jurnal kuliah
DESCRIPTION
jurnal kuliah spkTRANSCRIPT
JITIK– Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Komunikasi
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2010
APLIKASI PERHITUNGAN KALORI HARIAN PENDERITA DIABETES MELITUS
MENGGUNAKAN METODE FUZZY
Irvan Setiono
1, Tjatursari Widiartin
2
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Univesitas Wijaya Kusuma Surabaya
[email protected] / [email protected]
ABSTRAK
Pada bidang kesehatan, terdapat cara untuk menghitung kebutuhan kalori dalam kcal/hari baik untuk orang
sehat dan maupun sakit. Untuk memperkirakan pengeluaran total kalori, hasil penghitungan ini masih harus
dikalikan dengan faktor aktifitas. Tetapi perhitungan masih dengan cara manual dan sulit di implementasikan.
Perkembangan teknologi khususnya komputer dalam bidang sistem pakar telah dikembangkan beberapa model,
salah satunya logika fuzzy. Alasan digunakannya logika fuzzy adalah dinilai fleksibel dalam arti dapat
dibangun dan dikembangkan dengan mudah tanpa harus memulai dari “nol”. Metode inferensi fuzzy yang di
gunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Mamdani yang terdiri dari empat tahapan yaitu
Pembentukan himpunan fuzzy, Aplikasi fungsi implikasi, Komposisi aturan dan Penegasan. Hal inilah yang
mendorong penelitian untuk membuat Aplikasi Perhitungan Kalori Harian Penderita Diabetes Melitus
Menggunakan Logika Fuzzy.
Kata Kunci : Aplikasi, Perhitungan, Kalori Harian, Diabetes Melitus, Logika Fuzzy.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semakin banyaknya penderita Diabetes yang
dikenal sebagai penyakit kencing manis atau
penyakit gula darah adalah golongan penyakit
kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar
gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan
sistem metabolisme dalam tubuh.
Pada bidang kesehatan, telah terdapat cara
untuk menghitung kebutuhan kalori dalam kcal /
hari baik pada orang sehat maupun sakit, serta
membahas mengenai cara menghitung kebutuhan
kalori dalam kcal/hari untuk penderita diabetes.
Untuk memperkirakan pengeluaran total kalori,
hasil penghitungan ini masih harus dikalikan
dengan faktor aktifitas. Tetapi perhitungan yang
dilakukan masih dengan cara manual dan sulit di
implementasikan.
Perkembangan ilmu teknologi khususnya
komputer dalam bidang sistem pakar telah
dikembangkan beberapa model, salah satunya
logika fuzzy. Salah satu alasan digunakan logika
fuzzy adalah dinilai fleksibel dalam arti dapat
dibangun dan dikembangkan dengan mudah tanpa
harus memulai dari “nol” dan logika fuzzy dapat
diterapkan dalam desain sistem kontrol tanpa harus
menghilangkan teknik desain sistem kontrol
konvensional yang sudah ada terlebih dahulu.
Metode Tsukamoto, Mamdani, dan Takagi-
Sugeno-kang (TSK) adalah beberapa contoh
metode inferensi fuzzy. Aplikasi ini juga
mengimputkan aktifitas penderita Diabetes.
Rumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka
peneliti merumuskan permasalahan sebagi berikut:
1) Penderita Diabetes Melitus sukar dalam
melakukan perhitungan kalori yang harus
dikonsumsi.
2) Penderita Diabetes Melitus kurang mengerti
berapa kalori yang harus dikonsumsi jika
mereka melakukan aktifitas.
Batasan Masalah
Agar masalah yang akan dibahas tidak meluas,
maka batasan masalah yang dibahas hanya
difokuskan pada :
1) Aplikasi ini digunakan hanya penderita
diabetes melitus.
2) Menghitung kebutuhan kalori harian pada
penderita diabetes melitus yang telah
dinyatakan oleh dokter ahli.
3) Keadaan penderita diabetes melitus dalam
keadaan normal, bukan dalam keadaan hamil
(untuk perempuan).
4) Dasar dari pertimbangan melakukan
penghitungan terhadap kebutuhan kalori
harian pada penderita diabetes melitus terdiri
dari 5 variabel yaitu umur, berat badan, tinggi
badan, aktifitas serta satu variable crisp yaitu
jenis kelamin.
