jurusan kependidikan islam fakultas tarbiyah...

109
PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD DI KB TK ISLAM MASJID AL AZHAR PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam (KI) Oleh: SAFINGATUN NIM 063311017 JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Upload: lythuan

Post on 17-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER

DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD DI KB TK ISLAM

MASJID AL AZHAR PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG

SKRIPSIDiajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

Guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah

Jurusan Kependidikan Islam (KI)

Oleh:

SAFINGATUNNIM 063311017

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

ABSTRAK

Safingatun(NIM. 063311017). Peran kepala sekolah sebagai manajer dalampengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata PuriNgaliyan Semarang. Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Jurusan KependidikanIslam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Penelitian ini mengkaji dua rumusan masalah yaitu: 1) Bagaimana perankepala sekolah sebagai manajer dalam pengembanagn kurikulum PAUD di di KBTK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang ? 2) Bagaimanafactor prndukung dan factor penghambat peran kepala sekolah sebagai manajerdalam pengembangn kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permatapuri Ngaliyan Semarang?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Mendiskripsikan perankepala sekolah manajer dalam pengembangn kurikulum PAUD di KB TK IslamMasjid Al Azhar Permata puri nGaliyan Semarang . 2) Mendiskripsikan factorprndukung dan factor penghambat peran kepala sekolah sebagai manajer dalampengembangn kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata puriNgaliyan Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif lapangan dengan teknikpengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi data.Analisis data dalam penelitianini berupa teknik analisis deskriptif, yaitu metodeanalisis data yang berupa kata-kata, gambar dan bukan angka.

Kesimpula/temuan penelitian ini yaitu meliputi: 1) peran kepala sekolah diKB TK Islam Masjid Al Azhar Purmata Puri Ngaliyan Semarang yaitu sebagaimanajer yaitu kepala sekolah bersama-sama guru melakukan perencanaanpengembangan kurikulum, mengorganisasikan pengembangan kurikulum, sebagaipendamping dalam pelaksanaan pengembangankurikulum, kepala sekolah dibantuoleh guru dalam melaksanakan pengawasan dan pengevaluasian.2) factorpendukung peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangankurikulum yaitu kepala sekolah memiliki kerja sama dengan pendidik, kepalasekolah ikut serta dalam kegiatan lembaga P2PNFI. Faktor penghambat perankepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum yaitu kurangnyawaktu yang dimiliki kepala sekolah untuk terfokus memperhatikan perananyasebagai kepala sekolah di sekolahnya.

Kemudian dari kajian dan temuan tersebut kiranya dapat dijadikan acuanperan kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD diKB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang .

Selanjutnya, penelitian ini diharapkan menjadi khazanah dan masukanbagi kepala sekolah Islam Masjid Al Azhar. Bahan informasi bagi civitas akademidan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo Semarang.

MOTTO

: :)(

Dari Abi Hurairah RA berkata : Rasulullah berkata : apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya.

2

Sesungguhnya di tanganmulah (wahai pemuda) urusan umat (syari’at) dan

kelangsungan hidupnya tergantung pada perjuanganmu.

1 Al Bukhari, Shohih Bukhori Jus 1 (Beirut : Dar Al Kutub Al Ilmiah, 1871) hlm.372Muhammad Adib Shofwan dkk, 30 Hari Menjadi Seorang Da i, (Kendal: Pustaka

Amanah, 2008), hlm. 135.

PERNYATAAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 1 Desember 2010

Deklarator,

SafingatunNIM. 063311017

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Ayah dan Ibu tercinta atas segala pengorbanan dan kasih

sayangnya serta untaian do a yang tiada hentinya, sehingga

penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Abah Muhibbin, umi Aufa beserta keluarga, terima kasih atas

nasihat serta do anya.

Sahabat-sahabat KI angkatan 2006 terima kasih atas motivasi dan

kerja samanya selama ini.

Keluarga besar PPTQ, semoga kebersamaan kita selama ini dapat

menjadi pelajaran kelak ketika terjun dimasyarakat.

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan yang mengajari kita ilmu

dengan pena dan mengajari manusia atas apa-apa yang tidak diketahui. Shalawat

dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita, manusia yang paling

mulia, Nabi besar Muhammad Saw, berikut keluarga dan sahabat-sahabat beliau.

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. A Sujai, M.Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

2. Ismail, M.Ag, selaku Ketua Jurusan KI dan Musthofa, M.Ag selaku

Sekretaris Jurusan KI.

3. Dra. Nur Uhbiyati, M.Pd., selaku pembimbing 1 dan Lift Anis Ma’sumah,

M.Ag. selaku pembimbing 2 yang telah berkenan meluangkan waktu,

tenaga dan pikirannya untuk membimbing serta mengarahkan penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Mursid, M.Ag, selaku kepala sekolah di tempat penelitian poenulis

5. Para dosen serta staf di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang yang telah membekali penulis berbagai pengetahuan.

6. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberi kasih sayang serta do’a.

7. Abah Muhibbin, umi Aufa beserta keluarga, yang selalu memberi nasihat

serta do’a.

8. Keluarga besar PPTQ, keluarga besar KI angkatan 2006. Ini bukanlah

akhir dari persahabatan kita, insya Allah esok masih ada waktu untuk

berjumpa, semoga kita selalu berada dijalan-Nya.

9. Semua pihak yang telah memberi dukungan baik moril maupun materiil

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberi apa-apa yang berarti,

hanya do’a semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah dengan sebaik-baik

balasan serta selalu dalam lindungan-Nya.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dalam penyusunan kata, landasan teori, dan beberapa aspek

inti didalamnya. Oleh karena itu, kritik saran yang konstruktif sangat diharapkan

demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya.

Amin.

Semarang, 11 Desember 2010

Penulis,

SafingatunNIM. 063311017

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

HALAMAN KATA PENGANTAR .......................................................... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1

B. Penegasan Istilah ............................................................... 5

C. Rumusan Masalah.............................................................. 6

D. Tujuan Penelitian .............................................................. 7

E. Manfaat Penelitian ………………………………………... 7

F. Kajian Pustaka .................................................................. 7

G. Metode Penelitian .............................................................. 8

BAB II : PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DALAM

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD

A. Pengembangan Kurikulum PAUD...................................... 15

B. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer.............................. 28

C. Peran kepala sekolah sebagai manajer dalam

pengembangan kurikulum PAUD....................................... 41

BAB III : PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER

DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD DI

KB TK ISLAM MASJID AL AZHAR PERMATA PURI

NGALIYAN SEMARANG

A. Gambaran Umum KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri

Ngaliyan Semarang ............................................................ 53

B. Peran kepala sekolah di KB TK Islam Masjid Al Azhar

Permata Puri Ngaliyan Semarang ...................................... 59

C. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer Dalam

Pengembangan Kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid

Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang........................ 66

D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Peran Kepala

Sekolah Sebagai Manajer Dalam Pengembangan

Kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar

Permata Puri Ngaliyan Semarang…………………………. 73

BAB IV : ANALISIS PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI

MANAJER DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

PAUD DI KB TK ISLAM MASJID AL AZHAR

PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG

A. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer Dalam

Pengembangan Kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid

Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang........................ 76

B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Peran Kepala

Sekolah Sebagai Manajer Dalam Pengembangan

Kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar

Permata Puri Ngaliyan Semarang ....................................... 83

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................ 86

B. Saran.................................................................................. 88

C. Penutup.............................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Wawancara

2. Struktur Organisasi Sekolah

3. Kurikulum Dari Lembaga P2PNFI

4. Foto Kegiatan Peran Kepala Sekolah

5. Daftar Riwayat Hidup

6. Lampiran Lainya

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 ……………………………………………………. 19

2. Tabel 2 ……………………………………………………. 59

3. Tabel 3 ……………………………………………………. 70

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia, pada

dasarnya adalah untuk mengembangkan kemampuan dan potensi manusia

sehingga bisa hidup layak, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

masyarakat. Pendidikan juga bertujuan untuk mendewasakan anak,

kedewasaan tersebut mencakup pendewasaan intelektual, sosial moral tidak

semata mata kedewasaan dalam arti fisik. Pendidikan adalah proses sosialisasi

untuk mencapai kompetensi pribadi dan sosial sebagai dasar untuk

mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kompetisi yang dimilikinya.3

Anak di ciptakan Allah dengan dibekali kekuatan pendorong amaliyah

yang dapat diarahkan ke arah yang baik atau ke arah yang buruk. Menurut

Sayid Sabiq kewajiban orang tua agar memanfaatkan kekuatan-kekuatan

amaliyah itu dengan menyalurkannya ke saluran yang baik. Yaitu dengan

mendidik anak-anak asuhnya sejak usia dini, dengan membiasakan diri dengan

kelakuan dengan adat istiadat yang baik. Agar mereka tumbuh menjadi

manusia-manusia yang berguna bagi dirinya dan bagi pergaulan hidup

sekelilingnya.4 Begitu pula mengenai agama yang dianut anak, tergantung dari

orang tua, orang tua sangat mempengaruhi agama yang dianut oleh anak.

Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an surat Ar Ruum ayat 30 yang

berbunyi:

óOÏ%r'sùy7ygô_ urÈûïÏe$# Ï9$Zÿ‹ ÏZym4|Nt• ôÜ Ïù«! $#ÓÉL ©9 $#t• sÜsù} $ ¨Z9 $#$ pköŽ n=tæ4ŸwŸ@ƒÏ‰ö7 s?È,ù=yÜ Ï9«!$#4š•Ï9ºsŒ

ÚúïÏe$!$#ÞOÍhŠs)ø9 $# ÆÅ3» s9 uruŽsY ò2r&Ĩ$ ¨Z9 $#ŸwtbqßJ n=ôè tƒÇÌÉÈ.5

3 Nana Sujana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Bandung: Sinar BaruAlgesindo, 1995), Cet. ke-1, hlm. 3.

4 Sayid Sabiq, Islamuna, terj. Zainudin, dkk., Islam Dipandang dari Segi Rohani MoralSosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hlm. 248.

5 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Jumanatul Ali-ART(J-ART), 2005), hlm. 407.

Hadapkan lah wajah mu dengan lurus kepada agama Allah tetaplah fitrohAllah yang telah menciptakan manusia menurut fitroh tersebut. Tidak adaperubahan bagi fitroh Allah itulah agama yang lurus tetapi kebanyakanmanusia tidak mengetahui

Selain ayat diatas ,disebutkan pula dalam hadis nabi yang berbunyi :

:)(6

Dari Abu Huroiroh berkata : Rasulullah SAW bersabda tidaklah anak yangdilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah (kecenderungan untuk percayakepada Allah).maka kedua orang tuanya lah yang menjadikan anak tersebutberagama yahudi nasrani ataupun majusi (HR Muslim)

Jadi pada dasarnya anak telah membawa fitrah beragama, namun tidak

begitu saja anak akan berkembang dengan fitrah agamanya, tergantung pada

pendidik dan pendidikan yang diberikan kepada anak .jika para pendidik

memberikan pendidikan agama yang baik maka anak pun akan tumbuh

menjadi orang yang beragama baik .Namun sebaliknya jika anak sudah

memiliki potensi beragama yang baik namun pendidik dan pendidikan yang di

dapatnya tidak mendukung anak akan menjadi orang yang tidak beragama

sesuai dengan pendidik dan pendidikan yang diperolehnya.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu pembinaan yang ditujukan

bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal

nonformal dan informal.7

Sama halnya dengan pendidikan anak ketika anak berada dalam

lembaga pendidikan PAUD. Anak akan menjadi baik jika kurikulum yang

6 Abu Husain Muslim, Shahih Muslim, (Bairut: Darul Ihya’ Al Turaisi Al Arabi, t.th), hlm.2048.

7 Maimuna Hasan, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), (Yogyakarta: Diva Persada, 2009),hlm. 15.

diberikan baik, artinya kurikulum yang diberikan kepada anak usia dini itu

harus sesuai dengan pola pikir anak. Yang mana kurikulum PAUD harus

disesuaikan dengan umur anak, fisik anak, psikologi anak, dan intelektual

berfikir anak.

Dunia anak prasekolah adalah dunia bermain, dunia di mana anak

mengalami proses pertumbuhan dan penyempurnaan secara fisik maupun

psikis. Mereka butuh kasih sayang, perhatian, perawatan dan bantuan dari

orang yang lebih dewasa secara penuh.8 Oleh karena itu kepala sekolah

sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum tingkat sekolah harus benar-

benar mampu memberikan pendidikan yang dibutuhkan para peserta didik,

sesuai dengan jenjang pendidikan.

Melihat realita saat ini banyak lembaga pendidikan PAUD yang telah

berdiri, mereka merasa tertantang karena ingin berupaya memperbaharui

penerus bangsa. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa, mereka yang

kelak membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, yang tidak

tertinggal dari bangsa lain. Dengan kata lain masa depan bangsa tergantung

oleh pendidikan yang diberikan kepada anak-anak kita.9 Namun pada

kenyataannya mereka para pendiri lembaga pendidikan PAUD dilihat masih

kurang dalam memahami pendidikan PAUD itu sendiri, banyak kepala

sekolah, pendidik dan tenaga kerjanya pun bukan pada ahlinya. Hal ini tidak

hanya terjadi pada pendidikan tingkat atas (SD, SMP, SMA, perguruan tinggi)

akan tetapi dalam pendidikan terjadi dalam pendidikan anak usia dini. Jika

pendidik terlihat kaku dalam proses pembelajaran maka peserta didik pun

akan kurang mampu menangkap apa yang di ajarkan oleh pendidik.

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan bertanggungjawab

terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya.

Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala

sekolah hendaknya memahami, menguasai dan mampu melaksanakan

8 Jasa Ungguh Muliawan, Play Grup dan Taman Kanak-Kanak, (Yogyakarta: Diva Pres,2009), hlm. 7.

9 Selamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat,2005), hlm. 2.

kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai manajer

pendidikan.10

Kepala sekolah sebagai manajer dalam pembuatan kurikulum juga ikut

berperan dalam menentukan proses pendidikan. Sebab kurikulum yang telah

di tetapkan oleh pihak sekolah akan berpengaruh besar terhadap proses

pembelajaran para peserta didik. Oleh karenanya disini penulis ingin mengkaji

tentang bagaimana peran kepala sekolah sebagai manajer dalam

mengembangkan kurikulum PAUD.

Penulis menentukan tempat di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar

permata puri Ngaliyan Semarang. Karena dianggap dalam lembaga pendidikan

anak usia dini di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar memiliki kepala sekolah

yang berkompeten dibidang pendidikan anak usia dini, hal itu terlihat dari

kepala sekolah yang ikut serta dalam lembaga pengembangan pendidikan anak

usia di tingkat Jawa Tengah. Akan tetapi kepala sekolah KB-TK Islam Masjid

Al-Azhar adalah kepala sekolah yang mempunyai banyak kegiatan diluar

sekolah KB-TK Al-Azhar. Beliau selain menjadi kepala sekolah juga

menjabat sebagai dosen tetap di IAIN Walisongo, selain itu beliau juga ikut

serta dalam lembaga kemasyarakatan. Meskipun kepala sekolah di KB-TK

Islam Masjid Al-Azhar adalah kepala sekolah yang memiliki banyak kegiatan-

kegiatan di luar sekolah KB-TK Islam Masjid Al-Azhar akan tetapi sekolah di

KB-TK Islam Masjid Al-Azhar mampu meluluskan Anak-anak yang memiliki

pengetahuan umum dan memiliki pengetahuan keagamaan. Oleh karenanya

peneliti menganggap tempat penelitian di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar

Permata Puri Ngaliyan Semarang sesuai dengan judul skripsi penulis yaitu;

peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum

PAUD.

10 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi pendidikan, (Bandung: Rosda Karya,2008), Cet. ke-18, hlm. 106.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan judul skripsi

ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah kunci sebagai berikut:

1. Peran

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang

lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system11

2. Kepala sekolah

Kepala sekolah menurut kamus besar bahasa indonesia adalah

orang(guru)yang memimpin suatu sekolahan.12

3. Manajer

Manajer adalah 0rang yang berwenang dan bertanggung jawab

membuat rencana, mengatur memimpi dan mengendalikan pelaksanaannya

untuk mencapai sasaran tertentu.13

4. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Peran kepala sekolah sebagai manajer bertugas sebagai pelaksana

kurikulum, pengatur personal, fasilitas, keuangan, ketatausahaan sekolah,

pemeliharaan tata tertib serta hubungan sekolah dan masyarakat.14

5. Pengembangan

Pengembangan adalah perbuatan (hal, cara, usaha)

mengembangkan.15

6. Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran, cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.16

11 Tim redaksi, Kamuos Besar Bahasa Indonesia edisi ke dua, (Jakarta: BalaiPustaka1994),cet ke-3, hlm.725

12 Ibid, hlm.473.13 Ibid hlm.62414. Rohiyat, Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung: Refika

aditama, 2008), hlm.14.15. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia edisi ke-3, (Jakarta: balai

pustaka, 2006)cet.ke-3.hlm, 557.16 Undang Undang RI No. 23 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

7. Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum

agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik

8. Kurikulum PAUD (Pendidikan Anak usia Dini)

Kurikulum PAUD adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.17

9. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)

PAUD adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar

yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani agar anak memilik kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur pendidikan

formal, non formal dan informal.18

Jadi judul yang dimaksud oleh peneliti peran kepala sekolah

sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD adalah tindakan

apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin dalam mengembangkan

kurikulum dan kemampuan apa saja yang harus dilakukan oleh seorang

pemimpin agar dapat memuaskan seluruh pelanggan yang salah satu

dengan cara pengembangan kurikulum.

C. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini dapat terarah dan mencapai tujuan sebagaimana

yang diharapkan, maka penelitian ini merumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan

kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar Permata Puri

Ngaliyan Semarang?

17 Heri Wijaya dan Bertiana Eka Sukaca, PAUD Melejitkan Potensi Anak denganPendidikan Sejak Dini, (Yogyakarta:Mahadika publising,2009),hlm.41.

18 Maimuna Hasan, op.cit., hlm. 15.

2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat peran kepala sekolah

sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB-TK Islam

Masjid Al-Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan peran kepala sekolah sebagai manajer dalam

pengembangan kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar

Permata Puri Ngaliyan Semarang.

2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat peran

kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di

KB-TK Islam Masjid Al-Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang.

E. Manfaat Penelitian

1. Lembaga dapat mengambil manfaat dari hasil penelitian yang telah diteliti

2. Manfaat penelitian bagi peneliti dan pembaca dapat menambah

pengetahuan tentang peran kepala sekolah sebagai manajer. Khususnya

bagi peneliti dapat melihat secara langsung bagai mana realita peran

kepala sekolah sebagai manajer dalam mengembangkan kurikulum

PAUD.

F. Kajian Pustaka

Berdasarkan pengamatan kepustakaan yang penulis lakukan, kajian

mengenai peran kepala sekolah sebagai administrator dalam pengembangan

kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar Permata Puri Ngaliyan

Semarang, belum ada yang mengkajinya akan tetapi sudah ada hasil karya

yang relefan yang penulis teliti hanya objek yang dikaji sangat berbeda,

skripsi dan hasil karya yang berupa laporan penelitian individu merupakan

buku tersebut.

Pertama skripsi yang ditulis oleh Fatch Rohman (3100008) yang

berjudul Studi Komparasi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Pra Sekolah di

TK Harapan Bunda Penggaron dan TK Roudhotul Atfal di Palebon Semarang,

skripsi ini menjelaskan tentang pelaksanaan kurikulum dalam pembelajaran di

TK tersebut.

Kedua skripsi yang ditulis oleh Marfuah (3102077) yang berjudul

Kurikulum Pendidikan Pra Sekolah (Studi tentang Manajemen Kurikulum di

TK Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Kota Semarang). Skripsi ini

menjelaskan tentang manajemen kurikulum yang meliputi perencanaan,

organisasi, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi.

Ketiga skripsi yang ditulis oleh Inayatul Muammaroh (3102077) yang

berjudul Setudi Manajemen Kurikulum PAUD (TK Islam Terpadu Robbani

kendal) skripsi ini menjelaskan tentang manajemen kurikulum yang meliputi

perencanaan, organisasi, pelaksanaan, pengendalian, dam evaluasi, selain itu

juga menerangkan tentang pengembangan kurikulum, sehingga menemukan

kelebihan yang ada di lembaga PAUD Robbani Kendal.

Dari beberapa kajian dan penelitian sebagaimana di paparkan di atas

sangat lah berbeda dengan kajian yang akan peneliti lakukan, karena

penelitian yang akan peneliti lakukan lebih menekankan bagai mana peran

kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di

KB-TK Islam Masjid Al-Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.19

Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang segala

sesuatu yang berkaitan dengan peran kepala sekolah sebagai manajer

dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar

Permata Puri Ngaliyan Semarang.

