juknis-juklak sifida

36
- 1 -

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Juknis-Juklak SIFIDA

- 1 -

Page 2: Juknis-Juklak SIFIDA

i

Juknis-Juklak SIFIDA

Edisi/Tahun : I/2018

Editing Manager :

Joko Santoso, SP, MP

Composer :

Sujono Cipto Trisno,M.Pd

Editor :

Ir.M.Gunawan Syukur, M.Si

Elfrida Feronika, SE

Muhammad Taufik, S.Hut

Ramlah Syam, S.Si

Anhard Faisal

Lia Novita sary

Eni Emiliani, SE

Muhammad Assy Arie, SE

Design Grafis :

Anhard Faisal

Penerbit :

Bidang Penelitian Dan Pengembangan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Paser

Tana Paser, Juli 2018

Page 3: Juknis-Juklak SIFIDA

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warhmatullahi Wabarakatuh

Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah, Subhanahuwata’ala, Tuhan

yang Maha Kuasa atas disusunnya Juknis-Juklak Sistem Fasilitasi Pelaksanaan

Inovasi Daerah (SIFIDA) tahun 2018. Terima Kasih yang tidak terhingga

disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya

Juknis-Juklak SIFIDA ini, antara lain :

1. Drs. A.S. Fathur Rahman, M.Si., Sekretaris Daerah Kabupaten Paser, yang

menginspirasi pelaksanaan fasilitasi Inovasi Perangkat Daerah di

Lingkungan Pemerintah Kabupaten Paser.

2. Ir. I Gusti Putu Suantara, M. Si., Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Paser, yang banyak memberikan wawasan, arahan dan

bimbingan kepada penyusun sehingga Juknis-Juklak SIFIDA dapat

direalisasikan.

3. Joko Santoso, S.P., M.P., Kepala Bidang LITBANG, Bappeda Kabupaten

Paser, yang banyak memberikan wawasan, arahan dan bimbingan kepada

penyusun sehingga Juknis-Juklak SIFIDA dapat direalisasikan,

4. A. Kustoro Yuni Dewanto, SE.,MA.AK.CRMP, yang banyak memberikan

wawasan, arahan dan bimbingan kepada penyusun sehingga Juknis-Juklak

SIFIDA dapat direalisasikan

5. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan semua dalam tulisan ini, yang

ikut memberikan dukungan baik langsung maupun tidak langsung

sehingga Juknis-juklak SIFIDA ini dapat disusun.

Sejalan dengan perintah pemerintah pusat melalui undang-undang

dan regulasi pendukung lainnya, agar pemerintah daerah melakukan reformasi

birokrasi melalui percepatan inovasi dalam upaya meningkatkan kualitas

Page 4: Juknis-Juklak SIFIDA

iii

pelayanan publik, kualitas penyelenggaraan pemerintah daerah, daya saing

bangsa dan pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam pembangunan

daerah, maka disusun Juknis-Juklak SIFIDA. Juknis-Juklak SIFIDA ini

diharapkan dapat memfasilitasi dan memudahkan perangkat daerah dalam

melaksanakan inovasi-inovasi agar dapat segera mewujudkan upaya-upaya

tersebut diatas.

Dengan demikian tujuan fasilitasi pelaksanaan inovasi perangkat daerah

melalui juknis-juklak SIFIDA ini adalah :

1. Terlaksananya inovasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Daerah

Kabupaten Paser dengan target minimal One Agency One Innovation (satu

perangkat daerah minimal satu inovasi),

2. Terlaksananya reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Paser yang ditunjukkan dengan peningkatan kualitas pada: mental aparatur,

pengawasan, akuntabilitas, kelembagaan, tata laksana, SDM aparatur,

peraturan perundang-undangan, dan pelayanan publik.

Juknis-Juklak SIFIDA ini kedepan perlu dievaluasi dan di-review agar

dapat lebih berfungsi dan berdayaguna memfasilitasi perangkat daerah dalam

melaksanakan inovasi-inovasi, sehingga tujuan fasilitasi inovasi perangkat

daerah melalui SIFIDA di atas segera terwujud.

Page 5: Juknis-Juklak SIFIDA

iv

DRUM UP INNOVATION OLEH BUPATI PASER

(Pencanangan pelaksanaan inovasi Perangkat Daerah)

Inovasi merupakan kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

daya saing nasional, dan meningkatkan kesejahteraan bangsa. Namun, posisi

dan keadaan inovasi di Indonesia tidaklah menggembirakan. Dalam Global

Innovation Index (GII) tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 97 dengan

skor 29,79, turun dari peringkat 87 dengan skor 31,8 pada tahun 2014.

Peringkat ini berada di bawah negara-negara tetangga lain di kawasan ASEAN

seperti Vietnam (peringkat 52), Thailand (peringkat 55), Malaysia (peringkat

32), dan Singapura (peringkat 7). Seiring dengan GII, Laporan Daya Saing

Global yang dirilis World Economic Forum (2015) yang mensurvei 148 negara

menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 34 dengan skor 4,52.

Peringkat ini berada di bawah negara tetangga seperti Thailand (peringkat 31),

Brunei (peringkat 26), Malaysia (peringkat 20), dan Singapura (peringkat 2).

Saat ini peringkat daya saing Indonesia mengalami penurunan

berdasarkan data International Institute For Manajemen Development (IMD

2016) peringkat daya saing Indonesia turun 6 peringkat, dari peringkat 42 ke

peringkat 48. Kemudian menurut World Economic Forum (WEF) pada tahun

2016 dari urutan 34 menjadi 37 dari 140. Menurut Global Innovation Index

(GII) pada bulan Agustus 2016 Indonesia berada pada level 88 dari 128

negara. Kondisi ini tentu saja merupakan tantangan yang harus di jawab

bersama, mengingat potensi Indonesia baik dari sisi sumber daya alam maupun

jumlah penduduk terbesar di dunia.Jika Indonesia tidak mengakselerasi diri,

maka tantangan dan hambatan Indonesia semakin berat. Hal ini tentunya tidak

terlepas dari menghadapi perdagangan bebas yang telah dimulai sejak akhir

tahun 2015, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN, di mana barang, jasa, dan

tenaga kerja akan bersirkulasi bebas di antara Negara-negara ASEAN.

