jurnal elektro telekomunikasi terapan [bulan] [tahun] paper... · web viewkoperasi merupakan...

26
DRAFT PAPER UISI JURNAL Vol. 1, No. 1, Januari 2020, P-ISSN xxx-xxxx, E-ISSN xxxx-xxxX ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI KARYAWAN USAHA SEJAHTERA BERSAMA (KKUSB) Muhammad Idrus Rifaldi 1 1 Afiliasi Penulis 1 (Universitas Internasional Semen Indonesia) E-mail: [email protected] ABSTRACT SAK ETAP is a financial accounting standard that is used as a guide for the preparation of financial statements for entities that do not have public accountability such as UMKM and cooperatives. This study aims to determine whether the financial statements of KKUSB owned by Semen Indonesia Logistics are in accordance with SAK ETAP or not. KKUSB is selected as the subject of research because the cooperative includes a large cooperative in the Gresik area of which its members are employees of Semen Indonesia Logistik itself. The research are done by using data collection methods through documentation an direct interview from informants namely KKUSB employees. The results of this research shows that KKUSB financial statements consist of financial position financial statements, cash flow statements, income statements, statements of changes in equity and notes to the financial statements. The financial statements presented by the KKUSB are in accordance with the Indonesian Accounting Association regulations where the financial statements are in accordance with the applicable SAK ETAP. Keywords: Financial statements, KKUSB, SAK ETAP.

Upload: others

Post on 01-May-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jurnal Elektro Telekomunikasi Terapan [Bulan] [Tahun]

DRAFT PAPER UISI JURNAL

Vol. 1, No. 1, Januari 2020, P-ISSN xxx-xxxx, E-ISSN xxxx-xxxX

ANALISIS penerapan standar akuntansi entitas tanpa akuntabilitas publik (sak etap) pada laporan keuangan koperasi karyawan usaha sejahtera bersama (KKUSB)

Muhammad Idrus Rifaldi1

1Afiliasi Penulis 1 (Universitas Internasional Semen Indonesia)

E-mail: [email protected]

Abstract

SAK ETAP is a financial accounting standard that is used as a guide for the preparation of financial statements for entities that do not have public accountability such as UMKM and cooperatives. This study aims to determine whether the financial statements of KKUSB owned by Semen Indonesia Logistics are in accordance with SAK ETAP or not. KKUSB is selected as the subject of research because the cooperative includes a large cooperative in the Gresik area of which its members are employees of Semen Indonesia Logistik itself. The research are done by using data collection methods through documentation an direct interview from informants namely KKUSB employees. The results of this research shows that KKUSB financial statements consist of financial position financial statements, cash flow statements, income statements, statements of changes in equity and notes to the financial statements. The financial statements presented by the KKUSB are in accordance with the Indonesian Accounting Association regulations where the financial statements are in accordance with the applicable SAK ETAP.

Keywords: Financial statements, KKUSB, SAK ETAP.

.

ABSTRAK

SAK ETAP merupakan standar akuntansi keuangan yang digunakan sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik seperti UMKM dan koperasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laporan keuangan KKUSB yang dimiliki oleh Semen Indonesia Logistik sudah sesuai SAK ETAP atau belum. Pemilihan dari KKUSB sebagai subjek penelitian karena koperasi tersebut termasuk koperasi besar yang berada di daerah Gresik dari keanggotaannya adalah karyawan dari Semen Indonesia Logistik itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dalam penelitian adalah dengan cara dokumentasi dan wawancara terhadap narasumber langsung yaitu karyawan KKUSB. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan KKUSB terdiri dari laporan keuangan posisi keuangan, laporan arus kas, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas serta catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan yang disajikan oleh KKUSB tersebut sudah sesuai dengan peraturan Ikatan Akuntansi Indonesia dimana laporan keuangannya sudah sesuai dengan SAK ETAP yang berlaku.

Kata Kunci : Laporan keuangan, KKUSB, SAK ETAP.

1. PENDAHULUAN ATAU LATAR BELAKANG

Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat berbadan hukum yang berdiri di Indonesia. Koperasi saat ini masih dalam tahap berkembang yang lebih baik. Dalam undang-undang No 25 tahun 1992 pasal 1 ayat 1 tentang perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau berbadan hukum berdasarkan prinsip koperasi, sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berpegang teguh dengan asas kekeluargaan.Prinsip koperasi harus dilaksanakan sesuai dengan undang-undang No.17 tahun 2012 Pasal 6 (1) tentang keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka, pengawasan anggota dilaksanakan secara demokratis, anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengawas, pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan dan kemanfaatan koperasi. Koperasi juga bekerja dalam pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat melalui kebijakan keputusan yang disepakati oleh anggota.

