jurnal ilmiah”integritas” vol. 4 no. 1 desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental...

16

Upload: others

Post on 03-Jun-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

ANALISIS PELATIHAN DAN KEMAMPUAN TERHADAP

PROFESIONALISME GURU PADA MTS AL-MUSLIHIN KOTA BINJAI

Oleh:

Ilhamsyah Siregar, SE.,MM

Dosen STEKPI Medan

ABSTRAK

Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Kota Binjai berdasarkan Keputusan

Menteri Agama RI Nomor 64 Tahun 1990 Tentang Alih Fungsi

Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) menjadi Mts Al-muslihin Kota Binjai

tanggal 25 April 1990. PGAN Kota Binjai mulai beroperasi tahun 1965 dan

menyelenggarakan pendidikan untuk 6 Tahun (PGAN 6 Tahun). Permasalahan

yang mendasari penelitian ini apakah pelatihan, dan kemampuan secara simultan

dan parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap profesionalisme guru pada

Mts Al-Muslihin Kota Binjai. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini dilakukan dengan kuesioner dengan membagikan daftar pertanyaan kepada

responden sebanyak 35 responden, Uji Parsial (Uji-t) menunjukan bahwa variabel

pelatihan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

profesionalisme guru. Dan variabel kemampuan secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap profesionalisme guru. Sedangkan uji Simultan (Uji-f) uji

serempak atau simultan (uji f) variabel independen (pelatihan dan kemampuan)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel profesionalisme guru, maka

dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 di terima. Selanjutnya uji determinasi

besarnya adjusted R square sebesar 0.949 hal ini berarti 94,9% variasi

profesionalisme guru yang bisa dijelaskan dengan variabel independen pelatihan

dan kemampuan sedangkan sisanya (100% - 94,9% = 5,1%) dapat dijelaskan

dengan variabel independen lainnya seperti insentif, lingkungan kerja dan

penghargaan.

Kata Kunci : Pelatihan, Kemampuan Dan Profesionalisme Guru

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Didalam dunia pendidikan

sangat diperlukan para sumber daya

manusia yang menjadi penggerak

dari berbagai macam pekerjaan yang

akan dikerjakan oleh guru, guru

mempunyai tingkat pekerjaan yang

berbeda-beda dalam melaksanakan

pekerjaan mereka, namun terkadang

guru malah tidak tahu apa yang

harus. Dikerjaan terkait banyaknya

pekerjaan yang harus mereka

kerjakan, untuk itu sangat diperlukan

pelatihan bagi sumber daya manusia

Page 2: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

agar para guru bisa paham dan

mengerti atas pekerjaan mereka

sehingga apa yang menjadi tujuan

perusahaan bisa dengan cepat

terlaksana dan mencapai target yang

diharapkan.

Pelatihan merupakan istilah-

istilah yang berhubungan dengan

usaha-usaha berencana, yang

diselenggarakan untuk mencapai 1)

penguasaan skill 2) pengetahuan, dan

3) sikap-sikap guru atau anggota

organisasi, pelatihan ditujukan pada

pegawai pelaksanaan untuk

meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan teknis yang dimiliki

seorang guru.

Pelatihan adalah keseluruhan

kegiatan untuk memberi,

memperoleh, meningkatkan, serta

mengembangkan kompetensi,

produktivitas, disiplin, dan etos

kerja pada tingkat keterampilan

dan keahlian tertentu dengan

jenjang kualifikasi atau pekerjaan.

Pelatihan dan kemampuan

menimbulkan bentuk interaksi

kinerja dalam organisasi, semuanya

akan berperilaku berbeda satu sama

lain dan perilakunya adalah

ditentukan oleh masing-masing

lingkungan yang memang berbeda.

Peningkatan kemampuan profesional

dapat dikembangkan melalui

kompetensi profesional yang

dilakukan oleh guru. Tujuan

kemampuan profesional guru untuk

membantu guru dalam memperluas

pengetahuan, meningkatkan

keterampilan mengajar guru,

menumbuhkan sikap profesional

dalam pembelajaran. Oleh karena itu

sekolah yang dapat dilakukan oleh

pengawas, kepala sekolah maupun

antar guru, maka dari itu

diselenggarakannya seminar atau

workshop, pelatihan atau diklat,

kursus-kursus, pendidikan formal

yang tinggi serta pembinaan dan

pengembanagan untuk mendukung

pembelajaran yang efektif untuk

meningatkan kemampuan profesional

guru.

Profesional adalah pekerjaan

atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber

penghasilan kehidupan yang

memerlukan keahlian, kemahiran,

atau kecakapan yang memenuhi

standar mutu, atau norma tertentu

serta memerlukan pendidikan profesi

(Undang-undang Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen). Guru

adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak

usiadini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar dan pendidikan

menengah.

Profesionalisme guru

merupakan kondisi, arah, nilai,

tujuan dan kualitas suatu keahlian

dan wewenang dalam bidang

pendidikan dan pengajaran yang

berkaitan dengan pekerjaan

seseorang yang menjadi mata

pencaharian.

Sebutan Guru Profesional

mengacu pada guru yang telah

mendapatkan pengakuan secara

formal berdasarkan ketentuan yang

berlaku, baik dalam kaitan dengan

Page 3: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

jabatan maupun latar belakang

pendidikan formalnya. Pengakuan ini

dinyatakan dalam bentuk ijazah,

akta, sertifikat, dan sebagainya baik

yang menyangkut kualifikasi

maupun kompetensi dalam

melaksanakan tugas-tugasnya

sebagai tenaga pengajar.

Berdasarkan hasil observasi

dilapangan masih ada guru pada Mts

Al-muslihin Kota Binjai masih

kurang maksimal dalam melakukan

pekerjaan seperti guru yang kurang

wawasam dalam pengembangan

kurikulum/silabus, menyusun

rencana pelaksanaan pengembangan

(RPP), membuat dan mengisi daftar

nilai siswa, kurang efektif dalam

melakukan pekerjaan tersebut.

Dari segi faktor yang

mempengaruhi kinerja guru tersebut,

terdapat masalah-masalah yang

cukup penting disikapi antara lain :

masih ada kinerja guru yang belum

maksimal. Dimana guru tidak dapat

menyelesaikan pekerjaan dengan

efektif dan efisien dan

profesionalisme guru masih rendah

sehingga belum dapat meningkatkan

kinerja guru.

Berdasarkan uraian diatas,

maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Pelatihan Dan

Kemampuan Terhadap

Profesionalisme Guru Pada Mts Al-

muslihin Kota Binjai”.

B. Identifikasi Masalah

Bedasarkan latar belakang

masalah yang telah di uraikan di atas

serta untuk memperoleh kejelasan

terhadap masalah yang akan di

bahas, maka penulis mengidentifikasi

masalah sabagai berikut:

a. Kurangnya pelatihan guru di

dunia pendidikan mengakibatkan

adanyaa ketidakmampuan guru

dalam menguasai kurikulum,

pengetahuan di bidang ilmu dan

teknologi.

b. Tidak adanya perencanaan

pembelajaran guru yang efektif

sehingga program para guru yang

dijalani mereka tidak terarah

dengan baik.

c. Masih ada kinerja guru yang

belum maksimal, di mana guru

tidak memahami wawasan dan

landasan kependidikan sehingga

menimbulkan tidak objektif dalam

mengevaluasi kinerja sendiri.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah

yang dibahas penulis adalah :

1. Apakah pelatihan secara parsial

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

profesionalisme guru pada Mts

Al-Muslihin Kota Binjai.

2. Apakah kemampuan secara

parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

profesionalisme guru pada Mts

Al-Muslihin Kota Binjai.

3. Apakah pelatihan, dan

kemampuan secara simultan

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

profesionalisme guru pada Mts

Al-Muslihin Kota Binjai.

Page 4: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan, dilakukan

penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui apakah

pelatihan secara parsial

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

profesionalisme guru pada Mts

Al-Muslihin Kota Binjai.

b. Untuk mengetahui apakah

kemampuan secara parsial

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

profesionalisme guru pada Mts

Al-Muslihin Kota Binjai.

c. Untuk mengetahui apakah

pelatihan, dan kemampuan

secara simultan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

profesionalisme guru pada Mts

Al-Muslihin Kota Binjai.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pelatihan

a. Pengertian Pelatihan

Menurut Akhmad dan

Mohammad, (2012:56),

mengemukakan bahwa pelatihan

(Training) adalah suatu proses

pendidikan jangka pendek yang

mempergunakan prosedur, sistematis

dan keterampilan teknis dalam tujuan

dalam tujuan terbatas. Pelatihan

adalah keterampilan yang spesifik

dan dapat diidentifikasi untuk

digunakan dalam pekerjaan mereka

saat ini.

Faustino Cardoso Gomes,

(2013:197-198) Pelatihan adalah

setiap usaha untuk memperbaiki

performansi pekerja pada suatu

pekerjaan tertentu yang sedang

menjadi tanggungjawabnya, atau

satu pekerjaan yang ada kaitannya

dengan pekerjaannya. Supaya

efektif, pelatihan biasanya harus

mencakup pengalaman belajar

aktivitas-aktivitas yang terencana,

dan didesain sebagai jawaban atas

kebutuhan-kebutuhan yang berhasil

diidentifikasi.

Dari berbagai macam pendapat

para ahli di atas, dapat di tarik satu

kesimpulan kalau pelatihan bagi

sumber daya manusia adalah suatu

kegiatan untuk meningkatkan

kapasitas sumber daya manusia agar

bisa menjadi sumber daya yang

berkualitas baik dari segi

pengetahuan, keterampilan bekerja,

tingkat profesionalisme yang tinggi

dalam bekerja agar bisa

meningkatkan kemampuan untuk

mencapai tujuan-tujuan perusahaan

dengan baik.

b. Tujuan Pelatihan

Menurut mangkunegara

(2010:240), menyatakan bahwa

tujuan pelatihan yaitu :

1) Meningkatkan penghayatan jiwa

dan ideologi.

2) Meningkatkan produktivitas

kerja.

3) Meningkatkan kualitas kerja.

4) Meningkatkan ketetapan

perencanaan Sunber Daya

Manusia.

Page 5: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

5) Meningkatkan sikap moral dan

semangat kerja.

6) Meningkatkan rangsangan agar

pegawai mampu berkinerja

secara maksimal.

7) Meningkatkan kesehatan dan

keselamatan kerja

8) Meningkatkan keusangan

(obsolescence).

c. Jenis – Jenis Pelatihan

Menurut M.Yani, (2012:97)

pelatihan dapat dirancang untuk

memenuhi tujuan berbeda dan dapat

diklasifikasikan dalam berbagai

cara,yang meliputi:

1) Pelatihan yang dibutuhkan dan

rutin: dilakukan untuk

memenuhi berbagai syarat

hukum yang diharuskan dan

berlaku sebagai pelatihan untuk

semua karyawan (orientasi

karyawan baru).

2) Pelatihan pekerjaan/teknis:

memungkinkan para karyawan

untuk melakukan

pekerjaan,tugas dan tanggung

jawab mereka dengan baik.

3) Pelatihan antar pribadi dan

pemecahaan masalah:

dimaksudkan untuk mengatasi

masalah operasional dan

antarpribadi serta meningkatkan

hubungan dalam pekerjaan

organisasional.

4) Pelatihan perkembangan dan

inovatif: menyediakan fokus

jangka panjang untuk

meningkatkan kapabilitas

individual dan organisasional

untuk masa depan.

d. Indikator Pelatihan

Indikator pelatihan menurut

Anwar (2013:62) diantaranya:

1) Tujuan pelatihan

Tujuan pelatihan harus konkrit

dan dapt diukur, oleh sebab itu

prlatihan yang diadakan bertujuan

untuk meningkatkan ketrampilan

kerja agar seluruh peseta mampu

memperoleh kinerja yang

maksimal dan meningkatkan

kepahaman peserta terhadap etika

kerja yang harus diterapkan.

2) Materi

Materi pelatihan berupa :

pengolah (manajemen), tata

naskah, psikologi kerja,

komunikasi kerja, disiplin dan

etika kerja, kepemimpinan kerja

dan pelaporan kerja.

3) Metode yang digunakan

Metode pelatihan yang digunakan

adalah metode pelatihan yang

partisipasi yaitu diskusi

kelompok, simulasi, bermain

peran (demontrasi) dan games,

latihan dalam kelas, test, kerja tim

dan study visit (Study banding).

4) Kualifikasi Peserta

Peserta pelatihan adalah pegawai

perusahaan yang memenuhi

kualifikasi persyaratan seperti

karyawan tetap staf mendapat

rekomendasi pimpinan.

5) Kualifikasi Pelathan (Instruksi)

Pelatihan/instruksi yang akan

memeberikan materi pelatihan

harus memenuhi kualifikasi

pesyaratan antara lain:

mempunyai keahlianyang

berhubungan dengan materi

pelatihan, mampu membangkitkan

Page 6: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

motivasi dan mampu

menggunakan metode partisipatif.

2. Kemampuan

a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata

mampu yang berarti kuasa (bisa atau

sanggup) dalam melakukan sesuatu,

sedangkan kemampuan berarti

kesanggupan, kecakapan, serta

kekuatan. Beberapa ahli telah

mengemukakan pendapat mengenai

pengertian apa yang dimaksud

dengan kemampuan, diantaranya

yaitu:

Menurut Robert Kreitner

(2015:185) yang dimaksud dengan

kemampuan adalah karakteristik

stabil yang berkaitan dengan

kemampuan maksimum phisik mental

seseorang

Menurut Stephen P. Robbins

(2011:57-61) kemampuan adalah

keseluruhan seorang individu pada

dasarnya terdiri atas dua kelompok

faktor, yaitu:

1). Kemampuan Intelektual

(Intelectual Ability), merupakan

kemapuan yang dibutuhkan untuk

melakukan berbagai aktifitas

mental (berpikir, menalarkan dan

memecahkan masalah).