Inovasi menjadi salah satu alat dalam mengakselerasi peningkatan

daya saing Indonesia. Setiap elemen negara yang meliputi pemerintah, swasta,

dan masyarakat sipil harus melakukan inovasi. Inovasi pada lingkungan instansi

pemerintah meliputi antara lain kementerian, lembaga pemerintah non

kementerian (LPNK), pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota sangat

penting karena dapat mengakselerasi inovasi swasta dan masyarakat dalam

meningkatkan pelayanan publik. Pemerintah daerah menjadi salah satu ujung

Page 6: Juknis-Juklak SIFIDA

v

tombak pelayanan publik yang wajib melakukan inovasi. Pelayanan publik yang

inovatif akan meningkatkan pelayanan, pemberdayaan masyarakat,

pertumbuhan ekonomi, dan daya saing yang semakin tinggi. Kemampuan daya

saing daerah yang tinggi pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Inovasi, selain diperlukan untuk meningkatkan daya saing daerah dan

meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat, pada dasarnya juga

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari reformasi birokrasi. Reformasi

birokrasi dicanangkan untuk memperbaiki penyakit-penyakit di sektor publik

melalui pembaruan di 8 area sasaran (organisasi, tata laksana, peraturan

perundang-undangan, SDM aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan

publik, dan mindset serta cultural set aparatur). Inovasi menjadi katalisator

untuk mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi, di mana banyak program

inovasi merupakan pengejawantahan dari upaya perubahan di area-area

tersebut. Lebih jauh, inovasi sesungguhnya dapat dimaknai sebagai reformasi

birokrasi kontekstual, artinya pelaksanaan reformasi birokrasi yang disesuaikan

dengan kebutuhan dan tantangan daerah setempat.

Kesadaran pentingnya inovasi, ditandai dengan telah diterbitkannya

Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang

memberikan peluang pemerintah daerah untuk melakukan inovasi. Tepatnya

pada pasal 386 yang menyatakan bahwa ”dalam rangka peningkatan kinerja

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah dapat melakukan

inovasi”. Inovasi yang dimaksud adalah semua bentuk pembaharuan dalam

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang berpedoman pada prinsip sebagai

berikut: peningkatan efisiensi, perbaikan efektivitas, perbaikan kualitas

pelayanan, tidak ada konflik kepentingan, berorientasi kepada kepentingan

umum, dilakukan secara terbuka, memenuhi nilai-nilai kepatutan, dan dapat

dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri. Dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019,

disebutkan bahwa salah satu misi pemerintah adalah mewujudkan bangsa yang

berdaya saing.

Dengan demikian dalam rangka meningkatkan daya saing daerah,

meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, meningkatkan

kualitas pelayanan publik, meningkatkan pemberdayaan dan peranserta

masyarakat dalam pembangunan daerah, dan meningkatkan kualitas

Page 7: Juknis-Juklak SIFIDA

vi

kesejahteraan masyarakat Kabupaten Paser, saya mencanangkan Tahun 2019

merupakan tahun inovasi perangkat daerah di lingkungan pemerintah daearah

Kabupaten Paser. Oleh karena itu, agar semua perangkat daerah dan BUMD

pada tahun 2018 sudah memulai melaksanakan inovasi di lingkungan kerja

masing-masing agar terjadi peningkatan yang lebih baik sebagaimana

semangat “Olo Manin Aso Buen Si Olo Ndo” hari esok lebih baik daripada

hari ini.

Page 8: Juknis-Juklak SIFIDA

vii

DAFTAR ISI

JUDUL Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. LEMBAR TIM PENGOLAH SIFIDA ........................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DRUM UP INNOVATION OLEH BUPATI PASER (Pencanangn pelaksanaan inovasi Perangkat Daerah) ................. iv

DAFTAR ISI .......................................................................................... vii DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Inovasi .................................................................... 1

B. Sistem Fasilitasi Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah (SIFIDA) 2

C. Landasan Hukum ...................................................................... 4

D. Keharusan Inovasi Perangkat Daerah (Drumming Up) ................. 5

E. Area Inovasi Perangkat Daerah ................................................. 7

F. Fokus Inovasi Perangkat Daerah ................................................ 8

G. Tujuan ..................................................................................... 8

H. Manfaat ................................................................................... 9

BAB II

PERSYARATAN SUBSTANSI, MODEL, PROPOSAL

DAN MEKANISME PENGAJUAN INOVASI

A. Persyaratan Substansi Inovasi Perangkat Daerah ........................ 10

B. Pembiayaan Inovasi Perangkat Daerah ....................................... 11

C. Mekanisme Pengajuan Inovasi Perangkat Daerah ........................ 12

D. Sistematika Penulisan Proposal Inovasi Perangkat Daerah ........... 14

BAB IV

PELAKSANAAN SIFIDA

A. Mekanisme Sistem Fasilitasi Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah

(SIFIDA) ................................................................................... 16

B. Jadwal Pelaksanaan SIFIDA ....................................................... 18

C. Monitoring Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah ...................... 19

D. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah ................. 19

Page 9: Juknis-Juklak SIFIDA

viii

BAB IV

SELEKSI LOMBA INOVASI PERANGKAT DAERAH

(Seleksi hasil inoasi terbaik daerah dan tindak lanjut)

A. Seleksi Substansi ....................................................................... 20

B. Presentasi ................................................................................ 20

C. Finding Fact .............................................................................. 20

D. Penetapan Inovasi Perangkat Daerah Terbaik ............................ 21

E. Tindak Lanjut Pemerintah Daerah .............................................. 21

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 22

B. Rekomendasi ............................................................................ 22

Page 10: Juknis-Juklak SIFIDA

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal dan Tahapan SIFIDA ..................................................... 18

Tabel 2. Laporan Progress Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah ........... 19

Page 11: Juknis-Juklak SIFIDA

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahapan Inovasi melalui SIFIDA ..................................... 3

Gambar 2. Mekanisme Pengajuan Proposal InovasI Perangkat Daerah Oleh Pejabat Eselon II dan III ........................................ 12

Gambar 3. Mekanisme Pengajuan Proposal Inovasi Perangkat Daerah Oleh Pejabat Eselon IV dan Staf .......... 13

Gambar 4. Mekanisme SIFIDA ........................................................ 16

Page 12: Juknis-Juklak SIFIDA

- 1 -

BAB I

PENDAHULUAN

I. Pengertian Inovasi

1. Definisi Inovasi, sebagaimana Undang-Undang No. 18 Tahun 2002

pasal 1 ayat 9 : Pendanaan Inovasi Industri adalah instrumen kebijakan

berupa pendanaan yang diberikan untuk mengakselerasi proses

hirilisasi hasil penemuan dan memecah penghambat-penghambat yang

menjadi penyebab gagalnya proses inovasi.