Laporan keuangan koperasi memberikan informasi tentang kondisi, kinerja dan perubahan posisi keuangan, yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan strategis untuk pengembangan koperasi. Ikatan Akuntansi Indonesia pada Mei 2009 menerbitkan standar akuntansi keuangan IFRS. Standar akuntansi keuangan yang mengacu pada IFRS dikelompokkan menjadi 2 yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dan Standar Akuntansi Keuangan Umum (SAK Umum). Koperasi termasuk dalam entitas tanpa akuntabilitas publik, maka memberlakukan akuntansi koperasi dengan SAK ETAP. Kehadiran Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau lebih dikenal dengan SAK ETAP diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam menyajikan laporan keuangan pada koperasi. SAK ETAP juga diharapkan menjadi solusi permasalahan di koperasi, terutama bagi manajemen yang hanya melihat hasil laba yang diperoleh tanpa melihat kondisi keuangan yang sebenarnya.

Dalam penelitian ini, akan dilakukan analisis laporan keuangan pada KKUSB. Koperasi Karyawan Usaha Sejahtera Bersama (KKUSB) bergerak dalam bidang bisnis barang dan jasa. Dengan berbadan hukum koperasi tetapi menjadi kinerja dengan kultur koperasi, menjadikan KKUSB sebuah koperasi yang mempunyai karakter tersendiri dan diharapkan dapat menjadi pilihan yang tepat untuk dijadikan mitra usaha oleh para relasi atau perusahaan yang terkait. Ruang lingkup keanggotaan adalah meliputi seluruh karyawan Varia Usaha Group atau yang sekarang berganti nama menjadi Semen Indonesia Logistik dengan memegang prinsip dasar koperasi yaitu memenuhi kebutuhan anggota dan untuk menciptakan semakin banyak peluang usaha maka KKUSB juga bermitra dengan perusahaan-perusahaan yang terkait lainnya. Peneliti akan menganalisa mengenai kesesuaian dengan ketepatan SAK ETAP pada laporan keuangan KKUSB.

DASAR TEORI DAN ATAU METODE PENELITIAN

Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2012 pasal 2 tentang Perkoperasian menjelaskan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasarkan asas kekeluargaan. Undang-undang yang mengatur tentang koperasi adalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, sedangkan unit simpan pinjam koperasi diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995.

Jenis-jenis koperasi menurut UU No. 17 Tahun 2012 pasal 83 adalah :

1) Koperasi Konsumen

Koperasi konsumen menyediakan kegiatan usaha pelayanan di bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan non-anggota.

2) Koperasi Produsen

Koperasi produsen yaitu kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan anggota kepada anggota dan non-anggota.

3) Koperasi Jasa

Koperasi jasa menyediakan kegiatan usaha pelayanan jasa non-simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan non-anggota.

4) Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani anggota.

SAK ETAP adalah standar akuntansi yang digunakan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik. SAK ETAP diterbitkan karena Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) menilai bahwa penyusunan laporan keuangan berdasarkan Penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) berbasis IFRS (International Financial Reporting Standards), yang biasa digunakan dinilai rumit, sehingga ada standar PSAK tentang koperasi. Akan tetapi, peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan menengah Republik Indonesia Nomor 04/per/M.KUKM/VII/2012 tentang pedoman Umum Akuntasi Koperasi Kementerian Koperasi Usaha dan Kecil dan Menengah Republik Indonesia dinyatakan bahwa dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia pada tanggal 8 April 2011 telah menerbitkan Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan 8 (PPSAK 8) atas pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 27 (PSAK 27) mengenai Akuntansi Koperasi.

Berdasarkan SAK ETAP suatu laporan keuangan entitas yang lengkap meliputi:

1. Laporan Laba Ruigi

Laporan laba rugi menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode. Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain. Pos-pos yang terdapat dalam laporan laba rugi minimal mencakup pendapatan, beban keuangan, bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas, beban pajak, dan laba atau rugi neto. Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas.

2. Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada tanggal tertentu-akhir periode pelaporan. Laporan posisi keuangan minimal mencakup pos-pos kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, dan ekuitas. Entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan, kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan.

3. Laporan Perubahan Ekuitas

SAK ETAP bab 6 menjelaskan bahwa laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dan periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan deviden dan distribusi lain ke pemilik ekuitas selama periode tersebut.

4. Laporan Arus Kas

Klasifikasi penyajian informasi dalam laporan arus kas:

i. Aktivitas operasi

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh, karena itu, arus las tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa dan kondisi lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi.

ii. Aktivitasi investasi

Arus kas dari aktivitasi investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.

iii. Aktivitas pendanaan

Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan seperti penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain, pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham entitas, penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka pendek atau jangka panjang lainnya, pelunasan pinjaman, dan pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Pada SAK ETAP menjelaskan bahwa catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

Penelitian merupakan penelitian deskriptif karena peneliti harus mengidentifikasi terhadap obyek penelitian sehingga peneliti dapat memahami laporan keuangan yang dibuat oleh Koperasi Karyawan Usaha Sejahtera Bersama (KKUSB). Obyek penelitian yaitu dilakukan di Koperasi Karyawan Usaha Sejahtera Bersama yang disingkat menjadi (KKUSB) berada di Ruko Kartini Megah Blok A3 Jalan R.A. Kartini No 150 – 152 Gresik, kode pos 61122.

