jurnal metode ceramah dengan media video tentang sadari terhadap pengetahuan dan sikap.pdf
TRANSCRIPT
-
1
Jurnal Keperawatan Oleh Marysa Tresnaningrum, S.Kep -Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
PENGARUH METODE CERAMAH DENGAN MEDIA VIDEO TENTANG
SADARI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI
SMA NUGRAHA BANDUNG
Dr. Hj. Suryani Soepardan, Dra., MM1 Ermiati, M.Kep., Sp.Mat2
Marysa Tresnaningrum, S.Kep3 123 Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKes Dharma Husada Bandung, Jl. Terusan Jakarta 75 Bandung
ABSTRAK
Melakukan periksa payudara sendiri (SADARI) akan mendeteksi secara dini kanker
payudara, namun remaja yang melakukan SADARI masih rendah. Pendidikan kesehatan
sebagai salah satu cara untuk menyampaikan informasi tentang SADARI. Tujuan
penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh metode ceramah dengan media video tentang
SADARI terhadap pengetahuan dan sikap siswi SMA Nugraha Bandung. Metode
penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan desain one-group pretest-post
test design. Sampel penelitian ini 21 siswi kelas X dengan menggunakan teknik simple
random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner pengetahuan dan sikap
tentang SADARI. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan McNemar. Terdapat
pengaruh metode ceramah dengan media video tentang SADARI terhadap pengetahuan
siswi SMA Nugraha dengan nilai p=0.000. Terdapat pengaruh metode ceramah dengan
media video tentang SADARI terhadap sikap siswi SMA Nugraha dengan nilai p=0.039.
Kata Kunci : pendidikan kesehatan, SADARI, pengetahuan, sikap
Doing breast-self-examination (BSE) will early detection of breast cancer, but a women
doing BSE still low. Health education as one of methods to convey information about
BSE. The purpose of this research is to know effect of lecture method with media of video
about breast-self-examination to knowledge and attitude of female students Nugraha
senior high school Bandung. This research method used experimental with one-group
pretest-post tes design. The samples of this research 21 female students class X with use
simple random sampling. Instrument of this research use knowledge and attitude
questionnaire about BSE. Analyze of data use Wilcoxons Test and McNemars Test. An effect of lecture method with media of video about BSE to knowledge female students with
p-value=0.000. An effect of lecture method with media of video about BSE to attitude
female students with p-value=0.039.
-
2
Jurnal Keperawatan Oleh Marysa Tresnaningrum, S.Kep -Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
PENDAHULUAN
Wanita adalah makhluk yang terlahir
dengan kelembutan dan keindahan.
Setiap wanita, tanpa terkecuali pasti
merasa risau jika ia tidak bisa tampil
menjadi sesuatu yang indah. Wanita
akan melakukan usaha apapun untuk
memperindah dan mempercantik diri
hingga ia yakin telah cukup mempesona
di mata laki-laki. Upaya-upaya
mempercantik itu dilakukan secara
menyeluruh, dari ujung kepala hingga
ujung kaki. Dari bagian tubuh yang
terbuka hingga bagian tubuh yang
tertutup, termasuk daerah-daerah tubuh
sensitif. Salah satu diantaranya yang
paling disorot adalah payudara.1
Payudara atau dalam bahasa latin
disebut mamma adalah organ tubuh
bagian atas dada dari spesies mamalia
berjenis kelamin betina, termasuk
manusia. Payudara memiliki tiga fungsi
menyusui, peranan seksual, dan fungsi
lain. Payudara mulai berkembang ketika
seseorang memasuki masa pubertas.
Pada masa pubertas ini, hormon
estrogen yang dihasilkan oleh siklus
bulanan setiap wanita akan merangsang
pertumbuhan kelenjar payudara.1
Wanita cenderung sangat menyadari
kondisi payudaranya. Masalah payudara
serta kecemasan akan kondisi organ
tersebut menyebabkan banyaknya
konsultasi di klinik dokter umum, klinik
keluarga berencana, dan klinik
kesejahteraan wanita.1 Perawat
merupakan tenaga kesehatan lini pertama dalam banyak kasus konsultasi ini sehingga penting bagi mereka untuk
memiliki informasi terkini dan sadar
akan aspek psikologis penyakit
payudara, misalnya; kanker payudara.1
Kanker payudara adalah suatu penyakit
dimana terjadi pertumbuhan berlebihan
atau perkembangan tidak terkontrol dari
sel-sel (jaringan payudara).1 Penyakit
kanker adalah penyakit yang timbul
akibat pertumbuhan tidak normal sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel
kanker.2 Berbagai faktor resiko diketahui
dapat meningkatkan angka insiden
keganasan ini pada usia premenopaus.
