jemuran otomatis dengan sensor air dan cahaya

14
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Mahasiswa adalah pelajar yang berpendidikan di kuliah. Mahasiswa yang jauh dari kampus, pada umumnya bertempat tinggal di kost atau kontrak. Mahasiswa ada beberapa masalah jika berurusan dengan musim penghujan. Salah satunya adalah menjemur pakaian atau mengeringkan pakaian, jika mahasiswa mencuci pakaian sendiri. Pada saat musim hujan sangatlah sulit memantau cuaca. Jika ditinggal keluar atau sedang ngampus, mahasiswa kesulitan dalam mengurusi pakaian yang dijemur. Permasalahan tersebut tidak dirasakan oleh mahasiswa saja. Melainkan kebanyakan orang juga mengalami masalah yang sama. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diciptakan suatu alat yang memanfaatkan gabungan sensor cahaya dan air yang diberi nama “Jemuran Otomatis dengan Sensor Cahaya dan Air” untuk memasukkan dan mengeluarkan pakaian yang dijemur secara otomatis. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan jemuran otomatis dengan sensor cahaya dan air? 2. Bagaimana rangkaian elektronik jemuran otomatis dengan sensor cahaya dan air? 3. Bagaimana prinsip kerja jemuran otomatis dengan sensor cahaya dan air? 3. Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat mengetahui alat dan bahan yang dibutuhakan jemuran otomatis dengan sensor cahaya dan air. 2. Dapat memahami rangkaian elektronik jemuran otomatis dengan sensor cahaya dan air.

Upload: ricky-bharatayuda-seno

Post on 19-Oct-2015

714 views

Category:

Documents


80 download

DESCRIPTION

Rangkaian sensor dan prinsip kerja

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Mahasiswa adalah pelajar yang berpendidikan di kuliah. Mahasiswa yang

    jauh dari kampus, pada umumnya bertempat tinggal di kost atau kontrak.

    Mahasiswa ada beberapa masalah jika berurusan dengan musim penghujan.

    Salah satunya adalah menjemur pakaian atau mengeringkan pakaian, jika

    mahasiswa mencuci pakaian sendiri. Pada saat musim hujan sangatlah sulit

    memantau cuaca. Jika ditinggal keluar atau sedang ngampus, mahasiswa

    kesulitan dalam mengurusi pakaian yang dijemur. Permasalahan tersebut

    tidak dirasakan oleh mahasiswa saja. Melainkan kebanyakan orang juga

    mengalami masalah yang sama.

    Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diciptakan suatu alat yang

    memanfaatkan gabungan sensor cahaya dan air yang diberi nama Jemuran

    Otomatis dengan Sensor Cahaya dan Air untuk memasukkan dan

    mengeluarkan pakaian yang dijemur secara otomatis.

    2. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah adalah sebagai berikut:

    1. Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan jemuran otomatis dengan sensor

    cahaya dan air?

    2. Bagaimana rangkaian elektronik jemuran otomatis dengan sensor cahaya

    dan air?

    3. Bagaimana prinsip kerja jemuran otomatis dengan sensor cahaya dan air?

    3. Tujuan

    Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:

    1. Dapat mengetahui alat dan bahan yang dibutuhakan jemuran otomatis

    dengan sensor cahaya dan air.

    2. Dapat memahami rangkaian elektronik jemuran otomatis dengan sensor

    cahaya dan air.

  • 2

    3. Dapat memahami prinsip kerja jemuran otomatis dengan sensor cahaya

    dan air.

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Alat dan Bahan

    2.1.1 Alat

    1. Solder

    Solder merupakan salah-satu perkakas yang utama bagi teknisi. Solder

    berguna untuk memanaskan logam dan melelehkan timah solder.

    Penyolderan merupakan suatu proses penyambungan dua logam dengan

    menggunakan logam campuran yang disebut timah solder. Solder dapat

    dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu solder dengan pemanas gas dan

    solder listrik.

