jurusan kependidikan islam fakultas tarbiyah...
TRANSCRIPT
PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER
DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD DI KB TK ISLAM
MASJID AL AZHAR PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG
SKRIPSIDiajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
Guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah
Jurusan Kependidikan Islam (KI)
Oleh:
SAFINGATUNNIM 063311017
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
ABSTRAK
Safingatun(NIM. 063311017). Peran kepala sekolah sebagai manajer dalampengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata PuriNgaliyan Semarang. Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Jurusan KependidikanIslam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Penelitian ini mengkaji dua rumusan masalah yaitu: 1) Bagaimana perankepala sekolah sebagai manajer dalam pengembanagn kurikulum PAUD di di KBTK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang ? 2) Bagaimanafactor prndukung dan factor penghambat peran kepala sekolah sebagai manajerdalam pengembangn kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permatapuri Ngaliyan Semarang?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Mendiskripsikan perankepala sekolah manajer dalam pengembangn kurikulum PAUD di KB TK IslamMasjid Al Azhar Permata puri nGaliyan Semarang . 2) Mendiskripsikan factorprndukung dan factor penghambat peran kepala sekolah sebagai manajer dalampengembangn kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata puriNgaliyan Semarang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif lapangan dengan teknikpengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi data.Analisis data dalam penelitianini berupa teknik analisis deskriptif, yaitu metodeanalisis data yang berupa kata-kata, gambar dan bukan angka.
Kesimpula/temuan penelitian ini yaitu meliputi: 1) peran kepala sekolah diKB TK Islam Masjid Al Azhar Purmata Puri Ngaliyan Semarang yaitu sebagaimanajer yaitu kepala sekolah bersama-sama guru melakukan perencanaanpengembangan kurikulum, mengorganisasikan pengembangan kurikulum, sebagaipendamping dalam pelaksanaan pengembangankurikulum, kepala sekolah dibantuoleh guru dalam melaksanakan pengawasan dan pengevaluasian.2) factorpendukung peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangankurikulum yaitu kepala sekolah memiliki kerja sama dengan pendidik, kepalasekolah ikut serta dalam kegiatan lembaga P2PNFI. Faktor penghambat perankepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum yaitu kurangnyawaktu yang dimiliki kepala sekolah untuk terfokus memperhatikan perananyasebagai kepala sekolah di sekolahnya.
Kemudian dari kajian dan temuan tersebut kiranya dapat dijadikan acuanperan kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD diKB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang .
Selanjutnya, penelitian ini diharapkan menjadi khazanah dan masukanbagi kepala sekolah Islam Masjid Al Azhar. Bahan informasi bagi civitas akademidan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo Semarang.
MOTTO
: :)(
Dari Abi Hurairah RA berkata : Rasulullah berkata : apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya.
2
Sesungguhnya di tanganmulah (wahai pemuda) urusan umat (syari’at) dan
kelangsungan hidupnya tergantung pada perjuanganmu.
1 Al Bukhari, Shohih Bukhori Jus 1 (Beirut : Dar Al Kutub Al Ilmiah, 1871) hlm.372Muhammad Adib Shofwan dkk, 30 Hari Menjadi Seorang Da i, (Kendal: Pustaka
Amanah, 2008), hlm. 135.
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 1 Desember 2010
Deklarator,
SafingatunNIM. 063311017
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
Ayah dan Ibu tercinta atas segala pengorbanan dan kasih
sayangnya serta untaian do a yang tiada hentinya, sehingga
penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Abah Muhibbin, umi Aufa beserta keluarga, terima kasih atas
nasihat serta do anya.
Sahabat-sahabat KI angkatan 2006 terima kasih atas motivasi dan
kerja samanya selama ini.
Keluarga besar PPTQ, semoga kebersamaan kita selama ini dapat
menjadi pelajaran kelak ketika terjun dimasyarakat.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan yang mengajari kita ilmu
dengan pena dan mengajari manusia atas apa-apa yang tidak diketahui. Shalawat
dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita, manusia yang paling
mulia, Nabi besar Muhammad Saw, berikut keluarga dan sahabat-sahabat beliau.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. A Sujai, M.Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Ismail, M.Ag, selaku Ketua Jurusan KI dan Musthofa, M.Ag selaku
Sekretaris Jurusan KI.
3. Dra. Nur Uhbiyati, M.Pd., selaku pembimbing 1 dan Lift Anis Ma’sumah,
M.Ag. selaku pembimbing 2 yang telah berkenan meluangkan waktu,
tenaga dan pikirannya untuk membimbing serta mengarahkan penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Mursid, M.Ag, selaku kepala sekolah di tempat penelitian poenulis
5. Para dosen serta staf di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang yang telah membekali penulis berbagai pengetahuan.
6. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberi kasih sayang serta do’a.
7. Abah Muhibbin, umi Aufa beserta keluarga, yang selalu memberi nasihat
serta do’a.
8. Keluarga besar PPTQ, keluarga besar KI angkatan 2006. Ini bukanlah
akhir dari persahabatan kita, insya Allah esok masih ada waktu untuk
berjumpa, semoga kita selalu berada dijalan-Nya.
9. Semua pihak yang telah memberi dukungan baik moril maupun materiil
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberi apa-apa yang berarti,
hanya do’a semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah dengan sebaik-baik
balasan serta selalu dalam lindungan-Nya.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam penyusunan kata, landasan teori, dan beberapa aspek
inti didalamnya. Oleh karena itu, kritik saran yang konstruktif sangat diharapkan
demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya.
Amin.
Semarang, 11 Desember 2010
Penulis,
SafingatunNIM. 063311017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
HALAMAN KATA PENGANTAR .......................................................... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. Penegasan Istilah ............................................................... 5
C. Rumusan Masalah.............................................................. 6
D. Tujuan Penelitian .............................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ………………………………………... 7
F. Kajian Pustaka .................................................................. 7
G. Metode Penelitian .............................................................. 8
BAB II : PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DALAM
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
A. Pengembangan Kurikulum PAUD...................................... 15
B. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer.............................. 28
C. Peran kepala sekolah sebagai manajer dalam
pengembangan kurikulum PAUD....................................... 41
BAB III : PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER
DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD DI
KB TK ISLAM MASJID AL AZHAR PERMATA PURI
NGALIYAN SEMARANG
A. Gambaran Umum KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri
Ngaliyan Semarang ............................................................ 53
B. Peran kepala sekolah di KB TK Islam Masjid Al Azhar
Permata Puri Ngaliyan Semarang ...................................... 59
C. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer Dalam
Pengembangan Kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid
Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang........................ 66
D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Peran Kepala
Sekolah Sebagai Manajer Dalam Pengembangan
Kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar
Permata Puri Ngaliyan Semarang…………………………. 73
BAB IV : ANALISIS PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI
MANAJER DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
PAUD DI KB TK ISLAM MASJID AL AZHAR
PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG
A. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer Dalam
Pengembangan Kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid
Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang........................ 76
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Peran Kepala
Sekolah Sebagai Manajer Dalam Pengembangan
Kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar
Permata Puri Ngaliyan Semarang ....................................... 83
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................ 86
B. Saran.................................................................................. 88
C. Penutup.............................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil Wawancara
2. Struktur Organisasi Sekolah
3. Kurikulum Dari Lembaga P2PNFI
4. Foto Kegiatan Peran Kepala Sekolah
5. Daftar Riwayat Hidup
6. Lampiran Lainya
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 ……………………………………………………. 19
2. Tabel 2 ……………………………………………………. 59
3. Tabel 3 ……………………………………………………. 70
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia, pada
dasarnya adalah untuk mengembangkan kemampuan dan potensi manusia
sehingga bisa hidup layak, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota
masyarakat. Pendidikan juga bertujuan untuk mendewasakan anak,
kedewasaan tersebut mencakup pendewasaan intelektual, sosial moral tidak
semata mata kedewasaan dalam arti fisik. Pendidikan adalah proses sosialisasi
untuk mencapai kompetensi pribadi dan sosial sebagai dasar untuk
mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kompetisi yang dimilikinya.3
Anak di ciptakan Allah dengan dibekali kekuatan pendorong amaliyah
yang dapat diarahkan ke arah yang baik atau ke arah yang buruk. Menurut
Sayid Sabiq kewajiban orang tua agar memanfaatkan kekuatan-kekuatan
amaliyah itu dengan menyalurkannya ke saluran yang baik. Yaitu dengan
mendidik anak-anak asuhnya sejak usia dini, dengan membiasakan diri dengan
kelakuan dengan adat istiadat yang baik. Agar mereka tumbuh menjadi
manusia-manusia yang berguna bagi dirinya dan bagi pergaulan hidup
sekelilingnya.4 Begitu pula mengenai agama yang dianut anak, tergantung dari
orang tua, orang tua sangat mempengaruhi agama yang dianut oleh anak.
Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an surat Ar Ruum ayat 30 yang
berbunyi:
óOÏ%r'sùy7ygô_ urÈûïÏe$# Ï9$Zÿ‹ ÏZym4|Nt• ôÜ Ïù«! $#ÓÉL ©9 $#t• sÜsù} $ ¨Z9 $#$ pköŽ n=tæ4ŸwŸ@ƒÏ‰ö7 s?È,ù=yÜ Ï9«!$#4š•Ï9ºsŒ
ÚúïÏe$!$#ÞOÍhŠs)ø9 $# ÆÅ3» s9 uruŽsY ò2r&Ĩ$ ¨Z9 $#ŸwtbqßJ n=ôè tƒÇÌÉÈ.5
3 Nana Sujana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Bandung: Sinar BaruAlgesindo, 1995), Cet. ke-1, hlm. 3.
4 Sayid Sabiq, Islamuna, terj. Zainudin, dkk., Islam Dipandang dari Segi Rohani MoralSosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hlm. 248.
5 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Jumanatul Ali-ART(J-ART), 2005), hlm. 407.
Hadapkan lah wajah mu dengan lurus kepada agama Allah tetaplah fitrohAllah yang telah menciptakan manusia menurut fitroh tersebut. Tidak adaperubahan bagi fitroh Allah itulah agama yang lurus tetapi kebanyakanmanusia tidak mengetahui
Selain ayat diatas ,disebutkan pula dalam hadis nabi yang berbunyi :
:)(6
Dari Abu Huroiroh berkata : Rasulullah SAW bersabda tidaklah anak yangdilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah (kecenderungan untuk percayakepada Allah).maka kedua orang tuanya lah yang menjadikan anak tersebutberagama yahudi nasrani ataupun majusi (HR Muslim)
Jadi pada dasarnya anak telah membawa fitrah beragama, namun tidak
begitu saja anak akan berkembang dengan fitrah agamanya, tergantung pada
pendidik dan pendidikan yang diberikan kepada anak .jika para pendidik
memberikan pendidikan agama yang baik maka anak pun akan tumbuh
menjadi orang yang beragama baik .Namun sebaliknya jika anak sudah
memiliki potensi beragama yang baik namun pendidik dan pendidikan yang di
dapatnya tidak mendukung anak akan menjadi orang yang tidak beragama
sesuai dengan pendidik dan pendidikan yang diperolehnya.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu pembinaan yang ditujukan
bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal
nonformal dan informal.7
Sama halnya dengan pendidikan anak ketika anak berada dalam
lembaga pendidikan PAUD. Anak akan menjadi baik jika kurikulum yang
6 Abu Husain Muslim, Shahih Muslim, (Bairut: Darul Ihya’ Al Turaisi Al Arabi, t.th), hlm.2048.
7 Maimuna Hasan, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), (Yogyakarta: Diva Persada, 2009),hlm. 15.
diberikan baik, artinya kurikulum yang diberikan kepada anak usia dini itu
harus sesuai dengan pola pikir anak. Yang mana kurikulum PAUD harus
disesuaikan dengan umur anak, fisik anak, psikologi anak, dan intelektual
berfikir anak.
Dunia anak prasekolah adalah dunia bermain, dunia di mana anak
mengalami proses pertumbuhan dan penyempurnaan secara fisik maupun
psikis. Mereka butuh kasih sayang, perhatian, perawatan dan bantuan dari
orang yang lebih dewasa secara penuh.8 Oleh karena itu kepala sekolah
sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum tingkat sekolah harus benar-
benar mampu memberikan pendidikan yang dibutuhkan para peserta didik,
sesuai dengan jenjang pendidikan.
Melihat realita saat ini banyak lembaga pendidikan PAUD yang telah
berdiri, mereka merasa tertantang karena ingin berupaya memperbaharui
penerus bangsa. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa, mereka yang
kelak membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, yang tidak
tertinggal dari bangsa lain. Dengan kata lain masa depan bangsa tergantung
oleh pendidikan yang diberikan kepada anak-anak kita.9 Namun pada
kenyataannya mereka para pendiri lembaga pendidikan PAUD dilihat masih
kurang dalam memahami pendidikan PAUD itu sendiri, banyak kepala
sekolah, pendidik dan tenaga kerjanya pun bukan pada ahlinya. Hal ini tidak
hanya terjadi pada pendidikan tingkat atas (SD, SMP, SMA, perguruan tinggi)
akan tetapi dalam pendidikan terjadi dalam pendidikan anak usia dini. Jika
pendidik terlihat kaku dalam proses pembelajaran maka peserta didik pun
akan kurang mampu menangkap apa yang di ajarkan oleh pendidik.
Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan bertanggungjawab
terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya.
Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala
sekolah hendaknya memahami, menguasai dan mampu melaksanakan
8 Jasa Ungguh Muliawan, Play Grup dan Taman Kanak-Kanak, (Yogyakarta: Diva Pres,2009), hlm. 7.
9 Selamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat,2005), hlm. 2.
kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai manajer
pendidikan.10
Kepala sekolah sebagai manajer dalam pembuatan kurikulum juga ikut
berperan dalam menentukan proses pendidikan. Sebab kurikulum yang telah
di tetapkan oleh pihak sekolah akan berpengaruh besar terhadap proses
pembelajaran para peserta didik. Oleh karenanya disini penulis ingin mengkaji
tentang bagaimana peran kepala sekolah sebagai manajer dalam
mengembangkan kurikulum PAUD.
Penulis menentukan tempat di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar
permata puri Ngaliyan Semarang. Karena dianggap dalam lembaga pendidikan
anak usia dini di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar memiliki kepala sekolah
yang berkompeten dibidang pendidikan anak usia dini, hal itu terlihat dari
kepala sekolah yang ikut serta dalam lembaga pengembangan pendidikan anak
usia di tingkat Jawa Tengah. Akan tetapi kepala sekolah KB-TK Islam Masjid
Al-Azhar adalah kepala sekolah yang mempunyai banyak kegiatan diluar
sekolah KB-TK Al-Azhar. Beliau selain menjadi kepala sekolah juga
menjabat sebagai dosen tetap di IAIN Walisongo, selain itu beliau juga ikut
serta dalam lembaga kemasyarakatan. Meskipun kepala sekolah di KB-TK
Islam Masjid Al-Azhar adalah kepala sekolah yang memiliki banyak kegiatan-
kegiatan di luar sekolah KB-TK Islam Masjid Al-Azhar akan tetapi sekolah di
KB-TK Islam Masjid Al-Azhar mampu meluluskan Anak-anak yang memiliki
pengetahuan umum dan memiliki pengetahuan keagamaan. Oleh karenanya
peneliti menganggap tempat penelitian di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar
Permata Puri Ngaliyan Semarang sesuai dengan judul skripsi penulis yaitu;
peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum
PAUD.
10 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi pendidikan, (Bandung: Rosda Karya,2008), Cet. ke-18, hlm. 106.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan judul skripsi
ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah kunci sebagai berikut:
1. Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system11
2. Kepala sekolah
Kepala sekolah menurut kamus besar bahasa indonesia adalah
orang(guru)yang memimpin suatu sekolahan.12
3. Manajer
Manajer adalah 0rang yang berwenang dan bertanggung jawab
membuat rencana, mengatur memimpi dan mengendalikan pelaksanaannya
untuk mencapai sasaran tertentu.13
4. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Peran kepala sekolah sebagai manajer bertugas sebagai pelaksana
kurikulum, pengatur personal, fasilitas, keuangan, ketatausahaan sekolah,
pemeliharaan tata tertib serta hubungan sekolah dan masyarakat.14
5. Pengembangan
Pengembangan adalah perbuatan (hal, cara, usaha)
mengembangkan.15
6. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.16
11 Tim redaksi, Kamuos Besar Bahasa Indonesia edisi ke dua, (Jakarta: BalaiPustaka1994),cet ke-3, hlm.725
12 Ibid, hlm.473.13 Ibid hlm.62414. Rohiyat, Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung: Refika
aditama, 2008), hlm.14.15. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia edisi ke-3, (Jakarta: balai
pustaka, 2006)cet.ke-3.hlm, 557.16 Undang Undang RI No. 23 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
7. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum
agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik
8. Kurikulum PAUD (Pendidikan Anak usia Dini)
Kurikulum PAUD adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.17
9. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
PAUD adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar
yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memilik kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur pendidikan
formal, non formal dan informal.18
Jadi judul yang dimaksud oleh peneliti peran kepala sekolah
sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD adalah tindakan
apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin dalam mengembangkan
kurikulum dan kemampuan apa saja yang harus dilakukan oleh seorang
pemimpin agar dapat memuaskan seluruh pelanggan yang salah satu
dengan cara pengembangan kurikulum.
C. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan mencapai tujuan sebagaimana
yang diharapkan, maka penelitian ini merumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan
kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar Permata Puri
Ngaliyan Semarang?
17 Heri Wijaya dan Bertiana Eka Sukaca, PAUD Melejitkan Potensi Anak denganPendidikan Sejak Dini, (Yogyakarta:Mahadika publising,2009),hlm.41.
18 Maimuna Hasan, op.cit., hlm. 15.
2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat peran kepala sekolah
sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB-TK Islam
Masjid Al-Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan peran kepala sekolah sebagai manajer dalam
pengembangan kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar
Permata Puri Ngaliyan Semarang.
2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat peran
kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di
KB-TK Islam Masjid Al-Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang.
E. Manfaat Penelitian
1. Lembaga dapat mengambil manfaat dari hasil penelitian yang telah diteliti
2. Manfaat penelitian bagi peneliti dan pembaca dapat menambah
pengetahuan tentang peran kepala sekolah sebagai manajer. Khususnya
bagi peneliti dapat melihat secara langsung bagai mana realita peran
kepala sekolah sebagai manajer dalam mengembangkan kurikulum
PAUD.
F. Kajian Pustaka
Berdasarkan pengamatan kepustakaan yang penulis lakukan, kajian
mengenai peran kepala sekolah sebagai administrator dalam pengembangan
kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar Permata Puri Ngaliyan
Semarang, belum ada yang mengkajinya akan tetapi sudah ada hasil karya
yang relefan yang penulis teliti hanya objek yang dikaji sangat berbeda,
skripsi dan hasil karya yang berupa laporan penelitian individu merupakan
buku tersebut.
Pertama skripsi yang ditulis oleh Fatch Rohman (3100008) yang
berjudul Studi Komparasi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Pra Sekolah di
TK Harapan Bunda Penggaron dan TK Roudhotul Atfal di Palebon Semarang,
skripsi ini menjelaskan tentang pelaksanaan kurikulum dalam pembelajaran di
TK tersebut.
Kedua skripsi yang ditulis oleh Marfuah (3102077) yang berjudul
Kurikulum Pendidikan Pra Sekolah (Studi tentang Manajemen Kurikulum di
TK Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Kota Semarang). Skripsi ini
menjelaskan tentang manajemen kurikulum yang meliputi perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi.
Ketiga skripsi yang ditulis oleh Inayatul Muammaroh (3102077) yang
berjudul Setudi Manajemen Kurikulum PAUD (TK Islam Terpadu Robbani
kendal) skripsi ini menjelaskan tentang manajemen kurikulum yang meliputi
perencanaan, organisasi, pelaksanaan, pengendalian, dam evaluasi, selain itu
juga menerangkan tentang pengembangan kurikulum, sehingga menemukan
kelebihan yang ada di lembaga PAUD Robbani Kendal.
Dari beberapa kajian dan penelitian sebagaimana di paparkan di atas
sangat lah berbeda dengan kajian yang akan peneliti lakukan, karena
penelitian yang akan peneliti lakukan lebih menekankan bagai mana peran
kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di
KB-TK Islam Masjid Al-Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.19
Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang segala
sesuatu yang berkaitan dengan peran kepala sekolah sebagai manajer
dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar
Permata Puri Ngaliyan Semarang.
