jelaskan bagaimana anda mempersiapkan sediaan obat tersebut sebelum diberikan

Upload: amanda-titi-suryani

Post on 30-Oct-2015

274 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

persiapan perawat

TRANSCRIPT

1. Jelaskan bagaimana anda mempersiapkan sediaan obat tersebut sebelum diberikan.2. Sebelum anda memberikan obat antibiotic apa yang perlu anda perhatikan pada pasien dan persiapkan. Jelaskan.3. Kalau obat itu diberikan secara intravena apakah perlu diencerkan dan bagaimana pengencerannya. Jelaskan.4. Apa yang perlu anda perhatikan selama memberikan obat tersebut dan apa yang harus anda observasi. Jelaskan.5. Setelah obat itu diberikan, apa yang perlu anda perhatikan dan observasi serta kapan tindakan itu dilakukan?6. Efek samping dan efek terapeutik apa yang mungkin muncul setelah pemberian obat tersebut?7. Apa pendidikan kesehatan yang perlu anda berikan kepada pasien dan keluarga sebelum, selama dan setelah pemberian obat tersebut?

Sebutkan jenis obat yang sering digunakan dan obat tersebut digunakan untuk penyakit/kondisi apa?

MUKOLITIKAgen mukolitik adalah substansi yang memecah mukus untuk membantu pasien yang berisiko tinggi mengalami gangguan pernapasan membatukkan sekret kental yang membandel. Tambayong, 2001).Mukolitik bekerja seperti deterjen dengan mencairkan dan mengencerkan sekret mukosa yang kental sehingga dapat dikeluarkan (Kee & Hayes, 1996).Mukolitik dapat diberikan melalui oral dan inhalasi dengan nebulizer.

Obat Yang Sering Diberikana. Asetilsistein : Pectocil, fluimucil b. Bromheksin : Bisolvon, Mukoheksin, Solvinexc. Ambroksol

Nama ObatIndikasi Umum

AsetilsisteinMengencerkan sekret pada pasien yang mengalami kesulitan untuk mengeluarkan sekret, membersihkan sekret untuk pemeriksaan diagnostik, pasien pascaoperasi untuk mempermudah pengeluaran sekret, secara oral untuk melindungi hati dari toksisitas asetaminofen.

Bromheksin (Bisolvon)membuat produksi mukus menjadi serous pada saluran nafas, memberikan efeksekretomotorik, yang membantu silia dalam transportasi mukus dari paru-paru.

Ambroksolmeningkatkan pembersihan sekresi yang tertahan pada saluran pernapasan dan menghilangkan mukus statis, memudahkan pengenceran dahak

1. Sebutkan bagaimana cara kerja obat tersebut. Jelaskan bagaimana sediaan dan bagaimana cara pemberiannya (oral/IM/IV/SC).

AsetilsisteinMekanisme KerjaAsetilsistein digunakan secara oral untuk melindungi sel hati dari kerusakan selama episode toksisitas asetaminofen, karena obat ini menormalkan kadar glutation hati dan berikatan dengan metabolit hepatotoksik reaktif dari asetaminofen. Asetilsistein mempengaruhi mukoprotein dalam sekret degan cara memcahkan ikatan disulfida yang berfungsi untuk melekatkan mukus. Hasilnya adalah berkurangnya viskositas dan kelekatan sekret. Asetilsistein dimetabolisme dalam hati dan diekskresikan sedikit melalui urine. Bentuk Sediaan Obat a. Solusio (larutan) untuk inhalasi (Mucomyst, Mucosil), digunakan untuk terapi mukolotik b. Injeksi Intravena (Parvolex, Acetadote), digunakan sebagai terapi overdosis paracetamol/acetaminophenc. Solusio Oral, digunakan untuk berbagai indikasi. d. Tablet Effervescent (200mg) (Reolin, Mucinac). e. Solusio Ocular, digunakan untuk terapi mukolitik.

Cara PemakaianObat ini selain diberikan secara inhalasi dan oral, juga dapat diberikan secara intravena. Pemberian aerosol sangat efektif dalam mengencerkan mukus. Bila diberikan secara oral dalam jangka waktu yang lama obat ini ditoleransi dengan baik dan tidak mempunyai efek toksik. Dalam bentuk aerosol sangat berguna untuk mengencerkan dan menambah volume sputum. Tapi kadang-kadang sputum yang dihasilkan sedemikian banyak sehingga harus disedot dengan alat penyedot agar tidak manghambat saluran nafas.

Efek Samping Efek samping yang mungkin timbul berupa spasme bronkus, terutama pada pasien asma. Dapat juga timbul mual, muntah, stomatisis, pilek,hemoptisis, dan terbentuknya sekret berlebihan sehingga perlu disedot (suction). Obat ini tidak boleh diberikan bila tidak tersedia alat penyedot lendir napas.Efek samping yang jarang terjadi, tapi pernah dilaporkan antara lain: kesulitan bernafas, demam, kemerahan atau bengkak pada wajah, skin rash dan gatal-gatal. Efek toksis sistemik tidak lazim oleh karena obat dimetabolisme dengan cepat

BromheksinBromhexin diakui sebagai obat yang punya khasiat spesifik terhadap sputum dan ber manfaat dalam klinik. Kini obat ini banyak dipakai untuk berbagai penyakit saluran pernafasan. Sebagai mukolitik, obat ini membuat produksi mukus menjadi serous pada saluran nafas. Selain fungsinya sebagai mukolitik, bromheksin memberikan efek sekretomotorik, yang membantu silia dalam transportasi mukus dari paru-paru.

Mekanisme KerjaTingginya kekentalan sputum, pada penderita asma atau bronkhitis kronis misalnya, disebabkan oleh dua jenis jaringan benang dalam sputum, yaitu: benang-benang DNA (deoxyribonucleic acid) dan benang mukopolisakrida.Benang DNA hanya ada dalam sputum yang purulen, karena ini berasal dari inti sel-sel mukosa yang hancur. Sedangkan benang-benang mukopolisakarida banyak ditemukan pada sputum yang mukoid. Benang jenis kedua ini sedikit ditemukan dalam sputum yang purulen karena telah dihancurkan oleh enzim-enzim bakteri. Dengan terapi antibiotika yang efektif, kerusakan mukosa dapat dicegah; sehingga benang-benang DNA akan makin sedikit. Tapi ternyata saat itu sputum masih kental karena benang-benang mukopolisakarida muncul kembali. Bromhexin bekerja dengan cara menghancurkan benang-benang mukopolisakarida itu menjadi fragmen-fragmen kecil, sehingga sputum menjadi encer. Selain itu, dengan penyelidikan mikroskop elektron diketahui bahwa bromhexin juga menyebabkan perubahan pada granula pada kelenjar-kelenjar penghasil mukus di mukosa bronkhial dan hidung.

Bentuk Sediaan Obat a. Tabletb. Eliksirc. Solutiond. Ampule. Sirup

Cara PemakaianPemakaian obat bromheksin diberikan secara oral dengan dosis oral untuk orang dewasa ialah 3 kali sehari 8-16 mg. Dosis oral untuk anak-anak dibawah 5 tahun, 2 kali sehari 4 mg. Dosis oral untuk anak-anak 5-10 tahun, 4 kali sehari 4 mg. Dapat juga diberikan secara injeksi intramuskular / intravena atau inhalasi (aerosol solution).

Efek Samping BromheksinEfek samping berupa mual diare, gangguan pencernaan, perasaan penuh di perut, sakit kepala, vertigo, berkeringat banyak, ruam kulit dan peninggian transaminase serum. Bromheksin harus hati-hati digunakan pada pasien tukak lambung.

AmbroksolAmbroksol mempunyai sifat mukokinetik dan sekretolitik. Ambroksol meningkatkan pembersihan sekresi yang tertahan pada saluran pernapasan dan menghilangkan mukus statis, memudahkan pengenceran dahak. Ambroksol dilaporkan mempunyai aktivitas penghambatan sitokin proinflamasi, menurunkan inflamasi paru dan mempercepat proses penyembuhan paru.

Mekanisme kerjaAmbroksol, suatu metabolit aktif bromheksin diduga sama cara kerja dan penggunaannya. Ambroksol bekerja dengan cara menurunkan viskositas sekresi mukus dengan cara memecah rantai mukopolisakarida. Ambroksol sedang diteliti tentang kemungkinan manfaatnya pada keratokonjungtivitis sika dan sebagai perangsang produksi surfaktan pada anak lahir prematur dengan sindrom pernapasan.

Sediaan Obat dan Cara PemberianAmbroksol tersedia dalam bentuk tablet dengan tiap tablet mengandung ambroksol hidroklorida 30 mg.Cara pemberian dilakukan secara oral.Dosis:Dewasa: sehari 3 kali 1 tablet.Anak-anak 5 - 12 tahun : sehari 3 kali 1/2 tablet.Anak-anak 2 - 5 tahun : sehari 3 kali 7,5 mgAnak-anak di bawah 2 tahun : sehari 2 kali 7,5 mgDosis dapat dikurangi menjadi 2 kali sehari, untuk pengobatan yang lama.Harus diminum sesudah makan.

Efek SampingEfek samping yang ringan pada saluran pencernaan: nausea dan vomitus dilaporkan pada beberapa pasien. Reaksi hipersensitivitas. Dari penelitian, diketahui bahwa ambroxol dapat menginduksi ALI (acute lung injury).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat yaitu : Pengkajiana)Riwayat medis Memberi indikasi atau kontraindikasi terhadap terapi obat. Penyakit atau gangguan membuat klien berisiko terkena efek samping yang merugikan.b)Riwayat alergi Apakah klien memiliki riwayat alergi/intoleransi terhadap obat, perawat harus menginformasikan kepada tim kesehatan lain.c) Riwayat dietMemberikan keterangan tentang pola makan dan pilihan makanan klien. Perawat kemudian dapat merencanakan penjadwalan dosis obat yang lebih efektif dan menganjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat berinteraksi dengan obat d)Data obat Perawat mengkaji informasi tentang setiap obat termasuk kerja, tujuan, dosis normal, rute pemberian, efek samping dan implikasi keperawatan dalam pemberian dan pengawasan obat e) Kondisi terkini Status fisik dan mental klien yang berkesinambungan dapat menentukan apakah obat sebaiknya diberikan dan bagaimana cara pemberian obat f)Persepsi klien atau masalah koordinasi Klien yang fungsi persepsi dan koordinasinya terbatas kemungkinan sulit menggunakan obat dengan mandiri g)Sikap klien terhadap penggunaan obat Sikap klien terhadap penggunaan obat menunjukkan tingkat ketergantungannya pada obat. h)Pengetahuan klien dan pemahaman tentang terapi obat Mempengaruhi kemampuan atau keinginan dalam mengikuti suatu program pengobatan. Harus ditanyakan: apa guna obat tersebut, bagaimana dan kapan menggunakannya, apa efek samping yang pernah tumbul, pernahkah menghentikan penggunaan obat, apakah ada hal lain yang tidak dipahami dan ingin diketahui tentang obat tersebut

Pemberian Mukolitik OralSebelum1. Mengkaji riwayat medis pasien (riwayat penyakit terdahulu, keluarga, riwayat diit). (adanya riwayat alergi klien terhadap jenis obat mukolitik, dan dapat merekombinasikan pergantian obat)2. Mengkaji riwayat pasien (misalnya pasien sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum obat, kebiasaan pasien minum obat). (rute pemberian obat disesuaikan dengan kondisi klien.)3. Mengkaji tanda tanda vital.( tanda tanda vital dalam rentang normal menunjukkan kesiapan klien dalam menerima tindakan keperawatan selanjutnya) 4. Mengkaji terhadap mengi, penurunan bunyi nafas, batuk, dan produksi dahak.(mengetahui kondisi awal sebagai bahan perbandingan terhadap hasil setelah pemberian mukolitik) 5. Menjelaskan pada pasien tentang tujuan, cara kerja obat, dan efek samping obat. (Agar klien dapat memahami lebih dalam dari oabat mukolitik) 6. Menggunakan prinsip 5 benar :a. Benar pasienb. Benar obatc. Benar dosisd. Benar waktue. Benar rute pemberian(Merupakan suatu prosedur dari tindakan pemberian obat. Untuk melindungi klien dan perawat) 7. Mengkaji kemampuan klien minum obat secara mandiri atau dengan bantuan (Untuk memudahkan dalam pemberian obat )

Selama Pemberian obat1. Memastikan obat sudah di minum dengan benar.2. Mengobservasi keadaan umum (kesadaran pasien, batuk, mengi) dan tanda tanda vital (terutama nadi dan tekanan darah) (mengetahui efek langsung mukolitik sebagai acuan dalam pemberian tindakan selanjutnya)3. Memantau respon pasien terhadap obat yang diminum (sebagai bahan dokumentasi).

Sesudah Pemberian Obat1. Menginformasikan ke dokter, kapan obat efektif / tidak efektif atau tidak lagi dibutuhkan (untuk menjamin keefektifan pengobatan)2. Memantau efek samping yang timbul pada pasien setelah pemberian obat : mual, muntah, sesak nafas, hidung berair, stomatitis, bau sputum yang tidak sedap (membantu pasien dalam menghadapi efek samping yang timbul akibat mukolitik)3. Memantau adanya tanda tanda alergi atau syok pada pasien setelah pemberian obat4. Mendokumentasikan pemberian obat pada pasien dengan benar (sebagai bahan pertanggung jawaban tindakan keperawatan)5. Merapikan alat alat setelah pemberian obat oral

