jaringan sosial dalam usaha warung burjo ... -...

38
JARINGAN SOSIAL DALAM USAHA WARUNG BURJO DI SEKITAR LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Oleh: Sagita Mega Sumaya NIM. 3401412120 JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: dangkhanh

Post on 14-Jul-2018

243 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

JARINGAN SOSIAL DALAM USAHA WARUNG BURJO

DI SEKITAR LINGKUNGAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi dan Antropologi

Oleh:

Sagita Mega Sumaya

NIM. 3401412120

JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

ii

iii

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jangan lupa selalu berbuat baik terhadap orang lain.

Jadilah orang yang lebih baik, bukan yang lebih cantik atau tampan. Orang

cantik dan tampan itu banyak, tapi orang baik limited edition.

Kurangi bermain gadget, lihatlah sekelilingmu.

Bersyukurlah, karena itu akan mengikat nikmat dan menambahnya.

PERSEMBAHAN:

1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan.

2. Sahabat dan grup oiy-oiy yang telah memberi semangat.

v

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul “Jaringan Sosial dalam Usaha Warung Burjo di

Sekitar Lingkungan Universitas Negeri Semarang”. Skripsi ini disusun dalam

rangka menyelesaikan studi Strata satu untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Jurusan Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu, baik dalam pelaksanaan penelitian maupun penulisan

skripsi. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan untuk mengenyam ilmu pendidikan di

Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang

telah mendukung untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas

Ilmu Sosial.

3. Kuncoro Bayu Prasetyo, S.Ant., M.A., Ketua Jurusan Sosiologi dan

Antropologi yang telah memberikan kelancaran dalam proses administrasi.

4. Drs. Adang Syamsudin Sulaha, M.Si dan Hartati Sulistyo Rini, S.Sos,

M.A sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan,

bimbingan, dan saran kepada penulis.

vi

5. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., sebagai Dosen Penguji yang telah

menilai dan memberikan saran dalam skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Jurusan Sosiologi dan Antropologi yang telah memberikan

ilmu yang bermanfaat.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan dan dukungan dalam rangka penyusunan skripsi ini.

Atas segala bimbingan, semangat, inspirasi dan bantuannya, penulis

mengucapkan terimakasih. Semoga Allah SWT membalas bantuan yang telah

diberikan kepada penulis, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita.

vii

SARI

Mega Sumaya, Sagita. 2016. Jaringan Sosial dalam Usaha Warung Burjo di Sekitar Lingkungan Universitas Negeri Semarang. Jurusan Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: Drs. Adang Syamsudin Sulaha, M.Si dan Hartati Sulistyo Rini, S.Sos, M.A M.Hum. 98 halaman. Kata kunci : Jaringan Sosial, UNNES, Warung Burjo

Sistem jaringan sosial dalam usaha warung burjo merupakan strategi yang dikembangkan oleh para pengusaha warung burjo di lingkungan sekitar UNNES dalam mempertahankan kehidupan di perantauan dan meraih kesuksesan dalam kegiatan ekonomi yang dilakukannya. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui sistem jaringan sosial yang ada di dalam usaha warung burjo di sekitar lingkungan UNNES dan (2) faktor pendorong dan faktor penghambat jaringan sosial dalam usaha warung burjo di sekitar lingkungan UNNES.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, serta dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi, untuk memastikan kebenaran dari data yang diperoleh. Metode analisis yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pada sistem jaringan sosial dalam warung burjo, terbentuk jaringan yang bermuatan emosi (jaringan sentiment) dalam hal perekrutan tenaga kerja dan akses terhadap modal diamana hubungan sosial itu sendiri menjadi tujuan tindakan sosial yaitu kekerabatan, pertetanggaan dan pertemanan. Terdapat pula jaringan sosial dilihat dari status ekonomi para pelakunya yaitu pemilik usaha warung burjo dan pekerja warung burjo yang membentuk jaringan vertikal dan horizontal. Berkaitan dengan peran atau fungsi jaringan sosial dalam penelitian ini, memiliki peran dalam proses migrasi warga Kuningan, peran jaringan sosial dengan warung burjo lain dan jaringan sosial dengan pihak luar (2) faktor pendorong jaringan sosial dalam usaha warung burjo adalah rendahnya tingkat pendidikan pemilik modal usaha dan pekerja warung burjo, serta sempitnya lapangan pekerjaan di daerah asal. Sedangkan faktor penghambat dari jaringan sosial dalam penelitian ini adalah karena kurangnya kesadaran atau solidaritas para pemilik modal usaha dan pekerja warung burjo yang menyebabkan tidak aktifnya paguyuban warung burjo di sekitar UNNES. Saran bagi pengusaha warung burjo untuk dapat meingkatkan solidaritas dengan terus aktif dalam paguyuban warung burjo sehingga usaha warung burjo bisa lebih berkembang. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam penguatan kebijakan mengenai sektor informal atau UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

.