Tumor/kanker payudara pada wanita
usia dibawah 35 tahun cenderung
mengalami keganasan berulang lokal,
fertilitas merupakan permasalahan yang
pelik karena cenderung berharap tinggi
untuk dapat memiliki keturunan,
cenderung didiagnosis dengan stadium
lanjut dan memiliki angka survival
dibawah 5 tahun bila dibandingkan
dengan wanita usia diatas 35 tahun.3
Data WHO (World Health
Organization) 2012, menyebutkan dari
56 juta kematian global pada tahun
2012, 38 juta atau 68% disebabkan oleh
penyakit tidak menular / NCD (Non
Communicable Disease). Penyebab
utama kematian NCD pada tahun 2012
adalah penyakit kardiovasuler, kanker,
dan penyakit pernafasan. Kanker
menyumbang 8,2 juta kematian (22%
dari semua kematian NCD). Kanker
payudara adalah salah satu penyebab
terbesar kematian akibat kanker setiap
tahunnya.4
Menurut data GLOBOCAN (IARC)
tahun 2012 bahwa kanker payudara
merupakan jenis kanker paling umum
kedua didunia dengan persentase kasus
baru tertinggi yaitu sebesar 43,3% dan
persentase kematian akibat kanker
payudara sebesar 12,9%. Kanker
payudara menempati urutan kelima
sebagai penyebab kematian dari kanker
secara keseluruhan (522.000 kematian).
Sebanyak 324.000 kematian (14,3% dari
total) terjadi pada wanita di daerah yang
kurang berkembang sedangkan 198.000
kematian (15,4% dari total) terjadi di
daerah yang lebih maju. Insiden kanker
payudara sebesar 40 per 100.000
perempuan.5
Di Indonesia, prevalensi penyakit
kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2013 dalam infodatin kemenkes
RI, prevalensi tumor/kanker di
Indonesia adalah 1,4 per 1000
-
3
Jurnal Keperawatan Oleh Marysa Tresnaningrum, S.Kep -Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
penduduk, atau sekitar 330.000 orang.
Kanker tertinggi di Indonesia pada
perempuan adalah kanker payudara dan
kanker leher rahim.2
Berdasarkan Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS) pada tahun 2010 dalam
infodatin kemenkes RI, di Indonesia
kanker menjadi penyebab kematian
nomor tiga dengan kejadian 7,7% dari
seluruh penyebab kematian karena
penyakit tidak menular. Sementara itu,
kanker payudara dan kanker leher rahim
merupakan jenis kanker tertinggi pada
pasien rawat inap maupun rawat jalan di
seluruh RS di Indonesia, dengan
proporsi sebesar 12.014 kasus (28,7%)
untuk kanker payudara, dan kanker leher
rahim 5.349 kasus (12,8%), leukemia
10,4%, lymphoma 8,3% dan kanker paru
7,8%.2
Kanker payudara pada stadium awal
tidak menimbulkan rasa sakit dan
adanya benjolan kecil pada payudara
sering tidak diperhatikan, maka biasanya
tumor/kanker payudara diketahui setelah
mencapai stadium lanjut. Kanker
payudara apabila ditemukan dalam
stadium awal/dini, masih bisa
disembuhkan. Oleh karena itu, dalam
usaha mencegah dan mendeteksi lebih
dini adanya tumor/kanker pada payudara
sangat penting melakukan periksa
payudara sendiri (SADARI).6
Pemeriksaan SADARI merupakan suatu
cara yang efektif untuk mendeteksi
sedini mungkin adanya benjolan pada
payudara dan sangat mudah dilakukan
oleh setiap wanita. Deteksi dini dapat
menekan angka kematian sebesar 25-
30%. Pemeriksaan SADARI sangat
penting dianjurkan kepada masyarakat
khususnya wanita karena hampir 86%
benjolan di payudara ditemukan oleh
penderita sendiri.7
Pemeriksaan payudara sendiri sangat
mudah untuk dilakukan akan tetapi pada
kenyataannya tidak sedikit wanita yang
bersikap acuh tak acuh dengan kondisi
kesehatan organ reproduksinya.
Meningkatnya pengetahuan tentang
pemeriksaan SADARI, maka akan
mempengaruhi sikap para wanita
khususnya remaja putri untuk menyadari
pentingnya melakukan pemeriksaan
SADARI untuk mencegah resiko kanker
payudara, hal tersebut dapat
meningkatkan kesadaran wanita
khususnya remaja putri untuk
memotivasi diri sendiri mempraktekkan
secara langsung pemeriksaan SADARI
sehingga dapat mengetahui langsung
kondisi payudaranya.
Melakukan pemeriksaan SADARI akan
menurunkan tingkat kematian akibat
kanker payudara, namun sayangnya
wanita yang melakukan SADARI masih
rendah (25-30%). Hasil penelitian
Handayani, 2012 pengetahuan remaja
putri tentang cara melakukan SADARI
didapatkan sebanyak 133 responden
(65,8%) memiliki pengetahuan kurang
tentang prosedur SADARI, 95
responden (47%) memiliki pengetahuan
kurang tentang waktu SADARI, dan 94
responden (46,5%) memiliki
pengetahuan kurang tentang hasil
SADARI.8
Mengingat masih banyak remaja yang
belum mengetahui tentang praktik
SADARI sebagai deteksi dini kanker
payudara, sangatlah penting untuk
dilakukan pendidikan kesehatan dengan
harapan dapat meningkatkan
pengetahuan dan sikap remaja putri.
Menurut Nemcek, perawat punya peran
penting dalam menyelenggarakan
skrining dan penyuluhan kanker
payudara. Jika tumor dideteksi dini
dalam kondisi masih terlokalisasi, angka
kelangsungan hidup mendekati 100%.