2. Fokus Penelitian

Sesuai dengan obyek kajian skripsi ini, maka penelitian ini adalah

penelitian lapangan atau field research, yakni penelitian yang langsung

dilakukan di lapangan atau pada responden.20 Dalam hal ini penelitian

difokuskan pada peran kepala sekolah sebagai manajer dalam

pengembangan kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar

Permata Puri Ngaliyan Semarang.

3. Data

Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta

atau angka. Dari sumber SK Menteri P dan K no 0259/u/1977 tanggal 11

juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat

dijalankan bahwa untuk menyusun suatu informasi .21Adapun data yang

akan penulis kumpulkan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:

a. Data primer, yaitu data yang akan diperoleh dari kepala sekolah, waka

kurikulum dan guru pengampu pembelajaran dalam kelas maupun luar

kelas serta hal-hal yang berkaitan dengan peran kepala sekolah sebagai

manajer dalam pengembangan kurikulum.

b. Data sekunder, yaitu data yang mendukung terhadap data primer. Data

sekunder ini akan diperoleh dari kepala sekolah, karyawan /bagian

Tata Usaha (TU) di antaranya yaitu mengenai sejarah berdirinya dan

19 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), Cet. 20, hlm. 6.

20 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 11.

21 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik,(jakarta: rinekacipta) 2006,cet 13. hlm.118

perkembangan VISI misi TK Al Azhar, letak geografis, struktur

organisasi, keadaan guru dan siswa.

4. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

“subyek dari mana data dapat diperoleh”.22 Adapun dalam penelitian ini,

pengelompokan penentuan sumber data menjadi dua buah data yaitu:

a. Kepala sekolah, waka kurikulum dan guru pengampu mata pelajaran

dalam kelas maupun luar kelas serta hal-hal yang berkaitan dengan

peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum

paud di KB TK Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang,

b. Berbagai dokumentasi dan laporan tentang kegiatan yang relefan

dilakukan kepala sekolah, yang berkaitan dengan peran kepala sekolah

sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Al

Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. ObservasiObservasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik

gejala-gejala yang diselidiki.23

Menurut Sukardi, observasi adalah cara pengambilan data

dengan menggunakan salah satu panca indra yaitu indra penglihatan

sebagai alat bantu utamanya untuk melakukan pengamatan langsung,

selain panca indra biasanya penulis menggunakan alat bantu lain sesuai

dengan kondisi lapangan antara lain buku catatan, kamera, film

22 ibid, hlm. 129.23 Kholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian: Memberi Bekal Teoritis

pada Mahasiswa tentang Metodologi Penelitian serta Diharapkan dapat Melaksanakan Penelitiandengan Langkah-Langkah yang Benar, (Jakarta: PT. Bukti Aksara, 2005), Cet. 7, hlm. 70.

proyektor, checklist yang berisi obyek yang diteliti dan lain

sebagainya.24

Namun dalam hal ini peneliti hanya menggunakan alat bantu

buku catatan, recorder dan kamera yang berisi tentang hal-hal yang

berkaitan dengan peran kepala sekolah sebagai manajer dalam

pengembangan kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar

Permata Puri Ngaliyan Semarang.

Metode ini digunakan untuk melihat secara langsung bagai

mana peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan

kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar Permata Puri

Ngaliyan Semarang.

b. Wawancara

Wawancara adalah menghimpun bahan-bahan keterangan yang

dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,

berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.

Dalam wawancara penulis dapat menggunakan dua jenis yaitu:

wawancara terpimpin dan wawancara tidak terpimpin.25

Metode ini digunakan untuk menggali data yang berkaitan

dengan Peran kepala sekolah sebagai administrator dalam

pengembangan kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar

Permata Puri Ngaliyan Semarang, Sedangkan obyek yang

diwawancarai adalah kepala sekolah, waka kurikulum, guru sebagai

pelaksana kurikulum yang nyata dalam pendidikan PAUD.

c. Studi Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu metode dengan mencari data

mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda ,dan sebagainya.26

24 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: BumiAksara, 2003), hlm. 78-79.

25Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,Cet. ke-6, 2006), hlm. 82.

26Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 231.

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang

berkaitan dengan topik kajian yang berasal dari dokumen-dokumen

PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar Permata Puri Ngaliyan

Semarang, di antaranya yaitu buku profil PAUD di KB-TK Islam

Masjid Al-Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang, dan foto kegiatan-

kegiatan yang berkaitan dengan peran kepala sekolah sebagai

administrator kurikulum.

d. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu. Untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi

sebagai teknik pemeriksaan data ada 4 (empat) macam, yaitu

triangulasi dengan sumber, metode, penyidik, dan teori.

Triangulasi sebagai sumber berarti membandingkan data

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda. Sedang triangulasi dengan

metode terdapat 2 (dua) strategi yaitu pertama mengecek derajat

kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan

data kedua pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data

dengan metode yang sama. Triangulasi dengan penyidik ialah dengan

jalan memanfaatkan penelitian atau pengamatan lainnya untuk

keperluan pengecekan kembali derajat pengecekan data. Triangulasi

dengan teori adalah berdasarkan dengan anggapan bahwa fakta tidak

dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu lebih teori.27

Disini penulis memilih menggunakan triangulasi data yang

mana triangulasi data ini digunakan oleh peneliti guna untuk

mencocokkan keakuratan data yang diperoleh dari wawancara dengan

keakuratan data yang diperoleh dari hasil observasi di tempat

penelitian.

27 Lexi J. Moleong, op.cit., hlm. 330-331.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data.28

Selain itu teknik analisis data juga berarti proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain.29

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif yaitu metode analisis data yang berupa kata-kata,

gambar dan bukan angka.30

Kemudian agar data yang diperoleh nanti sesuai dengan kerangka

kerja maupun fokus masalah, akan ditempuh tiga langkah utama dalam

penulisan ini, yaitu:

a. Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan,

memfokuskan, pengabstraksian dan mengubah data kasar yang muncul

dari catatan-catatan lapangan.31 Reduksi data dimaksudkan untuk

menentukan data ulang sesuai dengan permasalahan yang akan penulis

teliti. Mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan abstraksi

yaitu usaha membuat rangkuman inti, proses dan pernyataan-

pernyataan yang perlu. Data mengenai optimalisasi fungsi manajemen

kesiswaan dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa diperoleh

28 Ibid., hlm. 280.29 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 89.30 Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 11.31 Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), Cet. 1,

hlm. 167.

dan terkumpul, baik dari hasil penelitian lapangan/kepustakaan

kemudian dibuat rangkuman.

b. Sajian data (display data) adalah suatu cara merangkai data dalam

suatu organisasi yang memudahkan untuk membuat kesimpulan atau

tindakan yang diusulkan.32 Sajian data dimaksudkan untuk memilih

data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian tentang optimalisasi

fungsi manajemen kesiswaan dalam meningkatkan potensi

berorganisasi siswa. Artinya data yang telah dirangkum tadi kemudian

dipilih. Sekiranya data mana yang diperlukan untuk penulisan laporan

penelitian.

c. Verifikasi atau mengumpulkan data yaitu penjelasan tentang makna

data dalam suatu konfigurasi yang secara jelas menunjukkan alur

kausalnya, sehingga dapat diajukan proposisi-proposisi yang terkait

dengannya.33 Verifikasi data dimaksudkan untuk penentuan data akhir

dari keseluruhan proses tahapan analisis, sehingga keseluruhan

permasalahan mengenai bagaimana peran kepala sekolah sebagai

manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB-TK Islam

Masjid Al-Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang, dapat dijawab

sesuai dengan kategori data dan permasalahannya, pada bagian akhir

ini akan muncul kesimpulan-kesimpulan yang mendalam secara

komprehensif dari data hasil penelitian. Jadi langkah terakhir ini

digunakan untuk membuat kesimpulan.

Metode ini bertujuan untuk menyajikan deskripsi (gambar)

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, serta

hubungan fenomena yang diselidiki. Dengan demikian analisis ini

dilakukan saat peneliti berada di lapangan dengan cara

mendeskripsikan segala data yang telah didapat, dalam hal ini data

yang digunakan berasal dari wawancara dan dokumen-dokumen yang

ada serta hasil observasi yang dilakukan.

32Ibid., hlm. 167.33Ibid., hlm. 167.

BAB II

PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DALAM

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD

A. Pengembangan Kurikulum PAUD

1. Konsep Kurikulum

Kurikulum ditinjau dari asal katanya, berasal dari bahasa Yunani

yang mula-mula digunakan dalam bidang olahraga. Yaitu kata Currete,

yang berarti jarak tempuh lari, dalam kegiatan berlari, tentu saja ada yang

harus ditempuh mulai dari start sampai dengan finis. Jarak dari star sampai

dengan finis disebut currere.34

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.35

Menurut Soemarti Patmonodewo, kurikulum adalah suatu

perencanaan proses yang akan terjadi seluruhnya di sekolah. Rancangan

tersebut merupakan silabus yang berupa daftar judul pelajaran dan urutan

alat tersebut secara runtut sehingga merupakan program.36

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai

tujuan kompetensi dasar, materi standar dan hasil belajar, serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.37

Kurikulum menurut Suryo Subroto, kurikulum adalah segala

pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak

didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah,

34 Khaeruddin, Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep danImplementasi di Masyarakat, (Jogyakarta: Pilar Mandiri, 2007), Cet ke-2, hlm.23.

35 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.36 Soemartin Pramonodawo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),

Cet ke- 2, hlm.54.37 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2006), Cet ke-1, hlm.46.

pengalaman anak didik di sekolah dapat diperoleh melalui beberapa

kegiatan pendidikan antara lain: mengikuti pelajaran di kelas, praktek

keterampilan, latihan olahraga, kesenian dan kegiatan karya wisata atau

praktek dalam laboratorium di sekolah.38

Dari beberapa definisi kurikulum yang telah disebutkan di atas

bisa diambil kesimpulan bahwa kurikulum merupakan pengalaman peserta

didik baik di sekolah maupun di luar sekolah di bawah bimbingan sekolah.

Kurikulum tidak hanya terbatas pada mata pelajaran tetapi meliputi segala

sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik dan bisa

menentukan arah atau mengantisipasi sesuatu yang akan terjadi. Dengan

kata lain kurikulum haruslah dapat menyajikan apa yang diperlukan

peserta didik dengan melihat kebutuhan masyarakat luas.

Kurikulum menjadi bagian yang tidak terlepaskan dalam setiap

pembahasan maupun uraian tentang materi dan bahan ajar yang harus

diberikan guru kepada siswanya. Semua hal yang berhubungan dengan

sasaran keilmuan, teknik pembelajaran maupun standar kompetensi proses

belajar mengajar siswa di sekolah dapat diketahui dan diukur

keberhasilannya.

Jika kurikulum dikaitkan dengan masalah pendidikan anak usia

dini (PAUD) maka kurikulum pun harus dibuat sesuai pengertian PAUD.

Yang mana PAUD dapat diartikan sebagai salah satu bentuk jalur

pendidikan dari usia 0-8 tahun, yang diselenggarakan secara terpadu

dalam satu program pembelajaran agar anak dapat mengembangkan segala

daya guna dan kreatifitasnya sesuai karakteristik perkembangannya.39

2. Konsep Kurikulum PAUD

Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum

jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu pembinaan yang

38 Suryo Subroto, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),hlm.32.

39 M.Hari Wijaya, Bertiani Eka Sukaca, (PAUD) Melejitkan Potensi Anak denganPendidikan Sejak Dini, (Jogyakarta: Mahadika, 2009), Cet ke-1, hlm 14.

ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal,

nonformal dan informal.40

Kurikulum PAUD adalah seperangkat rencana dan pengetahuan

mengenai bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran pendidikan anak usia dini.41

Kurikulum pendidikan anak usia dini menurut Soemiati

Patmonodewo adalah seluruh usaha atau kegiatan sekolah untuk

merancang anak supaya belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

Seluruh pengembangan aspek fisik, intelektual, sosial maupun

emosional.42

Kurikulum yang berlaku dalam dunia pendidikan taman kanak-

kanak saat ini adalah kurikulum yang mengacu pendidikan tertentu dan

ketetapan kurikulum pendidikan nasional: kurikulum pendidikan berbasis

kompetensi tahun 2004, yaitu kurikulum yang merupakan perpaduan

antara kurikulum rancangan dari Departemen Pendidikan Nasional dan

Departemen Agama yang meliputi ruang lingkup, standar kompetensi dan

pendekatan pembelajaran.

Tanpa adanya kurikulum yang bersifat terarah, sistematis, terpadu

dan berkelanjutan, maka misi, orientasi dan tujuan dari proses

kependidikan di sekolah menjadi kacau dan tumpang tindih. Siswa tidak

memiliki standar kompetensi dan kemampuan intelektual sesuai dengan

yang diharapkan bahkan mungkin berakibat pada terjadinya

penyimpangan.43

Oleh karena itu kurikulum yang diberikan kepada anak pra

40 Maimuna Hasan, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), (Yogyakarta: Diva Persada,2009), hlm. 15.

41 Ibid, hlm.41.42 Soemiatri Patmonodewo, Op.Cit., hlm.56.43Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Play Grup dan Taman Kanak-kanak (Yogyakarta:

Diva Persada, 2009), hlm.199-200.

sekolah haruslah sesuai dengan karakter anak yang masih manja, masih

membutuhkan perlindungan dari orang yang lebih dewasa, suka meniru

dan masih cenderung suka bermain daripada belajar. Oleh karena itu

kurikulum juga harus menyesuaikan dengan karakteristik dari peserta

didik itu sendiri. Jadi kurikulum yang dibuat harus menyesuaikan dengan

kebutuhan anak didik. Bukan sebaliknya peserta didik yang harus

menyesuaikan dengan kurikulum yang dibuat.

Enam aspek kurikulum pendidikan nasional yang menjadi

ketentuan pokok pendidikan anak usia dini yaitu:

a. Moral dan nilai-nilai keagamaan

b. Sosial, emosional, dan kemandirian

c. Kemampuan berbahasa, kognitif

d. Fisik atau motorik

e. Seni.44

Jadi, jika kita akan membuat kurikulum yang akan diberikan

kepada anak usia pra sekolah haruslah memperhatikan aspek-aspek

pembuatan kurikulum yang meliputi aspek-aspek yang berkaitan dengan

moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, kemampuan

berbahasa, kognitif, fisik atau seni. Pembuatan kurikulum setidaknya harus

memperhatikan hal-hal tersebut agar kurikulum yang digunakan di sekolah

bisa memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat pada

umumnya tanpa harus menyalahi norma-norma yang telah berlaku di

masyarakat.

Kurikulum merupakan inti dari sebuah lembaga pendidikan.

Kurikulum yang benar akan menghasilkan pengajaran dan kegiatan yang

terpadu dan holistik yang mengarah kepada visi, misi lembaga pendidikan

yang dicanangkan. Di sinilah pentingnya menyusun kurikulum yang

visoner dan prospektif.45

44 Ibid, hlm. 214.45 Jamal Ma’mun Asmani, Manajemen Strategi Pendidikan Anak Usia Dini, Memahami

Sistem Kelembagaan, Metode Pengajaran, Kurikulum, Keterampilan dan Pelatihan-pelatihannya, (Jogyakarta: Diva Press, 2009), hlm.145-146.

Jadi kurikulum PAUD adalah kurikulum yang digunakan sebagai

pedoman atau acuan dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas

maupun di luar kelas, guna merangsang daya pikir anak agar lebih mampu

berpikir kreatif, efektif dan emosional.

Kebanyakan lembaga pendidikan anak usia dini dalam membuat

kurikulum sesuai karakteristik sekolah itu sendiri dengan mengacu

ketentuan materi ajar yang akan diberikan kepada anak usia dini. Dalam

buku PAUD melejitkan potensi anak dengan pendidikan sejak dini

karangan M. Hariwijaya Bertian Eka Sukaca telah dituliskan mengenai

kurikulum yang dibuat sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan

anak usia dini. Di buku itu memuat kurikulum yang diberikan kepada anak

mulai anak usia 0-6 tahun akan tetapi penulis hanya mencantumkan

sebagian dari acuan kurikulum yang digunakan untuk peserta didik mulai

umur 4-5 tahun. Berikut tabel kurikulum nya:

Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Umur 4-5 TahuNo

AspekPerkembangan

KompetensiDasar Hasil Belajar Indikator

Dapatmembantuorang lain

• Mengucapkan katatolong jika memintaorang lainmenolongnya

• Menghargai teman dantidak memaksakankehendak

• Membantu pekerjaanringan orang dewasa.

1 Moral dan nilaiagama

Anak mampuberlaku hidupterpuji

Dapatmengenaldanmemahamisifat tuhan.

• Mengenal danmemahami sifat-sifattuhan.

• Tuhan mempunyaisifat maha pengasihdsb.

• Tuhan mempunyaisifat maha pencipta.

2 Fisik Anak mampumengkondisikan motorikkasar dan halusdengan baik

Dapatmelakukankoordinasikaki

• Berjalan denganberbagai variasi maju,mundur, ke samping,diatas satu garis

• Bergelantung/ berayun• Berjalan diatas papan

titian 40 cm• Berlari• Senam dengan gerakan

sendiri• Menendang

menangkap danmelempar bola denganjarak 3-4 meter

• Melompat parit atauguling

• Merayap danmerangkak luruskedepan

• Berjingkat

Dapatmembedakansuara

• Membedakan berbagaijenis suara

Dapatmembedakanhuruf

• Mengenal masing-masing bunyi huruf

3 Bahasa Anak mampumembedakansuara huruf danperintah

Dapatmemahamikata danperintah

• Menyatakan dengan 6-10 kata

• Mengerti danmelaksanakan 3perintah

• Menjawab dengankalimat lengkap.

4 Kognitif Anak mampumembedakanrasa bau dandapatmengenalbentuk

Mampumembedakanrasa dan bau

• Membedakanpenyebab rasa

• Membedakan sumberbau

• Menyebutkanlingkaran

Mampumengenalbentuk

• Menyebutkan bujursangkar

• Menyebutkan segitiga• Menyebutkan segi

panjang• Menyebutkan segi

enam• Menyebutkan belah

ketupat• Menyebutkan

trapeziumDapattanggapdengankeadaanlingkungan

• Tidak menggangguteman dengan sengaja

• Berani berangkatketempatan belajartanpa diantar

• Menunjukkan ekspresiwajah saat marah,sedih, takut, dsb

• Menjadi pendengardan pembicara yangbaik

• Mengembalikanbenda/ alat padatempatnya semula

• Sabar menunggugiliran

• dan terbiasa antri• Mulai mengerti aturan

main dalam permainan• Mengerti akibat jika

melakukan kesalahan• Dapat memilih

kegiatan sendiri• Memiliki kebiasaan

teratur• Menjaga kerapian diri

(dibantu)

5 Sosialemosional

Anak mamputanggapdengan dirinyadan lebihmengenallingkungan

Dapatmengenaldirinya

• Bisa memimpinkelompok kecil (2-5anak)

• Dapat memecahkanmasalah sederhana

Mampumengikutiirama musik

• Menggerakkan tubuhmengikuti irama

• Menyanyikan lagupendek sesuai irama

• Bertepuk tanganmembentuk iramaMemainkan alat musik

6 Seni Anak mampumengikutiirama musikdan dapatmenggambarsederhana

Dapatmenggambarsederhana

• Melukis dengan alatbervariasi.46

3. Pengembangan Kurikulum PAUD

Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum

agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini

berhubungan dengan pengembangan organisasi berbagai komponen belajar

mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan

spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan

alat pengukuran pengembangan kurikulum yang mengacu pada kreasi

sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda

lainnya untuk memudahkan proses belajar mengajar.47

Setiap kurikulum memiliki metode pengembangan. Metode

pengembangan PAUD didasarkan atas pengembangan dan penelitian para

guru, praktisi, dan orang tua senantiasa mengamati perkembangan anak.

Hasil pengamatan tersebut merupakan masukan yang sangat berguna

dalam membangun ilmu PAUD. Dalam pelaksanaan pendidikan anak usia

dini, acuan yang digunakan adalah Developmentally Appropriate Practices

(DAP) DAP merupakan salah satu acuan dalam pengembangan PAUD

yang diterbitkan oleh Asosiasi PAUD Amerika Serikat. Kurikulum

kegiatan pembelajaran dan assessment disesuaikan dengan tingkat

perkembangan anak, baik dalam kelompok usia kesesuaian individu dan

kesesuaian sosial budaya.48

Banyak sekali pengertian tentang DAP, salah satu pakar pendidikan

46 M.Hari Wijaya, Bertiani Eka Sukaca, op.cit, hlm 68-70.47 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rosda Karya, 2008),

Cet. ke-3, hlm. 183.48 Jasa Ungguh Muliawan, 0p cit, hlm. 54-55.

anak Sue Bredkamp sebagai pencetus DAP mengatakan bahwa DAP

bukan kurikulum, bukan merupakan standar yang kaku yang

mengharapkan suatu pembelajaran langsung. DAP adalah suatu kerangka

kerja, sebuah filosofi atau pendekatan yang digunakan saat belajar, dengan

anak tujuannya adalah memuaskan perhatian kita pada segala sesuatu yang

kita ketahui tentang anak dan apa yang dapat kita pelajari tentang anak

sebagai individu dan keluarga mereka sebagai dasar pengembangan

keputusan.49

Bidang utama pengembangan PAUD ialah totalitas potensi anak.