2. Fokus Penelitian
Sesuai dengan obyek kajian skripsi ini, maka penelitian ini adalah
penelitian lapangan atau field research, yakni penelitian yang langsung
dilakukan di lapangan atau pada responden.20 Dalam hal ini penelitian
difokuskan pada peran kepala sekolah sebagai manajer dalam
pengembangan kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar
Permata Puri Ngaliyan Semarang.
3. Data
Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta
atau angka. Dari sumber SK Menteri P dan K no 0259/u/1977 tanggal 11
juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat
dijalankan bahwa untuk menyusun suatu informasi .21Adapun data yang
akan penulis kumpulkan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang akan diperoleh dari kepala sekolah, waka
kurikulum dan guru pengampu pembelajaran dalam kelas maupun luar
kelas serta hal-hal yang berkaitan dengan peran kepala sekolah sebagai
manajer dalam pengembangan kurikulum.
b. Data sekunder, yaitu data yang mendukung terhadap data primer. Data
sekunder ini akan diperoleh dari kepala sekolah, karyawan /bagian
Tata Usaha (TU) di antaranya yaitu mengenai sejarah berdirinya dan
19 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), Cet. 20, hlm. 6.
20 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 11.
21 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik,(jakarta: rinekacipta) 2006,cet 13. hlm.118
perkembangan VISI misi TK Al Azhar, letak geografis, struktur
organisasi, keadaan guru dan siswa.
4. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah
“subyek dari mana data dapat diperoleh”.22 Adapun dalam penelitian ini,
pengelompokan penentuan sumber data menjadi dua buah data yaitu:
a. Kepala sekolah, waka kurikulum dan guru pengampu mata pelajaran
dalam kelas maupun luar kelas serta hal-hal yang berkaitan dengan
peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum
paud di KB TK Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang,
b. Berbagai dokumentasi dan laporan tentang kegiatan yang relefan
dilakukan kepala sekolah, yang berkaitan dengan peran kepala sekolah
sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Al
Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. ObservasiObservasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik
gejala-gejala yang diselidiki.23
Menurut Sukardi, observasi adalah cara pengambilan data
dengan menggunakan salah satu panca indra yaitu indra penglihatan
sebagai alat bantu utamanya untuk melakukan pengamatan langsung,
selain panca indra biasanya penulis menggunakan alat bantu lain sesuai
dengan kondisi lapangan antara lain buku catatan, kamera, film
22 ibid, hlm. 129.23 Kholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian: Memberi Bekal Teoritis
pada Mahasiswa tentang Metodologi Penelitian serta Diharapkan dapat Melaksanakan Penelitiandengan Langkah-Langkah yang Benar, (Jakarta: PT. Bukti Aksara, 2005), Cet. 7, hlm. 70.
proyektor, checklist yang berisi obyek yang diteliti dan lain
sebagainya.24
Namun dalam hal ini peneliti hanya menggunakan alat bantu
buku catatan, recorder dan kamera yang berisi tentang hal-hal yang
berkaitan dengan peran kepala sekolah sebagai manajer dalam
pengembangan kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar
Permata Puri Ngaliyan Semarang.
Metode ini digunakan untuk melihat secara langsung bagai
mana peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan
kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar Permata Puri
Ngaliyan Semarang.
b. Wawancara
Wawancara adalah menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Dalam wawancara penulis dapat menggunakan dua jenis yaitu:
wawancara terpimpin dan wawancara tidak terpimpin.25
Metode ini digunakan untuk menggali data yang berkaitan
dengan Peran kepala sekolah sebagai administrator dalam
pengembangan kurikulum PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar
Permata Puri Ngaliyan Semarang, Sedangkan obyek yang
diwawancarai adalah kepala sekolah, waka kurikulum, guru sebagai
pelaksana kurikulum yang nyata dalam pendidikan PAUD.
c. Studi Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode dengan mencari data
mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda ,dan sebagainya.26
24 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: BumiAksara, 2003), hlm. 78-79.
25Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,Cet. ke-6, 2006), hlm. 82.
26Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 231.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan topik kajian yang berasal dari dokumen-dokumen
PAUD di KB-TK Islam Masjid Al-Azhar Permata Puri Ngaliyan
Semarang, di antaranya yaitu buku profil PAUD di KB-TK Islam
Masjid Al-Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang, dan foto kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan peran kepala sekolah sebagai
administrator kurikulum.
d. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu. Untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi
sebagai teknik pemeriksaan data ada 4 (empat) macam, yaitu
triangulasi dengan sumber, metode, penyidik, dan teori.
Triangulasi sebagai sumber berarti membandingkan data
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda. Sedang triangulasi dengan
metode terdapat 2 (dua) strategi yaitu pertama mengecek derajat
kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan
data kedua pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data
dengan metode yang sama. Triangulasi dengan penyidik ialah dengan
jalan memanfaatkan penelitian atau pengamatan lainnya untuk
keperluan pengecekan kembali derajat pengecekan data. Triangulasi
dengan teori adalah berdasarkan dengan anggapan bahwa fakta tidak
dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu lebih teori.27
Disini penulis memilih menggunakan triangulasi data yang
mana triangulasi data ini digunakan oleh peneliti guna untuk
mencocokkan keakuratan data yang diperoleh dari wawancara dengan
keakuratan data yang diperoleh dari hasil observasi di tempat
penelitian.
27 Lexi J. Moleong, op.cit., hlm. 330-331.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data.28
Selain itu teknik analisis data juga berarti proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.29
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif yaitu metode analisis data yang berupa kata-kata,
gambar dan bukan angka.30
Kemudian agar data yang diperoleh nanti sesuai dengan kerangka
kerja maupun fokus masalah, akan ditempuh tiga langkah utama dalam
penulisan ini, yaitu:
a. Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan,
memfokuskan, pengabstraksian dan mengubah data kasar yang muncul
dari catatan-catatan lapangan.31 Reduksi data dimaksudkan untuk
menentukan data ulang sesuai dengan permasalahan yang akan penulis
teliti. Mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan abstraksi
yaitu usaha membuat rangkuman inti, proses dan pernyataan-
pernyataan yang perlu. Data mengenai optimalisasi fungsi manajemen
kesiswaan dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa diperoleh
28 Ibid., hlm. 280.29 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 89.30 Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 11.31 Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), Cet. 1,
hlm. 167.
dan terkumpul, baik dari hasil penelitian lapangan/kepustakaan
kemudian dibuat rangkuman.
b. Sajian data (display data) adalah suatu cara merangkai data dalam
suatu organisasi yang memudahkan untuk membuat kesimpulan atau
tindakan yang diusulkan.32 Sajian data dimaksudkan untuk memilih
data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian tentang optimalisasi
fungsi manajemen kesiswaan dalam meningkatkan potensi
berorganisasi siswa. Artinya data yang telah dirangkum tadi kemudian
dipilih. Sekiranya data mana yang diperlukan untuk penulisan laporan
penelitian.
c. Verifikasi atau mengumpulkan data yaitu penjelasan tentang makna
data dalam suatu konfigurasi yang secara jelas menunjukkan alur
kausalnya, sehingga dapat diajukan proposisi-proposisi yang terkait
dengannya.33 Verifikasi data dimaksudkan untuk penentuan data akhir
dari keseluruhan proses tahapan analisis, sehingga keseluruhan
permasalahan mengenai bagaimana peran kepala sekolah sebagai
manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB-TK Islam
Masjid Al-Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang, dapat dijawab
sesuai dengan kategori data dan permasalahannya, pada bagian akhir
ini akan muncul kesimpulan-kesimpulan yang mendalam secara
komprehensif dari data hasil penelitian. Jadi langkah terakhir ini
digunakan untuk membuat kesimpulan.
Metode ini bertujuan untuk menyajikan deskripsi (gambar)
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, serta
hubungan fenomena yang diselidiki. Dengan demikian analisis ini
dilakukan saat peneliti berada di lapangan dengan cara
mendeskripsikan segala data yang telah didapat, dalam hal ini data
yang digunakan berasal dari wawancara dan dokumen-dokumen yang
ada serta hasil observasi yang dilakukan.
32Ibid., hlm. 167.33Ibid., hlm. 167.
BAB II
PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DALAM
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
A. Pengembangan Kurikulum PAUD
1. Konsep Kurikulum
Kurikulum ditinjau dari asal katanya, berasal dari bahasa Yunani
yang mula-mula digunakan dalam bidang olahraga. Yaitu kata Currete,
yang berarti jarak tempuh lari, dalam kegiatan berlari, tentu saja ada yang
harus ditempuh mulai dari start sampai dengan finis. Jarak dari star sampai
dengan finis disebut currere.34
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.35
Menurut Soemarti Patmonodewo, kurikulum adalah suatu
perencanaan proses yang akan terjadi seluruhnya di sekolah. Rancangan
tersebut merupakan silabus yang berupa daftar judul pelajaran dan urutan
alat tersebut secara runtut sehingga merupakan program.36
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai
tujuan kompetensi dasar, materi standar dan hasil belajar, serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.37
Kurikulum menurut Suryo Subroto, kurikulum adalah segala
pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak
didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah,
34 Khaeruddin, Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep danImplementasi di Masyarakat, (Jogyakarta: Pilar Mandiri, 2007), Cet ke-2, hlm.23.
35 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.36 Soemartin Pramonodawo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
Cet ke- 2, hlm.54.37 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), Cet ke-1, hlm.46.
pengalaman anak didik di sekolah dapat diperoleh melalui beberapa
kegiatan pendidikan antara lain: mengikuti pelajaran di kelas, praktek
keterampilan, latihan olahraga, kesenian dan kegiatan karya wisata atau
praktek dalam laboratorium di sekolah.38
Dari beberapa definisi kurikulum yang telah disebutkan di atas
bisa diambil kesimpulan bahwa kurikulum merupakan pengalaman peserta
didik baik di sekolah maupun di luar sekolah di bawah bimbingan sekolah.
Kurikulum tidak hanya terbatas pada mata pelajaran tetapi meliputi segala
sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik dan bisa
menentukan arah atau mengantisipasi sesuatu yang akan terjadi. Dengan
kata lain kurikulum haruslah dapat menyajikan apa yang diperlukan
peserta didik dengan melihat kebutuhan masyarakat luas.
Kurikulum menjadi bagian yang tidak terlepaskan dalam setiap
pembahasan maupun uraian tentang materi dan bahan ajar yang harus
diberikan guru kepada siswanya. Semua hal yang berhubungan dengan
sasaran keilmuan, teknik pembelajaran maupun standar kompetensi proses
belajar mengajar siswa di sekolah dapat diketahui dan diukur
keberhasilannya.
Jika kurikulum dikaitkan dengan masalah pendidikan anak usia
dini (PAUD) maka kurikulum pun harus dibuat sesuai pengertian PAUD.
Yang mana PAUD dapat diartikan sebagai salah satu bentuk jalur
pendidikan dari usia 0-8 tahun, yang diselenggarakan secara terpadu
dalam satu program pembelajaran agar anak dapat mengembangkan segala
daya guna dan kreatifitasnya sesuai karakteristik perkembangannya.39
2. Konsep Kurikulum PAUD
Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu pembinaan yang
38 Suryo Subroto, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),hlm.32.
39 M.Hari Wijaya, Bertiani Eka Sukaca, (PAUD) Melejitkan Potensi Anak denganPendidikan Sejak Dini, (Jogyakarta: Mahadika, 2009), Cet ke-1, hlm 14.
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal,
nonformal dan informal.40
Kurikulum PAUD adalah seperangkat rencana dan pengetahuan
mengenai bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran pendidikan anak usia dini.41
Kurikulum pendidikan anak usia dini menurut Soemiati
Patmonodewo adalah seluruh usaha atau kegiatan sekolah untuk
merancang anak supaya belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
Seluruh pengembangan aspek fisik, intelektual, sosial maupun
emosional.42
Kurikulum yang berlaku dalam dunia pendidikan taman kanak-
kanak saat ini adalah kurikulum yang mengacu pendidikan tertentu dan
ketetapan kurikulum pendidikan nasional: kurikulum pendidikan berbasis
kompetensi tahun 2004, yaitu kurikulum yang merupakan perpaduan
antara kurikulum rancangan dari Departemen Pendidikan Nasional dan
Departemen Agama yang meliputi ruang lingkup, standar kompetensi dan
pendekatan pembelajaran.
Tanpa adanya kurikulum yang bersifat terarah, sistematis, terpadu
dan berkelanjutan, maka misi, orientasi dan tujuan dari proses
kependidikan di sekolah menjadi kacau dan tumpang tindih. Siswa tidak
memiliki standar kompetensi dan kemampuan intelektual sesuai dengan
yang diharapkan bahkan mungkin berakibat pada terjadinya
penyimpangan.43
Oleh karena itu kurikulum yang diberikan kepada anak pra
40 Maimuna Hasan, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), (Yogyakarta: Diva Persada,2009), hlm. 15.
41 Ibid, hlm.41.42 Soemiatri Patmonodewo, Op.Cit., hlm.56.43Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Play Grup dan Taman Kanak-kanak (Yogyakarta:
Diva Persada, 2009), hlm.199-200.
sekolah haruslah sesuai dengan karakter anak yang masih manja, masih
membutuhkan perlindungan dari orang yang lebih dewasa, suka meniru
dan masih cenderung suka bermain daripada belajar. Oleh karena itu
kurikulum juga harus menyesuaikan dengan karakteristik dari peserta
didik itu sendiri. Jadi kurikulum yang dibuat harus menyesuaikan dengan
kebutuhan anak didik. Bukan sebaliknya peserta didik yang harus
menyesuaikan dengan kurikulum yang dibuat.
Enam aspek kurikulum pendidikan nasional yang menjadi
ketentuan pokok pendidikan anak usia dini yaitu:
a. Moral dan nilai-nilai keagamaan
b. Sosial, emosional, dan kemandirian
c. Kemampuan berbahasa, kognitif
d. Fisik atau motorik
e. Seni.44
Jadi, jika kita akan membuat kurikulum yang akan diberikan
kepada anak usia pra sekolah haruslah memperhatikan aspek-aspek
pembuatan kurikulum yang meliputi aspek-aspek yang berkaitan dengan
moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, kemampuan
berbahasa, kognitif, fisik atau seni. Pembuatan kurikulum setidaknya harus
memperhatikan hal-hal tersebut agar kurikulum yang digunakan di sekolah
bisa memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat pada
umumnya tanpa harus menyalahi norma-norma yang telah berlaku di
masyarakat.
Kurikulum merupakan inti dari sebuah lembaga pendidikan.
Kurikulum yang benar akan menghasilkan pengajaran dan kegiatan yang
terpadu dan holistik yang mengarah kepada visi, misi lembaga pendidikan
yang dicanangkan. Di sinilah pentingnya menyusun kurikulum yang
visoner dan prospektif.45
44 Ibid, hlm. 214.45 Jamal Ma’mun Asmani, Manajemen Strategi Pendidikan Anak Usia Dini, Memahami
Sistem Kelembagaan, Metode Pengajaran, Kurikulum, Keterampilan dan Pelatihan-pelatihannya, (Jogyakarta: Diva Press, 2009), hlm.145-146.
Jadi kurikulum PAUD adalah kurikulum yang digunakan sebagai
pedoman atau acuan dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas
maupun di luar kelas, guna merangsang daya pikir anak agar lebih mampu
berpikir kreatif, efektif dan emosional.
Kebanyakan lembaga pendidikan anak usia dini dalam membuat
kurikulum sesuai karakteristik sekolah itu sendiri dengan mengacu
ketentuan materi ajar yang akan diberikan kepada anak usia dini. Dalam
buku PAUD melejitkan potensi anak dengan pendidikan sejak dini
karangan M. Hariwijaya Bertian Eka Sukaca telah dituliskan mengenai
kurikulum yang dibuat sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan
anak usia dini. Di buku itu memuat kurikulum yang diberikan kepada anak
mulai anak usia 0-6 tahun akan tetapi penulis hanya mencantumkan
sebagian dari acuan kurikulum yang digunakan untuk peserta didik mulai
umur 4-5 tahun. Berikut tabel kurikulum nya:
Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Umur 4-5 TahuNo
AspekPerkembangan
KompetensiDasar Hasil Belajar Indikator
Dapatmembantuorang lain
• Mengucapkan katatolong jika memintaorang lainmenolongnya
• Menghargai teman dantidak memaksakankehendak
• Membantu pekerjaanringan orang dewasa.
1 Moral dan nilaiagama
Anak mampuberlaku hidupterpuji
Dapatmengenaldanmemahamisifat tuhan.
• Mengenal danmemahami sifat-sifattuhan.
• Tuhan mempunyaisifat maha pengasihdsb.
• Tuhan mempunyaisifat maha pencipta.
2 Fisik Anak mampumengkondisikan motorikkasar dan halusdengan baik
Dapatmelakukankoordinasikaki
• Berjalan denganberbagai variasi maju,mundur, ke samping,diatas satu garis
• Bergelantung/ berayun• Berjalan diatas papan
titian 40 cm• Berlari• Senam dengan gerakan
sendiri• Menendang
menangkap danmelempar bola denganjarak 3-4 meter
• Melompat parit atauguling
• Merayap danmerangkak luruskedepan
• Berjingkat
Dapatmembedakansuara
• Membedakan berbagaijenis suara
Dapatmembedakanhuruf
• Mengenal masing-masing bunyi huruf
3 Bahasa Anak mampumembedakansuara huruf danperintah
Dapatmemahamikata danperintah
• Menyatakan dengan 6-10 kata
• Mengerti danmelaksanakan 3perintah
• Menjawab dengankalimat lengkap.
4 Kognitif Anak mampumembedakanrasa bau dandapatmengenalbentuk
Mampumembedakanrasa dan bau
• Membedakanpenyebab rasa
• Membedakan sumberbau
• Menyebutkanlingkaran
Mampumengenalbentuk
• Menyebutkan bujursangkar
• Menyebutkan segitiga• Menyebutkan segi
panjang• Menyebutkan segi
enam• Menyebutkan belah
ketupat• Menyebutkan
trapeziumDapattanggapdengankeadaanlingkungan
• Tidak menggangguteman dengan sengaja
• Berani berangkatketempatan belajartanpa diantar
• Menunjukkan ekspresiwajah saat marah,sedih, takut, dsb
• Menjadi pendengardan pembicara yangbaik
• Mengembalikanbenda/ alat padatempatnya semula
• Sabar menunggugiliran
• dan terbiasa antri• Mulai mengerti aturan
main dalam permainan• Mengerti akibat jika
melakukan kesalahan• Dapat memilih
kegiatan sendiri• Memiliki kebiasaan
teratur• Menjaga kerapian diri
(dibantu)
5 Sosialemosional
Anak mamputanggapdengan dirinyadan lebihmengenallingkungan
Dapatmengenaldirinya
• Bisa memimpinkelompok kecil (2-5anak)
• Dapat memecahkanmasalah sederhana
Mampumengikutiirama musik
• Menggerakkan tubuhmengikuti irama
• Menyanyikan lagupendek sesuai irama
• Bertepuk tanganmembentuk iramaMemainkan alat musik
6 Seni Anak mampumengikutiirama musikdan dapatmenggambarsederhana
Dapatmenggambarsederhana
• Melukis dengan alatbervariasi.46
3. Pengembangan Kurikulum PAUD
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum
agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini
berhubungan dengan pengembangan organisasi berbagai komponen belajar
mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan
spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan
alat pengukuran pengembangan kurikulum yang mengacu pada kreasi
sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda
lainnya untuk memudahkan proses belajar mengajar.47
Setiap kurikulum memiliki metode pengembangan. Metode
pengembangan PAUD didasarkan atas pengembangan dan penelitian para
guru, praktisi, dan orang tua senantiasa mengamati perkembangan anak.
Hasil pengamatan tersebut merupakan masukan yang sangat berguna
dalam membangun ilmu PAUD. Dalam pelaksanaan pendidikan anak usia
dini, acuan yang digunakan adalah Developmentally Appropriate Practices
(DAP) DAP merupakan salah satu acuan dalam pengembangan PAUD
yang diterbitkan oleh Asosiasi PAUD Amerika Serikat. Kurikulum
kegiatan pembelajaran dan assessment disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak, baik dalam kelompok usia kesesuaian individu dan
kesesuaian sosial budaya.48
Banyak sekali pengertian tentang DAP, salah satu pakar pendidikan
46 M.Hari Wijaya, Bertiani Eka Sukaca, op.cit, hlm 68-70.47 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rosda Karya, 2008),
Cet. ke-3, hlm. 183.48 Jasa Ungguh Muliawan, 0p cit, hlm. 54-55.
anak Sue Bredkamp sebagai pencetus DAP mengatakan bahwa DAP
bukan kurikulum, bukan merupakan standar yang kaku yang
mengharapkan suatu pembelajaran langsung. DAP adalah suatu kerangka
kerja, sebuah filosofi atau pendekatan yang digunakan saat belajar, dengan
anak tujuannya adalah memuaskan perhatian kita pada segala sesuatu yang
kita ketahui tentang anak dan apa yang dapat kita pelajari tentang anak
sebagai individu dan keluarga mereka sebagai dasar pengembangan
keputusan.49
Bidang utama pengembangan PAUD ialah totalitas potensi anak.
