judul implementasi kedisiplinan santri pondok …

89
JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK PESANTREN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL YAQIN DESA DURIAN LECAH KECAMATAN SUNGAI MANAU KABUPATEN MERANGIN SKRIPSI MUSTAFIROH NIM.TP.140855 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Upload: others

Post on 13-Apr-2022

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

JUDUL

IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK

PESANTREN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SANTRI DI

PONDOK

PESANTREN NURUL YAQIN DESA DURIAN LECAH

KECAMATAN SUNGAI MANAU KABUPATEN

MERANGIN

SKRIPSI

MUSTAFIROH

NIM.TP.140855

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018

Page 2: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

i

SUB JUDUL

IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK

PESANTREN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SANTRI DI

PONDOK

PESANTREN NURUL YAQIN DESA DURIAN LECAH

KECAMATAN SUNGAI MANAU KABUPATEN

MERANGIN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

(S1)

MUSTAFIROH

NIM.TP.140855

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018

Page 3: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

ii

NOTA DINAS

Page 4: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

iii

Page 5: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Page 6: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

v

LEMBAR ORISINALITAS

Page 7: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk kedua orang tuaku, Ayahanda Junaidi dan

Ibundaku Nurbiah tercinta yang penuh suka cinta dalam mengasuh dan mendidik

serta membimbing dari kecil hingga seperti sekarang ini baik moril maupun

materil.

KemudianSaudara Kandungku Desmi Juspita dan Khusni mubarak dan semua

keluarga besarku yang selalu mendukung dan memberi motivasi serta doanya

dalam tahap penyelesaian skripsi ini.

Page 8: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

vii

MOTTO

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap

mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah

ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.

kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada

Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-

Nya.” (Q. S. Ali Imran : 159).1

1 Tim Penerjemah, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: Diponegoro, 2008), 71.

Page 9: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

viii

ABSTRACT

Name : Mustafiroh

Nim : TP. 140 855

Department : Islamic Education

Tittle : Discipline Implementation of Islamic Boarding Schools Against

Student Learning Achievements at Nurul Yaqin Islamic Boarding

School Durian Lecah Village Sungai Manau District, Merangin

District

This thesis is motivated by the majority of children at the Nurul Yaqin Islamic

Boarding School seen that teachers pay little attention to disciplinary problems towards

students, such as truant in certain subjects, late learning in class, dating, not caring about

the cleanliness and environmental beauty of other santri theft when careless, lazy to learn.

The method used in this study is a qualitative descriptive method, and the type of

research used is field research. Sources of data from this study consist of primary data,

namely: teacher, secondary data, namely: santri. While the data collection techniques

used are observation and interviews, the data that has been collected is then processed by

means of data reduction, data presentation and conclusion drawing.

The results showed that there were some teachers who were very concerned with

the problem of students' discipline because the pesantren who were progressing and

achieving were pesantren who had a high discipline attitude, as well as in the learning

process if the students had a sense of discipline by not falling asleep and not making

noise. will be effective. And there are also some teachers who pay little attention and

apply or just respond to it. The disciplinary implementation at the Nurul Yaqin Islamic

Boarding School Durian Lecah is, 1) the lack of time of the teacher himself to control the

santri around the complex, 2) of the santri itself, he does it carefully, and in a place that is

impossible for the teacher to know. Efforts to implement discipline at the Nurul Yaqin

Islamic Boarding School Durian Lecah, namely: 1) by recording students who violate

pesantren regulations, 2) persuasive approach to students, 3) always giving guidance and

motivation to the students continuously so that with hope in accordance with the purpose

of education to educate the life of the nation, develop a whole person (berakhlakul

karimah), 4) by giving punishment for students who violate the rules of the pesantren, in

accordance with the severity of violations committed by the santri.

Keywords: Implementation, Discipline, Learning Achievement

Page 10: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

ix

ABSTRAK

Nama : Mustafiroh

Nim : TP. 140855

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Implementasi Kedisiplinan Santri Pondok Pesantren Terhadap

Prestasi Belajar Santri Di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Desa

Durian Lecah Kecamatan Sungai Manau Kabupaten Merangin

Skripsi ini dilatar belakangi oleh sebagian besar anak-anak di Pondok Pesantren Nurul

Yaqin terlihat bahwa guru kurang memperhatikan masalah kedisiplinan terhadap siswa,

seperti Membolos pada mata pelajaran tertentu, terlambat belajar dikelas, berpacaran,

tidak peduli terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan pencurian barang santri lain

saat lengah, malas belajar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dan jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field recearch). Sumber data dari

penelitian ini terdiri dari data primer yaitu: guru, data skunder yaitu: santri. Sedangkan

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara, data yang

telah dikumpulkan kemudian diolah dengan cara reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sebagian guru yang sangat peduli dengan

masalah kedisiplinan santri karena pesantren yang maju dan berprestasi itu adalah

pesantren yang mempunyai sikap disiplin tinggi, begitupun dalam proses pembelajaran

jika dalam proses pembelajaran santri mempunyai rasa disiplin dengan tidak tertidur dan

tidak membuat keributan maka semuanya akan efektif. Dan juga ada sebagian guru tidak

terlalu memperhatikan dan menerapkan atau biasa saja menanggapi hal tersebut.

Implementasi Disiplin di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Durian Lecah yaitu, 1)

kurangnya waktu guru itu sendiri untuk mengontrol santri secara keliling komplek, 2) dari

santri itu sendiri, dia melakukan dengan secara hati-hati, dan di tempat yang tidak

mungkin untuk guru mengetahuinya. Upaya implementasi kedisiplinan di Pondok

Pesantren Nurul Yaqin Durian Lecah, yaitu: 1) dengan cara mendata santri yang

melanggar peraturan pesantren, 2) melakukan pendekatan persuasif kepada santri, 3)

selalu memberi bimbingan dan motivasi kepada para santri dengan cara terus-menerus

agar dengan pengharapan sesuai dengan tujuan pendidikan mencerdaskan kehidupan

bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya (berakhlakul karimah), 4) dengan cara

memberi hukuman bagi santri yang melanggar tata tertib pesantren, sesuai dengan berat-

ringannya pelanggaran yang telah dilakukan santri tersebut.

Kata Kunci: Implementasi, Kedisiplinan Santri, Prestasi Belajar

Page 11: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

NOTA DINAS............................................................................................................ ii

PENGESAHAN ........................................................................................................ iii

PERNYATAAN ORISINALITAS........................................................................... iv

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... v

MOTTO ..................................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................................. viii

ABSTRACT ................................................................................................................ ix

DAFTAR ISI.............................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah. ............................................................................... 1

B. Fokus penelitian ............................................................................................. 4

C. Rumusan Masalah. ....................................................................................... 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.. ................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ............................................................................................... 6

1. Pengertian Implementasi ........................................................................... 6

2. Pengertian disiplin .................................................................................... 7

3. Pengertian Pondok Pesantren .................................................................... 22

B. Study relevan ................................................................................................. 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian ........................................................................ 26

B. Jenis dan Sumber Data ................................................................................... 27

C. Setting Dan Subjek Penelitian ........................................................................ 27

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 27

E. Teknik Analisis Data. ..................................................................................... 29

F. Teknik pemeriksaan Keabsahan Data. ........................................................... 30

G. Jadwal Penelitian ............................................................................................ 31

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Page 12: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

xi

A. Temuan umum

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Yaqin .................................. 32

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Nurul Yaqin ......................................... 33

3. Keadaan Pondok Pesantren Nurul Yaqin.. ................................................ 38

B. Temuan Khusus

1. Bentuk Penerapan Kedisiplinan Santriwati Di Pondok Pesantren

Nurul Yaqin . ........................................................................................... 42

2. Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Implementasi Kedisiplinan

Santriwati Di Pondok Pesantren Nurul Yaqin .................................... 52

3. Upaya Mengatasi Kesulitan Dalam Penerapan Kedisiplinan

Santriwati Di Pondok Pesantren Nurul Yaqin .................................... 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan. .................................................................................................. 63

B. Saran. ............................................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 65

LAMPIRAN

x

Page 13: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

1 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat bangsa dan Negara.(Syafaruddin, 2003: 2)

Pendidikan adalah suatu proses dan sistem penanaman nilai-nilai manusia

dengan berbagai pandangan, pengetahuan dan pengalaman terhadap apa yang

belum diketahui karena manusia tanpa proses pendidikan melalui sistem dan

tahapannya akan sulit untuk menerimanya. Mengingat tantangan manusia era

globalisasi mendatang sangat berat.

Semakin disadari hingga kini bahwa pendidikan memegang peran penting

dalam meningkatkan derajat kehidupan warga masyarakat dan derajat berbangsa

dan bernegara, maka dari itu usaha membangun pendidikan yang bermuara pada

terbentuknya manusia seutuhnya menuju kesejahteraan lahir dan batin bagi

individual dan masyarakat.

Pendidikan agama Dipandang salah satu aspek yang memiliki peranan

pokok dalam pembentukan generasi yang akan datang. Dengan pendidikan agama

diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab

serta mampu menghadapi tantangan hidup dimasa yang akan datang yang semakin

kompleks.

Peranan sekolah yang diharapkan agen perubahan ialah terwujudnya

perubahan nilai-nilai sikap, pola pikir, perilaku intelektual, ketrampilan dan

wawasan para siswa sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Proses

perubahan para siswa sebagai peserta didik kearah manusia cerdas, yang berakar

pada nilai-nilai budaya bangsa, terjadi secara berjenjang dimulai dari pendidikan

dasar, menengah, dan sekolah menengah kejuruan.

Page 14: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

2

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Sehubungan dengan itu kedisiplinan kelas sangat erat hubungannya

dengan keberhasilan dengan situasi pembelajaran. Untuk itu sebagai seorang guru

diharapkan mampu dan terampil untuk memberikan contoh teladan dan penerapan

dalam lingkungan sekolah.

Kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang

maksimal dengan cara mendisiplinkan siswa dan melakukan berbagai peraturan

yang disebut disiplin kelas. Kebutuhan akan sumber-sumber pendidikan dan

pelatihan sekarang sangat mendesak, sehingga masalah penentuan besar kelas atau

kelompok belajar yang optimal juga mendesak. Akan tetapi, ini bukanlah suatu

masalah yang mudah dipecahkan.dengan banyak faktor yang terlibat dengan suatu

situasi belajar, sehingga sulit mengisolasikan mengidentifikasi akibat dari variabel

yang satu ini,oleh karena variabel ini sangat penting maka besar kelas yang

optimal sangat perlu dipertimbangkan apabila seseorang guru atau instruktur

merancang sumber-sumber belajarnya. (Syafaruddin, 2003: 2)

Di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Desa Durian Lecah Kecamatan Sungai

Manau Kabupaten Merangin, lingkungan belajar dalam sebuah ruangan kelas

kedisiplinan dapat menciptakan ruangan yang damai, nyaman dan tidak

menjenuhkan sehingga proses pembelajaran tidak menonton dan pembelajaran

aktif dapat tercapai.(Observasi, 20 Agustus 2018) Meskipun memang diakui

belum ada satupun pengaturan kelas yang ideal akan tetapi kebiasaan berfikir dan

bertindak secara konsisten, secara terus menerus memungkinkan seseorang

menjadi kompeten dalam arti memiliki pengetahuan ketrampilan dan nilai dasar

untuk melakukan sesuatu.

Ada beberapa pilihan untuk mengatur kelas yakni: Ruangan tempat

berlangsungnya proses belajar mengajar, Pengaturan tempat duduk, Pentilasi dan

pengaturan cahaya, Pengaturan penyimpanan barang-barang. (Ahmad Rohani,

2004: 127)

Kedisiplinan siswa menjadi sangat berarti bagi kemajuan sekolah, Di

sekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran yang baik.

Sebaliknya, pada sekolah yang tidak tertib kondisinya akan jauh berbeda.

Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sudah dianggap barang biasa dan untuk

Page 15: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

3

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

memperbaiki keadaan yang demikan tidaklah mudah. Hal ini diperlukan kerja

keras dari berbagai pihak untuk mengubahnya,sehingga berbagai enis pelanggaran

terhadap disiplin dan tata tertib sekolah tersebut perlu dicegah dan ditangkap.

Membicarakan tentang kedisiplinan sekolah tidak terlepas dengan

persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi dikalangan siswa

remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat menghawatirkan, seperti:

Kehidupan seks bebas, keterlibatan dengan narkoba dan berbagai tindakan yang

menjurus kearah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri,

tetapi juga merugikan masyarakat umum. (Ahmad Rohani, 2004: 128)

Kedisiplinan siswa seringkali kita dengar sebagai suatu masalah di sebuah

sekolah, apalagi pada jenjang sekolah menengah yang siswa-siswanya beranjak

dewasa dan mulai belajar mengenai jati diri pribadinya, dimana siswa sering

melakukan pelanggaran disekolah.

Lingkungan internal sekolah pelanggaran sekolah terhadap berbagai aturan

dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan menentang dari pelanggaran

tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkah tinggi, seperti: kasus bolos,

perkelahian dan tawuran, pencurian, keluar arena sekolah dan bentuk-bentuk

penyimpangan prilaku lainnya. (Ahmad Rohani, 2004: 129)

Berdasarkan (Observasi pada tanggal 4 september 2017) yang dilakukan

penulis dilokasi penelitian masih ditemukan santriwati di Pesantren Nurul Yaqin

yang mengalami beberapa bentuk perilaku yang menimbulkan kemerosotan

akhlak santri antara lain seperti malas shalat berjama’ah, suka membantah apabila

diperintahkan untuk shalat, jarang mengaji, tidak mau mendengarkan perintah

guru, bolos, berpacaran, suka membuang sampah sembarangan, malas belajar

bahkan mencuri. (Observasi, 20 Agustus 2018)

Berdasarkan pengamatan awal (Grandtour) yang dilakukan peneliti

Pondok Pesantren Nurul Yaqin terlihat bahwa guru kurang memperhatikan

masalah kedisiplinan terhadap siswa, seperti (1) Membolos pada mata pelajaran

tertentu; (2) Terlambat belajar dikelas; (3) Berpacaran; (4) Tidak peduli terhadap

kebersihan dan keindahan lingkungan (5) pencurian barang santri lain saat lengah;

(6) Malas belajar.

Page 16: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

4

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian yang akan dituangkan dalam karya ilmiah dengan judul:

Implementasi Kedisiplinan Santri Pondok Pesantren Terhadap Prestasi

Belajar Santri di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Desa Durian Lecah

Kecamatan Sungai Manau Kabupaten Merangin.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula maka perlu

adanya pembatasan masalah yaitu: penelitian ini difokuskan pada implementasi

kedisiplinan santriwati Pondok Pesantren Nurul Yaqin terhadap Prestasi Belajar

santri.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, yang menjadi permasalahan pada

penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana bentuk penerapan kedisiplinan santriwati di Pondok

Pesantren Nurul Yaqin ?

2. Apa kendala yang dihadapi guru dalam implementasi kedisiplinan

santriwati di Pondok Pesantren Nurul Yaqin?

3. Bagaimana upaya mengatasi kesulitan dalam penerapan kedisiplinan

santriwati di Pondok Pesantren Nurul Yaqin?

D. Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bentuk penerapan kedisiplinan santriwati di Pondok

Pesantren Nurul Yaqin.

b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam implementasi

kedisiplinan santriwati di Pondok Pesantren Nurul Yaqin.

c. Untuk mengetahui upaya mengatasi kesulitan dalam penerapan

kedisiplinan santriwati di Pondok Pesantren Nurul Yaqin.

2. Kegunaan penelitian

a. Untuk memberikan bantuan guru-guru dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pendidik dan motivator.

Page 17: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

5

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

b. Untuk menambah ilmu pengetahuan sang penulis betapa pentingnya

kedisiplinan santri.

Page 18: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Pengertian Implementasi

Implementasi adalah suatu poses penerapan ide, konsep, kebijakan,

atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik

berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan

sikap.(Kunandar, 2007: 211) Dalam Oxford Advance learner’s dictionary

dikatakan bahwa implementasi adalah “put something into effect”.(Suwardi,

1990: 67)

Menurut Suwardi Implementasi atau penerapan adalah penggunaan,

pemakaian (aplikasi).(Suwardi, 1990: 67) Dalam kamus bahasa Indonesia

implementasi berarti “pelaksanaan atau penerapan”.(Mulyasa, 2002: 93)

Implementasi merupakan suatu proses ide, kebijakan atau inovasi

dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa

pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. Dalam oxford advance

learner’s dictionary bahwa implementasi adalah “put something into effect”,

(penerapan sesuatu yang memberikan dampak dan efek). (Mulyasa, 2002: 93)

Pengertian implementasi menurut para ahli:

Menurut Nurdin Usman implementasi adalah bermuara pada aktivitas,

aksi, tindakan, atau adalanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan

sekedar aktivitas tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara

sungguh-sungguh bedasarkanacuan norma tertentu untuk mencapai tujuan

kegiatan. Oleh karena itu implementasi tidak berdiri sendiri tetapi

dipengaruhi objek berikutnya.(Nurdin Usman, 2002: 70)

Menurut Guntur Setiawan perluasan aktivitas yang saling

menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya

serta memerlukan jaringan pelakasana, birokrasi yang efektif, implementasi

merupakan proses untuk melaksanakan ide, proses atau seperangkat aktivitas

baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan penyesuaian

Page 19: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

7

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

dalam tubuh birokrasi demi terciptanya suatu tujuan yang bisa tercapai

dengan jaringan pelakasana yang bisa dipercaya.(Guntur Setiawan, 2004: 39)

Menurut Hanifah Harsono implementasi adalah suatu proses untuk

melaksanakan kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik kedalam

administrasi. Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu

program.(Hanifah, 2002: 67)

Dari pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata

implementasi bermuara pada mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme

mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas tetapi suatu

kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan

acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

Sehingga pengertian penerapan di atas dapat dipahami bahwa

penerapan merupakan suatu proses berjalannya suatu bentuk tindakan yang

akan dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait. Dalam hal ini proses, cara,

perbuatan menerapkan maupun perihal mempraktikkan dari apa-apa yang

terdapat dalam pelaksanaan hukuman yang dilakukan di Pondok Pesantren

Nurul Yaqin.

2. Pengertian Kedisiplinan

Disiplin adalah latihan batin dan watak supaya menaati tata tertib atau

kepatuhan pada aturan.(Desi Anwar, 2003: 125)

Disiplin berasal dari bahasa latin Discare yang berarti belajar, dari

kata ini timbul kata disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan

sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa

pengertian.

Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau

tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua, disiplin sebagai

pelatihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berprilaku tertib.

Secara umum ada dua pengertian yaitu:

Pengertian umum disiplin yang pertama adalah control dengan

memaksakan kepatuhan atau perilaku yang tertib. Jika sang guru berpikir

dengan cara ini, yang dimaksudkannya adalah bahwa siswa-siswi

Page 20: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

8

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

memerlukan seseorang untuk mengarahkan, mengendalikan, dan membatasi

perilaku siswa-siswi.

Pengertian umum yang kedua adalah latihan yang mengoreksi dan

menguatkan, implikasinya disini adalah bahwa tujuannya yaitu ‘disiplin diri’

dimana tujuan latihannya adalah untuk memampukan seseorang untuk

mengarahkan dan mengendalikan diri sendri. Sehingga jika hal ini yang

dimaksudkan oelh sang guru, maka dimaksudkan agar siswa dan siswi

sebaiknya mendapatkan pengalaman yang meningkatkan kemampuan

pengendalian diri dan menjadikannya seseorang yang lebih dapat

mengarahkan dirinya.

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan,

kepatuhan dan ketertiban. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat

diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan

mengajar berjalan dengan lancar tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang

kuat bagi setiap santriwati.

Boleh dikatakan hampir semua kegiatan disekolah pada akhirnya

ditujukan untuk membentuk siswa mengembangkan potensi dirinya. Upaya

itu akan optimal jika siswa sendiri secara aktif berupaya mengembangkan

diri, sesuai dengan program-program yang dilakukan oleh sekolah. Oleh

karena itu, sangat penting untuk menciptakan kondisi siswa agar

mengembangkan diri secara optimal sebagai top leader di sekolah, dan kepala

sekolah memegang peran penting dalam menciptakan kondisi

demikian.(Hasbullah, 2006: 121)

Salah satu budaya sekolah yang harus dikembangkan adalah

kedisiplinan. Kedisiplinan bagi siswa sedikit banyak akan mempengaruhi

hasil belajarnya dan kedisiplinan ini harus dimulai dari guru sebagai teladan

yang utama. Contohnya seorang siswa yang memiliki minat belajar tinggi

kemudian memiliki guru yang malas-malasan pergi mengajar, masuk

kedalam kelas tidak tepat waktu, tidak memiliki kemampuan akademis yang

cukup untuk transfer ke anak didik, otomatis minat belajar akan menurun.

Page 21: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

9

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Hal ini menurut Abdullah Al-Darraz sebagaimana dikutip Haidar

Putra Daulay, dikarenakan:

1. Terlalu kognitif, pendekatan yang dilakukan terlalu berorientasi

pengisian otak, memberitahu mana yang baik dan mana yang jelek,

yang sepatutnya dilakukan dan yang tidak sepatutnya, dan

seterusnya.

2. Problema yang bersumber dari anak itu sendiri, yang berdatangan

dan latar belakang keluarga yang beraneka ragam, yang

sebagiannya ada yang sudah tertata dengan baik akhlaknya dirumah

tangga masing-masing dan ada yang belum.

3. Terkesan bahwa tanggung jawab pendidikan agama tersebut berada

di pundak guru saja.

4. Keterbatasan waktu, ketidakseimbangan antara waktu yang tersedia

dengan bobot materi pendidikan agama yang sudah

dirancangkan.(Haidar Putra Daulay, 2004: 220)

Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan

lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya,

dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan

tata tertib yang berlaku di sekolahnya.

Membicarakan tentang displin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan

persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi dikalangan

siswa pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawatirkan, seperti:

kehidupan seks bebas, keterlibatan dalam narkoba, geng motor dan berbagai

tindakan yang menjurus kearah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat

merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum.

Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan

penanggulangannya, dan disinilah arti penting disiplin sekolah. Perilaku

siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor

lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah

merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi

perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang

Page 22: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

10

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

mendidik dan mengajarnya. Tidak sedikit pelanggaran yang dilakukan oleh

kepala sekolah, guru, maupun peserta didik; mulai dari penyalahgunaan dan

bantuan operasional oleh kepala sekolah, pembocoran soal atau kunci

jawaban oleh guru yang bermuara pada tawuran dan perkelahian pelajar,

semua itu disebabkan antara lain karena kurangnya atau lemahnya disiplin

yang memerlukan pembinaan. Hal ini sangat erat kaitannya dengan disiplin

sekolah. Oleh karena itu, dalam upaya untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran, antara lain dapat dilakukan dengan pembinaan disiplin sekolah.

(Mulyasa, 2008: 190)

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia Disiplin adalah: 1) latihan

batin dan watak yang maksimal supaya segala perbuatan selalu mentaati tata

terbib, 2) ketaatan pada aturan dan tata tertib (Purwodarminto, 1996: 254).

Disiplin berasal dari kata yang sama dengan “disciple” yakni seorang

yang belajar dari atau secara suka rela mengikuti seorang pemimpin

(Hurlock:1978:82). Menurut teori ini orang tua dan guru merupakan

pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup

yang menuju kehidupan yang berguna dan bahagia.

Menurut Oteng Sutisna dikutip Yamin dan Maisah disiplin adalah

esensial bagi semua kegiatan kelompok yang terorganisasi. Para anggota

harus mengendalikan keinginan-keinginan pribadi masing-masing dan

bekerja sama untuk kebaikan semua (Martinis Yamin dkk, 2009: 47).

The Liang Gie dalam kamus Administrasi yang dikutip oleh Hendyat

Soetopo merumuskan pengertian disiplin sebagai berikut : “Disiplin adalah

suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabungdalam suatu

organisasi tunduk padaperaturan-peraturan yang telahada dengan rasa senang

hati (Soetopo, 1989: 108).

Ahmad Rohani mengatakan, disiplin adalah setiap hal atau pun

pengaruh yang dibutuhkan untuk membantu seseorang agar dia dapat

memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan juga

penting tentang cara menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan

peserta didik terhadap lingkungannya (Ahmad Rohani, 2004: 133-134).

Page 23: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

11

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Powerbakawatja mengemukakan bahwa Disiplin adalah proses

mengarahkan, mengabdikan kehendak-kehendak langsung, dorongan,

keinginan atau kepentingan-kepentingan, kepada suatu cita-cita, atau tujuan

tertentu untuk mencapai efek yang lebih besar (Syaiful Sagala, 2009: 205).

Menurut Ariwibowo dikutip Yamin dan Maisah Kata Disiplin atau

self-control berasal dari bahasa yunani, dari akar kata yang berarti

menggenggam atau memegang erat. Kata ini sesungguhnya menjelaskan

orang yang bersedia menggenggam hidupnya dan mengendalikan seluruh

bidang kehidupan yang membawanya kepada kesuksesan atau kegagalan

(Martinis Yamin dkk, 2012: 47).

Tinggi rendahnya disiplin kerja pendidik dalam perencanaan

pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran dapat menjadi tolak ukur

terhadap kuantitas dan kualitas prestasi yang di miliki oleh para peserta didik.

Suatu keuntungan lain dari adanya bersikap disiplin adalah peserta didik

belajar hidup dengan membiasakan hal yang baik, positif, dan bermanfaat

dari diri dan lingkungannya.

Dalam arti luas disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang

ditunjukkan untuk membantu peserta didik agar dia dapat memahami dan

menyesuaikan diri dengan tuntunan lingkungannya dan juga penting tentang

cara menyelesaikan tuntunan yang mungkin ingin tunjukkan peserta didik

terhadap lingkungannya.

Disatu sisi, disiplin berarti menekankan pada orang lain supaya patuh

pada kebanyakan orang, kata itu memberikan beberapa bayangan kekerasan,

menggambarkan hukuman, pembalasan, dan bahkan menyakiti. Disisi lain,

“Disiplin” mengacu pada menolong orang melalui bimbingan dan pelatihan.

Seperti Contoh, seseorang yang disiplin adalah seseorang yang mengikuti

ajaran-ajaran dari yang lain (Robert Bagal, 1998: 74).

Menurut Samuel A. Cypert (1991:130) dikutip Yamin dan Maisah

Disiplin diri adalah prinsip yang menyalurkan antusiasme kearah yang benar.

Disiplin diri adalah upaya mengendalikan pikiran, kebiasaan, dan emosi anda.

Kalau seseorang belum dapat menguasai disiplin diri, ia tidak akan sukses

Page 24: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

12

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

dalam bidang apapun juga. Menuntutnya, disiplin diri merupakan sesuatu

yang harus dilatih terus-menerus (Martinis Yamin, 2012: 49).

Cypert lebih menekankan bahwa disiplin merupakan salah satu

persyarat untuk menjadi pemimpin. Untuk dapat berhasil memimpin orang

lain, ia harus terlebih dahulu mampu memimpin diri sendiri dalam hal

pikiran, kebiasaan, dan emosinya (Martinis Yamin dkk, 2012: 50).

Pendidik dalam tugas-tugas pembelajarannya dituntut memiliki

disiplin kerja yang tinggi. Karena tugas professional pendidik tidak dapat

dipisahkan darui pribadi-pribadi lain yang menuntut keteladanan (seperti

siswa, rekan sejawat, kepala sekolah, dan masyarakat). Tinggi rendahnya

disiplin kerja pendidik dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran dapat menjadi ukuran

terhadap kuantitas dan kualitas keluaran (Martinis Yamin dkk, 2012: 50).

Selain itu Webstart’s Dictinory yang dikutip oleh Oteng Sutisna

tersebut memberikan sejumlah definisi tentang disiplin diantaranya:

1. Latihan yang mengembangkan.

2. Pengendalian diri karakter atau keadaan serba teratur dan efisien.

3. Hasil pelatihan serupa itu, pengendalian diri, perilaku yang tertib.

4. Penerimaan atau kepatuhan terhadap kekuasaan dan kontrol.

5. Perlakuan yang menghukum dan menyiksa. (Jejen Musfah, Disiplin,

(http://suaranuraniguru.wordpress.com).

Pengertian diatas mengandung 2 unsur yaitu disiplin positif dan

negatif. Disiplin positif berupa proses hasil pengembangan karakter,

pengendalian diri, keadaan teratur, efesien. Sedangkan disiplin negatif berupa

disiplin yang dilakukan karena adanya ancaman dan hukuman.

Apabila dikaitkan dengan suatu lembaga perguruan tinggi, terutama

dengan keberadaan guru, berarti seorang guru harus memiliki sikap disiplin

dalam menjalankan tugasnya. Disiplin yang dijalankan harus berdasarkan

kesadaran terhadap aturan bukan karena rasa takut akan mendapatkan

hukuman.

Page 25: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

13

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Prinsip-prinsip tentang kekuatan disiplin ini bersifat universal.

Kedisiplinan sudah dilakukan oleh Allah SWT ketika menciptakan dunia ini.

Kedisiplinan juga sudah diteladankan oleh Nabi Nuh ketika ia menerima

perintah Allah SWT untuk membuat bahtera dari kayu gofir dengan ukuran

yang ditetapkan oleh Allah SWT (Heru Susanto, 2011: 122) .

Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri

seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Peraturan di maksud dapat

ditetapkan oleh orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar. Didalam

pembicaraan disiplin ini kita mengenal dua istilah yang pengertian hampir

sama tetapi terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Didalam ilmu

pendidikan yang terdapat pada buku-buku digunakan, dikenal dengan dua

istilah yaitu disiplin dan tanda ketertiban, tetapi ada pula yang menggunakan

istilah siasat dan ketertiban (Suharsimi Arikunto, 1990: 114).

Daniel Goleman dikutip Yamin dan Maisah, menjelaskan bahwa batu

pertama karakter adalah “disiplin diri” kehidupan penuh keutamaan,

didasarkan pada pengendalian diri, disiplin diri akan memunculkan karakter

yang mampu memotivasi dan membimbing diri sendiri dalam menyelesaikan

suatu pekerjaan, kemampuan menunda pemuasan, mengendalikan dan

menyalurkan dorongan untuk bertindak, dan disiplin diri ini tergambar dalam

wujud prilaku yang dapat menyelesaikan berbagai tugas kerja dalam waktu

yang dibutuhkan. Sedangkan menurut Piet Sahertian & Aleida Sahertian

menjelaskan disiplin sebenarnya merupakan akibat dari pengelolaan kelas

yang efektif. (Martinis Yamin dkk, 2012: 47-50).

Dalam aplikasinya, disiplin diri tampak sebagai karakter seseorang.

Kemampuan seseorang untuk memilih sesuatu yang lebih baik atau

menghindari hal-hal yang kurang bermanfaat untuk mencapai suatu

perubahan yang positif adalah wujud dari disiplin.

Karena penerapan disiplin yang baik dan kuat dalam proses

pendidikan akan menghasilkan mental, watak, dan kepribadian yang kuat,

seperti dalam hal siswa belajar membaca, belajar mencintai buku, dan belajar

bagaimana cara belajar dan lain sebagainya.

Page 26: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

14

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Berdasarkan beberapa teori di atas dapat dipahami bahwa disiplin

adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan mereka

belajar. Disiplin yang meliputi ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata

tertib dan sebagainya. Berdisiplin berarti menaati (peraturan tata tertib).

Disiplin dalam bentuk prilaku atau tingkah laku yang sesuai dengan

ketentuan yang berlaku baik yang ditetapkan secara individu ataupun

kelompok sejak aturan itu diterapkan atau diberlakukan. Menegakkan disiplin

tidak bertujuan untuk mengurangi kebebasaan dan kemerdekaan seseorang

akan tetapi sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang lebih besar

kepada ia dalam batas-batas kemampuannya.

Tegaknya disiplin secara konsisten merupakan faktor pertama dan

utama yang dapat menunjang berlangsungnya proses belajar yang baik. Baik

suatu lingkungan belajar mengajar sebenarnya sangat ditentukan oleh disiplin

atau tata tertib yang dilaksanakan secara konsisten (Thursam Hakim, 2003:

44). Kelak diharapkan akan muncul guru-guru yang senantiasa berdisiplin

dalam mengembangkan ilmunya, walaupun tidak lagi dalam posisi sebagai

mahasiswa (Sajidan, 2009: 58).

Imam Taqiyyuddin Al-Razi didalam tafsirnya menyebutkan bahwa

Allah SWT bersumpah dengan waktu, yang mana didalamnya terdapat

banyak keajaiban, karena dengan waktu dapat menyebabkan manusia bahagia

atau sengsara, sehat atau sakit, kaya atau miskin.

Melalaikan waktu adalah suatu kebinasaan. Bisa jadi tanpa kita sadari

waktu akan membunuh kita, jikalau kita lalai dengan waktu, karena waktu

begitu cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali, terus berlari tanpa henti,

terus berputar tanpa kenal lelah dan tidak menghiraukan apa yang

ditinggalkannya. Waktu itu ibarat pedang bermata ganda, bisa mendatangkan

kebahagiaanmu dan bisa pula menjadi bumerang yang mendatangkan

kesengsaraanmu (Kalam Habib, (http://waktu. blogspot. com).

Jadi jika kita tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, maka

kita akan binasa sebagaimana binasanya seseorang yang terkena sabetan

pedang jika dia tidak segera menghindar dan melawannya maka dia (pedang)

Page 27: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

15

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

akan memotong dan menghancurkannya, karena waktu bagaikan pedang yang

membunuh.

Niti Slameto secara umum mengemukakan beberapa faktor yang

mempengaruhi disiplin seseorang:

a) Perasaan Takut

Pendekatan disiplin yang digunakan adalah kekuasaan dan kekuatan.

Hukuman dan ancaman dalam hal ini diberikan kepada pelanggar peraturan

untuk membuatnya jera dan menakutkan, sehingga mereka tidak berbuat lagi

kesalahan yang serupa, yang akhirnya membuat mereka patuh pada peraturan

dan tata tertib yang berlaku.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendekatan disiplin yang

berupa hukuman dan ancaman ini, apabila digunakan akan menjerakan dan

menakutkan bagi sipelanggar. Dan akibatnya akan menjadi disiplin. Namun,

disisi lain disiplin semacam ini dipandang kurang baik, karena ada

kemungkinan ada prilaku tersebut hanya bersifat sementara. Artinya si

pelanggar akan berprilaku disiplin jika ada yang mengawasi sedangkan jika

tidak ada yang mengawasi maka si pelanggar tidak akan berdisiplin.

b) Kebiasaan

Didalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kebiasaan mempunyai 2 arti,

(1) sesuatu yang biasa dikerjakan (2) pola untuk melakukan tanggapan

terhadap situasi tertentu yang dipelajari seseorang individu dan yang

dilakukannya (Departemen Pendidikan, 1999: 129).

Hal ini senada dengan Ummar Hasyim yang berpendapat bahwa:

“Perbuatan yang sering diulang-ulang melakukannya tentulah akan menjadi

kebiasaan. Bila kebiasaan diulang-ulang terus akhirnya akan menjadi watak

seseorang. Dan bila watak itu sudah menjadi cap pada diri orang tersebut

dengan cara mempraktekkan sesuatu perbuatan yang sama, maka orang

tersebut memiliki kepribadian, dan kepribadian itulah yang nantinya akan

membuat orang lain tau siaapa dia itu sebenarnya.”

Dari kutipan diatas, maka jelaslah bahwa betapa pentingnya aspek

kebiasaan ditanamkan dalam seluruh segi kehidupan manusia yang bersifat

Page 28: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

16

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

positif, dan hal itu telah biasa, niscaya kepribadian orang pun akan tampak

secara terang. Tentunya hal ini kebiasaan positif.

Menurut Hurlock disiplin mempunyai empat unsur pokok yaitu:

peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam peraturan tersebut dan

dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan dan memaksakannya,

hukuman untuk pelanggaran peraturan, dan penghargaan untuk perilaku yang

baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku.

Adapun indikator disiplin menurut Singgih D. Gunarsah terdiri dari

tepat waktu, tegas dan bertanggung jawab: dari ciri-ciri tersebut, penulis akan

menjelaskan secara singkat yaitu sebagai berikut:

a) Tepat waktu

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia tepat mengandung arti 1) betul,

lurus, kebetulan benar; 2) benar; 3) tidak ada selisih sedikitpun; 4) betul,

cocok dan 5) betul mengenal. Sedangkan waktu dalam kamus besar Bahasa

Indonesia, saat tertentu untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian tepat

waktu dalam mengajar berarti suatu aktivitas mengajar yang dilakukan sesuai

dengan waktu yang telah ditetapkan atau sesuai dengan aturan.

b) Tegas

Setiap guru hendaknya memiliki sikap tegas, karena dengan memiliki

sikap ini setiap mahasiswa akan patuh dan taat untuk dapat belajar dengan

baik guru yang tegas akan mendorong mahasiswa pada perbuatan yang baik.

c) Tanggung Jawab

Seorang guru harus yakin bahwa pada hakikatnya mengajar atau

mendidik adalah amanat yang sangat suci dan mulia yang diberikan oleh

Allah SWT. Dengan demikian seorang guru memiliki rasa disiplin akan

haknya menjalankan tugas. Adapun tugas dan tanggung jawab guru adalah

mengajar dan mendidik, dengan demikian guru bertanggung jawab terhadap

keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Apabila proses belajar mengajar

dapat dicapai dengan baik, maka guru dapat dikatakan bertanggung jawab.

(Gyimnastiar, 2007: 27)

Page 29: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

17

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Gymnastiar mengajarkan sembilan kiat mengelola waktu, agar kita

bisa membiasakan Disiplin dan memanfaatkan waktu, yaitu: pertama,

biasakan tertib dan teratur. Dalam melakukan sesuatu harus patuh kepada

aturan, kalau mengambil sesuatu kembalikan ke tempat semula, biasakan rapi

dan bersih dalam bekerja, ingat atau beri tanda tempat meletakkan sesuatu

agar tidak lupa disaat dibutuhkan, serta beri ruang agar lalu lintas lancar,

kedua selalu terencana.

Setiap pekerjaan usahakan ada target yang proporsional kalau perlu

tertulis, siapkan cadangan bila target pertama gagal, jangan tergiur dengan

sesuatu yang datang tiba-tiba; ketiga, biasakan bekerja dengan data dan

informasi akurat. Artinya, sebelum melakukan sesuatu, himpun data yang

akurat, bukan ala kadarnya.

Kalau perlu buat dokumentasinya, serta pahami informasi balikannya;

keempat sediakan perangkat yang memadai. Artinya, sebelum melakukan

sesuatu, siapkan alat yang dibutuhkan sesuai dengan kemampuan dengan

mengenali cara pemakaiannya. Kalau akan minta bantuan, serahkan kepada

ahlinya.

Bila selesai bekerja, bersihkan, simpan, dan letakkan alat dalam

keadaan siap digunakan kembali (ready to combat). Siapkan cadangan atau

serap terhadap hal-hal penting serta biasakan merawat peralatan secara

berkala; kelima, jangan menunda atau mengulur waktu . maksudnya , hindari

menunda-nunda waktu karena akan berakibat dengan tergesa-gesa atas

penundaan itu. Mengerjakan sesuatu dalam keadaan tergesa-gesa akan terlalu

besar resikonya; keenam, selalu tepat waktu. Laksanakan sesuatu sesuai

waktu yang ditentukan atau disepakati. Jangan merasa rela atau beruntung

bila menunda sesuatu; ketujuh, usahakan cepat, ringkas, dan selamat, dengan

cara membuat standar waktu yang pantas untuk menyiapkan sesuatu serta

berlatih cepat dan gesit melakukannya; dan kedelapan, biasakan cek dan

ricek, dengan cara membuat daftar yang akan dikerjakan, menandai yang

sudah dilaksanakan, kemudian meneliti kembali setelah selesai (Gyimnastiar,

2007: 28).

Page 30: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

18

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Untuk mendisiplinkan peserta didik, guru harus mempertimbangkan

berbagai situasi, dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh

karena itu, disarankan kepada guru untuk melakukan hal-hal berikut:

1. Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu catatan

kamulatif.

2. Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung, misalnya

melaui daftar hadir dikelas.

3. Mempertimbangkan lingkungan pembelajaran dan lingkungan peserta

didik.

4. Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan tidak

bertele-tele.

5. Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam

pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi banyak

penyimpangan. (Rohiat, 2008: 22-23)

Pada kesimpulannya kedisiplinan merupakan salah satu jalan untuk

menertibkan santri khususnya di lingkungan sekolah dengan cara mengontrol

dan mengawasi perilaku santri.

3. Pengertian Pondok Pesantren

Menurut M. Arifin Pondok Pesantren adalah suatu lembaga

pendidikan agama islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar dengan

sistem asrama. Para santri menerima pendidikan agama melalui sistem

pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan

kepemimpinan seorang atau beberapa orang kiai. (Rohiat, 2008: 240)

Kemudian lembaga research Islam mendefenisikan pondok pesantren adalah

suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam menerima pelajaran-

pelajaran agama Islam sekaligus tempat berkumpul dan tempat tinggal para

santri tersebut. (Rohiat, 2008: 52)

Mujammil Qomar, menyatakan bahwa pondok pesantren memiliki

persepsi yang plural. Pondok pesantren dapat dipandang sebagai lembaga

ritual, lembaga pembinaan moral, lembaga dakwah, dan yang paling populer

adalah sebagai institusi pendidikan Islam yang mengalami proses romantika

Page 31: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

19

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

kehidupan dalam menghadapi berbagai kehidupan dalam menghadapi

berbagai tantangan internal maupun eksternal.(Mujammil Qomar, 2005: 2)

Menurut tradisi umum pondok pesantren, pengetahuan seseorang

diukur dari jumlah buku yang telah dipelajarinya dan kepada ‘ulama’ siapa

seseorang telah berguru. Jumlah buku dalam tulisan arab yang ditulis oleh

para ulama terkenal yang harus dibaca telah ditentukan oleh lembaga-

lembaga pondok pesantren kemudian masing-masing kiai dari berbagai

pondok pesantren biasanya mengembangkan diri untuk memiliki keahlian

dalam cabang pengetahuan tertentu, kitab-kitab yang mereka baca pun cukup

terkenal. Dengan demikian homogenitas pandangan hidup keagamaan terbina

dengan baik, tetapi disamping itu sifat kekhususan seorang kiai juga dapat

tersalurkan. Pondok pesantren Tremas di Pacitan misalnya, terkenal dengan

kiai-kiai yang ahli dalam tata Bahasa Arab; K.H. Hasyim Asy’ari dari

Tebuireng terkenal dalam ilmu Hadits, sedangkan pondok pesantren Jampes

di Kediri terkenal dengan kiai-kiai yang ahli dalam bidang tasawuf.

Kemasyhuran seorang kiai dalam jumlah maupun mutu kitab-kitab yang

diajarkan sebuah pondok pesantren menjadi faktor pembeda antara satu

pondok pesantren dengan pondok pesantren yang lain. (Mujammil Qomar,

2005: 22)

Kegiatan pembelajaran di lingkungan pondok pesantren berbeda

dengan kegiatan pembelajaran di sekolah formal, hal yang demikian ini sesuai

dengan pendapat Abdur Rahman Shaleh, bahwa:

“Pondok pesantren memiliki ciri sebagai berikut: 1) ada kiai yang

mengajar dan mendidik, 2) ada santri yang belajar dari kiai, 3) ada masjid, 4)

ada pondok atau asrama tempat para santri bertempat tinggal. Walaupun

bentuk pondok pesantren mengalami perkembangan karena tuntutan

kemajuan masyarakat, namun ciri khas seperti yang disebutkan selalu nampak

pada lembaga pendidikan tersebut. Sistem pendidikan pondok pesantren

terutama pada pondok pesantren yang asli (belum dipengaruhi perkembangan

dan kemajuan pendidikan) berbeda dengan sistem lembaga-lembaga

pendidikan lainnya.(Abdur Rahman, 2003: 10)

Page 32: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

20

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Ketika kita mau menelusuri lebih jauh lagi tentang apa itu sebenarnya

pesantren, tentu akan muncul begitu banyak arti dan pendapat tentang

pesantren. Dari sekian pengertian di atas disini penulis mencoba menarik

kesimpulan, bahwa pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam

tradisional yang mempunyai ciri khusus yang telah mengembangkan diri dan

ikut serta dalam pembangunan bangsa serta berperan dalam proses

penyebaran agama Islam di Indonesia sejak sebelum kemerdekaan hingga

saat ini.

B. Studi Relevan

1. Penelitian Istiaomah (TP. 070 639) tahun 2011 mengenai mengenai peran

guru mata pelajaran Aqidah Akhlak Dalam Meningkatkan Kedisiplinan

Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Bustanul Huda Desa Pagar Puding

Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo. Dalam penelitiannya dapat

disimpulkan bahwa Siswa masih lemahnya kemampuan siswa dalam

belajar sehingga cenderung tidak tidak terkontrol perilakunya. Siswa

kurang introspeksi diri dalam melaksanakan peraturan disiplin di kelas,

seperti ada siswa yang membawa handphone, sehingga membuat anak

kurang nyaman dan konsentrasi terganggu karena handphone tidak

dimatikan saat belajar. Masih lemahnya hukuman siswa. Rendahnya

dukungan sebahagian orang tua dalam menyelesaikan masalah akhlak

siswa yang buruk.

Permasalahan yang terlihat, sehubungan dengan penegakan

kedisiplinan siswa dalam meningkatkan proses pembelajaran, dimana

keseharian di sekolah dari semua siswa kelas VIII, sebagian besar belum

menunjukkan kedisiplinan sebagaimana mestinya.

2. Penelitian Hamida (TP. 080 221) Mengenai Perhatian Guru Terhadap

Kedisiplinan Siswa di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Karya

Pembangunan (PKP) Al-Hidayah Kota Jambi. Dalam penelitiannya dapat

disimpulkan bahwa Sering terjadinya siswa-siswi berpacaran di

lingkungan sekolah. Sering mengabaikan dan pelanggaran tata tertib.

Page 33: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

21

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Tidak peduli terhadap kebersihan dan lingkungan sekolah Membolos pada

pelajaran tertentu.

Permasalahan yang terlihat sehubungan yang terjadi di sekolah

pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering

ditentukan menentang dari pelanggaran tingkat ringan hingga tingkat

tinggi, seperti kasus bolos, perkelahian, tawuran, pencurian keluar arena

sekolah dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.

Dari beberapa penelitian di atas maka terdapat persamaan dan

perbedaan dengan penelitian yang akan saya lakukan, yaitu:

1. Persamaan

Persamaaannya adalah penelitiannya mengenai peran kedisiplinan

siswa di sekolah tertentu. Di dalam penelitian ini sama-sama membahas

bahaimana cara meningkatkan kedisiplinan siswa siswi.

2. Perbedaan

Dari hasil penelitian saya dengan penelitian di atas terdapat

perbedaan dalam upaya yang dilakukan para guru serta terdapat kendala

yang berbeda pula. Di dalam penelitian saya kendala yang dihadapi oleh

guru atau pimpinan itu pada umumnya disebabkan oleh pengaruh

lingkungan dan kurangnya kedisiplinan (tata tertib).

Sedangkan pada penelitian-penelitian yang menjadi studi relevan

dia atas kendala yang dihadapi guru atau pimpinan selain selain faktor

kesibukan kenakalan anak atau siswa-siswi dan pengaruh lingkungan anak

menjadi faktor.

Adapun usaha yang dilakukan oleh para guru dalam penelitian saya

yaitui dengan selalu memberikan nasehat dan teguran kepada santriwati

(hukuman). Sedangkan di dalam penelitian yang menjadi studi relevan

para guru cenderung otoriter dalam usaha guru dalam meningkatkan

kedisiplinan siswa-siswi.

Page 34: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

22 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Durian Lecah Kecamatan Sungai Manau Kabupaten

Merangin. Pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif yang dilihat dari sudut pandang pendidikan dengan mengkaji tentang

implementasi kedisiplinan di pondok pesantren Nurul Yaqin Desa Durian Lecah

kecamatan Sungai Manau kabupaten Merangin

B. Jenis Dan Sumber data

1. Jenis data

a. Data primer

Pengumpulan data primer tetap dilakukan dengan menggunakan tenaga

pembantu, asalkan penelitian telah menghayati permasalahan yang dihadapi

atau telah menemukan objek penelitiannya. Data primer adalah data yang

diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.

Data tersebut menjadi data sekunder kalau dipergunakan orang yang tidak

berhubungan langsung dengan penelitian yang bersangkutan.(Lexy J. Moleong,

2004: 90) Data primer yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah data

tentang tentang implementasi kedisiplinan siswa siswi di Pondok Pesantren

Nurul Yaqin Desa Durian Lecah Kecamatan Sungai Manau Kabupaten Merangin.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, koran

keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. (Lexy J. Moleong, 2004: 91) Data

sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil mengenai gambaran

umum tentang implementasi kedisiplinan siswa siswi di Pondok Pesantren Nurul

Yaqin Desa Durian Lecah kecamatan Sungai Manau kabupaten Merangin seperti:

1) Historis dan geografis

2) Struktur organisasi

3) Keadaan guru, karyawan dan siswa

4) Keadaan sarana dan prasarana

Page 35: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

23

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

2. Sumber Data

Sumber data adalah dimana data diperoleh.(Amirul Hadi, 2004: 122)

Sedangkan sumber data dalam penelitian ini terdiri dari orang dan dokumentasi

meliputi:

a. Kepala sekolah

b. Waka kesiswaan

c. Guru-guru

d. Santriwati

C. Setting Dan Subjek Penelitian

1. Setting penelitian

Lokasi penelitian ini di tentang implementasi kedisiplinan siswa siswi di

Pondok Pesantren Nurul Yaqin Desa Durian Lecah kecamatan Sungai Manau

kabupaten Merangin, dengan alasan sekolah ini adalah sekolah yang masih

dihadapkan pada permasalahan kedisiplinan santriwati .

2. Subjek penelitian

Pada penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah santri-santri,

kepala Madrasah, guru, waka kesiswaan dan guru bidang keamanan di Pondok

Pesantren Nurul Yaqin Desa Durian Lecah kecamatan Sungai Manau kabupaten

Merangin.

Penentuan subjek didasarkan dengan tekhnik purposive sampling. Purposive

sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan

sampel yang di perlukan. Dalam bahasa sederhana purposive sampling itu dapat

dikatakan secara sengaja mengambil sampel tertentu (jika orang maka berarti orang-

orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat, karakteristik, ciri, kriteria) sampel.

Sebagai keyinforman yaitu guru bidang keamanan di Pondok Pesantren Nurul Yaqin

Desa Durian Lecah. Adapun sebagai responden ditetapkan santri-santri di Pondok

Pesantren Nurul Yaqin Desa Durian Lecah sebagai informan tambahan.

D. Metode pengumpulan Data

1. Observasi

“Metode observasi atau disebut juga dengan pengematan merupakan

kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh

indera”(Suharsimi, 2006: 156) Penulis menggunakan metode observasi partisipan

untuk melihat tentang implementasi kedisiplinan siswa siswi di Pondok Pesantren

Nurul Yaqin Desa Durian Lecah kecamatan Sungai Manau kabupaten Merangin.

Langkah-langkah yang dilakukan:

a) Mengamati sistem pendidikan dalam Pondok Pesantren Nurul Yaqin Desa

Durian Lecah.

Page 36: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

24

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

b) Mengamati bentuk pelaksanaan dan kegiatan dalam meningkatkan kedisiplinan

di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Desa Durian Lecah.

c) Memperhatikan metode-metode yang diterapkan guru dalam menerapkan

kedisiplinan di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Desa Durian Lecah.

d) Memperhatikan kebijakan-kebijakan pihak pesantren dalam mengatasi

permasalahan soal kedisiplinan.

2. Wawancara

‘’Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

untuk memperoleh informasi dari terwawancara”(Suharsimi, 2006: 156)

Wawancara tidak terstruktur penulis gunakan sebagai instrumen pelengkap

observasi untuk pengumpulkan data dilapangan implementasi kedisiplinan

santriwati di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Desa Durian Lecah kecamatan

Sungai Manau kabupaten Merangin, seperti:

a. Bentuk penerapan kedisiplinan di Pondok Pesantren Nurul Yaqin

b. Kendala yang dihadapi guru dalam implementasi kedisiplinan di Pondok

Pesantren Nurul Yaqin.

c. Upaya mengatasi kesulitan dalam penerapan kedisiplinan di Pondok

Pesantren Nurul Yaqin

3. Dokumentasi

Dokumentasi sebagai “…cara mencari data mengurai hal-hal atau

variabel-variabel yang merupakan catatan manuskrif, buku, surat kabar,

majalah, notulen rapat, prasasti, legger agenda dan sebagainya.”(Suharsimi,

2006: 231) Dokumentasi penulis gunakan sebagai Instrumen utama untuk

memproleh semua data-data yang berhubungan dengan gabaran umum

implementasi kedisiplinan santriwati di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Desa

Durian Lecah kecamatan Sungai Manau kabupaten Merangin, seperti:

a. Historisdan geografis

b. Struktur Organisasi

c. Keadaan guru, karyawan dan siswa

d. Keadaan sarana dan prasarana .

E. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data, maka penulis menggunakan analisis data kualitatif. Data

kualitatif ini akan dianalisis dengan:

1. Analisis Domain

Page 37: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

25

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang

umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau objek penelitian. Data

diperoleh dari grand tour. Hasilnya berupa gambaran umum tentang objek yang

diteliti, yang sebelumnya belum pernah diketahui. Dalam analisis ini informasi yang

diperoleh belum mendalam, masih dipermukaan, namun menemukan domain-

domain atau katagori dari situasi sosial yang diteliti.(Sugiono, 2007: 349) Analisis

domain ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan

penelitian secara garis besarnya yaitu mengenai implementasi kedisiplinan pondok

(studi kasus di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Desa Durian Lecah Kecamatan

Sungai Manau Kabupaten Merangin)

2. Analisis Taksonomi

Setelah peneliti melakukan analisis domain, sehingga ditemukan domain-

domain atau kategori dari situasi sosial tertentu, maka selanjutnya domain yang

dipilih oleh peneliti ditetapkansebagai fokus penelitin. Perlu diperdalam lagi melalui

pengumpulan data di lapangan. Pengumpulan data dilakukan secara terus menerus

melalui pengamatan. Wawancara mendalam dan dokumentasi sehingga data yang

terkumpul menjadi banyak. Oleh karena itu pada taha ini diperlukan analisis lagi

yang disebut dengan taksonomi.(Sugiono, 2007: 356) Analisis taksonomi ini

digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan penelitian secara

garis besarnya yaitu mengenai implementasi kedisiplinan pondok (studi kasus di

Pondok Pesantren Nurul Yaqin Desa Durian Lecah Kecamatan Sungai Manau

Kabupaten Merangin)

3. Analisis Komponensial

Pada analisis komponensial yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain

bukanlah keserrupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan atau

yang kontras. Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang

terseleksi. Dengan teknik pengumpulan data yang bersifat triangulasi tersebut,

sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada setiap elemen akan dapat

ditemukan.(Suharsimi, 2006: 359) Analisis komponensial ini digunakan untuk

menganalisis data yang diperoleh dari lapangan penelitian secara garis besarnya

yaitu: mengenai implementasi kedisiplinan pondok (studi kasus di Pondok Pesantren

Nurul Yaqin Desa Durian Lecah Kecamatan Sungai Manau Kabupaten Merangin).

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

1. Perpanjangan Waktu Peneliti.

Dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang

sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri

pada hal-hal tersebut secara rinci.(Yanti, 2013: 17)

2. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai perbandingan terhadap data itu. (Lexy J. Moleong, 2004: 330) Penelitian ini

menggunakan triangulasi dengan sumber membandingkan dan mengecek balik

derajat keperayaan/informasi yang diperoleh melalui waktu penelitian kualitatif. Hal

ini dapat dicapai dengan jalan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

Page 38: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

26

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan orang

berpendidikan.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan. (Lexy J. Moleong, 2004: 330)

Page 39: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

27

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

G. Jadwal Penelitian

Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dilapangan yang sesuai dengan perencanaa sebelumnya, maka

penulis membuat jadwal kegiatan penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Peneilitan

Catatan : jadwal sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan keperluan.

No Kegiatan Oktober

2017

November

2017

Februari

2018

Juni

2018

Juli

2018

Agustus

2018

September

2018

Oktober

2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan dosen

pembimbing

x

2 Bimbingan proposal x x x

3 Seminar proposal x

4 Perbaikan proposal x x

5 Pengurusan izin

riset

x x

6 Pelaksanaan riset x x x

7 Penyusunan data x x

8 Penulisan skripsi x x x x

9 Konsultasi dan

perbaikan skripsi

x x X

10 Penyempurnaan x x

11 Penggandaan

skripsi

Page 40: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

28 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umun

1. Sejarah Pondok Pesantren Nurul Yaqin

Kilas balik Pondok pesantren Nurul Yaqin Sungai Manau dapat

diurut dalam empat periode. Secara singkat dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Periode Sosialisai gagasan (tahun 1957-1958)

Berdirnya pondok pesantren Nurul Yaqin Sungai Manau tidak

terlepas dari ide serta perenungan dari KH.Abdur Rahman.S (Pendiri

sekaligus Pimpinan) yang diilhami Firman Allah Surah Al-Hujurat: 15,

dipenghujung tahun 1957. Kendala terbesar yang dihadapi dalam

realisasi gagasan itu adalah disamping KH.Abdur Rahman.S masih

belajar juga kesulitan untuk mencari Donatur yang bisa diajak untuk

kerja sama. Sosialisasi ide dilakukan di berbagai kesempatan

khususnya kepada seluruh guru-guru yang berada di Durian

Lecah.Kondisi terus berlanjut sampai akhir tahun 1958. Pada tahun itu

mulai mendapat respon positif dari guru-guru dan para donatur yang

berada di Sungai Manau dan juga respon tersebut juga disampaikan

dari guru-guru di pondok pesantren Musthafawiyah Purba Baru

Medan, dan Pondok Darul Falah Aceh Utara yang diwujudkan dengan

melaksanakan awal pendirian Pondok Pesantren.

b. Periode Awal Pendirian Pondok Pesantren (1958)

Tepatnya tanggal 21 April 1958KH.Abdur Rahman.S

dipecayakan untuk memimpin Pondok Pesantren Nurul Yaqin Sungai

Manau, pada tanggal 03 September 1994maka keluarlah izin

operasional Pondok Pesantren Nurul Yaqin Sungai Manau dengan

akta Notaris dari Burhanuddin, SH No.1 Tahun 1994. Selanjutnya

setahun kemudian tepatnya pada tanggal 05 September 1994 resmilah

berdirinya Pondok Pesantren Nurul Yaqin Sungai Manau.

Page 41: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

29

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

c. Periode Perkembangan (1994-sekarang)

Semenjak Periode ini Pondok Pesantren Nurul Yaqin Sungai

Manau mulai berangsur berkembang di bawah kepemimpinan

KH.Ahmad Sabri.AR Pada tahun 2006 dibuka Program Tsanawiyah

(MTs) dan diikuti Program Aliyah tahun 2008. Hal ini dilakukan untuk

memberi kesempatan yang lebih luas kepada santri dan santriwati

Kecamatan Sungai Manau dan sekitarnya agar dapat melanjutkan

pendidikannya ke Perguruan Tinggi baik swasta maupun negeri.

Penerapan Kurikulum Pondok Pesantren Nurul Yaqin, Depag dan

Diknas dilakukan secara integral. Arah Pendidikan Pondok Pesantren

Nurul Yaqin semakin terarah berdasarkan visi, misi tujuan dan rencana

strategis yang dicanangkan tahun ajaran 2009/2010.

2. Jiwa Pondok Pesantren

Nilai-nilai positif yang senantiasa ditanamkan di pondok Pesantren

Nurul Yaqin terimplementasi pada panca Jiwa Pondok sebagaimana

Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Medan, dan Pondok

Pesantren Darul Falah Aceh Utara.Penyikapan nilai tersebut bukan saja

dilakukan oleh setiap guru, santri, karyawan dan keluarga Pondok

melainkan juga harus disikapi oleh Pondok Pesantren Nurul Yaqin sebagai

lembaga Pendidikan.Lima jiwa yang memotivasi seluruh gerak pondok

pesantren Nurul Yaqin sebagai lembaga pendidikan.

3. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

1. Sebagai Pusat Pendidikan Islam

2. Terwujudnya Santri sebagai kader ulama yang berbakti kepada

Nusa, bangsa dan agama.

3. Teriptanya santriyang berakhlaq Mulia dan berbudi tinggi.

4. Terwujudnya santri yang mampu menguasai dan memahami kitab

kuning, serta pengemban ilmupengetahuan dan masyarakat yang

berjiwa pesantren.

b. Misi

Page 42: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

30

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

1. Melaksanakan pendidikan untuk membentuk pribadi yang berbudi

tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berfikiran bebas.

2. Melakukan pendalaman dan pengembangan ilmu keislaman.

3. Melakukan pendalaman dan pemahaman kitab-kitab kuning.

4. Melakukan pemberdayaan masyarakat yang sinergi, partisipatif,

kooperatif dalam bidang keagamaan, ekonomi dan sosial budaya.

c. Tujuan

Adapun tujuan berdirinya Pondok Pesanten Nurul Yaqin

Sungai Manau adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan Santri dalam ilmu agama dan

menjadikan Santri disiplin di segala hal.

2. Meningkatkan pengetahuan Santri untuk mengembangkan diri

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

budaya yang didasari ajaran Islam.

3. Meningkatkan kemampuan Santri sebagai anggota masyarakat

dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan sosial, budaya

dan alam sekitarnya dijiwai ajaran islam.

4. Mencetak manusia yang siap pakai, beriman, bertaqwa, dan

menjadikan mereka yang “Bertafwaauh Fiddin” serta paham

tentang hukum-hukum Islam.

d. Dasar

1. Pondok Pesantren Nurul Yaqin Sungai Manau Kec. Air Hitam

berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dan

mengacu pada sistem Pendidikan Nasional.

2. Pondok Pesantren Nurul Yaqin berdasarkan Al-Quran, Al-Hadits,

Ijma’ para ulama dan Qiyas.

4. Sistem Pendidikan

Pendidikan klasikal berasrama yang memadukan Tri Pusat

Pendidikan dalam sistem pembinaan 24 jam. Pendidikan yang

dilaksanakan di pondok pesantren Nurul Yaqin Sungai Manau, meliputi

program:

Page 43: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

31

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

a. Program non Formal:

1) Ma’had:

a) Tingkat Dasar yaitu Pesantren Tingkat Ula

b) Tingkat Lanjutan yaitu Pesantren Tingkat Wustha

c) Tingkat Menengah yaitu Pesantren Tingkat Ulya

d) Tingkat Atas yaitu Thuatiah (Kelas VII)

e) Bustanul Muhaqqiqin (Ma’had Aly)

2) Majelis Ta’lim

3) PAMI

b. Program Formal

1) Madrasah Tsanawiyah (MTs)

2) Madrasah Aliyah (MA)

c. Program Wajar Dikdas:

1) Pondok Pesantren Jenjang Ula (6 tahun)

2) Pondok Pesantren Jenjang Wustha (3 tahun)

d. Program Diniyah

1) Madrasah Diniah Takmiliyah Awaliyah

2) Madrasah Diniah Takmiliyah Wustha

3) Madrasah Diniah Takmiliyah Ulya

Kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum pondok pesantren

Nurul Yaqin, Kurikulum Depag dan Kurikulum Diknas secara terpadu.

e. Kegiatan Ekstra Kurikuler:

1) Qiro’atul Quran

2) Diskusi Ilmiah

3) Muhadharoh (pidato tiga bahasa; Indonesia, Arab dan Inggris)

4) Keterampilan Dasar Komputer dan Multimedia

5) Kaligrafi

6) Seni Lukis

7) Tata Busana/Tata Boga

8) Seni Musik dan Rebana

9) Bela Diri

Page 44: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

32

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

10) Olahraga (Bola Kaki, Voli, Basket, Tenis Meja, Badminton, Sepak

Takraw dll)

11) Pramuka

12) Keterampilan Menjahit

13) TPSA dan Barzanji Marhaban dan Sholawat

5. Kurikulum dan Silabus

Selaras dengan tujuan institusionalnya yakni membina dan

membentuk kader-kader ulama dan kader umat yang konsen dan komit

terhadap masa depan Islam, maka lembaga ini menyusun komposisi

kurikulum pendidikan dan pengajaran sebagai berikut:

a. Komponen Kurikulum Pondok Pesantren Nurul Yaqin

Tabel 4.1Komponen Kurikulum

No Komponen Bid. Studi/Jenis Kegiatan Buku, Teks Rujukan/ket.

1 Kitab Kuning/Arab

a. Nahwu

b. Shorof

c. Fiqh

d. Tauhid

e. Tasawuf

f. Akhlaq

g. Tafsir

h. Hadits

i. Tarikh

j. Mantiq

k. Bayan

l. Ma’ani

m. B. Arab

n. Badi’

o. Imla’

p. Khot

q. Tajhizul Mayit

r. Ilmu Tafsir

s. Ushul Fiqh

t. Musthalah Hadits

u. Ilmu Faraid

v. Ilmu ‘Arud

w. Tajwid

x. Mahfuzat

- Kurikulum Pondok

Pesantren Nurul

Yaqin Sungai

Manau.

- Bidang studi

tersebut

disesuaikan dengan

tingkat kompetensi

santri.

2 Buku Pelajaran Pokok MTs dan a. Matematika

b. Bahasa Indonesia Kurikulum Diknas dan Depag

Page 45: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

33

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

MA c. Bahasa Inggris

d. PKn

e. IPA Terpadu

f. IPS Terpadu

g. Penjas

h. TIK

i. Fiqh

j. SKI

k. Bahasa Arab

l. Sejarah Nasional

m. Ekonomi

n. Sosiologi

o. Antropologi

p. Tata Negara

q. Aqidah Akhlak

r. Al-Quran Hadits

s. Ulumul Quran

t. Kesenian

(MTs dan MA)

3 Ilmu Pendidikan

a. At-Tarbiyah Wat Ta’lim

b. At-Tarbiyah Al-Amaliyah

c. Sejarah Pendidikan

d. Ilmu Jiwa Perkembangan

e. Praktek Mengajar

Kurikulum dan Program Pondok

Pesantren Nurul

Yaqin

(Dokumentasi Pondok Pesantren, 2016)

b. Tenaga Kependidikan

Salah satu ciri khas yang melekat dan menjadi trde mark

Pondok Pesantren Nurul Yaqin adalah memposisikan para gurunya

sebagai pendidik dan pengajar bagi anak didiknya. Singkat kata guru

sekaligus orang tua santri yang digugu dan ditiru segala aspek dan

sepak terjangnya dan perilakunya sehari-hari, sehingga apa yang

dilihat, didengar, dirasakan dan dipikirkan para santri adalah hal-hal

yang bernuansa dan bernafaskan ajaran luhur Islam. Kondisi ideal dan

objekrtif ini selalu diusahakan dan dipertahankan keberadaannya.

Atas dasar pemikiran di atas Pondok Pesantren Nurul Yaqin

Sungai Manau selalu menjaga komposisi guru Pondok Pesantren

dengan Guru, hal ini tampak jelas sebagai berikut:

Page 46: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

34

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Tabel 4.2Nama-nama Tenaga Pengajar

No Nama Guru Jabatan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

KH. Ahmad

Sabri.ARKH.Jalaluddin.LC

A. Rahim.S.Pd.I.MPd

Zaharuddin

M.Sobirin

Hamidi Ali.S.Pd.I

M.Isa

M.Amin

Siti Zahroh

H.Jalaluddin

A. Rahim.S.Pd.I.MPd

Zaharuddin

M.Kamil.SPd.I

Siti Asiah

Hamidi Ali.S.Pd.I

A.Rahim.S.Pd.I.MPd

Ketua/pimpinan

Wakil Ketua

Sekretaris Umum

Wa.Sek

Bendahara

Bag.Pendidikan

Bag.Ibadah

Bag.Keamanan

Bag.Asrama

Bag.Ekonomi

Balitbang

Koordinator salafiah

Ula

Koordinator salfiah

wustho

Koordinator Panti

Jompo

Koordinator panti

anak

Kepala MTs

Kepala MA

(Dokumentasi Pondok Pesantren, 2016)

c. Keadaan Sarana Fisik dan Fasilitas Penunjang Lainnya

Sarana dan prasarana fisik bangunan serta fasilitas penunjang

proses kegiatan pendidikan dan pengajaran sampai saat ini masih

sangat memprihatinkan, namun tidak mengurangi semangat dan

dedikasi para pendidik dan pengasuh dalam mendidik, mengajar serta

membina kader-kader umat. Sarana dan prasarana serta fasilitas

penunjang lainnya yang tersebut di atas tergambar sebagai berikut:

Page 47: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

35

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Tabel 4.3Sarana dan Prasarana

No Jenis Ruangan atau

Bangunan

Permanen (Unit) Seni Permanen (Unit) Darurat (Unit) Jml. (Unit)

Baik Rusak Ringan Rusak Berat Baik Rusak Ringan Rusak Berat Baik Rusak Ringan Rusak berat

1 Ruang Kelas 2 1 3 6

2 Asrama Putri 3 3

3 Asrama Putra 3 3

4 Musholla/Masjid 1 1

5 WC. Guru 1 1

6 Rumah Kepala 1 1

(Dokumentasi Pondok Pesantren, 2016)

d. Usaha-usaha Pondok dalam Usaha Meningkatkan Kualitas Guru

dan Kesejahteraannya Serta Penambahan Fasilitas Bangunan

Fisik

1) Usaha Peningkatan Guru:

a) Mengikutsertakan para guru dalam program penataran yang

diadakan oleh kanwil Depag Provinsi Jambi.

b) Mengadakan evaluasi kepengasuhan dan proses KBM rutin

setiap minggu.

c) Memberi kelonggaran kepada guru untuk mengikuti program

sarjana dan pasca sarjana.

2) Usaha-usaha peningkatan kesejahteraan guru; Untuk sementara

sekarang belum ada usaha dan kegiatan untuk kesejahteraan guru.

3) Usaha-usaha ekonomi pondok penunjang peningkatan seluruh

komponen pondok: untuk sementara sekarang belum memiliki

ekonomi untuk penunjang peningkatan komponen pondok

pesantren.

e. Beberapa Proses Kegiatan yang Tidak Berjalan Optimal

1) Manjemen Organisasi yang kurang efektif.

2) Kesenjangan antara kurikulum potensial pondok dengan

kurikulum aktual.

Page 48: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

36

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

3) Terbatasnya guru bidang studi agama maupun umum.

4) Rekrutmen peserta didik yang selektif.

5) Penambahan dan rehabilitas sarana dan prasarana serta fasilitas

penunjang proses dan KBM yang kurang proporsional.

f. Faktor-faktor potensial dalam usaha melakukan perbaikan dan

perkembangan

1) Pimpinan pondok berkuasa penuh dalam menetapkan dan

memutuskan suatu kebijakan internal maupun eksternal pondok

pesantren/lembaga.

2) Struktur organisasi dengan Job deskripsi yang jelas.

3) Adanya keterampilan harmonis Tri Pusat pendidikan dengan pola

pembinaan 24 jam.

g. Faktor-faktor penghambat dalam usaha memanfaatkan potensi

yang ada serta optimalisasinya

1) Kendala Internal Lembaga:

a) Belum sempurnanya penyusunan tujuan instrusional umum

dan khusus kurikulum pondok.

b) Sistem evaluasi dan bimbingan studi belum terlaksana sesuai

dengan pedoman yan ada.

c) Belum terpenuhinya sarana dan fasilitas penunjang KBM yang

ideal.

d) Kurang optimalnya peran serta guru dalam proses pendidikan

dan pengajaran.

e) Kesejahteraan guru yang belum ada untuk menunjang KBM.

f) Sarana fisik bangunan yang masih sangat sederhana dan

bersifat darurat.

2) Faktor Eksternal Lembaga:

a) Penyesuaian kalender program kurikulum pondok dengan

kurikulum tahunan Depag/Diknas.

Page 49: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

37

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

b) Keinginan orang tua santri yang terlalu optimis akan

kesuksesan anaknya tanpa memperdulikan latar belakang dan

kompetensi akademiknya.

c) Sulit memperdulikan persepsi antara pihak pondok pesantren

dengan pihak orang tua santri tentang tujuan pondok

pesantren.

B. Temuan Khusus

1. Implementasi Kedisiplinan di Pondok Pesantren Nurul Yaqin

Berbicara masalah disiplin pada dasarnya sangatlah penting terutama

dalam lingkungan pendidikan. Tumbuhnya sikap kedisiplinan bukan

merupakan peristiwa mendadak yang terjadi sekeika. Kedisiplinan pada diri

seseorang tidak dapat tumbuh tanpa adanya intervensi dari pendidik, dan

itupun dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis di

Pondok Pesantren Nurul Yaqin, berikut ini dipaparkan implementasi

kedisiplinan di Pondok Pesantren Nurul Yaqin, yaitu:

a. Membiasakan Sikap Disiplin dari semua lini

Disiplin menggambarkan sikap mental yang tercermin dalam tingkah

laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan

terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma, dan kaidah yang berlaku. Pada

dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar dan

mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaanya. Disiplin

merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai, untuk itu dosen

memerlukan pemahaman tentang landasan ilmu kependidikan sebab saat ini

terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin.

Sebenarnya sikap disiplin ini atau kebiasaan disiplin yang ditanamkan

oleh orang tua dan orang-orang dewasa di dalam lingkungan dewasa di dalam

kingkungan keluarga, akan terbawa oleh anak dan sekaligus akan

memberikan warna terhadap perilaku kedisiplinannya kelak. Latihan-latihan

sederhana seperti: kebiasaan bangun pagi, melipat selimut dan merapikan

Page 50: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

38

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

tempat tidurnya sendiri, segera menuju ke kamar mandi setelah mengatur

tempat tidur, mencuci tangan dan kaki begitu tiba di rumah sehabis

bepergian, menggosok gigi dan membersihkan dirinya sebelum tidurserta

lain-lain kebiasaan baik, akan merupakan bagian integral dari sikap

kedisiplinan setelah menyatu dengan proses internalisasi nilai-nilai yang

tanpa maupun dengan sengaja ditanamkan kepada Santri. Pembentukan sikap

kedisiplinan yang dibawa dari lingkungan ini akan merupakan modal besar

bagi pembentukan sikap kedisiplinan lingkungan sekolah.(Observasi, 28

Agustus 2018)

Dengan bertambahnya lingkungan Santri yang semula hanya

lingkungan keluarga dan setelah mereka memasuki sekolah lalu bertambah

dengan lingkungan baru yaitu lingkungan sekolah, akan bertambah pula butir-

butir kedisiplinan yang lain. Ketepatan datang di sekolah, mendengar bunyi

bel sebagai salah satu bentuk peraturan untuk masuk, pergantian jam

pelajaran dan keluar kelas dalam kehidupan di sekolah, merupakan contoh

bentuk kedisiplinan baru yang mempunyai corak, sifat dan daya laku yang

berbeda dengan peraturan di dalam kehidupan keluarga. Di sekolah, pada

umumnya peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh Santri dituliskan dan

diundangkan., disertai dengan sanksi bagi setiap pelanggarnya. Dengan

demikian maka jiak dibandingkan dengan kedisiplinan keluarga, kedisiplinan

di sekolah sifatnya lebih keras dan kaku.

b. Mentaati tata tertib pesantren

Di dalam pengelolaan pengajaran, disiplin merupakan suatu masalah

penting. Tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan yang

sudah ditentukan sebelumnya, pengajaran tidak mungkin dapat mencapai

target maksimal.

Penyusunan peraturan dan tata tertib yan dilakukan dengan cermat dan

hati-hati akan mempermudah adanya kesadaran dan pengertian yang

dimaksud. Peraturan tidak bersifat seragam untuk semua kelas dengan

keadaan dan speksifikasi kelas-kelas yang bersangkutan. Tidak mungkinlah

bagi guru maupun Santri untuk menyelenggarakan pengajaran secara

Page 51: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

39

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

produktif apabila tidak ada pedoman yang jelas bagi semua kegiatan

sekaligus penggunaan ruang dan peralatan lainnya. Demikian juga dalam hal

administrasi seperti absensi, pencatatan guru yang bertugas, pencatatan

kebutuhan bahan praktis, pengumpulan nilai dan lain-lainnya tentu akan

menghabiskan banyak waktu. Singkatnya dapat dikatakan bahwa tanpa

adanya peraturan dan tata tertib, kegiatan sekolah tidak akan efisien. (Tata

Tertib terlampir)

Hasil penelitian di lapangan khususnya di Pondok Pesantren Nurul

Yaqin Sungai Manau, bahwa pandangan guru terhadap kedisiplinan Santri

hanya sebagian guru yang memperhatikan tentang kedisiplinan Santri dan ada

juga guru yang memperhatikan tentang kedisiplinan Santri dan ada juga guru

tidak peduli dengan apa yang dilakukan Santri. Sehingga kedisiplinan di

sekolah sangat sulit untuk mencapai tujuan yang telah dibuat dalam peraturan

yang telah ada dalam lingkungan sekolah tersebut. Tata tertib sekolah tidak

akan tercapai tanpa kerja sama semua elemen-elemen yang berada dalam

lingkungan sekolah itu. Hal ini sesuai dengan hasil observasi di lapangan

ditemui suatu kenyataan bahwa Kondisi guru yang berada di lingkungan

Pondok Pesantren Nurul Yaqin Sungai Manau, sebagian ada guru yang benar-

benar memperhatikan tentang kedisiplinan Santri ada juga yang biasa-biasa

saja dalam menanggapi masalah kedisiplinan Santri. Hal ini terlihat ada guru

yang mengejar dengan membawa kayu rotan supaya para Santri lebih takut

dan bersegera masuk kelas.(Observasi, 18 Agustus 2018)

Kemudian hal ini sebagaimana dikemukakan salah seorang Ustadzah,

bahwa:

Disiplin itu sangat penting untuk proses pembelajaran yang efektif dan

efesien. Pesantren itu akan tanpa mutu dan berkualitas jika orang yang

berada dalam lingkungan sekolah itu akan mentaati peraturan yang ada.

Sebagai salah satu tenaga pendidik dan pimpinan, maka saya selalu

berusaha supaya para Santri mentaati tata tertib yang ada.(Wawancara,

25 Agustus 2018)

Kemudian hal ini sebagaimana dikemukakan salah seorang Ustadz,

bahwa:

Page 52: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

40

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

“Kedisiplinan Santri merupakan kepentingan dan tanggung jawab

bersama. Baik bagi pendidikan, orang tua, dan lingkungan. Dalam hal

itu guru sebagai orang yang berperan aktif dalam peningkatan

kedisiplinan Santrinya dalam mewujudkan peningkatan kualitas sumber

daya manusia yang cerdas, terampil dan memiliki hati mulia. Tentunya

dengan upaya memperhatikan Santri secara terus-menerus di dalam

proses belajar dan di luar pembelajaran, guna membangun kreatifitas

dan kedisiplinan Santri di dalam belajar maupun di luar pembelajaran.

(Wawancara, 25 Agustus 2018)

Selanjutnya hasil wawancara dengan salah seorang Ustadzah, bahwa:

Mungkin hampir semua sekolah gurulah yang diberikan tanggung

jawab untuk menyampaikan mengontrol berlakunya peraturan.

Kedisiplinan harus ada pada semua orang, dengan mempunyai

kedisiplinan diri maka oang akan terbiasa menunjukkan pada kepatuhan

seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong

oleh adanya kesadaran kata hatinya. (Wawancara, 25 Agustus 2018)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas dapat dipahami

bahwa pandangan guru terhadap kedisiplinan santri sangatlah penting untuk

terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan lingkungan pesantren sesuai

dengan visi, misi pesantren tersebut. Selalu berusaha dengan terus-menerus

membimbing Santri agar lebih baik. Peranan guru selain sebagai seorang

pengajar, guru juga berperan sebagai seorang pendidik. Pendidik adalah sikap

orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat

kemanusiaan yang lebih tinggi. Sehingga sebagai pendidik, seorang guru

harus memiliki kesadaran atau merasa mempunyai tugas dan kewajiban untuk

mendidik. Tugas mendidik adalah tugas yang amat mulia atas dasar

“panggilan” yang teramat suci. Sebagai komponen sentral dalam sistem

pendidikan, pendidik mempunyai peran utama dalam membangun fundamen-

fundamen hari depan corak kemanusiaan. Corak kemanusiaan yang dibangun

dalam rangka pembangunan nasional kita adalah “manusia Indonesia

seutuhnya”, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

Hasil observasi di lapangan ditemukan suatu kenyataan sebagian dari

guru ada yang berpandangan bahwa kedisiplinan itu kurang begitu penting

Page 53: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

41

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

untuk diterapkan. Masalah kedisiplinan bagi Santri ada beberapan guru tidak

terlalu ambil pusing tentang disiplin atau aturan-aturan di pesantren. Memang

disiplin ini sangat penting dimiliki semua orang, disiplin ini sebenarnya

datang dari diri kita dan akhirnya menjadi kebiasaan. Semua guru pasti ingin

terbaik terbaik untuk Santrinya dan ingin peserta didiknya mempunyai

akhlakul karimah. Yang terpenting itu Santri bisa mengerti dengan apa yang

telah kita sampaikan baik melalui proses pembelajaran maupun aturan-aturan

tata tertib pesantren. Seperti itukan tidak perlu repot, tidak harus kta mengejar

dengan membawa kayu agar santri takut. Diperlakukan seperti itu terkadang

santri malah semakin membangkang dan menganggap remeh diri seorang

guru. Tapi seorang guru itu harus menjadi figur yang digugu dan ditiru.

(Observasi, 18 Agustus 2018)

Hal ini dikatakan salah seorang Ustadz, bahwa:

Masalah disiplin bagi saya cukup dengan kita menjadi figur yang bisa

dicontohkan, berwibawa, dan disegani oleh santri. Di era globalisasi ini

banyak sekali seorang pendidik yang tidak mempunyai kriteria itu.

Sehingga para santri berani untuk melanggar aturan-aturan yang telah

ada, terkadang guru terlambat dan sesudah memberi pelajaran masuk ke

kantor tanpa memberi penjelasan, atau berdoa dulu untuk menghadapi

proses pembelajaran. Tradisi ini sekarang semakin sedikit yang

dilakukan guru. (Wawancara, 25 Agustus 2018)

Selanjutnya hasil wawancara dengan salah seorang Ustadzah

mengatakan bahwa:

Dengan pertimbangan bahwa guru sibuk dengan urusan yang banyak,

sehingga hanya mengajarkan yang benar-benar kewajibannya.

Menyampaikan pelajaran dan terus sesudah itu mengetik tugas yang

lain di meja depan, dan tidak melihat Santri-Santri di belakang banyak

yang keluar kelas dan bahkan mengantuk di dalam kelas pada saat

proses pembelajaran. Bagaimana tidak demikian hasilnya jika guru

tidak bisa membuat suasana kelas menjadi menarik. Santri-santri bosan

dengan kepakuman akhirnya mereka tidur dan keluar kelas bahkan

keluar pagar pesantren. Sebenarnya itu bukan keinginan guru untuk

membuat seperti itu dikarenakan guru banyak urusan-urusan lain yang

bisa menunjang kehidupan keluarganya. Akhirnya guru tidak terlalu

peduli dengan Santri yang melanggar. Tidak mungkin semua guru

hanya mengandalkan gaji, itu tidak cukup untuk kebutuhan hidup

keluarganya. (Wawancara, 25 Agustus 2018)

Page 54: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

42

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Hal ini ditegaskan juga oleh salah seorang Ustadz. Dia mengatakan

bahwa:

Kalau pandangan saya terhadap kedisiplinan, itukan sudah ada bagian-

bagian guru yang memegang hal itu. Jadi tidak terlalu dibebankan pada

setiap guru yang ada. Kalau memang seperti itu kenapa kita harus ada

bagian Keamanan. Tugas keamanan pesantren adalah untuk

mengarahkan dan menjaga peserta didik yang bermasalah. (Wawancara,

25 Agustus 2018)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas dapat dipahami

bahwa di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Sungai Manau, sebagian guru yang

kurang dan tidak menerapkan kedisiplinan para santrri dan tidak terlalu ambil

pusing tentang kedisiplinan santri. Karena mereka beralasan masih banyak

urusan-urusan yang harus dilakukan dan mendesak. Sehingga mereka

mengajar hanya dalam kelas lepas dari itu tidak terlalu memperhatikan.

Padahal berbicara masalah disiplin ini tidak bisa hanya dibebankan dengan

Pengurus keamanan saja, tapi semua elemen-elemen yang berada dalam

lingkungan sekolah harus berpartisipasi menjalankan amanah itu secara

kerjasama dan saling memotivasi antara satu dan yang lainnya.

Sebenarnya kedisiplinan guru dan pegawai adalah sikap penuh kerelaan

dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan

tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak

didiknya. Karena bagaimanapun seorang guru atau tenaga kependidikan

(pegawai), merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan,

dan sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai) akan memberikan

warna terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik.

2. Kendala Implementasi Kedisiplinan Di Pondok Pesantren Nurul

Yaqin

a. Minimnya tenaga keamanan pondok pesantren

Berdasarkan wawancara dengan Ustadzah yang merupakan salah satu

guru yang ada di Pondok Pesantren Nurul Yaqin, tentang kendala dalam

penerapan kedisiplinan santri, Dia mengatakan sebagai berikut:

Page 55: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

43

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Faktor bagi kami dalam menerapkan kedisiplinan santri yaitu di

antaranya: 1) Kurangnya tenaga kependidikan khususnya yang menjadi

keamanan 2) susah untuk keliling dari kelas ke asrama, apalagi asrama

laki-laki karena guru yang mukim yang menjaga keamanan kebanyakan

wanita, 3) kesempatan untuk mengontrol Santri juga kurang, karena

kami mengajar, tidak mungkin waktu mengajar keliling asrama.

(Wawancara, 30 Agustus 2018)

Berdasarkan pendapat Ustadzah tersebut dapat dipahami bahwa faktor

penghambat bagi guru dalam meningkatkan dan menerapkan kedisiplinan

Santri yaitu ada beberapa faktor penghambat, menurut pemahaman penulis

bahwasanya waktu untuk benar-benar melacak santri yang bermasalah

sangatlah minim. Didukung oleh kurang tenaga pengajar, dan guru juga

mempunyai kewajiban mengajar. Sehingga wajar dalam hal ini banyak faktor

penghambatnya.

Hal ini sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh guru yang lain

mengatakan sebagai berikut:

Ada beberapa faktor penghambat yang saya rasakan dalam mengatasi

santri yang bermasalah antara lain: 1) kurangnya waktu saya dalam

mendengarkan permasalahan dari santri karena jadwal mengajar yang

cukup padat, 2) kemudian kita selalu sebelum belajar memberikan

nasehat kepada santri-santri, mereka ketika dinasehati seolah-olah

mengerti dan tunduk namun di belakang kita dia seolah-olah lupa

dengan apa yang dinasehati, dan melakukan kesalahan yang sama, 3)

mengenai tenaga pendidik memang sedikit. Kalau saya sendiri tentu

bakal kesulitan belum lagi kita juga mengajar. (Wawancara, 30 Agustus

2018)

Pernyataan salah seorang guru yang mengajar di Pondok Pesantren

Nurul Yaqin Sungai Manau tersebut menunjukkan memang ada beberapa

faktor dalam meningkatkan dan menerapkan kedisiplinan santri memang

sangat jelas dipaparan di atas. Jadi, guru dituntut sedapat mungkin bisa

mengatasi santri yang tidak patuh terhadap peraturan tata tertib pesantren

dengan melakukan pendekatan persuasif, nasehat yang lemah lembut dan

dengan cara membujuk. Membantu siswa yang ada masalah secara individu

dapat dilakukan secara terus menerus sehingga pada akhirnya mereka dapat

memahami dan mengarahkan dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan

Page 56: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

44

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan pesantren, maklum

lingkungan Pondok Pesantren Nurul Yaqin itu berbeda dengan lingkungan

rumah. Apalagi pesantren itu tentunya banyak sekali peraturan-peraturan

yang tidak terdapat di keluarga mereka.

Hal ini juga dikemukakan oleh seorang guru yang mengatakan sebagai

berikut:

Memang dalam mengatasi santri yang melanggar ini saya banyak

menemukan faktor-faktor yang menjadi penghambat, sebab santri ini

bermacam-macam pula pelanggaran atau permasalahan yang mereka

hadapi, unutk itu kami para guru memang dituntut kesabaran dalam

menghadapi mereka. Kita mengetahui bahwa mereka jauh dari keluarga

dan itu merupakan suatu hal yang luar biasa yang harus mereka hadapi

demi menuntut ilmu. Tentunya kita mengetahui atau paham dengan

kondisi santri yang ada disini, dan berbeda dengan siswa-siswa yang

berada dekat dengan orang tuanya. Berarti kami sebagai tenaga

pengajar sekaligus pengsuh tentunya harus mempunyai jiwa yang

muliya dan dengan cara profesional supaya bisa menanggapi semua

perilaku santri-santri yang ada. Berbicara masalah faktor penghambat

tentu dalam suatu hal yang ingin dicapai itu banyak kendalanya saya

dapat mengatakan: 1) susah untuk melacak santri yang sering bolos,

terkadang mereka absen kemudian izin dan terlepas kontrol guru karena

guru sibuk dengan menjelaskan pelajaran dan mengontrol yang lain, 2)

untuk melacak dan mengontrol secara detail itu sangat tidak

memungkinkan melihat waktu yang bersamaan dengan waktu

mengajar. Dan banyak lagi faktor-faktor yang lain. (Wawancara, 30

Agustus 2018)

b. Santri-santri yang sangat sulit diatur

Hasil pengamatan di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Sungai Manau ada

beberapa faktor penghambat guru yaitu dalam meningkatkan dan menerapkan

kedisiplinan santri yaitu: 1) ada santri yang sangat sulit diatur mungkin

mereka ini dari keluarga yang kaya sehingga mereka tidak biasa hidup diatur,

2) dan juga banyak santri yang di pesantren ini orang tuanya bercerai,

sehingga menjadi beban mereka dan kurang motivasi dari keluarganya, 3)

terlihat memang guru sibuk mengajar di kelas masing-masing, 4) para guru

kesulitan mengontrol dan melacak santri yang melanggar aturan yang ada

karena para santri saling melindungi temannya sendiri dan tidak mau ikut

campur sejauh tidak mengusik dirinya. (Observasi, 26 Agustus 2018)

Page 57: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

45

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Apalagi dalam lingkungan pesantren, sebagaimana di Pondok pesantren

Nurul Yaqin itu memang lokasinya masih dalam perkembangan dan santrinya

lumayan banyak, dan juga kegiatan yang lain banyak sehingga santri

mungkin terlalu capek belajar-belajar terus dan akhirnya menimbulkan

kejenuhan bagi mereka.

Dari pernyataan para guru di atas sudah jelas faktor penghambat yang

ditemukan dalam mengatasi siswa yang kurang kedisiplinannya, hal ini juga

diungkapkan oleh seorang santri:

Menurut penghematan saya, guru memang susah melacak santri yang

melanggar seperti: mengenai ada sebagian yang merokok, komplik

antar santri, pulang asrama terlalu lama, karena waktu itu majelis guru

pada istirahat di kantor. Dan kami lihat mereka itu merokok di tempat

seperti belakang asrama, belakang kelas yang sepi dan jauh dari kantor.

Sebenarnya kami tidak mau melaporkan karena kami tidak mau

mengambil resiko untuk bermusuhan dengan mereka umumnya kami

tidak mau ambil pusing dengan tingkah mereka toh mereka

menggunakan uang mereka sendiri, kalau masalah ada yang terlambat

dan belum masuk ketika jam pelajaran santri itu dipanggil terus

dinasehati dan diberi sanksi yang bermacam-macam. Kalau masalah

nilai yang rendah kami ada tambahan jam pelajaran di luar jam

pelajaran itu. (Wawancara, 30 Agustus 2018)

Dari pendapat salah seorang santri di atas dapat dipahami bahwa,

kenakalan santri yang dilakukan di luar jam pelajaran masih sangat sulit

dikontrol para guru. Karena memang santri-santri melakukan pelanggaran itu

pada tempat yang strategis dan jarang dilewati para majelis guru. Sehubungan

dengan hal tersebut juga diungkapkan Oleh Pimpinan Pesantren berikut ini:

Sehubungan dengan faktor penghambat dalam meningkatkan

kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Nurul Yaqin ini memang ada

beberapa penghambat, namun saya menekankan kepada para guru agar

dengan sungguh-sungguh dan tidak kenal lelah untuk terus memberikan

nasehat, arahan kepada santri untuk membentuk kepribadian yang baik.

Mengenai proses dalam pembelajaran dan bagi nilai yang rendah pada

bidang studi tertentu benar-benar terbantu oleh guru khususnya guru

bidang keamanaan. Kepada para santri saya selalu menekankan mereka

tidak usah takut dipanggil guru karena itu semata untuk membantu

mereka dalam setiap permasalahan. Kepada seluruh majelis guru saya

minta dengan keikhlasan membimbing dan selalu mengontrol para

santri, dan dengan keikhlasan membimbing dan selalu mengontrol para

santri, dan kepada seluruh komponen yang terlibat dalam pendidikan ini

saya mengajak bekerja secara maksimal sesuai dengan aturan tata tertib

Page 58: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

46

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

yang telah kita sepakati dengan harapan apa yang kita lakukan ini kelak

benar-benar bisa menghasilkan santri-santri yang cerdas dalam berpikir

dan dewasa dalam tingkah laku di masyarakat. (Wawancara, 30

Agustus 2018)

Berdasarkan yang dikatakan oleh Pimpinan Pesantren tersebut dapat

dipahami bahwa Pimpinan adalah orang yang bertanggung jawab penuh

terhadap keberhasilan santri dalam rangka mewujudkan santri yang

berprestasi dan berkualitas. Tanggung jawab yang mulia ini tentu saja tidak

dipikul oleh pimpinan sendiri namun beliau juga dibantu oleh para guru, guru

bidang studi, wali kelas, bidang keamanan. Semua komponen pesantren dan

sekolah harus bekerja sama dalam rangka mewujudkan sekolah berprestasi,

siswa yang kualitas dan berakhlakul karimah.

Hal ini seperti dikemukakan salah seorang Ustadz, berikut ini:

Dalam pengamatan saya memang guru sulit melacak santri yang

merokok, atau pelanggaran-pelanggaran yang lain, karena jangankan

dengan penjaga keamanan dengan saya selaku guru kelas yang tidak

mukim disini mereka juga berhati-hati untuk tidak diketahui

perbuatannya, mereka terkadang amat cerdik dan tidak pernah

tertangkap ketika sedang merokok. Jadi guru hanya bisa menasehati

santri secara keseluruhan bahwa perbuatan tersebut hanya merugikan

diri mereka sendiri. (Wawancara, 30 Agustus 2018)

Pendapat tersebut mengidentifiksikan bahwa faktor guru yakni sulitnya

mengetahui santri yang bermasalah terutama santri yang merokok, untuk itu

pimpinan sebagai pengelola satuan pendidikan yang bertugas menghimpun,

memanfaatkan dan mengerahkan secara optimal seluruh potensi yang ada

dipesantren, selanjutnya Pimpinan juga merupakan salah satu input pesantren

yang memiliki tugas dan fungsi yang sangat berpengaruh terhadap

berlangsungnya proses pembelajaran, oleh karena itu sosok pimpinan yang

memiliki karakteristik atau kompetensi yang mendukung tugas dan fungsinya

dalam menjalankan proses pembelajaran.

Demikian pula para guru harus memiliki jiwa kependidikan dan

membekali diri sebagai guru yang terdidik, yaitu memahami bahwa

melaksanakan tugas sebagai seorang guru adalah tugas penuh tantangan,

karena si satu sisi menerima santri apa adanya namun di sisi lain pihak harus

Page 59: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

47

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

mampu mendorong santri untuk berkembang lebih jauh dan mengurangi

kekurangan yang ada padanya, kemudian guru juga harus bisa menjadi teman

dan orangtua para anak didik.

3. Upaya Implementasi Kedisiplinan Di Pondok Pesantren Nurul

Yaqin

a. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan

Usaha meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia, untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan

kehidupan bangsa, di mana pendidikan mempunyai peranan penting dalam

meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, dan

keterampilan.

Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan mutu pendidikan maka

diadakan proses belajar mengajar, guru merupakan figur sentral, di tangan

gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan

belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu tugas dan peran guru bukan saja

mendidik, mengajar dan melatih tetapi juga bagaimana guru dapat membaca

situasi kelas dan kondisi dan kondisi santrinya dalam menerima pelajaran.

Untuk meningkatkan peranan guru dalam proses belajar-mengajar dan

hasil hasil belajar siswa, maka guru diharapkan mampu menciptakan

lingkungan belajar yang efektif dan akan mampu mengelola kelas. Guru

adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik dan mengevaluasi

peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sementara pegawai dunia

pendidikan merupakan bagian dari tenaga kependidikan, yaitu anggota

masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang

penyelenggaraan pendidikan.

Kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap mental yang mengandung

kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku

dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab.

Page 60: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

48

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Keberhasilan proses pembelajaran sangat bergantung pada beberapa

faktor di antaranya adalah faktor guru. Guru sangat memegang peranan

penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Guru mempunyai

kompetensi yang baik tentunya akan sangat mendukung keberhasilan proses

pembelajaran.

Peranan guru selain sebagai seorang pengajar, guru juga berperan

sebagai seorang pendidik. Seperti yang telah dikutip di atas, sehingga sebagai

pendidik, seorang guru harus memiliki kesadaran atau merasa mempunyai

tugas dan kewajiban untuk mendidik. Tugas mendidik adalah tugas yang

amat mulia atas dasar “panggilan” yang teramat suci. Sebagai komponen

sentral dalam sistem pendidikan, pendidik mempunyai peran utam dalam

membangun fundamen-fundamen hari depan corak kemanusiaan. Corak

kemanusiaan yang dibangun dalam rangka pembangunan nasional kita adalah

“manusia Indonesia seutuhnya”, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya diri, disiplin, bermoral, dan

bertanggung jawab. Untuk mewujudkan hal itu, keteladanan dari seorang

guru sebagai pendidik sangat dibutuhkan.

b. Memberikan penangan kepada santri yang melanggar

Berdasarkan hasil pengamatan, di Pondok Pesantren Nurul Yaqin

Sungai Manau, upaya guru dalam menerapkan kedisiplinan santri yaitu:

a. Terlihat guru memanggil santri-santri yang terlambat untuk masuk

kantor.

b. Santri-santri yang melanggar atau bermasalah dipanggil dan

dinasehati kepada santri yang tidak masuk kelas di waktu jam

pelajaran.

c. Terlihat juga bentuk sanksi seperti: mengambil sampah, dijemur

dengan kaki satu ke atas dan bentuk-bentuk lainnya.

d. Terlihat juga guru bekerjasama dengan guru dan keamanan,

memberikan bimbingan konseling dan melakukan pendekatan

persuasif kepada santri yang bermasalah. (Observasi, 29 Agustus

2018)

Page 61: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

49

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Hasil pengamatan tersebut dapat dipahami bahwa usaha guru dalam

menerapkan kedisiplinan di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Sungai Manau,

ada beberapa macam upaya di antarnya memanggil santri yang tidak mentaati

aturan-aturan dan memberi bimbingan atau nasehat serta memberi pelajaran

tambahan untuk meningkatkan sumber daya santri.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh salah seorang

Ustadzah, mengatakan:

Usaha dalam menerapkan kedisiplinan santri melanggar di Pondok

Pesantren Nurul Yaqin ini yang dapat kami lakukan yaitu: 1)

memanggil santri yang telah kurang mengikuti peraturan sekolah

seperti bolos, terlambat kemudian keluar pesantren tanpa izin, santri ini

kami beri nasehat dan selanjutnya kalau sudah lebih dari dua kali

disuruh membuat surat perjanjian yang isinya menyatakan tidak akan

melakukan lagi atau orang tuanya dipanggil atas pelanggaran yang telah

dilakukannya. 2) dengan cara memberikan pelajaran tambahan seperti:

Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Mengaji. (Wawancara, 30 Agustus 2018)

Berdasarkan pendapat salah satu guru tersebut dapat dipahami bahwa

usaha guru dalam menerapkan kedisiplinan santri dengan bermacam-macam

usaha atau upaya. Dengan demikian guru memang dapat dikatakan ujung

tombak pendidikan yaitu merupakan tokoh sentral yang sangat bepengaruh

dalam proses pembelajaran dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia

yang berkualitas.

Hal ini sebagaimana dikemukakan pimpinan Pondok Pesantren Nurul

Yaqin mengatakan bahwa:

Memang peranan guru ini sangatlah penting pada setiap sekolah

terutama guru pembimbing. Kemudian masalah usaha yang dilakukan

oleh guru dalam menerapkan kedisiplinan di Pondok Pesantren Nurul

Yaqin saya serahkan kepada mereka sesuai dengan tata tertib, peraturan

dan sanksi dalam menerapkan kedisiplinan di pesantren. Yang jelas

saya minta agar benar-benar dapat menangani santri yang bermasalah,

adapun usaha mereka yang dapat saya amati adalah: 1) Bagian

keamanan mendata santri-santri yang telah melanggar peraturan

sekolah, 2) bagian keamanan bekerjasama dengan para guru dan

pegawai untuk menangani siswa yang melanggar peraturan, 3) untuk

pelanggaran ringan saya lihat bidang keamanan langsung memberikan

hukuman kepada santri seperti mengambil sampah dan membersihkan

WC. (Wawancara, 1 September 2018)

Page 62: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

50

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Pendapat Pimpinan tersebut dapat dipahami bahwa sebenarnya untuk

menangani kenakalan di pesantren sangatlah penting kerjasama antara bagian

keamanan dan guru, supaya peraturan dan mengatasi santri yang bermasalah

dapat ditangani dengan baik. Tapi bukan berarti selain guru bagian keamanan

tidak boleh menasehat, sebenarnya setiap guru itu tidak hanya mengajar

mengajar di kelas, tetapi guru itu mengarahkan tentang perilaku yang baik

terhadap semua siswanya.

c. Membangun kerjasama dengan semua tenaga kependidikan

Dalam hal ini faktor yang menentukan keberhasilan seorang pemimpin

di antaranya “usaha pemimpin” yaitu bagaimana seorang pemimpin mampu

menciptakan situasi sehingga menyebabkan orang yang yang dipimpin timbul

kesadaran untuk melaksanakan peraturan yang telah disepakati bersama

dengan rasa ikhlas, dengan kata lain efektif atau tidaknya keberadaan seorang

pemimpin tergantung pada bagaimana kemampuannya dalam mengelola dan

menerapkan pola kepemimpinan yang baik sesuai dengan situasi dan kondisi

dalam organisasi tersebut.

Sebagaimana pula dikemukakan oleh Ustadzah, mengatakan:

Apa usaha guru dalam meningkatkan kedisiplinan siswa memang saya

sebagai guru bekerjasama dengan bidang keamanan, ada banyak

persoalan yang diadukan oleh siswa kepada saya baik itu persoalan

dengan teman mereka sendiri, guru atau dengan keluarganya sendiri,

dan persoalan asrama. Semua persoalan ini akhirnya membebani

mereka dan ujung-ujungnya mereka tidak mentaati aturan dan tidak

konsentrasi belajar. Langkah-langkah yang sudah saya terapkan selama

ini seperti: 1) mendata anak asuh saya yang sering bolos dan

selanjutnya saya nasehati, jika saya tidak berhasil maka diarahkan oleh

bidang keamanan untuk dapat menyelesaikan persoalan yang mereka

alami, 2) bagi siswa yang nilainya rendah saya izinkan mereka untuk

mengutarakan keluhannya apa yang menjadi kesulitan dalam pelajaran

tersebut. (Wawancara, 1 September 2018)

Pernyataan ustadzah tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan

oleh seorang santri, mengatakan bahwa:

Memang saya akui upaya guru-guru dalam menerapkan kedisiplinan

santri sudah sangat terlihat jelas dengan sesuatu yang diperbuatkannya

Page 63: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

51

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

untuk santri-santri yang tidak disiplin atau melanggar aturan seperti:

bolos, berkeliaran di kantin saat belajar, keluar arena sekolah, dan juga

seperti komplik santri. Upaya guru untuk memberikan nasehat dan

bimbingan kepada kami dan seandainya kami melakukan pelanggaran

berulang-ulang maka kami diberikan hukuman sesuai dengan kesalahan

yang kami buat. Begitupun kami dalam mata pelajaran tambahan, kami

mengikuti pelajaran tambahan yang telah menjadi kegiatan kami.

(Wawancara, 1 September 2018)

Sebagaimana yang telah dikatakan salah satu santri yang ada di Pondok

Pesantren Nurul Yaqin Sungai Manau. Memang berbagai macam upaya guru

dalam meningkatan kedisiplinan santri. Guru benar-benar berusaha demi

kemajuan pesantren dan sumber daya santri, agar santri patuh dan

menjalankan kedisiplinan yang ada pada pesantren tersebut.

Hasil wawancara dengan salah seorang Ustadz, mengatakan sebagai

berikut:

Memang bermacam-macam usaha yang kami lakukan dalam

meningkatkan kedisiplinan santri yang kurang mentaati peraturan, akan

tetapi ada juga sebagian dari kenakalan siswa tersebut yang kurang

terkontrol oleh kami, sepertinya adanya laporan siswa yang merokok

ketika jam istirahat, sembunyi di asrama, tidak terkontrol karena kami

hanya menerima laporan dan tidak melihat langsung. Namun masalah

lain seperti sering siswa tertidur dalam kelas bisa di atasi. Kami selaku

guru sangat mengharapkan para santri yang merokok, keluar arena

tanpa izin, menyadari bahwa mereka dalam masalah dan ini sering kami

tekankan pada setiap upacara hari senin melalui guru pembina upacara.

(Wawancara 1 September 2018)

Sangat kita pahami sekali dari pernyataan guru di atas usaha untuk

meningkatkan kedisiplinan sangatlah tidak mudah dan ini tugas yang sangat

sulit bagi semua guru. Sebagai manusia biasa, guru adalah orang yang tidak

terlepas dari kekhilafan ada juga siswa yang kurang terkontrol oleh guru

seperti merokok, sembunyi di asrama, dikarenakan pengasuh asrama yang

terkadang banyak disibukkan pekerjaan lain. Karena ada pengasuh asrama

yang masih kuliyah, sehingga kalau pagi sering tidak ada di asrama.

Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh seorang santri, mengatakan:

Memang masalah pelanggaran teman kami yang merokok dan pulang

ke asrama saat jam sekolah kurang diketahui oleh gurum karena mereka

Page 64: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

52

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

merokok diluar atau di tempat yang sangat sulit ditemukan pada waktu

istirahat, dan pada umumnya mereka sangat berhati-hati supaya tidak

diketahui oleh guru, kemudian ada teman lain yang berani melaporkan

mereka ke guru dan bidang keamanan mereka marah dan memberi

ancaman. Kalau seandainya kami melapor saat mereka merokok kami

tidak tega dan takut juga kami tidak terlalu memusingkan keadaan

mereka. (Wawancara, 1 September 2018)

Selanjutnya pendapatnya yang dikemukakan oleh salah satu seorang

siswa yang termasuk santri yang melanggar di peantren, nama mereka

diketahui dari santri lain dan penulis sengaja mewawancarai untuk dimintai

informasi dia mengatakan sebagai berikut:

Selama ini saya sering pulang asrama dan keluar arena pesantren tanpa

izin belum pernah diketahui oleh guru, karena saya sangat berhati-hati

melihat situasi sehingga saya bisa keluar tanpa ketahuan guru.

(Wawancara, 1 September 2018)

Pernyataan santri tersebut mengindikasikan bahwa kinerja guru dalam

dalam membina tingkah laku santri belumlah mencapai tingkat yang

diinginkan atau belum maksimal, sebab masih banyak ditemukan santri yang

tidak terkontrol, maka guru perlu mengontrol lebih ekstra dengan benar-benar

memperhatikan santri-santri yang masih belum bisa menjalankan kedisiplinan

yang ada. Apalagi dikatakan di atas pada waktu ketika istirahat, santri diluar

jam pelajaran dengan cara pendekatan melihat santri-santri maka akan

mendorong santri untuk mencapai kesadaran diri dan menyadari bahwa apa

yang mereka lakukan akan merugikan diri mereka sendiri. Mengenai seperti

apa upaya guru meningkatkan kedisiplinan santri tentunya sesuai dengan

kemampuan guru sebagaimana yang telah dipaparkan di atas.

Hal ini kemudian dikemukakan lagi oleh salah seorang Ustadzah, yaitu:

Usaha guru dalam meningkatkan kedisiplinan santri berbagai macam di

antaranya: 1) dengan cara memberi nasihat, 2) dengan tiada hentinya

memberikan motivasi kepada siswa agar kelak menjadi orang yang

dibanggakan orang tua dan semua orang, 3) apabila mereka melakukan

pelanggaran baik itu pelanggaran ringan atau berat, akan diberi

hukuman membersihkan WC, membuang sampah dan pada

pelanggaran yang berat mereka disuruh membuat surat perjanjian dan

jika itu masih terulang, orang tuanya dipanggil, yang terpenting niat

Page 65: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

53

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

ikhlas seorang guru atau pendidik untuk menjadikan mereka santri-

santri yang berakhlakul karimah. (Wawancara, 1 September 2018).

Page 66: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

54 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang penulis paparkan di atas, maka

sebagai bab akhir dapat diambil beberapa pemahaman dan kesimpulan yaitu

sebagai berikut:

1. Implementasi kedisiplinan di Pondok pesantren Nurul Yaqin Durian

Lecah, yaitu ada sebagian guru yang sangat peduli dengan masalah

kedisiplinan santri karena pesantren yang maju dan berprestasi itu adalah

pesantren yang mempunyai sikap disiplin tinggi, begitupun dalam proses

pembelajaran jika dalam proses pembelajaran santri mempunyai rasa

disiplin dengan tidak tertidur dan tidak membuat keributan maka

semuanya akan efektif. Dan juga ada sebagian guru tidak terlalu

memperhatikan dan menerapkan atau biasa saja menanggapi hal tersebut.

2. Kendala Implementasi kedisiplinan di Pondok Pesantren Nurul Yaqin

Durian Lecah yaitu, 1) kurangnya waktu guru itu sendiri untuk mengontrol

santri secara keliling komplek, 2) dari santri itu sendiri, dia melakukan

dengan secara hati-hati, dan di tempat yang tidak mungkin untuk guru

mengetahuinya.

3. Upaya implementasi kedisiplinan di Pondok Pesantren Nurul Yaqin

Durian Lecah, yaitu: 1) dengan cara mendata santri yang melanggar

peraturan pesantren, 2) melakukan pendekatan persuasif kepada santri, 3)

selalu memberi bimbingan dan motivasi kepada para santri dengan cara

terus-menerus agar dengan pengharapan sesuai dengan tujuan pendidikan

mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya

(berakhlakul karimah), 4) dengan cara memberi hukuman bagi santri yang

melanggar tata tertib pesantren, sesuai dengan berat-ringannya

pelanggaran yang telah dilakukan santri tersebut.

Page 67: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

55

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

B. Saran-saran

Ada beberapa saran dan masukan penulis kepada semua pihak dalam

menulis skripsi ini di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Semua guru harus bekerjasama untuk memberikan kesadaran kepada santri

pada setiap saat. Karena tanpa kerjasama akan sulit untuk menjalankannya

dengan bekerjasama maka semuanya akan lebih mudah. Guru itu adalah

orangtua kedua bagi anak didik. Anak didik adalah tali jiwa. Belaian kasih

dan sayang adalah naluri jiwa orang tua yang sangat diharapkan oleh anak.

Sama halnya belaian kasih dan sayang seorang guru kepada anak didiknya.

Dan pendidikan rohani untuk anak didik lebih dipentingkan.

2. Kepada semua guru dan yang ada dalam lingkungan pesantren jangan

putus asa dan pantang menyerah terus bersabar dengan kasih sayang dalam

membimbing, menasehati santri dan lebih meluangkan waktunya untuk

mendengarkan keluhan-keluhan santri. Dengan seperti itu mudah-mudahan

akan terciptalah santri-santri yang cerdas dan berakhlakul karimah.

3. Mengingat pentingnya guru yang menangani masalah kedisiplinan ini

Pimpinan pesantren hendaknya bekerjasama dengan instansi terkait untuk

menambah guru atau pengasuh, dan memberikan kesempatan kepada guru

atau pengasuh yang ada untuk mengikuti pelatihan-pelatihan agar

persoalan-persoalan santri dapat diatasi dengan baik.

4. Kepada seluruh komponen pesantren hendaknya selalu menjalin kerjasama

dalam rangka menciptakan sekolah yang berprestasi.

C. Kata Penutup

Dengan mengucapkan kata Alhamdulillah dan memanjatkan rasa puja

dan puji syukur kepada Allah SWT., maka akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya

dengan harapan agar semua pihak dapat memberikan sumbangan dan saran-

saran demi kesempurnaan karya tulis ini sehingga tulisan ini dapat

bermanfaat bagi penulis maupun bagi kita semua.

Page 68: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

56

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Jambi, 15 September 2018

Mustafiroh

TP 140 855

Page 69: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama RI. 1981.

--------. Undang-Undang Republic Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (Tentang

Sistem Pendidikan Nasional). Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional. 2003.

--------, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional. 1999.

A. Gymnastiar. Pesantren dan Transformasi Sosial. Jakarta: Penamadani. 2007.

Abdur Rahman. Pesantren: Sejarah dan Perkembangannya, El-Hikam: Jurnal

Pendidikan dan Kajian Keislaman, volume V, no. 1, Januari-Juli 2003.

Ahmad Rohani. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka cipta. 2004.

Akmal Sutja. Pengembangan Diri Pendidikan Budi Pekerti Untuk SMA/SMK Kelas XI.

Jakarta: Intermasa. 2007.

Buku Panduan FTK UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 2017.

Desi Anwar. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amelia. 2003.

E. Mulyasa. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kemandirian

Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Guntur setiawan. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan Jakarta: Gaung

Persada. 2009.

Haidar Putra Daulay. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia. Jakarta: Kencana. 2004.

Hanifah Harsono. Implementasi Kebijakan Dan Politik Bandung: Roda Karya.

2003.

Hasbullah. Otonomi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2006.

Kunandar. Guru Professional,Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) Jakarta: Raja Grafindo Penando. 2007.

Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

2004.

Martinis Yamin dan Maisah. Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta: Gaung

Persada. 2009.

Page 70: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Mujammil Qomar, Pesantren Management and Development Towards

Globalization. UIN Maulana Malik Ibrahim. 29-30 Juli 2005

Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik Implementasi,

Bandung: Remaja Kompetensi. 2002.

--------. Kurikulum Berbasis Konsep,Karakteristik Implementasi. Bandung: Roda

Karya. 2003.

Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Bandung: Gaung.

2002.

Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2005.

Rohiat. Manajemen Sekolah: Teori dasar dan Pratik. Bandung: Refika Aditama.

2008.

Suwardi Dinosudirjo. Kata-Kata Bahasa. Yogyakarta. 1990.

Syafaruddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.

2005.

Syaiful Sagala. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.

Bandung: Alfabeta. 2009.

Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Bandung: Prenada Media Grup. 2006.

https://yanti164.wordpress.com/2013/11/17/teknik-pemeriksaan-keabsahan-data

Page 71: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

DAFTAR INFORMAN

No NAMA KETERANGAN

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

AHMAD SOBRI

SYUKURMAN

M. SOBIRIN

HAMIDI

M.AMIN

ABDURRAHIM

MISKAL JANNAH

SITI ROHIMAH

SITI ZAHROH

NURASIAH

SITI SAKINAH

NUR LAINAH

SITI RAHMATUN

PENGASUH

PEGAWAI KANTOR

USTADZ

USTADZ

USTADZ

USTADZ

USTAZAH

USTAZAH

USTAZAH

USTAZAH

USTAZAH

USTAZAH

USTAZAH

DAFTAR RESPONDEN

No NAMA KETERANGAN

1

2

3

4

5

6

7

8

9

ALFINA NURTIARA

NUR AZIZAH

RENI ALFIRA

NUR HUSNA

NUR FADILAH

SUSANTI AMELIA

ASMA ULHUSNA

FITROH AMELIA

IREN RAMAYANTI

MURID

MURID

MURID

MURID

MURID

MURID

MURID

MURID

MURID

Page 72: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Lampiran

TATA TERTIB PONDOK PESANTREN NURUL YAQIN

a. Tujuan Tata Tertib

Tujuan pembentukan petunjuk keputusan hukuman tata tertib

pondok pesantren Nurul Yaqin:

1) Meningkatkan kedisiplinan, wawasan dan pandangan pengurus dan

santri.

2) Pedoman bagi pengurus dalam menentukan dan mengambil suatu

keputusan yang jujur dan adil serta dapat dipertanggung jawabkan.

b. Sopan Santun

1) Taat dan patuh pada pimpinan, pengasuh, dan guru.

2) Senantiasa berakhlakul karimah.

3) Wajib menghormati kepada yang lebih tua dan menghargai kepada

yang lebih muda.

4) Bersaudara dan saling tolong menolong.

c. Izin Santri

1) Tidak diperkenankan keluar pesantren tanpa izin.

2) Santri yang izin pulang ke rumah dengan alasan tertentu harus

dijemput dan diantar kembali oleh orang tua.

3) Orang tua tidak diizinkan menemui santri kecuali dengan

menunjukkan kartu izin kunjungan yang telah disediakan

pesantren.

4) Tidak ada izin pada hari jum’at, ahad dan hari belajar.

5) Santri yang diizinkan pulang keluar area pesantren sudah harus

kembali kepesantren paling lambat pukul 17.00 WIB.

d. Tamu (orang tua/wali santri)

1) Jam kunjungan hari ahad pukul 10-17.00 WIB.

2) Kami tidak menerima tamu untuk santri pada malam hari, lewat

pukul 18.00 WIB.

Page 73: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

3) Tamu laki-laki hanya diperkenankan menemui santtri di kantor,

tidak diperkenankan ke asrama, berada di teras asrama, maupun

masuk asrama.

4) Tamu pria atau wanita wajib mengenakan busana muslim.

e. Keasramaan

1) Tidak dibenarkan tidur atau menginap di kamar lain atau asrama

lain.

2) Tidak dibenarkan tidur sampai larut malam.

3) Menjemur pakaian pada tempatnya.

4) Tidak membuang sampah atau air melalui jendela kamar.

f. Kebersihan

1) Piket kebersihan dikerjakan dengan tanggung jawab bersama.

2) Asrama dan kamar harus dalam keadaan bersih dan rapi.

3) Membuang sampah harus pada tempatnya.

4) Sepatu atau sendal harus disimpan pada tempatnya.

g. Pergaulan

1) Pergaulan sesama santri tidak boleh melebihi batas.

2) Tidak diperbolehkan mengangkat adek atau kakak.

h. Kegiatan Santri

1) Santri diwajibkan mengikui seluruh kegiatan pesantren yang telah

ditentukan.

i. Merokok dan Narkoba

1) Santri yang kedapatan merokok dikembalikan kepada orang tua.

j. Perhiasan atau Barang Berharga

1) Tidak diperkenankan memakai perhiasan kecuali anting dan jam

tangan.

2) Tidak diperkenankan membawa radio, tape dan tv.

3) Dilarang membawa handphone.

k. Busana

1) Seragam pesantren dipakai sesuai aturan dan waktunya.

2) Seluruh santri diwajibkan berbusana muslim.

Page 74: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

3) Tidak diperkenankan memakai celana panjang jeans dan

sejenisnya.

4) Dilarang memakai baju tanpa lengan dan ketat.

Pasal 1

Larangan-larangan

1) Dilarang merokok.

2) Dilarang keluyuran malam, nonton dan semacamnnya.

3) Dilarang mengambil dan meminjam sesuatu tanpa seizin

pemiliknya.

4) Dilarang membawa alat-alat elektronik seperti tv, tape dan

semacamnya.

5) Dilarang mengadakan hubungan dengan perempuan baik di dalam

maupun di luar pondok.

6) Dilarang tidur sehabis ashar dan subuh.

7) Dilarang memperbanyak ngobrol, bermain yang tidak baik.

8) Dilarang ngekos di luar pondok.

Pasal 2

Kegiatan-kegiatan

1) Mengadakan piket harian.

2) Mengadakan kerja bakti.

3) Mengadakan hari besar Islam.

Pasal 3

Pelanggaran Hukum

1) Diperingatkan dan dita’zir.

2) Dikeluarkan langsung oleh pengasuh pesantren.

Pasal 4

Jenis Hukuman

1) Ringan

a) Diperingatkan

b) Membuat surat pernyataan diri tidak akan mengulangi lagi.

c) Membaca al-quran

Page 75: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

d) Kerja bakti.

e) Disita barang buktinya.

f) Ganti rugi.

g) Dihukum sesuai kebijaksanaan.

2) Sedang

a) Guyur dan disita barang buktinya.

b) Gundul dan disita barang buktinya.

3) Berat

a) Gundul, guyur dan dikembalikan kepada orang tuanya setelah

dilakukan komunikasi dengan orang tua santri.

b) Gundul, guyur dan disita barang buktinya.

Pasal 5

Keputusan Hukuman

1) Semua jenis hukuman diputuskan oleh pengasuh dan

kebijaksanaan pengurus.

2) Hukuman yang tidak diindahkan akan ditindak lanjuti dengan

hukuman yang lebih berat.

Pasal 6

Pelaksanaan Hukuman

1) Hukuman sesuai jenis hukuman ringan yaitu setiap santri.

2) Tidak membuang sampah pada tempatnya.

3) Membuat gaduh terutama waktu sholat berjama’ah, pengajian,

jam belajar sekolah.

4) Membuang air dan botol dari atas lantai atau membuang sampah

sembarang.

5) Coret-coret pada dinding, meja dan bangku.

6) Bepergian atau pulang pada malam hari.

7) Tidak mengikuti pelajaran al-quran.

Pasal 7

Dihukum dengan Gundul Serta Disita Barang Buktinya

Page 76: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

1) Bermain atau menyimpan remi, playstation, layang-layang dan

sejenisnya.

2) Menyembunyikan atau menyimpan alat-alat musik, radio, tape

recorder, tv, handphone, danbarang-barang elektronik lainnya.

3) Surat menyurat dengan dengan lawan jenis yang bukan

mahramnya.

4) Menyalahgunakan izin.

5) Olahraga atau mandi hujan di luar pondok pesantren.

6) Mengakses internet.

Pasal 8

Dihukum dengan Hukuman Gundul, Guyur mengenakkan

kerudung hukuman dan disita barang buktinya

1) Tidak menetap dipondok pesantren Nurul Yaqin.

2) Rekreasi atau menyaksikan pertunjukan.

3) Memiliki, menyimpan, melihat, dan membaca atau mengedarkan

buku/gambar PORNO menurut pandangan pesantren.

4) Memiliki, menyimpan dan memperjual belikan senjata tajam.

5) Mengganggu atau mengenal lawan jenis (pacaran).

6) Tidak mengikuti wajib jam belajar.

7) Tidak meminta izin kekantor keamanan keluar pondok pesantren.

Pasal 9

Sanksi-sanksi Pondok Nurul Yaqin

1) Santriwan yang merokok dikenakan sanksi semen 10 ball dan

menyapu selama 1 bulan.

2) Santriwan dan santriwati yang membawa hp, hpnya dirampas

tidak boleh diambil dan dikenakan sanksi semen 10 ball dan

menyapu selama 1 bulan.

3) Santriwan dan santriwati yang mencuri dikenakan sanksi

mengembalikan barang yang dicuri dan dikenakan sanksi semen

10 ball dan dirotan 100 kali.

Page 77: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

4) Santriwan dan santriwati yang pulang tanpa izin termasuk keluar

malam dikenakan sanksi dirotan 100 kali, dan kepalanya ditokek.

5) Santri yang tidak ikut kegiatan sekolah atau pondok sholat

jama’ah, sekolah diniyah, muhadharah, qira’ah, pengajian minggu

dan malam minggu termasuk yang masuk kamar yang tanpa izin

pengasuh dan lai-lain, dikenakan sanksi semen 10 ball dan

menyapu satu minggu.

Page 78: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENGASUHKh. Ahmad Sabri.Ar

SEKRETARISAbdurrahim, S.Pd.IIbnu Hajar, S.Pd.I

BENDAHARASobirin, HSST. Zahroh

Dep. Bid. Pend.M. Kamil (Formal)

Pahmizar, S.Pd.I (non Formal)

DEWAN GURU

HUMASAmrizal, S.Pd.I

EKSEKUTIFKH. Jalaluddin, LC

STRUKTUR ORGANISASI PONPES NURUL YAQIN

(Dokumentasi Pondok Pesantren, 2016)

Page 79: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Santri putri sedang belajar

Page 80: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Santri putra sedang belajar

Page 81: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Page 82: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Sarana prasarana

Page 83: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Ustadzah yang mengajar

Page 84: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Ustadz yang mengajar

Page 85: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Santri putra

Santri putri

Page 86: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Struktur organisasi pondok

Page 87: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Page 88: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Page 89: JUDUL IMPLEMENTASI KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK …

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mustafiroh

Tempat/Tgl. Lahir : Sungai Jering 14 Juli 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jln. Bangko, pangkalan jambu, sungai jering

Pekerjaan : Mahasiswa

Orang Tua/Wali

Ayah : Junaidi

Ibu : Nurbiah

PENDIDIKAN

No Pendidikan Alamat Tahun Tamat

1 SDN No.132 Sungai jering 2008

2 MTS Nuru Yaqin Durian Lecah 2011

3 MA Nurul Yaqin Durian Lecah 2014

4 UIN STS Jambi Jambi 2018