aktivitas keagamaan di vihara -...

108
KONSEP ASKETISME DALAM PANDANGAN ISLAM DAN HINDU (Studi Komperatif) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama Oleh : NANANG DWIJAYANTO NIM: 054311039 PROGRAM STUDI PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN IAIN WALISONGO SEMARANG 2010

Upload: lydiep

Post on 11-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

KONSEP ASKETISME DALAM PANDANGAN ISLAM DAN

HINDU

(Studi Komperatif)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin

Jurusan Perbandingan Agama

Oleh :

NANANG DWIJAYANTO NIM: 054311039

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

IAIN WALISONGO SEMARANG

2010

Page 2: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

ii

Page 3: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

iii

Page 4: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

MOTTO

$ ¨Βr&uρ ô⎯ tΒ t∃% s{ tΠ$ s)tΒ ⎯ÏμÎn/u‘ ‘ yγtΡuρ }§øΖ9$# Ç⎯ tã 3“uθoλ ù;$# ∩⊆⊃∪

¨β Î* sù sπ¨Ψpgø:$# }‘ Ïδ 3“uρ ù'yϑø9$# ∩⊆⊇∪

Artinya:

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran

Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,

maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.”

(Q.S An Nazi’at: 40-41)1

Orang bijak mengatakan:

“Kekayaan itu tidak terletak pada sesuatu yang tampak, tetapi

bagi orang yang merasa jiwanya kaya.”2

1 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro Al-Hikmah,

2007, Cetakan Kesepuluh), hlm. 584 2 Abu Thalib al-Makki (386 H/996 M), Quantum Qalbu Nutrisi Untuk Hati, Terj. Ija

Suntana, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2008, Cetakan Pertama), Buku Kedua, hlm. 615

iv

Page 5: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang

telah memberi arti dalam perjalanan hidupku, Teruntuk orang-orang yang

selalu hadir menemaniku dan berharap keindahan-Nya khususnya buat :

BAPAK DAN IBUKU YANG TERCINTA (Bapak Muchawali dan Ibu

Mudiyanti). Ini adalah sebagian perjuangan dan cita-cita,

terimakasih banyak iringan doa dan restumu membuat Allah

membukakan rahmat-Nya hingga jerih payah dan usahanya telah

tampak dilihat mata, semoga tiada sia-sia.

KAKAK DAN ADIKKU TERSAYANG (mbak Iin, Nunung, mas

Subhan, keponakanku Dzikron & Syiham) yang selalu berdoa,

memberikanku dorongan, semangat dan selalu menghiburku untuk

mencapai kesuksesan, semoga kalian temukan istana kebahagiaan di

dunia serta akhirat, amin. Kini inilah awal kesuksesanku.

Orang terdekatku yang pernah singgah dalam hati dan relung

jiwaku, terimakasih kamu telah memberikan sesuatu yang sangat

berharga dalam hidupku ini dan membuat diriku bangkit dalam

meraih segala angan dan cita-cita. Sekali lagi terimakasih.

Untuk sahabatku teman-teman seperjuangan (Mahasiswa PA 2005:

Roni, Hakim, Zainal, Desi Agus, Desi Lina), teman tawaku: weduss,

mukri, genduet, madura family dan teman-teman kost yang tidak

bisa saya sebut satu persatu. Terimakasih banyak kalian selalu

memberikan motivasi kepadaku dan kita selalu bersama dalam canda

dan tawa yang mewarnai jalan kehidupanku.

v

Page 6: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

Pada akhirnya semua itu punya arti karenanya, kupersembahkan

karya sederhana ini untuk segala ketulusan kalian semua. Semoga

semuanya selalu dalam pelukan kasih dan sayang Allah SWT.

Nanang Dwijayanto

vi

Page 7: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

KATA PENGANTAR

ÉΟó¡Î0 «!$# Ç⎯≈ uΗ ÷q§9$# ÉΟŠÏm§9$#

Alhamdulillah wa syukrulillah segala puji bagi Allah Yang Maha

Pengasih dan Penyayang, bahwa atas taufiq dan hidayah-Nya maka penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu

tercurahkan kepada baginda Nabi agung Muhammad Saw.

Skripsi ini berjudul “Konsep Asketisme Dalam Pandangan Islam dan Hindu

(Studi Komperatif)”, disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Fakultas Ushuluddin Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan

dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan. Untuk itu penulis hendak menyampaikan rasa terima kasih sedalam-

dalamnya dan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A., selaku Rektor beserta civitas Akademika

IAIN Walisongo Semarang.

2. Dr. Nasihun Amin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN

Walisongo Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, MA., dan Drs. Tafsir, M. Ag., selaku

Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Parmudi, M. Ag., dan Syaefudin Zuhri, M. Ag., selaku Kajur dan Sekjur

Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang.

5. Drs. Muchtarom, M. Ag., selaku Wali Studi penulis.

6. Bapak dan Ibu petugas Perpustakaan Fakultas Ushuluddin, Perpustakaan IAIN

Walisongo, dan Perpustakaan TKPS Ngaliyan yang telah memberikan ijin dan

layanan kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

vii

Page 8: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

7. Para Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo,

yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi.

8. Berbagai pihak yang secara tidak langsung telah membantu, baik moral

maupun materi dalam penyusunan skripsi.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum

mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya, namun penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan para pembaca

pada umumnya. Hanya do’a yang senantiasa penulis panjatkan untuk membalas

budi baik dari berbagai pihak yang selama ini membantu dalam penyelesaian studi

ini, sehingga menjadi amal baik untuk dipetik di akhirat kelak. Amin.

Semarang, 29 November 2010

Penulis,

NANANG DWIJAYANTO

viii

Page 9: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

ABSTRAKSI

Dalam era globalisasi yang sangat deras ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus informasi yang canggih saat ini, namun moral dan etika manusia mengalami krisis, mengakibatkan manusia dihadapkan pada berbagai dilema dan permasalahan dalam kehidupannya. Dalam hal ini manusia hidupnya tidak tenang, stress, depresi, kalut dan lain sebagainya.

Manusia terlalu mencintai dirinya sendiri, akibatnya timbul beberapa keadaan seperti mencari harta benda dan kekayaan, mencintai anak istri yang berlebihan, mencintai perhiasan dan pakaian yang indah dan megah, dan mencintai kedudukan yang tinggi yang akhirnya membawa kecintaan yang sangat pada dunia dan ingin hidup kekal abadi. Di antara carut marut kehidupan seperti ini, manusia sangat membutuhkan ketenangan jiwa. Rasa lelah setelah berhadapan dengan masalah pekerjaan, keluarga, atau sekitarnya, menuntut manusia untuk sejenak mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Kondisi seperti ini membuat manusia cepat lelah, baik secara fisik maupun mental.

Dari deskripsi singkat di atas tersimpul beberapa rumusan masalah yang meliputi: Bagaimanakah konsep asketisme dalam pandangan Islam dan Hindu. Apa implikasi konsep asketisme dalam pandangan Islam dan Hindu dikehidupan sekarang. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan. Sementara metode pengumpul data menggunakan library research dengan sumber data primer: Kitab suci agama Islam dan Hindu yaitu kitab suci al-Qur’an, al-Hadits, Weda, Upanishad dan Bhagawadgita. Sedangkan sebagai sumber data sekunder yaitu berupa buku-buku atau sumber-sumber lain yang relevan dengan kajian penelitian ini. Penulis juga menggunakan wawancara, dan metode analisis yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah: Metode Deskriptif, dan Komperatif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kaitannya dengan problema masyarakat modern, maka manusia harus belajar untuk mempraktekkan ajaran asketis dalam kehidupan sehari-hari. Secara praktis agama Islam dan Hindu mempunyai potensi besar karena mampu menawarkan pembebasan spiritual, melalui ajaran (asketis) seperti mempraktekkan ajaran zuhud (Islam) dan yoga (Hindu). Ajaran ini mengajak manusia mengenal dirinya sendiri, dan akhirnya mengenal Tuhannya. Kehidupan ini hanyalah sekedar sarana, bukan tujuan. Seorang yang menjalankan zuhud mengambil dunia atau materi secukupnya, tidak terjerat cinta padanya. Islam memberikan jawaban-jawaban terhadap kebutuhan spiritual mereka akibat pendewaan mereka terhadap selain Tuhan, seperti materi dan sebagainya. Dengan demikian zuhud dapat dijadikan benteng untuk membangun diri dari dalam diri sendiri, terutama dalam menghadapi gemerlapnya materi. Selain itu juga meditasi di dalam yoga adalah salah satu cara agar manusia dapat memperoleh ketenangan yang diharapkan. Yoga akan memberikan kekuatan iman dan kesejahteraan hidup, sehingga manusia akan dapat meningkatkan disiplin hidup baik mental, pikiran, badan dan jiwa.

ix

Page 10: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

TRANSLITERASI

Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih-hurufan dari abjad yang satu ke

abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf Arab

dengan huruf-huruf latin beserta perangkatnya. Pedoman transliterasi dalam

skripsi ini meliputi :

Huruf Arab

Nama Huruf Latin Keterangan

ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و اه ء ي

alif ba’ ta’ sa’ jim ha’ kha’ dal zal ra’ zai sin syin sad dad ta’ za’ ‘ain gain fa’ qaf kaf lam mim nun wau ha

hamzah

ya’

- b t s j h kh d dz r z s sy s d t z ‘ g f q k l m n w h ´ y

Tidak dilambangkan - -

s dengan titik di atas -

h dengan titik di bawah - -

z dengan titik di atas - - - -

s dengan titik di bawah d dengan titik di bawah t dengan titik di bawah z dengan titik di bawah

koma terbalik - - - - - - - - -

Apostrof (lambang ini tidak digunakan untuk hamzah di awal

kata) -

x

Page 11: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

a. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf /

transliterasinya berupa huruf dan tanda, contoh:

dibaca qa>la قال

dibaca qi>la قيل

dibaca yaqu>lu يقول

b. Ta’ Marbuthah

Translitrasinya menggunakan :

1. Ta marbuthah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya h.

Contoh : طلحة dibaca t}alhah

2. Sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah,

maka ta marbuthah itu ditransliterasikan dengan h.

Contoh : روضة االطفال dibaca raud}ah al-at}fa>l

c. Kata Sandang

Transliterasi kata sandang dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Kata sandang diikuti huruf syamsiah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai

dengan bunyinya, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang langsung

mengikuti kata sandang itu.

Contoh : الرحيم dibaca ar-Rahi>mu

2. Kata sandang diikuti huruf qamariah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai

dengan bunyinya.

Contoh : الملك dibaca al-Maliku

xi

Page 12: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

Namun demikian, dalam penulisan skripsi penulis menggunakan

model kedua, yaitu baik kata sandang diikuti oleh huruf syamsiah ataupun

huruf al-Qamariah tetap menggunakan al-Qamariah.

d. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupun hurf, ditulis terpisah, hanya

kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazimnya

dirangkaikan dengan kata lain. Karena ada huruf atau harakat yang

dihilangkan, maka dalam translitarasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan

juga dengan kata lain yang mengikutinya.

Contoh :

dibaca Man istat}a>’a ilaihi sabi>la من استطاع اليه سبيال

dibaca Wa innalla>ha lahuwa khair al-ra>ziqi>n وان اهللا لهو خير الرازقين

xii

Page 13: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

DAFTAR ISI halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

HALAMAN MOTTO .............................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

ABSTRAKSI ............................................................................................................ ix

TRANSLITERASI .................................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 10

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 10

D. Telaah Pustaka ......................................................................... 11

E. Metode Penelitian .................................................................... 13

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 15

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KONSEP ASKETISME

A. Pengertian Asketisme................................................................ 17

B. Faktor Munculnya Asketisme ................................................... 19

C. Ajaran dan Tujuan Asketisme ................................................... 22

D. Zuhud dan Yoga Sebagai Bentuk Asketisme............................ 26

BAB III KONSEP ASKETISME DALAM PANDANGAN ISLAM

DAN HINDU

A. Asketisme Dalam Islam

1. Pengertian Zuhud............................................................... 30

2. Dasar Perintah Zuhud ....................................................... 35

xiii

Page 14: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

xiv

3. Faktor Munculnya Zuhud ................................................. 36

4. Ajaran dan Tujuan Pelaksanaan Zuhud ............................ 38

5. Macam-Macam Zuhud ..................................................... 41

B. Asketisme Dalam Hindu

1. Pengertian Yoga ................................................................ 42

2. Dasar Perintah Yoga.......................................................... 44

3. Faktor Munculnya Yoga ................................................... 46

4. Ajaran dan Tujuan Pelaksanaan Yoga .............................. 49

5. Macam-Macam Yoga …………………………………... 53

A. Jnana Yoga …………………………………………. 53

B. Bhakti Yoga ………………………………………… 55

C. Karma Yoga ………………………………………… 58

D. Raja Yoga …………………………………………… 62

BAB IV ANALISIS

A. Persamaan dan Perbedaan Konsep Asketisme Dalam Islam dan

Hindu ....................................................................................... 65

1. Persamaan Konsep Asketisme Dalam Islam dan Hindu ...... 66

2. Perbedaan Konsep Asketisme Dalam Islam dan Hindu ...... 72

B. Implikasi Konsep Asketisme Dalam Islam dan Hindu Dikehidupan

Sekarang ................................................................................. 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 86

B. Saran ........................................................................................ 87

C. Penutup..................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 15: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan di dunia ini, hampir semua manusia mempunyai

agama ataupun kepercayaan yang diyakini dan dipeluknya. Semua agama

di dunia ini pasti mengajarkan hal-hal yang bersifat rohaniah. Setiap

agama pasti mempunyai anjuran dan larangan untuk melakukan suatu

perbuatan.

Dan dalam agama anjuran melakukan sesuatu terbilang banyak,

misalnya pada ajaran tentang dunia, yakni bagaimana agama tertentu

menilai dunia ini. Masing-masing agama mempunyai penilaian berbeda-

beda. Mengenai pandangan ini sangat dipengaruhi oleh konsep teologi dan

kosmologi masing-masing.1

Kebanyakan para sufi meyakini bahwa terdapat kebenaran

mendasar dari seluruh agama. Agama-agama besar memiliki inti ajaran

yang sama. Beragam nabi dan guru spiritual bagaikan bola-bola lampu

yang menyinari sebuah ruangan. Bola lampu tersebut berbeda-beda,

namun sinarnya berasal dari sumber yang sama, yakni Tuhan.2

Sejarah tasawuf adalah peta yang menunjukkan beberapa

persinggahan di sepanjang jalan penafsiran ini, beberapa bentuk kenyataan

tunggal ini, beberapa cara berbeda-beda yang dipergunakan oleh para ahli

mistik untuk mencapai tujuannya, secara sendiri-sendiri atau bersama-

sama, melalui kearifan atau melalui cinta, dengan cara tapa brata atau

dengan cara latihan-latihan yang menuju kegairahan tak terhingga. Sejarah

luarnya merupakan sejarah gerakan-gerakan rohani, teologi, dan sastra

dalam Islam. Bersamaan dengan itu, karena berakar dari latihan ritual yang

1 Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, Menggugat Tasawuf Sufisme dan Tanggung Jawab Sosial

Abad 21 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, Cetakan Pertama), hlm. 76 2Robert Frager (Syekh Ragib al-Jerahi), Hati,Diri,&Jiwa Psikologi Sufi untuk

transformasi, Terj. Hasmiyah Rauf, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2003, Cetakan kedua), hlm. 12

1

Page 16: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

2

diajarkan al-Quran, tasawuf mencerminkan pelbagai sikap kaum muslimin

terhadap “dunia”. Demikianlah, di antara para ahli mistik itu terdapat

pertapa yang membelakangi duniawi dan pejuang yang gigih

memperjuangkan keyakinannya, khatib tegas yang mengajak umatnya

bertobat dan pencipta nyanyian puji-pujian bagi cinta dan kebaikan Tuhan

yang abadi, dan penyusun sistem filsafat yang sangat rumit serta Pemuja

Keindahan Abadi.3

Tasawuf adalah jalan spiritual yang dapat mengantar kita menuju

persatuan dengan Yang Tak Terbatas, di mana pun kini kita berada.

Dikatakan, sesungguhnya ada banyak jalan menuju Tuhan, sebanyak

jumlah manusia.4 Untuk mencapai tujuan mendekatkan diri kepada Tuhan

ini, menurut sejarah, semula tasawuf mengambil bentuk zuhud, dalam arti

sikap hidup sederhana dan menjauhi kemewahan duniawi.5

Zuhud berarti tidak merasa bangga atas kemewahan dunia yang

telah ada di tangan, dan tidak merasa bersedih karena hilangnya

kemewahan itu dari tangannya.6 Dari uraian tersebut dapat diketahui

posisi zuhud sebagai maqam menuju ke hadirat-Nya, karena dunia

merupakan hijab. Namun yang perlu dicermati adalah bahwa zuhud tidak

harus ditampakkan dalam bentuk lahir, akan tetapi ia berada di hati.7

3 Annemarie Schimmel, Dimensi Mistik Dalam Islam (Jakarta: Pustaka Tirdaus, 1986,

Cetakan Pertama), hlm. 23 4 Robert Frager, op. cit., hlm. 44 5 Drs. H. Ridin Sofwan, Menguak Seluk Beluk Aliran Kebatinan (Kepercayaaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa), (Semarang: CV. Aneka Ilmu bekerja sama dengan IAIN Walisongo Press, 1999, Cetakan Pertama), hlm. 100

6 Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, Zuhud Di Abad Modern (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, Cetakan Ketiga), hlm. 3

7 Ibid., hlm. 89

Page 17: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

3

Zuhud dalam tradisi sufi merupakan maqam8 yang paling inti.

Bahkan tasawuf sangat identik dengan kezuhudan. Maqam zuhud

merupakan kelanjutan dari maqam wara’. Setelah seorang sufi dengan

kewara’annya mampu meninggalkan hal-hal yang mendekatkan diri

mereka dari perilaku dosa, maka ia akan dengan sendirinya sampai pada

maqam zuhud. Yakni tiadanya ketergantungan pada hal-hal yang bersifat

duniawi. Hal-hal yang bersifat duniawi inilah yang dapat mengarahkan

seseorang pada perbuatan dosa.9

Para penyeru agama sengaja ataupun tidak sering kali menjadikan

umatnya tertipu oleh ajaran mereka tentang meraih kekayaan ruhani

dengan hidup sengsara.

Islam adalah agama yang rasional, ia tidak saja memberikan

bimbingan tetapi sekaligus memelihara fitrah manusia. Bahwa manusia

bukanlah binatang, tetapi juga bukan malaikat. Manusia tetaplah manusia

dengan segenap kelebihan dan kekurangannya. Bahkan adanya

kekurangan manusia itu menunjukkan kesempurnaan.

Dalam kaitan ini Allah berfirman dalam surat al-Qashash ayat 77,

Allah mengingatkan kita semua:

8 Dalam upayanya menempuh perjalanan spiritual untuk meraih hakikat, seorang salik

(orang yang melakukan perjalanan spiritual) akan sampai pada kedudukan spiritual tertentu (maqam). Dalam terminology tasawuf maqam berarti ‘kedudukan atau kualitas spiritual’. Kedudukan atau kualitas spiritual menurut para ahli tasawuf diperoleh melalui upaya dan ketulusan dalam menempuh jalan spiritual. Dengan upaya yang dilakukan, seorang menempuh jalan spiritual akan memperoleh rahmat dan karunia dan kedudukan spiritual dari Allah. Kedudukan spiritual merupakan kualitas batiniah yang bersifat tetap. Hal ini berbeda dengan hal yang digunakan untuk menyebut kondisi kejiwaan yang bersifat sementara. Seorang yang memperoleh kualitas spiritual pada tingkat yang lebih tinggi tidak meninggalkan kualitas spiritual yang telah diraih sebelumnya. Semakin tinggi kualitas spiritual seseorang, maka semakin utuhlah kualitas spiritual yang dicapai (Amstrong, 1996: 175). Belum ada penjelasan mengenai tokoh yang pertama kali mencetuskan istilah maqam, namun beberapa ahli tasawuf telah membuat rumusan mengenai strata maqamat. Masing-masing ahli memiliki susunan yang berbeda satu sama lain. Al-Thusi menyebutkan bahwa di antara maqamat yang disebut oleh para ahli tasawuf yang paling banyak adalah; taubah, zuhd, wara’, shabr, tawakkal, dan ridla. (Kailani, 1979: 27) Menurut al-Qusyairi, seseorang tidak bisa beranjak pada maqam tertentu sebelum memenuhi persyaratan yang ada pada maqam tersebut (al-Qusyairi: 56-57).

9 Hasyim Muhammad, Ke-Zuhud-an Isa Al-Masih Dalam Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq Karya Abdullah Ibn Mubarak dan al-Zuhd Karya Ahmad Ibn Hambal (Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2009), hlm. 20-21

Page 18: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

4

Æ tGö/ $# uρ !$yϑ‹ Ïù š9 t?# u™ ª!$# u‘# ¤$!$# nοtÅzFψ$# ( Ÿωuρ š[Ψ s? y7t7ŠÅÁtΡ š∅ÏΒ $u‹÷Ρ‘‰9 $# (

⎯ Å¡ômr& uρ !$yϑŸ2 z⎯ |¡ôm r& ª!$# šø‹s9 Î) ( Ÿωuρ Æ ö7 s? yŠ$|¡x ø9 $# ’ Îû ÇÚ ö‘ F{ $# ( ¨βÎ) ©!$# Ÿω = Ït ä† t⎦⎪ωšø ßϑø9 $# ∩∠∠∪

Artinya: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. al-Qashash: 77)10

Di dalam bukunya Sayyid Abdullah Al-Haddad yang berjudul

jalan para nabi menuju surga, Sayyidina Ali r.a. berkata : “Berbahagialah

orang-orang yang zuhud kepada dunia yang cinta kepada akhirat. Mereka

adalah kaum yang menjadikan bumi sebagai permadaninya, debu di

atasnya sebagai tikarnya dan airnya mewangi. Doa dan Al-Quran menjadi

kain yang menyelimuti.” Mereka membuang dunia dengan mengikuti jalan

yang ditempuh nabi Isa a.s. Mereka mengutarakan dalam syairnya:

Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang pintar

Mereka menalak dunia dan takut fitnah

Mereka melihat dunia ketika mereka mengerti

Ternyata dunia bukan tempat tinggal orang yang hidup

Mereka menjadikan dunia sebagai laut yang dalam dan

menjadikan amal saleh di dunia sebagai perahunya.11

Dalam konsep Islam, kehidupan dunia ini bukanlah untuk diludahi

karena kehidupan dunia bukanlah menjijikkan, bukan najis dan kotor.

Sebaliknya, kehidupan dunia adalah kudus, yang karenanya perlu

disucikan dengan produktivitas dan karya-karya besar. Kreativitas itu terus

10 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro Al-

Hikmah, 2007, Cetakan Kesepuluh), hlm. 394 11 Sayyid Abdullah Al-Haddad, Jalan Para Nabi Menuju Surga, Terj. Drs. Ahmad

Nashirin, (Jakarta Selatan: Penerbit Hikmah, 2003, Cetakan Pertama), hlm. 53

Page 19: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

5

dikembangkan sehingga menjadi lebih semarak, indah dan makmur. Itulah

tugas kekhalifahan manusia di muka bumi.

Agama Islam diturunkan bukan untuk memberkati lapar dan putus

asa. Islam didatangkan di permukaan bumi sebagai landasan bagi manusia

agar berusaha sekuat daya dan kemampuannya, tidak mudah lelah dan

putus asa, berusaha, berkarya, dan menikmati kehidupan dunia yang lebih

baik.

Dengan Islam hendaknya kaum Muslimin bangkit dari

keterpurukannya, berangkat menuju kehidupan, berusaha dengan sungguh-

sungguh, berjuang dengan terus menerus untuk mendapatkan segala yang

terbaik di dunia ini. Dunia ini bukan disiapkan untuk orang-orang kafir

saja, tetapi terutama adalah untuk hamba-hamba-Nya yang shalih.12

Kata zuhud hanya disebut sekali dalam Al-Quran, yakni dalam ayat

yang berbunyi sebagai berikut:13

çν÷ρuŸ° uρ ¤∅yϑsV Î/ <§øƒ r2 zΝ Ïδ≡ u‘ yŠ ;οyŠρ߉÷è tΒ (#θçΡ% Ÿ2uρ ÏμŠ Ïù z⎯ ÏΒ š⎥⎪ωÏδ≡ ¨“9 $# ∩⊄⊃∪

Artinya:” Dan mereka menjualnya (Yusuf) dengan harga rendah,

yaitu beberapa dirham saja, sebab mereka tidak tertarik kepadanya”. (QS. Yusuf: 20)14

Namun sikap zuhud banyak disebut dalam berbagai ayat Al-Quran, antara

lain dalam surat al-Hadid ayat 20, dan surat an-Nisa ayat 77.

Sikap manusia terhadap dunia sebagaimana yang telah diharapkan

dan dituntun oleh Al-Quran itu, mempunyai nilai sangat positif dan

merupakan senjata yang ampuh bagi manusia dalam menghadapi

kehidupan, khususnya di abad modern ini yang syarat dengan problema

12 Hamim Thohari, Cara Baru Memandang Dunia (Jakarta: Pustaka Inti, 2003, Cetakan

Pertama), hlm. 69-72 13 Drs. Totok Sumantoro dan Drs. Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf (Tdk ada

kota: Penerbit Amzah, 2005, Cetakan Pertama), hlm. 297 14 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro Al-

Hikmah, 2007, Cetakan Kesepuluh), hlm. 237

Page 20: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

6

hidup. Zuhud dapat dijadikan sebagai benteng membangun diri dalam

menghadapi gemerlapnya materi.

Begitu juga dengan ajaran agama Hindu yang menyuruh umatnya

untuk menghilangkan segala keinginan yang berhubungan dengan dunia

ini. Dalam ajaran asketisme, agama Hindu lebih menekankan pada metode

yoga, yaitu suatu metode untuk menyatukan jiwa dengan Tuhan. Dalam

agama Hindu, untuk melawan tindakan yang merugikan, cara yang

semestinya adalah berbuat baik dan menghindari yang jahat. Untuk

menentang hasrat caranya adalah dengan mengawasi dan menaklukkan

nafsu seseorang, mengarahkan pada aktifitas yang tanpa pamrih lewat

praktek-praktek askesis dan atau untuk membersihkan dan mengatasi

semua hasrat dengan cinta yang mantap terarah pada Tuhan. Untuk

melawan ketidaktahuan, perlu diperoleh pengetahuan rohani tentang

kodrat sejati dari jati diri dan dari Tuhan.15

Dikatakan bahwa kebahagiaan yang sejati dan abadi yang dapat

dirasakan manusia ialah apabila ia terbebas dari hukum karma dan

samsara, di mana Atman akan bersatu kembali dengan Brahman. Keadaan

ini disebut moksha dan inilah yang diidam-idamkan semua umat Hindu.

Dalam usaha mencapai moksha ini, kitab Bhagawatgita telah menjelaskan

bahwa jalan yang harus ditempuh ialah dengan melaksanakan Yoga.