Kebanyakan tumor dirahasiakan oleh
wanita itu sendiri.9
Pendidikan kesehatan pada hakikatnya
adalah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada
masyarakat, kelompok, atau individu.
Didalam suatu proses pendidikan
kesehatan yang menuju tercapainya
tujuan promosi dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor yang mempengaruhi suatu
-
4
Jurnal Keperawatan Oleh Marysa Tresnaningrum, S.Kep -Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
proses pendidikan disamping faktor
masukannya sendiri juga faktor metode,
faktor materi atau pesannya, pendidik
atau petugas yang melakukannya, dan
alat-alat bantu atau media yang
digunakan untuk menyampaikan
pesan.10 Ada beberapa metode
pengajaran kelas yang dapat dilakukan
dalam pendidikan kesehatan antara lain
metode ceramah, tanya jawab, diskusi,
kerja kelompok, simulasi, demonstrasi,
problem based learning, dan self
directed learning.
Penelitian ini menggunakan metode
ceramah dengan media video. Metode
ceramah merupakan penyampaian bahan
pelajaran dengan cara komunikasi
verbal. Keuntungan dari metode ini
adalah ekonomis, jumlah pendengar
banyak, informasi ilmu pengetahuan,
meningkatkan motivasi.11 Metode ini
baik untuk sasaran yang berpendidikan
tinggi maupun rendah.10 Media yang
dapat digunakan dalam pendidikan
kesehatan tentang praktik SADARI
adalah video. Video merupakan salah
satu dari media elektronika yaitu suatu
media bergerak dan dinamis, dapat
dilihat dan didengar dalam
menyampaikan pesannya melalui alat
bantu elektronika. Didalam video
terdapat dua unsur yang saling bersatu
yaitu audio dan visual yang
memungkinkan penciptakan pesan
belajar melalui bentuk visualisasi
sehingga tujuan utamanya adalah untuk
memperjelas penyajian bahan
pembelajaran.
Penelitian Susetyo, 2013 siswa kelas VII
di SMP Negeri 3 Balanghari Nuban
Lampung Timur sering diajarkan dengan
metode pembelajaran konvensional yang
kurang bervariasi dan hanya
menggunakan media cetak, sehingga
siswa kelas VII tersebut merasa jenuh
dan bosan untuk mengikuti pelajaran.12
Studi menunjukkan bahwa orang
mengingat hanya 20% dari apa yang
mereka dengar dan hanya 30% dari apa
yang mereka lihat, tapi 70% yang luar
biasa dari apa yang mereka dengar dan
lihat.13
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
yang dilakukan peneliti pada dua orang
guru di SMA Nugraha Bhakti
didapatkan data salah satu dari guru
tersebut mengatakan ada siswinya yang
mengalami kanker payudara sudah satu
bulan lebih dan kedua guru tersebut
mengatakan tidak pernah ada tenaga
kesehatan yang datang untuk melakukan
pendidikan kesehatan tentang SADARI.
Kemudian wawancara dilakukan pada
10 siswi di SMA Nugraha Bhakti,
didapatkan data seluruhnya mengatakan
tidak mengetahui dan tidak mengerti
tentang SADARI. Selanjutnya dari 10
siswi tersebut mengakui tidak pernah
melakukan praktik SADARI.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka
peneliti tertarik untuk meneliti tentang
Pengaruh Metode Ceramah Dengan Media Video Tentang SADARI
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswi
SMA Nugraha Bandung.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan penelitian eksperimental
dengan desain one-group pretest-post
tes design dengan tujuan untuk
mengungkapkan hubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan satu kelompok
subjek. Kelompok subjek diobservasi
sebelum dilakukan intervensi, kemudian
diobservasi lagi setelah intervensi.34
Dengan desain one-group pretest-post
tes design ini, peneliti melakukan pretest
atau pengambilan data sebelum dan post
test atau pengambilan data setelah
dilakukan pendidikan kesehatan tentang
SADARI. Dalam pelaksanaannya,
metode pendidikan kesehatan yang
diterapkan yaitu metode ceramah
dengan media video. Secara umum,
desain penelitian ini dapat dilihat
sebagai berikut:34
Subjek Pra Perlakuan Pasca-tes
K O I OI
-
5
Jurnal Keperawatan Oleh Marysa Tresnaningrum, S.Kep -Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
Keterangan
K = subjek (siswi)
O = observasi pengetahuan dan
sikap sebelum pendidikan kesehatan
I = intervensi (pendidikan
kesehatan melalui video)
OI = observasi pengetahuan dan
sikap setelah pendidikan kesehatan
Variabel dependen merupakan variabel
yang tergantung atas variabel lain.33
Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah pengetahuan dan sikap siswi di
SMA Nugraha.
Populasi adalah kumpulan dari individu
dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah
ditetapkan. Kualitas atau ciri tersebut
dinamakan variabel.33 Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswi kelas
X di SMA Nugraha Bhakti yang
berjumlah 47 orang.
