jujujujuju
DESCRIPTION
sdfsdfgfsdfTRANSCRIPT
![Page 1: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/1.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 1/127
GAYA BELAJ AR SISWA PROGRAM AK SELERASI
DI MTsN MALANG III GONDANGLEGI
SKRIPSI
Oleh:
Noor Hafidhoh06110059
J URUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERIMAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG2010
![Page 2: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/2.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 2/127
GAYA BELAJ AR SISWA PROGRAM AK SELERASI
DI MTsN MALANG I II GONDANGLEGI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Noor Hafidhoh06110059
J URUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAHUNIVERSITAS ISLAM NEGERIMAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG2010
![Page 3: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/3.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 3/127
GAYA BELAJ AR SISWA PROGRAM AK SELERASI
DI M TsN MAL ANG III GONDANGLEGI
SKRIPSI
Oleh:
Noor Hafidhoh06110059
Telah Disetujui Pada Tanggal 9 April 2010Oleh Dosen Pembimbing:
Drs. H. Mohammad Asrori, M .AgNIP. 196910202000031 001
Mengetahui,
K etua J urusanPendidikan Agama Islam
Drs. H. M. Padil, M. Pd. INIP. 196512051994031 003
![Page 4: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/4.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 4/127
LEMBAR PERSETUJ UAN
GAYA BELAJ AR SISWA PROGRAM AK SELERASIDI M TsN MAL ANG III GONDANGLEGI
SKRIPSI
OLEH:
Noor HafidhohNIM: 06110059
Telah Disetujui pada tanggalOleh Dosen Pembimbing:
Drs. H. Mohammad Asrori, M .AgNIP. 150 302 530
MengetahuiDekan Fakultas Tarbiyah
Dr. H. M. Zainuddin, MANIP. 19620507 199503 1 001
![Page 5: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/5.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 5/127
LEMBAR PERSETUJ UAN
GAYA BELAJ AR SISWA PROGRAM AK SELERASIDI M TsN MAL ANG III GONDANGLEGI
SKRIPSI
OLEH:
Noor HafidhohNIM: 06110059
Telah Disetujui pada tanggal
OlehDosen Pembimbing:
Drs. H. Mohammad Asrori, M .Ag NIP. 150 302 530
Mengetahui,Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Drs. Moh. Padil, M. Pd. I NIP. 150 267 235
![Page 6: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/6.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 6/127
Drs. H. M ohammad Asrori, M.Ag
Dosen Fakultas TarbiyahUniversitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Noor hafidhoh Malang, 9 April 2010Lampiran : 4 (Empat) Eksemplar
Kepada Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
di Malang
Assalamu'alaikum Wr. WbSesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawahini:
Nama : Noor Hafidhoh NIM : 06110059Jurusan : Pendidikan Agama IslamJudul Skripsi : Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi Di MTsN
Malang III GondanglegiMaka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut layakdiajukan untuk diujikanDemikian, mohon dimaklumi adanya.Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Pembimbing,
Drs. H. Mohammad Asrori M.Ag NIP. 196910202000031 001
![Page 7: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/7.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 7/127
HAL AMAN PENGESAHAN
GAYA BELAJ AR SISWA PROGRAM AK SELERASI DI MTsN MAL ANG II IGONDANGLEGI
SKRIPSIdipersiapkan dan disusun oleh Noor Hafidhoh (06110059)
telah dipertahankan di depan dewan penguji skripsi pada tanggal21 April 2010 dengan nilai A
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratanuntuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Pada Tanggal: 29 April 2010
Panitia Ujian Tanda Tangan
Ketua SidangDrs. H. Mohammad Asrori, M.Ag :__________________________
NIP. 196910202000031 001
Sekretaris SidangDrs. A. Zuhdi, MA :__________________________
NIP. 196902111995031002
PembimbingDrs. H. Mohammad Asrori, M.Ag :__________________________ NIP. 196910202000031 001
Penguji UtamaDr. H. Agus Maimun :__________________________
NIP. 19650817 1998031003
Mengesahkan,
Dekan Fakultas TarbiyahUniversitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Dr. H. M. Zainuddin, MANIP. 19620507 199503 1 001
![Page 8: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/8.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 8/127
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, 9 April 2010
Noor Hafidhoh
![Page 9: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/9.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 9/127
PERSEMBAHAN
Dengan ketulusan dan kerendahan hatiku persembahkan karya ini
Untuk sepasang mutiara hati yang memancarkan cinta kasihyang tak pernah usai, yang selalu mengasihiku
setulus hati dan sesuci do’a
Ayahnda Nabhan Thohawi S.PdiIbunda Taufiqul Baroroh S.Pdi
Restumu yang slalu menyertai setiap langkahku dari jerih payahmu kesuksesanku berasal, demi meniti masa depan.
Saudaraku Faza dan Rima, orang terdekatku A. Miftakhul Ulum yang selalumemberikan semangat dan aspirasi yang tak pernah membuat putus harapanku
yang selalu memberikan dorongan dan semangatuntuk dapat menyelesaikan skripsi ini .
Bapak dan Ibu guruku yang telah mencurahkan segenap ilmunya, semoga amal beliauditerima disisinya.
Temen-temenku seangkatan Tarbiyah 2006 thanks to All yang pernah bersama-sama
selama studidalam suka & dukaSahabat-sahabat-Ku..(iir,miftunk,lindhut,mama,bu-
di,luluk,duplikatq,amel,reni,mbelel,noe-chan,us,ira,oma,alek,mas dedy,kaji,wahdan penghibur dikala suntuk dan motivator disaat lelah, semoga persahabatan kita tetap
utuh untuk selama-lamanya.....bersama kalian banyak hal yang tak terlupakan dankeberadaan kalian adalah segalanya bagiku dan kalianlah anugrah yang terindah
dalam hidupku
Orang-orang yang berada di lingkunganku yang membantuku dalam proses pengembangan diri.
![Page 10: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/10.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 10/127
K ATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, juga sumber kunci
perbendaharaan ilmu itu hanya ada pada genggaman-Nya.
Shalawat serta salam semoga abadi tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah berhasil membimbing dan menuntun umatnya kejalan
yang benar dan di ridloi Allah SWT sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas
akhir berupa skripsi yang berjudul “Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN
Malang III Gondanglegi”.
Suatu kebanggan tersendiri bagi penulis karena dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi. Penulis meyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat
terlepas dari uluran tangan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan do’a restu,
pengarahan serta kasih sayangnya.
2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang, yang telah memberikan kepada peneliti
peluang studi.
![Page 11: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/11.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 11/127
3. Dr. Zainuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
4. Drs. Moh. Padil, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
5. Drs. H. Mohammad Asrori, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah
menunjukkan arah bimbingan kepada penulis dengan penuh kesungguhan dan
kesabaran.
6. Drs. Samsudin, M. Pd selaku kepala MTsN Malang III Gondanglegi yang
telah memberikan izin penelitian.
7. Buat semua yang telah membantu penulis yang tidak sempat penulis sebutkan
baik dalam keseharian maupun dalam penyelesaian skripsi ini, penulis
ucapkan terima kasih banyak hanya Allah yang mampu membalas jasa-jasa
kalian semua.
Akhirnya penulis mengharapkan saran, dan kritik yang konstruktif,
karena penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
kesalahan baik sengaja maupun tidak sengaja. Semoga skripsi ini dapat
menjadi masukan bagi para pembaca umumnya dan penulis khususnya.
Amin Yaa Robbal Alamin..
Malang, 29 April 2010
Penulis
![Page 12: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/12.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 12/127
DAFTAR I SI
HALAMAN SAM PUL .............................................................................. i
HALAMAN J UDUL .................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJ UAN .................................................................. iii
HALAMAN NOTA DINAS ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... v
HALAMAN PERNY ATAAN................................................................... vi
MOTTO....................................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ viii
K ATA PENGANTAR................................................................................ ix
DAFTAR I SI ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPI RAN ............................................................................. xiv
ABSTRAK ................................................................................................... xv
BAB I PENDAHUL UAN
A. Latar belakang................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................... 7
C. Tujuan Penelitian............................................................ 7
D. Manfaat Penelitian.......................................................... 8
E. Definisi Operasional........................................................ 8
F. Sistematika Pembahasan................................................. 9
![Page 13: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/13.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 13/127
BAB II K AJ IAN PUSTAK AA. Program Akselerasi ........................................................ 12
1. Pengertian Program Akselerasi ................................ 12
2. Tujuan Program Akselerasi....................................... 14
3. Kurikulum Program Akselerasi ............................... 15
4. Manajemen Penyelenggaraan program Akselerasi.... 20
B. Gaya Belajar .................................................................. 26
1. Pengertian Belajar ................................................... 26
2. Jenis- jenis Belajar .................................................. 28
3. Teori- teori Belajar .................................................. 31
4. Prinsip- prinsip Belajar ............................................ 41
5. Gaya Belajar ............................................................ 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan jenis Penelitian................................... 48
B. Kehadiran Peneliti....................................................... 51
C. Lokasi Penelitian......................................................... 52
D. Data dan Sumber Data.................................................. 52
E. Metode Pengumpulan Data ......................................... 55
F. Analisis Data ............................................................... 58
G. Pengecekan Keabsahan Data ...................................... 61
H. Tahap- tahap Penelitian ............................................... 63
![Page 14: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/14.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 14/127
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Latar Belakang Obyek................................................... 66
1. Sejarah berdirinya MTsN Malang III........................ 66
2. Visi, Misi & Tujuan MTsN Malang III.................... 67
3. Program- program di MTsN Malang III................... 69
B. Penyajian Data
1. Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi ................ 71
2. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Siswa
Akselerasi dalam Proses Belajar................................ 77
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Gaya Belajar Siswa ProgramAkselerasi......................... 81
B. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Siswa
Akselerasi dalam Proses Belajar.................................... 85
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................... 87
B. Saran............................................................................... 88
DAFTAR PUSTAK A
LAMPIRAN-LAMPIRAN
![Page 15: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/15.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 15/127
DAFTAR LAM PIRAN
LAMPIRAN 1 : PROGRAM PENYELENGGARAAN AKSELERASI DI MTSN
MALANG III GONDANGLEGI
LAMPIRAN 2 : KONDISI OBJEKTIF PROGRAM AKSELERASI
LAMPIRAN 3 : PENGELOLAAN PROGRAM AKSELERASI
LAMPIRAN 4 : MODUL BIMBINGAN KONSELING SISWA MTSN MALANG 3
GONDANGLEGI
LAMPIRAN 5 : PEKAN EFEKTIF SEMESTER GANAP AKSELERASI KELAS
VII
LAMPIRAN 6 : PEKAN EFEKTIF SEMESTER GANAP AKSELERASI KELAS
VIII
LAMPIRAN 7 : PROGRAM TAHUNAN (PROTA)
LAMPIRAN 8 : DATA SISWA PROGRAM AKSELERASI
![Page 16: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/16.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 16/127
ABSTRAK
Hafidhoh, Noor. 2010. Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN Malang IIIGondanglegi. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah,Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing, Drs.H. M. Mohammad Asrori, M. Ag
K ata kunci : Gaya Belajar, Program Akselerasi.
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, disekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika menyadari bahwa bagaimanaseseorang menyerap dan mengolah informasi, belajar dan berkomunikasi menjadi
sesuatu yang mudah dan menyenangkan.Perlu disadari bahwa tidak semua orang punya gaya belajar yang sama.
Walaupun bila mereka berada di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama.Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbedatingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Karenanya,mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuahinformasi atau pelajaran yang sama.
Di lingkungan sekolah, sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajardengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisamembaca, kemudian mencoba memahaminya. Sebagian siswa lain lebih suka gurumereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka
mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih sukamembentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut
pelajaran tersebut. Apa pun cara yang dipilih, perbedaaan gaya belajar itumenunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuahinformasi dari luar dirinya. Oleh karena itu, sebagai seorang guru bisa memahami
bagaimana perbedaan gaya belajar pada siswanya, dan mencoba menyadarkansiswanya akan perbedaan tersebut, mungkin akan lebih mudah bagi guru untukmenyampaikan informasi secara lebih efektif dan efisien
Anak berbakat memiliki kepribadian yang unik. Umumnya mereka memiliki minatyang kuat terhadap berbagai bidang yang menjadi interestnya, sangat tertarik terhadap
berbagai persoalan moral dan etika, sangat otonom dalam membuat keputusan dan
menentukan tindakan. Sejumlah karakteristik yang unik ini jika tidak dipahamidengan benar oleh para pendidik dan orang tua, maka akan menimbulkan persepsiseolah-olah anak berbakat adalah individu yang keras kepala, tidak mau kompromi
bahkan ada yang secara ekstrim menilai anak berbakat rendah sikap. Mempertimbangkan keunikan karakteristik kepribadian anak berbakat seperti
tersebut di atas maka diperlukan cara-cara khusus dalam mengelola ataumemfasilitasi kegiatan belajar anak berbakat.
![Page 17: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/17.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 17/127
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif atau uraian. Ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, persepsi, pemikiran orang secara individual atau kelompok. Kehadiran peneliti adalahsebagai seorang pengamat secara penuh. Adapun prosedur pengumpulan data yaitudengan menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara. Untukmenganalisis data peneliti menggunakan tiga tahapan yakni, identifikasi, klasifikasi,dan interpretasi. Kemudian pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi.
Dari hasil analisis data dilapangan dapat diperoleh temuan bahwa siswa program akselerasi di MTsN Malang 3 Gondanglegi menggunakan gaya belajarauditori dan kinestetik.
![Page 18: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/18.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 18/127
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAK ANG
Anak berbakat memiliki kepribadian yang unik. Umumnya mereka
memiliki minat yang kuat terhadap berbagai bidang yang menjadi interestnya,
sangat tertarik terhadap berbagai persoalan moral dan etika, sangat otonom dalam
membuat keputusan dan menentukan tindakan. Sejumlah karakteristik yang unik
ini jika tidak dipahami dengan benar oleh para pendidik dan orang tua, maka
akan menimbulkan persepsi seolah-olah anak berbakat adalah individu yang
keras kepala, tidak mau kompromi bahkan ada yang secara ekstrim menilai anak
berbakat rendah sikap.
Mempertimbangkan keunikan karakteristik kepribadian anak berbakat
seperti tersebut di atas maka diperlukan cara-cara khusus dalam mengelola atau
memfasilitasi kegiatan belajar anak berbakat. Sikapnya yang otonom dipadu
dengan task commitment yang tinggi dan minatnya terhadap banyak aspek
kehidupan serta nilai-nilai moral maka wajar jika anak berbakat memiliki
perilaku belajar yang berbeda dengan anak umum.
Mereka membutuhkan layanan pendidikan spesifik agar potensi
keberbakatannya dapat berkembang sehingga mencapai aktualisasi diri yang
optimal. Mendorong aktualisasi potensi keberbakatan anak, pada
perkembangannya akan menjadi salah satu pilar kekuatan bangsa dalam
![Page 19: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/19.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 19/127
pertarungan dan persaingan antar bangsa-bangsa di era global. Tanpa pelayanan
pendidikan yang relevan, anak berbakat akan menjadi kelompok marjinal yang
gagal memberikan sumbangan signifikan bagi kemajuan bangsa ini. Jika hal itu
dibiarkan terus berlangsung maka sesungguhnya kita telah melakukan
“penganiayaan” dan menyia-nyiakan anugerah Ilahi yang amat besar.
Salah satu koridor pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa adalah melalui program
akselerasi (percepatan belajar). Sebagaimana dikatakan E. Mulayasa
Menyediakan program-program khusus sebagai usaha untuk penanganan anak
berbakat diantaranya adalah dengan diselenggarakannya program akselerasi
sebagai layanan terhadap perbedan perorangan dalam diri siswa. 1
Melihat kecepatan perkembangan teknologi yang menuntut adanya SDM
berkualitas, dunia pendidikan perlu segera melangkah menyelenggarakan
program akselerasi (percepatan belajar). Ini perlu dilakukan sebagai pemikiran
dan alternatif yang berwawasan masa depan untuk menyiapkan anak bangsa
sedini mungkin sebagai calon pemimpin berkualitas namun tetap bermoral
dengan menjunjung budaya dan adat ketimuran dalam menghadapi globalisasi
teknologi yang penuh kompetisi. Untuk itu, siswa pemilik bakat dan kecerdasan
luar biasa jauh di atas normal (yang memiliki skor IQ 125 ke atas) harus
mendapat perhatian khusus. Mereka cenderung lebih cepat menguasai materi
pelajaran. Keadaan ini memungkinkan, kemunculan perilaku baru, mereka akan
1 E. Mulyasa, KurikulumBerbasis Kompetensi, (Bandung: PT Rosdakarya, 2004), hlm. 128
![Page 20: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/20.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 20/127
membuat kelas kurang tertib. Disamping itu, lambat laun akan menjadikan
bersangkutan melakukan perbuatan di luar kontrol. Melihat hal tersebut, siswa
berkemampuan luar biasa perlu ditangani secara khusus agar dapat berkembang
secara alamiah dan optimal. Yaitu lewat proses akselerasi (percepatan) belajar.
Program akselerasi atau program percepatan merupakan suatu program
untuk peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan luar biasa atau dengan kata
lain program untuk mempercepat masa studi bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kecerdasan tinggi yang berhak untuk mendapat perhatian khusus agar
dipacu perkembangan prestasi dan bakatnya. Misalnya SD diselesaikan dalam 4
tahun, SMP dalam 2 tahun begitu juga dengan SMA. Dengan kata yang lebih
klise, menyiapkan “pendekar” calon pemimpin masa depan.
Jaminan pemerintah terhadap pelayanan pendidikan bagi anak berbakat
akademik (intelektual) atau lazim disebut peserta didik yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa dinyatakan dalam Undang-undang No. 20 Tahun
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Bab IV pasal 5 ayat (2) yang berbunyi:
“warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan /
atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”.
Diperjelas dalam pasal 5 ayat (4) yang berbunyi: “warga negara yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan
khusus”. Disebutkan juga dalam pasal 12 ayat (1) point b yaitu: “mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya”. Dan
point f yang berbunyi: “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
![Page 21: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/21.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 21/127
menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.
Ketentuan mengenai semua amanat tersebut diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah. 2Mengenai Kesungguhan untuk mengembangkan
pendidikan bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
ditekankan pula oleh Presiden Rebuplik Indonesia ketika menerima anggota
Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (BPPN) tanggal 19 Januari 1991, yang
menyatakan bahwa: “agar lebih memperhatikan pelayanan pendidikan terhadap
anak-anak yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa”. 3
Pada tahun pelajaran 2001/2002, pemerintah melalui Direktorat
Pendidikan Luar Biasa, menetapkan kebijakan untuk melakukan sosialisasi atau
melaksanakan pemerataan terhadap sekolah yang mengajukan proposal untuk
menyelenggarakan program percepatan belajar, khususnya di ibu kota beberapa
propinsi.
Namun sayangnya, penanganan anak berbakat belum mendapatkan
perhatian serius baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat. Layanan
pendidikan untuk anak berbakat di Indonesia masih relatif terbatas, kesadaran
para guru dan orang tua akan kebutuhan anak berbakat juga dirasa kurang. 4
Moegiadi Dkk dalam Nugroho menjelaskan bahwa berpuluh tahun orientasi
2 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.3 Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah, Pedoman Penyelenggaraan programPercepatanBelajar (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003 ), hlm. 8 4 M.L Oetomo.Dkk, Peran Orang Tua dan Guru DalamProses Mengidentifikasi dan MenanganiAnak Berbakat, Hasil Penelitian, 2002, (http://www.google.com. Online)
![Page 22: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/22.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 22/127
kebijakan pendidikan di Indonesia memang lebih diarahkan untuk mengatasi
masalah pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan dari pada
memperhatikan kelompok-kelompok khusus dengan kebutuhan layanan
pendidikan yang spesifik seperti yang dibutuhkan oleh anak-anak berbakat 5
Sejarah penyelenggaraan pendidikan anak berbakat di Indonesia memang
belum mantap seperti di negara-negara maju yang telah memulai pendidikan
anak berbakat lebih awal. Jika dicermati berbagai upaya memberikan pelayanan
pendidikan untuk anak berbakat yang ditempuh oleh pemerintah mengalami
pasang-surut (timbul-tenggelam) dan terkesan kurang konsisten. Oleh karena itu
bisa dimaklumi jika hasil yang dicapai juga belum optimal, bahkan disana sini
terkesan masih mencari bentuk atau sebatas proyek-proyek uji coba.
Program akselerasi atau program percepatan merupakan suatu program
untuk peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan luar biasa atau dengan kata
lain program untuk mempercepat masa studi bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kecerdasan tinggi yang berhak untuk mendapat perhatian khusus agar
dipacu perkembangan prestasi dan bakatnya
Salah satu Madrasah di daerah Gondanglegi yang menyelenggarakan
program akselerasi adalah MTsN Malang III Gondanglegi. Dalam rangka
menjaga mutu penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, MTsN Malang III
terus melakukan inovasi-inovasi yang dilakukan oleh seluruh tenaga
5 Nugroho, Model Pengembangan Self Reguleted Learning Pada Siswa Sekolah Favorit Depok,Fakultas Pasca Sarjana, Disertasi, 2003 (http://www.google.com. Online).
![Page 23: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/23.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 23/127
kependidikan yang ada, disamping terus menambah wadah bagi pengembangan
kelebihan-kelebihan khusus yang dimiliki siswa, diantaranya: 1. Program Kelas
Akselerasi (Ijin Kanwil Depag-tahun ketiga), 2. Program Kelas Prestasi (tahun
keempat), 3. Program Kelas Bilingual/rintisan kelas Internasional (mulai
2009/2010).
Di MTsN Malang III ini siswa dalam menelaah pelajaran, mereka tidak
hanya terpaku pada pembelajaran di kelas saja yang disampaikan oleh guru.
Akan tetapi mereka tidak mau menyia-nyiakan fasilitas yang ada yaitu
perpustakaan. Umumnya pada saat istirahat kebanyakan siswa melakukan
aktifitas yang tertuju di kantin sekolah, tetapi untuk anak akselerasi di MTsN
Malang III ini menggunakannya untuk membaca buku di perpustakaan.
Walaupun di sisi lain mereka juga membutuhkan makan di kantin tetapi setelah
itu mereka ke perpustakaan sekolah karena bagi mereka pengetahuan adalah
segalanya.
Setiap orang memiliki rasa ingin tahu akan sesuatu hal. Perasaan dan
kebutuhan inilah yang mendorong orang untuk senantiasa belajar. Jadi, pada
dasarnya belajar adalah upaya orang untuk mengetahui sesuatu yang belum
diketahui, dan setiap orang melakukan itu. Artinya, manusia adalah mahluk yang
Belajar.
Persoalan dalam belajar terletak pada metode dan teknik atau gaya
seseorang dalam belajar. Ada yang senang belajar dikeramaian bahkan
dikerumunan atau di tempat darmawisata, sebaliknya ada yang senang belajar
![Page 24: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/24.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 24/127
kalau sepi, sendiri, bahkan dikeheningan malam. Ada juga yang senang belajar
kalau sambil dengarin musik; sebaliknya ada yang senang kalau belajar sambil
bermain. Saya bahkan pernah punya teman yang senang tiduran (sambil dengar)
kalau orang lagi belajar (diskusi). Ada juga yang tidak senang belajar kelompok.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam skripsi ini diambil judul
Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di M TsN M alang III Gondanglegi .
Berkenaan dengan keunikan karakteristik kepribadian anak berbakat seperti
tersebut di atas maka wajar jika anak berbakat memiliki perilaku belajar yang
berbeda dengan anak biasa pada umumnya.
B. RUMUSAN MASAL AH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gaya belajar siswa program akselerasi di MTsN Malang III
Gondanglegi?
2. Apa faktor yang mendukung dan menghambat siswa akselerasi dalam proses
belajar di MTsN Malang III Gondanglegi?
C. TUJ UAN PENEL ITI AN
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendiskripsikan gaya belajar siswa program akselerasi di MTsN Malang III
Gondanglegi.
![Page 25: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/25.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 25/127
2. Mendiskripsikan faktor yang mendukung dan menghambat siswa akselerasi
dalam proses belajar di MTsN Malang III Gondanglegi.
D. MANFAAT PENEL ITIAN
Setelah penulis menyelesaikan penelitian Tentang ”Gaya Belajar Siswa
Program Akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi” maka penelitian ini
diharapkan bermanfaat :
1. Bagi peneliti
a. Penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga yang dapat dijadikan
sebagai bekal bagi peneliti.
b. Penelitian dapat memberikan wawasan yang luas sehingga peneliti dapat
tanggap terhadap keadaan yang dihadapi.
2. Bagi Sekolah
Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu pendidikan
3. Bagi UIN Malang
Sebagai tambahan khazanah ilmiyah bagi perpustakaannya (sebagai referensi
dan sebagai penambah pembendaharaan perpustakaan Fakultas Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Agama Islam
E.
DEFINISI OPERASIONALProgram Akselerasi : Program percepatan untuk peserta didik yang
memiliki tiingkat kecerdasan luar biasa atau dengan
kata lain program untuk mempercepat masa studi bagi
![Page 26: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/26.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 26/127
peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan t inggi
yang berhak untuk mendapatkan perhatian khusus
agar dipacu perkembangan prestasi dan bakatnya.
Gaya belajar : Cara belajar yang disukai siswa, dan merupakan
kunci untuk mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar
pribadi. Bagaimana seseorang menyerap dan
mengolah informasi, belajar dan berkomunikasi
menjadi sesuatu yang mudah dan menyenangkan .
F. SISTEMATI K A PENULISAN LAPORAN DAN PEMBAHASAN
Untuk mempermudah penulisan dan pemahaman secara menyeluruh
tentang penelitian ini, maka sistematika penulisan laporan dan pembahasannya
disusun sebagai berikut:
BAB I: Merupakan bab pendahuluan yang berfungsi sebagai pengantar
informasi penelitian yang terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Definisi Operasional.
BAB II: Berisikan tentang kajian pustaka, terdiri dari: A. Program Akselerasi
meliputi: Pengertian Program Akselerasi, Tujuan Program Akselerasi ,
Kurikulum Program Akselerasi dan Manajemen Penyelenggaraan
Program Akselerasi (rekrutmen siswa dan pelaksanaan pendidikan
program akselerasi). B. Gaya Belajar Siswa meliputi: Pengertian belajar,
![Page 27: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/27.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 27/127
Jenis-jenis belajar, Teori-teori belajar, Prinsip-prinsip belajar, Faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar dan Gaya Belajar.
BAB III: Berisikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian, terdiri
dari: Pendekatan dan Jenis penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi
Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data,
Pengecekan Keabsahan , dan Tahap-tahap Penelitian.
BAB IV : Merupakan pembahasan tentang laporan hasil penelitian, terdiri dari:
A. Latar Belakang Objek meliputi: Sejarah singkat MTsN Malang III, visi,
misi dan tujuan MTsN Malang III, struktur organisasi MTsN Malang III,
Sarana dan prasarana MTsN Malang III, keadaan guru dan karyawan,
keadaan siswa-siswi serta kegiatan ekstrakurikuler B. Paparan data hasil
penelitian meliputi: 1. Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN
Malang III Gondanglegi 2. Faktor apa saja yang mendukung dan
menghambat siswa akselerasi dalam proses belajar di MTsN Malang III
Gondanglegi
BAB V : Berisikan tentang pembahasan hasil penelitian, terdiri dari: A. Gaya
Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi B.
Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat siswa akselerasi dalam
proses belajar di MTsN Malang III Gondanglegi
BAB VI: Merupakan bab penutup. Pembahasan dan penelitian dalam penulisan
skripsi ini yang berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian secara
keseluruhan dan kemudian dilanjutkan dengan memberi saran-saran
![Page 28: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/28.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 28/127
sebagai perbaikan dari segala kekurangan dan disertai dengan lampiran-
lampiran.
![Page 29: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/29.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 29/127
BAB II
K AJ IAN TEORI
A. PROGRAM AKSELERASI
1. Pengertian Program Akselerasi
Colangelo (dalam Hawadi) menyebutkan bahwa istilah akselerasi
menunjuk pada pelayanan yang diberikan ( service delivery ) dan kurikulum
yang disampaikan ( curriculum delivery ). Sebagai model pelayanan, akselerasi
dapat diartikan sebagai model layanan pembelajaran dengan cara lompat
kelas, misalnya bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi diberi
kesempatan untuk mengikuti pelajaran pada kelas yang lebih tinggi.
Sementara itu, model kurikulum, akselerasi berarti mempercepat bahan ajar
dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa saat itu sehingga siswa dapat
menyelesaikan program studinya lebih awal. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara menganalisis materi pelajaran dengan materi yang esensial dan kurang
esensial. 6
Menurut Sutratinah Tirtonegoro percepatan (a cceleration ) adalah cara
penanganan anak super normal dengan memperbolehkan naik kelas secara
meloncat atau menyelesaikan program reguler di dalam jangka waktu yang
6 Reni Akbar-Hawadi (Ed), Akselerasi: A-Z Inforamasi Program Percepatan Belajar. (Jakarta:Grasindo Widiasarana Indonesia, 2004), hlm. 5-6
![Page 30: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/30.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 30/127
lebih singkat 7. Hal senada juga disampaikan oleh Ulya Latifah Lubis (dalam
Hawadi) yang mendefinisikan istilah akselerasi sebagai program pelayanan
yang diberikan kepada siswa dengan tingkat keberbakatan tinggi agar dapat
menyelesaikan masa belajarnya lebih cepat dari siswa yang lain (program
reguler). 8
Berdasarkan pengertian di atas, sesungguhnya Allah SWT telah
berfirman dalam surat Az-Zuhruf ayat 32 yang berbunyi:
)32.(
Artinya: " Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telahmenentukan antara mereka kehidupan mereka dalam kehidupan dunia, dankami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapaderajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain.Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan" (Q.S.Az-Zuhruf:32).
Bahwa Allah SWT telah melebihkan sebagian makhluk-Nya dengan
sebagian yang lain agar dapat bermanfaat dan berguna bagi sebagian yang
lainnya itu. 9
Siswa yang seharusnya menyelesaikan studi SMP (Sekolah Menengah
Pertama) atau SMA (Sekolah Menengah Atas) dalam waktu 3 tahun dapat
7 Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan PrgramPendidikannya (Yotyakarta: Bumi Aksara,2001), hlm. 104 8 Reni Akbar-Hawadi (Ed), op.cit ., hlm.1219 Al-Qur’an dan Terjemahannya (Semarang: Menara Kudus, 1990) Surat Az-Zuhruf ayat 32.
![Page 31: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/31.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 31/127
menyelesaikan materi kurikulum diversifikasi dalam waktu 2 tahun saja.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa akselerasi adalah
program layanan belajar yang diperutukkan bagi mereka yang memiliki
kemampuan tinggi supaya dapat menyelesaikan studinya sesuai kecepatan dan
kemampuannya.
Program ini secara umum memenuhi kebutuhan peserta didik yang
memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif dan afektif.
Secara khusus memberi pelayanan kepada siswa berbakat untuk dapat
menyelesaikan pendidikan lebih cepat dari biasanya. 10
2. Tujuan Program Akselerasi
Dengan diselenggarakannya program ini, ada beberapa alasan yang
masuk akal.
a. Alasan efisiensi sosial pragmatis penyelenggaraan pendidikan. Karena Negara Indonesia yang sedemikian besar, dengan penduduk amat banyak,dilihat masalah pengembangan sumber daya manusia, tetapi miskin danauntuk pendidikan, maka lebih baik mendayagunakan dana yang sedikit itusecara lebih signifikan untuk memacu anak-anak cerdas agar lahirkelompok elite yang handal untuk memperbaiki kondisi bangsa ini secaralebih cepat, dari pada dana yang sedikit itu dibagi ratakan ke semua anaktetapi dampaknya tidak signifikan.
b. Membuat kelas yang relatif homogen sehingga siswa yang merasa luar biasa (cerdas) tidak dirugikan oleh keterlambatan belajar siswa biasa.Sering dikeluhkan banyak guru, anak-anak cerdas di kelas heterogencenderung merasa cepat bosan belajar dan cenderung mengganggu.Karena itu, anak-anak cerdas ini perlu mendapat layanan khusus di kelasyang terpisah dari kelas anak biasa. Dengan begitu, pengelolaan kelasnyamenjadi lebih mudah.
c. Memberikan penghargaan ( reward ) dan perlindungan hak asasi untuk belajar lebih cepat sesuai dengan potensinya.
10 Reni Akbar-Hawadi (Ed), Loc.cit.
![Page 32: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/32.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 32/127
Menurut Nasichin (dalam Hawadi) Ada dua tujuan yang ingin dicapai
dengan adanya program akselerasi bagi mereka yang memiliki kemampuan
yang lebih, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1) Tujuan Umuma) Memberikan pelayanan terhadap peserta didik yang memiliki
karakteristik khusus dari aspek kognitif dan efektifnya. b) Memenuhi hak asasinya selaku peserta didik sesuai dengan kebutuhan
pendidikan dirinyac) Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta didik.d) Menyiapkan peserta didik menjadi pemimpin masa depan
2) Tujuan Khususa) Menghargai peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar
biasa untuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih cepat. b) Memacu kualitas siswa dalam menigkatkan kecerdasan spiritual,
intelektual dan emosional secara berimbang.c) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran peserta
didik. 11
3. K urikulum Program Akselerasi
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyeleggaraa kegiatan belajar-mengajar. Sedang menurut (Tyler 1949, dalam
Siskandar) pengertian kurikulum mencakup empat pertanyaan yang mendasar
yang harus dijawab dalam mengembangkan kurikulum dan rencana
pengajaran yaitu (a) apa tujuan yang harus dicapai oleh sekolah, (b)
pengalaman-pengalaman belajar seperti apa yang dapat dilaksanakan guna
11 Ibid., hlm.21
![Page 33: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/33.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 33/127
mencapai tujuan yang dimaksud, (c) bagaimana pengalaman tersebut
diorganisasikan secara efektif, dan (d) bagaimana cara menentukan bahwa
tujuan pendidikan telah tercapai. 12
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan kurikulum memiliki empat
unsur, yaitu: (1) tujuan yang ingin dicapai, (2) struktur dan isi kurikulum
yang berupa mata pelajaran dan kegiatan serta pembagian waktu yang
dugunakan dalam kegiatan belajar-mengajar, (3) pengorganisasian kegiatan
belajar-mengajar, dan (4) penilaian utuk mengetahui apakah tujuan telah
tercapai atau belum.
Muatan materi kurikulum untuk program akselerasi tidak berbeda
dengan kurikulum standar yang digunakan untuk program regular.
Perbedaannya terletak pada penyusunan kembali struktur program pengajaran
dalam alokasi waktu yang lebih singkat. Program akselerasi ini akan
menjadikan kurikulum standar yang biasanya ditempuh siswa SMA dalam
tiga tahun menjadi hanya dua tahun. Pada tahun pertama, siswa akan
mempelajari seluruh materi kelas 1 ditambah dengan setengah materi kelas 2.
Di tahun kedua, mereka akan mempelajari materi kelas 2 yang tersisa dan
seluruh materi kelas 3.
Pengaturan kembali program pembelajaran pada kurikulum standar
yang biasanya diberikan dengan alokasi waktu sembilan cawu menjadi enam
cawu dilakukan tanpa mengurangi isi kurikulum. Kuncinya terletak pada
12 Siskandar, KurikulumPercepatan Belajar . hlm. 2
![Page 34: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/34.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 34/127
analisis materi kurikulum dengan kalender akademis yang dibuat khusus.
Seperti diketahui, untuk siswa berbakat intelektual dengan keberbakatan
tinggi, tidak semua materi kurikulum standar perlu disampaikan dalam bentuk
tatap muka dan atau dengan irama belajar yang sama dengan siswa regular.
Oleh karena itu, setiap guru yang mengajar di kelas akselerasi perlu
terlebih dahulu melakukan analisis materi pelajaran untuk menentukan sifat
materi yang esensial dan kurang. Suatu materi dikatakan memiliki konsep
esensial bila memenuhi kriteria berikut ini: (1) konsep dasar; (2) konsep yang
menjadi dasar untuk konsep berikut; (3) konsep yang berguna untuk aplikasi;
(4) konsep yang sering muncul pada Ebtanas; (5) konsep yang sering muncul
pada UMPTN untuk SMA. Materi pelajaran yang diidentifikasi sebagai
konsep-konsep yang esensial diprioritaskan untuk diberikan secara tatap
muka, sedangkan materi-materi yang non-esensial, kegiatan pembelajarannya
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan mandiri 13
Dijelaskan juga oleh Conny R Semiawan, sesuai dengan karakter anak
yang berkemampuan kecerdasan di atas rata-rata ini, kurikulum atau GBPP
atau materi pelajaran telah didiskusikan dan disusun oleh pusat
pengembangan kurikulum sejak 1981. Sebelum uji coba pelaksanaan Program
Anak Berbakat dilaksanakan tahun 1984 kurikulum berdeferensiasi dibuat.
Dikaitkan dengan hal di atas kemampuan gurulah yang selalu harus
ditingkatkan, misalnya kecekatan dalam hal menganalisis kurikulum sesuai
13 Ibid., hlm.124
![Page 35: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/35.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 35/127
perkembangan anak dan kebutuhan penanjakan kemampuan fikir atau mental
anak dan membuat anak senang belajar.14
Kurikulum yang digunakan pada program akselerasi adalah kurikulum
Nasional dan muatan lokal, yang dimodifikasi dengan penekanan pada materi
yang esensi dan dikembangkan melalui sistem pembelajaran yang dapat
memacu dan mewadahi integrasi pengembangan spiritual, logika, etika, dan
estetika serta mengembangkan kemampuan berfikir holistik, kreatif, sistemik,
linier, dan konvergen utuk memenuhi tuntutan masa kini dan masa depan. 15
Dengan demikian kurikulum program akselerasi adalah kurikulum yang
diberlakukan untuk satuan pendidikan yang bersangkutan, sehingga lulusan
program akselerasi memiliki kualitas dan standar kompetensi yang sama
dengan lulusan program reguler. Perbedaannya hanya terletak pada waktu
keseluruhan yang ditempuh dalam menyelesaikan pendidikannya lebih cepat
bila dibanding dengan program reguler.
Kurikulum akselerasi ini dikembangkan secara diferensiatif. Artinya
kurikulum yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki
oleh siswa. Diferensiasi dalam kurikulum akselerasi menurut Cledening &
Davies, 1983 (dalam Hawadi Dkk) adalah isi pelajaran yang menunjuk pada
konsep dan proses kognitif tingkat tinggi, strategi intruksional yang
14 Conny R Semiawan dan Djeniah Alim, Petunjuk Layanan Dan Pembinaan Kecerdasan Anak (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 6915 Direktorat, op.cit., hlm. 39
![Page 36: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/36.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 36/127
akomodatif dengan gaya belajar anak berbakat dan rencana yang
memfasilitasi kinerja siswa.16
Kurikulum ini mencakup empat dimensi dan satu sama lainnya tidak
dapat dipisahkan. Dimensi itu adalah:
a. Dimensi Umum
Merupakan kurikulum inti yang memberikan keterampilan dasar
pengetahuan, pemahaman, nilai, dan sikap yang memungkinkan siswa dapat
berfungsi sesuai dengan tuntutan di masyarakat ataupun tantangan pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dimensi umum ini merupakan
kurikulum inti yang juga diberikan kepada siswa lain dalam jenjang
pendidikan yang sama.
b. Dimensi Diferensiasi
Dimensi ini berkaitan dengan ciri khas perkembangan peserta didik
yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa, yang merupakan
program khusus dan pilihan terhadap bidang studi tertentu. Siswa dapat
memilih bidang studi yang diminatinya untuk dapat diketahui lebih luas dan
mendalam.
c. Dimensi Non Akademis
16 Reni Akbar-Hawadi Dkk, KurikulumBerdiferensiasi, ( Jakarta: Grasindo Widiasarana Indonesia,2001), hlm.3
![Page 37: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/37.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 37/127
Dimensi ini memberikan kesempatan peserta didik utuk belajar di luar
kegiatan sekolah formal melalui media lain seperti radio, televisi, internet,
CD-Rom, wawancara pakar,kunjungan ke museum dan sebagainya.
d. Dimensi Suasana Belajar
Pengalaman belajar yang dijabarkan dari lingkugan keluarga dan
sekolah. Iklim akademis, sistem ganjaran dan hukuman, hubugan antar siswa,
hubungan siswa dengan guru, antara guru dengan orang tua siswa, hubungan
siswa dengan orang tua merupakan unsur yang menentukan lingkungan
belajar. 17
Pengembangan kurikulum berdiferensiasi untuk program percepatan
belajar dapat dilakukan dengan melakukan modifikasi kurikulum nasional dan
muatan local dengan cara sebagai berikut:
1. Modifikasi alokasi waktu, yang disesuaikan kecepatan belajar bagi siswa
yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa ;
2. Modifikasi isi/materi, dipilih yang esensial;
3. Modifikasi sarana-prasarana, yang disesuaikan dengan karakteristik siswa
yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa yakni senang
menemukan sendiri pengetahuan barul;
4. Modifikasi lingkungan belajar yang memungkinkan siswa memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa dapat memenuhi kehausan akan
pengetahuan;
17 Direktorat, op.cit., hlm. 39-40
![Page 38: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/38.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 38/127
5. Modifikasi pengelolaan kelas, yang memungkinkan siswa dapat bekerja
di kelas, baik secara mandiri, berpasangan, maupun kelompok.18
4. Manajemen Penyelenggaraan Program Akselerasi
Manajemen berasal dari kata to manage (inggris) yang berarti
mengatur, mengelola, menata, mengurus, atau mengendalikan. Dengan kata
lain pengertian manajemen tersebut merupakan proses mengatur, mengelola,
menata atau mengendalikan. 19
Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa manajemen adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
a. Rekrutmen Siswa
Rekrutmen peserta program akselerasi didasarkan atas dua tahap, yaitu
tahap 1 dan 2
1. Tahap 1
Tahap 1 dilakukan dengan meneliti dokumen data seleksi Penerimaan
Siswa Baru (PSB). Kriteria lolos pada tahap 1 didasarkan atas kriteria
tertentu yang berdasarkan skor data berikut.
a. Nilai Ebtanas Murni (NEM) SD ataupun SLTP.
b. Skor tes seleksi akademis.
18 Ibid., hlm. 4719 John M.Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: PT Gramedia, 1996) hlm.372
![Page 39: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/39.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 39/127
c. Skor tes psikologi yang terdiri atas kluster, yaitu intelegensi yang
diukur dengan menggunakan tes CFIT skala 3B, kreativitas yang
diukur dengan menggunakan Tes Kreativitas Verbal- Short
Battere, dan task Commitment yang diukur dengan menggunakan skala
TC-YA/FS revisi. Selain faktor kemampuan umum tersebut, untuk
melihat faktor kepribadian, dilakukan pula tes motivasi berprestasi,
penyesuain diri, stabilitas emosi, ketekunan, dan kemandirian dengan
menggunakan alat tes EPPS yang direvisi. Biasanya, persentase yang
lolos dalam tahap ini berkisar antara 15-25% dari jumlah siswa yang
diterima dalam seleksi Penerimaan Siswa Baru.
2. Tahap 2 Penyaringan
Penyaringan dilakukan dengan dua strategi berikut:
a. Strategi Informasi Data Subjektif
Informasi data subjektif diperoleh dari proses pengamatan yang
bersifat kumulatif. Informasi dapat diperoleh melalui check list
perilaku, nominasi oleh guru, nominasi o leh orang tua, nominasi oleh
teman sebaya, dan nominasi dari diri sendiri.
b. Strategi Informasi data Objektif
Informasi data objektif diperoleh melalui alat-alat tes lebih lengkap
yang dapat memberikan informasi yang lebih beragam
(berdiferensiasi), seperti Tes Intelegensi Kolektif Indonesia (TIKI)
dengan sebelas subtes, tes Weschler Intelligence Scale For Children
![Page 40: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/40.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 40/127
Adaptasi Indonesia dengan sepuluh subtes, dan Baterai Tes Kreativitas
verbal dengan enam subtes.
Kedua strategi tersebut dapat digunakan secara bersama-sama untuk
memberikan informasi yang lebih lengkap dan utuh tentang siswa yang
memiliki tingkat keberbakatan intelektual yang tinggi dan diharapkan mampu
untuk mengikuti Program Akselerasi (biasanya jumlah yang tersaring berkisar
antara 3-10%). 20
Kriteria yang ditetapkan berdasarkan persyaratan Buku Pedoman
Penyelenggaraan Program Akselerasi, adalah sebagai berikut:
a. Informasi Data Obyektif, yang diperoleh dari pihak sekolah berupa skor
akademis dan pihak psikolog (yang berwenang) berupa skor hasil
pemeriksaan psikologis.
1. Akademis, yang diperoleh dari skor:
a) Nilai Ujian Nasional dari sekolah sebelumnya, dengan rata-rata 8,0
ke atas baik untuk SMP maupun SMA. Sedangkan untuk SD tidak
dipersyaratkan.
b) Tes kemampuan akademis, dengan nilai sekurang-kurangnya 8,0.
c) Rapor, nilai rata-rata seluruh mata pelajaran tidak kurang dari 8,0.
2. Psikologis, yang diperoleh dari hasil pemeriksaan psikolog yang
meliputi tes inteligensi umum, tes kreativitas, dan inventori keterikatan
pada tugas. Peserta didik yang lulus tes psikologis adalah mereka yang
20 Reni Hawadi-Akbar (Ed), op.cit., hlm. 122-123.
![Page 41: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/41.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 41/127
memiliki kemampuan intelektual umum dengan kategori jenius (IQ ≥
140) atau mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum dengan
kategori cerdas (IQ ≥ 125) yang ditunjang oleh kreativitas dan
keterikatan terhadap tugas dalam kategori di atas rata-rata.
b. Informasi Data Subyektif, yaitu nominasi yang diperoleh dari diri sendiri,
teman sebaya, orang tua, dan guru sebagai hasil dari pengamatan dari
sejumlah ciri-ciri keberbakatan.
c. Kesehatan fisik, yang ditunjukkan dengan surat keterangan sehat dari
dokter.
d. Kesediaan calon siswa percepatan dan persetujuan orang tua, yaitu
pernyataan tertulis dari pihak penyelenggara program percepatan belajar
untuk siswa dan orang tua tentang hak dan kewajiban serta hal-hal yang
dianggap perlu dipatuhi untuk menjadi peserta program percepatan
belajar. 21
b. Bentuk Penyelenggaraan Program Akselerasi
Menurut Clark, 1983 (dalam Direktorat Pendidikan Dasar dan
Menengah) ditinjau dari bentuk penyelenggaraanya, program akselerasi dapat
dibedakan menjadi:
1. Kelas Reguler
Dimana siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
tetap berada bersama-sama dengan siswa lainnya di kelas reguler (model
21 Direktorat, loc.cit.,
![Page 42: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/42.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 42/127
inklusif). Bentuk penyelenggaraan pada kelas reguler dapat dilakukan dengan
model sebagai berikut:
a. Kelas reguler dengan kelompok ( Cluster ), akseleran belajar dengan siswa
lain di kelas reguler dalam kelompok khusus
b. Kelas reguler dengan Pullout, akseleran belajar bersama-sama dengan
siswa lain dalam kelas reguler tetapi sewaktu-waktu ditarik fari kelas
reguler ke ruangan khusus untuk belajar mandiri, belajar kelompok dan
belajar dengan guru pembimbing khusus
c. Kelas reguler dengan Cluster dan Pullout, akseleran yang berada di kelas
reguler dikelompokkan dalam kelompok khusus dan waktu tertentu dapat
ditarik dari kelas reguler ke ruang khusus untuk belajar mandiri, belajar
kelompok dengan guru pembimbing khusus.
2. Kelas Khusus
Dimana siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
belajar dalam kelas khusus.
3. Sekolah Khusus
Satu sekolah hanya menyelenggarakan satu bentuk pelayanan
pendidikan, yaitu hanya program akselerasi. Pada model ini siswa dapat
masuk asrama atau tidak. Keuntungan jika ada asrama adalah waktu belajar
lebih panjang, memudahkan kegiatan ekstra kurikuler, jika tidak ada asrama
keuntungannya adalah memepermudah untuk berinteraksi dengan sekolah
lain. Kelemahan model ini dengan adanya asrama adanya pemisahan dengan
![Page 43: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/43.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 43/127
keluarga dan harus menyesuaikan diri sedang tanpa asrama kelemahannya
timbulnya penilain yang berlebih dari masyarakat sehingga menimbulkan
jarak antara siswa akselerasi dengan siswa reguler yang kurang baik. 22
Hal senada juga dijelaskan Utami Munandar bahwa program
pendidikan bagi siswa berbakat dapat diselenggarakan diantaranya melalui
program akselerasi (percepatan belajar). Program tersebut dapat
diselenggarakan berdasarkan pengelompokan anak berbakat di dalam kelas
biasa, pengelompokan di dalam kelas khusus untuk waktu-waktu tertentu, atau
untuk seluruh waktu pelajaran (pengelompokan di dalam sekolah khusus). 23
Dijelaskan oleh Jeniah Alim (dalam Reni Akbar-Hawadi) Sesuai
dengan prinsip individual differences , pelayanan atau pendidikan untuk anak
berkemampuan di atas rata-rata perlu dilaksanakan. Pelaksanaannya diatur
sebagai berikut: (a) Menyusun pembelajaran terprogram berdasarkan analisis
kurikulum; (b) Menyiapkan sarana dan prasarana penunjang; (c) Menetapkan
model pelaksanaan sesuai dengan kondisi sekolah; (d) Menelaah peserta
didik; dan (e) Penilaian terpadu yang terus menerus dan berkesinambungan. 24
B. Pengertian Belajar, J enis-jenis Belajar, Teori Belajar, Prinsip Belajar
dan Gaya Belajar
1. Pengertian Belajar
22 Direktorat, op.cit., hlm. 28-2923 Utami Munandar, Mengembangkan bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Penuntun Bagi Gurudan Orang Tua, (Jakarta: Gramedia, 1992), hlm. 14324 Reni Akbar-Hawadi (Ed), op. cit ., hlm. 116-117
![Page 44: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/44.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 44/127
Menurut pengetian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 25 Perubahan-
perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.
Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Perubahan yang terjadi dalam diri individu banyak sekali baik sifat
maupun jenisnya, olek karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam
diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar.
Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar
tersebut adalah: 26
1. Perubahan yang terjadi secara sadar.
Ini berarti bahwa individu yang belajar menyadari terjadinya perubahan yang
ada pada dirinya sendiri.
2. Perubahan dalam belajar yang bersifat positif dan aktif.
25 Nasution, Berbagai Pendekatan dalamProses Belajar dan Mengajar (Bandung: Bumi Aksara,1998), hlm. 9326 Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 5
![Page 45: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/45.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 45/127
Dalam perbuatan belajar, perubahan belajar anak senantiasa bertambah dan
bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik sebelumnya. Dengan
demikian makin banyak usaha belajar dilakukan, akan makin banyak dan baik
perubahan yang diperoleh. Perubahan bersifat efektif artinya bahwa
perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha
individu itu sendiri.
3. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.
Perbuatan belajar terarah kepada perbuatan tingkah laku yang benar-benar
disadari
4. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.
Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan
tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar
berikutnya.
5. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Seseorang yang belajar akan
![Page 46: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/46.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 46/127
mengalami perubahan tingkah laku secara keseluruhan dalam sikap,
ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya36
.
6. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk
beberapa saat saja. Sedangkan perubahan yang terjadi karena proses belajar
yang bersifat permanen ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah
belajar akan bersifat menetap.
2. J enis-J enis Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 27
a. Belajar Bagian (part learning)Umumnya belajar bagian dilakukan oleh individu bila ia di hadapkan padamateri belajar yang bersifat luas atau ekstensif, misalnya mempelajari sajakataupun gerakan-gerakan motoris, seperti bermain piano. Dalam hal iniindividu memecah seluruh materi pelajaran menjadi bagian-bagian yangsatu sama lain berdiri sendiri. Sebagai lawan dari cara belajar bagian adalahcara belajar keseluruhan atau belajar global.
b. Belajar dengan wawasan (Learning by insight)Menurut Gestalt teori wawasan merupakan proses mereorganisasikan pola-
pola t ingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingkah laku yang adahubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan. Sedangkan bagi kaum
neo-behaviorisme (antara lain C. E. Osgood) menganggap wawasansebagai salah satu bentuk atau wujud dari asosiasi stimulus- respon. Jadimasalah bagi penganut neo-behavorisme ini justru bagaimanamenerangkan reorganisasi pola-pola tingkah lakuyang telah terbentuk tadi
36 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha Nasional,1994), hlm. 2127 Slameto, op. cit., hlm. 5
![Page 47: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/47.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 47/127
menjadi satu tingkah laku yang erat hubungannya dengan penyelesaiansuatu persoalan. Dalam pertentangan ini barangkali jawaban yang
memuaskan adalah jawaban yang dikemukakan oleh G.A. Miller, yangmenganjurkan behaviorisme subyektif. Menurut pendapatnya wawasan barang kali merupakan kreasi dari “rencana penyelesaian “(meta program)yang mengontrol rencana-rencana subordinasi lain (pola tingkah laku) yangtelah terbentuk.
c. Belajar diskriminatif (discriminative learning)Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapasifat situasi stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam
bertingkah laku. Dengan pengertian ini maka dalam eksperimen, subyekdiminta untuk berespon secara berbeda-beda terhadap stimulus yang
berlainan.
d. Belajar global/ keseluruhan (global whole learning)Disini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampaiindividu menguasainya.
e. Belajar insidental (incidental learning)Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu selalu berarahtujuan (intensional). Sebab dalam belajar insidental pada individu tidak adasama sekali kehendak untuk belajar. Atas dasar ini maka untuk kepentingan
penelitian, disusun perumusan operasional sebagai berikut: belajar disebutinsidental bila tidak ada instruksi atau petunjuk yang diberikan padaindividu mengenai materi belajar yang akan diujikan kelak. Dalamkehidupan sehari-hari, belajar insidental ini merupakan hal yang penting.Oleh karena itu diantara para ahli belajar insidental ini merupakan bahan
pembicaraan yang menarik, khususnya sebagai bentuk belajar yang bertentangan dengan belajar intensional. Dari salah satu penelitianditemukan bahwa dalam belajar insidental (dibandingkan dengan belajarintensional), jumlah frekuensi materi belajar yang perlihatkan tidakmemegang peranan penting, prestasi individu menurun denganmeningkatkan motivasi.
f. Belajar instrumental (instrumental learning)Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi individu (murid) yangdiperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah individutersebut akan mendapat hadiah, hukuman berhasil atau gagal. Oleh karenaitu cepat atau lambatnya seseorang belajar dapat diatur dengan jalanmemberikan penguat (reinforcement) atas dasar tingkat-tingkat kebutuhan.Dalam hal ini maka salah satu bentuk belajar instrumental yang khususadalah”pembentukan tingkah laku”. Disini individu diberi hadiah bila ia
bertingkah laku sesuai dengan tingkah laku yang dikehendaki, dansebaliknya ia dihukumi bila memperlihatkan tingkah laku yang tidak sesuaidengan yang dikehendaki. Sehingga akhirnya akan terbentuk tingkah lakutertentu.\
![Page 48: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/48.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 48/127
g. Belajar intensional (intentional learning)Belajar dengan arah tujuan, merupakan lawan dari belajar insidental.
h. Belajar laten (latent learning)Dalam belajar laten , perubahan-perubahn tingkah laku yang terlihat tidakterjadi secara segara, dan oleh karena itu disebut laten
i. Belajar mental (mental learning) perubahan kemungkinan tingkah laku yang etrjadi disini tidak nyataterlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif dari bahanyang dipelajari. Ada tidaknya belajar mental ini sangat jelas terlihat padatugas-tugas yang sifatnya motoris. Sehingga atas dasar ini perumusanoperasional juga menjadi sangat berbeda. Ada yang mengartikan belajarmental sebagai belajar dengan cara melakukan observasi dari tingkah lakuorang lain, membayangkan gerakan-gerakan orang lain dan lain-lain.
j.
Belajar ProduktifR. Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengantransfer yang maksimum. Kemungkinan untuk melakukan transfer tingkahlaku dari satu situasi kesituasi lain. Belajar disebut produktif bila individumampu mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satusituasi ke situasi yang lain.
k. Belajar verbal (verbal learning)Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melaluilatihan dan ingatan. Dasar dari belajar verbal diperlihatkan dalameksperimen klasik dari Ebbinghaus. Sifat eksperimen ini meluas dari
belajar asosiatif mengenai hubungan dua kata yang tidak bermakna sampai pada belajar dengan wawasan mengenai penyelesaian persoalan yangkompleks yang harus diungkapkan secara verbal. 28
3. Teori-teori Belajar
Jika menelaah literatur psikologi, akan menemukan banyak teori belajar
yang bersumber dari aliran-aliran psikologi. Dalam tautan di bawah ini akan
dikemukakan empat jenis teori belajar, yaitu: (a.) teori behaviorisme; (b.) teori
belajar kognitif menurut Piaget; (c.) teori pemrosesan informasi dari Gagne,
dan (d.) teori belajar gestalt. 29
a. Teori Behaviorisme
28 Ibid,. hlm. 7-829 Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 19
![Page 49: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/49.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 49/127
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.30
Dengan kata
lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu
jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya.
Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah
factor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat
memperkuat timbulnya respon. Bila penguat ditambahkan maka respon akan
semakin kuat. Begitu pula bila penguat dikurangi responpun akan tetap
dikuatkan.
Tokoh-tokoh aliran behavioristik diantaranya adalah Thorndike,
Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skiner. Beberapa hukum belajar yang
dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya:
1.) Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.
Belajar adalah proses interaktasi antara stimulus dan respon. Dari
definisi belajar tersebut maka menurut Thorndike perubahan tingkah laku
akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud kongkrit yaitu yang dapat
di amati, atau tidak kongkrit yaitu yang tidak dapat diamati. 31 Meskipun
aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, namun ia tidak
30 Ibid., hlm. 2031 Oemar Hamalik, Metodologi Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar (Bandung: Tarsito, 1983),hlm. 36
![Page 50: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/50.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 50/127
dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak
dapat diamati. Namun demikian, teorinya telah banyak memberikan
pemikirandan inspirasi kepada tokoh-tokoh lain yang datang kemudian.
Teori Thorndike ini disebut juga sebagai aliran Koneksionisme. Dari
eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan
hukum-hukum belajar,diantaranya: 32
a) Law of Effect ; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek
yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin
kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai
respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara
Stimulus- Respons.
b) Law of Readiness ; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi
bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan
pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan
kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu.
c) Law of Exercise ; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan
Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan
semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
2.) Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
32 Asri Budiningsih, op.cit., hlm.21
![Page 51: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/51.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 51/127
Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing
menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :33
a) Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang
dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang
salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan
stimulus lainnya akan meningkat.
b) Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang
dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent
conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan
reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
3.) Operant Conditioning menurut B.F. Skinner
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan
selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum
belajar, diantaranya : 34
a) Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi
dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan
meningkat.
b) Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah
diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat,
maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
33 Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, 1989), hlm. 5834 Ibid., hlm. 23
![Page 52: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/52.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 52/127
Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud
dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama
terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa
didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh
reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang
meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun
tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam
classical conditioning
4.) Social Learning menurut Albert Bandura
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning
adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan
teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme
lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks
otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang
timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif
individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang
dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui
peniruan ( imitation ) dan penyajian contoh perilaku ( modeling ). Teori ini
juga masih memandang pentingnya conditioning . Melalui pemberian
reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan
perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.
![Page 53: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/53.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 53/127
Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan
teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip
kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut
Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang ( the treshold
method ), metode meletihkan ( The Fatigue Method ) dan Metode
rangsangan tak serasi ( The Incompatible Response Method ), Miller dan
Dollard dengan teori pengurangan dorongan.
b. Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif berbeda dengan teori belajar behavioristik.
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses dari pada hasil
belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar t idak
sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Model belajar
kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya terhadap tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan belajarnya. 35 Belajar merupakan perubahan persepsi dan
pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang
nampak. Pieget merupakan seorang tokoh psokologi kognitif yang besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran para pakar kognitif
lainnya. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan
sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu
35 Asri Budiningsih, op.cit., hlm.35
![Page 54: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/54.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 54/127
teori tentang tahapan perkembangan individu. Diantara para pakar teori
kognitif yang mengemukakan pemikirannya :
1.) Teori belajar menurut Piaget
Menurut Pieget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses
genetic, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis
perkembangan system saraf. Dengan makin bertambahnya umur
seseorang maka makin komplekslah susunan sel sarafnya dan makin
meningkat pula kemampuannya. Ketika individu berkembang menuju
kedewasaan, akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya
yang akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif didalam
struktur kognitifnya. Pieget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai
sesuatu yang dapat didefinisikan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan
bahwa daya piker atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan
berbeda pula secara kualitatif. Menurut Piaget bahwa perkembangan
kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor ; (2)
preoperational ; (3) concrete operational dan (4) formal operational .
Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan
individu yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses
perubahan apa yang dipahami sesuai dengan struktur kognitif yang ada
sekarang, sementara Akomodasi adalah proses perubahan struktur
kognitif sehingga dapat dipahami. Dengan kata lain, apabila individu
menerima informasi atau pengalaman baru maka informasi tersebut akan
![Page 55: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/55.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 55/127
dimodifikasi sehingga cocok dengan struktur kognitif yang telah
dipunyainya. Proses ini disebut asimilasi. Sebaliknya, apabila struktur
kognitif yang sudah dimilikinya yang harus disesuaikan dengan informasi
yang diterima, maka hal iti dinamakan akomodasi.
2.) Teori belajar menurut Bruner
Jerome Bruner (1966) adalah seorang pengikut setia teori kognitif,
khususnya dalam studi perkembangan fungsi kognitif. 36 Ia menandai
perkembangan kognitif manusia sebagai berikut :
a) Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam
menanggapi suatu rangsangan.
b) Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan system
penyimpanan informasi secara realis.
c) Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan
berbicara pada diri sendiri atau pada diri orang lain melalui kata-kata
atau lambing tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang akan
dilakukan
d) Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua
dengan anak diperlukan bagi perkembangan kognitifnya.
36 Moh. Surya. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran (Bandung: PPB-IKIP, 1997), hlm. 22
![Page 56: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/56.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 56/127
e) Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa
merupakan alat komunikasi antara manusia. Untuk memahami
konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa.
f) Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk
mengemukakan beberapa alternative secara simultan, memilih
tindakan yang tepat, dapat memberikan prioritas yang berurutan
dalam berbagai situasi.
3.) Teori belajar bermakna Ausubel
Teori-teori belajar yang ada selama ini masih banyak menekankan
pada belajar asosiatif atau belajar menghafal. Belajar demikian tidak
banyak bermakna bagi siswa. Belajar seharusnya merupakan asimilasi
yang bermakna bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan
dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk
struktur kognitif. Struktur kognitif merupakan struktur organisasional
yang ada dalam ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur
pengetahuan yang terpisah-pisah kedalam suatu unit konseptual. Teori
kognitif banyak memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa
perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur
kognitif yang telah dimiliki siswa. 37 Yang paling awal mengemukakan
konsepsi ini adalah Ausubel.
37 Muhibbin Syah. Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003), hlm. 56
![Page 57: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/57.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 57/127
c. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.
Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut
Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi,
untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk
hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara
kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi
internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk
mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan
fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4)
penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8)
umpan balik.
d. Teori Belajar Gestalt
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti
sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah
bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu
keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada
tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :
![Page 58: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/58.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 58/127
![Page 59: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/59.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 59/127
Dengan mempelajari uraian-uraian terdahulu, maka calon guru/
pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip
belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda,
prinsip-prinsip belajar itu diantaranya : 38
a.) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
intruksional.
b.) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya.
c.) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang
kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional
d.) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
e.) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery
f.) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya.
g.) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang.
38 Gagne, Robert M, Terj. Abdillah Hanafi, Prinsip-prinsip Belajar untuk Pengajaran (Surabaya:Usaha Nasional, 1988), hlm. 98
![Page 60: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/60.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 60/127
h.) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif.
i.) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
j.) Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang
satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian
yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang
diharapkan.
k.) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
perhatian/ ketrampilan/ sikap itu mendalam pada siswa.
5. Gaya Belajar
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan, di sekolah, dan didalam situasi-situasi antar pribadi 39
Perlu disadari bahwa tidak semua orang punya gaya belajar yang
sama. Walaupun bila mereka berada di sekolah atau bahkan duduk di kelas
yang sama. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap
pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Karenanya mereka seringkali harus
menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau
pelajaran yang sama.
39 Bobbi Deporter, QuantumLearning membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan, (bandung:kaifa, 1992), hlm. 112
![Page 61: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/61.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 61/127
Rita Dunn, seorang pelopor dibidang gaya belajar, telah menemukan
banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar orang. Ini mencakup
faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan. Sebagian orang
misalnya, dapat belajar paling baik dengan cahaya yang terang, sedang
sebagian yang lain dengan pencahayaan yang suram. Ada orang yang
belajar paling baik secara kelompok, sedang yang lain lagi memilih adanya
figur otoriter seperti orangtua atau guru, yang lain lagi merasa bahwa bekerja
sendirilah yang paling efektif bagi mereka. Sebagian orang memerlukan
musik sebagai latar belakang, sedang yang lain tidak dapat berkonsentrasi
kecuali dalam ruangan sepi. Ada orang yang memerlukan lingkungan kerja
teratur dan rapi, tetapi yang lain lagi lebih suka menggelar segala sesuatunya
supaya semua dapat terlihat 40.
Untuk mengatasi ragam masalah di atas, ada beberapa pendekatan
yang bisa digunakan, sehingga belajar tetap bisa dilakukan dengan
memberikan hasil yang tetap menggembirakan khususnya bagi siswa.
Salah satu hal yang sering dilupakan oleh para guru adalah bahwa
setiap anak dengan latar belakang berbeda mempunyai keunikan tersendiri
dalam belajar. Mereka mempunyai cara masing-masing dalam memperoleh
dan mengolah informasi. Gaya inilah yang disebut dengan gaya belajar
(learning style ).
40 Ibid., hlm. 113
![Page 62: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/62.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 62/127
Banyak ahli yang menggunakan istilah berbeda-beda dalam
memahami gaya belajar ini. Tetapi secara umum, menurut Bobby DePotter
terdapat dua benang merah yang disepakati tentang gaya belajar ini. Pertama
adalah cara seseorang menyerap informasi dengan mudah, yang disebut
sebagai modalitas, dan kedua adalah cara orang mengolah dan mengatur
informasi tersebut (dominasi otak). Gaya belajar seseorang adalah kombinasi
dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah
informasi 41.
Modalitas belajar adalah cara kita menyerap informasi melalui indera
yang kita miliki. Masing-masing orang mempunyai kecenderungan berbeda-
beda dalam menyerap informasi. Terdapat tiga modalitas belajar ini, yaitu
apa yang sering disingkat dengan VAK: Visual, Auditory, Kinestethic.
Seperti yang diusulkan istilah-istilah ini, orang visual belajar melalui apa
yang mereka lihat, pelajar auditorial melakukannya melalui apa yang mereka
dengar, dan pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Walaupun
masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini
pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu
diantara ketiganya.
a. Gaya Belajar Visual
Modalitas ini menyerap citra terkait dengan visual, warna, gambar,
peta, diagram. Model pembelajar visual menyerap informasi dan belajar dari
41 Ibid,. hlm. 112
![Page 63: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/63.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 63/127
apa yang dilihat oleh mata. Beberapa ciri dari pembelajar visual di antaranya
adalah:
a. Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar.
b. Suka mencoret-coret sesuatu, yang terkadang tanpa ada artinya saat di
dalam kelas
c. Pembaca cepat dan tekun
d. Lebih suka membaca daripada dibacakan
e. Rapi dan teratur
f. Mementingkan penampilan, dalam hal pakaian ataupun penampilan
keseluruhan
g. Teliti terhadap detail
h. Pengeja yang baik
i. Lebih memahami gambar dan bagan daripada instruksi tertulis 42
b. Gaya Belajar Auditori
Model pembelajar auditori adalah model di mana seseorang lebih
cepat menyerap informasi melalui apa yang ia dengarkan. Penjelasan tertulis
akan lebih mudah ditangkap oleh para pembelajar auditori ini. Ciri-ciri
orang-orang auditorial, di antaranya adalah:
1. Lebih cepat menyerap dengan mendengarkan
42 Ibid., hlm. 116
![Page 64: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/64.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 64/127
2. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca
3. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
4. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna
suara.
5. Bagus dalam berbicara dan bercerita
6. Berbicara dengan irama yang terpola
7. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan
daripada yang dilihat
8. Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan panjang lebar
9. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
10. Suka musik dan bernyanyi
11. Tidak bisa diam dalam waktu lama
12. Suka mengerjakan tugas kelompok 43
c. Gaya Belajar K inestetik
Model pembelajar kinestetik adalah pembelajar yang menyerap
informasi melalui berbagai gerakan fisik. Ciri-ciri pembelajar kinestetik, di
antaranya adalah:
1. Selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak
2. Berbicara dengan perlahan
43 Ibid., hlm. 118
![Page 65: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/65.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 65/127
3. Menanggapi perhatian fisik
4.
Suka menggunakan berbagai peralatan dan media
5. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
6. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
7. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
8. Belajar melalui praktek
9. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
10. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
11. Banyak menggunakan isyarat tubuh
12. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
13. Menggunakan kata-kata yang menandung akso
14. Menyukai buku-buku yang berorientasi pada cerita
15. Kemungkinan tulisannya jelek
16. Ingin melakukan segala sesuatu
17. Menyukai permainan dan olah raga 44
44 Ibid., hlm. 118-119
![Page 66: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/66.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 66/127
BAB II I
METODE PENELI TIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. 45
A. Pendekatan dan J enis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini
yaitu Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi, maka dalam penelitian ini
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan
Taylor, bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku
yang diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan
individu atau organisasi kedalam variable atau hipotesis, tetapi perlu
memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan 46.
Adapun alasan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena
dalam penelitian ini data yang dihasilkan berupa data deskriptif atau uraian dan
bukan berupa angka-angka. Data-data yang diperoleh berupa tulisan dan kata-
kata yang berasal dari sumber-sumber atau informan yang dapat dipercaya.
45 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 13646 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosdakarya, 2002), hlm. 4
![Page 67: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/67.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 67/127
Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam
lingkungannya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan
tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Untuk itu peneliti harus turun
kelapangan dan berada disana dalam waktu yang cukup lama. Apa yang
dilakukan oleh peneliti kualitatif banyak persamaannya dengan detektif atau
mata-mata, penjelajah atau jurnalis yang juga terjun ke lapangan untuk
mempelajari manusia tertentu dengan mengumpulkan data yang banyak. Tentu
saja apa yang dilakukan ilmuan lebih cermat, formal, dan canggih 47.
Menurut Bogdan dan Biklen, ada lima ciri khusus dari penelitian
kualitatif, yaitu: 1) penelitian kualitatif mempunyai latar alami ( the natural
setting ) sebagai sumber data dan peneliti dipandang sebagai instrumen
kunci/pokok ( key instrumen ), 2) penelitian kualitatif bersifat deskriptif, 3)
penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses dari pada hasil atau produk
semata, 4) penelitian kualitatif cenderung mengarahkan datanya secara induktif,
dan 5) makna merupakan soal esensial untuk rancangan penelitian kualitatif.
Selanjutnya, terdapat enam jenis penelitian, yaitu (1) etnografi, (2) studi kasus,
(3) grounded teori, (4) interaktif, (5) ekologi dan (6) future. 48
Kriteria pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah data yang
pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya,
47 Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1988), hlm. 548 Robert C. Bogdan dan Biklen, Qualitative Researc for Education: An Intriduction to Theory andMethods, Boston, 1982, hlm. 27-30
![Page 68: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/68.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 68/127
bukan data yang sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna
dibalik yang terlihat dan terucap tersebut.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori,
tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian dilapangan. 49
Oleh karena itu peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul atau
dari data dibiarkan terbuka untuk intrepretasi. Kemudian data dihimpun dengan
pengamatan yang seksama, meliputi deskripsi yang mendetail disertai catatan-
catatan hasil wawancara yang mendalam (interview), serta hasil analisis
dokumen dan catatan-catatan. Berdasarkan penguraian diatas penggunaan data
kualitatif dapat menghasilkan data deskriptif tentang Gaya Belajar Siswa
Program Akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi.
2. J enis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus,
penelitian studi kasus adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci
dan mendalam terhadap suatu organisme, lembaga atau segala tertentu. 50 Metode
pembahasan dalam skripsi ini menggunakan metode induktif, yaitu berfikir
berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkrit
kemudian dari fakta atau penelitian yang khusus tersebut ditarik generalisasi-
generalisasi yang bersifat umum. 51
49 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 2-350 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bina Akasara, 1991), hlm. 11551 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yokyakarta: Yayasan Penerbit UGM, 1994), hlm. 42
![Page 69: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/69.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 69/127
Dalam penelitian ini, peneliti meneliti studi kasus di MTsN Malang III
Gondanglegi, tentang Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi. Dengan adanya
studi kasus ini diharapakan peneliti dapat mengumpulkan data-data yang
diperoleh baik berupa perencanaan, pelaksanaan yang digunakan serta evaluasi,
kemudian menganalisis dan menyimpulkannya, sehingga peneliti mendapatkan
pemahaman yang jelas tentang Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN
Malang III Gondanglegi.
B. K ehadiran Peneliti
Kehadiran peniliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan karena
instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Jadi, disamping
peneliti itu bertindak sebagai instrumen peneliti juga sekaligus sebagai
pengumpul data. Sedangkan instrumen-instrumen data hanya bersifat sebagai
pendukung saja. Kemudian, peneliti dan penelitian ini diketahui statusnya oleh
informan atau subyek, karena sebelumnya peneliti mengajukan surat izin terlebih
dahulu kepada lembaga yang bersangkutan. Sedangkan peran peneliti dalam hal
ini adalah pengamat penuh.
Menurut Lexy J. Moelong menyebutkan bahwa kedudukan peneliti dalam
penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data,
analisis, penafsiran data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian. 52
Dalam penilitian ini peniliti bertindak sebagai instrumen sekaligus sebagai
pengumpul data.
52 Lexy J. Moelong, 2002, Metode Penelitian Kualitatif, op.cit, hlm. 12
![Page 70: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/70.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 70/127
Berdasarkan pada alasan dari penggunaan pendekatan kualitatif tersebut,
yakni memahami suatu situasi sosial, peristiwa, peran, interaksi dan kelompok.
Menurut John W. Croosweel metode penelitian kualitatif merupakan sebuah
proses investigasi. 53 Secara bertahap peneliti berusaha untuk memahami
fenomena sosial dengan membedakan dan mengelompokkan, meniru, meng-
katalog-kan dan mengelompokkan obyek studi, maka peneliti akan memasuki
dunia informan melakukan interaksi terus menerus dengan informan dan mencari
sudut pandang informan.
Berdasarkan pola pandangan diatas, maka pada dasarnya kehadiran
peniliti disini selain sebagai instrumen, juga menjadi faktor penting dalam
seluruh kegiatan penelitian. Untuk itu peneliti sendiri terjun kelapangan dan
terlibat langsung untuk mengadakan observasi dan wawancara.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Malang III Gondanglegi, peneliti
memilih lokasi ini untuk mengetahui Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di
MTsN Malang III Gondanglegi.
Karena MTsN Malang III Gondanglegi letaknya di daerah yang dengan
keadaan masyarakat yang masih berkembang dan merupakan salah satu
madrasah di daerah Gondanglegi yang menyelenggarakan program akselerasi.
Sehingga peneliti ingin mengetahui sejauhmana Madrasah itu dapat berkembang
53 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 67
![Page 71: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/71.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 71/127
selayaknya Madrasah/ sekolah yang ada di kota yang sudah banyak yang maju
dalam menyelenggarakan program akselerasi.
D. Data dan Sumber Data
Data merupakan hal yang sangat penting untuk menguak suatu
permasalahan. Data diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau mengisi
hipotesis yang sudah dirumuskan. Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik
berupa fakta ataupun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat
dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil
pengolahan data untuk suatu keperluan. 54
Dalam data penelitian kualitatif berupa kata-kata, tindakan/perilaku dan
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan
tindakan/perilaku orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan
sumber data utama dan dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman
video/audio tapes, pengambilan foto atau film. 55 Adapun jenis data diperlukan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
a) Data Primer
Data primer adalah data yang bersumber dari informasi secara langsung
berkenaan dengan masalah yang diteliti. Data primer ini adalah data yang banyak
digunakan dan merupakan salah satu ciri penelitian kualitatif. Data diperoleh dari
wawancara terbuka dan mendalam yang berpedoman pada daftar pertanyaan
54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,2002), hlm. 9155 Nasution, 1998, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, op.cit. hlm, 112
![Page 72: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/72.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 72/127
yang sudah disiapkan. Seperti yang dikatakan Moelong, bahwa kata-kata atau
ucapan lisan dan prilaku manusia merupakan data utama dan data primer dalam
suatu penelitian. 56
Dalam penelitian ini, data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah:
hasil wawancara dengan Kepala MTsN Malang III Gondanglegi dan Guru-
Gurunya.
b) Data Sekunder
Data kedua adalah data sekunder, yaitu data yang dimaksudkan untuk
melengkapi data primer dari kegiatan penelitian. Data sekunder berasal dari
dokumen-dokumen berupa catatan. Moelong menjelaskan tentang sumber data
penting lainnya adalah berbagai sumber tertulis seperti buku disertai buku
riwayat hidup, profil Madrasah, dokumen-dokumen, arsip, evaluasi, buku harian
dan lain-lain. Selain itu foto dan data statistik juga termasuk sebagai sumber data
tambahan. 57
Data sekunder merupakan data suplemen yang meliputi:
1) Sejarah pertumbuhan MTsN Malang III Gondanglegi
2) Visi dan misi MTsN Malang III Gondanglegi
3) Struktur organisasi sekolah dan
4) Beberapa dokumen yang relevan dengan Gaya belajar siswa program
akselerasi
56 Lexy J. Moelong, 2002, Metode Penelitian Kualitatif, op.cit, hlm. 11257 Ibid,...., hlm. 113-116
![Page 73: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/73.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 73/127
Dengan adanya kedua sumber tersebut, diharapkan dapat mendeskripsikan
tentang Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi.
E. Metode Pengumpulan Data
Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain sebagainya. 58 Sesuai dengan prosedur tesebut, maka cara pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga macam teknik
pengumpulan data, yaitu:
1. Metode Observasi atau Pengamatan
Metode observasi adalah suatu metode yang digunakan sebagai
pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang
diselidiki. 59 Mengamati adalah menatapi kejadian, gerak atau proses. 60
Pengamatan merupakan metode pertama yang digunakan dalam melakukan
penelitian ilmiah. 61 Mengamati bukanlah hal yang mudah karena manusia
banyak dipengaruhi oleh minat dan kecenderungan-kecenderungan yang ada
padanya. Padahal hasil pengamatan harus sama, walaupun dilakukan oleh
beberapa orang. Dengan kata lain perkataan, pengamatan harus obyektif.
Menurut Parsudi Suparlan pengamatan peran serta adalah sebuah teknik
pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam
58 Ibid,...., hlm. 11259 Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yokyakarta: Andi Offset, 1993), hlm. 13660 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, op.cit. hlm. 23061 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,1997), hlm. 109
![Page 74: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/74.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 74/127
kehidupan masyarakat yang diteliti untuk dapat melihat dan memahami
gejala-gejala yang ada, sesuai dengan makna yang diberikan atau difahami
oleh para warga yang ditelitinya. 62
Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang
kondisi fisik, letak geografis, sarana dan prasarana, proses belajar mengajar
serta kegiatan-kegiatan yang ada di MTsN Malang III Gondanglegi.
Dengan adanya atau yang dihasilkan dari observasi tersebut,
diharapkan dapat mendeskripsikan Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di
MTsN Malang III Gondanglegi.
2. Metode Interview (Wawancara)
Metode wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari pihak yang diwawancarai. 63
Sedangkan menurut Deddy Mulyana, metode wawancara merupakan salah
satu teknik untuk mengumpulkan data dan informasi. Wawancara adalah
bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin
memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. 64
Secara garis besar wawancara dibagi menjadi dua, yaitu terstruktur
dan tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut dengan
62 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, op.cit. hlm. 7163 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, op.cit. hlm. 20264 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), hlm.180
![Page 75: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/75.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 75/127
wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif dan
wawancara terbuka ( open-ended interview ), wawancara etnografis; sedangkan
wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara baku ( standarizet
interview ), yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya
(biasanya tertulis) dengan pilihan-pilihan jawaban yang juga sudah
disediakan.
Kegiatan wawancara secara mendalam ini, menggunakan panduan
wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan untuk diajukan kepada
informan. Panduan tersebut hanya untuk memudahkan dalam wawancara,
penggalian data dan informasi dan selanjutnya tergantung improfisasi peneliti
di lapangan. 65
Adapun metode wawancara secara ini dilakukan dengan para informan
sebagai berikut:
1) Kepala Sekolah MTsN Malang III Gondanglegi
2) Waka Kurikulum MTsN Malang III Gondanglegi
3) Guru kelas akselerasi MTsN Malang III Gondanglegi, meliputi : guru
bahasa inggris, qur’an hadits, bimbingan konseling,
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapat,
65 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, op.cit. hlm. 7
![Page 76: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/76.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 76/127
leger, agenda. 66 Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen biasa berbentuk tulisan, misalanya catatan harian, sejarah
kehidupan ( Life History ), cerita, biografi, peraturan, kebijakan, dokumentasi
yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, seketsa. 67
Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari dokumen-dokumen yang
ada ditempat penelitian yaitu meliputi dokumen kurikulum, jadwal kegiatan,
struktur organisasi dan dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan
penelitian ini. Dalam proses dokumentasi juga dilakukan dengan cara
pengambilan foto-foto proses pembelajaran pada kelas akselerasi di MTsN
Malang III Gondanglegi.
F. Analisis Data
Menurut Bodgan & Biklen analisis data kualitatif merupakan upaya yang
dilakukan denganjalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensisnya, mencari dan
menemukan apa yang penting dan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain. 68
Proses pengumpulan data dan analisis data pada prakteknya tidak mutlak
dipisahkan. Kegiatan itu kadang-kadang berjalan secara bersamaan, artinya hasil
pengumpulan data kemudian ditindak lanjuti denga pengumpulan data ulang.
66 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, op.cit. hlm. 23167 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2006), hlm. 8268 Lexy J. Moelong, 2002, Metode Penelitian Kualitatif, op.cit. hlm. 248
![Page 77: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/77.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 77/127
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
selama dilapangan dan setelah proses pengumpulan data.
Proses analisis data dalam penelitian ini mengandung tiga komponen
utama, yaitu:
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. 69 Dengan
demikian data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang jelas
dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya dan
mencarinya bila diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan
dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif
adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan
penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal,
belum memiliki pola, justru inilah yang harus dijadikan perhatian peneliti
dalam melakukan reduksi data. Reduksi data merupakan proses berpikir
sensitive yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman
wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan
reduksi data dapat mendiskusikan dengan teman atau orang lain yang
dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang,
sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan
pengembangan teori yang signifikan. Maka dalam penelitian ini data yang
69 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D, op.cit. hlm. 82
![Page 78: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/78.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 78/127
diperoleh dari informan kunci, yaitu Kepala Sekolah, Bagian Kurikulum, dan
Guru kelas akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi, secara sistematis
agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan penelitian. Begitu pula
data yang diperoleh dari informan pelengkap disusun secara sistematis agar
memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Penyajian Data (Display Data)
Dalam hal ini Miles dan Huberman mengatakan yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif. 70 Sedangkan data yang sudah direduksi dan
diklasifikasikan berdasarkan kelompok masalah yang diteliti, sehingga
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan atau verifikasi terhadap Gaya
Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi.
3. Verifikasi (Menarik Kesimpulan)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas. 71 Jadi makna-makna yang muncul dari
data harus di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yakni yang
merupakan validitasnya. Peneliti pada tahap ini mencoba menarik kesimpulan
berdasarkan tema untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan.
70 Ibid ,...., hlm. 9571 Ibid,...., hlm. 99
![Page 79: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/79.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 79/127
Ketiga analisis tersebut terlibat dalam proses saling berkaitan, sehingga
menemukan hasil akhir dari penelitian data yang disajikan secara sistematis
berdasarkan tema- tema yang dirumuskan.
G. Pengecekan K eabsahaan Data
Pengecekan keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi
kesalahan dalam proses perolehan data penelitian yang tentunya akan berimbas
terhadap hasil akhir dari suatu penelitian. Maka dari itu, dengan pengecekan
keabsahan data pada penelitian ini harus mealui beberapa teknik pengujian data.
Adapun teknik pengecakan keabsahan yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu:
Moloeng berpendapat bahwa: “Dalam penelitian diperlukan suatu teknik
pemeriksaan keabsahan data” 72. Sedangkan untuk memperoleh keabsahan
temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan mengunakan teknik sebagai berikut:
1. Triangulasi
Triangulasi yaitu “tehnik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain dini luar data untuk keperluan pengecekan
atau pembanding terhadap data”. Triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah trianggulasi sumber data dengan cara “membandingkan
72 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Rosdakarya, 2007), hlm. 172.
![Page 80: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/80.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 80/127
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoloreh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.”. Sehingga
perbandingan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan tentang
gaya belajar siswa yang mengikuti program akselerasi di MTsN Malang III
Gondanglegi (pada hasil observasi) dengan hasil wawancara dengan beberapa
informan atau responden.
Untuk mendapatkan data yang lebih relevan dan urgen terhadap data
yang terkumpul, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi yang berdasarkan
dengan sumber yang artinya membandingkan dan mengecek balik derajar
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif. Dan hal ini dapat dicapai melalui dengan
jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara, (2) membandingkan apa yang dikaitkan orang didepan umum
dengan apa yang dikatakannya secra pribadi, (3) membandingkan apa yang
dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan
sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan prespektif seseorang
dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang
yang berpendidikan menengah atau perguruan tinggi, orang berada, orang
![Page 81: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/81.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 81/127
pemerintah, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan.73
H. Tahap-tahap Penelitian
Tahap penelitian tentang ”Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di
MTsN Malang III Gondanglegi”, dibagi menjadi tiga tahapan. Adapun tahap
pertama persiapan, tahap kedua pelaksanaan dan terakhir tahap penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
Peneliti melakukan observasi pendahuluan untuk memperoleh
gambaran umum serta permasalahan yang sedang dihadapi tentang gaya
belajar siswa program akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi, kemudian
dijadikan rumusan masalah untuk diteliti. Observasi tersebut berguna sebagai
bahan acuan dalam pembuatan proposal skrikpsi dan pengajuan judul skripsi,
untuk memperlancar pada waktu tahap pelaksanaan , untuk memperlancar
pada waktu tahap pelaksanaan penelitian, maka peneliti mengurus surat izin
peneliti dari Dekan Fakultas untuk penelitian, maka peneliti mengurus surat
izin peneliti dari Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang.
Setelah persiapan administrasi selesai, maka peneliti membuat
rancangan atau desain penelitiann agar penelitian yang dilakukan lebih
terarah. Selain itu peneliti juga membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai
pedoman wawancara yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti
73 Ibid,...., hlm. 330
![Page 82: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/82.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 82/127
dan dicari jawabannya atau pemecahannya, sehingga data yang diperoleh
lebih sistematis dan mendalam.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan inti dari suatu penelitian.
Karena pada tahap pelaksanaan ini peneliti mencari dan mengumpulkan data
yang diperlukan. Tahap pelaksanaan ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian
sebagai berikut:
Pertama, peneliti melakukan pencarian terhadap dokumen-dokumen
resmi yang akan dipergunakan dalam penelitian, termasuk wawancara guna
memperoleh data awal tentang kegiatan apa yang telah dilakukan tentang gaya
Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi.
Kedua, peneliti mengadakan observasi langsung terhadap kegiatan
pembelajaran di kelas akselerasi dengan melakukan teknik dokumentasi
terhadap Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN Malang III
Gondanglegi.
Ketiga, peneliti melakukan wawancara terhadap Kepala Sekolah,
Bagian Kurikulum, dan Guru mata pelajaran terhadap Gaya Belajar Siswa
Program Akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi
Keempat, peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap data hasil
penelitian agar dapat diketahui hal-hal yang masih belum terungkap atau
masih tersembunyi.
![Page 83: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/83.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 83/127
Kelima, peneliti melakukan perpanjangan penelitian guna melengkapi
data yang kurang, sehingga memenuhi target data yang diperoleh lebih valid.
3. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian merupakan tahap paling akhir dari sebuah
penelitian. Pada tahap ini, peneliti menyusun data yang telah dianalisis dan
disimpulkan dalam bentuk karya ilmiah, yaitu berupa laporan penelitian
dengan mengacu pada peraturan penulisan karya ilmiah yang berlaku di
lingkungan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.
![Page 84: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/84.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 84/127
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Latar Belakang Objek
1. Sejarah Singkat MTsN Malang III
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Malang
III, yang mana ia merupakan salah satu sekolah yang berada di wilayah
lingkungan kota pendidikan. Tepatnya di Jl. Sepanjang Gondanglegi.
Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang III merupakan salah satu sekolah
menengah yang berada di bawah naungan Departemen Agama. Lembaga ini
didukung oleh sumber daya manusia yang cukup memadai, dimana MTsN ini
memiliki guru yang rata-rata berpredikat sarjana bahkan Magister.
Sebagai lembaga pendidikan yang bertujuan membentuk siswa yang
berkwalitas, dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), MTsN Malang
III menyediakan sarana dan pra sarana yang menunjang, diantaranya adalah
tersedianya ruang kelas, ruang Kepala Sekolah, ruang guru, ruang TU, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium bahasa, ruang aula, musholla, ruang Unit
Kesehatan Sekolah (UKS), ruang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), ruang
ketrampilan, ruang ketrampilan komputer, ruang kesenian dan lain-lain. Setiap
program kerja yang diagendakan tentulah berdasarkan pada satu tujuan yang
hendak dicapai agar terdapat persamaan persepsi dan mempermudah dalam
![Page 85: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/85.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 85/127
![Page 86: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/86.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 86/127
Tujuan1. Mampu menciptakan lingkungan yang bersih, indah, nyaman dan aman
yang kondusif terhadap pendidikan dan pembelajaran
2. Terbentuknya kultur madrasah yang membiasakan perilaku-perilaku
Islami
3. Mampu menjadi Madrasah Berprestasi yang selalu menjadi pilihan
pertama masyarakat
4. Mampu mengembangkan kurikulum yang diberlakukan secara kreatif
5. Mampu mengembangkan kemampuan dan kinerja tenaga kependidikan
6. Mampu menciptakan inovasi pembelajaran sehingga KBM berjalan
efektif dan efesien
7. Mampu melaksanakan penilaian secara berkelanjutan
8. Mampu meningkatkan perolehan nilai diatas standar kelulusan
9. Lulusan dapat melanjutkan pada sekolah favorit dan berkualitas
10. Tersedianya seluruh sarana prasarana yang dibutuhkan hingga perangkat
Multi Media berbasis IT
11. Terciptakan budaya baca yang semakin meningkat
12. Mampu melakukan penelitian dan mendokumenkan hasil dalam bentuk
Karya Ilmiah
13. Mengoptimalkan fungsi layanan bimbingan dan konseling
14. Mengembangkan minat dan bakat melalui ekstrakurikuler
![Page 87: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/87.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 87/127
15. Memiliki sistem manajemen dan Job deskripsi Organisasi yang jelas
16.
Mengoptimalkan partisipasi masyarakat guna mutu madrasah baik fisik
maupun non fisik melalui kerjasama yang saling menguntungkan
3. Program-program yang dilaksanakan di M TsN M alang III
Program Unggulan
1. Program Akselerasi
Belajar 2 tahun untuk bisa menyelesaikan belajar di MTsN Malang III,
disediakan bagi anak-anak yang memenuhi syarat tertentu. Program yang
dimulai pada tahun pelajaran 2007/2008 (ijin Kanwil Depag Propinsi
Jawa Timur) ini diselenggarakan kerjasama dengan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang serta dukungan orang tua dan pihak
terkait.
2. Program Bilingual
Penguasaan 2 Bahasa Asing (Inggris dan Arab) dilakukan melalui
beberapa tahapan, yaitu:
a. Tahapan pelatihan bagi tentor sebaya wakil dari masing-masing kelas
b. Pelaksanaan dialog dua bahasa pada waktu yang terprogram dalam
jam regular
c. Penggunaan bahasa Arab dan inggris sebagai bahasa kedua dalam
percakapan harian.
![Page 88: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/88.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 88/127
Disamping itu mulai tahun pelajaran 2008/2009, madrasah ini
membuka kelas khusus Bilingual (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)
sebagai rintisan kelas Internasional
3. Pembentukan Karakter Islami , melalui beberapa kegiatan:
a. Baca Alqur’an selama 15 menit setiap pagi hari
b. Shalat Dhuha terjadwal dan pada saat istirahat
c. Shalat Dhuhur Berjamaah
d. Melaksanakan PHBI
e. Diklat kepemimpinan
f. Bakti Sosial, dll
4. Pengembangan Enterpreneurship , berupa:
a. Keterampilan komputer dan internet
b. Keterampilan Sablon
c. Keterampilan Menjahit
d. Broadcasting
4. Proses Belajar Mengajar
1. Kurikulum dan Metode Pembelajaran
a. Kurikulum yang digunakan: Kurikulum KTSP dengan sejumlah
modifikasi sesuai kebutuhan khusus siswa.
b. Metode pembelajaran menggunakan PAKEM (Pembelajaran Aktif
Kreatif dan Menyenangkan)
![Page 89: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/89.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 89/127
c. Pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran terus dilakukan
berkat terjalinnya kerjasama antara MTsN Malang III dengan
Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Islam Negeri (UIN)
Malang, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) serta berbagai
lembaga terkait lainnya.
2. Kegiatan Belajar Tambahan Terprogram (KBTT)
Program ini adalah penambahan jam pelajaran intrakurikuler yang
dipersiapkan bagi siswa untuk menghadapi Ujian Nasional bagi kelas IX
dan persiapan Ujian Semester bagi kelas VIII. KBTT dilaksanakan setelah
jam resguler, yaitu pukul 14.00 – 16.00.
3. Remidial
Program ini dikhususkan bagi siswa yang belum tuntas sesuai dengan
Kreterian Ketuntasan Minimum (KKM) tiap mata pelajaran. Program ini
bertujuan agar siswa-siswa yang terlambat dalam mencapai ketuntasan
dapat segera tuntas dan tidak selalu ketinggalan dari siswa lain di kelasnya.
4. Ekstrakurikuler
Program ini disediakan untuk siswa sebagai sarana mengembangkan
minat dan bakat diluar materi reguler. Program ini diharapkan dapat
mengoptimalkan seluruh kecerdasan ( multiple ingtelegence ) yang dimiliki
siswa seheingga setelah lulus dari madrasah ini betul-betul menunjukkan
kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.
![Page 90: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/90.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 90/127
B. Penyajian Data
1. Gaya Belajar Siswa Program Akselarasi di MTsN Malang IIIGondanglegi
Acceleration adalah cara penanganan anak super normal dengan
memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyelesaikan program
reguler di dalam jangka waktu yang lebih singkat. Hal senada juga disampaikan
oleh Ulya Latifah Lubis yang mendefinisikan istilah akselerasi sebagai program
pelayanan yang diberikan kepada siswa dengan t ingkat keberbakatan tinggi agar
dapat menyelesaikan masa belajarnya lebih cepat dari siswa yang lain (program
reguler).
Siswa yang seharusnya menyelesaikan studi SMP (Sekolah Menengah
Pertama) atau SMA (Sekolah Menengah Atas)nya dalam waktu 3 tahun dapat
menyelesaikan materi kurikulum diversifikasi dalam waktu 2 tahun saja.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa akselerasi adalah program
layanan belajar yang diperutukkan bagi mereka yang memiliki kemampuan
tinggi supaya dapat menyelesaikan studinya sesuai kecepatan dan
kemampuannya.
Program ini secara umum memenuhi kebutuhan peserta didik yang
memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif dan afektif.
Secara khusus memberi pelayanan kepada siswa berbakat untuk dapat
![Page 91: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/91.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 91/127
menyelesaikan pendidikan lebih cepat dari biasanya. Pengelolaan program
akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi meliputi, rekrutmen Siswa .74
Tahap 1Dilakukan dengan dokumen data seleksi PSB. Kriteria lolos tahap satu berdasar
pada:1. Nilai rata rata kelas 4, 5, dan 6 minimal 80,002. Skor tes Psikologis yang terdiri dari 3 cluster (Tes IQ, Tes Kreativitas, dan
Tes Kepribadian (motivasi prestasi, peny.diri, dan stabilitas emosi). Skor tesIQ minimal 130. Dalam pelaksanaan psikotes, MTsN Malang III sejak awal
bekerjasama dengan Fakultas Psikologi UMM (Universitas MuhamadiyahMalang).
3. Nilai tes akademik bidang studi Bahasa Inggris, Matematika dan IPA minimal80.00.
Tahap 21. Strategi Informasi data Subyektif (proses pengamatan bersifat kumulatif)
check list perilaku, wawancara orang tua, teman sebaya, dan diri sendiri2. Strategi informasi data obyektif diperoleh melalui alat tes yang lebih lengkap
yang dapat memberikan informasi beragam. Misalnya kesehatan, membacaAlqur’an.
Tahap 3Setelah penentuan hasil seleksi dilakukan pertemuan dengan wali murid
bertujuan menjelaskan program akselerasi yang akan diselenggarakan. Dalam pertemuan ini sekaligus dibuat kesepakatan bahwa bila nantinya siswa tidak bisamengikuti program dengan baik, siswa bisa dikembalikan pada kelas reguler.
Bertolak pada tujuan diselenggarakannya Program Percepatan Belajar
(Akselerasi) bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa, maka tujuan diselenggarakannya Program Percepatan Belajar
(Akselerasi) di MTsN Malang III Gondanglegi adalah untuk mengakomodasi dan
memberikan pelayanan khusus terhadap siswa-siswa yang memiliki tingkat
kemampuan akademik atau kecerdasan di atas rata-rata. (wawancara dengan
74 Pedoman penyelenggaraan Program Akselerasi MTsN Malang III Gondanglegi
![Page 92: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/92.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 92/127
bapak Drs. Samsudin, M. Pd selaku kepala MTsN Malang III Gondanglegi pada
kamis, 18-Maret-2010)
Sejalan dengan potensi keberbakatan yang dimiliki siswa akselerasi ini,
kurikulum yang dipergunakan dalam pelaksanaan pendidikannya di MTsN
Malang III Gondanglegi adalah merupakan kurikulum yang dikembangkan
secara berdiferensiasi. Disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa
yang mempunyai kecerdasan dan bakat luar biasa. Yang disusun secara khusus
dalam kalender akademik program akselerasi. Tapi pada dasarnya secara
keseluruhan, tidak jauh berbeda dengan kurikulum yang ada pada program
reguler. Hanya waktunya saja yang dipersingkat dari 3 tahun menjadi 2 tahun.
Sebagaimana dijelaskan oleh Ketua Program Akselerasi bapak Sa adi,
S.Pd. sebagai berikut:
“Sebenarnya dalam pelaksanaannya antara program akselerasi dengan program reguler tidak jauh berbeda. Kalau di program reguler adaekstrakurikuler maka di program akselerasipun sama. Agar program akselerasitidak terkesan eksklusif dan tidak terjadi kecemburuan sosial. Untuk itu kami
pihak sekolah tidak pernah membeda-bedakan diantara mereka dan kamimemberikan kebebasan yang sama dalam beberapa hal seperti: liburansemester yang sama, bebas mengikuti ekstrakurikuler yang ada, sertakeleluasaan dalam menggunakan fasilitas yang ada di sekolah.”(Sumber: wawancara dengan bapak Sa’adi, S. Pd. Selaku koordinatorprogram akselerasi pada tanggal 18 Maret 2010)
Terkait dengan pembelajaran di kelas akselerasi, Ibu Istiqamah salah satu
Staf Pengajar kelas Akselerasi sekaligus salah satu Staf Pengajar kelas reguler di
MTsN Malang III Gondanglegi mengatakan, bahwa secara umum pelaksanaan
pembelajaran di kelas akselerasi adalah sama dengan pelaksanaan pembelajaran
![Page 93: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/93.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 93/127
di kelas reguler. Bedanya hanya dari segi waktu yang dipersingkat, dan kualitas
siswa yang berbeda. Pada dasarnya anak akselerasi memiliki standar kualitas
(intelegensi yang tinggi) di atas anak reguler, antara lain seperti: kecepatan dalam
menangkap pelajaran, mudah menguasai pelajaran sehingga sesuai dengan target
yg ditentukan, keaktifan dalam proses belajar-mengajar, memiliki respon yang
bagus terhadap pelajaran dan punya semangat belajar yang tinggi serta cenderung
lebih kreatif.
Perlu disadari bahwa tidak semua orang punya gaya belajar yang sama.
Walaupun bila mereka berada di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama.
Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti
berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat.
Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa
memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama
Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai pebelajar.
Umumnya, dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal dari variabel
kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis latar belakang sosio
cultural, dan pengalaman pendidikan.
Gaya belajar adalah cara yang diambil oleh masing-mmasing orang dalam
menyerap informasi baru dan sulit, bagaimana mereka berkonsentrasi,
memproses dan menampung informasi yang masuk ke otak.
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika menyadari
![Page 94: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/94.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 94/127
bahwa bagaimana seseorang menyerap dan mengolah informasi, belajar dan
berkomunikasi menjadi sesuatu yang mudah dan menyenangkan.
Berdasarkan hal itu berikut kutipan wawancara dengan wali kelas
akselerasi kelas VII di MTsN Malang III
”Mengenai gaya belajar siswa, sebenarnya memang beraneka ragamsebagaimana banyak teori yang mengatakannya. Tetapi sejauh perkembanganuntuk akselerasi kelas VII ini kebanyakan mereka lebih faham dalammenerima pelajaran dengan menggunakan auditori. Sehingga belajar menurutmereka ya dengan cara mendengarkan penjelasan guru“. ( Sumber: wawancara
denganwali kelas akselerasi ibu Dinar Marsilaningsih, S. Pd. Pada tanggal18 Maret 2010)
Dikuatkan pula oleh ibu Ninik Trimaria S.Psi. salah satu guru Bimbingan
Konseling di MTsN Malang III Gondanglegi. Beliau juga sudah pernah
membagikan modul harian kepada tiap siswa untuk diisi agar dari situ dapat
dilihat dan diketahui gaya belajar apa yang dimiliki setiap siswa. Dari hasil
modul itu ternyata untuk akselerasi kelas VII siswa kebanyakan mereka
menggunakan gaya belajar auditori. Tetapi dari hasil ini masih diragukan karena
ditakutkan untuk siswa kelas VII ini masih terbawa pada cara belajar mereka di
SD atau MI dahulu, yang mana kebanyakan guru mereka menjelaskan materi
dengan cara ceramah saja. Sehingga anggapan mereka yang namanya belajar itu
dengan cara mendengarkan penjelasan.
Hal senada juga disampaikan oleh wali kelas akselerasi kelas VIII yaitu
ibu Isnaini, S. Pd .
‘‘Kalau masalah gaya belajar, menurut saya dan sejauh yang saya amati untukanak akselerasi kelas VIII ini mereka banyak yang menggunakan kinestetik.Jadi, apa yang mereka pelajari itu akan lebih mereka pahami manakala
![Page 95: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/95.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 95/127
langsung dipraktekkan“. (wawancara dengan ibu Isnaini, S. Pd. Selaku walikelas VIII akselerasi pada tanggal 18 Maret 2010)
Agar siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar yang tidak hanya
dalam ruang lingkup kelas saja, tapi bisa dipraktikkan di luar kelas. Dalam
pembelajaran, beliau memberikan kebebasan kepada para siswanya dalam
menggunakan literatur-literatur yang menunjang bagi belajar mereka. Disamping
itu, beliau juga mengambil sumber belajar apa saja yang dapat digunakan selama
sumber belajar itu dapat memberikan kontribusi yang sigifikan terhadap pengembangan pengalaman belajar bagi siswa.
Sedangkan metode yang digunakan oleh Isnaini dalam proses
pembelajaran di kelas akselerasi antara lain seperti: Metode Klasikal, Metode
Diskusi, Metode Sosiodrama, Metode Proyek, dan sebagainya. Sesuai dengan
materi yg akan disampaikan.
Sebagaimana kutipan wawancara oleh Isnaini, S. Pd . yang juga sekaligus
sebagai guru mata pelajaran bahasa inggris
“Untuk metode yang digunakan dalam pembelajaran itu macam-macam,sesuai dengan materi yg akan disampaikan. Misalnya: pelajaran saya bahasainggris untuk materi reading yang lebih diutamakan adalah visualnya. Untuklearning yang diutamakan adalah audio. Jadi, guru sudah mempersiapkansebelumnya materi apa yang cocok untuk pembelajaran yang akandisampaikan”. (wawancara dengan ibu Isnaini selaku guru bahasa inggris dikelas akselerasi, pada tanggal 19 Maret 2010)
Keanekaragaman gaya belajar siswa perlu diketahui pada awal
permulaannya diterima pada suatu lembaga pendidikan yang akan ia jalani. Hal
ini akan memudahkan bagi pebelajar untuk belajar maupun pembelajar untuk
![Page 96: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/96.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 96/127
mengajar dalam proses pembelajaran. Pebelajar akan dapat belajar dengan baik
dan hasil belajarnya baik, apabila ia mengerti gaya belajarnya. Hal tersebut
memudahkan pembelajar dapat menerapkan pembelajaran dengan mudah dan
tepat (Kolb 1984).
2. Faktor-faktor Pendukung Dan Penghambat Siswa Akselerasi Dalam
Proses Belajar di MTsN Malang III Gondanglegi
Untuk menghasilkan sosok pribadi siswa yang berkualitas dan seimbang
baik fisik-jasmaniahnya maupun mental-rohaniahnya, baik jiwa dan raganya
maupun akal dan semangatnya, ada faktor yang mendukung dan ada pula faktor
penghambat terhadap proses belajar siswa program akselerasi dalam
pembelajaran di MTsN Malang III Gondanglegi. Secara umum, faktor
pendukung belajar itu diantaranya :
a. Faktor Internal. Adalah faktor yang berasal dari diri subyek belajar. Meliputi:1. Faktor jasmaniyah
a.) Faktor kesehatanSehat berarti keadaan baik segenap badan besrta bagian-
bagiannya. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan sesorangterganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslahmengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan caraselalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja,tidur,makan, olahraga dan rekreasi.
b.) Cacat tubuhCacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik ataukurang sempurna mengenai tubuh. Keadaan cacat tubuh jugamempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya jugaterganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya dia belajar pada lembaga
pendidikan khusus atau di usahakan alat bantu agar dapatmenghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
2. Faktor psikologis
![Page 97: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/97.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 97/127
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor –faktor itu adalah:
inteligensi, perhatian,minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.3. Faktor kelelahanKelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapatdibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahanrohani. Kelelahan jasmani dapat terlihat dengan lemah lunglainyatubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanyakelesuan atau kebosanan, sehingga minat dan dorongan untukmenghasilkan sesuatu hilang.Kelelahan juga mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajardengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahandalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari
kelelahan. b. Faktor ekstern
1. Faktor keluargaSiswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasanarumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
2. Faktor sekolahFaktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metodamengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengansiswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3. Faktor masyarakatMasyarakat merupakan faktor ekstern yang juga bisa berpengaruhterhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannyasiswa dalam masyarakat. Teman bergaul dan bentuk kehidupanmasyarakat yang berada disekelilingnya sangat mempengaruhi belajaranak.
Adalah faktor yang berasal dari lingkungan pada saat belajar.1. Eksternal-Sosial. Adalah kondisi lingkungan tempat belajardilakukan, terutama yang berhubungan dengan sosialnya,misalnya: kenyamanan tempat belajar, kondisi latar belakang sosial,dan budaya belajar.
2. Eksternal-Non Sosial. Adalah faktor sarana-prasarana atau fasilitas belajar, misalnya: waktu, kondisi suhu ruangan,keluasan ruang, cuaca, alat peraga, pencahayaan, dan lain-lain. 75
75 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 21
![Page 98: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/98.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 98/127
Secara umum, faktor pendukung siswa program akselerasi dalam proses
pembelajaran di MTsN Malang III Gondanglegi dijelaskan oleh Ibu Ninik selaku
guru BK program akselerasi sebagai berikut:
“Untuk faktor pendukung belajar siswa itu memang banyak sekali.Terlebih untuk siswa akselerasi itu sendiri. Diantaranya dengan adanyamedia pembelajaran yang mempermudah siswa dalam memahami
pelajaran dengan menggunakan IT serta mempermudah guru jugadalam menyampaikan materi.” (wawancara dengan ibi Ninik selakuguru bimbingan konseling, pada tanggal 19 Maret 2010)
Memang banyak sekali faktor-faktor yang mempengeruhi proses belajar
siswa. Ada yang pengaruh dari luar dan dari dalam diri siswa itu sendiri. Menurut
bapak Amir selaku guru Qur’an hadist juga mengatakan bahkan ada salah satu
siswa akselerasi yang orang tuanya broken home sehingga secara otomatis dalam
belajar mereka terganggu dengan permasalahan yang dibawa mereka dari rumah,
pikiran mereka tidak dapat terfokos dalam pelajaran. Selain itu faktor penghambatanya juga karena tiap siswa merasa bosan atau jenuh dengan materi
atau pelajaran yang disampaikan.
![Page 99: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/99.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 99/127
![Page 100: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/100.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 100/127
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELI TIAN
A. Gaya Belajar Siswa Program Akselerasi di MTsN M alang III Gondanglegi
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti di MTsN Malang
III Gondanglegi, secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran di kelas akselerasi
adalah hampir sama dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas reguler atau
secara tidak langsung dengan kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran-mata
pelajaran yang lain (non agama) di kelas akselerasi itu sendiri. Baik itu meliputi
kurikulum yang dipergunakasn, metode pembelajaran, maupun sistem
evaluasinya.
Hanya saja, peserta didik yang belajar di kelas akselerasi adalah peserta
didik yang memang sudah memiliki kualifikasi tersendiri berdasarkan
persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, anak-anak yang
memiliki kemampuan dan bakat istimewa ini layak untuk mendapatkan pelayanan
pendidikan yang berbeda dan istimewa. Baik itu dalam pengembangan
kemampuan intelektual, emosi, sosial dan spiritual yang selaras.
Kurikulum yang dipergunakan adalah kurikulum yang dikembangkan
(secara diferensiasi) berdasarkan karakteristik dan kebutuhan siswa berbakat.
Dengan waktu untuk menyelesaikan pendidikan bagi anak berbakat ini lebih cepat
dibandingkan anak reguler pada umumnya. Terlepas dari itu, maka secara
![Page 101: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/101.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 101/127
keseluruhan kurikulum yang digunakan dalam program akselerasi adalah tidak
jauh berbeda dengan kurikulum yang digunakan dalam program reguler.
Untuk itu, dibutuhkan perencanaan dan rancangan yang matang dalam
memodifikasi variabel-variabel pembelajaran di kelas akselerasi, agar tercapai
out-put yang berkualitas sesuai dengan tujuan yang telah dikehendaki. Variabel-
variabel itu meliputi: kondisi pembelajaran, metode pembelajaran, dan hasil
pembelajaran. Karena kondisi pembelajaran yang kondusif akan sangat membantu
bagi kelancaran kegiatan belajar mengajar di kelas akselerasi, demi pencapaian
target secara maksimal.
Begitu juga dengan metode pembelajaran yang variatif dan relevan
dengan kebutuhan siswa, akan sangat membantu dalam mewujudkan pelaksanaan
pembelajaran yang menyenangkan di kelas akselerasi secara efektif dan produktif.
Karena ketika seseorang belajar tentang sesuatu sesuai ( Match ) dengan kondisi
dan gaya belajarnya, maka dia akan belajar dalam cara yang natural. Karena
belajar berlangsung natural, maka menjadi lebih mudah. Karena menjadi lebih
mudah, maka belajar menjadi lebih cepat.
Salah satu hal menarik yang terdapat di kelas akselerasi di MTsN Malang
III Gondanglegi adalah gaya belajar setiap anak yang berbeda dan bermacam-
macam. Yang secara tidak disadari oleh setiap anak bahwasannya setiap individu
itu mempunyai gaya belajar tersendiri yang mengantarkan informasi yang sampai
![Page 102: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/102.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 102/127
kepada otak mereka yang selanjutnya akan diolah sesuai pemahaman mereka
masing-masing.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat hal khusus yang harus
lebih diperhatikan dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya untuk anak
program akselerasi. Demikian halnya di MTsN Malang III Gondanglegi sebagai
salah satu jenjang Madrasah di daerah Gondanglegi yang diberikan kesempatan
untuk menyelenggarakan program akselerasi (percepatan belajar) untuk siswa
yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Yaitu: (1) proses
rekrutmen, (2) kegiatan pembelajaran, dan (3) kurikulum yang dipergunakan.
Proses rekrutmen secara operasionalnya berbeda dengan program reguler.
Program ini mengadakan ujian khusus untuk menyaring calon peserta yang benar-
benar memiliki kemampuan akademik yang cukup untuk bisa mengikuti program
akselerasi. Diantaranya, adalah lulus tes seleksi akademis berupa tes tulis dan
lisan serta lulus tes psikologi yang terdiri atas tiga kluster, yaitu Tes Inteligensi
(dibutuhkan IQ di atas 125 ), Tes Kreatifitas, dan Tes Komitmen pada tugas.
Proses pembelajaran pada program ini jangka waktu untuk 1 semester
kurang lebih 4 bulan. Dengan demikian metode pembelajaran yang dipergunakan
harus mengacu pada jangka waktu tersebut. Walaupun pada hakekatnya metode
yang digunakan oleh para guru di kelas akselerasi tidak berbeda dengan kelas
reguler. Seperti metode ceramah, diskusi, sosiodrama, praktik dan proyek.
Tergantung bagaimana seorang guru mampu menggunakan metode tersebut
![Page 103: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/103.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 103/127
secara efektif dan mampu mengintegrasikannya dalam diri peseta didik sehingga
mencapai pemahaman yang utuh dan universal. Hanya saja hal ini perlu dirancang
sedemikian rupa sehingga kualitas pendidikan bisa tetap terjaga.
Siswa akselerasi dalam proses pembelajarannya menekankan pada gaya
belajar Auditori untuk siswa akselerasi kelas VII karena masih terbawa kebiasaan
mereka pada waktu belajar di jenjang SD atau Mi. sehingga menurut mereka yang
namanya belajar itu hanya bisa dilakukan lewat mendengarkan penjelasan guru
saja. Untuk itulah, guru perlu memiliki strategi tersendiri dalam menyampaikan
pelajaran yang akan di ajarkan. Sedangkan untuk siswa akselerasi kelas VIII
untuk gaya belajar yang digunakannya kebanyakan menggunakan gaya kinestetik.
Jadi, mereka akan lebih faham dalam menerima pelajaran namakala dari pelajaran
yang dipelajari itu langsung dipraktekkan. Pembelajaran untuk program akselerasi
harus diwarnai kecepatan dan tingkat kompleksitas yang tinggi sesuai dengan
tingkat kemampuan yang lebih dari pada siswa kelas reguler, serta menekankan
perkembangan kreatif dan proses berfikir t inggi. Sehingga dalam pelaksanaannya
dibutuhkan evaluasi (penilaian) secara terus menerus dan berkelanjutan untuk
mengetahui informasi tentang kamajuan dan keberhasilan belajar siswa.
Demikian pula dengan penentuan kurikulum untuk anak berbakat harus
direncanakan sebaik-sebaiknya, jangan hanya secara kebetulan saja. Kita harus
menjadikan siswa berbakat ini menjadi lebih baik, mempertinggi kapasitasnya
![Page 104: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/104.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 104/127
dalam hubungannya dengan kebutuhan pengalaman akademik dan dapat
mempertanggung jawabkan kepada pendidiknya.
B. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Siswa Akselerasi Dalam Proses
Belajar
1. Faktor Pendukung
Adapun faktor pendukung proses belajar siswa program akselerasi di
MTsN Malang III Gondanglegi adalah:
a. Semangat dari siswa itu sendiri
Adalah faktor yang berhubungan dengan kejiwaan subyek. Terutama dalam
hal ini adalah motivasi yang mendasari seseorang untuk belajar.
b. Lingkungan
Lingkungan merupakan komponen yang berpengaruh dalam
pendidikan, untuk itu perlu dukungan lingkungan yang mendukungnnya,apakah sekolah itu di kota besar, di kota kecil maupun di plosok.
Posisi MTsN Malang III Gondanglegi sangatlah strategis, karena
didukung pula oleh adanya asrama siswa sehingga akan menciptakan situasi
dan kondisi pendidikan yang cukup nyaman.
c. Diberikan pelayanan media pembelajaran untuk mempermudah siswa
dalam belajar, seperti: LCD
d. Siswa akselerasi diberikan keterampilan khusus dalam bidang bahasa dan
IT ( Information Tegnology ), untuk mendukung potensi keberbakatannya.
![Page 105: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/105.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 105/127
e. Diadakan remedi , untuk membantu siswa yang masih mengalami
kesulitan setelah post-test.
f. Sarana dan prasarana belajar yang memadai dan relevan dengan
kebutuhan siswa yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa.
g. Sekolah memberikan keleluasan kepada guru program akselerasi dalam
menggunakan setiap fasilitas yang ada.
h. Menjalin hubungan yang baik antara sekolah dan orang tua siswa.
2. Faktor Penghambat
Selain faktor pendukung tentu saja banyak hal yang menghambat, faktor
penghambat proses belajar di MTsN Malang III Gondanglegi antara lain:
a. Timbul rasa bosan
Apabila siswa hanya dihadapkan dengan belajar dan hanya belajar, maka
akan timbul kejenuhan pada diri siswa. Oleh sebab itu guru haruslah
pandai dalam memilih memilih metode yang menarik dan mengasyikkan
agar pembelajaran menjadi menarik untuk dipelajari.
b. Adanya masalah dengan keluarga
Permasalahan yang ada pada diri siswa memang berbeda-beda, ada
kalanya orang tuanya yang bermasalah sehingga secara otomatis pikiran-
pikiran semacam itu akan terbawa pada proses belajar mereka. Akhirnya
berdampak pada nilai mereka.
![Page 106: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/106.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 106/127
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan memperhatikan pada
rumusan masalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada hakekatnya secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar program
akselerasi di MTsN Malang III Gondanglegi tidak lepas dari seputar: (a)
kurikulum, untuk program akselerasi kurikulum yang dipergunakan
dikembangkan sedemikian rupa (secara diferensiasi), agar bisa selesai dalam
waktu 2 tahun untuk tingkat MTsN. Sebagaimana yang telah disusun di
kalender akademik secara khusus; (b) gaya belajar, untuk masalah proses
belajar kecenderungan siswa akselerasi untuk kelas VII mereka menggunakan
gaya belajar auditori sedangkan untuk akselerasi kelas VIII mereka akan lebih
faham dalam menerima dan menyerap materi pelajaran apabila menggunakan
gaya belajar kinestetik. Jadi apa yang mereka peroleh harus langsung
dipraktekkan.
2. Secara umum beberapa faktor pendukung dan penghambat siswa akselerasi
dalam proses pembelajaran
a. Faktor Pendukung, antara lain:
1) Diberikan pelayanan media pembelajaran untuk mempermudah siswa
dalam belajar, seperti: LCD
![Page 107: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/107.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 107/127
![Page 108: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/108.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 108/127
1. Sebagai administrator, kepala sekolah harus terampil mengoordinasi program,
melaksanakan program, menilai program, supervisi, dan revisi.
2. Mengingat kecerdasan dan keberbakatan yang dimiliki oleh siswa akselerasi
berbeda dengan siswa reguler pada umunya, maka idealnya diperlukan
aktivitas akademik yang berbeda pula.
3. Guru harus terampil mengelola kelas dengan kemampuan muridnya yang
berbeda, pengelolaan kelas secara individual yang menghargai perbedaan.
4. Guru dituntut bisa dalam menggunakan berbagai macam metode
pembelajaran yang lebih variatif sesuai dengan karakteristik siswa dan mata
pelajaran.
5. Guru selayaknya bisa memahami perbedaan gaya belajar masing-masing
siswa, agar bisa menyampaikan materi pelajaran itu sesuai dengan gaya
belajar mereka yang kemudian akan mempermudah siswa untuk faham.
Untuk lembaga:
1. Terus mempertahankan program akselerasi yang telah ada, mengingat
pentingnya layanan khusus yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang
memiliki kecerdasan dan keberbakatan yang tinggi
2. Lebih selektif dalam memilih tenaga pengajar bagi program akselerasi
(profesional dan berkompeten serta terampil sesuai dengan bidangnya).
![Page 109: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/109.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 109/127
DAFTAR PUSTAK A
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis . Jakarta:PT. Bima Karya.
_________________ 2002 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis . Jakarta:PT. Bima Karya.
__________________2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Al-Qur’an dan Terjemahannya . 1990. Semarang: Menara KudusSurat Az-Zuhruf ayat32.
Bahri, Syaiful. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru . Surabaya: Usaha NasionalBudiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta
Dahar. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. 2003. Pedoman PenyelenggaraanProgram Percepatan Belajar . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Deporter, Dobbi. 1992. Quantum Learning membiasakan belajar nyaman danmenyenangkan, Bandung :kaifa
Gagne, Robert M, Terj. Abdillah Hanafi. 1988. Prinsip-prinsip Belajar untukPengajaran , Surabaya: Usaha Nasional
Hamalik,Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hawadi, R.A (Ed). 2004. Akselerasi: A-Z Inforamasi Program Percepatan Belajar.Jakarta: Grasindo Widiasarana Indonesia.
Hamalik, Oemar. 1983. Metoda Belajar dan kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung:Tarsito
Hadi, Sutrisno. 1994. Metodologi Research, Jilid I. Yokyakarta: Yayasan PenerbitUGM
John M.Echols dan Hassan Shadily. 1996. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PTGramedia
Kartika, Ria. Program Akselerasi; Antara Percepatan, Diskriminan, dan Pemaksaan.Kompas: sabtu, 17 September 2009. (http://www.google.com online)
![Page 110: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/110.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 110/127
Keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 061U/1993 Tentang SekolahMenengah Umum. Jakarta: YTNI dan Dharmabhakti.
Koentjaraningrat. 1997. Metode-metode Penelitian Masyarakat . Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Munandar, utami.1992. Mengembangkan bakat dan Kreativitas Anak SekolahPenuntun Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia
Moeleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja RosydaKarya.
Munandar, S.C.U. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak SekolahPenuntun bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia.
Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja RosdaKarya
Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.Bandung: Bumi Aksara
Nasution. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Percepatan Belajar . Jakarta: Departemen Pendidikan NasionalRobert C. Bogdan dan Biklen. 1982. Qualitative Researc for Education: An
Intriduction to Theory and Methods, Boston
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005
Thabrany, Hasbullah. 1994. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada
Tirtonegoro, Sutratinah. 2001. Anak Supernormal dan Prgram Pendidikannya(Yogyakarta: Bumi Aksara
![Page 111: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/111.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 111/127
LAMPIRAN- LAMPIRAN
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAMAKSELERASI
DI MTsN MALANG 3 GONDANGLEGI
![Page 112: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/112.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 112/127
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MTs Negeri Malang III sejak tahun 2002 dinyatakan oleh Kandepag
Kabupaten Malang sebagai madrasah unggulan. Dari tahun ke tahun, beberapa
siswa memiliki bakat dan kemampuan tinggi. Hal ini diperlukan adanya
penanganan secara khusus dalam pelaksanaan proses belajar mengajarnya. Dilihat
dari potensi siswa baik secara kognitif, afektif dan psikomotor yang tinggi
sehingga memungkinkan siswa mampu menyelesaikan masa studinya lebih cepat
dibanding yang lain melalui program percepatan dua tahun.Dilihat dari tenaga edukatif, MTs Negeri Malang III mempunyai tenaga
pendidik yang memiliki banyak pengalaman dalam berbagai kegiatan di antaranya
sebagai penulis LKS dan modul dan telah mengikuti berbagai penataran untuk
meningkatkan kompetensi guru yang diadakan oleh Departemen Agama, mulai
dari daerah sampai pusat.
Dari segi sarana dan prasarana yang ada sangat mendukung pelaksanaan
program percepatan belajar dua tahun. Hal ini juga tidak lepas dari komitmen
pengurus Komite MTs Negeri Malang III periode 2007 – 2008, secara maksimal
mendukung pelaksanaan Program Percepatan Belajar Dua Tahun. Untuk itu MTs
Negeri Malang III menangani secara khusus siswa yang memiliki kecerdasan dan
bakat luar biasa dengan membuka Program Siswa Belajar Cepat (Program Belajar
Dua Tahun), yang telah berlangsung sejak tahun pelajaran 2007 – 2008 dan pada
tahun pelajaran 2009 - 2010 memasuki angkatan ke-3
B. Landasan Hukum
1. Dasar Hukum pelaksanaan program percepatan belajar siswa, Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan
Nasional, Bab IV Peserta didik, Pasal 24 yang isinya :
![Page 113: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/113.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 113/127
Setiap peserta didik pada suatu pendidikan mempunyai hak-hak berikut :
a. Mendapat perlakuan sesuai bakat, minat dan kemampuannya.b. Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan
berkelanjutan, baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun
untuk memperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah
dibakukan.
c. Menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang
ditentukan.
2.
Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar di MTs Negeri Malang IIIMemperoleh izin dari Kanwil Depag Provinsi Jawa Timur Nomor
Kw.13.4/1/PP.00.05/3326/2007 tanggal 9 Oktober 2007.
3. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
kembali menegaskan bahwa : “Warga Negara yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus (Pasal
5 ayat 4).
Pasal 12 ayat 1, Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak :
a. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
b. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar
masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan waktu yang
ditetapkan.
C. Tujuan
1. Menghargai peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar
biasa (gifted child) untuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih cepat
2. Memberi kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan pendidikan lebih cepat
yaitu dalam waktu 2 tahun
![Page 114: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/114.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 114/127
3. Mengembangkan kemampuan siswa secara lebih optimal
K ONDISI OBJ EK TIF PROGRAM AK SELERASI
A. Identitas Madrasah
Nama Madrasah Penyelenggara : MTs Negeri Malang III
Alamat Madrasah : Jalan Raya Sepanjang Gondanglegi
Kabupaten Malang 65174
Tahun Berdiri Program Aksel : 2007
Website : www.mtsnmalang3.sch.id
E-mail : [email protected]
Telepon : 0341-879381
Nama Kepala Madrasah : Drs. Samsudin, M. Pd.
Pengelola Program Akselerasi :
JABATAN NAMA PENDIDIKAN
Manager Sa adi, S. Pd. S-1
Sekretaris Suliadi, S. Pd. S-1
Wali Kelas VII Dinar Marsilaningsih, S. Pd. S-1
Wali Kelas VIII Isnaini, S. Pd. S-1Guru BK Ninik Trimariya, S. Psi S-1
Drs. H. Agus Irianto, M. Si. S-2
![Page 115: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/115.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 115/127
B. Keadaan Siswa Akselerasi
1. Jumlah Siswa Akselerasi
ANGKATAN
KELAS VII KELAS VIII
LULUSTAHUN
PELAJARAN
JUMLAH TAHUN
PELAJARAN
JUMLAH
I 2007 – 2008 24 2008 - 2009 21 21
II 2008 – 2009 23 2009 - 2010 21
III 2009 – 2010 25
2. Studi Lanjut Siswa Akselerasi
Studi lanjut lulusan Program akselerasi tahun pelajarn 2008/2009 sebagai
berikut;
NO JENIS STATUS NAMA LEMBAGA JML KET.
1 SMA
Negeri SMAN Turen 2 Reguler
SMAN 4 Kepanjen 1 SBI
Swasta SMA Al Munawariyah 1 Ponpes
2 MA
Negeri MAN Gondanglegi 2 Reguler
MAN 1 Malang 6 1 Aksel
MAN 3 Malang 5 2 Aksel/ 2 MBI
Swasta MA Al-Ma’arif Singosari 2 Ponpes
3 SMK
Negeri - -
Swasta SMK Muh. 7 1
SMK Islam Singosari 1 Ponpes
JUMLAH 21
![Page 116: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/116.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 116/127
C. Keadaan Guru Akselerasi
NOKUALIFIKASI
PENDIDIKAN
STATUSJUMLAH
NON PNS PNS
1 S – 1 4 19 23
2 S – 2 8 8
3 S - 3
JUMLAH 4 27 31
D. Keadaan Sarana dan Prasarana Kelas Akselerasi
NO JENIS UKURAN JML KONDISI KETERANGAN
1 Ruang Kelas 7 x 9 m 2 Sangat baik Dilengkapi LCD,
Komputer,
jaringan internet,
dan sound.
2 Laboratorium
IPA
9 x 10 m 1 Sangat baik Peralatan lengkap
3 Laboratorium
Bahasa
9 x 10 m 1 Sangat baik
4 Laboratorium
Komputer daninternet
9 x 10 m 1 Sangat baik
5 Perpustakaan
Kelas
2
![Page 117: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/117.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 117/127
6 Ruang BK 1 Sangat baik
7 Ruang Kantor 5 x 5 m 1 Sangat baik
8 Asrama 6 Kmr Sangat baik 3 pa 3 pi
9 Mushola 10 x 10 m
PENGELOLAAN PROGRAM AK SELERASI
A. Rekrutmen Siswa
Tahap 1
Dilakukan dengan dokumen data seleksi PSB. Kriteria lolos tahap satu berdasar
pada:
1. Nilai rata rata kelas 4, 5, dan 6 minimal 80,00
2. Skor tes Psikologis yang terdiri dari 3 cluster (Tes IQ, Tes Kreativitas, dan
Tes Kepribadian (motivasi prestasi, peny.diri, dan stabilitas emosi). Skor tes
IQ minimal 130Dalam pelaksanaan psikotes, MTs Negeri Malang III sejak awal bekerjasama
dengan Fakultas Psikologi UMM (Universitas Muhamadiyah Malang).
4. Nilai tes akademik bidang studi Bahasa Inggris, Matematika dan IPA minimal
80.00.
Tahap 2
1. Strategi Informasi data Subyektif (proses pengamatan bersifat kumulatif)
check list perilaku, wawancara orang tua, teman sebaya, dan diri sendiri
2. Strategi informasi data obyektif diperoleh melalui alat tes yang lebih lengkap
yang dapat memberikan informasi beragam. Misalnya kesehatan, membaca
Alqur’an.
![Page 118: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/118.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 118/127
![Page 119: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/119.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 119/127
a. Memahami tentang psikologi perkembangan peserta didik.
b. Adil dan tidak memihak
c. Memiliki sifat kooperatif dan demokratis
d. Fleksibilitas dan memiliki rasa humor
e. Memiliki minat yang tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
yang digelutinya.
f. Memberikan penghargaan dan pujian yang proporsional.
g. Memberikan perhatian terhadap permasalahan peserta didik.
h. Berpenampilan dan bersikap menarik
i. Berdaya juang tinggi
j. Peka terhadap kemajuan IPTEK
Penilaian untuk memperoleh guru yang memenuhi kriteria di atas
dilakukan berdasarkan hasil supervise dan pengamatan. Hasil tersebut
didiskusikan oleh tim pengelola akselerasi bersama Wakil Kepala bidang
Kurikulum. Setelah disepakati daftar guru tersebut disampaikan kepada
Kepala Madrasah.
Setelah guru ditentukan akan diadakan berbagai pelatihan dengan tujuan:
1. Guru memahami karakterisitik siswa cerdas istimewa (CI).
2. Guru mampu menyusun materi pembelajaran sesuai karakteristik siswa
CI.
![Page 120: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/120.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 120/127
3. Guru mampu menyelesaikan materi dalam waktu yang lebih cepat.
C. Kegiatan Pembelajaran
1. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2006 (KTSP), namun
kurikulum telah mengalami modifikasi (terdiferensisasi) sehingga memiliki
bobot yang lebih mendalam. Kurikulum siswa kelas akselerasi juga memiliki
format sebagaimana yang termuat dalam SK Mendiknas nomor 22/2006
tentang standar isi.Berdasarkan pada ketentuan muatan tersebut, maka komponen kurikulum
siswa akselerasi terdiri dari:
a. Standar kompetensi
b. Kompetensi dasar
c. Identitas mata pelajaran
Perbedaan antara kurikulum siswa aksel dengan siswa reguler adalah bobotyang ditargetkan baik dalam standar kompetensi , maupun kompetensi dasar.
Struktur Program Kurikulum
NO MATA PELAJARAN KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
1 FIQIH TMT
1
TMT
2
TMT
1
TMT
2
TMT
1
TMT
2
2 ALQURAN HADITS 2 2 2 2 2 2
3 AQIDAH AKHLAK 2 2 2 2 2 2
4 SKI 2 2 2 2 2 2
5 BAHASA ARAB 2 2 2 2 2 2
6 PPKn 2 2 2 2 2 2
![Page 121: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/121.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 121/127
7 BAHASA INDONESIA 6 6 6 6 6 6
8 BAHASA INGGRIS 7 7 7 7 7 7
9 MATEMATIKA 8 8 8 8 8 8
10 KIMIA 2 2 2 2 2 2
11 FISIKA 2 2 2 2 2 2
12 BIOLOGI 2 2 2 2 2 2
13 GEOGRAFI 2 2 2 2 2 2
14 SEJARAH 2 2 2 2 2 2
15 EKONOMI 2 2 2 2 2 2
16 SENI BUDAYA 1 1 1 1 1 1
17 PENJASKES 2 2 2 2 2 2
18 TIK 1 1 1 1 1 1
19 BAHASA DAERAH 1 1 1 1 1 1
20 BK 1 1 1 1 1 1
21 PENGEMBANGAN
DIRI
2 2 2 2 2 2
JUMLAH 53 53 53 53 53 53
2. Pendekatan kegiatan belajar mengajar
Pada program akselerasi di MTs NEGERI Malang III pendekatan kegiatan
belajar mengajar diarahkan kepada terwujudnya proses belajar tuntas (mastery
learning). Selain itu strategi pembelajarannya diarahkan untuk dapat memacu
siswa aktif dan kreatif sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya
masing-masing dengan memperhatikan keselarasan dan keseimbangan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, pengembangan kreativitas dan disiplin,
pengembangan persaingan dan kerjasama, pengembangan kemampuan
holistik dan kemampuan berpikir elaborasi, pelatihan berpikir induktif dan
deduktif serta dengan pengembanan IPTEK dan IMTAQ secara terpadu.
![Page 122: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/122.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 122/127
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru menekankan:
1. Pelayanan individual siswa (bukan klasikal) berupa pendampingan
individu bagi siswa
2. Menggunakan buku paket, buku pelengkap, buku referensi dan modul
yang dibuat oleh guru sendiri.
3. Disediakan sarana multi media dan internet di dalam kelas
4. Memanfaatkan laboratorium yang ada di MTsN Malang III, sesuai
dengan kebutuhan
5. Melakukan kunjungan ke objek-objek tertentu yang sesuai dengan mata
pelajaran yang dipelajari.
6. Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar di luar kegiatan
sekolah formal dengan cara melalui media lain seperti melalui internet,
CD-ROM, wawancara pakar, kunjungan ke museum dan sebagainya
7. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang suatu materi
pelajaran walaupun di luar jam mengajar.
3. Kegiatan Pendukung Pembelajaran
a. Outbond
b. Pendalaman dan Pengayaan Materi
c. Pelatihan Karya Ilmiah
d. Bilingual
e. Pendampingan Belajar
f. Pelatihan IT
g. Bimbingan Agama
h. Kegiatan Pengembangan Diri
![Page 123: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/123.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 123/127
D. Penilaian
a. Acuan
Yang digunakan sebagai acuan pada proses evaluasi dan penilaian siswa
akselerasi sama dengan siswa reguler yaitu berdasarkan Permendiknas
20/2007 tentang Standart Penilaian
b. Tujuan
1. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu
2. Menentukan kebutuhan pembelajaran
3. Membantu dan mendorong peserta didik
4. Membantu dan mendorong pendidik5. Menentukan strategi pembelajaran
6. Akuntabilitas lembaga
7. Meningkatkan kualitas pendidikan
c. Metode
Evaluasi yang dilakukan untuk siswa program akselerasi pada dasarnya sama
dengan yang dilakukan pada program reguler, yaitu mengukur ketercapaian
materi (daya serap) sejalan dengan prinsip belajar tuntas.
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada kelas akselerasi lebih tinggi
daripada kelas reguler, dan penentuan KKM berdasarkan musyawarah rumpun
mata pelajaran.
Sistem evaluasi pada program akselerasi meliputi:
1. Ulangan harian/Formatif.
Guru memberi ulangan formatif pada setiap 1 Kompetensi dasar. Ulangan
harian diberikan secara berkala minimal 3 kali dalam satu trimester.Bentuk soal dititik beratkan pada pertanyaan pemahaman bukan hafalan.
2. Ulangan tengah trimester.
![Page 124: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/124.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 124/127
Ulangan tengah trimester dilakukan untuk mengevaluasi ketercapaian
materi pada pertengahan trimester (2 bulan). Ulangan tengah trimester
dilakukan dengan terjadwal.
3. Ulangan Trimester
Ulangan ini diberikan lebih cepat daripada siswa kelas reguler, sesuai
dengan kalender pendidikan program akselerasi.
4. Ujian Nasional
UNAS diikuti siswa akselerasi pada tahun kedua bersamaan dengan siswareguler
d. Prinsip
Prinsip penilaian pada peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Sahih, mencerminkan kemampuan yang diukur
2. Objektif, berdasarkan prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektifitas penilai
3. Adil, penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik yang
berhubungan dengan status social ekonomi, gender, suku budaya dan
sebagainya.
4. Terpadu, penilaian merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dalam proses pembelajaran
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, criteria penilaian dan asar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh fihak yang berkepentingan
6. Menyeluruh dan berkesinambungan berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan peserta didik
![Page 125: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/125.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 125/127
7. Sistematis berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan
9. Akuntabel, berarti penilaiandapat dipertanggungjawbkan, baik dari segi
tehnik, prosedur maupun hasilnya
e. Laporan Hasil Pendidikan
Laporan hasil pendidikan (RAPORT) siswa akselerasi mempunyai format
yang sama dengan siswa reguler. Pembagian dan tanggal pemberiannya sesuai
dengan kalender pendidikan pada kelas akselerasi
E. Bimbingan dan Konseling
Tujuan umum pelaksanaan Bimbingan Konseling bagi siswa akselerasi adalah
membantu perkembangan pribadi siswa berbakat dan menyingkirkan halangan
emosional dan lingkungan, serta membantunya agar mampu menggunakan
kemampuannya seoptimal mungkin (Semiawan danMunandar,1984)
1. Jenis Kegiatan
a. Kegiatan Assesment, dilakukan penyusunan profil akademik siswa dan
gambaran psikologis siswa. Kegiatan ini meliputi Academic level dan
social emotional.
b. Kegiatan Intervensi, merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai tindak
lanjut dari kegiatan assessment. Bentuk intervensi dilakukan sesuai
dengan kebutuhan siswa.
![Page 126: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/126.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 126/127
![Page 127: jujujujuju](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022021111/55cf9913550346d0339b6ade/html5/thumbnails/127.jpg)
7/18/2019 jujujujuju
http://slidepdf.com/reader/full/jujujujuju 127/127
d. Guru mata pelajaran dituntut untuk mengembangakan strategi
pembelajaran
e. Siswa aksel tetap memiliki waktu untuk untuk mengembangkan diri
melalui kegiatan ekstrakurikuler
2. Saran
a. Bagi pengelola program akselerasi, hendaknya tidak hanya
mengembangkan kemampuan kognitif siswa tetapi harus memperhatikan
kemampuan afektif dan psikomotorik.
b. Bagi pengajar program akselerasi hendaknya melaksanakan pembelajaran
berdasarkan cara belajar siswa.c. Bagi pemerintah, hendaknya mengawasi standart pengelolaan akselerasi.
d. Pemerintah hendaknya juga memberi bantuan berupa anggaran
operasional pengelolaan akselerasi.
e. Sistem evaluasi siswa aksel harus benar-benar memenuhi aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik