jantung koroner.docx
TRANSCRIPT
BAB I
SKENARIO
Pak Anton (50 tahun) tiba-tiba pingsan pada saat sedang bermain tenis lapangan.
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 1
BAB II
KATA KUNCI
II.1 Kata kunci
Pingsan
II.2 Penjelasan Kata Kunci
Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang
akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan,
terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain sebagainya. Pada umumnya orang
yang jatuh pingsan pada muka / wajah akan terlihat pucat pasih. Orang yang pingsan
butuh oksigen dan tempat teduh terlindung dari terik sinar matahari.
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 2
BABIII
PROBLEM
III.1 Problem
1. Apakah yang menyebabkan pak Anton tiba-tiba pingsan?
2. Apakah hipertensi dan kolestrol tinggi dapat meningkatkan resiko serangan jantung?
Jika iya, mengapa?
III.2. PENJELASAN PROBLEM
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 3
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 BATASAN
Penyakit jantung koroner terutama disebabkan oleh kelainan miokardium akibat
insufisiensi aliran darah koroner karena arterosklerosis yang merupakan proses degeneratif, di
samping banyak faktor lain. Karena itu dengan bertambahnya usia harapan hidup manusia
Indonesia, kejadiannya akan makin meningkat dan menjadi suatu penyakit yang penting;
apalagi sering menyebabkan kematian mendadak.
Manifestasi PJK yang klaasik adalah angina pectoris. Angina pectoris adalah suatu
sindroma klinis dimana didapatkan sakit dada yang tibul saat melakukan aktivitas karena
adanya iskemik miokard. Hal ini menunjukkan telah menyempitnya > 70% arteri koronaria.
Angina pectoris dapat muncul sebagai Angina pectoris stabil dan dapat juga keadaan ini bisa
berkembang lebih berat menimbulkan Sindroma Koroner Akut atau serangan jantung
mendadak yang dapat menyebabkan kematian.
Jenis - jenis penyakit jantung ialah :
Penyakit jantung koroner – infark miokard akut
Penyakit jantung akibat hipertensi
Penyakit jantung rernatik
Penyakit jantung kongenital
Endokarditis bakterialis
Penyakit jantung sifilitik
A. Infark miokard akut
Infark miokard akut (MI), umumnya dikenal sebagai serangan jantung, adalah suatu
kondisi yang ditandai oleh cedera iskemik dan nekrosis otot jantung. Cedera iskemik terjadi
ketika pasokan darah tidak cukup untuk memenuhi permintaan jaringan untuk metabolisme.
Infark miokardium adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot jantung.
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 4
Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak umumya pada pria 35-
55 tahun, tanpa gejala pendahuluan. Infark miokard biasanya disebabkan oleh trombus arteri
koroner; prosesnya mula-mula berawal dari rupturnya plak yang kemudian diikuti oleh
pembentukan trombus oleh trombosit. Lokasi dan luasnya infark miokard tergantung pada
jenis arteri yang oklusi dan aliran darah kolateral.
Gejala klinis :
Sesak napas mulai dengan napas yang terasa pendek sewaktu melakukan aktivitas
yang cukup berat, yang biasanya tak menimbulkan keluhan. Makin lama sesak makin
bertambah, sekalipun melakukan aktivitas ringan.
Klaudikasio intermiten, suatu perasaan nyeri dan keram di ekstremitas bawah, terjadi
selama atau setelah olah raga
Peka terhadap rasa dingin
Perubahan warna kulit
Kadar kolesterol di atas 180 mg/dl pada orang yang berusia 30 tahun atau kurang, atau
di atas 200 mg/dl untuk mereka yang berusia lebih dari 30 tahun, dianggap beresiko
khusus mengidap penyakit arteri koroner.
B. Penyakit jantung akibat hipertensi
Penyakit jantung hipertensif merujuk kepada suatu keadaan yang disebabkan oleh
peningkatan tekanan darah (hipertensi). Hipertensi yang berkepanjangan dan tidak
terkendali dapat mengubah struktur miokard, pembuluh darah dan sistem konduksi
jantung. Perubahan-perubahan ini dapat mengakibatkan hipertrofi ventrikel kiri, penyakit
arteri koroner, gangguan sistem konduksi, disfungsi sistolik dan diastolik miokard yang
nantinya bermanifestasi klinis sebagai angina (nyeri dada), infark miokard, aritmia
jantung (terutama fibrilasi atrium) dan gagal jantung kongestif.
