jurusan komunikasi dan penyiaran islam...
TRANSCRIPT
ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM ACARA
“DAMAI INDONESIAKU” TVOne
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Iin Syukriyawati
NIM. 206051003909
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2010 M
ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM ACARA
“DAMAI INDONESIAKU” TVOne
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Iin Syukriyawati
NIM. 206051003909
Pembimbing
Drs. Jumroni, M.Si
NIP. 196305151992031006
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini berjudul ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM ACARA
“DAMAI INDONESIAKU” TVOne telah diujikan dalam sidang munaqosyah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tanggal 22 Desember 2010, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program
Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 22 Desember 2010
Sidang Munaqosyah
Ketua Merangkap Anggota,
Drs. H. Mahmud Jalal, MA
NIP. 19520422 198103 1 002
Sekretaris Merangkap Anggota,
Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA
NIP. 19710412 200003 2 001
Anggota,
Penguji I
Rubiyanah, MA
NIP. 19730822 199803 2 001
Penguji II
Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum
NIP. 19610422 199003 2 001
Pembimbing,
Drs. Jumroni, M.Si
NIP. 19630515 199203 1 006
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 22 Desember 2010
Iin Sukriyawati
i
ABSTRAK
ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM ACARA “ DAMAI
INDONESIAKU” TVOne
Televisi merupakan salah satu media massa yang lebih mudah menjangkau
masyarakat dan lebih diminati, televisi selain menyajikan aspek hiburan juga
menyiarkan berita yang diantaranya bersifat sosial kontrol, karena itu televisi sebagai
media massa telah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat.
Dilihat dari sisi dakwah pasti saja medium televisi jauh lebih efektif dibanding jenis
media lainya, selain itu dakwah di televisi memiliki relevansi sosiologis, mengingat
mayoritas masyarakat kita beragama islam.
Seperti yang telah kita ketahui, begitu banyak masalah-masalah yang terjadi di
Indonesia seakan hal tersebut tidak ada jalan penyelesaianya. Maka dari itu dakwah di
tuntut untuk lebih komprehensif, agar semua yang berkenaan dengan hal-hal tersebut
bisa diselesaikan dengan baik sesuai dengan ajaran agama islam ( Dakwah)
TVOne merupakan stasiun TV swasta yang memiliki konsistensi dalam program
keagamaan, yang salah satunya acara “ Damai Indonesiaku” acara ini terlihat sangat
berbeda karena tidak hanya menghadirkan pakar agama sebagai narasumber,
melainkan juga menghadirkan pakar-pakar lain yang tentunya disesuaikan dengan
tema yang diangkat guna pesan yang terkandung dalam setiap tema mengandung
banyak pesan dakwah.
Dari uraian diatas, peneliti ingin mengetahui pesan-pesan dakwah yang terkandung di
dalam acara “Damai Indonesiaku” dari tanggal 03 januari-28 maret 2010. Adapun
metode yang digunakan adalah analisis isi melalui pendekatan deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan alat bantu berupa tabel coding dan menggunakan tiga juri
dalam menganalisisnya.
Berdasarkan hasil analisis terhadap data-data yang terkumpul, peneliti menyimpulkan
bahwa pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam acara adalah: pesan dakwah yang
mengandung nilai Aqidah sebesar, 17,05% pesan dakwah yang mengandung nilai
akhlaksebesar 22,95% pesan dakwah yang mengandung nilai ibadah sebesar, 0%
dan pesan dakwah yang mengandung nilai Mu’amalah sebesar 60%.
Adapun pesan dakwah yang dominan adalah pesan dakwah yang mengandung nilai
Mu’amalah sebesar 60%. perlu diketahui bahwa pesan dakwah tersebut saling
melengkapi dan saling terikat satu sama lainya.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan pembuatan skripsi ini walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya.
Selain itu peneliti menyadari betul tanpa do’a bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, penulisan skripsi ini akan sukar diselesaikan, oleh karena itu, peneliti
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi bersama para Pembantu Dekan (
I, II dan III), ketua dan sekretaris koordinator tekhnik Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Non-Reguler, serta para dosen yang telah memberikan
ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi peneliti dan segenap karyawan FDK
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Jumroni M.si, selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam, yang juga selaku Dosen pembimbing di mana selalu memberikan
motivasi dan mencurahkan perhatian dengan meluangkan waktunya untuk
memberikan pengarahan dan petunjuk yang sangat berharga bagi peneliti,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Kepada Bapak dan Ibuku tercinta terima kasih atas air mata do,a yang
bapak dan ibu selalu panjatkan untuk si bungsu yang dengan penuh
iii
keikhlasan memberikan perhatian, dorongan serta memberikan tanggung
jawab baik rohani maupun jasmani, sehingga skripsi dapat penulis
selesaikan.
4. Kakak-kakakku tersayang serta keponakan-keponakanku yang semakin
menggemaskan terima kasih atas perhatian dan kasih sayang serta do’a
yang diberikan selama ini,
5. Teman-temanku yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih
telah memberikan motivasi serta bantuanya kepada penulis baik dalam
perkuliahan maupun penyusunan skripsi ini.
6. Kepada Bapak Dicky Sumandjaja selaku executive produser acara “Damai
Indonesiaku” beserta segenap tim yang bertugas yang telah memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk menggali data serta kesempatan belajar
di stasiun televisi TVOne.
7. Terima kasih untuk semua pihak yang lagi-lagi mohon maaf, tidak bisa
disebutkan semuanya.
Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menjadi wujud terima kasih
penulis kepada mereka dan bisa menjadi kontribusi ilmiah bagi segenap pembaca.
Penulis sangat terbuka untuk menerima segala kritik dan saran untuk perbaikan
tulisan ini.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………...
KATA PENGANTAR………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………..................……………………………….
DAFTAR TABEL…………………………..……………………………….
BAB I PENDAHULUAN ……………..…………………………………...
A. Latar Belakang Masalah………………………………………….
B. Batasan dan Rumusan Masalah…………………………………..
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………...
D. Metodologi Penelitian…………………………………………….
E. Tinjauan Pustaka………………………………………………….
F. Sistematika Penulisan…………………………………………….
BAB II LANDASAN TEORI ……………..……………………………….
A. Pesan Dakwah…………………………………………………….
B. Televisi…………………………………………………………...
C. Manfaat Televisi Sebagai Kegiatan Dakwah …………………….
BAB III GAMBARAN UMUM ACARA “ DAMAI INDONESIAKU” ..
A. Visi dan Misi……………………………………………………...
i
ii
iv
vi
1
1
6
6
7
14
15
17
17
23
34
41
41
v
B. Target Acara……………………………………………………...
C. Format Acara…………………………………………………….
D. Struktur Organisasi Acara “ Damai Indonesiaku”………………
E. Sejarah dan Implementasi Acara “Damai Indonesiaku” …………
BAB IV ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM ACARA
“DAMAI INDONESIAKU” TVOne …………………………..
A. Tema-tema dalam acara “Damai Indonesiaku” …………………
B. Pesan pesan dalam acara “Damai Indonesiaku”
C. Pesan yang paling dominan dalam acara “Damai Indonesiaku”...
BAB V PENUTUP ……………..…………………………………………..
A. Kesimpulan………………………………………………………
B. Saran-saran……………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
41
42
49
50
56
56
66
86
88
88
88
90
vi
DAFTAR TABEL
1. Tabel Kategori pesan Dakwah…………………………………..
2. Tabel coefisien reability antar juri ……………………………...
3. Tabel temuan Data Umum pesan dakwah dalam 13 tema dalam
acara “Damai Insonesiaku” …………………………………….
4. Tabel Temuan Data Kategori pesan Aqidah …………………..
5. Tabel temuan Data Kategori Pesan Akhlak……………...……...
6. Tabel temuan Data Kategori Pesan Mu’amalah………………..
7. Tabel hasil temuan Data berdasarkan Rumus Coefisien
Reability ………………………………………………………..
8. Tabel hasil Kesepakatan Antar Juri……………………………..
9. Tabel Perhitungan Antar Juri……………………………….......
10
13
59
60
60
61
62
65
65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Televisi adalah salah satu media komunikasi massa yang semakin
memanjakan khalayak, karena televisi memiliki sifat audiovisual. Banyak yang
mengatakan media televisi sebagai salah satu pioner dalam penyebaran informasi
dan dengan menggunakan perangkat satelit, kini menjadi media informasi yang
berkembang pesat.1
Dengan begitu banyaknya stasiun televisi semakin membuktikan bahwa
apa yang terdapat dalam setiap stasiun televisi menjadi konsumsi masyarakat
luas. Dengan alat canggih tersebut mampu memberikan berbagai informasi yang
dibutuhkan masyarakat melalui audio visualnya, televisi mampu memikat para
penggunanya.
Televisi merupakan salah satu media massa yang lebih mudah
menjangkau masyarakat dan lebih diminati, televisi selain menyajikan aspek
hiburan juga menyiarkan berita yang diantaranya bersifat sosial kontrol, karena
itu televisi sebagai media massa telah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat.2
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang memiliki televisi,
bahkan televisi bukan lagi merupakan kebutuhan sekunder, hal ini diperkuat
1 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa:sebuah analisis isi media televisi ( jakarta: rineka
cipta, 1996) h.X 2 Mafri Amir, Etika komunikasi Massa dalam pandangan islam ( ciputat: logos wacana ilmu
1999) h. 28
2
dengan begitu banyaknya televisi-televisi swasta yang berkembang saat ini
diantaranya, RCTI, SCTV, Metro TV, Indosiar, Global TV, Trans TV, ANTV dll.
Banyaknya stasiun televisi selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi para
pecinta televisi dengan berbagai inovatifnya.
Disini bisa kita ketahui bahwa dengan berkembangnya televisi swasta
tersebut dapat menggambarkan begitu banyaknya program-program yang mereka
tawarkan. Baik sifatnya informatif, hiburan, dan pendidikan. Dengan berbagai
program dan sifatnya tersebut, diperlukan adanya program keagamaan (Dakwah)
guna menyeimbangi banyaknya program-program import yang terdapat di dalam
stasiun televisi nasional.
Harus diakui, peranan televisi untuk mengembangkan dakwah sangatlah
diharapkan, karena dengan dakwah melalui televisi hasilnya akan lebih efektif di
banding dengan dakwah konvensional. Hal ini bukan atau tanpa alasan, seperti
yang telah kita saksikan di berbagai sumber berita televisi, begitu banyak
problematika yang terjadi, disinilah dakwah dituntut untuk lebih komprehensif.
Ini terbukti dengan program keagamaan seperti yang dimiliki stasiun TVOne,
dengan realityOnenya “Damai Indonesiaku.”
Stasiun TVOne adalah salah satu stasiun swasta di Indonesia yang
peresmianya dilakukan oleh presiden republik Indonesia. Pada tanggal 14 februari
2008, TVOne menjadi stasiun TV pertama di Indonesia yang mendapatkan
kesempatan untuk diresmikan dari istana presiden.TVOne membuktikan
keseriusanya dalam menerapkan strategi dengan menampilkan format-format
3
yang selalu inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program lainya. Seperti
acara “Damai Indonesiaku.”3
Program keagamaan yang dikemas dengan berbagai cara yang berbeda
yakni dengan salah satu metodenya bil-hikmah, dimana sasaran metode ini adalah
mereka orang-orang yang memiliki intelektual tinggi atau orang-orang
berpendidikan. Materi yang disampaikan harus dengan ucapan yang tepat, diiringi
dengan dalil-dalil yang sifatnya memperjelas kebenaran yang disampaikan
sehingga menghilangkan keraguan dalam mereka.4
Acara “Damai Indonesiaku” merupakan acara dakwah islamiyah yang
sarat akan pesan dakwah, karena sifatnya sendiri komprehensif. Dan karena
memiliki nuansa yang berbeda dibanding dengan program-program agama lain,
yang memiliki program acara yang sama kaitanya dengan keagamaan. Acara ini
membahas seputar permasalahan (problematika) yang paling banyak/ ramai
dibicarakan dalam sepekan. Tentunya dengan dilihat dari sudut pandang agama
islam.
Dalam acara ini narasumber (pakar agama) tidak hanya menjalankan
fungsinya sebagai komunikator saja, melainkan juga aktif berinteraksi dengan
penonton (jamaah) yang ada disekelilingnya. Demikianpun penonton, mereka
juga dituntut pro aktif dalam mengikuti penceramahan yang disampaikan oleh
narasumber. Bahkan penonton bisa juga menjadi sumber informasi baik pada
3 www. TVOne.co.id
4 Ibid, h.75
4
narasumber maupun para pemirsa di rumah dan di masjid itu sendiri ( tempat
terselenggaranya acara) bahkan media. Itu semua dilakukan guna mengkaji lebih
dalam tema yang sedang diperbincangkan.
Format acara dalam “ Damai Indonesiaku” ialah variety show di mana
di sini tidak hanya menampilkan narasumber baik dari pakar agama maupun
pakar yang lain, tetapi disini juga terdapat telepon interaktif guna membangun
komunikasi dengan pemirsa di rumah. dan bahkan tempat pelaksanaan acara
“Damai Indonesiaku” juga berbeda tidak terpaku hanya di satu masjid, melainkan
hampir di setiap masjid-masjid yang ada di Indonesia bahkan masjid-masjid yang
terdapat dalam instansi seperti rumah tahanan, rumah sakit dll. Ini dilakukan
semata-mata karena adanya penyesuaian dengan tema yang di angkat.
Untuk mengawali acara tersebut, terlebih dahulu penonton dihantarkan
dengan ilustrasi yang berbentuk gambar penayangan pemberitaan yang paling
ramai diperbincangkan dalam sepekan, dan dari gambar penayangan itulah yang
nantinya dijadikan topik diskusi. Inilah yang menjadi karakteristik acara “Damai
Indonesiaku” dengan berbagai inovasinya TVOne mampu mencuri hati para
pemirsa setia TVOne dan tidak hanya itu,di sini pembawa acara tidak hanya
menjalankan fungsinya sebagai pengantar jalanya acara melainkan juga pro aktif
dalam memberikan berbagai pertanyaan, ini dilakukan guna menghidupkan
suasana supaya membuat pemirsanya tidak merasa jenuh dengan mengikuti acara
yang sangat menyita waktu. Tidak tanggung-tanggung untuk merealisasikan acara
tersebut butuh waktu yang sangat panjang dengan durasi waktu 120 menit atau
5
kurang lebih 2 jam. Acara ini diakhiri dengan tulisan yang merupakan arti dari
sebuah ayat dengan diiringi lagu religi.
Dari segi waktu penayanganya sangat tepat, karena acara tersebut
ditayangkan pada pukul 13:00-15:00 setiap hari minggu. Di mana pada hari
tersebut masyarakat Indonesia pada umumnya melakukan aktifitasnya dirumah,
karena hari minggu merupakan hari libur nasional. Di mana banyak orang lebih
suka menghabiskan waktu liburnya dengan berkumpul bersama keluarga di
rumah. Dan jam penayanganyapun sangat tepat ditayangkan pada saat banyak
orang yang telah menyelesaikan/ melakukan shalat dzuhur. Biasanya setelah itu
mereka menyempatkan waktu luang mereka untuk melihat televisi sambil makan
siang. Dan tidak hanya itu alasan acara ini tayang setiap jam 13:00 hari minggu
karena pada waktu itu tidak ada stasiun lain yang menayangkan acara keagamaan
semua menayangkan sinetron yang sifatnya hiburan. Dengan hadirnya acara
“Damai Indonesiaku” diharapkan pesan yang disampaikan dapat bermanfaat dan
mampu memberikan pengetahuan yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia.
Presenter dalam acara ini merupakan seorang aktor dan presenter kondang
yang juga banyak menyibukkan aktifitasnya dalam kegiatan keagamaan (dakwah)
beliau tidak lain adalah David Chalik. Acara “Damai Indonesiaku” merupakan
acara yang sarat akan ilmu pengetahuan terutama ilmu agama, karena acara ini
mengkaji tentang berita-berita yang ramai diperbincangkan dalam sepekanya.
Dengan tidak mengurangi kandungan pesan-pesan dakwah yang terdapat dalam
setiap permasalahan. Tentunya dikaji dari sudut pandang islam.Dengan melihat
6
latar belakang diatas maka penelitian ini diberi judul:ANALISIS ISI PESAN
DAKWAH DALAM ACARA “DAMAI INDONESIAKU” TVOne.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yakni, hanya pesan-pesan
dakwah yang disampaikan oleh narasumber (pakar agama) yang bersifat audio
yang terdapat dalam acara “Damai Indonesiaku”, penelitian ini menganalisis
acara pada bulan januari-maret 2010. Di mana dalam melakukan penarikan
sampel ini menggunakan teknik penarikan purposive sampling, yang mana
sampel tersebut dipilih secara sengaja oleh peneliti.5
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah:
a. Apa saja tema-tema dalam acara “Damai Indonesiaku”?
b. Apa pesan dari masing-masing tema dalam acara “Damai Indonesiaku”?
c. Pesan yang paling dominan dalam acara “Damai Indonesiaku”?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apa saja tema-tema dalam acara “Damai Indonesiaku”
b. Untuk mengetahui apa pesan dari masimg-masing tema dalam acara
“Damai Indonesiaku”
5 Manasse Malo, metode penelitian kuantitatif, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, 2003) h. 4.15
7
c. Untuk mengetahui pesan yang paling dominan dalam acara “Damai
Indonesiaku”
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Untuk memberikan kontribusi positif baik dalam bidang ilmu
pengetahuan agama, khususnya study dakwah dan komunikasi. Selain itu
memperdalam metode atau cara bagaimana dakwah yang dikemas dalam
sebuah televisi.
b. Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan wawasan
pengetahuan terutama para pemula aktivis dakwah islam, dan juga para
pengelola televisi yang kaitanya dengan pengembangan dakwah melalui
televisi, serta diharapkan mampu memenuhi kebutuhan rohani masyarakat.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi
(content analysis), yaitu memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang
disampaikan dalam bentuk lambang-lambang. Penelitian ini menggunakan
pendekatan metodologi penelitian kuantitatif.
Barelson mendefinisikan kajian isi sebagai tehnik penelitian untuk
keperluan mendeskripsikan secara obyektif, sistematis, dan kuantitatif tentang
8
manifestasi komunikasi. Sedangkan R.Hostly mendefinisikan analisis isi
sebagai suatu metode analisis isi pesan dalam satu cara yang sistematis yang
menjadi petunjuk untuk mengamati dan menganalisa hal tertentu yang
disampaikan oleh komunikator.6 Dengan menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut: 1) perumusan masalah, 2)perumusan hipotesis, 3) pemilihan
satuan analisis, 4) konstruksi kategori, 5)penarikan sample, 6)pembuatan alat-
alat ukur, 7)realibilitas koding, 8) analisis dan interpretasi data.7
2. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah acara “Damai Indonesiaku”
TVOne, sedangkan unit pengamatanya adalah isi pesan dakwah acara “Damai
Indonesiaku”
3. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk menambah informasi, maka penelitian ini menggunakan tehnik
pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:
a. Observasi
observasi yang dilakukan peneliti bersifat menyaksikan, mengamati
dan mendengarkan secara langsung, acara “ Damai Indonesiaku” kemudian
mengkopi acara tersebut khususnya pada bulan januari-maret 2010 sebagai
bahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini.
6 Ibid, h. 14
7 Jumroni, metode-metode penelitian komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006)
cet,1, h. 73-77
9
b. Wawancara
mengadakan wawancara langsung dengan executive produser acara “
Damai Indonesiaku” dalam wawancara peneliti menggali data sebanyak-
banyaknya tentang acara “ Damai Indonesiaku” khususnya gambaran umum
acara tersebut.
c. Dokumentasi
data yang diperoleh berasal dari dokumen-dokumen stasiun TVOne
seperti kaset CD, dimana peneliti mentransfer acara “Damai Indonesiaku”
bulan januari-maret 2010.yang dibantu oleh tim produksi, ini dilakukan untuk
memudahkan peneliti dalam menganalisis pesan-pesan dakwah yang
terkandung dalam acara tersebut. Tidak hanya itu untuk memperkuat data-data
tersebut peneliti harus memperoleh berkas-berkas dan foto yang berhubungan
dengan acara ini.
4. Pengolahan Data dan Definisi Operasional
Setelah peneliti memperoleh data-data yang ditentukan sebagai sample
yaitu berupa kaset acara “Damai Indonesiaku”bulan januari-maret 2010
kemudian peneliti merekam acara tersebut dan dijadikan ke dalam bentuk
transkip data, dalam pengolahan data ini peneliti melakukanya dalam bentuk
cooding yaitu pemberian tanda atau lambang.
Dalam analisa data peneliti menggunakan tiga orang juri yang
memiliki kualifikasi dan dipandang menguasai tentang pesan-pesan agama,
10
untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing dan termasuk
mengetahui koefisien reliabilitas setiap juri, antara juri 1 dan 2, juri 1 dan 3,
juri 2 dan 3.
Untuk mempermudah juri dalam menganalisis isi pesan dakwah yang
terdapat dalam acara “ Damai Indonesiaku” maka peneliti membuat tabel
berdasarkan kategorisasi secara sistematik yang terdiri dari aqidah, ibadah,,
akhlak,dan mu’amalah. Adapun tabel kategorisasi:
Tabel 1
Kategorisasi Pesan
No Kategorisasi
1 Aqidah
2 Ibadah
3 Akhlak
4 Mu’amalah
Berdasarkan kategori tersebut penulis membuat definisi operasional
sebagai berikut:
a. Aqidah
11
yang dimaksud dengan aqidah dalam acara ini adalah tayangan yang
isinya tentang keyakinan, kepercayaan, keimanan yang termasuk dalam
rukun iman.
b. Ibadah
yang dimaksud dengan ibadah dalam acara ini adalah tayangan yang
isinya memuat tentang berbagai aturan dan ketentuan yang berasal dari Allah
S.W.T. dan Rasulullah S.A.W. dalam hal ibadah. Yang meliputi : shalat,
puasa, zakat, dan haji.
c. Akhlak
Yang dimaksud dengan akhlak dalam acara ini adalah tayangan yang
isinya tentang hal-hal yang berkenaan dengan etika, moral, budi pekerti
manusia dengan makhluk lainya dan manusia dengan Allah S.W.T.
d. Mu’amalah
Yang dimaksud dengan mu’amalah dalam acara ini adalah tayangan
yang isinya tentang pergaulan hidup antar sesama manusia seperti ekonomi,
politik,hokum, sosial,kesehatan, seni, budaya dll.
