jurnal iptek olahraga - uny

23
ISSN: 1411-0016 JURNAL IPTEK OLAHRAGA Volume 14, Nomor 3, September-Desember 2012 Pengembangan Hardware dan Software untuk Mengetahui Karakteristik Lompat Jauh Berbasis Telemetri (Andry Akhiruyanto dan Wahyudi) Alat Pengukur Waktu dan Kecepatan Lari 100 Meter Berbasis Mikrokontroler (Sri Mawarti, Aji Setiawan, dan Ngadino) Dampak Psiko-Sosial SEA Games XXVI: Survei pada Masyarakat Palembang (Ali Maksum, Adang Suherman, Achmad Sofyan Hanif) Peningkatan Performa Atlet Selam dengan Pemberian Antioksidan (Lilik Herawati, Harjanto, dan Nurul Anshori) Instrumen Strategi Multiteknik Mental Atlet Usia 11-13 Tahun (Yusup Hidayat dan Sukadiyanto) Prestasi Olahraga Paralimpian Indonesia: Kajian Perspektif Psikologis (Nurdidaya dan Seluiana) Diterbitkan oleh: KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA R.I. Gedung Grha Pemuda dan Olahraga Lantai 4, Jalan Gerbang Pemuda No. 3 Senayan Jakarta Pusat-10270 Email: jurnal_iptekor@yahoo. com

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

ISSN: 1411-0016

JURNAL IPTEK OLAHRAGA

Volume 14, Nomor 3, September-Desember 2 0 1 2

Pengembangan Hardware dan Software untuk Mengetahui Karakteristik Lompat Jauh Berbasis Telemetri

(Andry Akhiruyanto dan Wahyudi)

Alat Pengukur Waktu dan Kecepatan Lari 100 Meter Berbasis Mikrokontroler

(Sri Mawarti, Aji Setiawan, dan Ngadino)

Dampak Psiko-Sosial SEA Games XXVI: Survei pada Masyarakat Palembang

(Ali Maksum, Adang Suherman, Achmad Sofyan Hanif)

Peningkatan Performa Atlet Selam dengan Pemberian Antioksidan (Lilik Herawati, Harjanto, dan Nurul Anshori)

Instrumen Strategi Multiteknik Mental Atlet Usia 11-13 Tahun (Yusup Hidayat dan Sukadiyanto)

Prestasi Olahraga Paralimpian Indonesia: Kajian Perspektif Psikologis

(Nurdidaya dan Seluiana)

Diterbitkan oleh: KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA R.I.

Gedung Grha Pemuda dan Olahraga Lantai 4, Ja lan Gerbang Pemuda No. 3 Senayan Jakar t a Pusat-10270

Email: jurnal_iptekor@yahoo. com

Page 2: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

» iSSN: 1411-0016

JURMAL IPTEK OLAHRAGA Volume 14, Nomor 3, September-Desember 2012

Terbit tiga kali setahun pada bulan Januari-April, Mei-Agustus, dan September-Desember, berisi naskah hasil penelitian, gagasan konseptual. kajian teori atau aplikasi Iptek olahraga.

Pembina

Dr. Andi A. Mallarangeng (Menteri Pemuda dan Olahraga R.I.)

Penasihat Dra. Yuli Mumpuni Widarso (Sekretaris Kemenpora R.I.)

Prof. Dr. Djoko Pekik Irianto, M. Kes. (Deputi Kemenpora Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga) Penanggung Jawab

Drs. Agus Mahendra, M.A. (Asisten Deputi Penerapan Iptek Keolahragaan)

Ketua Penvunting Dr. Wahjoedi, M. Pd. (Universitas Pendidikan Ganesha Bali)

YVakil Ketua Penyunting Prof. Dr. H. M.E. Winarno, M. Pd. (Universitas Negeri Malang)

Mitra Bestari Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M. Pd. (Universitas Negeri Semarang)

Prof. Dr. Hari A. Rachman, M. Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta) Prof. Dr. Hari Setijono, M.Pd. (Universitas Negeri Surabaya)

Prof. Dr. Adang Suherman, M.A. (Universitas Pendidikan Indonesia) Dr. Asep Suharta, M.Pd. (Universitas Negeri Medan) Dr. Ali Maksum, M.Si. (Universitas Negeri Surabaya)

Drs. Toto Subroto, M.Pd. (Universitas Pendidikan Indonesia) Drs. Dimyati, M.Si. (Universitas Negeri Yogyakarta)

Penyunting Pelaksana Drs. Wisler Manalu, M.M., Drs. Bambang Sutiyono, M.Pd., Drs. Hery Yansen Manurung, dan Muhammad Alfin, M.Pd.

/ Sekretariat Tolkhah Mansyur, S.Sos., Naomas S. Sitio, Mahyudin R., S.Sos, Sugiharti, SE., dan Dini Yusliyanti

JURNAL IPTEK OLAHRAGA: Diterbitkan oleh Asisten Deputi Iptek Olahraga, Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga, Kementerian Pemuda dan Olahraga R.I. Perintis: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Iptek Olahraga (PPPITOR).

Publikasi Naskah: Penyunting menerima naskah/artikel yang belum pemah diterbitkan dalam jurnal lain (Petunjuk bagi Penulis: baca pada bagian dalam sampul belakang).

Alamat Penyunting dan Sekretariat: Kementerian Pemuda dan Olahraga R.I., c.q Asisten Deputi Iptek Olahraga, Gedung Grha Pemuda dan Olahraga Lantai 4, Jalan Gerbang Pemuda No. 3 Senayan, Jakarta Pusat (10270), Telp/Fax (021) 5731106, email: [email protected].

Page 3: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

I

ISSN: 1411-0016 3

JURNAL iPTEK OLAHRAGA Volume 14, Nomor 3, September-Desember 2012

D A F T A R ISI

Andry Akhiruyanto dan Pengembangan Hardware dan Software untuk Wahyudi Mengetahui Karakteristik Lompat Jauh Berbasis

Telemetri 215-228

Sri Mawarti, Aji Setiawan, dan Alat Pengukur Waktu dan Kecepatan Lari 100 Meter Ngadino Berbasis Mikrokontroler 229-242

Ali Maksum, Adang Dampak Psiko-Sosial SEA Games XXVI: Survei pada Suherman, dan Achmad Masyarakat Palembang 243-257 Sofyan Hanif

Lilik Herawati, Harjanto, dan Peningkatan Performa Atlet Selam dengan Pemberian Nurul Anshori Antioksidan 258-267

Yusup Hidayat dan Instrumen Strategi Multiteknik Mental Atlet Usia 11-13 Sukadiyanto Tahun 268-287

Nurhidaya dan Selviana Prestasi Olahraga Paralimpian Indonesia: Kajian Perspektif Psikologis 288-308

Page 4: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

INSTRUMEN STRATEGI MULTITEKNIK MENTAL ATLET USIA 11-13 TAHUN

Yusup Hidayat dan Sukadivanto

Abs t r ak : Penelitian mi bertujuan untuk menentukan struktur faktor skala strategi multiteknik mental olahraga dalam hubungannya dengan motivasi olahraga, kepercayaan diri, dan penampilan olahraga berdasarkan jenis kelamin. Penelitian dilaksanakan terhadap 1044 atlet usia 11-13 tahun (482 atlet pada studi 1 (286 patera dan 196 puteri) dan 552 atlet pada studi 2 (306 putera dan 216 puteri) yang berasal dari 8 Kota/Kabupaten di Jawa Barat dan tersebar di 12 cabang olahraga perorangan dan beregu. Data dikumpulkan dalam dua tahap dengan menggunakan skala strategi multiteknik mental olahaga untuk anak usia 11-13 tahun (SSMMO-AA11-13) , skala motivasi olahraga, skala kepercayaan diri, dan skala penampilan olahraga. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori dengan bantuan Program AMOS 16. Hasil analisis menunjukkan: (1) semua model skala, subskala, dimensi, dan indikator fit marjinal, kecuali model penampilan olahraga fit secara keseluruhan; dan (2) model teoretis persamaan struktural kurang sesuai dengan kondisi empiris (fit marjinal), namun secara keseluruhan strategi multiteknik penetapan tujuan, self-talk, dan imajeri menta l memberikan kontribusi positif terhadap aspek mental motivasi olahraga, kepercayaan diri, dan penampilan olahraga.

Kata kunci: SSMOM-A, motivasi olahraga, kepercayaan diri, penampilan olahraga.