2). Kemampuan Fisik (Phisical

Ability), merupakan kemampuan

melakukan tugas-tugas yang

menuntut stamina, kertampilan,

kekuatan, dan karateristik serupa.

b. Jenis-jenis Kemampuan

Menurut Moenir (2010:95)

jenis-jenis kemampuan yaitu:

1). Kemampuan Teknis (Technical

Skill)

2). Kemampuan Bersifat Manusiawi

(Human Skill)

3). Kemampuan Konseptual

(Copceptual Skill)

c. Indikator Kemampuan Kerja

Dalam penelitian Raharjo,

Paramita & Warso (2016) indikator

kemampuan kerja diantaranya

sebagai berikut:

1). Pengetahuan (knowledge)

2). Pelatihan (Training)

3). Pengalaman (Experience)

4). Ketrampilan (Skill)

5). Kesanggupan kerja

3. Profesionalisme Guru

a. Pengertian Profesionalisme

Guru

Menurut Kunandar (2011:54)

profesionalisme berasal dari kata

profesi yang artinya suatu bidang

pekerjaan yang ingin atau akan

ditekuni. Dan juga diartikan sebagai

suatu jabatan tau pekerjaan tertentu

yang mensyaratkan pengetahuan dan

ketrampilan khusus yang diperoleh

dari pendidikan akademis yang

intensif.

Menurut Ondi Saondi, Aris

Shuherman, (2015:94) Profesional

adalah orang yang mempunyai

profesi atau pekerjaan purna waktu

dan hidup dari pekerjaan itu dengan

mengandalkan suatu keahlian yang

tinggi.

Sebutan professional

didasarkan pada pengakuan formal

terhadap kualifikasi dan kompetensi

penampilan untuk kerja suatu

jabatan atau pekerjaan tertentu.

Page 7: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

Dalam UU guru dan Dosen (ayat 1

dan ayat 4 ) 2005 disebutkan bahwa

professional adalah pekerjaan atau

kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dna menjadi sumber

penghasilan kehidupan yang

memerlukan keahlian, kemahiran,

atau kecakapan yang memenuhi

standar mutu atau norma tertentu

serta memerlukan pendidikan

profesi.

Profesionlisme adalah sebutan

yang mengacu kepada sikap mental

dalam bentuk komitmen anggota

suatu profesi untuk senantiasa

mewujudkan dan meningkatkan

kualitas profesionalnya. Seorang

guru yang memiliki profesionalisme

tingi akan tercermin dalam sikap

mental serta komitmennya terhadap

perwujudan dan peningkatan kualitas

professional melaui berbagao cara

dan strategi Suyanto (dalam Jihad

2013).

b. Indikator Profesionalisme Guru

Menurut Suryani (dalam

Makawimbang 2011)

mengungkapkan bahwa

profesionalisme guru yang bermutu

dapat diukur dengan lima indicator

yaitu:

1) Kemampuan professional,

sebagaimana terukur dari ijazah,

jenjang pendidikan, jabatan dan

golongan, serta pelatihan.

2) Upaya professional,

sebagaimana terukur dari

kegiatan mengajar pengabdian

dan penelitian.

3) Waktu yang dicurahkan untuk

kegiatan professional,

sebagaimana terukur dari masa

jabatan, pengalaman mengajar

serta lainnya.

4) Kesesuain antara keahlian dan

pekerjaanya, sebagaimana

terukur darii mata pelajaran yang

mampu, apakah telah sesuai

dengan spesialisasinya atau

tidak.

5) Tingkat kesejahteraan,

sebagaimana terukur dari upah,

honor atau penghsilan rutinya.

Tingkat kesejahteraan yang

rendah bisa mendorong seorang

pendidik untuk melakukan kerja

sambilan dan bagaimana kerja

sambilan ini sukses, bisa jadi

profesi mengajar berubah

menjadi sambilan.

B. Kerangka Konseptual

Sekaran (dalam Rusiadi, et. al

2014) menyatakan bahwa kerangka

konseptual adalah suatu model

konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting.

1. Hubungan anntara pelatihan

dengan profesionalisme

Menurut Anwar Prabu

Mangkunegara (2013:197),

pelatihan adalah setiap usaha

untuk memperbaiki performasi

tanggungjawabnya, atau

satupekerjaan yang ada kaitannya

dengan pekerjaannya.