5. Analisa Data
Data-data yang telah diolah kemudian dianalisa sesuai dengan jenis data
yang terkumpul, metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif yaitu dengan memaparkan atau menggambarkan pesan-
12
pesan dakwah dalam acara “ Damai Indonesiaku” Dalam hal ini menggunakan
rumus.8
P = 𝑭 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Tujuan menggunakan rumus ini adalah untuk melakukan penjumlahan
pada kategorisasi pesan dalam acara “ Damai Indonesiaku,” selain itu juga
untuk mencari pesan dakwah yang dominan dalam acara “ Damai Indonesiaku.”
Setelah data terkumpul, maka menentukan atau mengklasifikasi topik-
topik dakwah acara dalam “Damai Indonesiaku,” analisa dilakukan dengan cara
mengkategorisasi ke dalam kategori pesan yang sudah ditentukan oleh peneliti
yaitu, aqidah, ibadah, akhlak., dan mu’amalah. kemudian dianalisa untuk
mencari isi pesan yang paling dominan dalam acara “Damai Indonesiaku,”
Untuk mencari koefisisen reliabilitas kategori antar juri, dan untuk
mengukur rata-rata perbandingan nilai keputusan antar juri, maka penelitian ini
menggunakan rumus Holsty. ( 1969:17-150)9
Koefisien Reliabilitas = 2M
N1−N2
Keterangan :
2M = Nomor yang sama antar juri
8 Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan,(Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada,
2006), h. 43 9 Jumroni, Metode-metode penelitian Komunikasi, ( Jakarta: UIN Jakarta press, 2006).
Cet. 1 h.76
13
N1, N2 = Jumlah item yang dibuat oleh juri
Tabel 2
Coefisien Reability Antar juri
Antar juri Persen
1 dan 2 0,29
1dan 3 0,3
2 dan 3 0,32
jumlah 0,91
Berdasarkan tabel di atas , memperlihatkan bahwa hasil kesepakatan dari
ketiga juri yaitu mencapai 0,91 atau 91%. Hasil ini diperoleh dari 13 (tiga belas)
tema di atas, kemudian menjumlahkan semua nilai dari kesepakatan 3 (tiga) juri.
Dengan menggunakan rumus komposit reability sebagai berikut:
Komposit Reliabilitas : N (X antar juri )
1+(N−1) (X antar juri )
Keterangan :
N = Jumlah juri
X = Rata-rata koefesien reliabilitas juri
Nilai rata-rata (X) = ~0,91 : 3 = 0,303
Komposit reability = N X Antar Juri
1+ 3−1 × X Antar Juri
14
= 3 0,303
1+ 3−1 × 0,303
= 0,909
1+ 2 × 0,303
= 0,909
1+ 0,606
= 0,909
1,606
= 0,566002
= 0,57
Perhitungan dari data diatas, menunjukkan tingkat validitas yang cukup,
karena ini didasari oleh penilaian dengan menggunakan 3 (tiga) juri, sehingga
tidak akan terjadi kekeliruan data dan penilaian ini dapat dikatakan akurat dan
objektif.
6. Pedoman Penulisan
dapun tehnik penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman
penulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang diterbitkan oleh UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan pustaka,
baik di perpustakaan umum maupun di perpustakaan fakultas dakwah dan
15
komunikasi dan setelah ditinjau banyak sekali karya ilmiah yang berkenaan
dengan analisis isi pesan dakwah, yang menulis dalam pembahasan yang sama
dengan judul yang berbeda tentunya. Oleh karena itu, untuk menghindari adanya
“plagiator” (menduplikat) hasil karya orang lain, maka penulis mempertegas
perbedaan karya ilmiah yang penulis teliti dengan masalah yang diangkat yaitu
sebagai berikut:
Analisis isi pesan Dakwah dalam acara “Damai Indonesiaku” TVOne.
Dari judul sekilas nampak sama dengan karya-karya ilmiah sebelumnya, tetapi
apabila dilihat lebih dalam materi yang dibahas tidak lagi sama dengan materi-
materi yang terdapat dalam karya ilmiah sebelumnya, materi dalam acara ini
berkenaan dengan isu-isu yang paling ramai diperbincangkan selama sepekan
dalam media televisi.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan peneliti dalam penyusunan skripsi ini, maka dibuatlah
sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab-bab, dan memiliki beberapa
sub-sub yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN; Mencakup Latar Belakang Masalah, Batasan
dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Rumusan Masalah,
Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika
Penulisan.
16
BAB II : LANDASAN TEORI; Mencakup, Tinjauan tentang pesan
dakwah, acara keagamaan, televisi.
BAB III : GAMBARAN UMUM ACARA “DAMAI INDONESIAKU”
TVOne; Mencakup, Visi dan Misi, Target Acara, Format Acara,
Gambaran Umum acara “Damai Indonesiaku,” Gambaran Umum
Program-program acara di stasiun TVOne.
BAB IV : ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM ACARA “
DAMAI INDONESIAKU” TVOne; Mencakup, apa saja tema-
tema dalam acara “Damai Indonesiaku”, apa pesan dari masing-
masing tema acara “Damai Indonesiaku”, pesan yang paling
dominan dalam acara “Damai Indonesiaku”.
BAB V : PENUTUP; Mencakup, kesimpulan yang merupakan jawaban
terhadap rumusan permasalahan, saran-saran yang dilengkapi
dengan daftar pustakadan lampiran-lampiran.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pesan Dakwah
Pesan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perintah,
nasehat,permintaan,amanat yang disampaikan lewat orang lain.1
Menurut widjaja, dalam bukunya Ilmu Komunikasi pesan ialah
keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator.pesan ini mempunyai
inti pesan, yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah
sikap dan tingkah laku komunikan.pesan dapat secara panjang lebar mengupas
berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada
tujuan akhir komunikasi itu sendiri.2
Dari uraian diatas jelas bahwa pesan ialah segala sesuatu yang
disampaikan oleh seseorang baik yang bersifat perintah,nasehat, permintaan,
ajakan, bahkan larangan. Dengan bentuk verbal maupun non verbal, dengan
berbagai sifat dan bentuk tersebut, tentunya pesan memiliki inti dari apa yang
dipaparkan atau disampaikan. dan dengan inti pesan tersebut dapat mengubah
atau mempertahankan prilaku dan pola pandang seseorang untuk menjadi lebih
baik dan maju.
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai
Pustaka, 2002),h.865 2 Widjaja, Ilmu komunikasi pengantar studi (Jakarta:rieneka cipta,1988), h.32
18
Adapun bentuk pesan ialah:
a) Pesan verbal adalah pesan dengan menggunakan symbol-symbol verbal
b) Pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata ataupun tulisan.3
Sedangkan pesan dalam kegiatan dakwah sendiri merupakan ajaran-
ajaran Islam yang wajib disampaikan kepada umat manusia dan mengajak mereka
agar mau menerima dan mengikutinya.dan diharapkan agar ajaran-ajaran Islam
tersebut benar-benar dapat diketahui, dipahami, dihayati dan diamalkan, sehingga
mereka hidup dan berada dalam kehidupan yang sesuai dengan ketektuan-
ketentuan agama islam.4 Inilah yang biasa disebut dengan materi dakwah, di mana
di dalam materi tersebut terdapat aktivitas yang menyeru kepada amar ma’ruf
nahi munkar.
Dakwah dalam bahasa arab berasal dari kata kerja da’a, yad’u, da’watan.
Kata da’a mengandung arti mengajak, menyeru, memanggil, maka da’watan
berarti ajakan,seruan,panggilan.5
Secara terminologi, banyak pendapat tentang definisi dakwah,
diantaranya:
1. Pendapat Syeikh Ali Makhfuz dalam kitabnya Hidayat al-Mursyidin.6bahwa
dakwah mendorong manusia agar memperbuat kebaikan dan menurut
3 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2007), h.343 4 Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral (Yogyakarta: AI Amin Press, 1997),
h.11 5 Masyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral (Yogyakarta: AI Amin press, 1997), h.
8
19
petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari
perbuatan mungkar, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
2. Muhammad Natsir Dakwah adalah usaha menyerukan dan menyampaikan
kepada perorangan manusia dan seluruh umat tentang pandangan dan tujuan
hidup manusia di dunia ini yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar.7
3. S.M. Nasruddin Latif Dakwah adalah usaha atau aktivitas dengan lisan atau
tulisan dan lainya yang bersifat menyeru, menganjak, memanggil manusia
lainya untuk beriman dan mentaati Allah SWT. Sesuai dengan garis-garis
aqidah syari’ah serta akhlak Islamiyah.8
Dari ketiga definisi tersebut diatas nampak bahwa dakwah merupakan
aktivitas yang berupa seruan,dorongan,ajakan, panggilan baik lisan maupun
tulisan yang menyuarakan kepada yang ma’ruf dan menjauhi yang munkar.
Dengan tidak mengurangi isi atau tujuan dakwah dari apa yang telah
disampaikan oleh pakar agama itu sendiri (da’i).
Dalam hubunganya dengan aktifitas dakwah, pesan merupakan materi
ajaran islam yang tertuang dalam Al-qur’an dan sunnah Rasul yang meliputi
seluruh aspek kehidupan, baik spiritual maupun aspek material.maka,
6 Syeikh Ali Makhfuz, Hidayat al Mursyidin,Terjemahan Chodijah
Nasution,(Yogyakarta: Tiga A, 1970), H.17 7 Muhammad Natsir, Fiqh al Da’wah Dalam Majalah Islam, Kiblat, (Yogyakarta: Mitra
Pustaka 1971), h.7 8 Nasruddin Latif, Teori dan Praktek Dakwah Islamiya (Jakarta: Firma Dara, 1979), h.11
20
pembahasan materi dakwah adalah membahas ajaran islam, sebab semua ajaran
islam yang sangat luas bisa dijadikan maddah dakwah islam.9
Menurut M.Quraish Shihab, pesan dakwah adalah al-islam yang
bersumber pada Al-qur’an dan Hadist sebagai sumber utama yang meliputi
aqidah, ibadah,dan akhlak.dasar dari diturunkanya Al-Qur’an yaitu sebagai
petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia serta petunjuk
mengenai akhlak dengan jalan menerangkan norma-norma agama dan susila.10
Secara garis besar materi dakwah terbagi menjadi 3, yaitu:
a. Aqidah
Aqidah adalah keterikatan seseorang terhadap ajaran-ajaran islam
yang tidak hanya sekedar dipercaya tetapi lebih dari itu, ajaran tersebut
diyakini sebagai suatu prinsip yang maha benar, karena bersumber dari Al-
Qur’an dan sunnah.11
Aqidah berupa tauhid islam, hampir separuh dari misi
nabi Muhammad SAW dalam waktunya diangkat sebagai nabi dipergunakan
untuk mengajarkan tauhid islam “La-ila-haillallah”, dan dosa yang terbesar
adalah musyrik kepada Allah SWT.12
Pembahasan mengenai aqidah islam pada umumnya berkisar pada
Arkanul Iman ( rukun iman) yaitu:
1. Iman kepada Allah
9 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 49
10 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, ( Bandung: Mizan 1996), Cet. Ke.-XIX,
h. 40 11
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, ( Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h. 104 12
Syafa’at Habib, BukuPedoman Da’wah, ( Jakarta: Widjaya,1982), h. 97
21
2. Iman kepada Malaikat-Malaikat-Nya
3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya
4. Iman kepada Rasul-rasul-Nya
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qadha dan Qadhar
b. Ibadah
Pelaksanaan kewajiban azazi manusia sebagai hamba Allah terhadap
Allah atau semua bentuk perbuatan penghambataan diri manusia kepada
Allah. Jadi ibadah tersebut menyangkut ibadah meliputi tata cara shalat,
zakat,puasa, haji dan ibadah-ibadah lainya.
c. Akhlak
Masalah akhlak adalah etika dalam mengatur masalah keimanan dan
keislaman seorang muslim. Akhlak atau moral merupakan pendidikan jiwa,
agar jiwa seseorang dapat bersih dari sifat-sifat yang tercela dan dihiasi
dengan sifat sifat terpuji, seperti rasa persaudaraan dan saling tolong
menolong antar sesama manusia, sabar, pemurah, dan sifat-sifat terpuji
lainya.13
Aspek akhlak dalam kehidupan sehari-hari sering disebut dengan
etika, moral dan bahkan budi pekerti namun konsep akhlak memiliki dimensi
13
Mansyur Amin, Dakwah islam dan pesan moral, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1999),
Cet. 1 h. 11-13
22
yang lebih luas dibanding dari konsep-konsep sebelumnya, akhlak di sini juga
melibatkan pemikiran akhlak yang mencakup berbagai aspek yang meliputi:
a) Akhlak kepada Allah SWT, akhlak ini bertolak pada pengakuan dan
kesadaran bahwa tiada tuhan selain Allah
b) Akhlak terhadap sesama
c) Akhlak terhadap lingkungan, di sini adalah segala sesuatu yang berada
di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-
benda yang tidak bernyawa.14
Adapun perincianya adalah:
1. Akhlak terhadap Khalik
2. Akhlak terhadap manusia
Diri sendiri
Tetangga
Masyarakat
3. Akhlak terhadap bukan manusia
Flora
Fauna dan sebagainya
d. Mu’amalah (Syari’ah)
Muhammad Yusuf berpendapat bahwa mu’amalah adalah segala
peraturan yang diciptakan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan
manusia dalam hidup dan kehidupan.15
14
Quraish Shihab Wawasan Al-Qur’an ( Bandung: Mizan, 2000), h.272
23
Dalam mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam
kehidupan , materi ini sangat luas dan mengikat seluruh umat manusia di
dunia, ia merupakan satu kesatuan dalam kehidupan manusia yang saling
membutuhkan satu dan lainya, selain itu mu’amalah bersifat universal yang
menjelaskan hak-hak umat muslim dan non-muslim bahkan hak seluruh umat
manusia di dunia.dengan adanya mu’amalah maka tatanan system di dunia
akan teratur dan sempurna.
Aturan agama yang mengatur hubungan antara manusia dengan
kehidupanya, dapat kita lihat antara lain dalam hubungnya yang berkenaan
dengan sosial, politik, kesehatan, ekonomi, hukum, bahkan seni dan budaya.
Di mana kesemuanya inilah yang termasuk dalam peraturah kehidupan
manusia yang kaitanya dengan urusan duniawi dalam pergaulan sosial.
Sangat jelas bahwa kajian mu’amalah dalam hubunganya dengan
manusia sangtlah luas, dan kompleks karena berkenaan langsung dengan apa
yang menjadi kebutuhan manusia selama di dunia.
B. Televisi
Di setiap Negara pasti menginginkan untuk mendirikan sistem televisi
yang tentunya didasarkan atas berbagai pertimbangan. Indonesia memulai siaran
televisi pada tahun 1962 bertepatan dengan penyelenggaraan Asean Games IV,
disusul mesir karena harus menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Non
Blok, Argentina mengubah seluruh sistem televisi karena menjadi tuan rumah
15
H.Hendi Suhendi, Fiqh Mu’amalah, ( Jakarta: P.T.Raja Grafindo Persada,2002), h.02
24
World Cup tahun 1978, dan korea selatan memodernisasi sistem televisinya
secara total ketika menjadi tuan rumah Olympiade Seoul 1988. Apapun langkah
yang telah dilakukan dalam setiap Negara guna memenuhi kebutuhan
masyarakatnya, tentunya dengan membangun sistem televisi, pastilah akan
menghadapi berbagai pertanyaan. Tak terkecuali Indonesia sendiri, bagaimana isi
siaran televisi itu di klasifikasikan dan dibagi secara proporsional untuk
kepentingan khalayak di Negara yang bersangkutan, juga dari mana perolehan
program siaran televisinya.
UNISCO mengklasifikasikan program televisi di seluruh dunia ke dalam
tujuh (7) kategori:
1) Informasi: berita, public affairs, interview, sport.
2) Periklanan: iklan komersial maupun iklan pelayanan masyarakat.
3) Pendidikan: formal maupun non formal
4) Hiburan ringan: musik pop, komedi, drama, serial,quiz
5) Kesenian: kesusastraan dan ilmu pengetahuan
6) Siaran minoritas Etnik: pendidikan bahasa, acara kesenian kebudayaan.
7) Siaran untuk khalayak khusus: acara anak-anak, acara wanita, acara
agama.16
Tumbuhnya berbagai televisi swasta di dalam negeri akan mengarah pada
persaingan sehat yang bermuara pada programme content dan programme
16
Sumarsono Soemardjo, Dunia Penyiaran Prospek & tantangnya, (Jakarta: P.T.
Gramedia Pustaka Utama 1999), h. 43
25
quality, tentunya persaingan diantara media televisi mengacu pada perebutan
khalayak. Khalayak akan mempunyai alternatif dan menetapkan pilihan pada
saluran televisi yang memenuhi keperluan dan hasratnya. Akan terjadi perebutan
keras prime time dan akan terseleksi melalui sistem “ rating” ( evaluasi oleh
lembaga peneliti khalayak penonton televisi independen secara rutin, setiap hari
mengenai persentase penonton televisi pada jam tertentu). Rating merupakan
sirkulasi bagi surat kabar. Demi rating, pengelola televisi akan memacu
karyawanya untuk bekerja lebih professional.
Karena alasan tersebut di atas, menuntut para programmer televisi untuk
lebih kreatif lagi dalam membuat program televisi, apalagi standart penilaian
bagus tidaknya suatu program televisi bisa dilihat dalam persentasi rating,yang
tentunya berpengaruh pada tinggi rendahnya pemasang iklan, dari ketergantungan
itulah yang membuat stasiun televisi di Indonesia tidak mandiri, tidak kreatif dan
tidak inovatif.dan standart ukuran penilaian mereka, yang dibelenggu oleh
prasyarat-prasyarat pemasang iklan, membuat perkembangan televisi di Indonesia
menjadi tidak berkarakter. Di bawah ini kita akan kupas satu persatu program-
program televisi dalam garis besar:
1. Sinetron
Sinetron adalah kependekan dari sinema elektronik, dimana secara prinsip
sinetron tidak berbeda dengan sinema (film) layar lebar. Yang membedakanya
hanyalah dari segi teknis dan karakter media peralatanya. TVRI pada awalnya di
samping memutar paksa film-film layar lebar nasional, juga memproduksi drama
26
televisi yang berseting panggung, namun direkam dengan tehnik multi-camera.
Tehnik penulisan skenarionya pun masih sangat sedarhana, di samping alur cerita
yang putus- putuskarena pola penayanganya yang dipotong-potong untuk
kepentingan iklan.
2. Berita
Berita televisi mempunyai sejarah perkembangan yang hampir sama
dengan sinetron, ia juga baru tumbuh ketika kran peraturan pemerintah mulai
dilonggarkan pada 1993. Dengan sendirinya, berita juga merupakan sesuatu yang
relatif baru bagi dunia pertelevisian Indonesia. adat televisi sebagai televisi
pemerintah pada waktu itu tidak memberikan keleluasaan dalam perkembangan,
apalagi TVRI pada saat itu belum mempunyai saingan yang nyata, jadi TVRI
menjadi lebih menarik dibanding media pemberitaan lain seperti majalah, Koran
dll. Karena informasi yang disajikan disertai dengan tayangan visual, peristiwa
dan kenyataan membuat berita televisi menjadi tampak nyata dan dekat pada
zaman awal televisi swasta berita merupakan suatu hal yang tabu yang akibatnya
pemerintah melarang TV swasta menyiarkan berita, jika kemudian TV swasta
juga memproduksi berita, pola pemberitaanyapun tak jauh beda dengan apa yang
diberitakan di TVRI. Situasi tersebut dapat dipahami karena adanya tekanan
pemerintah yang kuat untuk terus mengawasi media massa.barulah pada era
kejatuhan soeharto, materi pemberitaan TV swasta termasuk TVRI mulai
mengalami perubahan, mereka mulai berani merambah pada permasalahan-
permasalahan paling sensitive, yakni wilayah politik nasional.
27
3. Kuiz dan Games show
Sesungguhnya kuiz adalah denyut jantung yang penting untuk media
massa yang bernama televisi. Sifatnya yang interaktif dan partisipasif,
melibatkan masyarakat, menjadi bagian penting dalam acara ini.
Meskipun kuiz atau games show tidak begitu marak di dunia televisi
Indonesia. Bukan hanya karena biaya produksi dan tingkat koordinasinya yang
tinggi, melainkan juga karena banyaknya stasiun televisi yang terjun di bidang
yang sama.
4. Infotainment
Infotainment merupakan program tayangan televisi yang menggabungkan
dengan apa yang diistilahkan information dan entertainment. Program ini
berkembang denga cepat, karena merupakan program termudah dan termurah.
Tayangan infotainment ini menyorot sisi-sisi pribadi public figure, orang-
orang popular, selebritas. Terlepas dari semua itu, sebagai pendukung mainstream
hiburan, yang biasanya menempatkan artis sebagai tokoh utama, infotainment
tetap akan menjadi acara yang penting di dunia hiburan, ia mengayuh diantara
gelombang industri yang dibangun pelaku-pelaku inti, yang tentunya
mendapatkan keuntungan dari program yang mereka jual.
