judul
DESCRIPTION
AWAL PENELITIANTRANSCRIPT
NAMA : DIAN FEBRIANI PAMUNGKASNIM : 1404170PRODI : DIV KELAS D KOMUNITAS
Judul KTI :
HUBUNGAN SOSIAL DAN EKONOMI IBU PEKERJA DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA TAMAN KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2014
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2010)
Menurut World Health Organization (WHO) Pemberian ASI Eksklusif adalah hanya
memberikan ASI pada bayi dan tidak memberi bayi makanan atau minuman yang lain,
termasuk air putih, kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga
diperbolehkan, yang dilakukan sampai bayi berumur 6 bulan.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang
bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses
petumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal yang perlu disayangkan yakni
rendahnya pengetahuan ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi.
Akibatnya, program pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara optimal (Prasetyono,
2012; h. 21-22).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0 – 6 bulan tanpa
memberikan makanan atau minuman lain. Menurut ahli kesehatan, bayi pada usia tersebut
sudah terpenuhi gizinya hanya dengan ASI saja. Manfaat ASI eksklusif yaitu agar bayi kebal
terhadap beragam penyakit pada usia selanjutnya (Depkes, 2010).
Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada bayi usia 0-6
bulan, mulai dari tahun 2007 yaitu (28,6%) kemudian menurun pada tahun 2008 menjadi
(24,3%) namun pada tahun 2009 meningkat menjadi (34,3%). Cakupan pemberian ASI
eksklusif ini dipengaruhi beberapa hal, terutama masih sangat terbatasnya tenaga konselor
ASI (BPS, Susenas 2009).
Berdasarkan data Susenas 2009, dari 33 provinsi di Indonesia Provinsi Jawa Tengah
(52,2%) merupakan peringkat kedua terendah dalam cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6
bulan yaitu 52,2%. Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif dapat disebabkan karena
masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat dan pentingnya pemberian ASI
eksklusif. Dari hasil rekapitulasi laporan ASI eksklusif di Dinas Kesehatan Kota Semarang,
bayi yang diberikan ASI eksklusif tahun 2006 (40.07%) kemudian menurun pada tahun 2007
(38,44%) dan menurun lagi pada tahun 2008 (15,33%) kemudian naik pada tahun 2009
(24,63%) dan menurun lagi pada tahun 2010 (20,06%).
ASI Eksklusif merupakan sumber gizi yang ideal karena komposisinya seimbang
secara alami dan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi, sehingga ASI
Eksklusif merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi kualitas dan kuantitasnya,
disamping murah, mudah didapat dan juga pemberiannya bisa dilakukan setiap hari makanan
pertama yang terbaik dan paling sempurna untuk bayi. Kandungan gizinya yang tinggi dan
adanya zat kebal didalamnya, membuat ASI Eksklusif tidak tergantikan oleh susu fomula
yang paling hebat dan mahal sekalipun, selain itu ASI Eksklusif juga tidak pernah basi,
selama masih dalam tempatnya. Terkait itu, ada satu hal yang disayangkan yakni rendahnya
pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi.
Akibatnya program pemberian ASI Eksklusif tidak berlangsung secara optimal.
(Yuliarti.2010).
Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan
pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI Eksklusif bagi daya tahan hidup
bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI Eksklusif memberi semua energi dan gizi
(nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI Eksklusif
mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa
anak-anak seperti diare dan radang paru (Wahyuni,2011).
Penelitian Ambarwati (2009) berkaitan dengan kegagalan pemberian ASI eksklusif di
wilayah binaan Puskesmas Padangsari, Kecamatan Banyumanik Kota Semarang,
disimpulkan bahwa kegagalan pemberian ASI eksklusif di pengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Salah satu faktor internal adalah tingkat pendapatan keluarga. Kesimpulan
lainnya adalah terdapat hubungan yang bermakna antara status pekerjaan ibu dengan
kegagalan pemberian
ASI eksklusif (Ambarwati, 2009). Faktor pendapatan rumah tangga, dengan kata lain
tingkat perekonomian keluarga, selama ini juga diduga berpengaruh pada pemberian ASI
eksklusif menurut Rahayu (2010), yang meneliti hubungan antara pendidikan ibu dan
pendapatan orang tua dengan lama pemberian ASI Eksklusif di kelurahan Pucangan
Kecamatan Kartasura Surakarta.
Penelitian Ernawati (2010) menyebutkan bahwa faktor sosial ekonomi meliputi
pendapatan keluarga, pendidikan ibu, dan pengetahuan ibu.
Dampak dari tidak diberikannya ASI Eksklusif adalah dapat mengakibatkan bayi lebih
cepat terjangkit penyakit kronis seperti kanker, jantung, hipertensi dan diabetes setelah
dewasa. Kemungkinan anak menderita kekurangan gizi dan obesitas atau kegemukan juga
lebih besar dari bayi yang diberikan ASI Eksklusif . (Suririnah, 2009).
Berdasarkan pertimbangan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul hubungan sosial dan ekonomi ibu pekerja dengan perilaku pemberian asi
eksklusif di desa taman kecamatan taman kabupaten pemalang tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Apakah ada hubungan sosial dan ekonomi ibu pekerja dengan perilaku pemberian ASI
Eksklusif di desa taman kecamatan taman?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan sosial dan ekonomi ibu pekerja dengan perilaku
pemberian ASI Eksklusif di desa taman kecamatan taman.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pendidikan ibu bekerja di desa taman
b. Mengetahui pendapatan ibu di Desa taman
c. Mengetahui Perilaku Ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif di Desa Taman
d. Mengetahui hubungan antara pendidikan dengan perilaku pemberian ASI
Eksklusif di Desa Taman
e. Mengetahui hubungan antara pendapatan dengan perilaku pemberian ASI
Eksklusif di Desa Taman
D. Manfaat Penelitian.
1. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat agar
dapat memotivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi dengan ibu
pekerja.
2. Bagi institusi
Sebagai referensi, pengarahan bagi peneliti kebidanan serta dapat digunakan sebagai
tambahan ilmu dan dasar untuk penelitian lebih lanjut.
3. Bagi peneliti
Dapat memberikan informasi atau gambaran bagi penelitian selanjutnya dan sebagai
bahan masukan mengenai cara pemberian ASI Eksklusif pada ibu be