Menurut Ondi Saondi, Aris

Shuherman, (2015:94) Profesional

adalah orang yang mempunyai

profesi atau pekerjaan purna

Page 8: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

waktu dan hidup dari pekerjaan

itu dengan mengandalkan suatu

keahlian yang tinggi

Teori yang menyatakan

adanya hubungan antara pelatihan

dengan profesionalisme adalah

menurut Marwansyar, (2012:155)

menjelaskan bahwa keseluruhan

kegiatan untuk memberi,

memperoleh, meningkatkan

profesionalisme tenaga kerja.

2. Hubungan anntara kemampuan

dengan profesionalisme

Soelaiman (2017:112)

kemampuan adalah sifat yang

dibawa lahir atau dipelajari yang

memungkinkan seseorang yang

dapat menyelesaikan

pekerjaannya, baik secara mental

ataupun fisik.

Profesionalisme guru

menurut Rusman (2016)

merupakan kondisi, arah, tujuan,

dan kualitas suatu keahlian dan

kewenangan dalam bidang

pendidikan dan pembelajaran

yang berkaitan dengan pekerjaan

seorang yang menjadi mata

pencaharian, sementara itu juga

guru yang proesional harus

memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan untuk melakukan

tugas pendidikan dan

pembelajaran

Berdasarkan uraian teoritis dan

latar belakang masalah di atas, maka

berikut kerangka konseptual dari

penelitian yang dilakukan, yaitu :

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan

dugaan atau jawaban sementara

dari pernyataan yang ada pada

rumusan masalah penelitian. Di

katakana sementara karena

jawaban yang ada hanya jawaban

berdasarkan teori.

Penulis membuat

hipotesis penelitian sebagai ini

adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan secara parsial

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap terhadap

profesionalisme guru pada

Mts Al-Muslihin Kota Binjai.

2. Kemampuan secara parsial

berpengaruh positif dan

Pelatihan

(X1)

Kemampuan

(X2)

Profesionalisme Guru

(Y)

Page 9: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

signifikan terhadap terhadap

profesionalisme guru pada

Mts Al-Muslihin Kota Binjai.

3. Pelatihan dan kemampuan

secara simultan berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap profesionalisme

guru pada Mts Al-Muslihin

Kota Binjai.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah

kuantitatif yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara variabel

atau lebih (Rusiadi, 2013).

B. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi

pada penelitian ini yaitu pada Mts

Al-Muslihin Kota Binjai yang

beralamat di Jl.Kesatria No.34

Binjai.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono

(2013:80) populasi dapat

didefinisikan sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk mempelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan”.

Populasi penelitian ini

adalah guru yang ada di Mts Al-

Muslihin Kota Binjai sebanyak

35 orang.

2. Sampel

Sampel adalah merupakan

sebagian atau wakil dari

populasi yang diteliti untuk

sekedar ancer-ancer maka

apabila subjeknya kurang dari

100, lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi.

Jika jumlah subjeknya lebih

besar dari 100 dapat diambil 10

s.d. 15% atau 20 s.d. 25% atau

lebih (Arikunto Suharsini,2012:

107).

Teknik penarikan sampel

dalam penelitian ini

menggunakan sampel sensus.

Sampel sensus itu ditujukan

apabila jumlah populasi sedikit

dan keseluruhannya dijadikan

sampel data penelitian ini

sebanyak 35 responden.

D. Defenisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan

2 (dua) variabel bebas yaitu:

Pelatihan (X1), Kemampuan

(X2), serta 1 (satu) variabel

terikat yaitu profesionalisme

guru (Y).

2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional

merupakan petunjuk bagaimana

satu variabel diukur secara

operasional di objek penelitian

sebaiknya berasal dari konsep

teori dan defenisi atau gabungan

keduannya yang ada di dalam

lingkup objek penelitian.

Page 10: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data

merupakan data-data yang relevan

bagi penelitian, adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini sebagai berikut

1. Angket / Quisioner

Angket yaitu bentuk

pertanyaan yang diajukan

kepada respoden yaitu guru yang

bekerja di Mts Al-Muslihin Kota

Binjai yang menjadi objek

penelitian ini dan penggunaan

menggunakan skala likert.

2. Wawancara (interview)

Dilakukan dengan cara

menentukan tanya jawab

langsung antara pewawancara

dengan diwawancara tentang

segala sesuatu yang diketahui

oleh pewawancara.