5. Reality Show
Yang paling menggemparkan adalah acara yang mereka sebut dengan
reality show. Acara ini mengeksploitasi munculnya moment dramatik obyek
28
permainan, moment dramatik ini akan menjadi “ tontonan” yang mengasyikkan,
karena akan memunculkan emosi-emosi spontan, tak terkendali, di luar dugaan,
yang bisa merangsang saraf keharuan, syaraf tawa bagi masyarakat pemirsanya.
Reality show ini biasanya menggarap masyarakat miskin sebagai obyek
program. Karena alasan di ataslah, yang akhirnya menjadi tontonan, dan itulah
yang dijual.
6. Tayangan Hantu
Realitas media televisi, adalah juga irealitas, di mana dunia misteri adalah
lahan garap yang di adopsi media televisi dari media cetak.karena keunggulan
media televisi menjadi lebih impresif karena efek kejutnya memiliki nilai sensasi
yang tinggi secara visual.
Media televisi melihat rasionalitas masyarakat masih irasional, dan
potensi-potensi (kelemahan) masyarakat itulah yang dieksploitasi habis-
habisan.kepercayaan dan ketidak percayaanya terhadap hal-hal yang supranatural,
mistik, dan klenik tersebut oleh televisi kemudian dikemas menjadi tontonan.
Sayangnya media televisi justru melakukan program penguatan, bukan
menguatkan daya tahan masyarakat agar rasional, melainkan menguatkan untuk
semakin tidak rasional.
7. Lawak atau Komedi
Lawak dam dunia televisi adlah kesenian panggung yang tidak
mengalami perubahan format.ketidak mampuan programmer televisi untuk
29
menemukan karakter lawak atau komedi televisi membuat kesenian ini dibiarkan
dalam watak panggungnya. Karena itu, dunia lawak di televisi tidak mengalami
perubahan dalam pengertian kualitatif. Bahwa banyak pelawak menjadi kayak
arena televisi.
Munculnya pelawak-pelawak baru, tidak tidak memberikan sumbangan
penting bagi tumbuhnya seni lawak di televisi. Lain halnya dengan extravaganza
TransTV lebih bisa disebut sebagai seni lawak yang menggunakan karakter
televisi sebagai media, kekuatan utamanya adalah tersedianya naskah atau teks,
yang di produksi oleh penulis-penulis dengan pemahaman format televisi.17
Pada akhirnya, persoalan kreatifitas tetaplah ukuran utama untuk
pengembangan keragaman dan kualitas program. Dengan berbagai program-
program baik dari bentuk maupun sifatnya, pastilah diperlukan adanya program-
program yang sifatnya lebih keagamaan guna menetralisir adanya program-
program yang semakin menjauhkan masyarakat pada kepercayaanya ( agama).
Maka saat ini stasiun-stasiun TV Indonesia sudah mulai dimanfaatkan
sebagai sarana dakwah. Terbukti dengan begitu banyaknya program-program
keagamaan yang hampir setiap hari menghiasi layar televisi, bahkan pengemasan
acaranya pun sangat variatif.
Dakwah bukan lagi merupakan acara yang kaku dan penuh uraian
dogmatis kaidah agama, tetapi sudah mengarah ke berbagai topic masalah
17
Sunardian Wirodono, Matikan TV-Mu, (Yogyakarta: Resist Book, 2005), Cet.1 h. 49
30
kehidupan sehari-hari sebagai aplikasi dari ajaran agama, tanpa menghilangkan
unsur hiburan.
Format acara dakwah di TV saat ini beraneka ragam diantaranya adalah:
1. MONOLOG
Seorang ulama membawakan satu topik dan menguraikanya
berdasarkan pandangan agama.
Cara ini bila tidak dibawakan dengan menarik atau ulama yang kurang
menguasai retorika sudah kurang disukai pemirsa.
Dalam kondisi tertentu masih ditampilkan, misalnya untuk ulama di
luar jawa, karena peralatan syuting yang dibawa terbatas.
2. DIALOG
Dakwah seperti ini belum lama dikembangkan, yaitu sejak mulai
TVswasta mengudara.
Dialog dipandu oleh pembawa acara, kemudian ada satu orang atau
lebih ulama atau narasumber, bintang tamu dan peserta diskusi.
Dakwah dengan format dialog ini umumnya digemari pemirsa karena
ada interaksi antar pengisi acara, sehingga terasa acara menjadi hidup.
Dialog ini juga dilaksanakan dalam siaran langsung (live)
Bentuk dialog yang lain adalan MOS ( Man On the Street), gabungan
antara dialog di studio dengan komentar orang-orang yang ditemui di
jalanan atau berbagai tempat.
31
3. FILM CERITERA
Dakwah dapat juga dikemas dalam bentuk film ceritera, dengan
berbagai isinya, baik drama, sejarah maupun sinetron yang akhir-akhir ini
makin mempopuler di Indonesia.
4. LIPUTAN PERJALANAN
Liputan perjalanan ke tempat-tempat yang bernilai sejarah islam,
umumnya cukup menarik. Peninggalan kuno pada jaman kejayaan islam yang
ada di Spanyol, Maroko, Mesir, Yordania, Israel, Saudi Arabia, India dan
Cina, merupakan informasi sejarah Islam yang banyak digemari pemirsa.
5. SIARAN LANGSUNG SHALAT TARAWIH
Yang dimaksudkan di sini adalah siaran langsung shalat tarawih di
masjidil haram selama bulan ramadhan, yang dipancarkan oleh TV Saudi
Arabia ke-50 negara. Negara-negara yang berminat menyiarkan di wilayahnya
bisa meminta untuk memperolehyasecara Cuma-Cuma.
6. KUIZ BERHADIAH
Format dakwah islam yang lain adalah diselenggarakanya acara siaran
langsung talk show pada bulan ramadhan, dengan menyertakan acara tebakan
berhadiah (kuiz). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah seputar
pengetahuan agama Islam. Acara ini cukup banyak menarik pemirsa.18
Adapun perbedaan dan perbandingan acara-acara dakwah islam di
stasiun TV, dulu sampai sekarang, seperti berikut dalam tabel:
18
Miftah Faridl,Dakwah Kontemporer, ( Bandung: Pusdai Press, 2000), h. 100-101
32
Acara dakwah islam terdahulu di stasiun TV.
STASIUN ACARA JAM
PENAYANGAN KETERANGAN
SCTV Di Ambang Fajar 05.00-05.30 WIB Setiap hari
RCTI Hikmah Pagi 05.30-06.00 WIB Setiap hari
TPI Kuliah Subuh 05.30-06.00 WIB Setiap hari
ANTEVE Mutiara subuh 05.30-06.00 WIB Setiap hari
IVM Fajar Imani 05.30-06.00 WIB Tiap sabtu dan
minggu
TVRI Hikmah Pagi 05.30-06.00 WIB Setiap hari
Acara dakwah islam sekarang di stasiun TV.
STASIUN ACARA JAM
PENAYANGAN KETERANGAN
TVRI Indonesia berdo’a 04:30 Setiap hari
Forum lintas agama 08:30 Setiap hari senin
Mukjizat 08:30 Setiap hari sabtu
TPI Siraman qolbu 04:30 Setiap hari senin-
jum’at
Majelis Al-zikra 05:00 Setiap hari sabtu
Indonesia menghafal:
yusuf Mansyur 13:00 Setiap hari minggu
RCTI Assalamu’alaikum Ustadz 04:30 Setiap kamis-selasa
ANTV Cahaya Hati 04:00 Setiap senin-jum’at
Titian Iman 04:00 Setiap hari sabtu
dan minggu
TRANS TV Halal 06:00 Setiap hari sabtu
dan minggu
Realigi 20:00 Setiap hari senin
dan rabu
Teropong iman 06:00 Setiap hari kamis-
sabtu
33
TRANS 7 Indahnya Islam 08:30 Setiap hari minggu
Rahasia sunnah 08:30 Setiap hari sabtu
TVOne Titian qalbu 03:30 Setiap hari selasa-
minggu
Jejak islam 03:00 Setiap hari selasa,
kamis dan sabtu
Damai indonesiaku 13:00 Setiap hari minggu
JAK TV Silaturrahmi RR 04:30 Setiap hari
Menabur Damai 05:00 Setiap hari
Asyiknya Belajar Al-
qur’an 05:30
Setiap hari rabu-
jum’at
Indosiar Mamah dan Aa 05:00 Setiap hari
Ustadz Haryono 06:00 Setiap hari jum’at
Terapi qolbu 06:00 Setiap hari sabtu
O Channel Titian Iman 04:30 Setiap hari
Spacetoon Qur’an Story 17:30 Setiap hari sabtu
dan minggu
Sumber: Media Indonesia. com
Dari kedua tabel di atas nampak jelas bahwa, perkembangan program-
program keagamaan ( dakwah) di stasiun televisi semakin beragam dan variatif,
hal ini semakin menunjukkan bahwa acara dakwah ialah selain acara yang
memberikan informasi dan pendidikan, juga acara yang memang keberadaanya
sangat dibutuhkan oleh masyarakat, yang memang mayoritas penduduk Indonesia
beragama muslim. Hal ini bukan tanpa alasan, di zaman yang semakin mutakhir
ini, di mana setiap hari aktifitas manusia semakin tak terkendali, sehingga untuk
meluangkan waktu sejenak pun mereka tidak ada waktu, apalagi untuk beribadah,
inilah salah satu cara yang efektif agar lebih mengingatkan kembali kepada
34
mereka pentingnya beribadah, tidak hanya pada sesama manusia melainkan juga
kepada sang pencipta (Allah).
Apabila diamati hampir 75% stasiun televisi swasta nasional memiliki
program dakwah, baik yang sifatnya sinetron, reality show, forum terbuka, musik
, dll. Hal itu semakin memperjelas bahwa untuk menetralisir dan meminimalisir
arus masuk program-program yang sengaja di import dari luar. Karena itu sangat
bertentangan dengan budaya masyarakat Indonesia. Bahkan pengemasan program
dan obyeknya pun sangat variatif, dan tidak hanya itu penayanganya pun tidak
harus pada waktu pagi hari, seperti yang pernah kita saksiakan sebelumnya.
Tentunya kesemuanya disesuaikan dengan sifat, pasar dan sasaran audiens,
tentunya hal tersebut berkaitan erat dengan visi dan misi program. Tema-tema
dalam program keagamaan (dakwah) pun lebih variatif. Tidak harus bertemakan
agama, melainkan lebih universal.
C. Manfaat Televisi Sebagai Kegiatan Dakwah
Waktu dan dunia terus berputar, sementara kehidupan manusianya pun
terus melangkah ke depan. Dengan berjalanya waktu, dengan bertambahnya
populasi ummat manusia, dan dengan semakin tuanya dunia, maka bertambah
pula berbagai perhatian, keinginan, dan kebutuhan manusia dalam menikmati
kesempurnaan kehidupan duniawi, yang mengakibatkan munculnya berbagai
masalah sosial.
35
Dengan munculnya berbagai masalah yang dihadapi oleh ummat
manusia, dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, mereka sependapat
bahwa untuk saling berlomba mengerahkan seluruh daya kekuatan, kemampuan,
dan tenaganya untuk mengantisipasi dan menaklukkan berbagai masalah yang
ada, ada banyak manusia yang demi memenuhi segudang kebutuhan hidup
mereka, dengan berjuang terus-menerus tanpa mengenal lelah dan letih, hari –
hari mereka gunakan untuk terus bekerja dan bekerja, tanpa mengenal waktuyang
akibatnya mereka khususnya orang muslim tak sempat lagi
membaca,mempelajari,meneliti,menggali,dan mengamalkan serta mengambil
hikmah dari isi kitab sucinya ( Al-qur’an dan Al- hadist). Bahkan saking
sibuknya, mereka tak sempat lagi mengingat atau memikirkan asal-usul dirinya,
bahkan untuk beribadah pun mereka seolah tak memiliki waktu.
Waktu hidup bagi mereka terasa sempit, sehingga untuk mendapatkan
berbagai informasi mengenai: kehidupan, kebenaran, agama, sejarah,ekonomi,
hukum, dll.yang dibutuhkan untuk kehidupan ini, mereka gunakan pesawat
televisi sebagai satu- satunya sumber dan pusat informasi, karena dianggap lebih
praktis, lebih menguntungkan, dan tidak menyita waktu.
Televisi dapat disebut juga sebagai sebuah keajaiban dalam dunia
manusia, walaupun hanya berbentuk sebuah kotak elektronik yang sederhana,
yang mampu secara efektif berperan sebagai media massa dalam menyampaikan
36
berbagai informasi dengan gambar hidup, bergerak, berwarna-warni, sehingga
dapat memikat, membius dan menggiring seluruh perhatian para pemirsanya.19
Tak bisa dibantah, televisi punya banyak keunggulan ketimbang jenis
media massa lainya, tidak hanya seperti yang dijelaskan sebelumnya, pesan
televisi disajikan secara audio-visual. Di lihat dari sisi aktualitas peristiwa,
televisi bisa lebih cepat member informasi lebih dini kepada para pemirsa dari
pada surat kabar, radio, majalah, bahkan efek cultural televisi lebih besar dari
pada efek yang dihasilkan media lain.
SK Menpen No.111/ 1990 tentang kebijakan angkasa terbuka,mendorong
maraknya stasiun swasta dan tumbuhnya hutan para bola, siaran televisi pun
leluasa masuk di rumah-rumah penduduk.20
Hal ini terbukti dengan banyaknya stasiun-stasiun televisi swasta yang
bermunculan di layar televisi seperti: SCTV, RCTI, TVOne,INDOSIAR, JakTV,
TRANS TV, TRANS 7 Space Toon, Metro TV dll.
Karisma daya magnet dan kemampuan serta kelebihan yang dimiliki oleh
pesawat televisi inilah yang sebenarnya mendukung dan mendorong tumbuhnya
berbagai kemudharatan yang akan direrima oleh para pemirsa, khususnya kaum
muslimin.
19
Awadl Mansyur, TELEVISI- Manfaat & Mudharat ( Jakarta: Fikahati Anesta 1993)
Cet. 1 h. 65 20
Andi Abdul Muis, Komunikasi Islami, ( Bandung: P.T. Remaja Rosda Karya 2001)
Cet. 1 h.199
37
Dilihat dari sisi dakwah pasti saja medium televisi jauh lebih efektif
dibanding jenis media lainya, selain itu dakwah di televisi memiliki relevansi
sosiologis, mengingat mayoritas masyarakat kita beragama islam. Secara
ekonomis dakwah di televisi punya pangsa pasar yang potensial. Dalam pada
itu,dengan dinamika masyarakat mengalami nilai-nilai sosial yang makin
anomali. Antara nilai lama dan nilai baru, yang pada akhirnya terjadi ketegangan
yang saling bertikai, perkelahian, tawuran, kerusuhan dll. Yang akibatnya
identitas nilai individu maupun sosial terancam, disinilah fungsi dakwah di
televisi bisa membantu dan memperkokoh nilai – nilai yang selama ini menjadi
bagian dari identitas mereka.
Maka sebagai sebuah Negara pancasila yang menjunjung tinggi agama,
Indonesia harus memiliki lembaga penyiaran televisi yang religius, walau
bagaimanapun industri pertelevisian nasional haruslah memiliki komitmen
religius karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama.21
Sejak awal kehadiranya televisi ikut serta dalam dakwah, ini tak bisa
dibantah ceramah – ceramah keagamaan di waktu subuh, acara bernuansa islam di
hari-hari besar islam, khususnya bulan ramadhan, termasuk sebagian tayangan
sinetron, cukup marak terjadi di televisi. Itu merupakan bukti bahwa televisi
member kontribusi terhadap kegiatan dakwah islam.22
21
----------------------, Komunikasi Islami, ( Bandung: P.T. Remaja Rosda Karya, 2001)
Cet. 1 h. 201 22
Miftah Faridl, Dakwah Kontemporer, ( Bandung: Pusdai Press, 2000) Cet.1 h.88
38
Kemajuan di bidang pertelevisian di Indonesia menyebabkan terbukanya
kesempatan menampilkan berbagai acara yang menyangkut budaya masyarakat.
Masyarakat Indonesia selama ini menikmati acara keagamaan melalui media
cetak dan radio. Budaya dalam menonton televisi dalam masyarakat tentu di
manfaatkan bagi tayangan dakwah.
Adapun pemanfaatan penyiaran media televisi untuk kegiatan dakwah di
Indonesia ialah sebagai berikut:
Sebagai media komunikasi massa elektronik TV adalah sumber informasi
yang paling akrab di masyarakat, karena:
a. Kemampuan daya jangkau ( accessability)
b. Ketersediaan ( availability)
c. Memiliki potensi yang sangat besar dalam membentuk pendapat
khalayak ( public opinion)
Adapun fungsi pokok media massa TV pada dasarnya adalah:
a. Informasi: masyarakat mengharapkan dengan menonton TV akan
diperoleh informasi yang bermanfaat dalam berbagai keperluan (
pendidikan, ilmu, bisnis, ekonomi, dll.)
b. Hiburan: dengan menonton TV pemirsa mengharapkan diperoleh
hiburan yang diperlukan, sebagai salah satu kebutuhan hidup.
Televisi cenderung untuk menentukan dimensi mana dari aktifitas
informasi dan hiburan tersebut menjadi penekan masing-masing.
39
a. Dimensi kognitif lewat pesan-pesan yang informative
b. Dimensi hiburanya
c. Gabungan dimensi-dimensi tersebut dalam proporsi mata acaranya,
sehingga fungsi informasi dan hiburan disajikan lewat pesan-pesan
yang disampaikan.
Bagi media, yang paling penting adalah memantau aspirasi masyarakat
dan menyesuaikan materi informasi, dengan apa yang menjadi kebutuhan aktual
masyarakat. Informasi akan dirasakan bermanfaat bagi masyarakat apabila
memiliki unsure instrumental utility.
Dengan begitu banyaknya manfaat yang terdapat dalam stasiun televisi,
dan juga selain sebagai pusat informasi juga sebagai penyampai pesan-pesan
dakwah. Seperti yang telah kita lihat, hampir setiap stasiun televisi memiliki atau
menayangkan acara keagamaan, bahkan waktu dan temanya pun beraneka ragam,
sebagai media memang televisi haruslah memiliki acara keagamaan guna
penyeimbang adanya acara-acara yang justru semakin mendekatkan kita pada
keduniawian.
Televisi sebagai pemanfaatan media dakwah memang sangat efektif di
banding dengan dakwah media lain, selain sebagai pemanfaatan seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, di mana televisi tidak hanya mampu membius dan
menggiring seluruh perhatian masyarakat, juga sebagai sarana yang dapat dengan
mudah menyampaikan pesan-pesan dakwah, yang tentunya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat saat ini.
40
Setelah TV menayangkan berbagai acara keagamaan, secara terus
menerus dan berkualitas tentunya, maka persepsi negatif terhadap TV dapat di
kurangi dan dinetralisir. Apalagi pada bulan ramadhan semua stasiun TV
berlomba menyajikan tayangan spiritual, yang bermakna konstrutif bagi
kehidupan manusia khususnya yang beragama islam.
41
BAB III
GAMBARAN UMUM ACARA “DAMAI INDONESIAKU” TVOne
A. Visi dan Misi
Semua acara yang terdapat dalam setiap televisi pasti memiliki tujuan,
yang tentunya terkait dengan visi dan misi. Begitupun dengan acara “Damai
Indonesiaku.”di mana visi dan misi dalam acara ini juga sangat menentukan
keberhasilan dari acara tersebut , layak tidaknya ditampilkan. Dengan adanya
visi dan misi yang jelas, membuat acara ini patut untuk di tonton oleh semua
jutaan masyarakat.karena visi dan misi merupakan acuan setiap berdirinya
suatu acara, seperti “Damai Indonesiaku” TVOne.
Adapun visi dan misi acara “Damai Indonesiaku” adalah:
Visi : Membedah atau meredam isu-isu ( kasus) berita yang sedang
hangat terjadi berdasarkan sudut pandangan islam.
Misi : Agar kita bisa belajar dari kasus-kasus yang terjadi, tentunya
dengan apa yang disampaikan oleh pakar agama ataupun pakar
yang lain supaya kita bisa lebih mencermati setiap kasus yang
ada, dengan dilihat dari sudut pandang agama islam.
B. Target Acara
target acara dalam hal ini yaitu sasaran atau audien, target dalam acara
“Damai Indonesiaku” adalah family ( all segmen) sedangkan target dari
TVOne sendiri ialah masyarakat dengan kelas menengah atas atau dalam
istilah media biasa disebut dengan ABC I (one). selain itu target lain yang
42
ingin dicapai dari acara “Damai Indonesiaku” sendiri ialah harapan bahwa
setiap kasus atau persoalan yang sedang terjadi di tengah masyarakat saat ini
dapat diselesaikan dengan baik dan arif ,tentunya dengan di pandang dari
sudut agama islam. yang pada intinya acara ini hadir untuk memberikan
pencerahan bagi semua masyarakat yang khususnya terkait dengan kasus-
kasus yang sedang terjadi untuk selalu hidup rukun dan damai.
Format acara “Damai Indonesiaku” adalah dialog di mana acara ini di
pandu oleh seorang presenter yaitu David chalik, kemudian menghadirkan
narasumber baik dari pakar agama maupun dari pakar yang lain, tentunya hal
ini disesuaikan dengan tema yang akan diangkat. Dan bahkan bintang tamu
(penyanyi atau band) yang khusus dihadirkan untuk menambah kemeriahan
suasana,serta para tokoh masyarakat dan tidak ketinggalan semua peserta
diskusi.
Dengan format dialog seperti diatas dapat menarik hati para pemirsa,
karena situasinya yang kondusif dan terdapat interaksi yang sangat signifikan
antar pengisi acara, sehingga acara ini terasa menjadi lebih hidup.