2. Definisi Inovasi, sebagaimana Undang-Undang No. 18 Tahun 2002

pasal 1ayat 9 : 12 “Inovasi adalah kegiatan penelitian,

pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan

mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan

yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi”.

3. Definisi Inovasi menurut Kemendikbud, 2016, Inovasi adalah

penemuan hal-hal yang baru/ pembaharuan, atau penemuan baru yang

berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya

(gagasan, metode, atau alat),

4. Inovasi menurut Solution Change Indonesia, Inovasi adalah mengenai

orang untuk melakukan sebuah pembaharuan atau penemuan baru dan

hal tersebut dapat datang dari individu atau sekelompok orang dan

jarang sekali dari suatu institusi; Inovasi membutuhkan sumber yang

menjadi inspirasi dari model/contoh yang telah ada dan di buat dan

ditingkatkan fungsinya; inovasi untuk pemerintahan memberikan

perbedaan dalam melakukan inovasi terhadap norma-norma dan

praktik-praktik administratif yang sudah ada, melakukan suatu inovasi

memerlukan dukungan bagi orang-orang yang tertarik akan hal-hal

berkaitan dengan resiko.

5. Sedangkan Inovasi menurut Jat Jat Wirijadinata adalah bahwa inovasi

merupakan sebuah ide, praktek atau obyek yang dipahami sebagai

sesuatu yang baru oleh masing -masing individu atau unit pengguna

lainnya. Inovasi secara umum memiliki kekhususan dalam pelaksanaan

dan kisah sukses dari penerapan suatu daerah tidak cocok untuk

diterapkan pada daerah lain. Adaptasi dan menyesuaikan suatu inovasi

Page 13: Juknis-Juklak SIFIDA

- 2 -

dengan keadaan daerah merupakan hal yang penting untuk

menentukan suatu kesuksesan.

6. Tatang A. Taufik Deputy Kepala BPPT Bidang PKT, sistem inovasi

adalah suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan atau

proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan

kecepatan inovasi dan difusinya, termasuk teknologi dan praktik

baik/terbaik, serta proses pembelajarannya. Sistem inovasi memiliki

dimensi kewilayahan atau teritorial berupa elemen sistem inovasi

daerah dan dimensi sektoral berupa sistem inovasi sektoral, serta

klaster industri.

7. Menurut Peranturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun

2017 tentang Inovasi Daerah, Inovasi Daerah adalah semua bentuk

pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

8. Definisi inovasi sangat beragam namun secara ringkas menurut

Anthony (2011), inovasi adalah sesuatu yang berbeda dan memiliki

dampak. Dari definisi tersebut setidaknya ada tiga unsur yaitu sesuatu

yang dapat berupa produk, proses (metode) atau ide (gagasan). Unsur

kedua adalah berbeda yang dapat bermakna baru ataupun belum ada

sebelumnya. Hal ini tentu dibandingkan dengan situasi kondisi saat ini.

Unsur ketiga adalah dampak, yang bermakna bahwa sesuatu berbeda

tersebut mempengaruhi lingkungan di mana ia berada.

Dari beberapa definisi inovasi diatas, disimpulkan bahwa inovasi

adalah proses pembaruan terhadap apa yang telah dilakukan sebelumnya.

Pembaruan tersebut dilakukan untuk lebih memaksimalkan keuntungan,

pendayagunaan dan kemanfaatan dibandingkan dengan sebelum

dilakukannya inovasi.

J. Sistem Fasilitasi Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah (SIFIDA)

Peraturan Bupati Paser Nomor 52 Tahun 2017 tentang perubahan

atas Peraturan Bupati Paser Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Tugas dan Fungsi Inspektorat dan Bappeda, salah satu dari fungsi Sub.

Bidang Inovasi dan Teknologi, LITBANG Bappeda Kabupaten

Paser adalah memfasilitasi pelaksanaan inovasi perangkat daerah di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Paser. Terkait dengan fungsi itulah

diperlukan suatu system yang mengatur fasilitasi pelaksanaan inovasi

perangkat daerah yang diakronimkan dengan SIFIDA (Sistem Fasilitasi

Page 14: Juknis-Juklak SIFIDA

- 3 -

Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah). Sistem ini disusun untuk

sementara ini berupa Juknis-Juklak SIFIDA yang merupakan satu kesatuan

system yang didalamnya berisi petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan

inovasi perangkat daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Paser.

Petunjuk teknis menjelaskan dan mengatur cara, proses dan prosedur

inovasi perangkat daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Paser.

Sedangkan juklak adalah system yang mengatur tahapan, waktu, proses

dan prosedur secara substantif dari pelaksanaan inovasi perangkat daerah

hingga pelaksanaan lomba inovasi daerah dalam rangka memotivasi

perangkat daerah untuk melaksanakan inovasi guna meningkatkan kualitas

penyelenggaraan pemerintahan daerah, peningkatan daya saing daerah,

meningkatkan kualitas pelayanan public, dan peningkatan pemberdayaan

dan peranserta masyarakat dalam pembangunan daerah di lingkungan

pemerintah Kabupaten Paser.

Sistem Fasilitasi Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah (SIFIDA)

ini dimaksudkan untuk membekali setiap fasilitator inovasi Perangkat

Daerah (Government Agency innovation Facilitator) dan Sub. Bidang

Inovasi dan Teknologi, LITBANG, BAPPEDA Kabupaten Paser yang salah

satu tugas dan fungsi memfasilitasi pelaksanaan inovasi di daerah. Sistem

Fasilitasi Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah (SIFIDA) digambarkan

sebagai berikut:

Tahapan Inovasi melalui SIFIDA

Gambar 1. Tahapan Inovasi melalui SIFIDA

Page 15: Juknis-Juklak SIFIDA

- 4 -

Dengan adanya SIFIDA ini diharapkan :

1. Menginspirasi pengambil kebijakan untuk mau berinovasi dan

akhirnya memberikan dukungan untuk melaksanakan inovasi

(drumming up support);

2. Mendapatkan dukungan pelaksanaan inovasi perangkat daerah dari

Kepala Daerah (eksekutif) dan legislatif (drumming up support);

3. Menggali Ide dalam upaya peningkatan daya saing daerah,

meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah,

meningkatkan pelayanan public, dan meningkatkan pemberdayaan

dan peranserta masyarakat dalam pembangunan (Diagnosing);

4. Memudahkan perangkat daerah dalam merancang dan melaksanakan

Inovasi perangkat daerah (Designing);

5. Dapat mengukur Innovation Readiness Level atau tingkat kesiapan

instansi pemerintah dalam berinovasi dan menggali ide-ide inovasi

baik yang berangkat dari permasalahan yang dihadapinya maupun

untuk mewujudkan visi dan misi daerah melalui pelaksanaan inovasi

secara fokus dan konsisten hingga tuntas (Delivering) ;

6. Mengukur progres inovasi yang dilaksanakan perangkat daerah

(Delivering); dan

7. Memaksimalkan manfaat inovasi kepada stakeholder atau

lingkungannya (Displaying).

K. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional

Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi;

2. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005–2025;

3. UndangUndang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Pasal 386 yang menyatakan bahwa ”dalam rangka peningkatan kinerja

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah dapat

melakukan inovasi”;

Page 16: Juknis-Juklak SIFIDA

- 5 -

4. PP 35 Tahun 2007 Tentang Pengalokasian Sebagian Pendapatan

Badan Usaha untuk Kegiatan Perkayasaan, Inovasi dan Difusi

Teknologi;

5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design

Reformasi Birokrasi 2010-2025;

6. Peraturan Bersama Menristek dan Mendagri Nomor 3 Tahun 2012 dan

Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah;

7. PermenpanRB Nomor 30 Tahun 2010 tentang Pedoman penyusunan

Road Map Reformasi Birokrasi;

8. Permenpan RB Nomor 30 Tahun 2014 tentang Pedoman inovasi

pelayanan publik;

9. Permenpan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi

Birokrasi 2015-2019;

10. Permendagri No.17 Tahun 2016 tentang Pedoman pelaksanaan

penelitian dan pengembangan di lingkungan Kementerian Dalam

Negeri dan Pemerintah Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.38 Tahun 2017 tentang

Inovasi Daerah

12. Peraturan Bupati Paser Nomor 37 Tahun 2017 tentang Mekanisme

Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Pemerintah

Kabupaten Paser.

L. Keharusan Inovasi Perangkat Daerah (Drumming up)

Inovasi merupakan kunci untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi, meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintah daerah,

meningkatkan daya saing daerah, meningkatkan pelayanan publik dan

meningkatkan pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam

pembangunan daerah. Namun, posisi dan keadaan inovasi di Indonesia

tidaklah terlalu menggembirakan. Dalam Global Innovation Index (GII)

tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 97 dengan skor 29,79, turun

dari peringkat 87 dengan skor 31,8 pada tahun 2014. Peringkat ini berada

di bawah negara-negara tetangga lain di kawasan ASEAN seperti Vietnam

(peringkat 52), Thailand (peringkat 55), Malaysia (peringkat 32), dan

Singapura (peringkat 7). Laporan Daya Saing Global yang disampaikan

dalam World Economic Forum (2015) yang mensurvei 148 negara

menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 34 dengan skor

Page 17: Juknis-Juklak SIFIDA

- 6 -

4,52. Peringkat ini berada di bawah negara tetangga seperti Thailand

(peringkat 31), Brunei (peringkat 26), Malaysia (peringkat 20), dan

Singapura (peringkat 2). Jika Indonesia tidak mengakselerasi diri, maka

tantangan dan hambatan Indonesia semakin berat. Hal ini tentunya tidak

terlepas dari menghadapi perdagangan bebas yang telah dimulai sejak

akhir tahun 2015, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN, INOVASI JALAN

UTAMA Inovasi bukan lagi alternatif tetapi menjadi jalan utama yang harus

ditempuh untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daya saing

nasional, dan meningkatkan kesejahteraan bangsa di mana barang, jasa,

dan tenaga kerja akan bersirkulasi bebas di antara negara-negara ASEAN.

Inovasi menjadi salah satu alat dalam mengakselerasi peningkatan

daya saing Indonesia. Setiap elemen negara yang meliputi pemerintah,

swasta, dan masyarakat sipil harus melakukan inovasi. Inovasi pada

lingkungan instansi pemerintah meliputi antara lain kementerian, lembaga

pemerintah non kementerian (LPNK), pemerintah provinsi, pemerintah

kabupaten/kota sangat penting karena dapat mengakselerasi inovasi

swasta dan masyarakat dalam meningkatkan pelayanan publik. Pemerintah

daerah menjadi salah satu ujung tombak pelayanan publik yang wajib

melakukan inovasi. Pelayanan publik yang inovatif akan meningkatkan

pelayanan, pemberdayaan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, dan daya

saing yang semakin tinggi. Kemampuan daya saing daerah yang tinggi

pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Inovasi, selain diperlukan untuk meningkatkan daya saing daerah

dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat, pada dasarnya juga

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari reformasi birokrasi. Reformasi

birokrasi dicanangkan untuk memperbaiki penyakit-penyakit di sektor

publik melalui pembaruan di 8 area sasaran (organisasi, tata laksana,

peraturan perundangundangan, SDM aparatur, pengawasan, akuntabilitas,

pelayanan publik, dan mindset serta cultural set aparatur). Inovasi menjadi

katalisator untuk mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi, banyak

program inovasi merupakan pengejawantahan dari upaya perubahan di

area-area tersebut. Lebih jauh lagi, inovasi sesungguhnya dapat dimaknai

sebagai reformasi birokrasi kontekstual, artinya pelaksanaan reformasi

birokrasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan daerah

setempat.

Page 18: Juknis-Juklak SIFIDA

- 7 -

Kesadaran pentingnya inovasi saat ini ditandai dengan telah

diterbitkannya Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah yang memberikan peluang pemerintah daerah untuk melakukan

inovasi. Tepatnya pada pasal 386 yang menyatakan bahwa ”dalam rangka

peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pemerintah

Daerah dapat melakukan inovasi”. Inovasi yang dimaksud adalah semua

bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang

berpedoman pada prinsip sebagai berikut: peningkatan efisiensi, perbaikan

efektivitas, perbaikan kualitas pelayanan, tidak ada konflik kepentingan,

berorientasi kepada kepentingan umum, dilakukan secara terbuka,

memenuhi nilai-nilai kepatutan, dan dapat dipertanggungjawabkan

hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri.

Kabupaten Paser yang merupakan wilayah paling selatan di

Kalimantan Timur juga harus melaksanakan inovasi-inovasi dalam

rangka meningkatkan daya saing daerah, meningkatkan kualitas

penyelenggaraan pemerintahan daerah, meningkatkan

pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam pembangunan

daerah, dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat,

dengan target awal minimal One Agency One Innovation (satu

perangkat daerah melaksanakan minimal satu inovasi) dan

selanjutnya Every Sub Agency One Innovation (setiap bagian, bidang,

subbag/subbid/kasi melaksanakan minimal satu inovasi) di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Paser.