IV.2. ANATOMI/HISTOLOGI/FISIOLOGI/PATOFISIOLOGI
Anatomi
Jantung
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di
rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit kr sebelah kiri sternum.
Jantung terdapat di sebuah kantong longgar berisi cairan yang disebut pericardium.
Keempat ruang jantung tersebut adalah atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 5
dan kiri. Atrium terletak di atas ventrikel dan saling berdampingan. Atrium dan
ventrikel dipisahkan satu dari yang lain oleh katup arah. Sisi kiri dan kanan jantung
dipisahkan oleh dinding jaringan yang disebut septum. Dalam keadaan normal tiak
terjadipencampuran darah antara kedua atrium, kecuali pada masa janin, dan jantung
yang sehat. Semua ruang tersebut dikelilingi oleh jaringan ikat. Jantung mendapat
suplai persarafan yang luas.
Histologi
Otot jantung terdiri dari sel otot yang sangat khusus yang disebut serabut otot. Selain
berkontraksi seperti sel otot lain sebagai respons terhadap potensial aksi yang dihasilkan dari
stimulasi neural, tetapi banayk serabut otot jantung mampu melepaskan sendiri potensial
aksinya yang mencetuskan kontraksi jantung.
Serabut otot jantung terdiri dari pita filament protein yang disebut myofilament yang
terletak berangkaian satu sama lain. Setiap pita disebut sarkomer yang berhubungan antara
satu dengan yang lain di bagian tepinya untuk membentuk diskus interkalaris. Area ini
merupakan bagian dengan resistensi rendah sehingga arus listrik dapat lewat. Masing-masing
myofilament tersusun atas filamen tebal yang disebut myosin dan filament tipis yang disebut
aktin.
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 6
Fisiologi
Proses respirasi dapat dibagi menjadi empat golongan utama :
1. Ventilasi paru-paru, yaitu pemasukkan dan pengeluaran udara di antara atmosfir dan
alveolus paru-paru
2. Difusi oksigen dan karbondioksida di antara alveolus dan darah
3. Transport oksigen dan karbondioksida di dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel
4. Pengaturan ventilasi dan segi-segi respirasi lainnya
Paru-paru dapat dikembangkan dan dikempiskan dengan dua cara yaitu :
gerakan turun dan naik diafragma untuk memperbesar atau mengecilkan rongga
dada
elevasi dan depresi iga-iga untuk meningkatkan dan menurunkan diameter
anteroposterior rongga dada.
(Guyton, 1995)
Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah sistemik pada hipertensi menimbulkan peningkatan
resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban kerja jantung
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 7
bertambah, akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kekuatan kontraksi.
Kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi
dapat terlampaui; kebutuhan oksigen yang melebihi kapasitas suplai pembuluh koroner
menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan
perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan, dan mene-kan fungsi miokardium.
Berkurangnya kadar oksigen memaksa miokardium mengubah metabolisme yang bersifat
aerobik menjadi metabolisme anaerobik. Metabolisme anaerobik lewat lintasan glikolitik jauh
lebih tidak efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme aerobik melalui fosforilasi
oksidatif dan siklus Krebs. Pembentukan fosfat berenergi tinggi menurun cukup besar. Hasil
akhir metabolisme anaerob, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga menurunkan pH sel.
Gabungan efek hipoksia, berkurangnya energi yang tersedia, serta asidosis dengan
cepat mengganggu fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang
terserang berkurang; serabut-serabutnya memendek, dan daya serta kecepatannya berkurang.
Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal, bagian
tersebut akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi. Berkurangnya daya kontraksi
dan gangguan gerakan jantung mengubah hemodinamika. Perubahan hemo-dinamika
bervariasi sesuai ukuran segmen yang mengalami iskemia, dan derajat respon refleks
kompensasi sistem saraf otonom. Menurunnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah
jantung dengan berkurangnya curah sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali
jantung berdenyut). Berkurangnya pengosongan ventrikel saat sistol akan memperbesar
volume ventrikel. Akibatnya, tekanan jantung kiri akan meningkat. Tekanan akhir diastolik
ventrikel kiri dan tekanan baji dalam kapiler paru-paru akan meningkat. Peningkatan tekanan
diperbesar oleh perubahan daya kembang dinding jantung akibat iskemia. Dinding yang
kurang lentur semakin memperberat peningkatan tekanan pada volume ventrikel tertentu Pada
iskemia, manifestasi hemodinamika yang sering terjadi adalah peningkatan ringan tekanan
darah dan denyut jantung sebelum timbul nyeri. Jelas bahwa, pola ini merupakan
responkompensasi simpatis terhadap berkurangnya fungsi miokardium. Dengan timbulnya
nyeri sering terjadi perangsangan lebih lanjut oleh katekolamin. Penurunan tekanan darah
merupakan tanda bahwa miokardium yang terserang iskemia cukup luas atau merupakan
suatu respon vagus. Iskemia miokardium secara khas disertai oleh dua perubahan
elektrokardiogram akibat perubahan elektrofisiologi selular, yaitu gelombang T terbalik dan
depresi segmen ST. Elevasi segmen ST dikaitkan dengan sejenis angina yang dikenal dengan
nama angina Prinzmetal. Serangan iskemi biasanya mereda dalam beberapa menit apabila PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 8
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen sudah diperbaiki. Perubahan
metabolik, fungsional, hemodinamik dan elektrokardiografik yang terjadi semuanya bersifat
reversibel.