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) ). Data skunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil wawancara kepada pengurus koperasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan keuangan koperasi.

Untuk memperoleh data dan informasi yang relevan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data, antara lain sebagai berikut:

1) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menemui informan dan menanyakan secara langsung dengan pertanyaan kepada informan tersebut. Infroman yang diwawancarai dalam penelitian ini yaitu orang-orang yang sesuai dengan divisi dan relevan seperti pengurus dan juga orang yang berada di divisi keuangan dengan pokok pembahasan penelitian yakni analisis penerapan standar akuntansi pada laporan keuangan Koperasi Karyawan Usaha Sejahtera Bersama (KKUSB).

2) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber baik secara pribadi maupun kelembagaan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi untuk mendapatkan data yang diolah berupa laporan keuangan Koperasi Karyawan Usaha Sejahtera Bersama dan catatan yang terkait guna menyelesaikan masalah penelitian.

tahapan-tahapan analisis data dalam penelitian kualitatif antara lain sebagai berikut:

1) Pengumpulan Data (Data Collection)

Pada tahap ini peneliti akan melakukan proses pengumpulan data secara relevan dan apa adanya yang diperoleh dari kegiatan wawancara, dan dokumentasi.

2) Reduksi Data (Data Reduciton)

Data yang diperoleh dalam jumlah informasi yang cukup banyak perlu untuk dicatat secara teliti dan rinci serta diperlukan analisis data melalui reduksi data. Dalam hal ini peneliti akan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, dan hal-hal yang penting untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencarinya bila diperlukan.

3) Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat sehingga dapat memudahkan peneliti untuk memahami kondisi yang terjadi dan menentukan tahapan selanjutnya. Data yang disajikan dalam penelitian ini berupa perancangan konsep analisis penerapan standar akuntansi pada laporan keuangan Koperasi Karyawan Usaha Sejahtera Bersama (KKUSB).

4) Conclusion Drawing/Verification

Penarikan kesimupulan dan verifikasi merupakan tahap terakhir dalam analisis data. Data yang sudah direduksi dan disajikan secara lengkap akan dibuat dasar dalam perumusan kesimpulan oleh peneliti.

Dalam penelitian ini, ada beberapa tahap yang akan peneliti lakukan, diantaranya:

1) Pengumpulan data adalah suatu proses yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan dokumentasi.

2) Melakukan wawancara dalam penelitian ini akan dilakukan oleh peneliti dengan pengurus Koperasi Karyawan Usaha Sejahtera Bersama. Tujuannya untuk memperoleh informasi-informasi yang terkait dengan koperasi dan laporan keuangan koperasi. Wawancara kepada karyawan koperasi dilakukan apabila jika nanti diperlukan.

3) Melakukan dokumentasi data dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data yang dapat diolah berupa laporan keuangan Koperasi Karyawan Usaha Sejahtera Bersama dan catatan-catatan yang terkait guna menyelesaikan masalah penelitian

4) Analisis data merupakan metode atau cara-cara dilakukan untuk mengolah data yang diperoleh sesuai dengan pendekatan penelitian. Peneliti akan menganalisis data dengan mengevaluasi hasil wawancara serta dapat yang didapat dari dokumentasi, kemudian membandingkannya dengan teori-teori yang diperoleh dari literatur. Peneliti juga membandingkan laporan keuangan Koperasi Karyawan Usaha Sejahtera Bersama dengan bentuk laporan keuangan yang sesuai SAK ETAP. Tujuannya adalah melihat dan membandingkan kesesuaian atas penyajian laporan keuangan Koperasi Karyawan Usaha Sejahtera Bersama terhadap ketentuan SAK ETAP.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pencatatan Transaksi keuangan KKUSB

Setiap transaksi keuangan yang dilaksanakan oleh KKUSB langsung dicatat serta pemberian bukti seperti nota. Menurut Kepala Bagian Keuangan Erva Dwi Mulyati “Setiap bulannya unit keuangan mengumpulkan bukti transaksi untuk dicatat di laporan keuangan bulanan lalu menginput ke dalam komputer. Nantinya di akhir periode akan disajikan secara utuh”.

Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa setiap transaksi akan diberi nota sebagai bukti yang nantinya akan di input ke dalam laporan keuangan bulanan dan akan dikumpulkan sampai di akhir periode untuk pembuatan neraca tahunan.

2. Siklus Akuntansi Koperasi Karyawan Usaha Sejahtera Bersama

Setiap transaksi, dibagian tagihan membuat kuitansi sebagai bukti transaksi, keuangan mencatat transaksi kas masuk dan kas keluar. Setelah itu keuangan akan memberikan bukti transaksi tersebut ke bagian keuangan untuk penyusunan jurnal umum, buku besar, neraca saldo, laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi laporan neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Bukti transaksi dibagi menjadi 5 bagian, 2 kuitansi untuk pelanggan 3 kuitansi untuk bagian unit keuangan dan dijadikan sebuah arsip. Divisi keuangan akan mencatat setiap transaksi sesuai dengan bukti dari kuitansi tersebut. Perhitungan saldo akan disesuaikan dari bukti kas masuk dan kas keluar serta dilakukan pembuatan jurnal umum di setiap bulan. Pada akhir periode bagian divisi akuntansi mensajikan secara utuh dalam satu tahun.