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................v

PRAKATA .................................................................................................... vi

SARI ............................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

Rumusan Masalah .............................................................................................5

Tujuan Penelitian ..............................................................................................5

Manfaat Penelitian ............................................................................................5

Batasan Istilah ...................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

Deskripsi Teoritis ..............................................................................................8

Kajian Penelitian yang Relevan ......................................................................11

Kerangka Berpikir ...........................................................................................18

ix

BAB III METODE PENELITIAN

Latar Penelitian ...............................................................................................20

Fokus Penelitian ..............................................................................................21

Sumber Data Penelitian ...................................................................................21

Alat dan Teknik Pengumpulan Data ...............................................................27

Uji Validitas Data ............................................................................................30

Teknik Analisis Data ......................................................................................32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................36

Sistem Jaringan Sosial dalam Usaha Warung Burjo .......................................52

Faktor Pendorong dan Penghambat Jaringan Sosial .......................................77

BAB V PENUTUP

Kesimpulan .....................................................................................................81

Saran ................................................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................83

x

DAFTAR BAGAN Bagan 1 : Bagan Kerangka Berpikir ...............................................................18

Bagan 2 : Bagan Tahapan Proses Analisis Data dalam Penelitian

Kualitatif .........................................................................................33

Bagan 3: Jaringan Sentimen Warung Burjo Laskar ........................................58

Bagan 4: Jejaring Warung Burjo Laskar .........................................................66

Bagan 5: Jaringan Sosial warung Burjo dan Pihak Luar ................................73

Bagan 6: Jaringan Sosial Total ........................................................................75

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Peta administrasi dan persebaran penduduk Kelurahan

Sekaran ..........................................................................................37

Gambar 2 : Pemilik Warung Burjo dan pekerja Warung Burjo Laskar 2

Gang Mangga ...............................................................................54

Gambar 3 : Suasana Warung Burjo Mamang 2 di malam hari .......................57

Gambar 4 : Rofi Al-Zubaedi di Warung Burjo Meisya Patemon ketika

diwawancarai ................................................................................63

Gambar 5 : Proses Migrasi Orang Kuningan ke Semarang ............................65

Gambar 6 : Tampilan Depan warung Burjo Mamang 2 ..................................69

xii

DAFTAR TABEL Tabel 1 : Daftar Informan Utama Penelitian ...................................................23

Tabel 2 : Daftar Informan Pendukung Penelitian ...........................................26

Tabel 3 : Banyaknya Penduduk Dirinci Menurut Mata

Pencaharian Di Kelurahan Sekaran Tahun 2014 .............................39

Tabel 4 : Banyaknya Penduduk Dirinci Menurut Pendidikan yang

Ditamatkan di Kelurahan Sekaran Tahun 2011 dan 2014 ..............41

Tabel 5 : Jumlah Sarana Pendidikan di Kelurahan Sekaran Tahun 2014 .......41

Tabel 6 : Jumlah Sarana Kesehatan di Kelurahan Sekaran Tahun 2014.........42

Tabel 7 : Jumlah Sarana Tempat Ibadah di Kelurahan Sekaran Tahun 2014 43

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Penelitian ..................................................................86

Lampiran 2 : Pedoman Observasi ...................................................................87

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara ................................................................88

Lampiran 4 : Daftar Informan Utama Penelitian ............................................91

Lampiran 4 : Daftar Informan Pendukung Penelitian ....................................93

Lampiran 5 : Daftar Warung Burjo di Sekitar UNNES ..................................95

Lampiran 6 : Surat Perjanjian Branding Warung Burjo

dan Pihak Good Day ....................................................................96

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Aspek ekonomi merupakan hal yang vital bagi kehidupan manusia.

Tanpa adanya aktivitas perekonomian, tentu setiap individu tidak dapat

mencapai kebutuhan hidupnya. Dapat dikatakan, pada sektor ekonomilah

bertumpu bangunan kehidupan manusia lainnya seperti politik, sosial,

hukum, budaya dan teknologi. Di Indonesia, bidang perekonomian masih

menjadi tugas besar bagi pemerintah, salah satunya menyangkut

ketenagakerjaan khususnya lapangan kerja. Laporan tenaga kerja BPS

Indonesia menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja di Indonesia per

Agustus 2013 mencapai 118,19 juta orang, dengan jumlah pengangguran

7,29 juta orang dan persentase tingkat pengangguran terbuka 6,25%. Data

tersebut membuktikan bahwa ketersediaan lapangan kerja belum cukup

memadai untuk menampung jumlah angkatan kerja.

Kesempatan kerja yang sangat terbatas di sektor formal meny

ebabkan sektor informal menjadi jalan alternatif bagi masyarakat. Menurut

Hart dan Mazumdar (Damsar, 2002: 149) sektor informal di negara-negara

sedang berkembang muncul dari ketidakmampuan sektor formal untuk

menampung antrian panjang pencarian kerja. Hal tersebut memunculkan

fenomena migran yang menyerbu kota-kota besar untuk

1

2

bertahan hidup atau biasa disebut dengan istilah urbanisasi. Sebuah badan

penelitian tentang migrasi desa-kota terkemuka setelah mengadakan

penelitian selama dua dekade menemukan banyak bukti bahwa mayoritas

penduduk berpindah karena alasan ekonomi (Gilbert, 2007: 60).

Menyoroti motif-motif ekonomi spesifik untuk migrasi, Todaro (dalam

Razake, 1988: 159) menghipotesakan bahwa seorang calon migran

memaksimumkan penerimaan bersih yang diharapkan (expected net gains)

dari migrasi. Penerimaan bersih yang diharapkan dilihat sebagai selisih

pendapatan riil antara kesempatan kerja di desa dan di kota serta

kemungkinan mendapatkan pekerjaan di kota. Disamping itu, fasilitas di

desa yang kurang memadai, upah rendah, serta tanah di desa yang semakin

tidak subur lagi menyebabkan warga desa mencari penghidupan baru.

Kecenderungan saat ini, di pedesaan Indonesia khususnya Jawa terjadinya

transformasi kegiatan ekonomi masyarakatnya dari pertanian ke jasa atau

sektor lain. Buruh pabrik, pedagang informal di kota, atau merantau ke

luar pulau bahkan ke luar negeri merupakan pilihan utama saat ini (Yuliati

2003: 235). Hal tersebutlah yang menjadi faktor menjamurnya sektor

informal di perkotaan. Salah satu kota yang menjadi serbuan para pencari

kerja adalah Semarang.

Sejarah Semarang menunjukkan bahwa proses urbanisasi sudah

berlangsung sejak kedatangan kolonial Belanda. Pertumbuhan Kota

Semarang makin pesat setelah dibangun pelabuhan udara dan laut, serta

berbagai sarana industri dan jasa (www.bkkbn.go.id). Selain itu, pusat

3

pendidikan, pusat pemerintahan serta pusat kesehatan juga turut

berkembang di Kota Semarang. Dari situ muncul pusat ekonomi baru

ditengahnya yang dianggap peluang yang strategis untuk para pencari

kerja dan tempat usaha yang menjanjikan bagi para perantau dari berbagai

daerah. Banyak kelompok perantau yang memilih usaha dalam bidang

makanan atau kuliner dengan mendirikan warung-warung makan khas

daerah asal mereka ataupun usaha di bidang kuliner yang keterampilannya

memang sudah lama diwariskan secara turun temurun. Beberapa di

antaranya yaitu Warteg (Warung Makan Tegal), Rumah Makan Padang,

Warung Makan Lamongan, dan Angkringan. Tempat makan khas tersebut

sejatinya tidak hanya sebagai alat pemenuhan kebutuhan ekonomi saja,

namun di balik itu merupakan sebuah manifestasi dari budaya yang

terangkum dalam tradisi kuliner.

Salah satu usaha warung makan khas perantau yang cukup dikenal

luas di Semarang khususnya di sekitar lingkungan kampus UNNES adalah

warung burjo. Tidak hanya di Semarang, warung burjo juga tersebar di

berbagai daerah khususnya kota-kota besar seperti Yogyakarta, Jakarta,

Bandung, dan Solo. warung burjo menempati tampat-tempat yang

dianggap strategis untuk membuka usaha. Burjo merupakan singkatan dari

“Bubur Kacang Ijo”, sebuah identitas makanan khas dari Kuningan, Jawa

Barat. Sebagian besar pemilik dan penjual Burjo berasal dari beberapa

desa di Kabupaten Kuningan. Dalam konteks ini “Burjo” merupakan

sebutan warung yang menjual bubur kacang ijo sebagai menu utamanya,

4

makanan instan seperti mie khususnya indomie, dan minuman seperti kopi,

minuman berasa, susu dan beberapa menu khas seperti magelangan, mie

dog-dog, nasi telur, dan lain-lain. Warung burjo seperti sudah menjadi

bagian dari kehidupan warga Semarang khususnya mahasiswa. Warung

burjo di berbagai daerah memiliki variasi nama. Di Jakarta misalnya

sebutan untuk warung burjo adalah Warkop (Warung Kopi), dan

berdasarkan penelitian awal beberapa burjo di Semarang juga

menggunakan sebutan Warmindo (Warung Makan Indomie).

Merantau dan berwirausaha memang sudah menjadi tradisi bagi

masyarakat di Kabupaten Kuningan. Para wirausaha dari Kuningan

dikenal sebagai wiraswasta yang ulet dan tekun. Warung burjo menyebar

dan mendirikan usaha kecil-kecilan, tetapi menggurita. Para penjual burjo

datang dan merintis bisnis berbekal tekad serta keterampilan membuat

bubur dan yang paling menarik disini adalah strategi jaringan sosial yang

mereka kembangkan. Dari situ terdapat sistem yang unik dalam pemilihan

tenaga kerja, berbagi informasi pekerjaan, akses terhadap modal, migrasi

dan hubungan didalamnya yang terkait dengan jaringan sosial. Hal inilah

yang kemudian menguatkan minat penulis untuk meneliti mengenai

bagaimanakah sistem jaringan sosial yang ada di dalam warung burjo di

sekitar UNNES. Kebimbangan penulis kemudian akan diteliti lebih lanjut

dan sistematis dalam Skripsi dengan judul “Jaringan Sosial dalam Usaha

Warung Burjo di Lingkungan Sekitar Universitas Negeri Semarang”.

5

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul beberapa pertanyaan

yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Bagaimana sistem jaringan sosial yang ada di dalam usaha warung

burjo di lingkungan sekitar UNNES?

2. Bagaimana faktor pendorong dan faktor penghambat jaringan sosial

dalam usaha warung burjo di lingkungan sekitar UNNES?

3. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Mengetahui bagaimana sistem jaringan sosial yang ada di dalam usaha

warung burjo di lingkungan sekitar UNNES.

2. Mengetahui faktor pendorong dan faktor penghambat jaringan sosial

dalam usaha warung burjo di lingkungan sekitar UNNES.

4. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam bidang teoritis

maupun bidang praktis, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi atau masukan bagi penelitian sejenis dan menambah

6

kajian ilmu Sosiologi khususnya cabang ilmu Sosiologi Ekonomi

yang mengkaji mengenai jaringan sosial.

b. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan

kontribusi untuk pembelajaran Sosiologi SMA pada materi

kelompok sosial kelas XI IPS semester II.

2. Manfaat Praktis

a. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi

mengenai bagaimana sistem jaringan sosial dalam usaha warung

burjo serta faktor pendorong dan penghambat dari jaringan sosial

dalam usaha warung burjo.

b. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan dalam penguatan kebijakan mengenai sektor informal

atau UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

5. BATASAN ISTILAH

1. Jaringan Sosial

Granovetter telah menegaskan kepada kita bahwa keterlekatan

perilaku ekonomi dalam hubungan sosial dapat dijelaskan melalui

jaringan sosial yang terjadi dalam kehidupan ekonomi. Berdasarkan

literature yang berkembang, Powell dan Smith-Doerr mengajukan dua

pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami jaringan sosial,

yaitu pendekatan analisis atau abstrak dan pendekatan preskriptif atau

studi kasus. Pendekatan preskriptif memandang jaringan sosial sebagai

7

pengaturan logika atau sebagai suatu cara menggerakkan hubungan-

hubungan di antara para aktor ekonomi. Pendekatan ini cenderung

untuk melihat motif yang berbeda dalam kehidupan ekonomi seperti

analisis jaringan sosial dalam pasar tenaga kerja, etika bisnis, dan

organisasi dari kelompok bisnis (Damsar, 2002: 35, 39-40). Dalam

penelitian ini, jaringan sosial yang dimaksud adalah jaringan sosial

dalam usaha warung burjo.

2. Warung Burjo

Kata kedai dan kata warung memiliki arti yang sama, yaitu

bangunan yang digunakan sebagai tempat berjualan makanan dan

minuman. Perbedaan antara warung atau kedai yang satu dan yang lain

dilakukan dengan menyebutkan jenis barang yang dijual di tempat itu,

atau menambahkan nama lain yang dipilih secara manasuka

(http://badanbahasa.kemdikbud.go.id). Misalnya, dalam penelitian

Heryanti (2015) mengatakan bahwa warung kopi merupakan suatu

tempat yang biasanya menyediakan minuman hangat maupun dingin

serta makan-makanan kecil. Sehingga, dalam penelitian ini yang

dimaksud warung burjo merupakan sebutan warung yang menjual

bubur kacang ijo, makanan instan seperti mie khususnya indomie, dan

minuman seperti kopi, minuman berasa, susu dan beberapa menu khas

seperti magelangan, mie dog-dog, nasi telur, dan lain-lain yang berada

di lingkungan sekitar UNNES.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

1. DESKRIPSI TEORETIS

Jaringan Sosial dalam Kehidupan Ekonomi

Pendekatan jaringan sosial merupakan salah satu pendekatan dalam

studi antropologi yang berupaya memahami bentuk dan fungsi hubungan-

hubungan sosial dalam masyarakat yang kompleks. Pendekatan jaringan

sosial mulai dikembangkan secara intensif sejak 1970-an, karena adanya rasa

ketidakpuasan para ahli antropologi terhadap pendekatan struktural-

fungsional. Jaringan sosial merupakan suatu jaringan tipe khusus, dimana

‘ikatan’ yang menghubungkan satu titik ke titik lain dalam jaringan adalah

hubungan sosial. Sementara itu, hubungan sosial atau saling keterhubungan,

menurut Van Zanden merupakan interaksi sosial berkelanjutan (relatif cukup

lama/permanen) yang akhirnya diantara mereka terikat satu sama lain dengan

atau oleh seperangkat harapan yang relatif stabil. Berdasarkan hal ini,

hubungan sosial dipandang sebagai sesuatu yang seolah-olah merupakan

sebuah jalur atau saluran yang menghubungkan antara satu orang (titik)

dengan orang lain dimana melalui jalur atau saluran tersebut bisa dialirkan

sesuatu, misalnya barang, jasa atau informasi (Agusyanto, 2014: 11).

8

9

Sementara itu, dalam sosiologi ekonomi Granovetter telah

menegaskan bahwa keterlekatan perilaku ekonomi dalam hubungan sosial

dapat dijelaskan melalui jaringan sosial yang terjadi dalam kehidupan

ekonomi. Bagi sosiolog studi tentang jaringan sosial telah dikenal sejak 1960-

an, yang dihubungkan dengan bagaimana individu terkait antara satu dengan

lainnya dan bagaimana ikatan afiliasi melayani baik sebagai pelicin untuk

memperoleh sesuatu yang dikerjakan maupun sebagai perekat yang

memberikan tatanan dan makna pada kehidupan sosial (Damsar, 2002: 35).

