jual beli dalam islam

11
Jual Beli Dalam Islam A. Pengertian Jual Beli Menurut Bahasa dan Istilah Syara’ Jual Beli Menurut bahasa Jual beli ( ع ي لبا) secara bahasa merupakan masdar dari kata ت ع بdiucapkan اء ب- ع ي ب يbermakna memiliki dan membeli. Kata aslinya keluar dari kata اع ب ل اkarena masing-masing dari dua orang yang melakukan akad meneruskannya untuk mengambil dan memberikan sesuatu. Orang yang melakukan penjualan dan pembelian disebut عا ن ي لبا.Jual beli diartikan juga “pertukaran sesuatu dengan sesuatu”. Kata lain dari al-bai’ adalah asy- syira’, al-mubadah dan at-tijarah. Jual Beli Menurut syara’ Pengertian jual beli ( ع ي ب لا) secara syara’ adalah Jual beli ialah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara ridha di antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syara’ dan disepakati. B. Dalil (Dasar Hukum) Jual Beli Dalil Alquran اَ ب ر ل اَ مَ رَ حَ وَ عْ يَ بْ ل اُ َ اَ لَ حَ - اَ و“… padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS. Al Baqarah: 275)Al ‘Allamah As Sa’diy mengatakan bahwa di dalam jual beli terdapat manfaat

Upload: elpatria

Post on 19-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jual beli

TRANSCRIPT

Page 1: Jual Beli Dalam Islam

Jual Beli Dalam IslamA. Pengertian Jual Beli Menurut Bahasa dan Istilah Syara’ Jual Beli Menurut bahasa

Jual beli (البيع) secara bahasa merupakan masdar dari kata diucapkan بعت باء- يبيعbermakna memiliki dan membeli. Kata aslinya keluar dari kata karena الباع masing-masing dari dua orang yang melakukan akad meneruskannya untuk mengambil dan memberikan sesuatu. Orang yang melakukan penjualan dan pembelian disebut البيعا Jual.ن beli diartikan juga “pertukaran sesuatu dengan sesuatu”. Kata lain dari al-bai’ adalah asy-syira’, al-mubadah dan at-tijarah.

Jual Beli Menurut syara’

Pengertian jual beli (البيع) secara syara’ adalah Jual beli ialah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara ridha di antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syara’ dan disepakati.

B. Dalil (Dasar Hukum) Jual Beli

Dalil Alquranب�ا الر� م� ر و�ح� ال ب�ي ع� الله� ل أ�ح� و�

“… padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS. Al Baqarah: 275)Al ‘Allamah As Sa’diy mengatakan bahwa di dalam jual beli terdapat manfaat dan urgensi sosial, apabila diharamkan maka akan menimbulkan berbagai kerugian. Berdasarkan hal ini, seluruh transaksi (jual beli) yang dilakukan manusia hukum asalnya adalah halal, kecuali terdapat dalil yang melarang transaksi tersebut. (Taisir Karimir Rahman 1/116).

Dalil HadisNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, profesi apakah yang paling baik? Maka beliau menjawab, bahwa profesi terbaik yang dikerjakan oleh manusia adalah segala pekerjaan yang dilakukan dengan kedua tangannya dan transaksi jual beli yang dilakukannya tanpa melanggar batasan-batasan syariat. (Hadits shahih dengan banyaknya riwayat, diriwayatkan Al Bazzzar 2/83, Hakim 2/10; dinukil dari Taudhihul Ahkam 4/218-219).Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:ر� ب�التم ر� التم و� ع�ير� ب�الش ع�ير� و�الش ب�ال ب�ر� ال ب�ر� و� ة� ض ب�ال ف� ة� ض ال ف� و� ب�الذه�ب� الذه�ب�ب�يع�وا ف� ن�اف� ص

� األ ذ�ه� ه� ت ت�ل�ف� اخ إ�ذ�ا ف� ب�ي�د, ي�د.ا اء, و� ب�س� اء. و� س� ث ل, ب�م� ث ال. م� ل ح� ب�ال م� ل ح� ال م� و�ب�ي�د, ي�د.ا ك�ان� إ�ذ�ا ئ ت�م ش� ك�ي ف�

“Emas ditukar dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, kurma

Page 2: Jual Beli Dalam Islam

dengan kurma, garam dengan garam, sama beratnya dan langsung diserahterimakan. Apabila berlainan jenis, maka juallah sesuka kalian namun harus langsung diserahterimakan/secara kontan” (HR. Muslim: 2970)

Hukum dan Sifat Jual Beli

Ditinjau dari hukum dan sifat jual beli, jumhur ulama membagi jual beli menjadi 2 macam :

1. Jual beli yang sah (shahih)Jual beli yang shahih adalah jual beli yang memenuhi ketentuan syara’, baik rukun maupun syaratnya.

2. Jual beli yang tidak sahJual beli yang tidak sah adalah jual beli yang tidak memenuhi salah satu syarat dan rukun sehingga jual beli menjadi rusak (fasid) atau batal. Dengan kata lain menurut jumhur ulama, rusak dan batal memiliki arti yang sama.

3. e menerapkan sistem jual beli di internet. Tidak ada kontak secara langsung antara penjual dan pembeli. Jual beli di lakukan melalui komunikasi via handphone atau smartphone dengan perantara yaitu barang dagangan yang dijual melalui internet.

Jual beli online

jual beli online adalah suatu kegiatan jual beli yaitu penawaran barang oleh penjual dan permintaan barang oleh pembeli yang dilakukan melalui suatu jaringan yang terkoneksi dengan menggunakan suatu perangkat seperti komputer, handphone, dan lain-lain.

Dalam transaksi jual beli online, penjual dan pembeli membutuhkan pihak ke tiga untuk melakukan penyerahan barang yang dilakukan oleh pedagang dan penyerahan uang yang dilakukan oleh pembeli.

Keuntungan melakukan jual beli online adalah pembeli tidak perlu repot untuk pergi ke tepat jualan. Yang perlu dilakukan hanya membuka laptop atau komputer yang tersambung ke internet dan membuka toko online yang menjual barang keperluannya. Sangat mudah dan sangat efisien. Itulah poin utama keuntungan bisnis online. Transaksi jual beli berlangsung sangat cepat dan mudah.

Namun kerugian atau kelemahan jual beli secara online juga tidak sedikit. Kerugiannya adalah pembeli tidak bisa melihat barang yang ingin dibelinya secara langsung. Ditambah lagi meskipun transaksi dilakukan sangat cepat, setelah pembeli melakukan pembayaran maka barang

Page 3: Jual Beli Dalam Islam

yang dibelinya butuh waktu untuk sampai di tangan pembeli tersebut karena harus melalui jasa pengiriman terlebih dahulu.

Kelebihan

Memudahkan calon pembeli untuk mencari informasi barang tanpa harus datang kelokasi penjual

Biaya Operasi yang sangat minim berbeda dengan membuka toko fisik yang mesti menyewa tempat untuk berjualan berkisar 10juta /tahun bahkan lebih dan itu belum termasuk biaya-biaya pokok serta non pokok lain yg harus menjadi beban.

Anda dapat menghandelnya kapan pun dan dimanapun,   berbeda dengan toko biasa yang harus didatangi dan diawasi setiap saat.

Menjangkau calon pembeli dari berbagai daerah mana pun di Indonesia, bahkan jika Target penjualan anda Internasional bisa sampai penjuru dunia manapun tan pa batasan ruang dan waktu ” 24 jam usaha anda tetap jalan walau anda tertidur “.

Transaksi jual beli menjadi lebih cepat dan mudah, karena prisnsip pokok usaha online adalah mempermudah transaksi.

Berbagai metode pembayaran tersedia baik melalu Transfer Bank, Paypal ( alat bayar online ), dll

Biaya tenaga kerja hampir bisa ditiadakan bila anda bisa mengurusnya sendiri. Tidak ada beban usaha seperti uang keamanan, uang kebersihan, uang tetek bengek

lainya,

Kekurangan Toko Online dan solusinya

Diperlukan keahlian khusus untuk membuat dan mengelola Toko Online, oleh karenanya percayakanlah pada ahlinya, tentunya yang bisa anda percaya dan ketahui. Harga untuk pembuatan toko online sangat bervariasi, dari mulai ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah. Sesuaikan saja dengan kebutuhan anda.

Barang hanya dapat di lihat dalam bentuk Visual karena hanya melalui Layar Komputer atau Laptop, oleh karena itu jujurlah dalam berbisnis, perlihatkan barang sesuai gambarnya dan berikan penjelasan jujur kondisi barang tersebut.

Karena menjangkau seluruh dunia, tentunya akan ada biaya tambahan untuk ongkos kirim, namun biasanya standar jual beli online sudah menjadi hal wajar bila ongkir itu ditanggung pembeli.

Tata cara/Sistem Kerja Bank   (umum)

Page 4: Jual Beli Dalam Islam

Bank… bagi orang awan hanyalah tempat perputaran uang berlangsung mulai dari menabung hingga meminjam. Namun melihat pandangan bank seperti itu, apa yang akan kita jawab jika ditanya secara spesifik bagaimana cara bank itu memberikan gaji kepada karyawannya yang sedemikian banyak dengan banyaknya perputaraan transaksi besar ?

Ada baikNya kita mengenal lebih dekat mengenai system kerja bank secara umum, kita bisa menilai kinerja bank yang kita gunakan jika mengetahui trasparan kerja yang pegawai bank pun belum tentu sepenuhNya tau.

Sistem kerja bank ( bank employment system ) : Prinsipnya, bank bekerja untuk menghimbun dana dari masyarakat/corporat (disebut dana pihak ketiga) untuk kemudian disalurkan dalam bentuk kredit ke masyarakat/corporat. Sebagai kompensasi bagi pihak ketiga yang menempatkan dana di bank, bank memberikan kompensasi berupa bunga kepada pemilik dana. Demikian pula ketika bank menyalurkan kredit, maka bank menarik bunga atas dana yang dikreditkan. Nah, agar bank dapat membiayai operasionalnya, maka bunga yang diberikan terhadap dana simpanan tidak boleh lebih tinggi dari dana yang disalurkan sebagai kredit. Selisih bunga kredit diatas bunga simpanan disebut spread. Biasanya spread ini berkisar antara 4-8% per tahun.

Lalu, Bagaimana Bank memperoleh keuntungannya dari nasabah ( How Banks derive profits from the customer ) ?

(gimana perputaran uang nasabah yang dalam jumlah besar itu berputar)

Sumber pendapatan Bank ada 2 :

1. Pendapatan Bunga, (Net Intereset Margin), yaitu selisih antara jumlah seluruh penghasilan bunga yang diperoleh bank selama masa tertentu dengan jumlah beban bunga yang harus mereka tanggung selama periode yang sama.

2. Free Bace Income, yaitu pendapatan dari berbagai jasa yang diberikan oleh bank. Misalnya: biaya transfer antar rekening. Biaya administrasi tabungan dan ATM, SMS banking, Internet banking, biasa penyaluran kredit, dan sebagaiNya.

 Bila kita bandingkan sistem bank dulu dengan bank sekarang, dapat kita temukan bahwa bank sekarang banyak bekerjasama dengan pihak perusahaan asuransi dan investasi untuk keuntungan bersama dan meringankan beban periklanan demi meningkatkan efisiensi dan efeksitas kinerja bank.

Untuk kita ketahui, Fungsi utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan perluasan kredit. Bank berEvolusi dari fungsi awal saat pertama kali mendapat istilah bank, bank berawal dari awal tulisan dimana kegiatanNya sekedar simpan dan pinjam seperti koperasi dimana kegiatan ini tersimpan dalam sebuah catatan transaksi, dan berlanjut sampai

Page 5: Jual Beli Dalam Islam

sekarang, dimana bank sebagai institusi keuangan yang menyediakan jasa keuangan. Sekarang ini bank adalah institusi yang memegang lisensi bank. Lisensi bank diberikan oleh otoriter supervisi keuangan dan memberikan hak untuk melakukan jasa perbankan dasar, seperti menerima tabungan dan memberikan pinjaman (*sedikit rumit dimengerti alur evolusi bank). Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan, yaitu :

1. Sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efesien, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.

2. Dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran perbankan ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan meningkat.

Hukum Bunga Bank adalah Riba yang Haram

Oleh: Ust. H. Imanan, S.Ag.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Alloh supaya kamu mendapat keberuntungan. [Ali Imron 130]

Dalam tulisan yang singkat ini, kami mengajak pembaca untuk mencermati kondisi kehidupan sosial ekonomi masyarakat kita saat ini. Dari pengamatan selintas itu, dapat kita ketahui, ternyata masih ada sebagian orang Islam yang meragukan tentang diharamkannya bunga bank. Di antara mereka yang menolak keharaman bunga bank, ada yang cukup lihai berdalih dengan menyatakan, “Kami bukan meragukan diharamkannya riba yang telah dilarang di dalam al-Qur’an maupun Sunnah Rosululloh saw. Riba jelas haram, dan termasuk dosa besar. Tetapi bunga bank itu berbeda dengan riba yang dilarang agama. Sehingga karenanya bunga bank itu tentu tidak termasuk riba yang dilarang tersebut.”

Bahkan ada yang lebih nyeleneh lagi menyatakan, riba yang dilarang itu adalah seperti yang dipraktekkan dan dilakukan di zaman jahiliyah, di masa Nabi saw. Sementara sistem perbankan yang beroperasi di masa kini, belum ada sama sekali di zaman Nabi saw itu. Dengan demikian maka bunga bank tidak sama dengan riba. Sehingga tentu tidak ada dalil yang pasti, yang melarangnya secara mutlak.

Argumentasi yang demikian itu sama dengan orang yang mengatakan, “Aku tidak meragukan tentang diharankannya Khamr (minuman keras). Tetapi Bir, whisky dan Brendy tidak termasuk

Page 6: Jual Beli Dalam Islam

Khamr yang dilarang itu. Minuman-minuman itu kan tidak termasuk khamr yang diharamkan dalam al-Qur’an dan hadits. Demikian pula bir dengan berbagai merek dagangannya, di zaman sekarang, tidak termasuk ke dalam kelompok khamr yang diharamkan dalam syariat agama, dst… dst.” Karena menurut mereka, Bir, Whisky dan Brendy itu tidak ada di zaman Nabi saw Jadi tampak jelas cara berpikir yang kacau dan ngawur serta dalih semacam itu merupakan argumentasi, dibuat-buat, dan terlalu dipaksakan. Cara berpikir seperti itu adalah cara berpikirnya syaitan, seperti yang digambarkan dalam al-Qur’an

�م�ا �ن إ �وا ق�ال �ه�م� ن� �أ ب �ك� ذ��ل �م�س� ال م�ن� �ط�ان� ي الش� �ط�ه� ب �خ� �ت ي �ذ�ي ال �ق�وم� ي �م�ا ك �ال� إ �ق�وم�ون� ي ال� �ا ب الر� �ل�ون� ك

� �أ ي �ذ�ين� �ال ه� ه� م� أ� أ� أ� أ أ� ا أ� ه� أ أ� ى� أ� أ� ن ا أ� ه� ب� أ�� ن ب� �ة أ� ه م! أ� ه� أ" ا أ# ن أ$ أ� � ا أ� ب� ل � أ& �� أ أ' أ� أ) م( أ* مل � ه� � أ ل � أ�+ أ' أ� أ� � ا أ� ب� ل � ه+ م- ه� ه) م( أ* مل �

أ. � ه/ هل ا أ0 ا أ� ) ه� م1 ه2 � ه� ا 4� أ ل � ه5 ا أ6 م7 أ� أ8 ه9 ىأل � ها أ� أ: ا أ من أ� أ� � ه� � أ ل � � أل ه;�

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. [al-Baqoroh ayat 275]

Jelas itu merupakan dalih dan pernyataan yang membahayakan, serta memelintir kebenaran. Memutar-balikkan logika nalar yang sehat. Padahal Riba itu sudah sangat jelas dan terang, yaitu az-Ziyadah, artinya: Tambahan. Dan yang dimaksudkan di sini ialah tambahan atas modal, tanpa menyebutkan atau mempersyaratkan nominal sama sekali, sedikit dianggap sepele, ataupun banyak dan memberatkan.

TRANSAKSI PERBANKAN

Sebagaimana diketahui bersama, bahwa basis yang digunakan dalam praktek perbankan (konvensional) adalah menggunakan basis bunga (interest based), di mana salah satu pihak (nasabah), bertindak sebagai peminjam dan pihak yang lainnya (bank) bertindak sebagai pemberi pinjaman. Atas dasar pinjaman tersebut, nasabah dikenakan bunga sebagai kompensasi dari pertangguhan waktu pembayaran utang tersebut, dengan tidak mempedulikan, apakah usaha nasabah mengalami keuntungan ataupun tidak.

Praktek seperti ini sebenarnya sangat mirip dengan praktek riba jahiliyah pada masa jahiliyah. Hanya bedanya, pada riba jahiliyah bunga baru akan dikenakan ketika si peminjam tidak bisa melunasi utang pada waktu yang telah ditentukan, sebagai kompensasi penambahan waktu pembayaran. Sedangkan pada praktek perbankan, bunga telah ditetapkan sejak pertama kali kesepakatan dibuat, atau sejak si peminjam menerima dana yang dipinjamnya. Oleh karena itulah

Page 7: Jual Beli Dalam Islam

tidak heran, jika banyak ulama yang mengatakan bahwa praktek riba yang terjadi pada sektor perbankan saat ini, lebih jahiliyah dibandingkan dengan riba jahiliyah.

Selain terjadi pada aspek pembiayaan sebagaimana di atas, riba juga terjadi pada aspek tabungan. Di mana nasabah mendapatkan bunga yang pasti dari bank, sebagai kompensasi uang yang disimpannya dalam bank, baik bank mengalami keuntungan maupun kerugian. Berbeda dengan sistem syariah, di mana bank syariah tidak menjanjikan return tetap, melainkan hanya nisbah (yaitu prosentasi yang akan dibagikan dari keuntungan yang didapatkan oleh bank). Sehingga return yang didapatkan nasabah bisa naik turun, sesuai dengan naik turunnya keuntungan bank. Istilah seperti inilah yang kemudian berkembang namanya menjadi sistem bagi hasil.

ULAMA DAN LEMBAGA INTERNASIONAL TELAH MENYATKAN DENGAN TEGAS MENGHARAMKAN BANK KONVENSIONAL, DI ANTARANYA :

1. Pertemuan 150 Ulama’ terkemuka dalam konferensi Penelitian Islam di bulan Muharram 1385 H, atau Mei 1965 di Kairo, Mesir menyepakati secara aklamasi bahwa segala keuntungan atas berbagai macam pinjaman semua merupakan praktek riba yang diharamkan termasuk bunga bank.

2. Majma’al Fiqh al-Islamy, Negara-negara OKI yang diselenggarakan di Jeddah pada tanggal 10-16 Rabi’ul Awal 1406 H/22 Desember 1985;

3. Majma’ Fiqh Rabithah al’Alam al-Islamy, Keputusan 6 Sidang IX yang diselenggarakan di Makkah, 12-19 Rajab 1406

4. Keputusan Dar It-Itfa, Kerajaan Saudi Arabia, 1979; 5. Keputusan Supreme Shariah Court, Pakistan, 22 Desember 1999; 6. Majma’ul Buhuts al-Islamyyah, di Al-Azhar, Mesir, 1965.7. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tahun 2000

yang menyatakan bahwa bunga bank tidak sesuai dengan syari’ah. 8. Keputusan Sidang Lajnah Tarjih Muhammadiyah tahun 1968 di Sidoarjo

menyatakan bahwa sistem perbankan konvensional tidak sesuai dengan kaidah Islam.

9. Keputusan Munas Alim Ulama dan Konbes NU tahun 1992 di Bandar Lampung. 10. Keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia tentang Fatwa Bunga

(interest/fa’idah), tanggal 22 Syawal 1424/16 Desember 2003. 11. Keputusan Rapat Komisi Fatwa MUI, tanggal 11 Dzulqa’idah 1424/03 Januari 2004, 28

Dzulqa’idah 1424/17 Januari 2004, dan 05 Dzulhijah 1424/24 Januari 2004.

KESIMPULAN HUKUM BANK KONVENSIONAL DALAM ISLAM

1. Mayoritas ulama (jumhur) sepakat bahwa praktik bunga yang ada di perbankan konvensional adalah sama dengan riba dan karena itu haram. Walaupun ada sejumlah layanan perbankan yang tidak mengandung unsur bunga.

Page 8: Jual Beli Dalam Islam

2. Bagi seorang muslim yang taat dan berada dalam kondisi yang ideal dan berada dalam posisi yang dapat memilih, tentunya akan lebih baik dan berusaha menjauhi praktik bank-bank konvensional yang diharamkan. Yaitu dengan beralih ke bank-bank Syariah. Namun, apabila terpaksa (tidak ada bank-bank Syariah), Anda dapat memanfaatkan segala layanan bank konvensional karena ada sebagian ulama yang menghalalkannya.