juknis kaca lembaran 2010

21
ffi KEMENTNRIAN PERINDUSTRIAN D|RIHT0RAT JEilDIRIt tilru$m [8R0 llfft tilMtA Jalan Jenderal Gatot subroto Kav. b2-53 JAKARTA 12950 Kotak pos :4720 JKTM Telp.: 5252713, S2bS509 pes.4062 Fax: S2524S0 PERATURAN DIREKTURJENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA NoMoR r 34/TAK/Per/ 8/20t0 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN DAN PENGAWASAN PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KACA LEMBARAN SECARA WA'IB DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA DIREKTURJENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA, Menimbang :a. Mengingat : 1. b. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 10 peraturan Menteri Perindustrian Nomor 4/M-IND/pER/1/2010 tentang Pemberlakuan standar Nasional Indonesia (sNI) Kaca Lembaran Secara Wajib, perlu diatur petunjuk teknis penerapan dan pengawasn pemberlakuan SNI dimaksud; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu dikeluarkan peraturan Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia; Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 73lM Tahun 2005 tentang Pemberhentian dan pengangkatan pejabat Eselon I di Lingkungan Depaftemen Perindustrian; Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PERI3/2005 tentang organisasi dan Tata Kerja Departemen perindustrian; Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 4/M-IND/PER/U2010 tentang Pemberlakuan standar Nasional Indonpsia (sNI)' Kaca Lembaran Secara Wajib; Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 52/M-IND/PERl4lzoLo tentang Kedudukan dan Tugas pejabat Kementerian Perindustrian Dalam Masa peralihan Struktui Organisasi; 2. 3. 4. 5.

Upload: kuple182

Post on 25-Jun-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: juknis kaca lembaran 2010

ffi KEMENTNRIAN PERINDUSTRIAN

D|RIHT0RAT JEilDIRIt tilru$m [8R0 llfft tilMtAJalan Jenderal Gatot subroto Kav. b2-53 JAKARTA 12950 Kotak pos :4720 JKTM

Telp.: 5252713, S2bS509 pes.4062 Fax: S2524S0

PERATURANDIREKTURJENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

NoMoR r 34/TAK/Per/ 8/20t0

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN DAN PENGAWASANPEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)

KACA LEMBARAN SECARA WA'IB

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTURJENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA,

Menimbang :a.

Mengingat : 1.

b.

bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 10 peraturanMenteri Perindustrian Nomor 4/M-IND/pER/1/2010 tentangPemberlakuan standar Nasional Indonesia (sNI) Kaca LembaranSecara Wajib, perlu diatur petunjuk teknis penerapan danpengawasn pemberlakuan SNI dimaksud;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud padahuruf a, perlu dikeluarkan peraturan Direktur Jenderal IndustriAgro dan Kimia;

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta SusunanOrganisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 73lM Tahun 2005tentang Pemberhentian dan pengangkatan pejabat Eselon I diLingkungan Depaftemen Perindustrian;

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PERI3/2005tentang organisasi dan Tata Kerja Departemen perindustrian;

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 4/M-IND/PER/U2010tentang Pemberlakuan standar Nasional Indonpsia (sNI)' KacaLembaran Secara Wajib;

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 52/M-IND/PERl4lzoLotentang Kedudukan dan Tugas pejabat KementerianPerindustrian Dalam Masa peralihan Struktui Organisasi;

2.

3.

4.

5.

Page 2: juknis kaca lembaran 2010

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTURJENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIANOMOR . 34/IAK/per/B/2010

TANGGAL;9Agustus2010

PETUNJUK TEKNIS PENEMPAN DAN PENGAWASANPEMBERLAKUAN STANDAR NASTONAL INDONESIA (SNr)

KACA LEMBAMN SECARA WA'IB

1. BAB I

Z, BAB II3. BAB III4. BAB IV

5. BAB V

6. BAB VI

7, BAB VII

8, BAB VIII

9. LAMPIMN

Lampiran I

Lampiran IILampiran IIILampiran IV

Lampiran V

KETENTUAN UMUM

LINGKUP PEMBERLAKUAN SNI KACA LEMBAMN SECAM WAJIB

TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI

PENGAMBII.AN CONTOH

TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI

TATA CARA MEMPEROLEH SUMT PENDAFTAMN JENIS IGCA LEMBARAN

PEMBINMN DAN PENGAWASAN

PENUTUP

PERSYAMTAN KACA REFLEKTIF YANG DIPRODUKSI DENGANPROSES ?IROLISA" ATAU "SPUTTERING"

PERSYAMTAN KACA HEMAT ENERGI (ENERGY SAVING GUS|PERSYAMTAN KACA BERPOTA {FTGURED GUSSDATA PERUSAHMN DAN SPESIFIIGSI TEKNIS KACA LEMBAMN

SURAT PENDAFTAMN JENIS KACA LEMBAMN

DIREKTUR JENDEMLINDUSTRI AGRO DAN KIMIA

f-BENNY WACHJUDI .