5) Metode penghitungan Sistem inferensi fuzzy
(SIF) yang digunakan adalah Mamdani.
6) Aplikasi yang dibangun hanya mampu
menghitung satu aktifitas.
JITIK– Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Komunikasi
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2010
7) Saran pada aplikasi hanya mencakup
makanan pokok.
Tujuan
Untuk menghitung besarnya tingkat kebutuhan
kalori harian bagi penderita diabetes mellitus.
Manfaat
Penderita Diabetes Melitus dapat lebih
mengontrol pola hidup agar penyakit tidak
bertambah parah.
Sistematika penulisan
Pembahasan dalam proposal tugas akhir ini
akan dibagi menjadi beberapa bab sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan dan manfaat, Aplikasi
Perhitungan Kalori Harian Penderita Diabetes
Melitus Menggunakan Metode Fuzzy.
BAB II. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi langkah – langkah yang
digunakan dalam penelitian agar terstruktur dengan
baik. Dengan sistematika ini proses penelitian
dapat dipahami dan diikuti oleh pihak lain.
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang kebutuhan perangkat
keras (hardware), perangkat lunak (software), dan
langkah-langkah uji coba sistem pada proses
impementasi sistem source code yang sebelumnya
telah dibuat.
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dan saran untuk Aplikasi
Perhitungan Kalori Harian Penderita Diabetes
Melitus Menggunakan Metode Fuzzy agar baik.
METODOLOGI PENELITIAN
Analisa Sistem
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk
mencapai tujuan dari peneltian ini adalah seperti
Gambar 3.1.
Kebutuhan Data
Kebutuhan data yang digunakan pada aplikasi
perhitungan kalori harian penderita diabetes
melitus yaitu :
1. Nama.
2. Jenis Kelamin.
3. Umur.
4. Berat Badan
5. Tinggi Badan
6. Aktifitas.
Usecase Diagram
Pada sistem perhitungan kalori harian penderita
diabetes melitus ini mempunyai use case yang akan
dijelaskan pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Use Case Perhitungan Kalori Harian
Pada gambar 3.1 di dalam perancangan ini,
sebagai actor adalah penderita diabetes melitus.
Diagram use case ini menunjukkan interaksi antara
use case dan actor untuk melakukan perhitungan
kalori dengan cara penderita diabetes melitus
terlebih dahulu melakukan pengisian identitas
penderita.
Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi
antar objek di dalam dan di sekitar sistem termasuk
pengguna, display, dan sebagainya yang berupa
message-message yang digambarkan terhadap
waktu.Sequence Diagram pada aplikasi
perhitungan kalori harian penderita diabetes
melitus pada gambar 3.2.
JITIK– Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Komunikasi
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2010
Gambar 3.2 Sequence Diagram perhitungan kalori
harian
Pada gambar 3.2 menunjukkan langkah awal
penderita diabetes melitus mengimputkan data
kedalam inputan yang telah tersedia.
Desain Sistem
Desain sistem dibangun untuk memenuhi
kebutuhan user mengenai gambaran yang jelas
tentang desain sistem yang akan dibangun serta
diimplementasikan.
Class Diagram
Class diagram adalah diagram yang digunakan
untuk menampilkan beberapa kelas serta paket-
paket yang ada dalam suatu sistem atau perangkat
lunak yang sedang dikembangkan. Class Diagram
aplikasi perhitungan kalori harian penderita
diabetes melitus terdapat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Class Diagram Perhitungan Kalori
Harian
Pada gambar 3.3 kalori harian penderita diabetes
melitus mempunyai class yang dibutuhkan sistem
untuk melakukan perhitungan kalori yaitu class
variabel umur (VU), class variabel berat (VB), dan
class variabel aktifitas (VA).
Himpunan Fuzzy Set
Dalam perhitungan kalori harian penderita
diabetes melitus, terdapat variabel pendukung yang
digunakan untuk melakukan perhitungan yaitu
umur, berat badan, dan aktifitas.
Himpunan Fuzzy Variabel Umur
Himpunan fuzzy variabel umur akan dijelaskan
pada gambar 3.4
Terdapat domain yang digunakan pada himpunan
fuzzy untuk variabel umur pada tabel 3.1.
