tempat ini

muncul sepuluh makhraj.

4) Asy-Syafatain, ialah makhraj huruf yang terletak pada dua bibir. Dari

tempat ini muncul dua makhraj.

5) Al-Khoisyum, ialah makhraj huruf yang terletak pada pangkal hidung.

Ditempat ini muncul satu makhraj.

Dengan demikian total makhraj yang muncul adalah tujuh belas

makhraj. Pembahasan dibawah ini akan merinci ke tujuh belas makhraj

tersebut yang terbagi ke dalam lima tempat: al-jauf, al-halaq, al-lisan, asy-

syafatain, dan al-khaisyum.

E. Efektivitas Pembelajaran Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian Efektivitas

Kata efektivitas merupakan kata sifat dari efetktif yang berarti ada

efeknya (akibat, pengaruh, pesan), manjur, atau mujarab, dapat membawa

18

Acep Lim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap , (Bandung, CV Penerbit

Diponogoro, 2007), Cet. 10, h. 20-22.

Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

41

hasil, berhasil guna. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif diartikan

(1) mempunyai efek, pengaruh, atau akibat, (2) manjur atau mujarab, (3)

dapat membawa hasil, dan (4) mulai berlaku.19

Efektivitas merupakan salah satu kriteria keberhasilan siswa dalam

pembelajaran. Hal ini didukung oleh pendapat Etzioni (1964) bahwa:

Efektivitas dapat dinyatakan dalam tingkat keberhasilan dalam mencapai

tujuan atau sasarannya.20

Sesuatu dapat dinyatakan efektif jika dapat berhasil sesuai tujuan yang

ingin dicapai (telah direncanakan) sebelum melakukan hal tersebut. Jadi

berdasarkan pendapat-pendapat tesebut dapat disimpulkan bahwa secara

umum efektivitas berarti ketercapaian suatu usaha dengan tujuan yang telah

direncanakan sebelumnya.

Dalam dunia pendidikan efektivitas dapat ditinjau dari dua segi, yaitu

segi efektivitas mengajar guru dan segi efektivitas belajar murid. Efektivitas

mengajar guru terutama menyangkut jenis-jenis kegiatan belajar-mengajar

yang direncanakan dapat direncanakan dengan baik. Efektivitas belajar murid

terutama menyangkut tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai

melalui kegiatan belajar mengajar yang telah ditempuh.21

Sejalan dengan pendapat di atas, tim Pembina mata kuliah

didaktik/metodik/kurikulum IKIP Surabaya (1988) mengemukakan bahwa

efektivitas adalah tingkat keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan

tertentu. Dalam hal ini seorang yang hendak mencapai tujuan tertentu adalah

siswa dan guru, sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan

pembelajaran. Dengan demikian yang dimaksud dengan efektivitas dalam

pembelajaran Al-Qur‟an adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa

dalam proses pembelajaran dalam waktu yang singkat.

19

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. 3, h. 284 20

www. Sisdiknas. Co. id 21

Madya, Eko Susilo, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang: Effhar Effset, 1990), Cet. 1,

h. 63

Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

42

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Proses Pembelajaran

Membaca Al-Qur’an

Untuk menciptakan suatu sistem proses belajar mengajar yang baik

tidaklah mudah, hal ini disebabkan permasalahan dalam kegiatan belajar

mengajar yang begitu kompleks, dalam arti untuk menciptakan kondisi yang

efektif sangatlah dipengaruhi oleh komponen-komponen yang ada dalam

proses belajar-mengajar itu sendiri baik yang sifatnya intern maupun ekstern.

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

mangajar adalah:

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni kondisi/keadaan

jasmani dan rohani siswa;

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan

sekitar siswa;

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk

melakukan kegiatan pembelajaran.

Selain dari beberapa hal di atas sistem pengolahan dan administrasi

yang baik dalam suatu sekolah, beberapa faktor tersebut di atas dapat

mempengaruhi efektif tidaknya dalam proses belajar mangajar, untuk lebih

jelasnya sebagian faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagi berikut:

a. Faktor Murid

Murid atau peserta didik merupakan potensi yang harus

dikembangkan. Didalam mendidik atau membimbingnya harus melihat

potensi-potensi yang ada pada diri anak didik tersebut, sehingga potensi-

potensi tersebut dapat dikembangkan dengan baik pula.

b. Faktor Guru

“Faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya,

kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan

Pembina yang baik bagi anak didiknya.”22

22

Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2005), Cet. 4, h. 9.

Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

43

Belajar mengajar adalah interaksi antara guru dan murid. Dimana

interaksi tersebut tidak hanya melibatkan murid saja melainkan juga

keterlibatan dari guru, sehingga tidak berat sebelah atau dalam artian harus

saling mengisi sehingga terjadi feed back (timbal balik) diantara keduanya.

Gurupun harus menjadi suri tauladan dan dapat mengantarkan anak

didiknya ke arah tujuan yang telah ditentukan, melalui kegiatan

bimbingan, pendidikan, latihan, dan pengarahan maka sikap, prilaku dan

pengetahuannya dapat terbentuk dengan baik yang kemudian menjadi

pribadi yang baik dan berkualitas.

c. Faktor Lingkungan Sekolah

Adapun yang dimaksud dengan lingkungan sekolah adalah

bagaimana menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan

dilingkungan sekolah tempat siswa belajar, sehingga membantu kegiatan

belajar mengajar, seperti rasa aman, suasana yang bersih, keindahan,

ketertiban, dan kekeluargaan.

F. Indikator Efektivitas dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an

Untuk mngetahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai secara

efektif atau tidak, maka dapat diketahui dengan tingkat prestasi (hasil) yang

telah dicapai.

Tingkat keberhasilan dapat dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf,

yaitu istimewa (maksimal), baik sekali (optimal), baik (minimal), dan

kurang.23

1. Istimewa/maksimal: apabila seluruh (100%) bahan pelajaran yang

diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.

2. Baik sekali/ optimal: apabila sebagian besar (76%-99%) bahan pelajaran

yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.

3. Baik/ minimal: apabila hanya (60%-75%) bahan pelajaran yang diajarkan

itu dapat dikuasai oleh siswa.

23

Syaifu Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002),

h. 121

Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

44

4. Kurang: apabila bahan pelajaran yang diajarkan itu kurang dari 60% dapat

dikuasai oleh siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas

pembelajaran adalah ketercapaian suatu tujuan pembelajaran yang telah

direncanakan sebelumnya. Berdasarkan ketercapaian tujuan pembelajaran ini

maka suatu kegiatan pembelajaran dikatakan memiliki efektivitas yang baik

sekali bila dapat mencapai 80% dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

Suatu proses belajar dapat dikatakan efektif jika telah diuji melalui

beberapa kriteria efektivitas, sebagaimana telah dikemukakan oleh tim

penyusun didaktik metodik kurikulum IKIP Surabaya, bahwa demi ketetapan

dan keobjektifan dalam pengamatan dan penelitian terhadap proses belajar

mengajar seorang guru maka perlu digunakan sebuah daftar pertimbangan dan

penilaian efektivitas mengajar yang perlu diperhatikan oleh para pengajar

yaitu sebagai berikut:

a. Persiapan: seperti peralatan mengajar, buku pegangan dan sebagainya.

b. Sikap guru harus berwibawa dan suara di dalam mengajar harus keras dan

jelas.

c. Perumusan kompetensi dasar harus dirumuskan secara kongkrit.

d. Bahan pelajaran harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

e. Menguasai bahan pelajaran.

f. Penguasaan situasi kelas.

g. Pilihan dan pelaksanaan metode mengajar.

h. Penggunaan alat pengajaran.

i. Jalan pengajaran atau proses pembelajaran harus efektif dan efisien.

j. Teknik evaluasi yang harus disesuaikan dengan perubahan tingkah laku

murid yang diharapkan.24

Menurut Nana Sudjana (1989), indikator-indikator efektivitas

pembelajaran meliputi:

24

Tim Penyusun Dikdaktik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik

Kurikulum PBM, (Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 1993), Cet. 5, h. 164-166

Page 58: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

45

1. Keterlaksanaan program pembelajaran oleh guru.

2. Kesesuain proses pembelajaran dengan kurikulum.

3. Keterlaksanaan program pembelajaran oleh siswa.

4. Interaksi antara guru dan siswa.

5. Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran.

6. Motivasi siswa meningkat.

7. Keterampilan dan kemampuan guru dalam menyampaikan materi.

8. Kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa.25

Sedangkan indikator-indikator efektivitas dalam pembelajaran Al-

Qur‟an adalah:

1. Anak didik dapat membaca Al-Qur‟an secara baik dan benar (Mujawwad-

Murattal).

2. Siswa mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar dalam waktu ±

2 Tahun.

3. Siswa mampu membaca Al-Qur‟an tanpa dituntun dalam waktu yang

singkat.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, metode

pembelajaran Al-Qur‟an dapat dikatakan efektif apabila, guru menguasai

kelas, guru menguasai materi pelajaran, guru menguasai metode pengajaran,

target kurikulum tercapai dan nilai kemampuan baca siswa secara baik dan

benar dalam waktu yang tidak terlalu lama.

G. Kerangka Berfikir

Keberadaan TKQ/TPA/TPQ/LPQ sebagai Lembaga Pendidikan non

formal yang mempunyai peranan yang cukup penting dalam rangka

mengenalkan dan memberikan pembelajaran Al-Qur‟an serta pendidikan dasar

Islam kepada anak-anak, selain itu juga berperan dalam mengembangkan serta

mengajarkan nilai-nilai dasar keislaman.

25

Nana Sudjana, Penilaian Proses Balajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosda Karya,

1991), Cet. 3, h. 60-63

Page 59: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

46

Materi dari yang diajarkan menitik beratkan kepada membaca Al-

Qur‟an karena sesuai dengan visi dan misinya yaitu mencetak generasi

Qur‟ani yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Dalam pembelajaran Al-Qur‟an yang dipakai oleh TKQ/TPA/LPQ

yang satu dengan yang lainnya tidaklah sama, hal ini dikarenakan banyak

sekali muncul dan berkembang metode pembelajaran Al-Qur‟an yang

tentunya mempunyai kelemahan dan kelebihan.

Di Indonesia sendiri banyak sekali muncul metode-metode

pembelajaran Al-Qur‟an yang diawali oleh metode Baghdadiyyah sebagai

suatu metode yang pertama kali muncul dan berkembang di setiap wilayah

bahkan pelosok daerah di Indonesia yang mengajarkan pembelajaran Al-

Qur‟an dengan menggunakan sistem eja.

Metode Qiraati merupakan salah satu metode yang muncul dan

berkembang paska metode Baghdadiyyah. Metode Qiraati dicetuskan oleh

KH. Dachlan Salim Zarkasyi yang beranggapan bahwa pembelajaran Al-

Qur‟an pada waktu itu dinilai sangat lamban dan anak belum menerapkan

bacaan secara baik dan benar.

