jurnal teknik pomits vol. 1, no. 2, (2013) issn: 2301-9271...

6
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 1 Getaran sangat banyak terjadi pada mesin-mesin atau peralatan yang bergerak. Sayangnya getaran yang terjadi selalu membawa kerugian bagi mesin-mesin tersebut. Yang pada akhirnya membuat perusahaan pemilik mesin akan mengalami kerugian secara finansial. Bahkan tak jarang kerugian moril juga terjadi. Mesin bensin 2 silinder 650 cc dengan sudut engkol 180º adalah mesin bensin 4 langkah yang memiliki 2 silinder piston untuk melakukan pembakaran. Pembakaran yang terjadi di dalam piston akan menimbulkan gaya eksitasi mesin. Selanjutnya gaya tersebut akan ditransmisikan pada rangkaian connectingrod dan crankshaft. Gaya ini akan menimbulkan getaran pada mount mesin dan kemudian dianalisa menggunakan software Matlab. Analisa dilakukan dengan melaukan variasi pada panjang connectingrod dan putaran mesin. Dari Penelitian ini didapat respon getaran (bouncing dan pithcing) dari mesin bensin 2 silinder 650 cc dengan sudut engkol 180º berupa displacement, velocity dan acceleracy yang disebabkan oleh variasi panjang connecting rod dan perubahan putaran mesin. Didapatkan bahwa putaran mesin berpengaruh terhadap besar getaran mesin yang terjadi. Pengaruh panjang connectingrod dapat diabaikan. Kata kunci : Getaran, dinamika mekanisme, mesin bensin, motor pembakaran dalam, mesin bensin 4 langkah I. PENDAHULUAN Di dunia ini banyak sekali getaran yang terjadi. Sebagai contoh getaran sering terjadi pada kendaraan, permesinan industri, struktur bangunan, dan alat alat elektronik. Getaran-getaran tersebut selalu membawa efek yang tidak menguntungkan bagi alat maupun manusia yang mengoperasikannya. Misalnya getaran yang terjadi pada bantalan sebuah mesin industri, jika getaran tersebut tidak diatasi maka lama kelamaan akan membuat bantalan aus dan pada akhirnya akan menambah biaya untuk maintenance alat dan mengurangi keuntungan industri karena proses industri terhenti. Jika mesin kendaraan yang mengalami keausan maka tidak hilang kemungkinan akan menyebabkan kecelakaan yang merenggut nyawa manusia. Getaran-getaran tersebut dapat berasal dari apa saja. Misalnya berasal dari roda gigi yang berputar dengan rpm yang tinggi, atau juga berasal dari gerakan piston yang cepat ketika melakukan pembakaran. Piston tersebut mendapatkan tekanan dari gas pada saat membakar bahan bakar motor. Tekanan tersebut akhirnya menyebabkan getaran pada komponen berikutnya dan diteruskan pada bantalan. Jika hal ini tidak diantisipasi maka lama- lama bantalan akan mengalami keausan. Pada mesin bensin 2 silinder 650 cc juga terjadi hal serupa di atas. Mesin ini memiliki slider crank sistem. Yang terdiri dari connecting rod dan crank shaft. Pada saat melakukan pembakaran, piston akan bergerak naik turun dan menggerakkan connecting rod. Selanjutnya connecting rod akan meneruskan gaya dari piston tersebut pada crank shaft. Crank shaft akan bergerak memutar terhadap bantalan. Pada bantalan inilah nantinya akan muncul getaran yang dapat memperpendek umur bantalan. Jika connecting rod atau crank shaft dirubah panjangnya misalnya connecting rod diperpanjang maka respon getaran yang diterima bantalan akan berubah. Untuk meminimalisir getaran yang terjadi maka dilakukan pengamatan ini. Pengamatan dilakukan menggunakan program simulink yang terdapat pada MATLAB (Matrix Laboratory). Menggunakan program generasi keempat dari bahasa pemrograman ini akan diketahui respon getaran pada bantalan akibat dari tekanan ruang bakar dan juga perbedaan respon jika connecting rod diperpanjang. II. METODOLOGI Dalam analisa ini dilakukan dengan membuat model matematis dari mesin bensin 650 cc dengan memberikan gaya eksitasi berupa impuls dan periodic. Dalam pengerjaannya, variasi yang dilakukan adalah perubahan besar putaran mesin dari 1000 rpm, 3000 rpm hingga 5000 rpm. Dan perubahan panjang connectingrod dari 0,1156 m, 0,1256 m dan 0,1356 m. III. PEMODELAN MATEMATIS A. Perhitungan Awal Gambar 1. Grafik Hubungan Tekana dengan Crack Angle Untuk mendapatkan besar gaya yang bekerja di dalam silinder, maka diperlukan grafik tekanan seperti dibawah ini. Dari grafik tersebut didapatkan hubungan tekanan dengan sudut crank, kemudian dapat dicari besar Pemodelan dan Analisa Getaran Mesin Bensin 2 Silinder 650 cc Segaris dengan Sudut Engkol 180º untuk Rubber Mount Mela Agus Christianti dan Harus Laksana Guntur Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected]

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271

    1

    Getaran sangat banyak terjadi pada mesin-mesin atau

    peralatan yang bergerak. Sayangnya getaran yang terjadi

    selalu membawa kerugian bagi mesin-mesin tersebut. Yang

    pada akhirnya membuat perusahaan pemilik mesin akan

    mengalami kerugian secara finansial. Bahkan tak jarang

    kerugian moril juga terjadi.

    Mesin bensin 2 silinder 650 cc dengan sudut engkol 180º

    adalah mesin bensin 4 langkah yang memiliki 2 silinder piston

    untuk melakukan pembakaran. Pembakaran yang terjadi di

    dalam piston akan menimbulkan gaya eksitasi mesin.

    Selanjutnya gaya tersebut akan ditransmisikan pada

    rangkaian connectingrod dan crankshaft. Gaya ini akan

    menimbulkan getaran pada mount mesin dan kemudian

    dianalisa menggunakan software Matlab. Analisa dilakukan

    dengan melaukan variasi pada panjang connectingrod dan

    putaran mesin.

    Dari Penelitian ini didapat respon getaran (bouncing

    dan pithcing) dari mesin bensin 2 silinder 650 cc dengan sudut

    engkol 180º berupa displacement, velocity dan acceleracy yang

    disebabkan oleh variasi panjang connecting rod dan

    perubahan putaran mesin. Didapatkan bahwa putaran mesin

    berpengaruh terhadap besar getaran mesin yang terjadi.

    Pengaruh panjang connectingrod dapat diabaikan.

    Kata kunci : Getaran, dinamika mekanisme, mesin bensin,

    motor pembakaran dalam, mesin bensin 4 langkah

    I. PENDAHULUAN

    Di dunia ini banyak sekali getaran yang terjadi.

    Sebagai contoh getaran sering terjadi pada kendaraan,

    permesinan industri, struktur bangunan, dan alat – alat

    elektronik. Getaran-getaran tersebut selalu membawa efek

    yang tidak menguntungkan bagi alat maupun manusia yang

    mengoperasikannya. Misalnya getaran yang terjadi pada

    bantalan sebuah mesin industri, jika getaran tersebut tidak

    diatasi maka lama kelamaan akan membuat bantalan aus dan

    pada akhirnya akan menambah biaya untuk maintenance alat

    dan mengurangi keuntungan industri karena proses industri

    terhenti. Jika mesin kendaraan yang mengalami keausan

    maka tidak hilang kemungkinan akan menyebabkan

    kecelakaan yang merenggut nyawa manusia. Getaran-getaran tersebut dapat berasal dari apa saja.

    Misalnya berasal dari roda gigi yang berputar dengan rpm

    yang tinggi, atau juga berasal dari gerakan piston yang cepat

    ketika melakukan pembakaran. Piston tersebut mendapatkan

    tekanan dari gas pada saat membakar bahan bakar motor.

    Tekanan tersebut akhirnya menyebabkan getaran pada

    komponen berikutnya dan diteruskan pada bantalan. Jika hal

    ini tidak diantisipasi maka lama- lama bantalan akan

    mengalami keausan.

    Pada mesin bensin 2 silinder 650 cc juga terjadi hal

    serupa di atas. Mesin ini memiliki slider crank sistem. Yang

    terdiri dari connecting rod dan crank shaft. Pada saat

    melakukan pembakaran, piston akan bergerak naik turun

    dan menggerakkan connecting rod. Selanjutnya connecting

    rod akan meneruskan gaya dari piston tersebut pada crank shaft. Crank shaft akan bergerak memutar terhadap bantalan.