Variable Umur
Domain himpunan tegas (crisp)
Domain himpunan fuzzy
Muda x < 35 [0 40]
Parobaya 35 < x < 55 [35 60]
Tua 55 < x < 70 [55 70]
Sangat tua x > 70 [65+ ∞]
Tabel 3.1 Domain himpunan fuzzy variabel umur
Himpunan Fuzzy Variabel Berat
Himpunan fuzzy variabel umur pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 Himpunan fuzzy variabel berat badan
( VB )
Serta terdapat domain yang digunakan pada
himpunan fuzzy untuk variabel berat badan pada
tabel 3.2.
Variable
Berat
Domain himpunan
tegas (crisp)
Domain himpunan
fuzzy
Sangat
Kurus
x < 16,5 [0 16,5]
Kurus 17 < x < 18,5 [16,5 18,5]
Normal 18,5 < x < 25 [18 25]
Gemuk 25 < x < 27 [24,5 27]
Sangat
Gemuk
x > 27 [26,5+ ∞]
Tabel 3.2 Domain himpunan fuzzy variable berat
6060 2
5
3
5
4
0
5
0
6
5
7
0
Muda Parobaya Tua Sangat tua Derajat
keanggotaan µ[x]
Gambar 3.4. Himpunan fuzzy variabel umur.
JITIK– Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Komunikasi
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2010
Himpunan Fuzzy Variabel Aktifitas
Himpunan fuzzy variabel umur akan dijelaskan
pada gambar 3.6
Gambar 3.6 Himpunan fuzzy untuk variabel
aktifitas ( VA )
Serta terdapat domain yang digunakan pada
himpunan fuzzy untuk variabel berat badan pada
tabel 3.3.
Himpunan
fuzzy variable
aktifitas
Domain
himpunan tegas
(crisp)
Domain
himpunan fuzzy
Istirahat z < 2 [0 4]
Ringan 4 < z < 5 [3 5]
Sedang 5 < z < 8 [4 8]
Berat 8 < z< 10 [7 9]
Sangat berat x>10 [8+ ∞]
Tabel 3.3 Domain himpunan fuzzy untuk variable
aktifitas
Aplikasi Fungsi Implikasi (Aturan)
Pada metode mamdani, fungsi implikasi yang
digunakan adalah Min.
µAᴖB = MIN (µA[x],µB[x])
Terdapat 200 aturan yang akan digunakan
dalam metode ini, 100 aturan untuk jenis kelamin
laki-laki dan 100 aturan untuk jenis kelamin
permpuan.
Dalam komposisi aturan ada 3 metode yang
digunakan dalam melakukan inferensi system
fuzzy yaitu : max, additive dan probabilistic OR
(probor). Dalam pembahasan ini yang digunakan
adalah metode Max (Maksimum)
Komposisi aturan dan Penegasan
Komposisi aturan
Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy
diperoleh dengan cara mengambil nilai maksimum
aturan, kemudian menggunakannya untuk
memodifikasi daerah fuzzy dan
mengaplikasikannya ke output dengan
menggunakan operator OR (union).. Secara umum
dapat dituliskan:
µsf[xi] max (µsf[xi],µkf[xi])
dengan:
µsf[xi] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai
atuan ke-I;
µkf[xi] = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy
aturan ke-I;
Komposisi aturan akan menggabungkan semua
aturan yang ada, setiap aturan akan diproses
sehingga akan mendapatkan nilai yang diharapkan,
bagaimana aturan-aturan tersebut digabungkan
menjadi satu, sehingga mendapatkan nilai akhir
yang kemudian akan di defuzzyfikasi untuk
mendapatkan nilai crisp
Di mana fungsi keanggotaan tersebut akan
digunakan untuk mencari nilai untuk semesta
kontinu pada proses defuzzyfikasi.
Penegasan (defuzzy)
Input dari proses defuzzyfikasi adalah suatu
himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi
aturan-aturan fuzzy, sedangkan output yang
dihasilkan merupakan suatu bilangan pada domain
himpunan fuzzy tersebut.
Dalam pembahasan ini penegasan (defuzzy)
yang digunakan adalah metode centroid
(composite moment) menurut aturan Hamdani.
Pada metode ini, solusi crisp diperoleh denan cara
mengambil titik pusat (z*) daerah fuzzy. Secara
umum dirumuskan:
z*=∫ ( )
∫ ( )
Untuk semesta kontinu.
z*= ∑ ( )
∑ ( )
Untuk semesta diskrit
Algoritma Proses
Pada aplikasi perhitungan kalori harian penderita
diabetes melitus ini mempunyai algoritma proses
yang akan dijelaskan pada gambar 3.7, gambar
3.7a, dan gambar 3.7b.