Penyebab infark miokardium adalah terlepasnya plak arteriosklerosis dari salah satu
arteri koroner dan kemudian tersangkut di bagian hilir sehingga menyumbat aliran darah ke
seluruh miokardium yang diperdarahi oleh pembuluh tersebut. Infark miokardium juga dapat
terjadi jika lesi trombotik yang melekat di arteri menjadi cukup besar untuk menyumbat total
aliran ke bagian hilir, atau jika suatu ruang jantung mengalami hipertrofi berat sehingga
kebutuhan oksigen tidak dapat terpenuhi.
IV.3. Jenis-jenis penyakit yang berhubungan
Angina pectoris
Suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau
terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut biasanya
timbul pada saat melakukan aktivitas dan segera hilang bila aktivitas dihentikan.
Penyakit jantung akibat hipertensi
Penyakit Jantung Arteriosklerotik
IV.4. Gejala klinis
Nyeri dada kiri seperti ditusuk-tusuk atau diiris-iris menjalar ke lengan kiri.
Nyeri dada serupa dengan angina tetapi lebih intensif dan lama serta tidak sepenuhnya
hilang dengan istirahat ataupun pemberian nitrogliserin
Dada rasa tertekan seperti ditindih benda berat, leher rasa tercekik.
Rasa nyeri kadang di daerah epigastrikum dan bisa menjalar ke punggung.
Rasa nyeri hebat sekali sehingga penderita gelisah, takut, berkeringat dingin dan
lemas.
IV.5. Pemeriksaan fisik penyakit
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada kardiorespirasi yaitu :
Inspeksi PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 9
Palpasi
Auskultasi
Perkusi
Memeriksa denyut perifer
Mengukur tekanan darah
IV.6 Pemeriksaan penunjang penyakit
Dalam kasus ini, pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan yaitu :
EKG
Rontgen
Peningkatan kadar enzim atau isoenzim merupakan indikator spesifik infark miokard
akut yaitu kreatinin fosfoskinase (CPK/CK), SGOT, LDH, alfa hidroksi butirat
dehidrogenase, dan isoenzim CK-MB
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 10
BAB V
HIPOTESIS AWAL
Berdasarkan dari keterangan yang didapat pada skenario 1, kami dapat menyimpulkan
diagnosis awal bahwa pasien menderita :
1. Penyakit jantung koroner - infark miokard akut
2. Penyakit jantung karena hipertensi
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 11
BAB VI
ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
VI.1 Gejala klinis
Dada sakit
Suara napas vesikuler
Hipertensi
Akral basah dan dingin
VI.2 Pemeriksaan Fisik
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Bpk. Anton
Umur : 50 tahun
Alamat : Jalan Babatan Pratama, Surabaya
Pekerjaan : Manager restoran di hotel berbintang
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 12
Vital Sign
* Keadaan umum : lemah, sadar baik
* Kesadaran : komposmentis
* Tekanan Darah : 160/95 mmHg
* Nadi : 90 x/mnt
* RR : 20 x/mnt
* Suhu : 36,90 C
Auskultasi
Thorax
- cor : suara jantung S1/S2 tunggal
- pulmo : suara napas vesikuler
Palpasi
Hepar : teraba 1 jari di bawah arcus costa
Eksttremitas : akral basah dan dingin
VI.3 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
EKG
Foto rontgen dada
Radiografi dada
Doppler echocardiography
MRI
Multidetektor-baris computed tomography (CT) scan (yaitu, CT scan dengan 16-64
detektor) yang muncul sebagai alat yang berguna untuk mengidentifikasi
penyumbatan arteri koroner.