Sampel adalah bagian dari populasi.33
Metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah nonprobability
sampling dengan metode simple
random sampling yaitu setiap elemen
diseleksi secara acak. Nama ditulis pada
secarik kertas, diletakkan di kotak, di
aduk, dan diambil secara acak setelah
semuanya terkumpul.34 Dalam penelitian
ini, sampel diambil dengan jumlah 21
siswi karena dalam 1 kelas hanya
terdapat 21 meja. Cara memilihnya
dengan menggunakan 21 lembaran
kertas yang bertuliskan responden dan 26 kosong kemudian digulung, yang
mempresentasikan keseluruhan sampel
yang diambil dalam penelitian.
Kemudian responden dipersilahkan
untuk mengambil satu gulungan kertas
untuk menentukan menjadi responden.
Setelah dilakukan pengundian, sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan semua
responden diberikan lembar kuisioner
terlebih dahulu. Kemudian diberikan
pendidikan kesehatan. Setelah diberikan
pendidikan kesehatan, peneliti
melakukan evaluasi dengan memberikan
lembar kuisioner kepada masing-masing
responden.
Jenis instrument penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan lembar soal untuk
mengidentifikasi pengetahuan dan sikap
siswi sebelum dan setelah dilakukan
penerapan metode pendidikan kesehatan
dalam penyampaian materi tentang
SADARI pada siswi di SMA Nugraha.
Untuk memperoleh data dari responden,
peneliti menggunakan instrumen yang
dibuat oleh peneliti sendiri dengan
berpedoman pada konsep teori. Metode
pendidikan kesehatan tentang SADARI
pada siswi di SMA Nugraha Bhakti
yang diterapkan adalah metode ceramah
dengan media video. Dalam instrumen
ini, indikator yang digunakan adalah
sesuai dengan materi yang disampaikan.
Skala ukur yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala ordinal untuk
pengetahuan dan skala likert untuk
sikap. Nilai ukur untuk pengetahuan
menggunakan rumus cut off point
berdasarkan perhitungan sebagai
berikut:
=
100%
Kemudian dari hasil skor yang diperoleh
oleh masing-masing responden, tingkat
pengetahuan akan diklasifikasi sebagai
berikut:
a. Pengetahuan Baik = 76 - 100 % (9.1 - 12)
b. Pengetahuan Cukup = 56 - 75 % (6.7 - 9)
c. Pengetahuan Kurang = < 56 % (0 6.6)
Nilai ukur untuk sikap menggunakan
perhitungan mean jika distribusi normal
atau median jika distribusi tidak normal.
Pernyataan-pernyataan yang ada pada
skala terdiri dari dua bentuk, yaitu
pernyataan yang isinya bersifat
mendukung atribut yang diukur (positif)
dan pernyataan yang isinya tidak
-
6
Jurnal Keperawatan Oleh Marysa Tresnaningrum, S.Kep -Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
mendukung atribut yang diukur
(negatif).
Pada masing-masing item disediakan
empat pilihan jawaban, yaitu: Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju
(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Dalam item positif skor yang diberikan
adalah skor 4 untuk jawaban sangat
setuju (SS), skor 3 untuk jawaban setuju
(S), skor 2 untuk jawaban tidak setuju
(TS), skor 1 untuk jawaban sangat tidak
setuju (STS). Sedangkan dalam item
negatif diberikan skor 4 untuk jawaban
sangat tidak setuju (STS), skor 3 untuk
jawaban tidak setuju (TS), skor 2 untuk
jawaban setuju (S), skor 1 untuk
jawaban sangat setuju (SS). Setelah
setiap item diberi nilai, kemudian
dilakukan tabulasi dan dimasukan dalam
rumus sebagai berikut:35
T mean/median : maka sikap responden dikategorikan positif
(Farvorable).
T < mean/median : maka sikap
responden dikategorikan negatif
(unfarvorable).
Uji validitas untuk kuisioner
pengetahuan pada penelitian ini akan
dilakukan dengan cara uji validitas isi
(content validity), yaitu instrument yang
mengukur sejauhmana instrumen
tersebut mewakili semua aspek sebagai
kerangka konsep. Apakah isi atau
subtansi ukurannya sudah mewakili
muatan yang berupa sifat yang hendak
diukur. Butir-butir dalam suatu tes harus
dipertimbangkan mengenai keterwakilan
materi yang terkait, yang berarti bahwa
setiap butir harus dinilai sehubungan
relevansinya dengan sifat yang diukur.38
Uji validitas isi dari instrumen ini
dilakukan terhadap dosen yang
berpengalaman dalam bidang
keperawatan maternitas kemudian
diujikan kembali. Selain itu, uji validitas
kuisioner dilakukan pada siswi SMA
yang memiliki karakteristik yang mirip
dengan SMA yang akan dilakukan
penelitian. Teknik korelasi yang
digunakan dengan menggunakan rumus
Product Moment39. Rumus yang digunakan:
= ( ) ( ). ( )
[ 2 ( )2]. [ 2 ( )2]
Keterangan:
R : Jumlah indeks dua variabel yang
dikorelasikan
N : Jumlah sampel
X : Skor rata-rata dari nilai X
Y : Skor rata-rata dari nilai Y
Hasil pengujian validitas pada item-item
pertanyaan dirujukan dengan nilai
koefisien yang dihitung dengan rumus
korelasi diatas, dikatakan valid bila
besarnya rxy dihitung lebih besar dari
rxy tabel (0,632).