Yoga dalam pengertiannya yang sederhana adalah usaha

mendisiplinkan diri. Yoga terdiri dari empat macam dan tiap orang boleh

memilih beberapa di antara yang empat itu sesuai dengan bakat dan

kemampuan masing-masing.16 Mengenai keempat jalan keselamatan itu

antara lain: jalan pengetahuan (jnana yoga), jalan cinta (bhakti yoga), jalan

karya (karma yoga), dan yang terakhir adalah jalan menuju Tuhan melalui

latihan psikologis (raja yoga).

15 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, Terj. Kelompok Studi Agama

“Driyarkara” (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2001, Cetakan Ketujuh), hlm. 301 16 Drs. Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 1996, Cetakan Kedua), hlm. 19-20

Page 21: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

7

Yoga-yoga yang menjadi perhatian kita adalah yoga yang

dimaksudkan untuk menyatukan jiwa manusia dengan Tuhan, yang

tersembunyi di lubuk yang paling dalam. “Karena semua latihan rohani

India (yang kita bedakan dari latihan jasmani) sungguh dimaksudkan

untuk mencapai tujuan praktis ini, bukan sekedar untuk kontemplasi

khayalan atau untuk mencapai gagasan yang hebat dan mendalam, latihan-

latihan tersebut boleh dianggap mewakili salah satu sistem pemikiran dan

sistem latihan yang paling realistis dan paling praktis yang pernah

diciptakan oleh pikiran manusia. Bagaimana caranya mencapai Brahman

dan hidup seperti Brahman; bagaimana caranya agar kita bisa mencapai

suatu taraf ilahi sambil tetap hidup di dunia ini, yaitu orang yang telah

diubah, dilahirkan kembali tanpa berubah sambil tetap tinggal di dunia ini.

Itulah upaya yang telah mengilhami dan mempertinggi alam rohani

manusia di India selama berabad-abad.”

Perjalanan rohani yang telah dirintis orang-orang Hindu untuk

mencapai tujuan ini ada empat. Titik berangkat seseorang ditentukan oleh

pribadi orang yang bersangkutan, yaitu himpunan bakat, minat, watak

yang membentuk kepribadian atau sifat kodrati ataupun watak dari orang

itu. Yang unik pada agama Hindu adalah besarnya perhatian yang telah

dicurahkan para rohaniwannya untuk mengenal dan menandai jalan-jalan

utama yang bisa dipilih orang.

Menurut analisis Hindu, pada umumnya ada empat macam pribadi

manusia. Beberapa orang pada dasarnya suka merenung. Yang lainnya

amat emosional. Yang lainnya lagi adalah tipe orang aktif. Akhirnya, ada

beberapa orang yang paling tepat dikategorikan sebagai orang yang lebih

suka akan pengalaman atau percobaan (empiricist). Masing-masing jenis

kepribadian ini diberi jenis yoga sendiri-sendiri. Tiap yoga itu

dimaksudkan untuk memanfaatkan bakat yang dimiliki orang yang

bersangkutan.

Keempat jalan tersebut dimulai dengan beberapa petunjuk awal

tentang kesusilaan. Oleh karena tujuan dari masing-masing jalan tersebut

Page 22: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

8

adalah untuk menjernihkan permukaan diri kita, agar dapat terlihat unsur

keilahian yang ada di bawahnya, tentu saja pribadi tersebut pertama-tama

harus dibersihkan dari segala bentuk kotoran moral yang besar. Oleh

karena itu, sebagai langkah pertama untuk yoga mana pun juga, orang

yang ingin melakukan yoga haruslah memulai kebiasaan dan praktek

hidup seperti tidak menyakiti orang, jujur, tidak mencuri, mengendalikan

diri, bersih, menenangkan batin, disiplin diri, dan adanya suatu hasrat yang

sangat kuat untuk mencapai tujuan tersebut.17

Dalam kitab Mahanarayana Upanisad Swami Vimalananda,

menjelaskan sebagai berikut:

Wedanta wijnana winiscitartah samnyasa yoga dyatayah suddha sattwah,

te brahmaloke tu paranta kale paramrtat parimucyanti sarwe.

Setelah mencapai ke-Abadian yang mengandung identitas dengan Yang

Tertinggi, semua calon spiritual yang berusaha keras untuk mengendalikan

diri, yang secara berani menyimpulkan ajaran Wedanta melalui

pengetahuan langsung, dan yang telah mencapai pemurnian pikiran

melalui pelaksanaan disiplin yoga dan kemantapan dalam pengetahuan

Brahman yang didahului oleh penyangkalan, dapat membebaskan dirinya

sendiri masuk ke dalam wilayah Brahman pada saat penghancuran badan

terakhir mereka.

(Sloka ini dijelaskan oleh Sankaracarya dalam Mundaka Up.

III.2.6. dengan menggunakan pembacaan – Brahmalokesu – untuk kata

Brahmaloke tu dan Paramtah parimucyanti untuk kata Paramrtat

parimucyanti. Penjelasan dan penerjemahan yang diberikan di atas,

mengikuti otoritas ini. Menurut Sankaracarya, tujuan dari Wedanta adalah

Paramatmawijnana atau Realisasi Diri. Tema pokok dari sloka ini adalah

bahwa pengetahuan ini dicapai melalui pemurnian batin yang diperoleh

dengan melakukan samyasa dan yoga. Samnyasa di sini berkenaan dengan

17 Huston Smith, Agama-Agama Manusia, Terj. Saafroedin Bahar, (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2001), hlm 38-41

Page 23: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

9

penanggalan kerja yang bersifat duniawi dan spiritual serta

mempersiapkan diri untuk senantiasa teguh pada kesadaran Brahman; dan

ini juga merupakan suatu yoga. Mereka yang berusaha keras untuk tetap

menjaga keadaan Spiritual ini disebut sebagai – yati18

Ajaran yoga merupakan ajaran untuk meningkatkan kedisiplinan

berfikir dan menghilangkan semua bentuk egoisme dalam mencapai

kebenaran, dengan melakukan penunggalan pikiran, akan dapat

ketenangan untuk menghayati dan mempelajari yoga, pertama kali

haruslah melatih diri untuk melaksanakan yama niyama, karena kehidupan

yang semula merupakan dasar persiapan untuk mencapai yoga. Dari yama

niyama diperoleh hubungan yang harmonis antara individu dengan

masyarakat, dengan makhluk lainnya dan dengan Tuhan. Sedangkan

asama pranayama dan pratyahara merupakan latihan untuk

mendisiplinkan badan jasmani, kekuatan vital dan indera.19 Ajaran ini

memberikan pandangan dan mengharapkan kepada semua manusia

khususnya umat Hindu untuk dapat melaksanakan dharma dengan suatu

tujuan untuk mencapai kelepasan yakni melepaskan diri dari benda-benda

duniawi. Dalam hidup ini manusia senantiasa berjuang untuk mencapai

tujuan hidupnya. Yoga memberikan kekuatan iman dan kesejahteraan

hidup.20

Dalam masalah pengalaman keagamaan kedekatan diri dengan

Tuhan ini sangat penting dan mengesankan dalam kehidupan manusia.

Dalam hal ini penulis melihat pada tiap-tiap ajaran agama memiliki konsep

dalam kedekatan diri kepada Tuhan, khususnya tentang ajaran yang

terkandung dalam ajaran yoga.

Dari sinilah, agama tidak dapat dilepaskan dengan ritual-ritual

rohani seperti ini, karena ritual dimaksudkan untuk menyatukan jiwa

18 Swami Vimalananda, Mahanarayana Upanisad, Terj. I Wayan Maswinara, (Surabaya:

Paramita, 1997, Cetakan Pertama), hlm. 100 19 Sami’an, Meditasi Dalam Perspektif Yoga, Skripsi, Fakultas Ushuluddin, Institut

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2004, hlm. 7 20 Ibid., hlm. 16

Page 24: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

10

manusia dengan Tuhan. Berangkat dari latar belakang inilah, penulis

bermaksud untuk membahas permasalahan ini dalam sebuah skripsi

dengan judul:

KONSEP ASKETISME DALAM PANDANGAN ISLAM DAN HINDU

(STUDI KOMPERATIF).

B. Pokok Masalah

Pokok permasalahan skripsi ini dapat diketengahkan sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah konsep asketisme dalam pandangan Islam dan Hindu?

2. Apa implikasi konsep asketisme dalam pandangan Islam dan Hindu

dikehidupan sekarang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penulisan Skripsi

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui konsep asketisme dalam pandangan Islam dan

Hindu.

b. Untuk mengetahui manfaat asketisme dalam kehidupan beragama

khususnya dalam agama Islam dan Hindu.

2. Manfaat Penulisan Skripsi

Manfaat yang ingin dapat diambil dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Diharapkan dapat menambah pengetahuan atau wawasan tentang

asketisme dan mengembangkan potensi penulisan karya ilmiah,

sehingga dapat menjadi bekal pelajaran yang berguna bagi masa

yang akan datang.

b. Agar tercipta wacana dan informasi mengenai asketisme dalam

agama Islam dan Hindu.

Page 25: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

11

D. Tinjauan Pustaka

Sebenarnya telah banyak kajian seputar relasi Islam dan Hindu

yang dilakukan oleh para ahli dalam berbagai ragam bentuk. Untuk

mengkaji konsep asketisme dalam Islam dan Hindu, penulis tidak terlepas

dari karya-karya atau buku-buku yang membahas tentang kajian tersebut.

Di antara pustaka tersebut antara lain:

1. Buku karya Prof. Dr. H.M. Amin Syukur yang berjudul Zuhud di abad

Modern yang diterbitkan oleh Pustaka Pelajar, 2004. Dalam buku ini

beliau mencoba menjelaskan bahwa dunia ini bukan menjadi tujuan

hidup dan tidak membuatnya mengingkari Tuhan, tetapi dunia

dijadikan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Sehingga dalam mengarungi kehidupan dunia ini, manusia

diperintahkan untuk bekerja keras sebagai bekal kehidupan di dunia

dan apa yang diperolehnya diperuntukkan juga bagi kehidupan akhirat.

2. Buku karya Ram Dass (Dr. Richard Alpart) yang berjudul Jalan

menuju Tuhan Melaksanakan Gita Dalam Hidup Sehari-hari yang

diterbitkan oleh Media Hindu, 2007. Dalam buku ini berisi tentang

tema-tema atau seri renungan yang menyentuh dari Gita. Ini semua

adalah suatu upaya untuk mendekatkan diri dan juga berisi berbagai

jalan menuju persatuan dengan Tuhan. Buku ini banyak menjelaskan

tentang karma yoga, bhakti yoga dan jnana yoga. Semua ini

dimaksudkan untuk melihat bagaimana yoga-yoga itu bisa relevan

dengan kehidupan kita di jaman sekarang ini.

3. Buku karya Kirit Patel dan Vijay c. Amin yang berjudul Karma Yoga,

manfaat pelayanan tanpa pamrih, ajaran Bhagavan Sri Sathya Sai

Baba yang diterbitkan oleh Paramita, 2000. Di sini Baba mengatakan

bahwa pelayanan kasih sayang pada mereka yang membutuhkan

merupakan bentuk Bhakti yang paling menyenangkan kepada Yang

Ilahi. Dalam kehidupan di dunia ini, beliau mengajarkan kepada kita

untuk lebih mengutamakan perbuatan dan kasih sayang tanpa pamrih

kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti melayani orang-orang

Page 26: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

12

miskin, membantu mereka yang terlantar. Semua ini merupakan suatu

kesempatan mulia. Tahtakanlah Tuhan dalam hatimu dan bersiaplah

untuk melayani-Nya.

4. Buku karya Imam al-Ghazali yang berjudul Ihya’ Ulumiddin, yang

diterbitkan oleh Pustaka Nasional, 1998. Buku ini menjelaskan bahwa

orang yang menggemari dunia dan panjang angan-angannya niscaya

dia akan dibutakan oleh Allah hatinya dan barang siapa zuhud terhadap

dunia niscaya dia diberikan ilmu dan kenikmatan oleh Allah. Dunia itu

diibaratkan sebagai salju yang terletak pada matahari, yang senantiasa

hancur sampai habis. Dan akhirat itu seperti mutiara yang tidak hancur

binasa.

5. Skripsi karya Sami’an, NIM: 4100104, Fakultas Ushuluddin IAIN

Walisongo Semarang, 2004, yang berjudul Meditasi Dalam Perspektif

Yoga. Dalam skripsi ini berisi tentang beberapa jalan menuju Tuhan

yaitu di antaranya pendekatan melalui metode yoga, seperti

pembahasan tentang empat jalan mencapai kesempurnaan, yaitu Jnana

yoga, Karma yoga, Bhakti yoga dan Raja yoga.

6. Skripsi karya Ulfah, NIM: 4100015, Fakultas Ushuluddin IAIN

Walisongo Semarang, 2005, yang berjudul Study Komperatif Konsep

Dunia Menurut Pandangan Bikkhu dan Zahid. Skripsi ini banyak

menjelaskan tentang kehidupan dunia yang menyesatkan, di sini

seseorang diharuskan menjauhkan dirinya dari hawa nafsu. Dengan

kata lain hendaklah dia membebaskan dirinya secara penuh dari segala

hal yang menghalangi kebebasannya. Sehingga kehidupan di dunia ini

hanyalah sekedar sarana bukan tujuan, hati tidak boleh terpikat

olehnya.

Dari buku-buku tersebut, maka jelas belum ada yang secara

spesifik membahas konsep asketisme dalam pandangan Islam maupun

Hindu, baik persamaan atau perbedaannya. Dari sinilah penulis ingin

mengetahui dan membandingkan konsep asketisme di dalam agama Islam

dan Hindu. Maka dari itu, suatu hal yang sangat menarik bagi penulis

Page 27: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

13

untuk mengkajinya dalam bentuk skripsi. Jadi, perlu penulis tegaskan

bahwa kajian ini bukanlah berasal dari pemikiran penulis sendiri, tetapi

penulis mencoba menyusun dengan pemikiran beberapa telaah buku yang

berkaitan dengan konsep di atas.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Studi ini merupakan penelitian pustaka (library research), yaitu

menjadikan bahan pustaka sebagai sumber data utama yang

dimaksudkan untuk menggali teori-teori dan konsep-konsep yang telah

ditentukan oleh para ahli terdahulu, mengikuti perkembangan

penelitian dalam bidang yang akan diteliti, memperoleh orientasi yang

luas mengenai topik yang dipilih, memanfaatkan data sekunder serta

menghindarkan duplikasi penelitian.21 Penilitian ini akan menjelaskan

tentang asketisme dalam Islam dan Hindu dengan membandingkan

persamaan dan perbedaan di antara konsep asketisme dalam dua agama

tersebut.

2. Sumber Data:

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research),

sehingga sumber data berupa literatur yang diperoleh dari

perpustakaan dan dikumpulkan serta diolah melalui telaah buku yang

relevan dengan permasalahan yang dikaji. Untuk mempermudah

penelitian, sumber data dalam kajian ini dikelompokkan sebagai

berikut:

a. Sumber Primer:

Sumber primer adalah sumber data yang diperoleh langsung

dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukur, alat

21 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey (Jakarta: LP3ES,

1982), hlm. 70

Page 28: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

14

pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi

yang dicari.22 Yang menjadi sumber primer dalam penelitian ini

adalah kitab suci al-Qur’an dan al-Hadits yang berkaitan dengan

asketisme, kemudian kitab suci Hindu yaitu: Weda, Upanishad dan

Bhagawadgita.

b. Sumber Sekunder:

Sumber data sekunder adalah data yang mengikuti dari

sumber lain sehingga tidak bersifat otentik karena sudah diperoleh

dari sumber kedua atau ketiga.23 Dan yang menjadi sumber

sekunder ini adalah berupa buku-buku atau sumber-sumber lain

yang relevan dengan kajian penelitian ini.

3. Pengumpulan Data:

Selanjutnya data-data baik lisan maupun tulisan akan penulis

dapatkan dengan cara:

a. Penelitian ini menggunakan riset kepustakaan (library research)

yaitu membaca dan meneliti serta memakai buku-buku yang

berkaitan dengan tema tersebut.

b. Sebagai penguat data-data tersebut, penulis melakukan wawancara

langsung terhadap tokoh-tokoh agama baik itu dari pihak Islam

maupun Hindu.

4. Analisis Data:

Setelah data-data terkumpulkan semua, penulis kemudian

melakukan kegiatan analisis dengan menggunakan pendekatan analisis

data kualitatif yaitu menganalisis data yang dijelaskan dalam bentuk

uraian-uraian dan ungkapan-ungkapan sehingga menjadi jelas makna

22 Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 91 23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Yogyakarta:

Rineka Cipta, 1996, Cetakan Kesepuluh), hlm. 80

Page 29: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

15

yang terkandung dalam data tersebut. Metode analisis yang digunakan

oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah:

a. Metode Deskriptif

Merupakan metode penelitian dalam rangka untuk

menguraikan secara lengkap, teratur dan teliti terhadap suatu obyek

penelitian.24 Metode ini bertujuan untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena

yang diselidiki, mengenai konsep asketisme dalam Islam dan

Hindu.

b. Metode Komparasi

Metode komparasi adalah suatu metode penelitian yang

dapat digunakan untuk menemukan persamaan-persamaan dan

perbedaan-perbedaan tentang benda, tentang orang, tentang

prosedur, kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok,

terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja.25 Metode ini

digunakan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara

konsep asketisme dalam Islam dan Hindu.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Agar penulisan skripsi ini lebih mengarah, maka skripsi ini

disistematisir menjadi lima bab, yang setiap bab terdiri dari sub bab yang

isinya saling berkaitan antara satu dengan lainnya sehingga merupakan

satu-kesatuan yang umum.

Adapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut:

Bab pertama. Bab ini merupakan pendahuluan yang akan

mengantarkan pada bab-bab berikutnya. Bab ini berisi latar belakang

masalah, pokok permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan skripsi,

24 Sudarto, Metode Penelitian Filsafat (Jakarta: Rajawali Perss, 1996), hlm. 116 25 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Yogyakarta:

Rineka Cipta, 1998, Cetakan Kesebelas), hlm. 247

Page 30: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

16

tinjauan kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika penulisan untuk

memperoleh data secara lengkap dan teratur. Metode penelitian ini

diterapkan terhadap obyek penelitian yang kemudian akan

diimplementasikan dalam bab-bab berikutnya.

Bab kedua. Bab ini merupakan informasi tentang landasan teori

bagi obyek penelitian seperti terdapat pada judul skripsi. Berisi gambaran

umum tentang konsep asketisme. Pembahasan ini meliputi: pengertian

asketisme, faktor munculnya asketisme, ajaran dan tujuan asketisme, dan

bentuk asketisme dalam Islam dan Hindu.

Bab ketiga. Bab ini merupakan paparan atas data-data hasil

penelitian secara lengkap atas obyek yang menjadi kajian dan kemudian

diikuti pembahasan dalam bab berikutnya. Berisi gambaran global tentang

konsep asketisme dalam pandangan Islam dan Hindu. Pembahasan ini

meliputi: pengertian, dasar perintah, faktor munculnya, ajaran dan tujuan

pelaksanaan dan macam-macam asketisme dalam Islam dan Hindu.

Bab keempat. Bab ini merupakan pembahasan atas data-data yang

telah dituangkan dalam bab sebelumnya. Berisi analisis terhadap

Persamaan, Perbedaan dan Implikasi konsep asketisme dalam Islam dan

Hindu dikehidupan sekarang.

Bab kelima. Bab ini merupakan akhir dari proses penulisan atas

hasil penelitian yang berpijak pada bab-bab sebelumnya. Berisi

kesimpulan, saran-saran, dan penutup. Dengan memberikan kesimpulan

yang benar-benar lengkap dan dorongan agar benar-benar memahami

tentang konsep asketisme serta penutup sebagai akhir bab.

Page 31: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG KONSEP ASKETISME

A. Pengertian Asketisme

Dalam pengertiannya asketisme (Ing: asceticism; Yun: asketikos =

seseorang yang menjalankan pertapaan). Sedangkan dalam filsafat, asketisme

diartikan sebagai prinsip tingkah laku bermati raga demi memperoleh

kebahagiaan, keluhuran moral dan idealisme kehidupan agama. Versi kuat=

sikap menolak semua keinginan tanpa terkecuali. Versi lemah= menolak

keinginan-keinginan tubuh dan dunia yang sifatnya dasariah, seperti nafsu

birahi, keinginan memiliki harta benda, kemasyhuran dan prestasi.1 Hanya

dengan cara ini seseorang dapat membebaskan jiwanya guna mencapai

kebaikan dan keselamatan. Asketisme dalam kedua pengertian tadi disamakan

dengan kerahiban, keketatan, kesederhanaan, ketaatan, kefakiran, puasa,

disiplin, penebusan dosa, perusakan anggota tubuh, hidup menyendiri dan

kontemplatif.2

Dan dalam Kamus Besar bahasa Indonesia III, asketisme bermakna

"paham yang mempraktekkan kesederhanaan, kejujuran dan kerelaan

berkorban".3

Asceticisme artinya latihan berat. Dalam filsafat popular Stoa berarti

“melepaskan diri dari semua kecenderungan duniawi untuk mencapai

kebebasan yang tak tergoyahkan”. Di dalam dunia gereja dilakukan oleh para

rahib, dan di dalam tasawuf dan tarekat Islam hampir menyerupai wara’ untuk

selalu mendekatkan diri kepada Allah.4

Menurut Eddy Kristiyanto, askese ialah latihan yang ditempuh orang

Kristen di bawah bimbingan Roh Kudus untuk memurnikan diri dari dosa,

1 Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Lembaga Pengkajian

Kebudayaan Nusantara (LPKN), 2006, Cetakan Kelima), hlm. 74 2 Jalalludin Rahmat, Kamus Filsafat, 1995, hlm. 24 3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, Cetakan Kedua), hlm. 94 4 Dr. Mochtar Effendy, “asceticisme”, Ensiklopedi Agama dan Filsafat (Penerbit

Universitas Sriwijaya, 2000), hlm. 313

17

Page 32: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

18

menguasai diri dan memurnikan sikap hati di hadapan Allah, serta

menghilangkan berbagai penghalang untuk merasakan hadirat Tuhan.5

Askese yang benar akan membuahkan perkembangan dalam

kontemplasi dan cinta akan Allah yang tidak akan merugikan kematangan

pribadi dan tanggung jawab sosial.6 Definisi ini diberikannya untuk

menegaskan adanya kesalah pahaman banyak pihak dalam menilai asketisme.

Anggapan keliru yang didasarkan pada beberapa praksis asketis di Timur ialah

bahwa asketisme merupakan tindakan orang Kristen untuk melarikan diri dari

kegiatan dan tanggung jawab di dunia dengan cara bertapa di tempat-tempat

tersembunyi dan melakukan penyiksaan tubuh secara ekstrem.

Tharekat Syaziliyyah sebagai contoh, menetapkan pelepasan batin

bukan bentuk-bentuk lahir; tanpa keikutsertaan lahir atau cinta terhadap

sesama makhluk, namun juga tanpa mencari aib lahir untuk diri sendiri. Dalam

hal ini Ibn al-‘Arif menuliskan sebagai berikut:

Asketisme untuk kebanyakan orang yang berupa penghindaran kesenangan

nafsu, mengecam orang-orang yang kembali kepada kesenangan nafsu

yang telah dipisahkannya dan membuang pencarian sesuatu yang nisbi,

mencabut diri sendiri dari nafsu yang berlebihan, menghalangi segala

dorongan nafsu, mengabaikan segala sesuatu yang tidak menarik perhatian

bagi jiwa. Tetapi hal-hal tersebut belum sempurna untuk menuju jalan

yang dipilihnya. Karena itu tetaplah dipandang sangat penting keterlibatan

terhadap segala sesuatu di dunia ini, yakni untuk upaya pengosongan diri

dari penggunaan hal tersebut. Satu keterikatan lahir dapat mencabut

dirinya sendiri dari segala sesuatu di dunia ini, sementara dalam batin

keterlibatan terhadap hal-hal tersebut sangat terasakan.7

5 http://www.tiranus.net/2007/asketisme.php (ditulis oleh Edi Surant Ginting, M.Th judul:

Berkenalan Dengan Asketisme Teologi Penyangkalan Diri) 6 Gerald O’collins, SJ dan Edward G. Farrugia, SJ, Kamus Teologi (Yogyakarta:

Kanisius, 1996, Cetakan Pertama), hlm. 34 7 Cyril Glasse, “Asketisme” Ensiklopedi Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2002), hlm.

453

Page 33: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

19

Adalah benar bahwa asketisme merupakan kehendak hati yang

bergairah terhadap Din (Allah) semata. Hal ini akan menempatkan jiwa dalam

Dia, yakni keinginan dan hasrat jiwa; mengikatkan diri secara unik dengan

Dia tanpa keasyikan apapun. Agar Dia (yang kepada-Nya segala pujian

diarahkan) dapat dijauhkan dari sebab-sebab tersebut.

Atau sebagaimana yang dikatakan al-Hujwiri: “Orang miskin bukanlah

orang yang tangannya kosong dari harta, melainkan mereka yang karakternya

kosong dari hasrat (kemauan).”8

B. Faktor Munculnya Asketisme

1. Faktor Internal

Asketisme pertama sekali dipakai di dalam filsafat Stoa. T.C. Hall

menguraikan bahwa dihampir semua agama dan kebudayaan terdapat ide

dan praksis asketis. Misalnya, dalam kebudayaan kuno, terdapat latihan-

latihan untuk memasuki kehidupan pernikahan. Latihan-latihan diberikan

supaya orang yang dilatih tersebut dapat menyesuaikan diri dengan keadaan

baru. Latihan-latihan tersebut diberi nama askese. Di dalam kebudayaan dan

agama India dan Persia, bentuk-bentuk asketisme telah lama diterima.

Bahkan di India, ide dan praksis askese telah lama dikenal dan sangat luas

diterapkan. Konsepsi dasar India tentang asketisme ialah keinginan

melepaskan diri dari samsara, suatu lingkaran yang menguasai kehidupan

manusia. Menurut Schaff, sistem askese adalah esensi dari Brahmanisme

dan Buddhisme, dua cabang agama India yang dalam banyak hal

berhubungan satu dengan yang lain. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa asketisme model India adalah asketisme ekstrem yang memandang

tubuh jahat dan harus dihancurkan.

Asketisme biasanya dikenakan kepada para atlet yang berlatih secara

sistematis untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan siap untuk bertanding.

Selanjutnya, kata ini mulai dinilai secara filosofis, rohani, dan etis: latihan

8 Cyril Glasse, loc. cit.

Page 34: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

20

bukan hanya untuk fisik, tetapi juga untuk melatih kehendak, pikiran, dan

jiwa untuk mencapai kehidupan rohani yang lebih tinggi. Carl Wellman

mengatakan bahwa asketisme adalah ajaran yang mendorong setiap orang

Kristen untuk berlatih menyangkal diri dan menyangkal keinginan

dagingnya.9 Kata ini diadaptasi untuk merujuk pada disiplin moral dari

orang bijak yang belajar, melalui penguasaan diri, bagaimana untuk

bertindak secara bebas untuk memilih atau menolak objek yang diinginkan

atau tindakan fisik akan merasa senang dan bagaimana mengendalikan

emosi. Plato dan neo-Platonis filsuf juga menggunakan istilah ini dalam arti

penolakan "rendah" keinginan sensual untuk menumbuhkan "lebih tinggi"

sifat-sifat rohani.