Bidang pengembangan tersebut antara lain meliputi fisik, motorik,

intelektual, moral, sosial, dan emosional. Kemampuan juga dikembangkan

karena di gunakan untuk komunikasi dalam rangka sosialisasi dan

aktualisasi.50

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan

yang cukup sentral dalam seluruh kegiatan pendidikan maupun proses dan

hasil pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam

pendidikan dan di dalam perkembangan hidup manusia, penyusunan

kurikulum tidak dapat dikerjakan sembarangan. Penyusunan kurikulum

membutuhkan landasan yang kuat yang dilandasi atas hasil-hasil

pemikiran dan penelitian yang mendalam.51

Ada beberapa landasan yang utama dalam pengembangan

kurikulum, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan budaya

serta perkembangan ilmu dan teknologi.52

Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa prinsip yang harus

diperhatikan, antara lain:

a. Bersifat komprehensif

49 Widarmi D Wijaya, Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta universitas terbuka,2008), hlm. 44.

50 Selamat Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan anak Usia Dini, (Yogyakarta: HikayatPublishing, 2005), hlm. 29.

51 Nana Saodih, Sukma Dinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung:Rosda Karya, 2007), Cet. ke-9, hlm 38.

52 Ibid , hlm 83.

b. Dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahap

c. Melibatkan orang tua sebagai pendidik utama bagi anak

d. Melayani kebutuhan individu anak

e. Merefleksikan kebutuhan dan nilai masyarakat

f. Mengembangkan standar kompetensi anak

g. Mewadahi layanan anak yang memiliki kebutuhan khusus

h. Menjalani kemitraan dengan keluarga dan masyarakat

i. Memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak

j. Menjabarkan prosedur pengelolaan lembaga

k. Manajemen sumber daya manusia

l. Penyediaan sarana dan prasarana.53

Pengembangan kurikulum pembelajaran setidaknya mencakup hal-

hal sebagai berikut:54

a. Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan yang jelas

mengidentifikasikan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan

b. Suatu program yang direncanakan di sekolah harus selaras dengan

proses pengembangan kurikulum

c. Kurikulum yang baik akan menghasilkan pembelajaran yang baik

kurikulumnya sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa

d. Rencana kurikulum harus mengenalkan dan mendorong diversitas di

antara para pelajar

e. Rencana kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar

mengajar

f. Rencana kurikulum harus sesuai dengan karakteristik siswa pengguna

g. The subjek arm approach adalah pendidikan kurikulum yang banyak

digunakan di sekolah

h. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas untuk

memungkinkan terjadinya perencanaan guru siswa

i. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas yang

53 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rosdakarya, 2008),Cet. Ke 3, hlm. 154-156.

54 Oemar Hamalik, Op.Cit., hlm.184-185.

memungkinkan masuknya ide-ide spontan selama terjadinya

interaksi antara guru dan dalam situasi belajar yang khusus

j. Rencana kurikulum sebaiknya merefleksi keseimbangan antara

kognitif, afektif dan psikomotorik.

Tidak hanya itu saja yang diperlukan dalam mengembangkan

kurikulum pendidikan. Selain yang telah disebutkan di atas pengembangan

kurikulum pun harus memperhatikan kesesuaian dengan materi yang akan

diajarkan, fasilitas yang akan digunakan, efektifitas, efisiensi dan daya

serap peserta didik dalam menerima pembelajaran. Jangan sampai materi

yang diajarkan kurang sesuai dengan media yang digunakan, atau media

yang digunakan kurang efektif sehingga akan berdampak pada hasil dari

pembelajaran itu sendiri yang mungkin akan mengakibatkan pembelajaran

kurang mampu diserap oleh peserta didik, atau terjadi pemborosan karena

penggunaan media pembelajaran yang kurang efektif dan efisien.

Oleh karenanya kita perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam

pengembangan kurikulum PAUD :

a. Kurikulum harus bersifat luas

b. Kurikulum dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahap

c. Melibatkan anak didik, orang tua dan masyarakat

d. Kurikulum mampu melayani kebutuhan individu anak

e. Kurikulum dapat mencukupi kebutuhan peserta didik dan masyarakat

f. Sesuai dengan standar kompetensi anak

g. Dapat memberikan layanan pada anak berkebutuhan khusus

h. Menjalin hubungan keluarga dan masyarakat

i. Memberi perhatian tentang kesehatan dan keselamatan anak

j. Mengelola sumber daya manusia

k. Penyediaan sarana dan prasarana55

Jangan sampai dalam mengembangkan kurikulum PAUD

disamakan dengan pengembangan kurikulum yang akan digunakan di

jenjang pendidikan yang lebih atas. Karena dalam membuat kurikulum

55 Jamal Ma'mun Asmani, Op.Cit, hlm. 154-156.

tingkat PAUD tidak sama dengan pengembangan kurikulum tingkat

pendidikan yang lebih atas yang mana pengembangan kurikulum itu harus

disesuaikan dengan kebutuhan individu anak.

Biasanya pengembangan kurikulum itu dibuat sesuai dengan

karakteristik sekolah itu sendiri. Seperti pengembangan kurikulum yang di

lakukan oleh sekolah KB ceria, yang disusun berdasarkan kurikulum

berbasis komperensi program ini terdiri :

1. Pengembangan Moral dan Nilai Agama

Meliputi pembiasaan Perilaku positif, penanaman Kemandirian

dan Disiplin serta pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan (IMTAQ).

Pengembangan ini mengarah pada pencapaian Kecerdasan Spiritual.

2. Pengembangan Sosio Emosional

Meliputi pengembangan Perasaan dan Emosi serta

pengembangan Kemampuan Sosial / Sosialisasi untuk peningkatan

kepekaan terhadap kehidupan bermasyarakat. Pengembangan ini

mengarah pada pencapaian Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan

Interpersonal dan Naturalistik.

3. Pengembangan Bahasa

Meliputi pengembangan Bahasa agar anak mampu

berkomunikasi secara aktif dan pasif dengan lingkungan. Pengembangan

Bahasa mengarah pada pencapaian Kecerdasan Linguistik.

4. Pengembangan Kognitif

Meliputi pengembangan Matematika Permulaan dan Sains

Permulaan. Pengembangan ini mengarah pada pencapaian Kecerdasan

Logika Matematika dan Kecerdasan Visual Spatial.

5. Pengembangan Seni

Meliputi pengembangan Seni Musik dan Seni Tari sederhana serta

keterampilan membuat karya kreatif (kerajinan tangan). Pengembangan

Seni mengarah pada pencapaian Kecerdasan Musikal dan Visual

Spatial.

6. Pengembangan Fisik

Meliputi pengembangan Motorik Halus (fine motor) dan Motorik

Kasar (gross motor) untuk pertumbuhan dan kesehatan

anak. Pengembangan Fisik mengarah pada pencapaian Kecerdasan Body

Kinestetik.

Setiap Program Pengembangan tersebut di atas (6 Aspek

Pengembangan) terdiri beberapa indikator kemampuan dasar yang ingin

dicapai. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya, setiap kemampuan

dasar yang diajarkan dikaitkan dengan Tema yang berlaku untuk waktu

tertentu. Tema ini kemudian dijabarkan menjadi tema yang lebih khusus

atau lebih spesifik (Sub Tema). 56

Jadi pengembangan kurikulum itu dibuat dan dilaksanakan oleh

masing-masing sekolah sesuai dengan karakteristik sekolah itu sendiri

dengan berpedoman kurikulum Diknas yaitu kurikulum KBK dan untuk saat

ini kurikulum KTSP. Setiap sekolah membuat kurikulum dan

pengembangan kurikulum karena dari pihak pemerintah tidak mengeluarkan

peraturan yang berkenaan dengan ketetapan kurikulum PAUD. Akan tetapi

lembaga P2PNFI memberikan gambaran tentang pengembangan kurikulum

dan setandar kopetensi dan kopetensi dasar untuk pendidikan PAUD.

Setandar kopetensi dan kopetensi dasar yang dibuat oleh embaga P2PNFI

dapat dilihat pada lampiran.

B. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer

1. Pengertian Peran Kepala Sekolah.

Peran adalah deskripsi sosial tentang siapa kita dan kita siapa.

Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain, komunitas

sosial atau politik. Peran adalah kombinasi antara posisi dan pengaruh.

Peran adalah kekuasaan dan bagaimana kekuasaan itu bekerja, baik secara

organisasi dan organis. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang

56 Tim Kurikulum Taman Tumbuh Kembang Anak CERIA Laboratorium PAUD UNJ,http://erlyza.multiply.com/journal/item/31/Contoh_Kurikulum_PAUD diakses kamis 19/08/2010jam 2:21.

diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam

suatu sistem. Peran dipengaruhi keadaan sosial baik dari dalam maupun

dari luar dan bersifat stabil.57

Peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan

dari seseorang dalam posisi tertentu. Pemimpi di dalam organisasi

mempunyai peranan, setiap pekerjaan membawa serta harapan bagaimana

penanggung peran berperilaku.58

Kepala sekolah dalam suatu pendidikan merupakan pemimpin. Ia

mempunyai dua jabatan dan peran penting dalam melaksanakan proses

pendidikan. Pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di

sekolah, dan kedua, kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di

sekolahnya yang bertanggung jawab mengelola sekolah.

Sebagai pengelola pendidikan, kepala sekolah bertanggung jawab

terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara

melaksanakan administrasi sekolah dengan seluruh substansinya. Di

samping itu, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas

sumberdaya manusia yang ada agar mereka mampu menjalankan tugas-

tugas pendidikan. Oleh karenanya kepala sekolah pun melaksanakan

tugasnya untuk mengembangkan kinerja para personil (terutama para guru)

ke arah profesionalisme yang diharapkan.59

Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan setidaknya harus

memiliki kompetensi dasar manajerial yaitu:60

a. keterampilan teknis (technical skill)

b. keterampilan manusiawi (human skill)

c. keterampilan konseptual (conceptual)

Standar kualifikasi kepala sekolah telah ditetapkan dalam Peraturan

57 Http://bidanlia.blogspot.com/2009/07/teori-peran.html, diakses 22/03/2010 jam 12:00,hlm 1.

58 Viethza Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Grafindo Persada,2003), hlm.148.

59 Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep Prinsip dan Aplikasinyadalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, (Bandung: Pustaka Edukasi, 2010), hlm. 114.

60 Ibid, hlm. 114.

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar

Kepala Sekolah /Madrasah. Standar kepala madrasah terdiri dari standar

kualifikasi dan standar kompetensi. Standar kompetensi kepala sekolah/

madrasah terdiri atas kualifikasi umum, dan kualifikasi khusus:

a. Standar Kualifikasi kepala Sekolah 61

1) Kualifikasi umum kepala sekolah /madrasah adalah sebagai

berikut:

(1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma (D

IV) Kependidikan atau non kependidikan pada perguruan

tinggi yang terakreditasi;

(2) Pada waktu diangkat menjadi kepala sekolah berusia setinggi-

tingginya 56 tahun;

(3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima)

tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di

Taman Kanak- kanak /Roudotul Atfal (TK /RA) memiliki

pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK

/RA; dan

(4) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai

negeri sipil (PNS) dan bagi non PNS disetarakan dengan

pangkat yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang

berwenang.

2) Kualifikasi khusus kepala sekolah /madrasah meliputi:

a) Kepala Taman Kanak-kanak /Roudotul Athfal (TK /RA)

adalah sebagai berikut:

(1) Berstatus sebagai guru TK /RA

(2) Memiliki sertifikat pendidikan sebagai guru TK /RA dan

(3) Memiliki sertifikat kepala TK /RA yang diterbitkan oleh

lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.62

b) Kepala Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah

62 Ibid hlm 116-117

sebagai berikut:

(1) Berstatus sebagai guru SD /MI

(2) Memiliki sertifikat pendidikan sebagai guru SD/MI dan

(3) Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh

lembaga yang ditetapkan pemerintah.63

b. Standar Kompetensi Kepala Sekolah /madrasah

Standar Kompetensi terdiri dari kompetensi kepribadian,

kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi

supervisi dan kompetensi sosial.64

Standar Kompetensi Kepala Sekolah /madrasah

Dimensi kompetensi

A Kompetensi Kepribadian

1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya danmengembangkan tradisi militan, dan menjadi teladanakhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah

2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin

3. memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan dirisebagai kepala sekolah

4. Bersikap terbuka dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi

5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalampekerjaan sebagai kepala sekolah /madrasah

6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpinpendidikan.65

B. Kompetensi Manajerial1.Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagaitingkatan perencanaan2. Mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan

kebutuhan

3. Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan

sumber daya manusia secara optimal

4. Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan

sumber daya manusia secara optimal

63 Ibid hlm 116-11764 http://endang965.wordpress.com/peraturan-diknas/standar-kepala-sekolah/ 30 Juli2010,

09.30 Wib.65 Ara Hidayat, Imam Machali, op.cit, hlm.117

5. Mampu mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka

pendayagunaan secara optimal

6. Mampu mengelola hubungan sekolah – masyarakat dalam

rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan

pembiayaan sekolah

7. Mampu mengelola kesiswaan, terutama dalam rangka

penerimaan siswa baru, penempatan siswa, dan

pengembangan kapasitas siswa

8. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar

mengajar sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional

9. Mampu mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip

pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien

10.Mampu mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung

kegiatan-kegiatan sekolah

11.Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung

kegiatan pembelajaran dan kegiatan kesiswaan di sekolah

12.Mampu menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam

menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah

13.Mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif

bagi pembelajaran siswa66

14.Mampu mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung

penyusunan program dan pengambilan keputusan

15.Terampil dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi

bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah

16.Terampil mengelola kegiatan produksi/jasa dalam mendukung

sumber pembiayaan sekolah dan sebagai sumber belajar siswa

17. Mampu melaksanakan pengawasan terhadap pelaksana-an

kegiatan sekolah sesuai standar pengawasan yang berlaku67

66http://endang965.wordpress.com/peraturan-diknas/standar-kepala-sekolah/ 30 Juli2010,09.30 Wib.

67 Ibid

C. Kompetensi Kewirausahaan

1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan

sekolah /madrasah

2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah /madrasah

sebagai organisasi yang efektif

3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam

melaksanakan usaha

4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam

menghadapi kendala yang dihadapi sekolah /madrasah

5. Memiliki naluri kewirausahaan dan mengelola kegiatan

produksi /jasa sekolah /madrasah sebagai sumber belajar

peserta didik.

D. Kompetensi Supervisi

1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru

2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan

menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam

rangka kependidikan profesionalisme guru.

E Kompetensi Sosial

1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah

/madrasah

2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan

3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.68

Cover membagi peran kepemimpinan menjadi tiga bagian yaitu:

a. Path finding (pencarian alur) peran untuk menentukan visi dan misi

yang pasti

b. Aligning (penyelaras) peran untuk memestikan bahwa struktur, sistem

dan proses operasional organisasi memberikan dukungan pada

68Ari Hidayat, op.cit.

pencapaian dan misi.

c. Empowering (pemberdaya) peran untuk menggerakkan semangat

dalam diri orang lain untuk mengungkapkan bakat , kecerdasan dan

kreativitas lain untuk mampu mengerjakan apapun dan konsisten

dengan prinsip yang disepakati.69

2. Macam-macam Peran Kepala Sekolah

Dalam pelaksanaannya, pekerjaan kepala sekolah merupakan

pekerjaan berat yang menuntut kemampuan ekstra. Meskipun

pengangkatan kepala sekolah tidak dilakukan secara sembarangan, bahkan

diangkat dari guru yang sudah berpengalaman atau mungkin sudah lama

menjabat sebagai wakil kepala sekolah, namun tidak dengan sendirinya

membuat kepala sekolah menjadi profesional dalam melakukan tugasnya.

Dinas Pendidikan (dulu: Depdikbud) telah menetapkan bahwa

kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai

edukator; manajer; administrator dan supervisor (EMAS). Dalam

perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan

perkembangan zaman, kepala sekolah pun harus mampu berperan sebagai

leader, inovator, dan motivator di sekolahnya.70

a. Kepala Sekolah sebagai Edukator

Keputusan Menteri pendidikan dan kebudayaan No.

0296/U/1996, merupakan landasan pendidikan kinerja kepala sekolah.

Kepala sekolah sebagai edukator harus memiliki kemampuan untuk

membimbing guru, membimbing tenaga kependidikan non guru,

membimbing peserta didik mengembangkan tenaga kependidikan,

mengikuti perkembangan iptek dan memberi contoh mengajar.71

Dalam melakukan fungsinya sebagai edukator kepala sekolah

harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan

69 Viethza Rivai, Op.Cit., hlm. 149.70 E Mulyasa, Manajemen Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007), Cet ke 8, hlm 97-98.71 Ibid, hlm 101.

profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, menciptakan iklim

sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah,

memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta

melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team

teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi

(acceleration) hingga peserta didik yang cerdas di atas normal.72

Kepala sekolah sebagai educator harus mampu memberikan

contoh kepada para guru, tentang bagaimana menjadi pendidik yang

baik. Oleh karenanya kepala sekolah tidak hanya bekerja sebagai

pemimpin para peserta didik, guru, maupun karyawannya akan tetapi

kepala sekolah juga harus terjun di bidang atau ikut serta dalam proses

belajar mengajar. Supaya kepala sekolah juga tidak hanya memberikan

nasehat saja, kepada bawahannya akan tetapi ia juga harus mengetahui

bagaimana sebenarnya proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah,

karena jika tidak demikian bagaimana kepala sekolah akan

meningkatkan mutu dari pendidikan jika kepal sekolah sendiri tidak

mengetahui yang sebenarnya apa yang menjadi faktor hambatan dalam

pengembangan kurikulum dan faktor pendukung dalam pengembangan

kurikulum. Sehingga kepala sekolah juga mampu mengambil strategi

yang akan di gunakan dalam pengembangan kurikulum yang di

digunakan di sekolahnya.

b. Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang

sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang

bersifat pencatatan penyusunan dan pendokumentasian seluruh

program sekolah. Secara spesifik kepala sekolah harus memiliki

kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi,

peserta didik, mengelola administrasi personal mengelola administrasi

sarana prasarana dan mengelola administrasi kearsipan dan mengelola

administrasi keuangan kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif

72 Ibid, hlm. 98-99.

dan efisien agar dapat menunjang produktivitas sekolah. Untuk itu

kepala sekolah harus mampu menjabarkan kemampuan tersebut dalam

tugas operasional.73

Kepala sekolah memiliki tugas yang lebih berkenaan dengan

implementasi kurikulum di sekolah. Peran kepala sekolah dan guru

sangat besar dan merupakan kunci keberhasilan pengembangan

kurikulum.74

Kepala sekolah sebagai administrator bertugas mengendali

segala kegiatan administrasi di sekolah. Meski tidak semua kegiatan

administrasi dilakukan oleh kepala sekolah. Akan tetapi kepala sekolah

juga berkenan untuk mengevaluasi bagaimana pelaksanaan

administrasi dapat berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan

ilmunya dan agar pekerjaan administrasi juga dapat berjalan efektif

dan efisien mungkin tanpa harus menyimpang dari perencanaan yang

telah disepakati.

c. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Kegiatan utama pendidikan sekolah dalam rangka mewujudkan

tujuan adalah kegiatan pembelajaran, sebagai seluruh aktifitas

organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektifitas

pembelajaran. Oleh karena itu salah satu tugas kepala sekolah adalah

sebagai supervisor, yaitu mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh

tenaga kependidikan. Sergiovani dan Starat (1993) menyatakan bahwa

“supervision is a process designed to help teacher and supervisor

learn more about their practice; servant parents and to make the

school a more effective learning community.75

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa supervisi merupakan

suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru

dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah agar

73 Ibid, hlm. 107.74 Omar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rosda Karya, 2008),

cet ke-2, hlm.230.75 E Mulyasa , op.cit, hlm. 11.

dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuan untuk memberikan

layanan yang lebih baik kepada orang tua peserta didik dan sekolah

serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang

lebih efektif.

