jujujujuju

127
GAYA BEL AJ AR SISWA PROGRAM AKSELERASI DI M Ts N MAL ANG III GONDANGLEGI SKRIPSI Oleh: Noor Hafidhoh 06110059  J URUSAN PENDIDIKAN AGAMA IS L AM FAK UL TAS TARBIY AH UNIVERSITAS ISL AM NEGERI MAUL AN A M ALI K IBRAHIM MALANG 2010

Upload: afif-iman-hidayat

Post on 02-Mar-2016

99 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sdfsdfgfsdf

TRANSCRIPT

Page 1: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 1/127

GAYA BELAJ AR SISWA PROGRAM AK SELERASI

DI MTsN MALANG III GONDANGLEGI

SKRIPSI

Oleh:

Noor Hafidhoh06110059

J URUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERIMAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG2010

Page 2: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 2/127

GAYA BELAJ AR SISWA PROGRAM AK SELERASI

DI MTsN MALANG I II GONDANGLEGI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Noor Hafidhoh06110059

J URUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAHUNIVERSITAS ISLAM NEGERIMAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG2010

Page 3: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 3/127

GAYA BELAJ AR SISWA PROGRAM AK SELERASI

DI M TsN MAL ANG III GONDANGLEGI

SKRIPSI

Oleh:

Noor Hafidhoh06110059

Telah Disetujui Pada Tanggal 9 April 2010Oleh Dosen Pembimbing:

Drs. H. Mohammad Asrori, M .AgNIP. 196910202000031 001

Mengetahui,

K etua J urusanPendidikan Agama Islam

Drs. H. M. Padil, M. Pd. INIP. 196512051994031 003

Page 4: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 4/127

LEMBAR PERSETUJ UAN

GAYA BELAJ AR SISWA PROGRAM AK SELERASIDI M TsN MAL ANG III GONDANGLEGI

SKRIPSI

OLEH:

Noor HafidhohNIM: 06110059

Telah Disetujui pada tanggalOleh Dosen Pembimbing:

Drs. H. Mohammad Asrori, M .AgNIP. 150 302 530

MengetahuiDekan Fakultas Tarbiyah

Dr. H. M. Zainuddin, MANIP. 19620507 199503 1 001

Page 5: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 5/127

LEMBAR PERSETUJ UAN

GAYA BELAJ AR SISWA PROGRAM AK SELERASIDI M TsN MAL ANG III GONDANGLEGI

SKRIPSI

OLEH:

Noor HafidhohNIM: 06110059

Telah Disetujui pada tanggal

OlehDosen Pembimbing:

Drs. H. Mohammad Asrori, M .Ag NIP. 150 302 530

Mengetahui,Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Drs. Moh. Padil, M. Pd. I NIP. 150 267 235

Page 6: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 6/127

Drs. H. M ohammad Asrori, M.Ag

Dosen Fakultas TarbiyahUniversitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Noor hafidhoh Malang, 9 April 2010Lampiran : 4 (Empat) Eksemplar

Kepada Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

di Malang

Assalamu'alaikum Wr. WbSesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa

maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawahini:

Nama : Noor Hafidhoh NIM : 06110059Jurusan : Pendidikan Agama IslamJudul Skripsi : Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi Di MTsN

Malang III GondanglegiMaka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut layakdiajukan untuk diujikanDemikian, mohon dimaklumi adanya.Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Pembimbing,

Drs. H. Mohammad Asrori M.Ag NIP. 196910202000031 001

Page 7: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 7/127

HAL AMAN PENGESAHAN

GAYA BELAJ AR SISWA PROGRAM AK SELERASI DI MTsN MAL ANG II IGONDANGLEGI

SKRIPSIdipersiapkan dan disusun oleh Noor Hafidhoh (06110059)

telah dipertahankan di depan dewan penguji skripsi pada tanggal21 April 2010 dengan nilai A

dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratanuntuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Pada Tanggal: 29 April 2010

Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua SidangDrs. H. Mohammad Asrori, M.Ag :__________________________

NIP. 196910202000031 001

Sekretaris SidangDrs. A. Zuhdi, MA :__________________________

NIP. 196902111995031002

PembimbingDrs. H. Mohammad Asrori, M.Ag :__________________________ NIP. 196910202000031 001

Penguji UtamaDr. H. Agus Maimun :__________________________

NIP. 19650817 1998031003

Mengesahkan,

Dekan Fakultas TarbiyahUniversitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. H. M. Zainuddin, MANIP. 19620507 199503 1 001

Page 8: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 8/127

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 9 April 2010

Noor Hafidhoh

Page 9: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 9/127

PERSEMBAHAN

Dengan ketulusan dan kerendahan hatiku persembahkan karya ini

Untuk sepasang mutiara hati yang memancarkan cinta kasihyang tak pernah usai, yang selalu mengasihiku

setulus hati dan sesuci do’a

Ayahnda Nabhan Thohawi S.PdiIbunda Taufiqul Baroroh S.Pdi

Restumu yang slalu menyertai setiap langkahku dari jerih payahmu kesuksesanku berasal, demi meniti masa depan.

Saudaraku Faza dan Rima, orang terdekatku A. Miftakhul Ulum yang selalumemberikan semangat dan aspirasi yang tak pernah membuat putus harapanku

yang selalu memberikan dorongan dan semangatuntuk dapat menyelesaikan skripsi ini .

Bapak dan Ibu guruku yang telah mencurahkan segenap ilmunya, semoga amal beliauditerima disisinya.

Temen-temenku seangkatan Tarbiyah 2006 thanks to All yang pernah bersama-sama

selama studidalam suka & dukaSahabat-sahabat-Ku..(iir,miftunk,lindhut,mama,bu-

di,luluk,duplikatq,amel,reni,mbelel,noe-chan,us,ira,oma,alek,mas dedy,kaji,wahdan penghibur dikala suntuk dan motivator disaat lelah, semoga persahabatan kita tetap

utuh untuk selama-lamanya.....bersama kalian banyak hal yang tak terlupakan dankeberadaan kalian adalah segalanya bagiku dan kalianlah anugrah yang terindah

dalam hidupku

Orang-orang yang berada di lingkunganku yang membantuku dalam proses pengembangan diri.

Page 10: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 10/127

K ATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, juga sumber kunci

perbendaharaan ilmu itu hanya ada pada genggaman-Nya.

Shalawat serta salam semoga abadi tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW yang telah berhasil membimbing dan menuntun umatnya kejalan

yang benar dan di ridloi Allah SWT sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas

akhir berupa skripsi yang berjudul “Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN

Malang III Gondanglegi”.

Suatu kebanggan tersendiri bagi penulis karena dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi. Penulis meyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat

terlepas dari uluran tangan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan do’a restu,

pengarahan serta kasih sayangnya.

2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang, yang telah memberikan kepada peneliti

peluang studi.

Page 11: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 11/127

3. Dr. Zainuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Drs. Moh. Padil, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

5. Drs. H. Mohammad Asrori, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah

menunjukkan arah bimbingan kepada penulis dengan penuh kesungguhan dan

kesabaran.

6. Drs. Samsudin, M. Pd selaku kepala MTsN Malang III Gondanglegi yang

telah memberikan izin penelitian.

7. Buat semua yang telah membantu penulis yang tidak sempat penulis sebutkan

baik dalam keseharian maupun dalam penyelesaian skripsi ini, penulis

ucapkan terima kasih banyak hanya Allah yang mampu membalas jasa-jasa

kalian semua.

Akhirnya penulis mengharapkan saran, dan kritik yang konstruktif,

karena penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

kesalahan baik sengaja maupun tidak sengaja. Semoga skripsi ini dapat

menjadi masukan bagi para pembaca umumnya dan penulis khususnya.

Amin Yaa Robbal Alamin..

Malang, 29 April 2010

Penulis

Page 12: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 12/127

DAFTAR I SI

HALAMAN SAM PUL .............................................................................. i

HALAMAN J UDUL .................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJ UAN .................................................................. iii

HALAMAN NOTA DINAS ...................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... v

HALAMAN PERNY ATAAN................................................................... vi

MOTTO....................................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ viii

K ATA PENGANTAR................................................................................ ix

DAFTAR I SI ............................................................................................... xi

DAFTAR LAMPI RAN ............................................................................. xiv

ABSTRAK ................................................................................................... xv

BAB I PENDAHUL UAN

A. Latar belakang................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................... 7

C. Tujuan Penelitian............................................................ 7

D. Manfaat Penelitian.......................................................... 8

E. Definisi Operasional........................................................ 8

F. Sistematika Pembahasan................................................. 9

Page 13: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 13/127

BAB II K AJ IAN PUSTAK AA. Program Akselerasi ........................................................ 12

1. Pengertian Program Akselerasi ................................ 12

2. Tujuan Program Akselerasi....................................... 14

3. Kurikulum Program Akselerasi ............................... 15

4. Manajemen Penyelenggaraan program Akselerasi.... 20

B. Gaya Belajar .................................................................. 26

1. Pengertian Belajar ................................................... 26

2. Jenis- jenis Belajar .................................................. 28

3. Teori- teori Belajar .................................................. 31

4. Prinsip- prinsip Belajar ............................................ 41

5. Gaya Belajar ............................................................ 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan jenis Penelitian................................... 48

B. Kehadiran Peneliti....................................................... 51

C. Lokasi Penelitian......................................................... 52

D. Data dan Sumber Data.................................................. 52

E. Metode Pengumpulan Data ......................................... 55

F. Analisis Data ............................................................... 58

G. Pengecekan Keabsahan Data ...................................... 61

H. Tahap- tahap Penelitian ............................................... 63

Page 14: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 14/127

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Obyek................................................... 66

1. Sejarah berdirinya MTsN Malang III........................ 66

2. Visi, Misi & Tujuan MTsN Malang III.................... 67

3. Program- program di MTsN Malang III................... 69

B. Penyajian Data

1. Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi ................ 71

2. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Siswa

Akselerasi dalam Proses Belajar................................ 77

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Gaya Belajar Siswa ProgramAkselerasi......................... 81

B. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Siswa

Akselerasi dalam Proses Belajar.................................... 85

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................... 87

B. Saran............................................................................... 88

DAFTAR PUSTAK A

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 15/127

DAFTAR LAM PIRAN

LAMPIRAN 1 : PROGRAM PENYELENGGARAAN AKSELERASI DI MTSN

MALANG III GONDANGLEGI

LAMPIRAN 2 : KONDISI OBJEKTIF PROGRAM AKSELERASI

LAMPIRAN 3 : PENGELOLAAN PROGRAM AKSELERASI

LAMPIRAN 4 : MODUL BIMBINGAN KONSELING SISWA MTSN MALANG 3

GONDANGLEGI

LAMPIRAN 5 : PEKAN EFEKTIF SEMESTER GANAP AKSELERASI KELAS

VII

LAMPIRAN 6 : PEKAN EFEKTIF SEMESTER GANAP AKSELERASI KELAS

VIII

LAMPIRAN 7 : PROGRAM TAHUNAN (PROTA)

LAMPIRAN 8 : DATA SISWA PROGRAM AKSELERASI

Page 16: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 16/127

ABSTRAK

Hafidhoh, Noor. 2010. Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN Malang IIIGondanglegi. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah,Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing, Drs.H. M. Mohammad Asrori, M. Ag

K ata kunci : Gaya Belajar, Program Akselerasi.

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, disekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika menyadari bahwa bagaimanaseseorang menyerap dan mengolah informasi, belajar dan berkomunikasi menjadi

sesuatu yang mudah dan menyenangkan.Perlu disadari bahwa tidak semua orang punya gaya belajar yang sama.

Walaupun bila mereka berada di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama.Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbedatingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Karenanya,mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuahinformasi atau pelajaran yang sama.

Di lingkungan sekolah, sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajardengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisamembaca, kemudian mencoba memahaminya. Sebagian siswa lain lebih suka gurumereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka

mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih sukamembentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut

pelajaran tersebut. Apa pun cara yang dipilih, perbedaaan gaya belajar itumenunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuahinformasi dari luar dirinya. Oleh karena itu, sebagai seorang guru bisa memahami

bagaimana perbedaan gaya belajar pada siswanya, dan mencoba menyadarkansiswanya akan perbedaan tersebut, mungkin akan lebih mudah bagi guru untukmenyampaikan informasi secara lebih efektif dan efisien

Anak berbakat memiliki kepribadian yang unik. Umumnya mereka memiliki minatyang kuat terhadap berbagai bidang yang menjadi interestnya, sangat tertarik terhadap

berbagai persoalan moral dan etika, sangat otonom dalam membuat keputusan dan

menentukan tindakan. Sejumlah karakteristik yang unik ini jika tidak dipahamidengan benar oleh para pendidik dan orang tua, maka akan menimbulkan persepsiseolah-olah anak berbakat adalah individu yang keras kepala, tidak mau kompromi

bahkan ada yang secara ekstrim menilai anak berbakat rendah sikap. Mempertimbangkan keunikan karakteristik kepribadian anak berbakat seperti

tersebut di atas maka diperlukan cara-cara khusus dalam mengelola ataumemfasilitasi kegiatan belajar anak berbakat.

Page 17: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 17/127

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif atau uraian. Ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, persepsi, pemikiran orang secara individual atau kelompok. Kehadiran peneliti adalahsebagai seorang pengamat secara penuh. Adapun prosedur pengumpulan data yaitudengan menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara. Untukmenganalisis data peneliti menggunakan tiga tahapan yakni, identifikasi, klasifikasi,dan interpretasi. Kemudian pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi.

Dari hasil analisis data dilapangan dapat diperoleh temuan bahwa siswa program akselerasi di MTsN Malang 3 Gondanglegi menggunakan gaya belajarauditori dan kinestetik.

Page 18: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 18/127

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAK ANG

Anak berbakat memiliki kepribadian yang unik. Umumnya mereka

memiliki minat yang kuat terhadap berbagai bidang yang menjadi interestnya,

sangat tertarik terhadap berbagai persoalan moral dan etika, sangat otonom dalam

membuat keputusan dan menentukan tindakan. Sejumlah karakteristik yang unik

ini jika tidak dipahami dengan benar oleh para pendidik dan orang tua, maka

akan menimbulkan persepsi seolah-olah anak berbakat adalah individu yang

keras kepala, tidak mau kompromi bahkan ada yang secara ekstrim menilai anak

berbakat rendah sikap.

Mempertimbangkan keunikan karakteristik kepribadian anak berbakat

seperti tersebut di atas maka diperlukan cara-cara khusus dalam mengelola atau

memfasilitasi kegiatan belajar anak berbakat. Sikapnya yang otonom dipadu

dengan task commitment yang tinggi dan minatnya terhadap banyak aspek

kehidupan serta nilai-nilai moral maka wajar jika anak berbakat memiliki

perilaku belajar yang berbeda dengan anak umum.

Mereka membutuhkan layanan pendidikan spesifik agar potensi

keberbakatannya dapat berkembang sehingga mencapai aktualisasi diri yang

optimal. Mendorong aktualisasi potensi keberbakatan anak, pada

perkembangannya akan menjadi salah satu pilar kekuatan bangsa dalam

Page 19: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 19/127

pertarungan dan persaingan antar bangsa-bangsa di era global. Tanpa pelayanan

pendidikan yang relevan, anak berbakat akan menjadi kelompok marjinal yang

gagal memberikan sumbangan signifikan bagi kemajuan bangsa ini. Jika hal itu

dibiarkan terus berlangsung maka sesungguhnya kita telah melakukan

“penganiayaan” dan menyia-nyiakan anugerah Ilahi yang amat besar.

Salah satu koridor pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang

memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa adalah melalui program

akselerasi (percepatan belajar). Sebagaimana dikatakan E. Mulayasa

Menyediakan program-program khusus sebagai usaha untuk penanganan anak

berbakat diantaranya adalah dengan diselenggarakannya program akselerasi

sebagai layanan terhadap perbedan perorangan dalam diri siswa. 1

Melihat kecepatan perkembangan teknologi yang menuntut adanya SDM

berkualitas, dunia pendidikan perlu segera melangkah menyelenggarakan

program akselerasi (percepatan belajar). Ini perlu dilakukan sebagai pemikiran

dan alternatif yang berwawasan masa depan untuk menyiapkan anak bangsa

sedini mungkin sebagai calon pemimpin berkualitas namun tetap bermoral

dengan menjunjung budaya dan adat ketimuran dalam menghadapi globalisasi

teknologi yang penuh kompetisi. Untuk itu, siswa pemilik bakat dan kecerdasan

luar biasa jauh di atas normal (yang memiliki skor IQ 125 ke atas) harus

mendapat perhatian khusus. Mereka cenderung lebih cepat menguasai materi

pelajaran. Keadaan ini memungkinkan, kemunculan perilaku baru, mereka akan

1 E. Mulyasa, KurikulumBerbasis Kompetensi, (Bandung: PT Rosdakarya, 2004), hlm. 128

Page 20: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 20/127

membuat kelas kurang tertib. Disamping itu, lambat laun akan menjadikan

bersangkutan melakukan perbuatan di luar kontrol. Melihat hal tersebut, siswa

berkemampuan luar biasa perlu ditangani secara khusus agar dapat berkembang

secara alamiah dan optimal. Yaitu lewat proses akselerasi (percepatan) belajar.

Program akselerasi atau program percepatan merupakan suatu program

untuk peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan luar biasa atau dengan kata

lain program untuk mempercepat masa studi bagi peserta didik yang memiliki

tingkat kecerdasan tinggi yang berhak untuk mendapat perhatian khusus agar

dipacu perkembangan prestasi dan bakatnya. Misalnya SD diselesaikan dalam 4

tahun, SMP dalam 2 tahun begitu juga dengan SMA. Dengan kata yang lebih

klise, menyiapkan “pendekar” calon pemimpin masa depan.

Jaminan pemerintah terhadap pelayanan pendidikan bagi anak berbakat

akademik (intelektual) atau lazim disebut peserta didik yang memiliki potensi

kecerdasan dan bakat istimewa dinyatakan dalam Undang-undang No. 20 Tahun

2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Bab IV pasal 5 ayat (2) yang berbunyi:

“warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan /

atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”.

Diperjelas dalam pasal 5 ayat (4) yang berbunyi: “warga negara yang

memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan

khusus”. Disebutkan juga dalam pasal 12 ayat (1) point b yaitu: “mendapatkan

pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya”. Dan

point f yang berbunyi: “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak

Page 21: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 21/127

menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-

masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.

Ketentuan mengenai semua amanat tersebut diatur lebih lanjut dengan

peraturan pemerintah. 2Mengenai Kesungguhan untuk mengembangkan

pendidikan bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa

ditekankan pula oleh Presiden Rebuplik Indonesia ketika menerima anggota

Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (BPPN) tanggal 19 Januari 1991, yang

menyatakan bahwa: “agar lebih memperhatikan pelayanan pendidikan terhadap

anak-anak yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa”. 3

Pada tahun pelajaran 2001/2002, pemerintah melalui Direktorat

Pendidikan Luar Biasa, menetapkan kebijakan untuk melakukan sosialisasi atau

melaksanakan pemerataan terhadap sekolah yang mengajukan proposal untuk

menyelenggarakan program percepatan belajar, khususnya di ibu kota beberapa

propinsi.

Namun sayangnya, penanganan anak berbakat belum mendapatkan

perhatian serius baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat. Layanan

pendidikan untuk anak berbakat di Indonesia masih relatif terbatas, kesadaran

para guru dan orang tua akan kebutuhan anak berbakat juga dirasa kurang. 4

Moegiadi Dkk dalam Nugroho menjelaskan bahwa berpuluh tahun orientasi

2 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.3 Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah, Pedoman Penyelenggaraan programPercepatanBelajar (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003 ), hlm. 8 4 M.L Oetomo.Dkk, Peran Orang Tua dan Guru DalamProses Mengidentifikasi dan MenanganiAnak Berbakat, Hasil Penelitian, 2002, (http://www.google.com. Online)

Page 22: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 22/127

kebijakan pendidikan di Indonesia memang lebih diarahkan untuk mengatasi

masalah pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan dari pada

memperhatikan kelompok-kelompok khusus dengan kebutuhan layanan

pendidikan yang spesifik seperti yang dibutuhkan oleh anak-anak berbakat 5

Sejarah penyelenggaraan pendidikan anak berbakat di Indonesia memang

belum mantap seperti di negara-negara maju yang telah memulai pendidikan

anak berbakat lebih awal. Jika dicermati berbagai upaya memberikan pelayanan

pendidikan untuk anak berbakat yang ditempuh oleh pemerintah mengalami

pasang-surut (timbul-tenggelam) dan terkesan kurang konsisten. Oleh karena itu

bisa dimaklumi jika hasil yang dicapai juga belum optimal, bahkan disana sini

terkesan masih mencari bentuk atau sebatas proyek-proyek uji coba.

Program akselerasi atau program percepatan merupakan suatu program

untuk peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan luar biasa atau dengan kata

lain program untuk mempercepat masa studi bagi peserta didik yang memiliki

tingkat kecerdasan tinggi yang berhak untuk mendapat perhatian khusus agar

dipacu perkembangan prestasi dan bakatnya

Salah satu Madrasah di daerah Gondanglegi yang menyelenggarakan

program akselerasi adalah MTsN Malang III Gondanglegi. Dalam rangka

menjaga mutu penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, MTsN Malang III

terus melakukan inovasi-inovasi yang dilakukan oleh seluruh tenaga

5 Nugroho, Model Pengembangan Self Reguleted Learning Pada Siswa Sekolah Favorit Depok,Fakultas Pasca Sarjana, Disertasi, 2003 (http://www.google.com. Online).

Page 23: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 23/127

kependidikan yang ada, disamping terus menambah wadah bagi pengembangan

kelebihan-kelebihan khusus yang dimiliki siswa, diantaranya: 1. Program Kelas

Akselerasi (Ijin Kanwil Depag-tahun ketiga), 2. Program Kelas Prestasi (tahun

keempat), 3. Program Kelas Bilingual/rintisan kelas Internasional (mulai

2009/2010).

Di MTsN Malang III ini siswa dalam menelaah pelajaran, mereka tidak

hanya terpaku pada pembelajaran di kelas saja yang disampaikan oleh guru.

Akan tetapi mereka tidak mau menyia-nyiakan fasilitas yang ada yaitu

perpustakaan. Umumnya pada saat istirahat kebanyakan siswa melakukan

aktifitas yang tertuju di kantin sekolah, tetapi untuk anak akselerasi di MTsN

Malang III ini menggunakannya untuk membaca buku di perpustakaan.

Walaupun di sisi lain mereka juga membutuhkan makan di kantin tetapi setelah

itu mereka ke perpustakaan sekolah karena bagi mereka pengetahuan adalah

segalanya.

Setiap orang memiliki rasa ingin tahu akan sesuatu hal. Perasaan dan

kebutuhan inilah yang mendorong orang untuk senantiasa belajar. Jadi, pada

dasarnya belajar adalah upaya orang untuk mengetahui sesuatu yang belum

diketahui, dan setiap orang melakukan itu. Artinya, manusia adalah mahluk yang

Belajar.

Persoalan dalam belajar terletak pada metode dan teknik atau gaya

seseorang dalam belajar. Ada yang senang belajar dikeramaian bahkan

dikerumunan atau di tempat darmawisata, sebaliknya ada yang senang belajar

Page 24: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 24/127

kalau sepi, sendiri, bahkan dikeheningan malam. Ada juga yang senang belajar

kalau sambil dengarin musik; sebaliknya ada yang senang kalau belajar sambil

bermain. Saya bahkan pernah punya teman yang senang tiduran (sambil dengar)

kalau orang lagi belajar (diskusi). Ada juga yang tidak senang belajar kelompok.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam skripsi ini diambil judul

Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di M TsN M alang III Gondanglegi .

Berkenaan dengan keunikan karakteristik kepribadian anak berbakat seperti

tersebut di atas maka wajar jika anak berbakat memiliki perilaku belajar yang

berbeda dengan anak biasa pada umumnya.

B. RUMUSAN MASAL AH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gaya belajar siswa program akselerasi di MTsN Malang III

Gondanglegi?

2. Apa faktor yang mendukung dan menghambat siswa akselerasi dalam proses

belajar di MTsN Malang III Gondanglegi?

C. TUJ UAN PENEL ITI AN

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendiskripsikan gaya belajar siswa program akselerasi di MTsN Malang III

Gondanglegi.

Page 25: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 25/127

2. Mendiskripsikan faktor yang mendukung dan menghambat siswa akselerasi

dalam proses belajar di MTsN Malang III Gondanglegi.

D. MANFAAT PENEL ITIAN

Setelah penulis menyelesaikan penelitian Tentang ”Gaya Belajar Siswa

Program Akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi” maka penelitian ini

diharapkan bermanfaat :

1. Bagi peneliti

a. Penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga yang dapat dijadikan

sebagai bekal bagi peneliti.

b. Penelitian dapat memberikan wawasan yang luas sehingga peneliti dapat

tanggap terhadap keadaan yang dihadapi.

2. Bagi Sekolah

Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu pendidikan

3. Bagi UIN Malang

Sebagai tambahan khazanah ilmiyah bagi perpustakaannya (sebagai referensi

dan sebagai penambah pembendaharaan perpustakaan Fakultas Tarbiyah

Jurusan Pendidikan Agama Islam

E.

DEFINISI OPERASIONALProgram Akselerasi : Program percepatan untuk peserta didik yang

memiliki tiingkat kecerdasan luar biasa atau dengan

kata lain program untuk mempercepat masa studi bagi

Page 26: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 26/127

peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan t inggi

yang berhak untuk mendapatkan perhatian khusus

agar dipacu perkembangan prestasi dan bakatnya.

Gaya belajar : Cara belajar yang disukai siswa, dan merupakan

kunci untuk mengembangkan kinerja dalam

pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar

pribadi. Bagaimana seseorang menyerap dan

mengolah informasi, belajar dan berkomunikasi

menjadi sesuatu yang mudah dan menyenangkan .

F. SISTEMATI K A PENULISAN LAPORAN DAN PEMBAHASAN

Untuk mempermudah penulisan dan pemahaman secara menyeluruh

tentang penelitian ini, maka sistematika penulisan laporan dan pembahasannya

disusun sebagai berikut:

BAB I: Merupakan bab pendahuluan yang berfungsi sebagai pengantar

informasi penelitian yang terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Definisi Operasional.

BAB II: Berisikan tentang kajian pustaka, terdiri dari: A. Program Akselerasi

meliputi: Pengertian Program Akselerasi, Tujuan Program Akselerasi ,

Kurikulum Program Akselerasi dan Manajemen Penyelenggaraan

Program Akselerasi (rekrutmen siswa dan pelaksanaan pendidikan

program akselerasi). B. Gaya Belajar Siswa meliputi: Pengertian belajar,

Page 27: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 27/127

Jenis-jenis belajar, Teori-teori belajar, Prinsip-prinsip belajar, Faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar dan Gaya Belajar.

BAB III: Berisikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian, terdiri

dari: Pendekatan dan Jenis penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi

Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data,

Pengecekan Keabsahan , dan Tahap-tahap Penelitian.

BAB IV : Merupakan pembahasan tentang laporan hasil penelitian, terdiri dari:

A. Latar Belakang Objek meliputi: Sejarah singkat MTsN Malang III, visi,

misi dan tujuan MTsN Malang III, struktur organisasi MTsN Malang III,

Sarana dan prasarana MTsN Malang III, keadaan guru dan karyawan,

keadaan siswa-siswi serta kegiatan ekstrakurikuler B. Paparan data hasil

penelitian meliputi: 1. Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN

Malang III Gondanglegi 2. Faktor apa saja yang mendukung dan

menghambat siswa akselerasi dalam proses belajar di MTsN Malang III

Gondanglegi

BAB V : Berisikan tentang pembahasan hasil penelitian, terdiri dari: A. Gaya

Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi B.

Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat siswa akselerasi dalam

proses belajar di MTsN Malang III Gondanglegi

BAB VI: Merupakan bab penutup. Pembahasan dan penelitian dalam penulisan

skripsi ini yang berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian secara

keseluruhan dan kemudian dilanjutkan dengan memberi saran-saran

Page 28: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 28/127

sebagai perbaikan dari segala kekurangan dan disertai dengan lampiran-

lampiran.

Page 29: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 29/127

BAB II

K AJ IAN TEORI

A. PROGRAM AKSELERASI

1. Pengertian Program Akselerasi

Colangelo (dalam Hawadi) menyebutkan bahwa istilah akselerasi

menunjuk pada pelayanan yang diberikan ( service delivery ) dan kurikulum

yang disampaikan ( curriculum delivery ). Sebagai model pelayanan, akselerasi

dapat diartikan sebagai model layanan pembelajaran dengan cara lompat

kelas, misalnya bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi diberi

kesempatan untuk mengikuti pelajaran pada kelas yang lebih tinggi.

Sementara itu, model kurikulum, akselerasi berarti mempercepat bahan ajar

dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa saat itu sehingga siswa dapat

menyelesaikan program studinya lebih awal. Hal ini dapat dilakukan dengan

cara menganalisis materi pelajaran dengan materi yang esensial dan kurang

esensial. 6

Menurut Sutratinah Tirtonegoro percepatan (a cceleration ) adalah cara

penanganan anak super normal dengan memperbolehkan naik kelas secara

meloncat atau menyelesaikan program reguler di dalam jangka waktu yang

6 Reni Akbar-Hawadi (Ed), Akselerasi: A-Z Inforamasi Program Percepatan Belajar. (Jakarta:Grasindo Widiasarana Indonesia, 2004), hlm. 5-6

Page 30: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 30/127

lebih singkat 7. Hal senada juga disampaikan oleh Ulya Latifah Lubis (dalam

Hawadi) yang mendefinisikan istilah akselerasi sebagai program pelayanan

yang diberikan kepada siswa dengan tingkat keberbakatan tinggi agar dapat

menyelesaikan masa belajarnya lebih cepat dari siswa yang lain (program

reguler). 8

Berdasarkan pengertian di atas, sesungguhnya Allah SWT telah

berfirman dalam surat Az-Zuhruf ayat 32 yang berbunyi:

)32.(

Artinya: " Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telahmenentukan antara mereka kehidupan mereka dalam kehidupan dunia, dankami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapaderajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain.Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan" (Q.S.Az-Zuhruf:32).

Bahwa Allah SWT telah melebihkan sebagian makhluk-Nya dengan

sebagian yang lain agar dapat bermanfaat dan berguna bagi sebagian yang

lainnya itu. 9

Siswa yang seharusnya menyelesaikan studi SMP (Sekolah Menengah

Pertama) atau SMA (Sekolah Menengah Atas) dalam waktu 3 tahun dapat

7 Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan PrgramPendidikannya (Yotyakarta: Bumi Aksara,2001), hlm. 104 8 Reni Akbar-Hawadi (Ed), op.cit ., hlm.1219 Al-Qur’an dan Terjemahannya (Semarang: Menara Kudus, 1990) Surat Az-Zuhruf ayat 32.

Page 31: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 31/127

menyelesaikan materi kurikulum diversifikasi dalam waktu 2 tahun saja.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa akselerasi adalah

program layanan belajar yang diperutukkan bagi mereka yang memiliki

kemampuan tinggi supaya dapat menyelesaikan studinya sesuai kecepatan dan

kemampuannya.

Program ini secara umum memenuhi kebutuhan peserta didik yang

memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif dan afektif.

Secara khusus memberi pelayanan kepada siswa berbakat untuk dapat

menyelesaikan pendidikan lebih cepat dari biasanya. 10

2. Tujuan Program Akselerasi

Dengan diselenggarakannya program ini, ada beberapa alasan yang

masuk akal.

a. Alasan efisiensi sosial pragmatis penyelenggaraan pendidikan. Karena Negara Indonesia yang sedemikian besar, dengan penduduk amat banyak,dilihat masalah pengembangan sumber daya manusia, tetapi miskin danauntuk pendidikan, maka lebih baik mendayagunakan dana yang sedikit itusecara lebih signifikan untuk memacu anak-anak cerdas agar lahirkelompok elite yang handal untuk memperbaiki kondisi bangsa ini secaralebih cepat, dari pada dana yang sedikit itu dibagi ratakan ke semua anaktetapi dampaknya tidak signifikan.

b. Membuat kelas yang relatif homogen sehingga siswa yang merasa luar biasa (cerdas) tidak dirugikan oleh keterlambatan belajar siswa biasa.Sering dikeluhkan banyak guru, anak-anak cerdas di kelas heterogencenderung merasa cepat bosan belajar dan cenderung mengganggu.Karena itu, anak-anak cerdas ini perlu mendapat layanan khusus di kelasyang terpisah dari kelas anak biasa. Dengan begitu, pengelolaan kelasnyamenjadi lebih mudah.

c. Memberikan penghargaan ( reward ) dan perlindungan hak asasi untuk belajar lebih cepat sesuai dengan potensinya.

10 Reni Akbar-Hawadi (Ed), Loc.cit.

Page 32: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 32/127

Menurut Nasichin (dalam Hawadi) Ada dua tujuan yang ingin dicapai

dengan adanya program akselerasi bagi mereka yang memiliki kemampuan

yang lebih, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1) Tujuan Umuma) Memberikan pelayanan terhadap peserta didik yang memiliki

karakteristik khusus dari aspek kognitif dan efektifnya. b) Memenuhi hak asasinya selaku peserta didik sesuai dengan kebutuhan

pendidikan dirinyac) Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta didik.d) Menyiapkan peserta didik menjadi pemimpin masa depan

2) Tujuan Khususa) Menghargai peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar

biasa untuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih cepat. b) Memacu kualitas siswa dalam menigkatkan kecerdasan spiritual,

intelektual dan emosional secara berimbang.c) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran peserta

didik. 11

3. K urikulum Program Akselerasi

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyeleggaraa kegiatan belajar-mengajar. Sedang menurut (Tyler 1949, dalam

Siskandar) pengertian kurikulum mencakup empat pertanyaan yang mendasar

yang harus dijawab dalam mengembangkan kurikulum dan rencana

pengajaran yaitu (a) apa tujuan yang harus dicapai oleh sekolah, (b)

pengalaman-pengalaman belajar seperti apa yang dapat dilaksanakan guna

11 Ibid., hlm.21

Page 33: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 33/127

mencapai tujuan yang dimaksud, (c) bagaimana pengalaman tersebut

diorganisasikan secara efektif, dan (d) bagaimana cara menentukan bahwa

tujuan pendidikan telah tercapai. 12

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan kurikulum memiliki empat

unsur, yaitu: (1) tujuan yang ingin dicapai, (2) struktur dan isi kurikulum

yang berupa mata pelajaran dan kegiatan serta pembagian waktu yang

dugunakan dalam kegiatan belajar-mengajar, (3) pengorganisasian kegiatan

belajar-mengajar, dan (4) penilaian utuk mengetahui apakah tujuan telah

tercapai atau belum.

Muatan materi kurikulum untuk program akselerasi tidak berbeda

dengan kurikulum standar yang digunakan untuk program regular.

Perbedaannya terletak pada penyusunan kembali struktur program pengajaran

dalam alokasi waktu yang lebih singkat. Program akselerasi ini akan

menjadikan kurikulum standar yang biasanya ditempuh siswa SMA dalam

tiga tahun menjadi hanya dua tahun. Pada tahun pertama, siswa akan

mempelajari seluruh materi kelas 1 ditambah dengan setengah materi kelas 2.

Di tahun kedua, mereka akan mempelajari materi kelas 2 yang tersisa dan

seluruh materi kelas 3.

Pengaturan kembali program pembelajaran pada kurikulum standar

yang biasanya diberikan dengan alokasi waktu sembilan cawu menjadi enam

cawu dilakukan tanpa mengurangi isi kurikulum. Kuncinya terletak pada

12 Siskandar, KurikulumPercepatan Belajar . hlm. 2

Page 34: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 34/127

analisis materi kurikulum dengan kalender akademis yang dibuat khusus.

Seperti diketahui, untuk siswa berbakat intelektual dengan keberbakatan

tinggi, tidak semua materi kurikulum standar perlu disampaikan dalam bentuk

tatap muka dan atau dengan irama belajar yang sama dengan siswa regular.

Oleh karena itu, setiap guru yang mengajar di kelas akselerasi perlu

terlebih dahulu melakukan analisis materi pelajaran untuk menentukan sifat

materi yang esensial dan kurang. Suatu materi dikatakan memiliki konsep

esensial bila memenuhi kriteria berikut ini: (1) konsep dasar; (2) konsep yang

menjadi dasar untuk konsep berikut; (3) konsep yang berguna untuk aplikasi;

(4) konsep yang sering muncul pada Ebtanas; (5) konsep yang sering muncul

pada UMPTN untuk SMA. Materi pelajaran yang diidentifikasi sebagai

konsep-konsep yang esensial diprioritaskan untuk diberikan secara tatap

muka, sedangkan materi-materi yang non-esensial, kegiatan pembelajarannya

dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan mandiri 13

Dijelaskan juga oleh Conny R Semiawan, sesuai dengan karakter anak

yang berkemampuan kecerdasan di atas rata-rata ini, kurikulum atau GBPP

atau materi pelajaran telah didiskusikan dan disusun oleh pusat

pengembangan kurikulum sejak 1981. Sebelum uji coba pelaksanaan Program

Anak Berbakat dilaksanakan tahun 1984 kurikulum berdeferensiasi dibuat.

Dikaitkan dengan hal di atas kemampuan gurulah yang selalu harus

ditingkatkan, misalnya kecekatan dalam hal menganalisis kurikulum sesuai

13 Ibid., hlm.124

Page 35: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 35/127

perkembangan anak dan kebutuhan penanjakan kemampuan fikir atau mental

anak dan membuat anak senang belajar.14

Kurikulum yang digunakan pada program akselerasi adalah kurikulum

Nasional dan muatan lokal, yang dimodifikasi dengan penekanan pada materi

yang esensi dan dikembangkan melalui sistem pembelajaran yang dapat

memacu dan mewadahi integrasi pengembangan spiritual, logika, etika, dan

estetika serta mengembangkan kemampuan berfikir holistik, kreatif, sistemik,

linier, dan konvergen utuk memenuhi tuntutan masa kini dan masa depan. 15

Dengan demikian kurikulum program akselerasi adalah kurikulum yang

diberlakukan untuk satuan pendidikan yang bersangkutan, sehingga lulusan

program akselerasi memiliki kualitas dan standar kompetensi yang sama

dengan lulusan program reguler. Perbedaannya hanya terletak pada waktu

keseluruhan yang ditempuh dalam menyelesaikan pendidikannya lebih cepat

bila dibanding dengan program reguler.

Kurikulum akselerasi ini dikembangkan secara diferensiatif. Artinya

kurikulum yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki

oleh siswa. Diferensiasi dalam kurikulum akselerasi menurut Cledening &

Davies, 1983 (dalam Hawadi Dkk) adalah isi pelajaran yang menunjuk pada

konsep dan proses kognitif tingkat tinggi, strategi intruksional yang

14 Conny R Semiawan dan Djeniah Alim, Petunjuk Layanan Dan Pembinaan Kecerdasan Anak (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 6915 Direktorat, op.cit., hlm. 39

Page 36: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 36/127

akomodatif dengan gaya belajar anak berbakat dan rencana yang

memfasilitasi kinerja siswa.16

Kurikulum ini mencakup empat dimensi dan satu sama lainnya tidak

dapat dipisahkan. Dimensi itu adalah:

a. Dimensi Umum

Merupakan kurikulum inti yang memberikan keterampilan dasar

pengetahuan, pemahaman, nilai, dan sikap yang memungkinkan siswa dapat

berfungsi sesuai dengan tuntutan di masyarakat ataupun tantangan pada

jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dimensi umum ini merupakan

kurikulum inti yang juga diberikan kepada siswa lain dalam jenjang

pendidikan yang sama.

b. Dimensi Diferensiasi

Dimensi ini berkaitan dengan ciri khas perkembangan peserta didik

yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa, yang merupakan

program khusus dan pilihan terhadap bidang studi tertentu. Siswa dapat

memilih bidang studi yang diminatinya untuk dapat diketahui lebih luas dan

mendalam.

c. Dimensi Non Akademis

16 Reni Akbar-Hawadi Dkk, KurikulumBerdiferensiasi, ( Jakarta: Grasindo Widiasarana Indonesia,2001), hlm.3

Page 37: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 37/127

Dimensi ini memberikan kesempatan peserta didik utuk belajar di luar

kegiatan sekolah formal melalui media lain seperti radio, televisi, internet,

CD-Rom, wawancara pakar,kunjungan ke museum dan sebagainya.

d. Dimensi Suasana Belajar

Pengalaman belajar yang dijabarkan dari lingkugan keluarga dan

sekolah. Iklim akademis, sistem ganjaran dan hukuman, hubugan antar siswa,

hubungan siswa dengan guru, antara guru dengan orang tua siswa, hubungan

siswa dengan orang tua merupakan unsur yang menentukan lingkungan

belajar. 17

Pengembangan kurikulum berdiferensiasi untuk program percepatan

belajar dapat dilakukan dengan melakukan modifikasi kurikulum nasional dan

muatan local dengan cara sebagai berikut:

1. Modifikasi alokasi waktu, yang disesuaikan kecepatan belajar bagi siswa

yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa ;

2. Modifikasi isi/materi, dipilih yang esensial;

3. Modifikasi sarana-prasarana, yang disesuaikan dengan karakteristik siswa

yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa yakni senang

menemukan sendiri pengetahuan barul;

4. Modifikasi lingkungan belajar yang memungkinkan siswa memiliki

potensi kecerdasan dan bakat istimewa dapat memenuhi kehausan akan

pengetahuan;

17 Direktorat, op.cit., hlm. 39-40

Page 38: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 38/127

5. Modifikasi pengelolaan kelas, yang memungkinkan siswa dapat bekerja

di kelas, baik secara mandiri, berpasangan, maupun kelompok.18

4. Manajemen Penyelenggaraan Program Akselerasi

Manajemen berasal dari kata to manage (inggris) yang berarti

mengatur, mengelola, menata, mengurus, atau mengendalikan. Dengan kata

lain pengertian manajemen tersebut merupakan proses mengatur, mengelola,

menata atau mengendalikan. 19

Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan

bahwa manajemen adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

a. Rekrutmen Siswa

Rekrutmen peserta program akselerasi didasarkan atas dua tahap, yaitu

tahap 1 dan 2

1. Tahap 1

Tahap 1 dilakukan dengan meneliti dokumen data seleksi Penerimaan

Siswa Baru (PSB). Kriteria lolos pada tahap 1 didasarkan atas kriteria

tertentu yang berdasarkan skor data berikut.

a. Nilai Ebtanas Murni (NEM) SD ataupun SLTP.

b. Skor tes seleksi akademis.

18 Ibid., hlm. 4719 John M.Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: PT Gramedia, 1996) hlm.372

Page 39: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 39/127

c. Skor tes psikologi yang terdiri atas kluster, yaitu intelegensi yang

diukur dengan menggunakan tes CFIT skala 3B, kreativitas yang

diukur dengan menggunakan Tes Kreativitas Verbal- Short

Battere, dan task Commitment yang diukur dengan menggunakan skala

TC-YA/FS revisi. Selain faktor kemampuan umum tersebut, untuk

melihat faktor kepribadian, dilakukan pula tes motivasi berprestasi,

penyesuain diri, stabilitas emosi, ketekunan, dan kemandirian dengan

menggunakan alat tes EPPS yang direvisi. Biasanya, persentase yang

lolos dalam tahap ini berkisar antara 15-25% dari jumlah siswa yang

diterima dalam seleksi Penerimaan Siswa Baru.

2. Tahap 2 Penyaringan

Penyaringan dilakukan dengan dua strategi berikut:

a. Strategi Informasi Data Subjektif

Informasi data subjektif diperoleh dari proses pengamatan yang

bersifat kumulatif. Informasi dapat diperoleh melalui check list

perilaku, nominasi oleh guru, nominasi o leh orang tua, nominasi oleh

teman sebaya, dan nominasi dari diri sendiri.

b. Strategi Informasi data Objektif

Informasi data objektif diperoleh melalui alat-alat tes lebih lengkap

yang dapat memberikan informasi yang lebih beragam

(berdiferensiasi), seperti Tes Intelegensi Kolektif Indonesia (TIKI)

dengan sebelas subtes, tes Weschler Intelligence Scale For Children

Page 40: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 40/127

Adaptasi Indonesia dengan sepuluh subtes, dan Baterai Tes Kreativitas

verbal dengan enam subtes.

Kedua strategi tersebut dapat digunakan secara bersama-sama untuk

memberikan informasi yang lebih lengkap dan utuh tentang siswa yang

memiliki tingkat keberbakatan intelektual yang tinggi dan diharapkan mampu

untuk mengikuti Program Akselerasi (biasanya jumlah yang tersaring berkisar

antara 3-10%). 20

Kriteria yang ditetapkan berdasarkan persyaratan Buku Pedoman

Penyelenggaraan Program Akselerasi, adalah sebagai berikut:

a. Informasi Data Obyektif, yang diperoleh dari pihak sekolah berupa skor

akademis dan pihak psikolog (yang berwenang) berupa skor hasil

pemeriksaan psikologis.

1. Akademis, yang diperoleh dari skor:

a) Nilai Ujian Nasional dari sekolah sebelumnya, dengan rata-rata 8,0

ke atas baik untuk SMP maupun SMA. Sedangkan untuk SD tidak

dipersyaratkan.

b) Tes kemampuan akademis, dengan nilai sekurang-kurangnya 8,0.

c) Rapor, nilai rata-rata seluruh mata pelajaran tidak kurang dari 8,0.

2. Psikologis, yang diperoleh dari hasil pemeriksaan psikolog yang

meliputi tes inteligensi umum, tes kreativitas, dan inventori keterikatan

pada tugas. Peserta didik yang lulus tes psikologis adalah mereka yang

20 Reni Hawadi-Akbar (Ed), op.cit., hlm. 122-123.

Page 41: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 41/127

memiliki kemampuan intelektual umum dengan kategori jenius (IQ ≥

140) atau mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum dengan

kategori cerdas (IQ ≥ 125) yang ditunjang oleh kreativitas dan

keterikatan terhadap tugas dalam kategori di atas rata-rata.

b. Informasi Data Subyektif, yaitu nominasi yang diperoleh dari diri sendiri,

teman sebaya, orang tua, dan guru sebagai hasil dari pengamatan dari

sejumlah ciri-ciri keberbakatan.

c. Kesehatan fisik, yang ditunjukkan dengan surat keterangan sehat dari

dokter.

d. Kesediaan calon siswa percepatan dan persetujuan orang tua, yaitu

pernyataan tertulis dari pihak penyelenggara program percepatan belajar

untuk siswa dan orang tua tentang hak dan kewajiban serta hal-hal yang

dianggap perlu dipatuhi untuk menjadi peserta program percepatan

belajar. 21

b. Bentuk Penyelenggaraan Program Akselerasi

Menurut Clark, 1983 (dalam Direktorat Pendidikan Dasar dan

Menengah) ditinjau dari bentuk penyelenggaraanya, program akselerasi dapat

dibedakan menjadi:

1. Kelas Reguler

Dimana siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa

tetap berada bersama-sama dengan siswa lainnya di kelas reguler (model

21 Direktorat, loc.cit.,

Page 42: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 42/127

inklusif). Bentuk penyelenggaraan pada kelas reguler dapat dilakukan dengan

model sebagai berikut:

a. Kelas reguler dengan kelompok ( Cluster ), akseleran belajar dengan siswa

lain di kelas reguler dalam kelompok khusus

b. Kelas reguler dengan Pullout, akseleran belajar bersama-sama dengan

siswa lain dalam kelas reguler tetapi sewaktu-waktu ditarik fari kelas

reguler ke ruangan khusus untuk belajar mandiri, belajar kelompok dan

belajar dengan guru pembimbing khusus

c. Kelas reguler dengan Cluster dan Pullout, akseleran yang berada di kelas

reguler dikelompokkan dalam kelompok khusus dan waktu tertentu dapat

ditarik dari kelas reguler ke ruang khusus untuk belajar mandiri, belajar

kelompok dengan guru pembimbing khusus.

2. Kelas Khusus

Dimana siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa

belajar dalam kelas khusus.

3. Sekolah Khusus

Satu sekolah hanya menyelenggarakan satu bentuk pelayanan

pendidikan, yaitu hanya program akselerasi. Pada model ini siswa dapat

masuk asrama atau tidak. Keuntungan jika ada asrama adalah waktu belajar

lebih panjang, memudahkan kegiatan ekstra kurikuler, jika tidak ada asrama

keuntungannya adalah memepermudah untuk berinteraksi dengan sekolah

lain. Kelemahan model ini dengan adanya asrama adanya pemisahan dengan

Page 43: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 43/127

keluarga dan harus menyesuaikan diri sedang tanpa asrama kelemahannya

timbulnya penilain yang berlebih dari masyarakat sehingga menimbulkan

jarak antara siswa akselerasi dengan siswa reguler yang kurang baik. 22

Hal senada juga dijelaskan Utami Munandar bahwa program

pendidikan bagi siswa berbakat dapat diselenggarakan diantaranya melalui

program akselerasi (percepatan belajar). Program tersebut dapat

diselenggarakan berdasarkan pengelompokan anak berbakat di dalam kelas

biasa, pengelompokan di dalam kelas khusus untuk waktu-waktu tertentu, atau

untuk seluruh waktu pelajaran (pengelompokan di dalam sekolah khusus). 23

Dijelaskan oleh Jeniah Alim (dalam Reni Akbar-Hawadi) Sesuai

dengan prinsip individual differences , pelayanan atau pendidikan untuk anak

berkemampuan di atas rata-rata perlu dilaksanakan. Pelaksanaannya diatur

sebagai berikut: (a) Menyusun pembelajaran terprogram berdasarkan analisis

kurikulum; (b) Menyiapkan sarana dan prasarana penunjang; (c) Menetapkan

model pelaksanaan sesuai dengan kondisi sekolah; (d) Menelaah peserta

didik; dan (e) Penilaian terpadu yang terus menerus dan berkesinambungan. 24

B. Pengertian Belajar, J enis-jenis Belajar, Teori Belajar, Prinsip Belajar

dan Gaya Belajar

1. Pengertian Belajar

22 Direktorat, op.cit., hlm. 28-2923 Utami Munandar, Mengembangkan bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Penuntun Bagi Gurudan Orang Tua, (Jakarta: Gramedia, 1992), hlm. 14324 Reni Akbar-Hawadi (Ed), op. cit ., hlm. 116-117

Page 44: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 44/127

Menurut pengetian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 25 Perubahan-

perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.

Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Perubahan yang terjadi dalam diri individu banyak sekali baik sifat

maupun jenisnya, olek karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam

diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar.

Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar

tersebut adalah: 26

1. Perubahan yang terjadi secara sadar.

Ini berarti bahwa individu yang belajar menyadari terjadinya perubahan yang

ada pada dirinya sendiri.

2. Perubahan dalam belajar yang bersifat positif dan aktif.

25 Nasution, Berbagai Pendekatan dalamProses Belajar dan Mengajar (Bandung: Bumi Aksara,1998), hlm. 9326 Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 5

Page 45: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 45/127

Dalam perbuatan belajar, perubahan belajar anak senantiasa bertambah dan

bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik sebelumnya. Dengan

demikian makin banyak usaha belajar dilakukan, akan makin banyak dan baik

perubahan yang diperoleh. Perubahan bersifat efektif artinya bahwa

perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha

individu itu sendiri.

3. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.

Perbuatan belajar terarah kepada perbuatan tingkah laku yang benar-benar

disadari

4. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.

Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan

tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan

berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar

berikutnya.

5. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Seseorang yang belajar akan

Page 46: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 46/127

mengalami perubahan tingkah laku secara keseluruhan dalam sikap,

ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya36

.

6. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk

beberapa saat saja. Sedangkan perubahan yang terjadi karena proses belajar

yang bersifat permanen ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah

belajar akan bersifat menetap.