Satu ciri khas teori jaringan adalah pemusatan perhatiannya pada struktur

mikro hingga makro. Artinya bagi teori jaringan, aktor mungkin saja individu,

tetapi mungkin pula kelompok, perusahaan, dan masyarakat. Hubungan dapat

terjadi di tingkat struktur sosial skala luas maupun di tingkat yang lebih

mikroskopik. Granovetter melukiskan hubungan di tingkat mikro itu seperti

tindakan yang “melekat” dalam hubungan pribadi konkret dan dalam struktur

(jaringan) hubungan itu. Hubungan ini berlandaskan gagasan bahwa setiap

aktor (individu atau kolektivitas) mempunyai akses berbeda terhadap sumber

daya yang bernilai (kekayaan, kekuasaan, informasi). Akibatnya adalah

bahwa sistem yang terstruktur cenderung terstratifikasi, komponen tertentu

tergantung pada komponen yang lain (Ritzer, 2007: 382).

Berdasarkan literature yang berkembang, Powell dan Smith-Doerr

mengajukan dua pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami jaringan

sosial, yaitu pendekatan analisis atau abstrak dan pendekatan preskriptif atau

studi kasus. Pendekatan preskriptif memandang jaringan sosial sebagai

10

pengaturan logika atau sebagai suatu cara menggerakan hubungan-hubungan

di antara para aktor ekonomi. Pendekatan ini cenderung untuk melihat motif

yang berbeda dalam kehidupan ekonomi seperti analisis jaringan sosial dalam

pasar tenaga kerja, etika bisnis, dan organisasi dari kelompok bisnis. Dalam

melakukan penelitian tentang jaringan sosial, terdapat empat bidang

penelitian yang dapat dikerjakan oleh sosiolog. Salah satunya adalah jaringan

informal dan akses kesempatan. Bidang penelitian ini lebih cocok

menggunakan pendekatan preskriptif. Pada bidang ini penelitian yang telah

dilakukan difokuskan pada penggunaan jaringan sosial dalam pekerjaan

(mencari kerja dan imigrasi): moblisasi (informasi dan akses terhadap modal);

dan difusi (penyebaran praktek budaya dan organisasional). Penelitian yang

dilakukan Granovetter memperlihatkan bahwa kuatnya suatu ikatan jaringan

memudahkan seseorang untuk mengetahui ketersediaan suatu pekerjaan.

Ikatan kuat didefinisikan sebagai seorang teman akrab, atau anggota keluarga,

sedangkan ikatan lemah sebagai suatu perkenalan seperti teman kelas atau

teman biasa. Anggota keluarga biasanya akan lebih dahulu mengetahui

tersedianya suatu pekerjaan dibandingkan dengan teman biasa dari seorang

penentu pemberi pekerjaan.

Bila ditinjau dari hubungan sosial yang membentuk jaringan-jaringan

sosial yang ada dalam masyarakat, dapat dibedakan menjadi tiga jenis

jaringan sosial, yaitu (1) jaringan interest (jaringan kepentingan), dimana

hubungan-hubungan sosial yang membentuknya adalah hubungan-hubungan

sosial yang bermuatan kepentingan; (2) jaringan sentiment (jaringan emosi),

11

yang terbentuk atas dasar hubungan-hubungan sosial yang bermuatan emosi;

dan (3) jaringan power, dimana hubungan-hubungan sosial yang

membentuknya adalah hubungan-hubungan sosial yang bermuatan power

(Agusyanto, 2014: 30).

Dilihat dari status sosial ekonomi individu yang terlibat, terdapat dua

jenis jaringan sosial, yaitu jaringan sosial horizontal dan vertikal. Jaringan

sosial dikatakan bersifat horizontal jika individu-individu yang terlibat di

dalamnya memiliki status sosial ekonomi yang relatif sama. Mereka memiliki

kewajiban yang sama dalam perolehan sumber daya, dan sumber daya yang

dipertukarkan juga relatif sama. Sebaliknya dalam jaringan sosial yang

bersifat vertikal, individu-individu yang terlibat di dalamnya tidak memiliki

status sosial ekonomi yang sepadan.

2. KAJIAN HASIL-HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Kajian pustaka atau kajian hasil-hasil penelitian yang relevan berisi

rangkuman tentang penelitian terdahulu yang sesuai dengan fokus penelitian.

Kajian pustaka digunakan penulis untuk memberikan posisi penelitian yang

dilakukan, apakah penulis melakukan penelitian awal, penelitian lanjutan, ataukah

penelitian terapan.

Penelitian yang dilakukan oleh Mudiarta (2009) mengenai “Jaringan

Sosial (Networks) dalam Pengembangan Sistem dan Usaha Agribisnis: Perspektif

Teori dan Dinamika Studi Kapital Sosial” menyimpulkan bahwa selaras dengan

teori kelembagaan baru, teori jaringan, teori difusi inovasi, dan teori mobilitas

vertikal: ditemukan adanya ketidaksinkronan pengembangan sistem dan usaha

12

agribisnis dengan dukungan lingkungan kebijakan (policy environment). Selain

itu, juga ada ketidaksinkronan politik pengembangan agribisnis pada level makro

dengan ketersediaan aturan informal (informal rule) di level meso dan mikro

dalam komunitas. Kegagalan pengembangan agribisnis juga diyakini merupakan

akibat ketidakmerataan sumber daya sosial dan kurangnya perhatian pada

pengaruh jaringan sosial (network) terhadap manfaat ekonomi, yakni kurang

mempertimbangkan aspek norma dan kepadaran (density) jaringan, kuat dan

lemahnya ikatan (ties), peran lubang struktural (structural holes), dan interpretasi

terhadap tindakan ekonomi dan ekonomi dalam pengembangan agribisnis. Dengan

demikian, komunitas agribisnis akan tetap sulit meraih peluang untuk mengakses

informasi dan inovasi teknologi yang berdampak pada rendahnya produktivitas,

pendapatan, dan kesejahteraan, sehingga akan sulit juga mencapai mobilitas

vertikal. Penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian Mudiarta

yang melihat bagaimana kegagalan pengembangan agribisnis juga diyakini

merupakan akibat ketidakmerataan sumber daya sosial dan kurangnya perhatian

pada pengaruh jaringan sosial (network) terhadap manfaat ekonomi, sedangkan

penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem

jaringan sosial dalam usaha warung burjo serta faktor pendorong dan penghambat

dari jaringan sosial dalam usaha warung burjo. Persamaan kedua penelitian ini

adalah berbicara mengenai jaringan sosial. Sehingga, penelitian yang dilakukan

penulis berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mudiarta.

Penelitian yang dilakukan oleh Harini (2012) mengenai “Dari Miyang ke

Longlenan: Pengaruh Jaringan Sosial Pada Transformasi Masyarakat Nelayan”

13

dengan menggunakan metode penelitian kualitatif menyimpulkan bahwa faktor

ekonomi, prestise, keinginan untuk melihat dunia luar merupakan dasar keputusan

menjadi nelayan longlenan. Jaringan sosial yang digunakan nelayan longlenan

adalah dengan berbagi informasi dan keberadaan broker. Dampak adanya nelayan

longlenan adalah perubahan ekonomi, penghargaan sosial yang lebih tinggi

terhadap profesi longlenan, perubahan gaya hidup, perubahan relasi dan nilai

dalam keluarga, serta tranformasi profesi. Penelitian yang penulis lakukan berbeda

dengan penelitian Harini yang melihat bagaimana jaringan sosial pada masyarakat

nelayan berpengaruh pada transformasi masyarakat nelayan, sedangkan penelitian

yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem jaringan

sosial dalam usaha warung burjo serta faktor pendorong dan penghambat dari

jaringan sosial dalam usaha warung burjo. Persamaan kedua penelitian ini adalah

membahas mengenai bagaimana jaringan sosial berpengaruh terhadap profesi

yang mereka lakukan. Sehingga, penelitian yang dilakukan penulis berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Harini.

Penelitian yang dilakukan oleh Molano dan Polo (2014) mengenai “Social

Network Analysis in a Learning Community” dengan menggunakan metodologi

ulasan dokumen, wawancara, dan penggunaan perangkat lunak UCInet untuk

menganalisa jaringan sosial atau formulasi SNA. Fitur utama dari penerima

manfaat CENDES, misalnya kekuatan koneksi, tingkat fungsi intermediasi,

tingkat pemisahan, dan tingkat sentralitas yang dibahas, menunjukkan bahwa

orang-orang yang terkait dengan proses ini terhubung dengan kepadatan rendah di

seluruh jaringan yang dibuat, tetapi dengan kecenderungan yang lebih besar untuk

14

berkelompok, mencerminkan kerjasama tim. Empat dari tiga puluh lima orang di

dalam jaringan menunjukkan karakteristik kepemimpinan, yang menunjukkan

bahwa orang-orang ini memiliki pemberdayaan yang tinggi, khususnya pada

"kekuasaan untuk" menggunakan wewenang "yang layak ia dapat" untuk rasa

kerjasamanya yang besar. Secara keseluruhan, tingkat rata-rata sentralitas pada

jaringan menunjukkan kecenderungan adanya homogenitas dalam posisi semua

node di dalamnya, menyajikan tidak ada pertanda hierarki dan memfasilitasi

proses komunikasi; ada kemungkinan jika mengambil beberapa node dari

jaringan, maka aliran jaringan akan terpengaruh. Hasil tersebut dapat melengkapi

proses pada pusat pengembangan berdasarkan peran dan pentingnya orang-orang

kunci di dalam proses. Penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian

Molano dan Polo yang melihat bagaimana analisis jaringan sosial untuk

memahami komunitas belajar, sedangkan penelitian yang penulis masih sebatas

pada tataran untuk mengetahui bagaimana sistem serta faktor pendorong dan

penghambat jaringan sosial yang ada dalam usaha warung burjo. Persamaan kedua

penelitian ini adalah membahas mengenai aplikasi jaringan sosial. Sehingga,

penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Molano dan Polo.

Penelitian yang dilakukan oleh Asyuti (2015) mengenai Pengusaha

Warung Tegal di Jakarta (Pendekatan Modal Sosial) dengan menggunakan

metode kuantitatif menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara

variabel modal sosial yakni tingkat kohesitas, kepercayaan, norma dan jaringan

terhadap penguatan ekonomi pengusaha Warung Tegal sebesar 54,8 %.

15

Sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang

dipilih. Hasil pengujian hipotesis untuk masing-masing variabel, menyimpulkan

bahwa faktor tingkat kohesitas dan networking lah yang paling signifikan

mempengaruhi penguatan ekonomi pengusaha Warung Tegal di Jakarta.

Penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian Asyuti yang melihat

bagaimana modal sosial pada pengusaha warung tegal di Jakarta. Persamaan

kedua penelitian ini adalah terdapat pengaruh jaringan terhadap penguatan

ekonomi baik pada pengusaha warung tegal maupun warung burjo.

Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani (2015) mengenai “Studi tentang

Jaringan Sosial di dalam Simpan Pinjam Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) di Desa Mata Air Kecamatan Kaubun

dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang

menggambarkan mengenai jaringan sosial di dalam pelaksanaan SPP PNPM di

Desa Mata Air Kecamatan Kaubun menyimpulkan bahwa jaringan sosial yang

lebih kuat pada pelaksanaan program pemberdayaan SPP PNPM di Desa Mata Air

ialah jaringan kekuasaan, dimana kekuatan pengurus SPP baik tingkat kecamatan

maupun desa sangat kuat dalam mengatur jalannya program. Jaringan kekuasaan

yang terlalu kuat ini memberikan dampak negatif bagi kelangsungan program

tersebut, karena tidak dapat menciptakan rasa kesadaran dan kepedulian baik pada

anggota kelompok, pengurus SPP PNPM, maupun aparat desa. Penelitian yang

penulis lakukan berbeda dengan penelitian Fitriyani yang melihat bagaimana

pengaruh jaringan sosial dalam PNPM-MP di Desa Mata Air ternyata berdampak

negatif bagi kelangsungan program tersebut, sedangkan penelitian yang penulis

16

lakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem jaringan sosial dalam

usaha warung burjo serta faktor pendorong dan penghambat dari jaringan sosial

dalam usaha warung burjo. Persamaan kedua penelitian ini adalah membahas

mengenai jaringan sosial. Sehingga, penelitian yang dilakukan penulis berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani.

Penelitian yang dilakukan oleh Todd dkk (2015) mengenai “Applying

Affiliation Social Network Analysis to Understand Interfaith Groups”

menyimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan analisis afiliasi jaringan sosial

untuk memahami bagaimana kelompok lintas agama menyediakan sumber daya

untuk kelompok masyarakat lainnya dan anggota kelompok antar agama kepada

sumber daya untuk perubahan masyarakat lokal. Berdasarkan sampel dari 88

kelompok lintas agama dari seluruh AS, gambar analisis afiliasi jaringan sosial

menunjukkan pola yang berbeda dalam bagaimana kelompok lintas agama berbagi

sumber daya dengan kelompok-kelompok masyarakat dan anggotanya kepada

sumber daya masyarakat. Secara keseluruhan, hasil menunjukkan bagaimana

kelompok lintas agama dapat memberdayakan pengaturan masyarakat yang

menyediakan sumber daya dan anggota kelompok kepada sumber daya lainnya

untuk kepentingan perubahan masyarakat. Temuan ini berarti bahwa kelompok-

kelompok lintas agama dapat menjadi bagian dari struktur sosial dalam

masyarakat yang memiliki potensi untuk menjadi mitra dan kontributor dari

sumber daya untuk mempromosikan upaya perubahan masyarakat. Keterbatasan

dan pengarahan untuk penelitian selanjutnya juga dibahas. Penelitian yang penulis

lakukan berbeda dengan penelitian Todd yang melihat bagaimana analisis jaringan

17

sosial afiliasi untuk memahami bagaimana agama kelompok menyediakan sumber

daya untuk kelompok masyarakat dan anggota kelompok agama link ke sumber

daya untuk komunitas perubahan lokal lainnya, sedangkan penelitian yang penulis

masih sebatas pada tataran untuk mengetahui bagaimana sistem jaringan sosial

dalam usaha warung burjo serta faktor pendorong dan penghambat dari jaringan

sosial dalam usaha Warung Burjo. Persamaan kedua penelitian ini adalah

membahas mengenai aplikasi jaringan sosial. Sehingga, penelitian yang dilakukan

penulis berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Todd dkk.

18

3. KERANGKA BERPIKIR

Kerangka berpikir merupakan alur penulis dalam melakukan

penelitian. Kerangka berpikir dibuat berdasarkan permasalahan dan fokus

penelitian, serta menggambarkan secara singkat alur penelitian yang akan

dilakukan. Dalam hal ini, penulis menggunakan kerangka berpikir sebagai

berikut:

Bagan 1. Kerangka Berpikir

Faktor Pendorong dan Penghambat Jaringan Sosial

Sistem Jaringan Sosial

dalam Usaha Warung Burjo

Masyarakat Kab. Kuningan

Warung Burjo Kuningan

Jaringan Sosial

Sempitnya Lapangan Kerja

Masalah Ekonomi di Indonesia

Sektor Ekonomi Informal

Konsep Jaringan Sosial

19

Kerangka berpikir di atas menjelaskan bahwa salah satu permasalahan

ekonomi di Indonesia adalah ketenagakerjaan yang salah satunya

menyangkut sempitnya lapangan kerja khususnya kesempatan kerja di sektor

formal. Karena sempitnya lapangan kerja di sektor formal tersebut,

masyarakat Kabupaten Kuningan Jawa Barat memilih jalan alternatif yaitu

sektor informal dengan membuka sebuah usaha warung burjo. Dalam

menjalankan usahanya, para pengusaha warung burjo memiliki strategi yang

disebut dengan jaringan sosial. Kerangka berpikir di atas menjelaskan bahwa

penulis ingin mengetahui bagaimana sistem jaringan sosial dalam usaha

warung burjo serta faktor pendorong dan penghambat dari jaringan sosial

dalam usaha warung burjo.