{'i

Page 3: juknis kaca lembaran 2010

Peraturan Direktur Jenderal IAKNomor 34/IAKiPer/Si2A10

MEMUTUSI(AN:

Menetapkan

KESATU

KEDUA

Memberlakukan Petunjuk Teknis penerapan dan pengawasanPemberlakuan standar Nasionar Indonesia (sNI) Kaca LEmbaran!?qtu wajib sebagaimana dimaksud daram Limpiran peraturanDirektur Jenderal

, ini sebagai pedoman dalam penerapan

pemberlakuan sNI Kaca Lembaran secara wajib dan pengawasanatas penerapan SNI dimaksud.

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggalditetapkan.

Ditetapkan diJakartapada tanggal 9 Agustus 2010

DIREKTUR JENDEMLINDUSTRI AGRO DAN KIMIA

fnBENNY WACHJUDIT

Tembusan Peratu ran Di rektur Jenderal ini disam pai kan kepada :1. Menteri Perindustrian;2. Menteri Perdagangan;3. Menteri Pekerjaan Umum4. Kepala Badan Standardisasi Nasional;5. Direktur Jenderal Bea & Cukai, Kementerian Keuangan;6. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kemen-terian perdagangan;7. Direktur Jenderal eerdagangan Daram Nlgeri, Kementerian perdagangan;

9. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian perindustrian;9. lepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang perindustrian

Provinsi dan Kabupaten/Kota;10. Kepala Pusat Standardisasi Kementerian perindustrian;11. Kepala Balai di lingkungan Kementerian perindustrian;12. Sekretaris Direktorat Jenderal IAK;13. Direktur Industri Kimia Hilir.

Page 4: juknis kaca lembaran 2010

3.1.

BAB IIITATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI

Produsen Kaca Lembaran dapat memperoleh sppr sNI Kaca Lembaran yang

diberlakukan wajib apabila telah:

a' Memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh LSpro yang ditunjuk

Menteri, minimal meliputi:

1). Permohonan SPPT SNI;

2). Izin Usaha Industri (IUI) di bidang industri kaca;

3). Seftifikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kementerian Hukum dan HAM dengan lingkup

industri kaca atau lisensi dari pemilik merek.

b. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) apabila telah:

1). memiliki sertifikat sMM sNI ISo 9001, atau sMM lain dari LSSM yang

terakreditasi oleh KAN, yang dibuktikan dengan hasil audit oleh LSpro abspelakanaan klausul yang berkaitan dengan pengendatian proses produki dan

pengendalian mutu; atau

2)' menerapkan SMM SNI ISO 9001, atau SMM lain namun belum memiliki

seftifikat SMM, yang dibuktikan dengan hasil audit oleh LSPro atas pelaksanaan

seluruh klausul.

c. Memperoleh Seftifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Uji dengan ketentuan

Sertifikat Hasil Uji (SHU) disertai dengan Berita Acara Pengambilan Contoh (BApC)

dan Label Contoh Uji (LCU) dengan contoh ujiyang diambil dari aliran produksi.

Audit kebenaran dan kecukupan dokumen SMM dilakukan oleh Tim Assesor untuk

mengevaluasi dokumen SMM apakah memenuhi persyaratan; dan jika tidak memenuhipersyaratan, maka perusahaan pemohon harus melakukan tindakan koreksi.

Bagi perusahaan industri Kaca Lembaran yang mengajukan permohonan SppT SNI dan

memiliki lebih dari 1 (satu) unit produksiyang berada pada lokasiyang berbeda wajib:

a. menyatakan semua lokasi pabrik yang akan diajukan untuk mendapatkan SppT SNI;

b. menerapkan sistem manajemen mutu; dan

c. menerima penetapan LSPro tentang lokasi unit produksi yang akan diaudit sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

3.2.

3.4 Biaya penerbitan SPPT SNI merupakan tanggung jawab perusahaan yang bersangkutan.

Page 5: juknis kaca lembaran 2010

PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN DAN PENGAWASAN

PEMBERLAKUAN SNI KACA LEMBARAN

SECARA WAJIB

BAB IKETENTUAN UMUM

1.1 Menteri adalah Menteri Perindustrian.

Sistem Manajemen Mutu (SMM) adalah rangkaian kegiatan dalam rangka penerapan

manajemen mutu menurut SNI ISO 9001-2008 atau sistem manajemen mutu lain yang

setara.

Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) adalah lembaga yang telah diakreditasi oleh Komite

Akreditasi Nasional (lGN) dan atau yang ditunjuk oleh Menteri untuk melakukan kegiatan

Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI.

Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) adalah lembaga yang telah diakreditasi oleh KAN

atau Badan Akreditasi yang telah melakukan perjanjian saling pengakuan dengan KAN

untuk melakukan kegiatan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu.

Laboratorium Uji adalah laboratorium yang telah diakreditasi oleh KAN atau Badan

Akreditasi yang telah melakukan perjanjian saling pengakuan dengan KAN dan atau yang

ditunjuk oleh Menteri untuk melakukan kegiatan pengujian terhadap contoh Kaca

Lembaran sesuai dengan spesifikasi dan metode uji SNI terkait.

Seftifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI) Kaca Lembaran adalah sertifikat

yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) kepada pelaku usaha yang

mampu memproduksi Kaca Lembaran sesuaidengan persyaratan SNI.

Sertifikat Hasil Uji (SHU) adalah sertifikat hasil pengujian atas contoh Kaca Lembaran

menurut spesifikasi dan metode uji sesuai SNI terkait, yang diterbitkan oleh Laboratorium

uji.

Surat Pendaftaran Kaca Lembaran merupakan bukti bahwa jenis Kaca Lembaran yang

akan diproduksi atau diimpor telah didaftarkan dan sesuai dengan penerapan tanda SNI,

yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran.

t.2

1.3

1.4

1.5

1.6

L.7

1.8

Page 6: juknis kaca lembaran 2010

Peraturan Direktur Jenderal IAKNomor 34/IAK/Per / B/ 2070

1'9 Perjanjian Saling Pengakuan, atau Mutual Recognition Agreement (MM) adalahkesepakatan yang dilakukan oleh t(AN Indonesia dengan badan akreditasi negara lainuntuk saling mengakui atau menerima beberapa atau keseluruhan aspek dalam hal hasil-hasil penilaian kesesuaian.

BAB IILINGKUP PEMBERLAKUAN SNI KACA LEMBAMN SECARA WAJIB

2.t. Pemberlakuan sNI Kaca Lembaran secara wajib meliputi:

SNI HS

sNI 15-0047-2005

7003.12.20.00

7003.12.90.00

7003.19,90.00

7004.20.90.00

7004.90.90.00

7005.10.90.00

7005.21.90.00

7005.29.90.00

7006.00.90.00

2.2.

2.3.

Kaca Lembaran sebagaimana dimaksud pada angka 2.1. meliputi Kaca Lembaran da6hasil proses tarik, tuang maupun pengambangan dan juga termasuk kaca reflektif, kacahemat energi, kaca berpola sefta bahan baku produk dengan nomor HS 7006.00.90.00.

Persyaratan mutu bagi produk sebagaimana dimaksud pada angka 2.1. yang belumdiatur dalam sNI 15-0047-zoo5, diatur dalam Lampiran petunjuk Teknis ini.

Syarat mutu kekerasan pada SNI 15-0047-2005 butir 5.1. Sifat-sifat umum tidak harusdipenuhi dalam rangka penerbitan SppT SNI.

2.4.

Page 7: juknis kaca lembaran 2010

3.5

iffi y'iil"Tiv;:?iTi';#,

LSPro membuat laporan hasil audit SMM dan bila ditemukan ketidaksesuaian, maka

segera diinformasikan ke perusahaan pemohon untuk melakukan tindakan koreksi.

Laporan Audit Sertifikat SMM dan Sertifikat Hasil Uji serta dokumen pendukung dikaji

oleh Tim Evaluasi LSPro untuk menentukan keputusan sertifikasi, yang terdiri dari:

a. Pemberian atau perpanjangan SPPT SNI bila memenuhi persyaratan sertifikasi;

b. Penundaan pemberian atau perpanjangan SPPT SNI bila belum memenuhi

persyaratan sertifikasi, namun perusahaan pemohon dapat melakukan tindakan

perbaikan; atau

c. Penolakan pemberian atau perpanjangan sppr sNI, bila tidak memenuhi

persyaratan seft ifikasi.

LSPro memberitahukan ke perusahaan pemohon tentang sppr sNI yang telah

diterbitkan dan melaporkan kepada Kepala Badan Pengkajian Keb'rjakan, Iklim, dan Mutu

Industri, dan Direktur Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran Kementerian

Perindustrian.

Pengawasan berkala terhadap SMM dan mutu produk perusahaan pemegang SppT SNI

dilakukan oleh LSPro.

BAB IV

PENGAMBI1AN CONTOH

Pengambilan contoh dilakukan dalam rangka:

a. Permohonan SPPT SNI;atau

b. Pengawasan SPPT SNldi pabrik.

Jumlah contoh yang diambil dan tata cara/pelaksanaan pengambilan contoh mengacu

pada Metode Pengambilan Contoh Kaca Lembaran yang diterbitkan oleh pusat

Standardisasi Kementerian Perindustrian.

BAB V

TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI

Perusahaan industri Kaca Lembaran yang telah memperoleh sppr sNI wajib

mencantumkan tanda "sNI" pada setiap kemasan produk yang mengacu pada

Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional.

3.6

3.7.

4.L.

4.2.

4

5.1

Page 8: juknis kaca lembaran 2010

6.1

6.2

6.3

6.4

Pencantuman tanda "sN[" Kaca lembaran pada setiap kemasan produk dengan cara

cetak.

LSPro beftanggung jawab terhadap SPPT SNI yang diterbitkan dan wajib melaporkan ke

Direktorat Pembina Industri Kaca Lembaran dan Kepala Badan pengkajian Kebijakan,

Iklim, dan Mutu Industri.

