jimat osce 15

Upload: tasyabebytiara

Post on 09-Oct-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

osce

TRANSCRIPT

MEJA 1 :PEMERIKSAAN SHADOW TEST

Pasien mengeluh penglihatan seperti melihat asap,pemeriksaan yang di lakukan adalah Shadowtest .Semakin sedikit lensa keruh pada bagian posterior maka makin besar bayangan iris pada lensa yang keruh tersebut dan makin tebal kekeruhan lensa makin kecil bayangan iris pada lensa yang keruh.Cara Pemeriksaan1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri 2. Meminta izin untuk melakukanpemeriksaan3. Menyiapkan alat Sentolop 4. Loupe (yang dipasang ke kepala pemeriksa, bukan ke pasien :p)5. Prosedur pemeriksaan:1) Pasien diminta melihat lurus ke depan2) Lalu pemeriksa menyenteri mata pasien pd sudut 450 dari samping, dari bayangan iris.Dengan loupe dapat dilihat bayangan iris pada lensayang dibiaskan dari humor aquosus. Jarak kita 20-30 cm.6. Menjelaskan interpretasi dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukanIntrepetasi :1) Shadow test positif pada katarak imature bila bayangan pada lensa terlihat besar danletaknya jauh terhadap pupil berarti lensa belum keruh seluruhnyaPada katarak imatur, akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotic bahan lensa yang degeneratif. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaucoma sekunder.2) Shadow test negatif pada katarak matur bayangan iris ada lensa kecil dan dekatterhadap pupil berarti lensa sudah keruh seluruhnya (sampai pada kapsul anterior,Pada katarak matur, kekeruhan ini telah mengenai seluruh massa lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau intumesent tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negative.3) Shadow test pseudopositif pada katarak hipermatur jika lensa sudah keruh seluruhnya,mengecil serta terletak jauhdi belakang pupil,sehingga bayangan iris pada lensa besarPada katarak hipermatur, katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair.

Anatomi mata takut ditanya letak iris , pupil, dan lensaMEJA 2 PEMERIKSAAN TENDON ACHILES

KASUS : Wanita 49 thun,mengeluh baal pada ekstremitas bawah,pasien mempunyai riwayatpenyakit DM.-lakukanlah pemeriksaan reflesk fisiologis tendon achilesCara pemeriksaan :1) Perkenalan2) Minta izin3) Tendon achlies di posisikan rileks4) Ketukan palu refleks pada tendon achiles dengan frekuensi ringan,sedang,besar5) Jika normal maka akan terdapat plantar fleksi karena terjadi kontraksi m.gastrocnemius6) Ingat lakukan 3 posisi!

MEJA 3 PEMERIKSAAN GARPU TALA(WEBER,RINNE,SWABACH)KASUS :Pasien diduga tuli sensori neural pada telinga kanan

Cara Pemeriksaan :1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan meminta izin untuk melakukan pemeriksaan2. Informed Consent3. InspeksiPemeriksaan secara inspeksi : Bagaimana bentuk daun telinga ? Normal / tidak, simetris / asimetris ? Mempunyai liang telinga / tidak ? Apa ada peradangan pada daun telinga ? Apakah terdapat fistula di depan tragus ? Bagaimana kebersihannya ? Apa terdapat lesi ?4. Pilih garpu tala 128 256 512 batas rendah yang dipilih yang 512 Hz karena penggunaan garpu tala ini tidak terlalu dipengaruhi suara bising di sekitarnya. 1024 batas sedang 2048 batas tinggi5. Lakukan pemeriksaana. Prosedur pemeriksaan: Test WeberPosisi: pasien duduk tegak, pemeriksa berdiri di dekat pasienCara: Garpu tala digetarkan dan tangkainya diletakkan di garis tengah kepala (verteks, dahi, pangkal hidung, ditengah-tengah gigi seri, dagu). Tanyakan pasien merasakan getaran lebih keras yang sebelah mana

Garpu tala digetarkan dan tangkainya diletakkan di garis tengah kepala (verteks, dahi, pangkalhidung, ditengah-tengah gigi seri, dagu). Bila bunyi terdengar lebih keras pada salah satu telingadisebut Weber lateralisasi ke telinga tersebut. Bila tidak dapat membedakan ke arah mana bunyiterdengar lebih keras disebut weber tidak ada lateralisasib. Prosedur pemeriksaan: Test RinnePosisi: pasien duduk tegak, pemeriksa berdiri di dekat pasienCara: Garpu tala digetarkan, pangkal tangkainya diletakkan di prosesus mastoid pasien, Setelah tidak terdengar lagi oleh pasien, pindahkan garpu tala dipegang di depan liang telinga pasien+ 2,5 cm. Jika pasien sudah tak merasa getaran pada mastoid catat hasil tes

Garpu tala digetarkan, tangkainya diletakkan di prosesus mastoid, setelah tidak terdengar lagi,garpu tala dipegang di depan liang telinga + 2,5 cm. Bila masih terdengar Rinne (+), bila tidakterdengar lagi Rinne (-)c. Prosedur pemeriksaan : Test Swabach Garpu tala divibrasikan Pangkal garpu tala diletakkan pada mastoid pasien sampai pasien tak mendengnar Pindahkan pangkal garpu tala pada mastoid pemeriksa Catat hasil test : Memendek, jika pemeriksa masih mendengar Jika pemeriksa juga tak mendengar, lakukan test balik (uji pemeriksa dulu, kemudian pasien). Jika pemeriksa sudah tak dengar, tapi pasien masih dengar test Schwabach memanjang. Jika pemeriksa sudah tak dengar dan pasien juga tak dengar pasien dalam keadaan normal.Garpu tala digetarkan, tangkainya diletakkan pada prosesus mastoid sampai tidak terdengar bunyi,kemudian garpu tala segera dipindahkan ke prosesus mastoid telinga pemeriksa yangpendengarannya normal. Bila pemeriksa masih dapat mendengar disebut Swabach memendek. Bilapemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya, bila pasien masihdapat mendengar bunyi maka disebut Swabach memanjang, bila sama disebut Swabach samadengan pemeriksa6. Interpretasi

MEJA 4 PSORIASIS

Psoriasis adalah penyakit inflamasi kronik pada kulit yang diduga terkait genetik/autoimun yang ditandai oleh lesi yang khas berupa bercak-bercak eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama yang tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilap serta transparan, disertai fenomen tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.

Cara Pemeriksaan :1. Salam2. Informed Consent3. Tindakan septik antiseptic cuci tangan, pake handscoen 4. Siapkan alat Gelas objek/pisau bisturi 5. Lakukan Pemeriksaan a. Fenomena tetesan lilin/the Candle Sign/ Tache de Bouge Siapkan gelas objek/pisau bisturi/skapel Gores bagian lesi Akan muncul skuama putih/abu2 seperti goresan lilin karena ada perbedaan indeks biasb. Auspitz Sign Bagian puncak lesi yang berlapis-lapis digerus dengan kaca objek/pinset sampai ditemukan pin point bleeding (papilamatosis)c. Fenomena Koebner Garis dari tengah lesi lalu ditarik menggunakan pinset Tunggu sampai 7-14 hari akan timbul lesi barud. Pemeriksaan Diaskopi Tekan bagian lesi merah dengan gelas objek Jika pucat eritema Jika tetap pteki, eritema, purpurae. Nikolskys sign (tambahan)I. Nikolsky I > 2 bulla lalu geser dengan ujung jariJika mengelupas +II. Absoe Hansen pada 1 bulla, tekan di tengah bulla, lalu lesinya melebar

Pada psoriasi hanya pemeriksaan a-dNikolsky untuk pemfigus vulgaris

Gambaran klinis Psoriasis Reaksi inflamasi rekuren dan kronik Kelainan kulitbercak eritema sirkumskripta, skuama ukuran bervariasi,berlapis warnaseperti mika selalu simetris Gejala subjektif rasa gatal, rasa terbakar dan tidak nyaman Predileksi kepala, kuku, ekstremitas ekstensor, umbilikus, sakrum

DD Psoriasis Dermatitis seboroik Sifilis psoriasiformis Dermatofyotosis Lupus eritematosus Psoriasis Rosea Lichen Planus Dermatitis eritroskuamosa

Tatalaksana psoriasisa. Sistemik JIMAT OSCE PDU 2010 REGULER FK UNSRI Metotreksat Cyclosporin-A (Cs-A) Retinoid acitretin Fumaric acid ester Hydroxy urea 6-thioguanine Mycofenolete movetile Sulfasalazine Dapsone Retinoid ( etretinate & acitretin )b. c. Biologi Subkutan Alefacept, Efalizumab, Etanercept, Adalimumab Infliximab per infusd. Topikal Preparat Ter Kortikosteroid (krim, sol,salep, intralesi) Antralin Tazaroten calcipotriol Makrolaktams (calcineurin inhibitor)takrolimus & pimekrolimus Asam salisilat e. f. Pengobatan sinar UV UVA dan UVBg. Terapi wanita dengan kehamilan wanita hamil MTX & retinoid oral kontraindikasi absolut Topikal emolien dan obat topikal lainnya dengan fototerapi UVB Mtx fetotoksik & abortifgenik Retinoid teratogenikh. Terapi wanita reproduktif Wanita reproduktif Mtx dan retinoid oral dapat diberikan dengan menggunakan kontrasepsi Pada kasus selektifpemberian isotretinoin lebih baik drpd acitretin jangka pendek

NEUROSENSORIS PEMERIKSAAN DERMATOM (kalo ada)NoProsedur

1Mengucapkan salam, memperkenalkan diri danmeminta izin untuk melakukan pemeriksaan

2Melakukan prosedur pemeriksaan:Posisi: pasien berbaring telentangCara:melakukan pemeriksaan sensoris dengan menggunakan jarum, dengan cara membandingkan ujung kepala dengan ujung jari kaki.Kemudian dari kepala diturunkan satu dermatome, sementara dari ujung kaki dinaikkan satu dermatome sehingga ditemukan daerah batas gangguan sensorik.

3Mampu melakukan penilaian batas gangguan sensoris yang terjadi sesuai hasil pemeriksaan

PEMERIKSAAN KULITA. TES ZIEHL NEELSENSPESIMEN1. ambil specimen, desinfeksi kulit dengan alcohol 70 %, bagian cuping telinga2. cuping telinga ditekan dengan dua jari sampe pucat lalu sayat dengan blade scalpel lalu putar 90 derajat3. kumpulkan bubur jaringan, kalo ada darah prosedur ulang lagiCARA PEWARNAAN1. siram carbofluchsin ke saturate paper (berisi specimen) kemudian panaskan selama 5 menit2. dinginkan dan bilas dengan air selama 30 detik3. dekolorasi lagi dengan asam alcohol sampe berwarna pink selama 10-30 detik4. bilas dengan air selama 5 detik5. siram lagi dengan methylene blue selama 2 menit6. cuci dengan air selama 30 detik7. keringkan dengan bibulous paper8. periksa di bawah mikroskop (x100)

B. KOHSPESIMEN Metode pengambilan spesimen bergantung gambaran klinis dan organ terinfeksi : -spesimen kuku : potongan bagian belakang kuku terinfeksi atau kerokan daerah hiperkeratotik dan penebalan dasar kuku di bagian proksimal kutikula atau lipatan kuku proksimal -spesimen rambut :pencabutan 10-12 helai rambut di perbatasan daerah alopesia serta harus mengikutsertakan skuama kulit kepala. -spesimen kulit :di bagian tepi lesi aktif yang meninggi. Bila terdapat bula, spesimen terbaik adalah bagian atap bula. Pada lesi esudatif (misalnya infeksi kandida), pengambilan spesimen dapat dilakukan menggunakan swab.

CARA PENGAMBILAN SPESIMEN lokasi pengambilan specimen tersebut dibersihkan dengan alcohol 70 % untuk menghilangkan kotoran, dll peralatan yang digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu (scalpel, furet, forsep,dll)TEKNIK PEMERIKSAAN1. teteskan setetes larutan KOH 10-30% di atas kaca obyek bersih2. tambahkan sejumlah specimen yang akan diperiksa kemudian tutup dengan kaca penutup3. panaskan hati2 dengan melewatkan di atas api Bunsen beberapa kali tapi jangan sampe mendidih (biasanya 2-4 kali)4. tekan kaca penutup tadi perlahan2 agar sediaan yang sudah lisi jadi menipis dan rata5. periksa di bawah mikroskop cahaya menggunakan pembesaran 10 kali dan konfirmasi dengan pembesaran 40 kali6. kalo preparat belum bersih, bisa dipanaskan lagiINTERPRETASI1. jamur itu bentuknya seperti garis dan punya indeks bias yang berbeda. jamur dipisahkan oleh sekat dan dijumpai butir2 bersambung seperti rantai (artrospora)2. Interpretasinya sebagai berikut :a. pitriasis versikolor Pitiriasis versikolor : spora bulat berdinding tebal, berkelompok dengan miselium kasar dan terputus-putus/ pendek-pendek (sphaghetti and meatballs)b. Kandidosis : tampak sel ragi berbentuk lonjong atau bulat, blastospora (sel ragi bertunas) dan pseudohifa. c. Dermatofitosis : hifa panjang bersepta, bercabang-cabang dan artrospora d. Pada spesimen rambut terinfeksi dermatofita :- Jamur di sekeliling batang rambut (ektotriks) - Jamur di dalam batang rambut (endotriks)C. PEWARNAAN GRAMCARA PEWARNAAN1. kaca objek yang berisi specimen disiram dengan crystal violet selama 30 detik2. bilas dengan air selama 5 detik3. siram dengan Grams iodine selama 1 menit4. bilas dengan air 5 detik5. dekolorisasi selama 15-30 detik dengan decolorizer6. bilas dengan air selama 5 detik7. siram dengan safranin selama 60-80 detik8. bilas dengan air 5 detik9. keringkan dengan bibulous paper10. periksa di bawah mikroskop (x100)INTERPRETASI biru gram positif merah gram negativeD. LAMPU WOODAlat: Lampu Wood Kamar kedap cahayaCara:1. Kulit dan rambut yang akan diperiksa harus dalam keadaan sealamiah mungkin.2. Obat topikal, bahan kosmetik, lemak, eksudat, harus dibersihkan terlebih dahulu karena dapat memberikan hasil positif palsu.3. Pemeriksaan harus dilakukan dalam ruangan kedap cahaya agar perbedaan warna lebih kontras.4. Jarak lampu Wood dengan lesi yang akan diperiksa 10-15 cm5. Lampu wood diarahkan ke bagian lesi dengan pendaran paling besar/jelas INTERPRETASI Ptiriasis versikolorPutih kekuningan, orange-tembaga, kuning keemasan, atau putih kebiruan (metabolit koproporfirin) Tinea kapitis (M. canis, M. audouinii, M. rivalieri, M. distortum, M. ferrugineum dan M. gypseum): hijau terang. Tine favosa (Trichophyton scheoenleinii):biru suram/hijau suram (akibat metabolit pteridin) Eritrasma (Corynebacterium minutissimum):merah koral (metabolit porfirin) Pseudomonas:hijau (metabolit pioverdin atau fluoresein) Hasil positif palsu- salep dan krim di kulit atau eksudat: biru jingga- tetrasiklin, asam salisilat dan petrolatum: kuning

KUMPULAN KASUS

1. Kasus: Ptiriasis versikolorefloresesnsi: makula hiperpegmentasi, kecoklatan, kemerahan, ireguler, permukaan skuama halus (pitiriasis foam) warna putih keabuan, pruritus kadang-kadang/ sedikitpenyebab: Malassezia furfur (Pityrosporum orbiculare/ Pityrosporum ovale). sel ragi/ yeast, jamur dimorphic, litophilic),predileksi: dada atas, lengan atas, leher, perut, tungkai atas/ bawahlampu wood: putih kekuningan, orange tembaga, kuning keemasan, atau putih kebiruan (metabolit koproporfirin) pemeriksaan penunjang: kerokan kulit +KOHtatalaksana: suspensi selenium sulfida (selsun) sebagai sampo 2-3x seminggu. Salisil spiritus 10%, derivat azole seperti mikonazol, clortrinazol, isokonazol, ekonazol.2. kasus: Tinea Kapitisefloresensi: papul eritematosa, kecil, di sekitar batang rambut, berupa bercak pucat, rambut warna abu-abu, tidak mengkilap, mudah patah, beberapa mm kulit kepala alopecia sekunder, dengan/tanpa radang, disertai skuama dan gatal penyebab: M.audini,M. ferrugineum.Klasifikasi: kerion, grey patch ringworm, black dotpredileksi: kepala (sekitar rambut)lampu wood: hijau terangpemeriksaan penunjang: kerokan kulit, rambut dan dilakukan pemeriksaan langsung mikologik (+KOH)tatalaksana: Beri shampo ketokonazole 2 % atau seleniumsulfida penderita atau seluruh keluarga Kerion beri KS oral jangka pendek. Griseofulvin 0,5-1 g dewasa; 0,25-0,5 g anakanak sehari3. kasus: Tinea pedisefloresensi:klasifikasi: interdigital, moccasin, vesikulobulosapenyebab: interdigital T. Rubrum, T.mentagrophyte, E.. floccosum; Tipe vesikobulosaT.Mentagrophytes, moccasin T rubrum predileksi: kaki, sela jari kaki di telapak kaki.pemeriksaan penunjang: tatalaksana: golongan azole4. kasus: psoriasisefloresensi: bercak eritema sirkumskripta, skuama ukuran bervariasi,berlapis warna seperti mika selalu simetrispenyebab: Faktor imunologik, Defek limfosit Tsitokin, Infeksi streptokokus, Stres psikis, Obat2-an al,anti malaria, blocker, catopril, doxycycline klasifikasi: Psoriasis tipe 1awitan dini, familial, onset 40thn, tidak berkaitan dgn HLA predileksi: kepala, kuku, ekstremitas ekstensor, umbilikus, sakrumpemeriksaan: fenomena tetesan lilin, auspitz sign, koebnerklasifikasi: p. Vulgaris, p. Gutata, p. Eksudatif, p. Inversa, p. Seboroik, p. Pustula, tatalaksana: sistemik Hydroxy urea, 6-thioguanine, Mycofenolete movetile, Sulfasalazine, Dapsone , Retinoid ( etretinate & acitretin ). Topikal Preparat Ter, Kortikosteroid ( krim, sol,salep,intralesi ), Antralin, Tazaroten, calcipotriol, Makrolaktams (calcineurin inhibitor) takrolimus & pimekrolimus, Asam salisilat 5. kasus: kandidosis Intertriginosaefloresensi: kulit warna merah, maserasi, erosi, tepi ireguler, lesi satelit.penyebab: Candida albicans805 juga C. stellatoidea, C. tropicalis, C. crusei, C. glabrata, C. kefyrpredileksi: aksila, perineum, lipatan buah dada dan gluteus.pemeriksaan: kerokan kulit/ usapan mukokutan + KOH 10%, biakan agar destrosa glukosa sabouraudtatalaksana: topikal larutan gentian 0,5-1%, nistatin, amfoterisin B, grup azole ; bentuk krim, salep Sistemik tablet nistatin, amfoterisin B intravena, 6. kasus: erythrasmaefloresensi: miliar sampai plak, eritroskuamosa, berskuama halus, kadang terlihat merah kecoklatanpenyebab: actinomycetes, nocardia minitussimapredileksi: ketiak, lipatan paha, kadangkadang di daerah intertriginosalampu wood: merah koral (metabolit porfirin)pemeriksaan penunjang: lampu wood, kerokan kulit, kulturtatalaksana; eritromisin 4x250 g/hari, untuk 2-3 minggu. Obat topikal salep tetrasiklin 30%7. kasus: skabiesefloresensi: papul eritem ( multiple, milier, diskret) vesikel (multipel milier, diskret) erosi,eskoririasipenyebab: sarcoptes scabiei varian hominispredileksi: selasela jari, pergelangan tangan, penis, siku, kaki, inguinal, bokong, aksilalampu wood: kuning keemasanpemeriksaan penunjang: kerokan kulit, mikroskopis, dermatopatologi, hematologi eosinofiliatatalaksana: topikal permethrin 5%, lindane 1%, sulfur 5-10%, crotamitan 10%. Oral ivermectin 200mg/kgBB8. kasus: moluskum kontangiosumefloresensi: papul, umbilicated, hemisferis, mengkilap seperti mutiara putih, =1-10mmpenyebab: Molluscum Contagiosum Virus (MCV)9. kasus: herpes simpleks10. kasus: herpes zoster

JIMAT INI CAMPURAN DARI SUMBER2 LAIN.YANG NGGAK ADA DI SINI PEMERIKSAAN NEUROLOGI (REFLEKS, dll).DIBACA YAAA :* :* :*