jurnal skripsi upaya peningkatan hasil belajar guling

18
JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: INDARTO WIJANARKO K4611060 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Mei 2015

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

JURNAL SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TAI

(TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Oleh:

INDARTO WIJANARKO

K4611060

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Mei 2015

Page 2: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TAI

(TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

INDARTO WIJANARKO

K4611060

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK

Indarto Wijanarko. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

DEPAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE TAI (TEAM

ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA SISWA KELAS VII B SMP

NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015, Skripsi.

Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Juni.2015.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar guling

depan pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat tahun pelajaran

2014/2015 melalui model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization).

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas persiapan,

perencanaan, tindakan, evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas

VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 13

siswa putra dan 19 siswa putri. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik

pengumpulan data adalah observasi langsung terhadap kegiatan pembelajaran,

dokumentasi, dan hasil tes kognitif siswa. Validitas data menggunakan teknik

triangulasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan

presentase.

Dari hasil analisis data, diperoleh peningkatan yang signifikan pada

prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada pre tes hasil belajar guling

depan siswa sebesar 25,00%, pada siklus I meningkat menjadi 65,63% dan pada

siklus 2 meningkat menjadi 93,75%. Hasil pada siklus 2 sudah mencapai target

yang diharapkan peneliti yaitu 90%. Peningkatan terjadi pada siklus I dan siklus II

setelah dilakukan penerapan model pembelajaran TAI (Team Asiisted

Individualization). Pelaksanaan siklus II dengan menambah modifikasi media

pembelajaran menyebabkan hasil belajar guling depan meningkat menjadi lebih

baik dan tercipta proses pembelajaran yang lebih aktif, efektif, efisien, dan

menyenangkan sehingga bisa mendukung suatu proses pembelajaran yang

berkualitas.

Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah dengan penerapan

model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan

Page 3: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

hasil guling depan pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat tahun

pelajaran 2014/2015.

Kata Kunci : Hasil Belajar Guling depan, Model Pembelajaran TAI (Team

Assisted Individualization)

ABSTRACT

Indarto Wijanarko. IMPROVING LEARNING ACHIEVEMENT IN

LEARNING FRONT ROLL BY USING TAI (Team Assisted

Individualization) : A CLASSROOM ACTION RESEARCH TO

STUDENTS OF VII B CLASS SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT

2014/2015. A thesis. Surakarta : Teacher Training And Education Faculty.

Sebelas Maret University of Surakarta. June 2015.

The purpose of this research is to improve learning achievement of

students of VII B class SMP Negeri 1 Kebakkramat 2014/2015 by using TAI

(Team Assited Individualization).

This research is conducted in a form of Classroom Action Research

(CAR). It consists of two cycles which includes preparation, planning, action,

evaluation, and reflection for each cycle. The subject of the resesarch is 32

students of VII B class SMP Negeri 1 Kebakkramat which consist of 13 male

students and 19 female students. Source of the data is taken from teachers and

students. The data are collected through direct observation towards learning

activities, documents, and result of students’ cognitive test. The data validity is

checked by using triangulation technique. The data analysis presented in a form of

descriptive and qualitative analysis.

The data analysis result reveals that there is a significant improvement

from the pre-cycle phase to the first cycle and from the first cycle to the second

cycle. The pre-test result shows students’ learning achievement has reached

25,00%. Meanwhile, in the first cycle, it increases to 65,63% and rises to 93,75 in

the second cycle. The result has fulfilled the expected target which is 90,00%. The

improvement happened after TAI (Team Assisted Individualization) is applied.

By modifying the learning media in the second cycle, learning achievement has

increased and it creates active, effective, efficient, and fun learning process which

support a good learning process.

From this research, it can be concluded that TAI (Team Assisted

Individualization) is able to improve learning achievement of students of VII B

class SMP Negeri 1 Kebakkramat 2014/2015 in learning front roll.

Keywords : Learning achievement in learning front roll, TAI (Team Assisted

Individualization).