BAB VITATA CARA MEMPEROLEH SURAT PENDAFTARAN JENIS KACA LEMBARAN

Perusahaan yang akan memproduksi Kaca Lembaran yang diberlakukan secara wajibSNI-nya, diwajibkan mendaftarkan jenis Kaca Lembaran yang akan diproduksi kepada

Direktur Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran, dengan cara:

a. Mengajukan permohonan surat pendaftaran Jenis Kaca lembaran; dan

b. Menyampaikan rencana produksi setiap jenis Kaca Lembaran per tahun.

Perusahaan yang akan mengimpor Kaca Lembaran yang diberlakukan secara wajib SNI-

nya diwajibkan mendaftarkan jenis Kaca Lembaran yang akan diimpor kepada Direktur

Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran, dengan cara:

a. Mengajukan permohonan surat pendaftaran Jenis Kaca lembaran; dan

b. Menginformasikan Data Perusahaan dan Spesifikasi Teknis Kaca Lembaran

(Lampiran IV), dengan melampirkan:

1). Fotokopi surat penunjukan sebagai distributor produk Kaca Lembaran di

Indonesia;

2). Fotokopi SPPT SNI yang telah dilegalisasi oleh LSpro; dan

3). Rencana impor setiap jenis Kaca Lembaran.

Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya permohonan pendaftaranjenis Kaca Lembaran yang telah memenuhi persyaratan secara lengkap dan benar,

Direktur Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran menerbitkan Surat pendaftaran Jenis

Kaca Lembaran (Lampiran V).

Bagi perusahaan yang belum memenuhi kelengkapan persyaratan selambat-lambatnya

2 (dua) hari kerja sejak diterimanya permohonan, Direktur Industri Kimia Hilir atas

nama Direktur Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran mengeluarkan suratpermintaan kelengkapan persyaratan.

Page 9: juknis kaca lembaran 2010

7.t.

6.5

6.6

7.3.

7.4.

i:nH'.i?i;Hiil.%?itl,Permohonan dinyatakan batal jika dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejakditerimanya surat permintaan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud butir6.4 di atas tidak dipenuhi oleh perusahaan pemohon.

Perusahaan dan importir Kaca Lembaran diwajibkan untuk menyampaikan laporan

realisasi produksi atau impor dari Kaca Lembaran dengan jenis yang didaftarkan kepada

Direktur Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran setiap 3 bulan.

7.2.

BAB VIIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pembinaan terhadap industri dalam rangka pemberlakuan SNI Kaca Lembaran secara

wajib dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran.

Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam menerapkan

SNI secara wajib melalui:

a. Sosialisasi atas pemberlakuan SNI secara wajib dan atau terhadat perubahannya;

dan

b. Pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI.

Dalam melaksanakan pengawasan SNI secara wajib di pabrik, Dire6orat Jenderal

Pembina lndustri Kaca Lembaran dapat menugaskan Pefugas Pengawas Standar Barang

dan atau Jasa di Pabrik (PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petik.

Direktorat Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran dapat melakukan kerja sama

dengan lembaga lain untuk mendukung PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI

secara wajib di pabrik.

BAB VIIIPENUTUP

Petunjuk Teknis penerapan SNI Kaca Lembaran secara wajib ini merupakan salah satupedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat dilaksanakandengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.

Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut sesuai dengankebutuhan.

Page 10: juknis kaca lembaran 2010

LAMPIRAN 1

PERSYARATAN KACA REFLEKTIF' YANG DIPRODUKSI DENGANPROSES''PIROLISA'' ATAU''SPUTTERING''

1. Syarat mutu1.1. Persyaratan Bentuk, Dimensi, Kesikuan dan Kerataan

Persyaratan Bentuk, Dimensi, Kesikuan dan Kerataan, kaca reflektif beserta metode Lrjinyamengacu kepada SNI 15-0047 -2005 untuk kategori bahan bangunan dan keperluan umum (G).

1.2. Sifat tampak kaca lembaran reflektif, yang diproduksi baik dengan proses ',pirolisa',(Rp) ataupun "sputtering" @s), untuk bahan bangunan dan keperloun o-u*.

Sifat tampak kaca lembaran reflektif untuk keperluan bangunan (Rp dan Rs) bila diuji dari jarak50 cm dengan bantuan lampu baur berkekuatan */- 1000 lumen, harus memenuhi Tabei l, Tabel Z,Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 1 Gelembung

Jumlah gelembung / m2 dengan diameter (O)0,5mm5O<1.5mm 1,5mmS0<3.0mm 3.0mm56< 5.0mm 5,0mmSO< 10.0mm 210,0 mm

1,0 0,5 0,15 0,02 0

Tabel2 Batuan dan tonjolan

Jumlah batuan dan tolrjolan / mz dengan diameter (O)0,5mm5O<1.0mm 1.0mm5O<2.0mm > 2,0 mm