C. Format Acara
Format acara “Damai Indonesiaku” adalah Variety show karena
terdiri dari berbagai varian, di acara ini tidak hanya menampilkan tausyiah
dari pakar agama ataupun pakar lain, tetapi di acara ini juga menampilkan artis
atau band, dan terdapat telepon interaktif untuk pemirsa setia di rumah,
audiennya pun berbeda-beda ini dikarenakan selain disesuaikan dengan tema,
juga dikondisikan berdasarkan tempat diselenggarakanya acara “Damai
43
Indonesiaku.” bahkan acara ini juga menampilkan tayangan berita-berita yang
terjadi selama sepekan yang kemudian diangkat menjadi sebuah tema, yang
selanjutnya menarik untuk dikupas dalam sebuah diskusi keagamaan. Adapun
salah satu contoh format acara “Damai Indonesiaku,” dengan tema
“Membedah kesehatan dari sudut pandang islam” yang ditayangkan
secara live di rumah sakit persahabatan pukul 13.00-15.00 pada tanggal 28
maret 2010. di mana setiap tema dalam acara ini terbagi menjadi delapan (8)
segmen, ialah sebagai berikut:
Format Acara:
1. SEGMEN I
2. OPENING TEASER
3. VT HIGHLIGHT
4. PEMBACAAN AYAT SUCI AL-QUR’AN
5. OPENING MC
a. Host mengucapkan salam sebagai pembukaan
b. Host menjelaskan tentang tema yang diangkat ,serta
memberikan gambaran tentang peristiwa-peristiwa yang
terjadi selama sepekan di tanah air
c. Host sapa peserta dan memperkenalkan peserta, bintang
tamu dan narasumber dan selanjutnya menerangkan
pelaksanaan live acara “Damai Indonesiaku.”
d. Host memberikan selingan berupa lagu
6. SONG #1
7. QOUETES + BUMPER OUT
44
Tarjamah sebuah ayat Al-qur’an ataupun Al-hadist
8. SEGMEN II
9. BUMPER IN
10. VT PENYAKIT MEMATIKAN
11. TAUSIAH #1
a. Sub tema “sehat sebelum sakit”
b. Ustadz memberikan salam dan sapa pemirsa di rumah
maupun di masjid tempat terselenggaranya acara “Damai
Indonesiaku”
c. Ustadz memberikan ceramah yang berkenaan dengan tema,
dan berdiskusi beserta para jamaah di tempat ( masjid)
maupun jamaah di rumah.
d. Ustadz berdialog bersama host dan pakar yang lain
12. HOOKER
Host membacakan beberapa tarjamah hadist atau ayat
Al-qur’an yang berkenaan dengan tema, dan mengantarkan
kalimat ( tetaplah di Damai Indonesiaku”) pertanda komersial
break.
13. QOUTES + BUMER OUT
Tarjamah sebuah ayat Al-qur’an ataupun Al- hadist
14. SEGMEN 111
15. BUMPER IN
16. TAUSIAH #2
a. Sub tema “kebersihan sebagian dari iman”
45
b. Ustadz memberikan ceramah yang berkenaan dengan tema,
dan berdiskusi beserta para jamaah di tempat ( masjid)
maupun jamaah di rumah.
c. Ustadz berdialog bersama host dan pakar yang lain
17. INTERAKTIF PENELPON #1
a. Host menerima dan memberi salam kepada penelepon
b. Host menyampaikan pertanyaan penelepon kepada ustadz
maupun pakar lain, tentunya tergantung dengan penelephon,
dengan siapa penelepon ingin bertanya.
18. HOOKER
Host membacakan beberapa tarjamah hadist atau ayat
Al-qur’an yang berkenaan dengan tema, dan mengantarkan
kalimat (tetaplah di Damai Indonesiaku”) pertanda komersial
break.
19. QOUTES + BUMPER OUT
Tarjamah sebuah ayat Al-qur’an ataupun Al- hadist
20. SEGMEN IV
21. BUMPER IN
22. TAUSIAH #3
a. Sub tema “ ibadah itu menyehatkan”
b. Ustadz memberikan ceramah yang berkenaan dengan tema,
dan berdiskusi beserta para jamaah di tempat ( masjid)
maupun jamaah di rumah.
46
23. INTERAKTIF NARSUM #1
Host berdialog beserta narasumber lain yang berkaitan
dengan masalah yang diangkat
24. HOOKER
Host membacakan beberapa tarjamah hadist atau ayat
Al-qur’an yang berkenaan dengan tema, dan mengantarkan
kalimat ( tetaplah di Damai Indonesiaku”) pertanda komersial
break.
25. QOUTES + BUMPER OUT
Tarjamah sebuah ayat Al-qur’an ataupun Al- hadist
26. SEGMEN V
27. BUMPER IN
28. OPENING DAVID SLIDE FATWA HARAM ROKOK
a. Host memberikan ucapan selamat kepada Ketua NU terpilih
b. Host menceritakan kontroversi fatwa haram rokok yang tidak
hanya terjadi di kalangan NU saja nelainkan juga dari PP
Muhammadiyah.
c. Host memengarahkan bahwa fatwa haram merokok baik
untuk di kupas,
29. INTERAKTIF NARSUM #2
a. Host menanyakan tanggapan kementrian tentang fatwa haram
merokok, (mendukung atau tidak)
b. Host bertanya penyakit yang paling mematikan saat ini
47
30. TAUSIAH #4
a. Sub tema “segala sesuatu yang banyak mudharatnya
diharamkan Allah”
b. Ustadz memberikan ceramah yang berkenaan dengan tema,
dan berdiskusi beserta para jamaah di tempat ( masjid)
maupun jamaah di rumah.
31. INTERAKTIF AUDIENCE #1 + HOOKER
a. Host membuka kesempatan bagi jamaah yang ingin bertanya
langsung
b. Host membacakan beberapa tarjamah hadist atau ayat Al-
qur’an yang berkenaan dengan tema, dan mengantarkan
kalimat ( tetaplah di Damai Indonesiaku”) pertanda komersial
break.
32. QOUTES + BUMPER OUT
Tarjamah sebuah ayat Al-qur’an ataupun Al- hadist
33. SEGMEN VI
34. BUMPER IN
35. VT POTRET BURAM DUNIA KESEHATAN INDONESIA
VT Koin cinta BILQIS
36. TAUSIAH #5
a. Sub tema “sehat itu mahal”
b. Ustadz memberikan ceramah yang berkenaan dengan tema,
dan berdiskusi beserta para jamaah di tempat ( masjid)
maupun jamaah di rumah.
48
37. INTERAKTIF AUDIENCE #2
Host mempersilahkan jamaah bertanya, dan bahkan
sebaliknya host bertanya pada narasumber
38. INTERAKTIF NARSUM #3
Host bertanya tentang pelayanan pemerintah terhadap
kesehatan rakyat kecil dengan menkes
39. HOOKER
Host membacakan beberapa tarjamah hadist atau ayat
Al-qur’an yang berkenaan dengan tema, dan mengantarkan
kalimat ( tetaplah di Damai Indonesiaku”) pertanda komersial
break.
40. QOUTES + BUMPER OUT
Tarjamah sebuah ayat Al-qur’an ataupun Al- hadist
41. SEGMEN VII
42. BUMPER IN
43. VT BANJIR KARAWANG
VT banjir
44. OPENING SEGMEN
Host menceritakan musibah banjir yang disebabkan
berbagai faktor dan host mengaitkanya dengan sebuah
pertanyaan bahwasanya seorang yang sakit apakah bisa
dikatakan juga sebagai musibah
45. TAUSIAH #6
a. Sub tema “sakit sebagai pengampun dosa”
49
b. Ustadz memberikan ceramah yang berkenaan dengan tema,
dan berdiskusi beserta para jamaah di tempat ( masjid)
maupun jamaah di rumah
46. HOOKER
Host membacakan beberapa tarjamah hadist atau ayat
Al-qur’an yang berkenaan dengan tema, dan mengantarkan
kalimat ( tetaplah di Damai Indonesiaku”) pertanda komersial
break.
47. QOUTES + BUMPER OUT
Tarjamah sebuah ayat Al-qur’an ataupun Al- hadist
48. SEGMEN VIII
49. BUMPER IN
50. KESIMPULAN
Narasumber memaparkan kesimpulan mengenai tema
yang diangkat
51. DO’A BERSAMA
Ustadz memimpin do’a
52. HOST CLOSING
Host memberikan salam penutup dan salam perpisan
kepada semua jamaah
53. SONG
DYGTA “ alif kecil”
50
D. Struktur Organisasi Acara “Damai Indonesiaku”
Setiap acara pasti memiliki struktur organisasi dimana struktur ini
merupakan penanggung jawab penuh mulai dari pembuatan tema acara
“Damai Indonesiaku” sampai jalanya acara itu sendiri, dari awal sampai akhir
acara.
Adapun struktur organisasi acara “Damai Indonesiaku” ialah sebagai
berikut:
Executive Producer : Dicky Sumandjaja Allen
Producer : Faisal Ardhiansyah
Creative I : Amelia Meljuventino
Creative II : Reza Varindra
Program Director : Ilham
Production Assistant : Alma Pangeran Harharah
Unit Production support : Irsan Suhardjo
Unit Production : Rizaldo
Creative Production : Fira Gunawan
E. Sejarah dan Implementasi Acara “Damai Indonesiaku”
Sebelum penulis menguraikan pelaksanaan acara ini terlebih dahulu
penulis akan menjelaskan sejarah berdirinya acara “Damai Indonesiaku.”
Sejarah dari acara ini berawal dari pemilu legislatif, yang pada waktu
itu serentak diselenggarakan pada tanggal 09 April 2009. Pada bulan tersebut
51
situasi politik di Indonesia kian memanas, diakibatkan adanya pemilihan calon
wakil rakyat ( pemilu legislatif). Pada hari itu semua media baik cetak maupun
elektronik mengikuti jalanya pemilihan baik di ibukota maupun di daerah,
karena peristiwa tersebut merupakan penentu siapa-siapa yang maju menjadi
wakil rakyat, maka banyak sekali isu-isu yang beredar di tengah masyarakat,
yang pada akhirnya banyak memicu persoalan, bahkan tidak sedikit orang
yang berseteru antar parpol (partai politik). banyak para tim sukses yang
melakukan pelanggaran yang akhirnya menimbulkan reaksi yang sama oleh
parpol lain, dan banyak juga parpol yang melakukan tindakan anarkis karena
banyak faktor, yang salah satunya disebabkan karena wakil yang dicalonkan
tidak lolos dalam pemilihan dan sebagainya. Hal inilah yang menjadi alasan
berdirinya acara “Damai Indonesiaku.” Karena inti dari acara ini dibuat adalah
untuk meredam situasi politik yang memanas pada waktu itu, dengan
dipandang dari sudut agama islam.
Tentulah acara ini berbeda dengan acara agama lainya karena dikemas
dengan bentuk yang berbeda dari yang lain, ini bisa kita lihat dari nama
judulnya “Damai Indonesiaku” yang terkesan bukan acara agama. dalam acara
ini menghadirkan berbagai narasumber tidak hanya ustadz sebagai pemberi
tausyiah, melainkan juga menghadirkan para pakar lain yang tentunya
berkenaan dengan tema yang diangkat. Dan dalam acara ini menghadirkan
bintang tamu seperti penyanyi ataupun band guna menambah kemeriahan
acara. Dan para jamaah baik diluar maupun didalam kota.salah satu keunikan
dari acara ini ialah mampu menyiarkan secara live ditempat-tempat yang tidak
pernah terduga sebelumnya, seperti di LP cipinang, RS persahabatan dll. Hal
52
ini dilakukan karena menyesuaikan dengan tema yang ada, jadi tidak
selamanya acara agama (dakwah) hanya bisa dilakukan di masjid-masjid
ataupun di studio khusus saja.
Topik yang diangkat tentunya beraneka ragam, tetapi ini juga yang
menjadi penentu di mana acara “Damai Indonesiaku” akan di laksanakan,
sebagai contoh: pada tanggal 22-27 maret 2010 semua media gencar
memberitakan tentang pelayanan kesehatan, karena begitu banyaknya orang
miskin dengan sakitnya yang parah, sulit mendapatkan jaminan pelayanan
kesehatan. Pada kesempatan itulah hari minggu tanggal 28 acara “Damai
Indonesiaku” menayangkan topik yang berkenaan dengan kesehatan, karena
topik tersebutlah acara ini diselenggarakan di rumah sakit persahabatan
Jakarta-Timur. Dengan menghadirkan dr. Ali Toha Assegaf penulis buku
mengenai 25 sehat ala nabi. sebagai pakar kesehatan dan selaku narasumber
dalam acara tersebut.
Acara “Damai Indonesiaku disiarkan secara live, dengan durasi 120
menit dari jam 13:00 -15 :00 WIB. Tanggal 09 April 2010 merupakan satu
tahun sudah acara “Damai Indonesiaku” berlangsung, karena pada tanggal 09
April 2009 tersebut acara ini lahir dan pertama kali tampil di layar kaca
kesayangan pemirsa TVOne.
Bisa dikatakan bahwa acara ini merupakan acara agama yang sangat
berbeda dari yang lain, di mana dalam acara ini terdapat ilustrasi-ilustrasi
berupa gambar yang merupakan bagian dari pemberitaan seluruh media. dan
tidak hanya itu, lagu-lagu yang dibawakan oleh bintang tamu baik artis
maupun band tidak harus berisikan lagu religi, melainkan lebih kepada lagu-
53
lagu yang biasa mereka bawakan saat manggung. Ini dilakukan guna
memeriahkan acara.
Acara ini sangat sarat sekali dengan berbagai macam pengetahuan,
karena acara ini mengulas beraneka macam masalah dari berita-berita yang
sedang hangat di semua media. Yang timbul di Indonesia. Dengan beraneka
macam masalah tersebut, maka menuntut para pemuka agama ( da’i) untuk
lebih meningkatkan lagi lingkup dakwahnya karena tatanan dakwah tidak lagi
hanya mencakup akhlak ataupun sebagainya, melaikan semua hal yang
mencakup berbagai persoalan.atau dengan istilah lain dakwah komprehensif.
Selain itu acara “Damai Indonesiaku” ialah suatu acara yang mengangkat
harkat dan martabat bangsa Indonesia. dimana dalam acara ini menginkan kita
agar selalu membuat damai Indonesia, dimanapun, dan apapun itu
permasalahanya. Ini semua tidak terlepas dari masyarakat bangsa Indonesia
yang mayoritas beragama islam.1 Karena itulah masyarakat memiliki peran
yang sangat urgen terhadap masa depan bangsa Indonesia.
Sehingga diharapkan kepada masyarakat Indonesia khususnya
menjadi masyarakat yang berahklakul karimah dan berkualitas bagi nusa,
bangsa dan agama. Selain itu acara ini menyadarkan kita bahwa apapun dan
bagaimanapun keadaan masyarakat Indonesia, kita adalah saudara, dimana
sesama saudara tidak boleh saling menyakiti satu dan lainya seperti yang
terdapat dalam surat al-hujarat ayat 10:
1 Dicky Sumandjaja Allen, Executive produser Acara “Damai Indonesiaku,”
Wawancara Pribadi, Jakarta, 04 maret 2010. Kantor produksi TVOne LT:2.
54
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Adapun implementasi dalam acara “Damai Indonesiaku”ialah sebagai
berikut:
Acara ini terselenggara berkat adanya tim, yang kesemuanya
beranggotakan 8 orang yang kesemuanya itulah berperan penuh dalam
pembuatan acara ini, dari mulai menentukan tema sampai acara terlaksana,
dari awal sampai selesainya acara. Hal inilah yang menjadi tugas rutinitas
mereka sebagai pelaksana program ( acara). Untuk menentukan tema yang
akan diangkat, tim melakukan meeting yang semuanya harus mengeluarkan
ide ataupun gagasan, yang tentunya kesemua ide tersebut terkait dengan
berita-berita yang masih hangat terjadi, tentunya tema yang diangkat harus
aktual dan up to date. Sebagai executive producer, dimana sebagai orang
yang paling bertanggung jawab penuh terhadap jalanya meeting juga tidak
lupa selalu mengarahkan anak buah supaya tema yang disajikan dalam setiap
acara bagus, dan tetap perform. Setelah menentukan tema barulah menentukan
ustadz, ini juga merupakan penentuan agar tim mengetahui siapa-siapa ustadz
yang memiliki waktu luang pada hari minggu, dimana acara “Damai
Indonesiaku” berlangsung. dan diperlukan adanya narasumber lain untuk
memperdalam dan memperkuat tema yang diangkat, dan guna menambah
wawasan dan pengetahuan bagi para jamaah. setelah itu baru menentukan
bintang tamu yang tidak lain ialah artis atau band, inipun tidak bisa luput dari
55
penentuan tim acara. Meeting ini berlangsung setiap hari selasa. Setelah
semuanya selesai ditentukan, barulah hari rabu tim melakukan riset
enriechment secara kasar, dan juga membicarakan rundown ( susunan acara)
secara detail. Hari kamis-jum’at melakukan editing VT tayangan berita yang
tentunya sesuai dengan tema yang akan diangkat. dan mempersiapkan segala
sesuatunya lebih terperinci dan menditail, ini dilakukan guna hasil yang akan
ditayangkan lebih bagus dan sempurna. Hari sabtu dan senin tim off, dan pada
hari minggu tim standbay dilokasi di mana acara “Damai Indonesiaku,”
ditayangkan (live).
56
BAB IV
ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM ACARA
“DAMAI INDONESIAKU”
A. Tema-tema Dalam Acara “ Damai Indonesiaku”
1. Perolehan data dalam acara “Damai Indonesiaku”
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tema-tema yang menjadi
fokus penelitian dalam acara “Damai Indonesiaku” terhitung dari tanggal 3
januari sampai 28 maret 2010, yang selanjutnya penelitian ini dibantu tiga (3)
orang juri, di mana masing-masing juri tersebut akan memberikan penilaian
terhadap transkip data, dan semua itu disesuaikan dengan kategori pesan
dakwah yang telah ditentukan.
Adapun tema-tema tersebut ialah sebagai berikut:
1. Timbulkan sikap optimis dengan meningkatkan keimanan (03 januari
2010)
2. Anak kita masa depan bangsa (10 januari 2010)
3. Hukum sebagai panglima dalam menegakkan keadilan (17 januari 2010)
4. Fatwa ulama dalam pergeseran nilai dan moral (24 januari 2010)
5. Islam dalam semangat berkebangsaan (31 januari 2010)
6. Hukum di Mata terhukum (7 Februari 2010)
7. Islam dan akulturasi budaya asing (14 Februari2010)
8. Bersatu membangun bangsa, “damailah Indonesiaku” (21 Februari 2010)
9. Keteladanan rasulullah sebagai inspirasi ummat (28 Februari 2010)
10. Menciptakan generasi yang islami, cerdas dan mandiri (07 maret 2010)
57
11. Menjadi insan dan berakhlak mulia dengan ilmu (14 maret 2010)
12. Islam agamaku (21 maret 2010)
13. Membedah kesehatan dari sudut pandang islam (28 maret 2010)
Dari temuan data-data tersebut di atas, dengan tema-tema yang
beraneka ragam tentunya membuat acara ini lain dari yang lain. karena acara
“Damai Indonesiaku” merupakan acara keagamaan (dakwah) yang sifatnya
komprehensif, yang disiarkan live melalui stasiun televisi TVOne. Acara ini
dikemas dengan sedemikian rupa sehingga memiliki nuansa yang berbeda
dari yang telah ada, acara ini sangat mengandung pesan-pesan dakwah yang
bermanfaat bagi para generasi bangsa dan Negara, khususnya seluruh
masyarakat Indonesia yang menyaksikannya.
Tema-tema di atas merupakan sampel dari penelitian acara “Damai
Indonesiaku”, dengan banyaknya sampel yang saya ambil dihapkan penelitian
ini memiliki tingkat validitas yang baik, dan dapat mengukapkan pesan
dakwa dalam acara “Damai Indonesiaku”. Tema-tema tersebut akan
diperjelas dengan menggunakan table yang menjelaskan beberapa pesan yang
terdapat dalam setiap pertemuan yang menjadi sampel dari penelitian ini,
sehingga dapat kita tarik sebuah benang merah dari beberapa tema yang telah
diungkapkan dalam setiap pertemuan tersebut.
Pesan-pesan dakwah yang akan diteliti mencakup beberapa hal yaitu;
1. Pesan Aqidah terdiri atas:
a. Iman kepada Allah
b. Iman kepada Malaikat
58
c. Iman kepada kitab
d. Iman kepada Rasul
e. Iman Kepada Hari Akhir
f. Iman kepada Qodha dan Qodhar
2. Pesan Ibadah terdiri atas:
a. Shalat
b. Puasa
c. Zakat
d. Haji
3. Pesan Akhlak terdiri atas:
a. Akhlak terhadap Allah
b. Akhlak terhadap Manusia
c. Akhlak terhadap selain Manusia
4. Pesan Mu‟amalah terdiri atas:
a. Politik
b. Hukum
c. Ekonomi
d. Sosial
e. Budaya
f. Seni
g. Kesehatan
Data dari tiga belas tema tersebut dapat dijabarkan dalam bentu tabel
sesuai yang ditemukan yaitu;
59
Tabel 3
Temuan data umum pesan dakwah dalam 13 tema di atas adalah;
No Kategori Frekuensi persen
1 Aqidah 52 17,05%
2 Ibadah 0 0%
3 Akhlak 70 22,95%
4 Mu‟amalah 183 60%
Jumlah 315 100%
Berdasarkan hasil table di atas, menggambarkan bahwa pesan yang
ditemukan dalam ketiga belas tema di atas menunjukkan pesan dakwah yang
terredah adalah pesan Ibadah tanpa ada yang menyigung sama sekali yakni
0%, disusul dengan pesan Aqidah pada urutan kedua yakni mencapai 17,05%,
sedangkan urutan ketiga adalah pesan Akhlak yang mencapai 22,95%, dan
yang paling banyak adalah pesan Mu‟amalat yang mencapai 60%. Untuk
lebih jalasnya, saya akan menjelaskan perolehan setiap pesan tersebut dalam
bentuk tabel.
60
Tabel 4
Hasil Temuan Data pesan Aqidah
No Sub kategori Frekuensi persen
1 Iman kepada Allah 25 48,1%
2 Iman kepada Malaikat 0 0%
3 Iman kepada kitab 9 17,3%
4 Iman kepada Rasul 14 26,9%
5 Iman Kepada Hari Akhir 2 3,85%
6 Iman kepada Qodha dan Qodhar 2 3,85%
Jumlah 52 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa kategori pada pesan Aqidah
menunjukan bahwa Iman kepada Allah mencapai 48,1%, Iman kepada
Malaikat mencapai 0%, Iman kepada Kitab mencapai 17,3%, Iman kepada
Rasul mencapai 26,9%, Iman kepada Hari akhir mencapai 3,85%, dan Iman
kepada Qodha dan Qodhar mencapi 3,85%.
Tabel 5
Hasil Temuan Data pesan Akhlak
No Sub Kategori Frekuensi Persen
1 Akhlak terhadap Allah 26 37,14%
2 Akhlak terhadap Manusia 38 54,29%
3 Akhlak terhadap selain Manusia 6 8,57%
Jumlah 70 100%
61
Pesan Akhlak pada tabel di atas menunjukkan bahwa Akhlak
terhadap Allah menempati posisi kedua yaitu mencapai 37,14%, Akhlak
terhadap Manusia menempati urutan pertama yaitu mencapai 54,29%, dan
Akhlak terhadap terhadap selain Manusia menempati posisi terakhir yaitu
mencapai 8,57%.
Sedangkan dalam kategori pesan ibadah di sini penulis tidak
menyertakan tabel hasil temuan data pesan ibadah, karena kategori tersebut
tidak ditemukan adanya frekuensi hasil. Sebagaimana terlampir dalam hasil
penjurian baik juri 1,2 dan 3 serta rekapitulasi data yang terdapat dalam
lampiran.
Tabel 6
Hasil Temuan Data pesan Mu’amalah
No Sub Kategori Frekuensi persen
1 Politik 31 16,94%
2 Hukum 64 34,97%
3 Ekonomi 1 0,55%
4 Sosial 47 25,68%
5 Budaya 24 13,11%
6 Seni 1 0,55%
7 Kesehatan 15 8,20%
Jumlah 183 100%
62
Pesan Mu‟amalat pada table di atas menunjukkan bahwa kategori Politik
mencapai 16,94%, kategori Hukum mencapai 34,97%, kategori Ekonomi
mencapai 0,55%, kategori Sosial mencapai 25,68%, kategori Budaya mencapai
13,11%, kategori Seni mencapai 0,55%, sedangkan kategori Kesehatan mencapai
8,20%
Tabel 7
Hasil Temuan Data Berdasarkan Rumus Coefisien Reability
No Sub Kategori Aqidah Juri I Juri II Juri III
1 Iman Kepada Allah 12 11 2
2 Iman Kepada Malaikat 0 0 0
3 Iman Kepada Kitab 5 0 4
4 Iman Kepada Rasul 6 0 8
5 Iman Kepada Hari Akhir 1 1 0
6 Iman Kepada Qadha dan Qodar 1 0 1
Jumlah 25 12 15
No Sub Kategori Ibadah Juri I Juri II Juri III
1 Shalat 0 0 0
2 Puasa 0 0 0
3 Zakat 0 0 0
4 Haji 0 0 0
Jumlah 0 0 0
No Sub Kategori Akhlak Juri I Juri II Juri III
1 Akhlak Terhadap Allah 7 11 8
2 Akhlak Terhadap Manusia 12 13 13
63
3 Akhlak Terhadap selain
Manusia 2 0 4
Jumlah 21 24 25
No Sub Kategori Mu’amalat Juri I Juri II Juri III
1 Politik 7 13 11
2 Hukum 30 17 17
3 Ekonomi 1 0 0
4 Sosial 4 25 18
5 Budaya 7 5 12
6 Seni 1 0 0
7 Kesehatan 5 6 4
Jumlah 55 66 62
Empat kategori yang merupakan sampel dari penelitian ini, dapat
dilihat dari tabel di atas, yang merupakan penemuan juri yaitu; kategori
Aqidah tim juri memiliki nilai data yang berbeda-beda, antara juri 1, 2, dan
juri 3, pada sub kategori Iman kepada Allah juri 1 menemukan 12, juri 2
menemukan 11, dan juri 3 menemukan 2. Pada sub kategori Iman kepada
Malaikat tim juri sepakat dengan tanpa adanya penemuan yaitu 0. Pada sub
kategori Iman kepada Kitab, juri 1 menemukan 5, juri 2 tidak menemukan 0,
dan juri 3 menemukan 4. Pada sub kategori Iman kepada Rasul, juri 1
menemukan 6, juri 2 tidak menemukan 0, dan juri 3 menemukan 8. Pada
sub kategori Iman kepada Hari Ahkir, juri 1, dan 2 menemukan data yang
sama yaitu 1, sedangkan juri 3 tidak menemulan 0. Pada sub kategori Iman
64
kepada Qadha dan Qodar, juri 1 dan 3 menemukan data yang sama yaitu 1,
sedangkan juri 2 tidak menemukan 0.
Pada kategori Ibadah Tim juri sepakat, baik pada sub kategori
Sholat, Puasa, Zakat ataupun Haji yaitu tidak menemukan data satupun 0.
Pada kategori akhlak seperti yang tertera di atas tim juri menemukan
data yang berbeda; Pada sub kategori Akhlak Terhadap Allah, juri 1
menemukan 7, juri 2 menemukan 11, dan juri 3 menemukan 8. Pada sub
kategori Akhlak Terhadap Manusia, juri 1 menemukan 12 data, sedangkat
juri 2 dan juri 3 menemukan data yang sama yaitu 13.
Pada kategori Mu‟amalat tim juri menemukan data yang berbeda-
beda yaitu; Pada sub kategori Politik, juri 1 menemukan 7, juri 2
menemukan 13, dan juri 3 menemukan 11 data. Pada sub kategori Hukum,
juri 1 menemukan 30, sedangkan juri 2 dan juri 3 menemukan data yang
sama yaitu 17. Pada sub kategori Ekonomi, juri 1 menemukan 1 data,
sedangkan juri 2 dsn juri 3 tidak menemukan 0. Pada sub kategori Sosial,
Juri 1 menemukan 4, juri 2 menemukan 25, dan juri 3 menemukan 18 data.
Pada sub kategori Budaya, juri 1 menemukan 7 data, juri 2 menemukan 5,
dan juri 3 menemukan 12 data. Pada sub kategori Seni, juri 1 menemukan 1
data, sedangkan juri 2 dan juri 3 tidak menemukan 0. Pada sub kategori
Kesehatan, juri 1 menemukan 5 data, juri 2 menemukan 6, dan juri 3
menemukan 4 data.
65
Tabel 8
Hasil Kesepakatan Antar Juri
Antar
Juri
Aqidah Ibadah Akhlak Mu’amalat Jumlah
1 dan 2 12 0 21 55 88
1 dan 3 15 0 21 55 91
2 dan 3 12 0 24 62 98
Tabel di atas menunjukkan bahwa data kesepakatan antara juri 1, 2
dan juri 3 adalah; untuk kategori Aqidah, Kesepakatan antara juri 1 dan juri
2 serta juri 2 dan juri 3 menemukan data yang sama yaitu 12 data,
sedangkan kesepakatan juri1 dan juri 3 menemukan 15 data. Kesepekatan
pada kategori Ibadah pada tim juri tidak menemukan 0. Kesepekatan pada
kategori Akhlak kesepakatan juri 1dan 2 dan kesepakatan 1 dan 3
menemukan 21 data, Kesepakatan juri 2 dan 3 menemukan 24. Kesepekatan
pada kategori Akhlak kesepakatan juri 1dan 2 dan kesepakatan 1 dan 3
menemukan 55 data, Kesepakatan juri 2 dan 3 menemukan 62.
Tabel 9
Perhitungan Antar Juri
Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Jumlah
1 dan 2 305 88 217 0.29
1 dan 3 305 91 214 0.30
2 dan 3 305 98 207 0.32
66
Perhitungan kesepakatan antara juri seperti yang tercantum pada
tabel di atas adalah; kesepakatan juri 1 dan jri 2 sebesar 0,29, dan
kesepakatan juri 1 dan juri 3 sebesar 0,30, sedangkan kesepakatan juri 2
dan juri 3 sebesar 0,32.
B. Pesan pesan dalam acara “Damai Indomesiaku”
a. Deskripsi pesan dakwah dalam tema “ Timbulkan sikap optimis dengan
meningkatkan keimanan”
Tema : Timbulkan sikap Optimisme dengan
Meningkatkan Keimanan
Disiarkan Tgl : 03 januari 2010
Lokasi : Masjid Al-Ikhlas, Pondok Cabe
Pembicara : Ustd. Jefry Al-Buchory & Ustd. Soleh Mahmoed
Ustd. Jefry Al-Buchory
Bangsa kita sudah merdeka 64 tahun. Kalau kita bicara usia Rasul,
sudah lebih 1 tahun. Artinya, kemapanan cara berfikir dan berbuatan
bangsa ini seharusnya sudah harus sesuai dengan usianya yang mencapai
64 tahun. Kita tidak boleh pesimis, karena pesimis akan membuat
seseorang tidak akan pernah bisa maju, justru kita harus optimis. Apapun
yang terjadi pada bangsa ini jangan melibatkan diri menjadi orang-orang
pesimis, karena kita akan menjadi orang yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Setiap tahun baru orang berdo‟a hidupnya ingin selalu lebih baik.
Sekarang bagaimana mau baik ketika persis jam 12 yang diangkat
minuman beralkohol, yang jelas-jelas diharamkan oleh Allah SWT, mau
sedikit mau banyak tetap haram. Setetes saja sudah membuat kita ditolak
Sholatnya oleh Allah SWT, 40 hari 40 malam (itu juga kalo solat),
bagaimana kalau berteguk-teguk?
Seandainya para pejuang kita yang sudah wafat, mereka berlari
diantara bisingan peluru dan bom, keluarganya disandera, lalu mereka
wafat entah dimana kuburannya, terkadang wafatnya juga hancur luluh
rantak, badan bercerai berai, seandainya mereka para pahlawan kita bisa
bangkit dari kuburnya, pasti mereka akan mendatangi tempat-tempat
67
mereka orang-orang yang memimpin bangsa ini yang sudah hilang
cintanya kepada bangsa ini. Apa pertanyaan mereka? Cuman satu! “Wahai
pemimpin, kemana cintamu kau berikan” kepada hawa nafsumu sungguh
hina dirimu “Naudzubillah Mindhaalik”.
Inilah kalau seandainya sebagian besar penduduk negeri ini sudah
mulai kufur (ingkar) dari nikmat Allah SWT. Allah SWT memberikan
contoh kepada suatu negeri yang dahulunya amat tentram, rizkinya itu
datang dari segala penjuru, akan tetapi para penduduk negeri itu dia kufur
kepada Allah dia ingkar, dia keluar, dia tidak mau ta‟at, secara tidak
langsung benci kepada hukum-hukum Allah. Akhirnya Allah gantikan
pakaian mereka dengan pakaian kelaparan, pakaian ketakutan akibat dari
perbuatan mereka sendiri. Liat semua orang sekarang pada ketakutan
bahkan dirumah sendiri mereka ketakutan. Naik mobil mewah tiba-tiba di
lampu merah kaca spion dipatahkan oleh seseorang. Sampai seorang RI
satu mengatakan dirinya diancam. Yang dimaksud RI satu itu adalah
rakyat Indonesia nomor satu di wakili oleh Bapak Presiden SBY, jadinya
apa yang disapaikan oleh beliau merupakan sebuah kekhawatiran dari
bangsa. Rusuh lagi, kisruh lagi, ribut lagi, yang repot orang-orang yang
ribut adalah orang-orang yang taklid, orang-orang yang sekedar ikut-
ikutan, tidak memahami apapun situasi yang sebenarnya. Inilah kenapa
ditahun baru ini kita perlu intropeksi, semuanya, dari mulai pemimpin
yang paling atas sampai pemimpin rumah tangga.
Sebetulnya kalau kita bicara keingin Negara ini baik, itu tidak usah
bicara masalah Negara, bicara saja Negara terkecil. Apa Negara terkecil?
“Rumah tangga” Kita jadi suami sudah bener belum? Apakah sudah
menjadi suami yang jujur buat istri? Jadi, untuk bicara Negara yang besar
tidak usah bicara apa-apa, bicara keluarga dulu, Insya Allah nanti dari
keluarga pelan-pelan mulai bisa dibangun kebaikan demi kebaikan dan
kemaslahatan orang banyak. Amin Ya Rabbal „Alamin.
Sungguh menyedihkan, kalau kita harus kembali ke masa dimana
seseorang saling timpuk, saling bakar, saling curi, saling racun, kok
sepertinya negeri ini tidak punya agama, padahal bangsa Indonesia adalah
negeri yang paling banyak agamanya, apalagi dengan jumlah orang Islam
terbanyak. Setiap tahun ngirim haji 200 sekian ribu orang dikirim haji
yang seharusnya begitu pulang mereka praktek dengan praktek mabrur.
b. Deskripsi pesan dakwah dalam tema “ Anak kita masa depan bangsa”
Tema : Anak Kita Masa Depan Bangsa
Disiarkan Tgl : 10 januari 2010
68
Lokasi : Masjid Raya KH Muhammad Yusuf Pesona
Khayangan Depok
Pembicara : Ustd. Yusuf Mansyur
Banyak orang yang tidak menghargai anak sebagai amanah,
banyak yang tidak merasa anak itu adalah titipan dari Allah, malah
kebanyakan di antara kita minta / ngejar-ngejar supaya dapat anak, padahal
memiliki anak sesuatu yang berat, kita jadi orang tua benar, anak tidak
benar, itu bisa menjadikan kita masuk neraka. Tentu saja sebaliknya bila
kita nggak benar, anak kita jadi orang benar Insya Allah mudah-mudahan
kita juga kebawa bisa menyium wanginya surga.
Anak jaman sekarang banyak diajarin beli, tetapi tidak pernah
diajarin menanam, anak jaman dulu, selalu diajar menanam, kalau ditanya
buat Siapa jawabannya buat cucu saya. Tapi kalau anak sekarang,
diajarkan selalu beli. Nanti kita akan belajar termasuk teknik-teknik
bagaimana caranya mendidik anak bukan cuma sukses dunianya tapi dia
sukses akhiratnya.
Ust. Yusuf Mansyur
Saya termasuk sudah tua dikit, usia sudah kepala 3 memang kalau
saya rasain kehidupan sosial dan ekonomi kita berubah dan perubahan itu
mau nggak mau kebawa sampai ke dalam rumah. Zaman dulu saya waktu
kecil yang namanya ngumpul sama orang tua, kapan saja ketemu. Gelap-
gelap kita udah shalat malam bareng, kita kemudian dituntun jalan ke
mesjid, pulang dari mesjid tidak langsung main, kita mapir ke tukang
lontong, mampir ke tukang nasi uduk. Mampir nyari nasi ulam, kemudian
kita menyapa satu dua tetangga lewat, memang kita disunahin pergi dari
jalan A pulang jalan B supaya banyak ketemu sama orang, terus kita pun
masih bisa sarapan bersama. Zaman dulu sekolah deket-deket, begitu
istirahat kita pulang, sekedar minum ambil kue kemudian balik lagi kita ke
sekolah jam 12. Kita sesudah sholat dhuhur bareng, makan siang juga
bareng. Kemudian kita tidur sore, terus main layang-layang, dan
sebagainya.
Itu yang namanya orang kampung jaman dulu, itu dilakukan
bersama orang2 tua. Tapi pertanyaannya bagi kita orang tua muda, apakah
kemudian anak kita mendapatkan berkah kita sebagai orang tua sebanyak
kita dapat berkah sama orang tua kita, rasanya enggak. Anak sama orang
tuanya berlomba cepat-cepatan meninggalkan rumah, habis Shubuh kita
tidak sempet Waqiahan karena ngejar kereta. Anak-anak gelap-gelap
sudah pergi, tiap pulang udah kaya kerja rodi, sekolah zaman sekarang
sekolah yang tidak merdeka, zaman kita dulu masih sempat maen layang-
layang masih sempet naik pohon jambu monyet, kalau yang lebih berasa
69
lagi bulan puasa tuh, kita ikut ngegulung pastel, kita ikut bikin dadar, kita
ikut belanja ini, belanja itu, kebersamaannya mudah hilang, sedangkan
keberkahan itu adanya diantaranya kebersamaan ini membuat anak-anak
kita kehilangan kita sebagai orang tua. Rasanya memang perlu banyak di
koreksi, begitu sabtu libur Bapaknya nggak pulang dines ke luar kota.
Ibunya gantian arisan tiap sabtu, tinggal hari minggu tuh anak sama
pembantu saja, yang paling dirasa hilang adalah anak-anak sekarang ini
sudah tidak bisa lagi, barang kali saya ngomong kayak gini bukan berarti
menyamaratakan, tapi orang tua saya ini nyimpen saya mudah-mudahan
kalau Allah ridho apa yang saya lakukan bisa membuat orang tua masuk
surga karena itu jerih payahnya dia, ngajarin kita ceramah, ngajarin kita
ngaji, ngajarin kita pakai kain. Sekarang merasa sudah banyak lembaga
Iqra, banyak TKA/TPA anak kita kemudian tidak lagi diajarin, zaman dulu
kita masih pake lidi ketika ngaji, itu mulut siapa yang ngajarin mulut ibu
kita, mulut nenek kita, kalau sekarang kita sudah tidak sempat
mengajarkan anak-anak kita, bagaimana kita mau punya anak yang bisa
menjamin kita masuk surga, kalau kemudian kita sendiri tidak sempet
mengajarkan apa yang dititipan Allah.
Di dalam benak saya, bayangan saya anak-anak zaman sekarang,
saya ketika sudah menjadi ayah dari 4 orang anak, merasa takut. Kita coba
dulu ngaji, surah An-Nisa ayat 9. Kita disuruh takut jangan sampai anak
kita jadi bahan bakar neraka. Nanti setelah saya selesai segmen ini pemirsa
akan melihat ada orang-orang yang ditayangkan di layar kaca bahwa ada
orang-orang yang diberikan banyak derajat, tidak mengenali amal
sholehnya diberikan banyak kemuliaan oleh Allah tapi dia tidak mengerti
dia bertanya kepada Allah nanti. Ya Allah kenapa engkau memuliakan
aku, kenapa Engkau mengkat derajatku kenapa Engkau memberikan aku
banyak kesenangan-kesenangan surga, kemudian Allah memberi tahu
bahwa anakmulah yang memohonkan ampun untukmu dan mengirimkan
semua ini untukmu.
Kita khawatir sama anak kita pas sakit tapi nggak khawatir soal
akhlaknya, kita khawatir sama anak kita soal nilainya tapi tidak khawatir
soal pertemanannya, soal nasibnya. Suatu hari teman saya cerita, suatu hari
dia stater mobil, ini stater mobil nggak ada strumnya, tanda-tandanya juga
tidak ada ternyata betapa kagetnya dia, begitu dia periksa mesinnya,
ternyata sudah tidak ada, mesinnya ilang, bukan ilang sama maling, tapi
hilang sama anaknya dijual, dituker sama ganja.
Arief rachman
Pakar Pendidikan
Orang tua mempunyai 5 tugas, pertama mendekatkan diri anak-
anak kepada Allah SWT, kedua anak-anak mempunyai idola yaitu
Rasulullah, dan ini harus ditanamkan oleh semua orang, oleh orang tua,
neneknya, gurunya. Jadi kalau nyanyi satu-satu aku sayang Allah, dua dua
sayang Rasulullah. yang ketiga mereka harus mencintai dan menghormati
orang tua, tiga tiga sayang ibu bapak. yang kelima yaitu mengenal
lingkungan jadi kalau tinggal di rumah susun, orang tua itu kecuali ngajar
70
ngaji ngajar seharian sama orang tua hormatnya sama orang tua, anak itu
meski ngerti bahwa daerah mainnya cuma di sini, seandainya kita lihat
rumah susun itu, apakah sudah aman atau tidak untuk anak-anak yang
umurnya dibawah 12 tahun.
Jadi dia harus tahu lingkungannya, anak harus tahu bahwa ada
sungai yang tidak boleh buat renang, ada daerah yang jangan ke sana
mungkin ada ularnya. Itu tentang pengetahuan. Sekarang yang kedua coba
kalau kita tanya sama ibu-ibu, bapak-bapak kira-kira anak itu lebih banyak
belajar dari mendengar atau melihat karena itu kalau ibunya cekcok
bapaknya galak baget, nanti bisa anak perempuannya galak banget sama
teman laki-lakinya, kalau ada anak laki-laki ada suami yang suka nabokin
istrinya ya anak itu bisa saja nabokin gurunya, jadi kita harus tahu bahwa
No. 1 memberi contoh menuntun karena anak itu cenderung meniru,
sekarang cenderung meniru ada ilmu yang mengatakan anak ini kaya
mesin foto copy, apa yang dipasang dia copy, kalau ibunya sudah bilang
“alah elo” nanti dia ngomong sama temennya “alah elo”, kalau ada jadi
peniruannya cepat sekali, yang penting pola asuhnya.
Pola asuh harus pakai CKS cinta - kasih - sayang, kalau kita
ngomong harus pake CKS, marah juga boleh tapi pake CKS kalau
umpanya bapak marah sama ibu “ney bu sini bu” “ada apa pak” bapak
mau marah, ibunya sudah jaga jarak bu duit di dompet bapak ada di
mana? Terus ibunya juga mau terus terang sama bapak, ibu mau terus
terang gaji yang kemaren kurang makanya ibu buka dompet bapak
kelihatan duitnya ada di dompet bapak, tadi diambil sama ibu 50 ribu. Kita
kalau bawain diri dalam rumah jangan sebel, mangkel, ngedumel harus
pakai cinta kasih sayang.