Bidang pengembangan tersebut antara lain meliputi fisik, motorik,
intelektual, moral, sosial, dan emosional. Kemampuan juga dikembangkan
karena di gunakan untuk komunikasi dalam rangka sosialisasi dan
aktualisasi.50
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan
yang cukup sentral dalam seluruh kegiatan pendidikan maupun proses dan
hasil pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam
pendidikan dan di dalam perkembangan hidup manusia, penyusunan
kurikulum tidak dapat dikerjakan sembarangan. Penyusunan kurikulum
membutuhkan landasan yang kuat yang dilandasi atas hasil-hasil
pemikiran dan penelitian yang mendalam.51
Ada beberapa landasan yang utama dalam pengembangan
kurikulum, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan budaya
serta perkembangan ilmu dan teknologi.52
Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan, antara lain:
a. Bersifat komprehensif
49 Widarmi D Wijaya, Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta universitas terbuka,2008), hlm. 44.
50 Selamat Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan anak Usia Dini, (Yogyakarta: HikayatPublishing, 2005), hlm. 29.
51 Nana Saodih, Sukma Dinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung:Rosda Karya, 2007), Cet. ke-9, hlm 38.
52 Ibid , hlm 83.
b. Dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahap
c. Melibatkan orang tua sebagai pendidik utama bagi anak
d. Melayani kebutuhan individu anak
e. Merefleksikan kebutuhan dan nilai masyarakat
f. Mengembangkan standar kompetensi anak
g. Mewadahi layanan anak yang memiliki kebutuhan khusus
h. Menjalani kemitraan dengan keluarga dan masyarakat
i. Memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak
j. Menjabarkan prosedur pengelolaan lembaga
k. Manajemen sumber daya manusia
l. Penyediaan sarana dan prasarana.53
Pengembangan kurikulum pembelajaran setidaknya mencakup hal-
hal sebagai berikut:54
a. Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan yang jelas
mengidentifikasikan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
b. Suatu program yang direncanakan di sekolah harus selaras dengan
proses pengembangan kurikulum
c. Kurikulum yang baik akan menghasilkan pembelajaran yang baik
kurikulumnya sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa
d. Rencana kurikulum harus mengenalkan dan mendorong diversitas di
antara para pelajar
e. Rencana kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar
mengajar
f. Rencana kurikulum harus sesuai dengan karakteristik siswa pengguna
g. The subjek arm approach adalah pendidikan kurikulum yang banyak
digunakan di sekolah
h. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas untuk
memungkinkan terjadinya perencanaan guru siswa
i. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas yang
53 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rosdakarya, 2008),Cet. Ke 3, hlm. 154-156.
54 Oemar Hamalik, Op.Cit., hlm.184-185.
memungkinkan masuknya ide-ide spontan selama terjadinya
interaksi antara guru dan dalam situasi belajar yang khusus
j. Rencana kurikulum sebaiknya merefleksi keseimbangan antara
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Tidak hanya itu saja yang diperlukan dalam mengembangkan
kurikulum pendidikan. Selain yang telah disebutkan di atas pengembangan
kurikulum pun harus memperhatikan kesesuaian dengan materi yang akan
diajarkan, fasilitas yang akan digunakan, efektifitas, efisiensi dan daya
serap peserta didik dalam menerima pembelajaran. Jangan sampai materi
yang diajarkan kurang sesuai dengan media yang digunakan, atau media
yang digunakan kurang efektif sehingga akan berdampak pada hasil dari
pembelajaran itu sendiri yang mungkin akan mengakibatkan pembelajaran
kurang mampu diserap oleh peserta didik, atau terjadi pemborosan karena
penggunaan media pembelajaran yang kurang efektif dan efisien.
Oleh karenanya kita perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam
pengembangan kurikulum PAUD :
a. Kurikulum harus bersifat luas
b. Kurikulum dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahap
c. Melibatkan anak didik, orang tua dan masyarakat
d. Kurikulum mampu melayani kebutuhan individu anak
e. Kurikulum dapat mencukupi kebutuhan peserta didik dan masyarakat
f. Sesuai dengan standar kompetensi anak
g. Dapat memberikan layanan pada anak berkebutuhan khusus
h. Menjalin hubungan keluarga dan masyarakat
i. Memberi perhatian tentang kesehatan dan keselamatan anak
j. Mengelola sumber daya manusia
k. Penyediaan sarana dan prasarana55
Jangan sampai dalam mengembangkan kurikulum PAUD
disamakan dengan pengembangan kurikulum yang akan digunakan di
jenjang pendidikan yang lebih atas. Karena dalam membuat kurikulum
55 Jamal Ma'mun Asmani, Op.Cit, hlm. 154-156.
tingkat PAUD tidak sama dengan pengembangan kurikulum tingkat
pendidikan yang lebih atas yang mana pengembangan kurikulum itu harus
disesuaikan dengan kebutuhan individu anak.
Biasanya pengembangan kurikulum itu dibuat sesuai dengan
karakteristik sekolah itu sendiri. Seperti pengembangan kurikulum yang di
lakukan oleh sekolah KB ceria, yang disusun berdasarkan kurikulum
berbasis komperensi program ini terdiri :
1. Pengembangan Moral dan Nilai Agama
Meliputi pembiasaan Perilaku positif, penanaman Kemandirian
dan Disiplin serta pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan (IMTAQ).
Pengembangan ini mengarah pada pencapaian Kecerdasan Spiritual.
2. Pengembangan Sosio Emosional
Meliputi pengembangan Perasaan dan Emosi serta
pengembangan Kemampuan Sosial / Sosialisasi untuk peningkatan
kepekaan terhadap kehidupan bermasyarakat. Pengembangan ini
mengarah pada pencapaian Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan
Interpersonal dan Naturalistik.
3. Pengembangan Bahasa
Meliputi pengembangan Bahasa agar anak mampu
berkomunikasi secara aktif dan pasif dengan lingkungan. Pengembangan
Bahasa mengarah pada pencapaian Kecerdasan Linguistik.
4. Pengembangan Kognitif
Meliputi pengembangan Matematika Permulaan dan Sains
Permulaan. Pengembangan ini mengarah pada pencapaian Kecerdasan
Logika Matematika dan Kecerdasan Visual Spatial.
5. Pengembangan Seni
Meliputi pengembangan Seni Musik dan Seni Tari sederhana serta
keterampilan membuat karya kreatif (kerajinan tangan). Pengembangan
Seni mengarah pada pencapaian Kecerdasan Musikal dan Visual
Spatial.
6. Pengembangan Fisik
Meliputi pengembangan Motorik Halus (fine motor) dan Motorik
Kasar (gross motor) untuk pertumbuhan dan kesehatan
anak. Pengembangan Fisik mengarah pada pencapaian Kecerdasan Body
Kinestetik.
Setiap Program Pengembangan tersebut di atas (6 Aspek
Pengembangan) terdiri beberapa indikator kemampuan dasar yang ingin
dicapai. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya, setiap kemampuan
dasar yang diajarkan dikaitkan dengan Tema yang berlaku untuk waktu
tertentu. Tema ini kemudian dijabarkan menjadi tema yang lebih khusus
atau lebih spesifik (Sub Tema). 56
Jadi pengembangan kurikulum itu dibuat dan dilaksanakan oleh
masing-masing sekolah sesuai dengan karakteristik sekolah itu sendiri
dengan berpedoman kurikulum Diknas yaitu kurikulum KBK dan untuk saat
ini kurikulum KTSP. Setiap sekolah membuat kurikulum dan
pengembangan kurikulum karena dari pihak pemerintah tidak mengeluarkan
peraturan yang berkenaan dengan ketetapan kurikulum PAUD. Akan tetapi
lembaga P2PNFI memberikan gambaran tentang pengembangan kurikulum
dan setandar kopetensi dan kopetensi dasar untuk pendidikan PAUD.
Setandar kopetensi dan kopetensi dasar yang dibuat oleh embaga P2PNFI
dapat dilihat pada lampiran.
B. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer
1. Pengertian Peran Kepala Sekolah.
Peran adalah deskripsi sosial tentang siapa kita dan kita siapa.
Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain, komunitas
sosial atau politik. Peran adalah kombinasi antara posisi dan pengaruh.
Peran adalah kekuasaan dan bagaimana kekuasaan itu bekerja, baik secara
organisasi dan organis. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang
56 Tim Kurikulum Taman Tumbuh Kembang Anak CERIA Laboratorium PAUD UNJ,http://erlyza.multiply.com/journal/item/31/Contoh_Kurikulum_PAUD diakses kamis 19/08/2010jam 2:21.
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam
suatu sistem. Peran dipengaruhi keadaan sosial baik dari dalam maupun
dari luar dan bersifat stabil.57
Peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan
dari seseorang dalam posisi tertentu. Pemimpi di dalam organisasi
mempunyai peranan, setiap pekerjaan membawa serta harapan bagaimana
penanggung peran berperilaku.58
Kepala sekolah dalam suatu pendidikan merupakan pemimpin. Ia
mempunyai dua jabatan dan peran penting dalam melaksanakan proses
pendidikan. Pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di
sekolah, dan kedua, kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di
sekolahnya yang bertanggung jawab mengelola sekolah.
Sebagai pengelola pendidikan, kepala sekolah bertanggung jawab
terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara
melaksanakan administrasi sekolah dengan seluruh substansinya. Di
samping itu, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas
sumberdaya manusia yang ada agar mereka mampu menjalankan tugas-
tugas pendidikan. Oleh karenanya kepala sekolah pun melaksanakan
tugasnya untuk mengembangkan kinerja para personil (terutama para guru)
ke arah profesionalisme yang diharapkan.59
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan setidaknya harus
memiliki kompetensi dasar manajerial yaitu:60
a. keterampilan teknis (technical skill)
b. keterampilan manusiawi (human skill)
c. keterampilan konseptual (conceptual)
Standar kualifikasi kepala sekolah telah ditetapkan dalam Peraturan
57 Http://bidanlia.blogspot.com/2009/07/teori-peran.html, diakses 22/03/2010 jam 12:00,hlm 1.
58 Viethza Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Grafindo Persada,2003), hlm.148.
59 Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep Prinsip dan Aplikasinyadalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, (Bandung: Pustaka Edukasi, 2010), hlm. 114.
60 Ibid, hlm. 114.
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah /Madrasah. Standar kepala madrasah terdiri dari standar
kualifikasi dan standar kompetensi. Standar kompetensi kepala sekolah/
madrasah terdiri atas kualifikasi umum, dan kualifikasi khusus:
a. Standar Kualifikasi kepala Sekolah 61
1) Kualifikasi umum kepala sekolah /madrasah adalah sebagai
berikut:
(1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma (D
IV) Kependidikan atau non kependidikan pada perguruan
tinggi yang terakreditasi;
(2) Pada waktu diangkat menjadi kepala sekolah berusia setinggi-
tingginya 56 tahun;
(3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di
Taman Kanak- kanak /Roudotul Atfal (TK /RA) memiliki
pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK
/RA; dan
(4) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai
negeri sipil (PNS) dan bagi non PNS disetarakan dengan
pangkat yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang
berwenang.
2) Kualifikasi khusus kepala sekolah /madrasah meliputi:
a) Kepala Taman Kanak-kanak /Roudotul Athfal (TK /RA)
adalah sebagai berikut:
(1) Berstatus sebagai guru TK /RA
(2) Memiliki sertifikat pendidikan sebagai guru TK /RA dan
(3) Memiliki sertifikat kepala TK /RA yang diterbitkan oleh
lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.62
b) Kepala Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah
62 Ibid hlm 116-117
sebagai berikut:
(1) Berstatus sebagai guru SD /MI
(2) Memiliki sertifikat pendidikan sebagai guru SD/MI dan
(3) Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh
lembaga yang ditetapkan pemerintah.63
b. Standar Kompetensi Kepala Sekolah /madrasah
Standar Kompetensi terdiri dari kompetensi kepribadian,
kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi
supervisi dan kompetensi sosial.64
Standar Kompetensi Kepala Sekolah /madrasah
Dimensi kompetensi
A Kompetensi Kepribadian
1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya danmengembangkan tradisi militan, dan menjadi teladanakhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah
2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin
3. memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan dirisebagai kepala sekolah
4. Bersikap terbuka dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi
5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalampekerjaan sebagai kepala sekolah /madrasah
6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpinpendidikan.65
B. Kompetensi Manajerial1.Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagaitingkatan perencanaan2. Mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan
kebutuhan
3. Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara optimal
4. Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara optimal
63 Ibid hlm 116-11764 http://endang965.wordpress.com/peraturan-diknas/standar-kepala-sekolah/ 30 Juli2010,
09.30 Wib.65 Ara Hidayat, Imam Machali, op.cit, hlm.117
5. Mampu mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal
6. Mampu mengelola hubungan sekolah – masyarakat dalam
rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan
pembiayaan sekolah
7. Mampu mengelola kesiswaan, terutama dalam rangka
penerimaan siswa baru, penempatan siswa, dan
pengembangan kapasitas siswa
8. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional
9. Mampu mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien
10.Mampu mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung
kegiatan-kegiatan sekolah
11.Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiatan kesiswaan di sekolah
12.Mampu menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam
menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah
13.Mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif
bagi pembelajaran siswa66
14.Mampu mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan keputusan
15.Terampil dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah
16.Terampil mengelola kegiatan produksi/jasa dalam mendukung
sumber pembiayaan sekolah dan sebagai sumber belajar siswa
17. Mampu melaksanakan pengawasan terhadap pelaksana-an
kegiatan sekolah sesuai standar pengawasan yang berlaku67
66http://endang965.wordpress.com/peraturan-diknas/standar-kepala-sekolah/ 30 Juli2010,09.30 Wib.
67 Ibid
C. Kompetensi Kewirausahaan
1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah /madrasah
2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah /madrasah
sebagai organisasi yang efektif
3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan usaha
4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah /madrasah
5. Memiliki naluri kewirausahaan dan mengelola kegiatan
produksi /jasa sekolah /madrasah sebagai sumber belajar
peserta didik.
D. Kompetensi Supervisi
1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam
rangka kependidikan profesionalisme guru.
E Kompetensi Sosial
1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah
/madrasah
2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.68
Cover membagi peran kepemimpinan menjadi tiga bagian yaitu:
a. Path finding (pencarian alur) peran untuk menentukan visi dan misi
yang pasti
b. Aligning (penyelaras) peran untuk memestikan bahwa struktur, sistem
dan proses operasional organisasi memberikan dukungan pada
68Ari Hidayat, op.cit.
pencapaian dan misi.
c. Empowering (pemberdaya) peran untuk menggerakkan semangat
dalam diri orang lain untuk mengungkapkan bakat , kecerdasan dan
kreativitas lain untuk mampu mengerjakan apapun dan konsisten
dengan prinsip yang disepakati.69
2. Macam-macam Peran Kepala Sekolah
Dalam pelaksanaannya, pekerjaan kepala sekolah merupakan
pekerjaan berat yang menuntut kemampuan ekstra. Meskipun
pengangkatan kepala sekolah tidak dilakukan secara sembarangan, bahkan
diangkat dari guru yang sudah berpengalaman atau mungkin sudah lama
menjabat sebagai wakil kepala sekolah, namun tidak dengan sendirinya
membuat kepala sekolah menjadi profesional dalam melakukan tugasnya.
Dinas Pendidikan (dulu: Depdikbud) telah menetapkan bahwa
kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai
edukator; manajer; administrator dan supervisor (EMAS). Dalam
perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan zaman, kepala sekolah pun harus mampu berperan sebagai
leader, inovator, dan motivator di sekolahnya.70
a. Kepala Sekolah sebagai Edukator
Keputusan Menteri pendidikan dan kebudayaan No.
0296/U/1996, merupakan landasan pendidikan kinerja kepala sekolah.
Kepala sekolah sebagai edukator harus memiliki kemampuan untuk
membimbing guru, membimbing tenaga kependidikan non guru,
membimbing peserta didik mengembangkan tenaga kependidikan,
mengikuti perkembangan iptek dan memberi contoh mengajar.71
Dalam melakukan fungsinya sebagai edukator kepala sekolah
harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan
69 Viethza Rivai, Op.Cit., hlm. 149.70 E Mulyasa, Manajemen Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), Cet ke 8, hlm 97-98.71 Ibid, hlm 101.
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, menciptakan iklim
sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah,
memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta
melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team
teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi
(acceleration) hingga peserta didik yang cerdas di atas normal.72
Kepala sekolah sebagai educator harus mampu memberikan
contoh kepada para guru, tentang bagaimana menjadi pendidik yang
baik. Oleh karenanya kepala sekolah tidak hanya bekerja sebagai
pemimpin para peserta didik, guru, maupun karyawannya akan tetapi
kepala sekolah juga harus terjun di bidang atau ikut serta dalam proses
belajar mengajar. Supaya kepala sekolah juga tidak hanya memberikan
nasehat saja, kepada bawahannya akan tetapi ia juga harus mengetahui
bagaimana sebenarnya proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah,
karena jika tidak demikian bagaimana kepala sekolah akan
meningkatkan mutu dari pendidikan jika kepal sekolah sendiri tidak
mengetahui yang sebenarnya apa yang menjadi faktor hambatan dalam
pengembangan kurikulum dan faktor pendukung dalam pengembangan
kurikulum. Sehingga kepala sekolah juga mampu mengambil strategi
yang akan di gunakan dalam pengembangan kurikulum yang di
digunakan di sekolahnya.
b. Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang
sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang
bersifat pencatatan penyusunan dan pendokumentasian seluruh
program sekolah. Secara spesifik kepala sekolah harus memiliki
kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi,
peserta didik, mengelola administrasi personal mengelola administrasi
sarana prasarana dan mengelola administrasi kearsipan dan mengelola
administrasi keuangan kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif
72 Ibid, hlm. 98-99.
dan efisien agar dapat menunjang produktivitas sekolah. Untuk itu
kepala sekolah harus mampu menjabarkan kemampuan tersebut dalam
tugas operasional.73
Kepala sekolah memiliki tugas yang lebih berkenaan dengan
implementasi kurikulum di sekolah. Peran kepala sekolah dan guru
sangat besar dan merupakan kunci keberhasilan pengembangan
kurikulum.74
Kepala sekolah sebagai administrator bertugas mengendali
segala kegiatan administrasi di sekolah. Meski tidak semua kegiatan
administrasi dilakukan oleh kepala sekolah. Akan tetapi kepala sekolah
juga berkenan untuk mengevaluasi bagaimana pelaksanaan
administrasi dapat berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan
ilmunya dan agar pekerjaan administrasi juga dapat berjalan efektif
dan efisien mungkin tanpa harus menyimpang dari perencanaan yang
telah disepakati.
c. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Kegiatan utama pendidikan sekolah dalam rangka mewujudkan
tujuan adalah kegiatan pembelajaran, sebagai seluruh aktifitas
organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektifitas
pembelajaran. Oleh karena itu salah satu tugas kepala sekolah adalah
sebagai supervisor, yaitu mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh
tenaga kependidikan. Sergiovani dan Starat (1993) menyatakan bahwa
“supervision is a process designed to help teacher and supervisor
learn more about their practice; servant parents and to make the
school a more effective learning community.75
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa supervisi merupakan
suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru
dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah agar
73 Ibid, hlm. 107.74 Omar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rosda Karya, 2008),
cet ke-2, hlm.230.75 E Mulyasa , op.cit, hlm. 11.
dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuan untuk memberikan
layanan yang lebih baik kepada orang tua peserta didik dan sekolah
serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang
lebih efektif.