0,7 0,5 0,15

Tabel3 Garis Rambut

Luaskaca contoh 0) m2

Syarat mutu panjang (pj) mm

l< 0,5 Pi <60mm0,5<l<1.0 Pi < 120 mm1,0 < l<2.0 Pi < 240 mm2,0<l<4,0 Pi < 360 mm

> 4.0 Pi < 480 mm

Page 11: juknis kaca lembaran 2010

Jenis Cacat Syarat Mutu

Bintik-bintik, goresan dan awan Tidak terlihatRetak-retak Tidak terlihatGelombang Disesuai melalui suatu kaca pada sudut 30o

terhadap garis normal, setiap benda yangberjarak 5 m di belakangnya tidak mengalamiperubahan bentuk

Serpihan / gumpilan Bebas dari serpihan/gumpilan yang lebar ataupanjangnya lebih besar dari tebal kaca

Kenampakan keseluruhan Jarak antara cacat gelembung dan tonjolanminimum 15 cm

Tabel4 Bintik-bintik, awan, goresan, retak, gelombang, serpihan/gumpilan dankenampakan keseluruhan

Tabel 5 Cacat Tampak pada lapisan reflektif

Jenis Cacat Syarat Mutu

Jarak lapisan dari tepi 0 (nol)Perbedaan wama lapisan Tidak ada perbedaan mencolok (perbedaan

transmisi cahaya maks. 5%)Lubang pada lapisan Tidak boleh ada lubang yang melebihi 2mm.

Untuk lubang <2mm dibatasi maksimum 5 buah/ m2 denganjarak antar lubang minimum 300mm.

1.3. Ketahanan lapisan reflektif kaca lembaran reflektif, yang diproduksi baik dengan prosespirolisa (Rp) ataupun "sputtering" (Rs), untuk bahan bangunan dan keperluan umum.

Syarat ketahanan pada lapisan reflektif (coating) tercantum pada Tabel 6.a. dan 6.b. Tabel 6.a.menjelaskan persyaratan ketahanan untuk kaca reflektif yang diproduksi dengan proses "pirolisa,,.Sedangkan tabel 6.b. menjelaskan persyaratan ketahanan untuk kaca reflektif yang diproduksidengan proses "Sputtering". Metode pengujian untuk setiap uji ketahanan tersebut dijelaskan padabutir 2.

Tabel6.a. Uji Ketahanan lapisan reflektif proses pirolisa (Rp)

Jenis ketahanan Syarat mutuKetahanan terhadap Asam Klorida (HCl) Kenaikan nilai transmisi maksimum adalah

l3% setelah pengujian. Untuk metodepengukuran transmisi cahaya dapatmengacu padaSNI l5-0047-2005 butir 7.4.

Ketahanan terhadap Asam Fluorida (HF) Tidak ada cacat selama 2 menit oensuiianKetahanan terhadap Abrasi Pengurangan nilai transmisi cahaya setelah

pengujian maksimum adalah 5%. Untukmetode pengukuran transmisi cahaya dapatmengacu padaSNI l5-0047-2005 butir 7.4.

Page 12: juknis kaca lembaran 2010

Tabel 6.b. Ketahanan pada lapisan reflektif proses sputtering (Rs)

Jenis ketahanan Syarat mutuKetahanan terhadap Abrasi Pengurangan nilai refleksi cahaya setelah

pengujian maksimum adalah l5o/o

2. Metode uji

2.1. Pengukuran Refleksi Cahaya:

2.1.1 Peralatan:a. Tamescal Spec Check Transmission / reflection Monitor atau alat lain yang sesuai untuk

pengujian ini.

Dial Kalibrasi Refleksi

Sumber Cahava

Penguat &PembacaanDigital

750Meja Contoh

Sak larTransrn isi

Gambarl: Rangkaian Pengujian Refleksi Cahaya

b. Cermin standard untuk kalibrasic. Kain pembersih / kertas tissue

2.1.2 Prosedur:a- Catat kondisi ruangan penguji yang meliputi suhu, kelembaban relatif dan tekanan udara.b. Bersihkan permukaan cermin standar dan contoh uji.c. Pindahkan saklar "transmisi / refleksi" ke posisi refleksi. Letakkan cermin standar pada

tempat contoh menghadap sumber cahaya dan tempatkan posisinya pada lubang yangdilalui cahaya yang berasal dari sumber cahaya.

d. Hidupkan alat kemudian amati dan catat nilai refleksi cermin standar pada digital meter.e. Ambil cermin standar dan ganti dengan contoh uji dengan meletakkan bagian

permukaan yang dilapisi di bagian atas.f. Amati prosentase refleksi keluar pada digital meter.g. Catat hasil pengukuran refleksi keluar pada lembar pengujian refleksi cahaya.