    Pada bantalan inilah nantinya akan muncul getaran yang

    dapat memperpendek umur bantalan. Jika connecting rod

    atau crank shaft dirubah panjangnya misalnya connecting

    rod diperpanjang maka respon getaran yang diterima

    bantalan akan berubah.

    Untuk meminimalisir getaran yang terjadi maka

    dilakukan pengamatan ini. Pengamatan dilakukan

    menggunakan program simulink yang terdapat pada

    MATLAB (Matrix Laboratory). Menggunakan program

    generasi keempat dari bahasa pemrograman ini akan

    diketahui respon getaran pada bantalan akibat dari tekanan

    ruang bakar dan juga perbedaan respon jika connecting rod

    diperpanjang.

    II. METODOLOGI

    Dalam analisa ini dilakukan dengan membuat model

    matematis dari mesin bensin 650 cc dengan memberikan

    gaya eksitasi berupa impuls dan periodic. Dalam

    pengerjaannya, variasi yang dilakukan adalah perubahan

    besar putaran mesin dari 1000 rpm, 3000 rpm hingga 5000

    rpm. Dan perubahan panjang connectingrod dari 0,1156 m,

    0,1256 m dan 0,1356 m.

    III. PEMODELAN MATEMATIS

    A. Perhitungan Awal

    Gambar 1. Grafik Hubungan Tekana dengan Crack Angle

    Untuk mendapatkan besar gaya yang bekerja di

    dalam silinder, maka diperlukan grafik tekanan seperti

    dibawah ini. Dari grafik tersebut didapatkan hubungan

    tekanan dengan sudut crank, kemudian dapat dicari besar

    Pemodelan dan Analisa Getaran Mesin Bensin 2

    Silinder 650 cc Segaris dengan Sudut Engkol

    180º untuk Rubber Mount Mela Agus Christianti dan Harus Laksana Guntur

    Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

    e-mail: [email protected]

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271

    2

    gayanya. Dari proses di atas diketahui bahwa tekanan

    terbesar terjadi pada sudut crank sebesar 743,75º. Sehingga

    sudut tersebut dijadikan sudut 0º karena menyesuaikan

    dengan jumlah putaran crank yang menempuh 720º dalam 1

    siklus beroperasi. Kemudian dari besar tekanan yang sudah

    didapatkan maka dapat ditentukan besar gaya menggunakan

    persamaan berikut ini:

    A . PF (1)

    Dimana F adalah gaya, P adalah tekanan dalam

    silinder dan A adalah luas permukaan silinder. Dan

    berdasarkan persamaan 2.28, maka untuk mendapatkan

    besar waktu ( t ) pada tiap sudut crank adalah:

    ω

    θt (2)

    Dimana θ merupakan sudut crank yang sudah dikonversi dengan menjadikan sudut 743,75º sebagai acuan

    0º.

    Sehingga dengan besar sudut crank ( θ ) tertentu di waktu ( t ) tertentu akan didapatkan besar gaya ( F ) tertentu

    juga.

    Untuk mengetahui perbedaan sudut fase dari silinder

    1 dengan silinder 2 adalah dengan cara mencari selisih sudut

    ketika silinder 1 melakukan langkah yang sama dengan

    silinder 2. Pada penelitian ini sudut fase dari mesin dengan

    sudut engkol 180º adalah 540º.

    Lg

    Ld

    Cgd

    Ls

    A

    B

    C

    y

    x

    θ

    β

    ω 1

    Gambar 2. Mekanisme Slider Crank

    Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa Ls

    merupakan panjang crankshaft, Ld merupakan panjang

    connectingrod, dan Lg merupakan panjang sambungan

    crankshaft dengan connectingrod terhadap titik berat connectingrod (Cgd). ω merupakan besar putaran mesin dan

    θ adalah besar sudut crank yang sudah dikonversi. Dengan adanya penyesuaian gambar tersebut maka perhitungan gaya

    ke arah y sesuai dengan urutan berikut ini:

    Menentukan percepatan crankshaft:

    dt

    dωα s

    s

    (3)

    Menentukan besar nilai β:

    2

    1

    L

    θsin Lβsin

    (4)

    2

    11

    L

    θsin Lsinβ

    (5)

    Menentukan percepatan connectingrod:

    2

    d

    22

    s2

    d

    23

    s

    2

    s

    2

    d

    22

    s

    d

    2

    sss

    d

    L

    θsin L1L

    θsin θcos L ω

    L

    θsin L1L

    θsin ωθ cos αLα

    (6)

    Menentukan percepatan linier pusat massa connecting rod dalam arah y :

    2

    d

    22

    s2

    d

    2

    sgs2

    ssssyr

    L

    θsin L12L

    sin2θ LLαcosθωLsinθαLa

    2cos2θLLω

    L

    θsin L 22L

    1 2sg

    2

    s

    2

    d

    22

    s2

    d

    2

    d

    22

    s2

    d

    22

    s

    2

    d

    22

    s

    L

    θsin L1L 2

    2θsin L

    L

    θsin L1 (7)

    Menentukan percepatan linier pusat massa connecting rod dalam arah x :

    d

    ssg2

    ssssr xL

    cosθαLLsinθωLcosθαLa

    d

    ssg

    L

    sinθωLL (8)

    Menentukan gaya yang bekerja pada crank

    pin:

    FaMFyrdy a

    (9)

    cosβ

    sinβ LL FLFα I

    L

    1F

    gdgadxx

    d

    xa

    y

    gdxrd

    LLa M (10)

    Menentukan gaya total yang bekerja di

    tumpuan ke arah y:

    sinθ Fcosθ FFxayay

    (11)

    a b

    Ll Lr

    F1(t)

    F2(t)

    Kl Cl Kr Cr

    y

    Joθ

    Cge

    K C

    F1(t)

    Cge

    Gambar 3. Free Body Diagram Mesin Bensin

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271

    3

    0F (12)

    1rlrlFyy Ky K y Cy C y Me 0Fy

    2 (13)

    vy (14)

    K Ky CC y FyFyMe

    1v

    rlrl21

    0Cg M(cw)

    e (15)

    θ L Kθ L Kθ L Cθ L Cθ Jorrllrrll

    0b Fya Fy21

    (17)

    ωθ (18)

    rrll21

    L CL Cθ -b Fy-a FyJo

    rrll

    L KL K θ- (19)

    Persamaan – persamaan di atas akan diselesaikan

    menggunakan metode state space. Metode ini menggunakan

    persamaan seperti di bawah ini

    Jo

    LKmLKm0

    0

    0

    0

    0Me

    CmCm1

    0

    0Me

    KmKm0

    ω

    θ

    v

    y

    rrll

    rlrl

    2

    1

    rrll

    Fy

    Fy

    Jo

    b0

    Me

    10

    Jo

    a0

    Me

    10

    ω

    θ

    v

    y

    Jo

    LCmLCm1

    0

    0

    (20)

    Untuk menentukan nilai C (konstanta redaman)

    maka diperlukan nilai k (konstanta pegas). Sesuai dengan

    kajian pustaka, tumpuan dengan rubber mount memiliki

    nilai K sebesar 160000 Ns. Karena sistem gerak mesin

    memiliki 2 dof maka nilai ω dapat dicari dengan cara

    menyelesaikan persamaan berikut ini:

    2

    rr

    2

    ll

    2

    rrll

    rrllrl

    2

    .LK.LKω . Jo.LK.LK

    .LK.LKK Kω Me-ω (21)

    Dengan menentukan nilai damping ratio ( ξ )

    sebesar 0,5 maka:

    Cc

    C ξ (22)

    Dimana .ω Me . 2Cc (23)

    Setelah membuat pemodelan matematis dari mesin

    bensin ini, maka didapatkan matrik input dan matrik ouput

    dalam bentuk variable-variabel state. Variabel inilah yang

    akan membantu dalam membuat simulasi pada Simulink

    Matlab. Hal ini dimulai dengan membuat m-file pada

    Matlab yang berisi nilai dari parameter yang digunakan,

    matrik input, matrik output dan matrik identitas. Input yang

    dimasukkan untuk perhitungan ini menggunakan input yang

    variatif sesuai dengan keadaan tiap derajat sudut dari

    crankshaft.M-file yang telah dibuat untuk pemodelan mesin

    bensin adalah sebagai berikut

    K=160000 %Kekakuan mounting (N/m)

    C=183.4368 %Damping mounting (Ns/m)

    Ll=0.091349 %jarak antara mounting kiri

    ke pusat berat (m)

    Lr=0.087046 %jarak antara mounting kanan

    ke pusat berat (m)

    Me=91 %massa engine (kg)