Page 4: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

I. PENDAHULUAN

Pendidikan jasmani

merupakan bagian dari pendidikan

secara umum. Pendidikan jasmani

merupakan proses untuk mencapai

tujuan pendidikan menggunakan

aktivitas gerakan fisik yang

diharapkan dapat menghasilkan

perubahan dalam kualitas individu,

baik dalam hal fisik, mental,

emosional, intelektual, sosial, moral

dan spiritual.

Pelaksanaan pembelajaran

pendidikan jasmani di sekolah

menengah pertama dengan

karakteristik siswa yang lebih senang

bermain dengan teman sebaya

sehingga guru harus pandai

menggunakan model pembelajaran

yang tepat bagi karakteristik siswa

yang diajarnya. Penggunaan model

pembelajaran yang sesuai dapat

menarik minat siswa pada saat

pembelajaran berlangsung.

Untuk mencapai tujuan

tersebut, pembelajaran yang

dilakukan antara guru dan siswa

hendaknya mengacu pada

peningkatan aktifitas dan partisipasi

siswa. Guru tidak hanya melakukan

kegiatan penyampaian pengetahuan,

keterampilan dan sikap kepada siswa

akan tetapi guru diharapkan mampu

membawa siswa untuk aktif dalam

pembelajaran.

Senam lantai masuk ke dalam

materi dalam kurikulum mata

pelajaran pendidikan jasmani untuk

tingkat sekolah menengah pertama.

Saat melakukan kegiatan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP

Negeri 1 Kebakkramat, salah satu

kelas yang mendapat materi tentang

senam lantai adalah siswa kelas VII

B, kelas ini mendapat materi tentang

guling depan. Hasil observasi yang

didapat dari guru mata pelajaran

pendidikan jasmani di kelas itu,

siswa – siswi di kelas tersebut

mengalami kesulitan dalam

pembelajaran senam lantai dengan

materi guling depan. Kesulitan yang

dialami seputar teknik dasar yang

benar saat melakukan gerakan guling

depan. Sebagian besar siswa tidak

berani melakukan guling depan

dengan baik.

Banyak faktor yang

mempengaruhi kurang berhasilnya

hasil belajar guling depan siswa

kelas VII B SMP Negeri 1

Kebakkramat. Selain kurangnya

Page 5: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

minat siswa pada cabang senam

lantai, kendala yang sering dihadapi

guru saat memberi pembelajaran

guling depan adalah siswa merasa

materi yang diberikan sulit sehingga

materi ini didominasi oleh beberapa

siswa saja. Ini menunjukkan kurang

efektifnya suatu proses belajar dan

pembelajaran yang diterapkan oleh

guru dan kurangnya tingkat

partisipasi siswa dalam proses

pembelajaran.

Dalam kegiatan belajar

mengajar sendiri siswa dituntut

tuntas dalam materi ajar khususnya

senam lantai sesuai dengan silabus

sekolah dengan KKM yang sudah

ditentukan yaitu 2,67. Dari hasil

observasi di lapangan hanya

beberapa siswa saja yang dapat

melakukan gerakan guling depan.

Kurang dari 30% dari jumlah

keseluruhan siswa yang mampu

memenuhi standar yang diberikan

dalam hasil pembelajaran teknik

dasar senam lantai, khususnya pada

guling depan.

Dalam penelitian ini lebih

difokuskan pada aplikasi model

pembelajaran, dan salah satu model

pembelajaran yang dapat digunakan

adalah Cooperative Learning tipe

TAI (Team Assisted

Individualization). Model

pembelajaran tersebut lebih

meningkatkan komunikasi siswa

dengan anggota dalam kelompoknya,

diharapkan siswa tidak lagi malu

bertanya jika mengalami kesulitan

karena teman dalam kelompoknya

dapat membantu. Dalam model

pembelajaran ini siswa dituntut untuk

saling kerjasama, aktif dan

bertanggung jawab terhadap dirinya

sendiri maupun kelompoknya serta

saling mendukung antar siswa untuk

mencapai tujuan kelompok melalui

peningkatan kemampuan individu.

Berdasarkan beberapa

permasalahan diatas, maka

diperlukan upaya pengoptimalan

hasil belajar melalui penelitian

dengan judul “Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Guling Depan Melalui

Model Pembelajaran Tipe TAI

(Team Assisted Individualization)

Pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri

1 Kebakkramat Tahun Pelajaran

2014/2015”.

Page 6: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

Penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar guling

depan melalui model pembelajaran

TAI (Team Assisted

Individualization) pada siswa kelas

VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat

Tahun Pelajaran 2014/2015.

Manfaat Penelitian ini adalah:

1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan,

saran dan informasi terhadap SMP

Negeri 1 Kebakkramat, untuk

penerapan model pembelajaran

tipe TAI ( Team Assisted

Individualization) untuk

meningkatkan kualitas proses

pembelajaaran.

2. Bagi Guru penjasorkes SMP

Negeri 1 Kebakkramat kelas VII

B

Penelitian ini dapat

dijadikan masukan bagi guru

pendidikan jasmani di SMP

Negeri 1 Kebakkramat, model

pembelajaran tipe TAI (Team

Assisted Individualization) dapat

meningkatkan kemampuan hasil

belajar guling depan senam lantai

siswa kelas VII B SMP Negeri 1

Kebakkramat.

3. Bagi Siswa kelas VII B SMP

Negeri 1 Kebakkramat.

a. Dapat meningkatkan motifasi

dan minat belajar siswa, serta

meningkatkan kemampuan

teknik dasar guling depan

senam lantai siswa kelas VII B

SMP Negeri 1 Kebakkramat.

b. Menciptakan suasana

pembelajaran yang aktif,

inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan.

c. Membina rasa tanggung jawab

dalam bekerja sama dan saling

tolong menolong melalui

pembelajaran dalam kelompok.

II. KAJIAN PUSTAKA

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Memahami Arti Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses

mendapatkan pengetahuan".

Selain itu ada beberapa pakar

pendidikan yang

mengemukakan pendapat

seperti, Travers yang dikutip

oleh Agus Suprijono (2013:

2) menyatakan "Belajar

adalah proses menghasilkan

penyesuaian tingkah laku",

Page 7: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

dan Croncbach yang dikutip

Agus Suprijono (2013: 2)

beependapat " Learning is

shown by change in

behaviour as a result of

experience. (Belajar adalah

perubahan perilaku sebagai

hasil pengalaman)".

b. Tujuan Belajar

Tujuan belajar dapat

diartikan sebagai suatu

kondisi perubahan tingkah

laku dari individu setelah

individu tersebut

melaksanakan proses belajar.

Melalui belajar diharapkan

dapat terjadi perubahan

(peningkatan) bukan hanya

pada aspek kognitif, tetapi

juga pada aspek lainnya.

Selain itu tujuan belajar yang

lainnya adalah untuk

memperoleh hasil belajar

dan pengalaman hidup.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah

perubahan perilaku secara

keseluruhan bukan hanya

salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja. Artinya,

hasil pembelajaran yang

dikategorisasi oleh para pakar

pendidikan sebagaimana

tersebut di atas tidak terlihat

secara fragmentaris atau

terpisah, melainkan

komprehensif.

2. Definisi Model Pembelajaran

Model pembelajaran

ialah pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran

untuk mencapai tujuan belajar.

Sedangkan model pembelajaran

menurut Joyce dan Marsha Weil,

1990 yang dikutip Waluyo

(2011: 31) mengetengahkan

empat kelompok model

pembelajaran, yaitu :

a. Model Interaksi sosial.

b. Model pengolahan

informasi.

c. Model personal-

humanistik.

d. Model modifikasi

tingkah laku.

3. Model Cooperative Learning

a. Pengertian Cooperative

Learning

Page 8: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

Suprijono menambahkan,

"Pembelajaran kooperatif adalah

konsep yang lebih luas meliputi

semua jenis kerja kelompok

termasuk bentuk-bentuk yang

lebih dipimpin oleh guru atau

diarahkan oleh guru" (Suprijono

2009 : 55).

b. Ciri – Ciri Cooperative

Learning

Suprijono menambahkan

model cooperative learning akan

menumbuhkan pembelajaran

yang efektif bercirikan : (1)

memudahkan siswa belajar"

sesuatu yang "bermanfaat"

seperti fakta, ketrampilan, nilai,

konsep, dan bagaiman hidup

serasi dengan sesama; (2)

pengetahuan, nilai, dan

ketrampilan diakui oleh mereka

yang berkompeten menilai

(2009: 58).

c. Tujuan Cooperative

Learning

Eggen dan kauchak, 1996

yang dikutip Trianto (2007:42)

menyatakan "Pembelajaran

kooperatif merupakan sebuah

kelompok strategi pembelajaran

yang melibatkan siswa bekerja

secara kolaborasi untuk

mencapai tujuan bersama".

4. Model Cooperative Learning

Tipe TAI (Team Assisted

Individualization)

a. Pengertian Model

Cooperative Learning Tipe

TAI (Team Assisted

Individualization)

Model

pembelajaran kooperatif

TAI (Team Assisted

Individualization) memiliki

ciri khas selain

pembelajaran kelompok

juga pembelajaran atau

bimbingan individual,

terdapat kombinasi antara

keduanya. Jika terdapat

hasil individu yang lemah

itu menjadi tanggungjawab

bersama, oleh karena itu

dapat didiskusikan dan

dibahas dalam satu

kelompok tersebut.

b. Karakteristik Model

Pembelajaran Team Assisted

Individualization

Hal yang paling

terpenting yang diunggulkan

dalam model kooperatif

Page 9: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

Team Assisted

Individualization ini adalah

siswa yang berkemampuan

rendah atau lemah akan

terbantu dengan adanya

pembelajaran individual

yang dilakukan dalam

kelompok oleh siswa yang

pandai, selain itu juga

terdapat persaingan sehat

antar anggota kelompok

maupun antar kelompok

lain.

c. Langkah-langkah Model

Pembelajaran Team Assisted

Individualization.

Menurut Daryanto

dan Raharjo (2012: 247),

langkah-langkah kooperatif

tipe TAI adalah sebagai

berikut:

1) Guru memberikan

tugas kepada siswa

untuk mempelajari

materi

2) Guru memberikan

kuis secara

individual kepada

siswa untuk

mendapatkan skor

dasar atau skor

awal.

3) Guru membentuk

beberapa

kelompok. Setiap

kelompok terdiri

dari 4-5 siswa

dengan

kemampuan yang

berbeda-beda.

4) Hasil belajar secara

individual

didiskusikan dalam

kelompok..

5) Guru memfasilitasi

siswa dalam materi

pembelajaran yang

telah dipelajari.

6) Guru memberikan

kuis kepada siswa

secara individual.

7) Guru memberi

penghargaan pada

kelompok.

d. Penerapan Model

Pembelajaran Team Assisted

Individualization dalam

Pembelajaran Penjasorkes.

1) Presentasi Kelas

Guru pertama-tama

memperkenalkan

model pembelajaran

TAI pada siswa

2) Pembagian

Kelompok.

Guru membagi kelas

menjadi kelompok-

kelompok 4-5 orang

dengan kemampuan

yang berbeda.

3) Kerja Kelompok

Page 10: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

Masing-masing

kelompok dengan

anggotanya

mempraktekkan

gerakan guling depan

dan saling

mengoreksi satu sama

lain

4) Pembagian Tugas

Guru menugasi

kelompok dengan

bahan yang sudah

disiapkan..

5) Bimbingan

Kelompok

Guru membimbing

kerja kelompok

mengamati

psikomotorik dan

siswa secara

individual dalam

kerja kelompok.

6) Memberikan

pengakuan atau

penghargaan

Guru memberi

penghargaan pada

kelompok

berdasarkan

perolehan nilai

e. Kelebihan dan

Kekurangan Model

Cooperative Learning

Tipe TAI (Team Assisted

Individualization)

Dikutip Slavin

(1995: 101) menyatakan

sebagai berikut.

1) Guru terlibat

minimal dalam

pengaturan dan

pengecekan rutin.

2) Guru akan

menggunakan

waktunya paling

sedikit dalam

mengajar kelompok

kecil pelaksanaan

program sederhana.

Disebutkan oleh

Derc yang dikutip Anwar

(2003: 37) kekurangan

TAI bahwa:

1) Dibutuhkan waktu

yang lama untuk

membuat dan

mengembangkan

perangkat

pembelajaran, dan

2) Jumlah siswa yang

besar dalam kelas,

maka guru akan

mengalami

Page 11: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

kesulitan dalam

memberikan

bimbingan kepada

siswanya.

5. Senam Lantai

a. Pengertian Senam Artistik

Margono

merumuskan pengertian

senam artistik sebagai

berikut:

"Senam artistik

adalah merupakan salah satu

jenis/ macam dari cabang

olahraga senam yang sering

dipertandingkan. Dalam

pertandingan senam artistik

seorang atlit/pesenam harus

menguasai gerakan-gerakan

yang sudah

disusun/dirangkai dari

masing-masing alat dan

ditetapkan sesuai dengan

peraturan pertandingan yang

berlaku" (Agus Margono,

2009: 77).

b. Pengertian Senam Lantai

Senam lantai pada

umumnya disebut floor

excercise, tetapi ada juga

yang menamakan tumbling.

Margono merumuskan

bahwa, "Senam lantai

adalah latihan senam yang

dilakukan pada matras,

unsur-unsur gerakannya

terdiri dari mengguling,

melompat, meloncat,

berputar di udara, menumpu

dengan tangan atau kaki,

untuk mempertahankan

sikap seimbang atau pada

saat meloncat ke depan atau

ke belakang" (2009: 79).

c. Guling Depan

Menurut Roji yang

dimaksud gerakan guling

depan yaitu, "Gerakan

badan berguling ke arah

depan melalui bagian

belakang badan (tengkuk),

pinggul, pinggang, dan

panggul bagian belakang"

(2007: 112).

d. Kesalahan Umum

Kesalahan yang

umum dilakukan oleh

murid-murid yang baru

belajar, antara lain adalah:

(1) Tidak mengangkat

pinggul ke atas hingga

kedua lutut tetap

tertekuk, (2) Tidak

membengkokkan sikut

ke samping tetapi ke

belakang, hingga sulit

untuk memasukkan

kepala ke antara kedua

tangan dan tidak

membawa berat badan

ke depan, (3) Sebelum

Page 12: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

seluruh pundak

mengenai matras

sudah melompat atau

menolakkan kaki ke

atas, akibatnya

punggung jatuh ke

matras, (4) Pada

waktu memasukkan

kepala ke antara kedua

tangan, pinggul tidak

membantu mendorong

badan ke depan, dan

tangan tidak menahan

(Syarifuddin &

Muhadi, 1992: 106).

e. Cara Memberi Bantuan

pada Guling Depan

Aip Syarifuddin

dan Muhadi (1992: 106)

memberikan alternatif

bantuan pada saat

melakukan gerakan guling

depan sebagai berikut :

(1)Pembantu berdiri

pada salah satu lutut

(kanan) kaki yang lain

(kiri) diletakkan

sedemikian rupa

hingga membantu

kekuatan dan

keseimbangan, (2)

Tangan kanan

pembantu memegang

tengkuk, sedangkan

tangan kiri membantu

mendorong paha atau

pinggulnya, (3) Pada

waktu badan

berguling, si

pembantu membantu

mengangkat

pundaknya agar

kepala bagian

belakang yang

melakukan tindakan

tidak menyentuh

matras.

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) ini

dilaksanakan di SMP Negeri 1

Kebakkramat, Jalan Raya Solo –

Sragen km. 11 Kebakkramat,

Kabupaten

Karanganyar.Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) ini dilaksanakan

pada bulan April sampai Mei

2015

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian

ini adalah siswa kelas VII B SMP

Negeri 1 Kebakkramat tahun

pelajaran 2014/2015 yang

berjumlah 32 siswa, terdiri dari 13

siswa putra dan 19 siswi putri.

C. Data dan Sumber Data

Data diambil dari data

keaktifan dan nilai hasil belajar

guling depan sebelum mengalami

tindakan. Sumber data diambil

dari siswa untuk memperoleh data

Page 13: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

hasil belajar guling depan. Peneliti

untuk melihat tingkat keberhasilan

pembelajaran guling depan

melalui model pembelajaran TAI

pada siswa kelas VII B SMP

Negeri 1 Kebakkramat tahun

pelajaran 2014/2015. Guru

sebagai kolaborator, untuk

mendiskusikan berbagai hal

terkait dengan proses

pembelajaran.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan

Data

Teknik pengumpulan data

menggunakan tes untuk

mengumpulkan data tentang hasil

belajar guling depan yang dilakukan

oleh siswa, observasi untuk

mengukur aspek afektif yaitu

aktivitas siswa selama mengikuti

proses pembelajaran guling depan

melalui model pembelajaran TAI.

Alatnya menggunakan instrumen

sesuai dengan rubrik dalam RPP

untuk setiap aspek afektif, kognitif

dan psikomotor.

E. Uji Validitas Data

Pengujian validitas data

dalam Penelitian Tindakan Kelas ini

menggunakan teknik Triangulasi

data yang terdiri atas triangulasi data

dan triangulasi sumber.

F. Analisis Data

Penelitian Tindakan Kelas ini

menggunakan teknik analisis data

secara deskriptif kualitatif dengan

teknik prosentase untuk melihat

kecenderungan yang terjadi dalam

kegiatan pembelajaran.

G. Indikator Capaian Penelitian

Persentase indikator target

pencapaian keberhasilan penelitian

sebesar 90% siswa telah mencapai

ketuntasan belajar.

H. Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan (Planning) :

langkah yang paling awal, yaitu

langkah untuk merencanakan

tindakan yang telah dipilih untuk

memperbaiki keadaan, meliputi

beberapa hal yang terkait dengan:

(1) pembuatan skenario

pembelajaran; (2) persiapan

sarana pembelajaran; (3)

persiapan instrument penelitian

untuk pembelajaran; dan (4)

simulasi pelaksanaan tindakan.

2. Tahap Pelaksanaan (action) :

untuk melaksanakan hal-hal yang

telah direncanakan dalam tahap

perencanaan. Peneliti utama dan

Page 14: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

kolaborator harus saling

meyakinkan bahwa apa yang telah

disepakati dalam perencanaan

benar-benar dapat dilaksanakan.

3. Tahap Observasi (Observation) :

Tahap observasi adalah tahap

mengamati kejadian yang ada

pada saat pelaksanaan tindakan.

Tahap Refleksi

(Reflecting): merupakan

perenungan yang sangat

mendalam untuk membuat

kesimpulan bersama jika indikator

tercapai maka dapat berlanjut ke

siklus berikutnya dan jika belum

tercapai harus kembali untuk

melakukan revisi.

IV. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Perbandingan Hasil Tindakan

Antarsiklus

Perbandingan hasil belajar

guling depan siswa kelas VII B SMP

Negeri 1 Kebakkramat tahun

pelajaran 2014/2015 pada siklus I

dan siklus II disajikan dalam bentuk

gambar seperti berikut:

Gambar 4.4. Peningkatan Persentase

Hasil Belajar Guling Depan Senam

Lantai pada Pre Tes, Siklus I, dan

Siklus II

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil

pelaksanaan tindakan pada siklus I

dan II dapat di simpulkan bahwa

terjadi peningkatan hasil belajar

guling depan senam lantai pada

siswa kelas VII B SMP Negeri 1

Kebakkramat tahun pelajaran

2014/2015. Dari hasil analisis yang

diperoleh peningkatan yang

signifikan terjadi pada pre tes ke

siklus I dan dari siklus I ke siklus II

setelah diberikan penerapan model

pembelajaran TAI (Team Assisted

Individualization). Hasil belajar

guling depan senam lantai

meningkat pada siklus I walaupun

belum optimal. Sehingga

dilaksanakan tindakan siklus II

berdasarkan pada refleksi siklus I.

Pelaksanaan siklus II menyebabkan

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

PRE TES

SIKLUS I

SIKLUS II

Page 15: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

hasil belajar guling depan senam

lantai meningkat menjadi lebih baik

dan tercipta proses pembelajaran

yang lebih aktif, efektif, efisien, dan

menyenangkan sehingga bisa

mendukung suatu proses

pembelajaran yang berkualitas.

Dengan memberikan model

pembelajaran yang lebih fresh

seperti TAI (Team Assisted

Individualization) sekaligus

modifikasi pada media pembelajaran

menyebabkan siswa lebih antusias

dan bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran. Hal tersebut

berdampak pada peningkatan hasil

belajar guling depan senam lantai

pada siswa kelas VII B SMP Negeri

1 Kebakkramat.

Berdasarkan gambar 4.4

terlihat bahwa rata-rata setiap siswa

mengalami peningkatan hasil belajar

guling depan senam lantai. Hal

tersebut menandakan bahwa siswa

memberikan respon positif terhadap

penerapan model pembelajaran TAI

(Team Assisted Individualization).

Berdasarkan hasil wawancara siswa

paska siklus menyatakan bahwa

mereka merasa senang dengan

penerapan model pembelajaran TAI

(Team Assisted Individualization)

pada materi guling depan senam

lantai. Pembelajaran lebih menarik

dan tidak monoton sehingga siswa

lebih bersemangat.

V. SIMPULAN, IMPLIKASI

DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) pada siswa kelas VII B SMP

egeri 1 Kebakkramat tahun pelajaran

2014/2015 dilaksanakan dalam dua

siklus. Setiap siklus terdiri atas

empat tahapan, yaitu: (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan

tindakan, (3) observasi dan

interpretasi, dan (4) analisis dan

refleksi. Berdasarkan analisis data

yang telah dilakukan dan

pembahasan yang telah diungkapkan

pada BAB IV, diperoleh simpulan

bahwa:

0,00%20,00%40,00%60,00%80,00%

100,00%

PRESENTASE

PRESENTASE

Page 16: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

Dari hasil analisis yang

diperoleh terjadi peningkatan yang

signifikan dari siklus I dan siklus II

yang sudah memenuhi target KKM.

Rata-rata hasil belajar guling depan

pada siklus I sebesar 65,63 % yang

menunjukkan hasil pada siklus I

tersebut belum mencapai KKM yang

diharapkan. Pada siklus II terjadi

peningkatan persentase rata-rata hasil

belajar siswa menjadi 93,75%. Hasil

yang diperoleh pada siklus II sudah

sesuai dengan KKM mata pelajaran

penjasorkes yang ditetapkan di SMP

Negeri 1 Kebakkramat.

Simpulan yang diperoleh

dari penelitian ini adalah melalui

penerapan model pembelajaran TAI

(Team Assisted Individualization)

berpengaruh dan meningkatkan hasil

belajar guling depan pada siswa

kelas VII B SMP Negeri 1

Kebakkramat tahun pelajaran

2014/2015.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan

suatu gambaran yang jelas bahwa

keberhasilan proses pembelajaran

tergantung pada beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut berasal dari

pihak guru maupun siswa. Faktor-

faktor tersebut saling mendukung

satu sama lain, sehingga harus

diupayakan dengan maksimal agar

semua faktor tersebut dapat dimiliki

oleh guru dan siswa dalam proses

pembelajaran yang berlangsung di

kelas maupun di lapangan. Apabila

guru memiliki kemampuan yang baik

dalam menyampaikan materi dan

dalam mengelola kelas serta

didukung oleh teknik dan sarana dan

prasarana yang sesuai, maka guru

akan dapat menyampaikan materi

dengan baik.

Penelitian ini juga

memberikan deskripsi yang jelas

bahwa dengan model pembelajaran

TAI (Team Assisted

Individualization) yang diterapkan

pada materi guling depan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa,

sehingga penelitian ini dapat

digunakan sebagai suatu

pertimbangan bagi guru yang ingin

menggunakan model pembelajaran

TAI (Team Assisted

Individualization).

Dengan diterapkannya model

pembelajaran TAI (Team Assisted

Individualization) untuk peningkatan

hasil belajar guling depan, maka

Page 17: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

siswa memperoleh pengalaman baru

dan berbeda dalam proses

pembelajaran Penjasorkes.

Pembelajaran Penjasorkes yang pada

awalnya membosankan bagi siswa,

menjadi pembelajaran yang menarik

dan menyenangkan bagi siswa.

Dari pelaksanaaan tindakan

yang kemudian dilakukan refleksi

terhadap proses pembelajaran, dapat

dideskripsikan terdapat peningkatan

kualitas pembelajaran Penjasorkes

dan peningkatan hasil belajar siswa.

Dalam hal ini siswa dituntut untuk

aktif dalam pembelajaran

Penjasorkes yang nantinya dapat

bermanfaat untuk mengembangkan

kebugaran jasmani, mengembangkan

kerjasama, mengembangkan skill dan

mengembangkan sikap kompetetif

yang kesemuanya ini sangat penting

dalam Penjaskes.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian,

maka dapat disarankan beberapa hal,

khususnya pada guru Penjasorkes

SMP Negeri 1 Kebakkramat, sebagai

berikut:

1. Guru hendaknya terus berusaha

untuk meningkatkan

kemampuannya, mau membuka

diri untuk menerima berbagai

bentuk masukan, saran, dan

kritikan , serta lebih inovatif

dalam menerapkan metode untuk

menyampaikan materi

pembelajaran.

2. Sekolah hendaknya berusaha

menyediakan fasilitas yang dapat

mendukung kelancaran kegiatan

belajar mengajar.

3. Penelitian ini dapat diterapkan di

kelas lain maupun di sekolah lain.

Namun tentu saja dalam

penerapannya harus diikuti oleh

penyesuaian dan modifikasi

seperlunya sesuai dengan konteks

kelas ataupun sekolah masing-

masing

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kristyanto. (2010). Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dalam

Pendidikan Jasmani dan

Olahraga. Surakarta: UNS

Press.

Agus Margono. (2009). Senam.

Surakarta: UNS Press

Anurrahman. (2009). Penelitian

Tindakan. Yogyakarta:

Aditya Media.

Anwar, (2003). Kriteria Pemberian

Skor Peningkatan Individual

Page 18: JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING

dan Kelompok. Diperoleh 4

Maret 2015 dari

Bloom, (1999)..Pengertian dan

tujuan dari belajar dan

pembelajaran. Diperoleh 26

Februari 2015 dari

http://sainsmatika.blogspot.c

om/2012/03/pengertian-dan-

tujuan-dari-belajar-dan.html

Edi, S. (2011). Upaya Peningkatan

Hasil Belajar Kemampuan

Roll Depan Menggunakan

Alat Bantu Media Bidang

Miring Pada Siswa Kelas V

SD Negeri Sondokan

Surakarta Tahun Pelajaran

2010/2011. Skripsi Tidak

Dipublikasikan, FKIP

Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Fitri, U. (2012). Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif

Tipe TAI (Teams Assisted

Individualization) Dalam

Pembelajaran IPA Materi

Gaya Terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas IV SD Negeri

Panembahan Yogyakarta

Tahun Ajaran 2011(Doctoral

dissertation, UNIVERSITAS

NEGERI YOGYAKARTA).

Diperoleh 20 Januari 2015,

dari

https://scholar.google.com/sc

holar?q=related:nKselQI_0x

ZSFM:scholar.google.com/&

hl=id&as_sdt=0,5

Hidayat, (1995). Pengertian

Gymnastiek. Diperoleh 4

Maret 2015 dari

creativefpok.blogspot.com/20

11_10_01_archive.html

Rahardjo, M., & Daryanto. (2012).

Model Pembelajaran Inovatif.

Yogyakarta: Gava Media.

repository.uksw.edu/jspui/bits

tream/.../3/T1_26010788_BA

B%20II.pdf

Roji. (2007). Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan.

Jakarta: Erlangga

Slavin, R.E. (2005). Cooperative

Learnin: Theory, Research,

and Practice. Bandung: Nusa

Media

Suprijono, (2009). Cooperative

Learning: Teori dan Aolikasi

Paikem. Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Syarifuddin, A. & Muhadi. (1992).

Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi

Proyek Pembinaan Tenaga

Kependidikan.

Trianto, (2007). Pembelajaran

Kooeperatif. Diperoleh 3

Maret 2015 dari

http://sainsedutainment.blogs

pot.com/2011/06/pembelajara

n-kooperatif.html

Waluyo, (2011). Teknologi

Pendidikan Dalam Penjas.

Surakarta: UNS Press