Beberapa instrumen dalam bentuk skala yang telah dikembangkan untuk mengukur

keterampilan psikologis baik yang bersifat unidimensional maupun multidimensional pada

umumnya dikhususkan untuk atlet-atlet elit dan dewasa, misalnya The Sport Anxiety Scale

(Smith, Smoll, & Schultz, 1995), Sport Imagery Quesionnaire (Hall, et al., 1998; Hall,

Munroe-Chandler, Fishburne, & Hall, 2009), Psychologial Skills Inventory for Sport atau

PSIS (Mahoney)& Avener, 1977; Mahoney, Gabriel, & Perkins, 1987), PSIS Revised-5 (versi

baru dari PSIS) yang dikembangkan oleh Tammen, Murphy, & Jowdy (dalam Chartrand,

Jowdy, & Danish (1992), TOPS Inventory (Thomas, Murphy, & Hardy, 1999; Lane, 2004, et

al\ Hidayat, 2010), Athletic Coping Skills Inventory (Smith, Schutz, Smoll, & Ptacek (1995),

Ottawa Mental Skills Assessment Tool atau OMSAT-3 (Durand-Bush, Salmela, & Greenp

Demers (2001), sementara intrumen untuk atlet pemula, anak-anak, atau junior masih sangat

terbatas, kalaupun ada masih bersifat uni-teknik seperti The Sport Imagery Questionnaire for

Children atau SIQ-C (Hall, Munroe-Chandler, Fishburne, & Hall, 2009), padahal tersedianya

Yusup Hidayat adalah Dosen Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia (FPOK-UPI). Sedngkan Sukadiyanto adalah Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta (FIK-UNY)

268

Page 5: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

JUikNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL. 14, No. 3, September-Desember 2012:268-287.

instrumen yang memadukan beberapa teknik keterampilan mental akan sangat membantu

efekti-vitas implementasi program latihan keterampilan mental atau psikologis.

Dinilai sebagai kebutuhkan strategis untuk mengembangkan instrumen yang

memadukan beberapa teknik atau metode keterampilan mental sekaligus aspek mentalnya

untuk atlet anak-anak atau junior, dengan beberapa alasan, antara lain: (1) instrumen yang

valid dan reliabel untuk atlet elit dan dewasa tidak akan valid dan reliabel untuk atlet anak-

anak karena ketidakmampuan anak-anak untuk memahami terminologi dan konsep yang

dimaksud (Stadulist, MacCracken, Eidson, Severance, 2002); (2) hasil-hasil penelitian

memberi dukungan kuat bahwa pengukuran harus merefleksikan tahapan kognitif suatu

kelompok sampel, ditulis dalam bahasa dan format yang sesuai dengan kemampuan sampel

(Brustad, 1998; Whaley, 2007); (3) kebutuhan untuk mengaplikasikan program latihan

keterampilan psikologis atau mental sejak usia dini atau anak, sebab latihan keterampilan

psikologis terbukti efektif untuk meningkatkan penampilan atlet dalam berbagai cabang

olahraga (Pates, et al., 2001; Thelwell & Greenlees, 2001; Mamassis & Doganis, 2004;

Cohen, et al., 2006; Blakeslee & Goff, 2007), meningkatkan keterampilan psikologis dari

gerakan fisik yang dilakukan (Behncke, 2004; Weinberg, 2008), meningkatkan kemampuan

regulasi diri (Kirschenbaum, Owens, & O'Connor, 1998; Crews, Lochbaum, & Karoly,

2000), meningkatkan kualitas kesejahteraan hidup (Edward & Styen, 2008), dan hasilnya

akan lebih efektif jika asesmen psikologis yang dilakukan sesuai dengan karakteristik anak;

(4) skala psikologis selain berfungsi sebagai alat asesmen juga berfungsi sebagai alat need

assessmen; (5) pembinaan olahraga usia dini dinilai krusial sebab anak usia dini merupakan

aset yang ideal dan memiliki nilai strategis untuk dibina dan dikembangkan. Ideal karena

berbagai aspek fisik (gerak) dan sosial psikologis mempunyai masa peka pada usia dini dan

strategis karena cukup prospektif dari segi usia dan kuantitas, karena itu pembinaannya harus

komprehensif dan simultan.

Sesuai dengan pokok-pokok pikiran di atas, penelitian ini memiliki nilai strategis dan

inovatif dalam kaitannya dengan upaya memperoleh intrumen multi teknik atau multimetode

latihan keterampilan mental yang valid secara faktorial dan konkuren serta reliabel untuk atlet

anak-anak atau junior sekaligus meng-hasilkan sebuah model struktur dalam kaitannya

dengan pengembangan aspek mental (motivasi olahraga dan kepercayaan diri), dan pada

269

Page 6: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

Instrumen Strategi Multiteknik Mental Atlet Usia 11-13 Tahun (Yusup Hidayat dan Sukadiyan'o)

akhirnya dapat digunakan secara integratif dalam merancang program latihan secara

keseluruhan sebagai alat asesmen kebutuhan.

METODE

Metode Penelitian Studi 1

Populasi dan sampelpenelitian

Populasi studi 1 ini adalah atlet anak-anak yang tergabung di klub, sekolah, atau diklat

cabang olahaga yang ada di Jawa Barat. Sampel dipilih dan ditentukan dengan menggunakan

teknik purposive-stratified proporsional random sampling. Kriteria inklusivitas sampel terdiri

atas (1) atlet anak-anak usia 11-13 tahun; (2) jenis kelamin putera atau puteri; (3) telah latihan

di klub, sekolah, atau diklat olahraga minimal satu tahun. Sampel berjumlah 482 atlet (286

atlet anak putera (59,37% dan 196 atlet anak puteri 40,63%) yang berasal dari delapan Kota

dan Kabupaten yang ada di Jawa Barat dan 12 cabang olahraga individual dan beregu.

Instrumen penelitian

Instrumen dikembangkan dalam bentuk skala menggunakan model skala Likert, ada

empat jenis skala yang digunakan, yaitu: (1) Skala strategi multiteknik mental olahaga untuk

Atlet Anak Usia 11-13 tahun, terdiri atas tiga subskala, yaitu subskala penetapan tujuan

(Zimmerman & Kitsantas, 1996, 1999), sub skala self-talk (Zervas, Stavrou, & Psychountaki,

2007) dan imajeri mental (Hall, Mack, Paivio, & Hausenblas, 1998); (2) Skala motivasi

olahraga terdiri atas dimensi motivasi ektrinsik dan intrinsik (Pelletier, et al, 1995; Martens

& Webber, 2002); (3) Skala kepercayaan diri, terdiri atas dimensi efisiensi kognitif, latihan

dan keterampilan fisik, dan xesiliensi (Vealey & Chase, 2008); dan (4) Skala penampilan

olahraga terdiri dari empat dimensi yaitu kemampuan fisik, teknik, taktik, dan psikologis

(Bompa, 2000; Blumenstein & Lidor, 2007; Holliday, Burtona, Suna, Hammermeisterb,

Naylore, & Tenenbaum, 2008).

Prosedur dan teknik analisis data

Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk menentukan validitas instrumen

dengan menggunakan teknik analisis faktor. Sampel yang dipilih beijumlah 482 orang atlet

putera dan puteri yang berasal dari delapan Kota/ Kabupaten dan 12 cabang olahraga. Setiap

atlet mengisi skala SSMMO-AA11-13, Motivasi Olahraga, Kepercayaan Diri, dan

270

Page 7: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

JUikNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL. 14, No. 3, September-Desember 2012:268-287.

Penampilan Olahaga. Semua data dianalisis dengan menggunakan uji analisis faktor

konfirmatori (confirmatory Factor Analysis/CFA) dengan bantuan program AMOS 16. CFA

digunakan untuk memvalidasi komposisi dan struktur faktor instrumen yang digunakan.

Proses analisis dilakukan melalui dua tahapan, yaitu (1) analisis sub skala/dimensi secara

terpisah untuk menguji model faktor tunggal dari setiap sub skala/dimensi dengan tujuan

untuk mengases validitas konvergen dari aitem yang membangun sub skala/dimmensi; (2)

analisis model lengkap untuk setiap skala berdasarkan analisis tahap 1, dengan ketentuan (1)

melihat nilai signifikansi dari parameter standardized loading, signifikan dengan nilai

probilitas < 0,05, dan (2) melihat nilai convergent validity, yaitu indikator dengan factor

louding di bawah 0,40 (pada standardized regression weight) dinyatakan tidak valid sebagai

pengukur konstrak dan di drop dari analisis (Tabachnick & Fidell, 1996).