    Jo=0.054504849 %Inersia engine (kg.m^2)

    a=0.070074 %jarak piston satu dengan

    pusat berat (m)

    b=0.066746 %jarak piston dua dengan

    pusat berat (m)

    %Matrik state speces

    A=[0 1 0 0

    -2*Km/Me -2*Cm/Me 0 0

    0 0 0 1

    0 0 -Km*(ll- lr)/Jo -Cm*(ll- lr)/Jo]

    B=[0 0

    1/Me 1/Me

    0 0

    a/Jo -b/Jo]

    Parameter di atas akan berpasangan dengan

    pembangunan blok diagram seperti gambar 4 di bawah ini.

    Gambar 4. Blok Diagram

    Blok simin 1 berisi variasi gaya yang diterima

    mount oleh silinder 1 secara vertikal sesuai dengan waktu.

    Sedangkan simin 2 berisi variasi gaya yang diterima mount

    oleh silinder 2 yang juga berdasarkan tiap waktunya.

    Perbedaan kondisi silinder 1 dan 2 ditunjukkan pada blok

    user define. Pada user define 1 diisi dengan sin (u), dimana

    u adalah perkalian kecepatan sudut dengan waktu.

    Sedangkan pada user define 2 diisi dengan sin (u+9,42),

    dimana nilai 9,42 adalah harga radian dari perbedaan fase

    yang dialami oleh kedua silinder.

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271

    4

    IV. HASIL DAN DISKUSI

    1. Respon Getaran Mesin Terhadap Eksitasi Impuls

    Gambar 5. Respon Displacement Akibat Eksitasi Impuls

    Grafik pada gambar 5 terlihat bahwa terjadi

    perpindahan ketika mesin diberi gaya eksitasi impuls.

    Perpindahan linier terjadi sebesar 0,002 m dan kembali

    stabil pada 0,2 s. Dan perpindahan terjadi sebesar angular

    6.10-6

    radian atau 0.0003º dan kembali stabil pada 0,2 s.

    Gambar 6. Respon Velocity Akibat Eksitasi Impuls

    Grafik pada gambar 6 di atas kecepatan linier

    maksimum terjadi sebesar 0,07 m/s dan minimum sebesar –

    0,04m/s, kemudian grafik stabil pada 0,2 s dan kecepatan

    angular maksimum terjadi sebesar 4.10-4

    radian/s dan

    minimum sebesar - 4.10-4

    radian/s, kemudian grafik stabil

    pada 0,2 s.

    Gambar 7. Respon Acceleration Akibat Eksitasi Impuls

    Grafik pada gambar 7 di atas percepatan linear

    maksimum terjadi sebesar 11 m/s2 dan minimum sebesar -

    13 m/s2 yang kemudian grafik stabil pada 0,2 s. Percepatan

    angular maksimum terjadi sebesar 5.10-3

    radian/s2 dan

    minimum sebesar -5.10-3

    radian/s2 yang kemudian grafik

    stabil pada 0,2 s.

    2. Respon Getaran Mesin Terhadap Eksitasi Periodik

    Gambar8. Respon Displacement Akibat Eksitasi Periodik

    Pada gambar 8 di atas menunjukkan bahwa pada

    putaran 1000 rpm peak to peak perpindahan antara 2,5.10-5

    m dan -5.10-5

    m, juga terjadi 2 kali osilasi. Sedangkan pada

    putaran 3000 rpm peak to peak perpindahan antara -2,5.10-5

    m dan -7,5.10-5

    m, juga terjadi 4 kali osilasi. Dan pada

    putaran 5000 rpm peak to peak perpindahan antara -14.10-5

    m dan -17.10-5

    m, juga terjadi 8 kali osilasi. Sedangkakn

    grafik perpindahan angular menunjukkan bahwa pada

    putaran 1000 rpm peak to peak perpindahan antara 2.10-6

    radian (0.00012º) dan -1.10-6

    radian, juga terjadi 2 kali

    osilasi. Sedangkan pada putaran 3000 rpm peak to peak

    perpindahan antara -0,5.10-6

    radian dan -2.10-6

    radian, juga

    terjadi 4 kali osilasi. Dan pada putaran 5000 rpm peak to

    peak perpindahan antara -1,8.10-5

    m dan -5.10-5

    m, juga

    terjadi 8 kali osilasi.

