jurnal ilmiah adi chandra volume 001 nomor 01 tahun 2013

85
  Penggu naa n Med ia Ga mba r s eb Meningkatkan Minat Belajar Sis  Peran Gu ru Mat a Pe la jaran da la Bimbingan Konsel ing di Sekola Peningkatan Kemampuan Guru Menyusun Rencana Pelaksanaan (RPP) Melalui On The Job Train Upaya Mening katkan Hasil Bela Mat eri P okok St ruktur d an Fung Pembelajaran Model  Problem B Upaya Pe ningk atan Ha sil Belaja Mengg ambar Pola Dasar Paka ia Metode Pemberian Pekerjaan Ru Peran Pengawas Sekolah dalam Kinerja Kepala Sekolah Melalui Berkelanjutan Upaya Pe ningk atan Ha sil Belaja Indonesia Menggunakan Role Pl  Pening katan Kinerja Guru B ahas dalam Menyusun RPP Melalui Sekolah Binaan Peningkatan Hasil Belajar denga Menggunakan Metode Pembelaj Melalui Pendekatan Talking Stic Efektivitas Penggunan Metode P Taktis dan Drill untuk Meningk Keterampilan Passing Atas dan Perma inan Bola V oli Siswa Kela  Volume gai Upaya  wa Martiani Puji Dwi Dyahari  Pelaksanaan  Kejuruan Lukitri Gutomo  alam  Pembelajaran  ing Sukri  jar Biologi  si Akar Melalui   sed Learning Sri Wahyuni  r Tata Busana  Ana k den gan  mah Indahwati  Meningkatkan  Pembinan Sumamik  r Bahasa  ay Siswa MTs Wasis Sunaryadi  a Indonesia  orkshop di  Sudjarwo  n  aran SQ4R  k Djuweni  embelajaran  tkan  assing Bawah  s XI SMK Karno Pe nerb it Cerd as U l Jl. Manggis 72 Jember Jember– Jawa Timur K Telp. / Fa x. 0331-4223 ISSN 2337-4705  , Nomor 1, Januari 2013  1  9  15  23  31  39  45  53  61  71  et Kreatif  or Patrang  ode Pos 68118  7 e-mail:[email protected]

Upload: pakdhe-ga

Post on 05-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal ilmiah Adi Chandra Volume 001 Nomor 1 Tahun 2013

TRANSCRIPT

  • ISSN 2337-4705Volume 1, Nomor 1, Januari 2013

    Penggunaan Media Gambar sebagai UpayaMeningkatkan Minat Belajar Siswa

    Martiani Puji Dwi Dyahari 1

    Peran Guru Mata Pelajaran dalam PelaksanaanBimbingan Konseling di Sekolah Kejuruan

    Lukitri Gutomo 9

    Peningkatan Kemampuan Guru dalamMenyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Melalui On The Job Training

    Sukri 15

    Upaya Meningkatkan Hasil Belajar BiologiMateri Pokok Struktur dan Fungsi Akar MelaluiPembelajaran Model Problem Based Learning

    Sri Wahyuni 23

    Upaya Peningkatan Hasil Belajar Tata BusanaMenggambar Pola Dasar Pakaian Anak denganMetode Pemberian Pekerjaan Rumah

    Indahwati 31

    Peran Pengawas Sekolah dalam MeningkatkanKinerja Kepala Sekolah Melalui PembinanBerkelanjutan

    Sumamik 39

    Upaya Peningkatan Hasil Belajar BahasaIndonesia Menggunakan Role Play Siswa MTs

    Wasis Sunaryadi 45

    Peningkatan Kinerja Guru Bahasa Indonesiadalam Menyusun RPP Melalui Workshop diSekolah Binaan

    Sudjarwo 53

    Peningkatan Hasil Belajar denganMenggunakan Metode Pembelajaran SQ4RMelalui Pendekatan Talking Stick

    Djuweni 61

    Efektivitas Penggunan Metode PembelajaranTaktis dan Drill untuk MeningkatkanKeterampilan PassingAtas dan Passing BawahPermainan Bola Voli Siswa Kelas XI SMK

    Karno 71

    Penerbit Cerdas Ulet KreatifJl. Manggis 72 Jember Lor PatrangJember Jawa Timur Kode Pos 68118Telp. / Fax. 0331-422327 e-mail:[email protected]

    ISSN 2337-4705Volume 1, Nomor 1, Januari 2013

    Penggunaan Media Gambar sebagai UpayaMeningkatkan Minat Belajar Siswa

    Martiani Puji Dwi Dyahari 1

    Peran Guru Mata Pelajaran dalam PelaksanaanBimbingan Konseling di Sekolah Kejuruan

    Lukitri Gutomo 9

    Peningkatan Kemampuan Guru dalamMenyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Melalui On The Job Training

    Sukri 15

    Upaya Meningkatkan Hasil Belajar BiologiMateri Pokok Struktur dan Fungsi Akar MelaluiPembelajaran Model Problem Based Learning

    Sri Wahyuni 23

    Upaya Peningkatan Hasil Belajar Tata BusanaMenggambar Pola Dasar Pakaian Anak denganMetode Pemberian Pekerjaan Rumah

    Indahwati 31

    Peran Pengawas Sekolah dalam MeningkatkanKinerja Kepala Sekolah Melalui PembinanBerkelanjutan

    Sumamik 39

    Upaya Peningkatan Hasil Belajar BahasaIndonesia Menggunakan Role Play Siswa MTs

    Wasis Sunaryadi 45

    Peningkatan Kinerja Guru Bahasa Indonesiadalam Menyusun RPP Melalui Workshop diSekolah Binaan

    Sudjarwo 53

    Peningkatan Hasil Belajar denganMenggunakan Metode Pembelajaran SQ4RMelalui Pendekatan Talking Stick

    Djuweni 61

    Efektivitas Penggunan Metode PembelajaranTaktis dan Drill untuk MeningkatkanKeterampilan PassingAtas dan Passing BawahPermainan Bola Voli Siswa Kelas XI SMK

    Karno 71

    Penerbit Cerdas Ulet KreatifJl. Manggis 72 Jember Lor PatrangJember Jawa Timur Kode Pos 68118Telp. / Fax. 0331-422327 e-mail:[email protected]

    ISSN 2337-4705Volume 1, Nomor 1, Januari 2013

    Penggunaan Media Gambar sebagai UpayaMeningkatkan Minat Belajar Siswa

    Martiani Puji Dwi Dyahari 1

    Peran Guru Mata Pelajaran dalam PelaksanaanBimbingan Konseling di Sekolah Kejuruan

    Lukitri Gutomo 9

    Peningkatan Kemampuan Guru dalamMenyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Melalui On The Job Training

    Sukri 15

    Upaya Meningkatkan Hasil Belajar BiologiMateri Pokok Struktur dan Fungsi Akar MelaluiPembelajaran Model Problem Based Learning

    Sri Wahyuni 23

    Upaya Peningkatan Hasil Belajar Tata BusanaMenggambar Pola Dasar Pakaian Anak denganMetode Pemberian Pekerjaan Rumah

    Indahwati 31

    Peran Pengawas Sekolah dalam MeningkatkanKinerja Kepala Sekolah Melalui PembinanBerkelanjutan

    Sumamik 39

    Upaya Peningkatan Hasil Belajar BahasaIndonesia Menggunakan Role Play Siswa MTs

    Wasis Sunaryadi 45

    Peningkatan Kinerja Guru Bahasa Indonesiadalam Menyusun RPP Melalui Workshop diSekolah Binaan

    Sudjarwo 53

    Peningkatan Hasil Belajar denganMenggunakan Metode Pembelajaran SQ4RMelalui Pendekatan Talking Stick

    Djuweni 61

    Efektivitas Penggunan Metode PembelajaranTaktis dan Drill untuk MeningkatkanKeterampilan PassingAtas dan Passing BawahPermainan Bola Voli Siswa Kelas XI SMK

    Karno 71

    Penerbit Cerdas Ulet KreatifJl. Manggis 72 Jember Lor PatrangJember Jawa Timur Kode Pos 68118Telp. / Fax. 0331-422327 e-mail:[email protected]

  • Cerdas Ulet Kreatif Publisher

    SUSUNAN REDAKSIPemimpin Redaksi :Anis Chandra Kristanti, S.Si.

    Editor Pelaksana :Ikhwanudin, M.Pd.

    Penyunting (mitra bestari):Dr. Syaad PatmantharaDr. Bambang Triono, M.M.

    Tata Letak :Dhega Febiharsa, S.ST.

    Penerbit dan Percetakan :CV. Cerdas Ulet KreatifJl. Manggis 72 Jember Lor PatrangJember Jawa Timur Kode Pos 68118Telp. / Fax. (0331) 422327

    Isi di luar tanggungjawab percetakan

  • ISSN : 2337-4705Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 1

    Penggunaan Media Gambar sebagai Upaya Meningkatkan MinatBelajar Siswa

    MARTIANI PUJI DWI DYAHARI

    Strategy usage of picture media is a way of teaching where active pupil and teacher with, student assisted withperception to presented pictures grouply, teacher enquire pupil look for answer, pupil tell new idea, and herewith teacheraim to ask taught items. Relate to this research is problem of which follow to influence achievement learn the above, one ofthem is factors coming from environment go to school and more specially again is the problem of selected strategy ormethod and used by researcher in this case learn. On that account researcher try to use expected strategy can improve theiractivity in following process learn to Iesson of PKN that is by using picture media, by using media draw student get realpicture about event of nation history and can improve enthusiasm in following Iesson of PKn.

    Keywords: picture media, learning enthusiasm

    Pendahuluan

    Banyak faktor yang mempengaruhi dalampeningkatan pendidikan, misalnya faktor dari gurusendiri dalam menggunakan strategi pembelajaran,minat siswa, intelegensi, faktor keluarga, motivasidan prestasi siswa, faktor yang datang darilingkungan sekolah dan sebagainya. Dari beberapafaktor tersebut yang peneliti menggaris bawahimasalah penggunaan strategi dalam proses belajarmengajar.

    Di dalam kegiatan pembelajaran ada beberapametode atau strategi diantaranya metode ceramah,metode diskusi, metode tanya jawab, metodepemberian tugas, metode inquire dan dalam prosesbelajar mengajar guru harus memiliki strategi agarsiswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Di sinipeneliti dalam kegiatan pembelajaran PKn mencobamenggunakan strategi penggunaan media gambaruntuk meningkatkan keaktifan, respon dan motivasisiswa dalam mengikuti pembelajaran, karena seorangsiswa jika mendengar ceramah terus menerus akanmengantuk dan bosan lama kelamaan perhatiannyamenurun, apalagi apabila sipenceramah atau gurusuara dan ucapan kata-katanya tidak menarik. Untukmenciptakan kehidupan interaksi proses belajarmengajar perlu seorang guru selalu mengadakaninovasi pembelajaran secara berkesinambungan.Teknik penggunaan media gambar ialah suatu teknikuntuk memberikan motivasi pada siswa agar siswa

    bangkit pemikirannya untuk mau bertanya, selamamendengarkan pelajaran atau guru yang mengajukanpertanyaan-pertanyaan.

    Strategi penggunaan media gambar adalahsuatu cara mengajar dimana guru dan murid aktifbersama, siswa dibantu dengan pengamatan terhadapgambar-gambar yang disajikan secara kelompok,guru bertanya murid mencari jawaban, muridmengemukakan ide baru, dan dengan ini gurubertujuan menanyakan materi yang diajarkan.Dengan menggunakan media gambar ini bertujuanuntuk meningkatkan prestasi belajar PKn.

    Berkaitan dengan penelitian ini masalah yangikut mempengaruhi prestasi belajar tersebut diatas,salah satunya adalah faktor-faktor yang berasal darilingkungan sekolah dan yang lebih khususnya lagiadalah masalah metode atau strategi yang dipilih dandigunakan oleh peneliti dalam hal ini guru.