Jika supervisi dilaksanakan kepala sekolah maka ia harus
mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan
pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di
sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan
pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar
para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih
berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.76
Kepala sekolah sebagai supervisor artinya kepala sekolah
berfungsi sebagai pengawas, pengendali, pembina, pengarah, dan
pemberi contoh kepada para guru dan karyawannya di sekolah. Salah
satu hal terpenting bagi kepala sekolah, sebagai supervisor adalah
memahami tugas dan kedudukan karyawan-karyawan atau staf di
sekolah yang dipimpinnya. Dengan demikian, kepala sekolah tidak
hanya mengawasi karyawan dan guru yang sedang melaksanakan
kegiatan, tetapi ia membekali diri dengan pengetahuan dan
pemahamannya tentang tugas dan fungsi stafnya, agar pengawasan dan
pembinaan berjalan dengan baik dan tidak membingungkan.77
Lancar tidaknya suatu sekolah dan mutu tidaknya suatu sekolah
tidak hanya tergantung dari jumlah atau kecakapan guru-guru
pengajarnya, akan tetapi kelancaran suatu sekolah dan sekolah itu bisa
dikatakan bermutu jika pemimpin suatu sekolah dapat melaksanakan
kepemimpinannya dan tugas-tugasnya sebagai kepala sekolah dapat
berjalan sebagaimana mestinya.78Artinya kepala sekolah harus
menguasai segala peranannya sebagai kepala sekolah meski tidak
76 Ibid, hlm. 111.77 Harabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 210.78 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Renika Cipta, 2008), hlm. 182.
semua pekerjaan kepala sekolah dilakukannya sendiri. Tentunya ada
staf-staf pembantu pelaksana peranan kepala sekolah. Dengan adanya
hal itu tentunya kepala sekolah harus mampu memberikan contoh
kepada bawahannya dalam melaksanakan tugas, dan kepala sekolah
juga harus mampu membina dan mengarahkan kepada bawahannya
agar para staf melaksanakan tugasnya secara baik sesuai dengan
perencanaan yang telah di tetapkan.
d. Kepala Sekolah Sebagai Manajer.
Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan
mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan
seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer
kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau
kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan
untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh
tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang
program sekolah.79
Kepala sekolah harus mampu menjadi manajer efisien dan
pimpinan yang efektif. Dia harus mencerminkan tampilan kepala
sekolah sejati, yaitu memiliki kemampuan manajemen dan dapat
menampilkan sikap dan sifat sebagai kepala sekolah. Perilaku kepala
sekolah tercermin dari kristalisasi interaksi antara fungsi organik
manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan
dan pengendalian serta evaluasi dan pelaporan ) dengan fungsi
substantif, yaitu akademik, ketenagaan, keuangan, fasilitas,
kehumasan, pelayanan khusus, dan sebagainya.
79 Mulyasa, Op.Cit, hlm.103.
e. Kepala Sekolah Sebagai Leader
Kepala sekolah harus mampu memberikan petunjuk dan
pengawasan, meningkatkan kemampuan tentang kependidikan,
membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas. Wahjo
Sumijo (1999:1109) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai
leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian.
Keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional serta
pengetahuan administrasi dan pengawasan.
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai
leader dapat dianalisa dari kepribadian. Pengetahuan terhadap tenaga
kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil
keputusan dan kemampuan berkomunikasi. Kemampuan kepala
sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat jujur, percaya diri,
tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa
besar, emosi yang stabil dan teladan.80
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu mengambil
keputusan-keputusan dalam segala hal guna untuk mencapai visi dan
misi sekolah. Sehingga mendapatkan keputusan yang di sepakati
bersama tanpa harus menyimpang dari tujuan dari pendidikan iti
sendiri, dan mendukung terlaksananya visi dan misi sekolah. Tanpa
harus mengesampingkan hak dan kewajiban anggota sekolah.
f. Kepala Sekolah sebagai Innovator.
Dalam melakukan peran dan tugasnya sebagai inovator, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan
yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh
tenaga kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-model
pembelajaran inovatif.
Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara-cara
ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, delegatif, integratif
80 Ibid, hlm. 115.
serta adaptatif dan fleksibel. Sebagai innovator harus mampu mencari,
menemukan dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah.
Gagasan baru tersebut misalnya moving class, adalah mengubah
strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi,
sehingga setiap bidang studi memiliki kelas tersebut yang dilengkapi
dengan alat peraga dan alat-alat lainnya.81
Kepala sekolah harus memiliki pemikiran yang kreatif dan
inovatif untuk mengubah pembelajaran yang terkesan membosankan
atau pengetahuan yang monoton menjadi pengetahuan yang inovatif
tanpa menghilangkan norma-norma yang telah berlaku. Dan harus
mampu mendayagunakan kemampuan-kemampuan inovatif yang
dimiliki oleh bawahannya guna meningkatkan mutu sekolah. Tidak
hanya menggunakan inovasi dari pemikiran kepala sekolah sendiri.
Selain itu kepala sekolah juga harus mampu mempengaruhi para
bawahannya agar mampu dan mau berfikir inovasi.
g. Kepala Sekolah sebagai Motivator
Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi yang
tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga pendidik dalam
melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat
ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana
kerja disiplin, dorongan penghargaan secara efektif dan penyediaan
berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar
(PSB).82
Setiap tenaga kependidikan memiliki karakteristik khusus, yang
berbeda satu sama lain, sehingga memerlukan perhatian dan pelayanan
khusus pula dari pemimpinnya, agar mereka dapat memanfaatkan
waktu untuk meningkatkan profesionalismenya, oleh karena itu untuk
meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan kepala sekolah
harus memperhatikan motivasi para tenaga kependidikan dan faktor-
81 Ibid, hlm. 118-119.82 Ibid, hlm. 120.
faktor lain yang berpengaruh.
C. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer dalam Pengembangan
Kurikulum PAUD
Seorang kepala sekolah harus mampu membuat kurikulum yang
dimaksud diatas. Kurikulum yang disahkan oleh pembuat kurikulum yaitu
kepala sekolah, guru dan ahli pembuat kurikulum dengan menyesuaikan
ketentuan negara dimana kurikulum pusat mengacu pada pendidikan nasional
yang berpedoman pada pancasila, keagamaan dan kebudayaan.
Kepala sekolah sebagai pembuat kurikulum di sekolah dan sebagai
pengembang kurikulum serta pelaksana kurikulum PAUD seharusnya kepala
sekolah dalam mengembangkan kurikulum PAUD harus terlebih dahulu
memperhatikan prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini sehingga dalam
pembuatan kurikulum sesuai dengan karakteristik anak pra sekolah. Adapun
prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini sebagai berikut:
1. Setiap anak itu unik. Mereka tumbuh kembang dari kemampuan,
kebutuhan, keinginan pengalaman dan latar belakang keluarga yang
berbeda.
2. Anak usia 2-6 tahun adalah anak yang senang bermain. Bagi mereka
bermain adalah cara mereka belajar. Untuk itu kegiatan bermain harus
dapat memfasilitasi keberagaman cara belajar dalam suasana senang,
sukarela dan kasih sayang dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.
3. Pendidik yang bertugas dalam kegiatan bermain adalah pendidik yang
memiliki kemauan dan kemampuan mendidik, memahami anak, bersedia
mengembangkan potensi yang dimiliki anak, penuh kasih sayang dan
kehangatan serta bersedia bermain dengan anak.83
Dengan adanya otonomi sekolah, guru atau PGTK dapat
mengembangkan kurikulum sendiri. Pengembangan kurikulum hendaknya
mengikuti arahan seperti yang disarankan oleh Naeyc dan PDA dalam buku
83 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah DirektoratPendidikan Anak Usia Dini, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, tth, hlm 5.
Children. Roseger (1992) menyarankan agar pengembangan kurikulum untuk
PAUD mengikuti pola sebagai berikut:
1. Berdasarkan keilmuan PAUD
2. Mengembangkan anak secara menyeluruh
3. Relevan, menarik dan menantang
4. Mempertimbangkan kebutuhan anak
5. Mengembangkan kecerdasan
6. Menyenangkan
7. Fleksibel
8. Menyatu dan padu.84
Manajer adalah seseorang yang memiliki keahlian menjalankan tugas-
tugas manajerial. Tugas manajerial mencakup fungsi organik dan fungsi
substantif. Fungsi-fungsi organik manajemen mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi.
Fungsi substantif manajemen berkaitan dengan pengelolaan personalia
keuangan, sarana dan prasarana, kehumasan lembaganya, layanan khusus dan
lain-lain.85
Rumusan manajemen menurut Stoner dalam H D Sudjana 2000 17
ialah sebagai berikut: Manajemen is the process of planning, organizing,
leading, and controlling the efforts of organizing members and of using all
other organizational resources to achieve stated organizational goals.
Manajemen merupakan suatu rangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan, terhadap segala upaya
dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia dan
sumberdaya lainnya (sarana dan prasarana) secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan organisasi.86
Disini kepala sekolah sebagai manajer harus mampu menerapkan
84 Slamet Suyanto, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat, 2009),hlm. 136-139.
85 Sudarwan Danim, Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional KepalaSekolah, (Jakarta: Renika Cipta, 2009), hlm.4.
86 Musfirotun Yusuf. MM, Manajemen Pendidikan Sebuah Pengantar, tt, hlm 2-3
peranannya sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD , yakni
kepala sekolah harus melaksanakan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi dalam pembuatan pengembangan
kurikulum PAUD. Kepala sekolah selain harus melaksanakan peranannya
sebagai manajer dalam pembuatan pengembangan kurikulum kepala sekolah
juga harus memperhatikan prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini dan
mempertimbangkan arahan yang disarankan oleh Naeyc mengenai
pengembangan kurikulum untuk peserta didik pra sekolah.
Menurut Henri Fayol seorang industri dari Paris mengemukakan
fungsi manajer ada 5 (lima), yaitu:
1. Perencanaan
Peter P. Schoderbek memberikan definisi tentang perencanaan,
planning is the determination of how to achieve an objective deciding
what is to be done and when to do is (perencanaan adalah menentukan
bagaimana untuk mencapai sebuah tujuan/sasaran, apakah yang
dilakukan dan kapan melakukannya).87 Membuat perencanaan adalah hal
yang sangat penting dalam melaksanakan segala hal. Semua pekerjaan
akan berjalan lancar dan baik sesuai target jika perencanaan itu dibuat
secara mendetail dan sesuai dengan realita yang ada.
Salah satu fungsi dari manajer adalah membuat perencanaan.
Program kegiatan apa pun perlu membuat perencanaan yang baik.
Rencana merupakan pedoman kerja bagi para pelaksana terkait baik
manajer maupun staf dalam melaksanakan fungsi dan tugas masing-
masing. Selain itu rencana merupakan acuan dalam mengendalikan
kegiatan lembaga, sehingga tidak menyimpang dari pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
Langkah pertama yang dilakukan dalam perencanaan yaitu
memiliki sasaran organisasi, kemudian sarana tersebut ditetapkan untuk
setiap sub unit organisasi, setelah semuanya ditetapkan langkah
selanjutnya menentukan program untuk mencapai sasaran dengan cara
87 Peter P. Schoderbek, et.al., Manajement, (Florida: Harcourt Bace Javarovich, 1998), hlm. 16.
yang sistematis karena pada dasarnya semua kegiatan, tindakan dan
kebijakan hendaknya direncanakan terlebih dahulu. Oleh karena itu
diperlukan perencanaan yang matang dalam menentukan program untuk
mencapai sasaran yang diinginkan.88
Kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum
berperan dalam memberikan perhatian, pembinaan dan bantuan serta
memeriksa pekerjaan guru. Kepala sekolah melakukan pemeriksaan
secara cermat untuk memberikan penilaian dan umpan balik apabila ada
yang perlu diperbaiki atau ditambahkan. Dengan cara ini akan
memberikan pengaruh dan dampak bagi guru untuk melakukan
persiapan dan perencanaan pembelajaran dengan baik.89
Semua kegiatan manajemen harus didasarkan pada perencanaan
yang matang dengan mengukur kemampuan, situasi, dan kondisi.
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan
manajemen. Tanpa perencanaan, pelaksanaan kegiatan akan kesulitan
dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Kepala sekolah disini bertugas sebagai perencana pengembangan
kurikulum. Perencanaan pengembangan kurikulum ini dibuat sesuai
evaluasi yang telah lalu dilakukan, kemudian memperbaiki strategi yang
kurang efektif untuk dilakukan dengan strategi yang baik yang dianggap
lebih bisa mencapai tujuan dari visi dan misi sekolah.
Alangkah baiknya jika perencanaan itu dilakukan oleh semua
pihak yang bersangkutan, tidak hanya dibuat oleh kepala sekolah, namun
perencanaan kurikulum, atau perencanaan pengembangan kurikulum
bahkan perencanaan kegiatan lainnya seharusnya melibatkan orang-
orang yang bersangkutan, misalnya melibatkan kepala sekolah, guru
bidang studi, peserta didik, masyarakat dan ahli pembuat kurikulum.
88 Jamea A F Stoner Etal, Manajemen, (Jakarta: Prenhallindo,1996), hlm. 11.89Tim dosen Administrasi Pendidikan universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 197.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses membagi kerja, kedalam
tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang
lain yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya, dan mengalokasikan
sumberdaya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas
pencapaian tujuan organisasi.
Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses pengelompokan
semua tugas, tanggungjawab, wewenang, dan komponen dalam proses
kerjasama, sehingga tercipta suatu sistem kerja yang baik dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian dilakukan
berdasarkan tujuan dan program kerja sebagaimana dihasilkan dalam
perencanaan.90
Dari pengertian diatas pengorganisasian dapat disimpulkan bahwa
pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokan dan penyusunan
macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan, dan
penempatan tugas-tugas kepada anggota sesuai dengan kemampuannya
dan bakatnya.
Dalam hal ini kepala sekolah beserta tim yang dibentuk untuk
memudahkan pembagian tugas sesuai dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan. Kepala sekolah berkewajiban untuk mengelola dan
mengatur penyusunan kalender akademik, jadwal pelajaran, tugas dan
kewajiban guru, serta program kegiatan sekolah. Kewajiban-kewajiban
kepala sekolah diatas dapat dilimpahkan kepada bawahannya. Semisal
pembuatan kalender akademik dapat diberikan atau dikerjakan oleh bagian
Waka kurikulum. Pemberian tugas ini di maksudkan agar semua staf dapat
berkreasi atau menggunakan keahliannya dalam bidang-bidang tertentu
dan agar para staf pembantu kepala sekolah dapat bertanggungjawab atas
tugas yang di diberikan kepada para staf
Kepala sekolah berhak memberikan tugas-tugas yang berkaitan
90 Ibrahim Bafalda, Manajemen Peningkatan Mutu sekolah dasar, (Jakarta: Bumi Aksara,2006), cet ke-2, hlm. 43.
dengan pengembangan kurikulum yang akan di laksanakan di sekolah itu
sesuai dengan bakat dan minat para bawahannya. Semisal guru matematika
harus lulusan pendidikan matematika. Setidaknya guru itu mengetahui
bagaimana mengajarkan matematika pada peserta didik yang masih usia
pra sekolah.
Pengorganisasian merupakan tugas manajer pendidikan termasuk
kepala sekolah. Dalam kegiatan sekolah terdapat macam-macam jenis
pekerjaan yang memerlukan kecakapan dan keterampilan dan tanggung
jawab yang berbeda-beda. Dalam hal ini kepala sekolah harus memiliki
kemampuan untuk mengorganisasikan guru-guru dan pegawai sekolah
lainnya dalam menjalankan tugasnya sehari-hari sehingga tercipta
hubungan kerja yang harmonis dan lancar.
Akan tetapi kepala sekolah tidak boleh sewenang-wenang dalam
melaksanakan peranannya terutama sebagai mengorganisasi. Kepala
sekolah harus mampu mengendalikan diri supaya tidak terbawa emosi
dalam melaksanakan segala sesuatunya. Meskipun kepala sekolah adalah
orang yang paling berwenang dalam lembaga pendidikannya, namun
kepala sekolah harus mampu menjaga dan merendahkan diri terhadap
bawahannya atau para pendidik. Tidak semua kegiatan dilakukan oleh
kepala sekolah sendiri akan tetapi diberikan atau dibagikan kepada para
pendidik atau bawahan yang lain yang sesuai dengan bakat dan minatnya.
Hal tersebut dikemukakan dalam firman Allah SAT dalam surat as suara
ayat 215
ôÙ Ïÿ÷z $#ury7yn$uZy_Ç yJ Ï9y7yèt7 ¨?$#z ÏBšúü ÏZÏB÷s ßJ ø9$#ÇËÊÎÈ
Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu,Yaitu orang-orang yang beriman.91
3. Pelaksanaan
Fungsi ke tiga dari manajer adalah actuating (pelaksanaan).
91 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Jumanatul Ali-ART(J-ART), 2005), hlm. 376.
Pelaksanaan yang dilakukan setelah sebuah organisasi memiliki
perencanaan dan pengorganisasian dan memiliki struktur organisasi
termasuk tersedianya personal sebagai pelaksanaan sesuai kebutuhan unit
/satuan yang dibentuk. Diantara kegiatannya yaitu melakukan pengarahan
bimbingan dan komunikasi.
Pengarahan (directing) berarti memelihara, menjaga dan
memeliharakan organisasi melalui setiap personal, baik struktural maupun
fungsional agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai
tujuan. Pengarahan di sini berfungsi agar kegiatan yang dilakukan bersama
tetap melalui jalur yang telah ditetapkan dan tidak terjadi penyimpangan.92
Kepala sekolah dalam tahap ini bersama-sama guru membuka diri
terhadap masukan atau kritik yang membangun yang berkenaan dengan
pengembangan kurikulum. Sebagai guru harus siap untuk diberi masukan
oleh kepala sekolah berdasarkan hasil supervisi yang dilakukan oleh
kepala sekolah yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum. Begitu
pun kepala sekolah harus memiliki jadwal yang jelas dan rinci untuk
melakukan supervisi terhadap kinerja guru, hasil supervisi kepala sekolah
menjadi fakta dan data yang benar untuk memberikan informasi kepada
guru berkaitan dengan tugas yang dikerjakannya selama di sekolah.
4. Pengawasan
Kimbrough dan Nunnery (1983) mengartikan pengawasan sebagai
proses memonitoring kegiatan. Tujuannya untuk menentukan harapkan
harapan-harapan yang secara nyata dicapai dan melakukan perbaikan-
perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Dengan
demikian, pengawasan dalam kontes pendidikan itu merupakan proses
monitoring kegiatan-kegiatan untuk mengetahui program-program
lembaga pendidikan yang telah diselesaikan dan tujuan-tujuan yang telah
di capai.93
92 Saiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabet, 2000), hlm. 58.93 Ibrahim Bafalda, op.cit, hlm. 46.
Pengawasan sebagai tahap proses manajemen ke 4 yaitu proses
yang menjamin bahwa semua kegiatan yang dilakukan oleh organisasi
dituntut ke arah pencapaian sasaran atau target yang direncanakan. Inti
dari proses ini ialah untuk menentukan apakah suatu kegiatan mencapai
hasil atau tidak.
Kepala sekolah sebagai Pengawas (pemonitoring) segala kegiatan
yang telah direncanakan tugas kepala sekolah disini bukan mengawas-
awasi yang cenderung mengancam atau menakut-nakuti pihak yang
diawasi. Pekerjaan kepala sekolah bukan mencari kesalahan kekurangan
dan kelemahan pelaksana pengembang kurikulum akan tetapi dapat
mungkin menghargai dan mengakui kesuksesan yang telah dicapai dalam
pengembangan kurikulum. Dalam situasi ini kepal sekolah memberikan
dorongan untuk meningkatkan prestasi dibidang pengembangan kurikulum
akan tetapi juga pengawas harus tahu bagaimana tujuan pengembangan
kurikulum itu sesuai dengan visi dan misi dari pendidikan. Kepala sekolah
pun juga harus tahu bagaimana pengembangan kurikulum yang baik yang
mudah dimengerti dan dipahami dilaksanakan oleh pendidik dan peserta
didik.
Pengawas merupakan suatu faktor penunjang penting terhadap
efisiensi organisasi. Pengawasan merupakan suatu fungsi yang positif
dalam menghindarkan dan memperkecil penyimpangan-penyimpangan
dari sasaran atau target yang direncanakan.
Ada empat pokok inti dari sistem pengawasan yaitu
a. Sasaran atau target, rencana kebijaksanaan, norma atau standar,
kriteria atau ukuran yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Cara mengukur kegiatan (misalnya cara mencari tingkat
perkembangan atau kemajuan atau pengarahan ke sasaran kita)
c. Cara membandingkan kegiatan dengan kriteria (misalnya cara
mencari apakah pekerjaan kita sebanding dengan hal-hal yang kita
inginkan). Mekanisme tidaklah korektif (misalnya cara mengoreksi
penyimpangan).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses pengumpulan data atau informasi
tentang anak yang ditujukan untuk membuat keputusan. Kegiatan
penilaian dalam program anak usia dini dilakukan melalui observasi,
dokumentasi dan review kerja anak sepanjang waktu, penilaian yang tepat
dan dengan cara yang tepat. Guru dapat menemukan kebutuhan setiap
anak sesuai dengan kebutuhannya.