JITIK– Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Komunikasi
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2010
START
NilaiVU = Hitung VariabelUmur(x)
NilaiVB = Hitung VariabelBeratBadan(y)
NilaiVA = Hitung VariabelAktifitas(z)
Nilai α-predikat = Didapatkan dari nilaiVU,NilaiVB, dan NilaiVA
µ a1 = Batas Bawah dari α – predikat
µ a2 = Batas Atas dari α – predikat
a1=(a1 – 1000) / 1500 = μa1
a2=(a2 – 1000) / 1500 = μa2
M1( Momen 1 )= integral nilai a1(µa1)z dz
M2 ( Momen 2 ) = integral nilai a2 dan a1 (z-1000) /1500 *z
M3 ( Momen ) 3= integral 1500 dan nilai a2 (µa2)z dz
A1( Luas Daerah 1 )=a1*µa1
A2 ( Luas Daerah 2 ) = (µa2+µa1)* ( a2 - a1 ) / 2
A3 ( Luas Daerah 3 ) = ( 2500-a2) / µa2
KB ( Kalori Basal ) = M1+M2+M3 / A1+A2+A3
A
x = umur
y = Berat Badan
j = Tinggi Badan
z = Aktifitas
Jk1 =Perempuan
Jk2 = Laki-laki
Umur, BeratBadan,
TinggiBadan,
Aktifitas, Jenis
Kelamin
Gambar 3.7 Flowchart Kalori Harian
A
JK1= (Perempuan) 40 ≤ x ≤ 59YaVar.Berat =
Sangat GemukYa Var.Aktifitas =
Ringan
Ya Ya
TK ( Total Kalori ) =
KB – JK – UM – BB +
AK2
Tidak
Var.Aktifitas =
Sedang
Ya
TK ( Total Kalori ) =
KB – JK – UM – BB +
AK1
TK ( Total Kalori ) =
KB – JK – UM – BB
Tidak
Tidak
Var.Aktifitas =
Ringan
YaTK ( Total Kalori ) =
KB – JK – UM + AK2
Tidak
Var.Aktifitas =
Sedang
YaTK ( Total Kalori ) =
KB – JK – UM + AK1
TidakTK ( Total Kalori ) =
KB – JK – UM
TK ( Total Kalori ) =
KB – JK
Tidak
END
Tidak
B
Gambar 3.7a Flowchart Kalori Harian(Lanjutan)
B
JK2 = Laki-
Laki
40 ≤ x ≤ 59Ya Var.Berat = Sangat
Gemuk
Ya Var.Aktifitas =
Ringan
Ya YaTK ( Total Kalori ) =
TB – UM – BB + AK2
Tidak
Var.Aktifitas =
Sedang
Ya
TK ( Total Kalori ) =
TB – UM – BB + AK1
Tidak
TK ( Total Kalori ) =
TB – UM – BB
Tidak
Var.Aktifitas =
Ringan
YaTK ( Total Kalori ) =
TB – UM + AK2
Tidak
Var.Aktifitas =
Sedang
YaTK ( Total Kalori ) =
TB – UM + AK2
TK ( Total Kalori ) =
TB – UM
Tidak
Tidak
Var.Berat =
Sangat Gemuk
TK ( Total Kalori ) =
TB - BBYa
END
Gambar 3.7b Flowchart Kalori Harian(Lanjutan)
Pada gambar 3.7 menuju ke algoritma proses untuk
melakukan perhitungan kalori.
Interface Input
Interface (Tampilan) input dari aplikasi
perhitungan kalori harian penderita diabetes
melitus terdapat pada gambar 3.11.
Inteface Output
Interface (Tampilan) input dari Aplikasi
Perhitungan Kalori Harian Penderita Diabetes
Melitus terdapat pada gambar 3.12.
Gambar 3.11 Tampilan inputan aplikasi
Gambar 3.12 Tampilan output aplikasi
JITIK– Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Komunikasi
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2010
Implementasi Sistem
Dalam membuat aplikasi perhitungan kalori
harian penderita diabetes melitus ini penulis
membutuhkan hardware dan software untuk
mendukung dalam kinerja dan proses sistem yang
akan dibuat agar kinerja sistem bisa maksimal.