Jika supervisi dilaksanakan kepala sekolah maka ia harus

mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk

meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan

pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di

sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan

pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar

para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih

berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.76

Kepala sekolah sebagai supervisor artinya kepala sekolah

berfungsi sebagai pengawas, pengendali, pembina, pengarah, dan

pemberi contoh kepada para guru dan karyawannya di sekolah. Salah

satu hal terpenting bagi kepala sekolah, sebagai supervisor adalah

memahami tugas dan kedudukan karyawan-karyawan atau staf di

sekolah yang dipimpinnya. Dengan demikian, kepala sekolah tidak

hanya mengawasi karyawan dan guru yang sedang melaksanakan

kegiatan, tetapi ia membekali diri dengan pengetahuan dan

pemahamannya tentang tugas dan fungsi stafnya, agar pengawasan dan

pembinaan berjalan dengan baik dan tidak membingungkan.77

Lancar tidaknya suatu sekolah dan mutu tidaknya suatu sekolah

tidak hanya tergantung dari jumlah atau kecakapan guru-guru

pengajarnya, akan tetapi kelancaran suatu sekolah dan sekolah itu bisa

dikatakan bermutu jika pemimpin suatu sekolah dapat melaksanakan

kepemimpinannya dan tugas-tugasnya sebagai kepala sekolah dapat

berjalan sebagaimana mestinya.78Artinya kepala sekolah harus

menguasai segala peranannya sebagai kepala sekolah meski tidak

76 Ibid, hlm. 111.77 Harabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 210.78 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Renika Cipta, 2008), hlm. 182.

semua pekerjaan kepala sekolah dilakukannya sendiri. Tentunya ada

staf-staf pembantu pelaksana peranan kepala sekolah. Dengan adanya

hal itu tentunya kepala sekolah harus mampu memberikan contoh

kepada bawahannya dalam melaksanakan tugas, dan kepala sekolah

juga harus mampu membina dan mengarahkan kepada bawahannya

agar para staf melaksanakan tugasnya secara baik sesuai dengan

perencanaan yang telah di tetapkan.

d. Kepala Sekolah Sebagai Manajer.

Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses

merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan

mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan

seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer

kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk

memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau

kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan

untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh

tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang

program sekolah.79

Kepala sekolah harus mampu menjadi manajer efisien dan

pimpinan yang efektif. Dia harus mencerminkan tampilan kepala

sekolah sejati, yaitu memiliki kemampuan manajemen dan dapat

menampilkan sikap dan sifat sebagai kepala sekolah. Perilaku kepala

sekolah tercermin dari kristalisasi interaksi antara fungsi organik

manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan

dan pengendalian serta evaluasi dan pelaporan ) dengan fungsi

substantif, yaitu akademik, ketenagaan, keuangan, fasilitas,

kehumasan, pelayanan khusus, dan sebagainya.

79 Mulyasa, Op.Cit, hlm.103.

e. Kepala Sekolah Sebagai Leader

Kepala sekolah harus mampu memberikan petunjuk dan

pengawasan, meningkatkan kemampuan tentang kependidikan,

membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas. Wahjo

Sumijo (1999:1109) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai

leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian.

Keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional serta

pengetahuan administrasi dan pengawasan.

Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai

leader dapat dianalisa dari kepribadian. Pengetahuan terhadap tenaga

kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil

keputusan dan kemampuan berkomunikasi. Kemampuan kepala

sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat jujur, percaya diri,

tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa

besar, emosi yang stabil dan teladan.80

Kepala sekolah sebagai leader harus mampu mengambil

keputusan-keputusan dalam segala hal guna untuk mencapai visi dan

misi sekolah. Sehingga mendapatkan keputusan yang di sepakati

bersama tanpa harus menyimpang dari tujuan dari pendidikan iti

sendiri, dan mendukung terlaksananya visi dan misi sekolah. Tanpa

harus mengesampingkan hak dan kewajiban anggota sekolah.

f. Kepala Sekolah sebagai Innovator.

Dalam melakukan peran dan tugasnya sebagai inovator, kepala

sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan

yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,

mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh

tenaga kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-model

pembelajaran inovatif.

Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara-cara

ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, delegatif, integratif

80 Ibid, hlm. 115.

serta adaptatif dan fleksibel. Sebagai innovator harus mampu mencari,

menemukan dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah.

Gagasan baru tersebut misalnya moving class, adalah mengubah

strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi,

sehingga setiap bidang studi memiliki kelas tersebut yang dilengkapi

dengan alat peraga dan alat-alat lainnya.81

Kepala sekolah harus memiliki pemikiran yang kreatif dan

inovatif untuk mengubah pembelajaran yang terkesan membosankan

atau pengetahuan yang monoton menjadi pengetahuan yang inovatif

tanpa menghilangkan norma-norma yang telah berlaku. Dan harus

mampu mendayagunakan kemampuan-kemampuan inovatif yang

dimiliki oleh bawahannya guna meningkatkan mutu sekolah. Tidak

hanya menggunakan inovasi dari pemikiran kepala sekolah sendiri.

Selain itu kepala sekolah juga harus mampu mempengaruhi para

bawahannya agar mampu dan mau berfikir inovasi.

g. Kepala Sekolah sebagai Motivator

Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi yang

tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga pendidik dalam

melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat

ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana

kerja disiplin, dorongan penghargaan secara efektif dan penyediaan

berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar

(PSB).82

Setiap tenaga kependidikan memiliki karakteristik khusus, yang

berbeda satu sama lain, sehingga memerlukan perhatian dan pelayanan

khusus pula dari pemimpinnya, agar mereka dapat memanfaatkan

waktu untuk meningkatkan profesionalismenya, oleh karena itu untuk

meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan kepala sekolah

harus memperhatikan motivasi para tenaga kependidikan dan faktor-

81 Ibid, hlm. 118-119.82 Ibid, hlm. 120.

faktor lain yang berpengaruh.

C. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer dalam Pengembangan

Kurikulum PAUD

Seorang kepala sekolah harus mampu membuat kurikulum yang

dimaksud diatas. Kurikulum yang disahkan oleh pembuat kurikulum yaitu

kepala sekolah, guru dan ahli pembuat kurikulum dengan menyesuaikan

ketentuan negara dimana kurikulum pusat mengacu pada pendidikan nasional

yang berpedoman pada pancasila, keagamaan dan kebudayaan.

Kepala sekolah sebagai pembuat kurikulum di sekolah dan sebagai

pengembang kurikulum serta pelaksana kurikulum PAUD seharusnya kepala

sekolah dalam mengembangkan kurikulum PAUD harus terlebih dahulu

memperhatikan prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini sehingga dalam

pembuatan kurikulum sesuai dengan karakteristik anak pra sekolah. Adapun

prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini sebagai berikut:

1. Setiap anak itu unik. Mereka tumbuh kembang dari kemampuan,

kebutuhan, keinginan pengalaman dan latar belakang keluarga yang

berbeda.

2. Anak usia 2-6 tahun adalah anak yang senang bermain. Bagi mereka

bermain adalah cara mereka belajar. Untuk itu kegiatan bermain harus

dapat memfasilitasi keberagaman cara belajar dalam suasana senang,

sukarela dan kasih sayang dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.

3. Pendidik yang bertugas dalam kegiatan bermain adalah pendidik yang

memiliki kemauan dan kemampuan mendidik, memahami anak, bersedia

mengembangkan potensi yang dimiliki anak, penuh kasih sayang dan

kehangatan serta bersedia bermain dengan anak.83

Dengan adanya otonomi sekolah, guru atau PGTK dapat

mengembangkan kurikulum sendiri. Pengembangan kurikulum hendaknya

mengikuti arahan seperti yang disarankan oleh Naeyc dan PDA dalam buku

83 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah DirektoratPendidikan Anak Usia Dini, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, tth, hlm 5.

Children. Roseger (1992) menyarankan agar pengembangan kurikulum untuk

PAUD mengikuti pola sebagai berikut:

1. Berdasarkan keilmuan PAUD

2. Mengembangkan anak secara menyeluruh

3. Relevan, menarik dan menantang

4. Mempertimbangkan kebutuhan anak

5. Mengembangkan kecerdasan

6. Menyenangkan

7. Fleksibel

8. Menyatu dan padu.84

Manajer adalah seseorang yang memiliki keahlian menjalankan tugas-

tugas manajerial. Tugas manajerial mencakup fungsi organik dan fungsi

substantif. Fungsi-fungsi organik manajemen mencakup perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi.

Fungsi substantif manajemen berkaitan dengan pengelolaan personalia

keuangan, sarana dan prasarana, kehumasan lembaganya, layanan khusus dan

lain-lain.85

Rumusan manajemen menurut Stoner dalam H D Sudjana 2000 17

ialah sebagai berikut: Manajemen is the process of planning, organizing,

leading, and controlling the efforts of organizing members and of using all

other organizational resources to achieve stated organizational goals.

Manajemen merupakan suatu rangkaian kegiatan merencanakan,

mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan, terhadap segala upaya

dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia dan

sumberdaya lainnya (sarana dan prasarana) secara efisien dan efektif untuk

mencapai tujuan organisasi.86

Disini kepala sekolah sebagai manajer harus mampu menerapkan

84 Slamet Suyanto, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat, 2009),hlm. 136-139.

85 Sudarwan Danim, Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional KepalaSekolah, (Jakarta: Renika Cipta, 2009), hlm.4.

86 Musfirotun Yusuf. MM, Manajemen Pendidikan Sebuah Pengantar, tt, hlm 2-3

peranannya sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD , yakni

kepala sekolah harus melaksanakan perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi dalam pembuatan pengembangan

kurikulum PAUD. Kepala sekolah selain harus melaksanakan peranannya

sebagai manajer dalam pembuatan pengembangan kurikulum kepala sekolah

juga harus memperhatikan prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini dan

mempertimbangkan arahan yang disarankan oleh Naeyc mengenai

pengembangan kurikulum untuk peserta didik pra sekolah.

Menurut Henri Fayol seorang industri dari Paris mengemukakan

fungsi manajer ada 5 (lima), yaitu:

1. Perencanaan

Peter P. Schoderbek memberikan definisi tentang perencanaan,

planning is the determination of how to achieve an objective deciding

what is to be done and when to do is (perencanaan adalah menentukan

bagaimana untuk mencapai sebuah tujuan/sasaran, apakah yang

dilakukan dan kapan melakukannya).87 Membuat perencanaan adalah hal

yang sangat penting dalam melaksanakan segala hal. Semua pekerjaan

akan berjalan lancar dan baik sesuai target jika perencanaan itu dibuat

secara mendetail dan sesuai dengan realita yang ada.

Salah satu fungsi dari manajer adalah membuat perencanaan.

Program kegiatan apa pun perlu membuat perencanaan yang baik.

Rencana merupakan pedoman kerja bagi para pelaksana terkait baik

manajer maupun staf dalam melaksanakan fungsi dan tugas masing-

masing. Selain itu rencana merupakan acuan dalam mengendalikan

kegiatan lembaga, sehingga tidak menyimpang dari pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan.

Langkah pertama yang dilakukan dalam perencanaan yaitu

memiliki sasaran organisasi, kemudian sarana tersebut ditetapkan untuk

setiap sub unit organisasi, setelah semuanya ditetapkan langkah

selanjutnya menentukan program untuk mencapai sasaran dengan cara

87 Peter P. Schoderbek, et.al., Manajement, (Florida: Harcourt Bace Javarovich, 1998), hlm. 16.

yang sistematis karena pada dasarnya semua kegiatan, tindakan dan

kebijakan hendaknya direncanakan terlebih dahulu. Oleh karena itu

diperlukan perencanaan yang matang dalam menentukan program untuk

mencapai sasaran yang diinginkan.88

Kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum

berperan dalam memberikan perhatian, pembinaan dan bantuan serta

memeriksa pekerjaan guru. Kepala sekolah melakukan pemeriksaan

secara cermat untuk memberikan penilaian dan umpan balik apabila ada

yang perlu diperbaiki atau ditambahkan. Dengan cara ini akan

memberikan pengaruh dan dampak bagi guru untuk melakukan

persiapan dan perencanaan pembelajaran dengan baik.89

Semua kegiatan manajemen harus didasarkan pada perencanaan

yang matang dengan mengukur kemampuan, situasi, dan kondisi.

Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan

manajemen. Tanpa perencanaan, pelaksanaan kegiatan akan kesulitan

dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Kepala sekolah disini bertugas sebagai perencana pengembangan

kurikulum. Perencanaan pengembangan kurikulum ini dibuat sesuai

evaluasi yang telah lalu dilakukan, kemudian memperbaiki strategi yang

kurang efektif untuk dilakukan dengan strategi yang baik yang dianggap

lebih bisa mencapai tujuan dari visi dan misi sekolah.

Alangkah baiknya jika perencanaan itu dilakukan oleh semua

pihak yang bersangkutan, tidak hanya dibuat oleh kepala sekolah, namun

perencanaan kurikulum, atau perencanaan pengembangan kurikulum

bahkan perencanaan kegiatan lainnya seharusnya melibatkan orang-

orang yang bersangkutan, misalnya melibatkan kepala sekolah, guru

bidang studi, peserta didik, masyarakat dan ahli pembuat kurikulum.

88 Jamea A F Stoner Etal, Manajemen, (Jakarta: Prenhallindo,1996), hlm. 11.89Tim dosen Administrasi Pendidikan universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen

Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 197.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan proses membagi kerja, kedalam

tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang

lain yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya, dan mengalokasikan

sumberdaya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas

pencapaian tujuan organisasi.

Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses pengelompokan

semua tugas, tanggungjawab, wewenang, dan komponen dalam proses

kerjasama, sehingga tercipta suatu sistem kerja yang baik dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian dilakukan

berdasarkan tujuan dan program kerja sebagaimana dihasilkan dalam

perencanaan.90

Dari pengertian diatas pengorganisasian dapat disimpulkan bahwa

pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokan dan penyusunan

macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan, dan

penempatan tugas-tugas kepada anggota sesuai dengan kemampuannya

dan bakatnya.

Dalam hal ini kepala sekolah beserta tim yang dibentuk untuk

memudahkan pembagian tugas sesuai dengan kegiatan yang akan

dilaksanakan. Kepala sekolah berkewajiban untuk mengelola dan

mengatur penyusunan kalender akademik, jadwal pelajaran, tugas dan

kewajiban guru, serta program kegiatan sekolah. Kewajiban-kewajiban

kepala sekolah diatas dapat dilimpahkan kepada bawahannya. Semisal

pembuatan kalender akademik dapat diberikan atau dikerjakan oleh bagian

Waka kurikulum. Pemberian tugas ini di maksudkan agar semua staf dapat

berkreasi atau menggunakan keahliannya dalam bidang-bidang tertentu

dan agar para staf pembantu kepala sekolah dapat bertanggungjawab atas

tugas yang di diberikan kepada para staf

Kepala sekolah berhak memberikan tugas-tugas yang berkaitan

90 Ibrahim Bafalda, Manajemen Peningkatan Mutu sekolah dasar, (Jakarta: Bumi Aksara,2006), cet ke-2, hlm. 43.

dengan pengembangan kurikulum yang akan di laksanakan di sekolah itu

sesuai dengan bakat dan minat para bawahannya. Semisal guru matematika

harus lulusan pendidikan matematika. Setidaknya guru itu mengetahui

bagaimana mengajarkan matematika pada peserta didik yang masih usia

pra sekolah.

Pengorganisasian merupakan tugas manajer pendidikan termasuk

kepala sekolah. Dalam kegiatan sekolah terdapat macam-macam jenis

pekerjaan yang memerlukan kecakapan dan keterampilan dan tanggung

jawab yang berbeda-beda. Dalam hal ini kepala sekolah harus memiliki

kemampuan untuk mengorganisasikan guru-guru dan pegawai sekolah

lainnya dalam menjalankan tugasnya sehari-hari sehingga tercipta

hubungan kerja yang harmonis dan lancar.

Akan tetapi kepala sekolah tidak boleh sewenang-wenang dalam

melaksanakan peranannya terutama sebagai mengorganisasi. Kepala

sekolah harus mampu mengendalikan diri supaya tidak terbawa emosi

dalam melaksanakan segala sesuatunya. Meskipun kepala sekolah adalah

orang yang paling berwenang dalam lembaga pendidikannya, namun

kepala sekolah harus mampu menjaga dan merendahkan diri terhadap

bawahannya atau para pendidik. Tidak semua kegiatan dilakukan oleh

kepala sekolah sendiri akan tetapi diberikan atau dibagikan kepada para

pendidik atau bawahan yang lain yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

Hal tersebut dikemukakan dalam firman Allah SAT dalam surat as suara

ayat 215

ôÙ Ïÿ÷z $#ury7yn$uZy_Ç yJ Ï9y7yèt7 ¨?$#z ÏBšúü ÏZÏB÷s ßJ ø9$#ÇËÊÎÈ

Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu,Yaitu orang-orang yang beriman.91

3. Pelaksanaan

Fungsi ke tiga dari manajer adalah actuating (pelaksanaan).

91 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Jumanatul Ali-ART(J-ART), 2005), hlm. 376.

Pelaksanaan yang dilakukan setelah sebuah organisasi memiliki

perencanaan dan pengorganisasian dan memiliki struktur organisasi

termasuk tersedianya personal sebagai pelaksanaan sesuai kebutuhan unit

/satuan yang dibentuk. Diantara kegiatannya yaitu melakukan pengarahan

bimbingan dan komunikasi.

Pengarahan (directing) berarti memelihara, menjaga dan

memeliharakan organisasi melalui setiap personal, baik struktural maupun

fungsional agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai

tujuan. Pengarahan di sini berfungsi agar kegiatan yang dilakukan bersama

tetap melalui jalur yang telah ditetapkan dan tidak terjadi penyimpangan.92

Kepala sekolah dalam tahap ini bersama-sama guru membuka diri

terhadap masukan atau kritik yang membangun yang berkenaan dengan

pengembangan kurikulum. Sebagai guru harus siap untuk diberi masukan

oleh kepala sekolah berdasarkan hasil supervisi yang dilakukan oleh

kepala sekolah yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum. Begitu

pun kepala sekolah harus memiliki jadwal yang jelas dan rinci untuk

melakukan supervisi terhadap kinerja guru, hasil supervisi kepala sekolah

menjadi fakta dan data yang benar untuk memberikan informasi kepada

guru berkaitan dengan tugas yang dikerjakannya selama di sekolah.

4. Pengawasan

Kimbrough dan Nunnery (1983) mengartikan pengawasan sebagai

proses memonitoring kegiatan. Tujuannya untuk menentukan harapkan

harapan-harapan yang secara nyata dicapai dan melakukan perbaikan-

perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Dengan

demikian, pengawasan dalam kontes pendidikan itu merupakan proses

monitoring kegiatan-kegiatan untuk mengetahui program-program

lembaga pendidikan yang telah diselesaikan dan tujuan-tujuan yang telah

di capai.93

92 Saiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabet, 2000), hlm. 58.93 Ibrahim Bafalda, op.cit, hlm. 46.

Pengawasan sebagai tahap proses manajemen ke 4 yaitu proses

yang menjamin bahwa semua kegiatan yang dilakukan oleh organisasi

dituntut ke arah pencapaian sasaran atau target yang direncanakan. Inti

dari proses ini ialah untuk menentukan apakah suatu kegiatan mencapai

hasil atau tidak.

Kepala sekolah sebagai Pengawas (pemonitoring) segala kegiatan

yang telah direncanakan tugas kepala sekolah disini bukan mengawas-

awasi yang cenderung mengancam atau menakut-nakuti pihak yang

diawasi. Pekerjaan kepala sekolah bukan mencari kesalahan kekurangan

dan kelemahan pelaksana pengembang kurikulum akan tetapi dapat

mungkin menghargai dan mengakui kesuksesan yang telah dicapai dalam

pengembangan kurikulum. Dalam situasi ini kepal sekolah memberikan

dorongan untuk meningkatkan prestasi dibidang pengembangan kurikulum

akan tetapi juga pengawas harus tahu bagaimana tujuan pengembangan

kurikulum itu sesuai dengan visi dan misi dari pendidikan. Kepala sekolah

pun juga harus tahu bagaimana pengembangan kurikulum yang baik yang

mudah dimengerti dan dipahami dilaksanakan oleh pendidik dan peserta

didik.

Pengawas merupakan suatu faktor penunjang penting terhadap

efisiensi organisasi. Pengawasan merupakan suatu fungsi yang positif

dalam menghindarkan dan memperkecil penyimpangan-penyimpangan

dari sasaran atau target yang direncanakan.

Ada empat pokok inti dari sistem pengawasan yaitu

a. Sasaran atau target, rencana kebijaksanaan, norma atau standar,

kriteria atau ukuran yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Cara mengukur kegiatan (misalnya cara mencari tingkat

perkembangan atau kemajuan atau pengarahan ke sasaran kita)

c. Cara membandingkan kegiatan dengan kriteria (misalnya cara

mencari apakah pekerjaan kita sebanding dengan hal-hal yang kita

inginkan). Mekanisme tidaklah korektif (misalnya cara mengoreksi

penyimpangan).

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan proses pengumpulan data atau informasi

tentang anak yang ditujukan untuk membuat keputusan. Kegiatan

penilaian dalam program anak usia dini dilakukan melalui observasi,

dokumentasi dan review kerja anak sepanjang waktu, penilaian yang tepat

dan dengan cara yang tepat. Guru dapat menemukan kebutuhan setiap

anak sesuai dengan kebutuhannya.

Penilaian program anak usia dini dilakukan dengan tiga tahap

yaitu:

a. Pengumpulan fakta, informasi data mulai observasi dan porto folio

b. Analisa dan evaluasi. Fakta informasi atau data yang telah terkumpul

c. Menggunakan data untuk tindak lanjut.94

Kepala sekolah berperan dalam pengendalian sistem evaluasi agar

evaluasi dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Kepala sekolah bekerja sama dengan guru untuk melakukan evaluasi

dengan objektif agar hasil evaluasi benar-benar menunjukkan hasil belajar

siswa yang sesungguhnya.95

Kepala sekolah berperan penting dalam kegiatan evaluasi kegiatan.

Pengembangan kurikulum yang telah direncanakan, dikoordinasikan

dilaksanakan dan telah melalui pengawasan kepala sekolah sendiri lan

sehingga kepala sekolah mampu melakukan evaluasi yang dibantu oleh

para staf. Cocok kah pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan,

kemudian mencari tahu hambatan dan pendorong terlaksananya

pengembangan kurikulum. Sehingga kepala sekolah beserta bawahannya

bekerja sema untuk melakukan perbaikan pengembangan kurikulum di

tahun berikutnya.

Kepala sekolah sebagai manajer menempati posisi yang telah

ditentukan di dalam organisasi sekolah. Kepala sekolah memiliki posisi

puncak yang memegang kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan yang

94. Pelatihan Pendidikan Anak Usia dini, Program Pembelajaran Anak Usia Dini (PAUD),(Banjar Negara: Sinar Pasir 2006), hlm. 1-2

95 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, op.cit, hlm.199

telah ditentukan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah

sebagai pemegang jasa profesional yang sangat khusus. Karena semua

kegiatan bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan

tergantung dari pemimpinnya. Karena segala sesuatunya itu akan dimintai

pertanggungjawaban. Kepala sekolah sebagai manajer disini bertanggung

jawab atas segala sesuatu yang berkaitan dengan peran kepal sekolah

sebagai manajer yaitu merencanakan mengorganisasikan melaksanakan

mengawasi dan melakukan evaluasi. Hal itu ditegaskan oleh sabda

Rasulullah saw

: /

) (Dari Ibnu Umar r.a ia berkata Saya mendengar Rasulullah sawbersabda kalian adalah pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban, penguasa adalah pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban dan kepemimpinan suami pemimpin keluarganya dan akandimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Istridipimpin kepemimpinannya pelayan dan pemimpin dalammengelola harta tuannya akan dipertanggungjawabkan tentangkepemimpinannya oleh karena itu kalian sebagai pemimpin akandimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.96

Jika seorang manajer mampu melaksanakan proses dan fungsinya

sebagai manajer maka suatu organisasi itu pun akan terlihat mutunya namun

sebaliknya jika seorang pemimpin kurang mampu atau kurang melaksanakan

fungsinya sebagai manajer maka hasil dari tujuan suatu kegiatan atau

organisasi tidak akan berjalan mulus sesuai rencana. Bahkan ada

kemungkinan suatu organisasi atau lembaga akan hancur karena

pemimpinnya.

96 Zakariya Yahya Nawawi, Riyadhus Sholihin Jilid I, Pustaka Amani, Jakarta, Cet. IV,1999, hlm. 180

Oleh karenanya suatu pekerjaan itu harus diberikan oleh orang nya

menguasai bidang tersebut. Jika segala sesuatunya tidak diberikan kepada

orang yang berhak atau orang yang ahli dalam bidangnya maka sesuatu itu

akan hancur karena orang yang diberikan tanggung jawab tidak sesuai

dengan bidangnya. Seperti sabda Rasulullah dalam kitab Al Kutub Al Ilmiah.

sebagai berikut.

: :)(

Dari abi Hurairah RA berkata : Rasulullah berkata : apabila suatuperkara di serahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulahkehancurannya.

97 Al Bukhari, Shohih Bukhori Jus 1 (Beirut : Dar Al Kutub Al Ilmiah, 1871) hlm.37

ABAB III

PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DALAM

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD DI KB-TK ISLAM

MASJID AL AZHAR PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG

A. Gambaran Umum KB TK Islam Masjid AL Azhar Permata Puri

Ngaliyan Semarang

1. Tinjauan Historis

Disaat semakin menjamurnya kelompok bermain (KB) atau

playgroup dan makin banyaknya anak-anak usia prasekolah di lingkungan

RW 08, RW 10 dan RW 11 kelurahan beringin kecamatan Ngaliyan kota

Semarang, beberapa orang mengurus takmir Masjid Al Azhar kelurahan

beringin yang saat ini mengelola TPQ Al Azhar mengusulkan untuk

mendirikan taman kanak-kanak dan kelompok bermain yang lebih formal,

agar mendapat nilai tambah yang lebih, walaupun sudah banyak KB yang

berlabel Islam maupun berlabel nasional, namun masih minim materi

keIslaman yang diajarkan di KB tersebut.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kelompok Bermain (KB)

“Masjid Al Azhar” didirikan pada tanggal 1 maret 2007 di kelurahan

beringin, kecamatan Ngaliyan, kota Semarang, menempati gedung TPQ Al

Azhar yang dibangun pada tanggal 2004sekaligus membuka pembelajaran

untuk anak usia pra sekolah atau lebih dikenal dengan kelompok bermain

(KB).

Melihat latar belakang inilah, pengurus takmir masjid Al Azhar

mengawali langkah pertama dengan membentuk dewan pengurus

pendidikan anak usia dini (PAUD) KB TK Islam Masjid Al Azhar untuk

membuka penerimaan peserta didik/ warga belajar mulai tahun ajaran

2007 -2008, dengan memanfaatkan fasilitas gedung Taman Pendidikan Al

Qur'an (PTQ) masjid Al Azhar.98

98 Profil sekolah KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang

2. Visi dan Misi

Untuk dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan pendidikan, maka

suatu lembaga pendidikan harus merumuskan visi dan misi. Adapun visi

dan misi KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang

adalah sebagai berikut:

a. Visi: mewujudkan pendidikan Muslimin/ Muslimat yang:

§ Taqwa dan berakhlak mulia

§ Sehat jasmani dan rohani

§ Cerdas

§ Cakap dan terampil

§ Percaya diri

§ Memiliki kepribadian yang kuat

§ Berwatak pejuang dan memiliki kemampuan

§ untuk mengembangkan diri dan keluarga

§ Bertanggung jawab atas pembangunan umat dan bangsa.

b. Misi : Mewujudkan sistem pendidikan iptek dam imtaq

• Melahirkan guru-guru/ pendidik agama Islam dan umum

berkualitas tinggi

• Menjadikan KB “masjid Al Azhar” taman pra sekolah

unggulan.99

3. Letak Geografis

PAUD kelompok bermain “Masjid Al Azhar ” terletak di komplek

Al Azhar, jalan Bukit Barisan, Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan,

Kota Semarang kode pos 50189. Tlp no 024 7628100 alamat e- mail:

ypmasjid alazhar@ telkom.net(denah terlampir)100

4. Struktur Organisasi

Pelindung : Ketua Takmir masjid Al-Azhar Kel.

Bringin

99 Ibid100 ibid

Penasehat : 1. Habib Idrus Al Munawar

2. Drs H. Hoirul Anwar, M.Ag

Ketua penyelenggara : Amin Farih M.Ag.

Sekretaris : Tri waluyo,SE

Bendahara : Ir. sarjono

Konsultan hukum dan

Publikasi : 1. Drs. Widodo, PA

Konsultan Pendidikan : 1. Drs. Isma’il, M.Ag.

2. Muhtadi,SE

3. Drs. Taufik Rohmani

Konsultan Pembangunan

Sarana / Prasarana : 1. Dr. Moh. Khadik.

2. Drs. Ponco Darmawan

5. Keadaan Pendidik dan Peserta Didik

a. Keadaan Pendidik

Para pendidik yang mengajar adalah para pendidik yang telah

lulus qiro ati (metodologi dan tashih) dan para lulusan strata 1 (S1)

jurusan PAUD dan jurusan bahasa Inggris. Adapun tenaga tata usaha

diambil dari tenaga yang paham tentang qiro ati.101

Para pendidik yang ada di KB TK Islam Masjid Al Azhar

Permata Puri Ngaliyan Semarang terdiri dari kepala sekolah, 7

perempuan guru sentra, lima diantaranya sekaligus merangkap

menjadi wali kelas, dan satu diantaranya sebagai pemegang

administrasi, sedangkan 3 guru lainnya menjadi guru pendamping dua

diantaranya laki-laki dan satu perempuan . Data pendidik KB TK Islam

Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang dapat dilihat dalam

tabel berikut :

101 Ibid

No

Nama guru/pegawai

L/P

TempatTanggal Lahir

Ijazah tahun dantempat

Agama Statuspemerintah/swasta

Jabatan

1 H. Mursid M.Ag L Demak,5 Maret1967

S.2/2000/ IAIN Islam Swasta Kepalasekolah

2 Imroatul Afifah P Blora, 8 januari1986

S1/2012/IAIN Islam Swasta Guru sentra

3 Niken MurniRenaningtiyas,S.Pd

P Jakarta, 2 Juli1978

S.1/2007/IKIP PGRI/B inggris

Islam Swasta ADM, GuruSentra

4 Siti Aliyah,S.Pd.I

P Demak, 13Februari, 1984

S1/2007/IAIN/PAI Islam Swasta GuruSentra/wali

5 Kalimatussa'diyah

P Demak, 10Desember 1989

MAK Islam Swasta GuruSentra/wali

6 HidayatulMunawaroh

P Semarang, 23,November1985

S1/2008/IAIN/ PAI Islam Swasta GuruSentra/wali

7 Sofiyatun P Semarang,Juni10 1981

S1/2005/SETIKUBANK/Informasi

Islam Swasta GuruSentra/wali

8 Puji Lestari P Semarang,10November1985

S1/2005/IKIPPGRI/B. Inggeris

Islam Swasta GuruSentra/wali

9 Ninik Ambarwati P Tuban 6 juni1985

S1/2010/IAIN/PBA Islam Swasta Gurupendamping

10 Mujiyono L Kendal, 11oktober 1985

SMK/2005/TMP Islam Swasta Gurupendamping

11 Salman Al Albab L Grobogan,21juli 1987

MA/2005 Islam Swasta Gurupendamping

12 Nur lailatutaqwa P Jakarta, 21mei1986

S1/2010/IAIN/B.inggris

Islam Swasta Gurupendamping

b. Keadaan peserta didik

Peserta didik untuk tahap pertama menerima 3 kelas kelompok

bermain. Tiap kelas terdiri dari (15) lima belas orang murid laki-laki

dan perempuan yang masing-masing diasuh oleh dua orang guru.

Kelas ini dibedakan menurut usia peserta didik usia 3-4 tahun masuk

pada kelompok KB atau kelas KB, usia 4-5 tahun masuk pada

kelompok TK A sedang anak yang berusia 5-6 tahun masuk pada

kelompok TK B. 102

Pada tahun berikutnya menambah tiga kelas yang terdiri dari

TK A 1 kelas dan TK B 2 kelas, jadi kelasnya menjadi 6 kelas 1 untuk

kelas KB yang terdiri dari anak yang berusia 3-4 tahun, 2 kelas untuk

TK A yang terdiri dari anak yang ber usia 4-5 tahun, dan 3 kelas untuk

anak yang berusia 5-6 tahun. Masing-masin kelas terdiri dari 15 anak.

Kebanyakan dalam 1 kelasnya terdapat 9 atau lebih perempuan sedang

sisanya laki-laki. Jadi untuk saat ini peserta didik yang ada di KB TK

Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang sebanyak 90

anak, 57 peserta didik perempuan dan 33 peserta didik laki-laki.103

6. Kurikulum yang digunakan

Adapun kurikulum yang digunakan menitikberatkan pada

pendidikan agama Islam yang dipadukan dengan pelajaran umum.

Disamping itu diajarkan pula program penunjang lainnya meliputi belajar

menari, drumband, pengenalan bahasa arab, bahasa inggris, pengenalan

computer, serta BCM (Bermain, Cerita, menyanyi).

Kurikulum pendidikan mengacu pada Kurikulum Pendidikan

Nasional (Dik Nas) tahun 2004 dengan penekanan pendidikan agama

Islam. Penekanan ini dimaksudkan untuk membekali dasar-dasar aqidah

dan akhlaq mahmudah sejak usia dini.

Sekolah KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata puri Ngaliyan

Semarang dalam pembelajaran menggunakan metode Qiro'ati. Metode

Qiro'ati merupakan salah satu andalan pendidikan anak usia dini (PAUD)

KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata puri Ngaliyan Semarang yakni

dalam rangka menyiapkan generasi qur ani dimasa mendatang. Apabila

akar pondasi yang dimiliki oleh anak senantiasa berdasar dan bernafaskan

Al Quran dengan ajaran Islam yang kuat Insya Allah harapan

102 ibid103 Wawancara dengan pendidik di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Senin, 2

Agustus 2010.

mengupayakan generasi Islam yang berorientasi pada Al Quran berilmu

pengetahuan tinggi cerdas dan berakhlakul karimah akan memperoleh

jalan mudah dalam menempuh jenjang pendidikan selanjutnya dimasa

depan yang akan ditempuhnya. Adapun pengembangan kurikulum yang

diterapkan di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan

Semarang dapat dilihat pada pengembangan anak.

Kurikulum yang digunakan sebagai pegangan atau pedoman

pembuatan pengembangan kurikulum di KB TK Islam Masjid Al Azhar

Permata puri Ngaliyan Semarang adalah kurikulum yang dibuat oleh

DIKNAS sebagai pembelajaran berhitung atau untuk pelajaran umum dan

mengambil dari lembaga Qiro'ati (individual klasikal) yang mana dalam

penggunaan pedoman pembelajaran Qiro'ati digunakan untuk materi

tambahan atau muatan lokal yang dijadikan sebagai program unggulan KB

TK Islam Masjid Al Azhar. Sedangkan bahasa yang digunakan

merangkum sendiri (CMMI)serta memakai buku panduan dari Diknas

untuk materi berhitung. Salah satunya yaitu pembelajaran BCCT (Beyond

sentra and circles time) (pendekatan sentra dan saat lingkaran) dan lain-

lain, adapun untuk lagu-lagu nyanyian dan do'a-do'a serta hafalan

menggunakan buku panduan yang telah disusun oleh koordinator Qiri'ati

kota Semarang.

Kurikulum yang dikembangkan di KB mengacu pada aspek

perkembangan agama & moral/ nilai, perkembangan kognitif,

perkembangan bahasa, perkembangan fisik/ motorik, perkembangan sosio

emosional, perkembangan seni.104

B. Peran Kepala Sekolah di KB TK Islam Masjid Al-Azhar Permata Puri

Ngaliyan Semarang

Peranan kepala sekolah sangatlah mempengaruhi kualitas dari sebuah

lembaga pendidikan. Karena segala sesuatu yang berkenaan dengan kegiatan

sekolah semuanya diputuskan oleh kepala sekolah. Terutama dalam

104 Wawancara dengan kepala sekolah, Kamis 5 Agustus,2010

pembuatan kurikulum atau pun pengembangan kurikulum yang akan di

laksanakan dalam pembelajaran. Peran kepala sekolah pun tidak hanya sebatas

memberikan rekomendasi dan persetujuan, akan tetapi kepala sekolah pun

memiliki program kinerja tersendiri. Program kinerja itu merupakan tugas atau

fungsi dari kepala sekolah. Program kinerja kepala sekolah itupun sangat

mempengaruhi terhadap akreditasi sekolah. Biasanya sekolah membuat

program kinerja kepala sekolah berdasarkan standar akreditasi kinerja kepala

sekolah. Akan tetapi untuk saat ini untuk PAUD standar akreditasi kepala

sekolah belum dibuat. Kebanyakan lembaga PAUD memilih membuat standar

akreditasi kinerja kepala sekolah sendiri dengan mengacu pada standar

akreditasi kepala sekolah untuk tingkat SD dan TK yang telah dibuat oleh

departemen pendidikan setempat.105

Oleh karenanya KB TK Islam Masjid Al Azhar memilih mengacu

pada standar akreditasi kepala sekolah untuk tingkat SD dan TK dalam

pembuatan standar kinerja kepala sekolah. Adapun program kinerja kepala

sekolah di KB TK Islam masjid Al Azhar sebagai berikut :

No Kompetensi Aspek Indikator

1 Kepala PAUD

sebagai

Edukator

Pendidikan

a. kemampuan

membimbing

guru

b. kemampuan

membimbing

karyawan

c. kemampuan

1. kemampuan membimbing program

pengajaran/BK

2. Melaksanakan program pengajaran

melaksanakan evaluasi dan analisis

hasil evaluasi

3. Melaksanakan program perbaikan/

pengajaran

1. Kemampuan membimbing karyawan

dan menyusun program

2. kemampuan membimbing

melaksanakan tugas sehari-hari

1. kemampuan membimbing siswa

105 Ibid

membimbing

siswa

d. kemampuan

membimbing staf

e. kemampuan

belajar/mengikuti

perkembangan

IPTEK

f. kemampuan

memberi contoh

mengajar yang

baik

dalam kegiatan ekstra kurikuler

2. kemampuan membimbing

organisasi

3. kemampuan membimbing siswa

untuk mengikuti lomba

1. melalui pendidikan dan pelatihan.

2. melalui sejawat MGMP/MOGK

3. melalui pendidikan seminar/diskusi

4. melalui pendidikan bahan bacaan

5. memperhatikan kenaikan pangkat

6. mengusulkan kenaikan jabatan

melalui seleksi calon

1. melalui pendidikan /pelatihan

2.melalui pertemuan propinsi/MKKS

3. melalui seminar edukasi

4. melalui bahan bacaan

1. memiliki jadwal mengajar minimal 6

jam dalam 1 minggu.

2. memiliki prota program sementara

SP RP dan daftar nilai.

2 Kepala PAUD

sebagai

Manajer

a. kemampuan

menyusun

program

b. kemampuan

menyusun

organisasi

c. kemampuan

1. memiliki program jangka panjang

(8 th)

2. memiliki program jangka menengah

3. memiliki program jangka pendek (1

th)

1. memiliki susunan program sekolah

2. memiliki personalia pendukung

3. menyusun personalia untuk kegiatan

temporer

1. memberi arah

menggunakan

staf guru

karyawan

d. mengoptimalkan

sumber daya

sekolah.

2. mengkoordinasikan staf yang sedang

melaksanakan tugas

1. memanfaatkan sumber daya manusia

secara optimal.

2. memanfaatkan sarana dan prasarana

secara optimal

3. membuat sarana dan prasarana milik

sekolah.

3 Kepala PAUD

sebagai

Administrator

a. kemampuan

mengelola

administrasi

KBM/BK

b. kemampuan

mengelola

administrasi

Kesiswaan

c. kemampuan

mengelola

administrasi

Ketenagaan

d. kemampuan

mengelola

administrasi

keuangan

e. kemampuan

mengelola

administrasi

sarana dan

1. Memiliki kelengkapan data

administrasi KBM

2. Memiliki kelengkapan data

administrasi BK

1. Memiliki kelengkapan data

administrasi Kesiswaan

2. Memiliki kelengkapan data

administrasi ekstra kurikuler

1. Memiliki kelengkapan data

administrasi tenaga guru

2. Memiliki kelengkapan data

administrasi tenaga karyawan

1. memiliki administrasi keuangan

rutin

2. memiliki administrasi keuangan

OPF

3. memiliki administrasi keuangan

1. memiliki data administrasi gedung

dan ruang

2. memiliki data administrasi mebeler

3. memiliki kelengkapan data

prasarana.

f. kemampuan

mengelola

administrasi

persuratan.

administrasi laboratorium

4. memiliki kelengkapan data

administrasi perpustakaan.

1. memiliki data administrasi surat

keluar.

2. memiliki data administrasi surat

masuk

3. memiliki data administrasi surat

keputusan.

4 Kepala PAUD

sebagai

supervisor

a. kemampuan

menyusun

program

supervisi

b. kemampuan

melaksanakan

program

supervisi

c. kemampuan

menggunakan

program

supervise

1. memiliki program supervisi

KBM/BK

2. memiliki program untuk kegiatan

ekstra kurikuler

1. memiliki program untuk kegiatan

klinisi

2. melaksanakan program dadakan

klinisi

3. melaksanakan program untuk

program kurikuler ekstra

1. memanfaatkan hasil supervisi untuk

meningkatkan profesionalisme guru.

2. Memanfaatkan hasil pengembangan

sekolah.

5 Kepala PAUD

sebagai leader

1. kemampuan

kepribadian

yang kuat

2. memahami

kondisi anak

buah dengan

1. jujur

2. percaya diri

3. bertanggung jawab

1. memahami kondisi guru

2. memahami kondisi karyawan

baik

3. memiliki visi

dan memahami

misi sekolah

4. memiliki

kemampuan

mengambil

keputusan.

5. Memiliki

kemampuan

berkomunikasi

1. memiliki tentang visi sekolah yang

dipimpin

2. memiliki visi yang diambil sekolah

1. mampu mengambil keputusan untuk

urusan intra sekolah

2. mampu mengambil keputusan untuk

urusan extra sekolah

1. mampu berkomunikasi secara lisan

dengan baik

2. mampu menyampaikan gagasan

dalam bentuk tulisan

6 Kepala PAUD

sebagai

inovator

1. Kemampuan

mencari

menemukan

gagasan baru

untuk

pembaharuan

sekolah.

2. kemampuan

melaksanakan

/melakukan

pembaharuan di

sekolah.

1. mampu mencari gagasan

2. mampu memilih gagasan

1. mampu melakukan pembaharuan di

bidang KBM/BK

2. mampu melakukan pembaharuan

dibidang pengadaan dan pembinaan

guru dan karyawan

3. mampu melakukan pembaharuan di

bidang kegiatan ekstra kurikuler

4. mampu melakukan pembaharuan

dalam menggali sumberdaya komite

sekolah dan masyarakat.

7 Kepala PAUD

sebagai

motivator

1. kemampuan

mengatur

lingkungan

kerja.(fisik)

2. kemampuan

mengatur suasana

kerja(non fisik)

3. kemampuanmenerapkanprinsippenghargaan danhukuman.

1. mampu mengatur ruang kantor yang

kondusif untuk bekerja

2. mampu mengatur ruang kelas yang

kondusif untuk belajar

3. mampu mengatur ruang

laboratorium yang kondusif untuk

praktek

4. mampu mengatur ruang

perpustakaan yang kondusif untuk

belajar

5. mampu mengatur ruang

halaman/lingkungan sekolah yang

sejuk dan teratur.

1. mampu menciptakan hubungan

kerja yang harmonis sesama guru

2. mampu menciptakan hubungan

kerja yang harmonis sesama

karyawan

3. mampu menciptakan hubungan

kerja yang harmonis sesama antara

guru dan karyawan

4. mampu menciptakan hubungan

kerja yang harmonis sesama antara

guru dan karyawan.

1. mampu menerapkan prinsip

penghargaan

2. mampu menerapkan prinsip-

prinsip hukuman106

106 Data dinding program kinerja kepala sekolah KB TK Islam Masjid Al Azhar PermataPuri Ngaliyan Semarang.

Kepala sekolah di KB TK Islam Masjid AL Azhar Permata Puri

Ngaliyan Semarang melaksanakan peranannya dibantu oleh pendidik dan staf

karyawan yang ada. Karena kepala sekolah tidak selalu berada di sekolah.

Kepala sekolah memiliki kegiatan lain di luar sekolah. Kepala sekolah di KB

selain beliau menjabat sebagai kepala sekolah di KB TK Islam Masjid AL

Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang beliau juga sebagai dosen tetap di

kampus IAIN Walisongo, beliau juga ikut serta dalam lembaga P2PNFI

tingkat Jateng dan beliau juga berkecimpung di lembaga kemasyarakatan.

Karena kesibukannya lah kepala sekolah jadi sering tidak berada di sekolah

KB Islam Masjid AL Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang.

Kepala sekolah KB TK Islam Masjid AL Azhar Permata Puri Ngaliyan

Semarang tidak setiap hari berada di sekolah. Beliau berada di sekolah tidak

tentu harinya dan jamnya asalkan ada waktu yang luang beliau datang ke

sekolah meskipun hanya 1 jam atau bahkan kurang dari 1 jam. Kepala sekolah

paling sering berada di sekolah KB TK pada hari senin, kamis dan sabtu. Pada

hari itulah dengan waktu yang sesingkat mungkin kepala sekolah berusaha

untuk mengurusi keperluan dan tugas peran kepala sekolah yang belum bias

dikerjakan oleh pendidik dan staf yang ada.107

C. Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer dalam Pengembangan

Kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid AL Azhar Permata Puri

Ngaliyan Semarang

Peran kepala sekolah sebagai manajer adalah membuat perencanaan

kegiatan, memiliki organisasi kegiatan, melaksanakan kegiatan sesuai

perencanaan, kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

kegiatan kemudian kepala sekolah melakukan evaluasi terhadap semua

kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan guna sebagai acuan

pelaksanaan atau pembuatan perencanaan kegiatan berikutnya.

Kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting di sekolah.

Diatas telah dikemukakan peran kepala sekolah atau kinerja kepala sekolah

107 Wawancara dengan staf pembantu dan pendidik, Kamis, 7 Oktober 2010.

KB TK Islam Masjid Al Azhar secara keseluruhan. Dalam pembahasan

berikut ini akan menguraikan peran kepala sekolah di KB TK Islam Masjid Al

Azhar mengenai peranan kepala sekolah sebagai manajer dalam

pengembangan kurikulum.

Meskipun kepala sekolah tidak secara langsung membuat

pengembangan kurikulum yang digunakan oleh sekolah akan tetapi kepala

sekolah memiliki wewenang untuk memberikan tugas kepada para guru untuk

membuat kurikulum tersebut. Kemudian kepala sekolah memiliki kewajiban

untuk menyetujui atau tidaknya pelaksanaan pengembangan kurikulum yang

telah di buat oleh para guru.

Peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum

PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata puri Ngaliyan Semarang

adalah kepala sekolah harus memiliki kemampuan menyusun program,

memiliki kemampuan menyusun organisasi, memiliki kemampuan

menggunakan staf guru karyawan, dan mengoptimalkan sumber daya sekolah.

Kepala sekolah harus memiliki program kinerja kepala sekolah dan

program itu harus terealisasikan menjadi kegiatan kepala sekolah yakni harus

sesuai dengan indikator kinerja kepala sekolah, yaitu pertama kepala sekolah

harus memiliki kemampuan menyusun program yang meliputi program jangka

pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Program-program tersebut

dijabarkan menjadi program yang lebih terinci lagi.

Kepala sekolah di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata puri

Ngaliyan Semarang memiliki Program kegiatan jangka pendek selama 1 tahun

yang meliputi kegiatan pembelajaran dalam setahun dan kegiatan- kegiatan

yang menyangkut kegiatan sekolah. Sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan

tentunya kepala sekolah memiliki perencanaan pelaksanaan program. Karena

disini membahas sesuai judul skripsi penulis yaitu peran kepala sekolah

sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD maka penulis akan

memaparkan data-data yang diperoleh dari KB TK Islam Masjid Al Azhar

permata puri Ngaliyan Semarang yang berkaitan dengan peranan kepala

sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB TK

Islam Masjid Al Azhar permata puri Ngaliyan Semarang.

Peranan kepala sekolah sebagai manajer tugasnya adalah melakukan

fungsi dari manajemen itu sendiri, yang meliputi pembuatan perencanaan

pengembangan kurikulum PAUD, pengorganisasian pengembangan

kurikulum PAUD, pelaksanaan pengembangan kurikulum PAUD,

pengawasan pengembangan kurikulum PAUD, pengevaluasian pengembangan

kurikulum PAUD. Adapun uraian fungsi manajemen yang dilakukan oleh

kepala sekolah sebagai berikut: 108

a. Perencanaan

Kepala sekolah di KB TK Islam Masjid AlAzhar Permata puri

sebagai Perencanaan dalam pembuatan pengembangan kurikulum di

sekolahnya berperan sebagai penentu penggunaan kurikulum yang akan

diterapkan di sekolahnya. Kepala sekolah memiliki wewenang untuk tidak

menyetujui pengembangan kurikulum yang telah di buat oleh guru.

Guru diberikan tugas untuk mengembangkan kurikulum yang akan

di gunakan di sekolah KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri

Ngaliyan Semarang. Guru diberikan wewenang untuk membuat jadwal

kurikulum, metode yang akan digunakan untuk pembelajaran, guru

berwenang memilih tema yang akan di ajarkan dan media yang akan

digunakan, sedang kepala sekolah disini bertugas memberikan masukan

dan arahan kepada para guru jika ada perencanaan yang kurang sesuai

dengan keadaan sekolah atau kebutuhan anak. Serta mempertimbangkan

keefektifan kepraktisan dan efisien pengembangan kurikulum yang dibuat

oleh pendidik. Selain itu kepala sekolah pun memberikan dorongan dan

motivasi kepada pendidik untuk lebih mengembangkan kreatifitasnya

dalam membuat pengembangan kurikulum PAUD.

Kepala sekolah menentukan program unggulan yang akan di

terapkan di KB TK Islam Masjid Al Azhar, kepala sekolah memberikan

arahan kepada pendidik untuk melakukan kegiatan kunjungan industri

108 wawancara dengan kepala sekolah, kamis 2 agustus 2010.

kunjungan tempat-tempat ibadah kunjungan ke tempat-tempat penjualan

dan tempat-tempat bersejarah.109

Program unggulan di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri

Ngaliyan Semarang, mengambil dari program pembelajaran muatan lokal.

muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dam media

pembelajarannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial,

serta lingkungan budaya dan kebutuhan daerah, sedang anak didik di

daerah itu wajib mempelajarinya.110 Yaitu program pembelajaran atau

kurikulum Qiro ati, yang mana program Qiro ati ini mengambil dari

kurikulum Qiro ati yang dibuat oleh lembaga Qiroati tingkat Semarang.

Sedang untuk pengembangannya pendidik bersama kepala sekolah

membuat sendiri pengembangan kurikulum tersebut.

b. Pengorganisasian

Peran kepala sekolah disini sebagai manajer dalam pengembangan

kurikulum yang berkenaan dengan pengorganisasian yaitu kepala sekolah

berperan membagi job description kepada para pendidik dan menyetujui

job-job yang akan dilaksanakan oleh pendidik. Kepala sekolah juga

bertugas memberikan saran dan motivasi kepada para pendidik dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Para pendidik diberikan kebebasan untuk memilih job description

yang akan dilaksanakan oleh pendidik itu sendiri. Para pendidik dapat

memilih job description itu sesuai kemampuan, bakat, dan minat pendidik.

Guru juga diberikan tugas oleh kepala sekolah untuk menentukan media

pembelajaran yang akan digunakan, menentukan metode pembelajaran

yang akan diterapkan, memilih sentra mana yang akan digunakan atau

yang tepat digunakan untuk menyampaikan tema yang telah dipilih oleh

pendidik, dan menentukan waktu yang akan digunakan untuk

menyampaikan pembelajaran. Kesemuanya itu tertuang dalam

109 Ibid110 Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, (Yogyakarta: Kanisius

1984), hlm 260

perencanaan yang dinamakan dengan SKH. SKH inilah yang kemudian

akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Jadi disini

kepala sekolah berperan sebagai pendamping dalam pengorganisasian

pengembangan kurikulum PAUD. Intinya segala sesuatunya diserahkan

kepada pendidik dan kepala sekolah bertugas sebagai penentu

pengembangan kurikulum yang akan di terapkan di KB TK Islam Masjid

Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang. Adapun contoh yang dibuat

oleh pendidik KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan

Semarang sebagai berikut :

Contoh SKHPAUD “MASJID AL-AZHAR”

SENTRA SENIHari / tanggal :Tema : Aku Kelompok Usia : 5-6 tahunSub tema : Identitas Diri Jumlah Anak : 19 anak

Waktu KegiatanBerbaris, ikrar, hafalan surat-surat pendek, membaca asmaul husna, masuk ruangan.PembukaanBerdo’a, salam, dan kegiatan fisik (motorik kasar), membuat kereta api, melompat kedepan, kebelakang, melingkar, berhitung 1-40KEGIATAN INTI Pijakan Lingkungan MainØ Meronce manik-manikØ PuzzleØ Mewarnai gambarØ Menggambar bebasØ KolaseØ MengguntingØ Sablon warnaØ Magic paintingØ MencocokØ Finger paintingØ Melukis dengan benangØ Melukis dengan sedotan

2 Anak2 Anak3 Anak4 Anak4 Anak2 Anak2 Anak3 Anak2 Anak2 Anak3 Anak4 Anak

Pijakan sebelum mainØ Melakukan energizer, melakukan gerakan melompat, jongkok, bertepuk tanganØ Berdo’aØ Menanyakan keadaan anak-anak, menghitung jumlah anak.Ø Menanyakan siapa yang tidak hadir.

Ø Mendiskusikan identitas diri dengan kosa kata : nama, usia, jenis kelamin, nama ayah, nama ibu, alamat rumah.Ø Menjelaskan dan menghitung setting mainan yang sudah ditata.Ø Mendiskusikan aturan main dan cara memainkan.Ø Menerapkan transisi sebelum main (dengan menyebutkan sikap, ciri- ciri anak, teka-teki.

Pijakan saat mainØ Mengamati setiap mainan anak.Ø Memberi pijakan pada setiap anak dengan bertanya menggunakan pertanyaan terbuka.Ø Memberi gagasan bila ada anak yang belum memahami perannya.Ø Memperluas gagasan dengan memberi pijakan untuk menambah rangkaian main setiap anak.Ø Mencatat kegiatan main anak dalam format pengamatan dengan merujuk pada indicator dalam perencanaan kegiatan main yang

sudah disusun. Pijakan setelah mainØ Memberitahukan siswa untuk bermain sebelum beres-beres.Ø Mengajak anak untuk beres-beres dengan klasifikasi alat sesuai kegunaan.Ø Membuat lingkaran kecilØ Menanyakan perasaan anak selama main.Ø Memberi waktu kepada anak untuk cerita pengalaman mainnya.Ø Menanyakan siapa yang masih ingat aturan main, dan siapa yang lupa aturan main.Ø Memberitahukan kegiatan besok kepada anak.Ø Mengajak anak untuk melakukan peregangan dengan menyanyi atau gerakan sederhana.Ø Menutup kegiatan dengan do’a.Ø Memberi pijakan transisi untuk mengelola anak agar tertib bergabung pada lingkaran besarISTIRAHAT DAN MAKANPENUTUPPesan-pesan, do’a, salam.

Guru Sentra Mengetahui, Kepala PAUD “Masjid Al Azhar”

( Hidayatu Munawaroh, S.Pd.I ) ( Mursyid, M.Ag )

c. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan kepala sekolah melakukan motivasi kepada para pendidik agar

pendidik dapat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik sesuai perencanaan yang telah

disepakati oleh seluruh pembuat kurikulum, disini kepala sekolah tidak secara langsung ikut

serta dalam melaksanakan kegiatan pelaksanaan pengembangan kurikulum dalam arti

kepala sekolah tidak ikut serta dalam melaksanakan proses belajar mengajar akan tetapi

ikut serta dalam mendampingi kegiatan pengembangan kurikulum . Dalam arti kepala

sekolah ikut serta sebagai motivator dalam laksanakan pengembangan kurikulum

d. Pengawasan

Peran kepala sekolah sebagai pengawas dalam pengembangan kurikulum PAUD

disini kepala sekolah melakukan pengawasan tidak secara langsung. Dalam arti tidak

melihat kegiatan pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh pendidik ketika

melaksanakan pengembangan kurikulum akan tetapi kepala sekolah melakukan pengawasan

melalui hasil dari kegiatan guru dalam melaksanakan pengembangan kurikulum di kelas.

e. Pengevaluasian

Kepala sekolah di bantu para pendidikan dalam melakukan evaluasi pengembangan

kurikulum. Kepala sekolah tidak terjun secara langsung melakukan evaluasi kegiatan

pengembangan kurikulum. Dalam arti tidak mengadakan observasi kegiatan pengembangan

kurikulum PAUD secara langsung, akan tetapi kepala sekolah dibantu oleh guru melakukan

observasi pengembangan kurikulum dengan beberapa cara. Pertama guru menggunakan

porto folio dari tugas-tugas yang dilaksanakan atau dikerjakan anak-anak. Ke dua guru

melakukan observasi mengenai perkembangan anak sehari-hari baik ketika berada dalam

jam pelajaran maupun tidak berada dalam jam pelajaran. Dari hasil portofolio dan observasi

guru kemudian kepala sekolah dan pendidik melakukan evaluasi pengembangan kurikulum

PAUD yang telah dibuat. Setelah itu kepala sekolah memberikan saran-saran kepada guru

dan melakukan pembaharuan terhadap pengembangan kurikulum untuk tahun pelajaran

berikutnya.

Kegiatan evaluasi yang di tangani oleh kepala sekolah dilakukan setiap seminggu

sekali setiap hari sabtu, sedang kegiatan evaluasi atau koordinasi kegiatan yang dilakukan

guru, dilaksanakan setiap hari pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah telah selesai

kemudian para guru mengevaluasi sendiri atau dievaluasi oleh guru lain. Guru yang

memiliki kendala dalam membimbing peserta didik dapat saringan di rapat setelah jam

sekolah kemudian hasil dari rapat sehari-hari di laporkan berupa tulisan yang kemudian

dilaporkan kepada kepala sekolah.

Kegiatan evaluasi dilakukan oleh kepala sekolah jika kepala sekolah memiliki

waktu untuk melakukan evaluasi. Namun jika tidak memiliki waktu maka kepala sekolah

dapat melakukan evaluasi di minggu berikutnya. karena kegiatan evaluasi ini akan

berkelanjutan terjadi jikalau belum dievaluasi maka akan dilakukan evaluasi pada pertemuan

berikutnya jika kegiatan itu perlu dievaluasi.111

D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer

dalam Pengembangan Kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid AL Azhar Permata Puri

Ngaliyan Semarang

Faktor pendukung terlaksananya peran kepala sekolah sebagai manajer dalam

pengembangan kurikulum PAUD, adalah sebagai berikut:

1. Adanya kerja sama yang baik antara pendidik dengan kepala sekolah. Meskipun kepala

sekolah sering tidak berada di sekolah akan tetapi kepala sekolah dapat melakukan tugasnya

sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD dengan cara memberikan atau

mengalihkan tugas kepala sekolah kepada para pendidik yang sekiranya dilihat dapat

menggantikan peranan kepala sekolah di sekolah.

2. Adanya sikap pengertian atau menghargai kedudukan kepala sekolah. Para pendidik disini

dapat mengerti keadaan kepala sekolah yang banyak memiliki kegiatan diluar sekolah.

Sehingga para pendidik mau bersama-sama dengan kepala sekolah bekerja sama dengan

baik, para pendidik dan kepala berusaha mencari cara bagai mana caranya mengembangkan

pengembangan kurikulum PAUD yang sesuai dengan keutuhan anak masyarakat dan sesuai

dengan fasilitas yang dimiliki sekolah

3. Pengalaman kepala sekolah dalam membuat pengembangan kurikulum PAUD hal itu dapat

dibuktikan dengan adanya kepala sekolah termasuk anggota dari P2PNFI. Disini kepala

sekolah dapat mengetahui banyak tentang bagaimana pengembangan kurikulum yang harus

di terapkan di sekolahnya karena setidaknya kepala sekolah sedikit banyak telah mengetahui

bagai mana cara-cara dalam mengembangkan kurikulum dan bagai mana langkah-langkah

yang harus ditempuh dalam mengembangkan pengembangan kurikulum PAUD. 112

111 Wawancara dengan kepala sekolah, Kamis 5 Agustus 2010.112 Wawancara dengan kepala sekolah pada Rabu 13 Oktober 2010

Faktor penghambat peran kepala sekolah dalam manajer di KB TK Islam Masjid Al

Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang adalah sebagai berikut:

1. Minimnya waktu yang dimiliki kepala sekolah untuk melakukan peranannya sebagai

manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD. Kepala sekolah yang memiliki sedikit

waktu untuk berada di sekolah, hal ini dapat mengakibatkan kepala sekolah kurang

maksimal dalam melaksanakan peranannya sebagai kepala sekolah khususnya sebagai

manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD.

2. Kurangnya bahan bacaan yang dimiliki pendidik yang digunakan untuk acuan

pengembangan kurikulum PAUD. Pendidik yang kurang mengetahui informasi terbaru

tentang pengembangan kurikulum PAUD secara detail.

3. Kurangnya pemahaman yang dimiliki oleh pendidik dalam melaksanakan peranan kepala

sekolah yang di laksanakan oleh pendidik.

4. Kurangnya waktu yang dimiliki kepala sekolah mengakibatkan hasil pembuatan

perencanaan yang dibuat oleh pendidik kurang diteliti oleh kepala sekolah sehingga terjadi

miss communication antara perencanaan yang dibuat oleh pendidik dengan pemahaman

yang dimaksud oleh kepala sekolah.