Gambar 4.2 Flowchart Siklus Akuntansi KKUSB

4.2 Laporan Keuangan Koperasi Karyawan Usaha Sejahtera Bersama

KKUSB menyusun laporan keuangan setiap akhir bulan dan disajikan secara utuh dalam satu tahun di setiap akhir periode. Laporan keuangan KKUSB berdasarkan dengan bukti transaksi yang ada di setiap unit bisnis yang berada di KKUSB di setiap bulannya. Pada di akhir periode dimulai dari Bulan Januari sampai Bulan Desember dalam bentuk neraca yang disusun oleh bagian divisi keuangan KKUSB.

4.2.1 Penjelasan Setiap Akun Laporan Keuangan Koperasi Karyawan Usaha Sejahtera Bersama

1) Kas

Kas merupakan aktiva yang meliputi uang kertas/logam dan benda lain yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dan dapat diambil setiap saat. Kas di koperasi meliputi tunai dan nota.

a. Tunai

Kas yang tergolong tunai yaitu transaksi dari pembayaran sewa kendaraan alat berat, pertokoan, tour travel, dan jasa pengurusan surat-surat kendaraan. Berikut flowchart akun kas tunai :

Gambar 4.3 Flowchart Kas

Dalam sistem koperasi di KKUSB dengan memulai transaksi kas terdapat kas masuk dan keluar. Gambar di atas menunjukkan kas masuk dan keluar. Untuk pembuatan kuitansi berupa 5 lembar kuitansi yakni 2 untuk pelanggan dan 3 di bagian unit keuangan sebagai bukti transaksi. Selanjutnya bagian laporan keuangan mengumpulkan kuitansi 2 untuk dicatat di laporan keuangan perbulan dan diakhir periode nanti bagian akuntansi akan mensajikan laporan keuangan secara utuh dalam satu tahun.

2) Piutang

Piutang KKUSB merupakan pinjaman yang diberikan kepada KKUSB kepada pihak lain seperti anggota dan dan non anggota (instansi) yang berkaitan dengan kerjasama dengan KKUSB. Ketika perusahaan lain melakukan transaksi hutang kepada pihak KKUSB atau anggota koperasi yang melakukan transaksi pinjaman hutang untuk kebutuhan sehari-hari.

Gambar 4.4 Flowchart Piutang usaha

Dalam proses pencatatan piutang laporan keuangan KKUSB membuat kuitansi untuk tagihan piutang lalu diberikan kepada pelanggan 2, dan didalam kuitansinya terdapat faktur invoice. Untuk kuitansi selanjutnya diberikan kepada bagian akuntansi untuk pencatatan laporan keuangan.

3) Hutang

KKUSB mempunyai hutang yang terdiri dari hutang atas pembelian kredit yang didapatkan dari hutang bank. Selain hutang peminjaman bank adapun koperasi mempunyai hutang dalam pembagian SHU, hutang simpanan anggota dan hutang pajak.

Gambar 4.5 Flowchart Hutang

Proses dalam hutang KKUSB anggota karyawan meminta persetujuan tanda tangan dan setelah itu akan di proses di bagian keuangan. Dicatat pada akun kredit barang/jasa dan transaksinya terdapat bukti kuitansi yang dimana untuk bukti transaksi kepada peminjaman bank hutang atas pembelian kredit.

4) Modal

Modal KKUSB berasal dari simpanan anggota karyawan KKUSB.

Gambar 4.6 Flowchart Modal

Dalam modal anggota karyawan menyimpan uang didalam koperasi dan dijadikan modal koperasi. Modal koperasi juga didapat dari modal hibah dari Menteri tenaga kerja untuk meningkatkan modal pada koperasi. Tambahan modal KKUSB juga didapat dari tax amnesty yang merupakan selisih antara aset pengampunan pajak dan liabilitas yang disajikan sebagai bagian ekuitas tambahan modal disetor.

5.) Simpan Pinjam

Simpan pinjam yang berada di koperasi mengikuti proses yang berlaku pada standar yang berlaku dengan cara:

Pengajuan Sampai Pencairan Pembiayaan

1) Anggota mengisi formulir Pengajuan Pembiayaan, Perjanjian dan Surat Pernyataan Asuransi yang sudah disediakan oleh KKUSB dengan mengisi data antara lain : Nama, NIK, No. Anggota Unit, besarnya pengajuan pinjaman, untuk pembiayaan (keperluan pembiayaan) dan jangka waktu angsuran, kemudian ditandatangani oleh pemohon dan diketahui oleh istri/suami pemohon dan ditandatangani oleh atasan langsung kemudian diserahkan kembali ke Unit Jasa Keuangan Syariah dengan dilampiri slip gaji/premi terakhir dan foto copy KTP pemohon dan suami/istri dan Kartu ASLI Jamsostek

2) Unit Jasa Keuangan Syariah mengisi plafon (GDP + Tunjangan Umum + Tunjungan Reprasi + Tunjangan Insent + Tunjangan Setempat + Tunjangan Khusus + Uang Makan X 50%, batas toleransi Kelebihan Plafon Maksimal Rp. 200.000,-), simpanan khusus, simpanan wajib, saldo pembiayaan dan menganalisa kelancaran dalam membayar angsuran untuk menentukan plafon pembiayaan (Program SP), kemudian diajukan ke Bendahara/ Sekretaris dan Ketua Pengurus KKUSB.

Untuk permintaan barang, dibuatkan surat Order Pembelian atau pesanan barang kemudian dikirim ke Dealer atau pemasok, setelah barang dikirim konfirasikan ke anggota. Proses penjualan barang dilakukan di unit Toko untuk mengeluarkan stok barang dengan mengeluarkan bukti nota penjualan dan proses pemotongan dilakukan di unit Jasa Keuangan Syariah. Di unit Toko mengambil laba 1% atau minimal Rp. 10.000,00 dan maksimal Rp. 50.000,00 sebagai ganti dari pembiayaan administrasi di UJKS, sedangkan di UJKS tidak ada biaya Administrasi dan dikenakan margin 20%/thn anuitas.Pada bagian ini disajikan mengenai hasil studi yang mencakup data demografi, data analisis deskriptif dan analisis model pengukuran dan model struktural.

4.2.2 Kelemahan Penerapan SAK ETAP pada Koperasi Karyawan Usaha Sejahtera Bersama

SAK ETAP didesain secara dinamis mengikuti perkembangan zaman saat ini. Hal ini membuat standar keuangan bias digunakan hingga beberapa tahun kemudian sehingga pelaku bisnis tidak perlu lagi bingung mencari standar pelaporan keuangan yang mudah dan efisien. Penerapan SAK ETAP membawa banyak keuntungan bagi perusahaan dan pelaku bisnis. Namun kenyataannya, banyak perusahaan dan pelaku bisnis yang tidak dapat menerapkan SAK ETAP dengan baik. Salah satu hambatan dalam penerapan SAK ETAP menganggap bahwa tidak akan berdampak pada kondisi keuangan. Hal ini tentu salah besar, mengingat bahwa SAK ETAP membuat standar pelaporan keuangan menjadi mudah dan efisien. Tentu juga bisa membantu untuk mendapatkan bantuan pinjaman dari bank sehingga menjadi lebih berkembang berkat suntikan modal.

Menurut kepala bagian keuangan Erva Dwi Mulyati “kelemahan pelaporan keuangan yang ada di koperasi melainkan sistemnya yang tidak terintegrasi. Dalam penginputan unit bisnis yang ada di koperasi harus satu persatu”. Mengingat unit bisnis yang berada di koperasi terbilang cukup banyak seperti, simpan pinjam, penyewaan jasa tour travel, penyewaan alat kendaraan berat dan juga kendaraan stasion, serta jasa pengurusan surat-surat dokumen seperti surat kendaraan. Jadi masih terbilang cukup menguras banyak waktu dalam menyajikan laporan keuangan secara utuh.

Sebagaimana dijelaskan dalam ruang lingkup, ETAP adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas public signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal(IAI, 2019). Jadi KKUSB tidak menggunakan SAK Umum karena dengan adanya SAK ETAP penyajian laporan keuangan lebih sederhana meskipun dalam menginput laporan keuangannya KKUSB sendiri yang tidak terintegrasi namun KKUSB mengikuti aturan yang berlaku untuk saat ini. SAK ETAP yang berada di koperasi juga dari pihak eksternal tidak bisa melihat laporan keuangan kecuali jika memang diizinkan oleh pihak yang yang berwenang. Dikarenakan modal dari koperasi tidak dari pihak investor melainkan dari simpanan anggota karyawan dan bisa juga dari pinjaman bank. Hal itu bahwa bisa dikatakan bahwa laporan keuangan tidak bisa mempublikasikan diluar lingkup koperasi.

4.3 Analisis Laporan Keuangan Koperasi Karyawan Usaha Sejahtera Bersama

4.3.1Standar Koperasi

Dalam pemahaman penyajian terkait laporan keuangan menurut Kepala pengurus Bapak Yudi Harsono KKUSB yakni “laporan keuangan koperasi masih menggunakan windows lama, pencatatan akuntansinya banyak yang akrual tidak menggunakan metode langsung masih bukan cash basic, tetapi masih menggunakan sistem penyajian laba ruginya rutin.” Di bagian keuangan yang akan membuat laporan keuangan dalam penyajian laporan keuangan berupa buku besar, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan neraca. Menurut kepala bagian divisi keuangan Ibu Erva Dwi Mulyati “Standarnya koperasi yang sesuai SAK ETAP, laba rugi, neraca, arus kas yang sesuai dengan laporan keuangan.” Dikarenakan SAK ETAP diperuntukan koperasi, maka KKUSB menggunakan SAK ETAP sebagai acuan dalam pembuatan laporan keuangan. Pada Penyusunan laporan keuangan KKUSB mengikuti SAK ETAP yang berlaku dari IAI yang terbaru.