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Sistem jaringan sosial dalam usaha warung burjo merupakan strategi

yang dikembangkan oleh para pengusaha warung burjo di lingkungan

sekitar UNNES dalam mempertahankan kehidupan diperantauan dan

meraih kesuksesan dalam kegiatan ekonomi yang dilakukannya. Pada

sistem jaringan sosial dalam warung burjo, terbentuk jaringan yang

bermuatan emosi (jaringan sentiment) dalam hal perekrutan tenaga

kerja dan akses terhadap modal diamana hubungan sosial itu sendiri

menjadi tujuan tindakan sosial yaitu kekerabatan, pertetanggaan dan

pertemanan. Terdapat pula jaringan sosial dilihat dari status ekonomi

para pelakunya yaitu pemilik usaha warung burjo dan pekerja warung

burjo yang membentuk jaringan vertikal dan horizontal. Berkaitan

dengan peran atau fungsi jaringan sosial dalam penelitian ini, memiliki

peran dalam proses migrasi warga Kuningan, peran jaringan sosial

dengan warung burjo lain dan jaringan sosial dengan pihak luar

2. Dalam usaha warung burjo, jaringan sosial yang dikembangkan oleh

para pengusaha warung burjo tentu memiliki faktor pendorong dan

juga faktor penghambat. Faktor pendorong jaringan sosial dalam usaha 81

82

warung burjo adalah rendahnya tingkat pendidikan pengusaha dan

pekerja warung burjo, serta sempitnya lapangan pekerjaan di daerah

asal. Selain faktor pendorong jaringan sosial, terdapat pula faktor

penghambat dari sistem jaringan sosial dalam usaha warung burjo di

sekitar lingkungan UNNES. Faktor penghambat dari jaringan sosial

dalam penelitian ini adalah karena kurangnya kesadaran atau

solidaritas para pengusaha dan pekerja warung burjo yang

menyebabkan tidak aktifnya paguyuban atau kelompok pengusaha

warung burjo di sekitar UNNES.

B. SARAN

1. Bagi pengusaha warung burjo untuk dapat meningkatkan solidaritas

dengan terus aktif dalam kegiatan paguyuban warung burjo sehingga

usaha warung burjo bisa lebih berkembang dan lebih diminati banyak

pelanggan.

2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

dalam penguatan kebijakan mengenai sektor informal atau UMKM

(Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

83

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Asytuti, Rinda. 2015. Pengusaha Warung Tegal di Jakarta (Pendekatan Modal Sosial). Jurnal Hukum Islam (JHI), Volume 13, Nomor 1, Juni 2015. (diakses di http://e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/jhi pada 2 Agustus 2016)

Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Firiani, Nurul. 2015. Studi Tentang Jaringan Sosial di Dalam Simpan Pinjam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) di Desa Mata Air Kecamatan Kaubun. eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 3, Nomor 3, 2015: 125-134.

Harini, Novi Dwi. 2012. Dari Miyang ke Longlenan: Pengaruh Jaringan Sosial Pada Transformasi Masyarakat Nelayan. Jurnal Komunitas FIS Unnes Komunitas 4 (2) (2012) : 178-190

Heryanti, Indri Fuji. 2015. Dampak Keberadaan Warung Kopi terhadap Masyarakat yang Tinggal di Sekitar Kilometer II Desa Hilir Kantor Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak. Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015. (diakses di http://jurmafis.untan.ac.id pada 6 Februari 2016)

Koentjaraningrat. 1983. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia.

Luthfi, Asma dan Atika Wijaya. 2011. Persepsi Masyarakat Sekaran Tentang Konservasi Lingkungan. Jurnal Komunitas FIS Unnes Komunitas 3 (1) (2011) : 29-39

Miles, Matthew B dan A Michael Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI PRESS.

Molano, Sandra dan Andres Polo. 2014. Social Network Analysis in a Learning Community. Procedia. (diakses di www.sciencedirect.com pada 6 Februari 2016)

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

Murdinata, Ketut Gede. 2009. Jaringan Sosial (Networks) dalam Pengembangan Sistem dan Usaha Agribisnis: Perspektif Teori dan Dinamika Studi Kapital Sosial. Forum Penelitian Agro Ekonomi Volume 27 No.1, Juli 2009: 1 - 12

84

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: KENCANA.

Razake, Abdul Azis. 1988. Pengantar Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dikti

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan; pendekatan kauntitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Todd, Nathan R., Jaclyn D. Houston dan Rachael L. Suffrin. 2015. Applying Affiliation Social Network Analysis to Understand Interfaith Groups. Psychosocial Intervention. (diakses di www.sciencedirect.com pada 6 Februari 2016)

Yuliati, Yayuk dan Mangku Purnomo. 2003. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta. Lappera Pustaka Utama.

Badan Pusat Statistik Kota Semarang. 2014. Kecamatan Gunungpati dalam Angka 2014. Semarang

Unnes, FIS. 2015. Panduan Penulisan Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Referensi Internet

http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/973

www.bkkbn.go.id

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id

98