5. Kepala sekolah tidak secara langsung terjun dalam pembuatan, pelaksanaan,

pengorganisasian, pengawasan, dan pengevaluasian pengembangan kurikulum PUAD. 113

113 Ibid

BAB IV

ANALISIS PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER

DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD

DI KB TK ISLAM MASJID AL AZHAR PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG

Sebagaimana yang telah tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini untuk

mendeskripsikan peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di

KB TK islam Masjid Al Azhar permata Puri Ngaliyan Semarang dan untuk mendeskripsikan faktor

pendorong dan penghambat peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum

PAUD di KB TK islam Masjid Al Azhar permata Puri Ngaliyan Semarang. Untuk itu dalam Bab IV

ini penulis menganalisis dua hal tersebut, sesuai dengan metode yang digunakan yaitu

menggunakan metode deskriptif.

Dalam hal ini penulis menganalisis dua aspek, pertama mengenai peran kepala sekolah

sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam masjid Al Azhar permata

Puri Ngaliyan Semarang, yang meliputi (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan

dan pengevaluasian), yang ke dua analisis mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat

peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam

masjid Al Azhar permata Puri Ngaliyan Semarang.

A. Peran Kepala Sekolah sebagai manajer dalam Pengembangan Kurikulum PAUD di KB

Tk Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang

Kepala sekolah adalah seorang guru yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural

di sekolah, ia di tugaskan untuk mengelola sekolah. Kepala sekolah yang berhasil adalah

apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks. Serta

mampu melaksanakan peran kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk

memimpin 114

Peran kepala sekolah sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab kepala sekolah

untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah termasuk mutu guru. Sebagai

orang yang dipimpinnya sehingga lahir etos kerja dan produktivitas yang tinggi dalam

mencapai tujuan, fungsi kepemimpinan ini sangat penting sebab di samping sebagai penggerak

114Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Kritik dan Permasalahannya (Jakarta: RajaGrafindo persada, 2001)hlm .81

juga berperan untuk melakukan kontrol sebagai aktifitas guru dalam rangka meningkatkan

profesional manajer .115

Kepala sekolah di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan semarang,

memiliki peranan yang sangat banyak diantaranya peran kepala sekolah sebagai educator

(pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator. Kepala sekolah

di KB TK Islam Masjid AL Azhar memiliki program kinerja kepala sekolah, kepala sekolah

dapat dikatakan berhasil dalam memimpin sekolahnya jika kepala sekolah sudah sepenuhnya

melakukan peranannya sebagai kepala sekolah sesuai ketentuan indikator peran kepala sekolah

yang ditentukan oleh sekolah di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata puri Ngaliyan

Semarang.

Kepala sekolah dapat dikatakan berhasil dalam memimpin sekolahnya apabila kepala

sekolah dapat melaksanakan peranan kepala sekolah yang telah ditentukan oleh masing-masing

sekolah. Karena lembaga DIKNAS pendidikan belum membuat standar akreditasi peran kepala

sekolah untuk tingkat PAUD. Sehingga setiap sekolah memilih membuat standar akreditasi

peran kepala sekolah sendiri. Kebanyakan tiap sekolah membuat standar peran kepala sekolah

mengacu pada standar akreditasi peran kepala sekolah tingkat TK dan SD. Adapun peran

kepala sekolah di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang, sebagai

berikut: kepala sekolah berperan sebagai administrator, kepala sekolah berperan sebagai

manajer, kepala sekolah berperan sebagai motivator, kepala sekolah berperan sebagai edukator,

kepala sekolah berperan sebagai supervisor, kepala sekolah sebagai inovator, dan kepala

sekolah sebagai leader.

Peran kepala sekolah di KB TK Islam Masjid AL Azhar Permata Puri Ngaliyan

Semarang sangat lah banyak salah satunya adalah peran kepala sekolah sebagai manajer dalam

pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan

Semarang. Dalam hal ini kepala sekolah memiliki peranan yang sangat banyak, yaitu kepala

sekolah sebagai penentu penggunaan kurikulum yang akan di pilih untuk melakukan

pembelajaran, kepala sekolah juga ikut serta dalam pembuatan kurikulum. kepala sekolah juga

menentukan akan dibuat seperti apa pengembangan kurikulum yang akan diterapkan di

sekolahnya. Disini kepala sekolah sebagai manajer memiliki peranan dalam pengembangan

kurikulum PAUD yaitu sebagai pembuat perencana pengembangan kurikulum,

mengorganisasikan pengembangan kurikulum, melaksanakan pengembangan kurikulum,

115 Ibid, hlm 90

melakukan pengawas terlaksananya pengembangan kurikulum, dan sebagai pengevaluasian

pengembangan kurikulum. Kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum

PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang adalah sebagai

berikut :

1. Perencanaan

Suatu kegiatan yang baik diawali dengan suatu perencanaan (planning) yang matang,

dalam perencanaan pembuatan pengembangan kurikulum PAUD Peran Kepala sekolah di

KB TK Islam Masjid AL Azhar sebagai penentu Perencanaan dalam pembuatan

pengembangan kurikulum di sekolahnya, kepala sekolah juga berperan sebagai penentu

dalam penggunaan kurikulum yang akan diterapkan di sekolahnya, kepala sekolah memiliki

wewenang untuk tidak menyetujui pengembangan kurikulum yang telah di buat oleh guru.

Guru diberikan tugas untuk mengembangkan kurikulum yang akan di gunakan di

sekolah KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang, guru diberikan

wewenang untuk membuat jadwal kurikulum, metode yang akan digunakan untuk

pembelajaran, memilih tema yang akan di ajarkan dan media yang akan digunakan, kepala

sekolah bersama pendidik membuat perencanaan pengembangan kurikulum yang meliputi

kalender akademik, jadwal kegiatan pembelajaran dalam setahun, kemudian dijabarkan

dengan kegiatan program semesteran, tengah semester, mingguan dan harian yang sering

disebut dengan SKH, sedang kepala sekolah sendiri disini bertugas memberikan masukan

dan arahan kepada para guru jika ada perencanaan yang kurang sesuai dengan keadaan

sekolah atau kebutuhan anak. Serta mempertimbangkan keefektifan kepraktisan dan esensial

pengembangan kurikulum yang dibuat oleh pendidik. Dengan perencanaan yang ada maka

akan mempermudah langkah ke depan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan,

“perencanaan ialah kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai

tujuan”.116

Kepala sekolah menentukan program unggulan yang akan di terapkan di KB TK

Islam Masjid Al Azhar, kepala sekolah memberikan arahan kepada pendidik untuk

melakukan kegiatan kunjungan industrial kunjungan tempat-tempat ibadah, kunjungan ke

tempat-tempat penjualan, dan tempat-tempat bersejarah.

Program unggulan di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan

Semarang, mengambil dari program pembelajaran muatan lokal. muatan lokal adalah

116Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2006), cet.1,hlm.49.

program pendidikan yang isi dan media pembelajaranya dikaitkan dengan lingkungan alam,

lingkungan sosial, serta lingkungan budaya dan kebutuhan daerah, sedang anak didik di

daerah itu wajib mempelajarinya.117 Muatan lokal yang di terapkan di KB TK Islam Masjid

Al Azhar Permata Puri Ngaliyan semarang Yaitu program pembelajaran atau kurikulum

Qiro ati yang mana program Qiro ati ini mengambil dari kurikulum Qiro ati yang dibuat

oleh lembaga Qiro ati tingkat Semarang. Sedang untuk pengembangannya pendidik

bersama kepala sekolah membuat sendiri pengembangan kurikulum tersebut.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan langkah setelah diadakannya perencanaan.

Pengorganisasian berarti membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, dan

membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya.

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu organisasi dapat

mencapai tujuannya.118

Kepala sekolah beserta guru bekerja sama dalam melaksanakan tanggung jawabnya

terhadap tugas yang telah dibebankan kepada seluruh pihak. Dalam pengorganisasian

pengembangan kurikulum kepala sekolah bertugas memberikan tugasnya kepada para

pendidik untuk membuat pengembangan kurikulum. Setiap guru diberi satu tema untuk

dikembangkan.

Guru juga diberikan kebebasan untuk memilih tema apa yang akan diambil untuk

dikembangkan sesuai bakat minat dan kemampuan guru. Guru juga bertugas untuk

mengelompokkan tema ajar menjadi materi ajar. Guru juga menentukan tema ajar, materi

ajar, metode yang akan digunakan untuk pembelajaran, menentukan waktu untuk

melaksanakan pembelajaran dan menentukan media pembelajaran yang akan digunakan.

Kepala sekolah disini berperan sebagai penasehat, pengarah, penggerak

terlaksananya program kegiatan pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh pendidik

yang kemudian pendidik melaksanakan pengembangan kurikulum yang telah disepakati dan

disahkan oleh kepala sekolah.

117 Soewadji lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, (yogyakarta kanisius 1984), hlm 260118T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001), hlm. 169.

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan dapat diartikan sebagai mengarahkan semua bawahan agar mau

bekerjasama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan.119Dalam pelaksanaan

pengembangan kurikulum PAUD kepala sekolah memberikan pengarahan kepada pendidik

supaya pendidik dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kepala sekolah disini tidak

secara langsung mengikuti pelaksanaan pengembangan kurikulum yang telah dibuat. Kepala

sekolah berperan sebagai pendamping dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum yang

telah dibuat oleh pendidik dan di sahkan oleh kepala sekolah. Dapat diartikan bahwa segala

kegiatan pembelajaran dilakukan oleh pendidik.

Kepala sekolah disini memberikan arahan kepada pendidik jika kegiatan yang

dilaksanakan kurang sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan disahkan oleh kepala

sekolah. Supaya pelaksanaan pengembangan kurikulum yang dilaksanakan sesuai dengan

pengembangan kurikulum yang telah direncanakan dan disahkan oleh kepala sekolah.

4. Pengawasan

Setelah melaksanakan perencanaan, pengorganisasian serta pengarahan, maka

kegiatan selanjutnya dari fungsi manajemen adalah pengendalian/pengawasan, pengawasan

dilakukan guna untuk diadakan perbaikan apabila terdapat penyimpangan. Ini sesuai dengan

tujuan dari pengawasan yaitu: Pertama, Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan

ketentuan-ketentuan dari rencana. Kedua, Melakukan tindakan perbaikan (corrective), jika

terdapat penyimpangan-penyimpangan (deviasi). Ketiga, Supaya tujuan yang dihasilkan

sesuai dengan rencananya.120 Sama halnya dengan pengarahan, pengawasan juga dilakukan

oleh kepala sekolah.

Kepala sekolah bertugas mengawasi setiap kegiatan yang direncanakan dalam

sekolah. Kegiatan sekolah, tanpa adanya pengawasan sekolah akan kurang berjalan sesuai

dengan perencanaan, akan tetapi kepala sekolah bukan hanya mengawasi dalam arti

mencari kesalahan seseorang. Akan tetapi pengawasan disini dimaksudkan supaya semua

kegiatan berjalan dengan baik sesuai perencanaan.

Kepala sekolah di KB Tk Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan semarang

melakukan pengawasan melalui hasil dari observasi guru dan kemudian dituangkan dalam

buku catatan kegiatan atau berdasarkan laporan dari para pendidik itu sendiri. Disini kepala

119Malayu SP Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet 4.hlm. 41.

120Ibid., hlm. 242.

sekolah tidak secara langsung melakukan observasi sendiri atau mengamati kegiatan

pengembangan kurikulum yang telah di buat dan disepakati oleh sekolah.

Pengawasan yang dilakukan kepala sekolah lebih bersifat sentral, karena yang

diawasi adalah semua kegiatan pengembangan kurikulum PAUD. Sedang guru mengawasi

pengembangan kurikulum yang telah dibuatnya, sehingga guru mengetahui sejauh mana

perkembangan yang dialami oleh peserta didik.

Pengawasan tersebut harus dilakukan yaitu untuk memastikan bahwa pendidik

melakukan pekerjaan seusai dengan rencana (program kerja), serta dapat melakukan

tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan.

5. Pengevaluasian

Penilaian adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi

secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari

pertumbuhan serta perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan

pembelajaran.

Proses penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran

dan bersifat menyeluruh (holistik) yang mencakup semua aspek perkembangan anak didik

baik aspek kognitif, afektif, maupun sensori motorik.121

Kepala sekolah dibantu guru atau pendidik dalam melakukan evaluasi dalam

pengembangan kurikulum. Kepala sekolah tidak melakukan evaluasi secara langsung

terhadap pengembangan kurikulum PAUD di sekolahnya dalam melakukan observasi,

penilaian tinjauan. Akan tetapi kepala sekolah menerima hasil observasi, portofolio anak,

perkembangan anak, yang dilakukan pendidik ketika melakukan pembelajaran di kelas.

Kemudian barulah kepala sekolah dan para pendidik melakukan evaluasi dari hasil yang

didapat oleh pendidik ketika melakukan pembelajaran. Pengevaluasian itu berguna untuk

membuat kurikulum pada jenjang berikutnya dan tahun berikutnya.

121 Naskah Akademik Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini hlm 55.

B. Faktor Penghambat dan faktor Pendukung Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Dalam Pengembangan Kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri

Ngaliyan Semarang.

Manajemen merupakan sebuah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengawasan dan pengevaluasian secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu

tujuan tertentu melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

Peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD

sebenarnya sudah sedikit banyak yang sudah dilaksanakan oleh kepala sekolah. Fungsi

manajemen yang telah dilaksanakan oleh kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan

kurikulum PAUD disini kepala sekolah masih beberapa factor pendukung dan tentunya

mengalami beberapa factor penghambat peranan kepala sekolah supaya peran kepala sekolah

dapat berjalan sebagai mana mestinya. Factor pendukung dan factor penghambat peran kepala

sekolah di KB TK Islam masjid Al Azhar Ngaliyan Semarang adalah sebagai berikut:

1. Faktor pendukung peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangannya

kurikulum PAUD di Kb TK Islam Masjid Al Azhar Ngaliyan Semarang.

Kepala sekolah dapat melaksanakan peran kepala sekolah secara baik Karena ada

beberapa factor pendukung yang dapat membantu peran kepala sekolah dapat berjalan baik.

Faktor pendukung terlaksananya peran kepala sekolah sebagai manajer dalam

pengembangan kurikulum PAUD yaitu:

a. Adanya kerja sama yang baik antara pendidik dan kepala sekolah, adanya sikap

pengertian atau menghargai kedudukan kepala sekolah, dan adanya kerjasama para

pendidik dalam melaksanakan pengembangan kurikulum PAUD. Tanpa adanya

kerjasama yang baik. Kepala sekolah tidak akan bias melaksanakan peranannya sebagai

manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD.

b. Kepala sekolah mengikuti atau ikut serta dalam lembaga P2PNFI, yang terfokus dalam

pengembangan kurikulum PAUD. Sehingga setidaknya kepala sekolah lebih memiliki

pengetahuan yang dapat membantu untuk melakukan pengorganisasian pengembangan

kurikulum PAUD. Meskipun kepala sekolah sering tidak berada di sekolah akan tetapi

para pendidik memiliki kerjasama yang baik.

c. Kepala sekolah secara langsung melakukan pengembangan kurikulum yang telah dibuat,

akan tetapi kepala sekolah juga melakukan pengarahan kepada pendidik agar pendidik

melakukan tugasnya sebagai pendidik dengan benar. Sesuai perencanaan yang telah

dibuat oleh pendidik sendiri.

d. Kepala sekolah dapat meminta bantuan kepada pendidik untuk melakukan evaluasi,

karena kepala sekolah tidak terjun secara langsung dalam pelaksanaan pengembangan

kurikulum, maka pengevaluasian yang dilakukan oleh pendidik akan terlihat efektif

karena guru yang secara langsung membuat melaksanakan saling mengawasi dan

melakukan evaluasi terhadap perkembangan kurikulum PAUD.

2. Faktor penghambat peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum

PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang

Ada beberapa factor penghambat berjalannya peran kepala sekolah sebagai manajer

dalam pengembangan kurikulum PAUD. Yaitu:

a. Kurangnya kesadaran guru dalam membaca buku yang digunakan sebagai referensi yang

digunakan untuk pengembangan kurikulum PAUD, kurangnya informasi yang didapat

oleh pendidik yang berkaitan dengan pembuatan perencanaan kurikulum. Hal itu

mengakibatkan pembuatan pengembangan kurikulum yang tidak sesuai dengan

kebutuhan peserta didik, pembelajarannya pun tidak sesuai dengan keinginan anak. Guru

kurang memahami situasi dan kondisi anak /peserta didik, guru dalam membuat SKH

kurang mempertimbangkan latar belakang peserta didik.

b. Kurangnya waktu yang dimiliki kepala sekolah untuk melaksanakan tugasnya sebagai

manajer dalam mengorganisasikan pengembangan kurikulum. sehingga untuk meneliti

lebih cermat lagi terhadap perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, dan dalam

melakukan pengawasan dan evaluasi kurang begitu maksimal, sehingga terjadi

pemahaman yang tidak sepadan.

c. Buku yang dimiliki sekolah kurang memenuhi kebutuhan pendidik, pembuatan

pengorganisasian perkembangan kurikulum PAUD kurang, karena guru kurang memiliki

referensi bacaan dalam mengorganisasikan perkembangan kurikulum PAUD.

d. Kepala tidak memberikan contoh dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum secara

langsung. Karena Disini kepala sekolah tidak terjun langsung dalam pelaksanaan

pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri

Ngaliyan Semarang.

e. Banyaknya peran kepala sekolah yang dilimpahkan kepada pendidik, sehingga peran

kepala sekolah yang dilakukan kurang maksimal sesuai yang diharapkan.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penulis yang berjudul “Peran Kepala sekolah sebagai

manajer dalam pengembang kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata-Puri

Ngaliyan Semarang”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB TK

Islam Masjid Al Azhar permata puri Ngaliyan Semarang.

Peran kepala sekolah KB TK Islam Masjid Al Azhar permata puri Ngaliyan

Semarang Tidak hanya dilakukan sendiri akan tetapi dibantu oleh para pendidik dan staf

yang bersangkutan. Kepala sekolah di KB TK Islam Masjid Al Azhar permata puri lebih

terfokus sebagai pendamping dan pengarahan dalam pelaksanaan segala kegiatan. Terutama

disini dalam pengembangan kurikulum PAUD. Kepala sekolah tidak secara langsung

mengorganisasikan kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah. Akan tetapi kepala sekolah

dibantu oleh pendidik dan para staf untuk melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai

manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD. Peran kepala sekolah sebagai manajer

dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri

Ngaliyan Semarang adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan, dalam pembuatan perencanaan kepala sekolah bersama-sama pendidik

membuat perencanaan pengembangan kurikulum, kemudian kepala sekolah

berkewajiban menentukan pengembangan kurikulum yang akan digunakan di sekolah.

b. Pengorganisasian, kepala sekolah bertugas membagi tugas-tugas kepada para pendidik

untuk melaksanakan perencanaan yang telah dibuat dan disetujui oleh kepala sekolah.

c. Pelaksanaan, kepala sekolah dalam pelaksanaan tidak terjun secara langsung dalam

melaksanakan pengembangan kurikulum akan tetapi kepala sekolah disini terfokus

sebagai pendamping dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum.

d. Pengawasan, kepala sekolah tidak terjun secara langsung dalam melaksanakan

pengawasan, akan tetapi kepala sekolah memberikan tugas kepada para pendidik untuk

saling mengawasi kinerja para pendidik yang lainnya.

e. Pengevaluasian, kepala sekolah tidak secara langsung melakukan pengevaluasian akan

tetapi kepala sekolah melakukan evaluasi dari hasil evaluasi pendidik setiap hari.

Sedang kepala sekolah melakukan evaluasi setiap seminggu sekali yaitu setiap hari

sabtu.

2. Faktor pendukung dan faktor penghambat peran kepala sekolah sebagai manajer dalam

pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan

Semarang

a. Faktor pendorong peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan

kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang

1) Adanya kerja sama yang baik antara pendidik dan kepala sekolah, adanya sikap

pengertian atau menghargai kedudukan kepala sekolah, dan adanya kerjasama para

pendidik dalam melaksanakan pengembangan kurikulum PAUD.

2) Kepala sekolah mengikuti atau ikut serta dalam lembaga P2PNFI, yang terfokus

dalam pengembangan kurikulum PAUD.

3) Kepala sekolah secara langsung melakukan pengarahan kepada para pendidik agar

pendidik melakukan tugasnya sebagai pendidik dengan benar. Sesuai perencanaan

yang telah dibuat oleh pendidik sendiri.

4) Kepala sekolah dapat meminta bantuan kepada pendidik untuk melakukan

evaluasi,

b. Faktor penghambat peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan

kurikulum PAUD

1) Kurangnya kesadaran guru dalam membaca buku yang digunakan sebagai

referensi yang digunakan untuk pengembangan kurikulum PAUD yang berkaitan

dengan pembuatan perencanaan kurikulum.