F. Teknik Analisis Data

1. Uji kualitas Data

a. Uji Validitas

b. Uji Reliabilitas

(kehandalan)

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

b. Uji Multikolinearitas

c. Uji Heteroskedastisitas

3. Regresi Linier Berganda

Teknik Analisis Data

yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi

linier berganda dengan rumus

:

Keterangan:

Y = Profesionalisme Guru

(Dependen Variabel)

X1 = Pelatihan (Independen

Variabel)

X2 = Kemampuan (Independen

Variabel)

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

€ = Error Term/ Tingkat

Kesalahan

4. Uji Kesuaian (Test Goodness of

fit)

a. Uji Silmutan (Uji F)

Uji F adalah Pengujian

terhadap koefisien regresi secara

silmutan penguji ini dilakukan

untuk mengetahui pengaruh

semua variabel independe

terhadap variabel dependen.

b. Uji parsial (Uji t)

Secara parsial, pengujian

hipotesis di lakukan dengan uji t-

test. Uji statistic t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel

penejalas/independen secara

individual dalam menerangkan

variabel dependen. Koefisien

Determinasi (R²)

Koefisien determinasi

digunakan untuk mengetahui

seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan varians,

variabel dependen nilai koefisien

determinasi ini antara 0 dan 1 jika

nilai R² yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen sangat

terbatas. Dan juga sebaliknya

Y = a+b1X1+b2X2+€

Page 11: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

jikan nilai yang mendekati 1

berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variabel-

variabel dependen.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat Mts Al-

muslihin Kota Binjai

Mts Al-muslihin Kota Binjai

berdiri pada tanggal 25 April 1990,

merupakan alih fungsi dari

Pendidikan Guru Agama Negeri

(PGAN) Kota Binjai berdasarkan

Keputusan Menteri Agama RI

Nomor 64 Tahun 1990 Tentang

Alih Fungsi Pendidikan Guru

Agama Negeri (PGAN) menjadi Mts

Al-muslihin Kota Binjai tanggal 25

April 1990. PGAN Kota Binjai

mulai beroperasi tahun 1965 dan

menyelenggarakan pendidikan

untuk 6 Tahun (PGAN 6 Tahun).

Seiring kebijakan pemerintah

pada kurun waktu tahun 1969-1970

proses pembangunan gedung RKB

dan lain lain diarahkan di sekitar

daerah Langkat. Dan pada tahun

1971 PGAN 6 Tahun pindah ke Jalan

Gatot Subroto Nomor 30 Kota

Binjai. Sehingga mulai Tahun

Pelajaran 1971/1972 siswa/siswi

PGAN 6 Tahun belajar dialamat

tersebut. MAN 2 Kota Binjai

menerima siswa baru Angkatan

Pertama pada Tahun Ajaran

1990/1991. Sesuai kebijakan

pemerintah, mulai Tahun Pelajaran

1977/1978, PGAN 6 Tahun

berubah menjadi MTsN 2 Kota

Binjai (untuk siswa/siswikelas 1–

3) dan PGAN Kota Binjai (untuk

siswa/siswi kelas 4 –6), sesuai

Keputusan Menteri Agama RI

Nomor 17 Tahun 1978 Tanggal 16

Maret 1978 Tentang Restrukturisasi

Sekolah/Madrasah di Lingkungan

Departemen Agama.

Pendidikan Guru Agama Negeri

(PGAN) kemudian beralih fungsi

menjadi Mts Al-muslihin Kota

Binjai dan berdasarkan Keputusan

Menteri Agama Nomor 157 Tanggal

17 September 2014 berubah menjadi

Mts Al-muslihin Kota Binjai.

2. Penyajian Data

Data yang diperoleh selama

penelitian akan disajikan kepada

seluruh Guru Mts Al-muslihin Kota

Binjai sebanyak 35 orang yang

dijadikan responden. Dengan jumlah

seluruh dari pertanyaan sebanyak 30

item, terdiri dari item pertanyaan

Variabel X yaitu : Pelatihan (X1), dan

Kemampuan (X2), dan Variabel Y

yaitu : Profesionalisme Guru (Y).

3. Uji Validitas dan Uji

Reliabilitas

a) Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk

mengetahui kelayakan dari setiap

daftar pertanyaan (angket) yang telah

diberikan kepada responden maka

diperlukan uji validitas untuk

mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuisioner.

Page 12: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

Apabila setiap pertanyaan

bernilai > 0,30 maka pertanyaan

tersebut dinyatakan valid (sah).

Dari data didapat semua nilai

koefisien melebihi angka 0,30 hal ini

dapat dinyatakan bahwa semua butir

pertanyaan dan skor yang didapat

adalah valid (sah).

b) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas (kehandalan)

untuk mengetahui kestabilan dan

konsisten responden dalam

menjawab butir-butir berkaitan

dengan kostruk pertanyaan yang

disusun dalam suatu bentuk

kuisioner. Reliabilitas suatu konstruk

variabel dikatakan baik jika memiliki

nilai Cronbach’s Alpha> 0,60.