Metode Qiraati sudah berkembang di setiap wilayah di berbagai

daerah di Indonesia tak terkecuali wilayah JABODETABAKA. Metode

Qiraati tidak hanya berkembang di pendidikan non formal saja seperti

TKQ/TPA/TPQ/LPQ/Pondok Pesantren, selain itu Metode Qiraati juga

berkembang di pendidikan formal seperti SDIT, MI/MIN, SMP/MTS,

SMA/MA, hal ini mengindikasikan adanya respon dan penilaian masyarakat

tentang hasil dari penerapan Metode Qiraati yang mampu mengantarkan anak-

anak atau orang yang mempelajarinya mampu membaca Al-Qur‟an secara

baik dan benar.

LPQ Masjid Fathullah adalah salah satu Lembaga Pendidikan Al-

Qur‟an yang menggunakan Metode Qiraati dan sudah berjalan selama ± 5

tahun. LPQ Masjid Fathullah sudah 3 kali mengantarkan santrinya khotmul

Qur‟an/wisuda yang di uji oleh kordinator dan perwakilan dari guru dan

Page 60: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

47

kepala lembaga yang menggunakan Metode Qiraati serta disaksikan oleh

masyarakat dan wali santri.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa Metode Qiraati

merupakan metode pembelajaran yang sudah cukup lama berkembang di

wilayah di Indonesia dan diterapkan di lembaga pendidikan baik non formal

maupun formal yang mampu mengantarkan generasi Qur‟ani untuk dapat

membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.

Page 61: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Teknik penelitian sebagai salah satu bagian penelitian yang

merupakan unsur yang paling penting. Uraian pada bab ini mencakup enam

bagian dan dicatat secara sistematis yaitu sumber dan jenis data, manusia

sebagai instrumen dan pengamatan, wawancara, test, catatan lapangan,

penggunaan dokumen dan cara lainnya.

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk metode deskriptif analitik

atau penelitian yang ditunjang dengan data yang diperoleh dari penelitian

lapangan (Field Research).

“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berdasarkan pada filsafat posrpositivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan) analisis data

bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna dari pada generalisasi.1”

Adapun hal-hal yang dilakukan peneliti dalam pencarian data adalah

sebagai berikut:

1. Peneliti mencari buku, mengambil teori yang berkaitan dengan metode

pembelajaran Al-Qur’an. Fungsi teori dalam penelitian kualitatif lebih

ditunjukan untuk kerangka dalam mencari dinamika masalah, karena

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D,( Bandung: Alfabeta,

2010), Cet. 9, h. 9.

Page 62: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

49

dalam penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan proses dari pada

hasil.

2. Dalam penelitian ini peneliti berupaya untuk mengetahui bagaimana

gambaran dan hasil pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan

Metode Qiraati dengan cara terjun langsung ke lapangan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di LPQ Masjid Fathullah Jl. Ir. H.

Juanda No. 95 Komplek UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 3

sampai 26 November 2010.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian (Research) ini dilakukan untuk menemukan data yang

berkaitan dengan “Efektivitas penggunaan Metode Qiraati terhadap

kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik dan benar” di LPQ Masjid

Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tegasnya penelitian ini dilakukan untuk:

1. Menjelaskan bentuk-bentuk pembelajaran Metode Qiraati yang diterapkan

di LPQ Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Mengetahui hasil dari penggunaan Metode Qiraati.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan

subjek penelitian yang memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan

penelitian. Adapun target dalam populasi ini adalah keseluruhan santri LPQ

Masjid Fathullah kelas finishing pada tahun ajaran 2010/2011.

“Sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang harus diteliti, yang

dipilih atau ditetapkan sebagai analisa.”2 Maka untuk memudahkan penelitian

2 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2003), Cet. 12, h. 266

Page 63: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

50

dan juga keterbatasan waktu, peneliti hanya mengambil sampel dari kelas

finishing yang terdiri dari 5 santri.

Dalam skripsi ini yang menjadi objek penelitian adalah santri LPQ

Masjid Fathullah kelas finishing. Namun dalam penelitian ini peneliti

cenderung meneliti guru dan santri LPQ Masjid Fathullah karena mereka

sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar dengan Metode Qiraati.

E. Variabel Penelitian

Suatu penelitian agar dapat dioperasionalkan dan dapat diteliti secara

empiris, maka ditentukan variabelnya. “Variabel adalah karakter dari unit

observasi yang mempunyai variasi.”3 Atau segala sesuatu yang dijadikan

objek penelitian.

Suharismi Arikunto menyebutkan “variabel adalah gejala yang

bervariasi yang menjadi objek dalam penelitian.”4

Penelitian yang berjudul, “Efektivitas penggunaan Metode Qiraati

terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik dan benar”, variabelnya

sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (X) adalah: Efektivitas penggunaan Metode Qiraati.

b. Variabel Terikat (Y) adalah: Kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik

dan benar.

F. Setting Penelitian

Setting yang dipilih dalam penelitian ini adalah setting kelas.

Penentuan setting ini membantu peneliti dalam merencanakan serta untuk

mendekati subjek penelitian. Peneliti menggunakan kelas finishing sebagai

subjek utama dalam penelitian.

Kriteria yang dilakukan dalam penelitian ini, subjek mempunyai

kualitas membaca Al-Qur’an secara baik dan benar, hal ini dapat dilihat dari

3 Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. 1, h. 216 4 Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1996), Cet. 10, h. 111

Page 64: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

51

raport, kemampuan membaca buku gharib dengan mengetahui materi dan

menerapkannya dalam bacaan Al-Qur’an, mampu menghafal, memahami dan

menerapkan ilmu tajwid dalam membaca Al-Qur’an, dan mampu membaca

Al-Qur’an dengan baik dan benar/mujawwad murattal pada tingkat

permulaaan (Lilmubtadi).

G. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif

adalah peneliti. Dalam hal ini peneliti juga bertindak sebagai guru

pendamping pada pembelajaran Al-Qur’an dengan Metode Qiraati kelas

finishing. Menurut Moleong “Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan

perencanaan, pelaksana, pengumpul data, dan pada akhirnya menjadi pelopor

hasil penelitiannya.5

Dengan demikian peneliti sebagai instrumen penelitian berperan dari

keseluruhan proses penelitian. Adapun pengumpulan data yang digunakan

adalah:

a. Observasi

Observasi adalah: “Alat pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang

diselidiki.”6

Dalam hal ini penulis melakukan observasi dengan cara meneliti

tentang gambaran umum LPQ Masjid Fathullah yang menjadi objek

penelitian.

b. Test

Yaitu penulis melakukan pengetesan langsung selama 3 hari

kepada santri-santri LPQ Masjid Fathullah kelas Finishing untuk

mengetahui kemampuan dan kualitas mereka dalam membaca Al-Qur’an.

5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2010), Cet. 26, h. 168.

Page 65: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

52

c. Wawancara (Interview)

Interview adalah: ”Suatu teknik yang menghendaki komunikasi

langsung antara penyelidik dengan subjek atau sampel.”7 Dalam

pelaksanaan interview, penulis berbincang-bincang dengan pengelola,

kepala sekolah, tata usaha (TU), dan salah satu guru atau wali kelas LPQ

Masjid Fathullah.

Dalam penelitian, penulis melakukan wawancara terpimpin, yaitu

pertanyaan diajukan menurut daftar pertanyaan yang telah disusun.

d. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data

tentang administrasi, data guru, data santri, seta pembelajaran Al-Qur’an di

LPQ Masjid Fathullah Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Komplek UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Teknik dokumentasi digunakan pula untuk

memperoleh data yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti

atau yang dibahas. Dokumentasi yang digunakan peneliti berupa arsip

(data guru, data santri, dan data LPQ Masjid Fathullah), raport siswa, dan

foto kegiatan pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.

e. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan yang paling penting dalam

pengumpulan data pada penelitian kualitatif. Sebelum menyusun catatan

lapangan yang lengkap, peneliti menggunakan abstraksi berupa coretan

yang berisi inti dari pengamatan dan hasil wawancara ketika di lapangan.

Penyusunan catatan lapangan dilakukan secara langsung setelah peneliti

selesai pengamatan atau wawancara agar tidak lupa dan tercampur dengan

informasi yang lain.

7 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian-penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik ,

(Bandung, Tarsito, 1998), Cet. 8, h. 174

Page 66: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

53

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

“Menurut Potton dan Biklen dalam buku Moleong yang berjudul

penelitian kualitatif, analisis data kualitatif”8, adalah upaya yang dilakukan

dengan cara mengumpulkan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang dipelajari dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dengan adanya

data, hasil penelitian dapat digunakan sebagai suatu informasi baru yang

mempunyai sifat ilmiah.

Sedangkan “analisa adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.”9 Adapun data adalah

keterangan yang benar dan nyata yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi, Test, dokumentasi, ataupun catatan lapangan.

Dengan demikian analisa data adalah penyelidikan atau pengolahan

data-data agar dapat dipahami antara satu dengan yang lainnya, berdasarkan

bukti nyata yang dikumpulkan oleh peneliti dilapangan berdasarkan masalah

yang sedang diuji.

Tahapan analisis data yang digunakan didasari oleh pendapat Milles

dan Hubberman, yaitu redaksi data, dan penarikan kesimpulan. Proses

analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada, kemudian

data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas dirubah

menjadi kalimat-kalimat bermakna dan ilmiah.

Analisa data akan dilakukan melalui proses klasifikasi

(mengelompokan jawaban-jawaban dari responden). Proses kategorisasi

pengelompokan jawaban berdasarkan aspek-aspek masalah. Proses

interpretasi data dengan cara mencari persamaan dan perbedaan yang

mengacu kepada kerangka berfikir.

Untuk mengolah data, agar mendapatkan hasil yang komparatif,

penulis menganalisa dokumen-dokumen prestasi santri di LPQ Masjid

Fathullah, melihat hasil test sanri, melakukan analisa hasil observasi dan hasil

8 DR. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,…, h. 248

9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta:

Balai Pustaka, 1995), Cet. 4, h. 37.

Page 67: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

54

wawancara yang mengacu kepada indkator-indikator efektivitas pembelajaran

Al-Qur’an dengan menggunakan Metode Qiraati kemudian ditarik

kesimpulan. Sebagaimana bagan di bawah ini:

1. Fokus masalah

2. Indikator

3. Efektivitas

4. Pengamatan

5. Test dan

6. Bukti analisis kesimpulan wawancara

Penganalisaan hasil wawancara, observasi dan test, serta cacatatan

lapangan bertujuan untuk mengungkapkan dua hal:

1. Profil Lembaga

2. Efektivitas penggunaan Metode Qiraati

Page 68: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum LPQ Masjid Fathullah

1. Sejarah Berdirinya

LPQ Masjid Fathullah merupakan pengembangan Taman Pendidikan

Al-Qur‟an (TPQ) yang berawal dari sebuah pengajian biasa yang dipelopori

oleh Alm. Bapak Drs. H. Muallimi, MA dan kawan-kawan, kemudian

dikembangkan oleh Bapak Drs. Bahroin Suryantara dan kawan-kawan dari

senat Fakultas Tarbiyah.