2. J enis-J enis Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses

belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 27

a. Belajar Bagian (part learning)Umumnya belajar bagian dilakukan oleh individu bila ia di hadapkan padamateri belajar yang bersifat luas atau ekstensif, misalnya mempelajari sajakataupun gerakan-gerakan motoris, seperti bermain piano. Dalam hal iniindividu memecah seluruh materi pelajaran menjadi bagian-bagian yangsatu sama lain berdiri sendiri. Sebagai lawan dari cara belajar bagian adalahcara belajar keseluruhan atau belajar global.

b. Belajar dengan wawasan (Learning by insight)Menurut Gestalt teori wawasan merupakan proses mereorganisasikan pola-

pola t ingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingkah laku yang adahubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan. Sedangkan bagi kaum

neo-behaviorisme (antara lain C. E. Osgood) menganggap wawasansebagai salah satu bentuk atau wujud dari asosiasi stimulus- respon. Jadimasalah bagi penganut neo-behavorisme ini justru bagaimanamenerangkan reorganisasi pola-pola tingkah lakuyang telah terbentuk tadi

36 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha Nasional,1994), hlm. 2127 Slameto, op. cit., hlm. 5

Page 47: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 47/127

menjadi satu tingkah laku yang erat hubungannya dengan penyelesaiansuatu persoalan. Dalam pertentangan ini barangkali jawaban yang

memuaskan adalah jawaban yang dikemukakan oleh G.A. Miller, yangmenganjurkan behaviorisme subyektif. Menurut pendapatnya wawasan barang kali merupakan kreasi dari “rencana penyelesaian “(meta program)yang mengontrol rencana-rencana subordinasi lain (pola tingkah laku) yangtelah terbentuk.

c. Belajar diskriminatif (discriminative learning)Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapasifat situasi stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam

bertingkah laku. Dengan pengertian ini maka dalam eksperimen, subyekdiminta untuk berespon secara berbeda-beda terhadap stimulus yang

berlainan.

d. Belajar global/ keseluruhan (global whole learning)Disini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampaiindividu menguasainya.

e. Belajar insidental (incidental learning)Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu selalu berarahtujuan (intensional). Sebab dalam belajar insidental pada individu tidak adasama sekali kehendak untuk belajar. Atas dasar ini maka untuk kepentingan

penelitian, disusun perumusan operasional sebagai berikut: belajar disebutinsidental bila tidak ada instruksi atau petunjuk yang diberikan padaindividu mengenai materi belajar yang akan diujikan kelak. Dalamkehidupan sehari-hari, belajar insidental ini merupakan hal yang penting.Oleh karena itu diantara para ahli belajar insidental ini merupakan bahan

pembicaraan yang menarik, khususnya sebagai bentuk belajar yang bertentangan dengan belajar intensional. Dari salah satu penelitianditemukan bahwa dalam belajar insidental (dibandingkan dengan belajarintensional), jumlah frekuensi materi belajar yang perlihatkan tidakmemegang peranan penting, prestasi individu menurun denganmeningkatkan motivasi.

f. Belajar instrumental (instrumental learning)Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi individu (murid) yangdiperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah individutersebut akan mendapat hadiah, hukuman berhasil atau gagal. Oleh karenaitu cepat atau lambatnya seseorang belajar dapat diatur dengan jalanmemberikan penguat (reinforcement) atas dasar tingkat-tingkat kebutuhan.Dalam hal ini maka salah satu bentuk belajar instrumental yang khususadalah”pembentukan tingkah laku”. Disini individu diberi hadiah bila ia

bertingkah laku sesuai dengan tingkah laku yang dikehendaki, dansebaliknya ia dihukumi bila memperlihatkan tingkah laku yang tidak sesuaidengan yang dikehendaki. Sehingga akhirnya akan terbentuk tingkah lakutertentu.\

Page 48: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 48/127

g. Belajar intensional (intentional learning)Belajar dengan arah tujuan, merupakan lawan dari belajar insidental.

h. Belajar laten (latent learning)Dalam belajar laten , perubahan-perubahn tingkah laku yang terlihat tidakterjadi secara segara, dan oleh karena itu disebut laten

i. Belajar mental (mental learning) perubahan kemungkinan tingkah laku yang etrjadi disini tidak nyataterlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif dari bahanyang dipelajari. Ada tidaknya belajar mental ini sangat jelas terlihat padatugas-tugas yang sifatnya motoris. Sehingga atas dasar ini perumusanoperasional juga menjadi sangat berbeda. Ada yang mengartikan belajarmental sebagai belajar dengan cara melakukan observasi dari tingkah lakuorang lain, membayangkan gerakan-gerakan orang lain dan lain-lain.

j.

Belajar ProduktifR. Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengantransfer yang maksimum. Kemungkinan untuk melakukan transfer tingkahlaku dari satu situasi kesituasi lain. Belajar disebut produktif bila individumampu mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satusituasi ke situasi yang lain.

k. Belajar verbal (verbal learning)Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melaluilatihan dan ingatan. Dasar dari belajar verbal diperlihatkan dalameksperimen klasik dari Ebbinghaus. Sifat eksperimen ini meluas dari

belajar asosiatif mengenai hubungan dua kata yang tidak bermakna sampai pada belajar dengan wawasan mengenai penyelesaian persoalan yangkompleks yang harus diungkapkan secara verbal. 28

3. Teori-teori Belajar

Jika menelaah literatur psikologi, akan menemukan banyak teori belajar

yang bersumber dari aliran-aliran psikologi. Dalam tautan di bawah ini akan

dikemukakan empat jenis teori belajar, yaitu: (a.) teori behaviorisme; (b.) teori

belajar kognitif menurut Piaget; (c.) teori pemrosesan informasi dari Gagne,

dan (d.) teori belajar gestalt. 29

a. Teori Behaviorisme

28 Ibid,. hlm. 7-829 Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 19

Page 49: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 49/127

Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku

sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.30

Dengan kata

lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal

kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil

interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu

jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya.

Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah

factor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat

memperkuat timbulnya respon. Bila penguat ditambahkan maka respon akan

semakin kuat. Begitu pula bila penguat dikurangi responpun akan tetap

dikuatkan.

Tokoh-tokoh aliran behavioristik diantaranya adalah Thorndike,

Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skiner. Beberapa hukum belajar yang

dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya:

1.) Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.

Belajar adalah proses interaktasi antara stimulus dan respon. Dari

definisi belajar tersebut maka menurut Thorndike perubahan tingkah laku

akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud kongkrit yaitu yang dapat

di amati, atau tidak kongkrit yaitu yang tidak dapat diamati. 31 Meskipun

aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, namun ia tidak

30 Ibid., hlm. 2031 Oemar Hamalik, Metodologi Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar (Bandung: Tarsito, 1983),hlm. 36

Page 50: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 50/127

dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak

dapat diamati. Namun demikian, teorinya telah banyak memberikan

pemikirandan inspirasi kepada tokoh-tokoh lain yang datang kemudian.

Teori Thorndike ini disebut juga sebagai aliran Koneksionisme. Dari

eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan

hukum-hukum belajar,diantaranya: 32

a) Law of Effect ; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek

yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin

kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai

respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara

Stimulus- Respons.

b) Law of Readiness ; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi

bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan

pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan

kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak

berbuat sesuatu.

c) Law of Exercise ; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan

Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan

semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.

2.) Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov

32 Asri Budiningsih, op.cit., hlm.21

Page 51: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 51/127

Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing

menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :33

a) Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang

dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang

salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan

stimulus lainnya akan meningkat.

b) Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang

dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent

conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan

reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

3.) Operant Conditioning menurut B.F. Skinner

Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan

selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum

belajar, diantaranya : 34

a) Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi

dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan

meningkat.

b) Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah

diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat,

maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

33 Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, 1989), hlm. 5834 Ibid., hlm. 23

Page 52: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 52/127

Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud

dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama

terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa

didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh

reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang

meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun

tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam

classical conditioning

4.) Social Learning menurut Albert Bandura

Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning

adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan

teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme

lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks

otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang

timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif

individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang

dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui

peniruan ( imitation ) dan penyajian contoh perilaku ( modeling ). Teori ini

juga masih memandang pentingnya conditioning . Melalui pemberian

reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan

perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.

Page 53: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 53/127

Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan

teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip

kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut

Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang ( the treshold

method ), metode meletihkan ( The Fatigue Method ) dan Metode

rangsangan tak serasi ( The Incompatible Response Method ), Miller dan

Dollard dengan teori pengurangan dorongan.

b. Teori Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif berbeda dengan teori belajar behavioristik.

Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses dari pada hasil

belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar t idak

sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Model belajar

kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh

persepsi serta pemahamannya terhadap tentang situasi yang berhubungan

dengan tujuan belajarnya. 35 Belajar merupakan perubahan persepsi dan

pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang

nampak. Pieget merupakan seorang tokoh psokologi kognitif yang besar

pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran para pakar kognitif

lainnya. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan

sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu

35 Asri Budiningsih, op.cit., hlm.35

Page 54: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 54/127

teori tentang tahapan perkembangan individu. Diantara para pakar teori

kognitif yang mengemukakan pemikirannya :

1.) Teori belajar menurut Piaget

Menurut Pieget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses

genetic, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis

perkembangan system saraf. Dengan makin bertambahnya umur

seseorang maka makin komplekslah susunan sel sarafnya dan makin

meningkat pula kemampuannya. Ketika individu berkembang menuju

kedewasaan, akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya

yang akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif didalam

struktur kognitifnya. Pieget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai

sesuatu yang dapat didefinisikan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan

bahwa daya piker atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan

berbeda pula secara kualitatif. Menurut Piaget bahwa perkembangan

kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor ; (2)

preoperational ; (3) concrete operational dan (4) formal operational .

Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan

individu yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses

perubahan apa yang dipahami sesuai dengan struktur kognitif yang ada

sekarang, sementara Akomodasi adalah proses perubahan struktur

kognitif sehingga dapat dipahami. Dengan kata lain, apabila individu

menerima informasi atau pengalaman baru maka informasi tersebut akan

Page 55: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 55/127

dimodifikasi sehingga cocok dengan struktur kognitif yang telah

dipunyainya. Proses ini disebut asimilasi. Sebaliknya, apabila struktur

kognitif yang sudah dimilikinya yang harus disesuaikan dengan informasi

yang diterima, maka hal iti dinamakan akomodasi.

2.) Teori belajar menurut Bruner

Jerome Bruner (1966) adalah seorang pengikut setia teori kognitif,

khususnya dalam studi perkembangan fungsi kognitif. 36 Ia menandai

perkembangan kognitif manusia sebagai berikut :

a) Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam

menanggapi suatu rangsangan.

b) Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan system

penyimpanan informasi secara realis.

c) Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan

berbicara pada diri sendiri atau pada diri orang lain melalui kata-kata

atau lambing tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang akan

dilakukan

d) Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua

dengan anak diperlukan bagi perkembangan kognitifnya.

36 Moh. Surya. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran (Bandung: PPB-IKIP, 1997), hlm. 22

Page 56: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 56/127

e) Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa

merupakan alat komunikasi antara manusia. Untuk memahami

konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa.

f) Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk

mengemukakan beberapa alternative secara simultan, memilih

tindakan yang tepat, dapat memberikan prioritas yang berurutan

dalam berbagai situasi.

3.) Teori belajar bermakna Ausubel

Teori-teori belajar yang ada selama ini masih banyak menekankan

pada belajar asosiatif atau belajar menghafal. Belajar demikian tidak

banyak bermakna bagi siswa. Belajar seharusnya merupakan asimilasi

yang bermakna bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan

dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk

struktur kognitif. Struktur kognitif merupakan struktur organisasional

yang ada dalam ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur

pengetahuan yang terpisah-pisah kedalam suatu unit konseptual. Teori

kognitif banyak memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa

perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur

kognitif yang telah dimiliki siswa. 37 Yang paling awal mengemukakan

konsepsi ini adalah Ausubel.

37 Muhibbin Syah. Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003), hlm. 56

Page 57: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 57/127

c. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran

merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.

Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut

Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi,

untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk

hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara

kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi

internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk

mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.

Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang

mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan

fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4)

penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8)

umpan balik.

d. Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti

sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah

bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu

keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada

tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :

Page 58: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 58/127

Page 59: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 59/127

Dengan mempelajari uraian-uraian terdahulu, maka calon guru/

pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip

belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda,

prinsip-prinsip belajar itu diantaranya : 38

a.) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

intruksional.

b.) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,

penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap

pengertiannya.

c.) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang

kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional

d.) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

e.) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery

f.) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai

dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya.

g.) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar

dengan tenang.

38 Gagne, Robert M, Terj. Abdillah Hanafi, Prinsip-prinsip Belajar untuk Pengajaran (Surabaya:Usaha Nasional, 1988), hlm. 98

Page 60: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 60/127

h.) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan

efektif.

i.) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

j.) Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang

satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian

yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang

diharapkan.

k.) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

perhatian/ ketrampilan/ sikap itu mendalam pada siswa.

5. Gaya Belajar

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam

pekerjaan, di sekolah, dan didalam situasi-situasi antar pribadi 39

Perlu disadari bahwa tidak semua orang punya gaya belajar yang

sama. Walaupun bila mereka berada di sekolah atau bahkan duduk di kelas

yang sama. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap

pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Karenanya mereka seringkali harus

menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau

pelajaran yang sama.

39 Bobbi Deporter, QuantumLearning membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan, (bandung:kaifa, 1992), hlm. 112

Page 61: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 61/127

Rita Dunn, seorang pelopor dibidang gaya belajar, telah menemukan

banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar orang. Ini mencakup

faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan. Sebagian orang

misalnya, dapat belajar paling baik dengan cahaya yang terang, sedang

sebagian yang lain dengan pencahayaan yang suram. Ada orang yang

belajar paling baik secara kelompok, sedang yang lain lagi memilih adanya

figur otoriter seperti orangtua atau guru, yang lain lagi merasa bahwa bekerja

sendirilah yang paling efektif bagi mereka. Sebagian orang memerlukan

musik sebagai latar belakang, sedang yang lain tidak dapat berkonsentrasi

kecuali dalam ruangan sepi. Ada orang yang memerlukan lingkungan kerja

teratur dan rapi, tetapi yang lain lagi lebih suka menggelar segala sesuatunya

supaya semua dapat terlihat 40.

Untuk mengatasi ragam masalah di atas, ada beberapa pendekatan

yang bisa digunakan, sehingga belajar tetap bisa dilakukan dengan

memberikan hasil yang tetap menggembirakan khususnya bagi siswa.

Salah satu hal yang sering dilupakan oleh para guru adalah bahwa

setiap anak dengan latar belakang berbeda mempunyai keunikan tersendiri

dalam belajar. Mereka mempunyai cara masing-masing dalam memperoleh

dan mengolah informasi. Gaya inilah yang disebut dengan gaya belajar

(learning style ).

40 Ibid., hlm. 113

Page 62: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 62/127

Banyak ahli yang menggunakan istilah berbeda-beda dalam

memahami gaya belajar ini. Tetapi secara umum, menurut Bobby DePotter

terdapat dua benang merah yang disepakati tentang gaya belajar ini. Pertama

adalah cara seseorang menyerap informasi dengan mudah, yang disebut

sebagai modalitas, dan kedua adalah cara orang mengolah dan mengatur

informasi tersebut (dominasi otak). Gaya belajar seseorang adalah kombinasi

dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah

informasi 41.

Modalitas belajar adalah cara kita menyerap informasi melalui indera

yang kita miliki. Masing-masing orang mempunyai kecenderungan berbeda-

beda dalam menyerap informasi. Terdapat tiga modalitas belajar ini, yaitu

apa yang sering disingkat dengan VAK: Visual, Auditory, Kinestethic.

Seperti yang diusulkan istilah-istilah ini, orang visual belajar melalui apa

yang mereka lihat, pelajar auditorial melakukannya melalui apa yang mereka

dengar, dan pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Walaupun

masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini

pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu

diantara ketiganya.

a. Gaya Belajar Visual

Modalitas ini menyerap citra terkait dengan visual, warna, gambar,

peta, diagram. Model pembelajar visual menyerap informasi dan belajar dari

41 Ibid,. hlm. 112

Page 63: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 63/127

apa yang dilihat oleh mata. Beberapa ciri dari pembelajar visual di antaranya

adalah:

a. Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar.

b. Suka mencoret-coret sesuatu, yang terkadang tanpa ada artinya saat di

dalam kelas

c. Pembaca cepat dan tekun

d. Lebih suka membaca daripada dibacakan

e. Rapi dan teratur

f. Mementingkan penampilan, dalam hal pakaian ataupun penampilan

keseluruhan

g. Teliti terhadap detail

h. Pengeja yang baik

i. Lebih memahami gambar dan bagan daripada instruksi tertulis 42

b. Gaya Belajar Auditori

Model pembelajar auditori adalah model di mana seseorang lebih

cepat menyerap informasi melalui apa yang ia dengarkan. Penjelasan tertulis

akan lebih mudah ditangkap oleh para pembelajar auditori ini. Ciri-ciri

orang-orang auditorial, di antaranya adalah:

1. Lebih cepat menyerap dengan mendengarkan

42 Ibid., hlm. 116

Page 64: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 64/127

2. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika

membaca

3. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

4. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna

suara.

5. Bagus dalam berbicara dan bercerita

6. Berbicara dengan irama yang terpola

7. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan

daripada yang dilihat

8. Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan panjang lebar

9. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

10. Suka musik dan bernyanyi

11. Tidak bisa diam dalam waktu lama

12. Suka mengerjakan tugas kelompok 43

c. Gaya Belajar K inestetik

Model pembelajar kinestetik adalah pembelajar yang menyerap

informasi melalui berbagai gerakan fisik. Ciri-ciri pembelajar kinestetik, di

antaranya adalah:

1. Selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak

2. Berbicara dengan perlahan

43 Ibid., hlm. 118

Page 65: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 65/127

3. Menanggapi perhatian fisik

4.

Suka menggunakan berbagai peralatan dan media

5. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka

6. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang

7. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar

8. Belajar melalui praktek

9. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

10. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca

11. Banyak menggunakan isyarat tubuh

12. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama

13. Menggunakan kata-kata yang menandung akso

14. Menyukai buku-buku yang berorientasi pada cerita

15. Kemungkinan tulisannya jelek

16. Ingin melakukan segala sesuatu

17. Menyukai permainan dan olah raga 44

44 Ibid., hlm. 118-119

Page 66: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 66/127

BAB II I

METODE PENELI TIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. 45

A. Pendekatan dan J enis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini

yaitu Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi, maka dalam penelitian ini

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan

Taylor, bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku

yang diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu

tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan

individu atau organisasi kedalam variable atau hipotesis, tetapi perlu

memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan 46.