Kebutuhan Hardware / Software
Spesifikasi perangkat keras yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Processor : Intel(R) Pentium(R) processor
P6000 (1,86 GHz)
2. RAM : 5 GB
3. VGA : Intel® HD Graphics
4. Harddisk : 320 GB
5. Keyboard dan mouse
Aplikasi perhitungan kalori harian penderita
diabetes melitus juga memerlukan perangkat lunak
(Software) agar mampu beroperasi sesuai dengan
yang diharapkan. Adapun perangkat lunak
(Software) yang digunakan, yaitu :
1. Sistem Operasi Windows 8 x64.
2. Database MySQL.
3. Data untuk Netbeans yaitu jdk-7u7-nb-7_2-
windows-x64-ml.
4. Data pelengkap untuk fungsi Netbeans yaitu
jre-7u10-windows-x64.
5. Netbeans 7.2.1
6. Mozilla Firefox, Opera, Google Chrom
sebagai web browser.
Tampilan awal aplikasi.
Pada tampilan awal aplikasi ini terdapat menu
berisi halaman hitung kalori pada gambar 3.14
serta view terdapat data penderita yang
tersambung database pada gambar 3.15
Gambar 3.13 Tampilan awal aplikasi
Gambar 3.14 Tampilan halaman hitung kalori.
Gambar 3.15 Tampilan data penderita.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kebutuhan Hardware dan Software.
Dalam menggunakan aplikasi perhitungan
kalori harian penderita diabetes melitus user
membutuhkan hardware dan software untuk
mendukung dalam kinerja dan proses sistem yang
akan dibuat agar kinerja sistem bisa maksimal.
Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)
Spesifikasi perangkat keras yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Processor : Intel® Pentium® processor
P6000 (1,86 GHz, 3MB L3)
2. RAM : 4 GB
3. VGA : Intel® HD Graphics
4. Keyboard dan Mouse
Dengan spesifikasi perangkat keras komputer yang
digunakan dapat membantu dalam pengolahan
data.
Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
Adapun perangkat lunak (Software) yang
digunakan, yaitu :
a. Sistem Operasi : Windows, Linux, Mac OS .
b. Web Browser seperti : Mozilla Firefox, Opera,
Google Chrome.
JITIK– Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Komunikasi
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2010
Ujicoba Sistem.
Setelah aplikasi perhitungan kalori harian
penderita diabetes melitus dibuat, maka langkah
selanjutnya melakukan uji coba aplikasi dengan
contoh kasus yaitu :
Contoh Kasus
Nama : Dalek
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Tinggi Badan : 167 Cm
Berat Badan : 53 Kg
Aktifitas : Dagang/Jualan/Toko
Pada gambar 4.9 menjelaskan tentang data pada
contoh kasus 1 yang harus diimputkan agar
aplikasi dapat melakukan proses perhitungan kalori
harian. Setelah itu maka akan mendapatkan hasil
seperti pada gambar 4.10 dan gambar 4.11.
Pada gambar 4.10 dan gambar 4.11 menjelaskan
hasil perhitungan kalori harian pada Kasus 2.
Dimana hasil tersebut didapatkan setelah inputan
terisi semua dan melakukan proses perhitungan.
Semua inputan yang terdapat pada contoh kasus
1 yang dibutuhkan harus dilakukan pada gambar
4.12 sebelum melakukan perhitungan kalori harian
penderita diabetes melitus.
Gambar 4.9 Tampilan inputan Kasus 1
Gambar 4.10 Output perhitungan Kasus 1
Gambar 4.11 Output perhitungan Kasus 1
(Lanjutan)
Analisa Hasil
Menganalisa hasil dari contoh kasus sub bab
4.2 dengan berdasarkan perhitungan manual.