Kata itu kemudian disampaikan dari Yunani Kristen awal dalam

pengertian ini pengendalian diri atas keinginan fisik dan psikologis yang

mendukung cita-cita atau tujuan rohani. Asketisme telah datang untuk

berfungsi lintas-budaya untuk merujuk kepada seluruh kegiatan dalam

agama-agama dunia. Sebagian besar agama memiliki setidaknya beberapa

praktek yang dapat dianggap pertapa: puasa, selibat, pengasingan,

penderitaan, sukarela, rasa sakit, mutilasi, kesederhanaan, penolakan

terhadap barang-barang duniawi dan harta benda, dan dalam beberapa kasus,

bunuh diri agama. Asketisme dapat juga mencakup budidaya kualitas moral

yang memerlukan pengendalian diri dan disiplin diri, seperti kesabaran.10

Menurut F.D. Wellem, istilah asketisme pada mulanya dipakai untuk

menunjukkan praktik-praktik memerangi kejahatan dan usaha mengejar

keadilan. Pada zaman Gereja Lama, asketisme tampak dalam praktik

persiapan seorang Kristen menghadapi kemartiran dan perselibatan.

9 http://www.tiranus.net/2007/asketisme.php (ditulis oleh Edi Surant Ginting, M.Th judul:

Berkenalan Dengan Asketisme Teologi Penyangkalan Diri) 10http://translate.google.com/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://science.jrank.org/p

ages/7504/Asceticism-Hindu-Buddhist-Asceticism.html

Page 35: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

21

Clemens dari Aleksandria dan Origenes dari Aleksandria adalah bapa-bapa

gereja pertama yang memberi kerangka teoritis terhadap asketisme.11

2. Faktor Eksternal

Asketisme memang bukan khas Kristen karena ide dan praksis itu telah

ada sebelum kekristenan lahir dan bahkan terus ada bersamaan dengan

asketisme Kristen. Philip Schaff di dalam bukunya yang berjudul History of

the Christian Church menilai bahwa asketisme non-Kristen berdasarkan

pada gnostik-dualistik Yunani maupun manikeisme. Asketisme ini

membanggakan nilai roh dan kepuasan diri sendiri. Sasarannya ialah

pembinasaan tubuh dan kesenangan panteistik. Ide dan praksis puasa,

penyesalan diri, penyiksaan diri, dan larangan seks yang terdapat dalam

sebagian tradisi Yudaisme, tidak dapat disebut sebagai askese, karena hal itu

mereka lakukan bukan sebagai latihan yang dilakukan secara sadar untuk

mengendalikan tubuh dan jiwa, melainkan sebagai peraturan yang dilakukan

dengan keterpaksaan. Ide dan praksis askese dalam kehidupan umat Israel

timbul dalam perjumpaannya dengan agama Timur dan kebudayaan Yunani.

Tokoh yang memadukan Yudaisme dengan kebudayaan Yunani ialah Philo

dari Aleksandria. Philo memperkenalkan dualisme antara Tuhan dan dunia

yang dijembatani oleh Logos. Dualisme tubuh dan roh dijembatani dengan

hidup merenung, dan dengan itu roh akan dibebaskan dari tubuh dan naik ke

tingkat ilahi. Philo juga melaporkan tentang kaum Eseni yang menunjukkan

kehidupan askese, seperti tampak pada makanan dan pakaian Yohanes

Pembaptis.

Kekristenan yang dipengaruhi oleh Philo dan Yudaisme mulai

mengenal konsep dualisme. Di dalam konsep dualisme inilah mulai dikenal

konsep menjauhi dunia dan asketisme berkarakter Timur. Di Mesirlah

berkembang konsep menjauhi dunia. Di tempat ini berkembang praksis

askese. Akan tetapi, tidak pula dapat dikatakan bahwa asketisme Kristen

11 http://www.tiranus.net/2007/asketisme.php (ditulis oleh Edi Surant Ginting, M.Th

judul: Berkenalan Dengan Asketisme Teologi Penyangkalan Diri)

Page 36: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

22

berasal dari Brahmanisme, Yudaisme, maupun Hellenisme. Oleh karena,

asketisme merupakan sentimen keagamaan yang sering muncul pada

periode-periode tertentu sebagai tanda keterasingan terhadap dunia ini.12

C. Ajaran dan Tujuan Asketisme

Asketisme adalah ajaran tentang latihan-latihan penyangkalan diri

untuk mendapatkan kemampuan dalam pengendalian diri. Praktek pertapa

terlibat dalam berbagai tujuan. Banyak tradisi asketisme yang telah ditetapkan

di dalam kalender keagamaan, hal ini bertujuan untuk pemurnian atau

persiapan untuk acara ritual yang signifikan. Puasa dan selibat secara khusus

digunakan untuk tujuan ini. Kebanyakan upacara atau ritus siklus kehidupan

juga memerlukan beberapa bentuk penyangkalan diri dan disiplin diri di pihak

orang yang menjalani ritual. Praktek pertapa sebagai bentuk penebusan dosa

juga sangat sering diresepkan untuk mendamaikan dosa atau kenajisan. Dalam

beberapa kasus, praktek-praktek asketis dipekerjakan sebagai semacam korban

kepada dewa atau kekuasaan seseorang yang berusaha mempengaruhi untuk

memperoleh pemenuhan permintaan, sementara di dalam asketisme ada

beberapa contoh lain di mana pelakuan mereka dilihat sebagai jasa pada

umumnya, yang dimaksudkan untuk mengarahkan atau menjamin kehidupan

di dunia ini dan pada kehidupan berikutnya dengan lebih baik.13

Menurut Sinclair B. Ferguson, dasar asketisme terdapat pada Alkitab.

Pencobaan yang dialami oleh Yesus di padang gurun adalah model yang

diteladani oleh para asket kemudian. Padang gurun adalah tempat yang dipilih

untuk menjalankan kehidupan asketis. Menjelang tahun 250 SM, sudah

banyak kaum asket yang bertapa di gua-gua di Mesir Tengah. Selanjutnya,

gerakan ini meluas menyeberangi dunia Laut Tengah yang dipopulerkan oleh

Basilius dari Kaisarea dan Hieronimus.

12 http://www.tiranus.net/2007/asketisme.php (ditulis oleh Edi Surant Ginting, M.Th

judul: Berkenalan Dengan Asketisme Teologi Penyangkalan Diri) 13http://translate.google.com/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://science.jrank.org/p

ages/7504/Asceticism-Hindu-Buddhist-Asceticism.html

Page 37: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

23

Douglas Burton-Christie menjelaskan bahwa asketisme adalah cara

umum orang Kristen awal mengekspresikan kesalehan iman mereka. Dan

menurut F.D. Wellem, penyusun kerangka teoritis pertama asketisme ialah

Clemens dari Aleksandria dan Origenes dari Aleksandria. Akan tetapi, Carl

Wellman menilai bahwa dasar asketisme terletak pada teologi Athanasius,

Gregorius dari Nyssa, Ambrosius, dan Augustinus. Pendapat ini pada

prinsipnya tidak bertentangan, karena saling melengkapi satu dengan yang

lain. Apa yang dirumuskan oleh Clemens dan Origenes disempurnakan oleh

generasi berikutnya.

Untuk lebih jelasnya saya ingin membahas sedikit tentang kedua tokoh

pendiri dan tokoh penting asketisme di atas yaitu Clemens dan Origenes.

1. Clemens dari Aleksandria (150-215 M) adalah seorang filsuf Kristen yang

belajar dari seorang guru terkenal, Pantaenus di kelas katekisasi di

Aleksandria. Dia bersifat moderat dalam segala sesuatu. Dia memandang

manusia secara positif dan menolak dualisme Gnostik. Memang manusia

harus melatih dirinya untuk menjadi sempurna, tetapi bukan menganiaya

dan menghancurkannya. Dia menekankan perkawinan, membolehkan

minum anggur yang membuat hidup senang, membolehkan kekayaan, dan

tidak vegetarian. Baginya, Allah memberikan segala sesuatu untuk

dinikmati. Akan tetapi, semua hal itu harus dijadikan sarana untuk

memuliakan Allah.

Clemens dikenal sebagai pembentuk kerangka teoritis pertama mengenai

asketisme, karena dia menyusun satu sistem askese yang sangat baik.

Dalam bukunya yang berjudul Pædagogus atau Pendidik, dia memberikan

petunjuk praktis cara meningkatkan moral orang Kristen. Konsep yang

dipakainya bukan dualisme Yunani yang menganggap daging perlu

ditekan dan dihukum. Ada tiga bagian asketisme yang diajarkannya.

Pertama, suatu latihan untuk kepekaan jiwa. Kedua, suatu dorongan ke

arah kesederhanaan. Ketiga, merealisasikan kesatuan dengan Allah.

Baginya, semua ciptaan Allah adalah baik. Dia tidak menolak materi,

tetapi juga tidak mengidolakannya. Arah dan semua pemikirannya ialah

Page 38: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

24

apatheia, ketiadaan keinginan menuju moralitas yang lebih sempurna.

Apatheia bukan ketiadaan kesadaran, melainkan kemampuan untuk

mengasihi dan membawa jiwa kepada kesatuan dengan kehendak Allah.

Dia meletakkan tekanan pada kesederhanaan sebagai aspek utama dari

pengalaman keilahian di dalam kehidupan.14

2. Origenes dari Aleksandria (185-254 M) adalah seorang sarjana Alkitab

yang istimewa dan seorang asketis. Karakternya berbeda dengan gurunya,

Clemens. Dia seorang yang fanatik dan intoleran. Dia menerapkan prinsip

askesenya secara harfiah dari Matius 19:12, suatu praksis selibat yang

tidak asing di antara orang Kristen Aleksandria pada masa itu.

Menurutnya, keperawanan adalah mulia, karena sesuai dengan tradisi

rasuli. Perempuan lebih rendah daripada laki-laki, akan tetapi mereka bisa

mendapatkan kebajikan bila mengabdikan hidup mereka kepada Tuhan.

Askese yang diterapkan oleh Origenes sangat keras. Dia secara radikal

mengendalikan dirinya dari segala godaan hawa nafsu laki-laki. Dia

menghindari kontak yang tidak perlu dengan perempuan, khususnya

murid-muridnya di kelas katekisasi. Dia sangat serius bekerja,

menghabiskan waktu malam dengan belajar Alkitab dan berdoa. Bila perlu

tidur, dia melakukannya di atas lantai. Dia sering berpuasa, makan hanya

sedikit makanan, berjalan tanpa alas kaki, dan banyak hal lain yang hampir

menghancurkan kesehatannya. Sewaktu mengajar di Kaisarea, dia hanya

mengambil sangat sedikit gaji untuk pekerjaannya.

Pikiran Origenes tentang asketisme sama dengan Clemens, khususnya

tentang kesatuan mistis. Origenes mengajarkan pentingnya peningkatan

rohani melalui pengendalian keinginan daging. Jiwa harus kembali

menyatu kepada logos. Itulah satu-satunya alasan dan keunikan asketisme

Kristen. Manusia telah tergoda dan jatuh ke dalam kemerosotan. Yesus

datang dari kesempurnaan untuk mengangkat manusia yang merosot

14 http://www.tiranus.net/2007/asketisme.php (ditulis oleh Edi Surant Ginting, M.Th

judul: Berkenalan Dengan Asketisme Teologi Penyangkalan Diri)

Page 39: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

25

tersebut. Latihan askese akan mengangkat manusia itu kepada kesatuan

dengan Yesus yang sempurna.15

Eddy Kristiyanto juga menambahkan dalam upaya membela kebenaran

asketisme dia menjelaskan bahwa asketisme Kristen memiliki dasar yang kuat

pada kebenaran kitab suci dan motivasi iman yang tulus kepada Yesus Kristus.

Sebagaimana orang Kristen mula-mula dengan iman yang tulus menyerahkan

nyawanya sebagai martir dan menyerahkan hidupnya sebagai perawan bagi

pengantin Tuhan, begitulah juga para asket menyerahkan segenap hidupnya

sebagai persembahan yang kudus bagi kemuliaan Tuhan Yesus. Dasar Alkitab

asketisme terdapat pada perintah Yesus agar setiap murid-Nya menyangkal

diri (Matius. 16:24); perintah kepada orang kaya untuk menjual harta

bendanya guna mendapatkan kesempurnaan iman (Matius. 19:21); dan juga

kebiasaan Yesus mengundurkan diri ke tempat sunyi untuk berdoa (Lukas.

6:12). Beliau menyimpulkan bahwa hidup asketis merupakan mahkota

eksistensi kekristenan, bukan penyimpangan apalagi kemerosotan iman

sebagaimana yang dituduhkan oleh sekelompok orang.16

Carl Wellman membagi asketisme ke dalam beberapa tipe. Pertama

ialah tipe asketisme parsial. Asketisme parsial ialah teori tentang penolakan

keinginan yang lebih rendah, seperti pancaindera, tubuh, atau dunia yang

dikontraskan dengan kebajikan atau keinginan rohani. Misalnya tidak melihat

keindahan tubuh wanita, tidak mengumpulkan harta benda, tidak makan

daging dan makanan lezat lainnya, dan lain-lain.

Kedua ialah tipe asketisme total. Asketisme total ialah teori yang

mengharuskan penolakan semua keinginan tanpa kecuali. Misalnya, tidak

boleh makan daging, bersantai, memakai pakaian halus, dan lain-lain.

Ketiga ialah tipe asketisme moderat. Asketisme moderat ialah teori

yang mengharuskan menekan satu keinginan sejauh relevan dengan kebutuhan

15 http://www.tiranus.net/2007/asketisme.php (ditulis oleh Edi Surant Ginting, M.Th

judul: Berkenalan Dengan Asketisme Teologi Penyangkalan Diri) 16 http://www.tiranus.net/2007/asketisme.php (ditulis oleh Edi Surant Ginting, M.Th

judul: Berkenalan Dengan Asketisme Teologi Penyangkalan Diri)

Page 40: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

26

hidup ini. Misalnya, minum anggur dibolehkan asalkan memang dibutuhkan

demi kesehatan tubuh.

Keempat ialah tipe asketisme ekstrem. Asketisme ekstrem ialah teori

yang menihilkan keinginan secara total. Tipe ini berkembang di Siria dengan

tokoh-tokoh yang menyiksa diri dengan cara yang mengerikan.

Tipe yang menonjol dan bertahan lama dalam kehidupan gereja ialah

tipe moderat. Tipe ini dirumuskan oleh Clemens dari Aleksandria, Origenes

dari Aleksandria, Augustinus, Antonius, Pakhomius, Basilius, Benediktus dan

lain-lain. Mereka melatih diri mereka dengan cara mengendalikan diri mereka,

sehingga diri mereka berguna bagi orang banyak dan bahkan menjadi garam

dan terang bagi masyarakat di sekitar mereka dan bahkan pada zaman mereka.

Mereka mengendalikan tubuh dan tidak menghancurkannya, mereka berada di

dunia dan tidak menjauhinya.17

Bos Kompas Jakob Oetama menegaskan, asketisme merupakan kunci

untuk kemajuan bangsa ini. Pribadi bersahaja karena mampu mengendalikan

hawa nafsunya, tentulah pribadi unggul. Oetama menyebut Mahatma Gandhi,

Jawaharlal Nehru, dan Manmohan Singh sebagai tokoh asketik, sedangkan di

Indonesia tokohnya adalah Bung Hatta, Moh. Natsir dan IJ Kasimo.18

D. Zuhud dan Yoga Sebagai Bentuk Asketisme

Menurut para ahli tasawuf, zuhud atau asketisme merupakan tradisi

yang mendahului tasawuf. Dengan kata lain, istilah zuhud lebih dahulu

muncul sebelum munculnya istilah tasawuf. Hanya saja zuhud atau asketisme

dalam Islam memiliki kekhasan yang membedakannya dengan asketisme itu

sendiri.19

17 http://www.tiranus.net/2007/asketisme.php (ditulis oleh Edi Surant Ginting, M.Th

judul: Berkenalan Dengan Asketisme Teologi Penyangkalan Diri) 18 http://www.alazharpeduli.com/index.php?menu=berita&judul=is-not-enough-the-world 19 Hasyim Muhammad, Ke-Zuhud-an Isa Al-Masih Dalam Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq

Karya Abdullah Ibn Mubarak dan al-Zuhd Karya Ahmad Ibn Hambal, (Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2009), hlm. 21-22

Page 41: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

27

Menurut Al-Taftazani yang dikutip oleh Hasyim Muhammad

asketisme dalam tradisi asalnya adalah sikap kependetaan, atau memisahkan

diri dari kehidupan duniawi. Sementara asketisme dalam Islam merupakan

sikap hidup ruhani yang memiliki pandangan khusus terhadap kehidupan

duniawi. Para zahid (orang yang menjalani hidup zuhud) tetap menjalani

hidup duniawi, seperti bekerja dan berusaha, namun hatinya tidak terbelenggu

oleh kenikmatan duniawi yang diraihnya. Kehidupan duniawi tidak

menyebabkan seseorang mengingkari Tuhannya.

Di samping itu pula Al-Thusi yang juga dikutip oleh Hasyim

Muhammad berpendapat bahwa kehidupan zuhud dalam Islam tidak

mengharuskan seseorang meninggalkan duniawi atau hidup dalam

kemiskinan. Bahkan sebagian sahabat Nabi dan para sufi yang dikenal sebagai

zahid justru memiliki kekayaan yang melimpah.20 Oleh karenanya, para sufi

menjadikan para sahabat Nabi sebagai teladan kesufiannya.

Perilaku zuhud yang ditampilkan oleh para sahabat dan tabi’in serta

para ulama sesudahnya, tidak lain bersumber dari ajaran Islam sendiri, Al-

Qur’an dan As-Sunnah. Dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang

menginspirasi perilaku zuhud. Sementara Nabi Muhammad Saw. sendiri

merupakan figur utama yang menjadi sandaran asketisme dalam tradisi

Islam.21 Penghindaran diri terhadap kemudahan dari kenikmatan duniawi

semata karena dorongan keagamaan untuk membersihkan jiwa dari pengaruh

dunia. Seorang zahid sering melaksanakan puasa dan melaksanakan shalat dan

dzikir dalam kapasitas waktu yang lama di tengah malam. Tetapi hal-hal

20 Di antara sahabat nabi yang dikenal dengan kekayaan dan kedermawanannya adalah

Utsman Ibn Affan Abdurrahman bin ‘Auf. Mereka berdua tidak segan-segan mensedekahkan sebagian besar kekayaannya untuk fakir miskin dan perjuangan di jalan Allah (jihad fi sabilillah). Tampilan sufi juga ditunjukkan dengan kesederhanaannya. Meskipun memiliki kekayaan yang banyak dan jabatan yang tinggi, namun tetap hidup dalam kesederhanaan dan kerendahan hati. Nabi Muhammad saw. adalah orang yang paling zuhud, namun beliau memiliki sembilan istri. Nabi Sulaiman dan nabi Dawud as. Adalah orang paling zuhud pada zamannya, meski keduanya dilimpahi kekayaan dan kekuasaan (Ibn Qayyim, 1998: 149).

21 Ibid., hlm. 22-23

Page 42: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

28

tersebut bukan merupakan aspek yang terpenting dalam tasawuf, melainkan

yang terpenting adalah keprihatinan sikap batin.22

Khusus dalam agama Islam yang disebut al-dunya ialah segala sesuatu

yang ada selain Allah SWT. (ma siwa Allah). Dan tasawuf sebagai bagian dari

aspek ajaran Islam memandang dunia ini sebagai hijab (penghalang)

sampainya seorang hamba kepada Tuhannya. Untuk itu dia harus

menghindarinya agar dia bisa ma’rifat dan bertemu dengan-Nya. Sikap

menghindari dunia ini disebut zuhud.23

Sedangkan asketisme dalam agama Hindu lebih ditekankan dalam

melaksanakan ajaran yoga. Sebenarnya tentang yoga telah sedikit dibahas di

bab pertama, yaitu pada halaman 5-7. Di situ dikatakan bahwa yang menjadi

pokok pembahasan yoga di sini adalah dalam segi spiritual bukan dalam

bentuk jasmaniah (kesehatan), karena semua ini dimaksudkan untuk

menyatukan jiwa manusia dengan Tuhan-Nya.

Hinduisme mempercayai bahwa kehidupan di dunia merupakan

perjalanan ziarah yang panjang melalui jalan samsara yang ribuan tahun

lamanya melalui siklus roda kehidupan (mandala) dan kelahiran kembali yang

disebut sebagai reinkarnasi atau transmigrasi jiwa. Melalui jalan bhakti

(devosi), jnana (pengetahuan), dan karma (perbuatan) manusia berusaha

melepaskan diri dari siklus karmanya menuju kelepasan yang disebut moksa.

Jalan ini juga biasa diisi dengan pertarakan (asketisme) dan penggunaan

mantra, dan kemudian setelah adanya Upanishad berkembanglah jalan Yoga.24

Untuk mencapai kesempurnaan hidup dan pencerahan dapat dicapai

melalui empat jalan yaitu jnana yoga, adalah jalan intelek melalui kegiatan

yang seimbang antara ilmu pengetahuan dan meditasi. Bhakti yoga merupakan

suatu jalan dengan melaksanakan cinta kasih, bhakti, penyerahan diri kepada

Tuhan. Karma yoga, merupakan jalan menuju Tuhan melalui kerja atau

22 Drs. Totok Sumantoro dan Drs. Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf (Jakarta:

Penerbit Amzah, 2005, Cetakan Pertama), hlm. 297 23 Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, A. Choiran Marzuki (ed.), Menggugat Tasawuf

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, Cetakan Pertama), hlm. 77 24 http://www.sarapanpagi.org/perbandingan-agama-vt2431.html

Page 43: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

29

perbuatan tanpa pamrih dan penuh dengan pengorbanan serta disiplin tinggi.

Jalan terakhir yaitu raja yoga, adalah jalan menuju Tuhan melalui latihan

psikologis.25

Orang-orang yang menjalankan yoga (yogi) mula-mula sekali harus

belajar mengendalikan diri dengan sempurna, juga di dalam hidupnya sehari-

hari yogi harus belajar menunaikan segala kebajikan, misalnya: memantang

kesenangan duniawi, berlaku jujur, tidak ceroboh, kemiskinan, kesucian,

belajar, dan lain sebagainya. Selanjutnya yogi harus menjauhkan diri dari

manusia, banyak, berpuasa, dan membuat badannya menjadi baik untuk

pemusatan pikiran.

Untuk itu ada diperintahkan bermacam-macam sikap duduk (asanas).

Sesudah itu ia harus berusaha menguasai dan mengatur jalannya napas. Dalam

hal itu ia harus meletakkan tangannya dalam sikap tertentu (mudra). Setelah

itu ia harus menunjukkan pikirannya kepada satu hal. Inilah yang disebut

meditasi atau perenungan (dhyana), di mana yogi masih selalu berfikir juga,

tetapi keadaan yang tertinggi ialah, di mana berfikir pun berhenti dan jiwanya

tenggelam di dalam obyek perenungan. Inilah yang disebut Samadhi. Karena

akhimya yogi itu berhasil melepaskan rohnya dari materi (zat), maka ia tidak

lagi terikat kepada hukum-hukum materi, sehingga ia dapat menjalankan

usaha-usaha yang luar biasa. Bagi beberapa orang memiliki kekuatan-

kekuatan luar biasa itu menjadi pokok tujuan mereka, tetapi sebenarnya di

dalam yoga itu yang menjadi tujuan ialah kelepasan.26

25 R. Soegoro, Meditasi Triloka Jalan Menuju Tuhan (Jakarta: Elekmedia Komputindo

Kelompok Gramedia, 2002), hlm. 131 26 http://www.sarapanpagi.org/perbandingan-agama-vt2431.html

Page 44: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

BAB III

KONSEP ASKETISME DALAM PANDANGAN ISLAM DAN HINDU

A. Asketisme Dalam Islam

1. Pengertian Zuhud

Lois Ma’luf menjelaskan bahwa arti zuhud berasal dari bahasa arab

zahada artinya raghaba ‘anhu wataraka (benci dan meninggalkan

sesuatu). Zahada fi-Ad-Dunya, berarti mengosongkan diri dari kesenangan

dunia untuk ibadah. Orang yang melakukan zuhud disebut zahid, zuhhad,

atau zahidun. Zahidah jamaknya zuhdan, artinya kecil atau sedikit.1

Abdul Halim Hasan dalam kitabnya At-Tasauf fi Asy-syi’ri Al-

Arabi, mengatakan: “Adapun zuhud menurut bahasa materinya tidak

berkepentingan. Dikatakan pada sesuatu apabila tidak tamak padanya.

Adapun sasarannya adalah dunia, dikatakan pada seseorang bila dia

menarik diri untuk tekun beribadah dan menghindarkan diri dari keinginan

menikmati kelezatan hidup adalah zuhud pada dunia. Inilah makna agamis

dari pada zuhud.”2

Berbicara tentang arti zuhud secara terminologis, maka tidak bisa

dilepaskan dari dua hal. Pertama, zuhud sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari tasawuf. Kedua, zuhud sebagai moral (akhlak) Islam dan

gerakan protes. Apabila tasawuf diartikan adanya kesadaran dan

komunikasi langsung antara manusia dengan Tuhan sebagai perwujudan

ihsan, maka zuhud merupakan suatu stasiun (maqam) menuju tercapainya

“perjumpaan” atau ma’rifat kepada-Nya.3

Zuhud sesuai dengan pandangan sufi, hawa nafsu duniawilah yang

menjadi sumber kerusakan moral manusia. Sikap kecenderungan

seseorang kepada hawa nafsu mengakibatkan kebrutalan dalam mengejar

1 Drs. Totok Sumantoro dan Drs. Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf (Jakarta:

Penerbit Amzah, 2005, Cetakan Pertama), hlm. 296 2 Ibid., hlm. 298 3 Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, Zuhud Di Abad Modern (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2004, Cetakan Ketiga), hlm. 1

30

Page 45: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

31

kepuasan nafsunya. Dorongan jiwa yang ingin menikmati kehidupan

duniawi akan menimbulkan kesenjangan antara manusia dengan Allah.

Agar terbebas dari godaan dari pengaruh hawa nafsunya, manusia harus

bersikap hati-hati terhadap dunia. Ia harus zuhud terhadap dunia, yaitu

meninggalkan kehidupan duniawi dan melepaskan diri dari pengaruh

materi.