M. Area Inovasi Perangkat Daerah

Inovasi, selain diperlukan untuk meningkatkan daya saing daerah

dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat, juga merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi

dicanangkan untuk memperbaiki permasalahan pada sektor public. Melalui

pembaruan di 8 area sasaran sebagaiamana Permenpan Nomor 11 Tahun

2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019. Area inovasi

perangkat daerah di Kabupaten Paser diselaraskan dengan arah area

perubahan sebagaiamana permenpan Nomor 11 Tahun 2015 tersebut

diatas, area perubahan ditekankan pada 8 (delapan) area perubahan yakni

pada:

Page 19: Juknis-Juklak SIFIDA

- 8 -

1. Mental Aparatur

2. Pengawasan

3. Akuntabilitas

4. Kelembagaan

5. Tata Laksana

6. SDM Aparatur

7. Peraturan Perundang-undangan

8. Pelayanan Publik.

N. Fokus Inovasi Perangkat Daerah

Fokus inovasi perangkat daerah di Kabupaten Paser adalah

pencapaian titkberat tujuan reformasi birokrasi sebagaimana Peraturan

Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi

2010-2025, dan Permendagri Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi

Daerah, yaitu:

a. Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN,

b. Efektifitas dan efisiensi kegiatan pemerintahan,

c. Peningkatan kualitas pengambilan kebijakan,

d. Peningkatan kualitas pelayanan publik.

e. Peningkatan kualitas penyelenggaran pemerintah daerah,

f. Peningkatan daya saing,

g. Peningkatan peranserta dan pemberdayaan masyarakat.

diarahkan pada 8 (delapan) area perubahan yakni:

2. Mental Aparatur

3. Pengawasan

4. Akuntabilitas

5. Kelembagaan

6. Tata Laksana

7. SDM Aparatur

8. Peraturan Perundang-undangan

9. Pelayanan Publik.

O. Tujuan

Pelayanan Publik Inovasi menjadi katalisator untuk mempercepat

pelaksanaan reformasi birokrasi, banyak program inovasi merupakan

pengejawantahan dari upaya perubahan di area-area tersebut. Lebih jauh

Page 20: Juknis-Juklak SIFIDA

- 9 -

lagi, inovasi sesungguhnya dapat dimaknai sebagai reformasi birokrasi

kontekstual, artinya pelaksanaan reformasi birokrasi yang disesuaikan

dengan kebutuhan dan tantangan daerah setempat.

Kesadaran pentingnya inovasi saat ini ditandai dengan telah

diterbitkannya UndangUndang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah yang memberikan peluang pemerintah daerah untuk melakukan

inovasi. Pasal 386 yang menyatakan bahwa ”dalam rangka peningkatan

kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah dapat

melakukan inovasi”. Inovasi yang dimaksud adalah semua bentuk

pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang

berpedoman pada prinsip: peningkatan efisiensi, perbaikan efektivitas,

perbaikan kualitas pelayanan, tidak ada konflik kepentingan, berorientasi

kepada kepentingan umum, dilakukan secara terbuka, memenuhi nilai-nilai

kepatutan, dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk

kepentingan diri sendiri.

Dengan demikian tujuan Fasilitasi pelaksanaan inovasi

perangkat daerah (SIFIDA) adalah :

1. Terlaksananya inovasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

Daerah Kabupaten Paser dengan target minimal One Agency One

Innovation,

2. Terlaksananya reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Paser yang ditunjukkan dengan peningkatan kualitas pada:

a. Mental Aparatur,

b. Pengawasan,

c. Akuntabilitas,

d. Kelembagaan,

e. Tata Laksana,

f. SDM Aparatur,

g. Peraturan Perundang-undangan,

h. Pelayanan Publik.

P. Manfaat

Manfaat inovasi perangkat daerah melalui SIFIDA ini diharapkan

terjadi peningkatan kualitas pada 8 (delapan) area perubahan dimaksud di

atas, dan pada akhirnya Pemerintah Kabupaten Paser mampu

meningkatkan daya saing daerah, meningkatkan kualitas

Page 21: Juknis-Juklak SIFIDA

- 10 -

penyelenggaraan pemerintahan daerah, meningkatkan

pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam pembangunan

daerah, dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat

Kabupaten Paser.

Page 22: Juknis-Juklak SIFIDA

- 11 -

BAB II

PERSYARATAN SUBSTANSI, PEMBIAYAAN

DAN MEKANISME PENGAJUAN PROPOSAL INOVASI PERANGKAT

DAERAH

E. Persyaratan Substansi Inovasi Perangkat Daerah

Persyaratan substansi inovasi perangkat daerah adalah sebagai

berikut:

1. Inovasi dilaksanakan oleh perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Paser dengan tujuan meningkatkan daya saing daerah,

meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah,

meningkatkan pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam

pembangunan daerah, dan meningkatkan kualitas kesejahteraan

masyarakat Kabupaten Paser.

2. Inovasi dilaksanakan pada 8 (delapan) area perubahan sebagaiamana

dimaksud pada sub bab E BAB I Juknis-Juklak ini.

3. Penyusunan Rancangan Inovasi Perangkat Daerah terkait langsung

dengan Tupoksi Pejabat Eselon III, II, di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Paser wajib melibatkan Tim Fasilitasi Pelaksanaan Inovasi

Perangkat Daerah (Tim SIFIDA) dan LITBANG Bappeda Kabupaten

Paser, sedangkan penyusunan rancangan, pelaksanaan dan evaluasi

pelaksanaan inovasi daerah yang dilakukan oleh anggota DPRD,

Wakil Bupati, Bupati dan Ketua DPRD Kabupaten Paser mengikuti

prosedur dan aturan yang diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 tentang inovasi daerah.

4. Rancangan Inovasi perangkat daerah dan inovasi daerah yang

dilaksanakan pejabat daerah dimaksud pada point 3 di atas dibahas

dan direkomendasi oleh Tim Pengendali Mutu Kelitbangan

Daerah (TPMKD) Kabupaten Paser.

5. Inovasi perangkat daerah pada level kegiatan yang laksanakan oleh

pejabat eselon IV dan staf perangkat daerah dikonsultasikan dengan

Tim Fasilitasi Pelaksanaan inovasi perangkat daerah (Tim SIFIDA),

yang sekretariatnya berada pada Bidang LITBANG, Bappeda

Kabupaten Paser.

