juknis kaca lembaran 2010
TRANSCRIPT
ffi KEMENTNRIAN PERINDUSTRIAN
D|RIHT0RAT JEilDIRIt tilru$m [8R0 llfft tilMtAJalan Jenderal Gatot subroto Kav. b2-53 JAKARTA 12950 Kotak pos :4720 JKTM
Telp.: 5252713, S2bS509 pes.4062 Fax: S2524S0
PERATURANDIREKTURJENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA
NoMoR r 34/TAK/Per/ 8/20t0
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN DAN PENGAWASANPEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)
KACA LEMBARAN SECARA WA'IB
DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTURJENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA,
Menimbang :a.
Mengingat : 1.
b.
bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 10 peraturanMenteri Perindustrian Nomor 4/M-IND/pER/1/2010 tentangPemberlakuan standar Nasional Indonesia (sNI) Kaca LembaranSecara Wajib, perlu diatur petunjuk teknis penerapan danpengawasn pemberlakuan SNI dimaksud;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud padahuruf a, perlu dikeluarkan peraturan Direktur Jenderal IndustriAgro dan Kimia;
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta SusunanOrganisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 73lM Tahun 2005tentang Pemberhentian dan pengangkatan pejabat Eselon I diLingkungan Depaftemen Perindustrian;
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PERI3/2005tentang organisasi dan Tata Kerja Departemen perindustrian;
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 4/M-IND/PER/U2010tentang Pemberlakuan standar Nasional Indonpsia (sNI)' KacaLembaran Secara Wajib;
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 52/M-IND/PERl4lzoLotentang Kedudukan dan Tugas pejabat KementerianPerindustrian Dalam Masa peralihan Struktui Organisasi;
2.
3.
4.
5.
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTURJENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIANOMOR . 34/IAK/per/B/2010
TANGGAL;9Agustus2010
PETUNJUK TEKNIS PENEMPAN DAN PENGAWASANPEMBERLAKUAN STANDAR NASTONAL INDONESIA (SNr)
KACA LEMBAMN SECARA WA'IB
1. BAB I
Z, BAB II3. BAB III4. BAB IV
5. BAB V
6. BAB VI
7, BAB VII
8, BAB VIII
9. LAMPIMN
Lampiran I
Lampiran IILampiran IIILampiran IV
Lampiran V
KETENTUAN UMUM
LINGKUP PEMBERLAKUAN SNI KACA LEMBAMN SECAM WAJIB
TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI
PENGAMBII.AN CONTOH
TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
TATA CARA MEMPEROLEH SUMT PENDAFTAMN JENIS IGCA LEMBARAN
PEMBINMN DAN PENGAWASAN
PENUTUP
PERSYAMTAN KACA REFLEKTIF YANG DIPRODUKSI DENGANPROSES ?IROLISA" ATAU "SPUTTERING"
PERSYAMTAN KACA HEMAT ENERGI (ENERGY SAVING GUS|PERSYAMTAN KACA BERPOTA {FTGURED GUSSDATA PERUSAHMN DAN SPESIFIIGSI TEKNIS KACA LEMBAMN
SURAT PENDAFTAMN JENIS KACA LEMBAMN
DIREKTUR JENDEMLINDUSTRI AGRO DAN KIMIA
f-BENNY WACHJUDI .
{'i
Peraturan Direktur Jenderal IAKNomor 34/IAKiPer/Si2A10
MEMUTUSI(AN:
Menetapkan
KESATU
KEDUA
Memberlakukan Petunjuk Teknis penerapan dan pengawasanPemberlakuan standar Nasionar Indonesia (sNI) Kaca LEmbaran!?qtu wajib sebagaimana dimaksud daram Limpiran peraturanDirektur Jenderal
, ini sebagai pedoman dalam penerapan
pemberlakuan sNI Kaca Lembaran secara wajib dan pengawasanatas penerapan SNI dimaksud.
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggalditetapkan.
Ditetapkan diJakartapada tanggal 9 Agustus 2010
DIREKTUR JENDEMLINDUSTRI AGRO DAN KIMIA
fnBENNY WACHJUDIT
Tembusan Peratu ran Di rektur Jenderal ini disam pai kan kepada :1. Menteri Perindustrian;2. Menteri Perdagangan;3. Menteri Pekerjaan Umum4. Kepala Badan Standardisasi Nasional;5. Direktur Jenderal Bea & Cukai, Kementerian Keuangan;6. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kemen-terian perdagangan;7. Direktur Jenderal eerdagangan Daram Nlgeri, Kementerian perdagangan;
9. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian perindustrian;9. lepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang perindustrian
Provinsi dan Kabupaten/Kota;10. Kepala Pusat Standardisasi Kementerian perindustrian;11. Kepala Balai di lingkungan Kementerian perindustrian;12. Sekretaris Direktorat Jenderal IAK;13. Direktur Industri Kimia Hilir.