    Gambar 9. Respon Velocity Akibat Eksitasi Periodik

    -20

    -15

    -10

    -5

    0

    5x 10

    -5

    Lin

    ear

    Dis

    pla

    cem

    ent

    (m)

    0 0.05 0.1 0.15 0.2Time (s)

    1000 rpm

    3000 rpm

    5000 rpm

    -6

    -5

    -4

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2x 10

    -6

    An

    gu

    lar

    Dis

    pla

    cem

    ent

    (rad

    )

    0 0.05 0.1 0.15 0.2Time (s)

    1000 rpm

    3000 rpm

    5000 rpm

    -15

    -10

    -5

    0

    5x 10

    -3

    Lin

    ear

    Vel

    ocit

    y (m

    /s)

    0 0.05 0.1 0.15 0.2Time (s)

    1000 rpm

    3000 rpm

    5000 rpm

    -6

    -4

    -2

    0

    2

    4x 10

    -5

    Ang

    ular

    Vel

    ocity

    (ra

    d/s)

    0 0.05 0.1 0.15 0.2Time (s)

    1000 rpm

    3000 rpm

    5000 rpm

    -15

    -10

    -5

    0

    5

    10

    15

    Lin

    ear

    Accele

    rati

    on

    (m

    /s2)

    0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5Time (s)

    0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5Time (s)

    -6

    -4

    -2

    0

    2

    4

    6x 10

    -3

    An

    gu

    lar

    Velo

    cit

    y (

    rad

    /s2)

    -0.04

    -0.02

    0

    0.02

    0.04

    0.06

    0.08

    Lin

    ear

    Velo

    cit

    y (

    m)

    0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5Time (s)

    0 0.2 0.4 0.6 0.8Time (s)

    -5

    0

    5x 10

    -4

    An

    gu

    lar V

    elo

    cit

    y (

    rad

    /s2)

    0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5Time (s)

    -2

    0

    2

    4

    6x 10

    -6

    Ang

    ula

    r D

    ispla

    cem

    en

    t (rad

    )

    -5

    0

    5

    10

    15

    20x 10

    -4

    Lin

    ear

    Dis

    pla

    cem

    en

    t (m

    )

    0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5Time (s)

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271

    5

    Pada gambar 9 di atas menunjukkan bahwa pada

    putaran 1000 rpm peak to peak kecepatan antara 5.10-3

    m/s

    dan -4.10-3

    m/s, juga terjadi 2 kali osilasi. Sedangkan pada

    putaran 3000 rpm peak to peak kecepatan antara 2.10-3

    m/s

    dan -7.10-3

    m/s, juga terjadi 4 kali osilasi. Dan pada putaran

    5000 rpm peak to peak kecepatan antara 2.10-3

    m/s dan -

    11.10-3

    m/s, juga terjadi 8 kali osilasi. Sedangkan pada

    grafik kecepatan angular menunjukkan bahwa pada putaran

    1000 rpm peak to peak kecepatan antara 0,1.10-5

    rad/s dan -

    3.10-5

    rad/s, juga terjadi 2 kali osilasi. Sedangkan pada

    putaran 3000 rpm peak to peak kecepatan antara 1.10-5

    rad/s

    dan -2.10-5

    rad/s, juga terjadi 4 kali osilasi. Dan pada

    putaran 5000 rpm peak to peak kecepatan antara 2.10-5

    m/s

    dan -2,5.10-5

    rad/s, juga terjadi 8 kali osilasi.

    Gambar 10. Respon Acceleration Akibat Eksitasi Periodik

    Pada gambar 10 percepatan linier di atas

    menunjukkan bahwa pada putaran 1000 rpm peak to peak

    percepatan antara 1 m/s2 dan -1,8 m/s

    2, juga terjadi 2 kali

    osilasi. Sedangkan pada putaran 3000 rpm peak to peak

    percepatan antara 1,5 m/s2 dan -2 m/s

    2, juga terjadi 4 kali

    osilasi. Dan pada putaran 5000 rpm peak to peak percepatan

    antara 2,5 m/s2 dan -1,8 m/s

    2, juga terjadi 8 kali osilasi.