Berawal dari mengadakan pelatihan calon guru dan pengelola

TKQ/TPQ tahun 1992, yang kemudian untuk menindaklanjuti hal tersebut,

maka didirikan TKQ/TPQ Masjid Fathullah yang kemudian dikukuhkan oleh

LPPTKA-BKPRMI DKI JAYA dengan nomer unit 555 pada tanggal 7

Februari 1996.

Lalu berdasarkan rapat kerja tahunan periode 2004-2006 di Jombang

Jawa Timur, nama TKQ/TPQ Masjid Fathullah unit 555, berubah nama

menjadi LPQ Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Seiring dengan perubahan nama dari TPQ menjadi LPQ, berubah pula

metode yang dipakai oleh LPQ Masjid Fathullah yang awalnya menggunakan

metode Iqra kemudian pada tahun 2005 metode pembelajaran di LPQ Masjid

Fathullah berganti menjadi Metode Qiraati yang sekaligus sebagai kurikulum

dalam program pembelajaran.

Kini 14 tahun sudah LPQ Masjid Fathullah terus berhias

meningkatkan kualitas pengajaran baca-tulis Al-Qur‟an. Salah satu

pembenahan dan pengembangan yang dilakukan adalah perubahan dari

TKQ/TPQ menjadi LPQ, diharapkan LPQ tidak hanya dimonopoli peserta

Page 69: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

56

didik dari usia pra TK, TK, dan SD saja, melainkan lebih meningkatkan pada

usia remaja dan dewasapun dapat menikmati asyiknya menimba ilmu baca

Al-Qur‟an dengan baik dan benar di LPQ Masjid Fathullah.

2. Visi, Misi, dan Moto

Dalam suatu Lembaga Pendidikan, tentunya mempunyai Visi, Misi,

dan Moto, tidak terkecuali LPQ Masjid Fathullah yang mempunyai Visi,

Misi, dan Moto sebagai berikut:

a. Visi

1) Menyiapkan generasi Qur‟ani

2) Mencerdaskan kehidupan bangsa

b. Misi

1) Menyelenggarakan pendidikan Al-Qur‟an bagi anak, remaja, dan

dewasa.

2) Dakwah sosial melalui kegiatan sosial keagamaan.

3) Mengadakan kerjasama dengan pihak lain dalam usaha

meningkatkan pendidikan dan kegiatan sosial keagamaan.

4) Mengadakan unit usaha profid maupun non profid yang sah.

5) Mengadakan privat, pelatihan, dan pebinaan Al-Qur‟an.

6) Mengadakan penelitian-penelitan yang berhubungan dengan

perkembangan anak dan remaja dalam usaha pendidikan.

7) Membantu badan pengurus Masjid Fathullah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk mengabdikan dirinya pada masyarakat

melalui pendidikan Al-Qur‟an.

8) Memberantas buta huruf Al-Qur‟an dan mencetak generasi

Qur‟ani yang mampu membaca Al-Qur‟an secara Mujawwad dan

Murattal.

c. Moto

1) “Jangan wariskan bacaan Al-Qur‟an yang salah, karena yang

benar itu mudah”

2) “Menuju Qiraat Mujawwad-Murattal”

Page 70: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

57

3. Letak Geografis

Lembaga Pendidikan Al-Qur‟an Masjid Fathullah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta bertempat di lantai dua Masjid Fathullah dan

beralamatkan di Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat, Tangerang Selatan.

Telepon: 021 74711728, 0815 1444 5828

4. Keadaan Guru dan Murid

Guru mempunyai pengaruh yang penting dalam dunia pendidikan,

selain sebagai seorang pendidik, guru mempunyai peran sebagai fasilitator

dan motivator serta orang yang mempunyai tanggung jawab dalam

pelaksanaan dan ketercapaian tujuan pendidikan.

Lembaga Pendidikan Al-Qur‟an Masjid Fathullah mempunyai tenaga

pengajar berjumlah 9 orang dan 1 orang tata usaha dengan data sebagaimana

tabel di bawah ini:

TABEL 2

DATA GURU LPQ MASJID FATHULLAH

NO NAMA GURU JABATAN KELAS

1. Abdul Mufid Wali kelas Qiraati 5

2. Abdullah Hadlir Pengelola&Wali kelas Tadarus

3. Agung Hidayat Wali kelas Qiraati 1

4. Saeful Mu‟min Kepala lembaga&Wali

kelas Qiraati juz 27&6

5. Zulfatul „Ulumiyyah Wali kelas Pra Qiraati B

6. Shufairok Wali kelas Qiraati 3

7. Roghibah Wali kelas Qiraati 4

8. Siti Rasyidah Wali kelas Pra Qiraati A

9. Rahma Wali kelas Qiraati 2

10. Rini Agustini Tata Usaha -

Page 71: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

58

Guru atau dewan asatidz/ah di LPQ Masjid Fathullah harus

mempunyai kriteria sebagai berikut:

1. Mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar, dengan mengikuti

pembinaan dan tashih billisan yang diadakan oleh kordinator Qiraati

tashih JABODETABEKA.

2. Mengikuti metodologi yang dilaksanakan oleh kordinator Metodologi

JABODETABEKA.

3. Mengikuti PPL.

4. diharuskan mengikuti MMQ yang diadakan oleh Lembaga, Kecamatan,

dan JABODETABEKA.

Santri LPQ Masjid Fathullah dari tahun ke tahun mengalami

perubahan, hal ini dikarenakan banyaknya santri yang keluar dan masuk.

Adapun jumlah santri LPQ Masjid Fathullah pada tahun ajaran

2010/2011 tercatat secara keseluruhan berjumlah 104, namun yang aktif hadir

mengikuti kegiatan pembelajaran ± 80 santri, untuk lebih jelasnya lihat tabel

di bawah ini:

TABEL 3

DATA SANTRI LPQ MASJID FATHULLAH

NO KELAS JUMLAH

1. Pra Qiraati A dan B 21

2. Qiraati 1 8

3. Qiraati 2 22

4. Qiraati 3 19

5. Qiraati 4 8

6. Qiraati 5 7

7. Juz 27 7

8. Qiraati 6 3

9. Tadarus (Al-Qur‟an) 4

10. Tadarus Gharib-Tajwid/Finishing 5

Jumlah Keseluruhan 104

Page 72: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

59

5. Sarana dan Prasarana

Dalam institusi pendidikan baik formal maupun non formal, sarana

dan prasarana merupakan salah satu fasilitas yang sangat penting sebagai

penunjang dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran sehingga tujuan

pendidikan akan tercapai.

Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di LPQ Masjid Fathullah

adalah sebagai berikut:

TABEL 4

SARANA DAN PRASARANA LPQ MASJID FATHULLAH

Sarana dan Prasarana Jumlah

Kantor

Meja

Peraga Qiraati

Komputer

TV

Papan tulis

Stik penunjuk

Ruang kelas

Buku Qiraati

Absen santri

Telepon

1 buah

100 buah

11 buah

1 buah

1 buah

8 buah

4 buah

9 buah

Tidak terhitung

10 buah

1 buah

6. Kegiatan Belajar Mengajar

Proses pembelajaran merupakan salah satu proses pentransferan ilmu

dari seorang guru kepada murid atau santri. Kegiatan belajar mengajar di

LPQ Masjid Fathullah 100 % mengacu pada kurikulum Metode Qiraati dan

waktu kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin sampai Jum‟at

pukul 15.30–17.10. Materi yang diterapkan adalah materi yang berkaitan

dengan bacaan Al-Qur‟an dengan berpedoman pada buku Qiraati, peraga

Page 73: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

60

Qiraati, Al-Qur‟an, Gharib dan Tajwid. Selain itu materi tambahan yang

diajarakan adalah surat-surat pendek (ad-Dhuha–an-Nash), doa-doa harian,

dan bacaan dan praktek shalat.

Waktu kegiatan belajar mengajar adalah 1 jam 40 menit, adapun peta

pendidikan LPQ Masjid Fathullah adalah sebagai berikut:

TABEL 5

PETA PENDIDIKAN LPQ MASJID FATHULLAH

* Keterangan

Jadwal materi tambahan sebagai berikut:

o Hari Senin = Doa-doa Harian

o Hari Selasa = Surat-surat Pendek

o Hari Rabu = Doa-doa dalam Shalat dan Praktek Ibadah

o Hari Kamis = Doa-doa Harian

o Hari Jum‟at = Surat-surat Pendek

Peta pendidikan di LPQ Masjid Fathullah merupakan kegiatan yang

mengacu pada kurikulum Metode Qiraati, oleh karenanya kegiatan tersebut di

atas dilaksaanakan setiap kegiatan pembebelajaran.

WAKTU KEGIATAN KETERANGAN

15.30 – 15.40 Jama‟ah shalat

ashar Semua santri dan bertempat di aula

15.40 – 16.00 Klasikal besar Semua santri dan bertempat di aula,

membaca materi-materi tambahan*

16.00 – 16.15 Klasikal awal Membaca peraga secara bersama-sama

16.15 – 16.45 Privat Membaca buku sacara individu

16.45 – 17.00 Klasikal akhir Membaca peraga secara bersama-sama

17.00 – 17.10 Materi

tambahan Individual/Satu per satu+doa penutup

Page 74: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

61

7. Struktur Organisasi LPQ Masjid Fathullah

Sebagai suatu lembaga, tentunya LPQ Masjid Fathullah

mempunyai struktur organisasi. Adapun struktur organisasi LPQ Masjid

Fathullah adalah sebagai berikut:

STRUKTUR LEMBAGA PENDIDIKAN AL-QUR’AN (LPQ)

MASJID FATHULLAH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERIODE 2010/ 2011

Pra

A & B

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.5 Q.6 AL-QUR’AN Tadarus-Gharib-Tajwid-Finishing

WAKIL KEPALA Usth. Siti Rasyidah

POS (Persatuan Orang Tua Santri )

PENGELOLA Abdullah Hadlir, S. Th.I

Salman Al-Farisi, S. Th.I

KEPALA LEMBAGA Ust. Saeful Mu’min

TATA USAHA Rini Agustini

DEWAN PEMBINA Ketua IV Kordinator Bidang Kelembagaan,

Pendidikan, dan Sosial (Dr. Hj. Isnawati Rais, MA)

Sesepuh LPQ Masjid Fathullah Kak Abah Suryantara Ibu Siti Amyani

Bpk Abdul Wahid Basyir

PELINDUNG Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

PENANGGUNG JAWAB Badan Pengurus Masjid Fathullah (Bpk. Prof. Dr. Abdul Aziz Dachlan )

Kordinator Qiraati Wilayah Jakarta

(Kyai Drs. Abu Bakar Dachlan Zarkasyi )

Page 75: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

62

B. Analisis Hasil Penelitian

Pada bab III sudah dijelaskan bahwa dalam pencarian data penulis

menggunakan beberapa teknik, yaitu: observasi, test, wawancara,

dokumentasi, dan catatan lapangan. Adapun hasil dari penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Melalui Observasi

Untuk mengetahui efektivitas Metode Qiraati yang berpengaruh

terhadap kemampuan santri LPQ Masjid Fathullah dalam membaca Al-

Qur‟an, penulis melakukan observasi dengan berpedoman pada indikator.