3.1.
BAB IIITATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI
Produsen Kaca Lembaran dapat memperoleh sppr sNI Kaca Lembaran yang
diberlakukan wajib apabila telah:
a' Memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh LSpro yang ditunjuk
Menteri, minimal meliputi:
1). Permohonan SPPT SNI;
2). Izin Usaha Industri (IUI) di bidang industri kaca;
3). Seftifikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kementerian Hukum dan HAM dengan lingkup
industri kaca atau lisensi dari pemilik merek.
b. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) apabila telah:
1). memiliki sertifikat sMM sNI ISo 9001, atau sMM lain dari LSSM yang
terakreditasi oleh KAN, yang dibuktikan dengan hasil audit oleh LSpro abspelakanaan klausul yang berkaitan dengan pengendatian proses produki dan
pengendalian mutu; atau
2)' menerapkan SMM SNI ISO 9001, atau SMM lain namun belum memiliki
seftifikat SMM, yang dibuktikan dengan hasil audit oleh LSPro atas pelaksanaan
seluruh klausul.
c. Memperoleh Seftifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Uji dengan ketentuan
Sertifikat Hasil Uji (SHU) disertai dengan Berita Acara Pengambilan Contoh (BApC)
dan Label Contoh Uji (LCU) dengan contoh ujiyang diambil dari aliran produksi.
Audit kebenaran dan kecukupan dokumen SMM dilakukan oleh Tim Assesor untuk
mengevaluasi dokumen SMM apakah memenuhi persyaratan; dan jika tidak memenuhipersyaratan, maka perusahaan pemohon harus melakukan tindakan koreksi.
Bagi perusahaan industri Kaca Lembaran yang mengajukan permohonan SppT SNI dan
memiliki lebih dari 1 (satu) unit produksiyang berada pada lokasiyang berbeda wajib:
a. menyatakan semua lokasi pabrik yang akan diajukan untuk mendapatkan SppT SNI;
b. menerapkan sistem manajemen mutu; dan
c. menerima penetapan LSPro tentang lokasi unit produksi yang akan diaudit sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
3.2.
3.4 Biaya penerbitan SPPT SNI merupakan tanggung jawab perusahaan yang bersangkutan.
PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN DAN PENGAWASAN
PEMBERLAKUAN SNI KACA LEMBARAN
SECARA WAJIB
BAB IKETENTUAN UMUM
1.1 Menteri adalah Menteri Perindustrian.
Sistem Manajemen Mutu (SMM) adalah rangkaian kegiatan dalam rangka penerapan
manajemen mutu menurut SNI ISO 9001-2008 atau sistem manajemen mutu lain yang
setara.
Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) adalah lembaga yang telah diakreditasi oleh Komite
Akreditasi Nasional (lGN) dan atau yang ditunjuk oleh Menteri untuk melakukan kegiatan
Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI.
Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) adalah lembaga yang telah diakreditasi oleh KAN
atau Badan Akreditasi yang telah melakukan perjanjian saling pengakuan dengan KAN
untuk melakukan kegiatan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu.
Laboratorium Uji adalah laboratorium yang telah diakreditasi oleh KAN atau Badan
Akreditasi yang telah melakukan perjanjian saling pengakuan dengan KAN dan atau yang
ditunjuk oleh Menteri untuk melakukan kegiatan pengujian terhadap contoh Kaca
Lembaran sesuai dengan spesifikasi dan metode uji SNI terkait.
Seftifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI) Kaca Lembaran adalah sertifikat
yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) kepada pelaku usaha yang
mampu memproduksi Kaca Lembaran sesuaidengan persyaratan SNI.
Sertifikat Hasil Uji (SHU) adalah sertifikat hasil pengujian atas contoh Kaca Lembaran
menurut spesifikasi dan metode uji sesuai SNI terkait, yang diterbitkan oleh Laboratorium
uji.
Surat Pendaftaran Kaca Lembaran merupakan bukti bahwa jenis Kaca Lembaran yang
akan diproduksi atau diimpor telah didaftarkan dan sesuai dengan penerapan tanda SNI,
yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran.
t.2
1.3
1.4
1.5
1.6
L.7
1.8
Peraturan Direktur Jenderal IAKNomor 34/IAK/Per / B/ 2070
1'9 Perjanjian Saling Pengakuan, atau Mutual Recognition Agreement (MM) adalahkesepakatan yang dilakukan oleh t(AN Indonesia dengan badan akreditasi negara lainuntuk saling mengakui atau menerima beberapa atau keseluruhan aspek dalam hal hasil-hasil penilaian kesesuaian.
BAB IILINGKUP PEMBERLAKUAN SNI KACA LEMBAMN SECARA WAJIB
2.t. Pemberlakuan sNI Kaca Lembaran secara wajib meliputi:
SNI HS
sNI 15-0047-2005
7003.12.20.00
7003.12.90.00
7003.19,90.00
7004.20.90.00
7004.90.90.00
7005.10.90.00
7005.21.90.00
7005.29.90.00
7006.00.90.00
2.2.
2.3.
Kaca Lembaran sebagaimana dimaksud pada angka 2.1. meliputi Kaca Lembaran da6hasil proses tarik, tuang maupun pengambangan dan juga termasuk kaca reflektif, kacahemat energi, kaca berpola sefta bahan baku produk dengan nomor HS 7006.00.90.00.
Persyaratan mutu bagi produk sebagaimana dimaksud pada angka 2.1. yang belumdiatur dalam sNI 15-0047-zoo5, diatur dalam Lampiran petunjuk Teknis ini.
Syarat mutu kekerasan pada SNI 15-0047-2005 butir 5.1. Sifat-sifat umum tidak harusdipenuhi dalam rangka penerbitan SppT SNI.
2.4.
3.5
iffi y'iil"Tiv;:?iTi';#,
LSPro membuat laporan hasil audit SMM dan bila ditemukan ketidaksesuaian, maka
segera diinformasikan ke perusahaan pemohon untuk melakukan tindakan koreksi.
Laporan Audit Sertifikat SMM dan Sertifikat Hasil Uji serta dokumen pendukung dikaji
oleh Tim Evaluasi LSPro untuk menentukan keputusan sertifikasi, yang terdiri dari:
a. Pemberian atau perpanjangan SPPT SNI bila memenuhi persyaratan sertifikasi;
b. Penundaan pemberian atau perpanjangan SPPT SNI bila belum memenuhi
persyaratan sertifikasi, namun perusahaan pemohon dapat melakukan tindakan
perbaikan; atau
c. Penolakan pemberian atau perpanjangan sppr sNI, bila tidak memenuhi
persyaratan seft ifikasi.
LSPro memberitahukan ke perusahaan pemohon tentang sppr sNI yang telah
diterbitkan dan melaporkan kepada Kepala Badan Pengkajian Keb'rjakan, Iklim, dan Mutu
Industri, dan Direktur Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran Kementerian
Perindustrian.
Pengawasan berkala terhadap SMM dan mutu produk perusahaan pemegang SppT SNI
dilakukan oleh LSPro.
BAB IV
PENGAMBI1AN CONTOH
Pengambilan contoh dilakukan dalam rangka:
a. Permohonan SPPT SNI;atau
b. Pengawasan SPPT SNldi pabrik.
Jumlah contoh yang diambil dan tata cara/pelaksanaan pengambilan contoh mengacu
pada Metode Pengambilan Contoh Kaca Lembaran yang diterbitkan oleh pusat
Standardisasi Kementerian Perindustrian.
BAB V
TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
Perusahaan industri Kaca Lembaran yang telah memperoleh sppr sNI wajib
mencantumkan tanda "sNI" pada setiap kemasan produk yang mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional.
3.6
3.7.
4.L.
4.2.
4
5.1
6.1
6.2
6.3
6.4
Pencantuman tanda "sN[" Kaca lembaran pada setiap kemasan produk dengan cara
cetak.
LSPro beftanggung jawab terhadap SPPT SNI yang diterbitkan dan wajib melaporkan ke
Direktorat Pembina Industri Kaca Lembaran dan Kepala Badan pengkajian Kebijakan,
Iklim, dan Mutu Industri.
BAB VITATA CARA MEMPEROLEH SURAT PENDAFTARAN JENIS KACA LEMBARAN
Perusahaan yang akan memproduksi Kaca Lembaran yang diberlakukan secara wajibSNI-nya, diwajibkan mendaftarkan jenis Kaca Lembaran yang akan diproduksi kepada
Direktur Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran, dengan cara:
a. Mengajukan permohonan surat pendaftaran Jenis Kaca lembaran; dan
b. Menyampaikan rencana produksi setiap jenis Kaca Lembaran per tahun.
Perusahaan yang akan mengimpor Kaca Lembaran yang diberlakukan secara wajib SNI-
nya diwajibkan mendaftarkan jenis Kaca Lembaran yang akan diimpor kepada Direktur
Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran, dengan cara:
a. Mengajukan permohonan surat pendaftaran Jenis Kaca lembaran; dan
b. Menginformasikan Data Perusahaan dan Spesifikasi Teknis Kaca Lembaran
(Lampiran IV), dengan melampirkan:
1). Fotokopi surat penunjukan sebagai distributor produk Kaca Lembaran di
Indonesia;
2). Fotokopi SPPT SNI yang telah dilegalisasi oleh LSpro; dan
3). Rencana impor setiap jenis Kaca Lembaran.
Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya permohonan pendaftaranjenis Kaca Lembaran yang telah memenuhi persyaratan secara lengkap dan benar,
Direktur Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran menerbitkan Surat pendaftaran Jenis
Kaca Lembaran (Lampiran V).
Bagi perusahaan yang belum memenuhi kelengkapan persyaratan selambat-lambatnya
2 (dua) hari kerja sejak diterimanya permohonan, Direktur Industri Kimia Hilir atas
nama Direktur Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran mengeluarkan suratpermintaan kelengkapan persyaratan.
7.t.
6.5
6.6
7.3.
7.4.
i:nH'.i?i;Hiil.%?itl,Permohonan dinyatakan batal jika dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejakditerimanya surat permintaan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud butir6.4 di atas tidak dipenuhi oleh perusahaan pemohon.
Perusahaan dan importir Kaca Lembaran diwajibkan untuk menyampaikan laporan
realisasi produksi atau impor dari Kaca Lembaran dengan jenis yang didaftarkan kepada
Direktur Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran setiap 3 bulan.
7.2.
BAB VIIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pembinaan terhadap industri dalam rangka pemberlakuan SNI Kaca Lembaran secara
wajib dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran.
Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam menerapkan
SNI secara wajib melalui:
a. Sosialisasi atas pemberlakuan SNI secara wajib dan atau terhadat perubahannya;
dan
b. Pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI.
Dalam melaksanakan pengawasan SNI secara wajib di pabrik, Dire6orat Jenderal
Pembina lndustri Kaca Lembaran dapat menugaskan Pefugas Pengawas Standar Barang
dan atau Jasa di Pabrik (PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petik.
Direktorat Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran dapat melakukan kerja sama
dengan lembaga lain untuk mendukung PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI
secara wajib di pabrik.
BAB VIIIPENUTUP
Petunjuk Teknis penerapan SNI Kaca Lembaran secara wajib ini merupakan salah satupedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat dilaksanakandengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut sesuai dengankebutuhan.
LAMPIRAN 1
PERSYARATAN KACA REFLEKTIF' YANG DIPRODUKSI DENGANPROSES''PIROLISA'' ATAU''SPUTTERING''
1. Syarat mutu1.1. Persyaratan Bentuk, Dimensi, Kesikuan dan Kerataan
Persyaratan Bentuk, Dimensi, Kesikuan dan Kerataan, kaca reflektif beserta metode Lrjinyamengacu kepada SNI 15-0047 -2005 untuk kategori bahan bangunan dan keperluan umum (G).
1.2. Sifat tampak kaca lembaran reflektif, yang diproduksi baik dengan proses ',pirolisa',(Rp) ataupun "sputtering" @s), untuk bahan bangunan dan keperloun o-u*.
Sifat tampak kaca lembaran reflektif untuk keperluan bangunan (Rp dan Rs) bila diuji dari jarak50 cm dengan bantuan lampu baur berkekuatan */- 1000 lumen, harus memenuhi Tabei l, Tabel Z,Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 1 Gelembung
Jumlah gelembung / m2 dengan diameter (O)0,5mm5O<1.5mm 1,5mmS0<3.0mm 3.0mm56< 5.0mm 5,0mmSO< 10.0mm 210,0 mm
1,0 0,5 0,15 0,02 0
Tabel2 Batuan dan tonjolan
Jumlah batuan dan tolrjolan / mz dengan diameter (O)0,5mm5O<1.0mm 1.0mm5O<2.0mm > 2,0 mm
0,7 0,5 0,15
Tabel3 Garis Rambut
Luaskaca contoh 0) m2
Syarat mutu panjang (pj) mm
l< 0,5 Pi <60mm0,5<l<1.0 Pi < 120 mm1,0 < l<2.0 Pi < 240 mm2,0<l<4,0 Pi < 360 mm
> 4.0 Pi < 480 mm
Jenis Cacat Syarat Mutu
Bintik-bintik, goresan dan awan Tidak terlihatRetak-retak Tidak terlihatGelombang Disesuai melalui suatu kaca pada sudut 30o
terhadap garis normal, setiap benda yangberjarak 5 m di belakangnya tidak mengalamiperubahan bentuk
Serpihan / gumpilan Bebas dari serpihan/gumpilan yang lebar ataupanjangnya lebih besar dari tebal kaca
Kenampakan keseluruhan Jarak antara cacat gelembung dan tonjolanminimum 15 cm
Tabel4 Bintik-bintik, awan, goresan, retak, gelombang, serpihan/gumpilan dankenampakan keseluruhan
Tabel 5 Cacat Tampak pada lapisan reflektif
Jenis Cacat Syarat Mutu
Jarak lapisan dari tepi 0 (nol)Perbedaan wama lapisan Tidak ada perbedaan mencolok (perbedaan
transmisi cahaya maks. 5%)Lubang pada lapisan Tidak boleh ada lubang yang melebihi 2mm.
