jurnal ptsd

4
B. pencegahan psikoterapi 1. cognitive behavior terapi (CBT) Meskipun pendekatan CBT telah dikembangkan spesifik untuk PTSD, CBT telah jadi terapi pilihan dalam meningkatkah hasil pengobatan berdasarkan data yang telah berhasil dalam mengatasi kecemasan dan gejala lainnya. CBT terdiri dari beberapa variasi, kesemua nya itu mempunyai tujuan untuk menghilangkan rasa takut dan meningkatkan rasa pertahanan diri dalam berbagai keadaan dan bentuk apapun. 1. Paparan terapi. Paparan terapi berupa pemberian stilmulus sensori trauma secara individual yang berhubungan dengan bencana terkait. Stimulus itu bisa berupa permupamaan, gambar, permainan peran, kenyataan yang sebenarnya atau membangkitkan kembali suasana hati yang menjadi beban masalah (sampai pasien menjadi berkeringat, pernafasan dalam, berdebar dan sesak nafas) melalui latihan yang terkonsep. Lama nya paparan stimulus berbeda bisa pendek dalam beberapa detik, bisa juga lama sampai 90 menit (dikenal dengan Prolonged Exposure therapy). Pada dasarnya pengulangan ini adalah untuk memperkenalkan penyebab trauma ke system tubuh, di mulai dari kejadian yang paling mengancam selnjutnya mengarah kepada latihan ke intensif yang lebih besar sehingga tercapai hasil yang maksimal.

Upload: latoya-shop

Post on 30-Dec-2014

20 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal PTSD

B. pencegahan psikoterapi

1. cognitive behavior terapi (CBT)

Meskipun pendekatan CBT telah dikembangkan spesifik untuk PTSD, CBT telah jadi terapi

pilihan dalam meningkatkah hasil pengobatan berdasarkan data yang telah berhasil dalam

mengatasi kecemasan dan gejala lainnya. CBT terdiri dari beberapa variasi, kesemua nya itu

mempunyai tujuan untuk menghilangkan rasa takut dan meningkatkan rasa pertahanan diri dalam

berbagai keadaan dan bentuk apapun.

1. Paparan terapi. Paparan terapi berupa pemberian stilmulus sensori trauma secara

individual yang berhubungan dengan bencana terkait. Stimulus itu bisa berupa

permupamaan, gambar, permainan peran, kenyataan yang sebenarnya atau

membangkitkan kembali suasana hati yang menjadi beban masalah (sampai pasien

menjadi berkeringat, pernafasan dalam, berdebar dan sesak nafas) melalui latihan yang

terkonsep.

Lama nya paparan stimulus berbeda bisa pendek dalam beberapa detik, bisa juga lama

sampai 90 menit (dikenal dengan Prolonged Exposure therapy). Pada dasarnya

pengulangan ini adalah untuk memperkenalkan penyebab trauma ke system tubuh, di

mulai dari kejadian yang paling mengancam selnjutnya mengarah kepada latihan ke

intensif yang lebih besar sehingga tercapai hasil yang maksimal.

Systemic Dezensitization. Dilakukan setelah periode beberapa minggu meskipun

pendekatanya langsung ke stressor yang paling extrim ( contoh : terapi banjir).

Pendekatan lainnya, kunci paparan terapi ini adalan mengontrol tindakan menghindarkan

diri dan memberikan hasil positif sebagai kesimpulan dari setiap latihan percobaan. Hasil

positif penting sekali untuk memfasilitasi pemusnahan ketakutan yang sesungguhnya dan

belajar melalui pendekatan yang baru. ( positif artinya bisa mentoleransi keadaan).

2. Stress inoculation training (SIT)

3. Cognitive therapy (CT)

4. Cognitive Prosessingn Therapy

2. Eye movement desensitation and reprocessing (EMDR)

Page 2: Jurnal PTSD

EMDR ini adalah teknik yang kontroversi, tidak berdasarkan keefektivannya tetapi kebanyakan

teori didalam nya. EMDR tidak sengaja ditemukan ketika masih original yang mana focus pada

perhatian secara visual pada pergerakan gelombang daun pohon yang ditiup angin bisa

memberikan rasa ketenangan. Dari mengamatan ini EMDR dikembangkan latihan pergerakan

mata yang difasilitasi proses kognitif yang berhubungan dengan trauma. EMDR dipimpin oleh

seorang terapis mengikuti pergerakan jari secara cepat maju dan mundur didepan mata pasien.

Jarak jari ini sekitar 30-35cm dari muka pasien rata-rata 2 gelombang per detik, totalnya 24

gelombang. Pasien diminta mengikuti instruksi pertama untuk memblok memori, kemudian

mengambil nafas rileks dan diulangi lagi gerakan yang sama. Setiap kali latihan EMDR ini

diikuti dengan pendekatan subjektif dari tekanan yang dipicu oleh pikiran kemudian diulangi lagi

sampai tekanan ini berkurang sampai nol.

Komplikasi/Hasil terburuk dari pengobatan

Komplikasi umum dari psikoterapi dari PTSD khusus pendekatan CBT adalah menghindar.

Sikap menghindar bisa terbentuk ketika lupa janji terapi atau tidak melakukan tugas rumah dari

pengobatan atau gagal dalam mengatasi tekanan ketika diberi paparan masalah. Penghindaran

kognitif bisa menjadi salah satu komplikasi jika masalahnya ada terus menerus. Kadang

seseorang yang diberi latihan melalui pendekan trauma bisa menyebabkan pengalaman yang

sama memperburuk keadaan. Reaksi menghindar bisa terjadi ketika minum obat menggunakan

alcohol dan zat terlarang lainnya. Komplikasi dari penggunaan bencodiazepin ini berpotensial

membatasi perhatian. Benzodiazepine kerja cepat menyebabkan kecanduan pada pasien PTSD

yang mempunyai keluhan otonom. Akibat dari benzodiazepine/alcohol saat ini telah dipelajari

bahwa sering menjadi pelarian ketika menghadapi trauma yang berat. Tantangan yang lainnya

ketika dalam pengobatan termasuk tidur yang tidak teratur menjadikan proses pembelajaran ini

menjadi lebih sulit, sehingga gangguan psikososial menjadi kronik dan PTSD tidak terobati.

Prognosis

Kenyataan bahwa kebanyakan dengan PTSD orang sembuh seiring waktu tidak memberikan

dampak psikososial dan fungsional, gejala subkliniknya tidak memberikan konsekuensi yang

negative. Bagaimanapun evaluasi dari beberapa terapis PTSD menyarankan bahwa kasus yang

paling sulit itu adalah ancaman. Di sisi lain pronosisnya baik pada yang mempunyai jaringan

Page 3: Jurnal PTSD

pendukung yang kuat, beberapa diaknosis komorbid dan yang mendapatkan terapi empiris penuh

yang valid. Sebaliknya seseorang dengan PTSD yang komplek ketika masa anak-anak dorongan

interpersonal yang jelek, diaknosis aksis II, ada penyimpangan substansi komorbid dan sumber

kognitif yang terbatas mengurangi kemungkinan untuk sembuh.