journal reading tugas fkg usakti - modul 12

42
Kontrol infeksi dan keselamatan kerja dalam praktek kedokteran gigi Befalia Aisarahmadani 041.214.021 Rachmavita Moona 041.214.168 Pembimbing JR Modul 12: Drg. Sri Lestari, M.Kes

Upload: befalia-aisarahmadani

Post on 31-Jan-2016

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

TRANSCRIPT

Page 1: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Kontrol infeksi dan keselamatan kerja dalam praktek kedokteran gigi

Befalia Aisarahmadani 041.214.021Rachmavita Moona 041.214.168

Pembimbing JR Modul 12: Drg. Sri Lestari, M.Kes

Page 2: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

PENDAHULUAN• Dokter gigi Tenaga Kesehatan pencegahan,

penatalaksanaan dan perawatan gigi mulut bagi masyarakat yang hidup dengan berbagai penyakit

• Dokter gigi tidak etis bila tidak memberikan pelayanan bagi individu karena semata-mata individu tersebut menderita AIDS atau HIV, HBV, HCV seropositif.

Dinilai tidak logis semenjak pasien lain yang membawa penyakit yang tidak terdeteksi telah menerima perawatan di praktek atau klinik setiap hari.

Page 3: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• Resiko pekerjaan seperti tertular penyakit menular HIV, HBV, tuberculosis dan lain-lain, kurangnya kesadaran tenaga kesehatan dan rendahnya mutu pelaksanaan sterilisasi juga mengakibatkan tingginya prevalensi penyebaran penyakit infeksi.

• 17-64% dokter gigi merasa bahwa semua pasien tidak dianggap berpotensi menular

• 50-86% merasa bahwa riwayat medis dan tampilan pasien menentukan tingkat kontrol infeksi yang diterapkan

• 18-65% merasa tindakan benar ketika menolak merawat pasien yang telah diketahui status infeksinya.

Page 4: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• International Labour Organization (ILO), • Center for Disease Control and Prevention (CDC), • Occupational Safety and Health Administration

(OSHA) • World Health Organization (WHO) dan • United Nations and Acquired Immunodeficiency

Syndrome (UNAIDS)

Garis pedoman internasional baru yang penting bagi tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan staf teknik seperti apoteker dan laborat, manajer kesehatan, petugas kebersihan, dan tenaga kerja lainnya.

Page 5: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• American Dental Association (ADA) dan CDC merekomendasikan -- setiap pasien harus dianggap berpotensi menular dan standard precautions harus diterapkan bagi semua pasien. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dan mencegah infeksi iatrogenik, nosokomial atau paparan darah, materi menular lainnya.

• Kontrol infeksi melalui proses sterilisasi merupakan komponen penting dalam proses kontrol infeksi dan keselamatan pasien.

• Proses sterilisasi dan pengaturan area yang tepat menghasilkan proses sterilisasi lebih efisien, meminimalisasi kontaminasi lingkungan, mengurangi kesalahan, menjaga alat tetap steril dan keselamatan pasien dan staf.

• Dokter gigi dan staf harus melindungi diri dengan mengikuti program imunisasi yang rutin dan penyakit infeksi lainnya.

Page 6: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Kontrol Infeksi dalam Kedokteran Gigi

• Pada tahun 2003, CDC menerbitkan garis pedoman tentang:o pelatihan perlindungan diri tenaga kedokteran gigio pencegahan transmisi patogen bloodborne (termasuk penatalaksanaan bila

terpapar)o kebersihan tangan, dermatitis kontak, hipersensitif latekso sterilisasi dan disinfeksi alat, kontrol infeksi lingkungan,o jalur air dental unito Biofilmo kualitas airo Radiologio teknik asepsiso perangkat sekali pakaio prosedur bedah muluto penanganan spesimen biopsio kontrol infeksi lab dentalo tuberkulosis dan program evaluasi.

Page 7: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• Standard precaution standar tindakan pencegahan yang diaplikasikan terhadap semua pasien dirancang untuk mereduksi resiko transmisi mikroorganisme dari sumber infeksi yang diketahui dan tidak diketahui (darah, cairan tubuh, ekskresi dan sekresi). Pencegahan ini diterapkan terhadap semua pasien tanpa mempedulikan diagnosis atau status infeksi yang pasti.

• Standard precaution terdiri dari dua yaitu o standar tindakan pencegahan o transmission based precautions.

Page 8: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Tindakan Pencegahan• Dasar-dasar tindakan pencegahan:

o Cuci tangano pemakaian alat pelindung diri (APD)o Manajemen health care waste, penanganan dan pembuangan

secara tepat jarum dan benda tajam.

Page 9: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

A. Cuci tangan

• Cuci tangan adalah tindakan pencegahan penyakit utama bagi tenaga kesehatan. Tangan harus dicuci secara cermat dengan sabun cair disinfektan, dikeringkan dengan lap kertas 1 kali pakai sebelum memakai dan setelah melepaskan sarung tangan.

Page 10: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

B. Pemakaian ADP • Alat pelindung diri (APD) terdiri dari:

o pakaian pelindungo sarung tangano masker bedah,o kacamata pelindung.

• Dokter gigi dan perawat gigi harus menggunakan APD untuk melindungi diri terhadap benda asing, percikan dan aerosol yang berasal dari tindakan perawatan terutama saat scalling (manual dan ultrasonik) penggunaan instrumen berputar, syringe, pemotongan atau penyesuaian kawat ortodonsi dan pembersihan alat dan perlengkapannya.

• Staf harus menggunakan masker filter pernafasan bila merawat pasien dengan infeksi TB

Page 11: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

C. Manajemen Health Care Waste

• Manajemen health care waste termasuk garis pedoman pemisahan, pemaketan dan penyimpanan untuk health care risk waste.

• Penanganan dan pembuangan secara tepat jarum dan benda tajam.

• Bahan yang 1 kali pakai seperti harus dibuang setelah 1 kali dipakai dan jangan dipakai ulang.

• Ampul anestesi lokal 1 kali pakai dapat mengandung darah atau cairan yang dapat teraspirasi dari pasien dan tidak boleh digunakan kembali untuk pasien berikutnya.

Page 12: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• Kategori sampah ini yaitu sampah medis yang tidak beresiko (tidak terkontaminasi cairan tubuh) dimasukkan ke kantung hitam dan sampah medis yang beresiko dimasukkan ke kantung kuning (terkontaminasi cairan tubuh dan berbahaya bagi orang lain).

• Contoh sampah medis yang beresiko yaitu jaringan tubuh, bahan 1 kali pakai (scalpel, aspirator dan saliva ejector), dan materi yang telah digunakan pada pasien dan bahan yang dapat terkontaminasi dengan cairan tubuh (pakaian, swabs, wipes, sarung tangan dan tissue).

Page 13: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• tenaga medis harus melakukan pembersihan, dekontaminasi dan strerilisasi yang efektif alat, perlengkapan dan lingkungan (termasuk ceceran darah) dan penggunaan serta waktu penggunaan disinfektan yang tepat terhadap permukaan kontak dan instrumen serta perlengkapan yang tidak dapat disterilkan

Page 14: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Transmission Based Precaution

• Transmission based precaution ditujukan bagi grup pasien yang beresiko baik yang telah diketahui atau suspect terinfeksi atau terkolonisasi dengan transmisi penularan yang tinggi sehingga membutuhkan tambahan tindakan pencegahan atas tindakan.pencegahan standar atau ketika pemberantasan agen infeksi dengan sterilisasi tidak memungkinkan.

Page 15: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• Transmission based precaution terdiri dari 4 tipe yaituo Tindakan pencegahan pertama melalui udara, sepreti TB aktif,

influenza, varicella dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah diimunisasi

o tindakan pencegahan kedua melalui percikan saliva: penyakit meningococcal atau batuk rejan. Tindakan pencegahan ini harus membutuhkan masker bedah dan kacamata pelindung yang dipaka oleh tenaga kesehatan.

o Tindakan pencegahan yang ketiga melalui kontak untuk impetigo, Shingles, MRSA. Tindakan ini membutuhkan sarung tangan dan apron plastik yang dipakai tenaga kesehatan ketika melakukan prosedur klinis

o Tindakan pencegahan keempat dengan sterilisasi untuk encephalopathies, spongiform yang dapat bertransmisi.Hal ini melibatkan pembakaran, bahkan instrumen non disposable, diikuti perawatan pasien yang diketahui memliki enchepalopaty spongiform

Page 16: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Pengumpulan Riwayat Medis

• Pengumpulan riwayat medis yang teliti mutlak dilakukan dan bisa membantu identifikasi pasien dengan daya tahan tubuh rendah yang membutuhkan perawatan khusus.

• Penggunaan lembar riwayat medis dan kuesioner harus didukung dengan pertanyaan dan diskusi langsung antara pasien dan dokter gigi.

• Riwayat medis harus direvisi pada kunjungan berikutnya.

Page 17: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• Aspek kontrol infeksi termasuk penilaian resiko transmisi infeksi, pengaturan area proses sterilisasi instrumen, proses sterilisasi instrumen yang terkontaminasi.

Page 18: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Risiko Transmisi Infeksi

• Staf harus dilatih untuk dapat menilai tingkat resiko dan kemungkinan akibatnya, mengenali situasi ketika terjadi paparan dan mengetahui cara mencegah atau meminimalisasi resiko terhadap pasien, staf dan orang lain

Page 19: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Area Proses Sterilisasi• Pengaturan area proses sterilisasi terletak di tengah

ruangan, diatur sedemikian rupa, terpisah dari ruang kerja namun mudah diakses oleh para staf.

• Untuk mengurangi potensi terjadinya kontaminasi pada ruangan steril, area ini harus memiliki jalur yang membatasi hanya petugas yang dapat memasuki ruangan ini.

Page 20: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• Proses dekontaminasi peralatan adalah rangkaian proses yang terdiri dari 5 tahap yaitu 1. Transportasi

• Instrumen dibawa dalam wadah tertutup dan diletakkan di tempat yang terpisah sehingga tidak ada kontak antara instrumen yang steril dan tidak steril

Proses sterilisasi Instrumen yang terkontaminasi

Page 21: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

2. Pembersihan melalui dekontaminasi• Semua instrumen harus dibersihkan secara

teliti untuk menghilangkan kotoran yang terlihat kasat mata dengan menggunakan mesin pencuci/ alat disinfeksi yang lebih efisien.

• Instrumen harus dikeringkan dan diperiksa telah bersih dari kotoran, fungi dan kerusakan sebelum pengepakan.

3. Persiapan pengepakan• Instrumen yang telah bersih diletakkan

dalam kantong sterilisasi yang memenuhi standar ADA. Pengepakan ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi setelah proses sterilisasi

Page 22: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

4. Sterilisasi instrumen• Instrumen yang terkontaminasi disterilkan setelah

digunakan. • Prosedur sterilisasi harus efektif melawan semua jenis

mikroorganisme patogen. • Pilihan metode sterilisasi kebanyakan instrumen adalah

autoclave dengan menggunakan salah satu kombinasi suhu dan waktu.

• Suhu tertinggi harus digunakan untuk alat yang cocok disterilisasi dengan suhu tersebut.

• Pak harus kering sebelum dipindahkan dari autoclave • Desinfektan mengeliminasi sebagian besar

mikroorganisme tapi tidak semua bentuk mikroorganisme. • Sterilisasi penting dilakukan untuk semua instrumen yang berkontak dengan jaringan mulut baik yang berpenetrasi maupun tidak bepenetrasi jaringan lunak atau tulang. • Instrumen yang hanya berkontak dengan kulit utuh hanya didisinfeksi setiap pergantian pasien.

Page 23: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

5. Penyimpanan instrumen steril.• Instrumen yang telah steril dan terbungkus disimpan pada

tempat tertutup, jangan di bawah tempat pembuangan untuk mencegah instrumen basah. Instrumen ini disimpan pada rak penyimpanan yang steril.

• Instrumen yang disimpan harus dibungkus

Page 24: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Desinfeksi Perlengkapan Alat Kedokteran Gigi

• Metode sterilisasi yang baik:o Tekanan uap, pemanasan dan zat kimia

• Metode sterilisasi yang tidak adekuat :o Oven udara panas, larutan kimia, air mendidih, sinar UV,

butiran panas dan sterilisator

• Fungsi sterilisasi dapat dicek dengan pita indikator kimia dan biologi yang diletakkan dalam pak pada setiap proses

• Proses sterilisasi diindikasikan melalui perubahan warna pita

Page 25: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12
Page 26: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Antiseptik• Adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegah

pertumbuhan atau aktivitas mikroorganisme dengan cara menghambat atau membunuh jaringan hidup

• Contoh antiseptik yang murah dan sangat efektif adalah isopropil alkohol 70-90%. Alkohol yang ditambah iodium akan meningkatkan daya disinfeksi

• Iodium efektif terhadap protozoa seperti amuba penyebab disentri

• Bahan disinfeksi di rumah sakit pada ruangan, alat non bedah dan untuk menghilangkan bau adalah hipoklorit

Page 27: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• Bahan disinfeksi lain adalah hidrogen peroksida. Sifatnya efektif dan non toksik

Disinfeksi

Sterilisasi

Mencuci dan mendisinfeksi luka

6-25%

0,3-6%

3%

Page 28: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Deterjen• Adalah senyawa organik yang karena strukturnya

dapat berikatan dengan air dengan molekul-molekul organik non polar dan jamur

• Bila bermuatan :o Negatif : bersifat bakterisid lemaho Positif : efektif terhadap beberapa virus termasuk staphylococus

Page 29: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Aldehida• Efektif membunuh

Staphilococcus5

menit• Efektif membunuh

Mycobacterium tuberculosis

10 menit

• Dapat mendenaturasi protein

3-12 jam

Page 30: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• Alat-alat kedokteran gigi dapat direndam dalam cairan formaldehid 20% dalam 65-70% alkohol selama 18 jam

• Namun yang paling efektif adalah penggunaan autoclave karena menggunakan uap air dan tekanan

• Autoclave mampu menahan tekanan 1-1,5 atm dengan suhu 121°C

• Teknik steril lain adalah pemanasan kering dan radiasi.

• Pemanasan kering dapat mensteril alat-alat gelas tahan panas seperti piring petri, pipet, tabung reaksi, dan labu dengan suhu 160-180°C. Pemanasan basah membutuhkan waktu yang lebih lama yaitu 1-2 jam

• Mikroorganisme udara dapat disterilkan memakai sinar UV dengan panjang gelombang 220-290nm

Page 31: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Pencegahan Kontaminasi Sumber Air,

Pembersihan dan Disinfeksi

Permukaan • Mikroorganisme, darah dan saliva dari mulut

dapat masuk ke dalam jalur air dental unit pada saat dilakukan perawatan

• Handpiece, skeler ultrasonik dan syringe air/udara harus dioperasikan selama minimum 20-30 detik setelah perawatan bagi setiap pasien untuk menyiram keluar materi tersebut

Page 32: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Metode Sterilisasi Instrumen Kedokteran Gigi

Page 33: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12
Page 34: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• Permukaan unit dental dapat menjadi tempat akumulasi materi infeksi

• Semua permukaan yang rentan terkontaminasi dengan cairan tubuh atau materi infeksi lainnya termasuk tombol lampu dan kontrol kursi harus dilapisi dengan lapisan pelindung kedap air sekali pakai

• Setiap pergantian pasien, lapisan pelindung diganti dan permukaan dental unit dibersihkan

• Cairan desinfektan yang efektif berupa iodofor dilusi, klorin, felonik sintetik

Page 35: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Dekontaminasi Cetakan, Protesa dan Radiologi Kedokteran Gigi

• Semua cetakan dan protesa harus disiram dengan air mengalir untuk membersihkan semua kontaminasi dan didisinfeksi sebelum dikirim ke laboratorium dental

• Tekniker harus menggunakan sarung tangan ketika memegang cetakan dan membuat model

• Pengambilan radiograf pasien harus menggunakan plastik pelindung yang melapisi film intraoral, sarung tangan dalam meletakkan film, pemegang film dan tabung, dalam mendeteksi dan pengambilan gambar

Page 36: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Perlindungan Tenaga Kesehatan

• Vaksinasi melawan virus hepatitis B (HBV) sangat direkomendasikan bagi semua tenaga kedokteran gigi termasuk dokter gigi, perawat gigi, asisten, ahli kesehatan gigi, dan mahasiswa

• Perlindungan digunakan untuk mencegah penyakit Tuberculosis, Varicella, Poliomyelitis, Measles, Mumps, Rubella, difteri dan tetanus

Page 37: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• Ventilasi yang baik diperlukan dalam menata ruangan tak hanya untuk mengatur suhu ruangan yang nyaman dan menghilangkan bau atau uap kimia

• Udara yang telah disaring disirkulasikan ke area lain atau disirkulasikan kembali pada ruangan tanpa sistem ventilasi

• Rubber dam dipakai untuk mencegah percikan darah atau saliva dan aerosoljika memungkinkan karena memiliki keuntungan. Tipe rubber dam yang dipakai adalah non lateks

• Penutupan kembali jarum suntik harus dengan teknik penutupan dengan 1 tangan (teknik Bayonet). Jarum tidak boleh dibengkokkan, dipotong, tutup dipindahkan dari jarum suntik 1 kali pakai atau dimanipulasi dengan tangan sebelum dibuang

Page 38: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

Pembahasan• Dokter gigi harus menerapkan standard precautions

terhadap setiap pasiendan kontrol infeksi demi menjaga keselamatan kerja untuk mencegah transmisi infeksi antara pasien, dokter gigi, para staff dan lingkungan

• Kementrian Kesehatan RI tahun 2012 telah menerbitkan standar pencegahan dan pengendalian infeksi pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagai pedoman tenaga kesehatan dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi yang benar

• Hal ini bertujuan untuk mendukung milenium development goals (MDGs ke-6 dan 7 dan tercapainya target WHO 2020 dalam meningkatkan jumlah pelayanan kesehatan dan mengurangi resiko transmisi penyakit menular

Page 39: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• Tindakan kontrol infeksi harus berdasarkan prosedur klinis yang akan dilakukan dan tidak berdasarkan status penyakit infeksi pasien

• Jenis APD yang digunakan didasarkan atas antisipasi resiko yang logis dan prosedur yang akan direncanakan

• Bila tidak terjadi kontaminasi aerosol/percikan saat perawatan, cukup dengan memakai sarung tangan dan masker

• Bila perawatan memakai handpiece, syringe atau ultrasonic scaler, maka kita harus memakai APD seperti pakaian pelindung, masker, kacamata pelindung dan sarung tangan

Page 40: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• Pelatihan kontrol infeksi dan keselamatan kerja harus diberikan kepada mahasiswa kedokteran gigi, dokter gigi, tenaga kesehatan bidang kedokteran gigi

• Riwayat medis pasien diperlukan dalam memahami komplikasi medis yang dapat terjadi saat perawatan, adanya keperluan khusus dan rencana perawatan yang teraman serta meningkatkan kepercayaan pasien terhadap dokter gigi yang merawatnya

• Kebersihan diri, kerapihan, kebersihan area klinik dan tindakan yang terlatih dan profesional memegang peranan dalam mempengaruhi persepsi pasien akan perawatan yang akan diberikan oleh dokter gigi

Page 41: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12

• Berdasarkan hal-hal ini, dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan termasuk dokter gigi dan staff bertanggung jawab memberikan pelayanan kepada pasien tanpa tertular dan menularkan penyakit kepada pasien dan lingkungan

• Setiap pasien harus dianggap berpotensi menular dan standard precautions harus diterapkan

• Kontrol infeksi melalui proses sterilisasi merupakan komponen penting dalam proses kontrol infeksi dan keselamatan pasien

• Proses sterilisasi dan pengaturan tempat praktek yang tepat dapat menghasilkan proses sterilisasi lebih efisien, meminimalisasi kontaminasi lingkungan, mengurangi kesalahan, menjaga alat tetap steril dan keselamatan pasien dan staff

Page 42: Journal reading tugas FKG Usakti - Modul 12