Metode Penelitian Studi 2

Populasi dan sampel penelitian

Populasi dalam studi 2 ini adalah atlet anak-anak yang tergabung di klub, sekolah, atau

diklat cabang olahraga beregu dan perorangan yang ada di Jawa Barat. Sampel dipilih dan

ditentukan dengan menggunakan teknik purposive-stratified proporsional random sampling.

Kriteria inklusivitas sampel terdiri atas: (1) atlet anak-anak usia 11-13 tahun; (2) jenis kelamin

putera atau puteri; (3) telah latihan di klub, sekolah, atau diklat olahaga minimal satu tahun.

Sampel berjumlah 522 atlet (306 atlet anak putera (58,62% dan 216 atlet anak puteri 41.38%)

yang berasal dari delapan Kota dan Kabupaten yang ada di Jawa Barat dan 12 cabang

olahraga individual (225=43,10%) dan beregu (297=56,90%).

Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam studi ke-2 ini sama dengan instrumen yang

digunakan pada studi 1, yaitu Skala Strategi Multiteknik Mental Olahaga untuk anak usia 11-

13 tahun (21 item), aspek mental motivasi olahraga (31 item), kepercayaan diri (32 item), dan

penampilan olahraga (12 item). Item-item yang digunakan adalah item-item yang

membangun struktur faktor pada studi 1.

Prosedur dan teknik analisis data

Pengumpulan data pada studi 2 dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan tingkat

kesesuaian antara model teoretis dengan data empiris, dan efek suatu variabel terhadap

271

Page 8: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

Instrumen Strategi Multiteknik Mental Atlet Usia 11-13 Tahun (Yusup Hidayat dan Sukadiyan'o)

variabel yang lain, baik efek variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen maupun

efek variabel laten endogen ke variabel endogen iainya. Setiap atlet mengisi Skala SSMMO-

AA11-13, Skala Motivasi Olahraga, Skala Kepercayaan Diri, dan Skala Penampilan Olahaga.

Skala dikembangkan dengan menggunakan model skala Likert dengan rentang skala 1 sampai

4. Data dikumpulkan dari atlet anak usia 11-13 tahun yang tersebar di 12 klub atau sekolah

cabang olahraga yang berasal dari 8 Kota/Kabupaten di Jawa Barat.

Semua data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis model

persamaan struktural (Structural Equation Models/SEM) dibantu dengan program statistik

AMOS versi 16.0. Dalam studi 2 ini model analisis yang digunakan adalah model lengkap

atau full model (full structural equation modelling) yang menggambarkan sebuah model

persamaan struktural untuk mengungkapkan tingkat kesesuaian antara model teoretis dengan

data empiris, dan efek suatu variabel terhadap variabel yang lain. Pengujian kesesuaian model

teoretik dengan data empiris didasarkan pada ukuran goodness of fit absolute fit measure dan

incremental fit measure (Ghozali, 2008).

HASIL

Hasil Studi 1

Uji CFA SSMMO-AA11-13

Sesuai dengan hasil analsis setiap sub skala, ada beberapa item yang memiliki nilai

p>0.05, dan nilai validitas konvergen di bawah 0.40, yaitu item PT2, PT6, PT11, PT13, PT16,

ST20, ST24, ST25, ST27, ST29, IM34, IM38, IM43, IM37, IM44, dan IM45. Oleh karena

item-item tersebut tidak memenuhi kedua kriteria tersebut maka akan di drop dari analisis

model lengkap, kecuali;>tem IM35 dan IM41 meskipun memiliki muatan faktor di bawah 0.4,

tetapi signifikan pada nilai p = 0.000 < 0.05, karena itu peneliti memutuskan untuk

melibatkan item tersebut dalam analisis berikutnya. Besaran nilai setiap sub skala adalah

penetapan tujuan (x2=2.256; GFI=0.938; AGFI = 0.915; RMSEA=0.057), self-talk

(X2=3.179; p=0.000; GFI=0.926; AGFI= 0.897; RMSEA= 0.067), Imajeri Mental (yl -3.074;

GFI = 0.928; AGFI = 0.903; RMSEA = 0.066). Hasil CFA model lengkap SSMMO-AA11-13

diperoleh nilai X2= 514.582 signifikan pada probabilitas (p) = 0,000 < .005, CMINDF = 2.767,

GFI = 0.910, AGFI = 0.888, dan RMSEA= 0.061. Ada 21 item yang membangun struktur

faktor SSMMO-AA11-13 dengan rentang factor loading 0.407 sampai 0.864. Ke-21 item ini

272

Page 9: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

JUikNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL. 14, No. 3, September-Desember 2012:268-287.

akan digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam kaitannya dengan aspek mental

motivasi olahraga, kepercayaan diri, dan penampilan olahraga.

Uji CFA motivasi olahraga

Sesuai dengan hasil CFA setiap dimensi dari skala motivasi olahraga untuk atlet anak

usia U-L tahun diperoleh 11 item yang tidak valid karena memiliki nilai muatan faktor di

bawah 0.4 dan memiliki nilai signifikansi (p) > 0.05. Ke-11 item tersebut adalah RE56,

RE63, RJ64, RT65, RT72, RG59, MS60, MS81, KS75, SS55, SS76 dan semuanya akan di

drop dari analisis model lengkap. Sesuai dengan hasil analisis ada 31 item yang membentuk

konstruk teoretis motivasi olahraga, masing-masing terdiri atas 18 item motivasi ekstrinsik

dan 13 item motivasi intrinsik. Model lengkap fit marjinal dengan x2=1289.687; p=0.000;

CMINDF=3.115; GFI=0.851; AGF1=0.821; RMSEA=0.64.

Uji CFA kepercayaan diri

Hasil CFA setiap dimensi skala kepercayaaan diri menunjukkan ada 15 item yang

tidak valid karena memiliki nilai factor loading < 0.4 dan nilai signifikansi p < 0.05 yaitu

item MP99, MP107, MK108, MPK117, MPK109, MKF134, MKT95, MKF102, MKS120,

MKS136, MKR97, MKR105, MKR137, MPT106, dan MPT98. Item-item tersebut tidak akan

dlibatkan dalam analisis model lengkap, sementara 33 item lainnya akan dilibatkan dalam

' analisis. Berdasarkan hasil CFA model lengkap skala kepercayaan diri diperoleh sebanyak 32

item yang memiliki validitas konstruk di atas 0.4 (Tabachnick & Fidell, 1996) atau 28 item

yang memiliki validitas konstruk di atas 0.5 (Ghozali, 2009) dan semua item sangat

signifikan pada p (0.000) < 0.05 dengan kriteria nilai Critical Ratio > 2 x SE, sementara item

yang tidak valid adalah item MKT135. Jadi ada 20 item atau 16 item yang tidak valid atau

item tidak mampu mengukur konstruk laten teoretisnya, sementara item yang valid mampu

memberikan kepercayaan bahwa ukuran indikator yang diambil dari sampel menggambarkan

skor sesungguhnya di dalam populasi.

Uji CFA penampilan olahraga

Sesuai dengan hasil analisis setiap dimensi penampilan olahraga, diperoleh 12 item

yang memiliki validitas konstruk di atas 0.40 dan nilai p < 0.05, sementara empat item tidak

valid yaitu item KF143, KTE140, KTE148, dan KTA141. Selanjutnya ke-12 item tersebut

273

Page 10: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

Instrumen Strategi Multiteknik Mental Atlet Usia 11-13 Tahun (Yusup Hidayat dan Sukadiyan'o)

akan disertakan dalam analisis model struktur lengkap, dan sesuai dengan hasil analisis

model lengkap, terbukti ke 12 item yang dianalisis memiliki validitas konstruk di atas 0.40

dan sangat signifikan pada p (0.000) < 0.05 dengan kriteria nilai Critical Ratio > 2 x SE.

Model fit dengan j l =1.323, GFI=0.980, AGFI=0.965, dan RMSEA=0.026. Artinya, ke 12

item tersebut mampu memberikan kepercayaan bahwa ukuran indikator yang aiambil dari

sampel menggambarkan skor sesungguhnya di dalam populasi.

Hasil Studi 2

Uji kesesuaian model

Langkah analisis persamaan struktural model secara lengkap dimaksudkan untuk

menguji model, apakah fit atau tidak fit antara model teori dengan data empiris secara

keseluruhan. S'ebelum analisis, terlebih dahulu harus dilakukan uji CFA setiap variabel

eksogen dan endogen serta uji asumsi. Seperti diketahui estimasi dengan metode maximum

likelihood menuntut beberapa asumsi yang harus dipenuhi, yaitu (1) jumlah sampel harus

besar, (2) distribusi dari observed variable normal secara multivariat, (3) model yang

dihipotesakan harus valid, dan (4) skala pengukuran variabel kontinyu atau interval (Ghozali,

2008).

