juknis kin pdam 2011

Upload: eduardus-beni-sulistyo

Post on 14-Jul-2015

5.309 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

DEPUTI AKUNTAN NEGARA

PETUNJUK TEKNISAUDIT KINERJA PDAM TAHUN 2011

NOMOR: PED143/D5/5/2011 TANGGAL 7 FEBRUARI 2011

,

KATA PENGANTAR

Sebagai bagian dari sistem pengendalian internal pemerintah, BPKP dalam

hal ini Deputi Akuntan Negara mendapat mandat untuk melakukan audit kinerjaterhadap seluruh PDAM di lndonesia sesuai dengan Surat Menteri Pekerjaan Umum

Nomor:

UM.01

.01-Mnl404 tanggal

21

Nopember 2006 Perihal Audit Kinerja

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Audit Kinerja PDAM tahun 2011 bertujuan untuk membantu manajemenPDAM dalam mendorong pencapaian tujuan secara ekonomis, efisien, efektif,memperbalki dan rneningkatkan kinerja, serta memberikan bahan pertimbangan

untuk pengambilan keputusan oleh pihak yang bertanggungjawab. Selainpusat dalam bentuk policy recomendation

itu

diharapkan hasil kompilasinya akan dapat memberikan masukan bagi pemerintah

Petunjuk Teknis Audit kinerja PDAM Tahun 2011 telah mengalami perbaikan disesuaikan dengan cunent rssue dan untuk lebih mempertajam analisis pengambil keputusan. Perbaikannya antara lain adalah diakomodirnya upaya PDAM dan upayaPemerintah Daerah dalam memecahkan permasalahan kinerja, adanya analisis atas

kapasitas produksi, mengangkat kembali Dampak Pemecahan PDAM, Ketersediaan

Air Baku dan lnformasi atas kejadian penting tahun 2011. Selaiii itu ada perubahandari indikator kesehatan BPPSPAM.

Petunjuk teknis ini merupakan standar minimal yang harus dipenuhi olehauditor dan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan.

Jakarta, Februari 2011 Deputi Kepala BPKP Fidang Akuntan Neg araiI

tJ -.,

.

Ardan Adiperdana .-'NlP 19590616 1979 11 1001

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum 2. Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup 3. Sistematika Penyajian BAB II PERSIAPAN AUDIT KINERJA BAB III REVIU PENGENDALIAN INTERN BAB IV PELAKSANAAN AUDIT KINERJA 1. Reviu atas Penyusunan dan Pelaksanaan RKAP 2. Penilaian Kinerja berdasarkan Kepmendagri 47 3. Pengukuran Tingkat Kesehatan berdasarkan BPPSPAM 4. Reviu Kinerja Operasional 1) Cakupan Pelayanan 2) Kapasitas Produksi 3) Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas Air 4) Air Tanpa Rekening/Non Revenue Water (NRW) 5) Perhitungan Tarif Air dan Harga Pokok 6) Reviu terhadap Kerja Sama Operasional 7) Utang PDAM kepada Pemerintah Pusat 8) Dampak Pemecahan PDAM 9) Ketersediaan Air Baku 10) Peristiwa Penting Sampai Saat Audit BAB V PELAPORAN 1. Bentuk Laporan 2. Penyampaian Laporan 3. Kompilasi Hasil Audit (file Excel) 4. Komunikasi Dan Tanya Jawab 5. Laporan Mingguan LAMPIRAN LAMPIRAN 1. CONTOH FORMAT LAPORAN AUDIT KINERJA 2. LAPORAN MINGGUAN i ii 1 1 2 2 3 4 6 6 7 8 11 11 12 13 14 15 16 16 17 17 18 19 19 20 20 21 21