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 13
BAB VII
HIPOTESIS AKHIR
Dari hasil diagnosis pada skenario 2 didapat : Bapak Anton 50 tahun mengalami Infark
Miokard Akut. Dengan gejala dada sakit, hipertensi, akral basah dan dingin
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 14
BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 15
Gejala yang timbul
Dada sakit Hipertensi Akral basah dan dingin
Infark miokard akut
Gejala klinis
Sesak napas mulai dengan napas yang terasa pendek sewaktu melakukan aktivitas yang cukup berat,
nyeri dan keram
di ekstremitas
bawah, terjadi
selama atau
setelah olah
raga
Peka
terhadap rasa
dingin
Kadar kolesterol di atas 200 mg/dl untuk usia diatas 30 th dianggap beresiko khusus mengidap penyakit arteri
Perubahan
warna kulit
BAB IX
STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH
IX.1 Penatalaksanaan
Dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Umum
Penjelasan mengenai penyakitnya; pasien biasanya tertekan, khawatir terutama
untuk melakukan aktivitas.
Pasien harus menyesuaikan aktivitas fisik dan psikis dengan keadaan sekarang
Pengendalian faktor risiko
Pencegahan sekunder.
Karena umumnya sudah terjadi arteriosklerosis di pembuluh darah lain, yang
akan berlangsung terus, obat pencegahan diberikan untuk menghambat proses
yang ada. Yang sering dipakai adalah aspirin dengan dosis 375 mg, 160 mg,
80mg.
Penunjang yang dimaksud adalah untuk mengatasi iskemia akut, agar tak
terjadi iskemia yang lebih berat sampai infark miokardium.
2. Mengatasi iskemia yang terdiri dari :
a. Medikamentosa
Nitrat, dapat diberikan parenteral, sublingual, buccal, oral,transdermal dan
ada yang di buat lepas lambat
Berbagai jenis penyekat beta untuk mengurangi kebutuhan oksigen. Ada
yang bekerja cepat seperti pindolol dan pro-panolol. Ada yang bekerja
lambat seperti sotalol dan nadolol. Ada beta 1 selektif seperti asebutolol,
metoprolol dan atenolol.
Antagonis kalsium
b. Revaskularisasi PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 16
Pemakaian trombolitik
Prosedur invasif non operatif, yaitu melebarkan aa coronaria dengan balon.
Operasi
IX.2 Prinsip tindakan medis
1. Pasien dimasukkan ke ICCU atau ruang rawat dengan fasilitas penanganan aritmia
(monitor).
2. Mengambil darah untuk pemeriksaan darah rutin, gula darah, BUN,
kreatinin,CK,CKMB, SGPT,LDH, dan elektrolit terutama K+ serum.
3. Pemeriksaan pembekuan meliputi trombosit, waktu perdarahan, waktu pembekuan,
Prothrombine Time (PT), dan Activated Partial Thromboplastin Time (APPT).
4. Pemantauan irama jantung dilakukan sampai kondisi stabil.
5. Rekaman EKG dapat diulangi setiap hari selama 72 wad pertama infark.
6. Nitrat sublingual atau transdermal digunakan untuk mengatasi angina,sedangkan nitrat
iv diberikan bila sakit iskemia berulang atau berkepanjangan.
7. Pengobatan Trombolitik
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 17
BAB X
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
Prognosis
Tiga faktor penting yang menentukan indeks prognosis, yaitu potensi terjadinya
aritmia yang gawat, potensi serangan iskemia lebih jauh, dan potensi pemburukan gangguan
hemodinamik..
Sebagian besar penderita yang bertahan hidup selama beberapa hari setelah serangan
jantung dapat mengalami kesembuhan total; tetapi sekitar 10% meninggal dalam waktu 1
tahun. Kematian terjadi dalam waktu 3-4 bulan pertama, terutama pada penderita yang
kembali mengalami angina, aritmia ventrikuler dan gagal jantung.komplikasi
Komplikasi
Infark miokard akut :
gagal jantung
syok kardiogenik
ruptur korda
ruptur septum
aritmia gangguan hantaran
perikarditis
emboli paru
X.1 Cara penyampaian prognosis pada pasien dan keluarga pasien
Seorang dokter sangat berperan penting dalam proses penyembuhan pasien.
Sebagai seorang dokter tidak hanya perlu berkompeten, pintar atau ahli dalam
bidangnya tapi seorang dokter yang baik dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan
pasien dan keluarga pasiennya. Dokter yang pintar jika tidak mampu beromunikasi
yang baik, maka kepintarannya akan sia-sia sebab ia tidak bisa menyampaikan
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 18
prognosis pada pasien maupun keluarga pasien sehingga tidak mudah dimengerti.
Seorang dokter harusnya mampu membaca ekspresi wajah pasiennya, sebab setiap
pasien itu tidak sama apa yang diingnkannya. Contohnya ada pasien yang ingin tahu
detail tentang penyakitnya dan ada pula yang tidak ingin tahu detail tentang
penyakitnya karena bisa menyebabkan down. Maka seorang dokter harus mempelajari
karakteristik pasiennya dulu dan perlu komunikasi yang baik di dalam penyampain
prognosis agar mudah dipahami.
X.2 Tanda untuk merujuk pasien
Pasien perlu dirujuk apabila:
Sering kali seorang dokter itu apabila dirasa tidak mampu melakukan
pengobatan terhadap pasien, baik karena keterbatasan fasilitas ataupun
ketidakwenangan dokter tersebut, maka dokter itu wajib memberikan surat keterangan
rujukan ke RS ataupun misalnya untuk pasien yang perlu dilakukan Echocardiography
juga diberikan surat keterangan oleh dokter tersebut bahwa pasien tersebut
memerlukan pemeriksaan Echocardiography, MRI dan lain sebagainya.
Adapun faktor lainnya sebagi berikut :
o Sarana kesehatan yang tersedia kurang memadai.
o Tenaga medis yang ada kurang kompeten.
o Dokter yang ada tidak memiliki wewenang untuk melakukan tindakan yang
harus segera dilaksanakan.
o Keinginan dari pasien untuk dirawat di tempat yang lebih lengkap.
X.3 Peran pasien atau keluarga untuk penyembuhan
Peran Pasien :
1. Minum obat secara teratur sesuai denga yang dianjurkan oleh dokter.
2. Melakukan terapi secara teratur.
Peran Keluarga Pasien :
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 19
1. Memberi semangat kepada pasien dalam menghadapi penyakit ini.
2. Selalu meingatkan pasien untuk selalu melaksanakan perintah yang diberikan oleh
dokter.
3. Selalu memberi perhatian kepada pasien.
4. Menemani pasien selama melakukan pengobatan.
5. Melakukan pendekatan dan komunikasi
X.4 Pencegahan penyakit
Sedapat mungkin mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit
arteri koroner, terutama yang dapat dirubah oleh penderita yaitu :
Berhenti merokok
Menurunkan berat badan
Mengendalikan tekanan darah
Menurunkan kadar kolesterol darah dengan diet atau dengan obat
Melakukan olah raga secara teratur.
BAB XI
PENUTUP
XI.1 Kesimpulan
Infark miokard akut (MI), umumnya dikenal sebagai serangan jantung, adalah suatu
kondisi yang ditandai oleh cedera iskemik dan nekrosis otot jantung. Cedera iskemik terjadi
ketika pasokan darah tidak cukup untuk memenuhi permintaan jaringan untuk metabolisme.
Infark miokardium adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot jantung.
Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak umumya pada pria 35-
55 tahun, tanpa gejala pendahuluan.
Gejala klinis :
Sesak napas mulai dengan napas yang terasa pendek sewaktu melakukan aktivitas
yang cukup berat
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 20
Klaudikasio intermiten, suatu perasaan nyeri dan keram di ekstremitas bawah, terjadi
selama atau setelah olah raga
Peka terhadap rasa dingin
Perubahan warna kulit
Kadar kolesterol di atas 180 mg/dl pada orang yang berusia 30 tahun atau kurang,
XI.2 Saran
Agar dapat terhindar dari penyakit jantung maka yang dapat dilakukan yaitu diantaranya :
Berhenti merokok
Mengendalikan tekanan darah
Menurunkan kadar kolesterol darah
Melakukan olah raga secara teratur
Secepat mungkin berobat atau konsultasi dengan dokter jika ada sesuatu hal yang
mengganggu kesehatan
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 21
Daftar Pustaka
Buku Pedoman Skills Lab Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 2011
Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25.1996. Jakarta : EGC
Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi. 2009. Jakarta : EGC.
http://emedicine.medscape.com/article/350175-overview
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/147_05PenyakitJantungKoroner.pdf/147_05PenyakitJantungKoroner.html
PBL Skenario 2 |Kardiorespirasi dan Metabolisme 22