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai Chi-Square setelah melakukan

modifikasi diperoleh model maksimal dengan besaran nilai Chi-Square = 237.552, p = 0,000,

CMINDF = 2.329, GFI = 0.948, AGFI = 0.922, TLI = 0.959, dan RMSEA = 0.052. Sesuai

dengan hasil tersebut, model fit secara marjinal, artinya masih ada kriteria yang masih belum

terpenuhi. Jadi model teoretis yang dibangun kurang sesuai dengan data empiris lapangan,

namun masih cukup baik karena fit untuk kriteria GFI, AGFI, TLI, dan RMSEA. /

Estimasi nilai parameter

Uji kausalitas model

Estimasi nilai parameter dimaksudkan untuk menentukan tingkat keeratan hubungan

antara variabel dependen dengan independen, sekaligus menguji hipotesis yang diajukan

dalam bentuk uji kausalitas model dan kesahihan konvergen. Berdasarkan hasil analisis

diperoleh evaluasi bobot regresi sebagai berikut: (1) penetapan tujuan tidak mempengaruhi

motivasi olahraga secara signifikan karena nilai t-hitung (0.159) > 0,05 dan nilai standardized

koefisien parameter sebesar 0.079; (2) penetapan tujuan mempengaruhi kepercayan diri

274

Page 11: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

JUikNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL. 14, No. 3, September-Desember 2012:268-287.

secara signifikan karena nilai t-hitung (0.000) < 0,05 dan nilai standardized koefisien

parameter sebesar 0.704; (3) penetapan tujuan tidak mempengaruhi penampilan olahraga

secara signifikan karena t-hitung (0,748) < 0,05 dan nilai standardized koefisien parameter -

0.030; (4) self-talk mempengaruhi motivasi olahraga secara signifikan karena nilai t-hitung

(0,038) < 0,05 dan nilai standardized koefisien parameter sebesar 0.325; (5) self-talk tidak

tidak mempengaruhi kepercayaan diri karena nilai t-hitung (0,289) > 0,05 dan nilai

standardized koefisien parameter sebesar 0.246; (6) self-talk tidak mempengaruhi penampilan

oahraga karena nilai t-hitung (0.775) > 0,05 dan nilai standardized koefisien parameter

sebesar -0.068; (7) imajeri mental mempengaruhi motivasi olahaga secara signifikan karena

nilai t-hitung (0.022) < 0,05 dan nilai standardized koefisien parameter sebesar 0.380; (8)

imajeri mental tidak mempengaruhi kepercayaan diri secara signifikan karena nilai t-hitung

(0,438) < 0,05 dan nilai standardized koefisien parameter sebesar 0.191; (9) imajeri mental

mempengaruhi penampilan olahraga secara signifikan karena nilai t-hitung (0,018) < 0,05 dan

dengan nilai standardized koefisien parameter 0.614; (10) motivasi olahraga mempengaruhi

penampilan olahraga secara signifikan karena nilai t-hitung (0.000) < 0,05 dan nilai

standardized koefisien parameter sebesar 0.244; (11) kepercayaan diri tidak mempengaruhi

penampilan olahraga secara signifikan t-hitung (0,778) > 0,05 dan nilai standardized

koefisien parameter sebesar -0, 022; (12) semua variabel laten (strategi multiteknik penetapan

tujuan, self-talk, dan imajeri mental), motivasi olahraga, kepercayaan diri, dan penampilan

olahraga) mempengaruhi semua indikator secara signifikan karena memiliki t-hitung (0.000)

> 0,05 dan nilai standardized koefisien parameter terentang dari 0.397 sampai 0.945.

Uji kesahihan konvergen

Uji ini dilakukan untuk menentukan kesahihan setiap indikator yang diestimasi,

dengan mengukur dimensi dari konsep yang diuji pada penelitian. Apabila setiap indikator

memiliki nilai critical ratio (C.R) yang lebih besar dari dua kali standar kesalahan (standard

error), menunjukkan bahwa indikator secara sahih telah mengukur apa yang seharusnya

diukur pada model yang disajikan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa semua

nilai bobot regresi menunjukkan nilai C.R. yang lebih besar dari dua kali standar kesalahan

yang berarti semua butir pada penelitian sahih terhadap setiap variabel penelitian.

275

Page 12: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

Instrumen Strategi Multiteknik Mental Atlet Usia 11-13 Tahun (Yusup Hidayat dan Sukadiyan'o)

Analisis Efek Langsung, Tidak Langsung, dan Efek Total

Melalui program AMOS dapat diketahui juga efek suatu variabel terhadap variabel

yang lain. Faturochman (2006) menyebutkan bahwa ada tiga jenis efek dari suatu variabel ke

variabel lain yaitu efek langsung, efek tidak langsung, dan efek total. Tabel di bawah ini

menampilkan ringkasan hasil analisis efek langsung, efek tidak langsung, dan efek total.

Tabel 1. Ringkasan Hasil Analisis Efek Langsung, Efek Tidak Langsung, dan Efek Total

Variabel Penelitian Efek Variabel ke Variabel Lain

Variabel Penelitian Efek Efek Tidak Efek

Langsung Langsung Total

Penetapan Tujuan w Kepercayaan Diri 0.704 0,000 0.704 Self Talk Motivasi Olahraga 0.325 0,000 0.325 Imajeri Mental Motivasi Olahraga 0.280 0,000 0,280 Penetapan Tujuan Motivasi Olahraga 0.079 0,000 0.079 Self Talk Kepercayaan Diri 0.246 0,000 0,246 Imajeri Mental Kepercayaan Diri -0.191 0,000 -0,191 Kepercayaan Diri Penampilan Olahraga -0.022 0,000 -0,022 Motivasi olahraga — • Penampilan Olahraga 0.244 0,000 0.244 Imajeri mental Penampilan Olahraga 0,614 0,072 0,686 Self talk — ̂ Penampilan Olahraga 0.068 0,074 0.006 Penetapan Tujuan Penampilan Olahraga 0.030 0,004 -0.027

Koefisien Determinasi Variabel 2

Berdasarkan hasil analisis diketahui koefisien determinasi ( R ) masing-masing

variabel pada output hasil Squared Multiple Correlations, sebagai berikut: Pertama,

Koefisien determinasi (R ) motivasi olahraga sebesar 0,368, artinya variabel penetapan tujuan,

self-talk, dpn imajeri mental memberikan sumbangan efektif secara simultan sebesar 36.8 %

terhadap motivasi olahraga. Sisanya sebesar 63,2 % dapat dijelaskan atau diprediksi oleh

variabel lain, di luar model penelitian ini.

Kedua, Koefisien determinasi (R2) kepercayaan diri sebesar 0,505, artinya variabel

penetapan tujuan, self-talk, dan imajeri mental memberikan sumbangan efektif secara

simultan sebesar 50,5 % terhadap kepercayaan diri. Sisanya sebesar 49,5 % dapat dijelaskan

atau diprediksi oleh variabel lain, di luar model penelitian ini.

Ketiga, Koefisien determinasi (R2) penampilan olahraga sebesar 0,511, artinya variabel

penetapan tujuan, self-talk, imajeri mental, motivasi olahraga, dan kepercayaan diri

memberikan sumbangan efektif secara simultan sebesar 51,1 % terhadap penampilan

276

Page 13: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

JUikNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL. 14, No. 3, September-Desember 2012:268-287.

olahraga. Sisanya sebesar 48.9 % dapat dijelaskan atau diprediksi oleh variabel lain, di luar

model penelitian ini.

PEMBAHASAN

Pembahasan Hasil Studi 1

Hasil analisis awal terhadap setiap sub skala yang membentuk skala SSMMO-AA11-

13 menunjukkan bahwa item-item setiap sub skala bersifat favorabel (mendukung) dan

terbukti struktur model setiap sub skala fit marjinal. Ada 31 item yang memiliki validitas

konstruk di atas 0.4 dan sangat signifikan pada p (0,000) < 0,05, terdiri dari 11 item sub skala

penetapan tujuan, 10 item sub skala self-talk, dan 10 item sub skala imajeri mental.

Berdasarkan hasil analisis model lengkap diperoleh 21 item yang membangun struktur faktor

skala strategi Multiteknik Mental Olahraga untuk atlet anak usia 11-13 tahun. Struktur faktor

yang dibangun oleh 21 item tersebut memiliki rentang muatan faktor (loading factor) dari

0,407 sampai 0,864.

Adapun untuk skala motivasi olahraga setelah dianalisis dengan menggu-nakan CFA,

pada tahap awal diperoleh 31 item yang memiliki nilai validitas konstruk di atas 0.40 dengan

rentang nilai loading factor antara 0.48 sampai 0. 83 dan signifikan pada nilai p (0,000) <

0,05. Selanjutnya setelah dilakukan analisis untuk model struktural lengkap, terbukti semua

item yang lolos pada analisis awal setiap dimensi menunjukkan besaran validitas konstruk di

atas 0,40 dan semua signifikan pada nilai p (0,000) < 0,05 dengan kriteria nilai Critical Ratio

> 2 x SE. Besaran nilai validitas konstruknya terentang dari 0,464 sampai 0,873, sedangkan

reliabilitas konstruknya pada kisaran 0,49 sampai 0,78. Hasil ini mendukung penelitian-

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Pelletier, Tuson,

Fortier, Vallerand, Briere,, & Blais, (1995); Martens, & Webber (2002).

Berdasarkan hasil analisis awal terhadap setiap dimensi yang membentuk konstruk

kepercayaan diri, diperoleh 33 item yang memiliki nilai validitas konstruk atau faktorial di

atas 0,40 dan signifikan pada nilai p (0,000) < 0,05 dengan kriteria nilai Critical Ratio > 2 x

SE. Dilihat dari kriteria goodness of fit index pada setiap model struktur dimensi, ternyata

semua model fit maijinal, terutama untuk model struktur dimensi efisiensi kognitif, selain

memiliki nilai p (0,000) < 0,05, juga kriteria AGFI masih di bawah nilai 0,90. Namun secara

277

Page 14: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

Instrumen Strategi Multiteknik Mental Atlet Usia 11-13 Tahun (Yusup Hidayat dan Sukadiyan'o)

umum dapat dinyatakan bahwa item-item yang disusun pada umumnya mendukung terhadap

indikator dan dimensi teoretisnya.

Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis model lengkap dengan menggu-nakan CFA

diperoleh se'ouh model yang Fit Marjinal karena memiliki nilai Chi-Square 1.900 dan nilai

probabilitas (p) = 0,000 < 0,005, serta kriteria-kriteria lainnya seperti GFI = 0,917, AGFI =

0,895, dan RMSEA= 0,043. Berdasarkan model hasil analisis di atas diperoleh sebanyak 32

item yang memiliki validitas konstruk di atas 0,4 (Hardy, 2010) atau 28 item yang memiliki

validitas konstruk di atas 0,5 (Ghozali, 2009) dan semua item sangat signifikan pada p

(0,000) < 0,05 dengan kriteria nilai Critical Ratio > 2 x SE dan hanya satu item yang memiliki

validitas kontruk di bawah 0,40 yaitu item MKT135. Jadi ada 20 item atau 16 item yang tidak

valid atau item tersebut tidak mampu mengukur konstruk laten teoretisnya, sementara item

yang valid mampu memberikan kepercayaan bahwa ukuran indikator yang diambil dari

sampel menggambarkan skor sesungguhnya di dalam populasi (Ghozali, 2009).

Analisis CFA terakhir dilakukan terhadap konstruk laten penampilan olahraga,

berdasarkan hasil analisis awal diperoleh 12 item yang memiliki validitas konstruk di atas 0.4

dan sangat signifikan pada p (0,000) < 0,05 dengan kriteria nilai Critical Ratio > 2 x SE.

Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis model lengkap, terbukti ke-12 item memiliki

standardized loading factor di atas 0.4 dan sangat signifikan pada p (0.000) < 0.05 dengan

kriteria nilai Critical Ratio > 2 x SE. Secara keseluruhan model struktural fit dengan nilai Chi

Square = 60.865; CMINDF = 1.323; Probability - 0.070; GFI = 0.980; AGFI = .965;

RMSEA - .026.

Berdasarkan semua hasil analisis tersebut ternyata semua model struktural baik untuk

dimensi, sub skala, dan skala fit secara maijinal. Artinya tidak/semua kriteria kesesuaian

antara konstruksi atau model teoretis sesuai dengan model praktisnya. Ada beberapa

kemungkinan untuk menjelaskan hasil ini, antara lain: Pertama, item-item masih belum

menunjukkan ukuran indikator secara cermat sehingga mampu merefleksikan konstruk laten

teoretisnya atau besaran nilai validitas konstruk masih belum memberikan kepercayaan secara

sempurna bahwa indikator yang disusun dan dikembangkan dari sampel menggambarkan

skor sesungguuhnya di dalam populasi (Ghozali, 2009), bahkan jika digunakan batas ideal

signifikan validitas konstruknya sebesar 0,70, maka akan lebih banyak item gugur. Kedua,

Ketidak sempuraaan item mungkin dikuatkan oleh perbedaan tingkat usia, lama latihan di

278

Page 15: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

JUikNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL. 14, No. 3, September-Desember 2012:268-287.

klub, dan kondisi-kondisi demografis lainnya, sehingga daya baca dan daya cerna responden

heterogen bukan karena itemnya yang sangat unik tetapi karena level kognisi, keterampilan,

dan latar belakang demografis yang memang berbeda, selain karena kelemahan peneliti

sendiri di dalam menyusun dan mengembangkan item yang berkualitas.

Pembahasan Hasil Studi 2

Sesuai dengan hasil penelitian, diperoleh bukti model yang diuji fit marjinal karena

ada sebagain kriteria yang dipersyaratkan tidak terpenuhi. Namun demikian secara

keseluruhan strategi multiteknik penetapan tujuan, self-talk, dan imajeri mental memberikan

kontribusi signifikan terhadap aspek mental motivasi olahraga dan kepercayaan diri. Motivasi

olahraga dan kepercayaan diri memberi-kan kontribusi positif terhadap penampilan olahraga.

Secara parsial, penetapan tujuan memberikan pengaruh signifikan terhadap kepercayaan diri,

self-talk memberikan pengaruh signifikan terhadap motivasi olahraga, imajeri mental

memberikan pengaruh signifikan terhadap motivasi olahraga dan penampilan olahraga, serta

motivasi olahraga memberikan pengaruh signifikan terhadap penampilan olahraga. Hasil

penelitian ini memberikan dukungan terhadap penelitian-penelitian lain tentang pengaruh

signifikan penetapan tujuan, self-talk, dan imajeri mental sebagai teknik latihan keterampilan

psikologis terhadap motivasi olahraga, kepercayaan diri, dan penampilan olahraga baik secara

soliter maupun bersama-sama (Landin & Hebert, 1999; Hardy, Gammage, & Hall, 2001;

Perkos, Theodorakis, & Chroni, 2002; Papaioannou dkk., 2004).

Menurut perspektif teori mekanistik (Locke, dkk., 1981, 2002; Gould, 2001), penetapan

tujuan mempengaruhi penampilan olahraga melalui empat mekanisme, yaitu mekanisme (1)

fungsi direktif, (2) fungsi energetik, (3) fungsi persistensi usaha, dan (4) fungsi mengarahkan

kesiagaan, diskoveri, dan atau menggunakan pengetahuan dan strategi yang relevan. Tiga

cara pertama termasuk mekanistik langsung (direct mechanistic) dan cara terakhir masuk

dalam kategori mekanistik tidak langsung (indirect mechanistic).

Pertama, secara direktif tujuan mengarahkan perhatian dan usaha terhadap aktivitas

yang relevan dengan tujuan dan menghindari aktivitas yang tidak relevan. Dalam hal ini,

tujuan mempengaruhi performa secara kognitif dan behavioral (Locke & Latham, 2002).

Karena itu tujuan perlu ditetapkan secara spesifik dan relatif sulit sebab akan mengarahkan

individu pada tujuan itu sendiri dan pada tugas-tugas yang terkait dengan tujuan tersebut.

Kedua, tujuan memiliki fungsi energetik, yakni menggiatkan, profulsif, atau memobilisasi

279

Page 16: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

Instrumen Strategi Multiteknik Mental Atlet Usia 11-13 Tahun (Yusup Hidayat dan Sukadiyan'o)

usaha. Ketika perhatian dan aktivitas individu terarah pada suatu tujuan tertentu, maka akan

memobilisasi usahanya untuk berlatih sekuat tenaga dalam upaya mencapai tujuan tersebut.