A. Contoh kasus 1
Nama : Dalek
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Tinggi Badan : 167 Cm
Berat Badan : 53 Kg
Aktifitas : Dagang/Jualan/Toko
Cara menghitung kalori harian penderita diabetes
pada kasus pertama adalah sebagai berikut:
1. Mencari derajat keanggotaan masing–
masing himpunan pada tiap variabel.
a. Variabel Umur
Gambar 4.15 Himpunan Fuzzy Variabel Umur
Kasus 1
μMuda[55]
Bahu = 0
Linier Turun = 0; 25 < x < 40
μParobaya [55]
Linier Naik = 0; 35 < x < 40
Linier Turun = (c – x ) / (c – b) 40 < x < 60
= (60-55) / (60-40) = 5 / 20
Linier Turun = 0.25;
μTua [55]
Linier Naik = (x – a) / (b – a) 55 < x < 60
= (55 – 55) / (60 – 55) = 0 / 5
Linier Naik = 0;
Linier Turun = 0; 0 < x < 70
μSangatTua [55]
Linier Naik = 0; 65 < x < 70
JITIK– Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Komunikasi
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2010
b. Variabel Berat Badan
Berat badan ideal dihitung dengan
menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT),
(Almatsier, 2009:148):
IMT=BB/ TB2
(m) (BB= Berat Badan, TB =
Tinggi Badan)
Dimana:
Sangat kurus = <17,0
Kurus = 17,0 – 18,5
Normal = 18,5 – 25,0
Gemuk = 25,0 – 27,0
Sangat Gemuk = > 27,0
Untuk menentukan kalori berdasarkan IMT adalah
:
Kalori = Berat Badan * Jenis Kelamin
Himpunan Fuzzy Variabel Berat Badan
Gambar 4.16 Himpunan Fuzzy Variabel Berat
Badan Kasus 1
IMT ( Indeks Masa Tubuh ) = BB / TB2 (Kg/m)
IMT = 53 / 1,672 = 53 / 2,7889 = 19,00
μSangatKurus [19,00]
Bahu = 0 0 < y < 16,5
Linier Turun = 0; 16,5 < y < 17
μKurus [19,00]
Linier Naik = 0; 16,5 < y < 17
Bahu = 0; 17 < y < 18
Linier Turun = 0; 18 < y <18,5
μNormal [19,00]
Linier Naik = 0; 18 < y < 18,5
Bahu = 1; 18,5 < y < 24,5
Linier Turun = 0; 24,5 < y < 25
μGemuk [19,00]
Linier Naik = 0; 24,5 < y < 25
Bahu = 0; 25 < y < 26,5
Linier Turun = 0; 26,5 < y < 27
μSangatGemuk [19,00]
Linier Naik = 0; 26,5 < y < 27
c. Variabel Aktifitas
Himpunan Fuzzy Variabel Aktifitas
Gambar 4.17 Himpunan Fuzzy Variabel Aktifitas
Kasus 1
Dagang/Jualan/toko memiliki nilai 4 dengan
katagori aktifitas Ringan.
μIstirahat [4]
Bahu = 0 0 < z < 2
Linier Turun = 0; 2 < z < 4
μRingan [4]
Linier naik = (z – a) / (b – a) 3 < z < 4
= (4 – 3) / (4 – 3) = 1 / 1 = 1;
Linier Turun = (c – z) / (c – b) 4 < z < 5
= (5 – 4) / (5 – 4) = 1 / 1 = 1;
μSedang[4]
Linier Naik = 0; 4 < z < 6
Linier Turun = 0; 6 < z < 8
μBerat[4]
Linier Naik = 0; 7 < z < 8
Linier Turun = 0; 8 < z < 9
μSangatBerat [4]
Linier Naik = 0; 8 < z < 10
1. Mencari nilai min pada Aplikasi Fungsi
Implikasi (Aturan).
Semua Aturan untuk jenis kelamin laki – laki akan
dieksekusi, dalam perhitungan secara manual ini
aturan yang mendekati dengan derajat keanggotaan
yang akan diambil.
a. If JK laki – laki AND BB Normal AND
AktifitasIstirahat AND UmurParobaya Then
Kalori Sedang.
b. If JK laki – laki AND BB Normal AND
AktifitasIstirahat AND UmurTua Then Kalori
Sedang.
c. If JK laki – laki AND BB Normal AND
AktifitasRingan AND UmurParobaya Then
Kalori Sedang.
d. If JK laki – laki AND BB Normal AND
AktifitasRingan AND UmurTua Then Kalori
Sedang.
e. If JK laki – laki AND BB Normal AND
AktifitasSedang AND UmurParobaya Then
Kalori Sedang.
JITIK– Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Komunikasi
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2010
f. If JK laki – laki AND BB Normal AND
AktifitasSedang AND UmurTua ThenKalori
Sedang.