    Oleh sebab itu peneliti mencobamenggunakan suatu Strategi yang diharapkan dapatmeningkatkan keaktifan dalam mengikuti prosesbelajar terhadap pelajaran PKn yaitu denganmenggunakan media gambar, dengan menggunakanmedia gambar siswa mendapat gambaran yang nyatatentang peristiwa sejarah bangsa dan dapatmeningkatkan minat dalam mengikuti pelajaran PKn.

    Sejalan dengan rumusan masalah tersebut,maka tujuan penelitian ini adalah : 1) Untukmengetahui proses pembelajaran PKn denganmenggunakan media gambar, 2) Untuk mengetahui

  • 2 Martiani Puji Dwi Dyahari Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA

    respon murid terhadap penggunaan media gambar,dan 3) Untuk mengetahui media gambar tersebutdapat meningkatkan minat sekaligus prestasi belajarsiswa Kelas VII-H di SMP Negeri 8 Blitar.

    Media Pembelajaran

    Pembelajaran dengan menggunakan mediagambar dipilih karena dapat merubah perilaku minatsiswa dalam belajar PKn. Siswa dapatmengembangkan pemikirannya serta berimajinasilebih leluasa sehingga apa yang diterima dalampelajaran tidak menjadi angan-angan belaka.

    Dalam kaitannya dengan pembelajaran dikelas, media adalah segala sesuatu yang dapatmenyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesanyang berisi tujuan pembelajaran sehingga dapatmerangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat danketertarikan siswa sehingga terjadi proses belajar.Dalam hal ini media yang digunakan adalah gambarsekitar peristiwa proklamasi kemerdekaan NegaraRepublik Indonesia.

    Pendayagunaan sumber belajar yang berupagambar diharapkan dapat melengkapi, memeliharadan memperkaya khasanah belajar karena denganmenggunakan gambar siswa dapat lebih kreatif danlebih aktif dalam menerima pelajaran PKn sehinggadapat menguntungkan bagi guru maupun pesertadidik (prestasi belajar meningkat).

    Motivasi Belajar Siswa

    Suryabrata (1984) mengemukakan bahwamotivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif padasaat tertentu. Sedangkan motif adalah keadaan dalamdiri seseorang individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan yangdiinginkan. Begitu juga, Winskel (1987)mengemukakan bahwa motif adalah daya penggerakdi dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya tujuan.

    Beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasibelajar tinggi, dapat dikenali selama mengikuti

    proses belajar mengajar di kelas, Brown (1971)mengemukakan ada delapan ciri, yaitu sebagaiberikut : (1) Tertarik pada guru artinya tidak bersikapacuh tak acuh, (2) Tertarik pada mata pelajaran yangdiajarkan, (3) Antusias tinggi, serta mengendalikanperhatian dan energinya kepada kegiatan belajar, (4)Ingin selalu bergabung dalam suatu kelompok kelas,(5) Ingin identitas diri diakui orang lain, (6) Tindakandan kebiasaannya, serta moralnya selalu Dalamkontrol diri, (7) Selalu mengingat pelajaran danselalu mempelajarinya kembali di rumah, dan (8)Selalu terkontrol oleh lingkungan.

    Kurangnya motivasi belajar siswa telah lamamenjadi bahan pimikiran para guru, terutama untukpelajaran PKn. Pada pembelajaran PKn, umumnyasiswa kurang bergairah, kurang semangat, dankurang siap dalam menerima pelajaran.Ketidaksiapan siswa tersebut akan berpengaruhdalam proses belajar mengajar, karena akanmengakibatkan suasana kelas kurang aktif daninteraksi timbal balik antara guru dan siswa tidakterjadi, apalagi antara siswa dengan siswa, siswacenderung pasif, hanya menerima yang diberikanguru.

    Rendahnya minat/motivasi belajar inidiantaranya penyampaian pelajaran melalui metodeceramah sementara materi yang disampaikanmemerlukan visualisai. Salah satu media yang dapatmemberikan gambaran yang jelas dan memberikemudahan tentang Pelajaran PKn adalah denganpenggunaan media gambar.

    Prestasi Belajar Siswa

    Menurut Slamet, prestasi belajar adalah hasilyang diperoleh berupa kesan-kesan yangmengakibatkan perubahan tingkah laku pada diriseseorang sebagai hasil aktivitas sebelumnyua(1982:2).

    Sedangkan Hawadi menyatakan prestaibelajar adalah hasi penilaian pendidik terhadapproses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan

  • Volume 1, 2013 Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA 3

    tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajarandan perilaku yang diharapkan dari siswa (2004:168).

    Dari pendapat tersebut di atas dapat kitaperoleh kesimpulan bahwa prestasi belajarmerupakan suatu nilai dari perwujudan hasil belajarterakhir, yang dicapai seorang siswa menurutkemauannya setelah mengikuti pendidikan di sekolahdalam jangka waktu tertentu.

    Pada hakekatnya dalam proses belajarmengajar antar guru murid dan orang tua merupakankegiatan yang terintegrasi. Murid melakukankegiatan belajar dengan berusaha memenuhi materiyang disampaikan guru, guru menyampaikan materisedemikian rupa sehingga proses kegiatan belajar dikelas berjalan dengan lancar sedangkan orang tuamembimbing, mengarahkan dan membiayai anaknyauntuk dapat belajar lebih baik. Dari kegiatan inidiharapkan siswa dapat memperoleh prestasi belajarsecara maksimal.

    Metode Penelitian

    Peneliti mengambil subyek yang diteliti KelasVII-H dengan jumlah peserta didik 36 siswa yaitu 20siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

    Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan2 siklus terdiri dari 4 tahap kegiatan yaitu : (1) Tahapperencanaan tindakan; (2) Tahap pelaksanaantindakan; (3) Tahap pengamatan observasi; dan (4)Tahap Evaluasi refleksi. Penelitian Tindakan Kelasini didahului dengan identifikasi masalah dan siklusdimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,pengamatan, refleksi, dan revisi.

    Gambar 1. Siklus Penelitian

    1. PerencanaanMempersiapkan segala sesuatu berkaitan

    dengan kegiatan penelitian, maka dari perangkatpembelajaran sampai pada alat ukur utukmengetahui atau mengevaluasi tindakanpenelitian ini tanpa mengesampingkan kendala-kendala dalam pelaksanaan tindakan.

    2. Pelaksanaan tindakanSemua rencana telah disiapkan

    diimplementasikan di lapangan sesuai denganrencana yang ditetapkan.

    3. Observasi/pengamatanDalam pelaksanaan pemberian tindakan

    seorang guru atau peneliti dibantu oleh guruyang lain sebagai kolaborator untuk mengamatidengan berpedoman pada instrumen yang telahdisiapkan.

    4. RefleksiMelalui kegiatan pengamatan dapat

    diketahui kelebihan dan kekurangan yangdilakukan dalam pelaksanaan penelitiantindakan dicari penjelasannya, dianalisis dandikaji secara matang selain yang dapat diketahuiapa yang harus dituangkan dan hal apa yangharus diperbaiki dan dipertahankan kegiatan inisebagai bahan acuan untuk merencanakankegiatan-kegiatan pada siklus berikutnya.

    Metode pengumpulan data disesuaikandengan data yang ingin diperoleh. Untuk mengetahuitingkat keberhasilan subjek penelitian dalampembelajaran, dilaksanakan tes formatif yanghasilnya dinyatakan dalam bentuk skor.

    Pada tahap ini, peneliti mengumpulkanseluruh data yang telah diperoleh berdasarkaninstrumen penelitian. Selanjutnya, penelitimelakukan interpretasi terhadap keseluruhan data danuntuk memudahkan dalam menyusun, penelitimelakukan katagorisasi data mengenai hasil. Setelahdata terkumpul, dibuat diskripsi data dengan tabel.

    Respon/motivasi siswa diamati dalam lembarobservasi pengamatan yang dikategorikan dalam 4(empat) indikator antara lain: (1) siswa yang berani

  • 4 Martiani Puji Dwi Dyahari Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA

    bertanya baik terhadap teman atau terhadap guru (2)siswa yang mau menjawab pertanyaan ataspembelajaran (3) siswa berani menanggapipertanyaan pendapat teman (4) siswa yang beranimengeluarkan pendapat. Sedangkan hasil tes formatifsiswa di nilai pada setiap siklusnya yang kemudiandideskripsikan melalui diagram tentang peringkathasil tes setiap siswa.

    Kriteria Ketuntasan

    Seorang siswa dikatakan berhasil (mencapaiketuntasan), jika telah mencapai taraf penguasaanminimal 70%. Siswa yang taraf penguasaan kurangdari 70% diberikan remidi tema yang belum dikuasai,sedang siswa yang telah mencapai penguasaan 70%atau lebih dapat melanjutkan ke tema berikutnya.

    Klasikal atau suatu kelas dikatakan berhasil(mencapai ketuntasan belajar), jika paling sedikit85% dari jumlah dalam kelompok atau kelasteresebut telah mencapai ketuntasan perorangan.

    Apabila sudah terdapat 85% dari banyaknyasiswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar makakelas yang bersangkutan dapat melanjutkan padasuatu pembelajaran berikutnya.

    Bila ketuntasan siswa lebih dari 85% makapembalajaran yang dilaksanakan peneliti dapatdikatakan berhasil. Tetapi bila ketuntasan belajarsiswa kurang dari 85% maka pengajaran yangdilaksanakan peneliti belum berhasil.

    Hasil Penelitian

    1. Hasil Tindakan Siklus 1a) Perencanaan

    Perencanaan merupakan tahap awalyang dilakukan setelah tahap refleksi awaldilakukan. Dalam tahap awal ini penelitianmenggunakan media gambar dalam kegiatanpembelajaran PKn pada siswa Kelas VII-HSMP Negeri 8 Kota Blitar.

    b) TindakanPada Tahap pelaksanaan. ini yaitu

    tahap pengajaran dari rencana dalamtindakan dan mengamati jalannya tindakanterhadap adanya strategi pembelajarandengan menggunakan media gambar. Padatahap pelaksanaan (1) Peneliti membagisiswa menjadi 2 kelompok : (2) selanjutnyapeneliti menjelaskan materi pada siswa danmemberikan pertanyaan-pertanyaan padasiswa diselingi dengan pengamatan gambaroleh siswa dan membuat tanggapan, (3)peneliti membahas pertanyaan-pertanyaandan tanggapan dari gambar oleh siswa padadua kelompok tersebut, (4) penelitimengadakan evaluasi atas hasil daripembelajaran.

    c) Hasil observasiPada siklus 1 diperoleh hasil

    pengamatan tentang situasi kegiatan belajarsiswa yang efektif, keaktifan siswa dankemampuan siswa dengan menggunakanmedia gambar dapat dilihat dari : (1)kegiatan pembelajaran yaitu tingkatkeaktifan/respon siswa dan (2) hasilevaluasi.

    Terhadap kegiatan tingkat keaktifan/respon siswa, ternyata dari 36 siswa yangterlibat dalam pembelajaran (1) siswa yangberani bertanya baik terhadap teman atauterhadap guru sebanyak 26 siswa atau 72%(2) siswa yang mau menjawab pertanyaanatas pembelajaran sebanyak 23 siswa atau64% (3) siswa berani menanggapipertanyaan pendapat teman sebanyak 22siswa atau 61% (4) siswa yang beranimengeluarkan pendapat, menyusuntanggapan sebanyak 23 siswa atau 64%,seperti terlihat dalam tabel berikut.

  • Volume 1, 2013 Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA 5

    Tabel 1. Keaktifan Siswa pada Siklus INo. Indikator Jumlah

    SiswaProsentase

    1. Siswa beranibertanya

    26 722. Siswa berani

    menjawabpertanyaan

    24 67

    3. Siswa beranimenanggapipertanyaan/pendapat teman.

    22 61

    4. Siswa beranimengeluarkanpendapat/membuattanggapan/bercerita

    27 75

    Rata-rata Keaktifan siswa siklus I 69%

    Dari hasil evaluasi siklus I daya serafsiswa mencapai 74, dengan ketuntasanklasikal mencapai 72,2% atau 26 siswa telahtuntas. Hasil ini masih dibawah targetindikator keberhasilan yakni 85% tuntasperorangan.

    d) RefleksiDalam pembelajaran siklus 1 dengan

    media gambar siswa dibagi tiga kelompokdan setiap kelompok terdiri dari 5 orangmerupakan kelompok yang kurang efisien.Hal ini dari pembelajaran kurang bermaknadari nilai hasil evaluasi masih belumsempurna.