4.3.2Perlakuan Aset

Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan. Sebagai alternatif transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi (IAI, 2019).

Aset tetap dicatat berdasarkan harga perolehannya setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Semua aset tetap, kecuali hak atas tanah, disusutkan dngan menggunakan metode garis lurus (Straight Line Method) Selama manfaatnya, yaitu:

Penyusutan aset tetap dibebankan pada bulan perolehan apabila diperoleh kurang dari tanggal 15 dan dibebankan pada bulan berikutnya apabila perolehan lebih dari tanggal 16. Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam Perhitungan Hasil Usaha.

Perlakuan akuntansi dalam aset yang dimiliki KKUSB yang sudah diakui sebagai aset di koperasi yang sebagai mana di klasifikasikan sebagai berikut:

a) Bangunan

· Toko dan Kantor

· Tanah

b) Kendaraan

· Mobil Pick Up

· Mobil Stasion

· Forklift

· Mobil Tangki Air

· Bus mini/Elf

c) Inventaris Kantor

· Printer

· Pesawat Telepon Kantor

· Laptop

· Meja

· Kursi

· White Board

· Kalkulator

· Lemari Kaca

· Etalase

· Almari Kayu Jati

· Dispenser

· Meja Dispenser

· Rak Buku + Papan

· Gembok Brankas

· Pigura

· Buffet

· Dll

4.3.3 Pengakuan Kewajiban

Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal (IAI, 2019). Koperasi telah menerapkan kebijakan akuntansi untuk menghitung dan membukukan estimasi kewajiban imbalan pasca kerja sesuai dengan Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Bab 23 tentang Imbalan Pasca Kerja bahwa semua bentuk imbalan yang diberikan oleh entitas sebagai pertukaran para pekerja, termasuk direktur dan manajemen. SAK ETAP Bab 18 tentang Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi merupakan kewajiban pontensial yang belum pasti atau kewajiban kini yang tidak diakui karena tidak memenuhi salah satu atau kedua kondisi (IAI, 2019).

Dalam pengukuran kewajiban KKUSB sudah mengikuti aturan dari IAI yang sudah berlaku saat ini. Dalam pengeluaran sudah seimbang dengan kesesuaian aset yang sudah dipunya oleh KKUSB. Perusahaan mengakui liabilitas yang diestimasi atas imbalan kerja secara retrospektif sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK 24 (revisi 2004), “ Imbalan Kerja”. Imbalan kerja sehubungan dengan pension, uang kompensasi, uang pisah dan hak-hak lainnya diakui berdasarkan sejak jasa diberikan oleh karyawan sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan.

4.3.4Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal(IAI, 2019). Dalam pengakuan pendapatan di koperasi yakni:

a) Penjualan barang dagangan stok diakui pada saat penyerahaan barang

b) Pendapatan bunga simpan pinjam diakui pada saat angsuran diterima.

c) Pendapatan jasa sewa, pengadaan dinas jasa dan jasa lainnya diakui pada saat pekerjaan selesai.

4.3.5Implementasi Laporan Keuangan

Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan (termasuk informasi kompratif) minimum satu tahun sekali. Ketika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan telah disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu tahun (IAI, 2019). Pada pencatatan laporan keuangan KKUSB sudah sesuai dengan peraturan SAK ETAP yang berlaku saat ini. Pencatatan transaksi keuangan di koperasi KKUSB bahwa setiap transaksi akan diberi kuitansi sebagai bukti transaksi yang nantinya akan di input ke dalam laporan keuangan bulanan dan akan dikumpulkan sampai akhir periode untuk disajikan dalam neraca tahunan.

Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang menggunakan SAK ETAP membuat perjanjian atas kemampuan entitas melanjutkan kelangsungan usaha (IAI, 2019). Setiap transaksi yang dilakukan oleh KKUSB selalu membuatkan kuitansi dimana untuk bukti transaksi yang dilakukan oleh pihak pelanggan dan juga pihak dari koperasi.

Entitas harus menerapkan kriteria pengakuan dalam menentukan pengakuan aset tetap. Oleh karena itu entitas harus mengakui biaya perolehan aset tetap sebagai aset tetap jika kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas dan pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan handal(IAI, 2019). Perlakuan aset pada koperasi di masa depan mempunyai manfaat ekonomi. Penyusutan aset teap dibebankan pada bulan perolehan apabila diperoleh kurang dari tanggal 15 dan dibebankan pada bulan berikutnya apabila lebih dari tanggal 16. Apabila aset tetap tidak digunakan atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, laba atau rugi yang dihasilkan diakui dalam perhitungan hasil usaha.

Tabel 4.2 Perlakuan aset masa manfaat

Jenis Aset

Tahun

Tarif

Bangunan

20

5%

Kendaraan

8

12,5%

Peralatan Kantor

4-8

12,5% - 25%

Sumber : Laporan keuangan KKUSB

Pada tabel 4.2 menjelaskan bahwa aset tetap KKUSB mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur secara andal. Dalam penyusutan aset diakui disaat mampu beroperasi sehingga dalam perhitungan didalam laporan laba rugi dihitung biaya perolehan suatu aset misal kendaraan alat berat forklift dimana masa manfaat 8 tahun serta kendaraan station sejenis mobil minibus. Selainaset tersebut KKUSB mempunyai aset seperti software yang dimana aset tersebut diperunakan untuk operasional perusahaan. Penyusutan dihentikan ketika masa manfaatnya sudah habis atau sudah tidak dipergunakan untuk operasional. Adapun aset tidak lancar yang terdapat KKUSB terdiri dari piutang anggota jangka pendek diharapkan digunakan untuk masa tidak lebih dari satu tahun.

Entitas mengakui kewajiban diestimasi tersebut sebagai kewajiban dalam neraca dan mengakui jumlah dari kewajiban diestimasi tersebut sebagai beban dalam laporan laba rugi kecuali jika merupakan bagian dari biaya memproduksi atau termasuk dalam nilai aset tetap (IAI, 2019). Dalam pengakuan kewajiban pada koperasi pengeluarannya sudah seimbang dengan kesesuaian aset. Koperasi mengakui liabilitas yang diestimasi atas imbalan kerja secara retrospektif sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan. Imbalan kerja sehubungan dengan pensiun, uang kompensasi, uang pisah dan hak–hak lainnya diakui berdasarkan sejak jasa diberikan oleh karyawan pada laporan posisi keuangan. Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh dari jasa konsultan. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian sebagai berikut :

Tabel 4.3 Kewajiban Imbalan Pasca Kerja KKUSB

Keterangan

Presentase

Jumlah Karyawan

25%

Tingkat diskonto

8,50%

Tingkat kenaikan gaji

8,00%

Sumber : Laporan keuangan KKUSB

Tabel 4.4 Beban Imbalan Pasca Kerja

Beban Imbalan Pasca Kerja Untuk Tahun Berjalan

Jumlah

Biaya jasa kini

Rp. 75.156.000

Biaya bunga

Rp. 53.236.000

Ekspetasi hasil aset program

(Rp. 25.465.000)

(Keuntungan)/kerugian akturia yang diakui

(Rp. 87.959.000)

Jumlah

Rp. 14.968.000

Sumber : Laporan keuangan KKUSB

Tabel 4.5 Rekonsilisasi Kewajiban Imbalan Pasca Kerja

Rekonsiliasi Kewajiban Imbalan Pasca Kerja

Jumlah

Saldo awal tahun

Rp. 195.551.00

Beban tahun berjalan

Rp. 14.968.000

(Keuntungan)/ kerugian aktuari yang diakui

Rp. 121.715.000

Jumlah

Rp. 332.234.000

Sumber : Laporan keuangan KKUSB

Pada Tabel 4.3, 4.4 dan 4.5 menjelaskan keuntungan yang di dapat pada KKUSB berjumlah Rp. 332.234.00 .- . Keuntungan tersebut sudah termasuk beban tahun berjalan yang berjumlah Rp. 14.968.000.- perhitungan laporan keuangan tersebut sesuai dengan peraturan IAI yang berlaku saat ini. Pada perhitungan tingkat diskonto mengisyaratkan untuk menyelesaikan kewajiban yang berada di KKUSB.

Dalam hal ini KKUSB sudah menerapkan SAK ETAP dimana diperuntukkan untuk laporan keuangan Koperasi dan UMKM yang disebutkan dalam perundang-undangan peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan menengah Republik Indonesia Nomor 04/per/M.KUKM/VII/2012 tentang pedoman Umum Akuntasi Koperasi.

Pada kewajiban KKUSB ada juga terdapat macam macam hutang seperti hutang dana lain-lain : utang dana obat dan utang dana kecelakaan. Hutang usaha yang dimiliki berupa pihak ketiga dan pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT. Varia usaha Fabrikasi. Selanjutnya terdapat hutang simpanan anggota terdiri dari : simpanan berjangka anggota dan non anggota, simpanan sukarelawan anggota dan non anggota. Dan yang terakhir hutang bank yang terdiri dari : PT. Bank Danamon Syariah, PT. Bank Jatim Syariah, PT. Bank Niaga Syariah dan PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk.