Untuk lubang <2mm dibatasi maksimum 5 buah/ m2 denganjarak antar lubang minimum 300mm.
1.3. Ketahanan lapisan reflektif kaca lembaran reflektif, yang diproduksi baik dengan prosespirolisa (Rp) ataupun "sputtering" (Rs), untuk bahan bangunan dan keperluan umum.
Syarat ketahanan pada lapisan reflektif (coating) tercantum pada Tabel 6.a. dan 6.b. Tabel 6.a.menjelaskan persyaratan ketahanan untuk kaca reflektif yang diproduksi dengan proses "pirolisa,,.Sedangkan tabel 6.b. menjelaskan persyaratan ketahanan untuk kaca reflektif yang diproduksidengan proses "Sputtering". Metode pengujian untuk setiap uji ketahanan tersebut dijelaskan padabutir 2.
Tabel6.a. Uji Ketahanan lapisan reflektif proses pirolisa (Rp)
Jenis ketahanan Syarat mutuKetahanan terhadap Asam Klorida (HCl) Kenaikan nilai transmisi maksimum adalah
l3% setelah pengujian. Untuk metodepengukuran transmisi cahaya dapatmengacu padaSNI l5-0047-2005 butir 7.4.
Ketahanan terhadap Asam Fluorida (HF) Tidak ada cacat selama 2 menit oensuiianKetahanan terhadap Abrasi Pengurangan nilai transmisi cahaya setelah
pengujian maksimum adalah 5%. Untukmetode pengukuran transmisi cahaya dapatmengacu padaSNI l5-0047-2005 butir 7.4.
Tabel 6.b. Ketahanan pada lapisan reflektif proses sputtering (Rs)
Jenis ketahanan Syarat mutuKetahanan terhadap Abrasi Pengurangan nilai refleksi cahaya setelah
pengujian maksimum adalah l5o/o
2. Metode uji
2.1. Pengukuran Refleksi Cahaya:
2.1.1 Peralatan:a. Tamescal Spec Check Transmission / reflection Monitor atau alat lain yang sesuai untuk
pengujian ini.
Dial Kalibrasi Refleksi
Sumber Cahava
Penguat &PembacaanDigital
750Meja Contoh
Sak larTransrn isi
Gambarl: Rangkaian Pengujian Refleksi Cahaya
b. Cermin standard untuk kalibrasic. Kain pembersih / kertas tissue
2.1.2 Prosedur:a- Catat kondisi ruangan penguji yang meliputi suhu, kelembaban relatif dan tekanan udara.b. Bersihkan permukaan cermin standar dan contoh uji.c. Pindahkan saklar "transmisi / refleksi" ke posisi refleksi. Letakkan cermin standar pada
tempat contoh menghadap sumber cahaya dan tempatkan posisinya pada lubang yangdilalui cahaya yang berasal dari sumber cahaya.
d. Hidupkan alat kemudian amati dan catat nilai refleksi cermin standar pada digital meter.e. Ambil cermin standar dan ganti dengan contoh uji dengan meletakkan bagian
permukaan yang dilapisi di bagian atas.f. Amati prosentase refleksi keluar pada digital meter.g. Catat hasil pengukuran refleksi keluar pada lembar pengujian refleksi cahaya.
S ak larRelleksi
10
2.2. Ketahanan lapisan refleksi:
2.2.1 Ketahanan Lapisan Reflektif terhadap Bahan Kimia.2.2.1.1Ketahanan terhadap asam klorida (HCl)
a. Bahan:1) Larutan HCl213 bagian HCI pekat (kerapatan 1,19) ditamb ah ll3 bagian aquadest.2) Aceton.3) Aquadest.
b. Peralatan1) Bak air yang dilengkapi dengan pemanas, kapasitas l2 liter.2) Breaker glass, kapasitas 2 liter.3) Thermometer alkohol l00oc4) Spektrophotometer sinar tampak.5) Stop watch.6) Kain pembersih / kertas tissue
rBek Air
.:' ,
{ ri
"t Peng*tur Ptsn6s
Gambar2: Alat Uji Ketahanan terhadap HCI
c. Metode:l) Catat kondisi ruangan pengujian yang meliputi suhu, kelembaban relatif dan tekanan
udara2) Ukur transmisi cahaya sebelum direndam dengan menggunakan alat
spektrophotometer sinar tampak.3) Bersihkan contoh kaca reflektif dengan air dan kemudian dengan aceton, keringkan
dengan kain pembersih/kertas tissue.4) Rendam contoh uji dalam larutan HCI yang bersuhu tetap 42,50 selama 20 menit.5) Keringkan contoh dengan kertas tissue dan kemudian tentukan transmisi cahayanya
dengan menggunakan alat spektrophotometer sinar tampak.6) Catat nilai perbedaan transmisi cahaya contoh uji sebelum dan sesudah diuji pada
lembar pengujian ketahanan lapisan kaca reflektif terhadap bahan kimia.
11
.rlerinor*eter
2.2.1.2 Ketahanan terhadap Asam Fluorida (HF)
a.Bahan:1) Larutan HF: 8 ml HF (kerapatan 1,13) ditambah I liter Aquadest.2) Aceton3) Aquadest
b. Peralatan:l) Bak plastik tempat pembersihan contoh.2) Bak plastik tempat larutan HF.3) Stop watch4) Kain pembersih / kertas tissue
c. Metode:1) Catat kondisi ruangan pengujian yang meliputi suhu, kelembaban relatif dan tekanan
udara.2) Bersihkan contoh uji dengan air dan kemudian dengan aceton, keringkan dengan
kain pembersih / kertas tissue.3) Rendam contoh uji ke dalam larutan HF.4) Amati perubahan lapisan contoh kaca reflektif selama direndam.5) Catat kerusakan selama 2 menit pertama pada lembar pengujian ketahanan lapisan
reflektif terhadap bahan kimia.
2.2.2.Pengujian Ketahanan Lapisan Terhadap Abrasi Untuk Kaca ,,Pirolisa,, (Rp).
2.2.2.1. Peralatan dan bahan:a. Peralatan abrasi, yang terdiri atas:1) Batang penggerak yang bergerak horizontal ke kiri dan kanan.2) Pemberat seberat 0,4 kg yang permukaannya dilapisi karpet dan bisa bergerak bebas
mengikuti gerakan batang penggerak.3) Kecepatan penggerak adalah l0 cycle/ menit (10 kali gosokan ke kiri dan l0 kali
gosokan ke kanan).4) Jumlah gosokan adalah 500 kali/ uji atau 250 cycle.
Gambar 3: Peralatan Abrasib. wadah pasirc. Ma_qnetik stirrer
t2
meterPemberat:6cm
d. Pasir. Cara menyiapkannya:i. Sediakan pasir dengan mesh 500 (30 pm).ii. Timbang pasir sebanyak 160 gramiii. Masukkan kedalam wadah yang tersediaiv. Tambahkan air ke dalam wadah sebanyak I liter.v. Aduk sampaihomogen dengan stimer.
2.2.2.2. Cara Kerjaa. Sediakan contoh uji dengan ukuran 12x30 cm dan bilas dengan air bersih.b' Letakkan contah uji pada alat abrasi dengan lapisan coating menghadap ke atas
(jangan terbalik). Kencangkan piringan stopper dengan cara memutar sekruppiringan stopper sampai contoh uji tidak bergerak. Pastikan bahwa pemberat dapatbergerak bebas ke atas (tidak tertekan oleh batang penggerak).
c. Pasang beban pemberat pada contoh ujid. Tuangkan suspensi berisi pasir dan air yang telah diaduk dengan magnetik stirrer
sampai homogen.e. Tekan tombol penggerak , agar alat secara otomatis bergerak
500 kali.f. Setelah selesai, keluarkan contoh uji dari mesin abrasi, bilas dengan air kran dan lap
dengan tissueg. Evaluasi sample uji
Sampel UJI
Gambar 4: Proses Pengujian Abrasive Test
2.2.3.Pengujian ketahanan lapisan reflektif terhadap abrasi untuk kaca "sputtering', (Rs).
2.2.3.1 Peralatan:Alat uji abrasi yang dilengkapi dengan:1) Sebuah piringan -vang dapat berputar horizontal dengan kecepatan 70 +l- 5 rpm dan
dipasang 2 buah roda abrasi dengan beban pada masing-masing roda abrasi 2i0 gram.Roda abrasi dengan tebal 12,5 mm dan mempunyai garis tengah 45 - 50 mm, terbuatdari karet setengah keras yang dilekati bahan Al2O berukuran butir 5 mikron (tipeCS - 10F). Pelekatan bahan tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak adavibrasi atau penvimpangan sumbu.
l3
ke kiri-kanan sebanyak
Mesin ber geser kekiri dan ke kanan
Alat penghalus permukaan (refacer). Alatroda abrasi yang telah bergelombang.Alat penghisap debu (abrase vacum unit)sewaktu proses abrasi.
Arah Gerakan roda Abrasi
ini digunakan untuk meratakan permukaan
Alat ini digunakan untuk menghisap debu
Contoh Uji ,Dimanapermukaanyang berlapis dibagian atas
Gambar 5: Alat Abrasi
2.2.3.2. Bahana. Kain pembersih tissue
2.2.3.3 Metode:a. Sebelum contoh uji dilakukan uji abrasi, terlebih dahulu dilakukan uji refleksi
cahaya keluar.b. Bersihkan contoh uji.c. Pasang contoh uji sampai kuat pada piringan.d. Pasang dua buah roda abrasi dan tambahkan beban pemberat 250 gram
masing roda abrasi.e. Letakkan roda abrasi pada contoh uji.
pada masing-
f. Rangkaikan alat penghisap dan permukaan contoh antara lubang tangkai penghisapdan permukaan contoh antara 0,6 - 1,6 mm.
2)
3)
ob'h.
Set rotasi pada angka 1000 putaran dan vakum abrasi pada angka 70.Jalankan mesin dengan menekan tombol ON dan penekanan baru dilepaskan apabilaputarannya telah menunjukkan angka 2, kemudian biarkan pengikisan berlangsungsampai 300 putaran. setelah menunjukkan angka 300 maka matikan mesin.Ambil contoh uji dan bersihkan.Uji refleksinya menggunakan alat Tamescal spec / check transmission / reflectionmonitor seperti pada cara uji refleksi cahaya pada butir pengujian.Catat hasil pengujian pada lembar uji abrasi.k.
rat ri:t "a6.': -'id; ;' ',8il "1.' f."
14
LAMPIRAN 2
PERSYARATAN PENGUJIAN KACA HEMAT ENERGI ('ENERGY SAVING GLASS'')
1. Syarat Mutu1.1. Persyaratan Bentuk, Dimensi, Kesikuan dan Kerataan
Untuk persyaratan Bentuk, Dimensi, Kesikuan dan Kerataan pada kaca hemat energi mengacukepada sNI 15-0047-2005 untuk kategori bahan bangunan dan keperluan umum (G).
1.2. Sifat tampak kaca hemat energi (S) glass
Sifat tampak kaca hemat energi untuk keperluan bangunan bila diuji dari jarak 50 cm denganbantuan lampu baur berkekuatan */- 1000 lumen, harus memenuhi Tabel l, Tibelz,Tabel3, Tabel4 dan Tabel 5.
Tabel I Gelembung
Jumlah gelembung / m2 dengan Oiameter fO)0.5mmS@<l.5mm l.5mmSO<3.0mm 3.0mmS0< 5.0mm 5,0mmSO< l0.0mm >10.0 mm
1,0 0,5 0,04 0,02 0
Tabel2 Batuan dan tonjolan
Jumlah batuan dan toniola n I m2 Oenean diameter (€l)0,5mmS0<1.0mm 1,0mmSO<3.0mm > 3,0 mm
0,7 0,5 0,05
Tabel3 Goresansatuan dalam buah
Luaskaca contoh 0) m2
PanjangGoresan mm
Jumlah goresan maksimumper m2
KasarLebar 0,21 - 0,25
<5mm 2
SedangLebar 0,16 - 0,20
<10mm 2
HalusLebar 0,10 - 0,15
Tidak terlihat dari jarak 50 cm
15
Jenis Cacat Syarat Mutu
Benang Gelas Tidak terl hat dari iarak 50 cmBintik-bintik dan awan Tidak terl hat dari iarak 2 mRetak-retak Tidak ada keretakanGelombang Disesuai melalui suatu kaca pada sudut 40o
terhadap garis normal, setiap benda yangberjarak 5 m di belakangnya tidak mengalamiperubahan bentuk
Serpihan / gumpilan Bebas dari serpihan/gumpilan yang lebar ataupaniangnya lebih besar dari tebal kaca
Kenampakan keseluruhan Jarak antara cacat gelembung danlatau cacattonjolan minimum 15 cm
Tabel 4 Benang gelas, awan, goresan, retak, gelomtrang, serpihan/gumpilan dankenampakan keseluruhan
Tabel 5 Cacat Tampak pada lapisan coating
Jenis Cacat Syarat Mutu
Jarak lapisan dari tepi 0 (nol)Perbedaan warna lapisan Tidak ada perbedaan mencolok (perbedaan
transmisi cahaya maks. 5%) * Untuk metodepengukuran transmisi cahaya dapat mengacupadaSNI 15-0047-2005 butir 7.4.
Lubang pada lapisan *Untuk lubang < 1,0 mm - OK*Untuk lubang > 1,0 namun < 2,5 mm, jumlahmaksimum yang diperbolehkan adalah 5 pcs /m2, dengan jarak antar lubang minimum 15 cm.*Tidak boleh ada lubang yang melebihi 2.5 mm.
1.3. Sifat Energi Saving pada kaca hemat energi (S)
Kaca hemat energi harus dapat memenuhi persyaratan energi saving yang diatur dalam tabel 6.
abel 6 Srfat t
Jenis Cacat Syarat Mutu
Energi Transmitansi (TE) Maksimum 60%Sinar (Light) Transmitansi (TL) Minimum 60%
2. Metode uji2.1. Metode uji bentuk, kesikuan dan kerataan, mengacu pada SNI 15-0047-2005 atau revisinya,butir 7.2 dan7.3.2.2. Pengukuran Sifat Energi didasarkan pada standard pengukuran EN 410. Sedangkanpengukuran Sinar (Light) Transmitansi dilakukan dengan standard illuminant D65-10o (gabungandaylight pada temperatur warna 65000 K dengan sudut pandang l0). Peralatan untuk pengukurandapat menggunakan spectrophotometer untuk menghasilkan energi transmitansi dan sinartransmitansi pada panjang gelombang yang ditentukan.
l6
LAMPIRAN 3
PERSYARATAN KACA BERPOLA (FIGIIRED GLASS)
I Persyaratan Bentuk, Dimensi, Kesikuan dan Kerataan
1.1. Bentuk
Kaca berbentuk persegi atau persegi panjang.
1.2. Toleransi dimensi
Panjang, lebar dan tebalkaca berpola dinyatakan dalam mm, dan jika diuji sesuai SNI 15-0047-2005 butir 7.3.1 dan7.3.2 , toleransi dimensi harus memenuhi Tabel 1.
Tabel 1. Toleransi Dimensi Kaca Berpola
Klasifikasi Kaca ToleransiTebal Panians dan Lebar
Tebal2 mm - 0,1+ 0,5
+l- 2,0Tebal3 mm +l- 0,4Tebal5 mm +/- 0.4
1.3. Kesikuan
Kaca berpola harus mempunyai sudut siku-siku serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransikesikuan bila diukur dengan metode pengukuran kesikuan yang sesuai SNI l5-0047-2005 butir7.3.3 adalah0,2Yo.
1.4. Kerataan
Maksimum kelengkungan kaca berpola, bila diuji sesuai SNI l5-0047-2005 butir 7.3.4 adalah0,35Yo.
1.5. Sifat tampak
Sifat tampak kaca2 berikut.
kaca berpola
berpola (P) bila diuji sesuai SNI 15-0047-2005 butir 7.2, harus memenuhi Tabel
Tabel 2. Jenis Cacat yang diizinkan pada kaca berpola
Jenis Cacat Svarat MutuRetak-retak NihilGelembung, Batuan Tidak terlihatSerpihan / gumpilan Bebas dari serpihan/gumpilan yang lebar atau
paniangnya lebih besar dari tebal kacaKotoran Tidak boleh ada kotoran yang menganggu
pandanganCacat pada pola / hiasan / ukiran Tidak boleh ada hiasan / ukiran yang tidak
beraturan (miss pattem)Kenampakan keseluruhan Jarak antara cacat gelembung dan tonjolan
minimum 15 cm
17
LAMPIMN IV JUKNIS KACA LEMBAMN
KOP PERUSAHMN
DATA PERUSAHAAN DAN SPESIFIKAST TEKNIS KACA LEMBARAN
x) coret yang tidak perlu
Cap perusahaanNama dan Tanda Tangan pemohon
; Formulir yang menyediakan haruspenyelenggara (Ditjen IAK), sedangkanisi dad format ini harus diisi olehperusahaan menggunakan kopperusahaan.
DATA PERUSAHAAN PEMOHON
Nama Permohonan
Nama dan Alamat perusahaan
Nomor Pokok Wajib pajak
Nomor & Tanggal ljlnUsaha/SIUP
API/APIT
Tanda Daftar perusahaan
II. SPESIFIKASITEKNIS
1. Merek
2. TipeiJenis *)
3. Negara Asal lmpor
!5.
Dimensi
Jumlah(buah)
I.AMPIMN V JUKNIS KACA LEMBAMN
KOP KEMENPERIN
SURAT PENDAFTARAN JENIS KACA LEMBARAN
Nomor :
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 4/M-lND/pERy1i2o10 dan surat permohonan saudarauntuk dan atas nama pT ............. Nomor ... tanggal;;;*;, " "'' perihal Permohonan surat Pendaftaran Jenis Kaca-Lembaran, dengan ini menyatakan
NAMAPERUSAHMN
ALAMAT
telah melakukan Pendaftaran Jenis Kaca Lembaran untuk keperluan produksi/impof), dengan menggunakan :
MEREK
TIPE/JENIS
NO HS
UKURAN
JUMLAH
Catatan ; .) Coret yang tidak perlu
PENEMPAN TANDA SNI
CETAK BUAH
Jakarta,
DIREKTUR JENDEML