jtptunimus gdl dwihanggor 6474 2 babi
DESCRIPTION
bab IITRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kerusakan gigi seperti karies (gigi berlubang) anak Indonesia,
terutama anak balita sangat memprihatinkan. Hampir 9 dari 10 anak menderita
karies dengan 7 dari 20 gigi yang rusak. Perawatan gigi rusak pada anak
termasuk sulit, memerlukan waktu dan dana yang tidak sedikit. Oleh sebab
itu, pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi yang lain jauh lebih baik
daripada merawat kerusakan gigi (Anggara, 2006).
Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk. Anak
lebih banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan karies
dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak
terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-
giginya banyak yang mengalami karies (Machfoedz, 2005).
Sebenarnya anak boleh makan-makanan manis tetapi setelah itu
sesegera mungkin menyikat gigi sehingga tidak ada lagi sisa makanan yang
menempel pada gigi. Karies pada anak merupakan penyebab yang paling
sering terjadi. Pemicunya adalah : kombinasi faktor jenis makanan anak,
lamanya sisa makanan dimulut,dan cara pembersihan mulut.
Penyakit gigi dan mulut yang sering menyerang manusia adalah
karies, hal ini ditunjukkan sebanyak 98% dari penduduk dunia pernah
mengalami karies. Kerusakan ini dapat ditemukan pada semua jenis umur
(Universitas Indonesia, 2005). Di indonesia karies gigi masih menjadi
masalah paling sering terjadi pada penyakit gigi dan mulut. Angka kejadian
karies gigi berkisar antara 85% - 99% (Sintawati, 2007).
Prevalensi penyakit karies gigi di Indonesia cenderung meningkat.
Angka kesakitan gigi juga cenderung meningkat pada setiap dasawarsa.
Sekitar 70% dari karies yang ditemukan merupakan karies awal, sedangkan
jangkauan pelayanan belum memadai sehubungan dengan keadaan geografis
Indonesia yang sangat bervariasi. Prevalensi karies gigi tinggi yaitu 97,5%,
2
pengalaman karies mendekati 2,84 pada kelompok usia 12 tahun (DITKES-
GI, 2000).
Menurut penelitian Fankari (2004), menjelaskan bahwa penyebab
timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya
adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal
tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan
gigi dan mulut. Anak masih sangat tergantung pada orang dewasa dalam hal
menjaga kebersihan dan kesehatan gigi karena kurangnya pengetahuan anak
mengenai kesehatan gigi dibanding orang dewasa.
Peran serta orang tua sangat diperlukan di dalam membimbing,
memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada
anak agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu
orang tua juga mempunyai peran yang cukup besar di dalam mencegah
terjadinya akumulasi plak dan terjadinya karies pada anak. Peran orangtua ini
dapat berupa dalam membimbing anak agar aktif dalam menjaga dan
membersihkan giginya. Pengetahuan orang tua sangat penting dalam
mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung
kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara
alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orang tua
dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan
faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan
mulut anak (Eriska, 2005).
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada siswa SDN
Kedungmundu Semarang ditemukan dari 35 anak kelas 1 terdapat 12 anak
yang mengalami karies gigi, 43 anak kelas 2 terdapat 7 anak yang mengalami
karies gigi dan dari 44 anak kelas 3 terdapat 6 anak yang mengalami karies
gigi. Berdasarkan wawancara singkat dengan 25 anak yang mengalami karies
gigi tersebut ternyata didapatkan peran orangtua yang kurang mendukung
yang ditunjukkan dengan sikap orangtua yang kurang memperdulikan
kesehatan gigi anak. Orangtua para siswa tersebut tidak pernah
memperhatikan apakah anaknya sudah menggosok gigi atau belum. Orangtua
3
hanya sesekali menyarankan anaknya agar menggosok gigi namun tidak
mengawasi secara ketat terhadap kebersihan gigi anaknya.
Kasus terjadinya karies pada gigi anak dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor makanan yang melekat pada gigi yang tidak segera dibersihkan
nampaknya menjadi penyebab utama terjadinya karies. Rendahnya perilaku
kebersihan gigi pada anak dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan orangtua
tentang kesehatan gigi, yang hal ini dapat disebabkan oleh tingkat pendidikan
yang rendah pula. Pendidikan orangtua siswa SDN Kedungmundu Semarang
sebagian besar berpendidikan SMP dan SMA. Berdasarkan catatan pada kelas
2 diketahui 32,56% orangtua berpendidikan dasar dan 39,53% berpendidikan
menengah. Hal ini dimungkinkan menjadi salah satu penyebab rendahnya
pengetahuan tentang karies gigi pada anak. Sementara faktor sikap juga
mempunyai andil dalam perilaku kebersihan gigi pada anak. Sikap yang
ditunjukkan dalam bentuk yang kurang mendukung terhadap perilaku
kebesihan gigi.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk
meneliti permasalahan dengan judul ”Hubugan tingkat pendidikan,
pengetahuan dan sikap orang tua tentang kebersihan gigi dengan kejadian
karies pada siswa SD N Kedungmundu I Semarang.
B. Perumusan masalah
Berkaitan dengan berbagai permasalahan di atas maka dalam
penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah ada
hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap orang tua tentang
kebersihan gigi dengan kejadian karies pada siswa SD N Kedungmundu
Semarang?
4
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap
orang tua tentang kebersihan gigi dengan kejadian karies pada siswa SD N
Kedungmundu Semarang.
2. Tujuan khusus
a. Mendeskripsikan tingkat pendidikan orangtua siswa SDN
Kedungmundu Semarang.
b. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan orangtua tentang karies gigi
siswa SDN Kedungmundu Semarang.
c. Mendeskripsikan sikap orangtua tentang karies gigi siswa SDN
Kedungmundu Semarang.
d. Mendeskripsikan kejadian karies gigi pada siswa SDN Kedungmundu
Semarang.
e. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan orangtua dengan kejadian
karies gigi pada siswa SDN Kedungmundu Semarang.
f. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan orangtua tentang
kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada siswa SDN
Kedungmundu Semarang.
g. Menganalisis hubungan sikap orangtua tentang kebersihan gigi dengan
kejadian karies gigi pada siswa SDN Kedungmundu Semarang.
D. Manfaat penelitian
1. Institusi sekolah
Adanya hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk lebih meningkatkan
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), di lingkungan sekolah masing-
masing.
2. Orangtua
Penelitian ini dapat merupakan tambahan pengetahuan dan wawasan
terhadap masalah yang terkait dengan karies gigi terutama mengenai
pengetahuan tentang kesehatan gigi.
5
3. Peneliti
Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
penelitian dan prosesnya.
E. Bidang ilmu
Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu keperawatan yang
difokuskan dalam bidang ilmu keperawatan anak dan komunitas.
F. Orisinalitas penelitian
No Nama
(tahun)
Judul Desain
penelitian
Hasil
1 Faila Sufarah Ningrum (2011)
Hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan kejadian karies gigi pada anak SD Mangunharjo Kecamatan Tembalang Semarang
Desain deskriptif korelasional, pendekatan cross sectional. Analisis menggunakan Chi Square
Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan orangtua dengan kejadian karies gigi pada siswa.
2 Uji Kawuryan (2008)
Hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Kejadian Karies Gigi Anak SDN Kleco II kelas V dan VI Kecamatan Laweyan Surakarta
Desain deskriptif korelasional, pendekatan cross sectional. Analisis menggunakan Chi Square
Berdasarkan analisis Chi square didapatkan hasil adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan gigi dan mulut dengan kejadian karies gii.
6
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya
1. Faila Sufarah Ningrum (2011). Perbedaan dengan penelitian ini terletak
pada jumlah variabel bebas yaitu pengetahuan, sikap dan pendidikan
orangtua semntara dalam penelitian Ningrum hanya ada satu variabel
bebas.
2. Uji Kawuryan (2008). Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel
penelitian dan sampel yang diteliti yaitu dalam penelitian Uji Kawuryan
sampelnya anak sedangkan dalam penelitian ini ornagtua dan anak