Telah terjadi pemahaman dan penafsiran yang beragam terhadap

zuhud. Namun secara umum zuhud dapat diartikan sebagai suatu sikap

melepaskan diri dari rasa ketergantungan terhadap kehidupan duniawi

dengan mengutamakan kehidupan akhirat. Sampai di mana batas

pelepasan diri dari rasa ketergantungan itu? Para sufi berlainan pendapat

dalam menjawabnya. Di bawah ini adalah tokoh-tokoh Islam yang penulis

ambil dari beberapa pendapat mengenai zuhud di antaranya adalah:

1. Al-Qusyairi mengartikan zuhud sebagai suatu sikap menerima rizki

yang diterimanya. Jika makmur, ia tidak merasa bangga dan gembira.

Namun apabila miskin, ia pun tidak bersedih karenanya.

2. Lain halnya dengan pendapat Hasan al-Bashri yang mengatakan bahwa

zuhud itu meninggalkan kehidupan dunia, karena dunia ini tidak

ubahnya seperti ular, licin apabila dipegang, tetapi racunnya dapat

membunuh.4

3. Harun Nasution mengatakan bahwa zuhud adalah meninggalkan dunia

dan hidup kematerian, sebab dunia dipandang sebagai hijab

(penghalang) antara sufi dan Tuhan.

4. Sufyan Ats Tsauri mengartikan zuhud dengan pendeknya lamunan,

tidak sekedar makan yang tidak bergizi, dan berpakaian yang kumal,

tidak merasa berbangga terhadap kemewahan dunia yang telah ada di

tangannya dan tidak merasa bersedih dengan hilangnya kemewahan

tadi dari tangannya.5

4 Dr. M. Solihin dan Drs. Rosihon Anwar, Kamus Tasawuf (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2002, Cetakan Pertama), 270 5 Drs. Totok Sumantoro dan Drs. Samsul Munir Amin, op.cit., hlm. 298

Page 46: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

32

5. Berkaitan dengan zuhud, Diwan Abi Nuwas menjelaskannya dalam

bentuk puisi sebagaimana yang tertulis di bawah ini:

“Begitu kamu senang terhadap dunia ini maka hanya kepahitan

hidup yang kau dapatkan. Apakah kamu tidak tahu tentang hakikat

dunia yang awalnya bening dan akhirnya keruh (asin dan pahit)”.6

6. Al-Ghazali, misalnya, mengartikan zuhud sebagai sikap mengurangi

keterkaitan kepada dunia untuk kemudian menjauhinya dengan penuh

kesadaran. Zuhud didefinisikan sebagai tidak adanya perbedaan antara

kemiskinan dan kekayaan, kemuliaan dan kehinaan, pujian atau celaan,

karena keakrabannya dengan Tuhan. Al-Ghazali menyebut tiga tanda

zuhud. Pertama, tidak bergembira dengan yang ada dan tidak bersedih

karena ada yang hilang. Kedua, sama saja baginya orang yang mencela

dan orang yang memujinya. Yang pertama adalah tanda zuhud dalam

harta, sedangkan yang kedua tanda zuhud dalam kedudukan. Ketiga,

hendaknya ia bersama Allah dan hatinya lebih didominasi oleh

lezatnya ketaatan dan cinta Allah.7

7. Dan yang terakhir ini adalah pendapat dari seorang zahid perempuan

yang sangat mencintai Tuhannya, yaitu Rabi’ah al-Adawiyah. Ciri

kezuhudannya ialah al-mahabbah (cinta). Menurut para sufi, al-

mahabbah adalah suatu tingkatan tertinggi dalam tasawuf, karena

mahabbah yang sejati itu tidak mengenal pamrih. Hal ini telah

dibuktikan oleh Rabi’ah sendiri bahwa pengabdiannya kepada Tuhan

bukan karena takut neraka dan ingin sorga-Nya, akan tetapi semata-

mata cinta pada-Nya.8

Itulah beberapa pendapat dari para tokoh Islam, dan kendati pun

zuhud didefinisikan dengan redaksi yang berbeda, tetapi inti dan tujuan

zuhud sama, yaitu tidak menjadikan kehidupan dunia sebagai tujuan akhir.

6 Moh. Hanif Anwari, Nur Khalik Ridwan (ed.), Teologi Negatif Abu Nuwas Hasan Ibn

Hani (Yogyakarta: LKiS, 2005, Cetakan Pertama), hlm. 52 7 Asep Salahudin, Ziarah Sufistik Wacana Spiritualitas Kaum Santri (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2001, Cetakan Pertama), hlm. 199 8 Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, op.cit., hlm. 70-71

Page 47: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

33

Dunia harus ditempatkan sebagai sarana dan dimanfaatkan secara terbatas

dan terkendali. Jangan sampai kenikmatan duniawi menyebabkan susutnya

waktu dan perhatian kepada tujuan yang sebenarnya, yaitu kebahagiaan

yang abadi di hadirat Ilahi.9

Dalam kamus besar ilmu pengetahuan dijelaskan bahwa zuhud

merupakan tindakan meninggalkan sesuatu yang disayangi dan

kemewahan duniawi seraya mengarahkan diri kepada dunia spiritual dan

kebahagiaan akhirat.10 Seorang yang zuhud seharusnya hatinya tidak

terbelenggu atau hatinya tidak terikat oleh hal-hal yang bersifat duniawi.

Dan tidak menjadikannya sebagai tujuan. Hanya sarana untuk mencapai

derajat ketakwaan yang merupakan bekal untuk akhirat.11

Sedangkan menurut pendapat penulis sendiri bahwa zuhud itu

adalah sikap yang harus diambil dan wajib dipraktekkan oleh setiap

manusia yang beriman, sehingga dalam kehidupannya akan muncul sifat-

sifat yang terpuji. Dan perlu penulis ingatkan kembali bahwa hidup ini

hanyalah sebentar, jadi janganlah mengedepankan kehidupan duniawi

yang sifatnya fana ini. Jika hawa nafsu sudah dapat dikendalikan maka

kemudahan untuk mendekatkan diri kepada Allah akan dapat tercapai.

Allah berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 77, yang berbunyi:

ö≅ è% ßì≈ tFtΒ $u‹÷Ρ‘‰9 $# ×≅‹ Î=s% äοtÅzFψ$# uρ ×ö yz Ç⎯ yϑÏj9 4’ s+ ¨?$# Ÿωuρ tβθßϑn=ôà è? ¸ξ‹ ÏGsù ∩∠∠∪

Artinya: “Katakanlah, ‘kesenangan dunia ini hanya sebentar dan

akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. An-Nisa’: 77)12

Karena itu, di dalam bukunya yang berjudul Tasawuf Kontekstual

Solusi Problem Manusia Modern, M. Amin Syukur mengutip salah

9 Dr. M. Solihin dan Drs. Rosihon Anwar, op.cit., hlm 271 10 Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Lembaga Pengkajian

Kebudayaan Nusantara (LPKN), 2006, Cetakan Kelima), hlm. 1215 11 Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, Tasawuf Kontekstual Solusi Problem Manusia Modern

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, Cetakan Pertama), hlm. 14 12 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro Al-

Hikmah, 2007, Cetakan Kesepuluh), hlm. 90

Page 48: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

34

seorang tokoh sufi yang bernama Yahya bin Mu’adz, beliau menyatakan

bahwa sifat zuhud akan melahirkan kedermawanan.13 Zuhud digambarkan

oleh al-Qur’an, surat al-Hadid ayat 23

ŸξøŠs3Ïj9 (# öθy™ ù's? 4’ n?tã $tΒ öΝ ä3s?$sù Ÿωuρ (#θãmtø s? !$yϑÎ/ öΝ à69s?# u™ 3 ª!$# uρ Ÿω = Ïtä† ¨≅ ä.

5Α$tFøƒ èΧ A‘θã‚sù ∩⊄⊂∪

Artinya: “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang telah diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”14

Zuhud adalah instrumen terbaik dalam menyikapi dunia. Zuhud

tidak identik dengan melarat. Bahkan, dalam sebuah riwayat dikatakan,

bahwa orang yang berimanlah yang berhak memiliki dunia. “Zahid adalah

orang yang memiliki dunia dan tidak dimiliki dunia,” demikian tegas Ali

bin Abi Thalib.

Yang kerap terjadi adalah kita dikontrol dunia, bukan kita yang

mengontrol dunia. Itulah yang dikecam Islam. Dan kita maklum, karena

perilaku demikianlah yang pada gilirannya bisa mengkondisikan orang

yang berwatak tamak, rakus, dan egois, sebagaimana disinyalir dalam Al-

Qur’an surat Al-Takatsur ayat 1-3.

Orang yang enggan menyunting zuhud dalam hidupnya,

hakikatnya telah menjadi budak hawa nafsunya. Padahal, “Hawa nafsu

adalah musuh akal,” ujar Imam Ja’far Al-Shadiq.

Salah satu kiat agar kita bisa hidup zuhud adalah dengan

melazimkan muraqabah (mawas diri) dan muhasabah (introspeksi), di

samping selalu memagari diri dari serbuan hawa nafsu dunia yang datang

13 Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, loc.cit. 14 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro Al-

Hikmah, 2007, Cetakan Kesepuluh), hlm. 540

Page 49: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

35

dari tiga penjuru: kesenangan (lahwun), permainan (la’bun), dan kesia-

siaan (‘abats).15

Muhasabah merupakan kunci bagi sejenis penahanan diri yang

dikemukakan oleh Hasan al-Basri, di mana orang yang beribadah berusaha

menghindari semua yang mungkin bertentangan dengan ajaran Allah

dalam bentuk kata-kata atau perbuatan dengan hati atau anggota-anggota

badan dan menolak segala hal yang mungkin mengakibatkan murka-

Nya.16

Asep Salahudin mengutip pendapatnya Al-Fudhail yang dilaporkan

berkata, “Allah memberikan segenap keburukan dalam sebuah rumah

tangga dan sebab utamanya adalah cinta dunia. Allah juga menjadikan

segenap kebaikan dalam sebuah rumah tangga dan sebab utamanya adalah

zuhud dari dunia.”17

2. Dasar Perintah Zuhud

Dasar kehidupan zuhud di dalam ajaran Islam ialah ayat Al-Qur’an

yang berbunyi:

(# þθßϑn=ôã$# $yϑΡr& äο4θu‹ysø9 $# $u‹÷Ρ‘‰9 $# Ò= Ïès9 ×θøλm; uρ ×π uΖƒ Ηuρ 7äz$x s?uρ öΝ ä3oΨ ÷ t/ ÖèO% s3s? uρ ’ Îû

ÉΑ≡ uθøΒF{ $# ω≈ s9 ÷ρF{ $# uρ ( È≅ sV yϑx. B] ø‹xî |= yfôãr& u‘$¤ ä3ø9 $# … çμ è?$t7 tΡ §Ν èO ßk‹Íκ u‰ çμ1 utIsù

# vx óÁãΒ §Ν èO ãβθä3 tƒ $Vϑ≈ sÜ ãm ( ’ Îûuρ ÍοtÅzFψ$# Ò># x‹tã Ó‰ƒ ωx© ×οtÏ øótΒ uρ z⎯ ÏiΒ «!$#

×β≡ uθôÊÍ‘ uρ 4 $tΒuρ äο4θu‹ysø9 $# !$u‹÷Ρ‘$!$# ωÎ) ßì≈ tFtΒ Í‘ρãäóø9 $# ∩⊄⊃∪

Artinya: Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah

15 Asep Salahudin, op.cit., hlm. 83-84 16 Sudirman Tebba, Meditasi Sufistik (Jakarta: Pustaka irVan, 2007, Cetakan Kedua), hlm.

31 17 Asep Salahudin, loc. cit.

Page 50: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

36

serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu. (QS. Al-Hadid: 20)18

Mengenai keutamaan zuhud, Nabi Muhammad Saw bersabda,

وجعل فقره بين عينيه امرهمن آا نت الدنيا همه فرق اهللا عليه

ومن آا نت اآلخرة نيته جمع اهللا ولم يأته من الدنيا إال ماآتب له

را غمةقلبه وأتته الدنيا وهىله أمره وجعل غتاه فى “Barang siapa yang memasuki waktu pagi dan memisahkan

pekerjaannya, dan menjadikan kefakiran berada di depan matanya, maka ia tidak diberi bagian di dunia kecuali yang telah ditetapkan baginya. Tetapi, barangsiapa yang memasuki waktu pagi dan niatnya adalah akhirat, maka Allah menghimpun baginya niatnya, menjaga untuknya pekerjaannya, menjadikan kekayaannya di hatinya, dan dunia mendatanginya dalam keadaan tunduk kepadanya.” (H.R. Ibnu Majah: 4105)19 ازهد فى الدنيا يحبك اهللا وازهد فيما فى ايدى الناس يحبك الناس

“Berlaku zuhudlah engkau di dalam dunia, niscaya engkau disenangi Allah dan berlaku zuhudlah pada apa yang ada di sisi manusia, niscaya engkau akan disenangi manusia.” (H.R. Ibnu Majah dari Sahl bin Salad r.a.)20

3. Faktor munculnya Zuhud

Harun Nasution menyebutkan adanya lima sebab kemunculan

zuhud, yaitu:

a. Dipengaruhi oleh cara hidup rahib-rahib Kristen.

b. Dipengaruhi oleh Phytagoras yang mengharuskan meninggalkan

kehidupan materi dalam rangka membersihkan roh. Ajaran

meninggalkan dunia dan pergi berkontemplasi inilah yang

memengaruhi timbulnya zuhud dan sufisme dalam Islam.

18 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro Al-

Hikmah, 2007, Cetakan Kesepuluh), hlm. 540 19 Hadits Riwayat Ibnu Majah , Sunan Ibn Majah (207-275 H), hlm. 1375 20 Ibid., hlm. 1374

Page 51: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

37

c. Dipengaruhi oleh ajaran Plotinos yang menyatakan bahwa dalam

rangka menyucikan roh yang telah kotor, sehingga bisa menyatu

dengan Tuhan harus meninggalkan dunia.

d. Pengaruh Buddha dengan paham nirwananya, bahwa untuk

mencapainya orang yang harus meninggalkan dunia dan memasuki

hidup kontemplasi.

e. Pengaruh ajaran Hindu yang juga mendorong manusia meninggalkan

dunia dan mendekatkan diri kepada Tuhan untuk mencapai persatuan

Atman dengan Brahman.

Sedangkan Abu Ala Afifi, yang dikutip oleh M. Amin Syukur

berpendapat bahwa faktor munculnya zuhud ada empat macam.

a. Berasal dari atau dipengaruhi oleh India dan Persia.

b. Berasal dari atau dipengaruhi oleh asketisme Nasrani.

c. Berasal dari atau dipengaruhi oleh berbagai sumber yang berbeda-

beda, kemudian menjelma menjadi satu ajaran.

d. Berasal dari ajaran Islam. Untuk faktor keempat ini lebih diperinci,

yaitu sebagai berikut:

1) Faktor ajaran Islam sebagaimana terkandung dalam kedua

sumbernya, Al-Quran dan Sunnah. Kedua sumber ini mendorong

untuk hidup wara’, taqwa, dan zuhud.

2) Reaksi rohaniah kaum Muslimin terhadap sistem sosial politik dan

ekonomi dikalangan Islam sendiri, yaitu ketika Islam telah tersebar

ke berbagai negara.

3) Reaksi terhadap fikih dan ilmu kalam, sebab keduanya tidak bisa

memuaskan dalam pengalaman agama Islam.21

Menurut Amin Syukur bahwa zuhud dimotivasi oleh ajaran Islam

sendiri. Meskipun ada kesamaan antara praktek zuhud dengan berbagai

ajaran filsafat dan agama sebelum Islam, namun ada atau tidaknya ajaran

filsafat maupun agama itu, zuhud tetap ada dalam Islam. Banyak dijumpai

21 Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, op.cit., hlm 5-6

Page 52: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

38

ayat al-Quran maupun Hadist yang bernada merendahkan nilai dunia, dan

sebaliknya banyak dijumpai nas agama yang memberi motif beramal demi

memperoleh pahala akhirat dan terselamatkan dari siksa api neraka.22

4. Ajaran dan Tujuan Pelaksanaan Zuhud

Dalam sejarah perkembangannya, ajaran kaum sufi dapat

dibedakan ke dalam beberapa periode, yang setiap periode mempunyai

karakteristik masing-masing. Periode tersebut adalah (1) abad pertama dan

kedua Hijriah (2) abad ketiga dan keempat Hijriah, (3) abad kelima Hijriah

dan (4) abad keenam dan seterusnya. Tetapi di sini penulis tidak akan

menjelaskan secara rinci terhadap masa periode-periode tersebut. Hanya

saja pada bagian ini akan diuraikan karekteristik umum ajaran kaum sufi

pada setiap periode tersebut.

Kalau dilihat dari uraian pada bab di atas, tampak bahwa ajaran

kaum sufi pada abad pertama dan kedua bercorak akhlaki, yakni

pendidikan moral dan mental dalam rangka pembersihan jiwa dan raga

dari pengaruh-pengaruh duniawi. Dengan kata lain, ajaran mereka

mengajak kaum muslimin untuk hidup zuhud sebagaimana yang diajarkan

dan dipraktekkan oleh Nabi Muhammad Saw. dan para sahabat besar.

Dalam hubungan ini, Al-Taftazani, yang dikutip oleh seorang mahasiswa

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIP), mengatakan bahwa ajaran zuhud

pada masa ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Ajaran zuhud berdasarkan ide untuk menjauhi hal-hal duniawi demi

meraih pahala akhirat dan memelihara diri dari azab mereka. Ide ini

berakar dari ajaran-ajaran Al-Quran dan As Sunnah serta terkena

dampak berbagai kondisi sosio-politik yang berkembang dalam

masyarakat Islam ketika itu.

b. Ajaran zuhud bersifat praktis dan para pendirinya tidak menaruh

perhatian buat menyusun prinsip-prinsip teoritis atas ajarannya itu.

22 Ibid., hlm. 7-8

Page 53: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

39

Sedang sarana-sarana praktisnya adalah hidup dalam ketenangan dan

kesedarhanaan, sedikit makan dan minum, banyak beribadah dan

mengingat Allah, merasa sangat berdosa, tunduk secara total kepada

kehendak Allah dan berserah diri kepada nya. Dengan demikian, ajaran

zuhud ini mengarah kepada pembinaan moral.

c. Motivasi lainnya hidup zuhud ini adalah rasa takut, yaitu rasa takut

yang muncul dari landasan amal keagamaan secara sungguh-sungguh.

Sedang pada akhir abad kedua Hijriah, di tangan Rabi’ah al-

Adawiyyah, muncul motivasi cinta kepada Allah, yang bebas dari rasa

takut terhadap azabnya maupun rasa harap terhadap pahalanya.

d. Ajaran zuhud yang disampaikan oleh sebagian kaum zuhud pada

periode terakhir, khususnya di Khurasan, dan pada Rabi’ah al

Adawiyah, ditandai kedalaman membuat analisis yang bisa dipandang

sebagai fase pendahuluan tasawuf. Kelompok ini sekalipun dekat

dengan tasawuf, tidak dipandang sebagai para sufi dalam

pengertiannnya yang sempurna. Mereka lebih tepat dipandang sebagai

cikal bakal para sufi abad ketiga dan keempat Hijriah.23

Kalau membuka kembali lembaran sejarah ternyata bahwa sejak

abad ke 2 H ada ketegangan yang serius antara para zahid atau sufi yang

lazim disebut ulama batin dengan para ulama yang tidak menjalani

tasawuf, terutama dengan para fuqaha dan mutakalimin yang lazim disebut

ulama dzahir. Ketegangan-ketegangan ini, tampaknya disebabkan antara

lain:

a. Adanya orang yang berpura-pura bertasawuf. Hal ini mungkin untuk

mencari keuntungan pribadi.

b. Adanya orang-orang awam yang mungkin mengaku sebagai orang

yang bertasawuf, tapi mengabaikan kewajiban-kewajiban syari’at

agama.

23 http://staipi-tafsirhadist.blogspot.com/2010/04/tokoh-sufi-abad-pertama_20.html ditulis

oleh Alumnus Sekolah Tinggi Agama Islam Persis (STAIP)

Page 54: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

40

c. Adanya orang-orang yang menyembunyikan kesufian/kesucian dirinya

dengan melakukan perbuatan tidak terlarang, tapi rendah nilainya agar

mereka dicela orang.

d. Adanya pernyataan-pernyataan yang aneh kedengarannya yang muncul

dari lidah beberapa sufi terkemuka dan berpengaruh, seperti dari Abu

Yazid al-Bustami dan al-Hallaj.

e. Adanya anggapan ulama batin lebih utama dari ulama dzahir.24

Musa bin Thalhah berkata, “Zuhud terhadap dunia banyak

keuntungannya. Engkau tidak akan banyak mengeluh dan risau karena

kehilangan dan kekurangan harta. Engkau tidak akan banyak menguras

keringat jika rezekimu berkurang. Zuhud terhadap dunia dapat membawa

dirimu lebih santai, lebih tenteram, dan lebih beriman kepada Allah.

Kesalehan dan kedekatanmu kepada Allah akan membantu kezuhudanmu.

Zuhud adalah engkau tidak gandrung pada dunia. Zuhud adalah engkau

tidak sedih kehilangan dunia. Orang zuhud menyimpan harta di tangannya,

bukan di dalam hatinya. Jika meletakkan harta di dalam hati, engkau akan

menjadi budak harta. Sedangkan, jika meletakkan harta di tanganmu,

hartamu akan menjadi budakmu.”25

Syaikh Hammad berkata, “Jika engkau tidak bisa mengendalikan

harta, alangkah baiknya engkau tidak menjadi pengumpul harta. Sebab,

harta dapat membawa dirimu pada kekikiran, keras hati dan kedengkian.

Banyak harta membuatmu sibuk. Sedikit harta membuatmu santai.

Sungguh banyak orang yang sakit karena banyak harta. Itulah sifat harta.

Jika diletakkan di dalam hati, ia akan terus-menerus menjadi bebanmu

setiap saat.”26

24 http://staipi-tafsirhadist.blogspot.com/2010/04/tokoh-sufi-abad-pertama_20.html ditulis

oleh Alumnus Sekolah Tinggi Agama Islam Persis (STAIP) 25 ‘Abd Al-Wahab Al-Sya’rani, 99 Akhlak Sufi Meniti Jalan Surga Bersama Orang-

Orang Suci (Bandung: Penerbit Al-Bayan, 2004, Cetakan Pertama), hlm. 177 26 Ibid., hlm. 178

Page 55: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

41

5. Macam-Macam Zuhud

Dilihat dari maksudnya, zuhud terbagi menjadi tiga tingkatan.

Pertama (terendah), menjauhkan dunia ini agar terhindar dari hukuman di

akhirat. Kedua, menjauhi dunia dengan menimbang imbalan di akhirat.

Ketiga, (tertinggi), mengucilkan dunia bukan karena takut atau karena

berharap, tetapi karena cinta kepada Allah belaka. Orang yang berada pada

tingkat tertinggi ini akan memandang segala sesuatu, kecuali Allah, tidak

mempunyai arti apa-apa.27

Imam Ahmad bin Hambal membagi zuhud dengan tiga macam:

، والثا نى عواملترك ا لحرام وهو زهد ا: على ثال ثة أوجه دها لز

ل ا لعبد ، والثا لث ترآه ما يشغضول وهو زهدا لخواصلفترك أ

. تعا لى وهو زهدا لعا رفينعن اهللا Artinya: Zuhud itu tiga macam:

a. Menjauhi harta yang haram. Inilah zuhud orang awam. b. Memalingkan muka dari harta yang halal yang berlebihan

dari kebutuhan. Inilah zuhud orang khawash. c. Meninggalkan sekalian harta benda dunia yang mengganggu

akhirnya. Inilah zuhud orang-orang yang arif. 28

Kehidupan dunia ini singkat saja tapi di akhirat nanti sangat lama

dan tiada batas akhir, kekal dan selama-lamanya. Tapi terlalu banyak

orang yang tidak sabar menunggu hari akhir ini, melepaskan keyakinannya

dan mencari jalan sesat yang dianggapnya jalan pintas itu yang bisa

menyelamatkan, padahal jalan pintas itu sangat dan terlalu membahayakan

itulah kemusyrikan-kemusyrikan yang nyata ataukah samar, sama saja

Allah Maha Mengetahui.

27 Dr. M. Solihin dan Drs. Rosihon Anwar, Kamus Tasawuf (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2002, Cetakan Pertama), 271 28 H. Abdullah Masrur dkk, Waliyullah Dan Karomahnya (Gresik: Cv Bintang Pelajar,

tanpa tahun), hlm. 52-53

Page 56: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

42

Untuk kita supaya berhati-hati sedikit ialah dengan cara ingat mati,

karena kematian itu adalah titik fitnah perhitungan baik buruk manusia

dihadapan Robbul Jalil. Rasulullah bersabda yang intinya begini: Jika

imanmu jadi lemah maka bangkitkanlah dengan mengingat mati. Ingat

mati ingat akhirat adalah merupakan penyadaran manusia di mana segala

apa yang dilakukan kebaikan maupun kedzaliman harus dipertanggung

jawabkan, kalau tidak ada keadilan di dunia ini maka di akhirat akan

mengerikan lagi. Makanya ingat mati adalah sumber tawaddu’ sumber

zuhud dan gemar taqorrub (mendekatkan diri pada Allah rabbul izzati).

Dunia ini sungguh hanya sebentar saja, hanya kesabaran yang lemahlah

yang menganggap bahwa hidup di dunia ini terasa masih lama dan harus

melupakan kampung akhirat yang menjadi tujuan akhir dari kehidupan.29

Ciri-ciri asketisme dapat dilihat dari beberapa prinsipnya, yaitu :

a. Asketisme adalah bersifat praktis sehingga tidak ditemukan konsep-

konsep teoretis. Sarana-sarana praktisnya adalah kehidupan tenang dalam

ketenangan, banyak beribadah, selalu ingat Allah, sangat takut pada dosa

dan murka Allah.

b. Idenya berakar pada memperoleh kebahagiaan hidup di akhirat dan

melupakan kenikmatan kehidupan duniawi.

c. Motivasinya karena takut kepada siksa Allah di satu sisi dan karena

cinta kepada Allah di sisi lain.

Inilah prinsip-prinsip asketisme yang menjadi landasan tumbuhnya

sufisme dengan karakteristiknya sendiri.

B. Asketisme Dalam Hindu

1. Pengertian Yoga

Sebelum membahas pengertian yoga, perlu dikaji terlebih dahulu

mengenai apa yang tersirat dalam ajaran yoga tersebut. Bahwa ajaran yoga

adalah suatu cara untuk sampai kepada pengalaman mistik. Buku

29 Ibid., hlm. 55-56

Page 57: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

43

pegangan yoga adalah Yoga Sutra yang dikarang oleh Patanjali.30 Ajaran

ini merupakan bantuan kepada mereka yang ingin menginsafi kenyataan

adanya roh sebagai azas yang bebas, dalam artian bebas dari indera dan

pikiran yang terbatas.

Kata yoga berasal dari akar kata yang sama dari bahasa Inggris

yoke. Istilah yoke mempunyai arti rangkap, pertama mempersatukan (yoke

together), dan kedua: melakukan disiplin atau berlatih (to bring under the

yoke, take my yoke upon you). Kedua arti ini ada dalam bahasa Sansekerta.