Adapun hasil dari observasi yang penulis lakukan adalah sebagai

berikut:

a. Pada Indikator A, Keterlaksanaan Program Pembelajaran oleh

Guru.

Keterlaksanaan program pembelajaran oleh guru di LPQ Masjid

Fathullah secara garis besar sudah tercapai, hal ini dapat dibuktikan dari

kemampuan guru dalam mengkondisikan santri baik ketika kegiatan

shalat ashar berjama‟ah, klasikal besar, dan kegiatan di kelas walaupun

ada beberapa murid yang bermain dan berlari-larian, hal itu wajar karena

secara psikologi anak usia TK dan SD cenderung suka bermain dengan

teman, namun guru selalu mengingatkan santrinya dengan menegur atau

memberikan nasihat agar anak berhenti bermain dan berlari-larian.

Demikain pula kegiatan pembelajaran di LPQ Masjid Fathullah

sudah terlaksana sesuai dengan program pembelajaran, hal tersebut dapat

dibuktikan mulai dari kegiatan shalat berjama‟ah yang sudah berjalan

dengan baik walaupun ada beberapa santri dan guru yang tidak mengikuti

kegiatan tersebut.

Dalam kegiatan klasikal besar, guru mampu mengkondisikan

santri dengan baik, hal ini dapat dibuktikan hampir semua santri

mengikuti intrupsi dari guru dalam membaca materi klasikal dengan

kompak dan antusias walaupun ada salah satu santri yang tidak ikut

membaca, namun guru yang berada pada posisi paling dekat selalu

Page 76: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

63

mengingatkan agar tidak bercanda dan menyuruhnya untuk ikut

membaca.

Pada kegiatan di kelas guru berhasil melaksanakan program

pembelajaran dengan baik, hal ini dapat dibuktikan dengan

keterlaksanaan kegiatan klasikal awal, individual, dan klasikal akhir,

serta hafalan dan ricek materi tambahan yang sudah terlaksana dengan

baik dan sesuai dengan program pendidikan.

b. Pada Indikator B, Kesesuaian Proses Pembelajaran dengan

Kurikulum.

Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran di LPQ Masjid

Fathullah sudah sesuai dengan kurikulum Metode Qiraati, hal ini dapat

dilihat pada saat kegiatan klasikal besar yang sudah terlaksana dengan

baik walupun dilihat dari waktu tidak sesuai dengan program

pembelajaran yang harusnya dilaksanakan selama 30 menit, sedangkan

pelaksanaan di LPQ Masjid Fathullah 20 menit karena 10 menit sebelum

klasikal besar digunakan untuk melaksanakan shalat ashar berjamaah.

Dalam kegiatan di kelas, guru sudah melaksanakan program

pembelajaran sesuai dengan kurikulum, hal ini dibuktikan sebagian besar

guru menerapkan sistem 15 menit pertama klasikal peraga awal, 30 menit

individual, 15 menit akhir klasikal peraga akhir, dan 10 menit terakhir

digunakan untuk menghafal/mericek kembali hafalan materi

penunjang/tambahan. Namun pada kelas Al-Qur‟an, klasikal peraga akhir

tidak digunakan dikarenakan kelas Al-Qur‟an dipegang oleh 1 guru,

sehingga kelompok tadarus Al-Qur‟an dipulangkan lebih awal, sementara

kelas Al-Qur‟an tajwid/finishing pulangnya lebih akhir karena mereka

harus hafalan dan mericek kembali materi gharib, tajwid, dan materi

tambahan.

Page 77: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

64

c. Pada Indikator C, Keterlaksanaan Program Pembelajaran oleh

Siswa.

Secara umum keterlaksanaan program pembelajaran siswa/santri

LPQ Masjid Fathullah sudah terlaksana, hal ini dapat dibuktikan dari

keikutsertaan mereka dalam mengukuti kegiatan pembelajaran sesuai

dengan program yang sudah ditetapkan. Santri mengikuti kegiatan shalat

berjama‟ah walaupun tidak semua santri mengikutinya dikarenakan ada

yang sudah shalat dan ada yang belum hadir ke aula LPQ, namun ketika

kegiatan klasikal besar sudah terlihat keikutsertaan santri mengikuti

program pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari jumlah santri saat

kegiatan klasikal yang mencapai 80 % yang mengikuti klasikal dengan

kompak dan semangat.

Demikian juga kegiatan di kelas, hampir semua santri mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan baik, hal ini dapat dibuktikan dari

keikutsertaan mereka membaca peraga pada klasikal awal, baca buku

Qiraati secara individual, dan hafalan/ricek materi tambahan sebelum

pulang dan ditutup dengan doa.

d. Pada Indikator D, Interaksi Antara Guru dan Siswa.

Dalam kegiatan pembelajaran tentunya harus ada interaksi antara

guru dan siswa/santri. Di LPQ Masjid Fathullah dalam kegiatan

pembelajaran sudah terjadi interaksi yang baik antara guru dan santri, hal

ini dapat dibuktikan dari keikutsertaan mereka dalam mengikuti kegiatan

klasikal besar, yaitu guru memberikan aba-aba dan semua santri

mengikuti aba-aba dari guru secara kompak dan bersama-sama.

Interaksi antara guru dengan santri juga dapat dilihat di kelas, hal

ini dapat dibuktikan pada saat mereka mengikuti kegiatan klasikal awal

dengan menggunakan peraga, yaitu guru mencontohkan materi inti yang

ada di halaman peraga, sementara anak memperhatikan dan

mencontohkan bacaan guru, kemudian guru memberikan aba-aba dengan

stik penunjuk dan anak-anak langsung membaca secara kompak dengan

Page 78: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

65

bacaaan cepat, tepat, lancar, dan benar, namun sesekali guru

membenarkan bacaan anak yang salah dan anak disuruh membaca

kembali sampai benar, hal ini juga dilakukan pada kegiatan klasikal

akhir.

Pada kegiatan individual juga terjadi interaksi antara guru dan

santri, hal ini dapat dibuktikan setelah kegiatan klasikal awal guru

menyuruh santri menulis/menggambar/membaca buku Qiraati sendiri,

sementara salah satu dari mereka maju ke hadapan guru untuk membaca

buku qiraati secara bergantian.

Demikian pula pada saat kegiatan hafalan/ricek materi penunjang,

satu persatu santri setoran hafalan kepada guru dan gurupun memberikan

arahan dan membenarkan bacaan santri yang lupa atau salah, kemudian

menutup kegiatan belajar mengajar dengan membaca doa secara

bersama-sama.

e. Pada Indikator E, Keikutsertaan Siswa dalam Proses Pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran terlihat keikutsertaan santri, hal ini

dapat dibuktikan pada saat mengikuti kegiatan klasikal besar sebagian

besar dari mereka mengikutinya dengan baik dari awal sampai akhir.

Demikian pula kegiatan di kelas, hampir semua santri mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan tertib, walaupun ada beberapa santri yang

terkadang bermain atau lari-larian, hal tersebut wajar karena secara

psikologi anak usia TK/SD cenderung suka bermain, namun guru selalu

menegur dan memberikan arahan atau nasehat agar santri tidak bermain-

main.

f. Pada Indikator F, Motivasi Siswa Meningkat.

Setelah mengkuti kegitan belajar mengajar, terlihat peningkatan

motivasi siswa walaupun tidak secara signifikan, hal ini dapat dibuktikan

pada saat guru mengajar, guru selalu memberikan motivasi dengan

memberikan nasihat pada akhir kegiatan pembelajaran.

Page 79: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

66

g. Pada Indikator G, Keterampilan dan Kemampuan Guru dalam

Menyampaikan Materi.

Keterampilan guru terlihat mulai dari kegiatan klasikal besar, hal

ini dapat dibuktikan ketika guru mampu mengkondisikan santri dan

sesekali diselingi dengan kata-kata yang membuat santri senang dan

termotivasi, dan terkadang guru memberikan penghargaan dengan

ucapan “kompak/bagus”, namun guru tidak bosan-bosannya

mengingatkan kepada santri yang tidak mengikuti kegiatan klasikal agar

mereka bersama-sama mengikuti kegiatan tersebut.

Demikian pula pada saat kegiatan di kelas, keterampilan guru

terlihat pada saat mengkondisikan santri selama 2 menit, setelah santri

sudah terkondisikan guru langsung membuka kegiatan belajar mengajar

dengan membaca surat alfatihah secara bersama-sama kemudian

dilanjutkan pembelajaran dengan menggunakan peraga.

Keterampilan guru juga dapat dilihat pada saat mereka

mengajarkan materi peraga. disaat guru menunjuk materi yang ada di

peraga dengan menggunakan stik penunjuk dan anak-anak membaca

secara klasikal, guru selalu memberikan penghargaan kepada santri

dengan ucapan “bagus/kompak”, namun pada saat bacaan santri salah

atau kurang sempurna, guru membenarkan dengan kata-kata

“ulangi/sempurnakan/baca sekali lagi”. Terkadang guru juga menyuruh

salah satu santri membaca materi peraga, sementara santri yang lain

disuruh menyimak dan membenarkan bacaan yang salah.

2. Melalui Test

Dalam pelaksanaan test yang penulis lakukan yaitu dengan menyuruh

santri kelas finishing membaca Al-Qur‟an surat al-Mu‟minun, masing-masing

anak membaca 5 ayat, adapun media atau alat yang penulis pakai dalam

melakukan test yaitu melalui rekaman dengan menggunakan vidio kamera

digital, hal ini untuk mempermudah peneliti sekaligus sebagai bukti dan

sampel kualitas membaca Al-Qur‟an di LPQ Masjid Fathullah.

Page 80: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

67

Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

TABEL 6

DAFTAR NILAI HASIL TEST BACAAN AL-QUR’AN SANTRI

LPQ MASJID FATHULLAH KELAS FINISHING

Berdasarkan nilai hasil test baca Al-Qur‟an santri LPQ Masjid

Fathullah pada tabel di atas, menggambarkan bahwa kemampuan

fashahah tergolong baik hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata santri

kelas finishing pada materi fashah yang mencapai 79. Adapun

kemampuan materi tartil santri tergolong sangat baik karena nilai rata-

ratanya adalah 81, hal ini mengindikasikan bahwa efektivitas Metode

Qiraati berpengaruh terhadap kemampuan membaca Al-Qur‟an santri

LPQ Masjid Fathullah dengan baik dan benar (Mujawwad-Murattal).