    2. Penghisap Timah

    Alat penyedot sisa timah , merupakan alat yang dirancang khusus untuk

    membersihkan sisa dari setelah mematri / meyode sehingga hasil yang

    didapat lebih rapi selain itu juga bisa untuk melekatkan lagi Solderan.

    3. Tang Potong

    Tang potong banyak manfaatnya diantara yang paling sering digunakan

    dalam elektronika adalah untuk memotong kaki komponen dan kabel

    ukuran kecil.

  • 4

    2.1.2 Bahan

    1. Kabel

    Kabel adalah bahan konduktor yang dapat menghantarkan listrik. Kabel

    ada yang berupa serabut maupun kawat.

    2. Timah

    Timah adalah sebuah logam berwarna putih keperakan. Dalam elektronika,

    timah biasanya digunakan untuk mematri dan menghubungkan komponen-

    komponen elektronika.

    3. PCB

    PCB adalah tempat dudukan komponen yang berguna sebagai penyusunan

    skema elektronika.

  • 5

    4. Motor DC

    Motor DC adalah motor yang memerlukan suplai tegangan searah pada

    kumparan jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi

    mekanik.

    5. Komponen Elektronika

    a. Resistor

    Resistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari arang yang

    bersifat sebagai tahanan/penghambat aliran arus listrik. Kemampuan

    resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam, tergantung dari

    nilai resistansi resistor tersebut.

    Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk

    menghambat arus listrik. Resistor juga sering disebut dengan nama

    tahanan atau hambatan. Sesuai dengan namanya resistor memiliki sifat

    resistif yaitu bersifat menghambat arus listrik. Satuan nilai resistif suatu

    resistor adalah Ohm atau dilambangkan dengan simbol Omega ( ).

    Resistor merupakan komponen yang tidak berpolaritas, artinya dalam

    pemasangannya tidak perlu memperhatikan polaritas (+) atau (-) nya.

    Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam,

    tergantung dari nilai resistansi resistor tersebut.

    b. LDR (Light Dependent Resistor) atau Resistor Peka Cahaya

  • 6

    LDR merupakan jenis resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-

    ubah. Sesuai dengan namanya, LDR memiliki nilai resistansi yang

    dapat berubah-ubah tergantung dari cahaya yang diterima. Semakin

    kuat intensitas cahaya yang diterima LDR maka semakin kecil nilai

    resistansi LDR. LDR banyak digunakan sebagai sensor cahaya.

    c. Transistor NPN dan PNP

    Transistor adalah komponen semikonduktor yang dipakai sebagai

    penguat, sirkuit pemutus dan penyambung (switching) sehingga

    transistor dapat berfungsi seperti kran listrik. Pada umumnya, transistor

    memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C).

    Tegangan di terminalnya basis berfungsi seperti kran pengatur arus

    listrik yang mengalir dari kolektor ke emitor dan sebaliknya.

    Terdapat dua jenis kontruksi dasar transistor berdasarkan polaritasnya,

    yaitu jenis n-p-n dan jenis p-n-p.

    Transistor PNP

    Transistor jenis PNP adalah transistor yang hanya akan mengalirkan

    arus listrik dari kolektor ke emitor apabila terminal basis mendapatkan

    arus negatif.

  • 7

    Transistor NPN

    Transistor jenis NPN adalah transistor yang hanya akan mengalirkan

    arus listrik dari kolektor ke emitor apabila terminal basis mendapatkan

    arus positif.

    d. Condensator/Capasitor

    Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat

    yang dapat menyim-pan energi di dalam medan listrik. Sebuah

    kapasitor terdiri dari dua buah pelat logam dengan sebuah lapisan

    isolator (penyekat) yang dapat menyimpan muatan listrik diantara

    kedua pelat tersebut. Lapisan isolator yang digunakan dapat berupa

    sebuah lempengan plastik tipis, namun dalam beberapa jenis kapasitor

    lapisan ini adalah udara. Kondensator memiliki satuan yang disebut

    Farad dari nama Michael Faraday.

    Berdasarkan nilai kapasitansinya, kapasitor digolongkan menjadi 2

    macam, yaitu kapasitor tetap dan kapasitor tidak tetap. Kapasitor tetap

    adalah kapasitor yang memiliki kapasitansi tetap dan tidak dapat

    diubah-ubah. Yang termasuk kapasitor tetap adalah kapasitor polar

    (misal dielektriknya Electrolytic Capasitor) dan kapasitor non polar

    (misal dielektriknya Keramik, film, dan mika).

  • 8

    Sedangkan kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang nilai

    kapasitansinya dapat diubah atau kapasitansinya dapat diatur sesuai

    keinginan dengan batas maksimal sesuai yang tertera pada kapasitor

    tersebut. Yang termasuk kapasitor tidak tetap adalah Varco/trimer

    kapasitor).

    e. Dioda Silikon (Penyearah)

    Dioda berasal dari pendekatan kata dua elektroda yaitu anoda dan

    katoda. Dioda semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja

    (forward), sehingga banyak digunakan sebagai komponen penyearah

    arus. Secara sederhana sebuah dioda bisa kita asumsikan sebuah katup,

    dimana katup tersebut akan terbuka manakala air yang mengalir dari

    belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh

    dorongan aliran air dari depan katup.

    Wujud dan Simbol Umum Dioda

  • 9

    Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya

    terdapat garis yang melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah

    sebagai perwakilan dari cara kerja dioda itu sendiri. Pada pangkal anak

    panah disebut juga sebagai anoda (kaki positif = P) dan pada ujung

    anak panah disebut sebagai katoda (kaki negative = N).

    f. LED

    LED merupakan salah satu jenis dioda. LED adalah singkatan dari

    "Light Emitting Diode". Yang berarti LED adalah perangkat semi-

    konduktor yang menghasilkan cahaya ketika arus listrik melewati celah

    antara katoda dan anoda didalam sistem perangkat tsb.

    g. Relay

    Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang

    digerakkan oleh arus listrik. Relay memanfaatkan gaya elektromagnetis

    dari kumparan untuk menggerakkan saklar ke kondisi close maupun

    open.

    Relay terdiri dari coil dan contact. Coil adalah gulungan kawat yang

    mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang

  • 10

    pergerakannya tergantung dari medan magnet pada coil akibat dari arus

    listrik.

    Contact ada 2 jenis :

    Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan adalah

    open/terputus)

    Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan adalah

    close/tersambung)

    Secara prinsip kerja dari relay dimulai ketika Coil mendapat energi

    listrik (energized), maka akan timbul gaya elektromagnet yang akan

    menarik armature yang berpegas, dan contact akan menutup.

    h. Switch Pemindah Jalur

    Switch pemindah jalur adalah sebuah switch yang berkaki 3, dan

    apabila ditekan tombolnya, maka arus listrik akan bisa berubah jalur.

    2.2 Rangkaian Elektronik

    2.2.1 Sensor Cahaya

  • 11

    Komponen yang dibutuhkan:

    2.2.2 Sensor Air

    Komponen yang dibutuhkan:

    2.2.3 Penggabungan Sistem Kerja Sensor

    R1 R2 12K R3 18K R4 10K R5 160 R6 3K3 R7 1K2

    TR1 FCS 9013 TR2 FCS 9012 ELCO 10/16V LED LDR DIODA 4002

    RELAY 12V

    TR1 TIP 32 TR2, TR3 TIP 31 DIODA 4002 C1 680nF RELAY 12V

    SWITCH

  • 12

    Komponen yang dibutuhkan:

    2.3 Prinsip Kerja Jemuran Otomatis dengan Sensor Cahaya dan Air

    Prinsip Kerja pada sensor cahaya:

    LDR memiliki nilai resistansi yang dapat berubah-ubah tergantung dari

    cahaya yang diterima. Semakin kuat intensitas cahaya yang diterima LDR

    maka semakin kecil nilai resistansi LDR. Begitu juga sebaliknya. LDR

    berfungsi sebagai sensor cahaya. LDR akan memberikan sinyal ke relay jika

    nilai resistansinya berubah-ubah. Arus listrik yang terhubung dengan relay

    akan mengenai kaki coil (gulungan kawat yang mendapat arus listrik).