ii

BAB I PENDAHULUAN 1. Umum Pengertian kinerja adalah prestasi/pencapaian kerja yang telah dilakukan manajemen atas strategi pencapaian visi dan misi organisasi yang telah ditetapkan. Audit kinerja adalah evaluasi oleh pihak independen yang dilaksanakan secara obyektif dan sistematis terhadap bukti atas pelaksanaan kinerja suatu organisasi yang bertujuan memberikan penilaian atas pencapaian kinerja yang ditetapkan organisasi dengan menitikberatkan pada proses penilaian atas keberhasilan kinerja PDAM secara ekonomis, efisien, dan efektif. Audit kinerja bertujuan untuk membantu manajemen PDAM dalam mendorong pencapaian tujuan secara ekonomis, efisien, efektif, memperbaiki dan meningkatkan kinerja, serta memberikan bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan oleh pihak yang bertanggung jawab. Petunjuk teknis ini berlaku untuk audit kinerja PDAM tahun buku 2010 dengan berpedoman pada aturan-aturan sebagai berikut: 1) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum. 2) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tanggal 23 Juni 2009 Tentang Pemberian Jaminan Dan Subsidi Bunga Oleh Pemerintah Pusat Dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum. 3) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tanggal 18 Juni 2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum. 4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.Keputusan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2009 tentang Tatacara Pelaksanaan Pemberian Jaminan Dan Subsidi Bunga Oleh Pemerintah Pusat Dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum. 5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.05/2008 tanggal 19 Agustus 2008 tentang Penyelesaian Piutang Negara Yang Bersumber Dari Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana Investasi, Dan Rekening Pembangunan Daerah Pada Perusahaan Daerah Air Minum. 6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian PDAM. 7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum. 8) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum tanggal 31 Mei 1999. 9) Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Sistem Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). 10) Surat Menteri Pekerjaan Umum Nomor UM.01.01-Mn/405 tanggal 21 Nopember 2006 Perihal Audit Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). 11) Pedoman Audit kinerja Badan Usaha Milik Negara dan Daerah yang dikeluarkan oleh Deputi Akuntan Negara tanggal 27 Desember 2002. 1

2.

Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup Tujuan, sasaran audit (Tentatif Audit Objectives = TAO), dan ruang lingkup audit, sebagai berikut: 1) Tujuan Tujuan audit kinerja PDAM adalah penilaian atas pencapaian kinerja PDAM tahun buku 2010 dan memberikan rekomendasi perbaikan dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan. 2) Sasaran (TAO) 2.1) Reviu atas penyusunan dan pelaksanaan RKAP. 2.2) Penilaian kinerja PDAM berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999. 2.3) Pengukuran kesehatan PDAM menurut BPPSPAM. 2.4) Reviu atas Kinerja Operasional 2.4.1) Menilai pencapaian cakupan pelayanan. 2.4.2) Menganalisis kapasitas produksi. 2.4.3) Menilai pencapaian 3K (Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas). 2.4.4) Mengidentifikasikan penyebab Air Tanpa Rekening/Non Revenue Water (NRW). 2.4.5) Menilai Perhitungan Tarif Air dan Harga Pokok Air. 2.4.6) Mereviu Kerja Sama Operasional. 2.4.7) Memantau restrukturisasi utang kepada Pemerintah Pusat. 2.4.8) Mengidentifikasi dampak pemecahan PDAM. 2.4.9) Mengidentifikasi ketersediaan sumber air baku. 2.4.10) Menginformasikan kejadian penting yang terjadi tahun 2011. 3) Ruang Lingkup Ruang lingkup audit kinerja adalah kinerja PDAM tahun buku 2010 dan informasi penting di tahun 2011. Untuk informasi yang berkaitan dengan keuangan, data-data yang dipergunakan adalah data yang berasal dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Untuk PDAM dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) maupun opini Tidak Memberikan Pendapat (TMP) agar dipertimbangkan pengaruh pengecualian tersebut terhadap angka yang dipakai dalam audit kinerja ini. Apabila angkanya tidak bisa diyakini maka angka yang berkaitan diberi nilai nol. Hal ini berlaku untuk perhitungan kinerja menurut Kepmendagri 47/1999 maupun perhitungan tingkat kesehatan berdasarkan BPPSPAM. Untuk PDAM yang tidak dilakukan audit keuangan agar dipertimbangkan untuk tidak dilakukan audit kinerja.

3.

Sistematika Penyajian Petunjuk teknis audit kinerja PDAM ini terbagi dalam lima bab, yaitu: 1) Bab satu (pendahuluan) menjelaskan pengertian secara umum, tujuan, sasaran, ruang lingkup audit kinerja, dan sistematika penyajian. 2) Bab dua menjelaskan mengenai persiapan audit kinerja. 3) Bab tiga menjelaskan mengenai reviu pengendalian intern. 4) Bab empat menguraikan langkah kerja secara teknis mengenai audit kinerja. 5) Bab lima menguraikan mengenai pelaporan. 2

BAB II PERSIAPAN AUDIT KINERJA Tahap ini merupakan tahap awal dari rangkaian audit kinerja, sebagai dasar penyusunan program kerja audit tahap berikutnya, meliputi: 1. Pengumpulan informasi umum atas perusahaan yang diaudit; 2. Pengumpulan informasi yang berkaitan permasalahan dari hasil audit tahun lalu; 3. Pembuatan ikhtisar hasil kegiatan persiapan audit kinerja. Informasi yang harus dikumpulkan mencakup: 1) Struktur Organisasi PDAM; 2) Peraturan perundangan yang relevan berkaitan dengan pelaksanaan operasional PDAM; 3) Tujuan, visi, misi, sasaran, strategi dan kegiatan usaha yang dimuat dalam Corporate Plan maupun Business Plan; 4) Sistem dan prosedur yang diterapkan di PDAM; 5) Data keuangan meliputi Laporan Keuangan, RKAP, Laporan Manajemen; 6) Informasi lainnya yang relevan.

3

BAB III REVIU PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern (Internal Control), sebagaimana dikemukakan dalam Laporan COSO (Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission) Internal Control Integrated Frame Work, didefinisikan sebagai suatu proses yang dilaksanakan oleh Komisaris, Manajemen, dan staf pendukung, dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap pencapaian misi, sasaran dan tujuan perusahaan. 1. Komponen pengendalian Komponen pengendalian intern menurut COSO ada lima, yaitu: 1) Lingkungan pengendalian (control environment) Meliputi penciptaan suasana pengendalian dalam jajaran manajemen serta pegawai yang terlibat dalam operasi organisasi sehingga diharapkan dapat mempengaruhi kesadaran jajaran manajemen dan para pegawai dalam organisasi untuk dapat melakukan pengendalian. Lingkungan pengendalian mencakup unsur-unsur: (1) Integritas dan nilai etika (Integrity and ethical values); (2) Komitmen terhadap kompetensi (Commitment to competence); (3) Filosofi manajemen & gaya operasi (Management philosophy & operating style); (4) Struktur organisasi (Organizational structure); (5) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab (Assignment of authority and responsibility); (6) Kebijakan dan praktek sumber daya manusia (Human resources policies and practices). 2) Penilaian Risiko (Risk Assessment) Melakukan identifikasi, analisis dan pengelolaan risiko yang berkaitan dengan permasalahan keuangan dan non keuangan, sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Penilaian risiko mencakup unsur-unsur: (1) Penetapan sasaran-sasaran entitas. (2) Penetapan sasaran-sasaran pada tingkat aktivitas. (3) Adanya identifikasi, analisis dan pengelolaan risiko. (4) Produksi air belum dapat dihitung karena instalasi produksi dan distribusi belum dipasang water meter induk. (5) Pencatatan air terjual belum semuanya didasarkan atas jumlah pemakaian air yang digunakan oleh pelanggan karena banyaknya water meter pada pelanggan yang rusak/tidak berfungsi. (6) Piutang usaha per pelanggan belum dikelola dengan baik sehingga menyulitkan untuk mengetahui besarnya tunggakan. 3) Aktivitas pengendalian (Control activities) Merupakan aktivitas penciptaan kebijakan & prosedur pengendalian untuk memberi keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat manajemen telah dilaksanakan, aktivitas pengendalian diantaranya: 4