3. Melalui Wawancara (Interview)

Untuk melengkapi data penelitian, penulis melakukan wawancara

dengan 3 orang yang dianggap mewakili LPQ Masjid Fathullah. Adapun

orang-orang yang penulis wawancarai adalah Pengelola, Kepala Lembaga,

Tata Usaha, dan Guru kelas, dengan hasil wawancara sebagai berikut:

No Nama

FASHAHAH TARTIL

Mean

(X) Mura’atul

Huruf

Mura’atul

Harakat

Mura’atus

Shifat Volume

Mura’atut

Tajwid

Mura’atul

Kalimat

Waqaf

-Ibtida

Tanaffu

s

Kela

ncara

n

1. Akmal 85 85 80 85 85 85 85 80 75 83

2. Aulia 70 75 70 80 70 80 80 80 80 77

3. Cira 70 80 70 75 80 80 85 80 85 78

4. Clara 85 80 85 85 80 80 80 80 75 81

5. Naila 85 85 75 65 85 80 85 80 85 81

JUMLAH 405 405 380 390 405 405 415 400 400 400

RATA-

RATA

81 81 76 78 81 81 83 80 80 80

79 81

Page 81: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

68

1. Pengelola

LPQ Masjid Fathullah adalah perubahan dari TKA/TPQ yang

dirubah pada tanggal 31 Juli 2005, seiring dengan perubahan TPQ

menjadi LPQ, berubah pula metode yang dipakai LPQ Masjid Fathullah

yang awalnya menggunalan Metode Iqra kemudian berganti dengan

Metode Qiraati sampai sekarang.

LPQ Masjid Fathullah terdiri dari 9 guru (8 sudah bersyahadah

dan 1 belum syahadah), ditambah satu orang sebagai tata usaha (TU).

Usaha yang dilakukan dalam peningkatan kualitas pembelajaran

di LPQ Masjid Fathullah adalah melakukan pembinaan guru, yaitu

dengan mengikuti MMQ baik tingkat lembaga, kecamatan, maupun

Jabodetabeka, Silaturrahim ke kordinator Qiraati Jabodetabeka (H. Drs.

Abu Bakar Salim Zarkasyi).1

2. Kepala Lembaga

LPQ sudah menggunakan Metode Qiraati selama 5 tahun dan

sudah melaksankan Khatmul Qur‟an santri (Wisuda) sebanyak 4 kali.

Kesulitan yang sering dihadapi oleh guru adalah ketika

mengkondisikan anak-anak pada saat klasikal besar, mengkondisikan

anak saat di kelas, pembelajaran dengan mengunakan alat peraga.

Kesulitan tersebut dihadapi oleh seorang guru ketika dia tidak menguasai

metodologi dan tidak memahami psikologi anak.2

3. Wali Kelas

Secara garis besar penerapan Metode Qiraati sudah cukup efektif,

hal ini dapat dilihat dari penerapan kurikulum yang dipakai oleh guru

dengan baik dari awal sampai kegiatan pembelajaran sampai akhir.

Kendala yang sering terjadi di LPQ Masjid Fathullah yaitu

berkaitan dengan masalah kedisiplinan (guru/santri tidak hadir atau

1 Abdullah, Hadlir, Wawancara, Jakarta, 18 November 2010

2 Saeful, Mu‟min, Wawancara, Jakarta, 10 November 2010

Page 82: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

69

datang terlambat), guru tidak menguasai metodologi dan psikologi anak,

karismatik guru kurang terlihat dimata santri dikarenakan sebagian besar

guru LPQ Masjid Fathullah berstatus sebagai mahasiswa.

Adapun Persiapan yang dilakukan guru LPQ Masjid Fathullah

adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui Visi Misi kelas (target perkelas), dan mengetahui serta

menguasai materi kelas.

2) Persiapan harian, meliputi: mengetahui kemampuan anak dan

efektivitas waktu.

Materi yang diajarkan di LPQ Masjid Fathullah 100% sesuai

dengan apa yang ada dalam kurikulum Metode Qiraati.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan santri selalu

menggunakan alat bantu. Alat yang di pakai guru dalam mengajar adalah:

Peraga Qiraati, Stik penunjuk, Papan tulis, Absensi, Buku Qiraati, Buku

materi tabahan, Spidol, Penghapus. Sedangkan alat yang dipakai santri

dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar adalah: Buku Qiraati, Materi

tamabahan, Buku prestasi, dan Buku tulis.3

4. Melalui Dokumentasi

Pencarian data melalui teknik dokumentasi yang penulis lakukan

melalui beberapa cara, yaitu sebagi berikut:

a. Administrasi, Data Guru dan Santri

Lembaga Pendidikan Al-Qur‟an Masjid Fathullah mempunyai

tenaga pengajar berjumlah 9 orang dan 1 orang tata usaha dengan data

sebagaimana terlampir.

Adapun Santri LPQ Masjid Fathullah tahun ajaran 2010/2011

tercatat secara keseluruhan berjumlah 104, namun yang aktif hadir ± 80

santri.

3 Sufairok, Wawancara, Jakarta, 19 November 2010

Page 83: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

70

b. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Qiraati di LPQ Masjid

Fathullah

1) Klasikal

Kegiatan klasikal dibedakan menjadi 2, yaitu klasikal besar dan

klasikal individual.

a) Klasikal Besar

Sebelum santri atau peserta didik masuk ke dalam kelasnya

masing-masing, mereka berkumpul di aula atau diluar kelas untuk

membaca doa kemudian dilanjutkan dengan membaca materi penunjang

sesuai dengan jadwal. Hal ini dilaksanakan selama ± 30 menit.

Adapun materi penunjang yang dibaca pada kegiatan klasikal

besar adalah surat-surat pendek (adhuha s/d an-Nash), doa-doa harian

(dari bangun tidur sampai tidur kembali), dan bacaan sekitar shalat.

b) Klasikal Peraga

Klasikal peraga ialah pembelajaran Al-Qur‟an yang

dilaksanakan di kelas dengan menggunakan alat peraga, yaitu guru

menerangkan materi pokok yang berada di dalam alat perega kemudian

santri membaca secara bersama-sama, sewaktu-waktu guru menyuruh

salah satu santri untuk membaca sendiri sementara santri yang lain

menyimak dan mengoreksi.

2) Kegiatan Pembelajaran di Kelas

Setelah kegiatan klasikal besar selesai, semua murid masuk ke

kelasnya masing-masing untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di

kelas selama ± 30 menit dengan sistem pembelajaran sebagai berikut:

a) Klasikal peraga awal (15 Menit Pertama)

Pada kegiatan ini, seorang guru mengajarkan kepada santri

dengan menggunakan alat peraga dengan cara guru menerangkan dan

memberikan contoh pokok bahasan yang bergaris bawah yang berada di

peraga tanpa dieja kemudian anak mengikutinya, setelah itu anak

membaca materi yang ada di bawah pokok bahasan secara bersama-sama

Page 84: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

71

dan sewaktu-waktu guru menunjuk salah satu murid untuk membaca

sendiri sementara yang lainnya memperhatikan bacaan dari temannya

dengan cara tidak dituntun (daktun).

b) Individual (30 Menit)

Kegiatan individual dilaksanakan setelah para santri belajar

dengan menggunakan alat peraga. Pelaksanaan kegiatan ini yaitu, santri

membaca jilid/ buku Qiraati di depan guru secara bergantian sementara

yang lainnya diberi tugas menulis atau membaca sendiri halaman yang

akan dibaca di depan guru sebagai persiapan.

c) Klasikal Peraga Akhir (15 Menit Akhir)

Yaitu pembelajaran dengan menggunakan peraga untuk yang

kedua kalinya. Pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan

klasikal peraga awal, perbedaannya hanya pada pembacaan halaman

peraga. Kalau pada klasikal peraga awal, guru mengajarkan materi

peraga dari halaman pertama sampai terakhir (± lima halaman),

sedangkan pada pelaksanaan klasikal peraga akhir, pengajaran Al-Qur‟an

dengan peraga dari halaman terakhir sampai awal sesuai dengan materi

peraga yang dibaca pada klasikal peraga awal.

Adapun inti dari pembelajaran Al-Qur‟an Metode Qiraati adalah

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga, hal ini dirasa sangat

efektif karena pada pelaksanaan klasikal peraga, santri akan lebih

semangat belajar sebab dituntut untuk membaca secara

serempak/bersama-sama, kemudian pada saat guru menunjuk salah satu

santri untuk membaca peraga, secara tidak langsung guru melatih agar

anak mempunyai sifat pemberani untuk membaca sendiri sementara guru

dan murid yang lainnya mendengarkan dan mengoreksi bacaannya.

5. Melalui Catatan Lapangan

Dari Hasil penelitian melalui catatan lapangan dapat diidentifikasi

bahwa program pembelajaran di LPQ Masjid Fathullah yang berpedoman

pada kurikulum Metode Qiraati, secara garis besar sudah terlaksana, namun

Page 85: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

72

ada 2 kelas yang belum menerapkan program pembelajaran secara

keseluruhan, yaitu kelas Al-Qur‟an dan kelas Pra Qiraati. Pada kelas Al-

Qur‟an pembacaan peraga yang harusnya dilakukan 2 kali yaitu pada 15

menit awal dan 15 menit akhir, di LPQ Masjid Fathullah hanya dilaksanakan

satu kali hal ini mengingat banyaknya jumlah kelompok santri pada kelas Al-

Qur‟an, sementara gurunya hanya satu. Pada kelas Pra Qiraatipun demikian,

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga hanya dilaksanakan satu kali

dengan alasan santri kelas Pra Qiraati masih sangat kecil antara usia 3-4 tahun

yang secara psikologi anak seusia itu cenderung bosan dan suka bermain.

Dalam pelaksanaan shalat ashar berjama‟ah, tidak semua guru dan

santri mengikutinya dikarenkan keterlambatan atau sudah melakukan shalat

duluan, hal ini menunjukan tidak semua guru dan santri mengikuti kegiatan

pembelajaran yang sudah ditetapkan di LPQ Masjid Fathullah.

Dalam kegiatan pembelajaranpun terkadang ada santri yang lari-larian

atau bercanda, walaupun guru meberikan teguran atau nasihat namun santri

enggan mengikuti apa yang diperintahkan guru, hal ini menunjukan ada

beberapa guru yang kurang bahkan tidak memahami psikologi anak.