    Sedangkan pada grafik percepatan angular menunjukkan

    bahwa pada putaran 1000 rpm peak to peak percepatan

    antara 0,004 rad/s2 dan -0,007 rad/s

    2, juga terjadi 2 kali

    osilasi. Sedangkan pada putaran 3000 rpm peak to peak

    percepatan antara 0,003 rad/s2 dan -0,004 rad/s

    2, juga terjadi

    4 kali osilasi. Dan pada putaran 5000 rpm peak to peak

    percepatan antara 0,006 rad/s2 dan -0,008 rad/s

    2, juga terjadi

    8 kali osilasi.

    3. Perbandingan Respon Terhadap Perubahan Panjang

    Gambar 11. Perbandingan Respon Displacement

    Gambar 12. Perbandingan Respon Velocity

    Gambar 13. Perbandingan Respon Acceleration

    Pada gambar 11, 12 dan 13 respon linier di atas,

    dapat dilihat bahwa semua grafik berimpit satu sama lain.

    Hai ini menunjukkan bahwa perbedaan panjang

    connectingrod tidak mempengaruhi respon getaran yang

    terjadi. Dapat juga disimpulkan bahwa semakin besar

    putaran mesin maka besar perpindahan akan semakin kecil

    namun besar kecepatan dan percepatan akan semakin besar.

    Sedangkan pada respon angular, dapat dilihat bahwa semua

    grafik membentuk pola yang sama. Yaitu besar respon pada

    kecepatan mesin 3000 rpm lebih kecil dari kecepatan 1000

    rpm dan 5000 rpm Namun pada respon perpindahan,

    kecepatan dan percepatan grafik berimpitan yang berarti

    bahwa pengaruh perubahan panjang connectingrod dapat

    diabaikan.

    V. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil simulasi dan analisa terhadap

    respon getar mesin bensin 2 silinder 650 cc segaris dengan

    sudut engkol 180º pada program Simulink Matlab dapat

    disimpulkan bahwa:

    Pada eksitasi impuls, grafik perpindahan, kecepatan

    dan percepatan baik karena efek bouncing maupun pithcing

    mengalami kestabilan pada 0,2 s. Pada eksitasi impuls,

    respon perpindahan linier sebesar 0,002 m, kecepatan linier

    sebesar 0,055 m/s, dan percepatan linier sebesar 12 m/s2.

    Respon perpindahan anguler sebesar 0,0003º, kecepatan

    anguler sebesar 0,0004 rad/s, dan percepatan anguler sebesar

    0,005 rad/s2. Pada eksitasi periodik besar putaran mesin

    mempengaruhi respon getaran yang terjadi pada mesin. Semakin besar putaran mesin maka semakin kecil

    perpindahan baik secara linier maupun angular. Pada

    eksitasi periodik semakin besar putaran mesin maka

    semakin besar juga kecepatan dan percepatan respon. Pada

    eksitasi periodik semakin panjang connectingrod maka

    besar perpindahan, kecepatan, dan percepatan getaran baik

    secara bouncing maupun pitching tidak terlalu terlihat

    perbedaannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh

    perubahan panjang connectingrod dapat diabaikan.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya

    kepada Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST. M.Eng, selaku

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    4

    Lin

    ear

    Acc

    eler

    atio

    n (

    m/s

    2 )

    0 0.05 0.1 0.15 0.2Time (s)

    1000 rpm

    3000 rpm

    5000 rpm

    -0.01

    -0.005

    0

    0.005

    0.01

    Ang

    ular

    Acc

    eler

    atio

    n (r

    ad/s2

    )

    0 0.05 0.1 0.15 0.2Time (s)

    1000 rpm

    3000 rpm

    5000 rpm

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271

    6

    dosen pembimbing. Dan kepada seluruh pihak yang telah

    membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan artikel

    ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] D. Dimargonas, Andrew, “Vibration for Engineers”,

    Prentice Hall PTR, New jersey, 2002.

    [2] Kinbrell, Jack T., “Kinematics Analysis and

    Synthesis”, McGraw-Hill Inc, New York, 1991.

    [3] S. Rao, Singiresu, “Mechanical Vibration”, Prentice Hall PTR, Singapore, 2004.

    [4] Pudjanarsa, A., Nursuhud, D. “Diktat: Mesin Konversi

    Energi”, Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS, 2008

    [5] Ferdinand, “Vector Mechanics – Kinematics &

    Dynamics” Sixth Edition. McGraw-Hill, New

    York,2003.

    [6] Wang, Ruiping, “A Study of Vibration Isolation of

    Engine Mount System” Concordia University, Canada,

    2005