Sedangkan reliabilitas kuisioner
dihitung dengan rumus sebagai
berikut:38
= [
1] [1
2
2]
Uji reliabilitas atau uji konsistensi suatu
item pertanyaan dengan
membandingkan antara nilai
cronchbachs alpha dan taraf keyakinan (coefficients of confidance = CC)
dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika CC < cronchbachs alpha, item pertanyaan reliabel (konsisten).
Jika CC > cronchbachs alpha, item pertanyaan tidak reliabel (tidak
konsisten).
Uji validitas dan reliabilitas instrument
dalam penelitian ini dilakukan di SMA
Yami Bandung, dengan kriteria
responden yang mirip dengan sampel
penelitian, yaitu diambil dari siswi kelas
X dengan jumlah 10 orang. Peneliti
membagikan kuisioner yang telah dibuat
kepada responden (hasil dari analisa
instrument terlampir). Tingkat
reliabilitas instrument pengetahuan
bernilai sebesar 0,969 dan instrument
sikap bernilai sebesar 0,938. Untuk
sampel 10 orang maka CC=0,632.
Sehingga dapat disimpulkan kedua
instrument tersebut reliabel dan bisa
diberikan untuk responden penelitian.
-
7
Jurnal Keperawatan Oleh Marysa Tresnaningrum, S.Kep -Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
Analisis data yang digunakan yaitu
analisa univariat dan analisa bivariate.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil
penelitian tentang pengaruh metode
ceramah dengan media video tentang
SADARI terhadap pengetahuan dan
sikap siswi SMA Nugraha Bandung.
Berdasarkan data yang diperoleh selama
penelitian yang dilakukan selama 1 hari
yaitu tanggal 13 Juni 2015, terdapat 21
responden dan diberikan pendidikan
kesehatan tentang SADARI.
Intervensi dilakukan dengan melakukan
pretest dan post test kemudian hasilnya
dibandingkan. Pengumpulan data dan
pelaksanaan penelitian dilakukan sendiri
oleh peneliti. Data yang memenuhi
syarat dianalisis dan disajikan
berdasarkan analisis univariat dan
bivariat.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Siswi Sebelum
Dilakukan Pendidikan Kesehatan
Tentang SADARI
Kategori
Pengetahuan
Jumlah
(n)
Persentase
(%)
Baik 0 0
Cukup 3 14.3
Kurang 18 85.7
Jumlah 21 100.0
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan
hasil pengetahuan sebelum dilakukan
pendidikan kesehatan tentang SADARI
mayoritas masih dalam kategori kurang
yaitu 18 orang (85.7%).
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap
Siswi Sebelum Dilakukan Pendidikan
Kesehatan Tentang SADARI
Kategori
sikap
Jumlah
(n)
Persentase
(%)
Positif 10 47.6
Negatif 11 52.4
Jumlah 21 100.0
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui
bahwa sikap siswi sebelum diberikan
pendidikan kesehatan tentang SADARI
sebagian besar memiliki sikap negatif
yaitu sebanyak 11 orang (52.4%).
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Siswi Setelah Dilakukan
Pendidikan Kesehatan Tentang
SADARI Kategori
pengetahuan
Jumlah
(n)
Persentase
(%)
Baik 15 71.4
Cukup 5 23.8
Kurang 1 4.8
Jumlah 21 100.0
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui
bahwa pengetahuan siswi setelah
diberikan pendidikan kesehatan
sebagian besar memiliki pengetahuan
baik sebanyak 15 orang (71.4%).
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sikap
Siswi Setelah Dilakukan Pendidikan
Kesehatan Tentang SADARI Kategori
sikap
Jumlah
(n)
Persentase
(%)
Positif 17 81.0
Negatif 4 19.0
Jumlah 21 100.0
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui
bahwa sikap siswi setelah diberikan
pendidikan kesehatan tentang SADARI
mayoritas memiliki sikap positif
sebanyak 17 orang (81.0%).
Tabel 4.5 Pengaruh Metode Ceramah
Dengan Media Video Tentang
SADARI Terhadap Pengetahuan
Siswi SMA Nugraha Bandung
n Median
(min-maks) p
Pengetahuan
sebelum
penyuluhan
Pengetahuan
setelah
penyuluhan
21
21
50 (25-75)
91.67 (50-100)
0.000
Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji statistik
pengetahuan siswi sebelum dan setelah
dilakukan pendidikan kesehatan
memiliki nilai probabilitas p=0.000,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
-
8
Jurnal Keperawatan Oleh Marysa Tresnaningrum, S.Kep -Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
terdapat pengaruh metode ceramah
dengan media video tentang SADARI
terhadap pengetahuan siswi SMA
Nugraha Bandung.
Tabel 4.6 Pengaruh Metode Ceramah
Dengan Media Video Tentang
SADARI Terhadap Sikap Siswi SMA
Nugraha Bandung
Post test sikap
Total P
Positif Negatif
Pretest
sikap
Positif 9 1 10 0.039 Negatif 8 3 11
Total 17 4 21
Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji statistik
sikap siswi sebelum dan setelah
dilakukan pendidikan kesehatan
memiliki nilai probabilitas p=0.039,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh metode ceramah
dengan media video tentang SADARI
terhadap sikap siswi SMA Nugraha
Bandung.