Adapun dalam membaca materi penunjang pada saat klasikal besar

dan pembelajaran dengan peraga, santri terlihat sangat antusias dan semangat,

hal ini menunjukan bahwa guru mampu mengkondisikan dan menerepkan

program pembelajaran dengan baik.

C. Usaha Peningkatan LPQ Masjid Fathullah

Dalam usaha meningkatkan kualitas lembaga, LPQ Masjid Fathullah

melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Menyediakan Guru yang Profesional

Untuk membentuk guru yang profesional, LPQ Masjid Fathullah

mengadakan kegiatan-kegitan, sebagai berikut:

a. MMQ (Majelis Mu‟alimil Qur‟an) baik tingkat lembaga, Korcam,

maupun JABODETABEKA.

b. Khataman Al-Qur‟an yang diadakan setiap 1 minggu sekali.

Page 86: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

73

c. Mengadakan pembinaan metodologi qiraati.

d. Mengadakan pengajian sore dalam bentuk kajian sesuai bidang

keilmuan.

2. Kegiatan di Luar Pembelajaran

Kegiatan diluar pembelajaran merupakan kegiatan yang disepakati

bersama oleh pengelola dan guru LPQ Masjid Fathullah berdasarkan

keputusan rapat. Kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Mengadakan MMQ lembaga yang diadakan 1 minggu sekali.

b. Mengadakan kegiatan evaluasi mingguan, bulanan, dan semester.

c. Membuka pengajian Qiraati untuk remaja dan mahasiswa.

d. Mengadakan kegiatan peringatan hari besar islam (PHBI), dan

peringatan hari besar nasional (PHBN).

e. Mengadakan kegiatan Pesanteren kilat/Quantum Kids setiap awal

bulan Ramadhan.

f. Setiap 1 tahun sekali belajar di luar kelas

g. Bersilaturrahmi ke sesepuh LPQ Masjid Fathullah dan koordinator

Qiraati.

Page 87: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tentang efektivitas penggunaan Metode Qiraati

terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik dan benar di LPQ

Masjid Fathullah, penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran di LPQ Masjid Fathullah

mengacu pada kurikulum qiraati, di mulai dari jam 15.30-17.10 dengan

pebagian waktu sebagai berikut:

a. Pukul 15.30-15.40 : Pelaksanaan shalat ashar berjama’ah.

b. Pukul 15.40-16.00 : Pelaksanaan klasikal besar di aula TPQ.

c. Pukul 16.00-17.00 : Kegiatan di kelas, yaitu pelaksanaan klasikal awal,

baca buku/jilid qiraati secara individual, dan klasikal akhir.

d. Pukul 17.00-17.10 : Hafalan dan ricek materi penunjang/tambahan dan

membaca doa penutup secara bersama-sama.

2. Kegiatan pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan Metode Qiraati di

LPQ Masjid Fathullah, tergolong sangat efektif karena guru mampu

melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum secara baik

dari awal kegiatan pembelajaran dilaksanakan sampai akhir, walaupun ada

beberapa kelas yang belum dapat terkondisikan dikarenakan guru kurang

menguasai metodologi pembelajaran dan kurang memahami psikologi

anak. Selain itu, dalam hal kedisiplinan juga perlu ditingkatkan agar tujuan

pembelajaran tercapai sesuai dengan program yang telah tetapkan.

3. Kemampuan membaca Al-Qur’an santri LPQ Masjid Fathullah terutama

kelas finishing tergolong sangat baik, hal ini dapat dilihat dari hasil tes

baca Al-Qur’an kelas finishing yang mencapai nilai rata-rata fashohah

Page 88: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

75

mencapai 79, dan nilai tajwid 81. Hal ini mengindikasikan bahwa

kemampuan bacaan Al-Qur’an santri LPQ Masjid Fathullah terutama kelas

finishing tergolong baik, namun peningkatan kualitas pembelajaran

kiranya perlu ditingkatkan lagi, supaya kualitas membaca Al-Qur’an santri

LPQ Masjid Fathullah lebih baik.

B. Saran

1. Bagi Pengelola, hendaknya lebih meningkatkan mutu pendidikan melalui

peningkatan sumber daya manusia (SDM), yaitu melalui kegiatan

pembinaan guru, pelatihan, serta piningkatan dalam hal sarana dan

prasarana supaya kegiatan pembelajaran lebih baik serta tujuan

pembelajaran dapat tercapai sesuai program yang sudah direncanakan.

2. Bagi Kepala Lembaga, hendaknya lebih meningkatkan kedisiplinan guru

serta menfasilitasi dalam mengikuti pembinann, penyuluhan atau traning-

training, agar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru lebih

menguasai metodologi dan psikologi anak.

3. Bagi masyarakat, terutama wali santri hendaknya memberikan dukungan

baik moril maupun materil terhadap eksistensi Lembaga Pendidikan Al-

Qur’an dan memberikan motivasi kepada anaknya dalam belajar membaca

Al-Qur’an.

4. Bagi Lembaga, baik formal maupun non formal yang mengajarkan

pembelajaran Al-Qur’an, hendaknya lebih selektif dalam pemilihan

metode pembelajaran Al-Qur’an, karena pemilihan metode akan

berpengaruh terhadap kualitas membaca Al-Qur’an anak.

5. Kepada para Guru Al-Qur’an, hendaknya mengikuti pelatihan-pelatihan

yang berkaitan dengan pengajaran anak agar kualitas dalam pengajaran

lebih baik serta mempu memahami psikologi anak.

6. Bagi para santri yang sedang belajar membaca Al-Qur’an baik di Lembaga

Pendidikan formal maupun non formal hendaknya lebih tekun lagi dalam

belajar membaca Al-Qur’an agar mampu membaca Al-Qur’an dengan baik

dan benar (Mujawwad-Murattal) sebagai bekal di masa depan.

Page 89: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pedoman Wawancara Pengelola

2. Daftar Pedoman Wawancara Kepala Lembaga

3. Daftar Pedoman Wawancara Wali Kelas Qiraati 3

4. Berita Hasil Wawancara Pengelola

5. Berita Hasil Wawancara Kepala Lembaga

6. Berita Wawancara Wali Kelas Qiraati 3

7. Berita Hasil Tes Baca Al-Qur’an Kelas Finishing

8. Berita Hasil Observasi di LPQ Masjid Fathullah

9. Surat Keterangan Pengajuan Proposal Skripsi

10. Surat Keterangan Izin Penelitian

11. Surat Keterangan Riset/Wawancara

12. Surat Keterangan Penelitian dari LPQ Masjid Fathullah

13. Pengesahan Panitia Ujian

Page 90: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

DAFTAR PUSTAKA

Abdurohim, Acep Lim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap. Bandung: CV Penerbit

Diponogoro, 2007

Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1997.

Ahsin, W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Arikunto, Suharismi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1996.

Artmanda, Frista W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Lintas Media

Jombang, t.t.

Aziz, Abdul dan Rauf, Abdul, Pedoman Tahsin Al-Qur’an, Jakarta: Dzilal Press,

1997.

Dachlan, Abu Bakar, Pak Dahlan Pembaharu dan Bapak Al-Qur’an, Semarang:

Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Raudhatul Mujawwidin, t.t.

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: CV. Toha Semarang, 1988.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1995

Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2002.

Hadhiri, Choirudin, Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani

Press, 2003.

Hadlir, Abdullah, Wawancara, Jakarta, 18 November 2010

Hajar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996.

http://qiraati.wordpress.com/2009/11/12/pesan-pesan-kh-dachlan-salim-zarkasyi/

http://www.gokkri.com/2010/01/sejarah-qiroati.html.

Mahyudi, Syaifullah, Permata Al-Qur’an, Jakarta: CV. Rajawali, 1985.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006.

Mu’min, Saeful, Wawancara, Jakarta, 10 November 2010

Page 91: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

Muarif, Hasan dan Ambari, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Ichthiar Baru, 1996).

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005.

Shihab, M. Quraisy, Wawasan Al-Qur’an, Bandung: Penerbit Mizan, 1996.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1995.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003.

Sudjana, Nana, Penilaian Proses Balajar Mengajar, Bandung: PT. Rosda karya,

1991.

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Argesindo,

1995.

Sufairok, Wawancara, Jakarta, 19 November 2010

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2010.

Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian-penelitian Ilmiah Dasar Metoda

Teknik, Bandung: Tarsito, 1998.

Susilo Eko, Madya, Dasar-dasar Pendidikan, Semarang: Effhar Effset, 1990.

Syarbasyi, Ahmad, Dimensi-dimensi Kesejatian Al-Qur’an, Yogyakarta: Penerbit

Ababil, 1996.

Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Da’wah Islamiyah, Surabaya: PT. Bina

Ilmu, 1979.

Tim Penyusun Dikdaktik Kurikulum IKIP Surabaya: Pengantar Didaktik Metodik

Kurikulum PBM, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993.

www. Sisdiknas. Co. id.

Yusuf, Tayar dan Anwar, Syaiful, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa

Arab, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, t.t.

Dachlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an, Semarang:

Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Raudhatul Mujawwidin, 1990.

Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, Jakarta: PT Bulan Bintang, 2005.

Page 92: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: t.p, 1983H.

Page 93: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

Gambar 1

Kantor LPQ Masjid Fathullah

Gambar 2

Kegiatan Shalat Ashar Berjama’ah

Guru dan Santri LPQ Masjid Fathullah

Page 94: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

Gambar 3

Kegitan Klasikal Besar di Aula LPQ Masjid Fathullah

Gambar 4

Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Pra Qiraati (Pra TK)

Page 95: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

Gambar 5

Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Qiraati 1

Gambar 6

Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Qiraati 2

Page 96: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

Gambar 7

Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Qiraati 3

Gambar 8

Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Qiraati 4

Page 97: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

Gambar 9

Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Qiraati 5

Gambar 10

Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Qiraati 6 dan Juz 27

Page 98: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

Gambar 11

Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Tadarus dan Finishing

Gambar 12

Kegiatan Belajar Mengajar Jam Tambahan Kelas Finishing

sebagai persiapan menghadapi Pra TAS dan IMTAS

Page 99: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

HASIL OBSERVASI DI LPQ MASJID FATHULLAH

Indikator Aspek Penilaian Tiap Indikator Hasil Observasi

A. Keterlaksanaan program pembelajaran oleh guru.

1. Guru dapat mengkondisikan kelas

2. Waktu pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran

3. Guru dapat menyampaikan materi sesuai dengan target pembelajaran

B. Kesesuain proses pembelajaran dengan kurikulum.

1. Materi sesuai dengan kurikulum

2. Program pembelajaran sesuai dengan kurikulum

C. Keterlaksanaan program pembelajaran oleh siswa.

1. Siswa mampu menerima materi yang disampaikan oleh guru

2. Siswa mampu membaca Al-Qur’an lebih baik dari sebelumnya

3. Siswa mampu menghafal dan mempraktekan materi penunjang

D. Interaksi antara guru dan siswa.

1. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru

2. Guru mencontohkan dan siswa menirukan

3. Siswa mengikuti intrupsi dari guru pada saat pembacaan peraga

E. Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran.