Berdasarkan Tabel, terdapat

cronbach’s alpha sebesar 0,986 >

0,60 sehingga dapat disimpulkan

bahwa konstruk pertanyaan yang

telah disajikan pada responden yang

terdiri dari 34 item, baik didalam

variabel Pelatihan (X1), Dan

Kemampuan (X2), dan Variabel Y

yaitu : Profesionalisme Guru (Y).

adalah reliable atau handal

5. Teknik Analisis Data

a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah layak digunakan

regresi berganda, seperti diketahui

bahwa uji pengaruh parsial

mengasumsikan bahwa nilai

residural mengikuti distribusi

normal.

Gambar 4.1 Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 4.1

dapat disimpulkan bahwa dapat

dilihat bahwa data menyebar

disekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal

padagrafik histogram, hal ini

menunjukkan bahwa pola distribusi

normal. Jadi dapat disimpulkan

bahwa berdasarkan grafik P-P plot,

model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

Page 13: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

Gambar 4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot

Pada Gambar 4.2 P-P plot

terlihat bahwa grafik etos kerja

mengikuti bentuk distribusi normal

dengan bentuk histogram yang

hampir sama dengan bentuk

distribusi normal (lonceng). Ini

berarti memenuhi asumsi normalitas.

2) Uji Multikolinieritas

Nilai cutoff yang dipakai

untuk menunjukkan ada atau

tidaknya multikolinieritas adalah :

VIF > 1,00 = ada

multikolinieritas

Tolerance < 0,10 = tidak

ada multikolinieritas

Berdasarkan Tabel bahwa

angka VIF variabel Pelatihan (X1)

dan Kemampuan (X2) sebesar 6.202

lebih besar dari 1,00 yang berarti ada

multikolinieritas sedangkan nilai

tolerance Pelatihan (X1) dan

Kemampuan (X2) sebesar 0.161

lebih kecil dari 0.10, maka dapat

disimpulkan model regresi bebas

gangguan multikolinieritas.

3) Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskesdisitas

menunjukan adanya nilai varian

(residu) tidak konstan. Apabila thitung

> ttabel, berarti terjadi

heteroskedasitas atau sebaliknya

homoskedasitas atau dapat terlihat

dari probabilitas signifikan > 0,05.

Page 14: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.3

terlihat di atas titik-titik secara acak

atau tidak membentuk suatu pola

tertentu yang jelas. Hal ini

menunjukkan tidak terjadi

heteroskedasitas pada model regresi,

sehingga model regresi ini layak

dipakai untuk penelitian ini.

6. Persamaan Regresi Linier

Berganda

Analisis regresi merupakan

salah satu teknik analisis data

dalam statistika yang seringkali

digunakan untuk mengkaji

hubungan antara beberapa variabel

dan meramal suatu variabel.

Berdasarkan Tabel,

diperoleh persamaan regresinya

adalah Y = -1.208 + 0.776 X1 +

0.249X2. Konstanta sebesar -1.208

menyatakan jika tidak ada variabel

bebas (bernilai 0) maka variabel

terikat tetap diversifikasi pelatihan

(x1) sebesar 0.776, dan kemampuan

sebesar 0.249 dapat disimpulkan

hipotesis 1 diterima.

7. Pengujian Hipotesis

a) Uji Pengaruh Parsial

Uji Parsial (Uji-t) digunakan

untuk mengetahui apakah variabel

independen secara parsial

berpengaruh terhadap variabel

dependen. Hasil uji pengaruh

variabel Pelatihan, Dan Kemampuan

Terhadap Profesionalisme Guru Pada

Mts Al-muslihin Kota Binjai pada

tabel berikut ini :

Uji-t menunjukkan seberapa

besar pengaruh variabel bebas secara

individual terhadap variabel terikat.

Adapun uji menggunakan langkah-

langkah sebagai berikut :

1) Uji pengaruh Pelatihan Terhadap

Profesionalisme Guru Pada Mts

Al-muslihin Kota Binjai

Berdasarkan variabel

pelatihan nilai thitung 7,822 < ttabel

1.693 dengan signifikan 0,000 <

0,050, artinya variabel pelatihan

secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel

profesionalisme guru, maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis 1 di

terima.

2) Uji pengaruh Kemampuan

Terhadap Profesionalisme Guru

Pada Mts Al-muslihin Kota

Binjai

Berdasarkan variabel

kemampuan nilai thitung 2,443 > ttabel

1.693 dengan signifikan 0,000 >

Page 15: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

0,050, artinya secara parsial variabel

kemampuan berpengaruh positif dan

signifikan kemampuan terhadap

profesionalisme guru, maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis 1 di

terima.

b) Uji Pengaruh Serempak (Uji -

F)

Tujuan dari Uji Fhitung adalah

untuk menunjukkan apakah semua

variabel bebas yang dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh

bersama-sama (serempak) variabel

independen (X) terhadap variabel

dependen (Y).