(1) Kebijakan dan prosedur (Policies and procedures). (2) Adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab. (3) Ukuran dan indikator kinerja sudah ditetapkan. (4) Kebijakan dan prosedur pengamanan fisik. (5) Adanya reviu yang dilakukan manajemen puncak terhadap pencapaian rencana jangka panjang dan jangka pendek yang telah ditetapkan. (6) Adanya reviu yang dilakukan manajemen tingkat fungsional dan aktivitas terhadap hasil kerja actual dibandingkan dengan target. 4) Pemrosesan informasi dan komunikasi (Information processing and communication) Informasi dan komunikasi diperlukan dalam menciptakan suatu pengendalian untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan, menganalisis, mencatat, melaporkan dan mempertanggungjawabkan transaksi keuangan dan non keuangan, pemrosesan informasi dan komunikasi mencakup unsur-unsur: (1) Akses ke informasi (Access to information); (2) Komunikasi (Communications). 5) Pemantauan (Monitoring) Pemantauan proses penilaian mutu kinerja dari pengendalian intern diperlukan sepanjang waktu. Pemantauan mencakup unsur-unsur: (1) Pemantauan Berkelanjutan (2) Evaluasi Terpisah (3) Penanganan Hasil Audit 2. Langkah Kerja Reviu Pengendalian Intern: 1. Pelajari sistem pengendalian intern yang ada di PDAM dengan mempergunakan tools yang sesuai seperti kuesioner pengendalian intern (ICQ), wawancara, reviu dokumen dan lain-lain. 2. Identifikasi kelemahan yang ada dan diskusikan dengan pihak PDAM untuk mencari penyebabnya. 3. Susun rekomendasi perbaikan yang diperlukan atas komponen pengendalian yang masih memerlukan perbaikan. 4. Buat Simpulan hasil reviu atas Komponen Pengendalian Intern

5

BAB IV PELAKSANAAN AUDIT KINERJA 1. Reviu atas Penyusunan dan Pelaksanaan RKAP Tujuan reviu atas penyusunan dan pelaksanaan RKAP adalah: (1) Untuk memperoleh keyakinan bahwa Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) telah disusun sesuai dengan ketentuan Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Sistem Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) (2) Untuk memperoleh keyakinan bahwa Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) telah dipedomani dan dilaksanakan dalam seluruh aspek kegiatan perusahaan, baik dari segi keuangan maupun operasional. 1) Penyusunan RKAP Prosedur Audit (1) Lakukan analisis untuk memperoleh keyakinan bahwa penyusunan RKAP telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Kepmeneg Otoda No. 8 Tahun 2000. (2) Lakukan analisis dan pastikan bahwa penyusunan RKAP telah dilakukan dengan mempertimbangkan dasar-dasar sebagai berikut: a. Disusun berdasar Rencana Jangka Menengah Perusahaan (Corporate Plan). b. Disusun dengan memperhatikan masukan dari masing-masing bagian dan/atau cabang. c. Disusun dengan memperhatikan realisasi tahun-tahun tahun sebelumnya. d. Disusun dengan memperhatikan estimasi tahun berjalan yg dapat dipertanggungjawabkan. (3) Pastikan bahwa RKAP beserta revisinya telah mendapat persetujuan dari Badan/Dewan Pengawas PDAM. (4) Buat simpulan hasil audit. 2) Pelaksanaan RKAP Data dan informasi yang yang harus diperoleh dalam tahapan audit ini adalah: (1) Perbandingan realisasi dengan anggarannya untuk setiap unsur. (2) Perbandingan realisasi tahun berjalan dengan tahun sebelumnya untuk setiap unsur. (3) Penjelasan/uraian terhadap sebab dan akibat bila terjadi penurunan/ kenaikan yang signifikan dari setiap unsur pendapatan dan biaya. Prosedur Audit (1) Lakukan analisis capaian tahun berjalan perusahaan terhadap unsurunsur di dalam RKAP, serta lakukan perbandingan dengan RKAP maupun capaian tahun sebelumnya, meliputi: a. Perbandingan Perhitungan Laba Rugi tahun berjalan dengan RKAP dan realisasi tahun lalu: a) Pendapatan Usaha b) Biaya Usaha 6