1. Siswa mengikuti shalat berjamaah

2. Siswa mengikuti klasikal besar

3. Siswa bersama-sama belajar membaca Al-Qur’an dengan menggunakan

alat peraga

4. Siswa membaca buku qiraati

F. Motivasi siswa meningkat.

1. Siswa sangat semangat dalam membaca materi penunjang saat klasikal

besar

2. Siswa membaca alat peraga dengan kompak baik secara klasikal maupun

individual

Page 100: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

G. Keterampilan dan Kemampuan Guru dalam Menyampaikan Materi.

1. Guru mampu mengkondisikan kelas sebelum kegitan belajar mengajar

dimulai

2. Guru mampu mengkondisikan santri pada saat kegiatan klasikal

3. Guru mampu menyanyikan nyanyian Islami pada saat kegiatan klasikal

Page 101: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

HASIL WAWANCARA

Hari/ Tgl : Kamis, 18 November 2010

Interview : Ust. Abdullah Hadlir

Jabatan : Pengelola LPQ Masjid Fathullah

Pokok Pembicaraan:

1. Latar belakang berdirinya

2. Kapan dan siapa pendirinya

3. Keadaan Guru dan Murid

4. Sarana dan prasarana

5. Proses kegiatan belajar mengajar

6. Metode yang digunakan

7. Usaha-usaha peningkatan

Pokok Pertanyaan:

1. Apa latarbelakang berdirinya Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ) Masjid

Fathullah?

2. Kapan perubahan TPQ menjadi LPQ?

3. Berapa jumlah Guru dan Santri LPQ Masjid Fathullah pada saat sekarang?

4. Bagaimana tingkatan kelas di LPQ Masjid Fathullah?

5. Materi apa saja yang diajarkan di LPQ Masjid Fathullah?

6. Apa syarat-syarat pengajar di LPQ Masjid Fathullah?

7. Sarana dan prasarana apa saja yang tersedia?

8. Usaha apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

LPQ Masjid Fathullah?

Jawaban

1. LPQ Masjid Fathullah merupakan pengembangan dari Taman Pendidikan Al-

Qur’an (TPQ) yang berawal dari sebuah pengajian biasa yang dipelopori oleh

(alm) Drs. H. Muallimi, M.A. dan kawan-kawan kemudian dikembangkan

Page 102: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

oleh bapak. Drs. Bahroin Suryantara dari senat Fakultas Tarbiyah yang

bermula mengadakan pelatihan calon guru dan pengelola TK/ TPQ, yang

kemudian untuk menindaklanjuti hal tersebut maka didirikan TK/ TPQ

Masjid Fathullah yang kemudian dikukuhkan oleh LPPTK-BKPRMI DKI

JAYA dengan nomor unit 555.

Alasan dirubahnya TPQ menjadi LPQ adalah karena Taman Pendidika Al-

Qur’An (TPQ) berorientasi pada pendidikan anak saja, sedangkan Lembaga

Pendidikan Al-Qur’an (LPQ) orientasinya lebih luas, yaitu anak-anak, remaja,

dan orang tua.

2. Pada tanggal 31 Juli 2005, di rumah Sekna Ramadhan (nama salah satu guru

pada waktu itu) di Jombang, Jawa Timur.

3. Jumlah Guru ada 9, Santri 104, sedangkan santri yang aktif ada ± 80 santri.

4. Tingkatan kelas LPQ Masjid Fathullah sebagai berikut:

a. Qiraati jilid 1-6

b. Tadarrus

c. Gharubul Qur’an

d. Tajwid Qur’an

e. Finishing

5. Materi yang diajarkan di LPQ Masjid Fathullah yaitu berupa paket Qiraati,

yang terdiri dari:

a. Peraga (inti dari pengajaran qiraati)

b. Materi tambahan yang terdiri dari: surat-surat pendek dari ad-Dhuha

sampai an-Nash, doa-doa harian, bacaan sekitar shalat dan praktek shalat.

6. Kantor, ruang kelas, peraga, buku Qiraati, buku materi penunjang, Al-Qur’an,

buku prestasi/ penghubung, papan tulis, peraga, spidol, stik penunjuk, absen

santri, telefon, meja, computer, TV.

7. Usaha yang dilakukan dalam peningkatan kualitas pembelajaran di LPQ

Masjid Fathullah adalah melakukan pembinaan guru, MMQ baik tingkat

lembaga, kecamatan, mapupun Jabodetabeka, silaturrahim ke kordinator

Qiraati JABODETABEKA (H. Drs. Abu Bakar Salim Zarkasyi).

Page 103: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

Hari/ Tgl : Rabu, 10 November 2010

Interview : Ust. Saeful Mu’min

Jabatan : Kepala Lembaga

Pokok Pembicaraan

1. Profil kepala lembaga

2. Penerapan metode pembelajaran Al-Qur’an di LPQ Masjid Fathullah

3. Sejarah penerapan Metode Qiraati di LPQ Masjid Fathullah

4. Respon awal penerapan Metode Qiraati di LPQ Masjid Fathullah

5. Perbedaan Metode Qiraati dengan metode yang lain

6. Kegitan pembelajaran Metode Qiraati di LPQ Masjid Fathullah

7. Kesulitan Penerapan metode Qiraati di LPQ Masjid Fathullah

8. Ciri khas Metode Qiraati

9. Syarat guru Qiraati

10. Kelebihan dan Kelemahan metode Qiraati

11. Efektivitas waktu pembelajaran di LPQ Masjid Fathullah

12. Fungsi metode Qiraati dalam pembelajaran Al-Qur’an

13. Syarat Guru Qiraati

14. Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru Qiraati

Isi Pembicaraan

1. Siapakah nama anda?

2. Sudah berapa tahun anda mengajar di LPQ Masjid Fathullah?

3. Metode apa yang diterapkan di LPQ Masjid Fathullah?

4. Kapan pertama kali LPQ Masjid Fathullah menerapkan Metode Qiraati?

5. Adakah respon dari pihak wali santri saat pertama kali diterapkannya Metode

Qiraati?

6. Bagaimanakah proses pembelajaran Metode Qiraati?

7. Adakah kesulitan dalam menerapkan Metode Qiraati?

8. Adakah perbedaan antara Metode Qiraati dengan metode yang lain?

9. Apa ciri khas dari Metode Qiraati?

Page 104: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

10. Apakah Metode Qiraati berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam

membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar?

11. Kelemahan dan atau kelebihan apa saja yang dihadapi dalam penerapan

Metode Qiraati?

12. Berapa lama seorang anak menyelesaikan pembelajaran Al-Qur’an dengan

mengunakan Metode Qiraati?

13. Apakah Metode Qiraati mempermudah anak dalam belajar membaca Al-

Quran?

14. Adakah syarat menjadi guru Qiraati?

15. Kegiatan apa saja yang dilaksanakan oleh guru Qiraati?

Jawaban

1. Saeful Mu’min

2. 4 tahun

3. Metode Qiraati

4. Tahun ajaran 2004-2005, tepatnya ketika dirubahnya TKQ/ TPQ menjadi LPQ

Masjid Fathullah, berubah pula metode pembelajaran yang dipakai LPQ Masjid

Fathullah dari metode Iqra ke metode Qiraati.

5. Banyak santri yang keluar

6. Peta kegiatan pembelajaran di LPQ Masjid Fathullah:

a. 30 menit klasikal besar (sesuai jadwal)

b. Jam 4 masuk kelas, Membaca alfatihah untuk pengarang Metode Qiraati

(alm. K.H. Dachlan Salim Zarkasyi)

c. Baca peraga awal (15 menit pertama)

d. Membaca buku/ jilid Qiraati secara individual (30 menit)

e. Membaca peraga akhir (15 menit terakhir)

f. Evaluasi materi penunjang, pemberian nasehat, dan baca doa sebelum

pulang.

7. Pada dasarnya dalam penerapan metode qiraati tidak ada yang sulit, adapan

kesulitan yang terkadang dihadapai oleh guru yaitu pada teknis pelaksanaannya

Page 105: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

dalam hal mengkondisikan anak dikarenakan guru kurang menguasai

metodologi dan tidak memahami psikologi anak.

8. Ciri khas Metode Qiraati:

a. Dilihat dari metodologi

b. Buku/ Jilid Qiraati yag tidak diperjual belikan bebas

c. Guru Qiraati harus mampu membaca Al-Qur’an secara baik dan benar

(Mujawwad-Murattal), diuji dengan tashih billisan dan bersyahadah.

9. Ya, namun dalam Qiraati seorang anak dikatakan mampu membaca Al-Qur’an

dengan baik dan benar dapat dilihat dari:

a. Hasil tashih, baik tashih korcam maupun JABODETABEKA

b. Khatmul Qur’an/ Wisuda yang diuji oleh perwakilan korcam, kepala

lembaga, guru qiraati, serta disaksikan oleh masyarakat sekitar dan seluruh

wali santri.

c. Kegiatan Khatmul Qur’an merupakan laporan pertanggungjawaban (LPJ)

dari lembaga dan sosialisasi lembaga kepada koordinator dan masyarakat.

10. Kelemahan dan kelebihan Metode Qiraati

a. Kelebihan

1) Klasikal besar, dalam klasikal besar semua santri dikumpulkan di

aula untuk membaca materi penunjang seperti: surat-surat pendek, doa

harian, dan bacaan sekitar shalat, dengan membaca secara bersama-

sama dipimpin oleh salah satu guru, anak-anak sudah dibiasakan

membaca materi penunjang dengan menggunakan bacaan bertajwid.

2) Qiraati dapat diterapkan pada anak usia dini (±usia 3 tahun)

3) Pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan alat peraga, kegiatan

ini adalah inti dari pembelajarann Qiraati.

4) Guru yang mengajar bukan sembarang orang (harus bersyahadah

Qiraati)

b. Kekurangan

Dilihat dari sejarah munculnya, Metode Qiraati tidak secara tiba-

tiba, melainkan sudah diuji coba (eksperimen), studi banding ke berbagai

Lembaga Pendidikan Al-Qur’an serta melakukan perbaikan dan inovasi-

Page 106: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

inovasi namun tidak keluar dari inti pembelajaran Metode Qiraati yang di

buat oleh pengarang (KH. Dachlan Salim Zarkasyi).

Adapun kelemahan dari Metode Qiraati di lapangan adalah ketika

seorang guru tidak menguasai metodologi, kreatifitas dan psikoogi anak.