Oleh karena itu, jika dirumuskan secara umum, yoga adalah suatu metode

latihan yang direncanakan untuk mencapai integritas atau keutuhan. 31

Menurut pengertiannya yoga adalah berasal dari kata “yuj” yang

berarti hubungan, hubungan antara roh yang pribadi dan roh yang

universal yaitu yang tidak berpribadi. Tetapi Rsi Patanjali mengartikan

“Cittawwriti Nirodhah” “Cittawwriti Nirodhah” yaitu pengendalian

gerakan pikiran dalam alam pikiran.32

Secara umum pengertian yoga yaitu pengendalian diri serta disiplin

dalam pemikiran (citta) merupakan hasil pertama dalam prakerti, untuk

mendapatkan kebahagiaan yang dapat dirasakan oleh diri sendiri,

kesadaran dalam kehidupan sehari-hari yang akan menemukan kesadaran

sucinya.33

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, yoga bermakna sistem

filsafat Hindu yang bertujuan mengheningkan pikiran, bertafakur dan

menguasai diri.34

30 Prof. Dr. H.M. Rasjidi, Empat Kuliah Agama Islam Pada Perguruan Tinggi (Jakarta:

Bulan Bintang, 1974), hlm. 57 31 Huston Smith, Agama-Agama Manusia, Terj. Saafroedin Bahar, (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2001), hlm 38-39 32 I Gede Sura, Pengendalian Diri dan Etika Dalam Ajaran Hindu (Denpasar: Hanoman

Sakti, 2001), hlm. 47 33 Ida Bagus Mantra, Bhagavadgita (Denpasar: Parisada Hindu Darma Pusat, 1989), hlm.

101 34 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, Cetakan Kedua), hlm. 1567

Page 58: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

44

Sebenarnya ajaran ini merupakan suatu sistem latihan dengan

penuh kesungguhan untuk membersihkan, mempertinggi dan

memperdalam nilai-nilai kerohanian dalam mendekatkan diri dengan

Tuhan (Brahman), sehingga cara itu segala konsentrasi selalu tertuju

kepada-Nya.35

Di dalam ensiklopedi umum juga dijelaskan bahwa yoga

merupakan sistem ajaran gaib yang diperkembangkan Hinduisme dengan

maksud membebaskan orang dari dunia khayalan seperti yang dipahami

dengan panca indera. Pembebasan ini sukar dan mungkin memerlukan

beberapa kali umur hidup. Yogi (penganut yoga) yang percaya akan

pantheisme (kepercayaan bahwa dunia dengan segala isinya adalah Tuhan)

mencari persatuan dengan jiwa seluruh alam dunia. Penganut yoga yang

atheis (tidak mengakui adanya Tuhan) mencari perasingan yang sempurna

dari segala jiwa-jiwa lainnya dan pengetahuan diri sendiri yang sempurna.

Kemuliaan terakhir yang dicari ialah kemuliaan penerangan sempurna.

Para penganut yoga memakai disiplin jasmani untuk mencapai itu:

penyucian, kebersihan, samadi dan latihan.36

Itulah beberapa pendapat mengenai yoga, yang semuanya dilatar

belakangi oleh usaha mendisiplinkan diri untuk memperoleh ketenangan

jiwa. Sedangkan menurut pendapat penulis sendiri bahwa yoga itu adalah

suatu ajaran dalam agama Hindu yang menyuruh umatnya untuk

mengendalikan diri terhadap kenikmatan-kenikmatan duniawi, sehingga

tercapai apa yang dicita-citakan oleh semua umat Hindu yaitu bersatunya

roh pribadi (Atman) dan roh yang tidak berpribadi (Brahman).

2. Dasar Perintah Yoga

Untuk menaklukkan kekuatan-kekuatan jahat di dalam diri kita,

Bhagavadgita mengajarkan kita untuk melaksanakan yoga. Secara

sederhana yoga bisa diartikan ‘bersatu dengan Tuhan dengan

35 Ibid., hlm. 6 36 “Yoga” Ensiklopedi Umum (Yogyakarta: Kanisius, 1991), hlm. 1181

Page 59: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

45

mendisiplinkan diri untuk mencapai-Nya’. Dan Bhagavadgita sendiri

merupakan buku petunjuk yang praktis untuk melaksanakan yoga.

Terpisahnya jiwa kita dari jiwa (Atman) yang langgeng dan terbatasnya

jiwa kita oleh badan jasmani yang memisahkan diri kita dari Tuhan

(Brahman) disebabkan oleh ketidaktahuan kita yang terbungkus rapat oleh

keakuan (hawa nafsu) kita sendiri. Hal ini harus kita sadari. Dan satu-

satunya jalan untuk mencapai kesadaran itu adalah dengan yoga.

Ya, kata yoga sebenarnya berarti jalan. Agama Hindu mengakui

segala jalan yang bisa ditempuh untuk manunggal dengan-Nya. Tetapi

jalan utama untuk mencapai-Nya adalah lewat yoga, yaitu jnana yoga

(jalan ilmu pengetahuan), karma yoga (jalan tindakan kerja), bhakti yoga

(jalan kebaktian, cinta dan kasih sayang) dan raja yoga (jalan meditasi).

Yoga akan membawa kita ke puncak tertinggi, seperti dikatakan Krishna:

“Dengan segera jiwanya dipenuhi kebenaran dan ia mencapai kedamaian

kekal abadi. Ketahuilah, wahai Kuntiputra, penganut-penganut-Ku tidak

akan termusnahkan.” (IX-31). Yoga akan mengantarkan orang ke tujuan

Tertinggi, yaitu manunggal dengan Tuhan.37

Sedangkan yoga dalam kenyataannya sehari-hari berarti kesatuan.

Kesatuan di sini sangat penting dan merupakan hal utama yang diajarkan

oleh banyak agama besar di dunia. Kesatuan di sini berarti penyerahan diri

dari diri yang lebih rendah kepada prinsip keutuhan yang lebih tinggi.

Dalam ajaran agama Islam, hal ini diungkapkan dalam Al-Quran “Tidak

Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku”. Di

sini menyembah berarti bahwa kita harus tunduk dan patuh atas segala

perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya tanpa terkecuali, inilah prinsip

dari keutuhan atau persatuan tersebut.

37 Nyoman S. Pendit, Bhagavadgita (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002,

Cetakan Kedua), hlm. xvii

Page 60: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

46

Jadi yoga sebenarnya adalah sebuah sistem untuk menyadarkan

dan mengantarkan anda ke arah mutu pengembangan dari kesehatan lahir

dan batin untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.38

3. Faktor Munculnya Yoga

Sampai sekarang para sarjana India ataupun Barat hanya bisa

mengatakan bahwa yoga sudah ada semenjak 5000 tahun SM. Di mana

Patanjali telah menyusun yoga sutra sekaligus sebagai pendiri filsafat

yoga. Beliau diperkirakan pernah hidup di sekitar Kashmir walaupun tidak

ada bukti yang otentik menyebutkan hal tersebut dalam tulisan-tulisan.39

Patanjali adalah seorang yogi yang mensinkronisasikan konsep-

konsep yoga dan kemudian mendirikan sebuah filsafat. Akan tetapi

konsep-konsep Patanjali yang diperkenalkan seperti asana, pranayama,

dan meditasi kemudian hari dikembangkan masing-masing aliran atau

sekte yang pernah ada dalam sejarah India. Sehingga kemudian hari

sebagian yoga juga diikutsertakan dan dikembangkan oleh sekte-sekte

tersebut.

Dan sebagai hasilnya agama Hindupun mengadopsi yoga dalam

beberapa kehidupan sehari-hari. Sehingga yoga berkembang dalam 2 jalur.

Jalur pertama secara ilmiah, logika, dan filsafat kehidupan. Sedangkan

jalur kedua yoga juga diadopsi sebagian teknik-tekniknya oleh agama

Hindu sebagai praktik religious bagi umat Hindu. Sampai sekarang hal ini

bisa kita lihat bahwa perkembangan yoga di India di satu sisi masuk ke

dalam universitas. Bahkan telah didirikan universitas maupun institut-

institut yoga sejak kemerdekaan India.

Selain itu ashram-ashram yoga yang keberadaannya telah berusia

ribuan tahun sebagai contoh di suatu tempat di pegunungan Himalaya

Guru Sri Rama yaitu Vasishta pernah memberikan pelajaran yoga pada Sri

38 Rachman Sani, Yoga Untuk Kesehatan (Semarang: Dahara Prize, 2006, Cetakan

Ketujuh), hlm. 1-2 39 http://www.yogavoiceofbali.com/semua-untuk-yoga.asp

Page 61: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

47

Rama (tokoh Ramayana) dan tempat itu masih utuh di gunung Himalaya

hingga kini. Sehingga beberapa universitas di India memiliki departemen

yoga yang mengeluarkan ijasah S1,S2, dan S3 serta diploma-diploma

lainnya. Jalur kedua, yoga masuk atau diadopsi oleh sekte-sekte agama

Hindu. Filsafat Patanjali bisa diadopsi oleh siapa saja karena bersifat

sangat universal karena bebas dari ritual-ritual agama tertentu.

Demikian juga keuniversalan yoga yang bisa terlihat dalam veda

tapi juga bisa dilihat dari perubahan konsep yoga dalam sekte-sekte agama

Hindu tertentu. Seperti contoh konsep yoga yang ada dalam veda sangat

dekat dengan keuniversalan. Pengaruh serta konsep yoga sangat

mempengaruhi bagi para Rsi juga dalam veda atau dalam perkembangan

agama Hindu di kemudian hari.40

Dan sebagai penyebar yoga dari guru kepada siswa konsep sistem

pemikiran individu mulai terbentuk. Jalan menuju kebebasan spiritual

adalah melalui pengabdian dengan pikiran yang tajam dan pengorbanan

ego. Ini dianggap sebagai jalan yoga. Yoga berikut disajikan secara

sistematis. Ini merupakan sumber daya penting untuk memahami yoga.

Rsi Patanjali menyampaikan bahwa setiap individu terdiri dari dua bagian

yaitu materi dan jiwa. Tujuan yoga adalah untuk membebaskan jiwa dari

dunia material.

Selanjutnya, yoga telah mengambil giliran yang berbeda di mana

dalam latihan yang berbeda telah dikembangkan terkait dengan nafas

dalam-dalam dan meditasi. Ini dikenal untuk membantu tubuh untuk terus

tetap muda dan memperpanjang hidup. Ini telah menciptakan hatha yoga

dan cabang-cabang lainnya. Yoga dalam bentuk hatha yoga telah menjadi

populer di barat, murni sebagai latihan fisik dan dipisahkan dari tujuan

aslinya.

40 http://www.yogavoiceofbali.com/yoga-filsafat.asp

Page 62: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

48

Yoga telah mendapatkan popularitas di sebelah barat dan dengan

cepat tumbuh sebagai gerakan kesehatan karena orang-orang mencari

solusi untuk masalah-masalah sehari-hari mereka.41

Sebagai salah satu fenomena keagamaan yang berasal dari Timur,

yoga memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

a. Pertama, dualisme. Dalam agama-agama kuno di India dikenal konsep

yang dualistik antara jiwa (spiritual) dan tubuh (material). Tubuh

dianggap sebagai sesuatu yang lebih rendah daripada jiwa. Tubuh

adalah sumber segala kejahatan. Apa yang tampak hanyalah sebuah

ilusi, sedangkan realita sebenarnya terletak pada hal-hal yang spiritual.

Tidak heran, para yogi pada zaman dahulu dikenal sebagai orang yang

telah mengambil sumpah untuk hidup dalam kemiskinan, kesucian,

gaya hidup selibat dan meditasi sepanjang hari. Para penganut yoga

juga cenderung melihat kehidupan fana di dunia sebagai kehidupan

yang rendah dan tidak layak dihidupi.

b. Kedua, pembebasan (liberation). Dilihat dari sisi istilah “yoga” yang

berarti “memasang kuk” atau “mengontrol”, manusia mungkin heran

bagaimana pembebasan dapat menjadi filosofi dasar dalam yoga.

Kebingungan ini akan hilang jika kita memahami apa yang dimaksud

dengan pembebasan dalam yoga. Pembebasan bukan berarti bebas

mengumbar hawa nafsu. Sebaliknya, pembebasan di sini berkaitan

dengan pembebasan dari diri sendiri. Diri sendiri bersifat kafir dan

menghalangi terjadinya pencerahan. Orang harus mendisiplinkan

pikiran, tubuh dan jiwanya supaya bisa terfokus pada Tuhan.

Sehubungan dengan prinsip ini, pengosongan pikiran, posisi tubuh

dalam pose tertentu dan meditasi sangat ditekankan dalam yoga.

Semua ini dipercaya akan memberikan kebebasan.

c. Ketiga, pencapaian pengetahuan/ hikmat yang tertinggi. Melalui yoga

orang yakin bahwa dia akan memperoleh pencerahan-pencerahan yang

41http://www.scumdoctor.com/Indonesian/alternative-medicine/yoga/History-Of-yoga.html

Page 63: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

49

membuat dia menjadi lebih berhikmat. Meditasi dianggap sebagai

instrumen yang efektif untuk menumbuhkan pengetahuan rohani

seseorang. Dia akan semakin mengerti tentang hakekat manusia, alam

semesta dan alam. Dia akan dibebaskan dari kebodohan metafisik yang

dia alami selama ini, yaitu ketidaksadaran bahwa manusia (segala

sesuatu) adalah Ilahi.

d. Keempat, spiritisme. Dalam kasus-kasus tertentu, meditasi dalam yoga

mencakup pemanggilan berbagai roh ke dalam diri seseorang maupun

upaya seseorang masuk ke dalam dunia roh tersebut. Keterlibatan yang

“paling ringan” dalam hal ini adalah perenungan yang dalam tentang

suatu Tuhan yang berbeda dengan Tuhan dalam Alkitab.

e. Kelima, kesatuan dengan Tuhan. Dalam yoga seseorang tidak hanya

memikirkan tentang Tuhan, tetapi dia sendiri juga berusaha menyatu

dengan kekuatan Ilahi itu. Dia mencoba membebaskan “dirinya” dan

benar-benar menyatu secara hakekat dengan apa yang dia percayai

sebagai Tuhan. Ketika seseorang sudah mencapai tingkatan yoga yang

tertinggi, maka orang itu akan mengalami kesadaran dan pengalaman

sebagai Tuhan (Brahman).42

4. Ajaran dan Tujuan Pelaksanaan Yoga

Begitu luas dan padat ajaran yoga, maka sedikit tidaknya manusia

dalam menginsafi sebagian dari ajaran yoga tersebut, yang mengingatkan

semua umat Hindu untuk dapat mencapai “Mokhsartam Jagadhitaya Caiti

Darma” yaitu untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan

kebahagiaan rohani serta kelepasan hidup menuju kepada-Nya.43

Aliran yoga sebagai kelanjutan operasional dari aliran Sankhya,

dipelopori oleh pendeta Patanjali (sekitar tahun 450 M). aliran ini

menyatakan:

42 http://www.flobamor.com/forum/bina-rohani/38903-mengenal-yoga.html 43 I Wayan Maswinara, Bhagawat Gita, Dalam Bahasa Inggris dan Indonesia (Surabaya:

Penerbit Paramita, 1997, Cetakan Pertama), hlm. 40

Page 64: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

50

Bahwa jalan kelepasan diperoleh tergantung pada diri manusia sendiri dalam

usahanya melepaskan diri dari segala keinginan pada barang-barang yang

tampak, sehingga tidak berminat sama sekali pada hal-hal duniawi

(wairagya).

Ada delapan tingkat yang harus dilalui untuk mencapai kelepasan

yang terdapat dalam aliran ini yaitu:

a. Ahimsa (jangan membenci, mencuri, berbuat mesum dan

sebagainya).

b. Membersihkan diri lahir batin semata-mata hanya untuk berbakti

kepada Tuhan.

c. Penguasaan nafas hidup.

d. Penguasaan gerak-gerik tubuh.

e. Perenungan diri sendiri.

f. Perenungan barang yang diamati.

g. Mematikan rangsangan dari luar.

h. Penghapusan identitas pribadi.

Dari persiapan yang bersifat etis, fisis, imaginatif dan Samadhi,

dimaksudkan untuk mencapai tujuan akhir dari manusia, yakni

berpisahnya pengaruh Prakerti dalam Purusa dengan Tuhan sebagai titik

sasaran renungan. Dari sini dapat dimengerti bahwa kelepasan yoga bukan

dalam bentuk persekutuan Tuhan seperti wedanta, bukan pula

pengingkaran terhadap peranan Tuhan seperti samkhya, melainkan Tuhan

diwujudkan secara simbolis dan bersifat pasif.44

Ajaran yoga merupakan ajaran yang sangat populer di kalangan

umat Hindu. Ajaran yoga merupakan ilmu yang bersifat praktis dari ajaran

Veda. Sastra Yogasutra yang ditulis oleh Maharsi Patanjali, yang terbagi

atas empat bagian dan secara keseluruhan mengandung 194 sutra. Bagian

pertama disebut: Samadhipada, sedangkan bagian kedua disebut:

44 Prof. Dr. H. Abdullah Ali, Agama Dalam Ilmu Perbandingan (Bandung: Nuansa Aulia,

2007, Cetakan Pertama), hlm 164-165

Page 65: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

51

Sadhanapada, bagian ketiga disebut: Vibhutipada, dan yang terakhir

disebut: Kailvalyapada.45

Ajaran filsafat yoga yang terpenting adalah citta (pikiran). Citta

dipandang sebagai hasil pertama dari prakerti. Di dalam citta ini purusa

dipantulkan dengan penerima pantulan purusa, citta yang disebut karana

citta. Tujuan yoga untuk mengembalikan citta dalam keadaan semula,

murni, tanpa perubahan, sehingga purusa dibebaskan dari belenggu badan.

Dalam kehidupan sehari-hari. Citta disamakan dengan writti, yaitu bentuk-

bentuk perubahan citta dalam penyesuaian diri dengan bentuk

pengamatan. Melalui aktifitas citta ini, purusa tampak bertindak,

bergirang dan menderita. Aktifitas citta menimbulkan kecenderungan-

kecenderungan yang terpendam, yang selanjutnya menimbulkan

kecenderungan yang lain. Demikian perputaran samsara berkembang, dan

manusia ditaklukkan oleh lima klesa atau godaan/siksaan yang asasi, yaitu:

ketidaktahuan (awidya), sangka diri (yakni rasa salah yang menyamakan

purusa dan citta), tubuh dan lain-lain (asnita), terikat pada nafsu (raga),

keengganan untuk menderita (dvesa) dan keinginan hidup (abhiniwesa)46

Menyadari pentingnya penyatuan diri dengan Brahman mendorong

setiap umat Hindu untuk melaksanakan ajaran dharma dengan tetap

memuja keagungan Tuhan Yang Maha Esa dengan penuh cinta dan

semangat yang menyala dan usaha yang tidak mengenal lelah demi

keselamatan dan keberhasilan dalam menjalani kehidupan ini. Dengan

adanya dharma maka manusia akan berfikir dan berperilaku baik, tekun

dan sabar. Ajaran yoga adalah suatu ajaran yang memberikan pandangan

dan mengharapkan kepada semua manusia khususnya umat Hindu untuk

dapat melaksanakan dharma dengan suatu tujuan untuk mencapai

kelepasan yakni melepaskan diri dari benda-benda duniawi. Dalam hidup

45 http://id.wikipedia.org/wiki/Yoga 46 I Gusti Md. Ngurah, Buku Pendidikan Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi

(Surabaya: Penerbit Paramita, 1998), hlm. 123

Page 66: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

52

ini manusia senantiasa berjuang untuk mencapai tujuan hidupnya. Yoga

memberikan kekuatan iman dan kesejahteraan hidup.47

Di dalam tujuan agama Hindu, yang berusaha mencapai

kebahagiaan yang sejati dan abadi yang dapat dirasakan manusia yaitu

apabila ia telah terbebas dari karma (perbuatan) dan samsara (kehidupan

kembali) di mana Atman (jiwa) akan bersatu dengan Brahman, yang

didambakan penganutnya.48 Inilah tujuan akhir penganut agama Hindu.

Apabila arwah manusia telah mencapai mokhsa, maka ia tidak akan lahir

kembali di muka bumi, karena tidak ada sesuatu pun yang mengikatnya. Ia

telah bersatu dengan “Paramatya” yaitu Atman yang Tertinggi.49

Menurut yoga jalan pertama yang harus ditempuh orang yang

hendak mencari kebebasan ialah: ia harus menguasai diri sendiri, ia harus

mengalahkan segala hawa nafsunya dengan hidup yang sederhana dan

murni. Setelah itu barulah latihan yoga yang sebenarnya dapat dimulai:

maka duduklah orang dengan sikap yang baik dan tertentukan: diaturnya

jalan nafasnya dengan ketertiban yang mengagumkan. Setelah latihan

nafas ini berikutlah latihan indera kelima: semua indera ditutup dan

dilakukan pemusatan renungan kepada buku suci. Pemusatan renungan ini,

disebut dhyana. Jika ia sudah melewati dhyana ini maka akan sampailah ia

kepada samadhi, yaitu masuk dan bersatu dengan yang Tertinggi

(Brahman).50

Mengutip dari Bhagavan Patanjali dalam “Yoga Sutra”

menyebutkan tujuan yoga adalah Samadhi, dan Samadhi itu adalah suatu

tingkat kesadaran di mana yang memperhatikan dan diperhatikan itu

sendiri melebur jadi satu. Pada tingkat kesadaran “samadhi”, seseorang

47 Hilman Hadikusuma, Antropologi Agama, Bagian I (Bandung: Citra Aditya Bakti,

1997), hlm. 171 48 Mujahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994),

hlm. 19 49 H. Hilman Hadikusuma, Antropologi Agama, Bagian I (Bandung: Citra Aditya Bakti,

1993), hlm. 169 50 Prof. I.R. Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2005, Cetakan keduabelas), hlm. 69

Page 67: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

53

yang sedang bersamadhi akan bersatu dengan Samadhi itu sendiri. Rasa

kedamaian, ketentraman dan ketenangan yang diperoleh dalam tingkat

kesadaran samadhi tidak dapat dinaikkan dengan menggunakan perantara

tata bahasa yang ada.51

Di sini tujuannya adalah menggabungkan disiplin mental atas dasar

ajaran dari Yoga Sutra dan Patanjali, tujuan pokok dari ajaran yoga adalah

meningkatkan kesadaran yang biasa ke arah kesadaran yang lebih tinggi

sampai persatuan dengan Tuhan. Untuk mendapatkan sabda,

mendengarkan suara yang sunyi, orang harus membersihkan dan hidup

bebas dari kehidupan bentuk luar sebagai mesin.52

Dari uraian tersebut dapat dijelaskan tentang tujuan yoga yang

umum, sebagai pandangan hidup pada masa sekarang ini, bahwasannya

yoga itu bertujuan untuk dapat meningkatkan disiplin hidup baik mental,

pikiran, badan dan jiwa. Yang berusaha mencapai kebebasan yang suci

murni dari Tuhan dan dapat membebaskan diri dari ikatan duniawi untuk

menuju kepada-Nya.

Jadi tujuan yoga adalah untuk mendapatkan kebahagiaan lahir

batin, bebas dari kesengsaraan dan dapat menikmati kebahagiaan yang

abadi untuk bersatu dengan Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari yoga

memberikan tujuan hidup pada kesejahteraan jasmani maupun rohani,

serta dapat menyinari upaya hidup yang damai untuk lebih dekat kepada

Ida Sang Hyang Widhiwasa.53

5. Macam-Macam Yoga

a. Jnana Yoga

Melalui ilmu pengetahuan kerohanian, seorang Jnanin (seorang

yang mendekati-Nya melalui ilmu pengetahuan kerohanian) dapat

51 Irmansyah Effendi, Kesadaran Jiwa Tekhnik Efektif Untuk Mencapai Kesadaran Yang

Lebih Tinggi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 7 52 Ibid., hlm. 51 53 Sami’an, Meditasi Dalam Perspektif Yoga, (Skripsi, Fakultas Ushuluddin, Institut

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2004), hlm. 20

Page 68: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

54

mendekatkan dirinya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pada jalan ini

yang dimohon adalah kecerdasan akal budhi, intelektualitas,

pengetahuan spiritual, kecermatan, cahaya yang terang dan sebagainya.

Seseorang dengan memiiki ilmu pengetahuan (jnana) akan

memperoleh kesejahteraan, ketenangan dan kebahagiaan. Ilmu

pengetahuan memberikan bimbingan, pertimbangan terhadap yang

baik dan buruk. Menghindarkan diri dari perbuatan yang buruk karena

kegelapan senantiasa diamanatkan di dalam Veda. Pengetahuan

kerohanian, seperti halnya pengetahuan umumnya hanya dapat

diperoleh melalui pendidikan.54

Di dalam Bhagavadgita dijelaskan sebagai berikut:

Sreyan drawya-mayad yajnaj jnana-yajnah parantapa, Sarwam karmakhilam partha jnane perisamapyate.

Artinya: “Ilmu pengetahuan sebagai yajna, lebih unggul dari

pada yajna material apapun, wahai Paramtapa (Arjuna), karena segala kegiatan kerja tanpa kecuali memuncak dalam kebijaksanaan, wahai Partha (Arjuna)”.

Tujuan ilmu pengetahuan adalah kebijaksanaan hidup yang

memberikan kebebasan dari kegiatan kerja dan kelepasan dari

belenggu kerja.55

Sraddhawal labhate jnanam tat-parah samyatendriyah, Jnanam labdhwa param santim acirenadhigacchati.

Artinya: “Ia yang memiliki keyakinan, yang terserap di dalam

kebijaksanaan dan yang telah menundukkan indera-inderanya, akan memperoleh kebijaksanaan dan setelah memperoleh kebijaksanaan, dengan cepat ia akan mendapatkan kedamaian tertinggi”.

Kembali di sini dinyatakan bahwa keyakinan (sraddha) sangat

diperlukan dalam mencapai kebijaksanaan. Keyakinan di sini bukanlah

54 I Made Titib, Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan (Surabaya: Paramita,

1998, Cetakan Ketiga), hlm. 248 55 I Wayan Maswinara, op.cit., hlm. 206

Page 69: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

55

kepercayaan membabi buta, tetapi aspirasi sang jiwa untuk

mendapatkan kebijaksanaan. Itu juga merupakan refleksi dalam sang

diri empiris dari kebijaksanaan yang bersemayam ditingkat terdalam

dari keberadaan kita. Bila keyakinan mantap, ia akan membawa kita

menuju realisasi kebijaksanaan. Jnana sebagai kebijaksanaan terbebas

dari keragu-raguan, sementara pengetahuan kecerdasan yang

bergantung pada data-data indera dan penetapan logis, mungkin

meragukan dan menimbulkan skeptisisme. Kebijaksanaan tidak

diperoleh dengan cara demikian. Kita harus menjalani kehidupan yang

mengarah ke dalam diri dan tumbuh berkembang ke dalam realitasnya.

Jalan untuk itu adalah melalui keyakinan dan pengendalian diri.56

b. Bhakti Yoga

Dalam perjalanan manusia yang melalui banyak hal dan berbagai

jalan menuju Brahman, sekarang sampailah kepada jalan bhakti yoga,

atau pengabdian yang berarti kita akan membicarakan antara lain

mengenai guru.

Bhakti, menurut sifatnya, bukanlah praktek di mana kita dapat

duduk dan merenung secara intelektual. Pengabdian harus dilakukan

dengan hati, dan terdapat sesuatu yang agak tidak masuk akal dalam

berfikir mengenai perjalanan hati. Pengabdian adalah sesuatu yang

dialami dalam alam yang tidak perlu menurut konsep dan tidak mudah

untuk mengungkapkan dengan kata-kata. Hafez, seorang penyair,

berkata, “O engkau yang mencoba mempelajari keajaiban cinta dari

buku akal, saya sangat takut bahwa anda tidak akan menemukan apa

yang dimaksud”1. Dia sedang memberitahu kita bahwa dalam hal kita

mencoba memikirkan mengenai jalan kita melalui pengabdian, kita

tidak berjalan terlalu jauh sebab pengabdian bukanlah untuk dipikirkan

tetapi dirasakan. Dan untuk merasakannya, kita harus mengalaminya

56 Ibid., hlm. 210-211

Page 70: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

56

secara langsung: dengan melakukan japa, dengan menyaksikan kirtan,

melalui ritual dan mantra dan doa atau sembahyang, dengan mengingat

– melalui semua praktek untuk bergabung dalam kasih sayang, dan

membiarkan cinta terjadi pada masing-masing dari kita. Itulah satu-

satunya cara kita mengetahui praktek-praktek bhakti.57 Di dalam

ajaran Bhagavan Sri Satya Sai Baba yang berjudul karma yoga, dia

menjelaskan bahwa pelayanan kasih yang pada mereka yang

membutuhkan merupakan bentuk bhakti yang paling menyenangkan

Yang Ilahi. Sebenarnya Sai Baba mengajarkan bahwa apabila kita

mengasihi Tuhan, maka Dia langsung ada di muka kita sebagai realitas

batin dari sesama manusia. Pelayanan kasih sayang kepada mereka

yang sedih merupakan ungkapan luhur dari bhakti kepada Tuhan.58

Orang yang berbakti menyembah Yang Kekal Abadi, Yang Tak

Nyata, Yang Tak Terumuskan, Yang Melingkupi, Yang Tak

Terpikirkan, Yang Tak Berubah-ubah, Yang Tak Bergerak, Yang

Langgeng dan Yang Abstrak lebih sukar, sebab Yang Tak Berwujud

sukar dicapai.

Oleh karena itu banyak cara untuk berbakti menyembah wujud

Brahman, antara lain dengan jalan yoga biasa, dengan jalan ilmu

pengetahuan, dengan jalan meditasi, dengan jalan kerja tanpa

mengharapkan pahala, dan dengan jalan kedamaian hati.

Bersikap sama terhadap kawan dan lawan, terhadap suka dan

duka, terhadap panas dan dingin, terhadap puji dan maki, pasrah dan

berbakti menyembah Brahman.59

Hal ini, secara khusus tidak dapat disalahkan, tetapi itu semua

harus dilihat hanya sebagai askesis, seperti praktek yoga yang pada

57 Ram Dass (Dr. Richard Alpart), Ngakan Made Madrasuta (ed.), Jalan Menuju Tuhan

Melaksanakan Gita Dalam Hidup Sehari-Hari, Terj. Sang Ayu Putu Renny, Putu Edy, (Jakarta:

Media Hindu, 2007, Cetakan Pertama), hlm. 218-219 58 Kirit Patel dan Vijay C. Amin, Karma Yoga Manfaat Pelayanan Tanpa Pamrih Ajaran

Bhagavan Sri Satya Sai Baba (Surabaya: Paramita, 2000, Cetakan Pertama), hlm. 9 59 Nyoman S. Pendit, op.cit., hlm. 235

Page 71: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

57

tingkat tertentu akan membantu jiwa dari perkembangannya untuk

melukiskan lebih dekat pada tujuan akhirnya, yaitu mewujudkan

dirinya di dalam kesatuan absolut dari keabadian sendiri.60

Dalam Bab V dan VI Krishna menjelaskan bagaimana seorang

Yogi dan Sannyasin mencapai kebebasan yang mencakup dalam

perwujudan jiwa terdalam dari diri seseorang sebagai wujud abadi,

brahma-bhuta, yakni eksis di luar waktu. Tapa terhadap Tuhan sebagai

Wujud Abadi berguna untuk memperoleh hasil ini, tetapi ia tidak perlu

membawa kamu lebih dekat lagi kepada Tuhan itu sendiri. Dalam bab-

bab berikutnya hubungan manusia dengan Tuhan hanya dibahas sedikit

pada bagian akhir kitab.

Seluruh doktrin secara jelas tertera pada akhir bab kedelapan

belas, ‘menjadi Brahman’ hanyalah salah satu langkah awal jalan

menuju Tuhan.

Dengan kesadaran yang disucikan (ia berkata), persatuan, mengendalikan dirinya dengan sepenuh hati, meninggalkan objek-objek indera, suara-suara, dan yang lain, menghalau bisikan nafsu dan kebencian, mengolah keheningan, sedikit makan, mengendalikan mulut, tubuh, dan pikiran, secara sungguh-sungguh melakukan meditasi yoga, mengatasi pengaruh nafsu, mengendalikan ego, kekuatan, dan kesombongan, nafsu, amarah, dan rasa kepemilikan yang melampaui batas, tidak memandang sesuatu sebagai miliknya, sehingga dia layak menjadi Brahman. Setelah menjadi Brahman, jiwanya tenang; dia tidak mengalami kesedihan dan nafsu. Berbeda dengan segala wujud, dia menerima kepatuhan tertinggi kepadaku. Melalui kepatuhan dia menjadi mengetahui aku, siapa dan betapa besarnya aku dalam esensi terdalamku. Kemudian mengetahuiku dalam esensiku, dia dengan segera masuk ke dalam diriku. Meskipun dia terlihat dalam perbuatan-perbuatan (-ku), dia menyandarkan diri terhadap aku, dia mencapai tingkat kekekalan abadi melalui anugerahku.

Seorang Yogi, kemudian dapat mencapai suasana Brahman

(condition of Brahman) secara menyeluruh dengan usaha-usahanya

sendiri: mensucikan jiwanya dari seluruh kotoran, dia mewujudkannya

60 R.C. Zaehner, Mistisisme Hindu Muslim, Terj. Suhadi, (Yogyakarta: LKiS, 2004,

Cetakan Pertama), hlm. 41

Page 72: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

58

sebagai keabadian. Hal ini membutuhkan syarat guna memperoleh

anugerah ketuhanan yang akan mengantarkan, untuk yang pertama

kalinya, pada suatu pengetahuan tentang Tuhan, dan kemudian

bergabung dengan Dia.61

c. Karma Yoga

Sribhagawan uwaca: Loke ‘smin dwi-widha nistha pura prokta mayanagha, Jnana-yogena sankhyanam karma-yogena yoginam.

Artinya: Sri Bhagawan bersabda:

“Wahai Anagha (Arjuna), di dunia ini sejak dahulu telah Ku-ajarkan dua macam jalan dalam kehidupan ini, yaitu: jalan pengetahuan bagi mereka yang suka melakukan perenungan dan jalan kegiatan kerja bagi mereka yang semangat untuk bekerja”.

Seperti yang dilakukan kaum psikologis modern, di sini sang

guru membedakan dua kelompok utama para pencari spiritual, yakni

kaum introvert yang kecenderungan alamiahnya mengusahakan jiwa

kehidupan batin dan kaum ekstrovert, yang kecenderungan alamiahnya

adalah bekerja di dunia material ini. Tetapi, pembagian ini bukanlah

bersifat kaku, namun juga ditentukan oleh tahap kematangan spiritual

dari setiap pribadi.

Bagi Bhagawatgita, jalan kegiatan kerja sebagai cara untuk

mencapai kebebasan sama ampuhnya dengan jalan pengetahuan,

sehingga kedua jalan ini tidak saling bertentangan, tetapi saling

melengkapi satu dengan yang lainnya.62

Na hi kascit ksanam api jatu tisthaty akarma-krt, Karyate hy awasah karma sarwah prakrti-jair gunaih.

Artinya: “Tak seorangpun dapat tetap tanpa melakukan kegiatan kerja walau sesaat saja, karena setiap orang dibuat tak berdaya oleh kecenderungan-kecenderungan alam untuk melakukan kegiatan kerja”.

61 Ibid., hlm. 90-91 62 I Wayan Maswinara, op.cit., hlm. 163

Page 73: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

59

Selama manusia menjalani kehidupan duniawi ini, mereka tidak

dapat melepaskan dirinya dari kegiatan kerja; karena tanpa kerja

kehidupan tak dapat berlangsung.

Kehidupan itu sendiri adalah kegiatan kerja dan masing-masing

kegiatan kerja itu menimbulkan akibat yang berbeda-beda. Bagi

mereka yang dikatakan telah terbebaskan, segala kegiatan kerja yang

dilakukan bukan dimaksudkan untuk keperluan badan ataupun

terhadap hasil dari kegiatan kerja tersebut, tetapi kegiatannya itu

sebagai kegiatan Tuhan semata.

Karmendriyani samyamya ya aste manasa smaran, Indriyarthan wimudhatma mithyacarah sa ucyate.

Artinya: “Mereka yang menahan organ-organ kegiatannya, namun masih tetap membayangkan segala kenikmatan indera-indera dalam pikirannya, yang terbingungkan seperti itu dikatakan sebagai orang munafik”.

Kita dapat saja mengendalikan secara luar segala aktifitas kita.

Tetapi, apabila kita tidak menahan segala keinginan yang

mendorongnya, maka kita telah gagal untuk memahami makna

penahanan diri tersebut.63

Yadrccha-labha-samtusto dwandwatito wimatsarah, Samah siddhau asiddhau ca krtwapi na nibadhyate.

Artinya: “Ia yang senantiasa puas dengan apapun yang ada, yang telah mengatasi dualitas (dari rasa senang dan susah), yang terbebas dari rasa iri dan dengki serta tetap tenang dalam keberhasilan maupun kegagalan, walaupun ia bekerja namun tak akan terbelenggu”.

Di sini Sri Krsna mulai menunjukkan bahwa si pelaku, kegiatan

dan hasil kegiatan semuanya adalah manifestasi yang berbeda-beda

dari Yang Tertinggi dan kegiatan yang dipersembahkan sebagai yajna

kepada-Nya tak akan membelenggu.

Kegiatan itu sendiri tidaklah mengikat. Bila ia mengikat, maka

kita akan mengikatkan diri pada dualisme kasar antara Tuhan dan alam

dunia, dan dunia itu sendiri akan menjadi kesalahan kosmis terbesar.

63 Ibid., hlm. 164-165

Page 74: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

60

Kosmos adalah manifestasi Tuhan dan yang membelenggu bukanlah

kegiatan tetapi sikap pamrih dari kegiatan itu, yang berasal dari

kebodohan yang membuat kita membayangkan bahwa kita merupakan

pribadi-pribadi yang terpisah dengan rasa senang dan rasa benci kita

yang khusus.64

Ajaran Yoga atau tepatnya karma yoga menguraikan tentang

Atman yang tidak dapat dimusnahkan dan kekal abadi. Ajaran ini

harus dilaksanakan dan ditunjukkan dengan sikap tindakan dan kerja

nyata untuk membebaskanNya dari ikatan kelahiran dan kematian.

Tetapi, sikap, tindakan, dan kerja yang bagaimana? Yang dimaksud

adalah sikap, tindakan dan kerja yang tidak didasarkan pada

kepentingan pribadi dan tidak mengharapkan hasil.65

Manusia harus bekerja dengan penuh bakti dan pengabdian

kepada Brahman tanpa mengharapkan keuntungan pribadi demi

kesejahteraan dan kebahagiaan sesama umat manusia. Dan lebih baik

melakukan kewajiban kerja sendiri walaupun belum sempurna,

daripada melakukan kewajiban orang lain sekalipun dikerjakan dengan

sempurna.

Tindakan kerja atau digerakkan oleh hukum alam, bukan oleh

jiwa yang ada di dalam badan jasmani. Sifat alam menimbulkan

amarah dan nafsu yang dapat menyelubungi jiwa, bagaikan api yang

diselubungi asap, yang dapat membuat orang terikat oleh keinginan

akan pahala kerja.

Karena itu, janganlah sampai tertipu oleh sifat alam. Berhenti

bekerja berarti melawan hukum alam dan dunia akan hancur.

Tujukanlah segala tindakan atau kerja kepada Brahman. Bebaskan diri

dari nafsu dan keakuan.66

64 Ibid., hlm. 200 65 Nyoman S. Pendit, op.cit., hlm. 43 66 Ibid., hlm. 60

Page 75: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

61

Argumen Krishna tentang melaksanakan dharma dan memainkan

bagian anda adalah kerangka kerja bagi satu dari thema-thema utama

Gita: praktek yang disebut karma yoga. Sampai sekarang, Krishna

telah membujuk Arjuna, memberi tahu dia mengapa ia harus

bertempur dalam peperangan ini. Sekarang ia akan mulai menjelaskan

kepadanya tentang cara yang harus dia tempuh untuk

melaksanakannya yaitu, konteks dari mana ia harus mendekati

peperangan itu. Sesungguhnya, ia akan mendefinisikan teknik melalui

mana kita mentransformasi tindakan-tindakan kita, dan membuatnya

selaras dengan dharma kita.

Inilah beberapa sloka yang memasukkan thema ini ke dalam

benak kita.

“Tetapi agunglah manusia yang, bebas dari keterikatan dan

dengan satu benak memerintah kekuatannya dalam selaras, bekerja di

atas karma yoga.”

“Di dalam kebebasan dari ikatan kemelekatan, engkau lakukan

kerja untuk dilaksanakan, bagi orang yang kerjanya adalah murni

sesungguhnya mencapai yang Tertinggi.”

“Laksanakan kerjamu, tapi lakukan itu tanpa kemelekatan.” Itu

mewakili bagian pertama dari rumus itu. Kita belum diberitahu

bagaimana berhenti terikat, tapi kita diberi tahu bahwa itulah tujuannya

– bekerja tanpa ikatan, yang beraarti bertindak tanpa mencemaskan

hasilnya. “jangan terikat kepada hasil dari tindakan” adalah satu dari

perintah pokok di dalam karma yoga. “taruhlah hatimu di atas kerjamu,

tapi tidak atas hasilnya. Janganlah bekerja untuk hadiah, tapi jangan

pernah berhenti melakukan kerjamu.”

Mahatma Gandhi memberitahu kita bagaimana itu tampak di

dalam praktek; dia berkata, “berkaitan dengan setiap tindakan,

seseorang harus tahu hasil yang diharapkan mengikuti, caranya ke

sana, dan kemampuan untuk itu. Dia yang diperlengkapi seperti itu

adalah tanpa keinginan akan hasil, dan tetap secara penuh terlibat di

Page 76: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

62

dalam pemenuhan dari tugas di depannya, orang seperti itu dikatakan

telah membuang buah-buah dari tindakannya.”67

d. Raja Yoga

Raja yoga adalah jalan atau cara untuk mencapai Tuhan dengan

melakukan Samadhi yang sebenar-benarnya. Yoga dan Samadhi

adalah latihan untuk menghubungkan dan menyatukan Atman dengan

Brahman. Orang telah dapat menumbuhkan kesadaran diri serta

mengabdikan diri sepenuhnya kepada Sang Hyang Widhiwasa akan

mengetahui hakikat kebesaran Brahman. Orang yang seperti itu yang

disebut raja yoga.

Raja yoga adalah raja dari semua yoga. Ia secara langsung

berurusan dengan batin. Dalam Yoga ini tidak ada perjuangan dengan

Prana maupun jasmani (Apana). Tidak diperlukan lagi kriya-kriya dari

Hatha Yoga. Sang yogi duduk dengan sederhana, memperhatikan dan

mententeramkan gelembung-gelembung pemikirannya. Beliau

mengheningkan cipta, menjinakkan gelombang pikiran dan memasuki

kondisi tanpa pemikiran atau Asamprajñata Samadhi; itulah Raja

Yoga.

Walaupun raja yoga merupakan suatu falsafah dualistika yang

mengolah Prakriti dan Purusha, ia membantu siswa Advaitik untuk

merealisasikan penunggalannya. Walaupun diingatkan tentang

keberadaan Purusha, pada puncaknya Purusha menjadi identik dengan

Purusha Tertinggi (Parama Purusha) atau Brahman, seperti yang

disebutkan dalam Upanishad-upanishad. Raja Yoga mendorong siswa

untuk mencapai tingkatan tertinggi di tangga spritual, yakni

Brahman.68

Langkah-langkah untuk menjalankan yoga ada delapan tahap

yang disebut Astanga Yoga yaitu: pengekangan diri (yama),

67 Ram Dass (Dr. Richard Alpart), Ngakan Made Madrasuta (ed.), op.cit.,hlm. 77-78 68http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=322&Itemid=93

Page 77: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

63

pengamatan (niyama), sikap tubuh (asana), pengaturan nafas

(pranayama), penarikan obyek-obyeknya (pratahara), pemusatan

perhatian (dharana), perenungan atau meditasi (dhyana) dan

pemusatang yang sempurna (Samadhi).69

Delapan anggota yoga ini dapat dibagi lagi menjadi dua bagian

yang besar, yaitu mulai pengekangan diri (yama) sampai penarikan

indera dari obyek-obyeknya (pratahara), yang disebut pertolongan

tidak langsung dari luar (bahiranga) dan mulai pemusatan perhatian

(dharana), sampai pemusatan yang sempurna (Samadhi), yang disebut

pertolongan-pertolongan dari dalam (antaranga). Bagian pertama

dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu: persiapan etis, yang terdiri

dari pengekangan diri (yama), pengamatan (niyama) dan persiapan

badan yang terdiri dari sikap tubuh (asana), pengaturan nafas

(pranayana), penarikan obyek-obyeknya (pratyahara). Bagian kedua

dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu perenungan atau meditasi

(dhyana) dan pemusatan yang terdiri dari Samadhi.

Dari bagian di atas bahwa cukup jalan untuk mewujudkan azas

etis yoga yang lima tingkatan, pertama bersifat amal-amal lahiriah dan

yang kedua bersifat amal-amal batiniah, yang semua tingkatan itu

mempunyai peraturan-peraturan yaitu:

1) Yama

Yama merupakan pengendalian diri dalam tahap pertama

(permulaan) untuk tidak melakukan perbuatan yang bersifat

negative atau dosa seperti membunuh, mencuri, berzina, dengki,

riya’, tamak, dan segala jenis perbuatan yang dipandang dosa.

2) Niyama

Niyama adalah latihan berbuat kebaikan dengan jalan

melakukan azas-azas kebaikan seperti pemurnian, kesucian,

69 Harun Hadiwijono, Sari Filsafat India (Jakarta: Gunung Mulia, 1998), hlm. 73

Page 78: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

64

keteguhan, selalu giat belajar, kebaktian kepada Syang Hyang

Widhi.

3) Asana

Asana adalah latihan melakukan berbagai sikap beda untuk

meditasi atau oleh raga batin. Jika sikap badan disiplin, mantap dan

reflek, pikiran dapat ditenangkan.

4) Pranayama

Pranayama yaitu mengontrol pernapasan dibuat teratur,

pikiran mudah dikontrol. Proses pengaturan dan pengekangan

nafas ada tiga macam, yaitu: penghiasan nafas, pengeluaran nafas

dan penghentian nafas.

5) Pratyahara

Pratyahara yaitu penarikan indriya dan obyek.

Ketidakterikatan indria pada obyek yang sempurna, hanya bisa

dilakukan bila pikiran telah dapat dikontrol sepenuhnya. Tujuannya

untuk meredam pikiran.

6) Dharana

Dharana yaitu konsentrasi pikiran pada suatu obyek

(diperlukan konsentrasi yang mantap).

7) Dhyana

Dhyana merupakan perenungan pada suatu obyek.

8) Samadhi

Samadhi merupakan meditasi taraf tinggi, sehingga pada saat itu

bersatulah Atman dengan Brahman.70

70 Joesoep Su’aib, Agama-Agama Besar di Dunia (Jakarta: Al-Husna Zikra, 1996), hlm.

55-56

Page 79: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

BAB IV

ANALISIS

A. Persamaan dan Perbedaan Konsep Asketisme dalam Pandangan Islam

dan Hindu

Kehidupan di dunia ini adalah kehidupan sementara yang

memperdayakan manusia apabila dibandingkan dengan kehidupan di akhirat

yang kekal nanti. Demikian pula dengan kesenangan serta segala kenikmatan

di dunia ini sifatnya sementara sedangkan kesenangan serta kenikmatan di

akhirat adalah abadi. Oleh kerena itu setiap agama memerintahkan kepada

setiap umatnya untuk membina keselarasan, keserasian, dan keseimbangan

antara dunia dan akhirat, berbuat baik untuk diri sendiri maupun orang lain

serta kewajiban memelihara lingkungan, dan mencegah kerusakan di bumi ini.

Hal ini terangkum dalam konsep asketisme dalam pandangan Islam dan Hindu

yang secara panjang lebar telah diuraikan di bab ketiga, yaitu diterangkan

bagaimana menyikapi hidup di dunia ini yang penuh dengan nafsu kehinaan

dan kenistaan.

“Selagi masih hidup bekerjalah seakan-akan kamu hidup selamanya,

dan beribadahlah sebanyak-banyaknya untuk akhirat seakan-akan kamu mati

besok.” Petikan hadits ini seharusnya dijadikan pedoman bagi setiap manusia

yang masih hidup di dunia ini. Itulah seharusnya prinsip manusia yang sejati.

Dunia itu bisa dikatakan suatu yang akan menjerumuskan manusia, tetapi

alangkah indahnya jika dunia ini kita sikapi dengan semestinya. Maksudnya,

kita sebagai manusia yang dipilih oleh Tuhan untuk menjadi khalifah

seharusnya memberikan contoh yang baik. Dunia ini adalah tempat di mana

kita hidup dan mati, dan yang paling penting adalah bagaimanakah kita

memposisikan dan mempersiapkan diri untuk menuju kekehidupan yang abadi

yaitu akhirat. Jika kita bisa menyikapi dunia ini dengan bijak, maka tentu saja

kenikmatan dunia dan akhirat akan kita peroleh.

Orang mukmin menyadari bahwa cinta dunia adalah induk segala

kesalahan. Mereka mengetahui bahwa dunia ini adalah penyihir yang banyak

65

Page 80: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

66

menyihir hati dan penipu yang banyak menipu orang. Bila iman sudah benar,

maka dunia adalah kecil di mata dan di hati orang mukmin. Ia akan zuhud di

dunia. Zuhud bukan berarti ia meninggalkan dunianya atau tidak mau bekerja

makan dan lain-lain demi menjalankan akhirat dan ibadahnya, akan tetapi ia

menjaga dirinya agar tidak mengedepankan dunia atau hidup materialistik di

atas segala-galanya, karena dunia itu hanya suatu permainan yang fana. Apa

yang ditekankan dalam kehidupan zuhud adalah melepaskan diri atau

mengosongkan hati dari pengaruh dunia yang dapat membuat orang lupa

kepada Tuhan. Kehidupan dunia jangan sampai melupakan akhirat dan ibadah

kepada Tuhan. Di samping itu agar jangan sampai kehidupan seseorang sangat

tergantung kepada materi, sehingga berduka cita terhadap harta dan sangat

gembira terhadap apa yang diperolehnya.

Dalam ajaran agama Islam dan Hindu mengajarkan tentang konsep

asketisme, kadang istilahnya berbeda akan tetapi maknanya mengarahkan

pada kesamaan, sehingga ada hal-hal yang berbeda pula baik itu bersifat

prinsipil maupun tidak seperti terlihat jelas dari sumber yang dipakai dalam

ajaran ini. Maka dari itu dalam hal ini akan diuraikan letak persamaan dan

perbedaan konsep asketisme tersebut.

1. Persamaan Konsep Asketisme dalam Pandangan Islam dan Hindu

Persamaan konsep asketisme dalam pandangan Islam dan Hindu

merupakan ajaran yang dilatar belakangi dengan memerintahkan untuk

meninggalkan kehidupan duniawi. Karena hidup di dunia diartikan

sebagai hidup yang dekat dengan kehinaan dan kematian untuk menuju

keabadian di akhirat. Meskipun demikian banyak orang tidak mengerti,

terlena, dan lupa semasa di dunia. Dunia ini dibuatnya untuk kesenangan,

melupakan tugas yang diemban yang telah ditetapkan sewaktu di alam

arwah agar dunia ini dijadikan ajang untuk mengumpulkan bekal

mempersiapkan diri menuju ke alam keabadian. Oleh karena itu untuk

lebih jelasnya dapat dilihat letak persamaan konsep asketisme dalam

pandangan Islam dan Hindu.

Page 81: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

67

a. Persamaan pertama yaitu berpantang pada kesenangan dan kepuasaan

terhadap dunia

Dalam Islam asketisme bukanlah terputusnya kehidupan

duniawi melainkan hikmah pemahaman tentang pandangan khusus

terhadap kehidupan dunia di mana mereka tetap bekerja dan berusaha,

akan tetapi kehidupan itu tidak menguasai kecenderungan hati mereka,

serta tidak membuat mereka mengingkari Tuhannya. Bahkan dengan

asketisme ini membuat mereka mampu menghadapi kehidupan

masyarakat serta tidak diperbudak harta kekuasaan ataupun hawa

nafsu sehingga mereka dapat melaksanakan dan menjalankan apa yang

diperintahkan di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.

Sebenarnya dunia itu diciptakan untuk manusia, semuanya itu

disediakan bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia,

oleh karena itu manusia mempunyai tugas untuk mengelola dunia ini

dengan sebaik-baiknya. Di samping itu manusia diperintahkan untuk

mengendalikan diri terhadap kenikmatan yang terdapat pada dunia ini.

Untuk itu manusia harus menghindari dunia agar dia bisa berma’rifat

dan bertemu dengan Allah. Dalam agama Islam sikap ketidakpedulian

terhadap dunia disebut zuhud. Sedangkan orang yang tidak ingin atau

tidak tertarik kepada kenikmatan dunia, disebut zahid.

Kenikmatan duniawi merupakan ujian dari Allah untuk

mengukur kadar ketakwaan seseorang. Kenikmatan duniawi adalah

jalan untuk meraih kehidupan ukhrawi. Seorang zahid akan

mendahulukan kehidupan ukhrawi dari pada duniawi dan menjadikan

kehidupan duniawi sebagai sarana untuk meraih kenikmatan ukhrawi.