Pembahasan
Hasil penelitian pengetahuan siswi
tentang SADARI sebagian besar
berpengetahuan kurang yaitu 18 orang
(85.7%). Responden mayoritas kurang
mengetahui tentang waktu pelaksanaan
dan cara melakukan SADARI. Hal ini
bisa saja terjadi karena kurangnya
informasi yang didapatkan baik dari
sekolah, media massa atau tenaga
kesehatan.
Budiman menyatakan bahwa
pengetahuan dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu pendidikan,
informasi/media massa, sosial, budaya
dan ekonomi, lingkungan, pengalaman,
dan usia.28 Hasil penelitian ini sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Handayani, 2012 didapatkan sebanyak
133 responden (65,8%) memiliki
pengetahuan kurang tentang prosedur
SADARI, 95 responden (47%) memiliki
pengetahuan kurang tentang waktu
SADARI, dan 94 responden (46,5%)
memiliki pengetahuan kurang tentang
hasil SADARI.8
Pengetahuan Siswi SMA Nugraha
Setelah Dilakukan Pendidikan
Kesehatan Tentang SADARI. Hasil
penelitian setelah dilakukan pendidikan
kesehatan terdapat perubahan tingkat
pengetahuan dengan nilai median pretest
sebesar 50 meningkat menjadi 91.67
pada post test, sehingga peningkatan
yang terjadi yaitu 41,67. Hal ini bisa
saja terjadi karena perlakuan yang
diberikan yaitu pendidikan kesehatan.
Notoatmodjo mengatakan pendidikan
kesehatan adalah suatu kegiatan atau
usaha menyampaikan pesan kesehatan
kepada masyarakat, kelompok, atau
individu.10 Tujuan pendidikan kesehatan
salah satunya yaitu peserta didik dapat
memiliki pengetahuan tentang ilmu
kesehatan, termasuk cara hidup sehat
dan teratur.17 Hal ini berkaitan dengan
faktor yang mempengaruhi pengetahuan
salah satunya informasi/media massa
yang dapat memberikan pengaruh
jangka pendek sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan
pengetahuan.28
Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
sebagainya). Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai
meghasilkan pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek.10
Pengetahuan berisi faktor-faktor yang
tidak bersifat nyata, seperti keyakinan
pribadi, perspektif, dan prinsip.28
Penelitian yang menunjukkan hasil yang
sama dilakukan oleh Suastina, 2013
yaitu didapatkan nilai p=0,000. Hal ini
menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan pendidikan kesehatan
terhadap tingkat pengetahuan siswi
tentang SADARI sebagai deteksi dini
kanker payudara di SMA Negeri 1
Manado.25 Penelitian Simanullang, 2012
juga didapatkan hasil bahwa ada
peningkatan nilai pengetahuan dan sikap
-
9
Jurnal Keperawatan Oleh Marysa Tresnaningrum, S.Kep -Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
ibu tentang SADARI setelah dilakukan
pendidikan kesehatan dimana nilai
p=0,000.27
Sikap Siswi SMA Nugraha Sebelum
Dilakukan Pendidikan Kesehatan
Tentang SADARI.
Hasil penelitian sikap siswi tentang
SADARI sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan mayoritas memiliki sikap
negatif yaitu 11 orang (52.4%). Menurut
peneliti sikap negatif yang dimiliki siswi
SMA Nugraha Bhakti dikarenakan
lingkungan atau budaya yang kurang
mendukung. Selain itu karena
kurangnya pengetahuan sehingga kurang
merespon mengenai SADARI.
Menurut Notoatmodjo, sikap juga
respon tertutup seseorang terhadap
stimulus atau objek tertentu, yang sudah
melibatkan faktor pendapat dan emosi
yang bersangkutan.10 Hal ini
mencerminkan perasaan seseorang
terhadap sesuatu. Output sikap pada
seseorang dapat berbeda, jika suka maka
seseorang akan mendekat, mencari tahu,
dan bergabung, sebaliknya jika tidak
suka, maka seseorang akan menghindar
atau menjauhi.28
Penelitian yang menunjukkan hasil yang
sama dilakukan oleh Diniar, 2013 bahwa
hasil pretest sikap responden sebelum
adanya simulasi pendidikan kesehatan
pada kelompok eksperimen maupun
kontrol mayoritas pada kategori cukup
mendukung masing-masing 66,7% dan
80%.29 Penelitian oleh Viviyawati, 2014
bahwa hasil sikap remaja putri di SMKN
1 Karanganyar sebelum diberikan
pendidikan kesehatan tentang SADARI
sebagian besar dalam kategori negatif
yaitu sebanyak 27 responden (87%).26
Sikap Siswi SMA Nugraha Setelah
Dilakukan Pendidikan Kesehatan
Tentang SADARI.
Hasil penelitian setelah dilakukan
pendidikan kesehatan terdapat
perubahan sikap, pada pretest sikap
kategori positif yang semula sebanyak
10 orang menjadi 17 orang, sehingga
ada peningkatan sebesar (33.4%).