    Prinsip Kerja pada sensor air:

    Sensor akan memberikan sinyal ke kaki basis transistor PNP. Transistor PNP

    akan bekerja jika basis diberi muatan (+). Transisitor PNP akan melanjutkan

    sinyal yang diterima ke transistor NPN yang berguna sebagai penguat. Dan

    transisitor NPN ini akan berubah muatan menjadi (-), dan mengenai kaki coil

    pada relay. Sehingga akan menimbulkan medan magnet yang akan

    menggerakkan kaki contact relay.

    Prinsip Kerja pada sistem gabungan:

    Jemuran Keluar:

    Pada saat semua relay (1,2 dan 3) dalam keadaan contact normally closed,

    maka tidak akan ada pengaruh yang diberikan oleh sensor cahaya maupun air.

    Dengan kata lain, tidak ada sinyal yang timbul dari sensor itu. Berarti cuaca

    dalam keadaan bercahaya terang dan tidak ada hujan. Maka motor akan

    berputar searah jarum jam atau jemuran keluar melalui muatan yang timbul

    pada kaki contact normally closed (AB) dan (DE).

    Jemuran Masuk:

    RELAY 12V MOTOR PENGGERAK SWITCH PEMINDAH JALUR

  • 13

    Jika cuaca dalam keadaan kurang cahaya dan hujan, maupun cahaya terang

    dan hujan, maka Coil pada relay 1 dan 2 yang bermuatan arus listrik akan

    menimbulkan medan magnet. Medan magnet ini akan menarik contact

    normally open (1 dan 2). Jika contact normally open terhubung, maka contact

    normally open akan bermuatan (+). Contact normally open akan terhubung

    dengan salah satu kaki coil pada relay 3, dan bermuatan (+). Kaki coil (3)

    yang satunya lagi diberikan muatan (-) yang berasal langsung dari sumber

    tegangan 12V.

    Ketika kaki coil (3) mendapatkan muatan (+) dan (-), maka akan

    menimbulkan medan magnet. Medan magnet ini akan menggerakkan kaki

    contact normally open (BF) dan (CE). Sehingga motor akan berputar

    berlawanan arah jam atau jemuran akan masuk.

    Relay 3 akan bekerja jika mendapat contact normally open pada relay 1

    atau 2 dan normally open pada relay 1 dan 2 bekerja bersama.

  • 14

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Jemuran otomatis dengan menggunakan sensor cahaya dan air sangat berguna

    jika diaplikasikan pada mahasiswa maupun masyarakat luas. Jemuran

    otomatis ini mempunyai fungsi yang sangat efisien dan pembuatannya

    sederhana. Jemuran otomatis ini hanya membutuhkan komponen-komponen

    yang umum, dan banyak dipasaran.

    Kelemahan dari jemuran otomatis ini sangat bergantung dan bekerja

    memanfaatkan sumber listrik. Apabila sumber listrik di rumah mati, maka

    akan kesulitan mengontrol jemuran otomatis ini. Tetapi hal tersebut dapat

    disiasati dengan menggunakan sumber tegangan dari genset.

    3.2 Saran

    1) Untuk dilakukan penelitian ulang agar mendapat hasil yang lebih valid

    2) Melakukan sosialisasi mengenai jemuran otomatis ini guna mendapatkan

    hasil yang lebih valid

    3) Perlu penambahan sumber tegangan lain, jika listrik PLN mati.