Page 23: Juknis-Juklak SIFIDA

- 12 -

F. Pembiayaan Inovasi Perangkat Daerah

Inovasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

mengakselerasi pertumbuhan inovasi di lingkungan pemerintah daerah

Kabupaten Paser. Inovasi bukan berarti selalu membutuhkan biaya, inovasi

pada tingkat kegiatan, inovasi dapat dilakukan untuk memangkas biaya

kegiatan atau efisiensi biaya kegiatan. Namun jika inovasi difokuskan

untuk peningkatan efektifitas dan kualitas kegiatan, maka inovasi

membutuhkan penambahan biaya. Dengan demikian pembiayaan inovasi

perangkat daerah seyogyanya dapat dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten

Paser. Pembiayaan inovasi perangkat daerah dari pihak ketiga yang syah

dan tidak mengikat, bantuan pemerintah propinsi dan pemerintah pusat

diperbolehkan. Secara rinci pembiayaan inovasi perangkat daerah adalah

sebagai berikut:

1. Bersumber dari APBD Kabupaten Paser,

2. Bantuan Pemerintah Propinsi,

3. Bantuan Pemerintah Pusat, dan

4. Bantuan dari pihak ketiga yang tidak mengikat,

5. Bantuan lainnya yang sah dan tidak mengikat.

Rincian estimasi pembiayaan dan rencana sumber pembiayaan

inovasi perangkat daerah oleh Pejabat eselon III dan II dituangkan dalam

proposal inovasi daerah, sedangkan inovasi perangkat daerah yang

dilakukan oleh pejabat eselon IV dan Staft perangkat daerah rincian

pembiayaan dirincikan langsung pada RKA (Rencana Kegiatan

Anggaran) kegiatan yang diinovasi.

G. Mekanisme Pengajuan Proposal Inovasi Perangkat Daerah

1. Proposal Inovasi Perangkat Daerah Oleh Pejabat Eselon III dan II

Proposal inovasi perangkat daerah oleh Pejabat Eselon III dan

II di lingkungan Pemerintah Kabupaten Paser disusun oleh Pejabat

Eselon III atau II sebagai Innovator Leader (IL) dengan melibatkan

unsur perangkat daerah terkait dan Tim SIFIDA dan LITBANG,

Bappeda Kabupaten Paser. Proposal disusun berdasarkan oleh Tim

berdasarkan Idea concept paper (ICP) atas permasalahan yang

dihadapi pejabat eselon III dan II dalam upaya mencapai tujuan dan

sasaran program prioritas pemerintah daerah yang menjadi TUPOKSI-

nya. Proposal disampaikan ke Tim Pengendali Mutu Kelitbangan

Page 24: Juknis-Juklak SIFIDA

- 13 -

Daerah (TPMKD) untuk mendapatkan rekomendasi kelayakan inovasi

da selanjutnya diajukan kepada Bupati Paser melalui Bappeda

Kabupaten Paser. Secara rinci mekanisme pengajuan proposal inovasi

perangkat daerah dapat digambarkan sebagai berikut:

MEKANISME PENGAJUAN PROPOSAL

INOVASI PERANGKAT DAERAH OLEH PEJABAT ESELON III DAN II

Gambar 2. Mekanisme pengajuan proposal Inovasi perangkat daerah oleh

pejabat eselon

2. Proposal Inovasi Perangkat Daerah Oleh Pejabat Eselon IV dan Staft

Perangkat Daerah.

Proposal Inovasi Perangkat Daerah oleh Pejabat Eselon IV

dan Staf Perangkat Daerah diawali dari analisa permasalahan yang

dihadapi dalam mencapai target kerja kegiatan yang menjadi

TUPOKSI-nya. Pejabat Eselon IV dan Staf Perangkat Daerah yang

akan melaksanakan inovasi menyusun rancangan/proposal inovasi

kegiatan sederhana yang minimal berisi point a sampai dengan j sub

Bab minimal penulisan laporan inovasi Pejabat Eselon IV dan Staf

Perangkat Daerah berikut:

a. Judul inovasi kegiatan,

b. Analisa permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan sebelumnya,

c. Kondisi saat ini;

d. Kondisi yang diharapkan,

e. Tujuan dan manfaat inovasi

Page 25: Juknis-Juklak SIFIDA

- 14 -

f. Fokus inovasi,

g. Stakeholders yang dilibatkan,

h. Output kunci keberhasilan inovasi

i. Milestone pencapaian tujuan,

j. Target capaian perubahan/inovasi

k. Pelaksanaan inovasi,

l. Laporan hasil pelaksanaan inovasi.

Rancangan inovasi tersebut disampaikan kepada atasan yang

selanjutnya diverifikasi oleh TPMKD. Gambaran mekanisme

penyampaian rancangan inovasi oleh Pejabat Eselon IV dan Staf

Perangkat Daerah adalah sebagai berikut:

MEKANISME PENGAJUAN PROPOSAL INOVASI PERANGKAT DAERAH

OLEH PEJABAT ESELON IV DAN STAF PERANGKAT DAERAH

gambar 2. Mekanisme pengajuan proposal inovasi perangkat daerah

oleh pejabat eselon IV dan staf Perangkat Daerah

Page 26: Juknis-Juklak SIFIDA

- 15 -

H. Sistematika Penulisan Proposal Inovasi Perangkat Daerah

Sistematika Penulisan Proposal Inovasi Perangkat Daerah oleh

pejabat eselon II, III, IV, dan Staf Perangkat Daerah adalah minimal Bab

dan Sub. Bab sebagai berikut:

a. Alternatif 1 (Proposal BAB I dan II)

BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang,

B. Analisa permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan

sebelumnya,

C. Kondisi saat ini;

D. Kondisi yang diharapkan,

E. Tujuan dan manfaat inovasi

BAB II

DESKRIPSI INOVASI

A. Deskripsi Judul Inovasi

B. Fokus inovasi,

C. Stakeholders yang dilibatkan,

D. Output kunci keberhasilan inovasi

E. Milestone pencapaian tujuan,

F. Target capaian perubahan/inovasi

BAB III

PELAKSANAAN INOVASI

A. Pelaksanaan, Inovasi

B. Capaian Target Inovasi (sebelum dan sesudahnya)

C. Strategi mengatasi masalah

BAB. IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Rekomendasi

b. Alternatif 2 (Prposal point 1 s.d. 10)

1. Judul inovasi kegiatan,

2. Analisa permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan sebelumnya,

3. Kondisi saat ini;

Page 27: Juknis-Juklak SIFIDA

- 16 -

4. Kondisi yang diharapkan,

5. Tujuan dan manfaat inovasi

6. Fokus inovasi,

7. Stakeholders yang dilibatkan,

8. Output kunci keberhasilan inovasi

9. Milestone pencapaian tujuan,

10. Target capaian kinerja aksi inovasi

11. Pelaksanaan inovasi,

12. Capaian target inovasi (sebelum, sesudah inovasi dan

prosentase capaian output kinerja aksi)

13. Rekomendasi

Page 28: Juknis-Juklak SIFIDA

- 17 -

BAB IV

PELAKSANAAN SIFIDA

E. Mekanisme Sistem Fasilitasi Pelaksanaan Inovasi Perangkat

Daerah (SIFIDA)

SIFIDA sebagaiamana dijelaskan dalam BAB I sub Bab B, bahwa

Sistem ini berupa Juknis-Juklak SIFIDA yang merupakan satu kesatuan

system yang didalamnya berisi petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan

inivasi perangkat daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Paser.

Petunjuk teknis menjelaskan dan mengatur cara, proses dan prosedur

inovasi perangkat daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Paser.

Sedangkan juklak adalah system yang mengatur tahapan, waktu, dan

proses dan prosedur secara substantif dari pelaksanaan inovasi perangkat

daerah hingga pelaksanaan lomba inovasi daerah dalam rangka

memotivasi perangkat daerah untuk melaksanakan inovasi guna

meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah,

peningkatan daya saing daerah, meningkatkan kualitas pelayanan public,

dan peningkatan pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam

pembangunan daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Paser.

Mekanisme SIFIDA ini digambarkan sebagai berikut:

MEKANISME PELAKSANAAN SIFIDA

Gambar 4. Mekanisme SIFIDA

Page 29: Juknis-Juklak SIFIDA

- 18 -

SIFIDA diawali dari penabuhan genderang pelaksanaan inovasi

(drumming up innovation) oleh Bupati Paser melalui Surat Edaran Bupati

Paser yang memerintahkan semua perangkat daerah di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Paser untuk melaksanakan inovasi perangkat

daerah dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan

pemerintahan daerah, peningkatan daya saing daerah, meningkatkan

kualitas pelayanan public, dan peningkatan pemberdayaan dan peranserta

masyarakat dalam pembangunan daerah di lingkungan pemerintah

Kabupaten Paser. Selanjutnya masing-masing perangkat daerah dapat

menganalisa hambatan-hambatan yang muncul dalam mencapai tujuan

dan sasaran serta program strategis daerah yang menjadi

tanggungjawabnya atau kegiatan yang dilaksanakan pejabat eselon IV dan

staf. Gagasan inovasi yang diajukan oleh pejabat eselon III dan II atau

pejabat daerah, berangkat dari permasalahan tersebut dimunculkan

gagasan inovasi untuk mengatasi masalah tersebut yang dituangkan dalam

bentuk Idea Concept Paper (ICP) atau rancangan awal inovasi. Tim yang

dibentuk perangkat daerah dan Tim SIFIDA menindaklanjuti menyusun

rancangan inovasi perangkat daerah yang selanjutnya disampaikan kepada

Tim Pengendali Mutu Kelitbangan Daerah (TPMKD) untuk diuji kelayakan

gagasan dan rancangan inovasi tersebut, jika layak maka selanjutnya

diajukan persetujuan ke Bupati Paser, dan jika disetujui maka inovasi

perangkat daerah dapat dilaksanakan setelah Anggaran inovasi masuk

dalam DIPA dan dapat dipergunakan. Mekanisme SIFIDA ini diharapkan

mencapai target SIFIDA yaitu terlaksananya ONE AGENCY ONE

INNOVATION (target: satu perangkat daerah melaksanakan minimal satu

inovasi) di lingkungan pemerintah Kabupaten Paser. Sedangkan gagasan

yang disampaikan pejabat eselon IV dan staf, pejabat eselon IV atau staf

menyusun rancangan inovasi baik melalui tim maupun perorangan

disampaikan pada atasan langsung (ke pejabat eselon IV untuk staf, dan

ke Kabid, Kabag, sekretaris untuk pejabat eselon IV) untuk mendapatkan

persetujuan. Apabila disetujui oleh atasan langsung, rancangan inovasi

pada tingkat kegiatan oleh pejabat eselon IV dan staf disertai RKA inovasi

kegiatan dan dikonsultasikan ke TPMKD untuk mendapatkan rekomendasi

dan selanjutnya disampaikan ke TAPD untuk mendapat anggaran, setelah

mendapat anggaran dan tercantum dalam DIPA, maka inovasi kegiatan

dapat dilaksanakan.

Page 30: Juknis-Juklak SIFIDA

- 19 -

F. Jadwal dan Tahapan Pelaksanaan SIFIDA

Jadwal pelaksanaan SIFIDA disusun dengan mempertimbangkan

beberapa hal yang antara lain:

1. Waktu pelaksanaan kegiatan,

2. Waktu pelaksanaan evaluasi pelaksanaan dan realisasi anggaran oleh

TEPRA,

3. Waktu pelaksanaan penyusunan rencana kerja perangkat daerah

(RKPD),

4. Waktu penyusunan anggaran oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah

(TAPD),

5. Waktu pelaksanaan lomba inovasi daerah, baik tingkat kabupaten,

propinsi dan pusat.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas jadwal dan tahapan

pelaksanaan SIFIDA disusun dalam bentuk tabulasi sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal dan Tahapan SIFIDA

NO KEGIATAN SIFIDA BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

TAHUN PENYUSUNAN RANCANGAN INOVASI

1. Analisa hambatan pelaksanaan starategi,

kebijakan, program, kegiatan pada perangkat

daerah

2. Menyampaikan gagasan inovasi (ICP) kepada

atasan langsung (untuk Pejabat eselon IV dan

staf), Kepada Tim PD dan Tim SIFIDA

3. Mengajukan uji kelayakan inovasi Inovasi kepada

TPMKD (untuk pejabat eselon III, II, Pejabat

Daerah), atau konsultasi ke TPMKD (untuk

pejabat eselon IV dan Staf)

4. Mengajukan persetujuan Ke Bupati Paser (untuk

pejabat eselon III, II, Pejabat Daerah), atau

Mengajukan ke TAPD (untuk pejabat eselon IV

dan Staf)

TAHUN PELAKSANAAN INOVASI (TAHUN BERIKUTNYA)

5. Anggaran inovasi masuk dalam DIPA

6. Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah

7. Penyampaian Laporan Hasil inovasi perangkat

daerah kepada Bupati Paser melalui Bappeda

Kabupaten Paser

8. Gelar Inovasi Perangkat Daerah (GIPA)

9. Seleksi Inovasi terbaik Tk. Kabupaten

10. Lomba inovasi Tingkat Propinsi

11. Lomba inovasi Tingkat Nasional

12. Agency Innovation Reward

Page 31: Juknis-Juklak SIFIDA

- 20 -

G. Monitoring Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah

Monitoring pelaksanaan inovasi perangkat daerah dilaporkan oleh

innovation leader secara berkala kepada Bupati Paser melalui Bappeda

Kabupaten Paser Qq. Subbidang Inovasi dan Teknologi Via email:

[email protected] atau What-up / WA nomor

082251112907.

Laporan berkala disampaikan minimal sebulan sekali, adapun format

laporan adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Laporan Progress Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah

LAPORAN PROGRESS

PELAKSANAAN INOVASI PERANGKAT DAERAH

Judul Inovasi :…………………………………………………

Innovation Leader : ………………………………………………..

Instansi : ………………………………………………..

No Milestone Kegiatan Waktu

pelaksanaan

Realisasi

pelaksanaan

(%)

Keterangan

1.

2.

3.

Dst.

Tana Paser, ………………20

Innovation Leader,

……………………………

NIP……………………….

H. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah

Evaluasi hasil pelaksanaan inovasi perangkat daerah disampaikan

kepada Bupati Paser melalui Bappeda Kabupaten Paser Qq. Sub Bidang

Inovasi dan Teknologi. Sistematika laporan hasil inovasi perangkat daerah

sebagaimana BAB II subbab. D.

Page 32: Juknis-Juklak SIFIDA

- 21 -

BAB V

SELEKSI LOMBA INOVASI PERANGKAT DAERAH

(Seleksi hasil inovasi terbaik daerah dan tindak lanjut)

F. Seleksi Substansi

Seleksi inovasi terbaik secara substantial adalah sebagai berikut:

1. Inovasi yang disertakan dalam seleksi adalah inovasi perangkat

daerah yang difasilitasi oleh Tim SIFIDA,

2. Inovasi Perangkat Daerah yang dilaksanakan 1 tahun terakhir,

3. Inovasi yang memenuhi persyaratan :

a. Novelty (start up innovation)

b. Uniqueness and Originality

c. Kebermanfaatan (social , institution and or morality impact),

d. Keberlanjutan (continuety),

e. Development

f. Commercialization,

g. Scientific approach

G. Presentasi

Inovasi perangkat daerah yang terpilih dalam seleksi inovasi

perangkat daerah terbaik, membuat presentasi hasil inovasi dalam bentuk

power point yang disajikan dalam durasi 15 menit. Presentasi power point

inovasi perangkat daerah dihadadapan TIM penilai dengan rincian waktu

sebagai berikut:

1. Presentasi hasil inovasi perangkat daerah dalam bentuk power point

selama 15 menit,

2. Tanya jawab 20 menit.

H. Finding Fact

Finding fact dilakukan bagi finalis yang lulus presentasi inovasi

dihadapan tim penilai dan untuk memastikan kesiapan finalis dalam hal

sarana, prasarana dan sumber daya manusia yang akan digunakan dalam

pelaksanaan kegiatan lomba ke tingkat propinsi dan nasional. Finding fact

akan dilakukan bilamana diperlukan.

Page 33: Juknis-Juklak SIFIDA

- 22 -

I. Penetapan Inovasi Perangkat Daerah Terbaik

Penetapan inovasi perangkat daerah terbaik ditetapkan dengan

keputusan Bupati Paser berdasarkan hasil penilaian Tim Penilai dalam

seleksi inovasi perangkat daerah terbaik.

J. Tindak Lanjut Pemerintah Daerah

Inovasi perangkat daerah terbaik akan diikutkan dalam lomba

inovasi di tingkat propinsi dan jika menjuarai pada tingkat propinsi maka

akan diikutkan dalam lomba inovasi tingkat nasional. Project leader dari

inovasi perangkat daerah terbaik mendapatkan reward yang ditetapkan

dengan keputusan Bupati Paser.

Page 34: Juknis-Juklak SIFIDA

- 23 -

BAB VI

PENUTUP

C. Kesimpulan

Berdasarkan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan inovasi perangkat

daerah di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Inovasi perangkat daerah diperlukan untuk meningkatkan daya saing

daerah, meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah,

meningkatkan pelayanan publik, meningkatkan pemberdayaan dan

peranserta masyarakat dalam pembangunan daerah dan meningkatkan

kualitas kesejahteraan masyarakat, merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari reformasi birokrasi,

2. One Agency One Innovation (satu perangkat daerah malaksanakan

minimal satu inovasi) merupakan target minimal yang harus dicapai

dalam rangka tujuan inovasi sebagaiaman poin 1 diatas,

3. SIFIDA merupakan cara, prosedur, tahapan dan panduan pelaksanaan

inovasi yang merupakan satu kesatuan system fasilitasi pelaksanaan

inovasi perangkat daerah dengan tujuan menjembatani dan

memudahkan perangkat daerah dalam melaksanakan inovasi perangkat

daerah.

D. Rekomendasi

Dengan diterbitkannya juknis-juklak ini direkomendasikan sebagai berikut:

1. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan inovasi perangkat daerah

disarankan agar Perangkat daerah dapat mengikuti arahan fasilitasi

pelaksanaan inovasi perangkat daerah yang telah dituangkan dalam

juknis-juklak SIFIDA,

2. Rangkaian system fasilitasi pelaksanaan inovasi perangkat daerah

(SIFIDA) yang dituangkan dalam juknis-juklak diatas dalam

pelaksanaannya perlu dilakukan evaluasi untuk review dan reviasi

guna kesempurnaan juknis-juklak kedepan.

3. SIFIDA dapat dijadikan sebagai embrio payung hukum system

pelaksanaan inovasi perangkat daerah dalam rangka meningkatkan

kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, meningkatkan

pelayanan publik, meningkatkan pemberdayaan dan peranserta

Page 35: Juknis-Juklak SIFIDA

- 24 -

masyarakat dalam pembangunan daerah dan meningkatkan kualitas

kesejahteraan masyarakat.

Page 36: Juknis-Juklak SIFIDA

- 25 -

Penjelasan tambahan :

1). Pejabat Eselon II : Pejabat Tinggi Pratama

2). Pejabat Eselon III : Pejabat Administrasi

3). Pejabat Eselon IV : Pengawas