jentik
DESCRIPTION
lap. vektorTRANSCRIPT
PRAKTIKUM PENGENDALIAN VEKTOR
Praktikum Survey Jentik
Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 2 Juli 2012
A. Pendahuluan
Indonesia merpukan negara yang memiliki 4 musim, yakni musim
penghujan, musim kemarau, musim semi dan musim gugur. Ketika datang
musim penghujan selalu diiringi berbagai macam jenis penyakit, sallah
satunya adalah penyakit akibat vektor nyamuk terutama penyakit demam
berdarah dengue (DBD).
Makin tingginya angka kematian maupun angka kesakitan karena
penyakit tersebut, maka sangatlah dianjurkan adanya Jumantik (juru pemantau
jentik) di setiap desa/kelurahan, yaitu petugas khusus yang berasal dari
lingkungan sekitar yang secara sukarela mau bertanggung jawab untuk
malakukan pemantauan jentik nyamuk DBD aedes aegypti di wilayahnya serta
melakukan pelaporan ke kelurahan secara rutin dan berkesinambungan.
DBD merupakan suatu penyakit yang di sebabkan oleh virus dengue
yang penularannya dari satu penderita kependerita lain disebarkan
olehnyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu langkah yang dapat dilakukan
untuk mencegah penyebaran DBD adalah dengan memotong siklus hidup nyamuk
melalui kegiatan pemantauan jentik berkala (PJB) dan melakukan Pembrantasan
Sarang Nyamuk (PSN). Dengan melakukan hal tersebut diharapkan dapat
menekan angka kematian maupun angka kesakitan akibat penyakit DBD.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum survey jentik ini adalah :
1. Untukmengetahui keberadaan serta kepadatan larva nyamuk.
2. Agar mahasiwa dapat memeriksa jentik nyamuk yang ada di sekitar kita.
3. Agar mahasiswa dapat memberantas perkembangbiakkan nyamuk dengan
benar.
43
4. Agar mahasiswa dan masyarakat dapat menekan angka penyakit demam
berdarah yang terjadi di masyarakat.
C. AlatdanBahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum survey jentik ini adalah :
1. Alat
a. Senter
b. Form jumantik atau daftar survey jentik
c. Alat tulis
2. Bahan
a. Larva(jentik nyamuk)
b. Bubuk abate
D. Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum survey jentik ini adalah :
1. Untuk kelas semester 4B, 1 shift hanya terdiri dari 11 mahasiswa.
Pertama-tama semua mahasiswa dibagi dalam 5 kelompok, tiap kelompok
terdiri dari 2-3 mahasiswa serta pembagian wilayah (Rt/Rw). Tiap
kelompok mensurvey jentik di tiap-tiap tempat penampungan air warga
minimal 20 KK (rumah)
2. Setiap kelompok dibagi lagi atas 2 tim, yaitu tim yang bertugas mencari
dan mengamati jentik nyamuk di dalam rumah, dan tim yang satunya
bertugas mencari dan mengamati jentik nyamuk di luar rumah.
3. Kemudian masing-masing tim mencatat variable-variabel yang
diperlukan, seperti:
a. Nama KK (kepalakeluarga)
b. Jenis penampungan yang ada
c. Jumlah penampungan yang positif dan negatif terdapat jentik nyamuk,
serta letak tempat penampungan tersebut (di dalam atau diluar rumah)
dan kemudian memasukkannya kedalam form jumantik.
44
E. Hasil
(Terlampir di lampiran 8)
F. Pembahasan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang bahasa medisnya
disebut dengan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalaui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti dan Aedes Albopictus yang menyebabkan gangguan pada pembuluh
darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan
pendarahan-pendarahan. Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropik
seperti asia tenggara, india, brasil, amerika termasuk seluruh wilayah di
Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter
di ataspermukan laut. (Suriasumantri, 1987).
Nyamuk aedes aegypty meletakan telur pada permukaan air bersih
secara individual. Telur berbentuk elip, berwarna hitam dan terpisah satu
dengan yang lainnya. Telur menetas dalam 1 samapi 2 hari menjadi larva.
Terdapat 4 tahapan dalam perkembangan larva yang disebut dengan Instar.