Adapun alasan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena

dalam penelitian ini data yang dihasilkan berupa data deskriptif atau uraian dan

bukan berupa angka-angka. Data-data yang diperoleh berupa tulisan dan kata-

kata yang berasal dari sumber-sumber atau informan yang dapat dipercaya.

45 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 13646 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosdakarya, 2002), hlm. 4

Page 67: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 67/127

Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam

lingkungannya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan

tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Untuk itu peneliti harus turun

kelapangan dan berada disana dalam waktu yang cukup lama. Apa yang

dilakukan oleh peneliti kualitatif banyak persamaannya dengan detektif atau

mata-mata, penjelajah atau jurnalis yang juga terjun ke lapangan untuk

mempelajari manusia tertentu dengan mengumpulkan data yang banyak. Tentu

saja apa yang dilakukan ilmuan lebih cermat, formal, dan canggih 47.

Menurut Bogdan dan Biklen, ada lima ciri khusus dari penelitian

kualitatif, yaitu: 1) penelitian kualitatif mempunyai latar alami ( the natural

setting ) sebagai sumber data dan peneliti dipandang sebagai instrumen

kunci/pokok ( key instrumen ), 2) penelitian kualitatif bersifat deskriptif, 3)

penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses dari pada hasil atau produk

semata, 4) penelitian kualitatif cenderung mengarahkan datanya secara induktif,

dan 5) makna merupakan soal esensial untuk rancangan penelitian kualitatif.

Selanjutnya, terdapat enam jenis penelitian, yaitu (1) etnografi, (2) studi kasus,

(3) grounded teori, (4) interaktif, (5) ekologi dan (6) future. 48

Kriteria pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah data yang

pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya,

47 Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1988), hlm. 548 Robert C. Bogdan dan Biklen, Qualitative Researc for Education: An Intriduction to Theory andMethods, Boston, 1982, hlm. 27-30

Page 68: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 68/127

bukan data yang sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna

dibalik yang terlihat dan terucap tersebut.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori,

tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian dilapangan. 49

Oleh karena itu peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul atau

dari data dibiarkan terbuka untuk intrepretasi. Kemudian data dihimpun dengan

pengamatan yang seksama, meliputi deskripsi yang mendetail disertai catatan-

catatan hasil wawancara yang mendalam (interview), serta hasil analisis

dokumen dan catatan-catatan. Berdasarkan penguraian diatas penggunaan data

kualitatif dapat menghasilkan data deskriptif tentang Gaya Belajar Siswa

Program Akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi.

2. J enis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus,

penelitian studi kasus adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci

dan mendalam terhadap suatu organisme, lembaga atau segala tertentu. 50 Metode

pembahasan dalam skripsi ini menggunakan metode induktif, yaitu berfikir

berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkrit

kemudian dari fakta atau penelitian yang khusus tersebut ditarik generalisasi-

generalisasi yang bersifat umum. 51

49 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 2-350 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bina Akasara, 1991), hlm. 11551 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yokyakarta: Yayasan Penerbit UGM, 1994), hlm. 42

Page 69: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 69/127

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti studi kasus di MTsN Malang III

Gondanglegi, tentang Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi. Dengan adanya

studi kasus ini diharapakan peneliti dapat mengumpulkan data-data yang

diperoleh baik berupa perencanaan, pelaksanaan yang digunakan serta evaluasi,

kemudian menganalisis dan menyimpulkannya, sehingga peneliti mendapatkan

pemahaman yang jelas tentang Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN

Malang III Gondanglegi.

B. K ehadiran Peneliti

Kehadiran peniliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan karena

instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Jadi, disamping

peneliti itu bertindak sebagai instrumen peneliti juga sekaligus sebagai

pengumpul data. Sedangkan instrumen-instrumen data hanya bersifat sebagai

pendukung saja. Kemudian, peneliti dan penelitian ini diketahui statusnya oleh

informan atau subyek, karena sebelumnya peneliti mengajukan surat izin terlebih

dahulu kepada lembaga yang bersangkutan. Sedangkan peran peneliti dalam hal

ini adalah pengamat penuh.

Menurut Lexy J. Moelong menyebutkan bahwa kedudukan peneliti dalam

penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data,

analisis, penafsiran data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian. 52

Dalam penilitian ini peniliti bertindak sebagai instrumen sekaligus sebagai

pengumpul data.

52 Lexy J. Moelong, 2002, Metode Penelitian Kualitatif, op.cit, hlm. 12

Page 70: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 70/127

Berdasarkan pada alasan dari penggunaan pendekatan kualitatif tersebut,

yakni memahami suatu situasi sosial, peristiwa, peran, interaksi dan kelompok.

Menurut John W. Croosweel metode penelitian kualitatif merupakan sebuah

proses investigasi. 53 Secara bertahap peneliti berusaha untuk memahami

fenomena sosial dengan membedakan dan mengelompokkan, meniru, meng-

katalog-kan dan mengelompokkan obyek studi, maka peneliti akan memasuki

dunia informan melakukan interaksi terus menerus dengan informan dan mencari

sudut pandang informan.

Berdasarkan pola pandangan diatas, maka pada dasarnya kehadiran

peniliti disini selain sebagai instrumen, juga menjadi faktor penting dalam

seluruh kegiatan penelitian. Untuk itu peneliti sendiri terjun kelapangan dan

terlibat langsung untuk mengadakan observasi dan wawancara.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Malang III Gondanglegi, peneliti

memilih lokasi ini untuk mengetahui Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di

MTsN Malang III Gondanglegi.

Karena MTsN Malang III Gondanglegi letaknya di daerah yang dengan

keadaan masyarakat yang masih berkembang dan merupakan salah satu

madrasah di daerah Gondanglegi yang menyelenggarakan program akselerasi.

Sehingga peneliti ingin mengetahui sejauhmana Madrasah itu dapat berkembang

53 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 67

Page 71: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 71/127

selayaknya Madrasah/ sekolah yang ada di kota yang sudah banyak yang maju

dalam menyelenggarakan program akselerasi.

D. Data dan Sumber Data

Data merupakan hal yang sangat penting untuk menguak suatu

permasalahan. Data diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau mengisi

hipotesis yang sudah dirumuskan. Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik

berupa fakta ataupun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat

dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil

pengolahan data untuk suatu keperluan. 54

Dalam data penelitian kualitatif berupa kata-kata, tindakan/perilaku dan

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan

tindakan/perilaku orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan

sumber data utama dan dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman

video/audio tapes, pengambilan foto atau film. 55 Adapun jenis data diperlukan

dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a) Data Primer

Data primer adalah data yang bersumber dari informasi secara langsung

berkenaan dengan masalah yang diteliti. Data primer ini adalah data yang banyak

digunakan dan merupakan salah satu ciri penelitian kualitatif. Data diperoleh dari

wawancara terbuka dan mendalam yang berpedoman pada daftar pertanyaan

54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,2002), hlm. 9155 Nasution, 1998, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, op.cit. hlm, 112

Page 72: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 72/127

yang sudah disiapkan. Seperti yang dikatakan Moelong, bahwa kata-kata atau

ucapan lisan dan prilaku manusia merupakan data utama dan data primer dalam

suatu penelitian. 56

Dalam penelitian ini, data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah:

hasil wawancara dengan Kepala MTsN Malang III Gondanglegi dan Guru-

Gurunya.

b) Data Sekunder

Data kedua adalah data sekunder, yaitu data yang dimaksudkan untuk

melengkapi data primer dari kegiatan penelitian. Data sekunder berasal dari

dokumen-dokumen berupa catatan. Moelong menjelaskan tentang sumber data

penting lainnya adalah berbagai sumber tertulis seperti buku disertai buku

riwayat hidup, profil Madrasah, dokumen-dokumen, arsip, evaluasi, buku harian

dan lain-lain. Selain itu foto dan data statistik juga termasuk sebagai sumber data

tambahan. 57

Data sekunder merupakan data suplemen yang meliputi:

1) Sejarah pertumbuhan MTsN Malang III Gondanglegi

2) Visi dan misi MTsN Malang III Gondanglegi

3) Struktur organisasi sekolah dan

4) Beberapa dokumen yang relevan dengan Gaya belajar siswa program

akselerasi

56 Lexy J. Moelong, 2002, Metode Penelitian Kualitatif, op.cit, hlm. 11257 Ibid,...., hlm. 113-116

Page 73: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 73/127

Dengan adanya kedua sumber tersebut, diharapkan dapat mendeskripsikan

tentang Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi.

E. Metode Pengumpulan Data

Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah

kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lain sebagainya. 58 Sesuai dengan prosedur tesebut, maka cara pengumpulan data

dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga macam teknik

pengumpulan data, yaitu:

1. Metode Observasi atau Pengamatan

Metode observasi adalah suatu metode yang digunakan sebagai

pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang

diselidiki. 59 Mengamati adalah menatapi kejadian, gerak atau proses. 60

Pengamatan merupakan metode pertama yang digunakan dalam melakukan

penelitian ilmiah. 61 Mengamati bukanlah hal yang mudah karena manusia

banyak dipengaruhi oleh minat dan kecenderungan-kecenderungan yang ada

padanya. Padahal hasil pengamatan harus sama, walaupun dilakukan oleh

beberapa orang. Dengan kata lain perkataan, pengamatan harus obyektif.

Menurut Parsudi Suparlan pengamatan peran serta adalah sebuah teknik

pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam

58 Ibid,...., hlm. 11259 Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yokyakarta: Andi Offset, 1993), hlm. 13660 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, op.cit. hlm. 23061 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,1997), hlm. 109

Page 74: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 74/127

kehidupan masyarakat yang diteliti untuk dapat melihat dan memahami

gejala-gejala yang ada, sesuai dengan makna yang diberikan atau difahami

oleh para warga yang ditelitinya. 62

Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang

kondisi fisik, letak geografis, sarana dan prasarana, proses belajar mengajar

serta kegiatan-kegiatan yang ada di MTsN Malang III Gondanglegi.

Dengan adanya atau yang dihasilkan dari observasi tersebut,

diharapkan dapat mendeskripsikan Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di

MTsN Malang III Gondanglegi.

2. Metode Interview (Wawancara)

Metode wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari pihak yang diwawancarai. 63

Sedangkan menurut Deddy Mulyana, metode wawancara merupakan salah

satu teknik untuk mengumpulkan data dan informasi. Wawancara adalah

bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin

memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. 64

Secara garis besar wawancara dibagi menjadi dua, yaitu terstruktur

dan tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut dengan

62 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, op.cit. hlm. 7163 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, op.cit. hlm. 20264 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), hlm.180

Page 75: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 75/127

wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif dan

wawancara terbuka ( open-ended interview ), wawancara etnografis; sedangkan

wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara baku ( standarizet

interview ), yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya

(biasanya tertulis) dengan pilihan-pilihan jawaban yang juga sudah

disediakan.

Kegiatan wawancara secara mendalam ini, menggunakan panduan

wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan untuk diajukan kepada

informan. Panduan tersebut hanya untuk memudahkan dalam wawancara,

penggalian data dan informasi dan selanjutnya tergantung improfisasi peneliti

di lapangan. 65

Adapun metode wawancara secara ini dilakukan dengan para informan

sebagai berikut:

1) Kepala Sekolah MTsN Malang III Gondanglegi

2) Waka Kurikulum MTsN Malang III Gondanglegi

3) Guru kelas akselerasi MTsN Malang III Gondanglegi, meliputi : guru

bahasa inggris, qur’an hadits, bimbingan konseling,

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapat,

65 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, op.cit. hlm. 7

Page 76: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 76/127

leger, agenda. 66 Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen biasa berbentuk tulisan, misalanya catatan harian, sejarah

kehidupan ( Life History ), cerita, biografi, peraturan, kebijakan, dokumentasi

yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, seketsa. 67

Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari dokumen-dokumen yang

ada ditempat penelitian yaitu meliputi dokumen kurikulum, jadwal kegiatan,

struktur organisasi dan dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan

penelitian ini. Dalam proses dokumentasi juga dilakukan dengan cara

pengambilan foto-foto proses pembelajaran pada kelas akselerasi di MTsN

Malang III Gondanglegi.

F. Analisis Data

Menurut Bodgan & Biklen analisis data kualitatif merupakan upaya yang

dilakukan denganjalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensisnya, mencari dan

menemukan apa yang penting dan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain. 68

Proses pengumpulan data dan analisis data pada prakteknya tidak mutlak

dipisahkan. Kegiatan itu kadang-kadang berjalan secara bersamaan, artinya hasil

pengumpulan data kemudian ditindak lanjuti denga pengumpulan data ulang.

66 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, op.cit. hlm. 23167 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2006), hlm. 8268 Lexy J. Moelong, 2002, Metode Penelitian Kualitatif, op.cit. hlm. 248

Page 77: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 77/127

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,

selama dilapangan dan setelah proses pengumpulan data.

Proses analisis data dalam penelitian ini mengandung tiga komponen

utama, yaitu:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. 69 Dengan

demikian data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang jelas

dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya dan

mencarinya bila diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan

dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif

adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan

penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal,

belum memiliki pola, justru inilah yang harus dijadikan perhatian peneliti

dalam melakukan reduksi data. Reduksi data merupakan proses berpikir

sensitive yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman

wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan

reduksi data dapat mendiskusikan dengan teman atau orang lain yang

dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang,

sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan

pengembangan teori yang signifikan. Maka dalam penelitian ini data yang

69 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D, op.cit. hlm. 82

Page 78: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 78/127

diperoleh dari informan kunci, yaitu Kepala Sekolah, Bagian Kurikulum, dan

Guru kelas akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi, secara sistematis

agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan penelitian. Begitu pula

data yang diperoleh dari informan pelengkap disusun secara sistematis agar

memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Penyajian Data (Display Data)

Dalam hal ini Miles dan Huberman mengatakan yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan

teks yang bersifat naratif. 70 Sedangkan data yang sudah direduksi dan

diklasifikasikan berdasarkan kelompok masalah yang diteliti, sehingga

memungkinkan adanya penarikan kesimpulan atau verifikasi terhadap Gaya

Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi.

3. Verifikasi (Menarik Kesimpulan)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap

sehingga setelah diteliti menjadi jelas. 71 Jadi makna-makna yang muncul dari

data harus di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yakni yang

merupakan validitasnya. Peneliti pada tahap ini mencoba menarik kesimpulan

berdasarkan tema untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan.

70 Ibid ,...., hlm. 9571 Ibid,...., hlm. 99

Page 79: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 79/127

Ketiga analisis tersebut terlibat dalam proses saling berkaitan, sehingga

menemukan hasil akhir dari penelitian data yang disajikan secara sistematis

berdasarkan tema- tema yang dirumuskan.

G. Pengecekan K eabsahaan Data

Pengecekan keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi

kesalahan dalam proses perolehan data penelitian yang tentunya akan berimbas

terhadap hasil akhir dari suatu penelitian. Maka dari itu, dengan pengecekan

keabsahan data pada penelitian ini harus mealui beberapa teknik pengujian data.

Adapun teknik pengecakan keabsahan yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu:

Moloeng berpendapat bahwa: “Dalam penelitian diperlukan suatu teknik

pemeriksaan keabsahan data” 72. Sedangkan untuk memperoleh keabsahan

temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan mengunakan teknik sebagai berikut:

1. Triangulasi

Triangulasi yaitu “tehnik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain dini luar data untuk keperluan pengecekan

atau pembanding terhadap data”. Triangulasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah trianggulasi sumber data dengan cara “membandingkan

72 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Rosdakarya, 2007), hlm. 172.

Page 80: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 80/127

dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoloreh

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.”. Sehingga

perbandingan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan tentang

gaya belajar siswa yang mengikuti program akselerasi di MTsN Malang III

Gondanglegi (pada hasil observasi) dengan hasil wawancara dengan beberapa

informan atau responden.

Untuk mendapatkan data yang lebih relevan dan urgen terhadap data

yang terkumpul, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data

itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi yang berdasarkan

dengan sumber yang artinya membandingkan dan mengecek balik derajar

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif. Dan hal ini dapat dicapai melalui dengan

jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara, (2) membandingkan apa yang dikaitkan orang didepan umum

dengan apa yang dikatakannya secra pribadi, (3) membandingkan apa yang

dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan

sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan prespektif seseorang

dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang

yang berpendidikan menengah atau perguruan tinggi, orang berada, orang

Page 81: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 81/127

pemerintah, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

yang berkaitan.73

H. Tahap-tahap Penelitian

Tahap penelitian tentang ”Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di

MTsN Malang III Gondanglegi”, dibagi menjadi tiga tahapan. Adapun tahap

pertama persiapan, tahap kedua pelaksanaan dan terakhir tahap penyelesaian.

1. Tahap Persiapan

Peneliti melakukan observasi pendahuluan untuk memperoleh

gambaran umum serta permasalahan yang sedang dihadapi tentang gaya

belajar siswa program akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi, kemudian

dijadikan rumusan masalah untuk diteliti. Observasi tersebut berguna sebagai

bahan acuan dalam pembuatan proposal skrikpsi dan pengajuan judul skripsi,

untuk memperlancar pada waktu tahap pelaksanaan , untuk memperlancar

pada waktu tahap pelaksanaan penelitian, maka peneliti mengurus surat izin

peneliti dari Dekan Fakultas untuk penelitian, maka peneliti mengurus surat

izin peneliti dari Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang.

Setelah persiapan administrasi selesai, maka peneliti membuat

rancangan atau desain penelitiann agar penelitian yang dilakukan lebih

terarah. Selain itu peneliti juga membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai

pedoman wawancara yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti

73 Ibid,...., hlm. 330

Page 82: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 82/127

dan dicari jawabannya atau pemecahannya, sehingga data yang diperoleh

lebih sistematis dan mendalam.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan inti dari suatu penelitian.