Penilaian program anak usia dini dilakukan dengan tiga tahap
yaitu:
a. Pengumpulan fakta, informasi data mulai observasi dan porto folio
b. Analisa dan evaluasi. Fakta informasi atau data yang telah terkumpul
c. Menggunakan data untuk tindak lanjut.94
Kepala sekolah berperan dalam pengendalian sistem evaluasi agar
evaluasi dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Kepala sekolah bekerja sama dengan guru untuk melakukan evaluasi
dengan objektif agar hasil evaluasi benar-benar menunjukkan hasil belajar
siswa yang sesungguhnya.95
Kepala sekolah berperan penting dalam kegiatan evaluasi kegiatan.
Pengembangan kurikulum yang telah direncanakan, dikoordinasikan
dilaksanakan dan telah melalui pengawasan kepala sekolah sendiri lan
sehingga kepala sekolah mampu melakukan evaluasi yang dibantu oleh
para staf. Cocok kah pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan,
kemudian mencari tahu hambatan dan pendorong terlaksananya
pengembangan kurikulum. Sehingga kepala sekolah beserta bawahannya
bekerja sema untuk melakukan perbaikan pengembangan kurikulum di
tahun berikutnya.
Kepala sekolah sebagai manajer menempati posisi yang telah
ditentukan di dalam organisasi sekolah. Kepala sekolah memiliki posisi
puncak yang memegang kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan yang
94. Pelatihan Pendidikan Anak Usia dini, Program Pembelajaran Anak Usia Dini (PAUD),(Banjar Negara: Sinar Pasir 2006), hlm. 1-2
95 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, op.cit, hlm.199
telah ditentukan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah
sebagai pemegang jasa profesional yang sangat khusus. Karena semua
kegiatan bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan
tergantung dari pemimpinnya. Karena segala sesuatunya itu akan dimintai
pertanggungjawaban. Kepala sekolah sebagai manajer disini bertanggung
jawab atas segala sesuatu yang berkaitan dengan peran kepal sekolah
sebagai manajer yaitu merencanakan mengorganisasikan melaksanakan
mengawasi dan melakukan evaluasi. Hal itu ditegaskan oleh sabda
Rasulullah saw
: /
) (Dari Ibnu Umar r.a ia berkata Saya mendengar Rasulullah sawbersabda kalian adalah pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban, penguasa adalah pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban dan kepemimpinan suami pemimpin keluarganya dan akandimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Istridipimpin kepemimpinannya pelayan dan pemimpin dalammengelola harta tuannya akan dipertanggungjawabkan tentangkepemimpinannya oleh karena itu kalian sebagai pemimpin akandimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.96
Jika seorang manajer mampu melaksanakan proses dan fungsinya
sebagai manajer maka suatu organisasi itu pun akan terlihat mutunya namun
sebaliknya jika seorang pemimpin kurang mampu atau kurang melaksanakan
fungsinya sebagai manajer maka hasil dari tujuan suatu kegiatan atau
organisasi tidak akan berjalan mulus sesuai rencana. Bahkan ada
kemungkinan suatu organisasi atau lembaga akan hancur karena
pemimpinnya.
96 Zakariya Yahya Nawawi, Riyadhus Sholihin Jilid I, Pustaka Amani, Jakarta, Cet. IV,1999, hlm. 180
Oleh karenanya suatu pekerjaan itu harus diberikan oleh orang nya
menguasai bidang tersebut. Jika segala sesuatunya tidak diberikan kepada
orang yang berhak atau orang yang ahli dalam bidangnya maka sesuatu itu
akan hancur karena orang yang diberikan tanggung jawab tidak sesuai
dengan bidangnya. Seperti sabda Rasulullah dalam kitab Al Kutub Al Ilmiah.
sebagai berikut.
: :)(
Dari abi Hurairah RA berkata : Rasulullah berkata : apabila suatuperkara di serahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulahkehancurannya.
97 Al Bukhari, Shohih Bukhori Jus 1 (Beirut : Dar Al Kutub Al Ilmiah, 1871) hlm.37
ABAB III
PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DALAM
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD DI KB-TK ISLAM
MASJID AL AZHAR PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG
A. Gambaran Umum KB TK Islam Masjid AL Azhar Permata Puri
Ngaliyan Semarang
1. Tinjauan Historis
Disaat semakin menjamurnya kelompok bermain (KB) atau
playgroup dan makin banyaknya anak-anak usia prasekolah di lingkungan
RW 08, RW 10 dan RW 11 kelurahan beringin kecamatan Ngaliyan kota
Semarang, beberapa orang mengurus takmir Masjid Al Azhar kelurahan
beringin yang saat ini mengelola TPQ Al Azhar mengusulkan untuk
mendirikan taman kanak-kanak dan kelompok bermain yang lebih formal,
agar mendapat nilai tambah yang lebih, walaupun sudah banyak KB yang
berlabel Islam maupun berlabel nasional, namun masih minim materi
keIslaman yang diajarkan di KB tersebut.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kelompok Bermain (KB)
“Masjid Al Azhar” didirikan pada tanggal 1 maret 2007 di kelurahan
beringin, kecamatan Ngaliyan, kota Semarang, menempati gedung TPQ Al
Azhar yang dibangun pada tanggal 2004sekaligus membuka pembelajaran
untuk anak usia pra sekolah atau lebih dikenal dengan kelompok bermain
(KB).
Melihat latar belakang inilah, pengurus takmir masjid Al Azhar
mengawali langkah pertama dengan membentuk dewan pengurus
pendidikan anak usia dini (PAUD) KB TK Islam Masjid Al Azhar untuk
membuka penerimaan peserta didik/ warga belajar mulai tahun ajaran
2007 -2008, dengan memanfaatkan fasilitas gedung Taman Pendidikan Al
Qur'an (PTQ) masjid Al Azhar.98
98 Profil sekolah KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang
2. Visi dan Misi
Untuk dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan pendidikan, maka
suatu lembaga pendidikan harus merumuskan visi dan misi. Adapun visi
dan misi KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang
adalah sebagai berikut:
a. Visi: mewujudkan pendidikan Muslimin/ Muslimat yang:
§ Taqwa dan berakhlak mulia
§ Sehat jasmani dan rohani
§ Cerdas
§ Cakap dan terampil
§ Percaya diri
§ Memiliki kepribadian yang kuat
§ Berwatak pejuang dan memiliki kemampuan
§ untuk mengembangkan diri dan keluarga
§ Bertanggung jawab atas pembangunan umat dan bangsa.
b. Misi : Mewujudkan sistem pendidikan iptek dam imtaq
• Melahirkan guru-guru/ pendidik agama Islam dan umum
berkualitas tinggi
• Menjadikan KB “masjid Al Azhar” taman pra sekolah
unggulan.99
3. Letak Geografis
PAUD kelompok bermain “Masjid Al Azhar ” terletak di komplek
Al Azhar, jalan Bukit Barisan, Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan,
Kota Semarang kode pos 50189. Tlp no 024 7628100 alamat e- mail:
ypmasjid alazhar@ telkom.net(denah terlampir)100
4. Struktur Organisasi
Pelindung : Ketua Takmir masjid Al-Azhar Kel.
Bringin
99 Ibid100 ibid
Penasehat : 1. Habib Idrus Al Munawar
2. Drs H. Hoirul Anwar, M.Ag
Ketua penyelenggara : Amin Farih M.Ag.
Sekretaris : Tri waluyo,SE
Bendahara : Ir. sarjono
Konsultan hukum dan
Publikasi : 1. Drs. Widodo, PA
Konsultan Pendidikan : 1. Drs. Isma’il, M.Ag.
2. Muhtadi,SE
3. Drs. Taufik Rohmani
Konsultan Pembangunan
Sarana / Prasarana : 1. Dr. Moh. Khadik.
2. Drs. Ponco Darmawan
5. Keadaan Pendidik dan Peserta Didik
a. Keadaan Pendidik
Para pendidik yang mengajar adalah para pendidik yang telah
lulus qiro ati (metodologi dan tashih) dan para lulusan strata 1 (S1)
jurusan PAUD dan jurusan bahasa Inggris. Adapun tenaga tata usaha
diambil dari tenaga yang paham tentang qiro ati.101
Para pendidik yang ada di KB TK Islam Masjid Al Azhar
Permata Puri Ngaliyan Semarang terdiri dari kepala sekolah, 7
perempuan guru sentra, lima diantaranya sekaligus merangkap
menjadi wali kelas, dan satu diantaranya sebagai pemegang
administrasi, sedangkan 3 guru lainnya menjadi guru pendamping dua
diantaranya laki-laki dan satu perempuan . Data pendidik KB TK Islam
Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang dapat dilihat dalam
tabel berikut :
101 Ibid
No
Nama guru/pegawai
L/P
TempatTanggal Lahir
Ijazah tahun dantempat
Agama Statuspemerintah/swasta
Jabatan
1 H. Mursid M.Ag L Demak,5 Maret1967
S.2/2000/ IAIN Islam Swasta Kepalasekolah
2 Imroatul Afifah P Blora, 8 januari1986
S1/2012/IAIN Islam Swasta Guru sentra
3 Niken MurniRenaningtiyas,S.Pd
P Jakarta, 2 Juli1978
S.1/2007/IKIP PGRI/B inggris
Islam Swasta ADM, GuruSentra
4 Siti Aliyah,S.Pd.I
P Demak, 13Februari, 1984
S1/2007/IAIN/PAI Islam Swasta GuruSentra/wali
5 Kalimatussa'diyah
P Demak, 10Desember 1989
MAK Islam Swasta GuruSentra/wali
6 HidayatulMunawaroh
P Semarang, 23,November1985
S1/2008/IAIN/ PAI Islam Swasta GuruSentra/wali
7 Sofiyatun P Semarang,Juni10 1981
S1/2005/SETIKUBANK/Informasi
Islam Swasta GuruSentra/wali
8 Puji Lestari P Semarang,10November1985
S1/2005/IKIPPGRI/B. Inggeris
Islam Swasta GuruSentra/wali
9 Ninik Ambarwati P Tuban 6 juni1985
S1/2010/IAIN/PBA Islam Swasta Gurupendamping
10 Mujiyono L Kendal, 11oktober 1985
SMK/2005/TMP Islam Swasta Gurupendamping
11 Salman Al Albab L Grobogan,21juli 1987
MA/2005 Islam Swasta Gurupendamping
12 Nur lailatutaqwa P Jakarta, 21mei1986
S1/2010/IAIN/B.inggris
Islam Swasta Gurupendamping
b. Keadaan peserta didik
Peserta didik untuk tahap pertama menerima 3 kelas kelompok
bermain. Tiap kelas terdiri dari (15) lima belas orang murid laki-laki
dan perempuan yang masing-masing diasuh oleh dua orang guru.
Kelas ini dibedakan menurut usia peserta didik usia 3-4 tahun masuk
pada kelompok KB atau kelas KB, usia 4-5 tahun masuk pada
kelompok TK A sedang anak yang berusia 5-6 tahun masuk pada
kelompok TK B. 102
Pada tahun berikutnya menambah tiga kelas yang terdiri dari
TK A 1 kelas dan TK B 2 kelas, jadi kelasnya menjadi 6 kelas 1 untuk
kelas KB yang terdiri dari anak yang berusia 3-4 tahun, 2 kelas untuk
TK A yang terdiri dari anak yang ber usia 4-5 tahun, dan 3 kelas untuk
anak yang berusia 5-6 tahun. Masing-masin kelas terdiri dari 15 anak.
Kebanyakan dalam 1 kelasnya terdapat 9 atau lebih perempuan sedang
sisanya laki-laki. Jadi untuk saat ini peserta didik yang ada di KB TK
Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang sebanyak 90
anak, 57 peserta didik perempuan dan 33 peserta didik laki-laki.103
6. Kurikulum yang digunakan
Adapun kurikulum yang digunakan menitikberatkan pada
pendidikan agama Islam yang dipadukan dengan pelajaran umum.
Disamping itu diajarkan pula program penunjang lainnya meliputi belajar
menari, drumband, pengenalan bahasa arab, bahasa inggris, pengenalan
computer, serta BCM (Bermain, Cerita, menyanyi).
Kurikulum pendidikan mengacu pada Kurikulum Pendidikan
Nasional (Dik Nas) tahun 2004 dengan penekanan pendidikan agama
Islam. Penekanan ini dimaksudkan untuk membekali dasar-dasar aqidah
dan akhlaq mahmudah sejak usia dini.
Sekolah KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata puri Ngaliyan
Semarang dalam pembelajaran menggunakan metode Qiro'ati. Metode
Qiro'ati merupakan salah satu andalan pendidikan anak usia dini (PAUD)
KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata puri Ngaliyan Semarang yakni
dalam rangka menyiapkan generasi qur ani dimasa mendatang. Apabila
akar pondasi yang dimiliki oleh anak senantiasa berdasar dan bernafaskan
Al Quran dengan ajaran Islam yang kuat Insya Allah harapan
102 ibid103 Wawancara dengan pendidik di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Senin, 2
Agustus 2010.
mengupayakan generasi Islam yang berorientasi pada Al Quran berilmu
pengetahuan tinggi cerdas dan berakhlakul karimah akan memperoleh
jalan mudah dalam menempuh jenjang pendidikan selanjutnya dimasa
depan yang akan ditempuhnya. Adapun pengembangan kurikulum yang
diterapkan di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan
Semarang dapat dilihat pada pengembangan anak.
Kurikulum yang digunakan sebagai pegangan atau pedoman
pembuatan pengembangan kurikulum di KB TK Islam Masjid Al Azhar
Permata puri Ngaliyan Semarang adalah kurikulum yang dibuat oleh
DIKNAS sebagai pembelajaran berhitung atau untuk pelajaran umum dan
mengambil dari lembaga Qiro'ati (individual klasikal) yang mana dalam
penggunaan pedoman pembelajaran Qiro'ati digunakan untuk materi
tambahan atau muatan lokal yang dijadikan sebagai program unggulan KB
TK Islam Masjid Al Azhar. Sedangkan bahasa yang digunakan
merangkum sendiri (CMMI)serta memakai buku panduan dari Diknas
untuk materi berhitung. Salah satunya yaitu pembelajaran BCCT (Beyond
sentra and circles time) (pendekatan sentra dan saat lingkaran) dan lain-
lain, adapun untuk lagu-lagu nyanyian dan do'a-do'a serta hafalan
menggunakan buku panduan yang telah disusun oleh koordinator Qiri'ati
kota Semarang.
Kurikulum yang dikembangkan di KB mengacu pada aspek
perkembangan agama & moral/ nilai, perkembangan kognitif,
perkembangan bahasa, perkembangan fisik/ motorik, perkembangan sosio
emosional, perkembangan seni.104
B. Peran Kepala Sekolah di KB TK Islam Masjid Al-Azhar Permata Puri
Ngaliyan Semarang
Peranan kepala sekolah sangatlah mempengaruhi kualitas dari sebuah
lembaga pendidikan. Karena segala sesuatu yang berkenaan dengan kegiatan
sekolah semuanya diputuskan oleh kepala sekolah. Terutama dalam
104 Wawancara dengan kepala sekolah, Kamis 5 Agustus,2010
pembuatan kurikulum atau pun pengembangan kurikulum yang akan di
laksanakan dalam pembelajaran. Peran kepala sekolah pun tidak hanya sebatas
memberikan rekomendasi dan persetujuan, akan tetapi kepala sekolah pun
memiliki program kinerja tersendiri. Program kinerja itu merupakan tugas atau
fungsi dari kepala sekolah. Program kinerja kepala sekolah itupun sangat
mempengaruhi terhadap akreditasi sekolah. Biasanya sekolah membuat
program kinerja kepala sekolah berdasarkan standar akreditasi kinerja kepala
sekolah. Akan tetapi untuk saat ini untuk PAUD standar akreditasi kepala
sekolah belum dibuat. Kebanyakan lembaga PAUD memilih membuat standar
akreditasi kinerja kepala sekolah sendiri dengan mengacu pada standar
akreditasi kepala sekolah untuk tingkat SD dan TK yang telah dibuat oleh
departemen pendidikan setempat.105
Oleh karenanya KB TK Islam Masjid Al Azhar memilih mengacu
pada standar akreditasi kepala sekolah untuk tingkat SD dan TK dalam
pembuatan standar kinerja kepala sekolah. Adapun program kinerja kepala
sekolah di KB TK Islam masjid Al Azhar sebagai berikut :
No Kompetensi Aspek Indikator
1 Kepala PAUD
sebagai
Edukator
Pendidikan
a. kemampuan
membimbing
guru
b. kemampuan
membimbing
karyawan
c. kemampuan
1. kemampuan membimbing program
pengajaran/BK
2. Melaksanakan program pengajaran
melaksanakan evaluasi dan analisis
hasil evaluasi
3. Melaksanakan program perbaikan/
pengajaran
1. Kemampuan membimbing karyawan
dan menyusun program
2. kemampuan membimbing
melaksanakan tugas sehari-hari
1. kemampuan membimbing siswa
105 Ibid
membimbing
siswa
d. kemampuan
membimbing staf
e. kemampuan
belajar/mengikuti
perkembangan
IPTEK
f. kemampuan
memberi contoh
mengajar yang
baik
dalam kegiatan ekstra kurikuler
2. kemampuan membimbing
organisasi
3. kemampuan membimbing siswa
untuk mengikuti lomba
1. melalui pendidikan dan pelatihan.
2. melalui sejawat MGMP/MOGK
3. melalui pendidikan seminar/diskusi
4. melalui pendidikan bahan bacaan
5. memperhatikan kenaikan pangkat
6. mengusulkan kenaikan jabatan
melalui seleksi calon
1. melalui pendidikan /pelatihan
2.melalui pertemuan propinsi/MKKS
3. melalui seminar edukasi
4. melalui bahan bacaan
1. memiliki jadwal mengajar minimal 6
jam dalam 1 minggu.
2. memiliki prota program sementara
SP RP dan daftar nilai.
2 Kepala PAUD
sebagai
Manajer
a. kemampuan
menyusun
program
b. kemampuan
menyusun
organisasi
c. kemampuan
1. memiliki program jangka panjang
(8 th)
2. memiliki program jangka menengah
3. memiliki program jangka pendek (1
th)
1. memiliki susunan program sekolah
2. memiliki personalia pendukung
3. menyusun personalia untuk kegiatan
temporer
1. memberi arah
menggunakan
staf guru
karyawan
d. mengoptimalkan
sumber daya
sekolah.
2. mengkoordinasikan staf yang sedang
melaksanakan tugas
1. memanfaatkan sumber daya manusia
secara optimal.
2. memanfaatkan sarana dan prasarana
secara optimal
3. membuat sarana dan prasarana milik
sekolah.
3 Kepala PAUD
sebagai
Administrator
a. kemampuan
mengelola
administrasi
KBM/BK
b. kemampuan
mengelola
administrasi
Kesiswaan
c. kemampuan
mengelola
administrasi
Ketenagaan
d. kemampuan
mengelola
administrasi
keuangan
e. kemampuan
mengelola
administrasi
sarana dan
1. Memiliki kelengkapan data
administrasi KBM
2. Memiliki kelengkapan data
administrasi BK
1. Memiliki kelengkapan data
administrasi Kesiswaan
2. Memiliki kelengkapan data
administrasi ekstra kurikuler
1. Memiliki kelengkapan data
administrasi tenaga guru
2. Memiliki kelengkapan data
administrasi tenaga karyawan
1. memiliki administrasi keuangan
rutin
2. memiliki administrasi keuangan
OPF
3. memiliki administrasi keuangan
1. memiliki data administrasi gedung
dan ruang
2. memiliki data administrasi mebeler
3. memiliki kelengkapan data
prasarana.
f. kemampuan
mengelola
administrasi
persuratan.
administrasi laboratorium
4. memiliki kelengkapan data
administrasi perpustakaan.
1. memiliki data administrasi surat
keluar.
2. memiliki data administrasi surat
masuk
3. memiliki data administrasi surat
keputusan.
4 Kepala PAUD
sebagai
supervisor
a. kemampuan
menyusun
program
supervisi
b. kemampuan
melaksanakan
program
supervisi
c. kemampuan
menggunakan
program
supervise
1. memiliki program supervisi
KBM/BK
2. memiliki program untuk kegiatan
ekstra kurikuler
1. memiliki program untuk kegiatan
klinisi
2. melaksanakan program dadakan
klinisi
3. melaksanakan program untuk
program kurikuler ekstra
1. memanfaatkan hasil supervisi untuk
meningkatkan profesionalisme guru.
2. Memanfaatkan hasil pengembangan
sekolah.
5 Kepala PAUD
sebagai leader
1. kemampuan
kepribadian
yang kuat
2. memahami
kondisi anak
buah dengan
1. jujur
2. percaya diri
3. bertanggung jawab
1. memahami kondisi guru
2. memahami kondisi karyawan
baik
3. memiliki visi
dan memahami
misi sekolah
4. memiliki
kemampuan
mengambil
keputusan.