c) Pendapatan dan Biaya Di Luar Usaha b. Produksi, Penjualan dan Air Tak Berekening c. Pembelian/Pengadaan Persediaan d. Investasi e. Pelanggan (2) Peroleh, penjelasan, penyebab dan akibat apabila terdapat realisasi capaian tahun berjalan yang memiliki perbedaan (di atas/di bawah) yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan RKAP dan/atau realisasi capaian tahun sebelumnya. (3) Buat simpulan hasil audit. 2. Penilaian Kinerja berdasarkan Kepmendagri 47/1999 Indikator Kinerja yang dipakai yaitu menggunakan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tanggal 31 Mei 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum, dengan kriteria sebagai berikut : KRITERIA Baik sekali Baik Cukup Kurang Tidak baik NILAI > 75 > 60 s/d 75 > 45 s/d 60 > 30 s/d 45 < 30

Untuk informasi yang berkaitan dengan keuangan, data-data yang dipergunakan adalah data yang berasal dari Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Untuk PDAM dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) maupun Tidak Memberikan Pendapat (TMP) agar dipertimbangkan pengaruh pengecualian tersebut terhadap angka yang dipakai dalam audit kinerja ini. Apabila angkanya tidak bisa diyakini maka diberi nilai nol. Untuk PDAM yang tidak dilakukan audit keuangan agar dipertimbangkan untuk tidak dilakukan audit kinerja. Prosedur Audit Lakukan Penilaian Kinerja sesuai indikator utama dalam Kepmendagri 47/1999 untuk aspek-aspek sebagai berikut: 1) Aspek Keuangan: (1) Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif. (2) Rasio Laba terhadap Penjualan. (3) Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar. (4) Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas. (5) Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang. (6) Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi. (7) Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo. (8) Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air. (9) Jangka Waktu Penagihan Piutang. (10) Efektivitas Penagihan.

7

2)

Aspek Operasional (1) Cakupan Pelayanan. (2) Kualitas Air Distribusi. (3) Kontinuitas Air. (4) Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi. (5) Tingkat Kehilangan Air. (6) Peneraan Meter Air. (7) Kecepatan Penyambungan Baru. (8) Kemampuan Penangan Pengaduan Rata-Rata per Bulan. (9) Kemudahan Pelayanan. (10) Rasio Karyawan per 1000 pelanggan. Aspek Administrasi (1) Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan). (2) Rencana Organisasi dan Uraian Tugas. (3) Prosedur Operasi Standar. (4) Gambar Nyata Laksana (As Built Drawing). (5) Pedoman Penilaian Kerja Karyawan. (6) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). (7) Tertib Laporan Internal. (8) Tertib Laporan Eksternal. (9) Opini Auditor Independen. (10) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir.

3)

Lakukan wawancara dengan pihak manajemen untuk mendapatkan informasi atas upaya manajemen (action plan) untuk memperbaiki kinerja PDAM khususnya yang memperoleh predikat kurang dan tidak baik. 3. Pengukuran Kesehatan menurut BPPSPAM Pengukuran tingkat kesehatan PDAM menggunakan indikator yang ditetapkan oleh Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Kementerian Pekerjaan Umum, yaitu:NO. I1

INDIKATOR KINERJA RUMUS ASPEK KEUANGANRENTABILITAS a. ROE (Return on Equity) Laba bersih setelah pajak dibagi jumlah equity. Laba bersih negatip dinilai 0%

BOBOT 0,250,055

STANDAR

NILAI

> 10 (%) 7 - 0,85 1,0 > 1,0

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

b. Ratio Operasi

Biaya Operasi dibagi Pendapatan Operasi

0,055

8

NO.2

INDIKATOR KINERJALIKUIDITAS a. Cash Ratio

RUMUS(Kas + setara kas) dibagi Utang Lancar dikali 100%

BOBOT0,055

STANDAR> 100 (%) 80 - 90 (%) 85 -