Karena pada tahap pelaksanaan ini peneliti mencari dan mengumpulkan data

yang diperlukan. Tahap pelaksanaan ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian

sebagai berikut:

Pertama, peneliti melakukan pencarian terhadap dokumen-dokumen

resmi yang akan dipergunakan dalam penelitian, termasuk wawancara guna

memperoleh data awal tentang kegiatan apa yang telah dilakukan tentang gaya

Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi.

Kedua, peneliti mengadakan observasi langsung terhadap kegiatan

pembelajaran di kelas akselerasi dengan melakukan teknik dokumentasi

terhadap Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN Malang III

Gondanglegi.

Ketiga, peneliti melakukan wawancara terhadap Kepala Sekolah,

Bagian Kurikulum, dan Guru mata pelajaran terhadap Gaya Belajar Siswa

Program Akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi

Keempat, peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap data hasil

penelitian agar dapat diketahui hal-hal yang masih belum terungkap atau

masih tersembunyi.

Page 83: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 83/127

Kelima, peneliti melakukan perpanjangan penelitian guna melengkapi

data yang kurang, sehingga memenuhi target data yang diperoleh lebih valid.

3. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian merupakan tahap paling akhir dari sebuah

penelitian. Pada tahap ini, peneliti menyusun data yang telah dianalisis dan

disimpulkan dalam bentuk karya ilmiah, yaitu berupa laporan penelitian

dengan mengacu pada peraturan penulisan karya ilmiah yang berlaku di

lingkungan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang.

Page 84: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 84/127

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Objek

1. Sejarah Singkat MTsN Malang III

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Malang

III, yang mana ia merupakan salah satu sekolah yang berada di wilayah

lingkungan kota pendidikan. Tepatnya di Jl. Sepanjang Gondanglegi.

Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang III merupakan salah satu sekolah

menengah yang berada di bawah naungan Departemen Agama. Lembaga ini

didukung oleh sumber daya manusia yang cukup memadai, dimana MTsN ini

memiliki guru yang rata-rata berpredikat sarjana bahkan Magister.

Sebagai lembaga pendidikan yang bertujuan membentuk siswa yang

berkwalitas, dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), MTsN Malang

III menyediakan sarana dan pra sarana yang menunjang, diantaranya adalah

tersedianya ruang kelas, ruang Kepala Sekolah, ruang guru, ruang TU, ruang

perpustakaan, ruang laboratorium bahasa, ruang aula, musholla, ruang Unit

Kesehatan Sekolah (UKS), ruang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), ruang

ketrampilan, ruang ketrampilan komputer, ruang kesenian dan lain-lain. Setiap

program kerja yang diagendakan tentulah berdasarkan pada satu tujuan yang

hendak dicapai agar terdapat persamaan persepsi dan mempermudah dalam

Page 85: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 85/127

Page 86: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 86/127

Tujuan1. Mampu menciptakan lingkungan yang bersih, indah, nyaman dan aman

yang kondusif terhadap pendidikan dan pembelajaran

2. Terbentuknya kultur madrasah yang membiasakan perilaku-perilaku

Islami

3. Mampu menjadi Madrasah Berprestasi yang selalu menjadi pilihan

pertama masyarakat

4. Mampu mengembangkan kurikulum yang diberlakukan secara kreatif

5. Mampu mengembangkan kemampuan dan kinerja tenaga kependidikan

6. Mampu menciptakan inovasi pembelajaran sehingga KBM berjalan

efektif dan efesien

7. Mampu melaksanakan penilaian secara berkelanjutan

8. Mampu meningkatkan perolehan nilai diatas standar kelulusan

9. Lulusan dapat melanjutkan pada sekolah favorit dan berkualitas

10. Tersedianya seluruh sarana prasarana yang dibutuhkan hingga perangkat

Multi Media berbasis IT

11. Terciptakan budaya baca yang semakin meningkat

12. Mampu melakukan penelitian dan mendokumenkan hasil dalam bentuk

Karya Ilmiah

13. Mengoptimalkan fungsi layanan bimbingan dan konseling

14. Mengembangkan minat dan bakat melalui ekstrakurikuler

Page 87: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 87/127

15. Memiliki sistem manajemen dan Job deskripsi Organisasi yang jelas

16.

Mengoptimalkan partisipasi masyarakat guna mutu madrasah baik fisik

maupun non fisik melalui kerjasama yang saling menguntungkan

3. Program-program yang dilaksanakan di M TsN M alang III

Program Unggulan

1. Program Akselerasi

Belajar 2 tahun untuk bisa menyelesaikan belajar di MTsN Malang III,

disediakan bagi anak-anak yang memenuhi syarat tertentu. Program yang

dimulai pada tahun pelajaran 2007/2008 (ijin Kanwil Depag Propinsi

Jawa Timur) ini diselenggarakan kerjasama dengan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang serta dukungan orang tua dan pihak

terkait.

2. Program Bilingual

Penguasaan 2 Bahasa Asing (Inggris dan Arab) dilakukan melalui

beberapa tahapan, yaitu:

a. Tahapan pelatihan bagi tentor sebaya wakil dari masing-masing kelas

b. Pelaksanaan dialog dua bahasa pada waktu yang terprogram dalam

jam regular

c. Penggunaan bahasa Arab dan inggris sebagai bahasa kedua dalam

percakapan harian.

Page 88: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 88/127

Disamping itu mulai tahun pelajaran 2008/2009, madrasah ini

membuka kelas khusus Bilingual (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)

sebagai rintisan kelas Internasional

3. Pembentukan Karakter Islami , melalui beberapa kegiatan:

a. Baca Alqur’an selama 15 menit setiap pagi hari

b. Shalat Dhuha terjadwal dan pada saat istirahat

c. Shalat Dhuhur Berjamaah

d. Melaksanakan PHBI

e. Diklat kepemimpinan

f. Bakti Sosial, dll

4. Pengembangan Enterpreneurship , berupa:

a. Keterampilan komputer dan internet

b. Keterampilan Sablon

c. Keterampilan Menjahit

d. Broadcasting

4. Proses Belajar Mengajar

1. Kurikulum dan Metode Pembelajaran

a. Kurikulum yang digunakan: Kurikulum KTSP dengan sejumlah

modifikasi sesuai kebutuhan khusus siswa.

b. Metode pembelajaran menggunakan PAKEM (Pembelajaran Aktif

Kreatif dan Menyenangkan)

Page 89: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 89/127

c. Pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran terus dilakukan

berkat terjalinnya kerjasama antara MTsN Malang III dengan

Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Islam Negeri (UIN)

Malang, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) serta berbagai

lembaga terkait lainnya.

2. Kegiatan Belajar Tambahan Terprogram (KBTT)

Program ini adalah penambahan jam pelajaran intrakurikuler yang

dipersiapkan bagi siswa untuk menghadapi Ujian Nasional bagi kelas IX

dan persiapan Ujian Semester bagi kelas VIII. KBTT dilaksanakan setelah

jam resguler, yaitu pukul 14.00 – 16.00.

3. Remidial

Program ini dikhususkan bagi siswa yang belum tuntas sesuai dengan

Kreterian Ketuntasan Minimum (KKM) tiap mata pelajaran. Program ini

bertujuan agar siswa-siswa yang terlambat dalam mencapai ketuntasan

dapat segera tuntas dan tidak selalu ketinggalan dari siswa lain di kelasnya.

4. Ekstrakurikuler

Program ini disediakan untuk siswa sebagai sarana mengembangkan

minat dan bakat diluar materi reguler. Program ini diharapkan dapat

mengoptimalkan seluruh kecerdasan ( multiple ingtelegence ) yang dimiliki

siswa seheingga setelah lulus dari madrasah ini betul-betul menunjukkan

kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.

Page 90: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 90/127

B. Penyajian Data

1. Gaya Belajar Siswa Program Akselarasi di MTsN Malang IIIGondanglegi

Acceleration adalah cara penanganan anak super normal dengan

memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyelesaikan program

reguler di dalam jangka waktu yang lebih singkat. Hal senada juga disampaikan

oleh Ulya Latifah Lubis yang mendefinisikan istilah akselerasi sebagai program

pelayanan yang diberikan kepada siswa dengan t ingkat keberbakatan tinggi agar

dapat menyelesaikan masa belajarnya lebih cepat dari siswa yang lain (program

reguler).

Siswa yang seharusnya menyelesaikan studi SMP (Sekolah Menengah

Pertama) atau SMA (Sekolah Menengah Atas)nya dalam waktu 3 tahun dapat

menyelesaikan materi kurikulum diversifikasi dalam waktu 2 tahun saja.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa akselerasi adalah program

layanan belajar yang diperutukkan bagi mereka yang memiliki kemampuan

tinggi supaya dapat menyelesaikan studinya sesuai kecepatan dan

kemampuannya.

Program ini secara umum memenuhi kebutuhan peserta didik yang

memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif dan afektif.

Secara khusus memberi pelayanan kepada siswa berbakat untuk dapat

Page 91: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 91/127

menyelesaikan pendidikan lebih cepat dari biasanya. Pengelolaan program

akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi meliputi, rekrutmen Siswa .74

Tahap 1Dilakukan dengan dokumen data seleksi PSB. Kriteria lolos tahap satu berdasar

pada:1. Nilai rata rata kelas 4, 5, dan 6 minimal 80,002. Skor tes Psikologis yang terdiri dari 3 cluster (Tes IQ, Tes Kreativitas, dan

Tes Kepribadian (motivasi prestasi, peny.diri, dan stabilitas emosi). Skor tesIQ minimal 130. Dalam pelaksanaan psikotes, MTsN Malang III sejak awal

bekerjasama dengan Fakultas Psikologi UMM (Universitas MuhamadiyahMalang).

3. Nilai tes akademik bidang studi Bahasa Inggris, Matematika dan IPA minimal80.00.

Tahap 21. Strategi Informasi data Subyektif (proses pengamatan bersifat kumulatif)

check list perilaku, wawancara orang tua, teman sebaya, dan diri sendiri2. Strategi informasi data obyektif diperoleh melalui alat tes yang lebih lengkap

yang dapat memberikan informasi beragam. Misalnya kesehatan, membacaAlqur’an.

Tahap 3Setelah penentuan hasil seleksi dilakukan pertemuan dengan wali murid

bertujuan menjelaskan program akselerasi yang akan diselenggarakan. Dalam pertemuan ini sekaligus dibuat kesepakatan bahwa bila nantinya siswa tidak bisamengikuti program dengan baik, siswa bisa dikembalikan pada kelas reguler.

Bertolak pada tujuan diselenggarakannya Program Percepatan Belajar

(Akselerasi) bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa, maka tujuan diselenggarakannya Program Percepatan Belajar

(Akselerasi) di MTsN Malang III Gondanglegi adalah untuk mengakomodasi dan

memberikan pelayanan khusus terhadap siswa-siswa yang memiliki tingkat

kemampuan akademik atau kecerdasan di atas rata-rata. (wawancara dengan

74 Pedoman penyelenggaraan Program Akselerasi MTsN Malang III Gondanglegi

Page 92: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 92/127

bapak Drs. Samsudin, M. Pd selaku kepala MTsN Malang III Gondanglegi pada

kamis, 18-Maret-2010)

Sejalan dengan potensi keberbakatan yang dimiliki siswa akselerasi ini,

kurikulum yang dipergunakan dalam pelaksanaan pendidikannya di MTsN

Malang III Gondanglegi adalah merupakan kurikulum yang dikembangkan

secara berdiferensiasi. Disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa

yang mempunyai kecerdasan dan bakat luar biasa. Yang disusun secara khusus

dalam kalender akademik program akselerasi. Tapi pada dasarnya secara

keseluruhan, tidak jauh berbeda dengan kurikulum yang ada pada program

reguler. Hanya waktunya saja yang dipersingkat dari 3 tahun menjadi 2 tahun.

Sebagaimana dijelaskan oleh Ketua Program Akselerasi bapak Sa adi,

S.Pd. sebagai berikut:

“Sebenarnya dalam pelaksanaannya antara program akselerasi dengan program reguler tidak jauh berbeda. Kalau di program reguler adaekstrakurikuler maka di program akselerasipun sama. Agar program akselerasitidak terkesan eksklusif dan tidak terjadi kecemburuan sosial. Untuk itu kami

pihak sekolah tidak pernah membeda-bedakan diantara mereka dan kamimemberikan kebebasan yang sama dalam beberapa hal seperti: liburansemester yang sama, bebas mengikuti ekstrakurikuler yang ada, sertakeleluasaan dalam menggunakan fasilitas yang ada di sekolah.”(Sumber: wawancara dengan bapak Sa’adi, S. Pd. Selaku koordinatorprogram akselerasi pada tanggal 18 Maret 2010)

Terkait dengan pembelajaran di kelas akselerasi, Ibu Istiqamah salah satu

Staf Pengajar kelas Akselerasi sekaligus salah satu Staf Pengajar kelas reguler di

MTsN Malang III Gondanglegi mengatakan, bahwa secara umum pelaksanaan

pembelajaran di kelas akselerasi adalah sama dengan pelaksanaan pembelajaran

Page 93: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 93/127

di kelas reguler. Bedanya hanya dari segi waktu yang dipersingkat, dan kualitas

siswa yang berbeda. Pada dasarnya anak akselerasi memiliki standar kualitas

(intelegensi yang tinggi) di atas anak reguler, antara lain seperti: kecepatan dalam

menangkap pelajaran, mudah menguasai pelajaran sehingga sesuai dengan target

yg ditentukan, keaktifan dalam proses belajar-mengajar, memiliki respon yang

bagus terhadap pelajaran dan punya semangat belajar yang tinggi serta cenderung

lebih kreatif.

Perlu disadari bahwa tidak semua orang punya gaya belajar yang sama.

Walaupun bila mereka berada di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama.

Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti

berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat.

Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa

memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama

Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai pebelajar.

Umumnya, dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal dari variabel

kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis latar belakang sosio

cultural, dan pengalaman pendidikan.

Gaya belajar adalah cara yang diambil oleh masing-mmasing orang dalam

menyerap informasi baru dan sulit, bagaimana mereka berkonsentrasi,

memproses dan menampung informasi yang masuk ke otak.

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam

pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika menyadari

Page 94: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 94/127

bahwa bagaimana seseorang menyerap dan mengolah informasi, belajar dan

berkomunikasi menjadi sesuatu yang mudah dan menyenangkan.

Berdasarkan hal itu berikut kutipan wawancara dengan wali kelas

akselerasi kelas VII di MTsN Malang III

”Mengenai gaya belajar siswa, sebenarnya memang beraneka ragamsebagaimana banyak teori yang mengatakannya. Tetapi sejauh perkembanganuntuk akselerasi kelas VII ini kebanyakan mereka lebih faham dalammenerima pelajaran dengan menggunakan auditori. Sehingga belajar menurutmereka ya dengan cara mendengarkan penjelasan guru“. ( Sumber: wawancara

denganwali kelas akselerasi ibu Dinar Marsilaningsih, S. Pd. Pada tanggal18 Maret 2010)

Dikuatkan pula oleh ibu Ninik Trimaria S.Psi. salah satu guru Bimbingan

Konseling di MTsN Malang III Gondanglegi. Beliau juga sudah pernah

membagikan modul harian kepada tiap siswa untuk diisi agar dari situ dapat

dilihat dan diketahui gaya belajar apa yang dimiliki setiap siswa. Dari hasil

modul itu ternyata untuk akselerasi kelas VII siswa kebanyakan mereka

menggunakan gaya belajar auditori. Tetapi dari hasil ini masih diragukan karena

ditakutkan untuk siswa kelas VII ini masih terbawa pada cara belajar mereka di

SD atau MI dahulu, yang mana kebanyakan guru mereka menjelaskan materi

dengan cara ceramah saja. Sehingga anggapan mereka yang namanya belajar itu

dengan cara mendengarkan penjelasan.

Hal senada juga disampaikan oleh wali kelas akselerasi kelas VIII yaitu

ibu Isnaini, S. Pd .

‘‘Kalau masalah gaya belajar, menurut saya dan sejauh yang saya amati untukanak akselerasi kelas VIII ini mereka banyak yang menggunakan kinestetik.Jadi, apa yang mereka pelajari itu akan lebih mereka pahami manakala

Page 95: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 95/127

langsung dipraktekkan“. (wawancara dengan ibu Isnaini, S. Pd. Selaku walikelas VIII akselerasi pada tanggal 18 Maret 2010)

Agar siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar yang tidak hanya

dalam ruang lingkup kelas saja, tapi bisa dipraktikkan di luar kelas. Dalam

pembelajaran, beliau memberikan kebebasan kepada para siswanya dalam

menggunakan literatur-literatur yang menunjang bagi belajar mereka. Disamping

itu, beliau juga mengambil sumber belajar apa saja yang dapat digunakan selama

sumber belajar itu dapat memberikan kontribusi yang sigifikan terhadap pengembangan pengalaman belajar bagi siswa.

Sedangkan metode yang digunakan oleh Isnaini dalam proses

pembelajaran di kelas akselerasi antara lain seperti: Metode Klasikal, Metode

Diskusi, Metode Sosiodrama, Metode Proyek, dan sebagainya. Sesuai dengan

materi yg akan disampaikan.