2. Mencari nilai α-predikat min dengan
menggunakan aturan diatas.
α-predikat1 = μJK[1] ∩ μNormal[19,00] ∩
μIstirahat[4] ∩ μParobaya[55]
= min(1; 1; 0; 0,25) = 0;
α-predikat2 = μJK[1] ∩ μNormal[19,00] ∩
μIstirahat[4] ∩ μTua[55]
= min(1; 1; 0; 0) = 0;
α-predikat3 = μJK[1] ∩ μNormal[19,00] ∩
μRingan[4] ∩ μParobaya[55]
= min(1; 1; 1; 0,25) = 0,25;
α-predikat4 = μJK[1] ∩ μNormal[19,00] ∩
μRingan[4] ∩ μTua[55]
= min(1; 1; 1; 0) = 0;
α-predikat5 = μJK[1] ∩ μNormal[19,00] ∩
μRingan[4] ∩ μParobaya[55]
= min(1; 1; 1; 0,25) = 0,25;
α-predikat6 = μJK[1] ∩μNormal[19,00] ∩
μRingan[4] ∩μTua[55]
= min(1; 1; 1; 0) = 0;
3. Pembentukan komposisi aturan dilakukan
dengan pengambilan nilai Max pada α-predikat.
Berdasarkan hasil dari aplikasi fungsi implikasi
(aturan) didapatkan nilai 0,25 sebagai nilai
tertinggi dan 0 sebagai nilai terendah.
μa1 = 0; Batas bawah
μa2 = 0,25; Batas Atas
Kemudian cari nilai a1 dan nilai a2:
Nilai a1 = 1000; = (a1 – 1000) / 1500 = μa1
= (a1 – 1000) / 1500 = 0
= 1500 * 0 + 1000
= 1000;
Nilai a2 = (a2 – 1000) / 1500 = μa2
= (a2 – 1000) / 1500 = 0,25
= 1500 * 0,25 +1000
= 1375;
Dengan demikian fungsi keanggotaan untuk hasil
komposisi ini adalah:
z ≤ 1000 , 1000 ≤ z ≤ 1500 , z ≥ 1375
Jadi nilai untuk masing – masing Momen adalah:
M1 = 0; M2 = 58535,15625; M3 = 544921,875
Kemudian mencari nilai luas setiap daerah:
1. A1 = nilai a1 * μa1= 1000 * 0 = 0;
2. A2 = (μa1+ μa2)*(nilai a2 – nilai a1) / 2 = (0 +
0,25)*(1375 – 1000)/2 = 0,25 * 187,5
= 46.875
3. A3 = (2500 – nilai a2)*μa2=(2500 – 1375)*
0,25 = 1125 * 0,25 = 281.25
Jadi, nilai untuk luas tiap daerah adalah:
A1 = 0; A2 = 46,875; A3 = 281,25
Maka titik pusat diperoleh dari :
z =
=
=
= 1839,10
Jadi, Nilai kalori basal adalah 1839,107 kalori.
Nilai kalori basal belum merupakan nilai total
kalori harian. Untuk mendapatkan nilai total kalori
harian maka kita harus menjumlah atau
mengurangi menurut usia, berat badan, serta
aktifitas.
Koreksi:
Kalori basal = 1839,107
kalori, umur = 55.
Secara teori menurut ilmu kedokteran. Umur
dari 40 tahun sampai dengan 59 tahun, jumlah
kalori basal dikurang sebesar 5%. Dengan
menggunakan logika fuzzy, untuk mendapatkan
persentase pengu-rangan pada umur 55 tahun
adalah:
Persentase = 5 + ((1 – μParobaya) * 5%)
= 5 + ((1 – 0.25) * 5%)
= 5 + (0,75*5) = 5 + 3,75
Persentase = 8,75%
Umur 65 = 15% = 287,425
Jadi, pengurangan untuk umur 55 tahun adalah
sebesar 8,75%.
Umur = kalori basal *8,75%
= 1839,107 * 8,75% = 160,92
kalori
Berat Badan = Normal.
Secara teori menurut ilmu kedokteran. Berat badan
yang mengalami penambahan atau pengurangan
adalah kurus atau gemuk, dengan persentase
pengurangan atau penambahan sebesar 20 – 30%.