Seorang zahid tidak akan pernah terlena dengan gemerlapnya

dunia, dunia dengan segala keindahannya tidaklah menjadi tujuan

hidupnya sehingga cara pandangnya terhadap dunia ini merupakan

suatu hal yang tidak penting dan tidak berharga, semua itu hanya

dalam usaha menghindarkan diri daripada kehidupan duniawi. Oleh

karena itu, orang yang zuhud terhadap keduniaan adalah kekasih

Page 82: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

68

Tuhannya. Sebaliknya, orang mencintai keabadian semu (keduniaan)

adalah termasuk orang munafik terhadap agama Tuhannya, Zat Yang

Mahatinggi. Mereka menganggap bahwa kenikmatan dunia itu

hanyalah titipan yang suatu saat akan hilang. Maka dari itu orang yang

zuhud tidak mau berlebih-lebihan dalam kehidupannya, disaat

berpakaian menggunakan pakaian yang sederhana, tidak berlebih-

lebihan dalam makanan, tidak berlebih-lebihan dalam kesenangan

yang pada dasarnya tidak diperbolehkan dalam ajaran agama.

Dengan demikian zuhud memperoleh pengertian yang sama

dengan asketisme yaitu mengasingkan diri dari kehidupan dunia untuk

tekun beribadah dan menjalankan latihan spiritual, berperang melawan

hawa nafsu di dalam pengasingan, berpuasa, dan memperbanyak

dzikir.

Dalam agama Hindu, misalnya dalam Bhagawatgita, memang

ada pengakuan jelas bahwa tindakan dunia perlu dilakukan. Tetapi,

pekerjaan tersebut seharusnya dilakukan tanpa keinginan menikmati

buah pekerjaan itu. Kita semua didorong untuk bertindak, tetapi

semestinya kita bertindak dengan kontrol diri, dan hasil dari pekerjaan

itu seharusnya ditinggalkan.1

Umat Hindu telah menganalisa bahwa pada umumnya ada

empat macam pribadi manusia. Beberapa orang pada dasarnya suka

berfikir dan merenung. Yang lainnya amat emosional. Yang lainnya

lagi adalah tipe orang aktif. Akhirnya, ada beberapa orang yang paling

tepat dikategorikan sebagai orang yang lebih suka akan pengalaman

atau percobaan. Masing-masing jenis kepribadian ini diberi jenis yoga

sendiri-sendiri. Tiap yoga itu dimaksudkan untuk memanfaatkan bakat

yang dimiliki orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, sebagai

langkah pertama untuk yoga mana pun juga, orang yang melakukan

1 Dr H.J. Witteveen, Tasawuf in Action Spiritual Diri di Dunia Yang Tak Lagi Ramah

(Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2003), hal. 65

Page 83: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

69

yoga harus mempraktekkan hidup seperti tidak menyakiti orang,

sederhana, memantang kesenangan duniawi, jujur, rela berkorban,

tidak mencuri, mengendalikan dirinya, disiplin diri, menenangkan

batin dan adanya suatu hasrat untuk mencapai tujuan tersebut.

Yoga sebenarnya merupakan salah satu jalan keselamatan dalam

agama Hindu, yaitu suatu cara untuk mencapai kelepasan atau

Mokhsa. Semua ini bertujuan sebagai usaha mendisiplinkan diri untuk

merealisasikan kehadiran Tuhan dalam diri. Menurut umat Hindu

satu-satunya keinginan yang sangat berapi-api dalam hati mereka

adalah melepaskan diri dari dunia dan hanya berfikir untuk menyatu

dengan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Sekalipun dalam agama

Hindu membangun keluarga dan menikmati kesejahteraan duniawi

dibolehkan, tetapi semua itu semata hanya sebagai penyambung

kehidupan. Makanan, minuman, pakaian dan lain sebagainya adalah

sumber penyambung hidup. Seorang yogi tidak akan terlena dengan

kemewahan duniawi.

Dalam agama-agama kuno di India dikenal konsep yang

dualistik antara jiwa (spiritual) dan tubuh (material). Tubuh dianggap

sebagai sesuatu yang lebih rendah daripada jiwa. Tubuh adalah

sumber segala kejahatan. Apa yang tampak hanyalah sebuah ilusi,

sedangkan realita sebenarnya terletak pada hal-hal yang spiritual.

Tidak heran, para yogi pada zaman dahulu dikenal sebagai orang yang

telah mengambil sumpah untuk hidup dalam kemiskinan, kesucian,

gaya hidup selibat dan meditasi sepanjang hari. Para penganut yoga

juga cenderung melihat kehidupan fana di dunia sebagai kehidupan

yang rendah dan tidak layak untuk dihidupi.

b. Persamaan kedua yaitu dapat dilihat dari macam-macam ikatan yang

mempengaruhi kehidupan di dunia

Allah menghendaki keberadaan makhluk-makhluk-Nya seperti

manusia, jin, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, asalkan dunia ini harus

dijaga, dirawat dan jangan sampai manusia membuat bencana dan

Page 84: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

70

melakukan kerusakan. Dunia diciptakan bukan sekedar sebagai tempat

bersenang-senang akan tetapi dunia itu diciptakan sebagai ladang

untuk menuju akhirat. Maka dari itu hendaklah kita semua memelihara

dan menjaga diri kita agar jangan sampai terjerumus ke dalam

kenistaan dan kehinaan dunia. Seseorang yang sudah dihinggapi cinta

dunia, dia pasti lupa akan kewajibannya. Maka jangan sampai

kesibukanmu mengakibatkan hatimu tertutup untuk selalu beribadah

kepada Allah. Oleh karena itu Allah tidak memandang dunia ini

sebagai sesuatu yang berharga sejak Dia menciptakannya.

Dalam hal ini Allah berfirman dalam surat an-Nisa’ ayat 77:

ö≅ è% ßì≈ tFtΒ $u‹÷Ρ‘‰9 $# ×≅‹ Î=s% äοtÅzFψ$# uρ ×ö yz Ç⎯ yϑÏj9 4’ s+ ¨?$# Ÿωuρ tβθßϑn=ôà è? ¸ξ‹ ÏGsù ∩∠∠∪

Artinya: Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun”. (Q.S an-Nisa’: 77)2

Dalam kaitan ayat di atas Allah Swt. sebenarnya tidak melarang

manusia untuk memiliki dan mencintai segala sesuatu yang ada di

dunia ini sebagai sarana untuk menjalankan kehidupan yang layak,

tetapi janganlah semuanya itu menjadikan dirinya terbelenggu dan

terikat oleh kenikmatan dunia sehingga lupa mengingat Allah. Untuk

mensolusikan hal ini, maka al-Qur’an menganjurkan kepada manusia

untuk mengasingkan diri dari dunia, artinya bukan menjauhkan diri

dari dunia tetapi mengurangi kecintaan yang berlebihan terhadap

dunia.

Secara lahiriah amal yang dikerjakan oleh orang yang tamak

kepada dunia sangat kecil nilainya di sisi Allah. Sebab amal perbuatan

tersebut keluar dari hati nurani yang kotor masih dibelenggu oleh

kehendak hawa nafsu dunia, misalnya ujub, sombong, serta hatinya

2 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro Al-Hikmah,

2007, Cetakan Kesepuluh), hlm. 90

Page 85: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

71

sangat cenderung kepada masalah duniawi (berpaling dari Allah).

Ujub adalah sifat mengagumi atau membanggakan dirinya sendiri

dalam semua prestasi yang telah dicapainya. Orang yang sombong

akan merasa dirinya serba lebih daripada orang lain, dan mereka

menganggap semua orang dipandang remeh, kecil, dan tidak berharga.

Selanjutnya, kebakhilan menjadi penyakit jiwa yang dengan

kerakusan itu. Setiap manusia, berpotensi untuk kemaruk harta. Tapi,

kalau nafsu itu dituruti, niscaya terjerumuslah manusia kelembah hina

dina, yang bahkan lebih nista dari pada binatang. Sifat-sifat tersebut

dapat merusak dan menjerumuskan seseorang sehingga lupa kepada

tugas utamanya, baik yang berhubungan dengan Allah maupun yang

berhubungan dengan sesama makhluk-Nya.

Jadi pada hakikatnya orang yang mengurangi kecintaan

terhadap dunia tersebut akan mendapat panggilan untuk mendekatkan

diri kepada Allah sehingga mereka akan memperoleh kesempurnaan

dan kejernihan lahir dan batin.

Nilai-nilai duniawi yang keliru ini membawa orang tersesat dan

membuat mereka menderita. Sementara orang yang pikirannya diliputi

pandangan salah akan tertipu oleh dunia, sedangkan orang dengan

pandangan benar akan menyadari kehampaan nilai-nilai duniawi itu.

Dalam agama Hindu dianjurkan untuk meninggalkan duniawi seperti

dalam pencarian dan pemakaian, penjagaan dan penumpukan,

ketamakan, nafsu, kedengkian dan kebanggaan. Pencarian dan

pemakaian berasal dari diri kita sendiri yang terpengaruh oleh

gemerlapnya dunia sehingga mementingkan pekerjaan keduniawian

dari pada ibadah spiritual. Penjagaan dan penumpukan berasal dari

nafsu kemaruk yang ada pada diri seseorang yang mana hati mereka

tidak pernah puas atas rezeki yang diberikan oleh Tuhan. Ketamakan

berasal dari pemikiran yang salah mengenai apa yang dapat

memberikan kepuasan, tetapi semua ini tidak akan membuat puas

orang tersebut. Nafsu berasal dari pikiran yang keliru tentang apa yang

Page 86: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

72

tidak dapat memuaskan seseorang akan harta yang dimilikinya.

Kedengkian dan kebanggaan berasal dari perasaan seseorang yang

membanggakan dirinya atas semua prestasi kerja, dan yang lebih

berbahaya lagi mereka juga membenci dan suka menyakiti sesama

manusia.

Jadi siapa pun yang bisa mengendalikan diri terhadap

kenikmatan duniawi, dengan tidak melakukan sifat-sifat buruk di atas

dan menjalankan yoga, maka pasti hidupnya akan memperoleh masa

depan yang cemerlang. Jika semua orang memahami hukum ini

dengan benar dan melaksanakan tugas-tugas sehari-hari dengan hati-

hati, mereka akan naik ke tangga spiritualitas. Mereka dapat

menanggung beban samsara dengan kesabaran, ketahanan dan

kekuatan pikiran. Tidak akan ada ruang bagi keluhan apapun ketika

mereka melihat ketidaksetaraan dalam kelahiran, keberuntungan,

kecerdasan, dan dalam kehidupan.

Demikian perputaran samsara berkembang, dan manusia

ditaklukkan oleh lima klesa atau godaan/siksaan yang asasi, yaitu:

ketidaktahuan sangka diri yakni rasa salah yang menyamakan dan

tubuh dan lain-lain terikat pada nafsu, keengganan untuk menderita

dan keinginan hidup. Dengan memiliki kekayaan yang lebih,

kekuasaan, segala macam keadaan duniawi, kita tidak akan mencapai

kepuasan sesungguhnya. Tetapi dengan kedamaian pikiran dan

kebahagiaan abadi, seseorang dapat menenangkan pikiran dan

membasmi noda-noda yang membelenggu kita supaya bebas dari

nafsu duniawi.

2. Perbedaan Konsep Asketisme dalam Pandangan Islam dan Hindu

Berbagai macam persamaan yang ada dalam konsep asketisme

dalam pandangan Islam dan Hindu di sisi lain juga terdapat perbedaan

yang merupakan bagian dari karakteristik agama Islam maupun agama

Hindu. Perbedaan tersebut di antaranya:

Page 87: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

73

a. Perbedaan yang pertama yaitu dapat dilihat dari pandangan terhadap

kehidupan dunia.

Menurut agama Islam, dunia itu hanya sebagai sarana untuk

mencapai derajat ketakwaan yang merupakan bekal untuk menuju di

kehidupan yang akan datang yaitu akhirat. Untuk itu manusia

berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan apa yang dicita-citakan

selama ini yaitu bisa bertemu dengan Sang Khalik.

Kehidupan ini tak ubahnya seperti berlayar dengan perahu kecil

yang akan mengantarkan kita ke suatu tempat yang akan kita tuju. Jika

kita tidak berhati-hati dalam menjalankan perahu itu, maka resiko

yang akan kita dapati adalah tenggelam. Jadi bisa dikatakan bahwa

dunia ini adalah suatu yang dapat mencelakakan kita apabila dalam

menyikapinya tidak pada tempatnya. Kesimpulannya, orang yang

melakukan perbuatan baik akan memeperoleh pahala kebaikan, dan

sebaliknya kepada orang yang melakukan perbuatan buruk pasti akan

mendapatkan dosa. Dalam agama Islam kematian adalah akhir dari

seluruh kehidupan di dunia, amal perbuatanya telah terputus di sini.

Celakalah bagi manusia yang tidak mau bertobat sebelum ajal

menjemput, karena dihari perhitungan nanti semuanya akan

menentukan nasibnya sendiri-sendiri, tidak akan ada lagi yang bisa

membantu kecuali amal baik yang diperoleh pada saat di dunia.

Kehidupan dunia ini singkat saja tapi di akhirat nanti sangat

lama dan tiada batas akhir, kekal dan selama-lamanya. Segala apa

yang dilakukan kebaikan maupun kedzaliman di dunia harus

dipertanggung jawabkan, kalau tidak ada keadilan di dunia ini maka di

akhirat keadilan akan lebih mengerikan lagi maka dari itu ingat mati

adalah sumber tawaddu’ sumber zuhud dan gemar taqorrub

(mendekatkan diri pada Allah rabbul izzati). Dunia ini sungguh hanya

sebentar saja, hanya kesabaran yang lemahlah yang menganggap

bahwa hidup di dunia ini terasa masih lama dan harus melupakan

kampung akhirat yang menjadi tujuan akhir dari kehidupan.

Page 88: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

74

Banyak ajaran yang mengandung nilai-nilai moralitas yang

tinggi dapat kita jumpai dalam kitab suci Veda maupun susastra Hindu

lainnya, yang intinya menuntun manusia untuk mencapai tujuan

tertinggi (mokhsa) dan kesejahteraan hidup (jagadhita) di dunia ini.

Bila seseorang menyadari bahwa setiap perbuatan akan menghasilkan

pahala baik atau buruk, maka dengan pertimbangan yang mendalam

tentunya manusia akan memilih perbuatan atau karma yang baik,

karena pahalanya pasti kebajikan dan hal ini tidak dibantah lagi.3

Dalam agama Hindu seseorang tidak hanya memikirkan tentang

Tuhan saja, tetapi dia sendiri juga berusaha menyatu dengan kekuatan

Ilahi tersebut. Dia mencoba membebaskan dirinya dan benar-benar

menyatu secara hakekat dengan apa yang dia percayai sebagai Tuhan.

Ketika seseorang sudah mencapai tingkatan yoga yang tertinggi, maka

orang itu akan mengalami kesadaran dan pengalaman sebagai

Brahman.

Dikatakan bahwa kebahagiaan yang sejati dan abadi yang dapat

dirasakan manusia ialah apabila ia terbebas dari hukum karma

(perbuatan) dan samsara (kelahiran kembali), di mana Atman (jiwa)

akan bersatu kembali dengan Brahman. Keadaan ini disebut moksha

dan inilah tujuan akhir penganut agama Hindu yang selalu diidam-

idamkan oleh semua umatnya. Apabila arwah manusia telah mencapai

mokhsa, maka ia tidak akan lahir kembali di muka bumi, karena tidak

ada sesuatu pun yang mengikatnya. Ia telah bersatu dengan

“Paramatya” yaitu Atman yang Tertinggi.

Masa pembebasan Jiwatma dari Punarbhawa/samsara atau

perputaran roda Samsara, tergantung kepada segala macam perbuatan

lahir batin kita pada masa yang lalu (Atita), masa sekarang

(Wartamana) dan masa yang akan datang (Nagata). Karma yang

3 Proyek Peningkatan Pengkajian Kerukunan Hidup Umat Beragama, Dr. Muhaimin AG

(ed.), Damai di Dunia Damai untuk Semua Perspektif Berbagai Agama (Jakarta: Badan Litbang

Agama dan Diklat Keagamaan, Departemen Agama RI, 2004), hlm. 37

Page 89: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

75

meliputi pikiran, kata-kata, perbuatan jasmani, yang digerakkan oleh

kehendak (keinginan). Atma maupun jiwatma itu senantiasa akan

mengalami kelahiran yang berulang-ulang, jika masih diliputi oleh

kemauan yang berhubungan dengan keduniaan.4 Jika jiwatma dapat

membersihkan dirinya atau menyucikan dirinya sehingga sama dengan

Brahman, maka kala itu jiwatma akan bebas dari samsara, bahkan

dapat bersatu kembali dengan Parama Atma (Brahman, Sang Hyang

Widhi).

b. Perbedaan yang kedua yaitu jalan yang dilakukan untuk mencapai

tujuan hidup

Ketahuilah bahwa zuhud dalam dunia itu suatu kedudukan

(maqam) yang mulia, dari maqam-maqam orang salik (orang yang

menjalani jalan Allah).5 Dijadikan zuhud sebab bagi kecintaan, maka

siapa yang dicintai oleh Allah niscaya ia pada derajat yang tertinggi.

Oleh karena itu salah satu kiat agar kita bisa hidup zuhud adalah

dengan melazimkan muraqabah (mawas diri) dan muhasabah

(introspeksi), di samping selalu memagari diri dari serbuan hawa

nafsu dunia yang datang dari tiga pelosok: kesenangan (lahwun),

permainan (la’bun), dan kesia-siaan (‘abats).

Yang bermanfaat bagi seorang hamba adalah beribadah kepada

Allah, menjalankan ketaatan kepada-Nya dan kepada rasul-Nya. Dan

semua yang menghalangi hal ini adalah perkara yang mendatangkan

kemudharatan dan tidak bermanfaat. Yang paling berguna bagi

seorang hamba adalah mengikhlaskan seluruh amalnya karena Allah.

Orang yang tidak memperhatikan segala yang dicintai dan dibenci

oleh Allah akan banyak menyia-nyiakan kewajiban dan jatuh ke dalam

perkara yang diharamkan.

4 Panitia Tujuh Belas, Pedoman Sederhana Pelaksanaan Agama Hindu Dalam Masa

Pembangunan (Jakarta: Yayasan Mertasari, 1986), hlm. 78 5 Imam Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, Terj. Prof. TK. H. Ismail Yakub, (Singapura: Pustaka

Nasional, 1998, Cetakan Keempat), Jilid 4, hlm. 208

Page 90: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

76

Di dalam bukunya Sayyid Abdullah Al-Haddad, Rasulullah

Saw. bersabda, “jadilah hidup di dunia seakan-akan kamu menjadi

orang asing atau orang yang menelusuri jalan, dan perhitungkanlah

dirimu termasuk dari ahli kubur. Zuhudlah kepada dunia niscaya Allah

akan mencintai kamu, dan zuhudlah pada sesuatu yang ada di sisi

manusia niscaya kamu akan dicintai manusia”.6

Sebagian gejala orang yang ma’rifat ia menjalankan hidup

zuhud, tidak rakus kepada dunia, tidak terkelabuhi oleh gemerlap

mayapada. Apapun yang dapat mengganggu ibadahnya ia singkirkan

jauh-jauh. Pada prinsipnya hakekat zuhud itu berada di dalam hati,

yaitu dengan keluarnya rasa cinta dan ketamakan terhadap dunia dari

hati seorang hamba. Ia jadikan dunia hanya di tangannya saja,

sementara hatinya dipenuhi rasa cinta kepada Allah dan akhirat

menjadi tujuan hidupnya. Saya ingatkan kembali bahwa zuhud itu

bukanlah mengharamkan yang halal atau menyia-nyiakan harta yang

dimiliki, akan tetapi zuhud di dunia adalah kita lebih mempercayai apa

yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tangan kita sendiri.

Menurut umat Hindu tujuan hidup di dunia ini adalah mencapai

mokhsa dan mencari kesejahteraan manusia. Yang dimaksud dengan

mokhsa adalah kebebasan dari segala ikatan duniawi, bebas dari

karma, dan bebas dari samsara.

Mokhsa dapat dicapai semasa orang masih hidup, namun sudah

bebas dari segala ikatan duniawi (jiwanmukti). Tetapi mokhsa dapat

juga dicapai sesudah orang mati. Jalan kelepasan ada empat, yaitu:

1. Jnana Yoga, ialah menyatukan diri dengan sang Hyang Widi

dengan cara mengabdikan pengetahuan (jnana). Yoga ini

mencoba untuk melewati batas dengan menggabungkan

kepandaian dan kebijaksanaan.

6 Sayyid Abdullah Al-Haddad, Jalan Para Nabi Menuju Surga, Terj. Drs. Ahmad

Nashirin, (Jakarta Selatan: Penerbit Hikmah, 2003, Cetakan Pertama), hlm. 49-50

Page 91: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

77

2. Bhakti Yoga, ialah menyatukan diri dengan sang Hyang Widi

dengan cara melakukan sujud yang tulus ikhlas (bhakti). Yoga

ini menuntun seseorang menjadi lebih pengasih, toleransi, dan

menerima sesama juga lingkungan sekitar. Bhakti Yoga

mengajarkan seseorang untuk beriman pada Tuhan dan

mencintai semua ciptaanNya.

3. Karma Yoga, ialah menyatukan diri dengan sang Hyang Widi

dengan cara melakukan perbuatan-perbuatan mulia atau amal-

amal (karma) tanpa pamrih. Karma Yoga percaya apa yang

terjadi di kehidupan Anda sekarang adalah hasil bagaimana

kehidupan di masa sebelumnya. Yoga ini menuntun Anda

untuk menjadi tidak egois. Yoga ini adalah jalan ke tingkah

laku anda. Bagaimana anda bersikap sekarang adalah karma

dari bagaimana anda di kehidupan sebelumnya.

4. Raja Yoga, ialah menyatukan diri dengan sang Hyang Widi

dengan cara melakukan tapa brata, yoga sampai semadi (raja).

Yoga ini memfokuskan pada meditasi dan kontemplasi. Yoga

ini mefokuskan diri sebagai pusat, yang akan mengacu pada

penghargaan terhadap diri sendiri dan kepada semua mahluk

ciptaan dengan cara penguasaan diri.

Keempat jalan ini disesuaikan dengan kepribadian, watak serta

kesanggupan manusia. Masing-masing boleh memilih salah satu jalan

itu yang sesuai dengan kecakapannya.7

Mengenai ajaran ini Krishna menyatakan bahwa Tuhan pasti

akan menyambut umat-Nya selama mereka berusaha mencari Tuhan

dengan jalan apapun. Menurut Bhagawadgita, tidak ada filsafat,

dogma, agama dan cara sembahyang tertentu untuk mencapai Tuhan,

melainkan ada berbagai jalan untuk mencapai Tuhan. Jadi

menurutnya, Tuhan menerima semua jalan yang ditempuh oleh

7 Dr. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Buddha (Jakarta: Gunung Mulia, 2009,

Cetakan Keenambelas), hlm. 174

Page 92: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

78

umatnya selama jalan tersebut mengajarkan kebaikan agar menuju

kepada-Nya. Ajaran ini mencerminkan sikap toleransi antar umat

beragama yang tinggi.

Selain keseluruhan persamaan dan perbedaan konsep asketisme

dalam pandangan Islam dan Hindu itu dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Persamaan Konsep Asketisme Dalam Pandangan Islam dan Hindu

No. ASPEK PERSAMAAN

1.

2.

Berpantang

pada

kesenangan dan

kepuasaan

terhadap dunia

Macam-macam

ikatan yang

mempengaruhi

kehidupan di

dunia

Kenikmatan duniawi merupakan ujian dari Allah untuk

mengukur kadar ketakwaan seseorang. Seorang zahid

akan mendahulukan kehidupan ukhrawi dari pada

duniawi dan menjadikan kehidupan duniawi sebagai

sarana untuk meraih kenikmatan ukhrawi. Manusia

didorong untuk bertindak, tetapi semestinya kita

bertindak dengan kontrol diri, dan hasil dari pekerjaan

itu seharusnya ditinggalkan. Para penganut yoga juga

cenderung melihat kehidupan fana di dunia sebagai

kehidupan yang rendah dan tidak layak untuk dihidupi.

Kebakhilan menjadi penyakit jiwa yang dengan

kerakusan yang dimiliki, setiap manusia berpotensi

untuk kemaruk harta. Tapi, kalau nafsu itu dituruti,

niscaya terjerumuslah manusia kelembah hina dina,

yang bahkan lebih nista dari pada binatang. Orang yang

demikian itu akan terjatuh dalam jurang kehinaan dunia

dan hidup dalam lingkaran samsara.

Page 93: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

79

Perbedaan Konsep Asketisme Dalam Pandangan Islam dan Hindu

No. ASPEK PERBEDAAN

1.

2.

Pandangan

terhadap

kehidupan

dunia.

Jalan yang

dilakukan untuk

mencapai tujuan

hidup

- Kehidupan di dunia ini singkat saja tapi di akhirat nanti

sangat lama dan tiada batas akhir, kekal dan selama-

lamanya. Segala apa yang dilakukan kebaikan maupun

kedzaliman di dunia harus dipertanggung jawabkan di

akhirat, tidak ada lagi kehidupan kembali. Bagi manusia

yang tidak mau bertobat sebelum ajal menjemput, maka

celakalah mereka.

- Kebahagiaan yang sejati dan abadi yang dapat

dirasakan umat Hindu ialah apabila ia terbebas dari

hukum karma (perbuatan) dan samsara (kelahiran

kembali) dan mencapai mokhsa (bersatu dengan

Brahman). Apabila jiwa manusia masih diliputi oleh

kemauan atau keinginan yang berhubungan dengan

keduniaan, maka manusia senantiasa akan mengalami

kelahiran yang berulang-ulang.

- Agama Islam mengajarkan umatnya untuk menjalankan

kehidupan zuhud, tidak terkelabuhi oleh gemerlapnya

duniawi. Oleh karena itu salah satu kiat agar kita bisa

hidup zuhud adalah dengan melazimkan muraqabah

(mawas diri) dan muhasabah (introspeksi), di samping

selalu memagari diri dari serbuan hawa nafsu dunia.

Dan ketahuilah bahwa zuhud dalam dunia itu suatu

kedudukan (maqam) yang mulia.

- Agama Hindu mengajarkan umatnya untuk

membebaskan diri dari segala ikatan duniawi. Semua

jalan ini disesuaikan dengan kepribadian, watak serta

kesanggupan manusia. Masing-masing boleh memilih

salah satu jalan itu yang sesuai dengan kecakapannya.

Page 94: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

80

Mengenai keempat jalan keselamatan itu antara lain:

1. Jnana Yoga ialah mendekatkan diri dengan jalan

pengetahuan.

2. Bhakti Yoga ialah mendekatkan diri dengan jalan

cinta.

3. Karma Yoga ialah mendekatkan diri dengan jalan

karya (perbuatan).

4. Raja Yoga ialah mendekatkan diri dengan jalan

melakukan tapa brata, yoga, dan samadi.