Pemberian Mukolitik Inhalasi Dengan NebulizerSebelum Pemberia dengan Nebulizer1. Mengkaji riwayat medis pasien (riwayat penyakit terdahulu, keluarga, riwayat diit).( Adanya riwayat alergi klien terhadap jenis obat mukolitik, dan dapat merekombinasikan pergantian obat)2. Mengkaji tanda tanda vital( tanda tanda vital dalam rentang normal menunjukkan kesiapan klien dalam menerima tindakan keperawatan selanjutnya)3. Mengkaji terhadap mengi, penurunan bunyi nafas, batuk, dan produksi dahak( Mengetahui kondisi awal sebagai bahan perbandingan terhadap hasil setelah pemberian mukolitik) 4. Menjelaskan pada pasien tentang tujuan, cara kerja obat dan efek samping obat dengan nebulizer(Agar klien dapat memahami lebih dalam dari oabat mukolitik)5. Menggunakan prinsip 5 benar :a. Benar pasienb. Benar obatc. Benar dosisd. Benar waktue. Benar rute pem-berian(Merupakan suatu prosedur dari tindakan pemberian obat. Untuk melindungi klien dan perawat) 6. Memberi posisi fowler atau semi fowler sebelum pasien diberi obat inhalasi dengan nebulizer (membuat klien merasa lebih nyaman dalam pemberian obat melalui inhalasi)7. Mempersiapkan alat alat untuk nebulizer (alat nebulizer, obat untuk nebulizer, NaCl, stetoskop, bengkok)8. Menjelaskan langkah atau prosedur yang akan dilakukan (masukkan obat ke dalam nebulizer, obat diencerkan dengan NaCl sesuai dosis yang ditentukan medis, hubungkan alat dengan sumber listrik, hidupkan mesin dan putar tombol timer, jika uapnya terlalu banyak kecilkan tombolnya dan lakukan nafas dalam) (agar klien mampu kooperatif dengan perawat sehingga prosedur pemberian obat berjalan lancar)

Selama Pemberian Mukolitik Inhalasi Dengan Nebulizer1. Memastikan obat sudah masuk dan benar benar dihirup pasien dengan baik melalui nebulizer2. Mengobservasi keadaan umum (kesadaran pasien, adanya batuk, mengi) dan tanda tanda vital (terutama nadi dan tekanan darah)(mengetahui efek langsung nebulezer sebagai acuan dalam pemberian tindakan selanjutnya)3. Memantau respon pasien terhadap obat inhalasi dengan nebu-lizer yang diberikan(sebagai bahan dokumentasi)4. Memantau pasien dengan cermat dan tunggu pasien sampai obat benar benar habis (menghindari ketidakefektifan pengobatan)5. Memantau alat, pastikan masih bekerja dengan benar dan baik6. Mengajarkan pasien nafas dalam (tarik nafas dalam melalui hidung dan keluarkan melalui mulut, tarik nafas dalam diulangi beberapa kali sampai obat habis) (memudahkan pasien menerima obat secara inhalasi)

Sesudah Pemberian Mukolitik Inhalasi Dengan Nebulizer1. Menginformasikan ke dokter, kapan obat efektif / tidak efektif atau tidak lagi dibutuhkan (untuk menjamin keefektifan pengobatan)2. Memantau efek samping yang timbul pada pasien setelah pemberian obat : mual, muntah, sesak nafas, hidung berair, stomatitis, bau sputum yang tidak sedap (membantu pasien dalam menghadapi efek samping yang timbul akibat mukolitik)3. Memantau adanya tanda tanda alergi atau syok pada pasien setelah pemberian inhalasi dengan nebulizer4. Mendokumentasikan pemberian obat pada pasien dengan benar (sebagai bahan pertanggung jawaban tindakan keperawatan)5. Mengobservasi produksi sputum, adanya mengi (sebagai bahan laporan)6. Merapikan alat alat setelah pemberian nebulizer7. Melakukan fisioterapi dada

Pendidikan kesehatan yang perlu diberikan kepada pasien/keluarganya :1) Beritahu pasien bahwa pemakaian obat akan memakan waktu yang cukup lama sebelum menunjukkan hasil yang diharapkan2) Beritahu klien untuk memakai inhaler atau nebulizer dengan benar3) Ajarkan pasien cara minum obat yang baik dan benar4) Beritahu pasien tentang efek samping obat 5) Ajarkan pasien tentang teknik batuk efektif6) Informasikan pada pasien tentang obat yang diberikan7) Ajarkan pasien cara melakukan fisioterapi dada