Kita mesti ngajarin anak kita suruh cari teman yang baik, kalau ibu
lihat bahwa teman-temannya suka ngeludahin, dia nanti bisa di rumah bisa
ngeludahin kita. Kalau dia suka berteman sama yang suka nolong, ibunya
juga nanti ditolongin sama anak. Jadi teman itu berpengaruh. Makanya
kalau nonton televisi jangan lupa nonton TV One acara “Damai
Indonesiaku”.
David, ada catatan jadi menurut pakar dunia anak kesalahan orang
tua dalam mendidik anak kurang lebih terbagi dalam 10 hal
1. Kurang pengawasan
2. Kegagalan orang tua untuk mendengarkan keluhan anak
3. Jarang bertemu muka dengan anak
4. Terlalu berlebihan
5. Bertengkar di hadapan anak
6. Tidak konsisten
7. Mengabaikan kata hati
8. Terlalu banyak nonton tv
9. Mengukur segala sesuatu dengan materi
10. Bersikap berat sebelah
71
Ust. Yusuf Mansyur
Apa yang dilakukan orang tua saya terhadap saya. Pertama, saya
dari dulu dari kecil sampai umur 10 tahun dido‟ain di depan kepala saya.
Kalau ibu saya berdo‟a bener-bener dekat jarak sampai di mandiin.
Kenyang sama do‟a, dan do‟anya kejabah semua. Do‟a ketika saya mulai
ada umurnya, 8, 9, 10 mulai saya protes apa do‟anya, ibu do‟ain kamu bisa
bolak balik ke Mekah seperti bolak balik ke depan pintu. Jaman dulu tidak
kebayang sama saya diberi kemudahan oleh Allah pergi ke luar negeri,
pergi ke tanah haram dengan begitu mudah.
Kenyang sama makan bareng, saya inget dulu kita belum berani
mulai kalau ayah kita belum mulai, terus ayah ngomong “ayo siapa yang
do‟a ini”, abis do‟a terus dicentongin satu per satu, yang sekarang yang
nyentongin buat anak kita siapa pembantu. Kebersamaan itu total, penuh
dengan do‟a, penuh dengan kebersamaan.
c. Deskripsi pesan dakwah dalam tema “ Fatwa Ulama Dalam Pergeseran Nilai
dan Moral Bangsa”
Tema : Fatwa Ulama Dalam Pergeseran Nilai dan
Moral Bangsa
Disiarkan Tgl : 24 januari 2010
Lokasi : Masjid Jami‟ AL-Hikmah komp: pertamina
rawamangun –Jakarta Timur
Pembicara : Ustd. Zainuddin MZ,
Apa yang menggerakkan MUI untuk mengeluarkan Fatwa?
Ketua MUI DKI Jakarta, DR. K.H. M. Hamdan Rasyid, MA – Majlis
Ulama sebagai organisasi yang menghimpun para ulama, zu‟amma dan juga
muslim mempunyai tanggung jawab untuk membimbing umat agar hidupnya
sesuai dengan petunjuk al-Qur‟an dan sunah Rasulullah SAW. Karena rasul telah
berpesan kepada kita semua “Taraktu fiikum amraini tantadhillu abadan mad
masku bihimaa” Aku tinggalkan dua pusaka, kalian tidak akan tersesat kalau
berpegang kepada kedua pusaka tersebut yaitu Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul.
Untuk menjabarkan al-qur‟an dan sunnah rasul dalam praktek ilmu syariah
ini perlu penjelasan para ulama dalam bentuk fatwa, karena muncul masalah-
masalah baru yang harus di respons oleh ummul ulama, sebagai contoh;
munculnya praktek korupsi, zaman rasul tidak ada rokok sekarang banyak orang
72
merokok, sehingga orang bertanya bagaimana hukumnya merokok? Itulah tugas
ulama memberikan fatwa, termasuk juga masalah yang terkait dengan kemacetan
misalnya. Kalau saya shalat ternyata tidak mampu tepat waktu karena macet.
Misalnya orang-orang yang bekerja dikota, dia berangkat dari kantor jam 4 sore
sampai dirumah sudah isya. Bolehkan melaksanakan jama‟ maghrib – isya karena
macet? Inikan masalah baru, zaman rasul belum ada, tapi karena melihat ini
masalah ini sangat penting dan perlu penjelasan dari para ulama, maka majelis
ulama perlu memberikan fatwa terhadap masalah seperti itu.
Jadi, majlis ulama ini tidak lain adalah melanjutkan perjuangan rasulullah
dalam membimbing umat agar hidupnya sesuai dengan petunjuk dan sunnah
rasulullah SAW.
Seberapa besar bahaya media sekarang membentuk suatu gaya hidup baru
yang bertentangan dengan agama islam, sampai-sampai ulama harus
intervensi?
Jadi yang namanya media, baik itu cetak maupun elektronik, termasuk
internet itu adalah sebagai sarana, sebagai alat yang bisa bersifat positif atau
negative tergantung materinya. Kalau internet itu kita bisa download materi-
materi dakwah, kan itu bagus. Kalau di dalam internet itu kita bisa menyebarkan
nilai-nilai islam, kan bagus. Tapi kalau disitu hal-hal yang negative, tentu kan
dilarang.
Memang ditengah-tengah masyarakat ada kecenderungan, disitu ada
gambar-gambar porno, berita-berita yang tidak mendidik. Maka disitulah tugas
ulama menerjemahkan al-qur‟an dan sunnah. Al-qur‟an dan sunnah itu sebenarnya
masih global, tidak berbicara dalam takaran yang real terkait dengan masalah
sekarang. Misalnya, qur‟an tidak pernah bicara masalah kemacetan, tapi ulama
harus menggali bagaimana bisa menetapkan hukum shalat jama‟ karena macet,
misalnya. Sekarang ada yang namanya infotainment, qur‟an tidak pernah bicara
masalah infotainment, tapi disitu masalah ghibah. Tugas ulama menerjemahkan,
apakah infotainment itu bisa disamakan dengan ghibah atau tidak. Al-Qur‟an tidak
bicara bunga bank, tapi bicara masalah riba. Ulama bertugas menerjemahkan
apakah bunga bank itu sama dengan riba atau tidak. Jadi, tidak semua masalah itu
dijelaskan secara rinci oleh al-Qur‟an dan hadits.
Fatwa Yang Dikeluarkan Forum Masyarakat Pondok Pesantren Putri (FMP3)
se-Jawa Timur :
1. Haram untuk mengojek wanita (menumpang ojek wanita)
Pada dasarnya, ajaran agama islam itu tujuan utamanya adalah menarik
kemaslahatan, mendapatkan kebaikan dan menghindari bahaya, itu adalah
tujuan utama ajaran islam. Oleh karena itu, mengenai kasus-kasus yang di
fatwakan tadi, memang perlu lihat konteksnya. Kalau memang seorang
pengojek wanita atau dia menjadi penumpang ojek, dikhawatirkan diperkosa
ditengah jalan, sehingga membahayakan terhadap kehormatannya, itu wajar
kalau diharamkan. Tapi kalau mandang kondisi aman, tidak dikhawatirkan
timbulnya pemerkosaan, apalagi kalau wanita memang perlu sumber ekonomi
dari kegiatan tukang ojek, maka diperbolehkan. Yang diharamkan itu
barangkali terkait dengan ke khawatiran, kalau nanti wanita tersebut diperkosa
73
ditengah jalan. Jadi masalahnya harus dikaitkan dengan kondisi dimana wanita
itu di kondisi yang sangat terancam.
2. Haram Rebonding
Jangan disamakan antara makan daging babi dengan rebonding.
Mengapa demikian? Karena daging babi itu haramnya nash al-qur‟an,
sehingga tidak bisa diotak-atik karena itu sudah ketentuan Allah, tapi
rebonding itu masalah ijtihadi, masalah analisa yang boleh jadi setuju atau
tidak.
3. Haram Gaya rambut rasta dan punk
4. Haram peran sebagai orang nasrani untuk artis muslimah
5. Haram membuat photo pra wedding
6. Haram menonton Film 2012
K.H. Zainuddin MZ – Al-qur‟an mengajarkan “Watilkal iyyaamu nutaawiluhaa
bainan naas” hari itu kami putar diantara manusia, tidak ada yang tetap, segalanya
pasti berubah sehingga para filosof bilang yang tetap adalah perubahan. Ada saat
datang, ada saat pergi, ada hari dilantik, ada saat menyerahkan jabatan. Ada saat
berdiri, ada waktunya duduk, semua datang dan pergi silih berganti. Dalam proses
perubahan itu sering terjadi pergeseran nilai, sebab al-qur‟an sudah memberikan
indikasi “anlaa innal insaana layathghoo arro aaghus taghnaa” manusia sering
lupa diri apabila melihat dia berada dalam posisi yang mapan, baik kemapanan itu
karena kemampuan intelektual, karena kekuatan materi atau karena factor
kekuasaan, dikala itu orang sering lentur dan luntur mengalami proses degradasi.
Banyak orang tadinya dengan lantang teriak “Brantas Korupsi” karna belum dapat
kesempatan. Begitu dapat kesempatan, korupsinya lebih gila dari yang diteriakin.
Terjadi proses degradasi. Makanya saya mengharap, menteri-menteri
Kabinet baru, DPR baru, saya mengharap waktu dilantik baca doanya “Nawaitu
Sauma ghodin” niat puasa dulu. Negara lagi kurang bagus, ekonomi masih
gonjang ganjing, rakyat masih senen – kemis. Niat puasa dulu, nunda dulu,
menunda saja sebentar. Puasa itu kan tempe halal abis maghrib, tahu halal “abis
maghrib” air kelapa halal “abis maghrib” istri sendiri halal “abis maghrib”. Kalau
waktu kemarin menteri-menteri kita dilantik bacanya “nawaitu shauma ghodin”
seneng tu rakyat kita. Niat puasa dulu lah sebentar. Pakai mobil mewah “boleh”
nanti kalau ekonomi sudah bagus. Yang kita khawatir waktu dilantik bacanya
Allahumma lakasumtu “doa buka puasa” Banyangin, orang buka puasa itu kan
mbahnya rakus, apa saja disikat.
Kita ini sekarang banyak yang merasa pinter, tapi tidak pinter merasa.
Akibatnya informasinya kita banyak tahu, tapi tidak tahu banyak. Orang itu kalau
merasa pinter yang timbul keangkuhan, tapi yang pinter merasa yang timbul
kebijakan. Ayolah Nawaitu Sauma ghodin, sebentar kok nunggu maghrib, kalau
ekonomi sudah beres, rakyat hidup sudah agak mapan, itu menteri mau makai
mobil mbahnya mewah masa bodoh amat. Menteri-menteri di inggris harga mobil
200 jt-an, padahal inggris yang bikin rollrois, inggris yang bikin mobil asthon
martin. Mobil menterinya harga 200 jt-an, menteri-manteri Malaysia pakai mobil
74
protonsaka produknya sendiri. Kita 1,3 milyard. Mudah-mudahan mobil dinas
baru kita ini bisa meningkatkan kinerja saya “kata seorang menteri” Dodol. Apa
hubungannya mobil merah sama kinerja. Kalau memang mental-mental bajaj, biar
naik marcy juga slonang-slonong tidak karuan “Mental”. Dan ini saya akan bicara,
kita perlu stabilitas temperature bathin atas terjadinya perubahan yang membawa
pergeseran nilai. Kita harus kaya ikan dilaut. Ikan dilaut katanya sudah Kristen
semua, sebab ikan yang paling besar adalah paus.
Menghadapi arus perubahan kita itu harus seperti ikan dilaut “kata saya
tadi” Ikan dilaut dengan tiga tahun berendam di air asin, tidak ikut asin. Kenapa?
Karena dia hidup. Ikan yang hidup tiga tahun berendam di air asin tidak ikut asin,
tapi begitu dia mati, ya bagaimana keadaan. Digaremin asin, diasemin asem “ikan
mati”. Orang yang jauh dari agama jiwanya mati, kalau jiwanya mati gampang
diasem garemin lingkungan. Deket sama ustad kalem kayak ustad, deket tukang
mabuk, teler aja kayak gitu. Gampang diasem garemin lingkungan, tapi orang
yang jiwanya hidup, silakan buka tempat pelacuran di samping rumah saya,
pantang masuk. Silakan buka tempat judi di depan rumah saya, tidak bakalan saya
ikut. Silakan buka minuman keras dibelakang rumah saya, tidak bakalan saya ikut.
Karena jiwanya hidup, dan jiwa akan hidup kalau agama hidup dihati kita. Kita
tidak bisa menghindari perubahan. Kita tidak bisa menghindari arus persaingan.
Sekarang ini jangankan dagang, kiyai juga kalau tidak sanggup bersaing “ini
bahasa kasar, tapi jujur” karena sekarang orang hidup di zaman banyak pilihan.
Pergeseran nilai pastilah terjadi. Dulu tahun 60-an, betawi ini sebelum listrik
masuk desa, asal sore abis maghrib kita jalan masuk kampong berasa banyak
islam. Rumah sono anak muda lagi baca yasin, sebelah sana lagi latihan parjanji.
Anak muda lagi belajar huruf al-qur‟an. Begitu masuk listrik rumah pada terang,
terjadi pergeseran nilai, apa yang kita lihat? Televisi main gede-gedean. Suara al-
qur‟an sepi, jangankan yang baca parjanji, yang baca al-qur‟an pun sepi. Ini
pergeseran nilai.
Dulu sosial kontrol tajam, orang peduli sama lingkungan. Sekarang loe-loe
gw-gw. Dulu kalau ada anak gadis hamil di luar nikah “aib” malu selebar
kampung, sekarang menjadi makanan sehari-hari. Ibu-ibu lebih menghargai
selingkuh daripada poligami. Terjadi pergeseran nilai. Nah kita ingin pergeseran
nilai itu yang positif, bukan yang negative. Supaya bisa kita harus punya filter, ini
kan abad entertainment, orang pandai membangun pencitraan sekarang ini, kiyai
sama dukun tipis bedanya.
Saya sering bilang, dulu sebelum mbah surip “yang meninggal karena
kebanyakan ngegendong” bikin lagu bercerita tentang “madu ditangan kananmu,
racun ditangan kirimu” kalau itu situasi yang kita hadapi transparan rakyat enak.
Kenapa? Alamat jelas, pilihan paten. Madu di kanan, racun di kiri, kan tidak
bingung. Sekarang dimana madu, dimana racun tidak ketahuan. Orang pandai
membangun pencitraan, banyak racun bermerk madu. Kita harus punya filter.
Emas pasti kuning, apa semua yang kuning pasti emas? Harus ada filter, karena
rakyat kita, umat kita sekarang kan kaya daun kering, gampang dikumpulin, susah
diiket, berisik, gampang dibakar, cepat heran, gampang kakung, masyarakat mall.
Ada mall baru ibu-ibu, remaja berbondong-bondong menghampiri, tidak belanja
hanya numpang heran, ini dimanfaatkan oleh ahli entertain. Pandai membungkus
membangun opini, membangun pencitraan, maka kita harus punya filter.
75
Menghadapi arus perubahan, harus punya stabilitas temperature batin. Apa
konsepsi dasarnya? “Agama”.
Kekuasaan kalau jatuh ke tangan orang beriman “aman”, ilmu kalau jatuh
ke tangan orang beriman “manfaat”, harta kalau jatuh ke orang yang beriman
“Manfaat, rahmatan lil „aalamiin”. Tapi kekuasaan jatuh di tangan orang yang
jahat, jauh dari iman “fir‟aun”. Fir‟aun kan dulunya cuman raja, tapi karena
kelamaan jadi raja dan tidak ada yang menandingi maka akhirnya lupa daratan
ngaku jadi Tuhan, Anna robbukumul „ala “Aku tuhanmu yang paling tinggi” di
hadapi oleh Musa “dulu adu sihir, sekarang kan adu konsep” itu cuman beda versi
saja. Sekarang adu visi dan misi, polanya sama. Akhirnya fir‟aun mengangkat diri
menjadi Tuhan, di tenggelamkan dilaut merah, begitu nafas di tenggorokan baru
“Aamantu birobbi musa wa haaruun”.
Kekayaan kalau jatuh ke tangan orang yang jauh dari iman, yang muncul
qorun, lupa diri, lupa daratan, masuk dalam kategori “Allaa innal insaana
layatghoo arro aaghus taghnaa” maka dari itu kita bersyukur, majlis ulama
memberikan fatwa yang berkenaan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di
tengah-tengah kita, supaya kita punya pagar, supaya kita punya benteng, ada yang
kita pegang dan yang memberikan fatwa juga majelis ulama, bukan seorang,
majelis, lalu terdiri dari berbagai proses, pertimbangan, tidak sembari ngelamun di
pohon jambu nyusun fatwa itu.
Saya perlu sampaikan ini, semua orang kan perlu hati-hati. Memang ada
hadist “Barang siapa yang berijtihad, lalu ijtihadnya benar dapat dua pahala, kalau
ijtihadnya salah, dia dapat satu pahala” “Manijtahada” Man disini bukan “lil
itlaq” bukan siapa saja. Barang siapa lalu siapa saja “tidak beres urusan” Barang
siapa yang memenuhi persyaratan untuk berijtihad, lalu dia berijtihad itu yang
kalau salah dapat satu kalau bener dapat dua. Jadi, Manijtama‟a fiihi syuruutul
ijtihad, bukan “manlil itlaq” siapa saja boleh berijtihad. Lalu lahir fatwa yang
aneh-aneh, tetapi sungguh pun demikian fatwa majelis ulama itu tidak bersifat
mengikat, ini yang bijaksananya.
Dalam al-qur‟an, Allah itu maha bijaksana, kapan? Coba, kalau surga
disediakan untuk orang yang tidak punya dosa, sepi sorga “Ya” untung Allah
bilang apa? Wa amma man tsakulat mawaaziinuhu fahuwa fii‟iisyatir raadiyah
“Orang yang timbangan kebaikannya lebih berat dari timbangan kesalahannya”
bukan tidak yang punya salah. Ada dosa, ada salah, tapi timbangan kebaikan lebih
baret dari dosa dan kesalahan.
Bapak ibu yang saya hormati, terima kasih kepada Bapak Hamdan Rasyid
yang sudah memberikan jawaban. Dan memang hukum yang memerlukan ijtihad
itu terkait sekali dengan kaidah. Hukum itu berubah menurut „ilatnya. Artinya,
ada hukum asal, ada hukum yang berubah menurut situasi dan kondisinya.
Disitulah letak fleksibilitasnya watak hukum islam.
Nikah hukum asalnya itu mubah “boleh”, bisa jadi sunnah, bisa jadi wajib,
bisa jadi makruh, bahkan bisa jadi haram, kalau ada „ilatnya (alasan perubahan
sebuah hukum). Misalnya, ada anak muda punya pekerjaan tetap, penghasilannya
hebat, dia yakin kalau dia berumah tangga dia bisa menghidupi anak istrinya,
syahwatnya termasuk tegangan tinggi, dikhawatirkan kalau tidak segera nikah, dia
jatuh kepada zina, maka buat anak muda kayak begitu, nikah tidak lagi sunah tapi
wajib hukumnya. Jadi masalah-masalah yang ijtihadi, tidak dalam konteks nash
76
yang qhot‟i dari qur‟an dan sunnah yatuuru ma‟a illati. Kan sudah ada qur‟an dan
sunnah, mengapa perlu fatwa lagi? Inilah persoalannya.
Memang al-qur‟an mengajarkan kita “Fas‟alu ahladz-dzikri inkuntum laa
ta‟almuu” kalau kamu tidak tahu, Tanya yang tahu. Mau tau cara bikin tempe,
jangan Tanya pada tukang roti “tidak nyambung”. Mau tau tentang hukum yang
ada dalam qur‟an dan sunnah, Tanya yang ngerti, siapa? Ya para ulama, apalagi
yang namanya majelis, itu jelas bukan satu orang.
Gambaran sederhananya begini; Saudara mau ke Surabaya, mobil punya,
jalanan hafal, SIM ada, peraturan lalu lintas tahu, berangkat dah insya Allah
aman. Tapi kalau mobil kagak punya, jalanan Jakarta Surabaya tidak hafal, kan
lebih aman naik kereta, ngikutin masinis yang Jakarta – Surabaya jalananya setiap
hari, dari pada nekad tidak ngerti jalan sendiri, mau ke Surabaya tembusnya ke
irian. Ijitihad-ijtihad, qur‟an tidak ngerti, mau jalan sendiri, sesat hasilnya. Fas‟alu
ahladz-dzikri inkuntum laa ta‟almuu, kalau memang tidak ngerti, Tanya sama
yang ngerti. Ini soal pergeseran nilai.
Pertama saya setuju 100% tentang perlunya kehidupan kembali pendidikan budi
pekerti untuk anak anak kita, mudah-mudahan ini didengar oleh Mendiknas kita,
lalu diadakan perubahan terhadap kurikulum bagi pendidikan buat anak-anak kita
sehingga pendidikan tidak hanya berorientasi kepada mengisi otak tapi juga
kepada membangun kepribadian. Rasulullah SAW mengajarkan kewajiban orang
tua kepada anak itu ada tiga.
Pertama; memberi nama yang bagus. Memang “Apa arti sebuah nama”
tapi jangan lupa, al asma mimba‟di dhu‟a “nama itu bagian dari pada doa” jadi
kalau namanya bagus, tiap kali orang tua memanggil, itu dianggap doa kepada
anak. Nama yang bagus itu mengandung kehambaan, Abdul, ditambah salah satu
asma‟ul husna (Abdul Ghofur, Abdul Jabba, dll) atau yang mengandung pujian
(Ahmad, Muhammad, Hamid, Mahmud, dll) Jangan mentang-mentang ada di
qur‟an, anak dikasih nama Jahannam. Ayyuhsina isma‟u “kasih nama yang
bagus”.