S ak larRelleksi

10

Page 13: juknis kaca lembaran 2010

2.2. Ketahanan lapisan refleksi:

2.2.1 Ketahanan Lapisan Reflektif terhadap Bahan Kimia.2.2.1.1Ketahanan terhadap asam klorida (HCl)

a. Bahan:1) Larutan HCl213 bagian HCI pekat (kerapatan 1,19) ditamb ah ll3 bagian aquadest.2) Aceton.3) Aquadest.

b. Peralatan1) Bak air yang dilengkapi dengan pemanas, kapasitas l2 liter.2) Breaker glass, kapasitas 2 liter.3) Thermometer alkohol l00oc4) Spektrophotometer sinar tampak.5) Stop watch.6) Kain pembersih / kertas tissue

rBek Air

.:' ,

{ ri

"t Peng*tur Ptsn6s

Gambar2: Alat Uji Ketahanan terhadap HCI

c. Metode:l) Catat kondisi ruangan pengujian yang meliputi suhu, kelembaban relatif dan tekanan

udara2) Ukur transmisi cahaya sebelum direndam dengan menggunakan alat

spektrophotometer sinar tampak.3) Bersihkan contoh kaca reflektif dengan air dan kemudian dengan aceton, keringkan

dengan kain pembersih/kertas tissue.4) Rendam contoh uji dalam larutan HCI yang bersuhu tetap 42,50 selama 20 menit.5) Keringkan contoh dengan kertas tissue dan kemudian tentukan transmisi cahayanya

dengan menggunakan alat spektrophotometer sinar tampak.6) Catat nilai perbedaan transmisi cahaya contoh uji sebelum dan sesudah diuji pada

lembar pengujian ketahanan lapisan kaca reflektif terhadap bahan kimia.

11

.rlerinor*eter

Page 14: juknis kaca lembaran 2010

2.2.1.2 Ketahanan terhadap Asam Fluorida (HF)

a.Bahan:1) Larutan HF: 8 ml HF (kerapatan 1,13) ditambah I liter Aquadest.2) Aceton3) Aquadest

b. Peralatan:l) Bak plastik tempat pembersihan contoh.2) Bak plastik tempat larutan HF.3) Stop watch4) Kain pembersih / kertas tissue

c. Metode:1) Catat kondisi ruangan pengujian yang meliputi suhu, kelembaban relatif dan tekanan

udara.2) Bersihkan contoh uji dengan air dan kemudian dengan aceton, keringkan dengan

kain pembersih / kertas tissue.3) Rendam contoh uji ke dalam larutan HF.4) Amati perubahan lapisan contoh kaca reflektif selama direndam.5) Catat kerusakan selama 2 menit pertama pada lembar pengujian ketahanan lapisan

reflektif terhadap bahan kimia.

2.2.2.Pengujian Ketahanan Lapisan Terhadap Abrasi Untuk Kaca ,,Pirolisa,, (Rp).

2.2.2.1. Peralatan dan bahan:a. Peralatan abrasi, yang terdiri atas:1) Batang penggerak yang bergerak horizontal ke kiri dan kanan.2) Pemberat seberat 0,4 kg yang permukaannya dilapisi karpet dan bisa bergerak bebas

mengikuti gerakan batang penggerak.3) Kecepatan penggerak adalah l0 cycle/ menit (10 kali gosokan ke kiri dan l0 kali

gosokan ke kanan).4) Jumlah gosokan adalah 500 kali/ uji atau 250 cycle.

Gambar 3: Peralatan Abrasib. wadah pasirc. Ma_qnetik stirrer

t2

meterPemberat:6cm

Page 15: juknis kaca lembaran 2010

d. Pasir. Cara menyiapkannya:i. Sediakan pasir dengan mesh 500 (30 pm).ii. Timbang pasir sebanyak 160 gramiii. Masukkan kedalam wadah yang tersediaiv. Tambahkan air ke dalam wadah sebanyak I liter.v. Aduk sampaihomogen dengan stimer.

2.2.2.2. Cara Kerjaa. Sediakan contoh uji dengan ukuran 12x30 cm dan bilas dengan air bersih.b' Letakkan contah uji pada alat abrasi dengan lapisan coating menghadap ke atas

(jangan terbalik). Kencangkan piringan stopper dengan cara memutar sekruppiringan stopper sampai contoh uji tidak bergerak. Pastikan bahwa pemberat dapatbergerak bebas ke atas (tidak tertekan oleh batang penggerak).

c. Pasang beban pemberat pada contoh ujid. Tuangkan suspensi berisi pasir dan air yang telah diaduk dengan magnetik stirrer

sampai homogen.e. Tekan tombol penggerak , agar alat secara otomatis bergerak

500 kali.f. Setelah selesai, keluarkan contoh uji dari mesin abrasi, bilas dengan air kran dan lap

dengan tissueg. Evaluasi sample uji

Sampel UJI

Gambar 4: Proses Pengujian Abrasive Test

2.2.3.Pengujian ketahanan lapisan reflektif terhadap abrasi untuk kaca "sputtering', (Rs).

2.2.3.1 Peralatan:Alat uji abrasi yang dilengkapi dengan:1) Sebuah piringan -vang dapat berputar horizontal dengan kecepatan 70 +l- 5 rpm dan

dipasang 2 buah roda abrasi dengan beban pada masing-masing roda abrasi 2i0 gram.Roda abrasi dengan tebal 12,5 mm dan mempunyai garis tengah 45 - 50 mm, terbuatdari karet setengah keras yang dilekati bahan Al2O berukuran butir 5 mikron (tipeCS - 10F). Pelekatan bahan tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak adavibrasi atau penvimpangan sumbu.

l3

ke kiri-kanan sebanyak

Mesin ber geser kekiri dan ke kanan

Page 16: juknis kaca lembaran 2010

Alat penghalus permukaan (refacer). Alatroda abrasi yang telah bergelombang.Alat penghisap debu (abrase vacum unit)sewaktu proses abrasi.