11. Seorang anak mampu menyelesaikan pembelajaran Al-Qur’an di Fathullah

dan mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar dibutuhkan waktu ±

2-3 tahun, cepat tidaknya seorang anak mmenguasai materi dan mampu

membaca Al-Qur’an dapat dilihat dari intesitas kehadirannya, karena semakin

sering anak hadir, semakin ia mampu menguasai materi karena materi yang

disampaikan oleh guru terapkan secara berulang-ulang sehingga santri

mampu hafal tanpa menghafal, adapun kecerdasan kurang berpengaruh.

12. Metode Qiraati sangat mempermudah anak dalam membaca Al-Qur’an

13. Syarat Guru Qiraati:

a. Harus menguasai materi Qiraati, yaitu dengan belajar dengan

menggunakan buku/ Jilid Qiraati dari jilid 1 sampai gharib.

b. Harus mampu membaca Al-Qur’an secara baik dan benar, hal ini dapat

dibuktikan dengan lulus TAS, baik melalui ketua korcam, maupun ketua

tashih JABODETABEKA.

c. Harus mengikuti dan menguasai metodologi qiraati yang diadaka kord.

JABODETABEKA.

d. Menguasai psikologi anak.

e. Mengikuti MMQ baik yang diadakan oleh lembaga, korcam, maupun kord.

JABODETABEKA.

14. Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru LPQ Masjid fathullah:

a. Khataman setiap 1 minggu sekali

b. Ngaji sore sesuai bidang (kajian)

c. Mengadakan kegiatan evaluasi mingguan, bulanan, maupun semester.

d. Membuka pengajian Qiraati untuk remaja dan mahasiswa.

e. PHBI dan PHBN

f. Pesanteren kilat (Quantum Kids)

g. 1 tahun sekali belajar di luar kelas

Page 107: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

15. Pemecahan masalah ketika lembaga mengalami kesulitan dalam KBM:

a. Dipecahkan secara intern lembaga

b. Sowan ke Drs. Bahroin Suryantara

c. Sowan ke Bapak Abu Bakar Salim Zarkasyi

d. Sowan ke Bapak Erwanto

Page 108: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

Hari/ Tgl : Jum’at, 19 November 2010

Interview : Usth. Sufairok

Jabatan : Wali Kelas jilid 3+Kord. Tashih Lembaga

Pokok Pembicaraan:

1. Persiapan mengajar

2. Kesesuaian materi dengan kurikulum

3. Penggunaan alat bantu dalam mengajar

4. Lama waktu yang dibutuhkan dalam penerapan Metode Qiraati

5. Teknik evaluasi pengajaran

6. Kendala-kendala dalam penerapan Metode Qiraati

7. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut

Isi Pembicaraan:

1. Persiapan apa saja yang dilakukan sebelum mengajar?

2. Apakah yang diajarkan sesuai dengan kurikulum?

3. Apakah dalam mengajar mengunakan alat bantu?

4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam mengajar dengan menggunakan

Metode Qiraati?

5. Bagaimana teknik evaluasinya?

6. Apa saja yang menjadi kendala pembelajaran di LPQ Masjid Fathullah?

7. Usaha apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut?

Jawaban

1. Persiapan yang dilakukan guru LPQ masjid fathullah adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui Visi Misi kelas (target perkelas), dan mengetahui serta

menguasai materi kelas.

b. Persiapan harian, meliputi: mengetahui kemampuan anak, efektivitas waktu.

2. Materi yang diajarkan di LPQ Masjid Fathullah 100% sesuai dengan apa yang

ada dalam kurikulum Metode Qiraati

Page 109: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

3. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan murid selalu menggunakan alat

bantu,

a. Alat yang dipakai guru dalam KBM:

1) Peraga Qiraati

2) Stik penunjuk

3) Papan tulis

4) Absensi

5) Buku Qiraati

6) Buku materi tabahan

7) Spidol

8) Penghapus

b. Alat yang dipakai santri dalam KBM:

1) Buku Qiraati

2) Materi tamabahan

3) Buku prestasi

4) Buku tulis

4. Waktu yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar di LPQ Masjid

Fathullah adalah 1 jam 40 menit mulai dari 15.30– 17.10, adapun pebagian

waktunya adalah sebagai berikut:

Waktu Kegiatan Keterangan

15.30 – 15.40 Jama’ah shalat ashar Semua santri dan bertempat si aula

15.40 – 16.00 Klasikal Besar Semua santri dan bertepat di aula,

membaca materi-materi tambahan*

16.00 – 16.15 Klasikal awal Membaca peraga secara bersama-sama

16.15 – 16.45 Privat Membaca buku sacara individu

16.45 – 17.00 Klasikal akhir Membaca peraga secara bersama-sama

17.00 – 17.10 Hafalan+Ricek Materi

Penunjang

Satu persatu santri setoran hafalan kepada

guru

Page 110: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

* Keterangan

Jadwal materi tambahan sebagai berikut:

o Hari Senin = Doa-doa Harian

o Hari Selasa = Surat-surat Pendek

o Hari Rabu = Doa-doa dalam Shalat dan Praktek Ibadah

o Hari Kamis = Doa-doa Harian

o Hari Jum’at = Surat-surat Pendek

5. Teknik evaluasi yang dilaksanakan di LPQ Masjid Fathullah adalah sebagai

berikut:

a. Materi pokok dilaksanakan setiap hari/pertemuan

b. Materi penunjang/ tambahan dilaksanakan setiap habis semester (1 tahun 2

kali evaluasi).

6. Yang menjadi kendala di LPQ Masjid Fathullah adalah masalah kedisiplinan,

seperti ketidakhadiran guru/santri, keterlambatan guru/ santri dikarenakan

sebagian besar guru di LPQ Masjid Fathullah berstatus sebagai mahasiswa dan

sebagian kecil santri banyak yang mengikuti les/bimbel.

7. Usaha yang dilakukan dalam mengatasi kendala atau permasalahan yang

terkait dengan kedisiplinan adalah:

a. Guru

1) Mengadakan evaluasi guru setiap 1 minggu sekali

2) Pemotongan gaji bagi guru yang terlambat

b. Santri

1) Sms ke orang tua atau wali santri

2) Memberikan surat kepada orang tua/wali santri

3) Memanggil orang tua atau wali santri

Page 111: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Toto Priyanto

NIM : 106011000197

Jurusan : PAI

Semester : IX

Program : Strata 1/S.1

Benar telah melaksanakan Test Of English as Foreign Language (TOEFL) dan Test Of

Arabic as Foreign Language (TOAFL), sebanyak 3 (tiga) kali sehingga mahasiswa yang

bersangkutan berhak untuk menempuh ujian skripsi (Munaqasyah) dan mendaftar

wisuda, dan pihak jurusan bertanggung jawab atas pernyataan ini.

Jakarta, 10 Desember 2010

Mengetahui,

Ketua Jurusan Mahasiswa ybs,

Bahrissalim, M.Ag Toto Priyanto NIP. 19680307.199803.1.002 NIM. 106011000197

Page 112: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

Uji Referensi

Seluruh referensi pada skripsi yang berjudul “Efektivitas penggunaan Metode

Qiraati terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik dan benar (studi

kasus di LPQ Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).” yang disusun

oleh Toto Priyanto, NIM: 106011000197, Jurusan Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, telah diujikan oleh dosen pembimbing

skripsi.

Jakarta, 24 Desember 2010

Pembimbing skripsi

Abdul Ghofur, M.Ag NIP. 19681209 199703 1 003

Page 113: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

Uji Referensi

No Referensi Halaman Keterangan

Ya Tidak

1. Abdurohim, Acep Lim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap.

Bandung: CV Penerbit Diponogoro, 2007. 5

2. Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997. 12

3. Ahsin, W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an,

Jakarta: Bumi Aksara, 1994. 19

4. Arikunto, Suharismi, Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996. 111

5. Artmanda, Frista W, Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia, Jakarta: Lintas Media Jombang, t.t. 19

6. Aziz, Abdul dan Rauf, Abdul, Pedoman Tahsin Al-

Qur’an, Jakarta: Dzilal Press, 1997. 8-9

7.

Dachlan, Abu Bakar, Pak Dachlan Pembaharu dan

Bapak Al-Qur’an, Semarang: Yayasan Pendidikan Al-

Qur’an Raudhatul Mujawwidin, t.t.

61-62

8. Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang:

CV. Toha Semarang, 1988. 45

9. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995 37

10. Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar,

Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002. 121

11. Hadhiri, Choirudin, Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an,

Jakarta: Gema Insani Press, 2003. 25

12.

Hajar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian

Kuantitatif Dalam Pendidikan, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1996.

216

13. http://qiraati.wordpress.com/2009/11/12/pesan-pesan- internet

Page 114: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

kh-dachlan-salim-zarkasyi/

14. http://www.gokkri.com/2010/01/sejarah-qiroati.html. Internet

15. Mahyudi, Syaifullah, Permata Al-Qur’an, Jakarta: CV.

Rajawali, 1985. 5

16. Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. 168&248

17. Muarif, Hasan dan Ambari, Ensiklopedi Islam, Jakarta:

PT. Ichthiar Baru, 1996). 64

18. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002. 284

19. Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam,

Jakarta: Kalam Mulia, 2005.

216, 223-

224&227

20. Shihab, M. Quraisy, Wawasan Al-Qur’an, Bandung:

Penerbit Mizan, 1996. 3

21. Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar,

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995. 48

22. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. 266

23. Sudjana, Nana, Penilaian Proses Balajar Mengajar,

Bandung: PT. Rosda karya, 1991. 60-63

24. Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar,

Bandung: Argesindo, 1995. 39

25. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan

R&D, Bandung: Alfabeta, 2010. 9

26. Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian-penelitian

Ilmiah Dasar Metoda Teknik , Bandung: Tarsito, 1998. 174

27. Susilo Eko, Madya, Dasar-dasar Pendidikan,

Semarang: Effhar Effset, 1990. 63

28. Syarbasyi, Ahmad, Dimensi-dimensi Kesejatian Al-

Qur’an, Yogyakarta: Penerbit Ababil, 1996. 5

Page 115: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3895/1... · 2013-04-29 · Pengurus serta guru TPQ al Muhajirun, Ibu Agus, Ibu Ika,

29. Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Da’wah

Islamiyah, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1979. 90

30.

Tim Penyusun Dikdaktik Kurikulum IKIP Surabaya:

Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 1993.

164-166

31. www. Sisdiknas. Co. id. Internet

32.

Yusuf, Tayar dan Anwar, Syaiful, Metodologi

Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, t.t.

1-2

33.

Dachlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar

Membaca Al-Qur’an, Semarang: Yayasan Pendidikan

Al-Qur’an Raudhatul Mujawwidin, 1990.

Jilid 1-6

34. Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, Jakarta: PT Bulan

Bintang, 2005. 9

35. Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama,

Surabaya: t.p, 1983H. 80

Jakarta, 24 Desember 2010

Pembimbing skripsi

Abdul Ghofur, M.Ag

NIP. 19681209 199703 1 003