Kedua; Wa ayyu‟ad dibahu “Mendidiknya” bukan mu‟allim, mendidik itu
kan lebih luas dari pada mengajar. Mengajar sasarannya otak, mendidik
membangun kepribadian, maka rasul menggunakan kalimat Wa ayyuad dibahu
“mendidiknya, membangun kepribadiannya” guru pertamanya adalah ibu
bapaknya, sekolah pertamanya adalah rumah tangganya. Kalau kita orang tua
bangun pagi jam 7, insya Allah anak kita jam 8. Jangan berharap mendidik dia
shalat subuh, itu bagian dari pada mendidik, bukan mengajar, kalau mengajar
ngisi otak, Yu addiba. Nama yang bagus tidak banyak menolong kalau tidak di
didik.
Ketiga; Wa ayyuzaw wijahu “Kewajiban orang tua mengawinkan anaknya”
Majlis ulama itu Cuma punya kekuatan moral, tapi tidak punya kekuatan
structural untuk menekankan fatwanya. Maka diperlukan hubungan yang baik
antara ulama dengan umaro, hubungan yang bukan sekedar seremonial, bukan
sekedar hubungan silaturrahmi, tapi hubungan yang esensil, bagaimana
pemerintah tiap mengambil keputusan mengajak ulama, bagaimana majelis ulama
77
mengeluarkan fatwa di dukung oleh umaronya. Kerjasama ulama dengan umaro,
bisa efektif. Tapi kalau masing-masing berjalan, ya tidak ketemu.
Kekuatan moral diperlukan kekuatan structural untuk menekankan fatwa
itu. Barulah ustad-ustad yang ngajar dikampung menjadi ujung tombak dari
pelaksanaan itu sendiri. Kalau kita lihat sekarang ini, masih banyak harapan umat
kepada MUI kedepan, asal lebih peka terhadap masalah yang berkembang di
masyarakat dan fatwanya kebawah juga keatas juga. Artinya buat masyarakat
awam juga, buat yang elit-elit juga. Ulama dengan umaro harus kerjasama, umaro
dengan kekuatan moral ulama dengan kekuatan structural.
Hadits nabi, “Saya‟ti „alaa zamaanun al qoobid „alaadinihi kal qoobid
„alal jamroh” Akan datang satu masa ditengah umatku, dimana orang yang teguh
memegang agama, kayak megang bara ditangan. Dipegang tangan terbakar,
dilepas bara terbuang.
Al-qur‟an tidak memisahkan antara “Tawashoubil haq” dengan
“Tawashoubil shobr” Kebenaran dan kesabaran, prinsip dan strageti. Kebenaran
itu prinsip, kesabaran itu strategi. Kebenaran tanpa kesabaran membuat kita
mudah dipatahkan orang, kesabaran tanpa kebenaran membuat kita di injak terus
oleh yang lain. Strategi, maju kena, mundur kena, Terus? “Miring” selalu ada
strategi, selalu ada jalan. Yang kedua; Seorang filosof bilang “Kalau ada 1000
orang pembela kebenaran, saya masuk yang 1000 itu, kalau ada 100 orang yang
berjuang membela kebenaran, saya juga satu diantara 100, kalau hanya ada 10
orang yang membela kebenaran, saya juga satu dari yang 10, kalau hanya satu
yang berjuang membela kebenaran, sayalah yang satu itu” sampai tetes darah
penghabisan” setelah ada taktik dan strategi. Jadi walaupun yakin kita bener,
strategi harus punya.
Allahuakbar “bener” semangat, tapi kalau ada kebo gila minggir dulu,
pake strategi. Jadi, berani perlu, nekad jangan, berkorban siap, konyol nanti dulu.
Jangan pisahkan “Tawashoubil haq” dengan “Tawashoubil shobr”
DR. K.H. Hamdan Rasyid, MA – Bahwa efektifitas sebuah fatwa ini
memang perlu dukungan semua pihak. Majelis ulama sebagaimana disampaikan
KH. Zainuddin MZ adalah pemilik kekuatan moral, kita memberikan fatwa
penjelasan hokum kepada masyarakat, akan tetapi untuk sosialisasi fatwa itu perlu
dukungan termasuk kalangan media, media cetak maupun elektronik perlu
membantu sosialisasi fatwa ulama. Kalau pemerintah memberikan bantuan untuk
sosialisasi fatwa itu akan sampai ke desa-desa yang terpelosok.
Mohon maaf, bahwa kemungkinan informasi fatwa ini tidak diketahui
masyarakat. Sebenarnya fatwa ulama itu juga menyangkut masalah pejabat bukan
hanya untuk masyarakat biasa saja. Misalnya, haramnya korupsi, itu sudah kita
fatwakan sejak beberapa tahun yang lalu dan itu sudah kita sampaikan kepada
para pejabat. Kemudian haramnya berkhianat, ini juga merupakan kesan dari
ulama kepada umaro dan perlu diketahui, tidak semuanya berupa fatwa. Bisa jadi
berupa nasehat, tausiyah, pesan-pesan moral kepada para pejabat. Jadi fatwa ini
lebih banyak ke masalah hukum, tapi masalah-masalah terkait masalah moral itu
lebih banyak berupa tausiyah atau pesan-pesan dan itu tidak semuanya perlu
disebarluarkan kepada masyarakat. Kalau orang tertentu kan kita harus bijak,
78
tidak mungkin kita mengklaim orang lain di depan mata masyarakat. Jadi
sebenarnya majelis ulama ini bukan hanya untuk membimbing masyarakat, tapi
juga para umaro.
Jadi, fatwa ini sifatnya bermacam-macam. Kalau fatwa itu mengutip dari
al-qur‟an dan hadits rasul dan qhot‟i hukumnya sudah pasti dan itu wajib diikuti
karena fatwa ulama ini adalah dalam kaitan mengikuti qur‟an hadits. Misalnya,
haramnya korupsi, itu wajib di ikuti, karena terkandung dalam alqur‟an dan
hadits.
Kalau merokok termasuk yang makrum. Majelis ulama juga tidak
mengharamkan secara mutlak. Majelis ulama mengharamkan untuk orang-orang
tertentu. Misalnya, ibu yang hamil, karena dampaknya ini sangat negative. Tapi
kalau untuk masyarakat secara umum, majelis mengeluarkan fatwa tentang rokok
makruh saja hukumnya. Kalau diharamkan, ini dampaknya panjang sekali. Disitu
ada petani tembakau yang memang nafkahnya dari tembakau itu. Masalahnya
kalau bahasanya itu sangat kuat, maka diharamkan. Jadi, kita melihat
perkonteksnya, kalau secara umum merokok itu makruh, namun jadi haram kalau
melihat ke masyarakat luas.
Pertama; yang namanya facebook adalah sarana, media. Kalau memang itu
sebagai sarana bersilaturahim, untuk menghimpun teman-teman kita yang sudah
lama tidak bisa ketemu, itu sangat positif dan sangat dianjurkan. Tapi kalau disitu
tujuannya yang negative, menghimpun temen-temen untuk kumpul bareng-bareng
dan pesta sex “misalnya” itu diharamkan. Maka dari itu yang namanya facebook,
friendster dan lain sebagainya, itu adalah sebagai sarana saja, sebagai wasilah.
Wasilah itu tergantung pada tujuannya.
Keharamannya itu kalau memang dijadikan sarana untuk maksiat, kalau
memang tujuannya positif, itu memang menjadi wajib. Jadi, tergantung pada
konteksnya, situasi dan kondisi. Bukan masalah situsnya, tapi tergantung kita
memanfaatkannya.
K.H. Zainuddin MZ - Saya ingin membantu menekankan pemahaman
tentang hukum tadi. Menurut Imam Al-Ghozali, amalan manusia itu tiga macam.
Pertama; Kewajiban, kedua; Mubahan dan ketiga; Muharraman. Dari tiga amalan
ini, yang dua tergantung niat yaitu amalan wajib dan mubah, sedangkan amalan
haram tidak tergantung pada niat. Tapi yang wajib kalau kita salah niat bisa
keseleo.
Yang kedua; barang yang haram itu ada dua macam. Ada yang disebut
haram aini “bendanya yang haram” ada yang disebut haram hukmi “hukumnya
yang haram” Contoh; Judi yang haram bukan kartunya, tapi yang haram adalah
efek yang ditimbulkannya, itu namanya haram hukmi, lain dengan babi, itu
memang haram babinya yang haram, itu haram aini “bendanya yang memang
diharamkan”
Saya sependapat dengan MUI, merokok masih sebatas dengan makruh, ini
bukan karena saya perokok, tapi karena melihat mashalihnya, nasib penanam
tembakau, nasib ribuan buruh yang kerja di pabrik tembakau dan mungkin juga
politik tambahan globalnya amerika. Produsen rokok terbesar di dunia itu amerika
(Marlboro) bahkan sekarang dibeli 15 % saham Sampoerna. Dimana-mana yang
79
namanya amerika selalu kepengin menjadi satu-satunya. Nuklir dia pengin satu-
satunya yang punya nuklir, semua Negara lain yang bikin nuklir dia musuhi, dia
bangun opini.
Lihat iklan rokok “Merokok dapat menyebabkan kanker” kalimatnya coba
lihat “dapat” Dapat itu kan tidak mutlak. Apa pernah ada rise berapa banyak
penderita kanker yang menderita karena merokok? Tidak pernah ada rise, cuman
dapat menimbulkan. Dapat itu kan indikasi, makan tahu pun “dapat”
menimbulkan kanker. Lalu menimbulkan impotensi. Kok banyak perokok yang
bininya dua? Impoten dari mana?
Kembali ke pertanyaan. Ciri-ciri pemimpin seperti fir‟aun. Cirri yang pasti
adalah otoriter. Otoriter mematikan demokrasi, mau menang sendiri, itu cirri-ciri
fir‟aun. Apakah ada cirri pemimpin fir‟aun di negeri kita? “Wallahu „A‟lam” Tapi
kalau kita bertekad membangun demokrasi, walaupun sejarah kadang-kadang
berulang, kita masih mencari cirri demokrasi yang sesuai dengan Indonesia ini.
Ketika kita memilih demokrasi dalam menentukan berbangsa dan bernegara, kita
sebenarnya sudah menghindari icon-icon fir‟aun tadi, asal demokrasinya sehat.
Karena itu saya terkesan dengan amanat Bung Karno tentang “Jas Merah”
Jangan sekali-kali melupakan sejarah Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan
sejarang, jangankan kita, Rasulullah saja disuruh belajar dari sejarah. Sebab
sejarah penting, istilahnya mendingan kayak nabi Yusuf, dipenjara dulu baru jadi
pejabat tinggi, jangan jadi pejabat tinggi dulu baru dipenjara (kebalik). Bung
Karno sendiri “Masya Allah” sejak masih super, berjuang, ditangkap belanda, di
depan pengadilan belanda malah pidato “Indonesia menggugat, minta merdeka”
makin kalap belanda, dibuang sana-sini, setelah merdeka baru pake Jas, pidato
dimana-mana Bung Karno. Sekarang entah dari mana munculnya tokoh pake jas
pake dasi, pidato dimana-mana baru dibuang (Terbalik).
Kedua; Ciri Ekonom Qorun. Qorun itu waktu ditanya “Anna laka hadza
qorun?” harta begini banyak dari mana kamu dapat hai qorun? Dia bilang apa? Ini
keringat saya, tidak ada hubungannya dengan Tuhan. Banyak orang yang
“Walailul likulli humazatil lumazah” kerjanya ngumpulin ngitung – ngumpulin
ngitung, terjebak pada kapitalisme murni dan itu alatnya qorun, melupakan Allah
dan menganggap keringatlah sendiri yang bisa membuat dia jadi kaya.
Di Indonesia qorun insya Allah banyak. Makanya berulang kali saya
ingatkan, beruntung kita oleh Allah dijadikan kran. Kran itu nyimpen air, tapi
bukan untuk dirinya, dia salurkan buat yang perlu. Bahagia orang kalau oleh Allah
dijadikan kran dalam hidup ini, rezekimu Cuma Allah percayakan lewat saya. Dan
kemudian icon nya qorun itu adalah icon monyet. Monyet itu tidak pernah cukup.
Coba ke kandang monyet, kasih dia pisang, langsung dimakan, lemparin lagi,
tangannya megang, lemparin lagi, kakinya megang, padahal mulut penuh, temen
sebelahnya dikasih dirampas juga, itu monyet. Qorun itu tamak, serakah, orang
lain tidak boleh kebagian. Bagaimana Negara mau makmur kalau yang mimpin
monyet-monyet kayak gini, tamak, serakah, perataan cuman jadi impian.
KESIMPULAN.
Saya akan ambil beberapa catatan. Pertama tentang pergeseran nilai,
Rasulullah mengingatkan Pada satu saat nanti kamu akan mengikuti tingkah laku
orang-orang sebelum kamu, kamu akan jadi umat yang ikut-ikutan, mengalami
pergeseran nilai, kehilangan garis bijak, tidak punya khittoh, kamu akan
mengikuti tingkah laku dan jejak orang-orang sebelum kamu, pindah
80
kepribadianmu ke kepribadian mereka. Begitu enak kamu ikut-ikutan, sejengkal
demi sejengkal, semeter demi semeter, sampai kalau mereka masuk ke lubang
biawak kamu pun akan ikut masuk ke dalamnya “Na‟udzu billah mindaalik”
Sahabat bertanya; Apa Yahudi dan Nasrani ya Rasul? Kalau bukan mereka
siapa lagi “Kata Rasul”. Dan itu jawabannya adalah kembali kepada al-qur‟an. Ya
Ayyuhal ladziina aamanu fii …. Saafah. Hai orang yang beriman masuklah
kedalam islam secara total, secara utuh, secara menyeluruh, jangan separuh-
separuh. Beraga islam tapi berfikir yahudi, beraga islam tapi berumah tangga
secara nasrani. Kamu akan ikuti tingkah laku, kita bakal ikut-ikutan, sejengkal-
sejengkal tidak berasa, bergeser nilai. Mula-mula nama, malu memakai nama
yang berbau hukum qur‟an, nama Ibrahim di ganti Bram. Dari nama pindah ke
pakaian, waktu nama Ibrahim masih mau pake kopyah pergi ke masjid, nama
menjadi Bram tidak lagi mau ke masjid. Bergeser kepada pergaulan, bergeser
pada pakaian, dari pakaian pindah ke pergaulan. Kita khawatir kalau sudah pindah
pergaulan, pindah agama pun tidak terasa.
Maka untuk menangkal proses pergeseran nilai pada yang negative,
marilah kita kembali pada khittoh, masuklah kepada islam secara total, jangan
separuh-separuh, itu yang pertama.
Yang kedua; kita bersyukur, bahwa untuk mengantisipasi kemajuan
zaman, islam harus memberikan jawaban dan buat kita, kita berharap dengan
adanya Majelis Ulama Indonesia ini terhadap masalah-masalah ijtihadiah,
perkembangan-perkembangan yang baru, umat mendapat filter, sehingga dengan
demikian fatwa-fatwa majelis ulama yang lebih akurat, actual, keatas dan juga
kebawah, kepada rakyat dan kepada elit, kepada masyarakat dan juga kepada
penguasa tetap dilaksanakan, sehingga dengan demikian kedepan kita berharap
fatwa ini lebih efektif dan efisien. Ulama dengan kekuatan moralnya dan umaro
dengan kekuatan strukturalnya. Saling menunjang, asah, asih dan asuh
membangun kerjasama yang baik antara ulama dengan umaro. Kalau ulama dan
umaronya bersanding, rakyat nikmat, tapi kalo ulama dan umaronya bertanding,
rakyatnya kiamat.
d. Deskripsi pesan dakwah dalam tema “ Ketelasanan Rasulullah sebagai
Inspirasi Umat”
Tema : Keteladanan Rasulullah sebagai Inspirasi
Umat
Disiarkan Tgl : 28 Februari 2010
Lokasi : Alun-alun Lapangan Tegar Beriman
Kabupaten Bogor
Pembicara : Ustd. Zainuddin MZ,
81
KH. Zainuddin MZ,
الحود هلل، والصالة والسالم على رسول اهلل، سّيدنا هحّود ابن عبد اهلل، . الّسالم عليكن ورحوت اهلل وبركاته
وعلى اله وصحبه وهن واله، اهابعد
Hari ini saya bersyukur, bangga dan terharu. Satu peringatan maulid besar
dilaksanakan dengan prakarsa Bapak Bupati Kabupaten Bogor. Saudara-saudara
memperingati maulid artinya memperingati hari kebebasan manusia dengan visi
dan misi yang dibangun oleh Nabi Besar Muhammad SAW. 14 abad yang lalu
Eropa masih biadab, Afrika belum dikenal orang, Amerika belum ditemukan oleh
Pristo Colombus, Asia sangat terbelakang.
Pembebasan yang dilakukan oleh baginda rasul, 3 saja yang akan saya
sampaikan. Pertama; Membebaskan manusia dari kemusyrikan. Menanamkan
pondasi kehidupan selama 13 tahun di Mekah membangun aqidah, menata iman,
meluruskan keyakinan, memasang pondasi dengan perhitungan kalau pondasi
kuat, bangunan aman. Kalau pondasi rapuh, bangunan runtuh, kalau pondasi
menceng, bangunan bengkok. Bangunan bagaimana pondasinya? Orang hidup
bagaimana imannya. Karena itu memperingati maulid, memperingati komitmen
“saya bersaksi tiada tuhan selain Allah” maka saya tidak akan menyembah kecuali
hanya kepada Allah, saya tidak akan pernah takut kecuali kepada Allah, saya tidak
akan menggantungkan hidup kecuali kepada Allah, inilah rem kehidupan. Karena
itu mulai saat ini, jadikan iman tempat bertanya. Kemanapun kita pergi, apapun
yang mau kita lakukan, iman di tanya. Yang pedagang mau ke pasar, berangkat
kepasar iman dibawa insya Allah timbangannya tidak curang. Jadikan iman
tempat rujukan, tempat bertanya, ini intan paling mahal, ini mutiara paling
berharga. Zaman boleh berubah tapi aqidah tidak goyah. Masa boleh berganti tapi
keyakinan jangan mati. Sekali lagi Laa ilaaha illallah sampai mati Laa ilaaha
illallah.
Bapak ibu hadirin yang saya hormati, pedagang mau ke pasar iman jangan
ketinggalan, pejabat mau ke kantor iman jangan ketinggalan, kemana pun kita
pergi, dimana pun kita berada, iman harus jadi rem dalam kehidupan kita. Ini
intan paling mahal dan ini mutiara paling berharga. Inilah pondasi kehidupan,
apalagi sekarang ini kita bersama-sama menyadari perubahan terjadi begitu cepat
tanpa pondasi keimanan kita akan rapuh, akan lentur dan akan luntur dalam proses
pergeseran nilai.
Rasul membebaskan manusia dari ras diskriminasi. Mengikat manusia
dengan tali aqidah. Festival dondang ini mengangkat kembali keharmonisai yang
hilang, kehangatan yang lenyap, semangat gotong royong diantara kita secara
bersama-sama. Setelah ditempa oleh nilai keimanan karena kecintaan kepada
baginda rasul kita tumbuh kembangkan semangat kebersamaan. Ringan sama
dijinjing, berat pun sama dipikul. Duduk kita sama rendah berdiri pun kita sama
tegak. Dengan berbekal iman dan semangat kebersamaan, saya yakin kita bisa
mengatasi persoalan-persoalan kita, kita mampu menciptakan hari esok yang lebih
baik dari hari sekarang ini. Amin.
82
Semangat kebersamaan. Islam membebaskan manusia dari ras
diskriminasi. Dari manapun orang datang, apapun warna kulitnya, dari suku
apapun ia dilahirkan, kalau aqidahnya sama itu kan saudara kita. Kita bersatu,
berangkat dari semangat keimanan “Tiada Tuhan selain Allah” saya tidak akan
menyembah kecuali kepada Allah, saya tidak akan minta rizki kecuali hanya
kepada Allah, saya tidak akan pernah takut kecuali kepada Allah, saya tidak akan
melarikan persoalan kecuali hanya kepada Allah, itu komitment, itu loyalitas.
Loyalitas mutlak kita hanya kepada Allah SWT. Kalau kepada manusia
tergantung, sepanjang benar, ayo kita dukung, kalau tidak benar mari kita
luruskan.
Karena itu dengan semangat keimanan, transparan, mengambil contoh dari
baginda nabi. Rasulullah memimpin masyarakat itu gelarnya tidak muluk-muluk,
cuma “Al-Amin” Orang yang jujur, orang yang benar, orang yang bisa dipercaya.
Karena itu kita berharap para pemimpin kita, baik yang di eksekutive maupun
yang di legislative dengan hikmah maulid ini sama-sama kembali ke sipecontoh
baginda nabi, sidik, jujur dapat dipercaya, jangan ada dusta diantara kita. Kita
berharap apalagi menghadapi kasus century bisa diselesaikan dengan sebaik-
baiknya tanpa ada dusta diantara kita. Jangan dengan niat untuk menyalahkan
yang benar atau membenarkan yang salah. Dua-duanya jelek itu. Membenarkan
yang salah “tidak bagus” menyalahkan yang benar “lebih celaka lagi”. Inikan kita
sering terjebak, sudah ambisi kalau tujuannya menyalahkan yang benar “ngawur
hasilnya” membenarkan yang salah “lebih celaka lagi”. Proporsional secara
terbuka karena kita punya nilai keimanan kepada Allah.
Kedua; Semangat kebersamaan. Rukun, uyub, kompak, itulah culture kita
rakyat Indonesia dan itulah nilai dari ajaran agama kita. Maulid itu pembebasan
manusia dari gaya hidup sekuler, dari gaya hidup materialis, dari gaya hidup
hedoris. Rasul mengingatkan “ada hidup sesuah mati, dan ada akhirat sesudah
dunia” maka bekerjalah buat duniamu seolah kau akan hidup selamanya, tapi
bekerjalah buat akhiratmu seolah kau akan mati besok. Yang kita lihat sekarang
ini adalah sebuah acara, tapi dibelakang ini ada kaum, dibelakang ini ada ghiroh,
dibelakang ini ada semangat dan itu yang harus tetap kita angkat kepermukaan.
Apalagi diindonesia ini walaupun bukan Negara agama tapi negaranyaorang
beragama dan dalam beragama di Indonesia ini sangat terasa kita memang sedang
berpacu dalam agama.
Kita umat islam jangankan diam, berjalanpun kalau terlalu lambat
didahului oleh orang lain. Jadikan maulid kali ini sebagai event bagi bangkitnya
kebersamaan orang islam, menata hari esok yang lebih baik dari hari sekarang ini.
Kita boleh berbeda tapi perbedaan tidak harus menyebabkan kita berpecah belah,
kita boleh berbeda tapi berpedaan tidak harus kita saling mencaci maki satu
dengan yang lainnya. Mari kita dewasa dalam membangun demokrasi, mari kita
dewasa dalam menyikapi perbedaan-perbedaan dan menghilangkan hal-hal yang
dapat melemahkan perjuangan kita. Jalan masih panjang, tidak lurus bertabur
bunga dikanan kirinya. Menanjak, menurun banyak tantangan banyak rintangan,
tetapi baginda rasulsudah memberikan contohnya kepada kita untuk tetap tegar
menghadapi kesulitan yangbagaimanapun juga.
83
Karena itu memperingati maulid, memperingati hari kebebasan manusia
dari gaya hidup edonis, gaya hidup materialis, gaya hidup serba beda, islam
mengajarkan nilai keseimbangan, karenanya event maulid harus menambah
meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT. Saya yakin kita sepakat Negara kita
ini besar, saya yakin kita sependapat Negara kita kaya, buminya subur, diatas
perut buminya segala tanaman hidup, di bawah perut buminya ada gas minyak dan
lain-lain, lautnya kaya, hutannya kaya. Kekayaan negeri ini dikuasai oleh Negara,
itu sudah betul. Tapi harus digunakan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat “itu
amanah Pasal 33”.
Kekayaan negeri ini tidak akan banyak memberikan kemakmuran kepada
rakyatnya kalau bencana silih berganti menimpa kita. Karena itu pada sisi yang
bersamaan kita harus mohon pertolongan Allah agar bangsa kita ini dilepaskan
dari bencana, diberikan kemudahan, diberikan pemimpin-pemimpin yang takut
kepada Allah dan sayang kepada rakyat, pemimpin-pemimpin yang waktu dilantik
baca niatnya Nawaitu Shauma Ghodin “niat puasa dulu” puasa kan menunda
“menunda saja sebentar” puasa itu kan tempe halal abis maghrib, tahu halal
“maghrib” air kelapa halal “abis maghrib” istri sendiri halal “abis maghrib”.
Kalau waktu kemarin menteri-menteri kita dilantik bacanya “nawaitu
shauma ghodin” seneng tu rakyat kita. Niat puasa dulu lah sebentar. Pakai mobil
mewah “boleh” nanti kalau ekonomi sudah bagus. Yang kita khawatir waktu
dilantik bacanya Allahumma lakasumtu “doa buka puasa” Banyangin, orang buka
puasa itu kan mbahnya rakus, apa saja disikat.
Inilah semangat kesadaran akan perlunya semangat kebersamaan. Jangan
ada dusta diantara kita. Benarkan yang benar salahkan yang salah. Orang itu kalau
sudah haus kekuasaan, yang benar disalahin, yang salah dibenerin, dan dua-
duanya ngawur. Yang bener disalahin, dicari-cari alasan tapi sisi lain yang salah
dibenerin juga kalau orang haus sama kekuasaan. Coba lihat orang-orang yang
haus kekuasaan, yang kerjanya membenarkan yang salah, menyalahkan yang
benar sama-sama tidak baiknya. Orang itu kalau sudah membenarkan yang salah
menyalahkan yang benar, sama halnya menegakkan benang basah. Hilang harga
dirinya, yang tadinya intelektual, cerdas, begitu membela yang salah jadi goblog,
logikanya ga tajam lagi. Nasibnya kayak orang yatim di pesta orang kaya “Cuma
nunggu dipojokan” apa yang bakal dapat. Tadinya “Maju tak gentar membela
yang benar” belakangan “Maju tak gentar membela yang bayar”.
Jangan ada dusta diantara kita. Makanya sifat yang wajib bagi rasul itu
yang lain-lain nomor belakangan, yang pertama adalah sidiq dulu. Sidiq, Amanah,
Fatonah. Fatonahnya di belakang. Cerdas, pinter nomor empat, nomor satu itu
jujur. Kalau pinter tidak keburu jujur “gawat” cerdas tidak keburu jujur “bahaya”
pandai bermain minyak diatas air, ucapannya santun tapi perbuatannya fir‟aun
“Naudzu billah mindhalik”.
Marilah, dengan peringatan maulid ini pertama iman jaga baik-baik
wariskan pada anak-anak kita. Biarkan zaman berubah aqidah jangan goyah, yang
kedua jalan terus semangat kebersamaan, kerukunan dan kekompakan. Yang
ketiga, tingkatkan Allah karena negeri yang subur ini tidak akan berpunah, tidak
84
akan banyak memberikan kemakmuran kepada rakyat kalau dihantam bencana
terus menerus. Dalam hadis kudsi Allah berfirman; Inni la ahammu bi‟asafi ibadi
“Kadang kalau melihat tingkah laku manusia yang kurang ajar, Aku jengkel, Aku
muak, Aku marah, Aku pengin turunkan bencana “Kata Allah”” tetapi kalau Aku
lihat tiga perkara, murka-Ku surut bencana Aku tarik lagi.
Ada tiga hal yang meredam murka Allah. Pertama; Aku lihat orang-orang
tua tengah malam sujud sambil berlinang air mata. Orang-orang tua yang
dikeheningan malam sujud sambil berlinang air mata, Allah tidak jadi marah
melihat yang begitu. Kedua; Bayi-bayi tanpa dosa masih menyesu dan yang
Ketiga; Binatang ternak melata mencari makan, artinya lingkungan hidup masih
terjaga keasriannya. Sekarang bagaimana bencana tidak mau nambah, kita
ngamalin hadits ini juga terbalik. Yang disuruh orang tua tengah malam sujud,
bayi tanpa dosa nyusu “Bayi tanpa dosa dibuang ketempat sampah gara-gara
orang tua tengah malam nyusu”.
Mari, untuk kita sudah mempercayakan urusan kita kepada yang kita pilih
baik di eksekutive maupun legislative, pada sisi yang bersamaan kita juga mohon
pertolongan Allah agar bangsa ini diselamatkan dari segala macam bencana.
Amin.
KEPEMIMPINAN
Kalau mau jujur kita sekarang ini miskin negarawan, kaya politisi. Kaya
politisi tapi miskin negarawan. Kita banyak punya pejabat, tapi miskin pemimpin.
Sering rakyat merasa tidak terwakili. Menurut saya pemimpin itu apa yang
disampaikan nabi; Sayyidul kaumi khotimuhum “Pemimpin rakyat adalah pelayan
rakyat”. Kita miskin dengan sikap mental seperti itu, menjadi pemimpin berarti
melayani. Prinsip nabi Basyiru wanatunaffiru, Yassiru walaa tu‟assiru
“gembirakan orang jangan ditakut-takuti, mudahkan urusan orang jangan dibikin
sulit”.
Pantesan waktu Umar bin Abdul Aziz terpilih menjadi kholifah, ucapan
yang pertama kali keluar dari bibirnya; Innalillahi wainnaa ilaihi raaji‟uun
“merasa mendapat musibah”. Hari ini dilantik, malemnya pesta “pesta air mata”.
Dimana? Di masjid “nangis mohon pertolongan Allah”.
Yang indah, satu saja saya kutip; Suatu malam beliau sedang bekerja di
kamar pakai lampu minyak, datang tamu, Assalamu‟alaika ya amirul mu‟minin?
Ada apa? Ga ada apa-apa Cuma mau ngobrol. Ngobrol urusan pribadi “kita kan
teman”, silahkan masuk. Temannya duduk lampu ditiup “padam” gelap segelap-
gelapnya, bingung tamunya. Ya khalifah kita kan mau ngobrol, kenapa lampu
dipadamkan. Begini tadi waktu kamu datang kan kamu liha saya sedang kerja
“iya” saya kerja kan ngurusin rakyat “tentu” saya kan pake lampu “memang”
lampunya kan pake minyak “betul” minyaknya kan beli “iya” belinya kan pake
duit “pasti” duitnya kan duit rakyat “memang” kita mau ngobrol urusan pribadi,
jadi ga usah pake minyak rakyat. Sebagai seorang pemimpin apa yang Bupati
lakukan dalam rangka menimbulkan semangat bagi umat islam untuk bisa
85
memajukan dirinya, kembali lagi kepada Al-Qur‟an dan mengembangkan budaya
masyarakat lokal yang tidak bertentangan dengan agama islam.
H. Rachmat Yasin - Bupati Bogor, Tugas saya adalah melayani umat, melayani
masyarakat. Persoalan peringatan maulid ini bisa juga menjadi wasilah,
bagaimana kita kemudian membangun hiroh dikalangan umat islam. Artinya
mengingatkan kembali sasaran antara untuk kita kembali mencintai Rasulullah.
Inilah tugas saya memfasilitasi dan melayani masyarakat yang rindu kepada rasul,
melalui peringatan ini. Mudah-mudahan besok lusa sampai tahun depan dan tahun
depannya lagi kegiatan ini bukan hanya ada di Cibinong – Bogor, tapi diseluruh
desa, diseluruh masjid, diseluruh musholla, diseluruh pondok pesantren.
Kegairahan terhadap keimanan dan aqidah kita harus ditumbuhkan dan dikelola
terus. Inilah hakekat dari tugas pelayan.
H. Achmad Heryawan - Gubernur Jawa Barat, Kalo ditanya “ada tidak
kesulitan” tentunya pasti ada. Kemudian saya hanya ingin menyampaikan bahwa
ada sebuah kemaslahatan yang besar, yang bisa kita hadirkan bagi masyarakat
ketika kaum muslimin menjadi pemimpin. Saya harus mengatakan bahwa yang
kita cari bersama adalah kemaslahatan, kemudian para pemimpin muslim
menyatakan bahwa; satu-satunya lembaga yang bisa memberikan kemaslahatan
yang banyak dan menyeluruh bagi umat hanyalah lembaga Negara dan
pemerintahan. Oleh karena itu, kekuatan umat, supaya umat dapat manfaat dari
pemerintahan, maka kekuatan umat harus masuk ke level kenegaraan. Kalau
bukan untuk kemaslahatan maka lebih cape dampaknya. Tapi untuk sebuah
kemaslahatan bagi umat banyak maka kita menjadi pemimpin akan memberikan
kemajuan bagi seluruh umat.
Kombinasi antara Budaya, Seni dan Dakwah
Rhoma Irama, Secara kudrati manusia memiliki sent of art “rasa seni” ini
anugerah dari Allah, ini kudrat. Tidak ada seorang manusia pun di muka bumi ini
yang tidak memiliki rasa seni. Oleh karena itu umat islam tidak boleh absen
didalam menguasai seni termasuk seni dongdang. Jadi umat islam harus meraih
berbagai aspek kehidupan, termasuk kebudayaan untuk mensyiarkan islam.
KESIMPULAN
KH. Zainuddin MZ, Saya sependapat dengan pemimpin kita tadi. Dakwah
punya kekuatan moral tetapi bisa menjawab segalanya tetapi tidak menyelesaikan
segalanya. Dakwah punya kekuatan moral, perubahan perlu kekuatan structural,
itu sebabnya ulama dan umaro harusnya bersanding jangan bertanding. Kalau
bersanding “rakyat nikmat” kalau bertanding “rakyat kiamat”. Mempertemukan
antara kekuatan moral dan kekuatan structural; yang petama. Yang kedua “dari
Bang Rhoma” dengan ilmu hidup jadi mudah, dengan seni hidup jadi indah,
dengan iman hidup jadi terarah.
86
C. Pesan Dakwah yang Paling Dominan dalam Acara “ Damai Indonesiaku”
Berdasarkan data-data di atas, dapat diambil kesempulan bahwa pesan
dakwah yang paling dominan dalam acara “Damai Indonesiaku” yang diambil
dari 13 sampel menunjukkan kategori Mu‟amalat menempati posisi yang
pertama yaitu sebesar 60% yang mencakup sub kategori Politik, sub kategori
Hukum, sub kategori Ekonomi, sub kategori Sosial, sub kategori Budaya, sub
kategori Seni, dan sub kategori Kesehatan. Peringkat kedua ditempati oleh
kategori Akhlak sebesar 22,95% yang mencakup beberapa sub kategori yaitu;
sub kategori Akhlak terhadap Allah, sub kategori Akhlak terhadap Manusia,
dan sub kategori Akhlak terhadap selain Manusia. Urutan ketiga ditempati
oleh Aqidah sebesar 17,05 % yang mencakup beberapa sub kategori yaitu, sub
kategori Iman kepada Allah, sub kategori Iman kepada Malaikat, sub kategori
Iman kepada Kitab, sub kategori Iman kepada Rasul, sub kategori Iman
Kepada Hari Akhir, dan sub kategori Iman kepada Qodha dan Qodhar. Dan
yang terakhir yaitu urutan keempat ditempati kategori Ibadah sebesar 0%
mencakup sub kategori Shalat, sub kategori Puasa, sub kategori Zakat, dan sub
kategori Haji.
Hasil yang menunjukkan bahwa kategori Mu‟amalat berada pada
urutan pertama dalam acara “Damai Indonesiaku” mengambarkan pesan
dakwah yang berhubungan dengan sesama (hablum min al-nas) yang
ditekankan oleh para Mubalig. Hal ini pasti memiliki kaitan dengan keadaan
Negara kita yang mungkin adanya ketegangan yang melibatkan kelompok atau
golongan, keyakinan, politik dan sebagainya, yang memiliki hubungan dengan
sesama.
87
Disamping itu, pesan dakwah pada kategori akhlak juga sangat
ditekankan oleh para Mubalig karena kategori Akhlak ini memiliki kaitan erat
dengan tindakan atau tingkah laku yang termasuk dalam kategori Mu‟amat
(hablum min al-nas).
Atas dasar itu, diharapkan pemerintah dapat menystabilkan keadaan
sosial yang melanda Negara kita, sehingga para mubalig merasa penting untuk
menyampaikannya kepada masyarakat untuk meredakan terjadinya konflik-
konflik yang lain.
88
BAB V
PENUTUP
Setelah dijelaskan dengan tabel-tabel dan menganalisis pesan-pesan
dakwah yang terkandung dalam acara “ Damai Indonesiaku” TVOne, bulan
januari-maret 2010. Maka peneliti dapat merumuskan kesimpulan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Pesan-pesan dakwah dalam acara “Damai Indonesiaku” mengandung
empat kategori pesan dakwah yaitu: pesan Aqidah, ibadah, akhlak dan
mu’amalah. Pada pesan dakwah yang mengandung nilai mu’amalah
sebesar 60% pesan dakwah yang mengandung nilai akhlak sebesar
22,95% pesan dakwah yang mengandung nilai Aqidah sebesar 17,05%
dan pesan dakwah yang mengandung nilai ibadah sebesar 0%.
2. Pesan dakwah yang dominan dalam acara “Damai Indonesiaku” dengan
13 (tiga belas) tema selama bulan januari- maret 2010 yaitu: pesan
dakwah yang mengandung nilai mu’amalah sebesar 60%. Akan tetapi
perlu diketahui bahwa dalam acara ini kandungan pesan dakwah saling
mengikat satu sama lainya.
B. Saran-saran
1. Kepada segenap tim produksi acara “Damai Indonesiaku” agar dalam
penyampaian pesan dakwah tetap berpedoman pada Al-qur’an dan
Hadist, dan lebih ditingkatkan kwalitas siaranya dan performa tim
produksi.
89
2. Peneliti berharap agar pesan dakwah yang disampaikan lebih inovatif dan
mendalam, dan memperbanyak pesan-pesan dakwah yang bersifat aqidah
dan ibadah sehingga pesan yang disampaikan terasa seimbang, karena
dalam acara “ Damai Indonesiaku” lebih banyak mengandung pesan
mu’amalah periode januari-maret 2010.
3. Peneliti berharap agar acara “Damai Indonesiaku” tetap konsisten dan
konsekwen dengan semua yang berkenaan dengan acara tersebut dari
menentukan tema sampai format acara, masalah tempat
penayanganyapun juga harus lebih di tingkatkan tidak hanya di masjid-
masjid di kecamatan atau kelurahan bahkan bila perlu di masjid-masjid di
semua instansi baik pemerintah maupun swasta. Supaya program dakwah
ini lebih diminati oleh semua golongan tidak hanya masyarakat. Dan
tidak menutupi kemungkin cara itu lebih efektif dan efisien, tentunya
dengan melihat kondisi masyarakat Indonesia seperti saat ini.
4. Peneliti berharap acara “ Damai Indonesiaku” menjadi sebuah acara
keagamaan yang memberikan kontribusi tidak hanya pengetahuan agama
melainkan juga pengetahuan yang lain kepada seluruh masyarakat
khususnya generasi penerus bangsa dan Negara Indonesia.
90
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan dokumen digital
Amin, Mansyhur, Dakwah Islam dan Pesan Moral, Yogyakarta: Al- Amin Press,
1997
Aziz, Muh. Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2004
CD Ceramah dalam acara “ Damai Indonesiaku” dengan tema “Anak kita masa
depan bangsa” pada 10 januari 2010
CD Ceramah dalam acara “ Damai Indonesiaku” dengan tema “Bersatu membangun
bangsa, “damailah Indonesiaku” pada 21 Februari 2010
CD Ceramah dalam acara “ Damai Indonesiaku” dengan tema “Fatwa ulama dalam
pergeseran nilai dan moral ” pada 24 januari 2010
CD Ceramah dalam acara “ Damai Indonesiaku” dengan tema “Hukum di Mata
terhukum” pada 07 Februari 2010
CD Ceramah dalam acara “ Damai Indonesiaku” dengan tema “Hukum sebagai
panglima dalam menegakkan keadilan” pada 17 januari 2010
CD Ceramah dalam acara “ Damai Indonesiaku” dengan tema “Islam agamaku”
pada 21 maret 2010
CD Ceramah dalam acara “ Damai Indonesiaku” dengan tema “Islam dalam
semangat berkebangsaan” pada 31 januari 2010
CD Ceramah dalam acara “ Damai Indonesiaku” dengan tema “Islam dan akulturasi
budaya asing” pada 14 Februari 2010
CD Ceramah dalam acara “ Damai Indonesiaku” dengan tema “Keteladanan
rasulullah sebagai inspirasi ummat” pada 28 Februari 2010)
CD Ceramah dalam acara “ Damai Indonesiaku” dengan tema “Membedah kesehatan
dari sudut pandang islam” pada 28 maret 2010
CD Ceramah dalam acara “ Damai Indonesiaku” dengan tema “Menciptakan
generasi yang islami, cerdas dan mandiri ” pada 07 maret 2010
CD Ceramah dalam acara “ Damai Indonesiaku” dengan tema “Menjadi insan dan
berakhlak mulia dengan ilmu ” pada 14 maret 2010
CD Ceramah dalam acara “ Damai Indonesiaku” dengan tema “Timbulkan sikap
optimis dengan meningkatkan keimanan” pada 3 januari 2010
91
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2002
Faridl, Miftah, Dakwah Kontemporer, Bandung: Pusdai Press, 2000
Habib Syafa’at, Buku Pedoman Dakwah, Jakarta: Widjaya, 1982
Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006
Kuswandi, Wawan, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media Televisi, Jakarta:
Rieneka Cipta, 1996
Latif, Nasrudin, Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, Jakarta: Firma Dara, 1979
Mahfud, Ali.Syeikh, Hidayat Al-Mursyidin, Terjemah Chodijah Nasution,
Yogyakarta: Tiga A, 1970
Malo Manasse, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, 2003
Mansyur, Awardl, TELEVISI-Manfaat dan Mudharatnya,Jakarta: Fikahati Anesta,
1993
Muis, Andi. Abdul, Komunikasi Islami, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001
Mulyana, Dedi, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2007
Natsir, Muhammad, Figh Al Dakwah Dalam Majalah Islam, Yogyakarta: Mitra
Pustaka,1971
Shihab, M. Quraisy, Membumikan Al-qur’an, Bandung: Mizan, 1996
________________,Wawasan Al-qur’an, Bandung: Mizan, 2000
Sooemardjo, Sumarsono, Dunia Penyiaran Prospek & Tantanganya, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama,1999
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006
Suhendi, hendi, Fiqh Mu’amalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002
Tasmara, Tato, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama,1997
92
Widjaja, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Jakarta: Rieneka Cipta, 1988
Wirodono, Sunardian, Matikan TV-Mu, Yogyakarta: Resist Book, 2005
WWW. TVOne.co.id
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Bersama David Chalik Selaku Host Dalam Acara “ Damai Indonesiaku” TVOne
Tgl: 04 April 2010
Bersama Ustadz Jefry Al- Boughary Dalam Acara “Damai Indonesiaku” TVOne
Tgl: 11 April 2010
Bersama Ustadz Sholeh Mahmoed Dalam Acara “Damai Indonesiaku” TVOne
Tgl: 11 April 2010
Bersama Ustadz Zainuddin MZ Dalam Acara “ Damai Indonesiaku” TVOne
Tgl: 25 April 2010
Bersama Executive Produser Dalam Acara “ Damai Indonesiaku” TVOne
Tgl: 25 April 2010