B. Implikasi Konsep Asketisme dalam Pandangan Islam dan Hindu

Dikehidupan Sekarang

Setiap hamba sesungguhnya memiliki hasrat untuk mendapatkan

keduniaan sesuai dorongan hawa nafsunya dan keinginan untuk memperoleh

kesenangan berdasarkan bisikan hatinya yang dikendalikan syahwat. Jika

seseorang dapat bersikap zuhud tehadap hasratnya dan bisa melepaskan diri

dari jeratan hawa nafsunya yang tercela tersebut, maka itulah zuhud yang

telah difardhukan. Sementara itu, orang yang dapat bersikap zuhud dari

hasratnya terhadap perkara yang dibolehkan, tidak melebihi kebutuhannya

dalam setiap perkara, maka itulah zuhud yang utama. Hal itu sangat

bergantung pada pengendalian anggota badannya yang merupakan pintu

keduniaan, dan jalan yang akan menjerumuskan seseorang pada keduniaan

tersebut.8

Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang, manusia juga

semakin bertambah, dan kebutuhan terus meningkat. Keadaan ini akan

menimbulkan corak baru dalam kehidupan manusia. Kemajuan yang dicapai

dalam setiap kehidupan bukan menambah ketenteraman hidup, tetapi malah

sebaliknya yaitu mengakibatkan persaingan bahkan pertentangan antara

sesama manusia. Sesungguhnya pada hakikatnya manusia merupakan

8 Abu Thalib al-Makki (386 H/996 M), Quantum Qalbu Nutrisi Untuk Hati, Terj. Ija

Suntana, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2008, Cetakan Pertama), Buku Kedua, hlm. 671-672

Page 95: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

81

makhluk sosial yang lama-kelamaan menjadi makhluk yang egois dan

mementingkan diri sendiri daripada orang lain. Ini terjadi karena pengaruh

dunia yang semakin maju dan berkembang, sehingga mereka berlomba

mencari kekayaan sebanyak mungkin. Keadaan seperti ini merupakan ciri

khas dari kehidupan alam materialistis, yaitu suatu corak kehidupan yang

hanya mementingkan materi, harta, tahta, kebendaan di atas segala-galanya,

sehingga waktu hidupnya hanya digunakan untuk mencari dan mengumpulkan

uang, makan, tidur, dan bersenang-senang.

Manusia terlalu mencintai dirinya sendiri, akibatnya timbul beberapa

keadaan seperti mencari harta benda dan kekayaan, mencintai anak istri yang

berlebihan, mencintai perhiasan dan pakaian yang indah dan megah, dan

mencintai kedudukan yang tinggi yang akhirnya membawa kecintaan yang

sangat pada dunia dan ingin hidup kekal abadi.

Masyarakat modern yang seperti ini ialah masyarakat yang cenderung

sekuler. Mereka merasa bebas dan lepas dari kontrol agama dan pandangan

dunia metafisis, ciri-cirinya yang lain ialah penghilangan nilai-nilai sakral

terhadap dunia, meletakkan hidup manusia dalam konteks kenyataan sejarah,

dan penisbian nilai-nilai.

Masyarakat modern yang memiliki sifat-sifat tersebut, ternyata

menyimpan problema hidup yang sulit dipecahkan. Rasionalisme,

sekulerisme, dan materialisme ternyata tidak menambah kebahagiaan dan

ketentraman hidupnya, akan tetapi sebaliknya menimbulkan kegelisahan

hidup ini.

Masyarakat yang demikian adalah masyarakat yang kehilangan visi

keilahian, semua ini bisa mengakibatkan timbulnya gejala gangguan

psikologis, yaitu adanya kehampaan spiritual. Kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi dirasakan tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok manusia

dalam aspek nilai-nilai transenden, satu kebutuhan vital yang hanya bisa

digali dari sumber wahyu illahi. Akibat dari itu maka tidak heran kalau akhir-

akhir ini banyak orang stres, resah, bingung, gelisah, gundah-gulana dan

Page 96: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

82

setumpuk penyakit kejiwaan yang lainnya, akibat tidak mempunyai pegangan

dalam hidup ini.9

Dalam kaitannya dengan problema masyarakat modern, maka secara

praktis tasawuf mempunyai potensi besar karena mampu menawarkan

pembebasan spiritual, ia mengajak manusia mengenal dirinya sendiri, dan

akhirnya mengenal Tuhannya. Tasawuf memberikan jawaban-jawaban yang

terhadap kebutuhan spiritual mereka akibat pendewaan mereka terhadap

selain Tuhan, seperti materi dan sebagainya.

Dalam tasawuf dikenal zuhud sebagai satu station (maqam) untuk

menuju jenjang kehidupan tasawuf, namun di sisi lain ia merupakan moral

Islam. Dalam posisi ini ia tidak berarti suatu tindakan pelarian dari kehidupan

dunia nyata ini, akan tetapi ia adalah suatu usaha mempersenjatai diri dengan

nilai-nilai rohaniah yang baru yang akan menegakkannya saat menghadapi

problema hidup dan kehidupan yang serba materialistik, dan berusaha

merealisasikan keseimbangan jiwanya sehingga timbul kemampuan

menghadapinya dengan sikap jantan. Kehidupan ini hanyalah sekedar sarana,

bukan tujuan. Seorang zahid mengambil dunia atau materi secukupnya, tidak

terjerat cinta padanya.

Kehidupan seperti yang sekarang ini sering menampilkan sifat-sifat

yang kurang dan tidak tepuji, terutama dalam menghadapi materi yang

gemerlap ini. Antara lain sifat tamak, yaitu sifat keinginan yang berlebih-

lebihan terhadap materi.

Memang diakui bahwa manusia dalam kehidupannya selalu

berkompetisi dengan hawa nafsunya yang selalu ingin menguasainya. Agar

posisi seseorang dapat terbalik, yakni hawa nafsunya dikuasai oleh akal yang

telah mendapatkan bimbingan wahyu, dalam dunia tasawuf diajarkan berbagai

cara, seperti riyadah (latihan) dan mujahadah (bersungguh-sungguh) dalam

9 Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, Zuhud Di Abad Modern (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2004, Cetakan Ketiga), hlm. 177-178

Page 97: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

83

melawan hawa nafsunya tadi. Dengan jalan ini diharapkan seseorang

mendapatkan jalan yang diridai oleh Allah SWT.10

Zuhud melahirkan sikap menahan diri dan memanfaatkan harta untuk

kepentingan produktif. Zuhud mendorong untuk mengubah harta bukan saja

aset ilahiyah yang mempunyai nilai ekonomis, tetapi juga sebagai aset sosial

dan mempunyai tanggung jawab pengawasan aktif terhadap pemanfaatan

harta dalam masyarakat.11 Dengan demikian zuhud dapat dijadikan benteng

untuk membangun diri dari dalam diri sendiri, terutama dalam menghadapi

gemerlapnya materi.12

Sedangkan menurut agama Hindu, dalam era globalisasi yang sangat

deras ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus

informasi yang canggih saat ini seperti melepaskan manusia dari kungkungan

etnis, bangsa dan negara. Dengan teknologi dan komunikasi yang sangat

canggih, kini nampaknya tidak ada batas-batas budaya antara kelompok-

kelompok masyarakat manusia di dunia ini.

Dalam kesibukan sehari-hari manusia sering lupa untuk merenungkan

jati diri dan misi kehidupan kita. Setiap orang dilahirkan sebagai manusia

dibelenggu oleh enam hal, yakni: Janma-mrityu-jara-vyadhi-duhkha-dosa

(Bhagavadgita XIII.9) berupa: kelahiran, kematian, umur, penyakit,

penderitaan dan dosa-dosa. Setiap makhluk yang lahir dan hidup pasti

mengalami kematian, setiap yang hidup dapat meniti kehidupan berumur

panjang atau pendek, dan setiap yang berumur panjang senantiasa mengalami

penyakit, di samping memperoleh kesukaan atau kesenangan juga kesedihan.

Keenam hal tersebut dinyatakan sebagai bayangan (anudarsana) yang

membelenggu kehidupan.13

Di samping dibelenggu oleh enam hal tersebut di atas, manusia

menghadapi tantangan baik internal maupun eksternal. Tantangan internal

10 Ibid., hlm. 179-181 11 Jalaluddin Rahmat, Islam Alternatif (Bandung: Mizan, 1986), hlm. 100 12 Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, op.cit., hlm. 182 13 Proyek Peningkatan Pengkajian Kerukunan Hidup Umat Beragama, Dr. Muhaimin AG

(ed.), op.cit., hlm. 32-33

Page 98: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

84

tersebut meliputi berbagai keinginan, harapan atau cita-cita yang

diperjuangkan dalam hidupnya. Tantangan dapat merupakan motivasi menuju

ke arah kehidupan yang lebih baik, lebih berdaya guna, atau sebaliknya dapat

menjerumuskan manusia ke dalam jurang penderitaan.14

Di dunia Barat ada beberapa alasan yang melatarbelakangi hal

tersebut. Faktor utama adalah kehidupan di Barat yang serba cepat dan

menekan. Kondisi seperti ini membuat manusia cepat lelah, baik secara fisik

maupun mental. Dan di sini yoga berhasil menawarkan dua macam kelegaan

itu sekaligus.

Faktor lain adalah kekecewaan terhadap materialisme. Di dunia Barat

kelimpahan secara materi merupakan sesuatu yang sudah biasa. Mereka

mudah mendapatkan segala macam materi yang mereka inginkan. Semua ini

ternyata tidak memberikan kepuasan bagi mereka. Mereka membutuhkan hal-

hal lain yang non-material. Mereka menginginkan kepuasan psikologis,

mental dan kerohanian. Semua ini juga ditawarkan oleh yoga.

Di antara carut marut kehidupan, manusia sangat membutuhkan

ketenangan jiwa. Rasa lelah setelah berhadapan dengan masalah pekerjaan,

keluarga, atau sekitarnya, menuntut manusia untuk sejenak mengistirahatkan

tubuh dan pikirannya. Meditasi di dalam yoga adalah salah satu cara agar

manusia dapat memperoleh ketenangan yang diharapkan.

Tugas hidup sehari-hari dan berbagai kesibukan lainnya, pikiran

terarah untuk hal-hal yang bersifat rutin, kita sepertinya tidak sempat

merenungkan diri kita untuk apa kita menjelma sebagai manusia, kenapa kita

menderita, mengapa harus bersedih, stress, frustasi dan sebagainya, bukankah

segala sesuatunya tergantung pada karma di masa yang lalu dan usaha kita

kini yang mengatur kita. Kewajiban kita adalah untuk menjadi pemain-

pemain drama terbaik dari Sang Sutradara, Tuhan Yang Maha Esa (Vaidika

paurusam).

Makna penjelmaan di dunia ini adalah untuk melaksanakan misi suci

di medan Dharma (dharmaksetra) untuk melaksanakan pengabdian dan

14 Ibid., hlm. 33

Page 99: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

85

kebhaktian kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengembangkan kasih sayang

yang sejati (parama prema) kepada seluruh ciptaan-Nya serta menegakkan

Dharma dalam rangka memperbaiki diri untuk kehidupan yang lebih baik,

lebih mulia dan lebih sempurna.

Permasalahan hidup dan kehidupan tidak hanya datangnya dari diri

sendiri tetapi juga datangnya dari luar diri sendiri, untuk itu umat manusia

diamanatkan untuk membina hubungan yang harmonis dengan Tuhan Yang

Maha Esa, dengan mengikuti ajaran-Nya, dengan sesama manusia dan

makhluk hidup lainnya serta dengan alam semesta, utamanya di mana bumi

dipijak, di sanalah langit dijunjung. Membina hubungan yang harmonis

terhadap tiga hal yang memberikan kedamaian dan kebahagiaan disebut

trihita karana, yakni merupakan landasan bagi umat manusia menjalin

kerjasama, berinteraksi dan berinterelasi.15

15 Ibid., hlm.39

Page 100: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melalui pembahasan yang sedemikian rupa tentang konsep

asketisme dalam pandangan Islam dan Hindu, maka sampailah pada

kesimpulan atau jawaban yang merupakan hasil dari pokok permasalahan di

antaranya:

1. Arti asketisme sendiri adalah ajaran tentang pentingnya latihan-latihan

rohani dengan cara mengendalikan tubuh dan jiwa, sehingga tercapai

kebajikan-kebajikan rohani. Sedangkan asketisme dalam Islam dikenal

dengan nama zuhud yang artinya sikap hidup rohani yang memiliki

pandangan khusus terhadap duniawi yang bertujuan untuk berpaling dari

sesuatu dalam membebaskan diri dari ketergantungan duniawi. Para

zahid (orang yang menjalani hidup zuhud) tetap menjalani hidup

duniawi, seperti bekerja dan berusaha, namun hatinya tidak terbelenggu

oleh kenikmatan duniawi yang diraihnya. Kehidupan duniawi tidak

menyebabkan seseorang mengingkari Tuhannya. Kehidupan zuhud

dalam Islam tidak mengharuskan seseorang meninggalkan duniawi atau

hidup dalam kemiskinan. Akan tetapi dunia dan materi itu dimiliki

dengan sikap tertentu, yakni semuanya dijadikan sarana beribadah

kepada Allah Swt. Sedangkan asketisme dalam Hindu dikenal dengan

ajaran yoga. Yoga bermakna sistem filsafat Hindu yang bertujuan

mengheningkan pikiran, bertafakur dan menguasai diri. Sebenarnya

ajaran ini merupakan suatu sistem latihan dengan penuh kesungguhan

untuk membersihkan, mempertinggi dan memperdalam nilai-nilai

kerohanian dalam mendekatkan diri dengan Tuhan (Brahman), sehingga

cara itu segala konsentrasi selalu tertuju kepada-Nya. Jadi yoga

sebenarnya adalah sebuah sistem untuk menyadarkan dan mengantarkan

manusia ke arah mutu pengembangan dari kesehatan lahir dan batin

untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

86

Page 101: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

87

2. Asketisme relevan untuk kehidupan beragama di dunia pada masa kini

yang sedang menghadapi modernisme dan materialisme. Di tengah-

tengah negeri dengan pola keberagamaan yang menekankan ritualistik

dan humanistik lebih daripada teologi menjadikan asketisme lebih

relevan dan perlu diterapkan. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan

problema masyarakat modern sekarang ini, maka agama Islam

menawarkan jalan spiritual melalui zuhud. Sikap ini menekankan

manusia untuk melepaskan diri atau mengosongkan hati dari pengaruh

duniawi yang dapat membuat orang lupa kepada Tuhan. Sehingga orang

yang menjalankan zuhud hidupnya akan terasa tenang karena di dalam

hatinya selalu dekat dengan Tuhan. Engkau tidak akan banyak mengeluh

dan risau karena kehilangan dan kekurangan harta. Zuhud terhadap dunia

dapat membawa dirimu lebih santai, lebih tenteram, dan lebih beriman

kepada Allah. Oleh karena itu agama Hindu juga menganjurkan umatnya

untuk menjalankan yoga. Di antara carut marut kehidupan ini, manusia

sangat membutuhkan ketenangan jiwa untuk bisa mendekatkan diri

kepada-Nya. Rasa lelah setelah berhadapan dengan masalah pekerjaan,

keluarga, atau lingkungan sekitarnya, menuntut manusia untuk sejenak

mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Meditasi di dalam yoga adalah

salah satu cara agar manusia dapat memperoleh ketenangan yang

diharapkan. Yoga akan memberikan kekuatan iman dan kesejahteraan

hidup, sehingga manusia akan dapat meningkatkan disiplin hidup baik

mental, pikiran, badan dan jiwa. Yang berusaha mencapai kebebasan

yang suci murni dari Tuhan dan dapat membebaskan diri dari ikatan

duniawi untuk menuju kepada-Nya.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan di atas tentang konsep asketisme dalam

pandangan Islam dan Hindu, maka penulis mempunyai gagasan yang berupa

saran-saran sebagai berikut:

Page 102: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

88

1. Penulis hanya ingin mengatakan bahwa dunia ini memang menggiurkan

mata kita, banyak hal yang bisa menjerumuskan kita ke dalam kotoran

duniawi ini. Banyak-banyaklah mendekatkan diri kepada Tuhan,

tingkatkanlah Iman, Islam dan Ikhsan kita. Jangan biarkan diri kita

terpeleset hanya karena masalah keduniawian. Praktekkanlah hidup

zuhud!. Maka kehidupan kita pasti akan lebih baik lagi. Insyaallah.

2. Yang kedua penulis ingin mengatakan kepada pembaca dan khususnya

kepada diri penulis sendiri, marilah kita mencari apa yang telah

dianugerahkan Allah kebahagiaan negeri akhirat, tetapi janganlah

melupakan bagian dari duniawi, yakni kita harus menyiasati agar dunia

dan materi itu menjadi bernilai akhirat, semuanya dijadikan sarana

beribadah kepada Allah SWT. Karena seorang muslim yang hidup di

dunia ini membawa amanah, yakni membawa fungsi kekhalifahan, yang

berarti sebagai pengganti Tuhan, pengelola, pemakmur, dan yang

meramaikan dunia ini. Sifat-sifat tersebut merupakan sikap batin dalam

menyikapi keadaan masing-masing individu. Setiap manusia diwajibkan

berikhtiar untuk menjadikan dirinya lebih baik dari keadaannya yang

sekarang.

3. Dan yang terakhir, penulis mengingatkan kepada mahasiswa jurusan

Perbandingan Agama agar tertarik untuk mengkaji agama lain, maka dari

itu hendaklah membekali diri kita dengan iman dan takwa.

Sesungguhnya masyarakat kita sangat beraneka ragam, oleh karena itu

saling hormat-menghormati dan hidup bertoleransi adalah kunci agar

hidup kita di dunia ini terasa nyaman dan damai.

C. Penutup

Alhamdulillahirobbil alamin, dengan mengucapkan rasa syukur yang se

dalam-dalamnya kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik, dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari akan kekurangan dan ketidaksempurnaan dari

penyusunan skripsi ini. Apabila masih banyak kekurangan maka kelemahan

Page 103: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

89

tersebut semata-mata karena keterbatasan dari sang penulis. Oleh karena itu

masukan dan himbauan dari pembaca sekalian sangat penulis harapkan.

Semoga penulis dapat mengambil pelajaran untuk lebih meningkatkan

diri di masa sekarang dan di masa yang akan datang demi mencapai sebuah

kebenaran dan penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat

khususnya pada diri penulis sendiri dan umumnya kepada pembaca sekalian.

Tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada kedua orang

tuaku yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun materiil dan doa

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Akhirnya hanya kepada Allah Swt penulis dapat berserah diri dengan

harapan mudah-mudahan akan mendapatkan hidayah dan taufik-Nya. Amin3X

Ya Rabbal alamin…..

Page 104: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Diponegoro Al-Hikmah Bandung, 2007.

Al-Wahab, ‘Abd Al-Sya’rani, 99 Akhlak Sufi Meniti Jalan Surga Bersama Orang-Orang Suci, Penerbit Al-Bayan, Bandung, 2004.

Abdul Manaf, Mudjahid, Sejarah Agama-Agama, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1996.

Ali, Abdullah, Agama Dalam Ilmu Perbandingan, Nuansa Aulia, Bandung, 2007.

Al-Haddad, Sayyid Abdullah, Jalan Para Nabi Menuju Surga, Terj. Drs. Ahmad Nashirin, Penerbit Hikmah, Jakarta Selatan, 2003.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Yogyakarta, 1996.

________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Yogyakarta, 1998.

Azwar, Saifuddin, Metodologi Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998.

Dagun, M. Save, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN), Jakarta, 2006.

Dass, Ram (Dr. Richard Alpart), Ngakan Made Madrasuta (ed.), Jalan Menuju Tuhan Melaksanakan Gita Dalam Hidup Sehari-Hari, Terj. Sang Ayu Putu Renny, Putu Edy, Media Hindu, Jakarta, 2007.

Dhavamony, Mariasusai, Fenomenologi Agama, Terj. Kelompok Studi Agama “Driyarkara” Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2001.

Effendi, Irmansyah, Kesadaran Jiwa Tekhnik Efektif Untuk Mencapai Kesadaran Yang Lebih Tinggi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.

Effendy, Mochtar, “asceticisme”, Ensiklopedi Agama dan Filsafat, Universitas Sriwijaya, 2000.

Frager, Robert (Syekh Ragib al-Jerahi), Hati, Diri, & Jiwa Psikologi Sufi untuk transformasi, Terj. Hasmiyah Rauf, PT Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2003.

Glasse, Cyril, “Asketisme” Ensiklopedi Islam, PT RajaGrafindo, Jakarta, 2002.

90

Page 105: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

91

Hadikusumo, Hilman, Antropologi Agama, Bagian I, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997.

________, Antropologi Agama, Bagian I, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993.

Hadits Riwayat Ibnu Majah , Sunan Ibn Majah (207-275 H).

Hadiwijono, Harun, Sari Filsafat India, Gunung Mulia, Jakarta, 1998.

Hanif Anwari, Moh. Nur Khalik Ridwan (ed.), Teologi Negatif Abu Nuwas Hasan Ibn Hani, LKiS, Yogyakarta, 2005.

Manaf, Abdul, Sejarah Agama-Agama, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994.

Mantra, Ida Bagus, Bhagavadgita, Parisada Hindu Darma Pusat, Denpasar, 1989.

Masrur, Abdullah dkk, Waliyullah Dan Karomahnya, Cv Bintang Pelajar, Gresik, t.th.

Maswinara, I Wayan, Bhagawat Gita, Dalam Bahasa Inggris dan Indonesia, Surabaya, Penerbit Paramita, 1997.

Muhammad, Hasyim, Ke-Zuhud-an Isa Al-Masih Dalam Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq Karya Abdullah Ibn Mubarak dan al-Zuhd Karya Ahmad Ibn Hambal, IAIN Walisongo Semarang, 2009.

Ngurah, I Gusti Md., Buku Pendidikan Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi, Penerbit Paramita, Surabaya, 1998.

O’collins, Gerald, SJ dan Edward G. Farrugia, SJ, Kamus Teologi, Kanisius, Yogyakarta, 1996.

Patel, Kirit dan Vijay C. Amin, Karma Yoga Manfaat Pelayanan Tanpa Pamrih Ajaran Bhagavan Sri Satya Sai Baba, Paramita, Surabaya, 2000.

Pendit, S. Nyoman, Bhagavadgita, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.

Poedjawijatna, R. Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2005.

Rahmat, Jalalludin, Kamus Filsafat, 1995.

Rasjidi, M. Empat Kuliah Agama Islam Pada Perguruan Tinggi, Bulan Bintang, Jakarta, 1974.

Salahudin, Asep, Ziarah Sufistik Wacana Spiritualitas Kaum Santri, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001.

Page 106: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

92

Sami’an, Meditasi Dalam Perspektif Yoga, Skripsi, Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang, 2004.

Sani, Rachman, Yoga Untuk Kesehatan, Dahara Prize, Semarang, 2006.

Schimmel, Annemarie, Dimensi Mistik Dalam Islam, Pustaka Tirdaus, Jakarta, 1986.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1982.

Smith, Huston, Agama-Agama Manusia, Terj. Saafroedin Bahar, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2001.

Soegoro, R, Meditasi Triloka Jalan Menuju Tuhan, Elekmedia Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta, 2002.

Sofwan, Ridin, Menguak Seluk Beluk Aliran Kebatinan (Kepercayaaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa), CV. Aneka Ilmu bekerjasama dengan IAIN Walisongo Press, Semarang, 1999.

Solihin, M. dan Drs. Rosihon Anwar, Kamus Tasawuf, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002.

Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, Rajawali Perss, Jakarta, 1996.

Sumantoro, Totok dan Munir, Samsul Amin, Kamus Ilmu Tasawuf , Penerbit Amzah, Tdk ada kota, 2005.

Sura, I Gede, Pengendalian Diri dan Etika Dalam Ajaran Hindu, Hanoman Sakti, Denpasar, 2001.

Su’aib, Joesoep, Agama-Agama Besar di Dunia, Al-Husna Zikra, Jakarta, 1996. Syukur, M. Amin, Zuhud Di Abad Modern, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004.

________, Menggugat Tasawuf, Sufisme dan Tanggung Jawab Sosial Abad 21, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999.

________, Tasawuf Kontekstual Solusi Problem Manusia Modern, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003.

Tebba, Sudirman, Meditasi Sufistik, Pustaka irVan, Jakarta, 2007.

Thohari, Hamim, Cara Baru Memandang Dunia, Pustaka Inti, Jakarta, 2003.

Titib, I Made, Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan, Paramita, Surabaya, 1998.

Page 107: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

93

Vimalananda, Swami, Mahanarayana Upanisad, Terj. I Wayan Maswinara, Paramita, Surabaya, 1997.

Zaehner, R.C. Mistisisme Hindu Muslim, Terj. Suhadi, LKiS, Yogyakarta, 2004.

“Yoga” Ensiklopedi Umum, Kanisius, Yogyakarta, 1991.

http://id.wikipedia.org/wiki/Yoga.

http://staipi-tafsirhadist.blogspot.com/2010/04/tokoh-sufi-abad-pertama_20.html ditulis oleh Alumnus Sekolah Tinggi Agama Islam Persis (STAIP).

http://translate.google.com/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://science.jrank.org/pages/7504/Asceticism-Hindu-Buddhist-Asceticism.html.

http://www.alazharpeduli.com/index.php?menu=berita&judul=is-not-enough-the-world.

http://www.flobamor.com/forum/bina-rohani/38903-mengenal-yoga.html.

http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=322&Itemid=93.

http://www.sarapanpagi.org/perbandingan-agama-vt2431.html.

http://www.scumdoctor.com/Indonesian/alternative-medicine/yoga/History-Of-yoga.html.

http://www.tiranus.net/2007/asketisme.php (ditulis oleh Edi Surant Ginting, M.Th judul: Berkenalan Dengan Asketisme Teologi Penyangkalan Diri).

http://www.yogavoiceofbali.com/semua-untuk-yoga.asp.

http://www.yogavoiceofbali.com/yoga-filsafat.asp.

Page 108: AKTIVITAS KEAGAMAAN DI VIHARA - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/121/jtptiain-gdl... · Artinya: “Dan adapun orang-orang ... terimakasih banyak iringan doa dan restumu

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Profil

Nama : Nanang Dwijayanto Tempat, tanggal lahir : Temanggung, 15 Juni 1986 Agama : Islam Jenis kelamin : Pria Status : Belum Kawin Warganegara : Indonesia

Alamat Rumah : Dusun Dukuh, Desa Mergowati, RT 02/RW II, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung.

Phone/ HP : 0821 330 330 13 E-mail : [email protected]

Pendidikan Formal : - SD Negeri I Mergowati Kedu Temanggung (Lulus 1999) - MTs Negeri Model Parakan Temanggung (Lulus 2002) - SMU Muhammadiyah I Temanggung (Lulus 2005) - S1 Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2005 - sekarang

Pengalaman Organisasi : - Pengurus BEM Jurusan Perbandingan Agama Tahun 2006-2009 - Pengurus Radio RGM one FM Walisongo Tahun 2006-2009 - Pengurus UKM Musik Fakultas Ushuludin Walisongo Tahun 2006-2009 - Pengurus UKM Teater Metafisis Fakultas Ushuludin Tahun 2006-2009 Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Semarang, 02 Desember 2010

Nanang Dwijayanto NIM. 054311039