5. Memiliki
kemampuan
berkomunikasi
1. memiliki tentang visi sekolah yang
dipimpin
2. memiliki visi yang diambil sekolah
1. mampu mengambil keputusan untuk
urusan intra sekolah
2. mampu mengambil keputusan untuk
urusan extra sekolah
1. mampu berkomunikasi secara lisan
dengan baik
2. mampu menyampaikan gagasan
dalam bentuk tulisan
6 Kepala PAUD
sebagai
inovator
1. Kemampuan
mencari
menemukan
gagasan baru
untuk
pembaharuan
sekolah.
2. kemampuan
melaksanakan
/melakukan
pembaharuan di
sekolah.
1. mampu mencari gagasan
2. mampu memilih gagasan
1. mampu melakukan pembaharuan di
bidang KBM/BK
2. mampu melakukan pembaharuan
dibidang pengadaan dan pembinaan
guru dan karyawan
3. mampu melakukan pembaharuan di
bidang kegiatan ekstra kurikuler
4. mampu melakukan pembaharuan
dalam menggali sumberdaya komite
sekolah dan masyarakat.
7 Kepala PAUD
sebagai
motivator
1. kemampuan
mengatur
lingkungan
kerja.(fisik)
2. kemampuan
mengatur suasana
kerja(non fisik)
3. kemampuanmenerapkanprinsippenghargaan danhukuman.
1. mampu mengatur ruang kantor yang
kondusif untuk bekerja
2. mampu mengatur ruang kelas yang
kondusif untuk belajar
3. mampu mengatur ruang
laboratorium yang kondusif untuk
praktek
4. mampu mengatur ruang
perpustakaan yang kondusif untuk
belajar
5. mampu mengatur ruang
halaman/lingkungan sekolah yang
sejuk dan teratur.
1. mampu menciptakan hubungan
kerja yang harmonis sesama guru
2. mampu menciptakan hubungan
kerja yang harmonis sesama
karyawan
3. mampu menciptakan hubungan
kerja yang harmonis sesama antara
guru dan karyawan
4. mampu menciptakan hubungan
kerja yang harmonis sesama antara
guru dan karyawan.
1. mampu menerapkan prinsip
penghargaan
2. mampu menerapkan prinsip-
prinsip hukuman106
106 Data dinding program kinerja kepala sekolah KB TK Islam Masjid Al Azhar PermataPuri Ngaliyan Semarang.
Kepala sekolah di KB TK Islam Masjid AL Azhar Permata Puri
Ngaliyan Semarang melaksanakan peranannya dibantu oleh pendidik dan staf
karyawan yang ada. Karena kepala sekolah tidak selalu berada di sekolah.
Kepala sekolah memiliki kegiatan lain di luar sekolah. Kepala sekolah di KB
selain beliau menjabat sebagai kepala sekolah di KB TK Islam Masjid AL
Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang beliau juga sebagai dosen tetap di
kampus IAIN Walisongo, beliau juga ikut serta dalam lembaga P2PNFI
tingkat Jateng dan beliau juga berkecimpung di lembaga kemasyarakatan.
Karena kesibukannya lah kepala sekolah jadi sering tidak berada di sekolah
KB Islam Masjid AL Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang.
Kepala sekolah KB TK Islam Masjid AL Azhar Permata Puri Ngaliyan
Semarang tidak setiap hari berada di sekolah. Beliau berada di sekolah tidak
tentu harinya dan jamnya asalkan ada waktu yang luang beliau datang ke
sekolah meskipun hanya 1 jam atau bahkan kurang dari 1 jam. Kepala sekolah
paling sering berada di sekolah KB TK pada hari senin, kamis dan sabtu. Pada
hari itulah dengan waktu yang sesingkat mungkin kepala sekolah berusaha
untuk mengurusi keperluan dan tugas peran kepala sekolah yang belum bias
dikerjakan oleh pendidik dan staf yang ada.107
C. Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer dalam Pengembangan
Kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid AL Azhar Permata Puri
Ngaliyan Semarang
Peran kepala sekolah sebagai manajer adalah membuat perencanaan
kegiatan, memiliki organisasi kegiatan, melaksanakan kegiatan sesuai
perencanaan, kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan kemudian kepala sekolah melakukan evaluasi terhadap semua
kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan guna sebagai acuan
pelaksanaan atau pembuatan perencanaan kegiatan berikutnya.
Kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting di sekolah.
Diatas telah dikemukakan peran kepala sekolah atau kinerja kepala sekolah
107 Wawancara dengan staf pembantu dan pendidik, Kamis, 7 Oktober 2010.
KB TK Islam Masjid Al Azhar secara keseluruhan. Dalam pembahasan
berikut ini akan menguraikan peran kepala sekolah di KB TK Islam Masjid Al
Azhar mengenai peranan kepala sekolah sebagai manajer dalam
pengembangan kurikulum.
Meskipun kepala sekolah tidak secara langsung membuat
pengembangan kurikulum yang digunakan oleh sekolah akan tetapi kepala
sekolah memiliki wewenang untuk memberikan tugas kepada para guru untuk
membuat kurikulum tersebut. Kemudian kepala sekolah memiliki kewajiban
untuk menyetujui atau tidaknya pelaksanaan pengembangan kurikulum yang
telah di buat oleh para guru.
Peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum
PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata puri Ngaliyan Semarang
adalah kepala sekolah harus memiliki kemampuan menyusun program,
memiliki kemampuan menyusun organisasi, memiliki kemampuan
menggunakan staf guru karyawan, dan mengoptimalkan sumber daya sekolah.
Kepala sekolah harus memiliki program kinerja kepala sekolah dan
program itu harus terealisasikan menjadi kegiatan kepala sekolah yakni harus
sesuai dengan indikator kinerja kepala sekolah, yaitu pertama kepala sekolah
harus memiliki kemampuan menyusun program yang meliputi program jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Program-program tersebut
dijabarkan menjadi program yang lebih terinci lagi.
Kepala sekolah di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata puri
Ngaliyan Semarang memiliki Program kegiatan jangka pendek selama 1 tahun
yang meliputi kegiatan pembelajaran dalam setahun dan kegiatan- kegiatan
yang menyangkut kegiatan sekolah. Sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan
tentunya kepala sekolah memiliki perencanaan pelaksanaan program. Karena
disini membahas sesuai judul skripsi penulis yaitu peran kepala sekolah
sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD maka penulis akan
memaparkan data-data yang diperoleh dari KB TK Islam Masjid Al Azhar
permata puri Ngaliyan Semarang yang berkaitan dengan peranan kepala
sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB TK
Islam Masjid Al Azhar permata puri Ngaliyan Semarang.
Peranan kepala sekolah sebagai manajer tugasnya adalah melakukan
fungsi dari manajemen itu sendiri, yang meliputi pembuatan perencanaan
pengembangan kurikulum PAUD, pengorganisasian pengembangan
kurikulum PAUD, pelaksanaan pengembangan kurikulum PAUD,
pengawasan pengembangan kurikulum PAUD, pengevaluasian pengembangan
kurikulum PAUD. Adapun uraian fungsi manajemen yang dilakukan oleh
kepala sekolah sebagai berikut: 108
a. Perencanaan
Kepala sekolah di KB TK Islam Masjid AlAzhar Permata puri
sebagai Perencanaan dalam pembuatan pengembangan kurikulum di
sekolahnya berperan sebagai penentu penggunaan kurikulum yang akan
diterapkan di sekolahnya. Kepala sekolah memiliki wewenang untuk tidak
menyetujui pengembangan kurikulum yang telah di buat oleh guru.
Guru diberikan tugas untuk mengembangkan kurikulum yang akan
di gunakan di sekolah KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri
Ngaliyan Semarang. Guru diberikan wewenang untuk membuat jadwal
kurikulum, metode yang akan digunakan untuk pembelajaran, guru
berwenang memilih tema yang akan di ajarkan dan media yang akan
digunakan, sedang kepala sekolah disini bertugas memberikan masukan
dan arahan kepada para guru jika ada perencanaan yang kurang sesuai
dengan keadaan sekolah atau kebutuhan anak. Serta mempertimbangkan
keefektifan kepraktisan dan efisien pengembangan kurikulum yang dibuat
oleh pendidik. Selain itu kepala sekolah pun memberikan dorongan dan
motivasi kepada pendidik untuk lebih mengembangkan kreatifitasnya
dalam membuat pengembangan kurikulum PAUD.
Kepala sekolah menentukan program unggulan yang akan di
terapkan di KB TK Islam Masjid Al Azhar, kepala sekolah memberikan
arahan kepada pendidik untuk melakukan kegiatan kunjungan industri
108 wawancara dengan kepala sekolah, kamis 2 agustus 2010.
kunjungan tempat-tempat ibadah kunjungan ke tempat-tempat penjualan
dan tempat-tempat bersejarah.109
Program unggulan di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri
Ngaliyan Semarang, mengambil dari program pembelajaran muatan lokal.
muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dam media
pembelajarannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial,
serta lingkungan budaya dan kebutuhan daerah, sedang anak didik di
daerah itu wajib mempelajarinya.110 Yaitu program pembelajaran atau
kurikulum Qiro ati, yang mana program Qiro ati ini mengambil dari
kurikulum Qiro ati yang dibuat oleh lembaga Qiroati tingkat Semarang.
Sedang untuk pengembangannya pendidik bersama kepala sekolah
membuat sendiri pengembangan kurikulum tersebut.
b. Pengorganisasian
Peran kepala sekolah disini sebagai manajer dalam pengembangan
kurikulum yang berkenaan dengan pengorganisasian yaitu kepala sekolah
berperan membagi job description kepada para pendidik dan menyetujui
job-job yang akan dilaksanakan oleh pendidik. Kepala sekolah juga
bertugas memberikan saran dan motivasi kepada para pendidik dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Para pendidik diberikan kebebasan untuk memilih job description
yang akan dilaksanakan oleh pendidik itu sendiri. Para pendidik dapat
memilih job description itu sesuai kemampuan, bakat, dan minat pendidik.
Guru juga diberikan tugas oleh kepala sekolah untuk menentukan media
pembelajaran yang akan digunakan, menentukan metode pembelajaran
yang akan diterapkan, memilih sentra mana yang akan digunakan atau
yang tepat digunakan untuk menyampaikan tema yang telah dipilih oleh
pendidik, dan menentukan waktu yang akan digunakan untuk
menyampaikan pembelajaran. Kesemuanya itu tertuang dalam
109 Ibid110 Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, (Yogyakarta: Kanisius
1984), hlm 260
perencanaan yang dinamakan dengan SKH. SKH inilah yang kemudian
akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Jadi disini
kepala sekolah berperan sebagai pendamping dalam pengorganisasian
pengembangan kurikulum PAUD. Intinya segala sesuatunya diserahkan
kepada pendidik dan kepala sekolah bertugas sebagai penentu
pengembangan kurikulum yang akan di terapkan di KB TK Islam Masjid
Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang. Adapun contoh yang dibuat
oleh pendidik KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan
Semarang sebagai berikut :
Contoh SKHPAUD “MASJID AL-AZHAR”
SENTRA SENIHari / tanggal :Tema : Aku Kelompok Usia : 5-6 tahunSub tema : Identitas Diri Jumlah Anak : 19 anak
Waktu KegiatanBerbaris, ikrar, hafalan surat-surat pendek, membaca asmaul husna, masuk ruangan.PembukaanBerdo’a, salam, dan kegiatan fisik (motorik kasar), membuat kereta api, melompat kedepan, kebelakang, melingkar, berhitung 1-40KEGIATAN INTI Pijakan Lingkungan MainØ Meronce manik-manikØ PuzzleØ Mewarnai gambarØ Menggambar bebasØ KolaseØ MengguntingØ Sablon warnaØ Magic paintingØ MencocokØ Finger paintingØ Melukis dengan benangØ Melukis dengan sedotan
2 Anak2 Anak3 Anak4 Anak4 Anak2 Anak2 Anak3 Anak2 Anak2 Anak3 Anak4 Anak
Pijakan sebelum mainØ Melakukan energizer, melakukan gerakan melompat, jongkok, bertepuk tanganØ Berdo’aØ Menanyakan keadaan anak-anak, menghitung jumlah anak.Ø Menanyakan siapa yang tidak hadir.
Ø Mendiskusikan identitas diri dengan kosa kata : nama, usia, jenis kelamin, nama ayah, nama ibu, alamat rumah.Ø Menjelaskan dan menghitung setting mainan yang sudah ditata.Ø Mendiskusikan aturan main dan cara memainkan.Ø Menerapkan transisi sebelum main (dengan menyebutkan sikap, ciri- ciri anak, teka-teki.
Pijakan saat mainØ Mengamati setiap mainan anak.Ø Memberi pijakan pada setiap anak dengan bertanya menggunakan pertanyaan terbuka.Ø Memberi gagasan bila ada anak yang belum memahami perannya.Ø Memperluas gagasan dengan memberi pijakan untuk menambah rangkaian main setiap anak.Ø Mencatat kegiatan main anak dalam format pengamatan dengan merujuk pada indicator dalam perencanaan kegiatan main yang
sudah disusun. Pijakan setelah mainØ Memberitahukan siswa untuk bermain sebelum beres-beres.Ø Mengajak anak untuk beres-beres dengan klasifikasi alat sesuai kegunaan.Ø Membuat lingkaran kecilØ Menanyakan perasaan anak selama main.Ø Memberi waktu kepada anak untuk cerita pengalaman mainnya.Ø Menanyakan siapa yang masih ingat aturan main, dan siapa yang lupa aturan main.Ø Memberitahukan kegiatan besok kepada anak.Ø Mengajak anak untuk melakukan peregangan dengan menyanyi atau gerakan sederhana.Ø Menutup kegiatan dengan do’a.Ø Memberi pijakan transisi untuk mengelola anak agar tertib bergabung pada lingkaran besarISTIRAHAT DAN MAKANPENUTUPPesan-pesan, do’a, salam.
Guru Sentra Mengetahui, Kepala PAUD “Masjid Al Azhar”
( Hidayatu Munawaroh, S.Pd.I ) ( Mursyid, M.Ag )
c. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kepala sekolah melakukan motivasi kepada para pendidik agar
pendidik dapat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik sesuai perencanaan yang telah
disepakati oleh seluruh pembuat kurikulum, disini kepala sekolah tidak secara langsung ikut
serta dalam melaksanakan kegiatan pelaksanaan pengembangan kurikulum dalam arti
kepala sekolah tidak ikut serta dalam melaksanakan proses belajar mengajar akan tetapi
ikut serta dalam mendampingi kegiatan pengembangan kurikulum . Dalam arti kepala
sekolah ikut serta sebagai motivator dalam laksanakan pengembangan kurikulum
d. Pengawasan
Peran kepala sekolah sebagai pengawas dalam pengembangan kurikulum PAUD
disini kepala sekolah melakukan pengawasan tidak secara langsung. Dalam arti tidak
melihat kegiatan pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh pendidik ketika
melaksanakan pengembangan kurikulum akan tetapi kepala sekolah melakukan pengawasan
melalui hasil dari kegiatan guru dalam melaksanakan pengembangan kurikulum di kelas.
e. Pengevaluasian
Kepala sekolah di bantu para pendidikan dalam melakukan evaluasi pengembangan
kurikulum. Kepala sekolah tidak terjun secara langsung melakukan evaluasi kegiatan
pengembangan kurikulum. Dalam arti tidak mengadakan observasi kegiatan pengembangan
kurikulum PAUD secara langsung, akan tetapi kepala sekolah dibantu oleh guru melakukan
observasi pengembangan kurikulum dengan beberapa cara. Pertama guru menggunakan
porto folio dari tugas-tugas yang dilaksanakan atau dikerjakan anak-anak. Ke dua guru
melakukan observasi mengenai perkembangan anak sehari-hari baik ketika berada dalam
jam pelajaran maupun tidak berada dalam jam pelajaran. Dari hasil portofolio dan observasi
guru kemudian kepala sekolah dan pendidik melakukan evaluasi pengembangan kurikulum
PAUD yang telah dibuat. Setelah itu kepala sekolah memberikan saran-saran kepada guru
dan melakukan pembaharuan terhadap pengembangan kurikulum untuk tahun pelajaran
berikutnya.
Kegiatan evaluasi yang di tangani oleh kepala sekolah dilakukan setiap seminggu
sekali setiap hari sabtu, sedang kegiatan evaluasi atau koordinasi kegiatan yang dilakukan
guru, dilaksanakan setiap hari pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah telah selesai
kemudian para guru mengevaluasi sendiri atau dievaluasi oleh guru lain. Guru yang
memiliki kendala dalam membimbing peserta didik dapat saringan di rapat setelah jam
sekolah kemudian hasil dari rapat sehari-hari di laporkan berupa tulisan yang kemudian
dilaporkan kepada kepala sekolah.
Kegiatan evaluasi dilakukan oleh kepala sekolah jika kepala sekolah memiliki
waktu untuk melakukan evaluasi. Namun jika tidak memiliki waktu maka kepala sekolah
dapat melakukan evaluasi di minggu berikutnya. karena kegiatan evaluasi ini akan
berkelanjutan terjadi jikalau belum dievaluasi maka akan dilakukan evaluasi pada pertemuan
berikutnya jika kegiatan itu perlu dievaluasi.111
D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer
dalam Pengembangan Kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid AL Azhar Permata Puri
Ngaliyan Semarang
Faktor pendukung terlaksananya peran kepala sekolah sebagai manajer dalam
pengembangan kurikulum PAUD, adalah sebagai berikut:
1. Adanya kerja sama yang baik antara pendidik dengan kepala sekolah. Meskipun kepala
sekolah sering tidak berada di sekolah akan tetapi kepala sekolah dapat melakukan tugasnya
sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD dengan cara memberikan atau
mengalihkan tugas kepala sekolah kepada para pendidik yang sekiranya dilihat dapat
menggantikan peranan kepala sekolah di sekolah.
2. Adanya sikap pengertian atau menghargai kedudukan kepala sekolah. Para pendidik disini
dapat mengerti keadaan kepala sekolah yang banyak memiliki kegiatan diluar sekolah.
Sehingga para pendidik mau bersama-sama dengan kepala sekolah bekerja sama dengan
baik, para pendidik dan kepala berusaha mencari cara bagai mana caranya mengembangkan
pengembangan kurikulum PAUD yang sesuai dengan keutuhan anak masyarakat dan sesuai
dengan fasilitas yang dimiliki sekolah
3. Pengalaman kepala sekolah dalam membuat pengembangan kurikulum PAUD hal itu dapat
dibuktikan dengan adanya kepala sekolah termasuk anggota dari P2PNFI. Disini kepala
sekolah dapat mengetahui banyak tentang bagaimana pengembangan kurikulum yang harus
di terapkan di sekolahnya karena setidaknya kepala sekolah sedikit banyak telah mengetahui
bagai mana cara-cara dalam mengembangkan kurikulum dan bagai mana langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam mengembangkan pengembangan kurikulum PAUD. 112
111 Wawancara dengan kepala sekolah, Kamis 5 Agustus 2010.112 Wawancara dengan kepala sekolah pada Rabu 13 Oktober 2010
Faktor penghambat peran kepala sekolah dalam manajer di KB TK Islam Masjid Al
Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang adalah sebagai berikut:
1. Minimnya waktu yang dimiliki kepala sekolah untuk melakukan peranannya sebagai
manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD. Kepala sekolah yang memiliki sedikit
waktu untuk berada di sekolah, hal ini dapat mengakibatkan kepala sekolah kurang
maksimal dalam melaksanakan peranannya sebagai kepala sekolah khususnya sebagai
manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD.
2. Kurangnya bahan bacaan yang dimiliki pendidik yang digunakan untuk acuan
pengembangan kurikulum PAUD. Pendidik yang kurang mengetahui informasi terbaru
tentang pengembangan kurikulum PAUD secara detail.
3. Kurangnya pemahaman yang dimiliki oleh pendidik dalam melaksanakan peranan kepala
sekolah yang di laksanakan oleh pendidik.
4. Kurangnya waktu yang dimiliki kepala sekolah mengakibatkan hasil pembuatan
perencanaan yang dibuat oleh pendidik kurang diteliti oleh kepala sekolah sehingga terjadi
miss communication antara perencanaan yang dibuat oleh pendidik dengan pemahaman
yang dimaksud oleh kepala sekolah.
5. Kepala sekolah tidak secara langsung terjun dalam pembuatan, pelaksanaan,
pengorganisasian, pengawasan, dan pengevaluasian pengembangan kurikulum PUAD. 113
113 Ibid
BAB IV
ANALISIS PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER
DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
DI KB TK ISLAM MASJID AL AZHAR PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG
Sebagaimana yang telah tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini untuk
mendeskripsikan peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di
KB TK islam Masjid Al Azhar permata Puri Ngaliyan Semarang dan untuk mendeskripsikan faktor
pendorong dan penghambat peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum
PAUD di KB TK islam Masjid Al Azhar permata Puri Ngaliyan Semarang. Untuk itu dalam Bab IV
ini penulis menganalisis dua hal tersebut, sesuai dengan metode yang digunakan yaitu
menggunakan metode deskriptif.
Dalam hal ini penulis menganalisis dua aspek, pertama mengenai peran kepala sekolah
sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam masjid Al Azhar permata
Puri Ngaliyan Semarang, yang meliputi (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan
dan pengevaluasian), yang ke dua analisis mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat
peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam
masjid Al Azhar permata Puri Ngaliyan Semarang.
A. Peran Kepala Sekolah sebagai manajer dalam Pengembangan Kurikulum PAUD di KB
Tk Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang
Kepala sekolah adalah seorang guru yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural
di sekolah, ia di tugaskan untuk mengelola sekolah. Kepala sekolah yang berhasil adalah
apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks. Serta
mampu melaksanakan peran kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk
memimpin 114
Peran kepala sekolah sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab kepala sekolah
untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah termasuk mutu guru. Sebagai
orang yang dipimpinnya sehingga lahir etos kerja dan produktivitas yang tinggi dalam
mencapai tujuan, fungsi kepemimpinan ini sangat penting sebab di samping sebagai penggerak
114Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Kritik dan Permasalahannya (Jakarta: RajaGrafindo persada, 2001)hlm .81
juga berperan untuk melakukan kontrol sebagai aktifitas guru dalam rangka meningkatkan
profesional manajer .115
Kepala sekolah di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan semarang,
memiliki peranan yang sangat banyak diantaranya peran kepala sekolah sebagai educator
(pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator. Kepala sekolah
di KB TK Islam Masjid AL Azhar memiliki program kinerja kepala sekolah, kepala sekolah
dapat dikatakan berhasil dalam memimpin sekolahnya jika kepala sekolah sudah sepenuhnya
melakukan peranannya sebagai kepala sekolah sesuai ketentuan indikator peran kepala sekolah
yang ditentukan oleh sekolah di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata puri Ngaliyan
Semarang.
Kepala sekolah dapat dikatakan berhasil dalam memimpin sekolahnya apabila kepala
sekolah dapat melaksanakan peranan kepala sekolah yang telah ditentukan oleh masing-masing
sekolah. Karena lembaga DIKNAS pendidikan belum membuat standar akreditasi peran kepala
sekolah untuk tingkat PAUD. Sehingga setiap sekolah memilih membuat standar akreditasi
peran kepala sekolah sendiri. Kebanyakan tiap sekolah membuat standar peran kepala sekolah
mengacu pada standar akreditasi peran kepala sekolah tingkat TK dan SD. Adapun peran
kepala sekolah di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang, sebagai
berikut: kepala sekolah berperan sebagai administrator, kepala sekolah berperan sebagai
manajer, kepala sekolah berperan sebagai motivator, kepala sekolah berperan sebagai edukator,
kepala sekolah berperan sebagai supervisor, kepala sekolah sebagai inovator, dan kepala
sekolah sebagai leader.
Peran kepala sekolah di KB TK Islam Masjid AL Azhar Permata Puri Ngaliyan
Semarang sangat lah banyak salah satunya adalah peran kepala sekolah sebagai manajer dalam
pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan
Semarang. Dalam hal ini kepala sekolah memiliki peranan yang sangat banyak, yaitu kepala
sekolah sebagai penentu penggunaan kurikulum yang akan di pilih untuk melakukan
pembelajaran, kepala sekolah juga ikut serta dalam pembuatan kurikulum. kepala sekolah juga
menentukan akan dibuat seperti apa pengembangan kurikulum yang akan diterapkan di
sekolahnya. Disini kepala sekolah sebagai manajer memiliki peranan dalam pengembangan
kurikulum PAUD yaitu sebagai pembuat perencana pengembangan kurikulum,
mengorganisasikan pengembangan kurikulum, melaksanakan pengembangan kurikulum,
115 Ibid, hlm 90
melakukan pengawas terlaksananya pengembangan kurikulum, dan sebagai pengevaluasian
pengembangan kurikulum. Kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum
PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan
Suatu kegiatan yang baik diawali dengan suatu perencanaan (planning) yang matang,
dalam perencanaan pembuatan pengembangan kurikulum PAUD Peran Kepala sekolah di
KB TK Islam Masjid AL Azhar sebagai penentu Perencanaan dalam pembuatan
pengembangan kurikulum di sekolahnya, kepala sekolah juga berperan sebagai penentu
dalam penggunaan kurikulum yang akan diterapkan di sekolahnya, kepala sekolah memiliki
wewenang untuk tidak menyetujui pengembangan kurikulum yang telah di buat oleh guru.
Guru diberikan tugas untuk mengembangkan kurikulum yang akan di gunakan di
sekolah KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang, guru diberikan
wewenang untuk membuat jadwal kurikulum, metode yang akan digunakan untuk
pembelajaran, memilih tema yang akan di ajarkan dan media yang akan digunakan, kepala
sekolah bersama pendidik membuat perencanaan pengembangan kurikulum yang meliputi
kalender akademik, jadwal kegiatan pembelajaran dalam setahun, kemudian dijabarkan
dengan kegiatan program semesteran, tengah semester, mingguan dan harian yang sering
disebut dengan SKH, sedang kepala sekolah sendiri disini bertugas memberikan masukan
dan arahan kepada para guru jika ada perencanaan yang kurang sesuai dengan keadaan
sekolah atau kebutuhan anak. Serta mempertimbangkan keefektifan kepraktisan dan esensial
pengembangan kurikulum yang dibuat oleh pendidik. Dengan perencanaan yang ada maka
akan mempermudah langkah ke depan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan,
“perencanaan ialah kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai
tujuan”.116
Kepala sekolah menentukan program unggulan yang akan di terapkan di KB TK
Islam Masjid Al Azhar, kepala sekolah memberikan arahan kepada pendidik untuk
melakukan kegiatan kunjungan industrial kunjungan tempat-tempat ibadah, kunjungan ke
tempat-tempat penjualan, dan tempat-tempat bersejarah.
Program unggulan di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan
Semarang, mengambil dari program pembelajaran muatan lokal. muatan lokal adalah
116Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2006), cet.1,hlm.49.
program pendidikan yang isi dan media pembelajaranya dikaitkan dengan lingkungan alam,
lingkungan sosial, serta lingkungan budaya dan kebutuhan daerah, sedang anak didik di
daerah itu wajib mempelajarinya.117 Muatan lokal yang di terapkan di KB TK Islam Masjid
Al Azhar Permata Puri Ngaliyan semarang Yaitu program pembelajaran atau kurikulum
Qiro ati yang mana program Qiro ati ini mengambil dari kurikulum Qiro ati yang dibuat
oleh lembaga Qiro ati tingkat Semarang. Sedang untuk pengembangannya pendidik
bersama kepala sekolah membuat sendiri pengembangan kurikulum tersebut.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan langkah setelah diadakannya perencanaan.
Pengorganisasian berarti membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, dan
membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu organisasi dapat
mencapai tujuannya.118
Kepala sekolah beserta guru bekerja sama dalam melaksanakan tanggung jawabnya
terhadap tugas yang telah dibebankan kepada seluruh pihak. Dalam pengorganisasian
pengembangan kurikulum kepala sekolah bertugas memberikan tugasnya kepada para
pendidik untuk membuat pengembangan kurikulum. Setiap guru diberi satu tema untuk
dikembangkan.
Guru juga diberikan kebebasan untuk memilih tema apa yang akan diambil untuk
dikembangkan sesuai bakat minat dan kemampuan guru. Guru juga bertugas untuk
mengelompokkan tema ajar menjadi materi ajar. Guru juga menentukan tema ajar, materi
ajar, metode yang akan digunakan untuk pembelajaran, menentukan waktu untuk
melaksanakan pembelajaran dan menentukan media pembelajaran yang akan digunakan.
Kepala sekolah disini berperan sebagai penasehat, pengarah, penggerak
terlaksananya program kegiatan pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh pendidik
yang kemudian pendidik melaksanakan pengembangan kurikulum yang telah disepakati dan
disahkan oleh kepala sekolah.
117 Soewadji lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, (yogyakarta kanisius 1984), hlm 260118T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001), hlm. 169.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan dapat diartikan sebagai mengarahkan semua bawahan agar mau
bekerjasama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan.119Dalam pelaksanaan
pengembangan kurikulum PAUD kepala sekolah memberikan pengarahan kepada pendidik
supaya pendidik dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kepala sekolah disini tidak
secara langsung mengikuti pelaksanaan pengembangan kurikulum yang telah dibuat. Kepala
sekolah berperan sebagai pendamping dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum yang
telah dibuat oleh pendidik dan di sahkan oleh kepala sekolah. Dapat diartikan bahwa segala
kegiatan pembelajaran dilakukan oleh pendidik.
Kepala sekolah disini memberikan arahan kepada pendidik jika kegiatan yang
dilaksanakan kurang sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan disahkan oleh kepala
sekolah. Supaya pelaksanaan pengembangan kurikulum yang dilaksanakan sesuai dengan
pengembangan kurikulum yang telah direncanakan dan disahkan oleh kepala sekolah.
4. Pengawasan
Setelah melaksanakan perencanaan, pengorganisasian serta pengarahan, maka
kegiatan selanjutnya dari fungsi manajemen adalah pengendalian/pengawasan, pengawasan
dilakukan guna untuk diadakan perbaikan apabila terdapat penyimpangan. Ini sesuai dengan
tujuan dari pengawasan yaitu: Pertama, Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari rencana. Kedua, Melakukan tindakan perbaikan (corrective), jika
terdapat penyimpangan-penyimpangan (deviasi). Ketiga, Supaya tujuan yang dihasilkan
sesuai dengan rencananya.120 Sama halnya dengan pengarahan, pengawasan juga dilakukan
oleh kepala sekolah.
Kepala sekolah bertugas mengawasi setiap kegiatan yang direncanakan dalam
sekolah. Kegiatan sekolah, tanpa adanya pengawasan sekolah akan kurang berjalan sesuai
dengan perencanaan, akan tetapi kepala sekolah bukan hanya mengawasi dalam arti
mencari kesalahan seseorang. Akan tetapi pengawasan disini dimaksudkan supaya semua
kegiatan berjalan dengan baik sesuai perencanaan.
Kepala sekolah di KB Tk Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan semarang
melakukan pengawasan melalui hasil dari observasi guru dan kemudian dituangkan dalam
buku catatan kegiatan atau berdasarkan laporan dari para pendidik itu sendiri. Disini kepala
119Malayu SP Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet 4.hlm. 41.
120Ibid., hlm. 242.
sekolah tidak secara langsung melakukan observasi sendiri atau mengamati kegiatan
pengembangan kurikulum yang telah di buat dan disepakati oleh sekolah.
Pengawasan yang dilakukan kepala sekolah lebih bersifat sentral, karena yang
diawasi adalah semua kegiatan pengembangan kurikulum PAUD. Sedang guru mengawasi
pengembangan kurikulum yang telah dibuatnya, sehingga guru mengetahui sejauh mana
perkembangan yang dialami oleh peserta didik.
Pengawasan tersebut harus dilakukan yaitu untuk memastikan bahwa pendidik
melakukan pekerjaan seusai dengan rencana (program kerja), serta dapat melakukan
tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan.
5. Pengevaluasian
Penilaian adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi
secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari
pertumbuhan serta perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan
pembelajaran.
Proses penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran
dan bersifat menyeluruh (holistik) yang mencakup semua aspek perkembangan anak didik
baik aspek kognitif, afektif, maupun sensori motorik.121
Kepala sekolah dibantu guru atau pendidik dalam melakukan evaluasi dalam
pengembangan kurikulum. Kepala sekolah tidak melakukan evaluasi secara langsung
terhadap pengembangan kurikulum PAUD di sekolahnya dalam melakukan observasi,
penilaian tinjauan. Akan tetapi kepala sekolah menerima hasil observasi, portofolio anak,
perkembangan anak, yang dilakukan pendidik ketika melakukan pembelajaran di kelas.
Kemudian barulah kepala sekolah dan para pendidik melakukan evaluasi dari hasil yang
didapat oleh pendidik ketika melakukan pembelajaran. Pengevaluasian itu berguna untuk
membuat kurikulum pada jenjang berikutnya dan tahun berikutnya.
121 Naskah Akademik Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini hlm 55.
B. Faktor Penghambat dan faktor Pendukung Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Dalam Pengembangan Kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri
Ngaliyan Semarang.
Manajemen merupakan sebuah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan pengevaluasian secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD
sebenarnya sudah sedikit banyak yang sudah dilaksanakan oleh kepala sekolah. Fungsi
manajemen yang telah dilaksanakan oleh kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan
kurikulum PAUD disini kepala sekolah masih beberapa factor pendukung dan tentunya
mengalami beberapa factor penghambat peranan kepala sekolah supaya peran kepala sekolah
dapat berjalan sebagai mana mestinya. Factor pendukung dan factor penghambat peran kepala
sekolah di KB TK Islam masjid Al Azhar Ngaliyan Semarang adalah sebagai berikut:
1. Faktor pendukung peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangannya
kurikulum PAUD di Kb TK Islam Masjid Al Azhar Ngaliyan Semarang.
Kepala sekolah dapat melaksanakan peran kepala sekolah secara baik Karena ada
beberapa factor pendukung yang dapat membantu peran kepala sekolah dapat berjalan baik.
Faktor pendukung terlaksananya peran kepala sekolah sebagai manajer dalam
pengembangan kurikulum PAUD yaitu:
a. Adanya kerja sama yang baik antara pendidik dan kepala sekolah, adanya sikap
pengertian atau menghargai kedudukan kepala sekolah, dan adanya kerjasama para
pendidik dalam melaksanakan pengembangan kurikulum PAUD. Tanpa adanya
kerjasama yang baik. Kepala sekolah tidak akan bias melaksanakan peranannya sebagai
manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD.
b. Kepala sekolah mengikuti atau ikut serta dalam lembaga P2PNFI, yang terfokus dalam
pengembangan kurikulum PAUD. Sehingga setidaknya kepala sekolah lebih memiliki
pengetahuan yang dapat membantu untuk melakukan pengorganisasian pengembangan
kurikulum PAUD. Meskipun kepala sekolah sering tidak berada di sekolah akan tetapi
para pendidik memiliki kerjasama yang baik.
c. Kepala sekolah secara langsung melakukan pengembangan kurikulum yang telah dibuat,
akan tetapi kepala sekolah juga melakukan pengarahan kepada pendidik agar pendidik
melakukan tugasnya sebagai pendidik dengan benar. Sesuai perencanaan yang telah
dibuat oleh pendidik sendiri.
d. Kepala sekolah dapat meminta bantuan kepada pendidik untuk melakukan evaluasi,
karena kepala sekolah tidak terjun secara langsung dalam pelaksanaan pengembangan
kurikulum, maka pengevaluasian yang dilakukan oleh pendidik akan terlihat efektif
karena guru yang secara langsung membuat melaksanakan saling mengawasi dan
melakukan evaluasi terhadap perkembangan kurikulum PAUD.
2. Faktor penghambat peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum
PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang
Ada beberapa factor penghambat berjalannya peran kepala sekolah sebagai manajer
dalam pengembangan kurikulum PAUD. Yaitu:
a. Kurangnya kesadaran guru dalam membaca buku yang digunakan sebagai referensi yang
digunakan untuk pengembangan kurikulum PAUD, kurangnya informasi yang didapat
oleh pendidik yang berkaitan dengan pembuatan perencanaan kurikulum. Hal itu
mengakibatkan pembuatan pengembangan kurikulum yang tidak sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, pembelajarannya pun tidak sesuai dengan keinginan anak. Guru
kurang memahami situasi dan kondisi anak /peserta didik, guru dalam membuat SKH
kurang mempertimbangkan latar belakang peserta didik.
b. Kurangnya waktu yang dimiliki kepala sekolah untuk melaksanakan tugasnya sebagai
manajer dalam mengorganisasikan pengembangan kurikulum. sehingga untuk meneliti
lebih cermat lagi terhadap perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, dan dalam
melakukan pengawasan dan evaluasi kurang begitu maksimal, sehingga terjadi
pemahaman yang tidak sepadan.
c. Buku yang dimiliki sekolah kurang memenuhi kebutuhan pendidik, pembuatan
pengorganisasian perkembangan kurikulum PAUD kurang, karena guru kurang memiliki
referensi bacaan dalam mengorganisasikan perkembangan kurikulum PAUD.
d. Kepala tidak memberikan contoh dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum secara
langsung. Karena Disini kepala sekolah tidak terjun langsung dalam pelaksanaan
pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri
Ngaliyan Semarang.
e. Banyaknya peran kepala sekolah yang dilimpahkan kepada pendidik, sehingga peran
kepala sekolah yang dilakukan kurang maksimal sesuai yang diharapkan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian penulis yang berjudul “Peran Kepala sekolah sebagai
manajer dalam pengembang kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata-Puri
Ngaliyan Semarang”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB TK
Islam Masjid Al Azhar permata puri Ngaliyan Semarang.
Peran kepala sekolah KB TK Islam Masjid Al Azhar permata puri Ngaliyan
Semarang Tidak hanya dilakukan sendiri akan tetapi dibantu oleh para pendidik dan staf
yang bersangkutan. Kepala sekolah di KB TK Islam Masjid Al Azhar permata puri lebih
terfokus sebagai pendamping dan pengarahan dalam pelaksanaan segala kegiatan. Terutama
disini dalam pengembangan kurikulum PAUD. Kepala sekolah tidak secara langsung
mengorganisasikan kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah. Akan tetapi kepala sekolah
dibantu oleh pendidik dan para staf untuk melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai
manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD. Peran kepala sekolah sebagai manajer
dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri
Ngaliyan Semarang adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan, dalam pembuatan perencanaan kepala sekolah bersama-sama pendidik
membuat perencanaan pengembangan kurikulum, kemudian kepala sekolah
berkewajiban menentukan pengembangan kurikulum yang akan digunakan di sekolah.
b. Pengorganisasian, kepala sekolah bertugas membagi tugas-tugas kepada para pendidik
untuk melaksanakan perencanaan yang telah dibuat dan disetujui oleh kepala sekolah.
c. Pelaksanaan, kepala sekolah dalam pelaksanaan tidak terjun secara langsung dalam
melaksanakan pengembangan kurikulum akan tetapi kepala sekolah disini terfokus
sebagai pendamping dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum.
d. Pengawasan, kepala sekolah tidak terjun secara langsung dalam melaksanakan
pengawasan, akan tetapi kepala sekolah memberikan tugas kepada para pendidik untuk
saling mengawasi kinerja para pendidik yang lainnya.
e. Pengevaluasian, kepala sekolah tidak secara langsung melakukan pengevaluasian akan
tetapi kepala sekolah melakukan evaluasi dari hasil evaluasi pendidik setiap hari.
Sedang kepala sekolah melakukan evaluasi setiap seminggu sekali yaitu setiap hari
sabtu.
2. Faktor pendukung dan faktor penghambat peran kepala sekolah sebagai manajer dalam
pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan
Semarang
a. Faktor pendorong peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan
kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang
1) Adanya kerja sama yang baik antara pendidik dan kepala sekolah, adanya sikap
pengertian atau menghargai kedudukan kepala sekolah, dan adanya kerjasama para
pendidik dalam melaksanakan pengembangan kurikulum PAUD.
2) Kepala sekolah mengikuti atau ikut serta dalam lembaga P2PNFI, yang terfokus
dalam pengembangan kurikulum PAUD.
3) Kepala sekolah secara langsung melakukan pengarahan kepada para pendidik agar
pendidik melakukan tugasnya sebagai pendidik dengan benar. Sesuai perencanaan
yang telah dibuat oleh pendidik sendiri.
4) Kepala sekolah dapat meminta bantuan kepada pendidik untuk melakukan
evaluasi,
b. Faktor penghambat peran kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan
kurikulum PAUD
1) Kurangnya kesadaran guru dalam membaca buku yang digunakan sebagai
referensi yang digunakan untuk pengembangan kurikulum PAUD yang berkaitan
dengan pembuatan perencanaan kurikulum.
2) Kurangnya waktu yang dimiliki kepala sekolah untuk melaksanakan perannya
sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di sekolahnya.