Pada kasus ini, berat badan penderita termasuk
dalam katagori normal, sehingga tidak perlu terjadi
pengurangan atau penambahan jumlah kalori.
Aktifitas = Ringan
1
2.
3.
JITIK– Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Komunikasi
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2010
Secara teori menurut ilmu kedokteran. Aktifitas
ringan memerlukan penambahan kalori dengan
persentase sebesar 20% dari kalori basal. Karena
pada aktifitas μRingan = 1; maka penjumlahan
kalori adalah sebesar 20% dari kalori basal. Jadi,
penambahan untuk Aktifitas Ringan tahun adalah
sebesar 20%.
Aktifitas = kalori basal *20% = 1839,107 * 20%
= 367,82 kalori
Nilai total kalori harian yang dibutuhkan adalah:
Total Kalori = Kalori basal – umur + aktifitas
Total Kalori = 1839,107 – 160,92 + 367,82
Total Kalori = 2046,007 kalori
Jadi, Total kalori harian yang dibutuhkan untuk
penderita ini adalah
2046,007 kalori
Jadi, Total kalori harian yang dibutuhkan untuk
penderita ini adalah 1858,246 kalori. Hasil proses
perhitungan aplikasi dan sistem manual untuk
contoh kasus dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Kalori
Berdasarkan hasil pada tabel diatas, dapat
disimpulkan bahwa nilai kalori setiap orang
berbeda–beda tergantung dari parameter input
mereka dan keakuratan hasil uji coba adalah 99%.
Sedangkan 1% kurang akurat, disebabkan oleh
banyak faktor antara lain perbedaan umur, jenis
kelamin, berat, badan, tinggi badan serta aktifitas.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan terhadap sistem
perhitungan kalori harian penderita diabetes
melitus yaitu :
1. Sistem inferensi fuzzy metode mamdani dapat
mengukur kebutuhan kalori untuk penderita
diabetes melitus.
2. Perhitungan ini menggunakan logika fuzzy
sebagai metode perhitungan yang bermanfaat
yaitu membantu dalam penentuan status gizi
bagi penderita diabetes.
3. Dapat menghitung besarnya tingkat kebutuhan
kalori harian bagi penderita diabetes melitus.
4. Perhitungan yang dilakukan sistem akurat
dengan perhitungan yang dilakukan secara
manual.
Saran
Saran yang dapat diambil dari kesimpulan di
atas adalah:
1. Untuk pengguna aplikasi Sistem Perhitungan
Kalori Harian Penderita Diabetes Melitus ini,
jika menginginkan penambahan pengguna atau
penambahan user maka bisa langsung
menghubungi pihak admin.
2. Cakupan perhitungan ini dapat diperluas
dengan menambahkan variable baru untuk
perhitungan fuzzy yang dapat mempengaruhi
ketepatan dalam menentukan kebutuhan kalori.
3. Dalam aplikasi ini dapat ditambahkan makanan
yang disarankan oleh dokter yang digunakan
untuk penderita diabetes melitus.
4. Bisa dibuat aplikasi untuk menghitung
kebutuhan kalori harian bagi penderita diabetes
dengan misalkan menggunakan aplikasi
Borland Delphi 7.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sunita Almatsier, Prinsip Dasar ILMU GIZI.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009.
[2] Yettik Wulandari Dewi Indra, Prinsip-Prinsip
Dasar Ahli Gizi, Pertama ed., Tim Genio, Ed.
Jakarta: Dunia Cerdas, 2013.
[3] Fatoni, "Penelitian", APLIKASI
PERHITUNGAN KALORI HARIAN
PENDERITA DIABETES MELITUS
MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY, pp. 1-12,
2012.
[4] Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien
Indonesia, Penuntun Diet Edisi Baru, 20th ed.,
M.Sc DR. Sunita Almatsier, Ed. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2004.
[5] Kusumadewi, Fuzzy Multi-Attribute Decision
Making. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
[6] Bagian Gizi RS. Dr. Cipto Mangunkusumo,
Penuntun Diit. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2001.
[7] Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1976.
[8] Sodartawan Soegondo, Penatalaksanaan
Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: FKUI,
2009.
JITIK– Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Komunikasi
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2010
[9] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Daftar
Komposisi Bahan Makanan Program
Perbaikan Gizi Masyarakat.: Dinas Kesehatan,
2007.