Peneliti berasumsi bahwa perubahan
yang terjadi dikarenakan peningkatan
pengetahuan setelah diberikan
pendidikan kesehatan tentang SADARI
sehingga mempengaruhi sikap.
Sikap adalah pernyataan evaluatif
terhadap objek orang, atau peristiwa.
Pernyataan evaluatif merupakan reaksi
respon terhadap objek, orang, peristiwa
yang merupakan stimulus. Jika
seseorang memiliki pengetahuan yang
berada pada tahapan evaluasi, ini
berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu
materi atau objek sehingga
mempengaruhi sikap.28 Kadang kala,
suatu bentuk sikap merupakan
pernyataan yang didasari emosi yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran
frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego.28
Penelitian yang menunjukkan hasil yang
sama dilakukan oleh Ariyaty, 2012
menunjukkan bahwa rata-rata sikap
pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) pada siswi kelas XI di SMA
Negeri 1 Pajangan Bantul pada saat
pretest adalah 65,83 mengalami
peningkatan pada saat post test menjadi
68,33. Sedangkan nilai maksimal pada
saat pretest adalah 90,83 dan mengalami
peningkatan menjadi 93,33 pada saat
post test.30
Hasil uji statistik pretest-post test
pengetahuan menunjukkan nilai
p=0.000, dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh metode ceramah dengan media
video tentang SADARI terhadap
pengetahuan siswi SMA Nugraha
Bandung. Menurut asumsi peneliti saat
pendidikan kesehatan berlangsung para
siswi memperhatikan secara seksama
sehingga dapat menambah pengetahuan
tentang SADARI. Peningkatan
pengetahuan dapat terjadi karena
ketertarikan siswi terhadap pendidikan
kesehatan metode ceramah dengan
media video yang dibuat oleh peneliti
dengan konsep yang menarik dan sesuai
untuk remaja.
-
10
Jurnal Keperawatan Oleh Marysa Tresnaningrum, S.Kep -Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
Menurut Susilo, metode ceramah
merupakan penyampaian bahan
pelajaran dengan cara komunikasi verbal
dengan keuntungan jumlah pendengar
banyak juga informasi ilmu
pengetahuan11, artinya informasi yang
kurang dipahami oleh responden dapat
ditanyakan kembali. Selain metode,
pendidikan kesehatan tidak lepas dari
media salah satunya yaitu video. Video
merupakan salah satu dari media
elektronika yaitu suatu media bergerak
dan dinamis, dapat dilihat dan didengar
dalam menyampaikan pesannya. Studi
menunjukkan bahwa orang mengingat
hanya 20% dari apa yang mereka dengar
dan hanya 30% dari apa yang mereka
lihat, tapi 70% yang luar biasa dari apa
yang mereka dengar dan lihat.11 Hasil
penelitian ini juga didukung oleh
penelitian Wulandari, 2013 yaitu
terdapat pengaruh positif dan secara
statistik signifikan antara metode
penyuluhan kesehatan dengan
pengetahuan mahasiswi tentang
SADARI (Cl=95%; 0,32 hingga 0,71;
p=0,003), sikap (Cl=95%; 6,82 hingga
11,48; p=0,001).31
Hasil uji stasistik pretest-post test sikap
menunjukkan nilai p=0.039 karena nilai
p
-
11
Jurnal Keperawatan Oleh Marysa Tresnaningrum, S.Kep -Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
kesehatan tentang SADARI pada
kategori baik 15 siswi (71.4%).
4. Sikap siswi SMA Nugraha setelah dilakukan pendidikan kesehatan
tentang SADARI pada kategori
positif 17 siswi (81.0%).
5. Terdapat pengaruh metode ceramah dengan media video tentang
SADARI terhadap pengetahuan
siswi SMA Nugraha dengan nilai
p=0.000.
6. Terdapat pengaruh metode ceramah dengan media video tentang
SADARI terhadap sikap siswi SMA
Nugraha dengan nilai p=0.039.
Saran
1. Institusi pendidikan dan pelayanan kesehatan
Sebaiknya mahasiswa dibekali
kemampuan dalam menyampaikan
materi kesehatan kepada masyarakat
sehingga dapat menjadi narasumber
kesehatan dengan baik. Serta
melakukan pendidikan kesehatan ke
sekolah lain atau ke masyarakat
tentang SADARI untuk menurunkan
angka kematian karena kanker
payudara pada wanita.
2. Perawat Diharapkan saat melakukan
pendidikan kesehatan tentang
SADARI menggunakan metode
ceramah dengan media video agar
menarik perhatian dan lebih mudah
dipahami oleh peserta didik.
3. Remaja putri Diharapkan setelah mendapat
pendidikan kesehatan tentang
SADARI khususnya siswi kelas X
SMA Nugraha dapat merubah
perilaku dengan melakukan
SADARI secara rutin dan benar.
4. Peneliti selanjutnya Sebaiknya peneliti lain dapat
membandingkan antara metode
ceramah dengan media video dan
metode demonstrasi dengan media
objek tiga dimensi terhadap
pengetahuan dan sikap.
DAFTAR PUSTAKA
1. Andrews, G. 2009. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita.
Jakarta: EGC.
2. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodati
n-kanker.pdf [Diakses 10-03-2015].