3) Buku yang dimiliki sekolah kurang memenuhi kebutuhan pendidik, Sehingga
pendidik dalam memuat melaksanakan pengimbangan kurikulum masih bellum
begitu sesuai dengan apa yang diharapkan dari sekolah dan tujuan dari
pembelajaran yang telah dikacaukan.
4) Kepala sekolah tidak memberikan contoh dalam pelaksanaan pengembangan
kurikulum secara langsung. Karena Disini kepala sekolah tidak terjun langsung
dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam Masjid Al
Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang. Akan tetapi kepala sekolah disini
memberikan gambaran dan berperan sebagai pendamping.
5) Banyaknya peran kepala sekolah di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri
Ngaliyan Semarang yang dilimpahkan kepada pendidik.
B. SARAN
Setelah menyelesaikan rangkaian kegiatan penelitian dan tanpa mengurangi rasa hormat
kepada semua pihak, penulis berusaha memberikan saran-saran guna mengoptimalkan peran
kepala sekolah sebagai manajer dalam pengembangan kurikulum PAUD di KB TK Islam
Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang saran-saran tersebut adalah sebagai berikut
1. Kepala sekolah hendaknya meluangkan waktu guna untuk keberhasilan pengembangan
PAUD di KB TK Islam Masjid Al Azhar Permata Puri Ngaliyan Semarang sehingga kepala
sekolah dapat melakukan peranannya sebagai manajer dalam pengembangan PAUD yang
meliputi pembuatan perencanaan pengembangan kurikulum PAUD, ikut serta dalam
pengorganisasian pengembangan kurikulum PAUD, ikut serta dalam pelaksanaan
pengembangan kurikulum PAUD, ikut serta dalam pengawasan terlaksananya
pengembangan kurikulum PAUD, dan berperan sebagai pengevaluasian pengembangan
kurikulum PAUD. Kepala sekolah hendaknya melakukan tugas itu secara langsung dengan
bantuan dari para pendidik, supaya dapat menghasilkan pengembangan kurikulum PAUD
yang maksimal.
2. Kepala sekolah hendaknya selalu memantau kegiatan pengembangan kurikulum yang
dilakukan para pendidik. Kepala sekolah hendaknya melakukan peninjauan kepada para
pendidik dengan jalan observasi secara langsung. Tidak hanya melakukan evaluasi dari hasil
portofolio anak dan kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh para pendidik. Akan tetapi kepala
sekolah hendaknya melakukan evaluasi secara langsung terhadap perencanaan
pengembangan kurikulum, pengorganisasian kurikulum, pelaksanaan kurikulum,
pengawasan kurikulum dan pengevaluasian.
C. PENUTUP
Dengan mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Karena berkat kekuatan dari-Nya, penulis memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian skripsi ini dari awal hingga akhir. Semoga amal ibadah yang telah diberikan
mendapatkan balasan dari sisi Allah SWT.
Tiada gading yang tidak retak, penulis sadar meskipun telah berusaha semaksimal
mungkin, namun tentunya tetap terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran
yang konsumtif sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Segala kebenaran hanyalah
milik sang Pencipta, teriring doa semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al Bukhari, Shohih Bukhori Jus 1 Beirut : Dar Al Kutub Al Ilmiah, 1871.
Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993), Cet. 1.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,2006,cet 13.
Asmani, Jamal Ma’mun, Manajemen Strategi Pendidikan Anak Usia Dini, Memahami SistemKelembagaan, Metode Pengajaran, Kurikulum, Keterampilan dan Pelatihan-pe latihannya,Yogyakarta: Diva Press, 2009.
Bafalda, Ibrahim, Manajemen Peningkatan Mutu sekolah dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, cetke-2.
Danim, Sudarwan, Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah,Jakarta: Renika Cipta, 2009.
Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Renika Cipta, 2008.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Bandung: Jumanatul Ali-ART (J-ART),2005.
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah DirektoratPendidikan Anak Usia Dini, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, tth.
_______, Kamus Bahasa Indonesia edisi ke-3, Jakarta: balai pustaka, 2006, cet.ke-3.
Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Rosda Karya, 2008, Cet. ke-3.
_______, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Rosda Karya, 2008, cet ke-2.
Handoko, T. Hani, Manajemen, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001.
Harabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Hasan, M. Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: GhaliaIndonesia, 2002.
Hasan, Maimuna, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Yogyakarta: Diva Persada, 2009.
Hasibuan, Malayu SP, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, 2005,cet 4.
Hidayat, Ara, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep Prinsip dan Aplikasinya dalamMengelola Sekolah dan Madrasah, Bandung: Pustaka Edukasi, 2010.
http://bidanlia.blogspot.com/2009/07/teori-peran.html, diakses 22/03/2010 jam 12:00, hlm 1.
http://endang965.wordpress.com/peraturan-diknas/standar-kepala-sekolah/ 30 Juli2010, 09.30 Wib.
http://erlyza.multiply.com/journal/item/31/Contoh_Kurikulum_PAUD diakses kamis 19/08/2010jam 2:21.
Khaeruddin, Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasi diMasyarakat, Jogyakarta: Pilar Mandiri, 2007, Cet ke-2.
Lazaruth, Soewadji, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, Yogyakarta: Kanisius 1984.
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. 20.
Muliawan, Jasa Ungguh, Manajemen Play Grup dan Taman Kanak-kanak Yogyakarta: DivaPersada, 2009.
Mulyasa, E, Manajemen Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, Cet ke8.
_______, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, Cet ke-1.
Muslim, Abu Husain, Shahih Muslim, Bairut: Darul Ihya’ Al Turaisi Al Arabi, t.th.
Narbuko, Kholid, dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian: Memberi Bekal Teoritis padaMahasiswa tentang Metodologi Penelitian serta Diharapkan dapat MelaksanakanPenelitian dengan Langkah-Langkah yang Benar, Jakarta: PT. Bukti Aksara, 2005, Cet. 7.
Nawawi, Zakariya Yahya, Riyadhus Sholihin Jilid I, Pustaka Amani, Jakarta, Cet. IV, 1999.
Pelatihan Pendidikan Anak Usia dini, Program Pembelajaran Anak Usia Dini (PAUD), BanjarNegara: Sinar Pasir 2006.
Pramonodawo, Soemartin, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Cet ke- 2.
Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Rosda Karya, 2008, Cet. ke-18.
Rivai, Viethza, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Grafindo Persada, 2003.
Rohiyat, Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung: Refika aditama, 2008.
Sabiq, Sayid, Islamuna, terj. Zainudin, dkk., Islam Dipandang dari Segi Rohani Moral Sosial,Jakarta: Rineka Cipta, 1994.
Sagala, Saiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabet, 2000.
Schoderbek, Peter P., et.al., Manajement, Florida: Harcourt Bace Javarovich, 1998.
Stoner, Jamea A F, et.al, Manajemen, Jakarta: Prenhallindo,1996.
Subroto, Suryo, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. ke-6,2006.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005.
Sujana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah, Bandung: Sinar Baru Algesindo,1995, Cet. ke-1.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara,2003.
Sukma Dinata, Nana Saodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: RosdaKarya, 2007, Cet. ke-9.
Suyanto, Selamat, Dasar-Dasar Pendidikan anak Usia Dini, Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005.
Tim dosen Administrasi Pendidikan universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan,Bandung: Alfabeta, 2009.
Tim Kurikulum Taman Tumbuh Kembang Anak CERIA Laboratorium PAUD UNJ,
Tim Redaksi, Kamuos Besar Bahasa Indonesia edisi ke dua, Jakarta: Balai Pustaka1994,cet ke-3.
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Usman, Husaini, Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi aksara, 2006,cet.1.
Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Kritik dan Permasalahannya Jakarta:Raja Grafindo persada, 2001.
Wijaya, Heri, dan Bertiana Eka Sukaca, PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan SejakDini, Yogyakarta:Mahadika publising,2009.
Wijaya, Widarmi D, Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta universitas terbuka, 2008.
Yusuf, Musfirotun, MM, Manajemen Pendidikan Sebuah Pengantar, tt.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Safingatun
NIM : 063311017
Tempat/Tanggal. Lahir : Kebumen, 20 September 1987
Alamat Asal : Jln. Kelapa Gading IV RT 21/07 Pekanbaru Riau
Pendidikan : 1. SD SIdoagung 02 Lulus Tahun 2000
2. SMPN I Tempuran Magelang Lulus Tahun 2003
3. SMK Ma’arif Karet Magelang Lulus Tahun 2006
4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2006
Semarang, 1 Desember 2010
Penulis,
SafingatunNIM. 063311017
STRUKTUR KURIKULUM
Bidang Pengembangan
A. Pembiasaan 1. Moral dan nilai-nilai agama2. Sosial, emosional dan kemandirian
B. Kemampuan dasar 1. Berbahasa2. Kognitif3. Fisik/Motorik4. Seni
STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
ANAK USIA DINI ( LAHIR s.d. 6 TAHUN )
ASPEKPERKEMBANG-
AN
STANDARKOMPETENSI
KOMPETENSIDASAR INDIKATOR
LAHIR-1 TAHUNMORALDANNILAI-NILAIAGAMA
Anak mampumemperhatikanperilakukeagamaan yangditerima melaluiinderanya
Dapat merespon perilakukeagamaan melaluiinderanya
Dapat merespon rasasayang
• Bereaksi ketika mendengarkansenandung lagu bernuansakeagamaan (mengangguk-angguk, tersenyum, tenang,mencari sumber suara).
• Bereaksi ketika mendengar doayang dibacakan.
• Bereaksi ketika mendengarkancerita yang bernuansakeagamaan.
• Merespon rasa sayang dan cintakasih melalui belaian, sentuhandan senyuman.
SOSIAL,EMOSIONAL,DAN KEMAN-DIRIAN
Anak mampumembanguninteraksi denganlingkungan terdekat
Dapat berinteraksi dengankeluarga dan orang lainyang dekat dengan anak
Dapat menyatakan suatukebutuhan
Dapat mengenal dirisendiri
Mulai menunjukkankemandirian
• Menatap wajah orang yangmengajak berkomunikasi
• Merespon dengan senyumterhadap orang yangmengajak berkomunikasi
• Mulai melakukan komunikasidengan menggerakan tanganterhadap orang di dekatnya
• Menunjukkan reaksi yangberbeda terhadap orang yangdikenal dan orang yang tidakdikenal (Misal: Melaluitangisan)
• Mengulurkan tangan untukdiangkat
• Menutup muka/ bermaincilukba
• Menangis saat membutuhkansesuatu
• Menolak jika diberikansesuatu yang tidak disukai.Misal dengan caramenggerakkan tangan,menangis, dll.
• Mulai melihat bayangan dicermin dan tersenyum
• Mulai minum dengan gelas
ASPEKPERKEMBANG-
AN
STANDARKOMPETENSI
KOMPETENSIDASAR INDIKATOR
BAHASA Anak mampumengerti isyaratdan perkataanorang lain sertamengungkapkankeinginannyasecara sederhana
Dapat memahami isyaratdan perkataan orang lainsecara sederhana
Dapat mengungkapkankeinginannya secarasedehana
Mulai menunjukkanketertarikan denganbuku/media cetak lainnya(pramembaca)
• Bereaksi terhadap isyaratorang lain secara sederhana(Contoh: kedipan mata,geleng kepala, anggukan,gerakan tubuh, dan tangan )
• Bereaksi terhadap sumbersuara
• Merespon bila dipanggilnamanya
• Mengoceh ataumengeluarkan suara-suara
• Mengucapkan kata(Contoh: papa, mama)
• Mulai meniru suara-suara
• Mulai mengeksplorasi bukudengan memasukkanbuku.media cetak lainnya kedalam mulut atau memukul-mukul buku/media cetak
• Mulai memperhatikan buku-buku/media cetak lainnyayang memiliki gambar danwarna yang menarik
KOGNITIF Anak mampumenyadarikeberadaan benda
Dapat memahamikeberadaan benda yangterlihat dandisembunyikan
Dapat bereksplorasi(mencari tahu) tentangbenda di sekitarnya
• Melihat wajah orang danbenda-benda terdekat
• Mengamati anggotatubuhnya sendiri (tangan,kaki, jari kaki, jari tangan)
• Mengamati benda disekitarnya
• Mengamati gerakan benda• Mencari benda yang
disembunyikan• Mengikuti suara dan
gerakan yang dikenalnya
• Menyentuh danmemasukkan benda kemulutnya
• Membanting ataumengetuk-ngetuk benda kemeja atau lantai
FISIK/ Anak mampu Dapat menunjukkan • Meraih sebuah benda.
ASPEKPERKEMBANG-
AN
STANDARKOMPETENSI
KOMPETENSIDASAR INDIKATOR
MOTORIK menggerakkantangan, lengan,kaki, kepala, danbadan.
Kesehatan Fisik
gerakan tangan melaluireflek sederhana
Dapat menunjukkangerakan tubuh secaraberulang-ulang
Dapat menunjukkangerakan tubuh yangterkoordinasi
Menunjukkan kesesuaianantara kesehatan danperkembangan
• Melempar benda yangdipegang.
• Memainkan jari-jari tangandan kaki
• Menarik benda-benda disekitarnya
• Meremas-remas kertas• Memegang benda atau
mainan• Mulai memainkan botol saat
minum susu• Merobek kertas dengan tangan• Memasukkan sesuatu ke
dalam mulut
• Menggerakkan jari-jari kaki• Berguling ke kanan dan ke
kiri.• Merayap ke berbagai arah.• Merangkak ke berbagai
arah.• Duduk tanpa bantuan.• Memutar badan ke kiri dan
ke kanan
• Berdiri dengan berpeganganatau dibantu
• Berjalan beberapa langkah• Berjalan sambil
berpegangan ke dinding• Memainkan bola dengan
tangan
• Menunjukkan pertumbuhantinggi dan berat badan idealsesuai usia
• Mulai suka menggigit• Mulai berlajar minum
dengan menggunakan gelasSENI Anak mampu
bereaksi terhadapirama yangdidengarnya
Dapat bereaksi ketikamendengar irama
• Bertepuk tangan• Menggerakkan tangan,
kepala, atau kaki ketikamendengar irama
USIA 1-2TAHUN
MORAL DANNILAI-NILAIAGAMA
Anak mulai mampumeniru perilakukeagamaan secarasederhana sertamengekspresikanrasa sayang dancinta kasih
Dapat meniru perilakukeagamaan secarasederhana
Dapat mengekspresikanrasa sayang dan cintakasih
• Mendengarkan senandung lagubernuansa keagamaan
• Menirukan senandung lagubernuansa keagamaan.
• Mengikuti/menirukan bacaan doasebelum dan sesudahmelakukan kegiatan.
• Menirukan sebagian gerakanibadah.
• Mendengarkan cerita bernuansakeagamaan
• Merespon cerita bernuansakeagamaan.
• Mendengarkan sebutan namaTuhan
• Menirukan sebutan nama Tuhan
• Menunjukkan rasa sayang dancinta kasih melaluibelaian/rangkulan/ciuman
SOSIAL,EMOSIONAL,DAN KEMANDIRIAN
Anak mampuberinteraksi denganlingkungan sekitar,mengekpresikanemosi secarawajar, sertamenyatajankebutuhannya
Dapat berinteraksi dengankeluarga dan orang lainyang dekat dengan anak
Dapat menyatakan suatuKebutuhan
Dapat mengenal dirisendiri
Mulai dapat menunjukkankemandirian
Mulai dapat
• Mengenal wajah orang yangdi dekatnya
• Bereaksi apabila melihatwajah orang yang dikenalnya
• Menunjukkan reaksi yangberbeda terhadap orang yangdikenal dan yang tidakdikenal. Misal:Bersembunyi di belakangorang terdekat (Ibu, guru,pengasuh)
• Mulai berminat bermain bersamaanak lain dengan mainan yangsama
• Mulai senang humor (tertawaketika merespon sesuatu yanglucu)
• Menyatakan keinginan denganekpresi emosi, misal merajuk,merengek, atau menangis
• Mengatakan jika ingin buang air• Meminta bantuan kepada orang
yang dikenalnya ketika miliknyadiambil orang (temannya)
• Dapat menyatakankepemilikannya (Misal:Bonekaku, mainanku, dll.)
• Berlatih untuk menggunakantoilet.
mengekpresikan emosisecara wajar
• Mulai dapat makan sendiri
• Mengekspresikan rasa senang,takut, marah, dan kaget.
• Bermain pura-pura (bermainperan)
BAHASA Anak mampumengerti perkataanorang lain danmengungkapkankeinginannyasecara sederhana
Dapat memahamiperkataan orang lainsecara sederhana
Dapat mengungkapkankeinginan dan pikirannyasecara sederhana
Menunjukkan ketertarikanterhadap buku/mediacetak lainnya(pramembaca)
Mulai menggunakan alattulis untuk membuatgambar atau tulisan(pramenulis)
• Melaksanakan beberapaperintah sederhana
• Bereaksi terhadap larangan• Meniru kata dan suara
• Mengucapkan kalimat yangterdiri dari dua kata(seperti: mama makan)
• Menggunakan kalimattanya. (Contoh: Apa,dimana)
• Menjawab pertanyaan yangmenggunakan kata tanya:Apa, siapa, dimana
• Menyebutkan nama dirinya• Menyatakan miliknya
• Membawa buku/media cetaklainnya kepada orang dewasauntuk dibacakan
• Mulai membuka danmembalik-balikan buku/mediacetak lainnya
• Mulai tertarik dengan isibuku/media cetak lainnya(Contoh: Menanyakan gambaryang terdapat di dalam buku)
• Mencocokkan gambar yangterdapat pada satu buku/mediacetak lainnya denganbuku/media cetak lainnya
• Berpura-pura membaca(Bicara dengan gambar yangterdapat pada buku/mediacetak lainnya)
• Berpura-pura menulis denganmencoret-coret tidak beraturan
• Mulai menunjukkan hasilkaryanya (coretan) kepadaorang lain
KOGNITIF Anak mampubereksplorasimelalui indera danmotorik terhadapbenda yang ada disekitarnya
Dapat mengamati danmenggunakan benda-benda di sekitarnya
• Menunjuk bentuk benda-bendasederhana
• Menyebut nama benda-bendasederhana
• Menyebutkan posisi benda
Dapat bereksplorasidengan benda disekitarnya
Dapat merespon bendadan orang yang berada disekitarnya
(jauh-dekat, atas-bawah)• Membedakan ukuran benda
(besar-kecil)• Menunjuk minimal 4 anggota
tubuh• Menyebutkan minimal 4
anggota tubuh
• Mengamati apa yang terjadijika benda dijatuhkan
• Mulai banyak bertanya• Mulai dapat menemukan
benda yang disembunyikan• Menanggapi ketika dibacakan
buku yang dikenalnya• Menolak terhadap sesuatu
yang tidak diinginkan
FISIK/MOTORIK
Anak mampumenggerakkananggota tubuhuntuk melatih otottangan, punggung,dan kaki
Kesehatan Fisik
Dapat menggerakkananggota tubuh untukmelatih otot tangan
Dapat mengerakkananggota tubuh untukmelatih otot punggung
Dapat mengerakkananggota tubuh untukmelatih otot kaki
• Memegang benda-bendaukuran kecil dengan jari-jaritangan telunjuk dan jempol
• Membuat coretan tidakberaturan denganmenggunakan pinsil/spidol/krayon
• Merobek kertas dengan jari-jari tangan
• Menggerakkan jari-jaritangan
• Melempar bola ke arahtertentu
• Menyusun benda tanpaberaturan.
• Mulai belajar makan sendiri• Meraup biji-bijian• Memasukkan biji-bijian ke
kotak/wadah• Mulai belajar menangkap
bola
• Mulai belajarmembungkukkan badan
• Menggerakkan/memiringkantubuh ke kanan dan ke kiri.
• Menarik dan mendorong benda
• Berlari ke berbagai arah.• Menaiki tangga dengan
bantuan.• Melompat ke berbagai arah.• Mulai belajar menendang
Menunjukkan kesesuaianantara kesehatan danperkembangan
bola
• Kebiasaan tidur mulaiberkurang secara bertahap
• Menunjukkan pertumbuhangigi yang normal
• Mulai mengkonsumsiberbagai jenis makanan
• Memegang makanandengan menggunakan jari-jari tangan
• Mulai belajar mengikutikebiasaan sehat (gosokgigi, cuci tangan)
SENI Mampu menirusuara dan geraksecara sederhana
Dapat menirukan suara
Dapat menirukan gerak
• Mulai belajar menirukansuara
• Bermain dengan bimbingan
• Menggerakkan kepala,tangan atau kaki ketikamendengar suaramusik/ritmik
• Bergerak bebas sesuaidengan irama musik