Jika hasil transaksi yang melibatkan penyediaan jasa dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus mengakui pendapatan yang berhubungan dengan transaksi sesuai dengan tahap penyelesaian dari transaksi pada akhir periode(IAI, 2019). Dalam penyediaan jasa pada koperasi yakni penyewaan kendaraan alat berat dan kendaraan stasion dalam pengakuan pendapatannya pada awal perjanjian kontrak sewa dan dibayarkan setelah selesainya masa penyewaan tersebut. Jika pada pihak penyewaa membutuhkan jasa kendaraan selama lebih dari 1 bulan maka dibuatkan tagihan nanti disetor ke pihak penyewa, pembayaran penyewaan jasa diwaktu selesainya pemakaian. Perhitungan dalam pengakuan pendapatan pada KKUSB sebagai berikut :

Tabel 4.6 Pengakuan pendapatan KKUSB

Keterangan

Presentase

Penjualan barang toko

7.67%

Penjualan alat tulis kantor

1.71%

Perdagangan umum

38.99%

Simpan pinjam

10.31%

Jasa lainnya

41.30%

Sumber : Laporan keuangan KKUSB

Tabel 4.6 menjelaskan pada pendapatan yang didapat oleh KKUSB yakni dari penjualan barang toko, penjualan alat tulis kantor, perdagangan umum, simpan pinjam, jasa lainnya. Jasa lainnya yang dimaksud adalah kepengurusan surat-surat kendaraan seperti kepengurusan pajak kendaraan, perpanjangan PNKB kendaraan serta KIR kendaraan angkut, serta melayani jasa penyewaan kendaraan dan alat berat untuk memenuhi kebutuhan perusahaan semen Indonesia logistik dan perusahaan lainnya. Selain penjelasan tersebut terdapat pendapatan dari sewa komputer, sewa Gedung, sewa rooftop.

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Penjelasan terkait penerapan pada laporan keuangan KKUSB dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. KKUSB telah membuat pencatatan transaksi yang sesuai dengan peraturan SAK ETAP yang berlaku saat ini. Pencatatan akuntansi KKUSB setiap bulannya mencatat transaksi setiap per-akunnya. KKUSB menyusun laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan dapat dikatakan bahwa laporan keuangan KKUSB sudah sesuai dengan SAK ETAP.

2. Kurangnya intregrasi pada saat menginput laporan keuangan dikarenakan pada saat memasukan laporan keuangan harus memasukkan setiap unit bisnis yang ada di koperasi. Mengingat bahwa pada unit bisnis di koperasi KKUSB sangat banyak dan itu membutuhkan cukup banyak waktu untuk mensajikan laporan keuangan secara utuh.

4.2 Saran

Berdasarkan penelitian, yang telah dilakukan maka saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk penelitian selanjutnya yaitu menganalisa pencatatan laporan keuangan pada KKUSB dalam membandingkan antara SAK Umum dengan SAK ETAP dalam mensajikan laporan keuangan yang lebih mudah.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih ditunjukan kepada pengurus dan anggota karyawan yang telah membantu penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ariantini, N. L. G., Zukhri, A., & Meitriana, M. A. (2014). Penerapan SAK ETAP dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Lembing Sejahtera Mandiri. Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia.

[2] Dewi, A. C. (2017). ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP PADA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI PRIMKOKAR PERUM PERHUTANI KPH JEMBER., Skripsi Akuntansi, Universitas Jember.

[3] Hidayah, N., & Muntlah, N. S. (2019). Standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (sak – etap). Jurnal Akuntansi Indonesia, Universitas Indonesia.

[4] IAI. (2019). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik., Jakarta.

[5] Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/per//M.KUKM/VII/2012 Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.

[6] Peraturan Pemerintahan Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Simpan Pinjam Koperasi.

[7] Prasetiawan, Y. (2015). Rekonstruksi Laporan Keuangan Unit Simpan Pinjam Sesuai SAK ETAP. Jurnal Akuntansi, Universitas Jember.

[8] Sabella, A. (2016). Penerapan Standar Akuntansu Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Laporan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) “Tirta Sari.”,Skripsi Akuntansi, Universitas Jember.

[9] Ulfah, P. A. (2013). Lecture handout : Penerapan sak etap pada koperasi x, Skripsi., Depok. Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia

[10] Undang-Undang Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK 24 (revisi 2004) Tentang Imbalan Kerja.

[11] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 2 Tentang Perkoperasian.

[12] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 6 Ayat 1 Tentang Prinsip Perkoperasian.

[13] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 7 Tentang Perkoperasian Primer dan Skunder.

[14] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 83 Tentang Jenis-Jenis Perkoperasian.

[15] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Perkoperasian.

[16] Vebiyanti, V. (2016). ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP PADA LAPORAN KEUANGAN ENTITAS KOPERASI (Studi kasus pada koperasi kelompok tani “Jaya Makmur” di Banyuwangi)., Skripsi Akuntansi Universitas Jember.

[17] Yulinartati. (2013). PENERAPAN SAK-ETAP PADA ENTITAS KOPERASI (Studi Kasus Pada KUD Tri Karsa Jaya Kec. Bangsalsari Kab. Jember). Jurnal Ekonomi, Akuntansi, Dan Manajemen, Universitas Jember.