3. Kusyanti, Devy Ade. 2013. Identifikasi Berbagai Masalah yang
Dihadapi Penderita Karsinoma
Payudara Usia Muda.
4. http://www.who.int/gho/ncd/mortality_morbidity/en/ [Diakses 29-11-
2014].
5. http://globocan.iarc.fr/pages/fact_sheets_cancer.aspx [Diakses 29-11-
2014].
6. Purwoastuti, Th. Endang. 2008. Kanker Payudara Pencegahan &
Deteksi Dini. Yogyakarta: Kanisius.
7. Sari, Wening. 2012. Panduan Lengkap Kesehatan Wanita. Jakarta:
Penebar Plus.
8. Handayani, Sri. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Cara
Melakukan SADARI. 2012 [Diakses
28-11-2014]. Didapat dari: ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jnursing.
9. Bobak, Lowdermilk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Jakarta: EGC.
10. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan
Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
11. Susilo, Rahmat. 2011. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
12. Susetyo, Tony, Adelina Hasyim dan Hermi Yanzi. 2013. Hubungan
Pemanfaatan Media Audiovisual
Terhadap Tingkat Pemahaman Dan
Sikap Siswa Kelas VII SMP Negeri
3 Batanghari Nuban Lampung
Timur.
13. Kholid, Ahmad. 2012. PROMOSI KESEHATAN: Dengan Pendekatan
Teori Perilaku, Media, dan
Aplikasinya. Jakarta: PT
RajaGrafindo.
-
12
Jurnal Keperawatan Oleh Marysa Tresnaningrum, S.Kep -Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
14. Suiraoka, I Putu & I Dewa Nyoman Supariasa. 2012. Media Pendidikan
Kesehatan. Graha Ilmu.
15. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
16. Maulana, Heri D. J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
17. Effendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
18. Suryaningsih, EK & Sukaca BE. 2009. Kupas Tuntas Kanker
Payudara. Yogyakarta: Paradigma
Indonesia.
19. Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
20. Mardiana, Lina. Kanker Pada Wanita Pencegahan dan
Pengobatan dengan Tanaman Obat.
Penebar Swadaya.
21. Kamaladewi, Ratih. 2015. Cara Alami Deteksi Dini & Cegah 7
Kanker Pada Wanita: Kanker
Payudara,Kanker Indung Telur
(Ovarium), Kanker Serviks, Kanker
Rahim, Kanker Vulva, Kanker
Vagina, dan Kanker Saluran Telur .
Banana Books
22. http://www.breastcancer.org/symptoms/testing/types/self_exam/bse_step
s [Diakses 26-04-2015].
23. Budiman & Agus Riyanto. 2013. Kapita Selekta Kuesioner:
Pengetahuan dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika.
24. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen
Penelitian Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
25. Suastina, I Dewa Ayu Rai, S.H R Ticoalu dan Franly Onibala. 2013.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Terhadap Tingkat Pengetahuan
Siswi Tentang SADARI Sebagai
Deteksi Dini Kanker Payudara Di
SMA Negeri 1 Manado.
26. Viviyawati, Tri. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang
Pemeriksaan Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara
Terhadap Pengetahuan dan Sikap
Remaja Putri di SMKN 1 Karang
Anyar.
27. Simanullang, Poniyah. 2012. Efektivitas Pendidikan Kesehatan
Tentang SADARI Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam
Melaksanakan SADARI di Dusun 1
Desa Namorambe Kecamatan
Namorambe.
28. Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap dan Perilaku Manusia Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
29. Diniar, Okki Resna. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang
Pencegahan Kanker Payudara
Terhadap Tingkat Pengetahuan dan
Sikap Pada Wanita Usia Produktif
di Desa Sumur Musuk Boyolali.
30. Ariyaty, Frincessa Wenny, Fitriani Mediastuti Kusminatun. 2012.
Efektivitas Pendidikan Kesehatan
SADARI Terhadap Sikap Pada
Remaja Purti Kelas XI Di SMA
Negeri 1 Pajangan Bantul.
31. Wulandari, Fitria Ika. 2013. Perbedaan Pengaruh Penyuluhan
Kesehatan Metode Ceramah dan
Diskusi Terhadap Sikap Tentang
SADARI Ditinjau dari Pengetahuan.
32. Kurniawati, Dian. 2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang
Kanker Payudara Terhadap Sikap
Ibu Melakukan Tindakan SADARI di
Desa Geneng Duwur Gemolong
Sragen.
33. Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
34. Bagyono, Tuntas. 2013. Kunci Praktis Untuk Metodologi
Penelitian Kesehatan. Ombak.
-
13
Jurnal Keperawatan Oleh Marysa Tresnaningrum, S.Kep -Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
35. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
36. Putra, Sitiatava Rizema. 2012. Panduan Riset Keperawatan dan
Penulisan Ilmiah. Jogjakarta: D-
Medika.
37. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
38. Sunyoto, Danang. 2012. Uji Validitas dan Reliabilitas Asumsi
Klasik Untuk Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
39. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
40. Dahlan, M. Sopiyudin. 2013. Statistik Untuk Kedokteran dan
Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan
Multivariat, Dilengkapi dengan
Menggunakan SPSS Edisi 5. Jakarta:
Salemba Medika.