Perkembangan instar 1 ke 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah
mencapai instar ke 4, larva berubah menjadi pupa bertahan selama 2 hari
sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur
hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 sampai 8 hari, namun dapat
lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung. Telur Aegypti tahan
kekeringan dan dapat bertahan hingga satu bulan dalam keadaan kering. Jika
terendam air, telur kering akan menetas menjadi larva. Sebaliknya larva
sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva
saat berkembang dapat mempengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang
dihasilkan. (Ritwan, 1992).
45
Untuk menekan pertumbuhan nyamuk aides aegypty dewasa perlu
adanya pemantauan jentik berkala dan pembrantasan sarang nyamuk agar
siklus hidup nyamuk dapat terpotong sebelum membentuk nyamuk dewasa.
Kami melakukan pemeriksaan jentik di daerah kecamatan Grogol, Sukoharjo
di desa GrogolRT 01/ RW 04 dan RT 02 / RW 03. Kami terdiri dari 11
anggota dengan jumlah keseluruhan kepala keluarga yang kami periksa ada
75 kepala kelurga, terdapat 21 rumah tidak ada jentik dan 54 rumah positip
terdapat jentik. Jumlah container yang diperiksa ada 430. Jumlah countainer
positif jentik ada 140 buah dan yang negatif ada 290 buah. Dengan demikian
dapat diketahui angka bebas jentik wilayah desa grogol dengan menggunakan
rumus :
Keterangan : dengan hasil yang didapat menunjukan bahwa wilayah tersebut
belum termasuk kawasan bebas jentik karena standar ABJ haruslah lebih dari
95 %.
Untuk menghitung kontainer ada jentik yang ditemui dapat menggunakan
rumus :
46
Dari hasil tersebut, untuk menekan angka kematian maupun angka
kesakitan penyakit DBD yang disebabkan nyamuk aides aegypty perlu
dilakukan program Pembrantasan Sarang Nyamuk bahwa kegiatan ini
merupakan salah satu cara yang paling baik untuk memutus perindukan
nyamuk. Bukan selalu melakukan fogging setiap kali di temukan kasus DBD
di suatu wilayah, melainkan pemberian informasi sebagai upaya pencegahan
dini.
Dalam kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) sebenarnya
pemerintah, tenaga kesehatan sebenarnya telah menghimbau kepada
masyarakat untuk rutin melakukan kegiatan 3M yaitu menguras, menutup dan
mengubur. Dengan demikian perindukan nyamuk dapat terputus sehingga
angka penderita DBD akan dapat di tekan. Tapi hal ini kembali kepada
masyarakat, perilaku masyarakatlah yang sangat sulit untuk di rubah.
Berbagai intervensi dilakukan untuk menekan kasus DBD seperti
fogging, serta himbauan 3M plus, tetapi ABJ (Angka Bebas Jentik).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik responden,
pengetahuan, dan sikap dengan PSN 3M Plus pada berbagai sarang nyamuk,
mengetahui hubungan PSN 3M Plus dengan kepadatan jentik, mengetahui
kepadatan jentik dan memperoleh bentuk prediksi kepadatan jentik melalui
PSN 3M plus. Terdapat pula hubungan antara PSN 3M Plus di bak mandi,
ember dan gentong plastik dengan kepadatan jentik. Disarankan kepada
pihak DKK supaya mampu menerapkan strategi penyuluhan PSN 3M Plus di
bak mandi, ember dan gentong plastik. Bagi peneliti lain yang berminat pada
hubungan PSN 3 M Plus dengan kepadatan jentik disarankan menggunakan
metode purposive sampling.
G. Kesimpulan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalaui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler
47
dan pada sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan pendarahan-
pendarahan. Perlu adanya kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dan
Pembrantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk memutus siklus hidup nyamuk
Aedes aegypty sehingga tidak menjadi nyamuk dewasa untuk menularkan
DBD pada manusia.
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa desa
Grogol RT 01 dan RT 02 kecematan Grogol Sukoharjo angka bebas jentik
wilayah tersebut masih sangatlah rendah, hanya sebesar 28 % padahal standar
angka bebas jentik lebih dari 95 % dan didapat pula angka container indeks
sebesar 32,5 %. Dengan demikian perlu adanya kegiatan Pembrantasan
Sarang Nyamuk secara berkala dalam rangka mencegah penularan penyakit
DBD.
48