    Siswa belum beradaptasi terhadapstrategi pembelajaran dengan penggunaanmedia gambar, sehingga mereka masihkesulitan untuk menerapkan dan membuatkesimpulan.

    Di dalam pembahasan materi siswamasih banyak yang bicara dan kalau dikasihpertanyaan hanya beberapa siswa yangmenjawab.

    Di dalam kegiatan pembelajaransiswa masih belum yakin dengan potensiyang dimiliki sehingga dalam membuattanggapan terhadap gambar dan menjawabpertanyaan dari guru atau siswa belummemenuhi standar hanya siswa tertentu saja.

    Waktu di dalam pembelajaranpenggunaan media gambar sangat terbatas.

    Hasil dari siklus I sebagai acuan untuktindakan siklus II

    2. Hasil Tindakan Siklus 2a) Perencanaan

    Dalam tahap perencanaan ini yangdilakukan peneliti, menggunakan strategipenggunaan gambar sebagai media dalamkegiatan belajar. Dalam tahap perencanaanini diharapkan : 1) Dapat memperbaikiadanya pembelajaran dengan penggunaanmedia gambar. 2) Mengaktifkan siswa untukbertanya dan mau menjawab pertanyaan-pertanyaan, membuat tanggapan terhadapgambar yang diamati/dilihat. 3) Memonitorsiswa dalam membuat/menyusun tanggapan.4) Melakukan evaluasi terhadapkeberhasilan siswa setelah menggunakangambar-gambar sebagai media pembelajaranPKn.

    b) TindakanPada tahap pelaksanaan ini dengan

    mengamati jalannya tindakan terhadappembelajaran, dengan menggunakan gambarsebagai media. Pada tahap pelaksanaansiklus 2 pembagian kelompok siswadiperkecil menjadi 6 kelompok denganmasing-masing anggota 4 siswa, denganharapan bisa semakin efektif. : 1) Gurumenjelaskan materi dengan diselingipengamatan gambar dalam setiap kelompok,memberikan pertanyaan-pertanyaan secaraindividu. 2) Guru mengaktifkan siswa untukbertanya, menjawab pertanyaaan, membuattanggapan terhadap gambar yang telahdiamati. 3) Guru dan siswa membahassecara bersama-sama pertanyaan-pertanyaandan tanggapan yang masuk tiap kelompokyang belum di bahas. 4) Guru melakukanevaluasi diakhir pembelajaran untukmengetahui hasil belajar.

  • 6 Martiani Puji Dwi Dyahari Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA

    c) Hasil observasiPada Siklus II, dari hasil pengamatan

    terhadap jalannya kegiatan belajar siswayaitu keaktifan siswa dan kemampuan siswadapat dilihat dari : 1) Kegiatan pembelajaranterhadap tingkat keaktifan/respon siswa dan2) Hasil evaluasi.

    Dalam siklus II tahap kegiatantingkat keaktifan/respon siswa dalampembelajaran lebih meningkat daripadasiklus I yaitu : (1) siswa yang beranibertanya baik terhadap teman atau terhadapguru sebanyak 31 siswa atau 86% (2) siswayang mau menjawab pertanyaan ataspembelajaran sebanyak 33 siswa atau 92%(3) siswa berani menanggapi pertanyaanpendapat teman sebanyak 34 siswa atau 94%(4) siswa yang berani mengeluarkanpendapat, menyusun tanggapan sebanyak35 siswa atau 97%. Jadi rata-rata pada siklusII adalah 92 % masih perlu di tingkatkanlagi keaktifan siswa dalam strategi tanyajawab pada siklus berikutnya. Sepertiterlihat dalam tabel berikut.

    Tabel 2. Keaktifan Siswa pada Siklus IINo. Indikator JumlahSiswa

    Prosen-tase

    1. Siswa beranibertanya 31 86%

    2.Siswa beranimenjawabpertanyaan

    33 92%

    3.Siswa beranimenanggapipertanyaan/pendapat teman.

    34 94%

    4.Siswa beranimengeluarkanpendapat/membuattanggapan/bercerita

    35 97%

    Rata-rata keaktifan siswa siklus II 92%

    Dari data hasil test/evaluasi siklus IIsudah menunjukkan adanya peningkatandaya seraf siswa dari siklus I 74 menjadi 76juga diikuti dengan ketuntasan siswa jugameningkat dari 68% pada siklus I, menjadi88% atau 22 siswa telah tuntas. Data inimenunjukkan bahwa indikator keberhasilan

    dalam penelitian ini telah tercapai dan telahmelampaui target diatas 85%.

    d) RefleksiDengan melihat siklus kedua peneliti

    membuat refleksi perbaikan pelaksanaanpada siklus kedua sebagai berikut : 1) Untukmemperoleh hasil belajar yang lebih baiksebelum memberikan pertanyaan pada siswadiberikan kesempatan untuk mempelajarimateri yang akan dipertanyakan, mengamatigambar-gambar yang dijadikan mediapembelajaran. 2) Pada saat interaksipembelajaran berlangsung penelitisebaiknya memberikan kesempatan secarabergilir agar siswa yang pasif ikutmengeluarkan pendapat. 3) Di dalampembahasan materi siswa sudah mulaimemperhatikan dan pada siklus I, kalaudiberi pertanyaan juga sudah mulaimenjawab. 4) Di dalam pembelajarandengan menggunakan media gambarkeaktifan/respon siswa lebih tampak danguru hanya membimbing dan memonitor.

    Pembahasan

    Dengan adanya pelaksanaan strategipembelajaran dengan menggunakan gambar sebagaimedia dalam mata pelajaran PKn siswa Kelas VII-HSMP Negeri 8 Kota Blitar. Pada awal pembelajaransebelum penggunaan media gambar ini berlangsung,kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan metodeceramah konvensional secara dominan, strategi initidak menunjukkan peningkatan belajar siswa dankeaktifan serta respon siswa yang signifikan. Responpositif dan keaktifan siswa meningkat setelahpembelajaran PKn ini menggunakan media gambaruntuk lebih memperjelas keterangan guru, sehinggamateri pembelajaran tidak hanya diterima siswahanya angan-angan dan cerita semata. Melaluigambar yang diamati tentang obyek yang sebenarnyapotensi siswa dapat berkembang dengan baik.

  • Volume 1, 2013 Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA 7

    Penjabaran hasil penelitian dalam setiap siklusmenunjukkan bahwa penggunaan media gambardapat meningkatkan hasil belajar PKn pada KelasVII-H di SMP Negeri 8 Kota Blitar. Hasilpengamatan pada siklus I menunjukkan 69 % siswasudah aktif dalam pembelajaran namun belummaksimal, hal ini juga berimbas pada hasil evaluasiakhir siklus I. Daya seraf siswa mencapai 74 sedangketuntasan klasikal masih 72% atau 26 siswa yangtuntas. Pada siklus II sudah menunjukkanpeningkatan, keaktifan siswa mencapai 92%, dayaseraf siswa 76 sedang ketuntasan klasikal mencapai89% atau 32 siswa telah tuntas, sudah diatas targetkeberhasilan dalam penelitian ini yakni 85%.

    Penggunaan gambar sebagai media inimerupakan inovasi dalam pembelajaran yang bisamembangkitkan keaktifan dan respon siswa dalampembelajaran PKn dan meningkatkan hasil belajarsiswa dimana dengan menggunakan media gambardalam kegiatan pembelajaran akan berdampak positifterhadap aktivitas dan respon siswa, hasil belajarsiswa juga terjadi perubahan dan mengalamipeningkatan.

    Dengan mengadakan inovasi dalampembelajaran dan menggunakan media gambardalam pembelajaran, maka (1) Dalam prosespembelajaran lebih efisien, efektif karena dalampembelajaran dimulai dari pembahasan materi,diselingi dengan pengamatan gambar secara detil,setelah itu guru memberikan pertanyaan dansebaliknya siswa juga aktif (2) Dimana dalampembelajaran ini vang diutamakan menggunakanstrategi yang baik dengan tujuan agar kualitasprestasi dapat meningkat (3) Dengan menggunakanmedia gambar dalam pembelajaran pengetahuansiswa terhadap materi yang disampaikan guru akanlebih jelas dan kongkrit.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasanpada bab-bab sebelumnya dapat diambil kesimpulansebagai berikut :

    1. Penggunaan gambar-gambar sebagai mediadalam pembelajaran dapat meningkatkankemampuan dasar siswa Kelas VII-H SMPNegeri 8 Kota Blitar.

    2. Penggunaan media gambar dalam pembeljarandapat meningkatkan hasil belajar siswa. Denganpenggunaan media gambar dalam pembelajaranPKn keaktifan siswa dalam belajar semakinbaik sehingga siswa berani bertanya, maumenjawab pertanyaan, dan menanggapipertanyaan teman serta mau mengeluarkanpendapat maupun bercerita tentang gambaryang diamati dan penguasaan materi lebihmudah.

    Daftar PustakaAqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama

    Widya.Abdullah, H. Rozali, dan Syamsir. 2002. Perkembangan Hak Asasi

    Manusia dan Keberadaan Peradilan Hak Asasi Manusia diIndonesia. Jakarta, PT. Ghalia Indonesia

    Affan Gaffar. 2002. Politik Indonesia, Transisi menuju Demokrasi.Jogjakarta, Pustaka Pelajar

    Alfian. 1980. Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia.Jakarta, LP3ES, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22

    tahun 2006 tentang Standar Isi. JakartaArikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.

    Jakarta, Bina AksaraAsshiddiqie, Jimly. 2005. Format Kelembagaan Negara dan

    Pergeseran Kekuasaan dalam UUD 1945. Jogjakarta,FHUII Press

    BP7 Pusat. 1995. UUD 1945, P4, GBHN, Bahan Penataran P4.Jakarta, BP7 Pusat

    Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan PenelianPortofolio. Bandung, PT. Genesindo

    Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kurikulum PendidikanKewarganegaraan Tahun 2006. Jakarta, Depdiknas

    Gabriel A. Almond dan Sidney Verba. 1984. Budaya Politik.Jakarta: Bina Aksara

    Kaelan, MS. 2004. Pendidikan Pancasila. Jogjakarta: ParadigmaLemhanas, 2001, Pendidikan Kewarganegaraan., Jakarta,

    Gramedia Pustaka UmumMagnis-Suseno, Franz. 2000. Etika Politik, Prinsip-Prinsip Moral

    Dasar Kenegaraan Modern. Jakarta: GramediaWiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas.

    Bandung: Kerjasana Program Pasca Sarjana UniversitasPendidikan Indonesia dengan PT Remaja Rosdakarya

  • ISSN : 2337-4705Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 8

    Peran Guru Mata Pelajaran dalam Pelaksanaan BimbinganKonseling di Sekolah Kejuruan

    LUKITRI GUTOMO

    Guidance is an aid to individuals in the face of questions that can arise in his life. Such assistance is very accurateif given in schools, so that every student is more evolved towards the maximum extent possible. With such guidance intothe field of special treatment in the whole school educational activities addressed by the energies of the members in thefield. System of guidance and counseling services may not be realized and achieved well when do not have a qualitymanagement system. That is, it should be done in a clear, systematic, and focused. Therefore, we need a professionalteacher in organizing activity counseling counseling services for students.

    Keywords: role of the teacher, counseling

    Pendahuluan

    Undang-undang Sistem Pendidikan Nasionalno. 20 tahun 2003 pasal 3 dinyatakan bahwaPendidikan Nasional berfungsi mengembangkankemampuan dan membentuk watak serta peradabanbangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadimanusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negarayang demokratis serta bertanggung jawab.

    Sejalan dengan tujuan pendidikan nasionalmaka dirumuskan tujuan pendidikan dasar yaknimemberi bekal kemampuan dasar kepada siswauntuk mengembangkan kehidupannya sebagaipribadi, anggota masyarakat, warga negara dananggota umat manusia serta mempersiapkan siswauntuk mengikuti pendidikan menengah (pasal 3 PPnomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar).

    Pendidikan kejuruan merupakan pondasiuntuk mempersiapkan para siswanya terjun kelapangan kerja. Untuk itu aset suatu bangsa tidakhanya terletak pada sumber daya alam yangmelimpah, tetapi terletak pada sumber daya alamyang berkualitas. Sumber daya alam yang berkualitasadalah sumber daya manusia, maka diperlukanpeningkatan sumber daya manusia Indonesia sebagaikekayaan negara yang kekal dan sebagai investasiuntuk mencapai kemajuan bangsa.

    Bimbingan konseling adalah salah satukomponen yang penting dalam proses pendidikansebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan apa yangdikemukakan oleh Tim Pengembangan MKDK IKIPSemarang bahwa proses pendidikan adalah prosesinteraksi antara masukan alat dan masukan mentah.Masukan mentah adalah peserta didik, sedangkankanmasukan alat adalah tujuan pendidikan, kerangka,tujuan dan materi kurikulum, fasilitas dan mediapendidikan, system administrasi dan supervisipendidikan, sistem penyampaian, tenaga pengajar,sistem evaluasi serta bimbingan konseling (Tim,1990:58).

    Bimbingan merupakan bantuan kepadaindividu dalam menghadapi persoalan-persoalanyang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuansemacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah,supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yangsemaksimal mungkin. Dengan demikian bimbinganmenjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhankegiatan pendidikan sekolah yang ditangani olehtenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.

    Di Sekolah Kejuruan, kegiatan BimbinganKonseling tidak hanya diberikan oleh guru BKmelainkan dapat juga dilakukan oleh guru matapelajaran. Guru mata pelajaran harus menjalankantugasnya secara menyeluruh, baik tugas sebagaipengajar dan pendidik. Tugas guru sebagai pendidikinilah yang dapat berperan dalam memberikanlayanan bimbingan bagi para siswanya.

  • Volume 1, 2013 Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA 9

    Dalam konteks pemberian layanan bimbingankonseling, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwapemberian layanan bimbingan konseling meliputilayanan orientasi, informasi, penempatan danpenyaluran, pembelajaran, konseling perorangan,bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.

    Guru Sekolah Kejuruan harus melaksanakanketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agarsetiap permasalahan yang dihadapi siswa dapatdiantisipasi sedini mungkin sehingga tidakmenggangu jalannya proses pembelajaran. Dengandemikian siswa dapat mencapai prestasi belajarsecara optimal tanpa mengalami hambatan danpermasalahan pembelajaran yang cukup berarti.

    Realitas di lapangan, khususnya di SekolahKejuruan menunjukkan bahwa peran guru matapelajaran dalam pelaksanaan bimbingan konselingbelum dapat dilakukan secara optimal mengingattugas dan tanggung jawab guru tersebut yang saratakan beban sehingga tugas memberikan layananbimbingan konseling kurang membawa dampakpositif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.

    Sistem layanan bimbingan dan konseling tidakmungkin akan tercipta dan tercapai dengan baikapabila tidak memiliki sistem pengelolaan yangbermutu. Artinya, hal itu perlu dilakukan secara jelas,sistematis, dan terarah. Untuk itu diperlukan gurupembimbing yang profesional dalam mengelolakegiatan layanan bimbingan konseling bagi siswa.

    Hakekat Bimbingan Konseling

    Surya (1988:12) berpendapat bahwabimbingan adalah suatu proses pemberian ataulayanan bantuan yang terus menerus dan sistematisdari pembimbing kepada yang dibimbing agartercapai perkembangan yang optimal danpenyesuaian diri dengan lingkungan.

    Bimbingan ialah penolong individu agar dapatmengenal dirinya dan supaya individu itu dapatmengenal serta dapat memecahkan masalah-masalahyang dihadapi di dalam kehidupannya (Hamalik,2000:193).

    Bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus untuk membantu perkembangan individudalam rangka mengembangkan kemampuannyasecara maksimal untuk memperoleh manfaat yangsebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagimasyarakat (Tim, 1990:11).

    Dari beberapa pendapat di atas dapat ditariksebuah inti sari bahwa bimbingan dalam penelitianini merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikankepada individu agar dapat mengembangkankemampuannya seoptimal mungkin, dan membantusiswa agar memahami dirinya (self understanding),menerima dirinya (self acceptance), mengarahkandirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya(self realization).

    Konseling adalah proses pemberian yangdilakukan melalui wawancara konseling oleh seorangahli kepada individu yang sedang mengalami suatumasalah yang bermuara pada teratasinya masalahyang dihadapi oleh klien (Prayitno, 1997:106).

    Konseling merupakan upaya bantuan yangdiberikan kepada seseorang supaya dia memperolehkonsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untukdimanfaatkan olehnya dan memperbaiki tingkahlakunya pada masa yang akan datang (Wibowo,1986:39).

    Dari pengertian tersebut, dapat penulissampaikan ciri-ciri pokok konseling, yaitu adanyabantuan dari seorang ahli, proses pemberian bantuandilakukan dengan wawancara konseling, dan bantuandiberikan kepada individu yang mengalami masalahagar memperoleh konsep diri dan kepercayaan diridalam mengatasi masalah guna memperbaiki tingkahlakunya di masa yang akan datang.

    Perkembangan konseli tidak lepas daripengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupunsosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalahperubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungandapat mempengaruhi gaya hidup (life style) wargamasyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulitdiprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, makaakan melahirkan kesenjangan perkembangan perilakukonseling, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan)

  • 10 Lukitri Gutomo Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA

    perkembangan, masalah-masalah pribadi ataupenyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan yangdiduga mempengaruhi gaya hidup, dan kesenjanganperkembangan tersebut, di antaranya: pertumbuhanjumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat,revolusi teknologi informasi, pergeseran fungsi ataustruktur keluarga, dan perubahan struktur masyarakatdari agraris ke industri.

    Iklim lingkungan kehidupan yang kurangsehat, seperti : maraknya tayangan pornografi ditelevisi dan VCD; penyalahgunaan alat kontrasepsi,minuman keras, dan obat-obat terlarang/narkobayang tak terkontrol; ketidak harmonisan dalamkehidupan keluarga; dan dekadensi moral orangdewasa sangat mempengaruhi pola perilaku ataugaya hidup konseli (terutama pada usia remaja) yangcenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral(akhlak yang mulia), seperti: pelanggaran tata tertibsekolah, tawuran, meminum minuman keras, menjadipecandu Narkoba atau NAPZA (Narkotika,Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya, seperti: ganja,narkotika, ectasy, putau, dan sabu-sabu),kriminalitas, dan pergaulan bebas (free sex).

    Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan seperti disebutkan,adalah mengembangkan potensi konseli danmemfasilitasi mereka secara sistematik danterprogram untuk mencapai standar kompetensikemandirian. Upaya ini merupakan wilayah garapanbimbingan dan konseling yang harus dilakukansecara proaktif dan berbasis data tentangperkembangan konseling beserta berbagai faktoryang mempengaruhinya.

    Dengan demikian, pendidikan yang bermutu,efektif atau ideal adalah yang mengintegrasikan tigabidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitubidang administratif dan kepemimpinan, bidanginstruksional atau kurikuler, dan bidang bimbingandan konseling. Pendidikan yang hanya melaksanakanbidang administratif dan instruksional denganmengabaikan bidang bimbingan dan konseling,hanya akan menghasilkan konseli yang pintar dan

    terampil dalam aspek akademik, tetapi kurangmemiliki kemampuan atau kematangan dalam aspekkepribadian.

    Perlunya Bimbingan Konseling di SekolahKejuruan

    Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingandan konseling di Sekolah Kejuruan, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasanhukum (perundang-undangan) atau ketentuan dariatas, namun yang lebih penting adalah menyangkutupaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnyadisebut konseli, agar mampu mengembangkanpotensi dirinya atau mencapai tugas-tugasperkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,intelektual, sosial, dan moral-spiritual).

    Konseli sebagai seorang individu yang sedangberada dalam proses berkembang atau menjadi (onbecoming), yaitu berkembang ke arah kematanganatau kemandirian. Untuk mencapai kematangantersebut, konseli memerlukan bimbingan karenamereka masih kurang memiliki pemahaman atauwawasan tentang dirinya dan lingkungannya, jugapengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwaproses perkembangan konseli tidak selaluberlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah.Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidakselalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searahdengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.

    Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya adatiga hal utama yang melatarbelangi perlunyabimbingan yakni tinjauan secara umum, sosiokultural dan aspek psikologis. Secara umum, latarbelakang perlunya bimbingan berhubungan eratdengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu:meningkatkan kualitas sumber daya manusiaIndonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwaterhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekertiluhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas danterampil serta sehat jasmani dan rohani.

  • Volume 1, 2013 Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA 11

    Untuk mewujudkan tujuan tersebut sudahbarang tentu perlu mengintegrasikan seluruhkomponen yang ada dalam pendidikan, salah satunyakomponen bimbingan.

    Bila dicermati dari sudut sosio kultural, yangmelatar belakangi perlunya proses bimbingan adalahadanya perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi yang pesat sehingga berdampak disetiapdimensi kehidupan. Hal tersebut semakin diperparahdengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi,sementara laju lapangan pekerjaan relatif menetap.

    Menurut Tim (1990:5-9) ada lima hal yangmelatarbelakangi perlunya layanan bimbingan disekolah yakni masalah perkembangan individu,masalah perbedaan individual, masalah kebutuhanindividu, masalah penyesuaian diri dan kelainantingkah laku, dan masalah belajar.

    Fungsi Bimbingan Konseling

    Sugiyo dkk (1987:14) menyatakan bahwa adatiga fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:1. Fungsi penyaluran

    Fungsi penyaluran ialah fungsibimbingan dalam membantu menyalurkansiswa-siswa dalam memilih program-programpendidikan yang ada di sekolah, memilihjurusan sekolah, memilih jenis sekolahsambungan ataupun lapangan kerja yang sesuaidengan bakat, minat, cita-cita dan ciri-cirikepribadiannya. Di samping itu fungsi inimeliputi pula bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di sekolah antara lain membantumenempatkan anak dalam kelompok belajar,dan lain-lain.

    2. Fungsi penyesuaianFungsi penyesuaian ialah fungsi

    bimbingan dalam membantu siswa untukmemperoleh penyesuaian pribadi yang sehat.Dalam berbagai teknik bimbingan khususnyadalam teknik konseling, siswa dibantumenghadapi dan memecahkan masalah-masalahdan kesulitan-kesulitannya. Fungsi ini juga

    membantu siswa dalam usaha mengembangkandirinya secara optimal.

    3. Fungsi adaptasiFungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan

    dalam rangka membantu staf sekolah khususnyaguru dalam mengadaptasikan programpengajaran dengan ciri khusus dan kebutuhanpribadi siswa-siswa. Dalam fungsi inipembimbing menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan sertakesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengandata ini guru berusaha untuk merencanakanpengalaman belajar bagi para siswanya.Sehingga para siswa memperoleh pengalamanbelajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita,kebutuhan dan minat (Sugiyo, 1987:14).

    Prinsip Bimbingan Konseling di SekolahKejuruan

    Prinsip merupakan paduan hasil kegiatanteoretik dan telaah lapangan yang digunakan sebagaipedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan(Prayitno, 1997:219). Berikut ini prinsip-prinsipbimbingan konseling yang diramu dari sejumlahsumber, sebagai berikut:1. Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai

    pencerminan dari segala kejiwaannya adakahunik dan khas. Keunikan ini memberikan ciriatau merupakan aspek kepribadian seseorang.Prinsip bimbingan adalah memperhatikankeunikan, sikap dan tingkah laku seseorang,dalam memberikan layanan perlu menggunakancara-cara yang sesuai atau tepat.

    2. Tiap individu mempunyai perbedaan sertamempunyai berbagai kebutuhan. Olehkarenanya dalam memberikan bimbingan agardapat efektif perlu memilih teknik-teknik yangsesuai dengan perbedaan dan berbagaikebutuhan individu.

    3. Bimbingan pada prinsipnya diarahkan padasuatu bantuan yang pada akhirnya orang yang

  • 12 Lukitri Gutomo Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA

    dibantu mampu menghadapi dan mengatasikesulitannya sendiri.

    4. Dalam suatu proses bimbingan orang yangdibimbing harus aktif , mempunyai bayakinisiatif. Sehingga proses bimbingan padaprinsipnya berpusat pada orang yang dibimbing.

    5. Prinsip referal atau pelimpahan dalambimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi apabilaternyata masalah yang timbul tidak dapatdiselesaikan oleh sekolah (petugas bimbingan).Untuk menangani masalah tersebut perludiserahkan kepada petugas atau lembaga lainyang lebih ahli.

    6. Pada tahap awal dalam bimbingan padaprinsipnya dimulai dengan kegiatan identifikasikebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialamiindividu yang dibimbing.

    7. Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakansecara fleksibel sesuai dengan kebutuhan yangdibimbing serta kondisi lingkunganmasyarakatnya.

    8. Program bimbingan dan konseling di sekolahharus sejalan dengan program pendidikan padasekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakankeharusan karena usaha bimbingan mempunyaiperan untuk memperlancar jalannya prosespendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.

    9. Dalam pelaksanaan program bimbingan dankonseling di sekolah hendaklah dipimpin olehseorang petugas yang benar-benar memilikikeahlian dalam bidang bimbingan. Di sampingitu ia mempunyai kesanggupan bekerja samadengan petugas-petugas lain yang terlibat.

    10. Program bimbingan dan konseling di sekolahhendaknya senantiasa diadakan penilaian secarateratur. Maksud penilaian ini untuk mengetahuitingkat keberhasilan dan manfaat yangdiperoleh dari pelaksanaan program bimbingan.Prinsip ini sebagai tahap evaluasi dalam layananbimbingan konseling nampaknya masih seringdilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasisangat penting artinya, di samping untukmenilai tingkat keberhasilan juga untuk

    menyempurnakan program dan pelaksanaanbimbingan dan konseling (Prayitno, 1997:219).

    Kegiatan BK dalam Kurikulum

    Kerangka kerja layanan BK dikembangkandalam suatu program BK yang dijabarkan dalam 4(empat) kegiatan utama, yakni:1. Layanan dasar bimbingan

    Layanan dasar bimbingan adalah bimbinganyang bertujuan untuk membantu seluruh siswamengembangkan perilaku efektif danketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacupada tugas-tugas perkembangan siswa.

    2. Layanan responsifLayanan responsif adalah layanan bimbinganyang bertujuan untuk membantu memenuhikebutuhan yang dirasakan sangat penting olehpeserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifatpreventik atau mungkin kuratif. Strategi yangdigunakan adalah konseling individual,konseling kelompok, dan konsultasi.

    3. Layanan perencanaan individualLayanan perencanaan individual adalah layananbimbingan yang membantu seluruh pesertadidik dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir,dan kehidupan sosialdan pribadinya. Tujuan utama dari layanan iniuntuk membantu siswa memantau pertumbuhandan memahami perkembangan sendiri.

    4. Dukungan sistem, adalah kegiatan-kegiatanmanajemen yang bertujuan memantapkan,memelihara dan meningkatkan progambimbingan secara menyeluruh. Hal itudilaksanakan melalui pengembangaanprofesionalitas, hubungan masyarakat dan staf,konsultasi dengan guru, staf ahli/penasihat,masyarakat yang lebih luas, manajemenprogram, penelitian dan pengembangan(Thomas Ellis, 1990)Kegiatan utama layanan dasar bimbingan

    yang responsif dan mengandung perencanaanindividual serta memiliki dukungan sistem dalam

  • Volume 1, 2013 Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA 13

    implementasinya didukung oleh beberapa jenislayanan BK, yakni: layanan pengumpulan data,layanan informasi, layanan penempatan, layanankonseling, layanan referal/melimpahkan ke pihaklain, dan layanan penilaian dan tindak lanjut(Nurihsan, 2005:21).

    Penutup

    1. SimpulanBerdasarkan uraian di atas dapat

    disimpulkan bahwa guru mata pelajaram dalampelaksanaan Bimbingan Konseling di SekolahKejuruan sangat penting sekali. Sejalankurikulum sekolah, guru mempunyai peranyang sentral dalam kegiatan bimbingan. Perantersebut mencakupi peran sebagai informator,organisator, motivator, director, inisiator,transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator.Peran tersebut tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, namun merupakan sebuah sistem yangsaling melengkapi dalam kegiatan Bimbingandan Konseling di Sekolah Kejuruan.

    2. SaranMewujudkan peran guru mata pelajaran

    dalam pelaksanaan kegiatan BK di SekolahKejuruan bukanlah hal yang mudah. Haltersebut dikarenakan guru memiliki tanggungjawab ganda, di samping mengajar jugamendidik/membimbing. Oleh karena itu, guru

    mata pelajaran hendaknya meningkatkanpengetahuan dan pemahaman tentangpelaksanaan kegiatan konseling sehinggamemiliki wawasan yang mendalam terhadapkegiatan-kegiatan Bimbingan Konseling

    Daftar PustakaDepdiknas. 2004. Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi

    bidang Bimbingan Konseling. Jakarta: Puskur BalitbangDepdiknas.

    M. Surya. 1988. Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta :UT.

    Mungin Eddy Wibowo. 1986. Konseling di Sekolah Jilid I. FIPIKIP Semarang.

    Nurihsan, Juntika. 2005. Manajemen Bimbingan Konseling di SDKurikulum 2004. Jakarta: Gramedia WidiasaraanIndonesia.

    Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung:Sinar Baru Algensindo.

    PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar. Jakarta:Dedpikbud.

    Prayitno Erman Amti. 1997. Dasar-dasar Bimbingan danKonseling. Jakarta: Depdikbud.

    Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

    Sugiyo, dkk. 1987. Bimbingan dan Konseling Sekolah. Semarang:FIP IKIP Semarang.

    Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1990. Bimbingan danKonseling Sekolah. Semarang: IKIP Semarang Press.

    UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Tamita Jaya Utama

    Winkel. 1991. Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta :Alfabeta, Ground

  • ISSN : 2337-4705Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 14

    Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menyusun RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) Melalui On The Job Training

    SUKRI

    To make curricullum aplicatied same with the design, need some readiness, the specially readiness to action. As agood curricullum design that we have but the successfull put on the teachers hand. The simple curricullum if the teacherhave abilities, stronger and a high dedicate will have result better than a good curricullum design but low ability, stronger,and dedicated. Teachers are success key of the education. The other source are success key of the education too but thetheacher is the main key. The one example is a teacher performance in make lesson plan.

    Keywords: teacher performance, RPP, on the job training

    Pendahuluan

    Kurikulum adalah seperangkat rencana danpengaturan mengenai tujuan/kompetensi, isi, danbahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagaipedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaranuntuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

    Muara keberhasilan kurikulum secara aktualakan ditentukan oleh implementasi kurikulum.Implementasi kurikulum pada satuan pendidikan,diejawantahkan dalam bentuk kegiatan pembelajaranserta berdasarkan pada desain atau rencanapembelajaran yang telah ditetapkan. Padapelaksanaannya sering terjadi implementasikurikulum yang tidak sesuai dengan desainpembelajaran sehingga mengakibatkanketidaktercapaian tujuan yang telah ditetapkan.

    Implementasi kurikulum sesungguhnya terjadipada saat proses belajar mengajar. Prosespembelajaran merupakan suatu proses yangmengandung serangkaian perbuatan guru dan siswaatas hubungan timbal balik yang berlangsung dalamsituasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu,dalam proses tersebut terkandung multi peran guru.Peran guru dalam upaya mengimplementasikankurikulum pada tingkat satuan pendidikan meliputi;merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasikurikulum.

    Peranan guru berkenaan dengan perencanaankurikulum adalah guru membuat perencanaanpelaksanaan pembelajaran (RPP). Perencanaan

    pembelajaran maksudnya adalah membuat persiapanpembelajaran. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwajika tidak mempunyai persiapan pembelajaran yangbaik, maka peluang untuk tidak terarah terbuka lebar,bahkan mungkin cenderung untuk melakukanimprovisasi sendiri tanpa acuan yang jelas.

    Mengacu pada hal tersebut, guru diharapkanmampu melakukan persiapan pembelajaran, baikmenyangkut materi pembelajaran maupun kondisipsikis dan psikologis yang kondusif bagiberlangsungnya proses pembelajaran. Pada dasarnyakegiatan merencanakan dapat meliputi; penentuantujuan/kompetensi/indikator yang diharapkan,menentukan materi/bahan pelajaran, menentukanmedia, metode, alat pembelajaran, dan merencanakanpenilaian pembelajaran.

    Kemampuan Guru

    Dalam dunia pendidikan, guru adalahmerupakan faktor vital dalam pelaksanaanpendidikan, karena ia akan dapat memberikan maknaterhadap masa depan anak didik. Untuk mewujudkansemua itu, guru diberikan tugas dan tanggung jawabterhadap keberhasilan pendidikan. Undang-UndangRepuplik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 padapasal 35 menyebutkan, Beban kerja guru mencakupkegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,melaksanakan pembelajaran, menilai hasil belajar,membimbing dan melatih siswa, serta melaksanakantugas tambahan (Anonim, 2005:21).

  • Volume 1, 2013 Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA 15

    Standar kemampuan guru meliputi tigakomponen yaitu: 1) Pengelolaan pembelajaran, 2)Pengembangan potensi dan 3) Penguasaan akademik(Anonim, 2003:11). Masing-masing komponenkompetensi mencakup seperangkat kemampuan.Guru sebagai pribadi yang utuh harus memiliki sikapdan kepribadian yang positif. Sikap dan kepribadiantersebut senantiasa melekat pada setiap komponenkompetensi yang menunjang profesi guru.

    Untuk memperoleh gambaran yang terukurpada pemberian nilai untuk setiap kompetensi, makaperlu diterapkan kinerja setiap kompetensi. Kinerjakompetensi terlihat dalam bentuk indikator.

    On The Job Training

    Latihan disebut juga sebagai training.Training merupakan suatu program yangdilaksanakan kerana diasumsikan dapatmeningkatkan kemampuan dari para karyawan agardapat melaksanakan tugasnya secara efisien.

    Kegiatan pelatihan atau training ini dapatdiartikan sebagai sebuah proses dimana keahlian,pengetahuan, dan kemampuan diubah menjaditindakan. Kegiatan ini dapat dilakukan pada pegawailama, terlebih lagi kepada pegawai baru. Melatihpegawai sebelum ia menjabat jabatannya sangatlahpenting dan perlu.

    Ada beberapa jenis training yang dapatdilakukan dalam sebuah organisasi. Misalnyakegiatan melatih pegawai baru dapat direalisasikandengan menempatkan pegawai baru di bawah asuhanpegawai lama yang telah berpengalaman pada kurunwaktu tertentu. Pendidikan semacam ini dinamakanapprentice training (Manulang, 2005:131).

    Cara lain yang dapat pula dijadikan cara untukmendidik pegawai adalah dengan cara yang biasadisebut on the job training. Latihan ini dilaksanakandengan segera menempatkan pegawai itu memangkujabatannya, tetapi ia didampingi oleh pegawai yangtelah berpengalaman (Manulang, 2005:131). Dengankata lain, pegawai tersebut untuk jangka waktu

    tertentu mendapat bimbingan hingga ia dapat berdirisendiri dalam melaksanakan tugasnya.

    On the job training dikatakan pula sebagaisuatu proses yang terorganisasi untuk meningkatkanketerampilan, pengetahuan, kebiasaan, dan sikapkaryawan. On the job training dapat pula diberibatasan sebagai suatu bentuk pembelakalan yangdapat mempercepat proses pemindahan pengetahuandan pengalaman kerja/transfer knowledge dari parakaryawan senior ke yunior. Pelatihan ini langsungmenerjunkan pegawai baru bekerja sesuai dengan jobdescription masing-masing di bawah supervisi ataupengawasan penyelia atau karyawan senior.

    Dari beberapa uraian tentang definisi on thejob training di atas, dapat disimpulkan bahwa yangdimaksud dengan on the job training adalah sebagaiupaya pembelakalan pengetahuan, keterampilan,bahkan sikap kepada para karyawan agar merekadapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan jobdeskripsinya masing-masing. Pelatihan ini dapatdiberikan oleh karyawan senior kepada yunior, atauoleh pimpinan organisasi itu sendiri.

    Tujuan on the job training adalah agarkaryawan memiliki kebulatan tekad/sikap kerja yangpositif menuju prestasi. Selain itu para karyawandiharapkan memiliki gambaran pengetahuan danjenis pelatihan yang akan dilaksanakan selamamenjadi karyawan. Yang terpenting dari semuanyaitu adalah agar karyawan dapat menyesuaikan diridengan lingkungan kerja, rekan kerja, danpekerjaannya.

    On the job training dapat diterapkan padasetiap karyawan baru, karyawan yang pindah kebagian lain (mutasi), karyawan yang berganti tugasdan tanggung jawab, atau kepada karyawan yangmenunjukkan prestasi kurang baik dalampekerjaannya.

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    Perencanaan pembelajaran atau disebut jugasebagai desain pembelajaran merupakan kegiatanawal yang harus dilakukan guru sebelum

  • 16 Sukri Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA

    melaksanakan proses pembelajaran. Ada banyakistilah untuk menamai perencanaan pembelajaran.Ada yang menyebut rencana pelajaran, programpembelajaran, skenario pembelajaran, bahkan adayang menyebutnya dengan desain pembelajaran. Apapun istilahnya, konsep awalnya tetap sama yaitusebagai sebuah proses perencanaan dalam kegiatanbelajar mengajar.

    Desain adalah rancangan, pola atau model(Rusman, 2008:24). Mendesain pembelajaran berartimenyusun rancangan atau menyusun modelpembelajaran sesuai dengan silabus, standarkompetensi, dan kompetensi dasar yang disyaratkan.

    Guru diharapkan pula mampu menjabarkantujuan-tujuan yang tertera pada kurikulum menjaditujuan-tujuan yang lebih spesifik. Selanjutnya tujuan-tujuan yang spesifik tersebut diterjemahkan padakegiatan pembelajaran. Kegiatan sebelumpelaksanaan pembelajaran inilah yang dinamakansebagai kegiatan perencanaan. Perencanaan yangdibuat guru dalam menyusun pelaksanaanpembelajaran sering disebut dengan RPP atauRencana Pelaksanaan Pembelajaran.

    Perencanaan dikatakan pula sebagai pemilihandari sejumlah alternatif tentang penetapan prosedurpencapaian, serta perkiraan sumber yang dapatdisediakan untuk mencapai tujuan tersebut (Soetjipto,2004:134). Perencanaan merupakan seperangkatoperasi yang konsisten dan terkoordinasi gunamemperoleh hasil-hasil yang diinginkan (Hamalik,2008:135). Sedangkan pengajaran atau satuanpengajaran adalah bentuk persiapan mengajar secaramendetail per pkok bahasan yang disusun secarasistematik berdasarkan Garis-garis Besar ProgramPengajaran yang telah ada untuk suatu mata pelajarantertentu (Soetjipto, 2004:156).

    Dari batasan tersebut dapat disimpulkanbahwa yang dimaksud dengan perencanaanpembelajaran atau program pengajaran adalah suatupenetapan prosedur atau perkiraan-perkiraan yangdibuat oleh guru dalam menyusun persiapanpembelajaran untuk kompetensi tertentu pada mata

    pelajaran tertentu untuk memperoleh hasil-hasil yangdiinginkan.

    RPP sekurang-kurangnya memuat lima aspek.Kelima aspek tersebut adalah: 1) Tujuanpembelajaran, 2) Materi pembelajaran, 3) Metodepembelajaran, 4) Sumber belajar, dan 5) Penilaianhasil belajar.

    Metode Penelitian

    Rancangan penelitian yang digunakan adalahrancangan model Kemmis dan Taggart yang terdiridari atas empat langkah, yakni: perencanaan,pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam Penelitianini akan dilaksanakan dalam dua siklus,dan langkah-langkah dalam setiap siklusmeliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,observasi, dan refleksi seperi pada gambar berikut.

    Gambar 1. Siklus Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam kegiatan iniadalah kemampuan guru di sekolah binaan dalammenyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).Di samping itu, dari hasil supervisi ditemukankelemahan guru menyusun rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP). Selain itu peneliti jugamenggunakan lembar respon yang dugunakan untukmenjaring tanggapan atau komentar para guru pesertaon the job training atas pelaksanaan on the jobtraining dalam menyusun rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP).

    Analisis data dalam penelitian inimenggunakan analisis data kualitatif yaitu analisis

    16 Sukri Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA

    melaksanakan proses pembelajaran. Ada banyakistilah untuk menamai perencanaan pembelajaran.Ada yang menyebut rencana pelajaran, programpembelajaran, skenario pembelajaran, bahkan adayang menyebutnya dengan desain pembelajaran. Apapun istilahnya, konsep awalnya tetap sama yaitusebagai sebuah proses perencanaan dalam kegiatanbelajar mengajar.

    Desain adalah rancangan, pola atau model(Rusman, 2008:24). Mendesain pembelajaran berartimenyusun rancangan atau menyusun modelpembelajaran sesuai dengan silabus, standarkompetensi, dan kompetensi dasar yang disyaratkan.

    Guru diharapkan pula mampu menjabarkantujuan-tujuan yang tertera pada kurikulum menjaditujuan-tujuan yang lebih spesifik. Selanjutnya tujuan-tujuan yang spesifik tersebut diterjemahkan padakegiatan pembelajaran. Kegiatan sebelumpelaksanaan pembelajaran inilah yang dinamakansebagai kegiatan perencanaan. Perencanaan yangdibuat guru dalam menyusun pelaksanaanpembelajaran sering disebut dengan RPP atauRencana Pelaksanaan Pembelajaran.

    Perencanaan dikatakan pula sebagai pemilihandari sejumlah alternatif tentang penetapan prosedurpencapaian, serta perkiraan sumber yang dapatdisediakan untuk mencapai tujuan tersebut (Soetjipto,2004:134). Perencanaan merupakan seperangkatoperasi yang konsisten dan terkoordinasi gunamemperoleh hasil-hasil yang diinginkan (Hamalik,2008:135). Sedangkan pengajaran atau satuanpengajaran adalah bentuk persiapan mengajar secaramendetail per pkok bahasan yang disusun secarasistematik berdasarkan Garis-garis Besar ProgramPengajaran yang telah ada untuk suatu mata pelajarantertentu (Soetjipto, 2004:156).

    Dari batasan tersebut dapat disimpulkanbahwa yang dimaksud dengan perencanaanpembelajaran atau program pengajaran adalah suatupenetapan prosedur atau perkiraan-perkiraan yangdibuat oleh guru dalam menyusun persiapanpembelajaran untuk kompetensi tertentu pada mata

    pelajaran tertentu untuk memperoleh hasil-hasil yangdiinginkan.

    RPP sekurang-kurangnya memuat lima aspek.Kelima aspek tersebut adalah: 1) Tujuanpembelajaran, 2) Materi pembelajaran, 3) Metodepembelajaran, 4) Sumber belajar, dan 5) Penilaianhasil belajar.

    Metode Penelitian

    Rancangan penelitian yang digunakan adalahrancangan model Kemmis dan Taggart yang terdiridari atas empat langkah, yakni: perencanaan,pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam Penelitianini akan dilaksanakan dalam dua siklus,dan langkah-langkah dalam setiap siklusmeliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,observasi, dan refleksi seperi pada gambar berikut.

    Gambar 1. Siklus Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam kegiatan iniadalah kemampuan guru di sekolah binaan dalammenyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).Di samping itu, dari hasil supervisi ditemukankelemahan guru menyusun rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP). Selain itu peneliti jugamenggunakan lembar respon yang dugunakan untukmenjaring tanggapan atau komentar para guru pesertaon the job training atas pelaksanaan on the jobtraining dalam menyusun rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP).

    Analisis data dalam penelitian inimenggunakan analisis data kualitatif yaitu analisis

    16 Sukri Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA

    melaksanakan proses pembelajaran. Ada banyakistilah untuk menamai perencanaan pembelajaran.Ada yang menyebut rencana pelajaran, programpembelajaran, skenario pembelajaran, bahkan adayang menyebutnya dengan desain pembelajaran. Apapun istilahnya, konsep awalnya tetap sama yaitusebagai sebuah proses perencanaan dalam kegiatanbelajar mengajar.

    Desain adalah rancangan, pola atau model(Rusman, 2008:24). Mendesain pembelajaran berartimenyusun rancangan atau menyusun modelpembelajaran sesuai dengan silabus, standarkompetensi, dan kompetensi dasar yang disyaratkan.

    Guru diharapkan pula mampu menjabarkantujuan-tujuan yang tertera pada kurikulum menjaditujuan-tujuan yang lebih spesifik. Selanjutnya tujuan-tujuan yang spesifik tersebut diterjemahkan padakegiatan pembelajaran. Kegiatan sebelumpelaksanaan pembelajaran inilah yang dinamakansebagai kegiatan perencanaan. Perencanaan yangdibuat guru dalam menyusun pelaksanaanpembelajaran sering disebut dengan RPP atauRencana Pelaksanaan Pembelajaran.

    Perencanaan dikatakan pula sebagai pemilihandari sejumlah alternatif tentang penetapan prosedurpencapaian, serta perkiraan sumber yang dapatdisediakan untuk mencapai tujuan tersebut (Soetjipto,2004:134). Perencanaan merupakan seperangkatoperasi yang konsisten dan terkoordinasi gunamemperoleh hasil-hasil yang diinginkan (Hamalik,2008:135). Sedangkan pengajaran atau satuanpengajaran adalah bentuk persiapan mengajar secaramendetail per pkok bahasan yang disusun secarasistematik berdasarkan Garis-garis Besar ProgramPengajaran yang telah ada untuk suatu mata pelajarantertentu (Soetjipto, 2004:156).

    Dari batasan tersebut dapat disimpulkanbahwa yang dimaksud dengan perencanaanpembelajaran atau program pengajaran adalah suatupenetapan prosedur atau perkiraan-perkiraan yangdibuat oleh guru dalam menyusun persiapanpembelajaran untuk kompetensi tertentu pada mata

    pelajaran tertentu untuk memperoleh hasil-hasil yangdiinginkan.

    RPP sekurang-kurangnya memuat lima aspek.Kelima aspek tersebut adalah: 1) Tujuanpembelajaran, 2) Materi pembelajaran, 3) Metodepembelajaran, 4) Sumber belajar, dan 5) Penilaianhasil belajar.

    Metode Penelitian

    Rancangan penelitian yang digunakan adalahrancangan model Kemmis dan Taggart yang terdiridari atas empat langkah, yakni: perencanaan,pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam Penelitianini akan dilaksanakan dalam dua siklus,dan langkah-langkah dalam setiap siklusmeliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,observasi, dan refleksi seperi pada gambar berikut.

    Gambar 1. Siklus Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam kegiatan iniadalah kemampuan guru di sekolah binaan dalammenyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).Di samping itu, dari hasil supervisi ditemukankelemahan guru menyusun rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP). Selain itu peneliti jugamenggunakan lembar respon yang dugunakan untukmenjaring tanggapan atau komentar para guru pesertaon the job training atas pelaksanaan on the jobtraining dalam menyusun rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP).

    Analisis data dalam penelitian inimenggunakan analisis data kualitatif yaitu analisis

  • Volume 1, 2013 Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA 17

    berdasarkan penalaran logika. Analisis tersebutdigunakan atas pertimbangan bahwa, jenis data yangdiperoleh berbentuk kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas peserta diklat. Sedangkan analisis kuantitatifdigunakan untuk menghitung besarnya peningkatankemampuan guru dalam menyusun rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) denganmenggunakan prosentase (%).

    Indikator keberhasilan proses pelaksanaankegiatan penelitian, guru minimal: siap bahan = 75%,keaktifan sebagai peserta = 75%, presentasi internal75%, presentasi eksternal = 75%, dan panel pakar =75%. Apabila secara klasikal kurang dari 80% gurutidak mememenuhi indikator keberhasilan yang telahditetapkan, berarti tindakan dianggap belum berhasil.Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan dandilaksanakan pada siklus berikutnya.

    Hasil Penelitian

    1. Deskripsi Kondisi Awal PenelitianGambaran hasil yang didapat

    berdasarkan rekaman fakta/observasi dilapangan, para guru pada awalnya kemampuanatau kompetensi dalam menyusun rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) masih sangatkurang, hal ini dikarenakan persepsi gurumenganggap bahwa semua kompetensi dasardan indikator yang menjadikan dasarpenyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) di anggap tidak penting dan hanyamerupakan persyaratan atau formalitaspelaksanaan pembelajaran sehingga rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuattidak sesuai dengan karakatristik mata pelajarandan siswa.

    Demikian pula tampak jelas, kemampuanguru dalam menyusun rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) hanya berdasarkan contohdari mata pelajaran serumpun lain atau darisekolah lain tanpa menganalisis secara kritisberdasarkan standar yang ada sehingga kualitasrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

    dibuat jauh dari apa yang diharapkan. Hampirsemua guru ditemukan kurang paham semuaaspek atau indikator yang ada dalampenyusunan sebuah rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP).

    Dengan kondisi awal yang masih jauhdari standar yang di harapkan. Sehingga iniperlu adanya tindakan nyata yang diharapkanmampu meningkatkan kemampuan guru dalammenyusun rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP), yakni berupa on the job training bagiguru di sekolah binaan.

    2. Deskripsi Siklus 1Pada tahap ini melaksanakan on the job

    training dengan menggunakan metodededuktif sesuai rencana dan skenario yangtelah disiapkan. Pengamatan terhadappelaksanaan tindakan, yaitu menitikberatkanpada kemampuan guru dalam menyusunrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)sebagai akibat diterapkan on the job training.Tujuan dilaksanakan pengamatan adalah untukmengetahui kegiatan yang mana patutdipertahankan, diperbaiki, atau dihilangkansehingga kegitan pembinaan melalui on the jobtraining benar-benar berjalan sesuai dengantujuan dan mampu meningkatkan kemampuanguru dalam menyusun rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP).

    Kegiatan peserta juga diobservasi, baikmenyangkut kesiapan bahan yang disiapkan,keaktifan, presentasi, dan panel pakar. Darihasil pengamatan terhadap aktivitaspeserta dengan menggunakan lembar observasiyang telah disiapkan, diperoleh data sebagaiberikut.

  • 18 Sukri Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA

    Tabel 1. Penilaian Kemampuan GuruIndikator

    Nominal

    Aspek yang DinilaiKesiapanbahan Keaktifan

    Pre-sentasi Panel Pakar

    S TS S TS S TS S TSJumlah 8 4 7 5 6 6 5 7Prosen-tase (%) 67 33 58 42 50 50 42 58Pencapai-

    an Tercapai Belum Belum Belum

    Dari tabel di atas, diperoleh data padaaspek kesiapan bahan 8 orang atau 67% pesertasiap dan 4 orang atau 33% tidak siap. Padaaspek keaktifan tampak bahwa 7 orang guruatau 58% siap dan 5 orang guru atau 42% belumsiap. Pada aspek presentasi tampak bahwa dari12 orang guru yang direncanakan untukpembinaan yang siap 6 orang atau 50% dan 6orang guru atau 50% tidak siap. Pada aspekpanel pakar tampak bahwa 5 orang atau 42%siap dan 7 orang guru atau 58% belum siap.

    Berdasarkan dekripsi di atas tampaknyakegiatan guru dalam mengikuti on the jobtraining belum memenuhi kriteria keberhasilan.

    Dari hasil pengamatan terhadappelaksanaan on the job training dapat dapatdiketahui bahwa rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) yang disusun oleh parapeserta pada siklus 1 diperoleh rata-rata nilaisecara klasikal sebesar 74.02. Nilai tersebutberada dalam interval kriteria penilaian B(Baik).

    Dari hasil evaluasi terhadap rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dbuatyang dibuat oleh guru setelah diadakan on thejob training pada tahap awal (siklus I) diperolehproduk rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) yang telah dibuat nilai rata-rata rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusunoleh para peserta setelah mengikuti on the jobtraining adalah 72.27. Nilai tersebut termasukke dalam kriteria B (Baik).

    Berdasarkan dekripsi di atas tampaknyakemampuan guru dalam menyusun Rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) belummemenuhi indikator kinerja yang telah

    ditetapkan pada semua aspek, baik menyangkutkemampuan guru maupun produk rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP).

    Dari hasil yang diperoleh menunjukkankemampuan guru dalam menyusun rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) pada siklus Ibelum menunjukkan hasil sesuai denganindikator kinerja yang telah ditetapkan. Setelahdiadakan refleksi terhadap hasil yang diperoleh,diputuskan untuk memperbaiki terutama dalammemperjelas tentang aspek-aspek yang belumsesuai dengan indikator kinerja yang telahditetapkan.

    Terkait dengan kesiapan guru, ditemukanbahwa guru belum menyadari bahwapentingnya rambu-rambu dalam menyusunrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).Selain itu guru belum lengkap memiliki silabus,RPP, dan bahan ajar. Terkait dengan bahan-bahan yang seharusnya dipersiapkan misalnyalaptop, guru kebanyakan tidak memiliki, akantetapi alternatif solusinya adalah meminjamkanpada sekolah atau memanfaatkan komputeryang ada di sekolah. Berdasarkan hasil refleksiitu, itu diputuskan untuk memantapkan kegiatanpembinaan lebih memfokuskan pada aspek-aspek yang belum memenuhi indikator kinerjayang telah ditetapkan.

    3. Deskripsi Siklus 2Pada siklus II, menerapkan on the job

    training dengan menggunakan metode induktif.Sesuai dengan refleksi hasil siklus I, langkah-langkah yang diambil pada dasarnya memilikiprosedur yang sama dengan siklus I, hanya sajadiadakan perbaikan pada hal-hal yang dilihatada kelemahan serta mempertahankan hal-halyang sudah berjalan dengan baik. denganmemfokuskan pada penjelasan aspek-aspekyang belum dipahami guru lebihmenitikberatkan pada aspek pembimbingansecara individu dalam suatu kelompok.Kemudian peserta diminta menunjukkan hasil

  • Volume 1, 2013 Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA 19

    kerjanya dan melakukan presentasi visualuntuk menjelaskan cara penyusunannya padapeserta lain dan kelompok lain meberikantanggapan, masukan. Peneliti sebagai fasilitatormemberikan refleksi dan penguatan jugamelakukan modifikasi terhadap hal-hal sudahbaik supaya tindakan yang diberikan tidakmembosankan.

    Setelah siklus II dijalankan yangmengacu pada refleksi dan pemecahan masalahpada siklus I diperoleh data seperti tampak padatabel berikut.

    Tabel 2. Penilaian Kemampuan Guru setelah Siklus IIIndikator

    Nominal

    Aspek yang DinilaiKesiapanbahan

    Keaktifan Presentasi PanelPakar

    S TS S TS H TH S TSJumlah 12 0 10 2 11 1 10 2Prosen-tase (%)

    100 0 83 17 92 8 83 17Penca-paian

    Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai

    Dari tabel di atas, diperoleh data padaaspek kesiapan bahan 12 orang atau 100%peserta siap dan tidak ada yangtidak siap. Pada aspek keaktifan tampak bahwa10 orang guru atau 83% siap dan 2 orang guruatau 17% belum siap. Pada aspek presentasitampak bahwa dari 12 orang guru yangdirencanakan untuk pembinaan yang siap 11orang atau 92% dan 1 orang guru atau8% tidak siap. Pada aspek panel pakar tampakbahwa 10 orang atau 83% siap dan 2 orangguru atau 17% belum siap.

    Berdasarkan dekripsi ini dapat dikatakanbahwa kegiatan guru dalam mengikuti on thejob training sudah memenuhi kriteriakeberhasilan.

    Nilai kemampuan guru dalam menyusunRPP pada siklus II diketahui bahwa diperolehrata-rata nilai secara klasikal sebesar 81.13.Nilai tersebut berada dalam interval kriteriapenilaian A (Sangat Baik).

    Dari hasil evaluasi terhadap rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat

    yang dibuat oleh guru setelah diadakan on thejob training pada siklus II diperoleh produkrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yangtelah dibuat diperoleh bahwa nilai rata-ratarencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yangdisusun oleh para peserta setelah mengikuti onthe job training adalah 83.07. Nilai tersebuttermasuk ke dalam kriteria A (Sangat Baik).

    Berdasarkan dekripsi di atas tampaknyakemampuan guru dalam menyusun Rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) sudahmemenuhi indikator kinerja yang telahditetapkan pada semua aspek, baik menyangkutkemampuan guru maupun produk rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP).

    Dari hasil yang diperoleh menunjukkankemampuan guru dalam menyusun rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) pada siklus IItelah menunjukkan hasil sesuai denganindikator kinerja yang telah ditetapkan. Setelahdiadakan refleksi terhadap hasil yang diperoleh,diputuskan bahwa semua aspek penilaian telahtuntas sehingga dapat dikatakan secara klasikalmaupun individu kemampuan guru dalammenyusun rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) dan produk RPP yang dihasilkan telahmemenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

    Pembahasan

    1. Siklus 1Pada siklus pertama dilaksanakan on the

    job training kepada 12 (dua belas) orang guru disekolah binaan. Dari kegiatan yang telahdilakukan diperoleh hasil bahwa secara klasikalkemampuan guru dalam menyusun rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) masih belummemenuhi kriteria keberhasilan.

    Secara klasikal rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) yang dihasikan gurusetelah mengikuti on the job training memangdapat dikatakan baik. Hal ini ditunjukkan olehnilai atau hasil yang telah dicapai guru setelah

  • 20 Sukri Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA

    pelaksanaan on the job training pertama secaraklasikal berada pada interval kriteria penilaianB (Baik).

    Secara individu, masih ada beberapapeserta yang masih belum fokus ataukonsentrasi pada materi pembinaan, yaituberada dalam satu tempat akan tetapi pikirannyaberada di tempat lain. Sehingga materi yangdiberikan tidak dapat diserap dengan baik.Faktor lain yang menyebabkan para gurupeserta on the job training kesulitan dalammenyusun rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) yaitu sifat malas yang telah lama berakardalam diri guru tersebut. Hal tersebutdisebabkan karena terlalu lama gurumenggunakan metode copy paste, tanpa adausaha untuk berinovasi, sehingga cukup sulituntuk membangkitkan kembali minat guru agarmau kreatif dan inovatif hanya dalam waktuyang singkat. Butuh waktu lebih lama untukmenumbuhkan kembali minat, daya kreasi, daninovasi para guru.

    Beberapa respon dari guru pesertamenyebutkan bahwa rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) yang disusun tidak sesuaidengan standar kriteria penyusunan rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) yang baku.

    2. Siklus 2Pada siklus pertama dilaksanakan on the

    job training kepada 12 (dua belas) orang guru disekolah binaan. Dari kegiatan yang telahdilakukan diperoleh hasil bahwa secara klasikalmaupun individu kemampuan guru dalammenyusun rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) telah memenuhi kriteria keberhasilan.

    Produk rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) yang dihasikan gurusetelah mengikuti on the job training dapatdikatakan baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilaiatau hasil yang telah dicapai guru setelahpelaksanaan on the job training pertama secara

    klasikal maupun individu berada pada intervalnilai A (Sangat Baik).

    Berdasarkan analisis dan pembahasanseperti yang telah dipaparkan di atas, makadapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatanaktivitas peserta dalam kegiatan penyusunanrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)melalui on the job training. Di samping itu juga,terjadi peningkatan kemampuan guru dalammenyusun rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) melalui on the job training dari siklus Ike siklus II pada masing-masing aspek dengantarget ketercapaian sesuai dengan kriteria yangditetapkan. Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa melalui on the job training dapatmeningkatkan kemampuan guru dalammenyusun rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) semester gasal.

    Keberhasilan tindakan ini disebabkanoleh pembinaan secara menyeluruh tentangpenyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) sangat diperlukan. Dengan pembinaandan pengarahan yang baik, maka rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat disusundengan baik. Mengoptimalkan pemahaman guruterhadap penyusunan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) melalui pembinaan intensifdalam bentuk penyelenggaraan on the jobtraining menunjuk pada metode kooperatifkonsultatif dimana diharapkan para guruberdiskusi, bekerja sama dan berkonsultasisecara aktif, serta presentasi visual. Aktivitas iniakan sangat membantu mereka dalammemahami konsep-konsep dasar penyusunanrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sertapada akhirnya nanti mereka mampu menyusunalat evaluasi dengan baik dan benar.

    Dari paparan di atas, menunjukkanbahwa peningkatan kemampuan guru melaluikegiatan on the job training yang lebihmenekankan pada metode kolaboratifkonsultatif akan memberikan kesempatansharing antara satu guru dengan guru lain.

  • Volume 1, 2013 Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA 21

    Dengan demikian, pemahaman terhadappenyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) dapat ditingkatkan baik dalam teoretisnyamaupun implementasinya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan uraian pembahasan di atas, dapatditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:1. On the job training dapat memberikan

    pengaruh terhadap peningkatankompetensi dan kemampuan guru disekolah binaan dalam menyusunrencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) di sekolah binaan.

    2. Meningkatnya kemampuan guru disekolah binaan dalam menyusunrencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) berdampak pada peningkatanhasil belajar siswa di sekolah binaan.

    3. Guru memberikan respon sangatpositif terhadap kegiatan penyusuanrencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) melalui on the job training.Dengan demikian kegiatan on the jobtraining memberikan dampak positifterhadap kemampuan guru dalammenyusun rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP).

    Daftar Pustaka, 2008. Laporan Penelitian Tindakan Kelas, Sebagai

    Karya Tulis Ilmiah dalam Kegiatan Pengembangan

    Profesi Pengawas Sekolah. Bacaan Pendukung.Surabaya: PMPTK, 2003. Prinsip-prinsip Manajemen Penataran. Jakarta:

    Pusdiklat DepdiknasArikunto, Suharsimi. 1998. Penelitian Tindakan untuk Guru,

    Kepala Sekolah dan Pengawas. Jakarta: Aditya MaediaBeeby, C.E. 1987. Pendidikan di Indonesia-Terjemahan. BP3K

    Jakarta: YIIS.Depdiknas. 2007. Buku Saku Kurikulum satuan Pendidikan

    Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Depdiknas.Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

    13 Tahun 2007, tentang Standar KepalaSekolah/Madrasah. Jakarta: Depdiknas.

    Depdiknas. 2007. Pedoman Pengembangan Strategi PembelajaranPendidikan dan Penataran Pendidikan Formal. Jakarta:Depdiknas

    Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: DepdiknasHamalik, Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum.

    Bandung: PT Remaja Rosda Karya.Kemendiknas. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah Materi

    Pelatihan Penguatan kemampuan Kepala Sekolah.Jakarta: Dirjen PMPTK.

    Lestari, Tita. 2008. Metencanakan dan Melaksanakan PenelitianTindakan Sekolah Dari Sekolah Binaan Kami untukSekolah Binaan Anda. Bogor: KPPPTS.

    Manulang, 2005. Dasar-dasar Manajemen. Jogjakarta: GadjahMada University Press.

    Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional

    Rusman. 2008. Manajemen Kurikulum Seri manajemen SekolahBermutu. Bandung: Mulia Mandiri Press.

    Satori, Djamaan dkk. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfabeta

    Soetjipto dan Kosasi. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: PT RinekaCipta.

    Wahjosumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah TinjauanTeoretik dan Permasalahannya. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada.

  • ISSN : 2337-4705Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 22

    Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Materi PokokStruktur dan Fungsi Akar Melalui Pembelajaran Model Problem

    Based LearningSRI WAHYUNI

    In overcoming classic problems in study, require to look for by new strategy in study entangling student actively.Study majoring domination of centre on interest have to student, giving experience and study learn relevant andcontextualized in life of reality (provide relevant and contextualized subject matter) and develop to bounce strong and richat student

    Keywords: learning result, problem based learning

    Pendahuluan

    Biologi merupakan salah satu jenis matapelajaran yang memerlukan pemahaman konsepsecara menyeluruh dan saling terkait antara satutapik bahasan dengan topik bahasan yang lain,dimana di dalam mengkaji teori-teori atau hukum-hukum yang ada seringkali memerlukan usaha lebihdari anak didik untuk memusatkan perhatiannyaagar dapat memahami dan mengingat konsep yangdipelajarinya dengan baik.

    Adapun kendala-kendala yang dihadapi paraguru mata pelajaran Biologi khususnya materiStruktur dan Fungsi Akar diantaranya adalahkurangnya minat belajar peserta didik, dimanasebagian besar pandangan peserta didik dalampemahaman materi Biologi harus dengan caradihafal semata dan dibaca berulang-ulang. Selainmasalah tersebut, cara penyampaian materi dariguru juga kurang menarik, kurang komunikatifdengan peserta didik sehingga terkesan monotondan menjemukan.

    Berdasarkan hasil pengamatan danpengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalamkegiatan belajar-mengajar. Anak cenderug tidakbegitu tertarik dengan pelajaran Biologi karenaselama ini pelajaran Biologi dianggap sebagaipelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata,kurang menekankan aspek penalaran sehinggamenyebabkan rendahnya minat belajar Biologi siswadi sekolah.

    Dari masalah-masalah yang dikemukakandiatas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaranyang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaranyang mengutamakan penguasaan kompetensi harusberpusat pada siswa (Focus on Learners),memberikan pembelajaran dan pengalaman belajaryang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata(provide relevant and contextualized subject matter)dan mengembangkan mental yang kaya dan kuatpada siswa.

    Pembelajaran berbasis masalah adalah suatuproses belajar mengajar didalam kelas dimana siswaterlebih dahulu diminta mengobservasi suatufenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatatpermasalahan-permasalahan yang muncul, setelah itutugas guru adalah merangsang untuk berfikir kritisdalam memecahkan masalah yang ada. Tugas gurumengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikanasumsi, dan mendengarkan persfektif yang berbedadiantara mereka.

    Berdasarkan uraian di atas maka PenelitianTindakan Kelas (PTK) ini, dirancang untuk mengkajipenerapan pembelajaran model Problem BasedLearning untuk meningkatkan kemampuanmemecahkan masalah Struktur dan Fungsi Akardalam mata pelajaran Biologi.

    Pengertian Belajar

    Belajar adalah proses interaksi terhadapkegiatan belajar mengajar yang ada disekitar individu

  • Volume 1, 2013 Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA 23

    dengan cara melihat, mengamati, memahami sesuatu.Hubungan antara guru dan peserta didik di dalamkelas membawa implikasi terhadap kadar hasilbelajar yang dicapai oleh peserta didik. Hasil belajartersebut sebagai akibat hubungan guru dan pesertadidik dalam mengembangkan dirinya secara bebas,pembentukan memori pada otak, dan pembentukanpemahaman pada peserta didik.

    Belajar merupakan proses perubahan yangterjadi pada diri seseorang melalui penguatan(reinforcement), sehingga terjadi perubahan yangbersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagaihasil pengalaman (Learning is a change of behaviouras a result of experience), demikian pendapat JohnDewey, salah seorang ahli pendidikan AmerikaSerikat dari aliran Behavioural Approach.

    Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajarbersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepadakesempurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadimampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baikmencakup aspek pengetahuan (cognitive domain),aspek afektif (afektive domain) maupun aspekpsikomotorik (psychomotoric domain). Belajarmerupakan suatu proses usaha yang dilakukan olehindividu untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasilpengalaman individu itu sendiri dalam interaksidengan lingkungan.

    Empat pilar belajar yang dikemukakan olehUNESCO secara rinci peneliti paparkan sebagaiberikut:1. Learning to know, yaitu suatu proses

    pembelajaran yang memungkinkan siswamenguasai tekhnik menemukan pengetahuandan bukan semata-mata hanya memperolehpengetahuan.

    2. Learning to do adalah pembelajaran untukmencapai kemampuan untuk melaksanakanControlling, Monitoring, Maintening,Designing, Organizing. Belajar denganmelakukan sesuatu dalam potensi yang kongkrettidak hanya terbatas pada kemampuanmekanistis, melainkan juga meliputi

    kemampuan berkomunikasi, bekerjasamadengan orang lain serta mengelola danmengatasi koflik

    3. Learning to live together adalah membekalikemampuan untuk hidup bersama dengan oranglain yang berbeda dengan penuh toleransi,saling pengertian dan tanpa prasangka.

    4. Learning to be adalah keberhasilanpembelajaran yang untuk mencapai tingkatanini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilarpertama, kedua dan ketiga. Tiga pilar tersebutditujukan bagi lahirnya siswa yang mampumencari informasi dan menemukan ilmupengetahuan yang mampu memecahkanmasalah, bekerjasama, bertenggang rasa, dantoleransi terhadap perbedaan. Bila ketiganyabehasil dengan memuaskan akan menumbuhkanpercaya diri pada siswa sehingga menjadimanusia yang mampu mengenal dirinya,berkepribadian mantap dan mandiri, memilikikemantapan emosional dan intelektual, yangdapat mengendalikan dirinya dengan konsisten,yang disebut emotional intelegence (kecerdasanemosi).

    Pengajaran Berbasis Masalah (ProblemBased Learning)

    Pengajaran berbasis masalah adalah suatupendekatan pengajaran yang menggunakan masalahdunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didikuntuk belajar tentang cara berpikir kritis danketrampilan pemecahan masalah serta untukmemperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial darimateri pelajaran (Nuhadi, 2004).

    Adapun ciri-ciri pengajaran berbasis masalahmenurut Nuhadi (2004) antara lain adalah pengajuanpertanyaan atau masalah, berfokus keterkaitan antardisiplin ilmu, penyelidikan autentik, dan menghasilkankarya atau produk dan memamerkannya.

    Pembelajaran model Problem Based Learningberlangung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswabekerja dan mengalami, menemukan dan

  • 24 Sri Wahyuni Jurnal Ilmiah ADI CHANDRA

    mendiskusikan masalah serta mencari pemecahanmasalah, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.Siswa mengerti apa makna belajar, apa manfaatya,dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya.Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagihidupnya nanti. Siswa terbiasa memecahkan masalah,menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya danbergumul dengan ide-ide.

    Dalam pembelajaran model Problem BasedLearning tugas guru mengatur strategi belajar,membantu menghubungkan pengetahuan lama denganpngetahuan baru, dan memfasilitasi belajar. Anak harustahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan danketerampilan yang diperolehnya untuk memecahkanmasalah dalam kehidupannya.

    Dari uraian di atas dapat diduga bahwapembelajaran dengan model Problem Based Learningdapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajarefektif dan kreatif, dimana siswa dapat membangunsendiri pengetahuannya, menemukan pengetahuan danketerampilannya sendiri melalui proses bertanya, kerjakelompok, belajar dari model yang sebenarnya, bisamerefleksikan apa yang diperolehnya antara harapandengan kenyataan sehingga peningkatan hasil belajaryang didapat bukan hanya sekedar hasil menghapalmateri belaka, tetapi lebih pada kegiatan nyata(pemecahan ka