2) Kurangnya waktu yang dimiliki kepala sekolah untuk melaksanakan perannya

sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di sekolahnya.

3) Buku yang dimiliki sekolah kurang memenuhi kebutuhan pendidik, Sehingga

pendidik dalam memuat melaksanakan pengimbangan kurikulum masih bellum

begitu sesuai dengan apa yang diharapkan dari sekolah dan tujuan dari

pembelajaran yang telah dikacaukan.

4) Kepala sekolah tidak memberikan contoh dalam pelaksanaan pengembangan

kurikulum secara langsung. Karena Disini kepala sekolah tidak terjun langsung

dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al

Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang. Akan tetapi kepala sekolah disini

memberikan gambaran dan berperan sebagai pendamping.

5) Banyaknya peran kepala sekolah di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri

Ngaliyan Semarang yang dilimpahkan kepada pendidik.

B. SARAN

Setelah menyelesaikan rangkaian kegiatan penelitian dan tanpa mengurangi rasa hormat

kepada semua pihak, penulis berusaha memberikan saran-saran guna mengoptimalkan peran

kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam

Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang saran-saran tersebut adalah sebagai berikut

1. Kepala sekolah hendaknya meluangkan waktu guna untuk keberhasilan pengembangan

PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang sehingga kepala

sekolah dapat melakukan peranannya sebagai manajer dalam pengembangan PAUD yang

meliputi pembuatan perencanaan pengembangan kurikulum PAUD, ikut serta dalam

pengorganisasian pengembangan kurikulum PAUD, ikut serta dalam pelaksanaan

pengembangan kurikulum PAUD, ikut serta dalam pengawasan terlaksananya

pengembangan kurikulum PAUD, dan berperan sebagai pengevaluasian pengembangan

kurikulum PAUD. Kepala sekolah hendaknya melakukan tugas itu secara langsung dengan

bantuan dari para pendidik, supaya dapat menghasilkan pengembangan kurikulum PAUD

yang maksimal.

2. Kepala sekolah hendaknya selalu memantau kegiatan pengembangan kurikulum yang

dilakukan para pendidik. Kepala sekolah hendaknya melakukan peninjauan kepada para

pendidik dengan jalan observasi secara langsung. Tidak hanya melakukan evaluasi dari hasil

portofolio anak dan kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh para pendidik. Akan tetapi kepala

sekolah hendaknya melakukan evaluasi secara langsung terhadap perencanaan

pengembangan kurikulum, pengorganisasian kurikulum, pelaksanaan kurikulum,

pengawasan kurikulum dan pengevaluasian.

C. PENUTUP

Dengan mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Karena berkat kekuatan dari-Nya, penulis memiliki kemampuan untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam

proses penyelesaian skripsi ini dari awal hingga akhir. Semoga amal ibadah yang telah diberikan

mendapatkan balasan dari sisi Allah SWT.

Tiada gading yang tidak retak, penulis sadar meskipun telah berusaha semaksimal

mungkin, namun tentunya tetap terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran

yang konsumtif sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Segala kebenaran hanyalah

milik sang Pencipta, teriring doa semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya

dan bagi para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Al Bukhari, Shohih Bukhori Jus 1 Beirut : Dar Al Kutub Al Ilmiah, 1871.

Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993), Cet. 1.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,2006,cet 13.

Asmani, Jamal Ma’mun, Manajemen Strategi Pendidikan Anak Usia Dini, Memahami SistemKelembagaan, Metode Pengajaran, Kurikulum, Keterampilan dan Pelatihan-pe latihannya,Yogyakarta: Diva Press, 2009.

Bafalda, Ibrahim, Manajemen Peningkatan Mutu sekolah dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, cetke-2.

Danim, Sudarwan, Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah,Jakarta: Renika Cipta, 2009.

Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Renika Cipta, 2008.

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Bandung: Jumanatul Ali-ART (J-ART),2005.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah DirektoratPendidikan Anak Usia Dini, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, tth.

_______, Kamus Bahasa Indonesia edisi ke-3, Jakarta: balai pustaka, 2006, cet.ke-3.

Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Rosda Karya, 2008, Cet. ke-3.

_______, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Rosda Karya, 2008, cet ke-2.

Handoko, T. Hani, Manajemen, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001.

Harabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2009.

Hasan, M. Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: GhaliaIndonesia, 2002.

Hasan, Maimuna, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Yogyakarta: Diva Persada, 2009.

Hasibuan, Malayu SP, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, 2005,cet 4.

Hidayat, Ara, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep Prinsip dan Aplikasinya dalamMengelola Sekolah dan Madrasah, Bandung: Pustaka Edukasi, 2010.

http://bidanlia.blogspot.com/2009/07/teori-peran.html, diakses 22/03/2010 jam 12:00, hlm 1.

http://endang965.wordpress.com/peraturan-diknas/standar-kepala-sekolah/ 30 Juli2010, 09.30 Wib.

http://erlyza.multiply.com/journal/item/31/Contoh_Kurikulum_PAUD diakses kamis 19/08/2010jam 2:21.

Khaeruddin, Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasi diMasyarakat, Jogyakarta: Pilar Mandiri, 2007, Cet ke-2.

Lazaruth, Soewadji, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, Yogyakarta: Kanisius 1984.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. 20.

Muliawan, Jasa Ungguh, Manajemen Play Grup dan Taman Kanak-kanak Yogyakarta: DivaPersada, 2009.

Mulyasa, E, Manajemen Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, Cet ke8.

_______, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, Cet ke-1.

Muslim, Abu Husain, Shahih Muslim, Bairut: Darul Ihya’ Al Turaisi Al Arabi, t.th.

Narbuko, Kholid, dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian: Memberi Bekal Teoritis padaMahasiswa tentang Metodologi Penelitian serta Diharapkan dapat MelaksanakanPenelitian dengan Langkah-Langkah yang Benar, Jakarta: PT. Bukti Aksara, 2005, Cet. 7.

Nawawi, Zakariya Yahya, Riyadhus Sholihin Jilid I, Pustaka Amani, Jakarta, Cet. IV, 1999.

Pelatihan Pendidikan Anak Usia dini, Program Pembelajaran Anak Usia Dini (PAUD), BanjarNegara: Sinar Pasir 2006.

Pramonodawo, Soemartin, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Cet ke- 2.

Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Rosda Karya, 2008, Cet. ke-18.

Rivai, Viethza, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Grafindo Persada, 2003.

Rohiyat, Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung: Refika aditama, 2008.

Sabiq, Sayid, Islamuna, terj. Zainudin, dkk., Islam Dipandang dari Segi Rohani Moral Sosial,Jakarta: Rineka Cipta, 1994.

Sagala, Saiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabet, 2000.

Schoderbek, Peter P., et.al., Manajement, Florida: Harcourt Bace Javarovich, 1998.

Stoner, Jamea A F, et.al, Manajemen, Jakarta: Prenhallindo,1996.

Subroto, Suryo, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. ke-6,2006.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005.

Sujana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah, Bandung: Sinar Baru Algesindo,1995, Cet. ke-1.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara,2003.

Sukma Dinata, Nana Saodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: RosdaKarya, 2007, Cet. ke-9.

Suyanto, Selamat, Dasar-Dasar Pendidikan anak Usia Dini, Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005.

Tim dosen Administrasi Pendidikan universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan,Bandung: Alfabeta, 2009.

Tim Kurikulum Taman Tumbuh Kembang Anak CERIA Laboratorium PAUD UNJ,

Tim Redaksi, Kamuos Besar Bahasa Indonesia edisi ke dua, Jakarta: Balai Pustaka1994,cet ke-3.

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, Husaini, Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi aksara, 2006,cet.1.

Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Kritik dan Permasalahannya Jakarta:Raja Grafindo persada, 2001.

Wijaya, Heri, dan Bertiana Eka Sukaca, PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan SejakDini, Yogyakarta:Mahadika publising,2009.

Wijaya, Widarmi D, Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta universitas terbuka, 2008.

Yusuf, Musfirotun, MM, Manajemen Pendidikan Sebuah Pengantar, tt.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Safingatun

NIM : 063311017

Tempat/Tanggal. Lahir : Kebumen, 20 September 1987

Alamat Asal : Jln. Kelapa Gading IV RT 21/07 Pekanbaru Riau

Pendidikan : 1. SD SIdoagung 02 Lulus Tahun 2000

2. SMPN I Tempuran Magelang Lulus Tahun 2003

3. SMK Ma’arif Karet Magelang Lulus Tahun 2006

4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2006

Semarang, 1 Desember 2010

Penulis,

SafingatunNIM. 063311017

STRUKTUR KURIKULUM

Bidang Pengembangan

A. Pembiasaan 1. Moral dan nilai-nilai agama2. Sosial, emosional dan kemandirian

B. Kemampuan dasar 1. Berbahasa2. Kognitif3. Fisik/Motorik4. Seni

STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

ANAK USIA DINI ( LAHIR s.d. 6 TAHUN )

ASPEKPERKEMBANG-

AN

STANDARKOMPETENSI

KOMPETENSIDASAR INDIKATOR

LAHIR-1 TAHUNMORALDANNILAI-NILAIAGAMA

Anak mampumemperhatikanperilakukeagamaan yangditerima melaluiinderanya

Dapat merespon perilakukeagamaan melaluiinderanya

Dapat merespon rasasayang

• Bereaksi ketika mendengarkansenandung lagu bernuansakeagamaan (mengangguk-angguk, tersenyum, tenang,mencari sumber suara).

• Bereaksi ketika mendengar doayang dibacakan.

• Bereaksi ketika mendengarkancerita yang bernuansakeagamaan.

• Merespon rasa sayang dan cintakasih melalui belaian, sentuhandan senyuman.

SOSIAL,EMOSIONAL,DAN KEMAN-DIRIAN

Anak mampumembanguninteraksi denganlingkungan terdekat

Dapat berinteraksi dengankeluarga dan orang lainyang dekat dengan anak

Dapat menyatakan suatukebutuhan

Dapat mengenal dirisendiri

Mulai menunjukkankemandirian

• Menatap wajah orang yangmengajak berkomunikasi

• Merespon dengan senyumterhadap orang yangmengajak berkomunikasi

• Mulai melakukan komunikasidengan menggerakan tanganterhadap orang di dekatnya

• Menunjukkan reaksi yangberbeda terhadap orang yangdikenal dan orang yang tidakdikenal (Misal: Melaluitangisan)

• Mengulurkan tangan untukdiangkat

• Menutup muka/ bermaincilukba

• Menangis saat membutuhkansesuatu

• Menolak jika diberikansesuatu yang tidak disukai.Misal dengan caramenggerakkan tangan,menangis, dll.

• Mulai melihat bayangan dicermin dan tersenyum

• Mulai minum dengan gelas

ASPEKPERKEMBANG-

AN

STANDARKOMPETENSI

KOMPETENSIDASAR INDIKATOR

BAHASA Anak mampumengerti isyaratdan perkataanorang lain sertamengungkapkankeinginannyasecara sederhana

Dapat memahami isyaratdan perkataan orang lainsecara sederhana

Dapat mengungkapkankeinginannya secarasedehana

Mulai menunjukkanketertarikan denganbuku/media cetak lainnya(pramembaca)

• Bereaksi terhadap isyaratorang lain secara sederhana(Contoh: kedipan mata,geleng kepala, anggukan,gerakan tubuh, dan tangan )

• Bereaksi terhadap sumbersuara

• Merespon bila dipanggilnamanya

• Mengoceh ataumengeluarkan suara-suara

• Mengucapkan kata(Contoh: papa, mama)

• Mulai meniru suara-suara

• Mulai mengeksplorasi bukudengan memasukkanbuku.media cetak lainnya kedalam mulut atau memukul-mukul buku/media cetak

• Mulai memperhatikan buku-buku/media cetak lainnyayang memiliki gambar danwarna yang menarik

KOGNITIF Anak mampumenyadarikeberadaan benda

Dapat memahamikeberadaan benda yangterlihat dandisembunyikan

Dapat bereksplorasi(mencari tahu) tentangbenda di sekitarnya

• Melihat wajah orang danbenda-benda terdekat

• Mengamati anggotatubuhnya sendiri (tangan,kaki, jari kaki, jari tangan)

• Mengamati benda disekitarnya

• Mengamati gerakan benda• Mencari benda yang

disembunyikan• Mengikuti suara dan

gerakan yang dikenalnya

• Menyentuh danmemasukkan benda kemulutnya

• Membanting ataumengetuk-ngetuk benda kemeja atau lantai

FISIK/ Anak mampu Dapat menunjukkan • Meraih sebuah benda.

ASPEKPERKEMBANG-

AN

STANDARKOMPETENSI

KOMPETENSIDASAR INDIKATOR

MOTORIK menggerakkantangan, lengan,kaki, kepala, danbadan.

Kesehatan Fisik

gerakan tangan melaluireflek sederhana

Dapat menunjukkangerakan tubuh secaraberulang-ulang

Dapat menunjukkangerakan tubuh yangterkoordinasi

Menunjukkan kesesuaianantara kesehatan danperkembangan

• Melempar benda yangdipegang.

• Memainkan jari-jari tangandan kaki

• Menarik benda-benda disekitarnya

• Meremas-remas kertas• Memegang benda atau

mainan• Mulai memainkan botol saat

minum susu• Merobek kertas dengan tangan• Memasukkan sesuatu ke

dalam mulut

• Menggerakkan jari-jari kaki• Berguling ke kanan dan ke

kiri.• Merayap ke berbagai arah.• Merangkak ke berbagai

arah.• Duduk tanpa bantuan.• Memutar badan ke kiri dan

ke kanan

• Berdiri dengan berpeganganatau dibantu

• Berjalan beberapa langkah• Berjalan sambil

berpegangan ke dinding• Memainkan bola dengan

tangan

• Menunjukkan pertumbuhantinggi dan berat badan idealsesuai usia

• Mulai suka menggigit• Mulai berlajar minum

dengan menggunakan gelasSENI Anak mampu

bereaksi terhadapirama yangdidengarnya

Dapat bereaksi ketikamendengar irama

• Bertepuk tangan• Menggerakkan tangan,

kepala, atau kaki ketikamendengar irama

USIA 1-2TAHUN

MORAL DANNILAI-NILAIAGAMA

Anak mulai mampumeniru perilakukeagamaan secarasederhana sertamengekspresikanrasa sayang dancinta kasih

Dapat meniru perilakukeagamaan secarasederhana

Dapat mengekspresikanrasa sayang dan cintakasih

• Mendengarkan senandung lagubernuansa keagamaan

• Menirukan senandung lagubernuansa keagamaan.

• Mengikuti/menirukan bacaan doasebelum dan sesudahmelakukan kegiatan.

• Menirukan sebagian gerakanibadah.

• Mendengarkan cerita bernuansakeagamaan

• Merespon cerita bernuansakeagamaan.

• Mendengarkan sebutan namaTuhan

• Menirukan sebutan nama Tuhan

• Menunjukkan rasa sayang dancinta kasih melaluibelaian/rangkulan/ciuman

SOSIAL,EMOSIONAL,DAN KEMANDIRIAN

Anak mampuberinteraksi denganlingkungan sekitar,mengekpresikanemosi secarawajar, sertamenyatajankebutuhannya

Dapat berinteraksi dengankeluarga dan orang lainyang dekat dengan anak

Dapat menyatakan suatuKebutuhan

Dapat mengenal dirisendiri

Mulai dapat menunjukkankemandirian

Mulai dapat

• Mengenal wajah orang yangdi dekatnya

• Bereaksi apabila melihatwajah orang yang dikenalnya

• Menunjukkan reaksi yangberbeda terhadap orang yangdikenal dan yang tidakdikenal. Misal:Bersembunyi di belakangorang terdekat (Ibu, guru,pengasuh)

• Mulai berminat bermain bersamaanak lain dengan mainan yangsama

• Mulai senang humor (tertawaketika merespon sesuatu yanglucu)

• Menyatakan keinginan denganekpresi emosi, misal merajuk,merengek, atau menangis

• Mengatakan jika ingin buang air• Meminta bantuan kepada orang

yang dikenalnya ketika miliknyadiambil orang (temannya)

• Dapat menyatakankepemilikannya (Misal:Bonekaku, mainanku, dll.)

• Berlatih untuk menggunakantoilet.

mengekpresikan emosisecara wajar

• Mulai dapat makan sendiri

• Mengekspresikan rasa senang,takut, marah, dan kaget.

• Bermain pura-pura (bermainperan)

BAHASA Anak mampumengerti perkataanorang lain danmengungkapkankeinginannyasecara sederhana

Dapat memahamiperkataan orang lainsecara sederhana

Dapat mengungkapkankeinginan dan pikirannyasecara sederhana

Menunjukkan ketertarikanterhadap buku/mediacetak lainnya(pramembaca)

Mulai menggunakan alattulis untuk membuatgambar atau tulisan(pramenulis)

• Melaksanakan beberapaperintah sederhana

• Bereaksi terhadap larangan• Meniru kata dan suara

• Mengucapkan kalimat yangterdiri dari dua kata(seperti: mama makan)

• Menggunakan kalimattanya. (Contoh: Apa,dimana)

• Menjawab pertanyaan yangmenggunakan kata tanya:Apa, siapa, dimana

• Menyebutkan nama dirinya• Menyatakan miliknya

• Membawa buku/media cetaklainnya kepada orang dewasauntuk dibacakan

• Mulai membuka danmembalik-balikan buku/mediacetak lainnya

• Mulai tertarik dengan isibuku/media cetak lainnya(Contoh: Menanyakan gambaryang terdapat di dalam buku)

• Mencocokkan gambar yangterdapat pada satu buku/mediacetak lainnya denganbuku/media cetak lainnya

• Berpura-pura membaca(Bicara dengan gambar yangterdapat pada buku/mediacetak lainnya)

• Berpura-pura menulis denganmencoret-coret tidak beraturan

• Mulai menunjukkan hasilkaryanya (coretan) kepadaorang lain

KOGNITIF Anak mampubereksplorasimelalui indera danmotorik terhadapbenda yang ada disekitarnya

Dapat mengamati danmenggunakan benda-benda di sekitarnya

• Menunjuk bentuk benda-bendasederhana

• Menyebut nama benda-bendasederhana

• Menyebutkan posisi benda

Dapat bereksplorasidengan benda disekitarnya

Dapat merespon bendadan orang yang berada disekitarnya

(jauh-dekat, atas-bawah)• Membedakan ukuran benda

(besar-kecil)• Menunjuk minimal 4 anggota

tubuh• Menyebutkan minimal 4

anggota tubuh

• Mengamati apa yang terjadijika benda dijatuhkan

• Mulai banyak bertanya• Mulai dapat menemukan

benda yang disembunyikan• Menanggapi ketika dibacakan

buku yang dikenalnya• Menolak terhadap sesuatu

yang tidak diinginkan

FISIK/MOTORIK

Anak mampumenggerakkananggota tubuhuntuk melatih otottangan, punggung,dan kaki

Kesehatan Fisik

Dapat menggerakkananggota tubuh untukmelatih otot tangan

Dapat mengerakkananggota tubuh untukmelatih otot punggung

Dapat mengerakkananggota tubuh untukmelatih otot kaki

• Memegang benda-bendaukuran kecil dengan jari-jaritangan telunjuk dan jempol

• Membuat coretan tidakberaturan denganmenggunakan pinsil/spidol/krayon

• Merobek kertas dengan jari-jari tangan

• Menggerakkan jari-jaritangan

• Melempar bola ke arahtertentu

• Menyusun benda tanpaberaturan.

• Mulai belajar makan sendiri• Meraup biji-bijian• Memasukkan biji-bijian ke

kotak/wadah• Mulai belajar menangkap

bola

• Mulai belajarmembungkukkan badan

• Menggerakkan/memiringkantubuh ke kanan dan ke kiri.

• Menarik dan mendorong benda

• Berlari ke berbagai arah.• Menaiki tangga dengan

bantuan.• Melompat ke berbagai arah.• Mulai belajar menendang

Menunjukkan kesesuaianantara kesehatan danperkembangan

bola

• Kebiasaan tidur mulaiberkurang secara bertahap

• Menunjukkan pertumbuhangigi yang normal

• Mulai mengkonsumsiberbagai jenis makanan

• Memegang makanandengan menggunakan jari-jari tangan

• Mulai belajar mengikutikebiasaan sehat (gosokgigi, cuci tangan)

SENI Mampu menirusuara dan geraksecara sederhana

Dapat menirukan suara

Dapat menirukan gerak

• Mulai belajar menirukansuara

• Bermain dengan bimbingan

• Menggerakkan kepala,tangan atau kaki ketikamendengar suaramusik/ritmik

• Bergerak bebas sesuaidengan irama musik