Arah Gerakan roda Abrasi

ini digunakan untuk meratakan permukaan

Alat ini digunakan untuk menghisap debu

Contoh Uji ,Dimanapermukaanyang berlapis dibagian atas

Gambar 5: Alat Abrasi

2.2.3.2. Bahana. Kain pembersih tissue

2.2.3.3 Metode:a. Sebelum contoh uji dilakukan uji abrasi, terlebih dahulu dilakukan uji refleksi

cahaya keluar.b. Bersihkan contoh uji.c. Pasang contoh uji sampai kuat pada piringan.d. Pasang dua buah roda abrasi dan tambahkan beban pemberat 250 gram

masing roda abrasi.e. Letakkan roda abrasi pada contoh uji.

pada masing-

f. Rangkaikan alat penghisap dan permukaan contoh antara lubang tangkai penghisapdan permukaan contoh antara 0,6 - 1,6 mm.

2)

3)

ob'h.

Set rotasi pada angka 1000 putaran dan vakum abrasi pada angka 70.Jalankan mesin dengan menekan tombol ON dan penekanan baru dilepaskan apabilaputarannya telah menunjukkan angka 2, kemudian biarkan pengikisan berlangsungsampai 300 putaran. setelah menunjukkan angka 300 maka matikan mesin.Ambil contoh uji dan bersihkan.Uji refleksinya menggunakan alat Tamescal spec / check transmission / reflectionmonitor seperti pada cara uji refleksi cahaya pada butir pengujian.Catat hasil pengujian pada lembar uji abrasi.k.

rat ri:t "a6.': -'id; ;' ',8il "1.' f."

14

Page 17: juknis kaca lembaran 2010

LAMPIRAN 2

PERSYARATAN PENGUJIAN KACA HEMAT ENERGI ('ENERGY SAVING GLASS'')

1. Syarat Mutu1.1. Persyaratan Bentuk, Dimensi, Kesikuan dan Kerataan

Untuk persyaratan Bentuk, Dimensi, Kesikuan dan Kerataan pada kaca hemat energi mengacukepada sNI 15-0047-2005 untuk kategori bahan bangunan dan keperluan umum (G).

1.2. Sifat tampak kaca hemat energi (S) glass

Sifat tampak kaca hemat energi untuk keperluan bangunan bila diuji dari jarak 50 cm denganbantuan lampu baur berkekuatan */- 1000 lumen, harus memenuhi Tabel l, Tibelz,Tabel3, Tabel4 dan Tabel 5.

Tabel I Gelembung

Jumlah gelembung / m2 dengan Oiameter fO)0.5mmS@<l.5mm l.5mmSO<3.0mm 3.0mmS0< 5.0mm 5,0mmSO< l0.0mm >10.0 mm

1,0 0,5 0,04 0,02 0

Tabel2 Batuan dan tonjolan

Jumlah batuan dan toniola n I m2 Oenean diameter (€l)0,5mmS0<1.0mm 1,0mmSO<3.0mm > 3,0 mm

0,7 0,5 0,05

Tabel3 Goresansatuan dalam buah

Luaskaca contoh 0) m2

PanjangGoresan mm

Jumlah goresan maksimumper m2

KasarLebar 0,21 - 0,25

<5mm 2

SedangLebar 0,16 - 0,20

<10mm 2

HalusLebar 0,10 - 0,15

Tidak terlihat dari jarak 50 cm

15

Page 18: juknis kaca lembaran 2010

Jenis Cacat Syarat Mutu

Benang Gelas Tidak terl hat dari iarak 50 cmBintik-bintik dan awan Tidak terl hat dari iarak 2 mRetak-retak Tidak ada keretakanGelombang Disesuai melalui suatu kaca pada sudut 40o

terhadap garis normal, setiap benda yangberjarak 5 m di belakangnya tidak mengalamiperubahan bentuk

Serpihan / gumpilan Bebas dari serpihan/gumpilan yang lebar ataupaniangnya lebih besar dari tebal kaca

Kenampakan keseluruhan Jarak antara cacat gelembung danlatau cacattonjolan minimum 15 cm

Tabel 4 Benang gelas, awan, goresan, retak, gelomtrang, serpihan/gumpilan dankenampakan keseluruhan

Tabel 5 Cacat Tampak pada lapisan coating

Jenis Cacat Syarat Mutu

Jarak lapisan dari tepi 0 (nol)Perbedaan warna lapisan Tidak ada perbedaan mencolok (perbedaan

transmisi cahaya maks. 5%) * Untuk metodepengukuran transmisi cahaya dapat mengacupadaSNI 15-0047-2005 butir 7.4.

Lubang pada lapisan *Untuk lubang < 1,0 mm - OK*Untuk lubang > 1,0 namun < 2,5 mm, jumlahmaksimum yang diperbolehkan adalah 5 pcs /m2, dengan jarak antar lubang minimum 15 cm.*Tidak boleh ada lubang yang melebihi 2.5 mm.

1.3. Sifat Energi Saving pada kaca hemat energi (S)

Kaca hemat energi harus dapat memenuhi persyaratan energi saving yang diatur dalam tabel 6.

abel 6 Srfat t

Jenis Cacat Syarat Mutu

Energi Transmitansi (TE) Maksimum 60%Sinar (Light) Transmitansi (TL) Minimum 60%

2. Metode uji2.1. Metode uji bentuk, kesikuan dan kerataan, mengacu pada SNI 15-0047-2005 atau revisinya,butir 7.2 dan7.3.2.2. Pengukuran Sifat Energi didasarkan pada standard pengukuran EN 410. Sedangkanpengukuran Sinar (Light) Transmitansi dilakukan dengan standard illuminant D65-10o (gabungandaylight pada temperatur warna 65000 K dengan sudut pandang l0). Peralatan untuk pengukurandapat menggunakan spectrophotometer untuk menghasilkan energi transmitansi dan sinartransmitansi pada panjang gelombang yang ditentukan.

l6

Page 19: juknis kaca lembaran 2010

LAMPIRAN 3

PERSYARATAN KACA BERPOLA (FIGIIRED GLASS)

I Persyaratan Bentuk, Dimensi, Kesikuan dan Kerataan

1.1. Bentuk

Kaca berbentuk persegi atau persegi panjang.

1.2. Toleransi dimensi

Panjang, lebar dan tebalkaca berpola dinyatakan dalam mm, dan jika diuji sesuai SNI 15-0047-2005 butir 7.3.1 dan7.3.2 , toleransi dimensi harus memenuhi Tabel 1.

Tabel 1. Toleransi Dimensi Kaca Berpola

Klasifikasi Kaca ToleransiTebal Panians dan Lebar

Tebal2 mm - 0,1+ 0,5

+l- 2,0Tebal3 mm +l- 0,4Tebal5 mm +/- 0.4

1.3. Kesikuan

Kaca berpola harus mempunyai sudut siku-siku serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransikesikuan bila diukur dengan metode pengukuran kesikuan yang sesuai SNI l5-0047-2005 butir7.3.3 adalah0,2Yo.

1.4. Kerataan

Maksimum kelengkungan kaca berpola, bila diuji sesuai SNI l5-0047-2005 butir 7.3.4 adalah0,35Yo.

1.5. Sifat tampak

Sifat tampak kaca2 berikut.

kaca berpola

berpola (P) bila diuji sesuai SNI 15-0047-2005 butir 7.2, harus memenuhi Tabel

Tabel 2. Jenis Cacat yang diizinkan pada kaca berpola

Jenis Cacat Svarat MutuRetak-retak NihilGelembung, Batuan Tidak terlihatSerpihan / gumpilan Bebas dari serpihan/gumpilan yang lebar atau

paniangnya lebih besar dari tebal kacaKotoran Tidak boleh ada kotoran yang menganggu

pandanganCacat pada pola / hiasan / ukiran Tidak boleh ada hiasan / ukiran yang tidak

beraturan (miss pattem)Kenampakan keseluruhan Jarak antara cacat gelembung dan tonjolan

minimum 15 cm

17

Page 20: juknis kaca lembaran 2010

LAMPIMN IV JUKNIS KACA LEMBAMN

KOP PERUSAHMN

DATA PERUSAHAAN DAN SPESIFIKAST TEKNIS KACA LEMBARAN

x) coret yang tidak perlu

Cap perusahaanNama dan Tanda Tangan pemohon

; Formulir yang menyediakan haruspenyelenggara (Ditjen IAK), sedangkanisi dad format ini harus diisi olehperusahaan menggunakan kopperusahaan.

DATA PERUSAHAAN PEMOHON

Nama Permohonan

Nama dan Alamat perusahaan

Nomor Pokok Wajib pajak

Nomor & Tanggal ljlnUsaha/SIUP

API/APIT

Tanda Daftar perusahaan

II. SPESIFIKASITEKNIS

1. Merek

2. TipeiJenis *)

3. Negara Asal lmpor

!5.

Dimensi

Jumlah(buah)

Page 21: juknis kaca lembaran 2010

I.AMPIMN V JUKNIS KACA LEMBAMN

KOP KEMENPERIN

SURAT PENDAFTARAN JENIS KACA LEMBARAN

Nomor :

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 4/M-lND/pERy1i2o10 dan surat permohonan saudarauntuk dan atas nama pT ............. Nomor ... tanggal;;;*;, " "'' perihal Permohonan surat Pendaftaran Jenis Kaca-Lembaran, dengan ini menyatakan

NAMAPERUSAHMN

ALAMAT

telah melakukan Pendaftaran Jenis Kaca Lembaran untuk keperluan produksi/impof), dengan menggunakan :

MEREK

TIPE/JENIS

NO HS

UKURAN

JUMLAH

Catatan ; .) Coret yang tidak perlu

PENEMPAN TANDA SNI

CETAK BUAH

Jakarta,

DIREKTUR JENDEML