Dengan kata lain, penetapan tujuan akan mempengaruhi peningkatan usaha atlet selama

latihan,'.sehingga atlet dapat mencapai tujuan yang ditetapkannya. Ketiga, penetapan tujuan

berfungsi untuk meningkatkan persistensi usaha. Persistensi usaha akan meningkat ketika

tujuan diietapkan lebih sulit dan dielaborasi kedalam beberapa tahap pencapaian yang lebih

spesifik dan realtistik Ada pertalian antara waktu dan intensitas usaha dengan penetapan

tujuan, jika individu dihadapkan pada tujuan yang sulit dan batas waktu penyelesaian yang

ketat, maka individu akan bekerja lebih cepat dengan intensitas lebih tinggi, dan sebaliknya.

Cox (2007) menegaskan bahwa selama tujuan ditetapkan dan individu bermaksud untuk

mencapai tujuan tersebut maka individu akan terus melakukan usaha yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan tersebut. Keempat, tujuan mempengaruhi perilaku secara tidak langsung

melalui arousal, diskoveri, dan atau penggunaan pengetahuan dan strategi yang relevan

dengan tugas yang akan dikerjakan. Fungsi ini merupakan sebuah aksioma virtual yang

menegaskan bahwa semua aktivitas merupakan hasil dari proses aspek kognisi dan motivasi

dan kedua aspek dapat berinteraksi dengan cara-cara yang kompleks (Locke, 2000).

Teori Mediasi Kognitif Garland (1985) menyatakan bahwa tujuan mem-pengaruhi

performa melalui proses berfikir atau proses kognitif. Ketika individu menetapan tujuan suatu

tugas gerak, maka tujuan tersebut mempengaruhi individu melalui valensi dan harapan

performanya. Harapan performa adalah efikasi diri atau kepercayaan diri atlet untuk

mencapai tingkat performa tertentu, dan salah satu aspek harapan performa adalah

kepercayaan atlet untuk mencapai tujuan yang spesifik. Jadi diestimasi bahwa atlet yang lebih

percaya diri akan dapat mencapai tujuan yang lebih spesifih karena perfor-manya lebih baik.

Adapun valensi performa berkenaan dengan antisipasi tingkat kepuasan atlet yang diperoleh

dari pencapaian berbagai tingkat performa. Jadi atlet mengantisipasi tingkat kepuasaan

tertentu dengan menetapkan tujuan yang spesifik dan mencapai tingkat performa yang

spesifik pula. Ketika suatu tujuan tercapai maka individu akan merasa lebih puas, berarti

valensi performanya meningkat dan individu menjadi kurang termotivasi untuk meningkatkan

penampilan.

Berdasarkan beberapa perspektif teori di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan

penampilan atau hasil latihan keterampilan motorik terjadi karena tujuan mempengaruhi

280

Page 17: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

JUikNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL. 14, No. 3, September-Desember 2012:268-287.

aspek-aspek psikologis seperti kecemasan, keyakinan, kepuasan, dan motivasi atlet, juga

mengarahkan perhatian dan usaha terhadap aktivitas yang relevan, menggiatkan atau

memobilisasi usaha, meningkatkan persistensi usaha, dan meningkatan arousal, diskoveri,

dan atau penggunaan pengetahuan dan strategi yang relevan dengan tugas yang akan

dikerjakan.

Dalam kaitannya dengan self-talk, hasil penelitian ini memberi dukungan terhadap

hasil-hasil penelitian lain, self talk ditemukan sebagai teknik yang efektif untuk

meningkatkan motivasi atlet (Hardy, Gammage, & Hall, 2001), mengen-dalikan fokus

perhatian (Papaioannou, Ballon, Theodorakis, & Auwelle, 2004), meningkatkan kepercayaan

diri (Landin & Hebert, 1999), meningkatkan penguasaan keterampilan gerak (Landin &

Hebert, 1999; Perkos, Theodorakis, & Chroni, 2002), dan meningkatkan penampilan olahraga

(Papaioannou dkk., 2004). Self talk terbukti dapat meningkatkan penampilan gerak dalam

beragam cabang olahraga (Mamassis & Doganis, 2004; Perkos, dkk., 2002; Rogerson &

Hrycaiko, 2002; Harvey, dkk., 2002; Slogrove, Potgieter, & Foxcroft, 2003; Papaioannou,

dkk., 2004; Hatzigeorgiadis, dkk., 2004; Stamou, dkk., 2007. Berdasarkan analisis empiris

tersebut, jelas bahwa self talk dapat digunakan sebagai sebuah teknik untuk meningkatkan

penampilan atlet.

Teori efikasi diri dari Bandura merupakan salah satu teori yang aplikabel untuk

menjelaskan kovariasi antara self talk dengan penampilan olahraga. Efikasi diri adalah

"beliefs in one's capabilities to organize and execute the courses of action required to

produce given attainments" (Bandura, 1997), efikasi diri umumnya dipandang sebagai

sebuah kondisi khusus dari kepercayaan diri dan diyakini berkorelasi positif dengan

penampilan olahraga (Morjiz, Feltz, Fahrbach, & Mack, 2003). Menurut Bandura (1997), ada

hubungan antara self-talk dengan efikasi diri, analisis hubungannya dapat dicermati dalam

sumber efikasi diri, yaitu keberhasilan penampilan (previous performance accomplishment),

pengalaman berhasil (vicarious experience), persuasi verbal (verbal persuasion), dan

kesiagaan emosional (interpretation of physiological and affective state). Salah satu sumber

efikasi diri yang berkorelasi positif dengan self-talk adalah persuasi verbal. Bandura yakin

bahwa persuasi verbal yang lebih positif {self-talk) akan berpengaruh lebih tinggi terhadap

keyakinan diri terutama pada situasi-situasi yang menantang, dan ketika keyakinan diri

meningkat maka penampilan pun akan meningkat pula. Persuasi verbal biasanya berupa

281

Page 18: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

Instrumen Strategi Multiteknik Mental Atlet Usia 11-13 Tahun (Yusup Hidayat dan Sukadiyanto)

pernyataan Iisan sebagai bentuk dorongan dari pelatih, orang tua, seseorang yang dianggap

menjadi panutan atau dari diri sendiri. Persuasi verbal memiliki peranan penting bagi atlet,

sebab dapat membantu atlet untuk memahami dan menyadari kemam-puan yang dimilikinya

sehingga membantu pula dalam pencapaian keberhasilan yang diinginkannya. Karena alasan

itu, persuasi verbal yang bersifat negatif harus dihindari. Sebagai contoh, pelatih lebih baik

mengatakan "Anggun, ayunan raketmu cukup bagus" daripada mengatakan "anggun ayunan

raketmu kurang bagus", Andi, ingatlah untuk tetap menjaga pandangan pada bola".

Temuan tentang adanya pengaruh imajeri mental terhadap motivasi olahraga dan

penampilan olahraga menguatkan hasil-hasil penelitian sebelumnya dan mengantarkan pada

pertanyaan tentang dinamika kerja atau kinerja dari imajeri mental, bagaimana suatu

pengalaman sensoris dalam pikiran dapat meningkatkan kemampuan untuk menampilkan

keterampilan dalam olahraga? Salah satu penjelasannya dapat ditilik dari kajian teori fungsi

ekuivalensi (Kosslyn, Ganis, & Thompson, 2001). Imajeri mental memiliki ekuivalensi secara

fungsional sebagai aktivitas kognitif yang menyerupai aktivitas perseptual yang terjadi di

dalam sistem jaringan persyarafan di dalam otak dan sebagai salah satu bentuk latihan mental

berekuivalensi juga secara fungsional dengan latihan fisik yang sebenarnya, kedua-duanya

digerakan oleh sistem representasi syaraf pusat yang menghasilkan inervasi elektrikal di

dalam otot. Pada bagian struktur otak tertentu ditemukan adanya pola aktivitas syaraf selama

melakukan imajeri mental yang serupa dengan penampilan gerak yang sebenarnya (Kosslyn,

Ganis, & Thompson, 2001; Slade, Landers, & Martin, 2002; dan Smith & Collins, 2004)

Selain itu, imajeri mental merupakan sumber efikasi diri/kepercayaan diri yang

digolongkan sebagai pengalaman membayangkan, imajeri mental juga berfungsi sebagai satu

set persiapan yang dapat membantu siswa/atlet untuk mencapai tingkat kesiagaan optimal

agar siswa/ atlet dapat lebih fokus pada tugas-tugas yang relevan dan menghindari tugas-

tugas yang tidak relevan. Selain itu, imajeri mental dapat mempengaruhi penampilan olahraga

melalui pengaruhnya pada aspek-aspek keterampilan psikologis seperti meningkatkan efikasi

diri atau kepercayaan diri, motivasi, dan menurunkan kecemaan yang diyakini sebagai aspek-

aspek penting dalam upaya meningkatkan penampilan (Jones, Hanton & Connaughton, 2002;

Callow, Robert, & Fawkes, 2006; Cumming, Hall, Harwood, & Gammage, 2002; Evans,

Jones, & Mullen, 2004).

