jenis menurut zamannya.docx
TRANSCRIPT
JENIS MENURUT ZAMANNYA
1. PRIMITIF
Ciri-ciri umum dari seni ornamen primitif adalah sederhana, tegas,
kaku, cendrung bermotif geometris, goresan spontan, biasanya
mengandung makna simbolik tertentu. Sedangkan komposisi yang
diterapkan biasanya berderet, sepotong-sepotong, berulang, berselang-
seling, dan sering juga dijumpai penyusunan secara terpadu. Karya seni
primitif memberi gambaran kesederhanaan dan gambaran perilaku
masyarakat pada zaman itu. Seni primitif bersifat universal karena ciri-
ciri umumnya adalah sama diseluruh dunia.
Contoh: ukir Asmat yang ada di Irian Jaya .
Seni hias primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana
tingkat kehidupan manusia pada masanya sangat sederhana sekali dan
sekaligusmerupakan ciri utama, sehingga manusianya disebut orang
primitif. Hal ini berpengaruh dalam kebudayaan yang mereka hasilkan.
Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan
berburu binatang. Di bidang kesenian, seni hias yang dihasilkan juga
sangat sederhana, namun memiliki nilai yang tinggi sebagai ungkapan
ekspresi mereka. Peninggalan karya seni yang dihasilkan berupa
lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat pada
dinding goa, seperti pada dinding gua Leangleang di Sulawesi Selatan.
Selain karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat berburu
mereka yang berupa goresan-goresan sederhana. Karya seni yang
dihasilkan hanya merupakan ekspresi perasaan mereka terhadap dunia
misterius atau alam gaib yang merupakan simbolis dari perasaan-
perasaan tertentu, seperti perasaan takut, senang, sedih, dan
perasaan damai. Ciri-ciri lain dari seni primitif yaitu goresannya
spontan, tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna
merah, coklat,hitam, dan putih.
2. KLASIK
adalah. Ia telah mempunyai bentuk dan pakem yang standard,
struktur motif dan pola yang tetap, memiliki susunan, irama yang telah
baku dan sulit untuk dirobah dalam bentuk yang lain, dan yang
terpenting telah diterima eksistensinya tanpa mengalami perubahan
lagi. Contohnya ornamen Majapahit, Pajajaran, Jepara, Bali, Surakarta,
Madura, mataram dan lain-lain. Seni klasik bersifat kedaerahan
karenanya masing-masing daerah memiliki ragam hias klasik dengan
corak dan ciri-ciri tersendiri.
Contoh: ornament Pajajaran, , ornament Yogyakarta, ornament
Pekalongan, ornamen Madura, ornamen Surakarta, ornamen Cirebon,
ornamen Bali, ornament Jepara.
ornament Majapahit
mataram
pajajaran
3. TRADISIONAL
yaitu ragam hias yang berkembang ditengah-tengah masyarakat
secara turun-temurun, dan tetap digemari dan dilestarikan sebagai
sesuatu yang dapat memberi manfaat (keindahan) bagi kehidupan, dari
masa ke masa. Ornamen tradisonal mungkin berasal dari seni klasik
atau seni primitif, namun setelah mendapat pengolahan-pengolahan
tertentu, dilestarikan kemanfaatannya demi memenuhi kebutuhan,
khususnya dalam hal kebutuhan estetis. Oleh sebab itu corak seni
ornamen tradisional merupakan pembauran dari seni klasik dan primitif.
Hasil atau wujud dari pembauran tersebut tergantung dari sumber
mana yang lebih kuat yang akan memberi kesan/corak yang lebih
dominan. Misalnya motif tradisonal Majapahit, Bali, Jogyakarta,
Pekalongan beberapa daerah lainnya lebih dominan bersumber pada
corak motif klasik, sedangkan motif tradisional Irian jaya, toraja, motif
suku dayak dan motif Kalimantan corak primitifnya lebih menonjol.
Ornamen tradisonal bersifat kolektif.
Ornamen Tradisional yang masih hidup dimasyarakat, memiliki ciri
khas tertentu, antara lain:
Homogen (ada keseragaman), kolektif (sekumpulan motif dari
beberapa daerah yang membentuk menjadi satu kesatuan utuh sebagai
motif daerah tertentu), komunal (motif yang dimiliki oleh daerah
tertentu), kooperatif (kemiripan motif yang diapakai oleh masyarakat
dalam daerah tertentu), konsevatif, intuitif, ekologis, sederhana
Aceh
patra bali
jepara
pekalongan
surakarta
4. MODERN
atau Kontemporer yaitu karya seni ornamen yang merupakan hasil
kreasi atau ciptaan seniman yang baru dan lepas dari kaidah-kaidah
tradisi, klasik atau primitif. Ornamen ini bersifat individu. Poses dan
terciptanya seni ornamen modern terkadang bertolak atau mengambil
inspirasi dari seni primitif atau tradisional atau merupakan hasil
inovasi/kreativitas seniman secara pribadi, sehingga karya yang
tercipta merupakan cerminan pribadi senimannya.
Ciri–ciri ornamen modern adalah “multiplied” (tidak terikat pada
satu aturan tertentu), yaitu:
Heterogen (tidak seragam), individual (menurut penciptanya),
kompetitif (bersaing dalam mencipta untuk mencapai proses
kreatif), progresif (tidak terikat pada aturan tertentu),
conscious (sadar akan penciptanya, tidak terpengaruh), gradual
(mencipta secara terus-menerus), ekologis berantai (berputar
secara berantai dan terjadi perubahan–perubahan dalam
prosesnya), complicated (rumit), rasional (masuk akal)