Berdasarkan uji F

menghasilkan nilai Fhitung sebesar

316,787 dengan tingkat signifikan

0,00. Karena Fhitung 316,787 > Ftabel

3,29 dan probabilitas signifikan jauh

lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 <

0,05, maka model regresi dapat

dikatakan bahwa pelatihan, dan

kemampuan secara serempak

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap profesionalisme guru.

c) Koefisien Determinasi

Hasil uji determinasi (R2)

dapat dilihat dari nilai koefisien

determinasi bahwa besarnya adjusted

R square sebesar 0.949 hal ini berarti

94,9% variasi profesionalisme guru

yang bisa dijelaskan dengan variabel

independen pelatihan dan

kemampuan sedangkan sisanya

(100% - 94,9% = 5,1%) dapat

dijelaskan dengan variabel

independen lainnya seperti insentif,

lingkungan kerja dan penghargaan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian,

maka penulis mencoba untuk

melakukan pembahasan sebagai

berikut :

1. Pengaruh Pelatihan Terhadap

Profesionalisme Guru

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel Pelatihan

berpengaruh terhadap variabel

Profesionalisme Guru.. Hal ini

dibuktikan dengan uji t variabel

Pelatihan nilai thitung 7,822 < ttabel

1.693 dengan signifikan 0,000 <

0,050, artinya variabel Pelatihan

secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel

Profesionalisme Guru.

2. Pengaruh Kemampuan

Terhadap Profesionalisme Guru

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel Kemampuan

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel Profesionalisme

Guru. Hal ini dibuktikan dengan uji t

variabel Kemampuan nilai thitung

2,443 > ttabel 1.693 dengan signifikan

0,000 > 0,050, artinya secara parsial

variabel Kemampuan berpengaruh

positif dan signifikan Kemampuan

Terhadap Profesionalisme Guru,

maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis 1 di terima.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari penjabaran yang telah

di paparkan pada bab sebelumnya

maka dapat disimpulkan untuk

Page 16: Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019tingi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melaui berbagao

Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019

menjawab rumusan masalah yang

pertama sebagai berikut.

1. Uji Parsial (Uji-t)

Hasil penelitian menunjukan bahwa :

a) Variabel pelatihan secara parsial

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel

profesionalisme guru.

b) Variabel kemampuan secara

parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

profesionalisme guru.

2. Uji Simultan (Uji-f)

Berdasarkan hasil uji serempak

atau simultan (uji f) variabel

independen (pelatihan dan

kemampuan) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel

profesionalisme guru., maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis 1 di

terima

3. Uji Determinasi

Berdasarkan besarnya adjusted

R square sebesar 0.949 hal ini berarti

94,9% variasi profesionalisme guru

yang bisa dijelaskan dengan variabel

independen pelatihan dan

kemampuan sedangkan sisanya

(100% - 94,9% = 5,1%) dapat

dijelaskan dengan variabel

independen lainnya seperti insentif,

lingkungan kerja dan penghargaan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian

dan kesimpulan tersebut di atas,

penulis mencoba untuk memberi

saran yang dapat dikemukakan

adalah sebagai berikut:

1. Adanya pengaruh yang positif

dan signifikan antara pelatihan

guru terhadap profesionalisme

guru. semakin baik pelatihan guru

akan semakin baik pula

profesionalisme guru

2. Pada variabel kemampuan

profesional guru yang perlu

diperhatikan adalah tanggung

jawab profesional. kemampuan

profesional guru tentang aspek

tanggung jawab profesional guru

berada di bawah ketegori aspek

yang lain walaupun masih

berada dalam kategori baik. oleh

karena itu tanggung jawab

profesional guru harus lebih

ditingkatkan lagi terutama dalam

berkomunikasi dengan keluarga

serta tumbuh dan berkembang

secara profesional yang masih

berada pada kategori cukup.

dalam berkomunikasi dengan

keluarga peserta didik, guru

harus membina hubungan kerja

sama yang lebih baik

diantaranya dengan memberikan

informasi yang jujur dan

objektif mengenai perkembangan

peserta didik. sedangkan dalam

kaitannya dengan tumbuh dan

berkembang secara profesional,

guru harus lebih meningkatkan

lagi kemampuan profesionalnya

dengan melalui berbagai aktivitas

pengembangan diri yang cerdas

dan kontinyu.

3. Bagi peneliti selanjutnya

diharapkan dapat meneliti

faktor-faktor lain yang

mempengaruhi profesionalisme

guru, supaya mengetahui

efektisitas dari faktor-faktor lain

yang mempengaruhi

profesionalisme guru.