282

Page 19: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL. 14, No. 3, September-Desember 2012:268-287.

KESIMPULAN

Kesimpulan penelitian ini adalah: Pertama, CFA pada dimensi tunggal dari setiap sub

Skala SSMMO-AA11-13 terbukti semua model fit marjinal, dan ada 21 item dari 48 item

yang menunjukkan dukungan untuk dimensi penetapan tujuan proses (4 item) dan hasil (2

item), self-talk instruksional (6 item) dan motivasional (2 item), serta imajeri kognitif (5 item)

dan motivasional (2 item). Model teoretis untuk skala atau model lengkap terbukti fit

marjinal. Kedua, CFA pada setiap indikator motivasi olahraga menunjukkan semua model fit,

kecuali untuk indikator regulasi interjeksi dan sesuai hasil analisis model lengkap diperoleh

31 item yang menunjukkan dukungan untuk skala motivasi olahraga, masing-masing 18 item

untuk motivasi ekstrinsik (tersebar di empat indikator) dan 13 item untuk motivasi intrinsik

(tersebar di tiga indikator). Secara keseluruhan model lengkap teoretis fit marjinal. Ketiga,

CFA pada setiap dimensi kepercayaan diri menunjukkan semua model fit marjinal, dan sesuai

hasil analisis model lengkap diperoleh 32 item yang menunjukkan dukungan untuk skala

kepercayaan diri, masing-masing 13 item untuk dimensi efisiensi kognitif (tersebar di tiga

indikator), 8 item untuk dimensi belajar keterampilan dan fisik (tersebar di dua indikator),

dan 11 item untuk dimensi resiliensi (tersebar di tiga indikator). Secara keseluruhan model

lengkap teoretis fit maijinal. Keempat, CFA pada setiap dimensi penampilan olahraga

menunjukkan semua model fit, dan sesuai hasil analisis model lengkap diperoleh 12 item

yang menunjukkan dukungan untuk skala penampilan olahraga, masing-masing 3 item untuk

dimensi kemampuan fisik, 2 item untuk dimensi kemampuan teknik, 3 item untuk dimensi

kemampuan psikologis, dan 4 item untuk dimensi kemampuan taktik. Secara keseluruhan

model lengkap teoretis fit. Kelima, Model konseptual persamaan struktural yang dirancang

berdasarkan goodness of fit kurang sesuai dengan kondisi empiris (fit maijinal), namun

demikian secara keseluruhan strategi multiteknik penetapan tujuan, self-talk, dan imajeri

mental memberikan kontribusi positif terhadap aspek mental motivasi olahraga, kepercayaan

diri. Penetapan tujuan, self-talk, dan imajeri mental memberikan pengaruh positif

terhadap penampilan olahraga melalui kepercayaan diri dan motivasi olahraga. Kepercayaan

diri dan motivasi olahraga memberikan pengaruh positif terhadap penampilan olahraga.

Secara parsial, penetapan tujuan memberikan pengaruh signifikan terhadap kepercayaan diri,

self-talk terhadap motivasi olahraga, imajeri mental terhadap motivasi olahraga dan

penampilan olahraga, serta motivasi olahraga terhadap penampilan olahraga.

283

Page 20: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

Instrumen Strategi Multiteknik Mental Atlet Usia 11-13 Tahun (Yusup Hidayat dan Sukadiyan'o)

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. 1997. Self efficacy the Exercise Of Control. New York: W.H. Freeman and Company.

Behncke, L. 2004. Mental Skill for Sports: A Brief Review. Journal of Sport Psychology, Volume 6 Nomor 1, hal. 1-19.

Blakeslee, M.L. & Goff, D.M. 2007. The Of a Mental Skill Training Workshop for Male Intercollegiate Lacrosse Players. The Sport Psychologist, Volume 6, hal. 139-147.

Blumenstein, B. & Lidor, R. 2007. The Road to The Olympic Games: Four-Year Psychological Preparation Program. Journalof Sport Psychology. Volume 9 Nomor 4, hal. 15-25.

Bompa, O.T. 2000. Theoiy and Methodology of Training. Dubuque: Kendal/Hunt Publishing Company.

Brustad, R. 1998. Development Considerations in Sport and Exercise Psychology Measurement. In J.L Duda (Ed.), Advances in Sport and Exercise Psychology Measurement. Morgantown: Fitness Information Technology Inc.

Callow, N. & Roberts,R., Fawkes., J.Z. 2006. Effects of Dynamic and Static.

Chartrand, J.M., Jowdy, D.P. and Danish, S.J. 1992. The Psychological Skills Inventory for Sports: Psychometric Characteristics and Applied Implica-tions. Journal of Sport and Exercise Psychology, Volume 14, hal. 405-413.

Cohen, A.B. Tenenbaum, G., & English, R.W. 2006. An IZOF-Based Applied Sport Psychology Case Study. Behavior Modification, Volume 30, hal. 259-280.

Cox, R.H. 2007. Sport Psychology: Concept and Application. Iowa: Wm.C. Brown Publishers.

Crews, D.J. 1993. Self-Regulation Strategies in Sport and Exercise. In Singer, R.N., Murphey, M., & Tennant, L.K. Handbook of Research on Sport Psychology. New York: Macmillan.

Cumming, J., Hall., C., Harwood, C., & Gammage, K. 2002. Motivational Orientation and Imagery Use: A Goal Profiling Analysis. Journal of Sport Sciences, Volume 20 Nomor 2, hal. 127-136.

Durand-Bush, N., Salmela, J.H., & Greenp Demers, I. 2001, The Ottawa Mental Skill Assessment Toll (OMSAT-3). The Sport Psychologist, Volume 15, hal. 1-19.

Edward, D. J & Styen, B. J.M. 2008. Sport Psychological Skills Training and Psychological Well-Being. South African Journal for Research in Sport, Physical Education and Recreation, 2008, Volume 30 Nomor 1, hal. 15-28.

Evans, L., Jones, L., & Mullen, R. 2004. An Imagery Intervention During the Competitive Season with an Elite Rugby Union Player. The Sport Psycho-logist, Volume 18, hal. 252-271.

Faturochman. 2006. Pemodelan Persamaan Struktural: Suatu Pengantar. Anima, Indonesian Psychological Journal, Volume 21 Nomor 4, hal. 319-332.

284

Page 21: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL. 14, No. 3, September-Desember 2u

Garland, H. 1985. A Cognitive Mediation Theory of the Task Goal a. Motivation and Emotion. Volume 9, hal. 345-367.

Ghozali, I. 2008. Model Persamaan Struktural. Konsep & Aplikasi Dengan . 16.0. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Ghozali, I. 2009. Aplikasi analisis multivariate, dengan program SPSS. Semarang: Penerbit Universitas Dipenogoro.

Gould, D. 2001. Goal Setting for Peak Performance. In Williams, J.M. Applied Sport Psychology. Personal Growth to Peak Performance. London: Mayfield Publishing Company.

Hall, C., Mack, D., Paivio, A., & Hausenblas, H. 1998. Imagery Use by Athletes: Development of The Sport Imagery Questionnaire. International Journal of Sport Psychology, Volume 29, hal. 73-89.

Hall, C.R., Munroe-Chandler, K.J., Fishburne, G.J., & Hall, N.D. 2009. The Sport Imagery Questionnaire for Children (SIQ-C). Measurement in Physical Education and Exercise Science, Volume 13, hal. 93-107.

Hardy, J., Gammage, K. L., & Hall, C. R. 2001a. A Descriptive Study of Athlete Self-talk. The Sport Psychologist, Volume 15, hal. 306-318.

Harvey, D. T., Van Raalte, J. L. & Brewer, B. W. 2002. Relationship Between Selftalk and Golf Performance. International Sports Journal, Volume 6, hal. 84-91.

Hatzigeorgiadis, A., Theodorakis, Y., & Zourbanos, N. 2004. Self-talk in The Swimming Pool: The Effects of Self-talk on Thought Content and Performance on Water-Polo Tasks. Journal of Applied Sport Psychology, Volume 16, hal. 138-150.

Holliday, B., Burtona, D., Suna, G., Hammermeisterb, J., Naylorc, S., & Freigangd, D. 2008. Building the Better Mental Training Mousetrap: Is Periodization a More Systematic Approach to Promoting Performance Excellence? Journal of Applied Sport Psychology.

Jones, M. V., Mace, R. D., Bray, S. R., MacRae, A. W., & Stockbridge, C. 2002. The Impact of Motivational Imagery on The Emotional State of Self-efficacy Levels of Novice Climbers. Journal of Sport Behavior, Volume 25 Nomor 1, hal. 57-73.

Kirschenbaum, D. S., Owens, D., & O'Connor, E. A. 1998. Smart Golf: Preliminary Evaluation of A Simple, Yet Comprehensive, Approach to Improving and Scoring the Mental Game. Sport Psychologist, Volume 12, hal. 271-282.

Kosslyn, S.M., Ganis, G., & Thompson, W.L. 2001. Neural Foundations of Imagery. Nature Reviews: Neuroscience, Volume 2, hal. 635-642.

Krane, V. & Williams, J.M. 1994. Cognitive Anxiety, Somatic Anxiety, and Self Confidence in Track and Field Athletes: the Impact of Gender, Competitive level and task characteristics. International Journal of Sport Psychology, Volume 25, hal. 203-217.

Landin, D., & Hebert, E.P. 1999. The Influence of Self Talk on The Performance of Skilled Female Tennis Players. Journal of Applied Sport Psychology, Volume 11, hal. 263-282.

285

Page 22: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

Instrumen Strategi Multiteknik Mental Atlet Usia 11-13 Tahun (Yusup Hidayat dan Sukadiyan'o)

Lane, A.M., Harwood, C., Terry, P.C., & Karageorghis, C.I. 2004. Confirmatory Factor Analysis of The Test of Performance Strategies (TOPS) Among Adolescence Athletes. Preliminary Validation of A Comprehensive Measure of Athletes' Psychological Skills. Journal of Sport Science,Wo lurne 22, hal. 803-812.

Locke, E.A. Show, K.N., Saari, L.M., & Latham, G.P. 1981. Goal Setting and Task Performance. Psychological Bulletin, Volume 90 Nomor 1, hal. 125-152.

Locke, E.A. 2000. Motivation, Cognition, and action. An analyisis of studies of task goals and knowledge. Applied Psychology. An International Review, Volume 19, hal. 408-429.

Locke, E.A., & Latham, G.P. 2002. Building a Pratically Useful Theory of Goal Setting and Task Motivation. American Psychologist, Volume 57 Nomor 9, 705-717.

Mahoney, M.J., & Avener, M. 1977. Psychology of The Elite Athlete: An Exploratory Study. Cognitive Therapy and Research, Volume 83, hal. 639-642.

Mahoney, M.J., Gabriel, T.J. and Perkins, T.S. 1987. Psychological Skills and Exceptional Athletic Performance. The Sport Psychologist, Volume 1, hal. 181-199.

Mamassis, G. and Doganis, G. 2004. The Effects of A Mental Training Programme on Juniors' Pre-competitive Anxiety, Self-confidence, and Tennis Performance. Journal of Applied Sport Psychology, Volume 16, hal. 118-137.

Martens, M.P. & Webber, S.N. 2002. Psychometric Properties of The Sport Motivation Scale: An Evaluation With College Varsity Athletes From the U.S. Journal of Sport and Exercise Psychology, Volume 24, hal. 254-270.

Moritz, S. E., Feltz, D. L., Fahrbach, K. R. & Mack, D. E. 2003. The Relation of Selfefficacy Measures to Sport Performance: A Meta-Analytic Review. Research Quarterly for Exercise and Sport, Volume 71, hal. 280-294.

Papaioannou, A., Ballon, F., Theodorakis, Y., & Auwelle, Y.V. 2004. Combined Effect of Goal Setting and Self-talk in Performance of a Soccer-Shooting Task. Perceptual and Motor Skills, Volume 98, hal. 89-99.

Pates, J., Maynard, I., & Westbury, T. 2001. An Investigation Into the Effects of Hypnosis on Basketball Performance. Journal of Applied Sport Psychology, Volume 13, hal. 84-102.

Pelletier, L.G., Tuson, D.M., Fortier, M.S., Vallerand, R.J., Briere, N.M., & Blais, M.R. 1995. Toward New Measure of Intrinsic Motivation, Extrinsic Motivation, and Amotivation in Sport: The Sport Motivation Scale. Journal of Sport and Exercise Psychology, Volume 17, hal. 411-429.

Perkos, S., Theodorakis, Y., & Chroni, S. 2002. Enhancing Performance and Skill Acqui-sition in Novice Basketball Players With Instructional Self-talk. The Sport Psychologist, Volume 16, hal. 368-383.

Rogerson, J.L., & Hrycaiko, W.D. 2002. Enhancing Competitive Performance of Ice-Hockey Goaltender Using Centering and Self talk. Journal Applied Sport Psychology, Volume 14, hal. 14-26.

286

Page 23: JURNAL IPTEK OLAHRAGA - UNY

JUikNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL. 14, No. 3, September-Desember 2012:268-287.

Slade J.ivl., L a n d e r s , D.M., & Martin, P.E. 2002. Muscular Activity During Real and Imagined Movements : A Test of in Flow Explanation. Journal of Sport and Exercise Psychology, V o l u m e 24, hal. 151-167.

Slo°rove, L., Po tg ie te r , J. R., & Foxcroft, C. D. 2003. Thought Sampling of Cricketers Dur ing Bat t ing . S. A. Journal for Research in Sport, Physical Education and Recreation, V o l u m e 25, hal. 97-113.

Smith. R.E., Schu tz , 'R .W. , Smoll, F.L. and Ptacek, J.T. 1995. Development and Validation of A Multidimensional Measure of Sport-Specific Psychological Skills: The Athletic Coping Skills Inventory-28. Journal of Sport and Exercise Psychology, Volume 17, hal. 379-398.

Smith, D., & Col l ins , D. 2004. Mental Practice, Motor Performance, and Teh Late CNV. Journal of Sport and Exercise Psychology, Volume 26, hal. 412-426.

S t a d u l i s t , R.E. , MacCracken, Eidson, T.A., Severance, 2002. A Childern's From of The Compet i t ive State Axianty Inventory: the CSAI 2c. Measurement in Physical Education and Exsercise Scince, Volume 6 Nomor 3, hal. 147-165.

Stamou, E., Theodorakis , Y., Kokaridas, D., Perkos, S., & Kessanopoulou. 2007. The Effect of Self Ta lk on The Penalty Execution in Goalball. British Journal of Visual Inpairment, Volume 25, hal. 233-247.

Tabachnick, B. G., & Fidell, L. S. 1996. Using Multivariate Statistics. New York: Harper Coll ins.

Thomas, P.R. , Murphy , S. and Hardy, L. 1999. Test of Performance Strategies: Development and Prel iminary Validation of A Comprehensive Measure of Athletes' Psychological Skills. Journal of Sports Sciences, Volume 17, hal. 697-711.

Thelwell, R.~ C. & Greenlees, I. A. 2001. The Effects of Mental Skill Training Package on G y m n a s i u m Triathlon Performance. The Sport Psychologist, Volume 15, hal. 127-141.

Vealey. R. S & Chase, M. A. 2008. Self Confidence in Sport. Advances in Sport Psychology.

Weinberg, R. 2008. Does Imagery Work? Effects on Performance and Mental Skills. Journal of Imagery Research in Sport and Physical Activity. Volume 3, Nomor 1, hal. 1-21.

/ / .

W'haley, D.E. 2007. A Life Span Development Approach to Studying Sport and Exercise Behavior . In G. Tenenbaum & Eklund, R.C. (Eds.). Handbook of Sport Psychology (3rd ed). Oboken. NJ: John Wylie and Sons.

Zervas, Y , Stavrou, N. A & Psychountaki, M. 2007. Development and Validation of The Sel f -Talk Questionnaire (S-TQ) for Sports. Journal of Applied Sport Psychology, V o l u m e 19 Nomor 2, hal. 142-159.

Z immerman , B. J & Kitsantas, A. 1996. Self-Regulated Learning of a Motoric Skill: The Role of Goal Setting and Self-Monitoring. Journal of Applied Sport Psychology, V o l u m e 8, hal. 60-75.

Z immerman , B. J. & Kitsantas, A. 1999. Acquiring Writing Revision Skill: Shifting From Process to Outcome Self Regulation Goal. Journal of Educa-tional Psychology, V o l u m e 91 Nomor 2, hal. 241-254.

287