Sebagaimana kutipan wawancara oleh Isnaini, S. Pd . yang juga sekaligus

sebagai guru mata pelajaran bahasa inggris

“Untuk metode yang digunakan dalam pembelajaran itu macam-macam,sesuai dengan materi yg akan disampaikan. Misalnya: pelajaran saya bahasainggris untuk materi reading yang lebih diutamakan adalah visualnya. Untuklearning yang diutamakan adalah audio. Jadi, guru sudah mempersiapkansebelumnya materi apa yang cocok untuk pembelajaran yang akandisampaikan”. (wawancara dengan ibu Isnaini selaku guru bahasa inggris dikelas akselerasi, pada tanggal 19 Maret 2010)

Keanekaragaman gaya belajar siswa perlu diketahui pada awal

permulaannya diterima pada suatu lembaga pendidikan yang akan ia jalani. Hal

ini akan memudahkan bagi pebelajar untuk belajar maupun pembelajar untuk

Page 96: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 96/127

mengajar dalam proses pembelajaran. Pebelajar akan dapat belajar dengan baik

dan hasil belajarnya baik, apabila ia mengerti gaya belajarnya. Hal tersebut

memudahkan pembelajar dapat menerapkan pembelajaran dengan mudah dan

tepat (Kolb 1984).

2. Faktor-faktor Pendukung Dan Penghambat Siswa Akselerasi Dalam

Proses Belajar di MTsN Malang III Gondanglegi

Untuk menghasilkan sosok pribadi siswa yang berkualitas dan seimbang

baik fisik-jasmaniahnya maupun mental-rohaniahnya, baik jiwa dan raganya

maupun akal dan semangatnya, ada faktor yang mendukung dan ada pula faktor

penghambat terhadap proses belajar siswa program akselerasi dalam

pembelajaran di MTsN Malang III Gondanglegi. Secara umum, faktor

pendukung belajar itu diantaranya :

a. Faktor Internal. Adalah faktor yang berasal dari diri subyek belajar. Meliputi:1. Faktor jasmaniyah

a.) Faktor kesehatanSehat berarti keadaan baik segenap badan besrta bagian-

bagiannya. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan sesorangterganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslahmengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan caraselalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja,tidur,makan, olahraga dan rekreasi.

b.) Cacat tubuhCacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik ataukurang sempurna mengenai tubuh. Keadaan cacat tubuh jugamempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya jugaterganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya dia belajar pada lembaga

pendidikan khusus atau di usahakan alat bantu agar dapatmenghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

2. Faktor psikologis

Page 97: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 97/127

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor –faktor itu adalah:

inteligensi, perhatian,minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.3. Faktor kelelahanKelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapatdibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahanrohani. Kelelahan jasmani dapat terlihat dengan lemah lunglainyatubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanyakelesuan atau kebosanan, sehingga minat dan dorongan untukmenghasilkan sesuatu hilang.Kelelahan juga mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajardengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahandalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari

kelelahan. b. Faktor ekstern

1. Faktor keluargaSiswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasanarumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

2. Faktor sekolahFaktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metodamengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengansiswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

3. Faktor masyarakatMasyarakat merupakan faktor ekstern yang juga bisa berpengaruhterhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannyasiswa dalam masyarakat. Teman bergaul dan bentuk kehidupanmasyarakat yang berada disekelilingnya sangat mempengaruhi belajaranak.

Adalah faktor yang berasal dari lingkungan pada saat belajar.1. Eksternal-Sosial. Adalah kondisi lingkungan tempat belajardilakukan, terutama yang berhubungan dengan sosialnya,misalnya: kenyamanan tempat belajar, kondisi latar belakang sosial,dan budaya belajar.

2. Eksternal-Non Sosial. Adalah faktor sarana-prasarana atau fasilitas belajar, misalnya: waktu, kondisi suhu ruangan,keluasan ruang, cuaca, alat peraga, pencahayaan, dan lain-lain. 75

75 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 21

Page 98: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 98/127

Secara umum, faktor pendukung siswa program akselerasi dalam proses

pembelajaran di MTsN Malang III Gondanglegi dijelaskan oleh Ibu Ninik selaku

guru BK program akselerasi sebagai berikut:

“Untuk faktor pendukung belajar siswa itu memang banyak sekali.Terlebih untuk siswa akselerasi itu sendiri. Diantaranya dengan adanyamedia pembelajaran yang mempermudah siswa dalam memahami

pelajaran dengan menggunakan IT serta mempermudah guru jugadalam menyampaikan materi.” (wawancara dengan ibi Ninik selakuguru bimbingan konseling, pada tanggal 19 Maret 2010)

Memang banyak sekali faktor-faktor yang mempengeruhi proses belajar

siswa. Ada yang pengaruh dari luar dan dari dalam diri siswa itu sendiri. Menurut

bapak Amir selaku guru Qur’an hadist juga mengatakan bahkan ada salah satu

siswa akselerasi yang orang tuanya broken home sehingga secara otomatis dalam

belajar mereka terganggu dengan permasalahan yang dibawa mereka dari rumah,

pikiran mereka tidak dapat terfokos dalam pelajaran. Selain itu faktor penghambatanya juga karena tiap siswa merasa bosan atau jenuh dengan materi

atau pelajaran yang disampaikan.

Page 99: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 99/127

Page 100: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 100/127

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELI TIAN

A. Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN M alang III Gondanglegi

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti di MTsN Malang

III Gondanglegi, secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran di kelas akselerasi

adalah hampir sama dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas reguler atau

secara tidak langsung dengan kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran-mata

pelajaran yang lain (non agama) di kelas akselerasi itu sendiri. Baik itu meliputi

kurikulum yang dipergunakasn, metode pembelajaran, maupun sistem

evaluasinya.

Hanya saja, peserta didik yang belajar di kelas akselerasi adalah peserta

didik yang memang sudah memiliki kualifikasi tersendiri berdasarkan

persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, anak-anak yang

memiliki kemampuan dan bakat istimewa ini layak untuk mendapatkan pelayanan

pendidikan yang berbeda dan istimewa. Baik itu dalam pengembangan

kemampuan intelektual, emosi, sosial dan spiritual yang selaras.

Kurikulum yang dipergunakan adalah kurikulum yang dikembangkan

(secara diferensiasi) berdasarkan karakteristik dan kebutuhan siswa berbakat.

Dengan waktu untuk menyelesaikan pendidikan bagi anak berbakat ini lebih cepat

dibandingkan anak reguler pada umumnya. Terlepas dari itu, maka secara

Page 101: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 101/127

keseluruhan kurikulum yang digunakan dalam program akselerasi adalah tidak

jauh berbeda dengan kurikulum yang digunakan dalam program reguler.

Untuk itu, dibutuhkan perencanaan dan rancangan yang matang dalam

memodifikasi variabel-variabel pembelajaran di kelas akselerasi, agar tercapai

out-put yang berkualitas sesuai dengan tujuan yang telah dikehendaki. Variabel-

variabel itu meliputi: kondisi pembelajaran, metode pembelajaran, dan hasil

pembelajaran. Karena kondisi pembelajaran yang kondusif akan sangat membantu

bagi kelancaran kegiatan belajar mengajar di kelas akselerasi, demi pencapaian

target secara maksimal.

Begitu juga dengan metode pembelajaran yang variatif dan relevan

dengan kebutuhan siswa, akan sangat membantu dalam mewujudkan pelaksanaan

pembelajaran yang menyenangkan di kelas akselerasi secara efektif dan produktif.

Karena ketika seseorang belajar tentang sesuatu sesuai ( Match ) dengan kondisi

dan gaya belajarnya, maka dia akan belajar dalam cara yang natural. Karena

belajar berlangsung natural, maka menjadi lebih mudah. Karena menjadi lebih

mudah, maka belajar menjadi lebih cepat.

Salah satu hal menarik yang terdapat di kelas akselerasi di MTsN Malang

III Gondanglegi adalah gaya belajar setiap anak yang berbeda dan bermacam-

macam. Yang secara tidak disadari oleh setiap anak bahwasannya setiap individu

itu mempunyai gaya belajar tersendiri yang mengantarkan informasi yang sampai

Page 102: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 102/127

kepada otak mereka yang selanjutnya akan diolah sesuai pemahaman mereka

masing-masing.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat hal khusus yang harus

lebih diperhatikan dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya untuk anak

program akselerasi. Demikian halnya di MTsN Malang III Gondanglegi sebagai

salah satu jenjang Madrasah di daerah Gondanglegi yang diberikan kesempatan

untuk menyelenggarakan program akselerasi (percepatan belajar) untuk siswa

yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Yaitu: (1) proses

rekrutmen, (2) kegiatan pembelajaran, dan (3) kurikulum yang dipergunakan.

Proses rekrutmen secara operasionalnya berbeda dengan program reguler.

Program ini mengadakan ujian khusus untuk menyaring calon peserta yang benar-

benar memiliki kemampuan akademik yang cukup untuk bisa mengikuti program

akselerasi. Diantaranya, adalah lulus tes seleksi akademis berupa tes tulis dan

lisan serta lulus tes psikologi yang terdiri atas tiga kluster, yaitu Tes Inteligensi

(dibutuhkan IQ di atas 125 ), Tes Kreatifitas, dan Tes Komitmen pada tugas.

Proses pembelajaran pada program ini jangka waktu untuk 1 semester

kurang lebih 4 bulan. Dengan demikian metode pembelajaran yang dipergunakan

harus mengacu pada jangka waktu tersebut. Walaupun pada hakekatnya metode

yang digunakan oleh para guru di kelas akselerasi tidak berbeda dengan kelas

reguler. Seperti metode ceramah, diskusi, sosiodrama, praktik dan proyek.

Tergantung bagaimana seorang guru mampu menggunakan metode tersebut

Page 103: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 103/127

secara efektif dan mampu mengintegrasikannya dalam diri peseta didik sehingga

mencapai pemahaman yang utuh dan universal. Hanya saja hal ini perlu dirancang

sedemikian rupa sehingga kualitas pendidikan bisa tetap terjaga.

Siswa akselerasi dalam proses pembelajarannya menekankan pada gaya

belajar Auditori untuk siswa akselerasi kelas VII karena masih terbawa kebiasaan

mereka pada waktu belajar di jenjang SD atau Mi. sehingga menurut mereka yang

namanya belajar itu hanya bisa dilakukan lewat mendengarkan penjelasan guru

saja. Untuk itulah, guru perlu memiliki strategi tersendiri dalam menyampaikan

pelajaran yang akan di ajarkan. Sedangkan untuk siswa akselerasi kelas VIII

untuk gaya belajar yang digunakannya kebanyakan menggunakan gaya kinestetik.

Jadi, mereka akan lebih faham dalam menerima pelajaran namakala dari pelajaran

yang dipelajari itu langsung dipraktekkan. Pembelajaran untuk program akselerasi

harus diwarnai kecepatan dan tingkat kompleksitas yang tinggi sesuai dengan

tingkat kemampuan yang lebih dari pada siswa kelas reguler, serta menekankan

perkembangan kreatif dan proses berfikir t inggi. Sehingga dalam pelaksanaannya

dibutuhkan evaluasi (penilaian) secara terus menerus dan berkelanjutan untuk

mengetahui informasi tentang kamajuan dan keberhasilan belajar siswa.

Demikian pula dengan penentuan kurikulum untuk anak berbakat harus

direncanakan sebaik-sebaiknya, jangan hanya secara kebetulan saja. Kita harus

menjadikan siswa berbakat ini menjadi lebih baik, mempertinggi kapasitasnya

Page 104: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 104/127

dalam hubungannya dengan kebutuhan pengalaman akademik dan dapat

mempertanggung jawabkan kepada pendidiknya.

B. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Siswa Akselerasi Dalam Proses

Belajar

1. Faktor Pendukung

Adapun faktor pendukung proses belajar siswa program akselerasi di

MTsN Malang III Gondanglegi adalah:

a. Semangat dari siswa itu sendiri

Adalah faktor yang berhubungan dengan kejiwaan subyek. Terutama dalam

hal ini adalah motivasi yang mendasari seseorang untuk belajar.

b. Lingkungan

Lingkungan merupakan komponen yang berpengaruh dalam

pendidikan, untuk itu perlu dukungan lingkungan yang mendukungnnya,apakah sekolah itu di kota besar, di kota kecil maupun di plosok.

Posisi MTsN Malang III Gondanglegi sangatlah strategis, karena

didukung pula oleh adanya asrama siswa sehingga akan menciptakan situasi

dan kondisi pendidikan yang cukup nyaman.

c. Diberikan pelayanan media pembelajaran untuk mempermudah siswa

dalam belajar, seperti: LCD

d. Siswa akselerasi diberikan keterampilan khusus dalam bidang bahasa dan

IT ( Information Tegnology ), untuk mendukung potensi keberbakatannya.

Page 105: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 105/127

e. Diadakan remedi , untuk membantu siswa yang masih mengalami

kesulitan setelah post-test.

f. Sarana dan prasarana belajar yang memadai dan relevan dengan

kebutuhan siswa yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa.

g. Sekolah memberikan keleluasan kepada guru program akselerasi dalam

menggunakan setiap fasilitas yang ada.

h. Menjalin hubungan yang baik antara sekolah dan orang tua siswa.

2. Faktor Penghambat

Selain faktor pendukung tentu saja banyak hal yang menghambat, faktor

penghambat proses belajar di MTsN Malang III Gondanglegi antara lain:

a. Timbul rasa bosan

Apabila siswa hanya dihadapkan dengan belajar dan hanya belajar, maka

akan timbul kejenuhan pada diri siswa. Oleh sebab itu guru haruslah

pandai dalam memilih memilih metode yang menarik dan mengasyikkan

agar pembelajaran menjadi menarik untuk dipelajari.

b. Adanya masalah dengan keluarga

Permasalahan yang ada pada diri siswa memang berbeda-beda, ada

kalanya orang tuanya yang bermasalah sehingga secara otomatis pikiran-

pikiran semacam itu akan terbawa pada proses belajar mereka. Akhirnya

berdampak pada nilai mereka.

Page 106: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 106/127

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan memperhatikan pada

rumusan masalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada hakekatnya secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar program

akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi tidak lepas dari seputar: (a)

kurikulum, untuk program akselerasi kurikulum yang dipergunakan

dikembangkan sedemikian rupa (secara diferensiasi), agar bisa selesai dalam

waktu 2 tahun untuk tingkat MTsN. Sebagaimana yang telah disusun di

kalender akademik secara khusus; (b) gaya belajar, untuk masalah proses

belajar kecenderungan siswa akselerasi untuk kelas VII mereka menggunakan

gaya belajar auditori sedangkan untuk akselerasi kelas VIII mereka akan lebih

faham dalam menerima dan menyerap materi pelajaran apabila menggunakan

gaya belajar kinestetik. Jadi apa yang mereka peroleh harus langsung

dipraktekkan.

2. Secara umum beberapa faktor pendukung dan penghambat siswa akselerasi

dalam proses pembelajaran

a. Faktor Pendukung, antara lain:

1) Diberikan pelayanan media pembelajaran untuk mempermudah siswa

dalam belajar, seperti: LCD

Page 107: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 107/127

Page 108: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 108/127

1. Sebagai administrator, kepala sekolah harus terampil mengoordinasi program,

melaksanakan program, menilai program, supervisi, dan revisi.

2. Mengingat kecerdasan dan keberbakatan yang dimiliki oleh siswa akselerasi

berbeda dengan siswa reguler pada umunya, maka idealnya diperlukan

aktivitas akademik yang berbeda pula.

3. Guru harus terampil mengelola kelas dengan kemampuan muridnya yang

berbeda, pengelolaan kelas secara individual yang menghargai perbedaan.

4. Guru dituntut bisa dalam menggunakan berbagai macam metode

pembelajaran yang lebih variatif sesuai dengan karakteristik siswa dan mata

pelajaran.

5. Guru selayaknya bisa memahami perbedaan gaya belajar masing-masing

siswa, agar bisa menyampaikan materi pelajaran itu sesuai dengan gaya

belajar mereka yang kemudian akan mempermudah siswa untuk faham.

Untuk lembaga:

1. Terus mempertahankan program akselerasi yang telah ada, mengingat

pentingnya layanan khusus yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang

memiliki kecerdasan dan keberbakatan yang tinggi

2. Lebih selektif dalam memilih tenaga pengajar bagi program akselerasi

(profesional dan berkompeten serta terampil sesuai dengan bidangnya).

Page 109: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 109/127

DAFTAR PUSTAK A

Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis . Jakarta:PT. Bima Karya.

_________________ 2002 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis . Jakarta:PT. Bima Karya.

__________________2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Al-Qur’an dan Terjemahannya . 1990. Semarang: Menara KudusSurat Az-Zuhruf ayat32.

Bahri, Syaiful. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru . Surabaya: Usaha NasionalBudiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta

Dahar. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti

Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. 2003. Pedoman PenyelenggaraanProgram Percepatan Belajar . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Deporter, Dobbi. 1992. Quantum Learning membiasakan belajar nyaman danmenyenangkan, Bandung :kaifa

Gagne, Robert M, Terj. Abdillah Hanafi. 1988. Prinsip-prinsip Belajar untukPengajaran , Surabaya: Usaha Nasional

Hamalik,Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hawadi, R.A (Ed). 2004. Akselerasi: A-Z Inforamasi Program Percepatan Belajar.Jakarta: Grasindo Widiasarana Indonesia.

Hamalik, Oemar. 1983. Metoda Belajar dan kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung:Tarsito

Hadi, Sutrisno. 1994. Metodologi Research, Jilid I. Yokyakarta: Yayasan PenerbitUGM

John M.Echols dan Hassan Shadily. 1996. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PTGramedia

Kartika, Ria. Program Akselerasi; Antara Percepatan, Diskriminan, dan Pemaksaan.Kompas: sabtu, 17 September 2009. (http://www.google.com online)

Page 110: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 110/127

Keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 061U/1993 Tentang SekolahMenengah Umum. Jakarta: YTNI dan Dharmabhakti.

Koentjaraningrat. 1997. Metode-metode Penelitian Masyarakat . Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Munandar, utami.1992. Mengembangkan bakat dan Kreativitas Anak SekolahPenuntun Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia

Moeleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja RosydaKarya.

Munandar, S.C.U. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak SekolahPenuntun bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia.

Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja RosdaKarya

Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.Bandung: Bumi Aksara

Nasution. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Percepatan Belajar . Jakarta: Departemen Pendidikan NasionalRobert C. Bogdan dan Biklen. 1982. Qualitative Researc for Education: An

Intriduction to Theory and Methods, Boston

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005

Thabrany, Hasbullah. 1994. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada

Tirtonegoro, Sutratinah. 2001. Anak Supernormal dan Prgram Pendidikannya(Yogyakarta: Bumi Aksara

Page 111: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 111/127

LAMPIRAN- LAMPIRAN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAMAKSELERASI

DI MTsN MALANG 3 GONDANGLEGI

Page 112: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 112/127

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

MTs Negeri Malang III sejak tahun 2002 dinyatakan oleh Kandepag

Kabupaten Malang sebagai madrasah unggulan. Dari tahun ke tahun, beberapa

siswa memiliki bakat dan kemampuan tinggi. Hal ini diperlukan adanya

penanganan secara khusus dalam pelaksanaan proses belajar mengajarnya. Dilihat

dari potensi siswa baik secara kognitif, afektif dan psikomotor yang tinggi

sehingga memungkinkan siswa mampu menyelesaikan masa studinya lebih cepat

dibanding yang lain melalui program percepatan dua tahun.Dilihat dari tenaga edukatif, MTs Negeri Malang III mempunyai tenaga

pendidik yang memiliki banyak pengalaman dalam berbagai kegiatan di antaranya

sebagai penulis LKS dan modul dan telah mengikuti berbagai penataran untuk

meningkatkan kompetensi guru yang diadakan oleh Departemen Agama, mulai

dari daerah sampai pusat.

Dari segi sarana dan prasarana yang ada sangat mendukung pelaksanaan

program percepatan belajar dua tahun. Hal ini juga tidak lepas dari komitmen

pengurus Komite MTs Negeri Malang III periode 2007 – 2008, secara maksimal

mendukung pelaksanaan Program Percepatan Belajar Dua Tahun. Untuk itu MTs

Negeri Malang III menangani secara khusus siswa yang memiliki kecerdasan dan

bakat luar biasa dengan membuka Program Siswa Belajar Cepat (Program Belajar

Dua Tahun), yang telah berlangsung sejak tahun pelajaran 2007 – 2008 dan pada

tahun pelajaran 2009 - 2010 memasuki angkatan ke-3

B. Landasan Hukum

1. Dasar Hukum pelaksanaan program percepatan belajar siswa, Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan

Nasional, Bab IV Peserta didik, Pasal 24 yang isinya :

Page 113: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 113/127

Setiap peserta didik pada suatu pendidikan mempunyai hak-hak berikut :

a. Mendapat perlakuan sesuai bakat, minat dan kemampuannya.b. Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan

berkelanjutan, baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun

untuk memperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah

dibakukan.

c. Menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang

ditentukan.

2.

Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar di MTs Negeri Malang IIIMemperoleh izin dari Kanwil Depag Provinsi Jawa Timur Nomor

Kw.13.4/1/PP.00.05/3326/2007 tanggal 9 Oktober 2007.

3. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

kembali menegaskan bahwa : “Warga Negara yang memiliki potensi

kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus (Pasal

5 ayat 4).

Pasal 12 ayat 1, Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak :

a. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.

b. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar

masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan waktu yang

ditetapkan.

C. Tujuan

1. Menghargai peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar

biasa (gifted child) untuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih cepat

2. Memberi kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan pendidikan lebih cepat

yaitu dalam waktu 2 tahun

Page 114: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 114/127

3. Mengembangkan kemampuan siswa secara lebih optimal

K ONDISI OBJ EK TIF PROGRAM AK SELERASI

A. Identitas Madrasah

Nama Madrasah Penyelenggara : MTs Negeri Malang III

Alamat Madrasah : Jalan Raya Sepanjang Gondanglegi

Kabupaten Malang 65174

Tahun Berdiri Program Aksel : 2007

Website : www.mtsnmalang3.sch.id

E-mail : [email protected]

Telepon : 0341-879381

Nama Kepala Madrasah : Drs. Samsudin, M. Pd.

Pengelola Program Akselerasi :

JABATAN NAMA PENDIDIKAN

Manager Sa adi, S. Pd. S-1

Sekretaris Suliadi, S. Pd. S-1

Wali Kelas VII Dinar Marsilaningsih, S. Pd. S-1

Wali Kelas VIII Isnaini, S. Pd. S-1Guru BK Ninik Trimariya, S. Psi S-1

Drs. H. Agus Irianto, M. Si. S-2

Page 115: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 115/127

B. Keadaan Siswa Akselerasi

1. Jumlah Siswa Akselerasi

ANGKATAN

KELAS VII KELAS VIII

LULUSTAHUN

PELAJARAN

JUMLAH TAHUN

PELAJARAN

JUMLAH

I 2007 – 2008 24 2008 - 2009 21 21

II 2008 – 2009 23 2009 - 2010 21

III 2009 – 2010 25

2. Studi Lanjut Siswa Akselerasi

Studi lanjut lulusan Program akselerasi tahun pelajarn 2008/2009 sebagai

berikut;

NO JENIS STATUS NAMA LEMBAGA JML KET.

1 SMA

Negeri SMAN Turen 2 Reguler

SMAN 4 Kepanjen 1 SBI

Swasta SMA Al Munawariyah 1 Ponpes

2 MA

Negeri MAN Gondanglegi 2 Reguler

MAN 1 Malang 6 1 Aksel

MAN 3 Malang 5 2 Aksel/ 2 MBI

Swasta MA Al-Ma’arif Singosari 2 Ponpes

3 SMK

Negeri - -

Swasta SMK Muh. 7 1

SMK Islam Singosari 1 Ponpes

JUMLAH 21

Page 116: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 116/127

C. Keadaan Guru Akselerasi

NOKUALIFIKASI

PENDIDIKAN

STATUSJUMLAH

NON PNS PNS

1 S – 1 4 19 23

2 S – 2 8 8

3 S - 3

JUMLAH 4 27 31

D. Keadaan Sarana dan Prasarana Kelas Akselerasi

NO JENIS UKURAN JML KONDISI KETERANGAN

1 Ruang Kelas 7 x 9 m 2 Sangat baik Dilengkapi LCD,

Komputer,

jaringan internet,

dan sound.

2 Laboratorium

IPA

9 x 10 m 1 Sangat baik Peralatan lengkap

3 Laboratorium

Bahasa

9 x 10 m 1 Sangat baik

4 Laboratorium

Komputer daninternet

9 x 10 m 1 Sangat baik

5 Perpustakaan

Kelas

2

Page 117: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 117/127

6 Ruang BK 1 Sangat baik

7 Ruang Kantor 5 x 5 m 1 Sangat baik

8 Asrama 6 Kmr Sangat baik 3 pa 3 pi

9 Mushola 10 x 10 m

PENGELOLAAN PROGRAM AK SELERASI

A. Rekrutmen Siswa

Tahap 1

Dilakukan dengan dokumen data seleksi PSB. Kriteria lolos tahap satu berdasar

pada:

1. Nilai rata rata kelas 4, 5, dan 6 minimal 80,00

2. Skor tes Psikologis yang terdiri dari 3 cluster (Tes IQ, Tes Kreativitas, dan

Tes Kepribadian (motivasi prestasi, peny.diri, dan stabilitas emosi). Skor tes

IQ minimal 130Dalam pelaksanaan psikotes, MTs Negeri Malang III sejak awal bekerjasama

dengan Fakultas Psikologi UMM (Universitas Muhamadiyah Malang).

4. Nilai tes akademik bidang studi Bahasa Inggris, Matematika dan IPA minimal

80.00.

Tahap 2

1. Strategi Informasi data Subyektif (proses pengamatan bersifat kumulatif)

check list perilaku, wawancara orang tua, teman sebaya, dan diri sendiri

2. Strategi informasi data obyektif diperoleh melalui alat tes yang lebih lengkap

yang dapat memberikan informasi beragam. Misalnya kesehatan, membaca

Alqur’an.

Page 118: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 118/127

Page 119: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 119/127

a. Memahami tentang psikologi perkembangan peserta didik.

b. Adil dan tidak memihak

c. Memiliki sifat kooperatif dan demokratis

d. Fleksibilitas dan memiliki rasa humor

e. Memiliki minat yang tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

yang digelutinya.

f. Memberikan penghargaan dan pujian yang proporsional.

g. Memberikan perhatian terhadap permasalahan peserta didik.

h. Berpenampilan dan bersikap menarik

i. Berdaya juang tinggi

j. Peka terhadap kemajuan IPTEK

Penilaian untuk memperoleh guru yang memenuhi kriteria di atas

dilakukan berdasarkan hasil supervise dan pengamatan. Hasil tersebut

didiskusikan oleh tim pengelola akselerasi bersama Wakil Kepala bidang

Kurikulum. Setelah disepakati daftar guru tersebut disampaikan kepada

Kepala Madrasah.

Setelah guru ditentukan akan diadakan berbagai pelatihan dengan tujuan:

1. Guru memahami karakterisitik siswa cerdas istimewa (CI).

2. Guru mampu menyusun materi pembelajaran sesuai karakteristik siswa

CI.

Page 120: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 120/127

3. Guru mampu menyelesaikan materi dalam waktu yang lebih cepat.

C. Kegiatan Pembelajaran

1. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2006 (KTSP), namun

kurikulum telah mengalami modifikasi (terdiferensisasi) sehingga memiliki

bobot yang lebih mendalam. Kurikulum siswa kelas akselerasi juga memiliki

format sebagaimana yang termuat dalam SK Mendiknas nomor 22/2006

tentang standar isi.Berdasarkan pada ketentuan muatan tersebut, maka komponen kurikulum

siswa akselerasi terdiri dari:

a. Standar kompetensi

b. Kompetensi dasar

c. Identitas mata pelajaran

Perbedaan antara kurikulum siswa aksel dengan siswa reguler adalah bobotyang ditargetkan baik dalam standar kompetensi , maupun kompetensi dasar.

Struktur Program Kurikulum

NO MATA PELAJARAN KELAS VII KELAS VIII KELAS IX

1 FIQIH TMT

1

TMT

2

TMT

1

TMT

2

TMT

1

TMT

2

2 ALQURAN HADITS 2 2 2 2 2 2

3 AQIDAH AKHLAK 2 2 2 2 2 2

4 SKI 2 2 2 2 2 2

5 BAHASA ARAB 2 2 2 2 2 2

6 PPKn 2 2 2 2 2 2

Page 121: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 121/127

7 BAHASA INDONESIA 6 6 6 6 6 6

8 BAHASA INGGRIS 7 7 7 7 7 7

9 MATEMATIKA 8 8 8 8 8 8

10 KIMIA 2 2 2 2 2 2

11 FISIKA 2 2 2 2 2 2

12 BIOLOGI 2 2 2 2 2 2

13 GEOGRAFI 2 2 2 2 2 2

14 SEJARAH 2 2 2 2 2 2

15 EKONOMI 2 2 2 2 2 2

16 SENI BUDAYA 1 1 1 1 1 1

17 PENJASKES 2 2 2 2 2 2

18 TIK 1 1 1 1 1 1

19 BAHASA DAERAH 1 1 1 1 1 1

20 BK 1 1 1 1 1 1

21 PENGEMBANGAN

DIRI

2 2 2 2 2 2

JUMLAH 53 53 53 53 53 53

2. Pendekatan kegiatan belajar mengajar

Pada program akselerasi di MTs NEGERI Malang III pendekatan kegiatan

belajar mengajar diarahkan kepada terwujudnya proses belajar tuntas (mastery

learning). Selain itu strategi pembelajarannya diarahkan untuk dapat memacu

siswa aktif dan kreatif sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya

masing-masing dengan memperhatikan keselarasan dan keseimbangan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai, pengembangan kreativitas dan disiplin,

pengembangan persaingan dan kerjasama, pengembangan kemampuan

holistik dan kemampuan berpikir elaborasi, pelatihan berpikir induktif dan

deduktif serta dengan pengembanan IPTEK dan IMTAQ secara terpadu.

Page 122: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 122/127

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru menekankan:

1. Pelayanan individual siswa (bukan klasikal) berupa pendampingan

individu bagi siswa

2. Menggunakan buku paket, buku pelengkap, buku referensi dan modul

yang dibuat oleh guru sendiri.

3. Disediakan sarana multi media dan internet di dalam kelas

4. Memanfaatkan laboratorium yang ada di MTsN Malang III, sesuai

dengan kebutuhan

5. Melakukan kunjungan ke objek-objek tertentu yang sesuai dengan mata

pelajaran yang dipelajari.

6. Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar di luar kegiatan

sekolah formal dengan cara melalui media lain seperti melalui internet,

CD-ROM, wawancara pakar, kunjungan ke museum dan sebagainya

7. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang suatu materi

pelajaran walaupun di luar jam mengajar.

3. Kegiatan Pendukung Pembelajaran

a. Outbond

b. Pendalaman dan Pengayaan Materi

c. Pelatihan Karya Ilmiah

d. Bilingual

e. Pendampingan Belajar

f. Pelatihan IT

g. Bimbingan Agama

h. Kegiatan Pengembangan Diri

Page 123: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 123/127

D. Penilaian

a. Acuan

Yang digunakan sebagai acuan pada proses evaluasi dan penilaian siswa

akselerasi sama dengan siswa reguler yaitu berdasarkan Permendiknas

20/2007 tentang Standart Penilaian

b. Tujuan

1. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu

2. Menentukan kebutuhan pembelajaran

3. Membantu dan mendorong peserta didik

4. Membantu dan mendorong pendidik5. Menentukan strategi pembelajaran

6. Akuntabilitas lembaga

7. Meningkatkan kualitas pendidikan

c. Metode

Evaluasi yang dilakukan untuk siswa program akselerasi pada dasarnya sama

dengan yang dilakukan pada program reguler, yaitu mengukur ketercapaian

materi (daya serap) sejalan dengan prinsip belajar tuntas.

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada kelas akselerasi lebih tinggi

daripada kelas reguler, dan penentuan KKM berdasarkan musyawarah rumpun

mata pelajaran.

Sistem evaluasi pada program akselerasi meliputi:

1. Ulangan harian/Formatif.

Guru memberi ulangan formatif pada setiap 1 Kompetensi dasar. Ulangan

harian diberikan secara berkala minimal 3 kali dalam satu trimester.Bentuk soal dititik beratkan pada pertanyaan pemahaman bukan hafalan.

2. Ulangan tengah trimester.

Page 124: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 124/127

Ulangan tengah trimester dilakukan untuk mengevaluasi ketercapaian

materi pada pertengahan trimester (2 bulan). Ulangan tengah trimester

dilakukan dengan terjadwal.

3. Ulangan Trimester

Ulangan ini diberikan lebih cepat daripada siswa kelas reguler, sesuai

dengan kalender pendidikan program akselerasi.

4. Ujian Nasional

UNAS diikuti siswa akselerasi pada tahun kedua bersamaan dengan siswareguler

d. Prinsip

Prinsip penilaian pada peserta didik adalah sebagai berikut:

1. Sahih, mencerminkan kemampuan yang diukur

2. Objektif, berdasarkan prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi

subjektifitas penilai

3. Adil, penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik yang

berhubungan dengan status social ekonomi, gender, suku budaya dan

sebagainya.

4. Terpadu, penilaian merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan

dalam proses pembelajaran

5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, criteria penilaian dan asar

pengambilan keputusan dapat diketahui oleh fihak yang berkepentingan

6. Menyeluruh dan berkesinambungan berarti penilaian oleh pendidik

mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik

penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan peserta didik

Page 125: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 125/127

7. Sistematis berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap

dengan mengikuti langkah-langkah baku.

8. Beracuan kriteria berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian

kompetensi yang ditetapkan

9. Akuntabel, berarti penilaiandapat dipertanggungjawbkan, baik dari segi

tehnik, prosedur maupun hasilnya

e. Laporan Hasil Pendidikan

Laporan hasil pendidikan (RAPORT) siswa akselerasi mempunyai format

yang sama dengan siswa reguler. Pembagian dan tanggal pemberiannya sesuai

dengan kalender pendidikan pada kelas akselerasi

E. Bimbingan dan Konseling

Tujuan umum pelaksanaan Bimbingan Konseling bagi siswa akselerasi adalah

membantu perkembangan pribadi siswa berbakat dan menyingkirkan halangan

emosional dan lingkungan, serta membantunya agar mampu menggunakan

kemampuannya seoptimal mungkin (Semiawan danMunandar,1984)

1. Jenis Kegiatan

a. Kegiatan Assesment, dilakukan penyusunan profil akademik siswa dan

gambaran psikologis siswa. Kegiatan ini meliputi Academic level dan

social emotional.

b. Kegiatan Intervensi, merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai tindak

lanjut dari kegiatan assessment. Bentuk intervensi dilakukan sesuai

dengan kebutuhan siswa.

Page 126: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 126/127

Page 127: jujujujuju

7/18/2019 jujujujuju

http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 127/127

d. Guru mata pelajaran dituntut untuk mengembangakan strategi

pembelajaran

e. Siswa aksel tetap memiliki waktu untuk untuk mengembangkan diri

melalui kegiatan ekstrakurikuler

2. Saran

a. Bagi pengelola program akselerasi, hendaknya tidak hanya

mengembangkan kemampuan kognitif siswa tetapi harus memperhatikan

kemampuan afektif dan psikomotorik.

b. Bagi pengajar program akselerasi hendaknya melaksanakan pembelajaran

berdasarkan cara belajar siswa.c. Bagi pemerintah, hendaknya mengawasi standart pengelolaan akselerasi.

d. Pemerintah hendaknya juga memberi bantuan berupa anggaran

operasional pengelolaan akselerasi.

e. Sistem evaluasi siswa aksel harus benar-benar memenuhi aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik